To see the other types of publications on this topic, follow the link: Eufemizmy.

Journal articles on the topic 'Eufemizmy'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Eufemizmy.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Sić-Zagorščak, Sanja. "Politički eufemizmi u suvremenom ruskom jeziku." Croatica et Slavica Iadertina, no. 5 (January 18, 2017): 235. http://dx.doi.org/10.15291/csi.648.

Full text
Abstract:
U članku se razmatraju osnovne teoretske postavke pojma eufemizma te seizdvaja pojam političkog eufemizma u suvremenom ruskom jeziku. Dok se eufemizmi općenito koriste s ciljem „ublažavanja“ negativnog ili nepoželjnog značenja, političkim eufemizmima je više svojstvena „prikrivajuća“ funkcija. Analiziraju se primjeri političkih eufemizama iz jezika recentnih tiskovnih izdanja. Dolazi se do zaključka da su eufemizmi produktivni u suvremenoj političkoj komunikaciji.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Rogalska, Marta. "„O czym nie można mówić, o tym trzeba milczeć”? – obszary językowo tabuizowane w tekstach prasowych z okresu żałoby narodowej po śmierci Józefa Piłsudskiego." Adeptus, no. 3 (April 4, 2014): 51–65. http://dx.doi.org/10.11649/a.2014.004.

Full text
Abstract:
“Whereof one cannot speak, thereof one must be silent” – areas tabooed linguistically in press texts during the national days of mourning after Józef Piłsudski’s deathThis article discusses issues concerning press text taboo during the national days of mourning after Józef Piłsudski’s death. The source of the material are texts printed in the daily press dated 13.05-19.05.1935. The article discusses both taboo on the formal plane (euphemisms of death and its various aspects), and taboo on a semantic plane (taboo subjects), as well as relationship between taboo and censorship (individual and institutional/public). Its aim is to collect and to analyse euphemisms connected with mourning in the press discourse in the 1930s, especially euphemisms of lexemes: corpse and death. The article discusses also the rhetorical function of taboo subjects defined in connection with Marshal Piłsudski’s death. „O czym nie można mówić, o tym trzeba milczeć”? – obszary językowo tabuizowane w tekstach prasowych z okresu żałoby narodowej po śmierci Józefa PiłsudskiegoArtykuł omawia zagadnienie tabu w czasie żałoby narodowej po śmierci Józefa Piłsudskiego. Materiał stanowią teksty prasowe drukowane na łamach dzienników (zróżnicowanych światopoglądowo) w dniach 13.05.1935-19.05.1935 r. Omówione zostaje zarówno tabu w planie wyrażania (eufemizmy śmierci i obszarów z nią związanych), jak i tabu w planie treści (tematy tabu), a także relacje między tabu i cenzurą (wewnętrzną i zewnętrzną). Celem artykułu jest zebranie i analiza eufemizmów związanych z żałobą, szczególnie eufemizmów leksemów trup i śmierć, w dyskursie publicystycznym lat 30. XX w. oraz omówienie retorycznych funkcji tematów tabu wyznaczanych w związku ze śmiercią marszałka Piłsudskiego.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Lajus, Dorota. "Comparaison du fonctionnement des sigles français et polonais dans le discours de la presse." Annales Universitatis Mariae Curie-Skłodowska, sectio FF – Philologiae 36, no. 1 (November 5, 2018): 97. http://dx.doi.org/10.17951/ff.2018.36.1.97-108.

Full text
Abstract:
Celem artykułu jest ukazanie, że zarówno francuski, jak i polski dyskurs prasowy charakteryzują się użyciem skrótowców, jednak te ostatnie różnią się pod względem kategorii semantycznych.<br />Chociaż w obu dyskursach dominują skrótowce od nazw organizacji, to w tekstach francuskich są obecne także akronimy innych kategorii. W pracy zostały wykorzystane teorie i metody słowotwórstwa<br />obu języków. Stosowanie form abrewiacyjnych jest przejawem tendencji języka do ekonomiczności, ale obserwacja ich funkcjonowania w tekstach prasowych pozwala wyodrębnić także inne efekty stylistyczne i pragmatyczne. Można wyróżnić skrótowce zleksykalizowane o znaczeniu innym od znaczenia ich rozwinięcia. Niektóre z nich służą za eufemizmy, inne wpływają na hiperbolizację wypowiedzi lub stają się przedmiotem polemiki.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Az-zahra, Sabrina Fadilah, Nadra Nadra, and Noviatri Noviatri. "EUFEMISME DALAM PEMBERITAAN KRISIS KEMANUSIAAN WAMENA DI MEDIA DARING." Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 9, no. 2 (October 30, 2021): 261. http://dx.doi.org/10.20961/basastra.v9i2.50242.

Full text
Abstract:
<p>Eufemisme sebagai bentuk penghalusan akan menyebabkan terjadinya pergeseran atau pergerakan makna. Kajian mengenai eufemisme membantu menjelaskan makna dari berbagai penggunaan bahasa halus sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eufemisme beserta tataran lingualnya yang digunakan dalam pemberitaan krisis kemanusiaan Wamena di media daring, makna, dan referensi masing-masing eufemisme tersebut. Penyediaan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Data yang diambil ialah eufemisme yang digunakan dalam pemberitaan krisis kemanusiaan Wamena pada rubrik <em>News</em>, Nasional di media daring <em>Kompas.com </em>dan <em>Detik.com</em>. Data dianalisis dengan menggunakan dua metode yaitu metode padan dan metode agih. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan eufemisme yang berbentuk kata dan frasa. Eufemisme yang berupa tataran kata terdiri atas kata monomorfemis dan polimorfemis. Ada beberapa makna yang terkandung dalam eufemisme tersebut, yaitu makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kontekstual. Berdasarkan referensi eufemisme, terdapat empat wujud referensi eufemisme yaitu 1) eufemisme yang berwujud benda dan binatang, 2) eufemisme yang berwujud aktivitas, 3) eufemisme yang berwujud peristiwa, dan 4) eufemisme yang berwujud keadaan. Dari sejumlah data yang tersedia disimpulkan bahwa referensi eufemisme yang paling banyak digunakan ialah berwujud aktivitas. Eufemisme berwujud aktivitas juga dapat menyembunyikan makna dari perilaku tercela, menjaga citra diri, dan mengaburkan kata-kata yang berkonotasi negatif.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Jayanti, Rezeki Rika, Nurliani Maulida, and Ari Musdolifah. "EUFEMISME DAN DISFEMISME PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN BALIKPAPAN POS PERIODE APRIL-MEI 2018." Jurnal Basataka (JBT) 2, no. 1 (July 22, 2019): 77–86. http://dx.doi.org/10.36277/basataka.v2i1.61.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya judul berita surat kabar mengandung gaya bahasa yang digunakan oleh jurnalistik. Salah satu gaya bahasa yang digunakan oleh para jurnalistik ialah penggunaan eufemisme dan disfemisme. Eufemisme ialah ungkapan bahasa dengan makna halus. Sedangkan disfemisme ialah ungkapan bahasa dengan makna kasar atau kurang sopan. Mendeskripsikan sebuah kata adalah eufemisme atau disfemisme perlu digunakan pendekatan semantik leksikal. Semantik leksikal lebih memfokuskan makna pada yang terdapat pada kamus. Adapun tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan bentuk dan manfaat dari penggunaan eufemisme dan disfemisme pada judul berita surat kabar harian BALIKPAPAN POS periode April-Mei 2018. Penelitian ini menghasilkan data kualitatif deskriptif. Data yang digunakan berbentuk kata. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik simak dan teknik catat. Selanjutnya, data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan semantik dengan didasari kajian eufemisme dan disfemisme oleh Sutarman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eufemisme dan disfemisme digunakan dalam judul berita surat kabar harian BALIKPAPAN POS periode April-Mei 2018 dengan data berjumlah 36 buah. Data eufemisme sebanyak 17 data dan data disfemisme sebanyak 19 data. Penggunaan disfemisme berbentuk kata benda terdiri 4 data, eufemisme berbentuk kata kerja terdapat 13 data dan disfemisme berbentuk kata sifat terdiri 2 data, penggunaan disfemisme ini bermanfaat untuk penulisan judul berita di media massa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Febriana, Dhaulika. "Eufemisme Dalam Rubrik Konsultasi Psikologi Psyline.Id." Deskripsi Bahasa 3, no. 1 (March 17, 2020): 67–75. http://dx.doi.org/10.22146/db.v3i1.402.

Full text
Abstract:
Pengujaran secara langsung dan literal dapat menimbulkan ketersinggungan hati akibat adanya penggunaan isitilah-istilah yang dinggap kasar, sehingga eufemisme digunakan untuk mengganti istilah yang dianggap kasar menjadi istilah yang lebih halus dan dapat diterima dengan baik guna mengurangi dampak negatif yang bisa ditimbulkan. Penelitian ini membahas tentang satuan ekspresi eufemisme yang terdapat dalam rubrik konsultasi psikologi PsyLine.id. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan bentuk dari eufemisme yang ada dalam rubrik konsultasi PsyLine.id, (2) menjelaskan jenis-jenis dari eufemisme yang ada dalam rubrik konsultasi PsyLine.id. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini yaitu semua ujaran atau kalimat yang mengandung makna eufemisme yang terdapat dalam rubrik konsultasi psikologi PsyLine.id. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dasar simak dan teknik lanjutan simak bebas libat cakap (SBLC) dan teknik catat. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) bentuk satuan ekspresi eufemisme dalam rubrik konsultasi psikologi PsyLine.id. berupa kata, frasa dan kalimat. Eufemisme yang ditemukan pada tataran kata berupa kata sederhana, kata kompleks, kata majemuk dan kata singkatan, (2) jenis satuan ekspresi eufemisme yang terdapat dalam rubrik konsultasi psikologi PsyLine.id. adalah figurative expressions atau ekspresi figuratif, circumlocutions atau sirkumlokusi, acronyms atau akronim, general-for-specific atau bentuk umum untuk khusus, understatements atau pengecilan permasalahan, learned terms or technical jargons atau pemakaian istilah teknis, dan borrowing atau pemakaian istilah pinjaman dari bahasa lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Soraya, Anis. "Eufemisme dalam Novel Buku Besar Peminum Kopi Karya Andrea Hirata." BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 6, no. 1 (March 12, 2021): 95–106. http://dx.doi.org/10.32528/bb.v6i1.4154.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi eufemisme yang ada di dalam novel Buku Besar Peminum Kopi Karya Andrea Hirata. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kata, frasa dan kalimat yang mengandung gaya bahasa eufemisme. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik membaca catat. Instrumen pengumpulan data adalah peneliti sendiri. Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan model Milles dan Huberman melalui tiga tahapan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan teknik peningkatan ketekunan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penggunaan bentuk eufemisme antara lain; bentuk singkatan, bentuk kata serapan, bentuk istilah asing, bentuk metafora dan bentuk perifrasis. Selain bentuk, ditemukan pula fungsi eufemisme antara lain; untuk kesopanan dan kenyamanan, untuk menghindari malapetaka, untuk menyamarkan makna, untuk mengurangi rasa malu, dan untuk melaksanakan perintah agama. Makna dari hasil penelitian ini adalah penggunaan eufemisme dapat mengurangi konflik-konflik yang timbul akibat kesalahpahaman dalam berkomunikasi atau penyampaian informasi. Selain itu, dapat membantu para pembaca untuk lebih mudah dalam memahami nilai-nilai budaya dalam bahasa. Dengan adanya eufemisme didalam novel, dapat menambah kecakapan pengarang dalam memainkan gaya bahasa sesuai konteks yang mengikutinya, sehingga dapat menumbuhkan sikap toleransi bagi para pembaca.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Sulistyono, Yunus. "Struktur dan Fungsi Eufemisme dalam Rubrik Obituari Harian Kompas." LEKSEMA: Jurnal Bahasa dan Sastra 1, no. 2 (December 15, 2016): 73. http://dx.doi.org/10.22515/ljbs.v1i2.248.

Full text
Abstract:
Kajian ini berfokus pada penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam rubrik obituari harian Kompas. Objek penelitian ini berupa kosakata yang menunjukkan kekhasan penggunaan gaya bahasa. Data dalam penelitian ini mencakup 43 kosakata dari rubrik Obituari harian Kompas yang terbit September 2015 s.d. April 2016. Kajian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan berfokus pada struktur dan fungsi eufemisme yang ditemukan. Data diperoleh dengan teknik catat dan kemudian diklasifikasikan berdasarkan konteksnya. Analisis data memanfaatkan metode padan referensial. Berdasarkan bentuknya, pemakaian gaya bahasa eufemisme mencakup tataran kata dan frasa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya bahasa eufemisme yang digunakan dalam rubrik obituari Kompas memiliki latar belakang kesantunan, prestise, dan mengagungkan jasa dari orang yang diberitakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Zhao, Jingjian. "Estudo da tradução do eufemismo entre o chinês e o português com base na teoria de equivalência funcional." Orientes do Português 1 (2019): 59–70. http://dx.doi.org/10.21747/27073130/ori1a6.

Full text
Abstract:
Hoje em dia, à medida que o intercâmbio entre a China e os países lusófonos aumenta cada vez mais, a tradução entre as línguas chinesa e portuguesa apresenta enorme demanda, o que torna a tradução do eufemismo – devido ao importante papel que desempenha na língua – um tema de significativa importância. Porém, até onde sabemos, ainda não existem investigações sobre a tradução do eufemismo entre o chinês e o português. O presente trabalho pretende, então, discutir a tradução do eufemismo entre as línguas chinesa e portuguesa com base na teoria de equivalência funcional, identificando as estratégias disponíveis para a tradução do eufemismo entre as duas línguas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Permita, Moulidvi Rizki. "EUFEMISME PADA MAKIAN SURABAYAAN." Widyaparwa 48, no. 1 (June 30, 2020): 41–49. http://dx.doi.org/10.26499/wdprw.v48i1.296.

Full text
Abstract:
People of Surabaya experience stereotype towards their utterances, especially they are in Yogyakarta-Surakarta areas. Even more, there is an article assumed that Javanese language with Surabaya dialect is not appropriate to be spoken in Surakarta. This research aims to change the stereotype by exposing swear words in Javanese language that went through euphemism. Collecting data process has done by two methods, directly involved in the utterances and observed to instans message of Surabayanese. Data collection were about swear words that keeps spoken by Surabayanese with the range age of 20-30 years old and minimum of the bachelor degree holder. The data obtained were then analyzed using phonetic theory and code switching. The result of this research shows that Surabayanese have done euphemism in swear words by: 1) disguising the sound, such as changing and replacing few sounds like vocals or consonants, 2) switching to bahasa Indonesia and English is presumed to be prestige and superior. Euphemism is used because Surabayanese want to show identity and solidarity, but still want to appreciate the interlocutor.Masyarakat Surabaya terkenal dengan ujaran yang kasar, bahkan terdapat penelitian yang mengungkapkan bahwa bahasa Jawa dialek Surabaya merupakan bahasa yang tidak layak dan kurang baik dituturkan di Surakarta (Solo). Penelitian ini hadir sebagai usaha menolak pandangan tersebut dengan memaparkan beberapa kosa-kata makian dalam bahasa Jawa dialek Surabaya yang mengalami proses kebahasaan eufemisme. Data diperoleh dengan metode simak libat cakap dan wawancara terhadap penutur asli. Dari hasil analisis ditemukan bahwa beberapa makian mengalami perubahan bunyi ke arah bunyi-bunyi bahasa Jawa dialek Solo-Yogyakarta dan campur kode ke bahasa yang lebih superior, yakni bahasa Indonesia. Eufemisme yang terjadi pada makian bahasa Jawa dialek Surabaya lebih banyak diujarkan dalam bentuk sapaan. Hal ini dilakukan karena masyakarat Surabaya ingin menjunjung tinggi karakteristik kesolidaritasan dalam bahasanya namun tetap menghargai mitra tutur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Rodríguez González, Félix. "Eufemismo y propaganda política." Revista Alicantina de Estudios Ingleses, no. 1 (1988): 153–70. http://dx.doi.org/10.14198/raei.1988.1.11.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Kuć, Joanna. "Skrótowce w funkcji eufemizmów." Białostockie Archiwum Językowe, no. 6 (2006): 31–40. http://dx.doi.org/10.15290/baj.2006.06.03.

Full text
Abstract:
The article analyzes abbreviations as euphemisms in Polish language. The material comes mainly from the youth’s slang. There are three most important phenomena in contemporary abbreviations. First – new, unknown ones in Polish language like: KTM, SWP, PDD and others which weren’t noticed in dictionaries, second – known ones which are realized differently than previous, e.g.: PCK, DVD, SLD and third – words that are now abbreviations, but young people translate them different, e.g.: NOC – Nowo Odkryta Cecha, OPIS – Ostre Picie I Seks. As abbreviations these upper words are softening elements. Everybody hardly ever uses them in full expressions. It depends on some pragmatic circumstances, of course. The abbreviations are shown as euphemisms in contemporary Polish, because they replace vulgarisms and can function as softening elements.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Sariah, NFN. "MANIPULASI REALITAS MELALUI EUFEMISME BAHASA DALAM BERITA POLITIK KORAN TEMPO." Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa 15, no. 1 (January 18, 2018): 87. http://dx.doi.org/10.26499/metalingua.v15i1.157.

Full text
Abstract:
This study discusses the manipulation of reality through the political euphemism inKoran Tempo. Euphemism is used as a strategy of government--Jokowi’s cabinet-- tomanipulate the reality of the occuring political dynamics. This study uses qualitativeparadigm to uncover manipulation of reality through language and euphemismusage in political news in Koran Tempo: once the main problem in this paper.Definition The research is based on the concept of Wijana and Rohmadi (2008:104-109), also Zollner (1997: 92). Those findings were the manipulation of realityoccurance were using seven reasons why euphemisms is being used in political newsKoran Tempo, such as (1) avoid using words that may cause panic or fear; (2)soften the speech so as not to offend, insult or humiliate a person; (3) for diplomacyor rhetorical purposes; (4) euphemism to replace the words are forbidden, taboo,vulgar, or a negative connotation; (5) for confidentiality; (6) respect others; (7)satirize, criticize smoothly. In addition, most common data found was euphemismsfor insinuating or criticizing smoothly. Their usages dominated phrase than othersform, such as the clause--deeds phrase prankster, a war of nerves, must be secured,pitting with provocation and politicking, measures to prevent the political climate,the irresponsible, efforts treason, etc. AbstrakPenelitian ini membahas manipulasi realitas melalui eufemisme bahasa dalamberita politik Koran Tempo dengan memperhatikan latar belakang eufemismeitu digunakan. Strategi eufemisme yang digunakan penguasa, dalam hal iniPemerintahan Jokowi, adalah untuk memanipulasi realitas terhadap dinamika politikyang terjadi. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif untuk mengungkapmanipulasi realitas melalui eufemisme bahasa dan latar belakang pemakaiannyadalam berita politik di Koran Tempo sekaligus menjadi pokok masalah dalam tulisanini. Ancangan tulisan ini menggunakan konsep Wijana dan Rohmadi (2008:104—109) serta Zollner (1997:92). Temuannya adalah manipulasi realitas terjadi denganmenggunakan tujuh alasan mengapa eufemisme digunakan dalam berita politik KoranTempo, yaitu (1) eufemisme untuk menghindari penggunaan kata-kata yang dapatmenimbulkan kepanikan atau katakutan; (2) eufemisme untuk memperhalus ucapanagar tidak menyinggung, menghina, atau merendahkan seseorang; (3) eufemismeuntuk berdiplomasi atau tujuan retoris; (4) eufemisme untuk menggantikan katakatayang dilarang, tabu, vulgar, atau berkonotasi negatif; (5) eufemisme untukmerahasiakan sesuatu; (6) eufemisme untuk menghormati orang lain; (7) eufemismeuntuk menyindir, mengkritik dengan halus. Di samping itu, data yang paling banyakditemukan adalah eufemisme untuk menyindir atau mengkritik dengan halus. Bentukfrasa mendominasi penggunaanya jika dibandingkan dengan bentuk klausa, sepertifrasa perbuatan orang iseng, perang urat saraf, harus diamankan, mengadu dombadengan provokasi dan politisasi, upaya meredam suhu politik, pihak yang tidakbertanggung jawab, upaya makar, dan sebagainya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Nitayadnya, I. Wayan. "ANSIETAS S.E.W. ROORDA VAN EYSINGA DALAM PUISI “HARI TERAKHIR ORANG BELANDA DI PULAU JAWA”: PSIKOANALISIS JACQUES LACAN (Anxiety of S.E.E. Roorda Van Eysinga In the Poem “Hari Terakhir Orang Belanda di Pulau Jawa”: Psychoanalysis of Jacques Lacan)." METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra 8, no. 1 (March 10, 2016): 17. http://dx.doi.org/10.26610/metasastra.2015.v8i1.17-30.

Full text
Abstract:
Puisi “Hari Terakhir Orang Belanda di Pulau Jawa” yang dibahasakan oleh Panglima Sentot bersumber dari puisi yang berjudul “Ballada Pengutukan” karya S.E.W. Roorda van Eysinga. Puisi itu menggambarkan adanya konflik kejiwaan yang dirasakan oleh sang penyair. Penelitian ini bertujuan mengungkap ansietas yang dialami oleh S.E.W. Roorda van Eysinga dalam puisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, deskriptif, dan penyajian secara naratif. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa ansietas S.E.W. Roorda van Eysinga dilatarbelakangi oleh sikap antipati terhadap kebiadaban dan keserakahan bangsanya. Hal itu menimbulkan kecemasan dalam dirinya akan aksi balas dendam dari kaum pribumi. Sikap antipati dan gejolak ansietas yang ada dalam diri penyair itu disampaikan dengan gaya bahasa simbol, personifikasi, eufemisme, hiperbola, asidenton, dan sinekdoke pars pro toto.Abstract:The poem “Hari Terakhir Orang Belanda di Pulau Jawa” was reworded by Panglima Sentot based on the poem of “Ballada Pengutukan” written by S.E.W. Roorda Van Eysinga. It describes the inner conflict of the poet. The study is indended to reveal the anxiety of the poet in the poem. The applied method is literary, descriptive, and narrative.The result shows that the back- ground of the anxiety of S.E.W. Roorda Van Eysinga was by the antipathy behaviour toward bar- barity and greediness of his own people. It rose anxiety over himself of the native’s reprisal. The antiphaty behaviour and anxiety of the poet were expressed in symbolic language, personifica- tion, eufemism, hyperbolic, asydenton, and synechoche pars pro toto.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Eliya, Ixsir. "Eufemisme dan Disfemisme dalam Catatan Najwa “Darah Muda Daerah”: Pola, Bentuk, dan Makna." Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4, no. 2 (August 16, 2017): 22. http://dx.doi.org/10.33603/deiksis.v4i2.523.

Full text
Abstract:
Bahasa dalam penggunaannya tidak bisa lepas dari makna yang mengikuti. Makna yang ditimbulkan dapat mengandung nilai rasa positif (eufemisme) dan negatif (disfemisme) bergantung dengan tujuan penggunaannya. Penelitian ini diarahkan untuk mengungkap bagaimanakah pola, bentuk, dan makna dan pada Catatan najwa “Darah Muda Daerah”. Hal ini bertujuan untuk mengungkap konstruksi dan maksud dari wacana yang cenderung dipahami secara multitafsir oleh masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih banyak makna eufemisme daripada disfemisme. Penggunaan pilihan kata yang bermakna eufemisme seolah memperhalus apa yang hendak disampaikan oleh redaksi Catatan Najwa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Septiana, Rahma Eka, and Laili Etika Rahmawati. "IMPLEMENTASI EUFEMISME DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR TEMPO SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMP." PRASI 16, no. 01 (June 17, 2021): 40. http://dx.doi.org/10.23887/prasi.v16i01.34100.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan implementasi eufemisme dalam berita utama surat kabar Tempo sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di SMP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian bahasa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik simak dan catat. Teknik simak dilakukan dengan cara menyimak teks berita yang terdapat dalam surat kabar Tempo dan teknik catat dilakukan dengan cara mencatat kata-kata atau kalimat-kalimat yang termasuk dalam penggunaan eufemisme dalam berita utama surat kabar Tempo. Hasil penelitian ini adalah penggunaan eufemisme dalam berita utama surat kabar Tempo dapat diimplementasikan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia materi teks berita kelas VIII. Hal ini dapat dilihat bahwa di dalam berita utama surat kabar Tempo memiliki kelengkapan unsur-unsur teks berita. Penggunaan eufemisme dalam teks berita berperan sebagai pembentuk moral baik kepada peserta didik sekolah menengah pertama karena memberikan dampak positif untuk perkembangan wawasan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

H. Fauzi, Hafizin, Muhammad Sukri, and Burhanuddin Burhanuddin. "Disfemisme dan Eufemisme dalam Teks Berita Sepak Bola di Televisi Nasional." Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 3, no. 2 (August 12, 2020): 104. http://dx.doi.org/10.31002/transformatika.v3i2.1715.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bentuk dan makna disfemisme dan eufemisme dalam teks berita sepak bola di televisi Nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena objek kajiannya berupa pengamatan pada manusia. Pendekatan deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah suatu prosedur penelitian dengan hasil sajian data deskriptif berupa tuturan wartawan dalam menampilkan hasil laporannya di lapangan dan fenomena kebahasaan yang turut mempengaruhi penggunaan bahasa wartawan dalam memaparkannya pada berita sepak bola di televisi. Sumber data penelitian adalah berupa kata dan frasa dalam teks berita sepak bola di televisi Nasional. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan teknik dokumentasi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bentuk dan makna disfemisme dan eufemisme dalam teks berita sepak bola dalam berita olahraga di televisi Nasional. Disfemisme dan eufemisme ditemukan dalam bentuk kata dasar, kata berimbuhan dan frasa. Makna disfemisme dan eufemisme yang ditemukan dapat diketahui dengan cara menghubungbandingkan sinonim dari masing-masing makna kata berdasarkan Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia (TABI) dengan cara menghubungbandingkan makna dari masing-masing kata berdasarkan Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia (TABI) dapat diketahui kata yang mengalami pengasaran maupun peenghalusan makna.</p><p> </p><p> Kata Kunci : disfemisme, eufemisme, teks berita, dan televisi Nasional</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Abdul Wahab, Hamidah, Siti Marina Kamil, and Remmy Gedat. "Bentuk dan Penggunaan Bahasa Halus dalam Masyarakat Melayu dan Iban di Sarawak." Issues in Language Studies 9, no. 1 (June 29, 2020): 15–27. http://dx.doi.org/10.33736/ils.2103.2020.

Full text
Abstract:
Kajian ini meneliti aspek kesantunan bahasa dalam masyarakat Melayu Sarawak dan Iban di daerah Kuching dan Samarahan, khususnya dalam penggunaan bahasa halus atau eufemisme. Objektif khusus kajian adalah untuk meneliti bentuk eufemisme yang wujud dan digunakan dalam masyarakat Melayu Sarawak dan Iban, dan juga melihat sejauh mana eufemisme tersebut digunakan dalam kedua-dua masyarakat tersebut. Data kajian diperoleh menerusi kaedah soal selidik, melibatkan responden seramai 50 orang bagi setiap kaum. Soalan dirangka mengikut beberapa domain daripada pengkategorian eufemisme oleh Allan dan Burridge (1991), iaitu hal kewanitaan dan kelelakian, kemarahan/makian/kebencian, penyakit, kematian, dan ketakutan berunsurkan haiwan serta makhluk halus. Dapatan kajian menunjukkan penggunaan bahasa halus secara sederhana adalah tinggi, iaitu bagi golongan penutur berusia 40 tahun ke bawah, melibatkan kedua-dua masyarakat. Penutur juga didapati memahami perkataan dan ujaran bahasa halus walaupun ia tidak bersifat langsung. Kajian ini juga dapat memperjelas bentuk bahasa halus yang wujud dan tahap penggunaannya dalam masyarakat Melayu Sarawak dan Iban, selain memaparkan latar budaya masyarakat penutur yang kaya dengan kehalusan bahasanya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Kružić, Barbara, and Goran Tanacković Faletar. "Metafora, metonimija, frazem i eufemizam." Jezikoslovlje 20, no. 2 (December 11, 2019): 391–418. http://dx.doi.org/10.29162/jez.2019.14.

Full text
Abstract:
Cilj je ovoga rada istražiti hrvatski frazeološki korpus vezan uz komunikaciju o smrti i umiranju, s posebnim obzirom na njegov eufemizacijski, odnosno disfemizacijski potencijal, a potom i ispitati jesu li s formiranjem tih dviju kategorija povezani isti ili različiti kognitivni mehanizmi. Radna je pretpostavka autorȃ ovoga rada da su eufemizmi u tom smislu češće temeljeni na metaforičkom načelu, s obzirom na to da konceptualna metafora kao dvodomenski model omogućuje konceptualni pomak iz traumatične ciljne domene tabua u kakvu ugodniju i komunikacijski prihvatljiviju iskustvenu domenu izvora, dok su disfemizmi u većoj mjeri vezani uz konceptualnu metonimiju koja, kao kognitivni mehanizam čija se izvorna i ciljna sastavnica, tj. pokretač i aktivna zona, zadržavaju u okviru iste konceptualne domene, ne pruža mogućnost konceptualnoga „bijega“ iz traumatičnoga područja, već izravno imenuje neki od njegovih aspekata. Kako bi se ispitala utemeljenost takve pretpostavke, autori rada proveli su anketno ispitivanje o hrvatskome frazeološkom inventaru vezanom uz semantičko polje smrti i umiranja, a njegovi rezultati potom su obrađeni te analizirani u metodološkim okvirima kognitivnoga pristupa metafori i metonimiji. Pokazalo se da nešto više od polovice frazema ispitanici koriste u svrhu eufemizacije, a najčešće se u tome posežu za konceptualnom metaforom smrt je san.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Smetona, Marius. "Some aspects of snake euphemisms in Lithuanian names based on appearance, habitat, and behaviour." Etnolingwistyka. Problemy Języka i Kultury 29 (November 3, 2017): 191. http://dx.doi.org/10.17951/et.2017.29.191.

Full text
Abstract:
<p>Każdy naród posiada swoją własną, ukształtowaną przez tradycję wizję świata, która znajduje odbicie w jego języku etnicznym. Na przykładzie wielu różnych języków można obserwować, w jaki sposób zjawiska zakazane, objęte tabu, funkcjonują w otaczającej nas przestrzeni. Różnego rodzaju zakazy mają związek z językowym tabu, kiedy wyraz obdarzony mocą magiczną podlega eufemizacji. Bywa on wówczas używany zamiast wyrazów niebezpiecznych, które w przekonaniu mówiących mogą przyciągać nieszczęścia, choroby czy też aktywizować działanie istot demonicznych. Używając eufemizmów, rozmówca może porozumiewać się z otaczającym go światem bez obawy naruszenia tabu. Celem niniejszego artykułu jest opis eufemizmów dotyczących nazw żmii w języku litewskim. Jest on oparty na klasyfikacji semantycznej nazw eufemistycznych przyjętej dla języka litewskiego. Materiał do badań został wyekscerpowany z różnorodnych słowników i tekstów folkloru. W artykule została przeanalizowana tylko nieduża część eufemizmów związana z nazwami żmii, jednak stanowi ona najliczniejszą grupę eufemizmów dotyczących zwierząt. Zjawisko to można łatwo wytłumaczyć żmije na Litwie dość długo były uważane za istoty święte i dopiero wpływ wierzeń chrześcijańskich przyczynił się do zmiany tego (pozytywnego) nastawienia i przypisania im wartościowania negatywngo. Litewskie nazwy eufemistyczne tych gadów można podzielić na dawne, powstałe jeszcze w okresie przedchrześcijańskim, i późniejsze, ukształtowane po rozpowszechnieniu się wierzeń chrześcijańskich.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

CAI, YAZHI. "La traducción del eufemismo del chino al español: Hongloumeng y su traducción Sueño en el Pabellón Rojo." Hikma 14 (October 7, 2015): 37. http://dx.doi.org/10.21071/hikma.v14i.5199.

Full text
Abstract:
El presente trabajo expone los resultados de una investigación académica centrada en la traducción del eufemismo del chino al español y que tomó como base la obra clásica Hongloumeng de Cao Xueqiny su traducción española Sueño en el Pabellón Rojo.Tras el análisis de los ejemplos seleccionados, concluimos que los traductores han utilizado diversas técnicas para traducir el eufemismo, entre las que destacan la traducción literal, la explicitación y el equivalente eufemístico. Asimismo, observamos que: a) existe una tendencia general a la explicitación, lo que corrobora uno de los cuatro universales de la traducción planteados por Mona Baker, y b) en la traducción se han conservado la mayoría de las connotaciones culturales propias de los eufemismos, aunque es inevitable que haya pérdidas. Además, hemos podido comprobar que los traductores tienden a mezclar domesticación y extranjerización. Por último,hacemos una propuesta de traducción del eufemismo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Zulkifli, Munirah, Norazilah Buhari, and Nor Azlili Hassan. "Eufemisme Cerminan Nilai Sosiobudaya Masyarakat Malaysia." Sains Insani 4, no. 2 (November 19, 2019): 37–48. http://dx.doi.org/10.33102/jsi2019.4.2.05.

Full text
Abstract:
Bahasa merupakan alat komunikasi dan ciri asas sesebuah tamadun. Bahasa yang halus, sopan dan santun atau juga dikenali sebagai eufemisme melambangkan kandungan pemikiran, sikap dan tingkah laku penutur dalam masyarakat yang bertamadun. Bahasa memainkan peranan penting untuk membina konsep diri seseorang penutur. Ianya juga menjadi salah satu unsur penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tamadun manusia sebagai pandangan semesta masyarakat, sebagai pengungkap falsafah, ilmu dan pemikiran serta alat kreativiti manusia dalam pelbagai bidang kehidupan. Justeru, bahasa harus diletakkan di tempat yang sewajarnya bersesuaian dengan konteks pembinaan dan pemantapan sesebuah masyarakat yang bertamadun. Dalam konteks masyarakat Malaysia, kesantunan berbahasa amat dititikberatkan sebagai cerminan nilai kelompok masyarakat di Malaysia. Sehubungan dengan itu, kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti peranan bahasa dalam proses pembentukan tamadun Malaysia dan melihat hubungan kesantunan berbahasa dengan nilai sosiobudaya masyarakat di Malaysia. Kaedah kajian adalah kuantitatif yang melibatkan pengumpulan data utama melalui tinjauan ke atas 272 orang belia Melayu, Cina dan India di sekitar Lembah Klang. Peranan bahasa mampu menyatupadukan dan mencerminkan jati diri masyarakat Malaysia yang berbeza etnik. Hubungan kesantunan berbahasa dengan sosiobudaya berjaya dilihat melalui nilai malu, nilai menghormati dan nilai budi bahasa masyarakat Malaysia. Kata kunci: eufemisme, sosiobudaya, nilai, Malaysia, kesantunan berbahasa. Language is the basic means of communication and basic characteristics of a civilization. The subtle, courteous and polite language or also known as euphemism symbolizes the content of the thinking, attitude and behavior of speakers in civilized societies. Language plays an important role in building a person's self-concept. It is also one of the important elements in the growth and development of human civilization as the universal view of society, as a philosopher's expression, knowledge and thinking and human creativity in various fields of life. Hence, language must be placed in the proper place in accordance with the context of the building and the stabilization of a civilized society. In the context of Malaysian society, language politeness is strongly emphasized as a reflection of the value of community groups in Malaysia. In this regard, the study aims to identify the role of language in the process of forming the Malaysian civilization and to see the affair of language politeness with the sociocultural value of society in Malaysia. The study method is quantitative involving the collection of major data through surveys of 272 Malay, Chinese and Indian youths around the Klang Valley. The role of language is able to unify and reflect the identity of different ethnic communities of Malaysia. The politeness relationship of sociocultural is seen through the value of shame, respect and values ​​of the society of the Malaysian society. Keywords: euphemism, sociocultural, value, Malaysia, language politeness
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Gultom, Roida. "KAJIAN BAHASA EUFIMISME PADA CERITA RAKYAT BATAK TOBA “BORU SARODING”." MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan 16, no. 1 (June 18, 2018): 35. http://dx.doi.org/10.26499/mm.v16i1.2269.

Full text
Abstract:
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan eufemisme dalam cerita rakyat batak Toba Boru Saroding dan bagaimana makna analisis eufemisme dalam cerita rakyat Boru Saroding. Tujuan penelitian ini adalah Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang penggunaan dan makna eufimisme pada tuturan cerita rakyat Batak Toba “Boru Saroding” dan Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain dalam mengkaji eufemisme dalam masyarakat Batak Toba. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan masalah sesuai dengan realita. Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini teks tulisan yaitu cerita rakyat batak toba “Boru Saroding” yang dipercaya oleh masyarakat Kabupaten Samosir. Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul agar mudah untuk diolah. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa terdapat kata dan kalimat yang mempunyai makna halus (eufimisme). Kata yang mempunyai makna halus ada 11 kata dan kalimat yang mempunyai makna halus ada 6 kalimat .
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Gallud Jardiel, Enrique. "El eufemismo como instrumento de manipulación social." Comunicación y Hombre, no. 1 (November 15, 2005): 121–29. http://dx.doi.org/10.32466/eufv-cyh.2005.1.66.121-129.

Full text
Abstract:
Este artículo pretende analizar los aspectos negativos produce el uso y abuso de eufemismos por parte de los medios de comunicación sobre la sociedad en general y la nuestra en particular. No pretende afirmar si son los políticos o los comunicadores los responsables de ello, sino únicamente describir una situación. El estudio comienza con una definición genérica del término y a continuación describe los sutiles cambios que se producen en su uso. El corpus del artículo trata de una serie de nociones que se transmiten a la sociedad mediante los eufemismos más populares y empleados hoy en día.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Brancaglion Jr., Antonio. "O eufemismo da morte no Antigo Egito." Classica - Revista Brasileira de Estudos Clássicos 7 (December 5, 1995): 25–32. http://dx.doi.org/10.24277/classica.v7i0.657.

Full text
Abstract:
Os egípcios não estavam interessados na morte propriamente dita mas no pós-vida. Eles supriam tanto a câmara funerária quanto a capela da tumba com a dádiva deste mundo, o foco óbvio e imediato da atenção viva. A morte não era um inimigo ou um obstáculo mas uma porta a outra existência. O objetivo dos egípcios não era como o nosso néscio objetivo de não morrer mas o mais pungente desejo de não repetir a morte, de encontrar além da morte a vida que pudessem gozar tão completamente deste lado.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Ciurana Misol, Ramon. "La «buena muerte». ¿Eufemismo u objetivo evaluable?" Atención Primaria 38, no. 1 (June 2006): 45–46. http://dx.doi.org/10.1157/13090030.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Oueslati, Lassâad. "LES TABOUS DANS LE LEXIQUE OU QUAND LE CULTUREL CONDITIONNE LA VARIATION LEXICALE: LE CAS DE L’EUPHÉMISME." Estudos Linguísticos e Literários, no. 60 (December 19, 2018): 182. http://dx.doi.org/10.9771/ell.v0i60.28911.

Full text
Abstract:
<p>Eeste artigo se propõe a mostrar a relação dialética entre léxico e cultura. Muitos fenômenos linguísticos confirmam a relação de entrelaçamento entre os dois. Isso pode observado no funcionamento da conotação, especialmente, no eufemismo. A cultura, por sua definição, permeia não apenas o modo de pensar de uma dada comunidade, mas também seu sistema linguístico. Nosso objetivo, neste artigo, é mostrar como a cultura pode condicionar a variação lexical. Para fazer isso, vamos examinar o eufemismo. Procuraremos mostrar em que medida essa figura de linguagem constitui uma das fontes de variação lexical e como ela permite contornar os tabus linguísticos.<strong></strong></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Puspidalia, Yuentie Sova. "Eufimisme Dalam Dua Novel Duka Cinta Sebagai Wujud Kesantunan Berbahasa." Kodifikasia 12, no. 1 (June 30, 2018): 141. http://dx.doi.org/10.21154/kodifikasia.v12i1.1429.

Full text
Abstract:
Untuk menghormati pihak lain dan menghindari ketabuan dalam berkomunikasi, tidak sedikit pemakai bahasa menggunakan eufemisme yang umumnya memiliki beberapa makna asosiatif. Dalam kegiatan berbahasa pun, seseorang perlu memperhatikan aspek kesantunan untuk meminimalisasi kesalahapahaman dan membuat lawan tutur merasa nyaman dan sejuk hatinya ketika berkomunikasi. Kesantunan berbahasa dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik di lingkungan sosial nyata maupun dalam cerita atau fiksi. Karena itu, peneliti melakukan kajian terhadap aspek-aspek penggunaan bahasa terkait dengan eufemisme dan kesantunan berbahasa dalam novel Roro Mendut (RM) karya Y.B. Mangunwijaya dan San Pek Eng Tay (SE) karya Oka Tiang.Penelitian ini mendeskripsikan bentuk dan fungsi eufemisme, frekuensi pemakaiannya dan wujud kesantunan berbahasa untuk mengetahui persamaan dan perbedaan keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eufimisme berupa kata dan frasa memiliki bentuk dan fungsi ekspresi figuratif, satu kata untuk menggantikan kata yang lain, penggunaan kata serapan, flipansi, metafora, idiom, hiperbola, metafora dan hiperbola, metafora dan personifikasi. Penggunaan bentuk eufimisme ekspresif figuratif paling banyak digunakan. Perbedaannya, jika dalam RM digunakan bentuk eufimisme serapan, dalam SE tidak ditemukan, dalam RM ditemukan penggunaan bentuk eufimisme yang tidak ada dalam teori Allan Buridge, sedangkan dalam Novel SE tidak ditemukan. Dalam hal kesantunan berbahasa, jika dalam RM ditemukan maksim kedermawanan, dalam SE tidak ada. Wujud kesantunan berbahasa juga lebih banyak ditemukan pada RM daripada SE.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Larios Pino, José Luis. "Flexibilidad laboral: eufemismo a una política de regresión." Justicia 18, no. 23 (January 1, 2013): 137–56. http://dx.doi.org/10.17081/just.18.23.1020.

Full text
Abstract:
En el presente artículo de reflexión se analizarán las tipologías o clasificaciones que de acuerdo a la doctrina se le ha dado al fenómeno de la flexibilidad laboral, asimismo, se esbozará cómo se han aplicado estas políticas en Europa, los países anglosajones, América Latina y por supuesto en Colombia, desde la perspectiva de las legislaciones que la desarrollan. Finalmente se expondrá por qué se considera que la fl exibilidad es una política que infringe el principio de progresividad o no regresión y cómo ha sido enmascarada bajo una fórmula cuya finalidad es la generación de empleo y el crecimiento económico.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Damayanti, Galieh, Trisna Andarwulan, and Aswadi Aswadi. "MEKANISME EUFEMISME DAN SENSORISASI: KEKERASAN SIMBOLIK DALAM TUTURAN DOSEN." RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 12, no. 2 (August 15, 2019): 223. http://dx.doi.org/10.26858/retorika.v12i2.9101.

Full text
Abstract:
Abstract: Symbolic Violence Representation in the Mechanism of Euphemism and Sensori-zation of Lecturer Speech. This study aims to describe the representation of symbolic violence in the mechanism of euphemism and censorship of lecturers' speeches to students in the class. This study uses a qualitative approach with a type of case study research. Data in the form of sentences in lecturer speech to students. Data collection techniques used are observation, recording, and recording. Bourdieu's social class theory which was constructed in the mechanism of euphemism and censorship became the basis for studying this research data. Symbolic violence is represented in the mechanism of euphemism and the censorship mechanism. The results of the study show that symbolic violence through lecturer speech inspired by institutional authority shapes the behaviors, thoughts, and beliefs that can be accepted in certain social spaces. This is done on the basis of "to educate" students to behave and act better.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Hermaliza and Ermawati. S. "Politisasi Bahasa Melalui Eufemisme dalam Program Berita di Televisi." GERAM 8, no. 1 (June 18, 2020): 37–47. http://dx.doi.org/10.25299/geram.2020.vol8(1).4849.

Full text
Abstract:
This study discussed the politicization of language through euphemisms that conducted at the time of news broadcasts on television stations by noticing the background of the use of the euphemisms. Euphemism in the mass media is not merely aimed at replacing taboo words, but rather is ideological politics. The problem raised in this study was "How was the politicization of language through euphemisms in news programs on television in terms of its use?". The purpose of this study was to describe the form and function of politicizing the meaning of words through euphemisms in news programs contained on television. This research was a descriptive research. Data analysis was performed using content analysis and then explained in accordance with the research findings. Based on the results of the study, the authors found that politicized euphemisms in the TVone news program amounted to 30 euphemisms with several reasons why the euphemisms were chosen and used include: (1) to smooth out words so that other people are not offended, (2) to keep things secret, (3) for diplomacy or berororis, (4) to disguise meaning, (5) to avoid panic and fear, (6) to respect others.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Córdoba Rodríguez, María. "El eufemismo político llevado al extremo: el caso Bárcenas." Círculo de Lingüística Aplicada a la Comunicación 64 (November 24, 2015): 126–47. http://dx.doi.org/10.5209/rev_clac.2015.v64.51281.

Full text
Abstract:
El presente trabajo analiza las diferentes estrategias argumentativas utilizadas en el discurso político del Partido Popular español durante el año 2013 para defenderse de una serie de acusaciones que afectaron su imagen pública. Es el conocido “caso Bárcenas”. Nos centraremos en los procedimientos lingüísticos de atenuación y ocultación, los mecanismos llevados a cabo por los implicados en este caso para maquillar una realidad que perjudica su imagen personal y grupal. Analizaremos también el papel que han jugado los medios de comunicación y las redes sociales en este caso, y veremos si realmente la evasión y la ocultación han servido para alcanzar los objetivos perseguidos por los hablantes.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Barranco Flores, Nuria. "El eufemismo léxico del discurso político y sus efectos cognitivos." Logos: Revista de Lingüística, Filosofía y Literatura 27, no. 1 (June 2017): 15–30. http://dx.doi.org/10.15443/rl2702.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Abdul Wahab, Hamidah, Imran Ho Abdullah, Mohammed Azlan Mis, and Khazriyati Salehuddin. "Analisis Eufemisme Kematian Masyarakat Melayu Sarawak dari Perspektif Semantik Kognitif." GEMA Online® Journal of Language Studies 16, no. 2 (June 24, 2016): 53–71. http://dx.doi.org/10.17576/gema-2016-1602-04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Stumpf, Elisa Marchioro. "Eufemismo: um fenômeno multifacetado no cruzamento entre língua e cultura." Letrônica 13, no. 2 (February 16, 2020): e36278. http://dx.doi.org/10.15448/1984-4301.2020.2.36278.

Full text
Abstract:
O presente texto procura traçar um panorama dos estudos sobre o eufemismo, desde sua abordagem mais tradicional em gramáticas até chegar em perspectivas linguísticas que abordem seu funcionamento discursivo. Para isso, mostra-se a necessidade de tratar de temas como tabus/interdições e sua representação verbal, o disfemismo. Por conta dessa dupla abordagem, também se argumenta que ele é um fenômeno relevante para a compreensão de questões como (im)polidez e agressão verbal, além da linguagem politicamente correta. Como um mecanismo que se encontra relacionado com a questão das interdições sociais, seu estudo pode contribuir para a compreensão da relação entre língua e cultura a partir de perspectivas que descrevam seu funcionamento linguístico-discursivo nas atividades significantes dos sujeitos.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Dai, Xin. "Enfoque traductológico del eufemismo en Sueño en el Pabellón Rojo." Hikma 18, no. 2 (November 28, 2019): 187–216. http://dx.doi.org/10.21071/hikma.v18i2.11479.

Full text
Abstract:
Este trabajo constituye una investigación académica sobre la traducción del eufemismo desde chino a español en el corpus de Sueño en el Pabellón Rojo, una de las cuatro obras clásicas chinas más reconocidas. En primer lugar, realizamos una exposición de los problemas de traducción que presentan los diferentes aspectos de lingüística, cultura, pragmática y estética de este recurso lingüístico. A continuación, se analizarán las decisiones adoptadas para traducir algunos de ellos desde el texto original a la versión española, explicando las soluciones a las dificultades con el apoyo de la teoría de Adaptación Lingüística. Por último, se propondrán una serie de compensaciones razonadas de traducción indagando en los métodos más adecuados, en las estrategias y en los grados de efecto de expresiones eufemísticas. De esta manera, equilibramos las carencias de conocimiento de la cultura china por parte de los hispanohablantes, así que la traducción de eufemismo no solo se adapta a la formación lingüística de la lengua de llegada sino que también transmite las características de la versión original de la manera más fiel posible.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Saputri, Vioni, Syahrul Ramadhan, and Yasnur Asri. "EUFEMISME DAN DISFEMISME DALAM NOVEL “KORUPSI” KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER." RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 12, no. 2 (August 15, 2019): 197. http://dx.doi.org/10.26858/retorika.v12i2.9149.

Full text
Abstract:
Eufimism and Disphemism in "Corruption" Novel by Pramoedya Ananta Toer.The purpose of this study is to explain the form and function of the use of euphemism and disfemism in the novel "Corruption" by Pramoedya Ananta Toer. This type of research includes descriptive research. The data collection technique used is the note-reading technique. Data analysis used agih and equivalent methods. The validity of the data is obtained through intrarater and interrater. The results of this study are classifications of euphemism and disfemism. The classification is classified into words, phrases and sentences. In addition, the background to the use of euphemism and disfemism is the form in the novel "Corruption" in this study.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Trujillo Garrido, Ana. "El eufemismo como instrumento de manipulación en la prensa escrita." Revista de Investigación Lingüística 21 (March 12, 2019): 77–106. http://dx.doi.org/10.6018/ril.21.367411.

Full text
Abstract:
El presente trabajo tiene como objeto el eufemismo y el uso manipulador que la prensa escrita hace de él. Surge la necesidad de seguir haciendo hincapié en este tipo de usos malintencionados del lenguaje, de modo que la sociedad pueda mantenerse alerta en todo momento ante tal situación. Para dar cuenta de la realidad que aquí referimos, se ha realizado un corpus de eufemismos recogidos de la prensa española del siglo XXI (2000 hasta la actualidad). Tras su análisis, que ha seguido la metodología del análisis del discurso y análisis crítico del discurso, ha quedado de manifiesto que la prensa escrita hace uso de eufemismos con fines manipulativos (tanto de la realidad referida, como del referente, como del individuo). Además, no solo reproduce los eufemismos llegados a ella desde los distintos ámbitos de la sociedad, sino que los mantiene y perpetúa, convirtiéndolos en propios. This work has the euphemism as object and the manipulative use that the written press makes of it. Appear the necessity to continue emphasizing this type of malicious uses of language so that society can be alert at all times to the situation. To give an account of the reality there has made a corpus of euphemisms collected from the Spanish press of the 21st century (2000 to the present). After their analysis, which has followed the methodology of analysis of discourse and critical analysis of the discourse, it has become clear that the written press makes use of euphemisms with manipulative fines (reality of reference, the referent and the individual). Moreover, not only reproduces the euphemisms that came to it from the different spheres of society, but also maintains and perpetuates them.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Jannah, Nisa Ul, Ratna Yulida Ashriyani, and Syamsinas Jafar. "EUFEMISME DAN DISFEMISME DALAM KOMENTAR NETIZEN DI AKUN INSTAGRAM @ROSAMELDIANTI_." JURNAL LISDAYA 17, no. 2 (December 25, 2021): 62–74. http://dx.doi.org/10.29303/lisdaya.v17i2.45.

Full text
Abstract:
The problem studied in this research is how are the lingual forms, references, and functions of euphemisms and dysfemisms in netizen comments on theaccount Instagram @rosameldianti_. The purpose of this study is to describe the lingual form, reference, and function of euphemisms and dysphemisms in netizen comments on theaccount Instagram @rosameldianti_. Data collection is done by the method of listening and the method of documentation. The data were analyzed using the distributional method and the equivalent method. Based on the results of the study found 14 data on euphemism and 27 data on dysphemism. The types of euphemism references found are objects and animals, body parts, professions, diseases, activities, traits or circumstances, and people, while dysphemism references found are objects and animals, body parts, professions, diseases, events, activities, traits or circumstances. , places, and people. The functions of the use of euphemisms found are (1) smoothing speech that is considered taboo, (2) smoothing speech that can offend someone's feelings, and (3) smoothing speech as a form of respect, while the function of using dysphemism is (1) state taboo, not profanity, or immorality, (2) showing dislike for someone or something, (3) making fun of, criticizing, or insulting, (4) swearing or cursing, (5) showing disrespect or demeaning someone, (6 ) express anger or irritation, and (7) indicate something of low value.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Azzuhri, Muhandis, Hasan Asy'ari Ulamai, and Athoillah Islamy. "DIMENSI EUFEMISME HADIS-HADIS TENTANG SEKSUALITAS DALAM KUTUB AL-TIS’AH." Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam 7, no. 2 (December 31, 2021): 36. http://dx.doi.org/10.31332/zjpi.v7i2.2760.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Smetonienė, Irena, and Danutė Daučiūnaitė. "Politinė eufemizacija publicistinių straipsnių antraštėse." Kalbotyra 66, no. 66 (March 30, 2016): 120. http://dx.doi.org/10.15388/klbt.2014.7678.

Full text
Abstract:
Straipsnyje aptariama viena iš eufemijos rūšių – politinė eufemizacija. Tirti pasirinktos 2013–2014 metų internetinėje žiniasklaidoje skelbtų straipsnių antraštės. Jos analizuojamos keliais pjūviais: pagal temas, pagal eufemizavimo būdą ir tikslą. Atliktas tyrimas pratęsia negausius eufemijos tyrinėjimus Lietuvoje, jis turėtų būti naudingas ir kalbotyros specialistams, ir stilistams ir komunikacijos specialistams, nes pasitelkiant politinius eufemizmus, maskuojant neigiamus kurių nors įvykių ar reiškinių aspektus formuojama viešoji nuomonė.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Fernández, Eliecer Crespo. "Eufemismo y disfemismo léxico en la designación del inmigrante 'sin papeles'." Bulletin of Hispanic Studies 87, no. 3 (January 2010): 273–89. http://dx.doi.org/10.3828/bhs.2010.1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Szpingier, Beata, and Ingeborga Beszterda. "Eufemismo in italiano: interdizione verbale nel lessico legato alla sessualità femminile." Studia Romanica Posnaniensia 33 (October 4, 2006): 219. http://dx.doi.org/10.14746/strop.2006.33.016.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Rahayu, Triwati. "Kesantunan Berbahasa sebagai Cerminan Karakter Bangsa." Journal of Language Learning and Research (JOLLAR) 1, no. 1 (November 24, 2017): 24–31. http://dx.doi.org/10.22236/jollar.v1i1.1243.

Full text
Abstract:
Prinsip yang berhubungan dengan tatanan yang bersifat sosial, estetika, moral dalam bertindak tutur akan tercermin dalam kesantunan berbahasa. Tata cara berkomunikasi dipengaruhi norma budaya kelompok masyarakat tertentu. Dalam era globalisasi sekarang ini, Indonesia dihadapkan pada kekuatan budaya raksasa yang menjungkirbalikkan norma budaya Indonesia. Hal inilah yang perlu dikembalikan agar diperoleh kearifan yang memadai dalam berkomunikasi. Penerapan prinsip kesantunan, penggunaan honorifik, dan penggunaan eufemisme secara wajar akan membentuk karakter bangsa yang bermartabat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Carrillo Expósito, M. Lucía. "La descortesía encubierta en lo políticamente correcto hacia la mujer política en la prensa digital española." Pragmática Sociocultural / Sociocultural Pragmatics 8, no. 2 (November 26, 2020): 232–57. http://dx.doi.org/10.1515/soprag-2020-0014.

Full text
Abstract:
ResumenEl presente artículo se ocupa de analizar las estrategias comunicativas de la prensa digital española destinadas a amenazar la imagen de la mujer política. Metodológicamente nos situamos en la Lingüística pragmática, en los estudios de la (des)cortesía y en el Análisis del Discurso. La hipótesis que se plantea es que los medios de comunicación que se examinan no participan en el progreso que experimenta la sociedad en materia de igualdad de género, aunque en apariencia lo hacen mediante lo políticamente correcto. Sin embargo, se advierten estrategias comunicativas orientadas a la agresión. El objetivo del artículo, por tanto, se centra en comprobar si efectivamente existen estrategias comunicativas en los periódicos destinadas a agredir la imagen de la mujer política, en cuanto mujer, con la finalidad de desvirtuar y desautorizar su ejercicio político. Para dicho fin se analiza un corpus de textos periodísticos diferentes géneros recogidos en cuatro rotativos digitales españoles de distinto perfil ideológico-político. Los resultados muestran que la aplicación de la corrección política, el eufemismo o pseudo-eufemismo en el lenguaje del periódico junto a otras estrategias de comunicación ligadas al lector, son aprovechadas por el medio para encubrir posibles ataques dirigidos a la imagen de la mujer política.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Houaiss, Antônio. "A Linguagem oficial." Revista do Serviço Público 38, no. 4 (July 19, 2017): 51–60. http://dx.doi.org/10.21874/rsp.v38i4.2325.

Full text
Abstract:
Tanto no magistério, quanto na pesquisa linguística (e quando se confessa a si mesma, na filológica), quanto na opinião pública que se crê titulada para pronunciar-se a tal res-Deito nela incluídos escritores, magistrados, jornalistas, comunicólogos, profissionais da palavra, há, no Brasil, certo consenso em que o estado da língua, escrita ou falada, é, nesta nossa contemporaneidade, algo que deixa tanto a desejar, que chamar caóticos aos usos que se vêm fazendo da língua é quase eufemismo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Escobar Miño, Azucena. "Tabú y eufemismo: las formas del habla en la sociedad quiteña actual." Cátedra 1, no. 1 (September 27, 2018): 134–44. http://dx.doi.org/10.29166/catedra.v1i1.769.

Full text
Abstract:
Las palabras además de cambiar en su forma externa también lo hacen en su significado, el tabú y el eufemismo son dos conceptos que forman parte de ese cambio semántico que se presenta en el acto comunicativo. Ese cambio obedece a factores procedentes de una sensibilidad social en determinada época y circunstancia. Su uso es común en todos los medios sociales, así se evita llamar a las cosas por su nombre. El presente artículo tiene por objetivo describir algunos eufemismos usados en la ciudad de Quito. Se demuestra a través de una investigación descriptiva si tales formas están vigentes o han cambiado en los últimos años. Además, se determinará los factores que definen su uso. Mediante un estudio gramático y pragmático se realizará la descripción sociológica de la población, los enunciados que estos profieren para contrastar con variables sociales seleccionadas. Se detallarán también las diversas circunstancias y espacios en los que los eufemismos concurren en la comunicación y cómo éstos se presentan como una herencia de la colonización. Su análisis permitirá comprender y valorar la cultura heredada.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Daud, Muhammad Zaid, Mohammad Shahrul Nizam Abd Wahid, and Remmy Gedat. "Eufemisme Dalam Bahasa Iban: Satu Kajian Kes Di Kampung Lebor, Serian, Sarawak." Borneo Research Journal 11, no. 1 (December 30, 2017): 87–105. http://dx.doi.org/10.22452/brj.vol11no1.6.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Noepri, Noepri. "EUFEMISME DAN DISFEMISME DALAM RUBRIK BERITA “KRIMINAL” SURAT KABAR HARIAN MUSI BANYUASIN." Jurnal Pembahsi (Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia) 10, no. 2 (August 8, 2020): 136. http://dx.doi.org/10.31851/pembahsi.v10i2.4901.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Abdullah, Nasimah, and Lubna Abd. Rahman. "Eufemisme dalam Wacana Terjemahan Makna Al-Quran ke Bahasa Melayu: Analisis Pragmatik." al-Irsyad: Journal of Islamic and Contemporary Issues 4, no. 1 (June 15, 2019): 39–56. http://dx.doi.org/10.53840/alirsyad.v4i1.46.

Full text
Abstract:
A euphemism is a form of language used in place of words that are considered harsh or taboo, and inappropriate for direct speech. Another term for euphemism is language politeness. This paper aims to examine the elements of euphemisms found in al-Quran text translation into Malay Language. This study adopts the framework of theory of politeness principle aspired by Leech. This study adopts a qualitative method and analysis of text which are elaborated descriptively by selecting seven (7) words found in the text of the Quran as the sample of the study, which are (مات ), (الغائط ), (المحيض ), (تحمل ), (تضع ), (عاقر ), and (ثيبات ). The Corpus texts used are Tafsir Pimpinan Ar-Rahman by Abdullah Basmeih (TPR) and Terjemahan al-Quran al-Karim Rasm Uthmani by al-Hidayah House of Quran (TQKRU). Based on the analysis of the study, the authors found that although both the translated texts corresponded to the meaning of semantics, sometimes they did not comply with the politeness principle. As a result, it leads to the existence of a dysphemism element in the translated text. The use of the blunt words such as (mati) that refers to the Prophet of Allah, (haid), (mandul) and (janda) in the translation text were found to have no parallel with Leech’s Politeness Principles. Thus, this study suggested a revision should be made to the text of the Quranic translation into Malay language, so that the selection of words is appropriate to the politeness principle. As a linguistics study, this study should be able to be a reference to the readers of the Quran text translation into Malay Language and also the researchers in the field of Arabic-Malay translation. ABSTRAK Eufemisme merupakan bentuk penggunaan bahasa yang lebih halus dan sopan bagi menggantikan bahasa yang dianggap kasar atau tabu dan tidak sesuai dituturkan secara langsung dalam komunikasi. Istilah lain bagi eufemisme adalah kesantunan berbahasa. Makalah ini bertujuan meneliti unsur eufemisme yang terdapat dalam teks terjemahan al-Quran ke Bahasa Melayu. Kajian ini menggunapakai kerangka teori kesantunan bahasa yang digagaskan oleh Leech. Kajian ini merupakan kajian kualitatif dan analisis teks yang dihurai secara deskriptif dengan memilih tujuh (7) perkataan yang terdapat dalam teks al-Quran sebagai sampel kajian iaitu (مات ), (الغائط ), (المحيض ), (تحمل ), (تضع ), (عاقر ) dan (ثيبات ) . Korpus kajian pula adalah Tafsir Pimpinan Ar-Rahman oleh Abdullah Basmeih (TPR) dan Terjemahan al-Quran al-Karim Rasm Uthmani oleh al-Hidayah House of Quran (TQKRU). Berdasarkan analisis kajian, penulis mendapati bahawa kedua-dua teks terjemahan tersebut adakalanya tidak mematuhi kesantunan berbahasa walaupun terjemahan tersebut sepadan dengan makna semantik. Hal ini menyebabkan wujudnya unsur disfemisme dalam teks terjemahan. Penggunaan perkataan yang terlalu berterus terang seperti (mati) yang merujuk kepada Rasulullah, (haid), (mandul) dan (janda) didapati tidak selaras dengan Prinsip Kesopanan Leech. Justeru, kajian ini menyarankan agar semakan semula dibuat terhadap teks terjemahan al-Quran ke bahasa Melayu agar pemilihan kata adalah sesuai dengan kesantunan berbahasa. Sebagai sebuah kajian linguistik, kajian ini diharap dapat menjadi rujukan kepada pembaca teks terjemahan al-Quran ke Bahasa Melayu dan penyelidik dalam bidang terjemahan Arab-Melayu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography