Academic literature on the topic 'AWGN kanál'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'AWGN kanál.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "AWGN kanál"

1

Utami, Eva Yovita Dwi, Ruth Johana Angelina, and Andreas Ardian Febrianto. "Perbandingan Nilai Bit Error Rate Penyandi Turbo Konvolusional, Turbo Block dan Gabungan." Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika 18, no. 01 (April 16, 2019): 39–49. http://dx.doi.org/10.31358/techne.v18i01.183.

Full text
Abstract:
Pada sistem komunikasi digital, dibutuhkan sistem penyandian kanal yang berfungsi untuk meminimalkan efek kerusakan atau hilangnya informasi yang diakibatkan oleh derau di dalam kanal. Sistem penyandian kanal yang baik memiliki nilai Bit Error Rate (BER) yang kecil. Penyandi Turbo merupakan salah satu teknik penyandian kanal pengoreksi galat dengan penggunaan dua sandi komponen yang dihubungkan secara paralel baik pada penyandi maupun pengawasandi. Pada penelitian ini, dilaporkan perbandingan nilai BER beberapa jenis Penyandi Turbo yang terdiri dari Turbo Konvolusional, Turbo Block dan Turbo Gabungan berdasarkan jumlah iterasi yang dilakukan, efek puncturing serta kanal yang dilalui oleh isyarat dari pengirim menuju penerima. Dari hasil simulasi, secara umum Turbo konvolusional memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan Turbo Block dan Turbo Gabungan pada setiap nilai iterasi, pada data tersandi dengan dan tanpa efek puncturing maupun pada setiap kanal yang dilewati. Kinerja BER semua jenis penyandi mengalami perbaikan ketika proses iterasi ditingkatkan. Sementara itu efek puncturing akan menurunkan kinerja Penyandi Turbo. Pada kanal AWGN, Turbo Konvolusional dapat mencapai nilai BER sebesar 0 saat Eb/N0 = 2 dB sedangkan Turbo Gabungan dan Turbo Block hanya mencapai 0,0087 dan 0,0155. Pada kanal berderau AWGN yang ditambah multipath Rayleigh fading, Turbo Konvolusional pada Eb/N0 = 2 dB tetap memiliki kinerja yang paling baik dengan nilai BER sebesar 0,0114 sementara Turbo Gabungan dan Turbo Block dengan nilai BER 0,0458 dan 0,0163.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Meylani, Linda, Nur Andini, Iswahyudi Hidayat, and Hurianti Vidyaningtyas. "KINERJA ROTATED CODED 8 PSK PADA KANAL RAYLEIGH." Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan 5, no. 1 (July 9, 2018): 593. http://dx.doi.org/10.25124/jett.v5i1.1265.

Full text
Abstract:
Diversitas ruang sinyal merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem tanpa menggunakan error control coding, meningkatkan daya transmisi ataupun menurunkan data rate. Teknik diversitas ruang dapat dilakukan dengan melakukan rotasi pada konstelasi sinyal. Paper ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja MC-CDMA dengan menggabungkan skema coded modulation 8 PSK dan skema rotasi. Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh bahwa pada kanal fading skema rotated modulation dan coded modulation memberikan adanya perbaikan kinerja pada sistem MC-CDMA, namun pada kanal AWGN, perbaikan kinerja hanya ditunjukkan oleh penggunaan coded modulation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Muharsyah, Robi, and Novi Fitrianti. "POLA SPASIAL DAN TEMPORAL JENIS AWAN DI SELATAN INDONESIA BERDASARKAN KANAL IR1 HIMAWARI-8 PADA PERIODE MUSIM HUJAN." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca 21, no. 1 (December 30, 2020): 23–35. http://dx.doi.org/10.29122/jstmc.v21i1.4158.

Full text
Abstract:
Banyak kajian yang telah membahas perkiraan jenis awan atau intensitas curah hujan menggunakan citra satelit cuaca HIMAWARI-8, namun umumnya dalam skala wilayah yang kecil (pada satu kota) dan rentang waktu yang singkat (pengamatan beberapa jam). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola spasial dan temporal jenis awan yang diduga dari kanal IR1 HIMAWARI-8, pada cakupan wilayah yang lebih luas, yaitu di bagian selatan Indonesia (80E-150E;15S-1N), serta pada periode pengamatan lebih lama (musim hujan 2017/2018). Metode Convective Stratiform Technique (CST) dipilih untuk menduga jenis awan Stratiform dan Cumuliform. Hasilnya secara temporal, awan Stratiform lebih dominan muncul pada sore hingga malam hari. Kemudian secara spasial, bagian barat di selatan Indonesia selalu diliputi awan Stratiform dari pagi hingga malam hari. Berdasarkan jumlah awan Cumuliform, puncak musim hujan terjadi pada 21–31 Januari 2018. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa juga jumlah pixel awan Cumuliform berkorelasi kuat (r>0,75) terhadap jumlah pixel citra Global Satellite Mapping of Precipitation Near Real Time (GSMaP) dengan intensitas curah hujan >0,1 mm/jam. Terakhir, penelitian ini memberikan suatu pendekatan baru untuk mengukur akurasi antara jenis awan yang diduga dari kanal IR1 HIMAWARI-8 dengan terjadinya curah hujan di suatu wilayah yang dapat dipakai untuk mengevaluasi fenomena pada skala meso seperti Mesoscale Convective Complex (MCC).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Syaifullah, Muhamad Djazim, and Satyo Nuryanto. "PEMANFAATAN DATA SATELIT GMS MULTI KANAL UNTUK KEGIATAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca 17, no. 2 (December 27, 2016): 47. http://dx.doi.org/10.29122/jstmc.v17i2.525.

Full text
Abstract:
IntisariTulisan ini menyajikan pemanfaatan data satelit GMS (Geostationary Meteorological Satellites) multi kanal untuk informasi perawanan dalam rangka mendukung kegiatan teknologi modifikasi cuaca. Pemanfaatan data satelit meliputi proses pengunduhan data, proses kalibrasi dan visualisasi citra satelit sehingga dapat diinterpretasi. Pemrosesan data satelit juga meliputi jenis dan tipe awan serta ukuran butir awan. Dengan diketahuinya tipe dan jenis awan maka pemilihan target awan dalam pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dapat lebih efektif. Data Satelit GMS yang berupa data PGM untuk berbagai kanal telah dimanfaatkan untuk analisis cuaca dan mendukung pelaksanaan kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Dari analisis beberapa kanal Infra Merah (IR) dapat diperoleh tipe/jenis awan dan ukuran butiran awan yang sangat bermanfaat untuk kepentingan Teknologi Modifikasi Cuaca. Diperlukan pengelolaan data yang lebih intensif baik manajemen data maupun kontinuitas pengunduhan data untuk menjamin kelancaran analisis. Selain itu juga diperlukan validasi lapangan misalnya dengan data radar analisis menjadi semakin akurat. AbstractThis paper presents the utilization of GMS (Geostationary Meteorological Satellites) multichannel satellite data for cloud cover information in order to support the activities of weather modification technology or cloud seeding. These utilizations covering the process of data downloading, process calibration and visualization of satellite imagery so that it can be interpreted. Processing of satellite data also includes the type of cloud as well as cloud grain size. By knowing the type of cloud, the cloud target selection in the execution of Weather Modification Technology can be more effective. From the analysis of several Infrared (IR) channels can be obtained type/kind of cloud and grain size of the clouds that are beneficial to the interests of cloud seeding. It is required a more intensive data management and continuity of data download. It is also necessary field validation for example with radar data. The purpose of data management was the data processing became more efficient.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sustika, Rika, and Oka Mahendra. "Evaluasi Modulasi MFSK untuk Transmisi Data Melalui Kanal Suara GSM." Jurnal INKOM 8, no. 1 (December 8, 2014): 37. http://dx.doi.org/10.14203/j.inkom.308.

Full text
Abstract:
Pada tulisan ini, dievaluasi performansi skema modulasi MFSK (M-ary Frequency Shift Keying) untuk aplikasi pengiriman data melalui kanal suara GSM (Global System for Mobile Communication). Parameter yang dievaluasi berupa kesalahan bit trasmisi yang dinyatakan dengan laju kesalahan bit atau bit error rate (BER). Evaluasi ini dilakukan untuk menentukan besarnya orde M yang akan dipilih pada aplikasi pengiriman data digital melalui kanal suara GSM. Pada proses simulasi, data digital dikodekan menjadi simbol-simbol lalu dimodulasi menggunakan modulator MFSK menjadi data menyerupai pembicaraan (suara). Suara yang dihasilkan dikodekan dengan algoritma CELP (Code Excited Linear Prediction), kemudian dikirimkan melalui udara yang dimodelkan sebagai kanal AWGN (Additive White Gaussian Noise). Di sisi penerima, sinyal terima yang menyerupai suara ini didemodulasi dan dikonversi kembali menjadi data digital. Dari simulasi menggunakan Eb/No (signal to noise ratio) sebesar 6 dB, diperoleh laju bit 2,5 kbps dengan BER 2,01 x 10-3 untuk M=4, 2,22 x 10-3 untuk M=8, dan 1,87 x 10-3 untuk M=16.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Saragih, Rino Wijatmiko. "Identifikasi Karakteristik Mesoscale Convective Complex (MCC) di Wilayah Tual: Studi Kasus Hujan Lebat 18 Januari 2019." POSITRON 9, no. 1 (May 31, 2019): 27. http://dx.doi.org/10.26418/positron.v9i1.32747.

Full text
Abstract:
Pada artikel ini, dilakukan identifikasi Mesoscale Convective Complex (MCC) di wilayah Tual. MCC adalah sistem konveksi awan skala-meso yang dicirikan oleh bentuk pola besar, berdurasi panjang, dan semi-melingkar. Keberadaan MCC dapat mengakibatkan hujan lebat dan berdurasi panjang serta dapat mengakibatkan banjir. MCC dideteksi menggunakan citra satelit kanal inframerah dengan algoritma yang dibangun berdasarkan karakteristik dari MCC berupa tutupan awan, eksentrisitas, dan durasi keberadaan awan. Hasil dari penelitian ini menunujukan bahwa hujan lebat pada tanggal 18 Januari 2019 di wilayah Tual tercatat 74 mm dalam sehari terjadi akibat adanya MCC pada wilayah tersebut. Hasil akhir dari analisis algoritma pengolah citra awan berbasis data satelit pada studi kasus mampu menghasilkan koordinat lintang dan bujur lokasi MCC saat fase tumbuh, matang dan punah, yang muncul di wilayah Tual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Pandjaitan, Bony Septian, Asri Rachmawati, Rahmat Hidayat, Samba Wirahma, and Adinda Dara Vahada. "PEMANFAATAN SKEMA DAYTIME MICROPHYSICS RGB HIMAWARI 8 UNTUK MENDETEKSI AWAN CUMULUS POTENSIAL DALAM KEGIATAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca 20, no. 2 (April 3, 2020): 91–103. http://dx.doi.org/10.29122/jstmc.v20i2.3873.

Full text
Abstract:
IntisariAwan cumulus potensial, dalam kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) merupakan awan target semai untuk menghasilkan hujan. Selama ini, penentuan kemunculan awan cumulus potensial biasanya didasarkan pada pengamatan radar cuaca dan pengamatan kanal tunggal satelit maupun beberapa kombinasi kanal satelit yang terpisah-pisah. Keberadaan Satelit Geostasioner Himawari 8 dengan frekuensi observasi tiap 10 menit dan memiliki banyak kanal panjang gelombang menawarkan potensi baru untuk mengamati dinamika awan. Pada artikel ini, penulis mencoba menggunakan skema daytime microphysics RGB Himawari 8 untuk mendeteksi kemunculan dan perkembangan awan cumulus potensial pada wilayah TMC di Kalimantan Barat pada bulan Agustus 2018. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa terdapat karakter awan cumulus potensial seperti yang ditunjukkan oleh hasil klasifikasi dari skema daytime microphysics RGB Himawari 8 pada rute semai pesawat TMC. Selain itu, selama 4 hari kegiatan TMC, terlihat bahwa skema daytime microphysics RGB Himawari 8 dapat mendeteksi awal kemunculan awan cumulus potensial dengan selang waktu 1 hingga 2 jam lebih awal sebelum pesawat TMC terlihat sampai ke lokasi awan cumulus potensial tersebut. Sehingga, skema daytime microphysics RGB Himawari 8 bisa dicoba sebagai panduan informasi pelengkap data radar cuaca bagi pesawat TMC untuk menentukan lokasi awan cumulus potensial. AbstractPotential cumulus clouds, in Weather Modification Technology (TMC) activities are seedling cloud targets to produce rain. During this time, the determination of the appearance of a potential cumulus cloud is usually based on weather radar observations and observations of single satellite channels as well as several separate satellite channel combinations. The existence of the Himawari 8 Geostationary Satellite with an observation frequency every 10 minutes and has many wavelength channels offers new potential for observing cloud dynamics. In this paper, the author tried to use the Himawari 8 RGB daytime microphysics scheme to detect the emergence and development of potential cumulus clouds in the TMC region in West Kalimantan in August 2018. Based on the research results, it appears that there are potential cumulus cloud character traits, as shown by the classification results of the scheme daytime microphysics RGB Himawari 8 on the TMC aircraft seedling route. In addition, during the five days of TMC activities, it was seen that the Himawari 8 RGB microphysics daytime scheme could detect the beginning of the appearance of potential cumulus clouds at intervals of 1 to 2 hours before the TMC aircraft was seen up to the location of the potential cumulus clouds. Thus, the Himawari 8 microphysics RGB daytime scheme can be tried as a supplementary information guide on weather radar data for TMC aircraft to determine the location of potential cumulus clouds.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Nabila, Nisrina Hania, Anggun Fitrian Isnawati, and Mas Aly Afandi. "ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK K-MEANS CLUSTERING SEBAGAI PENGGANTI FUNGSI DEMAPPER PADA SISTEM KOMUNIKASI FBMC OQAM." Transmisi 23, no. 2 (May 5, 2021): 48–57. http://dx.doi.org/10.14710/transmisi.23.2.48-57.

Full text
Abstract:
Pada pengiriman data, sinyal yang diterima oleh antena penerima pasti tidak sama dengan sinyal yang dikirim oleh antena pengirim. Pada penelitian ini, teknik K-Means Clustering diaplikasikan untuk proses pengembalian data bit sebagai fungsi demodulasi pada konstelasi M-Ary yang sebelumnya telah terganggu oleh noise dan fading di jaringan pita lebar. Modulasi digital yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 16 QAM. Simulasi dilakukan pada kanal ideal (AWGN) menggunakan teknik multicarrier Filter Bank Multicarrier Offset QAM (FBMC OQAM) dengan equalizer Zero Forcing (ZF) dan tanpa ZF. Kinerja dari demapper k-means dievaluasi menggunakan Silhouette Coefficient menghasilkan sistem FBMC OQAM dengan penggunaan ZF memiliki kinerja lebih baik daripada sistem FBMC OQAM tanpa penggunaan equalizer. Seperti BER FBMC OQAM ZF pada SNR 0 dB hingga SNR 20 dB mengalami penurunan sebesar 0,3849, sedangkan pada FBMC OQAM memiliki BER yang relatif stabil. Selain mengalami penurunan pada parameter BER, sistem FBMC OQAM ZF mengalami peningkatan pada kapasitas kanal yang dihasilkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

ARYANTA, DWI, ARSYAD RAMADHAN DARLIS, and WIRDA SRI FARHANI. "Simulasi Sinkronisasi Carrier pada Modulasi Digital menggunakan Matlab." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 2, no. 2 (July 1, 2014): 100. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v2i2.100.

Full text
Abstract:
ABSTRAKDalam sistem komunikasi digital, salah satu manfaat teknik pengkodean adalah sebagai efisiensi bandwidth. Pada kanal komunikasi, adanya noise akan mengganggu dan menurunkan kinerja sistem komunikasi digital. Hal ini menyebabkan terjadinya kesalahan pendeteksian sinyal pembawa, yang mengakibatkan terjadi perubahan bit atau simbol pada sisi penerima. Untuk mengurangi kesalahan deteksi, maka dibutuhkan suatu mekanisme sinkronisasi carrier di sisi penerima untuk mendapatkan data yang serupa dengan data yang dikirim. Simulasi sinkronisasi carrier pada penelitian ini menggunakan metode carrier phase recovery pada modulasi digital M-PSK dan M-QAM dengan level modulasi 4 sampai dengan 32, menggunakan software Matlab versi 7.9. Hasil pengujian sistem yang telah dilakukan pada Eb/No dengan rentang 0 hingga 30 dB menunjukkan, adanya peningkatan kinerja sistem pada modulasi M-PSK dari 0,01352 sampai dengan 0,8546, dan pada modulasi M-QAM dari 0,0256 sampai dengan 0,7867.Kata Kunci: M-PSK, M-QAM, Kanal AWGN, BER, Eb/No, Phase RecoveryABSTRACTThe digital communication systems, one of the benefits coding techniques are as bandwidth efficiency. The communication channel, the presence of noise will disrupt and degrade the performance of digital communication systems. This leads to error detection of the carrier, resulting in a change of bits or symbols at the receiver side. To reduce the detection error, there is a need carrier synchronization at the receiver side to obtain similar data with the data sent. Simulation of carrier synchronization in this study using the carrier phase recovery method in digital modulation M-PSK and M-QAM modulation with levels 4 to 32, using Matlab software version 7.9. The results of system testing has been done on the Eb / No ranging from 0 to 30 dB shows, an increase in the performance of the system on the M-PSK modulation from 0.01352 to 0.8546, and the M-QAM modulation from 0.0256 to 0 , 7867. Keywords: M-PSK, M-QAM, AWGN Channel, BER, Eb/No, Phase Recovery
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Paski, Jaka Anugrah Ivanda, Alpon Sepriando, and Dyah Ajeng Sekar Pertiwi. "PEMANFAATAN TEKNIK RGB PADA CITRA SATELIT HIMAWARI-8 UNTUK ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER KEJADIAN BANJIR LAMPUNG 20 - 21 FEBRUARI 2017." Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 4, no. 3 (April 29, 2019): 8–15. http://dx.doi.org/10.36754/jmkg.v4i3.48.

Full text
Abstract:
Teknik RGB (Red-Green-Blue) merupakan salah satu teknik intepretasi citra satelit dengan mengombinasikan beberapa kanal secara tumpang tindih warna merah, hijau dan biru untuk menyajikan informasi yang lebih mudah dipahami. Teknik RGB dapat digunakan dalam kajian analisis cuaca, terutama untuk mengidentifikasi kondisi khusus seperti bencana hidrometeorologi. Kejadian banjir pada tanggal 20 - 21 Februari 2017 yang merendam sekurangnya 7 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Lampung yang dindikasikan terjadi karena hujan ekstrim yang merata di wilayah Lampung. Hasil pelaporan curah hujan di stasiun Klimatologi Masgar terukur 107.0 mm/hari, Pos Pengamatan Politeknik Negeri Lampung terukur 159.6 mm/hari dan Pos Pengamatan Kemiling Bandar Lampung terukur 154.0 mm/hari dimana curah hujan termasuk dalam kategori hujan sangat lebat BMKG (> 100 mm/hari). Hasil analisis kondisi regional menunjukan adanya tekanan udara rendah di barat lampung dan daerah konvergensi serta shearline di Lampung bagian barat dan tengah. Analisis citra satelit menunjukan adanya kumpulan awan dengan suhu puncak yang sangat dingin, teknik RGB menggunakan identifikasi mikrofisis atmosfer pada malam hari (Night Microphysics) dan sebaran massa udara (Air Mass) menunjukan adanya proses mikrofisis yang intensif serta aliran massa udara penyebab awan hujan yang tumbuh dan meluas di wilayah Lampung sebelum dan saat terjadinya banjir. Hasil produk olahan HCAI (Highresolution Cloud Analysis Information) menunjukan awan didominasi oleh awan Comulonimbus (Cb) dan awan konvektif padat (Dense Cloud).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "AWGN kanál"

1

Hloušek, Tomáš. "Rušení v bezdrátových sítích a jejich modelování (AWGN, Rayleigh, Rice fading channels)." Master's thesis, Vysoké učení technické v Brně. Fakulta elektrotechniky a komunikačních technologií, 2008. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-217537.

Full text
Abstract:
This thesis describes and models wirelesss transmission intereferences in real communication channels. A signal received on a fading channel is subjected to a multiplicative distortion and to the usual additive noise. Real channel adds to the signal noise and fadings. Gaussian noise is a result of channel awgn. Fadings is implicated by multipath propagation of signal in Rayleigh and Rician channels. Main goal of this project is to program BERsolve, which is created in tool GUIDE in Matlab. User program BERsolve makes it possible to analyse bit error rate and symbol error rate for some types of channel models, which are defined by standard COST207. BERsolve offers some other functions i.e. display time behaviour, constellation diagram and spectrum. This program provides us with an overview representation of problem by multipath interferences in communication channels.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Kančo, Vít. "Simulace MIMO systémů." Master's thesis, Vysoké učení technické v Brně. Fakulta elektrotechniky a komunikačních technologií, 2010. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-218624.

Full text
Abstract:
MIMO systems are mainly used in application for wireless communication. Their principle is to use a large number of antennas for transmition and the reception of a signal. The core of these systems is to use space-time coding and either block or trellis space-time code. In the future, it is assumed enormous enlargement MIMO systems in many applications
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Mikulka, Jan. "Koexistence mobilních komunikačních systémů WLAN a Bluetooth." Doctoral thesis, Vysoké učení technické v Brně. Fakulta elektrotechniky a komunikačních technologií, 2009. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-233475.

Full text
Abstract:
The dissertation thesis deals with a WLAN and Bluetooth systems coexistence. A Bluetooth standard works in an unlicensed frequency band 2,402 – 2,480 GHz. This frequency band is also used by an IEEE 802.11b/g standard (Wi-Fi) which is the most extended representative of WLAN networks. Because Bluetooth and Wi-Fi systems operate in the same frequency band, a mutual signal degradation may appear, when devices are collocated in the same area. In the first part of the dissertation thesis there is a brief summary of 2,402 - 2,480 GHz frequency band regulations and its usage. There are described physical layers of Bluetooth and IEEE 802.11b/g standards and techniques used for a collision avoidance. The main part of the dissertation thesis deals with a development of a new Matlab Simulink model for investigations of the Bluetooth and Wi-Fi standards coexistence. Physical layer models and results of the coexistence simulations are verified by a measurement in real conditions with a help of a modern vector signal analyzer. The results are presented in a graphical form and a brief summary is attached at the end of each chapter. Corresponding tables of simulated and measured values are available in the enclosed CD.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Jurák, Petr. "Model fyzické vrstvy komunikačního systému IEEE 802.11ah." Master's thesis, Vysoké učení technické v Brně. Fakulta elektrotechniky a komunikačních technologií, 2018. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-376918.

Full text
Abstract:
This diploma thesis deals with the analysis of the IEEE 802.11ah wireless communication system. For such a purpose, an appropriate simulation model in program environment MATLAB is created. The first part of thesis focuses on the IEEE 802.11 standard. Basic blocks of the transmitter and receiver are described. Attention is also devoted on the brief description of considered transmission channels. The second part contains the description of the proposed and realized simulation model in MATLAB. Individual blocks of the simulation model are described in details. Finally, the obtained simulation results are evaluated and discussed.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography