To see the other types of publications on this topic, follow the link: E-SMA.
Journal articles on the topic 'E-SMA'
Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles
Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'E-SMA.'
Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.
You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.
Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.
1
Aeni, Wiwik Akhirul, and Ade Yusupa. "MODEL MEDIA PEMBELAJARAN E-KOMIK UNTUK SMA." Jurnal Kwangsan 6, no. 1 (June 29, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.31800/jkwangsan-jtp.v6n1.p1--12.
Full textAbstract:
The development of learning media model becomes a necessity for improving the quality of education in Indonesia. Following the development of technology and information, new models continue to be developed, one of which is comic. This study aims to develop a model of electronic comic (e-Comic) as a medium of learning. With the ADDIE development method, it is done through needs analysis, model design, prototype development, prototype implementatio (testing) and evaluation of prototype implementation results to the field. The result is a comic electronic model in which graphic-shaped graphics are highlighted to deliver learning materials in accordance with the applicable curriculum. The material is delivered in story form so the delivery is not rigid. Implementation of field trial prorotype obtained data that the user liked the model of this e-Comic learning media and feel like learning to read comics with digital format. The conclusion of the development of e-Comic model, innovative learning media, fun, effective and efficient, so as to increase the students' attention in understanding the subject AbstrakPengembangan model media pembelajaran menjadi kebutuhan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesai. Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, model-model baru terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Komik yang dimaknai sebagai sebuah gambar kartun berteks mampu menyampaikan sebuah pesan dengan gaya yang ringan dan menyenangkan.Tujuan pembuatan model ini untuk membuat sebuah model berformat elektronik komik (E-komik) sebagai media pembelajaran menyampaikan materi pendidikan. Dengan metode pengembangan ADDIE, yang dimulai dengan kegiatan Analisis Kebutuhan, Desain/Perancangan Model, Development Prototype, Implementasi Prototype berbentuk ujicoba prototype ke user dan dilanjutkan dengan Evaluasi hasil implementasi prototype ke lapangan model Elektronik komik ini dikembangkan. Hasil dari pengembangan ini adalah sebuah model elektronik komik yang didalamnya berupa grafis berbentuk kartun ditonjolkan untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Materi disampaikan dalam bentuk cerita sehingga penyampaiannya tidak kaku. Implementasi ujicoba prorotype dilapangan diperoleh data bahwa user menyukai model media pembelajaran E-komik ini dan merasa belajar seperti membaca komik dengan format digital. Kesimpulan pengembangan model E-komik yang dilakukan menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan terhadap media pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam memahani mata ajar. Untuk itu penerapannya dapat dilakukan secara bertahap pada SMA tertentu.
2
Aeni, Wiwik Akhirul, and Ade Yusupa. "MODEL MEDIA PEMBELAJARAN E-KOMIK UNTUK SMA." Jurnal Kwangsan 6, no. 1 (June 29, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n1.p1--12.
Full textAbstract:
The development of learning media model becomes a necessity for improving the quality of education in Indonesia. Following the development of technology and information, new models continue to be developed, one of which is comic. This study aims to develop a model of electronic comic (e-Comic) as a medium of learning. With the ADDIE development method, it is done through needs analysis, model design, prototype development, prototype implementatio (testing) and evaluation of prototype implementation results to the field. The result is a comic electronic model in which graphic-shaped graphics are highlighted to deliver learning materials in accordance with the applicable curriculum. The material is delivered in story form so the delivery is not rigid. Implementation of field trial prorotype obtained data that the user liked the model of this e-Comic learning media and feel like learning to read comics with digital format. The conclusion of the development of e-Comic model, innovative learning media, fun, effective and efficient, so as to increase the students' attention in understanding the subject AbstrakPengembangan model media pembelajaran menjadi kebutuhan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesai. Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, model-model baru terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Komik yang dimaknai sebagai sebuah gambar kartun berteks mampu menyampaikan sebuah pesan dengan gaya yang ringan dan menyenangkan.Tujuan pembuatan model ini untuk membuat sebuah model berformat elektronik komik (E-komik) sebagai media pembelajaran menyampaikan materi pendidikan. Dengan metode pengembangan ADDIE, yang dimulai dengan kegiatan Analisis Kebutuhan, Desain/Perancangan Model, Development Prototype, Implementasi Prototype berbentuk ujicoba prototype ke user dan dilanjutkan dengan Evaluasi hasil implementasi prototype ke lapangan model Elektronik komik ini dikembangkan. Hasil dari pengembangan ini adalah sebuah model elektronik komik yang didalamnya berupa grafis berbentuk kartun ditonjolkan untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Materi disampaikan dalam bentuk cerita sehingga penyampaiannya tidak kaku. Implementasi ujicoba prorotype dilapangan diperoleh data bahwa user menyukai model media pembelajaran E-komik ini dan merasa belajar seperti membaca komik dengan format digital. Kesimpulan pengembangan model E-komik yang dilakukan menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan terhadap media pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam memahani mata ajar. Untuk itu penerapannya dapat dilakukan secara bertahap pada SMA tertentu.
3
Aeni, Wiwik Akhirul, and Ade Yusupa. "MODEL MEDIA PEMBELAJARAN E-KOMIK UNTUK SMA." Jurnal Kwangsan 6, no. 1 (June 29, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n1.p1--17.
Full textAbstract:
The development of learning media model becomes a necessity for improving the quality of education in Indonesia. Following the development of technology and information, new models continue to be developed, one of which is comic. This study aims to develop a model of electronic comic (e-Comic) as a medium of learning. With the ADDIE development method, it is done through needs analysis, model design, prototype development, prototype implementatio (testing) and evaluation of prototype implementation results to the field. The result is a comic electronic model in which graphic-shaped graphics are highlighted to deliver learning materials in accordance with the applicable curriculum. The material is delivered in story form so the delivery is not rigid. Implementation of field trial prorotype obtained data that the user liked the model of this e-Comic learning media and feel like learning to read comics with digital format. The conclusion of the development of e-Comic model, innovative learning media, fun, effective and efficient, so as to increase the students' attention in understanding the subject AbstrakPengembangan model media pembelajaran menjadi kebutuhan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesai. Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, model-model baru terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Komik yang dimaknai sebagai sebuah gambar kartun berteks mampu menyampaikan sebuah pesan dengan gaya yang ringan dan menyenangkan.Tujuan pembuatan model ini untuk membuat sebuah model berformat elektronik komik (E-komik) sebagai media pembelajaran menyampaikan materi pendidikan. Dengan metode pengembangan ADDIE, yang dimulai dengan kegiatan Analisis Kebutuhan, Desain/Perancangan Model, Development Prototype, Implementasi Prototype berbentuk ujicoba prototype ke user dan dilanjutkan dengan Evaluasi hasil implementasi prototype ke lapangan model Elektronik komik ini dikembangkan. Hasil dari pengembangan ini adalah sebuah model elektronik komik yang didalamnya berupa grafis berbentuk kartun ditonjolkan untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Materi disampaikan dalam bentuk cerita sehingga penyampaiannya tidak kaku. Implementasi ujicoba prorotype dilapangan diperoleh data bahwa user menyukai model media pembelajaran E-komik ini dan merasa belajar seperti membaca komik dengan format digital. Kesimpulan pengembangan model E-komik yang dilakukan menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan terhadap media pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam memahani mata ajar. Untuk itu penerapannya dapat dilakukan secara bertahap pada SMA tertentu.
4
Aeni, Wiwik Akhirul, and Ade Yusupa. "MODEL MEDIA PEMBELAJARAN E-KOMIK UNTUK SMA." Jurnal Kwangsan 6, no. 1 (June 29, 2018): 43. http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n1.p43--59.
Full textAbstract:
The development of learning media model becomes a necessity for improving the quality of education in Indonesia. Following the development of technology and information, new models continue to be developed, one of which is comic. This study aims to develop a model of electronic comic (e-Comic) as a medium of learning. With the ADDIE development method, it is done through needs analysis, model design, prototype development, prototype implementatio (testing) and evaluation of prototype implementation results to the field. The result is a comic electronic model in which graphic-shaped graphics are highlighted to deliver learning materials in accordance with the applicable curriculum. The material is delivered in story form so the delivery is not rigid. Implementation of field trial prorotype obtained data that the user liked the model of this e-Comic learning media and feel like learning to read comics with digital format. The conclusion of the development of e-Comic model, innovative learning media, fun, effective and efficient, so as to increase the students' attention in understanding the subject AbstrakPengembangan model media pembelajaran menjadi kebutuhan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesai. Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, model-model baru terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Komik yang dimaknai sebagai sebuah gambar kartun berteks mampu menyampaikan sebuah pesan dengan gaya yang ringan dan menyenangkan.Tujuan pembuatan model ini untuk membuat sebuah model berformat elektronik komik (E-komik) sebagai media pembelajaran menyampaikan materi pendidikan. Dengan metode pengembangan ADDIE, yang dimulai dengan kegiatan Analisis Kebutuhan, Desain/Perancangan Model, Development Prototype, Implementasi Prototype berbentuk ujicoba prototype ke user dan dilanjutkan dengan Evaluasi hasil implementasi prototype ke lapangan model Elektronik komik ini dikembangkan. Hasil dari pengembangan ini adalah sebuah model elektronik komik yang didalamnya berupa grafis berbentuk kartun ditonjolkan untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Materi disampaikan dalam bentuk cerita sehingga penyampaiannya tidak kaku. Implementasi ujicoba prorotype dilapangan diperoleh data bahwa user menyukai model media pembelajaran E-komik ini dan merasa belajar seperti membaca komik dengan format digital. Kesimpulan pengembangan model E-komik yang dilakukan menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan terhadap media pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam memahani mata ajar. Untuk itu penerapannya dapat dilakukan secara bertahap pada SMA tertentu.
5
Aeni, Wiwik Akhirul, and Ade Yusupa. "MODEL MEDIA PEMBELAJARAN E-KOMIK UNTUK SMA." Jurnal Kwangsan 6, no. 1 (June 29, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.31800/jtpk.v6n1.p1--12.
Full textAbstract:
The development of learning media model becomes a necessity for improving the quality of education in Indonesia. Following the development of technology and information, new models continue to be developed, one of which is comic. This study aims to develop a model of electronic comic (e-Comic) as a medium of learning. With the ADDIE development method, it is done through needs analysis, model design, prototype development, prototype implementatio (testing) and evaluation of prototype implementation results to the field. The result is a comic electronic model in which graphic-shaped graphics are highlighted to deliver learning materials in accordance with the applicable curriculum. The material is delivered in story form so the delivery is not rigid. Implementation of field trial prorotype obtained data that the user liked the model of this e-Comic learning media and feel like learning to read comics with digital format. The conclusion of the development of e-Comic model, innovative learning media, fun, effective and efficient, so as to increase the students' attention in understanding the subject AbstrakPengembangan model media pembelajaran menjadi kebutuhan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesai. Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, model-model baru terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Komik yang dimaknai sebagai sebuah gambar kartun berteks mampu menyampaikan sebuah pesan dengan gaya yang ringan dan menyenangkan.Tujuan pembuatan model ini untuk membuat sebuah model berformat elektronik komik (E-komik) sebagai media pembelajaran menyampaikan materi pendidikan. Dengan metode pengembangan ADDIE, yang dimulai dengan kegiatan Analisis Kebutuhan, Desain/Perancangan Model, Development Prototype, Implementasi Prototype berbentuk ujicoba prototype ke user dan dilanjutkan dengan Evaluasi hasil implementasi prototype ke lapangan model Elektronik komik ini dikembangkan. Hasil dari pengembangan ini adalah sebuah model elektronik komik yang didalamnya berupa grafis berbentuk kartun ditonjolkan untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Materi disampaikan dalam bentuk cerita sehingga penyampaiannya tidak kaku. Implementasi ujicoba prorotype dilapangan diperoleh data bahwa user menyukai model media pembelajaran E-komik ini dan merasa belajar seperti membaca komik dengan format digital. Kesimpulan pengembangan model E-komik yang dilakukan menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan terhadap media pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam memahani mata ajar. Untuk itu penerapannya dapat dilakukan secara bertahap pada SMA tertentu.
6
Aeni, Wiwik Akhirul, and Ade Yusupa. "MODEL MEDIA PEMBELAJARAN E-KOMIK UNTUK SMA." Jurnal Kwangsan 6, no. 1 (June 29, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.31800/jurnalkwangsan.v6i1.66.
Full textAbstract:
The development of learning media model becomes a necessity for improving the quality of education in Indonesia. Following the development of technology and information, new models continue to be developed, one of which is comic. This study aims to develop a model of electronic comic (e-Comic) as a medium of learning. With the ADDIE development method, it is done through needs analysis, model design, prototype development, prototype implementatio (testing) and evaluation of prototype implementation results to the field. The result is a comic electronic model in which graphic-shaped graphics are highlighted to deliver learning materials in accordance with the applicable curriculum. The material is delivered in story form so the delivery is not rigid. Implementation of field trial prorotype obtained data that the user liked the model of this e-Comic learning media and feel like learning to read comics with digital format. The conclusion of the development of e-Comic model, innovative learning media, fun, effective and efficient, so as to increase the students' attention in understanding the subject AbstrakPengembangan model media pembelajaran menjadi kebutuhan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesai. Mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, model-model baru terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Komik yang dimaknai sebagai sebuah gambar kartun berteks mampu menyampaikan sebuah pesan dengan gaya yang ringan dan menyenangkan.Tujuan pembuatan model ini untuk membuat sebuah model berformat elektronik komik (E-komik) sebagai media pembelajaran menyampaikan materi pendidikan. Dengan metode pengembangan ADDIE, yang dimulai dengan kegiatan Analisis Kebutuhan, Desain/Perancangan Model, Development Prototype, Implementasi Prototype berbentuk ujicoba prototype ke user dan dilanjutkan dengan Evaluasi hasil implementasi prototype ke lapangan model Elektronik komik ini dikembangkan. Hasil dari pengembangan ini adalah sebuah model elektronik komik yang didalamnya berupa grafis berbentuk kartun ditonjolkan untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Materi disampaikan dalam bentuk cerita sehingga penyampaiannya tidak kaku. Implementasi ujicoba prorotype dilapangan diperoleh data bahwa user menyukai model media pembelajaran E-komik ini dan merasa belajar seperti membaca komik dengan format digital. Kesimpulan pengembangan model E-komik yang dilakukan menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan terhadap media pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam memahani mata ajar. Untuk itu penerapannya dapat dilakukan secara bertahap pada SMA tertentu.
7
Puspitasari, Wulan Diah, and Wan Jamaluddin. "Respon terhadap Media Pembelajaran Melalui E-Learning Moodle sebagai Suplemen Pembelajaran Fisika." Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 1, no. 3 (December 28, 2018): 237–42. http://dx.doi.org/10.24042/ijsme.v1i3.3598.
Full textAbstract:
Abstract: This research aims to determine the positive response of learners to the learning media that is accessed via e-leraning with moodle as a supplement of physics learning. This research was conducted in three schools in Bandar Lampung namely SMAN 13 Bandar Lampung, SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung and SMA Perintis 2 Bandar Lampung. Data analysis techniques used are qualitative descriptive analysis techniques and descriptive statistical analysis. The results of this study in the form of a positive assessment or response of learners to learning media accessible through e-learning with an interesting moodle used by learners.Positive responses from learners in small group testing and field trials percentage were 82% and 85% respectively. So the product is declared very good or very interesting used by learners as suplemen of physics learning. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dari peserta didik terhadap media pembelajaran yang diakses melalui e-leraning dengan moodle sebagai suplemen pembelajaran fisika. Penelitian ini dilaksanakan ditiga sekolah di Bandar Lampung yaitu SMAN 13 Bandar Lampung, SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dan SMA Perintis 2 Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini berupa penilaian atau respon positif peserta didik terhadapmedia pembelajaran yang diakses malaluie-learning denganmoodleyang menarik digunakan oleh peserta didik. Respon positif dari peserta didik pada uji kelompok kecil dan uji coba lapangan masing-masingpersentasenya adalah 82% dan 85%. Sehingga produk dinyatakan sangat baik atau sangat menarik digunakan oleh peserta didik sebagai suplemen pembelajaran fisika.
8
Phanish, Mysore K., Nadia A. Wahab, Paul Colville-Nash, Bruce M. Hendry, and Mark E. C. Dockrell. "The differential role of Smad2 and Smad3 in the regulation of pro-fibrotic TGFβ1 responses in human proximal-tubule epithelial cells." Biochemical Journal 393, no. 2 (December 23, 2005): 601–7. http://dx.doi.org/10.1042/bj20051106.
Full textAbstract:
In chronic renal diseases, progressive loss of renal function correlates with advancing tubulo-interstitial fibrosis. TGFβ1-Smad (transforming growth factor-β1–Sma and Mad protein) signalling plays an important role in the development of renal tubulo-interstitial fibrosis. Secretion of CTGF (connective-tissue growth factor; CCN2) by PTECs (proximal-tubule epithelial cells) and EMT (epithelial–mesenchymal transdifferentiation) of PTECs to myofibroblasts in response to TGFβ are critical Smad-dependent events in the development of tubulo-interstitial fibrosis. In the present study we have investigated the distinct contributions of Smad2 and Smad3 to expression of CTGF, E-cadherin, α-SMA (α-smooth-muscle actin) and MMP-2 (matrix-metalloproteinase-2) in response to TGFβ1 treatment in an in vitro culture model of HKC-8 (transformed human PTECs). RNA interference was used to achieve selective and specific knockdown of Smad2 and Smad3. Cellular E-cadherin, α-SMA as well as secreted CTGF and MMP-2 were assessed by Western immunoblotting. TGFβ1 treatment induced a fibrotic phenotype with increased expression of CTGF, MMP-2 and α-SMA, and decreased expression of E-cadherin. TGFβ1-induced increases in CTGF and decreases in E-cadherin expression were Smad3-dependent, whereas increases in MMP-2 expression were Smad2-dependent. Increases in α-SMA expression were dependent on both Smad2 and Smad3 and were abolished by combined knockdown of both Smad2 and Smad3. In conclusion, we have demonstrated distinct roles for Smad2 and Smad3 in TGFβ1-induced CTGF expression and markers of EMT in human PTECs. This can be of therapeutic value in designing targeted anti-fibrotic therapies for tubulo-interstitial fibrosis.
9
Susiwi, Ms, and Achmad Hinduan. "ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA “MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM D-E-H”." Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 14, no. 2 (January 13, 2015): 87. http://dx.doi.org/10.18269/jpmipa.v14i2.320.
Full textAbstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang keterampilan proses sains siswa SMA pada Model Pembelajaran Praktikum Diskriptif - Empiris Induktif - Hipotetis Deduktif (MPP D–E–H). Keterampilan berpikir yang tergolong keterampilan proses sains dan merupakan komponen penting dalam suatu penyelidikan meliputi: keterampilan ”merumuskan hipotesis”, keterampilan ”mengendalikan variabel”, dan keterampilan ”merancang percobaan”. Penelitian ini dilakukan dengan studi deskriptif teoretik, dan dilanjutkan dengan studi eksperimental pada implementasi pembelajaran. Penelitian dilaksanakan dengan melibatkan kelompok SMA-prestasi akademik tinggi, dan SMA-prestasi akademik sedang. Masing-masing kelompok SMA-Sedang maupun kelompok SMA-Tinggi dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Subyek penelitian seluruhnya berjumlah 216 siswa. Dalam penelitian ini digunakan subyek penelitian dari kelas eksperimen sebanyak 130 siswa, yang terdiri dari 43 siswa kelompok SMA-Sedang dan 87 siswa dari kelompok SMA-Tinggi. Adapun kelas kontrol sebanyak 86 siswa yang terdiri dari 43 siswa kelompok SMA-Sedang dan 43 siswa dari kelompok SMA-Tinggi. Untuk mengukur keterampilan proses sains tersebut diatas digunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi kemampuan-kemampuan yang dikembangkan dalam praktikum, dan disusun dalam bentuk pertanyaan yang terdiri dari 9 kelompok pertanyaan dengan 15 percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran MPP D–E–H: kemampuan “merumuskan hipotesis”, kemampuan “mengendalikan variabel” dan kemampuan “merancang percobaan” dapat dicapai secara tuntas baik pada kelompok SMA dengan prestasi akademik sedang maupun kelompok SMA dengan prestasi akademik tinggi. Untuk itu perlu diadakan diskusi dengan asisten untuk menindak lanjuti hasil rancangan yang dibuat siswa, terutama untuk mengevaluasi perencanaan alat dan bahan, serta cara kerja sehingga percobaan tersebut aman dan efisien untuk dilaksanakan.
10
Wahyudi, Dudi. "Pengembangan E-Modul dalam Pembelajaran Matematika SMA Berbasis Android." GAUSS: Jurnal Pendidikan Matematika 2, no. 2 (December 31, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.30656/gauss.v2i2.1739.
Full textAbstract:
Proses pembuatan media belajar ini yang terkadang memiliki kendala dalam pencapaian tujuan. Media belajar biasanya dibuat oleh guru sehingga siswa terkadang tidak dapat memahami makna atau konten yang disampaikan. Sebaliknya apabila konten dibuat secara bersama dalam sebuah aplikasi maka akan menghasilkan produk bersama yang dapat dipahami bersama. Tujuannya adalah (1) mengembangkan e-Modul dalam pembelajaran matematika SMA berbasis android; (2) menanamkan kecakapan literasi digital bagi peserta didik melalui e-Modul dan (3) mengetahui gambaran dan respon peserta didik dalam pengembangan e-Modul dalam pembelajaran matematika materi Lingkaran. Model pengembangan yang digunakan mengikuti alur Thiagarajan. Model pengembangan 4-D terdiri dari 4 tahap yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Berdasarkan uji coba terbatas, disimpulkan bahwa secara umum e-Modul diterima dan dapat digunakan oleh peserta didik dengan baik. e-Modul praktis dan mudah dijalankan. Berdasarkan hasil respon siswa, pembelajaran menggunakan aplikasi e-Modul menanamkan kecakapan literasi digital bagi peserta didik melalui gambaran aktivitas siswa dan guru. Pembelajaran menggunakan e-Modul membuat ketertarikan mengikuti pembelajaran di kelas sebesar 93,33% dan 83,33% (hampir seluruhnya).
11
Ariyati, Puji, I. Wayan Sukrawarpala, and I. Wayan Santyasa. "PROBLEM BASED E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA." Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan 9, no. 1 (July 1, 2021): 70. http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v9n1.p70--89.
Full textAbstract:
Many concepts of chemistry about abstract things that require strong understanding to the concepts by relating it in daily life. Its implementation does not only have to be directly face to face, but also can be through e-learning. The aim of this study is at describing the differences in the influence of the Problem-Based e-Learning (PBeL) model with Direct e-learning (DeL) model on critical thinking skills and chemistry learning achievement. This quasi-experimental study was applied in which thepretest-posttest non-equivalent control group design, involving 3 classes (95 students) of Class X MIPA SMAN-1 Bebandem. The study sample consisted of 2 classes (64 students). Critical thinking skills and chemistry learning achievement data were obtained from the critical thinking skills test scores and chemistry learning achievement. Data were analyzed descriptively by using one-way MANCOVA. The results showed that, there were significant differences in: (1) critical thinking skills and learning achievement together between students learning with PBeL and DeL models (F= 26,363; p<0.05); (2) critical thinking skills between students learning with PBeL and DeL models (F= 36,278; p<0.05); (3) learning achievement between students learning with PBeL and DeL models (F= 9,859; p <0.05). PBeL model has a greater effect than DeL on critical thinking skills and Chemistry learning achievement of class X students of SMAN-1 Bebandem AbstrakBanyak konsep kimia tentang hal-hal abstrak yang memerlukan pemahaman yang kuat dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaannya tidak harus secara tatap muka tetapi bisa melalui e-Learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan pengaruh model Problem-Based e-Learning (PBeL) dengan model Direct e-Learning (DeL) terhadap keterampilan berpikir kritis dan prestasi atau hasil belajar Kimia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan pre-test and post-test non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah 3 kelas paralel (95 siswa) kelas X MIPA SMAN-1 Bebandem. Sampel penelitian ini terdiri dari 2 kelas paralel (64 siswa). Data keterampilan berpikir kritis dan prestasi/hasil belajar kimia diperoleh dari skor tes keterampilan berpikir kritis dan prestasi/hasil belajar Kimia. Data dianalisis secara deskriptif dan MANCOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada (1) keterampilan berpikir kritis dan prestasi/hasil belajar secara bersama-sama antara peserta didik yang belajar dengan model PBeL dan DeL (F=26,363; p<0,05), (2) keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang belajar dengan model PBeL dan DeL (F=36,278; p<0,05); dan (3) prestasi/hasil belajar Kimia antara peserta didik yang belajar dengan model PBeL dan DeL (F = 9,859; p<0,05). Model PBeL berpengaruh lebih besar dibandingkan dengan DeL terhadap keterampilan berpikir kritis dan prestasi/hasil belajar Kimia siswa kelas X SMAN-1 Bebandem.
12
Mayati, Sri, Supriadi Supriadi, and Agus Nur Khomaruddin. "Perancangan Aplikasi E-Discussion Pada SMA Negeri 1 Banuhampu." CSRID (Computer Science Research and Its Development Journal) 11, no. 2 (March 3, 2021): 118. http://dx.doi.org/10.22303/csrid.11.2.2019.118-129.
Full textAbstract:
Penelitian yang penulis lakukan ini dilatar belakangi oleh, dimana saat ini teknologi sangat berpengaruh untuk penunjang proses pembelajaran, sebagian besar siswa sudah sudah memiliki <em>smarphone</em>, tetapi dipergunakan untuk bermain <em>game online</em> dan sosial media yang tidak mendukung pada proses pembelajaran. Keterbatasan ruang dan waktu dalam proses belajar mengajar di sekolah, Kebiasaan siswa belajar kebut satu malam membuat siswa takut mengadapi UN, biasanya peserta didik sangat membutuhkan pendampingan secra khusus, dorongan kebutuhan itu terjadi tidak menentu, tidak terjadwal. Cara mendeskripsikan pemanfaatan aplikasi diskusi secara<em> online</em> di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan aplikasi <em>e-discussion</em>yang tervalidasi dan mendeskripsikan kevalidan, kepraktisan dan keefektifannya.<p>Penelitian ini merupakan <em>Research and Development</em> dengan lima tahapan (<em>ADDIE</em>) yaitu Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi. Pada tahap development model pengembangan <em>Waterfall</em> yang terdiri dari lima tahap yaitu, Definisi persyaratan, Perancangan sistem dan perangkat lunak, Implementasi dan pengujian unit, Integrasi dan pengujian sistem, Operasi dan pemeliharaan. Uji produk yang digunakan yaitu Uji Validitas, Uji Praktikalitas, Uji Efektifitas.</p><p>Hasil dari penelitian perancangan aplikasi <em>e-discussion</em> untuk digunakan digunakan oleh guru/admin dan siswa/<em>user </em>sebagai wadah/tempat untuk pemanfaatan ruang dan waktu. Sedangkan uji validitas dari 4 orang <em>expert </em>diperoleh nila 0,91 yang dinyatakan <strong>sangat v</strong><strong>alid </strong>(berdasar perhitungan validitaas dengan formula aiken’s)<strong>, </strong>sedangkan untuk uji praktikalitas dari 20 orang praktisi<em> </em>diperoleh nilai 91.2 yang dinyatakan <strong>sangat</strong> <strong>praktis</strong>, dan untuk uji efektifitas dari 21 orang siswa<em> </em>diperoleh nilai 0.95 kategori sangat tinggi yang dinyatakan <strong>sangat efektif</strong>.</p>
13
Saputra, Sopandi. "Rancang Bangun E-Learning Di SMA Negeri 8 Bogor." INOVA-TIF 2, no. 1 (January 2, 2020): 73. http://dx.doi.org/10.32832/inova-tif.v1i2.2751.
Full textAbstract:
SMAN 8 Bogor<em>, which is located in the city of Bogor, is one of the schools that use conventional learning methods, which can only be done with the condition of meeting between students and teachers in the classroom. So that we need a new system that can support teaching and learning activities. The system built is a web-based online learning information system (e-learning) wherein there is a feature in this system for distributing materials, assignments, problem exercises, tutorials and information- other information related to school activities, so that it is expected to help students' learning activities because with this system, students can access learning activities anywhere not only in the classroom.</em>
14
Putra, Arvian Messianik. "EFEKTIFITAS E-LEARNING DI KALA PANDEMI PADA PELAJAR SMA (STUDI KASUS PELAJAR SMAN 1 KRIAN)." Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan, no. 3 (March 30, 2021): 78. http://dx.doi.org/10.26858/sosialisasi.v0i3.19788.
Full textAbstract:
Pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia membuat perubahan pada dunia pendidikan, pendidikan yang awalnya berbasis tatap muka dirubah menjadi berbasis e-learning, penelitian ini dilakukan guna mengetahui efektifitas e-learning di kala pandemi pada pelajar SMA di SMAN 1 Krian. Penelitian ini bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Subjek penelitian merupakan pelajar dari SMAN 1 Krian. Teknik analisis berupa mengembangkan dan menafsirkan data yang diperoleh dari peristiwa peristiwa serta kejadian yang terjadi. Hasil penelitian menunjukan efektifitas pembelajaran berbasis e-learning di kala pandemi masih kurang efektif. Hal ini disebab kan oleh pertama model pembelajaran yang tidak efektif, kontrol kepada peserta didik yang kurang, gadget yang tidak memadai, koneksi internet yang buruk, sistem e-learning buatan sekolah yang sering down
15
Santika, Arena, and Ike Sylvia. "Efektivitas E-Modul Berbasis Anyflip untuk Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Materi Peserta Didik pada Materi Nilai dan Norma Sosial Kelas X di SMA N 3 Payakumbuh." Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran 2, no. 4 (June 2, 2021): 285–96. http://dx.doi.org/10.24036/sikola.v2i4.128.
Full textAbstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya kemampuan kognitif peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul elektronik (e-modul) yang efektif meningkatkan kemampuan penguasaan materi peserta didik pada pembelajaran sosiologi SMA khusunya keals X. E-modul yang dimaksud dalam penelitian ini adalah e-modul berbasis anyflip yang efektif digunakan oleh peserta didik. Untuk menguji efektifitas tersebut peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain one group pretest and posttest design. E-modul berbasis anyflip yang dihasilkan ini dapat dilihat keefektifannya melalui hasil belajar peserta didik dalam meningkatkan penguasaan materi melalui soal pretest-posttest. Uji coba dilakukan pada peserta didik kelas X IPS 4 di SMA N 3 Payakumbuh, dengan jumlah sampel sebanyak 34 orang. Dapat dilihat dari perbedaan rata-rata hasil nilai pretest sebesar 72,82 dan rata-rata hasil posttest sebesar 87,05. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data, uji homogenitas data dan uji hipotesis. Hasil uji normalitas dan homogenitas memperlihatkan data pretest dan posttest normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan formula uji t (t-test) yang memperlihatkan nilai t hitung yang diperoleh adalah 1,80 dan nilai t tabel dengan df 66 adalah 1,671, sehingga nilai t hitung > t tabel. Hasil ini memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan e-modul berbasis anyflip pada pembelajaran sosiologi SMA kelas X IPS 4 materi nilai dan norma sosial terhadap hasil belajar mereka. Artinya penggunaan e-modul berbasis anyflip pada pembelajaran sosiologi SMA kelas X materi nilai dan norma sosial efektif dan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas X IPS 4 SMAN 3 Payakumbuh, khususnya materi nilai dan norma sosial.
16
Berek, Claria Fransiska Agatha, and Siprianus Septian Manek. "Intalasi Komputer Dan Penggunaan E-Info Pada SMA N 1 Kefamenanu." Bakti Cendana 2, no. 2 (October 9, 2019): 45–48. http://dx.doi.org/10.32938/bc.v2i2.100.
Full textAbstract:
Teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah berkembang sangat pesat di masyarakat, terutama di kalangan para pelajar. Akan tetapi masih banyak yang belum bisa memanfaatkan Teknologi informasi dan komunikasi dengan baik seperti masalah yang terjadi pada SMA N 1 Kefamenanu. Pemanfaatan Teknologi informasi dan komunikasi pada sekolah tersebut belum maksimal dikarenakan sarana dan prasarana pada laboratorium komputer yang ada pada SMA N 1 Kefamenanu masih ada beberapa komputer yang rusak maupun belum terinstall sistem operasi. Dari permasalah di atas, maka dilakukan kegiatan pengabdian dengan judul Instalasi Komputer Dan Penggunaan E-Info Pada SMA N 1 Kefamenanu. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu: penggunaan laboratorium komputer menjadi lebih maksimal dan dengan pengenalan pemanfaatan e-info pada siswa , sehingga siswa dapat menerapkan pengunaan teknologi informasi dan komunikasi pada proses belajar mengajar di SMA N 1 Kefamenanu.
17
Asmiyunda, Asmiyunda, Guspatni Guspatni, and Fajriah Azra. "Pengembangan E-Modul Kesetimbangan Kimia Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Kelas XI SMA/ MA." JURNAL EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP) 2, no. 2 (November 26, 2018): 155. http://dx.doi.org/10.24036/jep/vol2-iss2/202.
Full textAbstract:
The 2013 curriculum recommends scientific approach in learning and expects students to be skilled in using ICT. The research aim to develop a chemical equilibrium e-module based on scientific approach for XI SMA/ MA class and to determine validity and practicality level. This research is Research and Development (R&D) with 4-D model. Validity test was done by 3 chemistry lecturers at FMIPA UNP, 1 multimedia lecturer at FT UNP, 2 chemistry teachers at SMAN 1 Pariaman and 1 chemistry teacher at SMAN 7 Padang. Practicality test was done by 2 chemistry teachers at SMAN 1 Pariaman, 1 chemistry teacher at SMAN 7 Padang and 30 XII MIPA 7 SMAN 1 Pariaman students. The instrument was validity and practical questionnaire and data was analyzed by Cohen Kappa formula. This study produced a chemical equilibrium e-module based on scientific approach with an average kappa moments 0,81 which is very high level of validity. The results of the teacher practicality test and the students practicality test obtained an average of kappa moments in a sequence of 0,85 and 0,84 with a very high level of practicality
Keywords: e-module, scientific approach, 4-D models, chemical equilibrium
18
Cho, Heon-Young, Jung-Mok Suh, and Jin-Man Kim. "ffects of Poly{Carboxylate–g–(Ethylene Glycol)Methyl Ether} on the Physical Properties of Cement Paste." Eurasian Chemico-Technological Journal 7, no. 1 (September 21, 2016): 47. http://dx.doi.org/10.18321/ectj412.
Full textAbstract:
<p>The comb type poly{carboxylate–g–(ethylene glycol)methyl ether} (P(C–g–E)) copolymers were synthesized at different monomer ratios. The relationship between the synthetic conditions, the molecular weights<br />(Mp, Mn, Mw, Mz and Mw/Mn) and the dispersion ability of these copolymers in cement paste has been established. The molecular weights of P(C–g–E)s were analyzed by GPC. The dispersion abilities and the dispersion stabilities of P(C–g–E)s in cement paste were tested by mini slump testing method. The optimum formulation for P(C–g–E) synthesis was found to be P23MM 17 mol.%: SMS 10 mol.%: MA 8 mol.%: SMA 65 mol.%: APS 0.2 mol.%. The key components in P(C–g–E) synthetic formulation for cement super-plasticizer are SMA and P23MM. The SMA/P23MM in P(C–g–E) synthetic formulation is related to the dispersion ability and stability of P(C–g–E) in cement paste. The SMA/P23MM in P(C–g–E) synthetic formulation also influences the molecular weights and the polydispersity of P(C–g–E). The optimal range of SMA/P23MM in the formulation as a cement superplasticizer is 3.50~5.50. The dispersion ability of cement paste added with the optimum P(C–g–E) is increased more 3 times than those of the others.</p>
19
Allahdadi, Kyan J., Laura C. Duling, Benjimen R. Walker, and Nancy L. Kanagy. "Eucapnic intermittent hypoxia augments endothelin-1 vasoconstriction in rats: role of PKCδ." American Journal of Physiology-Heart and Circulatory Physiology 294, no. 2 (February 2008): H920—H927. http://dx.doi.org/10.1152/ajpheart.01264.2007.
Full textAbstract:
We reported previously that simulating sleep apnea by exposing rats to eucapnic intermittent hypoxia (E-IH) causes endothelin-dependent hypertension and increases constrictor sensitivity to endothelin-1 (ET-1). In addition, augmented ET-1-induced constriction in small mesenteric arteries (sMA) is mediated by increased Ca2+ sensitization independent of Rho-associated kinase. We hypothesized that exposing rats to E-IH augments ET-1-mediated vasoconstriction by increasing protein kinase C (PKC)-dependent Ca2+ sensitization. In sMA, the nonselective PKC inhibitor GF-109203x (3 μM) significantly inhibited ET-1-stimulated constriction in E-IH arteries but did not affect ET-1-stimulated constriction in sham arteries. Phospholipase C inhibitor U-73122 (1 μM) also inhibited constriction by ET-1 in E-IH but not sham sMA. In contrast, the classical PKC (cPKC) inhibitor Gö-6976 (1 μM) had no effect on ET-1-mediated vasoconstriction in either group, but a PKCδ-selective inhibitor (rottlerin, 3 μM) significantly decreased ET-1-mediated constriction in E-IH but not in sham sMA. ET-1 increased PKCδ phosphorylation in E-IH but not sham sMA. In contrast, ET-1 constriction in thoracic aorta from both sham and E-IH rats was inhibited by Gö-6976 but not by rottlerin. These observations support our hypothesis that E-IH exposure significantly increases ET-1-mediated constriction of sMA through PKCδ activation and modestly augments ET-1 contraction in thoracic aorta through activation of one or more cPKC isoforms. Therefore, upregulation of a PKC pathway may contribute to elevated ET-1-dependent vascular resistance in this model of hypertension.
20
Wulandari, Ratna Wahyu, and Novi Maryani. "PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU SMA TERBUKA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN E-MEDIA." QARDHUL HASAN: MEDIA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 6, no. 1 (April 28, 2020): 39. http://dx.doi.org/10.30997/qh.v6i1.2557.
Full textAbstract:
Sekolah Terbuka merupakan satu bentuk pendidikan formal yang penyelenggaraanya berdiri sendiri tetapi masih menjadi bagian dari sekolah induk yang penyelenggaraan pendidikannya menggunakan metode belajar secara mandiri. Di sekolah terbuka, siswa belajar dengan bantuan dari guru seminimal mungkin dan menggunakan modul sebagai bahan ajar utama. Pembelajaran dengan sistem terbuka memberikan kesempatan belajar yang seluas-luasnya kepada anak-anak lulusan Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama atau sederajat yang tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah reguler karena berbagai hambatan yang dimiliki. Kegiatan Pengabdian bagi Masyarakat yang dilakukan ini berupa kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk mengadakan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif bagi guru-guru SMA Terbuka di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor. Target yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dapat meningkatkan keterampilan guru-guru dalam mengoperasikan aplikasi pembuat media pembelajaran elektronik. Aplikasi yang digunakan dalam membuat media pembelajaran elektronik ini adalah Sparkol Video Scribe, Power Point, dan Camtasia Studio. Metode dari kegiatan ini menggunakan metode ABCD (Assets Based Community Development) yang difokuskan pada pengembangan aset manusia (human capital). Tahapan kegiatan dimulai dengan pendaftaran peserta, dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang media pembelajaran elektronik, proses install aplikasi, dilanjutkan dengan penyampaian materi utama tentang Sparkol Video Scribe, Power Point, atau Camtasia Studio. Pelatihan dilakukan sebanyak tiga kali tatap muka dengan materi utama yang berbeda-beda. Tahap selanjutnya yaitu memberikan tugas yang dikerjakan secara mandiri, yaitu membuat media pembelajaran, kepada peserta sesuai dengan bidang ajarnya. Sebagai bagian dari tahap penyempurnaan, peserta diberi pendampingan mulai dari perancangan, pembuatan, dan tahap finishing selama 2 minggu. Setiap peserta diharuskan menghasilkan 2 media yang berbeda.
21
Wahyudi, Ismu. "Pengembangan Program Pembelajaran Fisika SMA Berbasis E-Learning dengan Schoology." Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 6, no. 2 (October 28, 2017): 187. http://dx.doi.org/10.24042/jipfalbiruni.v6i2.1850.
Full textAbstract:
E-learning gives alternative solution for some educational problems, with the function which can adjust as necessary, as a supplement, complement, and substitution teaching-learning. The learning process by online used e-learning can make the students learn will independently so that teaching-learning can change the students centered learning. This research was conducted to develop teaching-learning in physics senior high school, based e-learning on technology in Lampung. The research design used to research and development model started with doing need assessment, identification of resources, identification product specification, product development, internally tested to see validation of product, external tested to see the use of the product, and the last stage production. The result of the tested the product showed that had validated by an expert, proper to used and interested (3,25); easy to use (3,24); and useful (3,31). The product was effectively tested to use in teaching learning with percentage 88,82%.E-Learning memberikan solusi alternatif bagi permasalahan pendidikan, dengan fungsi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, baik sebagai suplemen, komplemen, serta substitusi kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran secara online menggunakan E-Learning dapat melatih peserta didik untuk belajar secara mandiri, sehingga pembelajaran dapat beralih kepada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan program pembelajaran fisika SMA berbasis e-learning dengan schoology di Lampung. Desain penelitian menggunakan model penelitian dan pengembangan, yang dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan, identifikasi sumber daya, identifikasi spesifikasi produk, pengembangan produk, uji internal untuk melihat kelayakan produk, uji eksternal untuk melihat kebermanfaatan produk, dan tahap terakhir produksi. Hasil dari uji produk menunjukkan bahwa produk tervalidasi ahli, layak digunakan dan menarik (3,25); mudah digunakan (3,24); dan bermanfaat (3,31). Produk teruji efektif digunakan dalam pembelajaran dengan persentase mencapai 88,82%.
22
Bakri, Fauzi, Farah Fajriani, and Dewi Muliyati. "MEDIA E-LEARNING BERBASIS CMS JOOMLA: PELENGKAP PEMBELAJARAN FISIKA SMA." Jurnal Teknodik 21, no. 2 (February 13, 2018): 99. http://dx.doi.org/10.32550/teknodik.v21i2.346.
Full text
23
Nugraha, Nur Budi, Ari Sellyana, and Mustazzihim Suhaidi. "PELATIHAN E-LEARNING PADA GURU SMA IT PLUS BAZMA BRILLIANT." Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal 2, no. 2 (July 27, 2019): 127–32. http://dx.doi.org/10.33330/jurdimas.v2i2.334.
Full textAbstract:
Abstract: Along development process of teaching activities in classroom has many challenges and demands. The increasing number information channels that can be accessed by students so that teacher often lags far behind the updated information that has been received. Therefore teacher is forced to compensate by looking for various additional information. One of the learning strategies that has not been widely applied today is the e-learning strategy. Edmodo is a paid e-learning website that can be utilized teachers implementing learning strategies. But there are still many teachers who do not know and utilize it to fullest helping learning process in the classroom. The method used this training is lecture, discussion and direct practice. The lecture method and discussion are used to convey information relating the theories and benefits of applying edmodo. With direct practice, teachers will be more understanding in applying edmodo. It is expected that after this training, teachers are able compile learning materials in e-learning online so that teachers are not only fixated on conventional learning models. After that, the teacher can implement e-learning in the class he is teaching. Starting from listening material, making assignments given through assignments and online quizzes for the subjects they teach. Keywords: Learning Strategy, e-Learning, Edmodo Abstrak: Seiring perkembangan zaman proses kegiatan mengajar di kelas memiliki banyak tantangan dan tuntutan. Semakin banyaknya jalur informasi yang dapat diakses oleh siswa sehingga tidak jarang guru tertinggal jauh dari updatenya informasi yang sudah diterima oleh siswa. Oleh karena itu guru dipaksa harus mengimbanginya dengan mencari berbagai informasi tambahan. Salah satu strategi belajar yang belum banyak diterapkan saat ini adalah strategi belajar e-learning. Edmodo merupakan website e-learning tidak berbayar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam menerapkan strategi belajar e-learning. Namun masih banyak guru yang belum mengetahui dan memanfaatkannya secara maksimal dalam membantu proses belajar mengajar di kelas. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu ceramah, diskusi dan praktek langsung. Metode ceramah dan diskusi digunakan untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan teori-teori dan manfaat menerapkan edmodo. Dengan praktek langsung, guru-guru akan lebih memahami dalam menerapkan edmodo. Diharapkan setelah diadakan pelatihan ini, guru-guru SMA IT Plus Bazma Brilliant mampu menyusun materi pembelajaran secara e-learning online sehingga guru tidak hanya terpaku pada model pembelajaran konvensional saja. Setelah itu, guru dapat mengimplementasikan pembelajaran e-learning di dalam kelas yang diampunya. Mulai dari menguploud materi, membuat tugas yang diberikan melalui fitur assignment dan kuis online untuk mata pelajaran yang diajarnya. Kata kunci: Strategi Belajar, e-Learning, Edmodo
24
Yunita, Yunita, and Yuggo Afrianto. "PENGINPUTAN NILAI BERBASIS APLIKASI E-RAPOT DI SMA KADER PEMBANGUNAN." INOVA-TIF 4, no. 1 (June 2, 2021): 14. http://dx.doi.org/10.32832/inova-tif.v4i1.5476.
Full textAbstract:
<p>Rapor dalam standar penilaian Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah pelaporan hasil penilaian berupa deskripsi capaian perkembangan siswa secara tertulis. Sekolah adalah salah satu sarana organisasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan yang berbeda-beda. Tiga tahun ini pemerintah memberlakukan E-Rapor bagi beberapa sekolah negeri dan sekolah swasta. Penelitian ini memiliki tiga user yaitu admin, guru mata pelajaran dan wali kelas. Tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu : Untuk pencatatan, pengolahan nilai, dan pelaporan nilai serta laporan yang terkait dengan pengolahan nilai siswa-siswi di SMA Kader Pembangunan. Adapun manfaat penelitian ini yaitu Sebagai pembelajaran tentang dunia kerja khususnya mengenai Aplikasi penginputan nilai siswa. Menambah suatu wawasan di dalam lingkungan sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu flow map dan perancangan sistem.</p>
25
Axen, K., M. Bishop, and F. Haas. "Respiratory load compensation in neuromuscular disorders." Journal of Applied Physiology 64, no. 6 (June 1, 1988): 2659–66. http://dx.doi.org/10.1152/jappl.1988.64.6.2659.
Full textAbstract:
First-breath ventilatory responses to graded elastic (delta E) and resistive (delta R) loads from 10 people with spinal muscular atrophy (SMA), 15 people with Duchenne muscular dystrophy (DMD), and 80 able-bodied people were compared. The SMA and DMD groups produced equal tidal volume, respiratory frequency, inspiratory duration (TI), expiratory duration, mean inspiratory airflow, and duty cycle responses to both delta E and delta R. Thus SMA (primarily a motoneuron disorder) and DMD (primarily a muscle disorder) have the same net effect on loaded breathing responses. The SMA and DMD groups failed to duplicate the normal group's short expirations during delta E, long inspirations during delta R, and thus, extended duty cycles during both delta E and delta R. The deficit in load compensation therefore was due to impaired regulation of respiratory timing (reflecting neural mechanisms) but not airflow defense (reflecting mechanical and neural mechanisms). One-fifth of the normal but none of the SMA or DMD subjects actively generated an "optimal" TI response (defined theoretically as TI greater than 160% control during large delta R and TI less than 75% control during large delta E). This lack of optimal responses, which is the same abnormality exhibited by quadriplegic people, suggests that SMA and DMD also impair human ability to discriminate between large delta R and delta E. These findings support the hypothesis that neuromuscular disorders can lead to disturbances in respiratory perception.
26
Zhafirah, Tsurayya, Maria Erna, and R. Usman Rery. "DEVELOPMENT OF E-MODULE BASED ON PROBLEM BASED LEARNING (PBL) IN HYDROCARBON MATERIAL." AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan 12, no. 2 (December 30, 2020): 216–29. http://dx.doi.org/10.35445/alishlah.v12i2.263.
Full textAbstract:
This study aims to develop e-module based on Problem Based Learning (PBL) on hydrocarbon materials using the Kvisoft Flipbook Maker application. This research is a development research with 4-D development model. The data obtained came from 6 validators (3 material experts and 3 media experts), 4 chemistry teachers and 12 students from four high schools namely SMA Negeri 8 Pekanbaru, SMA Negeri 5 Pekanbaru, SMA Negeri 3 Pekanbaru and SMA IT Al-Fityah Pekanbaru. Data collection techniques used in the form of documentation and questionnaires. The data analysis technique is by calculating the percentage score of the validation assessment and user responses. The results showed that the e-module developed fulfilled very valid criteria with a percentage of 85.39% by material experts and 97.02% by media experts. The results of the chemistry teacher and student response test showed that the e-module developed fulfilled very practical criteria with a percentage of 92.60% by chemistry teachers and 89.60% by students
27
Herawati, Nita Sunarya, and Ali Muhtadi. "Pengembangan modul elektronik (e-modul) interaktif pada mata pelajaran Kimia kelas XI SMA." Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan 5, no. 2 (October 30, 2018): 180–91. http://dx.doi.org/10.21831/jitp.v5i2.15424.
Full textAbstract:
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan produk e-modul interaktif pada mata pelajaran Kimia kelas XI IPA SMA, (2) mengetahui tingkat kelayakan produk e-modul interaktif pada mata pelajaran Kimia kelas XI IPA SMA,dan (3) mengetahui efektivitas penggunaan produk e-modul interaktif dalam meningkatkan capaian hasil belajar mata pelajaran Kimia kelas XI IPA SMA. Penelitian pengembangan ini mengacu pada langkah-langkah yang dikembangkan oleh Thiagarajan yaitu (4D). Prosedur pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (development). Subjek uji coba kelompok kecil terdiri dari enam orang peserta didik kelas XI IPA SMA Islam Al Azhar Yogyakarta. Subjek uji coba lapangan sebanyak 29 orang siswa kelas XI IPA SMA Islam Al Azhar Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan lembar penilaian, angket respon, dan tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan paired sample t-test dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul elektronik (e-modul) interaktif untuk kelas XI IPA SMA menurut ahli materi, ahli media berada dalam kategori layak. Penerapan dan penggunaan e-modul secara umum dapat terlaksana dengan kategori layak dan mendapat respon positif dari peserta didik. Terdapat perbedaan hasil belajar antara hasil pre test sebelum penggunaan e-modul dan post test setelah menggunakan e-modul dengan sig < 0,05.Kata kunci: modul eletronik, interaktif, kimia DEVELOPING INTERACTIVE CHEMISTRY E-MODUL FOR THE SECOND GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOLAbstractThis research study aims to: (1) produce chemistry interactive e-modul for the second grade students of senior high school, (2) identify the feasibility analysis of interactive e-module products on chemistry object, and (3) identify the effectiveness of the interactive e-module product in improving the achievement of learning achievement. This research and development study refer to the stages developed by Thiagarajan (4D). The procedure of the development consists of define, design, and development. The subject small group trial consisted of six-second grade students of SMA Islam Al Azhar Yogyakarta. The subjects of field testing in the experiment class consisted of 29 students of XI IPA of SMA Islam Al Azhar Yogyakarta. The data were collected using an evaluation sheet, questionnaire of student’s responses, and achievement tes. The data were analyzed using paired sample t-test with a significance level of 0.05. The research finding reveals that the chemistry interactive e-modul for XI IPA of senior high school according to materials experts and media experts is in a good category. Generally, the application of interactive e-modul is categorized in the very good category and received a positive response from students. There is a difference in the learning achievement between the pre test and post test after using the chemistry interactive e-modul with sig < 0.05.Keywords: e-modul,interactive, chemistry
28
Julia, Indah. "DESAIN DAN UJI COBA E-MODUL KIMIA BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA UNTUK KELAS XI SMA SEMESTER II." Journal of Research and Education Chemistry 2, no. 1 (May 28, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.25299/jrec.2020.vol2(1).4862.
Full textAbstract:
Abstract
The background of this research is due to the limited learning resources that are independent and the lack of learning resources that the connect of material with daily life.Thus, in this research it was designed a design and test of Problem-Solving based chemistry E-Module using Kvisoft Flipbook software on Buffer Solution lesson.This research was administered at SMA PGRI Pekanbaru. 4D development model was used in this research until Develop stage. The subjects of this research were a material validation, a media validation, and 1 teacher at the SMA PGRI Pekanbaru and 1teacher at the SMAN 5 Tapung to test the media practicality, and 10 students of SMA PGRI Pekanbaru were to know the response of the media to know the response of the media.The data were collected through interview and questionnaire. The obtained data then were analyzed by using qualitative and quantitative descriptive analysis techniques. Based on the research finding, it was obtained the assessment on material aspects 98.33% and by the media 95%, and they were on very valid criterion.The assessment percentage of student practicality test was 92.8% and the teacher was 93.5%, they were on very practical criterion.
Keywords: E-Module, Problem Solving Approach, Kvisoft Flipbook, Buffer Solution
29
Waldi, Atri, and Irwan Irwan. "Students' Character Training through Game Online Extracurricular E-Sports in SMA 1 PSKD High School Jakarta." Journal of Moral and Civic Education 2, no. 2 (December 13, 2018): 92–101. http://dx.doi.org/10.24036/8851412222018119.
Full textAbstract:
This study shows that the e-sports extracurricular program of SMA 1 PSKD Jakarta includes character value formation such as hard work, discipline, creativity, respect for achievement, communicative, peace-loving, and responsibility. This study used qualitative methods with a case study approach. The informants were chosen through in-depth interviews with students who chose e-sports development programs, e-sports coaches, the principal, and the teachers. The obstacle in implementing the e-sports program is the negative public stigma towards games and infrastructure that have not developed at the same level (school). To overcome these obstacles the school describe the e-sports to parents, where the e-sports program is a directed activity and includes guidance and supervision by e-sports coaches and coaches. Besides that, SMA 1 PSKD has an e-sports team that participates in existing e-sports events which are representatives of their schools in participating in the event.
Keywords: character training, E-Sports, SMA 1 PSKD Jakarta
Abstrak
Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam program ekstrakurikuler e-sports di SMA 1 PSKD Jakarta terdapat esensi pembinaan nilai karakter berupa kerja keras, disiplin, kreatif, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, dan tanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini diambil melalui wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan data secara maksimal terkait pembentukan karakter melalui program pembinaan e-sports, seperti peserta didik yang memilih program pembinaan e-sports, pembina e-sports, kepala sekolah, serta guru. Kendala dalam pelaksanaan program e-sports adalah masih adanya stigma negatif masyarakat terhadap game dan Infrastuktur yang belum berkembang di level yang sama (sekolah). Untuk mengatasi kendala tersebut pihak sekolah mengkomunikasikan e-sports kepada orang tua peserta didik, bahwa program e-sports ini merupakan kegiatan yang terarah dan di dalamnya terdapat pembinaan dan pengawasan oleh pembina dan coach e-sports. Selain itu SMA 1 PSKD mempunyai tim e-sports yang mengikuti event-event e-sports yang ada yang merupakan perwakilan sekolahnya dalam mengikuti ajang tersebut.
Kata kunci: pembinaan karakter, E-Sports, SMA 1 PSKD Jakarta
30
Silva, Hagamenon R., Gustavo Mustafa Tanajura, José Tavares-Neto, Maria de Lourdes C. Gomes, Alexandre da Costa Linhares, Pedro F. C. Vasconcelos, and Albert Icksang Ko. "Síndrome da meningite asséptica por enterovírus e Leptospira sp em crianças de Salvador, Bahia." Revista da Sociedade Brasileira de Medicina Tropical 35, no. 2 (April 2002): 159–65. http://dx.doi.org/10.1590/s0037-86822002000200006.
Full textAbstract:
Objetivando verificar a freqüência de enterovírus (EV), leptospiras e arbovírus como agentes causais da síndrome da meningite asséptica (SMA), em períodos não-epidêmicos, e comparar os pacientes com e sem diagnóstico etiológico determinado, foram selecionados 112 pacientes de idade entre 3 meses e 15 anos, com suspeita clínica de SMA, referenciados para Hospital Couto Maia, especializado em Doenças Infecciosas e Parasitárias (Salvador, Bahia), Em 44,6% (n=50) a etiologia foi determinada: enterovírus em 37,7% (n=42) dos casos, pelo teste de PCR Amplicor, por cultura do líquor e/ou de fezes; a Leptospira sp. em 7,1% (n=8), pelo método da micro-aglutinação, e nenhum caso de arbovírus foi detectado (inibição da hemaglutinação passiva). Entre os 14 enterovírus dos 22 isolados, foram identificados seis diferentes sorotipos, sendo o Echovirus-4 predominante (27,2%; 6/22) entre outros (Coxsackie B2, B3, B6 e B9; EV 71). Conclui-se que, os enterovírus foram os agentes mais freqüentes, e que a leptospirose deve ser lembrada no diagnóstico diferencial da SMA. Uma vez que as características clínicas e liquóricas dos pacientes dos grupos com e sem determinação do agente etiológico foram semelhantes, pode-se supor que o diagnóstico presuntivo de SMA é de provável etiologia viral ou pela leptospira.
31
Veerasamy, Mangalakumar, Tri Q. Nguyen, Reza Motazed, Alexander L. Pearson, Roel Goldschmeding, and Mark E. C. Dockrell. "Differential regulation of E-cadherin and α-smooth muscle actin by BMP 7 in human renal proximal tubule epithelial cells and its implication in renal fibrosis." American Journal of Physiology-Renal Physiology 297, no. 5 (November 2009): F1238—F1248. http://dx.doi.org/10.1152/ajprenal.90539.2008.
Full textAbstract:
Chronic kidney diseases are characterized by progressive tubulointerstitial fibrosis, and TGFβ1 plays a crucial role in its development. Bone morphogenic protein 7 (BMP 7), another member of the TGF superfamily, antagonized the profibrotic effects of TGFβ1, including epithelial mesenchymal transition and E-cadherin loss, in the previous studies from animal models. We investigated the effect of BMP 7 on TGFβ1-mediated E-cadherin loss in two different transformed human adult proximal tubule epithelia. We found that BMP 7 not only failed to prevent TGFβ1-mediated E-cadherin loss but itself downregulated E-cadherin levels and that it had an additive effect with TGFβ1 in inducing E-cadherin loss. The downregulation of E-cadherin by BMP 7 was mediated through the Smad1/5 pathway. BMP 7-mediated E-cadherin loss was not followed by de novo α-smooth muscle actin (α-SMA) expression (a marker of myofibroblastic phenotype), which was due to the concurrent induction of Inhibitor of DNA binding 1 (Id1, a basic helix loop helix class transcriptional regulator) through a non-Smad pathway. Concurrent treatment of BMP 7 and TGFβ1 prevented TGFβ1-mediated α-SMA induction. In summary, our results suggest that E-cadherin loss, the key feature of epithelial mesenchymal transition, will not necessarily be followed by total phenotype change; rather, cells may undergo some loss of phenotypic marker in a ligand-dependent manner and participate in reparative processes. The inhibition of de novo expression of α-SMA could explain the antifibrotic effect of BMP 7. Id1 might play a crucial role in maintaining proximal tubule epithelial cell phenotype and its signaling regulation could be a potential therapeutic target.
32
Sabatini, U., O. Rascol, C. Colonnese, F. Chollet, G. Brughitta, I. Berry, K. Boulanouar, C. Manelfe, and L. Bozzao. "Fisiopatologia dell'acinesia Parkinsoniana: Studio in risonanza magnetica funzionale." Rivista di Neuroradiologia 10, no. 2_suppl (October 1997): 34. http://dx.doi.org/10.1177/19714009970100s211.
Full textAbstract:
Le tecniche ad emissione hanno evidenziato nel paziente affetto dalla malattia di Parkinson di tipo acinetico una alterazione funzionale dell'area supplementare motoria (SMA). Tale alterazione, reversibile dopo terapia dopaminergica, sembra coinvolgere altre aree cerebrali funzionalmente connesse alla SMA sia a livello corticale che sotto-corticale1,2. Confermare mediante risonanza magnetica funzionale (fMRI) i dati precedentemente osservati con le tecniche ad emissione. Estendere lo studio ad altre aree cerebrali funzionalmente connesse alla SMA. Sono stati ammessi allo studio 6 volontari sani e 6 pazienti affetti dalla malattia di Parkinson di tipo acinetico. Lo studio RM è stato effettuato mediante apparecchiatura Magnetom Vision, 1.5 T, Siemens, con gradienti ecoplanari (25 mT/m). L'esame RM comprendeva uno studio anatomico (3D MPRAGE) ed uno funzionale (FID-EPI), quest'ultimo effettuato nel corso di un movimento della mano destra3. I pazienti parkinsoniani hanno effettuato l'esame funzionale in condizione “off”, privi della loro terapia da almeno 12 ore, e dopo somministrazione di terapia dopaminergica a rapido assorbimento. Le immagini RM ottenute sono state successivamente trasferite su computer Sun dove sono state sottoposte a conversione, ridimensionamento ed analisi statistica mediante il programma Analyze. Nel gruppo dei soggetti sani l'esecuzione della prova motoria ha indotto un aumento significativo nel numero dei pixels attivati e dell'intensità del segnale a livello della corteccia sensori-motoria contro-laterale ed a livello della SMA. Nei pazienti parkinsoniani, in condizione “off”, è stato osservato un aumento significativo a livello di entrambe le aree sensori-motorie ed un ridotto numero di pixels attivi a livello della SMA. La somministrazione della terapia dopaminergica aumentava significativamente il numero di pixels attivati a livello della SMA ed induceva una riduzione di attività delle aree sensori-motorie. Lo studio fMRI conferma la presenza di una deafferentazione funzionale e reversibile della SMA nei pazienti parkinsoniani acinetici e supporta l'ipotesi che tale alterazione coinvolge altre aree funzionalmente connesse alla SMA ed aventi azione compensatoria.
33
Willyansah, Willyansah. "PENERAPAN E-DISCUSSION PADA SMA NEGERI 1 TANAH MERAH BERBASIS WEB." I N F O R M A T I K A 12, no. 1 (June 3, 2020): 34. http://dx.doi.org/10.36723/juri.v12i1.206.
Full textAbstract:
<p>Pemanfaatan computer dalam kehidupan masyarakat semakin berkembang. E-Diskusi atara guru dan siswa adalah suatu media tanya jawab berbasis online yang digunakan untuk mempermudah guru dan siswa untuk saling berkomunikasi dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi tanpa ada batas ruang dan waktu dengan adanya E-Diskusi guru dan siswa dapat bertukar informasi baik dengan cara mengupload file, download, melihat data guru maupun siswa, dan juga bisa melaukan proses Tanya jawab ataupun membahas sesuatu seputar sekolah. Dalam penerapan E-Diskusi dapat meningkatkan mutu peambelajaran di SMA Negeri 1 Tanah Merah, dengan meningkatnya mutu pembelajaran tersebut maka akan menghasilkan siswa yang mandiri dan berkualitas. Dengan adanya E-Diskusi proses pertukaran informasi menjadi lebih efisien dan efektif.</p><p><strong>Kata Kunci : </strong>Komputer, Media Diskusi, E-dikusi</p>
34
Fonseca, Luciara Leão Viana, Ana Luiza Dias Leite de Andrade, Hébel Cavalcanti Galvão, Marize Raquel Diniz da Rosa, and Paulo Rogério Ferreti Bonan. "Imunoexpressão de PCNA e α-SMA em tecidos de crescimento gengival." Revista Odonto Ciência 30, no. 4 (March 21, 2016): 148. http://dx.doi.org/10.15448/1980-6523.2015.4.15303.
Full text
35
Dira Ernawati and Tranggono Tranggono. "SOSIALISASI PENERAPAN E-COMMERCE TINGKAT PEMULA PADA SISWA SMA DI SURABAYA." ABIYASA 1, no. 1 (April 28, 2021): 14–19. http://dx.doi.org/10.33005/abiyasa.v1i1.4.
Full textAbstract:
Perkembangan teknologi saat ini memberikan peluang bagi dunia usaha untuk berkembang dengan sangat cepat. Salah satunya dengan semakin maraknya bisnis online dengan memanfaatkan internet untuk melakukan transaksi dan promosi. Bisnis online bisa menjadi pilihan untuk membangun bisnis. Dalam kurikulum pendidikan 2013, kewirausahaan diajarkan kepada seluruh siswa SMA dengan tujuan menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Untuk mendukung program pemerintah ini dan memanfaatkan kemudahan teknologi alat komunikasi dan internet, pelatihan dasar dalam berbisnis online dilakukan hanya dengan menggunakan perangkat gadget yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tujuan dari pelatihan ini tidak hanya untuk melahirkan wirausaha muda, tetapi juga untuk mendorong para mahasiswa melakukan kegiatan produktif dengan memanfaatkan gadget mahasiswa untuk memulai bisnis online. Pelatihan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya dengan jumlah peserta 45 orang. Kegiatan pelatihan ini menggunakan metode survey, ceramah dan pendampingan untuk membuat akun di Tokopedia. Sasaran dalam kegiatan ini antara lain mahasiswa dapat memulai kegiatan yang bermanfaat dengan berbisnis online menggunakan perangkat gadgetnya. Selain itu mahasiswa dapat menjadi lulusan yang memiliki ketrampilan bisnis yang dapat menciptakan lapangan kerja baru.
36
Trisno, Indra Budi, Robby Kurniawan Budhi, and Yonatan Widianto. "Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya." Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) 3, no. 3 (December 8, 2014): 93. http://dx.doi.org/10.23887/janapati.v3i3.9811.
Full textAbstract:
Kurikulum yang digunakan pada pendidikan sekolah menengah atas (SMA) saat ini adalah Kurikulum 2013. Perbedaan antara kurikulum saat ini dengan kurikulum sebelumnya adalah salah satunya dengan penyesuaian mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dihilangkan adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Lebih lanjut dijelaskan bahwa TIK merupakan unsur pendukung yang mutlak digunakan dan terintegrasi pada setiap mata pelajaran yang diberikan. SMAK St. Stanislaus Surabaya mencoba mengaplikasikan hal tersebut dalam e-learning yang dibantu pelaksanaannya oleh Tim IbM Teknik Informatika Universitas Widya Kartika Surabaya.
37
SILK, TODD M., and CATHERINE W. DONNELLY. "Increased Detection of Acid-Injured Escherichia coli O157:H7 in Autoclaved Apple Cider by Using Nonselective Repair on Trypticase Soy Agar†." Journal of Food Protection 60, no. 12 (December 1, 1997): 1483–86. http://dx.doi.org/10.4315/0362-028x-60.12.1483.
Full textAbstract:
Three different acid-resistant strains of Escherichia coli O157:H7 were inoculated individually and as a cocktail into sterile apple cider (pH 3.2) at a level of approximately 105 cells per ml and incubated at 2°C. Samples were plated on Trypticase soy agar (TSA), violet red bile agar (VRBA), sorbitol MacConkey agar (SMA), and Petrifilm E. coli count plates (Petrifilm) at 24-h intervals. Repair of acid-injured cells was assessed by surface plating cider samples on TSA and allowing a 2-h room-temperature incubation period followed by overlaying with double-strength VRBA or SMA. Since SMA is a surface plate medium, the repair procedure was modified by overlaying SMA with Trypticase soy broth after 2 h of room-temperature incubation. Populations of all three strains and the cocktail of strains decreased rapidly in apple cider and approached undetectable levels within 72 h. At 24 and 48 h, 98.4% and >99% of the E. coli populations were injured, respectively. Repair procedures significantly (α = 0.05) increased detection of E. coli O157:H7. After 72 h E. coli O157:H7 was not detected by using SMA and Petrifilm; however, it was detected using repair procedures. Although detection levels were increased with resuscitation procedures, the levels detected were still lower than those obtained using nonselective TSA. This research confirms the need for special recovery steps when analyzing acidic food products suspected of containing E. coli O157:H7.
38
Xu, Su, Bin Jiang, Hui Wang, Cunsi Shen, Hao Chen, and Li Zeng. "Curcumin Suppresses Intestinal Fibrosis by Inhibition of PPARγ-Mediated Epithelial-Mesenchymal Transition." Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine 2017 (2017): 1–12. http://dx.doi.org/10.1155/2017/7876064.
Full textAbstract:
Intestinal fibrotic stricture is a major complication of Crohn’s disease (CD) and epithelial-to-mesenchymal transition (EMT) is considered as an important contributor to the formation of intestinal fibrosis by increasing extracellular matrix (ECM) proteins. Curcumin, a compound derived from rhizomes ofCurcuma, has been demonstrated with a potent antifibrotic effect. However, its effect on intestinal fibrosis and the potential mechanism is not completely understood. Here we found that curcumin pretreatment significantly represses TGF-β1-induced Smad pathway and decreases its downstreamα-smooth muscle actin (α-SMA) gene expression in intestinal epithelial cells (IEC-6); in contrast, curcumin increases expression of E-cadherin and peroxisome proliferator-activated receptorγ(PPARγ) in IEC-6. Moreover, curcumin promotes nuclear translocation of PPARγand the inhibitory effect of curcumin on EMT could be reversed by PPARγantagonist GW9662. Consistently, in the rat model of intestinal fibrosis induced by 2,4,5-trinitrobenzene sulphonic acid (TNBS), oral curcumin attenuates intestinal fibrosis by increasing the expression of PPARγand E-cadherin and decreasing the expression ofα-SMA, FN, and CTGF in colon tissue. Collectively, these results indicated that curcumin is able to prevent EMT progress in intestinal fibrosis by PPARγ-mediated repression of TGF-β1/Smad pathway.
39
Yuan, Zhi Shan, Zhao Wei Feng, Wei Dong Miao, Jiang Bo Wang, Jin Zhou, and Ming Zhu. "High Damping Capacity of a Binary TiNi Shape Memory Alloy." Materials Science Forum 687 (June 2011): 485–89. http://dx.doi.org/10.4028/www.scientific.net/msf.687.485.
Full textAbstract:
TiNi shape memory alloys exhibiting high damping capacity are currently expected to be used as structural materials for energy dissipation or vibration control applications. In this paper, the characterization of damping behaviour of a binary TiNi SMA was performed by dynamic mechanical analyzer (DMA) instrument and differential scanning calorimetry (DSC) equipment. Damping tests measuring Tanδ, storage modulus E' and loss modulus E" of Ti49.2Ni50.8 binary shape memory alloy were investigated at different temperature, using different frequency and strain amplitude. It shows that quenching rate has a significant effect on the damping capacity of TiNi SMA by exhibiting different phase transformation behavior. Internal friction values (Q-1) corresponding to cubic B2 parent phase to rhombohedral R phase transformation, B2-R, and R-B19' monoclinic martensite transformation are as high as 0.177 and 0.078, respectively. The occurrence of R-phase significantly softens the storage modulus and thus promotes the damping capacity of TiNi SMAs.
40
Adiyasa, I. Kadek Darmadi, I. Made Sutama, and Ida Bagus Putrayasa. "PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia 9, no. 1 (July 15, 2020): 57–67. http://dx.doi.org/10.23887/jppbi.v9i1.3206.
Full textAbstract:
The classroom action research conducted at class X IPB1 in SMA Negeri 1 Susut aimed to (1) To describe the steps in implementing e-Learning based learning in writing the exposition text of class X IPB1 at SMA Negeri 1 Susut. (2) Describe student achievements after implementing e-Learning in exposition text of class X IPB1 in SMA Negeri 1 Susut, and (3) Describe student responses after applying e-learning in writing text exposition of class X IPB1 in SMA Negeri 1 Susut. This research was conducted in two cycles in which consisted of five stages, namely: planning, implementing, observing, evaluating, and reflecting. Data were collected by observation method, interview method, test method, questionnaire method and analyzed descriptively quantitative and qualitative. The results showed the average value of the first cycle was 72.6 or an increase of 17.05% from the previous value (pre-cycle) 37. The value of the second cycle was 81.1 or an increase of 43.4%. The acquisition of the average response of students in the first cycle of 33.7% in the very positive category and increased in the second cycle of student responses to 33.96 in the very positive category. The conclusions in this study were (1) learning steps based on e-Learning based on basic competency standards and according to procedures that have been designed. (2) e-Learning can improve student achievement in writing exposition texts. (3) students' responses to e-Learning are very positive. The suggestion of this research is that teachers should use e-learning to improve student achievement.
41
Oliveira, Amanda D. de, Nelson M. Larocca, and Luiz A. Pessan. "Efeito da sequência de mistura nas propriedades de blendas PA6/ABS compatibilizadas com o copolímero SMA." Polímeros 21, no. 1 (February 11, 2011): 27–33. http://dx.doi.org/10.1590/s0104-14282011005000010.
Full textAbstract:
Blendas de poliamida 6 (PA6) com acrilonitrila-butadieno-estireno (ABS) foram preparadas em uma extrusora de rosca dupla, utilizando-se o copolímero estireno-anidrido maleico (SMA), com 7% de anidrido maleico, como compatibilizante. O efeito de três sequências de mistura na microestrutura e propriedades das blendas foi estudado. A morfologia e as propriedades mecânicas dos materiais foram caracterizadas por microscopia eletrônica de transmissão (MET) e testes de resistência ao impacto e módulo de elasticidade, respectivamente. Os resultados mostraram que a morfologia e propriedades mecânicas das blendas ternárias foram bastante diferentes e dependem da sequência de mistura. A blenda preparada pela mistura simultânea de todos os componentes, em uma única extrusão, apresentou melhor tenacidade. Por outro lado, quando o ABS e o SMA foram misturados juntos em uma primeira extrusão, antes da incorporação da PA6 em uma segunda extrusão, o valor da resistência ao impacto encontrado foi menor que o da matriz PA6 e da blenda sem compatibilizante PA6/ABS. Evidências de reações químicas entre o compatibilizante SMA e a matriz PA6 também foram investigadas através de reometria de torque.
42
Ramadan, Rezeki, I. Made Ardwi Pradnyana, and P. Wayan Arta Suyasa. "PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) DI SMA N 2 SINGARAJA MENGGUNAKAN MODEL CHAPNICK." Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 16, no. 2 (July 31, 2019): 258. http://dx.doi.org/10.23887/jptk-undiksha.v16i2.18683.
Full textAbstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan penerapan e-learning di SMA N 2 Singaraja dengan menggunakan model Chapnick, dengan menggunakan 8 variabel untuk mengetahui kesiapan guru, siswa, sekolah dan menunjukan faktor- faktor yang siap dan tidak siap dalam penerapan e-learning. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 30 responden guru dan 90 responden siswa dan menggunakan proportionate starafied random sampling sebagai teknik pengambilan data. Hasil penelitian ini menunjukan guru memperoleh skor=3,35<=3,41 termasuk dalam katagori tidak siap dan membutuhkan sdikit peningkatan, siswa memperoleh skor =3,20<=3,41 termasuk dalam katagori tidak siap dan membutuhkan sdikit peningkatan dan sekolah memperoleh skor=3,27<=3,41 termasuk dalam katagori tidak siap dan membutuhkan sdikit peningkatan. Ada 6 faktor yang masih perlu peningkatan dan perbaikan yaitu psychological readiness, sociological readiness, financial readiness, technological skill readiness, equipment readiness, content readiness. Peningkatan ini bertujuan agar penerapan e-learning dalam proses pembelajaran di SMA N 2 Singaraja dapat berjalan dengan baik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
43
Morgan Uliana, Eduardo, Demetrius David da Silva, Michel Castro Moreira, Silvio Bueno Pereira, and Donizete Dos Reis Pereira. "MODELOS HIDROLÓGICOS SAC-SMA E IPH II: CALIBRAÇÃO E AVALIAÇÃO DO DESEMPENHO NA ESTIMATIVA DE VAZÕES NA BACIA DO RIO PIRACICABA (MG)." IRRIGA 25, no. 2 (June 2, 2020): 202–22. http://dx.doi.org/10.15809/irriga.2020v25n2p202-222.
Full textAbstract:
MODELOS HIDROLÓGICOS SAC-SMA E IPH II: CALIBRAÇÃO E AVALIAÇÃO DO DESEMPENHO NA ESTIMATIVA DE VAZÕES NA BACIA DO RIO PIRACICABA (MG)4
EDUARDO MORGAN ULIANA1; DEMETRIUS DAVID DA SILVA2; MICHEL CASTRO MOREIRA2; SILVIO BUENO PEREIRA2 E DONIZETE DOS REIS PEREIRA3
1Instituto de Ciências Agrárias e Ambientais, Universidade Federal de Mato Grosso, Avenida Alexandre Ferronato, 1200, Setor Industrial, CEP. 78557-267, Sinop, Mato Grosso, Brasil, morganuliana@gmail.com
2Departamento de Engenharia Agrícola, Universidade Federal de Viçosa, Campus Universitário, CEP. 36570-900, Viçosa, Minas Gerais, Brasil, demetrius.ufv@gmail.com, michelcm@gmail.com
3Instituto de Ciências Agrárias, Universidade Federal de Viçosa, Rodovia LMG 818, km 06, CEP. 35690-000, Florestal, Minas Gerais, Brasil, donizete.pereira@ufv.br
4 O artigo é referente ao capítulo 1 da tese de doutorado do primeiro autor.
1 RESUMO
O objetivo do trabalho foi avaliar o desempenho dos modelos conceituais chuva-vazão Soil Moisture Accounting (SAC-SMA) e IPH II para a estimativa das vazões diárias na bacia hidrográfica do rio Piracicaba (MG), de modo que os mesmos possam ser utilizados para subsidiar o planejamento e a gestão de recursos hídricos na bacia. O estudo foi realizado em três seções de monitoramento de vazão da bacia do rio Piracicaba, localizada no estado de Minas Gerais - Brasil. A calibração dos modelos foi realizada com o algoritmo SCE-UA, utilizando como função objetivo o índice de Nash-Sutcliffe. Os valores do índice de eficiência de Nash-Sutcliffe obtidos nas três seções de monitoramento foram de 0,87, 0,78 e 0,71 para o modelo SAC-SMA e de 0,88, 0,80, e 0,73 para o modelo IPH II, confirmando que os modelos são “adequados e bons” para a estimativa das vazões diárias. Concluiu-se, portanto, que os modelos SAC-SMA e IPH II são adequados para a estimativa das vazões diárias de cursos de água da bacia do rio Piracicaba (MG), demonstrando potencial para serem utilizados em estudos relacionados com simulação hidrológica e gestão de recursos hídricos em bacias hidrográficas de regiões tropicais.
Palavras-chave: modelo concentrado, chuva-vazão, planejamento de recursos hídricos, previsão.
ULIANA, E. M.; SILVA, D. D.; MOREIRA, M. C.; PEREIRA, S. B.; PEREIRA, D. R.
SAC-SMA AND IPH II HYDROLOGICAL MODELS: CALIBRATION AND PERFORMANCE ASSESSMENT FOR WATER FLOW ESTIMATE IN PIRACICABA RIVER BASIN (MG)
2 ABSTRACT
The aim of this study was to evaluate the performance of conceptual models Sacramento - Soil Moisture Accounting (SAC-SMA) and IPH II for daily flow estimation in Piracicaba river basin, Minas Gerais, so that they may be used in the planning and management of water resources in the river basin. The study was carried out in three runoff-monitoring sections on Piracicaba river basin, located in the State of Minas Gerais - Brazil. Model calibration was performed through the Shuffled Complex Evolution (SCE-UA) algorithm, whose objective function was the Nash-Sutcliffe efficiency index. The Nash-Sutcliffe efficiency index values obtained in the three monitoring-sections were 0.87, 0.78, and 0.71 for the SAC-SMA model, and 0.88, 0.80, and 0.73 for the IPH II one. These values confirm that the models are “appropriate and good” for daily flow estimations. Overall, both models can be further used for hydrologic simulations and water resources management in tropical river basins.
Keywords: concentrated models, rainfall-runoff, planning of water resources, forecast.
44
Marchi, Ana Carolina Bertoletti De, Roberto Dos Santos Rabello, Afonso Alban, Juliano Mauricio Bordignon, and Liliana Passerino. "Um Sistema Multiagente para Identificar Falhas na Conversação no Bate-papo da CV-Muzar." RENOTE 7, no. 3 (December 21, 2009): 379–89. http://dx.doi.org/10.22456/1679-1916.13579.
Full textAbstract:
Este artigo apresenta o Sistema Multiagente (SMA) proposto para monitorar a conversação no bate-papo da Comunidade Virtual do Muzar (CV-Muzar). Para tanto, são analisados os marcadores conversacionais e sua aplicação em ambientes de conversação síncrona, com vistas a propor mecanismos de compensação para os déficits de comunicação identificados. O SMA proposto conta com cinco agentes cooperativos que monitoram as conversas em tempo real e interferem na interface de conversação para aconselhar e, se necessário, advertir o participante.
45
Viana, Carlos Américo Pereira, Lílian Tiema Sonoda, Patrícia Shoga Abreu, Suzana Valente, Luiz Felipe Giacomelli, and Márcia Abranches. "Síndrome da Mão Alienigena após infarto no território da artéria cerebral posterior." Revista Neurociências 16, no. 3 (April 30, 1999): 215–19. http://dx.doi.org/10.34024/rnc.2008.v16.8635.
Full textAbstract:
A síndrome da mão alienígena (SMA) é definida como uma atividade motora involuntária do membro superior juntamente com percepção estranha do membro. Não está associada a uma etiologia determinada, sendo comum seu surgimento após acidente vascular encefálico (AVE) agudo. Três tipos de SMA são relatados na literatura: envolvendo lesões no corpo caloso, no corpo caloso associado ao córtex frontal medial dominante, e uma variante posterior, que afeta áreas corticais e subcorticais da circulação posterior, este último o mais raro. Existem diferenças entre os tipos em relação aos sintomas apresentados, porém são comuns nos 3 tipos: a percepção estranha do membro e os movimentos involuntários. Após revisão da literatura de 12 casos de SMA posterior por AVE, o principal sinal encontrado é a movimentação involuntária do membro afetado. Outras características clínicas encontradas freqüentemente nesta variante são: ataxia e sinais de levitação do membro, heminegligência, e hemianopsia. Não há correlação direta da topografia dalesão com os sintomas apresentados.
46
Perez, Erick Gomes, Lívia Ribeiro Paranaíba, Paulo Rogério Bonan, Julian Miranda Orsi Júnior, Adriano Macedo de Oliveira, and Hercílio Martelli Júnior. "Esclerose tuberosa: avaliação de miofibroblastos em angiofibromas cutâneos - relato de caso." Anais Brasileiros de Dermatologia 85, no. 1 (February 2010): 84–88. http://dx.doi.org/10.1590/s0365-05962010000100013.
Full textAbstract:
Esclerose tuberosa é uma condição rara e autossômica dominante. Miofibroblastos são células que exibem fenótipo híbrido entre fibroblastos e células musculares lisas. O objetivo deste caso clínico é mostrar as características clínicas e histopatológicas da esclerose tuberosa e avaliar miofibroblastos nos angiofibromas cutâneos dessa condição. Lesões removidas foram coradas em HE e tricrômico de Masson. Para determinar a presença de miofibroblastos foi usada imunoistoquímica para α-SMA. Essa reação mostrou-se negativa para miofibroblastos. Como α-SMA é um marcador específico para essas células, esse resultado sugere que miofibroblastos não estejam envolvidos com os angiofibromas da esclerose tuberosa descrita.
47
Lovatto, Paulo Alberto, Cheila Roberta Lehnen, Ines Andretta, Gustavo Dias Lovato, and Luciano Hauschild. "Modelagem da ingestão, retenção e excreção de nitrogênio e fósforo pela suinocultura gaúcha: interface vegetal." Ciência Rural 40, no. 4 (April 2010): 957–62. http://dx.doi.org/10.1590/s0103-84782010000400033.
Full textAbstract:
Um modelo foi desenvolvido com o objetivo de simular as dinâmicas de Nitrogênio e Fósforo pela suinocultura gaúcha associadas às produções de milho e soja do Rio Grande do Sul. O modelo é constituído por um submodelo animal (SMA) e outro vegetal (SMV). Os princípios gerais do SMA foram baseados em sistemas tecnológicos (ST), categorias animais, concentrações de N e P das dietas e suas eficiências digestiva e metabólica. O SMA integra três níveis de agregação, sendo constituído de 10 compartimentos para N e P e 300 subcompartimentos relacionados aos ST e às categorias animais. Os dados da suinocultura gaúcha foram divididos em sete mesorregiões de acordo com as definições fisiográficas. Os ST foram definidos pelo número de suínos terminados/porca/ano. O SMV é constituído pelos subcompartimentos milho e soja. Os parâmetros do SMV foram baseados nas áreas cultivadas e nas produções de milho e soja de cada município. De acordo com o balanço entre a produção e o consumo, todas as mesorregiões possuem excedente de milho e soja. O consumo anual de milho e farelo de soja pela suinocultura gaucha é em média de 1,14 e 0,39 milhões de toneladas, respectivamente. O volume anual de N e P ingeridos pelos suínos é de aproximadamente 36 e 5,7 mil toneladas. Desse volume, cerca de 41% do N e 71% do P retornam ao meio ambiente. Os valores simulados dos diferentes cenários de oferta/demanda de milho e soja no Rio Grande do Sul mostram autosuficiência das sete mesorregiões. Os fluxos de nutrientes entre solo-planta-animal-solo simulados mostram que as mesorregiões do Rio Grande do Sul têm níveis de nitrogênio e fósforo lançados ao meio ambiente pelos suínos abaixo dos limites determinados pela União Europeia. O modelo simula adequadamente as transferências de N e P entre as interfaces animal e vegetal na produção suína, no Rio Grande do Sul.
48
Liu, Qinghua, Haiping Mao, Jing Nie, Wei Chen, Qiongqiong Yang, Xiuqing Dong, and Xueqing Yu. "Transforming Growth Factor β1 Induces Epithelial–mesenchymal Transition by Activating the Jnk–SMAD3 Pathway in Rat Peritoneal Mesothelial Cells." Peritoneal Dialysis International: Journal of the International Society for Peritoneal Dialysis 28, no. 3_suppl (June 2008): 88–95. http://dx.doi.org/10.1177/089686080802803s18.
Full textAbstract:
⋄ Background Peritoneal fibrosis is a serious complication in long-term peritoneal dialysis (PD) patients. Epithelial-mesenchymal transition (EMT) plays an important role in peritoneal fibrosis, and TGFβ1 is the crucial inducer of EMT. Phosphorylation of Smad proteins is required for TGFβ1-induced EMT. It was reported that C-Jun N-terminal kinase (JNK) was involved in the TGFβ1/Smad signaling pathway and might regulate the activation of Smad proteins. However, whether JNK is activated by TGFβ1 in rat peritoneal mesothelial cells (RPMCs) and the role taken by JNK signaling in EMT induced by TGFβ1 remains undetermined. In the present study, we investigated the role of JNK-Smad pathway in EMT induced by TGFβ1 in RPMCs. ⋄ Methods We harvested RPMCs from the peritoneum of male Sprague-Dawley rats and then cultured the cells in Dulbecco modified Eagle medium / F12 medium with 15% (volume:volume) fetal bovine serum. The cells were pretreated with SP600125, a specific inhibitor of JNK, for 4 hours before incubation with TGFβ1. The protein expression levels of phosphorylated JNK, Smad2, and Smad3 were detected by Western blotting. The messenger RNA levels and protein expression of α-smooth muscle actin (α-SMA), E-cadherin, and collagen I were determined with reverse transcriptase polymerase chain reaction and Western blotting respectively. ⋄ Results Expression of α-SMA and collagen I were significantly increased and expression of E-cadherin decreased with TGFβ1 in RPMCs. Transforming growth factor β1 can stimulate phosphorylated JNK expression from 5 minutes, with the peak at 10 minutes, and phosphorylated Smad2 and Smad3 expression from 10 minutes, with the peak at 30 minutes. The addition of SP600125, which blocked activation of JNK, effectively inhibited TGFβ1-induced phosphorylation of Smad3, but not Smad2. Also, our results showed that SP600125 effectively suppressed TGFβ1-induced high expression of α-SMA and collagen I, and prevented TGFβ1-induced downregulation of E-cadherin expression in RPMCs. ⋄ Conclusions This study demonstrated that JNK signaling may play an important role in EMT induced by TGFβ1 in RPMCs through activation of Smad3, suggesting that JNK inhibitor may prove to be a novel therapeutic agent for peritoneal fibrosis.
49
Fitriawati, Izi, Yayuk Andayani, and Baiq Fara Dwirani Sofia. "Analisis E-Learning Readiness (ELR) Pada Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Labuhan Haji." Jurnal Pijar Mipa 16, no. 3 (June 2, 2021): 317. http://dx.doi.org/10.29303/jpm.v16i3.2367.
Full textAbstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan e-learning serta untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu ditingkatkan dalam penerapan e-learning pada pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Labuhan Haji. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode penentuan ELR berdasarkan model ELR Aydin dan Tasci dengan empat faktor, yaitu manusia, pengembangan diri, teknologi dan inovasi. Populasi penelitian sebanyak 302 siswa dengan jumlah sampel 75 siswa kelas X dan XI IPA SMA Negeri 1 Labuhan Haji yang diambil secara acak. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesiapan e-learning pada pembelajaran kimia yang ditinjau dari empat faktor pengukuran memperoleh skor ELR 3,93 yang artinya siap dengan penerapan e-learning namun memerlukan sedikit peningkatan. Faktor manusia memperoleh skor rata-rata 4,06, faktor pengembangan diri memperoleh skor rata-rata 3,84, faktor teknologi memperoleh skor rata-rata 4,00 dan faktor inovasi memperoleh skor rata-rata 3,82. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 1 Labuhan Haji termasuk kedalam kategori siap dalam penerapan e-learning pada pembelajaran kimia, akan tetapi masih membutuhkan sedikit peningkatan pada setiap faktor-faktornya terutama pada faktor pengembangan diri dan faktor inovasi.
50
Novita, Eryanti. "Perbedaan Penerimaan Diri Ibu yang Memiliki Anak Tunagrahita ditinjau dari Tingkat Pendidikan di SLB-E PTP Medan." JURNAL DIVERSITA 3, no. 1 (December 19, 2017): 55. http://dx.doi.org/10.31289/diversita.v3i1.1180.
Full textAbstract:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan penerimaan diri ibu yang memiliki anak tunagrahita ditinjau dari tingkat pendidikan, dimana subjek penelitian adalah ibu dari anak tunagrahita di SLB-E PTP yang berjumlah 60 orang. Dimana 30 ibu berpendidikan SMA, dan 30 ibu berpendidikan Sarjana.Sejalan dengan pembahasan yang ada dalam landasan teori, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berbunyi: Ada perbedaan penerimaan diri ibu yang memiliki anak tunagrahita ditinjau dari tingkat pendidikan Dalam <em>t-test. </em>upaya membuktikan hipotesis tersebut, digunakan metode analisis data t dimana berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut: a). terdapat perbedaan penerimaan diri antara ibu dengan tingkat pendidikan sarjana danibu dengan tingkat pendidikan SMA yang signifikan dengan signifikan p = 0.000 < 0,050. Artinya adanya perbedaan penerimaan diri antara ibu dengan tingkat pendidikan sarjana dan ibu dengan tingkat pendidikan SMA, dinyatakan diterima. b). Secara umum hasil penelitian ini menyatakan bahwa penerimaan diri ibu dengan tingkat pendidikan Sarjana lebih tinggi dibandingkan Penerimaan diri ibu dengan tingkat pendidikan SMA. Penerimaan diri ibu dengan tingkat pendidikan sarjana mean empiriknya adalah 155.10 dan Penerimaan diri ibu dengan tingkat pendidikan SMA mean empiriknya adalah 138.53, sedangkan nilai rata-rata hipotetiknya sebesar = 127.5