To see the other types of publications on this topic, follow the link: Diskrepanser.

Journal articles on the topic 'Diskrepanser'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Diskrepanser.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Hansen, Julie. "En flerspråkig värld på svenska. Språkliga diskrepanser i Zinaida Lindéns roman För många länder sedan." Edda 107, no. 03 (2020): 211–23. http://dx.doi.org/10.18261/issn.1500-1989-2020-03-07.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Wrabetz, Petra. "EKG-Befund mit diskrepanter Klinik." Sport- und Präventivmedizin 39, no. 2 (2009): 42–43. http://dx.doi.org/10.1007/s12534-009-0039-5.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Daseking, Monika, Franz Petermann, and Hans-Christian Waldmann. "Der allgemeine Fähigkeitsindex (AFI) – eine Alternative zum Gesamt-Intelligenzquotienten (G-IQ) des HAWIK-IV?" Diagnostica 54, no. 4 (2008): 211–20. http://dx.doi.org/10.1026/0012-1924.54.4.211.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung. Die Veränderungen in der Struktur der Wechsler-Skalen (Verzicht auf die Einteilung in Verbal- und Handlungsteil, inhaltliche Neuorientierung der Indizes, neue Untertests) ziehen Fragen zur Interpretation des Gesamt-IQ bei hohen Unterschieden auf Indexebene nach sich. Als Alternative kann dabei der Allgemeine Fähigkeitsindex (AFI) angegeben werden, der aus den Leistungen in den sechs Untertests der Indizes Sprachverständnis und Wahrnehmungsgebundenes Logisches Denken gebildet wird. Es werden die Normtabellen zum AFI bereitgestellt. Unter Berücksichtigung der Einflussvariable IQ-Bereich wurden Analysen zu Diskrepanzen zwischen AFI und Gesamt-IQ vorgenommen, wobei gleichzeitig die Richtung der Differenz zwischen den beiden Indexpaaren SV/WLD sowie AGD/VG berücksichtigt wurde. Im oberen Leistungsbereich (IQ > 120) treten deutlich häufiger positive Differenzen in hoher Ausprägung zwischen beiden Indexpaaren (SV/WLD > AGD/WMI) auf, große negative Differenzen dagegen eher in den unteren Bereichen der IQ-Verteilung. Die Wiedergabe des Gesamt-IQ stellt für hochbegabte Kinder daher häufig keine angemessene Lösung dar. Insbesondere sollten Gesamt-IQ-Werte, denen stark diskrepante Index-Werte zugrunde liegen (≥ 23 IQ-Punkte = 1.5 SD), nicht oder nur eingeschränkt interpretiert werden.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Markowitsch, Hans J. "Neurowissenschaftliche Ergänzungen zur möglichen Erklärung diskrepanter kognitiver Ergebnisse." Psychologische Rundschau 51, no. 4 (2000): 209–10. http://dx.doi.org/10.1026//0033-3042.51.4.209.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sarker, Partha Pratim. "Soziale Ungleichheiten als Ursprung technologischer Diskrepanzen." Schweizerisches Jahrbuch für Entwicklungspolitik, no. 22-2 (November 1, 2003): 37–39. http://dx.doi.org/10.4000/sjep.524.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Schneider, P., and Y. Mekler-Lupolover. "Diskrepanzen zwischen klinischen und fluoreszenzangiographischen Diagnosen." Klinische Monatsblätter für Augenheilkunde 192, no. 05 (1988): 495–97. http://dx.doi.org/10.1055/s-2008-1050164.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Heinemann-Grüder, Andreas. "Regionale Diskrepanzen in Russland: Politisch verursacht." Russland-Analysen, no. 275 (April 11, 2014): 5–9. http://dx.doi.org/10.31205/ra.275.01.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Geriani, Ida Ayu Komang, Ni Ketut Suarni, and Ni Made Sri Mertasari. "ANALISIS MODEL DISKREPANSI TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BINTARA POLRI DI SPN SINGARAJA TAHUN ANGGARAN 2017/2018." Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia 9, no. 1 (2019): 13–24. http://dx.doi.org/10.23887/jpepi.v9i1.2803.

Full text
Abstract:
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendiskrepansi terkait Program Pendidikan Pembentukan Bintara Polri dan untuk mengetahui penyebab terjadinya diskrepansi. Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif dengan model diskrepansi. Populasi penelitian ini adalah Kepala SPN dan Tenaga Pendidik di SPN Singaraja. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan wawancara sebagai tindak lanjut untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya diskrepansi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) diskrepansi yang terjadi terkait variabel latar belakang Program Pendidikan Pembentukan Bintara Polri dengan sebesar 6,431 dengan kategori kecil; (2) diskrepansi yang terjadi terkait variabel masukan Program Pendidikan Pembentukan Bintara Polri sebesar 17,36 dengan kategori kecil; dan (3) diskrepansi yang terjadi terkait variabel pelaksanaan pembelajaran Program Pendidikan Pembentukan Bintara Polri sebesar 19,96 dengan kategori kecil; (4) diskrepansi yang terjadi terkait variabel lulusan dalam Program Pendidikan Pembentukan Bintara Polri sebesar 13,41, dengan kategori sangat kecil. Kata kunci: diskrepansi, evaluasi, Program Pendidikan Pembentukan Bintara Polri AbstractThis study aimed to determine the amount of discrepancies related to the implementation Education Program Formation of NCO officer and to determine the factors that hinder the occurrence of discrepancy. This research was an evaluative research with discrepancy model. The population of this research were headmaster and teachers at SPN Singaraja. The research sample were determined by using purposive random sampling technique. The data were collected by using learning observation sheet and interview as a follow-up to know the causative factor of discrepancy. The data of this research were analyzed by using quantitative descriptive analysis technique. The results showed that: (1) the discrepancy that occurred related to the context variables of Education Program Formation of NCO officer is 16,43 with small category; (2) the discrepancy that occurred related to the input variables of Education Program Formation of NCO officer is 17,36 with the small category; and (3) the discrepancy that occurred related to the process of Education Program Formation of NCO officer is 19,96 with a small category; (4) the discrepancy that occurred related to the output variables of learning Education Program Formation of NCO officer is 13,41 with a very small category. Keywords : discrepancy, evaluation, scien Education Program Formation of NCO officer
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Zoder, W., G. Eisenhart, and K. Wangerin. "Therapie transversaler Diskrepanzen in der orthognathen Chirurgie." Der MKG-Chirurg 4, no. 3 (2011): 160–70. http://dx.doi.org/10.1007/s12285-011-0211-9.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Sumarno, Isi Mularsih, Djoti Atmojo, Aris Sunandar, and Sri Rachmani. "Analisis Laporan Hasil Survei Akreditasi Rumah Sakit Untuk Pelayanan Kefarmasian Dan Penggunaan Obat." Journal of Hospital Accreditation 3, no. 2 (2021): 71–74. http://dx.doi.org/10.35727/jha.v3i2.95.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Keberhasilan survei akreditasi dipengaruhi penyusunan laporan yang baik dari surveyor. Jumlah surveyor KARS yang cukup banyak dapat menimbulkan variasi dalam penyusunan laporan hasil survei. Saat ini evaluasi laporan survei surveyor dilakukan melalui mekanisme kontrol yang dilakukan para konselor. Evaluasi keseluruhan hasil laporan survei surveyor belum pernah dilakukan, termasuk pada layanan kefarmasian dan penggunaan obat yang merupakan pelayanan esensial dalam penanganan pasien.
 Tujuan: Melakukan analisis kualitas laporan hasil survei akreditasi rumah sakit yang dilakukan surveyor pada bab Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO).
 Metode: Penelitian observasional retrospektif dilakukan menggunakan data sekunder KARS dengan total 1.037 laporan hasil survei reguler tahun 2019. Sampel diambil sebesar 10% secara purposive stratified random sampling. Terdapat lima variabel yang dievaluasi untuk menilai kualitas laporan hasil survei, yaitu: ketepatan waktu penyampaian laporan, ketepatan pemberian nilai, ketepatan penulisan fakta dan analisis, ketepatan penulisan rekomendasi, dan kejadian diskrepansi antara surveyor dan konselor. Analisis dilakukan secara deskriptif.
 Hasil: Laporan hasil survei menunjukkan hasil 59% tepat waktu, 71% tepat pemberian nilai, 49,5% tepat penulisan fakta dan analisis, dan 41% tepat penulisan rekomendasi. Diskrepansi antara surveyor dan konselor terjadi sebesar 17%, dan diantaranya terbanyak (68%) merupakan diskrepansi rekomendasi, 25% diskrepansi nilai, dan 7% diskrepansi fakta dan analisis.
 Kesimpulan: Kualitas laporan hasil survei akreditasi untuk bab PKPO masih belum memadai, dan oleh karenanya perlu dilakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitasnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Hausner, Karl Heinz, Michael Heinrich, and Carl Huelgas. "Diskrepanzen in Finanzkraft und Besoldung nach der Föderalismusreform." Wirtschaftsdienst 95, no. 10 (2015): 671–77. http://dx.doi.org/10.1007/s10273-015-1885-9.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

ASHARI, ASMA, ASMAK SHAARI, KHAIRIL AZNAN MOHAMED KHAN, and ASMA ALHUSNA ABANG ABDULLAH. "Intermaxillary Tooth Size Discrepancies and Its Effect on Orthodontic Treatment Outcome." Jurnal Sains Kesihatan Malaysia 19, no. 02 (2021): 65–72. http://dx.doi.org/10.17576/jskm-2021-1902-09.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Pravitayani, Luh Gede Gellyna, Nyoman Dantes, and I. Made Candiasa. "EVALUASI DISKREPANSI TERHADAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN KELAS V SD DI KECAMATAN DENPASAR BARAT." Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia 9, no. 1 (2019): 25–34. http://dx.doi.org/10.23887/jpepi.v9i1.2805.

Full text
Abstract:
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui diskrepansi pendekatan saintifik terkait implementasi pendekatan saintifik pada muatan pelajaran matematika tema organ tubuh manusia dan hewan kelas V SD di Kecamatan Denpasar Barat. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan model diskrepansi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru kelas V SD Negeri di Kecamatan Denpasar Barat yang terdiri dari 8 gugus dan terdapat 55 sekolah. Sampel ditentukan dengan teknik Multistage Random Sampling dalam 3 tahap. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner persepsi guru, lembar observasi pembelajaran berpendekatan saintifik, dan dokumentasi untuk mengetahui hasil belajar matematika. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskripyif kuantitatif dan analisis korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) diskrepansi yang terjadi terkait perencanaan pembelajaran berpendekatan saintifik sebesar 32,28 tergolong kategori kecil; (2) diskrepansi yang terjadi terkait pelaksanaan pembelajaran berpendekatan saintifik sebesar 32,79 tergolong kategori kecil; (3) diskrepansi yang terjadi terkait penilaian pembelajaran berpendekatan saintifik sebesar 34,74 tergolong kategori kecil; (4) diskrepansi yang terjadi terkait implementasi pembelajaran berpendekatan saintifik sebesar 33,27 tergolong kategori kecil; (5) persepsi guru tentang pendekatan saintifik sebesar 74,71 dengan kategori baik; (6) rata-rata nilai matematika tema organ tubuh manusia dan hewan sebesar 67 dengan kategori baik, dan; (7) tidak terdapat kontribusi antara kualitas pengelolaan proses pembelajaran berpendekatan saintifik dengan hasil belajar matematika tema organ tubuh manusia dan hewan kelas V SD di Kecamatan Denpasar Barat, dengan kategori korelasi sangat rendah.Kata Kunci: evaluasi, diskrepansi, pendekatan saintifik AbstractThis study aims to determined the magnitude of discrepancy scientific approach on the mathematics subjects of human and animal organs theme at grade 5th elementary school in West Denpasar Sub-district. This research was evaluative research with discrepancy model. The population in this research was the grade 5th (fifth) teachers of elementary school in West Denpasar Sub-district which cinsist of 8 clusters and 55 school. The sample were determined by Multistage Random Sampling technique in three stages. Data were collected by using teacher perception questionnaire, observation sheet of the scientific approach, and documentation to find out the results of mathematics learning. Data were analyzed by using quantitative descriptive analysis technique and product moment correlation analysis. The result of this study indicated indicated (1) the discrepancy thatoccurs related to the learning plan of scientific approaches is about 32,28 with small category; (2) discrepancy that occurs related to implementation of science-based learning is about 32,79 with small category; (3) discrepancy related to the assessment of the scientific approach learning amouted to 34,74 in the small category; (4) the discrepancy that occured related to the implementation of science based learning approaches amouted to 33,27 to small category; (5) the teachers perception abaout the scientific approach is 74,71 with good category; (6) the average mathematical value on the theme of human and animal organs of 67 in the medium category, and; (7) there is no contribution between the quality of management learning process of scientific approach with the result of mathematics learning on the theme human and animal organs in West Denpasar Sub-distric, with very low correlation categories. Keywords: Evaluation, discrepancy, scientific approach
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Saalmann, Dieter. "Affinitäten und Diskrepanzen zwischen Rainer Maria Rilke und Nicolas Born." Orbis Litterarum 40, no. 2 (1985): 125–44. http://dx.doi.org/10.1111/j.1600-0730.1985.tb00829.x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Advani, Najib, and Lucyana Alim Santoso. "Diskrepansi Nilai CRP dan LED pada Fase Akut Penyakit Kawasaki." Sari Pediatri 19, no. 6 (2018): 307. http://dx.doi.org/10.14238/sp19.6.2018.307-10.

Full text
Abstract:
Latar belakang. Dasar diagnosis penyakit Kawasaki (PK) yang ditetapkan oleh konsensus American Heart Association (AHA) 2004 dan 2017 berdasarkan gejala dan tanda klinis, serta ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium, di antaranya reaktan fase akut, seperti CRP (C reactive protein) dan LED (laju endap darah) yang umumnya meningkat pada fase akut. Penelitian sebelumnya mendapatkan adanya perbedaan nilai (diskrepansi) antara keduanya. Tujuan. Untuk mengetahui apakah pada fase akut PK cukup diperiksa CRP atau LED atau keduanya.Metode. Penelitian retrospektif yang melibatkan 1163 subjek PK secara konsekutif selama 1 April 2000 sampai dengan 31 Mei 2017.Terdapat 741 subjek yang memenuhi syarat kelengkapan semua data. Nilai potong yang digunakan untuk peningkatan CRP adalah > 30 mg/dl, dan LED >40 mm. Hasil. Terdapat dikrepansi antara nilai CRP dan LED pada 30,8% subjek yang artinya nilai CRP meningkat sedangkan LED normal atau sebaliknya.Kesimpulan. C reactive protein maupun LED perlu diperiksa bersamaan pada fase akut PK.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Hölbling, Catrin. "E-Health-Gesetz: Am Patienten vorbei." kma - Klinik Management aktuell 23, no. 04 (2018): 34–35. http://dx.doi.org/10.1055/s-0036-1595139.

Full text
Abstract:
Das E-Health-Gesetz will u. a. den Kontakt zwischen Ärzten und Patienten via Internet fördern. Doch die angestrebten Lösungen der Politik decken sich nicht immer mit den Wünschen der Patienten. Eine Studie offenbart erhebliche Diskrepanzen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Buchhart, Susann. "Umfrage zum Klinikeinkauf: Die Diskrepanz zwischen Anforderung und Know-how." Klinik Einkauf 01, no. 04 (2019): 26–28. http://dx.doi.org/10.1055/s-0039-3401488.

Full text
Abstract:
Was muss ein Klinikeinkäufer können? Welche Kompetenzen fehlen? Und wie bewerten Klinikgeschäftsführer die Qualifikationen in den Einkaufsabteilungen ihrer Klinik? Die Online-Umfrage von consus clinicmanagement zeigt, welche Diskrepanzen es zwischen Anforderungen, Ausbildung und Fortbildungen aktuell gibt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Ramadhan, Andrian Fadhlillah, Gita Gayatri, and Yuliawati Zenab. "Hubungan antara diskrepansi ukuran gigi anterior rahang atas dan rahang bawah terhadap profil jaringan lunak wajah berdasarkan analisis BoltonThe correlation between maxillary and mandibular anterior size discrepancy and soft tissue facial profile based on Bolton analysis." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 32, no. 2 (2020): 132. http://dx.doi.org/10.24198/jkg.v32i2.26980.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Diskrepansi ukuran gigi dan profil wajah merupakan dua faktor yang membantu dalam proses penegakan diagnosis dan penentuan rencana perawatan ortodonti. Pengukuran diskrepansi ukuran gigi dapat dilakukan dengan analisis Bolton, analisis ini dapat menunjukkan rasio lebar mesiodistal antara gigi pada maksila dan gigi pada mandibula. Profil wajah dapat digunakan sebagai guideline dalam menentukan estetik wajah yang ingin dicapai setelah perawatan. Tipe profil wajah dapat diinterpretasi dari hasil fotografi ekstraoral, pada penelitian ini analisis Bolton yang dilakukan hanya meliputi rasio anterior saja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara diskrepansi ukuran gigi rahang atas dengan ukuran gigi rahang bawah berdasarkan analisis Bolton terhadap profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Metode: Penelitian analitik observasional diawali dengan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dan didapatkan 50 orang sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2016 kemudian dilakukan analisis rasio anterior Bolton pada model studi dan interpretasi hasil foto profil ekstraoral. Uji korelasi Pearson dilakukan untuk mengetahui korelasi dari kedua variabel tersebut. Hasil: Rata-rata anterior ratio dari 50 orang sampel sebesar 79,53% ±2,61 dengan profil wajah lurus sebanyak 33 orang (66%) dan profil wajah cembung sebanyak 17 orang (34%) dengan rata-rata derajat konveksitas 172,11°. Uji korelasi Pearson menghasilkan nilai p-value (0,896) yang lebih besar dari α=0,05. Tidak ada korelasi yang signifikan antara diskrepansi ukuran gigi dan profil wajah. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara diskrepansi ukuran gigi dan profil wajah.Kata kunci: Analisis Bolton, diskrepansi ukuran gigi, profil wajah. ABSTRACTIntroduction: Tooth size discrepancy and facial profile are two crucial factors for helping diagnosis and treatment planning of orthodontic treatment. Bolton analysis could measure tooth size discrepancy; and the analysis result shows the ratio of mesiodistal width between maxillary and mandibular teeth. The facial profile could be used as a guideline for aesthetic result in orthodontic treatment. The facial profile can be analysed from an extraoral profile photograph. In this research, we only calculate the anterior ratio of the sample. The purpose of this study was to determine the correlation between maxillary and mandibular anterior size discrepancy and soft tissue facial profile of the students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran based on Bolton analysis. Methods: The research was conducted with observational analytic methods. The sampling method was conducted using the purposive sampling method, which resulted in 50 samples taken from students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran batch 2016. Analysis of the sample’s anterior ratio was measured on the study cast with Bolton analysis and interpretation of the extraoral profile photograph. Both variables (tooth size discrepancy and facial profile type) were then analysed with Pearson’s correlation test to determine the correlation between the two variables. Results: The average anterior ratio from 50 samples was 79.53% ± 2.61, and the most common facial profile type was straight/orthognathic, which was found in 33 samples (66%) followed by convex in 17 samples (34%) with average facial convexity was 172.11°. The result of Pearson’s correlation test showed that the p-value was 0.896, which was higher than α = 0.05. There was no significant correlation between tooth size discrepancy and soft tissue facial profile. Conclusion: There is no correlation between tooth size discrepancy and soft tissue facial profile.Keywords: Bolton analysis, tooth size discrepancy, facial profile.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Weidner, J., and J. Klewer. "Diskrepanzen der zeitlichen Bemessung für Hilfen bei den Verrichtungen der Grundpflege." HeilberufeScience 5, no. 3 (2013): 75–80. http://dx.doi.org/10.1007/s16024-013-0212-x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Franzen, Katharina, Rebekka Lenssen, Ulrich Jaehde, and Albrecht Eisert. "Medication Reconciliation – Theorie und Praxis." Therapeutische Umschau 71, no. 6 (2014): 335–42. http://dx.doi.org/10.1024/0040-5930/a000521.

Full text
Abstract:
Im Rahmen des WHO Projektes „High5s Action on Patient Safety“ wird „Medication Reconciliation“ an derzeit elf deutschen Kliniken implementiert. Ziel des High5s-Projektes ist es, innerhalb von fünf Jahren in fünf Ländern, fünf schwerwiegende Patientensicherheitsprobleme messbar, signifikant und anhaltend zu senken. Hierzu zählt unter anderem die Sicherstellung der richtigen Medikation bei Übergängen im Behandlungsprozess (Medication Reconciliation). Medication Reconciliation ist der systematische Abgleich der bestehenden Medikation eines Patienten mit der stationären Verordnung. Durch die nationale Koordinierungsstelle wurde hierfür eine standardisierte Handlungsempfehlung übersetzt und adaptiert. Hier wird sowohl die Implementierung als auch das Vorgehen im Medication Reconciliation Prozess strukturiert dargestellt. Der Medication Reconciliation Prozess gliedert sich in drei Teile. Zunächst wird eine bestmögliche Arzneimittelanamnese erfasst, anschließend erstellt der Arzt anhand dieser seine Aufnahmeverordnung und es erfolgt im letzten Schritt ein Abgleich der bestmöglichen Arzneimittelanamnese mit der Aufnahmeverordnung. Hierbei aufgetretene Diskrepanzen werden mit dem behandelten Arzt besprochen und geklärt. Der Erfassung der bestmöglichen Arzneimittelanamnese kommt hierbei eine besondere Rolle zu, da diese den Patienten während des gesamten Krankenhausaufenthaltes begleitet und an jeder Schnittstelle erneut zu Rate gezogen wird. Die praktische Umsetzung von Medication Reconciliation bedarf meist einer umfangreichen Umstellung der aktuellen Verordnungsbögen bzw. Verordnungssoftware und stellt somit für viele Kliniken eine große Herausforderung dar. Dennoch war es in den Niederlanden möglich, die Zahl an unbeabsichtigten Diskrepanzen um bis zu 90 % zu senken. Auch eine deutsche Klinik erzielt mit einer Reduktion der Diskrepanzen um ca. 77 % erste positive Ergebnisse. Des Weiteren wird der Nutzen von Medication Reconciliation für die Sicherheit des Patienten derzeit anhand klinisch-relevanter Endpunkte in einer weiteren Studie evaluiert.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Kuswardani, Kuswardani, and Nena Rachmawati. "DISKREPANSI DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA TELAAH TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN KEKERASAN TERHADAP ANAK." Jurnal Surya Kencana Satu : Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan 10, no. 2 (2020): 150. http://dx.doi.org/10.32493/jdmhkdmhk.v10i2.5464.

Full text
Abstract:
Fokus kajian dalam tulisan ini adalah menjelaskan diskrepansi putusan pengadilan dalam kasus yang sama yaitu kasus kekerasan terhadap anak dalam bentuk pembuangan bayi. Putusan pengadilan yang menjadi kajian adalah putusan Pengadilan Negeri Surakarta dan Putusan Pengadilan Negeri Bangli. Makalah ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan normatif, atau disebut dengan penelitian hukum normatif/doktrinal. Hasil kajian menunjukkan bahwa ada diskrepansi atau perbedaan antara dua putusan itu. Perbedaan disebabkan bahwa perbuatan pelaku berbeda, meskipun bahwa kedua kasus itu adalah sama (pembuangan bayi). Pada putusan PN Surakarta perbuatan pelaku dengan kualifikasi penelantaran anak, sedangkan pada putusan PN Bangli kualifikasi perbuatan pelaku adalah kekerasan terhadap anak yang menyebabkan mati. Oleh karena itu pasal–pasal yang menjadi dasar hukum pun berbeda, meskipun diatur dalam undang – undang yang sama, yaitu UU No 35/2014 tentang Perubahan atas UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Ariasa, I. Wayan, AAIN Marhaeni, and Ni Ketut Widiartini. "ANALISIS DISKREPANSI PELAKSANAAN LAYANAN TUPOKSI BAGIAN DAN SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN BIRO AKPK UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SESUAI DENGAN PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 14 TAHUN 2016." Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia 9, no. 2 (2019): 70–78. http://dx.doi.org/10.23887/jpepi.v9i2.2883.

Full text
Abstract:
AbstrakPenelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui dan mendeskripsikan diskrepansi pelaksanaan layanan tupoksi Bagian dan Sub Bagian di lingkungan Biro AKPK Universitas Pendidikan Ganesha sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016, 2) untuk mengetahui tingkat diskrepansi pelaksanaan layanan tupoksi Bagian dan Sub Bagian di lingkungan Biro AKPK Universitas Pendidikan Ganesha sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ex-post facto dengan populasi 35 orang pejabat struktural dan staf yang bertugas di rektorat pada Biro AKPK Universitas Pendidikan Ganesha. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis data menggunakan statistik non-parametrik yaitu Uji Jenjang - Bertanda Wilcoxon. Hasil analisis data menunjukkan secara keseluruhan terdapat diskrepansi/kesenjangan dengan kategori Sangat Kecil (SK) dengan persentase skor rata-rata sebesar 92,06 %, dan besar beda -7,93, bertanda negatif (-) pada pelaksanaan layanan tupoksi Bagian dan Sub Bagian di lingkungan Biro AKPK Universitas Pendidikan Ganesha sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016. Kata kunci: diskrepansi, layanan, tupoksiAbstractThis study aimed at 1) to find out and describe the discrepancy in in the services implementation of Tupoksi Section and Sub Division in the AKPK Bureau at Ganesha University of Education in accordance with Permenristekdikti No. 14 of 2016 , 2) determining discrepancy and degree of discrepancy in the services implementation of Tupoksi Section and Sub Division in the AKPK Bureau at Ganesha University of Education in accordance of Permenristekdikti Number 14 of 2016. The study used an ex-post facto study design with a population of 35 structural officials and on duty staff of AKPK Bureau at the rectorat in Ganesha University of Education. This research was quantitative descriptive research. The sampling technique used total sampling. Data collection was done by questionnaire. Data analysis used non-parametric statistics namely Level Test - Signed Wilcoxon. The results of data analysis showed that overall there was a discrepancy / gap with the Very Small (SK) category with an average score score of 92.22%, and a large percentage difference of 7.77%, marked negative (-) in the implementation of Tupoksi Section and Sub Division in the AKPK Bureau at Ganesha University of Education in accordance with Permenristekdikti Number 14 of 2016. Key words: discrepancy, service, tupoksi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Burger, Frank, Sebastian Koob, Maren Walgenbach, Sonja Parbs, and Edmund A. M. Neugebauer. "Professionelle Kodierung in Orthopädie und Unfallchirurgie – Schnell verdientes Geld im Krankenhaus?" Gesundheitsökonomie & Qualitätsmanagement 23, no. 05 (2018): 267–72. http://dx.doi.org/10.1055/a-0577-1833.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungDas DRG-System (Diagnoses Related Groups) dient der Berechnung von Fallpauschalen, mit denen den Kliniken die stationären Behandlungen vergütet werden. Der erweiterte Arbeitsaufwand für die fachgerechte Durchführung erfordert zusätzliches Personal (Gesundheitsökonomen, Dokumentare). Bei der Codierung von Behandlungsprozeduren konnten Diskrepanzen zwischen den Eintragungen der behandelnden Ärzte und denen der Medizinökonomen festgestellt werden, die zu beträchtlichen Unterschieden hinsichtlich der Erlöse führten. Die vorliegende Untersuchung diente der Analyse dieser Diskrepanzen bezogen auf die im DRG-System vorgegebenen Fallbeschreibungen. Material und Methoden An einer Klinik für Orthopädie und Unfallchirurgie führten die behandelnden Ärzte und ein Gesundheitsökonom unabhängig voreinander Codierungen der Diagnosen und Behandlungsprozeduren nacheinander eingewiesener Patienten unter Einbeziehung der Berechnung von Erlösen durch. Die Dokumentationen wurden tabellarisch zusammengestellt, um Vergleiche und Berechnungen vornehmen zu können. Resultate Es wurden 295 Eintragungen gegenübergestellt. In 24,75 % der Fälle stimmten die Codierungen von Ärzten und Gesundheitsökonom überein. In den übrigen Fällen differierten die Eintragungen. Der durchschnittliche Unterschied bei den Erlösen betrug 3.552,29 (± 2947) Euro pro Abrechnungsfall. In 6 Fällen bewertete der Gesundheitsökonom den Erlös um mehr als 10 000,-€ höher als die Ärzte. Diskussion Die teilweise sehr diffizile DRG-Codierung wird von behandelnden Ärzten nur teilweise beherrscht. Es entstehen bedeutende Diskrepanzen bei den Fallbeurteilungen zu den Medizinökonomen, was auf ein ungenügendes Wissen über das DRG-System, eine fehlende Routine und begrenzte Zeitressourcen zurückzuführen ist. Die Notwendigkeit einer Kosteneffektivität bewirkt eine mehr ökonomisch ausgerichtete Patientenversorgung, wodurch das individuelle Arzt-Patientenverhältnis eingeschränkt werden muss. Begleiterkrankungen können zum Nachteil der Patienten unterschätzt werden. Es sollte angestrebt werden, dass behandelnde Ärzte und Gesundheitsökonomen durch regelmäßigen Informationsaustausch einen Modus finden, um bei der DRG-Zuordnung einen weitgehenden Konsens zu erzielen, der ärztliche und ökonomische Aspekte berücksichtigt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Andress, Reinhard. "Andrea Sahlmen: Das Vehikel der Imagination. Loests Erzählwerk als Reflexion innerdeutscher Diskrepanzen." GDR Bulletin 19, no. 2 (1993): 28–29. http://dx.doi.org/10.4148/gdrb.v19i2.1109.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Bauer, Annemarie. "Diskrepanzen und Kongruenzen: Das Dilemma des afrikanischen Kindes zwischen Familie und Schule." International Review of Education 32, no. 1 (1986): 33–53. http://dx.doi.org/10.1007/bf00599032.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Klicpera, Ch, and B. Gasteiger Klicpera. "Macht Intelligenz einen Unterschied? Rechtschreiben und phonologische Fertigkeiten bei diskrepanten und nichtdiskrepanten Lese/Rechtschreibschwierigkeiten." Zeitschrift für Kinder- und Jugendpsychiatrie und Psychotherapie 29, no. 1 (2001): 37–49. http://dx.doi.org/10.1024//1422-4917.29.1.37.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung: Etwa 1800 Kinder der 2. bis 4. Klasse Grundschule wurden nach ihrem Leistungsstand im Lesen und Rechtschreiben sowie ihrer nonverbalen Intelligenz in drei Gruppen geteilt: Kinder mit durchschnittlichen Leistungen, und Kinder mit schwachen Leistungen im Lesen und Rechtschreiben, die entweder in Diskrepanz zu ihrer durchschnittlichen bis guten Intelligenz standen oder mit ihr übereinstimmten. Die Leistungen dieser drei Gruppen im phonologischen Rekodieren und orthographischen Wissen wurden verglichen. Im phonologischen Rekodieren unterschieden sich Kinder mit spezifischen und unspezifischen Lese- und Rechtschreibschwierigkeiten kaum voneinander. Beide Gruppen wiesen aber wesentlich größere Schwierigkeiten auf als jüngere Kinder. Auf der anderen Seite zeigten die lese- und rechtschreibschwachen Kinder mit höherer Intelligenz einen gewissen Vorteil bei jenen Aufgaben, die besondere Anforderungen an das orthographische Wissen stellten. Allerdings waren diese Unterschiede nicht in allen Klassenstufen nachweisbar, sondern nahmen in den höheren Klassenstufen ab. Auch in den phonologischen Bewusstheitsaufgaben sowie bei anderen phonologischen Aufgaben zeigten sich deutliche Unterschiede zwischen durchschnittlichen und schwachen Schülern, aber kaum Unterschiede zwischen Kindern mit diskrepanten und nicht-diskrepanten Lese- und Rechtschreibschwierigkeiten.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Hardyanti, Winda. "Diskrepansi Kepuasan Pembaca Media Online Islam: Studi Komparatif Kesenjangan Kepuasan Membaca Situs eramuslim.com di Kalangan Dosen dan Mahasiswa di Malang." JURNAL SOSIAL POLITIK 3, no. 1 (2017): 180. http://dx.doi.org/10.22219/sospol.v3i1.4968.

Full text
Abstract:
AbstrakBerdasarkan hasil exploratory research yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan data awal bahwa kepuasan pembaca dalam membaca situs-situs Islam beraneka ragam. Dari beberapa responden yang peneliti wawancara secara acak, didapat data awal bahwa setelah mereka membaca situs Islam, ada yang mengatakan bahwa pemahaman mereka terhadap sebuah konsep membuat mereka tidak puas dan lebih bingung. Penelitian ini meneliti satu media namun menggunakan subyek penelitian di dua kalangan. Pada umumnya, penelitian diskrepansi kepuasan membaca dilakukan dengan menggunakan dua media dan satu subyek penelitian. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi diskrepansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan Uses and Gratifications, yaitu suatu pendekatan yang lebih berorientasi pada studi khalayak dan jamak digunakan pada penelitian yang berkaitan dengan khalayak. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survey dengan dibantu kuesioner sebagai instrumen risetnya.Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat pendidikan memang mempengaruhi diskrepansi kepuasan membaca. Semakin tinggi tingkat pendidikan menyebabkan tingkat diskrepansi makin tinggi, hal itu terlihat dari beberapa data kategori motif dimana kepuasan dosen dalam membaca eramuslim.com ditempatkan pada angka kepuasan kategori sangat rendah. Ada tiga item yang menunjukkan bahwa kepuasan dosen terhadap eramuslim.com sangat rendah yaitu pada item pernyataan eramuslim.com digunakan untuk menambah pengetahuan tentang Islam (42,1 %), item pernyataan eramuslim.com digunakan untuk mengetahui perkembangan dunia Islam( 41,78 %) dan item menjadikan eramuslim.com sebagai pilihan media untuk berinteraksi bersama-sama dengan teman/ kolega/saudara ( 43,57%). Di kalangan mahasiswa kepuasan terendah terletak pada item responden membaca eramuslim.com untuk menambah pengetahuan tentang Islam (angka kepuasan 59,7%).Kata Kunci: diskrepansi, kepuasan membaca, media online AbstractBased on the results of exploratory research conducted by researchers found preliminary data that the reader satisfaction in reading Islamic sites is different. Few respondents who researchers randomly interview, obtained preliminary data that after they read Islamic sites, some respondents say that their understanding of a concept makes them dissatisfied and more confused.This study examines the media but uses the subject of research in the two circles. In general, the study discrepancy satisfaction reading was done using two medium and one research subject. The level of education is one of the factors that influence the discrepancy.This study uses Uses and Gratification approach, is an approach that is more oriented to the study of audiences and the plural is used on research relating to the audience. The method used is to use a survey method with the help of a questionnaire as a research instrument.The results obtained show that the educational level of satisfaction affects discrepancy read. The higher the level of education has resulted in higher levels of discrepancy, it is visible from several data categories where the motive faculty satisfaction in reading eramuslim.com placed on a very low satisfaction score category. There are three items that indicate that faculty satisfaction against eramuslim.com very low at the eramuslim.com statement items used to gain knowledge about Islam (42.1%), eramuslim.com statement items are used to determine the development of the Islamic world (41.78% ) and items made eramuslim.com as a selection of media to interact with friends/ colleagues / relatives (43.57%). Among the students of the lowest satisfaction lies in the item respondents read eramuslim.com to increase knowledge about Islam (satisfaction score of 59.7%).Keywords: discrepancy, the satisfaction of reading, online media
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Dole, Ferdinandus Etuasius, and Udik Budi Wibowo. "KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE." Jurnal Prima Edukasia 1, no. 2 (2013): 147–61. http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v1i2.2632.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pemahaman guru tentang KTSP, (2) kemampuan guru mengimplementasikan KTSP, dan (3) ketersediaan faktor penunjang dan faktor penghambat pelaksanaan KTSP pada sekolah dasar di Kecamatan Detukeli. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, sehingga semua guru yang menerapkan KTSP menjadi subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD di Kecamatan Detukeli yang berjumlah 116 guru. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi diskrepansi, yang datanya dikumpulkan menggunakan angket. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa pemahaman guru tentang KTSP pada sekolah dasar di Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende masih rendah, dengan skor rata-rata tingkat pemahaman 2,462 (dalam skala lima). Kemampuan guru mengimplementasikan KTSP yang terdiri dari: kemampuan dalam penyusunan silabus dan RPP masih rendah dengan skor rata-rata tingkat kemampuan 2,374. Kemampuan dalam pelaksanaan pem-belajaran masih rendah, dengan skor rata-rata tingkat kemampuan 2,374. Kemampuan melaksanakan evaluasi kegiatan pembelajaran masih rendah, dengan skor rata-rata tingkat kemampuan 2,440. Ketersediaan faktor penunjang pelaksanaan KTSP sangat kurang. Kata kunci: guru, KTSP, implementasi, diskrepansi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Rosner, Rita, and Maria Hagl. "Posttraumatische Belastungsstörung." Kindheit und Entwicklung 17, no. 4 (2008): 205–9. http://dx.doi.org/10.1026/0942-5403.17.4.205.

Full text
Abstract:
Bei der Posttraumatischen Belastungsstörung handelt es sich um eine vieldiskutierte Diagnose. Aktuell erörtert werden dabei die Unterschiede zwischen den beiden Diagnosesystemen DSM-IV-TR und ICD-10, deren Auswirkungen auf die klinische Praxis und spezifisch die Anwendbarkeit der Diagnosekriterien auf Kinder und Jugendliche. Außerdem werden Vorschläge zur Klassifikation im Bereich chronischer und schwerer Traumatisierung, der aktuelle Stand zur Berücksichtigung entwicklungspsychologischer Aspekte in der Modellbildung sowie Diskrepanzen zwischen Therapieforschung und Praxis dargestellt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Buhl, Heike M., Manfred Hofer, and Thomas Lege. "Kommunikative Regulation und sprachlicher Ausdruck von Ist-Soll-Diskrepanzen in mündlichen und schriftlichen Äußerungen." Zeitschrift für Psychologie / Journal of Psychology 214, no. 1 (2006): 48–58. http://dx.doi.org/10.1026/0044-3409.214.1.48.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung. Der Regulationstheorie der Sprachproduktion folgend gibt eine Ist-Soll-Diskrepanz jenseits tolerierbarer Grenzen ggf. den Anstoß zum Sprachproduktionsprozess, der in eine Äußerung mündet (vgl. Herrmann & Grabowski, 2003 ). Wir nehmen an, dass die Stärke der Ist-Soll-Diskrepanz die Häufigkeit der Verbalisierung von Soll- und Ist-Informationen in der sprachlichen Äußerung beeinflusst. Bei starkem Ziel werden mehr Soll-Informationen erwartet als bei schwachem Ziel. In zwei Rollenspielexperimenten wurden Äußerungen Jugendlicher in Konfliktgesprächen mit der Mutter erhoben, wobei die Stärke der Ist-Soll-Diskrepanz, operationalisiert über die Bedeutsamkeit des Zieles in einer Konfliktsituation, variiert wurde. Um Einflüssen der Kommunikationssituation nachzugehen, wurde das erste Experiment mündlich (N = 53), das zweite schriftlich (N = 131) durchgeführt. Insgesamt wurden schriftlich mehr Soll-Informationen verbalisiert. Im mündlichen Rollenspielexperiment fanden sich wie erwartet bei starkem Ziel mehr Soll-Informationen als bei schwachem Ziel. Im schriftlichen Rollenvorstellungsexperiment dagegen waren bei starkem Ziel sogar weniger Soll-Informationen zu verzeichnen, was unter Berücksichtigung situationaler Unterschiede zwischen mündlicher und schriftlicher Sprachproduktion diskutiert wird.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Rieth, H. "Mykologische Bildkartei:60. Folge: Störende Diskrepanzen zwischen Pilznamen und Krankheitsbezeichnungen/I. Trichophytie, Mikrosporie, Epidermophytie." Mycoses 12, no. 12 (2009): 711–12. http://dx.doi.org/10.1111/j.1439-0507.1969.tb04035.x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Gustav, Klaus. "Über Diskrepanzen bei der Berechnung der Brutto-Atompopulation in den solvensfreien Monoalkali-2,2′-dipyridylen." Zeitschrift für Chemie 15, no. 1 (2010): 39–40. http://dx.doi.org/10.1002/zfch.19750150128.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Stähli, Alexandra, and Petra Metzenthin. "Authentisch, mit Wertschätzung und Offenheit." Psychiatrische Pflege 5, no. 3 (2020): 28–32. http://dx.doi.org/10.1024/2297-6965/a000301.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung. Sinnfragen sind oftmals Ausdruck vermeintlich unüberwindbarer Diskrepanzen zwischen „innen“ und „außen“, zwischen Person und Umwelt, zwischen Vergangenheit, Gegenwart und Zukunft. Sinnfragen lösen Gefühle der Ohnmacht, Hoffnungslosigkeit und Verzweiflung aus. Dahinter finden sich die Emotionen Angst, Trauer und Wut. In der therapeutischen Arbeit mit Patientinnen und Patienten in Sinnkrisen gilt es eine erhöhte Sensibilität für diese Verflechtungen zu entwickeln, die Betroffenen im Umgang mit diesen Emotionen zu unterstützen und somit dem urmenschlichen Bedürfnis nach Integrität nachzukommen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Müller, Gabriele. "Multiprofessionalität als Prozess inklusiver/integrativer Kindertagesbetreuung." Frühe Bildung 10, no. 1 (2021): 23–29. http://dx.doi.org/10.1026/2191-9186/a000504.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung. Die hier vorgestellte Studie nimmt aus einer praxeologischen Perspektive empirisch in den Blick, wie Multiprofessionalität unter dem Anspruch von Inklusion in Kindertageseinrichtungen für Kinder mit und ohne Behinderung hervorgebracht wird. Erste Erkenntnisse aus der Analyse von Gruppendiskussionen mit Kita-Teams verweisen auf Spannungsverhältnisse zwischen einer normativen Orientierung am Gleichheitsanspruch der Inklusionsidee und der mehrperspektivischen Realisierung in hierarchisch (vor-)strukturierten Räumen. Als zentrale Orientierungsfigur in der Bearbeitung dieser Spannungsverhältnisse zeigt sich ein Modus des Austarierens von Diskrepanzen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

de Maddalena, Harry. "Präoperative Aufklärung über die Malignität und diskrepante postoperative Rezidivängste bei Larynxkarzinomkranken und deren Ehefrauen." Oto-Rhino-Laryngologia Nova 3, no. 3 (1993): 135–39. http://dx.doi.org/10.1159/000313003.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Bornand, Surber, Meier, and Plagge. "Komplexe Spitalaustrittsmedikation." Praxis 101, no. 5 (2012): 339–42. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157/a000860.

Full text
Abstract:
Bei Entlassung einer 72-jährigen Epilepsie-Patientin verordnete der Spitalarzt die sukzessive Umstellung von Orfiril® auf Lamictal®. Der weiterbehandelnde Hausarzt interpretierte den relativ unübersichtlichen Medikationsplan offenbar falsch und korrigierte die Angaben auf dem Medikationsplan handschriftlich und zum Teil unter Verwendung von Tipp-Ex. Die Angehörigen stellten nach einiger Zeit Diskrepanzen und Unstimmigkeiten zwischen der handschriftlichen Verordnung und dem Medikationsplan des Spitals fest, worauf dieser unter Einbezug der Spitalapotheke und des Hausarztes revalidiert werden konnte. Eine frühzeitige interdisziplinäre Zusammenarbeit würde die Therapiesicherheit erheblich verbessern.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Schmitz, Edgar, Peter Voreck, and Hartmut Wächter. "Schulleiter-Lehrer-Erwartungen und die Folgen." German Journal of Human Resource Management: Zeitschrift für Personalforschung 22, no. 4 (2008): 413–29. http://dx.doi.org/10.1177/239700220802200405.

Full text
Abstract:
240 Schulleiter wurden nach ihren Erwartungen und Ansprüchen gegenüber ihren Lehrpersonen befragt. Eine Clusteranalyse ergab zwei Gruppen von Schulleitern: An Schuladministration und Schulordnung orientierte (Gruppe I) und eher pädagogisch geleitete Schulleiter (Gruppe II). Die Schulleiter der Gruppe I weisen größere Diskrepanzen zwischen Ansprüchen / Erwartungen und Erfüllung derselben auf, glauben, an persönlichem Aufwand mehr zu investieren, als sie von den Lehrpersonen zurück erhalten, dass die Mitarbeiter unberechtigte Erwartungen hegen und sind deutlich stärker enttäuscht als die Schulleiter der Gruppe II. Die Daten wurden im Rahmen des Prinzips der Reziprozität des sozialen Austausches gedeutet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Eichenberger, Linda. "Kommunist, Häretiker, Rebell." Zeitschrift für Religionswissenschaft 28, no. 2 (2020): 237–58. http://dx.doi.org/10.1515/zfr-2019-0029.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungDie moderne Religionsgeschichte hat Mazdak, Anführer einer sozioreligiösen Reformbewegung im Sasanidenreich, auf divergierende Weise konzeptualisiert. Insbesondere die diskrepanten Quellenhinweise auf angeblich von Mazdak geforderte Frauen- und Gütergemeinschaften eröffneten Spielraum, eigene, zumeist anachronistische und somit problematische Vorannahmen in Bezug auf das Verhältnis von sogenannten ‚sozialen‘ und ‚religiösen‘ Faktoren der Reformbewegung zu projizieren. Die in Bezug auf Mazdak besonders deutlich hervortretende Problematik nachträglicher Zuschreibungen und narrativer Überlagerungen unterstreicht die grundsätzliche Notwendigkeit, Forschungsgeschichte und Begrifflichkeiten konsequent zu historisieren, und schliesst damit an die übergeordnete Fragestellung an, wie historische Gegenstände (re-)konstruiert werden können.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

von Sanden, Philipp. "Steuerliche Behandlung der Einkünfte aus Korrekturtätigkeiten." Zeitschrift für Didaktik der Rechtswissenschaft 8, no. 1 (2021): 51–64. http://dx.doi.org/10.5771/2196-7261-2021-1-51.

Full text
Abstract:
In der juristischen Ausbildung werden studentische Klausuren oder Hausarbeiten üblicherweise von Wissenschaftlichen Mitarbeitern/innen oder externen Korrekturassistenten/innen durchgesehen und bewertet. Der Beitrag gibt einen Überblick über die steuerliche Behandlung von Einkünften aus Korrekturtätigkeiten. Der Autor plädiert dafür, die Korrekturtätigkeit als eine steuerfreie „vergleichbare nebenberufliche Tätigkeit“ i.S.d. § 3 Nr. 26 EStG anzuerkennen sowie diese nach § 4 Nr. 21 lit. b und Nr. 26 UStG umsatzsteuerfrei zu stellen. Es wird herausgearbeitet, dass nicht alle Korrekturtätigkeiten steuerlich begünstigt sind. Insbesondere bei der Korrektur für Privatrepetitorien können sich Diskrepanzen zwischen der einkommensteuerlichen und der umsatzsteuerlichen Behandlung ergeben.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Kabisch, S., B. Pleger, A. Villringer, and A. Horstmann. "Geschlechtsabhängige Einflüsse von Übergewicht auf Hirnfunktion und -struktur." Adipositas - Ursachen, Folgeerkrankungen, Therapie 06, no. 03 (2012): 168–72. http://dx.doi.org/10.1055/s-0037-1618788.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungGenetische, endokrinologische, kulturelle und soziale Faktoren bewirken bei der Entstehung und Ausprägung der Adipositas umfassende Geschlechterunterschiede. Diese lassen sich sowohl in allgemeinen als auch essensspezifischen Verhaltensmerkmalen erkennen.Das Geschlecht beeinflusst die globale und regionale Hirnstruktur bei normal- und übergewichtigen Menschen. Adipositasbedingte Abweichungen betreffen vor allem das Belohnungssystem (orbito- und präfrontaler Kortex, Corpus striatum). Funktionelle Geschlechterunterschiede erfassen alle Regulationsebenen, auch die homöostatische. Geschmacksund Geruchsreize werden bei Männern und Frauen regional und graduell unterschiedlich verarbeitet. Hedonische Nahrungsreize sprechen besonders bei adipösen Frauen die Belohnungsareale des Gehirns stärker an und können durch die Regionen der Verhaltenskontrolle (OFC, PFC) weniger effizient abgeschwächt werden.Dies gibt Anlass dazu, die Adipositas bei Männern und Frauen auf homöostatischer und hedonischer Ebene differenziell zu betrachten und zu therapieren. Nicht ausreichend berücksichtigte Geschlechterunterschiede bei Adipositas könnten die potenzielle Ursache diskrepanter Forschungsergebnisse sein.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Amelung, Stefanie, Bianca Bender, Andreas Meid, et al. "Wie vollständig ist der Bundeseinheitliche Medikationsplan? Eine Analyse bei Krankenhausaufnahme." DMW - Deutsche Medizinische Wochenschrift 145, no. 21 (2020): e116-e122. http://dx.doi.org/10.1055/a-1212-2836.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung Einleitung Bei stationärer Aufnahme scheint die Aktualität und Vollständigkeit des Bundeseinheitlichen Medikationsplans häufig nicht gegeben. Ebenso ist unklar, welche Charakteristiken der Pläne die Wahrscheinlichkeit für Diskrepanzen erhöhen. Methoden Retrospektiv wurden deshalb 100 Pläne, die zur Arzneimittelanamnese elektiver Patienten einer chirurgischen Klinik mitgebracht wurden, geprüft, ob und welche Abweichungen bestanden. Die Abweichungen wurden 7 Kategorien zugeordnet: Arzneimittel, das in der Anamnese erfasst wurde, fehlt auf dem Plan, Arzneimittel auf dem Plan wird nicht mehr eingenommen, Stärke oder Dosierung fehlt auf dem Plan bzw. ist falsch oder die Darreichungsform ist falsch dokumentiert. Hinweise zur Arzneimitteltherapiesicherheit, involvierte Arzneimittel und -formen wurden ebenfalls erfasst. Mithilfe multivariater Analysen wurde der Einfluss der Aktualität, der Anzahl der Arzneimittel und der ausstellenden Facharztdisziplin der Pläne auf die Art und Anzahl an Diskrepanzen untersucht. Ergebnisse Zur Arzneimittelanamnese wiesen 78 % (78/100) der Pläne Abweichungen auf. Insgesamt wurden 226 Abweichungen (2,3 ± 0,6 Abweichungen/Anamnese) dokumentiert. Am häufigsten fehlte ein Arzneimittel auf dem Plan (n = 103). Von allen Hinweisen und Empfehlungen betrafen 64 % (83/177) das perioperative Management von Antithrombotika (n = 55) und Antidiabetika (n = 28). In der multivariaten Analyse stieg nur das Risiko für fehlerhafte Angaben bei Stärke und Dosierung mit dem Alter der Pläne signifikant (p = 0,047) und war um mehr als das 2-fache erhöht, wenn der Plan älter als einen Monat war. Diskussion Die Aktualität, Vollständigkeit und Aspekte der Arzneimitteltherapiesicherheit des Bundeseinheitlichen Medikationsplans sollten umfassend und gezielt im Anamnesegespräch validiert werden. In der Praxis sollten Pläne, die älter als 1 Monat sind, besonders kritisch hinsichtlich Angaben zu Stärke und Dosierung geprüft und der Plan entsprechend regelmäßig aktualisiert werden.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Krattenmacher, Samuel, Christian Brühwiler, Fritz Oser, and Horst Biedermann. "Was angehende Lehrpersonen in den Erziehungswissenschaften lernen sollen." Swiss Journal of Educational Research 32, no. 1 (2010): 59–86. http://dx.doi.org/10.24452/sjer.32.1.4826.

Full text
Abstract:
Über die curricularen Inhalte, die angehenden Lehrpersonen vermittelt werden, ist wenig systematisches Wissen vorhanden. Im Rahmen der Lehrerausbildungsstudie TEDS-M wurde eine Curriculumanalyse der erziehungswissenschaftlichen Ausbildung auf der Grundlage aller Studiengänge für die Primar- und Sekundarstufe I in der Deutschschweiz durchgeführt. In Bezug auf Umfang und Inhalte zeigen sich kaum Unterschiede zwischen den Zielstufen, die Diskrepanzen zwischen den Lehrerbildungsinstitutionen sind hingegen beträchtlich. Dennoch kristallisiert sich ein gemeinsamer Kanon an Themenbereichen heraus, welcher als Grundlage für ein schweizerisches Kerncurriculum oder die Erarbeitung gemeinsamer professioneller Bildungsstandards genutzt werden könnte. Schwierigkeiten zeichnen sich durch die unklare Abgrenzung von erziehungswissenschaftlichen und allgemeindidaktischen Inhalten ab.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Wenzel, Catherina. "Abraham – Ibrāhīm." Evangelische Theologie 62, no. 5 (2002): 362–83. http://dx.doi.org/10.14315/evth-2002-0505.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungDieser Aufsatz widmet sich der koranischen Abrahamsgestalt, um ihre Eigenartigkeit und Andersartigkeit gegenüber der biblischen herauszustellen. Indem der Begriff der Ähnlichkeit gegenüber dem oft zu schnell verwendeten Begriff der Verwandtschaft bevorzugt wird, soll die Wahrnehmung der Verschiedenheit und die damit verbundenen Befremdungseffekte beschrieben werden. Dies allerdings hat nicht zum Ziel, die Unmöglichkeit aller dialogischen Bemühungen zu postulieren. Vielmehr gehe ich davon aus, dass dem Dialog nicht mit Harmonisierung gedient ist. Erst wenn die Unterschiede klar erkannt sind, darf man nach dem Verbindenden fragen. Dialog wäre von daher eine Identitäts- und Verantwortungspartnerschaft, die den Betroffenen abverlangt, Diskrepanzen und Dissonanzen zu (er)tragen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Weyerstraß, Jan, Barbara Prediger, Edmund Neugebauer, and Dawid Pieper. "Erste Ergebnisse eines deutschen Zweitmeinungsportals zeigen neben einer hohen Patientenzufriedenheit große Diskrepanzen zwischen Erstempfehlung und Zweitmeinung." Zeitschrift für Evidenz, Fortbildung und Qualität im Gesundheitswesen 133 (May 2018): 46–50. http://dx.doi.org/10.1016/j.zefq.2018.01.009.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Reiterer, Michael, and Sebastian-Zoran Bruschetini-Ambro. "Dynamik von Eisenbahnbrücken: Diskrepanz zwischen Messung und Berechnung." Bauingenieur 94, no. 04 (2019): S 9—S 21. http://dx.doi.org/10.37544/0005-6650-2019-04-41.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung Die Durchführung von dynamischen Berechnungen und dynamischen Messungen von Eisenbahnbrücken zur Ermittlung der dynamischen Parameter erfordert vom zuständigen Ingenieur ein hohes Maß an Erfahrung und insbesondere bei Bestandsbrücken lassen sich für diese Aufgaben aufgrund der Vielzahl und Komplexität der unterschiedlichen im Netz des Infrastrukturbetreibers befindlichen Tragwerkstypen sowie deren zum Teil nicht eindeutig definierten Randbedingungen nur schwer sich wiederholenden Bearbeitungsregeln (im Sinne einer Standardisierung) angeben. Im vorliegenden Artikel werden die bei der Durchführung von dynamischen Berechnungen bei Eisenbahnbrücken in der Praxis immer wieder festgestellten Diskrepanzen zwischen rechnerisch ermittelten und tatsächlich gemessenen dynamischen Parametern anhand ausgewählter realer Eisenbahnbrücken veranschaulicht und es werden Gründe für die Abweichungen angegeben. Im Vordergrund dieser Arbeit steht der Vergleich von rechnerisch, anhand von analytischen Gleichungen und/oder mithilfe von FE-Modellen, ermittelten Eigenfrequenzen zu den beim realen bestehenden Brückentragwerk tatsächlich gemessenen Werten. Zusätzlich werden für die betrachteten Eisenbahnbrücken-tragwerke auch gemessene Lehr‘sche Dämpfungen angegeben und mit den theoretischen normgemäßen Ansätzen für die Dämpfung verglichen. Es wird gezeigt, dass insbesondere im Fall von Bestandsbrücken der korrekten realitätsangepassten Wahl der Randbedingungen eine entscheidende Bedeutung zukommt. Man wird erkennen, dass die realitätsnahe Wahl der Randbedingungen nur über die Durchführung von dynamischen Messungen am Brücken-tragwerk möglich wird und dass im Fall von Bestandsbrücken eine alleinige theoretische dynamische Berechnung mit Simulation der Zugüberfahrten aufgrund signifikanter Diskrepanzen zwischen Berechnung und Messung mit großen Unschärfen behaftet sein kann. Im Artikel wird auch gezeigt, dass zur realitätsnahen Modellierung von Rahmentragwerken der Berücksichtigung von Flügelwänden eine hohe Bedeutung zukommt. Der vorliegende Artikel soll dem in der Dynamik von Eisenbahnbrücken tätigen Ingenieur wertvolle Hinweise bei der Erstellung eines realitätsnahen numerischen Modells und bei der Durchführung von dynamischen Messungen bei Eisenbahnbrücken liefern.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Briner. "Die klinische Autopsie – überholt?" Praxis 96, no. 43 (2007): 1663–66. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157.96.43.1663.

Full text
Abstract:
Die Autopsie hat für den Kliniker die Funktion Diskrepanzen aufzudecken, Wissen zu vermitteln und Forschung zu stimulieren. Diskrepanz zwischen prä- und postmortem Befunden ist dabei nicht gleichbedeutend mit Fehler. Die ärztliche Tätigkeit entspricht trotz modernster technischer Hilfsmittel lediglich einer Wahrscheinlichkeitsrechnung (Clinical reasoning) basierend auf Wissen und Erfahrung. Die Qualität der Arbeit können wir nur verbessern, indem wir sie systematisch einer Kontrolle unterziehen. Die Autopsie stellt dabei eine Qualitätskontrolle dar, die zur Reduktion von relevanten Fehlern führt. Die Autopsie kann zudem den Angehörigen Informationen über die Ausdehnung eines Leidens oder mögliche vererbbare Krankheiten geben. Die Autopsie hat im 21. Jahrhundert nichts an ihrer Bedeutung verloren und muss weiterhin gefördert werden.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Klingebiel, Maximilian, Tim Ullrich, Robert Rabenalt, Peter Albers, Gerald Antoch, and Lars Schimmöller. "MRT-(inbore)-Biopsie zur sicheren Detektion kleiner oder ungünstig gelegener Prostatakarzinome bei negativer MRT/Ultraschall-Fusionsbiopsie." TumorDiagnostik & Therapie 41, no. 06 (2020): 399–402. http://dx.doi.org/10.1055/a-1204-6895.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungDie multiparametrische MRT der Prostata und MR-gezielte Biopsieverfahren werden zunehmend durchgeführt und durch aktuelle Leitlinien empfohlen. Ein diagnostisches Problem stellen Diskrepanzen wie ein auffälliger MRT-Befund mit jedoch anschließend negativer gezielter Biopsie dar. Neben der MRT-Qualität und MRT-Befundung ist auch die MR-gezielte Biopsie eine potentielle Fehlerquelle der Diagnostikkette. Die MRT-(in-bore)-Biopsie kann als genaustes gezieltes Prostatabiopsieverfahren eine fehlerhafte oder verzögerte Therapie bei Patienten mit initial negativem oder nicht zum MRT-Befund passendem Ergebnis der gezielten Ultraschall-gesteuerten Biopsie vermeiden. Im Folgenden werden zwei Fälle aus der klinischen Routine beschrieben in denen die MRT-(in-bore)-Biopsie als „Back-up“-Verfahren genutzt wurde.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Montreuil. "La complexité de la neuropathie périphérique diabétique: Propositions d'interventions thérapeutiques éducatives." Praxis 101, no. 21 (2012): 1371–75. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157/a001091.

Full text
Abstract:
Die Komplexität der peripheren diabetischen Neuropathie: Vorschläge für Interventionen im Gebiet der Patientenschulung. Die periphere diabetische Neuropathie stellt ein bedeutendes Gesundheitsproblem dar. Oft wird die Effizienz der präventiven und therapeutischen Strategien durch Diskrepanzen beeinträchtigt zwischen den Vorstellungen von Patient und Medizinalpersonen hinsichtlich der Pathogenese eines Fussulkus. Wir haben Aktivitäten im Bereich der Patientenschulung eingeführt, die es dem Patienten ermöglichen, ein besseres Verständnis des peripheren Sensibilitätsverlusts und seiner Konsequenzen zu entwickeln. Damit soll er in der Lage sein, Präventivmassnahmen einzuhalten, erste Entscheidungen bei anfallenden Problemen zu treffen und wenn immer nötig fachlichen Rat aufzusuchen. Die Effizienz dieser Aktivitäten hängt von deren periodischen Wiederholung im Rahmen der chronischen Diabetesbetreuung ab.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Scheide, William H. "Zum Verhältnis von Textdrucken und musikalischen Quellen der Kirchenkantaten Johann Sebastian Bachs." Bach-Jahrbuch 62 (March 22, 2018): 79–94. http://dx.doi.org/10.13141/bjb.v19762018.

Full text
Abstract:
Die sechs erhaltenen Textbücher zu Bachs Leipziger Kirchenkantaten sind wichtig für Bachs langfristige Planung von Kantatenaufführungen sowie für die Frage der Nutzung zweier Kantaten, einer vor und einer nach der Predigt desselben Gottesdienstes. Einige Diskrepanzen zwischen den Textbüchern und den musikalischen Quellen bedürfen der Erklärung, insbesondere im Zusammenhang mit dem Problem von Bachs Vertonung von Siehe, eine Jungfrau ist schwanger zum Fest der Verkündigung, 1724. Anscheinend hat Bach diesen Text nicht vertont, sondern die Weimarer Kantate BWV 182 für den 25. März 1724 verwendet, da er mit den Vorbereitungen für die Uraufführung der Johannespassion beschäftigt war. (Übertragung des englischen Resümees am Ende des Bandes)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Thormann, J., M. Schlepper, M. Gottwik, et al. "Komplette Revaskularisationschirurgie bei Koronarkranken mit stark reduzierter Funktion des linken Ventrikels: Diskrepanzen bei der Beurteilung der Ergebnisse." DMW - Deutsche Medizinische Wochenschrift 108, no. 46 (2008): 1746–52. http://dx.doi.org/10.1055/s-2008-1069819.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography