Academic literature on the topic 'Abdullah bin Muhammad al-Misri'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Abdullah bin Muhammad al-Misri.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Abdullah bin Muhammad al-Misri"

1

Zaini-Lajoubert, Monique. "La « bonne gouvernance » selon l’écrivain indonésien Abdullah bin Muhammad al-Misri (fin XVIIIe s.-début XIXe s.)." Archipel 78, no. 1 (2009): 209–39. http://dx.doi.org/10.3406/arch.2009.4150.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Kafrawi, Kafrawi. "Pemikiran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tentang Ma’rifat." AL-LIQO: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 01 (2020): 78–96. http://dx.doi.org/10.46963/al.v5i01.146.

Full text
Abstract:
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah putra dari Abu Sholeh bin Musa bin Abdullah bin Yahya Al-Yazid bin Muhammad bin daud bin musa al-juwainy bin Abdullah al-Makhdli bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra dan Ibunya bernama Syarifah Fatimah binti Abdullah Al-Shoma’I bin Abu Jamaluddin bin Mahmud bin Thohir bin Abu Atho Abdillah bin Kamaluddin Isa bin Alauddin Muhammad Al-Jawwad bin Ali Al-Ridha bin Musa Kadzim bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Zainal Abiding bin Husain Al-Syahid binti Fatimah ra binti Rasulullah SAW. Ma’rifah adalah ketetapan hati dalam mempercayai hadirnya wujud yang wajib adanya Allah SWT yang menggambarkan segala kesempurnaannya. Ma’rifat terhadap dzat Allah SWT adalah mengetahui bahwa sesungguhnya Allah adalah wujud Esa, Tunggal dan sesuatu Yang Maha Agung, mandiri dengan sendiri-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya. Sedangkan ma’rifat terhadap sifat Allah SWT adalah mengetahui dengan sesungguhnya bahwa Allah Maha hidup, Maha mengetahui, Maha kuasa, Maha mendengar, Maha melihat dengan segala sifat keparipurnaan-Nya. Dan akan tampak dalam hidupnya kalbu bersama Allah SWT. Rumusan masalah yaitu; Siap saja Guru-guru Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, apa saja karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Gambaran ma’rifah secara umum serta, maqam untuk mencapai ma’rifah, konsep ma’rifat Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Kafrawi, Kafrawi. "Pemikiran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tentang Ma’rifat." AL-LIQO: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 01 (2020): 78–96. http://dx.doi.org/10.46963/alliqo.v5i01.146.

Full text
Abstract:
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah putra dari Abu Sholeh bin Musa bin Abdullah bin Yahya Al-Yazid bin Muhammad bin daud bin musa al-juwainy bin Abdullah al-Makhdli bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra dan Ibunya bernama Syarifah Fatimah binti Abdullah Al-Shoma’I bin Abu Jamaluddin bin Mahmud bin Thohir bin Abu Atho Abdillah bin Kamaluddin Isa bin Alauddin Muhammad Al-Jawwad bin Ali Al-Ridha bin Musa Kadzim bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Zainal Abiding bin Husain Al-Syahid binti Fatimah ra binti Rasulullah SAW. Ma’rifah adalah ketetapan hati dalam mempercayai hadirnya wujud yang wajib adanya Allah SWT yang menggambarkan segala kesempurnaannya. Ma’rifat terhadap dzat Allah SWT adalah mengetahui bahwa sesungguhnya Allah adalah wujud Esa, Tunggal dan sesuatu Yang Maha Agung, mandiri dengan sendiri-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya. Sedangkan ma’rifat terhadap sifat Allah SWT adalah mengetahui dengan sesungguhnya bahwa Allah Maha hidup, Maha mengetahui, Maha kuasa, Maha mendengar, Maha melihat dengan segala sifat keparipurnaan-Nya. Dan akan tampak dalam hidupnya kalbu bersama Allah SWT. Rumusan masalah yaitu; Siap saja Guru-guru Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, apa saja karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Gambaran ma’rifah secara umum serta, maqam untuk mencapai ma’rifah, konsep ma’rifat Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Zulbadri, Zulbadri. "AL-SHIDQ DALAM KOMUNIKASI PERSPEKTIF AL-QUR`AN." Jurnal Ulunnuha 7, no. 1 (2018): 79–94. http://dx.doi.org/10.15548/ju.v7i1.240.

Full text
Abstract:
Morals is a noble deeds of a servant, and a reflection of the confidence and the knowledge that he has, so akhlak that characterizes a person's behavior in personal life, social state and nation. Al-Qur'an as guidance in-spoken, polite and guidance for all activities for those who do right. In this discussion the author discusses the kinds of al-shidq on morals, right in speaking and understanding words correctly, according to what it said was the actual reality. His opponent was kidhb lieAlusiy, syihabuddin mhd ibn Abdullah al-Husainiy, 2000, Ruhu al-Ma’aniy fi tafsir al-Qur’an al-‘Azhim wa sab’u al-Matsaniy, Muassasah ar-Risalah, Al-Biqai, Burhanudddin Abi al-Hasan Ibrahim bin Umar, Nizam ad-Durar fi Tanasub al-Ayah wa as-Suwar, juz.7 Al-Bukhary, Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah,al-Jami as-Sahih al-Musnad min hadis Rasulullah saw wasunnatih wa ayatih SahihBukhari, juz. 1Al-Husaini, Mohammed Rashid bin Ali Ridha bin Mohammed Shams al-Din bin Muhammad Bahauddin maula Ali bin Khalifa Kulmuny, 1990, Tafsir al-Qur’an al-Hakim (Tafsir al-Manar), Kairo, Al-Haiah al-Mishriyah al-Ammah lil kitabAl-Maraghi, Ahmad bin Mustafa, 1970, Tafsir al-Maraghi, Mesir, Darul Fikri, Al-Qurthubi, Abu Abdullah bin Muhammad bi Ahmad bin Abi Bakr bin Farah al-Anshari al-Khuzraji Syamsuddi, 1994, Al-Jami’ al-Ahkam al-Qur’an ,Tafsir Al-Qurthubi, Kairo; Dar al-Kutb al-Nishriyah, Al-Qusyairiy, Abd al-Karim bin Hawzan bin Abd al-Malik, 1999, Lithaif al-Isyarah, Tafsir al-Qusyairy, Mesir:Al-Haiah al-Misriyah al-Amah lilkitab, Al-Sa’di, Abdurrahman bin Nasir bin Abdullah, 2000, Taisir al-Karim ar-Rahman fi tafsir kalam al-Mannan, Muassasah ar-RisalahShihab, M Quraish, 2005, Tafsir al-Misbah Pesan Kesan dan keserasian al-Quran, Tanggaerang: Lentera Hati, cet IIIAl-Wahidi, Abu al-Hasan bin Ahmad, 1994, Al-Washit fi Tafsir al-Quran, Dar al-Kutut al-Ilmiyah, Beirut.Qutb, Sayyid, 1971, Fi Zilal al-Qur’an, Beirut, Dar el-FikrAl-Zuhaili, Wahba bin al-Mustafa, 1991, Tafsir Al-Munir fi ‘Aqidah wa as-Syari’ah wa al-Manhaj Beirut, Dar Elfikri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Mohd Amin, Mohd Fauzi, Kabiru Goje, Amiruddin Mohd. Sobali, and Nurul Asiah Fasehah Muhammad. "Penilaian Hadith Maudhu’ Dalam Kitab al-Yawaqit wa al-Jawahir fi 'Uqubah Ahli al-Kabair , karangan Muhammad Ali Bin Abdul Rasyid Bin Abdullah al-Jawi al-Qadhi al-Sambawi." Sains Insani 3, no. 3 (2018): 52–59. http://dx.doi.org/10.33102/sainsinsani.vol3no3.72.

Full text
Abstract:
Penulis cuba membincangkan dan memperkenalkan sebuah kitab jawi iaitu Kitab al-Yawaqit wa al-Jawahir fi 'Uqubah Ahli al-Kabair, yang dikarang oleh Muhammad Ali Bin Abdul Rasyid Bin Abdullah al-Jawi al-Qadhi al-Sambawi ditulis sekitar kurun ke 19 Masihi. Kitab ini dianggap penting dan telah digunakan secara meluas sebagai bahan pembelajaran samada di masjid-masjid dan di sekolah-sekolah pondak. Kandungannya terdapat banyak hadith-hadith yang berbentuk galakan melakukan kebaikan dan amaran daripada kejahatan. Ia mengandungi 12 bab dimulakan dengan bab ancaman sesiapa yang meninggalkan sembahyang dan diakhiri dengan bab sifat syurga dan ahlinya. Berdasarkan kajian didapati kitab ini mempunyai kebaikan dan kekurangannya, hadith-hadith di dalamnya terdapat berbagai status ada sahih, hasan, dhaif dan maudu'. Kajian ini berbentuk kajian perpustakaan. Penulis membataskan kajian terhadap hadith yang berstatus maudu’ di dalamnya, jumlah keseluruhan hadith dalam kitab ini adalah 87 hadith dan hasil kajian mendapati sejumlah hadith maudu’telah ditemui iaitu sebanyak 32 hadith maudhu’.
 Abstract: The author discusses and introduces a jawi book, Kitab al-Yawaqit wa al-Jawahir fiqub al-Kabair, written by Muhammad Ali bin Abdul Rasyid bin Abdullah al-Jawi al-Qadhi al-Sambawi in the 19 AD. This book is considered important and has been widely used as a learning material in mosques and traditional schools. It contains many hadiths in the form of encouragement to do good and warn of evil doings. It has 12 chapters beginning with the chapter of the threat of those who abandon the Prayer and end with the chapters of heaven and its members. This study is a library study. This study found that this book has its advantages and disadvantages. The hadiths are categorised into authentic, hasan, dhaif and maudu'. The author limits the study to hadith maudu'. Out of 87 hadith, it is found that the number of hadith maudu' is 32 hadith.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Latif, M. Nawras Ali. "Abdullah bin Lahi’a (97-174 AH) narrations in Al-Rashidi era." Psychology and Education Journal 58, no. 2 (2021): 1766–76. http://dx.doi.org/10.17762/pae.v58i2.2334.

Full text
Abstract:
Praise be to God, Lord of the worlds who says ((We have not sent you but mercy to the worlds)), also peace and blessings be upon our Prophet Muhammad, the Master of the Messengers and the Seal of the Prophets, and on the good and pure blessing be upon his companions of the righteous household people
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

ALI, AZHAR, and DR SHOIAB ARIF. "5. The arrival of Muslim Sufis in the subcontinent and the promotion of scholarly activities: a research study." Al-Aijaz Research Journal of Islamic Studies & Humanities 6, no. 2 (2022): 40–52. http://dx.doi.org/10.53575/u5.v6.02(22).40-52.

Full text
Abstract:
In the subcontinent, the Companions, the followers, the followers of the followers and the narrators came at different times and continued to perform the duties of spreading Islam here. The books of Asma 'ul-Rijal and the turning of the pages of history show that according to a conservative estimate, about five Companions visited India, including' Uthman ibn Abi al-'As Saqafi and his brothers, 'Abdullah ibn' Umayr, and Sahl ibn 'Adi ibn Malik, Syedna Asim bin Amr and Syedna Majasha bin Thaalba and others. In the same way, many great men entered the subcontinent for the purpose of jihad and then for the propagation of Islam. Akhans al-Thaqafi and so on. Similarly, the followers of Tabein include Mr. Israel bin Musa Al-Basri, Mr. Abu Muhammad Raja bin Al-Sindi, Mr. Muhammad bin Abdul Rahman Belmani, Mr. Rabi 'bin Sabih Al-Saadi and others. Most of the followers and followers of the followers had come to India with the army of Amir Muhammad ibn Qasim. Although the word Sufi was not used for all these holy people because the term Sufi was not in use at that time That is, these people were the real Sufis. Even after him, various Sufis continued to visit and preach Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Su'aidi, Hasan. "Kualitas Hadits dalam Kitab Tafsir Tanwir al-Miqbas Min Tafsir Ibni Abbas (Kritik Sanad Hadits)." RELIGIA 18, no. 1 (2015): 27. http://dx.doi.org/10.28918/religia.v18i1.620.

Full text
Abstract:
Penafsiran al-Qur`an mempunyai ragam corak, antara lain tafsir bil Ma’tsur dan tafsir bil Ra’yi. Tafsir bil Ma’tsur masih diyakini oleh sementara kalangan sebagai tafsir yang cenderung lebih dapat dipercaya walaupun dianggap “konservatif”. Tafsir ini bersumber dari periwayatan, baik yang bersumber dari Nabi SAW maupun sahabat. Tafsir sahabat seringkali dipermasalahkan apakah tafsir tersebut bisa disebut dengan tafsir bil ma’tsur atau tidak. Hal ini disebabkan penafsiran tersebut merupakan ijtihad. Selain itu, riwayatriwayat yang terdapat di dalam tafsir bil ma’tsur tidak semua dapat dipertanggung jawabkan otentitasnya. Di antara kitab tafsir bercorak demikian adalah Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibni Abbas. Kitab ini disandarkan kepada Muhammad bin Ya’qub bin Muhammad bin Ibrahim as-Syairazi al-Fairuzabadi. Kitab tafsir ini merupakan kitab tafsir al-Qur`an yang menggunakan manhaj tafsir tahlili (tafsir ayat per ayat) dengan mendasarkan kepada jalur periwayatan tunggal yang berujung kepada Abdullah bin Abbas RA (sebagai sumber penafsiran). Otentitas terhadap periwayatan baik terhadap riwayat-riwayat yang terkait dengan penafsiran maupun hadits sangat penting dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas periwayatan, sehingga dapat ditentukan apakah riwayat tersebut valid ataukah tidak. Dalam penelitian ini, akan dilakukan telaah terhadap hal-hal yang terkait dengan jalur periwayatan tafsir Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibni Abbas, tentang penilaian terhadap sanad perawinya, perbandingan penafsiran Abdullah bin Abbas dalam kitab tafsir ini dan kitab tafsir Ibnu Abbas lainnya dan pembahasan tentang keabsahan penyandaran kitab tafsir ini kepada al-Fairuzabadi. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian library dengan menitik beratkan kepada tinjauan sejarah dan tinjauan sanad.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Azmi, Muhyidin. "KAJIAN KITAB HADIS." Journal al Irfani: Ilmu al Qur'an dan Tafsir 1, no. 01 (2020): 1–7. http://dx.doi.org/10.51700/irfani.v1i01.2.

Full text
Abstract:
Tulisan ini membahas tentang bagaimana metode kesahihan hadis dalam kitab al-Mustadrak ‘Ala al-Sahihaini, yang merupakan karya dari Abu Abdullah Muhammad bin Hamdawiyah bin Nu’aim bin al-Bayyi’ al-Dhabbi alThahmani al-Naysaburiy dalam kajian hadis. Kitab alMustadrak ‘Ala al-Sahihaini merupakan kitab yang ia susun mulai sejak tahun 373 H, yang secara implisit dapat dikatakan bahwa, inisiatif dalam penulisan kitab alMustadrak ‘Ala al-Sahihaini berawal dari faktor internal, ialah asumsi dari al-Hakim yang berpendapat masih banyak terdapat hadis-hadis sahih yang berserakan. Tulisan ini diharapkan dapat mengembalikan kita pada pemahaman dan pengetahuan yang menyeluruh tentang bagaimana para ulama’ hadis menjelaskan dan membedakan antara hadis yang ma’mul bih dan gair ma’mul bih
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Umari, Zuul Fitriani. "Pemikiran Ekonomi Ibnu Al-Qayyim al-Jauziyyah." Jurnal BAABU AL-ILMI: Ekonomi dan Perbankan Syariah 4, no. 1 (2019): 59. http://dx.doi.org/10.29300/ba.v4i1.1689.

Full text
Abstract:
This article uses a review of the literature on medieval Arab professor/ economic thought Syamsuddin Abdullah Muhammad bin Abi Bakr Al Zar'i or known as Ibn Qayyim. An approach that focuses on explaining how the concept of usury is in the view of Ibn al-Qayyim al-jawziyyah. as a master of theology and translator of Islamic scriptures, he was one of the leading jurists from the Hambali school in four schools of Islamic law that emerged between the eighth and fourteenth centuries (after the other three, Hanafi, Maliki and Syafii, respectively, the names were pioneers ) There are economic ideas discussed, namely: Islamic economic philosophy, comparison and difference between wealth and poverty, economic interests of zakat, interest in usury al-fadl and riba al-nasi'ah, market mechanisms and the need for public sector intervention.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography