To see the other types of publications on this topic, follow the link: Walheim.

Journal articles on the topic 'Walheim'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 29 journal articles for your research on the topic 'Walheim.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Huang, Cheng, Markus Moosmann, Jiehong Jin, Tobias Heiler, Stefan Walheim, and Thomas Schimmel. "Polymer blend lithography: A versatile method to fabricate nanopatterned self-assembled monolayers." Beilstein Journal of Nanotechnology 3 (September 4, 2012): 620–28. http://dx.doi.org/10.3762/bjnano.3.71.

Full text
Abstract:
A rapid and cost-effective lithographic method, polymer blend lithography (PBL), is reported to produce patterned self-assembled monolayers (SAM) on solid substrates featuring two or three different chemical functionalities. For the pattern generation we use the phase separation of two immiscible polymers in a blend solution during a spin-coating process. By controlling the spin-coating parameters and conditions, including the ambient atmosphere (humidity), the molar mass of the polystyrene (PS) and poly(methyl methacrylate) (PMMA), and the mass ratio between the two polymers in the blend solution, the formation of a purely lateral morphology (PS islands standing on the substrate while isolated in the PMMA matrix) can be reproducibly induced. Either of the formed phases (PS or PMMA) can be selectively dissolved afterwards, and the remaining phase can be used as a lift-off mask for the formation of a nanopatterned functional silane monolayer. This “monolayer copy” of the polymer phase morphology has a topographic contrast of about 1.3 nm. A demonstration of tuning of the PS island diameter is given by changing the molar mass of PS. Moreover, polymer blend lithography can provide the possibility of fabricating a surface with three different chemical components: This is demonstrated by inducing breath figures (evaporated condensed entity) at higher humidity during the spin-coating process. Here we demonstrate the formation of a lateral pattern consisting of regions covered with 1H,1H,2H,2H-perfluorodecyltrichlorosilane (FDTS) and (3-aminopropyl)triethoxysilane (APTES), and at the same time featuring regions of bare SiO x . The patterning process could be applied even on meter-sized substrates with various functional SAM molecules, making this process suitable for the rapid preparation of quasi two-dimensional nanopatterned functional substrates, e.g., for the template-controlled growth of ZnO nanostructures Bauermann, L. P.; Gerstel, P.; Bill, J.; Walheim, S.; Huang, C.; Pfeifer, J.; Schimmel, T. Langmuir 2010, 26, 3774–3778. doi:10.1021/la903636k.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Yani, Rima Fajri, Asrinaldi Asrinaldi, and Didi Rahmadi. "PERAN WALHI SUMBAR DALAM INVESTIGASI TAMBANG EMAS ILEGAL DI KOTA PADANG." Jurnal Demokrasi dan Politik Lokal 1, no. 1 (2019): 88–100. http://dx.doi.org/10.25077/jdpl.1.1.88-100.2019.

Full text
Abstract:
Pengelolaan sumber daya alam tidak terlepas dari permasalahan perizinan aktivitas pertambangan ilegal, salah satu kasus yang terjadi pada awal tahun 2018 adalah adanya investigasi WALHI Sumatera Barat bersama forum organisasi masyarakat setempat dalam melakukan penyelidikan terhadap aktivitas tambang emas illegal di Bukik Bulek Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang. Peneliti melihat adanya peran LSM sebagai aktor tidak langsung yang mempunyai peran penting dalam tata kelola pengelolaan sumber daya alam yang demokratis dan transparan, dan peran tersebut peneliti lihat dari langkah-langkah yang dilakukan oleh WALHI Sumatera Barat dalam melakukan investigasi kasus tambang emas illegal di kawasan Bukik Bulek Kota Padang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana peran WALHI Sumatera Barat sebagai aktor tidak langsung dalam penyelidikan tambang emas illegal di kawasan Bukik Bulek Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa WALHI sebagai aktor tidak langsung dalam arena politik lingkungan hanya memainkan 2 peran yaitu, Countervailing Power (Kekuatan Penyeimbang) dengan dengan menggunakan langkah lobby,pernyataan sikap dan aksi massa, dan Empowerment (Pemberdayaan) dengan menggunakan langkah pengorganisasian masyarakat, dialog antar tokoh dan public campaign adapun peran lain yang dilakukan oleh WALHI Sumbar adalah membangun kerja sama dengan forum organinsasi masyarakat setempat dalam proses memframing isu investigasi temuan tambang emas ilegal yang dilakukan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Pasan, Etha. "POLITIK PENGELOLAAN KARST SANGKULIRANG- MANGKALIHAT: NONGOVERNMENTAL ORGANIZATION DAN AGENDA KELESTARIAN LINGKUNGAN." Jurnal Dinamika Global 4, no. 01 (2019): 190–209. http://dx.doi.org/10.36859/jdg.v4i01.107.

Full text
Abstract:
This research try to describe how local NGO in East Kalimantan, Jatam (Mining Advocacy Network) and Walhi (Friends of the Life) pursue their interest in the politics of environmental management in Sangkulirang-Mangkalihat Karst Area in East Kutai and Berau Regency in East Kalimantan Province. How do they strive for their interest? What kind of strategy they deploy? And why? The result shows that there are several strategies that Jatam and Walhi use. They are: 1) Protest, 2) Seminar/FGD, and 3) Campaign. Those strategies are influenced by internal and external factors. For the internal factors, both Jatam and Walhi�s structure of organization creates possibilities to collaborate with other party with the same agenda to achieve the goal. The second internal factor is the funding. Is is widely known that local NGO in East Kalimantan, especially those who strive for environmental protection lack the financial resources to fund their agenda. Both Jatam and Walhi�s financial resources are relatively small compared to the resources of related actors such as the Government and corporations. With such conditions, street protests, seminar and campaign become the rational instruments to be deployed. The last is external factor that considers the social and political context of East Kalimantan society that make them choose those strategies.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Oktaviani, Zahrotul. "STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI MASYARAKAT WALHI JABAR (Studi Deskriptif Gerakan Sosial SAVE Babakan Siliwangi)." Jurnal Ilmiah LISKI (Lingkar Studi Komunikasi) 2, no. 2 (2017): 210. http://dx.doi.org/10.25124/liski.v2i2.136.

Full text
Abstract:
Komunikasi memiliki fungsi tidak hanya terbatas sebagai pengantar bahasa dan interaksi manusia, lebih dari itu komunikasi berperan penting dalam suatu kegiatan yang membutuhkan efek besar. Dalam suatu gerakan sosial misalnya, komunikasi dibutuhkan untuk menjembatani antara komunikator dan target kampanye. Salah satu organisasi yang menerapkan strategi komunikasi dalam setiap gerakan sosial yang dibuat adalah WALHI JABAR, salah satunya adalah gerakan SAVE Babakan Siliwangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai strategi yang ditentukan oleh WALHI JABAR. Adapun strategi yang ingin diketahui oleh peneliti, diantaranya terkait dengan cara WALHI JABAR memilih komunikator untuk setiap kegiatan yang dibentuk, penentuan target penerima pesan dari kasus tersebut, bentuk penyampaian pesan serta pemilihan medianya, dan apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dari kegiatan dan gerakan sosial yang dijalankan oleh WALHI JABAR tersebut. Keempat fokus penelitian tersebut oleh peneliti didasarkan pada elemen dasar komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Laswell. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan jumlah informan penelitian sebanyak 7 (tujuh) orang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dalam menentukan komunikator ditentukan berdasarkan musyawarah dengan melihat berbagai faktor seperti pendidikan, pengalaman, popularitas, dan pendekatan dengan masyarakat, untuk target penerima pesan gerakan ini ditujukan kepada pemerintah dan masyarakat, pesan yang disampaikan berbentuk tidak hanya teks namun juga gambar dan orasi (lisan) dan bersifat informatif, ajakan, dan dan edukasi, pesan-pesan tersebut kemudian disebarkan dengan menggunakan berbagai media seperti media sosial, online, dan media kreatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Ramadani, Dian, Puji Lestari, and Muhammad Edy Susilo. "Audit Komunikasi Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta." Jurnal ASPIKOM 2, no. 4 (2015): 282. http://dx.doi.org/10.24329/aspikom.v2i4.78.

Full text
Abstract:
The paper aims to analyze process of communication audit in WALHI Yogyakarta organization to increase organization systems to improve organization effectiveness using information of organization theory and qualitative descriptive method. The research found that the process of implementation communication audit of organization in WALHI Yogyakarta works quite well as demonstrated by the five units of analysis: organization, content of information, management of organization, communication processes or activities of communication, and feedback. Of the five unit of analysis it is found that openness factor vertically or horizontally has a big role in improving the performance of an organization’s success. Another factor is the role of communication technology to simplify and accelerate the delivery of information internally. Media written or printed or electronic media is used in support of this organization. Communication audit implemented in every organization will improve the performance of organization.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Putri, Julia Dwi, and Sayang Ajeng Mardhiyah. "THE ROLE OF RELIGIOSITY TOWARDS ALTRUISM ON VOLUNTEERS OF WALHI SUMSEL." Insight : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi 14, no. 2 (2018): 185. http://dx.doi.org/10.32528/ins.v14i2.1392.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Aryanto, Vincent Didiek Wiet, and Yudith Vega Paramitadevi. "Climate change social marketing on internet: review of interactivity to promote environmental sustainability." E3S Web of Conferences 74 (2018): 08010. http://dx.doi.org/10.1051/e3sconf/20187408010.

Full text
Abstract:
This study aims at reviewing the interactivity of three prominent climate change website in Indonesia myplanet.care; Walhi (friend of Earth Indonesia) and Greenpeace Indonesia. Experimental research on interactivity was undertaken by involving 16 participants from one prominent private university and one prominent public university in Semarang. Reviewing process was done by situating the participants in one place to thoroghly investigate the three websites. The findings refer to 3 elements of interactivity namely social website interactivity, accessibility and navigation capability.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Dudayev, Rayhan. "Anotasi Putusan Perkara Tata Usaha Negara antara Kuat, cs. melawan Pemerintah DK I Jakarta tentang Pembatalan Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G (No. 193/G/LH/2015/PTUN-JKT)." Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia 1, no. 1 (2017): 153. http://dx.doi.org/10.38011/jhli.v3i1.38.

Full text
Abstract:
Selasa, 31 Mei 2016 merupakan hari yang menandai kemenangan NelayanMuara Angke terhadap gugatan yang mereka lakukan terhadap Izin PelaksanaanReklamasi Pulau G di Teluk Jakarta. Lima orang nelayan bersama dua organisasilingkungan hidup, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan KoalisiRakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mengajukan gugatan terhadap SKGubernur DKI Jakarta No. 2238 Tahun 2014 di Pengadilan Tata Usaha Negara(TUN) Jakarta. Pasca tujuh bulan berselang, ketua majelis hakim, Adhi BudhiSulistyo yang merupakan hakim lingkungan, mengabulkan gugatan nelayan danmenyatakan batal atau tidak sah SK yang dikeluarkan gubernur tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Efendi, Heni Nur, Yulianto Yulianto, and Ita Prihantika. "Dinamika Peran Civil Society dalam Ruang Publik: Studi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung." Administrativa: Jurnal Birokrasi, Kebijakan dan Pelayanan Publik 1, no. 1 (2019): 19–28. http://dx.doi.org/10.23960/administrativa.v1i1.2.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Ridwan, Feri Taupik, Dewi Gunawati, and Rini Triastuti. "Strategy for Development of Ecological Citizens by Walhi Yogyakarta through Community-Based Education in Communities Gunung Sewu." Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences 3, no. 2 (2020): 1095–104. http://dx.doi.org/10.33258/birci.v3i2.945.

Full text
Abstract:
The issue of environmental damage is one of the issues of global concern, occurring in almost all countries. Indonesia is one of the countries that have experienced environmental crises in a row every year. Burning forests, pollution and garbage are some things that until now have not found the right solution. This was compounded by the emergence of infrastructure development that escaped ecological awareness, both in the construction of roads, airports and expansion of urban areas. Environmental damage occurs almost everywhere, including the Gunung Sewu karst area which is threatened by mining and tourism. There are several factors causing environmental damage including the lack of ecological education programs carried out by the government to the community, the role of schooling that has not been optimal in environmental-based learning to the level of public awareness that is still low on sustainable development. Therefore it is important to form ecological citizenship that is responsible and able to be wise in protecting, managing and destroying the environment. From the point of view of Civic Education (Civics) the effort is an effort to develop civic virtue within the scope of Ecological citizenship. This study aims to determine the efforts made by the Yogyakarta walhi in conducting guidance to the Gunung Sewu community in the preservation of the Gunung Sewu karst area. The research method uses a qualitative approach. Research informants were members of the Yogyakarta walhi and Gunung Sewu Community. This research will show a variety of community development programs that include community development, providing information to the community and socialization of the preservation of the Gunung Sewu karst
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Astriani, Nadia, and Yulinda Adharani. "Fungsi Izin Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan (Studi Kasus: Gugatan Penerbitan Izin Pembuangan Limbah Cair Di Sungai Cikijing)." Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia 1, no. 1 (2017): 107. http://dx.doi.org/10.38011/jhli.v3i1.36.

Full text
Abstract:
Permasalahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan di KecamatanRancaekek, Kabupaten Bandung, sudah berlangsung lebih dari 20 tahun.Pencemaran Sungai Cikijing berdampak pada menurunnya produksi pertaniandan/atau perikanan. Pencemaran ini seharusnya tidak terjadi jika perusahaanmengolah limbah sebagaimana mestinya. Oleh karena itu Koalisi MelawanLimbah yang terdiri dari Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat (WALHI Jabar),Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung, dan Paguyuban Warga PeduliLingkungan (PAWAPELING) menggugat penerbitan Izin Pembuangan LimbahCair (IPLC) ke Sungai Cikijing yang dikeluarkan oleh Bupati Sumedang. Penelitianini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif, penelitian ini akanmemaparkan fungsi izin dalam pengendalian lingkungan dengan menganalisateori-teori hukum perizinan dan teori-teori hukum lingkungan serta penerapanteori-teori ini dalam praktek
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Madkur, Ahmad, Suhendi Suhendi, and Muhammad Nasrudin. "KONSOLIDASI KAPITAL SOSIAL PEMULUNG SAMPAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH KARANGREJO KOTA METRO." AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam 22, no. 2 (2017): 297. http://dx.doi.org/10.32332/akademika.v22i2.821.

Full text
Abstract:
Abstrak
 Pemulung sampah adalah warga yang terpinggirkan dalam peta ekonomi, sosial, dan politik. Lalu bagaimana upaya mereka agar bisa merangsek ke tengah peta? Tulisan ini mengulas bagaimana para pemulung sampah di TPAS Karangrejo Kota Metro mengonsolidasi kapital sosial bersama para stakeholders terkait, termasuk dosen IAIN Metro, Walhi, perusahaan, dan Pemerintah Daerah. Tulisan ini bersumber dari kegiatan PAR (participatory action research) yang merupakan sebuah kegiatan pengabdian dan penelitian yang dilakukan oleh dosen IAIN Metro kepada warga pemulung anggota sebuah paguyuban di TPAS Karangrejo. Potret yang dideskripsikan meliputi bagaimana mereka mengorganisir diri, menciptakan alat-alat produksi, lalu meningkatkan nilai tambah atas produk-produk mereka. Tujuannya adalah bagaimana mereka berdaya di hadapan rentenir sekaligus meningkatkan taraf hidup. Ujung tulisan ini mengupas sejauh apa mereka berdaya, juga apa peluang dan tantangan yang mereka hadapi.
 
 Kata kunci: Kapital Sosial, Pemulung Sampah, dan TPAS Karangrejo.
 
 Abstract
 Waste pickers are frequently marginalized in economic, social, and political maps. So how do they try to get to the center of the map? This research-based paper reviews how waste pickers in TPAS Karangrejo Metro City consolidate their social capital with relevant stakeholders, including the lecturers of State Islamic Institute (IAIN) Metro, WALHI, companies, and local government. The writing of this paper is based on participatory action research in which the community empowerment and research were both conducted in the same time by a lecturers team of IAIN Metro for the waste pickers in TPAS Karangrejo. The portraits described include how they organize themselves, create the means of production, and then increase the added value of their products. The goal is how they are empowered in the presence of moneylenders while improving living standards. The end of this paper explores how far they are empowered,and what opportunities and challenges they face.
 
 Keywords: Social Capital, Waste Pickers, TPAS Karangrejo
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Santoso, Singgih. "PEMBENTUKAN SIKAP KONSUMEN PADA CAUSE RELATED MARKETING PRODUK UTILITARIAN DAN HIGH INVOLVEMENT." Jurnal Manajemen 20, no. 1 (2017): 48. http://dx.doi.org/10.24912/jm.v20i1.65.

Full text
Abstract:
Dengan makin populernya konsep pemasaran sosial dan kepedulian masyarakat akan persoalan lingkungan, kegiatan cause related marketing yang berorientasi pelestarian lingkungan juga semakin berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pembentukan sikap konsumen pada kegiatan cause related marketing, sebuah kegiatan promosi yang dilakukan merek komersial dengan organisasi sosial. Disain penelitian adalah eksperimen, yang dilakukan dengan menggunakan dua produk utilitarian dan high involvement, yakni alat Pendingin Udara (AC) dan Kulkas dengan merek Toshiba, yang beraliansi dengan dua organisasi sosial, yakni Greenpeace Indonesia dan WALHI. Hasil pengujian model menunjukkan sikap konsumen terhadap merek, sikap konsumen terhadap organisasi sosial, tingkat kesesuaian kategori produk, dan tingkat kesesuaian merek berpengaruh secara signifikan terhadap sikap konsumen terhadap produk hasil aliansi, dan sikap konsumen ini berpengaruh pada niat beli konsumen. Temuan menunjukkan jenis produk yang beraliansi, yakni produk bertipe utilitarian (lebih mementingkan fungsi produk) dan high involvement (mengharuskan keterlibatan tinggi dari konsumen) membedakan perilaku konsumen dalam menyikapi kegiatan cause related marketing.With popularity growing of social marketing concepts and consciousness of the environmental issues in recent days, cause related marketing activities oriented in environmental conservation issues is also growing. Research aims is to examine the formation of consumer attitudes on cause related marketing activities, a marketing activities which undertaken a commercial brand with a nonprofit organization; in this research product is utilitarian product and also high involvement product, namely Air Conditioning (AC) and Refrigerator with Toshiba brand. Those products allied with two causes, namely Greenpeace Indonesia and WALHI. The research results show consumer attitudes towards brands, consumer attitudes toward cause, product category fit, and the brand fit significantly influence consumer attitudes toward alliance, and consumer attitudes toward alliance have an positive effect on consumer purchase intentions. The findings indicate the types of products, namely utilitarian products and high involvement product differentiate consumer behavior in cause related marketing activities.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Goemaere, Éric, Frédéric Hanut, Dominique Bosquet, et al. "Étude archéométrique et recherche de l’origine de la matière première des poteries produites dans l’agglomération gallo-romaine de Tourinnes-Saint-Lambert (Walhain, Belgique)." Revue du Nord 439, no. 1 (2021): 143–60. http://dx.doi.org/10.3917/rdn.439.0143.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Kolk, Ans. "Verificatie van milieuverslagen." Maandblad Voor Accountancy en Bedrijfseconomie 74, no. 9 (2000): 363–74. http://dx.doi.org/10.5117/mab.74.21751.

Full text
Abstract:
Een decennium na de publicatie van de eerste milieuverslagen zijn steeds meer bedrijven ertoe overgegaan regelmatig over hun milieuaspecten te rapporteren. Dit gebeurt op verschillende manie-ren: door het opnemen van milieu-informatie in het financiële of sociale verslag, of door het uit-brengen van een apart duurzaamheids- of milieu-verslag. Een afzonderlijk milieuverslag, meestal op papier maar in toenemende mate ook elektro-nisch, is hierbij verreweg het gebruikelijkst. Uit recent onderzoek naar de stand van zaken bij de 100 grootste ondernemingen in 11 landen blijkt dat 24% een milieuverslag publiceert; in 1993 was dat nog 12% en in 1996 17% (KPMG, 1993; KPMG, 1997; KPMG/WIMM, 1999). Met 25% scoort Nederland gemiddeld. In Duitsland, de Scandinavische landen, Groot-Brittannië en de Verenigde Staten worden relatief meer milieuver-slagen gepubliceerd, in België, Finland, Australië en Frankrijk aanzienlijk minder. Van de 250 grootste multinationale onderne-mingen van de Fortune-lijst brengt 35% een ver-slag uit; voor financiële bedrijven ligt dit percen-tage met 15% overigens veel lager dan voor de overige sectoren, waarvan 44% rapporteert (Kolk, Walhain en Van de Wateringen, 2001; KPMG/ WIMM, 1999). Deze tendens, dat de industriële, meer ‘vervuilende’ sectoren vooroplopen, terwijl verslaglegging bij banken, verzekeraars en dienst-verlenende bedrijven minder gebruikelijk is, geldt in het algemeen. Dit heeft veel te maken met de redenen voor het publiceren van een milieuver-slag.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Robertua, Verdinand. "THE DECONSTRUCTION AND RECONSTRUCTION OF GLOBAL ENVIRONMENTAL GOVERNANCE: CASE STUDY OF PEAT RESTORATION AGENCY." Jurnal Asia Pacific Studies 2, no. 2 (2018): 180. http://dx.doi.org/10.33541/japs.v2i2.789.

Full text
Abstract:
Forest fires in 2015 in Indonesia has destructed severely Indonesian peat and forest. Peat Restoration Agency was established to restore degraded peat and protect the remaining intact peat. The problem is that Indonesia has complex political administration and isolated peatland. Meanwhile there is significant wave of states retreat from global environmental governance. This research would like assess the performance of global environmental governance using the case study of Peat Restoration Agency.
 This research is a qualitative study with the emphasis of conceptual and theoretical development. Environmental Studies of English School and global environmental governance are the theoretical and conceptual focus respectively. Primary data is collected through semi-structured interview with head of Peat Restoration Agency, environmental activists in WWF Indonesia, WALHI and Greenpeace Indonesia.
 There are two key finding in this research. Firstly, the absence of immutability thesis is essential for expanding pluralism in Environmental Studies of English School (ESES). Secondly, deconstruction and reconstruction of global environmental governance has implication toward the reconstruction of environmental diplomacy.
 Keywords: Peat Restoration Agency, Environmental Studies of English School, environmental diplomacy, Global Environmental Governance, peatland
 Abstrak
 Kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 2015 telah menghancurkan lahan gambut yang sangat luas. Merespons kerusakan tersebut, Badan Restorasi Gambut dibentuk dengan tujuan memulihkan lahan gambut yang rusak dan melindungi lahan gambut yang utuh. Inisiatif ini menghadapi masalah dimana Indonesia memiliki sistem pemerintahan yang kompleks dan lahan gambut yang sulit diakses dari pusat pemerintahan. Tata kelola lingkungan global juga menghadapi masalah dimana negara anggotanya memilih untuk bersikap pasif. Penelitian ini mengevaluasi kinerja dari tata kelola lingkungan global melalui studi kasus Badan Restorasi Gambut. 
 Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tujuan penelitian yaitu pengembangan konsep tata kelola lingkungan global dan teori Environmental Studies of English School. Data primer diperoleh melalui serangkaian wawancara dengan kepala Badan Restorasi Gambut, aktivis lingkungan WWF Indonesia, WALHI dan Greenpeace Indonesia 
 Terdapat dua kesimpulan yang diperoleh penelitian ini. Pertama, penghapusan immutability thesis merupakan bagian dari pengembangan pluralisme dalam Environmental Studies of English School. Kedua, dekonstruksi dan rekonstruksi tata kelola lingkungan global berimplikasi terhadap rekonstruksi diplomasi lingkungan. 
 Kata kunci: Badan Restorasi Gambut, Environmental Studies of English School, diplomasi lingkungan, tata kelola lingkungan global, lahan gambut
 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Rusmilyansari, Rusmilyansari, and Emmy Sri Mahreda. "RESOLUSI KONFLIK NELAYAN DI PERAIRAN TERITORIAL KABUPATEN KOTABARU." Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia 11, no. 2 (2019): 89. http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.11.2.2019.89-99.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan: Mengetahui Tipologi konflik, Mengembangkan resolusi konflik dan memetakan kelembagaan resolusi konflik. Penelitian menggunakan metode studi kasus. Data bersumber pada data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan metode snowballing melalui key informan. Data sekunder dikumpulkan berdasarkan dokumen-dokumen di masa lalu serta klipping surat kabar. Data dianalisis secara deskriptif, spot mapping, times line. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Konflik nelayan pada kasus pembagian daerah penangkapan ikan merupakan tipologi yuridiksi perikanan, nelayan masih menganut pola pemmbagian zona daerah penangkapan tradisional. Konflik nelayan pada kasus perbedaan alat tangkap tradisional dan modifikasi termasuk tipologi alokasi internal dan mekanisme pengelolaan. Masalah lainnya adalah adanya perbedaan posisi, kebutuhan, kepentingan, pandangan dan konteks dikalangan nelayan dalam posisi yang sama. (2) Resolusi konflik lampara dasar diselesaikan dengan cara negosiasi secara kekeluargaan, tidak ada kesepakatan tertulis. Resolusi konflik dapat juga terjadi secara avoidance yang berhenti dengan sendirinya berdasarkan kesadaran masing-masing. (3) Lembaga yang terlibat dalam penyelesaian konflik yaitu DKP Kalsel, DKP Kotabaru, INSAN, TNI AL, Polair, Polres/Polsek, WALHI, DPRD, POKMASWAS. Diperlukan teknologi komunikasi informasi yang dapat diterima dengan cepat agar konflik dapat terdeteksi sedini mungkinThe objectives of this study are: finding out the typology of conflict, develop conflict resolution and mapping the institutional conflict resolution. The study used case study method. Data is sourced from primary and secondary data. Primary data collection is done by observation and snowballing method through key informant. Secondary data are collected based on past documents and newspaper clippings. Data were analyzed descriptively, spot mapping and times line. The results of the research show (1) Fisherman conflicts in the case of division of fishing areas is a typology of fishery jurisdiction in which fishermen still adhere to the traditional zone pattern of fishing areas. Conflicts in traditional fishing gear warfare cases and modifications was part of the internal allocation typology and management mechanisms. Other sources of conflict were different positions, needs, interests, views and context among fishermen in the same position. (2) Conflict resolution due to the use of lampara dasar (mini trawl) is settled by means of a familial negotiation, no written agreement. Avoidance is another Conflict resolution, based on their respective awareness. (3) Institutions involved in conflict resolution are DKP Kalsel, DKP Kotabaru, INSAN, TNI AL, Polair, Polres / Polsek, WALHI, DPRD, POKMASWAS. There is a need for information communications technology that can be received quickly so that the conflict can be detected as early as possible.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Suardi, Wahdania, and Suswanta Suswanta. "Advocacy Coalition Framework Dalam Tata Kelola Perkotaan Berbasis Ruang Terbuka Hijau Di Kota Makassar." Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) 9, no. 2 (2020): 146. http://dx.doi.org/10.31314/pjia.9.2.146-154.2020.

Full text
Abstract:
This study aims to describe the role of the government-private and role of the government-NGO coalition in Green Open Space Based Urban Governance in Makassar City. This type of research is qualitative, research conducted to systematically search for and compile all data obtained, both interview data, field notes and other data that support research. The results of this study indicate that the confidence of the private / private sector in the city government green open space policy is still low because the government's political will problem is that it does not involve all components in the private sector. One of the strategies is optimizing planters in RTR in strategic areas such as in the Untia region. The strategy that is pressed on the private sector is segmentation of activities that can increase green open space. Decisions taken by the private or private sector are based on the mission of the organization itself which has environmental concerns as outlined through CSR programs, the program is not intervened by the city government. Although there have been Regional Regulations Number 3 of 2014 concerning the arrangement and management of green open spaces but not yet assessed WALHI has provided significant progress for the addition of RTH in Makassar Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran koalisi pemerintah-swasta dan peran koalisi pemerintah-LSM Dalam Tata Kelola Perkotaan Berbasis Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, penelitian yang dilakukan untuk mencari dan menyusun secara sistematis seluruh data yang diperoleh baik itu data hasil wawancara, catatan lapangan dan data-data lain yang sifatnya menunjang penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keyakinan sektor swasta/privat terhadap kebijakan RTH pemerintah kota masih rendah karena persoalan political will dari pemerintah yang kurang melibatkan seluruh komponen pada sektor swasta. Salah satu strateginya adalah optimalisasi penanam pada RTR Kawasan strategis seperti di Kawasan Untia. Strategi yang ditekan pada pihak swasta adalah segmentasi pada kegiatan yang dapat meningkatkan ruang terbuka hijau. Keputusan yang diambil sektor privat atau swasta adalah berdasarkan misi dari organisasi itu sendiri yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang dituangkan melalui program CSR, program tersebut tidak mendapat intervensi oleh pemerintah kota. Meskipun telah ada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang penataan dan pengelolaan ruang terbuka hijau namun belum dinilai WALHI memberikan kemajuan berarti bagi penambahan RTH di Kota Makassar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Suardi, Wahdania, and Suswanta Suswanta. "Advocacy Coalition Framework Dalam Tata Kelola Perkotaan Berbasis Ruang Terbuka Hijau Di Kota Makassar." Publik (Jurnal Ilmu Administrasi) 9, no. 2 (2020): 146. http://dx.doi.org/10.31314/pjia.9.2.146-154.2020.

Full text
Abstract:
This study aims to describe the role of the government-private and role of the government-NGO coalition in Green Open Space Based Urban Governance in Makassar City. This type of research is qualitative, research conducted to systematically search for and compile all data obtained, both interview data, field notes and other data that support research. The results of this study indicate that the confidence of the private / private sector in the city government green open space policy is still low because the government's political will problem is that it does not involve all components in the private sector. One of the strategies is optimizing planters in RTR in strategic areas such as in the Untia region. The strategy that is pressed on the private sector is segmentation of activities that can increase green open space. Decisions taken by the private or private sector are based on the mission of the organization itself which has environmental concerns as outlined through CSR programs, the program is not intervened by the city government. Although there have been Regional Regulations Number 3 of 2014 concerning the arrangement and management of green open spaces but not yet assessed WALHI has provided significant progress for the addition of RTH in Makassar Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran koalisi pemerintah-swasta dan peran koalisi pemerintah-LSM Dalam Tata Kelola Perkotaan Berbasis Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, penelitian yang dilakukan untuk mencari dan menyusun secara sistematis seluruh data yang diperoleh baik itu data hasil wawancara, catatan lapangan dan data-data lain yang sifatnya menunjang penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keyakinan sektor swasta/privat terhadap kebijakan RTH pemerintah kota masih rendah karena persoalan political will dari pemerintah yang kurang melibatkan seluruh komponen pada sektor swasta. Salah satu strateginya adalah optimalisasi penanam pada RTR Kawasan strategis seperti di Kawasan Untia. Strategi yang ditekan pada pihak swasta adalah segmentasi pada kegiatan yang dapat meningkatkan ruang terbuka hijau. Keputusan yang diambil sektor privat atau swasta adalah berdasarkan misi dari organisasi itu sendiri yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang dituangkan melalui program CSR, program tersebut tidak mendapat intervensi oleh pemerintah kota. Meskipun telah ada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang penataan dan pengelolaan ruang terbuka hijau namun belum dinilai WALHI memberikan kemajuan berarti bagi penambahan RTH di Kota Makassar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Rizal, Moch Choirul. "KEBIJAKAN KRIMINALISASI TENTANG DEFORESTASI DI JAWA TIMUR." Jurnal Hukum Samudra Keadilan 13, no. 2 (2018): 211–24. http://dx.doi.org/10.33059/jhsk.v13i2.915.

Full text
Abstract:
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) of East Java noted that 30% of forest in East Java is deforested every year due to land conversion, illegal logging, fire, and erosion. In fact, East Java has a legal policy in the form of local regulations that have a spirit against deforestation. However, the policy of such law substantially contains problematics, for example, the equation of formulation of criminal acts with the Law of the Republic of Indonesia Number 18 of 2013 on Prevention and Eradication of Forest Destruction, which resulted in the regional regulations will be ruled out. Therefore, this conceptual study offers an idea of ​​the need for an update to the criminalization policy on deforestation in the local regulation. In the future, the criminalization policy on deforestation in regional regulations in East Java should contain specific and unregulated formulations of criminal acts in the law, for example, prohibit any form of action that results in the capacity of communities to participate in the prevention and eradication of deforestation practices.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Rahayu, Sri, Susi Fitria Dewi, and Henni Muchtar. "Strategi Penyelesaian Konflik Irigasi di Kabupaten Tanah Datar (Studi Masyarakat Petani Nagari Pangian)." Journal of Civic Education 2, no. 3 (2019): 141–48. http://dx.doi.org/10.24036/jce.v2i3.159.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengungkapan strategi penyelesain konflik antara masyarakat petani dengan perusahaan pelaksana proyek Daerah Irigasi Batang Sinamar yaitu perusahaan PT. Waskita Karya Basuki Brahmanta Putra Join Operation terkait dampak pembangunan proyek Daerah Irigasi Batang Sinamar di Nagari Pangian Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dimana pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari, masyarakat, pihak perusahaan, koordinator masyarakat, wali jorong Koto Gadang, wali nagari Pangian, camat Lintau Buo, WALHI Sumatera Barat, ketua PBHI Sumatera Barat, pemuda Pangian, tokoh masyarakat, Kerapatan Adat Nagari Pangian, dan perwakilan suku Nagari Pangian. Data terdiri data primer dan data sekunder. Data primer terkait dengan strategi penyelesain konflik dan data sekunder terkait dengan dokumen-dokumen pendukung yang berkaitan dengan objek kajian, selanjutnya dianalis secara kualitatif dengan tahapan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam penyelesain konflik ini strategi yang digunakan adalah Non-Litigasi, dimana kedua pihak berkompromi untuk menyelesaikankan konflik ini sehingga ditemukan sebuah kesepakatan untuk dapat memenuhi setiap kebutuhan dan kepentingan kedua belah pihak yang berkonflik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Wibisana, Andri Gunawan. "TANGAN TUHAN DI PENGADILAN: DALIH BENCANA ALAM DAN PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DALAM KASUS LINGKUNGAN." Jurnal Hukum & Pembangunan 41, no. 1 (2011): 101. http://dx.doi.org/10.21143/jhp.vol41.no1.238.

Full text
Abstract:
AbstrakArtikel ini menganalisis putusan pengadilan pada penggunaan bencana alam sebagaipembelaan dalam kasus perbuatan melawan hukum. Memang ada setidaknya tiga kasuslingkungan di Indonesia, di mana terdakwa terpaksa melakukan pembelaan bencana alamsebagai pembelaan mereka. Artikel ini berfokus pada satu kasus, yaitu Walhi v Lapindo, dkk.Artikel ini bertujuan mengukur perbedaan antara kasus Indonesia dengan kasus gugatan ASmelibatkan apa yang disebut "Kuasa Tuhan". Secara khusus, artikel ini mencoha untuk membahas pertanyaan tentang apakah bukti harus ditetapkan oleh pihak yang mengklaimbahwa yang menderita kerusakkan disebabkan oleh bencana alam. Dengan demikian, artikelini akan mencari aturan-aturan yang mendasari dalam definisi bencana alam, hubungan antara tindakan pembelaan Tuhan dan aturan kewajiban, dan kemampuan meramalkan kebutuhan dalam hukum ganti-rugi. Sebagai kesimpulan, artikel ini menerangkan bahwa dibandingkan dengan rekan-rekan AS, pengadilan Indonesia tidak memiliki konsistensi dan penalaran logis dalam keputusan mereka pada pembelaan bencana alam. Menyusul keputusan tentang penggunaan tindakan pembelaan Tuhan di pengadilan AS, artikel ini berpendapat bahwa untuk menciptakan konsistensi dalam pengambilan keputusan pengadilan, pembelaan harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti menjadi luar biasa, tak terduga, dan bebas dari campur tangan manusia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Ahmada, Saqib Fardan, and S. Susetiawan. "WARGA BERDAYA SEBAGAI SUBPOLITIK DAN KAMPANYE JOGJA ASAT: PENOLAKAN PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN DI YOGYAKARTA." Jurnal Pengembangan Kota 9, no. 1 (2021): 85–98. http://dx.doi.org/10.14710/jpk.9.1.85-98.

Full text
Abstract:
Artikel ini berangkat dari kampanye Jogja Asat yang digunakan oleh warga berdaya dalam melakukan penolakan hotel dan apartemen di Yogyakarta. Konsep subpolitik milik Ulrich Beck kemudian menjadi pilihan untuk menganalisis kasus tersebut. Dengan uraian di atas, penelitian ini mengajukan pertanyaan utama yaitu bagaimana proses warga berdaya sebagai fenomena subpolitik menolak atas pembangunan hotel dan apartemen di Yogyakarta melalui kampanye Jogja Asat. Proses penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus dengan analisis deskriptif. Penelitian ini kemudian menunjukan bahwa warga berdaya merupakan bagian dari realitas subpolitik sebagaimana dijelaskan Ulrich Beck. Subpolitik di sini berangkat dari temuan bahwa warga berdaya bukan merupakan organisasi formal, melainkan sebuah koalisi warga yang juga terhubung dengan organisasi masyarakat sipil lain seperti Wahana Lingkingan Hidup (WALHI), Indonesia Visual Art Archive (IVAA), hingga Watchdoc. Melalui kampanye Jogja Asat, warga berdaya berusaha melakukan kontra narasi dari kemajuan pariwisata yang ada di Yogyakarta. Pada prosesnya, warga berdaya sebagai subpolitik aktivitasnya tidak hanya sekedar berkampanye tentang Jogja Asat saja. Warga berdaya juga turut memberdayakan masyarakat menuju kesadaran kritis terhadap lingkungan dan membangun jejaring dengan berbagai pihak yang mengalami keresahan akibat perkembangan hotel dan apartemen dalam industri pariwisata di Yogyakarta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Nugroho, Antonius Aditantyo. "Analisis Putusan PTUN NO. 7/G/LH/2019/PTUN.BNA Antara Walhi Melawan Gubernur Aceh Atas Penerbitan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pembangunan PLTA Tampur." Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia 6, no. 1 (2020): 126. http://dx.doi.org/10.38011/jhli.v6i1.152.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Aulia, Dini. "POLEMIK EKSTRAKSI LOGAM TANAH JARANG (STUDI TERHADAP PERENCANAAN POLITIK PEMERINTAH PROVINSI BANGKA BELITUNG)." Scripta: Jurnal Ilmiah Mahasiswa 2, no. 2 (2020): 115–28. http://dx.doi.org/10.33019/scripta.v2i2.86.

Full text
Abstract:
Pulau Bangka dan Pulau Belitung merupakan penyumbang hasil pertambangan timah terbesar bagi Indonesia. Dalam aktivitas penambangan timah yang dilakukan di Kepulauan Bangka Belitung ternyata timah menghasilkan mineral ikutan atau disebut sebagai produk sampingan timah berupa kandungan mineral seperti zircon, monasit, dan xenotim, yang dinamakan sebagai logam tanah jarang (LTJ). Hasil mineral ikutan tersebut ternyata mempunyai ragam polemik dalam tahap perencanaan serta pengelolaannya yang disebut sebagai “konflik mineral LTJ”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perencanaan pemerintah Provinsi Bangka Belitung dalam pengelolaan logam tanah jarang (LTJ) dan mengidentifikasi tantangan dalam pengelolaan logam tanah jarang (LTJ) di Provinsi Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan teori James E. Anderson tentang proses kebijakan publik. Teori ini menjelaskan ada tiga tahapan dalam perumusan kebijakan yaitu formulasi masalah, formulasi kebijakan, dan penentuan kebijakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun data primernya diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang berjumlah 8 orang yang berasal dari Distamben, BAPPEDA, Dinas Lingkungan Hidup, Wakil Gubernur, WALHI, Dosen, serta pengusaha tambang. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perencanaan kebijakan terkait pengelolaan LTJ sudah mulai dilakukan, namun akan memerlukan beberapa tahapan lainnya serta kerja sama dari stakeholder yang berkaitan dengan pertambangan. Tantangan dalam pengelolaan LTJ juga menjadi hal yang harus dihadapi seperti dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dari zat radioaktif yang terkandung dalam mineral LTJ, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam pengelolaan proses pemisahan mineral LTJ, serta keterbatasan teknologi juga menjadi tantangan dalam pengelolaan LTJ di Provinsi Bangka Belitung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Putri, Tika Novis, Nova Asriana, and Yoska Farhabi. "STRATEGI PERANCANGAN KAWASAN PERUMAHAN BERKELANJUTAN DENGAN PENDEKATAN WATER SENSITIVE URBAN DESIGN DI KAWASAN BANDUNG UTARA." Jurnal Arsitektur ARCADE 5, no. 1 (2021): 92. http://dx.doi.org/10.31848/arcade.v5i1.631.

Full text
Abstract:
Abstract: The rapid growth of settlement in the northern part of Bandung, as well as known KBU, increases slightly as an impact of the economy growth in the capital city of West Java. These influences strongly has some effects, such as the changing of land use and the decreasing of water absorption. For instance, the agricultural land area, the conservation area and the green area become settlement area and commercial area, therefore this area is a lack of absorption area due to the declining the green area. These evidences are following checked according to the WALHI’s data, around 70% of green area, such as protected forest, agricultural land, and plantation area leads to be settlement area, residential area and commercial area. Mostly Bandung Raya, included Cimahi, South Bandung, and Kabupaten Bandung get flood as the effect of these issues, especially when rain season. Based on the issues explanation and evidences, this research aims to have problem solving in the development of environmental friendly settlement and residential area that will lead to sustainable residences and conservation area. This research purpose is to conduct experimental-based and explorative-based the development model of sustainable residences in the Kelurahan Citeureup, one of sub-district in the North Bandung, through Water Sensitive Urban Design (WSUD) approach. This approach is not only study from architectural aspect, but also study from landscape and the utilities aspects. Meanwhile, this method of this study is to conduct morphology analysis to recognize the pattern and urban structure, also the water flow patterns in this area. The result then will be used to elaborate the strategic developing for environmental friendly settlement and residential area (sustainable residences, especially in water well-disposed so that to reduce the flood impact when rain season, the shortage rainfall when dry season, and to fulfill further the sustainability of water needs.Abstrak: Pertumbuhan pemukiman di Kawasan Bandung Utara (KBU) terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat. Dampak dari pertumbuhan ini adalah terjadinya alih fungsi lahan, yang sebelumnya merupakan lahan pertanian dan perkebunan, menjadi kawasan pemukiman. Sebagai Kawasan yang diandalkan menjadi daerah resapan air, kondisi KBU saat ini cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh WALHI, sekitar 70% lahan hijau yang berupa hutan lindung, lahan pertanian dan perkebunan telah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman dan komersial. Dampaknya, dapat dilihat saat musim penghujan, dimana banjir terjadi hampir di sebagian wilayah Bandung Raya, mencakup Wilayah Cimahi, Bandung Selatan, Kabupaten Bandung, dan sekitarnya. Berdasarkan isu tersebut, diperlukan solusi terkait model pengembangan kawasan perumahan ramah lingkungan (perumahan berkelanjutan) yang mampu berperan sebagai kawasan konservasi air, selain sebagai tempat bermukim.Melalui pendekatan Water Sensitive Urban Design (WSUD), penelitian ini mencoba mengeksplorasi model pengembangan perumahan berkelanjutan di Kelurahan Citeureup, salah satu kelurahan di Kawasan Bandung Utara, tidak hanya dari segi arsitektur bangunan, namun juga terkait lansekap dan utilitas kawasan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis morfologi kawasan untuk memahami pola dan struktur ruang kawasan dan pola pergerakan aliran air. Hasil dari analisis tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan perumahan yang ramah lingkungan (perumahan berkelanjutan) khususnya dalam hal ini ramah air, sehingga dapat turut mengurangi dampak banjir ketika musim penghujan, kekeringan di musim kemarau, serta untuk memenuhi kebutuhan air berkelanjutan di masa depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Han, Haibin, Xiaorong Zhou, and Baoping Pang. "The complete mitochondrial genome ofAngaracris rhodopaFischer & Walheim (Orthoptera: Acridoidea)." Mitochondrial DNA, November 24, 2014, 1–2. http://dx.doi.org/10.3109/19401736.2014.982589.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Santoso, Singgih. "FORMATION OF CONSUMER ATTITUDE THROUGH CAUSED RELATED MARKETING ACTIVITY IN HEDONIC AND LOW INVOLVEMENT PRODUCT." Journal of Management and Business 12, no. 2 (2015). http://dx.doi.org/10.24123/jmb.v12i2.24.

Full text
Abstract:
Marketing activity that involving social organization, called cause related marketing (CRM), it popularly applied on so many product and service marketing activity. Using signal theory, this research empirically test consumer’s attitude establishment in two different brands that alliance to each other, also the impact to consumer’s purchase intentions. Research design was experimental research with 2 x 2 factorial designs. Experimental activity involved two different kinds of brand which were including to experience product, hedonic product, and low involvement, which are Cofeemix instant coffee and Van Houten chocolate bar, with two different social organizations, Greenpeace and WALHI. Research finding showed that the activity of CRM effectively influence on consumers' purchasing intentions for those brands; even though the variable of consumer’s attitudeAktivitas pemasaran yang melibatkan organisasi social disebut cause related marketing (CRM). Penelitian ini menggunakan teori sinyal dan menguji secara empiris sikap konsumen terhadap dua merek, yaitu produk hedonic dan prduk low involvement. Organisasi social yang digunakan ada dua yaitu Greenpeace dan WALHI. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen 2 x 2 desain factorial dengan menggunakan dua merek yaitu Coffeemix instant dan coklat Van Houten dalam setting dua perusahaan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CRM secara efektif mempengaruhi niat membeli konsumen untuk kedua merek tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Darsono, Febryandi. "Koalisi Ornop Pasca Orde Baru: Studi tentang Jaringan Walhi dalam Kampanye Isu Hutan." MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi 16, no. 1 (2011). http://dx.doi.org/10.7454/mjs.v16i1.4878.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!