To see the other types of publications on this topic, follow the link: Daun singkong (Manihot esculenta).

Journal articles on the topic 'Daun singkong (Manihot esculenta)'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Daun singkong (Manihot esculenta).'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Ardyansyah, Ardyansyah, Rahmawati Semaun, and Rasbawati Rasbawati. "KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PAKAN PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) DENGAN LEVEL YANG BERBEDA." Journal Gallus Gallus 1, no. 3 (2023): 78–87. https://doi.org/10.51978/gallusgallus.v1i3.361.

Full text
Abstract:
Salah satu pakan alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan serat kasar yaitu tepung daun singkong (manihot esculenta ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun singkong (Manihot esculenta ) pada pakan terhadap kandungan protein kasar serat kasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan. Perlakuan P0 (sebagai kontrol), P1, P2 dan P3. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 unit pengamatan. Adapun perlakuan yang diterapkan yaitu, P0: Tanpa Perlakuan Kontrol 0%, P1: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 1% dari jumlah pakan, P2: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 3% dari jumlah pakan, P3: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 5% dari jumlah pakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun singkong pada pakan puyuh. Adapun perlakuan terbaik pada kandungan protein kasar dan serat kasar adalah sebagai berikut. Perlakuan terbaik untuk kandungan protein kasar terdapat pada perlakuan P3 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 5% dengan persentase 17,36%. Perlakuan terbaik untuk kandungan serat kasar terdapat pada perlakuan P1 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 1% dengan persentase 6,45%. Salah satu pakan alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan serat kasar yaitu tepung daun singkong (manihot esculenta ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun singkong (Manihot esculenta ) pada pakan terhadap kandungan protein kasar serat kasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan. Perlakuan P0 (sebagai kontrol), P1, P2 dan P3. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 unit pengamatan. Adapun perlakuan yang diterapkan yaitu, P0: Tanpa Perlakuan Kontrol 0%, P1: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 1% dari jumlah pakan, P2: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 3% dari jumlah pakan, P3: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 5% dari jumlah pakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun singkong pada pakan puyuh. Adapun perlakuan terbaik pada kandungan protein kasar dan serat kasar adalah sebagai berikut. Perlakuan terbaik untuk kandungan protein kasar terdapat pada perlakuan P3 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 5% dengan persentase 17,36%. Perlakuan terbaik untuk kandungan serat kasar terdapat pada perlakuan P1 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 1% dengan persentase 6,45%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sukma Sahreni, Isramilda, and Miftahuliah Rohima Sururi. "UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA) TERHADAP PERTUMBUHAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI." Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara 19, no. 1 (2020): 22–27. http://dx.doi.org/10.30743/ibnusina.v19i1.11.

Full text
Abstract:
Daun singkong (Manihot esculenta) merupakan salah satu bahan alam yang dimanfaatkan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun singkong (Manihot esculenta) terhadap S. aureus dan E. coli. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain post test only control group. Ekstrak etanol daun singkong dibuat dengan metode ekstraksi maserasi. Sampel terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu ekstrak etanol daun singkong konsentrasi 75%, 80%, 85%, kontrol positif (Chloramphenicol) dan kontrol negatif (DMSO). Hasil pengamatan akan dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA). Ekstrak etanol daun singkong (Manihot esculenta) menghasilkan zona bening disekitar cakram yang diartikan adanya daya hambat dengan mengukur diameternya, Hasil uji Oneway pada S. aureus dan E. coli menunjukkan nilai signifikan 0,000 (<0,05) dan kemudian dilanjutkan dengan uji LSD menunjukan adanya perbedaan signifikan pada setiap kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disinpulkan bahwa ekstrak etanol daun singkong (Manihot esculenta) dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Mustakim, Mustakim, Munir Munir, and Irmayani Irmayani. "WARNA DAN INDEKS KUNING TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) DENGAN LEVEL YANG BERBEDA." Journal Gallus Gallus 1, no. 3 (2023): 88–98. https://doi.org/10.51978/gallusgallus.v1i3.362.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun singkong pada pakan terhadap warna kuning telur puyuh. dan bagaimana pengaruh penambahan tepung daun singkong pada pakan terhadap indeks kuning telur puyuh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2023 dikecamatan Maritengngae, kabupaten Sidrap. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh yang siap produksi (layer) yang berumur 42 hari, ransum yang digunakan pada masa siap produksi (layer) meliputi jagung giling, dedak halus, konsentrat layer, tepung daun singkong (Manihot esculenta), air bersih dan cairan desinfektan. terdapat 12 unit pengamatan dimana pada masing-masing unit terdapat 7 ekor dengan rasio 2 jantan dan 5 betina. Jadi total pengamatan 84 ekor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan P0 (sebagai control), P1,P2 dan P3 setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan perlakuan dengan penambahan tepung daun singkong (Manihot esculenta) pada ransum puyuh dengan level yang berbeda tidak berpengaruh terhadap warna dan indeks kuning telur puyuh. Adapun perlakuan yang terbaik untuk aplikasi pada ternak puyuh yaitu P2 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 3%. Sehingga diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan penambahan level daun singkong yang lebih tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Kamal Uyun, Hendri Satria, Amri Bakhtiar, and Hazli Nurdin. "KAJIAN NUTRISI DAUN SINGKONG SEBELUM DAN SESUDAH FERMENTASI." Jurnal Farmasi Higea 16, no. 2 (2024): 126. http://dx.doi.org/10.52689/higea.v16i2.634.

Full text
Abstract:
Daun singkong (Manihot esculenta Crantz) adalah salah satu sayuran yang digunakan oleh suku Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia. Selain sebagai sayuran, daun singkong telah dimanfaatkan sebagai sumber bioflavonoid rutin, sedangkan ampasnya difermentasi menjadi “daun singkong tempe”. Nilai gizi tempe daun singkong menunjukkan kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan sebelum fermentasi dari 23,06% menjadi 28,55% ;, sedangkan kandungan lemak menurun dari 10,72% menjadi 8,07%, serta karbohidrat (serat kasar) menurun dari 61,45% menjadi 57,76%. Diharapkan tempe daun singkong dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk perbaikan gizi masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sari, Nofi Mustika, and Retti Ninsix. "PENGARUH PENAMBAHAN BUBUR DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP KARAKTERISTIK STIK YANG DIHASILKAN." JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN 6, no. 2 (2017): 19–28. http://dx.doi.org/10.32520/jtp.v6i2.104.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubur daun singkong terhadap karakteristik stik yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimen langsung yakni mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dengan berat bahan yang digunakan adalah 250 gram tepung terigu dan 50 gram tepung kacang hijau. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu A : Bubur daun singkong 10% perberat bahan, B : Bubur daun singkong 20% perberat bahan, C : Bubur daun singkong 30% perberat bahan, dan D : Bubur daun singkong 40% perberat bahan. Perlakuan ini diulang sebanyak 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga diperoleh pola perlakuan 4 x 3 dengan 12 unit percobaan. Hasil terbaik pada stik yang dihasilkan yaitu perlakuan A dengan penambahan bubur daun singkong sebanyak 10% per berat tepung kacang hijau dan tepung terigu, yang mempunyai nilai rasa 3,7, warna 4,25, aroma 3,45, tekstur ,4,05, kandungan air 8,25%, kandungan protein 8,25% dan kandungan pati 24,60%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Lin, Leonard, Eny Yulianti, and F. Ferdinal. "Uji Fenolik Total dan Kapasitas Antioksidan DPPH Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta)." Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) 7, no. 2 (2025): 500–506. https://doi.org/10.59141/jsi.v7i2.175.

Full text
Abstract:
Singkong merupakan bahan makanan pokok yang sering dikonsumsi di Indonesia. Daunnya sendiri bisa menjadi berbagai masakan seperti ditumis, direbus ataupun sebagai lalapan. Daun singkong dikatakan dapat membantu beberapa penyakit seperti hipertensi. Daun singkong banyak mengandung mineral seperti Fe, Zn, Mn, Cu, Mg, Ca, K, mengandung protein kasar, β-karoten serta memiliki senyawa aktif flavonoid, fenolik, dan mengandung klorofil yang merupakan antioksidan alami. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bersifat in vitro dan bioassay. Uji in vitro yang dilakukan terdiri dari uji fitokimia, uji kapasitas total antioksidan, uji fenolik total serta uji toksisitas BSLT. Hasil Penelitian menunjukan bahwa didalam kandungan bahwa ekstrak Manihot esculenta positif alkaloid, anthocyanin dan betacyanin, kardioglikosida, coumarin, flavonoid, glikosida, fenol, saponin, steroid, dan tannin. Sedangkan hasil uji fitokimia kuinon, dan terpenoid didapatkan hasil negatif. Kadar fenolik dalam ekstrak daun Manihot esculenta didapatkan 48,87 mgGAE/gr. Hasil uji kapasitas antioksidan DPPH diperoleh IC50 sebesar 285,371 μg/mL. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa daun singkong berpotensi sebagai sumber antioksidan alami yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan untuk melawan penyakit akibat oxidative stress, meskipun dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan standar antioksidan Trolox.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Mardiyah, Mahirah, Lubna Khairunisa, Vina Oktaviany Nurjanah, et al. "Uji Aktivitas Antioksidan Nano Spray Gel Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta)." Majalah Farmasetika 9, no. 5 (2024): 489–505. http://dx.doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57607.

Full text
Abstract:
Daun singkong (Manihot esculenta) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat dimanfaatkan sebagai sediaan kosmetika yang dapat mencegah penuaan pada kulit. Nano spray gel merupakan inovasi bentuk penghantaran dari sediaan gel dengan teknologi nano yang terbentuk dengan adanya penggabungan gel dan nanoemulsi. Nanoemulsi yang terdiri dari campuran minyak dan air yang ditambahkan surfaktan. Riset ini bertujuan untuk menentukan formulasi, evaluasi, dan aktivitas antioksidan dari sediaan nano spray gel yang mengandung ekstrak daun singkong. Metode pembuatan nano spray gel dilakukan dengan menggabungkan sediaan nanoemulsi berisi ekstrak daun singkong bervariasi konsentrasi ekstrak F1 0,5%; F2 0,75%; dan F3 1% pada nano gel dengan bantuan homogenizer. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak daun singkong positif terhadap golongan flavonoid, alkaloid, saponin, triterpenoid, steroid, fenolik, dan tanin. Nano spray gel menghasilkan nilai IC50 F1 sebesar 46,341 μg/mL, F2 sebesar 65,984 μg/mL dan F3 sebesar 71,984 μg/mL. Disimpulkan bahwa, F1 memiliki kategori antioksidan sangat kuat karena kurang dari 50.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Noviyani, Tiara, Ni Made Wartini, and Bambang Admadi Harsojuwono. "PENGARUH PERBANDINGAN MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB TERHADAP KARAKTERISTIK ENKAPSULAT EKSTRAK PEWARNA DAUN SINGKONG (Manihot esculenta C.)." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 11, no. 1 (2023): 1. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2023.v11.i01.p01.

Full text
Abstract:
Daun singkong dapat dijadikan sebagai pewarna alami karena mengandung klorofil. Senyawa klorofil dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dan diproses lebih lanjut menjadi bubuk enkapsulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan enkapsulan maltodekstrin dan gum arab terhadap karakteristik enkapsulat ekstrak pewarna daun singkong (Manihot esculenta C.) dan untuk menentukan perbandingan enkapsulan maltodekstrin dan gum arab terbaik dalam menghasilkan enkapsulat ekstrak pewarna daun singkong (Manihot esculenta C.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan perbandingan maltodekstrin dan gum arab yang terdiri dari 9 taraf yaitu (3:1), (2:1), (3:2), (1:0,75), (3:2,5), (1:1), (2:3), (1:2), dan (1:3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan maltodekstrin dan gum arab berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, kadar air, kelarutan, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan (a*), tingkat kekuningan (b*), kadar klorofil total, kadar klorofil a, efisiensi enkapsulasi namun tidak berpengaruh terhadap kadar klorofil b. Perlakuan terbaik dalam menghasilkan enkapsulat ekstrak pewarna daun singkong adalah pada perbandingan maltodekstrin dan gum arab (1:3) dengan karakteristik rendemen 79,76%, kadar air 9,20%, kelarutan 38,13%, tingkat kecerahan (L*) 41,75, tingkat kemerahan (a*) 2,85, tingkat kekuningan (b*) 14,79, kadar klorofil total 10,58 ppm, kadar klorofil a 4,39 ppm, kadar klorofil b 6,19 ppm dan efisiensi enkapsulasi 69,92%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Wiyono, Andi Eko, Winda Amilia, Rifqoh Anggarani Mulyana, and Ola Riska Aprilia Intan Aghata. "Optimasi Formula Serbuk Pewarna Alami Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 11, no. 2 (2023): 315. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2023.v11.i02.p14.

Full text
Abstract:
Cassava leaves (Manihot esculenta C.) have a total chlorophyll of 27.4667 mg/g, the second highest after papaya leaves. Plants containing chlorophyll can be used as raw materials to make green powder natural dyes. The method used in the manufacture of powdered natural dyes is foam mat drying. the process of making natural dye powder with foam mat drying method added with maltodextrin and MgCO3. The purpose of this study was to determine the optimum formula for natural dyes of cassava leaf powder with variations of maltodextrin and MgCO3 and to determine the physical and chemical supporting characteristics of the optimum formula for natural dyes of cassava leaf powder. The results showed that the optimum formula of cassava leaf natural coloring powder is F5. Variations in the comparison of maltodextrin and MgCO3 concentrations in the optimum formula obtained the water content value of 4.44%; dissolving time 41 seconds; pH 8.2; value of L* 53.0; value a* -21,4; b* 18.9; the degradation of the stability of the heating time of the oven and the stability of the heating time of the hot plate are 11.59% and 11.92%; hue value 138.55o ; chroma value 28.55; and total chlorophyll content of 14,231 mg/g. In addition, the application to textiles with a color resistance test found that the decrease in the mass of the fabric did not change too much.
 Keywords: Cassava Leaf, Chlorophyll, Foam Mat Drying, Maltodextrin, MgCO3
 Daun singkong (Manihot esculenta C.) memiliki klorofil total sebesar 27,4667 mg/g, tertinggi kedua setelah daun pepaya. Tumbuhan yang mengandung klorofil dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pewarna alami serbuk hijau. Metode yang digunakan dalam pembuatan serbuk pewarna alami adalah foam mat drying. Proses pembuatan serbuk pewarna alami dengan metode foam mat drying ditambah maltodekstrin dan MgCO3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formula pewarna serbuk daun singkong yang optimum dengan variasi maltodekstrin dan MgCO3 serta menentukan sifat fisik dan kimia pendukung dari ekstrak daun singkong. Formula optimum pewarna alami serbuk daun singkong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula serbuk pewarna alami daun singkong yang optimal adalah formula F5. Variasi perbandingan konsentrasi maltodekstrin dan MgCO3 pada formula optimum diperoleh nilai kadar air sebesar 4,44%; waktu larut 41 detik; pH 8,2; nilai L* 53,0; nilai a* -21,4; b* 18.9; penurunan stabilitas waktu pemanasan oven dan stabilitas waktu pemanasan hot plate masing-masing sebesar 11,59% dan 11,92%; nilai hue 138,55o ; nilai chroma 28,55; dan kandungan klorofil total 14.231 mg/g. Selain itu, aplikasi pada tekstil dengan uji ketahanan warna didapatkan bahwa penurunan massa kain tidak terlalu banyak berubah.
 Kata Kunci : Daun Singkong, Klorofil, Foam Mat Drying, Maltodekstrin, MgCO3
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Widyasanti, Asri. "Pengaruh Suhu Pengeringan dan Proses Blansing terhadap Mutu Tepung Daun Singkong (Manihot esculenta C) dengan Metode Oven Konveksi." AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 3, no. 1 (2019): 8. http://dx.doi.org/10.32585/ags.v3i1.552.

Full text
Abstract:
Daun singkong merupakan sayuran hijau yang memiliki kandungan gizi protein, vitamin, dan mineral. Tetapi daun singkong memiliki karakteristik mudah rusak karena daun singkong memiliki kandungan air yang tinggi sehingga memungkinkan terjadinya aktifitas enzim, selain itu jika jaringan tanaman singkong rusak maka daun singkong akan mengandung asam sianida (HCN). Hal ini menyebabkan daun singkong tidak termanfaatkan secara optimal padahal daun singkong memiliki kandungan protein yang tinggi. Pengeringan dengan menggunakan oven konveksi merupakan cara efektif untuk menurunkan HCN dan dapat meningkatkan daya simpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan dan proses blansing terhadap mutu tepung daun singkong yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan dua faktor yaitu : suhu pengeringan (a): 30oC,40oC,50oC dan blansing (b): blansing dan tanpa blansing. Parameter yang diamati yakni laju pengeringan, kadar air, kadar abu, kadar protein, nilai warna (L*, a*, b*, dan TCD), rendemen total, dan kadar HCN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu 30oC merupakan perlakuan terbaik, hal ini dilihat dari kadar protein tertinggi (41,51%), nilai L* tertinggi (21,26), nilai a* terendah (-4,28), nilai TCD terendah (18,67), dan kadar HCN terendah (0,022%). Perlakuan tanpa blansing merupakan perlakuan terbaik, hal ini dilihat dari kadar air terendah (12,97%), kadar abu tertinggi (5,76%), kadar protein tertinggi (42,37%), nilai L* tertinggi (20,85), nilai a* terendah (-5,19), nilai b* terendah (23,74), TCD terendah (18,87), dan rendemen total tertinggi (19,81%). Tepung daun singkong dengan perlakuan suhu 30oC dan tanpa blansing (s1p0) menghasilkan tepung daun singkong yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.Kata kunci : Daun Singkong, Suhu pengeringan, Blansing, Mutu Tepung Daun Singkong.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Angriani, Ririn, Widya Hermana, and Muhammad Ridla. "PENGARUH TEPUNG DAUN SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) DENGAN SUPLEMENTASI ENZIM DALAM RANSUM TERHADAP ORGAN DALAM AYAM BROILER." Wahana Peternakan 9, no. 1 (2025): 56–66. https://doi.org/10.37090/jwputb.v9i1.1888.

Full text
Abstract:
Daun singkong merupakan pakan alternatif yang potensial karena daun singkong memiliki kandungan protein kasar dan energi yang tinggi, namun pemanfaatannya dalam pakan unggas dibatasi oleh faktor pembatas seperti asam sianida, kandungan serat tinggi, dan daya cerna nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum yang mengandung tepung daun singkong dengan suplementasi enzim terhadap organ dalam ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 48 ekor ayam pedaging strain Cobb dengan rancangan acak lengkap faktorial yang terbagi dalam dua faktor pengamatan dan empat kali ulangan. Perlakuan yang digunakan meliputi taraf penambahan tepung daun singkong yang berbeda-beda (0%; 1,5%; dan 3,0%), serta penambahan enzim NSP (non-starch polysaccharides) dan protease dengan dosis masing-masing 250 g/ton pakan (dengan dan tanpa enzim). Variabel yang dinilai adalah bobot relatif organ dalam (jantung, ginjal, kandung empedu, sekum, dan kolon) dan panjang relatif sekum dan kolon. Analisis data menggunakan analisis varians (ANOVA) dengan uji post-hoc yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara tepung daun singkong dan enzim terhadap organ dalam (P <0,05). Namun penggunaan tepung daun singkong dalam ransum hingga 3,0% tidak memberikan dampak negatif terhadap kesehatan ayam broiler. Penambahan enzim dapat mengimbangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh penggunaan tepung daun singkong dalam ransum. Kata kunci: Tepung Daun Singkong, Enzim, Pakan lokal, Broiler
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Br Ginting, Viona Valentine, Ni Made Wartini, and Luh Putu Wrasiati. "Karakteristik Enkapsulat Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta C.) pada Perlakuan Perbandingan Gelatin dan Maltodekstrin." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 11, no. 4 (2023): 568. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2023.v11.i04.p09.

Full text
Abstract:
Cassava plants (Manihot esculeta C.) are shrubs that have many benefits. Cassava leaves have high chlorophyll pigments so the y have potential as a natural green colorant. Encapsulation of cassava leaf dye extract needs to be done make it more pratical to use and easy to package. This study aims to determine the effect of the ratio gelatin and maltodextrin on the characteristics of cassava leaf extract encapsulates and to determine the best treatment to obtain cassava leaf extract encapsulates. The treatment in this study consisted of 7 levels of gelatin and maltodextrin ratio, namely (1 : 0), (1 : 1), (1 : 1,5), (1 : 2),(1 : 2,5), (1 : 3), (0 : 1). The results showed that the interaction of the encpasulated treatment of cassava leaf extract had an effect on the yield, solubility and moisture content but had no effect on total chlorophyll and encapsulation efficiency. The best treatment was found in the ratio of gelatin and maltodextrin (1:2,5) with a yield value of 83,77 ± 2,0% , moisture content of 10,9 ± 3,8%, solubility of 88,47 ± 9,4%, total chlorophyll of 3,57 ±0,08 ppm, and encapsulation efficiency of 23,5 ± 0,6%
 Keywords : cassava leaves, encapsulation, gelatin, maltodextrin
 Tanaman singkong (Manihot esculenta C.) merupakan tanaman perdu yang memiliki banyak manfaat. Daun singkong memiliki pigmen klorofil yan tinggi sehinga berpotensi sebagai pewarna hijau alami. Enkapsulasi ekstrak pewarna daun singkong perlu dilakukan agar lebih praktis penggunaannya dan mudah untuk dikemas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan gelatin dan maltodekstrin terhadap karakateritik enkapsulat ektrak daun singkong dan untuk menentukan perlakuan terbaik untuk mendapatkan enkapsulat ekstrak daun singkong. Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari 7 taraf perbandingan gelatin dan maltodekstrin yaitu : (1 : 0), (1 : 1), (1 : 1,5), (1 : 2),(1 : 2,5), (1 : 3), (0 : 1). Hasil penelitian menunjukkan interaksi perlakuan enkapsulat ekstrak pewarna daun singkong berpengaruh terhadap rendemen, kelarutan dan kadar air namun tidak berpengaruh terhadap klorofil total dan efisiensi enkapsulasi. Perlakuan terbaik terdapat pada perbandingan gelatin dan maltodesktrin (1:2,5) dengan nilai rendemen 83,77 ± 2,0%, kadar air 10,9 ± 3,8%, kelarutan 88,47 ± 9,4%, klorofil total 3,57 ±0,08 ppm, dan efisiensi enkapsulasi 23,5 ± 0,6%.
 Kata kunci : daun singkong, enkapsulasi, gelatin, maltodekstrin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Ariani, Ariani, Intan Dwi Novieta, and Irmayani Irmayani. "BERAT DAN PERSENTASE KARKAS PUYUH (COTURNIX COTURNIX JAPONICA) YANG DIBERI TEPUNG DAUN SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA) DENGAN LEVEL YANG BERBEDA." Journal Gallus Gallus 1, no. 3 (2023): 25–32. https://doi.org/10.51978/gallusgallus.v1i3.354.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Tepung Daun Singkong Dalam Ransum Terhadap Berat dan Persentase Karkas Puyuh. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acal Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan serta ulangan 3 kali, antara lain dengan pemberian P0= (tampa perlakuan control) P1= penambahan tepung daun singkong 1%, P2= Penambahan tepung daun singkong 3%, P3= Penambahan tepung daun singkong 5%. Hasil penelitian danpembahasan tepung daun singkong dapat mempengaruhi berat karkas dan persentase karkas. Adapun perlakuan yang terbaik adalah P2 dengan penambahan (3%) pada berat karkas (124.53 gram) dan persentase karkas (69.71%).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Permadi, Jamriadi, Rahmawati Semaun, and Intan Dwi Novieta. "PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) PADA PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN BURUNG PUYUH JEPANG (Coturnix-coturnix japonica)." Journal Gallus Gallus 1, no. 3 (2023): 99–109. https://doi.org/10.51978/gallusgallus.v1i3.363.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun singkong dalam ransum terhadap penambahan berat badan dan efisiensi pakan burung puyuh. Dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acal Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuaun serta ulangan 3 kali, antara lain dengan pemberian P0= (tampa perlakuan control) P1= penambahan tepung daun singkong 1%, P2= Penambahan tepung daun singkong 3%, P3= Penambahan tepung daun singkong 5%. Hasil penelitian dan pembahasan tepung daun singkong tidak mempengaruhi penambahan berat badan dan efisiensi pakan burung puyuh. Adapun perlakuan yang terbaik pada penelitian adalah P2 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 3%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Wiyono, Andi Eko, Winda Amilia, Retha Talia Shasabillah, Rifqoh Anggarani Mulyana, and Vinka Oktavia Pramesti. "Potensi Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) sebagai Pewarna Alami." TEKNOTAN 17, no. 1 (2023): 27. http://dx.doi.org/10.24198/jt.vol17n1.4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Lisa Potti, Amelia Niwele, and Misdar Al Umar. "Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Terhadap Daya Hambat Bakteri Escherichia Coli." JURNAL RISET RUMPUN ILMU KESEHATAN 1, no. 1 (2023): 121–32. http://dx.doi.org/10.55606/jurrikes.v1i1.896.

Full text
Abstract:
Secara farmakologi daun singkong mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi, antibakteri, antioksidan. Kandungan yang terdapat dalam daun singkong yaitu air, fosfor, karbohidrat, kalsium, vitamin c, protein, lemak, vitamin B1, zat besi, flavanoid, saponin, tanin dan triterpenoid. Daun singkong dipercaya memiliki berbagai manfaat untuk pengobatan penyakit seperti dapat mengobati rematik, asam urat, anemia, konstipasi, serta untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat pula mengatasi masalah diare. Berdasarkan penelitian sebelumya oleh (Mutia dkk,.2017) mengemukakan bahwa daun singkong (Manihot esculenta Cranz) memiliki kandungan flavonoid,saponin dan tanin yang digunakan sebagai antibakteri. Salah satunya bakteri penyebab diare yaitu Escherisia Coli.Adanya efek anti bakteri pada daun ubi kayu dikarenakan mengandung mengandung senyawa antibakteri yaitu saponin, tannin dan flavonoid. Bakteri Escherisia Coli merupakan mikroorganisme patogen yang sering menginfeksi manusia. Bakteri ini merupakan salah satu yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih, meningitis, pneumonia,diare dan infeksi lainnya. Penyebaran bakteri Escherchia Colli dapat melalui kegiatan tangan ke mulut atau dengan cara pemindahan pasif melalui perantara makanan maupun minuman. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun ubi kayu dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak daun ubi kayu terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Ekstrak ubi kayu dibuat dalam tiga konsentrasi (20%, 40%, 60%) yang diuji daya hambatnya. Penelitian ini menggunakan bakteri Escherichia coli yang dibiakkan dengan media EMBA (Eosin Meythelen Blue Agar) dengan metode paper disk. Didapatkan adanya zona bening disekitar paperdisk yang mengandung ektrak daun ubi kayu. Simpulan penelitian ini adalah ekstrak ubi kayu (Manihot esculenta Crans) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Eschericia coli. Konsentrasi paling efektif dalam menghambat bakteri adalah 60%.
 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Ardiningtyas, Cantika Shinta, Ita Fatkhur Romadhoni, Any Sutiadiningsih, and Ila Huda Puspita Dewi. "Inovasi Kue Nastar Dengan Substitusi Tepung Singkong (Manihot Esculenta) Dan Penambahan Bubuk Daun Kelor (Moringa Oleifera)." Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 18, no. 2 (2023): 22. http://dx.doi.org/10.26623/jtphp.v18i2.7179.

Full text
Abstract:
<p class="BasicParagraph">Kue nastar ialah jenis kue kering yang dibuat dari tepung terigu, gula halus, margarin, dan kuning telur yang diisi dengan selai buah nanas. Ketergantungan Indonesia pada produk terigu impor mengakibatkan harga terigu dipasaran terbilang tinggi, sehinga perlu dilakukan pengurangan penggunaan terigu sebagai bahan utama dalam pengolahan kue nastar dengan subtitusi bahan pangan lokal seperti tepung singkong dan bubuk daun kelor. Penelitian ini menggunakan subtitusi tepung singkong sebanyak 75% dan 100% dan penambahan bubuk daun kelor 3g, 5g, dan 7g. data didapatkan melalui teknik uji organoleptik, selanjutnya dioleh menggunakan <em>uji one way anova </em>dan uji lanjutan <em>duncan.</em> Untuk mengetahui kandungan proximat, vitamin C, dan antioksidan dilakukan uji laboraturium pangan. Perhitungan harga pokok produksi dihitung dalam 1 resep yang menghasilkan 500 gram nastar. Hasil menunjukkan <sup>1</sup>Kue nastar dengan substitusi tepung singkong dan penambahan bubuk daun kelor terbaik dari uji organoleptik diperoleh dari 75% substitusi tepung singkong dan 3 gram penambahan bubuk daun kelor. <sup>2</sup>Kue kandungan gizi substitusi tepung singkong dan 3 gram penambahan bubuk daun kelor memiliki kadar abu 1,12%, protein 6,08%, lemak 3,81%, karbohidrat 53,10%, vitamin C 16,55 mg/100g dan antioksidan 123,60 mg/100g. <sup>3</sup>Harga pokok produksi kue nastar dengan substitusi tepung singkong dan penambahan bubuk daun kelor adalah Rp 106.856,-</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Silalahi, Zahra salsabila, Minda Sari Lubis, Rafita Yuniarti, and Zulmai Rani. "OPTIMASI DAN FORMULASI GRANUL DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DENGAN KOMBINASI MANITOL, SUKROSA DAN MADU." Indonesian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research 7, no. 2 (2024): 32–40. https://doi.org/10.32734/idjpcr.v7i2.18035.

Full text
Abstract:
Tanaman daun singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tumbuhan obat yang digunakan secara turun temurun. Secara farmakologi daun singkong mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi, antibakteri, antioksidan. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimental. Formula granul diolah menggunakan simplex lattice design melalui aplikasi Design Expert® versi 13, selanjutnya run formula yang didapat dari aplikasi di formulasi secara konvensional dan diuji karakteristik fisiknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formula optimum granul yang diperoleh yaitu dengan konsentrasi manitol 14%, sukrosa 5,4% dan madu 2,6%. Hasil uji evaluasi yang diperoleh indeks tap 10%, waktu alir 3.58 detik dan sudut diam 24.42o. Hasil pengujian menggunakan Uji-t one sample pada software SPSS Statistic® didapati bahwa nilai p>0,05 sehingga data dinyatakan tidak berbeda signifikan .Hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa formula optimum memiliki daya hambat yang kuat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Sutarsyah, Cucu, Agustin Setia Ningsih, Hilal Aidar, et al. "PEMANFAATAN DAUN SINGKONG (Manihot Esculenta Crantz) SEBAGAI INOVASI OLAHAN KRIPIK DAUN SINGKONG DI DESA GUNUNG SUGIH BARU." Jurnal Pengabdian Sosial Indonesia 1, no. 1 (2021): 26–31. http://dx.doi.org/10.23960/jpsi/v1i1.26-31.

Full text
Abstract:
Desa Gunung sugih baru memiliki sektor pertanian yang sangat baik. salah satunya tanaman umbi umbian singkong yang sangat banyak dibudidayakan masyarakat setempat untuk memenuhi sektor pendapatan melalui didistribusikan kepada industri pembuatan tepung. Oleh karena itu masyarakat perlu adanya upaya lebih maju untuk dapat mengembangkan sektor pertanian menjadi sektor ekonomi pangan dari tanaman singkong yang lebih tinggi dari perkembangan sebelumnya agar masyarakat dapat mendapatkan esensi pendapatan dan juga ciri khas desa yang lebih maju dari perkembangan sektor sebelumnya. hal pendukung lainnya agar masyarakat desa gunung sugih baru dapat meningkatkan tingkat produktifitas UMKM atau usaha mikro kecil menengah melalui pemanfaatan tanaman daun singkong menjadi olahan kripik daun singkong yang memiliki ciri khas rasa yang enak dan kemasan yang berkualitas baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Meilawaty, Zahara, Amandia Dewi Permana Shita, Paramudibta Lungit Kuncaraningtyas, Agustin Wulan Suci Dharmayanti, and Zahreni Hamzah. "Potensi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap ekspresi MMP-8 fibroblas gingiva pada model tikus dengan disfungsi ovarium dan periodontitisPotential of cassava (Manihot esculenta Crantz) leaf extract on the MMP-8 expression of gingival fibroblast in rats model with ovarian dysfunction and periodontitis." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 32, no. 2 (2020): 105. http://dx.doi.org/10.24198/jkg.v32i2.27466.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Disfungsi ovarium merupakan kondisi yang menimbulkan defisiensi hormon estrogen dan progesteron. Penurunan hormonal ini menyebabkan peningkatan produksi tumor necrosis factor (TNF) yang dapat memicu peningkatan produksi matriks metalloproteinase-8 (MMP-8). Periodontitis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif akan memicu makrofag melepaskan TNF-α yang berkontribusi dalam pembentukan MMP-8. MMP-8 ini berperan dalam degradasi kolagen jaringan ikat gingiva. Meningkatnya MMP-8 dapat menyebabkan terjadinya periodontitis. Gejala periodontitis karena disfungsi ovarium dan induksi bakteri ini dapat diperlambat dengan bahan alam, yaitu daun singkong. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap ekspresi MMP-8 fibroblas pada model tikus disfungsi ovarium dan periodontitis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan post-test only control group design. Sampel yang digunakan adalah tikus Sprague-Dawley betina yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu (1) kelompok kontrol (K), (2) Kelompok yang diinduksi bakteri Porphyromonas gingivalis dan diberi aquades, (3) Kelompok yang diinduksi bakteri Porphyromonas gingivalis dan diberi ekstrak daun singkong, (4) Kelompok yang diberi perlakuan ovariektomi dan diberi aquades, (5) Kelompok yang dilakukan ovariektomi dan diberi ekstrak daun singkong. Pengambilan jaringan gingiva setelah tahap euthanasia dilakukan untuk pembuatan preparat histopatologi dengan pewarnaan imunohistokimia. Pengamatan dan penghitungan ekspresi MMP-8 dilakukan dengan menggunakan software ImageJ dan Immunoratio. Hasil: Hasil analisis data one-way ANOVA, ekspresi MMP-8 fibroblas gingiva menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,000). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun singkong dapat menurunkan ekspresi MMP-8 fibroblas gingiva tikus yang mengalami disfungsi ovarium dan periodontitis diinduksi P. gingivalis. Simpulan: Ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) dapat menurunkan ekspresi MMP-8 sel fibroblas gingiva pada model tikus disfungsi ovarium dan periodontitis.Kata kunci: Disfungsi ovarium, periodontitis, ekspresi MMP-8, ekstrak daun singkong. ABSTRACTIntroduction: Ovarian dysfunction is a condition that causes estrogen and progesterone deficiency. This hormonal decrease causes an increase in the production of Tumour Necrosis Factor (TNF), which can trigger an increase in the production of matrix metalloproteinase-8 (MMP-8). Periodontitis caused by gram-negative bacteria will trigger macrophages to release TNF-α, which contributes to the formation of MMP-8. MMP-8 plays a role in collagen degradation of the gingival connective tissue. An increase in MMP-8 can cause periodontitis. Periodontitis symptoms due to ovarian dysfunction and bacterial induction can be slowed down by natural ingredients, such as cassava leaf. The purpose of this study was to analyse the potential of cassava leaf extract (Manihot esculenta Crantz) on MMP-8 expression of gingival fibroblast in rats model with ovarian dysfunction and periodontitis. Methods: This study was an experimental laboratory with post-test only control group design. The samples were female Sprague-Dawley rats divided into five groups: (1) control group (K); (2) Porphyromonas gingivalis induced group and given aquadest; (3) Porphyromonas gingivalis induced and given cassava leaf extract; (4) Group with ovariectomy treatment and given aquadest; (5) Group with ovariectomy treatment and given cassava leaf extract. Gingival tissue retrieval after the euthanasia was carried out for the histopathology preparations by immunohistochemical staining. Observation and calculation of MMP-8 expressions were performed using ImageJ and Immunoratio software. Results: The results of the one-way ANOVA analysis of MMP-8 expression of gingival fibroblasts showed a significant difference (p = 0.000); thus cassava leaf extract reduce the MMP-8 expression of gingival fibroblasts of rats with ovarian dysfunction and P. gingivalis induced periodontitis. Conclusion: Cassava (Manihot esculenta Crantz) leaf extract can reduce the MMP-8 expression of gingival fibroblast cells in rats’ model with ovarian dysfunction and periodontitis.Keywords: Ovarian dysfunction, periodontitis, MMP-8 expression, cassava leaf extract.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Malvin, Toni, Yurni Sari Amir, Muthia Dewi, Salvia Salvia, and Hardiyansa Hardiyansa. "Pengaruh Penambahan Tepung Daun Ubi Kayu Terhadap Berat Telur dan Ketebalan Kerabang Telur." LUMBUNG 18, no. 1 (2019): 45–53. http://dx.doi.org/10.32530/lumbung.v18i1.181.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan tepung daun singkong (Manihot esculente) ke dalam ransum terhadap berat telur dan tebal cangkang telur. Penelitian ini menggunakan ayam petelur jenis isabrown sebanyak 48 ekor. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penambahan daun singkong yang dibuat menjadi tepung dan kemudian ditambahkan ke dalam ransum. R0 merupakan ransum basal tanpa penambahan tepung daun singkong, R1 adalah penambahan 5% tepung daun singkong ke ransum, R2 adalah penambahan 10% tepung daun singkong ke ransum dan R3 menambahkan tepung daun singkong 15% ke dalam ransum. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penambahan tepung daun singkong hingga tingkat 15% ke dalam ransum, tidak memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap berat telur dan tebal kerabang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Ongge, Desener, and Naomi Esye Rumaikewi. "Pengolahan Nori Rumput Laut ( Eucheuma Cottoni) Dengan Penambahan Daun Singkong (Manihot Esculenta) Di Kabupaten Biak Numfor." Jurnal Perikanan Kamasan : Smart, Fast, & Professional Services 1, no. 1 (2020): 29–35. http://dx.doi.org/10.58950/jpk.v1i1.20.

Full text
Abstract:
Rumput laut memiliki potensi yang besar dan tersebar luas di Kepulauan Padaido, kabupaten Biak Numfor. Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Biak Numfor, Kepulauan Padaido merupakan kawasan budidaya rumput laut. Program pembudidayaan rumput laut diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan di beberapa Kampung Distrik Padaido. Program pembudidayaan rumput laut diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan di beberapa Kampung Distrik Padaido. Rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan untuk industri farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan dalam proses pengolahan aneka makanan serta camilan. Penanganan rumput laut, terutama dalam pengolahan pasca panen rumput laut, perlu dilakukan secara optimal. Biasanya penanganan pasca panen rumput laut oleh nelayan hanya sampai pada pengeringan saja, sehingga Rumput Laut yang telah dikeringkan merupakan bahan baku dan harus diolah lagi menjadi berbagai jenis makanan seperti nori rumput laut. Tujuan penelitian adalah mengetahui teknik pengolahan nori rumput laut (Eucheuma cottonii) dengan menambahkan daun singkong dan untuk mengetahui uji organoleptik dari nori rumput laut. Metode yang digunakan adalah eksperimen, sedangkan data penunjang adalah dokumen terkait dengan rumput laut. Kemudian dikaji dan dibandingkan dengan standar SNI 8273:2016. Dari hasil pengolahan nori rumput laut E.cottoni dengan tambahan daun singkong (Manihot esculenta) berdasarkan pengujian organoleptik dengan hasil yang cukup memuaskan. Adapun hasil pengujian organoleptik nori rumput laut dengan Tambahan daun singkong (Manihot esculenta) dengan nilai rata-rata 7,08 bila dibandingkan dengan persyaratan mutu yang di syaratkan dalam SNI -01-2891-1992. Adapun nilai parameter yang di syaratkan adalah oranoleptik (sensori) Min.7 (1-9
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Lutfi Arif, Naufal, Vilma Humaira, and M. Saka Abieasa. "Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Singkong (Manihot Esculenta) Dosis Bertingkat Terhadap Hemoglobin Dan Hematokrit Mencit Yang Terpapar D-Allethrin." Jurnal Medisains Kesehatan 4, no. 2 (2023): 53–60. http://dx.doi.org/10.59963/jmk.v4i2.203.

Full text
Abstract:
D-allethrin masuk menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah,d-allethrin masuk sebagai senyawa bebas ke dalam tubuh dapat menyebabkan pembentukan radikal bebas yang dapat menganggu suplay darah terhadap jaringan ke selurih tubuh. Adapun jenis desain penelitian yang dilakukan secara eksperimental dengan rancangan perbandingan tes dengan kelompok kontrol. penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian ekstrak daun singkong dengan dosis bertingkat terhadap hemogobin dan hematokrit dari semua perlakuan pemberian eksrak daun singkong di ketahui bahwa kadar hemoglobin yang tinggi di yaitu pada perlakuan 3 dengan dosis 0,81 senilai (11,8 g/dl) dan (40,7%) Dari hasil penelitian uji pengaruh pemberian ekstrak daun singkong dengan dosis bertingkat terhadap hemoglobin dan hematokrit pada mencit yang di paparkan d allethrin terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun singkong dengan dosis 0.28, 0.58, dan 0.81 terhadap hemoglobin dan hematokrit pada mencit yang di paparkan d allethrin.peningkatan kadar hemoglobin dan hematorit pada pemberia ekstrak dengan dosis 0.81 lebih berpengaruh pada mencit dari pada perlakuan pemberian ekstrak dengan dosis lainya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Aidila Fitria, Eddwina, Endang Warsiki, and Indah Yuliasih. "MODEL KINETIKA PERUBAHAN WARNA LABEL INDIKATOR DARI KLOROFIL DAUN SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ)." Jurnal Teknologi Industri Pertanian 27, no. 1 (2017): 17–23. http://dx.doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2017.27.1.17.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Pury, O. Ruming, Emantis Rosa, Dzul Fithria Mumtazah, and Yulianty Yulianty. "Mortalitas Kutu Kebul (Bemisia tabaci (Gennadius, 1889)) pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) yang Terpengaruh oleh Ekstrak Metanol Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz.)." Berkala Ilmiah Biologi 16, no. 1 (2025): 40–48. https://doi.org/10.22146/bib.v16i1.20739.

Full text
Abstract:
Cabai merupakan tanaman komoditas yang banyak digemari masyarakat. Namun, produktivitas cabai dalam negeri seringkali mengalami penurunan yang disebabkan oleh hama. Kutu kebul merupakan hama yang dapat mempengaruhi hasil peroduksi cabai. Tanaman singkong menjadi alternatif dalam pembuatan insektisida alami dalam mengatasi hama kutu kebul. Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa fitokimia, mengetahui efektivitas ekstrak metanol daun singkong dan mengetahui konsentrasi ekstrak metanol daun singkong dan waktu pengamatan yang paling baik terhadap mortalitas kutu kebul pada tanaman cabai. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen faktorial 2 faktor dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama konsentrasi ekstrak metanol daun singkong (10%, 20%, 30% dan 40%), kontrol negatif (aquades), kontrol positif (metomil 40%). Faktor kedua adalah waktu pengamatan yang terdiri atas 0,5 jam, 1 jam, 2 jam, dan 24 jam setelah perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dan dilanjutkan Uji Tukey. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun singkong mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin dan asam sianida (HCN). Hasil analisa probit didapatkan nilai LC50 dengan konsentrasi 32,61%. Hasl uji tukey menunjukkan ekstrak metanol daun singkong paling berengaruh terhadap mortalitas hama kutu kebul pada konsentrasi 40% dengan waktu perlakuan 2 jam
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Fadillah, Rahma Ayu, Achmad Vandian Nur, Khusna Santika Rahmasari, and Urmatul Waznah. "Pengaruh Penambahan Zat Aditif pada Perebusan Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) Terhadap Kadar Besi (Fe) Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom." Fullerene Journal of Chemistry 9, no. 1 (2024): 1. http://dx.doi.org/10.37033/fjc.v9i1.619.

Full text
Abstract:
Zat besi merupakan salah satu mikromineral yang penting dalam tubuh karena peranan dalam pembentukan sel darah merah. Zat besi dapat ditemukan pada sayuran hijau, salah satunya daun singkong (Manihot esculenta Crantz). Perebusan dilakukan supaya daun singkong menjadi empuk dan lunak. Namun, proses perebusan dengan penambahan zat aditif masakan yang umumnya dilakukan oleh masyarakat dapat memberikan perubahan terhadap ketersediaan zat gizi yang terkandung didalamnya termasuk zat besi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan zat aditif pada perebusan pada daun singkong terhadap kadar besi (Fe) menggunakan spektrofotometri serapan atom (SSA). Sampel yang digunakan adalah daun singkong yang direbus dengan air biasa, air garam serta air garam ditambah baking soda. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri serapan atom (SSA) pada panjang gelombang 248,3 nm. Kadar Fe dalam sampel yang diteliti yaitu pada sampel yang direbus air sebesar 2,611 mg/100 gr, sampel yang direbus air garam sebesar 2,090 mg/100 gr, dan sampel direbus air garam dan baking soda sebesar 1,651 mg/100 gr. Dari penelitian ini diketahui bahwa kadar Fe tertinggi terdapat pada sampel yang direbus air dan penambahan zat aditif berpengaruh terhadap kandungan zat Besi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Pratiwi, Auronita Puspa. "Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz.) terhadap Shigella sp." Jurnal Kesehatan 7, no. 1 (2016): 161. http://dx.doi.org/10.26630/jk.v7i1.134.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Hardiani, Siti, Suwarto, and Dhika Prita Hapsari. "Pertumbuhan Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) pada Perlakuan Irigasi Simulasi Kondisi Bulan Kering." Buletin Agrohorti 12, no. 2 (2024): 216–26. http://dx.doi.org/10.29244/agrob.v12i2.51536.

Full text
Abstract:
Ubi kayu atau singkong tumbuh di berbagai daerah dan jenis tanah. Produktivitas ubi kayu bervariasi antar daerah karena perbedaan varietas dan lingkungan. Curah hujan yang rendah pada kondisi bulan kering menyebabkan cekaman kekeringan pada pertumbuhan ubi kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tiga varietas ubi kayu yang diberi irigasi sebagai simulasi pada kondisi bulan kering. Ubi kayu ditumbuhkan dalam media polibag dalam rumah kaca di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Bogor. Tiga varietas ubi kayu Mangu, Genjah Bayam, dan IR Jonggol ditanam dan disiram pada 98.1 mL per hari per polibag (setara curah hujan 60 mm per bulan) dan 130.8 mL per hari per polibag (setara curah hujan 80 mm per bulan). Tidak ada pengaruh interaksi varietas dan penyiraman tanaman terhadap variabel pertumbuhan ubi kayu. Variabel pertumbuhan ubi kayu berbeda antara varietas dan penyiraman tanaman. Pada umur 12 minggu setelah tanam (MST), tinggi tanaman Genjah Bayam lebih rendah dibandingkan varietas lainnya. Mangu memiliki jumlah lobus terbanyak pada 8 MST, bobot dari batang, tangkai daun, dan daun varietas Mangu paling tinggi. Penyiraman 130.8 mL per hari per polibag menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun menempel, diameter batang, tangkai daun, dan tinggi tanaman berdaun lebih tinggi daripada 98.1 mL per hari per polibag. Kata kunci: curah hujan rendah, interaksi, kekeringan, respons pertumbuhan, singkong
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Ijo Magho, Sixtania, Ni Made Wartini, and Ni Putu Suwariani. "Karakteristik Bubuk Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) Pada Perlakuan Suhu Dan Lama Blansir." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 12, no. 1 (2024): 114. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2024.v12.i01.p11.

Full text
Abstract:
Cassava leaves (Manihot esculenta Crantz) is one of the leaves that has Chlorophyll content which acts as a pigment that gives green color, most of which are found in the thylakoid membranes of chloroplasts. This research aims to investigate the effect of blanching on the characteristics of cassava leaf powder and determine the best treatment of the blanching temperature and duration of blanching to produce powdered purple globe amaranth flowers. This research used factorial randomized block design with 2 factor experiments. The first factor was the blanching temperature consists of 3 levels: 70, 80, and 90?C. The second factor was duration of blanching consists of 3 levels: 1, 3, 5 minutes each treatments was carried out 2 times and obtained 18 experimental units. The obtained data were analyzed by analysis of variance. The observed variables are water content, total chloropyll, chloropyll a, chloropyll b, antioxidant capacity and color intensity (L, a*, b*). The blanching temperature dan duration of blanching had a significant effect on are water content, total chloropyll, chloropyll a, chloropyll b, brightness level (L*), redness level (a*), and yellowish level (b*), but had no effect antioxidant. While interaction between two treatments had no significant effect for all variables. Based on the best, the effectiveness index to produce the best treatment is blanching temperature 800C dan duration of blanching 1 minutes with characteristics of a water content 13,68%, total chloropyll 9,33%, chloropyll a 6,96%; chloropyll b 2,14%; antioxidant capacity 266,86 mg GAEAC/g, brightness level (L*) 49,15, redness level (a*) -4,80 dan yellowish level (b*) 7,75.
 Key words: Manihot esculenta Crantz, blanching, chlorophyll, natural dye
 Daun singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu daun yang memiliki kandungan klorofil yang berperan sebagai pigmen pemberi warna hijau, yang sebagian besar ditemukan dalam membran tilakoid kloroplas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan lama blansir terhadap karakteristik bubuk daun singkong dan menentukan suhu dan lama blansir terbaik untuk menghasilkan bubuk daun singkong. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yakni suhu blansir yang terdiri atas 3 taraf yaitu 70?C, 80?C, 90?C dan faktor kedua yaitu lama blansir yang terdiri atas 3 taraf yaitu 1, 3, 5 menit. Masing-masing perlakuan dilakukan 2 kali dan diperoleh 18 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis variansi. Variabel yang diamati meliputi kadar air, kadar total klorofil, klorofil a, klorofil b, kapasitas antioksidan dan intesitas warna (L, a*, b*). Perlakuan suhu dan lama blansir berpengaruh terhadap kadar air, kadar total klorofil, klorofil a, klorofil b, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan (a*) dan tingkat kekuningan (b*), namun tidak berpengaruh pada kapasitas antioksidan. Sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel. Berdasarkan uji indeks efektifitas karakteristik terbaik pewarna alami bubuk daun singkong dihasilkan dengan perlakuan suhu 800C dan lama blansir 1 menit yaitu dengan karakteristik kadar air 13,68%, total klolrofil 9,33%, klorofil a 6,96%; klorofil b 2,14%; kapasitas antioksidan 266,86 mg GAEAC/g, tingkat kecerahan (L*) 49,15, tingkat kemerahan (a*) -4,80 dan tingkat kekuningan (b*) 7,75.
 Kata kunci: Manihot esculenta Crantz, Blansir, Kadar Klorofil, Pewarna Alami
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Paramitha, Ni Kadek Diah Ayu, Putu Timur Ina, and I. Desak Putu Kartika Pratiwi. "KARAKTERISTIK BISKUIT DENGAN PEMANFAATAN UMBI DAN PASTA DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Cranz)." Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA) 7, no. 3 (2018): 140. http://dx.doi.org/10.24843/itepa.2018.v07.i03.p08.

Full text
Abstract:
The purposes of this research were to know the effect comparation of cassava flour and cassava leaves paste on the characteristics of biscuit and to know the right comparation from cassava flour and cassava leaves paste to produce biscuit the best characteristics. The experimental design was used randomized block design with the treatment comparation of cassava flour and cassava leaves paste that 95% : 5%, 92% : 8%, 89% : 11%, 86% : 14%, 83% : 17%; and 80% : 20%. The treatment was repeated as many as 3 times so that 18 experimental units were obtained. The data was analyzed with ANOVA and if the influential on variable observed continued with the Duncan test. The results showed that the comparation of cassava flour and cassava leaves paste significantly affected to water content, ash content, crude fiber content, chlorofil total, beta karoten total, and hedonic test (colour, aroma, texture, taste, and overall acceptance) and scoring test (texture). Comparation from cassava flour and cassava leaves paste (92% : 8%) is the best characteristics with water content is 2,77%, ash content was 2,58%, crude fiber content is 15,39%, chlorofil total is 22,93%, beta karoten total is 434,96% , color liked, flavor of cassava leaves liked, texture very crispy and liked, taste liked, and overall acceptance liked.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Rahman, Havizur, Raudhatul Jannah, Elisma Elisma, and Fathnur Sani. "Uji Preklinik: Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Air Daun Singkong (Manihot esculenta)." Jurnal Pharmascience 9, no. 2 (2022): 280. http://dx.doi.org/10.20527/jps.v9i2.13707.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Syima, Sitti Nur Adriani, Kurnia Yusuf, Icha Dian Nurcahyani, Suherman, and St Nurintang. "Analisis Kadar Vitamin C (Asam Askorbat) Dan Uji Organoleptik Dendeng Daun Singkong (Manihot Esculenta) Sebagai Upaya Meningkatkan Imunitas Tubuh Dimasa Pandemi Covid-19." JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 14, no. 1 (2022): 53–61. http://dx.doi.org/10.35473/jgk.v14i1.249.

Full text
Abstract:
Adequate nutrition during the Covid-19 pandemic, especially vitamins and minerals, is needed to maintain an optimal immune system, vegetables and fruits are the best sources of various vitamins, minerals and fiber. Vitamin C has an effect that increases immune function, one of the green vegetables that have a high vitamin C content that is easily found around is Cassava Leaves (Manihot esculenta). Besides being consumed as a side dish, cassava leaves can also be processed into cassava leaf jerky. To find out how the acceptability of cassava leaf jerky products and to determine the vitamin C content of cassava leaf jerky. This research is an experimental research with the research design used is Pre-Experimental Design with the type of research One-shoot case study. Based on the organoleptic test results of cassava leaf jerky, from the aspect of color the most preferred were X1 and X2 with a percentage of 62.5%, from the aspect of taste the most preferred was X2 with a percentage of 65%, from the aspect of aroma the most preferred namely X2 with a percentage of 56.25%, and from the texture, namely X3 with a percentage of 50%. From the results of the analysis of the vitamin C content in cassava leaf jerky in 100 grams of the sample, the highest vitamin C content in the X3 sample was 410 mg, X2 was 380 mg and X1 was 360 mg. Based on these results, the most preferred cassava leaf jerky was in sample X2 which contained 380 mg of Vitamin C per 100 g of sample.
 ABSTRAK
 Kecukupan gizi pada masa pandemi Covid-19 terutama viamin dan mineral sangat diperlukan dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang optimal, sayuran dan buah-buahan merupakan sumber terbaik berbagai vitamin, mineral dan serat. Vitamin C mempunyai efek yang meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, salah satu sayuran hijau yang memiliki kandungan vitamin C tinggi yang gampang ditemukan disekitar yaitu Daun Singkong (Manihot esculenta). Selain dikonsumsi sebagai lauk, daun singkong juga dapat diolah menjadi Dendeng Daun Singkong. Untuk mengetahui bagaimana daya terima terhadap produk dendeng daun singkong dan untuk mengetahui kandungan vitamin C dendeng daun singkong. Penelitian ini merupakan penelitian Experimen dengan desain penelitian yang digunakan yaitu Pre-Experimental Design dengan jenis penelitian One-shoot case study. Berdasarkan hasil uji organoleptik dari dendeng daun singkong, dari aspek warna yang paling banyak disukai yaitu X1 dan X2 dengan persentasi 62,5%, dari aspek rasa yang paling banyak disukai yaitu X2 dengan persentasi 65%, dari aspek aroma yang paling banyak disukai yaitu X2 dengan persentasi 56,25%, dan dari tekstur yaitu X3 dengan persentasi 50%. Dari hasil analisis kandungan vitamin C pada dendeng daun singkong dala 100 gr sampel yang paling tinggi kandungan vitamin C pada sampel X3 yaitu 410 mg, X2 yaitu 380 mg dan X1 yaitu 360 mg. Berdasarkan hasil tersebut dendeng daun singkong yang paling banyak disukai yaitu pada sampel X2 yang memiliki kandungan Vitamin C 380 mg per 100 gr sampel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Putri, Rizki Budiyono, WH Nugrahaningsih, and Nur Kusuma Dewi. "Uji Toksisitas Ekstrak Daun Cassava Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test." Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences 44, no. 2 (2021): 86–91. http://dx.doi.org/10.15294/ijmns.v44i2.33145.

Full text
Abstract:
Daun cassava (singkong; Manihot esculenta) merupakan salah satu bahan tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai LC50 ekstrak aquades daun singkong yang diuji toksisitas terhadap Artemia salina Leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT). Jenis penelitian experimental dengan Post Test-Only Grup Design. Populasi hewan uji pada penelitian ini adalah larva Artemia salina Leach. Sampel diambil dengan kriteria inklusi larva berusia 48 jam dan tidak tampak cacat secara anatomi, dan secara eksklusi menunjukkan aktivitas pergerakan sebelum perlakuan. Variabel bebas penelitian yaitu ekstrak daun singkong dengan konsentrasi 0 µg/ml, 1 µg/ml, 2 µg/ml, 5 µg/ml dan 10 µg/ml. Serta tingkat kematian larva Artemia salina Leach sebagai variabel tergantung. Data pada penelitian ini didapatkan dari jumlah larva udang yang mati 24 jam setelah perlakuan. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini, ditemukan 2 kematian pada kelompok perlakuan dosis 1 µg/ml, 1 kematian pada kelompok perlakuan dosis 2 µg/ml, 12 kematian pada kelompok perlakuan dosis 5 µg/ml, dan 3 kematian pada kelompok perlakuan dosis 10 µg/ml. Selanjutnya dari data kematian yang diperoleh dianalisis dengan analisis probit pada SPSS 21.0 for windows untuk dihitung nilai LC50 nya. Setelah dianalisis pada SPSS diperoleh nilai LC50 untuk ekstrak aquades daun singkong adalah sebesar 493,86 µg/ml.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Sari, Lutfi Meiga, Zahara Meilawaty, Pudji Astuti, Amandia Dewi Permana Shita, Agustin Wulan Suci Dharmayanti, and Zahreni Hamzah. "Potensi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz.) terhadap profil leukosit darah tepi model tikus disfungsi ovarium dan periodontitisPotential of cassava leaves (Manihot esculenta Crantz.) extract on peripheral blood leukocyte profile in ovary dysfunction and periodontitis rat model." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 33, no. 1 (2021): 44. http://dx.doi.org/10.24198/jkg.v33i1.30751.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Disfungsi ovarium merupakan keadaan ovarium yang mengalami kegagalan dalam sekresi hormon seks steroid. Penurunan sekresi hormon terutama estrogen dapat memicu peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-6 dan TNF-α yang berperan dalam resorpsi tulang dan reaksi inflamasi periodontal. Salah satu drug of choice dari periodontitis adalah metronidazole. Penggunaan metronidazole secara sistemik dapat mengakibatkan efek samping, sehingga diperlukan bahan alternatif yang memiliki efek terapi antiinflamasi. Salah satu tanaman yang memiliki efek antiinflamasi adalah daun Singkong. Tujuan penelitian adalah menganalisis potensi ekstrak daun Singkong sebagai antiinflamasi terhadap profil leukosit darah tepi model tikus disfungsi ovarium dan periodontitis. Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan post-test only control group design. Sampel penelitian sebanyak 18 ekor tikus betina yang dibagi menjadi dua kelompok besar yakni kelompok disfungsi ovarium dan kelompok kecil periodontitis. Pembuatan model tikus disfungsi ovarium dan tikus periodontitis dilakukan selama 28 hari. Setelah masing-masing kelompok dibagi menjadi 3 kelompok yang diberikan perlakuan aquades, metronidazole dan ekstrak daun Singkong selama 7 hari. Setiap tikus diambil darahnya melalui plexus infraorbitalis pada hari ke-1, hari ke-3 dan hari ke-7. Darah yang diambil selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah sel leukosit darah tepi menggunakan kamar hitung dan perhitungan jenis dengan cara visual. Hasil: Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna jumlah leukosit darah tepi antar hari pada kelompok tikus yang mengalami disfungsi ovarium (p≤0,05). Simpulan: Ekstrak daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) dapat menurunkan profil leukosit perifer model tikus disfungsi ovarium dan periodontitis.Kata kunci: Disfungsi ovarium, periodontitis, profil leukosit perifer, ekstrak daun singkong. ABSTRACTIntroduction: Ovarian dysfunction is when the ovaries fail in the secretion of steroid sex hormones. Decreased secretion of hormones, especially estrogen, can trigger an increase in pro-inflammatory cytokines such as IL-1, IL-6 and TNF-α, which play a role in bone resorption and periodontal inflammatory reactions. One drug of choice for periodontitis is metronidazole. Systemic use of metronidazole can cause side effects, so an alternative material with a therapeutic anti-inflammatory effect is needed. One of the plants that have an anti-inflammatory effect is cassava leaves. The research objective was to analyse the potential of cassava leaf extract as an anti-inflammatory against the peripheral blood leukocyte profile in a mouse model of ovarian dysfunction and periodontitis. Methods: This was an experimental laboratory study with a post-test only control group design. The research sample consisted of 18 female rats divided into two large groups: the ovarian dysfunction group and the small periodontitis group. The making of mouse models of ovarian dysfunction and periodontitis rats was carried out for 28 days. After each group was divided into three groups treated with distilled water, metronidazole and cassava leaf extract for seven days. Blood was drawn from each mouse through the infraorbital plexus on day 1, day three, and 7. The blood that was taken was then performed to calculate the number of peripheral blood leukocytes using the counting room and the calculation of the type by visual means. Results: The results of the LSD test showed that there was a significant difference in the number of peripheral blood leukocytes between days in the group of rats with ovarian dysfunction (p≤0.05). Conclusion: Cassava leaf extract (Manihot esculenta Crantz) can reduce the profile of peripheral leukocytes in a mouse model of ovarian dysfunction and periodontitis.Keywords: Ovarian dysfunction, periodontitis, peripheral leukocytes profile, cassava leaf extract.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Prasasti, Azmi, Anung Kustriyani, Abi Mas Udianto, Velisia Dini Permatasari, Putri Oktalia, and Nursiyatin Nursiyatin. "Uji Aktivitas Antibakteri Daun Singkong (Manihot esculenta) Pada Bakteri Staphylococcus aureus dan Eschrichia coli." Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi 8, no. 1 (2022): 57–64. http://dx.doi.org/10.23917/bioeksperimen.v8i1.16133.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Elsa, Erina Novandri, Ni Made Wartini, and Lutfi Suhendra. "Karakteristik Ekstrak Pewarna Daun Singkong (Manihot esculenta C.) Pada Perlakuan Intensitas Cahaya Selama Penyimpanan." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 11, no. 1 (2023): 47. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2023.v11.i01.p05.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Sekali, Ezra Elkana Karo, Ni Made Wartini, and Lutfi Suhendra. "Karakteristik Ekstrak Aseton Pewarna Alami Daun Singkong (Manihot Esculenta C.) pada Perlakuan Ukuran Partikel Bahan dan Lama Maserasi." Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno 5, no. 2 (2020): 49. http://dx.doi.org/10.24843/jitpa.2020.v05.i02.p02.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel dan lama maserasi terhadap karakteristik ekstrak aseton pewarna alami daun singkong dan menentukan ukuran partikel dan lama maserasi terbaik untuk mendapatkan ekstrak aseton pewarna alami daun singkong. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial dengan 2 Faktor yaitu Ukuran Partikel (40 mesh, 60 mesh, 80 mesh) dan Lama Maserasi (24 jam, 36 jam, 48 jam). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, klorofil b, tingkat kecerahan (L*), tingkat kekuningan (b*) tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap klorofil total, klorofil a, kemerahan (a*). Perlakuan ukuran partikel 80 mesh dan lama maserasi 36 jam merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan ekstrak aseton pewarna alami daun singkong dengan karakteristik rendemen sebesar 8,08%, klorofil total sebesar 3,83%, klorofil a sebesar 2,05%, klorofil b sebesar 1,77%, tingkat kecerahan (L*) sebesar 11,03, tingkat kemerahan (a*) sebesar 10,29, tingkat kekuningan (b*) sebesar 2,83.
 
 This study aims to know the effect of particle size and maceration time on the characteristics of the natural dye acetone extract of cassava leaves and determine the best particle size and maceration time to obtain the acetone extract of natural coloring cassava leaves.This research used a randomized block design with factorial pattern with two factors namely, particle size (40 mesh, 60 mesh, 80 mesh) and maceration time (24 hours, 36 hours, 48 hours). The data obtained were analyzed by analysis of variance. If the treatment had a significant effect, it would be followed by the Duncan test. The result showed that interactions had significant effect on theextract yield, chlorophyll b levels, brightness level L*, yellowish level b*, but had no effect on total chlorophyll levels, chlorophyll a levels, redness level a*. Treatment of particle size 80 mesh and maceration time 36 hours, is the best treatment to produce aceton extract natural dyes of cassava leaves with extract yield characteristics of 8.08%,total chlorophyll levels of 3.83, chlorophyll a levels of 2.05%,chlorophyll b levels of 1.77%,brightness level (L*) of 11.03,redness level (a*) of 10.29,yellowish level (b*) of 2.83.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Hutabarat, Rian Lamhot Parasian, Ni Made Wartini, and Nyoman Semadi Antara. "Karakteristik Ekstrak Pewarna Alami Daun Singkong (Manihot esculenta) pada Perlakuan Jenis Pelarut dan Suhu Maserasi." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 9, no. 1 (2021): 53. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2021.v09.i01.p06.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the effect of type of solvent and maceration temperature on the characteristics of cassava leaves extracts as a natural dyes leaves and determine the type of solvent for cassava leaf powder and the best maceration temperature to obtain the extract of natural cassava leaves. This study used a factorial randomized block design with 2 factors, namely the type of solvent (85% ethanol, 85% acetone and mixture (85% ethanol: 85% acetone) and maceration temperature (35 ° C, 45 ° C and 55 ° C). The data obtained were analyzed with variance and if the treatment had a significant effect, then continued with the Tukey test. The results showed that the treatment interactions had a very significant effect on yield, chlorophyll b, brightness (L *), yellowish level (b *), total chlorophyll, chlorophyll a. , redness (a *), but had no significant effect on the interaction at the level of redness (a *). The treatment of 85% acetone solvent and 55 ° C maceration temperature was the best treatment to produce acetone extract of natural dye of cassava leaves with yield characteristics of 14, 04%, total chlorophyll 12.10%, chlorophyll a 4.39%, chlorophyll b 7.71%, brightness (L *) 16.46, redness (a *) 9.77 yellowish (b *) of 5.70.brightness level (L*) of 11.03, redness level (a*) of 10.29, yellowish level (b*) of 2.83.
 Key words: cassava leaves, dye extract, maceration temperature, natural dye, solvent type.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Ginting, Kesia Teodora Br, Ni Made Wartini, and Luh Puu Wrasiati. "KARAKTERISTIK ENKAPSULAT EKSTRAK ASETON DAUN SINGKONG (Manihot esculenta C.) PADA PERLAKUAN JENIS DAN KONSENTRASI ENKAPSULAN." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 10, no. 2 (2022): 152. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i02.p03.

Full text
Abstract:
Cassava leaf extract can be developed as a natural food coloring. Food coloring from cassava leaf acetone extract is made in powder form to make it easier to use and more stable in storage. This study aims to determine the effect of the type and concentration of encapsulation on the characteristics of the acetone extract of cassava leaf natural dye and determine the best type and concentration of encapsulant to obtain cassava leaf natural dye acetone extract encapsulate. This study used a factorial randomized block design with two factors. The first factor is the type encapsulant (maltodextrin and gum arabic) and the second factor is the concentration (5%, 10%, and 15%). The objective data obtained was then tested by analysis of variance and if there was an effect of treatment on the observed variables, the analysis was continued with the Tukey test. The results showed that treatment interactions had an effect on, yellowness level (b*), total chlorophyll and encapsulation efficiency but had no effect on yield, water content, redness level (a*), brightness level (L*). Treatment of gum arabic type with a concentration of 10% is the best treatment to produce acetone extract encapsulate natural dye of cassava leaves with yield characteristics of 95,55%, water content 10,69%, solubility 89,50%, the total chlorophyll was 3.42%, brightness level (L*) of 21,21, the level of redness (a*) was 6.30, the level of yellowness (b*) was 13.18, and the encapsulation efficiency was 89.73%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Anggraeni, Sinta, Ni Made Wartini, and Ni Putu Suwariani. "Stabilitas Ekstrak Pewarna Daun Singkong (Manihot esculenta C.) Pada Perlakuan pH Awal dan Suhu Penyimpanan." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 11, no. 1 (2023): 56. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2023.v11.i01.p06.

Full text
Abstract:
Cassava leaves are leaves that can be used as a source of natural dye. Cassava leaves have a fairly high chlorophyll content and can be extracted into green dye extract. This study aimed to determine how the stability of the cassava leaf dye extract at the initial pH treatment and storage temperature and to determine the initial pH and temperature that provide the best stability to the cassava leaf dye extract during storage. This experiment used a completely randomized design with two factors. The first factor is the initial pH which consists of pH 9, pH 10 and pH 11. The second factor is the storage temperature consisting of cold temperature (8±2ºC) and room temperature (28±2ºC). The data were analyzed by analysis of variance to determine the effect of treatment on the observed variables. The results showed the initial pH and temperature treatment during storage and their interactions affected the total chlorophyll content, chlorophyll a content, chlorophyll b content, antioxidant capacity, brightness level value (L*), redness level value (a*) and yellowness level value ( b*) cassava leaf coloring extract. Cassava leaf dye extract was most stable at initial pH 9 and cold temperature (8±2ºC) during storage. Storage of cassava leaf dye extract for 7 days caused a decrease in total chlorophyll content of 48.44%, chlorophyll a by 46.86%, chlorophyll b by 49.35%, antioxidant capacity by 30.87%, redness level value (a*) by 62.91%, but caused an increase in the value of the redness level (a*) of 62.91%, the value of the brightness level (L*) of 29.28% and the value of the yellowness level (b*) of 49.02% against the control.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Cantika Shinta Ardiningtyas, Ita Fatkhur Romadhoni, Ila Huda Puspita Dewi, and Any Sutiadiningsih. "Inovasi Kue Nastar Dengan Substitusi Tepung Singkong (Manihot Esculenta) Dan Penambahan Bubuk Daun Kelor (Moringa Oleifera)." Journal of Creative Student Research 1, no. 4 (2023): 91–102. http://dx.doi.org/10.55606/jcsrpolitama.v1i4.2225.

Full text
Abstract:
This research is about nastar cakes which have the main raw material as wheat flour substituted with cassava flour to reduce the use of wheat flour and the addition of Moringa leaf powder to increase the nutritional content. The purpose of this study is determine 1) the sensory quality of nastar cake with cassava flour substitution and the addition of Moringa leaf powder 2) nutritional and non-nutritional content based on laboratory tests including protein, carbohydrates, fat, water, ash, vitamin C and antioxidants 3) material costs pineapple cake. This type of research is an experiment. Observation data collection techniques by means of sensory quality tests were carried out by 30 panelists. The independent variables of the research were cassava flour substitution (75% and 100%) and the addition of Moringa leaf powder (3g, 5g and 7g). The dependent variable of the research is sensory quality including shape, color, texture, aroma, and taste. The control variables in this study include the types of materials, equipment and processing techniques. Data analysis used two way anova and Duncan. The results showed 1) there was an effect on the sensory quality of making nastar cakes with substitution of cassava flour and the addition of Moringa leaf powder including color, texture, aroma and taste. 2) there is no effect on the sensory quality of the nastar cake shape because it is influenced by the mold. 3) product that are said to be good may contain nutrition equal to or greater according to SNI 2011 including ash content 1.12%, moisture content 4.93%, protein 6.08%, fat 3.81%, carbohydrates 53.10%, vitamin C 16.55 mg/100g and antioxidants 123.60 mg/100g. 4) the best product has a material cost price of IDR 32,806.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Ariestiningsih, Eka Srirahayu, Dwi Faqihatus Syarifah Has, and Munisah Munisah. "Meningkatkan Keunggulan Bersaing Krupuk Singkong Berbasis Techopreneurship Desa Petung Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik." Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) 6, no. 7 (2023): 3009–25. http://dx.doi.org/10.33024/jkpm.v6i7.10164.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan sangat besar selain padi, jagung dan kacang hijau adalah singkong (ubi kayu). Singkong merupakan tanaman yang mudah tumbuh meskipun pada musim kemarau, selain itu juga memiliki nutrisi yang lengkap yaitu karbohidrat, protein lemak, vitamin dan mineral, memiliki nama latin Manihot Esculenta dan Cassava berasal dari bahasa Inggirs. Singkong mempunyai nilai ekonomi yang penting dibandingkan dengan umbi-umbian lain, selain umbinya, daun singkong mengandung banyak protein yang diolah menjadi berbagai macam sayur. Kerupuk singkong adalah kerupuk berbahan dasar singkong merupakan cemilan populer di masyarakat dengan harga murah namun rasanya tidak kalah dengan cemilan merakyat yang lain. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah melakukan pendampingan kepada pelaku usaha Kerupuk Singkong Ibu Kartoyah agar sebaik mungkin bisa melayani keinginan pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan kinerja perusahaan yang efektif dalam mencapai keunggulan bersaing. Metode yang digunakan adalah observasi, mengedukasi, pendampingan, pelatihan dan fasilitasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan prosentase hasil pre test dan post test, pemahaman pentingnya jiwa kewirausahaan dan pembukuan sederhana, terdapat percepatan waktu proses produksi, kerupuk singkong menjadi lebih sehat dan rasanya lebih enak. Dengan naiknya performa kerupuk singkong, memberikan peningkatan nilai jualnya. Dalam upaya pencapaian keunggulan bersaing diperlukan pembeda produk melalui inovasi diantaranya adalah inovasi produk, dan proses. Kata Kunci: Keunggulan Bersaing, Kerupuk Singkong, Inovasi, Technopreneurship ABSTRACT One of the food crop commodities that plays a very large role besides rice, corn and green beans is cassava. Is a plant that is easy to grow even during the dry season, besides that it also has complete nutrition, namely carbohydrates, fat protein, vitamins and minerals, has the Latin name Manihot Esculenta. Cassava has important economic value compared to other tubers, apart from the tubers, cassava leaves contain a lot of protein which is processed into various kinds of vegetables. Cassava crackers are crackers made from cassava which are popular snacks in the community at low prices but taste not inferior to other popular snacks. The purpose of this service activity is to provide assistance to the cassava cracker business actor Mrs. Kartoyah so that she can best serve customer desires, meet customer needs and utilize technology to create effective company performance in achieving competitive advantage. The methods used are observation, educating, mentoring, training and facilitation. The results of the activity showed an increase in the percentage of pre-test and post-test results, an understanding of the importance of an entrepreneurial spirit and simple bookkeeping, there is an acceleration of the production process time, cassava crackers become healthier and taste better. Conclusion: with the increase in the performance of cassava crackers, the selling value increases. In an effort to achieve competitive advantage, it is necessary to differentiate products through innovation, including product and process innovation. Keywords: Competitive Advantage, Cassava Crackers, Inovation, Technopreneurship.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Wirawan, Wirawan, Lorine Tantalu, and Gatut Suliana. "Efektivitas Daun Singkong (Manihot esculenta) Var. Malang 1 Sebagai Pereduksi Kadar Formalin Pada Udang Putih (Pennaeus vannamei)." Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 17, no. 3 (2018): 170. http://dx.doi.org/10.25181/jppt.v17i3.305.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Setiawan, Putri Alissa, Dina Rahmawanty, and Destria Indah Sari. "Formulasi dan Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Serum Wajah Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta) dengan Variasi Konsentrasi Xanthan Gum." Jurnal Pharmascience 10, no. 2 (2023): 394. http://dx.doi.org/10.20527/jps.v10i2.15214.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Mulyasari, Mulyasari, Widanarni Widanarni, M. Agus Suprayudi, M. Zairin Junior, and M. Tri Djoko Sunarno. "Seleksi dan Identifikasi Bakteri Selulolitik Pendegradasi Daun Singkong (Manihot esculenta) yang Diisolasi dari Saluran Pencernaan Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 10, no. 2 (2015): 111. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v10i2.271.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Megawati, Sefi, Nur’aini Nur’aini, and Dewi Kurniasih. "UJI EFEKTIVITAS GEL EKSTRAK ETANOL 96% DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz.) PADA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT KELINCI JANTAN GALUR New Zealand White." Jurnal Farmagazine 7, no. 1 (2020): 1. http://dx.doi.org/10.47653/farm.v7i1.159.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Sulaiman, Arif, Imelda Hotmarisi Silalahi, Anis Shofiyani, Ari Widiyantoro, and Harlia Harlia. "ENERGI CELAH-PITA MATERIAL TiO2/KOMPLEKS LOGAM-KLOROFIL (M=Zn2+, Co2+) DARI DAUN SINGKONG (Manihot esculenta crant) (BANDGAP ENERGY OF MATERIAL OF TiO2/METAL-CHLOROPHYLL COMPLEX (M= Zn2+, Co2+) FROM CASSAVA LEAVES (Manihot esculenta crant))." Indonesian Journal of Pure and Applied Chemistry 5, no. 1 (2022): 1. http://dx.doi.org/10.26418/indonesian.v5i1.49364.

Full text
Abstract:
Synthesis and characterization of TiO2 films sensitized with chlorophyll and metal-chlorophyll complex (M=Zn2+, Co2+) were carried out. Chlorophyll isolated from cassava leaves shows absorption peaks on the UV-Vis spectra in the Soret band area (415 nm) and Q band area (665 nm). The metal-chlorophyll complex was prepared from the reaction of the isolated chlorophyll and ZnCl2 (for Zn2+-chlorophyll); CoCl2.6H2O (for Co2+-chlorophyll) under reflux condition at 65 ºC with a mole ratio of 1:1. The UV-Vis spectra of the isolated products showed a hypsochromic shift to 410 nm and 660 nm for Zn2+-chlorophyll whereas the spectrum of the Co2+-chlorophyll product demonstrated the shifts to 403 nm and 661 nm. These hypsochromic shifts are proposed to be a metal-to-ligand charge transfer (MLCT) transition as a result of chlorophyll metalation. The FTIR spectra of chlorophyll and metal-chlorophyll complexes have a similar pattern despite changes in the absorption of vibrational energy in several functional groups. The absorption of the C=N group shifted from 1372 cm-1 to 1368 cm-1 for both of the complexes, the C=C group of aromatic shifted from 1451 cm-1 to 1447 cm-1 (Zn2+-chlorophyll) and from 1451 cm-1 to 1445 cm-1 (Co2+-chlorophyll), and the C=O group of ketones shifted from 1627 cm-1 to 1645 cm-1 (Zn2+-chlorophyll) and from 1627 cm-1 to 1646 cm-1 (Co2+-chlorophyll). The shift pattern of the absorption peaks on the FTIR spectra indicates the coordination of metal ions towards the N atom in the pyrrole ring in the porphyrin structure of the chlorophyll. When the isolated chlorophyll as well as the chlorphyll complexes was sensitized on the surface of TiO2, variation of bandgap energy was observed. The calculation using the Tauc Plot method resulted in the bandgap energy of films of TiO2 at 3.20 eV, TiO2/chlorophyll at 2.97 eV, TiO2/Zn2+-chlorophyll at 2.87 eV, and TiO2/Co2+-chlorophyll at 2.90 eV
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Harfinda, Hanum, Rinidar Rinidar, T. Armansyah, Sugito Sugito, Mustafa Sabri, and Winaruddin Winaruddin. "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG JALOH (Salix tetrasperma Roxb) DAN SERBUK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN AYAM BROILER (Effect of Willow (Salix tetrasperma Roxb) Bark Extract and Cassava (Manihot esculenta Crantz) Leaf Powder Supplementation on Weight Gain of Broiler Chickens)." Jurnal Medika Veterinaria 10, no. 1 (2016): 51. http://dx.doi.org/10.21157/j.med.vet..v10i1.4039.

Full text
Abstract:
This study’s purpose is to determine the effect of supplementation of willow bark extract (1000 mg/L) in drinking water and 15% cassava leaf powder in feed on broiler weight gain. This study was designed using completely randomized design (CRD) in which 20 broiler chickens were divided into four treatment groups with five broiler per each treatment. Control group (P0) was only given commercial feed, P1 (commercial feed + cassava leaf powder), P2 (commercial feed + willow bark extract), and P3 (commercial feed + cassava leaf powder and willow bark extract). Data were analyzed using analysis of variance and followed by Duncan test. The results showed that P2 significantly different (P<0.01) compare to P0 and P3, and different (P>0.05) from P1. Group P1 was different (P<0.05) from group P3, but P3 showed no significant different (P>0.05) to P0 on weight gain. whereas feed intake was similar among treatments, however food conversion was differ among treatments. In conclusion, combination of willow bark extract and cassava leaf powder could not increase broiler chickens weight gain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Syamsuri, Aulia Ikhsan, M. Wahyu Alfian, Vivaldy Phaza Muharta, Akhmad Taufiq Mukti, Kismiyati Kismiyati Kismiyati, and Woro Hastuti Satyantini. "TEKNIK PEMBESARAN IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI BALAI PENGEMBANGAN DAN PEMACUAN STOK IKAN GURAME DAN NILEM (BPPSIGN) TASIKMALAYA, JAWA BARAT." Journal of Aquaculture and Fish Health 7, no. 2 (2018): 57. http://dx.doi.org/10.20473/jafh.v7i2.11247.

Full text
Abstract:
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan salah satu ikan endemik Indonesia khususnya daerah Jawa Barat yang hidup di perairan tawar. Ikan nilem memiliki ciri yang hampir serupa dengan ikan mas, dikarenakan ikan tersebut masih satu famili dengan ikan mas. Keunggulan dari ikan nilem bukan hanya dari hal gizi, namun juga dikarenakan harga ikan yang sangat terjangkau bagi masyarakat dan ikan ini sangat digemari oleh masyarakat di daerah Jawa Barat. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok Ikan Gurame dan Nilem Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 23 Januari sampai 23 Februari 2017. Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang adalah dengan cara mengikuti langsung kegiatan pembesaran ikan nilem dimulai dari persiapan kolam, penyediaan air budidaya, sumber air yang dipakai dan penebaran benih ikan nilem di Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok Ikan Gurame dan Nilem Tasikmalaya, Jawa Barat. Hasil Praktek Kerja Lapang tentang teknik pembesaran ikan nilem adalah dimulai dari persiapan kolam, pada bagian kolam dilakukan pembersihan kolam, pembalikan tanah, pengeringan kolam yang dilakukan selama 5 – 7 hari, selanjutnya dilakukan penggaraman dan pengapuran dengan perbandingan 1:1 serta dosis masing-masing 75-100 gram/m2 dan dibiarkan selama 5 hari. Selanjutnya, air dialirkan dari bak filter ke kolam sampai ketinggian 100-120 cm. Penebaran benih ikan nilem dilakukan pada pagi hari untuk menghindari stress ikan. Benih ikan diperoleh dari balai itu sendiri, dengan ukuran 5-6 cm pada fase pendederan ketiga. Pakan diberikan sebanyak dua kali sehari yaitu pada waktu pagi dan sore hari dengan dosis masing-masing 1,45 kg/pemberian. Sumber air yang digunakan pada kolam pembesaran ikan nilem berasal dari saluran irigasi sungai Cipakat dan sumur bor digunakan pada musim kemarau. Parameter kualitas air diukur setiap satu minggu sekali. Suhu rata-rata untuk ikan nilem antara 23,140 C – 27,730 C, pH rata-rata 6,22 dan DO rata-rata 5,45 mg/l. Pada saat praktek kerja lapang tidak dilakukan pergantian air kolam dikarenakan, kondisi bahan organik tergolong tidak berlebihan, sehingga tidak mengakibatkan kematian pada ikan. Hal tersebut disebabkan kepadatan ikan yang dipelihara tidak tinggi dalam satu kolam. Pencegahan hama dan penyakit ikan nilem dilakukan dengan pemberian tanaman babadotan (Ageratum conyzoides) dan jarong (Achyranthes aspera) pada proses persiapan kolam serta pemberian daun sente (Alocasia macrorrhiza) dan daun singkong (Manihot esculenta) pada saat terjadi kematian mendadak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Mislah, A., S. Suharti, and I. Wijayanti. "Karakteristik produk dan efektivitas enkapsulasi bakteri pendegradasi asam sianida (HCN)." Jurnal Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan 16, no. 2 (2018): 20. http://dx.doi.org/10.29244/jintp.16.2.20-26.

Full text
Abstract:
ABSTRAK<br /><br />Daun singkong pahit (Manihot esculenta)memiliki kandungan antinutrisi berupa asam sianida (HCN) yang tinggi, namun HCN dapat di degradasi dengan bakteri rumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteristik produk dan efektivitas enkapsulasi bakteri pendegradasi sianida dengan masa simpan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 14, 21, 28 hari) pada suhu ruang. Peubah yang diamati adalah karakteristik produk dan viabilitas bakteri pendegradasi sianida terenkapsulasi. Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam (ANOVA) menggunakan program SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh terhadap perubahan warna dan bentuk dari produk hasil enkapsulasi. Penyimpanan produk enkapsulasi bakteri pendegradasi sianida selama 3 hari tidak mempengaruhiviabilitas bakteri dibandingkan kontrol. Namun demikian semakin lama penyimpanan produk enkapsulasi bakteri sampai hari ke 28 nyata menurunkan (P<0.05) viabilitas bakteri.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan teknik enkapsulasi dapat mempertahankan viabilitas bakteri pendegradasi sianida.<br /><br />Kata kunci: bakteri pendegradasi sianida, karakteristik produk, penyimpanan,viabilitas<br /><br />ABSTRACT<br /><br />Bitter cassava leaves have high antinutrients in the form of cyanide acid (HCN), but HCN can be degraded with rumen bacteria. This research aimed to observe the product characteristics and the effectivity of cyanide degradation bacteria capsulation with different length of storages (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 14, 21, 28 days)in the room temperature. The observed variables were product characteristics and viability of cyanide degrading bacteriacapsulation. The data obtained were analyzed by Analysis of variance (ANOVA) using SPSS 16.0 program. The results showed that storages duration affected the color and shape of cyanide degradation bacteria capsulation products. The storage of capsulated HCN degrading bacteria up to 3 days did not affect the viability of bacteria compared to the control treatment. However, the longer storage of capsulated bacteria up to 28 days, significant decreased (P<0.05) the viability of the bacteria. It is concluded that capsulation of cyanide degrading bacteria could maintain the viability of bacteria.<br /><br />Keywords: cyanide degradation bacterial, product characteristics, storage, viability
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography