Um die anderen Arten von Veröffentlichungen zu diesem Thema anzuzeigen, folgen Sie diesem Link: Plagiarism. Plagiat.
Zeitschriftenartikel zum Thema „Plagiarism. Plagiat“
Geben Sie eine Quelle nach APA, MLA, Chicago, Harvard und anderen Zitierweisen an
Machen Sie sich mit Top-50 Zeitschriftenartikel für die Forschung zum Thema "Plagiarism. Plagiat" bekannt.
Neben jedem Werk im Literaturverzeichnis ist die Option "Zur Bibliographie hinzufügen" verfügbar. Nutzen Sie sie, wird Ihre bibliographische Angabe des gewählten Werkes nach der nötigen Zitierweise (APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver usw.) automatisch gestaltet.
Sie können auch den vollen Text der wissenschaftlichen Publikation im PDF-Format herunterladen und eine Online-Annotation der Arbeit lesen, wenn die relevanten Parameter in den Metadaten verfügbar sind.
Sehen Sie die Zeitschriftenartikel für verschiedene Spezialgebieten durch und erstellen Sie Ihre Bibliographie auf korrekte Weise.
1
Hermawan, Agus. „Kebijakan Dosen Mengurangi Plagiarisme pada Karya Ilmiah Mahasiswa“. IJIP : Indonesian Journal of Islamic Psychology 1, Nr. 2 (01.12.2019): 264–84. http://dx.doi.org/10.18326/ijip.v1i2.264-284.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Abstract: The purpose of this study is to determine the lecturer's policies in reducing theplagiariasm of students' scientific work. This type of research is field researchwith a qualitative descriptive approach. policies that can be done by lecturers toreduce plagiarism including; (1). Giving a learning contract letter that containspoints prohibiting plagiarism during the learning process. (2). providingeducation and outreach about what is plagiarism. (3). Providing sanctions in theform of verbal and written reprimands so that students do not commit plagiarism.(4). Returning plagiarism papers to be revised. (5). postponement or evencancellation of value if the paper is proven to be the result of plagiarism. Theresults of this research: (1). Students who originally have a lot of copy pastebegan to decrease in percentage. (2). students who originally can not quote andparaphrase now begin to understand and apply how to quote good and right. AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan dosen dalammengurangi plagiariasme karya ilmiah mahasiswa. Jenis penelitian adalahfield research dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Kebijakan yang bisadilakukan oleh dosen pengampu untuk mengurangi plagiarisme diantaranya;(1). Memberikan surat kontrak pembelajaran yang berisi poin laranganmelakukan plagiat selama proses pembelajaran. (2). Memberikan edukasi dansosialisasi tentang apa itu plagiarism. (3). Memberikan sanksi berupa teguranlisan dan tertulis agar mahasiswa tidak melakukan plagiat. (4). Mengembalikanmakalah hasil plagiat untuk direvisi. (5). Penundaan atau bahkan pembatalannilai apabila makalahnya terbukti hasil plagiat. Adapun hasil penelitiannya: (1).Mahasiswa yang semula banyak copy paste mulai berkurang persentasenya. (2).Mahasiswa yang semula tidak bisa mengutip dan parafrase sekarang mulaipaham dan menerapkan bagaimana cara mengutip yang baik dan benar.
2
Syaharuddin, Syaharuddin, Vera Mandailina, Saddam Saddam, Habib Ratu Perwira Negara, Rody Satriawan und Malik Ibrahim. „MINIMALISASI TINGKAT PLAGIAT KARYA ILMIAH MAHASISWA MELALUI WORKSHOP SOFTWARE PLAGIARISM CHECKER X“. Bakti Cendana 4, Nr. 1 (01.03.2021): 62–67. http://dx.doi.org/10.32938/bc.v4i1.902.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Salah satu upaya untuk minimalisasi tingkat plagiat di kalangan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir adalah optimalisasi studi literatur dan melakukan pengecekan tingkat plagiat menggunakan aplikasi standar seperti Plagiarism CheckerX. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir dengan tingkat plagiasi tidak lebih dari 30%. Oleh sebab itu, sebanyak 83 mahasiswa telah mengikuti kegiatan workshop penggunaan software Plagiarism CheckerX serta dijelaskan teknik memperbaiki hasil plagiat jika lebih dari 30%. Angket merupakan alat evaluasi yang digunakan dalam kegiatan ini. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa sebesar 89% mahasiswa memahami materi yang disampaikan dan memahami teknik mengecek plagiat serta memperbaiki hasil plagiat tersebut.
3
Athifah, Nurul, und Ifdil Ifdil. „Persepsi Mahasiswa Tentang Plagiat Pada Tugas dan Implikasi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.“ Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia 4, Nr. 1 (18.02.2020): 60–68. http://dx.doi.org/10.24036/4.14336.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
This research described about how perception students about plagiarsm on their work and implications on the guidance and counseling at a state university. Is a lively plagiarsm negative behavior performed by a student in the manufacture of duties on class .This is caused by a variety of factors students were do plagiat in complete a task , this certainly is important to see and reduced and prevented in finished the task by college students. This article aims to described perception students about plagiat on their work based on 3 aspects of cognitive about plagiarsm: 1) Cognitive about plagiat , 2 ) affective about plagiat , 3 ) Conatif about plagiat. The kind of research used in research it is the type of descriptive , the research was done in state university education of the faculty of the field after the total sample 368 students. An instrument that is used is perception such students. Analysis of the data used is a technique the percentage. The results of the study express perception students about plagiat on their work based on the aspect of cognitive , affective and conatif are at the level of fairly good enough. This result indicates that the perception students about plagiat that is good enough , where this behavior not applied in complete a task. Perception students against the action of plagiarism on their work basically have the understanding of the act of the plagiarism , it is just that in fact they have cause to do this course of action .There are still some student who err in apprehends this so that it can be obtained services counseling rooms to change perception of that which is good against plagiat on their work.
4
Pratama, Zudha, Ema Utami und M. Rudyanto Arief. „Analisa Perbandingan Jenis N-GRAM Dalam Penentuan Similarity Pada Deteksi Plagiat“. Creative Information Technology Journal 4, Nr. 4 (12.01.2019): 254. http://dx.doi.org/10.24076/citec.2017v4i4.118.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Dampak.akses informasi yang mudah membuat tindakan plagiasi makin marak. Tindakan tersebut dapat dicegah dengan menggunakan sistem deteksi plagiat. Sistem tersebut dapat dibangun dengan menggunakan konsep similarity dengan algoritma rabin-karp sebagai string matchingnya dan n-gram sebagai metode parsingnya. Penelitian terdahulu menggunakan kedua algoritma tersebut menunjukkan hasil sistem yang cukup baik untuk deteksi plagiat. Kemudian hasil penelitian dari luar negeri ada yang melakukan hal serupa mengenai deteksi plagiat serta menghasilkan penemuan baru misalnya cross-language similarity. Selain itu ada temuan faktafakta baru mengenai deteksi plagiat dengan berbagai cara pengujian serta penggabungan berbagai metode yang sudah ada untuk perbaikan hasil deteksi. Sedangkan tujuan kami pada penelitian ini adalah membandingkan metode parsing untuk mengetahui metode parsing yang mana yang dapat memberikan hasil paling cepat dan masih dalam nilai akurasi yang wajar. Kami sebagai kontrol ukuran akurasi kami menggunakan plagiarism checker x free. Kami menggunakan aplikasi tersebut untuk menentukan akurasi instrumen uji kami menggunakan selisih similarity aplikasi ini dengan instrumen uji kami. Hasilnya kami menemukan fakta jika ngram word memiliki akurasi yang paling optimal dibanding n-gram yang lain dan masih relatif paling cepat dibanding lainnya.Kata Kunci — perbandingan, ngram, similarity text, deteksi plagiat The impact of easy information access makes plagiarism more and more prevalent. Such action can be prevented by using a plagiarism detection system. The system can be constructed using the concept of similarity with the rabin-karp algorithm as its matching string and n-gram as its parsing method. Earlier studies using both algorithms show good system results for plagiarism detection. Then the results of research from abroad have done the same about the detection of plagiarism and produce new inventions such as cross-language similarity. In addition, there are new facts about plagiarism detection by various testing methods and incorporating existing methods for improving the detection. While our goal in this study is to compare the method of parsing to find out which parsing method that can provide the fastest results and still in a reasonable accuracy value. We measure our accuracy as accurate using plagiarism checker x free. We use the application to determine the accuracy of our test instruments using the similarity difference of this application with our test instruments. We found that n-gram word has the most optimal accuracy compared to other n-grams and is still relatively fastest compared to others.Keywords — comparison, ngram, similarity text, plagiarism detection
5
Ruslan, Ruslan, Hendra Hendra und Nurfitriati Nurfitriati. „PLAGIARISME DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH MAHASISWA: PROSES, BENTUK, DAN FAKTOR PENYEBAB“. KREATIF: Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam 18, Nr. 2 (06.07.2020): 147–60. http://dx.doi.org/10.52266/kreatif.v18i2.509.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap proses, bentuk dan factor penyebab plagiarism dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa beberapa perguruan tinggi di Bima. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan dengan tiga tehnik pengumpulan data, yaitu tehnik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data mengikuti tiga alur dari Miles dan Huberman yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa plagiarisme yang dilakukan oleh mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi di Bima, dengan cara: Pertama, menitipkan judul tugas pada agen yang terpercaya dalam membuat sebuah karya ilmiah, dengan batasan waktu maksimal satu minggu, maka karya ilmiah yang dipesan dapat diambil oleh mahasiswa (gosh writer). Kedua, bentuk plagiarisme yang dominan dilakukan oleh mahasiswa adalah plagiat serentak yaitu melakukan gunting tempel karya ilmiah milik orang lain seutuhnya dan dijadikan seolah karya ilmiah milik sendiri atau juga disebut dengan complete plagiarism. Selain bentuk tersebut, beberapa mahasiswa mengambil teks dari suatu sumber, kemudian dilakukan parafrase namun tidak disebut sumbernya, seakan teks tesebut asli miliknya atau disebut juga dengan paraphrasing plagiat. Ketiga, faktor penyebab plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa beberapa perguruan tinggi di Bima adalah karena pemahaman yang kurang baik tentang kategori plagiat, tidak memahami tata cara penulisan termasuk pengutipan yang benar sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah masing-masing perguruan tinggi, rasa malas, dan perasaan yang menganggap tugas berupa karya ilmiah yang diberikan ialah sebuah beban.
6
Wali, Muhammad, und Safrizal Safrizal. „Similar text sebagai Pengkodean Aplikasi Plagiarisme“. Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi) 2, Nr. 1 (18.01.2018): 11. http://dx.doi.org/10.35870/jtik.v2i1.43.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
a b s t r a c tThis research is intended to make a coding technique with a function similar to a plagiarism detector similar_text as text. By using the text function is similar, this research resulted in a detection of the document against the 10 (ten) of selected journal with, the document is the document with extension doc, docx, pdf, and txt. The document will be converted into html form and would henceforth be done making the string with the marker dots (.) And the comma (,) will be fetched a new string. By specifying a percentage string similarity of 90% then produced a text, in this case plagiarism is detected journal journal 1 with string similarity percentage of 48%. The use of similar texts can be classified as coding techniques for detection of plagiarism on its anti plagiarism detection applications.Keywords: Similar text, PHP, application, Plagiarism a b s t r a kPenelitian ini dimaksudkan untuk membuat sebuah teknik pengkodean dengan fungsi mirip similar_text sebagai pendeteksi plagiat sebuah teks. Dengan menggunakan fungsi teks yang serupa, penelitian ini menghasilkan sebuah deteksi dokumen terhadap 10 (sepuluh) jurnal yang dipilih dengan bahasa indonesia, dokumen yang merupakan dokumen dengan ekstensi doc, docx, pdf, dan txt. Dokumen tersebut akan dikonversi ke dalam bentuk html dan selanjutnya akan dilakukan pembuatan string dengan penanda titik (.) Dan koma (,) akan terambil sebuah string baru. Dengan menentukan persentase kemiripan string sebesar 90% maka dihasilkan sebuah teks, pada kasus ini jurnal yang terdeteksi plagiat adalah jurnal 1 dengan persentase kemiripan string sebesar 48%. Penggunaan teks serupa dapat digolongkan sebagai teknik pengkodean untuk deteksi plagiarisme pada penggunaaan aplikasi deteksi anti plagiatKata Kunci: Similar text, PHP, Aplikasi, Plagiarisme
7
Tiara, Khanna, Bambang Hermawan und Kitab Suci. „PEMANFAATAN FGR SERVICES UNTUK MENANGGULANGI PENCEGAHAN PLAGIARISME PADA KARYA TULIS ILMIAH“. SENSI Journal 3, Nr. 1 (01.02.2017): 62–79. http://dx.doi.org/10.33050/sensi.v3i1.761.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Seiring perubahan dan perkembangan teknologi yang sangat pesat memungkinkan share informasi menjadi adopsi yang salah untuk dipergunakan, sehingga pada kenyataannya sering sekali terdengar adanya prilaku negatif yang menyebabkan praktik-praktik pengambilan pendapat serta pengutipan bebas karya tulis ilmiah tanpa bersumber, melihat hal tersebut menjadikan karya ilmiah sangat rentan kaitannya dengan aktifitas penulisan dan pembelajaran pribadi raharja, untuk memberikan pemahaman dan gambaran yang lebih luas dan menyeluruh perlu dikembangkannya penulisan-penulisan artikel yang membahas mengenai seputar plagiarisme sebagai salah satu bahan bacaan dan informasi yang mencerahkan para pembaca maupun penulis, dan untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang plagiarisme terdapat berbagai bentuk plagiarisme sebagai berikut: word by word plagiarisme, word switch plagiarism, style plagiarism, metaphor plagiarism, idea plagiarism, self plagiarism, plagiarisme dari akses elektronik internet.untuk melakukan pencegahan plagiarisme maka diperlukanlah bebarapa cara yang berfungsi memperkecil pengaruh plagiarisme antara lain: Menciptakan budaya dan suasana pendidikan yang lebih kondusif, menghormati serta menghargai karya tulis orang lain, melakukan pelatihan parafrasa, rujukan, meyebutkan sumber penulisan yang benar, melakukan pengecekan secara otomatis terkait duplikasi artikel, sebagai pribadi raharja maka diharapkan untuk rajin bertanya sehingga mendapatkan pengarahan tepat. untuk menanggulangi plagiarisme yang terjadi maka dibutuhkan suatu alat bantu dari FGR Services (First Generation Resources) yang merupakan salah satu sistem scan professional services yang menjual jasa scan plagiarisme secara online di dunia internet, FGR Services bertujuan untuk mempermudah pengecekan plagiarisme khususnya pada karya tulis ilmiah, FGR services menyediakan tempat scan plagiarisme bagi institusi pendidikan untuk mengetahui seberapa besarkah prosentase tingkat plagiat yang ada pada karya tulis ilmiah, dengan menggunakan FGR Services akan jauh lebih cepat melihat keaslian sebuah karya tulis ilmiah dengan tingkat level plagiarisme yang lebih akurat.
8
Nieroda, Łukasz. „Stealing. On Inevitable plagiarism by Maciej Jakubowiak“. Autobiografia 11 (2018): 187–98. http://dx.doi.org/10.18276/au.2018.2.11-13.
Der volle Inhalt der Quelle
9
Latifah, Noor, und Syafiul Muzid. „Sistem Informasi Manajemen Pendaftaran Skripsi Online Dengan Fitur Deteksi Plagiarisme“. Jurnal SITECH : Sistem Informasi dan Teknologi 4, Nr. 1 (30.06.2021): 51–58. http://dx.doi.org/10.24176/sitech.v4i1.6235.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Skripsi merupakan proses yang wajib dilalui oleh setiap mahasiswa untukmendapatkan pengakuan sebagai sarjana. Semakin banyak mahasiswa maka semakin banyak judul skripsi yang akan diusulkan oleh mahasiswa untuk dikerjakan. Hal ini memicu terjadinya kemiripan judul (plagiat) dari skripsi yang diusulkan oleh mahasiswa. Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi untuk mengelola pendaftaran usulan skripsi sampai proses sidang skripsi. Saat ini Prodi Sistem Informasi UMK telah menggunakan fasilitas deteksi plagiarisme Turnitin namun aplikasi tersebut terpisah dengan proses pengelolaan skripsi di Prodi Sistem Informasi UMK. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dikembangkan sebuah sistem informasi manajemen skripsi yang terintegrasi dengan fitur deteksi plagiarism dari judul serta konten skripsi yang diusulkan oleh mahasiswa yang bisa digunakan untuk semua program studi yang ada di UMK. Penelitian yang dilakukan ini menghasilkan aplikasi system informasi yang digunakan mengelola proses pendaftaran skripsi dan deteksi plagiarism dan publikasi jurnal ilmiah.
10
Amien, Januar Al, Sunanto Sunanto, Desti Mualfah, Baidarus Baidarus, Evans Fuad, Febby Apri Wenando und Soni Soni. „PELATIHAN PENGUTIPAN DAN CARA MENGHINDARI TINDAKAN PLAGIAT BAGI GURU SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU“. Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI 2, Nr. 2 (23.11.2018): 40–43. http://dx.doi.org/10.37859/jpumri.v2i2.878.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Nowadays there are many cases of plagiarism that are becoming our concern. Therefore, the writings on plagiarism are one of the things that is important to be understood by the world of education, to avoid plagiarism. Respect, acknowledge and give credit for the work of others is a necessity in producing writing. We all know that science is developed based on pre-existing science. So that there is no need to hesitate for anyone among Educators when composing scientific papers / written works, mentioning the reference sources. This must be understood as intellectual honesty that will not reduce the weight of our writing. Mention honestly, the source of reference that we use, or quote, so that it will be seen clearly, which parts of our work are ideas or taken from dictionaries, encyclopedias, articles, reports, books, magazines, internet, and others.
11
Brumlik, Joan. „Thoughts on Renaut's Use of Marie's Fresne in Galeran de Bretagne“. Florilegium 14, Nr. 1 (Januar 1996): 87–98. http://dx.doi.org/10.3138/flor.14.006.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
In 1928 Maurice Wilmotte accused Renaut, whom he accepted as the author of Galeran de Bretagne, of plagiarism. He expresses his regret: “Car c’est un gros mot que celui de plagiat, et il faut tourner sept fois sa plume dans l’encrier avant de se résoudre à l’employer. L’accusation est toujours grave” (Wilmotte 3). Today we know that what Wilmotte called plagiarism was more encouraged than looked down upon by Renaut and his contemporaries. Writers delighted in creating variations on known themes, concepts, and words, to compare themselves favourably with, or express their respect for, an admired master. In this case, according to Wilmotte, the authors emulated were primarily Chrétien and Marie but perhaps Jean Renart as well (Wilmotte 6).
12
Lähteenmäki, Mika. „Vološinov and Cassirer: A case of plagiarism?“ Historiographia Linguistica International Journal for the History of the Language Sciences 29, Nr. 1-2 (2002): 121–44. http://dx.doi.org/10.1075/hl.29.1-2.09lah.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
SUMMARY Recently, it has been suggested that Valentin Vološinov (1895–1936) plagiarised Ernst Cassirer (1874–1945). This claim is to be seen as grossly overstated, although Vološinov obviously benefited from Cassirer’s work on language. This article compares Vološinov’s and Cassirer’s concepts of the sign and discusses their views concerning the relation between language and reality. There are fundamental differences between their views on the nature of the sign which mainly stem from the fact that they are committed to different philosophical paradigms. Thus, the validity of the claims according to which philosophical sources of the dialogical conception of the sign can be found in Cassirer’s works should be seriously questioned.RÉSUMÉ Selon une étude récente, Valentin Vološinov (1895–1936) aurait plagié Ernst Cassirer (1874–1945). Bien que Vološinov ait clairement bénéficié du travail de Cassirer sur le langage, qualifier cela de plagiat constitue à notre avis une exagération grave. Le présent article compare les concepts du signe chez Vološinov et Cassirer et discute de leurs points de vue en ce qui concerne la relation entre le langage et la réalité. Il y a des divergences fondamentales quant à leurs conceptions de la nature du signe. Ces divergences proviennent surtout du fait que les deux hommes appartiennent à des traditions philosophiques différentes. Aussi doit-on sérieusement remettre en question la validité des affirmations selon lesquelles les sources philosophiques de la conception dialogique du signe se trouvent dans l’oeuvre de Cassirer.ZUSAMMENFASSUNG In letzter Zeit ist behauptet worden, Valentin Vološinov (1895–1936) habe Ernst Cassirer (1874–1945) plagiiert. Diese Behauptung ist als stark übertrieben zu bezeichnen, wenn auch Vološinov offensichtlich von Cassirers Arbeiten über die Sprache profitiert hat. Der vorliegende Aufsatz vergleicht die Auffassungen über den Zeichen-Begriff bei Vološinov und Cassirer und befasst sich mit ihren Meinungen über das Verhältnis zwischen Sprache und Realität. Es bestehen fundamentale Unterschiede zwischen ihren Meinungen über die Natur des Zeichens, die hauptsächlich auf ihre Zugehörigkeit zu unterschiedlichen philosophischen Paradigmen zurückzuführen sind. Folglich sollte die Gültigkeit der Behauptungen, nach denen bei Vološinov philosophische Ursprünge der dialogischen Konzeption des Zeichens in Cassirers Arbeiten gefunden werden können, ernstlich in Frage gestellt werden.
13
Sharma, Sumit. „PLAGIARISM“. UP STATE JOURNAL OF OTOLARYNGOLOGY AND HEAD AND NECK SURGERY VOLUME 7, VOLUME 7 NUMBER 2 NOV 2018 (01.11.2019): 21–26. http://dx.doi.org/10.36611/upjohns/19.4.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
The term known as “Plagiarism” was first coined in English around the year 1601 by the dramatist Ben Jonson, in order to characterize someone committing theft in literary. The term plagiarize is taken from the Latin word plagiary to kidnap. So a plagiarist is the one committing plagiarism. Plagiarism is a serious form of scientific misconduct that results from “the failure to attribute words, ideas, or findings to their true authors” Specifically, the World Association of Medical Editors (WAME) defines plagiarism as “the use of others’ published and unpublished ideas or words without attribution or permission, and presenting them as new and original rather than derived from an existing source” The AIM of the present review is to provide a thorough account of plagiarism to builds awareness about all dimensions of plagiarism and the measures that a Scientific Researcher can adopt to avoid plagiarism
14
Szczepaniak, Damian. „Przepisy karne ustawy o prawie autorskim z 1926 roku w pracach ustawodawczych i praktyce sądowej. Naddruk – plagiat – strona podmiotowa – sankcje karne“. Krakowskie Studia z Historii Państwa i Prawa 14, Nr. 1 (2021): 31–57. http://dx.doi.org/10.4467/20844131ks.21.003.13270.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
The Penal Provisions of the Polish Copyright Law of 1926 in Legislative Works and Judicial Practice: Overprint – Plagiarism – the Subjective Side – Penal Sanctions This paper is the result of the continuation of ongoing studies on the penal provisions of the Polish Copyright Law of 1926. Some of the research results were presented in the article titled The Penal Provisions of the Polish Copyright Law of 1926. The History of Its Creation –Its General Characteristics –Art. 61 and Its Significance for Further Regulations, which was published in “Cracow Studies of Constitutional and Legal History”(2018, issue 4). This text is a presentation of the analysis of special provisions regulating penal liability for the offences of overprint and plagiarism. Further in the article, the notion of the subjective side is discussed in relation to the offences defined in the Polish Copyright Law of 1926 and also the penal sanctions provided for these offences. In the analysis of the specific problems, emphasis is placed on the course of works on the regulations conducted by the Codification Commission and by the Parliament as well as on the issues related to their application. This approach makes it possible to reconstruct the fundamental legal problems faced by the codifiers and subsequently by the system of justice applying the relevant regulations. The studies concerning the application of copyright law were mainly focused on the judicial practice of the District Court in Kraków. They were based on the court registers and records from the interwar period stored in the National Archives in Kraków. The archival research discovered that the cases concerning the infringement of copyright constituted barely 0.09% of all criminal cases lodged with the District Court in Kraków in the 1930s. In that period, only five persons were definitely sentenced in this respect. Even though there were few criminal cases concerning copyright infringement in the times of the Second Polish Republic, the rulings issued, especially those issued by the Supreme Court, undoubtedly influenced the formation of jurisprudence regarding the interpretation of copyright, and they continue to be cited in pertinent literature up to this day.
15
Andersen, Heine. „Plagiering i forskning. Videnskabsetiske og videnskabssociologiske aspekter“. Dansk Sociologi 28, Nr. 1 (05.02.2017): 55–82. http://dx.doi.org/10.22439/dansoc.v28i1.5597.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Plagiering betragtes normalt som en af dødssynderne i den akademiske verden,
en form for videnskabelig uredelighed. For forskere kan plagiering have
meget alvorlige karrieremæssige konsekvenser, fx tilbagekaldelse af akademiske
grader og disciplinære sanktioner. I Tyskland har to ministre indenfor
de senere år måttet træde tilbage efter at være blevet grebet i plagiering. Plagiering
ser ud til at være et voksende problem og kontrollen er skærpet. Mange
universiteter, forlag og tidskrifter har indført rutinemæssig plagiatkontrol.
Efter en gennemgang af selve begrebet betydning og formelle regler i videnskabsetiske
kodekser præsenteres og diskuteres forskellige etiske begrundelser
for forbud mod plagiering. Tre positioner diskuteres. En naturretlig: åndelig
ejendomsret, retten til viden, man selv har frembragt følger af retten til
”frugten af eget arbejde” (Locke), eller en ret, som er forudsætning for personens
dannelse (Hegel). Den har svag støtte. En utilitaristisk – funktionalistisk
begrundelse (Mill/ Merton): at plagiat undergraver videnskabernes anerkendelsesregime,
der skal belønne efter præstation til gavn for vidensvækst. Den
har stærkere støtte, om end funktionalitet kan være vanskelig at opnå og påvise
i praksis. Dysfunktionalitet og perverse effekter, fx på grund af for stærkt
publiceringspres, kan forekomme. Afslutningsvis inddrages Axel Honneths
anerkendelsesteori op som et supplement og korrektiv til utilitarismen.
ENGELSK ABSTRACT
Heine Andersen: PLAGIARISM IN RESEARCH. Research ethical and sociological aspects
Plagiarism is usually regarded as one of the deadly sins in science, a form of
scientific misconduct. Plagiarism can have serious consequences for researcher
careers, such as revocation of academic degrees and disciplinary sanctions.
In recent years, two ministers in Germany had to resign after being
caught in plagiarism. Plagiarism seems to be a growing problem, and many
universities, publishers and scientific journals have introduced routine control
for it.
After a review of meaning and formal rules of ethical codes, this article discusses
three ethical traditions, representing different reasons for prohibiting
plagiarism. The first is natural law: a right to spiritual property, to knowledge
that you yourself have generated. This is a right to “the fruit of one’s own labor”
(John Locke), or that which is essential for the person’s self-realization
(Hegel). There appears to be weak support for this position. The second is
a utilitarian-functionalist reason (Mill/ Merton): plagiarism undermines the
recognition regime in modern science, the principle of reward according to
contribution to the growth of knowledge. This position has greater support,
but it is often difficult to validate in practice. The strong pressure on researchers
to publish may create dysfunctional and perverse effects. Finally, Axel
Honneth’s theory of recognition theory is presented as a supplement and corrective
to utilitarianism.
Keywords: Plagiarism, scientific misconduct, research ethics.
16
Fazel, Ismaeil, und Nasrin Kowkabi. „Students’ Source Misuse in Language Classrooms: Sharing Experiences“. TESL Canada Journal 31, Nr. 1 (22.04.2014): 86. http://dx.doi.org/10.18806/tesl.v31i1.1168.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
In this article we first provide a brief discussion of what is generally referred to as “student plagiarism,” which we prefer to call “source misuse” or “inappropriate textual borrowing,” and then provide some of the factors that may contribute to this problem in language classes. Moreover, we provide our views and sugges- tions on how to deal with these causes, drawing mainly on our experiences as students and teachers in both EFL and ESL contexts, but also making references to some conceptual frames and the related literature.Dans cet article, nous présentons d’abord une discussion brève de ce que l’on appelle communément « le plagiat étudiant » et ce que nous préférons nommer « un mauvais emploi des sources » ou « un emprunt textuel inapproprié ». Nous poursuivons en évoquant quelques-uns des facteurs qui pourraient entrainer ce problème dans les cours de langue. De plus, nous offrons nos avis et nos sugges- tions quant à la façon d’aborder ces causes en puisant surtout dans nos expéri- ences tant comme étudiants qu’enseignants dans des milieux d’ALS et d’ALE, mais également en faisant référence à des cadres conceptuels et à la documentation qui s’y rattache.
17
Asdari, Adang. „Kadar Kualitas Skripsi Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab 2010-2012 Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta“. Buletin Al-Turas 24, Nr. 2 (30.10.2018): 275–91. http://dx.doi.org/10.15408/bat.v24i2.7985.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
As a scientific work, thesis is not just a formalities requirement that automatically can lead students to finish their education in bachelor level. It must be argued in munaqasyah (thesis examination) that examined by some examiners not only as the test but also as moral and academic responsibilities. It can be as the academical standard or level of the quality of the scholarly works that the students need to fulfil. This study aims the first is to describe the quality of thesis has been made by the students in the Department of Arabic Language and Literature in 2010-2012, second to reveal what factors caused the high or low quality of the thesis, third what steps should be taken so that quality of the thesis can increase time by time; and the last is whether there are elements of plagiarism in it, and the percentage of the level of plagiarism in it? To answer the above question, the researcher uses a qualitative research by collecting from the thesis existed by case study Approach.---Sebagai sebuah karya ilmiah, skripsi bukanlah sekedar merupakan syarat formalitas yang scara otomatis dapat mengantar mahasiswa ke jenjang kesarjanaan yang didamba-dambakan. Skripsi harus dipertahankan di depan sidang munaqasyah (sidang ujian skripsi), sebagai ujian peresmian pengujian kadar kualitas karya ilmiah yang dituis mahasiswa. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas keilmiahan skripsi yang dibuat mahasiswa jurusan/prodi bahasa dan sastra Arab tahun 2010-2012, dan secara khusus untuk mengungkapkan factor-faktor apa yang menyebabkan tinggi atau rendahnya kualitas skripsi, langkah-langkah apa yang harus ditempuh agar skripsi mahasiswa berkualitas, dan apakah ada unsur plagiat di dalamnya, serta sejauh mana tingkat plagiatisme tersebut? Untuk menjawab pertanyaan di atas, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif meskipun data-data dikumpulkan secara kuantitatif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan studi kasus (case-studies).
18
Hastari, Ratri Candra. „Pelatihan Penelusuran Referensi dan Pencegahan Plagiasi Pada Kegiatan Diklat Dasar Karya Tulis Ilmiah“. Cendekia : Jurnal Pengabdian Masyarakat 3, Nr. 1 (24.05.2021): 18. http://dx.doi.org/10.32503/cendekia.v3i1.1582.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Tujuan dilaksanakan kegiatan abdimas adalah memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya mahasiswa/peserta diklat dasar karya tulis ilmiah tentang bagaimana cara penelusuran referensi secara digital dan informasi tentang plagiat/plagiasi. Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan dilaksanakan secara offline atau tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan pelatihan penelusuran suatu referensi karya tulis ilmiah berbasis digital dan plagiarisme sangat dibutuhkan/diperlukan bagi mahasiswa. Dengan adanya pelatihan penelusuran suatu referensi digital dan plagiarisme bisa menjadi bekal mahasiswa untuk menyusun suatu karya tulis ilmiah.
19
Silvana, Hana, Gema Rullyana und Angga Hadiapurwa. „PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP TINDAKAN PLAGIARISME DALAM PENYUSUNAN TUGAS AKHIR“. EDUTECH 16, Nr. 3 (08.02.2018): 338. http://dx.doi.org/10.17509/e.v16i3.8508.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Abstract, This research is based on the issue of plagiArism in the academic world especially in Higher Education. The main issue studied in this study is the perception of students on the act of plagiarism in writing final assignment. This study was conducted with the aim to describe the act of plagiarism in preparing the final assignment of students. The method used in this research is descriptive analytical method. The informants are students of UPI Education Sciences Faculty . The research was conducted in 2017 at odd semester. The research results showed that there were lack of knowledge about styles of writing, limited time availability in the preparation of the final task of students, the development of information technology facilitates and opens opportunities to cheat. Moreover, many lecturers have not addressed plagiarism issue, use of anti plagiarism ap-plication is minimum, and socialization of plagiarism issue is still not sufficient. This research also found that training on final assignment writing has not been done as needed.Abstrak, Penelitian ini dilatar belakangi dengan isu plagiarisme dalan dunia akademik khususnya di Perguruan Tinggi. Permasalahan pokok yang dikaji pada penelitian ini persepsi ma-hasiswa terhadap tindak plagiarisme di dalam penyusunan tugas akhir mahasiswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang tindak plagiarisme di dalam penyusunan tugas akhir mahasiswa. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Informan penelitian ini adalah mahasiswa di ling-kungan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah minimnya pengetahuan mengenai gaya selingkung penulisan, ketersediaan waktu yang terbatas dalam penyusunan tugas akhir mahasiswa, perkembangan teknologi informasi (khususnya internet) yang memudahkan dan membuka peluang berbuat curang, sebagian dosen belum protektif pada isu pla-giarisme, penggunaan aplikasi anti plagiarisme masih minim, juga sosialisasi mengenai isu plagia-risme yang masih belum mencukupi kebutuhan informasi yang perlu diketahui oleh mahasiswa. Kegiatan Workshop atau pelatihan penulisan tugas akhir yang belum dilaksanakan sesuai kebu-tuhan.
20
Ryzhko, Olena. „“Plagiarism” Facebook Group as a Segment of the Anti-Plagiarism Discourse“. Current Issues of Mass Communication, Nr. 20 (2016): 49–60. http://dx.doi.org/10.17721/2312-5160.2016.20.49-60.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
The main objective of the study was a survey of documents and content posted in the “Plagiarism” open group on social network Facebook. The research tasks were the following: 1) to analyze the content of the newsfeed in the group and files published in it; 2) to classify posts in the group by type; 3) to define topics of discussions in the group; 4) to describe anti-plagiarism activities of the group members. Among the research methods, we used document analysis to analyse 1) articles (in order to determine the essence, characteristics, types of plagiarism) and 2) content published in the “Plagiarism” group (in order to define and classify posts by type and thematic scope as well as outline areas of anti-plagiarism activities of the group members). Grouping method was used for the ordered description of the different-type objects, such as some posts in the “Plagiarism” group. Analysis of the documents and the newsfeed content allowed making the following conclusions. 1. Forty-three documents published in the “Files” section refer to: a) upholding the principles of academic honesty, prevention of plagiarism and anti-plagiarism activities; b) development of the “Black List of Ukrainian Plagiarists” database; c) disclosure of information about committing plagiarism by certain persons; on the base of comparison test tables composed by E. Shestakova and T. Parkhomenko we have set up a register of academic plagiarism types; d) activities of the National Agency for Quality Assurance of Higher Education. 2. Posts on the newsfeed (2012-2017) were grouped according to the following criteria: 1) the subject of discussions (16 positions); 2) types of messages (13 positions). We outlined further activities of the group members: 1) detection of specific cases of plagiarism, disclosure of them, and efforts to punish the plagiarists; 2) analysis of specialized scientific periodicals for following the requirements of academic honesty and fight against the so-called “trash” journals; 3) preventing the spread of plagiarism. The work of active members of the “Plagiarism” group contributes to the formation of a specific online archive of materials primarily related to academic plagiarism. Information saved in the group can be used as empirical material for the theoretical generalizations and newsworthy event for mass media. All facts specified in the article indicate that the “Plagiarism” group is an essential segment of a social and communicative discourse that is inspired by the plagiarism expansion in all spheres of society life. The research of “Plagiarism” group content gives an opportunity to find out the most contradictory spheres of the plagiary discourse and to find the ways of overcoming the plagiary problem.
21
N., Nazari Harmooshi, Najafi F., Moradinazar M. und Karami K. B.*. „General perspective to plagiarism acts among Masters-Professors and postgraduate students of Ahvaz Jundishapur University of Medical Sciences“. International Journal of Bioassays 5, Nr. 10 (01.10.2016): 4958. http://dx.doi.org/10.21746/ijbio.2016.10.009.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
The word Greek origin "Plagion" is the root of word plagiarism and in Latin it is "plagiarius", which mean kidnapper, seducer, plunderer and literacy thief. Plagiarism is a serious violation of publishing ethics in academic institutes. This study aimed to examine the conceptual awareness of masters- professors and postgraduate students of Ahvaz Jundishapur University of Medical Sciences (AJUMS) related to plagiarism issues. A self-made questionnaire was used with two different parts included the demographic variables and questions to elicit their conceptual awareness to five more common issues of plagiarism. Participants were 155 Masters-professors and 305 Postgraduate students in AJUMS in South West of Iran. The results show that less than half of the total number of masters-professors and 26.5% of postgraduate students succeeded in giving the right perception of all five common plagiarism forms, so are not familiar enough with plagiarism issue. If we add uncommon types in our list, knowledge level may become less than this rate. The academic institutes have to plan a comprehensive research ethics educational program for increasing understanding and awareness of academicians.
22
Álvarez-Muñoz, Guadalupe. „Plagiarism in scientific research“. ACTUALIDAD MEDICA 103, Nr. 804 (31.08.2018): 106–7. http://dx.doi.org/10.15568/am.2018.804.hca01.
Der volle Inhalt der Quelle
23
Rosalia, Risa, und A. Jauhar Fuad. „Peran Dosen dalam Meminimalisasi Perilaku Plagiasi Mahasiswa“. Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES) 2, Nr. 1 (21.08.2019): 61–77. http://dx.doi.org/10.33367/ijies.v2i1.882.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
This study aims to determine the role of lecturers in minimizing plagiarism behavior of students. This study uses a qualitative method with interview and documentation data collection techniques. The results of the study found that : (1) socialization to students related to plagiarism, providing understanding of writing scientific papers and understanding of plagiarism, (2) students are required to revise their writing indicated plagiarism, (3) students who do plagiarism do not get assignments, (4) improve students reading culture; (5) teaches students about sentences paraphrasing, encourages indirect qoutations, provides journal references for students; (6) requires students to actively participate in discussion forums; (7) calls for retention from print books; (8) requires students to take online classes; (9) check plagiarism online; (10) giving assignments by hand; (11) determine the limit of plagiarism tolerance in accordance with the guidelines for writing scientific papers.
24
Kajdański, Edward. „Michael Boym’s Medicus Sinicus: New Facts, Reflections, Conclusions“. T’oung Pao 103, Nr. 4-5 (30.11.2017): 448–72. http://dx.doi.org/10.1163/15685322-10345p05.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Following the author’s previous work on reconstituting the transmission to Europe, disappearance, and eventual publication under other names of the Polish Jesuit Michael Boym’s manuscript work on Chinese medicine, this article recounts the recent discovery of some of these manuscripts. They are kept at the Jagiellonian Library in Krakow, and were originally part of the Chinese Library of the Elector of Brandenburg, where they were acquired from Dutch officials who had earlier bought them from the Jesuit Philippe Couplet (who had obtained them from Boym’s last companion). The complex story of these manuscripts’ travels documents the keen interest in Chinese medicine among the many competing European powers and institutions in the seventeenth century; it also shows that we should be careful in assessing whether the publication of Boym’s seminal work under other names was willful plagiarism, or a result of contemporary tensions and confusion. Cet article fait suite aux travaux antérieurs de l’auteur sur la transmission en Europe, la disparition puis la publication sous d’autres noms des travaux manuscrits sur la médecine chinoise du jésuite polonais Michael Boym. Il relate la découverte récente d’une partie de ces manuscrits dans la bibliothèque Jagiellonienne à Cracovie, et montre qu’ils viennent de l’ancienne bibliothèque chinoise du Grand Electeur de Brandebourg, où ils ont été originellement acquis auprès d’officiers hollandais qui les avaient achetés auprès du jésuite Philippe Couplet, qui lui-même les avait obtenus du dernier compagnon de Boym à la mort de celui-ci. L’histoire complexe des voyages de ces manuscrits met en lumière le fort intérêt pour la médecine chinoise de la part des diverses puissances et institutions européennes du 17e siècle, alors en vive concurrence ; elle nous engage aussi à la prudence quant aux jugements que l’on peut porter sur la publication des travaux pionniers de Boym sous d’autres noms, qui doit autant aux tensions et confusions politiques du temps qu’à un plagiat intentionnel.
25
Anita, Nur, und Husni Mubarak. „REGULASI DAN SANKSI TERHADAP TENDENSI PLAGIARISME (Studi pada Mahasiswa Akuntansi di Lingkungan Politeknik Negeri Bengkalis)“. Jurnal Mitra Manajemen 3, Nr. 12 (31.12.2019): 1115–27. http://dx.doi.org/10.52160/ejmm.v3i12.303.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Artikel ini menyajikan berbagai macam faktor yang dapat mengurangi perilaku mahasiswa dalam melakukan plagiat sehingga apabila faktor-faktor tersebut diabaikan maka tendensi untuk melakukan plagiarisme semakin meningkat. Isu plagiat menjadi isu yang menarik minat dan perhatian berbagai organisasi pendidik terutama calon akuntan. Dengan menggunakan Structural Equation Modeling, penelitian ini menggunakan metode survei dengan 44 partisipan yang berasal dari mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Bengkalis. Hasil menunjukkan temuan yang signifikan bahwa ketiadaan regulasi yang dimediasi dengan sanksi akan meningkatkan kecenderungan mahasiswa dalam melakukan tindakan plagiarisme. Penelitian ini membantu perkembangan penelitian dalam ranah melayu dengan memberikan gambaran mengenai perilaku plagiarisme mahasiswa khususnya di lingkungan Politeknik Negeri Bengkalis.
26
Priambodo, Joko. „Pendeteksian Plagiarisme Menggunakan Algoritma Rabin-Karp dengan Metode Rolling Hash“. Jurnal Informatika Universitas Pamulang 3, Nr. 1 (25.03.2018): 39. http://dx.doi.org/10.32493/informatika.v3i1.1518.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Plagiarisme adalah tindakan penyalahgunaan, pencurian/perampasan, penerbitan, pernyataan, atau menyatakan sebagai milik sendiri sebuah pikiran, ide, tulisan, atau ciptaan yang sebenarnya milik orang lain. Plagiat atau biasa disebut penjiplakan adalah sebuah masalah yang cukup signifikan pada akademisi di perguruan tinggi. Hal plagiat yang biasanya dilakukan terhadap konten digital adalah melakukan copy-paste, quote, dan revisi terhadap dokumen asli. Untuk mengantisipasinya, dibutuhkan suatu cara yang dapat menganalisis teknik-teknik plagiat yang dilakukan. Ada beberapa pendekatan yang bisa diambil, salah satunya dengan menggunakan algoritma Rabin-Karp dengan metode Rolling Hash. Pendeteksian plagiarisme menggunakan algoritma Rabin-Karp dengan metode rolling hash ini diimplementasikan ke dalam program atau aplikasi untuk menentukan nilai tingkat akurasi dengan nilai presentase.
27
Lodra, I. Nyoman, und I. Nengah Mariasa. „Plagiarism: A Threat To The Creative Industry Of Handmade Regional Batik Motifs In Indonesia“. Mudra Jurnal Seni Budaya 33, Nr. 3 (27.09.2018): 310. http://dx.doi.org/10.31091/mudra.v33i3.517.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Developments in the creative industry of handmade batik in Indonesia have helped culvating Small and Medium Enterprises (SMEs) in regions such as Klampar village in Pemekasan, Madura, East Java. Efforts to preserve the sustainability of these SMEs need to be balanced by protecting handmade batik motifs with copyright in order to save this intellectual wealth from plagiarism. This study focuses on: 1) efforts to ensure that plagiarism does not occur and does not threaten the creative industry in Indonesia; 2) benefits from the protection of handmade batik motifs for the creative industry in Indonesia. The research goal is to protect handmade batik motifs from plagiarism and discover the benefits of this protection on the creative industry in Indonesia. A descriptive qualitative research method is used with an empirical juridical approach. The data were obtained from SME administrators and public figures in the Madura community. The data was collected from observation, interviews, and documents, analyzed with a method of triangulation, and compiled systematically. The research findings show that the protection of the database of handmade batik motifs can be implemented through E-Copyright which also supports the sustainability of the creative industry of handmade batik in Indonesia.Perkembangan industri kreatif batik tulis di Indonesia mampu menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah seperti halnya di Desa Klampar, Pemekasan, Madura Jawa Timur. Kebangkitan UKM tersebut seharusnya di imbangi dengan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual atau disebut HKI bidang Hak Cipta sebagai upaya penyelamatan motif batik tulis dari plagiarisme (plagiator) namun hal itu tidak dilakukan. Penelitian ini penting dilakukan dengan fokus: 1) bagaimana upaya agar tidak terjadi plagiarisme dan tidak menjadi aacaman industri kreatif di Indonesia? 2) apa manfaat perlindungan motif batik tulis untuk industri kreatif di Indonesia?. Tujuan penelitian: memproteksi motif batik tulis agar tidak terjadi plagiarisme dan mengetahui manfaat perlindungan untuk industri kreatif di Indonesia. Metode penelitian deskritif kualitatif dengan pendekatan yuridis imperis. Sumber data diproleh dari pengelola UKM, tokoh masyarakar Madura. Data terkumpul melalui obsevasi, wawancara, dokumen kemudian di analisis dengan trianggulasi dan disusun secara sistimatis. Temuan penelitian: dapat perlindungan Hak Cipta pada database motif batik tulis dan penyelamatan industri kreatif batik tulis dari plagiarisme di Indonesia.
28
Rodhiya, Najmi, Primardiana Hermilia Wijayati und Herri Akhmad Bukhori. „Graduate Students’ Knowledge about Plagiarism in Academic Writing“. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 5, Nr. 10 (30.10.2021): 1414. http://dx.doi.org/10.17977/jptpp.v5i10.14105.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
<p><strong>Abstract:</strong> Plagiarism is one of academic dishonesty, which has become a central issue in the academic sector. The aims of this study were to investigate students understanding through plagiarism and also to examine the reason why they committed plagiarism. This study used a quantitative approach. To obtain the data, questionnaire and interview were used. The finding showed that their understanding of plagiarism bounded in citing without giving sources. Further, the result showed that lack of knowledge, lack of time and unintentionally committed plagiarism were the top three reasons why the graduate students committed plagiarism.</p><strong>Abstrak:<em> </em></strong>Plagiasi adalah salah satu ketidakjujuran akademik yang menjadi isu utama dalam bidang akademik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki pemahaman siswa tentang plagiasi dan untuk mengetahui alasan mengapa mereka melakukan tindakan plagiasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuesioner dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman mereka tentang plagiasi hanya terbatas tentang mengutip tanpa memberikan rujukan. Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan, waktu, dan kemudahan untuk menemukan materi di internet merupakan tiga alasan utama mengapa mahasiswa pascasarjana melakukan tindakan plagiasi.
29
Rodhiya, Najmi, Primardiana Hermilia Wijayati und Herri Akhmad Bukhori. „Graduate Students’ Knowledge about Plagiarism in Academic Writing“. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 5, Nr. 2 (14.01.2020): 235. http://dx.doi.org/10.17977/jptpp.v5i2.13184.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
<p><strong>Abstract:</strong> Plagiarism is one of academic dishonesty, which has become a central issue in the academic sector. The aims of this study were to investigate students understanding through plagiarism and also to examine the reason why they committed plagiarism. This study used a quantitative approach. To obtain the data, questionnaire and interview were used. The finding showed that their understanding of plagiarism bounded in citing without giving sources. Further, the result showed that lack of knowledge, lack of time and unintentionally committed plagiarism were the top three reasons why the graduate students committed plagiarism.</p><strong>Abstrak:</strong><em> </em>Plagiasi adalah salah satu ketidakjujuran akademik yang menjadi isu utama dalam bidang akademik.Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki pemahaman siswa tentang plagiasi dan untuk mengetahui alasan mengapa mereka melakukan tindakan plagiasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuesioner dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman mereka tentang plagiasi hanya terbatas tentang mengutip tanpa memberikan rujukan. Selanjutnya, hasilnya penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan, waktu dan kemudahan untuk menemukan materi di internet merupakan tiga alasan utama mengapa mahasiswa pascasarjana melakukan tindakan plagiasi.
30
Morales Montes, Marco Antonio. „El plagio académico desde la perspectiva del derecho de autor“. Revista Espacio I+D Innovación más Desarrollo 5, Nr. 11 (23.06.2016): 104–20. http://dx.doi.org/10.31644/imasd.11.2016.a06.
Der volle Inhalt der Quelle
31
Belduma Murillo, Emyli Ashley, Carol Marilyn Castillo León, Gabriela Alexandra Cely Campoverde, Jonathan Carlos Ordoñez Pardo, Saidy Mariuxi Toledo Apolo und Roy Efrén Vivanco Calderón. „Reflexiones sobre el plagio académico“. Sociedad & Tecnología 1, Nr. 2 (14.01.2021): 35–45. http://dx.doi.org/10.51247/st.v1i1.28.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Esta investigación centra la expresión del “plagio académico” concebida como un factor que afecta a los derechos de los autores e impacta de forma negativa a nivel académico y profesional. Es una investigación de corte cualitativo, donde se analizan y describen a detalle las desventajas de este concepto a través de la técnica de revisión bibliográfica. Los resultados obtenidos demuestran que, el plagio es un obstáculo en el proceso formativo de los estudiantes que limita la capacidad crítica, con causantes principales como el déficit de conocimiento en redacción académica, falta de ética, carencia de sistemas anti-plagio en las instituciones. El plagio es una práctica deshonesta que limita la capacidad de pensamiento crítico, creatividad y ética, tanto en el ámbito académico como en el profesional. El auge de la tecnología ha sido un aliciente para acrecentar las estadísticas de plagio, sin embargo, esto no es un contratiempo reciente, puesto que desde la antigüedad se ha llevado a cabo este tipo de práctica desleal y antiética.
Palabras clave:
plagio académico, proceso formativo, ética, transgresión de derechos, ejercicio profesional.
ABSTRACT
This research focuses on the expression of "academic plagiarism" conceived as a factor affecting authors' rights and negatively impacts academically and professionally. It is a qualitative investigation, where the disadvantages of this concept are analyzed and described in detail through the technique of bibliographic review. The results showed that plagiarism is an obstacle in the student process that limits critical ability, with major causes such as the knowledge deficit in academic writing, lack of ethics, and lack of anti-plagiarism systems in institutions. Plagiarism is a dishonest practice that limits critical thinking creativity and ethics, both academically and professionally. The rise of technology has been an incentive to increase plagiarism statistics, however, this is not a recent setback, because this kind of unfair and unethical practice has been carried out since ancient times.
Keywords:
academic plagiarism, formative process, ethics, transgression of rights, professional exercise.
32
Hu, Guangwei, und Xiaoya Sun. „Chinese university EFL teachers’ knowledge of and stance on plagiarism“. Comunicar 24, Nr. 48 (01.07.2016): 29–37. http://dx.doi.org/10.3916/c48-2016-03.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Plagiarism has engendered increasing concern in academia in the past few decades. While previous studies have investigated student plagiarism from various perspectives, how plagiarism is understood and responded to by university teachers, especially those in English-as-a-foreign-language (EFL) writing contexts, has been under-researched. As academic insiders and educators of future academics, university teachers play a key role in educating students against plagiarism and upholding academic integrity. Their knowledge of and attitudes toward plagiarism not only have a crucial influence on their students’ perceptions of plagiarism but can also provide insights into how institutions of higher education are tackling the problem. The study reported in this paper aims to address this imbalance in research on plagiarism by focusing on a sample of 108 teachers from 38 Chinese universities. Drawing on both quantitative and qualitative data that comprise textual judgments and writing samples, it examines whether EFL teachers in Chinese universities share Anglo-American conceptions of plagiarism, what stance they take on detected cases of plagiarism, and what factors may have influenced their perceptions. Findings from this study problematize the popular, yet over-simplistic, view that Chinese EFL writers are tolerant of plagiarism and point to academic and teaching experience as influences on their perceptions and attitudes concerning plagiarism.El plagio ha generado preocupaciones crecientes en el círculo académico en las últimas décadas. Aunque estudios anteriores han investigado el plagio del estudiante desde varias perspectivas, todavía hay poca investigación sobre cómo los profesores universitarios entienden el plagio y responden ante él, especialmente en contextos escritos en la enseñanza del inglés como lengua extranjera (EFL). Como expertos académicos y educadores de futuros académicos, los profesores universitarios desempeñan un papel clave en la formación de los estudiantes contra el plagio y en la defensa de la integridad académica. Sus conocimientos y actitudes con respecto al plagio no solo tienen una influencia crucial sobre las percepciones estudiantiles hacia el plagio, sino que también pueden proporcionar ideas sobre cómo las universidades resuelven el problema. El presente estudio pretende abordar este desequilibrio en la investigación sobre el plagio, centrándose en una muestra de 108 profesores de 38 universidades chinas. Basándose en datos cuantitativos y cualitativos obtenidos de juicios textuales y de redacciones, se examina: 1) si los docentes de EFL en universidades chinas comparten los conceptos angloamericanos del plagio; 2) qué postura tienen en los casos de plagio detectados; 3) qué factores pueden influir en sus comprensiones. Los resultados de este estudio problematizan la opinión popular y simplista de que los escritores chinos de inglés como lengua extranjera son indulgentes en cuanto al plagio, y señalan que las experiencias académicas y educativas tienen mucha influencia sobre sus percepciones y actitudes hacia el plagio.
33
Ruipérez, Germán, und José-Carlos García-Cabrero. „Plagiarism and academic integrity in Germany“. Comunicar 24, Nr. 48 (01.07.2016): 9–17. http://dx.doi.org/10.3916/c48-2016-01.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Since the 18th century, Germany is perhaps one of the European countries that has had the most intense public debate on dishonest scientific and academic practices, particularly in relation to doctoral theses. This debate was particularly productive in the late 19th century, giving rise thereafter to the obligatory publication of all doctoral theses as a prior requisite before the title of Doctor can be conferred by any German university. This paper presents the most significant progress regarding plagiarism and academic integrity, especially since the 2011 scandal concerning plagiarism in the doctoral thesis of the Minister Guttenberg, such as the creation of an effective collaborative investigation method for plagiarism in a scientific or academic work using the Internet and social media, which resulted in the «VroniPlag» Wiki. Also, the last two years have seen the definitive consolidation of the figure of «Ombudsman for Science» as a national instrument to prevent, manage and combat scientific dishonesty, as well as the publication in 2013 of a new version of the reference manual in this regard, «Safeguarding Good Scientific Practice». Finally, this paper analyses the conclusions of the German experience about academic ethics from a historical perspective, since its recent achievements and progress can serve as a reference for other European countries. Alemania es quizá uno de los países europeos que, ya desde el siglo XVIII, ha mantenido un debate público más intenso sobre prácticas científicas y académicas deshonestas, relacionadas especialmente con tesis doctorales. Este debate fue especialmente productivo a finales del siglo XIX, dando lugar desde entonces, para evitar estas prácticas inaceptables, a la obligatoriedad de publicar todas las tesis doctorales, como requisito previo a la expedición del título de doctor por cualquier universidad alemana. Este trabajo analiza los avances más importantes en plagio e integridad académica en Alemania, especialmente después del escándalo surgido en 2011 a raíz del plagio de la tesis doctoral del Ministro de Defensa Guttenberg, como son la creación de una eficaz metodología colaborativa de investigación del plagio en trabajos científicos o académicos utilizando Internet y las redes sociales, materializada en la Wiki «VroniPlag». También se describe someramente en este trabajo la consolidación definitiva de la figura del «Defensor de la Ciencia», como instrumento de ámbito nacional para prevenir, gestionar y combatir la deshonestidad científica, aparte de la publicación en 2013 de una nueva versión del manual de referencia al respecto «Sicherung guter wissenschaftlicher Praxis». Por último se analizan las conclusiones de la experiencia alemana relacionada con la ética académica, también desde una perspectiva histórica, pues sus recientes logros y avances pueden servir de referencia a otros países europeos.
34
Darnita, Yulia, Dany Adhi Wibowo, Rozali Toyib und Nica Aulia. „Pengaruh Algoritma Stemming Porter Terhadap Kinerja Algoritma Rabin Karp Untuk Mendeteksi Plagiarisme Teks Bahasa Indonesia“. Journal of Technopreneurship and Information System (JTIS) 3, Nr. 2 (12.10.2020): 24–33. http://dx.doi.org/10.36085/jtis.v3i2.784.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Plagiat atau plagiarisme adalah perbuatan mengambil ide, tulisan, karangan atau pendapat orang lain tanpa mencantumkan sumber dan menjadikannya seolah-olah tulisan, karangan atau pendapat itu milik sendiri, dalam peraktiknya plagiarisme ini sangat mudah dilakukan, yaitu dengan cara menyalin, menempel dan memodifikasi sebagian isi dokumen. Algoritma Rabin Karp. Algoritma Rabin Karp adalah suatu algoritma pencarian string yangditemukan oleh Michael Rabin dan Richard Karp. Algoritma ini menggunakan hashing untuk menemukan sebuah string dalam sebuah teks. Selain menggunakan algoritma Rabin Karp, untuk mendapatkan hasil presentase yang baik maka diperlukannya preprocessing file yang akan dideteksi, ada banyak tahapan dari preprocessing diantaranya yaitu case folding, tokenizing, filtering, stemming, tagging dan analyzingSistem ini nantinya akan menghasilkan sebuah sistem deteksi plagiat dengan menggunakan dua algoritma yaitu algoritma Stemming Porter yang berfungsi untuk mengubah kata-kata dalamdokumen kedalam bentuk kata dasar dan algoritma Rabin Karp yang berfungsi untuk membandingkan kemiripan dua dokumeyang akan diuji. HasilpengujianAlgoritma Rabin Karp mendeteksi kemiripan tidak berdasarkan dengan kemiripan setiap kata namun dengan melakukan pendeteksian kemiripan setiap Fingerprint antar kedua dokumen, Algoritma Rabin Karp memiliki waktu proses yang lebih cepat, sedangkan pendeteksian plagiat dengan menggunakan algoritma Stemming Porter dan algoritma Rabin Karp memiliki waktu proses yang lebih lama.Kata Kunci :plagiat, robin karp, preprocessing, stemming
35
Torres-Diaz, Juan Carlos, Josep M. Duart und Mónica Hinojosa-Becerra. „Plagiarism, Internet and Academic Success at the University“. Journal of New Approaches in Educational Research 7, Nr. 2 (15.07.2018): 98–104. http://dx.doi.org/10.7821/naer.2018.7.324.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
In this work, we determined, the level of incidence of the use of technologies on academic success and the incidence of interaction and experience on the level of plagiarism of university students. A sample of 10,952 students from 31 face-to-face universities in Ecuador was created. Students were classified based on their experience level, level of interaction with teachers and classmates, and the use they do with technology for academic activities. The results showed that the level of experience does not affect academic success, but does have an incidence on plagiarism levels that increase as this experience increases. Plagiarism reaches higher levels when level of experience, family income and hours of connection per day increases. Academic performance depends on the number of hours that students seek information and the number of academic videos they watch. Also, plagiarism tends to decrease as the student makes better use of technology for their academic activities.
36
Gómez-Espinosa, María, Virginia Francisco und Pablo Moreno-Ger. „The impact of activity design in Internet plagiarism in Higher Education“. Comunicar 24, Nr. 48 (01.07.2016): 39–48. http://dx.doi.org/10.3916/c48-2016-04.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
In this work we aim to gain a better understanding of the nature of plagiarism in Higher Education. We analyse a set of different activities in an online university-level course, aiming to understand which tasks lead more naturally to plagiarism. This analysis concludes that the activities that have a lower rate of plagiarism are activities that encourage involvement, originality and creativity. Subsequently, we reformulate the task that presented the highest rate of plagiarism, taking into account the conclusions of the previous analysis and trying to maintain their relative effort and educational impact. We then compare the newly designed activities with their original counterparts to measure whether there is a significant reduction in plagiarism. The results are clear and show a significant drop in the percentages of plagiarism. In addition, we performed an additional validation to ensure that both groups were, in fact comparable. We found that both groups displayed similar plagiarism attitudes in other exercises that were not reformulated. This study shows that it is possible to reduce the incidence of plagiarism by designing activities in such a way that prompts students to propose their own ideas using information available on the Internet as a vehicle for their solutions rather than as solutions in themselves. El objetivo de este trabajo es comprender mejor la naturaleza del plagio en la Educación Superior. Analizamos una serie de actividades en un curso on-line de nivel universitario, con el objetivo de encontrar qué tareas llevan más naturalmente al plagio. Este análisis concluye que las actividades que tienen una menor tasa de plagio son actividades que fomentan la participación, la originalidad y la creatividad. Posteriormente, reformulamos la tarea que presenta la mayor tasa de plagio, teniendo en cuenta las conclusiones del análisis anterior y tratando de mantener su esfuerzo relativo y el impacto educativo. A continuación, comparamos las actividades del nuevo diseño con las originales para medir si el rediseño conlleva una reducción significativa del plagio. Los resultados son claros y muestran una caída significativa en los porcentajes de plagio. Además, se realizó una validación adicional en la que se analizó la actividad con la segunda tasa de plagio más alta, encontrando que los grupos eran comparables y mostraban actitudes de plagio similares en otros ejercicios que no habían sido rediseñados. Este estudio muestra que es posible reducir la incidencia de plagio mediante el diseño de actividades de tal manera que los estudiantes se sientan motivados para proponer sus propias ideas utilizando la información disponible en Internet como vehículo para sus soluciones en lugar de como soluciones en sí mismas.
37
Espiñeira-Bellón, Eva María, María Josefa Mosteiro-García, Jesús Miguel Muñoz-Cantero und Ana María Porto-Castro. „Cuestionario para la detección del plagio académico en estudiantes de doctorado (CUDECO-DOU)“. Revista de Estudios e Investigación en Psicología y Educación 6, Nr. 2 (23.11.2019): 156–66. http://dx.doi.org/10.17979/reipe.2019.6.2.5794.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Este trabajo muestra la necesidad de contar con un cuestionario de atribuciones validado para la detección de contenido plagiado en la escritura académica de estudiantes de doctorado (CUDECO-DOU). El estudio se basa en investigaciones previas que proponen estudiar el plagio según el nivel académico de los estudiantes, así como los factores que caracterizan esta etapa educativa. Utilizando una muestra de 309 estudiantes de doctorado, se realizó un análisis de fiabilidad y un análisis factorial exploratorio (AFE) del cuestionario. Los resultados obtenidos muestran que el instrumento es fiable y que la estructura factorial de cinco factores (utilidad, conductas de plagio previas, causas, personal docente, pares) coincide con la estructura teórica propuesta. Por tanto, es esta una herramienta valiosa para el diagnóstico de comportamientos plagiarios de estudiantes de doctorado, cuantificando las percepciones de los estudiantes de manera objetiva con miras a la planificación e implementación de estrategias de prevención de plagio.
38
Muhajirin, Adi, und Mochamad Adhari Adiguna. „Verifikasi Plagiarisme dalam Repository Tulisan Ilmiah“. JISKA (Jurnal Informatika Sunan Kalijaga) 2, Nr. 2 (18.11.2017): 103. http://dx.doi.org/10.14421/jiska.2017.22-05.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Plagiarisme merupakan pembajakan berupa fakta, penjelasan ungkapan dan kalimat orang lain secara tidak sah. Bahkan Menurut Hartanto, bahwa perilaku plagiat adalah perilaku yang biasa dijumpai dalam dunia pendidikan. Hampir semua mahasiswa mengetahui atau pernah melakukannya. Plagiarisme terjadi bukan hanya di Indonesia, pada penelitian Gaspar Pizarro V. dan Juan D. Velásquez bahwa sekitar lima puluh persen siswa di Chili telah mengambil informasi dari sumber eksternal tanpa kutipan. Mudahnya mengakses informasi dari internet merupakan salah satu penyebab utama dari kegiatan plagiarisme. Tujuan dari perancangan aplikasi verifikasi plagiarisme ini untuk meminimalisir tingkat plagiarisme di pendidikan tinggi. Metode yang digunakan adalah perancangan alur proses dan pengujian terhadap data serta implementasi menggunakan bahasa pemrograman berbasis web, seperti php,html dan jquery. Kesimpulan setelah dilakukan pengujian pada penelitian ini yaitu tingkat persentase terbesar 94,37% dari data testing/data yang diujikan terhadap karya ilmiah yang ada pada repository, sehingga aplikasi verifikasi plagiarisme ini memungkinkan dipakai untuk meminimalisir tingkat plagiarisme di pendidikan tinggi
39
Sejati, Fauzi Bayu, Purwono Hendradi und Bambang Pujiarto. „DETEKSI PLAGIARISME KARYA ILMIAH DENGAN PEMANFAATAN DAFTAR PUSTAKA DALAM PENCARIAN KEMIRIPAN TEMA MENGGUNAKAN METODE COSINE SIMILARITY (Studi Kasus: Di Universitas Muhammadiyah Magelang)“. Jurnal Komtika 2, Nr. 2 (26.02.2019): 85–94. http://dx.doi.org/10.31603/komtika.v2i2.2594.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Plagiarisme merupakan salah satu masalah yang harus ditanggulangi dalam dunia akademik karena dapat mencemarkan integritas akademik. UM Magelang merupakan perguruan tinggi yang mempertimbangkan plagiarisme sebagai masalah penting yang harus dicermati. Namun, pada saat ini di UM Magelang belum ada sistem pendeteksian tindakan plagiarisme yang terkomputerisasi. Sistem deteksi plagiat yang ada pada saat ini menggunakan perbandingan teks antar dokumen secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun aplikasi deteksi plagiarisme dengan pemanfaatan daftar pustaka dengan menggunakan metode cosine similarity yang merupakan ide atau gagasan baru dalam melakukan pendeteksian tindakan plagiarisme. Deteksi dilakukan dengan mengecek kesamaan daftar pustaka terlebih dulu sebelum mengecek keseluruhan isi dokumen. Hasil dari penerapan metode cosine similarity dengan memanfaatkan daftar pustaka dalam mencari kemiripan tema mampu mencari kemiripan antar dokumen dengan tepat dan cepat. Threshold 0,6 digunakan sebagai batas parameter tingkat plagiarisme yang patut dicurigai
40
Sureda-Negre, Jaume, Ruben Comas-Forgas und Miquel Francesc Oliver-Trobat. „Academic Plagiarism among Secondary and High School Students: Differences in Gender and Procrastination“. Comunicar 22, Nr. 44 (01.01.2015): 103–11. http://dx.doi.org/10.3916/c44-2015-11.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
This paper analyses the phenomenon of academic plagiarism among students enrolled in Secondary Education and High School. It is a subject poorly studied at pre-university level and very scantily discussed in the Spanish-speaking context. It investigates the frequency of committing plagiarism and the relationship between gender and procrastination and such practices. A questionnaire was administered to a representative sample (n=2,794). The results show that plagiarism is certainly present and widespread in the secondary classrooms. Furthermore, it shows that men have significantly higher levels of perpetration than women and than students who tend to leave the tasks until the last moment are more likely to plagiarize. The fruits of this research suggest the need to take into serious consideration the magnitude and severity of the problem identified; secondary schools should urgently plan and undertake measures in order to reduce and prevent the commission of this type of academic fraud. Secondly, results are useful to give clear guidance to teachers about the need for them to follow up and apply an effective control of the writing process of academic essays and tasks by students. Improving IT and library competences of the students has been identified as one of the main strategies needed to effectively address the problem.En este trabajo se analiza el fenómeno del plagio académico entre el alumnado de Educación Secundaria Obligatoria y Bachillerato. Se trata de un tema poco estudiado en los niveles preuniversitarios y muy escasamente tratado en el contexto hispanohablante. Se investiga la prevalencia de este fenómeno así como su relación con el género y la procrastinación. Los datos fueron obtenidos mediante la administración de un cuestionario a una muestra representativa (n=2.794). Los resultados del estudio muestran que las prácticas constitutivas de plagio están ampliamente extendidas en las aulas de los ciclos educativos medios. Además, se demuestra que los varones presentan niveles de perpetración significativamente superiores a los de las mujeres y que el alumnado que tiende a dejar los trabajos hasta el último momento tiene mayor propensión a cometer plagio. Los frutos de esta investigación sugieren la necesidad de tomar en seria consideración la magnitud y severidad del problema detectado. Los centros de educación secundaria deben proyectar y acometer de manera perentoria medidas en aras de reducir y prevenir la comisión de este tipo de fraudes académicos. Los resultados también hacen recomendable que los docentes hagan un seguimiento y un control efectivo del proceso de elaboración de los trabajos académicos. La mejora de las competencias informacionales del alumnado es señalada como una de las estrategias necesarias para encarar eficazmente el problema.
41
Zaitun, Zaitun. „MANFAAT MOTIVASI BELAJAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL G12“. EduHumaniora | Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru 11, Nr. 1 (31.01.2019): 36. http://dx.doi.org/10.17509/eh.v11i1.12388.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Abstract: Learning is an obligation as well as a spiritual need of human. Especially in the global era that all sophisticated has given various consequences and influence both positive and negative. The positive value must provide good for learners but the negative value with a series of moral decadence cases such as cheating in learning activities, plagiarism, lazy, immoral, free sex, deteriorating of polite values need to be handled by the return to a moral formation which oriented in motivation. This paper offers the motivation to learn based on the local wisdom of G12 as a motivator to learn because motivation and encouragement become something important in improving the learning effort in achieving the expected goals. The purpose of this paper was to foster and improve the motivation to learn based on local wisdom G12 as well as preserve the G12 and explore the values of motivation contained therein. The method used was descriptive qualitative with content analysis as well as Peirce's semiotics where collected primary and secondary data, then described, analyzed, and so found the result and conclusion that the benefits of learning motivation based on G12 include: fostering religious values in the students, moral formation, increase the spirit of learning, enrichment of learning for educators, educators as role models in learning and inheritance of local wisdom values.Keywords: the benefits of learning motivation, local wisdom, G12 Abstrak: Belajar merupakan kewajiban sekaligus kebutuhan rohani manusia. Apalagi di era global yang serba canggih telah memberikan berbagai konsekuensi serta pengaruh baik itu positif maupun negative. Nilai positif pastinya memberikan kebaikan bagi peserta didik namun nilai negative dengan serentetan kasus dekadensi moral seperti mencontek dalam aktivitas pembelajaran, plagiat,malas,asusila, free sex,pudarnya nilai sopan santun perlu ditangani dengan kembali pada pembinaan akhlak berorientasi pada motivasi. Tulisan ini menawarkan motivasi belajar berbasis kearifan local G12 sebagai pendorong dan penggerak untuk belajar karena motivasi dan dorongan menjadi sesuatu yang penting dalam meningkatkan usaha belajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan tulisan ini adalah untuk menumbuhkan serta meningkatkan motivasi belajar berbasis kearifan local G12 sekaligus melestarikan G12 serta menggali nilai-nilai bermuatan motivasi yang ada didalamnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatatif dengan dengan anaisis isi dan semiotic Pierce dimana dikumpulkan data primer dan skunder,selanjutnya di deskripsikan, dianalisis dan sehingga ditemukan hasil dan kesimpulan bahwa manfaat motivasi belajar berbasis G12 antara lain : menumbuhkan nilai religious dalam diri peserta didik, pembinaan akhlak mulia, meningkatkan semangat belajar, pengayaan pembelajaran bagi pendidik, pendidik sebagai role model dalam pembelajaran dan pewarisan nilai-nilai kearifan local..Kata kunci: Manfaat motivasi belajar, kearifan lokal, G12
42
Fernández Sarasola, Ignacio. „Plagio científico y vulneración de derechos fundamentales“. Teoría y Realidad Constitucional, Nr. 40 (17.01.2018): 385. http://dx.doi.org/10.5944/trc.40.2017.20923.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
El artículo estudia el plagio científico, no sólo desde la perspectiva de la propiedad intelectual, sino también como conducta que vulnera determinados derechos fundamentales.The article studies the scientific plagiarism, act that not only deals with intellectual property but also with the violation of fundamental rights.
43
Harahap, Amir Hakim. „PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JEJAKA SISWA KELAS IV SDN 003 SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING“. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir 7, Nr. 1 (29.04.2021): 48–52. http://dx.doi.org/10.47521/selodangmayang.v7i1.199.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Abstract
The problem of Classroom Action Research (PTK) is the low learning outcomes of Indonesian in poetry writing material for Grade IV students of SDN 003 Sungai Salak, Tempuling Regency. achieved by students, 70. Pantun is written by students of plagiarism or rhymes created by others. Nobody writes poetry with their own work. This learning problem was overcome by using the Acronym Technique of Exploration Words Exploration: problem formulation Is the application of the Trace Technique able to improve students' writing skills in Class IV SDN 003 Sungai Salak, Tempuling Regency? This study aims to improve Indonesian language learning outcomes in rhyming writing material. This research is expected to be useful for students, teachers, the community, and the Indragiri Hilir Regency Education Office. Based on the results of research Learning conducted using youth techniques has significantly improved learning outcomes. In the pre-cycle no students had finished learning (0%); in the first cycle with undergraduate techniques 4 students (18.18%) completed learning with an average grade of 47.30 (less category); and in cycle II as many as 20 students (90.90%) had completed their studies with an average grade of 82.27, (Good category). Based on research results increasing learning with young techniques succeeded in increasing the problem of low poetry writing skills of Class IV SDN 003 Sungai Salak students, Tempuling Regency. Students have been able to understand and create poetry with their own work.
Abstrak
Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah dari rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi menulis pantun siswa Kelas IV SDN 003 Sungai Salak Kecamatan Tempuling, Ini terlihat dari hasil belajar, tidak ada siswa (0%) yang mencapai target minimal hasil belajar yang harus dicapai siswa, 70. Pantun yang ditulis siswa plagiat atau pantun ciptaan orang lain. Tidak ada seorang pun yang menulis pantun dengan karya sendiri. Masalah belajar ini diatasi dengan menggunakan Teknik Jejaka akronim dari Jelajah Sajak kata: rumusan masalah Apakah penerapan Teknik Jejaka dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa Kelas IV SDN 003 Sungai Salak Kecamatan Tempuling? Penelitian bertujuan untuk untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis pantun. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, masyarakat, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir. Berdasarkan hasil penelitian Pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik jejaka berhasil meningkatkan hasil belajar secara signifikan. Pada prasiklus tidak ada siswa yang tuntas belajar (0%) ; pada siklus I dengan teknik jejaka 4 siswa (18,18%) tuntas belajar dengan nilai rata-rata 47,30 (kategori Kurang); dan pada siklus II sebanyak 20 siswa (90,90%) telah tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 82,27, (kategori Baik). Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dengan teknik jejaka berhasil memperbaiki masalah rendahnya kemampuan menulis pantun siswa Kelas IV SDN 003 Sungai Salak Kecamatan Tempuling. Siswa-siswa telah dapat memahami dan mencipta pantun dengan karya sendiri.
44
Hakim, Guswan. „Perlindungan Hukum Pencipta yang Dirugikan Haknya atas Tindakan Plagiarisme“. Halu Oleo Law Review 2, Nr. 1 (06.06.2018): 416. http://dx.doi.org/10.33561/holrev.v2i1.4199.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang apakah peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia telah memberikan definisi yang jelas dan seragam berkaitan dengan konsep tindakan plagiarisme dalam karya seni, sastra dan karya ilmiah dan Apakah peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia pada saat ini, telah memberikan perlindungan hukum yang memadai bagi pencipta yang dirugikan dalam tindakan plagiarisme dalam karya seni, sastra dan karya ilmiah. Penulisan ini menggunakan metode penulisan normatif, pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan undang-undang (Statute Approach). adapun hasil penelitian adalah KUHP tidak mengenal istilah plagiarisme sebaliknya UUHC tidak menyebut secara eksplisit akan tetapi plagiarisme tersirat dalam Pasal 41,42,43 dan 44 UUHC No. 28 Tahun 2014 yang disebut dengan pengecualian dan pembatasan hak cipta, sedangkan pelanggaran hak cipta dirumuskan tersendiri dalam pasal yang berbeda. UU Sisdiknas menyebut plagiarisme tanpa ada penjelasan lebih lanjut, akan tetapi menyatakan bahwa tindakan plagiarisme dapat dijadikan dasar untuk mencabut gelar akademik seseorang. Sedangkan Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi telah memberikan kejelasan konsep tindakan plagiarisme beserta tindakan yang dilarang. dan perlindungan hukum pada UUHC, UU Sisdiknas dan Permendiknas No. 17 Tahun 2010 didasarkan pada 5 parameter yaitu pengakuan hak bagi pencipta, penetapan plagiarisme sebagai tindak pidana, perumusan sanksi pidana, adanya pidana tambahan, dan mekanisme penyelesaian sengketa. Parameter tersebut telah memberikan perlindungan hukum bagi pencipta yang paling memadai. kepada pelaku plagiarisme dapat dipertanggung Jawab secara Pidana, Administrasi maupun Perdata serta dapat diterapkan kepada Institusi.
45
Yanuarief, Cecilia, Riyanto Riyanto und Muhammad Jafar Luthfi. „Penguatan dan Implementasi Plagiarism Checking Berbasis Open Journal Systems (OJS) Pada Jurnal Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry“. Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi 2, Nr. 2 (19.11.2018): 77. http://dx.doi.org/10.14421/jbs.1362.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Penelitian ini merupakan penelitian kelembagaan di dalam mengokohkan peran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai Universitas menuju Research University. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah penguatan manajemen jurnal berbasis Open Journal Systems (OJS) dan plagiarism checker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan dapat dilakukan dengan implementasi tools plagiarism checker guna meminimalkan adanya plagiasi, peningkatan peran penulis dari dalam dan luar negeri, serta kegiatan promosi baik melalui media offline maupun online.[This research were based on the awareness to strengthen achieve UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta as a Research University. This study aims to determine the steps of strengthening the management of journals based on Open Journal Systems (OJS) and plagiarism checker. The results showed that strengthening can be done with the implementation of plagiarism checking tool to minimize the plagiarism, increase the role of authors from within and abroad, as well as promotional activities both through offline media and online.]
46
Wijayanti, Sherina, und Alifarose Syahda Zahra. „Upaya Produktivitas Karya Tulis Mahasiswa di IAIN Tulungagung sebagai Preventif Plagiasi terhadap Qualifed Kalimat Efektif“. GERAM 7, Nr. 2 (08.12.2019): 96–101. http://dx.doi.org/10.25299/geram.2019.vol7(2).4179.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
This study focuses on written literacy in form of scientific writing as one of college tridharma. Lack of interest in reading, has attracted the attention of the people to establish literacy communities that aims to spread literacy early on. Someone is able to write scientifically if he/she read a lot of literature such scientific article or journal as an information resources but many people who write without basis by doing plagiarism. This study used library research with descriptive design and literature approach as data collection technique. The results of this research were: 1) Reflections on reading and writing interest, 2) Alternative of plagiarism among students, 3) Recovery of scientific writing in accordance with EYD or EBI rules.
47
Müller-Creel, Oscar. „Universidad, Internet y Plagio“. RECIE. Revista Electrónica Científica de Investigación Educativa 1, Nr. 1 (28.09.2012): 223–28. http://dx.doi.org/10.33010/recie.v1i1.495.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Analiza el fenómeno del plagio como un antivalor en la educación y el crecimiento de este tipo de conductas a raíz de la posibilidad de bajar información de la web. Se observa como las conductas plagiarias acarrean un grave daño en las instituciones de educación, resquebrajando los principios éticos en que debe sustentarse la actividad docente y se proponen medidas tanto preventivas como reactivas para combatir el plagio académico.
48
Araiku, Jeri, Somakim Somakim, Yusuf Hartono und Indaryanti Indaryanti. „Pendampingan pembuatan bahan ajar berbasis etnomatematika untuk guru matematika di Indonesia“. Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 17, Nr. 1 (30.06.2021): 1–12. http://dx.doi.org/10.20414/transformasi.v17i1.2838.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
[Bahasa]: Kegiatan pengadian kepada masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk mendampingi guru dalam membuat bahan ajar matematika berbasis etnomatematika dan mengetahui respon peserta terhadap kegiatan tersebut. Metode yang digunakan adalah service learning yang terbagi menjadi dua kegiatan yaitu synchronous dan asynchronous. Anchronous terdiri atas penyampaian materi dan presentasi, sedangkan asynchronous berupa bimbingan pembuatan bahan ajar. Peserta yang mengikuti kegiatan PkM ini adalah sebanyak 408 guru matematika yang menghasilkan sebanyak 78 buah bahan ajar setelah revisi. Hasil pengabdian ini menunjukkan lima kesalahan yang dilakukan oleh guru matematika dalam menuliskan bahan ajar berbasis etnomatematika antara lain: (1) bahan ajar yang dibuat tidak sesuai template yang ditentukan, (2) bahan ajar tidak memanfaatkan filosofi/nilai budaya, namun hanya melihat bentuk objek, (3) bahan ajar tidak didasarkan pada budaya tertentu, (4) materi dan langkah pembelajaran tidak sesuai dengan filosofi budaya yang diangkat, dan (5) kegiatan tidak dirancang dengan baik dan berpotensi plagiat. Respon peserta terhadap kegiatan dapat dikategorikan sangat baik (4,55), sedangkan pengetahuan peserta mengenai etnomatematika dan kesulitan yang mungkin dihadapi peserta dalam membuat dan menerapkan bahan ajar berbasis etnomatematika di kelas tergolong baik, dengan nilai rata-rata masing-masing 3,9. Hal yang masih perlu diperhatikan oleh guru matematika adalah meluangkan lebih banyak waktu dalam mengeksplorasi nilai budaya sehingga filosofi dari budaya tersebut sesuai dengan konteks materi yang akan diajarkan. Guru juga perlu meningkatkan kemampuan dalam membuat dan menerapkan bahan ajar berbasis etnomatematika dalam proses pembelajaran matematika.
Kata Kunci: etnomatematika, pembuatan bahan ajar, pengabdian kepada masyarakat, matematika
[English]: This community service program (PkM) aims to assist teachers in designing ethnomatematics-based mathematics teaching materials and examine participants' responses to the program. The method used is service learning in the form of synchronous and asynchronous. The first included presentations and content discussions, while the latter was to guide the teachers design teaching materials. There were 408 mathematics teachers participated in this program which resulted in 78 revised teaching materials. There were five mistakes made by the mathematics teachers in designing the ethnomathematics-based teaching materials: (1) it did not comply the specified template, (2) it did not acknowledge cultural philosophies/values, but only refer to the shape of the object, (3) it did not adopt a specific culture, (4) the materials and learning steps were not in accordance with the cultural philosophy used, and (5) the activities were not well designed and have the potential for plagiarism. Participants’ responses to the program can be categorized as very good (4.55), while the participants' knowledge of ethnomatematics and the difficulties that participants may face in making and applying ethnomatics-based teaching materials in the classroom are classified as good, whereas each indicators has the average of 3.9. To the teachers need to spend more time exploring culture so that the philosophy of the culture is in accordance with the material to be taught. Also, the teachers should improve their ability to create ethnomathematical-based teaching materials and apply it in the instructional practices.
Keywords: ethnomatematics, designing teaching materials, community service, mathematics
49
Lapeña, Jose Florencio F. „Plagiarism and Plunder: Fabrication and Falsification“. Philippine Journal of Otolaryngology-Head and Neck Surgery 25, Nr. 2 (03.12.2010): 4–5. http://dx.doi.org/10.32412/pjohns.v25i2.617.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
“You, who are on the road
Must have a code that you can live by
And so, become yourself
Because the past is just a good bye”1
The recent dismissal of charges of plagiarism made against no less than a Justice of the Supreme Court of the Republic of the Philippines2 and subsequent retaliatory threats against protesting faculty of the College of Law of the University of the Philippines3 are matters of grave concern in a country where even the capital crime of plunder can be so blatantly disregarded. Not surprisingly, these misdemeanors share a similar etymology.
Plagiarism comes from the “Latin plagiarius ‘kidnapper, seducer, plunderer,’ used in the sense of ‘literary thief’ by Martial, from plagium ‘kidnapping,’ from plaga ‘snare, net.’"4 According to the World Association of Medical Editors, “plagiarism is the use of others' published and unpublished ideas or words (or other intellectual property) without attribution or permission, and presenting them as new and original rather than derived from an existing source.”5 Just as ignorance of the law is not an excuse to violate it, the misconduct of plagiarism is not contingent on whether it was committed intentionally or unintentionally. Technical Plagiarism “occurs when one inadvertently fails to properly cite, credit, and/or integrate a source, be it text, computer code, graphic, audio, or video information into one's work … (and) can range in severity from an errant footnote, to incomplete citation information to "forgetting" to cite altogether.”6
Five general types of plagiarism have been identified by Barnbaum:7 “cut and paste,” “word-switch,” “style,” “metaphor,” and “idea.” The first two are easy to understand, the first referring to literally lifting and applying words, phrases, sentences or paragraphs while the second involves substituting words or paraphrasing without attribution. But even following the flow of thought or reasoning style of another, substituting your own words sentence after sentence or paragraph after paragraph is “style plagiarism” and the same holds true when the metaphors or ideas of another are used without proper acknowledgement.7 The bottom line is that plagiarism gives the false impression that the words, ideas, composition or creation are those of the plagiarizer and not someone else’s, or misleads the recipient about the nature of the plagiarized material.5
There is even “self-plagiarism,” which “refers to the practice of an author using portions of their previous writings on the same topic in another of their publications, without specifically citing it formally in quotes,”5 and may give the impression that the present work is new and original, when in fact it is not. According to Scanlon,8 while the whole issue of self-plagiarism “raises knotty conceptual, legal, ethical, and theoretical questions … we do and should give writers legal and ethical latitude for limited self-copying, although certainly not for egregious duplication.”
Barring situational concessions for limited self- and technical plagiarism in exceptional contexts, plagiarism generally involves fabrication and falsification, which in science (as in law) are misconducts of the highest degree, regardless of the presence or absence of “malicious intent.” The Code of Conduct and Best Practice Guidelines for Journal Editors of The Committee on Publication Ethics (COPE) outlines the duties of editors in pursuing such misconduct: 9
Pursuing misconduct
Editors have a duty to act if they suspect misconduct. This duty extends
to both published and unpublished papers.
Editors should not simply reject papers that raise concerns about possible
misconduct. They are ethically obliged to pursue alleged cases.
Editors should first seek a response from those accused. If they are not
satisfied with the response, they should ask the relevant employers
or some appropriate body (perhaps a regulatory body) to investigate.
Editors should follow the COPE flowcharts where applicable (link to
flowcharts).
Editors should make all reasonable efforts to ensure that a proper investigation
is conducted; if this does not happen,
Editors should make all reasonable attempts to persist in obtaining a resolution to
the problem. This is an onerous but important duty.
If this “onerous but important duty” applies to scientific misconduct, how much more to an institution whose very foundations are based on ethics and morality and whose raison d’etre is their upholding? Where resides this institution’s moral authority, if it cannot set the example it ought to?
It is not right to take what is not yours without permission; that is thievery at best. It is even worse to shamelessly appropriate for yourself, that which belongs to others; that is looting and piracy. But the large-scale wanton stripping of intellectual (and other) properties and subsequent justification with legalese that violate the very roots of academic (and other) freedoms for present and future generations are tantamount to no less than pillage and plunder.
50
Wulan, Fitri Ratna Ning, Anang Kunaefi und Andhy Permadi. „DETEKSI PLAGIASI DOKUMEN SKRIPSI MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE N-GRAMS DAN WINNOWING“. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer 9, Nr. 2 (20.11.2018): 1021–32. http://dx.doi.org/10.24176/simet.v9i2.2535.
Der volle Inhalt der QuelleAnnotation:
Salah satu tantangan dalam bidang akademik adalah mencegah maraknya aktivitas plagiarisme. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan deteksi dini plagiasi terhadap karya mahasiswa terutama skripsi. Penerapan deteksi indikasi plagiarisme menggunakan metode n-grams dan winnowing merupakan tujuan dari penelitian ini, dan menemukan nominal n yang efektif. Kata yang ada dalam dokumen skripsi direpresentasikan dalam bentuk hash, lalu dilakukan seleksi menggunakan algoritma winnowing untuk menentukan fingerprint dari dokumen yang akan disimpan dalam basis data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel dokumen skripsi mahasiswa. Hasil akhir dari penelitian menunjukkan bahwa sistem dapat mendeteksi adanya plagiasi menurut kesamaan kata secara konsisten berdasarkan beberapa skenario pengujian yang dijalankan, nominsl n yang paling efektif dalam deteksi kesamaan kata yaitu n = 7 dengan prosentase 3,07% berdasarkan selisih antara pengujian menggunakan sistem dan pengujian manual.