To see the other types of publications on this topic, follow the link: DMF indeksas.

Journal articles on the topic 'DMF indeksas'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'DMF indeksas.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Dewi, Puspita Kania, Dudi Aripin, and Anne Agustina Suwargiani. "Indeks DMF-T dan def-t pada anak di Sekolah Dasar Negeri." Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students 1, no. 2 (October 30, 2017): 122. http://dx.doi.org/10.24198/pjdrs.v2i2.22311.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai pada masyarakat . Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Masalah utama dalam rongga mulut anak sampai saat ini adalah karies gigi, sehingga masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian penting dalam usaha pembangunan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia rentan sekolah dasar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran indeks DMF-T dan def-t pada anak di SDN Mekarjaya. Metode: Jenis penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total sampling di SDN Mekarjaya dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 69 anak. Hasil: Gambaran indeks DMF-T pada anak SDN Mekarjaya memiliki nilai sebesar 2,8, dan gambaran indeks def-t yang diperoleh menunjukan angka 7,04. Simpulan: Indeks DMF-T menurut WHO termasuk ke dalam kategori sedang, dan gambaran indeks def-t yang diperoleh termasuk kedalam kategori yang tinggi.Kata kunci: Karies, Indeks DMF-T, Indeks def-t
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Elianora, Dewi, Sri Pandu Utami, and Nyak Agam Al Amin. "HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN STATUS KARIES GIGI ANAK USIA 7-12 TAHUN DI SD 04 KAMPUNG OLO PADANG." B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 3, no. 2 (January 17, 2019): 145–51. http://dx.doi.org/10.33854/jbdjbd.71.

Full text
Abstract:
Masalah kesehatan rongga mulut terbesar yang umum dihadapi yaitu karies. Salah satu faktor penting penyebab terjadinya karies yaitu kurangnya pengetahuan orang tua tentang prevalensi karies gigi. Nilai kebersihan rongga mulut penting untuk diketahui tiap individu, hal tersebut berperan dalam upaya pencegahan terhadap terjadinya karies. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi siswa dengan indeks DMF-T/def-t pada kelompok usia 7-12 tahun di SDN 04 Kampung Olo. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang tua dan siswa murid usia 7-12 tahun SD 04 Kampung Olo, Padang Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 285 anak dengan 166 sampel orang tua dan anak, waktu penelitian pada 25-30 Mei 2016 dan instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner dan indeks karies DMF-T dan def-t. Analisis secara univariat ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan kepercayaan 95% α = 0.05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar yaitu (85,5%) responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, sebagian besar yaitu 83,7% siswa memiliki karies gigi berdasarkan DMF-T sangat rendah. Paling banyak siswa mengalami karies gigi berdasarkan def-t sangat rendah yaitu (39,8%) siswa dan ada hubungan tingkat pengetahuan orang tua terhadap prevalensi akries gigi ebrdasarkan DMF/def-t.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Radić, Marijana, Tomislav Benjak, Vlasta Dečković Vukres, Željko Rotim, and Irina Filipović Zore. "Presentation of DMF Index in Croatia and Europe." Acta Stomatologica Croatica 49, no. 4 (December 15, 2015): 275–84. http://dx.doi.org/10.15644/asc49/4/2.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

., Muhammad Faisal. "ANALISIS PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG KARIES GIGI TERHADAP INDEKS DMF-T PADA MAHASISWA STIKES YARSI JURUSAN KEPERAWATAN BUKITTINGGI." Jurnal Sehat Mandiri 13, no. 2 (December 28, 2018): 48–55. http://dx.doi.org/10.33761/jsm.v13i2.47.

Full text
Abstract:
Kesehatan gigi dan mulut telah mengalami peningkatan pada abad terakir tetapi tingginya angka karies menjadi masalah yang sangat serius. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan mahasiswa tentang karies gigi terhadap indeks DMF-T pada mahasiswa STIKES Yarsi Jurusan Keperawatan.m Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa STIKES Yarsi Jurusan Keperawatan dengan sampel sebanyak 47 orang diambil dengan teknik judgement sampling.mHasil penilitian menunjukkan bahwa 37 orang (78 %) memiliki pengetahuan cukup dan 10 orang (22 %) memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi, sedangkan 24 orang (51 %) memiliki indeks DMF-T dengan kriteria jelek dan 23 orang (49 %) memiliki indeks DMF-T dengan kriteria baik. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan mahasiswa tentang karies gigi dengann kriteria cukup mempunyai indeks DMF-T jelek. Disarankan kepada responden untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

RE, Pudentiana Rr, Indrayati Fadjeri, Dwi Priharti, and Mariyati Mariyati. "INDEKS DMF-T DAN PERIODONTITIS PADA PASIEN DI KLINIK PERTAMEDIKA YOS SUDARSO JAKARTA UTARA." JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy 2, no. 1 (April 13, 2021): 6–11. http://dx.doi.org/10.36082/jdht.v2i1.187.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Masalah kesehatan gigi yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies gigi dan penyakit periodontal. presentase penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut meningkat tahun 2013 dari 25,9% menjadi 57,6% di tahun 2018. karies gigi tidak ditangani maka penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi bahkan dapat menyebabkan penyakit periodontal contohnya periodontitis. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran indeks DMF-T dan periodontitis pada pasien di Klinik Pertamedika Yos Sudarso Periode Bulan Januari s/d Maret tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sebanyak 61 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Pasien Klinik Pertamedika Yos Sudarso memiliki rata-rata indeks DMF-T sebesar 6,57 termasuk kriteria tinggi. Untuk kejadian periodontitis diperoleh responden tidak mengalami periodontitis 50,8% dan mengalami periodontitis 49,2%. Perbandingan berdasarkan jenis kelamin diperoleh laki-laki memiliki indeks DMF-T dan kejadian periodontitis lebih tinggi daripada perempuan. Kesimpulan: Pasien Klinik Pertamedika Yos Sudarso memiliki indeks DMF-T kriteria tinggi dan mengalami periodontitis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Ristya Widi Endah Yani. "HUBUNGAN KARIES GIGI IBU DAN BALITANYA DI TIGA KECAMATAN KABUPATEN JEMBER." Dentika Dental Journal 18, no. 3 (July 1, 2015): 247–50. http://dx.doi.org/10.32734/dentika.v18i3.1961.

Full text
Abstract:
Kesehatan dan pengetahuan kesehatan ibu memiliki efek yang besar terhadap kesehatan balita dan keluarganya, begitujuga dengan kesehatan rongga mulut balita sangat dipengaruhi oleh ibunya. Faktor-faktor yang merupakan faktor risikoterjadinya karies balita adalah karies, oral hygiene, pengetahuan dan sikap ibu terhadap perawatan gigi serta gaya hidupibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karies ibu dengan karies balitanya. Metode penelitianadalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada ibu dan balitanya di 3 kecamatan KabupatenJember. Pengambilan sampel 84 ibu dan 84 balitanya usia 4-5 tahun dilakukan secara purposif. Variabel yang ditelitiadalah karies gigi ibu (DMF-T indeks) dan balita (def-t indeks). Untuk melihat hubungan karies gigi ibu dan balitanya ditiga kecamatan Kabupaten Jember dilakukan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata karies gigiibu 3,82 ± 1,59 dan karies gigi balita 4,07 ± 2,07. Terdapat hubungan karies gigi ibu dan balitanya di tiga kecamatanKabupaten Jember (p≤α0,05) dengan koefisien karelasi sebesar +0,6. Sebagai kesimpulan, terdapat hubungan karies gigiibu dengan balitanya, semakin tinggi karies ibu semakin tinggi pula karies balitanya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Gayatri, Rara Warih, and Mardianto Mardianto. "GAMBARAN STATUS KARIES GIGI ANAK SEKOLAH DASAR KOTA MALANG." Preventia : The Indonesian Journal of Public Health 1, no. 1 (June 30, 2016): 45. http://dx.doi.org/10.17977/um044v1i1p45-54.

Full text
Abstract:
Abstract: This study aims to describe the caries status of primary school children in the city of Malang. The method used is descriptive method with cross-sectional design and was conducted in two elementary schools, SDN Kauman 2 and SDN Percobaan 2 Malang. The sampling method used is random sampling with the variable being measured is characteristic of primary school children by age, gender and DMF-T index. Techniques of data collection used are interviews and observations. The observation aims to conduct dental examinations using diagnostic tools 2 pieces of glass mouth. The data analysis is done by counting the total number of DMF-T each of the research subjects and the mean DMF-T of whole sample. Conclusion of the data results was analyzed using DMF-T index according to the WHO. The result of this study is DMF-T index of primary school children in the city of Malang is 5.75. The conclusion of this study is the prevalence of dental caries in elementary school in Malang city students is high. The need for policy improvements related to ease of access to obtain the services of dental and oral health care facilities for primary school children. Besides, the need for oral health program of comprehensive primary school with good coordination of related partnership. Further research on dental caries and risk factors is necessary.Keywords: caries, DMF-T, elementary school childrenAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status karies anak sekolah dasar di Kota Malang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain potong lintang (cross-sectional) dan dilakukan di 2 SD yaitu SDN Kauman 2 Malang dan SD Percobaan 2 Malang. Metode sampling yang digunakan merupakan metode random sampling dengan variable yang diukur adalah karakteristik anak sekolah dasar berdasarkan usia dan jenis kelamin serta indeks DMF-T. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi dengan melakukan pemeriksaan gigi menggunakan alat bantu diagnostic 2 buah kaca mulut. Analisa data dilakukan dengan cara menghitung jumlah total DMF-T masing-masing subyek penelitian dan rerata DMF-T seluruh sampel. Kesimpulan hasil analisa data disesuaikan dengan pengukuran indeks DMF-T menurut WHO. Hasil dari penelitian ini adalah indeks DMF-T anak sekolah dasar di Kota Malang adalah 5,75. Kesimpulan dari penelitian ini adalah prevalensi karies gigi siswa sekolah dasar kota malang adalah tinggi. Perlu adanya perbaikan kebijakan terkait kemudahan akses memperoleh layanan fasilitas kesehatan gigi dan mulut bagi anak sekolah dasar. Selain itu perlu adanya program kesehatan gigi dan mulut yang komprehensif di sekolah dasar disertai koordinasi yang baik dari pihak terkait. Penelitian lanjutan mengenai karies gigi dan faktor resikonya sangat diperlukan untuk perbaikan penelitian ini.Kata kunci: karies, DMF-T, anak sekolah dasar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Nur Hasanah, Siti, Ta’adi Ta’adi, and Furaida Khasanah. "Hubungan antara tingkat pengetahuan karies gigi dengan indeks DMF-T pada siswa kelas V SD Negeri Walitelon Utara Temanggung." Journal of Oral Health Care 7, no. 1 (March 31, 2019): 40–45. http://dx.doi.org/10.29238/ohc.v7i1.344.

Full text
Abstract:
Ages 5 to 12 years are the age group that is susceptible to caries. The high caries prevalence rate of 42.6% reflects the low level of knowledge about dental health. The knowledge about dental and oral health will indirectly influence the health of the teeth and mouth so that it can prevent dental caries. The knowledge is used as a self-education to achieve the optimal dental and oral health. To find out the relationship between the dental caries knowledge level with the DMF-T Index. This research used the analytic survey with the cross-sectional data collection. This research was conducted in December 2018 to January 2019. The population in this research was the 5th grade students of the North Walitelon State Elementary School. The samples of this research were the 39 5th-grade students with the total sampling. The research instruments were questionnaire and the DMF-T Index examination format. The data were analyzed using the Kendall’s tau-b correlation test. The level of knowledge with the good criteria had a low DMF-T Index of 92.3%, the moderate was as much as 2.6%, and the fair knowledge level had a low DMF-T Index of 5.1%. The Kendall’s tau-b test results showed a relationship between the dental caries knowledge level and the DMF-T Index, and the obtained p value = 0,000 (p < 0.05). The high knowledge level of dental caries affected the results of the DMF-T index.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Khamisli, Yuhelmina, Dewi Elianora, and Intan Batura Endo Mahata. "HUBUNGAN INDEKS SEVERITAS KARIES DENGAN PH SALIVA PADA PENYANDANG TUNAGRAHITA DI PANTI SOSIAL BINA GRAHITA (SBG) HARAPAN IBU KALUMBUAK KOTA PADANG TAHUN 2018." B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 6, no. 1 (July 22, 2019): 71–75. http://dx.doi.org/10.33854/jbd.v6i1.228.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Karies merupakan hilangnya ion-ion mineral secara terus menerus dari permukaan email atau permukaan akar gigi yang disebabkan oleh bakteri. Kerusakan ini ditandai dengan adanya white spot lesion atau bercak putih. Sebuah gigi dapat mengalami proses demineralisasi dan remineralisasi, ketika pH turun menjadi 5,5 proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari pada proses remineralisasi. Penyandang tunagrahita memiliki risiko yang tinggi terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut daripada orang normal karena penyandang tunagrahita memiliki keterbatasan dalam merawat diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan indeks severitas karies dengan pH saliva pada penyandang tunagrahita di Panti Sosial Bina Grahita (SBG) Harapan Ibu Kalumbuak Kota Padang. Metode: Jenis penelitian ini merupakan analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel 100 orang diperoleh dengan total sampling. Karies diukur menggunakan indeks DMF-T. Data dianalisis menggunakan uji chi – square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan indeks DMF-T berada pada kategori tinggi serta pH saliva asam. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah terdapatnya hubungan indeks severitas karies dengan pH saliva pada penyandang tunagrahita
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Wulandari, Kartika, and Susi Susi. "THE ASSOCIATION BETWEEN SEVERITY OF MALOCCLUSSION WITH CARIES AMONG ADOLESCENTS STUDENTS OF SMKN 3 PARIAMAN." Andalas Dental Journal 4, no. 1 (June 14, 2016): 27–37. http://dx.doi.org/10.25077/adj.v4i1.46.

Full text
Abstract:
Malocclussion is one of the most common case in oral health and taking of third position after dental caries and periodontal disease. Malocclusion is a deviation form from normal occlussion. Malocclussion may caused problems in oral function, psychosocial problems and oral health problem, one of them is caries. Many of malocclusion character associated with severity of caries. The aim of this study was to know the association between severity of malocclussion with caries among adolescents students in SMKN 3 Pariaman. This study use observasional analytics with cross sectional approach. Sample were adolescents (16-19 years old) in SMKN 3 Pariaman.The sample were 75 students consisting of 15 students in each of grade complexity of malocclusion. The severity of malocclusion were identification based ICON (Index of Complexity, Outcome and Need) and caries was assess use DMF-T Index. The data were analyzed by Kruskal Walis test and Mann-Whitney test. Mean DMF-T students of SMKN 3 Pariaman was 3,00±1,716 (medium category). DMF-T indeks of malocclusion Easy was 1,466±1,407 (low category), Mild is 1,933±1,222 (low category), Moderate was 3,133±1,125 (medium category), Difficult was 4,066±1, (medium category), and Very Difficult was 4,400±1,298 (medium category). Mean of DMF-T indeks increased with increasing ICON of malocclusion. Statistical test result obtained by the p-value (p<0,05). There were association between severity of malocclussion with caries among adolescents students in SMKN 3 Pariaman. Key words : malocclussion, ICON, caries, DMF-T index
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Pratita, Resti, Linda Sari Sembiring, and Grace Monica. "Hubungan Indeks dmf-t Dengan Status Sosiodemografi Orang Tua Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TKN Kota Bandung." SONDE (Sound of Dentistry) 4, no. 1 (July 4, 2019): 33–42. http://dx.doi.org/10.28932/sod.v4i1.1769.

Full text
Abstract:
Dental and oral health is a part of body’s health that can not be separated from one another. Dental caries is more common in childhood during preschool. Dental health education must be introduced as early as possible to children so they know how to maintain good dental and oral health. Children aged 4?5 years need help from their parents in brushing their teeth. Parents play an important role in maintaining oral health. Sociodemographic factors may affect oral health, such as family income and education. The purpose of this study was to determine the relationship of the dmf-t index in children aged 4?5 years in kindergartens in Bandung with the sociodemographic status of parents. This study is an analytical study using a cross sectional approach. This research was conducted by survey method and the number of samples used the whole sampling method. Examination of caries severity using dmf-t index and parents filled out the questionnaire. The statistical analysis used in this study was multivariate analysis. From the results of the average dmf-t score in kindergarten students, which numbered 80 childrens are in the high category (5.86) and father's education has a significant relationship with the child's dmf- t index. The conclusion of this study is that there is no relationship between the dmf-t index of children aged 4?5 years in kindergartens in Bandung with the sociodemographic status of parents.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Rahmayani, Mutia Rizki, Anne Agustina Suwargiani, and Netty Suryanti. "Pengalaman karies, penyakit periodontal dan tingkat risiko karies ibu hamilCaries experience, periodontal disease, and caries risk level of pregnant women." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 33, no. 1 (April 30, 2021): 1. http://dx.doi.org/10.24198/jkg.v33i1.29000.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Perempuan yang sedang hamil merupakan golongan yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut yang tidak dijaga dengan baik dapat menjadi sumber terjadinya penyakit gigi dan mulut seperti infeksi gigi dan jaringan periodontal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman karies, penyakit periodontal, dan tingkat risiko karies ibu hamil. Metode: Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei yang melibatkan 50 orang ibu hamil di Puskesmas Pagarsih. Pengumpulan data diperoleh melalui pemeriksaan indeks DMF-T, Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) dan Caries Risk Assessment Form ADA usia >6 tahun. Hasil: Nilai indeks DMF-T ibu hamil 7,84 termasuk kriteria rendah. Hasil CPITN yaitu periodontal sehat 0%; BOP 4%; kalkulus 64%; poket 4-5 mm 32%; poket 6 mm 0%. Sejumlah 4% ibu hamil membutuhkan perawatan periodontal instruksi oral hygiene, 96% lainnya membutuhkan perawatan instruksi oral hygiene, scaling dan menghilangkan faktor retentif plak. Persentase risiko karies ibu hamil dengan kategori sedang sebanyak 34% dan tinggi sebanyak 66%. Simpulan: Pengalaman karies ibu hamil termasuk ke dalam kriteria rendah, penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah gingivitis, sedangkan tingkat risiko karies ibu hamil masuk ke dalam kategori tinggi.Kata kunci: Ibu hamil, indeks DMF-T, indeks CPITN, karies, tingkat risiko karies. ABSTRACTIntroduction: Pregnant women are the susceptible group to oral diseases. Negligence of oral health care can be a source of oral diseases such as dental and periodontal tissue infections. The purpose of this study was to determine the caries experience, periodontal disease, and caries risk level of pregnant women. Methods: This research was descriptive with data collection techniques through a survey involving 50 pregnant women at Pagarsih Community Health Centre (Puskesmas). Data collection was obtained by examining the DMF-T index, Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN), and the ADA Caries Risk Assessment Form aged >6 years. Results: The DMF-T index value for pregnant women was 7.84, which included the low criteria. The result of the CPITN was 0% healthy periodontal; BOP 4%; 64% calculus; pocket 4-5 mm 32%; pocket 6 mm 0%. Some 4% of pregnant women need periodontal treatment with oral hygiene instructions; the other 96% need oral hygiene instructions, scaling and removing plaque retentive factors. The percentage of caries risk for pregnant women in the moderate category was 34%, and 66% were in the high category. Conclusion: The caries experience of pregnant women is included in the low criteria. The most common periodontal disease is gingivitis, while the caries risk level of pregnant women is in the high category.Keywords: Pregnant women, DMF-T index, CPITN index, caries, caries risk level.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Geovani, Nadia Pinky, Intan Batura Endo Mahata, and Satria Yandi. "PENGARUH PENGGUNAAN AIR HUJAN TERHADAP KARIES GIGI PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN BATANG GASAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2017." B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 5, no. 1 (March 13, 2019): 45–48. http://dx.doi.org/10.33854/jbdjbd.137.

Full text
Abstract:
Air minum merupakan air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan air hujan terhadap indeks karies di Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Masyarakat Kecamatan Batang Gasan Kabupaten Padang Pariaman yang masih menggunakan air hujan yang berjumlah 158 orang dan Masyarakat Kecamatan Batang Gasan yang menggunakan air PDAM yang berjumlah 232 orang dengan 30 sampel masyarakat menggunakan air PDAM dan air hujan, waktu penelitian pada Bulan Desember - Maret 2018 dan instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner dan indeks karies DMF-T. Analisis secara univariat ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan kepercayaan 95% α = 0.05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden menggunakan air PDAM paling banyak indeks karies gigi rendah yaitu (56,7%) dan pada responden menggunakan air hujan paling banyak indeks karies gigi tinggi (50%), Indeks karies gigi populasi berdasarkan indeks DMF-T responden menggunakan air PDAM dengan rata-rata 2,6 berada pada kategori rendah dan kelompok menggunakan air hujan dengan rata-rata 6,7 kategori sangat tinggi dan terdapat pengaruh menggunakan air hujan dan tidak menggunakan air hujan dengan prevalensi karies di Kecamatan Batang Gasan. P = 0,000 < 0,05.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Rachmawati, Emma. "KORELASI INDEKS MASA TUBUH (BMI) DAN INDEKS KARIES (DEF-T) PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANDUNG." Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi 16, no. 2 (February 23, 2021): 73–78. http://dx.doi.org/10.32509/jitekgi.v16i2.1103.

Full text
Abstract:
Latar belakang: kondisi kesehatan umum anak dapat diketahui melalui pengukuran indeks masa tubuh atau body mass indeks (BMI). BMI dapat digunakan sebagai sarana penilaian malnutrisi dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan anak menurut usia. BMI memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan mulut anak yang ditandaidengan indeks OHI-S yang secara signifikan memiliki hubungan erat dengan indeks def-t. Tujuan: tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui korelasi antara BMI dan def-t anak usia sekolah dasar di Kabupaten Bandung. Metode:penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel penelitian adalah228 siswa sekolah dasar berusia 5-9 tahun dengan ketentuan tidak memiliki sejarah penyakit sistemik. BMI ditentukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan anak disesuaikan dengan usia, sedangkan indeks karies ditentukan dengan menghitung def-t berdasarkan karakterisasi WHO. Hasil: BMI anak laki-laki adalah 14,47±1,96, BMI anak perempuan adalah 14,62±1,74 sedangkan rata-rata def-t adalah 8,84. Penghitungan korelasi dengan menggunakan Spearman rank didapat nilai p korelasi adalah 0,350 (p0,05), hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yangsignifikan antara def-t dengan BMI. Penghitungan korelasi Spearman rank untuk BMI dan def-t berdasarkan gendermemperlihatkan nilai p untuk anak laki-laki adalah 0,385 (p0,05) dan anak perempuan adalah 0,738 (p0,05),hal ini menunjukkan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara BMI dan def-t baik pada anak laki-laki maupunperempuan. Kesimpulan: hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi antara BMI dan def-t baik pada anaklaki-laki maupun pada anak perempuan usia sekolah dasar di Kabupaten Bandung
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Arikhman, Nova, Suherman Suherman, and Eliza Arman. "KORELASI SIKAP DAN PENGETAHUAN DENGAN INDEKS DMF-T PADA MURID SEKOLAH DASAR." Jurnal Endurance 3, no. 2 (June 29, 2018): 342. http://dx.doi.org/10.22216/jen.v3i2.3067.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Armilda, Dela, Dudi Aripin, and Inne Suherna Sasmita. "Pola makan makanan kariogenik dan non kariogenik serta pengalaman karies anak usia 11-12 tahun." Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students 1, no. 2 (October 30, 2017): 127. http://dx.doi.org/10.24198/pjdrs.v2i1.22125.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Karies merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin serta erat hubungannya dengan makanan kariogenik. Umumnya anak usia sekolah dasar memiliki kebiasaan makan makanan kariogenik yang bersifat lengket dan mudah hancur di dalam mulut sehingga dapat meningkatkan risiko karies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran distribusi pola makan makanan kariogenik dan non kariogenik serta pengalaman karies pada anak usia 11-12 tahun di SDN Cikawari, Kabupaten Bandung. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 41 anak dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah: Food Frequency Questionaire, formulir DMF-T, alat tulis, instrumen dasar pemeriksaan gigi dan mulut, cahaya senter, dan alat pelindung diri standar. Hasil: Persentase tertinggi pola makan makanan kariogenik adalah snack (46,13%), roti (43,9%) dan permen (41,46%). Persentase tertinggi pola makan makanan non kariogenik adalah nasi (70,73%), sayuran (48,78%), dan mie instan (43,9%) serta rerata indeks DMF-T adalah 3,95. Simpulan: Distribusi pola makan makanan kariogenik tertinggi pada anak usia 11-12 tahun di SDN Cikawari, Kabupaten Bandung, adalah snack, roti dan permen, serta distribusi pola makan makanan non kariogenik tertinggi adalah nasi, sayuran dan mie instan. Pengalaman karies menunjukkan rerata indeks DMF-T yang termasuk kategori sedang.Kata kunci: Pola makan makanan kariogenik, pola makan makanan non kariogenik, pengalaman karies anak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Pakpahan, Omry. "Status Kesehatan Gigi dan Gingiva Siswa Sekolah Luar Biasa Yayasan Dharma Asih." Jurnal Vokasi Kesehatan 4, no. 1 (April 15, 2018): 51. http://dx.doi.org/10.30602/jvk.v4i1.127.

Full text
Abstract:
Abstract: Dental Health Studies And Gingiva Student Outstanding Schools Dharma Asih Foundation. The importance of regular dental examination of the dentist is still lacking which can be caused by economic problems. Patients with disability disorders such as patients with nephrotic syndrome have a bad of oral hygiene and there is a mucosal lesion or aphthae, this is because respondents do not routinely perform the examination and oral care regularly. The aim of the study was to analyze dental and gingival stages in SLB/B and SLB/C. Type of research using survey method, conducted at Dharma Asih Foundation in Pontianak Municipality, September to November 2017. The research population is the respondents of Special School students (SLB/B and SLB/C) and the sample of research is 120 respondents. Sampling technique with purposive nonrandom sampling. The conclusions obtained were OHIS students of SLB/B and SLB/C were in the most moderate group. Based on the OHIS index that the education level of kindergarten, male gender, age group ≤ 5 years, 6-10 years and 11-15 years most experienced a bad OHIS index. Based on the DMF-T / deft index the students of SLB/B and SLB/C are in the lowest group at most. level of education, that the level of primary education, male gender and age group 6-10 years highest. It is recommended that dental and oral health care get more attention, so as not to have an adverse effect on the health of organs.Abstrak: Status Kesehatan Gigi Dan Gingiva Siswa Sekolah Luar Biasa Yayasan Dharma Asih. Pentingnya memeriksakan gigi secara teratur kedokter gigi masih kurang yang dapat diakibatkan karena masalah ekonomi. Penderita yang mengalami gangguan dis-abilitas seperti penderita neprotik syndrome mengalami keberihan mulut buruk dan terdapat lesi mukosa atau sariawan, hal ini dikarenakan responden tidak rutin melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi mulut secara berkala. Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis stautus gigi dan gingiva di SLB/B dan SLB/C. Jenis penelitian menggunakan metode survei yang dilakukan pada Yayasan Dharma Asih di Kotamadya Pontianak pada bulan september sampai nopember 2017. Populasi penelitian adalah responden siswa Sekolah Luar Biasa (SLB/B dan SLB/C) dan sampel penelitian berjumlah 120 responden. Teknik pengambilan sampel dengan purposive non random sampling. Simpulan yang diperoleh berupa indeks OHIS siswa SLB/B dan SLB/C sama berada pada kelompok sedang paling banyak. Berdasarkan indeks OHIS bahwa jenjang pendidikan TK, jenis kelamin laki-laki, kelompok umur ≤ 5 tahun, 6–10 tahun dan 11–15 tahun paling banyak mengalami indeks OHIS yang buruk. Berdasarkan indeks DMF-T/def-t siswa SLB/B dan SLB/C sama berada pada kelompok rendah paling banyak. jenjang pendidikan, bahwa jenjang pendidikan SD, jenis kelamin laki-laki dan kelompok umur 6–10 tahun paling tinggi. Disarankan bahwa penanganan kesehatan gigi dan mulut lebih mendapatkan perhatian, agar tidak mempunyai efek buruk terhadap kesehatan organ tubuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Rahmayanti, Arcynthia Widya, Netty Suryanti, and Anne Agustina Suwargiani. "Pengalaman karies, kondisi jaringan periodontal, dan kualitas hidup ibu hamilCaries experience, periodontal condition, and quality of life of pregnant women." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 32, no. 3 (December 31, 2020): 212. http://dx.doi.org/10.24198/jkg.v32i3.29404.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian terpenting dari kesehatan untuk wanita hamil, yang biasanya terjadi perubahan di rongga mulut yang berkaitan dengan penyakit periodontal dan karies. Tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut berdampak negatif pada kualitas hidup wanita hamil. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengalaman karies, kondisi jaringan periodontal, kebutuhan perawatan serta kualitas hidup ibu hamil dalam aspek kesehatan gigi dan mulut. Metode: Metode penelitian deskriptif dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dari 50 pasien di Puskesmas Ibrahim Adjie. Pengalaman karies diukur dengan indeks DMF-T, kondisi periodontal diukur dengan Community Periodontal Index for Treatment Needs (CPITN), dan kualitas hidup diukur menggunakan kuesioner OHIP-14. Hasil: Indeks DMF-T ibu hamil 9,86 termasuk kriteria sedang. Hasil CPITN yaitu jaringan periodontal sehat 0%, perdarahan saat probing 0%, kalkulus 68%, kedalaman poket 4-5 mm 32%, dan kedalaman poket lebih dari 6 mm 0%. Perbaikan oral hygiene, scaling dan menghilangkan faktor retentif plak merupakan jenis perawatan jaringan periodontal yang dibutuhkan pada ibu hamil. Kualitas hidup ibu hamil dalam aspek kesehatan gigi dan mulut tergolong dalam kategori baik dan dimensi yang berdampak pada kualitas hidup yaitu rasa sakit, ketidakmampuan fisik dan ketidakmampuan psikis. Simpulan: Pengalaman karies ibu hamil di Puskesmas Ibrahim Adjie berada pada kriteria sedang. Kondisi jaringan periodontal paling banyak mengalami gingivitis, yang memerlukan perawatan berupa perbaikan oral hygiene, scaling dan menghilangkan faktor retentif plak. Kualitas hidup secara umum tergolong dalam kategori baik. Dimensi rasa sakit, ketidakmampuan fisik, dan ketidakmampuan psikis merupakan kondisi yang paling berdampak pada kualitas hidup.Kata kunci: Ibu hamil, indeks DMF-T, CPITN, kualitas hidup. ABSTRACTIntroduction: Oral health is one of the essential parts of health for pregnant women, and usually changes the oral cavity in association with periodontal disease and caries. High levels of oral health problems have a negative impact on the quality of life for pregnant women. The research objective was to determine caries’ experience, periodontal conditions, treatment needs, and oral health-related quality of life of pregnant women. Methods: Descriptive method with purposive sampling technique. Data were collected from 50 patients at Ibrahim Adjie Community Health Centre (Puskesmas). The DMF-T index measured caries experience, the periodontal condition was measured by the Community Periodontal Index for Treatment Needs (CPITN), and the quality of life was measured using the OHIP-14 questionnaire. Results: The DMF-T index for pregnant women was 9.86, which included in the moderate criteria. The CPITN results were 0% had healthy periodontal tissue, 0% experienced bleeding on probing, 68% had calculus, 32% had 4-5 mm pocket depth, and 0% had more than 6 mm pocket depth. Improved oral hygiene, scaling and eliminating plaque retentive factors were the types of periodontal tissue treatment needed in pregnant women. The oral health-related quality of life of pregnant women was in a good category, with the dimensions that impact the quality of life were pain, physical disability, and psychological disability. Conclusion: The caries experience of pregnant women at Ibrahim Adjie Community Health Centre is in moderate criteria. Periodontal tissue conditions mostly experience gingivitis, which requires treatment to improve oral hygiene, scaling and removing plaque retentive factors. The oral health-related quality of life is generally in the good category. The dimensions of pain, physical disability, and psychological disability are the conditions that have the most impact on the quality of life.Keywords: Pregnant women, DMF-T index, CPITN, quality of life.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Kartikasari, Hana Yuwan, and Nuryanto Nuryanto. "HUBUNGAN KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Pada Anak Kelas III dan IV SDN Kadipaten I dan II Bojonegoro)." Journal of Nutrition College 3, no. 3 (September 30, 2014): 414–21. http://dx.doi.org/10.14710/jnc.v3i3.6605.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai di masyarakat, dimana diantaranya adalah golongan anak. Mengkonsumsi makanan kariogenik berlebih dapat meningkatkan risiko karies gigi. Anak yang mengalami karies gigi dalam kurun waktu yang lama akan berpengaruh terhadap asupan zat gizi dan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan kariogenik dan status gizi pada anak sekolah dasar Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Besar subjek yang dibutuhkan sebanyak 63 responden. Subjek diambil secara random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi tingkat karies gigi menggunakan indeks DMF-T, asupan makanan kariogenik diperoleh menggunakan Food Frekuensi Question (FFQ) dan kuesioner, dan status gizi dengan cara antropometri. Analisis data menggunakan uji korelasi rank Spearman.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan tingkat karies gigi sedang 23.8% dengan indeks DMF-T rata-rata 4.0 . Frekuensi konsumsi makanan kariogenik sebanyak 73% mengkonsumsi 3-6x sehari. Terdapat 15.8% anak memiliki status gizi sangat kurang. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa: ada hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan karieogenik (p=0.009 ; r=0.298) ,ada hubungan antara karies gigi dengan status gizi (p=0.008 ; r=0.303).Simpulan : Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan karieogenik, dan ada hubungan antara karies gigi dengan status gizi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Retnawati, Heri. "PENDETEKSIAN KEBERFUNGSIAN BUTIR PEMBEDA DENGAN INDEKS VOLUME SEDERHANA BERDASARKAN TEORI RESPONS BUTIR MULTIDIMENSI." Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 17, no. 2 (December 15, 2013): 275–86. http://dx.doi.org/10.21831/pep.v17i2.1700.

Full text
Abstract:
Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberfungsian butir pembeda (DIF) berdasarkan teori respons butir dengan model dua dimensi. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data ujian nasional mata pelajaran metematika 2003 yang sudah terbukti memuat 2 dimensi (Badrun Kartowagiran & Heri Retnawati, 2007). Untuk mendeteksi DIF, digunakan indeks volume sederhana yang merupakan pengembangan dari indeks daerah bertanda. Pada penelitian ini peserta tes dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya, kelompok siswa laki-laki dan siswa perempuan. Estimasi parameter butir dilakukan dengan bantuan BILOG dan TESTFACT, kemudian estimasi volume bertanda dan menggambar permukaan karakteristik butir dengan program MAPLE. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 28 butir yang dianalisis, sebanyak 2 butir berpotensi memuat DIF seragam dan 26 butir berpotensi memuat DIF yang tidak seragam. Kata kunci: teori respons butir unidimensi, teori respons butir multidimensi DIF, UPD, SPD ______________________________________________________________INDENTIFYNG DIFFERENTIAL ITEM FUNCTIONING USING SIMPLE VOLUME INDICES BASED ON MULTIDIMENTONAL ITEM RESPONSE THEORYAbstract The aim of the studi is to identify differential item fungtioning (DIF) based on item response theory using bidimensional model. This study uses explorative quantitative approach. Data used in this study is a mathematics test of national exam 2003 data which has been proved to contain 2-dimensions (Badrun Kartowagiran & Heri Retnawati, 2007). The simple volume indices are used to detect DIF which is the development of the simple area indices. The testee are grouped based on their gender, groups of male students and female students. The item parameter estimation was performed with BILOG and TESTFACT, and then to estimate volume and draw the surface characteristics curve was conduct with MAPLE. The results showed that of the 28 items analyzed, 2 items potentially contained uniform DIF and 26 items potentially contained a non-uniform DIF.Keywords: unidimensional IRT, multidimensional IRT, DIF, UPD, SPD
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Ramdiani, Dhini, Ita Yulita, Bimo G. Sasongko, and Tedi Purnama. "REQUIRED TREATMENT INDEX (RTI) PADA PASIEN DEWASA DI KLINIK DOKTER GIGI TJANG RIYANTO CAHYADI KOTA BOGOR." JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy 1, no. 2 (October 22, 2020): 55–60. http://dx.doi.org/10.36082/jdht.v1i2.128.

Full text
Abstract:
Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Prevalensi karies gigi kelompok umur usia 35-44 tahun sebesar 92,2% dengan indeks DMF-T sebesar 6,9. Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T. RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Required Treatment Index (RTI) pada pasien dewasa di Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi Kota Bogor pada Bulan Januari 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 35 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh pasien dewasa Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi memiliki angka pengalaman karies sebesar 10,4. Perhitungan RTI diperoleh 32,4% termasuk kriteria baik dengan responden yang mempunyai RTI kriteria baik sebanyak 27 orang (77,1%) dan RTI kriteria kurang 8 orang (22,9%). kelompok umur 36-45 tahun memiliki skor RTI lebih baik dari kelompok umur 26-35 tahun, pasien laki-laki memiliki skor RTI lebih baik dari perempuan. Kesimpulan: Sebagian besar pasien dewasa di Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi memiliki skor DMF-T dengan kriteria tinggi dan persentase Required Treatment Index dengan kriteria baik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Dayataka, Raka Putri, Hilda Herawati, and Rudi Satria Darwis. "Hubungan tingkat keparahan maloklusi dengan status karies pada remajaRelationship of malocclusion severity with caries status in adolescents." Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students 3, no. 1 (July 12, 2019): 43. http://dx.doi.org/10.24198/pjdrs.v2i2.22224.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Maloklusi adalah ketidaksesuaian hubungan gigi dan rahang yang dapat menimbulkan beberapa dampak. Salah satu dampak maloklusi adalah retensi plak yang memicu terjadinya karies karena proses demineralisasi terjadi pada permukaan gigi yang berjejal dan sulit dibersihkan. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dengan status karies pada remaja di SMPN 1 Kota Cimahi. Metode: Jenis penelitian adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh remaja di SMPN 1 Kota Cimahi. Teknik sampling yang digunakan stratified random sampling. Pemeriksaan rongga mulut dilakukan pada 61 siswa usia 12-15 tahun, sebagai subyek penelitian. Penilaian tingkat keparahan maloklusi menggunakan indeks Handicapped Maloclussion Assesment Record (HMAR) dan penilaian status karies menggunakan indeks DMF-T. Hasil: Persentase maloklusi siswa SMP Negeri 1 Kota Cimahi sebesar 96,7%, sedangkan persentase karies didapat sebesar 83,6%. Tingkat keparahan maloklusi terbanyak yang ditemukan adalah kategori sangat berat, sangat perlu perawatan, sedangkan status karies yang paling banyak ditemukan adalah kategori moderat. Analisis korelasi menggunakan metode statistik Rank Spearman dan didapat nilai p=0,036 (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan maloklusi dengan status karies pada remaja di SMP Negeri 1 Kota Cimahi.Kata kunci: Tingkat keparahan maloklusi, status karies, HMAR, DMF-T, remaja ABSTRACTIntroduction: Malocclusion is a misalignment between the teeth and jaws that can cause several effects. One of the malocclusion effects is plaque retention that triggers caries because the demineralisation process occurs on the crowded tooth surface, which is difficult to clean. The purpose of the study was to determine the relationship between the malocclusion severity and caries status in adolescents at 1 Junior High School of Cimahi. Methods: This research was correlational analytic with a cross-sectional approach. The study population was all adolescents at 1 Junior High School of Cimahi. The sampling technique used was stratified random sampling. Oral examination was performed on 61 students aged 12-15 years old, as the subject of the study. Assessment of malocclusion severity was performed using the Handicapped Malocclusion Assessment Record (HMAR) index, and assessment of caries status was performed using the DMF-T index. Results: Percentage of malocclusion of students in 1 Junior High School of Cimahi was 96.7%, while the percentage of caries was 83.6%. The highest malocclusion severity found was a very severe category, intensive treatment necessary; while the most found caries status was a moderate category. Correlation analysis was performed using Rank Spearman statistical method which obtained the p-value = 0.036 (p < 0.05). Conclusion: There is a significant relationship between the malocclusion severity and caries status in adolescents at 1 Junior High School of Cimahi.Keywords: Malocclusion severity, caries status, HMAR, DMF-T, adolescents
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Maryanti, Esy, Ismawati Ismawati, Unique Prissilia, and Ardini Yovy Puteri. "Potensi Transmisi Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Indeks Entomologi dan Maya Indeks di Tiga Kelurahan Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru." Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 19, no. 2 (July 28, 2020): 111–18. http://dx.doi.org/10.14710/jkli.19.2.111-118.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Kejadian DBD selalu ada setiap tahun di Pekanbaru dari tahun 2014-2016 terjadi peningkatan kasus, 2017-2018 kasus DBD mulai menurun tetapi diawal tahun 2019 kasus DBD kembali terjadi peningkatan dan sudah ada kematian sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi transmisi DBD berdasarkan indeks entomologi dan maya indeks di tiga kelurahan Kecamatan Sukajadi yang merupakan daerah endemis DBD. Metode: Penelitian survei larva Aedes aegypti dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Juli 2019 di tiga kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Tengah, Kampung Melayu, Kedungsari Kecamatan Sukajadi. Identifikasi larva menggunakan metode single larva method. Hasil: Sebanyak 181 rumah yang disurvey, didapatkan 822 kontainer yang terdiri dari 683 controllable sites dan 139 disposable sites. Angka bebas jentik sebesar 89,5%, container index 3,4%, house index 10,5% dan Breteau index 21%. Status Maya indeks (MI) yang diukur berdasarkan breeding risk index dan hygiene risk index didapatkan sebanyak 55,80% rumah termasuk dalam status sedang dan 15,47% termasuk ke dalam status MI tinggi. Sebaran keberadaan larva Aedes aegypti berdasarkan letak geografis cukup merata di Kelurahan Kampung Melayu dan Kampung Tengah.Simpulan: Berdasarkan hasil indeks entomologi tersebut didapatkan density figure dalam kategori sedang yang artinya wilayah ini mempunyai potensi transmisi sedang untuk kejadian penyakit DBD. ABSTRACT Title : Transmission Potential of Dengue hemorrhagic fever based on entomology index and maya index in three sub-districts, Sukajadi District, Pekanbaru CityBackground: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease still a health problem in Indonesia caused by the dengue virus that is transmitted through Aedes aegypti. The incidence of DHF is always there every year in Pekanbaru form 2014-2016 there was an increase in cases, from 2017-2018 dengue cases began to decline, but in early 2019 dengue cases increased again and there have been deaths so it requires more serious attention.. The objectives of this study was to analyze the potential transmission of DHF based on the entomology index and maya index in three sub-districts of Sukajadi district.Method: The research was a survey of larva Ae.aegypti in July 2019 from 181 houses in the three village of Sukajadi District. Larvae identification using the single larvae method.Result: A total of 181 houses surveyed obtained 822 containers consisting of 683 controllable sites and 139 disposable sites. The larvae free rates is 89.5%, container index 3.4%, house index 10,5% and Breteau index 21%. Maya index is measures based on breeding risk index and hygiene risk index shows that there are 55.8% of houses in the area are classified as moderate and 15.47% are included in high. The distribution of the existence of Ae.aegypti larvae based on the geographical location is quite evenly distributed in Kampung Melayu and Kampung Tengah.Conclusion: It is found that density figure is in the medium, which means that region has moderate transmission potential for the incidence of DHF
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Widjajanti, Wening, Rima Tunjungsari Dyah Ayuningtyas, and Ni Wayan Dewi Adnyana. "INDEKS ENTOMOLOGI VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE DI TIGA KABUPATEN DI PROVINSI BALI." Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit 11, no. 1 (June 27, 2019): 11–20. http://dx.doi.org/10.22435/vk.v11i1.1137.

Full text
Abstract:
Incidence rate Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) in Bali Province ranks first in Indonesia in 2011-2015. DHF is caused by dengue virus transmitted by Aedes spp. The risk of DBD transmission is measured by density figure. This research was conducted in Jembrana, Karangasem and Badung Districts of Bali in 2017 with the aim to know the entomology’s index in those districts. Larvae of Aedes spp. collected from 100 homes in each location in the area. The results of mosquito larvae were calculated by indicator of larvae index of House Index (HI), Container Index (CI) and Breateu Index (BI). The result of HI in Jembrana, Karangasem and Badung’s districts are 19%, 27% and 45%. The result of CI in Jembrana, Karangasem and Badung’s districts are 9,25%; 17,37% and 24,41%. The result of BI in Jembrana, Karangasem and Badung’s districts are 25%, 41% dan 62%. The types of mosquito breeding places in Jembrana and Karangasem are mostly found in buckets, while in Badung regency were found in bathtube. The potential for DHF transmission is still ongoing in these three kabupates. The efforts of larvasidation, eradication of mosquito nests and extension should be done by these three districts.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Fitriana, Aida, and Nila Kasuma. "GAMBARAN TINGKAT KESEHATAN GIGI ANAK USIA DINI BERDASARKAN INDEKS def-t PADA SISWA PAUD KELURAHAN JATI KOTA PADANG." Andalas Dental Journal 1, no. 1 (February 13, 2019): 29–38. http://dx.doi.org/10.25077/adj.v1i1.3.

Full text
Abstract:
Dental caries is the most common problem in the world. Tooth and oral diseases are most common lessions in Indonesian society (60%). The purpose of this study was to find out the index of def-t PAUD students of Kelurahan Jati Padang city which is can be use to guide planning, actuating, controlling and evaluating dental health programme by Dentistry Faculty of Andalas University. The research has been used descriptive methode and used total sampling. Samples consist for def-t index was 13 girls and 20 boys and categorized based on WHO caries categorize. The result has been shown that def-t index PAUD studentsi is 5,18. The summarized from this research have been shown that def-t PAUD students in highly categorized.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

El Fithriyah, Rhabiah, and Herryawan. "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN EARLY CHILDHOOD CARIES PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KOTA CIMAHI." Medika Kartika Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Volume 1 No 2 (April 30, 2018): 106–44. http://dx.doi.org/10.35990/mk.v1n2.p106-144.

Full text
Abstract:
Early childhood caries (ECC) adalah terdapatnya satu atau lebih kerusakan gigi yang terjadi pada bayi sampai usia 71 bulan. Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut orang tua khususnya ibu berperan penting dalam mengubah kebiasaan buruk anaknya yang dapat menyebabkan karies. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan karies dan hubungannya dengan kejadian ECC pada anak usia pra sekolah di kota Cimahi. Penelitian untuk penilaian tingkat pengetahuan ibu adalah dengan memberikan kuisioner kepada para ibu subjek penelitian dan memeriksa karies pada anak dan diukur menggunakan indeks dmf. Jumlah murid pada 7 TK terpilih sebanyak 219 orang dan subjek dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 172 orang yang terdiri dari ibu beserta anaknya yang berusia 3 – 5 tahun. Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu di kota Cimahi mengenai kesehatan gigi dan mulut paling banyak berada dalam kategori cukup yaitu sebanyak 111 orang (64,5%). Pada tingkat pengetahuan baik, indeks karies berada pada kategori sangat tinggi(30,3%). Pada tingkat pengetahuan cukup, indeks karies berada pada kategori sedang (36,0%) sedangkan pada tingkat pengetahuan buruk, indeks karies berada pada kategori sangat tinggi (100%). Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu mengenai kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian ECC pada anak usia pra sekolah di kota Cimahi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Pinanty, Ajeng, Anne Agustina Suwargiani, and Sri Susilawati. "Pengalaman karies dan status periodontal pada ibu hamilCaries experience and periodontal status of pregnant women." Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students 4, no. 1 (April 30, 2020): 15. http://dx.doi.org/10.24198/pjdrs.v4i1.24847.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada beberapa anggota tubuh, termasuk rongga mulut. Kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan sangat perlu dijaga, agar ibu hamil terhindar dari peningkatan resiko terjadinya karies dan penyakit periodontal. Upaya ini akan menghindari terjadinya resiko yang menyebabkan prematur dan kelahiran berat bayi lahir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman karies dan status periodontal ibu hamil agar dapat melakukan perawatan dan pencegahan dini. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang dan sedang memeriksakan kehamilannya ke poli KIA Puskesmas Sukajadi Bandung. Pengambilan responden menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 65 ibu hamil di Puskesmas Sukajadi Bandung. Pengalaman karies diukur dengan indeks DMFT, status periodontal dengan Community Periodontal Index (CPI). Hasil: Indeks DMF-T ibu hamil sebesar 6,82. Hasil CPI yaitu periodontal sehat 3,08%, perdarahan gusi 1,54%, terdapat kalkulus 26,15%, poket 4–5 mm 63,08%, poket ≥ 6 mm 6%. Simpulan: Pengalaman karies pada ibu hamil termasuk pada kriteria rendah, sedangkan status jaringan periodontal yang paling banyak ditemui pada ibu hamil di Puskesmas Sukajadi yaitu terdapat poket 4-5 mm.Kata kunci: Ibu hamil, indeks CPI, indeks DMFT, Puskesmas. ABSTRACTIntroduction: Pregnancy can cause changes in the body, including the oral cavity. Dental and oral health during pregnancy is essential to reduce the risk of caries and periodontal disease. This effort is expected to prevent the risk of premature birth and low birth-weight babies. This study was aimed to determine the caries experience and periodontal status of pregnant women to obtain early treatment and prevention. Methods: Descriptive method using a survey technique was used in this study. The population of this study were all pregnant women who came and checked their pregnancy to the Maternal and Child Health Centre of Sukajadi Community Health Centre Bandung. A total sample of 65 pregnant women at Sukajadi Community Health Centre Bandung was obtained through purposive sampling. The caries experience and periodontal status was measured using the DMFT index and Community Periodontal Index (CPI), respectively. Results: Pregnant women showed DMF-T index of 6.82, the CPI state showed healthy periodontal status with 3.08% of gingival bleeding, 1.54% of calculus, 26.15% of 4-5 mm pocket, and 63.08% of ≥ 6 mm pocket. Conclusion: Caries experience in pregnant women at the Sukajadi Community Health Centre is categorised as low. At the same time, the presence of 4-5 mm pockets is most commonly found in the periodontal status of pregnant women.Keywords: Pregnant women, CPI index, DMFT index, Community Health Centre.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Angelica, Cynthia, Linda Sari Sembiring, and Winny Suwindere. "Pengaruh tingkat pendidikan tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4‒5 tahunThe influence of higher education level and maternal behaviour on the def-t index in children aged 4‒5 years old." Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students 3, no. 1 (July 12, 2019): 20. http://dx.doi.org/10.24198/pjdrs.v3i1.22484.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi masyakat, terlihat dengan tingginya prevalensi karies pada anak usia 1‒4 tahun (10,4%), dan pada anak usia 5‒9 tahun adalah 28,9%. Karies yang terjadi pada anak disebut Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini yang terjadi pada anak usia 71 bulan atau lebih muda. Anak memperoleh perilaku kebersihan mulut dan kebiasaan kesehatan rongga mulut dari ibu sehingga peran ibu sangat mempengaruhi keadaan rongga mulut anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4‒5 tahun di TK Santa Maria Kota Cirebon. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah anak usia 4‒5 tahun di TK Santa Maria Kota Cirebon. Sampel penelitian berjumlah 74 orang dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Hasil: Analisis statistik penelitian dilakukan dengan menggunakan model regresi Tobit. Simpulan: Terdapat pengaruh tingkat pendidikan tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4‒5 tahun di TK Santa Maria Kota Cirebon.Kata kunci: Tingkat pendidikan, perilaku ibu, indeks def-t, anak usia 4-5 tahun ABSTRACTIntroduction: Dental caries is a major problem in the dental health of the community, reflected by the high prevalence of caries in children aged 1‒4 years old (10.4%), and in children aged 5‒9 years old (28.9%). Caries that occur in children is called Early Childhood Caries (ECC), or early caries that occurs in children aged 71 months or younger. Children get their oral hygiene behaviour and oral health habits from their mothers; thus, the mother's role profoundly affects the children's oral cavity condition. This study was aimed to determine the influence of higher education level and maternal behaviour on the def-t index in children aged 4‒5 years old at Santa Maria Kindergarten in the city of Cirebon. Methods: This study was using an observational analytic method with a cross-sectional research design. The study population was children aged 4‒5 years old at Santa Maria Kindergarten in the city of Cirebon. The research sample was 74 people taken with stratified random sampling technique. Results: Statistical analysis of the study was conducted using the Tobit regression model. Conclusion: There is an influence of higher education level and maternal behaviour on the def-t index in children aged 4‒5 years old at Santa Maria Kindergarten in the city of Cirebon.Keywords: Education level, maternal behaviour, def-t index, 4-5-years old children
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Kurnia, Risman, Tri Baskoro Tunggul Satoto, and M. Lutfan Lazuardi. "Indeks Entomologi Vektor Nyamuk Aedes spp di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Tanjungpinang Timur Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau." Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal) 12, no. 1 (July 29, 2021): 1–7. http://dx.doi.org/10.32695/jkt.v12i1.112.

Full text
Abstract:
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a health problem in Indonesia. This study aims to determine the vector entomology index of Aedes spp mosquitoes in dengue endemic areas in the East Tanjungpinang District, Tanjungpinang City. The study was conducted in January-March 2020 with a cross sectional method. The research locations in DHF endemic areas are Batu 9 and Bulang villages. Entomological data were analyzed descriptively. The results showed that the value of the House index for Batu 9 was 45% and Kampung Bulang was 38.8%. The Containteir index value is 12.6% in Batu 9 and Kampung Bulang. The Breteau index value in Kelurahan Batu 9 was 76% and Kampung Bulang was 68%, while the Larva free rate in Batu 9 was 55% and 61% in Kampung Bulang Village. Density of dengue vector larvae based on HI, CI and BI in both DHF endemic villages is on a scale of 4-7 and is included in the medium and high risk categories. This explains that the entomological index in East Tanjungpinang District is still low, so it is necessary to control Aedes spp larvae by draining the bath, closing water storage, conducting mosquito nest eradication, and burying used goods so that they do not become a breeding place for DHF vectors.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Hamsar, Adriana, and Ety Sofia Ramadhan. "Penggunaan Chlorhexidine Kumur dalam Perbaikan Indeks Kebersihan Gigi Pegawai Poltekkes Kemenkes RI Medan." Jurnal Kesehatan Gigi 6, no. 2 (December 31, 2019): 99–103. http://dx.doi.org/10.31983/jkg.v6i2.5482.

Full text
Abstract:
The prevalence of dental caries in Indonesia is still high with a DMF-T value of 4.6 (Riskesdas, 2013). One of the causes of caries is plaque on tooth surface. Plaque that attached to the teeth provides nutrients for bacteria to grow, causes bacterial colonization, and provides an acidic atmosphere that will come in contact with the tooth surface, causing the enamel to dissolve and cause caries. Efforts to overcome this include through the use of mouthwash containing Chlorhexidine. Numerous studies have shown that Chlorhexidine has bactericidal and bacteriostatic effects. One of the pharmaceutical companies introduced Chlorhexidine products by adding Degluconate (DG) to increase its effectiveness. This study aims to examine the effects of Chlorhexidine-DG on dental hygiene. The research conducted was quasi experiment research. The population in this study were employees of Medan Health Polytechnic of Ministry of Health, with study sample of 100 people, divided into 2 groups, one group was given Chlorhexidine-DG, the other group was given mineral water as mouthwash. Data were analyzed univariately and bivariately using SPSS. The results of the bivariate analysis with Wilcoxon-Test, it was found significant difference in changes in the number of dental hygiene indexes (Plaque indexes) for the two groups. Chlorhexidine-DG and mineral water are equally effective against the dental hygiene index. But when compared between two Chlorhexidine-DG is more effective in affecting dental hygiene index than mineral water.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Susi, Susi, Rahmi Khairani Aulia, Murniwati Murniwati, and Minarni Minarni. "Pengaruh pola minum air susu ibu terhadap terjadinya early childhood caries pada anak di bawah usia lima tahunEffect of breast milk consumption patterns on the occurrence of early childhood caries in children under five years of age." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 32, no. 3 (December 31, 2020): 226. http://dx.doi.org/10.24198/jkg.v32i3.23764.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Early childhood caries (ECC) merupakan karies yang mengenai gigi sulung pada anak-anak dibawah usia 71 bulan. Pemerintah Indonesia menargetkan anak dibawah usia 12 tahun bebas karies pada tahun 2030. Tahun 2017 prevalensi ECC pada anak usia 2-3 tahun di Bukittinggi adalah 51.5%.Hal ini masih sangat jauh dari target pemerintah Indonesia. Pola minum susu dan pola makan merupakan faktor resiko karies. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara pola minum susu dengan early childhood caries. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan cross-sectional study di Posyandu Bukittinggi. Subyek dipilih secara multistage random sampling sebanyak 146 pasang ibu dan anak dengan rentang umur 2 sampai 5 tahun. Pola minum susu diobservasi menggunakan kuesioner pada ibu sedangkan ECC diperiksa secara visual. Data dikumpulkan dan dianalisa dengan chi square test dengan nilai kepercayaan 95%. Data diambil oleh enam orang dokter gigi muda pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas yang telah dikalibrasi sebelumnya. Data dianalisis menggunakan chi-square test. Hasil: Prevalensi ECC di Bukittinggi adalah 101 (69,2%) dengan indeks def-t rata-rata 3,00 ± SD 4,02 pada 95% CI (3,23 – 4,54). Sampel dengan ASI ekslusif 74 (50,7%) mempunyai indeks def-t lebih rendah dibanding non-ekslusif (3,70 vs. 4,07) dengan nilai p=0,678. Sampel dengan ASI dan makanan pendamping 68 (46,6%) mempunyai indeks def-t lebih rendah dibanding non ASI dan MP (3,51 vs. 4,21) dengan p=0,787. Simpulan: Secara statitik tidak terdapat pengaruh pola minum air susu ibu terhadap terjadinya early childhood caries pada anak di bawah usia lima tahun, namun kejadian early childhood caries lebih rendah pada pemberian ASI ekslusif dibandingkan dengan ASI non ekslusif.Kata kunci: ASI, early childhood caries, indeks def-t, makanan pendamping, prevalensi. ABSTRACTIntroduction: Early childhood caries (ECC) are caries that affect primary teeth in children under 71 months of age. The Indonesian government is targeting children under 12 years of age to be free from caries by 2030. In 2017, ECC prevalence in children aged 2-3 years in Bukittinggi was 51.5%. This data is still very far from the target of the Indonesian government. The pattern of milk consumption and dietary habit are caries risk factors. This research aimed to analyse the relationship between breast milk consumption pattern and early childhood caries. Methods: This was a descriptive study with a cross-sectional study at Bukittinggi Integrated Healthcare Centre (Posyandu). The subjects were selected by multistage random sampling, which obtained as many as 146 pairs of mothers and children aged 2 to 5 years. The breast milk consumption pattern was observed using a mother’s questionnaire while the ECC was examined visually. Data were collected and analysed using the chi-square test with a confidence value of 95%. Six young dentists took the data at the Faculty of Dentistry Andalas University who had been calibrated before. Data were analysed using the chi-square test. Results: The prevalence of ECC in Bukittinggi was 101 (69.2%) with the def-t index mean of 3.00 ± SD 4.02 at 95% CI (3.23 - 4.54). Samples with exclusive breastfeeding 74 (50.7%) had a lower def-t index than non-exclusive (3.70 vs 4.07) with the p-value=0.678. Samples with breast milk and complementary foods was 68 (46.6%), which showed a lower def-t index than non-breast milk and complementary food (3.51 vs 4.21) with p=0.787. Conclusion: Statistically, there is no effect of the pattern of breast milk consumption on the occurrence of early childhood caries in children under the age of five years, however, the incidence of early childhood caries is lower in exclusive breastfeed-ing children compared to non-exclusive breastfeeding.Keywords: Breast milk, early childhood caries, def-t index, complementary food, prevalence.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Kinansi, Revi Rosavika, and Mega Tyas Prihatin. "Analisis Diskriminan Fisher untuk Hubungan Incidence Rate dengan Indeks Entomologi berdasarkan Klasifikasi Ekosistem." Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 22, no. 4 (January 22, 2020): 282–91. http://dx.doi.org/10.22435/hsr.v22i4.2151.

Full text
Abstract:
Discriminant analysis is one of the statistical techniques that may use to provide the most appropriate estimation for classifying individuals into one group based on the independent variable score (discriminant score). There are 2 main assumptions in discriminant analysis such as fulfilled data normality and similarity of variant-covariants. This study aims to determine whether there is a relationship between DHF Incidence Rate (IR) and entomology index if a region is classified as a coast-not a coast and rural-urban. This research conducted in 78 districts in Indonesia carried out in Disease Reservoir and Vector Specific Research from 2016 to 2017. The geographical area of ​​Indonesia which has a tropical climate with three months of rainy season in December, January, February and three months of the dry season in June, July, August can be a hyperendemic area of ​​DHF. This condition is exacerbated by the development of increasingly complex urban areas and the development of rural areas into cities that reduce environmental quality and have an impact on the expansion of the habitat of Aedes aegypti as vector of DHF. The data to be analyzed are the entomology index in the form of numbers of HI, BI, CI and ABJ against IR. The results of the analysis provide information that the very low value of Canonical Correlation is 0.076 classified as coast and not coast so that there is no relationship between the independent variable and the dependent variable. While the Canonical Correlation value is quite high, which is 0.219 classified as rural and urban showed that there is a relationship between the independent variable and the dependent variable. Based on the results, densely populated ecosystems in urban or rural areas have a great chance of cases of dengue hemorrhagic fever, so people need to monitor mosquito larvae to control DHF. Abstrak Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang dapat digunakan untuk memberikan pendugaan yang paling tepat untuk mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu kelompok berdasarkan skor variabel bebas (skor diskriminan). Terdapat 2 asumsi utama dalam melakukan analisis diskriminan, yaitu normalitas data harus terpenuhi dan kesamaan varian-kovarian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Incidence Rate (IR) DBD dengan indeks entomologi jika suatu wilayah diklasifikasi menjadi pantai-bukan pantai dan perdesaan-perkotaan. Penelitian telah dilakukan di 78 kabupaten di Indonesia pada Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit tahun 2016 hingga 2017. Wilayah geografis Indonesia yang beriklim tropis dengan tiga bulan musim hujan pada Desember, Januari, Februari dan tiga bulan musim kemarau pada Juni, Juli, Agustus dapat menjadi wilayah hiperendemik DBD. Kondisi tersebut diperparah oleh perkembangan wilayah perkotaan yang semakin kompleks dan perkembangan wilayah pedesaan menjadi kota yang menurunkan kualitas lingkungan hidup dan berdampak pada perluasan habitat nyamuk Aedes aegypti vektor penyakit DBD. Data yang akan dianalisis adalah data indeks entomologi berupa angka HI, BI, CI dan ABJ terhadap IR. Hasil analisis memberikan informasi bahwa nilai Canonical Correlation yang sangat rendah yaitu 0,076, jika diklasifikasi menjadi pantai dan bukan pantai menunjukkan tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai Canonical Correlation yang cukup tinggi yaitu 0,219, jika diklasifikasi menjadi perdesaan dan perkotaan menunjukkan terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat nya. Berdasarkan hasil penelitian ini, ekosistem padat penduduk di perkotaan atau perdesaan memiliki peluang besar terhadap adanya kasus demam berdarah dengue, sehingga masyarakat perlu melakukan monitoring terhadap jentik nyamuk untuk pengendalian DBD.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Prihastari, Lisa, Puteri Mentari Siregar, Rizka Indirasari Nur, Sherly Mentari, and Zullia Taftyanti. "SURVEY EPIDEMIOLOGI: HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN INDEKS DMF-T LANSIA USIA 45-65 TAHUN DI KECAMATAN KRONJO, KABUPATEN TANGGERANG." ODONTO : Dental Journal 4, no. 2 (December 1, 2017): 101. http://dx.doi.org/10.30659/odj.4.2.101-107.

Full text
Abstract:
Background: The number of elderly population growing fastly in Indonesia along with the increase of life expectancy. Oral health of elderly people greatly affect the quality of life. Oral health in the elderly is reflected in the number of missing teeth (tooth loss), dental caries and periodontal disease. Objective: To know the relationship of Elderly oral health behavior with DMFT indexMethods: Cross-sectional survey with WHO’s method was done by multistage random sampling at 124 age 45-64 years old in Kronjo sub-district, Tangerang.The data was collected by DMFT examination and the standard questionnaire of WHO survey. Calibration test for four examiners with Kappa value was 0.75Results: The mean score of DMFT was 15.5 is included in the very high category. There was statistically significant association between elderly selfassessmentand toothpaste use with DMFT index (p=0,016; p= 0,009). There was no significant association between sweet consuming and dental pain with mean DMFT index (p = 0.216; p = 0.324)Conclusion: Oral Health Behavior of the Elderly in Kronjo sub-district is stillpoor with a very high score of DMFT that will require immediate attention fromthe government.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

NURWATI, BUNGA. "Masalah Karies Gigi Dengan Kualitas Hidup Pada Anak Sekolah Usia 5-7 TAHUN." Jurnal Skala Kesehatan 10, no. 1 (April 15, 2019): 41–47. http://dx.doi.org/10.31964/jsk.v10i1.164.

Full text
Abstract:
Karies gigi yang diderita pada anak usia sekolah dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup dan terganggunya kegiatan keseharian yang dikarenakan ketidakmampuan proses pengunyahan. Kejadian karies gigi sulung pada anak mencapai 80% dengan rerata def-t 5,0 yang selanjutnya berakibat pada banyaknya penderita gigi berlubang untuk anak usia dibawah 12 tahun (mencapai 89%). Sementara WHO mencanangkan target pencapaian pelayanan kesehatan gigi di tahun 2010 sebesar 90% bebas karies untuk anak usia 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara indeks karies gigi pada anak usia 5-7 tahun dengan kualitas hidup anak tersebut. Dimana metode simple random Lemeshow digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasional analitik berbasis teknik korelasi yang dilakukan pada 138 sampel anak sekolah. Hasil uji korelasi menggunakan nilai α=0.05 menunjukkan adanya korelasi yang berlawanan antara indeks karies gigi dengan kualitas hidup anak sekolah. Dimana indeks yang menjadi bahan uji korelasi memberikan hubungan yang signifikan (p<0.05) terhadap variabel yang diuji. Kesimpulan semakin rendah indeks karies gigi, semakin tinggi kualitas hidup anak sekolah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Yuda, I. Wayan Andi. "Perbandingan Dampak El Nino Kuat 2015/16 Dan 1997/98 Terhadap Curah Hujan Di Provinsi Bali - Indonesia." Megasains 11, no. 2 (August 1, 2020): 28–35. http://dx.doi.org/10.46824/megasains.v11i2.13.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan fenomena El Nino 2015/16 dan 1997/98 dari segi indeks dan dampak keduanya terhadap curah hujan di Provinsi Bali - Indonesia. Metode analisis yang digunakan berupa metode Korelasi Pearson dan statistik deskriptif terhadap data Indeks Nino 3.4 yang dikonversi menjadi Oceanic Nino Index (ONI) dan data curah hujan bulanan di 22 titik penakar hujan Provinsi Bali. Hasil penelitian menunjukan El Nino 2015/16 (indeks tertinggi 2.37) sedikit lebih kuat daripada El Nino 1997/98 (indeks tertinggi 2.33). Berdasarkan siklus hidupnya, El Nino 2015/16 lebih lama bertahan dibandingkan dengan El Nino 1997/98. Hubungan antara El Nino dengan curah hujan Bali diketahui lebih kuat pada periode September-Oktober-Nopember (SON) dibandingkan dengan periode Desember–Januari–Februari (DJF). Kemudian setelah dilakukan perbandingan antara kedua kejadian El Nino Kuat tersebut, ternyata dampak penurunan curah hujan di Provinsi Bali saat El Nino Kuat 2015/16 (-6% s/d -46%) tidak separah dampak penurunan curah hujan saat fenomena El Nino Kuat 1997/98 (-18% s/d -72%)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

SUDARYONO, SUDARYONO. "SENSITIVITAS METODE PENDETEKSIAN DIFFERENTIAL ITEM FUNCTIONING (DIF)." Jurnal Evaluasi Pendidikan 3, no. 1 (May 9, 2017): 82. http://dx.doi.org/10.21009/jep.031.07.

Full text
Abstract:
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui data empiris tentang sensitivitas perbandingan antara metode Chi-Square Scheuneman, metode Mantel-Haenszel metode teori responsi butir model Rasch dalam mendeteksi keberadaan Differential Item Functioning (DIF). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan desain 1 x 3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah, Chi-square Scheuneman, metode Mantel-Haenszel, dan teori responsi butir model Rasch. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan: (1) karakteristik butir tes berdasarkan teori tes klasik, (2) kesalahan pengukuran standar berdasarkan teori tes klasik, dan (3) deteksi butir soal yang terindikasi mengandung Differential Item Functioning (DIF) berdasarkan perbedaan gender. Analisis data penelitian ini didasarkan pada responsi peserta tes Ujian Nasional Matematika pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang tahun akademik 2008/2009. Sumber data penelitian ini adalah lembar jawaban komputer dari 5000 siswa yang terdiri dari 2500 siswa pria dan 2500 siswa perempuan yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan teori tes klasik menunjukkan bahwa ada 28 butir tes dari 40 butir tes matematika, dengan indeks keandalan reliabilitas sebesar 0,827. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua metode yang digunakan untuk mendeteksi DIF cukup baik, namun metode teori responsi butir model Rasch adalah model yang paling sensitif dibandingkan dengan metode Mantel-Haenszel, dan metode Chi-square Scheuneman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Utami, Sri. "HUBUNGAN ANTARA pH SALIA DENGAN STATUS KARIES GIGI ANAK USIA PRASEKOLAH DI KABUPATEN SLEMAN." Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi 14, no. 2 (December 29, 2018): 40. http://dx.doi.org/10.32509/jitekgi.v14i2.653.

Full text
Abstract:
Latar belakang: prevalensi karies pada anak-anak usia 2-4 tahun di negara-negara yang sedang berkembang mencapai 18 % , sedangkan pada anak-anak usia 3-6 tahun di Kota Yogyakarta mencapai 84,1 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pH saliva dengan status karies gigi anak usia prasekolah Kabupaten Sleman tahun 2015. Metode: jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain kasus kontrol. Jumlah subyek penelitian adalah 120 anak usia prasekolah , 60 anak sebagai kasus dan 60 anak sebagai kontrol, dengan usia 4-6 tahun. Tempat penelitian adalah di sekolah TK Kabupaten Sleman, menggunakan teknik sampling simple random sampling. Variabel penelitian adalah pH saliva yang diukur menggunakan pH digital meter (Hanna), dan status karies gigi anak diukur menggunakan indeks def-t. Koefisien Kappa pengukuran indeks def-s adalah 100%. Analisis data yang digunakan adalah uji Simple Logistic Regression. Hasil: terdapat hubungan yang signifikan antara pH saliva dengan status karies gigi anak usia prasekolah (p=0,004, OR=4,094, 95% CI= 1,583 – 10,587). Kesimpulan: derajat keasaman saliva berhubungan dengan status karies gigi anak usia prasekolah di Kabupaten Sleman, anak-anak dengan pH saliva rendah mempunyai risiko 4 kali lebih besar untuk menderita karies dibandingkan anak-nak dengan pH yang tinggi. Kata kunci: pH saliva, karies gigi, anak usia prasekolah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Lendrawati, Lendrawati, Dio Ervan, and Detty Iryani. "HUBUNGAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KARIES GIGI SISWA KELAS 1 SMP 1 MUHAMMADIYAH KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG." Andalas Dental Journal 3, no. 1 (March 18, 2015): 1–9. http://dx.doi.org/10.25077/adj.v3i1.30.

Full text
Abstract:
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang berkaitan dengan konsumsi makanan kariogenik. Karies terjadi karena adanya interaksi antara host, agen, substrat dan waktu. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya karies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemeliharaan kesehatan gigi dengan status karies gigi pada siswa kelas 1 Sekolah Menengah Pertama.Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional Study. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas 1 SMP 1 Muhammadiyah Kecamatan Padang Timur Kota Padang sebanyak 120 orang, menggunakan metode Total Sampling. Pemeliharaan kesehatan gigi dilakukan dengan pengisian kuisioner oleh responden penelitian dan status karies gigi diperiksa dengan menggunakan indeks DMF-T. Analisa statistik dilakukan dengan uji Chi-Square. Sebanyak 54,2% siswa memiliki pemeliharaan kesehatan gigi kategori baik dan 55,8% siswa memiliki status karies gigi kategori rendah. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemeliharaan kesehatan gigi dengan status karies gigi, nilai p= 0,00 (p< 0,05). Terdapat hubungan antara pemeliharaan kesehatan gigi dengan status karies gigi. Pemeliharaan kesehatan gigi siswa kelas 1 SMP 1 Muhammadiyah Kota Padang baik dan status karies gigi rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Rosidah, N. Eros, Siti Nurbayani, Adelina Barus, Rizki Sofian, and Tedi Purnama. "KEBUTUHAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN LANSIA DI POLIKLINIK PERTAMEDIKA BEKASI PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2020." JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy 1, no. 1 (April 15, 2020): 1–5. http://dx.doi.org/10.36082/jdht.v1i1.115.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Masalah kesehatan gigi yang paling menonjol di Indonesia adalah masalah kehilangan gigi akibat karies gigi. Dimana salah satu kelompok rentan terhadap penyakit gigi adalah lansia. prevalensi karies gigi kelompok umur 55-64 tahun sebesar 96,8% dengan indeks DMF-T 12,6 dan prevalensi penyakit periodontal sebesar 79,5% serta prevalensi kehilangan gigi sebesar 70,2%, artinya lansia memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi dalam perawatan gigi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebutuhan perawatan gigi dan mulut pada pasien lansia di Poliklinik Pertamedika Bekasi periode Januari - Maret tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sebanyak 66 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar pasien lansia Poliklinik Pertamedika Bekasi di Poliklinik Pertamedika Bekasi berjenis kelamin perempuan sebayak 36 orang (54.5%) dan berusia > 60 tahun 41 orang (60.6%). Kebutuhan perawatan gigi dan mulut berdasarkan perceived need pada pasien lansia adalah penambalan sebanyak 36 orang (56.1%) dan kebutuhan perawatan gigi dan mulut berdasarkan evaluated need pada pasien lansia adalah tindakan ekstraksi 33 orang (48.5%)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Purwaningsih, Anis, Teguh Harjana, Eddy Hermawan, and Dita Fatria Andarini. "KONDISI CURAH HUJAN DAN CURAH HUJAN EKSTREM SAAT MJO KUAT DAN LEMAH: DISTRIBUSI SPASIAL DAN MUSIMAN DI INDONESIA." Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca 21, no. 2 (December 30, 2020): 85–94. http://dx.doi.org/10.29122/jstmc.v21i2.4153.

Full text
Abstract:
Propagasi MJO memicu peningkatan aktifitas konveksi yang menyebabkan kenaikan probabilitas hujan. Intensitas hujan dan frekuensi hujan ekstrem saat MJO pada bulan DJF dan JJA di Indonesia dianalisis. Komposit data curah hujan harian tahun 2008-2018 (CHIRPS) dilakukan berdasar kategori tanggal kejadian MJO (kuat dan lemah) pada tiap fase (3,4,5) menggunakan data indeks Realtime Multivariate MJO. Hujan ekstrem dikategorikan berdasarkan intensitas curah hujan diatas presentil 95%. Hasil menunjukkan MJO kuat Fase 3, 4 dan 5 lebih sering terjadi saat DJF (frekuensi kejadian 50% lebih banyak dibanding saat MJO lemah). Saat JJA, frekuensi kejadian MJO kuat dan lemah tidak berbeda signifikan. Saat DJF, di Indonesia bagian barat terjadi peningkatan intensitas hujan saat MJO kuat Fase 3 dan 4. Di Indonesia bagian timur, peningkatan curah hujan mencapai hampir 100% di beberapa bagian Papua saat MJO kuat Fase 5 DJF. Di sebagian besar Sulawesi saat MJO kuat Fase 4 bulan JJA peningkatan curah hujan mencapai dua kali lipat. Wilayah dengan curah hujan lebih tinggi saat MJO lemah, diantaranya kawasan barat Indonesia (Sumatera dan Jawa) saat MJO Fase 3 di bulan JJA. Hujan ekstrem terjadi baik saat MJO kuat maupun MJO lemah. Frekuensi kejadian hujan ekstrem lebih tinggi saat MJO kuat di Sumatera bagian utara, Jawa bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan beberapa bagian di Pulau Papua saat Fase 3 di bulan DJF, dan pada wilayah Sulawesi dan Maluku saat Fase 4 di bulan JJA. Frekuensi curah hujan ekstrem lebih tinggi saat MJO lemah seperti pada wilayah Papua pada Fase 3 dan 4 bulan JJA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Ngatemi, Ngatemi, Jusuf Kristianto, Rini Widiyastuti, Tedi Purnama, and Rahimah Laila Insani. "RIWAYAT PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN INDEK def-t PADA ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI IV PONDOK LABU." JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy 1, no. 1 (April 15, 2020): 6–11. http://dx.doi.org/10.36082/jdht.v1i1.119.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Salah satu kelompok rentan terhadap penyakit gigi adalah anak prasekolah. Hal ini dibuktikan dari hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa karies gigi pada anak usia 5-9 tahun sebesar 92,6% dengan indek def-t kelompok usia 5 tahun sebesar 8,1. Tingginya karies gigi susu disebabkan oleh kebiasaan minum susu formula, karena produk susu mengandung karbohidrat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran riwayat pemberian susu formula dengan indek def-t pada anak usia dini di TK Pertiwi IV Pondok Labu. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan sampel penelitian menggunakan teknik purvosive sampling sebanyak 60 responden terdiri 30 orang tua dan 30 anak. Data yang digunakan yaitu data primer dengan memberikan kuesioner kepada orang tua dan pemeriksaan gigi untuk melihat karies gigi susu (def-t) pada anak. Hasil: Hasil penelitian diperoleh responden yang memiliki riwayat pemberian susu formula < 2 tahun sebesar 43.3% dan riwayat pemberian susu formula > 2 tahun sebesar 56.7%. Indeks def-t diperoleh 4.8 termasuk kategori tinggi. Untuk responden memiliki riwayat pemberian susu formula < 2 tahun yang memiliki karies rendah sebesar 10% sedangkan karies tinggi sebesar 26,7%, responden memiliki riwayat pemberian susu formula > 2 tahun yang memiliki karies rendah sebesar 3,3% sedangkan karies tinggi sebesar 60%. Untuk responden laki-laki memiliki karies rendah sebesar 3,3% sedangkan perempuan (10%), responden laki-laki memiliki karies tinggi sebesar 33,3% sedangkan perempuan sebesar 53,3%. Kesimpulan: Riwayat pemberian susu formula > 2 tahun memiliki indek def-t yang lebih tinggi dibandingkan dengan riwayat pemberian susu formula < 2 tahun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Mayasari, Yufitri, and Gyovana Maharani Radianto. "PERBEDAAN STATUS KARIES GIGI LANJUT ANAK USIA DINI BERDASARKAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA." B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 7, no. 2 (June 10, 2021): 153–61. http://dx.doi.org/10.33854/.v7i2.533.

Full text
Abstract:
Latar belakang : karies gigi masih menjadi salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling banyak terjadi pada anak-anak. World Health Organization pada tahun 2012 menyatakan bahwa 60-90% anak–anak usia sekolah di dunia memiliki karies gigi. Di Indonesia hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi karies gigi usia 3- 5 tahun mencapai 81,5 % - 90,2%. Karies gigi yang tidak di rawat hingga mencapai pulpa atau disebut karies gigi lanjut sering menyebabkan gangguan kualitas hidup anak. Faktor penting yang mempengaruhi perkembangan karies gigi lanjut anak salah satunya adalah sosial dan ekonomi orang tua. Tujuan : adapun tujuan dari penelitian adalah menjelaskan perbedaan status karies gigi lanjut anak usia dini berdasarkan sosial ekonomi orang tua. Metode : penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain Cross sectional. Pengambilan data status ekonomi sosial menggunakan kuesioner dan pemeriksaan status karies gigi lanjut menggunakan indeks pufa. Hasil : hasil penelitian ini menunjukan rerata indeks def-t yakni 6.76, skor rerata indeks pufa yakni 1.67. Uji Chi-square menunjukan perbedaan yang signifikan pada aspek pendidikan dan pekerjaan (p≤0.05) dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan aspek peghasilan (p >0.05). Kesimpulan : terdapat perbedaan status karies gigi lanjut pada anak usia dini berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan namun tidak terdapat perbedaan berdasarkan tingkat penghasilan orang tua.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Murniwati, Murniwati. "GAMBARAN JUMLAH KEHILANGAN GIGI MOLAR PERMANEN PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG." B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 3, no. 2 (January 17, 2019): 123–30. http://dx.doi.org/10.33854/jbdjbd.68.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Gigi yang paling banyak hilang pada gigi permanen adalah gigi molar. Indeks DMF-T 2,78, M-T 2,29, MTI 82,4% dengan persentase penggunaan gigi tiruan 9,2% di Kota Padang. Dari 20 Pukesmas di Kota Padang tahun 2011, Puskesmas Lubuk Buaya di Kecamatan Koto Tangah mempunyai jumlah pencabutan gigi permanen tertinggi . Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran jumlah kehilangan gigi molar permanen di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya berdasarkan karakteristik responden. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel berjumlah 97 responden merupakan masyarakat berusia 25-44 tahun yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya dan memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 90,7% responden memiliki kehilangan 1-4 gigi molar permanen. Sedangkan sebanyak 9,3% responden kehilangan gigi 5-8 gigi molar permanen. Jenis kelamin laki-laki 84,6% dan perempuan 97,8% kehilangan 1-4 gigi molar permanen. Sebagian besar responden berdasarkan usia 25-44 tahun kehilangan 1-4 gigi molar pemanen. Tingkat pendidikan SD 100% kehilangan 5-8 gigi molar permanen sedangkan tingkat pendidikan SMP, SMA dan Perguruan Tinggi sebagian besar kehilangan 1-4 gigi molar permanen. Simpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan terhadap jumlah kehilangan gigi molar permanen di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

., Yusdiana, and Tuti Restuastuti. "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI PADA SISWI KELAS VIII MTS MUHAMMADIYAH PENYASAWAN KAMPAR." HEARTY 9, no. 1 (March 31, 2021): 21. http://dx.doi.org/10.32832/hearty.v9i1.4570.

Full text
Abstract:
<span>Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu bagian fundamental dari kesehatan manusia secara menyeluruh. Karies gigi adalah masalah kesehatan gigi yang paling sering terjadi pada remaja usia sekolah akibat rendahnya tingkat pengetahuan. Karies gigi adalah penyakit infeksi dengan proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi. Karies bersifat kronis sehingga sebagian besar penderita berpotensi mengalami gangguan seumur hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan status kesehatan gigi pada siswi MTs Muhammadiyah Penyasawan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Populasi penelitian adalah seluruh siswi MTs Muhammadiyah Penyasawan dengan sampel sebanyak 30 siswi kelas VIII rentang usia 12-16 tahun yang diperoleh berdasarkan persamaan Makuch dan Rescke (2011). Metode penelitian menggunakan metode survey berdasarkan <em>Cross sectional</em> dengan pendekatan analisis regresi linier sederhana, dimana tingkat pengetahuan sebagai variabel bebas (X) dan status kesehatan gigi sebagai variabel terikat (Y). Penilaian tingkat pengetahuan dilakukan dengan scoring jawaban kuisioner, sedangkan penilaian status kesehatan gigi dilakukan observasi dengan indeks DMF-T. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (<em>p</em>=0,000) dari tingkat pengetahuan terhadap status kesehatan gigi dengan tingkat keeratan hubungan R<sup>2</sup> = 0,542. Hal ini berarti bahwa 54,2% tingkat pengetahuan memiliki hubungan positif yang linier dengan status kesehatan gigi siswi.</span>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Damayanti, Amilia Yuni, Joyeti Darni, and Ruskiah Octavia. "Asupan Kalsium dan Fosfor Berkaitan dengan Karies Gigi pada Anak Sekolah." Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya 4, no. 1 (May 4, 2021): 67–76. http://dx.doi.org/10.21580/ns.2020.4.1.5260.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the relationship between calcium and phosphorus intake with dental caries of school children. This study was an observational study with a cross sectional design. The sampling technique used purposive sampling, with a total sample of 96 subjects. This research was conducted in Madrasah Ibtidaiyah Nurussalam, Ngawi starting from April - May 2019. Data on dental caries status (DMF-T index) was obtained by dental examination by a dentist. Data on calcium and phosphorus intake were obtained by direct interviews regarding the amount and type of intake using the Semi-Quantitative Food frequency Quesionaire (SQFFQ) form and the 24 hour food recall form. Calcium and phosphorus data were processed using Nutrisurvey software and the Indonesian Food Composition Table (TKPI). Chi-square statistical tests were used to analyze the relationship between calcium and phosphorus intake and dental caries. The majority of MI students who experience caries are aged 10 and 11 years. Calcium and phosphorus intake of subjects was classified as inadequate (77,1% and 59,4%). There was a significant relationship between calcium intake with dental caries p = 0,031 (0,05) and phosphorus intake with dental caries p = 0,029 (0,05). Adequate intake of calcium and phosphorus can reduce the risk of dental caries in children. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan kalsium dan fosfor dengan karies gigi anak sekolah. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sample sebanyak 96 subjek. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurussalam, Ngawi mulai dari bulan April - Mei 2019. Data status karies gigi (indeks DMF-T) diperoleh dengan melakukan pemeriksaan gigi oleh dokter gigi. Data asupan kalsium dan fosfor diperoleh dengan wawancara langsung mengenai jumlah dan jenis asupan menggunakan form Semi-Quantitative Food frequency Quesionaire (SQFFQ) dan form food recall 24 hours. Data kalsium dan fosfor diolah menggunakan software Nutrisurvey dan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Uji statistik Chi-square digunakan untuk menganalisis hubungan anatar asupan kalsium dan fosfor dengan karies gigi. Mayoritas Siswa MI yang mengalami karies adalah usia 10 dan 11 tahun. Asupan kalsium dan fosfor subjek masih tergolong kurang (77,1% dan 59,4%). Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan kalsium dengan karies gigi p=0,031 (0,05) dan asupan fosfor dengan karies gigi p=0,029 (0,05). Asupan kalsium dan fosfor yang cukup dapat menurunkan resiko karies gigi pada anak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Lasut, Doni, Rina Marina, Jusniar Ariati, and Roy Nusa RES. "KORELASI INDEKS ENTOMOLOGI TERHADAP SUSEPTIBILITAS Ae. AEGYPTI PADA ENAM JENIS INSEKTISIDA DI TUJUH PROVINSI WILAYAH SUMATERA." JURNAL EKOLOGI KESEHATAN 18, no. 2 (December 2, 2019): 70–79. http://dx.doi.org/10.22435/jek.18.2.2138.70-79.

Full text
Abstract:
ABSTRACT Dengue cases are increasingly widespread in all parts of Indonesia, but currently, the priority of control is prevention through fogging focus on endemic DHF areas. The purpose of this study was to determine the entomology indicator of dengue vector mosquitoes about the susceptibility status of the Ae aegypti mosquito. The study design was a cross-sectional study and data analysis using Pearson Correlation statistical tests. This research was conducted in seven provinces in Sumatra, which consisted of three districts with three regions endemic to dengue fever centers in each province. The larvae collection was carried out in 100 houses in each selected Puskesmas. The susceptibility test of adult mosquitoes to six types of insecticide active ingredients was carried out by the WHO Bioassay method while the larval susceptibility test used the Elliot method. The results showed that index of entomology at 7 provinces in Sumatra were; HI and CI the highest in Kota. Pematang Siantar (58,60 % and 64 % ) and the lowest in Kabupaten Prabumulih and Palembang ( 22,70 and 0 % ), the highest of BI in Kabupaten Bangka Barat ( 87,40 % ) and the lowest in the Kota Metro ( 31,10 % ); the highest of ABJ in Kota Palembang ( 77,30 % ) and the lowest in Kota Pematang Siantar ( 41,40 %). Malathion 0.8 % still effective as an mosquito control by the presence of strong and moderate relationship was for CI and HI. Whether there are mosquitoes control using chemical insecticides in several locations in 7 provinces of Sumatra show resistant condition, thus controlling by PSN, 3M plus is still a major strategy to be done to break the chain of transmission of dengue fever. Keywords: DHF, Aedes, Correlation, Suceptibility ABSTRAK Kasus DBD semakin meluas di seluruh wilayah Indonesia, namun saat ini prioritas pengendaliannya berupa pencegahan melalui fogging focus pada wilayah-wilayah endemis DBD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui indikator entomologi nyamuk vektor DBD hubungannya dengan status kerentanan nyamuk Ae. aegypti. Desain penelitian adalah studi potong lintang dan analisis data menggunakan uji statistik Pearson Correlation. Penelitian ini dilakukan di tujuh Provinsi yang ada di wilayah Sumatera yang terdiri dari tiga kabupaten dengan masing-masing tiga wilayah Puskesmas endemis DBD di setiap Provinsi. Pengumpulan jentik dilakukan pada 100 rumah di setiap Puskesmas terpilih. Uji kerentanan nyamuk dewasa terhadap enam jenis bahan aktif insektida dilakukan dengan metode Bioassay WHO sedangkan uji kerentanan jentik menggunakan metoda Elliot. Hasil penelitian menunjukkan indeks entomologi di 7 Provinsi di wilayah Sumatera yang diperiksa menunjukkan nilai HI dan CI tertinggi di Kota Pematang Siantar (58,60% dan 64%) dan terendah di Kab. Prabumulih dan Kota Palembang (22,70 % dan 0%), BI tertinggi di Kab. Bangka Barat (87,40%) dan terendah di Kota Metro (31,10%), ABJ tertinggi di Kota Palembang (77,30%) dan terendah di Kota Pematang siantar (41,40%). Pestisida Malathion 0,8 % masih efektif sebagai upaya pengendalian nyamuk dengan adanya hubungan yang kuat dan sedang terhadap Container Indeks (CI) dan House Indeks (HI) di 7 Provinsi di Wilayah Sumatera. Pengendalian jentik dengan menggunakan insektisida kimiawi di beberapa lokasi di 7 Provinsi di wilayah Sumatera menunjukkan kondisi resisten nyamuk vektor DBD dengan demikian pengendalian dengan PSN 3M Plus masih merupakan strategi utama yang harus dilakukan untuk memutus rantai penularan DBD. Kata kunci: DBD, Aedes, Korelasi, Suseptibilitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Mubin, Ahmad, and Syaiful Zainuri. "PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY DI PT. XYZ." Jurnal Teknik Industri 13, no. 2 (December 28, 2012): 126. http://dx.doi.org/10.22219/jtiumm.vol13.no2.126-132.

Full text
Abstract:
Ahmad Mubin DAN Syaiful ZainuriJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah MalangLaman: ahmadmbn@ymail.comABSTRAKProduktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai salah satu cara untuk memantau kinerjaproduksinya. Pengukuran produktivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja perusahaan dan dapat dijadikansebagai pedoman untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus. Demikian pula, aspek lingkungan telah menjadi isupenting dan strategis yang harus disikapi oleh industri dengan baik dan terus ditingkatkan kinerjanya. Agar perusahaanmampu meningkatkan produktivitas sekaligus menurunkan dampak lingkungan perlu digunakan pendekatan modelGreen Productivity. ��������������Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitasdan kinerja lingkungan, serta memberikan usulan perbaikan menggunakan metode Green Productivity berdasarkannilai indeks Benefit-Cost Ratio (BCR) tertinggi.��������������������������������������������������������������� Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruhterhadap produktivitas dan kinerja lingkungan adalah kinerja ketel uap (boiler) dan penanganan limbah cair. Untukmengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu alternatif perbaikan. Alternatif perbaikan yang diusulkan adalahmemasang Heat Exchanger dan DAF (Dissoveled Air Floatation). Dari hasil estimasi kontribusi, alternatif yang terpilihtersebut dapat memberikan peningkatan yang signifikan yakni indeks produktivitas ketel uap sebesar 103,64% lebih baikdaripada kondisi awal dan untuk indeks produktivitas limbah minyak sebesar 104,18% lebih baik daripada kondisi awal,serta terjadi penurunan kadar CO sebesar 0,19 dan kadar minyak dan lemak sebesar 0,17.Kata kunci: Produktivitas, Kinerja Lingkungan, Green Productivity, Benefit-Cost Ratio.ABSTRACTProductivity is very important for the company as a way to monitor the production performance. Productivitymeasurement is performed to determine the level of productivity performance of the company and can be used as guidelinefor continuous improvement. Similarly, the environmental aspect has become an important and strategic issues that must beaddressed by the industry well and improved its performance continuously. In order to improve productivity while loweringenvironmental impact the company need to use Green Productivity model approach. The purposes of this research were toidentify factors that affect productivity and environmental performance, as well as providing proposed improvement usingGreen Productivity method based on the highest value of the Benefit-Cost Ratio (BCR) index. The results showed that thefactors that affect productivity and environmental performance are the boiler performance and the wastewater treatment.Therefore to overcome these problems, it was needed an improvement alternative. The improvement alternative proposedwere to install Heat Exchanger and DAF (Dissoveled Air Floatation). From the estimated contribution, the chosen alternativecould provide a significant increase in the productivity index of boiler at 103.64% better than the initial condition andproductivity index of oil waste by 104.18% better than the initial condition, also there were decreased level of CO level at0.19 and 0.17 for oil and fat.Key words: Productivity, Environmental Performance, Green Productivity, Benefit-Cost Ratio
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Gayatri, Rara Warih, and Desi Ariwinanti. "TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI KAUMAN 2 MALANG." Preventia : The Indonesian Journal of Public Health 1, no. 2 (December 30, 2016): 186. http://dx.doi.org/10.17977/um044v1i2p186-190.

Full text
Abstract:
Abstract : The problem of dental caries remains a problem globally. More than 90% of the world population have experienced dental caries. According to Gayatri (2015), the dental caries status among school-aged children in SDN Kauman 2 Malang shown the score of DMF-T index 5.75 and was considered high. The purpose of this study was to determine the level of dental health knowledge among school-aged children in SDN Kauman 2 Malang. This was a cross-sectional quantitative descriptive research. The sampling method used stratified random sampling and the measured variable was the level of dental health knowledge. Data collection technique used a questionnaire containing a set of questions to children aged 6-12 years. Data processing included editing, coding, scoring, data entry and cleaning. The data was analysed using univariate statistical method. The result of this study shown 82.9% (n = 63) 5-6 grade students of SDN Kauman 2 had a high level of dental health knowledge and 17.1% (n = 13) had a low level of dental health knowledge. In this regard, a good level of dental health knowledge is expected to support the establishment of good dental health behaviour. The recommendation from this study was the need for a further research on a relation between knowledge, attitude and behaviour of dental health in students of SDN Kauman 2 Malang.Kata kunci : Knowledge, dental health, school-aged childrenAbstrak : Karies gigi masih menjadi permasalahan dunia. Lebih dari 90% penduduk dunia mengalami karies gigi. Menurut Gayatri (2015) gambaran status karies gigi anak usia sekolah di SDN Kauman 2 Kota Malang menunjukkan nilai indeks DMF-T 5,75 yang berarti prevalensi karies gigi dianggap tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan gigi pada anak SDN Kauman 2 Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional). Metode sampling yang digunakan merupakan metode stratified random sampling dengan variabel yang diukur adalah tingkat pengetahuan kesehatan gigi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan memberikan seperangkat pertanyaan kepada anak usia 6-12 tahun. Pengolahan data yang dilakukan meliputi proses editing, coding, scoring, data entry dan cleaning. Analisa data dilakukan dengan analisis statistik univariat. Hasil dari penelitian ini adalah sebanyak 82,9 % (n=63) siswa kelas 5-6 SDN Kauman 2 memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi tinggi dan sebanyak 17,1% (n=13) memilki tingkat pengetahuan kesehatan gigi rendah. Dalam hal ini, tingkat pengetahuan yang baik mengenai kesehatan gigi diharapkan dapat mendukung terbentuknya perilaku kesehatan gigi yang baik pula. Saran dari penelitian ini, perlu adanya penelitian lanjutan mengenai hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan gigi pada anak SDN Kauman 2 Malang.Kata kunci: pengetahuan, kesehatan gigi, anak sekolah dasar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Zahara, Elfi, and Andriani Andriani. "HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU MENGGUNAKAN BOTOL DENGAN RAMPAN KARIES PADA MURID TK HJ. CUT NYAK AWAN GAMPONG LAMBARO KEC. INGIN JAYA KAB. ACEH BESAR." AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 4, no. 1 (September 27, 2018): 62. http://dx.doi.org/10.29103/averrous.v4i1.805.

Full text
Abstract:
Pada umumnya susu botol diberikan pada balita sepanjang hari sejak anak bermain sampai tidur sehingga rampan karies bisa tinggi terjadi pada anak (Afnilina,2006). Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan pemberian susu dengan menggunakan botol terhadap rampan karies pada murid TK Hj. Cut Nyak Awan Aceh Besar Tahun 2018. Subjek penelitian ibu dan anak yang berjumlah 148 orang. Alat ukur penelitian adalah angket untuk mengukur cara pemberian susu dengan menggunakan botol serta pemeriksaan rampant karies dengan menggunakan indeks def-t. Analisi data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian :Ada hubungan antara cara pemberian susu menggunakan botol dengan rampan karies (p=0,000). Cara pemberian susu kurang baik, ada rampan karies pemberian susu baik ts 95,4% , cara pemberian susu baik tidak ada rampan karies 63,6%. ada hubungan signifikan antara frekwensi pemberian susu menggunakan botol dengan rampan Karies (p=0,00) frekwensi pemberian sampai tertidur ada rampan karies 89,0% frekwensi pemberian menjelang tidur tidak ada rampan karies( 64,3%).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Marina, Rina, and Ema Hermawati. "TINGKAT PENULARAN KASUS DENGUE BERDASARKAN KARAKTERISTIK HABITAT LARVA Aedes sp DI KECAMATAN MUSTIKAJAYA, KOTA BEKASI." JURNAL EKOLOGI KESEHATAN 17, no. 2 (October 16, 2018): 105–13. http://dx.doi.org/10.22435/jek.17.2.99.105-113.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The cycle of dengue virus transmission is influenced by the interaction between humans, dengue virus, vector (mosquito), and the environment. Density of Aedes sp. larvae can affect the transmission status of DHF cases. The research was conducted to determine the relationship between the characteristics of the larval density of Aedes sp. This is an observational with a cross sectional study design, with a total sample of 280 households. The results showed that for regions with high DHF transmission, entomology indices showed House Index (HI), Container Index (CI), Bretau Index (BI) and Density Figure (DF) respectively were 36%, 20%, 54 with density figures at high risk of transmission. In areas with low DHF transmission, the figure is 19%, 8%, 24, and the density figures at moderate risk of transmission. Characteristic factors of containers in areas with high transmission status that can affect the presence of Aedes sp. larvae are species (p = 0.00; OR = 12.26), location (p = 0.00; OR = 5.05) and ingredients (p = 0.00; OR = 2.9), whereas in the low transmission region are types (p = 0.01; OR = 15.15), color (p = 0.00; OR = 4.29) and ingredients (p = 0.00; OR = 4.05). It can be concluded that abandoned containers have a great chance to become habitat for Aedes sp. larvae which can contribute to the transmission of dengue virus. There is a need for community participation, which is supported by community leaders and cross-sectoral officers, to properly manage outdoors and neglected containers so they do not have the chance to become larval habitats. Keywords: Dengue, larvae, habitat, Aedes sp. ABSTRAK Siklus penularan virus dengue dipengaruhi oleh interaksi antara manusia, virus dengue, vektor (nyamuk), dan lingkungan. Kepadatan dari larva Aedes sp. dapat mempengaruhi status transmisi kasus DBD. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik dengan kepadatan larva Aedes sp. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan studi potong lintang, dengan total sampel sebanyak 280 rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan untuk wilayah dengan transmisi DBD tinggi, indeks entomologi berturut-turut menunjukkan House Indeks (HI), Container Index (CI), Bretau Index (BI) dan Density Figure(DF) adalah 36%, 20%, 54 dengan kategori density figure pada risiko penularan tinggi. Pada wilayah dengan transmisi DBD rendah menunjukkan angka 19%, 8%, 24, dan density figure pada risiko penularan sedang. Faktor-faktor karakteristik dari kontainer pada wilayah dengan status transmisi tinggi yang dapat mempengaruhi keberadaan larva Aedes sp. adalah jenis (p=0,00; OR=12,26), letak (p=0,00; OR=5,05) dan bahan (p=0,00; OR=2,9), sedangkan pada wilayah transmisi rendah adalah jenis (p=0,01; OR=15,15), warna (p=0,00; OR=4,29) dan bahan (p=0,00; OR=4,05). Dapat disimpulkan bahwa kontainer yang terbengkalai berpeluang besar menjadi habitat larva Aedes sp. yang dapat berkontribusi terjadinya transmisi virus dengue. Diperlukan adanya peran serta masyarakat, yang didukung oleh tokoh masyarakat dan petugas lintas sektor, untuk mengelola dengan baik kontainer-kontainer di luar rumah dan terbengkalai agar tidak berpeluang menjadi habitat larva. Kata kunci: Dengue, larva, habitat, Aedes sp
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography