Siga este enlace para ver otros tipos de publicaciones sobre el tema: House of Hamengku Buwono.

Artículos de revistas sobre el tema "House of Hamengku Buwono"

Crea una cita precisa en los estilos APA, MLA, Chicago, Harvard y otros

Elija tipo de fuente:

Consulte los 50 mejores artículos de revistas para su investigación sobre el tema "House of Hamengku Buwono".

Junto a cada fuente en la lista de referencias hay un botón "Agregar a la bibliografía". Pulsa este botón, y generaremos automáticamente la referencia bibliográfica para la obra elegida en el estilo de cita que necesites: APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

También puede descargar el texto completo de la publicación académica en formato pdf y leer en línea su resumen siempre que esté disponible en los metadatos.

Explore artículos de revistas sobre una amplia variedad de disciplinas y organice su bibliografía correctamente.

1

Adianti, Istiana, Ikaputra Ikaputra, and Dwita Hadi Rahmi. "Impact Permeability Study Transition from Residential Function to Educational Function in Dalem Mangkubumen, Yogyakarta." Journal of Urban Society's Arts 11, no. 2 (2024): 114–24. https://doi.org/10.24821/jousa.v11i2.12268.

Texto completo
Resumen
Dalem Mangkubumen, is a residential house specifically for nobles in the Yogyakarta Sultanate. Dalem Mangkubumen itself was built as the home of the crown prince Sri Sultan Hamengku Buwono VI. It cannot be denied that Mangkubumen has the largest land area and grandeur like Karton Yogyakarta. It was built in 1876 and still stands today. Since its founding until now, its function has changed, it was built as a residence and then changed to an educational function. This change in function has an impact on changes in building use and building additions to meet their needs. This qualitative researc
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Wiyono, Erina, Nuning Yanti Damayanti, Achmad Haldani Destiarmand, and Yan Yan Sunarya. "Padma Flower Ornaments on the Gedhe Kauman Mosque in Yogyakarta and Its Transformation." Local Wisdom Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal 17, no. 1 (2025): 16–31. https://doi.org/10.26905/lw.v17i1.13170.

Texto completo
Resumen
The pride in the identity of a nation which is associated with the long history can be transformed into a valuable asset for both the present and the future. This can be achieved through the development of cultural heritage in the form of the artifacts owned. The diverse traditions associated with past legacies establish an inseparable connection between Indonesia and cultural history. An example of cultural heritage are the buildings that serve as evidence of the activities conducted in the past. Moreover, the influence of cultural, religious, and social systems caused by acculturation is evi
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Untung, Sulistiani. "TRANSIT, TRANSISI, DAN TRANSFORMASI TARI SRIMPI PANDHÈLORI GAYA YOGYAKARTA." Kebudayaan 16, no. 1 (2021): 71–88. http://dx.doi.org/10.24832/jk.v16i1.388.

Texto completo
Resumen
ABSTRAK
 Tari Srimpi Pandhèlori merupakan tari klasik yang berasal dari Yogyakarta. Tari Srimpi Pandhèlori merupakan salah satu bentuk tari Srimpi yang cukup dikenal di kalangan masyarakat. Tari Srimpi Pandhèlori dari masa ke masa diduga mengalami perubahan kepemilikan. Tari ini diciptakan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VI. Kemudian berkembang kembali di masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono selanjutnya. Pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VII, tari Srimpi Pandhèlori diberi tema berupa peperangan antara Dewi Kadarwati dan Umyum Madikin, yang diambil dari cerita
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Priambodo, Marcelinus Justian. "MODEL KEPENGAYOMAN SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO X SAAT PANDEMI MELALUI TUTURAN “TIDHA-TIDHA” DALAM SAPA ARUH." Widyaparwa 49, no. 2 (2021): 376–86. http://dx.doi.org/10.26499/wdprw.v49i2.847.

Texto completo
Resumen
This research aims to describeconcept from 'tidha-tidha’ and analyze the affect of the concept of 'tidha-tidha' made by Sri Sultan Hamengku Buwono X with the conceptual metaphor of the coronavirus in the society of Yogyakarta. Data in this research is internal because it is only based on the reading of Serat Kalatidha and the transcript of Sri Sultan Hamengku Buwono X's speech. This research method uses the theory ofconceptual errors in cognitive linguistic. Sri Sultan Hamengku Buwono X interprets ‘tidha-tidha’ as contemplation with ourselves, others, and God. This new disaster has made people
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Agustin, Ruli, Atik Winanti, and Imas Novita Juaningsih. "POLEMIK SABDA RAJA SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO X DALAM LITERATUR HUKUM TATANEGARA INDONESIA." IBLAM LAW REVIEW 4, no. 1 (2024): 388–96. http://dx.doi.org/10.52249/ilr.v4i1.258.

Texto completo
Resumen
Sabda Raja Sri Sultan Hamengku Buwono X adalah sebuah putusan yang dikeluarkan oleh Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 2015 yang berisi tentang penetapan anaknya yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja sekaligus sebagai gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta (D.I.Y) setelah Undang-undang mengenai Otonomi Daerah Istimewa Jogjakarta di open legal policy oleh Mahkamah Konstitusi. Dalam peneletian ini pada akhirnya menimbulkan beberapa pertanyaan apakah bisa Sabda Raja mengubah Undang-undang Daerah Iistimewa Jogjakarta? Lalu yang kedua, apakah putusan Sabda Raja Sri Hamengku Buwono X ini ber
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Nuraeni, Fitri. "Busana Sultan Hamengku Buwono IX dalam Perspektif Integrasi Struktural." Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain 21, no. 3 (2018): 169–76. http://dx.doi.org/10.24821/ars.v21i3.2904.

Texto completo
Resumen
Sultan Hamengku Buwana IX merupakan seorang raja keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang melewati tiga zaman, antara lain: masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, masa pemerintahan Jepang, dan setelah Indonesia merdeka. Ia juga ikut andil dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia, salah satunya menjadi Wakil Presiden pada masa pemerintahan Presiden Suharto. Selain itu sejak usia empat tahun ia (Dorodjatun) telah tinggal bersama keluarga Belanda dan kemudian melanjutkan pendidikan di Negeri Belanda. GRM. Dorodjatun memiliki latar belakang kehidupan dan perjalanan hidup yang mena
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Wijanarko, Fajar. "PISTHA AGENG: PERUBAHAN POLA JAMUAN BANGSAWAN YOGYAKARTA TAHUN 1855-1939." Prajnaparamita 10, no. 1 (2021): 41–57. http://dx.doi.org/10.54519/prj.v10i1.36.

Texto completo
Resumen
Meski pola jamuan bergaya Eropa telah dikenal sejak awal abad ke-19, tetapi secara terbuka Sri Sultan Hamengku Buwono VI memilih untuk mengadaptasinya sebagai pola baru dalam jamuan di Keraton Yogyakarta. Perubahan tersebut secara nyata terjadi antara rentang waktu 1855-1921 yang merupakan periode pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI hingga Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Ketiga sultan kemudian merangsang setiap perubahan dalam pola jamuan dengan kebijakannya masing-masing. Mengamati data sejarah tersebut, kajian ini selanjutnya mengedepankan paparan historiografi multidimensi. Dalam ha
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Pradana, Cerry Surya, and R. Setyastama. "Pendidikan Tata Krama dan Sopan Santun dalam Pertunjukan Tari Klasik Gaya Yogyakarta di Bangsal Srimanganti Keraton Yogyakarta." Jurnal Gama Societa 1, no. 1 (2018): 53. http://dx.doi.org/10.22146/jgs.34049.

Texto completo
Resumen
Yogyakarta merupakan satu di antara beberapa destinasi wisata unggulan di Indonesia. Keunikan dan kelebihankegiatan pariwisata di Yogyakarta, terletak pada budaya lokal yang ada di dalamnya. Di antara budaya lokal tersebut,Tari Klasik Gaya Yogyakarta atau Joged Mataram adalah salah satu daya tariknya. Tarian ini diciptakan oleh SriSultan Hamengku Buwono I, sebagai tarian sakral di Keraton Yogyakarta. Dulunya, tarian ini eksklusif menjadimilik Keraton Yogyakarta, namun sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII, masyarakat umum dapat berlatihdan mementasankannya. Bahkan sejak masa pemerintahan S
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Nur'aini, Fitria, Sumarwati Sumarwati, and Djoko Sulaksono. "Symbolic Meaning in the Commemoration Ceremony of Sultan Hamengku Buwono X Coronation in COVID-19 Pandemic." Humaniora 13, no. 3 (2022): 205–15. http://dx.doi.org/10.21512/humaniora.v13i3.7812.

Texto completo
Resumen
The research aimed to (1) describe the procession and ubarampe offerings in the commemoration ceremony of Sultan Hamengku Buwono X’s coronation during the COVID-19 pandemic, and (2) analyze the symbolic meaning of it. The research applied a qualitative research that used an ethnographic approach. Data collection techniques used were passive participant observation techniques and in-depth interviews with abdi dalem (courtier) of Yogyakarta palace and cultural experts. So, the selection of research subjects used the snowball sampling technique. The data obtained were validated by the source tria
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Iswantoro, Iswantoro. "Peranan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam Menegakkan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia." JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) 3, no. 2 (2020): 158. http://dx.doi.org/10.30829/juspi.v3i2.5601.

Texto completo
Resumen
<p>Tulisan ini menjelaskan tentang peranan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam menegakkan kemerdekaan negara Republik Indonesia. Di masa kemerdekaan Sultan dengan pemerintahan di Yogyakarta senantiasa mendukung Pemerintahan RI seperti mengirim surat ucapan selamat kepada Bung Karno dan Bung Hatta sehari setelah proklamasi kemerdekaan dan tahun 1946 ibukota Negara di pindah ke Yogyakarta karena suasana yang tidak menentu di Jakarta akibat serbuan tentara Belanda. Kantor dan gedung milik kesultanan dipinjamkan untuk kantor Pemerintahan RI tempat tinggal jawatan pemerintahan. Sultan juga me
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
11

Hartanto, Doni Dwi, Endang Nurhayati, and Sulis Triyono. "Javanese Pitutur in the Speech of Sri Sultan Hamengku Buwono X on Hardship Caused by the Corona Virus." Ranah: Jurnal Kajian Bahasa 12, no. 2 (2023): 405. http://dx.doi.org/10.26499/rnh.v12i2.4593.

Texto completo
Resumen
Expressions of culture in a region can be seen as a discourse that represents the cultural activities of people, and it may show the nature and characters of the society in dealing with problems. This research aims to interpret the Javanese pitutur delivered by Sri Sultan Hamengku Buwono X as the King of Yogyakarta to people living in his realm during the coronavirus pandemic. This descriptive qualitative research used a recording of Sri Sultan Hamengku Buwono’s speech entitled “Cobaning Gusti Allah Awujud Virus Corona”. Data were collected through a note-checking technique and were analyzed b
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
12

Latifah, Zuhrotul, Siti Maimunah, and Riswinarno -. "Masjid Pathok Negara Mlangi; Penjaga Islam Sunni Di Yogyakarta." Thaqafiyyat : Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam 21, no. 3 (2024): 33. http://dx.doi.org/10.14421/thaq.2022.22103.

Texto completo
Resumen
Abstract: This research examines the role of the Pathok Negoro Mlangi Mosque in preserving Sunni Islam in Yogyakarta. This mosque, also known as Masjid Jami’ An Nur, is closely related to the Yogyakarta Palace because it was built by Prince Hangabehi Sandiyo or Kiai Nur Iman, who was the elder brother of Sultan Hamengku Buwono I in 1758. The research questions addressed in this study are: What is the background of the establishment of the Pathok Negoro Mlangi Mosque? What is the role of the Pathok Negoro Mlangi Mosque in preserving Sunni teachings? This research employs the concept of the mosq
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
13

Yuana Tri Utomo. "MENGUNGKAP MOTIVASI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX MEMBANGUN SELOKAN MATARAM." Imanensi: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam 6, no. 2 (2021): 65–76. http://dx.doi.org/10.34202/imanensi.6.2.2021.65-76.

Texto completo
Resumen
Abstrak
 
 
 
 
 Abstrak: Mengungkap Motivasi Sultan Hamengku Buwono IX Membangun Selokan Mataram. Tujuan penelitian untuk mengetahui motivasi Sultan Hamengku Buwono IX membangun Selokan Mataram. Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan sumber data dari beberapa artikel dan literatur. Data dianalisis dengan pendekatan sejarah menggunakan metode interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga motivasi Sultan HB IX, yaitu kebijakan filosofis, ekonomis, dan nasionalisme. Motivasi filosofisnya adalah berasal dari ajaran Sunan Kalijaga bahwa kas
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
14

Raharja, Timbul Haryono, R. M. Soedarsono, and Adhi Susanto. "Pengaruh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada Seni Karawitan Kraton Yogyakarta." Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 15, no. 1 (2014): 43–51. http://dx.doi.org/10.24821/resital.v15i1.799.

Texto completo
Resumen
Gamelan sebagai alat musik atau karawitan sebagai produk musikal dari Kraton Yogyakartamempunyai beberapa karakter yang sangat khas. Karawitan masih dipergunakan sebagai suatu identitasdan diakui oleh masyarakat hingga saat ini. Pengembangan musikal ini bermula dari Sri SultanHamengku Buwono I. Ada dua alasan penting yang mendorong gagasan penciptaan karaktergamelan. Pertama, konsepsi kedudukan raja telah mendudukkan gamelan sebagai salah satu pusakapenting. Kedua, kepribadian Sultan yang maskulin, heroik, dan patriotik menjadi model pengembangan,memberi ciri khas pada masing-masing ricikan ga
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
15

Marihandono, Djoko. "SULTAN HAMENGKU BUWONO II: PEMBELA TRADISI DAN KEKUASAAN JAWA." Makara Human Behavior Studies in Asia 12, no. 1 (2008): 27. http://dx.doi.org/10.7454/mssh.v12i1.134.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
16

Purwanto, Bambang. "Nasionalis Pembaru Tanpa Kegaduhan: Biografi Manusiawi Sultan Hamengku Buwono IX." SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities 2, no. 2 (2018): 471. http://dx.doi.org/10.22146/sasdayajournal.36456.

Texto completo
Resumen
Ada satu hal yang selalu membekas setiap kali selesai membaca biografi, yaitu muncul kesan betapa pentingnya setiap figur itu di dalam proses sejarah yang dijalaninya. Setiap tokoh yang ada di dalam biografi itu selalu dihadirkan sebagai keutuhan diri yang sempurna, seseorang yang seakan-akan tidak pernah memiliki kekurangan layaknya seperti malaikat. Masing-masing tokoh hadir dengan kebesaran diri yang luar biasa, dan bahkan dalam banyak hal cenderung digambarkan melampaui kenyataan diri sebagai manusia, atau paling tidak seperti manusia super. Akibatnya, intersubjektivitas dalam penulisan se
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
17

Monfries, John. "Hamengku Buwono IX of Jogjakarta: From Sultan to Vice President." Life Writing 4, no. 2 (2007): 165–80. http://dx.doi.org/10.1080/14484520701559653.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
18

Purnomo, Heru. "PENGAKUAN HAK MILIK ATAS TANAH KASULTANAN DAN TANAH KADIPATEN." WICARANA 1, no. 1 (2022): 71–92. http://dx.doi.org/10.57123/wicarana.v1i1.17.

Texto completo
Resumen
Tanah Kasultanan atau yang lebih dikenal dengan istilah Sultanaat Grond (SG) dan tanah Kadipaten atau yang lebih dikenal dengan istilah Pakualamanaat Grond (PAG) sebelum sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta secara hukum administrasi pertanahan untuk pendaftaran tidak dapat dilakukan karena belum adanya kepastian hukum terhadap pelaksanaan pendaftaran tanahnya. Kajian terhadap pengakuan hak atas tanah milik Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan hak atas tanah milik Kadipaten Pakualaman diberikan oleh Negara melalui Undang-Undang
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
19

Wulan, Roro Retno, Catur Nugroho, and M. Nastain. "MEDIA DISCOURSE AND INTERNAL CONFLICT OF JAVANESE POWER IN YOGYAKARTA." JWP (Jurnal Wacana Politik) 8, no. 2 (2023): 166. http://dx.doi.org/10.24198/jwp.v8i2.46698.

Texto completo
Resumen
This paper attempts to reveal how the local media, Kedaulatan Rakyat, produces discourse on the Yogyakarta palace’s internal conflict involving Sri Sultan Hamengku Buwono X and his siblings. The Special Region of Yogyakarta as a province in Indonesia has a special government system that is different from other regions. The governor of Yogyakarta is not elected by the people like in other regions in Indonesia but is determined by the DPRD based on who serves as the King of the Yogyakarta Palace. This phenomenon becomes interesting when there are differences of opinion among the people and withi
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
20

Albiladiyah, Samrotul Ilmi. "Tipe Huruf Prasasti Masjid Girilaya." Berkala Arkeologi 14, no. 2 (1994): 191–96. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v14i2.722.

Texto completo
Resumen
Girilaya, salah satu dari ke-16 pedukuhan di Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri. Di bukit Girilaya terdapat masjid makam kuna. Pembangunan makam di bukit Girilaya atas prakarsa Sultan Agung. Di bawah makam, terdapat sebuah masjid kuna. Di masjid, tepatnya di dekat mimbar terdapat prasasti pendek yang ditulis di atas potongan batu putih berukuran 40 x 41 cm, tergeletak di antara mimbar dan tembok dinding. Prasasti masjid Girilaya yang ditulis dalam huruf maupun bahasa Jawa Baru, mempunyai variasi tipe huruf tersendiri tetapi masih menunjukkan kekunaan pada beberapa hurufnya. Berdasarkan pra
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
21

Zamzami, Rizal. "Sultan Hamengku Buwono IX: Manuver Stabilisasi dan Rehabilitasi Perekonomian Indonesia Awal Orde Baru." heritage 2, no. 2 (2021): 205–15. http://dx.doi.org/10.35719/hrtg.v2i2.54.

Texto completo
Resumen
Abstract The purpose of this paper is to describe the strategic steps for completing the stabilization and rehabilitation of the early New Order economy. The method used is a qualitative method using a historical approach and economic theory to examine the economic maneuvers of Sultan HB IX. The research method used is a historical research method in which there are 5 stages: topic selection, heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The result of this research is that after Sultan HB IX occupied strategic positions, namely Waperdam Ekubang, Menutama EKKU, and Minister
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
22

Suneko, Anon, Trustho Trustho, and Salsa Bila. "GATI LAMBANGSIH LARAS SLENDRO PATHET MANYURA SEBAGAI KARYA INOVASI KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: KAJIAN MUSIKALITAS DAN KARAKTER GENDING." Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi 21, no. 2 (2022): 216–24. http://dx.doi.org/10.33153/keteg.v21i2.4100.

Texto completo
Resumen
Gati Lambangsih laras slendro pathet manyura is one of the Yogyakarta musical styles which was created during the reign of Sri Sultan Hamengku Buwono X. This new creation in the ladrang format complements Beksan Bedaya's aesthetic Lambangsari, which was held at the Uyon-Uyon Hadiluhung event on December 28, 2020, at Kagungan Dalem Ward Srimanganti. Unlike other gending Gati, Gati This symbol is presented with a slendro-barreled gamelan in collaboration with brass section western wind music. Of course, the new taste of Gending Gati cannot be separated from the motivation and concept of its crea
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
23

Indrasari, Rahma. "ESTETIKA TARI SRIMPI RANGGA JANUR PADA MASA SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO VIII DI KRATON YOGYAKARTA." Joged 16, no. 2 (2020): 141–58. http://dx.doi.org/10.24821/joged.v16i2.4678.

Texto completo
Resumen
Srimpi atau Serimpi merupakan suatu komposisi tari putri gaya Yogyakarta yang pada umumnya didukung oleh empat orang penari. Srimpi Rangga Janur merupakan tari klasik gaya Yogyakarta yang terdapat pada Manuskrip mulai masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, mengungkap, dan mendeskripsikan estetika tari Srimpi Rangga Janur pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan estetika. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik analisis data menggunakan an
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
24

Anna Zakiah Derajat, Toni Kurniawan. "LARANGAN DEMO OLEH SULTAN HAMENGKU BUWONO X PASCA DEMO 8 OKTOBER 2020 DI YOGYAKARTA." Politica: Jurnal Hukum Tata Negara dan Politik Islam 8, no. 1 (2021): 23–42. http://dx.doi.org/10.32505/politica.v8i1.3072.

Texto completo
Resumen
This paper aims to explain the implementation of Article 5 of Law Number 9 of 1998 concerning Freedom to Express Opinions after the demonstration on October 8, 2020 in Yogyakarta, thus giving birth to Sri Sultan Hamengku Buwono X's appeal regarding demonstrations in the perspective of mas}lah}ah. This type of research is literature research by conducting various studies that are considered credible with the primary source studied. This research results in a conclusion that freedom to express opinions in public is part of the basis of democracy, which has a role in eradicating corruption, gaps
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
25

Cut, Mita. "Mixing Religious Rituals and Mystical Experience with Modern Democracy: Indonesia's Sultan Hamengku Buwono IX." Political Theology 10, no. 4 (2009): 607–19. http://dx.doi.org/10.1558/poth.v10i4.607.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
26

Hughes-Freeland, Felicia. "A Throne for the People: Observations on the Jumenengen of Sultan Hamengku Buwono X." Indonesia 51 (April 1991): 129. http://dx.doi.org/10.2307/3351068.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
27

Ingleson, John. "A prince in a republic: the life of Sultan Hamengku Buwono IX of Yogyakarta." Asian Studies Review 41, no. 1 (2016): 165–66. http://dx.doi.org/10.1080/10357823.2016.1202170.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
28

Satriawan, Iwan, and Faishal Aji Prakosa. "INSTITUTIONAL DISPUTES SETTLEMENT MECHANISM OF SUCCESSION IN NGAYOGYAKARTA HADININGRAT SULTANATE." PETITA: JURNAL KAJIAN ILMU HUKUM DAN SYARIAH 5, no. 1 (2020): 65–83. http://dx.doi.org/10.22373/petita.v5i1.94.

Texto completo
Resumen
The Constitutional Court Decision No. 88/PUU-XIV/2016 grants a possibility for a woman to be a candidate for Governor and Vice-Governor in the Special Region of Yogyakarta. As the only province in Indonesia where the executive leaders are only able from the royal family of the Ngayogyakarta Hadiningrat, the decision then triggers a polemic among people in the region. This is due to the current governor, Sri Sultan Hamengku Buwono X, does not have a son as his successor to the throne. Thus, this paper reveals institutional disputes’ settlement mechanism in the Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanat
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
29

Subuh, Subuh. "Garap Gending Sekaten Keraton Yogyakarta." Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 17, no. 3 (2016): 178–88. http://dx.doi.org/10.24821/resital.v17i3.2227.

Texto completo
Resumen
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi garap gending sekaten keraton Yogyakarta. Metode deskriptif analitis digunakan untuk menganalisis unsur-unsur musikal gending melalui transkripsi notasi dan analisis garap. Gending Sekaten Keraton Yogyakarta merupakan salah satu jenis gending tradisi pakurmatan yang memiliki keunikan garap dan fungsi penting dalam upacara ritual. Gending Sekaten menjadi bagian integral dalam tata upacara Keraton Yogyakarta. Dalam sebuah catatan dari masa Sultan Hamengku Buwono VIII, ditulis 63 titi laras gending, 16 di antaranya adalah gending khusus
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
30

Safitri, Ilmiawati. "Keraton Yogyakarta Masa Lampau dan Masa Kini: Dinamika Suksesi Raja-Raja Jawa dan Politik Wacana “Raja Perempuan”." Indonesian Historical Studies 3, no. 1 (2019): 44. http://dx.doi.org/10.14710/ihis.v3i1.4850.

Texto completo
Resumen
This article presents the dynamics of the succession of the king's regime in the Yogyakarta palace, which entered the crisis period because of the absence of successors to the male king. The emergence of the queen discourse that echoed at the Yogyakarta palace since 2010. It has sparked new tensions for the relatives of the palace. This discussion continues to grow. The words of the king echoed by Sultan Hamengku Buwono X under the pretext of gender became political ambition to perpetuate power. This study used the historical method to answer the problems that in every change of regimes in the
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
31

Robuan, Rahmat. "Kajian Sosio-Yuridis Keistimewaan Yogyakarta Ditinjau Dari Status Daerah Khusus dan Isitimewa Dalam Teori Negara Kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia." Jurnal Fakta Hukum (JFH) 1, no. 1 (2022): 86–100. http://dx.doi.org/10.58819/jurnalfaktahukum(jfh).v1i1.30.

Texto completo
Resumen
Penulisan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa terkait kajian sosio-yuridis keistimewaan Yogyakarta ditinjau dari status daerah khusus dan istimewa dalam teori negara kesatuan di negara republik Indonesia. Jenis penulisan dalam penelitian ini dengan menggunakan jenis penelitian normatif. Adapun isu hukum permasalahan yang diangkat dalam penulisan jurnal ini yakni, pertama, Apa landasan filosofi masyarakat Yogyakarta terkait keistimewaan Yogyakarta yang menjadikan Yogyakarta sebagai pelopor demokrasi budaya. Kedua, Bagaimana pandangan sosio-yuridis mengenai keistimewa
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
32

Federspiel, Howard. "A Prince in a Republic—The Life of Sultan Hamengku Buwono IX of Yogyakarta by John Monfries." Indonesia 100, no. 1 (2015): 121–23. http://dx.doi.org/10.1353/ind.2015.0020.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
33

Tutik, Titik Triwulan. "ANALISIS HUKUM TATA NEGARA: SISTEM PENETAPAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM SISTEM PEMILIHAN KEPALA DAERAH BERDASARKAN PASAL 18 AYAT (4) UUD 1945." Jurnal Hukum & Pembangunan 41, no. 1 (2011): 67. http://dx.doi.org/10.21143/jhp.vol41.no1.242.

Texto completo
Resumen
AbstrakPemerintahan keistimewaan pada suatu daerah pada dasarnya merujuk pada: (1) nilaihistoris, (2) nilai-nilai genekologis; (3) nilai sosial-budaya, selain juga nilai yuridis. DaerahIstimewa Yogyakarta, baik secara historis maupun yuridis memiliki legitimasi yang kuatsebagai daerah istimewa. Secara historis, Pertama, status keistimewaan Yogyakartamerupakan pilihan politik sadar yang diambil penguasa Yogyakarta, yakni Sultan HB IX dan Paku Alam VIII, dan bukan pemberian dari entitas politik nasional. Kedua, Yogyakartamemberikan rang wilayah dan penduduk yang kongkrit bagi Indonesia awal. Ket
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
34

Suharno, YE, and Nur Iskandar. "MAPPING PERUMAHAN LAYAK HUNI DI DALEM KANEMAN BERDASARKAN INDIKATOR DARI PROGRAM KOTAKU." Jurnal Arsitektur Kolaborasi 2, no. 1 (2022): 1–9. http://dx.doi.org/10.54325/kolaborasi.v2i1.14.

Texto completo
Resumen
Kompleks Dalem Kaneman sebagai bagian konsep kewilayahan merupakan salah satu bentuk perumahan milik Kraton yang ditempati oleh Bangsawan atau Pangeran, putra-putri dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, dan saat ini juga sebagai tempat tinggal abdi dalem dan masyarakat biasa. Sesuai amanat UU. No. 1/2011 diharapkan kompleks Dalem Kaneman sebagai perumahan memiliki prasarana, sarana dan utilitas umum untuk upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Amanat Permen PUPR No. 15 Th. 2015 disebutkan bahwa penyelenggaraan perumahan di perkotaan juga terkait dengan pengembangan kawasan permukiman di perkot
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
35

Faihaan, Muhammad Pranasik. "PERSEPSI PEMUDA TENTANG KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA BAGI KETAHANAN POLITIK WILAYAH (Studi Pada Pengurus Karang Taruna Kabupaten Bantul Pariode 2014-2019)." Jurnal Ketahanan Nasional 21, no. 3 (2015): 175. http://dx.doi.org/10.22146/jkn.15661.

Texto completo
Resumen
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pemuda tentang keistimewaan Yogyakarta dan implikasinya bagi ketahanan politik Daerah Istimewaan Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) dengan menggunakan metode penelitian diskriptif (descriptive research). Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan pengumpulan berbagai dokumentasi yang terkait dengan subjek maupun objek penelitian..Dampak dari persepsi pemuda terhadap status keistimewaan Yogyakarta bisa dilihat dengan program kerja Karang Taruna Kabupaten Bantul y
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
36

Putra, Gratianus Prikasetya, Sulistyowati Irianto, and E. Fernando M. Manullang. "LEGAL PLURALISM IN THE SPECIAL DISTRICT PROVINCE OF YOGYAKARTA, INDONESIA." International Journal of Asia Pacific Studies 19, no. 1 (2023): 1–22. http://dx.doi.org/10.21315/ijaps2023.19.1.1.

Texto completo
Resumen
This study analyses the implementation of legal pluralism theory in a unitary state, such as the Republic of Indonesia, for historical and political purposes. The Special District Province of Yogyakarta, formally known as Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanate, is one of the provinces whose territory and government have existed before Indonesia’s independence. When Sultan Hamengku Buwono led this province as the king, it significantly enjoyed many privileges within the Unitary State of the Republic of Indonesia, which apply to date. However, it is still possible to find discriminatory policies, e
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
37

Hägerdal, Hans. "A Prince in a Republic. The Life of Sultan Hamengku Buwono IX of Yogyakarta, written by John Monfries." Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia 171, no. 4 (2015): 590–92. http://dx.doi.org/10.1163/22134379-17104016.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
38

Octastefani, Theresia. "The Dynamics of Women and Political Heritage in Yogyakarta: A Critical Reflection in Welcoming the Next Leader." MUWAZAH 10, no. 2 (2018): 116. http://dx.doi.org/10.28918/muwazah.v10i2.1783.

Texto completo
Resumen
Yogyakarta Special Region (DIY) is an area still retains a strong cultural heritage, ranging from customs of Javanese-Islamic culture and Mataram Sultanate system. DIY becomes the only province that has a special authority to institutionalize the administration of government by placing the roles and responsibilities of the Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanate and Kadipaten Pakualaman in filling the positions of provincial leaders. This process was legitimized by Indonesian Law No. 13 of 2012 about Special Administrative Status for Yogyakarta. But over time, polemics have emerged since Sri Sulta
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
39

Laksono, Fajar, Helmi Kasim, Nallom Kurniawan, Nuzul Qur’aini Mardiya, Ajie Ramdan, and Siswantana Putri Rachmatika. "Status Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Bingkai Demokrasi Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (Studi Kasus Pengisian Jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah)." Jurnal Konstitusi 8, no. 6 (2016): 1059. http://dx.doi.org/10.31078/jk868.

Texto completo
Resumen
Status keistimewaan Provinsi DIY dalam kurun waktu sekian lama lebih sering diinterpretasikan sebagai istimewa dalam hal wilayah yang dulunya berbentuk kerajaan, istimewa dalam pemimpin yaitu dipimpin dwi tunggal dari lingkungan Kasultanan dan Pakualaman, dan istimewa dalam sistem pemerintahannya yang hierarkis patrimonial. Apabila dikelompokkan, pemaknaan keistimewaan Provinsi DIY setidaknya terbelah menjadi 2 (dua) yakni pihak yang pro-pemilihan dan pro-penetapan. Penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono sebagai Gubernur dan Sri Paku Alam sebagai Wakil Gubernur Provinsi DIY tidak bertentangan de
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
40

Octastefani, Theresia, and Nur Azizah. "The Dynamics of Women and Political Heritage in Yogyakarta: A Critical Reflection in Welcoming the Next Leader." Muwazah 11, no. 2 (2019): 141–62. http://dx.doi.org/10.28918/muwazah.v11i2.2241.

Texto completo
Resumen
Yogyakarta Special Region (DIY) is an area still retains a strong cultural heritage, ranging from customs of Javanese-Islamic culture and Mataram Sultanate system. DIY becomes the only province that has a special authority to institutionalize the administration of government by placing the roles and responsibilities of the Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanate and Kadipaten Pakualaman in filling the positions of provincial leaders. This process was legitimized by Indonesian Law No. 13 of 2012 about Special Administrative Status for Yogyakarta. But over time, polemics have emerged since Sri Sulta
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
41

Maulana, Luthfi, Syamsul Arifin, Imam Nawawi, Ahmad Wahyu Sudrajad, and Annisa Cahyaningsih. "Prenuptial Agreement in Manuscript Serat Ambiya Pelemgadung, Sragen, Jawa Tengah." HIKMATUNA: Journal for Integrative Islamic Studies 7, no. 1 (2021): 79–90. http://dx.doi.org/10.28918/hikmatuna.v7i1.2957.

Texto completo
Resumen
This study examines the prenuptial agreement in Serat Ambiya Pelemgadung, Sragen, Central Java, Indonesia. The agreement is a special power considering that some of the existing serat texts are used in photographing husband-wife relationships when they are legal. Therefore, the purpose of this article is to compare the characteristics of Serat Ambiya Pelemgadung with others. In addition, what is the framework and meaning of the prenuptial agreement in Serat Ambiya Pelemgadung. This goal is expected to be achieved by selecting philological, hermeneutical and literature studies methods. There ar
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
42

Atiq, Diana Sitatul. "Sabda Raja Sultan Hamengku Buwono X Menurut Aktivis PWNU Yogyakarta Dan Aktivis PWM Yogyakarta: Studi Analisis Terhadap Penghapusan Gelar Khalifatullah." Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum 4, no. 1 (2022): 1. http://dx.doi.org/10.14421/al-mazaahib.v4i1.2844.

Texto completo
Resumen
The Sultanate of Yogyakarta is the legal heir to the Islamic Mataram kingdom with a royal government system that still exists today. In the system of royal government, a Sultan (king) has the highest absolute authority, both in the form of prohibitions and orders. This research is a field research using the interview method with Nahdlatul Ulama activists (PWNU Yogyakarta) and Muhammadiyah activists (PWM Yogyakarta). This research is descriptive analytic in nature, namely an attempt to describe and collect data related to the removal of the title Khalifatullah, then an analysis of the data is c
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
43

Isdarmanto, Isdarmanto, Christantius Dwiatmaja, John J. O. I. Ihalauw, Hari Sunarto, and Antonius Suryo Abdi. "THE UNIQUENESS OF THE WARUNGBOTO HERITAGE SITE AS AN INTERESTING SELFIES PLACE IN YOGYAKARTA." Pringgitan 1, no. 1 (2020): 48–55. http://dx.doi.org/10.47256/pringgitan.v1i1.11.

Texto completo
Resumen
The development of tourism in various regions in Indonesia has been able to encourage all aspects of people's lives, to be able to work, to fill the opportunities and challenges of globalization in information technology that has been running very fast now. In its development, tourism excellence from the aspect of local wisdom, especially natural resource assets, culture, history, has become the main attraction of tourism destinations of special interest today. Warungboto historical building site is one of the historical tourism assets of Sri Sultan Hamengku Buwono II, which has an exotic and
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
44

Fadhilah, Rifa Nur, and Taufan Hidayatullah. "The Role of Ornaments for the Gedhe Kauman Mosque." ARTic 4, no. 2 (2022): 413–24. http://dx.doi.org/10.34010/artic.v4i2.8593.

Texto completo
Resumen
This study aims to describe the role of the ornaments found in the Gedhe Kauman Mosque by having various forms with different meanings. The Gedhe Kauman Mosque building is a place of worship whose history is still attached to the local community, especially in Yogyakarta. The Gedhe Kauman Mosque was built during the Sultanate of Hamengku Buwono with an architect Ki Wiyukusumo with the aim of forming an Islamic state which at that time, the city of Yogyakarta was still in the process of Islamization and the spread of Islam was still being moved. This research is descriptive qualitative by discu
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
45

Mansur, Suraya, and Ameliya Muhammad. "Communication Strategy in Promoting City Branding Yogyakarta as Hanacaraka City." Jurnal Komunikasi Profesional 8, no. 2 (2025): 223–37. https://doi.org/10.25139/jkp.v8i2.7301.

Texto completo
Resumen
Marking the momentum for the revival of the Javanese script, the Governor of the Special Region of Sri Sultan Hamengku Buwono X, proclaimed Yogyakarta as the City of Hanacaraka on International Script Day, September 8, 2021. This research aims to determine the city branding strategy carried out by the Provincial Government of the Special Region of Yogyakarta Culture Department in branding the City of Hanacaraka. The theory used is the city branding hexagon theory by Simon Anholt. This study used a qualitative descriptive approach using the case study method. In this study, the primary data to
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
46

Sekarsih, Fitria Nuraini, and Vidyana Arsanti. "TOPONIMI SEBAGAI PELESTARI BUDAYA LOKAL DI KELURAHAN BENER, KECAMATAN TEGALREJO, KOTA YOGYAKARTA." Jurnal Graha Pengabdian 2, no. 4 (2020): 272. http://dx.doi.org/10.17977/um078v2i42020p272-282.

Texto completo
Resumen
Abstrak: Kelurahan Bener merupakan salah satu perkampungan yang berkembang di sekitar Kota Yogyakarta. Penamaan Bener tidak dapat lepas dari berdirinya kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Hamengku Buwono (HB) 1. Pembukaan hutan untuk mencari sumber mata air kebutuhan kraton menjadi latar belakang penamaan Bener dan nama daerah di sekitarnya. Metode yang digunakan untuk mencari latar belakang penamaan tersebut adalah snowballing sampling dengan mencari informasi dari tokoh sesepuh Bener. Melalui wawancara ini, dilakukan pemetaan partisipatori untuk menelusur peristiwa secara b
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
47

Handayani, Frida Anis, and Arina Pramusita. "Pengembangan Paket Wisata Berbasis Sejarah di Kampung Ketandan Yogyakarta." Jurnal Pariwisata Terapan 7, no. 1 (2024): 16. http://dx.doi.org/10.22146/jpt.79288.

Texto completo
Resumen
Kampung Ketandan adalah sebuah yang Pecinan yang terletak di Jalan Malioboro, kampung yang mayoritas warganya merupakan peranakan Tionghoa tersebut memiliki latarbelakang sejarah yang berhubungan dengan seorang Kapiten Tionghoa sekaligus menjadi seorang Bupati di Yogyakarta. Pada dasarnya, Kapiten Tionghoa merupakan seorang anak keturunan Jawa yang diangkat anak oleh seorang saudagar Tionghoa, oleh ayah angkatnya ia diajarkan banyak hal dan dikenalkan banyak relasi bisnis. Sang Kapiten menjadi seorang kepercayaan Sultan Hamengku Buwono III dan diberi penghargaan menjadi seorang Bupati Yogyakar
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
48

Ari Yanto, Eka Nofri, Suyanti Suyanti, Jamin Safi, and Sudarto Sudarto. "Perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam Mempertahankan Kedaulatan NKRI: Analisis Peran dan Strategi pada Masa Agresi Militer Belanda II Tahun 1948-1949." Jurnal Artefak 11, no. 2 (2024): 307. https://doi.org/10.25157/ja.v11i2.16671.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
49

Mahmudi, Mahmudi, and Ahsanul Anam. "The Javanese Mystical Epistemology in Kitab Primbon Betaljemur Adammakna and Its Implication to Inclusivism." Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism 13, no. 1 (2024): 115–32. http://dx.doi.org/10.21580/tos.v13i1.20933.

Texto completo
Resumen
Javanese culture is rich. It has been practiced from generation to generation and still exists today. One kind of Javanese treasury in the form of work is Kitab Primbon (Book of forecasts), which is often used as a reference in various aspects of the life of Javanese people, such as marriage, business, work, predicting the future, and even knowing someone's character. This study aims to investigate the Kitab Primbon Betaljemur Adammakna, a book owned by Sultan Hamengku Buwono of Yogyakarta, which was rewritten by Pangeran Harya Tjakraningrat, regarding its epistemology and implications for inc
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
50

Nasionalita, Kharisma, and Catur Nugroho. "Media Agenda on Yogyakarta Sultanate Succession." Jurnal Kajian Jurnalisme 4, no. 1 (2020): 61. http://dx.doi.org/10.24198/jkj.v4i1.24071.

Texto completo
Resumen
Yogyakarta is a province with special status in Indonesia, bound by unique local political rules. According to The Mandate of Law Number 13 of 2012 concerning the Privileges of Yogyakarta, the position of Governor and Deputy Governor must be filled by the determined leaders of the palace. Yogyakarta's local politics went under the spotlight when Sultan Hamengku Buwono crowned his eldest daughter to be the successor to the palace's leadership in his Sabdatama (Kings Order). National regulation does not mention the gender of the Governor and Deputy Governor while in the internal court of the Yog
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Ofrecemos descuentos en todos los planes premium para autores cuyas obras están incluidas en selecciones literarias temáticas. ¡Contáctenos para obtener un código promocional único!