To see the other types of publications on this topic, follow the link: Balon udara.

Journal articles on the topic 'Balon udara'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Balon udara.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Mansyur, Mokhamad, Novmarengga, and Sovia Niswanti. "Pengaruh Media Balon Udara dan Bahan Ajar Khusus terhadap Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman." Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra 3, no. 4 (2024): 519–28. http://dx.doi.org/10.55909/jpbs.v3i4.616.

Full text
Abstract:
Penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh media balon udara dan bahan ajar khusus terhadap pembelajaran keterampilan membaca pemahaman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis quasi eksperimen tipe prates-postes satu bidikan. Penelitian dilaksanakan di semester genap tahun ajaran 2023/2024 di SMP Islam Terpadu Fajar Ilahi Batam. Populasi penelitian ini adalah para siswa kelas VII yang mengikuti rentetan pembelajaran keterampilan membaca pemahaman yang menggunakan media balon udara dan bahan ajar khusus. Mereka berjumlah 30 siswa kelas ihwan. Sampel penelitian ini sebanyak 28 siswa yang ditetapkan melalui rumus statistik. Sampel ditarik secara random tanpa pengembalian dari populasi. Instrumen utama penelitian quasi eksperimen ini adalah media konvensional yakni balon udara dan bahan ajar khusus. Untuk mengumpulkan data pengaruh media balon udara dan bahan ajar khusus terhadap pembelajaran keterampilan membaca pemahaman digunakan instrumen tes berbentuk pilihan ganda empat opsi. Instrumen lain adalah pedoman cek-ricek yang berguna untuk memvalidasi data. Data pengaruh media balon udara dan bahan ajar khusus terhadap pembelajaran keterampilan membaca pemahaman dianalisis menggunakan prosedur statistik inferensial yakni uji t sampel berpasangan. Penggunaan prosedur ini memenuhi syarat normalitas dan homogenitas varian populasi. Hasil penelitian memperlihatkan penggunaan media balon udara dan bahan ajar khusus berpengaruh positif terhadap hasil keterampilan membaca pemahaman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Wicaksono, Agung Wahyu, Andri Yagi Nur Idaman, Satria Leksmana Putra, and Daniel D. Rumani. "Penerbangan Balon Udara di Indonesia Layak atau Tidak?" SKYHAWK : Jurnal Aviasi Indonesia 4, no. 1 (2024): 309–18. https://doi.org/10.52074/skyhawk.v4i1.228.

Full text
Abstract:
Balon Udara merupakan salah satu jenis pesawat yang ada didunia termasuk dalam kategori lebih ringan dari udara (lighter than air). Balon udara tidak lagi menjadi alat angkut manusia utama konvensional, akan tetapi lebih banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan teknlogi seperti untuk membaca cuaca dan juga untuk pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu potensi penerbangan balon udara di Indonesia apakah layak untuk dikembangkan oleh API Banyuwangi baik dalam program komersial maupun pelatihan dengan mencari lokasi yang tepat yang dikaji dalam berbagai analisa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teoritis berdasarkan studi pustaka yang melibatkan beberapa unsur untuk memilih lokasi yang tepat untuk pengembangan pelatihan dan penerbangan komersial balon udara, memperkirakan aspek keuangan dengan besaran investasi yang digunakan untuk menghitung rencana pendapatan dan nilai uang di masa depan. Hasil analisa menunjukkan bahwa pulau Komodo dan pulau moyo menjadi alternatif terbaik dalam proses pengembangan balon udara dengan diperkuat dengan analisa SWOT dan juga NOISE akan tetapi peneltian ini masih belum menggabungkan dengan kategori cuaca dan/atau iklim yang mana akhir-akhir ini cepat berubah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sundoro, Yohanes Aldi, and Pulung Widhi Hari Hananto. "Sanksi Hukum Penerbangan Balon Udara Ilegal di Kabupaten Wonosobo." Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia 2, no. 2 (2020): 246–60. http://dx.doi.org/10.14710/jphi.v2i2.246-260.

Full text
Abstract:
Kasus kecelakaan pesawat terbang yang sering terjadi saat ini sudah sangat menyita perhatian masyarakat, karena selain interval waktu yang berdekatan dan melanda hampir seluruh maskapai penerbangan, juga yang paling menyorot perhatian publik adalah timbulnya korban jiwa. Kepercayaan masyarakat atas kenyamanan dan keselamatan dalam penggunaan moda transportasi udara tersebut semakin berkurang, meskipun kebutuhan atas penggunaannya sangat tinggi. Di sisi lain, ada suatu peristiwa dimana terjadi laporan mengenai kegiatan masyarakat yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan yaitu budaya menerbangkan balon udara di Kabupaten Wonosobo. Pada dasarnya kegiatan ini sudah terjadi bertahun-tahun, namun pada kenyataannya kegiatan ini menjadi polemik antara masyarakat dengan pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap mengenai bahaya dalam menggunakan balon udara illegal dan sanksi bagi penerbang balon udara illegal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode yuridis normatif dengan tipe penelitian doktrinal. Pendekatan yang dilakukan adalah konseptual. Sehingga penulis dalam penulisan ini akan menguraikan bagaimana bahaya dalam penerbangan balon udara dalam dunia penerbangan dan menguraikan mengenai bagaimana sanksi bagi para penerbang balon udara yang tidak memiliki izin untuk diterbangkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Cahyadi, Arief. "Perubahan Posisi dan Tekanan Balon Pipa Endotrakeal." Majalah Anestesia & Critical Care 40, no. 1 (2022): 1–3. http://dx.doi.org/10.55497/majanestcricar.v40i1.255.

Full text
Abstract:
Intubasi endotrakeal merupakan prosedur yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas dan memberikan ventilasi. Pipa endotrakeal juga berfungsi melindungi paru-paru dan mencegah aspirasi aspirasi cairan lambung dan sekret orofaring agar tidak masuk ke paru-paru. Terdapat sebuah balon pada pipa endotrakeal yang dikembangkan pada bagian distal pipa untuk menutupi permukaan dalam trakea.
 Intubasi endotrakeal di samping memiliki manfaat juga memiliki potensi komplikasi. Prosedur pemasangan intubasi dapat menyebabkan trauma pada trakea dan laring, kemudian balon pipa endotrakeal juga dapat menekan dinding trakea, menyebabkan cedera mukosa. Tekanan balon pipa endotrakeal yang direkomendasikan berada pada rentang 20–30 cmH2O. Tekanan udara yang tidak adekuat akan mengakibatkan kebocoran udara saat ventilasi tekanan positif dan memungkinkan mikroaspirasi ke dalam trakea. Sebaliknya, tekanan yang berlebihan pada balon pipa endotrakeal akan menyebabkan penekanan, menurunkan perfusi mukosa trakea serta dapat berlanjut pada kerusakan ireversibel, misalnya ruptur trakea atau nekrosis mukosa trakea.
 Tekanan balon pipa endotrakeal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu volume udara dalam balon, bahan dasar balon pipa endotrakeal, proporsi ukuran balon pipa endotrakeal terhadap diameter trakea, komplians trakea dan bentuk balon pipa endotrakeal serta tekanan intratorakal.
 Saat ini belum ada penjelasan ilmiah yang pasti mengenai mekanisme terjadinya peningkatan tekanan balon pipa endotrakeal meskipun beberapa penelitian telah dilakukan pada populasi di luar negeri. Dapat diduga perubahan posisi ini menyebabkan pipa tidak tepat berada di tengah lumen trakea dan sebagian permukaan balon pipa mengalami penekanan. Kemungkinan ini sesuai dengan fakta seringnya terjadi cedera jalan napas pada pasien kritis yang lama terintubasi.
 Perubahan posisi kepala dapat berpengaruh selain terhadap tekanan balon juga posisi pipa endotrakeal relatif terhadap karina, dan perlu mendapatkan perhatian karena dapat memberikan morbiditas terhadap pasien seperti ventilasi satu paru atau keluarnya pipa dari trakea. Pemeriksaan berkala terhadap pipa endotrakeal menjadi suatu hal yang wajib dilakukan dokter anestesi selama pasien masih terintubasi agar dapat menhindarkan pasien dari komplikasi yang tidak diharapkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Rival, Selamet Muhamad, and Akhmad Fauzi Ikhsan. "Rancang Bangun Muatan Balon Atmosfer untuk Pengukuran Temperatur, Tekanan, Kelembaban, Posisi dan Ketinggian, serta Pengiriman Data Ke Ground Control Station (GCS)." Fuse-teknik Elektro 1, no. 1 (2021): 46. http://dx.doi.org/10.52434/jft.v1i1.1165.

Full text
Abstract:
Informasi cuaca merupakan data penting dalam aktivitas kedirgantaraan, aktivitas kelautan dan perikanan, serta aktivitas pertanian. Informasi cuaca secara umum dapat diperoleh dari pengamatan parameter kondisi vertical atmosfer pada permukaan bumi. Parameter cuaca tersebut diantaranya suhu udara, tekanan udara dan kelembaban udara. Maksud pengamatan adalah untuk mendapatkan data yang lengkap dan sesuai mengenai kondisi daerah tertentu. Dalam penelitian ini akan dirancang muatan balon atmosfer. Adapun parameter yang akan diukur adalah suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, ketinggian dan posisi muatan balon atmosfer, serta mampu mengirimkan data dari parameter yang diukur ke Ground Control Station (GCS) menggunakan system telemetri. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sensor yang digunakan dapat beroperasi dengan baik. Proses pengiriman data dilakukan secara real-time dari muatan ke Ground Control Station (GCS) menggunakan modul radio telemetri dengan frekuensi 433 MHz.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Prakoso, Teguh, Budhy Setiawan, and Hari Kurnia Safitri. "SISTEM KESTABILAN SUDUT PITCH PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) GLIDER." Jurnal Elektronika dan Otomasi Industri 3, no. 2 (2020): 76. http://dx.doi.org/10.33795/elkolind.v3i2.83.

Full text
Abstract:
Unmanned Aerial Vehicle Glider merupakan drone atau pesawat tanpa awak sehingga dapat di program untuk melakukan monitoring area, pantauan bencana alam dengan systemkestabilan sudut pitchpada UAV Glider. Kestabilan tersebut diberi setpoint pada sudutpitchagar pesawat bisa menyetabilkan kestabilan sudut pitchatau posisi badan pesawat sejajar garis horisontal. Sementara ini teknologi yang digunakan adalah pengembangan dari balon udara(blimp) dan quadcopter yang dapat melakukan maping area dengan baik, namun di satu sisi balon udara (blimp) memiliki kekurangan yaitu lemah dengan angin, dalam arti pada saat balon tersebut terbang terkena angin sedikit akan melayang dan sulit untuk di kendalikan, dimanaquadcopterjugamemilikikelemahan tidak dapat bertahan lama diudara.Pengembangan kestabilan sudut pitch dilakukan agar mendapatkan kestabilan yang baik untuk monitoring area dan dengan konsep pesawat Glider yang melayang atau menaiki angin dengan menstabilkan sudutpitch.Skripsi ini membahas tetang pengontrolan pergerakan UAV Glider untuk mencapai kestabililan sudut pitch pada pada UAV Glider
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Junaidin, Junaidin. "Perbandingan Latihan Pursed Lip Breathing Dan Meniup Balon Terhadap Kekuatan Otot Napas Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar." An Idea Health Journal 1, no. 1 (2021): 62–66. http://dx.doi.org/10.53690/ihj.v1i1.40.

Full text
Abstract:
Latar Belakang :Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar paru, hal ini dapat mengakibatkan hipoksemia dan hiperkapnia karena terjadinya kelemahan otot pernapasan dan obstruksi sehingga akan meningkatkan resistensi aliran udara, hiperinflasi pulmoner dan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. Salah satu penanganan nonfarmakologi paru yang dapat diberikan pada pasien PPOK diantaranya dengan melakukan tehnik pursed lip breathing exercise(PLB) dan meniup balon.Latihanrehabilitasiini bertujuan untuk memperbaiki fungsi paru,mencegah kerusakan, dan meningkatkan kualitas hidup.
 Tujuan: Diketahui perbedaan latihan pursed lip breathing dan meniup balon terhadap peningkatan kekuatan otot pernapasan pada pasien PPOK.
 Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen, dengan pre post test design pada dua kelompok perbandingan yang berbeda.
 Hasil : Peningkatan kekuatan otot napas dan perbedaan signifikansi pada hari ke tiga setelah intervensi meniup balon (median=5870) dan PLB (median=5830) diperoleh nilai p<0,001, sedangkan hari ketujuh setelah intervensi meniup balon (median=5980) dan PLB (median=5880) diperoleh perbedaan signifikansi dengan nilai p<0,001.
 Kesimpulan :Meniup balon sangat signifikan pada peningkatan kekuatan otot napas bila dibandingkan dengan PLB pada pasien PPOK.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Junaidin, Junaidin, Yuliana Syam, and Andi Masyitha Irwan. "PENGARUH PURSED LIP BREATHING DAN MENIUP BALON TERHADAP KEKUATAN OTOT PERNAPASAN, SATURASI OKSIGEN DAN RESPIRATORY RATE PADA PASIEN PPOK." Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) 5, no. 1 (2019): 31–39. http://dx.doi.org/10.33023/jikep.v5i1.211.

Full text
Abstract:
Masalah : Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar paru. Hal ini disebabkan karena terjadinya kelemahan otot pernapasan dan obstruksi, sehingga terjadi peningkatan resistensi aliran udara, hiperinflasi pulmoner dan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang dapat menyebabkan penurunan kadar saturasi oksigen. Terdapat beberapa penanganan pada pasien PPOK salah satunya penanganan secara non farmakologis (program latihan) salah satunya program rehabilitasi, program ini terdiri dari pursed lip brething meniup balon.
 Tujuan : untuk mengetahui pengaruh latihan pursed lip breathing dan meniup balon terhadap peningkatan kekuatan otot pernapasan, respiratory rate dan peningkatan saturasi oksigen pada pasien penyakit paru obstruksi kronis.
 Metode : Database yang digunakan dalam pembuatan literatur review ini adalah PubMed, Google Scholar, Proquest, Science direct dan Wiley.
 Hasil : Terdapat 112 artikel yang diidentifikasi dan dipublikasikan dari tahun 2012-2018. Dari 109 artikel 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pursed lip breathing dapat memperbaiki kekuatan otot pernapasan, saturasi oksigen dan menurunkan frekuensi pernapasan, begitu pula dengan meniup balon.
 Kesimpulan : Untuk menghindari gangguan vital pada pasien PPOK akibat terganggunya ventilasi pada pasien PPOK dapat pula dilakukan dengan program latihan, salah satunya yaitu dengan cara rehabilitasi yang terdiri atas pursed lip breathing dan meniup balon hal ini dapat meningkatkan kekuatan otot pernapasan, saturasi oksigen dan menurunkan frekuensi pernapasan.
 Kata Kunci : Pursed lip breathing, meniup balon, otot pernapasan, saturasi oksigen, respiratory rate
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Pambudi, Priyaji Agung, and Savina Nurma Fardiani. "RESOLUSI KONFLIK SOSIO-EKOLOGI PADA TRADISI BALON UDARA." Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora 8, no. 1 (2022): 171–88. http://dx.doi.org/10.36869/pjhpish.v8i1.223.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Basuki, Sofyan, and Ni Ketut Hariyawati Dharmi. "Kinerja Jaringan W-LAN untuk Komunikasi Pasca Bencana." Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik 17, no. 2 (2018): 69. http://dx.doi.org/10.26874/jt.vol17no2.85.

Full text
Abstract:
Setelah terjadi bencana, suplai daya listrik terputus dan infrastruktur sistem komunikasi pada umumnya mengalami kerusakan. Tim evakuasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau BASARNAS dan paramedik memerlukan komunikasi untuk kegiatan penyelamatan dan koordinasi. Dengan bantuan balon udara sebagai repeater, fotovoltaik dan baterai cadangan sebagai catu dayanya, maka teknologi komunikasi W-LAN dapat digunakan untuk menggantikan sistem komunikasi lainnya dan menjangkau lebih luas di area bencana. Modifikasi topologi jaringan W-LAN ini di simulasikan menggunakan Network Simulator NS2 untuk mengetahui kelayakan dan kinerjanya. Pada skenario jarak, ketinggian balon udara dari 100 sampai 150 meter memberikan kinerja yang stabil dan pada skenario jumlah host dari 15 sampai 45 user, sistem masih mampu memenuhi trafik transfer dokumen elektronik, komunikasi media sosial dan gambar bergerak sesuai standar yang ditetapkan IEEE_802.11b-1999.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Syifa, Nailatusy, and Salafudin Salafudin. "Implementasi Tradisi Syawalan pada Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika." CIRCLE : Jurnal Pendidikan Matematika 1, no. 01 (2021): 95–111. http://dx.doi.org/10.28918/circle.v1i1.3623.

Full text
Abstract:

 Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika seringkali bersifat monoton dan teoritis serta kesamaan soal untuk siswa dari tahun ke tahun. Masyarakat pun tidak menyadari bahwa budaya mengandung konsep matematika dalam konstruksinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi tradisi syawalan dan kaitannya dengan materi pembelajaran dan aplikasinya dalam persoalan matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa gambar dan deskripsi hasil perolehan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi syawalan “lopis raksasa” dan “balon udara panas” mengandung beberapa konsep matematika berupa berupa ruang dan konstruksinya juga menggunakan matematika seperti konse pengukuran yang juga berkaitan dengan materi pelajaran matematika. Materi pelajaran matematika yang berkaitan dengan tradisi lopis raksasa yaitu perbandingan, teorema Pythagoras, bangun datar dan bangun ruang sisi lengkung. Sedangkan balon udara panas mengandung konsep persamaan fungsi kuadrat, perbandingan, teorema Pythagoras dan bangun datar. Oleh karena itu, ini dapat diimplementasikan dalam soal latihan siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran matematika yang inovatif dan kontekstual. Ini juga akan memudahkan peneliti dalam menggunakan konse matematika dalam lopis dan konstruksi balon udara.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Kua, Maria Yuliana. "TABUNG SUNTIK UNTUK HUKUM BOYLE, SIMULASI PENGUKURAN TEKANAN UDARA DENGAN REAL WORLD PROBLEM SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH." IMEDTECH (Instructional Media, Design and Technology) 4, no. 2 (2021): 43. http://dx.doi.org/10.38048/imedtech.v4i2.225.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan eksperimen untuk membuat sebuah alat sederhana berbasis hukum dasar termodinamika. Teori dasar yang digunakan berdasar hukum Boyle dan konsep gas ideal. Tujuan dari pembuatan alat ini adalah untuk menunjukkan fenomena dalam hukum Boyle ketika suhu gas yang berada dalam suatu wadah tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas akan berbanding terbalik dengan volume. Alat yang dimaksud berupa sebuah wadah yang dibuat hampa udara dan diletakkan sebuah balon di dalamnya. Pada tutup wadah diletakkan beberapa selang plastik yang dihubungkan dengan tabung suntik untuk memanipulasi besar volume udaranya. Dipasang pula sebuah manometer untuk mengukur besar tekanan udaranya. Metode yang digunakan adalah dengan memberi gaya pada piston tabung suntik untuk memanipulasi besar volume yang akan memberikan pengaruh pada balon yaitu mengembang dan mengempis serta perubahan tekanan udara yang terbaca pada manometer. Media pembelajaran fisika ini didesain untuk membantu peserta didik memahami konsep termodinamika secara sederhana menggunakan real world problem sebagai alternatif pemecahan masalah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Antika, Lilik, Siti Patonah, and Mintyas Budiastuti. "PENGGUNAAN MEDIA BALON UDARA KALIMAT AKTIF DAN PASIF DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK FASE A." Alpen: Jurnal Pendidikan Dasar 8, no. 2 (2024): 151–61. http://dx.doi.org/10.24929/alpen.v8i2.339.

Full text
Abstract:
Memotivasi belajar peserta didik tentunya bukan hal yang mudah, terkadang sebagai guru sudah berusaha agar peserta didik memiliki motivasi dalam belajar akan tetapi dari diri peserta didik belum ada kemauan lebih akan hal tersebut. Padahal motivasi belajar harus tercipta dulu dari dalam diri sendiri. Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru bisa menggunakan media pembelajaran yang sekiranya mampu menjadi daya tarik sehingga dengan hal itu mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penggunaan media kalimat aktif dan pasif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik fase A yaitu di kelas II SDN Rejosari 01. Metode penelitian yang digunakan yakni metode kualitatif, mengunakan pendekatan studi kasus, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan media balon udara kalimat aktif membuat motivasi belajar peserta didik meningkat dibuktikan dengan hasil observasi dan evaluasi setelah pembelajaran dilaksanakan karena peserta didik merasa antusias selama mengikuti pembelajaran menggunakan media balon udara kalimat aktif dan pasif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Sari, Putri Kartika, Afis Pratama, and Handini Arga Damar Rani. "Rancang Bangun Sistem Monitoring Muatan Balon Atmosfer pada Kompetisi Muatan Balon Atmosfer Tahun 2019 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Kabupaten Garut." Joined Journal (Journal of Informatics Education) 3, no. 1 (2020): 15. http://dx.doi.org/10.31331/joined.v3i1.1097.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu rancangan sistem monitoring yang dapat digunakan untuk menampilkan dan menyimpan data profil vertikal atmosfer secara real time dan efisien bagi pengguna dengan memanfaatkan alat ukur yang dibangun dari beberapa sensor. Penelitian Research and Development (R&D), dengan menggunakan metode pengembangan perangkat lunak Waterfall, yang meliputi: Communication, Planning, Modeling, Construction, dan Deployment. Sistem yang telah dirancang kemudian diuji dengan aspek usability. Subjek penelitian ini adalah pengamat parameter atmosfer atau juri utama KOMBAT 2019 yang berjumlah 3 orang, sekaligus sebagai responden pengujian usability. Hasil penelitian ini adalah (1). Sistem monitoring muatan balon atmosfer mampu mendeteksi suhu, kelembapan, tekanan udara, ketinggian dalam bentuk grafik, serta dapat mendeteksi arah angin, kecepatan angin dan juga letak lokasi dari koordinat lintang dan bujur. (2). Sistem monitoring ini telah melalui pengujian terhadap tingkat kualitas sistemnya pada aspek usability, yang memperoleh persentase sebesar 90% (sangat baik) dalam memonitoring muatan balon atmosfer.
 
 Kata kunci: Sistem Monitoring, Muatan Balon Atmosfer, 3DR Radio Telemetry
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Zaid, Zaid, and Ferdin Okta Wardana. "PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGANI KASUS TRADISI PENERBANGAN BALON UDARA DI PONOROGO." Legalitas: Jurnal Hukum 13, no. 1 (2021): 10. http://dx.doi.org/10.33087/legalitas.v13i1.240.

Full text
Abstract:
This study aims to reveal how the role of the police in handling the case of the traditional hot air balloon flight in Ponorogo which includes law enforcement, obstacles experienced, and future concepts based on the perspective of the police. Therefore, this research will be juridical and empirical by using a statutory and qualitative approach. After processing data using qualitative analysis, the results of this study reveal that the police have the authority to enforce the law against anyone who violates the order, safety, or laws and regulations. It's just that in matters of investigation, the police hand over the authority to the Civil Investigating Officer (PPNS) in the field of aviation. In addition, the police in each sector in Ponorogo Regency also have difficulties or obstacles, the majority of which are making tradition and lack of knowledge from the community and the lack of the role of local government as the main factors. Therefore, even the police, in this case, do not expect that this tradition should be eliminated, it's just that in the future there must be strict supervision and control so that the practice of this hot air balloon flight tradition does not endanger the safety and security of anyone and does not violate applicable laws.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Kevin Christian Atmodjo, Josina Augustina Yvonne Wattimena, and Johanis Stenly Franco Peilouw. "Penggunaan Balon Udara untuk Tujuan Spionase dan Implikasi terhadap Hukum Internasional." Intellektika : Jurnal Ilmiah Mahasiswa 2, no. 6 (2024): 117–31. https://doi.org/10.59841/intellektika.v2i6.1733.

Full text
Abstract:
This research analyzes a violation of airspace sovereignty by unmanned free balloons for espionage purposes. Each country has full and exclusive sovereignty over its entire territory which includes the surface of the earth and the contents of the earth beneath the surface, including air space. A country that violates sovereignty over airspace without permission entails responsibility for the passing country towards the lower country. The research method used is normative juridical using problem approaches such as the statute approach, conceptual approach, and case approach. The research findings show that unmanned free balloons are the same as the classification of aircraft regulated in Annex 2 of the 1944 Chicago Convention regarding unmanned free balloons which are defined as unpowered, unmanned, and lighter than air aircraft in air flight. The use of unmanned free balloons for espionage purposes in peacetime has no legal regulations, so that they have implications for violations of state sovereignty which give rise to state responsibility. ICAO or International Civil Aviation Organization needs to reconstruct the legal ground towards unmanned free balloons usage outside the function of meteorological purposes in order to avoid the false accused and declare specified sanctions towards the violators.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Falah Maulana Pujangga Putra Pratama. "Peranan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah Iii Dalam Mengawasi Balon Udara Demi Menjaga Keamanan Dan Keselamatan Penerbangan." Student Scientific Creativity Journal 1, no. 4 (2023): 169–80. http://dx.doi.org/10.55606/sscj-amik.v1i4.1618.

Full text
Abstract:
One of the objects monitored by the Airport Authority is the activity of hot air balloons in the air space. The presence of an uncontrolled hot air balloon certainly results in disruption of the aircraft flight path which will cause flight safety to be threatened. Therefore, all forms of disruption to the flight path that have the potential for danger must be handled immediately to ensure flight safety. This study aims to find out the role and constraints experienced by the Airport Authority Office Region III in supervising hot air balloons in order to maintain flight security and safety. This study uses qualitative methods with primary and secondary data collection techniques. The data used are observation, interviews, documentation and literature study to find out the role of the Region III Airport Authority Office in supervising hot air balloons. The results of this study indicate that the role played by the Region III Airport Authority Office in supervising hot air balloons has been carried out properly and has implemented according to the regulations stated in PM 41 of 2011 and PM 40 of 2018. Meanwhile the obstacles experienced were limited personnel, Budget that is less than optimal, Momentum for hot air balloon flights that are quite a lot and occur simultaneously, Community resistance to existing regulations, and a wide scope of supervision.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Bariyah, Khoirul, and Helmy Boemiya. "Tinjauan Yuridis Tentang Penerbangan Balon Udara Sebagai Tradisi Budaya Masyarakat di Kabupaten Ponorogo." Yustisia Tirtayasa: Jurnal Tugas Akhir 2, no. 2 (2022): 1. http://dx.doi.org/10.51825/yta.v2i2.15715.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Imansyah, Oscar Haris, and Yudi Nata. "DESAIN DAN ANALISA SISTEM AIR SUSPENSION PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA XEON GT125." Jurnal Rekayasa Teknologi Nusa Putra 6, no. 2 (2021): 41–47. http://dx.doi.org/10.52005/rekayasa.v6i2.66.

Full text
Abstract:
Kemajuan teknologi manufaktur saat ini menjadi suatu kebutuhan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya kemajuan pada kendaraan roda dua, dengan itu peneliti mencoba mengembangkan teknologi suspensi agar terciptanya kenyaman dalam berkendara. Peneliti mencoba mendesain Bellows atau Balon udara berbahan karet (Ruber Natural) yang mampu menahan beban 50-150 kg. Demi terwujudnya kenyamanan dan keamanan bagi pengendara ataupun penumpang. Dengan ini penulis menganalisis desain air suspensi agar dapat menjadi solusi dengan menekan respon getaran/kekakuan suspensi tinggi, supaya mencapai steady state tidak terlalu lama, dan daya kejut/redam yang terjadi di system air suspension sangat lembut , untuk hasil analisa dengan beban 50 kg didapat data kekakuan dan redaman diperoleh 0,041 Hz dalam 0,61 second, beban 100 kg didapat kekakuan 0,029 Hz dalam 0,87 second, dan beban 150 kg didapat redaman sebesar 0,023 dalm waktu 1,06 second. Sehingga ketika berkendara penumpang tetap merasa nyaman. Penggunaan suspensi udara sebagai pengganti suspensi baja jelas sebagai suatu perkembangan dari teknologi. Respon getaran pada suspensi, osilasi yang dihasilkan tidak terlalu panjang dan memiliki stabilitas yang dan responsive. Untuk menghasilkan satu getaran dibutuhkan waktu sebesar tiga detik. Dengan demikian Suspensi udara memiliki keunggulan lebih dari suspensi baja, diantaranya dengan suspensi udara, goncangan atau getaran yang terjadi ketika di jalan akan terasa lebih halus dan lembut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Junaidin, Junaidin, and Dewi Sartika. "Perbandingan latihan pursed lip breathing dan meniup balon terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien PPOK." Holistik Jurnal Kesehatan 16, no. 1 (2022): 52–60. http://dx.doi.org/10.33024/hjk.v16i1.5274.

Full text
Abstract:
Background: Several disorders in Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) affect the movement of air in and out of the lungs and result in hypoxemia and hypercapnia because of changes in oxygen saturation in the patient.Purpose: Knowing the comparison of pursed-lip breathing and balloon blowing exercises to increase oxygen saturation in patients with COPDMethod: A Quasi-Experimental study, with pre-posttest design in two different comparison groups.Results:There was an increase in oxygen saturation clinically because the median value before the intervention = 94, but there was no statistical difference in the increase in these two interventions, on the third and seventh day there was no statistically and clinically significant difference after the balloon blowing intervention (median = 96) and PLB (median=96), for the seventh day blowing balloons and PLB (median=99), so that p>0.181 was obtained.Conclusion: There is no difference between pursed lip breathing and balloon blowing exercises on oxygen saturation in patients with COPDKeywords: Pursed lip breathing; balloon blowing; oxygen saturation; COPDPendahuluan: Sejumlah gangguan pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) berpengaruh pada pergerakan udara dari dan keluar paru, dan berakibat hipoksemia dan hiperkapnia karena terjadinya perubahan saturasi oksigen pada pasien Tujuan: Mengetahui perbandingan latihan pused lip breathing dan meniup balon terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien PPOKMetode : Penelitian kuantitatif dengan desain Quasi-Eksperimen, dengan pre post test design pada dua kelompok perbandingan yang berbeda.Hasil : Terdapat peningkatan saturasi oksigen secara klinis karena nilai median sebelum intervensi=94, tetapi tidak terdapat perbedaan peningkatan secara statistic dari kedua intervensi ini, hari ketiga dan hari ketujuh tidak terdapat perbedaan signifikan secara statitik dan klinik setelah intervensi meniup balon (median=96) dan PLB (median=96), untuk hari ketujuh meniup balon dan PLB (median=99), sehingga diperoleh nilai p>0,181.Simpulan : Tidak terdapat perbedaan antara latihan pursed lip breathing dan meniup balon terhadap saturasi oksigen pada pasien PPOK.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Mulyana, Erwin. "PENGARUH ANGIN TERHADAP PERTUMBUHAN AWAN HUJAN DI DAS WADUK PLTA KOTA PANJANG." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca 15, no. 2 (2014): 81. http://dx.doi.org/10.29122/jstmc.v15i2.2674.

Full text
Abstract:
Abstrak Telah dianalisis hubungan antara pembentukan awan hujan dengan kecepatan angin di Waduk PLTA Kota Panjang. Penelitian ini menggunakan data angin dan kelembaban udara dari NCEP reanalysis, data angin hasil pengukuran dengan pilot balon, pengamatan awan dengan pesawat terbang serta data hujan dari penakar hujan terpasang serta data hujan TRMM. Hasil analisis menunjukkan kejadian hujan sangat terkait dengan besarnya kecepatan angin di lapisan atas. Kejadian tidak ada hujan pada tanggal 12 – 19 April 2013 berhubungan dengan tingginya kecepatan angin pada lapisan 700 – 600 mb yang merncapai 40 knot serta kelembaban udara kurang dari 60%. Angin kencanag terkait dengan adanya pusat tekanan rendah di Samudra Hindia di sebelah barat Sumatera Barat. Sebaliknya pada tanggal 20 – 30 April 2013, ketika kecepatan angin jauh berkurang hingga di bawah 5 knot, terjadi peningkatan curah hujan di DAS Waduk PLTA Kota Panjang. Agin kencang pada lapisan 700 – 600 mb mengakibatkan pertumbuhan awan terganggu sehingga sulit membentuk awan hujan. Awan yang terbentuk umumnya berupa awan Stratocumulus dan Stratus yang tidak berpotensi hujan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Widadiyah, Qorina, and Ririn Andrayani. "Penerapan Pembelajaran Sains Melalui Eksperimen Balon Udara Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini." Hadlonah : Jurnal Pendidikan dan Pengasuhan Anak 3, no. 1 (2022): 01. http://dx.doi.org/10.47453/hadlonah.v3i1.614.

Full text
Abstract:
This study aims to improve science skills through balloon experiments at Plumbon State Kindergarten in 2021. This research is a Classroom Action Research (CAR) which is carried out using two cycles. The subjects of this study were group A aged 4 to 5 years with a total of 14 children, consisting of 9 girls and 5 boys. The data analysis technique in this classroom action research uses descriptive statistical analysis techniques. By using an observation instrument as a data collection tool. The results of the data that have been analyzed are in cycle 1 the child's cognitive ability reaches MB (Starting to Develop), while in cycle 2 the increase in children's cognitive ability reaches BSH (Developing according to expectations). So that the increase in children's cognitive abilities from cycle 1 to cycle 2 has progressed quite well in the 2021 school year.
 Abstrak
 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sains melalui eksperimen balon di TK Negeri Plumbon tahun 2021. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan menggunakan dua siklus. Subjek dari penelitian ini adalah kelompok A usia 4 sampai 5 tahun dengan jumlah 14 anak, yang terdiri dari 9 anak perempuan dan 5 anak laki-laki. Teknik analisis data pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Dengan menggunakan instrumen observasi sebagai alat pengumpulan data. Hasil data yang telah dianalisa yaitu pada siklus 1 kemampuan kognitif anak mencapai MB (Mulai Berkembang), sedangkan pada siklus ke 2 peningkatan kemampuan kognitif anak mencapai BSH (Berkembang Sesuai Harapan). Sehingga peningkatan kemampuan kognitif anak dari siklus 1 sampai siklus ke 2 mengalami progres yang cukup baik pada tahun ajaran 2021.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Nule, Monika Viani Robia, Jeffry A. Ch Likadja, and Gerald Aldytia Bunga. "Analisis Yuridis Tentang Penerbangan Balon Udara Cina Sebagai Pesawat Mata-Mata (Spy Craft) Di Wilayah Udara Negara Lain Berdasarkan Konvensi Chicago 1944." Artemis Law Journal 1, no. 2 (2024): 603–15. https://doi.org/10.35508/alj.v1i2.15230.

Full text
Abstract:
Technological advances and high human activity in the field of aviation have the potential to cause violations of a country’s air sovereignty. One of which is the flight of Chinese hot air balloons without a valid permit in the air space of the United States. The research aims to analyze, explain and determine the form of enforcement of United States airspace sovereignty against Chinese hot air balloons based on the 1944 Chicago Convention Concerning International Civil Aviation. This research is normative juridical research in which the data is explained descriptively qualitatively. The results of this research show that China has violated the sovereignty of United States air space by flying its hot air balloons without permission over United States air space. Chinese hot air balloons are among the state aircraft used to spy on the United States, so they are called spy craft. The shooting carried out by the United States was necessary to uphold its sovereignty and maintain the security of its air space. The shooting down of the Chinese hot air balloon has raised diplomatic tensions between the two countries. Therefore, this problem should be resolved further through the Council of the International Civil Aviation Organization (ICAO) so that both countries can obtain firm rights and sanctions for violations that have been committed.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Tama, Risqi Sugeng Putra, Budhy Setiawan, and Sidik Nurcahyo. "SISTEM STABILISATOR ZERO ROLL PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) GLIDER." Jurnal Elektronika dan Otomasi Industri 3, no. 2 (2020): 85. http://dx.doi.org/10.33795/elkolind.v3i2.84.

Full text
Abstract:
Perkembangan teknologi robot terbang semakin pesat, hal ini ditandai dengan semakin banyak pemanfaatan robot terbang untuk membantu kerja manusia utamanya dalam bidang pengindraan jarak jauh salah satunya seperti evakuasi bencana. Penggunaan robot terbang blimp (balon udara) dan quadcopter pada area terbuka yang sedang terjadi bencana dinilai kurang efisien karena kestabilan roll blimp sangat rendah karena bentuknya yang besar dan ketahanan daya pada quad copter kurang optimal dikarenakan menggunakan empat motor penggerak untuk terbang. Solusi terbaik untuk mengatasi pengaruh gerakan angin terhadap kestabilan roll dan untuk memaksimalkan ketahanan daya dengan memanfaatkan angin yang datang adalah dengan menggunakan desain pesawat fixed wing berjenis glider yang terkontrol, dengan menerapkan kontrol PID dan megintegrasikan sensor Inertial Measurement Unit (Accelerometer dan Gyroscope) sehingga apabila terdapat gangguan angin dari arah samping kestabilan sudut roll pesawat saat terbang di udara dapat terkontrol dengan baik. Dari hasil percobaan yang diambil pada tanggal 20 Agustus 2016, robot terbang fixed wing dengan jenis glider dapat terbang di udara dengan baik dan dapat melakukan gerakan gliding secara crosswind (melawan angin) pada kecepatan angin ±4m/s. Pembacaan sensor IMU menggunakan metode complementary filter sudah optimal dengan nilai a sebesar 0,93, sehingga didapatkan time constant complementary filter sebesar 33,214ms. Penerapan algoritma PID kontroller dengan nilai variabel kp sebesar 1,2, ki sebesar 0,00005, kd sebesar 0.026 didapatkan hasil yang optimal, kontroller dapat menstabilkan posisi pesawat pada posisi nol derajat terhadap sumbu roll pada nilai hysterisis rata - rata antara 0,65 ° sampai -0,55 ° dengan nilai settling time sebesar 300ms serta overshoot sebesar -6,7 saat terjadi turbulensi udara.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Retno, Ajeung, Marceilla Suryana, and Sherly Raka Siwi Putri Utomo. "Perancangan Paket Wisata Adventure Tour Bandung Untuk Golden Rama Tours And Travel." Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar 13, no. 01 (2022): 1401–7. http://dx.doi.org/10.35313/irwns.v13i01.4298.

Full text
Abstract:
Golden Rama Tours and Travel merupakan salah satu perusahaan jasa di bidang perjalanan yang melayani pemesanan tiket, produk tour, dokumen perjalanan, paket wisata, dan cruise. Golden Rama Tours and Travel juga salah satu Travel Agent di Indonesia yang menyediakan paket wisata domestik dan internasional, paket wisata yang di sediakan dapat berupa ready tour dan tailor made tour. Paket wisata yang penulis buat merupakan jenis paket wisata alam dan petualangan, yang didalamnya melakukan kegiatan seperti rafting, paintball, menaiki balon udara, sepedah gravitasi dan lain-lain di Kota Bandung. Wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung biasanya luar Jawa dan salah satu nya adalah Kota Jakarta. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk merancang paket wisata petualangan (adventure) di Kota Bandung dan sekitarnya untuk Golden Rama Tours and Travel, kemudian membuat proposal kreatif digital yang memuat paket wisata adventure di Kota Bandung dan sekitarnya untuk Golden Rama Tours and Travel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Hirsan, Fariz Primadi, Agus Kurniawan, Rasyid Ridha, and Ardi Yuniarman. "BAHAYA PENGGUNAAN DRONE PADA AREA KKOP DI SEKITAR BANDARA." JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) 7, no. 3 (2023): 2663. http://dx.doi.org/10.31764/jmm.v7i3.14968.

Full text
Abstract:
Abstrak: Selama beberapa tahun terakhir, drone telah menjadi sangat populer. Drone adalah pesawat udara kecil tanpa awak yang dinavigasi dan dikendalikan dari jarak jauh dengan frekwensi radio. Penggunaan pesawat tanpa awak (drone) kini banyak dilakukan masyarakat sipil untuk berbagai aktivitas salah satunya yang berada di wilayah Sumbawa Besar. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) khususnya yang berada di sekitar Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III – Sumbawa Besar, merupakan wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan itu sendiri. Kawasan ini perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan operasional pesawat udara di sekitar bandar udara. Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah untuk memberikan sosialisasi pemahaman kepada seluruh masyarakat tentang bahaya dan risiko dari aktivitas yang dilakukan masyarakat seperti menerbangkan pesawat tanpa awak (drone), pada area operasi penerbangan sekitar bandara. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan sosialisasi dan simulasi yang terstruktur kepada peserta kegiatan yang terdiri dari masyarakat lokal, pemeritah dan penggiat hobi drone sebanyak 20 orang, dimana kegiatan tersebut diperoleh hasil sebanyak 90% berdasarkan hasil questioner dan angket yang diberikan pasca kegiatan sosialisasi, peserta menyepakati bahwa area-area sekitar bandara perlu diberikan penanda larangan dalam menerbangkan benda-benda udara tidak hanya drone tetapi juga benda terbang lainnya seperti layangan dan balon udara, karena sifatnya yang dapat mengganggu aktifitas penerbangan. Selain itu dan juga diinsiasi adanya regulasi daerah berupa Perbup yang mengatur secara mendetail kegiatan masyarakat di sekitar bandara.Abstract: Over the last few years, drones have become very popular. Drones are small, unmanned aircraft that are navigated and controlled remotely by radio frequency. The use of unmanned aerial vehicles (drones) is now widely practiced by civil society for various activities, one of which is in the Sumbawa Besar region. The Flight Operations Safety Area (KKOP), especially those around Sultan Muhammad Kaharuddin III Airport - Sumbawa Besar, is the land area and/or waters as well as the airspace around the airport which is used for flight operations activities in order to ensure flight safety itself. This area needs attention to maintain the safety of aircraft operations around the airport. The purpose of this activity is to provide socialization of understanding to the whole community about the dangers and risks of activities carried out by the community, such as flying unmanned aircraft (drones), in the flight operation area around the airport. The method of implementing the activity was carried out by means of socialization and structured simulation to activity participants consisting of 20 local communities, government and drone hobbyist activists, in which the activity obtained 90% results based on the results of the questionnaires and questionnaires given after the socialization activity, participants agreed that areas around the airport need to be marked prohibiting the flying of air objects not only drones but also other flying objects such as kites and hot air balloons, due to their nature which can disrupt flight activities. Apart from that, a local regulation was initiated in the form of a Perbup which regulates in detail the activities of the community around the airport.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Febriyanti, Danie, and Ika Maryani. "PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS STEM PADA MATERI IPA TEMA 7 SUBTEMA 1 KELAS V SEKOLAH DASAR." Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar) 3, no. 2 (2020): 162–80. http://dx.doi.org/10.12928/fundadikdas.v3i2.2684.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan; 1) untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan LKPD berbasis STEM pada materi IPA tema 7 subtema 1 kelas V SD; 2) untuk mengetahui kualitas produk LKPD berbasis STEM pada materi IPA tema 7 subtema 1 kelas V SD. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (RnD) menggunakan model ADDIE tetapi hanya tiga tahapan yaitu analyze, design, dan development. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru. Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, lembar observasi, dan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif untuk mengolah data berdasarkan komentar atau saran dari para ahli dan respon guru serta analisis data kuantitatif  untuk mengetahui kualitas produk. Pada uji coba produk menggunakan angket para ahli dan respon guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  nilai akhir dari uji validasi ahli materi mendapatkan nilai 79,00 dengan kategori “Baik”, ahli media mendapatkan nilai 83,00 dengan kategori “Sangat Baik”, ahli pembelajaran mendapatkan nilai 78,00 dengan kategori “Baik”, ahli bahasa mendapatkan nilai 84,00 dengan kategori “Sangat Baik”, dan respon guru mendapatkan nilai 86,00 dengan kategori “Sangat Baik”. Apabila dianalisis data kuantitatif rata-rata nilai uji validasi ahli dan respon guru maka diperoleh nilai 82,00 termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. LKPD memuat materi IPA pada Perubahan Wujud Benda, Pembuatan alat penangkap kabut, penjelasan Fog Machine, teknik menghasilkan air dan teknik balon udara agar bisa terbang, serta kegiatan mengukur. LKPD juga berpengaruh terhadap keterampilan proses sains terhadap hasil belajar IPA lebih baik daripada LKPD konvensional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Riyanti, Fahma. "PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL." Jurnal Pengabdian Sriwijaya 3, no. 1 (2015): 215–21. http://dx.doi.org/10.37061/jps.v3i1.2144.

Full text
Abstract:
Teknologi biogas telah berkembang sejak lama namun aplikasi penggunaannya di masyarakat sebagai sumber energi alternatif belum berkembang secara luas. Beberapa kendala antara lain yaitu kekurangan informasi dan pengetahuan dari masyarakat. Teknologi biogas merupakan teknologi yang memanfaatkan proses fermentasi atau dekomposisi dari bahan organik oleh mikroorganisme secara anaerobik (tanpa udara) sehingga dihasilkan gas metana. Gas metana adalah gas yang memiliki sifat mudah terbakar sehingga dihasilkan energi panas. Energi panas ini diaplikasikan dalam bentuk api kompor sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga. Salah satu bahan organik yang bisa digunakan sebagai bahan baku adalah enceng gondok. Enceng gondok merupakan tumbuhan air dan sering menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan. Namun kandungan selulosanya yang besar sehingga tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber biogas. Proses pembuatan Biogas dari enceng gondok menggunakan  reaktor digester dari drum plastik dan penampung gas dari plastik polietilen dengan sistem balon. Sedangkan sumber mikroorganisme yang dapat mendekomposisi enceng gondok digunakan kotoran sapi. Jumlah kotoran sapi yang digunakan± 1-5% dari jumlah enceng gondok yang digunakan. Sedangkan perbandingan  banyaknya  air yang digunakan dengan  enceng gondok adalah 1 : 1. Waktu yang dibutuhkan untuk proses dekomposisi enceng gondok sehingga penampung  gas bervolume ± 1000L dapat penuh sekitar 3 minggu. Jumlah enceng gondok sekitar 70 kg dapat menghasilkan gas untuk keperluan memasak selama 50 hari. Keberhasilan pembuatan bahan bakar biogas dari enceng gondok ini diharapkan dapat membantu kesulitan masyarakat memperoleh bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Sumaryati, Sumaryati, Asri Indrawati, and Dyah Aries Tanti. "Kondisi Gradien Temperatur terhadap Proses Pengenceran Smog Fotokimia di Cekungan Bandung." Jurnal Teknologi Lingkungan 21, no. 2 (2020): 219–26. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v21i2.3977.

Full text
Abstract:
ABSTRACTBig cities with valley or basin topography such as Bandung, generally have problems with air pollution due to the inversion layer and photochemical smog formations. The inversion conditions cause photochemical smog settling so that the air looks dark on the surface. This study was conducted to analyze the character of inversion events in Bandung due to vertical temperature changes. The inversion layer is obtained from the TAPM (The Air Pollution Model) model and in situ measurement of vertical temperatures by flying a temperature sensor to get the temperature profile. The TAPM running model is carried out in July and December following the dry and rainy seasons. In situ temperature observations are carried out in September 2018 using a drone according to the dry season and data corresponding to the rainy season using data from previous research with a radiosonde balloon. The running model results show that the inversion layer in the rainy season is stronger and more persistent than in the dry season. The inversion layer at night until morning occurs at the surface level, then the inversion layer rises, and finally, the inversion layer breaks up around 10:00 in July and around 12:00 in December. Validation with in situ measurements shows similarity in the pattern. The inversion event correlates with the subsidence and dilution of smog and photochemical smog pollutants from the edge of the Bandung Basin area.Keywords: basin, urban, photochemical smog, inversionABSTRAKKota besar dengan topografi berbentuk lembah atau cekungan seperti Bandung, umumnya memiliki masalah dengan polusi udara karena adanya pembentukkan lapisan inversi dan smog fotokimia. Kondisi inversi menyebabkan terjadinya pengendapan smog fotokimia, sehingga udara terlihat gelap pada permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakter kejadian inversi di Cekungan Bandung akibat dari perubahan temperatur vertikal. Lapisan inversi diperoleh dari model TAPM (Model Polusi Udara) dan pengukuran in situ temperatur vertikal dengan menerbangkan sensor suhu untuk mendapatkan profil suhu. Running model TAPM dilakukan pada bulan Juli dan bulan Desember berkesesuaian dengan musim kemarau dan hujan, sedangkan pengamatan temperatur in situ dilakukan pada bulan September 2018 dengan menggunakan wahana drone yang berkesesuaian dengan musim kemarau, serta untuk data yang berkesesuaian dengan musim hujan menggunakan data hasil penelitian sebelumnya dengan wahana balon radiosonde. Hasil running model menunjukkan, lapisan inversi pada musim hujan lebih kuat dan lebih persisten dari pada musim kemarau. Lapisan inversi pada malam sampai pagi hari terjadi pada level permukaan, kemudian lapisan inversi ini naik dan akhirnya lapisan inversi pecah sekitar pukul 10:00 pada bulan Juli dan sekitar pukul 12:00 pada bulan Desember. Validasi dengan pengukuran in situ menunjukkan kemiripan pola. Kejadian inversi berkorelasi dengan pengendapan dan pengenceran polutan smog dan smog fotokimia dari pinggir Cekungan Bandung. Kata kunci: cekungan, urban, smog fotokimia, inversi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Ruth Sally, Yunita Widyastuti, and Untung Widodo. "Perbandingan Kejadian Nyeri Tenggorok Paska Ekstubasi Akibat Penggunaan Pipa Endotrakea (Cu􏰂 diukur menggunakan manometer dan perkiraan palpasi)." Jurnal Komplikasi Anestesi 1, no. 2 (2023): 15–24. http://dx.doi.org/10.22146/jka.v1i2.5536.

Full text
Abstract:

 
 
 
 Latar Belakang. Salah satu efek samping intubasi endotrakeal adalah nyeri tenggorok. Penyebab utama nyeri tenggorok adalah trauma pada mukosa faringeal akibat langingoskopi, dan tekanan cuff endotrakeal. Ada beberapa cara mengurangi terjadinya nyeri tenggorok antara lain mengendalikan tekanan intra cuff. Metode. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kejadian nyeri tenggorok pasca ekstubasi pada pengukuran tekanan cuff menggunakan manometer dan dengan palpasi. Disain penelitian uji klinis secara acak buta ganda (double blind randomized controlled trial). Pasien yang disertakan dalam penelitian ini pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di GBST RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, laki- laki dan perempuan, 18-60 tahun dan status fisik ASA I-II. Sejumlah 150 pasien dibagi dalam 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 75 pasien. Kelompok A: kelompok dimana balon cuff diberi tekanan 20 cmH2O dengan manometer dan kelompok B: kelompok yang cuff-nya diisi udara yang diperkirakan tekanan 20 cm H2O dengan palpasi. Sebelum ekstubasi di lakukan pengukuran tekanan cuff pada kedua kelompok. Karena ada kejadian 2 drop out pada subjek penelitian, maka yang dapat melanjutkan penelitian berjumlah 148 pasien. 
 Hasil. Angka kejadian nyeri tenggorok setelah sadar penuh, 2 jam post operasi pada kedua kelompok tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05), untuk 6 jam, 24 jam post operasi pada kedua kelompok terdapat perbedaan bermakna (p<0,05). Untuk nyeri tenggorok setelah sadar penuh pada kelompok A: 10 pasien (13,3%), kelompok B: 18 pasien (24,7%). Angka kejadian nyeri tenggorok 2 jam pasca operasi untuk kelompok A: 8 pasien (10,7%), kelompok B: 16 pasien (21,9%). Angka kejadian nyeri tenggorok pasca operasi 6 jam untuk kelompok A: 4 pasien (5,3%), kelompok B: 13 (17,8%).Sedangkan angka kejadian nyeri tenggorok 24 jam pasca operasi kelompok A: 2 pasien (2,7%), kelompok B: 10 pasien (13,7%), (p<0.05) 
 Kesimpulan. A ngka kejadian nyeri tenggorok pasca operasi dengan anestesi umum dengan menggunakan pipa endotrakeal yang tekanan cuff nya diukur dengan manometer lebih kecil dibandingkan dengan tekanan cuff nya diukur dengan perkiraan palpasi. 
 
 
 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Pariyan, Vania Oktiani, Indra Gunawan, and Ferra Fahriani. "ANALISIS ULANG STRUKTUR BANGUNAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI BANDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG." FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) 6, no. 2 (2018): 113–25. http://dx.doi.org/10.33019/fropil.v6i2.1297.

Full text
Abstract:
Dalam melakukan pelayanan lalu lintas udara, ketinggian bangunan ATC di Bandara Depati Amir saat ini dinilai kurang tinggi, sehingga pengawasan terhadap pergerakan pesawat tidak optimal. Untuk meningkatkan pelayanan lalu lintas udara, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) melaksanakan pembangunan menara pengawas yang baru untuk Bandara Depati Amir – Pangkalpinang. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap struktur bangunan Air Traffic Control (baru) di Bandara Depati Amir – Pangkalpinang berdasarkan pelaksanaan di lapangan.
 Struktur pelat S1 dan S2 memenuhi syarat rasio penulangan serta memenuhi syarat kekuatan. Struktur balok G2, B3, CG, LB dan CB1A memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser, struktur balok G1 dan G3 pada daerah tumpuan memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser namun pada daerah lapangan tidak memenuhi syarat rasio penulangan. Pada balok B1 pada daerah tumpuan tidak memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser, sedangkan pada daerah lapangan memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser. 
 Untuk struktur baja, struktur kolom baja (WF 450x200) tidak mampu menahan beban yang bekerja, dengan hasil analisis tidak memenuhi syarat interaksi kuat aksial dan lentur namun memenuhi syarat kekuatan geser. Struktur balok baja (WF 200x100, WF 300x150, WF 300x175 dan WF 400x200) mampu menahan beban yang bekerja, dengan hasil analisis memenuhi syarat interaksi kuat aksial dan lentur serta syarat kekuatan geser. Sambungan balok mampu menahan beban-beban yang bekerja, ketebalan baseplate mencukupi ketebalan minimum yang dibutuhkan, sedangkan baut angkur tidak memenuhi syarat interaksi kuat tarik dan geser.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Gita Adidtiya Ahmad Vialli, Olivia Dwi Cahyani, and Rohmad Apriyanto. "PERBEDAAN KEMAMPUAN WALL BOUNCE PASSING BAWAH DENGAN TEKANAN UDARA YANG BERBEDA DALAM PERMAINAN BOLA VOLI." Citius : Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 1, no. 1 (2021): 12–14. http://dx.doi.org/10.32665/citius.v1i1.188.

Full text
Abstract:
Penelitian berawal dari belum maksimalnya kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar permainan bola voli terutama passing bawah yang dipengaruhi oleh penggunaan bola dengan menggunakan tekanan udara yang tidak sesuai dengan peraturan yang seharusnya. Tujuan penelitian ini adalah agar siswa putra ekstrakulikuler bola voli MTs Islamiyah Balen bisa lebih efektif dalam menerapkan peraturan penggunaan bola voli bertekanan udara 0,30 – 0,35 kg/cm2 dalam latihan maupun kejuaraan yang dipertandingkan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan metode latihan dengan kemampuan wall bounce passing bawah menggunakan bola bertekanan udara 0,40 – 0,45 kg/cm2 dan bola bertekanan udara 0,30 – 0,35 kg/cm2. Sampel yang diambil sebanyak 25 orang, sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan tes wall bounce passing bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan wall bounce passing bawah siswa putra dengan menggunakan bola bertekanan udara 0,30 – 0,35 kg/cm2 dan menggunakan bola bertekanan udara 0,40 – 0,45 kg/cm2 (thitung 10,215 > nilai ttabel 2,064). (2) Rata – rata kemampuan wall bounce passing bawah siswa putra dengan menggunakan bola bertekanan udara 0,30 – 0,35 kg/cm2 hasilnya lebih baik dari pada menggunakan bola bertekanan udara 0,40 – 0,45 kg/cm2 (M1 = 44,24 > M2 = 34,88).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Ananta, Bagus Surya, and Jatmika Adi Suryabrata. "Impact of Balcony Configuration on Natural Ventilation Performance in Indoor Spaces of Social Buildings (Rusunawa) in Indonesia." Arsir 8, no. 1 (2024): 37–50. http://dx.doi.org/10.32502/arsir.v8i1.128.

Full text
Abstract:
Peningkatan urbanisasi berdampak terhadap kualitas lingkungan dalam ruangan dan peningkatan konsumsi energi dalam bangunan perkotaan di Indonesia, khususnya pada bangunan Rusunawa. Meskipun menyediakan hunian terjangkau, Rusunawa menghadapi tantangan terkait konsumsi energi listrik dalam mencapai kenyamanan dalam ruangan. Implementasi pasif desain seperti balkon diharapkan mampu memaksimalkan penghawaan alami dalam ruangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh konfigurasi balkon terhadap performa kinerja ventilasi alami dalam ruangan pada bangunan rusunawa di Indonesia dengan harapan memberikan panduan dalam mengoptimalkan kenyamanan ruangan melalui ventilasi alami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulasi CFD melalui perangkat lunak Rhinocheros & Butterfly untuk menunjukan nilai performa kinerja ventilasi alami dalam ruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konfigurasi lebar dan kedalaman balkon secara signifikan meningkatkan nilai ACH dan kecepatan angin. Konfigurasi lebar balkon sebesar 40% menghasilkan peningkatan kualitas udara dalam ruangan sebesar 18-26%, sementara konfigurasi kedalaman balkon sebesar 20% menghasilkan peningkatan sebesar 9-10%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Sirait, Jupiter Sirait, Tekad Sitepu, Andianto P., Mahadi, and Farida Ariani. "ANALISA SALURAN PENGERING PAKAN TERNAK DENGAN BENTUK BALOK PADA SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK." DINAMIS 6, no. 4 (2018): 12. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v6i4.7178.

Full text
Abstract:
Analisa ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang sering di hadapi para produsen pakan ternak untuk mengeringkan pakan ternak yang sudah dicacah dalam keadaan lembab menjadi kering agar tahan lebih lama.Oleh sebab itu dilakukan perancangan ulang saluran pengering dari yang sebelumnya yaitu suatu saluran pengering bentuk balok dengan ukuran tinggi 100 cm, tinggi kaki 104 cm, luas penampang 40 x 40 cm, ukuran pipa masuk saluran udara 3 inc, dengan kapasitas 1kg. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui laju perpindahan panas pada saluran pengering,mengetahui laju pengeringan pakan ternak ,untuk mengetahui laju ekstraksi air spesifik,untuk mengetahui komsumsi energi spesifik dan mengetahui biaya yang dibutuhkan dalam proses pengeringan pakan ternak per kilogram .adapun parameter-parameter yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah luas permukaan,kecepatan udara,kelembapan udara dan waktu. Nilai laju perpindahan panas pada saluran pengering pakan ternak berbentuk balok dengan tinggi 100cm dengan luas penampang 40x40 cm adalah 9,286 w,nilai laju pengeringan pakan ternak adalah 0,1145 kg/jam sedangkan penurunan kadar air pada pakan ternak 25,9% . nilai laju air spesifik (Spesific Moisture Extraction Rate ) adalah 0,108671 kg/kwh,nilai komsumsi energi spesifik (Spesific Energi Comsumption) adalah adalah 9,202059 kwh/kg.Biaya yang dibutuhkan untuk proses pengeringan pakan ternak dengan pengering sistem pompa kalor daya 1PK selama 1,6 jam adalah Rp 10481 –per kilogram.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Siahainenia, Reico H. "INOVASI KONSTRUKSI PERAHU TRADISIONAL; SATU UPAYA MEMPERBAIKI AKSES PERAHU PENYEBERANGAN TELUK AMBON." ALE Proceeding 5 (October 17, 2022): 7–11. http://dx.doi.org/10.30598/ale.5.2022.7-11.

Full text
Abstract:
Akses masuk-keluar penumpang perahu menjadi salah satu kendala konstruktif lemahnya kompetisi perahu dengan angkutan kota yang melalui jembatan penyeberangan Merah Putih. Bubungan atap rendah (± 1,4m di buritan, 1m di haluan) sehingga penumpang dewasa harus menunduk ±(60-80)°. Pandangan penumpang terhalang karena konstruksi atap permanen dengan najung perahu. Waktu penyeberangan lama karena setelah mendekati tempat tujuan perahu harus berbalik arah. Kendala ini diselesaikan dengan cara menerapkan kunstruksi atap yang dapat diatur, dibuka dan ditutup. Balok bubungan terbagi dua (kiri-kanan) dan berkunci. Balok kuda-kuda sisi kiri dan kanan dibagi dua dan dikoneksi dengan engsel berkunci. Saat penumpang akan naik, atap dibuka, dan bila diinginkan dibiarkan terbuka, tetapi bila ingin ditutup, maka atap dapat ditutup dan dikunci selama perjalanan. Penentuan dimensi konstruksi atap dilakukan pada softwere Ansys Workbench. Bila atap dibuka, terdapat jalan bebas sepanjang perahu dan selebar 0,80 m. Hambatan udara ditentukan terhadap luas proyeksi terbesar perahu, setelah melakukan variasi luas proyeksi perahu. Hambatan maksimum udara posisi atap tertutup adalah sebesar 2,88 Kg, saat terbuka 1,09 Kg. Dimensi penampang balok : Bubungan (5x7)cm, Kuda-kuda (5x5)cm, Najung (5x5)cm, Antar Najung (5x5)cm, skor (5x7). Kapabilitas baru perahu penyeberangan yang beratap unik ini akan memberi peluang lebih besar pada pilihan penyeberang Poka-Galala pulang pergi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Putranto, Atikah Nur, Amantun Nisa Setiowati, and Monica Achir Putri. "Rancang Bangun Nanofarm sebagai Potensi Bertanam Praktis." Journal of Agricultural and Biosystem Engineering Research 2, no. 2 (2021): 37. http://dx.doi.org/10.20884/1.jaber.2021.2.2.4771.

Full text
Abstract:
Nanofarm adalah sebuah alat berbentuk balok yang dapat membantu petani dalam menanam sayuran berusia pendek. Alat ini menawarkan kemudahan bercocok tanam berupa sistem kontrol otomatis sehingga tanpa memerlukan perhatian khusus pun tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sistem kontrol yang terdapat pada nanofarm adalah fitur pengatur irigasi, kelembapan tanah, suhu udara, dan pencahayaan. Pembuatan desain gambar menggunakan Solidwork serta coding yang dilakukan menggunakan Microsoft Visual Studio 2016. Pengambilan data dilakukan untuk mengetahui parameter-parameter yang sesuai dengan kondisi tanaman yang akan ditanam dalam alat berbentuk balok dengan ukuran 50×45×70 cm. Nanofarm mampu mendukung urban agriculture dan pertanian presisi dalam masyarakat luas khususnya masyarakat perkotaan dengan lahan terbatas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Syahrir, Syahrir. "PENGARUH PENAMBAHAN PASAK TERHADAP SIFAT MEKANIK BALOK BAMBU LAMINASI DENGAN PEREKAT PATI." STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil 8, no. 3 (2020): 107. http://dx.doi.org/10.55679/jts.v8i3.14799.

Full text
Abstract:
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, perkembangan industri perumahan pun meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sangat mempengaruhi penggunaan bahan bangunan di masyarakat luas, terutama penggunaan kayu. Dengan maraknya penggunaan kayu mengakibatkan semakin menipisnya persediaan kayu legal di pasaran. Oleh karena itu, perlu dicari bahan bangunan lain pengganti kayu yang juga memiliki sifat-sifat dasar yang mirip kayu, seperti bambu.Kini pola pemanfaatan bambu yang mulai dikembangkan adalah pengolahan bambu secara laminasi, dalam pembuatan bambu laminasi, dibutuhkan bahan perekat untuk merekatkan bilah-bilah bambu sehingga menjadi balok bambu. Perekat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati sagu. Dengan pertimbangan beberapa negara maju sudah menolak penggunaan formaldehyde sebagai perekat pada bambu laminasi. Karena dikhawatirkan zat kimia ini dapat beraksi dengan udara luar maupun panas, sehingga dapat menjadi racun.Adapun hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Pertama, hasil pengujian lentur balok laminasi perekat sagu antara lain: a. Hasil uji kuat lentur rata-rata balok laminasi dengan perekat sagu tanpa pasak adalah: 1) Modulus of Rupture (MOR) 109,04MPa. 2) Modulus of Elasticity (MOE) 25927,54 MPa. b. Hasil uji kuat lentur rata-rata balok laminasi perekat sagu dengan kemiringan pasak 450 adalah: 1) Modulus of Rupture (MOR) 132,94 MPa. 2) Modulus of Elasticity (MOE) 31276,95 MPa. c. Hasil uji kuat lentur rata-rata balok laminasi perekat sagu dengan kemiringan pasak 900 adalah: 1) Modulus of Rupture (MOR) 126,71 MPa. 2) Modulus of Elasticity (MOE) 29906,29 MPa. Kedua, dari hasil pengujian kuat lentur, diketahui bahwa pada pengujian balok laminasi semuanya mengalami gagal delaminasi. Gagal delaminasi pada pengujian balok laminasi ini terjadi karena nilai kuat geser balok laminasi (perekat) masih lebih kecil daripada nilai kuat geser lamina bambu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Alhadid, Bai'at. "Pemanfaatan Data Pengamatan Pilot Ballon untuk Analisis Kondisi Atmosfer sebelum Terjadinya Hujan Lebat di Wilayah Samarinda (Studi Kasus 2015 – 2022)." Buletin GAW Bariri 5, no. 1 (2024): 10–18. http://dx.doi.org/10.31172/bgb.v5i1.115.

Full text
Abstract:
Hujan lebat merupakan salah satu jenis cuaca ekstrim yang umumnya disebabkan oleh awan Cumulonimbus. Kejadian hujan lebat cukup sering terjadi di wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Samarinda selama tahun 2015 – 2022. Penelitian mengenai hujan lebat sudah cukup banyak dilakukan. Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk penelitian mengenai hujan lebat adalah dengan menggunakan data pengamatan udara atas. Dari data tersebut dapat diketahui gerak udara dan labilitas atmosfer di suatu wilayah. Salah satu instrumen yang digunakan untuk pengamatan udara atas adalah Pilot Balloon (Pibal). Pemanfaatan data pengamatan Pibal belum cukup banyak dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan pemanfaatan data pengamatan Pibal untuk analisis kondisi atmosfer sebelum terjadinya hujan lebat di wilayah Samarinda tahun 2015 – 2022. Data pengamatan Pibal diolah menggunakan aplikasi RAOB 5.7, sehingga dapat diketahui gerak udara dan labilitas atmosfer (kecepatan angin 850 mb, Bulk Richardson Number (BRN) Shear, dan Storm Relative Helicity (SRH)). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum terjadinya hujan lebat gerak udara dari lapisan permukaan hingga ketinggian 3 km umumnya bergerak searah jarum jam (clockwise), yang mengindikasikan adanya aktivitas konvektif yang mendukung pembentukan awan dan terjadinya hujan. Namun, nilai labilitas atmosfer yang teramati sebelumnya terjadinya hujan lebat umumnya relatif rendah. Hanya satu kejadian yaitu pada kejadian – 10 (K10) yang menunjukkan labilitas atmosfer cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan Cumulonimbus. Pada K10 teramati adanya peningkatan kecepatan angin lapisan 850 mb yang mencapai 32 knot, serta nilai BRN Shear dan SRH yang cukup tinggi yaitu mencapai 26 m2/ s2 dan 226 m2/ s2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Risal, Muhammad, Jasman Jasman, and Hamka Hamka. "PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN SERBUK KAYU TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON." Jurnal Karajata Engineering 2, no. 2 (2022): 31–37. http://dx.doi.org/10.31850/karajata.v2i2.1859.

Full text
Abstract:
Pemanfaatkan serbuk kayu, yang berasal dari pabrik pengelolaan kayu akan digunakan sebagai substitusi agregat halus pada pembuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah serbuk kayu terhadap kuat tekan, kuat lentur, workability dan berat jenis pada beton. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan percobaan langsung dilaboratorium. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan substitusi agregat halus pada campuran beton, untuk kuat tekan beton pada umur beton 28 hari dengan variasi 0% (beton normal),2%, 3%, dan 4% masing-masing sebesar 27,176 MPa, 25,572 MPa, 25,100 MPa, 24,817 MPa. Menunjukkan adanya penurunan kuat tekan dari beton normal. Sedangkan untuk kuat lentur rata-rata pada umur beton 28 hari dengan variasi 0% (Beton normal) sebesar 3,733 MPa, variasi 2% sebesar 5,466 MPa, variasi 3 sebesar 6,000 MPa, dan variasi 4% sebesar 6,933 MPa. Menunjukkan bahwa semakin banyak serbuk kayu maka kuat lentur beton juga semakin meningkat. tingkat kemudahan pengerjaan workability yang cukup mudah dalam pengerjaannya tidak mengalami pemisahan, rongga-rongga udara berkurang juga beton mengeras dengan baik. Hasil penelitian untuk berat jenis beton menunjukkan untuk nilai beton silinder variasi normal rata-rata 2297 Kg/m3, variasi 2% rata-rata 2267 Kg/m3, variasi 3% rata-rata 2253 Kg/m3, variasi 4% rata-rata 2254 Kg/m3. untuk balok variasi normal 2444 Kg/m3, balok variasi 2% 2369 Kg/m3, balok variasi 3% 2359 Kg/m3, balok variasi 4% 2337 Kg/m3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Manik, Parlindungan, Samuel Samuel, and David Adhi Prasetyo. "ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI BAMBU PETUNG DAN BAMBU APUS UNTUK KOMPONEN KAPAL KAYU." Kapal 13, no. 3 (2017): 142. http://dx.doi.org/10.14710/kpl.v13i3.13322.

Full text
Abstract:
Kapal kayu merupakan sarana transportasi tradisional yang hingga saat ini masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk sarana transportasi, niaga maupun sarana rekreasi.Disisi lain pemanfaatan bambu selama ini belum optimal walapun hasil beberapa penelitian menunjukan bahwa bambu memiliki kekuatan dan keunggulan dibandingkan dengan material bangunan lainya. Maka dilakukan penelitian tentang laminasi bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kadar air, kerapatan, kuat Tarik, MOR, modulus elastisitas dari laminasi bambu petung kombinasi bambu apus akibat perbedaan persentase variasi bahan (70% petung - 30% apus, 60% petung - 40% apus, 50% petung - 50% apus, 40% petung – 60% apus, 30% petung - 70% apus). Dalam penelitian ini dibuat balok laminasi bambu petung kombinasi bambu apus untuk uji kuat Tarik mengacu pada standar SNI 03-3399-1994 dan uji kuat lentur mengacu pada standar SNI 03- 3960- 1995. Hasil penelitian untuk untuk pengujian Tarik memiliki kadar air kering udara rata-rata 12,81 %, berat jenis terbesar 0,7294 gr/cm³ untuk spesimen tarik, kekuatan Tarik rata-rata sebesar 107,44 Mpa untuk kode T.7.3 (varian paling maksimal). Untuk laminasi bambu pengujian lentur memiliki nilai kadar air kering udara rata – rata sebesar 12,58%, berat jenis sebesar 0,7219 gr/cm³ untuk kode L.7.3 (varian paling maksimal), modulus of repture sebesar 105,96 Mpa, modulus elastisitas 9060,8 Mpa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Pakaya, Abdul Rajak. "Konstruksi Tungku Pengering Gabah Alternatif Berbahan Bakar Biomassa." Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 6, no. 1 (2021): 19–24. http://dx.doi.org/10.30869/jtpg.v6i1.743.

Full text
Abstract:
Pengeringan merupakan salah satu proses penting dalam pasca panen hasil pertanian. Diantara tujuannya adalah untuk menghilangkan air, mencegah fermentasi atau pertumbuhan jamur dan memperlambat perubahan kimia pada makanan. Selama pengeringan dua proses terjadi secara simultan yaitu perpindahan panas ke produk dari sumber pemanas dan perpindahan massa uap airdari bagian dlam produk ke permukaan dan dari permukaan ke udara sekitar. Tujuan penelitian ini adalah membuat konsep desain konstuksi tungku pengering alternatif berbahan bakar biomassa, menganalisis prinsip kerja pengering alternatif, dan menganalisis proses kerja tungku pengering alternatif dan komponen-komponen bagian. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ruang pembakaran dapat dirancang berbentuk balok dengan dimensi 50x50x60 cm. Adapun corong output memiliki dimensi 60x30x20 cm dengan menggunakan material plat baja 4mm. Konstruksi seperti ini dapat mencegah kerusakan material dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan ini dapat terjadi karena pegaruh suhu di mana salah satu bagian dari tungku pembakaran merupakan saluran uap panas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Ovtaniani, Nadia, Surya Eka Priana, and Zulhedi Zulhedi. "PENERAPAN METODE BUILDING INFORMATION MODELLING PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DINAS SOSIAL KOTA BUKITTINGGI." Ensiklopedia Research and Community Service Review 2, no. 3 (2023): 95–101. http://dx.doi.org/10.33559/err.v2i3.1764.

Full text
Abstract:
Abstrak: Building Information Modelling merupakan seperangkat teknologi, proses, kebijakan yang seluruh prosesnya berjalan secara kolaborasi dalam sebuah model digital. Seluruh informasi yang terdapat pada Building Information Modelling disimulasikan didalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi dan merupakan proses yang menghasilkan dan mengelola data-data bangunan dalam sirklus projeknya serta untuk mempermudah komponen-komponen yang ada pada bangunan dan cara pemeliharaan bangunan. Building Information Modelling memiliki manfaat yaitu hasil akurat atau sesuai dengan yang direncanakan. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif yang merupakan metode penelitian yang bersifat deksriptif serta cenderung menggunakan analisis. Dalam penelitian kualitatif dasar teori sangat dimanfaatkan oleh peneliti agar proses penelitian lebih fokus dan sesuai dengan fakta yang ditemukan. Cara menggunakan aplikasi dari Building Information Modelling, aplikasi ini sangat memang sangat bermanfaat bagi dunia konstruksi. Semua jenjang Pendidikan yang berkaitan dengan dunia konstruksi pasti memberikan pengetahuan tentang Building Information Modelling menjadi mata kuliah sendiri. Pembelajaran yang diberikan Building Information Modelling ini berfokus pada aplikasi Bentley OpenBuilding Designer, aplikasi ini termasuk Building Information Modelling karena dapat mengakomodir seluruh aspek dalam perencanaan konstruksi. Pembahasan nantinya akan memuat unsur arsitektural, struktur, dan mekanikal sehingga menyebabkan tidak adanya tabrakan desain. Pemodelan yang dibutuhkan tidak membutuhkan waktu yang lama dan bisa dikerjakan oleh satu orang saja. Hasil pemodelan ini sangat akurat dan sesuai dengan yang direncanakan. Dengan melakukan pemodelan 3D menggunakan software OpenBuilding Designer pada perencanaan struktur Gedung Dinas Sosial Kota Bukittinggi kita dapat mengetahui bagaimana gambaran-gambaran dari pemodelan arsitektur yang meliputi dinding, pintu, dan jendela. Pemodelan struktur yang meliputi kolom, balok, dan plat lantai. Pemodelan mekanikal yang meliputi saluran udara bersih dan saluran udara kotor secara detail. Building Information Modelling memberikan informasi kepada penyedia jasa dan pengguna jasa sehingga memudahkan dalam pemeliharaan atau perawatn komponen bangunan. Tahapan pemodelan merupakan tahapan pertama yang merupakan tahapan Visualisasi yang belum lebih mendetail.Kata kunci : Building Information Modelling, OpenBuilding Designer, konstruksi, , arsitektur, struktur, mekanikal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Pangastuti, Ratna, and Isnaini Solichah. "Studi Analisis Manajemen Pengelolaan Kelas di Tempat Penitipan Aanak (TPA) Khadijah Pandegiling Surabaya." Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini 2, no. 2 (2018): 35–50. http://dx.doi.org/10.14421/jga.2017.22-04.

Full text
Abstract:
ABSTRAK
 Menghasilkan output pendidikan pada tingkat anak usia dini yang ideal sesuai dengan visi dan misi yang tertuang dalam undang-undang membutuhkan kerjasama dan dukungan segala unsur pendidikan. Faktor keberadaan guru sebagai komponen utama tak bisa dipungkiri, namun diperlukan faktor lain diantaranya pengelolaan kelas yang representatif. Riset ini ingin mengetahui manajemen pengelolaan kelas di TPA Khajidah Pandegiling Surabaya. Dipilihnya TPA ini karena lembaga ini merupakan percontohan di tingkat Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan kualitatif dengan jenis field research dan pengambilan data dilakukan melalui observasi langsung, wawancara, dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis mengikuti model Miles and Hubermans. Hasil penelitian disimpulkan bahwa TPA Khadijah Pandegiling Surabaya dalam mengelola kelas menggunakan model sentra BCCT, dan setiap minggunya hanya dibuka tiga sentra dari yang seharusnya ada delapan sentra. Tiga sentra tersebut meliputi sentra balok, alam sekitar dan bermain peran. Jumlah siswa di TPA Khadijah Pandegiling Surabaya sebanyak 30 anak dari usia 2-5 tahun. Untuk pengaturan kelas telah sesuai dengan kebutuhan dan karakter anak, tentang penataan gambar dan ornamen indoor, ketersediaan pencahayaan melalui kaca jendela sebanyak 6 buah sangat mendukung proses KBM siswa TPA dan kesehatannya. Ruangan dengan ukuran 12mx17m dilengkapi dengan rak-rak berwarna-warni dan meja kursi siswa, ventilasi udara yang lebih mengandalkan pada AC untuk menjaga kesejukan ruangan. Penataan posisi tempat duduk siswa lebih memilih gaya seminar ketika usia kegiatan circle time.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Iriani, Juli, and Ivy Lazuli. "Sistem Monitoring Ruang Bercocok Tanam Aeroponik Berbasis Iot (Internet Of Things) Menggunakan Single Board Computer." IT (INFORMATIC TECHNIQUE) JOURNAL 6, no. 2 (2018): 184. http://dx.doi.org/10.22303/it.6.2.2018.184-195.

Full text
Abstract:
Aeroponik merupakan suatu metode bercocok tanaman adalah menanam tanaman dengan metode air dan tidak menggunakan tanah. Metode ini sudah sering digunakan oleh beberapa orang untuk menanam tumbuhan. Tetapi masih ada beberapa para petani atau orang yang tidak memahami bercocok tanaman dengan dengan aeroponik dan berapa banyak manfaatnya yang dirasakan. Dengan memanfaatkan cara aeroponik, petani atau seseorang bisa mendapatkan hasil yang lebih banyak dan lebih baik lagi hasilnya dengan memanfaatkan sebidang tanah yang tidak dipakai atau di balkon rumah tanpa harus bersusah payah menyewa lahan orang lain. Agar hasil panen yang diharapkan melimpah atau lebih banyak lagi maka ada beberapa ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam mengembangkan model aeropobik, seperti faktor suhu ruangan, tingkah kebasahan tanah, faktor cahaya yang berguna untuk menyinari tanaman tersebut, dan lain sebagainya. Semua ketentuan-ketentuan itu harus saling berhubungan agar perkembangan tanaman tersebut berjalan dengan baik. Untuk membantu dalam permasalahan tersebut maka dibuatlah sebuah sistem yang dapat membantu melihat dan memantau dengan menggunakan IoT (Internet Of Things) dengan berbantu Single Board Computer dengan tujuan. Sistem monitoring pada ruang bercocok tanam aeroponik berbasis Internet of Things (IOT) ini bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam pengontrolan dan pengecekan kondisi tanaman pada ruang bercocok tanam kapan pun dan dimanapun melalui koneksi internet. Sistem yang berbasis Internet of Things (IOT) ini menggunakan Single Board Computer dan Mikrokontroler yang terhubung dengan sensor suhu, sensor cahaya, dan sensor kelembaban udara dimana hasil pembacaan data akan ditampilkan dalam bentuk data gambar, data teks, data.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Harianto, Widi Yuli, Djayanti Sari, and Bowo Adiyanto. "MANAJEMEN ANESTESI PADA NEONATUS UMUR 3 HARI DENGAN ATRESIA ANI TANPA FISTEL DAN ATRESIA ESOFAGUS TIPE C PRO GASTROTOMI DEKOMPRESI, JEJUNOSTOMI FEEDING DAN STOMA." Jurnal Komplikasi Anestesi 4, no. 2 (2023): 25–33. http://dx.doi.org/10.22146/jka.v4i2.7287.

Full text
Abstract:
Latar belakang : Tracheoesophageal fistula (TEF) dan esophageal atresia (EA) merupakan penyakit malformasi kongenital yang sering terjadi dengan rasio 1: 3000 – 4500 kelahiran hidup.Obyektif : Dapat melakukan intubasi dan penempatan ETT yang aman pada neonatus dengan TEF dan EA.Kasus : Dilaporkan kasus neonates usia 3 hari, dengan EA tipe C dan atresia anitanpafistel dilakukan gastrotomide kompresi, Jejunostomi dan stoma. Ibu berusia 30 tahun, P2A0, persalinan spontan pada usiakehamilan 38 minggu, dengan berat badan lahir bayi 2400 gram. Babygram menunjukkan udara gaster prominen dan pipa gastrik pada proyeksi midvertebra dengan ujung pipa setinggi korpus Vth 2. Intubasi dan penempatan ETT dilakukan dengan teknik tradisional yaitu ETT dimasukkan hingga endobronkhial kemudian ditarik perlahan sampai ETT berada di atas karina dan suara auskultasi kedua paru sama. Intubasi dilakukan tanpa pelumpuh otot Dan ventilasi tekanan positif. Diantara beberapa teknik intubasi pada padaTracheoOesophageal Fistula, pada pasien ini dilakukan teknik intubasi tradisional dengan minimal insuflasi dan menghindari ventilasi tekanan positif.Diskusi : Terdapat beberapa teknik untuk melakukan intubasi dan penempatan ETT pada pasien dengan TEF dan EA: teknik tradisional, dengan Fogarty Ballon Catheter, Double Fogarty Catheters, Cuffed ETT, dan ventilasi satu paru. Preoperatif dan intra-operatif bronkhoskopi dilakukan untuk menentukan tempat dan anatomi fistula dan sebagai petunjuk penempatan ETT. Oleh karena tidak ada bronkoskopi fleksibel ukuran neonatus di rumah sakit kami, kami menggunakan teknik intubasi tradisional, menjaga napas tetap spontan, dan hindari ventilasi tekanan postif.Kesimpulan : Manajemen jalan napas pasien EA dan TEF dapat dilakukan dengan teknik tradisional dengan minimal insuflasi ke lambung dan tanpa ventilasi tekanan positif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Banantya, Thoriq Surya. "KAJIAN KUAT TARIK LANGSUNG DAN KUAT TARIK BELAH BETON HIGH VOLUME FLY ASH DENGAN KADAR FLY ASH 50%, 60%, DAN 70%." Matriks Teknik Sipil 9, no. 3 (2021): 208. http://dx.doi.org/10.20961/mateksi.v9i3.54554.

Full text
Abstract:
Seiring dengan kemajuan inovasi, dunia konstruksi menghadapi perkembangan yang cepat. Perihal tersebut ditunjukkan dengan pembangunan infrastruktur yang sedang digencarkan di Indonesia. Pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari pemilihan beton sebagai pilihan utama untuk konstruksi. Kegiatan industri beton adalah salah satu partisipan gas polutan pencemaran udara, seperti gas emisi CO<sub>2</sub> dan partikel debu. Salah satu inovasi yang dapat diaplikasikan dalam menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan pendayagunaan abu terbang atau kerap disebut <em>fly Ash</em> selaku subtitusi sebagian semen pada <em>HVFA</em><em>C (High Volume Fly Ash Concrete)</em>. Riset ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kadar <em>fly ash </em>pada uji tarik langsung serta uji tarik belah dari beton sebagai bahan pengganti sebagian semen. Penelitian ini menggunakan kandungan <em>fly ash sebesar </em>50%, 60%, serta 70% sebagai bahan pengganti dari semen serta dilakukan secara eksperimental. Sampel berwujud balok berdimensi 10 cm x 10 cm x 25 cm untuk benda uji kuat tarik langsung, sedangkan untuk benda uji tarik belah berwujud silinder memakai diameter silinder 15 cm serta tinggi silinder 30 cm. Guna mengetahui workabilitas dilakukan pengujian nilai <em>slump</em> terhadap beton segar. Uji tarik langsung memakai mesin <em>UTM (Universal Testing Machine),</em> sedangkan uji tarik belah dilakukan memakai mesin <em>CTM </em>(<em>Compression Testing Machine</em>). Uji beton keras dilakukan pada usia 28 hari. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil kuat tarik langsung untuk <em>HVFAC</em><em> </em>kadar 50%, 60%, dan 70% serta beton normal berturut – turut 2,92 MPa; 2,28 MPa; 1,93 MPa; 2,20 MPa. Pada pengujian kuat tarik belah <em>HVFAC</em> kadar 50%, 60%, dan 70% mendapatkan hasil berturut – turut 3,68 MPa; 2,69 MPa; 2,29 MPa; 3,02 MPa. Untuk perbandingan uji tarik langsung dengan uji tarik belah untuk <em>HVFAC </em>kadar 50%, 60%, 70%, dan beton normal berturut-turut 79 %; 85 %; 84 %; 73%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Agreani, Melia, Widdiyanty Widdiyanty, and Hendra Hendra. "Komposisi Motif Batu Bata Pada Baju Kurung Batik." Relief : Journal of Craft 3, no. 2 (2024): 34. https://doi.org/10.26887/relief.v3i2.2916.

Full text
Abstract:
ABSTRACTComposition Of Brick Motif On Baju Kurung BatikBricks are coarse soil that is processed in such a way as to become bricks. The bricks have a block shape and have a rough texture. In the middle of the brick there are 4 (four) holes, these holes are used for air distribution which functions as drying or reducing the water content contained in the bricks, besides that the bricks also have solid and hard properties. The creation of this work begins with the shape of the stylized bricks on each side of the brick. The shape of this brick is composed as a decorative motif on the baju kurung. The process of creating this work goes through three stages, including the exploration stage, which is to see firsthand the process of making bricks. Design by pouring ideas into the form of a sketch which then becomes the chosen design to the realization of the work through the handmade batik technique and then applied to the baju kurung. Creation uses the theory of form, function, color, motif, stylization and aesthetics. The form of the work created is a size S-sized baju kurung using handmade batik techniques. The function of this baju kurung is as clothing for teenage and adult women who are used during formal events or official events. There were five works, with the titles: “Opposite”, “Complexity”, “Scattered”, “Balance”, “Contrast”, “Repetition” and “Simplicity”.Keywords: batik, bricks, baju kurung and motifs. INTI SARIKomposisi Motif Batu BataPada Baju Kurung BatikBatu bata merupakan tanah kasar yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi batu bata. Batu bata memiliki bentuk balok dan bertekstur kasar. Pada bagian tengah batu bata terdapat 4 (empat) lubang, lubang ini digunakan untuk penyalur udara yang berfungsi sebagai pengeringan ataupun pengurangan kadar air yang terkandung di dalam batu bata, selain itu batu bata juga memiliki sifat padat dan keras. Penciptaan karya ini berawal dari bentuk batu bata yang sudah distilisasi pada setiap sisi batu bata. Bentuk dari batu bata ini di komposisisikan sebagai motif hias pada baju kurung. Proses penciptaan karya ini melalui tiga tahapan di antaranya, tahap eksplorasi yaitu melihat secara langsung proses pembuatan batu bata. Perancangan dengan menuangkan ide ke bentuk sketsa yang kemudian menjadi desain terpilih hingga perwujudan karya melalui teknik batik tulis lalu diaplikasikan pada baju kurung. Penciptaan menggunakan teori dari bentuk, fungsi, warna, motif, stilisasi dan estetika. Bentuk karya yang diciptakan adalah setelan baju kurung berukuran S menggunakan teknik batik tulis. Fungsi baju kurung ini sebagai pakaian wanita remaja dan dewasa yang digunakan pada saat acara formal atau acara resmi. Jumlah karya yang dibuat sebanyak lima karya, dengan judul yaitu: “Berlawanan”, “Kerumitan”, “Bertaburan”, “Keseimbangan”, “Kontras”, “Pengulangan” dan “Kesederhanaan”.Kata kunci : batik, batu bata, baju kurung dan motif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Langen, warastomo. "Cara Membuat Balon Udara." November 2, 2022. https://doi.org/10.5281/zenodo.7273013.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Naza Muhammad Zakwan and Iman Sunendar. "Tanggung Jawab Negara terhadap Pelanggaran Ruang Udara yang Dilakukan Balon Udara Menurut Konversi Chicago 1944." Jurnal Riset Ilmu Hukum, December 24, 2023, 87–94. http://dx.doi.org/10.29313/jrih.v3i2.2803.

Full text
Abstract:
Abstract. This research is motivated by a violation of sovereignty in airspace by hot air balloons. Each country has full and exclusive sovereignty over the air space above its territory as regulated in Article 1 of the 1944 Chicago Convention. Any country that violates state sovereignty will incur state responsibility. This study aims to understand how hot air balloons are positioned according to the 1944 Chicago Convention and what state responsibility is for violations of airspace by hot air balloons according to the 1944 Chicago Convention. This research uses normative juridical methods, with library data or secondary data which includes primary, secondary legal materials , and tertiary. The results obtained are: (1) The position of the hot air balloon is an aircraft regulated in Appendix 2 of the 1944 Chicago Convention and the hot air balloon is included in an aircraft that is lighter than air. Unmanned free balloons can only be flown under certain conditions listed in Appendix 4 Point 2 (General Operating Rules) in Annex 2 Rules of The Air. Therefore, every country that flies its hot air balloon has the obligations contained in the 1944 Chicago Convention. (2) In the context of civil anger, the country that experienced the violation is not allowed to take unlimited countermeasures such as the use of weapons. Airspace violations committed by state aircraft will incur the responsibility of the violating state. Some of these forms of accountability include an apology, a promise to punish the individual responsible, a promise not to repeat the violation, as well as other sanctions such as the seizure of the offender's plane and the imprisonment of the flight crew. Keywords: Violation of air space, Hot air balloon, State responsibility
 Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya pelanggaran kedaulatan di ruang udara oleh balon udara. Setiap negara memiliki kedaulatan penuh dan eksklusif atas ruang udara di atas wilayahnya itu diatur dalam Pasal 1 Konvensi Chicago 1944. Setiap negara yang melanggar kedaulatan negara akan menimbulkan tanggung jawab negara. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana kedudukan balon udara menurut Konvensi Chicago 1944 serta bagaimana tanggung jawab negara atas pelanggaran ruang udara oleh balon udara menurut Konvensi Chicago 1944. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, dengan data kepustakaan atau data sekunder yang mencakup bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Hasil yang diperoleh yakni: (1) Kedudukan balon udara merupakan pesawat udara diatur dalam annex 2 Konvensi Chicago 1944 dan balon udara termasuk kedalam pesawat udara yang lebih ringan dari udara. Unmanned free balloon hanya dapat diterbangkan dalam kondisi tertentu terdapat pada Appendix 4 Point 2 (General Operating Rules) dalam Annex 2 Rules of The Air. Maka dari itu setiap negara yang menerbangkan balon udaranya memiliki kewajiban yang tertuang didalam Konvensi Chicago 1944. (2) Dalam konteks penerbangan sipil, negara yang mengalami pelanggaran kedaulatannya tidak diperbolehkan mengambil tindakan balasan yang tidak terbatas seperti penggunaan senjata. Pelanggaran ruang udara yang dilakukan oleh pesawat negara akan menimbulkan tanggung jawab negara pelanggar. Beberapa bentuk pertanggungjawaban tersebut antara lain permintaan maaf, janji untuk mempidanakan individu yang bertanggung jawab, janji untuk tidak mengulangi pelanggaran, serta sanksi-sanksi lainnya seperti perampasan pesawat pelanggar dan pemenjaraan awak pesawat. Kata Kunci: Pelanggaran ruang udara, Balon udara, Tanggung jawab negara
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Fitriyanto, Indra, Fauzan Amri, Icha Fatwasauri, Tri Haryanti, and Jauharotul Maknunah. "Kontrol Api Pembakaran Untuk Balon Udara Menggunakan Stick PS2." SUTET 13, no. 2 (2024). http://dx.doi.org/10.33322/sutet.v13i2.2241.

Full text
Abstract:
ABSTRACT
 Air balloon is a type of airplane that is used as a recreational vehicle. Apart from being a vehicle, air balloons are also used for other needs such as watering agricultural land. The development of this watering tool still needs further research. So that a air balloon can fly and move up and down is greatly influenced by the size and size of the burning flame. The size of the combustion flame is determined by the opening of the tap on the gas cylinder. Therefore, the tap opening on the gas cylinder must be controlled remotely so that the movement of the air balloon can be controlled. The aim of this research is to create a combustion flame control for a hot balloon using a PS2 stick. The method used is that controlling the opening of the gas tap must be done remotely, so it requires radio frequency communication to give commands. From the results of the PS2 stick communication test and the connection was lost at a distance of 34 m. Trials were carried out by varying the sizes of 2 m, 4 m and 7 m balloons. Based on the tests that have been carried out, the balloon can be lifted well, but it cannot lift the load it is carrying. 
 
 Keywords: Air balloon, Combustion flame control, PS2 Stick, Radio frequency
 
 ABSTRAK 
 Balon udara merupakan jenis dari pesawat terbang yang digunakan sebagai wahana rekreasi. Selain sebagai wahana, balon udara juga untuk kebutuhan lain seperti penyiraman pada lahan pertanian. Pengembangan alat penyiraman tersebut masih perlu penelitian lebih lanjut. Agar balon udara dapat terbang dan bergerak naik turun sangat dipengaruhi oleh besar dan kecil api pembakaran. Besar dan kecil api pembakaran ditentukan oleh bukaan keran pada tabung gas. Oleh karena itu, bukaan keran pada tabung gas harus bisa dikontrol secara jarak jauh agar gerak balon udara dapat dikendalikan. Tujuan dari penelian ini adalah membuat kontrol api pembakaran untuk balon udara menggunakan stick PS2. Metode yang digunakan yaitu kontrol bukaan keran gas harus dilakukan secara jarak jauh, sehingga memerlukan komunikasi radio frekuensi untuk memeberikan perintah. Dari hasil pengujian komunikasi stick ps2 dan kontroler koneksi terputus pada jarak 34 m. Ujicoba dilakukan dengan memvariasikan balon dengan ukuran 2 m, 4 m, dan 7 m. berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, balon dapat terangkat dengan baik, namun tidak berhasil mengangkat beban yang dibawa.
 
 Kata kunci: Balon udara, Kontrol api pembakaran, Stick PS2, Radio frekuensi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography