To see the other types of publications on this topic, follow the link: Arahats.

Journal articles on the topic 'Arahats'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Arahats.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Kuan, Tse-fu. "Equal-headed (samas?sin)." Buddhist Studies Review 35, no. 1-2 (December 31, 2018): 135–60. http://dx.doi.org/10.1558/bsrv.36758.

Full text
Abstract:
The suicide accounts of three bhikkhus in sutta literature probably inspired the formulation of a particular type of person who attains Arahantship at death, later designated as an ‘equal-headed’ (samas?sin) person in the Abhidhamma. The Therav?da tends to depict those bhikkhus as non-Arahants before suicide. The Pali commentary explains that they did not attain Arahantship until their deaths and refers to two of them as each being an ‘equal-header’ (samas?s?). By contrast, the (M?la-)Sarv?stiv?da s?tras and Abhidharma portray them as Arahants during their lifetimes. The Sarv?stiv?dins deny the concept of samas?sin proposed by the Vibh?jyav?dins, which include the Therav?da and Dharmaguptaka schools. The Pali commentaries provide various explanations and classifications of samas?sin, which have one idea in common: the term signifies the concurrence of two events, and it denotes at least a person who only becomes an Arahant at death, and sometimes someone who becomes an Arahant at the same time as a certain kind of event occurs. The Pa?isambhid?magga, a quasi-Abhidhamma text, has a chapter that expounds ‘equal-head’ (samas?sa) in an oblique way by enumerating various kinds of sama and of s?sa separately. The Pa?isambhid?magga commentary tries to make sense of the term samas?sa by associating this textual exposition of sama and s?sa with the more commonly found term samas?sin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ireland, John D. "Arahant." Buddhist Studies Review 16, no. 2 (June 16, 1999): 139. http://dx.doi.org/10.1558/bsrv.v16i2.14625.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Ozawa, E. "Kiichi Arahata, MD (1946-2000)." Neurology 56, no. 10 (May 22, 2001): 1264. http://dx.doi.org/10.1212/wnl.56.10.1264.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Zaitsev, Ivan Alekseevitch. "Shin Arahan." Общенациональный интерактивный энциклопедический портал "Знания", no. 1 (2022): 13. http://dx.doi.org/10.54972/00000013_2022_1_13.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

HAN, Sanghee. "Why Is Narada Not an Arahant?:." Journal of Indian and Buddhist Studies (Indogaku Bukkyogaku Kenkyu) 62, no. 2 (2014): 874–71. http://dx.doi.org/10.4259/ibk.62.2_874.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Wenny Widya Wahyudi, Era Triana, and Harne Julianti Tou. "ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS PRODUK UNGGULAN." JURNAL REKAYASA 10, no. 1 (November 25, 2020): 32–44. http://dx.doi.org/10.37037/jrftsp.v10i1.50.

Full text
Abstract:
Pembangunan wilayah melalui pendekatan sektoral lebih menekankan pada pemilihan sektor-sektor ekonomi wilayah yang dapat berperan sebagai penggerak ekonomi wilayah. Pembangunan tersebut harus didasarkan pada prinsip-prinsip, salah satu prinsipnya yaitu pengembangan ekonomi wilayah dilakukan atas dasar karakteristik daerah yang bersangkutan, baik aspek ekonomi, sosial, budaya dan politik. Produk Unggulan di Kecamatan Muara Tabir yang terdiri dari Industri Teh Gaharu dan Industri Pupuk Organik. Dari semua kecamatan di Kabupaten Tebo Kecamatan Muara Tabir yang paling sedikit mempunyai produk unggulan wilayah. Oleh karena itu tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kegiatan dari produk unggulan tersebut serta mengetahui potensi dan masalah dari produk unggulan Kecamatan Muara Tabir kemudian merumuskan arahan pengembangan wilayah Kecamatan Muara Tabir. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif dengan data primer dan sekunder. Produk Unggulan Kecamatan Muara Tabir secara Keseluruhan memiliki potensi, namun juga masih terdapat beberapa masalah. Dari masalah tersebut maka arahan pegembangan yang harus dilakukan selanjutnya yaitu dengan meningkatkan kegiatan produksi pupuk organik dan kegiatan produksi teh gaharu.meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya, melengkapi kelembagaan penunjang yang belum ada, pengembangan dan penguatan modal usaha dari pemerintah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Noda, Kimio. "K. Arahata, Agricultural Policy of Meiji Era and Formation Process of Farming System." Journal of Rural Problems 33, no. 4 (1998): 216–18. http://dx.doi.org/10.7310/arfe1965.33.216.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Keratorop, Marianus, Widiatmaka Widiatmaka, and Suwardi Suwardi. "Development Direction of Comodities Crops in Boven Digoel Regency Papua Province." Journal of Natural Resources and Environmental Management 6, no. 2 (December 1, 2016): 141–50. http://dx.doi.org/10.19081/jpsl.2016.6.2.141.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Wan Adnan, Wan Azimin, Ahmad Hidayat Buang, and Zubaidi Sulaiman. "PEMERKASAAN PELAKSANAAN SULH DALAM KES-KES HARTANAH MELALUI PEMAKAIAN ARAHAN AMALAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA (Enhancement on the Application of Sulh in Real Property Cases through Practice Directions in Malaysian Shariah Courts)." UUM Journal of Legal Studies 13, No.2 (July 21, 2022): 317–43. http://dx.doi.org/10.32890/uumjls2022.13.2.13.

Full text
Abstract:
Pemakaian Arahan Amalan membantu pelaksanaan sulh di Mahkamah Syariah pada penyediaan proses kerja bermula daripada pendaftaran kes hingga perintah penghakiman persetujuan dikeluarkan. Kajian ini meneliti kedudukan dan pemakaian Arahan Amalan dalam pelaksanaan sulh dalam kes-kes hartanah di Mahkamah Syariah. Data kajian ini terdiri daripada sumber primer seperti statut, Arahan-Arahan Amalan, penghakiman kes-kes, temubual dan sumber sekunder seperti penulisan di dalam artikel jurnal dan buku. Analisis kandungan secara deskriptif digunakan bagi menganalisis data-data yang telah dikumpulkan. Kajian ini mendapati pemakaian Arahan Amalan menyediakan garis panduan kepada pegawai sulh dan hakim syarie menjalankan tugas mereka secara berkesan. Namun melalui analisis penghakiman kes yang diputuskan, Arahan Amalan ke arah pemerkasaan pelaksanaan sulh khususnya dalam penyelesaian kes hartanah masih perlu ditambah baik dalam mendepani cabaran semasa, isu perundangan dan pentadbiran. Implikasi kajian ini dapat memantapkan aspek proses penghakiman dan pengurusan kes dalam Mahkamah Syariah di Malaysia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Kang dae-hyun. "A Study on `The Four Kinds of Arahant's Wisdom'." BUL GYO HAK YEONGU-Journal of Buddhist Studies 36, no. ll (September 2013): 123–64. http://dx.doi.org/10.21482/jbs.36..201309.123.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Suwarsito, Suwarsito, Suwarno Suwarno, and Sakinah Fathrunnadi Shalihati. "Arahan Pemanfaatan Lahan di Daerah Aliran Sungai Pemali dan Cikabuyutan Kabupaten Brebes." Sainteks 19, no. 1 (April 13, 2022): 117. http://dx.doi.org/10.30595/sainteks.v19i1.13551.

Full text
Abstract:
Arahan fungsi pemanfaatan lahan bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara kemampuan lahan dengan jenis pemanfaatan dan teknologi yang digunakan sebagai upaya untuk melindungi kelangsungan fungsi dan manfaat sumber daya alam di suatu wilayah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui arahan pemanfaatan lahan di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali dan Cikabuyutan, Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif berjenjang berdasarkan skor yang sudah ditetapkan. Setiap unsur pada tiap variabel diberi skor berjenjang sesuai dengan besarnya kontribusi tiap unsur. Variabel yang digunakan adalah kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi lapangan. Analisis arahan pemanfaatan lahan dilakukan secara kualitatif berdasarkan interpretasi Peta Arahan Pemanfaatan Lahan. Peta tersebut diperoleh melalui langkah pembobotan dan skoring berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/1980 pada masing-masing variabel. Selanjutnya, beberapa variabel tersebut diintegrasikan menggunakan teknik overlay dengan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan di Kabupaten Brebes sebesar 1.511.614.608,17 m2 (85,98%). Sedangkan lahan yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan sebesar 246.428.936,25 m2 (14,02%). Lahan tersebut seharusnya dimanfaatkan untuk Kawasan Lindung dan Kawasan Penyangga, namun telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan, persawahan, dan padang rumput. Beberapa daerah yang mengalami alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan, yaitu Desa Buara Kecamatan Ketanggungan, Desa Kedungoleng Kecamatan Paguyangan, Desa Cinanas Kecamatan Bantarkawung, Desa Pengarasan Kecamatan Bantarkawung, Desa Kebandungan Kecamatan Bantarkawung, dan Desa Dawuhan Kecamatan Sirampog.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Munawaroh, Siti. "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DENGAN ARAHAN UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI GAYA PADA SISWA KELAS IV SD." Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian 3, no. 1 (January 19, 2017): 372. http://dx.doi.org/10.26740/jrpd.v3n1.p372-377.

Full text
Abstract:
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran dengan arahan untuk melatihkan keterampilan eksperimen dan penguasaan konsep materi gaya pada kelas IV SD. Melalui penerapan pembelajaran dengan arahan siswa dilatih untuk melakukan eksperimen tahap demi tahap sesuai dengan langkah-langkah percobaan sehingga siswa mampu melakukan eksperimen sendiri. Dengan melakukan eksperimen secara mandiri, keterampilan eksperimen dan penguasaan konsep siswa dapat meningkat.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu dengan bentuk one group pretest postest. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Garung Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Subjek dalam penelitian ini terdiri atas satu kelompok eksperimen yang berjumlah 25 siswa. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran dengan arahan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan instrumen tes.Berdasarkan hasil analisis data menggunakan lembar pengamatan, keterlaksanaan pembelajaran model direct instruction menunjukkan skor rata-rata 3,6 dalam kategori baik, keterampilan eksperimen siswa mencapai 100% dengan kategori aktivitas tinggi dan penguasaan konsep siswa pada materi gaya meningkat setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran dengan arahan dengan rata-rata proporsi 0,88. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran dengan arahan dapat melatihkan keterampilan eksperimen dan penguasaan konsep materi gaya kelas IV SD. Kata Kunci: Model Pembelajaran dengan Arahan, Keterampilan Eksperimen, Penguasaan Konsep, Gaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

NOYA, Shigeki. "Yasuhiro Arahata, Keiichi Yamada, & Tetsuya Furuta eds. Wittgenstein From Now: Regenerations Applications." Journal of the Japan Association for Philosophy of Science 46, no. 2 (2019): 79–82. http://dx.doi.org/10.4288/kisoron.46.2_79.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Prakoso, Aditha Agung. "ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG." Jurnal Arsitektur dan Perencanaan (JUARA) 1, no. 1 (February 6, 2018): 1–13. http://dx.doi.org/10.31101/juara.v1i1.361.

Full text
Abstract:
Development of a tourism area requires appropriate development direction, in this case is the direction of the development of the area of attraction, accessibility and amenitas / facilities. Musi River area has tremendous tourism potential, to lift the tourism potential as a tourist attraction of river banks, it is necessary development directives that not only develop tourism activities by providing opportunities to the local economy to develop in the field of tourism but also by preserving the potential of local culture and architecture.Keywords: guidelines, tourism, Musi River, Palembang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Arieputri, Vanessa. "PAS: Pendidikan, Arahan, dan Sinergi menuju Indonesia Emas." Jurnal Sentris 1, no. 1 (August 24, 2020): 53–61. http://dx.doi.org/10.26593/sentris.v1i1.4193.53-61.

Full text
Abstract:
Indonesia sedang memasuki periode bonus demografi pada tahun 2028. Hal ini ditandai dengan lebih besarnya jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) dibanding penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Meningkatnya penduduk usia produktif ini dapat menjadi tantangan, namun juga berdampak positif terhadap meningkatnya perekonomian negara. Dalam mencapai pertumbuhan ekonomi dan stabilitas negara yang maksimal ini, diperlukan solusi yang menyeluruh dan disertai dengan sinergi antara penduduk dengan pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, penulis bertujuan untuk menggagas solusi berupa PAS: Pendidikan, Arahan, dan Sinergi menuju Indonesia Emas. Pendekatan ini menyasar kepada pendidikan sebagai landasan dalam kunci penduduk dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan global, arahan yang berasal dari institusi pemerintahan yang kuat, serta sinergi antar institusi pemerintahan. bertepatan dengan usainya Sustainable Development Goals pada akhir tahun 2030, bonus demografi dapat menjadi pencapaian emas bagi Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Umilia, Ema, and Hasya Aghnia. "Arahan Peningkatan Keberlanjutan Hutan Kota di Kota Surabaya." Jurnal Penataan Ruang 13, no. 2 (November 29, 2018): 50. http://dx.doi.org/10.12962/j2716179x.v13i2.7114.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Fadhila, Cut Hashfi, Kukuh Murtilaksono, and Khursatul Munibah. "ARAHAN PEMENUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDA ACEH." TATALOKA 21, no. 1 (March 15, 2019): 180. http://dx.doi.org/10.14710/tataloka.21.1.180-191.

Full text
Abstract:
The earthquake that occurred in Banda Aceh on December 26, 2004, followed by the tsunami along the coastline of the Indian Ocean caused a huge number of casualties and infrastructure destruction including green open space. This article presents the change of Banda Aceh green open space before and after the tsunami, the requirement of Banda Aceh green open space based on vast territory and population, and the development direction of Banda Aceh green open space. The applied method was image interpretation, and classification, analysis of green open space requirement was calculated based on vast territory in accordance with Act No. 26/2007, based on population with green open space requirement standard per capita as in PERMENPU No. 5/PRT/M/2008. Green City Development Program (P2KH) concept which was applied to arrange the development direction of Banda Aceh green open space, and integrated with the land use plan in RTRW of Banda Aceh. The result of green open space wide before and after tsunami analysis showed that even before the tsunami, Banda Aceh green open space still far from sufficient as required of spatial planning constitution (13,92 % of the city area). Right after the tsunami, Banda Aceh green open space was reduced to only remaining about 9,31 % of the city area. Five years later (2010) Banda Aceh green open space was increased to 12,83 % of the city area, and by the year of 2015 Banda Aceh has green open space about 37,51 % of the city area. The requirement of Banda Aceh green open space based on the vast territory is 1.227,18 ha public green open space, and 613,59 ha private green open space, based on total population predicted by 2029 is 687,89 ha. The development direction of Banda Aceh green open space is intensification by increasing the quality of existing green open space and extensification by the acquisition of private land for green open space.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Islami, M. Yuda. "ARAHAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BANJARMASIN." Jurnal Wilayah dan Kota 5, no. 01 (April 9, 2018): 18–26. http://dx.doi.org/10.34010/jwk.v5i01.2139.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Pemerintah Kota Banjarmasin berupaya memperluas areal RTH untuk mencapai standar ideal RTH yang tercantum dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan daerah (Perda) tentang RTRW Kota. Dalam peraturan ini ditetapkan bahwa idealnya persentase luas RTH suatu Kota minimal 30% dari total luas wilayah dengan proporsi 20% merupakan RTH publik dan 10% RTH privat. Kota Banjarmasin yang padat akan fungsinya sebagai pusat perdagangan, pendidikan, jasa dan permukiman menyebabkan perkembangan Kota Banjarmasin terdesak oleh arus pembangunan kota. Salah satunya dikarenakan oleh jumlah penduduk Kota Banjarmasin yang meningkat setiap tahunnya. Pembangunan yang dilakukan membawa dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dam kondisi penanganan pengembangan RTH pada saat ini belum dilaksanakan secara maksimal dan efektif.Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan RTH di Kota Banjarmasin. Penelitian dilakukan dengan metoda dekskriftif kualitatif untuk menggambarkan secara keseluruhan pengembangan RTH di Kota Banjarmasin dan menghasilkan potensi dan permasalahan RTH yang dihadapi pada saat ini. Perumusan arahan pengembangan dilakukan dengan mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eskternal (peluang dan ancaman) dalam pengembangan RTH kemudian dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa RTH yang ada di Kota Banjarmasin seluas 2.672 Ha, berdasarkan kepemilikannya terbagi menjadi dua, yakni RTH publik dan privat yang meliputi taman kota, hutan kota, jalur hijau jalan, sempadan sungai, lapangan olahraga, TPU, pertanian dan pekarangan. Masing-masing jenis tersebut memiliki potensi dan permasalahan seperti lokasi RTH publik yang dapat dijangkau dengan mudah, persebaran RTH privat yang terdapat pada seluruh kecamatan, ketersediaan fasilitas yang kurang pada RTH publik, sebaran jalur hijau jalan yang tidak merata. Disamping itu juga terdapat kendala dalam kualitas perencanaan, koordinasi antar dinas, masyarakat dan swasta. Arahan pengembangan RTH yang dapat diterapkan di Kota adalah meningkatkan peran dari pihak swasta, meningkatkan persebaran RTH dengan bantuan dari pemerintah pusat, menggunakan lahan yang tersedia pada jalur hijau jalan dan sempadan guna mengoptimalkan keberadaan RTH dan menjaga dan mempertahankan keberadaan RTH yang telah ada pada saat ini. Kata Kunci: : Ruang Terbuka Hijau, Arahan Pengembangan, Kota
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Kaviza, M. "Kemahiran Pemikiran Sejarah Berdasarkan Murid Berbeza Tahap Arahan Kendiri." Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH) 5, no. 4 (April 26, 2020): 1–7. http://dx.doi.org/10.47405/mjssh.v5i4.396.

Full text
Abstract:
Kajian berbentuk tinjauan ini bertujuan untuk mengenal pasti tahap kemahiran pemikiran sejarah dan konstruknya iaitu kemahiran memahami kronologi, kemahiran meneroka bukti, kemahiran membuat interpretasi, kemahiran membuat imaginasi dan kemahiran membuat rasionalisasi berdasarkan murid berbeza tahap arahan kendiri. Kajian ini melibatkan seramai 865 orang murid tingkatan dua. Instrumen kajian ini merupakan soal selidik yang diadaptasi, disahkan pakar penilai dan mempunyai kebolehpercayaan yang baik. Data kajian ini dianalisis secara deskriptif dan inferensi iaitu ujian-t sampel tak bersandar dan ujian MANOVA. Dapatan kajian ini menunjukkan bahawa tahap kemahiran pemikiran sejarah bagi murid tahap arahan kendiri tinggi adalah tinggi berbanding dengan murid tahap arahan kendiri rendah yang berada pada tahap sederhana. Selain itu, dapatan kajian ini juga menunjukkan bahawa terdapat perbezaan yang signifikan min kemahiran pemikiran sejarah dan kelima-lima konstruknya berdasarkan murid tahap arahan kendiri. Implikasi kajian ini menyediakan sumber maklumat kepada para guru untuk merancang pengajaran dan pembelajaran sejarah dengan menerapkan aplikasi kemahiran pemikiran sejarah dan memupuk kemahiran arahan kendiri yang baik dalam diri murid.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

이필원. "The Development of Arahant's Conception Focus on Cetovimutti and Paññāvimutti." Journal of Indian Philosophy ll, no. 24 (February 2008): 111–38. http://dx.doi.org/10.32761/kjip.2008..24.005.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Sumanacara, Ashin. "Do the Arahant and the Buddha Experience Dukkha and Domanassa?" Buddhist Studies Review 36, no. 1 (October 2, 2019): 53–70. http://dx.doi.org/10.1558/bsrv.32069.

Full text
Abstract:
The P?li Nik?yas describe a range of painful feelings that are experienced by human beings. The painful feelings are primarily divided into the categories of dukkha and domanassa. In its broader sense, dukkha covers a complete range of different types of painful or unpleasant feeling. But when it appears within a compound or together with domanassa successively within a passage, its meaning is primarily limited to physical pain while domanassa refers to mental pain. This article investigates the question of whether or not the Arahant and the Buddha experience mental pain as well as physical pain. My analysis of doctrinal explanations demonstrates that the Arahant and the Buddha are subject to experience physical pain and physical disease but not mental pain. This article also clarifies why and to what degree the P?li tradition sees them as experiencing physical pain and disease.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Munawaroh, Siti. "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DENGAN ARAHAN UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI GAYA PADA SISWA KELAS IV SD." Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian 2, no. 1 (January 20, 2016): 92. http://dx.doi.org/10.26740/jrpd.v2n1.p92-97.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran dengan arahan untuk melatihkan keterampilan eksperimen dan penguasaan konsep materi gaya pada kelas IV SD. Melalui penerapan pembelajaran dengan arahan siswa dilatih untuk melakukan eksperimen tahap demi tahap sesuai dengan langkah-langkah percobaan sehingga siswa mampu melakukan eksperimen sendiri. Dengan melakukan eksperimen secara mandiri, keterampilan eksperimen dan penguasaan konsep siswa dapat meningkat.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu dengan bentuk one group pretest postest. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Garung Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Subjek dalam penelitian ini terdiri atas satu kelompok eksperimen yang berjumlah 25 siswa. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran dengan arahan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan instrumen tes.Berdasarkan hasil analisis data menggunakan lembar pengamatan, keterlaksanaan pembelajaran model direct instruction menunjukkan skor rata-rata 3,6 dalam kategori baik, keterampilan eksperimen siswa mencapai 100% dengan kategori aktivitas tinggi dan penguasaan konsep siswa pada materi gaya meningkat setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran dengan arahan dengan rata-rata proporsi 0,88. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran dengan arahan dapat melatihkan keterampilan eksperimen dan penguasaan konsep materi gaya kelas IV SD
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Sophianingrum, Mada, Jawoto Sih Setyono, Bintang Septiarani, and Melisa A. Manurung. "KAJIAN STRATEGIS KELITBANGAN BIDANG SOSIAL, BUDAYA, DAN PEMERINTAHAN KOTA SEMARANG TAHUN 2021-2026." Jurnal Riptek 15, no. 2 (November 5, 2021): 28–37. http://dx.doi.org/10.35475/riptek.v15i2.123.

Full text
Abstract:
Kajian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyusun roadmap dan arahan kegiatan penelitian, pengembangan, dan evaluasi kebijakan bagi OPD di Pemerintahan Kota Semarang khususnya pada bidang sosial, budaya, dan pemerintahan tahun 20212026. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif , komparasi, analisis gap, dan analisis prioritas. Rancangan Akhir RPJM Kota Semarang tahun 2021-2026 menjadi acuan penyusunan usulan dan arahan prioritas pelaksanaan kegiatan kelitbangan. Adapun data utama yang dianalisis pada penelitian ini yaitu data kegiatan, penelitian, pengembangan dan evaluasi yang telah dilakukan oleh 21 OPD di bidang sosial, budaya, dan pemerintahan pada tahun 20162021. Selain itu, usulan tema dari kajian strategis yang telah dilakukan pada tahun 2016 juga digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun usulan tema kelitbangan. Data penelitian yang berhasil dihimpun dari semua OPD kemudian dikelompokkan berdasarkan bidang urusan yang kemudian disandingkan dengan Cascading RPJMD Kota Semarang 2021-2026. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat 45 usulan tema kegiatan kelitbangan. Setiap usulan telah diberi arahan prioritas pelaksanaan, penanggungjawab utama dan pendukung, serta arahan bentuk pelaksanaan yang terdiri dari swakelola dan hibah. Arahan usulan tema kelitbangan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi 21 OPD bidang sosial, budaya, dalam melakukan kegiatan penelitian, pengembangan, dan evaluasi kebijakan yang dapat mendukung tercapainya visi dan misi Kota Semarang pada tahun 2021-2026.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Umasugi, Nova Kuntum, Stevianus Titaley, and Aryanto Boreel. "ARAHAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA SEBAGAI WISATA SEJARAH DAN RELIGI DI NEGERI HILA DAN KAITETU DALAM UPAYA PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT." Jurnal ISOMETRI 1, no. 2 (November 30, 2022): 118–25. http://dx.doi.org/10.30598/isometri.2022.1.2.118-125.

Full text
Abstract:
Negeri Hila dan Kaitetu terdapat banyak peninggalan bersejarah yang memiliki nilai historis yang tinggi yakni pada era kolonial dan peninggalan era peradaban islam Maluku. Kedua negeri ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi wisata sejarah dan religi baik dilihat dari keberadaan artefak yang ada serta budaya yang dimiliki kawasan ini, namun potensi tersebut tidak didukung dengan perhatian pemerintah serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan keunikan tersebut yang mengakibatkan penurunan vitalitas terhadap Cagar Budaya. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan revitalisasi Cagar Budaya sebagai wisata sejarah dan religi dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan metode analisis triangulasi. Hasil penelitian ini berupa arahan revitalisasi Cagar Budaya sebagai wisata sejarah dan religi dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Dari Analisa yang dilakukan Cagar Budaya di Negeri Hila dan kaitetu layak untuk direvitalisasi menjadi wisata sejarah dan religi dengan potensi berupa keberadaan artefak (Cagar Budaya) dan kebudayaan hidup (tradisi dan adat-isitiadat) di kawasan penelitian. Arahan revitalisasi yang dihasilkan dari faktor penyebab penurunan dan potensi, yang dibagi menjadi 2 yakni arahan makro dan mikro secara ­spasial dan non-spasial. Arahan revitalisasi secara makro adalah pembagian zona inti, zona pendukung langsung, dan zona pendukung tidak langsung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Meyana, Lia, Untung Sudadi, and Boedi Tjahjono. "Direction and Strategy of Former Tin Mining Area Development as Tourism Area In Bangka Regency." Journal of Natural Resources and Environmental Management 5, no. 1 (July 1, 2015): 51–60. http://dx.doi.org/10.19081/jpsl.2015.5.1.51.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Octanazizah, Jenny Ernawati, Agus Dwi Wicaksono, Nidya. "Arahan Zonasi Kawasan Jembatan Rumpiang di Kabupaten Barito Kuala." PROKONS Jurusan Teknik Sipil 6, no. 1 (February 28, 2012): 13. http://dx.doi.org/10.33795/prokons.v6i1.6.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Kalsum, Ummi, Yuswar Yunus, and T. Ferijal. "Arahan Konservasi DAS Meureudu Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 2, no. 2 (May 1, 2017): 423–29. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v2i2.3050.

Full text
Abstract:
Abstrak. Erosi dapat memicu degradasi lahan. Potensi erosi akan meningkat dengan semakin berkurangnya tutupan lahan dan minimnya tindakan konservasi. SIG diterapkan dalam berbagai ilmu antaranya yaitu dalam bidang bidang sumberdaya alam (inventarisasi manajemen dan kesesuaian lahan untuk pertanian). Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut, Apakah kelas erosi yang terjadi di DAS Meureudu berada dalam kategori sedang ? Bagaimana penerapan upaya konservasi vegetatif dan mekanik ? Apakah terdapat korelasi antara besarnya erosi dengan upaya konservasinya ?. Kelas erosi yang terjadi di DAS Meureudu berada dalam kategori sedang. Upaya konservasi vegetatif dan mekanik di DAS Meureudu dapat diterapkan. Terdapat korelasi antara besarnya erosi yang terjadi di DAS Meureudu dengan upaya konservasinya. Jumlah erosi total yang terdapat di DAS Meureudu sebesar 109,52 ton/ha/thn, termasuk kedalam kelas laju erosi yang sedang. konservasi yang disarankan dapat mengurangi laju erosi yang terdapat di DAS Meureudu menjadi 24,62 ton/ha/thn. Penerapan konservasi dengan jenis tanaman dan pengelolaan yang tepat dapat mengurangi kelas laju erosi sedang menjadi ringan.Kata kunci : Erosi, SIG, KonservasiAbstract. Erosion triggers soil degradation and its rate will increase due to a decline topsoil quality with no real conservation. By using GIS (Geographic Information Systems) to examine the soil erosion and the conservation practices on the Drainage Basin (DAS) Meureudu.The formulation of the problem is as follows, Do class erosion in the watershed Meureudu in a category is? How the application of vegetative and mechanical conservation efforts? Whether there is a correlation between the magnitude of erosion by conservation efforts?. Class erosion in the watershed Meureudu are in the medium category. Vegetative and mechanical conservation efforts in the watershed Meureudu can be applied. There is a correlation between the magnitude of the erosion in the watershed Meureudu with conservation aims. it was found that the total erosion in that area was 109,52 ton/ha/year (categorized as average rate of soil erosion). Concerning this result, the conservation practices needed was 24,62 ton/ha/year. Applying appropriate conservation such as using proper management and plants will decrease the rate of soil erosion.Keywords: Erosion, GIS, ConservationAbstract. Erosion triggers soil degradation and its rate will increase due to a decline topsoil quality with no real conservation. By using GIS (Geographic Information Systems) to examine the soil erosion and the conservation practices on the Drainage Basin (DAS) Meureudu.The formulation of the problem is as follows, Do class erosion in the watershed Meureudu in a category is? How the application of vegetative and mechanical conservation efforts? Whether there is a correlation between the magnitude of erosion by conservation efforts?. Class erosion in the watershed Meureudu are in the medium category. Vegetative and mechanical conservation efforts in the watershed Meureudu can be applied. There is a correlation between the magnitude of the erosion in the watershed Meureudu with conservation aims. it was found that the total erosion in that area was 109,52 ton/ha/year (categorized as average rate of soil erosion). Concerning this result, the conservation practices needed was 24,62 ton/ha/year. Applying appropriate conservation such as using proper management and plants will decrease the rate of soil erosion
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Hanif Zahran, Muhammad, Agus Salim, and Tri Budiharto. "Arahan Mitigasi Bencana Kawasan Rawan Longsor Di Kabupaten Sinjai." Journal of Urban Planning Studies 1, no. 2 (April 24, 2021): 196–203. http://dx.doi.org/10.35965/jups.v1i2.37.

Full text
Abstract:
Abstract. This study aims to identify areas prone to landslides in Sinjai Regency and propose directions for the use of landslide prone areas according to the level of landslide vulnerability in Sinjai Regency based on mitigation. This study uses quantitative research with analytical techniques used including basic physical conditions, vegetation, superimpose, and descriptive qualitative. The results showed that the distribution of landslide-prone areas in Sinjai Regency is located in West Sinjai, South Sinjai, and Sinjai Borong Districts. From the total area, South Sinjai is a sub-district whose area is dominant and has a high level of vulnerability. Directions for spatial use based on zone typology and the level of landslide vulnerability at the research location are proposed in the form of recommendations for regulating land use, as well as forms of mitigation in the form of general recommendations in accordance with the characteristics of landslide-prone areas. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dimana saja zona daerah rawan longsor di Kabupaten Sinjai dan mengusulkan arahan pemanfaatan ruang daerah rawan longsor menurut tingkat kerawanan longsor di Kabupaten Sinjai berbasis mitigasi. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik analisis yang digunakan diantaranya kondisi fisik dasar, vegetasi, superimpose, dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebaran daerah rawan longsor di Kabupaten Sinjai terletak di Kecamatan Sinjai Barat, Sinjai Selatan, dan Sinjai Borong. Dimana dari total luas keseluruhan, Sinjai Selatan merupakan kecamatan yang luas wilayahnya dominan memiliki tingkat kerawanan tinggi. Arahan pemanfaatan ruang berdasarkan tipologi zona dan tingkat kerawanan longsor pada lokasi penelitian diusulkan berupa bentuk rekomendasi terhadap pengaturan penggunaan lahannya, serta bentuk mitigasinya berupa rekomendasi secara umum sesuai dengan karakteristik pada kawasan rawan bencana longsor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Ragil, Candra. "ARAHAN PERENCANAAN RTH (RUANG TERBUKA HIJAU) KABUPATEN KULON PROGO." KURVATEK 4, no. 1 (June 25, 2019): 49–55. http://dx.doi.org/10.33579/krvtk.v4i1.741.

Full text
Abstract:
Jumlah penduduk terus bertambah, sedangkan ruang yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk pembangunan relatif tetap. Lahan tidak terbangun atau open space menjadi sasaran limpahan pemenuhan kebutuhan akan ruang yang mengakibatkan semakin menurunnya fungsi lingkungan secara umum. Ketersediaan RTH yang cukup merupakan salah satu upaya mempertahankan kualitas fungsi lingkungan secara optimal. RTH menjadi unsur penting untuk keberlangsungan kehidupan manusia khususnya sebagai penyeimbang unsur bangunan di lingkungan perkotaan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang setiap Kabupaten/ Kota diwajibkan menyediakan sekurang-kurangnya 30% Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH tersebut dimaksudkan sebagai salah satu instrumen untuk menjaga lingkungan perkotaan yang berkelanjutan secara ekologi dengan peningkatan nilai lahan RTH sekaligus merupakan ruang publik yang memiliki manfaat rekreatif dan rasa nyaman karena faktor estetikanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretasi citra dengan tahapan analisis: GIS (geographic information system), analisis kuantitatif dan triangulasi. Dari hasil penelitian akan ditemukan gambaran mengenai kondisi eksisting RTH dan arahan perencanaan RTH di kawasan perkotaan Kabupaten Kulon Progo. Kata kunci: perkotaan, perencanaan, ruang terbuka hijau
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Dewi, Yashinta Kumala, David Hehanussa, and Arifuddin Akil. "Arahan Pengembangan Kawasan Industri Kota Sorong Berbasis Green Industry." Jurnal Penelitian Enjiniring 23, no. 2 (November 30, 2019): 104–12. http://dx.doi.org/10.25042/jpe.112019.02.

Full text
Abstract:
Sorong is a city that has been planned as an economic center that will serve Eastern Indonesia. This makes Sorong City planned as a Special Economic Zone (SEZ) based on the national spatial plan. The development that occurred in Indonesia is more dependent on economic aspects without looking at other aspects so that the need for industrial estate planning that not only involves economic aspects, but involves social aspects and environmental aspects. The purpose of this plan are: 1) know the current location of industrial estate in terms of the principles of green industry; 2) evaluate the principles of green industry, especially in determining the location; 3) draw up direction for the development of the industrial area of shoves based on the principles of green industry. This research uses scoring method, spatial analysis, and conceptual analysis. this study found that based on the principle of green industrial location, the application of these principles had a total application of 75.6% and on the principle of sustainable site, the area of land was classified as "very appropriate".
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Irawan, Muhammad Fitrah, Yayat Hidayat, and Boedi Tjahjono. "PENILAIAN BAHAYA DAN ARAHAN MITIGASI BANJIR DI CEKUNGAN BANDUNG." Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 20, no. 1 (April 1, 2018): 1–6. http://dx.doi.org/10.29244/jitl.20.1.1-6.

Full text
Abstract:
Banjir di Cekungan Bandung terjadi setiap tahun di wilayah cekungan terendah seperti di Kecamatan Majalaya, Ciparay, Deyeuhkolot, Rancaekek, Bojongsoang, dan Baleendah, Kab. Bandung. Kajian analisis bahaya dan arahan mitigasi banjir merupakan salah satu upaya untuk mengurangi risiko dari bencana tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bahaya dan menyusun arahan mitigasi banjir di wilayah Cekungan Bandung. Bahaya banjir diidentifikasi dengan menganalisis daerah bahaya banjir menggunakan Modification Topography Wetness Index (MTWI), sedangkan arahan mitigasi banjir dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil analisis bahaya dengan data penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2.36% daerah Cekungan Bandung termasuk kelas bahaya tinggi, 7.15% termasuk bahaya sedang, dan 90.49% termasuk daerah bahaya rendah. Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan yang rendah juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir di Cekungan Bandung. Pada zona prioritas arahan mitigasi banjir dilakukan dengan pembuatan saluran drainase tambahan untuk mengalirkan air dari cekungan terendah. Selain itu, perlu dilakukan pengendalian penggunaan lahan dengan cara penegakan hukum terhadap penggunaan lahan yang tidak sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan pada lahan kritis di DAS Citarum Hulu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Nofita, Siska, Santun R. P. Sitorus, and Atang Sutandi. "ARAHAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN SAWAH DI KOTA SOLOK." TATALOKA 18, no. 2 (May 2, 2016): 118. http://dx.doi.org/10.14710/tataloka.18.2.118-130.

Full text
Abstract:
Paddy field conversion occurs along with population growth followed by increased need for non-agricultural land. This research aims to formulate the direction control of paddy field conversion in Solok. Therefore it is necessary to analyze, they are scalogram analysis, and stepwise regression analysis. Paddy fields conversion in period of 2004-2014 in the Solok city 32,28 ha, mostly in the Lubuk Sikarah District. The threat of paddy fields conversion based of RTRW Solok city 2012-2031 is 403,60 ha (41,55%). Most of the villages in Solok belong to Hierarchy 1 except IX Korong with hierarchy 2 and Laing with hierarchy 3. The factors affecting of paddy field conversion in Solok city is land and building tax, land tittling, and the allocation of land for industrial, low density residential, high density residential, worship, and paddy fields allocation in the RTRW. Control direction of paddy field conversion in Solok city is to raise taxes on non-agriculture land, increasing the role of traditional institutions, community leaders and agricultural extension, zoning by setting RDTR of Solok city, determination of food sustainable agricultural land (LP2B) and repair damaged irrigation networks.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Apriyeni, Baiq Ahda Razula. "ANALISIS TAPAK EKOLOGI UNTUK ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PULAU LOMBOK." TATALOKA 19, no. 1 (February 28, 2017): 68. http://dx.doi.org/10.14710/tataloka.19.1.68-81.

Full text
Abstract:
This study aims to 1) Calculate the ecological footprint in Lombok Island through Supply and Demand approach by GFN (Global Footprint Network), Land Suitability and Spatial Planning, 2) Evaluate and assess the three approaches to calculate the value of the ecological footprint, 3) Formulate the direction of spatial use based on the calculation of the ecological footprint. Based on the calculation of the ecological footprint and biocapasity by three approaches found that the results showed Lombok Island was categorized into three categories deficit ecological area: surplus territory (based GFN approach), surplus territory (based on land suitability approach), and deficit area (based on Spatial Planning approach). Of the three approaches of ecological footprint used, Spatial Planning approach was the most realistic to describe the condition of the ecological footprint in Lombok Island. As for the direction of spatial use based on the ecological footprint in Lombok Island was as follows: 1) Agricultural land needs an additional area of 121,305 ha, 2) Farm land area is reduced by 181,031 ha, 3) Fishery land needs an additional area of 248,429 ha, 4) Forest land needs an additional area of 151,439 ha, 5) Developed land needs an additional area of 159,132 ha, and 6) Land which serve as an sequestration needs an additional area of 14,024 ha
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Kurniasari, Nita. "ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR." Seminar Nasional Geomatika 2 (February 9, 2018): 165. http://dx.doi.org/10.24895/sng.2017.2-0.409.

Full text
Abstract:
<p class="Paragraph">Pada tahun 2009 dan 2013 Indonesia memiliki lahan sawah berturut-turut sebesar 8.068.427 Ha dan 1.102.863 Ha. Provinsi Jawa Barat memiliki lahan sawah yang cukup luas namun seiring waktu Provinsi Jawa Barat terus mengalami penurunan lahan sawah. Pada tahun 2009 hingga 2013 luas lahan sawah Jawa Barat mengalami penurunan, dari 937.373 Ha menjadi 925.042 Ha. Luas lahan sawah Kabupaten Bogor fluktuatif dari tahun 2009, 2012, 2013 berturut-turut 45.431 Ha, 40.008 Ha, dan 45.551 Ha. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pemanfaatan daya dukung lahan pertanian untuk penyediaan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bogor pada tahun 2035. Analisis yang digunakan adalah analisis overlay dan analisis deskriptif. Tingkat daya dukung lahan pertanian dapat ditentukan dengan beberapa variabel, yaitu luas panen tanaman pangan, jumlah produksi tanaman pangan, kebutuhan fisik minimum dan jumlah penduduk. Berdasarkan hasil analisis Kabupaten Bogor memiliki tingkat klasifikasi kelas III atau ≤ 1 artinya wilayah tersebut belum mampu untuk swasembada pangan. Persediaan tanaman pangan perkapita di Kabupaten Bogor lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan swasembada pangan perkapita sehingga menjadikan tingkat daya dukung lahan pertanian di Kabupaten Bogor σ = ≤1. Kabupaten Bogor memiliki penyediaan tanaman pangan yang kecil sehingga semakin tidak baik lahan untuk mendukung kegiatan pertanian. Sedangkan kebutuhan untuk swasembada pangan Kabupaten Bogor besar namun tingginya kebutuhan tanaman pangan tidak didukung dengan persediaan untuk swasembada pangan sehingga lahan semakin tidak bagus untuk mendukung kegiatan pertanian.</p><p class="Paragraph"><strong>Kata kunci</strong> : <em>Lahan pertanian, </em><em>SIG</em><em>, </em><em>d</em><em>aya </em><em>d</em><em>ukung </em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Ufitri, Ayu Nisa, and Ardiana Yuli Puspitasari. "ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI ARAHAN PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH." Jurnal Kajian Ruang 2, no. 2 (October 31, 2022): 134. http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v2i2.20962.

Full text
Abstract:
Pelaksanaan pembangunan ekonomi wilayah yang tidak disesuaikan terhadap potensi dari masing-masing wilayah mengakibatkan sumber daya yang dimiliki dimanfaatkan secara kurang optimal sehingga mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Oleh karena itu, perlu untuk mengidentifikasi potensi ekonomi di masing-masing wilayah agar penyusunan perencanaan pembangunan wilayah menjadi lebih terarah dan juga menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan yang mana prioritas pembangunan ekonomi difokuskan pada pengoptimalan sektor ekonomi potensial sehingga dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Tujuan penulisan artikel kajian ini yaitu untuk menganalisis sektor ekonomi potensial yang digunakan sebagai arahan pembangunan ekonomi wilayah dengan pengambilan studi kasus yaitu Kota Semarang, Kota Surabaya, dan Kota Bandung. Metode penulisan artikel ini yaitu deskriptif melalui pendekatan literatur studi. Berdasarkan hasil kajian, sektor ekonomi potensial di Kota Surabaya yaitu sektor jasa perusahaan. Sedangkan sektor ekonomi paling potensial di Kota Semarang dan Kota Bandung yaitu sektor informasi dan komunikasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Rahayu, Yayuk Sri. "Arahan Penataan Kampung Tradisional Wisata Batik Sendang Duwur Lamongan." DEARSIP : Journal of Architecture and Civil 1, no. 1 (May 31, 2021): 17–27. http://dx.doi.org/10.52166/dearsip.v1i1.2524.

Full text
Abstract:
Kampung Wisata Sendang Duwur Batik adalah kota yang tumbuh di antara desa-desa desa di Jawa. Pariwisata Batik Sendang Duwur adalah kota tradisional yang menyimpan warisan budaya fisik dan non-fisik. Potensi budaya dan kearifan lokal untuk bidang pariwisata budaya masih tinggi, bahkan dapat menjadi kecenderungan pariwisata di masa depan dan budaya belum dikelola dan dikelola secara optimal. Ini dapat dilihat di desa-desa wisata yang hampir kehilangan karakter asli mereka. Oleh karena itu, perlu untuk memulai pola pengembangan wisata yang membuat budaya objek wisata di Kampung Batik Sendang Duwur. Pengembangan kota wisata ini sejalan dengan misi kota Lamongan sebagai kota budaya dan wisata yang ditandai dengan aksentuatasi Jawa dan melestarikan aset budaya, baik yang berwujud dan tidak berwujud. Konsep pengorganisasian daerah Kauman Batik Wisata Kampung untuk mengkonversi daerah tersebut (terlihat) dan harus dapat melayani pengguna dan, dengan nyaman, untuk mengunjungi (layak huni dan berjalan). Alamat pembuangan Desa Wisata Sendang Duwur Batik dilakukan melalui penguatan tempat-tempat wisata dan pengaturan tempat wisata. Alamat konfigurasi ini harus dapat memanfaatkan warisan budaya sebagai objek wisata sambil melakukan perlindungan terhadap warisan budaya. Perencanaan area yang tepat akan menjadi objek wisata dan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal dan kualitas budaya di wilayah tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Ibrahim, Mohd Azri, Romzi Ationg, Mohd Sohaimi Esa, Abang Mohd Razif Abang Muis, and Sirahim Abdullah. "Cabaran dan Makna Tersirat Arahan Perubahan Terma Panggilan Sabah dan Sarawak dari Negeri ke Wilayah." Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH) 6, no. 7 (July 10, 2021): 109–17. http://dx.doi.org/10.47405/mjssh.v6i7.879.

Full text
Abstract:
Dalam satu Majlis Makan Tengah Hari Bersama Kepimpinan Masyarakat di Kuching, Sarawak pada 02 April 2021 Muhyiddin Yassin, Perdana Menteri Malaysia telah mengumumkan atau mengarahkan supaya terma panggilan untuk Sarawak dan Sabah yang sebelumnya disebut sebagai ‘negeri’ ditukar kepada ‘wilayah’ serta merta. Arahan tersebut telah mendapat reaksi berbeza dari pelbagai pihak, khususnya rakyat di Sabah dan Sarawak. Sebahagian daripadanya dilihat teruja dan bersetuju dengan pengumuman tersebut. Tidak kurang juga yang bersikap sinis terhadap arahan perubahan tersebut. Malahan ada sesetengah pihak yang beranggapan bahawa pengumuman tersebut hanyalah sandiwara politik. Mereka menegaskan bahawa penggunaan istilah wilayah hanya akan menurunkan lagi taraf Sabah dan Sarawak sama seperti Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan. Justeru, mereka menentang penggunaan terma wilayah kerana mereka beranggapan bahawa ianya tidak wajar kerana Sabah dan Sarawak adalah rakan setara atau equal partners kepada Persekutuan Tanah Melayu dan Singapura ketika Malaysia ditubuhkan pada 1963. Ini bermakna, terdapat cabaran khusus dalam usaha memastikan aspirasi perubahan terma panggilan yang dimaksudkan serta adanya maksud tersirat daripada arahan yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri ini. Sehubungan itu, kertas kerja ini membincangkan cabaran merealisasikan aspirasi tersebut serta makna tersirat di sebalik arahan perubahan nama panggilan Sabah dan Sarawak dari negeri ke wilayah. Diharapkan agar kertas kerja ini dapat menyediakan peluang kepada para pembaca untuk memahami apakah cabaran bagi merealisasikan aspirasi perubahan nama panggilan ini serta maksud tersirat di sebalik arahan tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Anak Agung Sagung Alit Widyastuti and Muhammad Baharuudin Yusuf Fanani. "Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Gondang Berbasis Faktor Minat Masyarakat." Jurnal Plano Buana 3, no. 1 (November 1, 2022): 01–09. http://dx.doi.org/10.36456/jpb.v3i1.6245.

Full text
Abstract:
Potensi wisata di kabupaten Lamongan berupa potensi wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. Salah satu potensi wisata alam yang menjadi prioritas pengembangan pariwisata adalah Kawasan wiata alam Waduk Gondang. Tujuan kajian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjung serta arahan peningkatan minat masyarakat untuk berkunjung ke kawasan wisata Waduk Gondang. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis faktor dan Analisis Hirarki Process (AHP) dengan pengumpulan data secara observasi dan dokumentasi serta penyebaran kuisioner. Hasil dari penelitian menunjukan atraksi di Waduk Gondang berupa wisata perahu dan wahana bermain anak, objek wisata berjarak dari pusat kota 22 km dengan melewati Jalan Kedungpring. Fasilitas di objek wisata Waduk Gondang berupa toilet umum, mushola, tempat parkir baik bagi sepeda motor dan mobil, rest area dan loket bagi pengunjung. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjung ke kawasan wisata Waduk Gondang di Desa Gondang Lor Kabupaten Lamongan adalah daya tarik wisata, prasarana transportasi, aksesbilitas wisata, ketersediaan sarana penunjang pariwisata, dan ketersediaan fasilitas umum pariwisata. Arahan pengembangan kawasan wisata Waduk Gondang prioritas 1 berupa pengembangan daya tarik wisata, prioritas 2 arahan pengembangan aksesbilitas wisata, dan prioritas 3 arahan pengembangan sarana penunjang pariwisata. Ketiga prioritas dapat dihasilkan menjadi kebijakan penting yang harus diperhatikan dalam arahan pengembangan kawasan wisata berdasarkan faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjung ke Waduk Gondang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Engelmajer, Pascale. "Perfect or perfecting? Reflections on the Arahant in the Nika¯yas." Contemporary Buddhism 4, no. 1 (May 2003): 33–54. http://dx.doi.org/10.1080/1463994032000140176.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Chairunisa Cipta and Samsul Anwar. "RENTABILITAS EKONOMI PD. BPR PK ARAHAN: PENGARUH HUTANG TERHADAP KREDIT." Jurnal Investasi 5, no. 1 (May 30, 2019): 38–58. http://dx.doi.org/10.31943/investasi.v5i1.17.

Full text
Abstract:
Pengaruh Hutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Melalui Kredit pada PD. BPR PK Arahan, Kondisi hutang pada PD. BPR PK Arahan selama 6 tahun dari tahun 2012 – 2017 mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar (-0,5%) dan 2014 sebesar (-8,3%), sedangkan pada tahun 2015 – 2017 mengalami peningkatan yang cukup besar, tahun 2015 meningkat sebesar 28,9%, tahun 2016 sebesar 50% dan tahun 2017 sebesar 79,1%. Kondisi kredit pada PD. BPR PK Arahan selama 6 tahun dari tahun 2012 – 2017 cenderung mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 74,1%, dan mengalami penurunan hanya pada tahun 2014 sebesar (-2,5%). Kondisi rentabilitas ekonomi pada PD. BPR PK Arahan selama 6 tahun dari tahun 2012 – 2017 cenderung mengalami penurunan, dan mengalami peningkatan hanya pada tahun 2015 sebesar (13981,4%). Hutang berpengaruh signifikan terhadap kredit pada PD. BPR PK Arahan. Berdasarkan hasil uji statistik koefisien korelasi product moment pearson di peroleh r = 0,999 yaitu korelasi yang sangat kuat dan positif. Koefisien determinasi Kd = 99,8% yang berarti hutang memberikan pengaruh terhadap kredit pada PD. BPR PK Arahan sebesar 99,8%, sedangkan sisanya yang 0,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Uji regresi linear sederhana diperoleh Y = 0,18 + 0,98 X yang artinya bila nilai hutang bertambah 1 maka nilai kredit akan naik sebesar 0,98. Uji hipotesis diperoleh thitung = 44,4 dengan ttabel pada α = 20% adalah 4,032, sehingga nilai thitung > ttabel (44,4 > 4,032), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima maka hutang berpengaruh signifikan terhadap kredit, dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima. Kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Berdasarkan hasil uji statistik koefisien korelasi product moment pearson di peroleh r = 0,219 yaitu korelasi yang rendah dan positif. Koefisien determinasi Kd = 4,7% yang berarti kredit memberikan pengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada PD. BPR PK Arahan sebesar 4,7%, sedangkan sisanya 95,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Uji regresi linear sederhana diperoleh Y = 0,01 + 0,00018 X yang artinya bila nilai kredit bertambah 1 maka nilai rentabilitas ekonomi akan naik sebesar 0,00018. Uji hipotesis diperoleh thitung = 0,460 dengan ttabel pada α = 50% adalah 0,727 sehingga nilai thitung > ttabel (0,460 > 0,727), yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak maka kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi, dengan demikian hipotesis yang diajukan ditolak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Dewani, Anggary Pasha, Rizaldi Boer, and Nurul Jannah. "Carbon Footprint of Palm Oil Agribusiness to Formalize Strategy and Program of Corporate Social Responsibility." Journal of Natural Resources and Environmental Management 4, no. 1 (July 1, 2014): 96–104. http://dx.doi.org/10.19081/jpsl.2014.4.1.96.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Anwar, M. Rusli. "MODEL OPTIMASI UNTUK PENYUSUNAN ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN SECARA OPTIMAL (STUDI KASUS DI SUB DAS BANGO, DAS BRANTAS HULU)." WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA 9, no. 2 (July 15, 2011): 48–58. http://dx.doi.org/10.36456/waktu.v9i2.925.

Full text
Abstract:
Usaha pengendalian banjir pada suatu DAS dapat dilakukan dengan cara pembentukan model optimasi untuk menyusun arahan pemanfaatan lahan pada setiap Sub DAS Tujuan penelitian ini adalah menyusun arahan pemanfaatan lahan secara optimal dengan cara menentukan alokasi luas jenis penggunaan lahan dan pengaruhnya terhadap debit banjir sebagai landasan pengendalian banjir di Sub DAS Bango, DAS Brantas Hulu. Analisis yang dilakukan dalam menentukan penggunaan lahan eksisting menggunakan interpretasi citra Landsat ETM7, pembentukan model hujan-aliran menggunakan pendekatan karakteristik fisik DAS, dan pembentukan model optimasi penggunaan lahan menggunakan pemrograman non linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alokasi luas jenis penggunaan lahan menggunakan beberapa skenario model optimasi dapat digunakan untuk menyusun arahan pemanfaataan lahan secara optimal yang dapat dipakai sebagai landasan pengendalian banjir di Sub DAS Bango, DAS Brantas Hulu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Supriadi, Adi. "Conformity Analysis of Urban Forest in Samarinda." Buletin Loupe 18, no. 02 (December 30, 2022): 105–10. http://dx.doi.org/10.51967/buletinloupe.v18i02.1723.

Full text
Abstract:
Berbagai pembangunan di Samarinda telah dan akan menjadi daya tarik bagi para pendatang yang ingin mengadu peruntungan. Keadaan itu menyebabkan beban terhadap Kota Samarinda semakin besar, terutama dalam konteks pencemaran lingkungan seperti sampah, pencemaran udara dan berbagai bentuk penurunan kualitas lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penyelenggaraan hutan kota di Samarinda dengan arahan kebijakan yang berlaku. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan penilaian singkat terhadap kondisi hutan kota di Samarinda dan membandingkan dengan 2 (dua) arahan kebijakan utama, yaitu Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.71/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan hutan kota. Dua indicator utama yang dinilai mencakup indicator administrative dan indicator teknis. Indicator administrative meliputi ketersedian peraturan daerah/SK dari pejabat yang berwenang dan pengelolaan. Indikator teknis meliputi jumlah/distribusi lokasi, luas total, luas minimal setiap lokasi dan pengelolaan. Hasil penilaian menunjukan hutan kota Samarinda belum sepenuhnya sesuai dengan arahan kebijakan yang berlaku. Dari 5 indikator kesesuaian yang diuji/analisis, hanya satu indicator yang sepenuhnya sesuai dengan arahan kebijakan, yaitu indicator administrative yang menyangkut keberadaan dokumen peraturan daerah dan SK walikota terkait hutan kota. Empat indicator yang lain belum sepenuhnya sesuai.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Wan Adnan, Wan Azimin, Ahmad Hidayat Buang, and Zubaidi Sulaiman. "PEMERKASAAN PELAKSANAAN SULH DALAM KES-KES HARTANAH MELALUI PEMAKAIAN ARAHAN AMALAN DI MAHKAMAH SYARIAH DI MALAYSIA (Enhancement on the Application of Sulh in Real Property Cases through Practice Directions in Malaysian Shariah Courts)." UUM Journal of Legal Studies 13, no. 2 (July 20, 2022): 345–71. http://dx.doi.org/10.32890/uumjls2022.13.2.14.

Full text
Abstract:
Pemakaian Arahan Amalan membantu pelaksanaan sulh di Mahkamah Syariah pada penyediaan proses kerja bermula daripada pendaftaran kes hingga perintah penghakiman persetujuan dikeluarkan. Kajian ini meneliti kedudukan dan pemakaian Arahan Amalan dalam pelaksanaan sulh dalam kes-kes hartanah di Mahkamah Syariah. Data kajian ini terdiri daripada sumber primer seperti statut, Arahan-Arahan Amalan, penghakiman kes-kes, temubual dan sumber sekunder seperti penulisan di dalam artikel jurnal dan buku. Analisis kandungan secara deskriptif digunakan bagi menganalisis data-data yang telah dikumpulkan. Kajian ini mendapati pemakaian Arahan Amalan menyediakan garis panduan kepada pegawai sulh dan hakim syarie menjalankan tugas mereka secara berkesan. Namun melalui analisis penghakiman kes yang diputuskan, Arahan Amalan ke arah pemerkasaan pelaksanaan sulh khususnya dalam penyelesaian kes hartanah masih perlu ditambah baik dalam mendepani cabaran semasa, isu perundangan dan pentadbiran. Implikasi kajian ini dapat memantapkan aspek proses penghakiman dan pengurusan kes dalam Mahkamah Syariah di Malaysia. ABSTRACT The application of practice directions assists the implementation of sulh in the Syariah Courts in the preparation of work processes starting from case registration until the issuance of consent judgement order. This study examined the position and application of practice directions in the implementation of sulh with regard to real estate in the Syariah Courts. The data of this study was based on primary sources such as statutes, practice directions, judgement of cases, interviews and secondary sources such as journal articles and books. Descriptive content analysis was used to analyze the data collected. This study found that the application of practice directions serves as guidelines for sulh officers and syarie judges to conduct their duties effectively. Despite this, by using content analysis of the case decided, it was found that practice directions in empowering sulh implementation needs to be improved to deal with current challenges, including legal and administrative issues. The implications of this study can help strengthen aspects of judgement and case management processes in the Malaysian Syariah Courts.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Mohd Zahir, Mohd Zamre, Tengku Noor Azira Tengku Zainudin, Haniwarda Yaakob, Ramalinggam Rajamanickam, Husyairi Harunarashid, Ahmad Azam Mohd Shariff, Zainunnisaa Abd Rahman, and Muhammad Hatta. "Hak Pesakit bagi Melaksanakan Arahan Awal Perubatan: Suatu Gambaran Umum." Sains Malaysiana 48, no. 2 (February 28, 2019): 353–59. http://dx.doi.org/10.17576/jsm-2019-4802-12.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Djoharam, Veybi, Widiatmaka Widiatmaka, Marimin Marimin, Dyah R. Panuju, and S. D. Tarigan. "Model Pengelolaan Banjir: Systematic Review dan Arahan untuk Masa Depan." Jurnal Ilmu Lingkungan 20, no. 3 (March 12, 2022): 524–46. http://dx.doi.org/10.14710/jil.20.3.524-546.

Full text
Abstract:
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di seluruh dunia, menyebabkan kerugian ekonomi, rusaknya infrastruktur bahkan sering menimbulkan korban nyawa. Oleh karena itu, mengatasi permasalahan banjir sangat penting untuk dilakukan. Tujuan makalah ini adalah untuk mensintesis permasalahan banjir dan menyusun kerangka kerja pengelolaan banjir secara holistik. Makalah ini mengulas dan mensintesis 124 jurnal yang diterbitkan antara tahun 2011 – 2021. Artikel jurnal yang diulas dikategorikan ke dalam tema pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap hidrolgi (PL-H), perubahan penggunaan lahan (LULC), pengaruh klimatologi terhadap hidrologi (PK-H), mitigasi banjir (MB), ekonomi terkait banjir (Ek), evaluasi kejadian banjir (Ev), pengaruh perubahan lahan dan pengaruh klimatologi terhadap hidrologi (PL-PK-H), dan hidrologi (H). Tema hidrologi (H) merupakan topik dominan yang kami temukan dalam literatur sebanyak 30% selanjutnya 25% tema mitigasi banjir (MB) dan 17% tema pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap hidrolgi (PL-H). Kontribusi dari makalah ini adalah menghasilkan kerangka kerja komprehensif yang perlu dilakukan dalam melakukan pengelolaan banjir.ABSTRACTFloods are one of the natural disasters that often occur around the world, causing economic losses, damage to infrastructure and often cause casualties. Therefore, overcoming the problem of flooding is very important to do. The purpose of this paper is to analyze flood problems and develop new flood management frameworks. The paper reviews and synthesizes 124 journals published between 2011 and 2021. The journal article reviewed is categorized into the themes of the influence of land cover changes on hydrolgi (PL-H), land use change (LULC), climatology influence on hydrology (PK-H), flood mitigation (MB), flood-related economy (Ek), evaluation of flood events (Ev), influence of land change and climatology influence on hydrology (PL-PK-H), and hydrology (H). The theme of hydrology (H) is the dominant topic that we found in the literature as much as 30% of the theme of flood mitigation (MB) and 17% of the theme of the influence of land cover changes on hydrolgi (PL-H). The contribution of this paper is to develop a comprehensive framework that needs to be done in conducting flood management.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Djoharam, Veybi, Widiatmaka Widiatmaka, Marimin Marimin, Dyah R. Panuju, and S. D. Tarigan. "Model Pengelolaan Banjir: Systematic Review dan Arahan untuk Masa Depan." Jurnal Ilmu Lingkungan 20, no. 3 (March 12, 2022): 524–45. http://dx.doi.org/10.14710/jil.20.3.524-545.

Full text
Abstract:
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di seluruh dunia, menyebabkan kerugian ekonomi, rusaknya infrastruktur bahkan sering menimbulkan korban nyawa. Oleh karena itu, mengatasi permasalahan banjir sangat penting untuk dilakukan. Tujuan makalah ini adalah untuk mensintesis permasalahan banjir dan menyusun kerangka kerja pengelolaan banjir secara holistik. Makalah ini mengulas dan mensintesis 124 jurnal yang diterbitkan antara tahun 2011 – 2021. Artikel jurnal yang diulas dikategorikan ke dalam tema pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap hidrolgi (PL-H), perubahan penggunaan lahan (LULC), pengaruh klimatologi terhadap hidrologi (PK-H), mitigasi banjir (MB), ekonomi terkait banjir (Ek), evaluasi kejadian banjir (Ev), pengaruh perubahan lahan dan pengaruh klimatologi terhadap hidrologi (PL-PK-H), dan hidrologi (H). Tema hidrologi (H) merupakan topik dominan yang kami temukan dalam literatur sebanyak 30% selanjutnya 25% tema mitigasi banjir (MB) dan 17% tema pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap hidrolgi (PL-H). Kontribusi dari makalah ini adalah menghasilkan kerangka kerja komprehensif yang perlu dilakukan dalam melakukan pengelolaan banjir.ABSTRACTFloods are one of the natural disasters that often occur around the world, causing economic losses, damage to infrastructure and often cause casualties. Therefore, overcoming the problem of flooding is very important to do. The purpose of this paper is to analyze flood problems and develop new flood management frameworks. The paper reviews and synthesizes 124 journals published between 2011 and 2021. The journal article reviewed is categorized into the themes of the influence of land cover changes on hydrolgi (PL-H), land use change (LULC), climatology influence on hydrology (PK-H), flood mitigation (MB), flood-related economy (Ek), evaluation of flood events (Ev), influence of land change and climatology influence on hydrology (PL-PK-H), and hydrology (H). The theme of hydrology (H) is the dominant topic that we found in the literature as much as 30% of the theme of flood mitigation (MB) and 17% of the theme of the influence of land cover changes on hydrolgi (PL-H). The contribution of this paper is to develop a comprehensive framework that needs to be done in conducting flood management.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Budiarti, Wiwik, Irsyadi Siradjuddin, and Andi Idham AP. "Arahan Pengembangan Desa Wisata di Desa Pincara Kabupaten Luwu Utara." Jurnal Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian 6, no. 1 (February 28, 2021): 14. http://dx.doi.org/10.37149/jimdp.v6i1.15515.

Full text
Abstract:
The Pincara Village area has one of the potential of a tourist village in Masamba District, North Luwu Regency. Pincara Tourism Village has a beautiful landscape so that it can be used as a natural tourism object with the uniqueness, authenticity, social, and culture of the community. The development of the potential of the Pincara Tourism Village must be more focused so that its development and development can be better. The aim of the research is to see the feasibility of the Pincara Tourism Village and to find out the direction for the development of the Tourism Village. In achieving the objectives of the research, several stages of tourism potential analysis were carried out in order to determine the potential attractiveness of the Pincara tourism village which was feasible to be developed, besides using a SWOT analysis in determining the development directions that must be carried out in determining the development direction that will be applied to the Tourism Village. The result of this research is that Pincara Tourism Village is a tourism village that is feasible to be developed with excellent village potential to further improve the development strategy carried out in the form of a Master Plan for the development of the Tourism Village area, maximizing the processing of tourism potential, increasing government cooperation with the community in developing village potential, utilizing the functional relationship of the surrounding villages.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Risnawati, Risnawati. "ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN DI PESISIR PANTAI GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR." TEKNOSAINS: MEDIA INFORMASI SAINS DAN TEKNOLOGI 15, no. 3 (December 30, 2021): 258. http://dx.doi.org/10.24252/teknosains.v15i3.20261.

Full text
Abstract:
Penelitian ini tentang arahan pemanfaatan lahan di pesisir pantai Galesong Utara Kabupaten Takalar. Pokok permasalahannya adalah bagaimana arahan pemanfaatan lahan di pesisir pantai di Galesong Utara Kabupaten Takalar. Masalah ini dilihat dengan kondisi secara fisik permasalahan pemanfaatan lahan yang muncul di pesisir pantai Galesong Utara. Maka, dengan demikian penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan melihat sistem guna lahan yang sementara berkembang saat ini dan identifikasi sistem guna lahan yang berkembang di sekitarnya serta kesesuaian dengan kondisi lahan yang ada yakni analisa data yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan wilayah pengamatan atau sesuai data yang diperoleh dalam bentuk penguraian dan analisis dilakukan untuk mempertimbangkan kondisi fisik yang ada di lokasi penelitian guna mengantisipasi berkembangnya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi lahan di pesisir pantai Galesong Utara.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Rifqi, M., Dietriech G. Bengen, and Victor P. H. Nikijuluw. "ARAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN PADANG PARIAMAN." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 9, no. 6 (March 17, 2017): 89. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.9.6.2003.89-103.

Full text
Abstract:
Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi Sumatera Barat yang memiliki wilayah pesisir dan laut. Melihat potensi yang ada, perubahan orientasi pembangunan dari pembangunan yang berbasis sumberdaya daratan (land based resources) kepada pembangunan yang berbasis sumberdaya kelautan dan perikanan (marine and fisheries based resources) memungkinkan di Kabupaten Padang Pariaman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography