Academic literature on the topic 'Cora Lautze'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Cora Lautze.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Cora Lautze"

1

Gufron, Uup. "Corak Moderasi Beragama Keluarga Mualaf Tionghoa (Studi Kasus Jamaah Masjid Lautze Jakarta Pusat)." Jurnal Bimas Islam 12, no. 2 (2019): 205–32. http://dx.doi.org/10.37302/jbi.v12i2.115.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui corak pemahaman moderasi beragama keluarga mualaf Tionghoa yang berada dalam binaan Masjid Lautze Pasar Baru Jakarta Pusat. Mayoritas mualaf binaan Masjid Lautze adalah dari kalangan etnis Tionghoa. Hal ini menjawab pertanyaan bagaimanakah corak yang menjadi kekhasan dalam moderasi beragama yang dijalani para mualaf etnis Tionghoa. Penelitian ini termasuk kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara langsung dengan responden yang relevan dan olah data. Berdasarkan data temuan, latar belakang para mualaf Tionghoa menjadi muslim dilatarbelakangi oleh tiga faktor, yakni (1) faktor spiritualitas; (2) faktor rasionalitas; dari (3) faktor identitas. Faktor spiritualitas lebih dominan dibanding faktor lain, sehingga pemahaman moderasinya lebih mengedepankan perasaan kasih sayang, kelembutan hati, cinta-kasih, dan saling menghormati. Corak moderasi yang dimiliki para mualaf binaan Masjid Lautze dipengaruhi oleh sosok tokoh muslim etnis Tionghoa bernama Haji Karim Oei, yang merupakan tokoh Muhammadiyah yang memiliki pemahaman yang modernis (tajdȋdi), pembauran (istȋ’ab), dan moderat (tawāsuth), bersikap toleran (tasamuh); dan tidak ekstrim (tatharruf).
 Kata Kunci: moderasi; mualaf; Tionghoa; keluarga; Lautze
 Abstract
 This article aims to find out the religious moderation characteristics in Chinese Muslim Families who are under the auspices of the Masjid Lautze Pasar Baru, Central Jakarta. The majority of Mualaf guided by the Lautze Mosque are from the ethnic Chinese. This article answers the question of how the characteristic which become the uniqueness in religious moderation experienced by Chinese Mualaf. This study included descriptive qualitative by conducting direct interviews with relevant respondents and data processing. Based on data, the background of Chinese Mualaf to become Muslim is motivated by three factors, namely (1) the spirituality factor; (2) the rationality factor; from (3) identity factor. The spirituality factor is more dominant than other factors, so that the moderation understanding puts forward affection feeling, gentleness, love and mutual respect. The characteristic moderation of the Mualaf guided by the Lautze Mosque is influenced by the ethnic Chinese Muslim figure named Haji Karim Oei, who is a Muhammadiyah figure and a modernist (tajdȋdi), assimilation (istȋ’ab) and moderate (tawāsuth), tolerant (tasamuh); and not extremist (tatharruf).
 Keywords: moderation; mualaf; China; family; Lautze
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Lin, Yun-Sheng, Ahmed Eid Fazary, Chung-Hsiung Chen, Yao-Haur Kuo, and Ya-Ching Shen. "Bioactive Xenicane Diterpenoids from the Taiwanese Soft Coral Asterospicularia laurae." Chemistry & Biodiversity 8, no. 7 (2011): 1310–17. http://dx.doi.org/10.1002/cbdv.201000173.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Lin, Yu-Chi, Yi-Jen Chen, Shu-Rong Chen, et al. "Targeted Isolation of Xenicane Diterpenoids From Taiwanese Soft Coral Asterospicularia laurae." Marine Drugs 19, no. 3 (2021): 123. http://dx.doi.org/10.3390/md19030123.

Full text
Abstract:
Application of LC-MS/MS-based molecular networking indicated the ethanol extract of octocoral Asterospicularia laurae is a potential source for the discovery of new xenicane derivatives. A natural product investigation of this soft coral resulted in the isolation of four new xenicane diterpenoids, asterolaurins O–R (1–4), together with six known compounds, xeniolide-A (5), isoxeniolide-A (6), xeniolide-B (7), 7,8-epoxyxeniolide-B (8), 7,8-oxido-isoxeniolide-A (9), and 9-hydroxyxeniolide-F (10). The structures of isolated compounds were characterized by employing spectroscopic analyses, including 2D-NMR (COSY, HMQC, HMBC, and NOESY) and high-resolution electrospray ionization mass spectrometry (HRESIMS). Asterolaurin O is the first case of brominated tricarbocyclic type floridicin in the family Xeniidae. Concerning bioactivity, the cytotoxic activity of those isolates was evaluated. As a result, compounds 1 and 2 demonstrated a selective cytotoxic effect against the MCF-7 cell line at IC50 of 14.7 and 25.1 μM, respectively.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Lin, Yun-Sheng, Ahmed Eid Fazary, Chung-Hsiung Chen, Yao-Haur Kuo, and Ya-Ching Shen. "Asterolaurins G - J, New Xenicane Diterpenoids from the Taiwanese Soft Coral Asterospicularia laurae." Helvetica Chimica Acta 94, no. 2 (2011): 273–81. http://dx.doi.org/10.1002/hlca.201000192.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Koroy, Kismanto, Nurafni Nurafni, and Nurman Husain. "TUTUPAN KARANG LUNAK DI PERAIRAN DESA PANDANGA KABUPATEN PULAU MOROTAI." JURNAL ENGGANO 5, no. 1 (2020): 53–63. http://dx.doi.org/10.31186/jenggano.5.1.53-63.

Full text
Abstract:
Terumbu karang memiliki keunikan diantara asosiasi atau komunitas lautan yang seluruhnya dibentuk oleh kegiatan biologis. Umumnya terdapat karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft coral). Karang lunak (Octocorallia, Alcyonacea) merupakan hewan anggota Colenterata yang hidup di perairan dangkal tropis dan subtropis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karang lunak, dan menganalisis persen tutupan terumbu karang pada daerah rataan dan daerah tubir di perairan Desa Pandanga, Kabupaten Pulau Morotai. Penelitian ini dilakukan pada bulan November - Desember 2019. Pengambilan data karang menggunakan metode LIT, dengan menetapkan 4 (empat) stasiun pengamatan masing-masing stasiun yang dibagi menjadi 2 (dua) daerah yaitu pada daerah tubir dan rataan. Setiap lifeform karang yang dilewati transek di dokumentasi dalam bentuk gambar yang selanjutnya akan diidentifikasi dan menghitung persentase tutupan karang lunak. Hasil penelitian menunjukan karang lunak yang ditemukan sebanyak 7 (tujuh) genus yaitu Sinularia, Isis, Cladiella, Lobophytum, Sarcophyton, Klyxum, dan Rumphella. Hasil analisis persen tutupan tertinggi untuk semua stasiun terdapat pada genus Sinularia (20,6%) di daerah tubir, sedangkan pada daerah rataan dengan persentase tertinggi terdapat pada genus Lobophytum (8,0%).SOFT CORAL COVERAGE IN PANDANGA VILLAGE WATERS, MOROTAI ISLAND REGENCY. Coral reefs are unique among oceanic associations or communities that are entirely formed by biological activities. Generally there are hard corals and soft corals. Soft corals Octocorallia, Alcyonacea) are members of the Colenterata that live in tropical and subtropical shallow waters. The aim of this study was to identify soft corals and analyze the percent cover of coral reefs in the flat areas and slope areas in the waters of Pandanga Village, Morotai Island Regency. This research was conducted in November - December 2019. The collection of coral data using the LIT method, by determine 4 (four) observation stations of each station which are divided into 2 (two) regions that in reef flat areas and reef slope areas. Each coral lifeform crossed by a transect is in the form of an image which will then be identified and calculate the percentage of soft coral cover. The results showed that there were 7 (seven) genera of soft corals Sinularia, Isis, Cladiella, Lobophytum, Sarcophyton, Klyxum, and Rumphella. The results of the highest percent cover analysis for all stations are in the genus Sinularia (20.6%) in the flat area, in reef flat areas the highest percentage in the genus Lobophytum (8.0%).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Bowden, Bruce, Bernard Cusack, and Alissa Dangel. "13-Epi-9-deacetoxyxenicin, a Cytotoxic Diterpene from the Soft Coral Asterospicularia laurae (Alcyonacea)." Marine Drugs 1, no. 1 (2003): 18–26. http://dx.doi.org/10.3390/md101018.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Farid, Moch, Pujiono Wahyu Purnomo, and Supriharyono Supriharyono. "PERUBAHAN TUTUPAN TERUMBU KARANG DITINJAU DARI BANYAKNYA WISATAWAN DI TANJUNG GELAM KEPULAUAN KARIMUNJAWA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 OLI." Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 7, no. 1 (2018): 18–27. http://dx.doi.org/10.14710/marj.v7i1.22521.

Full text
Abstract:
Terumbu karang merupakan salah satu sumberdaya pesisir dan lautan yang mempunyai produktifitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Keberadaan terumbu karang banyak memberikan pengaruh pada masyarakat Karimunjawa, sebagai panorama alam yang menarik untuk kegiatan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan wisata, tingkat sensitifitas dan kondisi terumbu karang serta perubahan luasanya di kawasan Tanjung Gelam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 bertempat di kawasan pemanfaatan bahari Tanjung Gelam, Kepulauan Karimunjawa Jepara. Metode pengukuran sensitifitas mengacu pada pengukuran kerentanan ekosistem terumbu karang parameter pengamatan yang diambil yaitu kondisi tutupan karang hidup, kerapatan terumbu karang, kelimpahan ikan, tipe pertumbuhan terumbu karang, status perlindungan, spesies yang dilindungi, dan kelandaian. Kuesisoner digunakan untuk mengetahu respon dan prilaku wisatawan pada kawasan tanjung gelam dengan jumlah responden yang diambil yaitu 25 wisatawan, 10 pedagang dan 10 operator wisata. Pengolaan citra satelit menggunakan transformasi Lyzenga. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan wisata di Kepulauan karimunjawa dari tahun 2014-2016 mencapai kenaikan sebanyak 39.178 orang, sedangkan tingkat sensitifitas ekosisitem terumbu karang di kawasan tanjung gelam berada pada kategori rendah dengan nilai 2,14, dengan kondisi tutpan karang hidup pada kriteria rusak buruk dengan nilai rata rata 10,28% dan perubahan luasan tutupan terumbukarang di Tanjung Gelam didapatkan perubahan luasan habitat terumbu karang yang berkurang sebesar 4,22 Ha dari tahun 2015-2017. Coral reefs are one of the coastal and ocean resources that have high productivity and biodiversity. The existence of coral reefs give much influence to the people of Karimunjawa, as an interesting natural panorama for tourism activities. This research aims to determine the level of tourism development, the level of sensitivity and condition of coral reefs and changes in the area of Tanjung Gelam. The research was conducted in August 2017 located in Tanjung Gelam marine utilization area, Karimunjawa island of Jepara. Methods of measurement of sensitivity include the measurement of living coral cover conditions, coral reef density, fish abundance, coral growth type, protection status, protected species, and cleverness. Questionnaires are used to find out the responses and behavior of tourists in the region of Tanjung Pinam with the number of respondents taken are 25 tourists, 10 merchants and 10 tour operators. Satellite image managers use the Lyzenga transformation. The results showed that the development of tourism in Karimunjawa Islands from 2014-2016 reached as much as 39,178 people, while the level of coral reef ecosystem sensitivity in the region of Tanjung Pinang was in the low category with a value of 2.14, with the living coral study on badly damaged criteria with value the average of 10.28 and the change of cover area in Tanjung Gelam found a change in coral reef habitat area which decreased by 4.22 Ha from 2015-2017 year.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Lin, Yun-Sheng, Ahmed Eid Fazary, Chung-Hsiung Chen, Yao-Haur Kuo, and Ya-Ching Shen. "ChemInform Abstract: Asterolaurins G-J, New Xenicane Diterpenoids from the Taiwanese Soft Coral Asterospicularia laurae." ChemInform 42, no. 23 (2011): no. http://dx.doi.org/10.1002/chin.201123175.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Mujib, Lalu Supriadi Bin. "ANALISIS PEMIKIRAN SASTRA NAJM AL-DÎN AL-THÛFÎ DALAM AL-IKSÎR FÎ `ILMI AL-TAFSÎR." Jurnal Ushuluddin 26, no. 1 (2018): 14. http://dx.doi.org/10.24014/jush.v26i1.4070.

Full text
Abstract:
Ilmu tafsir sebagai disiplin keilmuan Islam semakin berkembang dan menarik untuk dikaji karena karakter isi dan kandungan al-Qur’an bagaikan lautan yang tak pernih kering airnya dan tak akan habis keajaibannya. Juga didukung oleh eksistensinya sebagai kitab suci umat Islam dan kedudukannya yang menempati urutan pertama dalam memahami ajaran Islam. Kemajuan ilmu agama dan sains dengan berbagai corak dan ragamnya memberi ruang munculnya berbagai model pendekatan dalam menafsirkan al-Qur’an. Model pendekatan sastra adalah salah satu tawaran penting bagi para pengkaji al-Qur’an untuk menyelami keindahan bahasa dan menemukan aspek i`jâz (ke-mu’jizatan) al-Qur’an. I'jâz berfungsi menjadi bukti yang mempertegas posisi al-Qur’an sebagai firman Allah (Kalam allah) untuk membedakannya dengan perkataan manusia. Beragam varian uslûb (gaya bahasa) bisa ditemukan dalam al-Qur’an dan itu dipergunakan sesuai dengan kondisi dan konteks realita sosial budaya yang berkembang saat turunnya al-Qur’an. Hal tersebut tidak muncul begitu saja namun dipastikan mengandung nilai dan muatan sastra untuk mendukung ke-mu’jizat-annya
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Tawari, Ruslan Husen Saban, J. B. Paillin, Haruna Haruna, Stany Siahainenia, Selfi Sangadji, and Abdul Angkotasan. "TRADISI DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT DI KOTA TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA." TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan 16, no. 1 (2020): 19–27. http://dx.doi.org/10.30598/tritonvol16issue1page19-27.

Full text
Abstract:
Increasing of global awareness related to environmental management, ecosystems, and fisheries resources is a trigger in the reactualization of community traditions and institutions. People of Tidore Islands City, known as indigenous people with their coastal and marine institutional traditions in North Maluku Province, have a local order handed down in the utilization of the coastal and marine resources. This study aimed to analyze the existence of traditions and institutions and their effects on managing coastal and marine resources in the City of Tidore Islands. The research was conducted on June-August 2019 in the city of Tidore Islands. This research encompass 4 Subdistrict and 2 villages namely, Tomalou, Mareku, Soasio and Dowora Subdistrict as well as Mare Gam and Maitara village,. The research applied a qualitative method, which involves in-depth interview techniques, observation, and documentation. Data were analysed using a qualitative descriptive analysis. The results of the study showed that there are five local wisdoms that are maintained by the people of Tidore Islands City nowadays. These local wisdom is a legacy from the ancestors in the management of coastal and marine resources, namely Karo Kahiya (Calling the Dolphins), Fola Sow (Lit. House of Medicine), Jere (Sacred), Cofa (Fish breeding) and Saihu (Leader/Fishing Master). The approach to management of coastal and marine resources with procedures or traditions and institutions contributed a significant impact (very effective) on local communities in relation to the sustainable use of coastal and marine resources. as well as the preservation of local traditions and customary institutions.
 ABSTRAK
 Meningkatnya kesadaran global terkait pengelolaan lingkungan, ekosistem dan pemanfaatan sumberdaya perikanan menjadi pemicu dalam reaktualisasi tradisi dan kelembagaan masyarakat. Masyarakat Kota Tidore Kepulauan yang dikenal sebagai masyarakat adat dengan tradisi kelembagaan pesisir dan lautnya di Provinsi Maluku Utara, merupakan masyarakat yang memiliki tatanan lokal yang turun temurun dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut dimaksud. Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis eksistensi tradisi dan kelembagaan serta pengaruhnya terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut di Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni- Agustus 2019, di Kota Tidore Kepulauan meliputi 2 desa dan 4 kelurahan yakni, Desa Mare Gam, Desa Maitara, Kelurahan Tomalou dan Kelurahan Mareku, Kelurahan Soasio dan kelurahan Dowora. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang melibatkan teknik-teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan sampai saat ini masih terdapat lima kearifan lokal yang tetap terjaga oleh masyarakat Kota Tidore Kepulauan yang merupakan warisan dari para leluhur dalam pengelolaan sumbedaya pesisir dan laut, yakni Karo Kahiya (Memanggil Lumba Lumba), Fola Sow (Rumah Obat), Jere (Keramat), Cofa (Penangkaran Ikan) dan Saihu (Pemimpin/Nakoda dalam Operasi Penangkapan Ikan). Pendekatan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan dengan tradisi dan kelembagaan telah memberikan dampak yang sangat signifikan (sangat efektif) bagi masyarakat setempat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan yang berkelanjutan maupun pelestarian tradisi dan kelembagaan adat istiadat setempat.
 Kata Kunci: Tradisi, kelembagaan, pengelolaan, sumberdaya, Tidore
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography