Literatura científica selecionada sobre o tema "Deklarativa teorin"

Crie uma referência precisa em APA, MLA, Chicago, Harvard, e outros estilos

Selecione um tipo de fonte:

Consulte a lista de atuais artigos, livros, teses, anais de congressos e outras fontes científicas relevantes para o tema "Deklarativa teorin".

Ao lado de cada fonte na lista de referências, há um botão "Adicionar à bibliografia". Clique e geraremos automaticamente a citação bibliográfica do trabalho escolhido no estilo de citação de que você precisa: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

Você também pode baixar o texto completo da publicação científica em formato .pdf e ler o resumo do trabalho online se estiver presente nos metadados.

Artigos de revistas sobre o assunto "Deklarativa teorin":

1

Astuti, Sri Puji. "APA DAN MANA DALAM KALIMAT DEKLARATIF". HUMANIKA 23, n.º 1 (1 de junho de 2016): 14. http://dx.doi.org/10.14710/humanika.23.1.14-19.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
Kalimat merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan maksud pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca. Untuk menyampaikan informasi digunakan kalimat deklaratif. Dalam kalimat deklaratif sering ditemui kata apa dan mana serta bentuk turunannya. Bagaimana kehadiran apa dan mana serta bentuk turunannya dalam kalimat deklaratif dibahas dalam makalah ini. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori stuktural. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyimak pemakaian bahasa. Dalam analisis data digunakan metode distribusional yaitu metode analisis data yang berupa penghubungan aantarfenomena dalam bahasa tertentu itu sendiri Adapun teknik yang d.igunakan dalam penelitian ini adalah teknik delisi, substitusi, dan teknik parafrasa. Dari hasil penelitian disimpilkan bahwa apa dan mana serta bentuk tuturannya jika terdapat dalam kalimat deklaratif bukan merupakan interogativa. Kehadiran apa dan mana serta bentuk tuturannya dalam kalimat deklaratif ada yang bersifat wajib ada yang bersifat opsional. Apa dan mana serta bentuk turunannya bersifat opsional jika dalam kalimat deklaratif apa dan mana serta bentuk tuturannya diikuti atau didahului oleh kata yang mempunyai makna yang sama
2

Arifin, E. Zaenal. "BERAGAM TUTURAN DALAM PEMBICARAAN SEHARI-HARI: SUATU TINJAUAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI". Pujangga 4, n.º 1 (25 de fevereiro de 2019): 1. http://dx.doi.org/10.47313/pujangga.v4i1.496.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
<p>Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Tujuannya adalah ingin menginventarisasi berbagai tuturan dalam<br />berkomunuikasi. Teori yang digunakan tergolong eklektik, yaitu gabungan teori etnografi komunikasi dan teori<br />tuturan. Hasil penelian menyatakan bahwa dalam pembicaraan sehari-hari kita menggunakan berbagai tuturan,<br />seperti pendapat pakar pragmatik Austin, yaitu verdiktif, eksersitif, komisif, behabitif, dan ekspositif.Adapun jika<br />berdasarkan teori Searle, tuturan dalam pembicaraan kita adalah asertif, direktif; komisif,ekspresif, dan<br />deklaratif.<br />Kata Kunci: tuturan , deskriptif-kualitatif, eklektik, verdiktif, eksersitif, komisif,<br />behabitif, dan ekspositif.</p>
3

Nurlela, Andi, Romilda Arivina Da Costa e Elsa Latupeirissa. "IMPLIKATUR PERCAKAPAN ANTARANGGOTA KOMUNITAS MERAH SAGA DI KOTA AMBON". Mirlam: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1, n.º 2 (27 de julho de 2020): 227–46. http://dx.doi.org/10.30598/mirlamvol1no2hlm227-246.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
Penelitian implikatur percakapan ini berbentuk deskriptif kualitatif yang menggunakan metode observasi, wawancara, dan perekaman untuk mengumpulkan data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori implikatur, tindak tutur, prinsip kerja sama, dan prinsip kesopanan. Hasil penelitian menunjukan adanya kehadiran implikatur baik dalam tuturan representatif, direktif, ekspresif, komisif, deklaratif, bahkan ada tuturan yang mengandung lebih dari satu implikatur pada satu konteks percakapan. Kehadiran implikatur pada tuturan menyebabkan sejumlah pelanggaran terhadap prinsip kerja sama. Pelanggaran dilakukan justru untuk memenuhi prinsip-prinsip kesopanan, terutama maksim relevansi.
4

Meiarni, Ita. "TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA (Studi Penelitian Etnografi Komunikasi)". BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 16, n.º 1 (13 de fevereiro de 2017): 28–38. http://dx.doi.org/10.21009/bahtera.161.003.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang tindak tutur ilokusi dalam upacara adat perkawinan masyarakat Muna di Desa Wali, Kecamatan Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode etnografi komunikasi berdasarkan teori Hymes. Data penelitian ini adalah tuturan dalam bahasa Muna yang terjadi dalam prosesi upacara adat perkawinan masyarakat Muna yang mencakup data tindak tutur ilokusi representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upacara adat perkawinan masyarakat Muna ditemukan data tindak tutur ilokusi representatif berupa tindak tutur ilokusi representatif menyatakan, melaporkan, dan mengklaim. Data tindak tutur ilokusi direktif berupa tindak tutur ilokusi direktif perintah, memohon/meminta, berdoa, dan bertanya. Data tindak tutur ilokusi komisif berupa tindak tutur ilokusi komisif berjanji. Data tindak tutur ilokusi ekspresif berupa tindak tutur ilokusi ekspresif meminta maaf, memberi salam, dan menyampaikan rasa hormat. Data tindak tutur ilokusi deklaratif berupa tindak tutur ilokusi deklaratif penamaan dan menikahkan.Kata kunci: tindak tutur, ilokusi, etnografi komunikasiAbstractThe purpose of this research is to discover the deep comprehension about illocutionary speech act in the traditional wedding ceremony in Wali village, Watopute subdistrict, Muna regency, Southeast Sulawesi. The approach of the research is qualitative with ethnography communication methods based on Hymes theory. The data of the research are the speech is Muna language happened in the wedding ceremony. All the data taken included representatives illocutionary speech act, directives, commissives, expressives, and declaratives. The result of the study found in the wedding ceremony that stated, reported, and claimed as the data of representatives illocutionary speech acts; command, begging/asking, praying, and questioning as the data of directives illocutionary speech acts; promising as the data of commissive illocutionary speech acts; apologizing, greeting, and showing respect as the data of expressives illocutionary speech acts; giving a name and marriage as the data of declaratives illocutionary speech acts for found in the wedding ceremony of Muna society.Keywords: speech acts, illocutionary, ethnography communication
5

Meiarni, Ita. "TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA (Studi Penelitian Etnografi Komunikasi)". BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 16, n.º 1 Januari (25 de agosto de 2017): 29. http://dx.doi.org/10.21009/bahtera.161.03.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
The purpose of this research is to discover the deep comprehension about illocutionary speech act in the traditional wedding ceremony in Wali village, Watopute subdistrict, Muna regency, Southeast Sulawesi. The approach of the research is qualitative with ethnography communication methods based on Hymes theory. The data of the research are the speech is Muna language happened in the wedding ceremony. All the data taken included representatives illocutionary speech act, directives, commissives, expressives, and declaratives. The result of the study found in the wedding ceremony that stated, reported, and claimed as the data of representatives illocutionary speech acts; command, begging/asking, praying, and questioning as the data of directives illocutionary speech acts; promising as the data of commissive illocutionary speech acts; apologizing, greeting, and showing respect as the data of expressives illocutionary speech acts; giving a name and marriage as the data of declaratives illocutionary speech acts for found in the wedding ceremony of Muna society. Keywords: speech acts, illocutionary, ethnography communication Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang tindak tutur ilokusi dalam upacara adat perkawinan masyarakat Muna di Desa Wali, Kecamatan Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode etnografi komunikasi berdasarkan teori Hymes. Data penelitian ini adalah tuturan dalam bahasa Muna yang terjadi dalam prosesi upacara adat perkawinan masyarakat Muna yang mencakup data tindak tutur ilokusi representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upacara adat perkawinan masyarakat Muna ditemukan data tindak tutur ilokusi representatif berupa tindak tutur ilokusi representatif menyatakan, melaporkan, dan mengklaim. Data tindak tutur ilokusi direktif berupa tindak tutur ilokusi direktif perintah, memohon/meminta, berdoa, dan bertanya. Data tindak tutur ilokusi komisif berupa tindak tutur ilokusi komisif berjanji. Data tindak tutur ilokusi ekspresif berupa tindak tutur ilokusi ekspresif meminta maaf, memberi salam, dan menyampaikan rasa hormat. Data tindak tutur ilokusi deklaratif berupa tindak tutur ilokusi deklaratif penamaan dan menikahkan. Kata kunci: tindak tutur, ilokusi, etnografi komunikasi
6

Khasanah, Nurul. "SPEECH ACTS EMPLOYED BY THE MAIN CHARACTERS OF PEARL HARBOR MOVIE". Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan 10, n.º 1 (1 de junho de 2012): 93. http://dx.doi.org/10.21154/cendekia.v10i1.404.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
Abstrak: Tindak tutur sangat penting dalam sebuah percakapan. Penelitian ini mengkaji tindak tutur dari ketiga pemeran utama sebuah film yang berjudul Pearl Harbor. Teori yang digunakan adalah teorinya Austin (1962) yang membagi tindak tutur menjadi tiga jenis, yaitu: tindak locutionary, tindak illocutionary, dan tindak perlocutionary. Data dibagi atas dialog-dialog berdasarkan scene yang ada dalam film, kemudian diidentifikasi tindak tutur yang terkandung dalam ujaran para pemeran utama dalam film tersebut. Selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan jenisnya. Hasil analisis, ditemukan bahwa ketiga pemeran utama tersebut menggunggunakan ketiga jenis tindak tutur. Hasil tindak locutionary menunjukkan bahwa sebagian besar yang digunakan oleh ketiga pemeran utama adalah kalimat deklaratif yaitu sebamyak 60.19%. hasil dari tindak illocutionary menunjukkan bahwa sebagian besar yang digunakan adalah assertive yaitu sebanyak 40.79%. dan hasil yang terakhir adalah tindak perlocutionary, menunjukkan bahwa pengaruh yang peling besar adalah “meminta pendengar untuk melakukan sesuatu” yaitu sebanyak 32 ujaran dari 55 dialog yang ada.
7

Riski Restuaji, Ngurah Agung, e Ni Made Suryati. "Tindak Tutur dan Nilai Karakter pada Seni Tari Gambuh yang berjudul “Swayamwara” Sesuai dengan 18 Nilai Karakter Kurikulum 2013". Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana 26, n.º 2 (27 de setembro de 2019): 154. http://dx.doi.org/10.24843/ling.2019.v26.i02.p08.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tindak tutur, fungsi komunikasi, dan nilai karakter yang terkandung pada seni tari gambuh dengan judul “Swayamwara” sesuai dengan nilai karakter yang terkandung pada kurikulum 2013. Sumber data berupa rekaman video pementasan tari gambuh yang selanjutnya ditranskripsi kemudian dianalisis dengan menggunakan teori tindak tutur dan selanjutnya nilai-nilai karakter dianalisis sesuai dengan nilai karakter yang terdapat pada kurikulum 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari penggalan percakapan yang dipilah menjadi 39 data ditemukan 17 data yang mengandung makna lokusi, 20 data dengan makna ilokusi, dan 2 data mengandung makna perlokusi. Pada bentuk dan fungsi komunikasi ditemukan 11 data dengan fungsi komunikasi asertif, 5 data dengan fungsi direktif, 2 data dengan fungsi komisif, 15 data dengan fungsi ekspresif, dan 1 data dengan fungsi deklaratif. Dari 18 nilai karakter yang ada pada kurikulum 2013, ditemukan 12 nilai karakter yang terdapat pada seni tari gambuh meliputi nilai religius, toleransi, disiplin, kerja keras, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, peduli sosial, dan nilai tanggung jawab. Pada penelitian ini ditemukan satu nilai yang tidak terdapat pada kurikulum 2013, yakni nilai keberanian. Kata kunci: Tindak tutur, fungsi komunikasi, nilai karakter, tari gambuh
8

Zahro, Nur Holifatuz. "UJI KOMPETENSI PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)". Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS 7, n.º 2 (31 de dezembro de 2019): 65. http://dx.doi.org/10.36841/pgsdunars.v7i2.480.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar. Dalam hubungannya dengan evaluasi dan proses belajar mengajar, diperlukan suatu buku penunjang pembelajaran Bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat evaluasi yang tepat. Buku Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA dan IPS merupakan buku pegangan siswa dan guru yang diterbitkan oleh pemerintah melalui media internet yang disebut dengan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Buku tersebut bisa diakses oleh pendidik dan pelajar di seluruh Indonesia karena dapat diperoleh secara mudah melalui internet. Berdasarkan hasil penelitian Bentuk tes soal uji kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) ditemukan semua soal berbentuk tes objektif berjenis pilihan ganda. Berdasarkan struktur soalnya, soal uji kompetensi tersebut digolongkan menjadi 4, yaitu (1) pertanyaan langsung-daftar pilihan terdapat 25 soal, (2) pernyataan tidak lengkap-daftar pilihan terdapat 19 soal, (3) teks-penyataan tidak lengkap-daftar pilihan terdapat 6 soal, dan (4) perintah-teks-pernyataan tidak lengkap-daftar pilihan terdapat 30 soal. Tingkat kognitif soal uji kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) dilihat berdasarkan teori Bloom ditemukan tingkat pengetahuan (C1) terdapat 8 butir soal dengan persentase 14 %, tingkat pemahaman (C2) terdapat 22 bitir soal dengan persentase 38%, tingkat penerapan (C3) terdapat 10 butir soal dengan persentase 18%, tingkat analisis (C4) terdapat 16 butir soal dengan persentase 27%, tingkat sintesis (C5) terdapat 2 butir soal dengan persentase 3% dan tidak ditemukan soal dengan tingkat evaluasi(C6) dengan persentase 0% dengan sajian soal berbentuk kalimat deklaratif dan interogatif
9

Harpriyanti, Haswinda. "TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN STRUKTUR TEKS DALAM TUTURAN RAPAT DPRD PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERIODE 2009-2014 (ILLOCUTIONARY ACTS AND TEXT STRUCTURE IN DPRD SOUTH KALIMANTAN PROVINCIAL MEETING IN 2009-2014 PERIOD)". JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA 6, n.º 1 (19 de julho de 2017): 70. http://dx.doi.org/10.20527/jbsp.v6i1.3740.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
Tindak Tutur Ilokusi dan Struktur Teks dalam Tuturan Rapat DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Periode 2009-2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang (1) wujud tindak tutur ilokusi dari berbagai jenis tindak tutur dalam rapat anggota DPRD71provinsi Kalimantan Selatan periode 2009-2014, dan (2) struktur teks pada rapat anggota DPRD provinsi Kalimantan Selatan periode 2009-2014. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pada teori yang dikembangkan oleh Searle, yaitu tindak tutur ilokusi yang dibagi menjadi lima jenis, tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Pendekatan selanjutnya yang digunakan adalah pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) yang dikembangkan oleh Teun A. van Dijk, yaitu analisis struktur teks. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa dalam rapat anggota DPRD provinsi Kalimantan Selatan periode 2009-2014 ditemukan jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi. Jenis tindak tutur ilokusi yang ditemukan terdiri atas lima jenis tindak tutur, yaitu tindak tutur representatif meliputi menyatakan, mengakui, melaporkan, dan menyebutkan. Tindak tutur direktif meliputi mengajak, meminta, menyuruh, memohon, dan memaksa. Tindak tutur komisif meliputi menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan berjanji. Tindak tutur ekspresif meliputi mengucapkan terima kasih, mengkritik. Struktur teks terdiri dari tiga bagian utama, yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Pada struktur makro, secara umum penulis mengangkat topik. Pada superstruktur, penulis menggunakan pola organisasi. Pada struktur mikro, penulis menggunakan strategi penulisan pada tingkat proposisi-proposisi yang lebih kecil, yaitu semantik. Pada elemen semantik, penulis menggunakan strategi penulisan menonjolkan makna kebaikan kelompoknya dan mengaburkan keburukannya. Pada elemen leksikon, penulis memilih kosakata yang positif dalam menggambarkan tindakan atau konsep yang ditawarkan dan memilih kosakata yang negatif dalam menggambarkan keburukan tindakan atau konsep kelompok luar. Pada elemen gaya dan retorika, berbagai gaya bahasa digunakan beberapa gaya yang digunakan, yaitu aliterasi dan anafora.Kata-kata kunci: tindak tutur, ilokusi, struktur, jenis, fungsi
10

Duschinská, Karolina, e Radka High. "Didaktika obecné didaktiky: Od deklarativní znalosti pojmů směrem k rozvoji didaktického myšlení". Pedagogika 69, n.º 3 (8 de dezembro de 2019). http://dx.doi.org/10.14712/23362189.2019.1516.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
Abstrakt: Obecná didaktika má klíčové postavení ve studijních plánech navazujícího magisterského studia oborů učitelství všeobecně vzdělávacích předmětů a právem se od ní očekává položení teoretických základů učitelské profese. Tato studie sleduje tři hlavní cíle: reflektovat vzdělávací potřeby budoucích učitelů, zpracovat tematickou analýzu nejpoužívanějších vysokoškolských učebnic obecné didaktiky a analyzovat proces inovací výuky obecné didaktiky ve světle požadavků na kvalitu vysokoškolské výuky. Osmiletý proces inovací je ilustrován průběžnými výsledky studentského hodnocení výuky, dále jsou analyzovány základní aspekty výuky předmětu obecná didaktika: cíle předmětu, obsah, zkouška, činnosti ve výuce i mimo výuku a využívání příkladů z praxe. Záměrem těchto inovací bylo postupně dojít k vyváženému modelu výuky obecné didaktiky založenému na propojování teorií učení a výsledků empirického pedagogického výzkumu s porozuměním konkrétním didaktickým situacím. Hlavním výsledkem této studie je šest požadavků na výuku obecné didaktiky v učitelských studijních programech. Klíčová slova: obecná didaktika, didaktika obecné didaktiky, studium učitelství, rozvoj didaktického myšlení.

Teses / dissertações sobre o assunto "Deklarativa teorin":

1

Ali, Hassan Zaynab. "Vad krävs för att en presumtiv stat ska få ett de-jure erkännande? : En komparativ studie om att erkänna stater med fokus på fallen Eritrea och Somaliland". Thesis, Högskolan i Halmstad, Akademin för lärande, humaniora och samhälle, 2021. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:hh:diva-44921.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Resumo:
What determines that states receive a de-jure recognition is not clear today. The three worlddominant theories constitutive theory, declarative theory and secession-theory all claim different criteria' that a state must meet in order to have the right to be recognized. The purpose of the thesis is to understand if there is a theory that is decisive. The thesis analyses two states, one of which has received international recognition while the other one has not. The thesis concludes that all three theories have the necessary conditions that can lead to recognition. The conditions in the secession theory on having a referendum have proved to be one of the crucial requirements for recognition, at the same time it is fundamental for a new state to meet the declarative theory requirements to have the possibility of recognition at all. However, it is a theory that argues for the decisive criteria, and it is the constitutive theory that claims that recognition from other states, such as the central state, is the main factor in succeeding in obtaining de-jure recognition. Although the criteria's in the other theories are met, it is only after recognition by the central government that membership of the UN can be achieved.
Vad som avgör att utbrytarstater erhåller ett de-jure erkännade är idag inte tydligt. De tre världs dominerande teorierna konstitutiva teorin, deklarativa teorin och secession-teorin hävdar alla olika kriterier som en stat måste uppfylla för att ha rätt att erkännas. Syftet med uppsatsen är att förstå vad som krävs för en stat att kunna erhålla ett internationellt erkännande. För att kunna genomföra undersökningen har två stater analyserats där den ena fått ett internationellt erkännande och den andra inte. Uppsatsens slutsats är att alla tre teorier har nödvändiga villkor som kan leda till erkännande. Secession-teorins krav på att ha en folkomröstning visar på en enorm drivprocess till att erkännas, samtidigt så är det grundläggande för en nybliven stat att uppfylla den deklarativa teorin krav för att överhuvudtaget ha möjligheten till erkännande. Däremot kan man finna de avgörande villkoren i den konstitutiva teorin som menar att erkännande från andra stater, såsom central är den främsta faktorn till att lyckas erhålla ett dejure erkännande. Även om kriterierna i den resterande teorin är uppfyllda leder ett erkännande av centralstaten till ett medlemskap i FN som är varje utbrytarstats mål med att avskiljas

Vá para a bibliografia