Pour voir les autres types de publications sur ce sujet consultez le lien suivant : Intern nytta.

Articles de revues sur le sujet « Intern nytta »

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les 42 meilleurs articles de revues pour votre recherche sur le sujet « Intern nytta ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Parcourez les articles de revues sur diverses disciplines et organisez correctement votre bibliographie.

1

Warijan, Warijan, Marsum Marsum, Nina Indriyawati et Marichatul Jannah. « PRAKTEK KERJA NYATA INTER PROFESSIONAL COLLABORATION (PKN-IPC) MAMPU MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT ». LINK 14, no 2 (1 décembre 2018) : 60. http://dx.doi.org/10.31983/link.v14i2.3764.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Redaktionen. « Register til Meddelelser fra Rigsbibliotekaren og Magasin fra Det Kongelige Bibliotek og Universitetsbiblioteket i 1972-1990 ». Magasin fra Det Kongelige Bibliotek 6, no 3 (1 novembre 1991) : 1–12. http://dx.doi.org/10.7146/mag.v6i3.120886.

Texte intégral
Résumé :
FORORDGennem mange år har Magasin og dets forgænger Meddelelser fra Rigsbibliotekaren bragt artikler af biblioteksfagligt, historisk, litterært eller kulturpolitisk indhold. Sigtet har overejende været at formidle oplysninger om bibliotekernes indhold og opgaver eller formidle emner med udgangspunkt heri. Som tiden går, bliver det vanskeligere at bevare overblikket over tidsskrifter, der også i retrospektivt perspektiv rummer stof af varig værdi. Til hjælp for især de interne brugere har Kontakt- og Oplysningsafdelingen udarbejdet et fuldstændigt forfatter- og anonymtitelregister til denne del af tidsskriftet i perioden 1972-1990. Kronik- og meddelelsesstoffet vil blive medtaget i en senere udgave, når ressourcerne muliggør det.Registret udsendes til Interne Meddelelsers brugere, der må formodes at have størst nytte heraf.Forsåvidt angår Magasins sigte gennem de senere år, henvises til forordet til årgang 5 (1990:1).Erland Kolding Nielsen
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Sarjiyanto, Nfn. « Benteng Balangnipa Di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Pola Tata Ruang Dan Arti Penting Kedudukannya) ». Berkala Arkeologi 22, no 1 (28 mai 2002) : 81–95. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v22i1.852.

Texte intégral
Résumé :
Kompleks benteng tidak terlalu luas sehingga hanya ada beberapa bangunan utama yang sederhana. Ini berhubungan dengan fungsi, tingkat kebutuhan ruang serta peranan benteng. Kondisi intern Belanda juga sedang mengalami kemerosotan kekuatan dan ancaman dari luar. Tinggalan artefaktual juga menunjukkan peran (Belanda) dalam pemakaian benteng. Pembangunan benteng mempertimbangkan kepentingan ekonomi dengan berusaha menguasai kerajaan Bone, dan teluk Bone yang strategis. Benteng Balangnipa pernah dimanfaatkan untuk pejuang kemerdekaan RI (angka tahun pada temuan mata uang punya korelasi kuat dalam hal ini), asrama kepolisian, dan saat ini belum dimanfaatkan rencananya untuk museum daerah. Benteng ini terbukti nyata menjadi arti penting khususnya bagi daerah Sinjai dan bagi Belanda ketika hendak menguasai Bone karena kepentingan ekonominya. Tinggalan benteng kolonial yang ada turut memperkaya data sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya kerajaan Bone.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Rajagukguk, Tri Putra, et Kunto Sofianto. « SIMULAKRA HIPERREALITAS DAN REPRODUKSI TANDA GAME ONLINE-PUBG Studi Kasus Siswa Prosus Inten Jalan Aceh, Kota Bandung, Tahun 2019 ». Metahumaniora 10, no 1 (9 mai 2020) : 118. http://dx.doi.org/10.24198/metahumaniora.v10i1.22239.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini bertujuan untuk memahami Simulakra, Hiperrealitas, dan Reproduksi Tanda Game Online-PUBG melalui studi siswa Prosus Inten Jalan Aceh, Kota Bandung Tahun 2019. Diketahui bahwa permainan daring ini begitu digandrungi anak-anak, remaja kemungkinan juga dewasa belakangan ini. Hal ini terjadi seiring dengan hadirnya produk-produk digital, gadget pintar (smartphone), yang menyediakan fitur-fitur gim canggih yang dimainkan secara online. Jean Baudrillard, Filsuf asal Perancis, sekaligus teoritikus kebudayaan Postmodern, membaca gejala sosial pengaruh dari produk digital era baru yang disebut sebagai masyarakat konsumer (the consumer society). Berdasarkan teori Baudrillard atas kritiknya terhadap pengaruh media dan teknologi terhadap perilaku manusia, yang dibahas dalam penelitian ini ada dua. Pertama, apa saja bentuk-bentuk simulakra, hiperrealitas, dan reproduksi pada Game Online-PUBG. Kedua, apa implikasinya terhadap produktivitas belajar siswa Prosus Inten Jalan Aceh Tahun 2019. Penelitian ini telah menyebabkan temuan penelitian bahwa bermain PUBG dimulai dari bentuk-bentuk simulacra dan kondisi hiperrealitas “kaburnya realitas asli” sehingga berimplikasi pada perilaku belajar siswa di Prosus Inten Jalan Aceh, Kota Bandung, Tahun 2019. Selanjutnya, ditemukan bahwa mereka mereproduksi tanda sehingga menciptakan identitas semu “virtual” sehingga menyebabkan krisis identitas, di mana identitas nyata hanyalah kisah masa lalu yang romantik, yang ada hanya identitas palsu dan semuanya hanyalah tanda yang bertalian dengan tanda yang lain.Keyword: Simulakra, Hiperrealitas, Reproduksi Tanda, PUBG, Prosus Inten
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Rajagukguk, Tri Putra, et Kunto Sofianto. « SIMULAKRA HIPERREALITAS DAN REPRODUKSI TANDA GAME ONLINE-PUBG Studi Kasus Siswa Prosus Inten Jalan Aceh, Kota Bandung, Tahun 2019 ». Metahumaniora 10, no 1 (9 mai 2020) : 118. http://dx.doi.org/10.24198/mh.v10i1.22239.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini bertujuan untuk memahami Simulakra, Hiperrealitas, dan Reproduksi Tanda Game Online-PUBG melalui studi siswa Prosus Inten Jalan Aceh, Kota Bandung Tahun 2019. Diketahui bahwa permainan daring ini begitu digandrungi anak-anak, remaja kemungkinan juga dewasa belakangan ini. Hal ini terjadi seiring dengan hadirnya produk-produk digital, gadget pintar (smartphone), yang menyediakan fitur-fitur gim canggih yang dimainkan secara online. Jean Baudrillard, Filsuf asal Perancis, sekaligus teoritikus kebudayaan Postmodern, membaca gejala sosial pengaruh dari produk digital era baru yang disebut sebagai masyarakat konsumer (the consumer society). Berdasarkan teori Baudrillard atas kritiknya terhadap pengaruh media dan teknologi terhadap perilaku manusia, yang dibahas dalam penelitian ini ada dua. Pertama, apa saja bentuk-bentuk simulakra, hiperrealitas, dan reproduksi pada Game Online-PUBG. Kedua, apa implikasinya terhadap produktivitas belajar siswa Prosus Inten Jalan Aceh Tahun 2019. Penelitian ini telah menyebabkan temuan penelitian bahwa bermain PUBG dimulai dari bentuk-bentuk simulacra dan kondisi hiperrealitas “kaburnya realitas asli” sehingga berimplikasi pada perilaku belajar siswa di Prosus Inten Jalan Aceh, Kota Bandung, Tahun 2019. Selanjutnya, ditemukan bahwa mereka mereproduksi tanda sehingga menciptakan identitas semu “virtual” sehingga menyebabkan krisis identitas, di mana identitas nyata hanyalah kisah masa lalu yang romantik, yang ada hanya identitas palsu dan semuanya hanyalah tanda yang bertalian dengan tanda yang lain.Keyword: Simulakra, Hiperrealitas, Reproduksi Tanda, PUBG, Prosus Inten
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Aryani, Aryani, et Evnaweri Evnaweri. « KAJIAN PEMBERIAN ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KETENGIKAN ABON IKAN LELE (Clarias batrachus) ». Fish Scientiae 4, no 7 (16 juin 2016) : 1. http://dx.doi.org/10.20527/fs.v4i7.1126.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini mempelajari kajian pemberian asam askorbat (vitamin C) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap ketengikan abon ikan lele (Clarias batrachus) yang disimpan pada hari ke-1 dan ke-15, dengan parameter pengujian kimia dan organoleptik. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi asam askorbat (vitamin C) yang optimal pada pembuatan abon ikan Lele (Clarias batrachus). Penelitian ini menggunakan 4 (empat) perlakuan yaitu tanpa pemberian asam askorbat, pemberian asam askorbat 1%, 2% dan 3%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian asam askorbat dengan konsentrasi yang berbeda tidak berbeda nyata untuk nilai kadar air, tetapi untuk nilai kadar lemak, nilai kadar ketengikan dan nilai organoleptik berbeda nyata dan berbeda sangat nyata antar perlakuan, dimana perlakuan A yang terbaik selama penyimpanan hari ke-1, sedangkan penyimpanan hari ke-15, perlakuan D yang terbaik.This research study about of the added ascorbic acid with different concentrate on fish abon rancidity which storage on day-1 and day-15, the parameters is chemist and organoleptic. Contribute from this researchs are to know the optimally ascorbic acid concentrate on make fish abon. This research use 4 (four) treatments are: no added ascorbic acid, added ascorbic acid 1%, 2% and 3%. Result from this research are added ascorbic acid with the different concentrate no significant to water basis but to lipid, rancidity and organoleptic significant and very significant inter treatment, which treatment A is the best during day-1 storage, and treatment D is the best during day-15 storage.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Mulyasari, Mulyasari, Dinar Tri Soelistyowati, Anang Hari Kristanto et Irin Iriana Kusmini. « KARAKTERISTIK GENETIK ENAM POPULASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI JAWA BARAT ». Jurnal Riset Akuakultur 5, no 2 (25 novembre 2016) : 175. http://dx.doi.org/10.15578/jra.5.2.2010.175-182.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian karakteristik genetik populasi ikan nilem, Osteochilus hasselti di Jawa Barat dilakukan untuk mendapatkan data base sebagai langkah awal dalam melaksanakan program pemuliaan guna mempertahankan dan meningkatkan produksi dari ikan nilem di Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi genetik ikan nilem menggunakan metode RAPD dan menelusuri keragaman intra dan inter-populasi ikan nilem, Osteochilus hasselti di sentra budidaya yang terdapat di daerah Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian, populasi Sumedang secara genetis memiliki keragaman paling tinggi dibandingkan dengan populasi lainnya serta alel spesifik yang tidak ditemukan pada populasi lain (1.100 bp). Sedangkan Sukabumi memiliki keragaman genetik dan jumlah alel yang paling rendah. Hubungan inter-populasi ikan nilem hijau di Jawa Barat tidak berbeda nyata di mana jarak genetik enam populasi ikan nilem tersebut berkisar antara 0,0153-0,1392.Research on genetic variation was done to conduct breeding program as the effort to maintain and increase the production of nilem carp fish at West Java. The aim of this study was to identify nilem carp genetically and to estimate the variation of the intra and inter population of nilem carp fish from West Java using RAPD methods. The result showed that Sumedang population had the highest genetic variation and had specific allele that cannot be found at other population (1,100 bp). But in contrast Sukabumi population had the lowest genetic variation and allele number. The inter- population relationship among fish from West Java were not significantly different. Genetic distance among population were between 0.0153-0.1392.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Faujiah, Elis, et Samsudin. « Gagasan Dewi Sartika pada Tahun 1904-1947 dalam Perspektif Islam ». Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam 17, no 2 (31 décembre 2020) : 205–12. http://dx.doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v17i2.10402.

Texte intégral
Résumé :
Raden Dewi Sartika sosok perempuan pembawa perubahan, perempuan yang melanjutkan perjuangan dan gagasan Kartini dan menjadikan gagasan tersebut dalam bentuk nyata yaitu dengan mendirikan Sekolah Kautamaan Istri di Bandung. Tak hanya di bidang pendidikan, pengaruh perjuangan Dewi Sartika juga berdampak pada isu emansipasi wanita, atau sering kita dengar dewasa ini dengan sebutan konsep feminism . Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk mengutarakan pemikiran atau pandangan Raden Dewi Sartika dalam menjalankan agama islam, yang mana seperti kita tahu bahwa agama Islam adalah agama yang selalu menjunjung tinggi kehormatan wanita dan memberikan ruang bebas kepada wanita untuk berpendidikan, berpolitik, berbisnis, memiliki status sosial dan lain sebagainya. Untuk mendapat data yang valid, metode yag digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber ( heuristik), kritik intern dan ekstern (verifikasi), analisis dan interpretasi (penafsiran), dan penyajian dalam bentuk tulisan (Historiografi). Pandangan dan pemikiran Dewi sartika tak lepas dari pengaruh dari kondisi sosial dan budaya pada masa kolonial yang banyak merenggut hak-hak perempuan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Suparman, Suparman. « PERAN GANDA ISTRI PETANI (Studi Kasus di Desa Perangian Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang) ». Edumaspul - Jurnal Pendidikan 1, no 2 (27 octobre 2017) : 104–14. http://dx.doi.org/10.33487/edumaspul.v1i2.44.

Texte intégral
Résumé :
Perempuan di desa perangian bekerja sebagai tenaga kerja domestik tidak mendatangkan hasil secara langsung seperti menjaga anak, Dipihak lain sesuai dengan perkembangan masyarakat khususnya pada bidang ekonomi, Nampak dengan nyata peran Perempuan sebagai tenaga dibidang pencari nafkah yang mendatangkan hasil secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab perempuan buruh tani melakukan peran ganda adalah faktor intern yaitu pendapatan suami tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari hari, ditambah dengan pengeluaran dan jumlah tanggungan dalam keluarga, faktor ekstern yaitu lingkungan sekitar yang berupa lahan pertanian yang banyak membutuhkan tenaga buruh tani, pendidikan yang rendah tidak memiliki keterampilan yang memadai sehingga tidak ada peluang untuk kerja lainya. Bentuk peran ganda yaitu sebagai Ibu, merawat anak dan suami, sebagai istri, mendidik anak dan ekonomi. Dampak peran ganda bagi keluarga yaitu kesulitan dalam menjalankan tugas domestiknya, kurang optimalnya waktu yang dimiliki untuk membagi peran yang dijalankan, Kelelahan beraktivitas dalam pekerjaannya secara profesional, dan terjadi pengeluhan dirasakan oleh istri terhadap suami ketika mereka sudah lelah dalam bekerja.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Krogh-Jespersen, Kirsten. « At blive til som lærer i tre grundlæggende forskellige læreruddannelser ». Studier i læreruddannelse og -profession 6, no 1 (29 juin 2021) : 011–32. http://dx.doi.org/10.7146/lup.v6i1.127784.

Texte intégral
Résumé :
Læreruddannelsens rolle i indvielsen af de studerende til professionelt lærerarbejde undersøges og diskuteres i relation til de sidste ca. 60 års læreruddannelser. 1954-loven lagde vægt på læreren som formidler af faglig viden og opdrager til nytt igsamfundsborger. Læreruddannelsen havde højskolepræg, men blev også omtalt som ’den fj erde gymnasieklasse’, de lærerstuderende som elever og praktikken som øvelsessted (øvelsesskole). 1966-loven (samt ændringerne i 1991, 1997, 2006) lagde vægt på uddannelsens teoretiske fundering, med fagene pædagogik, didaktik og psykologi, og i linjefagsstudierne, som gennem hele uddannelsens levetid udfordrede forholdet mellem teori og praksis, både internt i uddannelsen og i forholdet til skolens praksis. 2012-loven minimerede uddannelsens teoretiske dimensioner i såvel det pædagogiske som det faglige felt og lagde vægt på uddannelsens funktionelle anknytning til skolens læringsmålspraksis i både uddannelsesforståelse og praksisser.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
11

Suherman. « Pembinaan Narapidana Wanita di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIb Dompu ». JURNAL PENDIDIKAN IPS 8, no 2 (30 décembre 2018) : 94–104. http://dx.doi.org/10.37630/jpi.v8i2.122.

Texte intégral
Résumé :
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisa model pembinaan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan terhadap Narapidana Wanita. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa faktor Apa Sajakah yang menjadi Penghambat pelaksanaan pembinaan Narapidana Wanita dan Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Dompu dalam dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Yuridis Empiris, yaitu suatu metode penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian hukum yuridis empiris dapat dikatakan sebagai penelitian sosiologi hukum karena untuk melihat aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial didalam masyarakat, dan berfungsi sebagai penunjang untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi temuan bahan non hukum bagi keperluan penelitian atau penulisan hukum. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa pembinaan Narapidnaa wanita di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Dompu sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.02-PK.04.10 Tahun 1990 Tentang Pola Pembinaan Narapidana dan Tahanan serta Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Hanya saja pelaksanaannya belum terlaksana secara optimal yang disebabkan beberapa hal, yaitu: Kualitas Sumber Daya Manusia, Kurangnya Kerja sama dengan Pihak ketiga, serta sarana dan prasarana yang belum memadai serta beberapa faktor penghambat pelaksanaan Pembinaan yaitu: Faktor Intern (Sarana Gedung Lapas, Kualitas dan Kuantitas Petugas, Kesejahtreaan Petugas, Sarana/Fasilitas, Anggaran Lapas, SDM, Ragam Program Pembinaan) serta Faktor Intern (Faktor Ekonomi, Faktor Pendidikan). Untuk itu disarankan kepada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Dompu untuk lebih meningkatkan Sumber Daya Manusia bagi para Petugas/Pegawai Lembaga Pemasyarakatan tersebut dengan berbagai macam pelatihan-pelatihan, serta melaksanakan pembinaan secara optimal sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku di jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, dan diharapkan kepada pemerintah pusat untuk membetuk peraturan-peraturan yang khusus dalam mengatur tentang pembinaan Narapidana wanita agar tepat sasaran
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
12

Subekti, Sitti. « Pengaruh Promosi dan Harga terhadap Keputusan Membeli Tiket Maskapai Penerbangan Lion Air Rute Lampung-Jakarta ». Warta Penelitian Perhubungan 29, no 1 (30 juin 2017) : 123. http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v29i1.276.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh promosi, harga dan layanan terhadap keputusan membeli tiket penerbangan Lion Air Rute Lampung-Jakarta. Terdapat 3 (tiga) hipotesis yang diuji dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan terhadap 101 sampel penumpang pesawat dari maskapai Lion Air di Bandar Udara Radin Inten II Lampung. Metode pengambilan sampel menggunakan metode Slovin. Data primer yang berasal dari kuesioner yang disebar kepada 101 penumpang Lion Air. Pengujian kualitas data dilakukan dengan uji reliabilitas dan validitas. Data primer dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas residual, multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi juga dilakukan pada model regresi. Uji t dan uji F dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh data reliabel/andal dan valid untuk digunakan. Model regresi yang digunakan memenuhi syarat dalam pengujian asumsi klasik. Promosi dan harga memiliki nilai t hitung sebesar 3,987 dan 5,518 dengan tingkat signifikansi 0.00 (kurang dari taraf nyata 5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% pengaruh promosi dan harga terhadap keputusan membeli tiket penerbangan signifikan. Nilai F hitung sebesar 78,508 dengan signifikansi p-value sebesar 0.00 yang lebih kecil dari taraf nyata 5%, artinya dengan tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh bersama-sama (simultan) yang signifikan antara variabel promosi dan harga terhadap keputusan membeli tiket maskapai penerbangan Lion Air Rute Lampung-Jakarta. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan (1) menambahkan variabel lainnya misalnya kualitas pelayanan, (2) memilih sampel penelitian dari maskapai penerbangan lain, (3) membedakan kelas penerbangan bisnis atau ekonomi dan (4) pengambilan sampel pada waktu peak season.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
13

Yulianto, Jony Eko, Abraham Rehuel Kosasih, Putu Anggi Aruna Larasati, Mayya Kholishatus Sariroh, Rizkyah Rachmawati et M. Y. Setyo Ruci Dewaningrum. « Studi Fenomenologis Interaksi Kuasa pada Relasi Perkawinan Wirausahawan Perempuan di Indonesia ». INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental 1, no 2 (2 janvier 2017) : 97. http://dx.doi.org/10.20473/jpkm.v1i22016.97-111.

Texte intégral
Résumé :
Prevalensi wirausahawan perempuan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Perempuan memiliki peranan yang semakin nyata dalam menyumbangkan pertumbuhan ekonomi dalam skala global. Meskipun kajian profesionalisme dan performa wirausahawan perempuan dalam pengeloaan usaha telah banyak dikaji, namun kajian mengenai inter-relasi antara kehidupan kerja dan relasi perkawinan wirausahawan perempuan belum mendapatkan porsi yang cukup ekstensif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan fenomenologi pada enam wirausahawan perempuan di Jawa dan Bali untuk memahami pola interaksi kuasa dalam relasi perkawinan pada wirausahawan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk interaksi kuasa yang terepresentasi pada relasi perkawinan wirausahawan perempuan, yakni dominan, egalitarian, dan subordinat. Temuan ini menunjukkan adanya interaksi antara gaya kepemimpinan yang ditunjukkan dalam mengelola bisnis terhadap pola relasi yang dibentuk terhadap pasangan. Temuan ini juga menunjukkan relativitas peranan sosio-ekonomi dalam memprediksi interaksi kuasa yang dimanifestasikan dalam relasi perkawinan. Implikasi dari temuan ini bermanfaat bagi program revitalitasi kesehatan mental keluarga dengan konstelasi pasangan yang sama-sama berkarir.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
14

Devi, Sunitha, Luh Gede Kusuma Dewi, Luh Gede Rahayu Budiarta et Komang Adi Kurniawan Saputra. « STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGELOLAAN KEUANGAN BERBASIS TRI HITA KARANA DAN CATUR PURUSA ARTHA MELALUI PROGRAM KERJA SEKAA ». Jurnal Aplikasi Akuntansi 3, no 2 (30 avril 2019) : 1–38. http://dx.doi.org/10.29303/jaa.v3i2.43.

Texte intégral
Résumé :
Permasalahan utama yang dihadapi oleh para peserta didik di Indonesia adalah ketidakmampuan peserta didik dalam menghubungkan antara teori dengan implementasi dalam kehidupan nyata di lingkungan masyarakat. Tujuan penulisan ini adalah untuk membantu pengembangan strategi pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning melalui pengelolaan keuangan sampah. Hal ini penting dilakukan untuk peningkatan pemberdayaan masyarakat lokal, serta membantu mewujudkan insan yang berkualitas dan berkarakter melalui aktivitas sosial tersebut. Sumber data yang digunakan dalam penelitian konseptual ini adalah sumber primer berupa buku-buku dan jurnal-jurnal hasil penelitian, serta sumber sekunder berupa sumber internet dan koran. Data penelitian diuraikan dengan content analysis, descriptive analysis, serta inter-text analysis.Sekaa dapat dijadikan sebagai organisasi sosial dalam mendukung program pengembangan pembelajaran kreatif dan inovatif dalam hal pengelolaan keuangan dan lingkungan. Pemahaman kuat tentang keseimbangan antara filosofi Tri Hita Karana dan Catur Purusa Artha dapat dijadikan sebagai penopang kuat dalam pembentukan etika dan moral seseorang ketika melaksanakan pengelolaan keuangan tersebut. Berbagai ide kreatif dan inovatif dalam hal pengelolaan keuangan dan lingkungan dapat terus dikembangkan sehingga manfaat yang dihasilkan melalui pelaksanaan program ini benar-benar dapat membantu peningkatan pemberdayaan masyarakat.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
15

Hendra, Faisal, et Sari Tukma Dewi. « Kurikulum Fakultas Sastra Universitas Al Azhar Indonesia (Kesesuaian Antara Kurikulum yang Diajarkan dengan Pekerjaan yang Ditekuni) ». JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA 1, no 3 (27 avril 2012) : 189. http://dx.doi.org/10.36722/sh.v1i3.68.

Texte intégral
Résumé :
<p style="text-align: justify;">Kurikulum merupakan suatu ide vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan yang baik. Sebagai wahana dan media konservasi, kurikulum memiliki kontribusi besar dan strategis bagi pewarisan amanat ilmu pengetahuan yang diajarkan Allah SWT melalui para nabi dan rosul, para filosof, para cendekiawan, ulama, akademisi dan para guru, secara turun temurun, inter dan antar generasi melalui pengembangan potensi kognetif, afektif dan psikomotorik para muridnya. Karena itu, kurikulum seringkali menjadi tolak ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik buruknya kurikulum akan sangat menentukan terhadap baik buruknya kualitas output pendidikan, dalam hal ini peserta didik. Pada penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana kiprah lebih kurang 100 orang alumni yang dihasilkan oleh Fakultas Sastra Universitas Al Azhar Indonesia berkiprah secara nyata di tengah masyarakat dan mengetahui bukti nyata kesesuaian antara Kurikulum yang berlaku dengan lapangan kerja yang Alumni tekuni.</p><h6 style="text-align: center;"><strong>Abstract </strong></h6><p style="text-align: justify;"><strong></strong>The curriculum is the grand design which become the basis for implementing excellent education. As a vehicle for conservation, the curriculum has a major strategic contribution to inheritance of knowledge and science given by Allah SWT to be handed over to all people through the Prophets, philosophers, scholars, clerics, academicians, teachers, from generation to generation, cross cultural generation. The inheritance produces the development of potential cognitif, affectif, and psycomotoric skills. Therefore, the curriculum is indeed the benchmark for quality control of education. Merits of the curriculum will determine the excellent output. This study intends to see how far the amount of 100 alumni released by the Faculty of Letters have succeeded working in the society. This fund will become the result of how the curriculum has worked effectively in line with real life achievement.</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
16

Elvebakk, Lisbeth, et Evy Jøsok. « “Et bra prosjekt som har gjort meg til en bedre skriver”– arbeid med skrivestrategier i videregående skole ». Acta Didactica Norge 11, no 1 (14 février 2017) : 8. http://dx.doi.org/10.5617/adno.4025.

Texte intégral
Résumé :
Temaet for denne artikkelen er skriveopplæring i videregående skole. Artikkelen studerer en intervensjon med eksplisitt skriveopplæring og innføring av skrive¬ramme. Intensjonen har vært å se hvordan lærere kan samarbeide om skrive¬opplæringen på tvers av fag, og hvordan femavsnittsmetoden fungerer som redskap og strategi i opplæringen. Vi har primært vært interesserte i elevenes tanker om skriveopplæring og egen skrivekompetanse, og dette ser vi i sammen¬heng med hvordan faglærerne opplever å samarbeide på tvers av fagene. Data¬materialet vårt er observasjoner og spørreundersøkelser i etterkant av inter¬vensjonen. Analysen viser i hovedsak at elevene opplever at de har hatt nytte av femavsnittsmetoden, og at de ser stor verdi i at lærerne i ulike fag bruker en noenlunde lik tilnærming til skrivingen. Det kommer også fram at elevene finner det utfordrende å skrive gode fagtekster. Svarene fra lærerne peker i samme retning. Lærerne oppfatter at felles satsing på skriving er nyttig, og de fram¬hever verdien av lærersamarbeidet på tvers av fagene. Et interessant funn er at arbeidet med skriverammer har satt i gang betydningsfulle samtaler rundt skriving og tekstkompetanse både i kollegiet og i klasserommene.Nøkkelord: skolebasert arbeid med skriving, eksplisitt skriveopplæring, skrive-rammer, femavsnittsmetodenAbstractThe subject of this article is discursive writing. The article studies an inter-vention focusing on explicit teaching and implementation of writing frames in upper secondary school. The aim is to investigate the students’ perspectives regarding the teaching and their evaluation of writing competencies. These results are analysed in connection with the teachers’ experiences from teacher learning groups across disciplines. Our data are based on observations and surveys from both students and teachers. The results show that in general, the students have benefited from explicit teaching and a common approach across the disciplines. However, they also report on the difficulties regarding dis-cursive writing. The results for the teachers are similar. In addition, they report that teachers’ learning communities are valuable. The most interesting finding of this study was that the explicit teaching initiated meaningful discussion concerning learning and student writing.Keywords: teacher learning communities, explicit teaching, writing frames, five paragraph essays
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
17

Purwaning Diah, Martina, Ike Arni Noventi et M. Rizki Pratama. « DEFISIENSI COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA ». Journal Publicuho 4, no 2 (27 avril 2021) : 305. http://dx.doi.org/10.35817/jpu.v4i2.17619.

Texte intégral
Résumé :
AbstractThe Covid-19 pandemic is a shared problem so it must also be resolved collectively. In the context of crisis, the role of the government must remain dominant, but also by opening the door to collaborative governance. Therefore it is vital to understand the dynamics of the collaborative governance process in dealing with the Covid-19 pandemic which of course is full of challenges and obstacles in the midst of uncertainty. Researchers use the literature study method to track various conditions in an effort to resolve a pandemic that involves inter-sectoral efforts, but researchers find important points that must be corrected so that the handling of the pandemic does not experience deficiencies in collaborative governance. So far, real action is needed in improving the responsiveness of policies, quality of regulations, data management, monitoring systems and coordination among sectors. Keywords: collaborative governance; covid-19; pandemic AbstrakPandemi Covid-19 merupakan persoalan bersama sehingga juga harus diselesaikan secara bersama-sama pula. Dalam konteks krisis pun sebenarnya peran pemerintah harus tetap dominan akan tetapi juga dengan membuka pintu kolaborasi bersama dengan antar sektor (collaborative governance). Oleh karena itu penting untuk mengetahui dinamika proses collaborative governance dalam menangani pandemi Covid-19 yang tentu saja penuh dengan tantangan, kendala dan hambatan di tengah ketidakpastian. Peneliti menggunakan metode studi kepustakaan untuk melacak berbagai kondisi dalam usaha menyelesaikan pandemi yang melibatkan usaha antar sektor akan tetapi peneliti menemukan poin-poin penting yang harus diperbaiki agar penanganan pandemi tidak mengalami defisiensi dalam collaborative governance. Sejauh ini perlu tindakan nyata dalam memperbaiki responsivitas kebijakan, kualitas regulasi, manajemen data, sistem pengawasan dan koordinasi antar sektor. Kata Kunci: collaborative governance; covid-10; pandemi
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
18

Munir, Samsul. « REACTUALIZATION OF MULTICULTURAL INSTRUCTION IN PONDOK PESANTREN : ORGANISM MODELS OF PAI DEVELOPMENT BASED ON INTER, MULTI AND TRANSDISCIPLINARY ». Didaktika Religia 6, no 1 (15 février 2019) : 1–28. http://dx.doi.org/10.30762/didaktika.v6i1.1091.

Texte intégral
Résumé :
Abstract Contemporarily, globalization marked by every access in all fields has created a variety of problems in people's lives. In reality, the world now (as a product of globalization) is almost entirely dominated by Europe and the United States which clearly have different cultural roots with the Indonesian culture. The hegemony that occurs is not merely economical and political, but more than that, it is also the cultural project of modernity. The impact of globalization today has been able to uproot the Indonesian people from the cultural roots that become their inheritance. Dehumanization in the form of an acute moral crisis has also become a part that is almost inherent in the life of every human being. In this context, pesantren as Islamic institutions that are rich of the characteristics of the Indonesian people have strategic values in the development of a multicultural society. For the Indonesian people, the strategic role of pesantren in globalization as a moral development institution, da'wah institution, and educational institutions with a multicultural character and nationalism will greatly determine the direction and purpose of the future of the Indonesian people. The response of pesantren in addressing globalization in accordance with the roles and fields that they have worked on, "namely the field of moral guidance that is oriented live together through applied learning" will become urgent as a way of life among Islamic community of Indonesia. In this regard, the study on the role of pesantren in actualizing the multicultural insightful learning process will focus on: first, the actualization of the PAI system in Islamic boarding schools in the era of globalization; second, models of PAI development at Islamic boarding schools; third, the development of the PAI system with the model of organisms in Islamic boarding schools. Keywords: Reactualization of Learning Systems, Islamic Boarding Schools, Multicultural ملخص في العالم المعاصر، العولمة المميزة بفتح كل وصول في جميع المجالات قد تركت المشاكل المختلفة في حياة الناس. في الواقع ، فإن النظام العالمي الحالي - كمنتج للعولمة- يكادأن يغلب عليه أوروبا والولايات المتحدة ، التي لها جذور ثقافية مختلفة عن الثقافة الإندونيسية. السيطرة التي تحدثت ليست اقتصادية وسياسية فحسب ، بل أكثر من ذلك ، إنها أيضاً تدخل على الثقافة المشروعة للحداثة. لقد كان تأثير العولمة كما هو معروف اليوم قادراً على اقتلاع المجتمع الإندونيسي من جذوره الثقافية حتى أصبح التجريد من الإنسانية في شكل أزمة أخلاقية حادة أيضًا جزءًا متأصلاً في كل حياة إنسانية. وفي هذا السياق ، فإن المعاهدالإسلامية كمؤسسات إسلامية شديدة الكثافة بخصائص الشعب الإندونيسي لها قيم استراتيجية في تطوير مجتمعها المتعددة الثقافات. بالنسبة للشعب الإندونيسي ، فإن الدور الاستراتيجي لمعاهد في عصر العولمة كمؤسسة للتطور الأخلاقي ، ومؤسسات الدعوة ، والمؤسسات التعليمية ذات الخصائص المتعددة الثقافات والقومية سيحدد بشكل كبير اتجاه مستقبل المجتمع الإندونيسي وأهدافهم. إن استجابةالمعاهد الإسلامية في معالجة العولمة بما يتناسب مع الأدوار والمجالات التي أصبحت تعمل فيها ، أي مجال التدريب الأخلاقي وهو يعيش معاً متوجهًا من خلال التعلُّم التطبيقي ، سيصبح عاجلاً كطريقة للحياة في المجتمع الإندونيسي. فيما يتعلق بهذا ، سيركز البحث فى دور المعاهد الإسلامية في عملية التعلم بالمتعددة الثقافات على: أولاً ، تطبيق نظام التربية الإسلامية في المعاهد الإسلامية في عصر العولمة ؛ ثانيا ، نماذج تطوير نظام التربية الإسلامية في المعاهد الإسلامية. ثالثًا ، تطوير نظام التربية الإسلامية بنموذج كائن حي في المعاهد الإسلامية. مفتاح الكلمات: إعادة تأهيل نظام التعلم ، المعاهد الإسلامية ، متعددة الثقافات Abstrak Dalam dunia kontemporer, globalisasi dengan ditandai oleh semakin terbukanya setiap akses dalam segala bidang telah mewariskan beragam problema di tengah kehidupan masyarakat. Secara nyata, tatanan dunia yang sekarang ini berlangsung (sebagai produk globalisasi) hampir semuanya didominasi oleh Eropa dan Amerika Serikat yang jelas-jelas memiliki akar budaya yang berbeda dengan kultur bangsa Indonesia. Hegemoni yang terjadi pun bukan semata-mata bersifat ekonomi dan politik saja, akan tetapi lebih dari itu, ia juga bersifat the cultur project of modernity. Dampak globalisasi seperti diketahui sekarang ini telah mampu mencerabut masyarakat Indonesia dari akar budaya yang menjadi warisannya. Dehumanisasi dalam bentuk krisis moral yang akut juga telah menjadi bagian yang nyaris melekat dalam kehidupan setiap manusia. Dalam konteks demikian ini, pesantren sebagai lembaga keislaman yang sangat kental dengan karakteristik bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai strategis dalam pengembangan masyarakatnya yang multikultural. Bagi bangsa Indonesia, peran strategis pesantren di era globalisasi sebagai lembaga pembinaan moral, lembaga dakwah, dan lembaga pendidikan yang berkarakter multikultural serta berwawasan kebangsaan akan sangat menentukan arah dan tujuan dari masa depan masyarakat Indonesia. Respons pesantren dalam menyikapi globalisasi sesuai dengan peran dan bidang yang telah menjadi garapannya, −yaitu bidang pembinaan moral yang berorientasi live together melalui pembelajaran yang diberlakukan− akan menjadi urgen sebagai way of life di kalangan masyarakat (Islam) Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, maka studi terhadap peran pesantren dalam mengaktualisasikan proses pembelajarannya yang berwawasan multikultural ini akan difokuskan kepada: pertama, aktualisasi sistem PAI pada pondok pesantren di era globalisasi; kedua, model-model pengembangan PAI di pondok pesantren; ketiga, pengembangan sistem PAI dengan model organisme di pondok pesantren. Kata Kunci: Reaktualisai Sistem Pembelajaran, Pondok Pesantren, Multikultural
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
19

Lyså, Ida Marie. « Komparativ forskning på (barne)institusjoner – forskningsfokus og forståelser av barn og barndom ». BARN - Forskning om barn og barndom i Norden 36, no 2 (11 octobre 2018) : 93–104. http://dx.doi.org/10.5324/barn.v36i2.2781.

Texte intégral
Résumé :
I denne prøveforelesningen1vil jeg på ingen måte gi en fullstendig oversikt over foreliggende forskning på (barne)institusjoner, men heller vise til et mindre utvalg forskning på feltet fra skandinavisk/nordisk kontekst, for slik å åpne opp for diskusjon rundt vekselvirkninger mellom produksjon av kunnskap, forskningsfokus og forståelser av barn og barndom – og hvilke implikasjoner slike forståelser kan ha for komparativ forskning, spesielt i forskjellige kulturelle settinger. Prøveforelesningens tittel presenterer et stort tematisk felt, og jeg har derfor gjort noen avgrensninger: (barne)institusjoner tolkes her som institusjoner for barn, eksempelvis barnehage, skole, fritidsinstitusjoner, helserelaterte institusjoner mm. I denne presentasjonen er det naturlig å fokusere på barnehage, da dette har vært tema for min avhandling. Utvalgt forskning på barnehagen som institusjon, spesielt fra norsk og dansk kontekst, vil brukes som utgangspunkt for analysen, og bidrag fra andre kulturelle kontekster vil benyttes for å problematisere og eksemplifisere tematikken. Med samfunnsvitenskapelig forskning vil jeg spesielt trekke på nyere barndomssosiologi (childhood studies – et multi-/inter-disiplinært forskningsfelt sammensatt av blant annet sosiologi, antropologi og geografi) fra et antropologisk ståsted, i tillegg til litteratur fra et annet relativt nytt forskningsfelt – pedagogisk antropologi. Jeg vil bruke teoretiske innspill fra sosiologien og antropologen Pierre Bourdieu for å diskutere poeng i presentasjonen, og da spesielt hans fokus på vitenskapelig refleksivitet. Forskning oppstår ikke i et vakuum – vår vitenskapsteoretiske forståelse og tilnærming er tett sammenvevd med historisk tid, vår posisjonering som forsker og vitenskapsteoretiske retninger i de forskningsfelt vi er en del av. Refleksivitet må derfor strekke seg utover feltsituasjonen og utover den individuelle forsker. Jeg ønsker med dette å reflektere rundt noen «sannheter» og forståelser knyttet til tverrkulturell komparativ forskning på (barne)institusjoner som muligens tas for gitt.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
20

Arsa, Dedi. « SJARIKAT SIMPAN-PINJAM DAN KONGSI OESAHA : RESPON ATAS MONETERISASI KOLONIAL ». HUMANISMA : Journal of Gender Studies 2, no 2 (2 janvier 2019) : 110. http://dx.doi.org/10.30983/jh.v2i2.812.

Texte intégral
Résumé :
<p><em>Artikel</em><em> ini </em><em>menelaah moneterisasi dan respon atasnya di Nusantara, khususnya di Minangkabau. </em><em>Penyusunan</em><em>nya </em><em>menggunakan metode penyusunan yang dikenal pada umumnya dalam metode penyusunan sejarah modern</em><em>: </em><em>heuristik</em><em>,</em><em> kritik intern-ekstern</em><em>;</em><em> interpretasi</em><em>;</em><em> dan ekplanasi dalam bentuk historiografi.</em><em> Dari artikel ini dihasilkan: 1). </em><em>Kehadiran kolonial mengintensifkan ekonomi uang </em><em>(moneterisasi) </em><em>ke dalam masyarakat tradisional yang sebelumnya belum begitu terasuki </em><em>secara nyata ke dalam </em><em>sistem ini</em><em>. Prosesnya berlangsung l</em><em>ewat dua periode penting kolonialisme: Sistem Tanam Paksa &amp; Liberalisasi Ekonomi</em><em>. 2). Implikasinya: i</em><em>katan kolektif merenggang </em><em>dan </em><em>ketergantungan baru kepada negera kolonial dengan ekonomi uangnya yang individual meningkat</em><em>,</em><em> </em><em>serta masyarakat mengalami k</em><em>eterbelahan </em><em> yang </em><em>menciptakan keadaan anomie</em><em>, suatu masyarakat yang terguncang secara sosiologis. 3). Kondisi ini direspon dengan terbentuknya perkumpulan simpan-pinjam maupun syarikat-syarikat usaha atau kongsi-kongsi bersama. Hal ini untuk menciptakan usaha kolektif yang telah terkikis oleh sistem kapital yang cenderung individualis. Usaha ini mengeras dalam bentuk/formulasi yang lebih baku: Koperasi. Namun. sepanjang sejarah, koperasi tidak dapat tumbuh, menjadi dominan, dalam mengimbangi perkembanga ekonomi uang yang semakin mapan. </em><em></em></p><p align="center"> </p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
21

Manapa, Imanuel Yosafat Hadi. « ETNOMATEMATIKA : KEKAYAAN BUDAYA KABUPATEN ALOR SEBAGAI SUMBER MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ». Numeracy 8, no 1 (24 juin 2021) : 1–24. http://dx.doi.org/10.46244/numeracy.v8i1.1396.

Texte intégral
Résumé :
Ethnomatematics presents as a bridge between culture and mathematics. Awareness of the importance of preserving culture early on and presenting the context of real situations in the mathematical learning process is the basis of this research. Ethnomatematika sourced from the local culture of Alor Regency is very rich and can be used as a media of mathematics learning but has not been explored in depth. The purpose of this study is to associate ethnomatematics of Alor Regency with the context of learning in elementary schools. This research is qualitative with an explorative, descriptive, and ethnography approach. Data retrieval techniques using interviews, observations, and documentation. Data collection was carried out in January to February 2021. The results of the study found elements of ethnomatematics derived from traditional clothing and accessories, dowry, traditional clothing, earthenware, war tools, musical instruments, fishing instruments, traditional houses, and traditional games. Ethnomatematics product can be used on the basic competencies of plane geometry, solid geometry, symmetry, mirroring, symmetry, arithmetic, interline relationships, angular types, inter-angle relationships, and measurements in elementary schools. Abstrak Etnomatematika hadir sebagai sarana untuk menjembatani antara budaya dan matematika. Kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya sejak dini dan menghadirkan konteks situasi nyata dalam proses pembelajaran matematika merupakan landasan dilakukannya penelitian ini. Etnomatematika yang bersumber dari budaya lokal Kabupaten Alor sangat kaya dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika namun selama ini tidak dieksplorasi secara mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaitkan etnomatematika Kabupaten Alor dengan konteks pembelajaran di sekolah dasar. Penelitian merupakan kualitatif dengan pendekatan eksploratif, deskriptif, dan etnografi. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2021. Hasil penelitian menemukan unsur etnomatematika yang berasal dari pakaian adat beserta asesorisnya, mas kawin, pakaian adat, gerabah, alat perang, alat musik, alat menangkap ikan, rumah adat, serta permainan masyarakat lokal. Produk etnomatematika ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada kompetensi dasar bangun datar, bangun ruang, kesimetrisan, pencerminan, aritmatika, hubungan antar garis, jenis-jenis sudut, hubungan antar sudut, dan pengukuran di sekolah dasar. Kata Kunci: Etnomatematika, Media Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
22

Adara, Reza Anggriyashati, et Onin Najmudin. « ANALYSIS ON THE DIFFERENCES IN EFL LEARNERS’ DEMOTIVATING FACTORS AFTER COVID 19 PANDEMIC ». Ta'dib 23, no 2 (30 décembre 2020) : 225. http://dx.doi.org/10.31958/jt.v23i2.2373.

Texte intégral
Résumé :
Abstract: The change in the learning environment as what happen ed in the aftermath of COVID 19 pandemic can lead to learners’ demotivation. The present study aims to analyze how COVID 19 pandemic can affect the differences in demotivation factors of a group of EFL learners. Therefore, a set of questionnaires were distributed before and during COVID19 pandemic. In addition, semi-structured interviews were conducted to gain deeper insights on the matter. The results suggest significant differences in demotivational factors that affect the respondents before and after COVID19 pandemic. Before the pandemic, inadequate school facilities were the most demotivating factor. After the pandemic, test scores become the most demotivating factor among the respondents. However, teachers’' related factors and learning materials still relatively affect the respondents after the pandemic. Besides, online learning was found to be one of the demotivational factors among the respondents as they feel deprived from real life inter-action and burdened with lack of stable internet connection and suitable gadgets for online learning. The results suggest that changing the learning environment can affect learners’ demotivation and motivation. Thus, it seems imperative for the teachers to be able to adapt their approach and materials to suit changing conditions especially during the pandemicAbstrak: Perubahan lingkungan belajar yang terjadi pasca pandemi COVID 19 dapat menyebabkan penurunan motivasi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pandemi COVID 19 dapat mempengaruhi perbedaan faktor demotivasi pada kelompok peserta didik EFL. Oleh karena itu, serangkaian kuesioner dibagikan sebelum dan selama pandemi COVID19. Selain itu, wawancara semi-terstruktur dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan pada faktor demotivasi yang mempengaruhi responden sebelum dan sesudah pandemi COVID19. Sebelum pandemi, fasilitas sekolah yang tidak memadai merupakan faktor yang paling menurunkan motivasi. Setelah pandemi, skor tes menjadi faktor yang paling mendemotivasi responden. Namun, faktor guru dan materi pembelajaran masih relatif mempengaruhi responden setelah pandemi. Selain itu, pembelajaran online ditemukan sebagai salah satu faktor demotivasi di kalangan responden karena mereka merasa kehilangan interaksi di kehidupan nyata dan dibebani dengan kurangnya koneksi internet yang stabil dan gadget yang sesuai untuk pembelajaran online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengubah lingkungan belajar dapat mempengaruhi motivasi dan motivasi peserta didik. Oleh karena itu, sangat penting bagi para guru untuk dapat menyesuaikan pendekatan dan materi mereka agar sesuai dengan kondisi yang berubah terutama selama pandemi
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
23

Kusmini, Irin Iriana, Dinar Tri Soelistyowati, Rudhy Gustiano, Peni Pitriani et Vitas Atmadi Prakoso. « KERAGAMAN FENOTIPA IKAN NILA BEST F4,F5 DAN IKAN NILA NIRWANA 2 HASIL SELEKSI DENGAN ANALISIS TRUSS MORFOMETRIK ». Jurnal Sains Natural 3, no 2 (1 décembre 2017) : 154. http://dx.doi.org/10.31938/jsn.v3i2.65.

Texte intégral
Résumé :
Phenotype Diversity of BEST Nila Fish of F4, F5 and The Nirwana 2 Nila Fish Using Truss Morphometric Analysis In the framework of the management of genetic resources for long-term development and sustainability of cultivating nila tilapia fish for the evaluation of population genetic resources needs to be done. The purpose of this research was to know the fish of nila tilapia BEST phenotype diversity of F4, F5 and the nila tilapia fish of Nirwana 2 using Truss Morfometrik. The fish from populations of Tilapia BEST fish of F4, F5 and a Nirwana 2 fish each sample taken as many as 20 tails. The measurement was done by specifying points along the body of the fish assay based on morfometrik truss method. The dots were connected one with the others so retrieved 21 characters measuring results. The analys was done using cluster analysis. The observations indicated levels of similarity of truss morfometrik BEST Fish of F4, F5 and the Nirwana 2 fish tilapia very high character except on B6, B3, A3, B1, C1 and D6 that significantly different (p ≤ 0.05).The results gave an indication of the quantity of fish body that BEST fish was shorter and rounder than the fish of Nirwana 2 tilapia. Based on the inter population relationship the fish of Nirwana 2 tilapia separated from BEST nila of F4 and F5.Keywords : BEST tilapia, Nirwana tilapia, truss morfometrik, diversity ABSTRAK Dalam rangka pengelolaan sumber genetik jangka panjang dan pengembangan budidaya untuk kelestarian ikan nila maka evaluasi sumber daya genetik populasi perlu dilakukan.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ragam fenotipe ikan nila BEST F4, F5 dan ikan nila Nirwana 2menggunakanTruss Morfometrik. Ikan nila dari populasi nila BEST F4,F5 dan nila Nirwana2 masing-masing diambil contoh sebanyak 20 ekor. Pengukuran dilakukan dengan menentukan titik-titikacuan sepanjang tubuh ikan uji berdasarkanmetode Truss Morfometrik. Titik-titik dihubungkan satu dengan lainnyasehingga diperoleh 21 karakter hasil pengukuran. Analisis dilakukan dengan menggunakan cluster analysis. Hasil pengamatan menunjukkan tingkat kemiripan truss morfometrik Ikan nila BEST F4, F5 dan ikan nila Nirwana 2 sangat tinggi kecuali pada karakter B6, B3, B1, A3, C1 dan D6 yang berbeda nyata (p≤0,05).Hasil tersebut memberikan indikasi bahwapola badan ikan nila BEST lebih pendek dan bulat dibandingkan ikan nila Nirwana2 yang lebih panjang. Berdasarkan hubungan interpopulasi ikan nila Nirwana 2 terpisah dengan kelompok nila BEST F4 dan F5.Kata kunci : nila BEST, nila Nirwana, truss morfometrik, keragaman
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
24

Permana, Gusti Ngurah, Rudhy Gustiano, Ibnu Rusdi, Fitriyah Husnul Khotimah, Bambang Susanto et Dedi Duryadi Solihin. « KARAKTERISASI DAN EVALUASI POPULASI ABALON Haliotis squamata SECARA MOLEKULER, MORFOMETRIK, DAN BIOLOGI ». Jurnal Riset Akuakultur 12, no 2 (19 octobre 2017) : 111. http://dx.doi.org/10.15578/jra.12.2.2017.111-119.

Texte intégral
Résumé :
Abalon merupakan salah satu komoditas penting gastropoda laut. Tingginya permintaan abalon ini mengakibatkan menipisnya stok di alam. Oleh karena itu, upaya keberhasilan budidaya abalon perlu didukung oleh jenis unggul. Indikasi awal suatu jenis unggul dapat dilakukan dengan menganalisis potensi genetik yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan dengan analisis gen 16S rRNA, karakter morfolologi, dan biologi dianalisis secara deskriptif dengan metode kajian pustaka. Hasil yang diperoleh menunjukkan keragaman inter populasi Haliotis squamata mendeteksi adanya tujuh haplotipe yang terbagi dalam dua kelompok. Penyertaan H. diversicolor sebagai outgroup dalam pengujian memperlihatkan bahwa populasi H. squamata dari Pulau Bali dan beberapa lokasi di Pulau Jawa berada dalam satu kelompok yang terpisah dengan outgroup. Hasil ini kongruen dengan analisis morfometrik terdapat perkembangan pertumbuhan cangkang yang asimetri pada populasi Banten. Pertumbuhan asimetri merupakan indikasi spesifik untuk populasi Banten atau merupakan gejala abnormalitas yang dapat diakibatkan oleh faktor penurunan kualitas genetik atau lingkungan. Karakter biologi terlihat proporsi daging dan gonad berbeda pada populasi Banten dengan indikasi adanya pertumbuhan asimetri. Rasio gonad dan daging populasi Banyuwangi berbeda nyata (P<0,05) dengan populasi lainnya.Abalone is arguably one of the highly valued and sought-after marine gastropods. However, the over-exploitation of this species has exhausted its wild stock. To overcome this challenge, the culture technique and management of this species must be established and continually improved. One of the ways is through producing superior broodstocks. An initial assessment of a genetically superior broodstock can be done using the potential genetic analysis. This recent research employed the analysis to study the species’ 16S rRNA gene. To complement the study, the morphometric and biological characteristics of the species were analyzed descriptively with the aid of scientific literature. The results showed that the interpopulation diversity of Haliotis squamata was detected by the presence of seven haplotypes divided into two groups. The inclusion of H. diversicolor as an outgroup within the test showed that the populations of abalone in Bali and several other sites in Java were genetically separated from the outgroup. This finding can be backed up with the result of the morphometric analysis where there was asymmetric shell growth in Banten abalone population. This asymmetric growth is considered as a symptom of abnormality caused by genetic or environmental degradation factors. The biological characteristics showed the different ratios of meat and gonad in the Banten population due to the asymmetric growth. Banyuwangi population was significantly different (P<0.05) from other populations in terms of meat and gonad ratios.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
25

Subagja, Jojo, Deni Radona et Anang Hari Kristanto. « PERKEMBANGAN GONAD DAN PERTUMBUHAN IKAN NILEM BETINA ALL FEMALE HASIL FERTILISASI JANTAN NEOMALE ». Jurnal Riset Akuakultur 12, no 2 (19 octobre 2017) : 139. http://dx.doi.org/10.15578/jra.12.2.2017.139-146.

Texte intégral
Résumé :
Dalam memenuhi kebutuhan produksi diperlukan ketersediaan induk betina yang unggul. Pembentukan all female berasal dari pemijahan jantan fungsional (aplikasi hormon metil testosteron) hasil secara pool gamet dengan betina normal. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perkembangan gonad dan pertumbuhan ikan nilem betina (all female) hasil fertilisasi jantan fungsional (neomale). Pemeliharaan ikan uji all female dilakukan dalam jaring polyetilene berukuran 2 m x 2 m x 2 m dengan kepadatan 60 ekor di Instalasi Penelitian Toksikologi dan Lingkungan Budidaya Cibalagung Bogor. Selama enam bulan pemeliharaan ikan diberi pakan komersil berupa pelet dengan kandungan protein 28% sebanyak 5% dari bobot total dengan frekuensi tiga kali sehari (pagi, siang, dan sore). Pengamatan pertumbuhan dan pengambilan sampel ikan untuk materi histologi dilakukan setiap bulan. Hasil penelitian menunjukkan ikan all female dapat tumbuh dan berkembang normal. Secara statistik pertumbuhan ikan all female berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol, dengan nilai panjang (14,2 ± 2,35 cm), bobot (28,9 ± 2,24 g), dan pertumbuhan bobot relatif (58,79%). Pada perkembangan kematangan gonad ikan all female masuk pada tingkat III dan IV dengan nilai IGS sebesar 20,2% serta tidak ditemukan gonad intersex.In order to supply sufficient seed for grow out industry, the availability of female broodstock takes the priority in hatchery operations. In order to reach that objective, all female seed batch for potential future broodstock could be produced by breeding functional males (induced with methyl testosterone hormone application) with a pool gametes of normal females. This study was aimed to evaluate the gonadal development and growth of all female Bonylip barb produced from fertilization of neomale and normal females. All the females were reared in polyethylene net cages (2 m x 2 m x 2 m in size) with a stocking density of 60 individuals/cage. The trial was conducted at the Cibalagung Toxicology and Environmental Research Station, Bogor. The fish were reared for six months and fed three times daily with commercial pellets (crude protein of 28%) as much as 5% of the total weight. Observations on the growth and fish sample collections for histology analysis were conducted every month. The results showed that all female fish were able to grow and develop normally. Statistically, the growth of all female was significantly different (P<0.05) compared to the control, with the length size of 14.2 ± 2.35 cm and weight of 28.9 ± 2.24 g and relative weight gain of 58.79%. In terms of gonadal development, all female fish reached stage III and IV with IGS value of 20.2% and no inter-sex gonad observed.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
26

Sembiring, Sari Budi Moria, Ida Komang Wardana et Haryanti Haryanti. « PERFORMA BENIH TERIPANG PASIR, Holothuria scabra DARI SUMBER INDUK YANG BERBEDA ». Jurnal Riset Akuakultur 11, no 2 (28 décembre 2016) : 147. http://dx.doi.org/10.15578/jra.11.2.2016.147-154.

Texte intégral
Résumé :
Upaya pengembangan perbenihan teripang pasir bagi kelestarian populasi di alam dan pengembangan budidaya patut dilakukan. Upaya ini diperlukan mengingat semakin intensifnya penangkapan teripang di alam yang dapat menimbulkan terganggunya kelestarian populasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi performa pertumbuhan benih teripang pasir, mendapatkan informasi keragaman genetik dan mengestimasi laju inbreeding dari 3 sumber induk teripang yang berbeda. Tiga sumber induk berasal dari perairan Bali, Sulawesi Selatan, dan Maluku Tenggara masing-masing sebanyak 20 ekor dianalisis menggunakan mikrosatelit (SSR/Simple Sequence Repeats) dengan 3 lokus, yaitu Hsc-28; Hsc-49 dan Hsc-59. Proses pembenihan mengikuti pedoman teknis yang sudah ada dengan beberapa modifikasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa panjang dan bobot benih umur 6 bulan yang dihasilkan dari induk Maluku Tenggara relatif lebih tinggi (5,67 ± 0,76 cm; 13,26 ± 5,63 g) dibandingkan dengan benih dari induk Sulawesi Selatan (4,75 ± 0,91 cm; 6,3 ± 2,22 g) dan Bali (4,85 ± 0,64 cm; 6,2 ± 3,6 g). Hasil analisis mikrosatelit menunjukkan bahwa keragaman genetik induk teripang pasir dari ke tiga populasi tidak berbeda nyata. Hal ini berdasarkan nilai differensiasi genetik (FST= 0,2475 atau 24,75%). Laju nilai inbreeding dalam populasi induk teripang pasir cukup tinggi (FIT= 0,4237 atau 42,37%) dibandingkan dengan laju inbreeding antar populasi (FIS) adalah 0,2342 atau 23,42%. The effort of sea cucumber seed production for culture development have to be carried out. This effort is also required due to the intensive exploration of sea cucumber in the nature which could threaten of its sustainability. The aims of this research is to evaluate sea cucumber juveniles growth performance, to obtain the information on genetic variation, and to estimate the rate of inbreeding from three different sea cucumber broodstock sources. Three sources of sea cucumber were collected from Bali, South Sulawesi, and Southeast Moluccas. The total of 20 pcs from each area were analyzed by microsatellite (SSR Simple Squence Repeat) with 3 locus namely Hsc-28; Hsc-49 dan Hsc-59. Hatchery production of sea cucumber seed followed the existing manual with some modifications. Result of the experiment showed that the length and weight of 6 months old juveniles produced by Southeast Moluccas’s broodstock were relatively higher (5.67 ± 0.76 cm; 13.26 ± 5.63 g) compared to the juveniles produced by South Sulawesi’s broodstock (4.75 ± 0.91 cm; 6.30 ± 2.22 g) and Bali’s broodstock ( 4.85 ± 0.64 cm; 6.2 ± 3.6 g). Results of microsatellite analysis showed that genetic variation of the three broodstock populations was not significant different. It is based on the genetic differentiation value (FST= 0.2475 or 24.75%. The result of inbreeding rate within the broodstock of sea cucumber population was high (FIT= 0.4237 or 42.37%) compare to the rate value of inter population (FIS= 0.2342 or 23.42%.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
27

Handayani, Tri, Mohamad Syamsul Maarif, Etty Riani et Nazori Djazuli. « Kandungan Logam Berat Merkuri pada Ikan Tuna (Yellowfin dan Bigeye) dan Tuna-Like (Swordfish) Hasil Tangkapan dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik ». Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 14, no 1 (28 juin 2019) : 35. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v14i1.572.

Texte intégral
Résumé :
AbstrakKomoditi tuna dan tuna-like merupakan hasil perikanan yang memiliki nilai ekonomis bagi Indonesia. Namun, logam berat dapat terakumulasi di biota ini karena posisinya sebagai top predator. Penelitian ini menganalisis 895 data sekunder hasil pengujian merkuri yellowfin tuna (Thunnus albacares), bigeye tuna (Thunnus obesus) dan swordfish (Xiphias gladius), yang merupakan data official control oleh Badan Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kandungan merkuri yellowfin tuna, bigeye tuna dan swordfish, serta korelasinya dengan berat ikan dan menganalisis data kontaminan merkuri yellowfin tuna, bigeye tuna dan swordfish terkait pencemaran habitat perairan asal bahan baku di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Metode analisis menggunakan regresi linier dan analisis t-test. Pengujian merkuri menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan merkuri sangat bervariasi antar jenis, berat dan asal perairan. Dua jenis tuna dari kedua perairan mengandung merkuri <1,0 mg/kg, kandungan merkuri yellowfin tuna berkisar antara 0,06±0,06 mg/kg hingga 0,33±0,18 mg/kg, sedangkan bigeye tuna antara 0,05±0,02 mg/kg hingga 0,33±0,14 mg/kg. Berat kedua ikan tidak berkorelasi terhadap kandungan merkuri, namun pada bigeye tuna terdapat perbedaan konsentrasi merkuri yang signifikan antara kelompok berat 1-10 kg/ekor dengan ukuran yang lebih besar (>100 kg/ekor). Sebaliknya pada swordfish, kandungan merkuri meningkat dengan penambahan berat ikan, yang berkisar antara 0,08±0,01 mg/kg hingga 1,61±0,02 mg/kg. Terdapat 34% (>50 kg) swordfish dari Samudera Hindia yang kandungan merkuri nya melebihi batas 1,0 mg/kg. Kandungan merkuri tuna dan tuna-like hasil tangkapan di Samudera Hindia lebih tinggi dibandingkan Samudera Pasifik dan berbeda nyata, sehingga dapat mengindikasikan Samudera Hindia lebih tercemar merkuri. Study on Mercury Concentrations in Tuna (Yellowfin and Bigeye) and Tuna-like (swordfish) Caught from Indian and Pacific OceansAbstractTuna and tuna-like species are considered as highly economic fish species for Indonesia. However, as a high-tropic level predatory species, tuna may accumulate heavy metal contaminants. This study analyzed 895 secondary data of mercury levels in tuna and tuna-like species, based on official control conducted by Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). The objectives of this study were to analyze correlations between mercury contents in yellowfin, bigeye and swordfish with fish weight and fish habitats (Indian and Pacific Oceans). Mercury was analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). The data was analyzed based on linear regression and t-test. The result found that mercury concentrations varied significantly among species, weight and fish habitats. Two tuna species from two habitats, have mercury concentration of <1.0 mg/kg. Mercury in yellowfin ranged from 0.06±0.06 mg/kg to 0.33±0.18 mg/kg, while in bigeye it ranged from 0.05±0.02 mg/kg to 0.33±0.14 mg/kg. For yellowfin and bigeye, mercury concentrations were weakly associated with fish weight, except in bigeye, there was a significant difference of mercury concentration between the fish at the group of 1-10 kg with the larger size (>100 kg). In contrast, a strong relationship between mercury content with fish weight was observed in swordfish, where mercury concentration increased with increasing fish weight. It ranged from 0.08±0.01 mg/kg to 1.60±0.02 mg/kg, and 34% of swordfish caught from the Indian Ocean (>50 kg of weight) have mercury content that exceeded 1.0 mg/kg. Mercury concentration of tuna and tuna-like caught from the Indian Ocean were significantly higher than those caught from the Pacific Ocean, which could indicate that the Indian Ocean was more polluted interm of mercury than the Pacific Ocean.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
28

Rai, I. Nyoman, Gede Wijana, I. Putu Sudana, I. Wayan Wiraatmaja, C. G. A. Semarajaya et Ni Komang Alit Astiari. « Identifikasi dan Telaah Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal untuk Meningkatkan Integrasi Pertanian dan Pariwisata di Bali ». Jurnal Hortikultura Indonesia 7, no 1 (4 avril 2016) : 31. http://dx.doi.org/10.29244/jhi.7.1.31-39.

Texte intégral
Résumé :
<p>ABSTRACT</p><p><br />The rapid growth of tourism in Bali raises new issues i.e. the decline of the agricultural sector. A model of development of integration of agriculture and tourism is required to avoid further imbalance in the development of tourism and agriculture. The objective of this study was to identify and study utilization of genetic resources of local fruits in order to improve agricultural and tourism integration. The research was conducted from March to December 2015 throughout regencies in Bali, using survey method to identify the species and sub-species of local fruits, its utilization, harvest time, and superior fruits of each regency. Definition of local fruit in this study is all species and sub-species of fruit plant found in Bali, either cultivated or wild. The results showed that there were 41 species with 149 sub-species of local fruits identified. Availability of local fruits was generally still seasonal. The harvest season was dominant from December to March. Fruits were used for local consumption, exports, inter island trade, and material for rituals and culture and for tourism market. Utilization of local fruit for tourism was still limited, i.e for fresh fruit consumption (snake fruit, wani, banana, mango, orange, papaya, water melon, melon and mangosteen), for juice (passion fruit, manggo, melon, water melon, guava, strawberry, wani); raw material for wine (snake fruit, grape), raw material for massage/Spa (lemon, pineapple, avocado, papaya, strawberry, star fruit), and for agrotourism object (strawberry, snake fruit, orange and mangosteen). We suggested that effort was required to increase the utilization of local fruits for tourism activities so that it increased the welfare of the farming community in Bali.</p><p>Keyword: genetic resources, local fruit, integration, agriculture, tourism</p><p>ABSTRAK</p><p><br />Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali memunculkan masalah baru yaitu semakin terdesaknya sektor pertanian. Untuk menghindari semakin tidak seimbangnya antara sektor<br />pariwisata dan pertanian dikembangkanlah model pembangunan pertanian terintegrasi dengan pariwisata. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi dan telaah pemanfaatan sumber daya genetik buah-buahan lokal untuk meningkatkan integrasi pertanian dan pariwisata. Penelitian dilakukan dari Maret sampai Desember 2015 di seluruh kabupaten di Bali, menggunakan metode survei untuk mengidentifikasi spesies dan sub-spesies sumber daya genetik buah-buahan lokal, pemanfaatannya, musim panen, dan buah unggulan kabupaten. Batasan buah lokal dalam penelitian ini adalah semua spesies dan sub-spesies buah-buahan yang ada di Bali, baik dibudidayakan atau liar. Hasil penelitian menunjukkan teridentifikasi sebanyak 41 spesies dan 149 sub-spesies buahbuahan lokal. Lokasi tumbuhnya sebagian besar tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Bali seperti jeruk Bali, salak, pisang, wani, mangga, manggis, durian, jambu biji, dan nangka, tetapi ada<br />yang hanya dibudidayakan atau tumbuh pada lokasi spesifik tertentu seperti stroberi, kawista, anggur, leci, dan mundu. Ketersediaan buah umumnya masih bersifat musiman, dengan musim panen dominan dari Desember sampai Maret. Produksi buah-buahan lokal Bali dimanfaatkan untuk konsumsi lokal, komoditas ekspor, perdagangan antar pulau, keperluan ritual adat dan budaya, dan pasar pariwisata. Pemanfaatan untuk pariwisata masih relatif terbatas, meliputi: (1) hasil buah untuk<br />konsumsi segar (fresh fruit) seperti salak, wani, pisang, mangga, jeruk, pepaya, semangka, melon dan manggis; (2) hasil buah untuk bahan juice (markisa, mangga, melon, semangka, stroberi, wani); (3) hasil buah untuk bahan wine (salak, anggur), (4) bagian buah, daun, atau bagian lainnya untuk massage/spa (jeruk lemon, nenas, avokad, pepaya, stroberi, belimbing wuluh); dan (5) kebun buah untuk agrowisata (stroberi, salak, jeruk, dan manggis). Berdasarkan hasil penelitian ini perlu ada upaya nyata meningkatkan pemanfaatan buah-buahan lokal untuk pariwisata agar kesejahteraan petani buah-buahan semakin meningkat.</p><p>Kata kunci: buah lokal, integrasi, pariwisata, pertanian, sumber daya genetik</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
29

KRISTINA, NATALINI NOVA. « INDUKSI TUNAS TABAT BARITO (Ficus deltoidea JACK) SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN BENZIL ADENIN (BA) DAN NAPHTHALENE ACETIC ACID (NAA) ». Jurnal Penelitian Tanaman Industri 15, no 1 (22 juin 2020) : 33. http://dx.doi.org/10.21082/jlittri.v15n1.2009.33-39.

Texte intégral
Résumé :
<p>ABSTRAK<br />Tabat barito (Ficus deltoidea Jack), merupakan salah satu tanaman<br />obat yang dikategorikan langka dan digunakan sebagai bahan afrodisiak<br />wanita. Perbanyakan tanaman secara in vitro dilakukan untuk mendapatkan<br />bahan tanaman dalam jumlah banyak. Penelitian bertujuan untuk<br />mendapatkan media terbaik tabat barito dan telah dilakukan di laboratorium<br />kultur jaringan Plasma Nutfah dan Pemuliaan Balittro, pada bulan<br />Januari sampai dengan Desember 2007. Penelitian ini dilakukan dalam tiga<br />tahap, yaitu : 1) respon tunas pada media perbanyakan, menguji media<br />multiplikasi tunas dengan media sitokinin tunggal yaitu : MS + Benzil<br />Adenin (BA) 0,5; 1,0; 1,5 dan 2,0 mg/l; tahap 2) respon tunas pada media<br />kombinasi sitokinin dan auksin, yaitu : MS + BA 0,5 mg/l + NAA 0,1<br />mg/l; MS + BA 0,5 mg/l + NAA 0,5 mg/l; MS + BA 1,0 mg/l + NAA 0,1<br />mg/l dan MS + BA 1,0 mg/l + NAA 0,5 mg/l. Tahap 3) Daya multiplikasi<br />dan penampilan tunas setelah subkultur pada media yang sama. Masingmasing<br />percobaan disusun dengan rancangan acak lengkap, dan terdiri atas<br />5 ulangan. Parameter pengamatan meliputi jumlah tunas, tinggi tunas dan<br />jumlah ruas serta penampilan visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa<br />pada tahap pertama, penggunaan media MS + BA 0,5 menghasilkan<br />jumlah tunas yang paling banyak dibandingkan yang lain, tetapi tidak<br />berbeda nyata pada jumlah ruas dan tinggi eksplan. Sementara pada tahap<br />dua, jumlah tunas terbaik didapat pada media dengan auksin rendah baik<br />pada kombinasi sitokinin rendah dan tinggi. Sementara untuk jumlah ruas<br />media terbaik adalah media dengan konsentrasi BA tinggi yang<br />dikombinasi dengan NAA. Untuk tinggi tunas, media terbaik adalah MS +<br />BA 1,0 mg/l + NAA 0,5 mg/l, tapi ditemukan eksplan yang menguning.<br />Pada tahap ketiga, dari hasil subkultur kembali terlihat bahwa tunas yang<br />bersumber dari pucuk pertumbuhannya baik sementara tunas yang berasal<br />dari ruas ke-2 dan 3 sebagian menguning.<br />Kata kunci : Ficus deltoidea Jack, tunas, induksi, in vitro, BA, NAA</p><p>ABSTRACT<br />In vitro shoot induction of Mistleteo fig (Ficus deltoidea<br />Jack) in Murashige &amp; Skoog (MS) media with addition of<br />BA and NAA<br />Mistleteo fig (Ficus deltoidea) is one of endangered medicinal<br />plants and used for female aphrodisiac. In vitro multiplication of the plant<br />was done to find a number of shoots. This experiment was conducted in<br />tissue culture laboratory of Germplasm and Breeding of IMACRI from<br />January to December 2007, and aimed to find best media for shoot<br />multiplication. This experiment was carried out in three steps: step 1)<br />shoot respon in multiplication media using single cytokinin : MS + BA<br />(0.5; 1.0; 1.5 and 2 mg/l); step 2) shoot respon in multiplication media of<br />combined cytokinin and auxin : MS + BA 0.5 mg/l + NAA 0.1mg/l; MS<br />+ BA 0.5 mg/l + NAA 0.5 mg/l; MS + BA 1.0 mg/l + NAA 0.1 mg/l and<br />MS + BA 1.0 + NAA 0.5 mg/l; and step 3) viability and visualization of<br />the shoots after subcultured in the same media. The experiment was<br />arranged using completely randomized design with 5 replicates. The<br />parameters observed were of shoots and nodes, shoot height and<br />performance. The results in the first step showed that MS + BA 0.5 mg/l<br />media resulted in the highest number of shoots, but they were not<br />significantly different in the number of nodes and shoots height. In the<br />second step, highest number of shoots was found using low concentration<br />of auxin combined with low and high concentration of cytokinin. Best<br />medium for number of nodes was MS with high concentration of BA<br />combined with NAA. For shoot height, the best medium was MS + BA<br />0.1 mg/l + NAA 0.5 mg/l, but the shoots turned yellow. In the third step,<br />after subcultured, the shoots originated from plant tips performed well,<br />however, those taken from second and third inter nodes partially turned<br />yellow.<br />Key words : Ficus deltoidea Jack, shoot, induction, in vitro, BA, NAA</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
30

Mora, Linda. « HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESULITAN BELAJAR (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Kemanggisan 03 Pagi) ». PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 1, no 1 (4 novembre 2016). http://dx.doi.org/10.36805/psikologi.v1i1.38.

Texte intégral
Résumé :
ABSTRAK Kesulitan belajar adalah suatu fakta yang terjadi dalam masyarakat dan menjadi dinamika permasalahan dalam pendidikan. Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, baik disebabkan oleh faktor intern maupun ekstern sehingga prestasi belajar yang dicapai berada jauh dibawah potensi yang dimilikinya. Salah satu faktor ekstern yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar pada anak adalah keluarga. Berdasarkan fenomena tersebut maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengungkap apakah ada hubungan antara dukungan social keluarga dengan kesulitan belajar pada anak. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertipe explanatory, karena bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel-variabel penelitian melalui uji hipotesis. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukungan social keluarga (X) dan variabel terikatnya adalah kesulitan belajar (Y). Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang disebarkan kepada 150 responden dari siswa kelas V SDN Kemanggisan 03 Pagi. Berdasarkan hasil analisis korelasi bivariate diperoleh r sebesar -0,216 dengan p
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
31

Gani, Abdul. « MOTIVASI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU ». Jurnal Literasiologi 3, no 4 (6 juillet 2020). http://dx.doi.org/10.47783/literasiologi.v3i4.122.

Texte intégral
Résumé :
Motivasi merupakan suatu dorongan yang mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik dalam Martinis 2003 meliputi sebagai berikut; Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Motivasi sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan Guru yang mengajar perlu meningkatkan kinerjanya dalam mengajar dan mendidik di sekolah, sedangkan kinerja itu sendiri didefinisikan sebagai ”fungsi dari motivasi, kecakapan dan persepsi permainan”. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Keberhasilan belajar siswa menjadi sasaran utama penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Slameto menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi 2 golongan saja yaitu intern dan faktor ekstern.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
32

Amin, Muhammad. « MOTIVASI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU ». Jurnal Literasiologi 6, no 1 (1 juillet 2021). http://dx.doi.org/10.47783/literasiologi.v6i1.244.

Texte intégral
Résumé :
Motivasi merupakan suatu dorongan yang mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik dalam Martinis 2003 meliputi sebagai berikut : Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Motivasi sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Guru yang mengajar perlu meningkatkan kinerjanya dalam mengajar dan mendidik di madrasah, sedangkan kinerja itu sendiri didefinisikan sebagai ”fungsi dari motivasi, kecakapan dan persepsi permainan”. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Keberhasilan belajar siswa menjadi sasaran utama penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di madrasah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa. Slameto menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi 2 golongan saja yaitu intern.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
33

Gunawan, Edi. « NIKAH SIRI DAN AKIBAT HUKUMNYA MENURUT UU PERKAWINAN ». Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah 11, no 1 (19 décembre 2013). http://dx.doi.org/10.30984/as.v11i1.163.

Texte intégral
Résumé :
Pernikahan siri, yang secara agama dianggap sah, pada kenyataannya justru memunculkan banyak sekali permasalahan yang berimbas pada kerugian di pihak perempuan . nikah siri sering diambil sebagai jalan pintas pasangan untuk bisa melegalkan hubungan nya, meski tindakan tersebut pada dasarnya adalah pelanggaran UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Tulisan ini berusaha mengungkap faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi seseorang melakukan pernikahan siri, disamping problem-problem dan dampak yang berimbas pada perempuan. Pada dasarnya pernikahan siri dilakukan karena ada hal-hal yang dirasa tidak memungkinkan bagi pasangan untuk menikah secara formal. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya pernikahan siri, yang menurut penulis, semua alasan tersebut mengarah kepada pernkahan siri dipandang sebagai jalan pintas yang lebih mudah untuk menghalalkan hubungan suami isteri. Problem yang menyertai pernikahan siri yang paling nyata adalah problem hukum khususnya bagi perempuan, tapi juga problem intern dalam keluarga, problem sosial dan psikologis yang menyangkut opini publik yang menimbulkan tekanan batin bagi perilaku, problem agama yang perlu mempertanyakan lagi keabsahan nikah siri yang akhir-akhir marak terjadi di Indonesia. Dampak pernikahan siri bagi perempuan adalah secara hukum, istri tidak dianggap sebagai isteri sah, tidak berhak mendapat wariasan jika suami meninggal, tidak berhak mendapat harga gono-gini bila terjadi perpisahan. Dampak tersebut juga belaku bagi anak kandung hasil pernikahan siri.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
34

Dewi, Irma Nurlita, Rendy Munadi et Leanna Vidya Y. « SIMULASI DAN ANALISIS PERFORMANSI DARI PROTOKOL ROUTING BERBASIS POSISI GPRS DAN GyTAR UNTUK VEHICLE COMMUNICATION PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK (VANET) ». TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika 1, no 1 (21 septembre 2016). http://dx.doi.org/10.25124/tektrika.v1i1.243.

Texte intégral
Résumé :
Vehicular Ad hoc Network (VANET) merupakan konsep subset dari Mobile Ad hoc Networks (MANET) sebagai teknologi yang memungkinkan komunikasi Inter Vehicle Communication (IVC) dan Roadside-toVehicle (RVC).VANET dikarakteristikkan dengan membangun jaringan ad hoc yang dibentuk dari nodenode berupa kendaraan bermobilitas tinggi yang dibatasi dengan aturan lalu lintas sehingga pergerakannya disesuaikan dengan pola tertentu, tidak seperti MANET yang pergerakannya bisa random tanpa ada batasan. Dengan demikian, protokol routing konvensional berbasis topologi pada MANET dinilai tidak cocok untuk VANET. Protokol routing berbasis posisi sepeti GPSR dan GyTAR dinilai cocok untuk VANET. Hal ini tak lain karena aspek dinamika topologi pada VANET yang dapat berdampak nyata pada analisis protokol routing. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa GyTAR unggul pada skenario lingkungan perkotaan dilihat dari seluruh parameter end-to-end delay, packet delivery ratio, packet loss dan normalized routing overhead yang lebih baik dari GPSR dengan rata-rata nilai masing-masing, yakni 2,294 ms, 0,958, 4,19%, dan 0,482. Sementara pada skenario lingkungan jalan tol GPSR lebih unggul dibandingkan GyTAR dengan rata-rata nilai end-to-end delay, packet delivery ratio, dan packet loss sebesar 2,639 ms, 0,920, dan 7,923%; namun dengan perolehan NRO yang lebih kecil oleh GyTAR, yakni sebesar 1,725.Kata Kunci: VANET, MANET , GPSR, GyTAR, IVC, SUMO
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
35

Gholib, Gholib, Sri Wahyuni, Rahma Melinda et Muslim Akmal. « Evaluasi Validitas Human Cortisol Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Kit dan Waktu Sentrifugasi Sampel Darah untuk Pengukuran Konsentrasi Hormon Kortisol pada Kambing Kacang ». Jurnal Agripet 21, no 1 (1 avril 2021). http://dx.doi.org/10.17969/agripet.v21i1.18153.

Texte intégral
Résumé :
ABSTRAK. Penggunaan human cortisol enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) kit untuk pengukuran hormon kortisol pada hewan dan keterlambatan waktu sentrifugasi sampel darah untuk analisis hormon perlu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi validitas human cortisol ELISA kit (EIA-1887, DRG Instruments GmbH, Germany) untuk pengukuran konsentrasi kortisol dan menguji pengaruh keterlambatan waktu sentrifugasi sampel darah terhadap stabilitas konsentrasi kortisol pada kambing kacang. Sampel darah dikoleksi dari delapan ekor kambing kacang. Uji validitas kit EIA-1887 dilakukan secara: a) analitik (uji parallelism, akurasi, dan presisi), dan b) biologis (pengukuran kortisol sebelum dan setelah transportasi). Uji keterlambatan waktu sentrifugasi terhadap stabilitas konsentrasi kortisol dilakukan dengan 5 perlakuan yaitu disentrifugasi kurang dari 1 jam (P1/kontrol), 6 jam (P6), 12 jam (P12), 18 jam (P18),dan 24 jam (P24) setelah darah dikoleksi. Data uji parallelism dianalisis dengan uji persamaan kemiringan, uji presisi dihitung % CV (coefficient variation) intra-assay dan inter-assay, uji akurasi dihitung % recovery, uji T untuk validasi biologis, dan uji ragam (One Way Anova) untuk pengaruh waktu sentrifugasi. Hasil uji parallelism menunjukkan kurva sampel kambing kacang sejajar/parallel dengan kurva standar kortisol. Akurasi kit EIA-1887 adalah 103,43±7,85%, dan % CV intra-assay dan inter-assay adalah 10%. Konsentrasi kortisol setelah transportasi secara signifikan lebih tinggi daripada sebelum transportasi (p0,05). Adanya penurunan secara nyata konsentrasi kortisol pada darah yang disentrifugasi 24 jam (P24) setelah koleksi (p0,05). Kesimpulan, human cortisol ELISA kit (EIA-1887) memiliki validitas yang baik secara analitik dan biologis untuk digunakan dalam pengukuran konsentrasi kortisol pada kambing kacang. Keterlambatan waktu sentrifugasi selama 24 jam berpengaruh terhadap konsentrasi kortisol. (Evaluation the Validity of Human Cortisol Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Kit and Centrifugation Time of Blood Sample for Measuring the Concentration of Cortisol in Kacang Goats) ABSTRACT. The use of human cortisol ELISA kit for measuring cortisol in animals and delayed to blood centrifugation time for hormone measurement need to be evaluated. This study aimed to evaluate the validity of human cortisol ELISA kit (EIA-1887, DRG Instruments GmbH, Germany) for cortisol measurement and effect of delayed to blood centrifugation time on cortisol concentrations in kacang goats. Blood was collected from eight kacang goats. Validation test of EIA-1887 kit was performed through: a) analytical (parallelism, accuracy, and precision tests), and b) biological validations (measuring cortisol concentrations before and after transportation). Five treatments were performed to test delayed to centrifugation time: blood centrifuged at 1 h (control, P1), 6 h (P6), 12 h (P12), 18 h (P18), and 24 h (P24) after collection. Parallelism data were analyzed by slope equality test, precision and accuracy calculated by % CV of intra-and inter-assay, and % recovery, respectively. Data of biological validation and centrifugation time effects were analyzed by Student t-test, and one way ANOVA, respectively. Results of parallelism showed that serial dilution curve of kacang goat plasma was parallel with cortisol standard curves. Accuracy of EIA-1887 kit was 103.43±7.85%, and % CV of intra-and inter-assay were 10%. Concentration of cortisol after transportation was significantly higher than before transportation (p0.05). Concentration of cortisol was significantly decreased when blood was centrifuged at 24 h after collection (P0.05). In conclusion, human cortisol ELISA kit (EIA-1887) is a reliable assay for measuring cortisol in plasma of kacang goat. Delayed to blood centrifugation time affect cortisol concentrations.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
36

Suzanna, Suzi. « ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN KOTA BANJARBARU ». Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 5, no 1 (19 mars 2019). http://dx.doi.org/10.35972/jieb.v5i1.256.

Texte intégral
Résumé :
Abstract: Government agencies as budget users, implementers of popular programs and activities, are indicated to be real perpetrators of fraud. Some conditions in the work environment that can be a stimulant for fraud such as weak, inadequate and ineffective internal control systems and inconsistencies in carrying out procedures that have been made, clearly will play a very large role in creating opportunities for fraud. This study aims to prove the influence of Pressure, Opportunity, and Rationalization on Fraud (fraud) on the Municipal Government of Banjarbaru. The results of the study of the pressure variable indicate that the Banjarbaru City Government has a significant and positive effect on fraud. This shows that the higher the pressure that exists on the employee, the higher the action will be towards fraud. The opportunity variable shows that the Banjarbaru City Government has a significant effect on fraud. This shows that the higher the opportunity there is, the lower the action against fraud. Rationalization variables indicate that the Banjarbaru City Government has a significant and positive influence on fraud. This shows that the higher the existing rationalization of employees will increase the action against fraud. Keywords: fraud, pressure, opportunity, rationalization Abstrak: Instansi pemerintah sebagai pengguna anggaran, pelaksana program dan kegiatan kerakyatan, terindikasi secara nyata adalah pelaku fraud. Beberapa kondisi di lingkungan kerja yang dapat menjadi stimulan bagi terjadinya fraud seperti sistem pengendalian intern yang lemah, tidak memadai dan tidak efektif serta adanya inkonsistensi dalam menjalankan prosedur yang telah dibuat, jelas akan sangat besar peranannya dalam menciptakan peluang terjadinya fraud. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh Tekanan, Peluang, dan Rasionalisasi terhadap Kecurangan (fraud) pada Pemerintah Kota Banjarbaru. Hasil penelitian dari variabel tekanan menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Banjarbaru berpengaruh secara signifikansi dan positif terhadap Kecurangan (fraud). Hal ini menunjukkan semakin tinggi tekanan yang ada terhadap pegawai maka akan meningkatkan tindakan terhadap Kecurangan (fraud). Dari variabel peluang menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Banjarbaru berpengaruh secara signifikansi terhadap Kecurangan (fraud). Hal ini menunjukkan semakin tinggi peluang yang ada maka akan menurunkan tindakan terhadap Kecurangan (fraud). Variabel rasionalisasi menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Banjarbaru terdapat pengaruh secara signifikansi dan positif terhadap Kecurangan (fraud). Hal ini menunjukkan semakin tinggi rasionalisasi yang ada terhadap pegawai maka akan meningkatkan tindakan terhadap Kecurangan (fraud). Kata kunci : kecurangan, tekanan, peluang, rasionalisasi
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
37

Juanito, Julian, Wenny P. Supit et Laya M. Rares. « Pengaruh Kafein terhadap Tekanan Intraokular ». Medical Scope Journal 2, no 2 (8 janvier 2021). http://dx.doi.org/10.35790/msj.2.2.2021.31851.

Texte intégral
Résumé :
Abstract: High intraocular pressure (IOP) is one of the risk factors of glaucoma or worsening of its prognosis. There are a lot of external factors that can affect IOP inter alia exercise, as well as some food and drinks. One of the drinks that could affect IOP is coffee that contains caffeine. This study was aimed to evaluate whether caffeine had an effect on IOP. This was a literature review study using 4 data bases, as follows: Clinical Key, Pub-med, Google Scholar, and Science Direct. The keywords were Caffeine OR Coffee OR Tea AND IOP OR Intraocular Pressure. Based on inclusion and exclusion criteria, 10 literatures were selected. The results showed that some literatures reported an increase in IOP after caffeine consumption, the others reported a decrease in IOP, meanwhile some others did not find any change of IOP. In conclusion, the effect of caffeine on IOP was acute. People who had high intensity of caffeine consumption had a more significant increase in IOP after consuming caffeine.Keywords: caffeine, intraocular pressure (IOP) Abstrak: Peningkatan tekanan intraokular (TIO) merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya glaukoma atau memperburuk prognosis glaukoma. Terdapat banyak faktor eksternal yang dapat memengaruhi TIO, antara lain olahraga, minuman, dan makanan. Salah satu minuman yang dapat memengaruhi TIO ialah kopi yang mengandung kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kafein pada tekanan intraokular. Jenis penelitian ialah literature review. Pencarian data menggunakan empat database yaitu Clinical key, PubMed, Google scholar, dan Science direct. Kata kunci yang digunakan yaitu Caffeine OR Coffee OR Tea AND IOP OR Intraocular Pressure. Seleksi data berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi mendapatkan 10 literatur. Hasil kajian mendapatkan bahwa beberapa penelitian melaporkan adanya peningkatan TIO setelah konsumsi kafein, penelitian lain melaporkan penurunan TIO, dan terdapat pula penelitian yang tidak menemukan perubahan apapun. Simpulan penelitian ini ialah pengaruh kafein pada TIO hanya berlangsung akut. Individu yang memiliki intensitas konsumsi kafein lebih tinggi menunjukkan peningkatan TIO yang lebih nyata setelah mengonsumsi kafein.Kata kunci: kafein, tekanan intraokular (TIO)
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
38

Olsen, Heidi Kristin. « Prosjektbibliotekar ». Nordic Journal of Information Literacy in Higher Education 4, no 2 (6 septembre 2012). http://dx.doi.org/10.15845/noril.v4i2.157.

Texte intégral
Résumé :
Et forsøk med prosjektbibliotekar har pågått ved HiVe siden 2009. I begrepet prosjektbibliotekar legger vi en bibliotekarrolle som er nærmere forskerne enn den vanlige bibliotektjenesten, ved at en bibliotekar er med som deltaker i et forskningsprosjekt. Denne typen bibliotekartjeneste har vi særlig prøvd ut gjennom deltakelse prosjektet "Barnehagens rom - materialitet, læring og meningsskaping". En bibliotekar har deltatt i prosjektet sammen med 8 forskere, der bibliotekarens rolle er både å prøve ut nye måter å tilby bibliotekets tjenester på, og å vurdere nye tjenester fra biblioteket overfor forskergruppen. Utprøving av prosjektbibliotekarrollen er et selvstendig forskningsprosjekt i "Barnehagens rom". Empirien består hovedsakelig av bibliotekarens notater og intervjuer med deltakerne. Arbeidet med å analysere empiri fra prosjektet er allerede i gang, og mye av det vil bli ferdig i løpet av våren. Jeg vil gjerne presentere noen av funnene. Aktuelle overskrifter er: Effekten for forskernes prosjekter - i særlig grad deres bruk av bibliotekets ressurser Påvirkning av kommunikasjon og informasjon i og fra forskningsprosjektet - også i forhold til et nasjonalt forskningsnettverk Erfaring fra arbeid med og publisering av reviewartikkel i et samarbeid mellom bibliotekar og forskningsleder Effekter for biblioteket - både internt og for biblioteket i institusjonen I tillegg til funnene vil jeg gjerne presentere hvordan forsøket med prosjektbibliotekar har vært organisert og gjennomført rent praktisk. Prosjektet har gitt positive resultater, og allerede ført til at vi har satt i gang et tilsvarende forsøk i et nytt forskningsprosjekt, denne gangen innen lærebokhistorie. Dette har igjen bidratt til å bevisstgjøre oss på at prosjektbibliotekarrollen vil fungere svært forskjellig i ulike prosjekter og fagmiljøer. Prosjektet ved HiVe er en del av mitt arbeid for å kvalifisere meg til førstekompetanse. I dette arbeidet er professorene Hans Siggaard Jensen (DPU) og Thomas Moser (HiVe) veiledere. Aktuelle lenker: Barnehagens rom: materialitet, læring og meningsskaping: http://www.hive.no/forskningsprosjekter/prosjektet-barnehagens-rom-materialitet-laering-og-meningsskaping-article12613-1811.html Blogg med utgangspunkt i prosjektet: http://barnehagerom.wordpress.com/
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
39

Saragih, Desni Triana Ruly, Meky Sagrim, Hendrik Fatem, Stepanus Pakage, Yosina Waromi, Daniel Seseray, Aisyah Bauw, Hendrik Arwam, Miksen Sangkek et Deny Iyai. « Mapping Strategic and Sustainable Relevant Actors of Poultry Production and Business Using Stakeholder Network Analysis ». Jurnal Agripet 20, no 2 (1 octobre 2020). http://dx.doi.org/10.17969/agripet.v20i2.16006.

Texte intégral
Résumé :
ABSTRACT. Stakeholders and their network place top rank of value chain business and ruled prominent roles in the livestock development sector particularly poultry commodity. The involvement of many stakeholders and other parties is questionable because they perform and shape the market and business chain. The study was done in Manokwari using focus group discussion towards twenty-four various represented individuals, groups and mass organizations. The key queries discussed concerning the introduced background of the organization, shared resources, inter-connectivity amongst actors, intervention and innovation preferences and shared by actors. Stakeholder Network Analysis was employed to run the network and relationship between actors using the Pearson Correlation Coefficient and Hierarchical Clustering Analysis. The finding is that the stakeholders in the poultry farming systems are dominated by private group actors who are working in groups to manage the farms and its value chain process and officially have been under laws. These actors commonly act like positive important stakeholders, who ruled the farms. The threats are real and exist and should be lowering as much as possible to mitigate the turn-back effect. The top five shared resources are access, spaces, time, policy, knowledge and skills. Those resources will stay longer to sustain the strong needs of poultry farms. The relationship of actors is dominated by the ranges of correlation are varying in between negative, neutral to positive. Actors are not delivering the intervention and innovation yet. Actors with low interest and low power should then be promoted to high interest and high power by using aids, guidance, and services from each actor from its value chain and cooperation and farming business. (Pemetaan Pemangku Produksi dan Bisnis Unggas Strategis dan Berkelanjutan Dengan Aplikasi Analisis Jaringan Stakeholder) ABSTRAK. Pemangku kepentingan dan jaringannya menempati peringkat teratas dalam bisnis rantai nilai dan memegang peran penting dalam sektor pengembangan peternakan khususnya komoditas unggas. Keterlibatan banyak pemangku kepentingan dan pihak lain patut dipertanyakan. Penelitian dilakukan di Manokwari dengan menggunakan FGD terhadap dua puluh empat perwakilan individu, kelompok dan ormas. Pertanyaan utama membahas tentang latar belakang organisasi yang diperkenalkan, sumber daya bersama, interkoneksi antar aktor, preferensi intervensi dan inovasi dan dibagikan oleh aktor. Analisis Jaringan Pemangku Kepentingan digunakan untuk menjalankan jaringan dan hubungan dengan menggunakan Koefisien Korelasi Pearson dan Analisis Pengelompokan Hirarkis. Temuannya adalah bahwa para pemangku kepentingan dalam sistem peternakan unggas didominasi oleh pelaku kelompok swasta yang bekerja dalam kelompok untuk mengelola peternakan dan proses rantai nilainya dan secara resmi berada di bawah undang-undang. Aktor ini biasanya bertindak seperti pemangku kepentingan penting yang positif, yang mengatur pertanian. Ancaman itu nyata dan ada dan harus diturunkan sebanyak mungkin untuk mengurangi efek balik. Lima sumber daya bersama teratas adalah akses, ruang, waktu, kebijakan, pengetahuan, dan keterampilan. Sumber daya tersebut akan bertahan lebih lama untuk menopang kebutuhan kuat peternakan unggas. Hubungan antar aktor didominasi oleh rentang korelasi yang bervariasi antara negatif, netral hingga positif. Para pelaku belum melakukan intervensi dan inovasi. Pelaku dengan kepentingan rendah dan kekuasaan rendah kemudian harus dipromosikan menjadi kepentingan tinggi dan kekuasaan tinggi dengan menggunakan bantuan, bimbingan, dan layanan dari masing-masing pelaku dari rantai nilai dan koperasi dan usaha tani.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
40

Budyatmojo, Winarno. « PENEGAKKAN HUKUM TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGING (ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN) ». Yustisia Jurnal Hukum 2, no 2 (1 mai 2013). http://dx.doi.org/10.20961/yustisia.v2i2.10192.

Texte intégral
Résumé :
<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Tindak pidana illegal logging/penebangan liar menunjukan adanya suatu rangkaian kegiatan yang merupakan suatu mata rantai yang saling terkait, mulai dari sumber atau prosedur kayu illegal atau yang melakukan penebangan kayu secar illegal hingga ke konsumen atau pengguna bahan baku kayu. Kayu tersebut melalui proses penyaringan yang illegal, pengangkutan illegal dan proses eksport atau penjualan yang illegal. Proses penebangan liar ini, dalam perkembangannya semakin nyata terjadi dan sering kali kayu–kayu illegal hasil dari penebangan yang liar itu dicuci (dilegalkan) terlebih dahulu sebelum memasuki pasar yang legal, artinya bahwa kayu-kayu pada hakekatnya adalah illegal, dilegalkan oleh pihak-pihak tertentu yang bekerja sama dengan oknum aparat, sehingga kayu-kayu tersebut memasuki pasar, maka sulit lagi diidentifikasi mana yang merupakan kayu illegal dan mana yang merupakan kayu legal. Upaya pencegahan telah dilakukan pemerintah untuk mem-berantas <em>illegal logging </em>yaitu telah membuat banyak kesepakatan dengan negara lain dalam upaya penegakan hukum terhadap <em>illegal logging </em>dan perdagangan illegal, seperti Inggris, Uni Eropa, RRC, Jepang dan Korea Selatan. Juga tidak kalah banyaknya adalah upaya LSM Internasional dan lembaga donor membantu Indonesia dalam memberantas <em>illegal logging</em>. Berbagai pertemuan telah dilakukan, namun senyatanya rencana-rencana aksi yang dibuat seringkali tidak menyelesaikan akar masalah. Sedangkan di dalam negeri, menurut Departemen Kehutanan, setidaknya ada 11 (sebelas) lembaga dan instansi pemerintah di Pusat yang menentukan upaya pemberantasan pembalakan liar tersebut, akan tetapi kerjasama kuratif yang bersifat polisionil tersebut tidaklah mudah mewujudkannya dalam pemberantasan <em>illegal logging</em>. Oleh karena itu tulisan ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah.</p><p><strong>Kata Kunci: </strong>Penegakkan, Hukum, Illegal Loging, Harapan, Kenyataan.</p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p><em>Illegal logging activities showed the presence of a series of activities that constitute a chain of inter- related , ranging from illegal timber sources or procedure or the conduct of illegal logging in abundance up to the consumer or user of wood raw material . The timber screening process is illegal, and the illegal transportation of export or sale is illegal . The logging process , the more real development going on and often times the result of illegal timber from illegal logging was washed ( legalized ) before entering the legal market , means that the timber is essentially illegal , legalized by the parties certain cooperate with local police officers , so that the timber enters the market , it is difficult to be identified which is a timber which is illegal and legal timber . prevention efforts have been made governments to eradicate illegal logging that has made many agreements with other countries in law enforcement efforts against illegal logging and illegal trade , such as the UK , the EU , the prc , Japan and South Korea . Is also not lose much effort NgOs and donor agencies to assist Indonesia in combating illegal logging . Various meetings have been held , but the actual action plans that are made are often not solve the root problem . While in the country , according to the department of Forestry , there are at least 11 ( eleven ) institutions and government agencies in central decisive efforts to combat illegal logging , but cooperation curative nature is not easy to make it happen in combating illegal logging . Therefore, this paper is expected to be a conceptual contribution to the policy makers at national and local levels .</em></p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Enforcement, Law, Illegal Loging, Expectation, reality</em>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
41

Rahmat, Abdul, Ahmad Izzudin et Syahfudin Kudir. « MENGUATKAN PEMBANGUNAN DESA BERKELANJUTAN : Perspektif Implementasi UU Desa No. 6 Tahun 2014 di Kabupaten Bantul ». Jurnal Kesejahteraan Sosial 2, no 02 (25 novembre 2018). http://dx.doi.org/10.31326/jks.v2i02.161.

Texte intégral
Résumé :
MENGUATKAN PEMBANGUNAN DESA BERKELANJUTAN: Perspektif Implementasi UU Desa No. 6 Tahun 2014 di Kabupaten Bantul Abstrak Fenomena kemiskinan merupakan persoalan komplek yang dalam satu dasawarsa terakhir belum rampung hingga usai. Kompleksitas kemiskinan menjadi salah satu penyebab, mengapa sudah 70 tahun Indonesia masih saja belum mampu menyelesaikan persoalan ini. Pada gilirannya, kemiskinan menjadi salah satu tujuan utama pembangunan di negeri ini. Berdasarkan fakta, kemiskinan di Indonesia, data yang dilansir oleh BPS (Mei, 2015) penduduk miskin mencapai 10,96 persen (27,3 juta jiwa) dengan prosesntasi sekitar 62,65 persen penduduk miskin berada di desa.Dengan begitu, kemiskinan di desa, khususnya di Kabupaten Bantul, harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan. Desa harusnya menjadi salah satu sumber utama dalam menurunkan angka kemiskinan, tetapi faktanya desa masih saja dieksploitasi secara besar-besaran, sehingga menyebabkan limbahan air mata bagi warga desa karena harus mencari sumber nafkah lain. Berdasarkan fakta tersebut, maka penelitian ini akan menjawanb 2 (dua) persoalan mendasar, yaitu (1) apakah program pemberdayaan masyarakat desa berdampak pada sustainable livelihood bagi warga desa? (2) bagaimana advokasi perubahan kebijakan yang seharusnya diterapkan ketika melihat program dearah dan pusat yang memiliki tujuan sama terkait pemberdayaan masyarakat berbasis partisipatif? Manfaat hasil kajian ini secara regulasi agar tidak terjadinya dualisme kebijakan, sehingga pemerintah dapat memberikan solusi alternatif dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. Dengan demikian masyarakat sebagai objek program dapat mengembangkan diri sebagai komunitas yang mandiri dan partisipatif. Hasil temuan dilapangan terhadap persoalan yang diajukan bahwa program pemberdayaan masyarakat desa yang dilakukan pemerintah masih saja terjadi ego-sektoral antar lini, baik pemerintah pusat maupun daerah. Faktanya, UU Desa yang meskinya menjadi dorongan untuk mengembangkan sumberdaya desa yang berkelanjutan, masih terjadinya beberapa tumpang tindih program, seperti Community Development Mengentaskan Kemiskinan (CDMK), tidak berbanding lurus dengan realitas masyarakat yang secara nyata dapat mengembangkan dirinya sendiri tanpa bantuan langsung program tersebut. Melihat fakta ini, maka harus adanya dorongan advokasi perubahan kebijakan yang lebih tepat sasaran, yaitu mendorong pemerintah agar program harus lebih ditekankan pada pro-job dan pro-growth untuk meningkatkan sisi produktifitas ekonomi masyarakat desa. Kata Kunci: Pembangunan Desa, Implementasi UU Desa, dan Sustainable Livilihood. Abstract The phenomenon of poverty is a complex issue that in the past decade has not been completed until the end. The complexity of poverty is one reason, why it has been 70 years Indonesia still has not been able to resolve this issue. In turn, poverty is one of the main goals of development in this country. Based on the fact, poverty in Indonesia, data reported by BPS of poor people reached 10.96 percent (27.3 million) with prosesntasi approximately 62.65 percent of the poor are in desa.Dengan so, the poverty in villages , especially in Bantul, should be a top priority in development. The village should be one of the main sources in reducing poverty, but the fact that the village is still being exploited on a large scale, causing tears cesspit for the villagers of having to look for other sources of income. Based on these facts, this research will menjawanb two (2) fundamental issues, namely (1) whether the rural community empowerment program impact on sustainable livelihood for the villagers? (2) how to advocate policy changes that should be applied when looking at local and central programs with common goals related to the empowerment of community-based participatory? Benefits results of this study are regulations to avoid the dualism policy, so that the government can provide an alternative solution tosustainable rural development. Thus the society as an object program can develop themselves as self-reliant communities and participatory. The findings of the issues raised in the field that the community empowerment program that the government is still happening ego inter-sectoral lines, both central and local governments. In fact, the Act Village meskinya be encouraged to develop resources sustainable village, still the occurrence of multiple overlapping programs, such as Community Development Alleviating Poverty (CDMK), is not directly proportional to the realities of society which obviously can develop themselves without the direct assistance of the program. Seeing this fact, it should be the impetus for advocating changes in policy more targeted, which is to encourage the government to allow the program to be more emphasis on pro-jobs and pro-growth to increase the economic productivity of rural communities. Keywords: Rural Development, Implementation of the Village Law, and the Sustainable Livilihood.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
42

Putra, Adnan Husada. « PERAN UMKM DALAM PEMBANGUNAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN BLORA ». Jurnal Analisa Sosiologi 5, no 2 (12 février 2018). http://dx.doi.org/10.20961/jas.v5i2.18162.

Texte intégral
Résumé :
<p><em>According data from the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises in 2014, there are about 57.8 million actors of MSMEs in Indonesia. In 2017 and the next few years it is estimated that the number of MSME perpetrators will continue to grow. MSMEs have an important and strategic role in national economic development. In addition to its role in economic growth and employment, MSMEs also play a role in distributing development outcomes. So far, MSME has contributed 57,60% Gross Domestic Product (PBD) and employment rate about 97% of all national work force (MSME Business Profile by LPPI and BI 2015). SMEs have also been proven not affected by the crisis. When the crisis hit the period of 1997-1998, only MSMEs were able to remain strong. Data from the Central Bureau of Statistics shows that after the economic crisis of 1997-1998 the number of MSMEs has not decreased, it has been increasing, even absorbing 85 million to 107 million workers until 2012. In that year, the number of entrepreneurs in Indonesia is 56,539,560 units. Of this amount, Micro Small and Medium Enterprises (MSMEs) of 56,534,592 units or 99.99%. The rest, about 0.01% or 4,968 units is a major undertaking. Examples of MSME policies of Blora district government regarding the role of MSMEs in development, especially in Blora district itself. Government at the central, provincial, to district / municipal levels are required to improve the welfare of their citizens through various efforts and innovation. To be able to achieve these goals, there are stages and processes that must be passed. So it takes seriousness with all related parties and inter-regional cooperation ties. Application of populist economy in order to realize the development and welfare of the community. The real form of the populist economy is in the form of support to micro, small and medium enterprises (MSME), so that the production of MSMEs is not only marketed in the local market but also outside the region and growing. Moreover, if supported by the use of information technology, product marketing is no longer limited by time and place</em><em>.</em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> </em><strong><em>MSME (Micro, Small, Medium Enterprise), Development, Community Welfare</em></strong><strong><em>.</em></strong></p><p><strong><em><br /></em></strong></p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Berdasarkan data dari Kemenrian Koperasi dan UMKM pada tahun 2014, terdapat sekitar 57,8 juta pelaku UMKM di Indonesia pada tahun 2017 dan beberapa tahun kedepan diperkirakan bahwa jumlah pelaku UMKM akan terus bertambah. UMKM memiliki peran penting dan strategis dalam perkembangan ekonomi nasional. Sebagai tambahan dalam perannya dalam perkembangan ekonomi dan ketengakerjaan, UMKM juga berperan dalam perkembangan distribusi hasil. Sejauh ini, UMKM telah berkontribusi sebanyak 57,60% Produk Domestik Bruto (PBD) dan mempunyai tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional (Profil Bisnis UMKM oleh LPPI dan BI, 2015). UKM juga telah terbukti tidak terpengaruh oleh krisis. Ketika krisis yang melanda pada periode 1997-1998, hanya UMKM yang dapat kuat bertahan. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa setelah krisis ekonomi 1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang, UMKM bertambah, bahkan menyerap 85 juta hingga 107 juta pekerja hingga tahun 2012. Pada tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56,539,560 unit. Dari jumlah ini, UMKM menduduki jumlah 56,534,592 unit atau sebanyak 99,99%, selebihnya sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah pengusaha besar. Contoh dari kebijakan UMKM di pemerintahan kabupaten Blora terkair dengan peran dari UMKM terhadap pembangunan, secara khususnya di Kabupaten Blora sendiri. Pemerintah pusat, provinsi hingga tingkat kabupaten/kotamadya diperlukan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai usaha dan inovasi. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa langkah dan proses yang harus dilewati. Sehingga dibutuhkan keseriusan seluruh pihak yang terkait dan ikatan kerjasama antar daerah. Aplikasi populisme ekonomi dalam upaya untuk merealisasikan pembangunan dan kesejahteraan dari masyarakat. Bentuk nyata dari populisme ekonomi adalah dalam bentuk dukungan kepada UMKM, sehingga produksi UMKM tidak hanya dipasarkan di pasar lokal namun juga merambah ke pasar yang lebih luas. Selain itu, jika didukung oleh penggunakan informasi teknologi, pemasaran produk tidak lagi terhambat oleh waktu dan tempat.</p><p><strong><em><strong>Kata Kunci: Usaha Mikro Kecil Menengah Pembangunan, Kesejahteraan Masyarakat.</strong></em></strong></p><p><strong><em><br /></em></strong></p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie