To see the other types of publications on this topic, follow the link: Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

Journal articles on the topic 'Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Sisla, Feni, Yenita Yatim, and Erningsih Erningsih. "PERAN PERKUMPULAN KELUARGA BERENCANA INDONESIA (PKBI) DALAM MENGURANGI STIGMA NEGATIF MASYARAKAT TERHADAP ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) (Studi Kasus di Kelurahan Seberang Padang Kec. Padang Selatan)." Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah 7, no. 1 (January 2, 2022): 11. http://dx.doi.org/10.24114/ph.v7i1.33564.

Full text
Abstract:
ODHA adalah orang yang mengidap HIV/AIDS. Hal tersebut diketahui melalui gejala fisik dimana seseorang akan mulai kehilangan kekebalan tubuhnya. Orang dengan HIV/AIDS atau yang biasa disingkat dengan ODHA adalah orang yang sedang mengidap penyakit HIV/AIDS. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ynag bergerak dibidang kesehatan reproduksi dan keluaraga berencana. lembaga ini bertujuan untuk mewujudkan keluarga bertanggung jawab dengan nilai dasar kerelawanan, kepeloporan, professional dan kemandirian. Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan Peran Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Dalam Mengurangi Stigma Negatif Masyarakat Terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode deskriptif. teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen.berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa peran perkumpulan keluarga berencana Indonesia (PKBI) dalam mengurangi stigma negatif masyarakat terhadap ODHA yaitu 1) Memberikan media informasi kepada masyarakat, 2) Memberikan edukasi kepada masyarakat, 3) Memberikan sosialisasi HIV/AIDS kepada masyarakat dan 4) Membentuk warga peduli aids (WPA).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Laksmi Swaryputri, I. Gusti Agung. "PERENCANAAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN BAHAYA HIV/AIDS MELALUI PROGRAM KISARA." Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi 18, no. 1 (January 2, 2019): 21–35. http://dx.doi.org/10.46650/jkik.18.1.865.21-35.

Full text
Abstract:
AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV. Lembaga Swadaya Masyarakat yang konsen memberikan informasi tentang HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan Komunikasi dalam Penyuuhan Bahaya HIV/AIDS di Program KISARA Lembaga Swadaya Masyarakat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Denpasar. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian, dapat diketahuiPerencanaan Komunikasi dalam Penyuluahan Bahaya HIV/AIDS yang dilakukan Program KISARA Lembaga Swadaya Masyarakat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Denpasar Denpasar, meliputi 6 aspek Perencanaan. Diantaranya perencanaan sumber, pesan, khalayak, media, efek dan monitoring dan evaluasi. Dari semua aspek perencanaan tersebut sudah dilaksanakan dengan baik oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Denpasar program KISARA Denpasar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Putri, Resta Ayuning, Dewi Anggraeni, and Zulkifli Lubis. "Model Dakwah Pendidikan Seks (Studi Kasus Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta)." TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education 4, no. 2 (January 4, 2018): 151. http://dx.doi.org/10.17509/t.v4i2.8524.

Full text
Abstract:
The research as a purpose for describe sex education of da’wah model, sex education important for child to procure true information about sex problem. The purpose of this research is to find and describe of sex education of da’wah conducted by PKBI DKI. The method used in this research is descriptive qualitative method wich researchers do research by observation and interview. From the data of researchers, the research describe the data have been self language. The study uses the theory obtain using sex education an theory of da’wah. From the theory will be connected with the result of research from the result of research. From the results of this study obtained that PKBI DKI is social institutions that have the goal or mission of da’wah in sex education from materi, method, and media da’wah. The materi presented by PKBI DKI is adjusted to the age of the child and the need for sex education for child. So also with the media used. Penelitian ini berbicara tentang model dakwah pendidikan seks, pendidikan seks adalah penting bagi anak untuk memperoleh informasi yang benar tentang masalah seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan gambaran model dakwah pendidikan seks yang dilakukan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yang dimana peneliti melakukan penelitian dengan observasi dan wawancara. Dari data hasil penelitian tersebut peneliti mendeskripsikan data yang telah didapat menggunakan bahasa peneliti sendiri. Penelitian ini menggunakan teori pendidikan seks dan teori dakwah. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa PKBI DKI Jakarta adalah lembaga sosial yang memiliki tujuan atau misi dakwah dalam pendidikan seks. Mulai dari materi, metode, dan media pendidikan seks yang digunakan banyak yang sesuai dengan materi, metode, dan media dakwah. Materi yang disampaikan oleh PKBI DKI disesuaikan dengan usia anak dan kebutuhan pendidikan seks bagi anak. Begitu juga dengan media yang digunakan. Kata Kunci: Dakwah, Materi Dakwah, Media Dakwah, Pendidikan Seks.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Fitri, Hartika Utami, Amelia Risti, Suryati Suryati, and Manah Rasmanah. "Hubungan Religiuslitas terhadap Overthingking Ibu Rumah Tangga Di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)." Jurnal Consulenza : Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi 6, no. 2 (October 2, 2023): 203–13. http://dx.doi.org/10.56013/jcbkp.v6i2.2403.

Full text
Abstract:
This research aims to determine the level of Overthinking of Housewives in the PKBI Program. Second, to find out the relationship between the level of religiosity and Overthinking of housewives in the PKBI program in Palembang City. This research uses a correlational quantitative descriptive approach with the product-moment correlation method, with a population of 22. Data collection techniques use questionnaires, observation and human docking. The instruments used were questionnaires developed from aspects of religiosity and Overthinking , data analysis techniques using validity, reliability, simple linear, and correlation (r) assisted by SPSS version.23. The results of the research show firstly, the level of Overthinking for housewives in the PKBI program in Palembang City is in the medium category, with details namely that there are 8 people in moderate condition (86%), Overcoming Overthinking for housewives with a more open condition and placing themselves in an environment with a high level of religiosity to balance thoughts that cause anxiety to become calm, especially for housewives who often overthink their children and husband. Second, the correlation between the level of religiosity and Overthinking in housewives was obtained (p = 0.000 < 0.05), so it can be interpreted that there is a relationship between the level of religiosity and Overthinking in housewives. in the Palembang City PKBI program Keywords: Overthingking;Religiocity. Homemaker
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Budiastuti, Endah, and Susanti. "PENGARUH PENYULUHAN DAN ADVOKASI TERHADAP REPUTASI LEMBAGA PERKUMPULAN KELUARGA BERENCANA INDONESIA (PKBI) CABANG CIREBON." Jurnal Riset Manajemen, Bisnis, Akuntansi dan Ekonomi 2, no. 2 (December 27, 2023): 14–8. http://dx.doi.org/10.58468/jambak.v2i2.77.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the influence of health promotion through counseling and advocacy on the reputation of the Indonesian Family Planning Association (PKBI) Cirebon Branch, the methods used in this study are descriptive research methods - verifiative, data collection techniques with the dissemination of questionnaires to the public who participated in counseling and surveillance activities with a population of 480 people and the determination of a sample of 90 people with using axial sampling techniques. Technical analysis of questionnaire data with the help of SPSS version 26, It was conducted using a likerts scale which was then tested using a validation test technique with pearson correlation method and reliability test technique using Alpha Cornbach's method. Regression model testing is carried out through classical assumption tests with normality test techniques, linearity tests, multicollinearity tests, heteroskedasticity tests. Regression testing is carried out by multiple regression analysis tests that produce the equation Y = 10.052 + 0.485 X1 + 0.133 X2 + e and hypothesis testing using simultaneous tests (F-test) and determination coefficient tests (R2) which produce simultaneous tests (F) with significance (Sig) values of 0,000 where significance (Sig) < 0.05 so as to result in the conclusion that there is an influence of counseling and advocacy on the reputation of PKBI Cab institutions Cirebon or hypothesis is accepted. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan melalui penyuluhan dan advokasi terhadap reputasi Lembaga Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Cirebon, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif - verifikatif, teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan konseling dan surveilanse dengan jumlah populasi sejumlah 480 orang dan penetapan sampel sejumlah 90 orang dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Teknis analisa data kuesioner dengan bantuan SPSS versi 26, dilakukan menggunakan skala likerts yang di kemudian di uji menggunakan teknik uji validasi dengan metode pearson correlation dan teknik uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cornbach’s. pengujian model regresi dilakukan melalui uji asumsi klasik dengan teknik uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Pengujian regresi dilakukan dengan uji analisis regresi berganda yang menghasilkan persamaan Y = 10,052 + 0,485 X1 + 0,133 X2 + e dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji simultan (uji-F) dan uji koefisien determinasi (R2) yang menghasilkan uji simultan (F) dengan nilai significance (Sig) sebesar 0.000 dimana significance (Sig) < 0,05 sehingga menghasilkan kesimpulan terdapat pengaruh penyuluhan dan advokasi terhadap reputasi lembaga PKBI Cab. Cirebon atau hipotesa di terima.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Choirunnisa’, Choirunnisa’, and Komarudin Komarudin. "RELIGIUSITAS GAY DI PERKUMPULAN KELUARGA BERENCANA INDONESIA KOTA SEMARANG DAN UPAYA DAKWAHNYA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM." Jurnal Ilmu Dakwah 38, no. 1 (July 30, 2019): 111. http://dx.doi.org/10.21580/jid.v38.1.3973.

Full text
Abstract:
<p><em>Gay</em><em> is sexual orientation of man and man (man feel love man), generally cann’t be accepted by indonesian people. In the religion, Gay is sinning and evil. They are part of people who have religion, obligation to carry out, to implement any obey his religion. But, the lack of synchronization between being a gay and being a religious make conflict in their self. This journal is trying to research about the religiousity level of a gay which must be handle as a counselor. Based on The results of research, that first religiousity of gay in PKBI Kota Semarang is varied. There are five of dimension which used to this research, trust and belief dimesion are not good classified, worship and practice of religion dimension are bad classified, appreciation or experience dimension are quite good, and other dimension that intellectual and consequences dimension are good classified. Second, the effort of proselytizing (dakwah) on islamic guidance and counseling are expected to become a new service in PKBI Kota Semarang which change aspects of gay religousity. So, to be good religiousity, gay must leave this sexual orientation and repentance to Allah. In this case, it is same vision of PKBI Kota Semarang that is minimize counting of patients HIV/AIDS which come from gay a community</em></p><p align="center"><strong>****</strong></p><p><em>Gay</em> merupakan orientasi seksual terhadap sesama jenis, yang masih belum dapat diterima oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, dan di dalam agama, <em>gay</em> merupakan perbuatan dosa dan tercela sebagaimana pemahaman masyarakat umumnya. <em>Gay</em> juga merupakan sosok yang memiliki agama, dan mempunyai dorongan untuk menjalankan, melaksanakan, dan mentaati ajaran agama yang dianutnya. Namun, ketidaksingkronan antara dirinya sebagai seorang <em>gay</em> dan sebagai sosok beragama yang menimbulkan konflik di dalam dirinya. Jurnal ini mencoba meneliti tentang kondisi religiusitas seorang <em>gay</em> dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan oleh seorang konselor dalam membimbing serta memberikan layanan konseling terhadap mereka. Subjek <em>gay</em> yang menjadi obyek penelitian ini yaitu komunitas <em>gay</em> yang ada di PKBI Kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa <em>pertama, </em>religiusitas <em>gay</em> di PKBI Kota Semarang sangat bervariatif. Dari lima dimensi religiusitas yang ada, ditunjukan bahwa dimensi keyakinan atau rasa percaya tergambar kurang baik, begitu juga dengan dimensi peribadatan atau praktik agama tergambar tidak baik, adapun dimensi penghayatan atau pengalaman tergambar cukup baik, begitu juga dimensi dimensi intelektual atau pengetahuan serta dimensi konsekuensi atau etika tergambar baik. <em>Kedua, </em>hasil penelitian juga menunjukan bahwa layanan bimbingan dan konseling Islam diperuntukkan untuk komunitas <em>gay</em> tersebut perlu diorientasikan kepada peningkatan aspek religiusitas <em>gay, </em>melalui religiusitas yang baik seorang <em>gay </em>dapat meminimalisir bahkan meninggalkan orientasi seksual dan kembali kepada fitrah yang diridhai Allah SWT, dengan layanan bimbingan dan konseling Islam tersebut diasumsikan dapat meminimalisir pasien HIV/AIDS dari komunitas <em>gay.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Jaenudin, Jejen. "PENGARUH KOMPETENSI SDM DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN SERTA PENGARUHNYA PADA KINERJA KEBERLANJUTAN KEUANGAN (STUDI PADA PERKUMPULAN KELUARGA BERANCANA INDONESIA (PKBI))." EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan) 3, no. 1 (December 3, 2019): 1–26. http://dx.doi.org/10.24034/j25485024.y2019.v3.i1.4098.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompetensi sumberdaya manusia dan teknologi informasi terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan serta pengaruhnya pada kinerja keberlanjutan keuangan, studi pada Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Penelitian ini direncanakan mengambil seluruh populasi (total 26) menjadi sampel penelitian, namun yang berhasil dikumpulkan hanya 22 sampel. Metode penelitian menggunakan mixed method yang mengkombinasikan kuantitatif kuesioner dan kemudian diperkuat dengan wawancara terbuka. Hasil penelitian menunjukan (1) kompetensi sumberdaya manusia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. (2) Teknologi informasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. (3) Ketepatan waktu pelaporan keuangan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keberlanjutan keuangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Pramesemara, I. Gusti Ngurah, Ninik Andrias, and Dyah Pradnyaparamita Duarsa. "Mobile Voluntary Counseling Testing (VCT) pada Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Bali: studi empiris dalam upaya penanganan HIV-AIDS." Intisari Sains Medis 11, no. 3 (December 1, 2020): 1126–29. http://dx.doi.org/10.15562/ism.v11i3.721.

Full text
Abstract:
Background: Nowadays, the transmission of HIV-AIDS is mostly due to risky sexual activity and found in the heterosexual group, around 76.5%. The high rate may be due to stigma and discrimination in society, so risk people are reluctant to come for a check-up or treatment. This study aims to evaluate the comprehensive approach from the upstream to downstream and culture based in dealing with HIV-AIDS in the form of Mobile Voluntary Counseling Testing (VCT) that has been carried out by the Indonesian Planned Parenthood Association (IPPA) Bali, Indonesia.Methods: This descriptive cross sectional study was conducted in the 2016-2018 period in all regions of Bali, Indonesia, by convenience sampling technique. There are differences in the total number of services that have been performed which include Post-Test (+) counselling, Post-Test Counseling (-), rapid test evaluation, HIV counselling and prevention measures, as well as VCT Pre-Test counselling. The medical team and counsellor came together to meet directly with groups at risk of HIV-AIDS infection called key populations, such as commercial sex workers, transvestites, drug users, and homosexuals. The data obtained were analyzed descriptively using Microsoft Excel for Windows.Results: The results of this descriptive empirical study show that the overall Post-Test (+) counselling was conducted 9 times in 2016 (2 times), 2017 (3 times), and 2018 (4 times). Whereas in Post-Test (-) counselling there were 161 examinations in 2016, 105 times (2017), and 125 (2018). In the last 3 years, 1,472 investigations have been carried out, of which 652 times were in 2016, 367 times in 2017, and 453 times in 2018.Conclusion: Mobile VCT of IPPA Bali may be one of the effective efforts in responding to the challenges of people who tend to be taboo and less concerned about sexual and reproductive health issues. Latar Belakang: Saat ini penularan HIV-AIDS sebagian besar disebabkan oleh aktivitas seksual yang berisiko dan ditemukan pada kelompok heteroseksual sekitar 76,5%. Tingginya angka tersebut mungkin disebabkan oleh stigma dan diskriminasi di masyarakat, sehingga orang yang berisiko enggan datang untuk melakukan pemeriksaan atau perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pendekatan komprehensif dari hulu ke hilir dan budaya berbasis dalam berurusan dengan HIV-AIDS dalam bentuk Pengujian Konseling Sukarela Seluler (VCT) yang telah dilakukan oleh PKBI Bali, Indonesia.Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang ini dilakukan dalam rentang periode 2016-2018 di seluruh daerah Bali, Indonesia dengan menggunakan teknik convenience sampling. Terdapat perbedaan jumlah total layanan yang telah dilakukan dimana meliputi konseling Post-Test (+), Konseling Post-Test (-), evaluasi rapid test, konseling HIV dan tindakan pencegahan, maupun konseling VCT Pre-Test. Tim medis dan konselor datang bersama untuk bertemu langsung dengan kelompok yang berisiko terinfeksi HIV-AIDS yang disebut populasi kunci, seperti pekerja seks komersial, waria, pengguna narkoba, dan homoseksual. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan Microsoft Excel untuk Windows.Hasil: Hasil studi empiris deskriptif ini menunjukkan bahwa telah dilakukan 9 kali konseling Post-Test (+) baik pada tahun 2016 (2 kali), 2017 (3 kali), dan 2018 (4 kali). Sedangkan pada konseling Post-Test (-) terdapat 161 kali pemeriksaan pada tahun 2016, 105 kali (2017), dan 125 (2018). Secara keseluruhan dalam 3 tahun terakhir telah dilakukan sebanyak 1.472 pemeriksaan dimana sebanyak 652 kali pada tahun 2016, 367 kali pada tahun 2017, dan 453 kali pada tahun 2018.Kesimpulan: Mobile VCT PKBI Bali dapat menjadi salah satu upaya efektif dalam menanggapi tantangan orang-orang yang cenderung tabu dan kurang peduli tentang masalah kesehatan seksual dan reproduksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Sonia, Gina, and Rudi Saprudin Darwis. "DINAMIKA LEMBAGA PELAYANAN SOSIAL DALAM MEMBERIKAN LAYANAN DI TENGAH PANDEMI." Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3, no. 3 (February 7, 2021): 457. http://dx.doi.org/10.24198/kumawula.v3i3.28348.

Full text
Abstract:
AbstrakPandemi menyebabkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah dalam cara berinteraksi dengan orang lain. Kebijakan mengenai social distancing mengharuskan adanya berbagai perubahan dan penyesuaian agar kehidupan dapat terus berjalan termasuk organisasi pelayanan sosial. Meskipun dalam situasi pandemi, pelayanan harus tetap dilakukan mengingat situasi pandemi menyebabkan adanya kelompok-kelompok rentan seperti andik-andik di LPKA dan remaja-remaja marjinal yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan tidak dapat mengakses sistem sumber selama pandemi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan atau Action Research yang dilakukan melalui pengkajian suatu permasalahan atau fenomena dalam ruang lingkup yang terbatas. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandung, Jawa Barat dengan subjek penelitian Mitra Citra Remaja (MCR) yang merupakan Youth Center yang menjadi bagian dalam pelayanan sosial di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Pengkajian ini dilakukan dalam konteks pengorganisasian (organizing) berbagai elemen yang ada di dalam satu struktur kerelawanan dalam rangka penggalangan dana dan kampanye sosial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Nugroho, Efa, Sofwan Indarjo, Alfiana Ainun Nisa, Heni Isniyati, Dwi Yunanto Hermawan, Heny Widyaningrum, Edy Wasono, et al. "MANAJEMEN DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA MELALUI PENGEMBANGAN DESA TANGGUH BENCANA (DESTANA)." Bookchapter Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, no. 3 (February 15, 2023): 92–113. http://dx.doi.org/10.15294/km.v1i3.98.

Full text
Abstract:
Bencana alam merupakan acaman besar bagi Indonesia. Selama tahun 2020, dilaporkan terjadi bencana sejumlah 2.939 kejadian di Indonesia. Kabupaten Magelang merupakan salah satu wilayah di provinsi Jawa Tengah yang memiliki tingkat risiko bencana yang tinggi. Kabupaten Magelang juga berada pada sesar tektonik yang berpotensi terjadi gempa bumi. Selain itu, aspek iklim juga menjadi ancaman bencana, pasalnya curah hujan yang dibarengi oleh aktivitas vulkanik maupun tektonik dapat memicu bencana tanah longsor dan banjir. Pengembangan Desa Tangguh Bencana (DESTANA) dapat dijadikan sebagai upaya pengurangan risiko bencana dengan berbasis pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pengembangan DESTANA ini bertujuan untuk: 1). Menggambarkan risiko bencana di Kabupaten Magelang, 2). Menggambarkan kondisi masyarakat Kabupaten Magelang dalam Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, 3). Mengembangkan model desa tangguh bencana dengan pendekatan Participatory Action Research di Kabupaten Magelang. Dalam implementasinya, program ini bekerjasama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang. Temuan penelitian menginformasikan pengembangan model DESTANA dalam upaya manajemen dan pengurangan risiko bencana di Kabupaten Magelang. Konsisten dengan pendekatan participatory action research, mereka yang paling berisiko terdampak bencana akan dilibatkan dalam semua fase penelitian termasuk desain awal, pengembangan penelitian alat dan proses, pengumpulan dan analisis data, desain dan implementasi intervensi, dan penyusunan program.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Hutagalung, Inge. "DISONANSI KOGNITIF PADA PERILAKU SEKS PRANIKAH." Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia 1, no. 2 (December 11, 2016): 71. http://dx.doi.org/10.25008/jkiski.v1i2.52.

Full text
Abstract:
Survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2015 tentang perilaku seks pranikah di kalangan remaja menunjukkan, 30 persen responden telah melakukan hubungan seksual sampai tahap penetrasi. Kenyataan akan perkembangan perilaku seks pranikah ini membentuk sikap permisif yakni sikap positif terhadap perilaku seks pranikah. Fokus penelitian adalah disonansi kognitif pada sikap permisif terkait perilaku seks pranikah di kalangan remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah Interpretative Phenomenological Analyses (IPA) atau Analisis Fenomenologis Interpretatif. Hasil penelitian memperlihatkan, pada informan yang tidak mengalami disonansi maka proses komunikasi berbentuk tindakan untuk tidak melakukan perubahan apapun pada salah satu elemen disonansi, seperti merubah keyakinan/kepercayaan atau merubah tindakan; tidak menambahkan elemen kognitif konsonan baru dalam hal ini termasuk upaya secara aktif untuk mencari informasi lain yang mendukung keyakinan yang dimiliki. Pada informan yang mengalami disonansi, dalam upaya mencapai konsistensi kognitif maka individu akan mencari informasi lain yang dapat mendukung tindakannya untuk menjauhi perilaku seks pranikah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Rohmah, Nur, Annisa Nurrahmawati, and Putri Tri H. "Hubungan Sikap dan Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa SMA di Kota Samarinda Tahun 2015." KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat 1, no. 2 (March 3, 2020): 74–82. http://dx.doi.org/10.24903/kujkm.v1i2.851.

Full text
Abstract:
Berdasarkan Hasil survey Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kalimantan Timur tahun 2008. Dari 300 remaja (usia 13-20 tahun) 12% responden mengaku sudah melakukan hubungan seks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Sikap dan Pola Komunikasi Dengan Orang Tua dengan Perilaku seks Pranikah pada Siswa di SMA Swasta Kota Samarinda Tahun 2010. Penelitian ini adalah Observasional dengan metode Cross Sectional Study. dengan jumlah sampel sebanyak 102 siswa. Data yang diperoleh dari hasil menjawab angket. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square Test. Analisis data univariat, sebanyak 3% telah melakukan hubungan intim selayaknya suami istri ,serta 2% . Perilaku beresiko seksual pada responden sebanyak 17% responden yang beperilaku resiko tinggi , dan hanya 5% yang tidak memiliki perilaku beresiko. Analisis bivariat menunjukan adanya hubungan sikap dengan perilaku seks pranikah p=0,028 dan tidak ada hubungan pola komunikasi dengan perilaku seks pranikah p=0.06). Penelitian ini diharapkan kerjasama antara guru dan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang baik agar dapat membentengi sikap dan prilaku Remaja di SMA Swasta Samarinda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Diana, Afri, Ledy Octaviani Iqmy, and Yulistiana Evayanti. "PENYULUHAN TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA." Jurnal Kebidanan Malahayati 6, no. 1 (January 31, 2020): 99–103. http://dx.doi.org/10.33024/jkm.v6i1.1732.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Latar Belakang Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia bekerja sama dengan Sentra Kawla Muda Perkumpulan Keluarga Berencana Indaonesia Lampung dan World Population Foundation Indonesia, diketahui remaja di perkotaan memiliki perilaku seks yang memprihatinkan. Dari 634 responden remaja Bandar Lampung 13,1% pernah melakukan petting, 6,5% pernah melakukan hubungan seks melalui oral, 4,6% pernah berhubungna seks melalui vaginal, 3,5% pernah masturbasi bersama dan 1,1 % pernah berhubungan seks via anal (BKKBN, 2017). Angka kejadian seks bebas di SMA Negeri 14 Bandar Lampung pada tahun 2018 yaitu sebanyak 3 siswi, dimana 3 siswi tersebut di keluarkan karena mengalami kehamilan diluar pernikahan. Prasurvey melalui wawancara terpimpin dari 10 remaja, 6 diantaranya belum mengatahui bahaya dari seks bebas, dimana selama ini tidak dilakukan penyuluhan di sekolah khususnya penyuluhan tentang seks bebas. Tujuan ialah mengetahui Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas Terhadap Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2019. Metode Jenis penelitian kuantitatif, pendekatan quasi eksperimen one group pretest posttest. Waktu penelitian pada bulan April-Agustus 2019. Tempat penelitian di SMA N 14 Bandar Lampung.Populasi yaitu siswa kelas X dan XI di SMA N 14 Bandar Lampung yang berjumlah 206 orang. Sampel sebanyak 136 orang menggunakan systematic random sampling. Analisa data menggunakan uji t-Test independent Hasil Rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan yaitu sebesar 40,571, setelah dilakukan penyuluhan sebesar 83,227. 05 Kesimpulan Ada Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas Terhadap Pengetahuan Remaja di SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2019, uji t didapat (p value 0,000 <a 0. Saran bagi tenaga kesehatan untuk melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada remaja sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya seks bebas. Bagi para responden agar mau menerapkan hidup sehat tanpa seks bebas. Kata Kunci: Seks Bebas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Risa, Yulia. "Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus Pt. Tirta Investama Plant Solok) Di Nagari Batang Barus Kabupaten Solok." JURNAL USM LAW REVIEW 3, no. 1 (May 30, 2020): 199. http://dx.doi.org/10.26623/julr.v3i1.2378.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini bertujuan untuk melaporkan keterlibatan dan pelaksanaan pertanggung jawaan sosial (<em>Corporate Social Responsibility</em>) PT. Tirta Investama Pabrik Aqua Plant Solok dalam pemberdayaan masyarakat di Nagari Batang Barus Kabupaten Solok. Dengan melaksanakan <em>Corporate Social Responsibility </em>(CSR), maka perusahaan tidak hanya mengutamakan kondisi keuangan perusahaan <em>(single bottom line), </em>tetapi juga memperhatikan konsep pembangunan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat, yakni prinsip dasar sosial, lingkungan, dan etika <em>(tripel bottom line).</em> Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis dengan jenis data kualitatif. Metode penelitian yang digunakan yakni penelitian yuridis empiris. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi dan studi lapangan, kemudian dianalisis dengan undang-undang, teori dan pendapat pakar yang relevan, sedangkan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa semenjak tahun 2014 pelaksanaan pertanggung jawaban sosial PT. Tirta Investama Danone Aqua dilaksanakan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Sumatera Barat dan Yayasan Field Indonesia. Kegiatan pertanggung jawaban sosial dilaksanakan dalam bentuk program pemetaan sosial, pembuatan fasilitas air bersih dan sanitasi. Pada bidang ekonomi, kegiatan yang dilakukan yakni program sekolah lapangan alpukat, sedangkan dalam bidang lingkungan, PT. Tirta Investama Danone Aqua membangun Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) dan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kedua Keterlibatan CSR PT. Tirta Investama dalam pemberdayaan Masyarakat di Nagari Batang Barus adalah melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Tsamara, Yumna Nurtanty, Santoso Tri Raharjo, and Risna Resnawaty. "STRATEGI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) PT PERTAMINA MELALUI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DALAM PERTAMINA SEHATI." Share : Social Work Journal 8, no. 2 (January 21, 2019): 219. http://dx.doi.org/10.24198/share.v8i2.20083.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) memiliki tujuan utama untuk memastikan bahwa kepentingan sosial dari berbagai kelompok pemangku kepentingan dapat dipenuhi secara tepat dan proporsional, terutama masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kerja perusahaan. Pertamina Sehat Anak Tercinta dan Ibu (Sehati) merupakan program ikonik Pertamina dalam upaya meningkatkan tingkat kesehatan ibu dan anak. Dalam konteks implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) 2016, Pertamina Sehati berupaya untuk mencapai 2 tujuan, yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian anak. Melalui program ini, Pertamina berkontribusi dalam upaya peningkatan gizi balita dan penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, Pertamina bekerja sama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Pertamina mengelola program ini melalui fungsi CSR yang berfungsi sebagai inisiator dan pengawas program serta penyedia dana dan anggaran dana. Sementara itu, PKBI sebagai mitra kerja berperan sebagai pendamping program dan fasilitator. ABSTRACThe implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) has the main objective of ensuring that the social interests of various groups of stakeholders can be fulfilled appropriately and proportionally, especially the people who are around the company's work environment. Pertamina Healthy Beloved and Mother Children (Sehati) is Pertamina's iconic program in an effort to improve maternal and child health levels. In the context of the implementation of the 2016 Sustainable Development Goals (SDGs), Pertamina Sehati seeks to achieve two objectives, namely improving maternal health and reducing child mortality. Through this program, Pertamina contributes to efforts to improve toddler nutrition and reduce maternal, infant and under-five mortality to a better life. In its implementation, Pertamina cooperates with the Indonesian Family Planning Association (PKBI). Pertamina manages this program through the CSR function that functions as the program initiator and supervisor and provider of funds and budget funds. Meanwhile, PKBI as a working partner acts as a program facilitator and facilitator.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Saputra, Rudi, Regina Anastasia Sanjaya, Annin Dya Maina, Rochimah Thul Ulyah, Ika Fikriah, Siti Khotimah, Rahmat Bakhtiar, Sulistiawati Sudarso, and Endang Sawitri. "INTERVENSI PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK DI KUTAI KARTANEGARA DAN SAMARINDA." Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6, no. 2 (July 17, 2023): 254. http://dx.doi.org/10.24198/kumawula.v6i2.42526.

Full text
Abstract:
Stunting berkaitan erat dengan kekurangan nutrisi pada anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi balita pendek sebesar 19,3% dan sangat pendek 11,5% di Indonesia. Stunting dapat menyebabkan dampak yang merugikan pada anak, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak ini sangat merugikan bagi negara. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mempercepat penurunan angka stunting. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam mencegah stunting pada anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di empat lokasi, yaitu di Desa Loa Raya Kutai Kartanegara, Panti Asuhan Nur Fisabilillah Hasanah Samarinda, Panti Asuhan ‘Aisyiyah Al-Walidaturrahmah Samarinda, serta simpang empat flyover Air Hitam, Samarinda. Di Desa Loa Raya, peserta kegiatan ini adalah murid-murid Pembinaan Anak-anak Usia Pra Sekolah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Kalimantan Timur Desa Loa Raya, orang tua atau wali murid, dan staf pengajar. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang. Kegiatan yang dilakukan berupa senam pagi bersama, pemeriksaan antropometri murid-murid, makan bubur kacang hijau dan minum susu kotak bersama, serta pelaksanaan seminar kesehatan tentang “Cara Pemberian ASI yang Benar dan Pentingnya Imunisasi Lengkap Bagi Anak”. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri, ditemukan sebanyak 82,0% murid berstatus gizi kurus dan hanya 9,0% murid yang berstatus gizi normal. Didapatkan juga prevalensi stunting sebesar 18,2%. Antusias masyarakat terhadap kegiatan pengabdian ini sangat tinggi dan pengetahuan masyarakat terkait stunting semakin meningkat. Stunting is closely related to malnutrition in children. According to Basic Health Research data 2018, the prevalence of small toddlers is 19.3% and very small 11.5% in Indonesia. Stunting can have a detrimental impact on children, both short and long term. This impact is very detrimental to the country. Therefore, efforts are needed to support the Government of Indonesia in accelerating the reduction of stunting rates. This community service aims to educate the public in preventing stunting in children. This community service activity was carried out in four locations, namely at Loa Raya Village in Kutai Kartanegara, Nur Fisabilillah Hasanah Orphanage in Samarinda, ‘Aisyiyah Al-Walidaturrahmah Orphanage in Samarinda, and the intersection road of Air Hitam flyovers in Samarinda. At Loa Raya Village, Preschool Child Development, Indonesian Family Planning Association, East Kalimantan, Loa Raya village students, parents, and teachers all took part in this activity. There were 25 participants. The activities carried out are morning gymnastics, students’ anthropometry examinations, ate mung bean porridge and drank boxed milk together, and a health seminar about “The Correct Way of Breastfeeding and the Importance of Complete Immunizations for Children”. Based on anthropometric measurements, 82.0% of students were found that underweight and only 9.0% of students had normal nutritional status. Also found stunting prevalence of 18.2%. The implementation of this charity went smoothly. Community enthusiasm for this service is very high and public knowledge regarding stunting is increasing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Miranda, Zesty, M. Fikri Akbar, Asmaria Asmaria, and Lusi Mariana. "Peranan Tugas Lapangan Dalam Menggalang dan Mengembangkan Kemitraan Program Keluarga Berencana (Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lampung Selatan)." JSSHA ADPERTISI JOURNAL 3, no. 1 (September 27, 2023): 34–40. http://dx.doi.org/10.62728/jsshha.v3i1.482.

Full text
Abstract:
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan permasalahan yang sangat kompleks di Indonesia, program Keluarga Berencana menjadi salah satu jalan dalam menyeimbangkan permasalahan aspek kependudukan tersebut. Pelayanan Keluarga Berencana diberikan di berbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan Keluarga Berencana antara lain adalah Rumah Sakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidan desa. Permasalahan sangat kompleks dan berkaitan satu sama lain sehingga mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak seimbang, permasalahan tersebut terurai seperti disuatu daerah dan kota-kota besar, umumnya masih sangat banyak masyarakat yang kurang memamahi penting program Keluarga Berencana Nasional. Dengan adanya keterlibatan dalam perannya sebagai aparatur sipil negara Petugas Lapangan Keluarga Berencana sangat lah penting perannya mengingat salah satu keterkaitan dalam pemberdayaan masyarakat yang membantu mensosialisasikan program keluarga berencana (Keluarga Berencana). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana dalam program Keluarga Berencana. Penelitian ini merupakan Penelitian kualitatif yang berisikan riset bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Hasil Penelitian ini akan diterbitkan pada jurnal nasional atau internasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Sulistiawan, Dedik, Erni Gustina, Ratu Matahari, and Vionika Marthasari. "PROFIL SOSIODEMOGRAFIS UNMET NEED KELUARGA BERENCANA PADA WANITA KAWIN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA." Jurnal Keluarga Berencana 5, no. 2 (May 12, 2021): 1–9. http://dx.doi.org/10.37306/kkb.v5i2.49.

Full text
Abstract:
Unmet need masih menjadi permasalahan program Kependudukan dan Keluarga Berencana di beberapa daerah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi perbedaan karakteristik sosiodemografis antara wanita usia subur (WUS) kawin di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengalami unmet need Keluarga Berencana. Studi cross-sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 ini melibatkan sebanyak 439 sampel WUS dengan kriteria telah menikah atau hidup dengan pasangan serta tidak mengalami infecund dan menopause. Wanita yang sedang hamil dan menginginkan anak segera dieksklusikan dari sampel studi ini. Data disajikan dalam bentuk tabulasi silang serta dilakukan analisis regresi logistik sederhana dan berganda. WUS yang mengalami unmet need Keluarga Berencana di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak menunjukkan perbedaan profil sosiodemografis yang signifikan secara statistik. Meskipun demikian, beberapa variabel sosiodemografis berpotensi memiliki peluang untuk meningkatkan maupun mencegah terjadinya unmet need Keluarga Berencana. Pendidikan dasar baik istri maupun suami, jumlah anak lebih dari dua, domisili di kawasan perkotaan, dan indeks kesejahteraan yang bagus berpotensi meningkatkan probabilitas terjadinya unmet need Keluarga Berencana di Daerah Istimewa Yogyakarta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Riyanti, Agnes Widanti, and Alma Lucyati. "KETENTUAN TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA BERDASARKAN ASAS PERIKEMANUSIAAN DAN HAK ASASI MANUSIA." SOEPRA 2, no. 2 (January 10, 2017): 204. http://dx.doi.org/10.24167/shk.v2i2.823.

Full text
Abstract:
Program keluarga berencana merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menangani permasalahan kependudukan yang dialami negara Indonesia, berbagai peraturan telah disusun, salah satunya adalah Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota. Peraturan ini disusun untuk mendekatkan pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan program keluarga berencana dan keluarga sejahtera.Asas perikemanusiaan dan hak asasi manusia dalam ketentuan tentang standar pelayanan minimal bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera belum terlaksana secara nyata, sehingga perlu diteliti bagaimana gambaran hubungan ketentuan tentang standar pelayanan minimal bidang keluarga berencana, keluarga sejahtera dengan asas perikemanusiaan dan hak asasi manusia.Metode penelitianyang digunakan dalam tesis ini adalah deskriptif analitis dengan metode pendekatan yuridis normatif. Jenis data adalah data sekunder dengan bahan, hukum primer, sekunder dan tersier.Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi kepustakaan dengan metode kualitatif normatif.Hasil penelitian, ketentuan tentang standar pelayanan minimal bidang keluarga berencana, keluarga sejahtera dan asas perikemanusiaan dengan hak asasi manusia sangat berhubungan keterbatasan lingkup pelayanan dan standar pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi yang tidak jelasberdampak pada tidak dipenuhinya hak asasi manusia untuk mendapatkan kesetaraan dan kebebasan dalam pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Prawitasari, Shinta, Diannisa I. E. Sangun, Muhammad Nurhadi Rahman, and Ova Emilia. "Client Satisfaction After Family Planning Counseling by Trained Medical Students." Jurnal Kesehatan Reproduksi 4, no. 3 (June 26, 2018): 135. http://dx.doi.org/10.22146/jkr.36199.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Program keluarga berencana mengalami tren penurunan di Indonesia dikarenakan adanya kendala pengetahuan, hambatan budaya, dan ketidakpuasan klien terhadap efek dari penggunaan alat kontrasepsi. Konseling keluarga berencana oleh penyedia layanan kesehatan memainkan peran yang penting dalam memberikan informasi mengenai metode program keluarga berencana.Tujuan: Mengetahui kepuasan klien terhadap konseling keluarga berencana yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran yang telah dilatih.Metode: Penelitian ini merupakan pre-experiment design with posttest only. Dua puluh lima mahasiswa kedokteran yang mengikuti progam ditugaskan untuk memberikan konseling keluarga berencana kepada klien program keluarga berencana di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Modifikasi kuisioner dari William dkk digunakan untuk menilai kepuasan klien. Analisis deskriptif dilakukan dengan program SPSS versi 21.Hasil dan Pembahasan: Dari 69 klien yang mendapatkan pelayanan,secara umum lebih dari 97% klien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan kecuali pada poin waktu tunggu dimana ketidakpuasan klien 11,8%. Kepuasan pada poin merasa dihormati, durasi konseling, metode pemberian informasi, kesempatan bertanya, dan kesesuaian antara informasi yang dibutuhkan dengan yang diberikan mencapai 98,5-100%.Kesimpulan: Sebagian besar klien merasa puas dengan konseling yang diberikan oleh mahasiswa kedokteran.Kata kunci: kepuasan, keluarga berencana, konseling, mahasiswa kedokteran
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Sumiatin, Titik, and Wahyu Tri Ningsih. "Peran Keluarga dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) melalui Pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB)." Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery) 7, no. 2 (August 5, 2020): 170–76. http://dx.doi.org/10.26699/jnk.v7i2.art.p170-176.

Full text
Abstract:
Program Indonesia Sehat yang diluncurkan Kementerian Kesehatan tahun 2016, disebabkan oleh masih belum tercapainya misi “Indonesia Sehat”sesuai target yang telahditetapkan. Berbagai masalah kesehatan yang belumtercapai salah satunya adalah Pencapaian Program Keluarga Berencana.Tujuan penelitan ini adalah mengetahui bagaimana peran keluarga dalam Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) dalam Program Keluarga Berencana. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga di wilayah Puskesmas Sumurgung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, yaitu sebanyak 9570 keluarga, dengan tehnik pengambilan sampel secara Cluster diperoleh sampel sebanyak 384 keluarga.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang diambil dari materi lembar balik dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dari Kementerian Kesehatan. Data yang terkumpul dianalisa dengan prosentase dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan Peran keluarga dalam mengikuti Program Keluarga Berencana, mengacu dari pelaksanaan 5 tugas keluarga yaitu Mayoritas keluarga (99,22%) Mengenal tentang Keluarga Berencana, Lebih dari separoh keluarga (68, 23 %) mampu mengambil Keputusan untuk melakukan Keluarga Berencana, Lebih dari separoh keluarga (51,82%) mengikuti program Keluarga Berencana, Lebih dari separoh keluarga (56,25%) mampu memodifikasi Lingkungan bagi keluarga yang mengikuti Kb, dan Mayoritas keluarga (99,22%) mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk ikut program keluarga Berencana. Untuk tetap meningkatkan peran keluarga yang belum optimal kerjasama petugas kesehatan/pelayanan kesehatan terdekat, kader kesehatan dan keluarga sangat dibutuhkan, agar program ini tetap bisa berjalan secara berkesinambungan, dan mencapai hasil yang diharapkan. The Healthy Indonesia Program launched by the Ministry of Health in 2016 was the consequence of the "Healthy Indonesia" mission which was not achieved the targets set. One of achievement which was not achieved the target set was the Birth Control Program. The purpose of this study was to find out the way how to improve the role of families in the healthy Indonesia Program with the family approach (PIS-PK) in the Birth Control Program. The study used descriptive with Cross Sectional approach. The population in this study was the whole family in the area of the Puskesmas in Sumurgung District in Palang District in Tuban, as many as 9570 families. The sample was 384 families taken by cluster sampling technique. The data was collected by questionnaire, taken from the flipchart material from the Healthy Indonesia Program with the Family Approach (PIS-PK) from the Ministry of Health. The collected data was analyzed with a percentage and presented in tabular form. The results of the study showed that family behavior follows the Birth Control Program, referring to the implementation of 5 family tasks. The majority of families (99.22%) were familiar with birth control program, more than half of families (68, 23%) are able to make decisions to do birth control program, more than half of families (51.82%) follow the family birth control program, more than half of families (56.25%) were able to modify the environment for families following the Kb, and the majority of families (99.22%) were able to utilize the nearest health facility to participate in the birth control program. In order to increase the role of the family that was not optimal the cooperation of health workers / closest health services, health cadres and families are needed, so that this program can continue to run continuously, and achieve the expected results.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Syam, Febrianto, and Novayanti Sopia Rukmana. "Kolaborasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana." Vox Populi 5, no. 1 (June 24, 2022): 85–93. http://dx.doi.org/10.24252/vp.v5i1.29644.

Full text
Abstract:
Masalah terkait kependudukan adalah masalah yang menjadi persoalan yang strategis di Indonesia. Jumlah penduduk yang tidak terkontrol dengan baik seperti angka kelahiran dan kepadatan wilayah menjadi masalah yang sering sulit ditemukan mekanisme pemecahannya. Meskipun pemerintah telah melaksanakan program Keluarga berencana sebagai program utama yang telah lama untuk mengatasi masalah kependudukan namun sampai saat ini masalah kependudukan ini belum terselesaikan dengan baik. Beberapa hal yang menjadikan permasalahan tersebut sulit antara lain program dari keluarga berencana yang dijalankan berbeda-beda oleh masing-masing badan atau dinas. Perencanaan yang terpisah seperti di kota makassar menjadikan program keluaga berencana sulit untuk mencapai target utama yang diharapkan. Dalam penelitian ini juga dilakukan menggunakan studi literatur dimana metode ini menggambarkan pelaksanaan program keluarga berencana di kota makassar. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya beberapa hal terkait pelaksanaan program keluarga berencana di kota makassar seperti Perencanaan, Pelaksanaan dan Penganggaran di masing-masing dinas yang berbeda serta tidak adanya kolaborasi di lingkup pemerintahan kota makassar khususnya yang terkait dengan program keluarga berencana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Damsyik, Danila, and Lutfan Lazuardi. "mHealth intervention to knowledge level and family planning participation of unmet need women in Sleman District: Randomized Controlled Trial (RCT)." Journal of Information Systems for Public Health 6, no. 2 (December 13, 2021): 1. http://dx.doi.org/10.22146/jisph.46310.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Rendahnya pencapaian program keluarga berencana di Indonesia selama tahun-tahun ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif tetapi memiliki tujuan. Salah satu eksposur informasi yang menargetkan wanita menikah usia reproduksi telah ditetapkan sebelumnya sebagai proyek percontohan di beberapa daerah di Indonesia dengan aplikasi Skata. Kabupaten Sleman sebagai populasi terbesar dan terpadat di Provinsi DIY menjadi tantangan dan peluang sementara wanita unmet need adalah yang tertinggi sebagai perhatian tentang efek samping dari metode kontrasepsi. Menerima informasi yang salah dan kurangnya sumber daya manusia / konselor keluarga berencana yang tersedia di setiap desa menjadi alasan untuk mengeksplorasi efektivitas Skata dalam mencapai indikator keluarga berencana di lapangan.Tujuan: Mengukur efektivitas intervensi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan partisipasi dalam program keluarga berencana di kalangan wanita unmet need di Kabupaten Sleman.Metode: Penelitian eksperimental dengan desain uji terkontrol acak (RCT). Populasi penelitian adalah wanita unmet need di Kabupaten Sleman, sampel diperoleh secara acak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Ukuran sampel adalah 207 peserta menggunakan rumus Lemeshow dengan kekuatan 0,80. Variabel independen adalah intervensi kesehatan keliling. Variabel dependen adalah tingkat pengetahuan dan partisipasi dalam program keluarga berencana, yang diperoleh dengan daftar periksa instrumen penelitian melalui wawancara. Analisis data termasuk statistik deskriptif, bivariat (chi-square) dan analisis multivariat (regresi logistik).Hasil: Analisis McNemar untuk perbedaan tingkat pengetahuan pra dan posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,0002). Analisis chi-square tidak menunjukkan korelasi yang signifikan antara intervensi mHealth dan tingkat pengetahuan (p = 0,1287) tetapi korelasi intervensi mHealth dan partisipasi keluarga berencana menunjukkan nilai yang signifikan (p = 0,030). Analisis regresi logistik untuk proporsi tingkat pengetahuan dalam dua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan sedangkan partisipasi keluarga berencana menunjukkan perbedaan yang signifikan antara intervensi dan kelompok kontrol dengan OR 1,85 (95% CI = 1,06-3,25)Kesimpulan: Pemanfaatan kesehatan kurang efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan tetapi menunjukkan bukti yang efektif dalam meningkatkan partisipasi keluarga berencana pada wanita unmet need. Usia menunjukkan bukti yang memengaruhi partisipasi keluarga berencana di antara wanita unmet need.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Aprilla, Azura, Sekar Putri Enjela, and Muhammad Wahyudi. "KELUARGA BERENCANA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM." Jurnal At-Tabayyun 4, no. 1 (June 30, 2021): 46–51. http://dx.doi.org/10.62214/jat.v4i1.64.

Full text
Abstract:
The Indonesia and Demographic Health Survey (IDHS) in 2017 reported a gap between urban and rural contraceptive use in Gorontalo Province, Indonesia. This urban-rural inequality calls for an exploration of its drivers. Hence, this study aims at reviewing the literature to analyze the level of use of contraception for married women in rural and urban areas by examining several factors, such as education, knowledge, age, occupation, information provision, and source of service.The results shows that despite a higher knowledge of contraception in urban married women than their rural counterpart, modern contraceptive use is higher in mral areas than in urban areas. Moreover, provision of information plays a larger role in contraceptive use compared to other aspects. Furthermore, the low contraceptive use among urban women is due to the limited services, where there is a mismatch between the needs and the availability of contraception.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Rijal, Syamsu. "KELUARGA BERENCANA (KAJIAN LIVING HADIS)." Tafáqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman 11, no. 1 (June 3, 2023): 60–77. http://dx.doi.org/10.52431/tafaqquh.v11i1.1128.

Full text
Abstract:
In this paper, talking about family planning according to the perspective of living hadith, in relation to government programs in implementing the program with the aim of preventing the explosion of the birth rate in Indonesia, another mission of this program is aimed at welfare and saving many mothers and babies. In this study, the writing style of the living hadith is more used, namely putting forward and quoting the hadiths related to themes. The hadith raised in the theme of family planning is a hadith in which a man came to Rasulullah SAW, and said he often slept with his female slave and did not want her to become pregnant, then Rasulullah advised her by doing 'azl. This theme explains the various viewpoints of family planning in terms of Islamic law, views of human rights, and also disagree with family planning.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Jufri, Soleman. "PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA DI DESA HUTATINGGI TAHUN 2020." Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia (Indonesian Health Scientific Journal) 6, no. 2 (December 31, 2021): 105. http://dx.doi.org/10.51933/health.v6i2.569.

Full text
Abstract:
Masalah utama yang dihadapi di Indonesia dibidang kependudukan adalah masih tingginya angka pertumbuhan penduduk dimana perilaku masyarakat dalam pengambilan keputusan menjadi akseptor keluarga berencana dipengaruhi beberapa faktor yang dilihat dari aspek-aspek agama, psikologis, sosial, budaya, dan sosioekonomi. Hambatan agama umumnya berupa pandangan yang bersifat pronatalis (setuju akan jumlah kelahiran yang alamiah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pasangan usia subur (PUS) dalam pengambilan keputusan menjadi akseptor keluarga berencana dengan jenis penelitian Kuantitatif dan desain deskriptif melalui pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 71 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Total Sampling yang telah dilakukakan pada bulan Juli sampai Agustus 2020 di Desa Hutatinggi dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 71 responden mayoritas pasangan usia subur memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 orang (50,7%) dan mayoritas pasangan usia subur bersikap positif sebanyak 65 orang (92%) dalam pengambilan keputusan menjadi akseptor keluarga berencana (KB). Sebagai bahan pertimbangan dan masukan diharapkan pelayanan kesehatan untuk tetap meningkatkan penyuluhan keluarga berencana agar dapat menambah informasi sehingga pengetahuan pasangan usia subur tentang keluarga berencana akan tetap baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Sejati, Sih Kawuri. "ANALISIS CLUSTER UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA." Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan 4, no. 2 (May 11, 2020): 10. http://dx.doi.org/10.32630/sukowati.v4i2.158.

Full text
Abstract:
Pengendalian jumlah penduduk melalui Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga merupakan salah satu isu strategis yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan KB adalah masih tingginya angka unmet need di Indonesia. Selain masih tingginya unmet need secara nasional, masih terdapat kesenjangan yang tinggi untuk unmet need pada provinsi-provinsi di Indonesia. Masih adanya kesenjangan unmet need antar provinsi di Indonesia menyebabkan belum adanya solusi yang bisa memecahkan permasalahan tersebut. Untuk itu diperlukan adanya pengelompokan provinsi berdasarkan tingkat unmet need dan faktor-faktor yang diduga memengaruhinya. Dengan menggunakan analisis cluster, didapatkan hasil bahwa faktor yang diduga berhubungan dengan unmet need adalah rata-rata jumlah anak masih hidup dan rata-rata lama sekolah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Musafaah, Musafaah. "Keikutsertaan Pria dalam Program Keluarga Berencana di Indonesia." Kesmas: National Public Health Journal 7, no. 4 (November 1, 2012): 158. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v7i4.49.

Full text
Abstract:
Pria telah mengikuti program keluarga berencana (KB) sejak dahulu. Metode pantang berkala dan kondom telah dikenal berabad-abad lalu, tetapi sejak ditemukan kontrasepsi wanita, program KB pada pria seakan diabaikan. Keikutsertaan pria dalam ber-KB masih sangat rendah jika dibandingkan dengan Bangladesh, Pakistan, dan Nepal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keikutsertaan pria dalam ber-KB meliputi keterpaparan media massa dan kontak informasi KB melalui media massa. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 dengan pendekatan cross sectional terhadap 6.013 pria menikah usia 15 – 54 tahun. Teknik pengambilan sampel yangdigunakan adalah two stage sampling. Analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang terpapar dengan media massa memiliki kecenderungan 2,12 kali lebih besar untuk ber-KB daripada pria yang kurang terpapar dengan media massa.Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa pria yang kontak informasi KB melalui media massa memiliki kecenderungan 2,21 kali lebih besar untuk ber-KB daripada pria yang tidak kontak informasi KB melalui media massa. Penelitian ini menunjukkan pria memiliki kecenderungan terbesar untuk ber-KB apabila pria terpapar media massa dan mendapatkan informasi KB melalui media massa dengan OR yang terbesar = 2,77.Kata kunci: keikutsertaan pria, keluarga berencana, media massaAbstractMen already used contraception with withdrawal and condom which had known centuries ago. Since contraception for women was found, men family planning program was likely ignored. The involving of men in family planning in Indonesia is still lower than Bangladesh, Pakistan, and Nepal. The objective of this study is to analyze the credencial factor of men participation in family planning through mass media exposure and contact information. This study used Indonesia Demografic and Health Survey (IDHS) 2007 data used cross-sectional study and 6.013 married men aged 15 – 54 years old as participants. Sampling method used is two stage sampling. Data wasanalyzed by chi square and logistic regression. The research showed that men who were exposed mass media 2,12 times more involved in family planning than men who were not exposed mass media and men who were contact information in family planning through mass media 2,21 times moreparticipating in family planning than men who were not. The result showed that men have the highest possibility to participate in family planning if exposed by mass media and contacted to family planning information through mass media with biggest OR = 2,77.Keywords: The involvement of men, family planning, mass media
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Ridha, M. Rasyid, and Edwardus Iwantri Goma. "Deskripsi Indikator Program Keluarga Berencana di Provinsi Kalimantan Utara." geoedusains: Jurnal Pendidikan Geografi 1, no. 2 (January 28, 2021): 72–83. http://dx.doi.org/10.30872/geoedusains.v1i2.373.

Full text
Abstract:
Bagi sebagian besar negara berkembang, jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhannya yang masih tinggi, dan penyebaran antar daerah yang tidakseimbang merupakan gambaran umum penduduk secara kuantitatif. Permasalahan jumlah dan komposisi penduduk menjadi masalah utama di bidang kependudukan.Dalam beberapa dekade terakhir sejak era tahun 1980-an negara-negara berkembang dan tertinggal mulai menyadari pentingnya mengurangi tingkat pertumbuhan penduduknya. The International Conference on Population and Development Program of Action (ICPD) 1994 secara eksplisit menjadikan target program demografi dan keluarga berencana untuk mendukung kebijakan secara luas yang mencakup kebijakan reproduksi termasuk didalamnya program keluarga berencana.Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan kenaikan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari 1,45 persen pada periode 1990-2000 menjadi 1,49 persen pada periode 2000-2010. Kalimantan Utara merupakan provinsi pemekaran yang terbentuk tahun 2011 baru menjadi pembahasan dalam SDKI secara terpisah dari Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2017. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan menggambarkan kondisi capaian program Keluarga Berencana di Provinsi Kalimantan Utara berdasarkan beberapa indikator TFR, CPR, Modern CPR, MKJP, Unmeet Need dan Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana dibandingkan dengan capaian Provinsi lainnya di wilayah Regional Kalimantan dan Nasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil SDKI 2017 dengan analisis deskriptif. Indikator – indikator program Keluarga Berencana disajikan dan dianalisa dalam bentuk grafik. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan capaian Provinsi Kalimantan Utara untuk indikator TFR 2,8; CPR 52,8; Modern CPR 46.9; MKJP 8,5; Unmeet Need 15,8. Hampir di semua indikator yang digunakan untuk mengukur program keluarga berencana provinsi Kalimantan Utara mendapatkan nilai di bawah provinsi-provinsi lainnya yang berada di regional Kalimantan dan juga nasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Sari, Dina Novita, and Tajul Arifin. "Keluarga Berencana Dalam Perspektif Hadis." El-Ghiroh 21, no. 1 (March 31, 2023): 23–35. http://dx.doi.org/10.37092/el-ghiroh.v21i1.396.

Full text
Abstract:
This research is motivated by the large population in the world which can cause an imbalance because a rapidly growing population can result in a population with poor quality and result in the Earth or the State not providing maximum facilities. However, this program has attracted a lot of controversy in Indonesia because the majority are Muslim and consider this program a refusal of the sustenance given by Allah SWT. The purpose of this study is to find out this program from the perspective of Hadith, where Hadith is used as a source of law in Islam but the purpose of Family Planning is to plan for a sufficient number of children and ensure their survival in a family. This research uses descriptive analytical method and applies a qualitative approach, as well as various relevant references as data sources. Data were collected using literature study techniques and then analyzed using content analysis techniques. The results of this study indicate that family planning in the perspective of hadith is allowed but with clear and strong reasons, some hadith scholars also allow it, some do not allow it for various reasons. Further discussion will be presented in this journal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Amalia, Maudy, Muh Farrel Islam, and Shinta Fauziyah. "Perempuan dan kesehatan di Indonesia: Kontribusi Muslimat NU dalam mendukung program Keluarga Berencana di Jawa Timur tahun 1974-1979." Historiography 1, no. 3 (July 31, 2021): 302. http://dx.doi.org/10.17977/um081v1i32021p302-321.

Full text
Abstract:
Population or demographics have always been one of the problems facing Indonesia from time to time. During the New Order administration, its national development projections included the natalitas number control program as one of the priorities. To support the policy, the government established Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) that developed into Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), this institution aims toconvey information, socialization, and trainings, and can accommodate the aspirations of the community. Although LKBN is a state institution, kinerja from the institution received support from various elements of society, one of which is from Muslimat NU. In this paper, the author tries to explain the collaboration of state institutions (BKKBN) with Muslimat Nahdlatul Ulama in encouraging the success of the Family Planning program and its impact on the sustainability of the Family Planning Program. As a result, collaboration between state institutions and Muslimat Nahdlatul Ulama to encourage the establishment of Family Planning programs was able to reduce the number of natalitas and fertility by 0.14% – 4.78% in the period 1974 – 1979 through various activities such as the creation of guidelines for the use of birth control for Muslims, socialization of programs to remote villages, trainings on the use of birth control equipment, and the opening of Family Planning clinics.Kependudukan atau demografi selalu menjadi salah satu masalah yang dihadapi Indonesia dari masa ke masa. Pada masa pemerintahan Orde Baru, proyeksi pembangunan nasionalnya memasukkan program pengendalian natalitas sebagai salah satu prioritas. Untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah membentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang berkembang menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Lembaga ini bertujuan menyampaikan informasi, sosialisasi, dan pelatihan-pelatihan, serta dapat menampung aspirasi masyarakat. Meskipun LKBN merupakan Lembaga negara, kinerja dari lembaga tersebut mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat salah satunya adalah dari Muslimat NU. Dalam tulisan ini, penulis mencoba memaparkan lembaga negara (BKKBN) dengan Muslimat Nahdlatul Ulama dalam mendorong keberhasilan program Keluarga Berencana dan terhadap keberlangsungan Program Keluarga Berencana. Hasilnya, kolaborasi antara lembaga negara dengan Muslim Nahdlatul Ulama untuk mendorong rencana pencanangan program Keluarga Mampu menekan jumlah natalitas dan fertilitas sebesar 0,14% – 4,78% pada periode 1974 – 1979 melalui berbagai macam kegiatan seperti pembuatan pedoman penggunaan KB bagi umat Islam, sosialisasi program hingga ke pelosok desa, pelatihan-pelatihan penggunaan alat KB, dan pembukaan klinik Keluarga Berencana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Sari, Febrina, and David Saro. "Implementasi Algoritma C4.5 Dalam Menentukan Lokasi Prioritas Penyuluhan Program Keluarga berencana di kecamatan dumai timur." Jurnal Penelitian Pos dan Informatika 8, no. 1 (September 24, 2018): 63. http://dx.doi.org/10.17933/jppi.2018.080105.

Full text
Abstract:
<p class="JGI-AbstractIsi"><span lang="EN-US">Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Ledakan penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. kondisi ini menyebabkan beban negara menjadi semakin besar. Karena berhubungan dengan tinggi rendahnya beban negara untuk memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan Program Keluarga Berencana (KB). program keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menekan angka kelahiran yang tinggi ini belum sepenuhnya terlaksana dengan baik karena lokasi penyuluhan program KB yang belum tepat sasaran. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat membantu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam menentukan lokasi Prioritas Penyuluhan Program Keluarga Berencana agar penyuluhan tepat sasaran. Data Mining adalah kegiatan mengekstraksi atau menambang pengetahuan dari data yang berukuran besar, algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membangun sebuah pohon keputusan (Decision Tree) dari data. Algoritma C4.5 umumnya digunakan untuk melakukan klasifikasi yang nantinya akan digunakan dalam menetapkan lokasi prioritas penyuluhan program Keluarga Berencana.</span></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Kurniawan, Kurniawan. "Evaluasi dampak program keluarga berencana (KB) terhadap kemiskinan di Indonesia." JURNAL EKONOMIKA 15, no. 01 (January 5, 2024): 109–15. http://dx.doi.org/10.35334/jek.v0i0.4631.

Full text
Abstract:
Pengentasan kemiskinan merupakan tujuan pertama dari Sustainable Development Goals (SDGs). Program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu pilihan yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengurangi angka kemiskinan. Keberhasilan program KB perlu dijelaskan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung program pengentasan kemiskinan. Penelitian komprehensif yang berfokus untuk menjelaskan dampak program KB terhadap pengentasan kemiskinan di Indonesia masih terbatas. Teknik analisis data oldinary least squere (OLS) menggunakan data agregat yang mencakup 34 provinsi di Indonesia pada tahun 2010-2021. Program keluarga berencana berdampak negatif terhadap kemiskinan di Indonesia. Pengendalian jumlah rumah tangga miskin keluar dari lingkaran setan kemiskinan. Ada bukti kuat yang mendorong pemerintah untuk mengevaluasi program KB menjadi prioritas investasi pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Ansanoor, Sakiman Hidayat, Diah Ayu Pratiwi, and Muhammad Solihin. "IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KOTA BATAM." JURNAL TRIAS POLITIKA 6, no. 1 (April 15, 2022): 31–46. http://dx.doi.org/10.33373/jtp.v6i1.3990.

Full text
Abstract:
Persoalan kependudukan merupakan persoalan yang sering terjadi di Indonesia, terutama di Kota Batam, tercatat bahwa kota Batam mengalami peningkatan terhadap jumlah penduduk setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam yang cukup tinggi sebesar 2,32% per tahun, berdampak pada angka kelahiran di kota Batam yang mengalami peningkatan dan belum sesuai dengan harapan dalam program Kota Batam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisa bagaimana implementasi program Keluarga Berencana di Kota Batam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Hasil penelitian ini adalah data statistik deskriptif implementasi program Keluarga Berencana di Kota Batam. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi rekomendasi bagi pemerintah khususnya dalam penerapan program Keluarga Berencana di Kota Batam agar dapat berjalan dengan optimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Tazkia Anugraheni Perdana. "Keluarga Berencana in Islamic View through a Sociological Approach." Spiritus: Religious Studies and Education Journal 1, no. 3 (October 31, 2023): 29–35. http://dx.doi.org/10.59923/spiritus.v1i3.36.

Full text
Abstract:
The program that has long been promoted to reduce the population growth rate in Indonesia is "Keluarga Berencana". This research aims to find a middle ground between Islam and the Keluarga Berencana program through a sociological approach. This research method is qualitative. The results and discussion of this research include the verses of the Qur'an and hadith that talk about offspring in Islam, as well as the opinions of scholars about the use of contraceptives. This study concludes that the Keluarga Berencana program should not only be about talking about the number of children but also the quality of the family. And there are justified reasons for the use of contraceptives so that it does not always become haram.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Susetyo, Heru. "MENGINTEGRASIKAN KELUARGA BERENCANA DAN PENDEWASAAN USIA NIKAH PADA PROGRAM PARTAI POLITIK DAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF DI INDONESIA." Jurnal Keluarga Berencana 3, no. 2 (November 13, 2019): 13–28. http://dx.doi.org/10.37306/kkb.v3i2.12.

Full text
Abstract:
Dalam menggalakkan program pendewasaan usia nikah dan keluarga berencana, BKKBN tidak dapat berjalan sendiri karena DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat wajib memberikan dukungannya secara berkesinambungan. Di tingkat daerah, isu program Pendewasaan Usia Perkawinan dan Keluarga Berencana membutuhkan adanya perhatian khusus dari legislator dan partai politik. Pasalnya, program-program tersebut selama ini memiliki kesulitan mendapatkan penganggaran dari APBD. Padahal seperti yang telah dijelaskan di atas, isu mengenai kependudukan memiliki peran penting terhadap pembangunan daerah dan dalam konteks lebih luas, dalam pembangunan Indonesia. Isu mengenai program Pendewasaan Usia Perkawinan dan Keluarga Berencana akan menggambarkan bagaimana para calon legislatif dan partai politik mengerti dan memiliki rasa sensitif yang tinggi terhadap permasalahan yang terjadi di masyarkat, utamanya permasalahan mendasar mengenai kependudukan. Partai politik dan calon legislator harus mengerti bahwa masalah kependudukan merupakan kunci dasar bagi negara dalam arti luas untuk menjamin hak-hak warga negara dan menciptakan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Partai Politik di sisi lain berfungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Artikel ini mendeskripsikan urgensi calon anggota legislatif dan partai politik untuk memahami dan mengarustamakan pendewasaan usia nikah dan keluarga berencana dalam program politiknya, dengan mengambil studi kasus di Kota Medan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Febria, Dio. "Determinan Partisipasi Keluarga Berencana Pada Keluarga Pra Sejahtera di Provinsi Sumatera Selatan: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia." Inovasi 15, no. 1 (May 28, 2018): 23–31. http://dx.doi.org/10.33626/inovasi.v15i1.25.

Full text
Abstract:
Jumlah penduduk yang besar di Indonesia memberikan dampak negatif antara lain, masalah kesehatan, kemiskinan, pengangguran, dan kriminalisasi. Program Keluarga Berencana (KB) memiliki implikasi dalam menurunkan angka kelahiran untuk mensejahterakan masyarakat. Pada tahun 2012, angka partisipasi KB keluarga pra sejahtera di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 24 persen lebih besar dibandingkan keluarga sejahtera I, II, III, dan III+. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor apa saja yang menentukan partisipasi KB pada keluarga pra sejahtera di Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini merupakan analisis kuantitatif, menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan metode analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap partisipasi KB pada keluarga pra sejahtera yaitu jumlah anak dan usia suami, dengan nilai koefisien jumlah anak adalah positif yang berarti semakin banyak anak (> 2 anak) maka semakin tinggi peluang istri untuk berpartisipasi KB. Nilai koefisien usia suami adalah negatif yang artinya semakin muda usia suami maka semakin tinggi peluang istri untuk berpartisipasi KB. Sementara variabel lain yaitu: usia istri, pendidikan istri, partisipasi istri dalam bekerja, tempat tinggal, ukuran keluarga ideal, komunikasi suami istri, dan kunjungan petugas KB tidak secara signifikan menentukan tingkat partisipasi KB seorang istri. Pemerintah seharusnya mensosialisasikan program keluarga berencana sejak awal pernikahan, agar keluarga pra sejahtera berpartisipasi KB sebelum memiliki banyak anak. Selain itu, perlu penelitian lebih lanjut terkait efektivitas alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan (pil dan suntik KB) pada keluarga pra sejahtera. Kata Kunci: keluarga berencana, keluarga pra sejahtera, jumlah anak, usia suami
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Kurniati, Fidia. "Hubungan Keyakinan, Persepsi, Sikap terhadap Perilaku Unmet Need Keluarga Berencana pada Pasangan Usia Subur di PMB Fidia Kurniati Tahun 2022." Open Access Jakarta Journal of Health Sciences 2, no. 1 (January 28, 2023): 545–53. http://dx.doi.org/10.53801/oajjhs.v2i1.100.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Fenomena unmet need KB bersifat multidimensial karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti karakteristik demografi, sosial ekonomi, sikap, akses dan kualitas pelayanan. Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 263 juta jiwa. Menurut data dari BKKBN Jawa Barat Tahun 2020 menyatakan bahwa jumlah pasangan usia subur 1.087.613 sedangkan jumlah yang tidak berKB sebesar 130.869 masih sangat banyak yang belum melakukan KB. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan keyakinan, persepsi, sikap terhadap perilaku unmet need keluarga berencana pada pasangan usia subur di PMB Bidan Fidia tahun 2022. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Sampel yang digunakan adalah pasangan usia subur yang berperilaku unmet need. Sampel pada penelitian ini sebanyak 92 responden Metode analisis menggunakan aplikasi komputer. Hasil: Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian yaitu keyakinan terhadap perilaku unmet need keluarga berencana dengan nilai p-value (0,000), persepsi terhadap perilaku unmet need keluarga berencana dengan nilai p-value (0,000) dan sikap terhadap perilaku unmet need keluarga berencana dengan nilai p-value (0,006). Kesimpulan: Terdapat hubungan keyakinan, persepsi dan sikap terhadap perilaku unmet need Keluarga Berencana pada Pasangan Usia Subur di PMB Fidia Tahun 202.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Khatimah, Husnul, Yunita Laila Astuti, and Vini Yuliani. "PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017)." Journal of Midwifery Science and Women's Health 2, no. 2 (June 6, 2022): 67–73. http://dx.doi.org/10.36082/jmswh.v2i2.554.

Full text
Abstract:
Angka kematian ibu dan kecacatan yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan dan persalinan dapat dikendalikan dengan program Keluarga Berencana (KB). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi di Indonesia dan faktor lain yang berhubungan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah wanita usia subur umur 15-49 tahun yang menggunakan dan tidak menggunakan kontrasepsi sebanyak 32249 orang. Data penelitian dianalisis secara univariat untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dari variabel penelitian dilanjutkan dengan analisis bivariat dengan menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 64.8% responden menggunakan kontrasepsi dan 35.2% responden yang tidak menggunakan kontrasepsi. Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) masih rendah yaitu sebesar 21.5% dibandingkan dengan metode Non MKJP sebesar 67.0%. Pengambil keputusan paling banyak untuk menggunakan kontrasepsi adalah istri dan suami (59.3%) diikuti oleh istri (38.2%) dan suami (8.1%) pada semua jenis kontrasepsi. Selain itu terdapat hubungan yang signifikan antara pengambilan keputusan dengan penggunaan kontrasepsi. Faktor lain yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi adalah umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan. Diharapkan bahwa pembuat kebijakan di bidang keluarga berencana dapat meningkatkan promosi keluarga berencana berbasis masyarakat yang berfokus pada peran gender yang setara dalam rumah tangga dan melibatkan pasangan/suami dalam konseling kontrasepsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Ninditama, Ilsa Palingga. "Model Machine Learning untuk Klasifikasi Keluarga Sejahtera Study Kasus : Kecamatan Kota Palembang." Jurnal Tekno Kompak 15, no. 2 (August 17, 2021): 37. http://dx.doi.org/10.33365/jtk.v15i2.1156.

Full text
Abstract:
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk memperkuat program keluarga berencana terintegrasi melalui 4 (empat) pendekatan pilar program, yaitu Program Keluarga Berencana (KB), Keluarga Sejahtera (KS), Kesehatan Reproduksi (KR) dan Pemberdayaan Keluarga (PK) bagi seluruh penduduk Indonesia.. Pada artikel ini penulis membahas pilar Keluarga Sejahtera dan telah mengumpulkan data penduduk di Kota Palembang yang terdaftar sebagai Keluarga Sejahtera. Menggunakan metode Data mining atau data science yang terdiri dari kombinasi statistic, matematika dan kecerdasan buatan dengan k-NN dan Naïve bayes sebagai algorthim untuk mengolah data. Data fokus pada rentang tahun 2015 hingga 2020 dengan 10.187 record, penulis menggunakan Rapidminer sebagai alat untuk menganalisis data dari tahap preprocessing, data pelatihan dan mengklasifikasikan variabel menggunakan k-NN dan Naïve bayes untuk membuat model dan menentukan kriteria yang akan membantu BKKBN dalam menentukan keluarga sejahtera guna mempermudah penyuluh lapangan KB dalam melaksanakan konseling KB. . Dari hasil analisis data didapatkan bahwa penggunaan naïve bayes 93,99% lebih akurat dibandingkan k-NN dengan akurasi 87,28%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi keluarga sejahtera telah mencapai tujuan visi Pemerintah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Muliawaty, Lia, and Maharto . "STRATEGI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERENCANA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN CIREBON." Decision: Jurnal Administrasi Publik 1, no. 2 (September 24, 2019): 82. http://dx.doi.org/10.23969/decision.v1i2.1878.

Full text
Abstract:
Sejak bergulirnya program keluarga berencana di Indonesia, sudah banyak membuahkan hasil dan pengaruh yang signifikan terhadap pengendalian dan pertumbuhan penduduk. Indikasi yang terlihat dalam implementasi kebijakan tentang program kampung keluarga berencana belum efektif diantaranya sarana lingkungan yang kumuh, pencapaian kontrasepsi jangka panjang masih rendah, kegiatan bina keluarga yang belum maksimal, kurangnya evaluasi dan pelaporan serta kurang maksimalnya koordinasi dari instansi terkait, keterbatasan jumlah pengelola/penyuluh, partisipasi masyarakat masih rendah serta keterbatasan sarana pendukung, kurangnya pembinaan terhadap institusi masyarakat, kurangnya sosialisasi keluarga sejahtera, dan respon dari pengelola program belum maksimal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang berarti bahwa penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang dialami dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Jenis pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah studi kasus. Implementasi kebijakan tentang program kampung keluarga berencana menuju keluarga sejahtera di Kabupaten Cirebon belum terwujud, disebabkan oleh faktor content of policy (isi kebijakan) dan context of implementation (konteks implementasi) yang belum maksimal. Strategi yang efektif untuk dapat mengoptimalkan implementasi kebijakan tentang program kampung keluarga berencana menuju terwujudnya keluarga sejahtera di Kabupaten Cirebon adalah cenderung ke strategi deversifikasi atau strategi ST, dimana dalam strategi ini menggunakan atau memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman yang dihadapi, dengan inovasi menambah program lain supaya tidak jenuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Yolanda Umar, Mareza, Juwita Desri Ayu, Rini Wahyuni, Psiari Kusuma Wardani, Siti Rohani, Desi Kumala Sari, Linda Puspita, Inggit Primadevi, and Nopi Anggista Putri. "PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PEKON KRESNOMULYO KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2023." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu( ABDI KE UNGU) 5, no. 3 (December 31, 2023): 224–27. http://dx.doi.org/10.30604/abdi.v5i3.1475.

Full text
Abstract:
Berdasarkan World Health Organization (WHO), Penggunaan kontrasepsi di seluruh dunia, proporsi wanita yang ber KB sedikit meningkat dari 73,6% pada tahun 2000 menjadi 76,8% pada tahun 2020. Dari 56 kelahiran per 1000 gadis remaja di tahun 2000 menjadi 41 di tahun 2020. (WHO, 2020). Menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2017 Angka pencapaian akseptor KB di Indonesia pada tahun 2017 dari 37.338.265 Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 23.606.718 telah menjadi akseptor KB aktif. Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur (PUS) tentang pentingnya program keluarga berencana untuk menurunkan angga kelahiran guna memperhamban laju pertumbuhan penduduk. Bersama Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu RT Dusun 1 Pekon Kresnomulyo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan secara tatap muka pada tahun 2023. Berdasarkan kesimpulan, di dapatkan bahwa penyuluhan tentang program keluarga berencana ini ini dapat meningkatkan kesadaran dan mengajarkan kepada wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur (PUS) tentang pentingnya pengetahuan program keluarga berencana untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Manik, Zulfanda. "HUBUNGAN KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DI KECAMATAN KARANG BARU KABUPATEN ACEH TAMIANG." Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat 1, no. 2 (February 1, 2020): 22–30. http://dx.doi.org/10.36090/jkkm.v1i2.579.

Full text
Abstract:
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kebijakan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga terhadap angka kematian bayi di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Jenis penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian dilakukan di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang dengan sampel 66 ibu yang memiliki balita yang diambil secara simple random sampling. Analisis data digunakan uji chi-square dan regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Angka Kematian Bayi berhubungan dengan keluarga yang mengikuti Keluarga Berencana (p=0,020), ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (p=0,024), bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (p=0,006),pemanfaatan (ASI) eksklusif (p=0,038), pemantauan pertumbuhan balita (p=0,000). Kesimpulan diperoleh bahwa faktor yang berhubungan dengan angka kematian bayi adalah keluarga yang mengikuti Keluarga Berencana, ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, pemanfaatan (ASI) eksklusif, pemantauan pertumbuhan balita. Diharapkan agar dapat menjadi bahan dan masukan dalam pengambilan kebijakan program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bahwa kesehatan merupakan hak masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Rahardja, Mugia Bayu. "Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana dan Penggantian Kontrasepsi di Indonesia." Kesmas: National Public Health Journal 6, no. 3 (December 1, 2011): 140. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v6i3.105.

Full text
Abstract:
Keberhasilan program Keluarga Berencana Nasioanal tidak hanya diukur dari peningkatan peserta program, tetapi juga efektivitas dan durasi pemakaian kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan menilai pengaruh kualitas pelayanan KB terhadap perilaku penggantian alat kontrasepsi di Indonesia. Penelitian sumber data sekunder histori pemakaian metode kontrasepsidalam kalender data SDKI tahun 2007 dengan metode analisis regresi logistik dengan efek random. Wanita tanpa informed choice dan tanpa kunjungan petugas KB serta pengguna susuk KB berhenti karena ingin metode lebih efektif yang dapat membuat terlihat lebih muda, dan menghasilkan anak sedikit. Pada pasangan yang masa perkawinannya kurang dari 10tahun, status pendidikan dan sosial ekonomi tinggi, serta bermukim di perkotaan memperlihatkan proporsi penggantian alat kontrasepsi yang tinggi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa informed choice dan kunjungan petugas KB berpengaruh secara signifikan terhadap penggantian alat kontrasepsi. Selain itu, sejumlah faktor sosial ekonomi dan demografi juga berpengaruh secara signifikan terhadap penggantian alat kontrasepsi.Kata kunci: Keluarga berencana, kualitas pelayanan, penggantian alat kontrasepsiAbctractThe success of family planning (FP) program is measured not only by the improvement of contraceptive prevalence but also by the effectiveness. This research uses the data of the 2007 Indonesia Demographic and Health Survey calendar data by employing a random-effect logistic regression model. The objective is to study the influence of FP services quality andother socioeconomic and demographic factors on switching contraceptive behavior in Indonesia. The results of descriptive analysis show that the percentage of contraceptive switching is higher on women who are younger, have less children, less than 10 years of marital age, have high education, have high economic status, who did not get informed choice and get visitfrom FP officers in last 6 months, who use implants, stop using contraceptive in order to get others method which more effective and living in urban areas. The multivariate analysis results show that the quality of FP services which consists of informed choice and FP officer’s visit significantly influencethe possibility of FP acceptor to switch their contraceptive method. The result of this research also supports the previous researches that socioeconomic and demography factors significantly influence the possibility of FP acceptor to switch their contraceptive method.Key words: Family planning, quality of services, contraceptive switching
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Amartani, Rizki. "EDUKASI PENGGUNAAN KB SEBAGAI UPAYA PENGATURAN JARAK KEHAMILAN PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA NOBAL KECAMATAN SUNGAI TEBELIAN KABUPATEN SINTANG." Jurnal Abdi Masyarakat Multidisiplin 2, no. 2 (August 30, 2023): 1–4. http://dx.doi.org/10.56127/jammu.v2i2.917.

Full text
Abstract:
Lebih dari 220 juta wanita di dunia ingin merencanakan keluarga dan masa depan mereka tetapi tidak menggunakan metode kontrasepsi modern. Memenuhi kebutuhan mereka akan kontrasepsi dapat menurunkan tingkat kehamilan yang tidak diinginkan, kematian ibu (perempuan meninggal karena hamil/melahirkan) dan kematian bayi yang semuanya adalah target yang tercakup dalam SDGs keluarga berencana yang berperan besar dalam pencapaian SDGs [1]Program Keluarga Berencana (KB) telah berkontribusi terhadap penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian, yang selanjutnya mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan penduduk, terutama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Banyaknya jumlah wanita yang menggunakan metode kontrasepsi pada suatu waktu tertentu serta kelangsungan pemakaian kontrasepsi berdampak pada efektifitas suatu metode kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Berdasarkan Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan sejak tahun 1994, 1997, 2007 dan 2012 untuk Nasional masing-masing menunjukkan 52,1 persen, 57,4 persen, 61,4 persen dan 58 persen wanita kawin usia 15-49 tahun menggunakan metode kontrasepsi modern. Diantara cara KB modern yang dipakai yaitu suntik KB merupakan alat kontrasepsi terbanyak digunakan oleh wanita berstatus kawin (32 persen), diikuti oleh pil KB, hampir 14 persen[2]Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana di Indonesia harus fokus dalam menjaga kelangsungan pemakaian metode kontrasepsi. Indikator penting untuk mengukur kualitas pemakaian kontrasepsi adalah angka putus pakai (drop out) metode kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi oleh PUS (Pasangan Usia Subur) sangat penting tetapi banyak mengalami putus pakai (drop out) [3].
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Aditya, Dwi Martha Nur, Sawitri Boengas, Rivan Virlando Suryadinata, Dita Sukmaya Prawitasari, and Winnie Nirmala Santosa. "PROFIL PENGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI KECAMATAN PUJER, KABUPATEN BONDOWOSO, JAWA TIMUR." Media Gizi Indonesia 17, no. 1SP (December 15, 2022): 175–79. http://dx.doi.org/10.20473/mgi.v17i1sp.175-179.

Full text
Abstract:
Program keluarga berencana telah menjadi salah satu cara dalam mengatur jarak kehamilan dalam suatu keluarga. Hal ini perlu dilakukan karena kehamilan yang tidak direncanakan akan memberikan dampak negatif bagi anak, terutama dalam fase tumbuh kembangnya. Salah satu program keluarga berencana adalah mencanangkan penggunaan alat kontrasepsi. Berbagai jenis alat kontrasepsi telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam rangka menyukseskan program keluarga berencana, tanpa terkecuali kabupaten Bondowoso. Oleh karena itu, peneliti menetapkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi penggunaan alat kontrasepsi di kecamatan Pujer, Bondowoso. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan memaparkan data prevalensi penggunaan alat kontrasepsi di kecamatan Pujer melalui data Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2019 dan 2021. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa penggunaan alat kontrasepsi yang sering digunakan adalah suntik dan per oral pada lebih dari separuh wanita usia subur yang telah menikah. Dari hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa wanita usia subur di wilayah kecamatan Pujer lebih sering menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik dan per oral dibandingkan alat kontrasepsi lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Ilmawati, Dinia, and Bondan Wahyu Pamekas. "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY N USIA 25 TAHUN DI BPM TUGIRAH A.Md.Keb KEBUMEN." Jurnal Komunikasi Kesehatan 13, no. 1 (April 25, 2022): 27–33. http://dx.doi.org/10.56772/jkk.v13i1.221.

Full text
Abstract:
Masalah kesehatan di Indonesia paling utama disebabkan karena tingginya angka kematian ibu dan bayi. Tujuan penelitian ini untuk memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. Metode penelitian ini menggunakan observasi deskriptif di BPM Tugirah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan dan dokumentasi. Analisis data dengan pendekatan 7 langkah varney. Hasil laporan kasus dan pembahasan yaitu penulis telah menerapkan dan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai hamil, bersalin, Nifas, bayi baru lahir, neonates serta keluarga berencana. Pada kehamilan sampai dengan keluarga berencana tidak ada komplikasi dan penyulit. Dalam study kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik, yaitu tidak menggunakan APN 60 langkah, dalam standar pemeriksaan ANC tidak menggunakan asuhan 14 T dan dalam teori waktu yang dibutuhkan dalah pembukaan serviks seharusnya 60 menit akan tetapi dalam kasus ini hanya 30 menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Manik, Zulfanda, Muhammad Badiran, and Anto Anto. "HUBUNGAN KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP ANGKA KEMATIAN BAYI." Jurnal Kesmas Prima Indonesia 2, no. 1 (February 4, 2022): 54–61. http://dx.doi.org/10.34012/jkpi.v2i1.896.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terhadap Angka Kematian Bayi (AKB). Jenis penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian dilakukan di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu sebanyak 66 ibu yang memiliki balita. Untuk menganalisis data tersebut digunakan uji Chi Square dan regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) berhubungan dengan keluarga yang mengikuti Keluarga Berencana (p=0,020), ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (p=0,024), bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (p=0,006), pemanfaatan (ASI) eksklusif (p=0,038), pemantauan pertumbuhan balita (p=0,000). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah keluarga yang mengikuti Keluarga Berencana, ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, pemanfaatan (ASI) eksklusif, pemantauan pertumbuhan balita
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Amanda Saputri, Dini. "TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA." Jurnal Inovasi Global 1, no. 2 (December 1, 2023): 92–96. http://dx.doi.org/10.58344/jig.v1i2.13.

Full text
Abstract:
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana maksud “direncanakan” sebagai unsur tindak pidana pembunuhan berencana dan bagaimana maksud dan tujuan “direncanakan” dalam Pasal Pembunuhan berencana dalam Kitab Undang - Undang Hukum Pidana (KUHP) diatur dalam pasal 340 KUHP, yang menyatakan: “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana mati atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”. Pembunuhan berencana dimaksud oleh pembentuk undang-undang sebagai pembunuhan bentuk khusus yang memberatkan, tetapi kenyataannya masih terdapat kasus pembunuhan berencana karena dendam yang mengakibatkan meninggal atau hilangnya nyawa orang lain. Hasil penelitian menjelaskan bahwa faktor penyebab pelaku melakukan tindak pembunuhan berencana tersebut karena dendam, hubungan asmara, serta lemahnya pemahaman hukum. Proses hukum terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan berencana yang meliputi dari laporan korban, penyelidikan, penyidikan, penangkapan, penahanan, penggeledahan, penuntutan, dan sidang pengadilan. Hambatan yang dialami oleh penyidik dalam menangani tindak pidana pembunuhan berencana yang dilakukan secara bersama-sama adalah para pelaku yang melarikan diri ke tempat yang terpencil yang membuat pihak kepolisian sulit menjangkau tempat persembunyian tersebut, proses pencarian alat bukti yang apabila terdapat permasalahan dalam keluarga atau dengan orang lain agar segera diselesaikan dengan cara bermusyawarah sehingga tidak menimbulkan dendam satu sama lain yang bisa membuat seseorang yang dendam tersebut melakukan hal yang nekat seperti pembunuhan serta diharapkan kepada pihak kepolisian untuk menindak pidana pembunuhan berencana yang dilakukan secara bersama-sama tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Ernawati, Susi. "Faktor yang Memengaruhi Keluarga Berencana (KB) Pria dengan Paritisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II." Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia 4, no. 2 (August 3, 2016): 109. http://dx.doi.org/10.21927/jnki.2016.4(2).109-116.

Full text
Abstract:
<p>The enrollment man in the use of contraceptives in indonesia is still very low only 2.1% kb participants men and they generally wearing a condom .This percentage lower if than in other countries, like Iran 12%, Tunisia 16%, Malaysia 9-11%.Of the total number of acceptors in Indonesia about 97% are women. The purpose of this research is to know what factors affecting family planning (KB) man with paritisipasi man in family planning in the work area of Puskesmas Sedayu II. Population in research it is a whole fertile couples active<br />attending the program at Puskesmas Sedayu II. A population of as many as 170 persons, the sample of the 63. Analysis the data used was analysis bivariat and multivariate. The results of the study participation man not directly to the days of 20 to 30 years as many as 100%, participation man not directly with junior as many as 93.3%, participation pre indirect the number of children &lt;2 as many as 100%, participation man not directly with income ≥rp. 1.168.300 as many as 100%, participation man not directly with knowledge enough as many<br />as 100%, participation man not directly with social and cultural back 100%. Multivariate test results obtained not a significant relation exists between the ages of, education, the number of children, income, knowledge, social and cultural by participation man in family planning.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography