Academic literature on the topic 'Empan temporel'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Empan temporel.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Empan temporel"

1

Nello, Élisabeth. "Appréhender l’expérience et le cours d’existence de personnes malades chroniques sur des empans temporels longs : conception d’outils méthodologiques." Savoirs 45, no. 3 (2017): 67. http://dx.doi.org/10.3917/savo.045.0067.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Simamora, Jenny Teresia, and Elistia Liza Namigo. "Pemetaan Magnitude of Completeness (Mc) untuk Gempa Sumatera." Jurnal Fisika Unand 5, no. 2 (April 1, 2016): 179–86. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.5.2.179-186.2016.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan estimasi nilai Mc, nilai-b dan nilai-a menggunakan data gempa bumi dari katalog USGS (United States Geological Survey) dari Januari 1970 sampai Maret 2015 dengan batas 90°BB - 106°BB dan 6°LU - 6°LS dengan skala magnitudo Mw≥4 SR sampai 9 SR pada kedalaman maksimum 300 km yang meliputi wilayah Sumatera dan Samudera Hindia. Dalam penelitian ini digunakan Software ZMAP under MATLAB. Estimasi Mc dilakukan secara spasial dan temporal dengan menggunakan dua metoda yaitu metoda MAXC dan EMR. Variasi nilai Mc secara spasial kemudian dipetakan dengan bin size 250 secara spasial dan secara temporal persepuluh tahun untuk melihat evolusi nilai Mc selama empat dekade terakhir. Dari analisis diatas, diperoleh Mc sekitar 4,2 SR sampai 5,6 SR (nilai Mc rata-rata adalah 4,6 SR), Nilai-b berkisar 0,6 sampai 1,1 dan variasi nilai-a berkisar 5 sampai 7,5. Berdasarkan pemetaan nilai Mc, Sumatera bagian utara dan daerah lepas pantai barat Sumatera memiliki nilai Mc yang rendah yaitu (4.6-4,9) SR. Ini menandakan bahwa data gempa untuk daerah-daerah tersebut cukup lengkap di banding daerah lain. Berdasarkan pemetaan nilai-b dan nilai-a, wilayah yang memiliki tingkat kegempaan yang relatif tinggi dan memiliki potensi gempa-gempa besar adalah wilayah Aceh, Simeulue, Nias, Mentawai dan sekitar Bengkulu. Variasi Mc secara temporal relatif menurun selama empat dekade terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perekaman data gempa relatif baik.Kata Kunci: pemetaan Mc, nilai-b, nilai-a, MAXC, EMR.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Hantono, Dedi, Zubair Butudoka, Aditha Agung Prakoso, and Danang Yulisaksono. "Adaptasi Seting Ruang Pasar Jiung Terhadap Kehadiran Pasar Temporer Di Jalan Kemayoran Gempol Barat Jakarta." Jurnal Arsitektur ZONASI 2, no. 2 (June 17, 2019): 75. http://dx.doi.org/10.17509/jaz.v2i2.13628.

Full text
Abstract:
Pasar Jiung adalah pasar tradisional yang berada pada empat sisi jalan di daerah Kemayoran Jakarta Pusat yaitu tepatnya berada pada sisi Jalan Benyamin Sueb, Jalan Haji Ung, Jalan Kemayoran Gempol Barat dan Jalan Kemayoran Gempol Utara. Pada sisi dalam deretan kios-kios pasar tersebut terdapat permukiman padat penduduk. Pada umumnya kios-kior pasar yang ada dimiliki oleh warga dari permukiman tersebut. Mereka berhuni sekaligus berdagang sudah dalam wakrtu yang cukup lama. Namun keberadaan Pasar Jiung beberapa tahun belakangan ini sedikit “terusik” dengan kehadiran pasar temporer yang menempati lokasi yang sama dengan Pasar Jiung yaitu pada ruas Jalan Kemayoran Gempol Barat. Deretan kios pasar temporer ini terbuat dari konstruksi yang bisa dibongkar-pasang. Melihat keberadaan pasar temporer yang masih hadir sampai saat ini menandakan bahwa kehadiran pasar temporer ini telah diterima oleh masyarakat Pasar Jiung. Hipotesa ini diperkuat dengan melakukan penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan menjadikan alasan utama diterimanya pasar temporer ini. Masyarakat Pasar jiung pun melakukan beberapa penyesuaian dengan hadirnya pasar baru tersebut. Selain Pasar Jiung itu sendiri, daerah di sekitarnya juga melakukan beberapa penyesuaian seting ruang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Nainggolan, Oriana Tio Parahita. "The Impact of Music in Increasing Intelligence: A "Gendhing Lancaran" Experiment on Spatial-Temporal Ability." Journal of Music Science, Technology, and Industry 2, no. 1 (January 15, 2019): 113. http://dx.doi.org/10.31091/jomsti.v2i1.606.

Full text
Abstract:
The purpose of this research was to investigate the influence of the Javanese gamelan pieces, namely gendhing lancaran towards the increasing of the spatial-temporal ability. The subjects of this research consist of 60 elementary school students in the fourth grade. By using random methods, those subjects are grouped into two groups those are 30 students on the experiment group and 30 others on the control group. The subjects were assigned to one of two conditions: listening gendhing lancaran (for the experiment group) or no music (for the control group). As a spatial-temporal task, CFIT (culture fair intelligence test) was administered before and after listening gendhing lancaran. The experiment group is scored significantly higher than the non-music group on CFIT. These data support this research as the elements of sounds produced by various music instruments can give stimulus or influence spatial-temporal ability. Tujuan penelitian ini adalah menginvestigasi pengaruh tetembangan gamelan Jawa, yaitu gendhing lancaran terhadap peningkatan kemampuan spasial-temporal. Subjek penelitian ini adalah 60 murid sekolah dasar di kelas empat. Dengan menggunakan metode acak, subjek-subjek tersebut dijadikan ke dalam dua kelompok, yaitu 30 dalam kelompok eksperimen dan 30 lainnya dalam kelompok pengawasan. Mereka dikaitkan dengan salah satu dari dua kondisi: mendengar gendhing lancaran (untuk kelompok eksperimen) atau tidak mendengar musik tersebut (untuk kelompok pengawasan). Sebagai tugas spasial-temporal, CFIT (culture fair intelligence test) dicatat sebelum dan sesudah mendengar gendhing lancaran. Kelompok eksperimen secara signifikan bernilai lebih tinggi dibandingkan kelompok pengawasan melalui CFIT. Data ini mendukung penelitian ini di mana elemen-elemen bunyi yang dihasilkan berbagai alat musik dapat memberikan stimulus atau pengaruh pada kemampuan spasial-temporal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Radiarta, I. Nyoman, and Erlania Erlania. "ANALISIS SPASIAL DAN TEMPORAL KONDISI KUALITAS PERAIRAN MELALUI PENDEKATAN STATISTIK MULTIVARIAT DI TELUK GERUPUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT." Jurnal Riset Akuakultur 10, no. 3 (September 30, 2015): 435. http://dx.doi.org/10.15578/jra.10.3.2015.435-447.

Full text
Abstract:
Kondisi kualitas perairan dipengaruhi oleh aktivitas antropogenik dan proses alami. Statistik multivariat, seperti analisis klaster (cluster analysis/CA) dan analisis komponen utama (principal component analysis/PCA), telah digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis kondisi kualitas perairan dan mengidentifikasi parameter kualitas air yang memengaruhi secara keruangan (spasial) dan waktu (temporal) di kawasan Teluk Gerupuk, Nusa Tenggara Barat. Data kondisi kualitas perairan di 16 titik pengamatan dikumpulkan selama enam bulan program pemantauan dari bulan Juli-Desember 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CA mengklasifikasikan enam bulan pengamatan menjadi dua periode; periode satu: Juli-September 2013, dan periode dua: Oktober-Desember 2013. Pengelompokkan ini berhubungan dengan pola musim tanam rumput laut di lokasi penelitian. CA juga mengklasifikasikan stasiun pengamatan menjadi tiga kelompok besar sesuai dengan kesamaan karakteristik kualitas air. PCA yang diaplikasikan pada seluruh data menghasilkan empat komponen utama dengan ragam kumulatif 69,93%. Analisis PCA selama enam bulan pengamatan (Juli-Desember) menunjukkan bahwa parameter utama yang memengaruhi variasi kualitas air terutama adalah: suhu, pH, dan konduktivitas. Penelitian ini menunjukkan efektivitas statistik multivariat untuk analisis dan interpretasi kondisi kualitas perairan baik secara spasial dan temporal. Pendekatan ini dapat berguna bagi pengelolaan dan evaluasi kondisi kualitas perairan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

ROBIAL, S. M., S. NURDIATI, and A. SOPAHELUWAKAN. "ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA." Journal of Mathematics and Its Applications 15, no. 1 (July 1, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.29244/jmap.15.1.1-12.

Full text
Abstract:
<p>Data global Suhu Permukaan Laut (SPL) hasil observasi dari tahun ke tahun dibatasi penggunaannya untuk menentukan variasi spasial dan temporal. Analisis dilakukan terhadap data SPL di wilayah perairan Indonesia selama 600 bulan. Metode yang digunakan untuk analisis tersebut adalah metode Empirical Orthogonal Function (EOF) berbasis Eigen Value Problem (EVP). Metode ini lebih dikenal sebagai metode Principal Component Analysis (PCA). Metode EOF bertujuan mereduksi data yang berukuran besar menjadi beberapa mode tanpa menghilangkan informasi dari data yang diamati. Analisis dengan metode tersebut menghasilkan empat komponen utama terbesar yang diinisialkan dengan mode EOF1, EOF2, EOF3 dan EOF4. Mode EOF1 menjelaskan 51.4% dari variasi total dan merupakan pola dominan yang mewakili hampir seluruh data. Mode EOF2 menunjukkan 26.7% dari variasi total. Mode EOF3 dan EOF4 masing-masing menjelaskan 11.2% dan 4.9% dari variasi total. Setiap mode EOF mengandung koefisien yang memuat variabel berupa data grid dan vektor eigen. Data grid menggambarkan letak geografis dan vektor eigen menggambarkan dimensi ruang. Efektifitas dari empat mode EOF yang dihasilkan tersebut dipertahankan untuk dapat menghampiri data asli. Hampiran data asli diperoleh dengan menentukan nilai norm error dari hasil reduksi menggunakan teknik error norm matriks. Teknik ini menghasilkan pola hubungan antara tingkat kesalahan relatif (relative error) dan mode EOF. Pola hubungan yang diperoleh memperlihatkan bahwa semakin banyak mode yang diambil, maka kesalahan relatif akan semakin kecil.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Hadju, Zainal Abdul Azis. "Anotasi Spirit Unable dan Unwilling Terhadap Kejahatan Perang Israel Palestina." Jambura Law Review 1, no. 2 (July 29, 2019): 167–91. http://dx.doi.org/10.33756/jalrev.v1i2.1990.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Apa yang menjadi pertimbangan utama suatu entitas diakui sebagai negara oleh hukum internasional dan Bagaimana relasi antara spirit International Criminal Court (ICC) dengan prinsip unable and willing terhadap Palestina menurut hukum internasional. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, dan pendekatan historis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pasal 1 Konvensi montevidio menyebutkan bahwa ada empat kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah negara baru untuk menjadi sebuah negara berdaulat, yaitu; adanya populasi yang tetap, wilayah, pemerintah, dan kapasitas negara sebagai penunjang dalam melakukan hubungan dengan negara lain. Terdapat pula pengakuan terhadap suatu negara yang terbagi dalam dua bentuk yakni pengakuan secara de jure maupun secara de facto, Palestina telah diakui secara de jure karna dalam praktiknya yang dibuktikan dengan melakukan perjanjian internasional dengan beberapa negara. Bahwa, ICC memiliki empat macam yuridiksi yakni, yuridiksi personal, kriminal, temporal dan territorial. Pasal 17 ayat 2 dan ayat 3 menentukan negara yang dianggap tidak mau (unwilling). ketidaksediaan (unable). Berkenan dengan hal itu kita dapat kembali ke prinsip otomatis yaitu locus delicti bahwa Israel melakukan kejahatan perang di wilayah palestina dan didukung dengan yurisdiksi dari mahkamah tersebut, maka ICC sudah lebih dari cukup untuk mengadili Israel dengan menggunakan yuridiksi prinsip otomatis yang terkandung dalam statute roma 1998. Kriteria unwilling dan unable dapat diperluas penegakkan melalui Pasal 13 Statuta Roma 1998 yang menyatakan bahwa ICC memiliki tiga kewenangan untuk memeriksa kejahatan internasional, jika terdapat suatu kenyakinan bahwa salah satu dan atau seluruh pihak melakukan kejahatan internasional sesuai dengan Pasal 5 Statuta Roma 1998.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Nurwansah, Illam, Yayat Sudaryat, and Ruhaliah Ruhaliah. "KALIMAT BAHASA SUNDA DALAM TEKS PROSA SUNDA KUNO ABAD KE-16 (Analisis Struktur dan Semantis)." LOKABASA 8, no. 2 (May 23, 2018): 181. http://dx.doi.org/10.17509/jlb.v8i2.14199.

Full text
Abstract:
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis struktur kalimat dengan menggunakan pendekatan tagmémik. Sumber data diambil dari transliterasi teks Carita Parahiyangan yang memakai berbahasa Sunda kuno. Penelitian ini dilakukan karena belum ada analisis mengenai struktur kalimat bahasa Sunda kuno secara mendalam, sebagai informasi linguistik bahasa Sunda temporal. Metode yang dipakai yaitu analisis deskriptif. Bentuk kalimat yang terdapat dalam bahasa Sunda kuno berupa kalimat lengkap dan kalimat ringkasan. Kalimat tunggal sederhana yang ditemukan memiliki tiga pola yaitu (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-Pel, sedangkan kalimat tunggal perluasan terdapat empat pola yaitu (1) S-P-K, (2) K-S-P-K, (3) S-P-O-K, dan (4) S-P-Pel-K. Kalimat majemuk setara yang ditemukan berupa kalimat asindetis dan sindetis. Kalimat majemuk asindetis tersusun dari dua klausa, tiga klausa dan empat klausa, sedangkan kalimat sindetis tersusun dari dua klausa. Pola kalimat majemuk bertingkat yaitu berupa kalimat majemuk bertingkat subjektif dan adverbial. Hubungan makna unsur kalimat yang ditemukan yaitu berdasarkan peran semantis subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Hubungan makna antarklausa dalam kalimat majemuk setara terdapat dua jenis yaitu (1) kalimat pertentangan, dan (2) kalimat lanjutan. Hubungan makna antarklausa kalimat majemuk bertingkat terdapat enam jenis, yaitu (1) kalimat waktu, (2) kalimat syarat, (3) kalimat penyebab, (4) kalimat akibat, (5) kalimat pernyataan, dan (6) kalimat guna.AbstractThis research has purpose to analyze sentence structure by using tagmémik approach. Sources of data are taken from Carita Parahiyangan transliteration text that uses ancient Sundanese. This research is conducted because there is no analysis about ancient Sundanese sentence structure deeply, as temporal linguistic information of Sundanese. The method used is descriptive analysis. The sentence forms contained in ancient Sundanese consists of complete sentences and summary sentences. Simple sentences found have three patterns i.e. (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-C, while single sentences extension have four patterns i.e. (1) S-P-A, (2) A-S-P-A, (3) S-P-O-A, and (4) S-P-C-A. Compound sentences are found in the form of asindetis and syndetic sentences. Asindetis compound sentences are composed of two clauses, three clauses, and four clauses, while the syndetic sentences are composed of two clauses. Multilevel compound sentence pattern that is in the form of compound sentences with subjective and adverbial level. Relation of the sentence meaning found is based on the role of semantic subject, predicate, object, complement and adverb. The meaning relation between clauses in equal compound sentences consist two types i.e. (1) conflicting sentences, and (2) advanced sentences. The meaning relation between clauses in different degree compound sentences consist of six types i.e. (1) temporal sentence, (2) requirement sentence, (3) causal sentence, (4) effect sentence, (5) statement sentence, and (6) order sentence.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Trinugroho, Trinugroho, Alfi Satriadi, and Muslim Muslim. "Sebaran Thermal Front Musiman di Wilayah Perairan Selat Madura Menggunakan Single Image Edge Detection." Journal of Marine Research 8, no. 4 (October 31, 2019): 416–23. http://dx.doi.org/10.14710/jmr.v8i4.24815.

Full text
Abstract:
Thermal front didefinisikan sebagai pertemuan antara dua masa air dengan karakteristik suhu yang berbeda sehingga membentuk gradien suhu. Thermal front merupakan salah satu proses oseanografi penting yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, kimia, maupun biologi di laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran thermal front musiman di perairan Selat Madura, Jawa Timur. Deteksi thermal front dilakukan pada lapisan permukaan laut dengan menggunakan citra AquaMODIS untuk suhu permukaan laut. Citra AquaMODIS yang digunakan memiliki resolusi spasial sebesar 1 km x 1 km dan resolusi temporal selama satu hari. Metode yang digunakan untuk mendeteksi fenomena ini adalah metode Single Image Edge Detection (SIED) yang diperkenalkan oleh Cayula dan Cornilon pada tahun 1992. Metode ini menggunakan prinsip deteksi tepi piksel yang mempertimbangkan nilai gradien suhu dan pola arah dari piksel yang memiliki gradien suhu. Hasil yang diperoleh berupa sebaran spasial dan temporal fenomena thermal front di perairan Selat Madura. Sebaran temporal berdasarkan komposit harian dalam satu musim selama empat tahun dari tahun 2012 – 2016. Rata – rata kejadian thermal front tiap musim sebanyak 446 kali pada musim barat, 1893 kali pada musim peralihan I, 1038 kali pada musim timur, dan 2375 kali pada musim peralihan II. Penyebab utama kejadian front di perairan Selat Madura adalah akibat adanya arus eddy dan masukan masa air laut dari wilayah timur Selat Madura. Thermal front defined as an ecounter of two water masses which has different temperature (thermal) characteristics and create a thermal gradient. Thermal front is one of the most important oceanographic proceses that can make a significant impact to physical, chemical, and biological process in the ocean. The aim of this research is to understand seasonal thermal front distribution in Madura Strait, East Java. Thermal front was detected in the surface layer of water, using AquaMODIS for Sea Surface Temperature (SST). AquaMODIS image which used in this research has 1 km x 1 km spatial resolution and one day (24 hours) temporal resolution. Front detection in this research is using Single Image Edge Detection by Cayula Cornilon (1992). This method is using edge detection of pixel, considering the value of thermal gradient and pattern of the pixel edge. The result of this research is spatial and temporal distribution of thermal front in Madura Strait. Temporal distribution are based on composite result of daily front detection in seasonal range for four years from 2012-2016. Seasonal average of front occurence is 446 times in western season, 1893 times in Transition I, 1038 times in eastern season and 2375 times in Transition II. The main cause of front in Madura strait is eddy current and water masses ecounter from eastern area of Madura.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Zahid, Ahmad, M. F. Rahardjo, Lenny S. Syafei, and Rini Susilowati. "Ekologi Trofik Komunitas Ikan di Perairan Segara Menyan, Subang, Jawa Barat (Trophic Ecology of the Fish Community in Segara Menyan Coastal Lagoon, Subang, West Java)." ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences 20, no. 3 (September 1, 2015): 170. http://dx.doi.org/10.14710/ik.ijms.20.3.170-186.

Full text
Abstract:
Pengetahuan mengenai ekologi trofik merupakan dasar dalam memahami ekosistem secara keseluruhan yang dapat dijelaskan melalui pola hubungan trofik interspesies ataupun interserikat. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan ekologi trofik meliputi indeks trofik dan jenis makanan dominan, serikat dan tingkat trofik, dan variasi spasial dan temporal komunitas ikan di estuari Segara Menyan. Pengambilan ikan contoh dilakukan setiap bulan pada zona berbeda. Ikan contoh dipisahkan berdasarkan waktu dan lokasi pengamatan, dianalisis isi saluran pencernaannya. Analisa data meliputi indeks vakuitas, jumlah total organisme makanan, jenis makanan dominan, luas relung makanan, dan tingkat trofik. Pada pengamatan 106 spesies ikan, sebanyak 1-380 saluran pencernaan ikan diamati. Sebanyak lima dari 106 spesies memiliki nilai indeks vakuitas “0” dan jumlah makanan yang dikonsumsi bervariasi mulai dari empat hingga 27 jenis makanan. Secara umum, luas relung ikan adalah rendah berkisar 0,20-0,78 dan kebanyakan berada pada kisaran 0,20-0,48. Zooplankton merupakan jenis makanan paling dominan dikonsumsi oleh ikan. Komunitas ikan dikelompokkan dalam tujuh serikat trofik, yaitu detritivora, fitoplanktivora, zooplanktivora, zoobentivora, moluskivora, krustasivora, dan pisivora. Tingkat trofik komunitas ikan berkisar 2,05-4,73. Faktor perubahan ontogenetik, persediaan makanan, karakteristik habitat, dan ruaya beberapa spesies ikan memengaruhi variasi spasio-temporal jejaring makanan di Segara Menyan. Kata kunci: interaksi trofik, laguna, ikan, variasi spasio-temporal, serikat trofik Knowledge of trophic ecology is one way to understanding the whole ecosystem which explained by trophic relationship pattern (interspecies or interguild). The objective research was described of the trophic ecology, i.e. trophic index and dominant prey, trophic guild and trophic level, and spatio-temporal variation of fish community in Segara Menyan coastal lagoon. Fish were collected monthly for one year at three zones. Fish samples were placed in separate labelled plastic bags according to the time scale and location sampling, then gut contents were analyzed. The data of vacuity index, number of prey, prey dominant, diet breadth, and trophic level were analyzed. For each of 106 fish species, between 1 and 380 stomachs, were examined. The vacuity index was also different among species. Five of 106 species had a vacuity index of “0” and total number of food items consumed varied between fish species, ranging from three items to 27 items. The overall diet breadth (Bi) was relatively low among species, ranging from 0.20 to 0.78, with most of them between 0.20 and 0.48. Calanoid copepods comprised the most common food item consumed by all the fishes examined. Fishes occurring can be broadly categorized into seven different trophic guilds. The trophic level of fish communities ranged from 2.05 to 4.73. Spatio-temporal variation of food web was influenced of ontogenetic shift, food availability, habitat characteristic, and migration of some species in Segara Menyan coastal lagoon. Keywords: trophic interaction, lagoon, fishes, spatio-temporal variation, trophic guild
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "Empan temporel"

1

De, Looze Céline. "Analyse et Interprétation de l'Empan Temporel des Variations Prosodiques en Français et en Anglais." Phd thesis, Université de Provence - Aix-Marseille I, 2010. http://tel.archives-ouvertes.fr/tel-00470641.

Full text
Abstract:
Cette thèse a pour objectif l'étude de l'empan temporel des variations de registre et de tempo et des fonctions qu'elles revêtent, en anglais et en français. Elle s'ancre dans une des problématiques majeures de l'étude des variations prosodiques, celle de leur délimitation, à plus ou moins long terme, de leur interaction et de leur chevauchement et par là, de la difficulté à les analyser séparément. L'auteur y défend une structure emboîtée des variations de registre et de tempo et ainsi l'idée de variations à plusieurs niveaux et qui opèrent sur divers domaines. Y est aussi examinée la façon dont ces variations informent de l'identité du locuteur ou encore la façon dont elles indiquent la structure intentionnelle du discours.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography