To see the other types of publications on this topic, follow the link: Etika komunikace.

Journal articles on the topic 'Etika komunikace'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Etika komunikace.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Stárková, Dagmar, and Martin Rusek. "Etické a bezpečnostní aspekty využívání ICT ve výuce chemie." Scientia in educatione 7, no. 2 (December 31, 2016): 100–110. http://dx.doi.org/10.14712/18047106.374.

Full text
Abstract:
Informační a komunikační technologie (ICT) jsou v dnešní době nedílnou součástí edukačního procesu. Při jejich používání je mimo efektivity zapotřebí zohledňovat i možná etická a bezpečnostní rizika, která s sebou využívání moderních technologií přináší. Pro učitele i žáky je důležitá znalost a důležitost pravidel bezpečného, legálního a morálního užívání ICT zejména v prostředí internetové sítě. Konkrétně jde o základní etické kodexy a legislativní rámec, ale i schopnost je správně aplikovat.Příspěvek se věnuje výsledkům dotazníkového šetření kategorizujícího učitele na základě jejich postojů k využívání ICT ve výuce chemie. Následně provedeným šetřením autoři zjišťují, jakým způsobem inovativní učitelé zohledňují problematiku počítačové etiky a bezpečnosti ve své výuce. Z odpovědí respondentů vyplývá, že ICT nacházejí ve výuce chemie své místo prostřednictvím komunikace, vyhledávání informací, nebo jen procvičování znalosti prostřednictvím online testů, aplikací nebo her. Z hlediska počítačové etiky jsou učiteli zmiňovány citace elektronických zdrojů. Další části etiky zůstávají upozaděny (např. síťová etika či autorský zákon). Bezpečnostní aspekty pak učiteli nejsou dostatečně zohledňovány.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Irhamdi, Muhammad. "MENGHADIRKAN ETIKA KOMUNIKASI DIMEDIA SOSIAL (FACEBOOK)." KOMUNIKE 10, no. 2 (December 1, 2018): 139–52. http://dx.doi.org/10.20414/jurkom.v10i2.676.

Full text
Abstract:
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa lepas dari aktivitas komunikasi penyampai pesan kepada manusia lainnya yaitu antara komunikator dan komunikan. Pengiriman pesan dari komunikator ke komunikan dapat menciptakan feed back yang positif jika etika didalam berkomunikasi menjadi acuan didalam menentukan cara atau pemilihan pesan komunikasi. Di era new media, dimana manusia bisa berkomunikasi tanpa batasan jarak, tempat dan waktu menjadi model komunikasi yang efektif dan efsien dengan memanfaatkan internet sebagai wadah untuk berkomunikasi dimedia sosial secara online. Media sosial seperti facebook merupakan bagiam dari media massa yang bersipat publistik dengan bebas dapat menyampaikan pesanpesan komunikasi tanpa batasan apapun, sehingga berpotensi pada pesan-pesan yang tidak edukatif, informatit dan menghibur. Didalam menggunakan media sosial menghadirkan etika komunikasi pada khlayak komunikan yang sangat heterogen baik dari segi umur, agama, budaya dan kelas-kelas sosial menjadikan etika didalam berkomunikasi menjadi hal yang sangat penting untuk mengantisipas dampak negatif dari penggunaan media sosial facebook.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sari, Afna Fitria. "ETIKA KOMUNIKASI." TANJAK: Journal of Education and Teaching 1, no. 2 (August 11, 2020): 127–35. http://dx.doi.org/10.35961/tanjak.v1i2.152.

Full text
Abstract:
Tulisan ini membahas tentang Etika Komunikasi yang baik serta pentingnya menanamkan pemahaman Etika Komunikasi kepada mahasiswa, yang berkaitan dengan norma kesopanan (akhlak). Etika Komunikasi yang sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa karena dapat menjadi alat kontrol berperilaku atau bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui Etika Komunikasi yang baik dan benar maka akan mengarahkan mahasiswa untuk berperilaku semestinya sesuai dengan norma yang berlaku dengan mengedepankan sikap sopan santun kepada siapapun sehingga tidak merugikan banyak pihak. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research) yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat, mengolah bahan penelitian, serta literasi-literasi cetak maupun digital yang serupa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Hardiyarso, St. "Etika Komunikasi Visual: Pencarian Kebenaran Dalam Pemahaman Antara Yang Dilihat Dan Yang Dipikirkan." Jurnal Komunikasi dan Media 1, no. 1 (November 24, 2020): 67. http://dx.doi.org/10.24167/jkm.v1i1.2858.

Full text
Abstract:
Dalam proses pertukaran informasi, komunikator adalah sumber dari adanya ide rasional untuk sebuah pesan. Supaya sampai pada pihak yang dituju, komunikan, pesan tersebut harus disampaikan melalui media-media komunikasi. Di antara sekian banyak media, media visual sebagai pengantar pesan sekarang dipandang sebagai yang paling efektif, karena mengandalkan pencerapan indera penglihatan dan mengurangi pemahaman rasio. Efektifitas komunikasi visual menjadi nyata, ketika komunikan mampu menangkap dan mencerap makna pesan visual secara kritis rasional dan objektif, sesuai dengan gagasan rasional asali dari komunikator. Akan tetapi, tidak jarang terjadi, bahwa faktor ketiga, situasi di sekitar komunikan dan komunikator pun memberi pengaruh dalam proses komunikasi visual. Akibatnya, tidak ada kesepadanan antara persepsi rasional, media dan pencerapan visual oleh komunikan, yang biasa disebut sebagai miss-komunikasi. Dampak dari kesalahan dalam pemahaman tentunya akan menentukan perilaku. Memang, komunikasi diadakan dengan tujuan untuk mempengaruhi. Supaya tidak terjadi kondisi saling mempersalahkan, atau mencari “kambing hitam”, pengkajian secara filosofis atas dinamika komunikasi visual dipandang perlu untuk menemukan prinsip-prinsip dasar komunikasi visual. Sebagai kajian filsafati, metode yang dipergunakan adalah metode sistematis-spekulatif yang menekankan cara berpikir refleksif rasional dengan dukungan metode interpretatif dan komparatif secara holistik filsafati. Melalui metode ini, proses komunikasi visual diperbandingkan dengan proses pencarian pengetahuan oleh para filsuf, terutama Plato dan Aristoteles. Hasil kajian menunjukkan bahwa sumber kesalahpahaman komunikasi dapat berasal, baik komunikator, komunikan maupun faktor ketiga, lingkungan. Kesalahan tersebut pun dapat dibedakan, apakah disengaja atau tidak. Kesengajaan dimaksudkan untuk mencari keuntungan; dan ketidaksengajaan terjadi, karena kesalahan dalam cara berpikir, misalnya persepsi inderawi dipahami sebagai persepsi rasional, dan sebaliknya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Joko Susanto. "ETIKA KOMUNIKASI ISLAMI." WARAQAT : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 1, no. 1 (September 19, 2020): 24. http://dx.doi.org/10.51590/waraqat.v1i1.28.

Full text
Abstract:
Kegiatan komunikasi harus dilakukan berdasarkan nilai-nilai etika yang dianut dalam sebuah masyarakat, hal ini dimaksudkan agar komunikasi yang dilakukan menyenangkan, memberi kebaikan dan memberi manfaat bagi pelaku komunikasi. Islam sebagai agama rahmat, ajarannya diyakini memberi kebaikan dalam kehidupan umat manusia. Islam juga menempatkan komunikasi sebagai sesuatu yang penting dan bernilai ibadah apabila komunikasi itu dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam alquran dan sunnah Nabi SAW, keduanya merupakan pedoman yang berisi tuntunan hidup bagi setiap muslim yang harus dijunjung tinggi dan menjadi ukuran-ukuran dalam berkomunikasi. Etika komunikasi islami dimaksudkan sebagai sebuah nilai-nilai yang baik yang pantas dan memiliki manfaat ketika melakukan proses komunikasi, apakah komunikasi itu berupa komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi atau komunikasi massa kesemua bentuk komunikasi yang akan dilakukan tersebut harus didasarkan pada nilainilai alquran dan sunnah Nabi SAW. Nilai-nilai etika komunikasi islami yang tertuang dalam alquran dan sunnah Nabi SAW meliputi nilai-nilai kejujuran (kebenaran). Nilai kejujuran ini meliputi nilai-nilai keadilan, kewajaran dan kepatutan. Etika komunikasi yang lain adalah nilai Falyakul Khairan au liyasmut (Katakan yang baik atau diam), selanjutnya yang terakhir adalah nilai tabayyun. Ketiga nilai etika komunikasi islami ini merupakan pendidikan berkomunikasi bagi setiap muslim dalam menciptakan komunikasi yang baik menurut ajaran Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Qudratullah and Rosniar. "Etika Komunikasi Dalam Berdiskusi." Jurnal Indonesia Sosial Sains 2, no. 1 (January 21, 2021): 92–102. http://dx.doi.org/10.36418/jiss.v2i1.115.

Full text
Abstract:
Artikel ini membahasa mengenai etika komunikasi dalam berdiskusi. Tujuan tulisan ini adalah untuk menggali etika-etika yang seharusnya diterapkan dalam diskusi agar diskusi dapat berjalan dengan baik tanpa melahirkan konflik yang terjadi antarpihak yang berdiskusi. Tulisan ini disajikan melalui kualitatid deksriptif, di mana data-datanya diambil melalui riset kepustakaan yang sesuai dengan pembahasan kajian. Hasil kajian ini mengungkapkan bahwa memilih perkataan yang baik sesungguhnya menjadi bagian dari upaya kita untuk menghargai orang lain dan diri kita sendiri. Artinya orang lain ketika berkomunikasi dengan kita juga akan mampu menghargai ketika kita juga menghargai mereka. Seringkali manusia tidak dihargai karena dirinya sendiri tidak mampu menghargai orang lain. Namun yang jelas, perintah berbuat baik tidak hanya terbatas pada ucapan, tetapi segala bentuk tindakan (tingkah laku) harus membuat nyaman sekitar. Islam mengajarkan untuk berdiskusi dengan memberi manfaat, menggunakan kalimat yang baik dan sopan, bersikap lemah lembut, dengan melalui diskusi dengan penuh hati-hati dan tenang serta mengutamakan untuk menahan amarah dan berlapang dada menerima pendapat orang lain. Dalam proses diskusi sebaiknya dimuat dalam forum yang harmoni, berusaha memberikan argumentasi yang berorientasi pada kebenaran dan menciptakan suasana yang santai dan nyaman. Hal terpenting adalah bagaimana forum diskusi tersebut berjalan dengan penuh sikap saling menghargai tanpa memperlihatkan keegoisan pribadi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sukirno, Zakaria Lantang. "Etika Komunikasi Visual Influencer Pariwisata." Journal of Tourism and Creativity 4, no. 2 (September 18, 2020): 127. http://dx.doi.org/10.19184/jtc.v4i2.15713.

Full text
Abstract:
In tourism promotion, tourist destination visual attraction becomes a weapon to attract attention for tourism influencers through their social media. But visual ethical problem appears when photograph has been edited or manipulated by them. Thus, “what does visual communication ethic from influencer in tourism promotion like?”. This research based on concepts of utilitarian ethics, visual communication ethics, and tourism visual communication. For its methodology, this research uses positivistic paradigm, descriptive research, and utilitarian ethical evaluation method. Research findings obtained the quantification of harmful consequences and good consequences for tourism influencers photograph manipulation, and two alternative acts for tourism influencers visual communication ethics.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Hidayat, Rofiq. "ETIKA KOMUNIKASI PEMIMPIN PERSPEKTIF HADITS." Indonesian Journal of Islamic Communication 2, no. 2 (December 7, 2019): 105–30. http://dx.doi.org/10.35719/ijic.v2i2.505.

Full text
Abstract:
In this paper, the author presents a study of the ethics of leader communication based on the behavior of the Prophet through the hadith. This research method uses descriptive qualitative by collecting the hadiths in the kutubut tis’ah. Based on the types of communication, the traditions related to the ethics of communication verbally and nonverbally will be examined. From the results of the study, there are three hadiths that discuss the ethics of verbal communication, namely first, not too fast, clear, firm, secondly repeat until understanding, third, only speak necessary, begin and end with basmalah, and not insulting and hadith which discusses four the thing in non-verbal communication is the hadith regarding body language, signs, deeds, and objects.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Faridah, Faridah. "Komunikasi Dalam Interaksi Sosial (Analisis Etika Komunikasi Dalam Perspektif Islam)." RETORIKA : Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam 1, no. 1 (April 30, 2019): 99–109. http://dx.doi.org/10.47435/retorika.v1i1.247.

Full text
Abstract:
Komunikasi merupakan satu syarat utama dalam keberhasilan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Komunikasi merupakan salah satu bentuk kebutuhan primer manusia karena setiap elemen kehidupan manusia membutuhkan komunikasi. Kegagalan dalam komunikasi dapat berakibat pada kerenggangan, kekacauan, dan ketidakharmonisan dalam hidup baik dalam rumah tangga, keluarga, maupun dalam bermasyarakat. Sebaliknya komunikasi yang baik akan menciptakan harmoni kehidupan yang akan mengantarkan pada kebahagiaan hidup baik dunia maupun akhirat. Menyikapi perkembangan komunikasi terutama karena kemajuan teknologi dan media komunikasi, dewasa ini telah banyak ditemukan kegagalan dalam komunikasi. Hal ini merupakan salah satu akibat jauhnya atau kekurangtahuan/kekurangpahaman komunikator tentang etika-etika komunikasi. Sehingga mustahil bisa ditemukan penerapan etika komunikasi dalam interaksi yang berlangsung. Islam sebagai rahmat bagi semesta alam telah mengatur tata cara berkomunikasi yang merupakan panduan etika komunikasi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Etika komunikasi tersebut di antaranya adalah Tidak memisahkan antara dakwah bi al-lisa>n, bi al-qala>m dengan perbuatan. Hal ini didasarkan pada QS al-Baqarah/2: 44 dan al-S{af/61: 2-3, tidak mencerca sesembahan lawan (non muslim), didasarkan pada QS al-An’a>m/6: 108, tidak melakukan diskriminasi sosial, didasarkan pada QS ‘Abasa/87: 1-2, QS al-An’a>m/6: 52. dan QS al-Kahfi/18: 28, Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui kebenarannya, didasarkan pada QS al-Isra>’/17: 36. Selain Etika Komunikasi, Islam juga menganjurkan beberapa jenis komunikasi yang sebaiknya dilakukan dalam interaksi sosial, jenis komunikasi tersebut telah dijelaskan dalam al-Quran dan telah diaplikasikan oleh para Nabiullah seperti Qaulan layyinan (perkataan yang lembut), QS T{a>ha/20: 43-44, Qaulan bali>gha (perkataan yang membekas pada jiwa), QS al-Nisa>’/4: 63. dan Qaulan ma’ru>fan (perkataan yang baik) yakni QS al-Nisa>’/4: 5.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Maharani, Dwi. "PENGGUNAAN ETIKA JURNALISTIK PADA PROGRAM ACARA DI TELEVISI (STUDI EVALUATIF PADA PROGRAM REPORTASE INVESTIGASI TRANSTV EPISODE “AYAM KAMPUS”)." Jurnal Inovasi 13, no. 2 (October 21, 2019): 87–100. http://dx.doi.org/10.33557/jurnalinovasi.v13i2.613.

Full text
Abstract:
Research entitled Implementation of Journalistic Ethics in Television Program Evaluative (Journalistic Evaluative Study On Impression Reporting Episode Investigation "Ayam Kampus") The problem formulation is how to depict the application of journalistic ethics in the program of Reportage Investigation in TRANS TV episode "Ayam kampus". used in this study is a qualitative method by using visual materials and interviews to analyze the data Analysis of data used by researchers based on journalistic ethics and in addition also through communication ethics Based on the results of research conducted it can be concluded that there are many parts based on journalistic ethics judging from the journalistic code of ethics on TRansTV Investigation Reports. Penelitian berjudul Penerapan Etika Jurnalistik Dalam Program Acara Televisi (Studi Evaluatif Jurnalistik Pada Tayangan Reportase Investigasi Episode “Ayam Kampus”). Rumusan masalahnya aadalah; Bagaimana gambaran penerapan etika jurnalistik dalam program acara Reportase Investigasi di TRANS TV episode “Ayam Kampus”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif dengan menggunakan bahan visual dan wawancara untuk menganalisis data. Analisis data yang digunakan peneliti berpedoman pada etika jurnalistik dan sebagai tambahan juga melalui etika komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sudah banyak bagian yang berpedoman pada etika jurnalistik dilihat dari kode etik jurnalistik pada tayangan Reportase Investigasi TRansTV.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Windarto, Windarto. "KODE ETIK GURU DALAM PENGAPLIKASIAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE PAI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0." Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan 15, no. 1 (January 31, 2021): 15. http://dx.doi.org/10.35931/aq.v15i1.420.

Full text
Abstract:
Kode etik merupakan pedoman perilaku bagi guru Indonesia, berupa aturan-aturan yang menata hubungan antara; guru dengan lembaga pendidikan, guru dengan guru, guru dengan peserta didik, dan guru dengan lingkungan. Kode etik guru bertujuan menjaga etika dan meningkatkan martabat guru, menjadikan guru handal dalam mengembangkan beragam potensi peserta didik, serta menjunjung tinggi martabat profesi. Penelitian ini berfokus pada kode etik guru dalam ranah profesionalitasnya yang berkewajiban mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dan keputusan kongres PGRI pasal 2, konkritnya berupa pengaplikasian media pembelajaran berbasis teknologi dan komunikasi di ranah PAI di era revolusi industri 4.0. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan library research. Sistem pengumpulan data dengan cara mengakomodasi, membaca, mencatat serta mengolah berbagai literatur bacaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mengukur kode etik guru dalam mengaplikasikan media pembelajaran online PAI di era revolusi industri 4.0 bisa diindikasikan pada; (1) kompetensi pendidik; (2) prinsip pemilihan dan penggunaan media; (3) pembelajaran PAI di era revolusi industri 4.0.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Setyaningsih, Rila, Abdullah Abdullah, Edy Prihantoro, and Hustinawaty Hustinawaty. "Penanaman etika komunikasi digital di pesantren melalui pemanfaatan e-learning." Jurnal Kajian Komunikasi 8, no. 1 (June 22, 2020): 128. http://dx.doi.org/10.24198/jkk.v8i1.24538.

Full text
Abstract:
Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran juga menjadi sebuah inovasi dalam menyongsong era society 5.0. Relasi mahasiswa santri UNIDA Gontor dengan dunia luar dibatasi dengan berbagai regulasi yang ada, termasuk juga dalam pemanfaatan media digital. Etika komunikasi digital menjadi hal penting yang harus dimiliki mahasiswa santri dalam setiap interaksi melalui media digital. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi penanaman etika komunikasi digital di pesantren dalam menyongsong era society 5.0 melalui pemanfaatan e-learning. Penelitian ini berupa kualitatif deskriptif. Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi dengan pengelola program studi dan dosen-dosen pengampu mata kuliah dasar Ilmu Komunikasi Universitas Darussalam Gontor yang merupakan lembaga pendidikan tinggi berbasis pesantren. Teknik analisis data dilakukan berdasarkan teori Milles dan Huberman. Keabsahan data penelitian dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penanaman etika komunikasi digital di Universitas Darussalam Gontor dengan memanfaatkan e-learning dilakukan berdasarkan standar literasi media islam daring. Terdapat tujuh standar literasi media islam daring yang dijadikan rujukan dalam menanamkan etika komunikasi digital kepada para mahasiswa santri meskipun pelaksanaannya belum secara maksimal. Ketujuh standar tersebut terdiri dari prinsip produksi konten, etika distribusi informasi, jaminan akurasi dan komitmen anti hoak, semangat amar ma’ruf nahi munkar, asas hikmah dalam dakwah, prinsip interaksi digital, dan prinsip kebebasan. Pembelajaran e-learning mata kuliah dasar ilmu komunikasi menjadi sarana dalam menanamkan etika komunikasi digital menyongsong era society 5.0. Kontribusi penelitian ini berupa strategi penanaman etika komunikasi digital melalui pemanfaatan e-learning menyongsong era society 5.0 di lembaga pendidikan tinggi berbasis pesantren.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Mahadi, Ujang. "Komunikasi Islam Dalam Lintas Budaya." AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 6, no. 1 (December 30, 2019): 272. http://dx.doi.org/10.21043/at-tabsyir.v6i2.6439.

Full text
Abstract:
<p class="01Judul">Komunikasi merupakan kebutuhan dasar, urat nadi dan ciri eksistensi kehidupan manusia. Tanpa komunikasi, manusia akan sulit mengungkapkan isi hati, perasaan, keinginan, pendapat dan menjalankan hubungan silaturahmi dengan manusia lainnya. Komunikasi Islam, yaitu proses menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan etika dan prinsip-prinsip Islam, materi atau isi pesan (content) komunikasi bersumber dari Al-Quran dan Hadis Nabi saw. Komunikator dalam koumunikasi Islam harus memiliki integritas dan menjunjung tinggi moralitas dalam menyampaikan pesan. Enam prinsip dalam komunikasi Islam, yaitu: Qaulan Sadida, Qaulan Baligha, Qulan Ma’rufa, Qaulan Karima, Qaulan Layinan, dan Qaulan Maysura. Komunikasi lintas budaya (cross cultural communication) adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan di antara peserta komunikasi yang berbeda latar belakang budaya, bisa berbeda bangsa, kelompok ras, atau komunitas bahasa. Komunikasi Islam dalam komunikasi lintas budaya mengandung maksud bahwa umat Islam dalam berkomunikasi harus menjunjung tinggi nilai kejujuran, kebenaran, dan kesantunan serta senantiasa mempertimbangkan keragaman dan pluralitas budaya masyarakat sehingga terwujud komunikasi yang komunikatif dan humanis.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Afriani, Febi, and Alia Azmi. "Penerapan Etika Komunikasi di Media Sosial." Journal of Civic Education 3, no. 3 (September 6, 2020): 331–38. http://dx.doi.org/10.24036/jce.v3i3.372.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya penerapan etika komunikasi di media sosial WhatsApp oleh mahasiswa. Etika komunikasi di media sosial ini terbagi atas tiga poin penting yang harus diterapkan oleh setiap penggunanya termasuk mahasiswa. Tujuan penelitian untuk menganalisis bagaimana penerapan etika komunikasi mahasiswa di media sosial WhatsApp. Penelian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif dengan menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Objek penelitian adalah semua postingan mahasiswa mahasiswa PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang tahun masuk 2016 pada media sosial whatsapp grup angkatan 2016 yaitu grup ISP 16, yang meliputi semua teks, audio, video, gambar dan dokumen yang diposting selama bulan maret 2020. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan etika berkomunikasi yang santun dalam menggunakan media sosial dimedia sosial WhatsApps grup oleh mahasiswa PPKN tahun masuk 2016 sudah sangat baik, hal ini dibuktikan berdasarkan hasil analisis terlihat ketika menyampaikan salam atau sapaan ketika memulai pembicaraan, mengucapkan kata terimakasih setelah mendapatkan informasi dan memberikan respon ketika bertanya. 2) Penerapan etika memberikan informasi secara bijak sangat baik ini hal ini terbukti dari memberikan informasi dari sumber terpercaya, tidak menyebarkan konten yang bersifat pornografi, memberikan informasi positif, tidak mmberikan informasi yang memicu terjadinya konflik, tidak menyebarkan informasi yang bersifat SARA, serta tidak adanya plagiat atas hak kekayan intelektual orang lain. 3) Penerapan etika menghargai privasiorang lain sangat baik penerapanya hal ini dibuktikan tidak adanya menuduh dan menyerang secara pribadi dalam grup, tidak menyebarkan informasi yang sivatnya privasi dan tidak adanya bullying dalam grup.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Andriani, Nita. "Etika Komunikasi Bisnis dalam Perspektif Islam." Jurnal Al-Hikmah 19, no. 01 (April 1, 2021): 13–26. http://dx.doi.org/10.35719/alhikmah.v19i01.40.

Full text
Abstract:
The business world in the future is faced with intense competition, companies that have mature management will be superior and can last a long time. Basically, for Muslims when doing business, it is not only to get abundant profit. But also get blessings for every transaction that exists. Therefore it is necessary to have ethics in communicating in business. Which ethics is a reflection of the integrity of business people in determining attitudes and behavior to interact with others. This research approach uses research methods to obtain data used by means of observation or looking for direct references and also secondary data related to Islamic business communication. The results of this study are: morality used as a guideline for communication ethics, namely (1) Fairness (honesty) (2) Accuracy (accuracy of information); (3) free and responsible; (4) constructive criticism; (5) Fair and impartial; (6) Does not like badmouthing (Ghibah); (7) Do not like prejudice (Su'uzh-zhann, When ethics and communication are implemented in business relationships, it can be concluded that Islamic communication ethics is a method of communicating in accordance with moral values ​​in judging right or wrong based on the behavior of business people. where every transaction that exists must contain divine elements (الهي), both in the form of a human relationship with Allah ﷻ and humans (حبل من الله) as well as Humans and Humans themselves (حبل من الناس), thus directing humans to the benefit of the world and the hereafter.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Ihsani, A. Fikri Amiruddin, and Novi Febriyanti. "Etika Komunikasi Sebagai Kontrol Kesalehan Virtual dalam Perilaku Bermedia Masyarakat di Era Digital." Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial 2, no. 1 (February 26, 2021): 24. http://dx.doi.org/10.36722/jaiss.v2i1.512.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini membahas mengenai etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan virtual dalam perilaku bermedia masyarakat di era digital. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan mengetahui peran etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan virtual dalam perilaku bermedia masyarakat di era digital. Konsep etika komunikasi yang digunakan berdasarkan perspektif Haryatmoko dan dilengkapi oleh teori tindakan komunikasi Habermas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Data-data yang berhasil diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan sehingga terbentuk sebuah hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa etika komunikasi merupakan seperangkat norma, nilai, atau ukuran tingkah laku yang baik dalam aktivitas komunikasi. Dalam hal ini, etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan virtual dalam perilaku bermedia masyarakat di era digital ini dimaksudkan untuk menjamin pada tercapainya sifat-sifat umum akan norma-norma yang dapat diterima dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, menjamin pada otonomi individu melalui kemampuan emansipatoris sehingga menghasilkan pembentukan kehendak bersama melalui perbincangan yang rasional. Dengan demikian, etika komunikasi merupakan sebuah upaya untuk mengontrol proses komunikasi agar tercipta stabilitas sosial dalam masyarakat yang plural di era digital.</p><p><strong><em>Kata </em></strong><strong><em>K</em></strong><strong><em>unci</em></strong><em>: </em><em>Etika</em><em>; </em><em>Komunikasi</em><em>; </em><em>Kesalehan; Virtual; Digital.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Meilia, Putri Dianita Ika, Anna Rozaliyani, and Nurfanida Librianty. "Pengelolaan Surat Menyurat Majelis Kehormatan Etik Kedokteran." Jurnal Etika Kedokteran Indonesia 2, no. 3 (October 24, 2018): 111. http://dx.doi.org/10.26880/jeki.v2i3.26.

Full text
Abstract:
Sebagai badan otonom Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang bertanggung jawab dalam penerapan etika kedokteran, ketertiban administratif adalah sangat penting bagi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), terutama karena banyak berurusan dengan masalah sensitif dan rahasia yang menyangkut hajat hidup teman sejawat dan kewibawaan MKEK maupun IDI. Oleh karena itu, MKEK sudah sepatutnya memiliki aturan tentang pengelolaan surat menyurat untuk melancarkan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak dan agar tertib secara administratif. Setiap MKEK wilayah/cabang hendaknya memiliki aturan internal tentang pengelolaan surat menyurat, yang dapat dibuat dengan merujuk ke Standar Prosedur Operasional yang telah dibuat oleh MKEK Pusat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Andriani, Faricha. "PERKEMBANGAN ETIKA KOMUNIKASI ISLAM DALAM BERMEDIA SOSIAL." AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 6, no. 1 (June 30, 2019): 55. http://dx.doi.org/10.21043/at-tabsyir.v6i1.5586.

Full text
Abstract:
<p class="06IsiAbstrak"><span lang="EN-GB">Manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari kegiatan saling berinteraksi dengan sesama manusia. Melalui kegiatan interaksi inilah manusia otomatis melakukan kegiatan komunikasi. Pada perkembangannya, komunikasi tidak hanya dilakukan secara langsung dalam kehidupan nyata, melainkan juga dapat dilakukan melalui media virtual dengan memanfaatkan akun-akun media sosial. Akan tetapi, pada praktik komunikasi dalam media sosial, masih didapati pelanggaran etika komunikasi dengan adanya penyebaran pesan hoax serta hate speech. Sehingga perlu adanya pengembangan pada etika komunikasi, khususnya etika komunikasi islam. Etika komunikasi islam tidak hanya dijadikan sebagai pemahaman ilmu saja, melainkan adanya implikasi dalam kegiatan komunikasi dalam bermedia sosial. Adanya pemahaman dan pengaplikasian tersebut mampu memberikan pemahaman yang lebih akan pentingnya etika komunikasi dalam bermedia sosial, karena media sosial tidak hanya sebagai sarana komunikasi, melainkan bagian dari budaya interaksi dalam dunia modern.</span></p><!--[if supportFields]><span style='font-size:12.0pt;mso-bidi-font-size:10.0pt; line-height:125%;font-family:"Minion Pro","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";color:black;mso-font-kerning:14.0pt; mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA'><span style='mso-element:field-end'></span></span><![endif]-->
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

PRASETYO, IWAN, and TRI ENDANG YANI. "MERAIH LOYALITAS PELANGGAN DENGAN ETIKA KOMUNIKASI SALES DAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT." Jurnal Ilmiah Manajemen "E M O R" 4, no. 1 (June 2, 2020): 134. http://dx.doi.org/10.32529/jim.v4i1.478.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : 1) Pengaruh etika komunikasi terhadap loyalitas pelanggan; 2) Pengaruh customer relationship management terhadap loyalitas pelanggan; 3) Kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Dan seberapa besar pengaruh dari variabel etika komunikasi, customer relationship management dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas. Objek penelitian pada Rumah Batik Danar Hadi pada pelanggan metode purposive sampling sebanyak 96 responden. Pada penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari jawaban responden terhadap kuesioner yang disebarkan yang berisi pertanyaan yang mewakili indikator setiap variabel dan data analisis menggunakan regresi linier. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan dimana etika komunikasi, customer relationship management, kepuasan pelanggan berpengaruh positif signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan. Dari hasil uji regresi dapat ditarik kesimpulan jika ketiga variabel diatas yaitu etika komunikasi, customer relationship management dan kepuasan pelanggan sangatlah diperlukan untuk dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Utaminingsih, Sri. "ETIKA KOMUNIKASI KANTOR DAN IMPLEMENTASINYA BAGI SEKRETARIS." SEKRETARI 5, no. 1 (November 14, 2018): 18. http://dx.doi.org/10.32493/skr.v5i1.1102.

Full text
Abstract:
Abstraks Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan kebutuhan yang mendasari terjalinnya ikatan antar manusia baik dalam masyarakat primitive maupun yang sudah maju, demikian juga posisi sekretaris yang membawa citra perusahaan harus memperhatikan etika dalam koordinasi kerja secara optimal, serta mampu menyelaraskan hubungan kerja dengan pimpinan, bawahan maupun anggota organisasi lainnya. Beberapa factor pendukung terwujudnya komunikasi yang efektif bagi sekretaris menurut Wursanto 1989, dikenal “The seven c’s communication”: Credibility/kepercayaan, Context (perhubungan),Content (kepuasan),Clarity (kejelasan) berita/pesan, Continuity and Consistency, Capability of Audience (kemampuan pihak penerima berita) serta Channels of Distribution. Faktor penghambat dalam berkomunikasi 1) lingkungan fisik : posisi geografis , 2) lingkungan sosial budaya meliputi bahasa , kepercayaan, adat-istiadat, 3) lingkungan psikologi: ucapan tertentu, keaktualan materi dan ketepatan materi, 4) dimensi waktu. Upaya mengatasi hambatan komunikasi Triwidodo. 2002. Sekretaris harus mampu mengembangkan wawasan, menggunakan bahasa tubuh yang tepat, menjaga jarak kontak mata dengan jarak bicara, rasa humor dan rasa empati. Etika komunikasi sangat bermanfaat bagi semua orang terlebih bagi sekretaris dalam menjalankan fungsinya di perusahaan yaitu membina hubungan yang harmonis di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Kata Kunci : Etika Komunikasi, Sekretaris
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Hendra, Tomi, and Sri Hartati. "Etika Dakwah Ditinjau dari Perspektif Psikologi Komunikasi." AL MUNIR : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam 2, no. 2 (July 1, 2019): 67–73. http://dx.doi.org/10.15548/amj-kpi.v2i2.491.

Full text
Abstract:
Da'wah is a very noble work and has been carried out by the Prophets and Apostles, especially the Prophet Muhammad. The part of Da'wah from a series of activities that invites, calls on, conveys the message of religion to others with the hope that there will be a shift from things that are not good to good, in the language of religion known as amar ma'ruf nahi mungkar. History has recorded a long journey from preaching from the Prophet Muhammad. Starting from da'wah carried out clandestinely to preaching carried out openly. History has also been proven in the journey of the preaching of the Prophet Muhammad, how his ethics in preaching. This paper seeks to put forward the da'wah ethics with the aim of the preachers or preachers having guidelines and guidelines in delivering the minutes and continuing the estates of the da'wah struggles carried out by the Prophet Muhammad. Many problems nowadays are found problems or problems that arise and occur in da'wah activities. One example is to think that someone else is wrong when they understand differently or conflict with the interpreter in delivering his message. In other cases, there are those who are explicitly speaking out words that can hurt others when preaching. The purpose of this paper is to try to raise and expose ethics in preaching, in the hope of contributing to the morning missionary practitioners
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Rizal, Fahrul. "ETIKA PENGGUNAAN MEDIA MASSA DALAM PERSPEKTIF HADÎTS." Diroyah : Jurnal Studi Ilmu Hadis 1, no. 2 (February 3, 2018): 203–2013. http://dx.doi.org/10.15575/diroyah.v1i2.2068.

Full text
Abstract:
Pada zaman sekarang, media massa menjadi arus utama dalam proses komunikasi dan informasi. Oleh karena itu, penggunaannya harus diperhatikan. Sebagai Muslim, segala tindak tanduk Nabi harus menjadi pedoman dalam hidup. Dengan demikian, penggunaan alat komunikasi pun harus mencontoh pada Nabi. Hadîts-ẖadîts dan praktek komunikasi pada zaman Nabi merupakan sumber yang dapat dijadikan pedoman baik aturan atau kode etik dalam menggunakan media massa.Dalam penelitian ini, digunakan kutub al-Sittah dan buku Sirah Nabawiyahkarya al-Mubarakfury sebagai sumber data. Di samping itu, metode yang digunakan adalah analisis deskriptif mawdhû′î yaitu untuk menganalisis dan menggambarkan suatu hasil penelitian berdasarkan tema tertentu.Setelah dilakukan pengkajian pada Kutub al-Sittah dan buku Sirah Nabawiyah karya Shafiyyurahman al-Mubarakfury ditemukan enam ẖadîts (3 riwayat Muslim, 2 riwayat Bukhârî dan 1 riwayat Tirmidzî) serta empat prkatek komunikasi pada zaman Nabi yaitu penggunaan surat, syair, periwayatan ẖadîts dan pengiriman utusan. Dari segi kualitas, dapat dinilai terdapat 5 ẖadîts shaẖîẖ dan 1 ẖadîts ẖasan. Sedangkan dari segi kandungan ẖadîts dan empat praktek komunikasi dalam Sirah dapat disimpulkan bahwa etika penggunaan media massa bisa dilihat dari tiga aspek yakni komunikasi, pesan dan media yang digunakan. Pada aspek komunikasi (mencakup penerima dan penyampai informasi) diharuskan memperhatikan keimanan seseorang, bersikap selektif, jujur dan netral. Sementara itu, pesan yang disampaikan harus bersifat benar, proporsional, mencantumkan sumber informasi dan disampaikan secara etis. Sedangkan terkait media, Nabi SAW memberikan kebebasan dalam menggunakan media apa saja untuk menyampaikan informasi sesuai dengan perkembangan zaman dan kondisi masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Rusli. "Kebebasan Berkomunikasi Dalam Perspektif Islam." AL-HIKMAH: Media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan Budaya 10, no. 1 (June 25, 2019): 1–19. http://dx.doi.org/10.32505/hikmah.v10i1.1699.

Full text
Abstract:
Kebebasan berkomunikasi dalam perspektif Islam adalah suatu sistem komunikasi yang dibangun atas nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip yang berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadis. Kebebasan berkomunikasi dalam Islam, yaitu bebas menyampaikan pesan-pesan Islami, baik secara lisan, pikiran, dan tulisan kepada khalayak demi kemaslahatan, khususnya bagi umat Islam dan manusia secara umum. Demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat, pesan yang disampaikan kepada komunikan harus benar, jujur, dan dengan cara yang baik, lemah lembut, dan bisa dipertanggung jawabkan baik kepada diri sendiri, masyarakat luas maupun kepada Allah SWT.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Iqbal, Chadijah Isfariani. "BUDAYA KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT JEPANG." Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya 9, no. 1 (June 1, 2018): 129–40. http://dx.doi.org/10.36869/wjsb.v9i1.25.

Full text
Abstract:
Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik. Budaya mempengaruhi komunikasi dan komunikasi mempengaruhi budaya. Penelitian ini fokus pada budaya komunikasi pada masyarakat Jepang. Etika dalam berkomunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam usaha menyampaikan pesan atau tuturan kepada peserta tutur lain. Etika dalam berkomunikasi dan menyampaikan pesan masyarakat Jepang meliputi Aizuchi (Memberikan Respon), Aisatsu (Memberi Salam), dan Zoutoubunka (Budaya Pemberian Hadiah). Kemudian, pola komunikasi dalam interaksi sosial masyarakat Jepang meliputi Uchi-Soto (Dalam-Luar), Honne-Tatemae (Sikap Sesungguhnya-Sikap yang Tampak dari Luar), Horenso atau Houkoku (Laporan), Renraku (Komunikasi), Soudan (Konsultasi) dan Keigo (Bahasa Sopan). Dalam berkomunikasi, mereka lebih banyak menggunakan komunikasi non-verbal. Komunikasi non-verbal yang digunakan dalam interaksi masyarakat Jepang adalah Miburi (gerak tubuh), kontak mata, dan ekspresi wajah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Nandiwardhana, Brahmastra. "ETIKA KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS DALAM MENJAGA CITRA PERUSAHAAN." JCommsci - Journal Of Media and Communication Science 3, no. 3 (September 30, 2020): 228. http://dx.doi.org/10.29303/jcommsci.v3i3.90.

Full text
Abstract:
Etika Public Relation sebagai penerapan pengetahuan, pemahaman dan penalaran tentang perilaku “benar atau salah” dan “baik atau buruk” dalam praktik profesional Public Relation. Etika Profesional Public Relation juga dibuat agar dapat menjalankan perannya untuk perusahaan yang diwakilinya. Sebagai perusahaan yang mengandalkan pada kepercayaan publik, citra positif menjadi sebuah keharusan tersendiri bagi maskapai Lion Air. Maskapai Lion Air merupakan maskapai komersial yang banyak digunakan masyarakat karena harganya yang terjangkau dan memiliki banyak rute perjalanan antar pulau di Indonesia. Perusahaan yang berkaitan dengan jasa pelayanan transportasi ini tentu di dalam lapangan menerima banyak permasalahan yang bermacam-macam yang berhubungan dengan konsumen. maka dari itu, dibutuhkan seorang public relations yang dapat mengelola permasalahan yang ada di lapangan atau media sosial guna menjaga citra baik perusahaan. Fokus penelitian ini adalah menganalisis etika komunikasi Public Relations maskapai Lion Air dalam mengatasi dan menyelesaikan kasus guna menjaga citra perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan Analisis Isi. Hasil penelitian ini yaitu Etika Public Relations menjadi pedoman para profesional Public Relations dalam bertindak, bahan pertimbangan, dan membuat keputusan. Public Relations yang melaksanakan praktik menyampaikan informasi kepada publik melalui media sebagai perwakilan perusahaan, tentunya setiap kata-kata, ekspresi, dan sikap harus dilakukan dan dipertimbangkan dengan hati-hati.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Imamatus Sholihah. "POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DI DESA SUKOLILO KECAMATAN JABUNG MALANG." Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam 2, no. 2 (July 4, 2021): 97–109. http://dx.doi.org/10.51339/ittishol.v2i2.293.

Full text
Abstract:
Komunikasi antarorang tua dan anak sangat diperlukan, karena perkembangan emosi anak dipengaruhi oleh perubahan pola interaksi dan pola komunikasi dalam keluarga. Komunikasi keluarga pada hakikatnya adalah suatu proses penyampaian pesan bapak atau ibu sebagai komunikator kepada anak-anak sebagai komunikan tentang norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, dengan tujuan keutuhan dan pembentukan keluarga yang harmonis. Pengalaman interaksi di dalam keluarga akan menentukan pola dan tingkah laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat. Ada sejumlah norma yang diwariskan orang tua pada anak, misalnya norma agama, norma akhlak, norma sosial, norma etika dan estetika, dan juga norma moral. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan metode pengumpulan data menggunakan observasi, sedangkan obyek penelitiannya adalah masyarakat didesa sukolilo kecamatan jabung Malang. Hasil dari analisis penelitian ini ialah pola komunikasi orang tua dengan anak di desa sukolilo ada 3 macam; Authoritarian/otoriter (cenderung bersikap bermusuhan), Permissive (cenderung berperilaku bebas), dan Authoritative (cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan), pola komunikasi demokratis umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orangtua dan anak. Dengan adanya komunikasi yang baik antar keluarga, membantu meningkatkan nilai-nilai kepatuhan di dalam diri masing-masing individu dan tercipta keluarga yang rukun, harmonis dan sejahtera.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Ishalyadi, Ishalyadi, and Yulizar Yulizar. "Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Etika Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat." J-Kesmas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat (The Indonesian Journal of Public Health) 5, no. 2 (October 1, 2018): 49. http://dx.doi.org/10.35308/j-kesmas.v5i2.1151.

Full text
Abstract:
Rumah Sakit Umum yang berada di Kabupaten Aceh Barat yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien sebagaiRumah Sakit rujukan tidak luputdari keluhan dan kritikan masyarakat terhadap pelayanan para perawat terutama di RuangRawatInappenyakit dalam yang umumnya ditempati oleh masyarakat yang pendapatan menengah kebawah. Masih banyak perawat yang merasa enggan memberi pelayanan yang prima terhadap pasien dengan pendapatan yang rendah.Perbedaan–perbedaan inilah yang membuat ketidakpuasan pasien terhadap etikaperawat dalammemberikanpelayanan kepada klien dan masyarakat.Penelitian ini dilakukukan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik individu, komunikasi perawat, kepuasan perawat dengan etika perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat tahun 2013. Jenis penelitian adalah bersifat Analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang berkerja diruang rawat inap yang berjumlah 112 orang dan yang menjadi sampel terdiri atas 52 orang dengan memakai metode quota sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan metode angket, wawancara dan observasi.Berdasarkan hasil penelitian dari 52 tenaga perawat masa kerja yang sudah lama 51,9 % P value 0,140.Tingkat pendidikan yang tinggi 886,5% dengan nilai p value 0,495. komunikasi perwat yang baik 96,2% dengan nilai p value 0,813. Perawat yang puas terhadap pekerjaanyanya 71,2% dengan nilai p value 0,003. Hasil analisis statistik untuk variabel karakteristik individu (umur, lama berkerja, tingkat pendidikan), komunikasi perawat tidak ada hubungan dengan etika perawat. Sedangkan untuk variabel kepuasan perawat memiliki hubungan dengan etik perawat. Di harapkan kepada pihak Rumah Sakit agar meningkatkan kepuasan perawat dan memperbaiki fasilitas penunjang agar setiap pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Fitriani, Enny, and Edi Zulfikar. "Manfaat Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika Komunikasi Siswa." Biblio Couns : Jurnal Kajian Konseling dan Pendidikan 1, no. 2 (July 30, 2018): 67–72. http://dx.doi.org/10.30596/bibliocouns.v1i2.2081.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Zainuddin, Husna. "Etika Penggunaan Media Sosial dalam Al-Qur’an sebagai Alat Komunikasi di Era Digitalisasi." AL-MUTSLA 2, no. 1 (June 30, 2020): 26–38. http://dx.doi.org/10.46870/almutsla.v2i1.50.

Full text
Abstract:
Artikel ini membahas tentang etika penggunaan media sosial yang dikaitkan dengan kandungan isi al-Qurán sebagai pedoman bagi setiap manusia. Media sosial telah menjadi alat komunikasi paling dibutuhkan di era globalisasi saat ini, sehingga dibutuhkan etika dalam penggunaannya. Dalam menggunakan media sosial sebaiknya mengacu pada al-Qur’an yang telah diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup bagi seluruh ummat manusia tentunya mampu menjadi sumber rujukan tertinggi. Dalam al-Qur’an terjelaskan etika berkomunikasi dengan media sosial yang tidak bertentangan dengan konstitusi Negara Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Cahya Agung Nugraha, Ikin Asikin, and Asep Dudi Suhardini. "Etika Komunikasi Siswa kepada Guru dalam Perspektif Aktivitas Kelompok Remaja Islam di SMA PGII 2 Bandung." Jurnal Riset Pendidikan Agama Islam 1, no. 1 (July 6, 2021): 27–35. http://dx.doi.org/10.29313/jrpai.v1i1.41.

Full text
Abstract:
Abstract. The educational process will run conducive if aspects of communication between students and teachers are harmoniously established. Communication between students and teachers cannot be assessed only in terms of quantity or intensity but rather quality in this case communication ethics. One of the problems faced in the field of education is the decline in ethics of student communication to teachers. Communication ethics is a procedure for someone to convey information that is in accordance with moral values so that they can judge the good or bad behavior of a person. For this reason, a program or forum that accommodates students is needed to actualize themselves and to provide guidance related to religious values in order to improve the quality of students' communication ethics to teachers. The purpose of this study is to find out: 1) How active students are in participating in the KRI; 2) How is the ethics of student communication to the teacher; 3) The effect of the students' activeness in following the KRI on communication ethics to the teacher. This research is a quantitative correlational research approach. The population of this study was students of KRI members with a sample of 42 students. The analysis technique used is a single predictor regression analysis. The results showed that there was no influence between the activeness of students in joining the KRI program with the ethics of student communication to teachers in SMA PGII 2 Bandung. Correlation coefficient value of 0.080 with a significance of 0.069 where p> 0.05. This means that students 'activeness in joining the KRI program has not shown a significant influence on the quality of students' communication ethics to teachers, so the work hypothesis is rejected. Regression test results obtained R-square 0.08 or 8% and the remaining 92% is influenced by variables that have not been revealed in this study. In conclusion, the KRI program has not yet led to an improvement in the quality of students' communication ethics to teachers. This is evidenced from the final assessment of the KRI program which is more oriented towards students' cognitive aspects in Islamic insight and vision and mission which are still normative and has not led to an increase in the quality of students' communication ethics to teacher. Abstrak. Proses pendidikan akan berjalan dengan kondusif jika aspek komunikasi antar siswa dengan guru terjalin secara harmonis. Komunikasi antar siswa dengan guru tidak dapat diniliai hanya dari segi kuantitas atau intensitas melainkan kualitas dalam hal ini etika komunikasi. Salah satu masalah yang dihadapi dalam bidang pendidikan yaitu adanya penurunan etika komunikasi siswa kepada guru. Etika komunikasi adalah tata cara seseorang dalam menyampaikan informasi yang sesuai dengan nilai moral sehingga dapat menilai baik atau buruk perilaku seseorang. Untuk itu dibutuhkan program atau wadah yang menampung para siswa dalam mengaktualisasikan diri serta dalam memberikan pengarahan terkait nilai-nilai keagamaan guna meningkatkan kualitas etika komunikasi siswa kepada guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti KRI; 2) Bagaimana etika komunikasi siswa kepada guru; 3) Pengaruh keaktifan siswa dalam mengikuti KRI terhadap etika komunikasi kepada guru. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa anggota KRI dengan sampel 42 siswa. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi satu prediktor. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara keaktifan siswa dalam mengikuti program KRI dengan etika komunikasi siswa kepada guru di SMA PGII 2 Bandung. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,080 dengan signifikansi sebesar 0,069 dimana p > 0,05. Hal ini berarti keaktifan siswa dalam mengikuti program KRI belum menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas etika komunikasi siswa kepada guru, sehingga hipotesis kerja ditolak. Hasil uji regresi diperoleh R-square 0,08 atau sebesar 8% dan sisanya 92 % dipengaruhi oleh variabel yang belum terungkap dalam penelitian ini. Kesimpulannya program KRI masih belum mengarah kepada peningkatan kualitas etika komunikasi siswa kepada guru hal ini dibuktikan dari penilaian akhir tentang program KRI yang lebih berorientasi pada aspek kognitif siswa dalam wawasan keislaman serta visi dan misi yang masih normative dan belum mengarah kepada peningkatan kualitas etika komunikasi siswa kepada guru.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Muna, Moh Nailul. "Makna Ruwaybidah dan Rumusan Etika Komunikasi di Era Digital." MUTAWATIR 9, no. 1 (January 28, 2020): 68–92. http://dx.doi.org/10.15642/mutawatir.2019.9.1.68-92.

Full text
Abstract:
This study aims to discuss the ethics of public communication in a digital age, based on the hadith perspective. It is based on the poor ethics of communication in society, which leads to the emerge of SARA, hoaxes, and politicization of religion. The article addresses prophetic traditions concerning ruwaybid}ah that could provide values ​​on the norms of communication. Based on the lexical meaning, the word ruwaybid}ah means people who are weak towards noble matters. Muhammad’s description through the editorial “fools who meddled in community affairs” has a close relation to the cause of social inequality at that time. Through a socio-historical approach, it argues that anyone who does not have capabilities in a particular field and tries to impose his or her incapacity, they could belong to the ruwaybid}ah category. Further, this study attempts to formulate key important principles of today’s digital age communication based on the hadith.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Suhardi, Untung. "ETIKA KOMUNIKASI DALAM VEDA (TINJAUAN FENOMENOLOGI PADA ERA GLOBALISASI)." Jurnal PASUPATI 5, no. 1 (December 30, 2018): 61. http://dx.doi.org/10.37428/pspt.v5i1.129.

Full text
Abstract:
This research using triggered with the phenomenon that it is this day of the importance of the application of ethics in the life of , especially ethical in the vedas that exist in the life of religious social .This research using analysis deksriptif qualitative done with the approach phenomenology in of life at literature hindu .Research discussed about the history of communication in the vedas , ethics communication in the vedas and efforts the preservation of the implementation of the communication in the life of religious social . The result of this research showed that form of communication which limited only speak to your neighbor, but hindu give the findings for donations to civilization mankind that communication the most essential relationships are vertical with the almighty.Communication used in basic hindu thought this is what made the concept of the balance between spiritual life and a globe which is later, becomes the basis for behavior communicate in life in the present.In relation to the process communication veda is very long apply pattern interaction with your neighbor and its environment good horizontally with fellow human beings began of the family, the community and even to the national interest and state.Their effort to preserve ethics communication in the vedas formed by openness individual, the integration of all components hindu, capital intellectual as turning point in progress human resources, and sanction to local knowledge.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Sriwartini, Yayu, and Djudjur Luciana Radjagukguk. "Pelatihan Menganalisis Etika Komunikasi pada Program Televisi untuk pelajar SMAN 38 Jakarta." Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat 3, no. 4 (December 30, 2020): 404. http://dx.doi.org/10.30998/jurnalpkm.v3i4.5622.

Full text
Abstract:
<p>Perkembangan televisi komersial begitu pesat, sehingga terjadi berkompetisi ketat untuk mendapatkan <em>share</em> penonton dan kue iklan. Faktanya saat ini terkadang kualitas tayangan bukan lagi menjadi prioritas. Tidak sedikit konten tayangan yang melanggar etika atau perundang-undangan penyiaran. Selama ini masyarakat (khalayak) tidak pernah tahu bahwa beberapa tayangan variety show dan iklan ternyata bermasalah dan melanggar etika komunikasi. Dalam upaya mengadvokasi dan memberi penyadaran kepada para pelajar tentang pentingnya mengritisi konten media (khususnya televisi), dengan ini telah dilaksanakan kegiatan pelatihan “ Menganalisis Etika Komunikasi pada Tayangan TV” kepada siswa/i kelas X SMAN 38 Jakarta Selatan. Tujuannya adalah: (1) Memberikan pengetahuan kepada para siswa tentang etika komunikasi di media massa; (2) Mendorong para siswa untuk kritis terhadap konten televisi; (3) Menstimuli para siswa untuk menjadi penggerak literasi media di masyarakat. Bentuk kegiatan berupa pelatihan dengan membagi siswa ke dalam 7 kelompok, lalu berdiskusi dan membedah tayangan “Rumah Uya” dan “Iklan Mie Sedap” dengan menggunakan Standar Program Siar (SPS) sebagai panduan untuk menganalisis konten. Setelah berdiskusi, setiap kelompok melakukan presentasi dan memberikan argumentasinya kemudian divalidasi oleh pemberi pelatihan.</p><p> </p><p><em><br /></em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Taher, Muhammad Syu'aib, and Masrap Masrap. "Pendidikan Etika Budaya Komunikasi Melalui Media Sosial Berbasis Al-Qur’an." Alim | Journal of Islamic Education 1, no. 1 (April 2, 2019): 47–72. http://dx.doi.org/10.51275/alim.v1i1.119.

Full text
Abstract:
Isyarat tentang etika budaya komunikasi di media sosial berbasis Al-Qur’an mengutamakan penyampaian kalimat thayyibah yang mengandung unsur solidaritas, kooperatif, ekualitas dalam bingkai menjaga persatuan ummat. Di dalam al-Quran juga ditemukan dua macam makna etika budaya komunikasi, yaitu: makna etika budaya secara konotatif dan denotatif. Konotatif yaitu makna yang timbul dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang di kenakan pada makna Konseptual, sedangkan makna denotatif yaitu makna dalam arti wajar secara ekplisit (makna wajar, makna yang sesuai apa adanya). Artikel ini juga menemukan model komunikasi secara konotatif : da’wah (mengajak, menyeru kebaikan), nasehah (memberi masukan untuk kebaikan), hiwar (berdialog), Jidal (adu argumen), bayan (menjelaskan), tadzkir (memberi peringatan), tabligh (Menyampaikan), indzar (peringatan keras), ta’aruf (saling mengenal), tawashi (saling memberi pesan), mauidzoh (saling memberi nasehat), tabsyir (memberi kabar gembira), idzkhol al-surur (menyenangkan hati orang). Sedangkan komunikasi secara denotatif, yaitu: qowlan kariman (Perkatan yang mulia), qowlan layyinan (perkataan lemah lembut), qowlan sadidan (perkataan yang benar), qawlan maysuran (perkataan yang mudah), qawlan balighan (perkataan yang jelas), qowlan ma’rufan (perkataan yang baik). Artikel ini memiliki kesamaan dengan: Andi Faozi Hadiono (2016) yang mengatakan bahwa: Manusia berkomunikasi untuk menyelesaikan hal-hal yang penting bagi kebutuhanya. Manusia berkomunikasi untuk menciptakan, memupuk hubungan yang baik dengan orang lain. Harold Dwight Lassweel (1978) mengatakan bahwa manusia hidup tidak bisa terhindar dari kegiatan komunikasi. Sasa Djuarsa Sanjaya mengatakan manusia hidup sangat memerlukan komunikasi. Sebaliknya, artikel ini memiliki perbedaan dengan : Rerin Maulida dan Suryatno (2016) yang menjelaskan tentang Media social -Media Sosial, Twiter, Face book, Instagram, Path, WhatsAp tanpa menghubungkan medsos sebagai salah satu perangkat media da’wah. Metode penelitian dalam disertasi ini adalah metode penelitian kualitatif dan library research. Metode penafsiran yang dipilih dalam disertasi ini adalah metode tafsir Maudu’i. Sedangkan pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan humanistic.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Hernawati, Erni, Ponpon S. Idjradinata, Ike Rostikawati Husen, Farid Husin, Firman F. Wirakusumah, Muhammad Nurhalim Shahib, and Dewi M. D. Herawati. "Perbedaan Kualitas Soft Skill Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Pelatihan Manajemen Diri." Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia 2, no. 2 (July 19, 2017): 50. http://dx.doi.org/10.24198/ijemc.v2i2.46.

Full text
Abstract:
Institusi pendidikan bidan bertujuan mencetak lulusan bidan yang memiliki kemampuan baik secara akademik maupun non akademik dan siap kerja. Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan soft skill mahasiswa hingga saat ini belum memuaskan. Salah satu cara meningkatkan kualitas soft skill mahasiswa yaitu dengan pelatihan manajemen diri. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan kualitas soft skill dari aspek komunikasi, kepemimpinan, dan etika mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan pelatihan manajemen diri. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan desain one group pre-test and post-test design. Populasi penelitian mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan yang teridentifikasi nilai soft skill rendah berjumlah 47 orang. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Pengukuran soft skill menggunakan kuesioner. Hasil analisis penelitian kualitas soft skill mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan pelatihan menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,001). Hasil analisis paired t-test untuk aspek komunikasi diperoleh nilai p<0,001 dan uji Wilcoxon untuk aspek kepemimpinan dan etika diperoleh nilai p<0,001. Simpulan penelitian ini adalah soft skill aspek kepemimpinan mengalami peningkatan skor yang lebih tinggi sebesar 36,4%, soft skill aspek etika mendapat peningkatan skor 27,2%, sedangkan soft skill aspek komunikasi hanya meningkat 21,0%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Friday Fry, Agustinus Samgar. "Etika Pelayanan Publik (Studi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ende)." Jurnal Pendidikan Tambusai 5, no. 2 (September 1, 2021): 5235–43. http://dx.doi.org/10.31004/jptam.v5i2.1807.

Full text
Abstract:
Penyelenggaraan pelayanan publik hendaknya memenuhi syarat keetisan atau sesuai dengan norma-norma etika yang berlaku. Penenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui etika pelayanan publik yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah yakni Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Ende dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa layanan. Terdapat banyak keluhan dari masyarakat selaku pengguna jasa layanan terhadap pelayanan administrasi kependudukan yang diberikan oleh petugas dumulai dari waktu menunggu yang sangat lama, waktu penerbitan dokumen, para petugas yang belum datang ataupun keluar pada jam kerja sampai pada kesulitan para pengguna jasa untuk bertemu dan berkomunikasi dengan petugas guna mendapatkan informasi tentang kepastian waktu dan prosedur layanan. Selain itu itu persyaratan yang secara situasional berubah menyebabkan kekecewaan dari para pengguna jasa dikarenakan sudah antri berhari-hari namun tidak mendapatkan layanan oleh karena ada persyaratan yang kurang. Konsep yang digunakan untuk menganalisa persoalan tersebut adalah konsep etika pelayanan publik yang meliputi: kejujuran, tanggungjawab, pengawasan, konsistensi sikap aparatur dan komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa etika pelayanan publik di dinas pencacatan sipil kabupaten ende masih perlu untuk dibenahi, hal ini ditunjukan dengan beberapa hasil temuan berdasarkan indicator etika pelayanan publik yakni kejujuran yang masih kurang, tanggungjawab yang hanya berorientasi pada tupoksi, pengawasan yang masih dalam bentuk arahan tanpa ada kontrol yang ketat dari atasan, sikap acuh petugas terhadap pengguna layanan dan komunikasi yang tidak tersampaikan secara jelas kepada pengguna layanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Rosyada, Amrina. "Etika komunikasi dakwah: Studi terhadap video kajian Ustaz Abdul Somad tentang K-Pop dan Salib." Jurnal Ilmu Dakwah 40, no. 2 (December 31, 2020): 101. http://dx.doi.org/10.21580/jid.v40.2.4704.

Full text
Abstract:
<p>Ustaz Abdul Somad kembali menjadi sorotan khalayak karena dakwahnya yang kontroversial. Pada akhir Agustus 2019, video ceramah Ustaz Abdul Somad yang diunggah pada tahun 2016 yang berjudul “Hukum Melihat Salib” sempat viral di media sosial karena dianggap mengandung unsur Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Video pendek yang berisi jawaban Ustaz Abdul Somad atas pertanyaan jamaah, mengandung konten yang menyinggung tentang salib sehingga menimbulkan respon negatif dari umat nonmuslim. Selain itu, ada video ceramah lain yang berjudul “Hukum Menonton Film Korea” yang juga menimbulkan respon negative bagi para penggemar KPop atau KPopers. Tulisan ini fokus pada bagaimana etika komunikasi dakwah Ustaz Abdul Somad yang dibangun berdasarkan perspektif Al Quran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Subjek penelitiannya adalah dua video ceramah Ustaz Abdul Somad yang berjudul “Hukum menonton Film Korea” dan “Hukum Melihat Salib”. Sementara objek penelitian ini ialah retorika Ustaz Abdul Somad dalam video-video tersebut. Hasilnya, ceramah dalam kedua video tersebut mengandung prinsip etika komunikasi dalam Al Quran, dengan catatan ceramah tersebut dilakukan pada kelompok terbatas. Etika Al Quran yang dimaksud adalah prinsip bicara tegas dan jujur. Namun, jika dalam konteks media sosial yang bersifat general atau umum, maka pesan dakwahnya tidak sesuai dengan salah satu kode etik dakwah serta dinilai tidak efektif.</p><p> </p><p><em>Ustaz Abdul Somad returned to the media spotlight because of his preaching that triggered a negative response by other groups. At the end of August 2019, Ustaz Abdul Somad's video lecture uploaded in 2016 entitled "Hukum Melihat Salib" was viral on social media because it was considered to contain SARA elements. In the video footage, there is content that is offensive about the cross, giving rise to negative responses from non-Muslim communities. In addition, the lecture video entitled "Hukum Menonton Film Korea" also caused a negative response for KPopers. Therefore, this paper focuses on how the ethics of Ustaz Abdul Somad's missionary communication are built on the perspective of the Qur'an. This research uses a qualitative descriptive approach. His research subjects used Ustaz Abdul Somad's video lecture entitled "Hukum Menonton Film Korea" and "Hukum Melihat Salib". While the object of this research is the rhetoric of Ustad Abdul Somad in the videos. As a result, both videos contain ethical principles of communication in the Koran, if the lecture is aimed at a particular group. Unlike the case in social media that is universal (anyone, anytime and anywhere can be accessed), then the message of preaching is not </em><em>following</em><em> </em><em>one of the preaching code of ethics and has not been effective. </em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Desthiani, Unik, Katry Anggraini, Nur Rachmah Wahidah, Nurhayati Nurhayati, and Lisa Novia. "ETIKA PENGEMBANGAN DIRI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI STAF DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PRIMA KEPADA SISWA DI YAYASAN PKBM AMARI MERUYA." Jurnal Pengabdian Dharma Laksana 2, no. 2 (January 8, 2020): 137. http://dx.doi.org/10.32493/j.pdl.v2i2.3983.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Tujuan pada Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah untuk mengetahui Etika Pemngembangan Diri dan kemampuan Komunikasi staf dalam memberikan pelayanan warga belajar di yayasan PKBM Amari Meruya. Metode yang dilakukan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini pemateri 1 dan pemateri 2 melakukan studi lapangan, dengan mendatangi langsung pada subjek penelitian untuk diberikan pengarahan dan pembelajaran pada staf PKBM Amari Meruya agar dapat melatih dan mencoba untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada berkomunikasi dan bagaimana beretika yang baik kepada warga belajar. Hasil dapat disimpulkan bahwa Dalam mewujudkan etika yang baik dalam pemberikan pelayanan dipengaruhi dua faktor. Faktor pertama, yaitu faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia (staf) yang melayani warga belajar harus memiliki kemampuan melayani siswa secara tepat dan cepat.Dengan berlaku sopan, ramah, murah senyum, dan berperilaku menyenangkan pada siswa, maka staf PKBM Amari pun akan berlaku sebaliknya. Dengan merasa dihormati dan dihargai siswa, staf PKBM Amari Meruya Selatan harus dapat berlaku lebih dalam memberikan pelayanan terhadap siswa. Kata Kunci: Etika, Komunikasi, Pelayanan Prima
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Mustofa, Saiful. "Berebut Wacana: Hilangnya Etika Komunikasi di Ruang Publik Dunia Maya." Jurnal Studi Agama dan Masyarakat 15, no. 1 (June 26, 2019): 58–74. http://dx.doi.org/10.23971/jsam.v15i1.1139.

Full text
Abstract:
This article starts from the phenomenon of how communication ethics seems to no longer apply in public space of cyberspace. Social media - as one of the products of digital revolution - becomes a free stage to spread anxiety, hate narratives wrapped in SARA and the legitimacy of the truth authority. By using Jürgen Habermas's critical hermeneutic analysis, this article wants to examine the phenomenon of discourse struggling, which is dominated by hate speech wrapped in religion and hoax on social media during the period 2017-2018, which on average loses communication ethics. The discourse struggling in cyberspace public space showed the existence of strong political penetration by utilizing religious symbols as "weapons" so that the consensus of mutual understanding did not occur anymore.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Wartoyo, Fransiscus Xaverius. "ETIKA KOMUNIKASI MAHASISWA DAN DOSEN DALAM PERSPEKTIF AKADEMIS REVOLUSI 4.0." WASKITA: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter 3, no. 1 (April 1, 2019): 39–47. http://dx.doi.org/10.21776/ub.waskita.2019.003.01.4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Muiz, Ahmad Habibul, and Muhammad Suprianto. "Etika Komunikasi Islam Dalam Mensikapi Berita Hoax di Media Sosial." Masjiduna : Junal Ilmiah Stidki Ar-Rahmah 1, no. 1 (June 8, 2018): 27. http://dx.doi.org/10.52833/masjiduna.v1i1.24.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Ardiana Indrariani, Eva, and Azzah Nayla. "IBM PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA SEBAGAI WUJUD PEMBELAJARAN ETIKA PERCAKAPAN ANAK BAGI IBU-IBU PKK MAGARSARI MARGOYOSO JEPARA." E-DIMAS 5, no. 2 (September 1, 2014): 25. http://dx.doi.org/10.26877/e-dimas.v5i2.708.

Full text
Abstract:
AbstrakKomunikasi berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepadaorang lain atau sebaliknya. Salah satu bentuk komunikasi manusia di antaranyayaitu dengan percakapan atau tindak tutur. Dengan bertutur manusia dapat salingbertukar informasi. Namun dalam bertutur manusia juga memiliki aturan-aturanyang harus dipatuhi, agar etika percakapan yang santun dapat diwujudkan melaluikomunikasi. Dalam kasus masyarakat terutama para ibu di Margoyoso yangmayoritas menggunakan bahasa Indonesia sebagai komunikasi, banyak di antaraanak mereka bertutur tanpa memperhatikan prinsip kesantunan sehingga dinilaikurang santun.Dalam penyuluhan ini, solusi yang ditawarkan adalah memberipenyuluhan dengan strategi kronologis. Metode pelaksanaan kegiatan yangdigunakan dalam kegiatan IbM ini adalah penyuluhan dan pendampingan. Adapunmateri yang diberikan meliputi: konsep prinsip kesantunan, macam-macamprinsip kesantunan, dan contoh dari macam-macam prinsip kesantunan. Tahappertama ini, tim pengabdian memberikan materi dasar dan pendampingan yangmengarah pada pemahaman mitra untuk mengajarkan anak berkomunikasi denganmenggunakan konsep prinsip kesantunan berbahasa Indonesia. Setelahpenyampaian materi tersebut dilakukan, peserta diberi kesempatan untuk bertanyadan praktik.Hasil dari kegiatan ini: ibu-ibu PKK menguasai konsep etika percakapanberbahasa Indonesia yang santun untuk diajarkan pada anak. Ibu-ibu PKK jugamampu mengajarkan komunikasi berbahasa Indonesia pada anak denganmemerhatikan konsep prinsip kesantunan. Ibu-ibu PKK menjadi tentor pada ibuibulain untuk memberikan pembelajaran pada anak agar dapat berkomunikasidengan memerhatikan etika percakapan yang santun melalui pengetahuan prinsipprinsipkesantunan berbahasa Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Junaedi, Edi, and Sifailah Fauziah. "PERANAN RESEPSIONIS PADA PT MOGEMS PUTRI INTERNATIONAL JAKARTA." SEKRETARI 4, no. 2 (March 10, 2018): 8. http://dx.doi.org/10.32493/skr.v4i2.824.

Full text
Abstract:
AbstrakSeorang resepsionis di sebuah perusahaan harus mempunyai etika komunikasi yang baik dan benar, baik komunikasi lisan maupun tulisan, sehingga orang lain atau tamu dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh seorang resepsionis. Mengikuti dan menguasai setiap SOP di perusahaan khususnya dalam hal pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya setiap hari.Kata Kunci : Peranan Resepsionis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Waluyo, Retno. "Sosialisasi Etika Bermedia Sosial Untuk Menyikapi Berita Hoax Di SMA Muhamadiyah 4 Purbalingga." Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan 2, no. 3 (April 1, 2019): 246–50. http://dx.doi.org/10.35446/diklatreview.v2i3.295.

Full text
Abstract:
Teknologi digital menghadirkan ruang komunikasi dan media informasi yang tidak lagi terbatas oleh waktu dan jarak. Media sosial yang memungkinkan siapa saja untuk berpendapat. Hoax menjadi perbincangan hangat di media massa maupun media sosial belakangan ini karena dianggap meresahkan publik. Penggunaan smartphone dikalangan pelajar SMA/SMK sudah tidak dapat terhindarkan lagi dan terus meningkat, setiap waktu dapat menggunakan smartphone untuk membuka media sosial sehingga mendapatkan informasi dengan mudah. Pengetahuan siswa maupun Guru di SMA Muhamadiyah 4 Purbalingga terkait etika bermedia sosial internet masih terbatas sehingga tidak memberikan pengetahuan mengenai etika bermedia sosial. Upaya untuk mensosialisasikan etika bermedia sosial agar bisa membentengi Siswa-siswi SMA Muhamadiyah 4 Purbalingga dari berita Hoak yang beredar di internet/media sosial dan diharapkan dapat memutus berita hoax tersebar dan juga memberikan pemahaman agar para siswa tidak mudah percaya dengan berita yang ada di media sosial. Setelah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Etika Bermedia Sosial Untuk Menyikapi Berita Hoax Siswa mengetahui etika menggunakan media sosial untuk menyikapi berita Hoax.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Basit, Abdul. "Konstruksi Ilmu Komunikasi Islam." Jurnal Penelitian Agama 17, no. 1 (April 29, 2016): 73–95. http://dx.doi.org/10.24090/jpa.v17i1.2016.pp73-95.

Full text
Abstract:
Abstrak: Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara ontologis, ilmu komunikasi Islam merupakan bagian dari ilmu dakwah yang berupaya menyampaikaninformasi, gagasan-gagasan dan sikap-sikap yang benar dan akurat menurut Islam. Kemudian secara epistemologis, ilmu komunikasi Islam dibangunberdasarkan prinsip tauhid, amar ma’ruf nahi munkar, ummah, taqwa, dan amanah serta menggunakan paradigma yang individualism-conformity,transcendatalism-existensialism, intuitive rational processes, dan egalitarianhierarchical. Adapun metode yang digunakan tetap mengacu pada epistemologiIslam yaitu metode bayani, tajribi, burhani, dan irfani. Selanjutnya, secara aksiologi, ilmu komunikasi Islam dibangun di atas landasan nilai dan etika yangbersumber dari al-Qur’an dan al-hadits serta bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu manusia terhadap ilmu, mengembangkan teori komunikasi Islam, mengatasi permasalahan komunikasi manusia, dan sebagai media manusia dalam meningkatkan kualitas diri dan dalam rangka mendekatkan diri kepadaTuhan. Kata kunci: Ilmu, Komunikasi Islam, Ontologi, Epistemologi, Aksiologi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Zikri Sumantri, Ahmad, Undang Suryatna, and Ali Alamsyah Kusumadinata. "Perilaku Komunikasi Mahasiswa Pegiat Game Online." Communications 2, no. 1 (February 3, 2020): 67–82. http://dx.doi.org/10.21009/communications.2.1.5.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini menjelaskan perilaku komunikasi pengguna game online mobile legend yang terjadi di lingkungan penggunanya baik secara komunikasi langsung maupun tidak langsung sehingga dapat dilihat dari segi etika komunikasi pengguna game online. Fenomena gameonline sebagai gaya hidup di berbagai belahan dunia saat ini cukup mencengangkan. Lokasi penelitian dilakukan di Fisip Universitas Djuanda Bogor kususnya mahasiswa komunikasi. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hasil dari perhitungan WMS untuk peubah etika komunikasi didapatkan skor rata-rata sebesar 3,55 yang menurut penafsiran berada pada kategori baik. Sedangkan pada hasil perhitungan WMS untuk Peubah perilaku komunikasi didapatkan skor rata-rata sebesar 3,74 yang menurut penafsiran berada pada kategori baik. Hubungan antara game online Mobile Legend dengan Perilaku Komunikasi. Hasilnya dari pengujian hipotesis pada koefisien korelasi rank spearman’s peubah (X) terhadap peubah (Y) sebesar 0,496 yang artinya variable (X) memenuhi kriteria sebagai pengaruh terhadap peubah (Y) dengan tingkat hubungan sedang. selanjutnya pada pengujian signifikansi didapatkan nilai 0,002 < 0,1 maka Ha diterima, artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara (X) ke peubah (Y). Lalu untuk mengetahui diterima dan ditolaknya hipotesis peneliti melakukan penghitungan uji t dan didapatkan hasil t hitung besar 3,281 dan diketahui bahwa t tabel (N=33) adalah 1,692, Maka t hitung > t tabel yang berarti ho ditolak dan ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara (X) terhadap (Y) dan untuk mengetahui seberapa bersar kontribusi yang diberikan peubah (X) terhadap peubah (Y) peneliti melakukan pengujian koefisien determinasi dan didapatkan nilai sebesar 23,26% dan kontribusi faktor lain adalah sebesar 76,74%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Evelina, Lidya Wati. "Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R (Ras) A (Antar Golongan) di Media Social Indonesia." Jurnal ULTIMA Comm 7, no. 1 (December 1, 2015): 107–22. http://dx.doi.org/10.31937/ultimacomm.v7i1.426.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui konten-konten di media sosial yang berkaitan dengan Isu SARA di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2015. Untuk mengetahui alasan perlunya Etika Bermedia sosial dalam konteks masyarakat multietnis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cyberculture meliputi relasi antara nature dan technology. Pesan dalam cyber culture bila merupakan sebuah pesan yang memperkenalkan sebuah aksi atau reaksi. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara semi terstruktur dengan para informan yang sudah dipilih dan sesuai objek penelitian (purposive sampling) dan literature review. Teknik validasi yang dipakai yaitu dengan mewawancara pengamat dan pakar social media. Analisis data menggunakan reduksi data. Hasil penelitian: Dalam Tahun 2013 hingga 2015 terdapat beberapa isi media sosial yang multietnis seperti Indonesia. Hal itu terjadi karena masyarakat penggunan media sosial belum memahami etika bermedia sosial. Akibat ketidakpahaman terhadap etika bermedia sosial berdampak pada masalah hukum. Peran pendidikan sangat diperlukan untuk mensosialisasikan etika bermedia sosial. Pemerintah perlu membuat kebijakan khusus dengan memberdayakan masyarakat melalui jalur pendidikan, komunitas dan organisasi kemasyarakatan agar paham etika komunikasi dalam penggunaan media sosial. Caranya mengaktifkan Etika bermedia sosial yang melibatkan peran masyarakat dan Kalangan industri. (LE) Kata Kunci: content, di Indonesia, isu SARA, social media
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Fauzan, Fauzan. "ETIKA KOMUNIKASI REMAJA TERHADAP ORANG TUA DITINJAU DARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA." Al-Madaris Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman 2, no. 2 (September 19, 2021): 61–70. http://dx.doi.org/10.47887/amd.v2i2.34.

Full text
Abstract:
This research was conducted in the Blang Panyang Village Community, Muara Satu District, Lhokseumawe City. The time of the study was carried out on June 9, 2021. Population and sample, The population in this study was the entire community of Blang Panyang Village, Muara Satu District, Lhokseumawe City and the sample was the youth of Blang Panyang Village, Muara Satu District, Lhokseumawe City. In this study, the author uses a 'qualitative' approach, the research conducted is descriptive. Instruments in this study were interview sheets and documentation. Based on the description of the research results that have been described, it can be concluded that the ethics of adolescent communication with parents in terms of adolescent developmental psychology can go through a process of developing formal operational skills which include: (1) the formation of personal identity; (2) greater personal autonomy; (3) greater ability to relate and communicate with other people, such as children of the same age and the opposite sex; (4) the growth of more complex moral thoughts or morals. The point is that adolescent communication ethics will be well formed if it is supported by the moral guidance of parents at home.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Mustika, Rieka. "ETIKA BERKOMUNIKASI DI MEDIA ONLINE DALAM MENANGKAL HOAX." Diakom : Jurnal Media dan Komunikasi 1, no. 2 (December 28, 2018): 43–50. http://dx.doi.org/10.17933/diakom.v1i2.30.

Full text
Abstract:
Artikel ini berusaha membahas etika komunikasi dalam menangkal fenomena hoax dan bagaimana mengupayakan pencegahan penyebaran hoax. Berita hoax seringkali tersebar di berbagai media terutama di media online. Sebuah informasi bisa saja mengandung kesalahan atau bias. Namun, kekeliruan dalam hoax adalah buah dari kesengajaan. Apabila masyarakat mengetahui dan melaksanakan aturan-aturan yang telah ada, sangat mungkin jika berbagai informasi berbau hoax akan dapat ditangkal. Dari banyaknya masyarakat yang menggunakan media online ini, maka perlu adanya dorongan kepada semua lapisan masyarakat agar memiliki etika bagaimana berkomunikasi dengan baik di media online.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Husna, Husna. "Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Pada Materi Menerapkan Etika Komunikasi Bisnis SMK Negeri 1 Banda Aceh." Jurnal Serambi Akademica 7, no. 5 (October 25, 2019): 589. http://dx.doi.org/10.32672/jsa.v7i5.1513.

Full text
Abstract:
<p>Keterkaitan antara pengetahuan yang diperoleh siswa dengan kehidupan nyata yang mereka hadapi sangat membantu dalam proses pembelajaran siswa, terutama untuk siswa kelas satu sekolah menengah kejuruan. Karenanya peneliti merasa perlu memilih pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman siswa yaitu model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Banda Aceh pada materi menerapkan etika komunikasi bisnis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK Negeri 1 Banda Aceh berjumlah 25 siswa. Data dalam penelitian ini berupa lembar observasi guru dan siswa, hasil belajar siswa dan angket respon siswa. Teknik pengumpulan datanya adalah soal tes dan lembar observasi guru, aktivitas siswa dan angket respon siswa. Teknik analisis data menggunkan analisis deskriptif untuk menganalisis data aktivitas siswa dan guru, hasil belajar siswa dianalisis dengan analisis ketuntasan. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah 84,65% dan siklus II adalah 100%. Peningkatan hasil belajar siswa adalah sebanyak 15,35%. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Banda Aceh pada materi menerapkan etika komunikasi bisnis.<br />Kata Kunci: Creative Problem Solving, Hasil Belajar, Etika Komunikasi</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography