To see the other types of publications on this topic, follow the link: Aktor.

Journal articles on the topic 'Aktor'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Aktor.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Yunindyawati, Tri Agus Susanto, Eva Lidya, Lili Erlina, and Maulana. "Pemetaan Aktor dan Jaringan Hubungan Antar Aktor dalam Pembangunan Pedesaan." Jurnal Penyuluhan 18, no. 02 (September 14, 2022): 307–22. http://dx.doi.org/10.25015/18202238766.

Full text
Abstract:
This research is to examine the actors mapping and the networking of actors relation in the wetland rural development process, the case study at Ulak Kembahang I district of Pemulutan Barat Ogan Ilir Regency province of South Sumatera. The purpose of this research is to analyzes the positive implications and consequences of the rule and position of each actor in the rural development process. Mix method is used in this study, combine the quantitative and qualitative method. The results shows that the rural development process not only determine by village government but also determine by many actors in the rural society for example the public figures, the religious leaders, the young man organization (Karang Taruna), the women’s organization (PKK), the women’s religious organization, the business women of songket craft, and the man and women’s activities. These actors are grouped in the three types, namely the individual actors, the organizational actors, and the combined of individual and organizational actors. Based on gender, the actors involved consisted of the women (44%) and the man (56%). Networking of the relations actors based on power/interest shows a positive relationship. The degree of power and interest of the each actor are varies from low, middle, and high, measured by lower score (11) to highest score (19).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Manz, Friedrich. "Ein neues Konzept für die Optimierung intelligenter Aktoren im Bereich beweglicher elektrischer Verbraucher." at - Automatisierungstechnik 69, no. 3 (March 1, 2021): 271–73. http://dx.doi.org/10.1515/auto-2021-0005.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung Die Einbindung von mobilen Anwendungen in den Produktionsablauf von Fertigungs- und Produktionsanlagen gewinnt immer mehr an Bedeutung, um Produktionsprozesse flexibel und effizient abzubilden. Ausgehend von diesen Anforderungen wird in dieser Dissertation ein intelligenter Aktor für mobile Anwendungen entwickelt. Der Aufbau des Aktors selbst ist in drei Bereiche unterteilt. Der erste Bereich beschreibt die Datenkommunikation und Datensynchronisation zwischen den stationären und den beweglichen Kommunikationsteilnehmern. Im zweiten Teil ist der Aufbau einer Hardwareplattform für einen intelligenten Aktor und die Umsetzung einer Motorsteuerung realisiert. Der letzte Bereich zeigt die Einbindung eines prädiktiven Regelungsverfahrens im Vergleich zu einem klassischen Regelungskonzept.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Priyatna, Fatriyandi Nur, Rilus A. Kinseng, and Arif Satria. "AKSES DAN STRATEGI AKTOR-AKTOR DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA WADUK DJUANDA." Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 8, no. 1 (December 16, 2015): 1. http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v8i1.1190.

Full text
Abstract:
Penelitian dalam tulisan ini bertujuan, (1) menganalisis akses sumber daya berbasis hak kepemilikan sumber daya, dan (2) menganalisis mekanisme akses berbasis struktural dan relasional. Penelitian dilakukan di Waduk Djuanda, Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian menggunakan paradigma kritis dan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan akses sumber daya berbasis hak diperoleh melalui regulasi formal dan teridentifikasi perbedaan kepentingan diantara pihak otoritas. Perum Jasa Tirta II (PJT II) cenderung membatasi dan mengurangi jumlah keramba jaring apung (KJA), namun Dinas Peternakan dan Perikanan cenderung mempertahankan jumlah KJA. Hasil analisis mekanisme akses berbasis struktural dan relasional menunjukkan aktor pengguna menggunakan mekanisme akses sebagai strategi memperoleh, mempertahankan dan mengontrol akses sumber daya. Mekanisme akses berbasis struktural dan relasional meliputi konfigurasi teknologi, modal, pasar, pengetahuan, otoritas, identitas sosial dan relasi sosial. Implikasi kebijakan penelitian ini perlu dilakukannya redistribusi hak pemanfaatan bertujuan mengantisipasi ketimpangan dan ketidakadilan sosial serta kesempatan usaha.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Wardono, Budi, Rizky Muhartono, Yayan Hikmayani, Tenny Apriliani, and Hikmah Hikmah. "ANALISIS PROSPEKTIF PERAN AKTOR DALAM STRATEGI FORMULASI PEMBANGUNAN PERIKANAN DI KABUPATEN NATUNA." Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 14, no. 2 (November 27, 2019): 179. http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v14i2.8241.

Full text
Abstract:
Abstrak Peranan perikanan dalam perekonomian Kabupaten Natuna cenderung meningkat. Kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Natuan sebesar 9%, namun apabila migas tidak dihitung peranannya hampir 30%. Permasalahan peningkatan sektor perikanan dalam perekonomian wilayah adalah: geografis yang terpencil, sarana transportasi terbatas, IUU Fishing, terbatasnya jumlah dan ukuran kapal dan alat tangkap dan kurangnya keterpaduan kerjasama antar pemangku kepentingan/aktor/stakeholder. Tujuan penelitian untuk mengetahui peran pemangku kepentingan/aktor/stakeholder dalam perumusan strategi pembangunan perikanan di daerah terluar Kabupaten Natuna. Penelitian dilakukan di Kabupaten Natuna pada bulan Maret-November 2017. Metode analisis yang digunakan dengan pendekatan analisis Mactor. Analisis Mactor menyediakan beragam alat dan analisis yang berguna untuk mendapatkan informasi dan agregat situasi dari beberapa masukan sederhana tentang permasalahan yang sedang dianalisis. Aktor-aktor adalah para stakeholder yang terkait dengan pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Natuna. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan diskusi terfokus (FGD). Hasil penelitian menunjukkan aktor-aktor pedagang, pelaku usaha BBM, dan pemilik cold storage merupakan aktor-aktor yang mempunyai peranan/pengaruh yang tinggi dan mempunyai ketergantungan yang rendah (terletak pada kuadran I/Kiri Atas). Sebagian aktor berada di kuadran II adalah aktor yang mempunyai pengaruh tinggi, namun juga mempunyai ketergantungan yang tinggi. Aktor tersebut adalah nelayan, penyuluh, koperasi, tauke, Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP), perbekalan, pengelola Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Natuna, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP). Diperlukan keterpaduan antar stakeholder untuk dapat meningkatkan pengaruh sektor perikanan dalam pembangunan daerah. Stakeholder yang mempunyai pengaruh rendah dan mempunyai ketergantungan yang tinggi, diperlukan perhatian agar pengaruhnya lebih tinggi dan ketergantungannya lebih rendah.Kata kunci: aktor/pemangku kepentingan; ketergantungan; mactor; pengaruh; perikananabstractThe role of fisheries in the Natuna Regency economy tends to increase. Its contribution to Natuna Regency's GRDP is 9%, but if oil and gas is not counted its role is almost 30%. Problems in increasing the fisheries sector in the regional economy: remote geography, limited transportation facilities, fish theft (IUU Fishing), limited number and size of ships and fishing gear and lack of integrated cooperation among stakeholders / stakeholders. The research objective is to determine the role of stakeholders / actors in the formulation of fisheries development strategies in the outer regions of Natuna Regency. The study was conducted in Natuna Regency in March-November 2017. The analytical method used was the Mactor analysis approach. Mactor analysis provides a variety of tools and analysis that are useful for getting information and aggregate situations from a few simple inputs about the problem being analyzed. Aktors are stakeholders related to the development of the fisheries sector in Natuna Regency. Data was collected by interview technique and focused discussion (FGD). The results showed that traders, fuel business actors, and cold storage owners are actors who have a high role / influence and have a low dependency (located in quadrant I / Upper Left). Most of the actors in quadrant II are actors who have a high influence, but also have a high dependency. The actors are fishermen, extension workers, cooperatives, tauke, Marine and Fisheries Business Capital Management Institution (LPMUKP), Supplies, SKPT Manager, business group, Fisheries Agency of Natuna Regency, Directorate General of Capture Fisheries (DJPT), Indonesia Fisheries State-owned enterprises (Perum Perindo) and Directorate General of Marine and Fisheries Resources Supervision (PSDKP). Integration among stakeholders is needed to increase the influence of the fisheries sector in regional development. Stakeholders who do not have influence and have a high dependency, attention is needed so that the influence is higher and the dependency is lower.Keywords: actors / stakeholders; Mactor, influence, dependency, fisheries
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Redaksi, Dewan. "Aktor Politik dan Kepentingan." Jurnal Politik 2, no. 1 (August 20, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.7454/jp.v2i1.86.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Stridbeck, Ulf, and Aslak Syse. "Holst – aktor eller forsker?" Tidsskrift for Rettsvitenskap 134, no. 4 (October 5, 2021): 490–95. http://dx.doi.org/10.18261/issn.1504-3096-2021-04-04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Stridbeck, Ulf, and Aslak Syse. "Holst – aktor eller forsker?" Tidsskrift for Rettsvitenskap 134, no. 4 (October 5, 2021): 490–95. http://dx.doi.org/10.18261/issn.1504-3096-2021-04-04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Ariyani, Nafiah, Akhmad Fauzi, and Farhat Umar. "Model hubungan aktor pemangku kepentingan dalam pengembangan potensi pariwisata Kedung Ombo." Jurnal Ekonomi dan Bisnis 23, no. 2 (October 23, 2020): 357–78. http://dx.doi.org/10.24914/jeb.v23i2.3420.

Full text
Abstract:
Keberhasilan pengembangan destinasi wisata membutuhkan analisis tentang karakteristik aktor terkait dengan hubungan antar aktor, sikap aktor terhadap tujuan pengembangan dan kemungkinan aliansi maupun konflik yang muncul. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi aktor berdasarkan kekuatan dan hubungan antar aktor serta sikap aktor terhadap tujuan pada pengembangan destinasi wisata Kedung Ombo. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif-kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok fokus dan lokakarya. Analisis data menggunakan metode Mactor (Matrix of Alliances and Conflicts Tactics, Objectives and Recommendations) untuk mengidentifikasi kekuatan, hubungan dan pola aliansi aktor pemangku kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Balai Besar Wilayah Sungai Pemalijuana, Perum Perhutani dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, adalah aktor-aktor dominan. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, Perguruan Tinggi, Pemerintah Desa, Masyarakat, Pelaku Bisnis adalah aktor relay dan Karang Taruna adalah aktor didominasi. Sebagian besar pemangku kepentingan konvergen dalam mendukung tujuan strategis yang yang akan dicapai. Temuan ini menjadi dasar untuk mengembangkan pola kolaborasi antar seluruh pemangku kepentingan yang diperlukan untuk pengembangan potensi pariwisata Kedung Ombo secara berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Faishal, Ahmad, and Moh Hariyanto. "Strategi Aktor Menafsir Naskah RE." GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik 2, no. 2 (October 30, 2019): 22–34. http://dx.doi.org/10.26740/geter.v2n2.p22-34.

Full text
Abstract:
Minimnya kajian tentang teater khususnya aktor dan upaya kerja aktor, mendorong peneliti mengkaji hubungan antara naskah aktor dan pertunjukan. Aktor sebagai elemen terpenting dalam pertunjukan teater tidak serta merta begitu saja bisa hadir dan bermain diatas pangung. Aktor membutuhkan serangkaian modal (kehendak, pemikiran, tubuh dan perasaan) disertai dengan kecanggihan teknik dan metode yang tepat untuk bisa bermain dan ˜menjadi aktor yang baik. Memahami naskah drama membutuhkan strategi khusus (pembacaan Dekonstruksi) untuk dapat menangkap makna, menemukan gagasan, peran, karakter, hubungan antar tokoh, konflik, setting, alur, artistik dan penyelesaian. Bahkan sampai pada upaya melakukan pemberontakan terhadap naskah itu sendiri (entah adaptasi atau inspirasi).Penelitian ini difokuskan pada naskah RE Karya Akhudiat, menggunakan metode content analysis dengan pendekatan dekonstruksi. Dekonstruksi memaparkan tiga langkah metodologis, yakni pertama tahap verbal, yaitu tahap pembacaan kritis dengan pencarian paradok dan kontradiktif. Kedua, tahap tekstual yaitu mencari makna yang lebih dalam pada keseluruhan teks. Ketiga, pencarian makna pada tahap linguistik.Dengan menggunakan strategi dekonstruksi, berpikiran kritis bahkan sampai pada hal yang tak mungkin (nalar) diluar naskah, aktor dapat memahami naskah semaksimal mungkin dan dapat bermain dengan baik. Aktor telah memiliki modal pemikiran yang maksimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Rochiyat, Adang, and Arief Wibowo. "Analisis Aktor Berpengaruh Dan Aktor Popular Dengan Metode Degree Centrality Dan Follower Rank Pada Tagar Twitter “#gejayanmemanggil”." JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi) 6, no. 2 (December 3, 2019): 130–38. http://dx.doi.org/10.35957/jatisi.v6i2.187.

Full text
Abstract:
Penggunaan Twitter sebagai media jejaring sosial pada saat ini sudah berkembang pesat tidak hanya digunakan untuk menyampaikan perasaan yang mengenai diri mereka sendiri, akan tetapi juga dapat menyampaikan pendapat dan perasaan yang mereka rasakan terkait dengan permasalahan yang sedang terjadi. Twitter pada saat ini dianggap sebagai media sosial yang dapat dianalisis pada unsur jejaring sosial (social network analysis). Salah satu studi yang dapat dilakukan adalah analisis akun user (aktor) pada Twitter. Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis untuk mengetahui siapa aktor yang berpengaruh dan berapa nilai popularitas dari aktor itu, pada Twitter. Metode yang digunakan untuk analisis aktor berpengaruh adalah degree centrality sedangkan analisis aktor popular menggunakan metode follower rank. Studi kasus dilakukan terhadap data tweet yang mengandung tagar “#gejayanmemanggil”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RyanResttu adalah aktor yang memiliki nilai pengaruh tertinggi dengan nilai degree centrality yaitu 0.108072 dan aktor TirtoID adalah aktor yang memiliki popularitas tinggi dengan nilai follower rank yaitu 0.999880312. Penelitian ini mengabaikan adanya akun buzzer pada Twitter. Namun demikian, aktor yang memiliki nilai pengaruh yang tinggi belum tentu adalah aktor yang memiliki nilai popularitas yang tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Idul, Rahmatan. "Sirkumstansialisasi sebagai Piranti Representasi Inklusif Aktor Sosial dalam Pidato Politik (Sebuah Tinjauan Analisis Wacana Kritis Pidato Politik Hasan Rouhani)." Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya 7, no. 3 (August 19, 2021): 19. http://dx.doi.org/10.32884/ideas.v7i3.387.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penggunaan sirkumstansialisasi dalam merepresentasikan secara inklusif aktor-aktor sosial yang terlibat dalam pidato politik Hassan Rouhani yang disampaikan di depan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Data diperoleh dari salah satu laman berita resmi Israel (www.timesofisrael.com) berupa 116 kalimat hasil transkripsi pidaro tersebut yang kemudian dianalisis menggunakan kerangka analisis aktor sosial Theo van Leeuwen. Kalimat-kalimat ini kemudian dielaborasi melalui teknik parafrase, yakni memodifikasinya secara struktural dengan tetap mempertahankan maknanya untuk mengungkap representasi inklusif aktor-aktor sosialnya. Hasilnya kemudian disajikan secara deskriptif. Pilihan linguistik Hassan Rouhani menekankan penggunaan preposisi sirkumstansial untuk melibatkan aktor-aktor sosial tertentu dalam pidato politiknya secara inklusif. Terdapat sembilan jenis preposisi yang digunakan Hassan Rouhani dalam pidatonya, yakni “against”, “among”, dan “for” untuk merepresentasikan peran pasif aktor-aktor sosial, preposisi “by”, “from”, dan “under” untuk menggambarkan peran aktif aktor-aktor sosial, preposisi “between” untuk menggambarkan peran yang berbeda dari aktor-aktor sosial (aktif dan pasif), preposisi “with” untuk menampilkan peran netral aktor-aktor sosial, dan preposisi “of” untuk memisahkan aktor-aktor social yang berperan aktif sebagai pelaku dan aktor-aktor social yang berperan pasif sebagai korban. Exerting van Leeuwen’s framework, this study aims at critically investigating the employment of circumstantialization in inclusively representing social actors involved in Hassan Rouhani’s political speech delivered in front of the General Assembly of the United Nations. Data were derived from one of Israel’s official websites (www.timesofisrael.com). Out of 116 sentences in the transcription of the speech, the relevant ones were selected to be analyzed using Theo van Leeuwen’s framework ‘Social Actor Analysis.’ These sentences were then elaborated through a paraphrase technique by structurally modifying them while maintaining their meaning to reveal social actors’ inclusive representation. The results were then presented descriptively. Hasan Rouhani’s linguistic choices accentuate the use of circumstantial prepositions to involve certain social actors in his political speech inclusively. Nine types of prepositions were employed in his speech. Hasan Rouhani used the preposition “against,” “among,” and “for” to represent the social actors in passive roles, the preposition “by,” “from,” and “under” to delineate the social actors in active roles, the preposition “between” to illustrate different roles of the social actors (active and passive) in social action, the preposition “with” to display the neutral role of the social actors, and the preposition “of” to indicate the active role or the passive role of the social actors.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Mauluddin, Agus. "Collaboration Of Triple Helix Actors In The Production Of Public Space: The Tematic Park In Bandung." Jurnal Ilmu Sosial Mamangan 7, no. 2 (August 28, 2019): 51–61. http://dx.doi.org/10.22202/mamangan.v7i2.3146.

Full text
Abstract:
Aktor triple helix atau tiga aktor pemerintah, privat, dan masyarakat merupakan aktor produksi ruang publik taman tematik di kota Bandung. Pendekatan kualitatif digunakan dengan teknik pengambilan data observasi dan wawancara mendalam, serta sumber literatur, penelitian ini menunjukkan kolaborasi tiga aktor (triple helix) dibutuhkan di dalam produksi ruang publik di perkotaan –ksususnya produksi ruang publik taman tematik di kota Bandung. Namun, yang menjadi tujuan terpenting membangun ruang publik kota adalah ruang aktor masyarakat yang menjadi kepentingan utama di atas kepentingan aktor lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Mauluddin, Agus. "Collaboration Of Triple Helix Actors In The Production Of Public Space: The Tematic Park In Bandung." Jurnal Ilmu Sosial Mamangan 7, no. 2 (August 28, 2019): 51–61. http://dx.doi.org/10.22202/mamangan.3146.

Full text
Abstract:
Aktor triple helix atau tiga aktor pemerintah, privat, dan masyarakat merupakan aktor produksi ruang publik taman tematik di kota Bandung. Pendekatan kualitatif digunakan dengan teknik pengambilan data observasi dan wawancara mendalam, serta sumber literatur, penelitian ini menunjukkan kolaborasi tiga aktor (triple helix) dibutuhkan di dalam produksi ruang publik di perkotaan –ksususnya produksi ruang publik taman tematik di kota Bandung. Namun, yang menjadi tujuan terpenting membangun ruang publik kota adalah ruang aktor masyarakat yang menjadi kepentingan utama di atas kepentingan aktor lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Jamaluddin, Yanhar. "KEBERLANJUTAN KEBIJAKAN DANA DESA DI INDONESIA." Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam 14, no. 1 (February 6, 2018): 34–54. http://dx.doi.org/10.24042/tapis.v14i1.2900.

Full text
Abstract:
Artikel ini disusun dilatarbelakangi pengelolaan Dana Desa tidak tepat sasaran dan penggunaannya belum optimal. Artikel ini dimaksudkan untuk menganalisis bagaimana keberlanjutan kebijakan Dana Desa di Indonesia. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif sedangkan analisisnya menggunakan analisis aktor, analisis dampak, dan faktor yang mempengaruhi. Analisis aktor menunjukkan; Proses perumusan Kebijakan Dana Desa melibatkan aktor internal birokrasi. Pada proses implementasi, Pemerintah Desa menjadi aktor/institusi yang diuntungkan dan Pemerintah Kabupaten menjadi aktor/institusi yang dirugikan. Sedangkan analisis dampak menunjukkan; dengan kewenangannya, Desa berdiri sendiri dengan rencana programnya sehingga daerah sulit mengintegrasikan program; Program pembangunan Desa tidak sinkron dengan kebijakan pembangunan Daerah (RPJM Daerah). Berdasarkan analisis aktor dan dampak, keberlanjutan kebijakan Dana Desa ditentukan faktor politik dan komitmen aktor kebijakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Jamaluddin, Yanhar. "KEBERLANJUTAN KEBIJAKAN DANA DESA DI INDONESIA." Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam 14, no. 1 (February 6, 2018): 34–54. http://dx.doi.org/10.24042/tps.v14i1.2900.

Full text
Abstract:
Artikel ini disusun dilatarbelakangi pengelolaan Dana Desa tidak tepat sasaran dan penggunaannya belum optimal. Artikel ini dimaksudkan untuk menganalisis bagaimana keberlanjutan kebijakan Dana Desa di Indonesia. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif sedangkan analisisnya menggunakan analisis aktor, analisis dampak, dan faktor yang mempengaruhi. Analisis aktor menunjukkan; Proses perumusan Kebijakan Dana Desa melibatkan aktor internal birokrasi. Pada proses implementasi, Pemerintah Desa menjadi aktor/institusi yang diuntungkan dan Pemerintah Kabupaten menjadi aktor/institusi yang dirugikan. Sedangkan analisis dampak menunjukkan; dengan kewenangannya, Desa berdiri sendiri dengan rencana programnya sehingga daerah sulit mengintegrasikan program; Program pembangunan Desa tidak sinkron dengan kebijakan pembangunan Daerah (RPJM Daerah). Berdasarkan analisis aktor dan dampak, keberlanjutan kebijakan Dana Desa ditentukan faktor politik dan komitmen aktor kebijakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Mushlih, Amri, and Hurriyah Hurriyah. "Aktor Politik dan Gagalnya Transisi Demokrasi Mesir Tahun 2011-2013." Jurnal Politik 2, no. 1 (October 15, 2017): 41. http://dx.doi.org/10.7454/jp.v2i1.81.

Full text
Abstract:
Studi ini membahas bagaimana peran aktor-aktor politik Mesir pada masa transisi yang menyebabkan kegagalan transisi demokrasi. Aktor-aktor tersebut diantaranya: 1) militer (SCAF (Supreme Council of Armed Forces)) yang mengambil alih kekuasaan sementara pada masa transisi; 2) kelompok Islam yang didalamnya termasuk Ikhwanul Muslimin dan kelompok Salafi; 3) elite rezim lama (status quo) yang merupakan elite sisa rezim Mubarak baik yang masih berada dalam struktur politik maupun yang telah tersingkir; dan 4) kelompok sekuler yang merupakan para elite dan aktivis masyarakat sipil yang muncul sejak revolusi anti-Mubarak. Interaksi aktor-aktor ini dianalisis dengan kerangka konsep transisi demokrasi dan teori elite dalam transisi yang dikemukakan oleh Higley dan Burton. Dari analisis tersebut, studi ini menemukan bahwa terjadi kegagalan elite settlement antara aktor-aktor politik Mesir akibat perbedaan ideologi dan gagalnya pengelolaan koalisi antara kelompok Islam dan kelompok sekuler. Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa tidak terjadinya elite convergence karena para aktor memiliki komitmen yang rendah terhadap demokrasi sebagai satu-satunya aturan main. Kedua hal tersebut menyebabkan instabilitas politik yang berujung pada kudeta militer yang menandai gagalnya transisi demokrasi Mesir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Fatoni, Ahmad. "CHAIN NETWORK AKUN TWITTER BMKG (@infoBMKG) DALAM PENYEBARAN INFORMASI CUACA, IKLIM DAN GEMPA BUMI." Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi 3, no. 1 (2019): 1–17. http://dx.doi.org/10.35760/mkm.2019.v3i1.1978.

Full text
Abstract:
BMKG menggunakan platform media sosial Twitter untuk memberikan informasi perubahan iklim, cuaca dan gempa bumi kepada masyarakat. Jaringan sosial yang terbentuk di Twitter menjadi tujuan analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Social Network Analysis. Hasil penelitian menunjukan akun @infoBMKG pada level sistem terbagi menjadi beberapa cluster. Diameter jaringan sosial akun @infoBMKG sebesar 34. Aktor-aktor yang terlibat kurang dekat dan komunikasi berlangsung satu arah. Akun @infoBMKG merupakan sentral informasi dalam jaringan ini. Jaringan sosial yang terbentuk lebih cenderung berasal dari suatu kelompok. Akun @infoBMKG memiliki tingkat popularitas yang tinggi dan memiliki peran sangat penting dalam menyebarkan informasi. Ada beberapa aktor-aktor sentral lainnya yang memiliki kebebasan untuk menyampaikan informasi dan beberpa akun yang menjadi jembatan antar aktor atau cluster. Kesimpulan dari penelitian ini pada tingkat sistem jaringan sosial akun @infoBMKG merupakan jaringan yang besar, komunikasi yang terjadi satu arah dan aktor-aktor yg terlibat kurang dekat. Pada level aktor Akun @infoBMKG menjadi akun yang paling popular dan penting dalam penyebaran informasi mengenai prubahan iklim, cuaca dan gempa bumi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Hakim, Arif Rahman, and Mahyuni Mahyuni. "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DANA DESA DAN KONFLIK SOSIAL: STUDI KECAMATAN PAMINGGIR, KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA." Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan 3, no. 1 (July 29, 2021): 36. http://dx.doi.org/10.20527/jpp.v3i1.3841.

Full text
Abstract:
Dana desa merupakan upaya dari pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan dan pemerataan, namun juga hal tersebut bisa memicu konflik sosial terhadap penggunaan alokasinya Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memetakan serta memitigasi konflik sosial pada penggunaan dana desa. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder dengan beberapa permasalahan yang menjadi sumber data. Hasil penelitian menunjukkan terdapat adanya baik vertical maupun horizontal maupun internal-eksternal pada stakeholder dana desa. Konflik sosial alokasi dana desa melibatkan para aktor di pedesaan, aktor tersebut terbagi menjadi dua, aktor internal dan aktor eksternal. Pembagian alokasi dana desa di Kecamatan Paminggir berdasarkan hak pengelolaan. Aktor bersifat internal seperti Pemerintahan desa yang terdiri dari Kepala Desa serta perangkat Desa. Aktor eksternal berada diluar aparatur pemerintahan desa, aktor tersebut adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD), masyarakat desa, Pendamping lokal desa, dan Pendamping Desa . Konflik sosial terjadi antara aktor internal atau eksternal sendiri, Pemicu konflik sosial dari ketidaksiapan, kecurigaan, ketidakpedulian dan kepentingan yang terjadi. Peningkatan kesiapan dan kualitas sumber daya manusia, sosialisasi dan mediasi dapat mengurangi potensi konflik sosial.Kata kunci : dana desa, konflik, stakeholder
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Widharta, Elyandra. "PERSIAPAN SEORANG AKTOR DRAMA RADIO BERBAHASA JAWA." GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik 4, no. 2 (December 15, 2021): 92–104. http://dx.doi.org/10.26740/geter.v4n2.p92-104.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan menganalisis persiapan seorang aktor drama bahasa Jawa. Bagaimana tahapan persiapan seorang aktor drama bahasa Jawa, tentu memiliki perbedaan sekaligus tantangan dibanding persiapan seorang aktor panggung. Metode yang digunakan dalam penelitian penelitian kualitatif dimana data primer diperoleh dengan cara wawancara kemudina transkripsi setelah dilakukan pengkodean terhadap hasil wawancara. Tahapan terakhir analisis data yang berdasarkan interpretasi atas pengkodean. Hasil penelitian ini sebagai berikut setiap aktor memiliki persiapan yang bertahap antara lain aktor suara harus bisa mengenali kemampuan suara. Selain itu pendalaman karakter, interpretasi tokoh, dan berdialog dalam bahasa Jawa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

N.P.A.S. Dewi, I.M. Sutama, and I.N. Sudiana. "PEMOSISIAN DAN PENCITRAAN AKTOR DALAM BERITA PEMERKOSAAN SISWA OLEH OKNUM GURU PADA MEDIA MASSA ONLINE KOMPAS.COM, KUMPARAN.COM, DAN BALIPOST.COM." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia 10, no. 1 (June 24, 2021): 69–80. http://dx.doi.org/10.23887/jurnal_bahasa.v10i1.388.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan dan menganalisis pemosisian aktor dalam berita pemerkosaan siswa oleh oknum guru pada media massa online Kompas.com, Kumparan.com, dan Balipost.com, (2) mendeskripsikan dan menganalisis citra aktor dalam berita pemerkosaan siswa oleh oknum guru pada media massa online Kompas.com, Kumparan.com, dan Balipost.com. Rancangan penelitian ini deskriptif-kualitatif. Metode pengumpulan data penelitian ini yaitu metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ditemukan beberapa srategi ekslusi yaitu 11 buah strategi pasivasi dan 5 buah nominalisasi. Ditemukan beberapa strategi inklusi yaitu 5 buah strategi objektivasi-abstraksi, 1 buah nominasi-kategorisasi, 6 buah nominasi-identifikasi, 3 buah indeterminasi-determinasi, dan 3 buah individualisasi-asimilasi. (2) dua aktor yang dicitrakan negatif, dan empat aktor lainnya dicitrakan positif. Aktor yang dicitrakan negatif dalam berita ini, di antaranya pelaku pemerkosaan yang merupakan guru olahraga SD di daerah Sembung, Mengwi, Badung, dan pelaku pemerkosaan siswi SD di Dalung Kuta Utara, Badung yang merupakan kepala sekolah. Aktor selaku korban pemerkosaan dicitrakan positif. aktor lain yang merupakan istri korban juga dicitrakan positif dalam berita.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Priyanto and Nuke Farida. "JARINGAN SOSIAL KOMUNIKASI PEMASARAN TRAVELOKA DI TWITTER." Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi 5, no. 2 (2021): 123–37. http://dx.doi.org/10.35760/mkm.2021.v5i2.2402.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jaringan sosial komunikasi pemasaran pada level aktor, tipe relasi dan jenis relasinya dari akun Twitter Traveloka dengan menggunakan hashtag (#)PilihAkuTraveloka. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan software Netlytic.org untuk mendapatkan data sampel nodes sebesar 157 dan software Gephi 0.9.2 digunakan untuk mengolah dan menganalisis data. Teori yg digunakan adalah Teori Computer Mediated Communication. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran jaringan Traveloka adalah 143. Nilai degree centrality dan eigenvector pada hashtag (#)PilihAkuTraveloka pada akun Traveloka menunjukkan bahwa aktor tersebut berperan sebagai aktor penting dan populer. Terdapat 115 aktor yang memiliki kedekatan dengan semua aktor dalam hashtag (#)PilihAkuTraveloka berdasarkan closeness centrality sebesar 1.0. Pada hashtag (#)PilihAkuTraveloka tidak ada aktor yang memiliki peran sebagai penghubung (betweenness centrality) antar aktor di dalam jaringan komunikasi tersebut. Tipe relasi yang dibangun dalam jaringan sosial di Twitter pada hashtag (#)PilihAkuTraveloka adalah directed (mempunyai arah) dengan arah asimetris (satu arah). Jenis relasi Traveloka pada jaringan sosial ini adalah pemberi dan penerima informasi kepada para pengikutnya di media sosial Twitter. Traveloka sebagai aktor penting dalam penyebaran informasi hanya menggunakan Twitter sebagai media pemberi informasi berupa produk dan jasa yang ditawarkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Putri, Nastasya Aisya, Aidinil Zetra, and Roni Ekha Putera. "PERAN DAN SINERGITAS ANTAR AKTOR BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) TIRTA MANDIRI, DESA PONGGOK, KABUPATEN KLATEN DALAM PERSPEKTIF GOVERNANCE." JWP (Jurnal Wacana Politik) 6, no. 2 (December 7, 2021): 174. http://dx.doi.org/10.24198/jwp.v6i2.32107.

Full text
Abstract:
Salah satu nawacita Jokowi dan Jusuf Kalla dalam membangun Indonesia adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa. Tujuannya adalah memajukan perekonomian masyarakat desa dan mengatasi kesenjangan pembangunan nasional, yang dapat diwujudkan melalui Badan Usaha Milik Desa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran aktor dan sinergitas aktor dalam membentuk dan menjalankan BUMDes Tirta Mandiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe study kasus, agar dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna (arti subjek dan penafsiran) dan konteks tingkah laku serta proses yang terjadi pada faktor-faktor yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut dan juga mengungkapkan proses kejadian secara mendetail untuk mengetahui peran aktor dan sinergitas ketiga aktor dalam menjalankan BUMDes Tirta Mandiri. Informan berasal dari aktor yang ada di BUMDes Tirta Mandiri. Untuk menguji keabsahan data yang didapatkan dilapangan dilakukan dengan teknik triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antar aktor di BUMDes Tirta Mandiri saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan karena masyarakat sebagai pengguna sekaligus sebagai pengawas dan pemilik modal di BUMDes Tirta Mandiri. Selain itu, aktor-aktor dalam menjalankan BUMDes Tirta Mandiri saling bersinergi sehingga BUMDes Tirta Mandiri menjadi BUMDes yang berhasil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Kamrullah, Muhammad Rizky Nur. "Peran Jabhat Al-Nusra dalam Memberikan Tantangan terhadap Kebijakan Amerika Serikat Mendukung Kelompok Oposisi pada Konflik Bersenjata di Suriah." Global: Jurnal Politik Internasional 19, no. 2 (December 12, 2017): 77. http://dx.doi.org/10.7454/global.v19i2.287.

Full text
Abstract:
Peran aktor non-negara di dalam politik dunia kontemporer semakin penting bagi dinamika politik global. Pasca peristiwa 9/11, perhatian para akademisi maupun praktisi dalam bidang studi-studi keamanan internasional tertuju pada aktor non-negara yang sering diklasifikasikan sebagai kelompok atau organisasi teroris. Karakter penggunaan kekerasan yang erat kaitannya dengan aktor ini membuat mereka dapat di klasifikasikan sebagai violent non-state actor (VNSA). Tak dapat dipungkiri, bahwa aktor ini juga mampu berperan membentuk kebijakan keamanan aktor negara dan memprovokasi negara untuk berperang. Oleh karena itu, artikel ini akan menjadikan kasus keterlibatan Jabhat al Nusra; salah satu aktor non-negara yang berafiliasi dengan Al Qaeda; pada konflik sipil bersenjata di Suriah, sebagai salah satu fenomena yang menggambarkan peran dan pengaruh aktor non-negara yang berkekerasan dalam mempengaruhi sikap atau perilaku negara. Artikel ini berusaha untuk menunjukkan faktor-faktor apa saja yang memungkinkan Jabhat al Nusra mampu mempengaruhi dinamika kebijakan luar negeri aktor negara; khusunya dalam hal ini adalah kebijakan Amerika Serikat dalam konflik bersenjata di Suriah. Artikel ini berargumen bahwa kondisi lingkungan kenegaraan di Suriah yang rentan (fragile statehood) dan karakter dari aktor non-negara itu sendiri yang memiliki potensi politik global (global actorness), merupakkan faktor-faktor yang menjadikan Jabhat al Nusra mampu berkembang dan memberikan pengaruh terhadap sikap Amerika Serikat terkait strategi keterlibatannya mendukung kelompok oposisi dalam konflik bersenjata di Suriah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Molan, Kristianus. "JEJARING KEBIJAKAN PARIWISATA BUDAYA DI DESA LEWOKLUOK KABUPATEN FLORES TIMUR." PubBis : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis 6, no. 2 (September 19, 2022): 127–38. http://dx.doi.org/10.35722/jurnalpubbis.v6i2.640.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan menjelaskan potret pariwisata budaya di Desa Lewokluok Kabupaten Flores Timur pasca Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards. Dengan memanfaatkan perspektif jejaring kebijakan penelitian kualitatif berupaya memetakan aktor-aktor kunci, arena pengambilan keputusan dan pelembagaan jejaring kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan aktor pemerintah dan masyarakat memiliki posisi setara dalam proses agregasi kepentingan dan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan terlaksana dalam arena formal di tingkat Kabupaten dan Desa.Kolaborasi aktor pemerintah dan masyarakat menciptakan hubungan saling bergantung dan ruang pemanfaatan sumber daya secara resiprokal. Dalam sistem tersebut masyarakat lokal mejadi aktor utama pengelolah pariwisata budaya desa menerima manfaat pengetahuan, keterampilan dan modal. Aktor pemerintah selaku fasilitator memperoleh manfaat dalam peningkatan pendapatan asli daerah. Secara konkret kegiatan pariwisata budaya di Desa Lewokluok Kabupaten Flores Timur berupaya menerapkan praktek pengembangan pariwisata secara kolaboratif untuk kesejahteraan masyarakat luas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Kuraś, Marzena. "Osterwa – aktor w teatrze życia." Pamiętnik Teatralny 69, no. 2 (August 13, 2020): 205–55. http://dx.doi.org/10.36744/pt.221.

Full text
Abstract:
Artykuł ukazuje sposób funkcjonowania twórcy Reduty, Juliusza Osterwy, w przestrzeni społeczno-politycznej. Punkt ciężkości przeniesiono z aktywności teatralnej na metody działania w życiu publicznym i na relacje z ludźmi decydującymi o możliwościach realizacji planowanych przedsięwzięć artystycznych. Zwrócono uwagę na sieć powiązań wolnomularskich, mających w dwudziestoleciu międzywojennym znaczny wpływ na rzeczywistość, nie tylko społeczną czy polityczną, ale także artystyczną. Osterwa, zainteresowany ezoteryką, antropozofią i romantycznym spirytualizmem, członek pierwszej założonej w niepodległej Polsce loży masońskiej, miał w środowisku wolnomularskim rozległe kontakty i wykorzystywał je do realizacji planów teatralnych. Przedmiotem refleksji jest też jego działalność jako artysty-społecznika i artysty-obywatela, co niejednokrotnie wynikało z wolnomularskich ideałów. Powiązanie wybranych epizodów z biografii Osterwy z historycznymi i instytucjonalnymi uwarunkowaniami oraz z inspiracjami religijno-ezoterycznymi umożliwiło ukazanie różnych aspektów osobowości artysty i jego skomplikowanych relacji z władzami państwowymi w dwudziestoleciu międzywojennym i w pierwszych latach powojennych.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Sabri, Indar, Autar Abdillah, Arif Hidajad, and Welly Suryandoko. "IMPROVISASI TEATER: MATERI KESIAPAN AKTOR." GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik 4, no. 2 (December 15, 2021): 1–14. http://dx.doi.org/10.26740/geter.v4n2.p1-14.

Full text
Abstract:
Teater modern merupakan jenis teater yang tumbuh dan berkembang di tengah keramaian kota dengan adanya pengaruh dari teori Barat. Cerita yang dipentaskan bersumber dari sebuah karya sastra atau peristiwa sehari-hari. Dewasa ini teater modern sedang aktif berinovasi dalam pertunjukannya karena sadar akan adanya kekurangan dalam pertunjukannya. improvisasi dalam metode pelatihan keaktoran yang dilakukan pada proses pelatihan adalah salah satu kekurangan teate modern sehingga membutuhkannya dalam metode pealtihannya. Sejak awal kemunculannya, teater tradisional Indonesia menggunakan teknik improvisasi. Dalam berimprovisasi, pemain berpedoman pada cerita yang sederhana dan mengembangkan menjadi sebuah pertunjukan. Ludruk adalah salah satu bentuk pertunjukan teater tradisional yang meggunakan metode improvisasi didalamnya. Metode pelatihan Ludruk ada empat yaitu nyebeng, sepelam, tedean dan ngelmu. Metode-metode tersebutlah yang digunakan oleh seorang sutradara ludruk untuk berproses dan latihan dalam sebuah pertunjukan Ludruk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Studi fenomenologi adalah studi yang berupaya mendeskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep atau fenomena. Sedangkan tujuan utama dari fenomenologi adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi tentang esensi atau makna universal. Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut. Ludruk dengan teknik bermain secara improvisasi merupakan teknik yang dipelajari melalui pengalaman ketika pementasan berlangsung dan ketika sedang berlatih dengan metodenya. Metode pelatihan ludruk ada empat kalsifikasinya nyebeng, sepelan, tedean dan ngelmu. Secara tidak langsung menggunakan improvisasi di dalamnya. Kata Kunci: Teater modern, Ludruk, Improvisasi, Pelatihan Ludruk
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Ginanjar, Yusep. "HACKER SEBAGAI AKTOR NON-NEGARA." Jurnal Dinamika Global 4, no. 02 (January 14, 2020): 364–81. http://dx.doi.org/10.36859/jdg.v4i02.138.

Full text
Abstract:
In 2013 it was revealed that wiretapping had been done by Australian intelligence towards a number of high-ranking officials in Indonesia. This invited the reaction of Indonesian hackers to destroy thousands of important sites in Australia and it is getting a reply from Australian hackers. Of course this is a bad precedent for Indonesia's relationship with Australia. Since its presence in international politics, hackers have been considered non-state actors. This research uses a qualitative method with a phenomenological approach. The purpose of this study is to describe the phenomenon of cyber warfare carried out by both parties as an attempt to attack and maintain the country's sovereignty over their respective versions. The conclusion in this study is the mirror of this cyber war case that hackers are included as non-national actors for their contribution in international politics.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Baluch, Wojciech. "Po co dramaturgowi aktor performatywny?" Przestrzenie Teorii, no. 36 (December 15, 2021): 135–49. http://dx.doi.org/10.14746/pt.2021.36.8.

Full text
Abstract:
The article is an attempt to answer the question of how contemporary performative acting enters into artistically and cognitively significant interactions with the new Polish dramaturgy. The relationship between the two forms of art is discussed in relation to two types of acting: task-oriented and performative. The concept of both types of acting is derived from the analysis of selected contemporary theater and television productions of dramas and scenarios arising from the achievements of the latest Polish dramaturgy. The examples that are analyzed reveal various aspects and types of the actors’ performative game, which include the issues of the actor’s subjectivity, their presence on stage and the materiality of the body. Unlike many of today’s discussions, the interpretations and comments on selected scenes and fragments of a performance do not focus on the subversive dimension of the above-mentioned aspects of acting, but look for new perspectives of reception and, at the same time, broaden the areas of theatrical experience. These new perspectives and areas are triggered by references to the affective and mental processes of reception, which allow perceptions to exclude, at least partially, the tendency to automatically interpret everything that surrounds them. The analyses featured in the article therefore aim to describe those aspects of performative acting that enable the viewer to derive benefit from what the new Polish dramaturgy offers.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

do Amarante, Dirce Waltrik. "Tłumacz jako aktor i magik." Konteksty Kultury 17, no. 1 (2020): 112–17. http://dx.doi.org/10.4467/23531991kk.20.008.12221.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Raubo, Jacek. "Jemen – zapomniany aktor Arabskiej Wiosny." Przegląd Politologiczny, no. 1 (January 1, 2014): 335. http://dx.doi.org/10.14746/pp.2014.19.1.21.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Overkott, Horst W., Ralf Grohn, Thomas Görnig, Anca Ebner, and Gerhard Roth. "„Intelligenter“ Aktor für universelle Fahrzeuganwendungen." ATZ - Automobiltechnische Zeitschrift 108, no. 7-8 (July 2006): 586–90. http://dx.doi.org/10.1007/bf03221805.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Neugebauer, R., A. Bucht, A. Illgen, and V. Wittstock. "Schwingungsreduktion mit Aktor-Sensor-Einheiten*." wt Werkstattstechnik online 97, no. 11-12 (2007): 901–7. http://dx.doi.org/10.37544/1436-4980-2007-11-12-901.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Fitriyah, Pipit, and Andre Muhammad F. "PENENTUAN MODULARITY CLASS PADA FENOMENA CROSS PLATFORM #WHATSAPPDOWN TRENDING DI TWITTER MENGGUNAKAN SOCIAL NETWORK ANALYSIS." Jurnal Broadcasting Communication 3, no. 1 (April 1, 2021): 23–34. http://dx.doi.org/10.53856/bcomm.v3i1.139.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jaringan komunikasi fenomena #Whatsappdown yang viral dan dijadikan bahan perbincangan publik di Twitter, tingginya mobilisasi pengguna media sosial mengakibatkan masalah pada aplikasi WhatsApp yang sempat turun menjadi trending di media sosial lainnya. platform, Twitter. Penelitian ini menggunakan teori Computer-Mediated Communication (CMC). Menurut AF Wood dan MJ Smith, CMC adalah segala bentuk komunikasi antara individu, individu, yang terhubung satu sama lain melalui komputer dalam jaringan internet, dan model Social Network Analysis (SNA) digunakan untuk melihat pola jaringan tersebut. untuk diteliti sehingga peneliti dapat diketahui siapa saja aktor kelas yang berpengaruh dalam jaringan komunikasi dari penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan paradigma positivistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kelas Modularitas #WhatsAppDown terbagi menjadi 5 kelas, dimana setiap kelas memiliki aktor penting yang menjadi pusat informasi. 5 aktor yang memiliki peran penting yaitu, @megasair, @whatsapp, @actuxiaomi, @akinyivivien, @annemariayritys. Akun @megasair sebagai aktor yang paling aktif menyebarkan informasi ini dan akun @anneamariayritys yang berperan sebagai penghubung yang menghubungkan satu aktor dengan aktor lainnya yang belum pernah terhubung sebelumnya. Jika aktor tersebut tidak ada, maka proses komunikasi dengan aktor lain akan terputus sehingga informasi tidak dapat dipublikasikan secara luas. Kata Kunci: Jaringan Komunikasi, Computer Mediated Communication, Lintas Bidang, Sosial Media, Social Network Analysis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Arnika, Mita. "Koalisi Partisipasi Aktor Dalam Jaringan Implementasi Program Keluarga Harapan Di Kota Makassar." Indonesian Journal of Intellectual Publication 2, no. 2 (March 30, 2022): 80–85. http://dx.doi.org/10.51577/ijipublication.v2i2.253.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Coalition (Koalisi) yang merupakan dimensi bagian dari Teory Discourse Communication Networking yang di gunakan untuk menganalisis Jaringan Implementasi Program Keluarga Harapan di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa interaksi sosial aktor yang berkepentingan dalam proses penjaringan dan penentuan pelaksaanaan Program Keluarga Harapan pembentukan koalisi tidak menunjukkan adanya keadaan yang berbeda. Pada sebagian koalisi, interaksi sosial aktor lebih didominasi sumber daya manusia yang ditugaskan langsung oleh Kementerian Sosial. Hal tersebut dibuktikan pada pelaksanaan kebijakan Program Keluarga Harapan yang diusung koalisi langsung dari Kementerian Sosial. Namun koalisi yang terjadi menunjukkan interaksi sosial antar aktor yang seimbang dan dinamik. Aktor yang berkepentingan di anatar instansi sedikit cenderung ideologis. Sebaliknya aktor yang berpartisipasi langsung ke masyarakat cenderung pragmatik. Dalam konteks ini, kesamaan ideologi pada koalisi sumber daya manusia Program Keluarga Harapan tidak menjamin pembentukan koalisi berangkat dari motivasi yang sama. Namun, pada koalisi aktor yang berpartispasi langsung terlibat dilapangan yang secara ideologi berbeda, justru didorong motivasi yang sama. Dari penelitian ini juga, dapat ditemukan konsep baru berupa pola interaksi sosial yang berbeda antara aktor yang berkepetingan dan aktor yang berpartisipasi langsung ke masyarakat, yaitu interaksi internal, eksternal dan interaksi sosial eksternal-internal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Sunarto, Sunarto. "Stereotipasi Peran Gender Wanita dalam Program Televisi Anak di Indonesia." Jurnal Ilmu Komunikasi 8, no. 3 (March 19, 2014): 233. http://dx.doi.org/10.31315/jik.v8i3.3743.

Full text
Abstract:
Latar belakang penelitian ini adalah peningkatan kekerasan aktual dan simbolis pada wanita.Tujuan penelitian ini menggambarkan kekerasan personal dan struktural pada perempuan dalam pro-gram televisi anak-anak seperti Ronaldowati, Jagoan Si Pitung, Ben7 dan Baim Anak Sholeh. Teori strukturasi gender sebagai turunan dari pendekatan media politik ekonomi pada paradigma kritis digunakan untuk menganalisis fenomena ini. Teori tersebut mencoba menjelaskan proses produksi dan reproduksi hubungan gender dalam masyarakat melalui optimalisasi aturan dan sumber daya yang diduduki oleh aktor laki-laki dan perempuan dalam interaksi sosial. Aktor dinegosiasikan dalam skema interpretatif, yang melibatkan interaksi aturan dan berbagai fasilitas yang ada . Dalam negosiasi, aktor laki-laki memiliki posisi sosial yang lebih unggul dari aktor perempuan. Pengaruh situasi tersebut menciptakan sebuah relasi gender asimetris dalam masyarakat.Aktor laki-laki mengalahkan aktor perempuan dalam setiap lembaga-lembaga sosial. Media adalah salah satu lembaga dimana keunggulan aktor laki-laki dimuliakan. Aktor perempuan tidak bisa memberdayakan posisi mereka untuk mengatasi struktur laki-laki dalam industri media. Analisis wacana kritis telah diterapkan untuk membingkai studi ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya kekerasan struktural pada perempuan terkait stereotip gender. Tulisan ini direkomendasikan untuk menghasilkan program yang menggambarkan peran gender secara berimbang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Anwar, Khairul, Ishak Ishak, Isril Isril, and Erman Erman. "Pasang Surut Politik dan Sejarah Isu Kebijakan Sawit di Riau." Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan 20, no. 2 (December 31, 2021): 58–71. http://dx.doi.org/10.35967/njip.v20i2.218.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan menemukan konteks politik sejarah pasang surut isu kebijakan sawit di Riau dengan mengambil fokus masa awal reformasi 2000-2010. Latar belakangnya pergulatan politik aktor dalam sejarah isu kebijakan sawit sejak kolonial hingga awal reformasi Indonesia termasuk di Riau. Argumentasinya adalah akumulasi pasang surut isu politik sawit, terjadi pada awal reformasi. Pertanyaannya, bagaimana pasang surut interaksi politik aktor tersebut berlangsung di Riau? Dalam menjawab pertanyaan dipakai teori dan metode analisis modern political economy Jeffry Frieden. Pasang surut politik terkait isu kebijakan sawit terjadi sejak diterapkan UU.No.32/tahun 2009 dan UU.No.25/ tahun 1999. Dalam era rezim ORBA tuntutan politik hanya dilakukan para politisi di DPRD dan Birokrasi lokal. Sepanjang tahun 2000-2010, aktor lokal yang melakukan aksi memperjuangkan isu sawit spektrumnya semakin melebar, ada banyak aktor lokal dalam batas tertentu bersifat pasif kemudian menjadi viral. Masa transisi politik ini diungkapkan melalui fakta munculnya sejumlah aktivis masyarakat sipil, teknokrat dan pemerintah. Ada aktor pemerintah bersikap setuju, menolak dan setuju dengan usulan. Para aktor memiliki strategi, taktik, dan kiat dalam berkoalisi sesuai dengan posisinya. Dalam konteks politik lokal pluralistik seperti inilah, pasang surut politik lokal isu kebijakan sawit terjadi sebagai hasil interaksi aktor lokal dan nasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Kurniawan, Arief, Aryo Nugroho, and Moh Noor Al Azam. "Analisis Jejaring Sosial Tokoh Publik Menggunakan Metode GrapML." JOINTECS (Journal of Information Technology and Computer Science) 4, no. 3 (December 24, 2019): 123. http://dx.doi.org/10.31328/jointecs.v4i3.1208.

Full text
Abstract:
Social Network Analysis (SNA) merupakan suatu cabang ilmu komputer yang menganalisis fenomena atau pola hubungan pada suatu jejaring sosial. Pada penelitian ini Twitter merupakan salah satu media jejaring sosial yang akan digunakan sebagai objek penelitian dikarenakan jumlah pengguna aktif setiap bulan yang mencapai 330 juta lebih serta dengan akses informasi yang tak terbatas. Selanjutnya metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode GraphML dan perhitungan algoritma pendekatan sentralistas (Centrality Measure). Dimana dengan metode GraphML ini mampu memvisualisasikan hubungan jejaring sosial individu dengan individu lain kedalam bentuk grafik dan mampu digunakan untuk menentukan bobot ikatan indvidu terhadap individu lain atau seberapa kuat hubungan individu tersebut terjalin. Dalam analisis ini diperoleh hasil berupa diagram derajat sentralitas dengan aktor yang paling dominan yakni aktor 5 dengan jumlah ikatan sebanyak 54, aktor 12 dengan jumlah ikatan sebanyak 68, aktor 12 dengan jumlah ikatan sebanyak 30 dan pada diagram pagerank aktor paling dominan di tunjukkan oleh aktor 72, 128, 129, 130, 131, 132, 133.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Muhammad Said. "Asimetri Kekuasaan : Paradoks Manajemen Kolaborasi Pengelolaan Danau Tempe Sulawesi Selatan." Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) 11, no. 2 (July 13, 2021): 241–49. http://dx.doi.org/10.29244/jpsl.11.2.241-249.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan asimetri kekuasaan sebagai paradoks dalam pengelolaan kolaborasi (co-management) sumber daya alam di Danau Tempe Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus eksplanatif. Pengumpulan data menggunakan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Informan kunci yang berasal dari unsur Pemerintah Daerah, nelayan besar, nelayan tradisional, petani, pedagang, dan LSM. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengelolaan Danau Tempe diwarnai oleh asimetri atau ketimpangan kekuasaan antar aktor. Aktor Nelayan besar bersama Pemerintah Daerah menguasai alat-alat produksi, mendominasi produksi kebijakan dan penentu utama penetapan aturan main pengelolaan Danau Tempe dibandingkan dengan nelayan tradisional. Asimetri kekuasaan antar aktor ini berdampak pada ketimpangan penerimaan manfat dan nilai alokasi sumber daya di Danau Tempe. Aktor Nelayan Besar dan Pemerintah Daerah mendapatkan manfaat dan nilai sumber daya alam lebih banyak. Sementara aktor Nelayan Tradisional mendapatkan manfaat dan nilai sumber daya alam lebih sedikit. Dalam tahap tertentu, aktor Nelayan Tradisional mengalami proses peminggiran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Taufik, Reza Rizkina, Dwiky Maulana Vellayati, and Zikri Fachrul Nurhadi. "PENGALAMAN KOMUNIKASI AKTOR ATAU AKTRIS DALAM MEMERANKAN KARAKTER LOKAL." Jurnal Digital Media dan Relationship 3, no. 2 (December 31, 2021): 90–94. http://dx.doi.org/10.51977/jdigital.v3i2.626.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mengemukakan aktor atau aktris yakni bagaimana pengalaman seorang aktor atau aktris dalam memerankan suatu karakter lokal pada film yang bertemakan keberagaman budaya. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi yang menjadi fenomena dan bagaimana pengalaman seorang aktor atau aktris dalam menjiwai peran agar terlihat se realistis mungkin. Peneliti memakai teori konstruksi sosial milik Peter L Berger. Penlitian ini menghasilkan bahwa di setiap menjiwai satu peran aktor atau aktris harus melakukan observasi atau terjun langsung ke lapangan agar beradaptasi dengan lingkungan yang akan di lakoninya nanti terutama dalam film yang bertemakan keberagaman budaya, dengan berbedanya budaya yang dipeankan itu menjadi suatu tantangan atau pengalaman yang sangat berharga dari seorang aktor atau aktris sendiri karena dapat mengetahui bagaimana arti perbedaan dari berbagai macam-macam budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Yandri, Pitri. "PENGGUNAAN ANALISIS JARINGAN SOSIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENGARUH PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM TATA KELOLA PASAR TRADISIONAL DI KOTA TANGERANG SELATAN, INDONESIA." JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) 4, no. 1 (October 9, 2020): 39. http://dx.doi.org/10.30595/jssh.v4i1.3342.

Full text
Abstract:
Persoalan rendahnya mutu pasar tradisional tampaknya bersumber dari persoalan tata kelola. Hal tersebut diindikasi oleh banyaknya para pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat, baik formal maupun nonformal. Banyaknya pemangku kepentingan yang terlibat berdampak pada kompleksitas masalah yang dihadapi dan kesulitan pengambilan solusi kebijakan yang tepat tentang siapa aktor yang paling bertanggungjawab atas persoalan pasar tradisional. Atas dasar masalah tersebut, artikel ini berupaya menginvestigasi aktor-aktor yang terlibat dalam tata kelola pasar tradisional beserta jaringannya dan menguji siapa aktor yang paling berperan dalam jaringan tersebut. Hasil investigasi menunjukkan, terdapat 13 aktor yang terlibat antara lain: dinas perindustrian dan perdagangan, dinas perhubungan, dinas kebersihan, petugas parkir, oknum polisi/TNI, oknum anggota DPR/DPRD, pengguna kios/lapak, satpam, preman, warga sekitar, petugas parkir, PKL, dan pengelola pasar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Sandfreni, Sandfreni, M. Bahrul Ulum, and Anik Hanifathul Azizah. "PEMODELAN ROLE BASED GOAL ORIENTED MODEL DALAM MENGEMBANGKAN ELEKTRONIK LAYANAN PUSAT STUDI DI FASILKOM UNIVERSITAS ESA UNGGUL." Sebatik 26, no. 2 (December 21, 2022): 651–58. http://dx.doi.org/10.46984/sebatik.v26i2.2105.

Full text
Abstract:
Rekayasa kebutuhan merupakan tahap awal dalam pengembangan suatu sistem dimana tahap tersebut kita dapat mengidentifikasi dan memastikan kebutuhan akan stakeholder dan teknologi terhadap sistem yang akan dibuat. E-Ludy (Elektronik Layanan Pusat Studi) merupakan sistem informasi yang dapat membantu dosen dalam kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, seminar, training dan publikasi agar lebih efektif dan memudahkan dosen dalam melakukan persyaratan administrasi dan membantu fakultas dalam mendata kegiatan dosennya. Aktor yang terlibat dalam sistem tersebut dapat didefinisikan kebutuhan serta perannya terlebih dahulu menggunakan Role Based Goal Oriented Model sehingga sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan dari aktor. Role Based Goal Oriented Model merupakan salah satu model dari Requirement Engineering yang tidak hanya mendefinisikan kebutuhan dari stakeholder tetapi juga dapat mendefinisikan peran dari stakeholder. Model ini mendefinisikan ketergantungan antar aktor dan juga peran dari aktor dalam setiap proses berjalan yang ditunjukan oleh Strategic Dependency. Selain itu, metode Role Based Goal Orientedjuga dapat mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi pada masing-masing aktor secara sekuensial sehingga dapat terlihat dengan jelas urutan pengerjaan untuk mencapai goal pada proses internal aktor tersebut yang ditunjukkan oleh Strategic Rationale. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul dengan melakukan identifikasi terhadap aktor yang terlibat pada rencana sistem yang akan dibuat dengan hasil akhir pemodelan rekayasa kebutuhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Grecya, Elsa, Berliana Sinurat, Ilham Effendi Yahya, Nahdatul Aulia Ginting, Mychell Yesh Kiel Tora Tambunan, Iqbal Al Ahmid, and Julia Ivanna. "Kontribusi Mahasiswa sebagai Aktor Pendidikan Dalam Menghadapi Rendahnya Literasi terhadap Berita Hoax: Aktor atau Penonton." Jotika Journal in Education 1, no. 1 (August 31, 2021): 10–17. http://dx.doi.org/10.56445/jje.v1i1.14.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana menumbuhkan dan mengimplementasikan budaya literasi pada generasi millennial. Masalah ini difokuskan pada munculnya fenomena disinformasi yang terjadi saat ini pada generasi millennial disebabkan oleh sikap mudah percaya pada informasi yang diperoleh tanpa melihat kebenarannya atau mencari dulu darimana sumbernya. Permasalahan ini semakin diperparah akibat adanya penyalahgunaan media sosial seperti penyebaran hoax yang dampaknya menimbulkan permusuhan dan tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengutamakan toleransi. Melihat permasalahan tersebut, generasi millennial diharapkan dapat lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Media sosial juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mencegah kemunculan hoax untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui tayangan yang lebih edukatif. Untuk itu dalam upaya mencegah kemunculan hoax yang beredar di kalangan generasi millennial, diperlukan komitmen pemerintah dalam menumbuhkan budaya literasi. Di saat yang sama, generasi millennial juga perlu mengedukasi diri melalui penerapan budaya literasi secara mandiri yaitu di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Kontribusi dari mahasiswa sebagai aktor pendidikan juga diharapkan dapat berperan lebih aktif dan responsif untuk menanamkan nilai budaya dan kewargaan pada generasi millennial, sehingga generasi millennial dapat menjadi generasi yang lebih selektif dalam mengolah informasi yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Margaretha Siagian, Dumora Jenny. "PERANAN AKTOR DALAM PENGELOLAAN BANK SAMPAH BERKELANJUTAN DI KOTA MEDAN (THE ROLE OF ACTORS IN MANAGING SUSTAINABLE WASTE BANKS IN MEDAN CITY)." Inovasi 16, no. 1 (May 23, 2019): 59–73. http://dx.doi.org/10.33626/inovasi.v16i1.143.

Full text
Abstract:
Permasalahan pengelolaan sampah di Kota Medan cukup kompleks, sehingga seringkali upaya yang dilakukan pemerintah belum memberikan dampak yang cukup besar untuk kebersihan lingkungan. Pada hakikatnya, pengolahan sampah tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah saja, namun juga sangat penting adanya keterlibatan masyarakat. Sudah seharusnya pengelolaan sampah dilakukan secara holistik dengan memperhatikan aspek ekologis, sosial dan kultural. Bank sampah sebagai tempat pemilahan dan pengumpulan sampah mempunyai tujuan untuk mendidik dan membudayakan pengurangan sampah di tingkat masyarakat sekaligus juga sebagai wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan sampah. Dalam mempertahankan keberlanjutan operasional bank sampah ini bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh para aktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana peranan para aktor dalam mempertahankan keberlanjutan operasional bank sampah di Kota Medan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi dari Spradley. Pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitan menjelaskan bahwa aktor-aktor yang berperan pada pengelolaan bank sampah di Kota Medan meliputi nasabah, bank sampah (induk dan unit), pengepul dan pengerat, botot dan perusahaan (vendor). Interaksi antar agen dan aktor berjalan dalam suatu kepentingan yang didasarkan pada dimensi ruang dan waktu, atau dengan kata lain terjadi reposisi antar agen dan aktor yang disesuaikan dengan keadaan. Selain itu pemerintah juga mengambil peranan cukup penting dalam keberlangsungan bank sampah, baik dalam administrasi maupun sebagai sebuah struktur bank sampah. Berdasarkan hasil lapangan, ada 3 aspek yang dimiliki para aktor, sehingga mereka mampu bertahan dan terus memiliki kemauan mengembangkan bank sampah. Aspek-aspek tersebut adalah Strategi, Jaringan sosial dengan membentuk kerjasama dan jaringan, dan Sosialisasi pengelolaan sampah. Aspek-aspek ini sangat berperan dan penting dilakukan oleh para aktor untuk memperjuangkan dan mengembangkan bank sampah. Kata kunci: peranan, aktor, pengelolaan, bank sampah, Kota Medan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Patra, Bunga Hafizza. "DIPLOMASI BUDAYA JEPANG TERHADAP INDONESIA MELALUI THE JAPAN FOUNDATION TAHUN 2019-2020." Global Mind 4, no. 1 (February 25, 2022): 31–43. http://dx.doi.org/10.53675/jgm.v4i1.390.

Full text
Abstract:
Praktik diplomasi budaya yang dilakukan oleh aktor-aktor negara dengan tujuan mencapai kepentingan nasional merupakan pemahaman konvensional yang berkembang dari waktu ke waktu akibat fenomena globalisasi. Kini aktor non-negara turut serta melakukan diplomasi budaya melalui pendekatan people-to-people relation. Peran aktor non-negara penting untuk mendukung diplomasi atau tujuan negara. Peran The Japan Foundation sebagai aktor diplomasi budaya Indonesia melalui program-program yang dilaksanakan dan JF juga mendukung pemerintah dalam mengimplementasikan tiga pilar diplomasi budaya yang digagas oleh pemerintah Jepang. Tiga prinsip itu adalah transmisi, penerimaan, dan koeksistensi. Prinsip ini menjadi pendorong untuk meningkatkan pengakuan diplomasi budaya dan memajukan diplomasi budaya di Jepang. The Japan Foundation terus membangun fondasi pertukaran budaya internasional dan memperluas jangkauannya melalui program-program yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Kristiono, Michael Joseph. "Understanding the Body of Christ: A Literature Review on Roman Catholic Church in International Relations." Global: Jurnal Politik Internasional 19, no. 1 (May 16, 2017): 16. http://dx.doi.org/10.7454/global.v19i1.133.

Full text
Abstract:
Artikel ini merupakan review article mengenai bagaimana literatur-literatur terkini dalam ilmu Hubungan Internasional ("HI") memaknai Gereja Katolik Roma. Dalam artikel ini akan ditunjukkan bagaimana keaktoran Gereja direpresentasikan dalam literatur-literatur terutama yang ditulis setelah Perang Dingin. Pembatasan tersebut dipilih karena perhatian HI terhadap aktor-aktor non-negara baru mulai muncul semenjak kebangkitan kajian transnasionalisme pasca Perang Dingin. Pertama-tama artikel ini akan menelusuri jejak awal Kekatolikan dalam HI. Kemudian, artikel ini akan membahas bagaimana kecendekiaan HI saat ini memahami Gereja. Berdasarkan temuan pada artikel ini, kebanyakan literatur HI terkini berlandaskan kepada asumsi bahwa Vatikan, Tahta Suci, jejaring gereja, dan NGO-NGO Katolik merupakan entitas-entitas yang terpisah. Selanjutnya, artikel ini juga akan membahas pendekatan entitas Gereja baru sebagai aktor tunggal ragam-rupa. Dengan meminjam pendekatan teologi Katolik, penulis menawarkan sintesis Gereja sebagai aktor tunggal ragam-rupa, layaknya pemahaman realisme terhadap negara sebagai aktor uniter. Dengan demikian, review article ini juga dapat dilihat sebagai tantangan terhadap (kurangnya) pemahaman kolektif HI terhadap salah satu aktor politik global tertua, yaitu Gereja Katolik Roma.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Ririmasse, Pieter Melianus, Alex S. W. Retraubun, Johanis Hiariey, and Yoisya Lopulalan. "STRUKTUR DAN PERAN AKTOR DALAM JARINGAN SOSIAL KELOMPOK NELAYAN PURSE SEINE DI NEGERI HITU PULAU AMBON." Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan 9, no. 3 (December 7, 2021): 302. http://dx.doi.org/10.30598/agrilan.v9i3.1431.

Full text
Abstract:
Kelompok dalam perkembangannya perlu untuk mengedepankan nilai-nilai social sebagai kekuatan hubungan antar anggotanya dalam melakukan interaksi. Interkasi menunjukan adanya suatu hubungan yang relative stabil yang menunjukan adanya suatu proses pertukuran yang mengarah pada pembentukan modal sosial yang berlangsung dalam kelompok. Tingkat interaksi dapat digambarkan melalui struktur hubungan antar nelayan (aktor) dalam jaringan sosial serta peranan masing-masing aktor, untuk menerima dan berbagi informasi sehingga dapat menunjukan pola hubungan serta pentingnya aktor dalam suatu jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat struktur jaringan social dan peran aktor dalam jaringan sosial nelayan pursein di Negeri Hitu Pulau Ambon. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur jaringan social Kelompok Nelayan Yana dan Kelompok Timinusa berbentuk personal saling mengunci (Interlocking Personal Network). Jaringan yang memiliki sifat saling mengunci adalah jaringan yang memiliki derajat integrasi yang tinggi di dalam kelompok namun memiliki sifat keterbukaan yang rendah di luar kelompok. Aktor BS, HS, SS dan IA adalah aktor yang memiliki peranan dalam jaringan social nelayan purse seine kelompok nelayan di Negeri Hitu, yaitu sebagai; Opinion Leader, Bridge, Gate Keeper dan Cosmopolite.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

MARTA, AURADIAN, and Leo Agustino. "ANALISIS POLICY NETWORKS: UTILITAS DAN LIMITASI." Jurnal Agregasi : Aksi Reformasi Government dalam Demokrasi 7, no. 1 (July 4, 2019): 25–41. http://dx.doi.org/10.34010/agregasi.v7i1.1542.

Full text
Abstract:
Permasalahan utama dalam tulisan ini adalah masih terdapat keraguan terhadap konsep policy network dalam studi kebijakan. Keraguan terhadap konsep ini pernah ditulis oleh Dowding dengan mempedebatkan policy networks sebagai Methapor atau Model. Untuk itu, artikel ditulis dengan tujuan untuk mendiskusikan perkembangan konsep policy network dan utilitas serta limitasi konsep tersebut dalam menjelaskan proses kebijakan. Policy networks pada prinsipnya merupakan sebuah studi yang berusaha menjelaskan relasi antar aktor dengan kepentingan dan sumber daya yang dimilikinya dengan tujuan untuk mempengaruhi proses kebijakan. Masing-masing aktor akan membawa kepentingan dan preferensi mereka dan terjadi tawar menawar antar aktor sehingga keterkaitan aktor tersebut membentuk tipologi policy networks. Lebih holistik lagi, utilitas policy networks diarahkan untuk agar mampu menjawab pertanyaan utama dalam studi network yakni bagaimana network itu mucul? Bagaimana network dapat tetap dan berubah? Bagaimana perubahan dalam network itu dapat terjadi? Sementara itu limitasi dari penggunaan konsep policy networks ini lebih pada tataran empirik yakni mempergunakannya dalam riset dengan kajian yang mendalam karena untuk melihat kompleksitas aktor, relasi antar aktor, dan kepentingannya tidaklah mudah dan sesederhana yang dipikirkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Ulfiah, Ufi, and Arip Budiman. "Promosi Inklusi Sosial di Indonesia; Studi Kasus Pada Organisasi Masyarakat Sipil di Kuningan Jawa Barat dan Bulukumba Sulawesi Selatan." SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 8, no. 3 (June 13, 2021): 851–66. http://dx.doi.org/10.15408/sjsbs.v8i3.20939.

Full text
Abstract:
This research aims to discuss the success of Lakpesdam PCNU Kuningan and Bulukumba community organizations in promoting and realizing an inclusive society. This research method applies qualitative type and content analysis. These results and discussions show how actors have a shared awareness to promote inclusive policy. The conclusion of this study is the success of community organizations Lakpesdam NU Kuningan and Bulukumba in encouraging inclusive policies, influenced by the skills of actors in inventorying the issues that are key to be invited to cooperate in encouraging the implementation of inclusive policies. The success of both organizations, due to political actors, received full support from religious actors. This study recommends that the paradigm of social inclusion can be a handle for policy makers in designing government development plans and strategy.keywords : Actors, Social Inclusion, policiesAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk membahas keberhasilan ormas kemasyarakatan Lakpesdam PCNU Kuningan dan Bulukumba dalam mendorong dan mewujudkan masyarakat yang inklusif. Metode penelitian ini menerapkan jenis kualitatif dan analisis isi. Hasil dan pembahasan ini mengemukakan bagaimana aktor-aktor memiliki kesadaran bersama untuk mendorong kebijakan inklusif. Kesimpulan penelitian ini adalah Keberhasilan organisasi kemasyarakatan Lakpesdam NU Kuningan dan Bulukumba dalam mendorong kebijakan inklusif, dipengaruhi oleh keterampilan aktor-aktor dalam menginventarisir masalah yang menjadi kunci untuk bisa diajak kerja sama dalam mendorong implementasi kebijakan inklusif. Yang melatar belakangi keberhasilan kedua organisasi tersebut, karena aktor-aktor politik, mendapatkan dukungan yang penuh dari aktor agama. Penelitian ini merekomendasikan, agar paradigma inklusi sosial dapat menjadi pegangan untuk para pemangku kebijakan dalam merancang rencana dan strategi pembangunan pemerintahan.Kata Kunci: Aktor, Inklusi Sosial, kebijakan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Gafallo, M. Fadhil Yarda. "Relasi Aktor Dan Digitalisasi Pencegahan Penyuluhan Narkoba." MAWA IZH JURNAL DAKWAH DAN PENGEMBANGAN SOSIAL KEMANUSIAAN 13, no. 02 (October 20, 2022): 127–46. http://dx.doi.org/10.32923/maw.v13i02.2594.

Full text
Abstract:
Meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba pada masa pandemi covid-19 menjadi perhatian khusus bagi masyarakat Islam di Indonesia. Upaya solutif dan konstruktif dilakukan agar masyarakat terbebas dari penyalahgunaan narkoba. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan aktor-aktor dan menggali peluang pencegahan penyalahgunaan narkoba berbasis digital. Telaah dilakukan dengan kajian pustaka untuk dapat memetakan relasi aktor dan bagiamana informasi pencegahan terjalin. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari artikel yang terakreditasi pada laman Google Scholar rentang tahun 2020 hingga 2022. Hasilnya menunjukan aktor didominasi oleh kelompok-kelompok berbasis Islam, seperti Guru Pendidikan Agama Islam, Majelis Taklim, Komunitas Tasawuf, Penyuluh Agama Islam dan Yayasan Rehabilitasi. Relasi aktor terbentuk seiring adanya program-program pencegahan penyalahgunaan narkoba. Namun upaya pencegahan di lingkungan masyarakat Islam perlu mempertimbangkan pembatasan sosial karena pandemi covid-19 dan terbatasnya percepatan pencegahan pada skala waktu dan tempat. Upaya pemanfatan teknologi dapat digunakan dengan tiga pendekatan. Pertama, mengintegrasikan pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan perangkat digital. Kedua, peran multimedia dalam menyebarkan informasi pencegahan penyalaghunaan narkoba. Ketiga, menciptakan jejaring sosial pada perangkat digital.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Meirina Suri, Dia, and Muhammad Faisal Amrillah. "Narasi Media Dalam Proses Kebijakan Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Bengkalis." Jurnal Niara 15, no. 2 (September 30, 2022): 221–29. http://dx.doi.org/10.31849/niara.v15i2.9022.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk mempelajari narasi kebijakan yang dikemukakan oleh aktor pada media dalam mempengaruhi proses kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan sudah menjadi permasalahan secara global sehingga dibutuhkan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan. Ada banyak aktor dan kelompok kepentingan yang mencoba mempengaruhi pembuatan kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Tulisan ini merujuk teori Narrative Policy Framework yang menyatakan bahwa narasi berperan dalam proses kebijakan dengan melihat masalah kebijakan, karakter dari aktor, dan solusi kebijakan yang ditawarkan. Data diambil dari media lokal dan nasional yang dapat dipercaya, data yang relevan dengan penelitian kemudian dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi Nvivo 12 plus dengan fiture Ncapture. Hasil penelitian menemukan bahwa narasi yang dikemukakan aktor-aktor kebijakan yang menarasikan masalah kebijakan dan solusi kebijakan pada media memberikan pengaruh dalam pembuatan kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography