To see the other types of publications on this topic, follow the link: Bijinga.

Journal articles on the topic 'Bijinga'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Bijinga.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Galán Sanz, Ana. "Una lectura feminista de La Llama de Uemura Shoen." Mirai. Estudios Japoneses 4 (June 3, 2020): 129–42. http://dx.doi.org/10.5209/mira.67401.

Full text
Abstract:
Uemura Shōen (1875-1949) fue una reconocida artista japonesa especialista en bijinga.[1] Su dedicación al arte se refleja en sus pinturas y en sus memorias. Aquí se presenta a esta artista por medio de un análisis completo de La llama, pintura de 1918 que encarna el espíritu vengativo de la dama Rokujō. El objetivo que persigo es aportar una re-lectura de esta obra, y pretendo demostrar que ha sido malentendida por numerosos críticos como una simple representación de los celos. Sin embargo, escuchando a la artista, se entiende cómo verdaderamente su obra dista del imaginario artístico patriarcal que define esta feminidad desviada. Así, se demostrará cómo Shōen emplea esta pintura como un lenguaje reivindicativo donde expresa su propia mirada, con la que desarticula los estereotipos impuestos por el imaginario androcéntrico y muestra su compromiso feminista a través de su arte. [1] VV.AA. (1990): 534; bijinga (美人画) o representación de mujeres bellas (bijin) constituye un género dentro de la tradición del nihonga o pintura japonesa. Tiene su origen en las estampas ukiyo-e. Sin embargo, el problema de la belleza externa o interna es a menudo un tema de discusión.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Tyagunova, E. O. "Japanese Woodblock Prints From the Second Half of the 19th to Early 20th Century in the Context of the Influence to the Western Art." Art & Culture Studies, no. 4 (December 2021): 198–215. http://dx.doi.org/10.51678/2226-0072-2021-4-198-215.

Full text
Abstract:
There are known periods of development of Japanese traditional ukiyo-e engraving: from its origin in the 17th century and its flourishing in the 18th — first half of the 19th century to the “decline” in the second half of the 19th century. The period of Meiji Restoration (1868–1912) was marked by the opening of Japan after more than two hundred years of self-isolation, acquaintance with Western achievements in the field of industry, science and art. The article discusses the search of combination of Western and national traditions by Japanese artists. Familiarity with the new artistic language and intention to introduce it into the space of traditional ukiyo-e engraving became the basis for the masters of this period. Changes in the field of traditional genres are noted: instead of images of actors (yakusha-e), beauties (bijinga) and landscapes (fukeiga), there were appeared images of foreigners with their manners (yokohama-e), Japan’s modernization (kaika-e), as well as the battle genre (senso-e) dedicated to the events of the Japanese-Chinese (1894–1895) and Russian-Japanese (1904–1905) wars. These attempts to transform the national art allowed to form the ground for the creativity of young masters in the 20th century, who brought traditional engraving to a new level.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

VAN HARLING, VINA N. "PENENTUAN KADAR ASAM ELAGAT EKSTRAK METANOL KULIT BUAH DAN BIJI BUAH DELIMA (Punica granatum. L)." SOSCIED 1, no. 2 (November 1, 2018): 30–33. http://dx.doi.org/10.32531/jsoscied.v1i2.147.

Full text
Abstract:
Penelitian tentang Pengukuran kadar asam elagat dalam ekstrak metanol kulit buah dan biji delima (Punica granatum) dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kadar asam elagat dalam kulit buah dengan biji delima, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kadar asam elagat pada kulit buah sebesar 2,8 % w/w (berat kering) relatif lebih besar dibandingkan pada bijinya yaitu 0,76 % w/w (berat kering), dan kadar asam elagat pada kulit buah sebesar 0,72% w/w (berat basah) masih relative lebih besar dibandingkan bijinya yaitu 0,68% w/w.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Tasma, I. Made. "Pendekatan Bioteknologi dan Genomika untuk Perbaikan Genetik Tanaman Jarak Pagar sebagai Penghasil Bahan Bakar Nabati." Jurnal AgroBiogen 13, no. 2 (March 7, 2018): 123. http://dx.doi.org/10.21082/jbio.v13n2.2017.p123-136.

Full text
Abstract:
<p>Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak diesel. Tanaman yang dapat tumbuh pada kondisi lahan kurang subur ini menarik minat banyak pihak untuk mengekplorasi potensinya sebagai tanaman sumber energi yang ramah lingkungan. Namun, masih banyak kendala yang dihadapi dalam pembudidayaannya supaya dapat diusahakan secara ekonomis. Dari aspek bahan tanaman dan budi daya, saat ini tanaman jarak pagar masih belum banyak diketahui. Bahkan, jarak pagar masih dianggap sebagai tanaman yang belum didomestikasikan secara penuh seperti ditunjukkan oleh fakta bahwa sebagian besar genotipe jarak pagar di dunia bijinya toksik sehingga ampas bijinya yang kaya protein tidak dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak. Kematangan buah tanaman ini tidak serempak yang menyebabkan biaya panen tinggi. Rasio bunga betina dan bunga jantan yang rendah menyebabkan produktivitas bijinya rendah. Biji jarak pagar mengandung asam lemak poli tidak jenuh yang konsentrasinya perlu diturunkan untuk meningkatkan mutu minyak diesel. Pengetahuan genomika memungkinkan untuk mengetahui komposisi genom, komposisi dan fungsi gen, dan pemetaan genetik (gen/QTL) unggul jarak pagar. Pemahaman ini diperlukan agar genetika tanaman jarak pagar dapat dimanipulasi secara sistematis. Teknologi rekayasa genetika potensial diaplikasikan untuk perbaikan: arsitektur tanaman, karakter agronomis, kualitas biji, produktivitas, dan kualitas minyak. Tujuan tulisan ini ialah mengulas tentang pendekatan bioteknologi dan genomika untuk perbaikan genetik tanaman jarak pagar. Aplikasi bioteknologi memungkinkan untuk mempercepat program pemuliaan tanaman jarak pagar. Dengan bahan tanaman unggul, jarak pagar dapat dibudidayakan sehingga bermanfaat secara ekonomis dengan mutu minyak yang cocok sebagai bahan baku biodiesel.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Mizuta, Miya Elise. "美人 Bijin/Beauty." Review of Japanese Culture and Society 25, no. 1 (2013): 43–55. http://dx.doi.org/10.1353/roj.2013.0026.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

PARWATA, IGUSTI MADE ARYA. "aryaparwata Seed morpho-physiology and seedling morphology characters of Moringa (Moringa oleifera Lam.) of North Lombok Axession." CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy 11, no. 2 (August 10, 2018): 78. http://dx.doi.org/10.29303/caj.vol11.iss2.198.

Full text
Abstract:
Perkecambahan biji cenderung sangat rendah akibat terjadinya penurunan viabilitas, terutama sekali pada tanaman yang baru dikembangkan, seperti kelor. Oleh karena itu, maka pemahaman tentang karakter benih dan bibit perlu mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi morfo-fisiologi benih dan agronomi bibit tanaman kelor aksesi-aksesi Lombok Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter morfologi biji tanaman kelor aksesi Lombok Utara tidak menunjukkan variasi pada ukuran panjang dan lebar biji. Variasi nampak pada berat 1000 butir bijinya. Berat 1000 butir bijinya berkisar antara 167,47±9,87 g hingga 285,73±9,64 g. Karakter fisiologinya tidak menunjukkan perbedaan pada kecepatan berkecambahnya, namun tidak pada gaya kecambahnya. Gaya kecambahnya berkisar antara 71,50 hingga 82,50%. Sedangkan karakter agronomi bibitnya menunjukkan variasi pada pertumbuhan berat segar dan kering tajuk pada umur satu bulan, dan berat kering tajuk, dan berat segar dan kering akar pada umur dua bulan. Berat kering tajuk tertinggi ditunjukkan oleh aksesi Bayan 1 dan 3, sedangkan berat segar dan kering akar tertinggi ditunjukkan oleh aksesi Kayangan 2 dan Bayan 3, serta oleh aksesi Pemenang 1.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sahid, Abdul, and Yulia Ratnaningsih. "POTENSI DAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU KEMIRI (Aleurites moluccana) DIKAWASAN BKPH TAMBORA KABUPATEN BIMA." Jurnal Silva Samalas 4, no. 1 (June 30, 2021): 39. http://dx.doi.org/10.33394/jss.v4i1.3974.

Full text
Abstract:
Penelitian ini berjudul “Potensi Dan Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu ( HHBK) Kemiri (Aleurites moluccana) Dikawasan BKPH Tambora Kabupaten Bima” Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel Potensi dan Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Kemiri danpen dapatan masyarakat dikawasan BKPH Tambora Kabupaten Bima. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi dan wawancara. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan Kuisioner. Responden dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu berupa Kemiri di seputaran BKPH Tambora.Adapun variable yang di analisis yakni potensi hasil hutan bukan kayu (kemiri) dan pendapatan masyarakat. Analisis Data yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk pemanfaatan kemiri, pendapatan masyarakat dan analisis pemasaran di lokasi tempat dilaksanakan penelitian. Hasil analisis menunjukkan Masyarakat disekitar BKPH Tambora menganggap kemiri selain dari mata pecarian mereka, kemiri juga dimanfaatkan. Kemiri juga dikenal sebagai candlenut karena fungsinya sebagai bahan penerangan. Kegunaan kemiri sangat beragam. Bagian tanaman kemiri dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Batang, daunnya dapat digunakan sebagai obat tradisonal, tempurung bijinya digunakan untuk obat nyamuk bakar dan arang, sedangkan bijinya digunakan sebagai minyak rambut, bumbu masak, dan juga penghasil minyak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Muhazir, Achmad, and Murwan Widyantoro. "Perancangan Dan Pembuatan Mesin Pengolahan Limbah Sekam Menjadi Bahan Baku Pakan Ternak." Jurnal Kajian Ilmiah 18, no. 2 (May 3, 2018): 95. http://dx.doi.org/10.31599/jki.v18i2.228.

Full text
Abstract:
Limbah sekam adalah limbah yang dihasilkan dari proses penggilingan padi menjadi beras, ada tiga proses untuk mengubah padi dari ladang menjadi beras yang siap dimasak. Pertama proses pelepasan butir padi dari gagang padi yang disebut proses perontokan, kedua pelepasan kulit padi dari biji-bijinya (proses menggunakan mesin pelepas kulit) proses ini menghasilkan limbah sekam, yang ketiga proses pembersihan biji beras dari kulit tipis dan menghasilkan beras bersih yang siap dimasak (menggunakan mesin polisher). Pada proses ke dua, yaitu pelepasan kulit dari bijinya, menghasilkan limbah sekam yang cukup banyak, dan biasanya ditumpuk dibelakang pabrik. Limbah sekam ini biasanya dibakar agar tidak menjadi masalah dalam pembuangannya dan masalah lingkungan, atau dijual dengan harga yang murah sebagai bahan untuk pupuk tanaman. Hasil dari beberapa survey awal dan beberapa penelitian, ternyata limbah sekam ini bisa dimanfaatkan untuk bahan pencampur pakan ternak, bebek, sapi, dan lainnya, karena kandungan nutrisi cocok sebagai bahan pencampur pakan ternak.Penelitian ini menghasilkan mesin pengolah limbah sekam yang lebih ergonomis, daya yang dipakai lebih kecil dari mesin-mesin yang sudah ada yaitu 2 HP dengan kapasitas produksi yang dihasilkan mencapai sekitar 52 kg/jam, ini lebih unggul dari mesin-mesin sebelumnya dengan daya yang lebih besar. Kesetabilan mesin dalam produksi limbah sekam lebih setabil, hasil pengujian secara statistik masuk ke daerah batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Rinaldo, Ruswandi, and M. A. Chozin. "Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao (Theobroma cacao L.) di Jawa Tengah." Buletin Agrohorti 4, no. 2 (May 9, 2016): 210–14. http://dx.doi.org/10.29244/agrob.v4i2.15022.

Full text
Abstract:
Theobroma cacao adalah tanaman tahunan yang bijinya banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, dan pengobatan. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari salah satu tahapan penting manajemen dari pengolahan hasil, yaitu tentang kualitas kakao berdasarkan analisis biji kakao basah dan biji kakao kering di kebun Cilacap, Jawa Tengah mulai Februari – Juni 2011. Pengambilan data dilakukan melalui analisis biji kakao basah dan biji kakao kering. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas biji kakao basah tidak memenuhi standar perusahaan sedangkan kualitas biji kakao kering sudah memenuhi standar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Abbas, Sukardi, and Juniartin Juniartin. "Pemberdayaan Ibu-Ibu Petani Kecil Kel. Loto melalui Sosilalisasi Pengelolaan Limbah Daging Buah Pala Menjadi Produk Teknologi Tepat Guna (Sirup, Dodol, Gel, dan Selei)." Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1, no. 1 (August 19, 2018): 59–68. http://dx.doi.org/10.24256/jpmipa.v1i1.84.

Full text
Abstract:
Tanaman pala mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, karena selain digunakan sebagai rempah-rempah yakni bijinya, daging buahnya dapat pula dimanfaatkan untuk bahan makanan seperti manisan, sirup, dodol, gel dan selei. Pengelolaan limbah daging buah pala menjadi produk teknologi tepat guna merupakan upaya yang dapat dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam lokal. Hasil kegiatan sosialisasi pengelolaan limbah daging buah pala menunjukkan bahwa ibu-ibu petani kecil sangat tertarik (80-95%) untuk mengelola daging buah pala.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

VAN HARLING, VINA N. "AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS EKSTRAK METANOL KULIT BUAH DAN BIJI BUAH DELIMA (Punica granatum. L)." SOSCIED 2, no. 2 (November 5, 2019): 42–50. http://dx.doi.org/10.32531/jsoscied.v2i2.173.

Full text
Abstract:
Penelitian tentang Aktivitas Penangkap Radikal Bebas Ekstrak Metanol Kulit Buah dan Biji Delima (Punica granatum) dilakukan dengan tujuan untuk menentukan aktivitas penangkap radikal bebas dari ekstrak methanol kulit buah dan biji delima ungu, dan menentukan IC50nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Aktivitas penangkap radikal bebas ekstrak metanol kulit buah dan biji delima berturut – turut sebesar 61,44 % dan 64,95 % pada konsentrasi 250mg/ml. Nilai IC50 dari ekstrak metanol kulit buah delima ungu sebesar 1,6869 g/g DPPH, sedangkan pada bijinya sebesar 1,3569 g/g DPPH
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Yi, Q., X. D. Dou, Q. R. Huang, and X. Q. Zhao. "Pollution Characteristics of Pb, Zn, As, Cd in the Bijiang River." Procedia Environmental Sciences 13 (2012): 43–52. http://dx.doi.org/10.1016/j.proenv.2012.01.004.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Yudiono, Kukuk, and Edi Dwi Cahyono. "FAKTOR SOCIAL EKONOMI DAN PERSEPSI PENGRAJIN TEMPE DALAM PENGGUNAAN BAHAN BAKU KEDELA (STUDI KASUS DI SENTRA INDUSTRY TEMPE SANAN )." Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian 3, no. 2 (November 30, 2019): 59–67. http://dx.doi.org/10.14710/agrisocionomics.v3i2.3484.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Menganalisis faktor sosial ekonomi yang memengaruhi keputusan pengrajin tempe dalam menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku tempe; (2) Mendeskripsikan persepsi pengrajin tempe terhadap jenis kedelai yang digunakan sebagai bahan baku tempe. Metode penelitian dalam penentuan lokasi dilakukan dengan purposive (sengaja) yaitu di sentra industri tempe Sanan, kota Malang. Penentuan responden menggunakan metode sensus dengan jumlah sampel 36 responden. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data untuk menjawab tujuan dari penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi meliputi hasil produksi, harga kedelai, jumlah tenaga kerja dan kwalitas kedelai secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pengrajin tempe dalam menggunakan kedelai impor yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel, dimana diperoleh hasil sebesar 79,795 dengan nilai signifikansi (0,000). Analisis regresi berganda faktor sosial ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap keputusan pengrajin tempe dalam membuat tempe memiliki nilai koefisien nyata dan signifikansi yang diperoleh 0,000. Persepsi pengrajin tempe terhadap kontinuitas produk dan harga dari jenis kedelai yang digunakan bahwa kedelai impor memberikan pemahaman bahwa pengrajin tempe sangat mudah mendapatkan informasi mengenai pasokan kedelai impor dan harga yang sedang berlaku. Semua pengrajin menggunakan bahan baku kedelai impor berdasarkan persepsi bahwa kedelai impor: a) bijinya besar, b) tempenya lebih mengembang, c) ketersediaan continue, d) harga lebih murah, e) bijinya seragam dan lebih bersih, f) warna cerah, dan mudah mendapatkan informasi baik dari paguyuban atau koperasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Rinaldo, Ruswandi, and M. A. Chozin. "Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao (Theobroma cacao L.) di Jawa Tengah." Buletin Agrohorti 4, no. 2 (May 9, 2016): 210. http://dx.doi.org/10.29244/agrob.4.2.210-214.

Full text
Abstract:
<em>Theobroma cacao adalah tanaman tahunan yang bijinya banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, dan pengobatan. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari salah satu tahapan penting manajemen dari pengolahan hasil, yaitu tentang kualitas kakao berdasarkan analisis biji kakao basah dan biji kakao kering di kebun Cilacap, Jawa Tengah mulai Februari – Juni 2011. Pengambilan data dilakukan melalui analisis biji kakao basah dan biji kakao kering. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas biji kakao basah tidak memenuhi standar perusahaan sedangkan kualitas biji kakao kering sudah memenuhi standar</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Goldstein-Sabbah, Sasha, and Jan Jansen. "Local Preservation, National Demolition, International Publication: the Ta'rikh Mandinka from Bijini ca. 1800(?)–2007." History in Africa 36 (2009): 447–52. http://dx.doi.org/10.1353/hia.2010.0006.

Full text
Abstract:
The Ta:rikh Mandinka from Bijini has been published in a classical format (as a monograph in Brill's African Sources for African History Series), but the publishing process of this book was rather extraordinary. This note on the publication serves as an instructive (and encouraging) account for all who work on the documentation and publication of African historical sources. Our “Bijini Experience” illustrates how literate and script-loving persons (academics and publishers alike) can tackle a source in which the oral and the written have always been blurred.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Ryee, MiLim. "A study of Sadness Depicted in Bijin-ga." Center for Japanese Studies Chung-ang University 54 (February 28, 2021): 169–89. http://dx.doi.org/10.20404/jscau.2021.02.54.169.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Zhao, Xiao Qing, Hong Hui Yang, and Jian Chen. "Evaluation on Characteristics of Heavy Metal Spatial Pollution in Farmland Soils along the Bijiang River." Applied Mechanics and Materials 295-298 (February 2013): 1586–93. http://dx.doi.org/10.4028/www.scientific.net/amm.295-298.1586.

Full text
Abstract:
Based on the farmland soils along the Bijiang River, a main tributary of the international Lantsang-Mekong River flowing through the Jinding Lead-Zinc Deposit, this dissertation makes analyses on the pollution characteristics of spatial variation in farmland soils by adopting the soil sampling and testing analysis and applying single-factor pollution index (SPI) evaluation and Nemerow composite pollution index (NCPI) evaluation. The results indicate that: (1) In accordance with Environmental Quality Standard for Soils (II), the content of Cd contained in the farmland soils has severely exceeded the standard in a large scale, followed by Pb and Zn. However, the content of As is maintained within the specified standard; (2)The SPI values of soils are in the following sequence: Cd>Zn>Pb>As. The pollution level caused by the heavy metal “Cd” to the farmland soils is extremely heavy in a wide range, and a majority of the farmlands are heavily polluted by Zn. The farmlands with moderate pollution by Pb are centered at Plot 2 in the deposit, and only a few farmland soils are moderately polluted by As at Plot 2 in the deposit;(3) Based on the NCPI, the results indicate that the NCPI of the farmland soils has reached to the degree of heavy pollution; (4) It is indicated based on the RPI evaluation that the RPI values of As, Cd, Pb and Zn contained in the farmland soils have exceeded the standard in the following sequence: Pb>Zn>Cd>As, which illustrates that during the development of Jinding Lead-Zinc Deposit in Lanping County, the heavy metals imposing the most profound influence on the soil pollution are Pb and Zn. The heavy metal pollution in the farmland soils from the upper reaches to the lower reaches of the Bijiang River is not only caused by the development of Jinding Lead-Zinc Deposit in Lanping County, but is also associated with its high soil background value;(5) There is a remarkable spatial variation of heavy metal pollution in farmland soils from the upper reaches to the lower reaches of the Bijiang River. Both the SPI and the NCPI values of heavy metals in the soils within the deposit at the upper reaches of the Bijiang River are the lowest; the pollution index of the soils closest to the deposit are the highest, and the pollution index of the soils with a certain distance from the deposit drops swiftly; the pollution index of Plot 4 rises to a certain degree at the middle reaches, and gradually ascends near the Yunlong County seat at Plot 5, however, with a comparatively small growth rates.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Noorrohmah, S., Sobir Sobir, and Darda Effendi. "Analisis Keragaman Genetik Manggis dalam Satu Pohon." Jurnal Hortikultura 25, no. 2 (April 13, 2016): 106. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v25n2.2015.p106-112.

Full text
Abstract:
Manggis (Garcinia mangostana) termasuk dalam kelompok Garcinia, merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara. Manggis memiliki sistem reproduksi melalui mekanisme apomiksis yang bijinya terbentuk tanpa fertilisasi. Manggis termasuk tanaman apomiksis obligat, progeni yang dihasilkan akan memiliki kesamaan genotip dengan tanaman induk. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan adanya keragaman genetik antaraksesi manggis. Penelitian bertujuan mengetahui keragaman morfologi dan genetik dalam satu pohon. Sampel tanaman yang digunakan berasal dari empat generasi manggis (P1, P2, P3, dan P4) Wanayasa, Purwakarta. Pengambilan sampel berdasarkan ketinggian tanaman dan masing-masing ketinggian dibagi menjadi empat sektor (utara, timur, selatan, dan barat). Penelitian meliputi tiga analisis, yaitu morfologi, molekuler dengan ISSR, dan data. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman morfologi dan genetik dalam satu pohon. Keragaman morfologi lebih besar dari pada genetik. Tingkat keragaman morfologi sebesar 18–43%, sedangkan keragaman genetik adalah 2–17%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Damayanti, Astrilia, Riana Defi Mahadji Putri, Megawati Megawati, Desy Hikmatul Siami, and Zulfi Fitriani. "Peningkatan Nilai Tambah Biji Durian (Durio Zibethinus) Dan Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum) Menjadi Keripik." ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3, no. 2 (October 30, 2020): 264–73. http://dx.doi.org/10.35568/abdimas.v3i2.511.

Full text
Abstract:
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan teknologi pangan kepada ibu-ibu PKK RT03/RW03, Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Semarang dengan memanfaatkan biji Durian (Durio zibethinus) dan biji Rambutan (Nephelium lappaceum) sebagai keripik. Target luaran yang diharapkan antara lain masyarakat dapat berwirausaha sehingga kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan. Hasil dari program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan ini adalah sebagai berikut: aspek penerapan iptek produk pangan dipandang sangat efektif untuk membangun kemandirian masyarakat yang berbasis potensi lokal yakni pemanfaatan biji durian dan biji rambutan, dan aspek manfaat yang dihasilkan dari program ini sangat besar yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan potensi pohon Durian dan Rambutan terutama bijinya untuk dibuat menjadi keripik, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat bidang pengolahan biji durian dan rambutan untuk dibuat keripik serta menumbuhkan motivasi berwirausaha khususnya di RT03/RW03, Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Semarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Hafiz Ramadhan, Muhammad Arsyad, and Putri Indah Sayakti. "SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% BIJI KALANGKALA (Litsea angulata Bl.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWATPropionibacterium acnes." Borneo Journal of Pharmascientech 4, no. 1 (April 1, 2020): 60–70. http://dx.doi.org/10.51817/bjp.v4i1.283.

Full text
Abstract:
Acne vulgaris atau jerawat merupakan suatu penyakit inflamasi kronik pada unitpolisebaseus yang sering terjadi khususnya pada remaja dan dewasa yang salahsatunya disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes.Bahan alam yang punyapotensi sebagai antibakteri adalah Kalangkala (Litsea angulata Bl.) yang manasebagian masyarakat Kalimantan Selatan menggunakan bijinya untuk mengobatibisul.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunderekstrak etanol 70% biji Kalangkala dan aktivitasnya sebagai antibakteri terhadapP.acnes.Uji skrining fitokimia meliputi flavonoid, alkaloid, saponin, steroid-terpenoiddan tanin. Metode uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi sumuranmenggunakan konsentrasi ekstrak 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; dan 3,125%.Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% biji Kalangkala mengandungsenyawa flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol70% biji Kalangkala (Litsea angulata Bl.) terhadap bakteri Propionibacterium acnesdengan metode difusi sumuran didapatkan MIC yaitu 25% dengan rata-rata diameterzona hambat sebesar 8,667 mm yang termasuk kategori sedang sebagai zatantibakteri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Nastiti, Putri. "Pemanfaatan Limbah Biji Pepaya Menjadi Olahan Kopi di Desa Donomulyo, Kulon Progo." Jurnal Atma Inovasia 2, no. 1 (January 4, 2022): 8–13. http://dx.doi.org/10.24002/jai.v2i1.4518.

Full text
Abstract:
Pepaya merupakan salah satu jenis buah yang sangat umum sekali ditemukan di Indonesia. Selain mudah ditemukan, pepaya yang memiliki berjuta manfaat ini juga tergolong buah yang cukup murah. Selama ini pepaya sering dikonsumsi dengan dimakan langsung atau diolah sederhana sehingga menyisakan kulit dan bijinya. Biji pepaya yang tidak dimanfaatkan akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Padahal biji papaya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Walaupun demikian perlu adanya inovasi agar biji papaya dapat memiliki nilai jual. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mempublikasikan pemanfaatan limbah biji pepaya sebagai pengganti kopi sehingga dapat meningkatkan pendapatan desa Donomulyo. Hal ini selaras dengan trend kopi yang sedang meningkat akhir-akhir ini. Proses pembuatan kopi dari biji papaya melalui beberapa tahap yaitu pembersihan biji pepaya, pengeringan, penyangraian, dan penghalusan biji papaya menjadi bubuk kopi pepaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Junedi Ginting and Juliati Br Tarigan. "PENGGUNAAN PERALATAN PENGUPAS KULIT MANIS KOPI DI DESA BUAH RAYA KABUPATEN KARO." ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2, no. 2 (December 13, 2017): 196–99. http://dx.doi.org/10.32734/abdimastalenta.v2i2.2318.

Full text
Abstract:
Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan dan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan untukmembantu masyarakat petani kopi di Desa Buah Raya untuk mengupas kulit manis kopi dari biji danmemisahkan kulit manis tersebut dari bijinya. Alat yang digunakan yaitu 1 set peralatan yangdilengkapi dengan mesin dengan bahan bakar minyak premium dengan output 1 biji kopi ditampungdalam fiber/ember sedangkan output 2 kulit manis kopi yang ditampung dalam karung goni. Pengujianhasil produksi alat dilakukan dengan memasukkan biji kopi dengan kulit manis ke input alat danoutputnya diperhatikan sesuai dengan yang diharapkan dengan menyetel katup kuantitas input, katuptekanan udara dan tinggi rendahnya gas mesin. Jika penyetelan sudah berada pada posisi yang benardan masih terdapat output yang masih ada kulit manis maka dapat dikupas ulang denganmemasukkannya kembali ke input alat. Hasil pengupasan kulit manis dari biji kopi oleh alat diperolehrata-rata sebesar 92,29% dan 7,1% merupakan kulit manis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Ifmalinda, Ifmalinda, Omil Charmyn Chatib, and Dini Megatama Soparani. "APLIKASI EDIBLE COATING PATI SINGKONG PADA BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TEROLAH MINIMAL SELAMA PENYIMPANAN." Jurnal Teknologi Pertanian Andalas 23, no. 1 (March 19, 2019): 19. http://dx.doi.org/10.25077/jtpa.23.1.19-29.2019.

Full text
Abstract:
Buah pepaya sebelum dikonsumsi harus dikupas kulitnya dan bijinya dibuang. Pepaya yang sudah dikupas dan dipotong akan mudah mengalami kerusakan. Buah akan menjadi lunak dan lembek yang akan menyebabkan umur simpan akan menjadi lebih pendek serta akan mempengaruhi mutu dari buah pepaya. Upaya untuk mempertahankan mutu dan umur simpan buah papaya yang terolah minimal adalah mengendalikan proses fisiologis dan aktivitas mikroorganisme. Salah satu metode yang dilakukan untuk menghambat proses tersebut adalah dengan pelapisan edible coating. Tujuan penelitian adalah untuk menetukan konsentrasi edible coating pati singkong yang terbaik untuk mempertahankan mutu dan umur simpan pada buah pepaya terolah minimal. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak lengkap Faktorial yang terdiri dari perlakuan konsentrasi edible coating dan suhu penyimpanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi edible coating 2% pada penyimpanan suhu dingin merupakan konsentrasi terbaik untuk mempertahankan mutu buah pepaya terolah minimal selama penyimpanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Elidar, Yetti. "Budidaya Tanaman Sirsak Dan Manfaatnya Untuk Kesehatan." Jurnal Abdimas Mahakam 1, no. 1 (December 26, 2017): 62–71. http://dx.doi.org/10.24903/jam.v1i1.238.

Full text
Abstract:
Pohon Sirsak memiliki banyak manfaat dalam kesehatan, mulai dari sebagai sumber nutrisi penting untuk pengobatan berbagai penyakit Buahnya, biji, daun, akar dan bahkan kulit dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Sirsak kaya akan karbohidrat dan vitamin tertentu. Buahnya juga membantu dalam menjaga kadar glukosa yang sehat dalam tubuh kita. Penduduk asli dari tempat-tempat di mana pohon-pohon yang tumbuh menggunakannya untuk meredakan gejala beberapa penyakit, termasuk demam dan radang sendi. Di Karibia, daunnya digunakan untuk menyembuhkan deman dengan cara tidur didaunnya. Karena kualitas obat penenang dan sarat yang relaksasi, pohon sirsak bisa membantu dalam merangsang seseorang yang sulit tidur yaitu orang yang menderita insomnia. Buah sirsak dan bijinya juga membantu dalam mengobati penyakit yang berhubungan dengan lambung, terutama yang disebabkan akibat infeksi parasit. Sirsak ekstrak pohon digunakan untuk meringankan rasa sakit yang terkait dengan penyakit seperti radang sendi dan rematik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Park, Jeong-Seok. "Community Rituals in a Fishing Village -Dongje and Byeolsinje at Naehang Village, Bijindo in the 1960s." Journal of Namdo folklore 43 (December 31, 2021): 7–34. http://dx.doi.org/10.46247/nf.43.1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Susilo, Muhammad, Muhammad Ali, Ichsan ,, Dwi Isyana Achmad, Jaini Fakhrudin, Th Chandra Wasis, Revi Sesario, Lamria Mangunsong, Lidia Chronika, and Dodi Iskandar. "Pemberdayaan Petani Jagung di Kelurahan Sedau Kecamatan Singkawang Selatan melalui Pelatihan Pembuatan Briket dari Sisa Hasil Panen dan Pengolahan Jagung." Jurnal Pengabdi 3, no. 2 (October 29, 2020): 73. http://dx.doi.org/10.26418/jplp2km.v3i2.40706.

Full text
Abstract:
Potensi pengembangan produk dari limbah/sisa panen dan pengolahan jagung di Kelurahan Sedau cukup tinggi. Jumlah rata-rata produksi jagung yang mencapai 4,3 ton/Ha menyisakan sekitar 37% limbah yang tidak masyarakat manfaatkan sedangkan jika hasil panen hanya digunakan bijinya saja, maka limbah yang dihasilkan beratnya 1,5 kali dari berat biji yang dihasilkan. Limbah ini mengandung hemiselulosa dan lignin yang tinggi, sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai briket. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu penyuluhan, praktek pembuatan briket dan evaluasi hasil kegiatan pada khalayak sasaran di Koperasi Kelompok Tani JAS-B. Hasil briket yang dihasilkan lebih baik teksturnya dibandingkan briket dari bahan baku lainnya. Seluruh peserta merasa tertarik untuk mencoba membuat produk briket dari limbah jagung, sebanyak 86% peserta baru mengetahui informasi mengenai briket saat pelatihan oleh Tim PPM Polnep. Hasil analisis finansial dari pengolahan limbah jagung ini cukup potensial untuk meningkatkan perekonomian petani jagung di daerah Sedau.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Alokabel, Koilal, and Welem Daga. "KARAKTERISTIK KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAHAN TEMPURUNG KENARI (CANARIUM AMBONEINSES HOCHR) DARI KABUPATEN ALOR." JUTEKS - Jurnal Teknik Sipil 2, no. 1 (November 10, 2017): 16. http://dx.doi.org/10.32511/juteks.v2i1.120.

Full text
Abstract:
Kabupaten Alor merupakan satu-satunya penghasil tanaman kenari yang sangat besar di mana tanaman dimaksud tumbuh secara alami dan saat sekarang telah dibudidayakan. Bijinya digunakan sebagai bahan makanan dan tempurungnya dibuang begitu saja sehingga semakin banyak menumpuk akan merusak pemandangan sekitarnya, dengan demikian tempurungnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yakni sebagai bahan tambahan. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan yang diperoleh yaitu perlakuan III (64 % Kerikil + 34% Pasir + 2% Tempurung Kenari) dengan kuat tekan 282,83 kg/cm2, perlakuan IV (63 % Kerikil + 34% Pasir + 3% Tempurung Kenari) dengan kuat tekan 284,67 kg/cm2 dan perlakuan V (62 % Kerikil + 34% Pasir + 4% Tempurung Kenari) dengan kuat tekan 285,49 kg/cm2 ini menggambarkan bahwa banyaknya tempurung kenari yang akan di campurkan maka akan menghasilkan kuat tekan yeng lebih besar. Dengan demikian tempurung kenari layak digunakan sebagai bahan tambahan campuran beton karena memberikan pengaruh yang cukup berarti terhadap kakuatan tekan beton.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Kim, In-Taek, Tae-Ho Park, and Jae-Eun Choi. "An Ecological Study on the Vegetation of Bijin and Yongcho Islets." Korean Journal of Ecology 28, no. 4 (August 30, 2005): 223–30. http://dx.doi.org/10.5141/jefb.2005.28.4.223.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Purwandari, Sartika Dwi, Ari Susanti, Fanteri Aji Dharma Suparno, and Rendra Suprobo Aji. "Pembuatan Plastik Biodegradable dari Tongkol Jagung: Studi Kasus Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Jember, Indonesia." Warta Pengabdian 13, no. 4 (December 13, 2019): 193. http://dx.doi.org/10.19184/wrtp.v13i4.13849.

Full text
Abstract:
Plastik pada umumnya dibuat dari bahan polimer sinetik yang berasal dari minyak bumi. Plastik sintetik mempunyai karakteristik yang sukar terurai sehingga sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yaitu dengan mengalihkan penggunaan plastik biasa menjadi plastik biodegradable. Dawuhan Mangli merupakan salah satu desa di Jember yang mempunyai hasil pertanian utama yaitu jagung. Komoditi jagung hasil panen biasanya diambil bijinya saja sehingga menghasilkan sisa yang berupa tongkol jagung. Tongkol jagung mengandung serat selulosa sehingga bisa dijadikan polimer alami sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable. Pada pengabdian ini dilakukan pembuatan plastik biodegradable dari limbah tongkol jagung dengan dua tahap yakni pre-treatment dan main-process. Pre-treatment dilakukan dengan melakukan tindakan secara fisika pada tongkol jagung sehingga menjadi serbuk tongkol jagung berukuran 80 mesh. Sedangkan dalam tahap main-proces, serbuk tongkol jagung diproses dengan melakukan pencampuran dengan bahan biopolimer lain, pengadukan hingga suhu tertentu. Kemudian hasilnyan dituang dalam cetakan dan dikeringkan dalam oven. Hasil yang didapat adalah berupa bijih plastik/lembaran plastik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Surya, Alfin, and Dwi Putri Rahayu. "ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL KULIT PETAI (Parkia speciosa Hassk) DENGAN METODE 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl." JOPS (Journal Of Pharmacy and Science) 4, no. 2 (June 17, 2020): 1–5. http://dx.doi.org/10.36341/jops.v4i2.1342.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan negara dengan produksi petai terbanyak di kawasan Asia Tenggara. Pada umumnya, masyarakat mengonsumsi petai hanya bagian bijinya saja, sedangkan bagian kulitnya tidak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja sehingga menjadi limbah. Limbah ini menyebabkan pencemaran lingkungan dan turut memberi kontribusi pada banjir. Kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) diduga memiliki kandungan senyawa alkaloid, saponin dan flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) dengan waktu maserasi selama 72 jam. Penelitian ini menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH) dan asam askorbat yang sudah diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang kuat sebagai kontrol positif. Dari penelitian tersebut didapatkan nilai IC50 pada kulit petai sebesar 13,4 µg/mL dan 6,9504 µg/mL µg/mL pada asam askorbat sebagai kontrol positif. Dari nilai IC50 yang didapat diketahui bahwa ekstrak metanol kulit petai memiliki aktivitas antioksidan yang kuat untuk melawan radikal bebas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Hartini, Feri, and Yahdi Yahdi. "Potensi Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata, L.) Sebagai Insektisida Kutu Daun Persik (Myzus persicae, Sulz) pada Daun Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens)." Biota 8, no. 1 (February 20, 2018): 107–16. http://dx.doi.org/10.20414/jb.v8i1.63.

Full text
Abstract:
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya. Di dalam tanaman ini terkandung senyawa acetogenins yang bermanfaat. Senyawa ini tidak hanya terkandung pada buah, tetapi juga hampir seluruh bagian pada tanaman sirsak baik itu daun, batang, akar maupun bijinya. Kandungan acetogenins yang ada pada ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan uji potensi ekstrak daun sirsak sebagai insektisida kutu daun persik (Myzus persicae, Sulz). Penelitian ini menggunakan penelitian jenis eksperimen kuantitaif dengan menggunakan analisis uji proporsi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar potensi ekstrak daun sirsak sebagai insektisida kutu daun persik. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ekstrak daun sirsak (Annona muricata, L) memiliki potensi sebagai insektisida kutu daun persik. Kekuatan aktivitas ekstrak daun sirsak terhadap kutu daun persik mencapai 100% pada konsentrasi 8% dan 10%. Potensi dari ekstrak daun sirsak sebagai insektisida kutu daun persik termasuk sangat tinggi yaitu 100%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Liat, Hironimus Elmianus Kia. "Pengaruh Model Pemeraman dan Kondisi Cahaya terhadap Perkecambahan Benih Pinang (Areca catechu L.)." Savana Cendana 1, no. 02 (April 11, 2016): 74–76. http://dx.doi.org/10.32938/sc.v1i02.15.

Full text
Abstract:
Salah satu tahap penting dalam budidaya pinang adalah perbanyakannya yang umumnya dilakukan dengan biji. Permasalahan adalah seperti umumnya suku Arecaceae, bijinya lambat berkecambah sebab mengalami dormansi fisik, berupa biji yang keras, karena itu perlu diberikan perlakuan untuk meningkatkan perkecambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pemeraman dan kondisi cahaya terhadap perkecambahan benih pinang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah model pemeraman yang terdiri dari tiga aras yaitu tanpa peram, peram dalam tanah dan peram dalam periuk tanah. Faktor kedua adalah kondisi cahaya yang terdiri dari tiga aras yaitu kondisi gelap, naungan pohon dan terang. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara model pemeraman dan kondisi cahaya. Model pemeraman berpengaruh nyata pada parameter daya kecambah, potensi tumbuh maksimum, panjang plumula, panjang radikula, berat kering kecambah normal dan laju pertumbuhan kecambah, sedangkan kondisi cahaya hanya berpengaruh nyata terhadap parameter panjang plumula. Pemeraman dalam tanah merupakan perlakuan yang paling baik dan dapat meningkatkan perkecambahan benih pinang hingga 72,22%. ©2016 dipublikasikan oleh Savana Cendana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Pratama Hokil, Muhammat Firman. "PERANAN VARIASI TEKANAN PEMBAKARAN DIFUSI TERHADAP KARAKTERISTIK SPRAY DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK KAPUK." Mechonversio: Mechanical Engineering Journal 2, no. 1 (December 29, 2019): 49. http://dx.doi.org/10.51804/mmej.v2i1.823.

Full text
Abstract:
Di karnakan tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap bahan bakar fosil yang tidak dapat di perbaruhi bayak ilmuan sedang gencar mencari tenaga alternatif yang dapat di perbaharui yaitu minyak nabati, salah satunya iala minyak biji kapuk yang pemanfaatan bijinya kurang baik, penelitian ini bertujuan sebagai alat alternatif untuk pengganti bahan bakar fosil dalam penelitian ini menggunakan metode pengujian pembakaran spray yang berdiameter nozzle 0,2mm bertipe cone dengan cara memvariasikan tekanan 50 bar,75 bar,dan 100 bar pada minyak biji kapuk uji coba di lakukan berulangkali agar mendapatkan hasil maksimal pengujian sudut pancaran droplet diketahui jika di berikan peningkatan pada tekanan diameter sudut pancaran droplet semakin lebar begitu sebaliknya jika terjadi penurunan tekanannya sudut akan semaki kecil,pada spray nyala api saat pengujian peningkatan tekanan yang di berikan pada nozzle 0,2 mm menimbulkan panjang nyala api makin panjang dan terjadi flashback pada jarang 500 mm di krnakan peningkatan tekanan droplet yang di timbulkan semakin kecil begitupula sebaliknya
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Sulhatun, Sulhatun, Mutiawati Mutiawati, and Eddy Kurniawan. "PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK KEMIRI DENGAN MENGGUNAKAN CARA BASAH." Jurnal Teknologi Kimia Unimal 9, no. 2 (November 1, 2020): 54. http://dx.doi.org/10.29103/jtku.v9i2.4400.

Full text
Abstract:
Kemiri merupakan buah paling banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Selain daging buahnya yang dapat dikonsumsi, Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah Buah kemiri juga diyakini berkhasiat mengobati buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit perut, sembelit, demam, sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi. Zat nongizi dalam kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol.Pada penelitian ini dilakukan proses pemasakan, dimana dilakukan analisa persen rendemen, dan analisa berat jenis dari hasil minyak kimiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi waktu pemasakan biji kemiri terhadap rendemen minyak yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan cara pada suhu 65℃,70℃ dan 75℃. Dimana berat kemiri 1 kg, serta divariasikan waktu 85 menit, 115 menit, dan 145 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak kemiri terbesar adalah 47% pada waktu 145 menit dan suhu 75℃. dan densitas yang tinggi yaitu 0,87 gr/ml pada suhu 75℃ dan waktu selama 145 menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Lestari, Oke Anandika, Yohana S. K. Dewi, and Candra Wasis Agun. "Peningkatan Daya Saing Lokal dengan Tembikar dari Desa Kumba Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat." E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 12, no. 4 (December 29, 2021): 613–18. http://dx.doi.org/10.26877/e-dimas.v12i4.4211.

Full text
Abstract:
Desa Kumba yang berbatasan langsung dengan Srawak Malaysia merupakan salah satu desa di Kecamatan Jagoibabang Kabupaten Bengkayang. Penduduk Desa Kumba umumnya memiliki lahan karet, dimana bijinya hanya menjadi limbah karena tidak termanfaatkan. Oleh sebab itu, melalui pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan daya saing lokal Desa Kumba melalui pemanfaatan biji karet yang diolah menjadi tempe atau biasa disebut Tembikar (tempe biji karet). Khalayak sasaran merupakan PKK Desa Kumba dengan target meningkatkan pengetahuan mengolah limbah biji karet menjadi olahan pangan Tembikar yang dapat dikonsumsi. Pada saat awal kegiatan seluruh (100%) khalayak sasaran belum pernah mengolah biji karet menjadi tempe. Namun demikian setelah kegiatan pelatihan menunjukkan peningkatan pengetahuan yaitu 100% khalayak sasaran tertarik untuk membuat tembikar, dan melalui proses monitoring 74% khalayak sasaran telah menghidangkan tembikar di meja makan. Tembikar di desa Kumba berpotensi dikembangkan menjadi produk unggulan daerah yang dapat dipasarkan ke negara tetangga. Tembikar mampu meningkatkan daya saing limbah karet dari Desa Kumba Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Rohadi, Rohadi, Sri Rahadjo, Lip Izul Falah, and Umar Santoso. "AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI DUWET (Syzygium cumini Linn.) PADA PEROKSIDASI LIPIDA SECARA IN VITRO." Jurnal Agritech 36, no. 01 (April 28, 2016): 30. http://dx.doi.org/10.22146/agritech.10681.

Full text
Abstract:
All parts of Syzygium cumini Linn. (duwet) were widely used for medicinal plant in the treatment of various deseases.The seed extract was used to lower blood glucose. Cumini's seed had higher phenolic fractions than others. It were prepared by extracted of duwet seed "Genthong" varieties, using various extractants such as 85% ethyl acetate, 50% methanol and 50% ethanol. Duwet seed extract collected then was determined of phenolics compound and antioxidant activity assayed by measuring 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazylradical (DPPH) scavenging activity, reducing Ferric ion (Fe3+) power and inhibition of linoleic acid oxidation. The objective was to select one of the extractant which gave highest yield and polyphenolic content and its stronger antioxidant activity. Extractant 50% methanol gave highest the extract yields was 16.29 % (db.) and phenolics compounds of extract was composed: total phenolic 45.99±0.25 g-GAE/100 g-extract; total flavonoid 2.28±0.07 g-QE/100 g-extract and total tannin 26.9±0.07 g-TAE/100 g-extract. All of extract exhibited strong on behalf of RSA-DPPH assay 87-95% (100 g-mL-l) and reducing power, nevertheless in inhibition of linoleic acid oxidation was moderate 49-55% (400 g-mL-l).Keywords: Syzygium cumini Linn, seed, antioxidant, extraction ABSTRAKTanaman duwet (Syzygium cumini Linn.) pada semua kompartemennya dimanfaatkan masyarakat untuk pengobatansuatu penyakit. Ekstrak bijinya dimanfaatkan untuk penurun gula darah. Bijinya merupakan bagian tanaman yang kaya senyawa polifenol. Fraksi kaya senyawa fenolik dipreparasi dengan mengekstraksi biji duwet varietas "Genthong", dengan tiga jenis ekstraktan; etil acetat 85%, metanol 50% dan etanol 50%. Ekstrak biji duwet (EBD) yang diperoleh dianalisis kelompok senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan menggunakan metode uji penangkapan radikal DPPH (2,2-diphenil 1-picrylhydrazyl), uji reduksi ion Feri (ferric reduction antioxidant power-FRAP) dan uji penghambatan peroksidasi asam lemak linoleat. Tujuan penelitian adalah memilih satu dari tiga ekstraktan yang menghasilkaan ekstrak, dengan yield dan kadar senyawa polifenolik terbesar serta sifat antioksidatif terkuat. Yield dengan ekstraktan Met-OH-50%, sebesar 16,29% (db), senyawa fenoliknya sebesar 45,99 ±0,25 g-GAE/100 g-EBD; 2,28±0,07 g-QE/100 g-EBD dan 26,9±0,07 g-TAE/100 g-EBD. Ketiga ekstrak kuat dalam uji penangkapan radikal DPPH antara 87-95 % (100 g-mL-l) dan uji reduksi ion Feri (Fe3+), moderat pada uji penghambatan peroksidasi lipid, 49-52 % pada 400 g- mL-l.Kata kunci: Biji duwet (Syzygium cumini Linn.), antioksidan, ekstraksi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Ramdhoani, Ni Luh Arpiwi, and A. A. Ketut Darmadi. "FRUITS, SEEDS TRAITS AND OIL CONTENT OF NON FOOD PLANTS FROM SERANGAN ISLAND, BALI." Metamorfosa: Journal of Biological Sciences 5, no. 1 (March 30, 2018): 51. http://dx.doi.org/10.24843/metamorfosa.2018.v05.i01.p08.

Full text
Abstract:
Berbagai upaya diversifikasi energi perlu dilakukan untuk mengatasi kelangkaan minyak di Indonesia. Salah satu upaya diversifikasi energi adalah melalui penyediaan energi alternatif terbarukan seperti biodisel yang bisa dihasilkan dari minyak nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran buah, biji dan mengukur kandungan minyak dari tanaman non pangan yang tumbuh di Pulau Serangan. Minyak tersebut dipakai sebagai bahan baku biodisel. Metode yang digunakan adalah metode jelajah untuk mengoleksi buah yang sudah masak panen untuk diambil bijinya. Buah dikeringkan kemudian dimensi buah dan biji diukur. Minyak diekstrak dari biji dengan pelarut heksan menggunakan alat soklet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh 10 spesies tanaman non-pangan dengan ukuran buah dan biji sangat beragam di Pulau Serangan. Kandungan minyak dari yang tertinggi sampai terendah berturut turut sebagai berikut: ketapang (Terminalia catappa) 27,06 %, kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.) 25,30 %, asam londo (Pithecellobium dulce) 20,43%, kembang merak (Caesalphinia pulcherima) 15,03 %, jarak kaliki (Riccinus communis) 14,23 %, lamtoro (Leucaena leucocephala) 13,86 %, tanjung (Mimusops elengi) 13,83 %, gorek (Caesalpinia bonducella)11 %, flamboyan (Delonix regia)10,93 %, sawo kecik (Manilkara kauki) 10,10 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Kalsum, Ummu, Slamet Susanto, Ahmad Junaedi, Nurul Khumaida, and Heni Purnamawati. "KARAKTERISTIK MORFOLOGI BUAH DAN BIJI JERUK PAMELO BERBIJI DAN TIDAK BERBIJI." Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) 4, no. 1 (2020): 54–63. http://dx.doi.org/10.35760/jpp.2020.v4i1.2858.

Full text
Abstract:
Jeruk pamelo di Indonesia terbagi menjadi kelompok berbiji dan tidak berbiji. Beberapa kultivar jeruk pamelo memiliki kemiripan yang tinggi sehingga sulit untuk dibedakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji secara detail karakter morfologi daru beberapa kultivar jeruk pamelo berbiji dan tidak berbiji. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 sampai September 2019. Desain percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu kultivar. Empat kultivar yang digunakan adalah kelompok berbiji (Adas Duku dan Bali Merah 1) serta kelompok tidak berbiji (Bali Merah 2 dan Jawa 1). Bentuk buah pada kedua kelompok dapat dibedakan karena kelompok tidak berbiji bentuknya pyriform, sedangkan yang berbiji berbentuk spheroid-ellipsoid. Bali Merah 1 dan Bali Merah 2 memiliki bulu pada kulit buahnya. Bulu pada kulit buah sudah ada sejak fruitset sampai buah panen. Warna biji keempat kultivar adalah putih kecoklatan. Biji dari Adas Duku berbentuk ovoid atau semi-spheroid, Bali Merah 1 bentuknya ovoid, Bali Merah 2 berbentuk spheroid, dan Jawa 1 bentuk bijinya adalah fusiform. Ukuran biji paling panjang dari keempat kultivar adalah Jawa 1, namun memiliki lebar biji paling kecil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

张, 奇慧. "Land Surface Spectral Characteristics of Danxia Isolated Biotope in Bijia Mountain, Southern Sichuan." Open Journal of Natural Science 09, no. 04 (2021): 469–78. http://dx.doi.org/10.12677/ojns.2021.94053.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Ou, Yang, and Xiaoyan Wang. "Identification of critical source areas for non-point source pollution in Miyun reservoir watershed near Beijing, China." Water Science and Technology 58, no. 11 (December 1, 2008): 2235–41. http://dx.doi.org/10.2166/wst.2008.831.

Full text
Abstract:
Miyun Reservoir is the major water source for Bijing, China. Currently, the water quality of Miyun reservoir is meso - trophict, mainly dur to the non-point source pollution (NPS) in the watershed. Phosphorus (P) is the limited factor. In this paper, Chaohe River basin, upstream of the Miyun Reservoir, is chosen as the study area, A modified P Index was developed to identify critical source areas (CSAs) of non-point source pollution by analyzing local hydrological and meteorological data, land use, soil, soil conservation, farmland management, population density, and livestock. The factors of livestock and population density are new factors added to the P Index system based on the actual local characteristics. It was found that the loss P from high-risk area accounts for only 7.95%. These areas are located mainly along streams. Livestock factor and the population density factor are most closely related to the CSAs downstream of Chaohe River basin. The management strategies are outlined according to the distribution characteristics of the critical source areas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Yulifianti, Rahmi, Erliana Ginting, and Joko Susilo Utomo. "Karakteristik Fisiko-Kimia dan Sensoris Susu Kecambah Beberapa Varietas Unggul Kedelai." Buletin Palawija 18, no. 2 (October 31, 2020): 83. http://dx.doi.org/10.21082/bulpa.v18n2.2020.p83-93.

Full text
Abstract:
<p>Susu kedelai saat ini menjadi alternatif minuman sehat untuk semua kalangan. Selama ini susu kedelai diolah dari biji. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik fisiko-kimia dan sensoris susu kedelai dari kecambah dan biji (non kecambah) lima varietas unggul kedelai, yakni Anjasmoro, Burangrang, Devon 1, Demas 1, dan Gema. Perkecambahan dilakukan selama 48 jam pada kondisi lembab dan gelap. Susu kedelai dibuat dengan cara basah dengan perbandingan bahan terhadap air 1:8 (b/v). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dua faktor dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kandungan protein dan vitamin C kecambah meningkat signifikan dibandingkan dengan bijinya. Susu dari kecambah kedelai memiliki warna (L*) lebih cerah, serta rendemen, kadar protein dan kadar vitamin C lebih tinggi dibandingkan susu yang diolah dari biji kedelai. Kadar protein susu dari kecambah kedelai berkisar 2,99 – 3,31% bb dan telah memenuhi persyaratan SNI. Di antara lima varietas yang diuji, varietas Gema, Demas 1 dan Devon 1 berpeluang digunakan sebagai bahan baku susu kecambah kedelai dengan keunggulan rendemen, kandungan protein dan vitamin C-nya. Rasa susu kedelai kecambah dari varietas Gema cukup disukai sementara varietas Demas 1 dan Devon 1 agak disukai.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Anwar, Anwar, La Ode Musa, and Syarifuddin Syarifuddin. "Rancang Bangun Mesin Pengaduk Dan Pemasak Sari Buah Markisa." INTEK: Jurnal Penelitian 6, no. 2 (November 12, 2019): 127. http://dx.doi.org/10.31963/intek.v6i2.1569.

Full text
Abstract:
Proses pengolahan sirup markisa di Industri Rumah Tangga masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana, sehingga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan tidak maksimal. Pemisahan biji dengan sari buah dilakukan dengan blender yang hasilnya masih tercampur antara biji dan sarinya dan bijinya ada yang hancur sehingga harus disaring lagi setelah dibelender. Sedangkan untuk pemasakan dan pengadukan sari buah masih dilakukan secara tradisional, sehingga temperature pemasakan tidak bisa dikontrol dan hasil pengadukan tidak tercampur secara merata. Desa Tonasa Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa merupakan wilayah yang potensial bagi budidaya Markisa karena lingkungan yang relatif cocok. Keunggulan wilayah tersebut menjadi salah satu pertimbangan dipilihnya wilayah tersebut sebagai objek/sasaran penelitian pembuatan Sirup Markisa. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat mesin pengolahan buah markisa menjadi sirup,sehingga kapasitas dan kualitas produksi pembuatan sirup markisa meningkat. Tahap pelaksanaan penelitian dimulai dengan merancang alat, membuat alat dan pengujian alat. Mesin pengaduk dan pemasak sari buah markisa yang dihasilkan berdimensi panjang 600 mm x lebar 450 mm x tinggi 1250 mm, daya motor 686 Watt atau 1 HP dan diameter poros pemotong 2,5 cm, serta kapasitas produksi 40 liter/20 menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Tivani, Inur, and Wilda Amananti. "Uji Efektivitas Antifungi Perasan Daun Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) terhadap Jamur Candida albicans." PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) 17, no. 1 (July 8, 2020): 35. http://dx.doi.org/10.30595/pharmacy.v17i1.5867.

Full text
Abstract:
Penyebab keputihan salah satunya yaitu jamur Candida albicans. Daun turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) memiliki kandungan saponin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tangkai dan bijinya. Saponin dikenal sebagai antibakteri dan antimikroba. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pada konsentrasi berapa perasan daun turi paling efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Populasi dalam penelitian ini adalah daun turi yang diambil dari persawahan daerah Talang. Daun turi yang diperoleh selanjutnya dibuat perasan dengan cara memeras daun tersebut menggunakan blender agar diperoleh air kemudian diencerkan dengan menggunakan akuades. Perasan daun turi dibuat dengan konsentrasi 5, 15, dan 25%. Medium pembiakan jamur Candida albicans menggunakan media Potato Dextrose Agar (PDA). Penelitian ini menggunakan dua medium PDA yaitu medium padat dan medium cair. Uji efektivitas antifungi menggunakan metode difusi sumuran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan daun turi dengan konsentrasi 5% memiliki luas daerah hambat sebesar 94,16±56,37 mm2, konsentrasi 15% memiliki luas daerah hambat 227,24±101,91 mm2,sedangkan perasan daun turi 25% memiliki luas daerah hambat 329,94 ±133,52 mm2. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perasan daun turi yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu perasan daun turi dengan konsentrasi 25%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Stroeber, Eva. "TWO KAKIEMON BIJIN IN THE PRINCESSEHOF MUSEUM: THE EROTIC APPEAL OF ROBES AND HAIRSTYLES." Aziatische Kunst 46, no. 3 (July 11, 2016): 23–30. http://dx.doi.org/10.1163/25431749-90000323.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Astuti, Rimby Puji, Linda Suyati, and Rahmad Nuryanto. "Pirolisis Kulit Biji Jambu Mete dengan Katalis Ag/Zeolit." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16, no. 1 (April 1, 2013): 6. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.16.1.6-10.

Full text
Abstract:
Tanaman jambu mete, Anacardium occidentale L. merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Satu bagian dari tanaman jambu mete yang belum banyak dikenal masyarakat adalah kulit bijinya. Kulit biji (shell) mengandung 50% minyak yang terdiri dari senyawa fenolat berupa 90% asam anakardat dan 10% berupa kardol dan kardanol. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi katalis Ag/zeolit, mengetahui pengaruh temperatur terhadap produk cair pirolisis kulit biji jambu mete dan membandingkan produk cair hasil pirolisis dengan katalis zeolit dan Ag/zeolit. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yaitu pembuatan katalis Ag/Zeolit dan pirolisis kulit biji jambu mete dengan katalis Ag/Zeolit dan zeolit alam teraktivasi pada temperatur 200°, 250°, 300°, 350° dan 400°C. Karakterisasi katalis menggunakan Surface Area Analyzer, AAS, uji keasaman dan GC-MS untuk produk cair pirolisis. Hasil penelitian diperoleh katalis Ag/zeolit yang mengalami penurunan luas permukaan spesifik sebesar 70,28%, volume total pori sebesar 70,19%. Nilai keasaman katalis Ag/zeolit mengalami kenaikan sebesar 50%, dan mengandung logam Ag sebesar 0,6326%. Hasil analisis GC-MS produk cair pirolisis pada temperatur 400°C dengan katalis Ag/zeolit diperoleh senyawa 3-octylphenol dengan kelimpahan sebesar 72,28%, dengan katalis zeolit alam teraktivasi dihasilkan senyawa 3-(pentadec-8-enyl)phenol dengan kelimpahan sebesar 77,04%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Sakdiah, Halimatus, Fiska Bita Faraza Unay, and Haning Hasbiyati. "Permen Biji semangka." JURNAL BIOSHELL 8, no. 1 (December 16, 2020): 9–13. http://dx.doi.org/10.36835/bio.v8i1.396.

Full text
Abstract:
ABSTRAKBiji semangka tanpa sepengetahuan masayarakat ternyata memiliki nilai gizi yang tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu karbohidrat, fenol flavonoid, protein, serat, fosfor, dan zat besi. Dilihat dari manfaat biji semangka maka di buat PERMEN BISMA (Permen Biji Semangka). Permen biji semangka ini bertujuan untuk menciptakan alternatif pangan untuk meminimalisir limbah biji semangka yang terbuang sia-sia untuk dijadikan suatu produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi, dan sebagai cemilan sehat yang kaya akan kandungan gizi serta berkembangnya produk ini diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat menengah ke bawah, dan dapat meningkatkan nilai ekonomi limbah biji semangka, serta membuat maha siswa semakin kreatif dalam bidang kewirausahaan.Metode pembuatan permen biji semangka tidak jauh berbeda dengan metode pembuatan permen lainnya hanya saja bahannya yang berbeda. Permen ini menggunakan biji semangka yang sudah tidak layak di makan namun bijinya masih tetap segar.Produk olahan ini di pasarkan di warung, stand, media online dan sekolahan terdekat. Target pemasaran permen ini untuk semua usia. Produk PERMEN BISMA ini di pasarkan seharga Rp. 12.000/bungkus. Produk yang dihasilkan dalam satu periode masa produksi adalah 1000 bungkus. Dengan biaya produksi sebesar Rp.5.000.000 diperoleh keuntungan dalam satu periode sebesar Rp. 2.810.500. Pembuatan PERMEN BISMA ini menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam bidang berwirausaha dan membuka lapangan pekerjaan baru.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Maitimu, Nil Edwin, and Marcy L. Pattiapon. "PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) GUNA MENGANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAGING BUAH PALA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) HUNILAI DI DUSUN TOISAPU DESA HUTUMURI." ALE Proceeding 2 (July 16, 2021): 167–71. http://dx.doi.org/10.30598/ale.2.2019.167-171.

Full text
Abstract:
Abstrak Salah satu tanaman tahunan yang banyak diusahakan dalam industri adalah buah pala. Pala merupakan tanaman rempah asli kepulauan Maluku, yang telah diperdagangkan dan dibudidayakan secara turun temurun dalam bentuk perkebunan rakyat di sebagian besar kepulauan Maluku. Produk pala Indonesia termasuk unggul di pasar dunia karena memiliki aroma yang khas.Buah pala merupakan salah satu tumbuhan utama di Maluku. Namun, petani biasanya menggunakan buah pala ini untuk diambil bijinya sedangkan bagia lainnya seperti kulit dan daging tidak digunakan. Oleh karena itu bagian dari buah pala yang dianggap sebagai limbah menjadi sebuah ide untuk diolah menjadi Jus Pala. Memprediksikan permintaan secara tepat sangatlah sulit dikarenakan perusahaan tidak dapat memprediksikan keinginan konsumennya, Oleh karena itu setiap perusahaan harus tepat dalam mengendalikan persediaan bahan baku agar persediaan bahan baku selalu ada dan tidak mengalami kekosongan. Metoda manajemen persediaan yang paling terkenal adalah model-model economic order quantity (EOQ). Hasil Penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa jumlah pembelian bahan baku yang optimal dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah sebanyak 2.182 buah dengan totalbiaya Rp. 1.466.529 dengan persediaan bahan baku optimal sebanyak 2.182 buah pada bulan September 2017. Hal ini menyebabkan UKM Hunilai mengalami kerugian sebesar Rp. 2.336.772. Persediaan pengaman yang harus selalu tersedia digudang penyimpanan sebanyak 426 buah dan pemesanan kembali bahan baku pada saat persediaan bahan baku di lantai produksi sebanyak 1.426 buah agar tidak terjadi kekurangan persediaan bahan baku.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Isa, Norhelaliah, Noor-Soffalina Sofian-Seng, and Wan Aida Wan Mustapha. "Ekstrak Lemak Sisa Biji Mangga (Mangifera indica L.) menggunakan Pengekstrakan Bendalir Lampau-genting dan Perbandingan Fizikokimianya dengan Lemak Koko (Theobroma cacao L.)." Sains Malaysiana 50, no. 7 (July 31, 2021): 1901–11. http://dx.doi.org/10.17576/jsm-2021-5007-06.

Full text
Abstract:
Buah mangga boleh dimakan segar atau diproses menjadi jus dan jeruk tetapi hanya isi digunakan dan bijinya dibuang. Kajian terdahulu mendapati bahawa biji mangga mempunyai lemak seperti lemak koko. Objektif kajian ini adalah untuk menentukan komposisi pemakanan dalam sisa biji jeruk mangga (SBJr) dan sisa biji jus mangga (SBJs); jumlah lemak antara SBJr dan SBJs melalui pengekstrakan bendalir lampau-genting (SFE); serta komposisi asid lemak dan takat lebur gelincir (SMP) terhadap lemak koko komersil (LK). Analisis proksimat menunjukkan bahawa SBJr dan SBJs mengandungi karbohidrat, lemak, protein, abu dan kelembapan. Pengekstrakan lemak SBJr dan SBJs menggunakan SFE (suhu 72 °C; tekanan 42.4 Mpa; 60 min; 4 mLmin-1 CO₂) menunjukkan lemak SBJr lebih tinggi(p<0.05) (6.4%) berbanding SBJs (3.37%). Lima jenis asid lemak ditemui dalam SBJr, SBJs dan LK iaitu asid palmitik, stearik, oleik, linoleik dan linolenik dengan kandungan (%) yang berbeza(p<0.05) bagi semua sampel. SMP bagi lemak SBJr (34.2 °C) lebih tinggi (p<0.5) diikuti oleh SBJs (32.17 °C) dan LK (30.27 °C). Walaupun ciri-ciri kimia lemak SBJr dan SBJs berbeza dengan LK, tetapi kedua-duanya berpotensi sebagai pengganti LK yang lebih baik kerana mengandungi asid lemak tak tepu yang lebih tinggi(p<0.05) dan asid lemak tepu yang lebih rendah(p<0.05) daripada LK. Penggunaan SBJr lebih praktikal kerana kandungan lemaknya tinggi dan SMP lemak ini sesuai dengan keadaan cuaca tropika.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Ussudur, Muhammad Asifa, Ardian, Erwin Yuliadi, and Sri Ramadiana. "Pengaruh Pemberian Konsentrasi IBA (Indole-3-Butyric Acid) dan Jumlah Mata Tunas terhadap Pertumbuhan Setek Indigofera sp." Journal of Tropical Upland Resources (J. Trop. Upland Res.) 2, no. 1 (March 30, 2020): 69–76. http://dx.doi.org/10.23960/jtur.vol2no1.2020.80.

Full text
Abstract:
Indigofera sp. merupakan tanaman bergenus legum yang bermanfaat sebagai pakan hjiauan ternak dan sebagai penutup tanah. Kandungan 24,57% protein kasar, 90,68% bahan organik, 36,72% NDF (Neutral Detergen Fiber), 0,83% fosfor, dan 1,23% kalsium dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Sebagai penutup tanah, Indigofera sp. dimanfaatkan sebagai pupuk hijau, mulsa, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah, mengendalikan gulma, menekan penggunaan herbisida, dan meningkatkan kesuburan tanah. Perbanyakan tanaman menggunakan biji sulit dilakukan karena struktur bijinya keras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi IBA dan jumlah mata tunas yang tepat untuk pertumbuhan setek Indigofera sp. Penelitian telah dilakukan bulan April – Mei 2019 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung. Perlakuan adalah konsetrasi IBA (0, 500, 1000, 1500, dan 2000 ppm) dan jumlah mata tunas (1, 2, dan 3 mata tunas). Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dari 15 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi IBA dan jumlah mata tunas berpengaruh nyata, sedangkan interaksi IBA dengan jumlah mata tunas tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan setek Indigofera sp. Konsentrasi IBA 500 ppm menghasilkan pengaruh perlakuan terbaik pada persentase setek berakar, panjang akar primer, jumlah tunas, jumlah daun, dan bobot segar tunas umur 6 minggu setelah tanam (MST). Setek 3 mata tunas menghasilkan perlakuan terbaik pada jumlah akar primer, panjang akar primer, bobot segar akar, bobot kering akar, jumlah daun, jumlah tunas, panjang tunas, bobot segar tunas, bobot kering tunas umur 6 dan 8 MST.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Herdini, Gobby Rohpanae, and Veriah Hadi. "PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT PETAI (PARKIA SPECIOSA HASSK) MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ASAM DAN FERMENTASI SACCHAROMYCES CEREVISIAE." TEKNOSAINS : Jurnal Sains, Teknologi dan Informatika 7, no. 2 (July 31, 2020): 119–28. http://dx.doi.org/10.37373/tekno.v7i2.9.

Full text
Abstract:
Kebutuhan etanol semakin bertambah dengan semakin banyaknya pabrik farmasi dan sekolah farmasi maupun kimia dan kebutuhan sumber energi terbarukan yang besar di Indonesia. Solusi untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengembangkan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) yang dihidrolisis oleh asam klorida 2.0%. Bahan baku bioetanol biasanya mengandung karbohidrat yang cukup tinggi dan kulit petai mengandung karbohidrat sebesar 68.3-68.75%. Sebelum dilakukan perlakuan, sampel tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.) dilakukan determinasi selanjutnya petai dipanen berjumlah 2.5 kg dengan kondisi buah yang segar, telah matang serta tidak busuk. Panen petai dilakukan hanya dari satu pohon saja, kulit yang diambil adalah kulit petai yang segar tidak kering atau busuk, dan telah dipisahkan dari bijinya. Hidrolisis asam dilakukan pada temperatur 70°C selama 4 waktu perlakuan yang mana sampel pertama (sampel A dihidrolisis selama 30 menit), sampel kedua (sampel B dihidrolisis selama 60 menit), sampel ketiga (sampel C dihidrolisis selama 90 menit), sampel keempat (sampel D dihidrolisis selama 120 menit). Hasil hidrolisis karbohidrat monosakarida yang diuji kualitatif menunjukkan hasil positif dengan larutan Benedict. Larutan hidrolisat positif golongan karbohidrat monosakarida hasil hidrolisis asam yang difermentasi menjadi etanol dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae pada pH 4. Kadar bioetanol yang dihasilkan ditentukan menggunakan metode densitas dengan alat piknometer 10 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi asam 2,0%, temperatur 70°C, waktu hidrolisis 120 menit, dan menggunakan Saccharomyces cerevisiae diinkubasi selama 5 hari menghasilkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 3,0%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography