To see the other types of publications on this topic, follow the link: Dukun.

Journal articles on the topic 'Dukun'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Dukun.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rahayu, Tri Puji, Candarisma Danes Noor Viana, Zahrotul Luklukyah, and Budi Irawan. "Potensi Daya Dukung Limbah Kulit Singkong hasil Olahan Pothil sebagai Pakan Sapi Potong di Kecamatan Dukun, Magelang." Bulletin of Applied Animal Research 1, no. 2 (October 3, 2019): 1–4. http://dx.doi.org/10.36423/baar.v1i2.264.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produksi bahan kering (BK) dan potensi kapasitas dukung sapi potong terhadap kulit singkong sebagai pakan. Penelitian dilakukan selama satu bulan, di Dusun Batur Ngisor, Desa Ngargomulyo dan Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Magelang. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara Purposive Sampling dengan pengambilan sampel sebanyak 9 responden produsen pothil di wilayah Kecamatan Dukun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi bahan kering kulit singkong dari olahan pothil di Kecamatan Dukun sebesar 506.795,02 ton/tahun. Jika dihitung berdasarkan daya dukung kulit singkong dari olahan pothil tersebut, maka Kecamatan Dukun mampu menampung sekitar 6768 ST (satuan ternak) atau 6768 ekor sapi potong dewasa setiap tahunnya. Oleh karena itu, kulit singkong dari olahan pothil di Kecamatan Dukun mampu mencukupi kebutuhan pakan bagi sapi potong.Kata Kunci: kulit singkong, pothil, sapi potong, daya dukung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Fitriani, Nur. "Relasi pengetahuan dan kekuasaan dukun dalam pengobatan tradisional." JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) 5, no. 1 (February 28, 2020): 27. http://dx.doi.org/10.29210/3003475000.

Full text
Abstract:
<p>Pengobatan tradisional merupakan pengobatan yang memanfaatkan bahan tumbuhan rempah-rempah, air, garam dan jimat, yang telah menjadi pengobatan alternatif di dalam masyarakat Dusun Lubuk Tenam. Tujuan dalam penelitian ini adalah melihat bagaimana relasi pengetahuan, relasi kekuasaan, relasi sosial dan kultural dukun, pasien dan masyarakat Dusun Lubuk Tenam dalam pengobatan tradisonal. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian etnografi Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif yang dikemukan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan memiliki pengetahuan tentang pengobatan tradisional dukun memiliki kekuasaan dalam pengobatan di bandingkan dengan pengobatan medis. dan tidak adanya persaingan antara dukun dan bidan desa maupun antar sesama dukun. Kekuasaan yang didapatkan dukun dikarenakan oleh kepercayaan dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap dukun. Kekuasaan dan pengetahuan merupakan dua sisi yang saling berkaitan, dengan pengetahuan orang akan berkuasa, pengetahuan membentuk kekuasaan. Dukun memiliki pengetahuan tentang pengobatan dan masyarakat membutuhkan pengobtan dari dukun maka antara dukun dan pasien saling keterkaitan satu sama lain. Pengetahuan yang dimiliki dukun membuat ia berkuasa disegi pengobatan sehingga ia memiliki peran dan kedudukan dalam masyarakat. Namun kehidupan atau kegiatan dukun tidak hanyak melakukan pengobatan saja akan tetapi dukun ini juga memiliki kegiatan lain seperi ke lading, berkebun dan lainya. Kemajuan teknologi tidak mempengaruhi masyarakat Dusun Lubuk Tenam untuk berobat. Sehingga pengobatan tradisional masih tetap di lestarikan dan di budayakan.kan dari generasi ke generasi.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Nurdin, Ali. "Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi Komunikasi Dukun)." Jurnal ASPIKOM 1, no. 5 (July 20, 2012): 383. http://dx.doi.org/10.24329/aspikom.v1i5.43.

Full text
Abstract:
This study departs from the rampant phenomenon of people believe and go shaman. Shamans believed to have the ability and expertise to provide suggestions in the process of healing and helping people. The problem in this study is how the experience, skills and expertise shaman in Lamongan in his work treating and helping the client? The purpose of this study was to understand and explore in depth the communication competence magical shaman related to his work in serving and treating clients in Lamongan East Java Province. This study used a phenomenological approach to qualitative research methods The subjects in this study were shamans and existing clients in the area of Lamongan East Java Province. Data sources or selected informants purposively with the terms directly experience the events that are the focus of research, able to recount events that happened, and be willing to research informants. Data collection techniques in this study using the technique of interviewing, observation, and document review. While the data analysis techniques used in this study are three flow activities: data reduction, data presentation, and conclusion / verification. The results of this study describes the capabilities and expertise of shaman is suwuk, petungan, penerawangan, and prewangan. Ability and skills possessed shaman on that gave birth a new communication concept is suwuk communication, petungan communication, penerawangan communication, and prewangan communication.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Arini, Ratih Tyas, Moh Yasir Alimi, and Gunawan Gunawan. "The Role of Dukun Suwuk and Dukun Prewangan in Curing Diseases in Kediri Community." KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture 8, no. 2 (August 22, 2016): 328–38. http://dx.doi.org/10.15294/komunitas.v8i2.4461.

Full text
Abstract:
Finding a cure when people get sick is an important thing. One of the efforts done by Kediri people in finding for a cure is to come to a Dukun (Shaman/traditional healer) Suwuk and Dukun Prewangan. The purposes of this research are to know the profiles and methods of Dukun Suwuk and Dukun Prewangan, and their role in curing diseases. This research used descriptive qualitative method. The results of this research show that (1) the process of healing and problem solution performed by Dukun Suwuk uses prayer as a key source of power. And Dukun Prewangan uses the help of supernatural beings who become their working partners to cure or resolve the problem, (2) Dukun Suwuk and Dukun Prewangan has an important role in society because of their presence is needed and respected. In addition, Dukun Suwuk and Dukun Prewangan who have been offering the services had experienced a lot of things as a living experience, (3) healing process performed by Dukun Suwuk and Dukun Prewangan is one solution for patients to be free from the ambiguous conditions of liminal stage. Choosing to go to a traditional healer healing is a rational choice for each patient.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Anggraini, Dewi, M. Najib Husain, and La Ode Monto Bauto. "KEMITRAAN BIDAN DESA DAN DUKUN BAYI DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN IBU DAN ANAK DI KABUPATEN KONAWE SELATAN." Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum. Ekonomi 1, no. 2 (May 17, 2020): 84. http://dx.doi.org/10.52423/anoa.v1i2.12175.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kemitraan bidan desa dan dukun bayi dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Konawe Selatan, dengan mengambil sampel pada pada lokasi atau wilayah yang memiliki angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi/balita cukup tinggi di Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian Kemitraan bidan dengan dukun bayi adalah suatu bentuk kerjasama bidan dengan dukun bayi yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur atau elemen masyarakat yang ada. Bidan desa dan Dukun bayi memiliki peran dan kepentingan yang berbeda tetapi diikat oleh satu tujuan yang sama yaitu keberadaan mereka dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa Kemitraan antara bidan desa dan dukun bayi di Kabupaten Konawe Selatan terjalin dengan baik, melalui kemitraan bidan desa dan dukun bayi telah terjadi pengelolaan identitas yag diikuti dengan pembagian peran anatara bidan desa dan dukun bayi dalam proses sebelum persalinan dan setelah persalinan. Kemitraan yang terjadi juga tidak menghilangkan eksistensi dukun bayi di Kabupaten Konawe Selatan namun menjadikan dukun bayi sebagai mitra bidan desa dalam membantu meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di Kab. Konawe Selatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Prabowo, Dhanu Priyo. "Marginalisasi Profesi Dukun Bayi dalam Puisi “Nini­Nini Dukun Bayi” Karya Iman Budhi Santosa." ATAVISME 16, no. 2 (December 30, 2013): 195–203. http://dx.doi.org/10.24257/atavisme.v16i2.93.195-203.

Full text
Abstract:
Tujuan kajian ini adalah mengungkapkan (1) makna referensial puisi “Nini-­Nini Dukun Bayi”; (2) ungramatikalitas, makna simbolik, dan pasangan oposisi puisi tersebut. Kajian ini menggunakan teori semiotik­struktural Riffaterre. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah telaah kepustakaan. Sifat puisi mengungkapkan sesuatu dengan tidak langsung karena puisi mempunyai dua lapis makna (makna referensial dan makna semiotik). Dari analisis data ditemukan (1) makna referensial puisi “Nini­-Nini Dukun Bayi” yang mengungkapkan terpinggirnya profesi dukun bayi oleh bidan; (2) ungramatikalitas, makna simbolik, dan pasangan oposisi puisi “Nini­Nini Dukun Bayi” dalam persoalan kemodernan dan ketradisionalan. Abstract: This research aims to reveal (1) referential meaning of a poem entitled “Nini­-Nini Dukun Bayi”; (2) ungrammaticality, symbolic meaning, and opposition pairs of the poem. Semiotic­ structural theory of Riffaterre and library research method are conducted in this research. Poetry has an indirect expression with two layers meaning (referential and semiotic). The analysis shows (1) referential meaning of “Nini-­Nini Dukun Bayi” poem that illustrates marginalization of dukun bayi ‘traditional midwife’ by bidan ‘midwife; (2) ungrammaticality, symbolic meaning, and opposition pairs of “Nini­Nini Dukun Bayi” in modernity and traditional matters. Key Words: semiotic, marginal, traditional, modern, nini dukun bayi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Rokhmah, Dewi, Abu Khoiri, and Ahmad Falih. "Dukun Bayi dan Kejadian Tetanus Neonatorum: Refleksi Kegagalan Program Kemitraan Bidan dan Dukun." Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior 1, no. 1 (April 10, 2018): 54. http://dx.doi.org/10.47034/ppk.v1i1.2127.

Full text
Abstract:
Latar Belakang. Tetanus Neonatorum (TN) merupakan salah satu penyakit paling beresiko mengakibatkan kematian. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember telah melaksanakan program skrining TT WUS pada awal tahun 2010 sebagai tindak lanjut dari adanya kasus dan kematian akibat TN yang tinggi (CFR >50%). Namun masih ditemukan 6 kasus dengan 3 kematian akibat TN. Hal ini disebabkan bumil bersalin pada dukun bayi, sehingga tidak mendapatkan pelayanan yang aman dan bersih.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dukun bayi dalam proses persalinan ibu dengan kasus TN, yang menggambarkan refleksi kegagalan program kemitraan antara dukun dan bidan.Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melaluiindept interview pada dukun bayi yang menolong persalinan bumil dengan kasus TN secara purposive sampling. Informan pendukung diambil dari bidan desa dan bumil yang mengalami kasus TN. Data dianalisis secara thematic content analysis.Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh dukun menggunakan alat dan metode tradisional yang tidak steril, mereka belum bermitra dengan bidan, belum mendapatkan pelatihan, serta tidak memiliki pengetahuan tentang TN. Kegagalan program kemitraan bidan dan dukun dibuktikan dengan masih banyak bumil yang bersalin ke dukun dan kasus kematian bayi akibat TN.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Nanur, Fransiska Nova, Ni Putu Widarini, and I. Nyoman Mangku Karmaya. "Kemitraan Dukun dengan Bidan dalam Pertolongan Persalinan: Studi Kualitatif di Kabupaten Manggarai Timur." Public Health and Preventive Medicine Archive 4, no. 1 (July 1, 2016): 23. http://dx.doi.org/10.15562/phpma.v4i1.52.

Full text
Abstract:
Latar belakang dan tujuan: Kemitraan dukun dan bidan merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Kemitraan ini belum berjalan dengan baik dimana masih ada dukun yang melakukan pertolongan persalinan secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hambatan dalam pelaksanaan kemitraan dukun dengan bidan di Kabupaten Manggarai Timur.Metode: Penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara terbuka dilakukan pada 15 partisipan yang dipilih secara purposive, terdiri dari dua bidan desa, lima dukun yang bermitra dengan bidan, tiga dukun yang tidak bermitra dengan bidan, serta dua partisipan tokoh masyarakat, satu tokoh agama, dua ibu nifas dan satu pemegang kebijakan. Data dianalisis dengan pendekatan analisis tematik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana penunjang kemitraan belum memadai, dana yang disediakan belum cukup untuk membiayai pelaksanaan kemitraan sehingga tidak ada pertemuan rutin antara bidan dan dukun, serta koordinasi yang dilakukan hanya bersifat insidental. Meskipun pembagian peran dalam penanganan persalinan sudah jelas, banyak hambatan yang ditemukan yaitu hambatan transportasi, ekonomi dan masih ada dukun yang tidak mau bermitra.Simpulan: Kemitraan dukun dengan bidan dalam pertolongan persalinan terkendala oleh masih banyaknya hambatan, baik internal maupun eksternal, diperlukan dana yang cukup, menyediakan sarana transportasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Falah, Fajrul. "Kepercayaan dan Hegemoni dalam Cerpen “Dukun yang Selamat” Karya Joni Hendri (Kajian Hegemoni Gramsci)." Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra 15, no. 1 (February 27, 2020): 36–44. http://dx.doi.org/10.14710/nusa.15.1.36-44.

Full text
Abstract:
The purpose of this study expresses trust and hegemony in a short story “Dukun yang Selamat” by Joni Hendri. Short Story “Dukun yang Selamat” interesting research because it contains differences in belief in the existence of shamans. The research approach used is Gramsci's hegemony, entering the realm of sociology of literature. This research belongs to the field of library research, not field research. This study used descriptive qualitative method. Research data obtained from words, phrases, sentences, and dialogues contained in short story “Dukun yang Selamat” which is relevant to belief and hegemony. The research data was analyzed by interpreting it according to the research approach used. The results showed differences in attitudes and behaviors towards figures Nenek Sari or a shaman is caused by the trust of each individual. The beliefs that have been adhered to and believed to be true are able to make a character Wak Atan acting that is not justified, which is to kill the shaman. The hegemony of belief is able to make Wak Atan marginalize the role of humans who are considered shamans.Keywords: Belief; hegemony; shaman; behavior; and role. IntisariTujuan penelitian ini mengungkapkan kepercayaan dan hegemoni dalam cerita pendek “Dukun yang Selamat” karya Joni Hendri. Cerpen “Dukun yang Selamat” menarik diteliti karena memuat perbedaan kepercayaan terhadap keberadaan dukun. Pendekatan penelitan yang dipakai adalah hegemoni Gramsci, masuk ranah sosiologi sastra. Penelitian ini masuk ranah penelitian kepustakaan, bukan penelitian lapangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian didapatkan dari kata, frasa, kalimat, dan dialog yang terdapat dalam cerpen “Dukun yang Selamat” yang relevan dengan kepercayaan dan hegemoni. Data penelitian itu dianalisis dengan cara diinterpretasikan sesuai dengan pendekatan penelitian yang dipakai. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan sikap dan perilaku terhadap tokoh Nenek Sari atau dukun disebabkan oleh kepercayaan tiap-tiap individu. Kepercayaan yang telah dianut dan diyakini kebenarannya mampu membuat tokoh Wak Atan bertindak yang tidak dibenarkan, yakni ingin membunuh dukun itu. Hegemoni kepercayaan mampu membuat Wak Atan memarjinalkan peran manusia yang dianggap sebagai dukun. Kata kunci: Kepercayaan; hegemoni; dukun; perilaku; dan peran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Janti, Nur. "Midwives and Dukun Beranak, the Choices for Handling Childbirth." Lembaran Sejarah 16, no. 2 (June 24, 2021): 165. http://dx.doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.66957.

Full text
Abstract:
Since the colonial era, there have been attempts to provide clinical childbirth services by establishing midwifery schools. Although these schools were closed, reorganized then re-opened several times, in an effort to graduate native midwives in the colony. The majority of the European doctors believed the existence of native midwives could reduce mortality rates for difficult deliveries. The colonial government also tried to replace dukun beranak (local midwives) with graduate midwives, as many doctors considered dukun beranak practices unsafe and unhygienic. Of note, even though midwifery school graduates provided childbirth services, most of the population preferred to use dukun beranak. This situation continued until independence. Dukun beranak remained the preferred provider of assistance among the working and lower class. The continued popularity of the dukun beranak can be seen as a colonial failure to replace them. After the proclamation of Indonesian independence, midwives who supported the Indonesian Republic, still provided childbearing assistance although with limited infrastructure and inadequate personnel during the independence war. Midwives also founded a midwifes association, rebuilt the national midwifery system, and discontinued colonial elements. This transformation can be interpreted as the decolonisation of midwifery. Midwives and dukun beranak were the available options for assisting in the labour of an Indonesian woman. The Indonesian government had a different approach to the colonial government toward society and dukun beranak and built cooperation between midwives and the dukun beranak. The cooperative work among midwives and dukun beranak changed awareness of Indonesian women’s reproductive health matters. This article traces efforts to provide safer childbirth services by looking at the problem through the lens of midwives and dukun beranak relations. The evolution of this relationship shows the decolonisation process inside midwifery and childbearing services.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Heriadi, Meddyan. "Peran dan Tugas Dukun Bayi dalam Penanganan Kesehatan di Desa Talang Perapat, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma." Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak 2, no. 1 (June 28, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga.v2i1.2787.

Full text
Abstract:
Abstrak: Peran dan Tugas Dukun Bayi dalam Penanganan Kesehatan di Desa Talang Perapat, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma. Kematian ibu dan bayi, aborsi, dan prosesi pengobatan yang tidak sejalan dengan nilai agama menjadi momok negatif yang disematkan pada dukun bayi selama ini. Namun, meskipun demikian masyarakat masih tetap mempercayakan pengobatan pada dukun tersebut, dengan alasan biaya yang terjangkau, obat-obatan alami, serta ketidakmampuan bidan dalam mengobati penyakit tertentu, khususnya yang berhubungan dengan penyakit supranatural. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tugas dukun bayi khususnya di Desa Talang Perapat, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma. Permasalahan yang akan dibahas nantinya yakni, bagaimana tugas dukun bayi dalam memberikan pengobatan terhadap warga setempat. Dalam kajian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan instrumen wawancara terhadap dukun bayi setempat, yaitu Ibu Patelawati. Tugas dukun bayi di Desa Talang Perapat Kecamatan Seluma Barat mencakup beberapa hal: Pertama tugas yang berkenaan dengan wanita dan anak. Pada bagian ini tugas dukun merujuk pada tugas sebelum persalinan yang meliputi mendeteksi kehamilan; memijat rahim yang mengalami goncangan; dan memimpin syukuran kehamilan 8 bulan. Tugas berikutnya yaitu membantu proses persalinan. Selanjutnya, tugas dukun bayi pun berlajut ke fase pasca-persalinan. Yang mana meliputi: perawatan terhadap ibu pasa-melahirkan; membasuh ari-ari bayi; memimpin upacara maling aiak; mengobati penyakit nonmedis yang berhubungan dengan supranatural; mengobati penyakit medis seperti turunnya rahim pada ibu yang telah melahirkan dan demam pada bayi dan anak. Selain itu, pengobatan pada wanita remaja juga dilakukan seperti pengobatan pada nyeri buang air kecil dan nyeri saat menstruasi. Kemudian, pengobatan juga dilakukan pada pria, seperti susah mendapat keturunan, Peghut Telulugh, dan demam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Wildan, Asep Dadan, and Irwandi Irwandi. "PERAN DUKUN KAMPUNG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MELAYU BELITUNG." Jurnal Kelola : Jurnal Ilmu Sosial 1, no. 1 (December 11, 2018): 1–16. http://dx.doi.org/10.15575/jk.v1i1.3764.

Full text
Abstract:
In the structure of the Belitung community, dukun kampung is an informal leader in each village. Dukun kampung has a very important role in people's lives. A dukun kampung is believed to have the ability to treat people suffering from ill health both medically and non medically. In addition, they also have the ability to become a mediator of the natural and supernatural world therefore for the people of Belitung a dukun kampung has the role as guardian of the village area from various kinds of disturbances both invisible creatures and supernatural beings. In everyday life, the role of the village herbalist exceeds the role of a village head. Every activity that will be done by the community always follows the ordinance set by the dukun kampung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Rohman, Fandy Aprianto. "JEJAK KESENIAN SRANDUL DI DUSUN DUKUHAN, DESA SUMBER, KECAMATAN DUKUN, KABUPATEN MAGELANG." Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora 6, no. 2 (December 23, 2020): 172–85. http://dx.doi.org/10.36869/pjhpish.v6i2.130.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Khairoh, Miftahul, and Shinta Nur Rochmayanti. "Pelatihan Endorphin Massage bagi Mitra Dukun Pijat Tradisional guna Menurunkan Angka Morbiditas Ibu Hamil di Desa Banjar-Tanah Merah Bangkalan." JOURNAL OF COMMUNITY ENGAGEMENT IN HEALTH 2, no. 1 (March 5, 2019): 1–4. http://dx.doi.org/10.30994/jceh.v2i1.16.

Full text
Abstract:
Kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa pendampingan dukun pijat tradisional yang umumnya dijadikan mitra pijat oleh Ibu hamil dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pijat secara benar dan aman. Para dukun diberikan pengetahuan tentang fisiolpgis perubahan fisik ibu hamil serta keluhan fisik penyerta seiring pertambahan usia kehamilan. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan pelatihan keterampilan endorphin massase kepada mitra dukun secara berkala sampai bisa dan mampu melakukan secara mandiri. Pengabdian ini dilakukan di desa Banjar Kecamatan tanah Merah, karena di wilayah tersebut masih banyak praktik dukun pijat tradisional. Pengabdian ini bekerjasama juga dengan Puskesmas Banjar untuk mengajarkan para mitra dukun teknik pijat endorphin massage pada ibu hamil. Sasaran dalam pengabdian masyarakat ini adalah seluruh ibu hamil baik TM I, II dan III yang ada di desa Banjar, Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan Madura. Sasaran adalah kelompok wanita dengan resiko kesakitan dan kematian yang tinggi, oleh karena proses kehamilan merupakan kejadian alamiah namun memiliki resiko. Baik resiko rendah, sedang maupun resiko tinggi. Keberadaan tenaga medis dan mitra dukun dalam pengabdian ini, diharapkan dapat menjadi mediator penurunan AKI. Pada masa kehamilan hampir seluruh sistem tubuh Ibu hamil berubah, baik sistem reproduksi, sistem muskoleskeletal, sistem syaraf, sistem perkemihan, sistem peredaran darah, dll. Perubahan sistem tubuh tersebutlah yang kemudian menimbulkan beberapa ketidaknyamanan pada Ibu hamil, misal nyeri punggung, kesulitan tidur/insomnia, lelah, mudah capek, dsb. Ketersedian tenaga ahli dalam proses pendampingan ibu hamil yang tidak sesuai rasio, serta masih banyaknya jumlah dukun yang masih aktif membuat kesenjangan pelayanan pada ibu hamil, khususnya dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Sehingga dibutuhkan kerjasama dan simbiosis mutualisme antara tenaga medis, mitra dan pasien. Sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu (AKI). Pengabdian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu diawali dengan penyampaian materi dan demonstrasi teknik memijat endorphin massage pada ibu hamil. Kemudian, mitra dukun akan diajari langsung bagaimana teknik yang benar dan aman dalam melakukan endorphin massage pada ibu hamil. Setelahan dijarkan langsung, maka mitra dukun akan di evaluasi bagaimana teknik saat melakukan endorphin massage. Mitra dukun akan terus dibimbing sampai mahir melakukan pijat endorphin massage pada ibu hamil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Sanjaya, Muhammad Riyo, Bahrul Ilmi, and Lenie Marlinae. "KAJIAN PERILAKU KESEHATAN DUKUN TERHADAP IBU DAN BAYI SETELAH MELAHIRKAN SUKU ASLI DAYAK MERATUS KALIMANTAN SELATAN." Jurnal Berkala Kesehatan 2, no. 1 (November 1, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.20527/jbk.v2i1.4838.

Full text
Abstract:
Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara di Kalimantan Selatan yang tinggal di daerah terpencil sangat kekurangan tenaga kesehatan yang terlatih, tidak adanya pilihan lain dalam melakukan persalinan selain yang dibantu oleh Dukun Beranak yang dipercaya mempunyai kemampuan khusus dalam membantu persalinan. Dari fenomena dan permasalahan yang ada maka dari itu perlunya dilakukan penelitian tentang kajian perilaku kesehatan berbasis budaya yang masih erat kaitannya dengan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perilaku setelah melahirkan terhadap ibu dan bayi oleh Dukun Beranak pada Suku Dayak Meratus dalam Perspektif Antropologi Kesehatan. Metode yang digunakan Observatif dan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Terpilih enam informan kunci yaitu dua orang dukun beranak, dua orang dukun kampung/tokoh adat, ibu nifas, dan ibu hamil. Hasil Penelitian menunjukkan tindakan yang dilakukan dukun beranak pada saat setelah Persalinan suku Dayak Meratus yaitu melakukan pembersihan pada Ibu, mengoleskan getah pucuk daun pisang menurun muda pada luka ibu memberikan obat-obatan/pelungsur, melakukan pengurutan pemulihan atau pengembalian rahim Ibu, melakukan babat perut ibu, papadah dukun beranak bagi ibu nifas dan tindakan yang dilakukan kepada bayi yaitu membersihkan bayi, memotong tali pusar memandikan bayi setelah tali pusar lepas, melakukan babat dan bedung pada bayi, melakukan penguburan plasenta bayi oleh ayah atau wali laki-laki. Ritual yang dilakukan Dukun Kampung/Tokoh Adat pada saat setelah persalinan, yaitu wadak, tolak bala, beuri. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perlakuan dukun beranak setelah proses melahirkan masing-masing memiliki tahapan penjabaran tersendiri baik untuk ibu dan juga bayi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Kalsum, Ummi, Raden Halim, and M.Ridwan. "PERAN DUKUN DAN TUO TENGGANAI SEBAGAI MEDIATOR PESAN IMUNISASI MELALUI TRADISI “NGERAWI” DI KECAMATAN BATANG ASAI, SAROLANGUN JAMBI." Jurnal Khazanah Intelektual 2, no. 3 (January 13, 2020): 268–89. http://dx.doi.org/10.37250/newkiki.v2i3.27.

Full text
Abstract:
Peran Dukun bayi dan Tuo Tengganai yang mempunyai kedudukan yang dihormati dan didengar dapat dijadikan mediator penyampai pesan yang sangat baik khususnya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terutama ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar lengkap bagi bayinya. Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dukun dan tuo tengganai penting sebagai langkah awal untuk pemberdayaan. Tujuan studi ini untuk menilai perubahan pengetahuan, sikap dan komitmen Dukun dan Tuo Tengganai sebagai mediator pesan imunisasi kepada ibu hamil dan suami sebelum dan setelah diberi pelatihan serta penyebab rendahnya cakupan imunisasi. Metode penelitian adalah intervensi dengan disain quasi eksperiment menggunakan one group pre-post test design terhadap 5 orang dukun dan 29 orang Tuo Tengganai. Lokasi penelitian di Desa Kasiro, Bukit Sulah dan Datuk Nan Duo Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun Jambi. Ada peningkatan pengetahuan yang bermakna setelah diberikan intervensi berupa pelatihan tentang imunisasi kepada Dukun dan Tuo Tengganai, meskipun sikap dan komitmen (dukungan) tidak ada perbedaan yang bermakna setelah diberi intervensi karena sikap dan komitmen mereka relatif sudah baik terhadap program imunisasi. Perlu peningkatan pengetahuan dengan pemberian pelatihan atau penyuluhan tentang imunisasi untuk lebih meningkatkan peran dukun dan tuo tengganai sebagai mediator penyampai pesan imunisasi melalui tradisi “ngerawi”agar cakupan imunisasi bayi dan balita meningkat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Rahim, Andi Rahmad, Norma Dia Bela, Maslakhul Mutmainnah, and Zuhro Araswati. "Sosialisasi Dan Implementasi Pembuatan Krupuk Ikan Bandeng Desa Karanggeneng Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan." DedikasiMU(Journal of Community Service) 1, no. 1 (December 4, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.30587/dedikasimu.v1i1.1083.

Full text
Abstract:
ABSTRAK : Dusun Karanggeneng dan Dusun Ketawang yang terletak di wilayah Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan. Lokasi dari Desa Karangganeng berada di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Laren dan Kecamatan Dukun Gresik, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kalitengah, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukodadi, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Maduran dan Kecamatan Sekaran. Sampai sekarang Desa Karanggeneng terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Karanggeneng, dan Dusun Ketawang. Krupuk ikan adalah produk makanan kering yang berasal dari ikan yang dicampur dengan tepung tapioka atau tepung terigu (BPPT, 2000:1). Kegiatan sosialisasi yang di berikan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik Jurusan Manajemen bagi masyarakat desa Karanggeneng guna untuk meningkatkan dan menciptakan suatu produk baru yaitu kerupuk ikan bandeng. Sehingga semua masyarakat berpartisipasi terhadap sosialisasi yang telah kita adakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Sartini, Sartini, and Heddy Shri Ahimsa-Putra. "Redefining The Term of Dukun." Jurnal Humaniora 29, no. 1 (February 27, 2017): 46. http://dx.doi.org/10.22146/jh.22565.

Full text
Abstract:
Dukun, wong pinter, and other terms, commonly constitutes to the term of shamanism, are often interpreted in the same way. In particular, the dukun and wong pinter are generally understood as persons who have extraordinary or even supernatural powers, are capable of communicating with spirits and understanding the unseen, can generally help resolve issues faced by members of their communities, including illnesses, spiritual disturbances, lost items, unfortunate fates, etc. They are also predicated to charge to the patient and even willing to help witchcraft to harm other people. In fact, not all shamans have negative behaviors. In Temanggung, Central Java, though this general understanding is still common, there is distinction in the specific details and characteristics of the dukun and wong pinter. Dukun are often understood negatively, meanwhile the wong pinter has more positive connotations. Because of the different principle meaning the both terms should not be generalized and used appropriately and wisely. Improper use can cause discomfort in the community, and academically the both term actually refers to a completely different subject characteristics.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

., Sartini, and Heddy Shri Ahimsa-Putra. "Redefining The Term of Dukun." Jurnal Humaniora 29, no. 1 (February 27, 2017): 46. http://dx.doi.org/10.22146/jh.v29i1.22565.

Full text
Abstract:
Dukun, wong pinter, and other terms, commonly constitutes to the term of shamanism, are often interpreted in the same way. In particular, the dukun and wong pinter are generally understood as persons who have extraordinary or even supernatural powers, are capable of communicating with spirits and understanding the unseen, can generally help resolve issues faced by members of their communities, including illnesses, spiritual disturbances, lost items, unfortunate fates, etc. They are also predicated to charge to the patient and even willing to help witchcraft to harm other people. In fact, not all shamans have negative behaviors. In Temanggung, Central Java, though this general understanding is still common, there is distinction in the specific details and characteristics of the dukun and wong pinter. Dukun are often understood negatively, meanwhile the wong pinter has more positive connotations. Because of the different principle meaning the both terms should not be generalized and used appropriately and wisely. Improper use can cause discomfort in the community, and academically the both term actually refers to a completely different subject characteristics.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Venydhea, Andini, and Mita Rosaliza. "DUKUN JALUR DESA SAIK KUANTAN." Jurnal Ilmu Budaya 16, no. 2 (February 28, 2020): 151–69. http://dx.doi.org/10.31849/jib.v16i2.3708.

Full text
Abstract:
The Kuantan Singingi community still believes in the existence of fine creatures that inhabit a place or object that is quite old. One example is the wood of the Track, the Path itself is made of wood that has been aged for hundreds of years and comes from the jungle in the wood. This wood can only be taken by people who understand about Subtle Creatures, namely Jalur Shaman. The equipment used and the track assistants in the processed of the Jalur Shaman Rituals contain symbolic meaning, in the process, the Jalur Shaman rituals are carried out by finding a good day of breaking to release the path to the Pacu jalur arena in order to get good draws, lime that has been incarnated or prayed for and prayed for and kemeyan to call the Jalur ghost used in the Jalur Shaman Ritual as an effort Jalur Shaman Village Saik avoid attacks from Jalur Shaman opponents who try to harm the Jalur ghost, Jalur, and Pacu, in addition to chanting spells or prayers asking to be protected during the match the runway is aimed at Allah SWT, the mantra is also recited for the jalur ghost to help in Pacu Jalur competition. The existence of the Trust of Jalur Shamans in Saik Village is because there are still things that are magical in the Pacu Jalur competition, through the Ritual Treatment process of the jalur performed by the shaman believed to be able to protect the Jalur ghost, Jalur, and anak pacu from attacks from the opposing Shaman. The purpose of this study namely: (1) to find out the History of Line Shamans in Saik Village (2) to find out how the Ritual Treatment Procession of the Line (3) is to describe How to Trust Shaman Lane in Saik Village, Kuantan Mudik District, Kuantan Singingi District, Riau Province. As for the informants, the Shaman in Saik Village is considered to know about the Path Ritual and in-depth. This research method is qualitative by using the theory of Sacred Durheim and Profane Theories, Carl Gustav Jung's Archetype Theory and Ferdinand de Saussure's symbolic theory.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Adila, Dian Roza, Natsir Nugroho, and Idriani Idriani. "STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN DI RUMAH DENGAN KEMITRAAN TENAGA KESEHATAN DAN DUKUN BERANAK DI DESA PERHENTIAN LUAS, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI RIAU." Jurnal Kesehatan Komunitas 6, no. 1 (May 28, 2020): 44–55. http://dx.doi.org/10.25311/keskom.vol6.iss1.365.

Full text
Abstract:
Latar belakang : Salah satu indikator untuk menentukan tingginya derajat kesehatan suatu negara dilihat dari angka kematian ibu (AKI). Untuk beberapa daerah yang memiliki akses pelayanan kesehatan yang sulit, Kementrian Kesehatan membuat sebuah kebijakan dengan mengembangkan program kemitraan tenaga kesehatan dan dukun. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui lebih dalam pengalaman partisipan melahirkan di rumah dengan kemitraan tenaga kesehatan dan dukun beranak. Metode:Penelitian ini dengan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penentuan partisipan menggunakan metode Purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam pada ibu dan FGD pada Kepala Desa, Pemangku Adat, dukun beranak dan tenaga kesehatan.Hasil : Penelitian ini diperoleh 6 tema yaitu Pilihan tempat dan penolong saat melahirkan, Keyakinan ibu terhadap dukun beranak dalam proses melahirkan, Tradisi mayiria dan berurut selama hamil dan setelah melahirkan, perasaan ibu dengan kemitraan, tugas mandiri dukun beranak setelah melahirkan dan Pemanfaatan pelayanan kesehatan.Saran : Diharapkan tenaga kesehatan harus memiliki pengetahuan tentang budaya yang anut oleh pasien dan kelaurga yang asuh. Hal ini bertujuan agar bisa memberikan gambaran dan dampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu melahirkan dalam konteks budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Salma, Salma. "TRADISI SUNAT PEREMPUAN DI LAMPASI TIGO NAGARI." Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 10, no. 1 (February 22, 2017): 155–67. http://dx.doi.org/10.24090/mnh.v10i1.923.

Full text
Abstract:
Pelaksanaan sunat perempuan di Indonesia selalu diperdebatkan karena adanya perbedaan pendapat tentang hukum maupun tentang penyimpangan pelaksanaannya. Penyimpangan ini misalnya mengangkat klitoris secara sebagian maupun menyeluruh oleh dukun. Atas dasar itu pula Kementerian Pemberdayaan Perempuan mengajukan usul kepada MUI agar sunat perempuan dihapuskan di Indonesia. MUI tidak mengabulkan usulan tersebut dengan beberapa pertimbangan.Ada kelompok masyarakat yang menggunakan jasa dukun untuk melaksanakansunat dengan kurang memperhatikan standar dan fasilitas kesehatan yang telah memadai seperti di Lampasi Tigo Nagari. Jenis penelitian adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tatacara dukun melakukan sunat terhadap anak perempuan didominasi oleh ritual keagamaan dan sunat hanya sesaat ketika dukun melakukan insisi (luka luar) pada permukaan klitoris dengan ukuran yang sangat kecil.Tujuan sunat pada anak perempuan adalah untuk mengembangkan syiar Islam, mengikrarkan keislaman anak, menanamkan akidah Islamiyah pada anak, mencegah anak berakhlak buruk dan mendidik anak berbakti pada ibu bapak. Alasan masyarakat mengantar anak perempuan mereka pada dukun untuk disunat adalah untuk mendapatkan kepuasan beragama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Marsilia, Imelda Diana. "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN DUKUN BERANAK SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN PADA PESERTA JAMINAN KESEHATAN." Jurnal Ilmiah Kesehatan 10, no. 2 (September 13, 2019): 211–19. http://dx.doi.org/10.37012/jik.v10i2.57.

Full text
Abstract:
Program Jaminan Kesehatan merupakan salah satu upaya dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih di bawah target yang diharapkan, termasuk di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor yang hanya mencapai 66,4 % tahun 2011. Cakupan persalinan oleh dukun beranak peserta jaminan kesehatan di Puskesmas Babakan Madang adalah 40% pada tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada peserta jaminan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Babakan Madang Kabupaten Bogor. Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Case Control. Penelitian dilakukan terhadap 122 orang ibu bersalin pada periode Juli sampai dengan Desember 2012 dibagi dalam 2 kelompok 61 orang kelompok kasus (dukun beranak) dan 61 orang kelompok kontrol (bidan). Analisis data menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda dengan tingkat kemaknaan (p0,05), dan analisis PAR (population attributable risk). Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan secara signifikan adalah pengetahuan ibu p=0,003, sikap p= 0,007, pendidikan ibu p= 0,001, Sosial Budaya p= 0,001, penghasilan keluarga p=0,001, dukungan suami p=0,018 sedangkan keterjangkauan layanan, umur, paritas, pekerjaan tidak berhubungan (p0,05). Faktor dominan yang berhubungan dengan keputusan memilih penolong persalinan berdasarkan analisis multivariabel adalah sosial budaya (OR= 5,644 ;95%CI= 2,016-15,797). Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pengetahuan, Sikap, pendidikan ibu, sosial budaya penghasilan keluarga dan dukungan suami yang tidak mendukung memilih dukun beranak sebagai penolong persalinan pada peserta jaminan kesehatan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan, pendidikan, dukungan suami dan sosial budaya yang mendukung serta pendidikan bidan gratis bagi anak dukun beranak. Kata Kunci : Pemilihan penolong persalinan, Dukun beranak, Jaminan kesehatan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Rosikh, Ainur, Arif Aria, and Muridi Qomaruddin. "Analisis Perbandingan Angka Calving Rate Sapi Potong Antara Kawin Alami dengan Inseminasi Buatan di Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik." International Journal of Animal Science 2, no. 02 (April 1, 2019): 52–57. http://dx.doi.org/10.30736/ijasc.v2i02.44.

Full text
Abstract:
Penelitian dilakukan terhadap para petani peternak sapi potong yang berada di kecamatan Dukun Kabupaten Gresik tanggal 01 sampai 30 Juni 2015. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan angka calving rate antara kawin alami dengan IB di Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Dalam penelitian ini materi yang digunakan adalah responden peternak yang memiliki sapi potong jenis Peranakan Ongole (PO) dan berjenis kelamin betina diwilayah Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif dan kuantitatif analitis. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Jumlah sampel di ambil secara purposive yaitu untuk peternak 30 responden yang memiliki minimal satu ekor sapi betina yang pernah beranak. Data diperoleh dengan wawancara dibantu dengan daftar pertanyaan (kuisioner). Berdasarkan analisis dan hasil penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan secara umum bahwa terdapat perbedaan angka calving rate t hitung (9,15) > t tabel (2,048) dengan selisih perhitungan statistik 7,102 antara kawin alami dan IB di Kecamatan Dukun Kabupaten gresik. Sementara itu persentase angka calving rate kawin alami di Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik lebih tinggi daripada inseminasi buatan yakni mencapai 80% dengan rata-rata S/C 1,33, sedangkan inseminasi buatan hanya mencapai 65% dengan rata-rata S/C 1,5.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Salam, Muh Ridha Setiawan, Sutopo Patria Jati, and Sri Achadi Nugraheni. "Analisis Pemanfaatan Pelayanan Pertolongan Persalinan Non Tenaga Kesehatan oleh Ibu Bersalin di Kabupaten Kolaka Timur (Studi Kasus di Puskesmas Ueesi)." Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia 5, no. 1 (April 30, 2017): 62–72. http://dx.doi.org/10.14710/jmki.5.1.2017.62-72.

Full text
Abstract:
Traditional services or service by dukun is a phenomenon of community tradition that needs to be evaluated, especially related to birth assisstance. The scope of delivery by health workers was still low of 68% in 2016.This was qualitative research with phenomenological approach. The subjects of this study were maternal mothers who gave birth within the last 1 (one) year selected from the highland region and lowland region in the Uesesi Puskesmas area. Data were collected by in-depth interview techniques. Processing and data analysis using content analysis. Results showed that there were predisposition factors, enabling factors and reinforcing factors which influenced the behavior. The predisposition factors were 1) the informant is able to explain about healthy labor but unable to explain the safe delivery 2) The informant is still more inclined to the service of dukun maternity 3) The high trust of informant to the dukun maternity. The enabling factors were 1) access to utilize the service of dukun maternity is easy because dukun apply method "pick up ball" 2) Cost of labor can be reached by informant. The reinforcing factors were family and some toma support while some other toma leads to no longer utilize the services of dukun maternity.It is advisable to develop strategies to minimize the number of shamans who perform delivery services, provide education and understanding to the community about delivery by health personnel, and to update and conduct regular meetings on issues related to midwifery science so as to create a quality profession.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Nurhidayanti, Sitti, Ani Margawati, and Martha Irene Kartasurya. "Kepercayaan Masyarakat terhadap Penolong Persalinan di Wilayah Halmahera Utara." Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 13, no. 1 (January 21, 2018): 46. http://dx.doi.org/10.14710/jpki.13.1.46-60.

Full text
Abstract:
ABSTRAKAKI di Indonesia terus meningkat, SDKI 2007 menunjukkan AKI sebesar 228 per 100.000, tahun 2012 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor masih tingginya AKI karena relatif masih rendahnya pertolongan oleh tenaga kesehatan yakni hanya sebesar 55,4%. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kepercayaan masyarakat terhadap penolong persalinan di wilayah Halmahera Utara. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode FGD (Focus Group Discussion). Subjek penelitian sebanyak 26 informan yang terdiri dari 7 ibu yang melahirkan dengan pertolongan dukun bayi, 2 orang suami, 3 orang tua, 4 tokoh masyarakat, 6 dukun bayi dan 4 orang bidan yang dipilih dengan kriteria inklusi. Analisis data menggunakan content analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan lebih memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan karena informan percaya dukun bayi lebih berpengalaman dalam menolong persalinan, dukun bayi juga dinilai lebih perhatian dan sabar dalam melayani pasiennya. Pemilihan dukun bayi sebagai penolong persalinan berkaitan dengan pelayanan yang diberikan dan kepercayaan masyarakat itu sendiri.Kata Kunci: Penolong Persalinan, Kepercayaan, Dukun Bayi.ABSTRACTMMR in Indonesia continues to increase, IDHS 2007 shows MMR of 228 per 100,000 in 2012 to 359 per 100,000 live births. One factor is still high maternal mortality rate due to relatively low relief by the health provider only by 55.4%. The aim of research to describe people's confidence in birth attendants in the region of North Halmahera. This type of research is qualitative. Data were collected using FGD (Focus Group Discussion). Research subjects were 26 informants consisted of 7 mothers who gave birth with the help of TBAs, 2 husbands, 3 parents, 4 community leaders, 6 TBAs and 4 midwives chosen by the inclusion criteria. Analysis of data using content analysis. The results showed that the informant preferring TBAs as birth attendants because informants believe TBAs are more experienced in attending births, TBAs are also considered more attention and patience in serving patients. Selection of TBAs as birth attendants associated with the services provided and the trust of society itself. Keywords: Delivery Helper, Confidence, TBAs.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Ardani, Irfan. "EKSISTENSI DUKUN DALAM ERA DOKTER SPESIALIS." Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya 2, no. 1 (August 24, 2016): 21. http://dx.doi.org/10.20473/lakon.v2i1.1913.

Full text
Abstract:
Metode pengobatan berkembang sesuai dengan perkembangan dunia pemikiran dan kebudayaan manusia. Masa awal metode pengobatan tradisional sangat dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap dunia non material. Periode pengobatan modern mengeliminasi kepercayaan itu dan lebih menawarkan pemahaman tentang kesehatan yang bisa diterima logika. Metode pengobatan tradisional tidak sepenuhnya hilang di masa modern ini. Eksistensinya masih bisa ditemukan di tengah-tengah masyarakat kita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan fisik dan keberadaan fungsi dari pengobat tradisional (dukun) di masa modern sekarang. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dari hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan menganalisisnya dengan teori eksistensi. Hasilnya, secara fisik dan fungsi, praktik-praktik pengobatan tradisional masih hidup di tengah-tengah masyarakat dan masih dipercaya oleh sebagian masyarakat penggunanya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Togobu, Dian Mirza. "Gambaran Perilaku Masyarakat Adat Karampuang Dalam Mencari Pengobatan Dukun (Ma’sanro)." J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat 4, no. 1 (June 14, 2019): 16. http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v4i1.232.

Full text
Abstract:
Metode pengobatan berkembang sesuai dengan perkembangan dunia pemikiran dan kebudayaan manusia. Pemahaman masyarakat terhadap hal-hal yang dipercayai secara turun-temurun merupakan bagian dari kearifan lokal yang sulit untuk dilepaskan. Hingga pemahaman magis yang irasional terhadap pengobatan melalui dukun sangat dipercayai oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang gambaran perilaku masyarakat adat Karampuang mengenai pengobatan dukun (ma’sanro) Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian digunakan Kualitatif agar bisa mendapatkan data yang lengkap dan mendalam dimana informasi diperoleh dengan pendekatan Fenomenologi. Hasil penelitan diperoleh bahwa dalam lingkup faktor predisposisi yaitu pengetahuan informan tentang pengobatan sanro masih dalam tingkat tahu dan sedikitnya hanya sampai memahami dimana informan hanya mampu menyebutkan apa saja yang pernah mereka dengar, lihat, dan rasakan tanpa mampu menjelaskan secara mendalam tentang pengobatan tersebut. Sikap informan tentang pengobatan ma’sanro menunjukkkan sikap menerima dengan adanya pengobatan sanro (dukun) karena sikap positif yang dilakukan dukun kepada masyarakatnya, sikap menerima dengan rasa senang dan puas akan pelayanan sanro (dukun) yang terbilang murah meriah, terjangkau dan lebih cepat memberikan pertolongan. Nilai dan adat istiadat yang mengeratkan tradisi warisan nenek moyang mereka. Faktor pendukung yang berupa sarana dan prasarana harus lebih ditingkatkan lagi alat dan pelayanannya, sedangkan dari faktor pendorong yang merupakan tokoh masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan agar lebih memperhatikan masyarakatnya dan sering memberikan pengawasan dan penyuluhan masalah bahaya bagi kesehatan, karena mereka merupakan contoh nyata untuk masyarakat jadikan refrensi dalam berperilaku sehat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Rochmayanti, Shinta Nur. "IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN OLEH BIDAN PRAKTEK SWASTA DI PUSKESMAS WILAYAH KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA." J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) 1, no. 1 (August 13, 2018): 31. http://dx.doi.org/10.25139/htc.v1i1.1016.

Full text
Abstract:
Terbatasnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pertolongan persalinan oleh Nakes terlatih sehingga dukun merupakan alternatif pemilihan penolong persalinan, disamping faktor sosial ekonomi, budaya, dan kinerja bidan. Upaya peningkatan cakupan persalinan belum optimal ditandai masih adanya dukun yang masih menolong persalinan dikota Surabaya yaitu sebesar 4,75% pada tahun 2012. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjelaskan implementasi program kemitraan bidan dan dukun oleh bidan praktek swasta dan faktor yang terkait di Puskesmas wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam (Indepth Interview) pada 4 bidan praktek Swasta sebagai informan utama.Dukun, bidan koordinator, kepala Puskesmas, Kabid Kesga DKK Surabaya, Toma dan ibu bersalin sebagai informan triangulasi.Analisa data menggunakan metode analisis isi (content analysis).Hasil penelitian menunjukkan belum ada aturan tertulis pelaksanaan program.Diseminasi program hanya bersifat pengenalan, dalam pelaksanaan kemitraan ada beberapa langkah yang belum dilaksanakan oleh pelaksana program, pencatatan khusus kemitraan bidan dan dukun belum tersedia, pelaporan dilakukan setiap bulan tetapi tidak didiskusikan dan SOP belum tersedia.Sosialisasi secara khusus belum pernah dilaksanakan.Sikap pelaksana terhadap kemitraan ada yang menerima dan menolak, penerapan program dengan pedoman belum sesuai.Ketersediaan sumber daya belum mendukung kegiatan program. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian adalah belum optimalnya implementasi Program Kemitraan Bidan dan Dukun di Puskesmas Wilayah kecamatan semampir Kota Surabaya karena cakupan kegiatan Program KIA/KB masih jauh dari target, serta belum ada kebijakan yang mendukung pelaksanaan. Maka diharapkan kepada DKK Surabaya untuk mengupayakan tetap berlangsungnya kemitraan dengan dukungan seluruh aspek diantaranya ketersediaan sumber daya yang memadai, kejelasan ukuran dan tujuan kebijakan, peningkatan pengetahuan masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Rosyid, Moh. "Pergeseran Tradisi Khitan Anak Perempuan di Kudus Jawa Tengah." IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya 18, no. 1 (May 29, 2020): 104–17. http://dx.doi.org/10.24090/ibda.v18i1.3748.

Full text
Abstract:
This paper aims to describe the shift in the circumcision tradition of girls in Kudus, Central Java. The focus of this shift discussion was mainly on the shift of circumcision done by Dukun Bayi (Traditional Midwife) to that done by a professional midwife, and the prevailing cultural shift is also illustrated. The data were collected through interviews with mothers of the circumcised girls through random sampling. This research is categorized as a case study. The collected data were analyzed using a qualitative descriptive approach. The results of the study revealed that the tradition of girl circumcision is a result of following a tradition that has been done for ages, the understanding of fiqh experts plays a role in the circumcision of girls. As the village midwife is serving childbirth, the circumcision that was initially done by a dukun now is done by professional midwives. The dukun played as a massage therapist to mothers with old pregnancy, also to the postpartum mothers and their babies. The knowledge that girls circumcision needs to be done by medical staff (midwives) will be more optimal if the village government facilitates the role of village midwives in Kudus. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pergeseran tradisi khitan anak perempuan di Kudus, Jawa Tengah. Faktor utama perubahan tersebut adalah munculnya pengkhitan bidan desa—yang sebelumnya dilakukan oleh dukun bayi—dan menggambarkan perubahan budayanya. Data diperoleh melalui wawancara dengan ibu dari anak perempuan yang dikhitan secara random sampling. Riset ini kategori studi kasus, data yang terkumpul dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tertradisinya mengkhitan akibat mengikuti tradisi, yakni pemahaman ahli fikih tentang khitan pada anak perempuan. Seiring adanya bidan desa yang melayani persalinan warga, maka pengkhitan yang semula dukun bayi ada yang dialihkan pada bidan desa. Dukun bayi diperankan sebagai tukang pijet pada ibu yang usia kandungannya menua dan memijat ibu pascamelahirkan beserta bayinya. Hal yang perlu dipahami agar mengkhitan anak perempuan dilakukan oleh tenaga medis (bidan) makin optimal bila peran bidan desa difasilitasi oleh pemerintah desa di Kudus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Nurhudariani, Rose. "PERSEPSI IBU TERHADAP PERSALINAN DENGAN DUKUN BAYI DI DESA TUNDAGAN KECAMATAN WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG." Jurnal SMART Kebidanan 3, no. 1 (July 25, 2017): 69. http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v3i1.54.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: AKI dan AKB merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di suatu negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, di Puskesmas Watukumpul Persalinan dengan nakes dari bulan januari sampai agustus 2015 adalah 60 ibu bersalin sedangkan persalinan dengan non nakes sebanyak 34 ibu bersalin. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi ibu bersalin, faktor-faktor yang mempengaruhi dan dukungan keluarga ibu bersalin dengan dukun bayi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomologi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Jumlah partisipan 3 ibu bersalin dengan dukun bayi dan triangulasi suami partisipan, tokoh agama, bidan desa dan dukun bayi Desa Tundagan. Hasil: Hasil wawancara mendalam pada partisipan sudah mengetahui tentang persalinan dengan dukun bayi. Pertolongan persalinan dengan dukun bayi yang masih tradisional yaitu jika bayi sudah lahir cara memotong tali pusar dengan silet dan melahirkan placenta dengan cara di perut ditekan supaya placenta bisa keluar. Semua ibu bersalin setuju persalinan dengan dukun bayi dan semua keluarga mendukung ibu bersalin dengan dukun bayi.Pihak puskesmas lebih sering melakukan penyuluhan bagaimana pentingnya bersalin dengan tenaga kesehatan di Desa Tundagan. Kata Kunci : Persepsi; Ibu bersalin; Dukun bayi.Daftar Pustaka : 38 (2002-2013) MOTHER PERCEPTIONS OF CONFINEMENT by TRADITIONAL HEALTH PRACTITIONAR IN TUNDAGAN VILLAGE ABSTRACT Background: AKI and AKB constitute one of aspect that very important to described level of human development in a country from social sanitary side. The number of mother death in Center of Java on 2012 in the amount of 116.34 per 100.000 birth of life, in Watukumpul health center. The confinement by midwife since January until August 2015 amount of 60 maternity. Meanwhile, the confinement without a midwife amount of 34 maternity. Purpose: The purpose of this research is to explore perception of mothers about the factors that influencing and support mother maternity by midwife. Method: This research was using qualitative method with phenomonology approach. Data accumulation technique with visceral interview, 3 mothers maternity by midwife and triangulation participant husband, religion personage, midwife in Tundagan village. Result: Result of visceral interview into participant had known already about confinement with a midwife. Aid of confinement by a midwife that still traditional namely if baby was born, the way to cutting an umbilical cord is using razor blade and give birth of placenta by belly pressed, so the placenta can be out. All of mother maternity agree with confinement by midwife, and all of family were support it. The health center more often do counseling how important maternity with health workers or midwife in Tundagan village. Key word: Perception; Mother Maternity; MidwifeBibliography: 38 (2002-2013)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Margono, Margono, M. Khoirul Amin, and Retna Tri Astuti. "Analisa Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana Di Kawasan Resiko Bencana ( KRB III) Desa Dukun Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang." WIRARAJA MEDIKA 9, no. 2 (December 26, 2019): 35–41. http://dx.doi.org/10.24929/fik.v9i2.784.

Full text
Abstract:
Abstract Introduction: Magelang Regency is one of the areas on the slopes of Merapi Mountain with the greatest disaster risk is volcanic eruptions. Dukun Village is one of the volcanic disaster-prone areas located approximately 8 km from the top of the mountain and included as Disaster Risk Area III in Magelang Regency. In the eruption on 2010 most of the Dukun community evacuated to other districts avoiding the hot clouds. The volcano in Magelang was on alert status from May 21, 2018. Within a period of 1.5 years, several volcanoes emitted volcanic ash and earthquakes. Under these circumstances, the risk of disaster in the community is very high, especially those in the Disaster Risk Area III of Merapi Mountain. Community based disaster management needs to be improved, especially in preparation for disaster preparedness. Method: the type of this research is descriptive quantitative, with a field survey analysis method using a questionnaire about the community preparedness at Dukun Village in Disaster Risk Area III dealing with disasters. Results: The results showed the community analysis of disaster risk in the Dukun village was a volcanic eruption with a percentage of 96% of the community, source of information obtained by the community about the disaster 89% showed from village officials, as many as 74% of families had participated in the socialization of the disaster but the majority were only the family heads, as much as 66% have sought disaster risk reduction and as many as 33.5% of the community if there is a plan to evacuate siblings. Family preparedness in preparing first aid kits was still very low. Conclusion: The Dukun Village community has realized that being in a disaster-prone area, at present the majority of families have participated in preparedness socialization but in disaster risk reduction and preparation is still lacking.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Ul Jannah, Nur Ika Anisa', and Siti Zurinani. "Pewarisan ilmu dukun dalam sistem penyembuhan tradisional." Masyarakat, Kebudayaan dan Politik 30, no. 1 (March 31, 2017): 48. http://dx.doi.org/10.20473/mkp.v30i12017.48-58.

Full text
Abstract:
People in Sidodadi village believe that shaman and their shamanic power have ability to heal health problems. However, a shaman is usually reluctant to be called „shaman‟ since the term of shaman is highly associated with a form of black magic. They prefer to be called „tyang saget‟ (capable people). This research focuses to describe shamanic power inheritance within shaman practice in Sidodadi village. Understanding the shamanic power inheritance is part of the way to understand reasons of people of Sidodadi who still believe in shaman. This research was conducted in Sidodadi village, in north Banyuwangi, East Java. This research used snowball sampling technique to enrich qualitative data and to strengthen the argument. Data gathered by direct observation of shaman related activities of Sidodadi people. Thus, data analyzed used descriptive ethnographic method. The result shows that familial ties dominate the shamanic power inheritance. There is a cycle where shaman in Sidodadi transfers their knowledge to their descendant whom believed would take the role as shaman in the future.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Noor Hayati, Suci. "GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU YANG BERSALIN PADA BIDAN DAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASARI KABUPATEN BANDUNG." Jurnal Keperawatan Komprehensif 3, no. 1 (November 30, 2017): 34. http://dx.doi.org/10.33755/jkk.v3i1.82.

Full text
Abstract:
Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia terutama di Kota Bandung diakibatkan masih banyaknya pertolongan persalinan yang dilakukan oleh Dukun Bayi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan ibu yang bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasari Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif. Sampel berjumlah 75 orang, yang terdiri dari 35 orang ibu yang bersalin pada dukun bayi dan 40 orang ibu yang bersalin pada bidan, diambil dengan teknik simple random sampling. Analisa data dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian pada pertolongan persalinan yang dilakukan oleh Bidan berdasarkan analisis kuadran terdapat dua unsur pada kuadran II dan tiga unsur pada kuadran III. Tidak terdapat unsur pada kuadran I dan IV. Sedangkan pada pertolongan persalinan yang dilakukan oleh Dukun Bayi terdapat dua unsur pada Kuadran I, satu unsur pada kuadran II, satu unsur pada kuadran III dan satu unsur pada kuadran IV.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Sukmasetya, Pristi, Andi Rochiyanto, Chandra Nur Hidayat, Anisatun Nafiah, and Nur Ita Sari. "Implementasi Digital Branding sebagai Upaya Peningkatan Mutu Produksi Industri Kreatif Rumah Tangga." Community Empowerment 6, no. 3 (February 18, 2021): 336–42. http://dx.doi.org/10.31603/ce.3793.

Full text
Abstract:
Industri Rumah Tangga di Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang kurang berkembang secara maksimal. Terdapat beberapa produksi makanan ringan seperti kripik talas, kripik singkong, rempeyek hingga bubuk jahe kurang optimal dari segi produksi maupun pemasaran. Beberapa masalah seperti pengemasan yang belum standar, belum adanya labelisasi, hingga kurangnya promosi dan pemasaran menjadi penyebab berkembannya produk, dan sempitnya area pemasaran padahal industri rumah tangga di Dusun Tangkil mempunyai potensi besar untuk mengubah pemasaran yang lebih luas apabila beberapa masalah bisa diatasi dengan baik. Selain itu, potensi wirausaha yang hanya dijadikan sampingan karena mata pencahariannya sebagai petani sehingga produktivitas kurang maksimal. Dengan pendekatan digital branding yang dikemas dalam program pengabdian masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Magelang. Harapannya dapat meningkatkan kualitas pada standardisasi kemasan, dan labelisasi produk yang membuat desain kemasan lebih menarik sehingga produk dapat merambah pasar yang lebih luas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Lukman Hadi, Puyan, Tri Prabowo, and Brune Indah Yulitasari. "Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Dukun Magelang." Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia 1, no. 1 (March 1, 2013): 6. http://dx.doi.org/10.21927/jnki.2013.1(1).6-11.

Full text
Abstract:
<p>Perawat yang memilki keterampilan berkomunikasi terapeutik akan mudah membina hubungan saling percaya dengan klien juga dapat mencegah terjadinya masalah legal etik. Selain itu dapat memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit atau pelayanan kesehatan lain dalam memberikan pelayanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan<br />antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Dukun Magelang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik (induktif) dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Dukun Magelang. Subyek penelitian adalah pasien yang ditangani oleh perawat di Puskesmas Dukun Magelang. Sampel penelitian diambil dengan teknik accidental sampling berjumlah 231 responden. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan korelasi Kendal Tau. Hasil penelitian sebanyak 119 orang (51,5%) responden mendapatkan komunikasi terapeutik cukup baik, sedangkan tingkat kepuasan pasien dalam kategori puas 114 orang (62,3%). Hasil analisis Kendal Tau untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan diperoleh nilai korelasi 0,551 artinya memiliki arah korelasi positif yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik maka tingkat kepuasan akan semakin tinggi. Nilai korelasi 0,551 artinya mempunyai tingkat hubungan yang sedang. Nilai p=0,000 dengan taraf kesalahan 5% artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Kesimpulan ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Dukun Magelang dengan keeratan hubungan sedang.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Intan, Tania, and Trisna Gumilar. "Perempuan Bersampur Merah Karya Intan Andaru: Resiliensi Perempuan Terhadap Stigma dan Trauma." Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya 4, no. 1 (June 1, 2020): 9. http://dx.doi.org/10.25273/linguista.v4i1.6439.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini mengkaji resiliensi protagonis perempuan terhadap stigma dan trauma yang terindikasi di dalam novel berjudul <em>Perempuan Bersampur Merah </em>(2019)<em> </em>karya Intan Andaru<em> </em>terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama. Permasalahan dalam novel tersebut<em> </em>dilatari oleh peristiwa pembantaian dukun santet di wilayah Banyuwangi tahun 1998. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan psikologi sastra. Data diperoleh melalui teknik simak catat dan dianalisis dengan metode analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh elemen dari struktur cerita mendukung pada isu yang dibincangkan. Secara keseluruhan, novel <em>Perempuan Bersampur Merah</em> merupakan narasi tentang stigma karena memuat pandangan-pandangan negatif yang melekat pada dukun santet, anak dukun santet, penari gandrung, perempuan hamil dan anak yang lahir di luar nikah, perempuan dewasa yang belum menikah, serta keturunan aktivis partai terlarang. Para tokoh perempuan ditampilkan melakukan resiliensi terhadap stigma dan trauma mereka.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Sri Wahyuni, Sri Wahyuni, Risa Amalia Risa Amalia, and Riri Maharani Riri Maharani. "PERILAKU IBU MEMBAWA BAYI PIJAT KE DUKUN BAYI DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN 2020." Media Kesmas (Public Health Media) 1, no. 1 (March 16, 2021): 1–16. http://dx.doi.org/10.25311/kesmas.vol1.iss1.319.

Full text
Abstract:
Pijat bayi adalah terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat memberikaan rasa aman dan nyaman. Masyarakat desa Titian Resak memilih pijat bayi kedukun bayi sebagai alternative untuk pemijatan.Dampak negatif pijat bayi apabila dilakukan pemijatan yang tidak sesuai dengan kententuan medis,akan menimbulkan efek samping seperti terjadinya pembengkakan, terdapatnya lebam, adanya rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi rewel, pergeseran urat, cidera bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dengan pijat bayi ke dukun bayi de Desa Titian Resak Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Metode penelitian kuantitatif dengan desain Crossectional. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 108 responden yang diambil dengan teknik Cluster Sampling. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat melalui uji Chi-square, alat ukur yang digunakan kuesioner dan pengolahan data menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan dari 108 responden terdapat 98 responden yang membawa pijat bayi ke dukun bayi terdapat hubungan antara pengetahuan (P Value 0,044< 0,05) , dan POR = 5,116,pendidikan(P Value 0.005 < 0,05), dan POR= 13,615, sikap (P Value 0,017<0,05) dan, POR = 6,316, budaya (P Value 0,013 <0,05), dan POR = 5,833, biaya (P Value 0,025<0,05), dan POR = 7,791, keterampilan dukun (P Value 0,007 < 0,05), dan POR = 6,813, dukungan keluarga (P Value 0,047< 0,05), dan POR = 4,909 dengan perilaku ibu membawa bayi pijat ke dukun bayi. Diharapkan kepada orang tua untuk memijatkan bayinya ketenaga kesehatan yang lebih mengetahui anatomi fisiologi pemijatan tentang pijat bayi yang benar dan tidak membahayakan bayi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Ihsan, Muhammad. "Pengobatan ala Rasulullah SAW sebagai Pendekatan Antropologis dalam Dakwah Islamiah di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat." PALAPA 4, no. 2 (November 30, 2016): 152–210. http://dx.doi.org/10.36088/palapa.v4i2.32.

Full text
Abstract:
Dakwah menurut pengertian terminologi dikemukakan oleh para ahli mengatakan bahwa dakwah adalah mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan petunjuk, menyeru mereka berbuat yang ma’ruf dan mencegah mereka terhadap perbuatan munkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebagian mengatakan bahwa Dakwah Islamiah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah dan kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul- Nya. Tujuan dakwah itu bukan untuk mencari dan memperbanyak pengikut, tetapi untuk menyelamatkan dan menolong sesama manusia, untuk membebaskan dari berbagai masalah yang membelenggunya, yang menyebabkan penderitaan, yang merugikan kehidupan, yang menghambat kemajuan dan dapat merendahkan martabat manusia, satu keturunan yaitu keturunan Adam yang berarti bersaudara. Pengobatan ala Rasulullah SAW merupakan media dakwah yang menggunakan pendekatan dakwah ” bil hal”. Dakwah” bil hal” adalah kegiatan dakwah yang mengutamakan kemampuan kreativitas perilaku da’i secara luas atau yang dikenal dengan” action approach” atau perbuatan nyata.Misal pengobatan ala Rasulullah SAW bisa menyembuhkan penyakit stroke dengan metode bekam, atau mengobati orang yang terkena sihir melalui Ruqyah Syari’ah. Bentuk- bentuk pengobatan yang digunakan masyarakat Rensing adalah pengobatan Bubus, Aik Seruang, Jampi- jampi, Pertus, Asma’ Kontak, yang khusus dipangku oleh Dukun Sasak dengan metode membacakan doa khusus atau mantra- mantra yang diwarisi oleh nenek moyang Dukun Sasak tersebut, kecuali pengobatan Asma’ Kontak yang tidak boleh diwarisi atau dijazahkan turun temurun ke anak cucu pemangku sebagaimana yang dilakukan sebagai tradisi oleh dukun- dukun Sasak yang lainya. Dengan adanya tradisi tersebut membuat pengobatan ini sulit untuk punah walaupun zaman sudah modern dan ilmu kedokteran sudah mengalami kemajuan pesat. Bentuk pengobatan sasak ini masih tradisional dan simpel hanya menggunakan mantra dan do’a khusus yang dibacakan didalam air, daun sirih (yang dikombinasikan dengan pinang , kapur, kencur) kecuali pengobatan pertus dan asma’ kontak yang hanya fokus pada mantra/ doa tanpa menggunakan wadah sperti halnya pengobatan yang lain.Yang jelas pengobatan sasak tersebut mengandung unsur kepercayaan terhadap benda- benda mati atau hidup di alam nyata dan metafisik yang mempunyai kekuatan magic luar buasa. Kekuatan magic yang supra natural itu akan dirasakan oleh pasen jika keyakinan pasen itu kuat terhadap pengobatan tersebut.Pengobatan Sasak ini termasuk pengobatan syirik, jika Dukun Sasak meyakini hanya yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut adalah mahluk gaib dan benda- benda mati lainya.Begitu juga dengan yang berobat apabila meyakini Dukun Sasak/ Dokter/ Obat adalah sebagai penyembuh penyakit, termasuk syirik karena menyalahi kaidah pengobatan sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam kitab Thibbun Nabawi. Meyakini Dokter/ Dukun Sasak/ obat itu boleh jika hanya sebatas perantara. Karena sesungguhnya yang mendatangkan penyakit dan menyembuhkan penyakit hanya Allah SWT semata. Menyikapi hal tersebut pengobatan ala Rasulullah SAW sebagai pendekatan antropologis dalam dakwah Islamiah memberikan peranan penting dalam membentuk keperibadian masyarakat Rensing. Dalam hal Ibadah, sosial dan keimanan kepada Allah SWT, memberikan solusi alternatif dan mudah dijangkau oleh masyarakat ketika menggunakan metode pengobatan tersebut. Di antara metode pengobatan ala Rasulullah SAW yang memberi pengaruh besar terhadap masyarakat Rensing adalah metode pengobatan bekam yang dikombinasikan dengan Ruqyah yang bersumber dari ayat- ayat Al Qur’an. Karena pengobatan ini bisa memberikan kesembuhan dari segala macam penyakit, baik penyakit jasmani dan rohani. Berdasarkan hasil penelitian dan fakta yang di temukan di lapangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Masrifatun, Mutik Ati. "Peningkatan Hasil Belajar Matematika tentang Nilai dan Kesetraan Pecahan Mata Uang Melalui Media Video Pembelajaran Pada Siswa Sekolah Dasar." Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series 3, no. 3 (October 15, 2020): 118. http://dx.doi.org/10.20961/shes.v3i3.45814.

Full text
Abstract:
<pre><em> This research is an effort to improve Mathematics learning outcomes about the value and equivalence of currency fractions in grade II SD Negeri Dukun 1. Classroom action research was carried out through 2 cycles, namely cycle I and cycle II. Each cycle contains planning, implementation, observation and reflection. The data collection methods used include observation, tests, and documentation. Data analysis was carried out by calculating the achievement of the learning outcomes in each cycle marked by an increase in Classical Completeness Criteria.The results obtained in this study were that there was an increase in student learning outcomes for Mathematics about the value and equivalence of currency denominations in class II SD Negeri Dukun 1 students. students who complete learning, in cycle I increased to 50%, increased in cycle II to 90% of students completed. Based on these learning outcomes, it can be concluded that through the media of instructional videos it can improve Mathematics learning outcomes about the value and equivalence of currency fractions in grade II SD Negeri Dukun 1 st.</em></pre>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Nasution, Rizaldi Ramadhan, Agus Bambang Irawan, and Ekha Yogafanny. "Rancangan Teknik Reklamasi Penambangan Pasir dan Batu Di Dusun Banaran, Desa Keningar, Kec. Dukun, Kab. Magelang, Jawa Tengah." Jurnal Ilmiah Lingkungan Kebumian (JILK) 2, no. 2 (July 26, 2020): 10. http://dx.doi.org/10.31315/jilk.v2i2.3355.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Nurhayati, Nurhayati, and Mugeni Sugiharto. "Perilaku Memilih Tenaga Penolong Persalinan pada Ibu Melahirkan di Desa Blambangan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, Indonesia." Buletin Penelitian Kesehatan 47, no. 3 (December 20, 2019): 165–74. http://dx.doi.org/10.22435/bpk.v47i3.1468.

Full text
Abstract:
Maternal deaths is still high in Indonesia. Nowadays, there are still many Indonesian women helped by non-health workers in labor and delivery. To get insight about mothers’ decision making in choosing the helper in labor and delivery and the factors that hamper and support it. Methods: This is a qualitative study using in-depth interview to mothers who ever had delivered a baby, the husbands, the health workers (midwifes), and shamans who help in labor and delivery. This study was done in Blambangan Village, South Lampung in the year 2008. The data was processed by grouping, making categories and chronologies, and conducting content analysis. Most of the mothers chose the shaman as the helper in labor and delivery. The factors that influence the decision were the education level; the type of job; the impact of the midwifes, shamans, transportation, mother’s health status, the complication level of the labor and delivery, and the impact of the husbands. There were three factors that influence the mothers’ decision making in choosing the helper in labor and delivery: 1) the predisposing factors, such as education level and type of job; 2) the reinforcing factors, such as the availability of the helper in labor and delivery and transportation; 3) the enabling factors such as the previous helper in labor and delivery, the role of the husbands, midwifes, and the shamans who help in labor and delivery. Suggestions: Labor and delivery counseling through midwifes, and constructing partnership between midwifes and shamans who help in labor and delivery are very important. Keywords: labor and delivery, mother, shamans who help labor and delivery, midwifes Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) karena kehamilan dan persalinan masih cukup tinggi di Indonesia. Saat ini masih banyak persalinan wanita Indonesia ditolong oleh tenaga non kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang keputusan ibu yang pernah melahirkan dalam memilih tenaga penolong persalinan dan faktor yang menghambat dan menunjang dengan pengambilan keputusan tersebut. Metode yang digunakan merupakan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam kepada ibu yang pernah melahirkan, suami ibu yang pernah melahirkan, petugas kesehatan (bidan), dan dukun bayi. Penelitian ini dilakukan di desa Blambangan, Lampung Selatan pada tahun 2008. Pengolahan data dilakukan dengan cara mengelompokkan, membuat kategori dan kronologisnya, serta melakukan analisis isi. Hasilnya diketahui sebagian besar ibu memilih dukun bayi sebagai tenaga penolong persalinannya. Faktor yang mempengaruhi ibu memilih tenaga penolong persalinan adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pengaruh bidan, dukun, transportasi, masalah kesehatan ibu, faktor kesulitan persalinan, dan pengaruh suami. Kesimpulan yang diperoleh dari peneliti ini terdapat 3 faktor yang mempengaruhi ibu memilih penolong persalinan yaitu 1) faktor pemicu seperti tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan; 2) faktor pemungkin seperti ketersediaan penolong persalinan, dan transportasi;3) faktor penguat seperti penolong persalinan sebelumnya, peran suami, bidan dan dukun bayi. Saran: Pentingnya penyuluhan persalinan melalui bidan dan membangun kemitraan antara bidan dan dukun yang saling menguntungkan. Kata kunci: Persalinan, Ibu, Dukun bayi, Bidan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Wardana, Ari Kusuma, and Indah Wuri Astuti. "PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK." Jurnal Berdaya Mandiri 1, no. 2 (March 20, 2020): 170–76. http://dx.doi.org/10.31316/jbm.v1i2.642.

Full text
Abstract:
Menurut amatan pakar gizi, angka ini meningkat sebesar 37,2 persen dalam jangka waktu tiga tahun (Tirto,2016). Jumlah stunting di Magelang tahun 2017 mencapai 30 persen dari total populasi anak (Gatra, 2019). Jumlah tersebut termasuk yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut melatarbelakangi kami untuk perlu mengadakan sebuah program penyuluhan stunting khususnya di wilayah Desa Kalibening, Kec. Dukun, Kab. Magelang. Bentuk penyuluhannya adalah dalam bentuk membantu memberikan layanan informasi dengan bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat guna mengajak masayarakat melakukan gerakan kesehatan masyarakat. Harapannya adalah dengan diadakannya penyuluhan stunting di wilayah Desa Kalibening kesadaran masyarakat terkait tumbuh kembang anak semakin diperhatikan dan meningkat, sehingga bisa mencegah terjadinya stunting dan menurunkan prosentase stunting di Indonesia khususnya di Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Hidayat, Syifa Sakinah. "Kedudukan, Peran, dan Fungsi Dukun Pandita di Suku Tengger." Umbara 4, no. 1 (July 31, 2019): 44. http://dx.doi.org/10.24198/umbara.v4i1.20543.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Hubet, Abdulla. "Peran Politik Perempuan Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Dukun Gresik." al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam 3, no. 1 (April 1, 2013): 187–213. http://dx.doi.org/10.15642/ad.2013.3.1.187-213.

Full text
Abstract:
Abstract: One of the factors that encourages women in Ihyaul-Ulum Islamic boarding school in politics is their willingness to participate in the development process, especially in regions. They view that politics is a part of the broadcasting media of the Islamic propaganda. The women’s involvement of Ihyaul-Ulum Islamic boarding school in politics is not merely passive but active. It is either for supporting the ruling party or a certain administrator to delegate one of them to become a candidate in a certain position. The more elected women of the Islamic boarding school show that the political position of women is culturally very significant. They have proved to be a board member of the country, an achievement that deserves to be appreciated. In Islam, women occupy an important position as men do. Islam came with the principle of equality among all humans. The only standard is their capability in performing their duties as a legislator and as a leader.Keywords: Politics of women, Islamic boarding school, Gresik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Abdillah, Rangga Fajar, and Isti’ Anah. "Hubungan Sanitasi Dasar Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Wilayah Kerja Puskesmas Dukun Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik Tahun 2019." Jurnal Enviscience 2, no. 2 (September 1, 2018): 98. http://dx.doi.org/10.30736/2ijev.v2iss2.100.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Sawitry, Sawitry. "PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI YANG DILAKUKAN OLEH DUKUN BAYI DI RW I KELURAHAN SUSUKAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR." Jurnal SMART Kebidanan 3, no. 1 (July 21, 2017): 61. http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v3i1.53.

Full text
Abstract:
Latar Belakang Pijat bayi oleh dukun ini diwariskan secara turun temurun tanpa penjelasan mengenai manfaat dan teori ilmiah serta dilakukan atas dasar kepercayaan serta pengalaman bahwa persepsi masyarakat pemijatan dapat menyembuhkan beragam penyakit serta membuat bayi menjadi tidak rewel lagi. Sebab sifat orang tradisional yakni bahwa pijat merupakan cara pengobatan yang ampuh, apalagi jika dilakukan oleh dukun bayi. Tujuan Mengeksplorasi persepsi ibu tentang pijat bayi yang dilakukan oleh dukun bayi. Metode Jenis penelitian Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, data diperoleh dengan cara wawancara kepada ibu 4 orang ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dan tinggal di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur RW1. Hasil persepsi ibu tentang pijat bayi hasilnya baik, mereka tahu manfaat pijat bayi, syarat pijat bayi dan bagaimana pemijatan bayi dilakukan dari kepala sampai kaki oleh dukun. Saran penulis berharap agar orang tua melakukan pijat bayi sendiri secara rutin, pada saat pagi sebelum mandi dan malam sebelum tidur karena banyak sekali manfaatnyaKata Kunci : Persepsi Ibu; Pijat bayi; dukun bayi MOTHERS’ PERCEPTION ABOUT BABY MASSAGE BY TRADITIONAL BABY ATTENDANT IN RW 1 SUSUKAN VILLAGE UNGARAN TIMUR ABSTRACTIntroduction Background: Baby massage did by traditional baby attendants who passed down from generation to generation without any explanation of benefits and scientific theory and hold on trust and experience that the baby massage can cure disease and make the baby quiet. Mothers usually massaging the baby when the baby is fussy and have trouble sleeping , massaging her baby once a month and the mother said the baby frequently during sleep soundly after a massage. Purpose: The purpose is to explore mothers’perception about baby massage by traditional baby attendant. Method: This reasearch used qualitative method with the phenomenology approach. The data was obtained from complete interviews. The participants were 4 mothers with their 0-12 months babies, who lived in RW 1 Susukan Village Ungaran Timur, that willing as respondents. Result: The participant and the triangulation about the baby massage was good. The participants and triangulation knew the benefit, term, and purpose of the baby massage, even thought it wasn’t completely known. The traditional baby attendants did the massage differently from the theory. They did the massage from the head to the feet, while the theory said the massage should be done from the feet to the head. Suggestion: The writer wished that this research can be used as an advice for the parents, so they will do the baby massage once in the morning before take a bath and once in the night before the bed time and motivated to do the baby massage regularly because of the good benefits. Keywords : mothers’ perception; baby massage; traditional baby attendant
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Syafaati, Nurud Diana, and Lina Nugraha Rani. "PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH BAZNAS GRESIK DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA BABAKSARI MELALUI PROGRAM GRESIK." Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan 7, no. 12 (December 26, 2020): 2296. http://dx.doi.org/10.20473/vol7iss202012pp2296-2312.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendayagunaan dana ZIS dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Babaksari Kecamatan Dukun melalui program Gresik Berdaya dengan memberikan bantuan ternak bergulir yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Gresik. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan strategi studi kasus. Pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara sepuluh mustahiq penerima bantuan ternak bergulir, dua perangkat desa, dan tiga pihak dari BAZNAS Kabupaten Gresik. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pendayagunaan dana ZIS oleh BAZNAS Kabupaten Gresik dalam hal ini Program Gresik Berdaya di Desa Babaksari Kecamatan Dukun disalurkan dalam rangka memberdayakan masyarakat dan pendampingan untuk meningkatkan ekonomi dan pengetahuan. Ternak bergulir merupakan model pendayagunaan zakat produktif oleh Program Gresik Berdaya dalam meningkatkan pendapatan mustahiq yang menurut peneliti sudah optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan telah meningkatnya pendapatan serta kesejahteraan penerima bantuan ternak bergulir yang telah berhasil bergulir tiap tahunnya.Kata Kunci: Mustahiq, pemberdayaan ZIS, Pendayagunaan. ABSTRACTThis study aims to determine the efficient use of ZIS funds in the economic empowerment of the Babaksari Village community, Dukun District through the Gresik Berdaya program by providing revolving livestock assistance carried out by BAZNAS Gresik Regency. The research methodology used is a qualitative approach, with a case study strategy. Data collection was carried out by interviewing ten mustahiq recipients of revolving livestock assistance, two village officials, and three parties from BAZNAS, Gresik Regency. The data used are primary data and secondary data. The data collection was done by using observation, interview, and documentation techniques. The analysis technique used is descriptive analysis. Based on the research results, it was found that the utilization of ZIS funds by BAZNAS Gresik Regency, in this case, the Gresik Berdaya Program in Babaksari Village, Dukun District, was channeled to empower the community and provide assistance to improve the economy and knowledge. Rolling livestock is a model for the utilization of productive zakat by the Gresik Berdaya Program in increasing mustahiq's income, which according to researchers is optimal. This is evidenced by the increasing income and welfare of the recipients of revolving livestock assistance which have been successful in rolling every year.Keywords: Mustahiq, ZIS Empowerment, Utilization
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Maryani, Tria, Soenar Soekopitojo, and Titi Kiranawati. "Identifikasi Hidangan pada Upacara Kesempatan Khusus Suku Tengger di Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang." Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik 1, no. 3 (June 28, 2021): 232–43. http://dx.doi.org/10.17977/um068v1n3p232-243.

Full text
Abstract:
Tengger tribe has a dish that is served on special occasions ceremony. The special occasion ceremony held by the Tengger tribe is inseparable from the culture and Hindus’s religion which is the majority religion of the Tengger tribe. Argosari Village is one of the villages that still carries out all special occasion’s ceremonies related to custom and religion. This village is in Lumajang Regency. This research was using qualitative descriptive research, with data collection techniques used are interviews, observation, and documentation. The data source was obtained from interviews with five informants are the Dukun Pandhita of Argosari village, Mangku village, and society’s Argosari. Data analysis is performed interactively with steps such as reduction, data presentation and drawing conclusions or verification and to check the validity of finding with member checking methode to Dukun Pandhita. The results of the research which is identifiying the special occasion dishes of Tengger tribe, there are 6 groupings dishes based on staple foods such as rice, side dishes such as omelette, fried chicken, fried noodles. Vegetable dishes include jangan benguk, jangan kentang. Snacks consist of pepes, pasung, jenang abang, apem, juadah, tetelan. The beverages such as tea and coffee. Dandananan such as gedhang ayu, pencok bakal. Masyarakat suku Tengger mempunyai hidangan yang disajikan pada upacara kesempatan khusus. Upacara kesempatan khusus yang dilaksanakan oleh masyarakat suku Tengger tidak terlepas dari kebudayaan dan agama Hindu yang merupakan agama mayoritas suku Tengger. Desa Argosari merupakan salah satu desa yang masih melaksanakan semua upacara kesempatan khusus yang berkaitan dengan adat maupun keagamaan, Desa ini terletak di Kabupaten Lumajang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data diperoleh dari wawancara dengan lima informan yaitu Dukun Pandhita teraktif dengan langkah reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pengecekan temuan dilaksanakan dengan member checking kepada Dukun Pandhita. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 6 pengelompokan hidangan yang disajikan pada kesempatan khusus, yaitu makanan pokok antara lain nasi, hidangan lauk pauk berupa telur dadar, ayam goreng. Hidangan sayuran antara lain jangan benguk, jangan kentang. Sedap-sedapan yang terbagi menjadi jajanan telesan berupa pepes, pasung, jenang abang, apem, juadah, tetelan dan jajanan garingan seperti matari
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Ruwayda, Ruwayda, and M. Dody Izhar. "Analisis Program Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kota Jambi." Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 20, no. 2 (July 1, 2020): 424. http://dx.doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.952.

Full text
Abstract:
Based on the results of the 2018 Riskesdas, the proportion of birth attendants in women aged 10 - 54 years still has 6.7% of pregnant women giving birth not with health workers. Aur Duri Health Center is one of the Puskesmas from 20 Puskesmas in Jambi City, which in 2018 occurred 1 death of pregnant women who were helped by TBAs in Penyengat Rendah Village, Telanai Pura Sub-District. This incident should not have happened considering the location of the Aur Duri Puskemas area was still in the Jambi City Center and access to health workers, health centers and hospitals was very smooth and easy to reach. There are still 12 traditional birth attendants in the work area of Aur Duri Health Center in 2018. This study aims to analyze the implementation of partnership programs for midwives and traditional birth attendants in the work area of Aur Duri Health Center, Jambi City: input, process and output variables. Data collection techniques used the method of in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD), and document review.Based on the results of the study it was known that the partnership between midwives and traditional birth attendants had not gone well, while the partnership between midwives and traditional birth attendants in the Aur Duri Community but there was no continuation of implementation of these activities. It is recommended that the Health Office and Aur Duri Puskesmas provide support and guidance and can allocate funds for partnership activities between midwives and traditional birth attendants so that it can be a solution to achieving KIA coverage targets, especially labor assistance by health workers and suppressing death cases. In addition, it is necessary to conduct monitoring and evaluation in the implementation of this partnership so that it can run well
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography