Academic literature on the topic 'Dança hindu'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Dança hindu.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Dança hindu"

1

Ostetto, Luciana Esmeralda. "Para encantar, é preciso encantar-se: danças circulares na formação de professores." Cadernos CEDES 30, no. 80 (2010): 40–55. http://dx.doi.org/10.1590/s0101-32622010000100004.

Full text
Abstract:
A dança é uma forma ancestral de magia, invenção dos deuses que a ensinaram aos homens, diz-nos a mitologia hindu. Envolvido no mistério e movimento da dança, o dançarino pode encantar; porém, antes de tudo é preciso que encante a si mesmo. Não seria este também o caminho do professor? Fazer para si para poder fazer ou propor aos educandos, encantar-se para poder encantar; criar para poder seguir com as crianças a aventura da criação; ousar para poder encorajar? Nesta direção, a pergunta que percorre o presente artigo é assim formulada: como contribuir com o processo de encantamento dos professores, como alimentar a sensibilidade, nos percursos da formação universitária? Buscando respostas no processo de pesquisa, identifica-se na experiência com as danças circulares, tradição de diferentes povos, um profícuo caminho pelo qual aquele espaço de encantamento, de inteireza, de educação estética, igualmente, pode ser provocado.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sandria, Arinita. "Pancasila Values In Tradition On The Bali Hindu Community Reviewed From Bali Adat Law And Hindu's Law." Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies 2, no. 2 (2018): 226. http://dx.doi.org/10.25078/ijhsrs.v2i2.622.

Full text
Abstract:
<p>Adat law is an unwritten law that applies to a particular society. One of adat law that is still valid in Indonesia is Balinese Adat Law which is strongly influenced by Hindu religious law. Adat Law Society of Bali has many traditions related to various religious activities, one of which is <em>ngayah</em>. The development of the times influenced the existence of the <em>ngayah</em> tradition in the Balinese Hindu community. Many Balinese Hindus, especially those outside Bali, currently do not carry out <em>ngayah</em>. This will certainly have a negative impact on the continuation of the ngayah tradition. This is what prompted researchers to conduct research on cultivation in the Balinese Hindu community. The problems raised by researchers in this regard are: 1) How the implementation of Pancasila values contained in <em>ngayah</em> in the Balinese Hindu community; and 2) How is the application of sanctions for Balinese Hindus who do not implement <em>ngayah</em> in terms of Adat Law and Hindu Law</p><p>This research was carried out in a descriptive analytical way, which provides a careful description of the facts that are related to the research. This study uses a juridical empirical approach. This research was conducted in two stages, namely library research (library research) and field data. Data collection techniques in this study were conducted in two ways, namely doku men and interview studies Data analysis was performed using qualitative juridical analysis methods. The location of the study to obtain data in this writing is the library and institutions related to research. The conclusions that can be drawn are: 1) <em>Ngayah</em> as a tradition in the Balinese Hindu community is very full of the values of Pancasila; and 2) Application of sanctions for Balinese Hindus who do not carry out <em>ngayah</em> in terms of Adat Law and Religious Law in general are customary sanctions in the form of <em>danda</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Yasini, Ketut. "ANALISIS KOMPARATIF PERILAKU MASYARAKAT HINDU TRANSMIGRAN DALAM BERDANA PUNIA DI DAERAH PERDESAAN DAN PERKOTAAN SULAWESI TENGAH." Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu 11, no. 3 (2020): 176–85. http://dx.doi.org/10.36417/widyagenitri.v11i3.360.

Full text
Abstract:
Dana punia merupakan pemberian tulus ikhlas, yang dilandasi oleh ajaran Tat Tvam Asi, yang berarti aku adalah kamu, kamu adalah aku, kita semua adalah sama. Pandanglah setiap orang sama seperti diri kita sendiri yang memerlukan pertolongan, bantuan, atau perlindungan untuk mewujudkan kebahagiaan hidup yang sejati seperti yang diamanatkan dalam kitab suci veda Vasudhaivakutumbakam, semua makhluk adalah saudara. Pelaksanaan kegiatan dana punia oleh masyarakat Hindu di Palu (perkotaan) dan di wilayah perdesaan transmigran Sulawesi Tengah cenderung masih bersifat spontanitas dan dilaksanakan pada saat hari persembahyangan baik persembahyangan pada Hari Purnama, Tilem, Hari Raya maupun pada hari ulang tahun (Puja Wali) yang ada di Palu dan di wilayah tranmigrasi. tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui manfaat dari dana punia bagi umat Hindu yang berada di daerah tranmigran Sulawesi Tengah dan (2) menganalisis perbedaan jumlah dana punia umat Hindu di perkotaan dan perdesaan Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilaksanakan di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha Sulawesi Tengah, yang berada di Kota Palu yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Tengah (yang mewakili pura di perkotaan), sedangkan yang mewakili pura di perdesaan adalah Pura Agung Purnasadha yang berada di Desa Tolai Kecamatan Turue Kabupaten Parigi Moutong. Jumlah anggota pupuasi di Pura Agung Wana Kertha Jagatnatha 484 KK, sedangkan di Pura Purnasadha Desa Tolai 680 KK. Sesuai dengan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpukan bahwa: (1) manfaat dari dana punia bagi umat Hindu sangat besar, karena dana punia yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas merupakan wujud bakti seorang terhadap Sang Hyang Widhi Wasa, dan (2) Ada perbedaan yang nyata (significant) antara jumlah dana punia masyarakat Hindu di perkotaan dan perdesaan Sulawesi Tengah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Suarnada, I. Gede Made. "EKSISTENSI PURA AGUNG JAGATNATA STANA NARAYANA DI KABUPATEN POSO." Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu 8, no. 1 (2017): 29–37. http://dx.doi.org/10.36417/widyagenitri.v8i1.216.

Full text
Abstract:
Penelitian ini merumuskan tiga permasalahan, yaitu : 1) Bagaimanakah Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso? 2) Apakah kendala-kendala yang dihadapi dalam mempertahankan Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso? 3) Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam mempertahankan Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penentuan sumber data menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan kepustakaan. Sedangkan Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa, 1) Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana Kabupaten yaitu a) sebagai tempat persembahyangan setiap hari, b) sebagai tempat persembahyangan hari suci agama Hindu, c) sebagai tempat melaksanakan upacara piodalan, d) sebagai tempat pelaksanaan kegiatan agama Hindu di Kabupaten Poso, e) sebagai pura kabupaten. 2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam mempertahankan Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso yaitu a) tempat atau lokasi pura yang berjauhan dari pemukiman umat Hindu, b) waktu pelaksanaan persembahyangan yang bersamaan, c) kekurangan tenaga dalam ngaturang ngayah, d) keamanan lingkungan pura yang belum maksimal, e) minimnya sarana dan prasarana, f) sumber dana yang belum jelas. 3) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mempertahankan Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso adalah a) Pintu pura selalu dibuka dan pinandita nangkil kepura setiap hari, b) kegiatan persembahyangan di pura kabupaten dilaksanakan pada sore hari, c) persiapan upacara dan upakara diemban oleh umat Hindu Poso Kota dan Poso Pesisir, d) keamanan dibantu oleh anggota kepolisian dan masyarakat sekitar lingkungan pura, e) sumber dana diperoleh melalui dana punia, donatur dan iuran galungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Siswayanti, Novita. "Tradisi Ziarah Kubur Pangeran Wong Agung Wilis Di Pura Langgar Bali." Dialog 42, no. 1 (2020): 11–20. http://dx.doi.org/10.47655/dialog.v42i1.317.

Full text
Abstract:
Tradisi ziarah kubur di Pura Langgar yang dilakukan umat Islam Jawa di Kampung Hindu Desa pakraman Bunutin Bangli Bali sebagai perwujudan dari moderasi beragama dan akulturasi budaya Hindu Bali dan Islam Jawa. Umat Islam Jawa kawitan Pangeran Wong Agung Wilis yang makamnya di Pura Langgar berziarah kubur pada hari sembahyangan umat Hindu. Tujuan kajian ini untuk mengetahui latar belakang ziarah kubur yang dilakukan umat Islam Jawa di Kampung Hindu, mengungkapkan ziarah kubur yang berakulturasi dengan Hindu-Islam Jawa dan mengetahui pemaknaan dari ziarah kubur yang dilakukan oleh umat Islam Jawa di Pura Langgar. Adapun metode penelitian adalah deskriptif interpretatif, menggambarkan fakta dan kenyataan sosial kemudian dianalisis dengan menggunakan pengetahuan, konsep yang ada dalam budaya penganut tradisi ziarah kubur Hindu Bali dan Islam Jawa. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa umat Islam Jawa berziarah kubur ke Pura Langgar sebagai wujud penghormatan kepada leluhur Pangeran Wong Agung Wilis,sebab dalam adat Bali mengetahui kawitan, berbakti kepada leluhur adalah suatu kepatutan. Prosesi ziarah kubur yang dilakukan umat Islam Jawa sesuai dengan tata cara Islam, tetapi mereka juga ikut terlibat dalam adat Bali dana punia dan sajian pesugihan jawa. Tradisi ziarah kubur bagi umat Islam Jawa ke Pura Langgar sebagai wujud penghormatan kepada leluhur, pengakuan ikatan silsilah keturunan dan persaudaraan sesama kawitan Pangeran Wong Agung Wilis, dan berdoa di pelinggih-pelinggih yang ada di Pura Langgar sesuai dengan kebutuhannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Rustomjee, Sabar. "Working Between Eastern and Western Cultures / Trabajando Entre la Cultura Oriental y Occidental." FORUM, no. 4 (April 2011): 101–12. http://dx.doi.org/10.3280/foru2010-004009.

Full text
Abstract:
This article describes differences and similarities in conducting analytic individual and group psychotherapy in a 19-year-old single Indian Hindu woman who had recently immigrated to Melbourne. This case is complicated. Transference relationships between therapist and client arising from both eastern and western cultures had to be taken into consideration and required much self-questioning. Not only does the client present in a unique manner, but the entire case material presented is equally unusual. The acceptance of female sexuality in Indian culture expressed lovingly through dance and music by the client as dancer in her adoration of Hindu gods and goddesses is described. The therapist found herself in an unaccountable state of fear early in the therapy that she was later able to uncover and relate to an early encounter with a potentially unpredictable and violent tribe, the Hijras, who present with a rare form of sexual perversion. The case ends with healthy separation and individuation by the client.Este artículo describe diferencias y similitudes en la conducción de psicoterapia individual y grupal en una mujer hindú soltera de 19 ańos que había emigrado recientemente a Melbourne. Es un caso complicado. Hubo que tomar en consideración y auto-cuestionar mucho la relación transferencial entre terapeuta y cliente emergente de la cultura oriental y occidental. No solo se presenta la cliente de una forma única sino que todo el material del caso es igualmente inusual. Se describe la aceptación de la sexualidad femenina en la cultura india, amorosamente expresada a través de la danza y la música por la cliente en su baile de adoración a dioses y diosas hindúes. La terapeuta se encontró en un estado inexplicable de temor desde los comienzos de la terapia, que más tarde pudo descifrar y relacionar con un encuentro temprano con una tribu potencialmente impredectible y violenta, los Hijras, que presentan una extrańa forma de perversión sexual. El caso termina con una separación e individuación saludable por parte de la cliente.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Kaler, I. Ketut. "Desa dan Banjar Sebagai Kesatuan Struktural dan Fungsional." Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya 20, no. 2 (2020): 93. http://dx.doi.org/10.24843/pjiib.2020.v20.i02.p04.

Full text
Abstract:
Organisasi sosial adat berupa Banjar dan Desa bagi masyarakat Bali sudah tidak asing lagi. Keberadaannya selalu berurusan dengan Adat dan Agama khususnya Agama Hindu. Adapun ciri yang eksklusif daripadanya adalah keterikatan dengan tempat pemujaan yaitu Kahyangan Tiga ( Pura Desa, Pura Puseh, Pura Dalem ). Jalinan hubungan structural-fungsional akan tampak di dalam berbagai aktivitas pada ketiga Kuil tersebut. Baik sebagai pendukung tenaga maupun dana. Oleh karena itu kedua organisasi ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Sarjana, I. Putu. "PENERAPAN SANGASKARA DANDA DI DESA PAKRAMAN DARMASABA, KECAMATAN ABIANSEMAL, KABUPATEN BADUNG." Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan 18, no. 1 (2018): 102–15. http://dx.doi.org/10.32795/ds.v1i18.107.

Full text
Abstract:
Pemerintah Bali fokus melakukan akselerasi pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu aktivitas dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk partnership antara pemerintah dengan swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut, dalam menunjang aktivitas ekonomi (bisnis) perlu memperhatikan nilai-nilai etika yang sesuai dengan ajaran agama. Penduduk Bali termasuk para entrepreneurnya merupakan pendukung kebudayaan yang dijiwai oleh agama. Sebagai pendukung kebudayaan, peran mereka sangat menentukan dalam tumbuh dan berkembangnya kehidupan agama, kebudayaan maupun akititas pembangunan ekonomi. Pola pokok pembangunan Bali menetapkan kebudayaan yang bernafaskan spirit Hindu sebagai modal dasar pembangunan daerah. Ada dua hal yang saling terkait antara ekonomi bisnis dan etika, bisnis tak dapat dipisahkan dengan sosial budaya dimana etika diimplementasikan. Suatu kegiatan bisnis wajib dilakukan dengan nilai etika yang berlaku dalam masyarakat bisnis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Diwakar, Jyoti. "Sex as a Weapon to Settle Scores against Dalits: An Quotidian Phenomenon." CASTE / A Global Journal on Social Exclusion 1, no. 2 (2020): 121–34. http://dx.doi.org/10.26812/caste.v1i2.206.

Full text
Abstract:
In the Indian context, caste controls the gender norms as women are the producers of the nation of ‘caste purity’. No wonder all the Hindu religious scriptures have explicitly or implicitly condemned the notion of miscegenation. Thus the Hindu social order works on two grounds either on the karma ideology of dharma (religion) or danda (punishment) thereupon violence is used as a tool to regulate the Hindu society. Historically dalit men and women have been encountering culturally sanctioned violence, mainly from the Hindu social order in the name of ‘violating social norms’ in various forms ranging from inter-caste marriages, temple entry and untouchability and so on. As a result, dalits, especially dalit women become the easy target for so-called ‘protectors of religious authority’. Further, the presence of violence has been normalized and turned into an everyday phenomenon. This article aims to address sexual violence specifically the rape incidents of dalit women due to their intersectional position in the society. The article also explores how the responses of state stakeholders on these two case studies i.e. Bhagana (2014) and Alwar (2019), having distinct rural and urban location, where dalit women’s rape reveals, the caste power of dominant caste community. It also probes how land becomes a contested space to evade dalits’ demand while raping dalit women. The researcher has opted for the case study method to analyze this broader issue and resources are limited to scholarly articles, online media and print media resources and fact-findings reports.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Sudarmini, Ni Kadek, and Luh Putu Virra Indah Perdanawati. "Analisis Laporan Keuangan Dengan menggunakan Rasio Keuangan Untuk Menilai Kemampuan Penyaluran Kredit Pada Koperasi Wanita Hindu Dewi Laksmi Provinsi Bali." Jurnal Manajemen dan Bisnis Equilibrium 5, no. 1 (2019): 80–93. http://dx.doi.org/10.47329/jurnal_mbe.v5i1.329.

Full text
Abstract:
Koperasi sebagai salah satu lembaga di bidang jasa keuangan, selain berfungsi sebagai penyimpan dana dari masyarakat, juga sebagai penyalur kredit yang berupa pinjaman atau tambahan modal untuk kelancaran usahanya. Dalam menyalurkan kredit koperasi harus memiliki strategi untuk meminimalisir terjadinya kredit macet yang dapat merugikan pihak koperasi. Salah satu dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan rasio untuk menilai kemampuan penyaluran kredit koperasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Koperasi Wanita Dewi Laksmi Provinsi Bali mampu menyalurkan kredit dengan baik ditinjau dari Cash Ratio, Return On Asset, Loan to Deposit Ratio, dan Non Performing Loan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Di mana data primer berupa laporan keuangan koperasi seperti neraca dan laporan laba rugi sedangkan data sekunder berupa keterangan langsung dari sumber berupa opini subyek (orang) secara individu atau kelompok.Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kemampuan koperasi dalam menyalurkan kredit ditinjau dari Cash Rasio, ROA,LDR serta NPL dalam keadaan baik karena setiap periodenya mengalami peningkatan dan Koperasi Wanita Hindu Dewi Laksmi Mampu Menyalurkan Kredit secara baik dilihat dari peningkatan nilai rasio.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "Dança hindu"

1

Andrade, Joachim. "Shiva abandona seu trono: destradicionalização da dança Hindu e sua difusão no Brasil." Pontifícia Universidade Católica de São Paulo, 2007. https://tede2.pucsp.br/handle/handle/2018.

Full text
Abstract:
Made available in DSpace on 2016-04-25T19:20:45Z (GMT). No. of bitstreams: 1 Joachim Andrade.pdf: 4023198 bytes, checksum: dc0d71e18966f32fcf73e535661bb773 (MD5) Previous issue date: 2007-04-13<br>Hindu Dance one of the most popular artistic forms of India, has received universal acclamation including in Brazil as one of the subtlest expressions of Hinduism. Its intimate connection with the temple, as a ritualistic art, mirroring the imperceptible feelings of devadasis the dancing girls , reflects he inwardness of Hindu culture. This dance is performed according to the most delicate nuances of a musical piece, or a poem, through the vehicle of a body, reflecting the principles laid down by the Natya Shastra treatise. Through some of the pioneer performing artists and a few dedicated visionaries at the beginning of the XX century, the Hindu dance gained unprecedented popularity and initiated its process of detraditionalization. Accompanying the historical processes of modernization and secularization of India the Hindu dance initially did its passage from temple to theater; e then to the other religions in India and consequently to the west and finally to Brazil. In this research the process of detraditionalization as been organized in three parts. In the first part, some questions have been raised with regard to the changes that the dance would face during the process of detraditinalization and also has shown panoramic view of the dance in Brazil. The second part establishes approximation of the Hindu dance with the empirical analyses of the detraditionalization process from the temple until its arrival to the west. In the third part, we treat the modifications suffered by the art as well as the changes occurred in the lives of the dancers. The conclusion deals with the possible contribution this process has given to the society as general and the Sciences of Religion in particular<br>A dança hindu, uma das formas artísticas mais populares na Índia, tem recebido reconhecimento universal (inclusive no Brasil) como expressão das mais sutis do Hinduísmo. Sua conexão íntima com o templo, como arte ritualística que espelha sentimentos imperceptíveis das devadasis, dançarinas do Senhor , reflete a tendência introspectiva da cultura hindu. Essa dança era realizada conforme os matizes mais delicados de uma peça, ou de um poema, por intermédio do corpo, refletindo os princípios explicitados no tratado mais antigo da dança, o Natya Shastra . Por meio de dançarinos pioneiros e de visionários dedicados no início do século XX, essa dança alcançou uma popularidade sem precedentes e iniciou o processo de destradicionalização. Acompanhando o processo histórico de modernização e secularização da Índia, a dança hindu inicialmente passou do templo ao teatro; depois para as outras religiões na Índia, para o Ocidente e, por fim, para o Brasil. Nesta pesquisa, organizamos o processo da destradicionalização em três blocos. No primeiro, questionamos as possíveis mudanças que a dança deve enfrentar no processo da destradicionalização; também mapeamos a dança no Brasil. O segundo estabelece uma aproximação entre a dança hindu e a análise empírica da destradicionalização, do templo ao Ocidente. No terceiro bloco examinamos as modificações na arte e também as mudanças na vida dos bailarinos. Conclui-se visando a possível contribuição que esse processo faz à sociedade, em particular aos estudos de Ciência da Religião
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Dança hindu"

1

Dutta, Bimal Chandra. Jokṣer Danga: A landmark of ancient culture of Jokṣas of West Bengal. B. Dutta, 1990.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Dutta, Bimal Chandra. Jokṣer Danga: A landmark of ancient culture of Jokṣas of West Bengal. B. Dutta, 1990.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

I Gusti Ngurah Made Suyadnya. Dana punia dan penebusan dosa: Pokok pikiran cara pengelolaan dana punia dengan sistem manajemen modern : cara praktis memahami ajaran agama Hindu. 2nd ed. Pāramita, 2006.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Heim, Maria. Theories of the Gift in Medieval South Asia: Hindu, Buddhist, and Jain Reflections on Dana. Routledge, 2004.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Heim, Maria. Theories of the Gift in South Asia: Hindu, Buddhist, and Jain Reflections on Dana. Routledge, 2015.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography