Academic literature on the topic 'Unsur Fe'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Unsur Fe.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Unsur Fe"

1

Rosyida, Eka, Enang H. Surawidjaja, Sugeng H. Suseno, and Eddy Supriyono. "TEKNOLOGI PENGKAYAAN UNSUR-UNSUR N, P, Fe PADA RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa." Jurnal Kelautan Nasional 8, no. 3 (2014): 127. http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v8i3.6232.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon pertumbuhan Gracilaria verrucosa melalui teknologi pengkayaan N,P dan Fe sebagai unsur hara makro dan mikro ke dalam media budidaya. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu tanpa pengkayaan nutrien/non-enriched (A), pengkayaan N (B), pengkayaan N+P (C) dan pengkayaan N+P+Fe (D). Hasil penelitian menunjukkan pengkayaan N+P+Fe memberi pengaruh yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan G. verrucosa dan berbeda secara signifikan dengan perlakuan lainnya (p<0.05). Disamping itu, klorofil dan konsentrasi N, P, Fe pada rumput laut juga terdeteksi lebih tinggi pada perlakuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan teknologi pengkayaan dengan menggunakan kombinasi unsur hara makro (N,P) dan mikro (Fe) dalam budidaya G. verrucosa dapat meningkatkan pertumbuhan secara signifikan sehingga dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan dalam budidaya rumput laut tersebut. Meskipun secara umum kadar dan karakteristik physico-kimia agar lebih baik pada perlakuan pengkayaan N+P, namun kadar agar dan gel strengthnya tidak berbeda dengan perlakuan pengkayaan N+P+Fe.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Susanto, Dira, Melinda Dwi Erintina, Aji Syailendra Ubaidillah, Andi Faesal, Syamsul Hidayat, and Ahmad Imam Ananda Ilham. "Analisis Pengaruh Morfologi Terhadap Ketebalan dan Zona Pengkayaan Endapan Nikel Laterit PT. X di Desa Ganda-Ganda, Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah." Jurnal Ilmiah Giga 27, no. 2 (2025): 105–13. https://doi.org/10.47313/jig.v27i2.3926.

Full text
Abstract:
Nikel laterit adalah proses oksidasi atau pelapukan batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat umunya di daerah sub tropis-tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh morfologi terhadap ketebalan dan zona pengkayaan endapan nikel laterit. Metode penelitian mencakup studi literatur; Mengamati morfologi dan mengumpulkan sampel bawah perkmukaan; analisis laboratorium menggunakan fluoresensi sinar X (XRF); dan analisis data. Hasil penelitian menjelaskan morfologi pada lokasi penelitian termasuk perbukitan rendah/perbukitan memiliki slope agak landai-landai dengan ketebalan lapisan ore yang relatif tebal yaitu 10-13 meter dan slope agak curam-curam ketebalan lapisan ore relatif tipis yaitu 5-12 meter. Distribusi kandungan unusr Fe dan Ni meningkat pada morfologi perbukitan rendah/perbukitan dengan slope yang agak landai-agak curam dengan rata-rata unsur Fe 41.1-31.1% dan unsur Ni dengan rata-rata 1.4-1.3% sedangkan slope yang curam unsur Ni rendah dengan rata-rata 1.1% dimana morfologi mempunyai peran/pengaruh terhadap pelapukan dan pengayaan supergene enrichment sehingga air tanah yang mengandung nikel masuk melalui rekahan/celah batuan dan membawa unsur nikel turun ke lapisan saprolit, karena disebabkan unsur Ni sifatnya mobile/mudah larut terbawa oleh air. Sementara unsur Fe terjadi proses pengayaan di lapisan limonit disebabkan unsur Fe sifatnya immobile atau tidak dapat terbawa atau larut oleh air.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Novriyanisti, Anggi, Riesna Prassanti, and Kurnia Setiawan Widana. "Pemisahan Unsur-unsur pada Monasit Bangka dengan Pengendapan Bertingkat." EKSPLORIUM 42, no. 1 (2021): 69. http://dx.doi.org/10.17146/eksplorium.2021.42.1.6093.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Monasit merupakan mineral hasil samping pengolahan timah yang memiliki kandungan utama unsur uranium (U), torium (Th), logam tanah jarang (LTJ), dan senyawa fosfat (PO4). Di samping unsur-unsur utama tersebut, monasit juga mengandung logam-logam lain seperti aluminium (Al), besi (Fe), bismut (Bi), galium (Ga), dan talium (Tl). Unsur-unsur pada monasit harus dipisahkan agar dapat dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pH dalam pemisahan unsur-unsur pada monasit dengan pengendapan bertingkat serta menentukan unsur apa saja yang dihasilkan dari setiap variasi pH. Variasi pH yang digunakan dimulai dari pH 0,5 sampai 10 dengan selisih antar-pH sebesar nol koma lima. Unsur-unsur dalam monasit dipisahkan secara bertahap dimulai dari proses dekomposisi menggunakan natrium hidroksida (NaOH), pelarutan dengan asam klorida (HCl), dan pengendapan bertingkat dengan amonium hidroksida (NH4OH). Unsur dianalisis menggunakan instrumen Inductively Coupled Plasma Optical Spectroscopy (ICP-OES) dan Spektrofotometer UV-Visible. Pengaruh variasi pH menghasilkan endapan pada pH 3, pH 6, pH 6,5, dan pH 7. Unsur yang dihasilkan pada setiap variasi pH adalah uranium, torium, logam tanah jarang, aluminium, besi, bismut, galium, dan talium. Uranium dan torium paling banyak berada pada endapan pH 3 dengan recovery U 72,3% dan Th 46,33% serta logam tanah jarang pada pH 6,5 dengan recovery 41,87%. Unsur Fe dan Bi paling banyak mengendap pada pH 3 dengan kadar 37,9 ppm dan 100,9 ppm. Unsur Al, Ga, dan Tl paling banyak mengendap pada pH 6,5 dengan kadar 30,2 ppm, 69,8 ppm, dan 8 ppm.ABSTRACT Monazite is a mineral side product of tin processing, which mainly contains uranium (U), thorium (Th), rare earth elements (REE), and phosphate compounds (PO4). Besides these main elements, monazite also contains other metals such as aluminum (Al), iron (Fe), bismuth (Bi), gallium (Ga), and thallium (Tl). The elements in monazite must be separated to be used. This study aims to determine the effect of pH variations in the separation of components in monazite with multilevel precipitation and determine elements produced from each pH variation. The variation pH starts from pH 0,5 to 10 with a different pH of zero points five. The elements in monazite are separated gradually, beginning from the decomposition process using sodium hydroxide (NaOH), dissolving with hydrochloric acid (HCl), and graded deposition with ammonium hydroxide (NH4OH). The elements were analyzed using the instrument Inductively Coupled Plasma Optical Spectroscopy (ICP-OES) and UV-Visible Spectrophotometer. The effect of pH variations produced precipitated pH 3, pH 6, pH 6.5, and pH 7. The elements produced at each pH variation are uranium, thorium, rare earth elements, aluminum, iron, bismuth, gallium, and thallium. Uranium and thorium were mostly at pH 3 with the recovery of U 72.3% and Th 46.33% and rare earth elements at pH 6.5 with 41.87% recovery. The elements Fe and Bi mostly settle at pH 3 with levels of 37.9 ppm and 100.9 ppm. The elements Al, Ga, and Tl, precipitate most at pH 6.5 with grades of 30.2 ppm, 69.8 ppm, and 8 ppm respectively.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Siregar, Adha, and Wahida Annisa. "Ameliorasi Berbasis Unsur Hara Silika di Lahan Rawa." Jurnal Sumberdaya Lahan 14, no. 1 (2020): 37. http://dx.doi.org/10.21082/jsdl.v14n1.2020.37-47.

Full text
Abstract:
<p><strong>Abstrak</strong>. Unsur hara Silika (Si) memiliki peranan penting pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman padi. Tanaman padi menyerap Si dalam jumlah yang besar yaitu sekitar 10 kali N, 20 kali P, 6 kali K dan 30 kali Ca. Budidaya padi di lahan rawa memiliki beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas padi diantaranya keracunan unsur toksik seperti Fe dan Al. Kadar unsur toksik terutama Fe di lahan rawa menyebabkan tanah menjadi masam, sehingga banyak tanaman yang tidak dapat beradaptasi dengan kondisi tersebut. Kondisi ini dapat diatasi diantaranya dengan aplikasi Si, yang berperan menurunkan serapan Fe dan Al yang berada dalam kondisi toksik. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Si berpengaruh dalam menurunkan tingkat toksisitas Al dan Fe di tanah. Aplikasi Si sebagai amelioran mengurangi kandungan Fe pada permukaan akar padi serta menurunkan serapan Fe pada tanaman padi sawah melalui peningkatan kekuatan oksidasi akar. Lebih lanjut, aplikasi Si pada budidaya tanaman padi dapat meningkatkan hasil gabah sebesar 50,8%.</p><p> </p><p><strong>Abtract.</strong> Silicon (Si) has an important role on rice crops growth and productivity. Rice crops absorbs enormous amount of Si as much as ten times of N, twenty times of P, six times of K and thirty times of Ca. Rice cultivation in swampland has several limiting factors such as Fe and Al toxicity. Fe toxicity could increase soil acidity in swampland. However, most plants could not adapt to this condition. Si application as soil ameliorant could be an option to overcome this problem. Si could reduce the toxicity level of Fe and Mn in soil. Previous research proved that Si could decrease Fe and Al toxicity. Si application as ameliorant could reduce Fe concentration in root zone which lead to decreasing Fe uptake through increasing oxidation capability of the root. Moreover, Si application could increase rice yield up to 50.8%.<em></em><sup>.</sup></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Faisal, Reza Mochammad, Irfan Budiaji Nugroho, and Bambang Priadi. "ANALISIS UNIVARIAT DAN MULTIVARIAT CONTO SEDIMEN SUNGAI DALAM PENENTUAN POTENSI MINERALISASI LOGAM DI HALMAHERA BAGIAN TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA." Buletin Sumber Daya Geologi 15, no. 1 (2020): 19–38. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v15i1.285.

Full text
Abstract:
Penelitian geokimia dengan mengunakan metode analisis kandungan unsur dari conto endapan sungai aktif -80 mesh merupakan salah satu fase awal eksplorasi terutama untuk menemukan cebakan mineral logam. Halmahera bagian timur dengan tataan geologi yang kompleks dan berada dalam jalur metalogenik yang berpotensi membentuk cebakan logam, menghasilkan rona geokimia yang sangat bervariasi dan menarik. Data geokimia sedimen sungai aktif yang tertuang dalam bentuk peta sebaran unsur menyajikan informasi awal yang penting tentang indikasi mineralisasi untuk ditindaklanjuti ke tahap penelitian lebih rinci, khususnya mineralisasi nikel yang berasosiasi dengan litologi Komplek Ultrabasa.
 
 Penafsiran data geokimia di wilayah penelitian dengan pendekatan analisis statistik univariat dan multivariat yang terdiri dari unsur Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Mn, Ag, Fe, Cr, dan Au, proses pengayaan unsur geokimia di lingkungan permukaan diperlihatkan oleh asosiasi spasial Co, Ni, Fe dan Mn, yaitu pengayaan unsur disebabkan pengikatan kimiawi (scavenging) oleh oksida Fe dan Mn. Berdasarkan kekerabatan unsur atau hubungan antar unsur diperoleh dua kelompok unsur yaitu ikatan unsur Cu-Pb-Zn-Ag-Cr dan Co-Ni-Mn-Fe-Au, akan tetapi tidak semua kelompok asosiasi unsur dapat dihubungkan dengan litologi di daerah penelitian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Hasyyati, Nurul Amalina, Nurmi Nurmi, and Zulzain Ilahude. "ANALISIS KANDUNGAN UNSUR HARA MIKRO (Mn, Fe, Zn), C-ORGANIK DAN KADAR AIR PADA LAHAN JAGUNG (Zea mays L.) DI KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO." Jurnal Lahan Pertanian Tropis (JLPT) 2, no. 2 (2023): 104–9. http://dx.doi.org/10.56722/jlpt.v2i2.21707.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan unsur hara mikro (Mn, Fe, Zn) dan C-Organik pada lahan jagung di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Penelitiandilaksanakanbulan Maret sampai bulan Mei 2023 diDesa Tabongo Barat,Kecamatan Tabongo,Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan untuk menentukan titik pengambilan sampel pada lahan pertanaman jagung. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada dua lokasi. Masing-masing lokasi dilakukan pengambilan sampel secara diagonal lalu di komposit untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dua lokasi penelitian beberapa unsur mikro tidak tersedia diantaranya unser Mangan (Mn), Besi (Fe) di Desa Tabongo Barat. Selain itu beberapa unsur teridentifikasi namun pada kategori rendah seperti di Desa Teratai besi (Fe) dan C-Organik tergolong kategori sangat rendah, serta ada juga unsur dengan kategori tinggi yaitu kadar hara seng (Zn) yang sangat tinggi yang terletak did esa Teratai. Disamping itu tanah di dua desa masing memiliki kandungan kadar air yang berbeda yaitu di Desa Tabongo Barat lebih tinggi (14,16) dan di Desa Teratai (3,52). Kondisi ini secara tidak langsung berpengaruh pada produksi tanaman jagung di dua lokasi tersebtu, dimana berdasarkan hasil wawancara produksi tanaman jagung, di Desa Tabongo sebesar 16 ton ha-1 dan di Desa Teratai sebesar 15 ton ha-1.Kata Kunci : Hara Mikro, C-Organik. Kadar Air, Jagung
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Yashar, Aliyas, Alwahab Alwahab, Muh Edihar, Alimin Alimin, and Ahmad Zaeni. "Distribusi Beberapa Logam Transisi dan Logam Runutan di Wilayah Pertambangan Mandiodo Konawe Utara Sulawesi Tenggara." Jurnal Sains dan Edukasi Sains 8, no. 1 (2025): 20–26. https://doi.org/10.24246/juses.v8i1p20-26.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran unsur logam transisi dan logam runutannya di area pertambangan Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi keberadaan serta konsentrasi unsur-unsur logam, yaitu Ni, Fe, Co, Cr2O3, dan MnO di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil uji XRF, unsur Fe menunjukkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. Kadar tertinggi unsur Fe ditemukan pada sampel dengan kedalaman 0-1 m di lokasi tiga, yaitu sebesar 20,73%. Sementara itu, konsentrasi unsur Ni, Co, Cr2O3, dan MnO ditemukan pada nilai tertinggi di kedalaman dan lokasi yang berbeda. Kadar Ni tertinggi adalah 0,80% di lokasi satu pada kedalaman 7-8 m, Co tertinggi sebesar 0,05% di lokasi tiga pada kedalaman 3-4 m, Cr2O3 tertinggi 0,87% di lokasi dua pada kedalaman 7-8 m, dan MnO tertinggi 0,58% di lokasi satu pada kedalaman 3-4 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah pertambangan Mandiodo menyimpan potensi besar dalam kandungan mineral logam, seperti Ni, Fe, Co, Cr₂O₃, dan MnO, yang bernilai ekonomi tinggi. Dengan cadangan yang melimpah, wilayah ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pertambangan yang efisien. Potensi ini memberikan peluang strategis dalam mendukung kemajuan sektor industri, mendorong pertumbuhan perekonomian daerah, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan yang inklusif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Hasria, Anshari Erwin, and Binajaya Rezky Tri. "Pengaruh Batuan Dasar dan Geomorfologi Terhadap Laterisasi dan Penyebaran Kadar Ni dan Fe Pada Endapan Nikel laterit PT. Tambang Bumi Sulawesi, Desa Pongkalaero, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara." JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) 3, no. 1 (2019): 47–58. https://doi.org/10.5281/zenodo.3355821.

Full text
Abstract:
Penelitian ini terletak di wilayah PT. Tambang Bumi Sulawesi, Desa Pongkalaero Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mengindentifikasi hubungan batuan dasar terhadap sebaran kadar nikel, hubungan morfologi terhadap laterisasi dan kondisi sebaran kadar Ni dan Fe pada profil endapan nikel laterit. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan survey lapangan secara langsung mencakup pengambilan data litologi dan geomorfologi serta data hasil pengeboran PT. Tambang Bumi Sulawesi berupa kadar Ni, Fe dan kedalaman pengeboran pada daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batuan dasar pada daerah penelitian terdiri atas batuan peridotit yakni lherzolit dan batuan piroksinit yaitu olivin websterit dan olivin klinopiroksinit dengan sebaran kadar Ni paling banyak terdapat pada daerah yang memiliki batuan dasar jenis peridotit. Analisis kelerengan daerah penelitian terbagi atas lereng datar, lereng landai, lereng miring dan lereng curam, dimana pada daerah yang datar dan landai memiliki ketebalan laterit yang tebal sedangkan pada daerah yang curam ketebalan lateritnya tipis. Kadar Ni terdapat paling banyak pada zona saprolit sedangkan kadar Fe paling banyak terdapat pada zona limonit hal ini dikarenakan unsur Ni yang bersifat mobile dan unsur Fe yang bersifat immobile.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Mulwandari, Meike, Harry Supriadi, and Febi Indah Fajarwati. "Penentuan Kadar Logam B3 Dalam Pupuk Cair Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)." INDONESIAN JOURNAL OF CHEMICAL RESEARCH 3, no. 2 (2019): 59–66. http://dx.doi.org/10.20885/ijcr.vol3.iss2.art3.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penentuan kadar logam B3 dalam sampel pupuk cair dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Metode ini dilakukan dengan proses penembakan sinar gamma pada selongsong-selongsong yang sudah dipersiapkan. Selongsong yang terdiri dari sampel, standar dan blanko dimasukkan dalam Reaktor Kartini untuk diiradiasi dengan menggunakan sumber neutron (fluks neutron 5,85 . 1010 n cm-2 s-1) pada fasilitasi radiasi Lazy Susan selama 2 x 6 jam dengan daya 100 kW. Setelah itu dilakukan pendinginan sesuai dengan waktu paruh suatu unsur. Kemudian dilakukan pencacahan dengan menggunakan detektor HPGe pada umur menengah dan umur panjang. Berdasarkan hasil analisis secara kualitatif pada umur menengah mengandung unsur-unsur logam B3 seperti Sm, Ce, La, U, Th, Cd, K, As, Br dan Na untuk standar sedangkan unsur-unsur logam B3 yang terkandung didalam sampel 1, sampel 2 dan blanko yaitu Sm, Ce, La, Th, As, Br, K dan Na. Berdasarkan hasil analisis kualitatif pada umur panjang terdapat unsur-unsur logam B3 seperti Cr, Cs, Fe, Zn dan Co pada standar. Pada sampel 1 terdapat unsur-unsur logam Cr, Fe, Zn dan Co. Pada sampel 2 terdapat unsur-unsur logam Fe, Zn dan Co sedangkan pada blanko hanya terdapat unsur logam Cr. Hasil analisis kuantitatif pada umur menengah diperoleh unsur yang paling banyak yaitu unsur K dengan kadar sebesar 44121,6370 ± 948,966 dan presisi 2,1508%. Sedangkan unsur yang paling sedikit yaitu unsur Sm diperoleh nilai kadar sebesar 0,0190 ± 0,003 dan presisi 14,3074%. Adapun hasil analisis kuantitatif pada umur panjang diperoleh unsur yang paling banyak yaitu unsur Zn dengan kadar sebesar 267,1754 ± 7,384 dan presisi 2,7638%. Sedangkan unsur yang paling sedikit yaitu unsur Cr diperoleh nilai kadar sebesar 0,2250 ± 0,270 dan presisi 0,1215%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Samin, C. Supriyanto, Sukirno,. "UJI BANDING METODE SSA DAN AAN PADA ANALISIS UNSUR MAYOR DAN MINORDALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN." GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir 18, no. 1 (2015): 35. http://dx.doi.org/10.17146/gnd.2015.18.1.2825.

Full text
Abstract:
UJI BANDING METODE SSA DAN AAN PADA ANALISISUNSUR MAYOR DAN MINORDALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN. Telah dilakukan perbandingan metode spektrometri serapan atom (SSA) dan analisis aktivasi neutron (AAN) pada analisis unsur mayor dan minor (Cr, Fe, Al, Si, Hf dan Zr) dalam cuplikan mineral zirkon dari Kalimantan. Validasi metode uji SSA dan AAN dilakukan dengan melakukan analisis unsur Cr, Fe, Al, Si, Hf dan Zrdalam CRM pasir zirkon buatan PTAPB-BATAN tahun 2009. Berdasarkan perhitungan secara statistik, diperoleh nilai akurasi dan presisi dengan metode SSA dan AAN masing-masing berada pada rentang persyaratan 95 – 110 % dengan presisi masing-masing < 5 %. Diperoleh kadar unsur Cr, Fe, Al,Si, dan Zr dalam cuplikan dengan metoda SSA masing-masing Cr : 0,123 ± 0,004 %, Fe : 3,522 ± 0,119 %, Al : 0,345 ± 0,002%, dan Zr : 38,161 ± 1,022 %, dengan metode AAN Cr : 0,110 ± 0,007 %, Al : 3,764 ± 0,320 %, Al : 0,549 ± 0,006 %, dan Zr : 38,986 ± 0,330 %. Hasil uji t menunjukkan rerata konsentrasi unsur Cr, Fe, dan Zr pada tingkat perbedaan dengan signifikansi 5 %, tidak ada perbedaan rerata konsentrasi unsur karena masing-masing nilai t0< tt(5%). Sedangkan unsur Al terdapat perbedaan rerata konsentrasi karena nilai t0> tt(5%) (2,793 > 2,28), meskipun demikian pada tingkat perbedaan dengan signifikansi 1 % tidak ada perbedaan rerata konsentrasi karena nilai t0< tt(1%) (2,793 < 3,169). Hasil uji F terhadap kedua metode uji menunjukkan untuk analisis unsur Cr dan Zr pada tingkat perbedaan dengan signifikansi 5 % tidak ada perbedaan kecermatan, karena masing-masing diperoleh nilai F0< Ft(5%),(3,063 dan 0,104 < 5,05). Sedangkan unsur Fe dan Al terdapat perbedaan kecermatan karena masing-masing diperoleh nilai F0> Ft(5%)(7,231 dan 9,0 >5,05), meskipun demikian pada tingkat perbedaan dengan signifikansi 1 % tidak ada perbedaan kecermatan uji karena masing-masing diperoleh nilai F0<Ft(1%), (7,231 dan 9,0 <10,97).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Book chapters on the topic "Unsur Fe"

1

Taxwim, Sri Murniasih, and Maria MWRY. "Analisis Kandungan Unsur Logam pada Pakan Ternak dengan Metode Analisis Aktifasi Neutron (AAN) Reaktor Kartini." In Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Isotop dan Radiasi 2021: Peran Isotop dan Radiasi untuk Indonesia yang Berdaya Saing. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.690.c644.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan analisis kandungan logam pada pakan ternak berupa konsentrat untuk itik petelur (A), ayam pedaging (B), burung puyuh petelur(C), pelet ayam Bangkok (D), dedak (E). dan susu pengganti/replacer (F). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan konsentrasi logam (Ca, As, Hg, Cr, Fe, Zn, Co) dari pakan unggas (ayam, itik, puyuh) yang diberikan oleh kelompok peternak unggas setiap hari. Kandungan logam tersebut kemungkinan dapat terakumulasi pada ternak dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat jika mengkonsumsinya. Kandungan logam yang melebihi nilai batas ambang akan berbahaya tehadap manusia jika dikonsumsi dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Metode penelitian ini menggunakan Analisis Aktivasi Neutron pada Reaktor Kartini dengan fluks neutron sebesar ± 1012 n cm-1 s-1, dari hasil penelitian diperoleh kandungan Ca terbesar pada sampel (A), yaitu 4,622±0,098 %, kandungan As terbesar pada sampel (D), yaitu 0,188±0,032 mg/kg, kandungan terbesar Hg pada sampel (A), yaitu 0,225±0,028 mg/kg, kandungan terbesar Cr pada sampel (E), yaitu 20,137±0,247 mg/kg, kandungan terbesar Fe pada sampel (A), yaitu 0,068±0,001mg/kg, kandungan terbesar Zn pada sampel (A), yaitu 1088,789±5,503 mg/kg, dan kandungan terbesar Co pada sampel (A), yaitu 1,713±0,043mg/kg dengan masing-masing unsur mempunyai pengaruh terhadap ternak dan manusia sehingga kelompok peternak dapat memilih pakan yang sesuai. Dari data analisis kandungan logam berat pada pakan ternak tersebut dapat disimpulkan masih dalam batas aman.
 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!