To see the other types of publications on this topic, follow the link: Energi Thermal.

Journal articles on the topic 'Energi Thermal'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Energi Thermal.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

,, Monice, and Perinov . "ANALISIS POTENSI SAMPAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSA) DI PEKANBARU." SainETIn 1, no. 1 (January 24, 2017): 9–16. http://dx.doi.org/10.31849/sainetin.v1i1.166.

Full text
Abstract:
Energi terbarukan merupakan sumber energi alam yang dapat langsung dimanfaatkan dengan bebas. Selain itu, ketersediaan energi terbarukan ini tak terbatas dan bisa dimanfaatkan secara terus menerus. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan sampah yang berpotensi dapat dikonversi menjadi energi listrik. Fakta menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan sampah kota untuk pembangkit listrik sangatlah besar, baik dengan metode Thermal atau metode Landfill. Di kota Pekanbaru yang beriklim tropis, sampah yang dihasilkan sangat berpotensi sebagai bahan bakar pembangkit karena curah hujan yang sedikit. Selama ini sampah belum dimanfaatkan, hanya di tumpuk di TPA sampah Muara Fajar, Pekanbararu. Mengidentifikasi dan mengukur potensi sampah kota Pekanbaru yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit, baik dengan teknologi landfiil atau dengan teknologi thermal sebagai sumber energi listrik alternatif berbasis renewable energy. Menghitung energi listrik yang dapat dimanfaatkan dari potensi yang ada dari metode lanfill dan metode thermal. Serta melihat peluang pemanfaatan sampah dari potensi yang tersedia selain dimanfaatkan sebagai pembangkit. Potensi energi listrik yang mampu dibangkitkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga sampah (PLTSa) di Kota Pekanbaru sebagai sumber energi alternatif berbasis renewable energy adalah 9 MW.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Silaban, Mawardi. "Peluang Energi terbarukan di Industri Pemanfaatan Termal Surya Pada Proses Pengeringan Kayu." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 7, no. 1 (July 29, 2019): 1–8. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v7i1.3639.

Full text
Abstract:
Konsep perpindahan Massa dan panas dalam suatu sistem memberikan pendekatan mendasar untuk memperkirakan efisiensi termal sistem pengeringan kayu energi surya. Efisiensi termal sendiri didefinisikan sebagai rasio panas teoritis dan aktual yang diperlukan selama proses pengeringan. Perhitungan panas didasarkan pada jumlah energi yang diserap oleh sistem. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa efisiensi termal yang dapat dicapai dengan sistem pengeringan kayu energi surya pada kondisi ini dijelaskan dalam makalah ini adalah 17,1% dengan rasio 25,2%.Kata kunci :Â Pengeringan Kayu, Efisiensi Termal, Energi Surya, KolektorAbstractMass and heat transfer concept in a system provide a fundamental approach for estimating thermal efficiency of solar energy wood drying system. The thermal efficiency itself is defined as ratio of theoretical and actual heat required during drying process. Heat calculation was based on amount of energy absorbed by the system. The calculation result showed that the thermal efficiency that could be achieved by this solar energy wood drying system at this condition described in this paper is 17.1% with the ratio of 25.2%.Keywords :Â Wood Dryer, Thermal Efficiency, Solar Energy, Collector
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Hendrawan, Andi, Lusiani Lusiani, and Aji K. Hendrawan. "Desain Diameter Pipa secara Matematis pada Pembangkit Listrik Panas Laut (Oceans Thermal Energy Conversion)." Saintara : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Maritim 6, no. 2 (September 30, 2022): 138–42. http://dx.doi.org/10.52475/saintara.v6i2.177.

Full text
Abstract:
Isu energi terbarukan merupakan hal yang sering diperbincangkan, terutama karena cadangan minyak bumi yang semakin menipis, pasokan listrik yang sangat diperlukan untuk pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Salah satu sumber energi terbarukan adalah marine thermal energy conversion system (OTEC). Energi terbarukan pada waktunya akan menjadi andalan energi nasional dan dunia karena dalam lima puluh tahun akan terjadi krisis energi. Sumber energi OTEC muncul kembali karena kekhawatiran akan terjadi krisis energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan model matematis dari desain Popa OTEC. Desain OTEC tidak terlepas dari perangkat plumbing, baik pipa air dingin, air hangat maupun air NH3. Penelitian ini merupakan model matematis desain pipa pada pembangkit listrik tenaga termal laut. Penelitian diawali dengan tinjauan pustaka, yaitu penelitian sebelumnya tentang OTEC (oceans thermal energy coversion). Hasil dari penelitian adalah penentuan rumus diameter yang digunakan untuk menentukan diameter pipa, baik untuk diamater pipa air laut dingin, air laut hangat maupun pipa NH3 atau amoniak. Desain apat dipergunakan untuk penentuan variabel diamater pipa dengan variasi debit dan kecepatan aliran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Ali, Muhammad, and Jaka Windarta. "Pemanfaatan Energi Matahari Sebagai Energi Bersih yang Ramah Lingkungan." Jurnal Energi Baru dan Terbarukan 1, no. 2 (June 5, 2020): 68–77. http://dx.doi.org/10.14710/jebt.2020.10059.

Full text
Abstract:
Pemanfaatan energi primer yang baru dan terbarukan mulai banyak di terapkan di berbagai negara, dikarenakan berkurangnya sumber bahan baku energi primer yang berasal dari fosil (minyak bumi, gas dan batubara). Usaha untuk menggantikan energi primer yang berasal dari fosil selain dari berkurangnya cadangan baik minyak bumi, gas dan batubara, juga disebabkan karena pengaruh emisi gas buang dari pemanfaatan energi primer dari fosil. Energi primer dari fosil dalam setiap perubahan bentuk energinya seringkali menggunakan teknologi insinerasi yang menyebabkan peningkatan emisi karbondioksida sehingga dapat berakibat buruk terhadap lingkungan dan mempengaruhi perubahan iklim. Dalam makalah ini penulis menitikberatkan pemanfaatan energy primer dari matahari menjadi energi final yang dapat secara langsung dimanfaatkan dan juga tidak mengeluarkan emisi karbondioksida. Pemanfaatan energi matahari secara thermal diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dengan menggantikan atau mensubtitusi teknologi insinerasi yang biasanya digunakan untuk merubah energi primer menjadi energi thermal. Penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan dengan menggunakan energi matahari ini diharapkan mampu mengurangi efek Gas Rumah Kaca dan dapat mencegah perubahan iklim yang ekstrim.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Irianto, Ignatius Djoko. "DESIGN AND ANALYSIS OF HELIUM BRAYTON CYCLE FOR ENERGY CONVERSION SYSTEM OF RGTT200K." JURNAL TEKNOLOGI REAKTOR NUKLIR TRI DASA MEGA 18, no. 2 (June 22, 2016): 75. http://dx.doi.org/10.17146/tdm.2016.18.2.2320.

Full text
Abstract:
ABSTRACTDESIGN AND ANALYSIS OF HELIUM BRAYTON CYCLE FOR ENERGY CONVERSION SYSTEM OF RGTT200K. The helium Brayton cycle for the design of cogeneration energy conversion system for RGTT200K have been analyzed to obtain the higher thermal efficiency and energy utilization factor. The aim of this research is to analyze the potential of the helium Brayton cycle to be implemented in the design of cogeneration energy conversion system of RGTT200K. Three configuration models of cogeneration energy conversion systems have been investigated. In the first configuration model, an intermediate heat exchanger (IHX) is installed in series with the gas turbine, while in the second configuration model, IHX and gas turbines are installed in parallel. The third configuration model is similar to the first configuration, but with two compressors. Performance analysis of Brayton cycle used for cogeneration energy conversion system of RGTT200K has been done by simulating and calculating using CHEMCAD code. The simulation result shows that the three configuration models of cogeneration energy conversion system give the temperature of thermal energy in the secondary side of IHX more than 800 oC at the reactor coolant mass flow rate of 145 kg/s. Nevertheless, the performance parameters, which include thermal efficiency and energy utilization factor (EUF), are different for each configuration model. By comparing the performance parameter in the three configurations of helium Brayton cycle for cogeneration energy conversion systems RGTT200K, it is found that the energy conversion system with a first configuration has the highest thermal efficiency and energy utilization factor (EUF). Thermal efficiency and energy utilization factor for the first configuration of the reactor coolant mass flow rate of 145 kg/s are 35.82% and 80.63%.Keywords: Helium Brayton cycle, RGTT200K, Energy conversion system, EUF, Efficiency, ABSTRAKANALISIS DAN DESAIN SIKLUS BRAYTON HELIUM UNTUK SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K. Telah dilakukan analisis siklus Brayton helium pada desain sistem konversi energi kogenerasi RGTT200K untuk memperoleh tingkat efisiensi termal dan faktor pemanfaatan energi yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi siklus Brayton helium untuk diterapkan dalam desain sistem konversi energi kogenerasi RGTT200K. Tiga model konfigurasi desain sistem konversi energi kogenerasi telah dianalisis. Pada model konfigurasi pertama Intermediate Heat Exchanger (IHX) dipasang secara serial dengan turbin gas, sedangkan pada model konfigurasi kedua IHX dan turbin gas dipasang secara paralel. Model konfigurasi ketiga mirip dengan konfigurasi pertama, tetapi pada model konfigurasi ketiga dipasang dua kompresor. Analisis kinerja pada desain siklus Brayton untuk sistem konversi energi RGTT200K dilakukan dengan cara simulasi dan perhitungan kinerja sistem konversi energi menggunakan kode komputer CHEMCAD. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketiga model konfigurasi dapat memberikan energi termal pada sisi sekunder IHX dengan temperatur lebih dari 800 oC jika laju aliran massa pendingin reaktor 145 kg/s. Namun demikian, paremeter kinerja yang meliputi efisiensi thermal dan faktor pemanfaatan energi (EUF) berbeda untuk masing-masing model konfigurasi. Hasil perbandingan parameter kinerja pada ketiga model konfigurasi siklus Brayton helium untuk sistem konversi energi kogenerasi RGTT200K menunjukkan bahwa model konfigurasi sistem konversi energi kogenerasi yang pertama memiliki efisiensi termal dan faktor pemanfaatan energi (EUF) tertinggi. Nilai efisiensi termal dan faktor pemanfaatan energi untuk model konfigurasi pertama dengan laju aliran massa pendingin reaktor 145 kg/s adalah 35,82% dan 80,63%. Kata kunci: Siklus Brayton helium, RGTT200K, Sistem konversi energi, EUF, EfisiensiKeywords : Helium Brayton cycle, RGTT200K, Energy conversion system, EUF, Efficiency,
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Tobing, Iqbal Fahri, Mustaqimah Mustaqimah, and Raida Agustina. "Modifikasi Pengering Tipe Tray Dryer Dengan Penambahan Insulator." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 4, no. 4 (March 31, 2020): 422–31. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v4i4.12685.

Full text
Abstract:
Abstrak. Pengering tipe Tray Dryer merupakan salah satu alat pengering rak atau pengering kabinet yang dapat digunakan untuk mengeringkan berbagai jenis bahan baku makanan. Alat pengering ini dirancang dengan tipe paralel flow tray dimana udara panas yang dihasilkan akan disirkulasikan sejajar dengan permukaan rak pengering dan bekerja menggunakan sumber energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi pengering tray dryer dengan penambahan insulator dan mengetahui konsumsi energi alat pengering tray dryer pada pengeringan kunyit. Parameter pengujian uji kinerja alat tanpa bahan meliputi distribusi suhu, kelembaban relatif dan kecepatan aliran udara dan untuk perhitungan konsumsi energi meliputi penggunaan energi listrik, perhitungan energi thermal, energi mengeringkan bahan, energi untuk menguapkan air bahan, efisiensi pengeringan, energi kipas dan kehilangan energi melalui cerobong. Pada pengujian pengering tray dryer suhu yang digunakan adalah 55°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara fungsional dan struktural alat pengering tray dryer setelah dimodifikasi dengan melapisi dinding luar ruang pengering dapat beroperasi dengan baik, proses pengeringan lebih cepat dan energi yang digunakan juga sedikit dibandingkan dengan sebelum dimodifikasi. Konsumsi energi listrik pada alat pengering tray dryer setelah dimodifikasi pada saat proses pengeringan dengan suhu 35oC selama 6,5 jam sebesar 35,33 kWh (127,2 MJ), pada suhu 45oC sebesar 24,26 kWh (88,06 MJ) dengan lamanya pengeringan selama 4,5 jam dan suhu 55oC sebesar 18,89 kWh (68,01 MJ) dengan lama pengeringan selama 3,5 jam, hal ii disebabkan lama pengeringan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan besar kecilnya konsumsi energi listrik. Konsumsi energi thermal selama proses pengeringan dengan suhu 35°C adalah sebesar 17,53 MJ, suhu 45°C sebesar 19,54 MJ dan suhu 55°C sebesar 21,34 MJ. Berdasarkan hasil kalkulasi antara energi listrik dan energi thermal didapatkan efisiensi pengeringan pada suhu 35°C sebesar 27,80%, suhu 45°C sebesar 22,2% dan suhu 55°C sebesar 31,4%.Modification Of Tray Dryer With InsulatorAbstract. Tray Dryer is a type of dryer or cabinet dryer that can be used to dry various types of food raw materials. This dryer is designed with a parallel flow tray type where the hot air generated will be circulated parallel to the surface of the drying rack and work using an electric energy source. This study aims to modify the tray dryer with the addition of an insulator and determine the energy consumption of dryer dryers in turmeric drying. The test parameters of the performance test of equipment without material include temperature distribution, relative humidity and air flow velocity and for the calculation of energy consumption including the use of electrical energy, thermal energy calculation, energy drying material, energy to evaporate material water, drying efficiency, fan energy and energy loss through chimney. In testing the tray dryer dryer the temperature used is 55 ° C. The results showed that functionally and structurally the tray dryer after being modified by covering the outer walls of the drying chamber could operate well, the drying process was faster and the energy used was also less compared to before it was modified. Electric energy consumption in the tray dryer after being modified during the drying process with a temperature of 35oC for 6.5 hours amounted to 35.33 kWh (127.2 MJ), at a temperature of 45oC of 24.26 kWh (88.06 MJ) with a duration drying for 4.5 hours and a temperature of 55oC of 18.89 kWh (68.01 MJ) with a drying time of 3.5 hours, this is due to the length of drying is one of the factors causing the size of the electrical energy consumption. The consumption of thermal energy during the drying process with a temperature of 35 ° C is 17.53 MJ, a temperature of 45 ° C is 19.54 MJ and a temperature of 55 ° C is 21.34 MJ. Based on the results of calculations between electrical energy and thermal energy obtained drying efficiency at a temperature of 35 ° C at 27.80%, a temperature of 45 ° C at 22.2% and a temperature of 55 ° C at 31.4%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Zakyia, Imra, and Mohammad Ali Shafii. "Analisis Distribusi Fluks Neutron pada Reaktor Berbentuk Slab Menggunakan Persamaan Difusi Multigrup Satu Dimensi dengan Metode Gauss-Seidel." Jurnal Fisika Unand 9, no. 3 (August 14, 2020): 388–93. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.9.3.388-393.2020.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian mengenai distribusi fluks neutron dalam persamaan difusi neutron multigrup satu dimensi. Jenis reaktor yang digunakan adalah reaktor cepat dengan teras berbentuk slab dan bahan bakar yang digunakan yaitu U-PuN. Penelitian ini menggunakan penampang lintang makroskopik di level sel bahan bakar sebagai masukan awal untuk 70 grup energi. Data library yang digunakan adalah JFS-3-J33 70 grup energi neutron yang merupakan data dari kode komputer SLAROM dari JAEA Jepang. Rentang energi dibagi ke dalam tiga daerah grup energi yaitu grup energi cepat, grup energi menengah dan grup energi termal. Metode iterasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode iterasi Gauss-Seidel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi fluks neutron pada grup energi cepat untuk bahan bakar U-235 dan Pu-239 berkisar antara 32,96 n/s cm2 sampai 121,95 n/s cm2, sedangkan pada grup energi menengah terjadi tumpang tindih antar grup energi dan pada grup energi termal distribusi fluks neutron untuk U-238 lebih rendah dibandingkan dengan U-235 dan Pu-239. Perbedaan nilai ini terjadi karena U-238 merupakan bahan fertil. Distribusi fluks neutron pada grup energi cepat memiliki nilai lebih akurat dibandingkan dengan grup energi menengah dan termalkarena penelitian ini didesain untuk reaktor cepat. Research on the distribution of the neutron flux in the one-dimensional multigroup neutron diffusion equation has been done. The type of reactor used is a fast reactor with a slab-shaped reactor core, and the fuel used is U-PuN. The study used macroscopic cross-sections at the fuel cell level as initial input for 70 neutron energy groups. The data library used is JFS-3-J33 70 energy groups, the library data of SLAROM computer codes from JAEA Japan. The energy range is divided into three regions of neutron energy groups, namely fast, medium, and thermal energy groups. The iteration method used in this study is the Gauss-Seidel iteration method. The results showed that the flux distribution in the fast energy group for U-235 and Pu-239 fuels ranged from 32.96 n/s cm2 to 121.95 n/s cm2, whereas in the intermediate neutron energy group overlaps each other and in the thermal energy group the U-238 neutron flux distribution is lower than U-235 and Pu-239. This difference in value occurs because U-238 is fertile material. The distribution of neutron flux in the fast energy group has a more accurate value compared to the medium and thermal energy groups because this study is designed for fast reactors.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Fauzi, Ahmad, and Poki Agung Budiantoro. "RADIATOR THERMAL SEBAGAI SISTEM PENOLAK PANAS PADA SATELIT BENTUK SILINDER." Transmisi 22, no. 3 (August 5, 2020): 67–72. http://dx.doi.org/10.14710/transmisi.22.3.67-72.

Full text
Abstract:
Panas terjadi pada satelit karena pengaruh lingkungan antariksa, khususnya sinar matahari sebagai sumber energi panel surya satelit. Panel surya menghasilkan energi yang disimpan oleh baterai satelit, yang dibutuhkan untuk operasional satelit dalam keadaan eclipse. Sinar matahari dapat menyebabkan menurunnya kinerja satelit jika energi yang dihasilkan melebihi batas kapasitas simpan daya baterai, sehingga mengancam keberlangsungan kinerja satelit. Jumlah energi yang dibutuhkan satelit dapat diatur, salah satunya dengan menganalisis bagian krusial sisi satelit. Makalah ini membahas penggunaan jumlah panas per satuan luas dari permukaaan panel satelit sebagai sistem penolak panas (radiator), yang berfungsi membuang panas berlebih yang dihasilkan oleh komponen elektronik dan radiasi dari eksternal satelit di ruang antariksa. Kemampuan dari 4 jenis bahan sebagai termal radiator dievaluasi. Hasil studi memperlihatkan bahwa sistem penolak panas dengan bahan lapisan radiator jenis OSR Aluminium mempunyai kenaikan jumlah panas yang dibuang atau ditolak ke ruang hampa yang tinggi sebesar 143,90 W/m2 pada suhu -50°C dan 776,95 W/m2 pada suhu +50°C di musim panas (summer solstice), sedangkan jumlah panas yang dibuang ke ruang hampa dengan jumlah yang terendah terjadi pada bahan lapisan radiator jenis White Paint SG-121FD sebesar -170,68 W/m2 pada suhu -50°C dan 517,07 W/m2 pada suhu +50°C di musim dingin (winter solstice).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Tarigan, Elieser. "Energy Saving Measures and Simulation in the Library Building of University of Surabaya." Jurnal Teknologi Rekayasa 3, no. 1 (June 20, 2018): 63. http://dx.doi.org/10.31544/jtera.v3.i1.2018.63-70.

Full text
Abstract:
The rapid rate use of fossil fuels globally results in many environmental problems. The adoption of energy efficient technology has the potential to substantially reduce the amount of energy used in buildings. This paper discuses the energy saving measures and simulation for a six-floor library building, University of Surabaya, Indonesia. Simulation was carried out using the Excellence in Design for Greater Efficiency (EDGE) simulation software. The results of simulation showed that 53% of energy efficiency can be reached, without lowering of the building comfort, by applying of four measures at the same time are daylight photoelectric sensors for internal spaces (OFE29), radiant cooling and heating system (OFE16), higher thermal performance glass (OFE8), and external shading devices (OFE4). The implementation of the four measures would result in reduction of 758 ton of CO2/year with a payback period of 2.2 years.Keywords: Energy efficiency, energy building, energy saving, library building, energy simulation Pemanfaatan energy fosil dalam jumlah yang besar secara global menimbulkan permasalahan berkaitan dengan lingkungan. Usaha untuk mengimplementasikan teknologi dalam penghematan energi sangat signifikan dalam penerapannya pada bangunan. Tulisan ini mendiskusikan parameter-parameter penghematan energi serta mensimulasikannya pada sebuah bangunan perpustakaan Universitas Surabaya yang terdiri dari 6 lantai. Simulasi dilakukan menggunakan sofware EDGE. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kombinasi 4 parameter penghematan energi dapat memberikan penghematan energi hingga 53%. Parameter tersebut adalah daylight photoelectric sensors for internal spaces (OFE29), radiant cooling and heating system (OFE16), higher thermal performance glass (OFE8), dan external shading devices (OFE4). Implementasi keempat parameter tersebut akan mengurangi emisi karbodiokasida 758 ton per tahun dengan payback period sekitar 2,2 tahun.Kata kunci: Efisiensi energi, energi pada bangunan, hemat energi, bangunan perpustakaan, simulasi energi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Setiadi, Amos. "STUDI AWAL ENERGI TERMAL PADA TOSAN AJI." Ornamen 19, no. 1 (November 30, 2022): 86–91. http://dx.doi.org/10.33153/ornamen.v19i1.4349.

Full text
Abstract:
The existence of thermal energy in Tosan Aji recorded with a measuring instrument with an image output (visual) is one learning medium that helps the sense of view. In a Tosan Aji made of iron and steel, metal materials and prestige materials are believed to be stored thermal energy suspected to be a store when creating and forging materials, and other techniques have not been revealed. In the process, heat transfer occurs, called heat transfer, which can be analyzed from engineering disciplines that learn how to generate heat, use heat, change heat, and move heat. Tosan Aji thermal measurements using FLIR Infrared Camera instrument is an infrared camera whose results show images/visualization of thermal gradations of objects caught by the camera. With the method of treatment in the absence of conduction, convection, radiation, and the thermal condition of space, Tosan Aji has a thermal condition of 31.3 to 34.0 degrees Celsius. Unlike other metal objects, sickle and lower crowbar. Thermal distribution on blades and blades in “warangka” is different.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Wahyudi, Mohammad Faris, Sabar Setiawidayat, and Fachrudin Hunaini. "METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK MENENTUKAN DAYA OPTIMAL TURBIN GAS PLTGU GRATI BERDASARKAN HEAT RATE." JASEE Journal of Application and Science on Electrical Engineering 2, no. 01 (April 2, 2021): 37–46. http://dx.doi.org/10.31328/jasee.v2i01.161.

Full text
Abstract:
Pembangkit tenaga listrik thermal merupakan suatu pembangkit yang menghasilkan energi listrik yang berasal dari energi thermal. Energi thermal bisa dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar berupa gas ataupun batubara. Berdasarkan hal tersebut, pada pembangkit tenaga listrik thermal konsumsi bahan bakar sangatlah mempengaruhi biaya produksi energi listrik, sehingga diperlukan suatu teknik pengoperasian pembangkit yang optimum. Salah satunya pada PT Indonesia Power UPJP Perak Grati yang merupakan perusahaan pembangkitan tenaga listrik yang dalam pengopeasiannya memerlukan cara dalam penghematan bahan bakar gas berdasarkan nilai heat rate (Kcal/kWh) khususnya dalam penghematan biaya pokok produksi. Pada penelitian ini Particle Swarm Optimization (PSO) digunakan sebagai metode untuk penentuan daya optimal pada generator Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Perak Grati. Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan adanya penghematan konsumsi gas antara metode PSO dengan kondisi aktual, dimana saat permintaan daya 310 MW, terjadi penghematan konsumsi gas sebesar 0.5968 BBTU/h atau setara dengan Rp 57.168,00/h.Pembangkit tenaga listrik thermal merupakan suatu pembangkit yang menghasilkan energi listrik yang berasal dari energi thermal. Energi thermal bisa dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar berupa gas ataupun batubara. Berdasarkan hal tersebut, pada pembangkit tenaga listrik thermal konsumsi bahan bakar sangatlah mempengaruhi biaya produksi energi listrik, sehingga diperlukan suatu teknik pengoperasian pembangkit yang optimum. Salah satunya pada PT Indonesia Power UPJP Perak Grati yang merupakan perusahaan pembangkitan tenaga listrik yang dalam pengopeasiannya memerlukan cara dalam penghematan bahan bakar gas berdasarkan nilai heat rate (Kcal/kWh) khususnya dalam penghematan biaya pokok produksi. Pada penelitian ini Particle Swarm Optimization (PSO) digunakan sebagai metode untuk penentuan daya optimal pada generator Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Perak Grati. Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan adanya penghematan konsumsi gas antara metode PSO dengan kondisi aktual, dimana saat permintaan daya 310 MW, terjadi penghematan konsumsi gas sebesar 0.5968 BBTU/h atau setara dengan Rp 57.168,00/h.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Hammad, Fadhil Karunia, Baskoro Rochaddi, Purwanto Purwanto, and Harjo Susmoro. "Identifikasi Potensi Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) di Selat Makassar." Indonesian Journal of Oceanography 2, no. 2 (June 9, 2020): 147–57. http://dx.doi.org/10.14710/ijoce.v2i2.8058.

Full text
Abstract:
Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) adalah salah satu dari banyak sumber energi terbarukan dari lautan yang bisa menjadi solusi untuk energi hijau. Selat Makassar merupakan salah satu wilayah perairan yang sangat berpotensi untuk pembangkit OTEC. Hal tersebut karena Selat Makassar memenuhi kaidah OTEC, dimana termasuk kategori laut dalam dan berada di equator yang memiliki suhu permukaan yang hangat dan konstan, serta memiliki selisih suhu sebesar 20℃ antara permukaan laut dan laut dalam dengan kedalaman 1000 m. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi energi OTEC, titik potensial instalasi pembangkit OTEC, dan daya yang dihasilkan di perairan Selat Makassar Utara. Analisa data menggunakan verifikasi metode Root Mean Square Error (RMSE) dan efisiensi OTEC dihitung melalui persaman efisiensi carnot. Besar daya OTEC dihitung dengan asumsi pembangkit OTEC 100 MW menghasilkan Pg (daya kotor) dan Pnet (daya bersih). Hasil penelitian menunjukkan Selat Makassar memiliki potensi energi OTEC terutama pada stasiun 2 hingga stasiun 17 dengan rata-rata selisih temperatur 23,57℃ serta efisiensi carnot rata-rata sebesar 7,7%. Menghasilkan rata-rata daya kotor sebesar 177,66 MW dan daya bersih sebesar 13,85 MW. Titik lokasi yang berpotensi dalam instalasi pembangkit OTEC berada di stasiun 2 dengan koordinat 01°01'51"N-120°13'21"E berupa platform pembangkit floating plants. Jarak dari pantai sepanjang 18,63 km. Memiliki selisih temperatur laut permukaan dan laut dalam 23,3℃ serta efisiensi carnot sebesar 7,7% sehingga menghasilkan daya bersih 13,40 MW.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Rifky, Rifky, Agus Fikri, and Mohammad Mujirudin. "Konversi Energi Termal Surya Menjadi Energi Listrik Menggunakan Generator Termoelektrik." JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN 6, no. 1 (May 5, 2021): 60–65. http://dx.doi.org/10.52447/jktm.v6i1.4532.

Full text
Abstract:
AbstrakSalah satu pemanfaatan energi surya adalah mengkonversi energi termalnya menjadi energi listrik. Konvertor yang digunakan adalah generator termoelektrik. Panas matahari diterima sisi panas termoelektrik melalui penyerap panas, sedangkan sisi dinginnya dilekatkan sistem pendingin aktif dengan fluida air. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan daya luaran semaksimal mungkin dari sistem generator termoelektrik yang mengkonversi energi termal surya menjadi energi listrik pada model bangunan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental, yang didahului dengan perancangan dan pembuatan alat penelitian. Alat penelitian berbentuk sistem generator yang diletakkan di atap model bangunan. Sistem generator terdiri dari penyerap panas aluminium, termoelektrik yang terdiri dari 15 set, dan sistem pendingin yang menggunakan fluida air bersirkulasi. Pengujian terhadap sistem dengan cara mengoperasikannya sambil melakukan pengamatan dan pengambilan data. Variabel dalam penelitian ini adalah susunan sambungan generator termoelektrik (seri dan paralel). Sementara data masukan adalah kelembaban udara, kecepatan angin, temperatur, dan aliran alir; sedangkan data luaran adalah tegangan listrik dan arus listrik. Hasil penelitian mendapatkan bahwa dengan perbedaan temperatur 12,8oC menghasilkan daya maksimum sebesar 2,214 watt dari susunan seri sambungan termolektrik. Sementara dengan perbedaan temperatur 15,4oC mendapatkan daya maksimum sebesar 0.101 watt dari susunan paralel sambungan termoelektrik. Kata kunci: energi, surya, termoelektrik, atap, daya AbstractOne of the uses of solar energy is converting its thermal energy into electrical energy. The converter used is a thermoelectric generator. The sun's heat is received by the thermoelectric hot side through the heat sink, while the cold side is attached by an active cooling system with water fluid. This study aims to obtain the maximum possible output power from a thermoelectric generator system that converts solar thermal energy into electrical energy in the building model. The research method used is experimental, which is preceded by the design and manufacture of research tools. The research tool is in the form of a generator system that is placed on the roof of the building model. The generator system consists of an aluminum heat sink, a thermoelectric consisting of 15 sets, and a cooling system that uses circulating water fluid. Testing the system by operating it while observing and collecting data. The variable in this research is the connection arrangement of the thermoelectric generator (series and parallel). While the input data are humidity, wind speed, temperature, and flow flow; while the output data is electric voltage and electric current. The results showed that with a temperature difference of 12.8°C the maximum power was 2,214 watts from the series arrangement of the thermoelectric junction. Meanwhile, with a temperature difference of 15.4°C, the maximum power is 0.101 watts from the parallel arrangement of the thermoelectric connection. Keywords: energy, solar, thermoelectric, roof, power
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

LATIFAH, NUR LAELA, and ERWIN YUNIAR RAHADIAN. "Energy Saving Building Strategies through The Application of Solar Control Glass." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 8, no. 2 (May 19, 2020): 388. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v8i2.388.

Full text
Abstract:
ABSTRAKSesuai dengan konsep Green Building, desain bangunan harus memperhatikan penghematan energi operasional bangunan. Semakin besar beban termal, maka semakin boros konsumsi energi listrik. Salah satu cara untuk menurunkan energi listrik adalah dengan mengurangi beban termal eksternal, sehingga pemilihan jenis solar control glass merupakan aspek yang sangat penting. Metoda analisis dilakukan secara kuantitatif. Sebagai kasus studi yaitu Gedung Kantor Pengelola Bendungan Sei Gong di Batam, dan berdasarkan perhitungan Calculator OTTV akan ditentukan alternatif solar control glass yang tepat agar memenuhi syarat dengan batas maksimal OTTV di Indonesia (45 Watt per meter persegi). Manfaat penelitian ini adalah memperoleh masukan pemilihan tipe kaca yang tepat berdasarkan SHGC, pada kasus bangunan kantor.Kata kunci: Hemat energi operasional bangunan, Overall Thermal Transfer Value, Solar Control Glass, Solar Heat Gain Coefficient ABSTRACTIn accordance with the Green Building concept, building designs must pay attention to building operational energy savings. The greater the thermal load, the more wasteful the electricity consumption of the AC system. One way to reduce AC loads is to reduce external thermal loads, then choosing the type of solar control glass is a very important aspect. The method of analysis is done quantitatively. As a case study is Sei Gong Dam Management Office Building in Batam, and based on OTTV Calculator calculation an appropriate solar control glass alternative will be determined to meet the requirements with the maximum OTTV limit in Indonesia (45 Watt per square meter). The benefit of this research is to get input on selection of the right type of glass based on SHGC, in the case of office buildings.Keywords: Energy saving on building operation, Overall Thermal Transfer Value, solar control glass, Solar Heat Gain Coefficient
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Saleh, Muhammad Fadly, Yudith Helen, and Fitri Anita. "ANALISA PERBANDINGAN BEBAN ENERGI PENGGUNAAN AC SPLIT DAN AC SENTRAL PADA BANGUNAN HOTEL DI MAKASSAR." JURNAL TECNOSCIENZA 7, no. 1 (October 10, 2022): 176–90. http://dx.doi.org/10.51158/tecnoscienza.v7i1.826.

Full text
Abstract:
Tuntutan kenyamanan thermal menjadi salah satu penyebab tingginya kebutuhan energi pada bangunan. Kenyamanan thermal menjadi sebuah kewajiban pada setiap bangunan, dimana hal tersebut sangat sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan penghawaan alami, terutama pada bangunan tinggi yang terletak di tengah kota. Oleh karena itu maka AC menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan thermal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beban energi pada penggunaan sistem AC Split dan AC Sentral yang saat ini banyak digunakan dimasyarakat, serta untuk memperoleh sistem AC yang lebih baik dalam meminimalisir penggunaan energi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental. Objek penelitian adalah bangunan Hotel Four Points Makassar yang berlokasi di Jalan Andi Djemma, Kota Makassar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis gambar kerja bangunan dan survei kondisi bangunan eksisting. Metode Eksperimental yang digunakan pada penelitian ini berupa simulasi komputer dengan memakai aplikasi eQuest. Dengan mensimulasikan beban energi pada penggunaan sistem AC Split dan AC Sentral secara bergantian, maka akan didapatkan data beban energi dari masing-masing sistem AC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem AC Split memiliki beban energi yang lebih rendah untuk diterapkan pada kamar tamu, sehingga lebih baik digunakan untuk meminimalisir penggunaan energi pada bangunan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Aprilia, Erlita, Althaf Aini, Ayu Frakusya, and Agus Safril. "POTENSI PANAS LAUT SEBAGAI ENERGI BARU TERBARUKAN DI PERAIRAN PAPUA BARAT DENGAN METODE OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION (OTEC)." Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 6, no. 2 (September 13, 2019): 7–14. http://dx.doi.org/10.36754/jmkg.v6i2.118.

Full text
Abstract:
Energi listrik merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan kehidupan manusia. Kebutuhan akan energi listrik yang semakin meningkat dari waktu ke waktu memerlukan inovasi baru untuk menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan. Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) adalah metode untuk menghasilkan energi listrik menggunakan prinsip perbedaan temperatur antara laut dalam dan permukaan dengan selisih temperatur minimal sebesar 20C untuk menjalankan mesin kalor. Papua Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan elektrifikasi yang masih rendah. Letak Indonesia yang berada di wilayah tropis dengan perbedaan suhu air laut yang tinggi memiliki potensi untuk memanfaatkan metode OTEC dalam menghasilkan energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan OTEC di perairan sekitar Papua Barat. Data yang digunakan adalah data suhu air laut dalam dan permukaan periode tahun 1955 – 2012 di dua belas titik di perairan sekitar Papua Barat. Data tersebut diperoleh dari World Ocean Atlas 2013 yang kemudian diolah menggunakan perangkat lunak olah data dan Ocean Data View (ODV). Hasil olah data didapatkan nilai efisiensi terbesar yaitu 7,67% dan terkecil yaitu 7,21%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

KADE SURIADI, I. GUSTI AGUNG, and MADE RICKI MURTI. "KESETIMBANGAN ENERGI TERMAL DAN EFISIENSI TRANSIENT PENGERING ALIRAN ALAMI MEMANFAATKAN KOMBINASI DUA ENERGI." Jurnal Teknik Industri 12, no. 1 (March 30, 2012): 34. http://dx.doi.org/10.22219/jtiumm.vol12.no1.34-40.

Full text
Abstract:
The energy used as a dryer is usually only a single type of energy. In this case, study is conducted on the natural flowdryer system by using the chimney. This combination of energy utilization of solar energy and biomass that can be used simultaneously or one turns in accordance with the needs or circumstances. It has been tested against a dryer prototype by performing measurements on the temperature of the inlet air and exit on biomass furnace, the temperature of the inlet air and exit on the solar collector, the temperature of inlet air and exit on the drying chamber, the water content of dried material, the temperature of dried material, the surface temperature of inside and outside of wall on drying chamber, and the intensity of solar radiation. Data were collected at an interval of 30 minutes and do the processing of such data. Next made in a graphical form of thermal energy balance and system efficiency versus the time. Results obtained that: the drying time was 7.5 hours. Thermal energy balance versus the time found that the increase of energy losses lead to useful energy reduction system.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Wardhana, Ariya Dwi, Tejo Sukmadi, and Munawar Agus Riyadi. "OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS PLTG PADA PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUCKOO SEARCH ALGORITHM." TRANSIENT 6, no. 3 (November 9, 2017): 276. http://dx.doi.org/10.14710/transient.6.3.276-284.

Full text
Abstract:
Pembangkit tenaga listrik thermal merupakan suatu pembangkit yang menghasilkan energi listrik yang berasal dari energi thermal. Energi thermal bisa dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar berupa gas ataupun batubara. Berdasarkan hal tersebut, pada pembangkit tenaga listrik thermal konsumsi bahan bakar sangatlah mempengaruhi biaya produksi energi listrik, sehingga diperlukan suatu teknik pengoperasian pembangkit yang optimum. Pada Penelitian ini Cuckoo Search Algorithm (CSA) diusulkan sebagai metode optimisasi konsumsi bahan bakar pada generator Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Semarang dalam permasalahan penjadwalan ekonomis. Berdasarkan hasil penelitian dihasilkan adanya penghematan antara metode CSA dengan iterasi lambda dan metode CSA dengan prakiraan total konsumsi bahan bakar generator PLTG di UBP Semarang. Pada perbandingan antara metode CSA dengan iterasi lambda dihasilkan bahwa optimisasi CSA menghasilkan total konsumsi bahan bakar yang lebih rendah dibandingkan dengan metode iterasi lambda, dimana terjadi penghematan sebesar 27.331,53 MMBTU. Pada perbandingan antara metode CSA dengan praakiraan total konsumsi bahan bakar PLTG UBP Semarang dihasilkan bahwa optimisasi CSA menghasilkan total konsumsi bahan bakar yang lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan total konsumsi bahan bakar PLTG UBP Semarang, dimana terjadi penghematan sebesar 31.667,51 MMBTU.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Mulyono, Panut, I. Made Bendiyasa, Dita Budi Wibawa, and Suryo Birowo. "Sistem penyimpanan energi panas kontak langsung menggunakan larutan Na2HPO4•12H2O." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 4, no. 3 (October 9, 2018): 270. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2005.4.3.2.

Full text
Abstract:
The volumetric coefficient of heat transfer and the energy storage capacity in a direct contact thermal energy storage system using Na2HPO4.12H2O solution as thermal energy storage medium have been investigated. Hot kerosene was used as a heal transfer fluid. The experiments were carried out by bubbling hot kerosene from the bottom of a column containing Na2HPO4.12H2O solution. The column used in this experiment was made from glass of 3 mm in thickness with an inside diameter of 7 cm and a height of 100 cm. The effects of kerosene flow rate and kerosene bubble diameter on the volumetric coefficient of heat transfer and the storing rate of energy were studied. It was found that the volumetric coefficient of heat transfer was strongly affected by the flow rate of the kerosene and that the effect of the kerosene flow rate on the storing rate of energy was relative v high, while that of the effect of the bubble diameter was neglectable.Keywords: Direct Contact, Thermal Energy Storage System, Na2HPO4.12H2O Solution AbstrakPenelitian ini mempelajari sistem penyimpanan energi panas kontak langsung menggunakan larutan Na2HPO4.12H2O sebagai media penyimpan energi. Kerasin panas digunakan sebagai fluida alir sumber energi panas. Masalah yang dipelajari pada penelitian ini adalah nilai koefisien perpindahan panas volumetris dan kapasitas penyimpanan panasnya. Percobaan dilakukan dengan menggelembungkan kerasin panas dari dasar kolom yang berisi larutan Na2HPO4.12H2O. Kolom yang digunakan dibuat dari gelas dengan ketebalan 3 mm, mempunyai diameter dalam 7 cm, dan tinggi kolomnya adalah 100 cm. Parameter yang dipelajari dalam penelitian ini adalah pengaruh kecepatan volumetris kerosin dan pengaruh diameter gelembung kerosin terhadap nilai koefisien perpindahan panas volumetris dan terhadap kecepatan penyimpanan panasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koejisien perpindahan panas volumetris sangat dipengaruhi oleh kecepatan volumetris kerosin sehingga kecepatan penyimpanan panasnya juga sangat dipengaruhi oleh kecepatan volumetris kerosin. Pengaruh ukuran diameter gelembung terhadap nilai koefisien perpindahan panas volumetris dan terhadap kecepatan penyimpanan panasnya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.Kata Kunci: Sistem Penyimpanan Energi Panas, Kontak Langsung, Larutan Na2HPO4.12H2O
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Firmansyah, Adhe Reza, Aris Zainul Muttaqin, Agus Triono, and Nasrul Ilminnafik. "Analisis Thermal Kolektor Pemanas Air Yang Dilengkapi PCM Parafin – Mentega." Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur (JETM) 3, no. 02 (December 31, 2020): 11–14. http://dx.doi.org/10.33795/jetm.v3i02.14.

Full text
Abstract:
Kebutuhan energi semakin meningkat dengan adanya kemajuan teknologi, sehingga manusia berusaha untuk mengeksploitasi sumber energi secara maksimal. Oleh karena itu perlu inovasi baru untuk menggantikan sumber energi tersebut, salah satunya adalah penggunaan Phase Change Material (PCM) pada kolektor pemanas air. Pada penelitian ini PCM yang diguakan adalah parafin dengan penambahan mentega. Penambahan mentega pada parafin digunakan untuk meningkatkan konduktivitas termal dari PCM parafin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik PCM dengan variasi campuran bahan yaitu mentega - parafin dan efisiensi kolektor pemanas air. Persentase campuran mentega dan parafin sebesar 10%, dan 20% dari volume total. Berdasarkan penelitian efisiensi tertinggi terdapat pada kolektor pemanas air yang dilengkapi PCM campuran parafin-mentega 20% sebesar 82,09%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Massus Subekti, Irzan Zakir, and Imam Arif Raharjo. "PENINGKATAN EFESIENSI ENERGI GEDUNG L2 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA MELALUI AUDIT ENERGI KELISTRIKAN DALAM RANGKA DETEKSI DINI TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN." Journal of Electrical Vocational Education and Technology 2, no. 1 (March 22, 2020): 19–25. http://dx.doi.org/10.21009/jevet.0021.04.

Full text
Abstract:
Abstract This study aims to identify the magnitude of energy consumption currently used and identify all possible energy savings including detecting all possible fire hazards based on audit data obtained using Power Quality Analizer (PQA) and Thermal Imager. The methods included include: collection and introduction of historical data, calculating IKE, measuring real power (kW) / apparent power (kVA), power factor, maximum / minimum frequency, voltage / current between phases, voltage / load unbalance, voltage harmonic / flow, checking Energy Consumption Intensity (IKE), recognizing the possibility of Energy Saving Opportunities (PHE), analyzing PHE, Making PHE recommendations and implementing PHE in the field to obtain the value of Energy Consumption Instances according to standards. Based on the measurement results show the carrying frequency, voltage fluctuations, voltage harmonics, and voltage imbalances are still in accordance with the standard. So that it can be concluded that the Faculty of Engineering, Jakarta State University, is still safe from the danger of building fires. Abstrak Penelitian ini bertujuan dilakukan guna mengidentifikasi besarnya konsumsi energi yang saat ini digunakan dan mengidentifikasi segala kemungkinan penghematan energy termasuk mendeteksi segala kemungkinan bahaya kebakaran berdasarkan data audit yang diperoleh dengan menggunakan Power Quality Analizer (PQA) dan Thermal Imager. Metode yang dilakukan meliputi: pengumpulan dan penyusuan data historis, menghitung IKE, melakukan pengukuran daya nyata (kW)/daya semu (kVA), faktor daya, frekwensi maksimum/minimum, tegangan/ antar phasa, unbalance tegangan/beban, harmonik tegangan/ , pemeriksaan Intensitas Konsumsi Energi (IKE), mengenali kemungkinan Peluang Hemat Energi (PHE), menganalisa PHE, Membuat rekomendasi PHE serta mengimplementasikan PHE dilapangan guna mendapatkan nilai Instensitas Konsumsi Energi sesuai standar. Berdasarkan hasil pengukuran menunjukkan bawa frekuensi, fluktuasi tegangan ,harmonisa tegangan, dan ketidakseimbangan tegangan masih dalam sesuai dengan standar . Sehingga dapat disimpulkan bahwa Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta dari sisi kelistrikan masih aman dari bahaya kebakaran gedung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Ariwibowo, Agung, Muhammad Irsyad, and Amrul Amrul. "An Experimental Study of the Use of Coconut Oil-based PCM to Reduce the Thermal Load of Air Conditioners as an Effort to Save Energy." MOTIVECTION : Journal of Mechanical, Electrical and Industrial Engineering 4, no. 1 (February 25, 2022): 35–44. http://dx.doi.org/10.46574/motivection.v4i1.107.

Full text
Abstract:
The use of air conditioning affects energy consumption. Thermal load is a big factor that affects energy consumption by air conditioners. For this reason, the thermal load of a room needs to be reduced. One strategy to reduce the room's thermal load is the use of phase change materials (PCM). Coconut oil is a PCM that has a freezing temperature in the range of 21.30 – 21.73 oC which will be investigated in this study. The test was carried out with three room models; without PCM, with PCM partition, and PCM partitioned with night air. Each room model carried out 3 variations of air temperature, as well as 4 variations of the heater. The results showed that the use of coconut oil PCM as a room partition can help reduce the room temperature to 2oC below the AC temperature with a decrease in the use of electrical energy reaching 400 Watts. Air conditioner (AC) merupakan alat untuk mengondisikan udara pada sebuah ruangan. Penggunaannya berdampak pada konsumsi energi listrik. Beban termal menjadi faktor besar yang mempengaruhi konsumsi energi oleh AC. Untuk itu beban termal dari sebuah ruangan perlu dikurangi. Salah satu strategi untuk mengurangi beban termal ruangan yaitu penggunaan phase change material (PCM). Minyak kelapa merupakan PCM yang memiliki suhu beku dengan rentang 21,30 – 21,73 oC yang akan diteliti kali ini. Pengujian dilakukan dengan tiga model ruangan yaitu non PCM, berpartisi PCM, dan berpartisi PCM dengan udara malam. Masing-masing model ruangan dilakukan 3 variasi temperatur udara ,serta 4 variasi heater. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan PCM minyak kelapa sebagai partisi ruangan dapat membantu menurunkan temperatur ruangan sampai 2oC dibawah temperatur AC dengan penurunan penggunaan energi listrik mencapai 400 Watt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Alimah, Siti, and Djati Hoesen Salimy. "ANALISIS PASOKAN PANAS PADA PRODUKSI HIDROGEN PROSES STEAM REFORMING KONVENSIONAL DAN NUKLIR." Jurnal Pengembangan Energi Nuklir 17, no. 1 (June 15, 2015): 11. http://dx.doi.org/10.17146/jpen.2015.17.1.2614.

Full text
Abstract:
ABSTRAK ANALISIS PASOKAN PANAS PADA PRODUKSI HIDROGEN PROSES STEAM REFORMING KONVENSIONAL DAN NUKLIR. Telah dilakukan analisis pasokan energi panas pada produksi hidrogen dengan proses steam reforming gas alam. Tujuan studi adalah untuk memahami sistem pasokan energi panas konvensional dan dengan nuklir. Metodologi yang digunakan adalah kajian literatur dan analisis berdasar perbandingan. Hasil studi menunjukkan bahwa proses dengan sumber panas bahan bakar fosil (gas alam) mampu memberikan kondisi operasi optimum temperatur 850-900oC dan tekanan 2-3 MPa, serta dengan perpindahan panas didominasi oleh perpindahan panas radiasi, sehingga fluks panas yang dapat dicapai pada tabung katalisator relatif tinggi (50-80 kW/m2) dan menghasilkan efisiensi thermal yang tinggi yaitu sekitar 85%. Sedang pada sistem dengan energi nuklir, karena tuntutan keselamatan, proses beroperasi pada kondisi yang kurang optimum temperatur 800-850oC dan tekanan 4,5 MPa, serta dengan perpindahan panas didominasi oleh perpindahan panas konveksi, sehingga fluks panas yang dapat dicapai pada tabung katalisator jauh lebih rendah (10-20 kW/m2) dan menghasilkan efisiensi thermal yang rendah sekitar 50%. Modifikasi reformer dan utilisasi panas mampu meningkatkan fluks panas sampai 40 kW/m2 sehingga efisiensi thermal dapat mencapai 78%. Meskipun demikian, aplikasi energi nuklir untuk produksi hidrogen dengan proses steam reforming mampu menghemat pembakaran bahan bakar fosil yang berimplikasi pada potensi penurunan laju emisi CO2 ke lingkungan. Kata kunci: produksi hidrogen, steam reforming, reformer, HTGR ABSTRACT HEAT SUPPLY ANALYSIS OF STEAM REFORMING HYDROGEN PRODUCTION PROCESS IN CONVENTIONAL AND NUCLEAR. The analysis of heat energy supply in the production of hydrogen by natural gas steam reforming process has been done. The aim of the study is to compare the energy supply system of conventional and nuclear heat. Methodology used in this study is an assessment of literature and analysis based on the comparisons. The study shows that the heat sources of fossil fuels (natural gas) is able to provide optimum operating conditions of temperature and pressure of 850-900oC and 2-3 MPa, as well as the heat transfer is dominated by radiation heat transfer, so that the heat flux that can be achieved on the catalyst tube relatively high (50-80 kW/m2) and provide high thermal efficiency of about 85%. While in the system with nuclear energy, due to the demands of safety, process operating at less than optimum conditions of temperature and pressure of 800-850oC and 4.5 MPa, as well as the heat transfer is dominated by convection heat transfer, so that the heat flux that can be achieved catalyst tube is relatively low (10- 20 kW/m2) and it provides a low thermal efficiency of about 50%. Modifications of reformer and heat utilization can increase the heat flux up to 40 kW/m2 so that the thermal efficiency can reach 78%. Nevertheless, the application of nuclear energy to hydrogen production with steam reforming process is able to reduce the burning of fossil fuels which has implications for the potential decrease in the rate of CO2 emissions into the environment. Keywords: hydrogen production, steam reforming, reformer, HTGR
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

AlHidayat, ALHidayat, Syaiful Bakhri, and Seflahir Dinata. "Rancang Bangun Generator Thermal Dengan Pemanfaatan Limbah Panas Knalpot Motor Replika." Majalah Ilmiah Teknologi Elektro 20, no. 1 (March 1, 2021): 71. http://dx.doi.org/10.24843/mite.2021.v20i01.p08.

Full text
Abstract:
Intisari— Pembangkit listrik thermoelectric adalah perangkat solid state yang menyediakan konversi energi langsung dari energi panas karena gradien suhu menjadi energi listrik berdasarkan "efek Seebeck", bekerja dengan mengkonversi energi panas menjadi listrik secara langsung, dalam “Rancang Bangun Generator Thermal Dengan Pemanfaatan Limbah Panas Knalpot Motor Replika”. Pengujian mengunakan TEP1-142 T300 sebanyak 4 buah di susun seri, pengujian dilakukan beberapa tahapan yakni pengujian tanpa beban, tegangan tertinggi yang di dapatkan mencapai 8 volt pada perbedaan suhu (?T) antara TH dan TL adalah 31 oC suhu di TH 65 oC dan suhu TL 34 oC, Selanjutnya menggunakan beban lampu led 5 volt mengalami drop tegangan, tegangan maksimal yang di dapatkan 5 Volt dengan daya listrik yang di dapatkan 0,41 Watt di arus 0,07 Ampere, pengujian menggunakan boost converter tegangan pada V-out stabil mendapatkan 5 Volt, dimana tegangan thermoelectric V-in harus mendapatkan tegangan 3 Volt. Pada pengujian ini thermoelectric generator menghasilkan daya listrik di pengaruhi dari perbedaan suhu antara TH dan TL di mana suhu TL harus lebih rendah dari TH untuk mendapatkan daya yang tinggi, suhu di TL harus selalu tetap terjaga maka dari itu di perlukan radiator pendingin suhu yang baik pada TL yakni tidak lebih dari 40oC, daya yang di hasilkan hanya dapat menyalakan lampu 5volt dengan dengan daya 0,34 watt sangat kecil sekali karena jumlah modul thermoelectric juga mempengaruhi daya yang dihasilkan, kelebihan dalam pengujian ini kita dapat memanfaatkan panas buang kendaaraan bermotor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Martiani, Erni, Murad, and Guyup Mahardhian Dwi Putra. "Modification and Test Performance of Rack Type Hybrid (Solar-Biomass) Dryer." Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem 5, no. 1 (July 30, 2017): 339–47. http://dx.doi.org/10.29303/jrpb.v5i1.45.

Full text
Abstract:
This study aimed to modify biomass furnaces source of heat energy from the combustion of biomass, study thermal energy generated from combination of solar and biomass energy, and determine efficiency of furnaces and efficiency of total system of a rack type hybrid (solar-biomass) dryer. Method used in this research was experimental method. Used fuel was coconut shell charcoal and used tools include iron plate, blower, pipe, grinding and welding tools, thermometer, anemometer, lux meter, data logger and analytical balance. Observed parameters were temperature, air humidity, sun radiation, velocity and flow rate of hot air towards the drying chamber, drying period, energy loss and energy produced inside the furnace. Modification made by adding drawer shaped biomass furnace with 0.65 m length, 0.65 m wide and 0.25 m height. The furnace was equipped with a chimney and blower. Results from the test performance showed that this tool yield total heat loss of 18,173.15 KJ at the upright furnace wall. Whereas heat loss at furnace floor was 4380.899 KJ. Energy consumption was 151,602.064 for solar energy and 48,399.4 KJ for biomass energy, with total drying energy generated by solar energy and biomass i.e. 200,001 KJ. Efficiency value of the drying system was 19% with 30% furnace efficiency. Keywords: Hybrid dryer, heat loss, biomass furnaces ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi tungku biomassa sebagai tempat sumber energi panas dari pembakaran biomassa, mempelajari energi panas yang dihasilkan oleh kombinasi energi surya dan energi biomassa, dan mengetahui efisiensi tungku dan efisiensi total sistem pada alat pengering hybrid (surya-biomassa) tipe rak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental. Bahan bakar yang digunakan yaitu arang tempurung kelapa dan alat yang digunakan antara lain plat besi, blower, pipa, gerinda, las, thermometer, anemometer, lux meter, data logger, dan timbangan analitik. Parameter yang diamati terdiri dari suhu, kelembaban udara, radiasi matahari, kecepatan aliran udara panas menuju ruang pengering, debit aliran udara menuju ruang pengering, lama waktu pengeringan, kehilangan energi pada tungku dan energi yang dihasilkan. Modifikasi yang dilakukan adalah menambahkan tungku biomassa yang berbentuk seperti laci dengan ukuran panjang 0,65 m, lebar 0,65 m dan tinggi 0,25 m. Tungku ini dilengkapi dengan cerobong asap dan blower. Hasil pengujian alat ini diperoleh total kehilangan panas pada dinding tegak tungku 18.173,15 KJ, sedangkan kehilangan panas pada lantai tungku 4.380,899 KJ. Konsumsi penggunaan energi, yaitu energi surya 151.602,064 KJ dan energi biomassa 48.399,4 KJ dengan total energi pengeringan yang dihasilkan oleh energi surya dan biomassa sebesar 200.001 KJ. Nilai efisiensi sistem pengeringan yang dihasilkan yaitu 19% dengan efisiensi tungku 30%. Kata kunci: alat pengering Hybrid, kehilangan panas, tungku biomassa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Mulia, Yuyus, Tri Harso Karyono, and Kamal A Arif. "RELASI KENYAMANAN TERMAL DAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK WARD DI WILAYAH TROPIS LEMBAP." Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti 16, no. 02 (December 12, 2018): 92. http://dx.doi.org/10.25105/agora.v16i02.3233.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian kenyamanan termal pada <em>ward</em> (bangunan rawat inap rumah sakit) belum banyak dilakukan. Isu pokok penelitian ini mencakup aspek kenyamanan termal dan aspek konsumsi energi listrik <em>ward</em> di wilayah tropis lembap. Tujuan penelitian ini mengungkap relasi tingkat kenyamanan termal dan tingkat konsumsi energi listrik <em>ward</em> di wilayah tropis lembap. Metoda penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jumlah sampel 11 unit <em>ward</em> (5 unit di dataran rendah/ wilayah Cirebon dan 6 unit di dataran tinggi/ wilayah Bandung – Provinsi Jawa Barat, Indonesia); jumlah responden 1099 orang (500 orang berada di kelompok <em>ward</em> dataran rendah, dan 599 orang di kelompok <em>ward</em> dataran tinggi). Peralatan yang digunakan untuk mendata kondisi parameter iklim dan pilihan sensasi termal pengguna <em>ward</em> adalah pengukur dan perekam digital <em>Heat Index WBGT Meter-Model WBGT-2010SD ex Lutron</em> dan <em>Anemometer-Model AM-4222 ex Lutron</em>, serta formulir survey. Uji statistik dan analisa regresi linier terhadap data yang diperoleh, menunjukkan hasil: pada <em>ward</em> dataran rendah dengan temperatur udara lingkungan berkisar 23.4 – 37.2°C; tingkat kenyamanan termalnya 29.2°C dan tingkat konsumsi energi listriknya berkisar 62 kWh/m2/th. Sementara pada <em>ward</em> dataran tinggi dengan temperatur udara lingkungan berkisar 18.4 – 32.2°C; tingkat kenyamanan termalnya 27.4°C dan tingkat konsumsi energi listriknya berkisar 49 kWh/m2/th. Kesimpulan; pada <em>ward</em> di wilayah tropis lembap ditemukan adanya fakta relasi sebagai berikut: semakin tinggi temperatur udara lingkungannya, semakin tinggi tingkat kenyamanan termalnya, dan semakin tinggi pula jumlah konsumsi energi listriknya.</p><p> </p><p>Kata Kunci: Kenyamanan termal, konsumsi energi listrik, ward, tropis lembab</p><p> </p><p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p>Research on thermal comfort in the ward (hospital inpatient building) has not been widely carried out. The main issues of this study include aspects of thermal comfort and aspects of ward electrical energy consumption in humid tropical regions. The purpose of this study is to reveal the relation between thermal comfort level and ward electrical energy consumption level in humid tropical regions. This research method is quantitative with a sample of 11 ward units (5 units in the lowland / Cirebon region and 6 units in the highlands / Bandung area - West Java Province, Indonesia); the number of respondents is 1099 people (500 people are in the lowland ward group, and 599 people in the highland ward group). The equipment used to record climate parameter conditions and the choice of thermal sensations for ward users is the WBGT-2010SD Model Heat Index WBGT Meter and digital recorder ex Lutron and Anemometer-Model AM-4222 ex Lutron, as well as survey forms. Statistical tests and linear regression analysis of the data obtained showed results: in the lowland ward with ambient air temperature ranging from 23.4 - 37.2 ° C; the lowest level of comfort is 29.2 ° C and the level of electricity consumption is around 62 kWh / m2 / year. While in the highland ward with environmental air temperatures ranging from 18.4 - 32.2 ° C; the lowest level of comfort is 27.4 ° C and the level of electricity consumption is around 49 kWh / m2 / year. Conclusion; In the ward in the humid tropics, the facts of the relationship are as follows: the higher the air temperature of the environment, the higher the level of thermal comfort, and the higher the amount of electricity consumption.</p><p> </p><p>Keywords: thermal comfort, electrical energy consumption, ward, humid tropical</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Sani, Andi Asrul, Adelia Enjelina Matondang, Guruh Kristiadi Kurniawan, and Anggi Mardiyanto. "KINERJA TERMAL SELUBUNG GEDUNG KULIAH KOTA BANDAR LAMPUNG ITERA." Jurnal Arsitektur ARCADE 3, no. 3 (December 1, 2019): 267. http://dx.doi.org/10.31848/arcade.v3i3.303.

Full text
Abstract:
Abstract: The use of glass material should consider the comfort of space in the building. Field of glass is needed as natural lighting and visual facilities between the occupants and the surrounding environment. Its function as natural lighting is often accompanied by an increase in temperature in buildings, considering that Indonesia is a tropical country. Building temperatures that increase due to incoming sunlight can cause discomfort to building occupants. Such conditions make building occupants use air conditioner (AC). The use of air conditioners can increase the value of building energy consumption. For this reason, research on the value of heat transfer in buildings or the value of OTTV (Overall Thermal Transfer Value). OTTV value calculation is done by manual calculation. Bandar Lampung City lecture building at the Sumatra Institute of Technology was chosen as the object of this study. From the results of the study found that the value of heat transfer of a building or OTTV (Overall Thermal Transfer Value) is influenced by the factor of the ratio of the window area to the facade or WWR (Window Wall Ratio) and the shading factor (Shading Coefficient).(Keywords: Keyword: energy consumption, building energy, glass. Abstract: Penggunaan material kaca semestinya mempertimbangkan kenyamanan ruang dalam bangunan. Bidang kaca diperlukan sebagai pencahayaan alami dan sarana visual antara penghuni dan lingkungan sekitar. Fungsinya sebagai pencahayaan alami seringkali disertai dengan peningkatan temperatur pada bangunan, mengingat Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis. Temperatur bangunan yang meningkat akibat dari radiasi sinar matahari yang masuk dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penghuni bangunan. Kondisi seperti itu membuat penghuni bangunan menggunakan air conditioner (AC). Penggunaan air conditioner tersebut dapat meningkatkan nilai konsumsi energi bangunan. Untuk itu dilakukan penelitian mengenai nilai perpindahan panas dalam bangunan atau nilai OTTV (Overall Thermal Transfer Value). Penghitungan nilai OTTV dilakukan dengan penghitungan manual. Gedung kuliah Kota Bandar Lampung di Institut Teknologi Sumatera di pilih sebagai objek dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa nilai perpindahan panas suatu bangunan atau OTTV (Overall Thermal Transfer Value) dipengaruhi oleh faktor nilai perbandingan luas jendela terhadap bidang fasad atau WWR (Window Wall Ratio) dan faktor pembayangan (Shading Coefficient).Kata kunci : konsumsi energi, energi bangunan, kaca.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Nasrillah, Fajar. "Prototype Hybrid Thermal and Wind Power Generation System with Electric Stove and Exaust Fan." JTECS : Jurnal Sistem Telekomunikasi Elektronika Sistem Kontrol Power Sistem dan Komputer 1, no. 2 (July 14, 2021): 103. http://dx.doi.org/10.32503/jtecs.v1i2.1652.

Full text
Abstract:
Termoelektrik generator (juga disebut Seebeck generator) adalah perangkat generator listrik yang mengkonversi panas (perbedaan suhu) langsung menjadi energi listrik, menggunakan fenomena yang disebut efek Seebeck. Jika ada dua bahan yang berbeda yang kemudian kedua ujungnya disambungkan satu sama lain dan terjadi perbedaan temperatur di antara kedua sambungan ini, maka akan terjadi arus listrik. Generator tenaga angin adalah pemanfaatan angin untuk menyediakan tenaga mekanik melalui turbin angin untuk menghidupkan generator listrik menjadi tenaga listrik. Pemanfaatan termoelektrik generator dan generator angin dengan penunjang mekanik, hardware dan software diharapkan mampu menghasilkan tegangan yang continue dan stabil agar memenuhi syarat sebagai sumber energi alternatif. Hasil dari uji coba prototype ini dengan melakukan percobaan, yang mana media sumber panas menggunakan kompor listrik DC dan penggerak generator angin menggunakan ujung baling-baling kipas yang dikopel, mampu menghasilkan tegangan >2 volt DC (hasil dari termoelektrik) dan >12 volt DC (hasil dari generator angin), tegangan tersebut di step-up dan di step-down menjadi =12 volt DC kemudian charging ke baterai lithium-ion, dari baterai lithium-ion di konversikan menggunakan inverter DC menjadi AC yang bisa dimanfaatkan untuk energi konvensional pengisian handphone atau penerangan rumah, tidak diperuntukkan untuk mensupplay peralatan elektronik TV, computer, radio dan lain-lain. Dalam pengujian termoelektrik generator dan generator angin, agar dapat dikelola menghasilkan output yang continue dan stabil menggunakan penunjang mikrokontroler arduino mega untuk mengontrol suhu dan RPM dari termoelektrik generator dan generator angin. Penelitian energi alternatif ini penting untuk dapat dikembangkan dan diterapkan, mengingat bahan bakar dari fosil yang diambil dari perut bumi lama kelamaan pasti akan berkurang. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi untuk perkembangan energi alternatif di masa depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Surindra, Mochamad Denny. "EKSPERIMENTAL STUDI PERFORMANCE ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC) MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R245fa DENGAN SUMBER PANAS DI EVAPORATOR 120oC." Jurnal Rekayasa Mesin 14, no. 3 (December 31, 2019): 135. http://dx.doi.org/10.32497/jrm.v14i3.1646.

Full text
Abstract:
<em>Energi panas yang terbuang dari industri dan sumber energi terbarukan di seluruh dunia dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. Salah satu teknologinya adalah Organic Rankine Cycle (ORC) dengan fluida kerja R245fa. Refrigerant R245fa dengan laju aliran massa 0,2 kg/s menghasilkan perpindahan energy panas di kondensor 43,35 kJ/s sedangkan di evaporator sebesar 50,094 kJ/s. Daya poros pompa maksimum sebesar 0,204 kJ/s dan lebih kecil jika dibandingkan dengan daya output sroll expander yang mencapai 5,022 kJ/s. Sehingga daya yang dihasilkan lebih besar daripada daya yang dibutuhkan dan effisiensi thermal ORC system yang tertinggi terjadi pada saat laju aliran massa 0,2 kg/s sebesar 12,3%.</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Ady Permana, Wisnu, Eny Krisnawati, and Ismadi. "PERPUSTAKAAN PUSAT DAN GALERI UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA BERPENEKANAN PADA PEMECAHAN MASALAH HEMAT ENERGI." Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur 25, no. 1 (January 1, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.36728/jtsa.v25i1.1060.

Full text
Abstract:
Guna mendukung proses pembelajaran mahasiswa Universitas Tunas Pembangunan memerlukan referensi studi pendidikan disetiap bidangya masing – masing. Keperluan referensi studi pendidikan tambahan guna meningkatkan pengetahuan di bidangnya masing - masing sehingga mahasiswa dapat mengembangkan inovasinya secara maksimal. Untuk itu adanya perpustakaan pusat bisa menjadi solusi bagi mahasiswa dalam pencarian referensi dan informasi. Saat ini keberadaan Perpustakaan pusat Universitas Tunas Pembangunan dirasa belum memadai secara kualifikasi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam mencari referensi pendidikan dan informasi yang dapat membantu dalam proses perkuliahan. Pencahayaan dan penghawaan ruang perpustakaan dirasa masih kurang, disebabkan letak dan posisi perpustakaan yang terletak diantara ruang - ruang perkuliahan yang mengakibatkan terhambatnya cahaya matahari dan angin masuk kedalam ruang perpustakaan. Mengakibatkan perlu adanya penambahan sistem pencahayaan dan penghawaan buatan, yang mengakibatkan boros energi atau listrik. Konsep hemat energi (Energy-Efficient) berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya”. Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistim tata udara buatan alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. Selain itu konsep hemat energi juga dibentuk oleh penataan Lansekap sebagai pendukung, berfokus pada kenyamanan pengguna baik secara thermal dan estetik. Perpustakaan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta belum mempunyai desain tropis yang sesuai sehingga belum maksimalnya guna perpustakaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Iqbal, Muhammad. "OVERALL THERMAL TRANSFER VALUE Studi Kasus : Ruang Kuliah III Pada Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh." Jurnal Arsitekno 5, no. 5 (February 21, 2019): 32. http://dx.doi.org/10.29103/arj.v5i5.1227.

Full text
Abstract:
Sistem tata udara menggunakan 50-70% energi dari seluruh energi listrik yang digunakan dalam bangunan perkantoran. Beban internal dari gedung internal, yaitu beban yang ditimbulkan oleh lampu, penghuni dan peralatan lain yang menimbulkan panas dan beban eksternal yaitu panas yang masuk dalam bangunan yang diakibatkan oleh radiasi matahari, konduksi dan ventilasi / infiltrasi melalui selubung bangunan. Untuk mengurangi beban eksternal, SNI 03-6389-2000 menentukan kriteria disain yaitu Keseluruhan Thermal Transfer Value (OTTV) harus lebih kecil atau sama dengan 45 Watt / m². Untuk memudahkan perencanaan dalam mendukung konservasi energi, penelitian ini berusaha mencari Window to Wall Ratio (WWR) yang dapat memenuhi OTTV yang diperlukan. Studi dilakukan pada salah satu ruang kuliah sederhana di Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh. Hasil penelitian ini menunjukkan WWR lebih kecil atau sama dengan 0,30 menghasilkan nilai OTTV memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh SNI 03-6389-2000.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Nuari, Alan. "ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA PROSES THERMOFORMING BLISTER PACKING MESIN PAM-PAC BP-102 DENGAN 2 DESAIN." Jurnal Teknik Mesin 6, no. 3 (November 12, 2017): 207. http://dx.doi.org/10.22441/jtm.v6i3.1971.

Full text
Abstract:
Thermoforming adalah usaha membentuk plastik lembaran atau plastik film (plastik lembaran tipis biasanya ketebalannya kurang dari 0.25 mm) menjadi bermacam bentukan baru plastik sesuai dengan desain yang kita inginkan dengan bantuan panas, tekanan dan cetakan (molding). Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian terhadap transfer panas pada sistem pendinginan untuk mendinginkan produk, dimana sistem pendingin terbuat dari bahan Alumunium murni yang memiliki nilai konduktifitas thermal sebesar 237 W/m.K diameter dalam tabung 180 mm untuk desain lama dan diameter dalam untuk desain baru sebesar 220 mm. Energi panas tersebut adalah hasil dari energi panas yang dibawa oleh material plastik PVDC sebesar 57,385 Watt. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai energi yang mampu ditrasfer desain lama sebesar 49.526 Watt sedangkan pada desain baru mampu mentrasfer energi panas sebesar 82.345 Watt. Dengan data perhitungan tersebut terlihat jelas untuk desain lama tidak mampu mentrasfer energi sebesar yang dibawa oleh material sehingga semakin lama permukaan Forming Unit akan semakin panas, Sedangkan hasil perhitungan desain baru sistem mampu mentrasferkan energi panas sebesar energi yang dibawa oleh plastik, hal ini bertujuan untuk selalu menjaga permukaan cetakan berada di temperatur yang sudah ditentukan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Linda Santia, Intan Retri Utari, and Rahmatullah. "Perhitungan efisiensi panas steam generator dengan pemanas thermal oil pada unit energy plant industri fibreboard." Jurnal Teknik Kimia 25, no. 3 (November 1, 2019): 75–79. http://dx.doi.org/10.36706/jtk.v25i3.129.

Full text
Abstract:
Steam generator (boiler) atau ketel uap adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Secara proses konversi energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja. Steam generator didesain untuk menghasilkan steam dengan tekanan dan temperatur tertentu. Kualitas steam yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh performa kinerja dari steam generator. Permasalahan yang dihadapi pada steam generator ini adalah terjadi penuruan efisiensi panas. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui efisiensi maksimum steam generator dan faktor apa yang mempengaruhi penurunan efisiensi melalui evaluasi neraca massa dan neraca panas. Pengurangan efisiensi panas pada steam generator dapat disebabkan karena penumpukan kerak yang terdapat didalam sepanjang tube. Efisiensi panas yang di hasilkan dari steam generator di PT Sumatera Prima Fibreboard adalah kurang lebih 92-93%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Permana, Asep Yudi, Karto Wijaya, Hafiz Nurrahman, and Aathira Farah Salsabilla Permana. "PENGEMBANGAN DESAIN MICRO HOUSE DALAM MENUNJANG PROGRAM NET ZERO ENERGY BUILDINGS (NZE-Bs)." Jurnal Arsitektur ARCADE 4, no. 1 (March 20, 2020): 73. http://dx.doi.org/10.31848/arcade.v4i1.424.

Full text
Abstract:
Abstract: Energy efficiency is a top priority in design, because design errors that result in wasteful energy will impact operational costs as long as the building operates. The opening protection in the facade should be adjusted according to their needs, for optimum use of sky light. Inhibiting the entry of solar heat into the room through the process of radiation, conduction or convection, optimum use of sky light and efforts to use building skin elements for shading are very wise efforts for energy savings. House construction planning must be careful and consider many things, including: physical potential. Physical potential is a consideration of building materials, geological conditions and local climate. Related to the issue of global warming that occurs in modern times, climate is a major consideration that needs to be resolved.The purpose of building design, especially in residential homes aims to create amenities for its inhabitants. Amenities are achieved through physical comfort, be it spatial comfort, thermal comfort, auditory comfort, or visual comfort.Energy waste is also caused by building designs that are not well integrated and even wrong and are not responsive to aspects of function, and climate. This is worsened by the tendency of the designers to prioritize aesthetic aspects (prevailing trends). The issue of green concepts and energy consumption efficiency through the Net Zero-Energy Buildings (NZE-Bs) program from the housing sector as a response to tackling global warming is already familiar in Indonesia, although its application has not yet been found significantly. Green concepts offered by housing developers are often merely marketing tricks and are not realized and grow the responsibility of the residents to look after them. Due to the lack of understanding of the green concept, housing developers tend to offer more a beautiful and green housing environment, not the actual green concept.Keyword: Socio-culture, Energy efficiency, Energy consumption, Environment. The green conceptAbstrak: Efisiensi energi merupakan prioritas utama dalam disain, karena kesalahan disain yang berakibat boros energi akan berdampak terhadap biaya opersional sepanjang bangunan tersebut beroperasi. Pelindung bukaan pada fasade sebaiknya dapat diatur sesuai kebutuhannya, untuk pemanfaatan terang langit seoptimal mungkin. Penghambatan masuknya panas matahari kedalam ruangan baik melalui proses radiasi, konduksi atau konveksi, pemanfaatan terang langit seoptimal mungkin serta upaya pemanfaatan elemen kulit bangunan untuk pembayangan merupakan upaya yang sangat bijaksana bagi penghematan energi. Perencanaan pembangunan rumah harus cermat dan mempertimbangkan banyak hal, antara lain: potensi fisik. Potensi fisik adalah pertimbangan akan bahan bangunan, kondisi geologis dan iklim setempat. Terkait dengan isu pemanasan global yang terjadi pada masa modern ini, iklim menjadi sebuah pertimbangan utama yang perlu diselesaikan.Tujuan desain bangunan khususnya pada rumah tinggal bertujuan menciptakan amenities bagi penghuninya. Amenities dicapai melalui kenyamanan fisik, baik itu spatial comfort, thermal comfort, auditory comfort, maupun visual comfort.Pemborosan energi juga disebabkan oleh desain bangunan yang tidak terintegrasi dengan baik bahkan salah dan tidak tanggap terhadap aspek fungsi, serta iklim. Hal tersebut diperparah yang kecenderungan para perancang lebih mementingkan aspek estetis (tren yang berlaku). Isu konsep hijau dan efisiensi konsumsi energi melalui program Net Zero-Energy Buildings (NZE-Bs) dari sektor perumahan sebagai respon untuk menanggulangi pemanasan global sudah tidak asing di Indonesia, walaupun penerapannya masih belum dapat ditemukan secara signifikan. Konsep hijau yang ditawarkan oleh pengembang perumahan seringkali hanya sebagai trik pemasaran belaka dan tidak diwujudkan serta ditumbuhkan tanggung jawab para penghuni untuk menjaganya. Akibat minimnya pemahaman mengenai konsep hijau tersebut, para pengembang perumahan cenderung lebih banyak menawarkan lingkungan perumahan yang asri dan hijau, bukan konsep hijau yang sebenarnya.Kata Kunci: Sosio-kultur, Efisiensi Energi, Konsumsi energi, Lingkungan, Konsep Hijau
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Utama, Hari, and Erni Setyowati. "Optimalisasi Konservasi Energi Bangunan Bertingkat melalui Pilihan Material Kaca sebagai Fasad." ARSITEKTURA 20, no. 2 (October 31, 2022): 353. http://dx.doi.org/10.20961/arst.v20i2.65099.

Full text
Abstract:
<p><em>Box-shaped buildings covered by glass and minimal shading elements are increasingly common</em><em>, then</em><em> </em><em>causes </em><em>more</em><em> large building energy consumption. This </em><em>research</em><em> aims to analyze the selection of the most optimal glass material for the Undip Integrated Laboratory Building, so that the Overall Thermal Transfer Value (OTTV) of the building is expected to meet the SNI 6389:2020 standard. The research was conducted with an experimental quantitative approach using a spreadsheet calculator OTTV Microsoft Excel of the Ministry of Public Works and Housing. The simulation is divided into three treatment variations, namely variations in BNFL glass thickness; variations in the color of Panasap's glass; and various types of glass. The results show that glass materials with good thermal properties have low shading coefficient (SC), solar factor (SF), and U-value. In addition, the brighter and thicker the glass material, the better the thermal performance. The Undip Integrated Laboratory Building has a total OTTV that meets SNI 6389:2020 standards. However, if viewed partially, the OTTV of the east facade of the building needs to be retrofitted.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Octarino, Christian Nindyaputra, and Henry Feriadi. "EVALUASI KINERJA SELUBUNG BANGUNAN GEDUNG AGAPE UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA." LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR 8, no. 2 (October 17, 2021): 86. http://dx.doi.org/10.26418/lantang.v8i2.45436.

Full text
Abstract:
Di tengah fenomena perubahan iklim dan pemanasan global, arsitektur sudah semestinya turut berperan dalam menjaga lingkungan dengan menghadirkan desain-desain bangunan yang memiliki performa tinggi, yang dapat memberikan kenyamanan optimal bagi penghuninya tanpa mengorbankan kualitas lingkungan di sekitarnya. Karakter iklim Indonesia yang merupakan iklim tropis menyebabkan tingginya temperatur lingkungan, sehingga berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan bagi penghuni bangunan. Upaya dalam meningkatkan kenyamanan tentu akan membutuhkan konsumsi energi yang tinggi, sehingga perlu dipikirkan strategi konservasi energi agar bangunan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Sebagai bagian dari kompleks Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Gedung Agape adalah gedung dengan fungsi perkantoran yang menggunakan sistem pendingin udara. Setelah digunakan selama 12 tahun, Gedung ini memiliki evaluasi kenyamanan termal yang cukup baik oleh para penghuninya. Namun demikian, diyakini Gedung Agape masih memiliki potensi penghematan energi yang cukup besar melalui kinerja selubung bangunannya. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana kinerja selubung bangunan Gedung Agape UKDW dalam fungsinya mereduksi panas dari lingkungan serta menentukan strategi apa saja yang dapat diterapkan untuk menekan nilai Overall Thermal Transfer Value (OTTV) dalam upaya mendukung konservasi energi pada bangunan. Standar Nasional Indonesia tentang konservasi energi Gedung menetapkan nilai OTTV maksimal sebesar 35 W/m2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan worksheet, didapatkan nilai OTTV Gedung Agape sebesar 49,06 35 W/m2, cukup jauh dari standar SNI. Beberapa strategi untuk menekan nilai OTTV dicoba disimulasikan melalui modifikasi material bukaan dan penyesuaian window to wall ratio, sehingga pada akhirnya dapat mencapai 34,86 W/m2.EVALUATION OF BUILDING ENVELOPE PERFORMANCE ON AGAPE BUILDING UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA In response to the worldwide issue about climate change and global warming, architecture should play a role to protecting the environment by presenting high performance building designs. This kind of building can provide optimal comfort for its occupants without sacrificing the quality of the surrounding environment. The character of Indonesia's tropical climate, causes high environmental temperatures, thus potentially causing discomfort for building occupants. The effort to increase comfort will certainly require high energy consumption, so it is necessary to consider about energy conservation strategies to minimize negative impact on the environment. As a part of Universitas Kristen Duta Wacana area, Agape is an office building that uses air conditioning system. After being used for 12 years, this building has a satisfactory evaluation about the thermal comfort from the occupants. However, it is believed that the building still has considerable potential of energy saving through the performance of the building envelope. This study aims to evaluate performance of Agape Building’s envelope in term of heat transfer reduction and determine strategies that can be applied to reduce the Overall Thermal Transfer Value (OTTV) value to support energy conservation. Indonesian National Standards (SNI) about building’s energy conservation determine a maximum OTTV value of 35 W/m2. Based on calculation, the OTTV value of Agape Building was obtained 49,06 W/m2, has not been able to reach the SNI standard. Several strategies to reduce the OTTV value have been simulated by modifying the opening material and adjusting the window to wall ratio, so that in the end the OTTV value could meet the standards, 34,86 W/m2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Imran, Mohammad. "Analisa Hemat Energi Terhadap Gedung GPIB Kelapa Gading Melalui Pendekatan OTTV." Jurnal Linears 2, no. 2 (February 7, 2020): 79–91. http://dx.doi.org/10.26618/j-linears.v2i2.3127.

Full text
Abstract:
OTTV (Overall Thermal Transfer Value) adalah suatu nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding dan kaca bagian luar bangunan Gedung yang dikondisikan meliputi tiga elemen dasar perpindahan panas yang terjadi pada selubung luar bangunan yaitu radiasi matahari melalui kaca, konduksi panas melalui dinding tak tembus cahaya dan konduksi panas melalui kaca. Lokasi penelitian adalah Gedung GPIB Kelapa Gading yang ada di Jalan Janur Asri Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa hemat energi pada Bangunan GPIB Kelapa Gading dengan menggunakan pendekatan Nilai Perpindahan thermal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan dengan orientasi utara, orientasi selatan, orientasi barat dan orientasi timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan GPIB Kelapa Gading memiliki banyak jendela yang besar namun tidak memiliki fenetrasi sinar matahari, keseluruhan selubung bangunan jauh di atas 45 watt/m2. Untuk itu Bangunan GPIB Kelapa Gading perlu dikontrol ulang terhadap desain dan kenyamanan bangunannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Aryanto, Nova, Ahmad Jaya, and Chairul Hudaya. "PEMODELAN ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) MELALUI PENDEKATAN DINAMIS UNTUK KETAHANAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA 2017-2027." Jurnal TAMBORA 4, no. 2A (July 30, 2020): 122–32. http://dx.doi.org/10.36761/jt.v4i2a.783.

Full text
Abstract:
In an effort to increase the value of the Electrification Ratio value reaches 99.9% andUtilization of New and Renewable Energy (EBT) of up to 25% by 2025 is requiredThe General Plan for National Energy (RUEN) which is revealed to be the General DraftRegional Energy (RUED). Sumbawa as an area in West Nusa Tenggarahas the potential for EBT in the form of Solar Energy Potential, Hydro Energy, and Thermal EnergyEarth and Sea Energy require strategic policies to manage andmeet the energy security of the region. This study aims to predictEnergy needs, and mapping the potential of EBT, in order to obtain a mixenergy (energy mix) is balanced. This research was conducted using toolssoftware Long-range Energy Alternatives Planning System (LEAP) withdynamic systems approach. Data obtained from PT. PLN UP3 Sumbawa, RUPTL DataPLN NTB Region, Bapedda Kab. Sumbawa and Data from BPS Kab. Sumbawa. ResultThis research shows that the potential of EBT can be integrated in RUED formeet the energy needs of the region. Therefore, this research canproduce accurate energy demand forecast for Sumbawa Regencyin particular the use of regional green energy sources (Green Energy) to achieve thisenergy security for the great and dignified Sumbawa Regencyencouraging the formation of RUED Sumbawa Regency in line with the Indicator StrategySDGs program launched by the Government, both the Central Government andLocal Government especially the Clean Energy (Green Energy) program.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Safitra, Arrad Ghani, and Mochammad Denis Arifin Pratama Putra. "KONSERVASI ENERGI SEKTOR BANGUNAN RUMAH SAKIT CEMPAKA PUTIH PERMATA SURABAYA." Jurnal Technopreneur (JTech) 8, no. 2 (November 24, 2020): 97–102. http://dx.doi.org/10.30869/jtech.v8i2.617.

Full text
Abstract:
Konservasi energi didefinisikan sebagai penggunaan energi dan sumber daya energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan. Konservasi dilakukan pada salah satu rumah sakit di Surabaya yaitu Rumah Sakit Cempaka Putih, Kebon Agung, Surabaya. Konservasi energi difokuskan pada sistem pengkondisian udara dengan metode menghitung Cooling Load Temperature Difference (CLTD) dan Overall Thermal Transfer Value (OTTV) untuk mengetahui peluang penghematan energi. OTTV memiliki standar nilai yaitu ≤ 45 Watt/m2 yang ditentukan oleh SNI 03-6389-2000 sedangkan perhitungan beban pendinginan akan dibandingkan dengan kapasitas AC yang terpasang. Pengambilan data dilakukan menggunakan environment meter, digital distance meter, dan tang ampere untuk memperoleh data temperatur, kelembaban, dan dimensi setiap ruangan. Hasil perhitungan beban pendinginan dengan asumsi okupansi setiap ruangan maksimum maka gedung Rumah Sakit Cemapaka Putih Permata termasuk tidak terjadi pemborosan ketika dibandingkan dengan kapasitas AC yang terpasang namun dari sisi kenyamanan dapat dikatakan kurang memenuhi kebutuhan. Hasil perhitungan OTTV gedung RSIA Cempaka Putih Permata sebesar 31,47 Watt/m2 termasuk bangunan hemat energi. Solusi yang dapat diterapkan berdasarkan analisa tersebut adalah menambah jumlah AC agar memenuhi tingkat pengkondisian udara ruangan dan selanjutnya diikuti dengan retrofit fluida refrigeran dengan hidrokarbon guna untuk menurunkan konsumsi daya listrik sebesar 20%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Gunawan, Safri, Farel Hasiholan Napitupulu, and Himsar Ambarita. "Kajian Performansi Kompor Surya dengan Erythrytol Sebagai Pcm untuk Memasak Langsung dan Tidak Langsung." Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) 1, no. 1 (October 16, 2018): 067–74. http://dx.doi.org/10.32734/ee.v1i1.113.

Full text
Abstract:
Menipisnya persediaan energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam mengharuskan masyarakat beralih menggunakan energi alternatif. Dalam hal ini, Kementrian ESDM menghimbau untuk mencari dan mengembangkan energi alternatif sebagai pengganti energi konvensional. Salah satu energi alternatif yang harus dikembangkan adalah energi surya. Salah satu penggunaan energi surya dapat diaplikasikan dalam proses memasak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahantemperatur tiap titik pengukuran pada box kolektor surya dan vessel saat proses charging dan discharging, mengetahui perbandingan temperatur vessel yang menggunakan lug dan tidak menggunakan lug pada proses charging dan discharging, serta untuk mengetahui efesiensi termal box kolektor surya pada proses charging dan silinder isolator pada proses discharging dalam menjaga temperatur nasi. Pengujian pada proses charging dilakukan dengan menggunakan box kolektor berukuran 120 × 120 (cm) dan pada proses discharging menggunakan silinder isolator berukuran 30 × 45 (cm). Pada proses charging dilakukan pada pukul 10:00-16:00 WIB dan proses discharging pukul 16:00-09:00 WIB. Temperatur rata-rata proses charging untuk vessel menggunakan lug adalah 78,81 oC dan tidak menggunakan lug adalah 73,10 oC. Hal ini terjadi karena pada vessel yang menggunakan lug dapat menyerap energi panas dari sisi bawah vessel. Sedangkan efesiensi yang diperoleh box kolektor surya tertinggi adalah pada proses charging 41,54 % namun belum mampu meleburkan PCM yang memiliki temperatur lebur 120 oC karena temperatur maksimal yang mampu ditangkap box kolektor adalah 99,52 oC. The depletion of energy supplies derived from fossils such as oil, coal and natural gas requires people to switch to use alternative energy. In this case, the Ministry of Energy and Mineral Resources calls for seeking and developing alternative energy as a replacement for conventional energy. One of alternative energy which must be developed is solar energy. Solar energy can be applied in cooking process. The purposes of this study were to determine the change in temperature of each measurement point in solar collector box and vessel during the charging and discharging process; to compare the temperature vessel using lug and not using lug on the charging and discharging process; and to determine thermal efficiency of solar collector box during the charging process and cylinder insulator in discharging process for maintaining the temperature of rice. Testing on the charging process was conducted by using collector box of 120 × 120 (cm) and in discharging process by using an insulator cylinder of 30 × 45 (cm). The charging process was done at 10:00 - 16:00 WIB and discharging process from 16:00 to 09:00 WIB. The average temperature of the charging process for vessels using lug was 78.81oC and not using lug was 73.10oC. This happens because the vessel using lug could absorb heat energy from the bottom side of the vessel. While the highest efficiency obtained by the solar collector box was on the charging process, i.e. 41.54% but had not been able to melt PCM which has melting temperature of 120oC because the maximum temperature that could be captured by the collector box was 99.52oC.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Rifal, Mohamad, Nurmala Shanti Dera, and Rifaldo Pido. "PERANCANGAN PROTOTYPE HYBRID ENERGI ANTARA SOLAR CELL DAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG)." Gorontalo Journal of Infrastructure and Science Engineering 3, no. 2 (October 1, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.32662/gojise.v3i2.1179.

Full text
Abstract:
Until 2012, the electrification ratio in Gorontalo Province was 64.35%. The potential of primary energy available in Gorontalo to generate electrical energy is quite large and has opportunities to be developed, be it hydro, solar, or geothermal. The use of sunlight as a source of electrical energy is carried out using solar cells or solar panels. Solar panels can be used to convert solar radiation into electrical energy. The electric voltage generated by the solar panels can be used to charge the battery. Besides, the potential for thermal energy from hot springs can also be used as electrical energy by using a Thermoelectric Generator (TEG). The purpose of this study is to test whether the use of thermoelectric placed on aluminum plates can increase the voltage output of the thermoelectric generator and compare the resulting output voltage between hybrid energy, (solar cell and thermoelectric generator). The method used in this study is to measure the output voltage generated by the solar panels and each TEG every 1 hour. Then measure the total voltage of the hybrid generator. The results showed that the voltage obtained from TEG utilization depends on the temperature received by the TEG. The highest voltage is at TEG 6 at 3.7V at 10.00. the highest hybrid voltage is 37.4 v. Sampai dengan tahun 2012 rasio elektrifikasi di Provinsi Gorontalo sebesar 64,35%[1]. Potensi energi primer yang tersedia di Gorontalo untuk membangkitkan energi listrik cukup besar dan mempunyai peluang untuk dikembangkan baik itu tenaga air, matahari maupun tenaga panas bumi. Pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber energi listrik dilakukan dengan menggunakan solar sel atau panel surya. Panel surya dapat dimanfaatkan untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat dipakai untuk mengisi baterai. Selain itu juga Potensi energi panas dari sumber air panas juga dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik dengan menggunakan Thermoelectric Generator (TEG). Tujuan dari penelitian ini yaitu menguji apakah penggunaan Termoelektrik yang diletakkan pada pelat almunium dapat meningkatkan output tegangan dari thermoelektrik generator dan membandingkan tegangan output yang dihasilkan antara hybrid energy, (solar cell dan thermoelektrik generator). Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu mengukur tegangan output yang dihasilkan oleh panel surya dan masing-masing TEG tiap 1 jam. Kemudian mengukur tegangan total pembangkit hybrid. Hasil penelitian menunjukan bahwa tegangan yang di dapatkan dari pemanfaatan TEG tergantung dari suhu yang di terima oleh TEG tersebut. tegangan paling tinggi berada pada TEG 6 sebesar 3.7V pada pukul 10.00. tegangan hybrid paling tinggi yaitu 37.4 v.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Nadjib, Muhammad. "PENGGUNAAN PARAFFIN WAX SEBAGAI PENYIMPAN KALOR PADA PEMANAS AIR TENAGA MATAHARI THERMOSYPHON." ROTASI 18, no. 3 (July 1, 2016): 76. http://dx.doi.org/10.14710/rotasi.18.3.76-85.

Full text
Abstract:
Pemanas Air Tenaga Matahari (PATM) konvensional umumnya menggunakan air sebagai penyimpan energi termal. Pemakaian sensible heat storage (SHS) ini memiliki kekurangan, diantaranya adalah densitas energinya rendah. Di sisi lain, latent heat storage (LHS) mempunyai sifat khas yaitu densitas energinya tinggi karena melibatkan perubahan fasa dalam penyerapan atau pelepasan kalor. Material LHS sering disebut phase change material (PCM). Penggunaan PCM pada PATM menarik dilakukan untuk meningkatkan densitas energi sistem. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perilaku termal penggunaan paraffin wax di dalam tangki PATM jenis thermosyphon. Penelitian menggunakan kolektor matahari pelat datar dan tangki thermal energy storage (TES) yang dipasang secara horisontal di sisi atas kolektor. Di dalam tangki terdapat alat penukar kalor yang terdiri dari sekumpulan pipa kapsul dimana di dalamnya berisi paraffin wax. Air digunakan sebagai SHS dan heat transfer fluid (HTF). Termokopel dipasang di sisi HTF dan sisi PCM. Piranometer dan sensor temperatur udara luar diletakkan di dekat kolektor matahari. Pengambilan data dilakukan selama proses charging. Temperatur HTF, PCM dan intensitas radiasi matahari direkam setiap 30 detik. Data ini digunakan untuk mengetahui evolusi temperatur HTF dan PCM. Berdasarkan evolusi temperatur ini kemudian dianalisis perilaku termal PATM. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa paraffin wax telah berfungsi sebagai penyimpan energi termal bersama air di dalam tangki PATM jenis thermosyphon. PCM memberi kontribusi yang cukup signifikan terhadap kapasitas penyimpanan energi sistem. Efisiensi kolektor lebih optimal karena PCM dapat mempertahankan stratifikasi termal sampai akhir charging. Adanya PCM mampu mengendalikan penurunan efisiensi pengumpulan energi saat intensitas radiasi matahari menurun. Alat penukar kalor yang digunakan cukup efektif yang ditandai dengan kecepatan pemanasan rata-rata antara HTF dan PCM yang tidak berbeda jauh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Putra, I. Dewa Gede Agus Tri, Putu Wijaya Sunu, I. Made Sugina, I. Wayan Temaja, Nyoman Sugiartha, Made Ery Arsana, and Sudirman Sudirman. "Kajian dan penerapan teknologi atomisasi ultrasonik dalam proses pemurnian air laut skala kecil." Journal of Applied Mechanical Engineering and Green Technology 11, no. 1 (March 31, 2021): 31–35. http://dx.doi.org/10.31940/jametech.v2i1.2465.

Full text
Abstract:
Pemurnian air laut atau lebih dikenal sebagai penyulingan air laut menjadi air tawar merupakan salah satu metode yang dikembangkan untuk pengadaan air bersih di wilayah pesisir dan atau pulau terpencil. Dalam hal ini proses distilasi merupakan proses konvensional yang banyak digunakan oleh masyarakat. Proses distilasi membutuhkan sumber energi thermal untuk merubah fase cair air laut menjadi uap. Penggunaan energi thermal ini menyebabkan peralatan ini membutuhkan biaya energi lebih banyak. Atomisasi Ultrasonik adalah peralatan yang menggunakan vibrasi ultrasonik untuk memecah molekul air (atomisasi) ke bentuk embun. Perbedaan berat jenis molekul air/ laut/embun yang mengandung garam akan dipisahkan berdasarkan pengembunan uap air laut tersebut. Prototype teknologi dengan menerapkan atomisasi ultrasonik telah dikembangkan dalam penelitian ini. Komponen-komponen yang digunakan untuk prototype ini adalah DC vortex blower type 5015 24 volts, sand filter, dan kotak berbahan akrilic untuk 2 ruang humidifikasi dan dehumidifikasi. Pada kedua ruangan ini dipasang sensor DHT 11 dan thermocouple untuk mengetahui perubahan kondisi ruangan tersebut. Selain itu digunakan juga sebuah digital salino meter dan gelas ukur. Dari pengujian yang dilakukan prototype teknologi pemurnian air laut dengan menerapkan teknologi atomisasi ultrasonik dapat diperoleh penurunan kadar garam (salinity) sampai 1150 ppm dan laju maksimum produksi air tawar adalah 84 l/h. Potensi penggunaan atomisasi ultrasonik dalam pemurnian air laut dalam skala kecil untuk kebutuhan rumah tangga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Budhi, Yogi Wibisono, and Mohammad Effendy. "Pemanfaatan emisi gas metana dari stasiun kompresor sistem perpipaan gas alam sebagai sumber energi termal." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 8, no. 1 (October 2, 2018): 6. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2009.8.1.2.

Full text
Abstract:
Methane gas emmision utilization from natural gas piping system compressor station as thermal energy sourceEmission of CH4 gas to the atmosphere may result in a global warming effect 21 times larger than that of CO2. One of the strategies to reduce this impact is to convert CH4 to CO2 in a Reverse Flow Reactor (RFR). RFR is a suitable apparatus to process gases with very low concentrations (0.1–1 %-v). The CH4 combustion reaction is exothermic, with a DTadiabatic between 10–200 oC (at a 0.1–1 %-v concentration), and therefore its heat of reaction may be used as a thermal energy source. RFR is capable of controlling heat transfer in the reactor, storing heat, and releasing it to heat low-temperature feeds. This paper presents the results of a study on the effect of the removal of heat generated by CH4 combustion as thermal energy source on the performance of RFR. The methodology in this study involved computer simulations. For a feed flowrate of 0.22 L/s, the optimum rate of heat that can be recovered was 43 kJ/m3×s (heat recovery efficiency of 50.4%). An air flowrate of 92.9 g/s was required to extract the heat.Keyword: Reverse flow reactor, methane catalytic combustion, modeling, green house effect simulation, gas piping system. AbstrakEmisi gas CH4 ke atmosfer dapat menyebabkan pengaruh pemanasan global 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas CO2. Salah satu strategi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan mengkonversi gas CH4 menjadi CO2 dalam Reaktor Aliran Bolak-Balik (RABB). RABB adalah piranti yang tepat untuk mengolah gas yang berkonsentrasi sangat kecil (0,1-1 %-v). Reaksi pembakaran CH4 bersifat eksotermis dengan DTadiabatik berkisar antara 10–200 oC (konsentrasi 0,1–1 %-v), sehingga panas reaksinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi termal. RABB memiliki kemampuan dalam mengendalikan pergerakan panas di dalam reaktor, menyimpan panas, dan memberikannya kembali untuk memanaskan umpan yang bertemperatur rendah. Makalah ini menyampaikan hasil kajian tentang pengaruh pengambilan panas hasil reaksi pembakaran gas CH4 sebagai sumber energi termal terhadap kinerja RABB. Metodologi yang digunakan adalah dengan simulasi komputer. Untuk laju alir umpan sebesar 0,22 L/s, panas optimum yang dapat dimanfaatkan adalah 43 kJ/m3.s (efisiensi pemulihan panas 50,4%) dan dibutuhkan laju alir udara sebesar 92,9 g/s untuk mengekstrak panas.Kata kunci: Reaktor aliran bolak-balik, pembakaran katalitik metana, pemodelan, simulasi efek rumah kaca, sistem perpipaan gas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Udjianto, Tjatur, Teguh Sasono, and Bambang Puguh Manunggal. "POTENSI SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PLTBm DI SUMATERA BARAT." Jurnal Teknik Energi 11, no. 1 (December 1, 2021): 11–18. http://dx.doi.org/10.35313/energi.v11i1.3499.

Full text
Abstract:
Sekam padi merupakan biomassa yang melimpah di Indonesia, salah satunya di Provinsi Sumatera Barat. Provinsi ini merupakan salah satu Provinsi penghasil beras terbesar di luar Pulau Jawa. Pada tahun 2019 Provinsi Sumatera Barat menghasilkan padi sebesar 1.482.996 ton-GKG. Sekam padi merupakan hasil sampingan dari penggilingan padi menjadi beras. Produksi sekam padi pada tahun 2019 di provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 370.749 ton, sekitar 25%-nya dari produksi padi. Potensi energi sekam padi di Provinsi Sumatra Barat pada tahun 2019 dengan nilai kalor 13,44 MJ/kg adalah sebesar 4.982.866.594 MJ. Sekam padi sebagai bahan bakar PLTBm mempunyai manfaat mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil dan memanfaatkan limbah proses penggilingan padi. Teknologi PLTBm dengan menggunakan alat konversi energi biomassa secara thermal dapat berupa Gasifikasi, pembakaran dan pirolisis. Perhitungan kapasitas terpasang PLTBm diasumsikan menggunakan gasifikasi dengan teknologi pembangkit mesin diesel. Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas terpasang PLTBm Provinsi Sumatra Barat adalah sebesar 58,7 MW. Energi listrik gross yang diproduksi PLTBm Provinsi Sumatra Barat adalah sebesar 465.068 MWh. Setelah dikurangi Auxiliary power/house load PLTBm, produksi energi listrik net yang dijual atau dimanfaatkan adalah sebesar 444.140 MWh. Dengan dipasangnya PLTBm maka akan menghasilkan penurunan emisi gas rumah kaca dalam satu tahun sekitar 479.902 ton- CO2 ekivalen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Sitanggang, Mailando, Muhammad Sabri, and Arif Fadillah Nasution. "STUDI EKSPERIMENTAL TEGANGAN-REGANGAN PADA CONNECTING JOINT ALAT PEMANEN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN MODUL AKUSISI BF 350 AA." DINAMIS 9, no. 1 (June 1, 2021): 10. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v9i1.8451.

Full text
Abstract:
Untuk mengatasi krisis energi masa depan, beberapa alternatif sumber energi sudah banyak dikembangkan, salah satunya adalah energi matahari, energi matahari dapat digunakan menjadi sumber energi panas yang pemanfaatannya sudah sangat banyak digunakan, salah satunya adalah pada mesin pendingin siklus adsorpsi. Mesin pendingin siklus adsorpsi adalah suatu alat yang digunakan untuk mendinginkan sesuatu misalnya seperti buah-buahan, air, vaksin dan sebagainya dengan memanfaatkan sinar matahari untuk menjalankan siklusnya. Mesin pendingin siklus adsorpsi memiliki 3 komponen utama yaitu kolektor, kondensor, dan evaporator. Pada pengujian ini ketiga komponen utama tersebut terbuat dari bahan alumunium karena memiliki nilai konduktivitas thermal yang tinggi dan tahan terhadap korosi akibat dari air maupun refrijeran yang digunakan. Pasangan adsorben dan refrijeran yang digunakan adalah karbon aktif serbuk sebanyak 10 kg dan metanol sebanyak 3 liter. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui temperatur maksimum pada kolektor, temperatur minimum pada air yang di dinginkan, efesiensi kolektor dan nilai COP sistem. Prosedur pengujian dengan memanaskan kolektor surya (desorpsi) dari pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB, sedangkan proses pendinginan alamiah (adsorpsi) berlangsung dari pukul 17.00 WIB – 08.00 WIB. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan didapat bahwa temperatur maksimum kolektor 126,56 oC, temperatur minimum vaksin -0,09 oC, efisiensi kolektor tertinggi 53,399 % dan nilai COP tertinggi adalah 0,000956.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Zulfansyah, Z., H. Hermanto, and Muhammad Iwan Fermi. "Pengaruh dimensi kompor dan kadar air biomassa terhadap kinerja kompor gasifikasi forced draft." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 12, no. 1 (October 2, 2018): 222. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2013.12.1.7.

Full text
Abstract:
Influence of stove dimensions and biomass moisture content on forced draft gasification stove performanceConsumption level of biomass as a source of primary energy in Indonesia is quite high, reaching 280 million barrels of oil equivalent (BOE) and approximately 84% of the biomass is has been used for the household sector. The application of gasification stove especially in cooking purposes can increase the efficiency of fuel usage. This research uses three units gasification stove with variation of stove dimension. Acacia wood branches with moisture content 7.26%, 9.63% and 12.58% were used as fuel source. Water boiling test (WBT) procedural was used to evaluate the stove performance. Operating time and flame temperature of the stove also were the parameter of stove performance evaluation. Thermal efficiency of the forced draft gasification stove is approximately 25.03% to 30.44%, the most efficient is 12 cm in diameter and 16 cm high stove with 9.63% biomass moisture content. Although the resulting flame is still reddish yellow, the forced draft gasification stove is capable of producing up to 3.43 kWth (kilowatt thermal) thermal energy with the highest flame temperature reaches 933oC. The results show that the gasification stove operating conditions greatly affect the performance of the stove.Keywords: biomass, gasification stove, forced draft, thermal efficiency AbstrakTingkat penggunaan biomassa sebagai sumber energi primer di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 280 juta setara barel minyak (SBM) dan sekitar 84% dari biomassa tersebut digunakan untuk kebutuhan sektor rumah tangga. Penggunaan kompor gasifikasi untuk kebutuhan rumah tangga khususnya untuk kegiatan memasak dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Pada penelitian ini digunakan tiga unit kompor gasifikasi dengan variasi dimensi ruang bakar kompor. Sedangkan bahan bakar yang digunakan yaitu ranting kayu akasia dengan kadar air 7,26%, 9,63% dan 12,58%. Metoda pengujian mengikuti prosedur water boiling test (WBT), selain itu waktu operasi dan temperatur nyala api juga menjadi parameter kinerja kompor gasifikasi yang dievaluasi. Efisiensi termal kompor gasifikasi forced draft yang dihasilkan yaitu 25,03% hingga 30,44%, dengan efisiensi tertinggi yaitu pada kompor berdiameter 12 cm dan tinggi 16 cm serta biomassa berkadar air 9,63%. Walaupun nyala api yang dihasilkan masih berwarna kuning kemerahan, namun kompor gasifikasi forced draft mampu menghasilkan energi termal hingga 3,43 kWth (kilowatt thermal) dengan temperatur nyala api tertinggi mencapai 933oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi operasi kompor gasifikasi sangat berpengaruh terhadap kinerja kompor sehingga disain kondisi operasi kompor perlu disesuaikan dengan kebutuhan pengguna kompor gasifikasi. Kata kunci: biomassa, kompor gasifikasi, forced draft, efisiensi termal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Alimah, Siti, Erlan Dewita, Heni Susiati, and Teguh Aryanto. "ASPEK TEKNOLOGI PENENTUAN DESALINASI YANG DI KOPLING DENGAN REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 13, no. 2 (September 2, 2019): 141–48. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v13i2.3227.

Full text
Abstract:
BATAN berencana membangun dan mengoperasikan Reaktor Daya Eksperimental (RDE). RDE dengan tipe reaktor gas temperatur tinggi (HTGR), merupakan salah satu kandidat desain reaktor yang limbah panasnya cocok untuk aplikasi desalinasi air laut. Kopling desalinasi dengan RDE, membuat teknologi desalinasi lebih menarik, karena selain menghemat cadangan bahan bakar fosil, ramah lingkungan, juga dapat menambah pasokan kebutuhan air bersih. Terdapat berbagai teknologi desalinasi komersial yaitu menggunakan energi thermal dan menggunakan membran dalam proses pemisahannya. Multi-Stage Flash Distillation (MSF) dan Multi-Effect Distillation (MED) adalah proses desalinasi yang menggunakan energi thermal, sedangkan Reverse Osmosis (RO) adalah proses desalinasi yang menggunakan membran. Temperatur keluaran uap dari pembangkit RDE adalah 520oC dan selanjutnya uap mengalir ke turbin dengan temperatur keluaran 256oC. Uap tersebut dalam bentuk superheated (lewat jenuh) dan yang diperlukan untuk desalinasi adalah uap saturated (jenuh). Tujuan studi adalah menentukan teknologi desalinasi yang sesuai dikopling dengan RDE berdasar aspek teknologi. Metode yang digunakan adalah studi literatur terkait permasalahan dan analisis dengan mempertimbangkan aspek keselamatan. Hasil studi diperoleh bahwa teknologi desalinasi MSF lebih sesuai untuk dikopling dengan RDE, dengan skema pengambilan sumber panas sesudah keluar turbin uap
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Jariyanti Jariyanti, Rovila Bin Tahir, and Sajaruddin Sajaruddin. "Pemanfaatan Limbah Plastik Botol Bekas Sebagai Bahan Bakar Alternatif Energi Terbarukan." Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Komunikasi 2, no. 1 (July 21, 2022): 12–18. http://dx.doi.org/10.55606/juitik.v2i1.201.

Full text
Abstract:
Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan terjadinya peningkatan produksi sampah khususnya sampah plastik. Akibatnya banyak permasalahan yang ditimbulkan antara lain dapat menimbulkan pencemaran air, tanah, dan udara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan bahan bakar altenatif dari limbah botol plastik. Salah satu alternatif penanganan limbah plastik adalah dengan cara mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar cair dengan menggunakan metode pirolisis atau disebut dengan thermal cracking. Hasil penelitian menunjukkan, pemanfaatan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sangat efektif untuk digunakan. Volume bahan bakar minyak untuk 1 kg adalah 180 ml dengan lama waktu proses 2 jam. Bahan bakar yang dihasilkan berupa cairan berwarna putih keruh dan berhasil dilakukan uji nyala.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Setiawan, Rahmat Bayu, Panji Adhi Pradana, Muhammad Abdul Fattah, and Khairudin Khairudin. "Portable Generator Thermoelectric Termonitoring IoT sebagai Pembangkit Termal di Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)." Electrician 15, no. 1 (January 29, 2021): 54–57. http://dx.doi.org/10.23960/elc.v15n1.2181.

Full text
Abstract:
Intisari — Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan secara alamiah dan akan terus berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan potensi alam yang sangat melimpah. Banyak sumber daya alam yang perlu perhatian dari pemerintah untuk dikembangkan. Pengaplikasian alat yang dapat dikembangkan yaitu di antaranya yaitu melalui termoelektrik yang dipantau melalui IoT secara portable sehingga dapat menjangkau daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Prototipe penghasil energi terbarukan dan ramah lingkungan dalam sistem pembangkit mikro, yang dalam hal ini portable generator termoelektrik termonitoring IoT sebagai pembangkit termal dapat dikembangkan untuk mengatasi pemerataan dan ketersediaan energi listrik di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) berbasis kearifan lokal dapat didesain menggunakan 3-D INVENTOR dan hasil simulasi dari sisi material menggunakan ANSYS serta hasil simulasi dari output yang dihasilkan menggunakan MATLAB. Pembuatan prototipe sesuai dengan konsep dan desain yang telah didapatkan sebelumnya dengan menggunakan softwareMicroroft Visio, software INVENTOR dan evaluasi hasil simulasi dengan menggunakan software MATLAB. Hasil dari pembuatan prototipe akan dilakukan pengujian tingkat gradien suhu terbaik untuk menghasilkan energi optimal, sehingga didapatkan data optimal dalam menyimulasikan micro power plant tersebut. Berdasarkan simulasi yang dilakukan didapatkan data dengan daya minimum sebesar 6,215 W selama 2 menit dan daya maksimum sebesar 19,932 W selama 8 menit Kata kunci — Energi, IoT, Portable Generator ThermoelectricAbstract — Renewable energy is a source of energy that is generated naturally and will be sustainable if managed properly. Indonesia is a country known for its abundant natural potential. There are many natural resources that need attention from the government to be developed. The development of this power generator tool really requires an understanding of the design of the tools used to get optimal results. The application of tools that can be developed is through thermoelectricity which is monitored via IoT in a portable manner so that it can reach 3T areas (Disadvantaged, Frontier and Outermost). Prototypes for producing renewable and environmentally friendly energy in micro-generating systems, in which IoT-monitored portable thermoelectric generators as thermal generators can be developed to address the distribution and data of electrical energy in 3T (frontier, outermost and disadvantaged) areas based on local wisdom can be designed using 3 -D INVENTOR and simulation of materials using ANSYS and simulation of the output generated from MATLAB. Making prototypes in accordance with the concepts and designs that have been obtained previously using Microroft Visio software, INVENTOR software and evaluation of simulation results using MATLAB software. The results of the prototyping will be tested for the best temperature gradient level to produce optimal energy, so that optimal data can be obtained in simulating the micro power plant. Testing data that has been done, and used as evaluation material in the simulation that is carried out. Based on the simulation, data obtained with a minimum power of 6,215 W for 2 minutes and a maximum power of 19,932 W for 8 minutes.Keywords— Energy, IoT, Portable generator thermoelectric
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography