To see the other types of publications on this topic, follow the link: Ameninos.

Journal articles on the topic 'Ameninos'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Ameninos.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Mafra, Ramadisu. "Karakteristik Pengunjung Taman Indah Maskarebet Di Kota Palembang." Arsir 2, no. 1 (2018): 1. http://dx.doi.org/10.32502/arsir.v2i1.1234.

Full text
Abstract:
Meskipun taman adalah ruang terbuka publik yang sejatinya bersifat demokratis tetapi pada kenyataannya taman memiliki segmentasi pengunjung dengan karakteristik tertentu. Mengetahui karakteristik pengunjung taman merupakan kunci dasar dalam menentukan ketersediaan amenitas sebuah taman. Terdapat hubungan timbal balik yang erat antara karakteristik pegunjung dan amenitas taman, karakteristik menentukan amenitas dalam perencanaan, dan amenitas menjadikan taman dikunjungi oleh karakteristik tertentu. Ketersediaan amenitas taman yang tidak bersesuaian dengan karakteristik pegunjung akan menyebabkan taman dianggap tidak menarik, kurang diminati bahkan sepi pengunjung. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pengunjung taman di kota Palembang dengan indikator berupa; 1) sosio-demografi, 2) Pola Penggunaan Taman, dan 3) Aktivitas di taman, sehingga hasilnya menjadi informasi statistik penting bagi pengembangan atau perencanaan taman lainnya di kota Palembang. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode penelitian survey, berlokasi di Taman Indah Maskarebet (TIM). Menggunakan teknik sampel insidental. Metode distribusi frekuensi dan tendensius sentral digunakan untuk pengolahan data, kemudian disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan atau narasi untuk menginterpretasikan data tersebut. Hasil penelitian mengungkapkan karakteristik pengunjung TIM adalah; perempuan (54%), usia 17–25 tahun (53%), mahasiswa (31%), berkujung berdua (31%), bertujuan jalan-jalan (30%), menggunakan motor pribadi (65%), waktu kunjungan tertinggi pukul 17.00–18.00 WIB (53%), dengan frekuensi kunjugan 3–4 kali seminggu (38%), selama 31–45 menit (32%) dengan aktivitas duduk (26,10%) atau berbincang (11,19%). Karakteristik pengunjung TIM (60%) identik dengan karakteristik pengunjung taman-taman lainnya di Kota Palembang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Elim, Yuan Valentino, Suci Istiqlaal, and Aprianus Ronny Paskal Modena. "Perumusan indeks penilaian 5A (attraction, accessibilites, amenities, accomodation dan awareness) untuk obyek wisata pantai Lasiana Kupang Provinsi NTT." FLOBAMORA 2, no. 2 (2020): 20–38. http://dx.doi.org/10.46888/flobamora.v2i2.24.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan indikator yang berpengaruh terhadap variable 5A (Atraction, Accessibility, Amenitas, Acommodations dan Awareness) pada obyek wisata Pantai Lasiana Kupang dan menentukan indeks dari masing-masing variabel 5A (Atraction, Accessibility, Amenitas, Acommodations dan Awareness) pada obyek wisata Pantai Lasiana Kupang. Metode penelitian ini adalah mixed method dan dianalisis menggunakan regresi berganda dengan variable meliputi Attractions, Accessibilities, Amenities, Acomodation dan Awareness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks wisata alam (IPWA) diperoleh skor sebesar 67, 4160, indeks wisata budaya (IPWB), sebesar - 4,3459, indeks wisata buatan (IPWBU) sebesar -0.58878, indeks Aksesibilitas (IPAc) sebesar 3,8016, indeks Amenities (IPAm) sebesar- 381.157, indeks akomodasi (IPAk) sebesar2,79468, dan indeks awareness (IPAw) sebesar - 18,4035.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Nobela, Mezi, and Rahmanelli . "Analisis Potensi Taman Wisata Aroma Pecco di Kecamatan Kayu Aro Barat Kabupaten Kerinci." JURNAL BUANA 2, no. 1 (2018): 217. http://dx.doi.org/10.24036/student.v2i1.68.

Full text
Abstract:
Abstrak
 
 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi taman wisata di lihat dari atraksi wisata, amenitas, aksesibilitas dan potensi tapak Taman Wisata Aroma Pecco di Kecamatan Kayu Aro Barat Kabupaten Kerinci. Jenis penelitian yakni deskriptif kualitatif.Informan penelitian adalah Kepala Desa Bento, staff dari Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci dan pengunjung Taman Wisata.Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan matching (pencocokan). Adapun hasil penelitian sebagai berikut : 1) atraksi wisata sebagian besar masih mengandalkan dari alam 2) Amenitas masih kurang 3) Aksesibilitas mudah di jangkau 4) Potensi tapak taman wisata yaitu flying fox, rumah pohon, bola air, tempat bersepeda, tempat pemancingan, warung/rumah makan, toko souvenir, toko makanan khas daerah, pusat pemantau, tempat sewa sepeda, dan nama taman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

近藤健史. "3.11, Miyazawa Kenji and Yanase Takashi -“Amenimo makezu and Ampanman no March”-." Japanese Language and Literature Association of Daehan ll, no. 61 (2014): 319–33. http://dx.doi.org/10.18631/jalali.2014..61.017.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Qadry, Said Muhammad, Zulfan Saam, and Dessy Yoswaty. "Strategi pengembangan ekowisata pegunungan di Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau." Jurnal Zona 1, no. 2 (2021): 73–82. http://dx.doi.org/10.52364/jz.v1i2.11.

Full text
Abstract:
This research aims to analyze the tourist attractions, amenitas and accessibility assuport ecotourism mountains on Mount Ranai as well as reviewing and formulating development strategies of ecotourism in mountainous area of Mount Ranai. Data retrieval is done by survey method with descriptive qualitative analysis and SWOT analysis. The results of this study indicate the condition of the Attractions found in the region of Mount Ranai is very diverse and is unique so it is potentially exploited as tourist attractions. While amenitas and accessibility is already quite sufficient to support the development of ecotourism mountains. Government’s role is indispensable in the development of ecotourism is mountainous area of Mount Ranai. As for the effort that should involve the parties such as related organizations pertaining to the environment and related agencies. On the other hand, the efforts of the utilization potential of natural resources in a friendly with the concept of ecotourism was necessary in an effort to maintain the raw water source of the local community.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Mardiyah, Ulfa, and Tatang Suheri. "IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH OBJEK WISATA CURUG PUTRI DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA BANTEN BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG, MASYARAKAT DAN PENGELOLA." Jurnal Wilayah dan Kota 4, no. 02 (2017): 68–77. http://dx.doi.org/10.34010/jwk.v4i02.2080.

Full text
Abstract:
ABSTRAK
 Objek wisata Curug Putri merupakan salah satu objek wisata alam yang terletak di Kawasan Taman Hutan Raya Banten di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah di Objek Wisata Curug Putri di Kawasan Taman Hutan Raya Banten berdasarkan persepsi pengunjung, masyarakat, dan pengelola. Potensi dan masalah tersebut adalah untuk aspek 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas). Untuk mencapai tujuan studi, digunakan metode analisis deskriptif dan analysis matriks. Dari hasil analisis didapat hasilnya, pertama Atraksi yang berupa daya tarik wisata di kawasan Curug Putri yaitu dinding curug yang memiliki ciri khas dilokasi ini dan dijadikan sebagai potensi dengan masalah kurangnya perawatan dan kebersihan di lokasi curug, kedua Amenitas yaitu fasilitas – fasilitas penunjang serta fasilitas umum di lokasi Curug Putri yang menjadi potensi dalam menunjang kegiatan wisatawan dengan terdapat masalah fasilitas yang masih kurang memadai, ketiga Aksesibilitas yaitu berupa akses yang menjadi salah satu komponen untuk menunjang keberjalanannya kegiatan di curug dengan masalah yang ada kurangnya keamanan pada jalan menuju curug..
 
 Kata Kunci: : Potensi, Masalah, Objek Wisata Curug Putri, Taman Hutan Raya Banten
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sullianti, Nova. "Daya Tarik Destinasi Wisata Pulau Kapo-Kapo di Kawasan Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan." JURNAL BUANA 2, no. 1 (2018): 374. http://dx.doi.org/10.24036/student.v2i1.85.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tarik destinasi wisata Pulau Kapo-Kapo di Kawasan Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Daya tarik tersebut dapar dilihat dari (1) atraksi (2) aksesibilitas (3) amenitas (4) humanity. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan (Mixed Method) .Sampel dan informan penelitian adalah pengelolah Pulau Kapo-Kapo, masyarakat sekitar Pulau Kapo-Kapo. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitiannya yaitu (1)Atraksi wisata alam yang terdapat dapat di Pulau Kapo-Kapo dilihat dari kondisi pemandangan alam berupa hutan mangrove, pantai pasir putih, rekreasi perairannya seperti menyelam, memancing, dan lintas alam seperti tracking. (2)Aksesibilitas menuju Pulau Kapo-Kapo mudah dijangkau terlihat dari kondisi jalannya lurus dan beraspal dari pintu masuk, sedangkan jalan menuju Pulau Kapo-Kapo itu sendiri dapat dilihat langsung yaitunya dengan menggunakan akses laut. (3)Amenitas di Pulau Kapo-Kapo dapat dilihat dari 1 penginapan, 3 homestay, musholah, restoran, sumber air bersih, toilet, listrik dan tempat pembuangan sampah di Pulau Kapo-Kapo. (4) Humanity yang diberikan kepada pengunjung wisata seperti udara yang sejuk, kondisi lingkungan yang bersih, jauh dari kebisingan, pengunjung sudah merasa nyaman dengan kebersihan Pulau Kapo-Kapo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Permata, Linda, Edo Kharisma Army, Angga Jati Widiatama, et al. "Sosialisasi Potensi Pengembangan Wisata Keramikan Suoh, Kabupaten Lampung Barat." ETHOS: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 9, no. 2 (2021): 178–91. http://dx.doi.org/10.29313/ethos.v9i2.6933.

Full text
Abstract:
Abstract. Geotourism has become well-known all around Indonesia as many placessustain distinctive characters – from the environment, aesthetics, culture, toresidents. Keramikan, without exception, located in the borders of Kecamatan Suohand Bandar Negeri Suoh has captured many local tourists by its exceptionalgeological and scientific importance: geothermal site. However, both tourists andthe management have to struggle to enjoy this attractive geosite because of the lackof accessibility and amenity. Therefore, attempt measures were done to exaggeratethe beauty of Keramikan geothermal site as a tourism site or geosite, including a)story-based socialization for locals that they can explain many ‘whys’ inside the siteto the coming tourists, b) explaining through video the existing condition ofaccessibility and amenity as well as how the management can improve, c) postermaking and distribution to start the health and safety awareness of the public,independent tourism organization, and Keramikan workers, and the government.Although attractions are undeniably appealing for stakeholders and tourists, the factthat accessibility and amenity cannot be improved due to regulation and licenserestrictions will be the downfall for the management. Therefore, this socialization isaimed to educate as well as to address the fundamental problems to the authority.Keywords: geotourism, geosite, Keramikan Suoh, socializationAbstrak. Pesona Wisata Keramikan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, eratkaitannya dengan peristiwa vulkanik yang hebat dan berlangsung hingga sekarang.Pengelolaan daerah wisata ini sudah dilakukan, namun perlu dorongan danpengetahuan sebagai upaya meningkatkan daya tarik pengunjung. Upayapeningkatan daya tarik dilakukan dengan menyosialisasikan kejadian KawahKeramikan dan sekitarnya dari sudut pandang geologi dan legenda setempatkepada media massa dan mitra, yaitu Kelompok Sadar Wisata, pengelola, komunitasojek, Kecamatan Suoh, dan Dinas Pariwisata Lampung Barat. Upaya ini dilengkapidengan pembuatan dan menyosialisasi video berisikan aspek atraksi, aksesibilitasdan amenitas. Mitra juga dibekali dengan manfaat-manfaat air panas sertahimbauan kesehatan dan keselamatan kepada pengunjung. Mitra mengalamipeningkatan pemahaman potensi dengan disosialisasikannya potensi pengembangankepada komunitas ojek, pengelola, dan Kelompok Sadar Wisata dari segi atraksi.Namun, pemerintah, Dinas Pariwisata, dan pengelola Wisata Keramikan Suoh tidakdapat melakukan perbaikan akses dan pengembangan fasilitas pendukung(amenitas) karena perizinan. Selain observasi lapangan, metode wawancara jugadilakukan dengan hasil aksesibilitas dan amenitas yang kurang memadai akanmengurangi minat pengunjung walaupun Wisata Keramikan Suoh memiliki atraksikuat. Solusi permasalahan ini tidak dapat langsung dijawab, tetapi potensi dan hal-hal yang menghambat pengembangan wisata sudah diangkat ke pihak-pihak yang berwenang.Kata Kunci: geowisata, Keramikan Suoh, sosialisasi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Nababan, Betaria, and Sienny Sienny. "PENGARUH REVITALISASI PRODUK WISATA TERHADAP PREFERENSI MENGUNJUNGI PANTAI BALI LESTARI." Jurnal PLANS : Penelitian Ilmu Manajemen dan Bisnis 13, no. 2 (2019): 98. http://dx.doi.org/10.24114/plans.v13i2.13312.

Full text
Abstract:
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Revitalisasi Produk Wisata terhadap Preferensi Mengunjungi. Penelitian ini dilakukan di Pantai Bali Lestari, jalan Mayjen Haji T. Rizal Nurdin Pantai Cermin kanan, Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai – Sumatera Utara 20987. Dengan populasi sebanyak 5.545 orang yang merupakan pengunjung pantai selama satu minggu terakhir pada bulan januari 2017. Dengan menggunakan Purposive Sampling di tetapkan sebanyak 98 orang sebagai sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan diolah dengan SPSS 20.0. Teknik analisi data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan rumus Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Atraksi Wisata, Amenitas, dan Aksebilitas secara simultan berpengaruh terhadap Preferensi mengunjungi. Kata kunci : Revitalisasi Produk Wisata, Preferensi Mengunjungi AbstractThis study aims to determine the Influence of Tourism Product Revitalization on Visiting Preference. This research was conducted at Bali Lestari beach, Jalan Mayjen Haji T. Rizal Nurdin Cermin beach right, Cermin beach Serdang Bedagai Regency - North Sumatera 20987. With a population of 5,545 people who are beach visitors during the last week in januari 2017. By using Purposive Sampling is set by 98 people as sample. Data were collected by questionnaire and processed with SPSS 20.0. Data analysis technique used is multiple linear regression with the formula Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e. The results showed that Tourist Attraction, Amenitas, and Aksebilitas variables simultaneously affect the visiting Preference. Keywords: Tourism Product Revitalization, Visiting Preference
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Prakoso, Aditha Agung. "ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG." Jurnal Arsitektur dan Perencanaan (JUARA) 1, no. 1 (2018): 1–13. http://dx.doi.org/10.31101/juara.v1i1.361.

Full text
Abstract:
Development of a tourism area requires appropriate development direction, in this case is the direction of the development of the area of attraction, accessibility and amenitas / facilities. Musi River area has tremendous tourism potential, to lift the tourism potential as a tourist attraction of river banks, it is necessary development directives that not only develop tourism activities by providing opportunities to the local economy to develop in the field of tourism but also by preserving the potential of local culture and architecture.Keywords: guidelines, tourism, Musi River, Palembang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Tsani, Machya K., Sugeng P. Harianto, Trio Santoso, Niskan W. Masruri, and Gunardi D. Winarno. "Penilaian Wisatawan Terhadap Komponen Destinasi Wisata: Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas dan Pelayanan Tambahan Pada Objek Wisata Kebun Raya Liwa." Jurnal Ilmu Kehutanan 15, no. 1 (2021): 13–27. http://dx.doi.org/10.22146/jik.v15i1.1515.

Full text
Abstract:
The development of a tourist attraction must pay attention to the tourists’necessity. To fulfill these needs there are 4 main components that must be fulfilled. This study aims to determine the assessment of tourists to the 4 main components (attraction, amenities, accessibility, and ancillary service) on the natural attractions of the Liwa Botanical Garden. This research was carried out in the Liwa Botanical Garden located in Kubu Perahu Village, Balik Bukit District, Liwa City, West Lampung Regency. Data was collected for 100 tourists by accidental sampling. Data analysis using a likert scale and data scoring. The results showed that of the 4 components of tourist destinations in the KRL object, only the attraction component had adequate value. The three other components (accessibility, safety and ancillary services) are in the sufficient category so that it would be better if there were improvements to the indicators of the 3 other variables such as: addition of public transportation, control of parking areas, addition of food stalls, procurement of lodging for public, improvement of central services information, the addition of public toilets, provided a special place to buy souvenirs, giving pictures of the types of rubbish in the trash, and need to add a communication network spot so that tourists feel more comfortable and enjoy their visit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Sulistyani, Andri, Rd Siti Sofro Sidiql, and Chelsy Yesicha. "PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS ADAT." Jurnal Kebijakan Publik 11, no. 1 (2020): 39. http://dx.doi.org/10.31258/jkp.11.1.p.39-46.

Full text
Abstract:
Desa wisata berbasis budaya menjadi salah satu trend pengembangan wisata kerakyatan.penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi masyarakat lokal terhadap pengembangandesa wisata berbasis adat kenegerian Sentajo. Variabel diukur meliputi persepsi terhadap wisatawan,atraksi, amenitas, aksesibilitas. Hasil menunjukkan bahwa masyarakat menyetujui pembangunanpariwisata dilaksanakan sebagai salah satu upaya peningkatan perekonomian dengan rentangskor 80,21%—100%. akan tetapi, dalam indikator keterbukaan terhadap orang asing dan investorluar, mereka melakukan penolakan secara implisit dengan rentang skor 44,04%—79,36%. Untukitu, kajian pembangunan pariwisata dengan pendekatan etno-ekologi dan dukungan pelatihansangat disarankan sebagai tindak lanjutnya.Kata kunci: desa wisata berbasis adat, persepsi, Kenegerian Sentajo
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Syamsuadi, Amir, Liza Trisnawati, and Luluk Elvitaria. "Analisis Pengembangan Pariwisata Halal di kecamatan Siak." Indonesian Journal of Intellectual Publication 1, no. 3 (2021): 212–18. http://dx.doi.org/10.51577/ijipublication.v1i3.131.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mengidentifikasi pengembangan destinasi wisata di Kecamatan Siak dalam menunjang program pariwisata halal dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana objek dan subjek penelitian melibatkan berbagai unsur, diantaranya: Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP dan MUI Kabupaten Siak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan destinasi wisata telah dioptimalkan sebaik mungkin, ditandai dengan promosi berkesinambungan, aksesibilitas yang semakin baik melalui jalinan kerjasama bersama Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) dan Siak Heritage Community (SHC), serta amenitas dan fasilitas pendukung yang diakomodir sejalan hadirnya konsumsi murah, halal dan baik bagi para wisatawan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Gantini, Kariza Devia, and Heri Puspito Diyah Setiyorini. "PENGARUH REVITALISASI PRODUK WISATA TERHADAP PREFERENSI MENGUNJUNGI LEMBAH BOUGENVILLE RESORT (Survei pada Pengunjung Lembah Bougenville Resort Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)." Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal 2, no. 2 (2016): 387. http://dx.doi.org/10.17509/thej.v2i2.1943.

Full text
Abstract:
Bougenville Valley Resort is a tourist attraction in the Cibodas village, Lembang, West Bandung District. Bougenville Valley Resort has a tourist attraction in the form of a very beautiful valley. Despite this growth in the number of visits in the Valley Bougenville Resort has fluctuating percentage, due Bougenville Valley Resort experience landslide disasters in 2007 with a percentage decrease of -10.65% and decreased again in 2009. One of the efforts to improve and restore the number of visitors came to the Valley Bougenville Resort, is to do the revitalization of tourism products consisting of revitalization tourist attractions, revitalization amenitas and revitalization of accessibility that may affect the interest of tourists to visit a tourist destination (Nindyo Suwrano: 2008). The purpose of this study was 1) to obtain findings regarding the revitalization of the tourism product in Bougainville Valley Resort 2) To obtain findings regarding preferences visited Bougainville Valley Resort 3) In order to obtain a model of the revitalization of the tourism product of the preference visited Bougainville Valley Resort. This research is descriptive and verification, because the method used is explanatory survey method using ordinal. Teknik scale analysis used in this study is the analysis of the path (path analysis), the technique of using systematic random sampling through cross sectional method with samples taken as many as 100 visitors. The study of the hypothesis shows that the revitalization of the tourism product consists of tourist attractions, amenitas and accessibility has direct and indirect influence significantly to visit the Valley Bougenville Resort preference of 56.8%, while the remaining 43.2% is explained by other variables not examined in this study. Suggestions for tourist attraction Bougenville Valley Resort is a further enhance other programs like promotion to the level of preference visited Bougainville Valley Resort better and cooperate with government and private parties.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Setiawan, Budi, and Zulfanita. "Pengembangan Desa Wisata Jatimalang Berbasis Industri Kreatif." Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat 1, no. 2 (2016): 101. http://dx.doi.org/10.29244/agrokreatif.1.2.101-109.

Full text
Abstract:
<p>The purpose of this activity is to develop tourism village Jatimalang to improve community empowerment in the management of tourism potential. Community service activities through the Field Work Experience Learning Community Empowerment (KKN PPM) develop coastal resorts Jatimalang become an attractive tourist destination area and able to empower the local community-based development of creative economy. KKN PPM using the method of Education for Sustainable Development (EfSD) is one method of community service oriented problem solving in the community. EfSD method emphasizes the three pillars, namely economic, ecological or environmental, and social. Program development activities carried out in outline included the development of tourist attractions, accessibility, amenitas, and tourism activities.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Resende, Maria Ângela de Araújo. "A nação na ponta da meia-língua: ausência, silêncio e morte em A menina morta." O Eixo e a Roda: Revista de Literatura Brasileira 11 (December 31, 2005): 159–66. http://dx.doi.org/10.17851/2358-9787.11.0.159-166.

Full text
Abstract:
A partir da leitura da obra A menina morta, de Cornélio Penna,publicada em 1954, pretende-se discutir as tentativas de representar anação pela via do feminino. Considerando-se a voz, elemento essencialpara a efetivação das narrativas da nação, a “meia-língua”, configuradana obra, evoca as vozes despossuídas das personagens femininas: asescravas, a governanta alemã, as parentas agregadas, o fantasma damenina morta e Carlota, a filha recém-chegada da corte, que dariacontinuidade a um projeto fundador. Na contra-mão da convivênciapacífica entre casa-grande e senzala, pontuada por Gilberto Freyre, Amenina morta representa um tipo de narrativa que pode indicar ainviabilidade de um projeto fundador.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Kholifah, Nur Asriatul, Bakti Setiawan, and Bambang Sunaryo. "PENGARUH KUALITAS NIGHTLIFE ATTRACTION TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN DI KAWASAN PRAWIROTAMAN." Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation 3, no. 1 (2020): 76–84. http://dx.doi.org/10.17509/jithor.v3i1.23538.

Full text
Abstract:
ABSTRAKNightlife attraction merupakan komponen produk wisata yang penting tetapi kurang mendapat perhatian. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana wisata malam memiliki pengaruh pada kepuasan wisatawan terhadap kawasan Prawirotaman. Penelitian ini merujuk pada teori kualitas produk wisata yang mencakup atraksi wisata, amenitas, dan aksesibilitas yang menggunakan metode kuantitatif didukung dengan data kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner pada wisatawan dan wawancara kepada pihak pengelola kemudian dianalisis dengan analisa Servqual, CSI, dan IPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas nightlife di Kawasan Prawirotaman masih jauh di bawah tingkat harapan wisatawan. Hal ini mengindikasikan tingkat kepuasan wisnus maupun wisman terhadap kawasan wisata Prawirotaman masih rendah. Terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi tingkat kepuasan wisnus dan wisman yang dapat menjadi perhatian bagi pengelola dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas nightlife attraction. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu rendahnya kualitas elemen produk 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) mempengaruhi kepuasan wisatawan secara keseluruhan. Kata Kunci : Nightlife Attraction, Kepuasan Wisatawan, Kawasan Wisata INFLUENCE OF QUALITY OF NIGHT ATTRACTION PRODUCTS TO TOURISTS SATISFACTION IN PRAWIROTAMANABSTRACT ABSTRACTNightlife attraction is an important component of tourism product but less attention. The purpose of this research is to know how the night attraction has an influence on tourists satisfaction in Prawirotaman. This study refers to quality of tourism product’s theory that include attractions, amenity, and accessibility that uses quantitative methods supported by qualitative data. The data were collected by questionnaire on the tourists and interview to the manager then analyzed by Servqual, CSI, and IPA analysis. These results indicate the quality of nightlife attraction in Prawirotaman area is still far below the tourist’s expectations. This indicates the level of satisfaction from domestic and international tourists towards Prawirotaman are still low or very dissatisfied. There are several indicators that affect the level of domestic and international tourists satisfaction can be a concern for managers and governments in improving quality of night attraction. The conclusion is the low quality of 3A product element (attraction, amenities, and accessibility) influence the whole tourist satisfaction. Keywords: Nightlife Attraction, Tourist Satisfaction, Tourism Area
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Lacerda, C. F., J. Cambraia, M. A. Oliva, and H. A. Ruiz. "Influência do cálcio sobre o crescimento e solutos em plântulas de sorgo estressadas com cloreto de sódio." Revista Brasileira de Ciência do Solo 28, no. 2 (2004): 289–95. http://dx.doi.org/10.1590/s0100-06832004000200007.

Full text
Abstract:
O aumento da concentração de Ca no ambiente radicular tem sido indicado para reduzir os efeitos deletérios da salinidade sobre o crescimento das plantas. Neste trabalho, plântulas de dois genótipos de sorgo forrageiro [Sorghum bicolor (L.) Moench], um tolerante (CSF 20) e outro sensível (CSF 18) à salinidade, foram expostas a duas concentrações de Na+ (0 e 75 mmol L-1) e duas de Ca²+ (0,65 e 2,6 mmol L-1), em solução nutritiva, em arranjo fatorial 2 x 2 x 2. Após sete dias de tratamento, foram determinados a produção de matéria seca e os teores de Cl-, Na+, K+, Ca²+ e de prolina em folhas e raízes. O estresse salino reduziu a produção de matéria seca nas duas partes das plântulas dos dois genótipos, principalmente do sensível, enquanto o aumento na concentração de Ca²+ no meio de cultivo amenizou parcialmente este efeito, principalmente na parte aérea do genótipo tolerante. O estresse salino também acarretou aumento nos teores de Na+ e de Cl- e redução nos teores de K+ nas duas partes das plântulas dos dois genótipos, especialmente do sensível. Adicionalmente, observou-se redução nos teores de Ca²+, bem como aumento nos teores de prolina, mas apenas nas folhas. O aumento na concentração de Ca²+ amenizou estes efeitos, reduzindo os teores de Na+ e Cl- e aumentando os teores de K+, principalmente nas folhas do genótipo tolerante. Este genótipo apresentou uma relação Na+/K+ bem inferior à observada no genótipo sensível, diferença esta que se acentuou ainda mais com o aumento da concentração de Ca²+ na solução nutritiva. O aumento na concentração de Ca²+ no meio nutritivo resultou em aumento nos teores de Ca²+ em folhas e raízes dos dois genótipos, porém as plântulas estressadas não foram capazes de manter as mesmas concentrações desse íon observadas nas plântulas-controle. O Ca²+ não teve qualquer efeito significativo sobre o acúmulo de prolina nas plântulas, submetidas ou não a estresse salino.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Franciscon, Moisés Wagner. "Os Estados Unidos e a Inglaterra vistos pelo cinema soviético do stalinismo tardio." Revista Brasileira de História & Ciências Sociais 12, no. 23 (2020): 383–413. http://dx.doi.org/10.14295/rbhcs.v12i23.10855.

Full text
Abstract:
O sistema soviético sofreu uma série de reformas no pós-guerra que, se não deram origem ao esperado regime mais liberal, amenizou algumas de suas características (como a eliminação física) e acentuou outras (como a eficácia da censura). Externamente, a Primeira Guerra Fria exigia uma luta cultural travada em iguais condições com aquela criada pelos impérios rivais anglo-americanos. O cinema assumiria importantes funções de contrapropaganda interna e externa. Os vilões estrangeiros genéricos dos anos 1930 dão lugar a personagens claramente caracterizados ou anunciados como britânicos e estadunidenses. A sócio-história cinematográfica de Marc Ferro permite demonstrar que, apesar da existência residual da crítica marxista-leninista, impõe-se uma imagem invertida da própria propaganda antissoviética das duas democracias liberais. Assim, para o cinema soviético do período (1945-53), os bêbados, autoritários, improdutivos, caóticos economicamente, presas e agentes da censura são os anglo-americanos.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Suwarti, Suwarti. "PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA DESA WISATA KAMPUNG KEJI SEBAGAI ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN SEMARANG." Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah 11, no. 01 (2017): 39–46. http://dx.doi.org/10.47256/kepariwisataan.v11i01.113.

Full text
Abstract:
Dalam pengembangan Daya Tarik Wisata Desa Wisata Kampung Keji Sebagai Atraksi Wisata Guna Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan menemukan kritik dan saran dari kunjungan wisatawan cukub baik dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang di lakukan meliputi pengembangan komponen produk wisata meliputi : Atraksi, Aktivitas, Aksesbilitas, Amenitas adalah sebagai berikut : Berdasarkan Hasil dari analisis yang saya peroleh di Desa Wisata Kampung Keji menjadi pandangan untuk pengembangan Daya Tarik Wisata, dalam hal ini sangat dibutuhkan mengingat Desa Wisata Kampung Keji Kabupaten Semarang merupakan salah satu tempat objek yang memiliki daya tarik wisata tersendiri yang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawa nusantara, dengan adanya pengembangan ini di harapkan bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Desa Wisata Kampung Keji di Kabupaten Semarang.
 Kata kunci: Pengembangan Daya Tarik Wisata Desa Wisata Kampung Keji, Kunjungan wisatawan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Putri, Ria Dwi, Ardiansyah Ardiansyah, and Abdurrachman Arief. "IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM DANAU PICUNG DITINJAU DARI ASPEK PRODUK WISATA DI MUARA AMAN PROVINSI BENGKULU." NALARs 18, no. 2 (2019): 93. http://dx.doi.org/10.24853/nalars.18.2.93-98.

Full text
Abstract:
ABSTRAK. Danau Picung merupakan objek wisata alam yang terletak di Muara Aman Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang memiliki potensi dan keindahan alam yang sangat menarik. Objek wisata alam danau Picung dilihat dari produk wisata ( atraksi, amenitas, aksesibilitas ) masih belum berkembang dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari pola penataan fasilitas sarana dan prasarana belum tertata dengan baik serta jumlah nya masih sangat sedikit sehingga kunjungan wisatawan belum maksimal. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, theart). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi obyek wisata alam danau Picung ditinjau dari aspek produk wisata, menganalisis strategi pengembangan obyek wisata alam danau Picung terkait aspek produk wisata, dan mengetahui rencana pengembangan dan arahan desain zonasi kawasan objek wisata alam Danau Picung. Potensi yang bisa dikembangkan di danau Picung adalah sebagai wisata alam dan rekreasi yang memiliki perbedaan keindahan dan keunikan dari objek wisata yang lainnya. Strategi pengembangan kawasan wisata alam danau Picung dengan peningkatan atraksi budaya, atraksi buatan, dan atraksi alam serta amenitas yang memiliki potensi keaslian dan keunikan yang menarik, serta peningkatan SDM di daerah sekitar kawasan objek wisata dengan memberikan pembinaan dan pelatihan sehingga bisa meningkatkan kompetensi. Program pengembangan produk wisata adalah pengembangan atraksi wisata agro, wisata fauna (Kebun binatang, kolam pemancingan), outbond, waterpark, taman hiburan, taman bunga, atraksi kereta gantung, perahu bebek, festival budaya, kesenian dan kerajinan khas ( souvenir ). Pengembangan amenitas hotel/ resort terapung, restoran terapung, pusat informasi wisatawan, toilet, mushola, kios souvenir, gazebo, loket. Peningkatan kualitas aksesibilitas dengan menjaga kondisi jalan dan dibuat sarana transportasi umum. Kata kunci: Produk Wisata, Potensi Wisata Alam, Danau Picung ABSTRACT. Lake Picung is a natural tourist attraction located in Muara Aman Rejang Lebong District Province Bengkulu which has the potential and natural beauty that is very interesting. Lake Picung's natural attractions seen from tourism products (attractions, amenities, accessibility) are still not well developed. This condition can be seen from the arrangement of facilities and infrastructure facilities that have not been well organized, and the amount is still minimal so that tourist visits have not been maximum. This research uses a qualitative descriptive method. The analysis used in this research is a SWOT analysis (strength, weakness, opportunity, threat). This research aims to determine the potential of Lake Picung's natural attractions in terms of aspects of tourism products, analyzing the strategy of developing Lake Picung's natural attractions in terms of tourism products and find out about the development plan and direction of zoning design in the area of Lake Picung's natural tourism. The potential that can be developed in Lake Picung is as a natural and recreation tourism that has differences in the beauty and uniqueness of other tourist objects. The strategy for improving the natural tourist area of Lake Picung with the increase of cultural attractions, human-made attractions, and natural attractions and amenities that have the potential for authentic and exciting uniqueness, and increasing human resources in the area around the tourist attraction area by providing coaching and training so that it can improve competence. Tourism product development programs are the development of agro-tourism attractions, fauna tourism (zoos, fishing ponds), outbound, waterpark, recreation park, flower garden, attractions of cable cars, duck boats, cultural festivals, distinctive arts and crafts (souvenirs). Development of hotel/resort amenities, floating restaurants, tourist information centers, toilets, prayer rooms, gazebos, the place to buy an entrance ticket. They are improving accessibility quality by maintaining road conditions dan making public transportation facilities.Keywords: Tourism Product, Nature Tourism Potential, Lake Picung
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Adnyana, I. Nyoman Gede Wisesa, I. Ketut Ginantra, and Ida Ayu Astarini. "ECOTOURISM DEVELOPMENT POTENTIAL IN PELIATAN VILLAGE, UBUD, BALI." SIMBIOSIS 8, no. 2 (2020): 72. http://dx.doi.org/10.24843/jsimbiosis.2020.v08.i02.p03.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi yang terdapat di kawasan Desa Peliatan untuk pengembangan kawasan ekowisata dan kelayakan Desa Peliatan jika dikembangkan sebagai destinasi ekowisata. Parameter yang diamati terdiri dari 4 aspek yaitu aspek daya tarik wisata, aspek aksesibilitas, aspek amenity dan ancilliary. Metode yang digunakan dalam memperoleh data yaitu wawancara mendalam kepada kepala desa, masyarakat dan pengunjung, studi literatur, observasi dan kuisioner dengan metode accidental. Analisis data menggunakan metode skoring dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Desa Peliatan memiliki potensi dalam aspek daya tarik alam yaitu keanekaragaman flora dan satwa liar, ekosistem sawah dan sungai, daya tarik budaya, daya tarik buatan manusia, aksesibilitas, amenitas, ancilliary dan partisipasi masyarakat untuk pengembangan sebagai desa ekowisata. Desa Peliatan layak dikembangkan berdasarkan 5 kriteria pada pedoman analisis ADO-ODTWA sebagai kawasan ekowisata dengan indeks kelayakan sebesar 96.11%.
 Kata Kunci: daya tarik, flora fauna, kelayakan destinasi, pariwisata berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Hary Jocom, Daniel Daud Kameo, Intiyas Utami, and Viktor Bungtilu Laiskodat. "Rantai Nilai Pariwisata Sumba Timur dan Sumba Barat Daya." Jurnal Kajian dan Terapan Pariwisata 1, no. 2 (2021): 1–21. http://dx.doi.org/10.53356/diparojs.v1i2.23.

Full text
Abstract:
Saat ini sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan di Nusa Tenggara Timur. Terkait dengan hal tersebut maka artikel ini bertujuan untuk membahas dinamika rantai nilai pariwisata di Sumba Timur dan Sumba Barat Daya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif menggambarkan dinamika rantai nilai pariwisata di dua kabupaten di pulau Sumba tersebut. Teknik pengumpulan data melalui observasi, transet, dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sumba Timur dan Sumba Barat Daya memiliki potensi wisata yang beragam dan kekayaan alam yang belum tereksplorasi semuanya. Potensi dan kekayaan ini memiliki nilai jual yang tinggi jika dikelola secara profesional dan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat lokal. Permasalahan amenitas, akomodasi dan kesadaran wisata masyarakat lokal masih menjadi kendala utama. Namun demikian rantai nilai yang mendukung industri pariwisata telah terbangun walau belum sepenuhnya berfungsi optimal. Dengan maka perlu adanya strategi dan perencanaan pengembangan pariwisata di masa mendatang dengan melibatkan seluruh stakeholders.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Faraby, Muhammad Ersya. "Potensi Kabupaten Bangkalan Menjadi Destinasi Wisata Halal." Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 7, no. 1 (2021): 67. http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1649.

Full text
Abstract:
Kabupaten Bangkalan sebagai pintu gerbang masuk pulau Madura mempunyai potensi besar dalam mengembangkan wisata, dengan adanya sumber daya alam yang memadai serta di support dengan adanya Makam Syaikhona Holil sebagai rujukan tempat destinasi wisata religi yang mendatangkan para peziarah dari berbagai daerah di Indonesia. Konsep wisata halal merupakan tren baru dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif,metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan informan. Hasil yang dihasilkan pada penelitian ini bahwa Kabupaten Bangkalan siap bilamana konsep wisata halal benar-benar diterapkan, melihat potensi dari variable penunjang yang terdiri dari (Atraksi, Amenitas, Aksesbilitas, dan Kelembagaan) namun memang ada beberapa hal yang harus dipenuhi dan dibenahi dengan ditunjang adanya SK Gubernur bahwa di Madura khususnya Kabupaten Bangkalan menjadi destinasi wisata Halal serta komitmen dan sinergi Tokoh Masyarakat, Kyai dari pimpinan daerah dalam menjadikan Kabupaten Bangkalan menjadi destinasi wisata halal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Setyawan, Heri. "Daya Saing Destinasi MICE di Indonesia." Jurnal Pariwisata Terapan 2, no. 1 (2018): 26. http://dx.doi.org/10.22146/jpt.35379.

Full text
Abstract:
This article discusses the types of tours with visitors who have business needs (business visitor). Tour with visitor aimed at business (MICE / business visitor) different from facet needs, handling with tour with visitor aim of recreation (leisure visitor). In terms of foreign exchange earnings that affect the economic sector is the reason, because spending MICE / business visitor is greater than the visitors with recreation purposes. The analysis of the discussion refers to the ICCA (International Congress and Convention Association) ranking. The findings suggest that the competitiveness of Indonesian MICE destinations and MICE city in Indonesia is still weak compared to neighboring countries of Singapore, Thailand and Malaysia. In order to competitiveness of MICE destinations in Indonesia, there are four factors that must be considered in the criteria and indicators of a MICE destination. These factors are accessibility, attraction, amenitas as well as human resources and stakeholder support. So that a region / region / city does not easily declare itself as a MICE destination.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Gildauli, Meiliana, and Deddy Sobarna Sutaji. "ANALISIS POTENSI NUART SCULPTURE PARK SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA UNGGULAN DI KOTA BANDUNG." Tourism Scientific Journal 2, no. 1 (2017): 72. http://dx.doi.org/10.32659/tsj.v2i1.18.

Full text
Abstract:
Bandung merupakan kota kreatif yang banyak menampung seniman dengan hasil karya menarik, beberapa diantaranya mendirikan sebuah ruang publik menjadi tujuan wisata bagi wisatawan, salah satunya yaitu NuArt Sculpture Park yang merupakan taman patung terbesar di Indonesia. Penelitian ini bertujuanuntuk menggambarkan potensi dan daya tarik wisata di NuArt Sculpture Park dan menentukan bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan NuArtsebagai daya tarik wisata budaya unggulan di Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dimana teknik pengumpulandata dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis dengan metode deskriptif dan analisis SWOT. Hasil dari penelitian untuk daya tarik NuArt Sculpture Park dapat dilihat dari atraksi, aksesibilitas, amenitas, masyarakat, dan aktivitas yang seluruhnya sudah dimiliki NuArt Sculpture Park, namun saat ini NuArt belum menjadi daya tarik wisata budaya unggulan di Kota Bandung, oleh karena itu perlu strategi yang dilakukan berdasarkan analisis SWOT seperti meningkatkan fasilitas dan layanan, merancang acara rutin, melakukan promosi lebih gencar, dan kerja sama dengan pemerintah Kota Bandung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Suranny, Lilyk Eka. "PENGEMBANGAN POTENSI DESA WISATA DALAM RANGKA PENINGKATAN EKONOMI PERDESAAN DI KABUPATEN WONOGIRI." Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan 5, no. 1 (2020): 49–62. http://dx.doi.org/10.32630/sukowati.v5i1.212.

Full text
Abstract:
Daya tarik wisata menjadi sesuatu yang dapat mendorong wisatawan untuk berkunjung pada suatu tujuan wisata. Desa wisata Conto merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Wonogiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi wisata di Desa Conto dan menyusun langkah strategis dalam rangka pengembangan desa wisata Conto. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, studi dokumen dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif mengenai potensi wisata di Desa Conto, dukungan pemerintah desa dalam pengembangan wisata di Desa Conto dan langkah strategis dalam rangka pengembangan desa wisata Conto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata yang dapat dikembangkan di desa Conto terdiri dari potensi wisata alam, agrowisata dan potensi budaya. Rencana pengembangan Desa wisata Conto, antara lain: Pengembangan atraksi melalui pembuatan paket wisata yang dikemas secara menarik dan terstruktur; pengembangan aksesibilitas melalui penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai; pengembangan amenitas melalui peningkatan daya dukung fasilitas penunjang wisata, dan pengembangan aktivitas wisata baik dari masyarakat maupun dari pengelola Desa Wisata Conto untuk mewujudkan pengembangan wisata yang berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Rossi, Pedro, and Guilherme Mello. "Componentes macroeconômicos e estruturais da crise brasileira: o subdesenvolvimento revisitado." Brazilian Keynesian Review 2, no. 2 (2017): 252–63. http://dx.doi.org/10.33834/bkr.v2i2.91.

Full text
Abstract:
O objetivo desse ensaio é elaborar um diagnóstico da desaceleração e crise da economia brasileira a partir dos seus elementos macroeconômicos e estruturais. Argumenta-se que os erros na condução da política econômica, presentes na maioria dos diagnósticos sobre a desaceleração, devem ser considerados no âmbito de condicionantes estruturais que caracterizaram o ciclo de crescimento da economia brasileira nos anos recentes. Esse ciclo amenizou características típicas do subdesenvolvimento apontadas por Furtado; i) ao modernizar os padrões de consumo de uma parcela importante da população e ii) ao melhorar qualitativamente o mercado de trabalho reduzindo o desemprego e a informalidade. No entanto, o modelo de crescimento não logrou i) modernizar a estrutura produtiva de forma a sustentar as transformações do lado da demanda e ii) incluir a mão de obra em setores de maior produtividade. Nesse sentido, o ciclo de crescimento que marcou os governos dos partidos dos trabalhadores não superou entraves estruturais, apenas reconfigurou alguns aspectos do nosso subdesenvolvimento.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Ahman Sya, Muhammad Zid, Asma Irma S, Anita Eka Putri Anita, and Revi Mainaki. "Pengelolaan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan: Kasus Tanjung Lesung Provinsi Banten." Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) 5, no. 1 (2021): 27–32. http://dx.doi.org/10.22236/jgel.v5i1.5311.

Full text
Abstract:
Kolaborasi penta-helix (akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media) adalah faktor kunci pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan. Pariwisata merupakan salah satu industri tercepat dan terbesar di Indonesia yang menjadi sektor terkuat pada lima tahun terakhir. Untuk itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan (1) aksesibilitas tujuan, atraksi, dan amenitas (3-A), (2) pentahelix ABGCM (akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media) komitmen dalam pengembangan destinasi, (3) bentuk atau jenis promosi pariwisata, (4) langkah untuk menyiapkan sumber daya manusia pariwisata, dan (5) langkah dan model baru untuk mempercepat promosi destinasi pariwisata Tanjung Lesung berbasis pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitis untuk mempelajari dan menganalisis berbagai indikasi, data, dan fenomena. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya manusia (HRD) belum memenuhi persyaratan minimum sertifikasi kompetensi. Untuk mempercepat pengembangan dan peningkatan destinasi Tanjung Lesung, perlu diterapkan model baru pariwisata berbasis masyarakat berkelanjutan dengan strategi pro-job, pro-poor, pro-growth, dan pro-environment.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

C. Tualaka, Theodora Murni, Yoyok Wahyu Subroto, and Djoko Wijono. "PRESEPSI WISATAWAN TERHADAP POTENSI KEPARIWISATAAN OBJEK WISATA ALAM PANTAI OETUNE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NUSA TENGGARA TIMUR." Jurnal Nasional Pariwisata 10, no. 1 (2018): 56. http://dx.doi.org/10.22146/jnp.59466.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasikan potensi kepariwisataan Pantai Oetune yang menghasilkan rekomendasi pengembangan dan perbaikan kualitas, serta untuk mengetahui faktor paling berpengaruh dalam meningkatkan potensi sesuai dengan ekspektasi wisatawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif kuantitatif dengan fokus penilaian berdasarkan ekspektasi wisatawan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil pengambilan data kemudian dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif dan perhitungan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa destinasi wisata alam Pantai Oetune memiliki potensi sebagai berikut: 1) Keaslian/kealamian sebab kawasan pantai masih alami dan belum didesain ulang; 2) Keindahan yaitu variasi pandangan, kerindangan tepi pantai dan keserasian dengan lingkungan; dan 3) Keunikan berupa gumuk pasir, sabana dalam kawasan, gradasi warna laut, bentangan luas dan variasi pemandangan. Pengembangan potensi yang sesuai dengan ekspektasi wisatawan yaitu tetap menjaga serta melestarikan kealamian/keaslian, keindahan pantai dan tersedianya amenitas. Faktor paling berpengaruh terhadap peningkatan potensi Pantai Oetune adalah faktor lingkungan yang. merupakan daya tarik utama terjadinya aktivitas berwisata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Noviarita, Heni, Muhammad Kurniawan, and Gustika Nurmalia. "Analisis Halal Tourism dalam Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Lampung." Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 7, no. 1 (2021): 302. http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1574.

Full text
Abstract:
Abstract
 The purpose of this research is to see tourist destinations in Prov. Lampung has the potential to become a sharia tourism, this is supported by an assessment of four aspects in tourist objects which include attractions, amenities, accessibility and ancillary. This research is descriptive analysis, the research data is obtained by distributing questionnaires, interviews and direct observation in 6 leading tourist destinations in Prov. Lampung which is the object of research. The results showed tourist destinations have advantages including adequate attractions by presenting scenic spots, supporting facilities and infrastructure for tourists, the availability of easily obtained information, and uniqueness with the concept of sharia in managing tourist attractions. However, there are still some weaknesses that need to be improved, including the absence of a guarantee of halal food products, the unavailability of adequate public transportation to get to tourist attractions, and no optimal cooperation between the government and managers. Halal tourism in Lampung Province has an opportunity due to the absence of sharia tourism in the Lampung area and it answers the needs of the Muslim community for Islamic tourism in Lampung.
 Keyword: Halal tourism, economic growth.
 Abstrak
 Tujuan penelitian ini untuk melihat destinasi wisata di Prov. Lampung memiliki potensi untuk menjadi wisata syariah hal tersebut didukung dengan penilaian empat aspek yang ada di objek wisata yang meliputi atraksi, amenitas, aksesibilitas dan ancillary. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, data penelitian diperoleh dengan meyebarkan kuesioner, interview dan observasi langsung di 6 destinasi wisata unggulan yang ada di Prov. Lampung yang menjadi objek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa destinasi wisata di Prov. Lampung memiliki potensi untuk menjadi wisata syariah hal tersebut di dukung dengan penilaian empat aspek yang ada di objek wisata yang meliputi atraksi, amenitas, aksesibilitas dan ancillary. Destinasi wisata memiliki keunggulan meliputi atraksi yang memadai dengan menyajikan spot pemandangan, sarana dan prasarana penunjang wisatawan, ketersediaan informasi yang mudah diperoleh, serta keunikan yang berkonsep syariah dalam pengeloaan tempat wisata. Namun, masih ada beberapa kelemahan yang perlu diperbaki yaitu meliputi belum adanya jaminan kehalalan produk makanan, belum tersedianya tranportasi umum yang memadai untuk menuju tempat wisata, serta belum terjalin kerjasama antara pemerintah dan pengelola secara optimal. Halal tourism di Provinsi Lampung memiliki peluang dikarenakan belum adanya wisata syariah di daerah Lampung dan memjawab kebutuhan masyarakat muslim akan pariwisata syariah di Lampung.
 Keyword: Halal tourism, pertumbuhan ekonomi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Mulae, Sunaidin Ode, and Rusli M. Said. "STRATEGI PENILAIAN OBJEK WISATA CENGKEH AFO SEBAGAI UPAYA PENGUATAN SEKTOR PARIWISATA DI TERNATE." Humano: Jurnal Penelitian 10, no. 1 (2019): 364. http://dx.doi.org/10.33387/hjp.v10i1.1344.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal objek wisata cengkeh Afo sebagai tujuan wisata rempah-rempah di Ternate, dan untuk mengetahui strategi pengembangan objek wisata cengkeh Afo sebagai destinasi tujuan wisata rempah-rempah (Spices tourism). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) atau eksplanatory terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian menggunakan metode observasi (pengamatan), wawancara (interview), dokumentasi dan kajian pustaka. Hasil yang ditemukan adalah aksesbilitas di cengkeh afo cukup baik, amenitas sangat menunjang, atraksi cukup bagus. Simpulan pada penilaian terhadap objek wisata cengkeh afo berada pada diagram batang yang menunjukan bahwa faktor internal dan ekternal pada objek wisata cengkeh afo dari penilaian 26 responden menemukan sangat variatif yaitu pda responden nomor 1 sampai 26 mempunyai penilaian terhadap objek wisata terendah 14,18% sampai pada tertinggi 89,55%, atau keseluruhan 867,22%, dalam hal ini menunjukan bahwa potensi objek wisata cengkeh afo dapat dikembang menjadi tujuan wisatawan yang cukup baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Hidayat, Taufiq, and Taufiq Hidayat. "ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA HALAL DI KOTA BATAM." Tourism Scientific Journal 3, no. 2 (2018): 163. http://dx.doi.org/10.32659/tsj.v3i2.43.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan mengkaji potensi dan pengembangan wisata halal di Kota Batam sesuai dengan kriteria wisata halal yang dikembangkan oleh kementrian pariwisata. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, studi literature, dan quesioner dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, ASITA, PHRI, HPI, Majelis Ulama Indonesia Kota Batam, dan wisatawan. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis yang digunakan menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat).Hasil penelitian menunjukan potensi pengembangan destinasi wisata halal di kota Batam dilihat dari aspek atraksi, aksesibilitas, amenitas dan kelembagaan pariwisata seluruhnya sudah dalam kondisi yang baik dan siap mendukung pengembangan destinasi wisata halal di Kota Batam. Hadirnya wacana pengembangan wisata halal direspons sangat baik oleh para pelaku industri pariwisata, tokoh agama dan masyarakat Kota Batam karena dianggap memiliki prospek yang menjanjikan sekaligus mampu membawa nilai-nilai kebaikan. Dibutukan komitmen dan koordinasi dengan berbagai pihak dan harus didukung pula dengan kesiapan sumber daya manusia yang berkompeten di bidang pariwisata serta melakukan pemasaran yang tepat agar pengembangan wisata halal di Kota Batam berjalan secara optimal. Kata Kunci: Potensi, Pengembangan Destinasi, Wisata Halal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Rusita, Rusita, L. Elly, Rustiati Rustiati, Gunardi Djoko Winarno, Bainah Sari Dewi, and Cahyaning Windarni. "KAJIAN POTENSI HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG MANGROVE CENTER (LMC) UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT." JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL 1, no. 2 (2016): 84. http://dx.doi.org/10.30598/jhppk.2016.1.2.84.

Full text
Abstract:
Forest provides basic ecosystem services to adjacent local people welfare. Ecotourism is one of the goverment program to improve the livelihood, by full local people involvement on planning, management and evaluation. Margasari, East L ampung, with its 700 ha mangrove forest, has a ahigh potential natural resources to develop community based ecotourism program. Study on evaluating mangrove forestas community based ecotourism was conducted in Lampung Mangrove Center, Margasari, East Lampung. collected data were analyzed qualitatively using SWOT with hope to obtain a mangrove forest potential for community-based ecotourism development. Potential of mangrove forests in LMC into category medium. Total of 98 % agreed if the community perception was developed as a community-based ecotourism. Motivation tourists visiting as much as 27 % for research, 37 % for recreation and rest along the mangroves by boat (36 %). LMC real carrying capacity of area can accommodate as many as 170 people / day, while the carrying capacity of the facility and amenitas 174 people / visit. SWOT analysis illustrates the mangrove forests in LMC has potential to be developed as a community-based ecotourism destination.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Marchioni, Mariana, Gianfranco Becciu, and Claudio Oliveira. "Infiltration-Exfiltration System for Stormwater Control: A Full Scale Test." Proceedings 48, no. 1 (2019): 11. http://dx.doi.org/10.3390/ecws-4-06452.

Full text
Abstract:
The current approach to stormwater management should focus on dealing with water on its source. The Sustainable Urban Drainage Systems (SuDS) promotes runoff peak flow and volume attenuation, load removal while providing amenites and biodiversities but can be difficult to apply in developed urban centers. An infiltration-exfiltration system (IES) placed on road gutters can function on receiving runoff from roads and directing them to the sewers system reducing peak flow and volume. This research follows up a full-scale test of an IES installed in São Paulo, Brazil. The IES has 49 × 1880 m dimension and a cross-section of 49 × 30 cm with a pervious concrete surface layer. The pervious concrete showed mechanical results acceptable for a low vehicular traffic and infiltration rate that allows water infiltration. Rainfall-runoff modeling showed that the proposed IES had a low effect on runoff peak flow and volume attenuation. A deeper gravel layers depth and outlet flow restrictor would improve performance. The proposed IES function on avoid ponding, promoting water treatment, and reducing inlet maintenance.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Tandilino, Sari Bandaso. "STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI DESA WISATA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH PERGERAKAN WISATAWAN." Tourism - Jurnal Pariwisata 2, no. 1 (2019): 1. http://dx.doi.org/10.32511/tourism.v1i1.314.

Full text
Abstract:
Provinsi NTT memiliki 1.192 pulau yang tersebar di 22 kabupaten dan kota dan jumlah desa sebanyak 2.924 merupakan peluang dalam melakukan pengembangan pariwisata pedesaan. Visi dan misi pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan pada tahun 2018 memiliki 273 desa wisata yang tersebar di 22 kabupaten/kota .Hingga tahun 2013, NTT sudah memiliki 73 desa wisata, tetapi sesuai dengan program Gubernur NTT , jumlah desa wisata ini akan ditingkatkan menjadi 273 desa selama tahun 2013-2018 menuju pencapaian target menjadikan NTT salah satu destinasi pariwisata dunia 2018. Berdasarkan hasil perhitungan Importance-Performance Analysis maka dari tingkat kesesuaian diatas diperoleh nilai kesesuaian antara penilaian kepentingan dan harapan wisatawan terhadap kualitas obyek daerah tujuan wisata di Kecamatan Fatumnasi sebesar 77%. Hal ini berarti bahwa persepsi atau penilaian wisatawan termasuk dalam kriteria puas. Berdasarkan hasil diagram kartesius kondisi jalan berada dalam kuadran I , atraksi wisata alam, wisata budaya, buatan manusia , sarana transportasi , rambu lokasi wisata dan homestay dalam kuadran II , mutu pelayanan amenitas , tourist information center , dan kios souvenir berada kuadran III , dan atribut kelompok sadar wisata (Pokdarwis) berada dalam kuadran IV.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Helal, Sandro Georges, and Marina Silva da Cunha. "Microcrédito: origens, pobreza e exclusão bancária no Brasil." Acta Scientiarum. Human and Social Sciences 39, no. 3 (2017): 293. http://dx.doi.org/10.4025/actascihumansoc.v39i3.33435.

Full text
Abstract:
Esse trabalho apresenta aspectos conceituais e históricos acerca do microcrédito. Uma vez que os mercados de crédito são imperfeitos, com falhas de mercado e racionamento do crédito, limita-se o acesso dos mais pobres ao serviço bancário e à possibilidade desses de financiar uma atividade produtiva que os auxiliaria na superação da pobreza. Apesar do crescimento do microcrédito, críticos o acusam de não ser eficaz na obtenção desse propósito. No Brasil, os programas de microcrédito surgiram de iniciativas populares e de ações de política pública, especialmente com a introdução do Programa de Microcrédito Produtivo Orientado, em 2005. Esse trabalho constatou a dificuldade de acessar os serviços bancários em geral, problema conhecido como exclusão bancária. As pessoas mais pobres e isoladas são as que mais sofrem com esse problema, dada uma forte correlação entre a ausência de serviços bancários e a pobreza no Brasil. Destaca-se que o correspondente bancário não amenizou esse problema, pois, apesar de oferecer os serviços bancários essenciais, não está apto a fornecer o microcrédito.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Silva, Rubens Teixeira da, Maria Geralda de Miranda, Antonio Luís dos Santos Lima, Patricia Maria Dusek, and Kátia Eliane Santos Avelar. "A PROBLEMÁTICA DA DISTRIBUIÇÃO DE RENDA E DO DESENVOLVIMENTO NO COMPLEXO DO ALEMÃO." Semioses 12, no. 1 (2018): 133–48. http://dx.doi.org/10.15202/1981996x.2018v12n1p133.

Full text
Abstract:
O presente estudo analisou a distribuição de renda no Complexo do Alemão, na cidade do Rio de Janeiro. A região era caracterizada pela grande variedade de vegetação e recursos hídricos, responsável pelo equilíbrio do ecossistema de grande parte da zona norte da cidade do Rio de Janeiro. Embora a região seja abundante de muitas riquezas naturais, convive com grande desigualdade social. A instalação das UPP’s (Unidade de Polícia Pacificadora) no Complexo do Alemão não amenizou os problemas sociais, a região continuou com um baixo índice de desenvolvimento social (IDS), com valores de 0.53, em 2010, de acordo com os dados publicados pelo Instituto Pereira Passos. O problema da violência e da degradação ambiental, devido à atuação de mineradoras nas pedreiras na Serra da Misericórdia, tem sido um entrave para o desenvolvimento desta localidade. Este estudo reuniu informações e dados que foram tratados por meio de análise qualitativa e quantitativa. Os resultados obtidos revelaram que há uma necessidade de despertar a comunidade para a responsabilidade com o ambiente, além do grave problema da distribuição de renda e desigualdade social na comunidade.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Lima, Camila Moura de, Fernanda Dagmar Martins Krug, Daniele Dornelles Bender, et al. "INTERVENÇÕES ASSISTIDAS POR ANIMAIS REALIZADAS EM AMBIENTE HOSPITALAR NA PROMOÇÃO DO CUIDADO COM A VIDA." Expressa Extensão 23, no. 2 (2018): 89. http://dx.doi.org/10.15210/ee.v23i2.13189.

Full text
Abstract:
A Intervenção Assistida por Animais é um método que utiliza os animais como mediadores de um processo terapêutico. Dessa maneira, essa prática pode ser utilizada em diversos públicos de pacientes como estratégia na promoção do cuidado com a vida. Diante dos diversos benefícios, que essa interação pode proporcionar aos seres humanos, o objetivo deste estudo foi verificar os benefícios das Intervenções Assistida por Animais, realizada em pacientes hospitalares e psiquiátricos na cidade de Pelotas. Assim, as atividades realizadas ocorreram semanalmente, por um período de um ano. E a cada intervenção participavam em média cinco assistidos e também três cães co-terapeutas. Nesse contexto, foram evidenciados inúmeros benefícios para as crianças hospitalizadas, seus acompanhantes e também para os pacientes psiquiátricos. A presença dos cães amenizou a saudade de casa, despertando sentimentos de empatia, afeição e melhora de humor. Conclui-se que, as intervenções assistidas por animais realizadas em pacientes hospitalares em ambas instituições da cidade de Pelotas, foram realmente benéficas. Pois, foram constatados pelos profissionais envolvidos inúmeros benefícios, como a interação social, mudança de humor, melhora na motricidade e na qualidade de vida.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Azizah, Lailatul. "Strategi Pengembangan Pariwisata Dalam Perspektif Islam Menggunakan Metode Analisis SWOT Halal Tourism." Jurnal Manajemen dan Inovasi (MANOVA) 4, no. 2 (2021): 18–36. http://dx.doi.org/10.15642/manova.v4i2.414.

Full text
Abstract:
Obyek wisata Bromo Tengger memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Namun potensi yang tinggi kurang didukung oleh kemudahan akses untuk mencapai lokasi tersebut. Pada kenyataannya jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara masih sangat rendah bila dibandingkan dengan obyek wisata lain yang ada di Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Mixed Method (kuantitatif dan kualitatif). Peneliti akan menggambarkan tentang keadaan lapangan dengan tujuan untuk menemukan formulasi strategi pengembangan pariwisata dengan menggunakan analisis SWOT yang meliputi : Strength , Weakness , Opportunity dan Threat yang dapat dianalisis secara komprehensif. Dari hasil analisis IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dan EFAS (External Factors Analysis Summary) diperoleh gambaran bahwa “ Destinasi Bromo Tengger dipandang memiliki daya kompetitif yang rendah untuk menghadapi ancaman dari destinasi wisata lainnya. Oleh karena itu strategi yang bisa diterapkan adalah melakukan strategi defensif yang memfokuskan pada pasar wisata. Langkah yang perlu diambil diantaranya adalah lebih meningkatkan promosi dan informasi tentang kawasan Bromo Tengger sebagai kawasan destinasi 10 pengembang prioritas (Tourism Branding Wonderful Indonesian). dan mengusulkan dalam agenda program wisata tahunan , memperbaiki sarana dan prasarana infrastuktur (assesibilitas) dan transportasi (amenitas) , serta mengenalkan atraksi budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Rodrigues, M. R. C., D. Rondina, A. A. Araújo, et al. "Respostas reprodutivas e metabólicas de ovelhas alimentadas com bagaço de caju desidratado, durante o pós-parto." Arquivo Brasileiro de Medicina Veterinária e Zootecnia 63, no. 1 (2011): 171–79. http://dx.doi.org/10.1590/s0102-09352011000100026.

Full text
Abstract:
Avaliou-se o efeito da adição de bagaço de caju desidratado (BCD), durante o pós-parto, em 41 ovelhas, alojadas com suas crias em baias, onde recebiam, à vontade, 75% de capim-elefante + 25% de concentrado (DI; n=17), ou 50% de BCD + 25% de capim-elefante + 25% de concentrado (DII; n=24). Cinquenta dias pós-parto, o estro foi sincronizado, e as ovelhas submetidas à monta natural. O grupo DI perdeu mais peso (P<0,05), e o consumo de proteína bruta e de fibra em detergente neutro foi maior nesse grupo (P<0,001). A inclusão de BCD na dieta II induziu ao aumento do consumo de matéria seca, extrato etéreo e fibra em detergente ácido (P<0,001) e redução significativa das concentrações de colesterol, lipídios totais, albumina e proteína total (P<0,001). Não houve diferença entre os grupos (P>0,05) no tempo de retorno do primeiro corpo lúteo funcional, na resposta à sincronização do estro e nas taxas de gestação e prolificidade. A inclusão de 50% de BCD amenizou as perdas de peso, foi bem consumida e não influenciou nas respostas reprodutivas após a sincronização do estro.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

NOBRE, Ismael de Sousa, Bonifácio Benício de SOUZA, Bennio Alexandre de Assis MARQUES, et al. "Avaliação dos níveis de concentrado e gordura protegida sobre o desempenho produtivo e termorregulação de ovinos." Revista Brasileira de Saúde e Produção Animal 17, no. 1 (2016): 116–26. http://dx.doi.org/10.1590/s1519-99402016000100011.

Full text
Abstract:
RESUMO Objetivou-se verificar o efeito da suplementação energética através da inclusão de gordura protegida e do nível de concentrado da dieta sobre o desempenho e termorregulação de ovinos Santa Inês criados em sistema intensivo no semiárido paraibano. Foram utilizados 30 cordeiros machos inteiros da raça Santa Inês, distribuídos em esquema fatorial 3 x 2 (3 níveis de concentrado (40, 50 e 60%) e 2 níveis de gordura protegida (0 e 2%) na dieta) em um delineamento de blocos ao acaso com 5 repetições. Observou-se efeito linear positivo dos níveis de concentrado sobre o desempenho produtivo dos animais. A suplementação energética com gordura protegida (2%), não influenciou o desempenho produtivo dos animais (P>0,05), no entanto, houve interação do nível de concentrado x gordura protegida para temperatura retal e frequência respiratória. O nível de 60% de concentrado na dieta de ovinos em confinamento promoveu melhor desempenho produtivo. O nível de concentrado na dieta afetou diretamente as respostas fisiológicas dos ovinos, no entanto a utilização de 2% de gordura protegida na dieta quando associado ao nível de 40% de concentrado amenizou os efeitos do estresse calórico sobre esses animais.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Okparizan, Okparizan, Asep Sumaryana, Didin Muhafidin, and Yogi Suprayogi Sugandi. "KAPASITAS ORGANISASI DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DESA : STUDI KASUS DESA WISATA KABUPATEN BINTAN." MIMBAR : Jurnal Penelitian Sosial Dan Politik 8, no. 1 (2019): 9. http://dx.doi.org/10.32663/jpsp.v8i1.773.

Full text
Abstract:
Kinerja organisasi desa belum optimal dalam memaksimalkan potensi desa wisata. Hal ini mengakibatkan desa wisata belum memberikan kontribusi positif pada pembangunan desa. Indikator yang menjadi tolak ukur belum optimalnya kinerja lembaga desa adalah belum terwujudnya tiga sasaran pengembangan pembangunan desa yaitu atraksi wisata, aksesibilitas dan amenitas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana mewujudkan kapasitas organisasi desa yang efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif interpretatif , dengan subjek penelitian empat desa wisata yaitu Desa Sungai Kecil, Desa Sebong Pereh, Desa Pengudang, dan Desa Berakit. Data yang digunakan yaitu data primer melalui wawancara yaitu dengan tanya jawab berdasarkan daftar pertanyaan dan wawancara tidak terstruktur serta observasi untuk melihat langsung realitas yang terjadi di locus penelitian. Data selanjutnya yang digunakan yaitu data sekunder dari dokumen pendukung. Hasil dari analisis penelitian empiris membuktikan dimensi kapasitas organisasi cenderung tidak memberikan manfaat yang lebih besar dalam pembangunan di desa wisata. Keseluruhan dimensi kapasitas yang dinilai tidak menunjukkan dukungan kapasitas kerja yang efektif. Implikasi dari hasil temuan penelitian dan dokumentasi yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa Human resorcus, Eksternal, inftastructure dan Financial dalam linkungan organisasi desa belum memilikikualitas yang mencukupi untuk mendukung secara efektif terlaksana pembangunan kepariwisataan di empat desa wisata.
 
 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Zobiole, L. H. S., R. S. Oliveira Jr., J. Constantin, and D. F. Biffe. "Prevenção de injúrias causadas por glyphosate em soja RR por meio do uso de aminoácido." Planta Daninha 29, no. 1 (2011): 195–205. http://dx.doi.org/10.1590/s0100-83582011000100022.

Full text
Abstract:
A área de soja resistente ao glyphosate (RR) tem aumentado a cada ano. No entanto, essa expansão com a tecnologia da soja RR aumentou o uso de glyphosate significativamente, e muitos agricultores têm notado que alguns cultivares RR apresentam injúrias visuais logo após a aplicação do glyphosate em pós-emergência. Dessa forma, dois experimentos foram instalados em anos distintos, com diferentes objetivos: o primeiro, visando avaliar a influência do glyphosate na soja RR nas variáveis fotossintéticas e de biomassa, e o segundo, a fim de reavaliar os mesmos parâmetros afetados na soja RR pelo glyphosate, bem como o uso de diversas modalidades de aplicação de aminoácidos como forma de uma provável recuperação das plantas de soja com sua utilização exógena. A taxa fotossintética e o índice SPAD apresentaram decréscimos proporcionais às doses de glyphosate aplicadas, sendo o efeito pronunciado com a aplicação única desse herbicida. Devido ao decréscimo da taxa fotossintética, à produção de clorofila e à provável imobilização de nutrientes nos tecidos foliares causada pelo glyphosate, foi observada menor produção de biomassa. Entretanto, o uso de aminoácidos exógenos amenizou os efeitos indesejáveis desse herbicida na cultura da soja RR.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Ismiralia, Desi, Lisnini Lisnini, and A. Jalaludin Sayuti. "PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG OBJEK WISATA LORONG BASAH NIGHT CULINARY KOTA PALEMBANG." Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 7, no. 1 (2019): 91. http://dx.doi.org/10.35314/inovbiz.v7i1.948.

Full text
Abstract:
The purpose of this research is to get know about: how the society's perception of Lorong Basah Night Culinary which is reviewed from for tourismcomponents are attractions, amenitas, accessibility and hospitality based on the perception of the people who have visited. The benefits of this research as a contribution to develop tourism components in Lorong Basah Night Culinary in order to continue to be known as a culinary tourism destination in the city of Palembang. This research is quantitative research with respondents cosisting of 115 society’s who have visited in Lorong Basah Night Culinary. The determinination of respondents by accidental sampling data collection is done by questionnaires, interview, documentation, and literature study. The result of the questionnaires is measured by using Likert scale then interpreted. The results represent that most society’s perceptions showed agree of the categories from four tourism components in Lorong Basah NightCulinary, but the scoring results show a small percentage of the accessibility component isabout 65% because there is one indicator in the neutral categoryand small result too of amenities component is amount to 65.6% because there are two indicators in the neutral category.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Villa Gonzalez, Luciana Thais, Cecília Loreto Mariz, and Paulo Gracino Junior. "As esferas pública e doméstica da hospitalidade na Jornada Mundial da Juventude Rio 2013 na percepção de estrangeiros." Ágora 19, no. 2 (2017): 101. http://dx.doi.org/10.17058/agora.v19i2.9758.

Full text
Abstract:
Este artigo tem como objetivo principal apresentar dados relativos a uma pesquisa realizada durante a Jornada Mundial da Juventude Rio 2013 (JMJ Rio 2013) acerca da percepção dos participantes estrangeiros do evento em relação à hospitalidade doméstica e pública ofertadas pela cidade do Rio de Janeiro e sua população. A Igreja Católica carioca promoveu antes e durante o evento a hospedagem de participantes na casa dos habitantes da cidade, bem como, ocupou com diversas atividades as mais variadas regiões do município, usualmente, esquecidas pelos turistas. Desta forma, o bem receber no lar e na cidade tornaram-se aspectos fundamentais da JMJ Rio 2013 para os participantes deste evento. A pesquisa teve caráter quanti-qualitativo uma vez que utilizou como instrumentos de coleta de dados um survey aplicado a 550 participantes estrangeiros inscritos oficialmente no evento durante os seis dias de sua duração e a realização de 17 entrevistas semiestruturadas. Por meio dos dados coletados, percebeu-se que a hospitalidade doméstica deu sentido profundo e significativo a experiência do evento vivida pelos entrevistados e amenizou aspectos considerados negativos por estes em relação a hospitalidade pública.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Agus, Agus. "ANALISIS DAYA DUKUNG POTENSI WISATA BAHARI BARU DI KAWASAN WISATA PULAU WEH SEBAGAI PULAU TERLUAR." PUSAKA (Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event) 1, no. 2 (2019): 1–14. http://dx.doi.org/10.33649/pusaka.v1i2.14.

Full text
Abstract:
Analisis Daya Dukung Potensi Wisata Bahari Baru Di Kawasan Wisata Pulau Weh Sebagai Pulau Terluar. Pulau Weh memiliki panorama alam yang menarik yang tersebar dihampir semua wilayah, salah satunya adalah keindahan pantai, pemandangan bawah laut dengan terumbu karang, berbagai jenis ikan hias, pemandangan alam pegunungan, dan monumen tugu kilometer nol Indonesia. Lokasi penelitian dilakukan di Pulau Sabang. Metode penelitian yang digunakan dalam bentuk deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pendekatan survei. Polupasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pelaku bisnis, masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Pantai Iboh. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, pengamatan, dokumentasi, studi pustaka, kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif berdasarkan persentase, tentang penilain aspek fisik dan penialaian aspek prilaku masyarakat. Sedangkan untuk mengkaji potensi objek wisata, dilakukan analisis penilaian dan pengharkatan berdasarkan potensi yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, empat aspek yang dianalsis, yaitu: atraksi, aktifitas, aksesibilitas dan amenitas menunjukkan bahwa semua aspek diatas memberikan kontribusi dalam pengembangan potensi wisata baru yang dapat dikembangkan di Pulau Weh, namun fokus pengembangan potensi daya tarik wisata yang ada di Pulau weh yaitu pada aspek fisik untuk mendukung atraksi dan aktivitas wisata yang ada.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Pinto, Sheila Isabel do Carmo, Silvio Junio Ramos, Josinaldo Lopes Araujo, et al. "Silício como amenizador da fitotoxicidade de zinco em plantas jovens de Eucalyptus urophylla cultivadas em solução nutritiva." Revista Árvore 33, no. 6 (2009): 1005–14. http://dx.doi.org/10.1590/s0100-67622009000600003.

Full text
Abstract:
Apesar de o zinco (Zn) ser micronutriente fundamental para o crescimento e metabolismo das plantas, quando presente em níveis tóxicos no ambiente pode afetar o desenvolvimento vegetal. Entre os vários efeitos benéficos do silício (Si), cita-se sua influência na diminuição ou eliminação dos efeitos adversos de metais pesados no meio. O objetivo deste trabalho foi avaliar o efeito do Si na amenização da toxidez de Zn sobre o crescimento e nutrição mineral de plantas de Eucalyptus urophylla. As plantas foram cultivadas em vasos contendo 3 L de solução nutritiva de Clark, em esquema fatorial 6 x 2, sendo seis concentrações de Zn (0, 2, 50, 150, 300 e 450 µmol L-1 como ZnSO4 7H2O) e duas de Si (0 e 1,78 mmol L-1 de Si como silicato de potássio). Após oito semanas, avaliaram-se alguns parâmetros morfológicos das plantas, produção de matéria seca, teores e utilização de nutrientes. O aumento das concentrações de Zn na solução nutritiva proporcionou maior fitotoxicidade nas raízes em relação à parte aérea. A adição do Si amenizou o efeito negativo do excesso de Zn sobre o crescimento, no entanto pouco influenciou os teores dos nutrientes avaliados nos tecidos, embora tenha proporcionado utilização mais eficiente de P, Ca, Mg e S pelas plantas de Eucalyptus urophylla.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Haque, Aprillia, Winny Astuti, and Hakimatul Mukaromah. "Jayengan Kampung Permata ditinjau dari kesesuaian terhadap konsep pariwisata berkelanjutan." Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif 15, no. 2 (2020): 152. http://dx.doi.org/10.20961/region.v15i2.24416.

Full text
Abstract:
<span>Pariwisata merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. Namun disisi lain sektor pariwisata merupakan salah satu faktor utama kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya upaya pengendalian dengan penerapan konsep pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan adalah konsep pembangunan yang memperhatikan keseimbangan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Kota Surakarta memiliki visi sebagai </span><em>Eco-Cultural City</em><span>, visi ini sejalan dengan konsep </span><em>sustainable development </em><span>dan menandakan bahwa Kota Surakarta sudah mulai memperhatikan pentingnya penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan. Jayengan Kampung permata adalah sebuah kampung wisata dengan ciri khas industri kerajinan permata. Dalam perkembangannya kampung ini mengalami permasalahan yang menyangkut tentang aspek – aspek keberlanjutan yaitu kegiatan wisata minim partisipasi masyarakat, kurang memperhatikan lingkungan dan belum memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian Jayengan Kampung Permata terhadap konsep pariwisata berkelanjutan, secara keseluruhan dan berdasarkan pada lima komponen wisata yaitu atraksi, amenitas, infrastruktur, aksesibilitas dan kelembagaan. Metode dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif yaitu teknik analisis scoring. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Jayengan Kampung Permata masuk dalam klasifikasi sesuai sebagai kawasan wisata berkelanjutan.</span>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Utari, Evrita Lusiana, Latifah Listyalina, and Novi Irawati. "APLIKASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA MELALUI PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN UNTUK PENERANGAN DAN PENGEMBANGAN WISATA WATU TEKEK KULONPROGO." Dharmakarya 8, no. 3 (2019): 140. http://dx.doi.org/10.24198/dharmakarya.v8i3.22763.

Full text
Abstract:
Pemerintah daerah Kulonprogo memberdayakan potensi alam sebagai modal pembangunan dan pengembangan daerah. potensi wisata merupakan salah satu faktor pendukung dalam peningkatan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan, dan perkembangan usaha kecil. Wilayah yang memiliki potensi wisata yang cukup besar salah satunya adalah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Salah satu wilayah yang memiliki potensi wisata, yaitu wisata Watu Tekek di daerah Kabupaten Kulonprogo. Permasalahan yang timbul adanya keterbatasan energi listrik dalam memenuhi kebutuhan energi dikawasan wisata Watu Tekek dikarenakan lokasi wisata yang cukup curam dan medan yang terjal, belum adanya penataan dan pengembangan kawasan wisata Watu Tekek dan masih terbatasnya amenitas/fasilitas pendukung dan sarana prasarana dikawasan wisata Watu Tekek. Dengan program kemitraan masyarakat (PKM) dana hibah dari Kemenristekdikti memberikan solusi dari permasalahan tersebut dengan memenuhi kebutuhan energi listrik dengan menggunakan tenaga matahari berupa lampu penerangan, lampu hias, dan air mancur. Sedangkan untuk penambahan fasilitas pariwisata berupa penambahan gazebo, kursi taman , penambahan ornament tanah liat dan penataan taman.Metode kegiatan yang dilakukan dengan melaksanakan diskusi dan observasi, sosialisasi dan penyuluhan, melaksanakan pelatihan, perancangan alat dan pemasangan alat. Hasil luaran dari kegiatan ini berupa produk teknologi tepat guna berupa lampu bertenaga solar panel, produk gerabah, kursi, dan gazebo untuk penambahan fasilitas pedukung, dan memberikan informasi kepada masyarakat luas melalui media massa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography