Siga este enlace para ver otros tipos de publicaciones sobre el tema: Muslim jepang.

Artículos de revistas sobre el tema "Muslim jepang"

Crea una cita precisa en los estilos APA, MLA, Chicago, Harvard y otros

Elija tipo de fuente:

Consulte los 50 mejores artículos de revistas para su investigación sobre el tema "Muslim jepang".

Junto a cada fuente en la lista de referencias hay un botón "Agregar a la bibliografía". Pulsa este botón, y generaremos automáticamente la referencia bibliográfica para la obra elegida en el estilo de cita que necesites: APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

También puede descargar el texto completo de la publicación académica en formato pdf y leer en línea su resumen siempre que esté disponible en los metadatos.

Explore artículos de revistas sobre una amplia variedad de disciplinas y organice su bibliografía correctamente.

1

Yulita, Irma Rachmi y Susy Ong. "The Changing Image of Islam in Japan: The Role of Civil Society in Disseminating better Information about Islam". Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies 57, n.º 1 (29 de noviembre de 2019): 51–82. http://dx.doi.org/10.14421/ajis.2019.571.51-82.

Texto completo
Resumen
This research focuses on the changing of image on Islam in Japan and the efforts of Japan’s civil society to eradicate Islam’s negative image created by Japan’s mass media. In preparation for the coming 2020 Olympic Games, the government, the local NGO, and even individual are taking initiatives to create a Muslim-friendly atmosphere. I try to look into their efforts to disseminate information, as well as to counter demagogues about Islam and Muslim. I have conducted in-depth interviews with 10 Muslims residing in Japan added with 2 respondents taken from book, and compared their stories with Japanese articles, books, and academic journals. My conclusion is that despite the success in making Japanese society more amicable to foreign Muslims, the human relations problems within the Muslim community must take prioritize to improve the response of Japanese society.[Tulisan ini fokus pada perubahan citra Islam di Jepang dan usaha lembaga swadaya masyarakat (NGO) untuk mengurangi citra negatif Islam yang dibentuk oleh media massa Jepang. Menjelang pekan olahraga Olimpiade 2020, pemerintah, NGO lokal dan sebagian individu mengambil inisiatif menciptakan suasana yang ramah bagi muslim. Kami mengamati usaha mereka dalam merespon informasi yang menyudutkan agama Islam dan pemeluknya. Kami melakukan wawancara mendalam dengan 10 penduduk muslim di Jepang serta 2 informan literer. Kemudian kami membandingkan cerita mereka dengan berita, jurnal dan buku yang terbit di Jepang yang terkait dengan Islam. Meskipun mereka cukup berhasil meyakinkan masyarakat Jepang, tetapi persoalan hubungan antar sesama kelompok muslim perlu menjadi prioritas dalam rangka meningkatkan respon positif masyarakat Jepang.]
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Janti, Ilma Sawindra. "PERKEMBANGAN MAKANAN HALAL DI JEPANG". Jurnal Sosiologi Reflektif 14, n.º 2 (26 de abril de 2020): 389. http://dx.doi.org/10.14421/jsr.v14i2.1772.

Texto completo
Resumen
This paper observed the Japanese unique culture that is called omotenashi. It is translated as hospitality. Omotenashi treated toward guests or tourist who visited Japan, it includes treatment to the guests with different cultural and belief background such as Moslem. The Japanese studied for their consumer needs, and finally they want to do omotenashi, by starting to sell halal food not only in a certain shop but also some restaurants which serve halal food and made certification for it. The aim of this paper is to find, why nowadays halal food in Japan can be found easier than before 2010. Japan as a non Moslem country realize that nowadays Moslem tourist are increasing and they has some specification for example in food, thus to do some hospitality or omotenashi, Japanese started to welcoming Moslem tourist by serving halal food. The theory used here are the consumer behavior from Etta Mamang Sangadji and Sopiah. While the theory of omotenashi is from Sato Yoshinobu and Abdulelah Al-alsheikh. This paper was based on limited literatures such as books, online articles from the internet, scientific discourses, including author’s empirical journey when living in Japan (1989-1994, 2007-2017) and faced difficulties in finding halal food. The finding of this paper is that the serving of halal food in some restaurants are increasing in Japan nowadays, because of omotenashi from the Japanese for their Moslem consumer. Omotenashi which Japanese do to all their guests has a big influence for the Moslem tourist.Tulisan ini berisi tentang keunikan omotenashi yang khas Jepang. Secara harafiah omotenashi berarti hospitality atau keramah-tamahan bangsa Jepang. Omotenashi yang diperlakukan terhadap para tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Jepang tidak terkecuali terhadap wisatawan dengan latar belakang kepercayaan dan budaya yang berbeda seperti kaum muslim. Bangsa Jepang mempelajari kebutuhan dari konsumen mereka dan akhirnya mereka menerapkan omotenashi dengan mulai menjual makanan halal dan membuatkan sertifikasi untuk itu. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendapatkan hasil, mengapa akhir-akhir ini makanan halal dapat lebih mudah ditemukan dibandingkan sebelum tahun 2010an. Jepang sebagai negara non muslim menyadari bahwa akhir-akhir ini wisatawan muslim meningkat dan mereka memiliki beberapa keistimewaan antara lain dalam makanan; oleh sebab itu untuk menyambut tamunya, orang Jepang melakukan omotenashi atau keramah-tamahan dengan cara mulai menyediakan makanan halal bagi wisatawan muslim. Teori yang digunakan adalah consumer behavior dari Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. Sementara teori untuk omotenashi dari Sato Yoshinobu dan Abdulelah Al-alsheikh. Tulisan ini berdasarkan pada literature review dari buku, artikel online, scientific discourses, termasuk pengalaman penulis ketika tinggal di Jepang (1989-1994, 2007-2017) dan menemui kesulitan dalam mendapatkan makanan halal. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa meningkatnya penyediaan makanan halal di beberapa restoran di Jepang dewasa ini karena omotenashi dari bangsa Jepang terhadap konsumen muslim mereka. Omotenashi yang diberikan kepada semua tamu yang datang ke Jepang memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan makanan halal bagi wisatawan muslim.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Rahmah, Hilda y Hanry Harlen Tapotubun. "NARASI INDUSTRI PARIWISATA HALAL DI NEGARA JEPANG DAN JERMAN". Jurnal Sosiologi Reflektif 14, n.º 2 (9 de abril de 2020): 287. http://dx.doi.org/10.14421/jsr.v14i2.1830.

Texto completo
Resumen
This paper aims to find out how non-Muslim countries such as Japan and Germany develop the halal tourism industry and highlight the narratives of halal tourism in both non-Muslim countries. This study has been done qualitatively in focus on the literature review and discourse analysis method as the main approach. Over time, the halal label has been led to be an inseparable aspect of lifestyle segment in certain society. It did not occur only in the food industry, but also been penetrated into various other industries, one of those is known as halal tourism. According to Global Muslim Tourist Index (GMTI), this phenomenon is not only the Muslim countries Phenomenon, but also increase in the non-Muslim countries. The halal tourism business is expanding and start to be the main economical income by Muslim minority countries, including Japan and Germany. The presence of these two countries in developing halal tourism is unique, because it is not a country with a Muslim majority, but it is precisely the target of foreign Muslim tourists, including Indonesians. Although Indonesia has been named the best halal destination according to GMTI, in fact the interest in halal tourism developed by Japan and Germany is far more promising. No doubt this has become a challenge for Indonesia to enter the this global market competition. Therefore, compared to following the market trend with profit oriented, Indonesia as a Muslim-majority country should deliver halal tourism towards the target of justice and welfare of the people.Tulisan ini bertujuan untuk memahami wacana dan kepentingan yang mengiringi perkembangan wisata halal di Jepang dan Jerman, sebagai negara non-muslim. Hal ini dikarenakan, meskipun berstatus negara non-muslim, keduanya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam hal pengembangan dan tingkat kedatangan turis muslim. Dengan menggunakan pendekatan teori hegemoni oleh Laclau dan Mouffe yang menekankan pada aspek logic of difference dan chain of equivalent sebagai kunci utama internalisasi wacana hegemonik, tulisan ini dimaksudkan untuk melihat beragam wacana dan kepentingan mengiringi perkembangan wisata halal, baik yang tersirat maupun tersurat. Untuk mancapai tujuan tersebut, metode pengumpulan data akan dilakukan dengan studi kepustakaan yang fokus pada beragam artikel, berita, serta laporan-laporan terkait perkembangan industri pariwisata halal di Jepang dan Jerman. Dari berbagai data dan analisa, tampak jelas bahwa meskipun ada beragam wacana dan kepentingan, perbedaan tersebut berada dalam wacana besar neoliberalisme. Sehingga, wisata halal di negara non-muslim dapat dipahami sebagai sebuah wacana hegemonik yang hanya menguntungkan negara dan pasar tetapi mengesampingkan masyarakat. Dengan belajar dari temuan tersebut, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar diharapkan mampu mengembangkan industri wisata halal yang ramah, bukan hanya kepada turis dan pemodal, melainkan juga pada masyarakat sebagai garda terdepan industri wisata halal.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Ishaqro, Alfi Hafidh. "Dinamika Partai Masyumi Pada Masa Revolusi Fisik (1945-1949)". AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 5, n.º 02 (10 de julio de 2015): 27. http://dx.doi.org/10.25273/ajsp.v5i02.885.

Texto completo
Resumen
Masa pendudukan Jepang menjadi tahap yang fundamental bagi kelahiran Partai Masjumi. Pemerintahan militer Jepang, melalui kebijakan politiknya berupaya memasukkan Islam Indonesia sebagai bagian dari politik perangnya, yang saat itu disebut “Lingkaran Kesejahteraan Bersama Asia Raya”. Pada bulan November 1943 lahirlah Masjumi pertama, Madjelis Sjoero Moeslimin Indonesia. Masyumi menjadi sarana baru bagi Jepang untuk menarik simpati masyarakat muslim agar mendukung kepentingan perang Jepang yang terlihat mulai terdesak. Pada bulan Februari 1945, Masyumi mendapatkan keuntungan dari usaha pemerintah Jepang untuk mengurangi pengaruh kaum nasionalis dengan mengadu domba dengan kubu Islam. Pada Januari 1944, pergerakan nasionalis dihabisi dari pengaruh-pengaruhnya sebagai representasi perjuangan rakyat Indonesia. Seiring dengan hal tersebut Jepang memberikan keleluasaaan pergerakan Masyumi hingga kesuluruh wilayah Nusantara. Masyumi berbeda dengan organisasi Islam lain yang lahir sebelumnya, selama kurun waktu setahun sejak pendiriannya Masyumi mampu melakukan pekerjaan yang tak pernah dilakukan sebelumnya oleh organisasi lainnya. Diantara lain membangun jaringan keseluruh pelosok Nusantara, merekrut milisi dalam jumlah yang besar dan menyatukan berbagai kelompok perjuangan kaum Islam. Partai Masyumi dibentuk menjadi partai politik agar senantiasa dapat menyalurkan aspirasi politik umat Islam Indonesia saat itu.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Rahman, Fathor. "Perbandingan Tujuan Hukum Indonesia, Jepang dan Islam". Khazanah Hukum 2, n.º 1 (30 de abril de 2020): 32–40. http://dx.doi.org/10.15575/kh.v2i1.7737.

Texto completo
Resumen
Perbandingan tujuan hukum Indonesia, Jepang, dan Islam terletak pada penegakan hukumnya. Indonesia dengan sistem hukum civil law, secara grand theory telah mengadopsi hukum Barat dengan tujuan hukum keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum maka dalam penegakan hukum lebih menekankan pada hukum tertulis (formal) sebagai acuan. Begitu juga dengan Jepang yang juga mengadopsi sistem hukum civil law, namun tujuan hukum di negara Jepang adalah untuk perdamaian (peace), yang dalam hal-hal tertentu mengenyampingkan hukum formal (tertulis) demi memberikan rasa perdamaian bagi pihak yang bersengketa. Tidak jauh berbeda dengan Jepang, penegakan hukum islam dalam hal-hal terntu mengenyamping hukum tertulis demi mewujudkan kemanfaatan hukum sebagai tujuan hukum islam yang utama. Hanya saja yang membedakannya terletak pada sistem hukum yang diadopsi yaitu Muslim Law yang dinut oleh negara-negara Timur Tengah yang sebagian besar berpenduduk islam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Yulianti, Vera y Arianty Visiaty. "Kesadaran Identitas Diri dalam Komunikasi Lintas Budaya pada Pembelajaran Percakapan Bahasa Jepang Tingkat Dasar: Identitas Muslim dan Orang Indonesia". JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA 4, n.º 3 (30 de abril de 2018): 161. http://dx.doi.org/10.36722/sh.v4i3.274.

Texto completo
Resumen
<p><em>Abstrak</em> – <strong>Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kesadaran diri pembelajar bahasa Jepang mengenai identitas budaya muslim orang Indonesia pada pembelajaran bahasa Jepang tingkat dasar dan perbandingannya dengan identitas diri budaya Jepang. Responden penelitian ini adalah dua puluh satu mahasiswa tingkat 1 Universitas Al Azhar Indonesia yang sedang mengikuti kuliah percakapan bahasa Jepang 2. Seluruh responden adalah pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar kategori A1 menurut CEFR dan 2010. Dengan menggunakan portofolio dan rubrik, pembelajar mengeksplorasi identitas dirinya sebagai muslim dan orang Indonesia berkaitan dengan tema percakapan yang ditentukan, kemudian membandingkannya dengan identitas budaya orang Jepang dengan stimulant video dan ilustrasi. Lalu, responden bercakap dengan bermain peran (role play) tema terkait, kemudian mengevaluasi kendala yang muncul. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa identitas budaya sebagai muslim orang Indonesia yang disadari responden pada komunikasi interkultural banyak dipengaruhi oleh konsep bangsa yang beranekaragam namun satu kesatuan (Bhinneka Tunggal Ika). Keberagaman tersebut memunculkan kecenderungan orang Indonesia cenderung mudah terbuka pada orang lain, sekalipun saat bercakap-cakap dengan orang yang baru dikenal dan membicarakan topik-topik yang sifatnya pribadi sekalipun seperti indentitas pribadi dan keluarga. Lalu, identitas sebagai seorang muslim banyak muncul dalam percakapan komunikasi interkultural terutama mengenai aturan praktek ibadah sehari-hari. Penjelasan tentang praktek ibadah yang khas ini cenderung memunculkan kesulitan percakapan (pemilihan kosakata dan ungkapan) dalam bahasa Jepang bagi pembelajar tingkat dasar. Sementara identitas budaya masyarakat berkelompok (collectivistic culture) banyak mewarnai percakapan orang Jepang dalam komunikasi interkultural sehingga mereka cenderung lebih menjaga privasi diri dan kelompok.</strong></p><p><em><strong>Kata Kunci - </strong>Pembelajar bahasa Jepang, Identitas budaya, Komunikasi lintas budaya</em></p><p><br /><em>Abstract</em><strong> – Despite intercultural communication competence as one of the important language learning process goals since globalization has started, there comes a tendency to neglect to foster cultural identity awareness in language learning process. This research is a preliminary study that explores Indonesian learner’s cultural identities awareness as well Japanese cultural identities during the process of learning the Japanese language as one of their foreign languages. The respondents are twenty-one students of Japanese language classes participating in Japanese language speaking class 1 (elementary level) at Al Azhar Indonesia University, categorized as A1 (beginner) Japanese learners by JF (Japan Foundation) standards. Through two conversation topics (“my family” and “my home town”) the respondents have been invited to mention their local custom while conversing within the topics and comparing such custom to Japanese people’s local custom. The data are collected utilizing portfolios and Likert scale pre-post questionnaire during November 2016 and analyzed descriptively. The result of this study exposed that the participants were aware of Indonesian cultural identity and Japanese cultural identity in the context of intercultural communication, namely, in the conversation of family and hometown. While having a dialogue with unfamiliar people, mainly speaking about personal information, i.e. family topic, Japanese people tend to have conversation plainly in general subtopics since Japanese people have collectivistic culture. Distinctively, since Indonesian people believe in “Unity in Diversity” (different but one), they are feasible to discuss wider subtopics despite the unfamiliar interlocutors.</strong></p><p><em><strong>Keywords -</strong> Indonesian, Japanese Language Learners, Cultural Identity, Intercultural Communicative Competence</em></p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Mulyawan, Fitra y Dora Tiara. "KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM PADA ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG". UNES Law Review 3, n.º 2 (14 de diciembre de 2020): 113–25. http://dx.doi.org/10.31933/unesrev.v3i2.151.

Texto completo
Resumen
Dalam perkembangan Hukum Nasional Indonesia, keberadaan hukum Islam sangat penting, selain sebagai materi bagi penyusunan hukum nasional, hukum Islam juga menjadi inspirator dan dinamisator dalam perkembangan hukum nasional. Di samping itu, kajian tentang sejarah hukum Islam di Indonesia juga dapat dijadikan sebagai salah satu pijakan bagi umat Islam secara khusus untuk menentukan strategi yang tepat di masa depan dalam mendekatkan dan “mengakrabkan” bangsa ini dengan hukum Islam. Tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam di Indonesia adalah unsur paling mayoritas. Dalam tataran dunia Islam internasional, umat Islam Indonesia bahkan dapat disebut sebagai komunitas muslim paling besar yang berkumpul dalam satu batas teritorial kenegaraan. maka ada beberapa pengidentifikasian masalah mengenai hal itu yaitu bagaimana perkembangan serta karakteristik Hukum Islam pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Oleh karena itu karakteristik hukum Islam di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda, para ahli sejarah hukum membaginya menjadi dua periode: pertama, periode penerimaan hukum Islam sepenuhnya atau yang biasa disebut reseption in Complexu. Kedua, periode penerimaan hukum Islam oleh hukum adat yang biasa disebut teori receptie. Karakteristik hukum Islam di Indonesia pada zaman penjajahan Jepang yaitu mengenai posisi hukum Islam dalam system hukum nasional pada masa kolonial Jepang tidak ada perubahan yang berarti dari periode sebelumnya. Hanya merubah nama-nama lembaga yang ada pada masa penjajahan Belanda ke dalam bhasa Jepang.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Amalia, Fatya Alty, Arie Indra Gunawan y Nono Wibisono. "Citra Destinasi Wisata Halal di Jepang: Wisatawan Dan Non-Wisatawan Muslim Dari Indonesia". Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan 17, n.º 1 (6 de abril de 2021): 1–10. http://dx.doi.org/10.31940/jbk.v17i1.2473.

Texto completo
Resumen
Wisata halal merupakan salah satu sektor bisnis halal yang masih berkembang karena banyaknya potensi wisatawan yang masih dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Sebagai seorang wisatawan yang memiliki beberapa pilihan destinasi wisata halal, proses pengambilan keputusannya mengenai destinasi yang dipilih dapat sangat dipengaruhi oleh citra destinasi pada atribut wisata halal di destinasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji citra destinasi wisata halal di Jepang dari wisatawan dan non-wisatawan muslim Indonesia. Untuk pendataan dilakukan survey online (Mei-Juni 2020) terhadap umat Islam Indonesia dan menghasilkan 263 respon valid. Berdasarkan 12 atribut, 263 tanggapan tersebut dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney U dan dilanjutkan untuk menguji ukuran efeknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 dari 12 atribut (CD1, CD4, dan CD10) yang tidak berbeda nyata antara kelompok wisatawan dan non-wisatawan. Sedangkan atribut sisanya berbeda nyata antara kedua kelompok. Secara spesifik, gambaran CD3, CD5, dan CD12 pada wisatawan lebih kuat dibandingkan non-wisatawan. Di sisi lain, citra non-pengunjung dalam bentuk CD2, CD6, CD7, CD8, CD9, dan CD11 lebih kuat dari pada wisatawan. Berdasarkan temuan tersebut, Jepang sebaiknya menyesuaikan strategi promosinya berdasarkan sasarannya, baik wisatawan yang sudah memiliki pengalaman aktual maupun non-wisatawan yang hanya mengandalkan citra sekundernya.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

As'ad, Muhammad. "Mengapa Jepang Memilih Hadratussyaikh: Analisa Sejarah Ditunjuknya KH. Hasyim Asy’ari Menjadi Ketua Masyumi". Tebuireng: Journal of Islamic Studies and Society 1, n.º 1 (2 de marzo de 2021): 95–115. http://dx.doi.org/10.33752/tjiss.v1i1.1223.

Texto completo
Resumen
This article seeks to answer why the Japanese chose KH. Hasyim Asy’ari as the chairman of Masyumi during their occupation in Indonesia (1942-1945). The data was collected from library research by scrutinizing paper and academic works that discuss Indonesia from the 1920s to its independence in 1945. This period is important to understand the historical and political conditions of the country at that time. This article also refers to two magazines of Suara MIAI that began publishing in December 1942 and Suara Masyumi Magazine issued from December 1943 onward. This article argues that the Japanese decision to choose hadratussyaikh was based on political motivation, especially to get the support of the Muslim community for Japanese efforts to fight Allied forces in the Pacific war.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Admin, Admin y Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani. "INTERAKSI DUNIA ISLAM DAN BARAT". TAMADDUN 18, n.º 1 (13 de noviembre de 2017): 1. http://dx.doi.org/10.30587/tamaddun.v0i0.85.

Texto completo
Resumen
Latar belakang kajian ini adalah secara geografis, dunia muslim berada di antara Cina, Korea dan Jepang pada sisi timur, antara Rusia pada sisi utara, dan sub-sahara Afrika dan Australia di bagian selatan. Fakta geografis ini menetapkan dunia muslim sebagai bangsa tengah (middle nation) yang dapat menjadi jembatan empat penjuru dunia, bahkan menjadi jembatan peradaban Timur dan Barat. Gagasan sebagai bangsa tengah (middle nation) merupakan konsep untuk memahami sifat-sifat dan identitas peradaban Islam yaitu humanitas umum, kebaikan universal manusia, universalitas kasih Tuhan kepada ras manusia, kearifan etnik dan kultural, kooperasi inter-kultural, keadilan sosial global dan tanggung jawab umum untuk melindungi bumi. Sedangkan hasil penelitian menyatakan bahwa bentuk-bentuk interaksi antara dunia Islam dan Barat ialah dibagi menjadi tiga hal yaitu kontak senjata, kontak budaya (akulturasi budaya), transfer keilmuan. Kemudian adapun hubungan interaksi antara dunia Islam dan Barat yang perlu dan hendaknya tetap harus dikembangkan saat ini ialah ada dua aspek khusus yaitu hubungan kebudayaan (akulturasi budaya), dan hubungan pendidikan, terutama dampaknya terhadap pendidikan Islam.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
11

Tuswadi, T. "Comparative Analysis on the Primary English Curricula of Japan and Indonesia". TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society 3, n.º 1 (1 de julio de 2016): 96–106. http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v3i1.3224.

Texto completo
Resumen
Abstract Primary English education in Indonesia and Japan is developing rapidly nowadays. Children in both countries have started to learn English since they are at least in grade four or five. Although English is not a compulsory subject in primary schools, the interest of schools in the two countries toward English education for children is getting higher. This paper tried to reveal the similarities and differences of primary English curiculum contents in Indonesia and in Japan in order to understand better about the development of English education in primary schools in the two countries. Abstrak Pendidikan bahasa Inggris dasar di Indonesia dan Jepang berkembang pesat saat ini. Anak-anak di kedua negara tersebut sudah mulai belajar bahasa Inggris setidaknya sejak mereka kelas empat atau kelas lima. Meskipun bahasa Inggris bukan mata pelajaran wajib di sekolah dasar, minat sekolah-sekolah di kedua negara terhadap pendidikan bahasa Inggris untuk anak-anak semakin tinggi. Tulisan ini mencoba untuk mengungkapkan persamaan dan perbedaan isi kurikulum bahasa Inggris dasar di Indonesia dan di Jepang untuk memahami lebih baik tentang perkembangan pendidikan bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar di kedua negara. How to Cite : Tuswadi. (2016). Comparative Analysis of the Primary English Curricula of Japan and Indonesia. TARBIYA: Journal Of Education In Muslim Society, 3(1), 96-106. doi:10.15408/tjems.v3i1.3224. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v3i1.3224
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
12

Suyono, Yusuf. "MENYOAL KESENJANGAN ANTARA DAS SOLLEN ISLAM DENGAN DAS SEIN PRAKSIS KEHIDUPAN KAUM MUSLIMIN". Jurnal THEOLOGIA 25, n.º 1 (2 de marzo de 2016): 65–98. http://dx.doi.org/10.21580/teo.2014.25.1.338.

Texto completo
Resumen
Abstract:This paper embarks from the question why the valuable Islamic ethics cannot be ethos grounded in the nation-state Muslim majority country-including in Indonesia? Phenomena such as the majlis taklim, majlis dhikr, interest pilgrimage exceeds the quota, the Islamic banking activity is equally excited, is real. However, it is not enough. Muslims should master the science, economics, and the strategic role of national politics. Islamic ethics is Dassollen, the Muslims condition is DasSein. ProphetMuḥammad has abled to unite Das sein andDassollenin his life, because Islam hasbecomehis bloodso that he is a mirror and store front of Islampar excellence. Muslims, as his follower, not been able todo like him. Al-Amir ArsalanSyākib, Muḥammad ‘Abduh, MohammadIqbal, Muḥammadal-Ghazālī, Ḥassan Ḥanafihavetried to formulatehow tobridge the gapbetween Das sollenandDasSein forMuslims. Theyhave adeep concern about thewide gapbetweenDasSeinpraxis in life of Muslims with DassollenIslamicteachings in slogan ya’lu walā yu’la ‘alaih. Whileatthe same timetheyseehowthe berufethos of Calvinismcouldencouragethe ethos ofmoderncapitalismto its adherentsin Western Europe, a Zen Buddhistethoscouldpushthe Japaneseintothe Asiantigers, andspirit Confucius encouragethe Korean peopleintothe Asiandragon. Abstrak:Tulisan ini berangkat dari pertanyaan mengapa etika Islam yang adiluhung itu tidak bisa membumi menjadi etos bangsa di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim–termasuk di Indonesia. Fenomena seperti majlis taklim, majlis zikir, minat menunaikan ibadah haji melebihi kuota, aktivitas perbankan syariah tak kalah bersemangat, adalah nyata. Namun, itu tidak cukup. Umat Islam seharusnya lebih dari itu dalam penguasaan ilmu pengetahuan, ekonomi, dan peran strategis politik kebangsaan. Etika Islam itulah Das Sollen, keadaan kaum Muslimin itulah Das Sein. Muhammad Rasulullah telah mampu menyatukan Das Sein dan Das Sollen dalam hidupnya. Hal itu dikarenakan Islam telah menjadi darahnya sehingga beliau adalah cermin dan etalase Islam par excellence. Kaum Muslimin, sebagai pengikutnya, belum mampu berbuat seperti uswah mereka itu. Al-Amir Syakib Arsalan, Muhammad Abduh, Mohammad Iqbal, Muhammad al-Ghazali, Hassan Hanafi telah berusaha menformulasikan bagaimana menjembatani jurang pemisah antara Das Sollen dan Das Sein kaum Muslimin itu. Semuanya itu karena didorong oleh keprihatinan melihat betapa dalam dan menganganya jurang antara Das Sein praksis kehidupan Umat Islam dengan Das Sollen ajaran Islam yang ya’lu wa lā yu’lā ‘alaih itu. Sementara di saat yang bersamaan mereka melihat betapa etos beruf Calvinisme bisa mendorong etos Kapitalis¬me modern bagi pemeluknya di Eropa Barat, etos Buddha Zen bisa mendorong bangsa Jepang menjadi macan Asia, dan spirit Konfucian (Kong Hu Cu) mendorong bangsa Korea menjadi dragon Asia. Keywords:filsafat Islam, dialektika sirkular, etika Islam, filsafat Iqra’, Das Sollen, dan Das Sein.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
13

Adeng, Adeng. "PESANTREN CIPASUNG DI BAWAH KEPEMIMPINAN K.H. RUHIAT (STUDI KETERLIBATAN KIAI DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN)". Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 6, n.º 2 (1 de junio de 2014): 253. http://dx.doi.org/10.30959/ptj.v6i2.198.

Texto completo
Resumen
AbstrakPondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam secara tradisional yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, pondok pesantren tradisional berubah menjadi pondok pesantren modern dengan tidak meninggalkan agama sebagai pijakan. Perkembangan ini sudah mulai tampak sejak awal abad ke-20, dengan berdirinya pesantren-pesantren modern dan atau berubahnya pesantren tradisional menjadi pesantren modern. Pesantren tersebut mengalami pergeseran orientasi, dengan tidak hanya mengajarkan masalah uhkrowi (keagamaan/akhirat) semata tetapi juga masalah keduniawian. Hal ini tercermin dari penyesuaian-penyesuaian yang telah pesantren lakukan dalam menghadapi zaman yang semakin maju, salah satu pesantren tradisional yang berkembang menjadi pesantren modern adalah Pesantren Cipasung Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap sejarah perkembangan Pesantren Cipasung Singaparna. Fokus bahasan mendeskripsikan secara historis tentang gerak perjalanan Pesantren Cipasung mulai dari masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, zaman kemerdekaan, dan kiprah pesantren di Nahdlatul Ulama (NU). Penulisan sejarah Pesantren Cipasung Singaparna dilakukan dengan menggunakan metode sejarah, yaitu: heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi. Pondok pesantren sekarang ini tidak hanya mengajarkan ilmu keagamaan, tetapi ilmu pengetahuan dan masalah keduniawian. Oleh karena itu, pondok Pesantren Cipasung Singaparna mempunyai tiga peranan penting, yaitu: sebagai lembaga pendidikan Islam, pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan masyarakat. AbstractMuslim boarding school (pesantren) is an educational institution and study of Islamic which develop in the middle of the society in the traditional ways. Along with the developing of the era, traditional Muslim boarding school also become modern but still keep the religion values. This era can be seen in the 20th century, the appearance of modern Muslim boarding school or the changes of traditional Muslim’s boarding school into modern one. Thus boarding school got the displacement of orientation because they are not only teaching about ukhrowi (religiousness/the hereafter) but also about worldliness. It is because they need to adjust the period that they live right now. One of the Muslim’s Boarding schools that has changed is Pesantren Cipasung Singaparna, Tasikmalaya Regency. The objective of this research is to reveal the history of Pesantren Cipasung Singaparna since the Dutch and Japanese colonialism, the era of Indonesian independence, until in the pace of NadhlatulUlama (NU) as the biggest Muslims organization in Indonesia. The method that the writer used is historical method, which contains; heuristic, criticism, interpretation, and historiography. Muslim boarding schools in this era are not only taught about religiousness or the hereafter but also teach about worldliness or scientific knowledge. That is why Pesantren Cipasung Singaparna have three important roles; the institution of Islamic Study, the developing of human resources, and the developing of the society.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
14

Handoko, Wuri. "Situs Pulau Ujir di Kepulauan Aru: Kampung Kuno, Islamisasi dan Perdagangan". Kapata Arkeologi 12, n.º 2 (30 de diciembre de 2016): 163. http://dx.doi.org/10.24832/kapata.v12i2.309.

Texto completo
Resumen
Ujir ancient village on the island, is the site of settlement that shows the development of the Islamic period and colonial settlements in the territory of Aru Islands. Various archaeological data has been discovered, indicates the site serves as a growing settlements with the activities of the Muslim settlers and until recently has shown progress as one of the Muslim villages were quite advanced in the Aru Islands. This study is to explore the traces of Islamization and commercial developments in the Aru Islands, with the main focus in the Ujir Island to analyze the are role in the development of Islamization and commerce in the Aru Islands in the past. Study focused on the archaeological data collected from survey and excavation. The results showed that the old village site Ujir Island, called Site Uifana, is the site of settlements in the past is likely to be one of the centers spread of Islam in the Aru Islands which was later destroyed and abandoned during the influence of the entry of European colonization and later the Japanese. Ujir Island may also be a bridge in trade flows involving the surrounding area in the path of the spice trade and exotic commodities of Aru Islands.Kampung kuno di Pulau Ujir, merupakan situs permukiman yang menunjukkan perkembangan permukiman masa Islam dan kolonial di wilayah Kepulauan Aru. Penelitian ini menemukan, berbagai data arkeologi yang menunjukkan bahwa Pulau Ujir merupakan situs pemukiman yang maju dan berperan dalam jaringan Islamisasi dan perdagangan di kawasan Kepulauan Aru. Hasil penelitian memperliatkan bahwa situs kampung tua Pulau Ujir, yang disebut Situs Uifana, adalah situs permukiman yang pada masa lampau menjadi salah satu pusat penyebaran Islam yang kemudian hancur dan ditinggalkan pada masa pengaruh kolonialisasi Eropa dan Jepang. Pulau Ujir juga menjadi jaringan perdagangan yang melibatkan kawasan sekitarnya dalam jalur perdagangan rempah dan komoditi eksotik, seperti burung cendrwaasih dan mutiara di Kepulauan Aru.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
15

Kholis, Nur. "PERTAUTAN AGAMA DAN BUDAYA DALAM KEISLAMAN KOMUNITAS PITI JEPARA". Sabda : Jurnal Kajian Kebudayaan 14, n.º 1 (26 de noviembre de 2019): 82. http://dx.doi.org/10.14710/sabda.14.1.82-91.

Texto completo
Resumen
This study aims to identify variants of Islamic religiosity in Chinese Muslim life as reflected in the organization of the Indonesian Chinese Islamic Association (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia/PITI). This organization has distinctive features about how dialogue between Islam, Chinese ethnicity, implementation of Indonesian Islamic law legislation, and Javanese culture occured. This study uses a symbolic-interpretative anthropology approach. The conclusion of this study includes as the following (1) the organizational system of PITI in Jepara district is driven by indigenous Muslims who are active as administrators of the Nahdlatul Ulama in Jepara district and only two people of Chinese descents are administrators, while others are members; on the other hand, the involvement of "influential people" in the political world in Jepara also supports its existence. As for the organization funding is obtained and managed independently in the management level in Jepara; (2) Islamic characteristics of the PITI Muslim community in Jepara regency include muallaf status, feeling of being a minority but having sufficient economic, secular-materialist tendencies, prominent Chinese culture, and still strong pressure from family circles for Islam; and (3) the dimensions of Chinese socio-culture and the lives of indigenous people are more visible in socio-cultural life than the influence of religious norms.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
16

Rizal, Alvin Noor Sahab. "Pergerakan Islam Indonesia Masa Jepang (1942-1945)". JURNAL INDO-ISLAMIKA 4, n.º 2 (19 de septiembre de 2020): 179–89. http://dx.doi.org/10.15408/idi.v4i2.17394.

Texto completo
Resumen
The Japanese occupation period in Indonesia began in 1942 and ended on August 17, 1945. The entry of Japan into Indonesia brought broader changes for the Indonesian people, especially in education, which during the Dutch colonial period was discriminatory. Japan realizes that the majority of Indonesian people adheres Islam, at first this was not a problem, as evidenced by Japan's cooperation with Muslims in the early days of entering Indonesia. Japan established PETA (Defender of the Motherland) an institution consisting of Indonesians. In this organization Indonesians were educated and trained to hold arms, the Office of Religious Affairs (Shumubu), the Majlis Syuro Muslimin Indonesia, and Hezbollah were established. Although furthermore Japan must consider which of the Muslims could fulfill its colonial interests in Indonesia.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
17

Kharina, Mia, Sudjianto Sudjianto y Neneng Sutjiati. "ANALISIS MAKNA KOTOWAZA YANG TERKAIT DENGAN KANJI MUSIM DAN RELEVANSINYA DENGAN KEBUDAYAAN JEPANG". JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang 1, n.º 2 (1 de agosto de 2016): 1. http://dx.doi.org/10.17509/japanedu.v1i2.3284.

Texto completo
Resumen
Abstrak Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Evolusi kebudayaan berhubungan erat dengan kondisi lingkungan. Maka dari itu, budaya di setiap negara berbeda-beda berdasarkan lingkungannya. Salah satu faktor yang terlihat jelas adalah iklim atau musim di sebuah negara. Adanya perubahan musim mempengaruhi kebudayaan yang berkembang di masyarakatnya. Kemudian, salah satu unsur dari kebudayaan terdapat bahasa. Bahasa tidak terbatas dengan interaksi sehari-hari, tetapi banyak sarana sastra yang dapat dijadikan objek pembelajaran. salah satunya, peribahasa yang merupakan ajaran berdasarkan pola pikir orang Jepang dari zaman dahulu. Orang Jepang sering menggunakan peribahasa dalam mengungkapkan atau menggambarkan suatu keadaan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada kenyataannya sebagian pembelajar bahasa Jepang tidak memahami makna dari peribahasa bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu makna peribahasa dan relevansinya terhadap kebudayaan Jepang. Penulis membatasi peribahasa yang digunakan hanya peribahasa yang berkaitan dengan kanji musim (haru, natsu, aki, fuyu). Oleh karena itu penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) apa sajakah peribahasa Jepang yang terkait dengan kanji musim (haru, natsu, aki, fuyu), 2) apa makna peribahasa tersebut dalam bahasa Indonesia, 3) adakah relevansi kebudayaan yang tersirat dalam peribahasa Jepang yang terkait dengan kanji musim (haru, natsu, aki, fuyu). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan kualitatif. Hasil dari penelitian ini, ditemukan 20 peribahasa yang berkaitan dengan kanji musim dan 12 diantaranya memiliki relevansi dengan kebudayaan Jepang berdasarkan musim. Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan adanya keterkaitan antara keadaan lingkungan atau kebudayaan yang berdasarkan musim mempengaruhi pembentukan peribahasa di sebuah negara. Kata kunci: peribahasa, makna, kebudayaan, musim AbstractsCulture is the way of life that developed and shared by a community that are passed from generation to generation. Cultural evolution is closely related with enviromental conditions. Therefore, the culture in each country is different based on environment. One of the obious factor is the climate or season in a country. The changing seasons affect the cultures that developed in the society. Then, one of the elements of culture are language. Language is not the daily interactions only, but many literary device that can be used as learning objects. One of them is proverb that teaching based on the mindset of Japanese people from ancient times. Japanese people often use proverbs to express or describe a situation in daily life. However, in fact most of Japanese language learners didn’t understand the meaning of Japanese proverbs. This research aims to find out the meaning of proverbs and relevance to the Japanese culture. Authors restrict to use proverbs which is related to kanji season (haru, natsu, aki, fuyu). Therefore, authors formulate the research problems as follow : 1) what are the Japanese proverbs which is associated with kanji season (haru, natsu, aki, fuyu), 2) what are the meaning of these proverbs in Indonesian, 3) is there any relevance of culture implicit in Japanese proverbs related kanji season (haru, natsu, aki, fuyu). The method used in this research is descriptive and qualitative research method. The result of this research, it was found 20 proverbs related to kanji season (haru, natsu, aki, fuyu) and 12 of them have relevance to the Japanese culture based on season. thus, it can be concluded there is a correlation between the state of environment or culture that is based on the proverbs season affect formation in a country. Keywords : proverb, meaning, culture, season
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
18

Harisal, Harisal. "POTENSI ONSEN SEBAGAI REPRESENTASI WISATA BUDAYA DI JEPANG DALAM MENARIK WISATAWAN". MEDIA BINA ILMIAH 13, n.º 11 (5 de julio de 2019): 1745. http://dx.doi.org/10.33758/mbi.v13i11.257.

Texto completo
Resumen
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis dan manfaat onsen yang ada di Jepang, serta potensi onsen dalam menarik wisatawan untuk datang ke Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu melalui teknik wawancara, teknik pustaka, dan mengumpulkan dokumen. Data dikumpulkan lalu diklasifikasikan menurut jenisnya, kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa jenis permandian di Jepang, yaitu permandian air panas, pasir panas, dan lumpur panas dengan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan tubuh. Onsen banyak ditemukan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Jepang untuk dijadikan lahan obyek wisata. Potensi onsen sebagai representasi wisata budaya di Jepang sangat menarik wisatawan untuk berkunjung, salah satunya adalah adanya “komunikasi telanjang” yang mengacu tidak hanya untuk mandi itu sendiri, tetapi juga untuk cara orang berbicara satu sama lain di onsen. Onsen menempati urutan kelima tujuan kunjungan wisata di Jepang dengan peningkatan jumlah pengunjung setiap tahun, termasuk tahun 2019. Hasil penelitian ini sangat barmanfaat bagi para calon wisatawan yang ingin berkunjung ke Jepang, khususnya pada musim dingin, karena dalam onsen tidak hanya sekedar menikmati terapi dari sumber air panas, beberapa onsen di Jepang menyajikan keindahan alam yang bisa dinikmati sambil berendam. Selain itu, para wisatawan dapat memanfaatkan onsen untuk tamasya, bersosialisasi, dan rekreasi.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
19

Fitriani, Indah. "Haiku dan Senryu dalam Puisi Bahasa Indonesia". Metahumaniora 8, n.º 3 (27 de diciembre de 2018): 360. http://dx.doi.org/10.24198/metahumaniora.v8i3.20715.

Texto completo
Resumen
AbstrakHaiku yang merupakan puisi tradisional Jepang dikatakan sebagai genre puisi yang sedang digiatkan di Indonesia. Tidak hanya penyair, orang awam pun banyak yang tertarik dengan genre puisi Jepang ini. Haiku memiliki 17 suku kata yang terbagi dalam pola 5-7-5, terdiri atas 5 suku kata pada larik pertama, 7 suku kata pada larik kedua, dan 5 suku kata pada larik ketiga. Selain itu, yang menjadi ciri khas haiku adalah adanya kigo (kata-kata penanda musim) dan kireji (kata-kata pemotong yang menunjukkan jeda). Berkenaan dengan musim, Jepang dan Indonesia tentu memiliki musim yang berbeda. Kigo atau penanda musim inilah yang menjadi tantangan bagi para penyair haiku di Indonesiayang membuatpenulisan haiku di Indonesia seakan-akan menghilangkan ruhnya haiku. Penyair haiku di Indonesia lebih banyak membicarakan moral dan kritik daripada keindahan alam. Pada dasarnya, di Jepang bentuk haiku yang berbicara tentang moraltermasuk genre puisi tersendiri, yaitu senryu. Dengan menggunakan metode perbandingan, penulis akan meneliti perbedaan haiku dan senryu dalam puisi Indonesia.Kata kunci: haiku, senryu, puisi IndonesiaAbstractHaiku, which is traditional Japanese poetry, is said to be a genre of poetry that is being activated in Indonesia. Not only poets, many ordinary people are interested in this Japanese poetry genre. Haiku has 17 syllables divided into 5-7-5 patterns, or 5 syllables on the first array, 7 syllables on the second array, and 5 syllables on the third array. Besides, what characterized haiku is the presence of kigo (season marker words) and kireji (cutting words that show pauses). With regard to seasons, Japan and Indonesia certainly have different seasons. Kigo or this season marker is a challenge for haiku poets in Indonesia, so writing haiku in Indonesia seems to eliminate the spirit of haiku. Most haiku poets in Indonesia talk about morality and criticism rather than natural atmosphere. The form of haiku which talks about morality actually in Japan includes its own genre of poetry, namely senryu. Using the comparison method, the author will study the differences in haiku and senryu in Indonesian poetry.Keywords: haiku, senryu, Indonesian poetry
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
20

Fitriani, Indah. "Haiku dan Senryu dalam Puisi Bahasa Indonesia". Metahumaniora 8, n.º 3 (27 de diciembre de 2018): 360. http://dx.doi.org/10.24198/mh.v8i3.20715.

Texto completo
Resumen
AbstrakHaiku yang merupakan puisi tradisional Jepang dikatakan sebagai genre puisi yang sedang digiatkan di Indonesia. Tidak hanya penyair, orang awam pun banyak yang tertarik dengan genre puisi Jepang ini. Haiku memiliki 17 suku kata yang terbagi dalam pola 5-7-5, terdiri atas 5 suku kata pada larik pertama, 7 suku kata pada larik kedua, dan 5 suku kata pada larik ketiga. Selain itu, yang menjadi ciri khas haiku adalah adanya kigo (kata-kata penanda musim) dan kireji (kata-kata pemotong yang menunjukkan jeda). Berkenaan dengan musim, Jepang dan Indonesia tentu memiliki musim yang berbeda. Kigo atau penanda musim inilah yang menjadi tantangan bagi para penyair haiku di Indonesiayang membuatpenulisan haiku di Indonesia seakan-akan menghilangkan ruhnya haiku. Penyair haiku di Indonesia lebih banyak membicarakan moral dan kritik daripada keindahan alam. Pada dasarnya, di Jepang bentuk haiku yang berbicara tentang moraltermasuk genre puisi tersendiri, yaitu senryu. Dengan menggunakan metode perbandingan, penulis akan meneliti perbedaan haiku dan senryu dalam puisi Indonesia.Kata kunci: haiku, senryu, puisi IndonesiaAbstractHaiku, which is traditional Japanese poetry, is said to be a genre of poetry that is being activated in Indonesia. Not only poets, many ordinary people are interested in this Japanese poetry genre. Haiku has 17 syllables divided into 5-7-5 patterns, or 5 syllables on the first array, 7 syllables on the second array, and 5 syllables on the third array. Besides, what characterized haiku is the presence of kigo (season marker words) and kireji (cutting words that show pauses). With regard to seasons, Japan and Indonesia certainly have different seasons. Kigo or this season marker is a challenge for haiku poets in Indonesia, so writing haiku in Indonesia seems to eliminate the spirit of haiku. Most haiku poets in Indonesia talk about morality and criticism rather than natural atmosphere. The form of haiku which talks about morality actually in Japan includes its own genre of poetry, namely senryu. Using the comparison method, the author will study the differences in haiku and senryu in Indonesian poetry.Keywords: haiku, senryu, Indonesian poetry
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
21

Palem Zainol, Siti Zulfa y Izziah Suryani Mat Resad @ Arshad. "[The Role of Abdul Hay Kurban Ali to The Development of Islam in Tokyo, Japan] Peranan Abdul Hay Kurban Ali Terhadap Perkembangan Islam di Tokyo, Jepun". Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari 22, n.º 1 (10 de junio de 2021): 119–28. http://dx.doi.org/10.37231/jimk.2021.22.1.550.

Texto completo
Resumen
Abstract Abdul Hay Kurban Ali’s arrival in Japan in 1924 has a huge impact on the development of Islam and towards the Muslim community in Tokyo Japan. The migration of the Turkic Tatar Muslim to Japan resulting from the Russian Revolution un 1917 has cause several Islamic Associations to emerge in Japan. Abdul Hay Kurban Ali was the leader of one of this Islamic Association for the Muslim community representing the Turkic-Tatar Muslim in Japan under the name Mahalla Islamiya. With this, Abdul Hay Kurban Ali has carried the interests from each of the Islamic Association from the Muslim community in Japan to build education institution and mosque in Tokyo, Japan. As such, Abdul Hay Kurban Ali cooperate with Syeikh Abdul Rashid Ibrahim in creating good relationship between Turkey and Japan to ease the construction of education institution and mosque in Tokyo, Japan. This research is a qualitative research using the historical history design. This research used the documentation method through data collection that focus on sources under four themes which is historical background of Abdul Hay Kurban Ali, the arrival of Islam in Japan, the role of Da’wah by Abdul Hay Kurban Ali and his contributions in Tokyo, Japan. Meanwhile, the researcher use descriptive and historical methods in analysing the data and sources under the prescribed themes. The finding from the research showed that the four thematic analyses has given a clear and organized information. The role of Abdul Hay Kurban towards the development of Islam in Tokyo, Japan is very significant for the Da’wah aspect towards the Japanese community, the Islamic Association of the Muslim community and the construction of education institution and mosque. Keywords: Abdul Hay Kurban Ali, Muslim community, Turkey, Islam in Japan, mosque Abstrak Kedatangan Abdul Hay Kurban Ali ke Jepun pada tahun 1924 memberi kesan yang besar terhadap perkembangan Islam dan komuniti Muslim di Tokyo, Jepun. Penghijrahan komuniti Muslim Turki Tatar ke Jepun akibat revolusi Rusia pada tahun 1917 telah menyebabkan wujudnya beberapa persatuan-persatuan Islam di Jepun. Abdul Hay Kurban Ali telah mengetuai salah satu daripada persatuan komuniti Muslim bagi bangsa Turki-Tatar di Jepun, Mahalla Islamiya. Menerusi hal ini, Abdul Hay Kurban Ali telah membawa hasrat daripada setiap persatuan-persatuan komuniti Muslim di Jepun untuk membina institusi pendidikan dan masjid di Tokyo, Jepun. Oleh itu, Abdul Hay Kurban Ali bekerjasama dengan Syeikh Abdul Rashid Ibrahim untuk mengadakan hubungan baik bersama kerajaan Turki dan Jepun bagi memudahkan pembinaan institusi pendidikan dan masjid di Tokyo, Jepun. Kajian Ini merupakan kajian berbentuk kualitatif dengan menggunakan reka bentuk kajian sejarah. Kajian ini menggunakan metode dokumentasi melalui pengumpulan data dengan menfokuskan pada sumber-sumber yang berkaitan empat tema iaitu, sejarah latar belakang Abdul Hay Kurban Ali, kedatangan Islam di Jepun, peranan dakwah Abdul Hay Kurban Ali dan sumbangan beliau di Tokyo, Jepun. Manakala pengkaji menggunakan metode deskriptif dan metode sejarah untuk menganalisis data-data dan sumber-sumber menerusi tema yang ditetapkan. Dapatan kajian menunjukkan bahawa sumber-sumber menerusi empat tematik yang dikaji oleh pengkaji telah memberikan maklumat yang tersusun dan jelas. Peranan Abdul Hay Kurban Ali terhadap perkembangan Islam di Tokyo, Jepun amat besar jasanya dari aspek dakwah kepada komuniti Jepun, penyatuan persatuan-persatuan komuniti Muslim dan pembinaan institusi pendidikan dan masjid. Kata kunci: Abdul Hay Kurban Ali, Komuniti Muslim, Turki, Islam di Jepun, Masjid
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
22

Tendi, Tendi. "Islam Dan Agama Lokal Dalam Arus Perubahan Sosial". Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam 16, n.º 1 (24 de junio de 2016): 47. http://dx.doi.org/10.21154/al-tahrir.v16i1.365.

Texto completo
Resumen
Abstract: Agama Djawa Soenda (ADS)( Djawa Soenda religion) is one of the local beliefs that bases in Cigugur, Kuningan, West Java. Among three eras of leaderships that existed there, the leadership of Tedjabuana prince was the most unique one because ADS developed in three different periods: the Dutch colonial rule; the Japanese occupation; and the Indonesian independence. Social change in the period of Tedjabuana had made ADStrapped several times in the vortex of conflict with a number of Muslims. The conflict could end when the new ruler, who was close to Islam, pressed the ADS follower until their group dissolved. The method used in this study was historical method with a qualitative descriptive analysis through the sociological-anthropological perspective. In this study, data collection was done by collecting various kinds of information from some literatures, social and cultural data that were found in the research field through observation and interviews process to support the validity of the data that was successfully obtained. The results showed that the big challenges faced by ADS from 1939 to 1964 was the result of the fast social change that had influenced almost all aspects of community life, including the religious aspect. The social changes led ADS to a conflict that had made it development stagnant and even paralyzed. الملخص: كان اعتقاد جاوة وسوندا (Agama Djawa Soenda, ADS) من المعتقدات المحلية المتمركزة في جيغوغور كونينجان جاوة الغربية. ومن فترات ثلاث رئاسات كانت رئاسة الملك تيجابوانا كانت رئاسة خاصة متميّزة لأن فيها تطوّر هذا المعتقد في ثلاث فترات مختلفة هي فترة الاستعمار الهولندى، والاستعمار الإلياباني وفترة "الاستقلال". ووجود التغيّرات في المجتمع في عهد الملك تيجابوانا جعل ( ADS) يقع في عدّة نزاعات بينه وبين المسلمين. تنتنهي هذه النزاعات عندما اقترب الرئيس حين ذاك من المسلمين وضغط المعتقدين ل (ADS) حتى قضي على هذا المعتقد. والطريقة في هذا البحث العلمي هي المنهج التاريخي بالمدخل الوصفي الكيفي بمنظار إجتماعي أنتروبولوجيّ. وللحصول على البيانات جمع الباحث شتّى المعلومات من الوثائق المكتوبة ومن البيانات الاجتماعية والثقافية التي وجدها في ميدان البحث عن طريق الملاحظة والمقابلة الشخصية كتأكيدات لصحة البيانات. دلّت نتائج البحث على أن المشاكل التى يواجهها هذا المعتقد من السنة 1939 م – 1964م هي نتيجة لوقوع التغيّرات السريعة في المجتمع المؤثرة في جميع نواحي حياته ومنها الجانب الديني. أدّت هذه التغيّرات إلى وقوع المشاكل التي تسبب إلى توقّف (ADS) وموته. Abstrak: Agama Djawa Soenda (ADS) merupakan salah satu kepercayaan lokal yang berpusat di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat. Di antara tiga masa kepemimpinan yang ada, masa kepemimpinan Pangeran Tedjabuana merupakan masa yang paling unik karena ADS berkembang dalam tiga masa yang berbeda, yaitu masa pemerintahan kolonial Belanda, masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan. Perubahan sosial pada masa Tedjabuana membuat ADS terjebak beberapa kali dalam pusaran konflik dengan sejumlah kalangan muslim, Konflik itu baru dapat berakhir ketika penguasa, yang saat itu dekat dengan kaum Islam, menekan para penghayat ADS sehingga kemudian dibubarkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan pendekatan deskripsi kualitatif melalui cara pandang sosiologis-antropologis. Dalam studi ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan pelbagai macam informasi yang ada dari pembacaan dokumen-dokumen sebagai sumber-sumber tertulis serta dari data-data sosial atau kultural yang ditemukan di lapangan melalui proses observasi (pengamatan) dan interview (wawancara) guna mendukung keabsahan data yang berhasil didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan berat yang dihadapi oleh ADS dari tahun 1939 hingga 1964 merupakan buah dari perubahan sosial cepat yang telah memengaruhi hampir keseluruhan segi kehidupan masyarakat, termasuk di antaranya adalah aspek keagamaan. Perubahan sosial itu melahirkan konflik yang membuat perkembangan ADS menjadi stagnan dan bahkan lumpuh sama sekali.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
23

Julaekhah, Julaekhah. "Konstruksi Sosial Buruh Migran Perempuan Bercadar Asal Indramayu Jawa Barat". Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya 7, n.º 2 (4 de junio de 2021): 109. http://dx.doi.org/10.32884/ideas.v7i2.358.

Texto completo
Resumen
Abstrak Indonesia merupakan negara berkembang yang mengirimkan banyak tenaga kerjanya ke negara maju. Indramayu adalah salah satu daerah pengirim tenaga kerja terbanyak dan didominasi oleh wanita atau yang disebut dengan buruh migran perempuan. Pascamoratorium, banyak buruh migran asal Indramayu yang dikirim untuk bekerja di negara-negara Asia Timur, seperti Taiwan, Hongkong, Jepang, dan Korea. Terdapat fenomena menarik yang muncul pada masyarakat Indramayu, yakni buruh migran perempuan yang menggunakan cadar pascakepulanganya bekerja di negara-negara tersebut. Buruh migran perempuan tersebut mendapatkan nilai-nilai Islam setelah bekerja di negara Asia Timur, yang penganut agama Islam di sana sebagai minoritas. Melihat fenomena tersebut penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam mengenai buruh migran perempuan bercadar. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang menggunakan analisis sosiologis untuk mengungkapkan kehidupan buruh migran perempuan bercadar dengan menggambarkan suatu konstruksi sosial buruh migran perempuan bercadar asal Indramayu. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan analisis data kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni melalui observasi dan wawancara. Dengan dikaji lebih mendalam melalui teori konstruksi sosial Petter. L. Berger yang terdiri dari proses eksternalisasi, objektifikasi, dan internalisasi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa proses konstruksi sosial buruh migran perempuan bercadar di Indramayu melalui tiga proses yakni pertama, proses eksternalisasi melalui media sosial, kajian, serta teman sejawat. Kedua, proses objektifikasi ditandai dengan adanya anggapan bahwa cadar sebagai bentuk kesalihan seorang muslimah, munculnya penyesalan di masa lalu sebelum mengenakan cadar, serta signifikasi. Dan yang ketiga, proses internalisasi yakni ditunjukkan dengan penggunaan cadar sebagai pakaian sehari-hari, semangat berdakwah baik di media sosial maupun di organisasi untuk mengajak orang lain mengenakan cadar. Abstract Indonesia is a developing country that sends a lot of its workers to developed countries. Indramayu is one of the most labor-sending areas and is dominated by women or what are known as female migrant workers. After the moratorium, many migrant workers from Indramayu were sent to work in East Asian countries, such as Taiwan, Hong Kong, Japan and Korea. There is an interesting phenomenon that arises in Indramayu society, namely female migrant workers who wear a veil after returning to work in these countries. These female migrant workers get Islamic values ​​after working in an East Asian country, where Muslims are a minority. Seeing this phenomenon, the authors are interested in investigating more deeply the veiled female migrant workers. This research is a study that uses sociological analysis to reveal the life of veiled female migrant workers by describing a social construction of veiled female migrant workers from Indramayu. This research is a field research using qualitative data analysis. The data collection method that the writer uses is through observation and interviews. With a deeper examination through Petter's social construction theory. L. Berger, which consists of the process of externalization, objectification and internalization. From this research, it was found that the social construction process of veiled female migrant workers in Indramayu went through three processes: first, the process of externalization through social media, studies, and peers. Second, the process of objectification is marked by the assumption that the veil is a form of distraction for a Muslim woman, the emergence of regret in the past before wearing the veil, and its significance. And third, the internalization process, which is shown by the use of the veil as daily clothing, the spirit of preaching both on social media and in organizations to invite others to wear the veil.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
24

Yusuf, Mohamad. "POTRET HARMONI KEHIDUPAN BERAGAMA: Studi Komperatif Relasi Islam-Buddha di Desa Tlogowungu, Kaloran, Temanggung dan Desa Blingoh, Donorojo, Jepara". ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 17, n.º 2 (1 de octubre de 2016): 193. http://dx.doi.org/10.14421/esensia.v17i2.1287.

Texto completo
Resumen
The inter-religious harmony is not a rare thing in Indonesian society, there are a lot of practice at the grassroots level, which show that the Indonesian people are able to build religious harmony. However, due to the rise of religiously motivated violent incidents, both the case of intra-religion and inter-religious, and global-scale violence, the peaceful images of Islam are slowly replaced by the religious issues that are less encouraging. Based on that irony, this study tries to show a portrait of interfaith harmony between Islam and Buddhism in two different places; Tlogowungu, Temanggung and Blingoh, Jepara. Although both remain predominantly Muslim region, but the region becomes the centre of Buddhist people which is growing rapidly. This study shows that religious harmony between Muslims and Buddhists has a long historical roots. In addition to each doctrinal aspects of religion, the driving force of harmony also came from the role of local wisdom that exist in each region. Muslims and Buddhists are also equally establish relations of coexistence between religions patterned or mutually support the existence of each religion and cooperative patterns or work together in real.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
25

Saefudin, Ahmad y Fathur Rohman. "Teologi Damai Agama Islam, Hindu dan Kristen di Plajan Pakis Aji Jepara". Al-Qalam 25, n.º 2 (5 de diciembre de 2019): 393. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v25i2.733.

Texto completo
Resumen
<p>Penelitian ini berusaha mengungkap manifestasi teologi inklusif tokoh agama Islam, Hindu, dan Kristen di Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Dalam prosesnya, peneliti terlebih dahulu mendeskripsikan relasi tokoh agama dan persepsi mereka tentang teologi damai. Penelitian termasuk penelitian lapangan (<em>field research</em>) melalui pendekatan <em>qualitative research</em>. Peneliti menggunakan teknik observasi peran serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Observasi peran serta dilakukan untuk menyelami persepsi tokoh agama Islam, Hindu, dan Kristen tentang konsep perdamaian perspektif agama. Sedangkan wawancara dilakukan dengan berdialog langsung dengan aktor-aktor kunci seperti kiai atau ustad, pendeta, dan agamawan Hindu selaku agen perdamaian. Sedangkan teknik dokumentasi dilakukan dengan cara menelusuri dokumen-dokumen terkait baik berupa catatan, foto, atau artikel tentang manifestasi teologi inklusif di desa Plajan. Ternyata, media silaturahmi antar kelompok elite agamawan merupakan salah satu faktor penting berkembangnya relasi damai. Bagi orang Islam, persepsi damai tersebut mengacu kepada doktrin Alquran, misalnya QS. al-Baqarah: 256 yang mengajarkan setiap muslim untuk saling menghormati dan <em>respect </em>terhadap umat agama lain. Perspektif Hindu, teologi damai direpresentasikan oleh ajaran <em>tat twam asi </em>(larangan bertikai, menghindari pertengkaran<em> </em>dengan tetangga, dan jika dicubit merasa sakit, maka tidak boleh mencubit orang lain), <em>cung taka </em>(menghindari nalar <em>truth claim</em>), <em>vasudhaiva kutumbakam </em>(tidak mudah terpancing provokasi)<em>, om shanti shanti shanti om </em>(menciptakan iklim perdamaian)<em>, dan óm swastyastu </em>(kegiatan doa bersama)<em>.</em> Sedangkan teologi damai agama Kristen diwakili oleh Matius 5:39 dan Matius 7:12. Keduanya dimanifestasikan dengan cara bersikap rendah hati terhadap agama lain, menjauhi watak pendendam, dan menjaga masjid saat umat muslim menunaikan shalat Idul Fitri dan Idul Adha.</p><p align="center"> </p><p><em>This study aims to uncover inclusive theology manifestations of Muslim, Hindu and Christian religious leaders at Plajan village, Jepara, Indonesia. The researcher described the relations between religious leaders and perceptions of peaceful theology. Research is qualitative research by field research. The researcher used participant observation, in-depth interviews, and documentation. The friendship media between religious elite groups was an important factor in developing peaceful relations. For Muslims, it is in line with Qur'an doctrine, like at Surah al-Baqarah verse 256 to respect each other. The peaceful theology of Hindu is represented in tat twam asi teachings (avoiding fighting and quarrels), cung taka (avoiding the truth claim), rationalvasudhaiva kutumbakam (not provoked easily), om shanti shanti shanti om (creating peace climate), and swastyastu óm (prayer activities). Christianity represents Matthew 5:39 and Matthew 7:12. Both are manifested by being humble towards other religions, avoiding vengeful character, and helping prayers Eid al-Fitr and Eid- alAdha.</em></p><strong><em>Keywords:</em> </strong><em>peacefull theology, religion, relation, perception, manifestation</em>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
26

Sustianingsih, Ira Miyarni. "Pemanfaatan Museum SUBKOSS sebagai Sumber Belajar Sejarah Di Lubuklinggau". Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah 9, n.º 1 (24 de febrero de 2020): 1–14. http://dx.doi.org/10.36706/jc.v9i1.10260.

Texto completo
Resumen
Museum merupakan salah satu sumber belajar penting dalam Pendidikan Sejarah. Kota Lubuklinggau memiliki Museum SUBKOSS untuk pembelajaran sejarah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sejarah dan pemanfaatan Museum SUBKOOS di Lubuklinggau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan latar belakang berdirinya Museum SUBKOSS dan pemanfaatan museum SUBKOSS sebagai sumber belajar sejarah di Lubuklinggau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan angket. Sampel pada penelitian ini adalah guru sejarah di sekolah menegah dalam lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lubuklinggau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdirinya Museum SUBKOSS dilatarbelakangi tempat tersebut merupakan rumah pejabat Belanda yang selanjutnya dijadikan tempat tinggal pejabat Jepang setelah Indonesia dikuasai Jepang. Kedua Museum SUBKOSS dapat menjadi alternatif pembelajaran di luar kelas dengan cara mendatanginya, di mana hal tersebut dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan jiwa nasionalisme.Kata kunci: Pemanfaaatan, Museum SUBKOSS, Sumber BelajarThe museum is one of the important learning resources in Historical Education. The city of Lubuklinggau has a SUBKOSS Museum for history learning. The problem in this study is how the history and utilization of the SUBKOOS Museum in Lubuklinggau. The purpose of this study is to describe the background of the establishment of the SUBKOSS Museum and the use of the SUBKOSS Museum as a source of historical learning in Lubuklinggau. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach, in which data collection techniques are carried out by means of observation, interviews, and questionnaires. The sample in this study was a history teacher in a secondary school within the scope of the Education and Culture Office of Lubuklinggau City. The results of this study indicate that the establishment of the SUBKOSS Museum is based on the place that is the home of a Dutch official who is then used as a residence for Japanese officials after Indonesia was conquered by Japan. Both SUBKOSS Museums can be alternatives to learning outside the classroom by visiting them, where they can foster a sense of patriotism and the spirit of nationalism.Keywords: Utilization, SUBKOSS Museum, Learning Resources
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
27

Siroj, A. Malthuf. "Eksistensi Hukum Islam dan Prospeknya di Indonesia". AT-TURAS: Jurnal Studi Keislaman 5, n.º 1 (23 de septiembre de 2018): 97–122. http://dx.doi.org/10.33650/at-turas.v5i1.326.

Texto completo
Resumen
Indonesia as one of the most populated-by-Muslim country has a long historical experience in implementing Islamic law. In each era, the practice of Islamic law differs one another due to the legal politics which influence it. Prior to the Dutch colonialism, Islamic law was prevalent among Muslims with political support from the royal kingdom of Islam such as in Aceh, Palembang, Banjarmasin, Banten, Demak, Jepara, Tuban, Gersik, Ampel and Mataram. Islamic law grew and developed in the midst of society beside adat law. In the Dutch colonial era the policy of the colonial government against Islamic law had its ups and downs in line with the legal theory that emerged at the time. On the one hand, it tends to be accommodative, while confrontational on the other hand. In the era of independence the position of Islamic law became stronger with the enactment of the 1945 Constitution which guaranteed the right of every citizen to embrace religion and practise religious law. In the New Order era, several laws have been enacted, which strengthened the position of Islamic law, especially the Islamic civil law. This tends to develop in the Reform era, marked by strengthening Muslim aspirations and regional autonomy. Consequently, the Islamic law is increasingly practised, though still limited in the field of civil law and Islamic economics. The enforcement of Islamic criminal law in Indonesia still encounter many obstacles both conceptually and legally. This article will examine the existence and the prospect of Islamic law in Indonesia by observing its strengths, weaknesses, opportunities and challenges.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
28

Christianawati, Theng Anita. "Nilai Estetika dan Cita Rasa Makanan dalam Penyajian Makizuki Musim Gugur pada TV Champion Jepang". LITE: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya 14, n.º 2 (25 de septiembre de 2018): 139–53. http://dx.doi.org/10.33633/lite.v14i2.2325.

Texto completo
Resumen
This research discusses the aesthetic value and taste of the food served in autumn makizushi as shown in TV Champion Japan. It aims to find out the aesthetic value and taste of autumn makizushi, because there are several types of sushi based on the season they are served. The video data were taken from the first episode of Sushi King series of TV Champion, produced by TV Tokyo Japan. The type of this study is descriptive qualitative. The result of the study show that there are several characteristics of aesthetically served makizushi, i.e.; unity, symmetry, harmony, balance and contrast. In addition, there are three characteristics which define the aesthetic value of makizushi taste; unity, harmony and contrast.Keywords : Aesthetic value, Food Aesthetic, Sushi, maki-zushi, Tv Champion Japan
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
29

Pipah, Siti ngafifah. "PENGGUNAAN GOOGLE FORM DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS EVALUASI PEMBELAJARAN DARING SISWA PADA MASA COVID19 DI SD IT BAITUL MUSLIM WAY JEPARA". As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan 9, n.º 2 (14 de diciembre de 2020): 123–44. http://dx.doi.org/10.51226/assalam.v9i2.186.

Texto completo
Resumen
This article aims to determine the advantages and disadvantages of using Google Forms in evaluating student online learning during the Covid19 pandemic at SD IT Baitul Muslim Way Jepara, East Lampung. This study uses qualitative methods and data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The learning process at SD IT Baitul Muslim was carried out using Whatsapp, Zoom, and cellphone media. However, when the learning evaluation arrives, both the daily, mid-semester, and end-semester evaluations of SD IT BM use Google Form because the application from Google is very easily accessible to anyone provided they have a gmail.com account. The results showed that the learning evaluation using Google Form implemented by SD IT Baitul Muslim Way Jepara East Lampung was less effective. Due to feature limitations, design, and lack of editing history. In the realm of assessment, teachers are expected to not only refer to one type of Learning Evaluation but need to apply assessment (evaluation), namely continuity, objectivity, comprehensive, practical and cooperative which aims to optimize the ongoing learning. The positive contribution of this article is expected to provide information to education actors to improve skills and integrity in various learning activities in general, as well as in distance learning (online) specifically to facilitate the learning evaluation process during the current Covid19 pandemic.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
30

Sulaiman, Sulaiman. "Relasi Sunni-Syiah: Refleksi Kerukunan Umat Beragama di Bangsri Kabupaten Jepara". Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat 1, n.º 1 (10 de junio de 2017): 19. http://dx.doi.org/10.14421/panangkaran.2017.0101-02.

Texto completo
Resumen
Lately, Sunni-Shia relation gets a negative response in the Indonesian community. This article based on the research results “The Relation of Sunni-Shia in Bangsri, Jepara, Central Java”. This studyused a descriptive qualitative approach, and data collected with observation,depth interview, and document review. The sosial relation between Sunni-Shia is very harmonious, because it’ssupported by religious tolerance highly. It can be seen in the attitude of both sides to understand and aware toward doctrinal differences which believed. In addition, it can be seen too at the culture of ‘gotong royong’ community that is institutionalized in the associations “jamaah Muawanah” and “Jamaah Manakib”. Both these associations becomea medium of muslim in maintaining the harmony and peace of the religious community.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
31

Listiani, Reka, Agus Setiadi y Siswanto Imam Santoso. "ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA PETANI PADI DI KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA". Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian 3, n.º 1 (30 de mayo de 2019): 50–58. http://dx.doi.org/10.14710/agrisocionomics.v3i1.4018.

Texto completo
Resumen
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pendapatan usahatani padi dan menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2018 di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode survei yaitu dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Penentuan jumlah responden menggunakan slovin dengan jumlah responden 100 petani yang diambil dari 8 desa yang ada di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel yaitu dengan Quota Sampling dan Accidental Sampling. Quota Sampling digunakan untuk menentukan responden petani atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan dari setiap desa yang ada di Kecamatan Mlonggo. Accidental Sampling digunakan untuk menentukan responden petani sebanyak 100 petani secara langsung menemui petani yang berada di sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi 1.947 kg/MT/0,5Ha. Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani adalah Rp 7.529.623,-/0,5Ha. Rata-rata penerimaan petani padi adalah Rp 16.454.048,-/0,5Ha sehingga besar rata-rata pendapatan petani padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara per musim taman adalah Rp 8.924.425,-/0,5Ha. Rata-rata pendapatan petani per bulan adalah Rp 1.487.404,- lebih rendah dibandingkan upah minimum regional (UMR) Kabupaten Jepara yaitu Rp 1.600.000,-. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani padi adalah biaya pestisida (X1) dan biaya lahan (X5). Sementara itu, faktor biaya pupuk (X2), biaya bibit dan tenaga kerja (X4) tidak mempengaruhi pendapatan petani padi di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
32

Maharani, Maharani, Mujiyanto Mujiyanto, Riska Riska y La Ode Abdul Fajar Hasidu. "KOMPOSISI JENIS JUVENIL IKAN DI PERAIRAN EKOSISTEM MANGROVE PULAU PARANG KEPULAUAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA". Jurnal Laot Ilmu Kelautan 2, n.º 2 (15 de octubre de 2020): 30. http://dx.doi.org/10.35308/jlaot.v2i2.3068.

Texto completo
Resumen
Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam hayati yang memiliki manfaat aspek ekologi yaitu sebagai tempat hidup beragam jenis biota perairan. Salah satu jenis biota ekonomis penting yang hidup di daerah mangrove yaitu komunitas ikan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 (musim barat). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa. Juvenil ikan dikoleksi dengan jaring angkat (lift net), jaring lempar ukuran mata jaring 2 inchi, alat pancing serta serok (seser) ikan. Komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove Pulau Parang yang dikoleksi pada musim barat yaitu berjumlah 10 jenis dari 9 genus dan 9 famili. Lutjanidae merupakan famili ikan yang memiliki nilai ekonomis penting. Nilai keanekaragaman jenis pada ketiga lokasi menunjukkan sebaran yang relatif merata, dimana penyebaran individu tiap jenis relatif seragam dan tidak ada spesies yang mendominasi. Indeks keanekaragaman (H) jenis juvenil ikan berkisar antara 1,252 – 1,328; indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,668 – 0,825dan indeks dominansi (C)berkisar antara 0,292 – 0,355.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
33

Dalhar, M., Yety Rochwulaningsih y Dhanang Respati Puguh. "Kiai Fauzan: Pemikiran dan Peranannya di Kabupaten Jepara 1942-1972". Indonesian Historical Studies 3, n.º 1 (7 de julio de 2019): 29. http://dx.doi.org/10.14710/ihis.v3i1.5095.

Texto completo
Resumen
This study focuses on the life, ideas, and role of Kiai Ahmad Fauzan in developing Islamic teachings and national values. Islam and nationalism are two things that interconnected and not contradictory. In Indonesian history, the two of them caused turmoil, even opposition. The purpose of this study is to prove the return of the Moslem spirit which is in line with the development of local religious leaders, primarily through case studies of local scholars in Jepara, such as Kiai Ahmad Fauzan. This study used a historical method, including heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Kiai Ahmad Fauzan was a leader of the Nahdlatul Ulama (NU) who fought through education and politics to uphold the AhlussunahwalJamaah(Aswaja) ideology in Jepara. Fauzan's Islamic and national ideas can be seen from syair[poems] conveyed to the public. Syairbecame a media for propaganda for Kiai Ahmad Fauzan in spreading the religious understanding of Islam Aswaja. It is delivered to the community as reminder and awareness of harmonious religious and national values. His role in the religious and socio-political fields was seen when Japan began occupying Jepara in 1942. He was the target of arrest because of his role as a cleric. Its leadership formed from religious roles carried out mainly through madrasa and da'wah by traveling from one village to another. Kiai Ahmad Fauzan was involved in socio-religious organizations such as the Indonesian Islamic Assembly (MIAI), Indonesian Muslim Council (Masyumi), and NU, especially during the 1955 elections. Kiai Ahmad Fauzan was also trusted by the government to be the first leader of the Ministry of Religion in Jepara after independence revolution.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
34

Prayudha, Harlino Nandha, Amalia Murnihati Noerrizki, Haris Maulana, Debby Ustari, Neni Rostini y Agung Karuniawan. "Keragaman Genetik Klon Ubi Jalar Ungu Berdasarkan Karakter Morfologi dan Agronomi". Buletin Palawija 17, n.º 2 (31 de octubre de 2019): 94. http://dx.doi.org/10.21082/bulpa.v17n2.2019.p94-101.

Texto completo
Resumen
<div class="page" title="Page 1"><div class="layoutArea"><div class="column"><p><span>Keragaman genetik ubi jalar dapat dinilai berdasarkan analisis terhadap karakter-karakter tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pendugaan keragaman klon ubi jalar ungu berdasarkan karakter agronomi dan morfologi tanaman. Percobaan dilaksanakan selama musim hujan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat mulai November 2018 sampai April 2019. Perlakuan adalah 11 klon ubi jalar ungu yang berasal dari Indonesia, Peru, dan Jepang. Pengamatan terdiri atas karakter agronomi dan morfologi, serta komponen hasil. Pendugaan keragaman genetik menggunakan analisis klaster, analisis komponen utama, uji mantel, dan perhitungan ragam genotipik dan fenotipik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan keragaman genetik berdasarkan karakter agronomi dan karakter morfologi. Jarak genetik berdasarkan analisis klaster dan analisis komponen utama pada karakter agronomi dan morfologi masing- masing adalah 0,31–5,18 Euclidean dan 1,73–4,55 Euclidean. Korelasi keragaman agronomi dengan keragaman morfologi sangat lemah (r=0,096). Perhitungan ragam genotipik dan fenotipik juga menunjukkan bahwa keragaman karakter agronomi cenderung luas. </span></p></div></div></div>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
35

Nurdin, Hery S., Budhi H. Iskandar, Mohammad Imron y Yopi Novita. "TATA MUATAN DAN VARIASI MUSIM PENANGKAPAN PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PURSESEINER BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN (Influence of Cargo Arrangement and Fishing Season Variation toward Bulukumba Purseseiner Stability in South sulawesi)". Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management 4, n.º 2 (27 de septiembre de 2016): 183. http://dx.doi.org/10.29244/jmf.4.2.183-193.

Texto completo
Resumen
<p>of cargo arrangement so can they impact to quality stability of fishing vessel. The aim of this research is design and stability analysis Bulukumba purseseiner with three conditions cargo arrangement and two fishing seasons (peak fishing season and scarcity fisihing season). This research is done at Bulukumba regency, South Sulawesi province in February until April 2013 with measurements, observation and interview related of main dimension and cargo arrangement of Bulukumba purseseiner in field. Hydrostatic paramter analysis uses naval architecture formula and stability analysis uses PGZ software of three cargo arrangement conditions on two fishing seasons and then, these values will be compared with references value. The results of design analysis show that coefficient of finennes bulukumba purseseiner is Cb = 0.80 and Cp = 0.88 which its hull type bulukumba purseseiner is round bottom. Principal dimension ratio Bulukumba purseseiner have agreed with references of fishing vessel in Indonesia but it have not filled references of fishing vessel in Japan. The values of Bulukumba purseseiner stability have filled to IMO criteria of stability values. Stability of Bulukumba purseseiner on scarcity fishing season better than on peak fishing season and the best value of stability is PA-K3 condition (condition of purseseiner back to fishing base on scarcity fishing season).<br />Key words: Bulukumba, cargo arrangement, design, purseseiner, stability</p><p>-------</p><p>ABSTRAK<br />Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu daerah pembuatan kapal kayu dan masih besifat tradisional. Musim penangkapan ikan dapat mempengaruhi distribusi muatan di atas kapal sehingga dapat berakibat pada kualitas stabilitas kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis desain dan stabilitas kapal purse seine Bulukumba berdasarkan tata muatan dengan tiga kondisi muatan dalam dua variasi musim penangkapan (musim puncak dan musim paceklik). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Februari–April 2013 dengan melakukan pengukuran, pengamatan dan wawancara secara langsung di lapangan terkait dimensi utama dan distribusi muatan. Analisis parameter hidrostatis dilakukan menggunakan formula naval architecture sedangkan analisis stabilitas menggunakan software PGZ yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai acuan. Hasil analisis desain menunjukkan, kapal purse seine Bulukumba memiliki nilai koefisien bentuk yaitu Cb = 0,80 dan Cp = 0,88 dengan kasko kapal berbentuk round bottom. Rasio dimensi utama kapal purse seine Bulukumba telah berada pada rentang nilai kapal purse seine di Indonesia namun belum berada pada rentang nilai kapal purse seine di jepang. Nilai stabilitas kapal purse seine Bulukumba telah memenuhi nilai kriteria stabilitas IMO. Stabilitas kapal purse seine Bulukumba pada musim paceklik lebih baik dibandingkan pada musim puncak dengan nilai stabilitas terbaik pada kondisi PA-K3 (kondisi kapal kembali ke fishing base pada musim paceklik).</p><p><br />Kata kunci: Bulukumba, tata muatan, desain, kapal purse seine, stabilitas</p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
36

Ramadhan, Andrian y Tenny Apriliani. "KARAKTERISTIK PENANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN DI KARIMUNJAWA". Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 2, n.º 1 (24 de febrero de 2017): 9. http://dx.doi.org/10.15578/marina.v2i1.3279.

Texto completo
Resumen
Karimunjawa merupakan gugusan pulau dilepas pantai Kabupaten Jepara yang menyimpan potensi sumberdaya perikanan yang besar. Masyarakat setempat sejak lama mendapatkan manfaat ekonomi dari sumberdaya tersebut dengan melakukan penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik penangkapan yang dilakukan oleh masyarakat Karimunjawa. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan dominasi pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis dan ikan karang pada wilayah ini. Alat tangkap yang paling umum digunakan adalah pancing, panah dan tonda. Sementara itu, masih terindikasi adanya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan khususnya potasium. Musim puncak penangkapan ikan terjadi pada saat bulan September sampai dengan Oktober dengan musim paceklik terjadi pada akhir Desember sampai dengan bulan Februari. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat nelayan Karimunjawa memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap kondisi alam membuat fluktuasi hasil tangkapan sangat mempengaruhi kehidupan mereka.Title: Characteristics of Catching Fish Resources in KarimunjawaKarimunjawa is a group of islands located at Jepara district that holds great potential fishery resources. The local community has taken an economic benefit from these resources by practicing capture fisheries. This study aims to look at the characteristics of fishing carried out by the community. The results showed the dominance fishes caught are pelagic and reef fishes. Common fishing gears used are fishing rods, bows and trolling. The use of not environmental friendly fishing gear is still indicated, particularly potassium. The peak fishing season occurs during September and October with the low season occurred in late December until February. This fluctuation provide a strong influence to the community because their depedancy to the resources.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
37

Zahra, Fathimatuz y Muhammad Ghufron. "STRATEGI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI TOLERANSI DALAM RELASI SOSIAL SUNNI-SYI’AH DI PERKAMPUNGAN CANDI DESA BANJARAN–JEPARA". Islamic Review : Jurnal Riset dan Kajian Keislaman 7, n.º 2 (27 de noviembre de 2018): 158–73. http://dx.doi.org/10.35878/islamicreview.v7i2.143.

Texto completo
Resumen
Differences are part of dynamic phenomenon of human communities that interact with each other. Because, religion as a source of inspiration for the creation of ethics, justice and sosial life as its main mission. Sunni and Syi’ah as historial facts for muslim in Indonesia. Both mazhab that have contributed in the process of indigenization of Islamic Nusantara. Now, these both mazhab are often bumped in difference. Escalation of conflict between the two increased until burning occurs and expulsion of Syi’ah groups at some places such as Sampang, Madura. This research is portraits occur in the Sunni-Syi’ah social space at Candi village Banjaran, Jepara. Researching dynamic of two communities Sunni-Syi’ah social relation at the Banjaran Village is established in a harmonious interaction, mutual respect in difference, upholding the values of peace and humanity. The result of this research showed the description of the development tolerance of both parties maintain brotherhood ukhuwah Islamiyah, through intercommunity of civic networks cultivation mutual trust in the pattern of negotiation and cooperation patern. As well as develop the power of social capital, cultural capital and symbolic capital in some activities that involve each other.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
38

Yuliana, Ernik, Mennofatria Boer, Achmad Fahrudin, M. Mukhlis Kamal y Efin Muttaqin. "STATUS STOK IKAN KARANG TARGET DI KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA". Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 22, n.º 1 (23 de septiembre de 2016): 9. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.22.1.2016.9-16.

Texto completo
Resumen
<p>Sumber daya ikan karang di Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) mengalami tekanan eksploitasi seiring dengan peningkatan permintaan sumber daya ikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis status stok ikan karang target di TNKJ. Penelitian dilakukan di TNKJ Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, pada April-Agustus 2015. Pengumpulan data menggunakan metode survei dan observasi, mencakup data primer dan sekunder. Empat jenis ikan karang dipilih untuk mewakili ikan karang, yaitu ekor kuning, pisang-pisang, sunu macan, dan jenggot. Hasil tangkapan dianalisis dengan CPUE dan indeks musim. Mortalitas diduga dengan kurva penangkapan yang dilinierkan berdasarkan data komposisi panjang ikan. Penilaian status stok menggunakan metode analitik dengan menghitung laju eksploitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CPUE ikan karang mempunyai tren yang meningkat. Ikan karang secara agregat tersedia pada setiap bulan sepanjang tahun, tidak ada musim puncak penangkapan dan musim paceklik. Ikan pisang-pisang dan sunu macan telah dieksploitasi melebihi batas kelestariannya, yaitu 114,50% dan 154,00%.</p><p><em><br /></em></p><p><em>Coral reef fish resources in Karimunjawa National Park (KNP) are under exploitation pressure with increasing demand of fish for human consumption. This study is aimed to analyze the status of target reef fishes in KNP. Field survey was conducted in KNP District of Jepara, Central Java, in April-August 2015. Data consists of primary and secondary data was obtained by using survey and observation method. Four species of reef fishes were chosen to represent reef fish, namely yellow tail fusilier (Caesio cuning), blue and gold fusilier (Caesio caerulaurea), highfin coral grouper (Plectropomus oligocanthus), and dash-and-dot goatfish (Parupeneus barberinus). Reef fish catch data was analyzed using catch per unit effort (CPUE) and seasonal index. Fish mortality was predicted by catch curve based on length-converted. The results indicate increasing trend of reef fishes CPUE. Reef fishes in aggregate are available every month in year-round and there is no seasonality trend. Fish length analysis reveals that status of blue and gold fusilier and highfin coral grouper have been exploited over maximum sustainable limit, with the rate of exploitation 114.50% and 154.00%, respectively. </em></p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
39

Rosidin, Mohammed. "RELASI DAN REKONSILIASI ANTARA PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENDIDIKAN BARAT". journal EVALUASI 1, n.º 2 (9 de abril de 2018): 235. http://dx.doi.org/10.32478/evaluasi.v1i2.75.

Texto completo
Resumen
Mengacu pada daftar yang dilansir http://www.mbctimes.com/, 20 negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik pada tahun 2015/2016 adalah: 1) Korea Selatan; 2) Jepang; 3) Singapura; 4) Hong Kong; 5) Finlandia; 6) Inggris Raya (UK); 7) Kanada; 8) Belanda; 9) Irlandia; 10) Polandia; 11) Denmark; 12) Jerman; 13) Rusia; 14) Amerika Serikat; 15) Australia; 16) Selandia Baru; 17) Israel; 18) Belgia; 19) Republik Ceko; 20) Swiss 1. Demikian halnya dengan daftar perguruan tinggi terbaik edisi tahun 2015/2016 yang dilansir berbagai media online seperti http://www.webometrics, mayoritas masih didominasi oleh negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (Harvard University [1], Stanford University [2], Massachusetts Institute of Technology [3]), Inggris (University of Oxford [13], University of Cambridge [14]) dan Kanada (University of Toronto [16]) 2. Terlepas dari bias media, sungguh miris jika menengok laporan ini, karena tidak ada satu pun negara mayoritas muslim yang masuk di dalamnya. Data ini menunjukkan dominasi sistem pendidikan Barat terhadap pendidikan Islam.Adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa pendidikan Barat telah memberi pengaruh signifikan terhadap berbagai dimensi pendidikan Islam. Misalnya: Input peserta didik diklasifikasikan melalui tes IQ yang dikembangkan psikolog Perancis, Alferd Binet tahun 1905. Metode Binet dalam menghitung angka IQ adalah usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis, lalu dikalikan dengan 100. Rumusnya adalah: IQ = MA/CA x 100 di mana MA adalah Mental Age, sedangkan MC adalah Chronological Age3. Atau trend yang lebih mutakhir adalah tes Kecerdasan Majemuk yang dikenal dengan Multiple Intelligences Research (MIR). MIR adalah instrumen riset yang dapat memberikan deskripsi tentang kecenderungan kecerdasan seseorang. Dari hasil analisis MIR, dapat disimpulkan gaya belajar terbaik bagi seseorang. MIR ini mengacu pada Kecerdasan Majemuk (Multiple Inteligences) yang digagas psikolog Amerika Serikat, Howard Gardner 4.Metode pembelajaran berbasis siswa aktif mayoritas didasarkan pada teori yang digagas ilmuwan Barat, seperti Quantum Teaching oleh Bobbi DePorter dkk. Quantum Teaching diciptakan berdasarkan berbagai teori pendidikan, seperti Accelerated Learning (Luzanov), Multiple Intelligence (Gardner), Neuro-Linguistik Programming (Ginder dan Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson and Johnson) dan Elemen of Effective Instruction (Hunter). Jadi, Quantum Teaching telah merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik, sehingga menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan dan kompatibel dengan otak yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi 5. Demikian halnya dengan model-model pembelajaran kooperatif seperti STAD (Student Teams Achievement Division) yang dikembangkan Robert Slavin dan Jigsaw oleh Elliot Aronson; model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yang dikembangkan Robert M. Gagne; Contextual Teaching and Learning (CTL) yang digagas Elaine B. Johnson; dan lain sebagainya 6.Evaluasi pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan Islam juga masih didasarkan pada taksonomi Benjamin S. Bloom, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom, 90% perbedaan prestasi belajar disebabkan tiga faktor utama. Pertama, perilaku entri kognitif, yaitu kompetensi peserta didik ketika dihadapkan pada tugas belajar baru. Kedua, perilaku entri afektif yang terkait motivasi belajar awal hingga optimal. Ketiga, menyesuaikan pembelajaran yang berkaitan degan media dan waktu serta dorongan dan individualisasi 7. Pada praktiknya, penilaian yang dilakukan pendidik harus memuat keseimbangan ketiga domain tersebut. Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah peserta didik mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Penilaian psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses belajar-mengajar 8.Paparan di atas mengindikasikan bahwa pendidikan Barat telah berpengaruh signifikan terhadap pendidikan Islam, baik pada tahap pra, proses maupun pasca pembelajaran.Di samping membawa pengaruh positif, pendidikan Barat juga membawa pengaruh negatif terhadap pendidikan Islam. Inilah pandangan Mujamil Qomar yang menegaskan bahwa problem utama pendidikan Islam saat ini adalah problem epistemologi. Hal ini disebabkan filsafat pendidikan yang diberikan pada departemen kependidikan Islam sekarang ini, sepenuhnya filsafat pendidikan Barat, sehingga sistem pendidikan Islam kental oleh pengaruh pendidikan Barat. Sedangkan pendidikan Barat dibangun di atas filsafat pendidikan yang menggunakan pendekatan epistemologi yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam, semisal anti-metafisika 9.Misalnya: Filsafat pendidikan Barat yang bersifat Pragmatisme dan Materialisme berimplikasi pada tujuan pendidikan yang cenderung diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama dunia korporasi; sehingga mengantarkan keterampilan vokasional sebagai tujuan pokok pendidikan. Parameter kesuksesan lembaga pendidikan pun menjadi lebih dangkal, yaitu seberapa besar alumni yang berhasil diserap oleh dunia usaha. Orientasi vokasional yang berlebihan tersebut telah mengikis orientasi spiritualisme dalam pendidikan Islam. Dampaknya adalah krisis moral yang mengarah pada dehumanisasi. Contoh konkretnya adalah fenomena “Indonesia Darurat Moral” yang digaungkan oleh para tokoh nasional, seperti Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva yang menyebut Indonesia saat ini tengah dilanda darurat moral lantaran maraknya kejahatan seksual yang sudah masuk ke berbagai generasi bangsa 10.Dalam konteks rekonsiliasi antara pendidikan Barat dan pendidikan Islam, penulis tertarik untuk membangun “jembatan emas” antara aspek positif pendidikan Barat dengan aspek positif pendidikan Islam. Jembatan emas tersebut dibangun di atas pilar Maqashid Syariah. Maqashid Syariah adalah tujuan-tujuan agung Syariat Islam atau hikmah-hikmah yang diletakkan oleh Allah SWT dalam setiap hukum syariat Islam. Inti Maqashid Syariah adalah merealisasikan kemaslahatan umat manusia, di dunia maupun di akhirat; baik dengan cara mendatangkan manfaat maupun menampik mafsadat 11. Inilah yang penulis maksudkan dengan redaksi ‘rekonfigurasi’ sepanjang bahasan dalam tulisan ini.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
40

Subaidi, Subaidi. "Pendidikan Karakter Siswa Berbasis Agama di SMP Walisongo Pecangaan Jepara". J-MPI (Jurnal Manajemen Pendidikan Islam) 4, n.º 1 (30 de julio de 2019): 37. http://dx.doi.org/10.18860/jmpi.v4i1.5583.

Texto completo
Resumen
<p><em>This research explain about education character of students based on religion at junior high school of walisongo pecangaan jepara in central java.The research used descriptive qualitative approach. The purpose of research was to know an event at junior high school of walisongo pecangaan jepara in central java in the context of education character of students based on religion.The collection of data via observation, the objective of the interview and documentation. The data analysis used data on non statistics. Our research findings: first, the value of tolerance attitude to the religious, even all she great political pressure to implement values students based character of religions such as; istighoasah-mujahadah, the dhuha pray at the decline fixed ostentatiously and began to pray, the pray dzuhur together; second, the value of care about the environment , this means that , of students in their backs on this and move to action always tried to prevent that damage the natural environment in and around this area, and develop efforts to fix of the nature of those which have occurred; reports of damage or injuries; Third, value tawadhu, it means, students show humility to something exalted; fourth, value respectful deference, it means , a gesture of respect to parents occurred in pay attention and affection, muslims and obey when ruled, keep spoken in talks, do not denied, and demonstrate the attitude of polite when there is behind him; fifth, value discipline, it means, the act of students indicate which behaviors orderly and adherent to various provisions and regulations in their surroundings; those six, value honest, all students to make himself as a man who can diprcaya in run all regulation specified; seventh , value socially responsible, it means, students be and act have always wanted to provided assistance in others and poor people; eighth , value spirit nationality, it means, a way of thinking, act and insightful who puts the national interest and country.</em></p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
41

Hadiaty, Renny Kurnia. "Status taksonomi iktiofauna endemik perairan tawar Sulawesi". Jurnal Iktiologi Indonesia 18, n.º 2 (7 de febrero de 2019): 175. http://dx.doi.org/10.32491/jii.v18i2.428.

Texto completo
Resumen
The freshwaters of Sulawesi are the habitat of numerous endemic Indonesian ichthyofauna that are not found anywhere else in the world. About 68 endemic fish species described from the Sulawesi’s freshwaters, it consisted of seven fami-lia of four order. The seven familia are Adrianichthyiidae (19 spesies, two genera), Telmatherinidae (16 spesies four gen), Zenarchopteridae (15 spesies, three gen), Gobiidae (14 spesies., empat gen), Anguillidae (one spesies, one gen), Eleotridae (two spesies, two gen), Terapontidae (one spesies, one gen). Most of the Sulawesi’s endemic ichthyofauna inhabit in lakes (45 spp., about 66.2%), 23 spp. lives in the rivers. The Sulawesi’s first species was Glossogobius cele-bius described by Valenciennes in 1837, the type spesimen deposited in Paris Museum. Eight species described in 19 century, up to the year of Indonesian independence 29 spesies described, after that 39 spesies of endemic ichthyofauna described from Sulawesi’ freshwater. The earlier description the type specimen deposited in the foreign museums, but in 1990 Dr. Maurice Kottelat pioneered to deposited the type specimen in Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Zoologi Division of Research Center for Biology. So far, the type specimens of Sulawesi freshwater ichthyofauna deposited in 27 museums of 11 countries in the world, the most museums were in United Stated of America (8 mu-seums), Germany (6 museums), Schwitzerland (3 museums), Australia and Netherlands (2 museums), while the others (Austria, Japan, Singapore, United Kingdom and Indonesia) each country with one museums respectively.AbstrakPerairan tawar Pulau Sulawesi merupakan habitat beragam iktiofauna endemik Indonesia yang tidak dijumpai di bagian manapun di dunia ini. Dari perairan tawar pulau ini telah dideskripsi 68 spesies ikan endemik dari tujuh familia, tergo-long dalam empat ordo. Ke tujuh familia tersebut adalah Adrianichthyiidae (19 spesies, dua genera), Telmatherinidae (16 spesies, empat genera), Zenarchopteridae (15 spesies, tiga genera), Gobiidae (14 spesies, empat genera), Anguilli-dae (satu spesies, satu genus), Eleotridae dua spesies, dua genera), dan Terapontidae (satu spesies, satu genus). Seba-gian besar spesies endemik di P. Sulawesi hidup di perairan danau (45 spesies atau 66,2%), 23 spesies hidup di perairan sungai. Spesies pertama yang dideskripsi dari P. Sulawesi adalah Glossogobius celebius oleh Valenciennes tahun 1837, spesimen tipenya disimpan di Museum Paris. Delapan spesies ditemukan pada abad 19, sampai sebelum kemerdekaan Indonesia telah ditemukan 29 spesies, setelah merdeka ditemukan 39 spesies di P. Sulawesi. Di awal penemuan spesies baru, spesimen tipe disimpan di museum luar negeri, namun sejak tahun 1990 dipelopori oleh Dr. Maurice Kottelat spesimen tipe disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi. Sampai saat ini spesimen tipe iktiofauna dari P. Sulawesi disimpan di 27 museum dari 11 negara di dunia, terbanyak di Ame-rika (8), Jerman (6), Swiss (3), Australia, dan Belanda (2), sedangkan di Austria, Jepang, Perancis, Singapura, Inggris, dan Indonesia masing-masing satu museum.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
42

Susanto, Dedy. "STRATEGI DAKWAH MASYARAKAT PERKOTAAN: Studi pada MTA di Kota Semarang". Jurnal Ilmu Dakwah 35, n.º 2 (21 de agosto de 2017): 159. http://dx.doi.org/10.21580/jid.v35.2.1605.

Texto completo
Resumen
<p>This research is about da’wa of Majils Tafsir Alquran (MTA) in Semarang. MTA is Da’wa which did by a group of moslem to persuade other moslems to return to Alquran with understanding, appreciate, and practicing the value from Alquran in their dailly activities. The main problems in this reseacrh consist of: 1. How the dynamic da’wa of MTA in Semarang,2) how the pattern strategy of da’wa MTA in Semarang. This research is descriptive qualitative reserach. The methods of collecting data use three methods, there are observation, documentation, and interview. The conclusion from this research show that da’wa MTA was very dynamis. MTA was start their da’wa in Semarang since 1986 and was develop in Kendal, Pemalang, Kudus, and Jepara. The pattern of da’wa strategy MTA in Semarang there are islamic approach, social approach, and kindship.</p><p align="center"><strong>***</strong></p><p>Penelitian ini mengkaji tentang dakwah Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di Kota Semarang. Dakwah MTA adalah dakwah yang dilakukan oleh sekelompok muslim dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali kepada al-Qur’an dengan penekanan pada pemahaman, penghayatan dan pengamalan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini terdiri dari; 1) Bagaimana dinamika dakwah MTA di Kota Semarang, 3) Bagaimana pola strategi dakwah MTA Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskripstif. Proses pencariaan data melalui tiga cara yaitu observasi, dokumentasi dan awawancara. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa dinamika dakwah MTA merupakan pasang surut suatu kegiatan dakwah yang dilakukan oleh pelaksana dakwah secara kelompok melalui institusi. Dakwah yang dilakukan MTA Kota Semarang dimulai sejak 1986, dan berkembang di wilayah Kendal, Pemalang, Kudus, dan Jepara. Pola strategi dakwah yang dilakukan MTA di Kota Semarang antara lain pendekatan kajian keislaman, pendekatan sosial, dan pendekatan hubungan keluarga.. </p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
43

Susanto, Dedy. "STRATEGI DAKWAH MASYARAKAT PERKOTAAN: Studi pada MTA di Kota Semarang". Jurnal Ilmu Dakwah 35, n.º 2 (21 de agosto de 2017): 159. http://dx.doi.org/10.21580/jid.v35i2.1605.

Texto completo
Resumen
<p>This research is about da’wa of Majils Tafsir Alquran (MTA) in Semarang. MTA is Da’wa which did by a group of moslem to persuade other moslems to return to Alquran with understanding, appreciate, and practicing the value from Alquran in their dailly activities. The main problems in this reseacrh consist of: 1. How the dynamic da’wa of MTA in Semarang,2) how the pattern strategy of da’wa MTA in Semarang. This research is descriptive qualitative reserach. The methods of collecting data use three methods, there are observation, documentation, and interview. The conclusion from this research show that da’wa MTA was very dynamis. MTA was start their da’wa in Semarang since 1986 and was develop in Kendal, Pemalang, Kudus, and Jepara. The pattern of da’wa strategy MTA in Semarang there are islamic approach, social approach, and kindship.</p><p align="center"><strong>***</strong></p><p>Penelitian ini mengkaji tentang dakwah Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di Kota Semarang. Dakwah MTA adalah dakwah yang dilakukan oleh sekelompok muslim dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali kepada al-Qur’an dengan penekanan pada pemahaman, penghayatan dan pengamalan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini terdiri dari; 1) Bagaimana dinamika dakwah MTA di Kota Semarang, 3) Bagaimana pola strategi dakwah MTA Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskripstif. Proses pencariaan data melalui tiga cara yaitu observasi, dokumentasi dan awawancara. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa dinamika dakwah MTA merupakan pasang surut suatu kegiatan dakwah yang dilakukan oleh pelaksana dakwah secara kelompok melalui institusi. Dakwah yang dilakukan MTA Kota Semarang dimulai sejak 1986, dan berkembang di wilayah Kendal, Pemalang, Kudus, dan Jepara. Pola strategi dakwah yang dilakukan MTA di Kota Semarang antara lain pendekatan kajian keislaman, pendekatan sosial, dan pendekatan hubungan keluarga.. </p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
44

Purnomo, Joko, Novita Nugrahaeni y Yuliantoro Baliadi. "Produktivitas Beberapa Genotipe Kacang Tanah dan Ketahanannya terhadap Penyakit Layu Bakteri Ralstonia Solanacearum". Buletin Palawija 17, n.º 2 (31 de octubre de 2019): 102. http://dx.doi.org/10.21082/bulpa.v17n2.2019.p102-111.

Texto completo
Resumen
<div class="page" title="Page 1"><div class="layoutArea"><div class="column"><p><span>Di Indonesia, kacang tanah ditanam pada beragam tipe lahan yaitu lahan sawah pada musim kemarau, sawah tadah hujan pada awal atau pertengahan musim kemarau, dan lahan kering pada awal musim hujan. Pada lahan-lahan tersebut, penyakit layu bakteri menjadi kendala biotik utama dalam budi daya kacang tanah sehingga produktivitasnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat hasil galur-galur harapan kacang tanah dan ketahanannya terhadap serangan penyakit layu bakteri </span><span>Ralstonia solanacearum. </span><span>Penelitian dilaksanakan pada sembilan lokasi di enam daerah sentra produksi kacang tanah pada musim kemarau dan musim hujan mulai tahun 2014 hingga 2016, menggunakan rancangan acak kelompok, tiga ulangan. Perlakuan adalah 14 galur harapan dan dua varietas pembanding. Uji ketahanan terhadap serangan penyakit layu bakteri dilaksanakan di rumah kaca dan di Pati, Jepara, dan Wonogiri yang endemik layu bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mutan 6 (tipe Spanish) dan BM/ IC//IC-172-1 (tipe Valencia) mempunyai potensi hasil tertinggi di sembilan lokasi, masing-masing 3,48 t/ha dan 3,44 t/ha polong kering. Hasil polong genotipe Mutan 6 unggul di dua lokasi, dan BM/IC//IC-172-1 unggul di tiga lokasi. Mutan 3, Mutan 5, BM/IC-154-2, Bm/IC/ /IC-170-8, dan BM/IC//IC-164-1 memberikan hasil polong tertinggi di satu lokasi, dan genotipe lainnya tidak unggul di semua lokasi uji. Genotipe Mutan 6 mempunyai daya adaptasi umum yang baik dan mampu beradaptasi di banyak ragam lingkungan. BM/IC//IC-172-1 mempunyai daya adaptasi yang baik di sembilan lokasi. Hampir semua genotipe yang diuji menunjukkan status rentan hingga agak rentan, sedangkan BM/IC-154-2 dan BM/ IC//IC-172-1 mempunyai status agak tahan ketika ditanam di tiga daerah endemik penyakit layu bakteri </span><span>R. solanacearum</span><span>. </span></p></div></div></div>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
45

Suryono, Suryono, Munasik Munasik, Raden Ario y Gentur Handoyo. "Inventarisasi Bio-Ekologi Terumbu Karang Di Pulau Panjang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah". Jurnal Kelautan Tropis 20, n.º 1 (20 de julio de 2017): 60. http://dx.doi.org/10.14710/jkt.v20i1.1363.

Texto completo
Resumen
The inventarization of coral bioecology is highly needed to identify the real condition of the observed coral, as a database in ecosystem management, as well as an attempt to rehabilitate critical coastal area. Coral condition valuation is conducted by counting the percentage of live coral coverage, by using the Line Intercept Transect method. This research shows that coral condition in Panjang Island falls into moderate category (with 29-49% of live coral coverage), which represent up to 57% from total observed area. Coral that falls under "bad" category (live coral coverage below 20%) is 29%, and only 7% of the observed area can be categorised as good (more than 50% coverage) and "very bad" (less than 5% of coverage). This condition is primarily caused by the decline of water ecology quality caused by sedimentation, west season wave activity, along with human activities like tourism, swimming, fishing, or shellfish gathering. These contributes many instances of coral-breaking caused by gleening. Keywords : Coral Reef, LIT Methods, Panjang Island, Jepara Inventarisasi bio-ekogi terumbu karang sangatlah diperlukan guna mengetahui kondisi nyata terumbu karang yang dilakukan pemantauan, sebagai basis data dalam pengelolaan ekosistem serta upaya rehabilitasi kawasan kritis pesisi. Penilaian kondisi terumbu karang dilakukan dengan perhitungan persentase penutupan karang hidup menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect). Hasil penelitian menunjukan bahwa Kondisi terumbu karang di Pulau Panjang termasuk dalam kategori sedang (dengan persen tutupan karang hidup 29 – 49 %) mencapai 57 % dari keseluruhan area pengamatan. Selanjutnya kondisi terumbu karang dengan kategori buruk (persen tutupan karang hidup 20 %) mencapai 29 % dan hanya 7 % dalam kategori baik (50%) dan buruk sekali (persen tutupan karang hidup 5 %). Kondisi tutupan terumbu karang yang relative buruk diduga diakibatkan oleh menurunnya kualitas ekologi perairan yang diakibatkan oleh sedimentasi, aktivitas gelombang musim barat,serta aktivitas manusia seperti wisata, berenang, memancing ataupun pencari kerang turut serta memicu banyaknya pecahan karang akibat terinjak – injak (gleening). Kata Kunci : Terumbu Karang, Metode LIT, Pulau Panjang, Jepara
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
46

Broilo, Federica A. "Twentieth-Century Mosque Architecture in East Asia: The Case of Taipei’s Grand Mosque (Senibina Masjid abad ke-20 di Asia Timur: Kes Masjid Besar Taipei)". Journal of Islam in Asia (E-ISSN: 2289-8077) 16, n.º 1 (12 de abril de 2019): 92–106. http://dx.doi.org/10.31436/jia.v16i1.774.

Texto completo
Resumen
Islam was introduced to Taiwan in two different periods via migrations of populations from the continent. The first one occurred in the seventeenth century in the wake of Ming loyalist Zheng Chenggong’s campaign of resistance against the Qing. The later one was in the mid-twentieth century following Chiang Kai-shek’s retreat to Taiwan after the defeat of the Nationalists in the Civil War against the Communist Party. Taipei’s Grand Mosque was built in 1960 following the second migration of Muslim population from mainland China. At the end of the 1950s, the Chinese Muslim Association (CMA) in Taiwan commissioned the construction of Taipei’s Grand Mosque to Chinese architect Yang Cho-cheng. The building, inaugurated in 1960 in front of several leaders of the Muslim world, is an architectural anomaly in Taipei’s urban landscape and it has strangely been overlooked by the most relevant contemporary western literature on building mosques in non-Muslim countries. Three important mosques were built in non-Muslim countries in the first half of the twentieth century: the Jamia Mosque in Hong Kong (1915); the Kobe Mosque (1935); and the Old Tokyo Mosque (1938) in Japan. At first glance, Taipei’s Grand mosque is immediately recognizable to the general public as a temple of Muslim faith, because it features elements traditionally associated with mosques, such as the dome, and the two slender minarets. For its design, the architect Yang Cho-cheng combined several Islamic architectural traditions (Umayyad, Fatimid, Safavid, and Ottoman) with new building techniques like the use of reinforced concrete. Even if it might look like some sort of architectural pastiche, it is actually the manifesto of the foreign politics of Taiwan in the 1960s. The following article is a detailed architectural analysis of Yang Cho-cheng’s Grand Mosque and all the factors which led to its peculiar design. Keywords: Taiwan, Islam, Islamic Architecture, Taipei, Mosque design, 1960s. Abstrak Islam diperkenalkan ke Taiwan dalam dua tempoh yang berbeza melalui migrasi penduduk dari benua itu. Yang pertama berlaku pada abad ketujuh belas semasa kempen penentangan Ming Zheng Chenggong terhadap Qing. Yang kemudiannya adalah pada pertengahan abad kedua puluh selepas berundurnya Chiang Kai-shek ke Taiwan selepas kekalahan Nasionalis kepada Parti Komunis dalam Perang Saudara. Masjid Besar Taipei dibina pada tahun 1960 berikutan penghijrahan kedua penduduk Islam dari tanah besar China. Pada penghujung tahun 1950-an, Persatuan Cina Islam (CMA) di Taiwan telah menyerahkan kerja pembinaan Masjid Besar Taipei kepada arkitek Cina bernama Yang Cho-cheng. Bangunan yang dirasmikan pada tahun 1960 di hadapan beberapa pemimpin dunia Islam, adalah anomali seni bina lanskap di bandar Taipei tetapi ironinya kesusasteraan barat kontemporari seperti tidak mengiktiraf pembinaan masjid-masjid di negara bukan Islam. Terdapat tiga buah masjid penting yang telah dibina negara bukan Islam pada separuh tahun pertama abad kedua puluh: Masjid Jamia di Hong Kong (1915); Masjid Kobe (1935); dan Masjid Tokyo Lama (1938) di Jepun. Sekilas pandang, masjid Grand Taipei diketahui oleh masyarakat umum sebagai tempat pengibadatan orang Islam, kerana ia mempunyai unsur-unsur tradisi sebuah masjid, seperti mempunyai kubah, dan dua batang menara yang tinggi. Dalam reka bentuk senibinanya, arkitek Yang Cho-cheng telah menggabungkan beberapa tradisi seni bina Islam (Umayyad, Fatimid, Safavid, dan Uthmaniyyah) dengan teknik bangunan baru seperti penggunaan konkrit bertetulang. Walaupun ia kelihatan seperti sejenis karya senibina, ia sebenarnya adalah manifesto politik asing Taiwan pada tahun 1960-an. Artikel ini bertujuan menganalisa seni bina dengan terperinci mengenai Masjid Besar yang dibina oleh Yang Cho-cheng dan semua faktor yang membawa kepada keunikan reka bentuk seni binanya. Kata Kunci: Taiwan, Islam, Arkitek Islam, Taipei, Rekabentuk Masjid, 1960s.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
47

Raharjana, Destha Titi y Pade Made Kutanegara. "Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Cagar Budaya". JURNAL TATA KELOLA SENI 5, n.º 1 (5 de agosto de 2019): 50–65. http://dx.doi.org/10.24821/jtks.v5i1.3145.

Texto completo
Resumen
Abstrak Keberadaan cagar budaya di suatu daerah perlu melibatkan masyarakat setempat dalam pemanfaatannya. Masyarakat di sekitar cagar budaya ditempatkan sebagai subjek dan menjadi bagian dari kegiatan konservasi dan pemanfaatan. Mandat UU No. Warisan Budaya 11/2010, juga menempatkan masyarakat sebagai agen penting pelestarian, keamanan, perlindungan dan pemeliharaan pelestarian budaya. Artikel ini mengulas potensi dengan berfokus pada pengembangan program pemberdayaan masyarakat. Studi lokus di desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Desa ini memiliki warisan budaya berupa Goa Jepang, Goa Surocolo, dan Sendang (musim semi) yang juga bernama Sendang Surocolo. Melalui pendekatan partisipatif, penambangan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan diskusi bersama yang melibatkan tokoh masyarakat untuk membahas peluang untuk kebutuhan dan program pemberdayaan. Pusat Studi Pariwisata UGM, Pusat Pelestarian Warisan Budaya DIY (BPCB), dan masyarakat setempat melakukan proses ini bersama. Hasilnya, berhasil memetakan potensi, berhasil merumuskan program bagi masyarakat sekitar untuk dapat memperoleh manfaat dari keberadaan pelestarian budaya. Keberadaan gua Jepang, mata air Surocolo dan didukung oleh pemandangan yang mengarah ke pantai Selatan dapat menarik wisatawan. Ekonomi "baru" dalam bentuk pariwisata telah dibentuk dan dijalankan oleh Kelompok Kesadaran Pariwisata setempat. Program pemberdayaan yang dihasilkan melibatkan multi pemangku kepentingan, dalam pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata, ekonomi kreatif, seni budaya dan pengembangan kapasitas di bidang kewirausahaan. Abstract The existence of cultural heritage in an area needs to involve the local community in its utilization. Communities around cultural reserves are placed as subjects and become part of conservation and utilization activities. Mandate of Law No. Cultural Heritage 11/2010, also places the community as an important agent of preservation, security, protection and maintenance of cultural preservation. This article reviews potential by focusing on the development of community empowerment programs. Locus study in Seloharjo village, Pundong sub-district, Bantul Regency, Yogyakarta. This village has cultural heritage in the form of Goa Japan, Goa Surocolo, and Sendang (spring) which is also named Sendang Surocolo. Through a participatory approach, data mining is carried out by observation, in-depth interviews and collated discussions involving community leaders to discuss opportunities for needs and empowerment programs. Centre for Tourism Studies UGM, DIY Cultural Heritage Conservation Center (BPCB), and the local community carried out this process together. The result, succeeded in mapping potential, succeeded in formulating a program for the surrounding community to be able to benefit from the existence of cultural preservation. The existence of Japanese caves, Surocolo spring and supported by landscapes leading to the South coast can attract tourists. A "new" economy in the form of tourism has been formed and run by the local Tourism Awareness Group. The empowerment program produced involves multi stakeholders, in community empowerment in the fields of tourism, creative economy, cultural arts and capacity building in the field of entrepreneurship.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
48

Suryono, Suryono, Edi Wibowo, Raden Ario, Nur Taufiq SPJ y Ria Azizah. "Kondisi Terumbu Karang Di Pantai Empu Rancak Kabupaten Jepara". Jurnal Kelautan Tropis 21, n.º 1 (3 de abril de 2018): 49. http://dx.doi.org/10.14710/jkt.v21i1.2301.

Texto completo
Resumen
Abstract Coral Reef Condition In Coastal Waters of Empu Rancak, Mlonggo, Regency of Jepara Empu Rancak coastal waters in Karanggondang village, Mlonggo District is one of the coral reef ecosystem location in coastal area of Jepara Regency. Following the growth of culinary and Marine tourism bring the need for monitoring the condition of coral reefs so that such activity does not provide ecological impacts against the condition of coral reefs. The method used to assess the condition of coral reefs is Line Intercept Transect which done by percentage calculation of living coral coverage. The research results shows that the condition of the coral reefs in a depth of 3 metres found coral cover percentage of 4.5%, while at a depth of 6 meters found coral cover percentage of 9.7%. From this result indicates the coral reefs in critical condition,however the high biodiversity and dominance index value is presumed that these coral reefs was in good condition. It`s showed by the high percentage of coral die either at a depth of 3 metres (95.54%) or at a depth of 6 meters(90.30%). The diversity of species of coral were found at a depth of 3 meters consist of 6 genus, they are: Goniastrea sp., Favia sp., Galaxea sp., Porites, Acropora sp. and Montipora sp., whereas at a depth of 6 meters were found more species of coral diversity for at least 11 genus, they are: Acropora sp., Favites sp., Echinopora sp., Goniastrea sp. Symphyllia agaricia sp, Favia sp., Goniopora sp., Porites sp., Montipora sp., Platygyra sp., and Montastrea sp. The condition of coral reefs cover which relatively critical are caused by decreasing the quality of waters ecology that caused by sedimentation rate and runoff processes of land activity, high waves in northwest monsoon and the growth of culinary tourism as well as marine tourism in Empu Rancak coastal waters gradually worsen the condition of coral reefs. Keywords : Coral reef, tourism, Line Intercept Transect, AbstrakPerairan pantai Empu Rancak desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo merupakan salah satu lokasi ekosistem terumbu karang yang berada pesisir di kabupaten Jepara. Dengan berkembangnya aktivitas wisata kuliner serta wisata bahari, maka perlu dilakukan pemantauan kondisi terumbu karang agar kegiatan tersebut tidak tidak memberikan dampak ekologi terhadap kondisi terumbu karang. Metode yang dipergunakan untuk menilai kondisi terumbu karang adalah dengan metode perhitungan persentase penutupan karang hidup menggunakan Line Intercept Transect. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kondisi terumbu karang di kedalaman 3 meter ditemukan prosentasi tutupan karang sebesar 4,5 %, sedangkan pada kedalaman 6 meter ditemukan prosentase tutupan karang sebesar 9,7 %, maka kondisi terumbu karang di perairan pantai empu rancak Mlonggo, dalam kondisi buruk sekali, namun tingginya keanekaragaman dan nilai indeks dominasi, maka diduga bahwa terumbu karang dilokasi penelitian pernah dalam kondisi baik sebelumnya. Hal ini ditunjukan dengan tingginya prosentase karang mati baik pada kedalaman 3 meter (95,54 %) maupun pada kedalaman 6 meter (90,30 %). Keanekaragaman jenis karang yang ditemukan pada kedalaman 3 meter terdiri atas 6 genus yaitu : GoniastreaSp., Favia Sp., Galaxea Sp., Porites Sp., Acropora Sp.,dan Montipora Sp.,sedangkan pada kedalaman 6 meter ditemukan keanekaraamanan jenis karang yang lebih banyak (11 genus), yaitu : Acropora sp., Favites sp., Echinopora sp., Goniastrea sp., Symphyllia agaricia, Favia sp., Goniopora sp., Porites sp., Montipora sp., Platygyra sp. ,dan Montastrea sp. Kondisi tutupan terumbu karang yang relatif buruk sekali diduga diakibatkan oleh menurunnya kualitas ekologi perairan yang diakibatkan oleh oleh tekanan laju sedimentasi serta proses run off dari aktivitas didaratan, tingginya paparan gelombang pada saat musim barat serta berkembangnya wisata kuliner serta wisata bahari di perairan Pantai Empu rancak yang memperburuk kondisi terumbu karang. Kata Kunci : Terumbu Karang, pariwisata, Line Intercept Transect
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
49

Caroline, Octaviana Sylvia. "Classic Jepara Wood Carving Techniques and Tools from the Three Video Documentations of the Ruma Japara Classic Jepara Carving Master Class". Wacana Seni Journal of Arts Discourse 18, n.º - (15 de noviembre de 2019): 149–63. http://dx.doi.org/10.21315/ws2019.18.8.

Texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
50

Winarto, Budi y Sodiq Jauhari. "KERAGAAN MORFOLOGI DAN HASIL VARIETAS UNGGUL BARU PADI DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DILAHAN SAWAH TADAH HUJAN KABUPATEN JEPARA". Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 22, n.º 1 (22 de mayo de 2020): 119. http://dx.doi.org/10.21082/jpptp.v22n1.2019.p133-144.

Texto completo
Resumen
<p><strong>Morphology Performances and Yield of New Superior</strong><strong> Rice Variety with Integrated Crop Management in Rainfedland Jepara District</strong>. One constraint for increasing rice production in rainfedland Jepara District is the availability of adaptive improved rice varieties with high yield. The purpose of this assessment are: (1) to analyze the morphological performance and yield potential of some new superior varieties in rainfedland Jepara District (2) to assess the level of main rice pest and diseases attack and the presence of natural pest’s enemies, and (3) to assess the responses and perceptions of farmers towards integrated crop management applications in rice production. The assessment was conducted in ranfedland Mayong Kidul Village, Mayong Sub-district, Jepara District by involving Lestari Farmer’s Group on the second planting season of 2015. The assessment also employed A Randomized Block Design with three replications and rice variety as treament: Inpari-30, Inpari-31, Inpari-10, Conde, mekongga and varietas Ciherang as the control variety. The collected data of morphology and rice yield were analyzed using analysis of variance, then the mean difference values between treatments was further tested using the least significant difference test at p = 0.05. The results showed that there were influences of rice varieties on plant height, number of tillers, pests and diseaces as well as yield and yield component of the five rice varieties. The Mekongga variety is the most suitable rice variety that could be used in rainfedland in order to improve rice productivity in rainfedland of Jepara District. This variety could produce dry rice grain up to 6.8 tons/ha, with 105.5 cm plant height, 14.1 productive tillers, 23.7 cm panicle length 566 and 176 number of filled and empty grains 5 panicles respectively, 4.5 pest and diceases attack level, and is able to increase grain yield up to 30.7% compared to that of control variety. Respondent farmers have a positive perception to the concept of integrated crop management with a value of 68.3%. The implication of these results is that the utilization of new superior rice varieties especially Mekongga have a high potential for improving rice productivity in rainfedland of Jepara District. <em></em></p><p> <strong>Keywords</strong>: <em>New Superior Rice Varieties,</em><em> rainfedland, ICM, Jepara</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p>Keragaan Morfologi dan Hasil Varietas Unggul Baru Padi dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Kabupaten Jepara. Salah satu kendala peningkatan produktivitas padi di lahan sawah tadah hujan Kabupaten Jepara adalah ketersediaan varietas unggul yang adaptif dengan produktivitas tinggi. Tujuan pengkajian ini adalah (1) mengkaji keragaan morfologi dan potensi hasil beberapa VUB padi di lahan sawah tadah hujan (2) mengkaji tingkat serangan hama dan penyakit utama padi serta keberadaan musuh alami hama, dan (3) mengkaji respon dan persepsi petani terhadap penerapan PTT padi. Pengkajian dilakukan di lahan sawah tadah hujan Desa Mayong Kidul Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, Kelompok Tani Lestari pada musim tanam ke-2 tahun 2015<em>. </em>Pengkajian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan dan sebagai perlakuan adalah varietas padi: Inpari-30, Inpari-31, Inpari-10, Conde dan mekongga serta varietas Ciherang sebagai pembanding. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis varian (anova), selanjutnya perbedaan nilai tengah antar perlakuan diuji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada p=0.05. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata varietas padi terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, perkembangan OPT, hasil dan komponen hasil gabah dari kelima varietas tanaman padi yang diuji. Varietas Mekongga merupakan VUB padi yang paling sesuai ditanam di lokasi pengkajian dalam rangka meningkatkan produktivitas padi. Varietas ini menghasilkan gabah kering giling hingga 6.8 ton/ha, tinggi tanaman 105.5 cm, jumlah anakan produktif 14.1, panjang malai 23.7 cm, jumlah gabah bernas 566 butir per 5 malai, jumlah gabah hampa 176 gabah hampa per 5 malai dan tingkat serangan OPT 4,5%, serta mampu meningkatkan hasil gabah hingga 30.7% dibanding kontrol. Petani juga memiliki persepsi positif terhadap konsep PTT dengan nilai mencapai 68.3%. Implikasi hasil kajian ini adalah pemanfaatan VUB padi terutama Mekongga memiliki potensi tinggi dalam meningkatkan produktivitas padi di lahan sawah tadah hujan Kabupaten Jepara.</p><p><strong> </strong><strong>Kata kunci</strong>: <em>VUB padi, tadah hujan, PTT, Jepara</em></p><p> </p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Ofrecemos descuentos en todos los planes premium para autores cuyas obras están incluidas en selecciones literarias temáticas. ¡Contáctenos para obtener un código promocional único!

Pasar a la bibliografía