Segui questo link per vedere altri tipi di pubblicazioni sul tema: Ikterus.

Articoli di riviste sul tema "Ikterus"

Cita una fonte nei formati APA, MLA, Chicago, Harvard e in molti altri stili

Scegli il tipo di fonte:

Vedi i top-50 articoli di riviste per l'attività di ricerca sul tema "Ikterus".

Accanto a ogni fonte nell'elenco di riferimenti c'è un pulsante "Aggiungi alla bibliografia". Premilo e genereremo automaticamente la citazione bibliografica dell'opera scelta nello stile citazionale di cui hai bisogno: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver ecc.

Puoi anche scaricare il testo completo della pubblicazione scientifica nel formato .pdf e leggere online l'abstract (il sommario) dell'opera se è presente nei metadati.

Vedi gli articoli di riviste di molte aree scientifiche e compila una bibliografia corretta.

1

Yusmaidi, Yusmaidi, Rakhmi Rafie e Annisa Permatasari. "Karakteristik Pasien Ikterus Obstruktif Et Causa Batu Saluran Empedu". Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 11, n. 1 (30 giugno 2020): 328–33. http://dx.doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.277.

Testo completo
Abstract (sommario):
Ikterus Obstruktif merupakan ikterus yang disebabkan oleh obstruksi empedu. Batu saluran empedu merupakan salah satu penyebab ikterus obstruktif yang paling sering.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pasien ikterus obstruktif et causa batu saluran empedu di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2017-2018. Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medik. Sampel penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 35 pasien. Kasus terbanyak menyerang pada kelompok umur 46-65 tahun sebanyak 18 pasien (51,4%)dan 22 pasien (62,9%) pada perempuan. Keluhan utama dan pemeriksaan fisik terbanyak pada sklera dan kulit ikterik sebanyak 100%. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dan usg didapatkan sebanyak 51,4% leukosit normal dan gambaran pelebaran saluran empedu intrahepatik sebanyak 85,7%. Penatalaksanaan dilakukan tindakan operatif sebanyak 57,1%. Karakteristik terbanyak ditemukan pada kelompok umur 46-65 tahun, jenis kelamin perempuan dengan keluhan utama dan pemeriksaan fisik yaitu sklera dan kulit ikterik, leukosit normal, gambaran usg terdapat pelebaran saluran empedu intrahepatik, dan dilakukan tindakan operatif.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
2

Wirth, S., e F. Zepp. "Ikterus". Monatsschrift Kinderheilkunde 159, n. 6 (25 maggio 2011): 532. http://dx.doi.org/10.1007/s00112-010-2362-6.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
3

Dancygier, Henryk. "Ikterus". DoctorConsult - The Journal. Wissen für Klinik und Praxis 2, n. 3 (novembre 2011): e185-e191. http://dx.doi.org/10.1016/j.dcjwkp.2011.10.006.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
4

K., Rahayu Eryanti, Rismawati Simbung, Hasriani Saleng e Jumrah Sudirman. "Pengaruh delay cord clamping terhadap ikterus neonatorum". Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 4, n. 2 (31 dicembre 2020): 49–53. http://dx.doi.org/10.32536/jrki.v4i2.98.

Testo completo
Abstract (sommario):
Latar belakang: Ikterus merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan hiperbilirubin. Ikterus dapat terjadi pada saat bayi lahir dan setiap saat selama masa neonatus. Dampaknya apabila berlanjut berupa ketulian, gangguan bicara, retardasi mental serta kerusakan otak. Waktu penjepitan tali pusat berperan penting dalam menentukan kecukupan zat besi pada bayi baru lahir terutama saat proses transfusi plasenta. Tujuan penelitian : Diketahuinya pengaruh delay cord clamping terhadap kejadian ikterus neonatorum. Metode : Desain penelitian menggunakan Quasi Eksperimen dengan pendekatan posttest only. Perlakuan dilakukan pada 2 kelompok dengan penundaan 1 menit dan 2 menit masing-masing 17 sampel. Populasi seluruh bayi baru lahir di Puskesmas Bara-Baraya dan Puskesmas Pattingaloang pada tanggal 08 Juli- 24 September 2020. Jumlah sampel 34 bayi baru lahir yang diambil secara purposive sampling. Instrumen menggunakan lembar observasi. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kesalahan ɑ = 0,05. Hasil : Hampir seluruhnya bayi dengan penundaan penjepitan tali pusat 2 menit tidak Ikterus 88,2%, ikterus fisiologis 11,8% dan tidak ada yang ikterus patologis. Dan persentase pada penundaan penjepitan tali pusat 1 menit ikterus patologis 35,3%, ikterus fisiologis 17,6% dan tidak ikterus 47,1%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh delay cord clamping terhadap kejadian ikterus neonatorum (p=0,008). Simpulan: Ada pengaruh delay cord clamping terhadap kejadian ikterus neonatorum.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
5

PURNAMIATI, NI PUTU. "ANALISIS KADAR BILIRUBIN SERUM BAYI YANG MENGALAMI IKTERUS NEONATUS". International Journal of Applied Chemistry Research 1, n. 2 (25 settembre 2020): 26. http://dx.doi.org/10.23887/ijacr.v1i2.28720.

Testo completo
Abstract (sommario):
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1) mengetahui kadar bilirubin indirect serum bayi yang mengalami ikterus neonatus, dan (2) persentase hiperbilirubinemia pada bayi yang mengalami ikterus neonatus. Subyek penelitian ini adalah serum bayi yang mengalami ikterus neonatus, sedangkan obyek penelitian ini adalah kadar bilirubin indirect serum bayi yang mengalami ikterus neonatus. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Sanglah Denpasar dari tanggal 14 Juni 2005 sampai dengan 25 Juni 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kadar bilirubin indirect serum bayi yang mengalami ikterus neonatus adalah 5,81 mg/dL sampai 28,7 mg/dL dan (2) persentase terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi yang mengalami ikterus neonatus adalah 50%.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
6

Auliasari, Nimas Anggie, Risa Etika, Ilya Krisnana e Pudji Lestari. "Faktor Risiko Kejadian Ikterus Neonatorum". Pediomaternal Nursing Journal 5, n. 2 (4 settembre 2019): 183. http://dx.doi.org/10.20473/pmnj.v5i2.13457.

Testo completo
Abstract (sommario):
ABSTRAKPendahuluan: Ikterus neonatorum merupakan manifestasi klinis pada neonatus yang ditandai dengan warna kuning pada kulit dan sklera akibat dari akumulasi produksi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih dalam jaringan. Berdasarkan data di RSUD Dr. Soetomo, tepatnya di ruang NICU dari 844 neonatus (46,8%) mengalami ikterus neonatorum. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ikterus neonatorum.Metode: Desain penelitian menggunakan analitik observasional dengan pendekatan case control. Sampel yang digunakan sebanyak 84 neonatus. Teknik pengambilan sampel menggunakan sequential sampling. Variabel independen yaitu inkompatibilitas ABO, prematuritas, BBLR, asfiksia, dan riwayat ibu DM, sedangkan variabel dependen adalah ikterus neonatorum. Pengumpulan data berupa data sekunder dari neonatus dan ibu. Analisis data menggunakan Contingency coefficient dengan α=0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 85,7% neonatus yang inkompatibilitas ABO mengalami ikterus neonatorum dan didapatkan nilai p=0,048, OR=6.833. Terdapat 57,4% neonatus yang prematur mengalami ikterus neonatorum dan didapatkan nilai p=0,028, OR=3,077. Terdapat 42,4% BBLR yang mengalami ikterus neonatorum dan didapatkan nilai p=0,032, OR=0,346. Terdapat 60% neonatus yang asfiksia mengalami ikterus neonatorum dan didapatkan nilai p=0,500. Terdapat 85,7% riwayat Ibu DM yang mengalami ikterus neonatorum dan didapatkan nilai p=0,048, OR=6,833.Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini, terdapat hubungan antara inkompatibilitas ABO, prematuritas, BBLR, dan riwayat Ibu DM dan tidak ada hubungan antara asfiksia dengan kejadian ikterus neonatorum di RSUD Dr. Soetomo.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
7

Fatriani, Rully. "Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ikterus Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir". Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung 8, n. 1 (20 aprile 2020): 47. http://dx.doi.org/10.47218/jkpbl.v8i1.78.

Testo completo
Abstract (sommario):
Ikterus neonatorum merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan di antara bayi baru lahir (BBL) pada minggu pertama kehidupannya, jika tidak ditangani sejak dini dapat berakibat fatal bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ikterus neonatorum pada BBL. Penelitian yang bersifat analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional ini dilakukan terhadap 188 BBL, diambil dengan sistematik random sampling. Data diperoleh dari rekam medik dan dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian diperoleh 82 (43,6%) BBL mengalami ikterus neonatorum, dengan 42 (71,2%) BBL dari 59 BBL dengan riwayat persalinan induksi oksitosin mengalami ikterus neonatorum, 24 (68,6 %) BBL dari 35 BBL prematur mengalami ikterus neonatorum dan 48 (35,3%) BBL dari 136 BBL yang diberi ASI mengalami ikterus neonatorum. Kesimpulan penelitian ini yaitu ikterus neonatorum lebih berpeluang terjadi pada BBL dengan riwayat persalinan induksi oksitosin, BBL prematur dan BBL yang diberi ASI. Petugas kesehatan yang berwenang diharapkan meminimalkan tindakan induksi oksitosin dan melakukan perawatan intensif sesuai prosedur pada BBL.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
8

Gremmelmaier. "Schmerzloser Ikterus". Praxis 91, n. 8 (1 febbraio 2002): 325–27. http://dx.doi.org/10.1024/0369-8394.91.8.325.

Testo completo
Abstract (sommario):
Die Hepatopathie ist eine häufige Medikamentennebenwirkung. Anhand einer Fallbeschreibung werden pathophysiologische Aspekte und die Differentialdiagnose des Ikterus diskutiert. Neuere Daten weisen im Falle der Amoxicillin/Clavulansäure-induzierten cholestatischen Hepatitis auf ein durch HLA-Klasse ll Antigen vermitteltes immunallergisches Geschehen.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
9

Fickelscherer, Arno, Jörg Dieter Herrlinger e Jürgen Schröder. "Schmerzloser Ikterus". Medizinische Klinik 92, n. 9 (settembre 1997): 527. http://dx.doi.org/10.1007/bf03044927.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
10

Spengler, U. "Differenzialdiagnose Ikterus". Der Gastroenterologe 5, n. 4 (26 giugno 2010): 363–72. http://dx.doi.org/10.1007/s11377-009-0390-3.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
11

Fortuna, Rana Ryanti Dewi, Ika Yudianti e Trimardiyanti Trimardiyanti. "WAKTU PEMBERIAN ASI DAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM". Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) 4, n. 1 (6 giugno 2018): 43. http://dx.doi.org/10.31290/jiki.v(4)i(1)y(2018).page:43-52.

Testo completo
Abstract (sommario):
Pentingnya pemberian ASI sedini mungkin pada bayi agar mendapatkan kolostrum yang dapat mengeluarkan mekonium dengan bilirubin tinggi bersama BAB. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan waktu pemberian ASI dengan kejadian ikterus neonatorum. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort, populasi sebanyak 50 BBL yang diamati hingga berusia 8 hari, menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 40 bayi. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi derajat ikterus berdasarkan Kremer, data dianalisa dengan uji Koefisien Korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan=0.05. Hasil penelitian menunjukan hampir setengah sampel (45%) mendapatkan ASI pertama pada 1-6jam, 40% diberikan ASI pertama pada <1jam dan sebagian kecil (15%) diberikan ASI pertama kali setelah kelahirannya pada >6 jam. Hampir seluruhnya (77.5%) tidak mengalami ikterus, 2.5% mengalami ikterus derajat I, 12.5% rmengalami ikterus derajat II dan 7.5% mengalami ikterus derajat III. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.004 < a (0.05) dengan nilai rho=0.445 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara waktu pemberian ASI dengan kejadian ikterus neonatorum dengan kekuatan hubungan yang bersifat sedang.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
12

Schwarzenbach, Hans-Rudolf. "Ikterus und pathologische Leberwerte". Praxis 102, n. 12 (1 giugno 2013): 727–29. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157/a001333.

Testo completo
Abstract (sommario):
Ikterus ist identisch mit dem Vorliegen eines erhöhten Bilirubinspiegels, wobei zwischen direktem und indirektem Bilirubin unterschieden wird. In vorliegender Zusammenstellung wird auf die Ursachen und Differenzialdiagnose beim Vorliegen eines Ikterus eingegangen. Beim intra-und extrahepatischen Ikterus kommt dem diagnostischen Ultraschall eine wegweisende Bedeutung zu. Die Differenzialdiagnostik erhöhter Leberwerte beim Vorliegen eines Ikterus wird angesprochen, wobei zwischen hepatozellulären und cholestatischen Parametern sowie akuten und chronischen Zuständen unterschieden wird. Weiter wird auf die Folgen einer Leberenzymerhöhung sowie die weiterführenden diagnostischen Verfahren eingegangen. Schliesslich werden Möglichkeiten und Grenzen der modernen Fibrosediagnostik erwähnt.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
13

Furwasyih, Dian, Tria Wulandari e Ratu Melia Suci. "HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERUS DI RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2016". JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR 3, n. 1 (21 maggio 2020): Page11–15. http://dx.doi.org/10.36984/jkm.v3i1.66.

Testo completo
Abstract (sommario):
Ikterus merupakan salah satu fenomena yang sering ditemukan pada bayi baru lahir, kejadian ikterus pada bayi baru lahir berkisar antara 25 – 50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi kurang bulan. Ada 3 faktor penyebab yang mempengaruhi kejadian ikterus yaitu faktor neonatus, perinatal, dan maternal. Dampak biologis yang diderita bayi seperti kulit berwarna kuning, keadaan lemah, dan dampak psikologis berupa sering menangis atau rewel, gerakan tidak menentu, dan jika tidak segera ditangani dapat terjadi gangguan syaraf otak. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian ikterus. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan desain case-control. Sampel penelitian berjumlah 75 bayi yang dirawat di ruangan perinatologi pada bulan Januari hingga Juni 2016, dengan 25 bayi pada kelompok kasus dan 50 bayi pada kelompok kontrol. Jenis data yaitu data sekunder. Hasil penelitian mengungkapkan 44% (33 bayi) dari responden mempunyai berat lahir rendah, dan 56% (42 bayi) sisanya mempunyai berat lahir normal. Analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan nilai p value = 0,007 < 0,05 berarti ada hubungan berat badan lahir dengan kejadian ikterus. Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi, terutama dalam penapisan risiko kejadian ikterus dari sejak kehamilan dan setelah kelahiran bayi guna menurunkan morbiditas bayi karena ikterus.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
14

Anwar, Sufyan. "Deskripsi Penderita Ikterus Neonatorum di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh". J-Kesmas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat (The Indonesian Journal of Public Health) 2, n. 2 (11 settembre 2019): 1. http://dx.doi.org/10.35308/j-kesmas.v2i2.1096.

Testo completo
Abstract (sommario):
Ikterus merupakan kondisi yang paling umum terjadi pada bayi baru lahir dan memerlukan perhatian. Sebagaian besar ditemukan pada minggu pertama kehidupan dan sekitar 10% bayi yang disusui masih ikterus pada satu bulan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran jenis kelamin dan berat badan penderita ikterus neonatorum. Desain penelitian deskriptif dengan menggunakan data rekam medik. Hasilnya ditemukan dari 30 penderita ikterus sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (%) dan sebagian besar berat badan normal (80%). Disarankan agar Ibu memperhatikan bayinya terutama bayi laki-laki, bayi dengan berat lahir ≥ 3000 gr. Penelitian dengan desain yang lebih baik diperlukan.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
15

Sawatzki, Mikael, Christoph Haller e Samuel Henz. "Ikterus nach Kräuterwanderung". Praxis 104, n. 12 (3 giugno 2015): 635–37. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157/a002025.

Testo completo
Abstract (sommario):
Wir berichten über einen 44-jährigen gesunden Patienten mit schwerer akuter Hepatitis E. Im Rahmen der Kräuterwanderung ist es durch Verzehr von kontaminierten Wiesenkräutern über fäko-orale Übertragung zu den Symptomen der Hepatitis mit Ikterus, dunklem Urin, Gliederschmerzen und ausgeprägter Müdigkeit gekommen. Die Hepatitis E ist eine häufige Ursache für akute Hepatitis und Ikterus weltweit. In der Schweiz wird diese autochtone Infektion (mit einer Seroprävalenz bis zu 22%) z.B. über den Verzehr von Schweine- und Wildfleisch erworben. Die Klinik kann von asymptomatischen Patienten bis zum fulminanten Leberversagen führen. Es können nicht selten auch extrahepatische Symptome auftreten.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
16

Müllhaupt. "Ikterus – Differentialdiagnostische Überlegungen". Praxis 93, n. 21 (1 maggio 2004): 898–903. http://dx.doi.org/10.1024/0369-8394.93.21.898.

Testo completo
Abstract (sommario):
Mannigfaltige Ursachen können zu einer Hyperbilirubinämie führen, die sich klinisch mit einer Gelbverfärbung der Skleren, Haut und Schleimhäute manifestiert. Neben einer sorgfältigen Anamnese und Untersuchung ist die Bestimmung der Leberwerte der entscheidende Schritt zur Abklärung eines Ikterus. Bei einer isolierten Hyperbilirubinämie ist nach Ausschluss einer Hämolyse in erster Linie an einen Morbus Gilbert-Meulengracht zu denken. Sind die Leberwerte erhöht, kann anhand des Verhältnisses von Transaminasen zu Cholestaseenzymen zwischen einem hepatozellulären oder cholestatischen Ikterus unterschieden werden und die weiteren Abklärungen entsprechend geplant werden.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
17

Schmidt, E., e F. W. Schmidt. "Diagnostik des Ikterus". DMW - Deutsche Medizinische Wochenschrift 109, n. 04 (25 marzo 2008): 139–44. http://dx.doi.org/10.1055/s-2008-1069155.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
18

Alberer, M., e H. D. Nothdurft. "Ikterus nach Reisen". Der Gastroenterologe 7, n. 3 (14 aprile 2012): 213–19. http://dx.doi.org/10.1007/s11377-011-0602-5.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
19

Sulistyowati, Ani, Ririn Probowati e Rodiyah Rodiyah. "ROLE ATTAINMENT IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI IKTERUS DI PAVILIYUN ANGGREK RSUD KABUPATEN JOMBANG". Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) 4, n. 1 (10 marzo 2018): 28–34. http://dx.doi.org/10.33023/jikeb.v4i1.152.

Testo completo
Abstract (sommario):
Masih banyak bayi yang dilahirkan mengalami ikterus yang fisiologis. Ibu post parfum dengan bayi ikterus diharapkan dapat memberikan pengasuhan untuk pencapaian role attainment dalam pemberian ASI untuk penurunan derajat ikterus pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi role attainment ibu dalam pemberian ASI pada bayi ikterus sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan serta menganalis pengaruh pendidikan kesehatan dengan pencapaian role attainment dalam pemberian ASI. Desain penelitian menggunakan metode pra eksperimen dengan jenis one group pretest dan post test dengan populasi semua ibu yang mempunyai bayi ikterus fisiologis di paviliyun anggrek Jombang pada bulan juni 2017. Besar sample 25 responden dipilih dengan teknik random sampling secara sistematis. Instrumen menggunakan lembar observasi. variable penelitian yaitu pendidikan kesehatan, role attainment ibu dalam kompetensi pemberian ASI. uji analitik uji Wilcoxon dengan nilai < α (0,05). Hasil penelitian yang didapatkan hampir seluruhnya responden (76%) sebelum dilakukan pendidikan kesehatan role attainment dalam kategori cukup. Dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan role attainment ibu dalam kategori baik (72%). Hasil uji analisis didapatkan nilai ᵱ value = 0,001, dengan nilai ᵱ value < α (0,464). Terdapat tingkat keeratan cukup antara pendidikan kesehatan dengan role attainment ibu. Untuk pencapaian role attainment ibu dibutuhkan pendidikan kesehatan dengan sebuah modul, dan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi role attainment ibu antara lain factor ayah, ibu dan bayi. Kata kunci : Role Attainment, bayi ikterus.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
20

Via, Fienda Okta, Mizar Erianto e Mardheni Wulandari. "Pola Penderita Karsinoma Pankreas". Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 12, n. 2 (31 dicembre 2020): 741–47. http://dx.doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.393.

Testo completo
Abstract (sommario):
Karsinoma pankreas merupakan sel yang mengalami perkembangan menjadi abnormal sehingga tidak terkontrol dan berkembang di bagian pankreas. Karsinoma pankreas adalah salah satu kanker yang mematikan di dunia, ada 330.000 kematian akibat karsinoma pankreas pada tahun 2012, dan karena angka kematiannya yang sangat tinggi, karsinoma pankreas merupakan penyebab kematian ketujuh kanker yang paling umum di dunia, dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun sebesar 5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pada penderita karsinoma pankreas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Periode Januari-Desember Tahun 2019. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dengan menggunakan metode total sampling dan didapatkan sampel sebanyak 38 orang. Data pasien didapat dengan data sekunder rekam medis. Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi tertinggi berdasarkan usia yaitu kelompok usia 51-60 tahun dengan presentase 36,8%, berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dengan presentase 76,3%, berdasarkan tata laksana yaitu operatif dengan presentase 68,4%, berdasarkan ikterus atau non ikterus yaitu ikterus dengan presentase 71,1% dan berdasarkan predileksi yaitu caput pankreas dengan presentase 71,1%. Kesimpulannya, didapatkan pola penderita karsinoma pankreas berdasarkan umur, jenis kelamin, tata laksana, ikterus atau non ikterus dan predileksi pada penderita karsinoma pankreas
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
21

Frelestanty, Eka, e Lea Masan. "Analisis Hubungan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan Asfiksia dengan Ikterus Neonatorum". JURNAL DUNIA KESMAS 9, n. 3 (12 ottobre 2020): 320–25. http://dx.doi.org/10.33024/jdk.v9i3.3029.

Testo completo
Abstract (sommario):
Penyebab ikterus neonatorum masih merupakan faktor predisposisi. Disamping itu, faktor risiko terjadinya hiperbillirubin diantaranya bayi kurang bulan atau kehamilan usia <37 minggu, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan jenis persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya hubungan BBLR dan asfiksia dengan ikterus neonatorum. Penelitian dilakukan dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif melalui pendekatan retrospektif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu seluruh bayi baru lahir di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang tahun 2019 sebanyak 265 bayi. Hasil pengujian menggunakan Chi square memberikan hasil p-value <0.001 artinya ada hubungan antara antara BBLR dan asdiksia dengan ikterus neonatorum.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
22

Octaviany Fazeny, Farras Ajeng. "Ikterus Obstruktif Pada Penderita Tumor Pankreas". Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 11, n. 1 (30 giugno 2020): 197–204. http://dx.doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.249.

Testo completo
Abstract (sommario):
Karsinoma pankreas merupakan keganasan yang langka hal ini dikarnakan insidensinya yang terbilang rendah tetapi menduduki peringkat 8 dunia untuk mortalitasnya. Ikterus obstruktif merupakan keganasan akibat yang sebagian besar terjadi karena karsinoma kaput pankreas. Dan sebagian kecil terjadi karena kolangiokarsinoma. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui gambaran ikterus obstruktif pada penderita tumor pankreas di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2017 – 2019. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. dengan pengambilan data primer dari rekam medik dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Diketahui Distribusi frekuensi usia pasien yang terdiagnosa ikterus obstruktif pada penderita tumor pankreas sebagian besar berusia > 50 tahun sebanyak 30 orang (75.0%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (57.5%). kadar bilirubin direct pasien sebagian besar tidak normal sebanyak 37 orang (92.5%) ,kadar bilirubin total sebagian besar tidak normal sebanyak 39 orang (97.5%), pemeriksaan penunjang pada pasien dengan menggunakan USG sebanyak 28 orang (70.0%). Distribusi frekuensi tindakan operasi pasien sebanyak 28 orang (70.0%). Kesimpulan, Penanganan serius pasien Ikterus Obstruktif Pada Penderita Tumor Pankreas sangat dibutuhkan untuk kelangsungan kesembuhan bagi si pasien.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
23

Mayliani, Ghini, Yusmaidi Yusmaidi, Nia Triswanti e Indra Kumala. "Karakteristik Klinis Ikterus Obstruktif Disebabkan Tumor di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung". Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 11, n. 1 (30 giugno 2020): 321–27. http://dx.doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.282.

Testo completo
Abstract (sommario):
Latar Belakang : Ikterus atau jaundice adalah perubahan warna jaringan menjadi kekuningan akibat pengendapan bilirubin. Tumor merupakan salah satu penyebab ikterus obstruktif yang paling sering. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan gambaran klinis ikterus obstruktif yang disebabkan tumor berdasarkan umur, jenis kelamin, tatalaksana, gambaran CT Scan, Histopatologi. Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran klinis ikterus obstruktif yang disebabkan tumor di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Periode 2017. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medik. Sampel penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Hasil Penelitian : Sampel penelitian ini sebanyak 60 pasien. Frekuensi terbanyak ditemukan pada kelompok umur 50-59 tahun sebanyak 15 pasien (25%) dan 32 pasien (53.3%) pada laki-laki. Penatalaksanaan dilakukan tindakan operatif sebanyak 51.7%. Dari hasil pemeriksaan CT Scan didapatkan pada hati sebanyak 51.7% dan dari hasil histopatologi didapatkan Hepatocellular Ca sebanyak 26.7%. Kesimpulan : Gambaran klinis terbanyak ditemukan pada kelompok umur 50-59 tahun, jenis kelamin laki-laki dengan dilakukan tindakan operatif, gambaran CT Scan pelebaran intrahepatic atau ekstrahepatic pada hati, histopatologi Hepatocellular Ca.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
24

Flaum, Alfred, Haqvin Malmros, Ellen Persson e Vorgetragen von H. Malmros. "Eine nosocomiale Ikterus-Epidemie". Acta Medica Scandinavica 64, S16 (24 aprile 2009): 544–53. http://dx.doi.org/10.1111/j.0954-6820.1926.tb14071.x.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
25

Stocker, Hardmeier, Looser, Scharf e Greminger. "Cholestatischer Ikterus und Pruritus". Praxis 91, n. 38 (1 settembre 2002): 1561–64. http://dx.doi.org/10.1024/0369-8394.91.38.1561.

Testo completo
Abstract (sommario):
Der 38-jährige Mann wurde wegen unklarem cholestatischem Ikterus und invalidisierendem Pruritus zugewiesen. Die vom Hausarzt sowie die initial in der Klinik durchgeführten Abklärungen, insbesondere zum Ausschluss einer infektiösen Hepatitis, fielen allesamt unauffällig aus. In der daraufhin erweiterten Anamnese konnte dann die Einnahme von Dianabol, einem zum Muskelaufbau häufig eingesetzten Anabolikum, als wahrscheinliche Ursache einer medikamentös induzierten cholestatischen Hepatopathie eruiert werden.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
26

Langeloh, Lars, e Holger Hinrichsen. "Ikterus – Differentialdiagnose am Krankenbett". Medizinische Klinik 102, n. 1 (gennaio 2007): 37–47. http://dx.doi.org/10.1007/s00063-007-1007-6.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
27

Sträuli, C., H. J. Richter e C. Blanc. "Ikterus, Anämie, akutes Abdomen". Der Chirurg 85, n. 9 (settembre 2014): 818–20. http://dx.doi.org/10.1007/s00104-013-2625-6.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
28

Sokollik, C., M. A. Brundler, C. Miller, M. S. Thyagiarajan, K. Sharif e U. Baumann. "Ikterus, Juckreiz und Gallengangerweiterung". Monatsschrift Kinderheilkunde 158, n. 10 (25 giugno 2009): 924–27. http://dx.doi.org/10.1007/s00112-009-1981-2.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
29

Oberholzer e Keller. "Cholestatischer Ikterus und die weiteren Abklärungsschritte". Praxis 96, n. 37 (1 settembre 2007): 1391–93. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157.96.37.1391.

Testo completo
Abstract (sommario):
Wir berichten über einen 70-jährigen Patienten mit schmerzlosem Ikterus und Zeichen einer Cholestase im Labor. Eine Computertomographie zeigte eine Tumormasse im Bereich des Pankreaskopfes sowie eine ausgedehnte Lebermetastasierung. Wir beschreiben in diesem Bericht die wichtigsten Abklärungsschritte des Cholestase und des schmerzlosen Ikterus und zeigen auf, dass eine definitive Diagnosestellung auch mittels Histologie und Immunhistochemie nicht immer gelingt.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
30

Yuliawati, Dwi, e Reni Yuli Astutik. "Hubungan faktor perinatal dan neonatal terhadap kejadian ikterus neonatorum". Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery) 5, n. 2 (27 agosto 2018): 083–89. http://dx.doi.org/10.26699/jnk.v5i2.art.p083-089.

Testo completo
Abstract (sommario):
Abstract: Neonatal jaundice is the cause of 6.6% of newborns aged 0-8 days in Indonesia. Jaundice can be physiological and pathological which can cause persistent or death disorders. The aim of the study is to determine the relationship between perinatal and neonatal factors with the incidence of neonatal jaundice in the District Hospital of Kediri. The research design is a correlation with a retrospective cohort approach. The research sample consisted of 54 respondents using simple random sampling. Data collection with medical record in October 2017. Data analysis using Chi-Square test and Fisher Exact test. Test results showed that there was a relationship between birth weight (p = 0.018; POR 0.085 95% CI 0.10-0.713), gestational age (p = 0.044; POR = 0.202 95% CI 0.049-0.836), perinatal complications (p = 0,031; POR = 4,714 95% CI 1,250-17,784) with the incidence of neonatal jaundice and there was no correlation between gender (p = 0,441; POR = 0,503 95% CI 0,143-1,767) with the incidence of neonatal jaundice in RSUD Kediri. The absence of sex relations with the incidence of neonatal jaundice is probably due to other factors that are more influential. Conditions of low birth weight, prematurity, male sex, perinatal complications (asphyxia / sepsis / cephalhematom) lead to the occurrence of patho- logical jaundice in infants..Keywords: Birth weight, gestational age, perinatal complications, gender, neonatal jaundiceAbstrak: Ikterus neonatorum adalah penyebab 6,6% bayi baru lahir usia 0-8 hari di Indonesia. Ikterus dapat bersifat fisiologis dan patologis yang dapat menimbulkan gangguan menetap atau kematian Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan faktor perinatal dan neonatal dengan kejadian ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Kediri. Desain penelitian yaitu korelasi dengan pendekatan kohort retrospektif. Sampel penelitian sebanyak 54 responden menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dengan rekam medik pada bulan Oktober 2017. Analisa data menggunakan uji Chi-Square dan Fisher Exact test. Hasil uji didapatkan terdapat hubungan antara berat lahir (p= 0,018; POR 0,085 95% CI 0,10-0,713), usia gestasi (p= 0,044; POR= 0,202 95% CI 0,049-0,836), komplikasi perinatal (p= 0,031; POR= 4,714 95% CI 1,250-17,784) dengan kejadian ikterus neonatorum dan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin (p=0,441; POR=0,503 95% CI 0,143-1,767) dengan kejadian ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Kediri. Tidak adanya hubungan jenis kelamin dengan kejadian ikterus neonatorum kemungkinan disebabkan adanya faktor lain yang lebih berpengaruh. Kondisi BBLR, prematuritas, jenis kelamin laki-laki, komplikasi perinatal (asfiksia/sepsis/sefalhematom) mengarah pada terjadinya ikterus patologis pada bayi.Kata kunci: Berat lahir, usia gestasi, komplikasi perinatal, jenis kelamin, ikterus neonatorum
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
31

Schafroth Török e Nüesch. "Ikterischer Verlauf einer Epstein-Barr-Virus-Infektion". Praxis 95, n. 19 (1 maggio 2006): 773–74. http://dx.doi.org/10.1024/0369-8394.95.19.773.

Testo completo
Abstract (sommario):
Wir berichten über eine 37-jährige Patientin mit Ikterus, erhöhten Leber- und Cholestaseparametern und Exanthem. Als Ursache fand sich eine Epstein-Barr-Virus-Infektion, die bei Erwachsenen seltener das klassische Bild des Pfeiffer'schen Drüsenfiebers (Angina tonsillaris/Pharyngitis, Lymphknotenschwellung, Fieber) aufweist. Häufig stehen bei Erwachsenen Fieber, Hepatomegalie und Ikterus im Vordergrund. Die Therapie ist symptomatisch, die Prognose der Erkrankung ist gut.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
32

Danowski, Klaus. "Gordon Setter mit hochgradigem Ikterus und Herzinsuffizienz". Zeitschrift für Ganzheitliche Tiermedizin 31, n. 03 (agosto 2017): 86–87. http://dx.doi.org/10.1055/s-0043-113222.

Testo completo
Abstract (sommario):
ZusammenfassungEs wird ein 10-jähriger Gordon Setter mit Herzinsuffizienz und schwerem Ikterus vorgestellt. Durch Arsenicum album kann die akut lebensbedrohliche degenerative Pathologie mit starken Schmerzen, intensivem Fieber und Lungenödem aufgefangen werden. Die sehr breite Wirkung von homöopathischem Digitalis wird an dem Rückgang von Herzinsuffizienz, Ikterus und Leberschwellung deutlich. Gemütssymptome, insbesondere die Furcht vor Alleinsein in Kombination mit nächtlicher Ruhelosigkeit, erlauben eine langfristige konstitutionelle Stabilisierung mit Arsenicum album.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
33

Dewi Puspitosari, Ratih, Sumarno Sumarno e Budi Susatia. "PENGARUH PAPARAN SINAR MATAHARI PAGI TERHADAP PENURUNAN TANDA IKTERUS PADA IKTERUS NEONATORUM FISIOLOGIS". Jurnal Kedokteran Brawijaya 22, n. 3 (19 aprile 2006): 131–40. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkb.2006.022.03.8.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
34

PRASETYO, DENNY, OKKY PRASETYO e ERNY ERNY. "Deskripsi Pencegahan Ikterus Neonatorum Patologis Ditinjau dari Pemahaman Proses Metabolisme Bilirubin Di RSU Muhamadiyah Gresik". Hang Tuah Medical journal 17, n. 1 (12 novembre 2019): 1. http://dx.doi.org/10.30649/htmj.v17i1.191.

Testo completo
Abstract (sommario):
<p><strong>ABSTRACT</strong><strong></strong></p><p class="15">Neonatal jaundice is a condition characterized by yellow staining of the skin and eye sclera and is commonly found in babies, especially in preterm infant. Neonatal jaundice must be wary of because the pathological type can aggravate and cause ikterus ensefalopati with permanent severe disability. Method : Descriptive research during April to June 2019 at Muhammadiyah Hospital Gresik with a population of all infants with neonatal jaundice by recording all risk faktors for neonatal jaundice. Results : for 3 months, 19 cases of pathological neonatal jaundice were found in 722 deliveries (2.6%) with 52.7% of cases having risk faktors based on an understanding of the process of bilirubin metabolisme. Conclusion : risk faktors for neonatal ikterus can be reviewed and arranged based on an understanding of the process of bilirubin metabolisme and it is strongly recommended to look for every pregnant woman to detect the possibility of pathological neonatal ikterus, prevent with good education and arrange comprehensive management to prevent ikterus ensefalopati</p><p class="15"> </p><p class="15">Keywords : pathologic neonatal jaundice, General Hospital Muhammadiyah Gresik, bilirubin metabolisme</p>
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
35

Fajrian, Fatima Maulidina. "Enzim Transferase dengan Bilirubin Total Penderita Ikterus Obstruktif". Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 11, n. 1 (30 giugno 2020): 176–82. http://dx.doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.240.

Testo completo
Abstract (sommario):
Ikterus obstruktif post-hepatik merupakan ikterus yang terjadi akibat adanya suatu sumbatan pada saluran empedu yang mengakibatkan terjadinya gangguan aliran empedu antara organ hati dengan duodenum. Fungsi hati dapat diukur dengan cara memeriksa aktivitas enzim serum, salah satunya serum aminotransferase yaitu Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT). SGOT, SGPT dan bilirubin merupakan salah satu produksi dari hati yang dimana jika terjadi kerusakan hati maka akan terjadi kelainan pada hasil enzim hati dan bilirubin total. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara enzim transferase dengan bilirubin total pada penderita ikterus obstruktif di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian analatik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 40 orang. Data pasien diperoleh dari data sekunder dengan hasil rekam medik. Uji bivariat menggunakan uji korelasi Spearman’s. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi yang baik antara kadar SGOT dengan kadar bilirubin total (p-value =0.001), dengan nilai korelasi yaitu 0.498.Ada korelasi yang baik antara kadar SGPT dengan kadar bilirubin total (p-value =0.011), dengan nilai korelasi yaitu 0.397. Kesimpulannya, peningkatan kadar bilirubin total pada pasien ikterus obstruktif akan diiringi dengan peningkatan kadar SGOT dan SGPT
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
36

Andrey, V., C. Bacher e O. Lamy. "Der Ikterus des Herrn P." Praxis 96, n. 23 (2007): 935–36. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157.96.23.935.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
37

Wirth, Stefan. "Ikterus bei Kindern und Jugendlichen". Pädiatrie up2date 3, n. 04 (dicembre 2008): 359–72. http://dx.doi.org/10.1055/s-2008-1077665.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
38

Hieronimus, Anja, e Robert Wagner. "Fallbericht – Ikterus durch Diabetes- Therapie". Diabetologie und Stoffwechsel 8, n. 05 (20 novembre 2013): 375–76. http://dx.doi.org/10.1055/s-0033-1362069.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
39

Gerosa, Daniel, Adrian Walder, Beat Schwegler, Katja Eigenmann e Michael Bodmer. "Muskelschmerzen, Ikterus und akutes Nierenversagen". Praxis 106, n. 18 (settembre 2017): 1007–10. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157/a002771.

Testo completo
Abstract (sommario):
Zusammenfassung. Wir berichten über einen 52-jährigen Patienten, der sich mit Fieber, starken Muskelschmerzen, Ikterus, akuter Niereninsuffizienz, Anämie und Thrombozytopenie vorstellte. Aufgrund der Anamnese sowie der typischen Klinik konnte eine Leptospirose klinisch vermutet und mittels PCR diagnostiziert werden.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
40

Spreckelsen, U., R. Kirchhoff e H. Haacke. "Cholestatischer Ikterus während Lovastatin-Einnahme". DMW - Deutsche Medizinische Wochenschrift 116, n. 19 (25 marzo 2008): 739–40. http://dx.doi.org/10.1055/s-2008-1063673.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
41

Burkhard, T., J. Peveling-Oberhag e T. J. Vogl. "Schmerzloser Ikterus: ein klarer Fall?" Der Radiologe 52, n. 8 (11 luglio 2012): 756–60. http://dx.doi.org/10.1007/s00117-012-2352-x.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
42

Gernert, S., S. Vetter, R. Bergner, M. ‑L Groß-Weißmann, B. Sattler e R. Jakobs. "Schmerzloser Ikterus und Sicca-Symptomatik". Der Gastroenterologe 12, n. 3 (10 aprile 2017): 231–36. http://dx.doi.org/10.1007/s11377-017-0163-3.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
43

Kis e Pfaffenberger. "Schmerzloser Ikterus nach Ecstasy- und Alkoholkonsum". Praxis 96, n. 25 (1 giugno 2007): 1035–37. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157.96.25.1035.

Testo completo
Abstract (sommario):
Ein 21-jähriger Patient wurde uns vom Hausarzt wegen seit einer Woche bestehendem Ikterus mit dunklem Urin zugewiesen. Im Labor wurde eine 50fache Erhöhung der Transaminasen bei gleichzeitiger Bilirubinurie, ausgeprägter Cholestase und leicht vermindertem INR von 1,2 (Quick 64%) festgestellt. Eine virale, autoimmunologisch bedingte Hepatitis oder hereditäre Hämochromatose konnte serologisch ausgeschlossen werden. Die Abdomensonographie fiel bis auf eine leichte Hepatomegalie, ohne Anhaltspunkte für intra- oder extrahepatische Cholestase, unauffällig aus. Die Leberbiopsie zeigte eine subakute Hepatitis mit Leberzellnekrose. Anamnestisch war dem Ikterus ein Alkoholkonsum unter gleichzeitiger, erstmaliger Einnahme von Ecstasy vorausgegangen. Es wurde die Diagnose einer Ecstasy- und Alkohol-induzierten schweren nekrotisierenden Hepatitis gestellt. Nach 14 Tagen zeichnete sich der Rückgang der Hepatitis ab mit sinkenden Leberwerten und normalem Spontan-INR. Die Leberwerte normalisierten sich schliesslich nach zwei Monaten vollständig.
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
44

Lecoindre, Patrick. "Persönliche Empfehlungen für... Ikterus beim Hund". Veterinary Focus 20, n. 03 (1 ottobre 2010): 17–24. http://dx.doi.org/10.1055/s-0034-1381832.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
45

Leibold, J., S. Fusco, J. Feucht, F. Artunc, N. Malek e M. Bitzer. "Stocherkahnfahrer mit Ikterus – Fall 1/2014". DMW - Deutsche Medizinische Wochenschrift 139, n. 01/02 (3 gennaio 2014): 28. http://dx.doi.org/10.1055/s-0033-1359894.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
46

Hengesbach, Sven. "Fallorientiert lernen: Ikterus – Das gelbe Leiden". Via medici 13, n. 02 (28 novembre 2008): 54–57. http://dx.doi.org/10.1055/s-0028-1085733.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
47

Panther, E., R. Thimme e H. Blum. "Ikterus bei einer HIV-positiven Schwangeren". DMW - Deutsche Medizinische Wochenschrift 133, n. 30 (luglio 2008): 1560–62. http://dx.doi.org/10.1055/s-2008-1081109.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
48

Heise, J. W., e H. D. Röher. "Diagnostische Schritte zur Krankheitsabklärung bei Ikterus". Visceral Medicine 16, n. 1 (2000): 32–40. http://dx.doi.org/10.1159/000012615.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
49

Busse, Ernst. "Ein Heilmittel gegen den septischen Ikterus". Zeitschrift für Klassische Homöopathie 13, n. 01 (2 aprile 2007): 39. http://dx.doi.org/10.1055/s-2006-937348.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
50

Reichel, Christoph. "Was steckt hinter dem Symptom Ikterus?" MMW - Fortschritte der Medizin 148, n. 3 (gennaio 2006): 37–40. http://dx.doi.org/10.1007/bf03364520.

Testo completo
Gli stili APA, Harvard, Vancouver, ISO e altri
Offriamo sconti su tutti i piani premium per gli autori le cui opere sono incluse in raccolte letterarie tematiche. Contattaci per ottenere un codice promozionale unico!

Vai alla bibliografia