To see the other types of publications on this topic, follow the link: AWGN kanál.

Journal articles on the topic 'AWGN kanál'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 26 journal articles for your research on the topic 'AWGN kanál.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Utami, Eva Yovita Dwi, Ruth Johana Angelina, and Andreas Ardian Febrianto. "Perbandingan Nilai Bit Error Rate Penyandi Turbo Konvolusional, Turbo Block dan Gabungan." Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika 18, no. 01 (April 16, 2019): 39–49. http://dx.doi.org/10.31358/techne.v18i01.183.

Full text
Abstract:
Pada sistem komunikasi digital, dibutuhkan sistem penyandian kanal yang berfungsi untuk meminimalkan efek kerusakan atau hilangnya informasi yang diakibatkan oleh derau di dalam kanal. Sistem penyandian kanal yang baik memiliki nilai Bit Error Rate (BER) yang kecil. Penyandi Turbo merupakan salah satu teknik penyandian kanal pengoreksi galat dengan penggunaan dua sandi komponen yang dihubungkan secara paralel baik pada penyandi maupun pengawasandi. Pada penelitian ini, dilaporkan perbandingan nilai BER beberapa jenis Penyandi Turbo yang terdiri dari Turbo Konvolusional, Turbo Block dan Turbo Gabungan berdasarkan jumlah iterasi yang dilakukan, efek puncturing serta kanal yang dilalui oleh isyarat dari pengirim menuju penerima. Dari hasil simulasi, secara umum Turbo konvolusional memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan Turbo Block dan Turbo Gabungan pada setiap nilai iterasi, pada data tersandi dengan dan tanpa efek puncturing maupun pada setiap kanal yang dilewati. Kinerja BER semua jenis penyandi mengalami perbaikan ketika proses iterasi ditingkatkan. Sementara itu efek puncturing akan menurunkan kinerja Penyandi Turbo. Pada kanal AWGN, Turbo Konvolusional dapat mencapai nilai BER sebesar 0 saat Eb/N0 = 2 dB sedangkan Turbo Gabungan dan Turbo Block hanya mencapai 0,0087 dan 0,0155. Pada kanal berderau AWGN yang ditambah multipath Rayleigh fading, Turbo Konvolusional pada Eb/N0 = 2 dB tetap memiliki kinerja yang paling baik dengan nilai BER sebesar 0,0114 sementara Turbo Gabungan dan Turbo Block dengan nilai BER 0,0458 dan 0,0163.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Meylani, Linda, Nur Andini, Iswahyudi Hidayat, and Hurianti Vidyaningtyas. "KINERJA ROTATED CODED 8 PSK PADA KANAL RAYLEIGH." Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan 5, no. 1 (July 9, 2018): 593. http://dx.doi.org/10.25124/jett.v5i1.1265.

Full text
Abstract:
Diversitas ruang sinyal merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem tanpa menggunakan error control coding, meningkatkan daya transmisi ataupun menurunkan data rate. Teknik diversitas ruang dapat dilakukan dengan melakukan rotasi pada konstelasi sinyal. Paper ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja MC-CDMA dengan menggabungkan skema coded modulation 8 PSK dan skema rotasi. Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh bahwa pada kanal fading skema rotated modulation dan coded modulation memberikan adanya perbaikan kinerja pada sistem MC-CDMA, namun pada kanal AWGN, perbaikan kinerja hanya ditunjukkan oleh penggunaan coded modulation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Muharsyah, Robi, and Novi Fitrianti. "POLA SPASIAL DAN TEMPORAL JENIS AWAN DI SELATAN INDONESIA BERDASARKAN KANAL IR1 HIMAWARI-8 PADA PERIODE MUSIM HUJAN." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca 21, no. 1 (December 30, 2020): 23–35. http://dx.doi.org/10.29122/jstmc.v21i1.4158.

Full text
Abstract:
Banyak kajian yang telah membahas perkiraan jenis awan atau intensitas curah hujan menggunakan citra satelit cuaca HIMAWARI-8, namun umumnya dalam skala wilayah yang kecil (pada satu kota) dan rentang waktu yang singkat (pengamatan beberapa jam). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola spasial dan temporal jenis awan yang diduga dari kanal IR1 HIMAWARI-8, pada cakupan wilayah yang lebih luas, yaitu di bagian selatan Indonesia (80E-150E;15S-1N), serta pada periode pengamatan lebih lama (musim hujan 2017/2018). Metode Convective Stratiform Technique (CST) dipilih untuk menduga jenis awan Stratiform dan Cumuliform. Hasilnya secara temporal, awan Stratiform lebih dominan muncul pada sore hingga malam hari. Kemudian secara spasial, bagian barat di selatan Indonesia selalu diliputi awan Stratiform dari pagi hingga malam hari. Berdasarkan jumlah awan Cumuliform, puncak musim hujan terjadi pada 21–31 Januari 2018. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa juga jumlah pixel awan Cumuliform berkorelasi kuat (r>0,75) terhadap jumlah pixel citra Global Satellite Mapping of Precipitation Near Real Time (GSMaP) dengan intensitas curah hujan >0,1 mm/jam. Terakhir, penelitian ini memberikan suatu pendekatan baru untuk mengukur akurasi antara jenis awan yang diduga dari kanal IR1 HIMAWARI-8 dengan terjadinya curah hujan di suatu wilayah yang dapat dipakai untuk mengevaluasi fenomena pada skala meso seperti Mesoscale Convective Complex (MCC).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Syaifullah, Muhamad Djazim, and Satyo Nuryanto. "PEMANFAATAN DATA SATELIT GMS MULTI KANAL UNTUK KEGIATAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca 17, no. 2 (December 27, 2016): 47. http://dx.doi.org/10.29122/jstmc.v17i2.525.

Full text
Abstract:
IntisariTulisan ini menyajikan pemanfaatan data satelit GMS (Geostationary Meteorological Satellites) multi kanal untuk informasi perawanan dalam rangka mendukung kegiatan teknologi modifikasi cuaca. Pemanfaatan data satelit meliputi proses pengunduhan data, proses kalibrasi dan visualisasi citra satelit sehingga dapat diinterpretasi. Pemrosesan data satelit juga meliputi jenis dan tipe awan serta ukuran butir awan. Dengan diketahuinya tipe dan jenis awan maka pemilihan target awan dalam pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dapat lebih efektif. Data Satelit GMS yang berupa data PGM untuk berbagai kanal telah dimanfaatkan untuk analisis cuaca dan mendukung pelaksanaan kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Dari analisis beberapa kanal Infra Merah (IR) dapat diperoleh tipe/jenis awan dan ukuran butiran awan yang sangat bermanfaat untuk kepentingan Teknologi Modifikasi Cuaca. Diperlukan pengelolaan data yang lebih intensif baik manajemen data maupun kontinuitas pengunduhan data untuk menjamin kelancaran analisis. Selain itu juga diperlukan validasi lapangan misalnya dengan data radar analisis menjadi semakin akurat. AbstractThis paper presents the utilization of GMS (Geostationary Meteorological Satellites) multichannel satellite data for cloud cover information in order to support the activities of weather modification technology or cloud seeding. These utilizations covering the process of data downloading, process calibration and visualization of satellite imagery so that it can be interpreted. Processing of satellite data also includes the type of cloud as well as cloud grain size. By knowing the type of cloud, the cloud target selection in the execution of Weather Modification Technology can be more effective. From the analysis of several Infrared (IR) channels can be obtained type/kind of cloud and grain size of the clouds that are beneficial to the interests of cloud seeding. It is required a more intensive data management and continuity of data download. It is also necessary field validation for example with radar data. The purpose of data management was the data processing became more efficient.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sustika, Rika, and Oka Mahendra. "Evaluasi Modulasi MFSK untuk Transmisi Data Melalui Kanal Suara GSM." Jurnal INKOM 8, no. 1 (December 8, 2014): 37. http://dx.doi.org/10.14203/j.inkom.308.

Full text
Abstract:
Pada tulisan ini, dievaluasi performansi skema modulasi MFSK (M-ary Frequency Shift Keying) untuk aplikasi pengiriman data melalui kanal suara GSM (Global System for Mobile Communication). Parameter yang dievaluasi berupa kesalahan bit trasmisi yang dinyatakan dengan laju kesalahan bit atau bit error rate (BER). Evaluasi ini dilakukan untuk menentukan besarnya orde M yang akan dipilih pada aplikasi pengiriman data digital melalui kanal suara GSM. Pada proses simulasi, data digital dikodekan menjadi simbol-simbol lalu dimodulasi menggunakan modulator MFSK menjadi data menyerupai pembicaraan (suara). Suara yang dihasilkan dikodekan dengan algoritma CELP (Code Excited Linear Prediction), kemudian dikirimkan melalui udara yang dimodelkan sebagai kanal AWGN (Additive White Gaussian Noise). Di sisi penerima, sinyal terima yang menyerupai suara ini didemodulasi dan dikonversi kembali menjadi data digital. Dari simulasi menggunakan Eb/No (signal to noise ratio) sebesar 6 dB, diperoleh laju bit 2,5 kbps dengan BER 2,01 x 10-3 untuk M=4, 2,22 x 10-3 untuk M=8, dan 1,87 x 10-3 untuk M=16.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Saragih, Rino Wijatmiko. "Identifikasi Karakteristik Mesoscale Convective Complex (MCC) di Wilayah Tual: Studi Kasus Hujan Lebat 18 Januari 2019." POSITRON 9, no. 1 (May 31, 2019): 27. http://dx.doi.org/10.26418/positron.v9i1.32747.

Full text
Abstract:
Pada artikel ini, dilakukan identifikasi Mesoscale Convective Complex (MCC) di wilayah Tual. MCC adalah sistem konveksi awan skala-meso yang dicirikan oleh bentuk pola besar, berdurasi panjang, dan semi-melingkar. Keberadaan MCC dapat mengakibatkan hujan lebat dan berdurasi panjang serta dapat mengakibatkan banjir. MCC dideteksi menggunakan citra satelit kanal inframerah dengan algoritma yang dibangun berdasarkan karakteristik dari MCC berupa tutupan awan, eksentrisitas, dan durasi keberadaan awan. Hasil dari penelitian ini menunujukan bahwa hujan lebat pada tanggal 18 Januari 2019 di wilayah Tual tercatat 74 mm dalam sehari terjadi akibat adanya MCC pada wilayah tersebut. Hasil akhir dari analisis algoritma pengolah citra awan berbasis data satelit pada studi kasus mampu menghasilkan koordinat lintang dan bujur lokasi MCC saat fase tumbuh, matang dan punah, yang muncul di wilayah Tual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Pandjaitan, Bony Septian, Asri Rachmawati, Rahmat Hidayat, Samba Wirahma, and Adinda Dara Vahada. "PEMANFAATAN SKEMA DAYTIME MICROPHYSICS RGB HIMAWARI 8 UNTUK MENDETEKSI AWAN CUMULUS POTENSIAL DALAM KEGIATAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca 20, no. 2 (April 3, 2020): 91–103. http://dx.doi.org/10.29122/jstmc.v20i2.3873.

Full text
Abstract:
IntisariAwan cumulus potensial, dalam kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) merupakan awan target semai untuk menghasilkan hujan. Selama ini, penentuan kemunculan awan cumulus potensial biasanya didasarkan pada pengamatan radar cuaca dan pengamatan kanal tunggal satelit maupun beberapa kombinasi kanal satelit yang terpisah-pisah. Keberadaan Satelit Geostasioner Himawari 8 dengan frekuensi observasi tiap 10 menit dan memiliki banyak kanal panjang gelombang menawarkan potensi baru untuk mengamati dinamika awan. Pada artikel ini, penulis mencoba menggunakan skema daytime microphysics RGB Himawari 8 untuk mendeteksi kemunculan dan perkembangan awan cumulus potensial pada wilayah TMC di Kalimantan Barat pada bulan Agustus 2018. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa terdapat karakter awan cumulus potensial seperti yang ditunjukkan oleh hasil klasifikasi dari skema daytime microphysics RGB Himawari 8 pada rute semai pesawat TMC. Selain itu, selama 4 hari kegiatan TMC, terlihat bahwa skema daytime microphysics RGB Himawari 8 dapat mendeteksi awal kemunculan awan cumulus potensial dengan selang waktu 1 hingga 2 jam lebih awal sebelum pesawat TMC terlihat sampai ke lokasi awan cumulus potensial tersebut. Sehingga, skema daytime microphysics RGB Himawari 8 bisa dicoba sebagai panduan informasi pelengkap data radar cuaca bagi pesawat TMC untuk menentukan lokasi awan cumulus potensial. AbstractPotential cumulus clouds, in Weather Modification Technology (TMC) activities are seedling cloud targets to produce rain. During this time, the determination of the appearance of a potential cumulus cloud is usually based on weather radar observations and observations of single satellite channels as well as several separate satellite channel combinations. The existence of the Himawari 8 Geostationary Satellite with an observation frequency every 10 minutes and has many wavelength channels offers new potential for observing cloud dynamics. In this paper, the author tried to use the Himawari 8 RGB daytime microphysics scheme to detect the emergence and development of potential cumulus clouds in the TMC region in West Kalimantan in August 2018. Based on the research results, it appears that there are potential cumulus cloud character traits, as shown by the classification results of the scheme daytime microphysics RGB Himawari 8 on the TMC aircraft seedling route. In addition, during the five days of TMC activities, it was seen that the Himawari 8 RGB microphysics daytime scheme could detect the beginning of the appearance of potential cumulus clouds at intervals of 1 to 2 hours before the TMC aircraft was seen up to the location of the potential cumulus clouds. Thus, the Himawari 8 microphysics RGB daytime scheme can be tried as a supplementary information guide on weather radar data for TMC aircraft to determine the location of potential cumulus clouds.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Nabila, Nisrina Hania, Anggun Fitrian Isnawati, and Mas Aly Afandi. "ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK K-MEANS CLUSTERING SEBAGAI PENGGANTI FUNGSI DEMAPPER PADA SISTEM KOMUNIKASI FBMC OQAM." Transmisi 23, no. 2 (May 5, 2021): 48–57. http://dx.doi.org/10.14710/transmisi.23.2.48-57.

Full text
Abstract:
Pada pengiriman data, sinyal yang diterima oleh antena penerima pasti tidak sama dengan sinyal yang dikirim oleh antena pengirim. Pada penelitian ini, teknik K-Means Clustering diaplikasikan untuk proses pengembalian data bit sebagai fungsi demodulasi pada konstelasi M-Ary yang sebelumnya telah terganggu oleh noise dan fading di jaringan pita lebar. Modulasi digital yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 16 QAM. Simulasi dilakukan pada kanal ideal (AWGN) menggunakan teknik multicarrier Filter Bank Multicarrier Offset QAM (FBMC OQAM) dengan equalizer Zero Forcing (ZF) dan tanpa ZF. Kinerja dari demapper k-means dievaluasi menggunakan Silhouette Coefficient menghasilkan sistem FBMC OQAM dengan penggunaan ZF memiliki kinerja lebih baik daripada sistem FBMC OQAM tanpa penggunaan equalizer. Seperti BER FBMC OQAM ZF pada SNR 0 dB hingga SNR 20 dB mengalami penurunan sebesar 0,3849, sedangkan pada FBMC OQAM memiliki BER yang relatif stabil. Selain mengalami penurunan pada parameter BER, sistem FBMC OQAM ZF mengalami peningkatan pada kapasitas kanal yang dihasilkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

ARYANTA, DWI, ARSYAD RAMADHAN DARLIS, and WIRDA SRI FARHANI. "Simulasi Sinkronisasi Carrier pada Modulasi Digital menggunakan Matlab." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 2, no. 2 (July 1, 2014): 100. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v2i2.100.

Full text
Abstract:
ABSTRAKDalam sistem komunikasi digital, salah satu manfaat teknik pengkodean adalah sebagai efisiensi bandwidth. Pada kanal komunikasi, adanya noise akan mengganggu dan menurunkan kinerja sistem komunikasi digital. Hal ini menyebabkan terjadinya kesalahan pendeteksian sinyal pembawa, yang mengakibatkan terjadi perubahan bit atau simbol pada sisi penerima. Untuk mengurangi kesalahan deteksi, maka dibutuhkan suatu mekanisme sinkronisasi carrier di sisi penerima untuk mendapatkan data yang serupa dengan data yang dikirim. Simulasi sinkronisasi carrier pada penelitian ini menggunakan metode carrier phase recovery pada modulasi digital M-PSK dan M-QAM dengan level modulasi 4 sampai dengan 32, menggunakan software Matlab versi 7.9. Hasil pengujian sistem yang telah dilakukan pada Eb/No dengan rentang 0 hingga 30 dB menunjukkan, adanya peningkatan kinerja sistem pada modulasi M-PSK dari 0,01352 sampai dengan 0,8546, dan pada modulasi M-QAM dari 0,0256 sampai dengan 0,7867.Kata Kunci: M-PSK, M-QAM, Kanal AWGN, BER, Eb/No, Phase RecoveryABSTRACTThe digital communication systems, one of the benefits coding techniques are as bandwidth efficiency. The communication channel, the presence of noise will disrupt and degrade the performance of digital communication systems. This leads to error detection of the carrier, resulting in a change of bits or symbols at the receiver side. To reduce the detection error, there is a need carrier synchronization at the receiver side to obtain similar data with the data sent. Simulation of carrier synchronization in this study using the carrier phase recovery method in digital modulation M-PSK and M-QAM modulation with levels 4 to 32, using Matlab software version 7.9. The results of system testing has been done on the Eb / No ranging from 0 to 30 dB shows, an increase in the performance of the system on the M-PSK modulation from 0.01352 to 0.8546, and the M-QAM modulation from 0.0256 to 0 , 7867. Keywords: M-PSK, M-QAM, AWGN Channel, BER, Eb/No, Phase Recovery
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Paski, Jaka Anugrah Ivanda, Alpon Sepriando, and Dyah Ajeng Sekar Pertiwi. "PEMANFAATAN TEKNIK RGB PADA CITRA SATELIT HIMAWARI-8 UNTUK ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER KEJADIAN BANJIR LAMPUNG 20 - 21 FEBRUARI 2017." Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 4, no. 3 (April 29, 2019): 8–15. http://dx.doi.org/10.36754/jmkg.v4i3.48.

Full text
Abstract:
Teknik RGB (Red-Green-Blue) merupakan salah satu teknik intepretasi citra satelit dengan mengombinasikan beberapa kanal secara tumpang tindih warna merah, hijau dan biru untuk menyajikan informasi yang lebih mudah dipahami. Teknik RGB dapat digunakan dalam kajian analisis cuaca, terutama untuk mengidentifikasi kondisi khusus seperti bencana hidrometeorologi. Kejadian banjir pada tanggal 20 - 21 Februari 2017 yang merendam sekurangnya 7 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Lampung yang dindikasikan terjadi karena hujan ekstrim yang merata di wilayah Lampung. Hasil pelaporan curah hujan di stasiun Klimatologi Masgar terukur 107.0 mm/hari, Pos Pengamatan Politeknik Negeri Lampung terukur 159.6 mm/hari dan Pos Pengamatan Kemiling Bandar Lampung terukur 154.0 mm/hari dimana curah hujan termasuk dalam kategori hujan sangat lebat BMKG (> 100 mm/hari). Hasil analisis kondisi regional menunjukan adanya tekanan udara rendah di barat lampung dan daerah konvergensi serta shearline di Lampung bagian barat dan tengah. Analisis citra satelit menunjukan adanya kumpulan awan dengan suhu puncak yang sangat dingin, teknik RGB menggunakan identifikasi mikrofisis atmosfer pada malam hari (Night Microphysics) dan sebaran massa udara (Air Mass) menunjukan adanya proses mikrofisis yang intensif serta aliran massa udara penyebab awan hujan yang tumbuh dan meluas di wilayah Lampung sebelum dan saat terjadinya banjir. Hasil produk olahan HCAI (Highresolution Cloud Analysis Information) menunjukan awan didominasi oleh awan Comulonimbus (Cb) dan awan konvektif padat (Dense Cloud).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Ruliyanto, Ruliyanto, and Rianto Nugroho. "Simulasi Dan Analisa Efek Doppler Terhadap OFDM Dan MC-CDMA." Jurnal Ilmiah Giga 18, no. 1 (June 27, 2015): 13. http://dx.doi.org/10.47313/jig.v18i1.570.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini dilakukan Simulasi dan Analisa efek Doppler terhadap<br />OFDM dan Multi carrier CDMA yang menggunakan frekuensi carrier 900 MHz dan 1800<br />MHz pada kanal AWGN dengan maksud untuk menghitung pengaruh doppler pada BER (Bit<br />Error Rate) pada kecepatan doppler 20 m/s atas penerimaan OFDM dan MC-CDMA.<br />Simulasi dan Analisa ini menggunakan piranti lunak Javascript untuk mendapatkan<br />perbandingan jumlah kesalahan bit (Bit Error Rate) pada OFDM dan MC-CDMA. Dari hasil<br />simulasi dengan menggunakan 2 jenis frekuensi carrier yang berbeda serta menggunakan Eb<br />/ No dari 1 dB hingga 20 dB maka BER pada MC-CDMA lebih bagus dari OFDM. Hal ini<br />terlihat dari hasil BER yang dihasilkan, misalnya pada nilai Eb / No = 12 dB dengan frekuensi<br />carrier 1800 MHz, maka untuk OFDM memiliki nilai BER = 0.0159 sedangkan pada MCCDMA<br />memiliki BER = 0.0006.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Dewi, Arkidianabela Anggara, Teguh Prakoso, and Aghus Sofwan. "ARRAYED WAVEGUIDE GRATING PADA DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING." TRANSIENT 7, no. 1 (March 26, 2018): 179. http://dx.doi.org/10.14710/transient.7.1.179-185.

Full text
Abstract:
DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) adalah suatu teknik multiplexing yang mampu mentransmisikan lebih dari 400 panjang gelombang dalam satu serat optik. Laju pengiriman data menggunakan media serat optik dapat mencapai 1 Tbps atau 1.000 Gbps. DWDM merupakan suatu perbaikan dari WDM. Inti perbaikan yang dimiliki oleh teknologi DWDM terletak pada jenis filter, serat optik dan penguat amplifier. Jenis filter yang umum dipergunakan salah satunya adalah Array Waveguide Grating (AWG). Pada Penelitian ini dianalisis kinerja suatu Array Waveguide Filters (AWG) yang mampu digunakan pada DWDM. Pada Penelitian ini dilakukan dengan menggunkan 2 software. Pertama, menggunakan software Optisystem 7 untuk memodelkan sistem DWDM. Kedua, menggunakan software OptiBPM untuk verifikasi AWG. Pada Optisystem didapatkan nilai konfigurasi DWDM yang optimal yaitu pada C Band dengan spasi kanal 50GHz dan jumlah wavelength 64. Sedangkan pada OptiBPM didapatkan untuk konfigurasi DWDM tersebut diperlukan AWG dengan dengan sudut orientasi 53 derajat, panjang FSR 1500um, lebar angular 11,4 derajat dengan ukuran 15000x10000um sehingga didapatkan nilai BER, Q-factor dan crosstalk yang memiliki perbedaan namun telah mencapai kriteria yaitu dengan Q factor antara 8,43 sampai dengan 14,09 sedangkan untuk BER dari 1,719x10-40 sampai dengan 1,19x10-17 dan crosstalk antara -149 dB sampai dengan -40,8 dB.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Sobri, Ahmat, Irwan Dinata, and Rudy Kurniawan. "VISUALISASI SISTEM ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE (ADSL) DENGAN MENGGUNAKAN MODULASI QUADRATURE PHASE SHIFT KEYING (QPSK)." Jurnal Ecotipe (Electronic, Control, Telecommunication, Information, and Power Engineering) 3, no. 1 (April 26, 2016): 1–6. http://dx.doi.org/10.33019/ecotipe.v3i1.24.

Full text
Abstract:
Sistem Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) merupakan teknologi akses yang memungkinkan terjadinya komunikasi data, suara dan video secara bersamaan pada media akses tembaga. Komunikasi data tidak dapat dihindarkan dari adanya derau, tidak terkecuali sistem ADSL yang mengalami kesalahan dalam hal pengiriman yang disebabkan adanya derau sehingga membuat nilai bit error rate (BER) meningkat. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk mengurangi derau sehingga dapat memperkecil nilai BER. Untuk mengurangi derau dan mendapatkan nilai BER maka diperlukan metode modulasi Quadrature phase shift keying (QPSK) pada sistem ADSL. Visualisasi sistem dibutuhkan untuk mengetahui kinerja dari sistem ADSL dan mengetahui BER yang di timbulkan. Dari hasil visualisasi dengan memberikan masukan data 64 bit, menampilkan konstelasi yang mengalami penyebaran data tetapi tidak merusak bentuk dari konstelasi. Ketika konstelasi masuk ke kanal Additif White Gaussian Noise (AWGN) dengan simpangan antara 0 dB – 20 dB dan interval 2 dB, dihasilkan nilai BER 0.3906 pada saat Signal to Noise Ratio (SNR) bernilai 0 dB sampai akhirnya BER bernilai nol pada saat SNR berkisar antara 9 dB - 20 dB.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Ismail, Prayoga, Nizar Manarul Hidayat, and Ejha Larasati Siadari. "ANALISIS SIKLON TROPIS NOCK-TEN BERBASIS DATA SATELIT HIMAWARI." Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 4, no. 3 (April 29, 2019): 16–23. http://dx.doi.org/10.36754/jmkg.v4i3.49.

Full text
Abstract:
Siklon tropis Nock-Ten yang melintasi Filipina pada 25-26 Desember 2016 termasuk dalam kategori super taifun. Dalam skala meteorologi, siklon tropis termasuk dalam fenomena berskala sinoptik. Dampak yang ditimbulkan dapat memengaruhi kondisi atmosfer di wilayah Indonesia, terutama siklon tropis yang terbentuk di perairan Samudera Pasifik Barat Daya dan Samudera Hindia sebelah utara Australia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan aktivitasnya karena berpengaruh pada dinamika atmosfer yang memicu angin kencang dan tumbuhnya awan hujan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan, pergerakan, danintensitas Taifun Nock-Ten dengan menggunakan data satelit Himawari 8 kanal IR1. Metode yang digunakan berupa analisis indeks konvektif dengan menggunakan data TBB (Temperature of black body) sebagai suhu puncak awan dan metode pengamatan visual berbasis teknik Dvorak untuk memantau pertumbuhan dan pergerakan siklon, dan untuk mendapatkan T-Number yang dapat digunakan untuk memprakirakan intensitasnya berupa kecepatan angin maksimum dan tekanan minimum pusat siklon. Berdasarkan analisis suhu puncak awan dari siklon tropis Nock-Ten didapatkan nilai indeks konvektif yang tinggi yaitu berkisar dari 49.9 hingga 74.4. Siklon tropis Nock-Ten memiliki masa hidup 8 hari, terbentuk di Samudera Pasifik sebelah utara Papua berupa MCS (Mesoscale Convective System) pada 20 Desember 2016 yang berpropagasi ke barat dan punah pada 28 Desember 2016. Intensitas maksimum terjadi pada 25 Desember 2016 pukul 00.00 UTC dengan T-Number mencapai 7.0 dengan nilai prakiraan kecepatan angin maksimum mencapai 140 knots dan tekanan udara minimum mencapai 898 hPa, setara dengan siklon tropis kategori 5 skala Saffir-Simpson.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Wulandari, Sholihah Ayu, Tri Budi Santoso, I. Gede Puja Astawa, and Muhamad Milchan. "Pemodelan Non-uniform Coded-Modulation pada Kanal Akustik Bawah Air di Lingkungan Perairan Dangkal." INOVTEK POLBENG 9, no. 1 (July 3, 2019): 38. http://dx.doi.org/10.35314/ip.v9i1.890.

Full text
Abstract:
In this paper, presented an OFDM performance evaluation with the Non-uniform Coded-Modulation in the underwater acoustic channel in shallow water. A row of binary information is encoded by BCH code (7.4) for error correction and combined with Non-uniform modulation which is the result of modification of the subcarrier arrangement of the OFDM standard IEEE 802.11a. Modeling uses 52 subcarriers consisting of 4 pilots and 48 subcarrier data which are divided into three parts, i.e.: 24 subcarrier data with 16-Quadrature Amplitude Modulation (16-QAM) modulation, 12 subcarrier data with Quadrature phase-shift keying (QPSK) modulation and 12 other data subcarriers with Binary key-shift keying (BPSK) modulation. The channel type used describes the Additive White Gaussian Noise (AWGN) condition and is the result of measurement data. The analysis is done in terms of Signal-to-Noise-Ratio (SNR) and Bit Error Rate (BER) show that the value of the error rate of 0.001, modulation of BPSK, QPSK, 16-QAM, and Non-uniform modulation required the power each 5 dB, 8.5 dB, 10.3 dB, and 7.9 dB. However, the proposed system is able to suppress the required power up to 6 dB. The proposed system also shows better performance than fixed modulation and Non-uniform Modulation, which in this case with low power to achieve the same error rate. In addition, the proposed system has a coding gain of 1.9 dB compared to a non-uniform modulation system. Real testing is also done with measurement data at Mangrove estuary, Surabaya. The results show performance similar to simulations performed on Gaussian noise channels.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Prayogo, Sandy Suryo, and Tubagus Maulana Kusuma. "ANALISIS SENSITIVITAS VIDEO MPEG-4 BERDASARKAN STRUKTUR FRAME PADA TRANSMISI DVB-T." Jurnal Ilmiah Informatika Komputer 25, no. 2 (2020): 86–97. http://dx.doi.org/10.35760/ik.2020.v25i2.2691.

Full text
Abstract:
DVB merupakan standar transmisi televisi digital yang paling banyak digunakan saat ini. Unsur terpenting dari suatu proses transmisi adalah kualitas gambar dari video yang diterima setelah melalui proses transimisi tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari suatu gambar, salah satunya adalah struktur frame dari video. Pada tulisan ini dilakukan pengujian sensitifitas video MPEG-4 berdasarkan struktur frame pada transmisi DVB-T. Pengujian dilakukan menggunakan simulasi matlab dan simulink. Digunakan juga ffmpeg untuk menyediakan format dan pengaturan video akan disimulasikan. Variabel yang diubah dari video adalah bitrate dan juga group-of-pictures (GOP), sedangkan variabel yang diubah dari transmisi DVB-T adalah signal-to-noise-ratio (SNR) pada kanal AWGN di antara pengirim (Tx) dan penerima (Rx). Hasil yang diperoleh dari percobaan berupa kualitas rata-rata gambar pada video yang diukur menggunakan metode pengukuran structural-similarity-index (SSIM). Dilakukan juga pengukuran terhadap jumlah bit-error-rate BER pada bitstream DVB-T. Percobaan yang dilakukan dapat menunjukkan seberapa besar sensitifitas bitrate dan GOP dari video pada transmisi DVB-T dengan kesimpulan semakin besar bitrate maka akan semakin buruk nilai kualitas gambarnya, dan semakin kecil nilai GOP maka akan semakin baik nilai kualitasnya. Penilitian diharapkan dapat dikembangkan menggunakan deep learning untuk memperoleh frame struktur yang tepat di kondisi-kondisi tertentu dalam proses transmisi televisi digital.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Paski, Jaka A. I. "Analisis Kondisi Atmosfer dengan Memanfaatkan Citra Satelit Cuaca dan Karakteristik Tanah pada Kejadian Tanah Longsor di Pesisir Barat Lampung sepanjang Tahun 2014." Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 9, no. 2 (October 23, 2018): 65. http://dx.doi.org/10.34126/jlbg.v9i2.161.

Full text
Abstract:
Berdasarkan data BNPB pada tahun 2014, terdapat 385 kasus tanah longsor di Indonesia dengan Kabupaten Pesisir Barat Lampung merupakan salah satu wilayah rawan longsor di Provinsi Lampung. Menurut data curah hujan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, curah hujan di Kabupaten Pesisir Barat berkisar antara 2.500 - 3.500 milimeter dalam setahun atau 140 - 221 milimeter dalam sebulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membahas dinamika atmosfer selama terjadi longsor serta karakteristik tanah di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014. Analisis dinamika atmosfer pada penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit MTSAT BMKG melalui kanal IR1 dan IR3. Dari analisis yang dilakukan, citra satelit MTSAT mampu menggambarkan sebaran awan dan kandungan uap air saat kejadian tanah longsor. Dari hasil analisis data jenis tanah diperoleh bahwa kondisi karakteristik tanah di Pesisir Barat cenderung rentan erosi dengan kemiringan lereng 25-40 % serta ada anomali signifikan dari curah hujan bulanan selama kejadian tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Siregar, Diana Cahaya, Vivi Putrima Ardah, and Arlin Martha Navitri. "Analisis Kondisi Atmosfer Terkait Siklon Tropis Pabuk Serta Pengaruhnya Terhadap Tinggi Gelombang di Perairan Kepulauan Riau." Tunas Geografi 8, no. 2 (March 2, 2020): 111. http://dx.doi.org/10.24114/tgeo.v8i2.17049.

Full text
Abstract:
Abstract Tropical cyclones is a synoptic scale low pressure system which can have an impact, both directly or indirectly to its traversed area. On January 1 to 6, 2019, Pabuk tropical cyclone was active on the South China Sea which its movement was to the west with its maximum wind speed was 64 knots. The aim of this study was to know the impact of Pabuk tropical cyclone to the atmospheric condition and sea wave on the Riau Islands region. This study used convective index analysis using IR1 channel of Himawari-8 satellite imagery and rainfall distribution data from rainfall observation by meteorological stations which are in the Riau Islands region. European Center for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) reanalysis data likes relative humidity, vertical velocity, and divergence was used to describe the atmospheric condition during the life time of Pabuk tropical cyclone. Wavewatch-III data was used to describe the condition of sea waves on the Riau Islands region. The results showed that Pabuk tropical cyclone had an impact on the growth of convective clouds which it caused the light to moderate rainfall quite evenly in the Riau Islands region. Besides, it was impact to the potential of high waves reached 4.5 meters on the northern of Anambas Sea and 7.0 meters on the north-eastern of Natuna Sea.Key words: Tropical cyclone, satellite imagery, wave height Abstrak Siklon tropis merupakan sistem tekanan rendah berskala sinoptik yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap wilayah yang dilalui. Pada tanggal 1-6 Januari 2019, siklon tropis Pabuk muncul di wilayah Laut Cina Selatan dengan pergerakan ke arah barat dan kecepatan angin maksimumnya mencapai 64 knots. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak yang ditimbulkan oleh siklon tropis Pabuk terhadap kondisi atmosfer dan gelombang laut di wilayah Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan analisis indeks konvektif dari data citra satelit Himawari-8 kanal IR1 dan analisis sebaran hujan menggunakan data pengamatan curah hujan dari beberapa stasiun meteorologi yang ada di Kepulauan Riau. Data reanalisis European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) berupa kelembaban udara, vertical velocity, dan divergensi diolah untuk menggambarkan kondisi atmosfer pada masa hidup siklon tropis Pabuk. Data gelombang Wavewatch-III digunakan untuk menggambarkan kondisi gelombang laut di sekitar wilayah Kepulauan Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifnya siklon tropis Pabuk berdampak terhadap pertumbuhan awan konvektif yang menimbulkan hujan ringan hingga sedang yang cukup merata di wilayah Kepulauan Riau. Selain itu, berdampak juga pada potensi terjadinya gelombang tinggi mencapai 4,5 meter di sebelah utara Perairan Anambas dan 7,0 meter di sebelah timur laut Perairan Natuna.Kata Kunci: Siklon tropis, citra satelit, tinggi gelombang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Sugianto, Prabu Aditya, Mukhamad Adib Azka, Reynold Mahubessy, and Paulus Agus Winarso. "KAJIAN KONDISI ATMOSFER DI WILAYAH INDONESIA SAAT PERIODE AKTIFNYA BADAI TROPIS KAI-TAK." Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 3 (February 28, 2019): 216. http://dx.doi.org/10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28550.

Full text
Abstract:
<p class="AbstractEnglish"><strong><span lang="EN-GB">Abstract:</span></strong><span lang="EN-GB"> </span><span lang="EN">Tropical cyclone are weather phenomena that hardly occur in Indonesia, but their effects can affect atmospheric conditions in the Indonesian region, especially in areas near its growth. One of the tropical cyclones that occurred near the territory of Indonesia is Kai-Tak tropical cyclone. Kai-Tak tropical cyclone occurred on December 13-22, 2017 in Philippine waters. In this study, atmospheric conditions in the Indonesian region will be examined during the Kaitak tropical cyclone. The data used in this study are ECMWF reanalysis model data (European Center for Medium Weather Forecast) in the form of vorticity data, Moisture Transport, and wind speed and direction, and also satellite data, namely Himawari-8 satellite IR-1 channel for viewing distribution. spatial cloud propagation index occurring as well as the Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP) satellite to see the spatial distribution of rainfall as a result of Kai-Tak tropical cyclone. The results showed that in the period December 13-16 2017, in the northern part of Sulawesi, the eastern part of Kalimantan Island, the northern region of Sulawesi Island to the northern part of Halmahera Island and parts of Southern Sumatra and Java were indirectly affected by tropical storms Kai -not where Kai-Tak tropical storms cause light to moderate intensity rainfall in the region. Whereas in the period of 17-22 December 2017 where the weak tropical storms (tropical depression) rainfall that occurred in most parts of Indonesia occurred due to the spread of air masses from Asia.</span></p><p class="KeywordsEngish"><strong><span lang="EN-GB">Abstrak:</span></strong><span lang="EN-GB"> Badai tropis merupakan fenomena cuaca yang hampir tidak terjadi di Indonesia, tetapi dampaknya dapat mempengaruhi kondisi atmosfer di wilayah Indonesia khususnya di wilayah dekat pertumbuhannya. Salah satu badai tropis yang terjadi di dekat wilayah Indonesia yaitu badai tropis Kai-tak. Badai tropis Kai-tak terjadi pada periode 13-22 Desember 2017 di perairan Filipina. Pada penelitian ini akan dikaji kondisi atmosfer di wilayah Indonesia pada saat terjadinya badai tropis Kaitak. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data model <em>reanalysis </em>ECMWF (European Centre for Medium Weather Forecast) berupa data vortisitas,<em>Moisture Transport</em>, serta arah dan kecepatan angin, Selain itu digunakan juga data satelit yaitu satelit Himawari-8 kanal IR-1 untuk melihat distribusi spasial indeks konvektif sebaran awan yang terjadi serta satelit <em>Global Satellite Mapping of Precipitation</em> (GSMaP) untuk melihat distribusi spasial curah hujan sebagai dampak dari badai tropis Kai-tak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 13-16 Desember 2017 , di wilayah Sulawesi bagian utara,wilayah Pulau Kalimantan bagian timur,wilayah utara Pulau Sulawesi hingga wilayah utara Pulau Halmahera serta sebagian Sumatera bagian Selatan dan Pulau Jawa terkena dampak secara tidak langsung dari badai tropis Kai-tak dimana badai tropis Kai-tak mengakibatkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah tersebut. Sedangkan pada periode 17-22 Desember 2017 dimana badai tropis melemah (tropical depression) curah hujan yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi akibat adanya penjalaran massa udara dari Asia.</span></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Wahyuni, Nurlita Indah, Diah Irawati Dwi Arini, and Afandi Ahmad. "IDENTIFIKASI PERUBAHAN KERAPATAN VEGETASI KOTA MANADO TAHUN 2001 SAMPAI 2015." MAJALAH ILMIAH GLOBE 19, no. 1 (April 28, 2017): 65. http://dx.doi.org/10.24895/mig.2017.19-1.448.

Full text
Abstract:
<p class="judulabstrakindo"> ABSTRAK</p><p class="judulabstrakindo">Kebutuhan manusia akan lahan di wilayah perkotaan menyebabkan perubahan fungsi lahan terutama pada area bervegetasi. Penelitian bertujuan untuk mengkaji perubahan kerapatan vegetasi tahun 2001 dan 2015 di Kota Manado serta pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan. Penelitian dimulai dengan melakukan pengumpulan data citra satelit Landsat 7 tahun 2001 tanggal akuisisi 14 Februari 2001 dan Landsat 8 tanggal akusisi 25 Maret 2015, data-data pendukung lainnya yaitu peta administrasi kota Manado tahun 2010, peta rupa bumi kota Manado skala 1:50.000. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan nilai normalized difference vegetation index (NDVI) dengan kanal merah (red) dan infra merah dekat (NIR) yang sudah dikonversi ke nilai reflektan. Teknik analisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan penginderaan jauh dengan menentukan kerapatan vegetasi dan diklasifikasikan menjadi kelas kerapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan kelas kerapatan antara 2001 dan 2015 sebagai berikut kelas tidak bervegetasi (air dan awan) mengalami peningkatan sebesar 14,29%, kelas tidak rapat (lahan kosong, pemukiman, bangunan, dan industri) mengalami peningkatan sebesar 42,56%, kelas cukup rapat (tegalan dan tumbuhan ternak) mengalami peningkatan sebesar 48,94%, kelas rapat (perkebunan, sawah kering, dan semak belukar) mengalami penurunan sebesar 68,46% dan kelas sangat rapat (hutan lebat) mengalami penurunan sebesar 314,07%. Selama kurun waktu 15 tahun penurunan areal bervegetasi di Kota Manado diperkirakan 10,57%. Perubahan areal bervegetasi di Kota Manado signifikan terjadi karena kegiatan reklamasi pantai menjadi lahan terbangun serta lahan kosong dan perkebunan menjadi perumahan. Dampak yang saat ini mulai dirasakan dengan adanya perubahan areal bervegetasi adalah peningkatan suhu dan polusi udara di wilayah perkotaan.</p><p class="katakunci"><strong>Kata kunci</strong>:Landsat, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), kerapatan, Kota Manado</p><p class="judulabstraking"><strong><em> ABSTRACT</em></strong></p><p class="judulabstraking"><em>Human demand on urban land has brought various impacts toward land use, one of them is vegetation area change. This study aims to identify vegetation density change between period 2001 and 2015 in Manado area along with its influence toward environment quality. The data was collected from Landsat 7 imagery with acquisition date on February 14<sup>th</sup> 2001 and Landsat 8 imagery with acquisition date on March 25<sup>th</sup> 2015. Supporting data i.e. administrative map of Manado City in 2010 and basic map of Manado in scale 1:50.000. We compared normalized difference vegetation index (NDVI) between red band and near infra red (NIR) band. Geographic Information System (GIS) and remote sensing techniques were used to determine and classify crown density of vegetation. The result showed that the density class comparison between 2001 and 2015 were: no vegetation (water body and cloud) increased 14,29%, low dense (bareland, residence, buildings and industry) increased 42,56%, moderately dense (garden and forage crops) increased 48,94%, dense (plantation, dry field and shrubs) decreased 68,46% and highly dense (forest) decreased 314,07%. In the period 15 years there was decreasing of vegetation area in Manado city 10,57% approximately. The significance change of Manado City was occurred due to coast reclamation into building area as well as bare land and plantation become residence. The impact of vegetation area change is the increasing of temperature and air pollution in urban area.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Landsat,</em><em> Normalized Difference Vegetation Index (NDVI)</em><em>, </em><em>density, Manado City</em><em></em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Astari, Lia, Heroe Wijanto, and Joko Haryatno. "ANALISIS KINERJA MODULASI WAVELET PADA KANAL GAUSSIAN DAN KANAL RAYLEIGH FADING." TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika 8, no. 2 (September 20, 2016). http://dx.doi.org/10.25124/tektrika.v8i2.227.

Full text
Abstract:
Sinyal dengan kecepatan bit tinggi akan mengalami kesalahan bit lebih buruk dibandingkan sinyal dengan kecepatan bit rendah. Pada kanal frequency selective fading, kesalahan bit tersebut akan lebih parah lagi. Perbedaan kinerja untuk kecepatan bit yang berbeda ini melahirkan konsep transmisi multirate diversity. Wavelet yang memiliki kemampuan multirate analysis mampu mengimplementasikan strategi multirate diversity melalui modulasi wavelet. Penelitian ini menunjukkan keuntungan penggunaan multirate diversity menggunakan joint estimation strategy, yang menghasilkan perbaikan kinerja sebesar 11,76 dB untuk kanal AWGN. Untuk kanal fading rata dapat dicapai BER 6?10�5, dan untuk kanal frequency selective fading dihasikan BER 4?10�4.Kata kunci: modulasi wavelet, Daubechies, Coiflet, Biorthogonal, Rayleigh fading, joint estimation
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Cahyadi, Robby Aris, and Nachwan Mufti Adriansyah. "ANALISIS KINERJA SISTEM BLUETOOTH PADA PHYSICAL LAYER UNTUK KOMUNIKASI SUARA TANPA KABEL." TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika 8, no. 1 (September 20, 2016). http://dx.doi.org/10.25124/tektrika.v8i1.220.

Full text
Abstract:
Kehadiran beberapa teknologi radio seperti Bluetooth dan W-LAN IEEE 802.11b yang beroperasi pada pita frekuensi 2,4 GHz akan menimbulkan interferensi sinyal yang berakibat menurunnya kinerja secara signifikan ketika tergelar di lingkungan yang sama atau berdekatan. Pada penelitian ini akan didesain sistem physical layer pada protokol Bluetooth yang meliputi radio layer dan baseband layer. Dari model tersebut, kinerja Bluetooth pada physical layer dianalisis untuk komunikasi suara dengan jenis paket HV1, HV2 dan HV3, yaitu pada hubungan antara mobile phone dengan headset. Dari evaluasi terhadap kinerjanya terlihat sistem dapat mencapat syarat batas maksimum BER 10-3 untuk komunikasi suara digital pada kanal AWGN. Kata kunci: Bluetooth Physical Layer, paket HV1-HV2-HV3, GFSK Frequency Hopping, CDMA, interferensi IEEE 802.11b
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

ARIWIBOWO, dkk, FAJAR SIDIQ. "IDENTIFIKASI FENOMENA HUJAN ES BERBASIS ANALISIS FAKTOR CUACA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT HIMAWARI-8 DAN DATA UPPER AIR SOUNDING (STUDI KASUS : KEJADIAN HUJAN ES TANGGAL 20 MARET 2018 DI DEPOK)." Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika 2, no. 2 (November 2, 2018). http://dx.doi.org/10.24198/jiif.v2i2.19729.

Full text
Abstract:
Pada tanggal 20 Maret 2018 telah terjadi fenomena langka berupa hujan es disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah kota Depok. Berkaitan dengan hal itu dilakukan penelitian berdasarkan analisis data citra satelit Himawari-8 kanal IR menggunakan software SATAID dapat diketahui bahwa suhu puncak awan mengalami penurunan yang signifikan mencapai -73,2 oC dan diperoleh nilai indeks CAPE (Convective Available Potential Energy) sebesar 1093 J/kg yang mendeskripsikan kondisi stabilitas atmosfer. Berdasarkan anomali SST menunjukan perairan di lautJawa dan Samudera Hindia menghangat berkisar antara 1,0 – 1,5 oC sehingga mendukung pembentukan awan konvektif. Peta streamline menunjukan adanya belok anangin sehingga menimbulkan penumpukan massa udara dan pembentukan awan konvektif diatas sebagian besar wilayah pulau Jawa. Hasil penelitian dan analisis sounding dengan menggunakan software RAOB diperoleh lapisan freezing level pada ketinggian 4950 m dan temperature surface di kota depok berkisar 24,0- 25,0 oC sehingga memungkinkan jatuhnya endapan dalam bentuk kristal es.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Hartaman, Aris, Uke Kurniawan Usman, and Budi Prasetya. "ANALISIS PENGARUH PERGERAKAN USER TERHADAP KUALITAS SINYAL SUARA PADA JARINGAN WIMAX IEEE 802.16." Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan 3, no. 2 (January 30, 2017). http://dx.doi.org/10.25124/jett.v3i2.308.

Full text
Abstract:
WiMAX IEEE 802.16e merupakan non-line of sight (NLOS) Broadband Wireless Access (BWA) yang dikeluarkan oleh WiMAX Forum yang dikembangkan berdasarkan standar IEEE 802.16. Teknologi ini mampu diimplementasikan untuk mobile wireless access yang dapat memenuhi kebutuhan layanan data dengan bandwidth yang cukup besar 20 MHz, coverage yang luas 50 km, dengan bitrate yang tinggi 75 Mbps. Pergerakan user/mobile station akan mempengaruhi kualitas layanan suara pada jaringan WiMAX IEEE 802.16e yaitu akan terjadinya efek doppler spread yang mengakibatkan perubahan frekuensi terhadap mobile station yang bergerak. Penelitian mengenai pengaruh pergerakan user/mobile station terhadap kualitas sinyal suara pada jaringan WiMAX IEEE 802.16e ini dilakukan dengan cara membuat simulasi sistem transmisi WiMAX 802.16e yang dilewatkan pada kanal yang bersifat multipath fading karena bersifat komunikasi non-line of Sight (NLOS) dengan cara terdistribusi rayleigh dan noise AWGN dengan pemodelan kanal propagasi SUI (Stanford University Interim). Parameter kecepatan user/mobile station yang disimulasikan mulai 0 km/jam (user statis), <15km/jam (user berjalan kaki), 16-50 km/jam (user berkendaraan sedang), sampai dengan 51-120 km/jam (user kecepatan tinggi). Hasil simulasi dan analisa memperlihatkan bahwa kecepatan pergerakan user sangat berpengaruh terhadap fluktuasi fading pada kanal rayleigh. Berdasarkan standar komunikasi digital yaitu nilai BER sebesar 10, nilai Eb/No yang dihasilkan dibawah 12 dB untuk modulasi BPSK kecepatan user bisa mencapai 50 km/jam, sementara untuk QPSK kecepatan maksimal user dibawah 50 km/jam, dan 8PSK kecepatan user dibawah 30 km/jam. Sehingga modulasi yang paling baik untuk system ini adalah BPSK.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Rais, Achmad Fahruddin, Bambang Wijayanto, and Erika Meinovelia. "Analisis Tailwind Penyebab Go-Around pada 38 Bandara di Indonesia dalam Periode Januari-Februari 2020." Warta Penelitian Perhubungan 32, no. 2 (December 31, 2020). http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v32i2.1546.

Full text
Abstract:
Studi ini berfokus pada analisis tailwind penyebab go-around pada 38 bandara di Indonesia dalam periode Januari-Februari 2020. Dalam studi ini dilakukan perbandingan tailwind laporan pilot, tailwind observasi permukaan (10 m), dan tailwind pada ketinggian 1000 ft untuk mengetahui akurasi tailwind yang dilaporkan oleh pilot. Literatur menyebutkan bahwa angin kecepatan tinggi di troposfer bawah berkaitan dengan wind gust yang berasal dari awan cumulonimbus (Cb). Dengan dasar tersebut maka dilakukan analisis perbandingan laporan pilot terhadap keberadaan awan Cb sampai sejauh 40 km dari runway in use dengan menggunakan kombinasi kriteria brightness temperature difference (BTD) kanal IR1-IR2 dan brightness temperature (BT) kanal IR1 citra satelit Himawari-8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tailwind laporan pilot lebih besar daripada tailwind angin permukaan dan 1000 ft, serta kebanyakan tailwind laporan pilot tersebut berkaitan dengan potensi wind gust yang muncul dari awan Cb baik di sekitar atau di luar runway.Kata kunci: Cumulonimbus, go-around, tailwind, wind gust. AbstractAn Analysis of Go-Around-Causing Tailwind at 38 Airports in Indonesia in the Period of January-February 2020: This study focused on analyzing the tailwind that causing go-around at 38 airports in Indonesia in the period of January to February 2020. We made a tailwind comparison of the pilot report, surface observation (10 m), and observation of 1000 ft to determine the accuracy of the tailwind reported by the pilot. The literature stated that high-speed winds in the lower troposphere were related to wind gust coming from cumulonimbus (Cb) clouds, so we compared pilot report to the presence of Cb clouds as far as 40 km from the runway in use by using a combination of brightness temperature difference (BTD) IR1-IR2 channels and brightness temperature (BT) IR1 channel of Himawari-8 satellite imagery. The results showed that the tailwind of the pilot report was larger than the tailwind of surface and 1000 ft observations and most of the tailwind was related to the potential wind gust that emerged from the Cb clouds either around or outside the runway.Keywords: Cumulonimbus, go-around, tailwind, wind gust.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

UMAR FIRDIANT, DESNAENI HASTUTI, PRASETYO. "PENENTUAN VARIABILITAS AWAN MENGGUNAKAN SATELIT HIMAWARI-8 DI BANDARA TUNGGULWULUNG SEBAGAI DAMPAK FENOMENA SIKLON TROPIS CEMPAKA." Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika 2, no. 2 (November 2, 2018). http://dx.doi.org/10.24198/jiif.v2i2.19715.

Full text
Abstract:
Pada tanggal 27 November 2017 jam 19.00 WIB terjadi fenomena Siklon Tropis Cempaka di Perairan Selatan Jawa. Fenomena tersebut disebabkan oleh anomali dan kenaikan suhu permukaan laut yang cukup signifikan di wilayah tersebut sehingga memicu transfer energi yang besar dalam interaksi laut dan atmosfer. Akibatnya terjadi perubahan cuaca terutama kondisi awan yang dapat mengganggu kegiatan penerbangan di Bandara Tunggulwulung, Cilacap Jawa Tengah. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh fenomena tersebut terhadap wilayah Pulau Jawa. Data yang digunakan adalah reanalisis suhu permukaan laut dari AVHRR-NOAA, Satelit Himawari-8 Kanal IR, data Radiosonde dan Sinoptik dari Stasiun Meteorologi Cilacap, data Streamline dari BoM, dan data curah hujan Satelit GSMAP selama periode Siklon Tropis Cempaka. Metode yang digunakan adalah teknik Dvorak, teknik HCAI, dan komposit pemetaan secara spasial dan temporal. Dapat diketahui bahwa suhu permukaan laut pada saat itu lebih 28,4 oC dengan anomalinya sebesar lebih dari 0,2 oC. Intensitas Siklon Tropis yang terjadi mencapai T-Number 2,5, kecepatan maksimum di sekitar Siklon ± 35 knot, dan pusat tekanan rendah mencapai 997 mb. Terdapat daerah konvektif kuat disekitar wilayah Siklon dan sangat mempengaruhi sistem cuaca yang terjadi. Sirkulasi udara tertarik ke arah pusat Siklon dan kondisi atmosfer cukup labil. Selain itu, kecepatan angin permukaan mengalami peningkatan hingga mencapai 14 knot sehingga mengakibatkan terjadinya fenomena banjir. Curah hujan yang terjadi di Selatan Pulau Jawa mencapai lebih dari 200 mm/hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography