To see the other types of publications on this topic, follow the link: Fenantroline.

Journal articles on the topic 'Fenantroline'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 37 journal articles for your research on the topic 'Fenantroline.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

da Silva Morais, Crislene Rodrigues, Wilton Silva Lopes, A. G. de Souza, and P. D. Santa-Cruz. "Synthesis and Thermal Characterization of Luminescent Powers of Terbium (III) with Mixed Ligands." Materials Science Forum 498-499 (November 2005): 535–39. http://dx.doi.org/10.4028/www.scientific.net/msf.498-499.535.

Full text
Abstract:
This work deals with the synthesis and thermal decomposition of complexes of general formula: Ln(ß-dik)3L (where Ln=Tb+3, ß-dik=4,4,4-trifluoro-1-phenyl-1,3- butanedione(btfa) and L=1,10-fenantroline(phen) or 2,2-bipiridine(bipy). The powders were characterized by melting point, FTIR spectroscopy, UV-visible, elemental analysis, scanning differential calorimeter(DSC) and thermogravimetry(TG). The TG/DSC curves were obtained simultaneously in a system DSC-TGA, under nitrogen atmosphere. The experimental conditions were: 0.83 ml.s-1 carrier gas flow, 2.0±0.5 mg samples and 10°C.min-1 heating rate. The CHN elemental analysis of the Tb(btfa)3bipy and Tb(btfa)3phen complexes, are in good agreement with the expected values. The IR spectra evinced that the metal ion is coordinated to the ligands via C=O and C-N groups. The TG/DTG/DSC curves of the complexes show that they decompose before melting. The profiles of the thermal decomposition of the Tb(btfa)3phen and Tb(btfa)3bipy showed six and five decomposition stages, respectively. Our data suggests that the thermal stability of the complexes under investigation followed the order: Tb(btfa)3phen < Tb(btfa)3bipy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sembiring, Zipora, Syaiful Bahri, Rinawati Rinawati, Adita Sukma Ramadhania, and Aura Dhayang Fiarizky. "PENGARUH LIGAN PADA SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS CO(II) DENGAN LIGAN BASA SCHIFF N,N-DIMETIL-4- (FENILIMINOMETIL)ANILIN DAN 1,10-FENANTROLIN." ANALIT:ANALYTICAL AND ENVIRONMENTAL CHEMISTRY 6, no. 02 (April 30, 2021): 180–88. http://dx.doi.org/10.23960/aec.v6.i2.2021.p180-188.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan sintesis senyawa kompleks Co(II) dengan ligan basa Schiff N,N-Dimetil-4-(feniliminometil)anilin dan ligan 1,10-Fenantrolin. Sintesis senyawa kompleks dilakukan dengan reaksi kondensasi refluks pada suhu 78 °C menggunaan pelarut etanol, menghasilkan kristal berwarna coklat muda dengan rendemen sebesar 68% untuk kompleks Co(II) basa Schiff dan berwarna oranye dengan rendemen sebesar 72,60% untuk kompleks Co(II) Fenantrolin. Kristal yang diproleh kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan TG-DTA. Berdasarkan hasil karakterisasi menunjukkan terbentuknya kompleks Co(II) basa Schiff dan kompleks Co(II) Fenantrolin. Kemudian untuk melihat pengaruh ligan pada pembentukan senyawa kompleks dilakukan karakterisasi menggunakan MSB dan dihasilkan momen magnet efektif (µeff) senyawa kompleks Co(II) basa Schiff sebesar 3,87 BM yang bersifat paramagnetik, sedangkan pada kompleks Co(II) Fenantrolin memiliki momen magnet efektif (µeff) sebesar 4,72 BM yang bersifat paramagnetik serta membentuk agen khelat. Hasil karakterisasi menggunakan MSB menunjukkan kompleks Co(II) Fenantrolin memiliki kestabilan yang lebih baik dibandingan dengan ligan basa Schiff N,N-Dimetil-4- (feniliminometil)anilin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Soto Arredondo, Karla Jazmín, Karla Y. Barbosa Sabanero, Gloria Barbosa Sabanero, Lérida L. Flores Villavicencio, J. Javier Martín Polo, Guillermo Mendoza Díaz, and Myrna Sabanero López. "Complejos de Cu(II): Alternativas en la terapia antineoplásica." Acta Universitaria 19, no. 3 (December 1, 2009): 28–32. http://dx.doi.org/10.15174/au.2009.86.

Full text
Abstract:
En el presente estudio, fué evaluada la actividad biológica de nuevos complejos de cobre (II) fenantrolina unidos a aminoácidos, como ácido glutámico, isoleucina y α-metil-dopa. Para ésto se utilizaron células neoplásicas de pulmón humano y dos dosis (30 y 60 μg/ml) de los compuestos fueron aplicadas a los cultivos celulares. También se realizaron ensayos inmunocitoquímicos para microtúbulos, microfi lamentos y electroforesis del DNA genómico. Los resultados obtenidos muestran que los complejos de Cu (II) fenantrolina con ácido glutámico y α-metil-dopa afectan la adhesión celular (50% y 45%, respectivamente), alterando la distribución de los microtúbulos y microfi lamentos. La fragmentación del DNA, apoya el ensayo del efecto antitumoral del Cu (II) fenantrolina con ácido glutámico y α-metil-dopa sobre los cultivos de células de pulmón humano in vitro, de manera dosis dependiente. En conclusión, los complejos de Cu (II) fenantrolina con ácido glutámico y α-metil-dopa, presentan un efecto signifi cativo sobre la actividad celular, sugiriendo que estos complejos podrían ser potencialmente compuestos antitumorales.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Susanto, Nindita Clourisa Amaris, and Dwi Siswanta. "PEMBUATAN DAN OPTIMASI SENSOR WARNA LOGAM BESI TERLARUT DALAM AIR DENGAN MATRIKS KARAGENAN." Jurnal Ilmiah Teknik Kimia 4, no. 2 (August 30, 2020): 60. http://dx.doi.org/10.32493/jitk.v4i2.5652.

Full text
Abstract:
Karagenan merupakan polimer alam anionik yang mempunyai sifat hidrogel. Kemampuan tersebut memberikan kemungkinan karagenan dijadikan matriks untuk sensor logam besi di dalam air. Sensor logam besi diukur sebagai ion Fe2+. Ion Fe2+ mempunyai kemampuan membentuk kompleks stabil dengan fenantrolin dan memberikan warna jingga. Dalam Pengembangan sensor warna didasarkan pada imobilisasi gugus kromofor pada material pendukung. Oleh karena itu pada penelitian dilakukan pembuatan sensor warna dengan gugus kromofor kompleks Fe2+ dengan fenantrolin di dalam mtriks karagenan. Hasil penelitian diperoleh modifikasi matriks dalam bentuk beads campuran karagenan kappa dan iota sehingga menghasilkan sensor warna tanpa pelindian. Hasil sensor warna divisualisasi dengan mata dan spektrofotometer UV-Vis. Kondisi optimum yang diperoleh dari penelitian meliputi panjang gelombang maksimum 510 nm, konsentrasi fenantrolin yang diimobilisasi 3000 mg L-1 volume total larutan pembuat beads, pH larutan besi adalah 2, dan waktu kompleksasi 15 menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Herman, Barbara, Piotr Rychter, and Robert Biczak. "Leaf celery reaction on 1,10-phenanthroline." Chemistry. Environment. Biotechnology 19 (2016): 137–45. http://dx.doi.org/10.16926/cebj.2016.19.19.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Hidayah, Hidayah, Dede Suhendar, Tety Sudiarti, and Emay Maesaroh. "Studi Keadaan Oksidasi Besi pada Air Hujan." al-Kimiya 6, no. 1 (July 6, 2019): 15–21. http://dx.doi.org/10.15575/ak.v6i1.4685.

Full text
Abstract:
Air hujan merupakan sumber air permukaan dan air tanah. Air hujan terbentuk melalui beberapa proses yakni kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Air hujan memiliki kandungan besi dalam bentuk partikulat dan terlarutnya seperti ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan kandungan Fe total, Fe(II) dan Fe(III) dalam air hujan serta perbandingannya dengan air hujan dari tiga tempat yang berbeda dan untuk mempelajari kandungan air hujan yang dapat mereduksi Fe(III). Fe total dianalisis dengan menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Ion Fe(II) dan Fe(III) dianalisis dengan instrumen Spektrofotometer UV-Vis menggunakan ligan Fenantrolin dan KSCN sehingga membentuk senyawa kompleks [Fe(C12H8N2)3]2+ dan [Fe(SCN)6]3-. Derajat keasaman air hujan dianalisis menggunakan pH meter sedangkan keadaan oksidasi besi pada air hujan dianalisis menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan pelarutan aqua dm dan air hujan yang turun di kawasan industri, pegunungan dan pemukiman. Hasil analisis menunjukkan kandungan Fe total, Fe(II) serta Fe(III) dalam air hujan yang turun sekitar industri, pegunungan dan pemukiman secara berturut-turut yaitu Fe total 0,5655; 1,6854; dan 2,4232 ppm, Fe(II) 0,0867; 0,2232 dan 0,0731 ppm, dan Fe(III) 0,5198; 0,4994 dan 0,5672 ppm. Dari perbandingan geseran panjang gelombang maksimum sinar tampak larutan FeSO4.7H2O teknis dan pro analisis dengan pengompleks fenantrolin diperoleh bahwa air hujan memiliki daya reduksi terhadap ion Fe3+.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Costa, Edson de Oliveira, and Crislene Rodrigues da Silva Morais. "Síntese e caracterização de pós obtidos por complexação de íons lantanídeos (Eu3+, Er3+ e Nd3+) com β-dicetona e 1,10 - fenantrolina." Research, Society and Development 11, no. 12 (September 20, 2022): e442111234512. http://dx.doi.org/10.33448/rsd-v11i12.34512.

Full text
Abstract:
Os complexos de íons lantanídeos possuem propriedades de luminescência as quais lhes proporcionam um amplo potencial de aplicações. Neste trabalho os complexos Ln(β-dic)3L (onde Ln = Eu+3, Er+3 e Nd+3, β-dic = 4,4,4-trifluoro-1-fenil-1,3-butanodiona (HBtfa) e L = 1,10-Fenantrolina (fen)), foram sintetizados a partir da reação direta de LnCl3 com a β-dicetona e o ligante (fen). A reação dos sais lantanídicos com os ligantes orgânicos originou três complexos sólidos: [Eu(HBtfa)3fen, Er(HBtfa)3fen e Nd(HBtfa)3fen], os quais apresentaram coloração diferentes dos sais de lantanídicos e dos ligantes, sugerindo a ocorrência de coordenação entre os íons lantanídicos e os ligantes orgânicos. Dessa forma, os complexos foram caracterizados por teste de solubilidade, espectroscopia de absorção na região do infravermelho (FTIR), difração de raio-X (DRX). Com base nas propriedades verificadas, o teste de solubilidade constatou que os complexos não são solúveis em clorofórmio e água e ficou constatado que esses foram bastante solúveis em metanol, etanol e acetona. Contudo, os complexos precisam apresentar boa solubilidade em solução aquosa e alta estabilidade química, fotoquímica e cinética em condições fisiológicas, além de não alterar as propriedades estruturais e funções biológicas. Dessa forma, o estudo visa a síntese e caracterização de complexos de íons lantanídeos com β-dicetona e 1,10-fenantrolina na perspectiva para estudo em aplicações biológicas e fármacos com atividades antitumorais.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Mamedova, L., G. Mamedov, М. Agaguseinova, A. Serikbayeva, and K. Zhumasheva. "Synthesis and study of complex compounds of Rhenium with o-fenantrolin and benzimidazole." Chemical Bulletin of Kazakh National University, no. 4 (December 4, 2012): 195. http://dx.doi.org/10.15328/chemb_2012_4195-199.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Carrasquero Durán, Armando, Elizabeth Regalado, Migdalia Guzmán, and Petra Beatriz Navas. "Determinación de vitamina E en aceites. Una experiencia didáctica en Química Analítica Instrumental." Educación Química 15, no. 4e (August 25, 2018): 343. http://dx.doi.org/10.22201/fq.18708404e.2004.4.66153.

Full text
Abstract:
<span>Se propone el análisis de la vitamina E presente en aceites vegetales comestibles como una experiencia didáctica para el laboratorio de química analítica. Se empleó el método de Emmeric-Engel, que se basa en la reducción Fe3+-Fe2+ por acción de los tocoferoles presentes en la muestra y la formación de un complejo rojo Fe2+-o-Fenantrolina. La experiencia didáctica fue dividida en tres etapas: una revisión teórica inicial sobre los principios del análisis, presentación de resultados e información general sobre la vitamina E. Posteriormente se realiza la actividad de laboratorio que involucra la construcción de la recta de calibración, tratamiento de la muestra de aceite y la cuantificación.</span>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Carrasquero Durán, Armando, Elizabeth Regalado, Migdalia Guzmán, and Petra Beatriz Navas. "Determinación de vitamina E en aceites. Una experiencia didáctica en Química Analítica Instrumental." Educación Química 15, no. 4e (August 25, 2018): 343. http://dx.doi.org/10.22201/fq.18708404e.2004.4e.66153.

Full text
Abstract:
<span>Se propone el análisis de la vitamina E presente en aceites vegetales comestibles como una experiencia didáctica para el laboratorio de química analítica. Se empleó el método de Emmeric-Engel, que se basa en la reducción Fe3+-Fe2+ por acción de los tocoferoles presentes en la muestra y la formación de un complejo rojo Fe2+-o-Fenantrolina. La experiencia didáctica fue dividida en tres etapas: una revisión teórica inicial sobre los principios del análisis, presentación de resultados e información general sobre la vitamina E. Posteriormente se realiza la actividad de laboratorio que involucra la construcción de la recta de calibración, tratamiento de la muestra de aceite y la cuantificación.</span>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Müller, Graciela, Marta Rodríguez, and Mercedes Llano. "Procedimiento con un sistema de reacción que produce los colores de la bandera mexicana." Educación Química 16, no. 4 (August 25, 2018): 548. http://dx.doi.org/10.22201/fq.18708404e.2005.4.66093.

Full text
Abstract:
<div>Siguiendo los lineamientos de la convocatoria del CMQM para obtener por medio de reacciones químicas los colores de la Bandera Mexicana (verde, blanco y rojo), se procedió al diseño del experimento. Se utilizó como reactivo común sal de Mohr (sulfato doble de hierro (II) y amonio): dos de los colores se obtuvieron por reacción en solución acuosa del catión Fe(II) y el tercero por reacción del anión sulfato. Los reactivos del mismo color adicionados fueron soluciones 0.1M de carbonato de amonio, de cloruro de bario y de 1,10-fenantrolina. Las reacciones son vistosas, de bajo costo, no tóxicas y pueden realizarse en microescala.</div><div> </div>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Tetha E.S, Dewa Ayu, and R. Djarot Sugiarso K. S. "Pebandingan Metode Analisa Kadar Besi antara Serimetri dan Spektrofotometer UV-Vis dengan Pengompleks 1,10- Fenantrolin." Akta Kimia Indonesia 1, no. 1 (November 15, 2016): 8. http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v1i1.1419.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Refilda, Suhartini, and Indrawati. "STUDI OPTIMASI PENENTUAN UNSUR HARA BESI DALAM CAMPURAN TANAH DAN KOMPOS MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI." Jurnal Riset Kimia 8, no. 2 (March 29, 2015): 143. http://dx.doi.org/10.25077/jrk.v8i2.231.

Full text
Abstract:
Determination of iron nutrient content in a mixture of soil and compost with spectrophotometric method has been carried out. Metal ions Fe(II) complexed with 0.1% ortho-fenantrolin 2 mL, 0.01 M citric acid as reducing agent using acetat buffer at pH 4.5 and its complex was measured by using spectrophotometer UV/Vis at wavelength 515 nm, the complex stability for was 60 minutes . The highest nutrient of iron with content in soil:compost with ratio of 0.8:0.2 was 0.92% at incubation time 30 days. The lowest iron content in the mixture of soil:compost (1:0) at incubation time for 15 days was 0.58% that obtained by the regression equation y = 95.85x + 0.025 with R2=0.992. The level of nutrient iron in compost obtained lower than the maximum regulated by SNI 2.00%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Ariyanti, Dhita, and Djarot Sugiarso. "Optimation of Buffer Solution and K2C2O4 Reductor to Fe(II)-1,10-fenantrolin Determination using Spectrophotometric UV-Vis." Akta Kimia Indonesia 3, no. 2 (November 12, 2018): 190. http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v3i2.4265.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Lexia, Nevita, and Khoirul Ngibad. "Aplikasi Spektrofotometri Terhadap Penentuan Kadar Besi Secara Kuantitaif dalam Sampel Air." Jurnal Pijar Mipa 16, no. 2 (March 3, 2021): 242. http://dx.doi.org/10.29303/jpm.v16i2.1908.

Full text
Abstract:
Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu metode pengukuran kuantitatif dalam kimia analisis yang menggunakan panjang gelombang 380 – 780 nm. Review ini bertujuan untuk mengkaji metode spektrofotometri dalam pengukuran kadar besi dan mengkaji aplikasi metode spektrofotometri untuk pengukuran kadar besi yang terdapat dalam beberapa jenis sampel air. Sumber data sekunder yang digunakan sebagai referensi dalam review artikel ini diperoleh dari artikel penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional. Pencarian artikel penelitian melalui aplikasi google chrome dengan beberapa situs search engine, seperti www.google.com dan https://scholar.google.com. Hasil review ini menunjukkan bahwa metode spektrofotometri dalam pengukuran kadar besi dalam air dapat dilakukan menggunakan reagen fenantrolin yang membuat warna larutan uji menjadi merah jingga yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang 510 nm. Metode spektrofotometri dapat diaplikasikan untuk dalam pengukuran kadar besi dalam air sumur, air minum isi ulang, air gambut, dan air PDAM. Ambang batas maksimum besi dalam air minum sesuai dengan Peraturan menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 adalah sebesar 1 mg/L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Sugiarso, Djarot, Anthony Eliano Pranata, Suprapto Suprapto, and Hendro Juwono. "PENGARUH GANGGUAN CAMPURAN ION As3+ DAN ION Mn2+ PADA ANALISA BESI (II) DENGAN PENGOMPLEK FENANTROLIN SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS." Akta Kimia Indonesia 3, no. 2 (November 16, 2018): 203. http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v3i2.3686.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Herrera M., Jonathan. "Validación y estimación de incertidumbre de un método analítico para cuantificar hierro total por el método colorimétrico de la fenantrolina en agua potable y natural." Revista Científica de FAREM-Estelí, no. 34 (July 8, 2020): 154–68. http://dx.doi.org/10.5377/farem.v0i34.10014.

Full text
Abstract:
El siguiente proyecto consiste en la validación y estimación de la incertidumbre de un método analítico para determinar Hierro Total por el método de la Fenantrolina en muestras de aguas naturales, en el Laboratorio de Aguas Naturales del CIRA - UNAN. Esto con la finalidad de que el laboratorio demuestre que el método analítico proporciona resultados fiables, siguiendo la metodología establecida por el Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. 22 ed. Washington: APHA. Dentro de este contexto el proyecto fue posible gracias al apoyo financiero de los Fondos propios de Investigación (FPI) de la UNAN-Managua. La evaluación del método se llevó a cabo tomando en cuenta criterios tales como: linealidad, rango de trabajo, límite de detección y cuantificación instrumental y del método, exactitud (Veracidad, repetibilidad), precisión intermedia, y como criterio fuera de la validación, pero de suma importancia, la estimación del sesgo o incertidumbre del método, todo esto, mediante el desarrollo de cálculos estadísticos con el objeto que el laboratorio de aguas naturales cuente con una metodología validada, como elemento necesario para la acreditación de estas variables de calidad de agua natural.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Rasyid, Abdullah, Tri Wahyuningsih, and Ardi Ardiansyah. "PROFIL METABOLIT SEKUNDER, AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN KOMPOSISI SENYAWA YANG TERKANDUNG DALAM EKSTRAK METANOL TERIPANG Stichopus horrens." Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 10, no. 2 (August 1, 2018): 333–40. http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v10i2.19480.

Full text
Abstract:
Stichopus horrens merupakan salah satu jenis teripang yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber bahan antibakteri dari laut. Sampel teripang S. horrens yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari perairan Teluk Ratai Lampung pada bulan April 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis metabolit sekunder, aktivitas antibakteri dan komposisi senyawa yang terkandung dalam ekstrak metanol teripang Stichopus horrens. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Identifikasi metabolit sekunder dengan pengamatan reaksi warna, pengendapan dan buih. Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi agar, sedangkan analisa komposisi senyawa menggunakan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (KG-SM). Hasil identifikasi golongan metabolit sekunder menunjukkan bahwa ekstrak metanol teripang S. horrens mengandung steroid dan saponin. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak metanol teripang S. horrens hanya memiliki aktivitas antibakteri terhadap Bacillus subtilis dan Vibrio eltor. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 senyawa dengan indeks kemiripan sama atau lebih besar dari 90%. Senyawa tersebut terdiri dari asam 9,12-oktadekadienoat, asam heksadekanoat, 3,8-di-tert-butil-1,10-fenantrolin, 1,13-tetradekadiena dan 6,9-pentadekadien-1-ol. Senyawa dengan kelimpahan terbesar adalah 6,9-pentadekadien-1-ol yaitu 28,48% dengan waktu retensi 18,597 menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Nurjanah, Lusi Ike, Tri Mulyono, and A. Asnawati. "Analisis Sistem Alir Menggunakan Dua Detektor untuk Mendeteksi Besi(II) (Fe2+) dan Nitrat (NO3-) Secara Simultan." BERKALA SAINSTEK 6, no. 2 (December 10, 2018): 55. http://dx.doi.org/10.19184/bst.v6i2.9198.

Full text
Abstract:
Artikel ini melaporkan tentang analisis besi(II) dan nitrat secara simultan dengan Flow Injection Analysis (FIA). Metode ini menggunakan dua detektor yang dihubungkan dengan satu komputer. Flow Injection Analysis dirangkai dengan menghubungkan Three-Way Solenoid Valve, pompa peristaltik, detektor spektrofotometri dan potensiometri serta komputer. Sinyal FIA spektrofotometri didasarkan pada reaksi pembentukan senyawa komplek antara besi(II) dengan reagen 1.10-fenantrolin. Sinyal FIA potensiometri didasarkan pada keberadaan nitrat yang diperkuat dengan larutan ISA 2M ((NH4)2SO4). Salah satu parameter yang mempengaruhi metode ini yaitu volume reagen. Kinerja sistem injeksi alir didasarkan pada linieritas, limit deteksi, sensitivitas, keterulangan dan uji recovery. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume reagen yang optimum pada penentuan besi(II) dan nitrat yaitu 0,20 mL. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh dari analisis besi(II) yaitu menunjukkan nilai linieritas sebesar 0.997, sensitivitas sebesar 0.123, limit deteksi sebesar 0.016 ppm dan nilai ketelitian terendah 99.20% serta uji recovery sebesar 98.00%. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh dari analisis nitrat yaitu menunjukkan nilai linieritas sebesar 0.999, sensitivitas sebesar -96.77 mV per dekade, limit deteksi sebesar 0.36 ppm dan nilai ketelitian terendah sebesar 98.22% serta uji recovery sebesar 96.00%. Kata Kunci: Besi(II), nitrat, penentuan simultan, FIA, spektrofotometri, potentsiometri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Utami, Dwi, Iin Narwanti, and Jumina Jumina. "SINTESIS SENYAWA ANTIMALARIA BARU TURUNAN FENANTROLIN N-(2-NITROBENZIL)-1,10-FENANTROLINIUM IODIDA DAN (1) N-(4-NITROBENZIL)-1,10-FENANTROLINIUM IODIDA." Molekul 9, no. 1 (May 1, 2014): 84. http://dx.doi.org/10.20884/1.jm.2014.9.1.153.

Full text
Abstract:
Malaria is a global health problem, especially in the tropics. Efforts to decrease the incidence of malaria plagued the plasmodium resistance to existing antimalarial drugs. Benzyl Phenanthrolium Iodide derivates have been proved has antimalarial activity. The aim of this study is synthesis the nitro benzyl phenanthrolium.The research that has been done was the synthesis of (1)-N-(2-nitrobenzyl) phenantrolium iodide and(1)-N-(4-nitrobenzyl)-1,10-phenantrolium iodide. Synthesis of (1)-N-(2-nitrobenzyl)-1,10-phenantrolium iodide through a two-steps reaction SN-2 is the reaction of (1)N-(2- nitrobenzyl) chloride and potassium iodide followed by reaction phenantroline 1:10 monohydrate, whether the second product was 4-nitrobenzil bromida as starting material. The reaction were started by reflucting the nitro subtituted benzil halida with potassium iodide for 1 hour, yielded nitro subtituted benzyl iodide. Then followed by reflucting nitro substituted benzyl iodide with 1,10-phenanthroline for 11 hours. The final product isolated and purificated by suitable solvent. The melting point was conducted by melting poin apparatus. The structures of product was characterized by IR and UV-Vis spectroscopy.Results obtained in the form of thick liquid light yellow with a melting point of 54.2-63.5oC. While the compound (1)-N-(4-nitrobenzyl)-1,10-phenantrolium iodide is synthesized from 4-nitrobenzylbromide and potassium iodide followed by reaction phenantroline 1:10 monohydrate. Synthesis results in the form of pale yellow crystals with a melting point of 221–225oC . The resulting yield of 32.87%. The interpretation of UV-Vis and Infra red spectras indicated that nitro benzyl iodide have been condensed with 1,10 phenantroline as the end of the product.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Alvarez, Ruth, Pedro Díaz, and Angel Nava. "EVALUACIÓN DEL CONTENIDO DE HIERRO EN LA GUAYABA (PSIDIUM GUAJAVA) Y PIMENTÓN (CAPSICUM ANNUM L) Y SU IMPACTO COMO COMPLEMENTO EN LA DIETA." Revista de la Facultad de Ciencias 6, no. 2 (July 1, 2017): 73–86. http://dx.doi.org/10.15446/rev.fac.cienc.v6n2.64678.

Full text
Abstract:
Ingerir alimentos conocidos en Venezuela como guayaba (Psidium guajava) y pimentón (Capsicum annum L.), pueden estimular la fijación de Fe (II); en el organismo, por lo que, evaluar su participación y sinergia en el cuerpo es de suma importancia. La evaluación estuvo basada en una metodología de diseño no experimental, de tipo campo, con nivel descriptivo. Para ello, se trataron entre 30 a 35 g de cada especie, para la guayaba en diferentes disposiciones (trozos: t, jugo: j y residuo: r, para el pimentón (t) y para la mezcla de ambas especies (jugo y residuo). Después de digerir las muestras con HCl 6M a 100° C, se analizaron por espectroscopia de absorción atómica (EAA) y espectroscopia de absorción molecular (UV- visible) (EAM), acomplejando el Fe (II) con o-fenantrolina. Los resultados obtenidos sugieren que la guayaba presenta mayor concentración de Fe en el orden r>t>j. En el pimentón la concentración de Fe resultó ser mayor en los trozos en comparación con los valores obtenidos en la guayaba (trozos y jugo) y la mezcla de ambos con excepción del residuo de la guayaba y de la mezcla. Los resultados sugieren que la fruta y hortaliza estudiada pueden ser utilizadas como complemento en la dieta alimenticia del ser humano.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Setiani, Wiwin, Tri Mulyono, and Asnawati Asnawati. "Simple Design Flow Analysis System for Determination of Iron by Spectrophotometric method." Jurnal ILMU DASAR 16, no. 2 (November 22, 2016): 89. http://dx.doi.org/10.19184/jid.v16i2.1519.

Full text
Abstract:
The purpose of this research is to make a series of analyzes using a flow system with a bottle Marriote as pump and spectrophotometric method for determining the content of iron in water samples. Determination of iron by this method used 1,10-fenantrolin complexing or 2,2-bipyridyl. In this method, Fe3+ is reduced to Fe2+ prior complexed with iron to form a specific color and then flowed it through a marriote bottle next to the spectrophotometer detector. The average flow rate of the liquid in the bottle Marriote amounted to 0.037 mL / sec. Limit detection obtained in the batch is 0.00017 ppm and 0.00023 ppm in simple flow systems analysis methods. Sensitivity obtained in the batch method is 0.027 and the simple flow system analysis method is 0.035. Flow rate precision values are expressed Marriote bottle with Kv values <5%. Values accuracy expreced percenting of recovery was 99% in the batch method, whereas the simple flow system analysis method was 98.5%. Results of t-test analysts suggest that iron determination using flow systems analysis (FIA) with the replacement pump bottle Marriote not differ significantly from the results obtained with the batch system. Keywords: batch method, bottle Marriote, Flow Injection Analysis, spectrofotometry
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Ferreira da Cruz, Taniel, Geziel Rodrigues de Andrade, Geilson Rodrigues da Silva, Camila Santos Suniga Tozatti, and Lis Regiane Vizolli Favarin. "SÍNTESE E CARACTERIZAÇÃO DE COMPLEXOS DE COBALTO (II) COM LIGANTES ORGÂNICOS E AVALIAÇÃO ANTIMICROBIANA." UNESUM-Ciencias. Revista Científica Multidisciplinaria. ISSN 2602-8166 3, no. 1 (February 2, 2020): 177–90. http://dx.doi.org/10.47230/unesum-ciencias.v3.n1.2019.137.

Full text
Abstract:
A Química Inorgânica Medicinal é uma das áreas da Química de Coordenação que vem apresentando avanços na elucidação de novos fármacos com atividade biológica oriundos de complexos metálicos. Diante disso, o presente estudo teve como objetivos sintetizar dois complexos de cobalto com os ligantes 1-(1-feniletilideno)Carbonohidrazida (LDC) e com o ligante 1,10-Fenantrolina, realizar as caracterizações espectroscópicas e termogravimétrica, assim como, avaliar a atividade antibacteriana do ligante e dos complexos frente à bactéria Escherichia coli. Realizou-se a síntese de dois complexos a partir da adaptação da rota sintética disponível na literatura. Os complexos obtidos foram caracterizados por espectroscopia na região do Ultravioleta-Visível, bem como, pela Espectroscopia no Infravermelho e pela Termogravimetria. A atividade biológica ocorreu in vitro pelo método de difusão em disco, frente a cepa bacteriana Escherichia coli. O LDC apresentou duas bandas na região do ultravioleta (180 nm – 380 nm), não sendo verificadas absorções na região do visível (380 nm – 780 nm), pois o composto não apresentou cor. Verificou-se que na região do infravermelho, a banda dos complexos é deslocada para região de maior energia (maior número de onda), isso indica que o íon metálico esteja coordenado ao oxigênio da C=O. As avaliações termogravimétricas permitiram indicar a real composição dos complexos sintetizados. O ligante não apresentou inibição diante da bactéria, o complexo I e o complexo II demonstraram atividade frente à cepa bacteriana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Yefrida, Mega Ulfaningsih, and Umiati Loekman. "VALIDASI METODA PENENTUAN ANTIOKSIDAN TOTAL (DIHITUNG SEBAGAI ASAM SITRAT) DALAM SAMPEL JERUK SECARA SPEKTOFOTOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN OKSIDATOR FeCl3 DAN PENGOMPLEKS ORTO-FENANTROLIN." Jurnal Riset Kimia 7, no. 2 (March 10, 2014): 186. http://dx.doi.org/10.25077/jrk.v7i2.187.

Full text
Abstract:
ABSTRACTAntioxidant is a compound that can be used to obstruct species oxygen reactive, speciesnitrogen, and other free radicals so it can be used degenerative illnesses inhibition. Citric acid isa natural antioxidant that can be found in some kind of oranges. There are some methode thatusually used to determination the antioxidant, such as CUPRAC, DPPH, and FRAP. Objectiveof this research is studied about alternative method to determine total antioxidant that is countedas citric acid by using FeCl3 as an oxidator and o-phenantroline as a complexant reagent. Instudied of appropriateness of this method, validation has been done with parameter linearity,LoD, LoQ, SDR, and recovery with samples orange, kaffir lime, and lime. Base on the research,the regression equation is Y = 0,066 + 117.35 X and R2 = 0.990 with value of LoD is1.15x10-3M and LoQ is 3.86x10-3 M. The value of SDR and recovery in samples orange, kaffir lime, andlime are 1.64%, 0.53% 2.14%, and 100.47%, 93.58%, 93.78%, respectively. Base on validationmethod data, can be concluded that this method appropriate to be used to determination of totalantioxidant for samples orange, kaffir lime, and lime.Keywords : Antioxidant, Validation Method, Spectrophotometry
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

De Lásaro Casagrande Júnior, Osvaldo. "Influência do solvente e do ligante nitrogenado no processo de oxidação eletroquímica dos carbonilmetais [Fe3(CO)8L2] (L=1,10-fenantrolina e 2,2'-bipiridina)." Eclética Química Journal 20, no. 1 (June 8, 2018): 27. http://dx.doi.org/10.26850/1678-4618eqj.v20.1.1995.p27-33.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Paiva, R. V., C. L. Capillé, G. B. Santos, E. M. Silva, and M. B. Portela. "Influência dos Inibidores de Proteases na Estabilidade da Resistência de União e Nanoinfiltração." Journal of Health Sciences 19, no. 5 (February 23, 2018): 59. http://dx.doi.org/10.17921/2447-8938.2017v19n5p59.

Full text
Abstract:
O objetivo deste trabalho foi avaliar a influência de diferentes inibidores de proteases (IP) na avaliação dos seguintes fatores: resistência de união (RU) e nanoinfiltração (NI), associados ao sistema adesivo Adper Single Bond 2 (SB). Soluções de (Diacetato de Clorexidina DCLX, 1,10-Fenantrolina FEN, E-64 e epigalocatequina-3-galato EGCG) foram utilizadas como tratamento prévio (TP) à dentina após o condicionamento ácido, exceto o grupo controle (GC) que não recebeu o TP. Para os testes realizados no presente estudo foi utilizado um total de 80 terceiros molares humanos hígidos recém extraídos, aprovados pelo CEP (1.960.587/2017). Para avaliar a RU e a NI, foram confeccionados palitos de 1,0 mm², armazenados em dois tempos de estocagem: água destilada por 24h (AD), e, como comparação, a exposição ao biofilme cariogênico por 48h (EBC). Os dados foram analisados através de análise de variância de dois fatores e teste de Tukey HSD para contraste entre as médias (a0.05). Após EBC, os PT com os IP, em todos os grupos, demonstraram redução da NI, comparados ao GC (p < 0.05). O resultado de RU foi: GCCB < GCSB GDCLXCB GDCLXSB < GFENCB GE-64CB GEGCGCB GFENSB GE-64SB GEGCGCB GEGCGSB (p < 0.05). A análise de regressão mostrou uma forte correlação de equivalência entre a penetração de nitrato de prata e pigmentação de metanamina de prata (r + 0.76 p 0,0347).Palavras-chave: Inidores. Proteases. Dentina. Biofilme. Degradação.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Santos, Manuela Andrade, Luzia Aparecida Pando, Veridiana De Melo Rodrigues, Mariana De Souza Castro, and Mário Sérgio Rocha Rocha Gomes. "Purificação e avaliação da interferência de BthMP (uma metaloprotease da peçonha de Bothrops moojeni) na coagulação sanguínea." Jornal Interdisciplinar de Biociências 1, no. 2 (October 7, 2016): 7. http://dx.doi.org/10.26694/2448-0002.vl1iss2pp7-16.

Full text
Abstract:
Neste trabalho relatamos a purificação da metaloprotease BthMP, proveniente da peçonha da serpente Bothrops moojeni. Para a purificação desta protease, utilizaram-se os passos cromatográficos de troca iônica (DEAE-Sepharose) e de exclusão molecular (Sephadex G-75), sendo o produto desses processos uma banda proteica com elevado grau de pureza, visualizada em SDS-PAGE a 14%, denominada BthMP. Esta, por sua vez, quando analisada em MALDI-TOF revelou a massa molecular nativa de 23.050 Da e 23.872 Da na forma reduzida, e a partir dos fragmentos peptídicos obtidos por Peptide Mass Fingerprinting (PMF) em MS (MALDI-TOF/TOF) indicou alta similaridade com a metaloprotease BmooMPα-I. Em termos enzimáticos, BthMP mostrou atividade proteolítica sobre azocaseína e frente ao PMSF e benzamidina, enquanto que esta atividade foi inibida na presença de EDTA, 1,10-fenantrolina e β-mercaptoetanol, sendo portanto uma metaloprotease zinco dependente da classe P-I. Ainda com este propósito, verificou-se sua especificidade enzimática sobre as cadeias Aα e Bβ do fibrinogênio, e também o consumo de fibrinogênio in vivo. Foi constatado ainda sua ação em componentes da cascata de coagulação, devido ao prolongamento do Tempo de Protrombina (TP) e do Tempo de Tromboplastina Parcial ativada (TTPa). Desta forma, a acentuada atividade fibrinogenolítica e o alto consumo de fibrinogênio in vivo são resultados que indicam a ação anticoagulante da BthMP; além do mais, sua capacidade de interferir na cascata de coagulação sugere que esta protease é promissora para futuros estudos que possam indicar um novo modelo de fármaco antitrombótico. https://doi.galoa.com.br/doi/10.17648/jibi-2448-0002-1-2-5128
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Capillé, C. L., R. V. Paiva, E. M. Silva, G. B. Santos, and M. B. Portela. "Influência do Uso de Inibidores de Proteases em Superfície Dentinária." Journal of Health Sciences 19, no. 5 (February 23, 2018): 46. http://dx.doi.org/10.17921/2447-8938.2017v19n5p46.

Full text
Abstract:
A finalidade trabalho foi avaliar a influência de diferentes inibidores de proteases (IP) na avaliação dos seguintes fatores ângulo de contato (AC), associado ao sistema adesivo Adper Single Bond 2 (SB), bem como a análise da superfície dentinária (ASD) e a influência de sua atividade antimicrobiana. Soluções de (Diacetato de Clorexidina DCLX, 1,10-Fenantrolina FEN, E-64 e epigalocatequina-3-galato EGCG) foram utilizadas como tratamento prévio (TP) à dentina após o condicionamento ácido, exceto o grupo controle (GC) que não recebeu o TP. Para os testes realizados no presente estudo foi utilizado um total de 60 terceiros molares humanos hígidos recém extraídos. Nos testes de ASD e AC foram confeccionados discos de dentina de 1mm de espessura, a ASD foi analisada por Microscopia de Varredura (MEV). O ângulo de contato foi avaliado por goniômetro. Para os testes antimicrobianos, foram confeccionados 30 discos de dentina para tratamento com as soluções dos IP e a indução do BC. A quantificação foi feita através dos ensaios de redução do MTT e dosagem de ácido lático produzido pelo biofilme. Os dados foram analisados através de análise de variância de dois fatores e teste de Tukey HSD para contraste entre as médias (a0.05). O PT com os IP demonstrou maior teor de carbono na ASD e diminuição do AC. A atividade metabólica e a produção de ácido lático pelo biofilme de S. mutans foi estatísticamente inferior nos discos com os IP, comparados ao GC (p < 0.05).Palavras-chave: Inidores. Proteases. Dentina. Biofilme.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Teixeira, Marcos F. S., Orlando Fatibello-Filho, and Luiz Antônio Ramos. "Utilização de um eletrodo de grafite-epóxi recoberto com [Zn(FEN)3][tetratris(4-clorofenil) borato]2 sensível a zinco(II) em meio 1,10-fenantrolina como eletrodo indicador em titulações potenciométricas de precipitação." Química Nova 28, no. 5 (October 2005): 817–21. http://dx.doi.org/10.1590/s0100-40422005000500017.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Saputra, Leo, Neysa Syafira, Tika Eka Citra, and Halida Sophia. "PEMODELAN STRUKTUR KOMPLEKS TEMBAGA(II)-FENANTROLIN MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMESS." Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 3, no. 2 (December 10, 2020). http://dx.doi.org/10.31602/dl.v3i2.3906.

Full text
Abstract:
Perhitungan komputasi berbasis website yang tidak berbayar dan dapat diakses oleh siapapun akan berperan sangat penting dalam pembelajaran kimia komputasi bagi pemula. Pada penelitian ini, kami telah melakukan optimasi struktur kompleks Cu(II)-fenantrolin (Cu(II)-phe2) menggunakan perangkat lunak GAMESS pada kluster komputer San Diego Supercomputing Center (SDSC) melalui www.chemcompute.org. Hasil perhitungan komputasi menunjukkan bahwa kedua ligand fenantrolin tidak berada pada satu bidang datar, tetapi membentuk sudut 35,4º.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Murniati, Dewi, and Mudasir Mudasir. "Isolasi Kitin dari Cangkang Kepiting Laut (Portunus pelagicus Linn.) serta Pemanfaatannya untuk Adsorpsi Fe dengan Pengompleks 1,10-fenantrolin." Jurnal Kimia VALENSI 3, no. 1 (May 26, 2013). http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v3i1.499.

Full text
Abstract:
Abstrak Telah dilakukan isolasi kitin dari cangkang kepiting laut (Portunus pelagicus Linn.) yang digunakan sebagai fasa padat dalam Adsorpsi kompleks tris(1,10-fenantrolin)besi(II). Optimasi berat kitin dan penentuan eluen yang sesuai telah dipelajari dalam penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan recovery kompleks yang optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spektra Inframerah dari kitin hasil isolasi memberikan bilangan gelombang yang hampir sama dengan kitin standar. Penentuan kadar abu, kadar nitrogen dan kadar karbon serta derajat deasetilasi dari hasil analisis kitin hasil isolasi memberikan hasil yang memenuhi syarat kitin standar. Berat kitin optimum untuk adsorpsi kompleks [Fe(phen)3]2+ 0,4 ppm adalah 0,2 g yang memberikan % recovery sekitar 55,56% dan eluen yang sesuai adalah campuran etanol : HCl (6 : 4, v/v). Kata Kunci: Isolasi kitin, Adsorpsi, Besi, 1,10-fenantrolin dan Eluen. Abstrack The isolated crab shell chitin from the sea crab (Portunus pelagicus Linn.) for solid-phase extraction [Fe(1,10-phenantroline)3]2+complex based. The weight optimized of chitin and searched of eluent were compatible. The result showed that infrared spectra of the isolated chitin has similar characteristic absorption with that of the standard chitin. The measurement of ash contents, nitrogen contents, and carbon contents and de-acetylated degrees from analysis result of the isolated chitin up to the standard chitin. The weight optimized of chitin used for solid-phase extraction of 0.4 ppm trace(1.10-phenanthroline)iron(II) complex are 0.2 g with % recovery 55,56% and the eluent compatible are the mixed ethanol: HCl (6:4, v/v). Keywords: Chitin isolation, Adsorption, Iron, 1,10-phenantroline and Eluent.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Noor Pratiwi, Artie, and Nurkhasanah Mahfudh. "SINTESIS SENYAWA N-(2-NITROBENZIL)-1,10 FENANTROLINIUM KLORIDA DARI 2-NITROBENZIL KLORIDA DAN 1,10-FENANTROLIN MONOHIDRAT." Pharmaciana 4, no. 2 (November 17, 2014). http://dx.doi.org/10.12928/pharmaciana.v4i2.1563.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Budianti, Tyas, R. Djarot Sugiarso K. S., and Suprapto Suprapto. "Analisis Perbandingan Pengaruh Campuran ION Cu2+ dan Ni2+ Pada Penentuan Kadar Fe Sebagai Fe(II)-Fenantrolin." Jurnal Sains dan Seni ITS 6, no. 2 (September 14, 2017). http://dx.doi.org/10.12962/j23373520.v6i2.27571.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Rachmasari, Ninda Aprilita, and R. Djarot Sugiarso K. S. "Analisis Pengaruh Ion Cd(II) Pada Penentuan Ion Fe(II) dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis." Jurnal Sains dan Seni ITS 6, no. 1 (March 1, 2017). http://dx.doi.org/10.12962/j23373520.v6i1.22626.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Santos, Manuela Andrade, Luzia Aparecida Pando, Veridiana de Melo Rodrigues, Mariana de Souza Castro, and Mário Sérgio Rocha Gomes. "Purificação e avaliação da interferência de BthMP (uma metaloprotease da peçonha de Bothrops moojeni) na coagulação sanguínea." Jornal Insterdisciplinar de Biociências 1, no. 2 (October 7, 2016). http://dx.doi.org/10.17648/jibi-2448-0002-1-2-5128.

Full text
Abstract:
Neste trabalho relatamos a purificação da metaloprotease BthMP, proveniente da peçonha da serpente Bothrops moojeni. Para a purificação desta protease, utilizaram-se os passos cromatográficos de troca iônica (DEAE-Sepharose) e de exclusão molecular (Sephadex G-75), sendo o produto desses processos uma banda proteica com elevado grau de pureza, visualizada em SDS-PAGE a 14%, denominada BthMP. Esta, por sua vez, quando analisada em MALDI-TOF revelou a massa molecular nativa de 23.050 Da e 23.872 Da na forma reduzida, e a partir dos fragmentos peptídicos obtidos por Peptide Mass Fingerprinting (PMF) em MS (MALDI-TOF/TOF) indicou alta similaridade com a metaloprotease BmooMPα-I. Em termos enzimáticos, BthMP mostrou atividade proteolítica sobre azocaseína e frente ao PMSF e benzamidina, enquanto que esta atividade foi inibida na presença de EDTA, 1,10-fenantrolina e β-mercaptoetanol, sendo portanto uma metaloprotease zinco dependente da classe P-I. Ainda com este propósito, verificou-se sua especificidade enzimática sobre as cadeias Aα e Bβ do fibrinogênio, e também o consumo de fibrinogênio in vivo. Foi constatado ainda sua ação em componentes da cascata de coagulação, devido ao prolongamento do Tempo de Protrombina (TP) e do Tempo de Tromboplastina Parcial ativada (TTPa). Desta forma, a acentuada atividade fibrinogenolítica e o alto consumo de fibrinogênio in vivo são resultados que indicam a ação anticoagulante da BthMP; além do mais, sua capacidade de interferir na cascata de coagulação sugere que esta protease é promissora para futuros estudos que possam indicar um novo modelo de fármaco antitrombótico.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Díaz Avalos, Hugo, Luis J. Barboza Hernández, Hugo Guillermo Díaz Panduro, and Noé Klever Guadalupe Baylón. "EFECTIVIDAD DEL CARBÓN ACTIVADO DE PALMA AFRICANA, PARA DISMINUIR LA CONCENTRACIÓN DE Fe+3 EN EL AGUA POTABLE DEL POZO DE LA HABILITACIÓN URBANA MUNICIPAL DE MANANTAY, 2017." REPOSITORIO DE REVISTAS DE LA UNIVERSIDAD PRIVADA DE PUCALLPA 3, no. 02 (January 30, 2019). http://dx.doi.org/10.37292/riccva.v3i02.110.

Full text
Abstract:
Estudio desarrollado con el objetivo de Determinar la efectividad del carbón activado elaborado del endocarpio de Elaeis guineensis para disminuir el nivel de concentración de hierro férrico (Fe+3) en el agua potable del pozo tubular de la habilitación urbana municipal de Manantay. Se analizó y empleó las tres diferentes fuentes de variabilidad, las cuales fueron: el porcentaje de agente activante, tiempo de activación y 3 diferentes granulometrías del carbón activado, habiéndose realizado un diseño de bloques al azar de acuerdo a las variables tratadas: carbono fijo (%), cenizas totales (%), contenido de humedad (%), material volátil (%). Se ha analizado y evaluado la capacidad de adsorción de los dos carbones obtenidos, mediante el método espectrofotométrico de la fenantrolina, en la disminución de hierro presente en el agua. El carbón activo con mayor poder de adsorción y por consiguiente con una mayor área superficial fue el carbón activado al 60% de agente activante donde se ha empleado un tamiz de una abertura relativamente muy pequeña; -80 de 0.180 mm. Dicho carbón durante el proceso de evaluación y caracterización del mismo, mostró las siguientes propiedades tanto físicas como químicas: carbono fijo 3,318%, contenido de cenizas 0,367%; material volátil 86,361% y contenido de humedad 9,954%. Según los resultados obtenidos en este trabajo se puede indicar que a partir del endocarpio de Palma Africana (Elaeis guineensis) fue posible la obtención de un carbón activado de buenas condiciones físico-químicas, y que ha cumplido con los estándares internaciones en cuanto a sus parámetros se refiere, todo esto ha permitido concluir que el endocarpio de palma africana como materia prima, posee un gran potencial para la obtención de un carbón activado apto para usarse en el tratamiento de aguas a una escala industrial. PALABRAS CLAVE; Carbón activado, Disminución de hierro.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Moeini Alishah, Hamed, Fatma Pinar Gokdemir Choi, Ugur Deneb Menda, Cihangir Kahveci, Macide Canturk Rodop, Manuel J. Mendes, and Serap Gunes. "Effect of Bathocuproine Concentration on the Photovoltaic Performance of NiOx-Based Perovskite Solar Cells." Journal of the Mexican Chemical Society 65, no. 2 (January 6, 2021). http://dx.doi.org/10.29356/jmcs.v65i2.1461.

Full text
Abstract:
Abstract. Bathocuproine (BCP) (2,9-dimethyl-4,7-diphenyl-1,10-phenanthroline) is a well-known material that is employed as a hole-blocking layer between electron transport layer (ETL) and metal electrode in perovskite solar cells. It has been demonstrated that the use of BCP as a buffer layer between the ETL and the metal electrode in perovskite solar cells is highly beneficial. In literature, BCP is coated using vacuum processing techniques. Vacuum processing techniques require more energy and cost-effective processing conditions. In this work, we used BCP layers processed through wet processing techniques using sol-gel method with different concentrations. We achieved a short circuit current density (Jsc) of 16.1 mA/cm2 and an open circuit voltage (Voc) of 875 mV were acquired and a fill factor (FF) of 0.37 was calculated for perovskite solar cells without a BCP layer leading to a power conversion efficiency (PCE) of 5.32 % whereas Jsc of 19 mA/cm2, Voc of 990 mV were achieved and a FF of 0.5 was calculated for perovskite solar cells employing BCP layers with concentration of 0.5 mg/ml and spin cast at 4000 rpm, leading to a PCE of 9.4 %. It has been observed that the use of a BCP layer with an optimized concentration led to an improved device performance with an increase of 77 % in PCE in ambient air under high humidity conditions for planar structure perovskite solar cells in the configuration of ITO/NiOx/MAPbI3/PCBM/BCP/Ag. Resumen. Batocuproina (BCP) (2,9-dimetil-4,7-difenil-1,10-fenantrolina) es un material que se emplea como capa de bloqueo de huecos entre la capa transportadora de electrones (ETL) y el electrodo metálico en celdas solares basados en perovskitas. Se ha demostrado que el uso de BCP como capa amortiguadora entre el ETL y el electrodo metálico en las celdas solares de perovskita es beneficioso. Comúnmente el BCP se recubre mediante técnicas de procesamiento al vacío, las cuales requieren altos costos energéticos. En este trabajo utilizamos capas de BCP procesadas mediante técnicas de procesamiento húmedo utilizando el método sol-gel. Logramos una densidad de corriente de cortocircuito (Jsc) de 16.1 mA / cm2 y un voltaje de circuito abierto (Voc) de 875 mV y se calculó un factor de llenado (FF) de 0.37 para las celdas solares de perovskita sin una capa de BCP lo que conduce a una eficiencia de conversión de energía (PCE) de 5.32%. Para celdas solares de perovskita que emplean capas de BCP con concentración de 0.5 mg/ml y centrifugado a 4000 rpm el valor de Jsc fue de 19 mA / cm2, se lograron Voc de 990 mV y se calculó un FF de 0.5, lo que lleva a un PCE del 9,4%. Se observó que el uso de una capa de BCP con concentración optimizada puede conducir a un rendimiento mejorado del dispositivo con un aumento del 77% en PCE en el aire ambiente, en condiciones de alta humedad, para celdas solares de perovskita de estructura plana en la configuración de ITO / NiOx / MAPbI3 / PCBM / BCP / Ag.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography