To see the other types of publications on this topic, follow the link: Ada (Ship).

Journal articles on the topic 'Ada (Ship)'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Ada (Ship).'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Faiztri Susanto, Kurnia, and Andy Wahyu Hermanto. "Analisis Jump Ship Crew On Board pada PT Karya Sumber Energy." Majalah Ilmiah Gema Maritim 22, no. 2 (September 30, 2020): 75–83. http://dx.doi.org/10.37612/gema-maritim.v22i2.100.

Full text
Abstract:
Jump Ship Crew On Board merupakan permasalahan yang sering terjadi diperusahaan pelayaran khususnya perusahaan pelayaran yang menangani rekrutmen crew kapal dimana crew kapal meninggalkan kapal dan tanggungjawabnya sebagai awak kapal, hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyebab dan dampak yang timbul dari jump ship crew on board serta upaya yang dilakukan untuk mencegahnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan mendeskripsikan secara terperinci permasalahan jump ship crew on board pada PT Karya Sumber Energy. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, literature buku dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bawa. Penyebab terjadinya jump ship crew on board ada 2 (dua) faktor yaitu faktor internal yang berasal dari crew kapal itu sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari kesalahan pihak PT Karya Sumber Energy. Dampak yang timbul dari jump ship crew on board pada PT Karya Sumber Energy dapat dilihat dalam bidang operasional, personalia dan financial, dan upaya yang dilakukan PT Karya Sumber Energy untuk mencegah jump ship crew on board dengan melakukan pembagian kerja, memperketat proses rekrutmen crew kapal, serta membangun komunikasi yang baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Habibie, Sudirman, M. Dikdik Gumelar, and Rudy Sitorus. "PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PERKAPALAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL = THE DEVELOPMENT OF SHIPPING INDUSTRY CLUSTERS FOR INCREASING COMPETITIVENESS OF NATIONAL SHIPPING INDUSTRY." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 9, no. 2 (September 13, 2016): 67–76. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v9i2.86.

Full text
Abstract:
Abstract Government effort to develop marine potency in Indonesia constitutes as a breaktrough program that has been waiting for decade. Considering broad of sea region about 70% from total of Indonesian region, it is reasonable that the future of Indonesia economy is in the sea. One of potencial sector that can be developed is sea transportation sector as sea vehicle (ship). A number of national commerce ships was developed significantly more than 100% from about 6,000 units in 2006 to about 12,500 units in 2013. In the future, this may increase faster because of Government policy to strengthen the development of marine economy, to develop marine axis and to develop sea toll. These programes have to be supported by developing shipping industries, in which they can build new ships and for maintenance. To speed up the increase of roll of shipping industries, the cluster of shipping industry may be needed to be developed in some regions. This cluster consists of several related industries that are core industries, supporting industries and related industries. The development of ship industry clusters have to consider potency of region, region development program, value chain industries, and human resources. Government has to give special policies such as fiscal policy and incentive to develop priority industries and ship industry cluster. Abstrak Usaha pemerintah dalam mengembangkan potensi maritim Indonesia, merupakan suatu program terobosan yang telah ditunggu-tunggu sejak lama. MemperhatikaN luas wilayah laut Indonesia yang meliputi +70% luas wilayah nusantara, maka beralasan bahwa masa depan ekonomi Indonesia ada di laut. Salah satu sektor yang sangat strategis dalam pengembangannya adalah sektor transportasi laut yaitu pengembangan industri perkapalan. Jumlah kapal niaga nasional berkembang dari +6.000 unit pada tahun 2005 dan menjadi +12.500 unit tahun 2013 meningkat lebih dari 100%. Hal ini akan meningkat lebih pesat lagi dengan adanya kebijakan pemerintah memperkuat ekonomi maritim, poros maritim dan tol laut. Peningkatan ini harus didukung juga oleh peningkatan industri galangan kapal baik itu untuk keperluan pembangunan kapal baru maupun untuk perawatan dan perbaikan kapal-kapal yang ada. Untuk mempercepat peningkatan peran industri galangan kapal, maka diperlukan pembentukan klaster industri kapal dalam beberapa wilayah. Klaster ini merupakan sekumpulan industri yang terkait baik berupa industri inti, industri pendukung dan industri terkait. Pembentukan klaster industri perkapalan harus mempertimbangkan potensi wilayah, program pengembangan kawasan, rantai nilai, kesiapan SDM. Pemerintah harus memprakarsai kebijakan khusus diantaranya berupa kebijakan fiskal dan insentif untuk mengembangkan industri prioritas dan klaster industri perkapalan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Fatah, Abdul, Sukiman Sukiman, and Egi Ramdhani Fathurachman. "Peranan Perusahaan Pelayaran Dalam Rangka Kelancaraan Pengurusan Perpanjangan Sertifikat Kapal Di Pelabuhan Merak Banten." Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim 1, no. 2 (November 12, 2019): 25–30. http://dx.doi.org/10.51578/j.sitektransmar.v1i2.6.

Full text
Abstract:
Vessel restoration and transfer are carried out in several activities that have been determined by the agency together with the ship's management and must be submitted to the ship. In this case, PT. Menara Lintas Samudera Makmur as support in maritime development in terms of certificates, which are shipping legality documents such as National Identity Letters, Measuring Letters, Eligible Certificates, Embossed Hull Certificates, Lists of Ships, Radio Safety Certificates, Transportation Vessels Safety Certificates. To receive this data, the authors make a qualitative method by direct observation, then interviews with relevant parties, and the literature to complete the receive. Then the procedure for terminating the validity of the ship's certificate and its accompanying documents. Ship \ Harbor Extension Office or Port Authority and Port Authority Office, with functions. So supporting activities at the port is very important, in order to smooth the management of ship certificates, the process of managing ship certificates, then PT. Menara Lintas Samudera Makmur must establish good cooperation with the KSOP Office with the Inspector of the Sea. Keywords : Certificate, Legality of shipping operations, Marine Inspector ABSTRAKPenyandaran dan keberangkatan kapal dilakukan ada beberapa kegiatan yang telah di tetapkan oleh pihak keagenan bersama dengan pihak pengelola dermaga dan harus disampaikan kepada pihak kapal. Dalam hal ini PT. Menara Lintas Samudera Makmur sebagai penunjang dalam pembangunan kemaritiman dalam hal sertifikat, yang merupakan dokumen legalitas oprasional pelayaran seperti Surat Tanda Kebangsaan, Surat Ukur, Sertifikat Layak, Sertifikat Lambung Timbul, Daftar Anak Buah Kapal, Sertifikat Keamanan Radio, Sertifikat Keselamatan Kapal Barang. Untuk memperoleh data tersebut penulis melakukan metode kualitatif dengan cara Observasi atau pengamatan langsung, kemudian wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, dan Kepustakaan untuk melengkapi penulisan. Kemudian prosedur pengurusan perpanjangan sertifikat kapal yang masa berlakunya habis serta dokumen yang menyertainya. Instansi pengurusan perpanjangan sertifikat kapal atau Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, dengan fungsi. Maka penunjang kegiatan di pelabuhan peranan keagenan sangat penting, dalam rangka kelancaran pengurusan perpanjangan sertifikat kapal, Proses pengurusan perpanjangan sertifikat kapal, maka PT. Menara Lintas Samudera Makmur harus menjalin kerja sama yang baik dengan Kantor KSOP terutama dengan pihak Marine Inspector. Kata Kunci : Sertifikat, Legalitas operasional pelayaran, Marine Inspector
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Dwi Antoro, Purwantono, and Dawata Afnan. "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA FUNGSI SHIP CRANE TERHADAP PROSES BONGKAR MUAT MV. MADISON." Dinamika Bahari 8, no. 1 (October 31, 2017): 1745–59. http://dx.doi.org/10.46484/db.v8i1.54.

Full text
Abstract:
Dalam proses bongkar muat di sebuah kapal container sebuah alat bongkar muat sangatlah dibutuhkan dan juga kondis yang baik juga diperlukan dalam proses bongkar muatnya. Berdasarkan fakta yang diperoleh penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Optimalisasi Penggunaan Ship Crane Guna Memperlancar Proses Bongkar Muat MV. Madison Di Pelabuhan Nabire”. Dalam melaksanakan perawatan peralatan bongkar muat ada beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu : bagaimana pengaruh rutinitas perawatan alat bongkar muat yang kurang baik terhadap kelancaran proses bongkar muat dan upaya-upaya apa yang dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan peralatan bongkar muat di pelabuhan. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan perawatan alat bongkar muat muncul jawaban sementara atas masalah yang dikemukakan, diantaranya diduga bahwa gangguan yang dialami oleh alat bongkar muat di kapal MV. Madison disebabkan oleh kurangnya perawatan alat bongkar muat serta diduga bahwa gangguan yang dialami alat bongkar muat di kapal MV. Madison dapat menghambat proses bongkar muat. Berdasarkan analisa bahwa perawatan alat bongkar muat tidak dapat dilaksanakan secara teratur sehingga mengakibatkan sering terjadinya kerusakan pada alat bongkar muat yang tentu saja proses pemuatannya ataupun pembongkaran menjadi terlambat atau terganggu. Hal yang mebuat proses bongkar muat terganggu dikarenakan peralatan yang menunjang pelaksanaan perawatan alat bongkar muat kurang memadai sehingga kerja crew kapal kurang maksimal dan masalah waktu yang tidak dimiliki karena seringnya kapal melakukan operasi bongkar muat membuat crew selalu sibuk dengan operasi kapal yang lebih penting.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Nafi, Bambang Wahyudi, and Imam Fachruddin. "Analisis Konsumsi Bahan Bakar Kapal Niaga Berdasarkan American Society for Testing Materials the Institute of Petroleum (ASTM-IP)." Dinamika Bahari 1, no. 1 (May 29, 2020): 21–26. http://dx.doi.org/10.46484/db.v1i1.181.

Full text
Abstract:
Biaya operasional kapal didominasi oleh pembelian bahan bakar minyak. Lebih lanjut, monitoring konsumsi bahan bakar minyak di kapal kurang di perhatikan, karena officer lebih berkonsentrasi pada bagaimana kapal bisa bergerak sampai ketujuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui koreksi yang harus dilakukan serta dampak yang ditimbulkan apabila konsumsi bahan bakar minyak yang melalui flowmeter di kapal dikoreksi menggunakan ASTM-IP. Subjek penelitian ini adalah empat kapal pada perusahaan PT. S. I. Ship Management dengan specific grafity (SG) sebesar 0.9601. Dari hasil penelitian menunjukkan output data flowmeter pada mesin induk harus dikalikan dengan factor for reducting volume to 15o C yang ada pada ASTM-IP sehingga berdampak pada keakuratan dalam pelaporan konsumsi bahan bakar. Akibatnya biaya operasional berkurang dan perusahaan kapal dapat menjual jasanya secara bersaing
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Rahman, Sabaruddin. "Sosialisasi Sistem Keselamatan Penumpang Angkutan Penyeberangan Bira-Pamatata." JURNAL TEPAT : Applied Technology Journal for Community Engagement and Services 3, no. 1 (June 30, 2020): 39–46. http://dx.doi.org/10.25042/jurnal_tepat.v3i1.121.

Full text
Abstract:
Kecelakaan KMP. Lestari Maju yang terjadi pada tanggal 3 Juli 2018 mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Kecelakan tersebut diakibatkan oleh air yang naik ke geladak kendaraan karena gelombang tinggi. Jatuhnya korban jiwa diakibatkan kurangnya pemahaman penumpang terkait prosedur keselamatan di atas kapal saat terjadi kecelakan. Hal ini didasarkan dari hasil penyelidikan KNKT yang menjelaskan bahwa penumpang panik dan terjadi perebutan jaket penolong sehingga beberapa penumpang tidak sempat mengenakan jaket penolong. Padahal berdasarkan data fasilitas keselamatan di atas kapal, jumlah jaket penolong mencukupi untuk jumlah penumpang yang ada saat terjadi kecelakaan. Selain itu, tidak ada instruksi dari awak kapal untuk terjun ke laut sehingga penumpang menyelamatkan diri masing-masing. Bahkan ada yang terjun ke laut tanpa mengenakan jaket penolong. Dari hasil investigasi KNKT tersebut pula ditemukan bahwa awak kapal tidak pernah melakukan pelaksanaan safety drill terutama pelatihan keselamatan orang meninggalkan kapal (abandon ship). Kurangnya penerapan ISM Code dan pengawasan terhadap kinerja awak kapal berimbas pada kurangnya kesigapan awak kapal pada saat terjadi kecelakaan. Melalui kegiatan ini dilaksanakan sosialisasi prosedur keselamatan di atas sarana angkutan penyeberangan Bira-Pamatata. Sebelum dilakukan sosialisasi, terlebih dahulu dilakukan survey untuk mengetahui kondisi eksisting alat keselamatan di atas kapal dan juga untuk mengetahui informasi yang belum terkomodir dalam prosedur keselamatan di atas kapal. Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan, diketahui bahwa sekitar 45% responden menggunakan jasa angkutan penyeberangan tidak lebih dari tiga kali dalam dua tahun terakhir. Responden tersebut umumnya memiliki pemahaman yang relatif rendah terhadap prosedur keselamatan di atas kapal. Untuk itu pelaksanaannya harus dilaksanakan setiap kapal akan berangkat. Berdasarkan hasil evaluasi, pemahaman responen cenderung memaik setelah dilakukan pelaksanaan sosialisasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Pramono, Hadi, M. Hermawan, and Ryan Adiputera. "Upaya Perawatan Alat Pemadam Api Jenis Portable Foam DI MT. KATOMAS." Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim 1, no. 2 (November 12, 2019): 1–6. http://dx.doi.org/10.51578/j.sitektransmar.v1i2.2.

Full text
Abstract:
When there is combustion there are three main components that cause the fire which is commonly called the Fire Triangle. The fire triangle itself consists of unified and balanced Heat, Fuel and Oxygen that will cause fires to the point where workers are also very detrimental to the company if this happens if it is not immediately addressed. The author in collecting the data needed until the completion of writing this scientific paper, uses the method of approach and data collection by Observation and Literature Study on the MT ship. Katomas which is an oil product cargo ship which is a flammable liquid, the best extinguishing agent is foam fire extinguisher. Fire fighting equipment is also not only a supporting factor but also an indispensable factor and is part of the ship and its crew. Safety concerns the safety of the cargo, crew and ship itself. Then the damage to the fire extinguisher and the decline in the work function of the tool is due to lack of maintenance and attention to the extinguisher which causes the work of the device to be less than optimal. Keywords : Portable fire extinguisher, Foam fire extinguisher, Fire fighting equipment Saat terjadi pembakaran ada tiga komponen utama yang menyebabkan terjadinya api yang biasa disebut Segitiga Api. Segitiga api itu sendiri terdiri dari Heat, Fuel dan Oxygen yang bersatu dan seimbang yang akan menimbulkan kebakaran hingga membahayakan para pekerja juga sangat merugikan perusahaan apabila hal ini terjadi jika tidak segera ditanggulangi. Penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan hingga selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini, menggunakan metode pendekatan dan pengumpulan data dengan Observasi dan Studi Pustaka pada kapal MT. Katomas yang merupakan kapal muatan Oil Product yang merupakan zat cair yang mudah terbakar, maka zat pemadam yang paling baik adalah jenis pemadam api foam. Peralatan pemadam kebakaran juga bukan hanya faktor pendukung tetapi juga merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dan menjadi bagian dari kapal dan awaknya. Keselamatan yang menyangkut keselamatan pada muatan, awak kapal, dan kapalnya itu sendiri. Maka kerusakan alat pemadam api dan menurunnya fungsi kerja dari alat tersebut dikarenakan akibat kurangnya perawatan dan perhatian terhadap alat pemadam tersebut yang menyebabkan kerja dari alat tersebut menjadi kurang optimal. Kata Kunci : Pemadam Api Portabel, Pemadam Api Foam, Peralatan pemadam kebakaran
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Samsul Huda, Slamet Riyadi, and Prastiyo Jaya Kumara. "PROSEDUR PENURUNAN FREE FALL LIFEBOAT DENGAN MENGGUNAKAN DAVIT GUNA MENGURANGI RESIKO KECELAKAAN PADA SAAT LATIHAN ABANDON SHIP DRILL DI MV. GEOPARK VENUS." Dinamika Bahari 7, no. 2 (May 31, 2017): 1712–18. http://dx.doi.org/10.46484/db.v7i2.49.

Full text
Abstract:
Supaya pelayaran dapat berjalan dengan aman, diperlukan free fall lifeboat yang dapat beroperasi dengan normal. Salah satu indikator free fall lifeboat dalam keadaan normal dapat dilihat dari kondisi fisik dan fungsinya. Dan untuk mencapai pelaksaan latihan penurunan free fall lifeboat dalam keadaan aman dibutuhkan pemahaman dasar setiap crew kapal tentang prosedur penurunan free fall lifeboat, serta tugas masing-masing crew selain itu latihan penurunan free fall lifeboat harus dilaksanakan secara terjadwal sesuai dengan ketetapan masingmasing perusahaan perkapalan. Ada 4 tahapan prosedur penurunan free fall lifeboat yaitu planning, Organizing, Actuating dan Controling. Dari proses tersebut dapat ditarik kesimpulan kegagalan dalam pelaksanaan latihan penurunan free fall lifeboat dikarenakan ketidakpahaman seorang crew kapal terhadap prosedur penurunan freefall lifeboat dan seorang crew harus memahami tugas dan tanggung jawab dalam suatu kegiatan sesuai dengan muster list.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Purwanto, Yuli, Budhi H. Iskandar, Mohammad Imron, and Budy Wiryawan. "ASPEK KESELAMATAN DITINJAU DARI STABILITAS KAPAL DAN REGULASI PADA KAPAL POLE AND LINE DI BITUNG, SULAWESI UTARA (Safety Aspects Pole and liner From Ship Stability and Regulation Point of View in Bitung, North Sulawesi)." Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management 5, no. 2 (September 28, 2016): 181. http://dx.doi.org/10.29244/jmf.5.2.181-191.

Full text
Abstract:
<p>ABSTRACT<br />Has become a common understanding that fishing is a risky job, so the safety aspects on board is an important factor that must be considered. Fishing vessels should also be supported with design and good stability, so that fishing activities can run smoothly and avoid the danger of accidents. Pole and liner in Bitung is quite varied and the ships were built in traditional dockyard and not based on the calculation and construction planning and design. One of the instruments on fishing vessel operational safety assurance is the implementation of the regulation, both nationally and internationally. At the international level, many regulations governing the safety of the ship in respect of fish. While national regulations relating to the safety of fishing vessels has not been consistent and in harmony, hence the assessment regulations relating to fishing vessel safety improvement needs to be done to determine the extent of the responsibility of government and the extent of the application of the existing rules. The general objective of this study was to determine the safety aspects of pole and line vessels, while the specific goal are: (1) review and analyze to get the quality stability of the ship (2) identify and assess safety-related regulatory review pole and line vessels in Bitung. The results showed that the quality of the stability of the vessel pole and line in the four conditions of the charge distribution in a state of good stability. It is represented by the value of all the parameters that are above the standard value IMO. In the simulated load conditions, the maximum GZ value at the time the vessel is in operation, while the GZ smallest value in an empty load case ship condition. There are seven international policy and five national policies relevant to the safety of fishing vessels. International policies clearly have established the safety of the ship and crew of fishing vessels, but implementation at the national level is still lacking and not aligned.</p><p><br />Keywords: pole and liner, quality stability, regulation</p><p>-------</p><p><br />ABSTRAK</p><p>Telah menjadi pemahaman umum bahwa kegiatan penangkapan ikan merupakan suatu pekerjaan beresiko, sehingga aspek keselamatan diatas kapal merupakan faktor terpenting yang harus diperhatikan. Kapal ikan juga harus didukung dengan desain dan stabilitas yang baik, sehingga kegiatan penangkapan ikan dapat berjalan lancar dan terhindar dari bahaya kecelakaan. Armada kapal pole and line di Bitung cukup bervariasi dan kapal-kapal tersebut dibangun digalangan tradisional yang tidak berdasarkan perhitungan dan perencanaan konstruksi dan desain. Salah satu instrumen dalam jaminan keselamatan operasional kapal ikan adalah pelaksanaan peraturan, baik nasional maupun internasional. Pada tingkat internasional, banyak regulasi yang mengatur berkenaan dengan keselamatan kapal ikan. Sementara peraturan nasional yang berkaitan dengan keselamatan kapal ikan belum sejalan dan selaras, karenanya pengkajian regulasi terkait dengan peningkatan keselamatan kapal ikan perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tanggung jawab pemerintah dan sejauh mana penerapan aturan yang ada. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menentukan aspek keselamatan kapal pole and line, sedangkan tujuan khususnya adalah: (1) mengkaji dan menganalisis untuk mendapatkan kualitas stabilitas kapal (2) mengidentifikasi dan mengkaji tinjauan regulasi terkait keselamatan kapal pole and line di Bitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas stabilitas kapal pole and line pada empat kondisi distribusi muatan dalam keadaan stabilitas yang baik. Hal ini diwakili oleh nilai semua parameter yang berada di atas nilai standar IMO. Pada kondisi simulasi muatan, nilai GZ maksimum berada pada saat kapal beroperasi, sementara nilai GZ terkecil pada kondisi kapal muatan kosong. Terdapat tujuh kebijakan internasional dan lima kebijakan nasional yang relevan dengan keselamatan kapal ikan. Kebijakan internasional jelas telah menetapkan keselamatan kapal dan awak kapal penangkap ikan, tetapi implementasi di tingkat nasional masih kurang dan belum selaras.</p><p><br />Kata kunci: Kapal pole and line, kualitas stabilitas, regulasi</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Pangemanan, Recky, Effendi P. Sitanggang, and Jardie A. Andaki. "The effect of quality service on costumer satisfaction in Bitung Oceanic Fishing Port, Indonesia." AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT 4, no. 1 (April 30, 2016): 11. http://dx.doi.org/10.35800/jasm.4.1.2016.14400.

Full text
Abstract:
Title (Bahasa Indonesia): Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pengguna jasa di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, Indonesia This study evaluates the effect of service quality on the service users’ utilization in the Ocean Fisheries Port (OFP) of Bitung, Indonesia. It employed 3 quantitative methods,Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis and Gap Analysis. From 14 services, there were 13 services categorized as satisfactory services. It means that Ocean Fisheries Port of Bitung has performed well in most of its functions. The unsatisfactory one was clean water service. To increase the users’ level of satisfaction in the OFP of Bitung, improvement needs to be done in the services of ship arrival and departure document preparation, fishing vessel log book inspection, recommendation for subsidized fuel use, fish catch certification, port hygiene, entrance ticket, information building rental, electricity, clean water supply, equipment rental, and mooring. Penelitian tentang pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pengguna jasa di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, Indonesia, telah dilakukan. Dengan mengunakan 3 metode kuantitatif, yaitu Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis dan Gap Analisis, didapat hasil sebagai berikut: dari 14 layanan, terdapat 13 layanan yang mendapatkan predikat puas meskipun tidak ada yang sangat memuaskan. Ini dapat diartikan, bahwa PPS Bitung telah melakukan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Hanya ada satu pelayanan yang kurang memuaskan, yaitu pelayanan air bersih. Untuk meningkatkan kepuasan pengguna jasa/stakeholder di PPS Bitung, maka perbaikan perlu dilakukan terhadap pelayanan persiapan dokumen kedatangan dan keberangkatan kapal, log book penangkapan ikan, rekomendasi bahan bakar minyak solar subsidi, sertifikat hasil tangkapan ikan, kebersihan kolam pelabuhan dan kebersihan pelabuhan, pas masuk, sewa lahan bangunan informasi, jasa listrik, jasa air bersih, sewa peralatan, dan tambat labuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Darmana, Eka, and Fajar Pujiyanto. "Power Management System (PMS) Sebagai Kontrol Utama Dalam Perkembangan Power Listrik Kapal." Majalah Ilmiah Bahari Jogja 19, no. 2 (July 14, 2021): 137–50. http://dx.doi.org/10.33489/mibj.v19i2.268.

Full text
Abstract:
Power listrik kapal mulai diperkenalkan pada abad 19, listrik sebagai sumber energi pengoperasian kapal digunakan untuk penerangan, komunikasi, navigasi, monitoring, alarm system, menjalankan motor listrik, dan instalasi high voltage penggerak utama kapal. Instalasi listrik pertama kali oleh kapal komersial SS Columbia dengan power listrik DC, berlanjut kepada power listrik induksi motor AC dengan mesin diesel. Teknologi power listrik terbaru yaitu All Electric Ship (AES) oleh kapal penumpang ferry Ampere, adalah kapal pertama di dunia yang menggunakan fully battery driven dan beroperasi regular di perairan Norwegia. Saat ini engineer dunia mengembangkan desain kapal baru dengan sistem power hybrid, yaitu menyatukan dua atau lebih sumber power yang terintegrasi untuk mendapatkan power berefisiensi tinggi. Penulisan dalam paper ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan mengacu kepada studi kepustakaan. Perkembangan listrik dari tiap generasi tentang sumber power listrik, kontrol automatis dan managemen power menjadi bahan untuk dibahas dalam penulisan ini. Power Management System (PMS) adalah system kontrol terintegrasi secara fungsional untuk mengoptimalkan alokasi power dan distribusi energi. PMS menjaga power listrik bekerja tanpa ada hambatan, gangguan, ataupun kegagalan sistem saat kapal beroperasi. PMS mengendalikan power secara aman dan berimbang antara pembangkit listrik dan distribusi power listrik kapal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

ARUMSARI, GITA, ARIF WIDYANTO, and ASEP TATA GUNAWAN. "HUBUNGAN ANTARA SANITASI KAPAL DAN PERILAKU ANAK BUAH KAPAL DENGAN KEBERADAAN TIKUS PADA KAPAL YANG BERSANDAR DI WILAYAH KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYA TAHUN 2017." Buletin Keslingmas 37, no. 4 (October 31, 2018): 405–16. http://dx.doi.org/10.31983/keslingmas.v37i4.3793.

Full text
Abstract:
AbstrakXVI+104 halaman : tabel, gambar,lampiranSanitasi kapal merupakan segala usaha yang ditujukan terhadap faktor lingkungan di kapal untuk memutuskanmata rantai penularan penyakit guna memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Keberadaan vektor danbinatang pengganggu di atas kapal dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat pelabuhan padakhususnya dan masyarakat lain yang berada diluar pelabuhan pada suatu wilayah tersebut, karena vektor danbinatang pengganggu dapat menularkan penyakit kepada manusia. Tujuan penelitian mengetahui hubungansanitasi kapal dan perilaku anak buah kapal pada kapal yang bersandar di wilayah kerja Kantor KesehatanPelabuhan Kelas I SurabayaJenis penelitian yang digunakan observasional dengan pendekatan crossectional.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sanitasi kapal dan perilaku anak buah kapal dengankeberadaan tikus. Sampel penelitian ini 37 kapal dalam negeri yang memperpanjang Ship Sanitation ControlExemption Certificate (SSCEC) . Hasil penelitian menggunakan uji chi-Square dengan Fisher Exact ρ = 0,000(ρ α) yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan sanitasi kapal dan perilaku anakbuah kapal dengan keberadaan tikus di kapal yang bersandar di wilayah kerja Kantor Kesehatan PelabuhanKelas I Surabaya. Kesimpulan penelitian ini adalah hubungan sanitasi kapal dan perilaku anak buah kapaldengan keberadaan tikus, disarankan bagi perusahaan pemilik kapal untuk memperbaiki memperhatikan sanitasikapal dan perilaku anak buah kapal agar kapal tidak mempunyai faktor risiko untuk mengundang keberadaantikus di kapal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Awwalin, Rodlitul, and Setyo Nugroho. "Studi Penambahan Fungsi Kapal Melalui Pemanfaatan Kapal Tipe Lighter Aboard Ship (LASH) untuk Pulau-Pulau Kecil: Studi Kasus Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep." Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim 12, no. 2 (February 8, 2019): 61–72. http://dx.doi.org/10.29122/jurnalwave.v12i2.2917.

Full text
Abstract:
Produksi, ketersediaan dan harga kebutuhan pangan telah menjadi perhatian utama dan masalah rumit saat ini khususnya di daerah pulau-pulau kecil. Hal ini menjadikan pentingnya perubahan sistem logistik yang dapat memecahkan masalah sistem logistik di daerah pulau-pulau kecil. Salah satu fokus utama untuk menangani situasi ini adalah untuk menciptakan koneksi yang baik melalui pulau-pulau kecil yang ada di wilayah pulau-pulau di Indonesia, terutama di Kepulauan Kangean. Untuk menghubungkan pulau-pulau di Kepulauan Kangean, dengan gagasan pemanfaatan kapal tipe Lighter Abroad Ship (LASH) yang dioperasikan untuk menopang sistem logistik yang baik dalam aspek waktu, dan efisiensi penanganan muatan di pelabuhan kecil. Kapal ini adalah kapal kargo yang memuat tongkang-tongkang kecil sebagai kemasan, sehingga cocok untuk area operasional di negara-negara berkembang dan kepulauan, konsepnya adalah penanganan tongkang-tongkang yang efektif terhadap waktu, tongkang sebagai gudang apung ditinggalkan dan kapal langsung berlayar kembali, sehingga tidak membutuhkan antrian yang lama di pelabuhan serta menambah kinerja kapal dalam beroperasi. Tantangan memperbaiki logistik nasional memiliki banyak kendala seperti bentuk kondisi geografis yang berupa pulau-pulau kecil serta berjumlah banyak, dan kurangnya alat akses untuk menjangkau pulau-pulau terkecil tersebut menjadi kendala yang perlu diatasi. Untuk itu tujuan dari penelitian untuk mempelajari bagaimana pemanfaatan kapal tipe LASH, dengan menggunakan pendekatan berupa jumlah pertumbuhan penduduk serta Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) barang ke Kepulauan Kangean, untuk menentukan kapasitas muatan kapal, serta metode perhitungan optimasi biaya per-unit ton muatan paling rendah untuk memilih model kapal dan rute terpendek, kemudian penentuan konfigurasi gudang terapung yang berupa tongkang apung. Sehingga didapatkan model kapal dengan biaya perunit ton muatan paling rendah adalah kapal tipe LASH Gantry Crane rute R-2 (Situbondo-Sumenep-Sapudi-Arjasa-Kangayan-Sapeken-Situbondo) dengan biaya sebesar Rp. 625.912,-.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Darmanto, Seno, Sutanto Sutanto, Sulaiman Sulaiman, and Eko Julianto Sasono. "APLIKASI TEKNOLOGI SEDERHANA DAN PERMESINAN UNTUK MENINGKATKAN KEAHLIAN RENOVASI LAMBUNG PERAHU." J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) 2, no. 1 (April 25, 2018): 53. http://dx.doi.org/10.30734/j-abdipamas.v2i1.157.

Full text
Abstract:
ABSTRACTApplications of technology and machinery equipment in service activities are done to complete the renovation and repair of boats or wooden vessels. Development of the infrastructure for members of the fishermen group is currently focused on equipment for the repair and renovation of the boat hull and the maintenance of the driving machine. And for the improvement of the renovation or repair of the boat hull, the service team has compiled a working activity including understanding and deepening of boat or wooden boats, engineering and equipment for renovation and boatbuilding, understanding and deepening of ship damage, and implementation in a group of fishermen. The process of maintenance and repair of boats on the ship's body (hull) in fishermen partners in principle were carried out through several stages include the washing and cleaning of all parts of the ship, patching, coating and painting. The process of painting through several stages of surface cleaning, patching if there are starting cracks and holes, drying, smoothing, basic coating and painting. Some tools for boats maintenance and repair especially for renovation and manufacture of wooden boats consist of saws (machines and manuals), drills, fittings, grinders, cutting (various sizes), clamps and other support equipmentKeywords: boat, hull, propulsion machine, machinery ABSTRAKKegiatan pengabdian aplikasi teknologi dan peralatan permesinan dilakukan untuk menyempurnakan renovasi dan perbaikan perahu atau kapal kayu. Pengembangan kelengkapan sarana anggota kelompok nelayan pada saat ini difokuskan pada peralatan untuk perbaikan dan renovasi lambung atau bodi dan perawatan mesin penggerak. Dan untuk penyempurnaan renovasi atau perbaikan kapal kayu, tim pengabdian menyusun langkah kerja atau kegiatan pengabdian meliputi pemahaman dan pendalaman perahu atau kapal kayu, teknik dan peralatan renovasi dan pembuatan perahu, pemahaman dan pendalaman kerusakan kapal, dan sejenisnya dan pelaksanaan di kelompok nelayan. Proses perawatan dan perbaikan kapal pada bagian badan kapal (lambung kapal) di mitra nelayan pada prinsipnya dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi pencucian seluruh bagian kapal, penambalan (pemakalan), pendempulan dan pengecetan kapal. Proses pengecatan melalui beberapa tahapan yakni pembersihan permukaan, penambalan kalau ada yang mulai retak dan berlubang, pengeringan, penghalusan, pelapisan dasar dan pengecatan. Beberapa peralatan perawatan dan perbaikan lambung perahu terutama untuk renovasi dan pembuatan perahu kayu meliputi gergaji kayu (mesin dan manual), bor, pasah, gerinda, tatah (berbagai ukuran), clem/pencepit dan peralatan pendukung lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Muazzimi, Muazzimi, Kiman Siregar, and Bambang Sukarno Putra. "Pengaruh Bahan Pengisi Kemasan Terhadap Kerusakan Fisik Pada Buah Pepaya (Carica papaya L.) Selama Transportasi Laut." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 2, no. 4 (November 1, 2017): 514–23. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v2i4.5506.

Full text
Abstract:
Abstrak. Salah satu ciri komoditas hortikultura termasuk pepaya adalah sifatnya yang mudah rusak (perishable) seperti mudah busuk dan mudah susut bobotnya karena kulitnya yang tipis dan daging buahnya yang lunak. Dari hasil penelitian kerusakan fisik yang yang terendah terdapat pada alat transportasi kapal cepat dengan perlakuan bahan pengisi kemasan yang menggunakan bahan pengisi daun pisang kering, dan dari hasil uji BNT bahan pengisi yang bagus adalah daun pisang kering, dikarenakan daun pisang kering berbentuk lentur dan suhu dari daun pisang kering tersebut netral. Susut bobot setelah transportasi yang paling sedikit terjadinya kehilangan pada kapal lambat dengan perlakuan tanpa bahan pengisi, hanya sedikit selisih dengan alat transportasi kapal cepat bahan pengisi daun pisang kering.Nilai vitamin C yang tertinggi adalah 11,6 yang diperoleh pada perlakuan kapal cepat dengan bahan pengisi styrofoam. Tingkat kesukaan panelis terhadap rasa dan warna pada perlakuan kapal lambat dengan bahan pengisi styrofoam, sedangkan nilai terendah ada pada perlakuan kapal lambat tanpa bahan pengisi, rasa dan warna sangat berhuhungan sehingga nilai tertinggi terdapat pada perlakuan yang sama dan juga hasil terendah.The Influence of Packaging Fillers on Physical Damage to Papaya Fruits (Carica papaya L.) During Sea TransportAbstract. One characteristic of horticultural commodities including papaya is its perishable nature as it is easy to rot and easily shrinks its weight due to its thin skin and soft flesh. From the result of the research, the lowest physical damage was found in fast ship transportation by the treatment of packing material using dry banana leaf filler, and from the BNT test the good filler was dried banana leaf, due to dry banana leaf-shaped bending and temperature from Dry banana leaves are neutral. Weight loss after transport with the least loss of slow-moving vessels with no filler treatment, only slight difference with the rapid vessel transport filling of dried banana leafs.The highest vitamin C value was 11.6 obtained in the treatment of fast vessels with fillers Styrofoam. The panelist's favorite level of taste and color in the treatment of slow vessels with styrofoam fillers, while the lowest values are in slow ship treatment without fillers, the flavors and colors are highly respected so that the highest value is in the same treatment and also the lowest yield.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Wibowo, Mardi. "Pemodelan Sebaran Pencemaran Tumpahan Minyak di Perairan Cilacap." Jurnal Teknologi Lingkungan 19, no. 2 (July 31, 2018): 191. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v19i2.2812.

Full text
Abstract:
ABSTRACTThe Cilacap coastal area plays an important role in recreation, transportation, energy, education or research, residential, and industry. It is also potential for development and potential for pollution especially for oil pollution. That is caused Cilacap has the refinary oil plant and the great port of oil, furthermore it has crowded traffic of ship (both big ship or fishing ships). All of which have a tremendous potential pollute the sea and the surrounding areas. Therefore, it’s needed study of oil slick spreading that caused oil spill to formulate early warning and protection action plan for Cilacap coastal area. This study use oil spill model from DHI (Danish Hydraulic Institute) and use software MIKE-21 modul Particle/Spill Analysis. At each scenario, direction and concentration of oil spill is highly varied, its depend on the hydrodynamic condition o sea water. In January the oil spill from the 70 area pier tends to spread upstream S, Donan and around P. Nusakambangan with slick thickness between 0.0001-2.1 mm and oil spill from SPM spread out south of the model domain. In September the oil spill in the 70 area dock spreads upstream of S Donan with slick thickness between 0.001-2.7 mm and oil spills in SPM spread evenly throughout Cilacap waters with slick thickness between 0.001 to 1 mm. The result of this study is very important to plan early warning system and reduce environmental impact of oil spill. Based on comparation tide model data to tide data from field measuring, its known that both of data has no significance differences.Keywords: oil spill spreading, computational modeling, hydrodynamicsABSTRAKKawasan pesisir Cilacap memiliki potensi pengembangan wilayah yang sangat besar. Namun demikian, kawasan ini juga mempunyai ancaman terhadap pencemaran tumpahan minyak, terutama disebabkan oleh aktivitas kapal, kebocoran pipa, single point mooring (SPM), dan kapal nelayan yang dapat merusak ekosistem perairan Cilacap dan sekitarnya. Karena itu, kajian persebaran minyak diperlukan untuk menyusun tindakan peringatan dini dan perlindungan kawasan pesisir Cilacap. Dalam kajian ini dilakukan pemodelan penyebaran minyak dengan menggunakan model tumpahan minyak dari DHI (Danish Hydraulic Institute) dan perangkat lunak MIKE-21 modul Particle/Spill Analysis. Berbagai parameter inputan data diperoleh dari data sekunder dan hasil survei lapangan pada 8-14 Januari dan 10 16 September 2012. Terdapat empat model skenario penyebaran disusun dan hasil akhir divalidasi dengan hasil pengukuran. Sebagai hasil, arah persebaran dan konsentrasi tumpahan minyak untuk tiap skenario sangat bervariasi dari waktu ke waktu tergantung pada kondisi hidrodinamika perairan yang ada. Pada bulan Januari tumpahan minyak dari dermaga area 70 cenderung menyebar ke hulu S. Donan dan di sekitar P. Nusakambangan dengan ketebalan slick antara 0,0001-2,1 mm dan tumpahan minyak dari SPM tersebar ke selatan keluar ari domain model. Pada bulan September tumpahan minyak di dermaga area 70 tersebar ka arah hulu S Donan dengan ketebalan slick antara 0,001-2,7 mm dan tumpahan minyak di SPM tersebar merata ke seluruh wialayah perairan Cilacap dengan ketebalan slick antara 0,001- 1 mm. Hasil kajian ini sangat penting sebagai dasar perencanaan upaya peringatan dini tumpahan minyak dan meminimalisasi dampak tumpahan minyak. Validasi data pasang surut hasil pemodelan dan pengukuran lapangan dari Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata.Kata kunci: persebaran tumpahan minyak, pemodelan komputasi, hidrodinamika
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Kaharuddin, Kaharuddin, Murshal Manaf, and Lambang Basri. "Optimalisasi Waktu Pelayanan dan Penghematan Skala Pada Penyeberangan ASDP Bangsalae Siwa Kabupaten Wajo." Urban and Regional Studies Journal 1, no. 2 (June 30, 2019): 66–75. http://dx.doi.org/10.35965/ursj.v1i2.1084.

Full text
Abstract:
Perkembangan angkutan yang terjadi di Pelabuhan Penyeberangan ASDP pada lintasan Bangsalae Siwa Kabupaten Wajo – Tobaku Lasusua Kabupaten Kolaka Utara sangat berpengaruh pada peningkatan restribusi dan pendapatan asli daerah yang dipengaruhi oleh selang waktu keberangkatan, jumlah dan kapasitas muat kapal. Kualitas jasa pelayanan di pelabuhan ini, dapat dinilai dengan atribut yang meliputi: kenyamanan, keamanan, keselamatan, ketepatan waktu, dan tarif. Untuk melihat waktu pelayanan minimum sesuai dengan standar waktu pelayanan yang ada dapat di lihat pada waktu kegiatan operasional dilapangan. Penelitian ini bertujuan menghadapi perkembangan angkutan yang terjadi dimana perlu adanya kesiapan baik dari pengaturan bongkar muat kendaraan barang dan penumpang, maupun penjadwalan dan penyediaan jumlah kapal yang memadai, yang disesuaikan dengan tingkat permintaan angkutan, sehingga tidak terjadi antrian penumpang diloket, antrian kendaraan dan penumpang barang yang akan masuk ke kapal dan jarak waktu tempuh kapal. Sehingga sistim pelayanan menjadi lebih optimal tanpa mengabaikan faktor-faktor keselamatan. Untuk menilai kualitas pelayanan di pelabuhan ini, sampel diambil sebanyak 66 untuk penumpang orang, 15 orang untuk pengemudi kendaraan roda – 6, untuk pengemudi kendaraan roda – 4 berjumlah 10 orang dan untuk pengemudi roda – 2 berjumlah 10 orang. Atribut jasa dianalisa dengan metode diskriftif kuantitatif dan Regresi linier. Dari hasil analisis regresi linier dengan tujuan untuk meminimalisasi waktu pelayanan dan penghematan skala mendapatkan solusi optimum pada transportasi laut khususnya optimalisasi pelayanan angkutan penyeberangan yaitu jumlah trip dengan bobot kapal 600 GRT pada rentang tahun 2017 – 2022 sebanyak 3 trip perhari, rentang tahun 2022 – 2027 sebanyak 4 trip perhari, rentang tahun 2027 – 2032 sebanyak 6 trip perhari, rentang tahun 2032 – 2037 sebanyak 7 trip perhari, dan rentang tahun 2037 – 2042 membutuhkan 8 trip perhari The development of transportation that occurs at the ASDP Crossing Port on the Bangsalae Siwa Line in Wajo Regency - Tobaku Lasusua, North Kolaka Regency is very influential in increasing regional retribution and original income which is influenced by the departure time interval, vessel load capacity and capacity. The quality of services at this port, can be assessed with attributes that include: convenience, security, safety, timeliness, and tariff. To see the minimum service time in accordance with the standard service time available can be seen at the time of operational activities in the field. This study aims to deal with the development of transportation that occurs where there is a need to be prepared both from the arrangement of loading and unloading of goods and passenger vehicles, as well as scheduling and providing adequate number of vessels, which are adjusted to the level of transportation demand, so there is no queue of passengers, queues of vehicles and passenger passengers which will enter the ship and the travel time of the ship. So that the service system becomes more optimal without ignoring the safety factors. To assess service quality in this port, 66 samples were taken for people, 15 for drivers of wheeled vehicles - 6, for drivers of 4-wheeled vehicles totaling 10 people and for drivers of 2-wheeled vehicles there were 10 people. Service attributes are analyzed by quantitative descriptive method and linear regression. From the results of linear regression analysis with the aim of minimizing service time and scale savings to get optimum solutions on sea transportation, especially optimization of ferry transportation services, namely the number of trips with a ship weight of 600 GRT in the range 2017 - 2022 as many as 3 trips per day, range 2022 - 2027 4 trips per day, the range of 2027 - 2032 as many as 6 trips per day, ranges from 2032 - 2037 as many as 7 trips per day, and the range from 2037 - 2042 requires 8 trips per day.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Su, Xiao Lu. "Ship Dynamic Positioning Control Research Using the Improved SAM Based on ACA." Applied Mechanics and Materials 475-476 (December 2013): 598–602. http://dx.doi.org/10.4028/www.scientific.net/amm.475-476.598.

Full text
Abstract:
In fuzzy system, the selection of fuzzy rules is difficult. For the whole system, the merits of the rules seriously influence the final result. This paper uses the ant colony algorithm (ACA) to optimize the weights of the rules in the standard additive fuzzy system. At present, the ship dynamic positioning system has caused wide public concern. In the paper, a ship dynamic positioning controller based on the ACA and the standard additive model is proposed. Through the new controller is applied to control the dynamic positioning ship in the complex sea conditions, the results show that the proposed controller is effective.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Widyaningsih, Wiwid, Supriharyono Supriharyono, and Niniek Widyorini. "ANALISIS TOTAL BAKTERI COLIFORM DI PERAIRAN MUARA KALI WISO JEPARA." Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 5, no. 3 (December 20, 2016): 157–64. http://dx.doi.org/10.14710/marj.v5i3.14403.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Kali Wiso merupakan sungai yang berada di tengah kota Jepara. Perairan ini menjadi tempat pembuangan limbah-limbah secara langsung. Limbah tersebut diantaranya limbah domestik, limbah pasar, limbah kapal, serta limbah TPI. Berdasarkan masukan limbah tersebut menjadikan muara ini tercemar. Perairan yang tercemar dapat dilihat dari pengamatan secara fisika, kimia, maupun biologis. Kondisi perairan yang tercemar secara biologis dilihat dari keberadaan bakteri patogen yang ada di perairan. Indikator bakteri yang digunakan yaitu bakteri coliform, karena sifatnya yang berkorelasi positif dengan bakteri patogen lainnya. Pemanfaatan perairan ini digunakan untuk kegiatan pelabuhan, tempat bersandar kapal nelayan, serta kegiatan perikanan yang ada di sekitar perairan Jepara. Oleh karena itu perlu diketahui kepadatan bakteri coliform sehingga dapat bermanfaat sesuai dengan peruntukannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total bakteri coliform serta mengetahui adanya bakteri Escherichia coli. Penelitain ini dilakukan pada bulan Maret 2016 di Muara Kali Wiso dengan dua kali pengulangan dalam kondisi pasang dan surut. Metode yang digunakan yaitu survei dengan teknik sampling purposive sampling. Metode analisa laboratorium yang digunakan berdasarkan SNI -01-2332-1991. Kepadatan bakteri coliform pada perairan muara Kali Wiso yaitu >110.000 sel/100ml dan bakteri Escherichia coli sebesar >110.000 sel/100ml. Pada kondisi pasang dan surut kepadatan bakteri coliform dan Escherichia coli memiliki nilai perikaraan yang sama, namun tidak menandakan bahwa total bakteri keduanya sama. Kepadatan bakteri coliform dan Escherichia coli telah melebihi batas kriteria mutu air yang telah ditetapkan. Keberadaan bakteri patogen ini bisa mengkontaminasi biota-biota yang ada di perairan. Sehingga jika biota tersebut dikonsumsi oleh manusia bisa menyebabkan gangguan kesehatan secara tidak langsung. Kata kunci: Muara Kali Wiso; Bakteri Coliform; Bakteri Escherichia coli ABSTRACT Kali Wiso is the river in the middle of Jepara. This river receives wastes disposal from surrounding across. The waste including domestic waste, market waste, ship waste, and waste from fish market. Based on the inputs of the waste that made the estuary polluted. Polluted waters can be seen from the observation of physical, chemical, and biological. The conditions of the waters which biologically polluted are recognized from the pathogenic bacteria existing in these waters. The indicator of bacteria used, namely coliform bacteria, because of its positive correlation with other pathogenic bacteria. The utilization of these waters is used for the activities of the port, fishing pout, and fishing activities in the waters around Jepara. Therefore, its important to know the density of coliform bacteria so that can be advantageous according to its purpose. The purpose of this study to determine total of coliform bacteria and the existence of Escherichia coli bacteria. This research conducted in March 2016 at Kali Wiso estuary with on the condition of ups and downs with two repetitions. The method used is a survey with purposive sampling technique. Laboratory analysis method used by ISO -01-2332-1991. The density of coliform bacteria in the waters of the Kali Wiso estuary is >110.000 cells/100ml and Escherichia coli bacteria is >110.000 cells/100ml. On the condition of ups and downs density of coliform bacteria and Escherichia coli have the same approximate value, but it does’nt signify that the total of bacteria both are the same. The density of coliform bacteria and Escherichia coli have exceeded the water quality criteria that have been set. The existence of these pathogenic bacteria can contaminate the biota in aquatic. Therefore, this biotics are consumed by humans, it can cause health problem indirectly. Keywords: Kali Wiso Estuary; Coliform Bacteria; Escherichia coli Bacteria
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Tsou, Ming-Cheng, and Hung-Chih Cheng. "An Ant Colony Algorithm for efficient ship routing." Polish Maritime Research 20, no. 3 (September 1, 2013): 28–38. http://dx.doi.org/10.2478/pomr-2013-0032.

Full text
Abstract:
Abstract With the substantial rising of international oil price and global warming on the rise, how to reduce operational fuel consumption and decrease air pollution has become one of the pursued goals of green ship. Ship route planning is an indispensible part of the ship navigation process, especially in transoceanic crossing ship routing. The soundness of ship routing not only affects the safety of ship navigation but also the operation economy and environmental protection. This research is based on the platform of Electronic Chart Display and Information System (ECDIS), and founded on Ant Colony Algorithm (ACA) combined with the concept of Genetic Algorithm (GA), to model living organisms optimization behaviour to perform efficient ship route planning in transoceanic crossing. Besides the realization of route planning automation, ship routing will achieve the goal of optimum carbon dioxide reduction and energy conservation, and provide reference for route planning decision.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Bush, Susan. "Hsio-yen Shih (1933-2001)." Archives of Asian Art 53, no. 1 (2003): 105–7. http://dx.doi.org/10.1484/aaa.2003.0006.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Konopka-Postupolska, Dorota, and Grazyna Dobrowolska. "ABA perception is modulated by membrane receptor-like kinases." Journal of Experimental Botany 71, no. 4 (February 7, 2020): 1210–14. http://dx.doi.org/10.1093/jxb/erz531.

Full text
Abstract:
This article comments on: Shang Y, Yang D, Ha Y, Shin H-Y, Nam KH. 2020. RPK1 and BAK1 sequentially form complexes with OST1 to regulate ABA-induced stomatal closure. Journal of Experimental Botany 71, 1491–1502.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Taufik, M., Harni Sutiani, and Andri Dwi Hernawan. "Pengetahuan, Peran Orang Tua dan Persepsi Remaja terhadap Preferensi Usia Ideal Menikah." Jurnal Vokasi Kesehatan 4, no. 2 (July 31, 2018): 63. http://dx.doi.org/10.30602/jvk.v4i2.77.

Full text
Abstract:
Abstract: Knowledge, Parental Roles, And Adolescents Perception Toward Preference Of Ideal Age Of Marriage . Marriage is a bond born of inner and between a man and a woman as the husband and wife with the aim of forming a happy family and eternal. Necessary preparations towards domestic life. Age is one of the most important considerations to get married, as it associates with maturity and proper relation-ship to commit someone’s life to someone else. Right age is also essential to determine the physical, mental, and financial readiness. This study aimed at de-termining the correlation of knowledge on maturity in marriage , parental roles, perception on early marriage, and the preference of ideal age of marriage in Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Using cross sectional ap-proach, 240 adolescents aged 15-19 years participated in this study. This study was conducted from October-December 2016. The samples were selected by us-ing rapid survey method. The data were analyzed and processed through computerization, and statistically tested by using chi square test. The study shows that there were correlations of knowledge on maturity in marriage (p-value = 0,003), parental roles (p value = 0,002) and perception on early marriage (p val-ue = 0.037) with ideal age of marriage. From the findings, students are encour-aged to take part in positive activities such as boy scouts, the red cross youth, adolescent counseling and information center, and mosque teens, for parents can follow youth community development to provide information that is complete and correct to the teens about the growth and development of adolescents as well as premarital preparation, National Population and Family Planning Board (BKKBN) need to work together to control and reduce the number of early.Abstrak: Pengetahuan, Peran Orang Tua Dan Persepsi Remaja Terhadap Preferensi Usia Ideal Menikah. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal. Diperlukan persiapan menuju kehidupan rumah tangga. Salah satunya adalah usia yang tepat, hal ini dimaksudkan agar siap dan matang dari segi fisik, psikis, mental dan ekonomi. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang pendewasaan usia perkawinan, peran orang tua dan persepsi tentang per-nikahan usia dini dengan preferensi usia ideal menikah remaja di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 240 remaja usia 15–19 tahun yang dilaksanakan bulan Oktober–Desember 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode survey cepat. Pengolahan dan analisis data menggunakan komputerisasi. Uji Statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang pendewasaan usia perkawinan (p value = 0,003), peran orang tua (p value =0,002) dan persepsi tentang pernikahan usia dini (p value = 0,037) dengan preferensi usia menikah remaja. Remaja disarankan mengikuti kegiatan seperti pramuka, PMR, remaja masjid, PIK Remaja, bagi orang tua dapat mengikuti Bina Keluarga Remaja agar memberikan informasi lengkap dan benar tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja serta persiapan pranikah, BKKBN dan instansi terkait bersinergi dalam menekan terjadinya angka pernikahan pada usia tidak ideal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Pass, Michael B. "A Black Ship on Red Shores: Commodore Matthew Perry, Prince Edward Island, and the Fishery Question of 1852-1853." Acadiensis: Journal of the History of the Atlantic Region / Revue d’histoire de la region atlantique 49, no. 2 (2020): 58–86. http://dx.doi.org/10.1353/aca.2020.0009.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

He, Yixiong, Liwen Huang, Yong Xiong, and Weixuan Hu. "The Research of Ship ACA Actions at Different Stages on Head-On Situation Based on CRI and COLREGS." Journal of Coastal Research 73 (March 3, 2015): 735–40. http://dx.doi.org/10.2112/si73-126.1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Wejak, Justin L. "ESKATOLOGI ISLAM SHIA: ESKATOLOGI DUA DIMENSI | SHIA ISLAMIC ESCHATOLOGY: A TWO DIMENSIONAL ESCHATOLOGY." Jurnal Ledalero 17, no. 2 (December 2, 2018): 203. http://dx.doi.org/10.31385/jl.v17i2.146.203-221.

Full text
Abstract:
<b>Abstract</b> This paper explains an Islamic eschatology according to Shia, and suggests that []Shia eschatology always has two dimensions – religion and politics – and the two dimensions are inseperable. Discussion surrounding Shia eschatology in this paper is particularly focused on the Mahdism concept and the figure of Mahdi. This paper is thus not intended to make a generalisation about ‘Islamic eschatology’ as if there were only one type of Islam with a single understanding of eschatology. Most Indonesian Muslims are of Sunni type of Islam, and may not share the viewpoint of Shia at all concerning eschatology. The key purpose of this paper is rather to explore one version of understanding of eschatology within Islam in order to provoke further reflection on other perspectives on eschatology. <b>Keywords:</b> Eschatology, Islam, Politics, Religion, Shia, Sunni, Prophet Muhammad, Mahdism, Mahdi <b>Abstrak</b> Tulisan ini menjelaskan sebuah eskatologi Islam menurut Shia, dan mengusulkan bahwa versi eskatologi Shia selalu memiliki dua dimensi – agama dan politik – dan keduanya tak terpisahkan. Pembahasan mengenai eskatologi Shia dalam tulisan ini khususnya berfokus pada konsep Mahdisme dan figur Mahdi, menurut versi Islam Shia. Maka tulisan ini tak dimaksudkan untuk membuat generalisasi mengenai ‘eskatologi Islam’ seolah ada hanya satu jenis Islam dengan pemahaman tunggal mengenai eskatologi. Kebanyakan kaum Muslim Indonesian adalah penganut Sunni, dan barangkali samasekali tak sependapat dengan pandangan Shia tentang eskatologi. Tujuan utama tulisan ini sebetulnya untuk menjelaskan satu versi pemahaman eskatologi dalam Islam agar memprovokasi refleksi lebih lanjut tentang perspektif-perspektif lain terkait eskatologi. <b>Kata-Kata Kunci:</b> Eskatologi, Islam, Politik, Agama, Shia, Sunni, Nabi Muhammad, Mahdisme, Mahdi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Kurniawan, Nicholas. "Studi Kritis terhadap Power Encounter ." Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan 5, no. 1 (April 1, 2004): 23–36. http://dx.doi.org/10.36421/veritas.v5i1.124.

Full text
Abstract:
Konteks pembicaraan dalam kajian ini erat kaitannya dengan kepercayaan animisme. Animisme adalah suatu sistem kepercayaan bahwa keberadaan-keberadaan spiritual (spiritual being) dan kekuatan-kekuatan spiritual (spiritual force) memiliki kuasa atas kehidupan manusia dan sebagai konsekuensinya, manusia harus menemukan keberadaan dan kekuatan apa yang mempengaruhi mereka dalam rangka menentukan tindakan-tindakan masa depan dan secara terus menerus mendayagunakan kuasa itu. Sebagai suatu aliran agama, paham ini mungkin tampak sudah punah, namun sebagai suatu sistem kepercayaan, paham ini meluas secara luar biasa dan “bersanding” dengan agama-agama besar yang ada, karena ada banyak pemeluk agama besar di dunia ini berasal dari latar belakang animistis. Hal ini juga terwujud dalam bentuk-bentuk yang beraneka ragam, seperti mistisisme New Age, horoskop, shintoisme, shio-shio dalam tradisi Tionghoa. Indonesia termasuk lahan subur untuk perkembangan animisme karena latar belakang historis Indonesia yang kuat dalam animisme. ... Artikel ini berupaya untuk merespons power encounter dari sudut pandang Alkitab, sebagai dasar ontologis, dengan mengacu pada beberapa peristiwa yang dianggap sebagai power encounter yang terjadi dalam Alkitab serta mengomentarinya dan membahas tentang konsep “kuasa” dalam Alkitab. Diharapkan artikel ini akan berguna bagi para pelayan Tuhan dalam melayani orang-orang yang terlibat dalam kasus-kasus animistis—baik di dalam budaya suku yang primitif maupun dalam budaya bangsa yang modern—dengan cara yang tepat dan sesuai dengan firman Tuhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Sari, Fitri Ropita, Sugiyanto Sugiyanto, and Syafrial Syafrial. "HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 KOTA BENGKULU." KINESTETIK 2, no. 1 (March 6, 2018): 81–88. http://dx.doi.org/10.33369/jk.v2i1.9191.

Full text
Abstract:
AbstrakPerilaku seorang siswa sangat berpengaruh terhadap tingkatkebugaran jasmani, mengkonsumsi makanan sesuai dengan porsi gizi yang dianjurkan, berperilaku hidup sehat yang teratur, menjaga kebersihan diri, mengetahui jenis penyakit, merupakan tolak ukur keberhasilan pencapaian prestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku hidup sehat dengan tingkat kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif . Populasi sebanyak 200 siswa dengan sampel random sebesar 40 siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Bengkulu. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan data sekunder dengan instrument angket (kuisioner) dan TKJI. Hasil analisis data diperoleh bahwa nilai rata-rata perilaku hidup sehat siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Bengkulu berada dalam katagori baik dengan skor rata-rata = 91,75 dan nilai rata-rata kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Bengkulu berada dalam kategori Sedang dengan nilai skor rata-rata=15,725. Analisis menggunakan rumus Product Moment (r) dengan hasil didapat nilai r sebesar 0,6820 tersebut kemudian dikonsultasikan dengan angka kritik product moment dengan N=40. Pada tabel diketahui r tabel dengan taraf signifikan 1% sebesar 0,403 dengan demikian maka r hitung lebih besar dari pada r tabel atau 0,6820 > 0,403 dan r 0,682 ini dapat dilihat pada tabel pedoman interpretasi korelasi dengan tingkat hubungan berada pada 0,60 – 0,789 yang berarti ada hubungan antara perilaku hidup sehat dengan tingkat kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Bengkulu dengan tingkat hubungan dalam kategori kuat.Kata Kunci : Perilaku Hidup Sehat, Kesegaran Jasmani AbstractBehavior of a student was very influential on the level of Physical Fitness, consuming food in accordance with the recommended nutritional portion, regular healthy living behavior, maintaining personal hygiene, knowing the type of disease was a measure of achievement success. The purpose of this study was to determine the relationship of healthy living behavior with the level of physical fitness of VIII Grade students of junior high school 16 Bengkulu City in Year 2017/2018. This type of research was descriptive quantitative. The population of this research was 200 students with 40 students as a random sample of VIII Grade students of junior high school 16 Bengkulu City. To analyze the data the researcher used secondary data with questionnaire instrument and TKJI. The result of data analysis showed that the mean value of healthy life behavior of the VIII Grade students of SMP Negeri 16 Bengkulu city was in good category with the average value = 91.75 and the average value of physical fitness of students was in moderate category with average value = 15,725. The researcher used Analysis Product Moment formula (r) with result r equal to 0,6820 then consulted with product moment table with N = 40. In the table known r table with a significant level of 1% of 0.403 thus the calculated r was greater than the r table or 0.6820> 0.403 and r 0.682 could be seen in the correlation interpretation guidance table with the level of relationship is at 0.60-0,789 which means there was a relation ship between the behavior of healthy living with the level of physical fitness of VIII Grade students of junior high school 16 Bengkulu City with the level of relationship in the category strong.Keywords: Healthy Life Behavior, Physical Fitness
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Yanto, Edi. "TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA TERHADAP PENGIRIMAN BARANG KONSUMEN." Media Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum 10, no. 1 (May 1, 2019): 64. http://dx.doi.org/10.31764/jmk.v10i1.1104.

Full text
Abstract:
This study discusses the important role of PT. Pos Indonesia in the form of BUMN in supporting the smooth flow of goods delivery from one place to another. PT. Pos Indonesia mobilizes the flow of goods or money from one place to another to be easier, so that it accelerates the economy and makes it easier for people to ship goods that are not hampered by distance. However, in carrying out the activities of PT. Pos Indonesia does not rule out the possibility of negligence in carrying out its duties and obligations in accordance with the agreement so that it can harm the interests of consumers. Using normative legal research, with an invitation and conceptual approach, as well as qualitative descriptive analysis. The results of the study found that accountability for delays, losses and damage to consumer goods, caused by negligence of Post employees, will be compensated. However, not all losses can be sued by service users. Giving compensation for delays, damages, losses will be served if it is not due to force majeure, loss of shipping receipts, submissions exceeding the prescribed time limit, package contents do not match the receipt, and prohibited package of goods, there is no accountability Compensation will be given if it is proven that the Post committed negligence. The compensation is given in accordance with the applicable provisions. Legal remedies that can be carried out by consumers when harmed, through filing objections in three ways, namely through the branch Post office, Pos customer care, and through the official website of the Post. However, if consumers feel dissatisfied, they can make legal efforts to obtain compensation, namely through non-litigation and litigation channels. Non litigation includes the National Consumer Protection Agency (BPKN), the Consumer Dispute Resolution Agency (BPSK), LPKSM (Institute for the Protection of Non-Governmental Consumer Consumers). While litigation is a legal effort pursued through a court.Keywords: consumers, losses, responsibility, PT. Pos Indonesia ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang Peran penting PT. Pos Indonesia sebagai BUMN dalam menunjang kelancaran arus pengiriman barang dari satu tempat ke tempat yang lain. PT. Pos Indonesia memobilisasi arus barang ataupun uang dari satu tempat ke tempat lain menjadi lebih mudah, sehingga memperlancar perekenomian dan memudahkan masyarakat untuk mengirimkan barang yang tidak terhambat oleh jarak tempuh. Akan tetapi pada pelaksanaan kegiatan PT. Pos Indonesia tidak menutup kemungkinan lalai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan perjanjian sehingga dapat merugikan kepentingan konsumen. Menggunakan penelitian hukum normatif, dengan pendekatan perUndang-Undangan dan Konseptual, serta analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa pertanggunjawaban atas keterlambatan, kehilangan dan kerusakan terhadap barang konsumen, yang disebabkan oleh kelalaian pegawai Pos, akan diberikan ganti kerugian. Akan tetapi tidak semua kerugian bisa dituntut oleh pengguna jasa. Pemberian ganti rugi atas keterlambatan, kerusakan, kehilangan akan dilayani apabila bukan karena force majeure, hilangnya resi pengiriman, pengajuan melebihi batas waktu yang telah ditetapkan, isi paket tidak sesuai dengan resi, serta paket barang yang dilarang, maka tidak ada pertanggungjawaban. Ganti rugi akan diberikan apabila terbukti bahwa Pos melakukan kelalaian. Pemberian ganti rugi diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen ketika dirugikan, melalui pengajuan keberatan dengan tiga cara yaitu melalui kantor Pos cabang, customer care Pos, serta lewat situs resmi Pos. Namun apabila konsumen merasa kurang puas maka dapat melakukan upaya hukum untuk mendapatkan ganti rugi yaitu melalui jalur non litigasi dan litigasi. Non litigasi meliputi BPKN (Badan Perlindungan Konsumen Nasional), BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen), LPKSM (Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat). Sedangkan litigasi adalah upaya hukum yang ditempuh melalui pengadilan.Kata kunci: kerugian, konsumen, PT. Pos Indonesia, tanggug jawab hukum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Jelita Purnamasari. "PREFERENSI PENGGUNAAN BAHASA BIAK DAN BAHASA INDONESIA OLEH MAHASISWA ASLI BIAK DI IISIP YAPIS BIAK (ANALISIS PERALIHAN BAHASA BIAK KE BAHASA INDONESIA)." Gema Kampus IISIP YAPIS Biak 15, no. 2 (October 31, 2020): 8–19. http://dx.doi.org/10.52049/gemakampus.v15i2.119.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi preferensi penggunaan bahasa antara bahasa Biak atau bahasa Indonesia oleh mahasiswa dan mahasiswi asli Biak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Peralihan Bahasa (language shif) dari Bahasa Biak ke Bahasa Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi IISIP YAPIS Biak yang merupakan orang Asli Biak dengan total keseluruhan 48 orang. Metode penelitian ini menggunakan mix method yakni kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan kuisioner. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat peralihan bahasa dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Wang, Bangshing, Haoxi Chai, Yingli Zhong, Yun Shen, Wannian Yang, Junping Chen, Zhanguo Xin, and Huazhong Shi. "The DEAD-box RNA helicase SHI2 functions in repression of salt-inducible genes and regulation of cold-inducible gene splicing." Journal of Experimental Botany 71, no. 4 (November 20, 2019): 1598–613. http://dx.doi.org/10.1093/jxb/erz523.

Full text
Abstract:
Abstract Gene regulation is central for growth, development, and adaptation to environmental changes in all living organisms. Many genes are induced by environmental cues, and the expression of these inducible genes is often repressed under normal conditions. Here, we show that the SHINY2 (SHI2) gene is important for repressing salt-inducible genes and also plays a role in cold response. The shi2 mutant displayed hypersensitivity to cold, abscisic acid (ABA), and LiCl. Map-based cloning demonstrates that SHI2 encodes a DEAD- (Asp-Glu-Ala-Asp) box RNA helicase with similarity to a yeast splicing factor. Transcriptomic analysis of the shi2 mutant in response to cold revealed that the shi2 mutation decreased the number of cold-responsive genes and the magnitude of their response, and resulted in the mis-splicing of some cold-responsive genes. Under salt stress, however, the shi2 mutation increased the number of salt-responsive genes but had a negligible effect on mRNA splicing. Our results suggest that SHI2 is a component in a ready-for-transcription repressor complex important for gene repression under normal conditions, and for gene activation and transcription under stress conditions. In addition, SHI2 also serves as a splicing factor required for proper splicing of cold-responsive genes and affects 5' capping and polyadenylation site selection.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Wang, Suryowati. "Makna “Janganlah Kamu Melakukan Telaah Atau Ramalan” Menurut Imamat 19:26b dan Pengaruhnya Terhadap Shio Pada Budaya Tionghoa." Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan 3, no. 1 (June 26, 2019): 99–122. http://dx.doi.org/10.51730/ed.v3i1.8.

Full text
Abstract:
Chinese Christianity faces a problem when the congregation begins to doubt the future and wants everything to be fast and instant without wanting to go through a process that feels long. This fact led Christians to turn to Shio's predictions which were nothing more than occult. This study of prediction based on Shio will try to prove that no one in the world can predict what can happen, because God himself plans and regulates everything. True Christianity relies its life on God, its fate is determined by faith and not divination. The history of Shio use in Chinese culture cannot be separated from the origin of its use as a means of making it easier to mark the year and season on the Chinese Luni-Solar calendar. This history and theology is needed for Chinese Christianity to be compatible with the gospel. Kekristenan umat Tionghoa menghadapi masalah ketika jemaat mulai ragu akan masa depan dan menginginkan segala sesuatu serba cepat dan instan tanpa ingin melewati proses yang dirasa lama. Kenyataan ini membawa orang-orang Kristen berpaling pada ramalan Shio yang tidak lebih dari okultisme. Penelitian akan ramalan berdasarkan Shio ini akan berusaha membuktikan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat meramal apa yang dapat terjadi, karena Allah sendiri yang merencanakan dan mengatur segala sesuatu. Kristen sejati menyandarkan hidupnya kepada Allah, nasibnya ditentukan imannya dan bukan ramalan. Sejarah penggunaan Shio pada budaya Tionghoa tidak bisa terlepas dari asal mula pengunaannya sebagai sarana mempermudah menandai tahun dan musim pada kalender Luni-Solar bangsa China. Sejarah dan teologi ini yang diperlukan bagi Kekristenan Tionghoa agar berpadanan dengan Injil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Dewi, Oki Setiana. "Syiah: Dari Kemunculannya Hingga Perkembanganya di Indonesia." Jurnal Online Studi Al-Qur'an 12, no. 2 (July 1, 2016): 217–37. http://dx.doi.org/10.21009/jsq.012.2.06.

Full text
Abstract:
Shia is a sect in Islamic theology whose existence is undeniable throughout the discourse of Islamic studies. But this existence is not infrequently a polemic that never ends even a debate that led to the devouring. This is based on differences relating to the concept of relativism in understanding the verses of the Qur'an and Hadith. As well as the principles of Islamic teachings to the concept of Imamat. This research uses library research method by analyzing various expositions of experts related to discourse about Shia. The purpose of this study is to study and analyze the Shiite theology from its emergence, its sects, the subject of its teachings to its development in Indonesia.The results of this study conclude that the Shia are those who love the Prophet and the ahl al-bayt on the historical development of the terms of the Shia experiencing post-abritase expansion. One of the most fundamental Shiite ideologies has been the problem of Imamat. This concept of Imamat which then led to various sects in the Shia. the later sects influenced the subject of the Shia itself. In its development Shia in Indonesia through its various stages make a very significant contribution in religious life in Indonesia. Keywords: History, Principal Teachings, Sects, Shia in Indonesia Abstrak Syiah merupakan sekte dalam teologi Islam yang keberadaannya tidak terbantahkan sepanjang diskursus studi keislaman. Namun keberadaan ini tak jarang menjadi polemik yang tak kunjung usai bahkan menjadi perbebatan yang berujung kepada penyesaatan. Hal ini bertolak dari perbedaan terkait konsep relativisme dalam memahami ayat-ayat al Quran dan Hadits. Serta pokok-pokok ajaran Islam hingga konsep imamah. Penelitian ini mengunakan metode library research dengan menganlisis berbagai pemaparan para ahli terkait diskursus tentang syiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis teologi syiah mulai dari kemunculannya, sekte-sektenya, pokok ajarannya hingg perkembangannya di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa syiah adalah orang-orang yang mencintai Rasulullah Saw dan ahlulbait pada perkembangan sejarah terms tentang syiah mengalami perluasan pasca abritase. Salah satu ideologi syiah yang paling fundamental terkiat persoalan imamah. Konsep imamah ini yang kemudian memunculkan berbagai sekte dalam syiah. sekte-sekte yang ada kemudian berpengaruh kepada pokok ajara dalam syiah itu sendiri. Dalam perkembangannya syiah di Indonesia melalui berbagai tahapannya memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam kehidupan keberagamaan di Indonesia. Kata kunci : Sejarah, Pokok Ajaran, Sekte-Sekte, Syiah di Indonesia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Widiyanto, Asfa. "Sunni-Shia Ecumenism in Austria: A Model for Western Europe?" Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies 56, no. 1 (June 14, 2018): 225–54. http://dx.doi.org/10.14421/ajis.2018.561.225-254.

Full text
Abstract:
The dynamics of encounter between Shiism and Sunnism have been investigated by some scholars, nevertheless the detailed study on the ventures of Sunni-Shia convergence which takes place in Austria is still underdeveloped. Such a picture is significance in revealing the features of Sunni-Shia ecumenism and its relationship with ‘European Islam’. This paper investigates the problems and the prospects for Sunni-Shia rapprochement in Austria, as well as the extent to which ecumenism in this country could serve as a model for Western Europe. The conflicts between Sunnites and Shiites are in some ways grounded in the misunderstandings between these two main sects of Islam. The recognition of faith community plays a part in figuring the fate of rapprochement between Sunnites and Shiites in the country. The prospects for Sunni-Shia ecumenism in Austria lie in the hands of authoritative personages and organisations, and in the ability of various elements of the society to enter into a dialogue to eradicate misunderstandings and prejudices. The authentic elaboration of ‘European Islam’ will also mould the future of Sunni-Shia ecumenism in Austria. There are possibilities and limits of applying Austrian model of Sunni-Shia ecumenism to other countries in Western Europe.[Dinamika perjumpaan antara Sunni dengan Syiah telah diteliti oleh banyak ahli, meskipun demikian kajian khusus tentang hubungan Sunni – Shiah dengan studi kasus di Austria masih belum banyak diteliti. Gambarannya terletak pada arti penting pemahaman prinsipil antara Sunni – Syiah dan keterhubungan mereka dengan Islam Eropa. Tulisan ini menjelaskan berbagai persoalan dan prospek dalam membangun kedekatan keduanya di Austria sebagaimana kelanjutan perihal keyakinan di Negara tersebut sebagai model untuk Eropa Barat. Konflik antar pengikut Sunni - Syiah diantaranya mengakar karena ketidaksepahaman antar dua kelompok ini. Pengakuan komunitas agama berperan dalam penentuan pemulihan hubungan antara Sunni dan Syiah di negara ini. Prospek ekumenisme Sunni-Syiah di Austria ada di tangan tokoh dan organisasi kompeten, dan kemampuan beberapa pihak masyarakat untuk berdialog sehingga dapat menghilangkan kesalahpahaman dan prasangka. Elaborasi otentik ‘Islam Eropa’ juga akan membentuk masa depan ekumenisme Sunni-Syiah di Austria. Termasuk adanya kemungkinan dan batasan penerapan model ekumenisme Sunni-Syiah Austria ke negara-negara lain di Eropa Barat.]
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Pamungkas, Fajar Sidik, Haeruddin Haeruddin, and Siti Rudiyanti. "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OIL SKIMMER DALAM UPAYA PENANGANAN TUMPAHAN MINYAK DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TEGALSARI KOTA TEGAL." Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 6, no. 2 (March 9, 2018): 120–27. http://dx.doi.org/10.14710/marj.v6i2.19820.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, terletak di Kota Tegal, Jawa Tengah. Pelabuhan ini memiliki luas mencapai 16,3 Ha, dengan luas kolam pelabuhannya yaitu 32.400 m2 = 3,24 Ha dan dapat menampung hingga 124 unit kapal penangkap ikan dengan ukuran 5 – 30 GT. Kondisi kapal yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, menjadi penyebab utama masuknya limbah minyak ke perairan, sehingga memerlukan penanganan khusus untuk menanggulangi tingkat pencemaran limbah minyak. Perlu adanya water treatment sebagai upaya untuk mengurangi beban pencemar di perairan antara lain dengan menggunakan Oil Skimmer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan minyak pada saat sebelum diolah dan setelah diolah dengan Oil Skimmer, serta untuk mengetahui tingkat efektivitas dari penggunaan Oil Skimmer. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 di PPP Tegalsari, Kota Tegal. Metode yang digunakan adalah metode penelitian secara observatif dengan pengamatan secara langsung di lapangan dan pengambilan sampel dengan teknik purpossive sampling dan uji laboratorium untuk menganalisis kandungan minyak dan lemak dengan metode gravimetric sesuai SNI 06-6989.10-2004. Analisa data menggunakan Uji t – Berpasangan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kandungan minyak sebelum dan setelah diolah dengan Oil Skimmer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Oil Skimmer mampu mereduksi kandungan minyak di perairan tercemar dari sebelum diolah dengan Oil Skimmer rata-rata berkisar antara 549 mg/l – 5045 mg/l menjadi 91,25 mg/l – 173 mg/l setelah diolah dengan Oil Skimmer, dengan rata-rata tingkat efektivitas mencapai 58,5 % - 97%. Hasil analisa statistik dengan uji t – berpasangan (α 0,05) didapatkan nilai t yaitu 0,004 ≤ 0,05 hal ini menunjukkan bahwa kandungan minyak sebelum diolah dengan Oil Skimmer memiliki perbedaan yang signifikan dengan kandungan minyak setelah diolah dengan Oil Skimmer. Kata Kunci : Cemaran Minyak, Oil Skimmer, Oil Water Separator, Efektivitas, Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari.ABSTRACT Tegalsari fishing port is located in Tegal, Central Java. This port has an area of 16.3 hectares, with its harbor swimming area is 32,400 m2 = 3.24 hectares and can accommodate up to 124 units of fishing vessels with a size of 5-30 GT. The condition of the ship that does not comply with the standards that have been set, the main cause of the influx of waste oils into waters, thus requiring special handling to cope with the level of contamination of waste oil. The need for water treatment as a means to reduce the burden of pollutants in water by using Oil Skimmer. This study aims to determine the oil content at the moment before it is processed and after treatment by the Oil Skimmer, and to investigate the effectiveness of the use of Oil Skimmer. This research was conducted in September 2016 in PPP Tegalsari, Tegal. The method used is a method in observational studies with direct observation in the location and sampling with purposive technique sampling and laboratory testing to analyze the content of oils and fats by gravimetric method in accordance with SNI 06-6989.10-2004. Data were analyzed using t tests - Pairwise to determine whether there are differences in oil content before and after treatment by the Oil Skimmer. The results showed that the Oil Skimmer is able to reduce the oil content in the polluted waters of Oil Skimmer before it is processed with an average ranging between 549 mg / l - 5045 mg / l to 91.25 mg / l - 173 mg / l after treatment by Oil Skimmer , with an average effectiveness rate was 58.5% - 97%. Statistical analysis by t test - pairs (α 0.05) were obtained, namely 0,004 t value ≤ 0.05 it indicates that the oil content before it is processed by the Oil Skimmer has significant differences with oil content after treatment by Oil Skimmer. Keywords: Oil Pollution, Oil Skimmer, Oil Water Separator, Effectiveness, Tegalsari Port Fishery.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Fauzan, Ahmad. "Pelayaran Angkutan Jamaah Haji di Hindia Belanda (Tahun 1911-1930)." Buletin Al-Turas 22, no. 1 (January 30, 2016): 1–24. http://dx.doi.org/10.15408/bat.v22i1.2926.

Full text
Abstract:
Abstrak Tulisan membahas tentang transportasi ibadah haji di masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1911-1930 M. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui kondisi transportasi haji, baik dalam arti ekonomis maupun sebagai sarana pendukung bagi perjalanan haji yang ada di pelabuhan Batavia. Metode yang digunakan adalah kajian kualitatif, sementara data diperoleh melalui penelusuran literatur dan dokumentasi. Teknik analisis ini didasarkan pada teknik heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan bahwa ada sebuah ironi terkait dengan kebijakan pemerintah kolonial terkait dengan aturan transportasi yang termuat dalam Ordonansi Hajj tahun 1898 – 1922 yang menekankan pada aspek kesehatan fasilitas ibadah. Pembahasan terkait transportasi ibadah haji ini menunjukkan bahwa Pemerintah Hindia Belanda sebenarnya tidak memberikan pelayanan dalam perjalanan ibadah haji, kecuali hanya mementingkan aspek ekonomi saja. Kesimpulan ini diambil berdasarkan fakta bahwa banyak jamaah haji yang sakit dan meninggal dalam kapal angkutan milik pemerintah Hindia Belanda. Kapal ini tidak dilengkapi fasilitas yang memadai dan kabin yang tidak layak untuk perjalanan jauh. Kata kunci: kebijakan kolonial, Hindia Belanda, Transportasi, haji, Batavia ------- Abstract This paper discusses the transportation of pilgrims at Netherlands Indie in 1911-1930. The purpose of writing this research to determine the conditions transportation of pilgrims both in terms ofeconomic, as well as of supporting facilities above pilgrims hajjships available at the port of Batavia. The method used in this study is qualitative. While data collection is done through literature research and documentation. This data analysis technique based on heuristic techniques, verification, interpretation, and historiography. The findings of this study is an irony between the colonial government policy for transportation improvements embodied in Ordinance Hajj pilgrimage in 1898 to 1922 which it prioritizes health facilities worshipers. This discussion of the findings in the transportation of pilgrims produced that belonged to the Dutch East Indies in the dynamics can not serve pilgrims journey to the maximum and is only concerned with the economic aspects alone. Thus it can be concluded because often was found pilgrims are sick and even died in the course of the ships belonging to the Dutch East Indies Hajj, because Hajj ships is in the know of inadequate facilities and the rooms were not comfortable for long journeys pilgrims. Keywords: Colonial Policy, Dutch East Indies, Transportation of pilgrims, Pilgrimage, Batavia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Dallmer, Ariyani, and Mira Ginta Sembiring. "HUBUNGAN JENIS KELAMIN, USIA DAN SKEMA OKLUSI DENGAN GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR PADA MAHASISWA FKG USU." Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 12, no. 2 (October 19, 2018): 172–76. http://dx.doi.org/10.36911/pannmed.v12i2.2.

Full text
Abstract:
Oklusi fungsional terbagi atas gerakan lateral dan protrusif. Kaninus dan gigi posterior berkontak saatpergerakan lateral. Kontak saat gerakan lateral disebut skema oklusi. Hubungan antara skema oklusi danGangguan Sendi Temporomandibular (STM) masih diperdebatkan dalam kedokteran gigi. Etiologigangguan STM terbagi atas faktor perpetuasi seperti jenis kelamin, faktor predisposisi seperti usia dan skemaoklusi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi dan hubungan antara jenis kelamin, usia dan skemaoklusi dengan gangguan STM. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode cross sectional.Sampel penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU. Jumlah sampel sebanyak 100 orang. Subjek diperiksadengan RDC/TMD dan pemeriksaan skema oklusi dengan shim stock. Kemudian dianalisis dengan uji chisquare dan kolmogorov smirnov. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara jeniskelamin dan skema oklusi dengan gangguan STM, namun terdapat hubungan antara usia dengan gangguanSTM. Penelitian ini juga menunjukkan adanya subjek yang memiliki kombinasi antara skema oklusi canineguidance dan group function.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Groeller, Georg. "Andouillette AAA!!! - A Digest of the Doctrine of the Anal and an Account of the Relationship between Art and Shit." Journal of Extreme Anthropology 1, no. 1 (October 13, 2017): 106–10. http://dx.doi.org/10.5617/jea.5572.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Kraus, Nicholas. "The Weapon of Blood: Politics and Intrigue at the Decline of Akkad." Zeitschrift für Assyriologie und vorderasiatische Archäologie 108, no. 1 (July 16, 2018): 1–9. http://dx.doi.org/10.1515/za-2018-0001.

Full text
Abstract:
Abstract By the end of the reign of Šar-kali-šarrī, the hegemony that Akkad held over southern Mesopotamia was weakening. The governors of Sumer began to assert their independence and break free from Akkad’s control, and the Gutium presence posed a significant threat to Akkad’s power. The present article includes a copy, edition, and commentary of an unpublished Sargonic letter, specifically concerned with the political machinations occurring during this period of upheaval in the Late Akkadian period. Of particular interest are references to the governors of Umma and Adab, the ensi-ship of Gutium, and military action at Uruk. Additionally, the events detailed in this new letter closely parallel another letter from Girsu, suggesting that the two letters are synchronous correspondence. The new letter furthers our understanding of the intrigue amongst the political elite and the events leading to the end of Akkadian supremacy in Sumer.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Tarobin, Muhammad. "Ziarah dan Relasi Sunni-Syiah: Akar Serazngan Mematikan Terhadap Peziarah di Pakistan." Hikmah Journal of Islamic Studies 15, no. 1 (April 4, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.47466/hikmah.v15i1.130.

Full text
Abstract:
One of the areas that had conflict and the deadliest religious conflicts and violence in Islam world is in Pakistan, a Nation that has strong and profound Islamic tradition. Muslims in Pakistan are around 180 millions population, and 15 percent among them are followers of Shia madzhab. It has been three decades since Pakistan was declared in 17 August 1947, Sunni and Shia community lived in Harmony. However, ahead of Islamic revolution in Iran in 1979, Sunni-Shia’s relation heated up. In the last two decades, Pakistan region has become the deadliest region, especially for Pakistan Shia Pilgrims. This paper tries to see the root of the problems. Based on study toward literary materials, there are three factors causing Sunni-Shia conflict in Pakistan, which are : by the appointment of General Muhammad Zia-ul-Haq in the authority (1977), The Iranian Islamic Revolution in 1979, and the politics of nerve war in border Kashmir and Afganistan. Nevertheles, conflicts and the deadly violence are more complex due to power competition in the country and intervention from United States, Saudi Arabia, and Iran. Keywords: Wali, Tawassul bi al-Dhāt, Salafi- Wahabi, Imāmiyah. Salah satu wilayah yang mengalami konflik dan kekerasan keagamaan paling mematikan di dunia Islam adalah Pakistan, negara yang memiliki tradisi keIslaman cukup kuat dan mengakar. Umat Muslim di Pakistan berjumlah sekitar 180 juta, dan 15 persen diantaranya merupakan penganut mazhab Syiah. Telah tiga dasawarsa sejak Pakistan didirikan pada 17 Agustus 1947, komunitas Sunni dan Syiah hidup dalam suasana harmonis. Namun menjelang revolusi Islam di Iran pada 1979, hubungan Sunni- Syiah memanas. Dua dasawarsa terakhir wilayah Pakistan menjadi wilayah paling mematikan, khususnya bagi peziarahpeziarah Syiah Pakistan. Tulisan ini hendak melihat akar permasalahan tersebut. Berdasarkan telaah terhadap bahanbahan tertulis, ada tiga faktor yang menyulut konflik Sunni- Syiah di Pakistan, yakni: naiknya Jenderal Muhammad Zia-ul- Haq dalam tampuk kekuasaan (tahun 1977), Revolusi Islam Iran tahun 1979, dan politik perang syaraf di perbatasan Kashmir dan Afghanistan. Namun, konflik dan kekerasan mematikan tersebut semakin kompleks akibat persaingan kekuasaan di dalam negeri, dan campur tangan Amerika Serikat, Saudi Arabia, dan Iran. Kata Kunci: Wali, Tawassul bi al-Dhāt, Salafi- Wahabi, Imāmiyah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Susiloningtyas, D., M. Boer, Luky Adrianto, and F. Yulianda. "PEMODELAN BERBASIS AGEN (ABM) UNTUK PENGELOLAAN AKTIVITAS MIGRASI MUSIMAN NELAYAN ANDON CUMI-CUMI DI PULAU SALURA." Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 10, no. 1 (June 17, 2016): 103. http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v10i1.1251.

Full text
Abstract:
Perikanan cumi-cumi di Pulau Salura dibentuk oleh adanya agen nelayan andon, penduduk lokal, serta sumberdaya cumi-cumi. Kehadiran nelayan andon yang melakukan migrasi musiman dari Tanjung Luar di Pulau Lombok sampai ke Pulau Salura dengan aktivitas penangkapan cumi-cumi menjadikan sistem perikanan cumi-cumi ini menjadi berbeda dengan daerah lain. Intensitas migrasi dari nelayan andon yang tinggi berpengaruh terhadap perilaku penduduk lokal, serta kelimpahan sumberdaya cumi-cumi yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji model pengelolaan aktivitas migrasi musiman dengan pengaturan alat tangkap yang dibawa. Metode yang digunakan adalah dengan pemodelan berbasis agen (ABM/Agent Base Model) melalui perangkat lunak Netlogo 6.2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan jumlah unit kapal yang terlibat dalam enangkapan cumi-cumi dalam waktu satu tahun harus diatur. Terdapat sembilan periode migrasi musiman yang dilakukan,sehingga model pengaturan jumlah unit kapal yang optimal untuk dapat menjaga kelimpahan cumi-cumi dan jumlah panenan nelayan adalah sebanyak 18 unit kapal setiap tahunnya. Populasi kelimpahan cumi-cumi yang dihasilkan sebesar 330 kuintal dengan masa regenerasi 42 hari, dan menghasilkan jumlah panenan sebesar 913 kuintal. (Agent Base Model For Seasonal Migration Activity of Squid Andon Fishers at Salura Island)Squid fishery system at Salura Island maked by multiple agent, as andon fishers, local peoples and squid resources. The presence of andon fishers who seasonally migrate from Tanjung Luar of Lombok Island to Salura Island with squid fishing activities makes the squid fishery system is to be different from other regions. The intensity of the migration of high andon fishers affected the behavior of the local population, as well as squid abundance of resources available. The purpose of this study was to manage the number of ships or fishing gear.The method is agent-based modeling (ABM / Agent Base Model) by used Netlogo 6.2 software. The results showed that the behavior of the agent can be analyzed from behaviors and activities. Setting the number of ships involved in catching squid in a year should be set. There are nine periods of seasonal migration is done, so that the optimal number of ships to be able to maintain the abundance of squid and the number of fishers are harvesting as many as 18 ships annually. The abundance of squid produced by 330 quintal with 42-day period of regeneration, and the squid harvest is 913 quintal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Ap, Alfasis Romarak, Renny Thereesje Tumober, and Febriani Safitri. "Migrasi Orang Biak di Kota Jayapura." Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial 5, no. 1 (April 10, 2021): 88–104. http://dx.doi.org/10.22219/satwika.v5i1.15835.

Full text
Abstract:
Penelitian ini merupakan penelitian dalam aspek geografi sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola migrasi dan faktor penyebab orang Biak bermigrasi ke Pantai Base-G Kota Jayapura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Alasan penggunaan metode ini adalah karena teknik wawancara yang digunakan lebih banyak menggunakan wawancara mendalam terhadap informan-informan kunci termasuk penduduk setempat yang mengetahui riwayat pola migrasi dan faktor penarik orang Biak datang ke Pantai Base-G Kota Jayapura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa migran orang Biak datang ke Jayapura karena alasan keamanan di daerah asalnya dan sebelumnya sudah ada orang Biak, yang merupakan keluarga dekat, telah menempati daerah tersebut. Alat transportasi yang pertama kali digunakan ketika datang ke Jayapura adalah kapal perintis. Alasannya karena pada saat itu belum ada kapal berukuran besar yang melayani transportasi dari Biak ke Jayapura. Migran orang Biak di Base-G baru mulai menempati Base-G tahun 1984. Sebelumnya, mereka bertempat tinggal di beberapa kawasan pemukiman penduduk di Kota Jayapura, Abepura, dan Sentani karena alasan belum mempunyai rumah. Penduduknya bertambah jumlahnya menjadi 147 jiwa. Migran orang Biak di Base-G saat ini berprofesi tetap sebagai nelayan, di samping bekerja sebagai buruh bangunan. This article is a research in the aspect of social geography. The purpose of this study was to determine the migration patterns and factors that attract the Biak people to migrate to Base-G Beach of Jayapura City. The method used is descriptive qualitative. The reason for using this method is due to the interview technique used that mostly use in-depth interviews with key informants including local residents who have the knowledge of the history of migration patterns and the attracting factors of the Biak people to the Base-G Beach, Jayapura City. The results showed that Biak migrants came to Jayapura for security reasons in their home areas and previously there were Biak people, who were close relatives, who had occupied the area. The first means of transportation used when they came to Jayapura were pioneer ships. The reason was because at that time there were no large ships serving transportation from Biak to Jayapura. Biak migrants at Base-G only started to occupy Base-G in 1984. Previously, they lived in several residential areas in Jayapura, Abepura, and Sentani cities because they did not have a house. The population has increased to 147 inhabitants. Biak migrants at Base-G currently work as fishermen, in addition to working as construction workers.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Suhudi, Suhudi, Meilina Juwita Andini, and Muhammad Gadafi. "PERBEDAAN MOTIVASI INTRINSIK AKADEMIK SISWA YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)." JPEKBM (Jurnal Pendidikan Ekonomi, Kewirausahaan, Bisnis dan Manajemen) 3, no. 2 (December 15, 2019): 9. http://dx.doi.org/10.32682/jpekbm.v3i2.1470.

Full text
Abstract:
Perbedaan tingkat kesulitan tugas, tantangan dan hambatan yang dilalui membuat tingkat motivasi intrinsik akademik siswa bekerja dan tidak bekerja berbeda. Rumusan masalah dari penelitian ini: (1) Bagaimana tingkat motivasi intrinsik akademik siswa yang bekerja di SMA PGRI Ngoro?, (2) Bagaimana tingkat motivasi intrinsik akademik siswa yang tidak bekerja di SMA PGRI Ngoro?(3) Bagaimana perbedaan motivasi intrinsik akademik siswa yang bekerja dan tidak bekerja SMA PGRI Ngoro?Penelitian dilaksanakan dengan mengunakan rancangan deskriptif komparatif pada 10 siswa bekerja dan 20 siswa tidak bekerja. Pengumpulan data mengunakan angket dan inventori yang diadopsi dari Regina M. Shia. Data selanjutnya dianalisis mengunakan teknik independent t-test.Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa bekerja maupun tidak bekerja memiliki motivasi intrinsik akademik yang berada dalam kategori sedang. Namun, berdasarkan mean dari nilai keduanya, siswa tidak bekerja memiliki motivasi intrinsik akademik yang lebih tinggi dari pada siswa yang bekerja. Jadi, ada perbedaan motivasi intrinsik akademik dari siswa bekerja dan tidak bekerja di SMAN PGRI Ngoro.Berdasarkan hasil penelitian, maka di sarankan (1) konselor dapat memberikan layanan yang efektif mengingat kedua kelas perlu mendapatkan perhatian yang lebih khusus dan (2) untuk peneliti selanjutnya hendaknya menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor di lapangan yang mempengaruhi perbedaan motivasi intrinsik akademik siswa bekerja dan tidak bekerja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Sun, Chi-Hui, Chin-Ying Yang, and Jason Tzen. "Molecular Identification and Characterization of Hydroxycinnamoyl Transferase in Tea Plants (Camellia sinensis L.)." International Journal of Molecular Sciences 19, no. 12 (December 7, 2018): 3938. http://dx.doi.org/10.3390/ijms19123938.

Full text
Abstract:
Tea (Camellia sinensis L.) contains abundant secondary metabolites, which are regulated by numerous enzymes. Hydroxycinnamoyl transferase (HCT) is involved in the biosynthesis pathways of polyphenols and flavonoids, and it can catalyze the transfer of hydroxyconnamoyl coenzyme A to substrates such as quinate, flavanol glycoside, or anthocyanins, thus resulting in the production of chlorogenic acid or acylated flavonol glycoside. In this study, the CsHCT gene was cloned from the Chin-Shin Oolong tea plant, and its protein functions and characteristics were analyzed. The full-length cDNA of CsHCT contains 1311 base pairs and encodes 436 amino acid sequences. Amino acid sequence was highly conserved with other HCTs from Arabidopsis thaliana, Populus trichocarpa, Hibiscus cannabinus, and Coffea canephora. Quantitative real-time polymerase chain reaction analysis showed that CsHCT is highly expressed in the stem tissues of both tea plants and seedlings. The CsHCT expression level was relatively high at high altitudes. The abiotic stress experiment suggested that low temperature, drought, and high salinity induced CsHCT transcription. Furthermore, the results of hormone treatments indicated that abscisic acid (ABA) induced a considerable increase in the CsHCT expression level. This may be attributed to CsHCT involvement in abiotic stress and ABA signaling pathways.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Afriyanah, Siti Rofiah. "Ability to Pay dan Willingness to Pay Pengguna Jasa dan Efektifitas Pelayanan Kereta Bandara (Studi Kasus: Kereta Bandara Soekarno-Hatta)." Jurnal Penelitian Transportasi Darat 21, no. 2 (June 22, 2020): 183–90. http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v21i2.1569.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi perumusan kebijakan terhadap jasa pelayanan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif serta ability to pay dan wilingness to pay, sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah Standar Pelayanan Minimum Angkutan orang dengan Kereta berdasarkan PM Nomor 48 Tahun 2015 telah dicapai sesuai dengan kriteria dengan baik. Fasilitas yang diberikan di stasiun dan kereta sudah maksimal dan bagus, tidak perlu penambahan, hanya perlu dilihat dari kemauan pelanggan untuk membayar, serta feeder angkutan lanjutan. Pembelian tiket KA Bandara yang dapat memesan seat hanya dari pembelian online, dari vending machine tidak ada pilihan seat, sehingga penumpang masih sering bingung memilih seat pada saat naik kereta. Penjualan tiket KA Bandara memiliki waktu, penjualan tiket ditutup 1 jam sebelum keberangkatan. Kereta bandara belum sepenuhnya terintegrasi dengan angkutan lanjutan, khususnya dari dan ke Stasiun Sudirman (BNI City). Untuk angkutan lanjutan dari dan ke Stasiun Bandara, terdapat sky train dan shuttle bus, namun masih memerlukan waktu yang lumayan juga untuk sampai ke terminal keberangkatan. Angkutan daring mendominasi sebagai angkutan feeder menuju Kereta Bandara SHIA, dan commuter line sebagai feeder bagi wilayah Bekasi, Depok dan Bogor. Angkutan umum tidak diminati bagi penumpang yang akan menggunakan kereta bandara. Harga tiket yang diinginkan penumpang adalah ≤Rp 50.000, meskipun berdasarkan analisis Ability to Pay (ATP) penumpang mampu membayar hingga Rp 91.000.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Hutagalung, Siti Merida. "PENETAPAN ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI): MANFAATNYA DAN ANCAMAN BAGI KEAMANAN PELAYARAN DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA." Jurnal Asia Pacific Studies 1, no. 1 (November 24, 2017): 75. http://dx.doi.org/10.33541/japs.v1i1.502.

Full text
Abstract:
Indonesia is the largest archipelago after the United States with 13,465 islands, total land area 1.922.570 km² and total water area 3,257,483 km2. As a country that has ratified the International Sea Law Convention, there are legal obligations and responsibilities to grant the rights of innocent, archipelagic sea lanes and transit passages for foreign ships and foreign aircrafts to sail and fly in the territory of Indonesian sovereignty as stipulated in Article 51 of the International Sea Law Convention 1982. Foreign ships and aircraft may pass through the territorial and waters of the Indonesian archipelago through specific sections and routes undertaken by determining archipelagic sea lanes. In 2002, through a long process, the concept of ALKI proposed by Indonesia finally got approval from Malaysia, Singapore, Philippines, including Organization Maritime International. The three Archipelagic Sea Lanes of ​​Indonesia (ALKI) is called ALKI I, ALKI II and ALKI III. The determination of this archipelago path provides benefits and threats to the safety of shipping along the territorial waters of Indonesia. Therefore, the government set various conditions to cross the ALKI in order to provide a sense of security for foreign ships and foreign aircraft sailing along the archipelagic sea lanes. Each archipelagic sea lane has different benefits and challenges depending on the geopolitical and geographic conditions of them. The type of research used in this paper is qualitative research with descriptive analysis approach. Keywords: ALKI, Archipelago, Safety Abstrak Indonesia adalah negara kepulauan terbesar setelah Amerika Serikat dengan jumlah 13.465 pulau, luas daratan 1.922.570 km­2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Sebagai negara yang telah meratifikasi Konvensi Hukum Laut Internasional ada kewajiban dan tanggung jawab hukum untuk memberikan hak lintas damai, hak lintas alur laut kepulauan dan hak lintas transit bagi kapal-kapal asing dan pesawat udara asing untuk berlayar dan terbang di wilayah kedaulatan Indonesia sebagaimana diatur dalam pasal 51 Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Kapal-kapal dan pesawat asing dapat melintasi wilayah teritorial dan perairan kepulauan Indonesia melalui bagian dan rute tertentu yang dilakukan dengan cara menentukan alur laut kepulauan. Pada tahun 2002 melalui proses yang panjang konsep ALKI yang diusulkan Indonesia akhirnya mendapat persetujuan dari negara-negara Malaysia, Singapura, Filipina termasuk Organization Maritime International. Ketiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) disebut dengan ALKI I, ALKI II dan ALKI III. Penentuan alur kepulauan ini memberikan manfaat dan ancaman bagi keamanan pelayaran di sepanjang wilayah perairan Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan berbagai syarat untuk dapat melintasi ALKI agar memberikan rasa aman bagi kapal-kapal asing dan pesawat udara asing yang berlayar di sepanjang alur laut kepulauan. Setiap alur laut kepulauan mempunyai manfaat dan tantangan yang berbeda-beda tergantung kondisi geopolitik dan geografis dari setiap alur laut kepulauan. Jenis penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Kata Kunci: ALKI, Negara Kepulauan, Keselamatan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Adela, Nina Farah. "PERLINDUNGAN PELAUT INDONESIA DI LUAR NEGERI MELALUI RATIFIKASI MARITIME LABOUR CONVENTION, 2006." Jurist-Diction 1, no. 2 (January 7, 2019): 645. http://dx.doi.org/10.20473/jd.v1i2.11015.

Full text
Abstract:
Pelaut merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki tanggung jawab besar dan beresiko tinggi seperti, kecelakaan kapal dan tenggelam. Untuk mencegah resiko, diperlukan kualifikasi pekerja sebagai pelaut yang lebih ketat dan pemberian perlindungan hukum bagi pelaut yang diatur secara komprehensif. Ketentuan Perundang-undangan nasional dinilai belum seimbang dan menimbulkanketidakpastian hukum. Oleh karena itu, perlindungan pelaut Indonesia masih rendah dan belum sesuai standar internasional. Hal ini dibuktikan dengan berbagai permasalahan yang telah dialami pelaut antara lain, penipuan job fiktif, upah tidak dibayar, dokumen palsu hingga perbudakan. Dengan demikian, pemerintah Indonesia meratifikasi Maritime Labour Convention 2006 (MLC 2006) pada tanggal 6 Oktober 2016 melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pengesahan Maritime Labour Convention, 2006. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yang disusun dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. MLC 2006 akan dikaji menggunakan perbandingan dengan ketentuan hukum nasional yang sudah ada diIndonesia yaitu, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan. Pada pembahasan awal, diuraikan hak-hak dasar yang diperoleh pelaut selama bekerja di atas kapal dan perlindungan yang diberikan sebelum, selama, dan saat pemulangan pelaut. Dari penelitian hukum ini, diketahui bahwa MLC 2006 memberikan perhatian lebih terhadap hak-hak dasar pelaut misalnya, upah, jam kerja, penyediaan fasilitas terbaru dan hak repatriasi pelaut. MLC 2006 juga memberikan kontribusi lebih bagi perlindunugan hukum pelaut Indonesia. Sebagai negara anggota yang telah meratifikasi MLC 2006, Indonesia memiliki kewajiban baru dalam hal mengikuti sistem reimburshment (pengembalian) dan tunduk pada International Convention of Arrest of Ships 1999.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Faisal, Faisal, Syahrul Syahrul, and Nuurhidayat Jafar. "PENDAMPINGAN HAND OVER PASIEN DENGAN METODE KOMUNIKASI SITUATION, BACKGROUND, ASSESMENT, RECOMMENDATION (SBAR) PADA PERAWAT DI RSUD BARRU KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN." Jurnal Terapan Abdimas 4, no. 1 (January 31, 2019): 43. http://dx.doi.org/10.25273/jta.v4i1.3807.

Full text
Abstract:
<p><strong><em>Abstract</em></strong><em>. This social service program aims to find out problems in Hospital and to solve the problems by applying problem solving method in nursing management, namely arranging intervention plans, problem identification, and implementation based on the problem found. It was done with the approach of active participants from the group which was taught. The participants involved were both manager nurses and implementer nurses at type C Public Hospital, so that, they are expected to contribute to the patient safety improvement through effective communication. The activities were done in one of the type C hospitals in South Sulawesi Province on September 10<sup>th</sup> to November 23<sup>rd</sup>, 2018. The results of the activities are the problem was identified by applying patient hand over. It found that the nurses could not implement the hand over optimally based on SPO in the room. The implementation of hand over among shifts is not based on SBAR standard; there was not patient hand over format using SBAR method. The methods used in implementing these activities were socialization, role play, focus group discussion then mentoring activities. Conclusion: these activities were running well and it could improve the knowledge and skills of the nurses in implementing patient had over through SBAR communication method in the internal care room I. It was indicated by the result of accompanying evaluation that the implementation of hand over with S-BAR has been implemented well, with the achievement 83,8%, while the previous was 66,2%. So, it increases about 17.6%. It was supported by the commitment of all nurses in the internal care room I, to improve more effective communication. </em></p><p><strong><em>Keywords: Hand Over, SBAR, Nurse, Public Hospital of Barru </em></strong></p><p> </p><p> </p><p><strong>Abstrak</strong>. Program kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk membantu menemukan masalah yang ada di Rumah Sakit dan menyelesaikan masalah dengan mengaplikasikan metode problem solving dalam manajemen keperawatan, yaitu identifikasi masalah, menyusun rencana intervensi dan implementasi sesuai masalah yang ditemukan, dengan pendekatan partisipasi aktif dari kelompok yang dibina dalam hal ini adalah perawat di Rumah Sakit Umum Daerah tipe C, baik perawat manajer maupun perawat pelaksana, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada upaya meningkatkan keselamatan pasien melalui komunikasi efektif. Kegiatan dilaksanakan di laksanakan di salah satu Rumah Sakit Umum Daerah tipe C Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 10 Sep – 23 Nov 2018. Hasil yang diperoleh dari pengabdian ini adalah teridentifikasinya masalah dalam penerapan hand over pasien, yaitu perawat belum optimal dalam melaksanakan timbang terima sesuai SPO yang telah ditetapkan di ruangan, belum dilakukan timbang terima antar shif dengan metode SBAR sesuai standar, belum ada format hand over pasien dengan metode SBAR. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sosialisasi, role play, Focus Grup Discusion kemudian dilanjutkan dengan Kegiatan pendampingan. Kesimpulan: kegiatan ini telah berlangsung dengan baik dan dapat meningkatkan pengetahuan dan skill perawat dalam penerapan hand over pasien dengan metode komunikasi SBAR diruang perawatan interna I hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi pendampingan bahwa pelaksanaan hand over dengan S-BAR sudah terlaksana dengan baik dengan pencapaian 83,8% yang sebelumnya hanya 66,2 % Jadi ada peningkatan sekitar 17,6% . Hal ini ditunjang oleh komitmen bersama seluruh perawat yang ada di ruang perawatan interna I untuk lebih meningkatkan komunikasi efektif.</p><strong>Kata Kunci</strong><strong>: Hand Over, SBAR, Perawat, RSUD Barru</strong>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Hartatik, NFn. "PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SITUS ARKEOLOGI BAWAH AIR DI KALIMANTAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT OF UNDERWATER ARCHAEOLOGICAL SITES IN KALIMANTAN)." Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi 5, no. 1 (February 10, 2020): 59–72. http://dx.doi.org/10.24832/ke.v5i1.49.

Full text
Abstract:
Kondisi lingkungan fisik Kalimantan yang terdiri atas dataran rendah berawa dan hutan lebat menyulitkan akses jalan darat. Puluhan sungai besar dan ribuan sungai kecil membelah daratan Kalimantan, sehingga sungai merupakan alat transportasi utama di Kalimantan sejak zaman prasejarah hingga pertengahan abad ke-20 Masehi. Migrasi, ekspedisi militer, penjelajahan, penelitian, kegiatan misionaris, dan perdagangan, dilakukan dengan menggunakan kapal atau perahu menyusuri sungai besar hingga anak-anak sungai ke arah pedalaman. Dalam perjalanannya, banyak kapal/perahu yang mengalami masalah di perjalanan hingga akhirnya tenggelam dan kini menjadi benda yang mengandung nilai penting bagi sejarah dan pengetahuan. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui apa saja situs tinggalan bawah air di Kalimantan yang sudah diteliti serta bagaimana upaya pelestarian dan pengembangannya. Artikel ini menggunakan metode penelitian deskriptif interpretatif dengan penalaran induktif. Data yang digunakan merupakan hasil penelitian Balai Arkeologi Kalimantan Selatan pada tahun 1997, 2006, dan 2012 yang dilakukan dengan metode survei dan ekskavasi. Ada tiga objek bangkai kapal tenggelam yang pernah di teliti oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, yaitu kapal dagang Belanda di Sungai Martapura Banjarmasin, kapal Onrust di hulu Sungai Barito, dan bangkai kapal di Sungai Kapuas Kalimantan Tengah. Penelitian arkeologi bawah air terkesan berhenti, sedangkan pelestarian dan pengembangan ketiga objek kapal tenggelam itu hingga kini masih sebatas wacana. Tidak optimalnya penelitian dan pengembangan hasil penelitian karena keterbatasan sumber daya manusia yang fokus ke arkeologi bawah air, serta kurangnya koordinasi antara Pemda dan stake holder untuk pelestarian dan pengembangannya. Wacana pengangkatan kapal tenggelam penting segera ditindaklanjuti, terutama yang bernilai sejarah untuk dimanfaatakan sebagai objek wisata dan bukti perjuangan nenek moyang. Kalimantan's physical environmental conditions are consisting of lowland marshy and dense forests,it make difficult to be accessed by roads. Dozens of great rivers and thousands of small rivers divide the mainland of Borneo, so the river is the main means of transportation in Borneo since prehistory times until the mid-20th century. The migrations, military expeditions, exploration, research, missionary activities, and trades were carried out by boat/ships down the great river to the small rivers to inland. In its journey, many boats or ships are having trouble on the way until it finally sank and now become objects that contain important values for history and knowledge. This article aims to find out what Borneo underwater sites have been studied and how to conserve and develop them. This article uses descriptive interpretive research method with inductive reasoning. The datas used are the archaeological reaserches of Balai Arkeologi Kalimantan Selatan in 1997, 2006, and 2012 conducted by survey and excavation method. There are three shipwrecks have been researched, that are in the Martapura River Banjarmasin, Onrust ships in the upstream Barito River, and shipwrecks in the Kapuas River Central Kalimantan. The research of underwater archaeology seems as if stoped, while the preservation and development of these three objects of shipwrecks are still the discourse. The research is not optimal due to the limited human resources whose focus on underwater archeology, and the lack of coordination between the local government and the stakeholders for its preservation and development. The discourse on the appointment of shipwrecks must be followed up immediately, especially those which have historical values to be used as tourist objects and monuments of ancestral struggle.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Vasiliev, Sergey. "«Met. It’s No Joke – Sholokhov!» (the Image of M.A. Sholokhov in the Poetry of V.F. Bokov)." Proceedings of Southern Federal University. Philology 2020, no. 1 (March 15, 2020): 12–20. http://dx.doi.org/10.18522/1995-0640-2020-1-12-20.

Full text
Abstract:
M.A. Sholokhov (1905–1984) and V.F. Bokov (1914–2009) met in Rostov-on-Don in August 1964. A two-hour conversation took place at the initiative of the author of «And Quiet Flows the Don», who learned about the «literary ship» – traveling along the Don and performing in the villages and on farms with the reading of poems by young writers, headed by V.F. Bokov. Bokov wrote several poems about Sholokhov, the main of which – «Meeting with Sholokhov» (1964) – was to be included in his book of poems «On the Don», but, due to the arbitrariness of the editor, the publication is not included. In September 1964 Bokov sent it by letter to Sholokhov and read it «everywhere from the rostrum». The poet actively worked on this text, preparing a substantially updated version of it for his Collected works (1983–1984). One of the brightest details of Sholokhov’s image found by the poet is his naming through the naming of the famous Tolstoy estate: Rejoice, laugh and Hello, / our Yasnaya Polyana!. Another poem of this subject – «You remember me / Sholokhov called…» – V.F. Bokov included in a letter to the Don poet A.A. Ter-Markaryan. According to the image of the poet, Sholokhov, as it were, appointed Bokov as the «father» of the young writers accepted by him under his protection: Be your father to them, Victor. In the poem «The Old Cossack» the Sholokhov’s theme at the end, but, thus, becomes decisive. With the poet’s sense of humor, he writes that if this old Cossack would meet Sholokhov – there would be a novel! In his works on Sholokhov’s theme, Bokov proved himself, as in his work as a whole, a major master of the artistic word.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography