Gotowa bibliografia na temat „Jama Mapun language (Sama Mapun)”

Utwórz poprawne odniesienie w stylach APA, MLA, Chicago, Harvard i wielu innych

Wybierz rodzaj źródła:

Zobacz listy aktualnych artykułów, książek, rozpraw, streszczeń i innych źródeł naukowych na temat „Jama Mapun language (Sama Mapun)”.

Przycisk „Dodaj do bibliografii” jest dostępny obok każdej pracy w bibliografii. Użyj go – a my automatycznie utworzymy odniesienie bibliograficzne do wybranej pracy w stylu cytowania, którego potrzebujesz: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver itp.

Możesz również pobrać pełny tekst publikacji naukowej w formacie „.pdf” i przeczytać adnotację do pracy online, jeśli odpowiednie parametry są dostępne w metadanych.

Artykuły w czasopismach na temat "Jama Mapun language (Sama Mapun)"

1

Mubarak, Rizky, and Nurullah Nurullah. "Penggunaan Lafaz Bahjah, Jamal dan Zukhruf dalam Al-Qur’an." TAFSE: Journal of Qur'anic Studies 5, no. 1 (2022): 99. http://dx.doi.org/10.22373/tafse.v5i1.12521.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
The choice of vocabulary in the Qur'an is not a coincidence, but each word has its own value of balaghah. The beauty of the language and style of the Qur'an can be seen from its balaghah and fasahah, both concretely and abstractly. The Qur'an sometimes uses several words that have the same or close meanings, so there seems to be an inconsistency in the words it uses. This study will examine the use of the words bahjah, jamᾱl and zukhruf which means beautiful in the Qur'an. This research is library research using the maudhu'i method. The main sources of data are the verses of the Qur'an that contain the words bahjah, jamᾱl and zukhruf as well as secondary sources in the form of books of tafsir, mu'jam and other related scientific sources. In the Qur'an, the words bahjah, jamᾱl and zukhruf have meanings that are almost related to each other but with different contexts and purposes. Bahjah is defined by the beautiful colors used to express the beauty in the trees, flowers, mountains, oceans, etc. that make the earth look beautiful. Jamᾱl in the Qur'an is generally used to describe the beauty that radiates from a nature that will not be mentioned unless there is dispute or friction. As for zukhruf, it is used in the Qur'an to mention concrete decoration, but if it is paired with other words, then the decoration in question is abstract decoration. Pemilihan kosa kata dalam Alquran, bukanlah suatu kebetulan tetapi setiap kata mempunyai nilai balaghah tersendiri. Keindahan bahasa dan uslub Alquran yang menakjubkan terlihat dari balaghah dan fasahahnya, baik yang konkrit maupun abstrak. Alquran kadangkala menggunakan beberapa kata yang memiliki arti sama atau dekat, sehingga tampak adanya inkonsistensi dalam kata-kata yang digunakannya. Kajian ini akan mengkaji penggunaan lafaz bahjah, jamᾱl dan zukhruf yang bermakna indah dalam Alquran. Penelitian ini berupa riset kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode maudhu’i. Sumber data utama yaitu ayat-ayat Alquran yang mengandung lafaz bahjah, jamᾱl dan zukhruf serta sumber sekunder berupa kitab-kitab tafsir, mu’jam dan sumber ilmiah terkait lainnya. Dalam Alquran lafaz bahjah, jamᾱl dan zukhruf mempunyai makna yang hampir berkaitan antara satu dengan lainnya namun dengan konteks dan tujuan yang berbeda. Bahjah diartikan dengan warna yang indah yang digunakan untuk menyebutkan keindahan pada pepohonan, bunga-bungaan, pegunungan, lautan, dan lain-lain yang menjadikan bumi terlihat indah. Jamᾱl dalam Alquran pada umumnya digunakan untuk menyebutkan keindahan yang terpancar dari sesuatu sifat yang tidak akan disebutkan kecuali terjadi perselisihan atau gesekan. Adapun zukhruf digunakan dalam Alquran untuk menyebutkan hiasan yang konkrit akan tetapi jika disandingkan dengan kata lain maka hiasan yang dimaksud adalah hiasan yang abstrak.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
2

Lampe, Ilyas, and Haslinda B. Anriani. "Stereotipe, Prasangka dan Dinamika Antaretnik." Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan 20, no. 1 (2016): 19–32. http://dx.doi.org/10.46426/jp2kp.v20i1.42.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Ethnic identity is a differentiator that is primordial that is often used to establish an association to a particular group, as ingroup or outgroup that in the local context the plural is called the "Kitorang" or "kamorang". Ethnic identity is a true socio-cultural construction, which can be changed, uncertain and impermanent. Ethnicity is an expression of past products, the rise of the same origin, social relations, and similarities in cultural values ​​and traits such as language and religion. However, despite ethnic identity can change it may cause birth stereotypes and prejudices even turn into violent conflict. This research is to unravel the relationship between ethnic Kaili (native) and ethnic Bugis (entrants) in the city of Palu. This study used a qualitative method with informants selected from academia (anthropologist), students and community leaders Kaili and Bugis. The results showed that the various stereotypes that appear in both ethnically both positive and negative. Meanwhile there are also prejudices that accompany the relationship and communication between the two ethnic groups, although there has been a culturals and economic interconnections since hundreds of years ago. Even since the 1990s until recent year violent conflicts ethnic background, whose roots are suspected due to economic disparities between Kaili and Bugis ethnic population, such as the conflict in the Market Masomba and Inpres Market.
 Keywords: Prejudice, Stereotype, Ethnic Identity, Intercultural Communication.
 
 ABSTRAK
 Identitas etnik merupakan pembeda yang bersifat primordial yang seringkali digunakan untuk menetapkan asosiasi pada kelompok tertentu, sebagai ingroup atau outgroup yang dalam konteks lokal jamak disebut dengan istilah “kitorang” atau “kamorang”. Identitas etnik sejatinya merupakan konstruksi sosial budaya, yang dapat berubah, tidak pasti dan tidak kekal. Etnisitas merupakan ekspresi dari produk masa lalu, kebangkitan asal-usul yang sama, hubungan sosial, dan kesamaan dalam nilai-nilai budaya dan ciri-ciri seperti bahasa dan agama. Namun identitas etnik kendati dapat berubah ia dapat menyebabkan lahirnya stereotipe dan prasangka bahkan berubah menjadi konflik kekerasan. Penelitian ini mengurai relasi antara etnik Kaili (pribumi) dan Etnik Bugis (pendatang) di Kota Palu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan informan yang dipilih dari kalangan akademisi (antropolog), mahasiswa dan tokoh masyarakat Kaili dan Bugis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beragam sterotipe yang muncul pada kedua etnik baik yang positif maupun negatif. Sementara itu masih terdapat pula prasangka yang menyertai relasi dan komunikasi antar kedua etnik, kendati telah terjadi persinggungan budaya dan ekonomi sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan sejak tahun 1990 an hingga beberapa tahun terakhir terjadi konflik kekerasan berlatarbelakang etnik, yang akarnya ditengarai akibat ketimpangan ekonomi antara penduduk etnik Kaili dan Bugis, misalnya saja konflik di Pasar Masomba dan Pasar Inpres.
 Kata kunci: Prasangka, Stereotipe, Identitas Etnik, Komunikasi Antarbudaya
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
3

Aryanto, Hendro, and I. Nyoman Lodra. "PENCEGAHAN COVID-19 MELALUI INFOGRAFISDI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNESA." Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain 17, no. 1 (2020): 101–11. http://dx.doi.org/10.25105/dim.v17i1.7849.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Abstract Corona virus is a new type of coronavirus that is transmitted to humans. This virus can attack anyone, both babies and children,adults, the elderly, pregnant women, and nursing mothers. This viral infection is called Covid-19. Until now, there has not been found a drug or vaccine for prevention.WHO urges people to live side by side with Covid-19 in the future which gives rise to life as “New Normal”. That is humans must always wear a mask when they are outside the house, live clean, always wash their hands with soap and so on. Information through infographics is needed about covid-19 as a reminder and at the same time educating Unesa Faculty of Language and Arts students the importance of maintaining distance, wearing a mask in campus activities to prevent the spread of covid-19. With the existence of an infographic on the prevention of covid-19 at the Faculty of Language and Arts, Unesa hopefully can, raise awareness of all campus members.This infographic was designed considering the lack of information on prevention of Covid-19 at FBS with the target audience of adult adolescents with casual and modern appearance so that the message can be easily understood.Keywords: covid-19, infographics, prevention, design Abstrak Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baikbayi,anak-anak, orang dewasa,lansia, ibu hamil, maupunibu menyusui. Infeksi virus ini disebut Covid-19. SSampai saat ini belum ditemukan obat maupun vaksin untuk pencegahan, WHO menghimbau kedepan manusia harus hidup berdampingan dengan covid-19 yang memunculkan kehidupan dengan sebutan “New Normal” yaitu manusia harus selalu memakai masker jika berada diluar rumah, hidup bersih selalu cuci tangan pakai sabun dan sebagainya. Dibutuhkan sebuah informasi melalui infografis tentang covid-19 sebagai pengingat sekaligus mengedukasi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Unesa pentingnya jaga jarak, memakai masker dalam beraktifitas dikampus guna mencegah penyebaran covid-19. Dengan adanya infografis pencegahan covid-19 di Fakultas Bahasa dan Seni Unesa diharapkan dapat, menumbuhkan kesadaran semua civitas kampus. Infografis ini dirancang mengingat minimnnya informasi pencegahan covid-19 di FBS dengan target audiece remaja dewasa berpenampilan casual dan modern sehingga pesan dapat mudah dipahami
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
4

Furqan, Furqan, and Nabilla Ummami. "Penafsiran Lafaz al-Rih dan al-Riyah dalam Al-Qur’an." TAFSE: Journal of Qur'anic Studies 3, no. 2 (2018): 164. http://dx.doi.org/10.22373/tafse.v3i2.13276.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
One form of the beauty of the language and the richness of the meaning of the Qur'an is the use of the words rih and riyah, which are the same word with different forms of derivation but have a different philosophies of meaning. Even in Surah Yunus verse 22 and three other verses, the Qur'an mentions the word rih for both positive and negative connotations. The use of such words seems to give the reader the impression that the Qur'an is inconsistent in choosing the words it uses. Departing from this problem, the author formulates two objectives of this research, namely to explain the classification and scope of meaning of the words rih and riyah in the Qur'an and to describe the interpretation of the mufassir related to these lafaz. From the results of the study, lafaz rih has several expressions of meaning according to the context of the intended verse, namely punishment, strength or glory, help and fragrant smell. Broadly speaking, the word riyah is interpreted to be more about things that are fun and welfare information, because of the magnitude and many benefits the Qur'an mentions in the plural. As for the scientific interpretation of the word rih, the Qur'an describes something that is harmful and destructive. This is because at a certain speed the wind can exceed the benefit as well as the description of the commentators about the hot wind that brings fire and burns to destroy anything in its path. Salah satu bentuk keindahan bahasa dan kekayaan makna Alquran yaitu penggunaan kata rih dan riyah yang merupakan satu kata yang sama dengan bentuk derivasi yang berbeda, namun mempunyai filosofi makna yang berbeda. Bahkan dalam surah Yunus ayat 22 dan tiga ayat lainnya, Alquran menyebutkan kata rih untuk konotasi yang positif maupun negatif. Pemakaian kata serupa itu seakan-akan memberi kesan kepada pembaca bahwa Alquran inkonsisten dalam memilih kata-kata yang digunakannya. Berangkat dari permasalahan ini, penulis merumuskan dua tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan klasifikasi dan cakupan makna dari kata rih dan riyah dalam Alquran dan mendeskripsikan penafsiran mufassir terkait dengan lafaz tersebut. Dari hasil penelitian tersebut, lafaz rih memiliki beberapa ungkapan makna sesuai dengan konteks ayat yang dituju yaitu azab, kekuatan ataupun kejayaaan, petolongan dan bau harum. Secara garis besar, kata riyah ditafsirkan lebih kepada hal-hal yang sifatnya informasi-informasi menyenangkan dan kesejehteraan, karena besar dan banyak manfaatnya Alquran menyebutkannya dalam bentuk jamak. Adapun pada penafsiran ‘ilmi kata rih, Alquran mendeskripsikan sesuatu yang merugikan dan merusak. Hal ini karena pada kecepatan tertentu angin dapat melampaui kemaslahatan seperti halnya uraian para mufassir mengenai angin panas yang membawa api dan membakar hingga membinasakan apapun yang dilaluinya.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
5

Guritno, Suryo. "PENTINGNYA PENERAPAN IMO RESOLUTION A.918 (22) TENTANG STANDARD MARINE COMMUNICATION PHRASES BAGI DECK OFFICER DI KAPAL." JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM, no. 1 (December 20, 2017). http://dx.doi.org/10.33556/jstm.v0i1.154.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
<p>Progress in technology has make a method of delivery of goods that more and more efficient and effective of various modes of transportation. For four the last decade, the number of estimates trade in the sea has increase fourfold , from 8 trillion tons a nautical miles in 2008 (ICS : 2010). Throughout the 20th century , shipping industry the world has experienced the trend of increased the total volume of trade. The industrialized and liberalization the various peoples triggered free trade and increasing demand for consumer products. In spite of multilateral diplomatic problems among nations , the development of world economy was advanced has caused the limits of the country began disguised, trade ships with any nationality , can be easily do their activities in any country , a ship that is manned by sailors of another race will interact with the parties outside the ship which certainly have different languages. The importance of english language proficiency in this context is to support boat safety because of several factors the case study of an accident of a vessel which is often occur because of a misunderstanding in communications where take care of less officer to take control of the english that well. The problems discussed in this journal is communication between a ship or bridge to bridge communication , and interen vessel in communication related to operational above a ship. Where the data in extract derived from case study accident a ship which occurs because<br />misunderstanding different language used above the ship it self .</p><p><strong>Keywords : Brige to Bridge, shipwreck, Deck Officer, Marine Communication Standard</strong></p><p><strong><br /></strong></p><p>Kemajuan teknologi telah membuat metode pengiriman barang yang semakin efisien dan efektif dari berbagai moda transportasi. Selama empat dekade terakhir, jumlah perkiraan perdagangan di laut telah meningkat empat kali lipat, dari hanya 8 triliun ton per mil laut pada tahun 2008 (ICS : 2010). Sepanjang abad ke-20, industry perkapalan dunia telah mengalami kecenderungan peningkatan total volume perdagangan. Meningkatnya industrialisasi dan liberalisasi ekonomi berbagai bangsa telah memicu perdagangan bebas dan miningkatnya permintaan untuk produk-produk konsumen. Terlepas dari persoalan diplomatik multilateral antar bangsa, perkembangan ekonomi dunia yang begitu pesat telah menyebabkan batas-batas negara mulai tersamarkan, kapal-kapal niaga dengan kebangsaan manapun, dapat dengan mudah melakukan kegiatannya di negara manapun, yang berarti suatu kapal yang diawaki oleh pelaut dari bangsa lain akan berinteraksi dengan pihak-pihak di luar kapalnya yang tentu saja memiliki bahasa yang berbeda. Pentingnya penguasaan bahasa Inggris dalam hal ini adalah untuk menunjang keselamatan kapal karena adanya beberapa faktor studi kasus kecelakaan kapal yang sering terjadi karena adanya kesalahpahaman dalam berkomunikasi dimana perwira jaga kurang menguasai bahasa Inggris dengan baik. Permasalahan yang akan dibahas pada jurnal ini adalah komunikasi antar kapal atau Bridge to Bridge Communication, maupun interen vessel in communication yang berhubungan erat dengan operasional diatas kapal. Dimana data yang di ambil berasal dari studi kasus kecelakaan kapal yang terjadi karena kesalahpahaman perbedaan bahasa yang<br />digunakan di atas kapal itu sendiri.</p><p><strong>Kata kunci : Komunikasi antar kapal, Kecelakaan kapal, Deck Officer, Standard Marine</strong><br /><strong>Communication</strong></p><p><strong><br /></strong></p>
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
6

Dr., Amrih Patriotomo. "Chinese Grammatical Errors and Phonetic Analysis—in Indonesian Scholars (Kesalahan Tata Bahasa Mandarin dan Analisis Fonetik —— pada Pelajar Indonesia)." October 22, 2019. https://doi.org/10.5281/zenodo.3515554.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
<strong>Abstract</strong> In this world has many languages are using for communication purposes, including English, Mandarin, Indonesian, Japanese, Korean and Arabic. One of the languages that is currently in great demand is Mandarin. The Chinese nation is the largest nation in the world with a population of more than one billion spreading all over the world. Almost in all countries can be easily found communities of Chinese descent. In Indonesia, communities of Chinese descent are often found in various regions. Seeing the conditions at this time the market demand for mastering Mandarin language is increasing, so in this case the author wants to give a little description and analysis of the &quot;Functions and Benefits of Mandarin Language Learning&quot;, &quot;Mistakes That Often Occur in Mandarin Language Learning, especially (Chinese Grammatical Errors and Phonetic Analysis&mdash;&mdash;in Indonesian Scholars)&quot; along with suggestions and methods for learning Mandarin Chinese. &nbsp; <strong>Keywords: </strong>Chinese learning, errors that often occur, the benefits of learning Chinese, Chinese Grammar, Phonetic Analysis, Indonesian Students &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; <strong>Kesalahan Tata Bahasa Mandarin dan Analisis Fonetik &mdash;&mdash; pada Pelajar Indonesia</strong> &nbsp; <strong>Abstrak </strong> Di dunia ini banyak sekali bahasa-bahasa yang digunakan untuk keperluan komunikasi, antara lain bahasa Inggris, Mandarin, Indonesia, Jepang, Korea dan Arab. Salah satu bahasa yang saat ini banyak diminati oleh berbagai kalangan adalah bahasa Mandarin. Bangsa China merupakan bangsa yang terbesar di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari satu milyar tersebar di seluruh penjuru dunia. Hampir di semua negara dapat dengan mudah dijumpai komunitas keturunan Tionghoa. Di Indonesiapun komunitas keturunan Tionghoa&nbsp; banyak dijumpai di&nbsp; berbagai wilayah. Melihat kondisi pada saat ini bahwa permintaan pasar tentang penguasaan berbahasa Mandarin semakin banyak, maka dalam hal ini penulis ingin sedikit memberikan gambaran tentang &ldquo;Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Mandarin&rdquo; , &ldquo;Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin, terutama (Kesalahan Tata Bahasa Mandarin dan Analisis Fonetik &mdash;&mdash; pada Pelajar Indonesia)&rdquo; beserta saran dan metode untuk pembelajaran Bahasa Mandarin. &nbsp; <strong>Kata kunci:</strong> pembelajaran Bahasa Mandarin, kesalahan yang sering terjadi, manfaat belajar Bahasa Mandarin, Tata Bahasa Mandarin, Analisis Fonetik, Pelajar Indonesia &nbsp; &nbsp; <strong>BAB I</strong> <strong>PENDAHULUAN</strong> <strong>1. Latar Belakang</strong> Dalam era globalisasi saat ini kebutuhan komunikasi semakin meningkat seiring dengan kemajuan di berbagai bidang. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling utama di dunia. Tanpa bahasa, tidak akan mungkin terjadi komunikasi dan tidak mungkin pula dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang semakin kompleks (Suparto, 2003:iii). Karena itu, penguasaan bahasa yang mahir baik dalam bahasa lokal maupun global yang telah berlaku secara umum di seluruh dunia sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam berbagai situasi baik situasi bisnis maupun kepentingan lainya tidak dapat dipungkiri sangat menunjang&nbsp; karier. Pada masa orde baru keturunan Tionghoa di Indonesia mengalami banyak hambatan karena adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 tahun 1967 yang melarang dilakukannya segala bentuk kegiatan agama, kepercayaan, upacara&nbsp; dan kebudayaan Tionghoa di Indonesia secara terbuka.&nbsp; Namun, pada awal masa reformasi bangsa Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan dalam hal kebudayaan masyarakat Tionghoa termasuk bahasa. Hal ini disebabkan karena pencabutan (Inpres) nomor 14 tahun 1967 yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) nomor 4 tahun 1999 dan Keputusan Presiden (Kepres) nomor 6 tahun 2000 yang ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid, tentu saja hal ini menyebabkan perubahan yang cukup besar bagi masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan adanya peraturan baru tersebut maka tidak ada lagi larangan&nbsp; bagi siapapun untuk mempelajari adat istiadat dan kebudayaan Tionghoa secara terbuka, termasuk&nbsp; mempelajari bahasa Mandarin. Sejak adanya perubahan tersebut, perubahan mulai dirasakan di berbagai&nbsp; bidang terutama di bidang pendidikan. Terbukti beberapa tahun belakangan ini permintaan pasar akan lulusan yang mahir berbahasa Mandarin semakin banyak. Terlebih terkait dengan era pasar bebas saat ini, banyak investor dari Cina yang menanamkan modalnya maupun mendirikan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Oleh karena itu sangatlah diperlukan sumberdaya manusia yang dapat menguasai bahasa Mandarin untuk menunjang terciptanya hubungan dan kerjasama yang baik. &nbsp; &nbsp; <strong>&nbsp;BAB I</strong><strong>I</strong> <strong>FUNGSI DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN</strong> <strong>2. Fungsi dan Manfaat Pe</strong><strong>mbelajaran Bahasa Mandarin </strong> Bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling utama bagi setiap orang untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Di era global saat ini, membekali diri dengan bahasa asing merupakan langkah awal menghadapi masa depan. Dan dengan semakin majunya zaman, setiap individu dituntut untuk memiliki kemampuan lebih sebagai kualitas yang akan menjadi daya jual diri mereka, termasuk kemampuan berbahasa. Sejak zaman dahulu manusia dengan sendirinya telah belajar bahasa, khususnya bahasa yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya sebagai makhluk yang bermasyarakat atau makhluk sosial. Seseorang yang normal akan belajar suatu bahasa yang menjadi bahasa negaranya.&nbsp; Brown (1973) menyatakan bahwa bahasa sering diidentifikasi dengan golongan orang. Jadi, orang Inggris adalah orang yang berbicara dalam bahasa Inggris, orang Jepang adalah orang yang berbicara dalam bahasa Jepang, dan sebagainya. Bahasa identifikasi&nbsp; seseorang seperti ini disebut &ldquo;bahasa ibu&rdquo; atau &ldquo;bahasa pertama&rdquo; (Nababan, 1993 : 5). Di dunia ini, orang dapat menguasai lebih dari dua bahasa (multilingualisme) merupakan suatu hal yang normal, dan komunikasi antar bangsapun sudah menjadi hal yang biasa terjadi di kehidupan sehari-hari. Menurut Richards dan Rodgers (1986) kira-kira 60% dari penduduk dunia menguasai lebih dari satu bahasa (Nababan, 1993 : 7). Dari sini dapat disimpulkan bahwa mempelajari bahasa asing merupakan suatu hal yang penting. Bahasa Mandarin merupakan bahasa global yang kedua di dunia. Saat ini penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Mandarin sudah menjadi suatu kebutuhan. Selain untuk memenuhi kebutuhan formal seperti studi ke luar negeri, bahasa Mandarin juga sangat diperlukan untuk komunikasi bisnis dengan orang-orang Cina mengingat banyaknya investor asing terutama dari Cina ke Indonesia. Selain itu mempelajari bahasa Mandarin merupakan langkah awal yang positif untuk menghadapi era globalisasi, karena bahasa Mandarin merupakan bahasa global kedua di dunia. &nbsp; &nbsp; <strong>BAB I</strong><strong>II</strong> <strong>KESALAHAN YANG SERING TERJADI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN</strong><strong> TERUTAMA PADA TATA BAHASA DAN FONETIK</strong> &nbsp; <strong>3. </strong><strong>Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin</strong> <strong>Terutama Pada Tata Bahasa dan Fonetik</strong> Keturunan orang Tionghoa di Indonesiapun masih banyak terdapat kesalahan dalam penggunaan tata bahasa Mandarin&nbsp; dan pelafalan beserta intonasinya. Ternyata hal tersebut tidak hanya dialami oleh keturunan Tionghoa di Indonesia saja, masih&nbsp; banyak para pengajar di Institusi-institusi pendidikan yang belum bisa menggunakan tata bahasa Mandarin beserta lafal dan intonasinya dengan benar. Hal ini bahkan juga dialami oleh para pengajar bahasa Mandarin di tingkat Perguruan Tinggi. Tentunya hal ini sangatlah memprihatinkan bagi perkembangan&nbsp; bahasa Mandarin di Indonesia jika dilihat dari banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh para pengajarnya. Berikut ini adalah penjelasan tentang keempat nada dalam bahasa Mandarin. Keempat nada ini untuk membedakan arti dalam kata-kata. Penjelasannya sebagai berikut : Nada kesatu dengan tanda nada &ldquo;&nbsp; ˉ&nbsp; &rdquo;, nada ini bersuara tinggi dan merata. Misalnya : <em>yāo </em>(腰) artinya : pinggang. Nada kedua dengan tanda nada &ldquo; ́ &rdquo; , nada ini bersuara pertama-tama rendah, semakin lama semakin tinggi. Misalnya : <em>y&aacute;o </em>(摇) artinya : goyang. Nada ketiga dengan tanda nada &ldquo; ˘ &rdquo; , nada ini bersuara rendah tapi panjang. Misalnya : <em>yǎo </em>(咬) artinya : gigit. Nada keempat dengan&nbsp; tanda nada &ldquo; ̀ &rdquo; , nada ini bersuara tinggi tapi pendek. Misalnya : <em>y&agrave;o </em>(要) artinya : mau. Selain nada-nada tersebut terdapat pula suara nada ringan, dengan tanda nada &ldquo; ˙ &rdquo;&nbsp; , nada ini bersuara ringan dan pendek. Misalnya : <em>nė </em>(呢) yang mempunyai arti untuk menyatakan bahwa keadaan tersebut sedang berlangsung. Untuk penggunaan tanda nada ringan biasanya sering tidak diberi tanda dalam penulisan. Contoh : <em>ne</em> (Martono, 1975 : 6). Di dalam Bahasa Mandarin juga terdapat beberapa perubahan nada, salah satu contohnya adalah sebagai berikut : Kata <em>b&ugrave; </em>(不) dilafalkan dengan nada kedua (2) apabila diikuti kata nada 4, tetapi untuk memudahkan di sini semuanya diberi tanda nada 4.&nbsp; misalnya : <em>b&ugrave; y&agrave;o </em>(不&nbsp; 要) dilafalkan (不要) <em>b&uacute;y&agrave;o</em> (Zeng, 2002:1). Belajar suatu bahasa tidak terlepas dari segi tata bahasanya. Demikian juga dengan belajar bahasa Mandarin. Hal ini kerap menjadi penghambat yang cukup serius bagi penutur pemula. Bahasa Mandarin terdiri dari berbagai jenis kata yang dapat bergabung membentuk suatu kalimat dengan aturan tertentu. Aturan inilah yang dinamakan tata bahasa (Suparto, 2003:iii). Adapun contoh materi penggunaan tata bahasa di Pusat Bahasa Asing Arka Paramita adalah sebagai berikut : Penggunaan kata <em>men </em>(们) Di dalam bahasa Mandarin, jika kata benda sudah mengandung arti jamak maka di belakangnya tidak bisa ditambahkan lagi kata <em>men </em>(们). Jika kata benda sudah ditambahkan kata <em>men </em>(们), maka kata benda tersebut tidak dapat dijelaskan dengan gabungan kata bilangan&nbsp; dan kata bantu bilangan. Dalam bahasa Indonesia, tidak ada arti yang khusus untuk menterjemahkan kata <em>men </em>(们). Mungkin siswa mengira, jika suatu kata mengandung arti jamak maka harus ditambahkan kata <em>men </em>(们). Sebenarnya pandangan ini belum tentu benar. Contoh : (salah) <em>Tā yǒu hěn duō p&eacute;ngyǒumen </em>( 他 有 很 多 朋友们。) Analisis : (benar) <em>Tā yǒu hěn duō p&eacute;ngyǒu </em>( 他 有 很 多 朋友。) Artinya : Dia mempunyai banyak teman Penggunaan Kata <em>yǒu </em>(有) Kata <em>yǒu </em>(有) hanya bisa berfungsi sebagai kata kerja, tidak bisa sebagai <em>adverb.</em> Walaupun kata <em>m&eacute;iyǒu </em>(没有) menyatakan&nbsp; <em>adverb</em> negasi, tapi kata <em>yǒu </em>(有) tidak bisa menjadi <em>adverb</em> kepastian karena kata <em>yǒu </em>(有) tidak bisa digunakan untuk menerangkan kata benda <em>chī </em>(吃) dan<em> m&agrave;i </em>(卖). Dengan demikian, di belakang kata <em>yǒu </em>(有) &nbsp;hanya bisa menggunakan obyek yang berupa benda. Tidak menggunakan obyek yang berupa kata kerja. Contoh : (salah) <em>&nbsp;Nǐ jīntiān yǒu chī y&agrave;o ma ?</em><em> &nbsp;</em>( 你 今天 有 吃 药 吗 ?) Analisis : (salah)<em>&nbsp; Zh&egrave;lǐ yǒu m&agrave;i shū ma ?&nbsp; </em>(&nbsp; 这里 有 卖 书 吗 ?) Orang Tionghoa perantauan di Indonesia sering mengucapkan kalimat di atas dalam percakapan. Mungkin dalam bahasa dialek lain <em>(hokkine, cantonese)</em> atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kalimat di atas ini adalah kalimat yang benar <em>yǒu</em> sama dengan&nbsp; ada. Contoh : Apakah hari ini Anda ada makan obat ? Apakah di sini ada jual kamus bahasa Mandarin ? Sebenarnya, dalam bahasa Mandarin kata <em>yǒu </em>(有) hanya berfungsi sebagai kata kerja sehingga di belakang kata <em>yǒu </em>(有) tidak bisa menggunakan obyek yang bersifat kata kerja (gabungan predikat- obyek), tetapi harus menggunakan obyek yang berupa kata benda. Kesalahan kalimat di atas diubah menjadi : <em>&nbsp;Nǐ jīntiān chī y&agrave;o ma </em><em>?&nbsp; </em>(你 今天 吃 药 吗 ?)<em> </em> <em>&nbsp;Zh&egrave;lǐ yǒu shū m&agrave;i ma ?&nbsp; </em>(这里 有 书 卖 马 ?) Penggunaan dan Perbedaan <em>adverb</em> <em>b&ugrave; </em>(不) dengan<em> m&eacute;iyǒu </em>(没有). <em>Adverb</em> <em>b&ugrave; </em>(不) <em>, m&eacute;iyǒu </em>(没有) menyatakan arti yang negasi. Biasanya, <em>adverb</em> ini diletakkan di depan kata kerja atau kata sifat untuk menyatakan bentuk negasi dari gerakan atau keadaan. Berikut ini beberapa perbedaannya. <em>Adverb</em> <em>m&eacute;i </em>(没) menyatakan keadaan yang subyektif. Digunakan pada saat yang lalu atau saat sekarang, tidak dapat menyatakan yang akan datang.<em> Adverb</em> <em>b&ugrave; </em>(不) menyatakan keadaan yang obyektif, yang dapat digunakan pada saat yang lalu, sekarang, maupun yang akan datang. Contoh : <em>Zu&oacute;tiān tā m&eacute;i l&aacute;i, jīntiān tā yě m&eacute;i l&aacute;i.</em> (benar) 昨天 他 没 来,今天他 也 没 来。 Kemarin dia tidak datang, hari ini dia juga tidak datang. 2.&nbsp; <em>M&iacute;ngtiān tā yě b&ugrave; l&aacute;i, jīntiān tā yě b&ugrave; l&aacute;i.</em> (benar) 明天 他 也 不 来,今天 他 也 不 来。&nbsp;&nbsp;&nbsp; Besok dia tidak&nbsp; datang, hari ini dia juga tidak datang. 3.&nbsp;&nbsp; <em>M&iacute;ngtiān tā b&ugrave; l&aacute;i.</em> (benar) 明天 他 不 来。 Besok dia tidak datang. 4.&nbsp;&nbsp; <em>M&iacute;ngtiān tā m&eacute;i l&aacute;i.</em> (salah) 明天 他 没 来。 Besok dia tidak&nbsp; datang. 5.&nbsp;&nbsp;&nbsp; <em>Wǒ b&ugrave; chī zǎof&agrave;n</em>. (benar) 我 不 吃 早饭。 Saya tidak makan pagi.&nbsp; (menyatakan subyektif) 6.&nbsp;&nbsp; <em>Wǒ m&eacute;i chī zǎof&agrave;n.</em> (benar) 我 没 吃 早饭。 Saya tidak makan pagi. (menyatakan obyektif) <em>Adverb</em> <em>m&eacute;i </em>(没) bisa digunakan untuk menyatakan pengingkaran kata kerja keinginan, tetapi <em>adverb</em> ini hanya bisa digunakan pada kata <em>n&eacute;ng </em>(能), <em>n&eacute;ngg&ograve;u </em>(能够), <em>y&agrave;o </em>(要), dan<em> g&agrave;n </em>(干). <em>Adverb</em> <em>b&ugrave; </em>(不) bisa digunakan pada semua kata kerja keinginan. Contoh : <em>B&ugrave; n&eacute;ng shuō </em>(不 能 说)&nbsp; : tidak bisa berbicara. <em>B&ugrave; gǎn k&agrave;n</em> (不 敢 看)&nbsp; : tidak berani melihat. <em>M&eacute;i gǎn k&agrave;n</em> (没 敢 看)&nbsp; : tidak ada keberanian untuk melihat. &nbsp; <em>Adverb</em> <em>yǒu </em>(有) <em>Adverb</em> <em>yǒu </em>(有) di dalam tata bahasa Mandarin memiliki enam fungsi sebagai berikut : Untuk menyatakan suatu hal atau keadaan yang sebanarnya berulang kembali, &ldquo;lagi&rdquo;. Contoh : <em>Tā de q&igrave;chuǎnb&igrave;ng y&ograve;u f&ugrave;fā le.</em> 他 的 气喘病 又 复发了。 Penyakit asmanya kambuh lagi. <em>Měi yu&aacute;n y&ograve;u sh&agrave;ngzh&agrave;ng le. </em>美元 又 上涨 了。 Dolar Amerika naik lagi. Menyatakan suatu hal yang dilakukan atau terjadi secara berulang dan terus-menerus, &ldquo;berkali-kali, berulang kali&rdquo;. Contoh : <em>Y&igrave;tiān y&ograve;u y&igrave;tiān d&ugrave;g&ugrave;o p&iacute;ngd&agrave;n r&igrave;zi.&nbsp; </em>一天 又 一天 度过 平淡 日子。 Hari demi hari melewatkan kehidupan yang hambar. <em>Sh&igrave;le y&ograve;u sh&igrave;, h&aacute;ish&igrave; b&ugrave;x&iacute;ng. </em>式了 又 式,还是 不行。 &nbsp; Setelah mencoba berulang kali, masih juga belum berhasil. Menyatakan beberapa keadaan&nbsp; dalam keadaan bersama-sama, &ldquo;juga&rdquo;.Contoh : &nbsp; <em>Tā sh&igrave;&nbsp; y&iacute;w&egrave;i zh&iacute;y&egrave; f&ugrave;nǚ, y&ograve;ush&igrave; y&iacute;w&egrave;i jiāt&iacute;ng zhǔf&ugrave;. </em> <em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;</em>他 是 一位 职业 妇女,又是 一位 家庭 主妇。 &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Dia adalah seorang wanita karier, dan juga seorang ibu rumah&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; tangga. Menyatakan suatu hal yang dilakukan/terjadi berturut-turut atau sesuatu bersifat lebih dari satu. &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Contoh : <em>&nbsp;&nbsp;&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;Tiānsh&agrave;ng de yu&egrave;l&igrave;ang y&ograve;u d&agrave; y&ograve;u yu&aacute;n.</em>&nbsp; 天上 的 月亮 又 大 &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; 又 圆。 Bulan di langit besar dan bulat pula. Mengidentifikasikan aksi atau keadaan sebaliknya. Contoh : <em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Tā dāy&igrave;ng le l&aacute;i, y&ograve;u b&ugrave; l&aacute;i.</em> 他 答应 了, 来 又 不 来。 Dia sudah berjanji akan datang, tapi dia tidak datang. Menyatakan pernyataan negatif atau pertanyaan retorika yang memberi tekanan. Contoh : <em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Nǐ lǐ tā n&agrave;me duō g&agrave;n ma ?, tā y&ograve;u b&uacute;sh&igrave; wǒmen de sh&eacute;nme r&eacute;n. </em> &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;你 理 他 那么 多 干 嘛 ?, 他 又 不是 我们 的 什么 人。 Buat apa kamu begitu mempedulikannya ?, dia toh bukan siapa-siapanya kita (Zeng, 2002:72). <strong>BAB I</strong><strong>V</strong> <strong>PENUTUP</strong> <strong>4. </strong><strong>Saran</strong> Untuk lebih menarik minat dan membantu dalam belajar bahasa Mandarin, sebaiknya sering menggunakan metode lagu sebagai media penyampaian materi pelajaran dalm hafalan kosakata dan sekaligus untuk selingan agar tidak mudah merasa bosan. Melalui metode lagu-lagu berbahasa Mandarin yang sederhana dapat meningkatkan motivasi untuk belajar bahasa Mandarin&nbsp; sekaligus bisa berfungsi sebagai hiburan dan bersifat selingan, namun sebaiknya mencari lagu yang setidaknya pernah didengar atau bahkan hafal dan tahu artinya meskipun cuma sedikit. Karena dengan demikian siswa akan lebih dapat memahami arti dari lagu tersebut. Kemudian dilanjutkan untuk mengerti dan menguasai seluruh arti dari lirik lagu tersebut secara keseluruhan. &nbsp;Berbagai strategi dalam proses pembelajaran melalui ragam variasi materi pelajaran dan inovasi dalam pengajaran bahasa Mandarin harus terus dilakukan agar tetap memiliki minat yang besar terhadap bahasa Mandarin diantaranya dengan melihat film serial berbahasa Mandarin yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk menambah hafalan kosa-kata, melatih pendengaran, perbedaan lafal dan intonasi. Berikutnya adalah metode gambar. Sebaiknya memilih buku-buku pelajaran Bahasa Mandarin dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Dengan demikian akan lebih dapat mengingat dalam hafalan kosa-kata dan materi pelajaran. &nbsp; &nbsp; <strong>DAFTAR PUSTAKA</strong> &nbsp; Chia Haris. 2007. Percakapan Mandarin Untuk Perdagangan Luar Negeri《汉语外贸会话》Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Peking University. 2005. Cara Kilat Belajar Mandarin. PT Pustaka Dela Pratasa. Boye de mente. 2008. Belajar Cepat Bahasa Mandarin Praktis dan Menyenangkan. Yogyakarta: Think. B.L Mente. 2007. Belajar Cepat Bahasa Cina. Yogyakarta: Media Abadi. Drs. Tjandra Widjaja, BA., M.M. 2002. Dasar-Dasar Bahasa Mandarin Modern 《现代华语基础》Jawa Tengah: Pemerintah Propinsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Chia Haris. 2005. Bahasa Mandarin Untuk Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Silvia. 2007. Kursus Kilat Mandarin Cepat dan Mudah dengan Metode Unsur Bermakna 《速成学华语》Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Zeng XG. 2004. Belajar Bahasa Tiong Hoa 《学习汉语》 PT Meduri (Media Edukasi Lestari). Suparto, ST., BA. 2003. Tata Bahasa Mandarin itu Mudah. Jakarta: PT Puspa Swara. Abdul Chaer. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara. Drs. H. Muhammad Ali. 2002. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo. Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: PT Insan Cendekia. Drs. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Prof. Soetjipto, Drs. Raflies Kosasi, M.sc. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Trianto, S.Pd., M.Pd. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: PT Prestasi Pustaka. Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir. 2000. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: PT Rake Sarasin. Drs. Moh Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 1985. Penataran Penerjemahan Buku Ajar Perguruan Tinggi.&nbsp; Cisarua Bogor, 20-24 November 1984. Hadayatul Astar, Syahidin Badri, Tri Saptarini. 2003. Pemertahanan Bahasa China di Jakarta. Pusat Bahasa. Elizabeth Scurfield and Song Lianyi. 2000. Bahasa Mandarin Untuk Pemula. Jakarta: PT Gramedia. Abdul Chaer. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogya: PT Tiara Wacana. Harimurti Kridalaksana. 1996. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Utama. Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Drs. Ahmad Rohani, HM, M.Pd. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Drs. Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suparto, ST., BA. 2005. Lancar Berbahasa Mandarin. Jakarta: PT Pustaka Internasional. Martono. 1975. Percakapan Bahasa Mandarin Sehari-hari. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nababan dan Subyakto. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Qi Pan Zhi. 1995. Kamus Besar China-Indonesia. Beijing: PT Pustaka Bahasa Asing.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.

Książki na temat "Jama Mapun language (Sama Mapun)"

1

Collins, Millard A. Mapun-English dictionary. Summer Institute of Linguistics, Philippines, Inc., 2001.

Znajdź pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
Oferujemy zniżki na wszystkie plany premium dla autorów, których prace zostały uwzględnione w tematycznych zestawieniach literatury. Skontaktuj się z nami, aby uzyskać unikalny kod promocyjny!