To see the other types of publications on this topic, follow the link: Emusic.

Journal articles on the topic 'Emusic'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Emusic.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Hatch, Mike, and Yusen Ley Cooper. "Environmental geophysics: EMusic returns to Australia." Preview 2019, no. 203 (November 2, 2019): 44–46. http://dx.doi.org/10.1080/14432471.2019.1696270.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Voudouris, Dimitri. "EMusic Indaba 2010: Home Made—Hand Made." Computer Music Journal 35, no. 3 (September 2011): 98–100. http://dx.doi.org/10.1162/comj_r_00072.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Menghini, Antonio, Stefano Pontani, Vincenzo Sapia, and Tiziana Lanza. "ElectroMagnetic Music: a new tool for attracting people's interest in Geosciences, while sensitizing them to planet sustainability." Geoscience Communication 3, no. 2 (November 6, 2020): 329–41. http://dx.doi.org/10.5194/gc-3-329-2020.

Full text
Abstract:
Abstract. In recent years, different sonification methods used to organize scientific work have come out of the scientific realm and crossed into other areas for purposes other than those pursued strictly by scientific research. ElectroMagnetic Music (EMusic), a project born in Italy, fits fully into this area. By transforming into musical pitches the voltage response collected by the transient electromagnetic method (TEM), a well-known geophysical tool for subsurface exploration, this novel approach enables us to extract musical pieces reflecting the geological setting and to provide a soundtrack (i.e. the soundscape or the audio component of a landscape). The soundscape becomes the basis from which a dedicated band improvises jazz music. Besides being a new method for creating music, the project not only has the ambitious goal of attracting people to Earth sciences and their investigative methods but also of raising awareness of the environmental problems that characterize geological sites through the music. In this work, we explore the EMusic experiences gained as a live band travelling around the world. We also report some preliminary data on people's reactions and anticipate some future plans to better assess the potential of the method as a good science communication tool.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Kuseno, Felisima H., Abd Rahman Razak, and Mappiratu Mappiratu. "FORMULASI MINUMAN EMULSI FUNGSIONAL MENGGUNAKAN KAROTEN KAPANG ONCOM MERAH." KOVALEN: Jurnal Riset Kimia 4, no. 3 (January 28, 2019): 237–43. http://dx.doi.org/10.22487/kovalen.2018.v4.i3.11849.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang formulasi minuman emulsi fungsional menggunakan karoten kapang oncom merah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi emulgator Tween 80 dalam memformulasi minuman fungsional dari karoten kapang oncom merah dalam bentuk emulsi yang stabil dan untuk mengetahui konsentrasi karoten yang digunakan untuk memformulasi minuman fungsional karoten kapang oncom merah dalam bentuk emulsi yang stabil.Penelitian dilakukan tiga tahap yaitu tahap isolasi karoten, tahap pembuatan minuman emulsi karoten dan evaluasi karoten.Kestabilan minuman emulsi ditentukan dengan terbentuknya misel yang dilihat menggunakan mikroskop dan perubahan fisik pada minuman emulsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga penggunaan 1000 ppm karoten, minuman emulsi stabil sampai hari ke-15 dan mengalami kerusakan pada hari ke-21.Kata kunci : Kapang Oncom merah, karoten, emulsi, minuman fungsional
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Suryaningrum, Th Dwi, Murdinah Murdinah, and M. Arifin M. Arifin. "PENGGUNAAN KAPPA-KARAGINAN SEBAGAI BAHAN PENSTABIL PADA PEMBUATAN FISH MEAT LOAF DARI IKAN TONGKOL (Euthyinnus pelamys. L)." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 8, no. 6 (March 21, 2017): 33. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.8.6.2002.33-43.

Full text
Abstract:
Masalah yang timbul dalam pembuatan produk emulsi seperti fish meat loaf adalahpecahnya sistem emulsi. Pada penelitian ini dipelajari penggunaan kappa-karaginansebagai bahan penstabil dan pengaruhnya terhadap sistem emulsi produk yangdihasilkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Adiningsih, Retnowati. "Pengaruh Kombinasi Emulgator CMC dan Tween 80 Terhadap Stabilitas Fisik Emulsi Minyak Ikan." Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) 3, no. 1 (May 28, 2019): 33. http://dx.doi.org/10.37013/jf.v3i1.24.

Full text
Abstract:
Emulsi minyak ikan dalam formula standar menggunakan emulgator gom arab yang mempunyai sifat emulgator sejati. Gom ini mempunyai kerugian yaitu penyimpanan yang lama dapat menyebabkan hilangnya daya mengemulsinya, sehingga berdasarkan hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan emulgator lain yaitu CMC dan Tween 80. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi emulgator CMC dan Tween 80 terhadap stabilitas fisik minyak ikan dan konsentrasi emulgator CMC dan Tween 80 yang optimal untuk membuat emulsi minyak ikan yang stabil, ditunjukkan dengan tidak adanya kerusakan yang berarti dari emulsi selama penelitian. Penelitian ini menggunakan 4 formula dengan kandungan kombinasi emulgator yang bervariasi yaitu CMC 0,25% ; CMC 0,25% : Tween 80 10% ; CMC 0,25% : Tween 80 20% ; Tween 80 20%. Pengamatan stabilitas emulsi meliputi tipe emulsi, persen pemisahan pada suhu kamar, pada suhu 40° - 50°C, pada sentrifugasi 3000 rpm, viskositas dan penentuan ukuran patikel. Hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan adanya variasi stabilitas emulsi minyak ikan dari tiap-tiap kombinasi emulgator. Hasil statistik menunjukkan bahwa emulgator CMC 0,25% berpengaruh nyata terhadap persen pemisahan pada suhu kamar, suhu 40° - 50°C, sentrifugasi 3000 rpm, viskositas dan ukuran partakel emulsi minyak ikan. Emulsi dengan kombinasi emulgator CMC 0,25% : Tween 80 20% merupakan emulsi yang paling stabil karena pada pemeriksaan persen pemisahan, viskositas dan ukuran partikel mempunyai stabilitas fisik yang lebih baik dibanding formula lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Aryanti, Nita, Indah Prihatiningtyas, Diyono Ikhsan, and Dyah Hesti Wardhani. "KINERJA MEMBRAN ULTRAFILTRASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH EMULSI MINYAK-AIR SINTETIS." Reaktor 14, no. 4 (December 9, 2014): 277. http://dx.doi.org/10.14710/reaktor.14.4.277-283.

Full text
Abstract:
Kegiatan pengilangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar menghasilkan limbah cair emulsi minyak-air. Pengolahan limbah emulsi minyak-air dengan metode konvensional belum mampu untuk menerapkan prinsip reuse dan recycle karena hasil pengolahan limbah hanya dibuang ke perairan. Selain itu, proses konvensional menimbulkan produk samping berupa sludge yang tidak diinginkan.Membran ultrafiltrasi telah banyak digunakan untuk pengolahan limbah berminyak. Pada penelitian ini digunakan umpan model limbah emulsi minyak dengan fasa terdispersi berupa minyak pelumas, bensin dan solar.Fasa kontinu adalah air, sedangkan surfaktan adalah sebagai mediator.Minyak pelumas, bensin dan solar digunakan untuk mewakili limbah kilang minyak bumi yang berasal dari kolom-kolom distilasi serta limbah yang berasal dari utility plant, misalnya limbah bahan bakar solar.Penggunaan model limbah pengilangan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih detail tentang kinerja membran ultrafiltrasi untuk pengolahan limbah emulsi minyak bumi. Pengujian kinerja membran ultrafiltrasi dilakukan dengan mengetahui profil fluks dan rejeksi. Karakterisasi membran menunjukkan bahwa membran polyethersulfone yang digunakan merupakan membran ultrafiltrasi asimetrik dengan permeabilitas 17,32 (l/m2.jam.bar). Profil fluks emulsi bensin, minyak pelumas dan solar menunjukkan bahwa penurunan fluks bensin yang tertinggi. Selain itu dapat dilihat bahwa membran polyethersulfone yang digunakan mampu merejeksi COD sebesar 98% dan minyak sebesar 98% untuk umpan emulsi bensin. Untuk emulsi minyak pelumas, 94% COD dan 99% minyak dapat direjeksi, sedangkan untuk umpan emulsi minyak solar, rejeksi COD sebesar 90% dan rejeksi minyak sebesar 98%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Anwar, Sri Haryani, Miranda Antasari, Dian Hasni, Novi Safriani, Syarifah Rohaya, and Christina Winarti. "KOMBINASI PATI SUKUN TERMODIFIKASI OSA (OCTENYL SUCCINIC ANHYDRIDE) DAN LESITIN SEBAGAI PENSTABIL EMULSI MINYAK DALAM AIR." Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian 14, no. 3 (March 5, 2018): 124. http://dx.doi.org/10.21082/jpasca.v14n3.2017.124-133.

Full text
Abstract:
<p>Produk pangan berbasis emulsi seperti susu, mayonnaise, salad dressing dan margarin sangat diminati masyarakat. Emulsi biasanya distabilkan oleh surfaktan, protein dan polisakarida. Pati termasuk biopolimer polisakarida yang berperan penting sebagai penstabil, namun harus dimodifikasi terlebih dahulu untuk memperbaiki sifat fisiko-kimianya. Penelitian bertujuan untuk menguji peranan pati sukun termodifikasi OSA (<em>Octenyl Succinic Anhydride</em>) sebagai penstabil emulsi minyak dalam air (m/a) bersama-sama dengan lesitin sebagai surfaktan. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dua faktor, yaitu penambahan pati sukun OSA (1% dan 2%) serta konsentrasi minyak (25% dan 40%) dengan tiga kali ulangan. Pati sukun terlebih dahulu dikarakterisasi dengan mengukur kadar air, abu, serat, protein, dan kadar lemak sebelum dan setelah modifikasi serta pengukuran derajat substitusi (DS). Adapun parameter kestabilan emulsi yang diuji meliputi pengukuran viskositas, penghitungan nilai creaming index (CI), dan emulsifying activity (EA) selama penyimpanan 10 hari. Analisa proksimat menunjukkan nilai yang tidak jauh berbeda antara pati sebelum dan sesudah modifikasi kecuali kadar protein yang menurun secara signifikan dari 5,25 % menjadi 3,50% setelah pati dimodifikasi. Nilai derajat substitusi pati sukun modifikasi adalah 0,0243. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap viskositas dan nilai CI, dimana peningkatan konsentrasi OSA dan minyak menurunkan nilai CI namun meningkatkan viskositas emulsi yang dihasilkan. Penyimpanan emulsi selama 10 hari menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi pati OSA dan minyak meningkatkan nilai EA yang membuktikan bahwa pemisahan emulsi dapat diminimalkan selama penyimpanan. Emulsi yang paling stabil (nilai EA 100%) diperoleh dari perlakuan terbaik yaitu konsentrasi 2% pati OSA dan 40% minyak.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Santoso, Imam, and Tritiyatma Hadinugraha Ningsih. "PENENTUAN FAKTOR SELEKTIFITAS PENISILIN G TERHADAP FENILASETAT SECARA EKSTRAKSI MEMBRAN CAIR EMULSI DENGAN MENGGUNAKAN CARRIER DIOKTILAMIN." JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan 1, no. 1 (June 30, 2011): 57. http://dx.doi.org/10.21009/jrskt.011.09.

Full text
Abstract:
Tujuan dpenelitian ini adalah untuk menentukan faktor selektifitas pemisahan penisilin G dari fenilasetat. Cara penenlitian: ke dalam wadah yaitu reaktor (wadah tempat kontak antara fasa emulsi dengan fasa eksternal) dimasukkan 20 mL fasa eksternal buffer sitrat pH = 5 yang mengandung 372,5 ppm penisilin G dan 136,5 ppm fenilasetat. Emulsi yang stabil dicampurkan ke dalam reaktor tersebut diaduk dengan kecepatan 300 rpm dan waktu kontak 5 menit. Setelah terjadi kontak antara fasa emulsi dengan fasa eksternal campuran didiamkan kemudian dipisahkan lalu diambil fasa emulsinya. Emulsi dipecahkan fasa internal yang mengandung penisilin G ditentukan kuantitasnya dengan HPLC, Hasil penelitian memberikan data sebagai berikut : persen ekstraksi penislin G pada lama ekstraksi : 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit adalah : 35,74% ; % ; 10,54% ; 10,05 % ; 9,66% lebih tinggi dibanding persen ekstraksi fenil asetat 15,13% ; 0,76% ; 0,57% ; 0,55%. Akibatnya faktor selektifitas penisilin G-fenilasetat naik dari 2,1 sampai 21. Keadaan ini memberikan arti bahwa pada fasa internal kandungan penisilin G lebih banyak dibanding fenilasetat. Dengan demikian kesimpulan penelitian adalah cara ekstraksi membran cair emulsi dengan dioktilamin sebagai carrier merupakan cara yang efektif untuk memisahkan campuran penisilin G dari fenilasetat.Kata kunci : Membran cair emulsi, faktor daya pisah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Kurniawan, Christina. "Karakteristik Produk Emulsi Daging dengan Pemanfaatan Lemak Abdominal Ayam: Review." Buletin Profesi Insinyur 4, no. 1 (June 28, 2021): 38–42. http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v4i1.92.

Full text
Abstract:
Produk emulsi daging adalah salah satu alternatif dalam upaya peningkatan konsumsi daging yang membutuhkan bahan berkualitas baik namun harga relatif murah. Tingginya produksi karkas ayam di Indonesia akan menghasilkan produk sampingan dalam jumlah besar. Salah satunya adalah lemak abdominal yang memiliki nilai ekonomis yang rendah dengan pemanfaatan masih terbatas untuk pakan ternak atau bahan biodiesel. Kandungan lemak abdominal ayam didominasi oleh asam lemak tidak jenuh. Hal ini dapat menjadi potensi bagi lemak abdominal ayam untuk digunakan sebagai alternatif sumber lemak dalam industri pangan khususnya dalam pengolahan produk emulsi daging. Dalam penulisan ini, pengaruh pemanfaatan lemak abdominal dalam kestabilan emulsi dan karakteristik fisik-kimiawi produk emulsi daging akan dikaji.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Yana utami, Tri fitri, Asep Nurrahman, and Ira Pangesti. "EVALUASI SIFAT FISIK EMULSI KOMBINASI KARAGENAN DAN MINYAK HATI IKAN CUCUT BOTOL PESISIR CILACAP." Pharmaqueous : Jurnal Ilmiah Kefarmasian 1, no. 2 (August 29, 2020): 14–19. http://dx.doi.org/10.36760/jp.v1i2.115.

Full text
Abstract:
Rumput laut dikenal memiliki banyak manfaat pada bidang kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik sediaan emulsi kombinasi karagenan dan minyak hati ikan cucut botol pesisir Cilacap. Target khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui sifat fisik sediaan emulsi kombinasi karagenan dan minyak hati ikan cucut botol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan pembuatan tepung karagenan rumput laut (Eucheuma sp.). Selanjutnya dibuat sediaan emulsi formulasi A, formulasi B dan formulasi C, dengan variasi dosis kombinasi karagenan rumput laut (Eucheuma sp.) dan minyak hati ikan cucut. Pada tahap terakhir dalam penelitian ini adalah pengujian sediaan emulsi , yaitu uji organoleptis, uji pH, penentuan bobot jenis, uji viskositas, dan uji stabilitas sediaan (cycling test, uji sentrifugasi, suhu tinggi, suhu kamar, dan suhu rendah). Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan sediaan emulsi dengan sifat fisik dan stabilitas sediaan yang baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Hamzah, Baharuddin, HUsnia Mucthar, and Sitti Rahmawati. "Pengaruh Tembaga(II) dan Kadmium(II) Terhadap Persen Ekstraksi Merkuri(II) Menggunakan Emulsi Membran Cair Tipe W/O Bersurfaktan Ganda dengan Benzoil Aseton Sebagai Pembawa Kation." JURNAL KIMIA MULAWARMAN 15, no. 1 (November 29, 2017): 19. http://dx.doi.org/10.30872/jkm.v15i1.493.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh tembaga(II) dan kadmium(II) terhadap persen ekstraksi merkuri(II) menggunakan emulsi membran cair tipe W/O bersurfaktan ganda dengan benzoil aseton sebagai pembawa kation. Kondisi optimum yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Emulsi dibuat dengan menggunakan campuran surfaktan span-80 & span-20 = 2%, laju emulsifikasi = 2000 rpm selama 10 menit, rasio volume fasa membran/fasa internal = 1, konsentrasi HNO3 dalam fasa internal = 2M. Ekstraksi dilakukan terhadap larutan 30 ppm merkuri sebagai fasa eksternal dengan pH = 2 dan laju ekstraksi 300 rpm selama 10 menit serta rasio volume fasa eksternal/emulsi = 7, Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi merkuri(II) dengan emulsi membran cair, relatif selektif terhadap tembaga(II) dan kadmium(II). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keberadaan tembaga(II) dan kadmium(II) hingga 30 ppm, menurunkan persen ekstraksi merkuri(II) berturut-turut 12,12% dan 11,74%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Santoso, Imam, Tritiyatma H. N, and Ana Titian. "EKSTRAKSI EMAS DARI LIMBAH PAPAN SIRKUIT TELEPON GENGGAM MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBRAN CAIR EMULSI." JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan 1, no. 2 (December 31, 2011): 111. http://dx.doi.org/10.21009/jrskt.012.06.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan persen ekstraksi emas dari limbah papan sirkuit telepon genggam dengan teknik membran cair emulsi menggunakan MIBK sebagai carrier. Reaksinya terjadi secara simultan di permukaan membran, antara senyawa yang akan dipisahkan pada fasa umpan dengan senyawa pembawa pada fasa organik. Logam emas hasil reaksi akan terdifusi ke fasa membran yang pada akhirnya hasil ekstraksi terkumpul dan terkonsentrasi di fasa penerima. Sebelum diaplikasikan ke limbah telepon , terlebih dahulu dipelajari beberapa parameter yang berpengaruh terhadap perolehan persen ekstraksi. Pada penelitian ini kondisi optimum untuk parameter pembuatan fasa emulsi yaitu 1:1, pengaruh kecepatan pembuatan emulsi pada yaitu 1000 rpm. Pengaruh konsentrasi carrier terhadap persen ekstraksi emas dengan konsentrasi MIBK sebesar 3%, pengaruh kecepatan kontak terhadap persen ekstraksi emas adalah pada 1000 rpm. Penerapan kondisi optimum pada limbah papan sirkuit telepon genggam memberikan persen ekstraksi Au sebesar83,24%. Kata kunci: limbah papan sirkuit telepon genggam, MIBK, teknik membran cair emulsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Mega, Olfa. "Stabilitas Emulsi, Susut Masak dan Karakteristik Organoleptik Pasta Nikumi Kuda dan Sapi." Jurnal Sain Peternakan Indonesia 1, no. 2 (June 25, 2006): 39–44. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.1.2.39-44.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas emulsi, susut masak karakteristik organoleptik pasta nikumi kuda dan sapi. Penelitian menggunakan rancang acak kelompok dengan pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis daging yaitu daging kuda dan daging sapi, faktor kedua adalah frekuensi pencucian (0,3,6 dan 9 kali). Hasil penelitian menunjukan peningkatan frekuensi leaching tidak nyata (P>0.05) mempengaruhi stabilitas emulsi dan susut masak tetapi pasta nikumi kuda lebih stabil disbanding pasta nikumi sapi. Leaching sangat nyata (P<0.01) meningkatkan kesukaan terhadap aroma, rasa dan warna tetapi tidak nyata terhadap sifat oles.Kata kunci : stabilitas emulsi, susut masak, organoleptik, pasta nikumi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Amilia, Risca, Angelica Kresnamurti, and Ana Khusnul Faizah. "Uji Aktivitas Analgesik Minyak Ikan pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan Galur BALB/c dengan Metode Writhing Test." PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) 17, no. 1 (July 8, 2020): 13. http://dx.doi.org/10.30595/pharmacy.v17i1.5049.

Full text
Abstract:
Minyak ikan merupakan sumber EPA dan DHA yang berasal dari sumber daya laut. Kapsul minyak ikan merupakan salah satu nutraseutikal untuk memenuhi kebutuhan omega-3 dan omega-6. Penelitian telah dilakukan menggunakan minyak ikan salmon yang mengandung EPA dan DHA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas analgesik pada tikus putih jantan (Mus musculus) strain BALB/c. Sejumlah 25 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan. Kelompok kontrol negatif diberi kombinasi emulsi Tween 80 dan Span 80, kelompok kontrol positif diberi aspirin, dan kelompok perlakuan diberi emulsi minyak ikan salmon dengan dosis 20, 30, dan 40 mg/kg BB. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah writhing test dengan menginduksi tikus putih jantan dengan asam asetat 0,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulsi minyak ikan salmon dengan dosis 20, 30, dan 40 mg/kg BB memiliki persentase hambatan nyeri masing-masing sebesar 29,44; 42,64; dan 52,59%. Dapat disimpulkan bahwa emulsi minyak ikan salmon memiliki aktivitas analgesik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Doddy, Putu, Ester Susanti, and Debby Mariana. "Studi penggunaan membran berslot untuk memproduksi emulsi minyak/air." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 9, no. 1 (October 2, 2018): 19. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2010.9.1.3.

Full text
Abstract:
Emulsion is dispersion system, which consist of two or more immiscible liquids. If this system is not stable, particle dispersed will form separate layer. The degree of instability will be greater if size of dispersed particles is not uniform. Generally, emulsion is produced by using high speed homogenizer, which will destruct the product. Some technology has been developed to overcome this problem. One of such technology is membrane emulsification, where the emulsion is flowed through the membrane so the size of particles will be smaller and more uniform. Symmetric membrane, which is used effectively to produce emulsion, has been used in this research. From the experiments, it has been proved that 28 microns membrane could produce emulsion, which has small and uniform size of particles. Emulsion with feed concentration of 10 % w/w and concentration of surfactant 3 % w/w has the highest degree of stability with particle sizes in the range of 3.5–13.5 microns. Fluxes were decreased if we use higher feed and surfactant concentration.Keywords: Emulsion, microfiltration, slotted membraneAbstrakEmulsi adalah dispersi dua atau lebih cairan yang tidak bercampur. Jika sistem ini tidak stabil, maka partikel terdispersi akan bergabung membentuk lapisan terpisah. Ketidakstabilan emulsi semakin tinggi jika ukuran partikel terdispersi besar dan distribusi ukurannya tidak seragam. Umumnya pembuatan emulsi dilakukan dengan pengadukan kecepatan tinggi yang merugikan jika bahan sensitif terhadap tekanan. Banyak cara dikembangkan untuk mengatasi hal ini, salah satunya adalah teknologi membran emulsifikasi, dimana emulsi dilewatkan melalui membran agar ukuran partikel terdispersi menjadi lebih kecil dan seragam sehingga emulsi stabil. Membran simetris yang efektif untuk memproduksi emulsi adalah membran mikrofiltrasi berslot seperti dalam penelitian ini. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan membran berslot 28 m memberikan ukuran dan distribusi partikel yang kecil dan seragam. Emulsi minyak dalam air yang paling stabil adalah pada konsentrasi umpan 10% (b/b) dan konsentrasi surfaktan 3% (b/b) dengan ukuran partikel berkisar antara 3,5–13,5 µm. Fluks menurun bila konsentrasi umpan dan surfaktan semakin besar.Kata kunci: emulsi, mikrofiltrasi, membran berslot
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Kartika, Elsa Putri, Marchaban Marchaban, and Sudarsono Sudarsono. "Aktivitas Antibakteri Minyak Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Dalam Bentuk Sediaan Emulsi dan Mikroemulsi." Majalah Farmaseutik 14, no. 2 (January 14, 2019): 79. http://dx.doi.org/10.22146/farmaseutik.v14i2.42597.

Full text
Abstract:
Minyak Sirih Merah (MSM) diketahui mempunyai aktivitas sebagai antibakteri dan dapat dibuat dengan cara distilasi air dan uap dari daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.). Tujuan dari studi ini adalah untuk membandingkan aktivitas antibakteri dari MSM apabila diformulasi dalam bentuk sediaan yang berbeda (yaitu emulsi dan mikroemulsi). MSM dalam bentuk emulsi dibuat dengan cara mencampur 0,125 g MSM, 0,875 g paraffin cair, 0,125 g tween-80, 0,375 g span-80 (HLB 7), dan 3,500 g air. MSM dalam bentuk mikroemulsi dibuat dengan mencampur 0,125 g MSM, 0,125 g paraffin cair, 0,625 g tween-80, 0,625 g PEG-400, dan 3,500 g air. Aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli ATCC 25922 dilakukan dengan menggunakan metoda mikrodilusi dengan 1% w/w konsentrasi menggunakan reader ELISA pada 570 nm. Data kemudian dianalisis untuk membandingkan persentase penghambatan pertumbuhan mikroba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan bakteri dari MSM dalam bentuk emulsi adalah 17,45±5,9% sedangkan dalam bentuk mikroemulsi 49,58±3,27%. Kesimpulannya adalah aktivitas antibakteri MSM dalam bentuk mikroemulsi lebih baik dari bentuk emulsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Erfando, Tomi, Idham Khalid, and Retno Safitri. "Studi Laboratorium Pembuatan Demulsifier dari Minyak Kelapa dan Lemon untuk Minyak Kelapa dan Lemon untuk Minyak Bumi pada Lapangan x di Provinsi Riau." TEKNIK 40, no. 2 (November 11, 2019): 129. http://dx.doi.org/10.14710/teknik.v39i3.23656.

Full text
Abstract:
Demulsifier digunakan untuk mengatasi masalah emulsi minyak mentah pada saat produksi. Artikel ini memuat uji laboratorium demulsifier lokal dari minyak kelapa dan lemon dibandingkan demulsifier komersil. Parameter yang diperiksa adalah nilai pemisahan emulsi, pengaruh parameter pengujian terhadap pemisahan air secara statistik, dan water quality hasil demulsifikasi dengan uji TDS (Total Dissolved Solid) dan pH. Penelitian ini menggunakan metode saponifikasi dalam pembuatan demulsifier dan pengujian demulsifier menggunakan metode bottle test. Variasi temperatur adalah 400C, 500, 600C, 700C, dan 800C dengan konsentrasi 1ml, 3ml, dan 5 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa demulsifier lokal mampu memecah emulsi di seluruh temperatur pengujian. Pemisahan tertinggi terjadi pada temperatur 600C,700C, dan 800C dengan konsentrasi optimal 3ml dan 5 ml dan hasil pemisahan sebesar 32 ml dan 33 ml. Di sisi lain demulsifier komersil pada temperatur 400C dan konsentrasi 5ml gagal memecah emulsi. Pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap pemisahan air secara berurut sebesar 42,5 % dan 2,7%. Water quality yang baik hasil demulsifikasi terjadi pada pengujian sampel demulsifier lokal 2 dengan TDS 244 ppm dan pH 6,99.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Goldberg, Giora, and Efraim Ben‐Zadok. "Gush Emunim in the West Bank." Middle Eastern Studies 22, no. 1 (January 1986): 52–73. http://dx.doi.org/10.1080/00263208608700650.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Fitrianti, Fitrianti. "Pengaruh Lumpur Pemboran Dengan Emulsi Minyak Terhadap Kerusakan Formasi Batu Pasir Lempungan (Analisa Uji Laboratporium)." Journal of Earth Energy Engineering 1, no. 1 (October 29, 2012): 67–79. http://dx.doi.org/10.22549/jeee.v1i1.931.

Full text
Abstract:
Porositas dan permeabilitas merupakan bagian dari sifat fisik batuan yang memiliki keterkaitan. Porositas merupakan perbandingan dari volume bulk batuan terhadap total volume batuan sementara permeabilitas merupakan ukuran media berpori untuk meloloskan fluida agar fluida dapat mengalir. Untuk menentukan harga porositas dan permeabilitas tersebut dapat dilakukan pada uji laboratorium. Dengan adanya perbandingan harga permeabilitas dari sample batuan, dapat diketahui seberapa besar nilai skin dari batuan reservoir tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lumpur pemboran dengan emulsi minyak terhadap kerusakan formasi batu pasir lempungan. Adapun data yang menjadi acuan utama untuk penelitian ini adalah data permeabilitas dari sample core yang didapat dengan menggunakan alat Gas Permeameter. Dalam penelitian ini , Sample core yang digunakan yaitu sample core batu pasir lempungan sebanyak 10 buah dengan harga porositras yang seragam sesuai dengan pengukuran helium porosimeter dan akan dikontaminasi terhadap lumpur pemboran emulsi minyak. Pembuatan lumpur emulsi minyak disesuaikan dengan standar API SPEC. Sifat fisik lumpur yang perlu diukur dalam penelitian ini yaitu : Densitas lumpur, Rheologi lumpur, pH lumpur, Filtare lumpur dan ketebalan Mud Cake. Setelah dilakukan pengukuran dan uji laboratorium didapat harga permeabilitas sample core rata – rata sebelum dijenuhi dengan lumpur pemboran sebesar 1.2 Darcy dan permeabilitas rata – rata sample core setelah dijenuhi dengan lumpur pemboran sebesar 0.13 Darcy. Dari hasil perbandingan permeabilitas awal dan permeabilitas akhir sample core didapat nilai kerusakan sample core setelah dikontaminasi dengan lumpur emulsi minyak sebesar 8.2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan sample core batu pasir lempungan setelah dikontaminasi dengan lumpur emulsi minyak cukup besar jika dibandingakan dengan kontaminasi pada sample core batu pasir, yang ditunjukkan oleh kecilnya harga skin dari sample core tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Veri, Irfan Nofta. "Evaluasi Kinerja Injeksi Air Menggunakan Analisa Fall-Off Test Dan Analisa Kualitas Air Menggunakan Metode Stiff-Davis Di Lapangan Selta." Journal of Earth Energy Engineering 1, no. 1 (October 29, 2012): 80–91. http://dx.doi.org/10.22549/jeee.v1i1.932.

Full text
Abstract:
Porositas dan permeabilitas merupakan bagian dari sifat fisik batuan yang memiliki keterkaitan. Porositas merupakan perbandingan dari volume bulk batuan terhadap total volume batuan sementara permeabilitas merupakan ukuran media berpori untuk meloloskan fluida agar fluida dapat mengalir. Untuk menentukan harga porositas dan permeabilitas tersebut dapat dilakukan pada uji laboratorium. Dengan adanya perbandingan harga permeabilitas dari sample batuan, dapat diketahui seberapa besar nilai skin dari batuan reservoir tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lumpur pemboran dengan emulsi minyak terhadap kerusakan formasi batu pasir lempungan. Adapun data yang menjadi acuan utama untuk penelitian ini adalah data permeabilitas dari sample core yang didapat dengan menggunakan alat Gas Permeameter. Dalam penelitian ini , Sample core yang digunakan yaitu sample core batu pasir lempungan sebanyak 10 buah dengan harga porositras yang seragam sesuai dengan pengukuran helium porosimeter dan akan dikontaminasi terhadap lumpur pemboran emulsi minyak. Pembuatan lumpur emulsi minyak disesuaikan dengan standar API SPEC. Sifat fisik lumpur yang perlu diukur dalam penelitian ini yaitu : Densitas lumpur, Rheologi lumpur, pH lumpur, Filtare lumpur dan ketebalan Mud Cake. Setelah dilakukan pengukuran dan uji laboratorium didapat harga permeabilitas sample core rata – rata sebelum dijenuhi dengan lumpur pemboran sebesar 1.2 Darcy dan permeabilitas rata – rata sample core setelah dijenuhi dengan lumpur pemboran sebesar 0.13 Darcy. Dari hasil perbandingan permeabilitas awal dan permeabilitas akhir sample core didapat nilai kerusakan sample core setelah dikontaminasi dengan lumpur emulsi minyak sebesar 8.2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan sample core batu pasir lempungan setelah dikontaminasi dengan lumpur emulsi minyak cukup besar jika dibandingakan dengan kontaminasi pada sample core batu pasir, yang ditunjukkan oleh kecilnya harga skin dari sample core tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Sutrisna, P. D., F. S. Lingganingrum, and I. G. Wenten. "Separation of oil-in-water emulsion using slotted pore membrane." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 11, no. 1 (October 2, 2018): 57. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2012.11.1.8.

Full text
Abstract:
Nowadays, oil-in-water (O/W) emulsion has become an important topic in many industries. Petroleum industry is one of these industries. O/W emulsion produced in crude oil recovery causes problems at different stages in petroleum industry. Produced water can not be injected again into the well, because it contains high concentrations of oil, grease and suspended particles. Recently, membrane technology has been applied in separation of O/W emulsion. One membrane that has been developed special for oil filtration is slotted true surface filter. This research investigated influences of pore size and initial concentration of feed emulsion during oil filtration using slotted pore membrane. From the experiment, oil rejection will be higher if we use membrane with smaller pore size, emulsion with high stability and small trans membrane pressure. Based on the slot width it can be concluded that 33 microns membrane gives better oil rejection than 80 microns membrane. Initial concentrations of challenge emulsion also influence value of flux and oil rejection, which will also influence our decision to choose suitable membrane in relation with hydrophilicity of the membrane. During microfiltration process, there was deformation of oil particle through slot of membrane, which can be analyzed by observing size of oil drops in feed and permeate sides. Keywords: emulsion, microfiltration, slotted pore membraneAbstrakSaat ini penanganan limbah emulsi minyak dalam air menjadi topik penting di berbagai industri. Salah satunya adalah industri perminyakan. Emulsi yang dihasilkan dalam proses penambangan minyak mentah menimbulkan masalah pada beberapa tahapan proses di industri. Air yang mengandung minyak tidak dapat digunakan kembali untuk meningkatkan perolehan minyak karena mengandung minyak, lemak dan partikel tersuspensi dalam konsentrasi tinggi. Sehingga dibutuhkan proses pemisahan emulsi minyak dalam air. Akhir–akhir ini teknologi membran telah digunakan untuk memisahkan emulsi tersebut. Salah satu membrane yang dikembangkan adalah membrane berslot seperti yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini telah berupaya mengamati pengaruh variasi ukuran pori dan konsentrasi umpan terhadap performa membrane berslot dalam memisahkan emulsi minyak dalam air. Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa rejeksi membran terhadap minyak meningkat jika digunakan membrane dengan ukuran ori lebih kecil, emulsi dengan kestabilan yang tinggi, dan beda tekanan yang kecil. Disimpulkan bahwa membrane dengan ukuran pori 33 mikrometer memberikan rejeksi membrane lebih tinggi dibandingkan membrane dengan ukuran pori 80 mikrometer. Konsentrasi awal umpan mempengaruhi fluks dan rejeksi serta mempengaruhi pilihan kita dalam memilih jenis membran yang digunakan. Selama proses filtrasi, terjadi perubahan bentuk atau deformasi partikel minyak melewati slot atau pori membrane yang diamati melalui distribusi ukuran partikel.Kata kunci: emulsi, mikrofiltrasi, membran berslot
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Gurning, Andri Frans Kalvin, I. Made Supartha Utama, and Ni Luh Yulianti. "Pengaruh Pelapisan Emulsi Minyak Wijen dan Minyak Sereh terhadap Mutu dan Massa Simpan Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis lour)." Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) 7, no. 2 (September 23, 2019): 236. http://dx.doi.org/10.24843/jbeta.2019.v07.i02.p03.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran konsentrasi yang berbeda antara minyak wijen dan minyak sereh dalam air sebagai bahan pelapis pada kualitas buah jeruk selama penyimpanan pada suhu kamar. Konsentrasi emulsi minyak wijen bervariasi 0%, 0.5%, dan 1% dalam kombinasi minyak serah 0%, 0.5%, 1%, dan 1.5%. Bahan tambahan yang digunakan untuk membuat emulsi adalah 1% dari tween 80, 0.5% asam oleat, dan alkohol 3%. Buah kontrol tanpa perlakuan juga disiapkan untuk perbandingan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan campuran minyak wijen dan minyak sereh signifikan mempengaruhi mutu dan masa simpan buah jeruk. Konsentrasi gabungan dari 0.5% minyak wijen dan 0.5% minyak sereh memberikan hasil terbaik yang mampu mengurangi susut bobot, kerusakan pembusukan, perubahan pH dan total padatan terlarut jus buah, dan kekerasan buah. Kata kunci : jeruk, mutu, masa simpan, konsentrasi, pelapisan emulsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Sjelly Haniza, Harnedi Maizir, and Danil Jesa Putra. "ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH DASAR LEMPUNG MENGGUNAKAN METODE STABILISASI ASPAL EMULSI." Sainstek (e-Journal) 8, no. 1 (June 30, 2020): 37–41. http://dx.doi.org/10.35583/js.v8i1.29.

Full text
Abstract:
Struktur jalan paling akhir menerima beban pada konstruksi jalan adalahtanah dasar. Kemampuan tanah dasar (daya dukung) dapat diperoleh darihasil pemeriksaan California Bearing Ratio (CBR) laboratorium ataupun dariCBR lapangan. Permasalahan yang sering dihadapi terutama jalan diProvinsi Riau khususnya pekanbaru tanah dasar merupakan tanah lunakberupa lempung dengan plastisitas tinggi. Salah satu cara untukmeningkatkan daya dukung tanah dasar tersebut menggunakan metodestabilisasi tanah dengan aspal emulsi. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui nilai karakteristik tanah dasar lempung organik denganplastisitas tinggi (CH) berdasarkan Unified Soil Clasification System (USCS).Stabilisasi menggunakan aspal emulsi jenis Cationik Rapid Setting (CRS)dengan variasi penambahan 4%, 6%, 8% dan 10%. Hasil pengujian diperolehnilai CBR tertinggi pada penambahan kadar aspal emulsi 8% sebesar 6,05%.Pengujian terhadap kuat tekan bebas diperoleh pada penambahan aspalemulsi kadar 10% sebesar 0,174 MPa. Hasill pengujian yangdirekomendasikan untuk tanah lempung organic dengan plastisitas tinggiadalah pemakaian kadar aspal 8%, dengan nilai CBR 6,05% dan UCS 0,141MPa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Suryanti, Suryanti, Rizal Syarief, Hari Eko Irianto, and Sukarno Sukarno. "Pengaruh Pencucian terhadap Sifat Fungsional Daging Lumat Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus)." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 6, no. 2 (December 17, 2011): 111. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v6i2.403.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencucian terhadap sifat fungsional daging lumat ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus). Ikan patin siam hidup diperoleh dari kolam ikan di Parung, Bogor. Ikan diberok selama 24 jam, kemudian ikan dimatikan dengan perendaman dalam air es selama ± 20 menit. Daging dipisahkan dari tulang dan kulit hingga diperoleh filet daging. Filet dicuci dan dilumatkan dengan mincer. Daging lumat yang diperoleh dicuci satu sampai tiga kali dalam air pada s uhu 4–5oC dengan rasio 1:5 (w/v), kemudian dilanjutkan dengan penyaringan dan pengepresan. Sebagai kontrol adalah daging lumat yang dipress tanpa melalui pencucian dan penyaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencucian satu kali menghasilkan sifat fungsional terbaik dalam hal water holding capacity41,98%, sifat emulsi (aktivitas emulsi 0,37 dan stabilitas emulsi 48,37%), serta kekuatan gel 1364 g cm. Komposisi proksimat daging lumat dengan pencucian satu kali menghasilkan kadar air 81,21%, protein 87,25% (bk), abu 1,63% (bk), dan lemak 10,29% (bk).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Hikmawan, Farhan Rahmatullah, Evitasari Evitasari, Geo Aghni Bintan Sukono, and Dodi Satriawan. "Teknologi Membran Untuk Pengolahan Emulsi Minyak: Review." Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) 2, no. 2 (October 31, 2020): 25–32. http://dx.doi.org/10.35970/jppl.v2i2.348.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Arisanty, Arisanty, Santi Sinala, Muli Sukmawaty, and Andi Masna. "FORMULASI SEDIAAN LOTION SARI KERING HERBA PEGAGAN (Centella asiatica(L.) URBAN ) DENGAN VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN 60 DAN TWEEN 60." Media Farmasi 16, no. 1 (May 11, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.32382/mf.v16i1.1424.

Full text
Abstract:
Gotu Kola (Centella asiatica (L.) Urb) is a plant widely grown and scientifically proven to be an antioxidant. This study makes a lotion formula containing dried Gotu kola herb with varying concentrations of emulgator span 60 and tween 60. It determines the concentration of span 60 and tween 60, producing lotions with the most stable physical quality and accelerated storage methods. The lotion was prepared using a concentration of Centellaasiatica (L.) Herbaceous Dry Herb extract of 1% and an Emulgator span 60 and tween 60 in a concentration variation of 5%, 7.5%, and 10%. The stability of the lotion was determined based on quality observations. The physical condition before and after the storage is accelerated for six cycles at a temperature of 5oC and 35oC in organoleptic, homogeneous, pH, viscosity, diffusion power, and emulsion type. The research results show the physical quality stability of formula I (5% emulgator) did not meet the requirements of the dispersion test before storage was accelerated. In contrast, the formula with a 7.5% emulgator met the physical quality requirements of the preparation before and after storage was accelerated. Additionally, the 10% emulgator did not meet the requirements of the dispersion test after accelerated storage. The type of emulsion in all three formulas is the M / A type. The most stable physical quality of the three preparations is a formula with a 7.5% emulgator.Keywords: Lotion, Gotu kola (Centella asiatica (L.) Urb), physical quality, span, and tween.Pegagan (Centella asiatica(L.)Urb) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan telah terbukti secara ilmiah memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula lotion yang mengandung sari kering herba pegagan (Centella asiatica(L.) Urban) dengan variasi konsentrasi emulgator span 60 dan tween 60, dan untuk mengetahui konsetrasi span 60 dan tween 60 yang menghasilkan lotion dengan mutu fisik yang paling stabil dengan metode penyimpanan dipercepat. Sediaan dibuat lotion dengan konsentrasi sari Kering Herba Pegagan (Centellaasiatica(L.) Urban ) sebesar 1% dan Emulgator span 60 serta tween 60 dengan variasi konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% kemudian stabilitas sedian lotion ditentukan berdasarkan pengamatan mutu fisik sebelum dans sesudah penyimpanan dipercepat selama 6 siklus pada suhu 5oCdan 35oC yang meliputi organeleptis, homogentias, pH, viskositas, daya sebar, dan tipe emulsi. Hasil penelitian pada pengujian kestabilan mutu fisik formula I (emulgator 5%) tidak memenuhi syarat pada uji daya sebar sebelum penyimpanan dipercepat, sedangkan Formula dengan emulgator 7,5% memenuhi persyaratan mutu fisik sediaan sebelum maupun sesudah penyimpanan dipercepat, dan formula dengan emulgator 10% tidak memenuhi syarat pada uji daya sebar setelah penyimpanan dipercepat, untuk tipe emulsi pada ketiga formula tersebut merupakan tipe emulsiM/A. Mutu fisik yang paling stabil dari ketiga sediaan tersebut adalah formula dengan emulgator 7,5%.Kata kunci : Lotion, herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urb), mutu fisik, span dan tween.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Dianingsih, Nurlita, Eko Hari Purnomo, and Tien R. Muchtadi. "SIFAT REOLOGI DAN STABILITAS FISIK MINUMAN EMULSI MINYAK SAWIT." Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 27, no. 2 (December 2016): 165–74. http://dx.doi.org/10.6066/jtip.2016.27.2.165.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Sahir, Nurul Nadiah, Noor Azlina Hassan, Norita Binti Hassan, and Norhasnidawani Binti Johari. "GRAPHENE OXIDE MICROCAPSULES (GOMs) WITH LINSEED OIL CORE VIA PICKERING EMULSION METHOD: EFFECT OF DISPERSE SPEED." IIUM Engineering Journal 22, no. 1 (January 4, 2021): 213–22. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v22i1.1426.

Full text
Abstract:
Graphene oxide microcapsules (GOMs) have been prepared through Pickering emulsion method by varying the disperse speed to study its effect on the GOM’s size. The GOMs were characterized through phase separation observation, polarized optical microscope (POM), and particle size analyser (PSA). Phase separation observation showed more viscous and cloudy emulsion was produced when the disperse speed was increased. After 24 hours, only 800 rpm emulsion did not show any phase separation. POM characterization depicted that increasing the emulsification energy led to the finer emulsion with the 1200 rpm sample showing the smallest microcapsule size of around 8 ?m. However, PSA analysis suggested that although the disperse speed controls the GOMs size, the amount of GO in the emulsion plays an important role for the microcapsule to maintain its stability. Emulsion produced at 800 rpm possesses satisfactory stability with GOMs diameter of 11.15 ?m. The result also suggested that graphene oxide encapsulated linseed oil may act as a promising candidate for healing microcapsules in a self-healing coating system. ABSTRAK: Mikrokapsul graphene oksida (GOMs) telah dihasilkan melalui kaedah emulsifikasi Pickering dengan memvariasikan tenaga pengemulsi untuk mengkaji kesannya terhadap saiz GOMs. GOMs dicirikan melalui pemerhatian pemisahan fasa, mikroskop optik polarisasi (POM) dan penganalisis saiz zarah (PSA). Pemerhatian pemisahan fasa menunjukkan emulsi yang lebih likat dan keruh dihasilkan apabila kelajuan pengemulsi meningkat. Selepas 24 jam, hanya emulsi 800 rpm tidak menunjukkan pemisahan fasa. Pencirian POM meunjukkan bahawa peningkatan tenaga pengemulsi menghasilkan emulsi yang lebih halus dengan sampel 1200 rpm menunjukkan saiz mikrokapsul terkecil, sekitar 8 ?m. Walau bagaimanapun, analisis PSA mencadangkan bahawa walaupun kelajuan pengemulsi mengawal saiz GOMs, jumlah GO dalam emulsi memainkan peranan penting untuk mengekalkan kestabilan mikrokapsul. Emulsi yang dihasilkan pada 800 rpm mempunyai kestabilan yang memuaskan dengan purata saiz GOMs sekitar 11.15 ?m. Berdasarkan dapatan kajian, graphene oksida yang terkandung minyak biji rami boleh menjadi salah satu mikrokapsul penyembuh dalam sistem cat auto-sembuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Fatimah, Fatimah, Erfanur Adlhani, and Dwi Sandri. "PENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)." Jurnal Teknologi Agro-Industri 2, no. 1 (April 6, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.34128/jtai.v2i1.18.

Full text
Abstract:
Buah tomat (Solanum lycopersicum) merupakan buah yang hasilnya melimpah dan mempunyai umur simpan yang relatif pendek. Pelilinan pada buah merupakan salah satu metode dalam pengawetan produk hortikultura. Penelitian ini akan memanfaatkan lilin lebah madu dalam proses pelilinan pada buah tomat. Tujuan penelitian untuk mendapatkan formulasi pelilinan pada proses penyimpanan untuk buah tomat dan berbasis bahan baku lilin lebah madu. Perlakuan dalam pelilinan menggunakan lilin lebah madu dengan konsentrasi emulsi lilin masing-masing 2%, 4%, dan 6%. Berdasarkan uji sensoris, hasil penelitian menunjukkan bahwa pelilinan menggunakan emulsi lilin lebah madu, pelilinan dengan konsentrasi lilin 6% dapat mempertahankan mutu buah sampai hari ke-5.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Aula Prasetya, Dikho, and Herly Evanuarini. "Kualitas Mayones Menggunakan Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Sebagai Pengasam Ditinjau dari Kestabilan Emulsi, Droplet Emulsi dan Warna." Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 19, no. 1 (April 1, 2019): 20–29. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jitek.2019.014.01.3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Nurcahyani, Rizka Bekti, Imelda T. Pardede, and Huriatul Masdar. "Perbandingan Efek Pemberian Emulsi Kedelai dan Emulsi Tempe Terhadap Hitung Limfosit Total pada Tikus Putih yang Telah Diberi Prednison." Jurnal Ilmu Kedokteran 5, no. 1 (November 25, 2017): 56. http://dx.doi.org/10.26891/jik.v5i1.2011.56-62.

Full text
Abstract:
Adequate nutrition is one of important factors in immunodeficiency repairment. Soybean and tempeh contains proteins,zinc, ferrum, vitamins and isoflavon. Fermentation in tempeh makes it having better nutrients digestion and absorptionthan soybean. The objective of this study was to compare the effects of soy and tempeh emulsions on total lymphocytecount in rats treated with prednisone. The test was done on 24 male white rats divided into four groups. Group A wasgiven distilled water and group B, C and D had prednisone 2.5 mg/day for 6 days. After that, group A and B werecontinued having distilled water while groups C or D was fed with soy or tempeh emulsion 0.71 mL/day for 10 days,respectively. The results shown that soy and tempeh emulsion could increase total lymphocyte count significantly (p <0,05) but there was no significant difference of total lymphocyte count between soy and tempeh emulsion groups (p >0,05).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Sidik, Suci L., Feti Fatimah, and Meiske S. Sangi. "Pengaruh Penambahan Emulsifier dan Stabilizer Terhadap Kualitas Santan Kelapa." Jurnal MIPA 2, no. 2 (July 8, 2013): 79. http://dx.doi.org/10.35799/jm.2.2.2013.1991.

Full text
Abstract:
Santan merupakan emulsi minyak dalam air yang diperoleh dengan cara memeras daging buah kelapa segar yang telah dihaluskan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan waktu penyimpanan santan. Beberapa teknik yang digunakan adalah asteurisasi, variasi kecepatan putar maupun pengaruh suhu dingin untuk menambah waktu simpan santan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penambahan emulsifier dan stabilizer terhadap kualitas santan kelapa. Kualitas yang diukur yaitu stabilitas emulsi pada berbagai perbandingan kelapa parut:air, jenis emulsifier serta konsentrasi stabilizer. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa krim santan yang diperoleh dari ekstraksi kelapa parut:air dengan perbandingan 4:1 memiliki stabilitas emulsi terbaik hingga jam ke-10. Pemakaian emulsifier sintetik polyoxyethylene (20) sorbitan monostearat dengan konsentrasi 1.00% dan stabilizer guar gum dengan konsentrasi 0.75% dapat meningkatkan stabilitas emulsi hingga mencapai 100% pada pengamatan sampai hari ke-13.Coconut milk is an oil-in-water emulsion obtained by squeezing fresh coconut meat. Several studies have been done to improve coconut milk storage time. Several techniques used to increase storage time of coconut milk are pasteurization, rotational speed variation and the use of low temperature. This study was aimed to determine the effect of emulsifier and stabilizer to the quality of coconut milk. Quality measured was the stability of emulsion at several ratio of cocout to water, type of emuslifier, and stabilizer concentration. The result revealed that coconut milk cream obtained from the extraction of coconut:water ratio of 4:1 has the best emulsion stability up to 10 hours. The use of 1.00% synthetic emulsifier polyoxyethylene (20) sorbitan monostearate and 0.75% stabilizer guar gum increased the stability of the emulsion up to 100% at day 13.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Yulianti, Yustia, Syarifah Iis Aisyah, and Dewi Sukma. "Pengaruh Bahan Organik Nabati dan Hewani terhadap Pertumbuhan Protocorm Like Bodies Phalaenopsis amabilis (L.) Blume." Jurnal Hortikultura Indonesia 7, no. 3 (December 14, 2016): 176. http://dx.doi.org/10.29244/jhi.7.3.176-186.

Full text
Abstract:
<p>ABSTRACT<br />Phalaenopsis orchid is among the popular ornamental plants in Orchidaceae family. Clonal propagation of this orchid is usually performed through protocorm like bodies (plbs) multiplication in tissue culture medium. The objective of this experiment was to determine the effect of the combination of phyto-organic substances (bananas, potatoes, sweet potatoes extract) and fish emulsion on in vitro growth, multiplication of plbs and plantlet regeneration of Phalaenopsis amabilis. This experiment was arranged in completely randomized design with two factors. The first factor was phyto-organic substances which consisted of bananas, potatoes, and sweet potatoes extract (50 g L-1) and the second one was fish emulsion with four concentration levels (0 ml L-1, 2 ml L-1, 4 ml L-1, and 6 ml L-1). Basic (control) medium used NPK fertilizer (2 g L-1) with addition of MS vitamins, myo-inositol, 1.5% of coconut water, and 2 g L-1 of active charcoal. The results showed that the highest survival rate (&gt;90%) and multiplication (&gt;70%) of plbs was found on control medium with addition of 2 ml L-1 of fish emulsion or banana or potato extract without fish emulsion. The best plantlet morphogenesis as indicated by leaf and root number, was resulted on medium with addition of potato extract without fish emulsion which produced 3.2 leaves and 2.2 roots per plantlets. The best plantlet morphogenesis as indicated by leaf and root number, was resulted on medium with addition of potato extract without fish emulsion which produced 3.2 leaves and 2.2 roots per plantlets. The result of this experiment suggested that basic medium with addition of 2 ml L-1 of fish emulsion, banana or potato extract was appropriate for plbs growth and multiplication while basic medium with addition of potato extract without fish emulsion for plantlet regeneration.<br />Keywords: bananas, fish emulsion, potatos, protocorm like bodies (plbs), sweet potatoes</p><p>ABSTRAK<br />Anggrek Phalaenopsis merupakan salah satu tanaman hias paling populer dalam famili Orchidaceae. Perbanyak klonal anggrek ini biasanya dilakukan melalui multiplikasi protocorm like bodies (plbs) dalam kultur in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi bahan organik nabati (ekstrak pisang, kentang, ubi jalar) dan emulsi ikan terhadap pertumbuhan, multiplikasi plbs dan regenerasi planlet Phalaenopsis amabilis. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah bahan organik nabati terdiri atas ekstrak pisang, kentang, dan ubi jalar sebanyak 50 g L-1 dan faktor kedua adalah emulsi ikan dengan empat konsentrasi yaitu 0, 2, 4 atau 6 ml L-1. Media dasar (kontrol) menggunakan pupuk NPK (2 g L-1) ditambah dengan vitamin dan myoinositol dari media Murashige dan Skoog (MS), 15% air kelapa dan 2 g L-1 arang aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan hidup tertinggi (&gt;90%) dan multiplikasi plbs tertinggi (sekitar 70%) ditemukan pada media kontrol yang ditambahkan emulsi ikan 2 ml L-1 atau ditambahkan ekstrak pisang atau kentang tanpa penambahan emulsi ikan. Morfogenesis plbs menjadi planlet yang terbaik sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah daun dan akar terbanyak dihasilkan pada perlakuan ekstrak kentang tanpa emulsi ikan dengan jumlah daun dan akar yang dihasilkan adalah sebanyak 3.2 helai daun dan 2.2 akar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media dasar yang ditambah dengan 2 ml L-1 emulsi ikan, ekstrak pisang atau kentang adalah sangat sesuai untuk pertumbuhan dan multiplikasi plbs sementara media dasar yang ditambah ekstrak kentang tanpa emulsi ikan terbaik untuk regenerasi planlet.<br />Kata kunci: emulsi ikan, kentang, pisang, protocorm like bodies (plbs), ubi jalar</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Winursito, Isananto. "Stabilitas emulsi kopolimer S-GMA (stirena – glisidil metakrilat)." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 8, no. 14 (June 1, 1992): 86. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v8i14.488.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Patil, Prafulla Ninu, and Shailesh Ghodke. "A REVIEW PAPER ON EMULSI ON LIQUID MEMBRANE." Journal of Technological Advances and Scientific Research 1, no. 3 (August 21, 2015): 124–35. http://dx.doi.org/10.14260/jtasr/2015/16.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Tatsuma, Tetsu, Koichiro Tani, Takashi Ogawa, and Noboru Oyama. "Interference-based amygdalin sensor with emulsin and peroxidase." Sensors and Actuators B: Chemical 49, no. 3 (July 1998): 268–72. http://dx.doi.org/10.1016/s0925-4005(98)00150-6.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Hidayah, Nurul, Baharuddin Hamzah, and Purnama Ningsih. "Pengaruh Konsentrasi Surfaktan dan Perbandingan Volume Emulsi dengan Volume Fasa Eksternal Pada Ekstraksi Ion Merkuri Menggunakan Teknik Emulsi Membran Cair." Jurnal Akademika Kimia 6, no. 3 (January 16, 2018): 165. http://dx.doi.org/10.22487/j24775185.2017.v6.i3.9440.

Full text
Abstract:
Mercury ion extraction has been done using emulsion liquid membrane technique a research. The aim of the study is to determine the optimal conditions at the extraction process of mercury ion with research variables, namely variations of the surfactant concentration and the volume ratio of emulsion and external phase (Ve:Veks). In this study, the sample was 20 mg/L of Hg2+ ions in concentration. The concentration of mercury ions remaining in the sample after extraction were analyze using a UV-Vis Spectrophotometer at a wavelength of 490 nm using ditizon as complexation. The optimum condition far varying concentrations surfactant was 2% and the volume ratio of emulsion (Ve) and external phase (Veks) was 1:5 with the percentage of extraction respectively 47.65% and 56.80%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Harsono, I., H. Hindarso, and N. Indraswati. "Base case simulation of a semi-batch emulsion copolymerization process: application to styrene/ butadiene system." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 4, no. 3 (October 9, 2018): 304. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2005.4.3.6.

Full text
Abstract:
It has been long recognized that emulsion polymerization is a complex heterogeneous process involving transport of monomers, free radicals, and other species between aqueous phase and organic phase. Though there are a number of models available in the literature, most of them deal only with specific aspects in emulsion polymerization and are far from being general. To simulate this complicated process and to achieve an adequate level of understanding, a Polymers Plus software from Aspen Technology. Inc. was used. The objective of this work is to illustrate the principle of use of Polymers Plus, simulate, and analyze the free-radical seeded emulsion copolymerization of styrene­butadiene process model in a semi-batch reactor. The base case simulation can be used to gain process understanding by analyzing how process variables and operating conditions during the course of a semi-batch reactor affect the product quality.Keywords: Polymers Plus, Emulsion Copolymerization, Simulation, Semi Batch Reactor, Styrene/ butadiene AbstrakTelah diketahui sejak lama bahwa polimerisasi emulsi merupakan sebuah proses heterogen yang kompleks, yang meliputi perpindahan monomer, radikal bebas, dan senyawa lainnya dalam fasa air dan fasa organik. Walaupun dalam literatur terdapat berbagai model, sebagian besar hanya membahas tentang aspek-aspek khusus dalam polimerisasi emulsi yang belurn berlaku umum. Untuk melakukan simulasi serta meningkatkan pemahaman tentang proses yang kompleks ini, digunakan perangkat lunak Polymers Plus dari Aspen Technology, Inc. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan ilustrasi tentang prinsip penggunaan Polymers Plus serta melakukan simulasi dan analisis tentang model untuk proses kopolimerisasi emulsi styrene-butadiene dengan free radical seeded dalam reaktor semi batch. Simulasi ini dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman proses dengan menganalisis pengaruh variabel-variabel proses dan kondisi operasi dalam reaktor semi batch terhadap kualitas produk.Kata Kunci: Polymers Plus, Kopolimerisasi Emulsi, Simulasi, Reaktor Semi Batch, Stiren/ butadien
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

FATIMAH, FETI, and BARLINA RINDENGAN. "PENGARUH DIET EMULSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)." Jurnal Penelitian Tanaman Industri 17, no. 1 (June 19, 2020): 18. http://dx.doi.org/10.21082/jlittri.v17n1.2011.18-24.

Full text
Abstract:
<p>ABSTRAK</p><p>Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu produk panganfungsional yang populer di masyarakat. Cita rasa VCO dapat diperkayadalam bentuk emulsi mengandung sari buah nenas. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui pengaruh diet emulsi VCO terhadap profillipid tikus (Rattus norvegicus) yang sebelumnya diinduksi hiperlipidemiadengan lemak babi 180g/100g ransum dan kuning telur bebek dengandosis 4 ml/hari. Penelitian dilakukan bulan Januari sampai Desember 2009di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain(BALITKA), Laboratorium FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado,Laboratorium UPHP (Unit Penelitian Hewan Percobaan) UniversitasGadjah Mada Yogyakarta serta Laboratorium PAU IPB Bogor. Delapanbelas tikus dibagi secara acak ke dalam 3 kelompok (6 tikus perkelompok). Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi akuades,kelompok II diberi diet emulsi VCO, dan kelompok III diberi diet VCOmurni. Kandungan kolesterol total, HDL, LDL, dan triasilgliserol diukursetelah akhir perlakuan dengan metode enzimatik. Kadar kolesterol totaldiukur menggunakan metode CHOD-PAP, kadar kolesterol LDLmenggunakan metode PVS, kadar kolesterol HDL menggunakan metodeCHOD-PAP dan kadar triasil gliserol menggunakan metode GPO-PAP.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi 0,945ml/hari VCO dan3,78ml/hari emulsi VCO selama 7 hari dapat menurunkan kadar kolesteroltotal, kadar kolesterol LDL, serta meningkatkan kadar kolesterol HDLdarah tikus Wistar secara signifikan (=0,05), sedangkan penurunan kadartriasilgliserol hanya ditunjukkan oleh konsumsi emulsi VCO (=0,05).Dengan demikian, emulsi VCO yang diperkaya dengan sari buah nenasberperan lebih baik dari VCO murni dalam menurunkan kolesterol padahewan uji tikus.</p><p>Kata kunci: Virgin coconut oil (VCO), emulsi VCO, profil lemak</p><p>ABSTRACT</p><p>Effect of Virgin Coconut Oil (VCO) Emulsion Diet onLipid Profile of White Rats (Rattus norvegicus)</p><p>Virgin Coconut Oil (VCO) is a functional food product that ispopular in the society. VCO-emulsion is a VCO emulsified with pineapplejuice. This study was conducted to find out the effect of VCO-emulsiondiet on lipid profile of mouse (Rattus norvegicus) strain wistar which wasalready treated by inducting hyperlipidemia using lard (180g/100g) andyolk (4ml/days). This research was conducted from January to December2009 at the Laboratory of Coconut and Other Palm Trees ResearchInstitute (BALITKA), the Laboratory of FMIPA Sam Ratulangi UniversityManado, the Laboratory of Experiment Animal Research Unit GadjahMada University Yogyakarta, and the Laboratory of PAU IPB Bogor.Eighteen mice were randomly divided into 3 groups. Group I was thecontrol group treated with aquadest only, group II was treated with VCO-emulsion diet, and group III was treated with pure VCO diet. The contentof total cholesterol, HDL, LDL, and triacylglicerol were measured at theend of the treatment using enzymatic method. In this study, there weresome methods used for measurements: CHOD-PAP method for level oftotal cholesterol, PVS method for level of LDL cholesterol, CHOD-PAPmethod for level of HDL cholesterol, and GPO-PAP method for measuringlevel of triacylglicerol. The study results showed that diet of 0.945ml/daysof VCO and 3.78ml/days of VCO emulsion for 7 days significantlydecreased the level of total cholesterol and the level of LDL cholesterol,and increased the level of HDL cholesterol in the blood of Wistar mouse(α=0.05). Whereas it was shown that only by diet of VCO emulsion(α=0.05) decreased the level of triacylglicerol. Thus, VCO emulsionsignificantly lowered cholesterol in the experimental mouse better thanpure VCO diet only.</p><p>Key words : Virgin coconut oil(VCO) , VCO emulsion, lipid profile</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Darmawati, Emmy, Putri Rika Permata Sari, and Sutrisno Suro Mardjan. "Maintaining the Quality of Salak Cultivar Madu with Aloe vera Gel – Beeswax Coating." Jurnal Hortikultura Indonesia 11, no. 3 (December 31, 2020): 157–65. http://dx.doi.org/10.29244/jhi.11.3.157-165.

Full text
Abstract:
Salak madu merupakan salak unggul yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dari salak pondoh, namun kelemahannya adalah kulit buah tipis, sisik besar, daging berair membuat salak madu mudah mengering. Teknologi coating berbahan Aloe vera yang dikombinasikan beeswax diharapkan dapat menjaga mutu buah salak selama proses penyimpanan. Tujuan penelitian adalah mengkaji aplikasi coating berbahan Aloe vera-beeswax pada salak madu. Salak madu yang digunakan berasal dari Sleman, Yogyakarta. Percobaan dilakukan dengan perlakuan kombinasi Aloe vera 30% dan beeswax 3% yang diaplikasikan dalam bentuk komposit (emulsi) dan bilayer. Hasil dari perlakuan dibandingkan dengan kontrol (tanpa coating). Semua sampel percobaan disimpan pada suhu ruang (27 oC - 28 oC). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Acak Lengkap 3 perlakuan (komposit, bilayer, kontrol). Variabel mutu yang diamati adalah kerusakan, kadar air daging, susut bobot, dan kecerahan kulit. Hasil kajian menunjukkan perlakuan coating berbahan Aloe vera yang dikombinasikan dengan beeswax dapat mempertahankan mutu buah salak madu hingga hari ke-8 dengan tingkat kerusakan sebesar 32.38%, sedang pada kontrol mencapai 55.24%. Aplikasi dalam bentuk komposit menghasilkan mutu yang lebih baik dibandingkan bilayer pada susut bobot dan kecerahan kulit sedang variable mutu lainnya tidak berbeda nyata. Coating salak madu menggunakan Aloe vera-beeswax terbaik adalah dalam bentuk komposit (emulsi) dengan metode celup. Kata kunci: bilayer, emulsi, metode celup, suhu ruang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Hudiyanti, Dwi. "Kondisi Optimum Fosfatidiletanolamin dari Santan Kelapa sebagai Zat Pengemulsi." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 6, no. 3 (December 1, 2003): 9–12. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.6.3.9-12.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk menetapkan kondisi optimum fosfatidiletanolamin dari santan kelapa sebagai zat pengemulsi. Isolasi fosfatidiletanolamin dari krim santan dilakukan dengan metode ektraksi solven menggunakan campuran heksanaisopropanol (3:2). Ekstrak fosfatidiletanolamin kemudian dianalisa dengan FTIR. Penetapan kondisi optimum dilakukan dengan menentukan lama terjadinya pemisahan fasa untuk beberapa temperatur yang berbeda (10-50°C) pada emulsi minyak kedelai-air-fosfolipida (42,96 : 53,54 : 3,5) serta dengan membuat campuran larutan garam NaCl (fasa air dengan konsentrasi 0-40%) dengan fosfatidiletanolamin dengan perbandingan 50:1 kemudian dititrasi dengan minyak kedelai sambil dikocok sedemikian sampai diperoleh emulsi yang tidak stabil setelah didiamkan selama 1 5 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum fosfatidiletanolamin dari santan kelapa sebagai zat pengemulsi diperoleh pada temperatur rendah, di bawah 25°C dan konsentrasi garam NaCl 30%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Usfah Prastu Jati, Anis, Betty Sri Laksmi Jenie, and Suliantari. "MIKROENKAPSULASI Lactobacillus sp. DENGAN TEKNIK EMULSI DAN APLIKASINYA PADA DODOL SIRSAK." Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 26, no. 2 (December 2015): 135–43. http://dx.doi.org/10.6066/jtip.2015.26.2.135.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Ismuyanto, Bambang. "Utilization of Liquid Emulsion Membranes To Set Aside Nickel Ions In Liquid Waste." Natural-B 1, no. 3 (April 1, 2012): 235–39. http://dx.doi.org/10.21776/ub.natural-b.2012.001.03.7.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Silsia, Devi, Fitri Electrika, Dewi Surawan, and Idha Meiriska. "Karakteristik Emulsifier Mono-Diasil Gliserol (MDAG) dari Crude Palm Oil (CPO) yang berasal dari Fat Pit pada Berbagai Konsentrasi Katalis NaOH." Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 9, no. 2 (October 1, 2017): 82–88. http://dx.doi.org/10.17969/jtipi.v10i1.9973.

Full text
Abstract:
Mono - Diasilgliserol (MDAG) merupakan merupakan emulsifier yang paling banyak digunakan dalam industri makanan. Emulsifier merupakan salah satu produk oleokimia yang bernilai ekonomis tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik MDAG yang dihasilkan dari etanolisis crude palm oil (CPO) yang berasal dari Fat Pit dengan menggunakan katalis NaOH. Reaksi etanolisis dilakukan pada suhu 50°C selama 30 menit. Konsentrasi katalis NaOH yang digunakan adalah 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% dari berat minyak. Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan sentifus. Karakteristik MDAG yang diamati adalah kadar air, asam lemak bebas (alb) dan kemampuannya sebagai emulsifier berupa kemampuan produk menurunkan tegangan permukaan, dan menstabilkan emulsi minyak air. Kadar air MDAG yang dihasilkan antara 0,027% - 0,14%, alb antara 1,27% - 0,14%, tegangan permukaan antara 26,76 dyne/cm – 34,86 dyne/cm dan kestabilan emulsi yang terbentuk antara 135 detik – 181,2 detik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Rahmi, Dwinna, Retno Yunilawati, and Emmy Ratnawati. "Peningkatan Stabilitas Emulsi Krim Nanopartikel Untuk Mempertahankan Kelembaban Kulit." Jurnal Kimia dan Kemasan 35, no. 1 (April 13, 2013): 30. http://dx.doi.org/10.24817/jkk.v35i1.1870.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Hudiyanti, Dwi, Nies Suci Mulyani, and Enny Fachriyah. "Isolasi dan Identifikasi Zat Pengemulsi pada Emulsi Santan Kelapa." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 2, no. 3 (August 31, 1999): 84–89. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.2.3.84-89.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi zat pengemulsi yang terdapat dalam sistem emulsi santan kelapa. Isolasi phospholipida dilakukan dengan metode ekstraksi solven menggunakan campuran heksana-isopropanol (3:2) pada T = 40°C. Ekstrak yang diperoleh lalu diuji dengan TLC. Identifikasi komponen-komponen zat pengemulsi, phospholipida (phosphogliserida), dilakukan dengan memisahkan komponen-komponen asam lemaknya dengan cara penyabunan dengan NaOH metanolik 0,5 M. Setelah itu asam-asam lemak yang diperoleh diesterifikasi sehingga terbentuk metil esternya. Senyawa metil ester dari asam lemak ini yang kemudian diidentifikasi dengan GC-MS. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa zat pengemulsi pada santan kelapa kemungkinan terdiri dari lebih dari satu senyawa phospholipida yang bersifat amphiphilik. Senyawa tersebut pada bagian polarnya memiliki gugus amina dan pada bagian non polarnya (R1 dan R2) merupakan residu asam lemak:asam kaprilat (oktanoat, C8), asam kaprat (dekanoat, C10), asam laurat (dodekanoat, C12), asam miristat (tetradekanoat, C14), dan asam palmitat (heksadekanoat, C16)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Newman, David, and Tamar Hermann. "A comparative study of Gush Emunim and peace now." Middle Eastern Studies 28, no. 3 (July 1992): 509–30. http://dx.doi.org/10.1080/00263209208700912.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Sarjono, Sarjono. "Kaji Eksperimen Terhadap Penggunaan Bahan Bakar Emulsi Pada Burner." Jurnal Teknik Mesin 14, no. 1 (June 15, 2021): 47–52. http://dx.doi.org/10.30630/jtm.14.1.531.

Full text
Abstract:
The purpose of this study was to observe the combustion of diesel fuel combined with the percentage volume of water and emulsifier, namely alkyl benzene sulfonic acid (ABS). The emulsion fuel composition used in this experimental study is a mixture of diesel fuel, emulsion and water. The composition of the emulsion fuel is designed according to the percentage of water volume and the emulsifier in diesel fuel with a variation of the percentage of 10%, 20%, and 30%. The parameters observed were combustion flame temperature, combustor annulus wall temperature, hot gas temperature, air fuel ratio (AFR), heat loss, and flame shape from differences in the composition of the percentage volume of emulsion fuel. In this test using Combustion Laboratory Unit C 491. The results showed that the heat absorbed due to cooling (Qa) in the AFR stoichiometry of diesel fuel (diesel) 26.334 kW was smaller than emulsion fuel (30.096 kW), so the use of emulsion fuel on the Burner Combustion Laboratory Unit C 49 is very suitable. The shape of the flame produced by the combustion of emulsion fuel is short, turbulent, and covered in water vapor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Ismy, Adi Saputra. "Hardening pada baja aisi C 1045." Jurnal POLIMESIN 3, no. 2 (September 29, 2019): 217. http://dx.doi.org/10.30811/jpl.v3i2.1450.

Full text
Abstract:
Sifat mekanik suatu logam tidak hanya tergantung dari komposisi kimia; tetapi juga pada struktur mikro dan proses perlakuan akhir. Pengerasan (hardening) adalah salah satu bentuk perlakuan panas dimana pengerasan dilakukan dengan memanaskan baja di daerah austenit, kemudian didinginkan cepat. Untuk itu telah disiapkan 15 buah. material uji baja AISI CI045 dengan pengaruh perbedaan temperature austeniusasi 800,850, 900, 950, 1000° C dan media pendingin air, oli SAE 20/40 dan emulsi Satu bual: material yang tidak dikeraskan digunakan sebagai pembanding peningkaian kekerasan. Komposisi karbon pada baja AISI CI045 adalah 0,43 - 0,50%. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kecenderungan peningkatan kekerasan terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh naiknya temperature pemanasan tetapi juga laju pendinginan, dimana kekerasan optimum diperoleh pada temperature 850°C, holding time 15 menit dan pendinginan air, yaitu HV = 572,2. Kekerasan maksimum dengan media pendingin emulsi diperoleh nilai kekerasan HV = 427,8 juga pada temperature 950° C.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography