To see the other types of publications on this topic, follow the link: Folin-Ciocalteu metoda.

Journal articles on the topic 'Folin-Ciocalteu metoda'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Folin-Ciocalteu metoda.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rahmi, Narzani, Eni Harmayani, Umar Santosa, and Purnama Darmadji. "Identifikasi Bakteri Asam Laktat dan Aktivitas Penghambatan Radikal pada Jaruk Tigarun (Crataeva nurvala, Buch Ham) (Identification of Lactic Acid Bacteria and Radical Scavenging Activity in Jaruk Tigarun (Crataeva nurvala, Buch HAM))." Jurnal Agritech 36, no. 03 (December 21, 2016): 317. http://dx.doi.org/10.22146/agritech.16604.

Full text
Abstract:
Jaruk tigarun is a traditional fermented food from South Borneo made from tigarun flower that was fermented in water without salt addition. The objectives of the research were to isolate and identify the Lactic Acid Bacteria (LAB) from jaruk tigarun then to determine the DPPH radical scavenging activities of jaruk tigarun extracts. LAB was isolated from jaruk tigarun which was fermented for 7 days at room temperature. Media of MRS+CaCO3 were used to isolate the LAB while API 50 CHL kit was utilised to identify them. Fresh flowers and jaruk tigarun were also freeze-dryed, crushed and extracted using methanol, ethanol and ethyl acetate. The total phenolic and antioxidant activity of each extract were determine with Folin-Ciocalteu method and DPPH. Three isolates of LAB were isolated and identified as Lactobacillus plantarum. The fermentation was able to increase total phenolic of jaruk tigarun which was extracted with methanol, ethanol, and ethyl acetate (53.24 ± 0.73, 44.86 ± 0.90 and 23.95 ± 0.13 mg GAE/g extract, respectively). Similarly, the antioxidant activity of jaruk tigarun that were extracted with methanol, ethanol and ethyl acetate increased to 92.68 ± 0.02 %, 92.43 ± 0.11 %, and 42.94 ± 0.02 %. Methanolic extract of jaruk tigarun has the highest IC50 that was equal to 1.511 μg/mL. UV-Vis spectrum analysis and FT-IR were used to identify the compounds isolated from methanolic extract of jaruk tigarun resulting flavonoid as tentative identified compounds. ABSTRAKJaruk tigarun adalah salah satu makanan fermentasi tradisional dari Kalimantan Selatan yang dibuat dengan cara merendam bunga tigarun dalam air matang selama beberapa hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri asam laktat yang terlibat selama fermentasi jaruk serta mengetahui aktivitas penghambatan radikal DPPH pada jaruk tigarun. BAL diisolasi dari bunga tigarun yang difermentasi selama 7 hari pada suhu kamar sampai menjadi jaruk. Isolasi BAL menggunakan media MRS+CaCO3 dan diidentifikasi dengan API 50 CHL Kit. Bunga segar dan jaruk tigarun juga masing-masing dikeringbekukan, dihaluskan dan diekstraksi dengan metanol, etanol dan etil asetat. Total fenolik dan aktivitas antioksidan dari masing masing ekstrak ditentukan dengan metoda Folin Ciocalteu dan DPPH. Tiga isolat BAL berhasil diisolasi dan diidentifikasi sebagai Lactobacillus plantarum. Fermentasi berhasil meningkatkan total fenolik dari jaruk tigarun yang diekstrak dengan metanol, etanol dan etil asetat berturut-turut sebesar 53,24 ± 0,73, 44,86 ± 0,90 dan 23,95 ± 0,13 mg GAE/g ekstrak. Demikian pula halnya dengan aktivitas antioksidan dari jaruk yang diekstrak dengan metanol, etanol dan etil asetat meningkat menjadi 92,68 ± 0,02 %, 92,43 ± 0,11 %, dan 42,94 ± 0,02 %. Ekstrak metanol dari jaruk tigarun memiliki IC50 yang paling baik yaitu sebesar 1.511 μg/mL. Hasil isolasi dan identifikasi senyawa yang dimurnikan dari ekstrak metanol jaruk menggunakan analisis spektrum UV-Vis dan FT-IR diperoleh dugaan senyawa adalah golongan flavonoid.Kata kunci: DPPH; flavonoid; jaruk tigarun; L. Plantarum; total fenolik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Hapsari, Annisa Mulia, Masfria Masfria, and Aminah Dalimunthe. "Pengujian Kandungan Total Fenol Ekstrak Etanol Tempuyung (Shoncus arvensis L.)." Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM) 1, no. 1 (October 2, 2018): 284–90. http://dx.doi.org/10.32734/tm.v1i1.75.

Full text
Abstract:
Daun tempuyung merupakan salah satu tumbuhan obat tradisional Indonesia yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan batu ginjal, anti inflamasi, disentri, radang dan rematik. Tempuyung banyak mengandung senyawa flavonoid yang merupakan golongan fenol terbesar. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan dan persiapan sampel, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak etanol, dan pengujian kandungan total fenol dengan metode kolorimetri pereaksi Folin-Ciocalteu menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan asam galat sebagai baku pembanding. Hasil skrining fitokimia menunjukkan daun tempuyung mengandung senyawa flavonoid. Penetapan kadar total fenol menggunakan metode spektrofotometri pereaksi Folin- Ciocalteu didapat nilai regresi y = 0,00077 x + 0,03667 dengan nilai r2 = 0,99757 sehingga didapat nilai rata – rata kadar total fenol 45,04 ± 0,46 mg GAE/g ekstrak. Tempuyung is one of traditional medical plant in Indonesia and used in kidney stone medication, anti-inflammatory, dysentery, inflammation, and rheumatism. Tempuyung contains substantial flavonoid which considers as the biggest phenol. This research started from the preparation and sample collection, phytochemical screening, ethanol extract preparation, and total phenol test using colorimetry method usingFolin-Ciocalteu reagent byUV-Vis spectrophotometer and gallic acid as the standard compound. The phytochemical screening indicated that tempuyung leaves contained flavonoid compound. The total phenol contentwas determined using colorimetry method of Folin-Ciocalteu reagent and resulted with regression value of y=0.00077 x+0.03667 and the value of r2=0.99757 and the average of total phenolcontent of 45.04 ± 0.46 mg GAE/g.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Rotty, Marsella, Max R. J. Runtuwenen, and Vanda S. Kamu. "Aktivitas Penghambatan Oksidasi Asam Linoleat Ekstrak Metanol Daun Soyogik (Saurauia bracteosa DC) dengan Metode Ferric Thiocyanate." Jurnal MIPA 6, no. 2 (October 25, 2017): 42. http://dx.doi.org/10.35799/jm.6.2.2017.17756.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian untuk menentukan kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun soyogik (Saurauia bracteosa DC) sebagai peredam radikal bebas asam linoleat. Kandungan total fenolik diukur dengan metode Folin-Ciocalteu sedangkan aktivitas antioksidan diukur dengan metode FTC (Ferric Thiocyanate) untuk mengetahui kemampuan penghambatan peroksida pada tahap pertama oksidasi lipid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki kandungan total fenolik sebesar 99,67 mg/kg dan kemampuan dalam menghambat oksidasi asam linoleat sebesar 49,464%.This research has been conducted to measure the total phenolic compounds and the antioxidant activity of methanol extract of soyogik leaves (Saurauia bracteosa DC) as a reducer of free radicals linoleic acid. The total phenolic content was measured using folin-ciocalteu method, meanwhile the antioxidant activity was measured using FTC (Ferric Thiocyanate) method and to determine the peroxide inhibitory capability in the first stages of lipid peroxidation. The results showed that the methanol extract had a total phenolic content of 99, 67 mg/kg and peroxide inhibition of 49, 464%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Rompas, Dina E. B., Max R. J. Runtuwene, and Harry S. J. Koleangan. "Analisis Kandungan Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan dari Tanaman Lire (Hemigraphis repanda (L) Hall F.)." Jurnal MIPA 4, no. 2 (May 6, 2015): 36. http://dx.doi.org/10.35799/jm.5.1.2016.11410.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian mengenai analisis kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan dari ekstrak tanaman lire yang diekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Analisis total kandungan fitokimia yaitu uji fenolik dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu dan uji flavonoid menggunakan metode AlCl3. Uji antioksidan menggunakan metode DPPH. Berdasarkan hasil pengujian kandungan fenolik dan flavonoid ekstrak etanol tanaman lire, menunjukkan bahwa kandungan fenolik lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan flavonoid. Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan nilai IC50 sebesar 108,673 mg/L pada ekstrak etanol tanaman lire.Research have been done to analyze the phytochemical compound and antioxidant activity from lire plant extract which was extracted based on maceration method using the ethanol solvent. The phythochemical compound analysing to determining phenolik using Folin-Ciocalteu method and AlCl3 method for flavonoid test. Antioxidant activity using the DPPH method. Based on the result, the phenolic and flavonoid compound from extract ethanol of lire plants, was showed that phenolic compound more higher than flavonoid compound. The result of this test was showed the value of IC50 is 108.673 mg/L from the lire plant extract.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Gurning, Kasta, Sifikal Lumbangaol, Risanti F. R. Situmorang, and Saronom Silaban. "Determination of phenolic contents and antioxidant activity test of ethanol extract of Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) leaves using the DPPH method." Jurnal Pendidikan Kimia 13, no. 2 (August 1, 2021): 137–42. http://dx.doi.org/10.24114/jpkim.v13i2.26984.

Full text
Abstract:
The research objectives were to identify the secondary metabolite components, total phenolic content and determine the antioxidant activity of the ethanol extract of red betel leaf (Piper crocatum Ruiz & Pav.). The extraction process was carried out by materation using ethanol as a solvent. Determination of total phenolic content was carried out colorimetrically with Folin-Ciocalteu reagent measured at a maximum wavelength of 765 nm. Determination of antioxidant activity using the DPPH method measured by spectrophotometry at a maximum wavelength of 517 nm. The results of phytochemical screening of the ethanolic extract of red betel leaf contain secondary metabolites, including flavonoid, phenolic, tannin, alkaloids, steroids, and triterpenoids. The total phenolic content of the red betel leaf ethanol extract was 0.949±0.003 mg GAE/g d.w. and has antioxidant activity (IC50) 84,656 including strong category as an antioxidant. Keywords: Piper crocatum Ruiz & Pav., Antioxidant, Ethanol extract, Folin-Ciocalteu and DPPH
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Lerebulan, Chivon, Fety Fatimah, and Julius Pontoh. "Rendemen Dan Total Fenolik Santan Kelapa Dalam Pada Berbagai Tingkat Kematangan." Jurnal MIPA 7, no. 1 (April 22, 2018): 44. http://dx.doi.org/10.35799/jm.7.1.2018.19283.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian untuk menentukan rendemen santan dan total fenolik santan kelapa dalam pada berbagai tingkat kematangan. Santan kelapa dibuat dengan cara kelapa dikupas, dibuang kulit coklat yang menempel pada daging kelapa, selanjutnya daging kelapa diparut, ditimbang, diperas, dan disaring. Penentuan kandungan total fenol menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Dari hasil pengujian menunjukkan rendemen santan kelapa dalam tua merupakan nilai yang paling tertinggi sebesar 28.57 g/mL dan total nilai fenolik yang tertinggi terdapat pada santan kelapa dalam tua sebesar 143.9 mg/kg.Research has been conducted to determine coconut content and total phenolic from coconut milk in various level of maturity. Coconut milk made by coconut peeled, discarded brown skin attached to coconut meat, then coconut meat grated, weighed, squeezed, and filtered. Determination of total phenol content using Folin-Ciocalteu method. The results showed that coconut milk content in the oldest was the highest value of 28.57 g / mL and the highest total phenolic value was found in coconut milk in old age of 143.9 mg / kg.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Hilma, Hilma, Nadiyah Atikah Della Putri, and Nilda Lely. "PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL FENOL DAN TOTAL FLAVONOID EKSTRAK DAUN KELENGKENG (Dimoncarpus longan Lour)." Jurnal Ilmiah Farmako Bahari 12, no. 1 (February 27, 2021): 80. http://dx.doi.org/10.52434/jfb.v12i1.1037.

Full text
Abstract:
Tanaman kelengkeng (Dimoncarpus longan Lour) memiliki potensi sebagai sumber antioksidan alami. Senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antioksidan tersebut diantaranya adalah fenol dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan fenol dan flavonoid total yang terkandung di dalam ekstrak daun kelengkeng (Dimoncarpus longan Lour). Sampel yang digunakan adalah daun kelengkeng segar dan kering yang diekstrasi dengam metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Penetapan kandungan fenol total dilakukan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu dan pereaksi AlCl3 untuk penetapan kandungan flavonoid total yang diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun segar dan daun kering mengandung senyawa metabolit sekunder fenol dan flavonoid. Kadar total fenol dari masing-masing ekstrak daun segar dan kering adalah sebesar 78,21 µg/mg dan 107,51 µg/mg ekstrak. Sedangkan untuk kadar flavonoid total masing-masing adalah 21,23 µg/mg untuk sampel daun segar dan 33,64 µg/mg untuk sampel daun kering. Ekstrak daun kering memiliki kandungan senyawa fenol dan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak daun segar.Kata kunci: Folin-Ciocalteu, Kelengkeng (Dimoncarpus longan Lour), Total Fenol, Total Flavonoid
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Hardiansi, Fitri, Dwi Afriliana, Anita Munteira, and Ernanin Dyah Wijayanti. "PERBANDINGAN KADAR FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA RIMPANG JERINGAU (Acorus calamus) SEGAR DAN TERFERMENTASI." Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) 3, no. 1 (June 30, 2020): 16. http://dx.doi.org/10.35799/pmj.3.1.2020.28959.

Full text
Abstract:
ABSTRACTCalamus rhizome contain phenolic as antimicrobial agent. Fermentation can increase thereleasing of phenolic content from plant cells. The aim of this research was to observe thecomparison of phenolic content and antimicrobial activity between fresh and fermentedcalamus rhizome extract. Phenolic content was determined by using Folin-Ciocalteu method,and antimicrobial test by agar well diffusion. Phenolic content of fresh and fermentedcalamus rhizome extract respectively are 97,272±0,525 and 223,553±3,542 mgGAE/gram.Inhibiton zone against Staphylococcus aureus are 4,04±0,05 and 8,24±0,58 mm, whileagainst Candida albicans are 14,90±0,57 and 18,16±1,47 mm. Fermentation increase phenoliccontent and antimicrobial activity of calamus rhizome.Key words: antimicrobial, calamus rhozome, fermentation, phenolicABSTRAKRimpang jeringau memiliki kandungan senyawa fenolik sebagai antimikroba. Fermentasidapat meningkatkan pelepasan senyawa fenolik pada sel tanaman. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui perbandingan kadar fenolik dan aktivitas antimikoba ekstrak rimpangjeringau segar dan terfermentasi. Penetapan kadar fenolik dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan uji antimikroba dengan metode difusi sumuran. Kadar fenolik ekstrak jeringausegar dan fermentasi secara berurutan sebesar 97,272±0,525 dan 223,553±3,542mgGAE/gram. Daya hambat rimpang jeringau segar dan terfermentasi terhadapStaphylococcus aureus sebesar 4,04±0,05 dan 8,24±0,58 mm, sedangkan terhadap Candidaalbicans sebesar 14,90±0,57 dan 18,16±1,47 mm. Fermentasi dapat meningkatkan kadarfenolik dan aktivitas antimikroba rimpang jeringau.Kata kunci: antimikroba, fenolik, fermentasi, rimpang jeringau
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Rambi, Griffin A. D., Vanda S. Kamu, and Max R. J. Runtuwene. "Uji Fitokimia dan Antioksidan dari Daun Yantan (Blumea chinensis DC)." Jurnal MIPA 4, no. 2 (May 6, 2015): 32. http://dx.doi.org/10.35799/jm.5.1.2016.11409.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian untuk menentukan kandungan fitokimia dan aktifitas antioksidan dari ekstrak etanol daun yantan (Blumea chinensis DC). Kandungan fitokimia yang diuji adalah total fenolik dan total flavonoid. Total fenolik menggunakan metode Folin-Ciocalteu (Yadaf dan Agarwala, 2010), lalu untuk mengetahui total flavonoid menggunakan aluminium klorida (Sultana et al., 2011), dan pengujian aktifitas antioksidan menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) (Subedi et al., 2011). Hasil penelitian menunjukan kandungan fenolik total sebesar 26,75 mg/L dan kandungan flavonoidnya sebesar 12,56 mg/L,untuk pengujian aktifitas antioksidan didapatkan nilai IC50 sebesar 240,19 mg/L.Research have been done to determining the phytochemical compound and antioxidant activity of yantan (Blumea chinensis DC) leaves. The phytochemical compound which tested is phenolic total and flavonoid total. Phenolic total using Folin-Ciocalteu method (Yadaf dan Agarwala, 2010), then to determining the total flavonoid using aluminium chloride (Sultana et al., 2011), and test of the antioxidant activity using 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil DPPH (Subedi et al., 2011).The result of the total phenolic content was showed 26,75 mg/L and the total flavonoid content is 12,56 mg/L, for antioxidant activity test obtained the value IC50 is 240,19 mg/L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Verawati, Verawati, Afdhil Arel, and Rucita Arfianisa. "PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP KANDUNGAN FENOLAT TOTAL EKSTRAK DAUN PILADANG (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd)." Scientia : Jurnal Farmasi dan Kesehatan 6, no. 2 (October 4, 2016): 79. http://dx.doi.org/10.36434/scientia.v6i2.47.

Full text
Abstract:
Metode ekstraksi dapat mempengaruhi komponen kimia dalam suatu ekstrak tanaman.Pada penelitian ini telah dilakukan uji penentuan kadar fenolat total dari daun piladang(Solenostemon scutellarioides (L.) Codd). yang diekstraksi dengan beberapa cara. Metodeekstraksi yang dilakukan antara lain cara tradisional (peremasan dan perebusan) dan ekstraksilaboratorium (sokletasi dan maserasi). Kadar fenolat total ekstrak daun piladang diperolehdengan metode Folin-Ciocalteu dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible. Asam galatdiukur pada panjang gelombang maksimum 758 nm. Kadar fenolat dinyatakan dalam mg setaraasam galat / gr ekstrak. Perolehan kadar fenolat tertinggi oleh sokletasi daun kering 376,5979mg/g, diikuti oleh maserasi daun kering 356,7619 mg/g, sokletasi daun segar 333,1509 mg/g,maserasi daun segar 293,3015 mg/g, rebusan daun segar 216,3534 mg/g, sari remasan 77,3158mg/g, rebusan daun kering 69,3957 mg/g.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Prasetyo, Yudhie E., Meiske S. Sangi, and Audy D. Wuntu. "PENENTUAN TOTAL FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DARI TEPUNG PELEPAH AREN (Arenga pinnata)." JURNAL ILMIAH SAINS 16, no. 2 (October 11, 2016): 68. http://dx.doi.org/10.35799/jis.16.2.2016.14067.

Full text
Abstract:
PENENTUAN TOTAL FENOLIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DARI TEPUNG PELEPAH AREN (Arenga pinnata) ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menentukan total fenolik dan aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dari tepung pelepah aren (Arenga pinnata). Tepung pelepah aren diekstraksi maserasi menggunakan etanol hasil redestilasi cap tikus kemudian di partisi menggunakan pelarut petroleum eter, etil asetat dan aquades. Penentuan kandungan total fenolik menggunakan metode Folin-Ciocalteu dan aktivitas antioksidan menggunakan metode serapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Didapati kandungan total fenolik fraksi etil asetat sebesar 172.857 ± 4.762 mg/kg dan aktivitas penangkal radikal bebas fraksi etil asetat sebesar 90.573 µg/mL. Hasil ini menunjukan bahwa fraksi etil asetat berpotensi sebagai antioksidan alami. Kata kunci: Tepung Pelepah aren, fenolik, aktivitas antioksidan, DPPH DETERMINATION TOTAL PHENOLIC CONTENT AND ANTIOXIDANT ACTIVITY ETHYL ACETATE FRACTION OF AREN’S MIDRIB POWDER (Arenga pinnata) ABSTRACT This research aims to determine the total phenolic content and antioxidant activity from ethyl acetate fraction of Aren’s midrib powder (Arenga pinnata). Aren’s midrib powder extracted with maceration method with cap tikus redistillated ethanol and then partitioned with solvents such as petroleum ether, ethyl acetate and distillate water. The determination of phenolic content was using Folin-Ciocalteu method and the antioxidant activity was done using diphenylpycrylhydrazyl (DPPH) radical scavenging. Total phenolic value of ethyl acetate fraction is 172.857 ± 4.762 and IC50 value of ethyl acetate fraction is 90.573 µg/mL. This result shows ethyl acetate fraction as natural antioxidant potential. Keywords: Aren’s midrib powder, phenolic, antioxidant activity, DPPH
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Nurcholis, Waras, and Maria Bintang. "Perbandingan Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Fenolik Temulawak dan Temu Ireng." Jurnal Jamu Indonesia 2, no. 1 (March 31, 2017): 25–29. http://dx.doi.org/10.29244/jji.v2i1.27.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik dari rimpang temulawak dan temu ireng. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan menggunakan metode DPPH (1, 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Kandungan fenolik total ditentukan dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Ekstrak etanol 70% dari rimpang temulawak memiliki aktivitas antiosidan (IC50, 167.03 µg/ ml) yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol 70% rimpang temu ireng aeruginosa (IC50, 406.52 µg/ ml). Kandungan fenolik total dari ekstrak etanol 70% rimpang temulawak (139.16 mg TAE/ g) lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol 70% rimpang temu ireng (51.49 mg TAE/ g). Terdapat korelasi yang kuat antara aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik total dari ekstrak temulawak dan temu ireng.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Lumempouw, Liemey, Edi Suryanto, and Jessy Paendong. "Aktivitas Anti UV-B Ekstrak Fenolik dari Tongkol Jagung (Zea mays L.)." Jurnal MIPA 1, no. 1 (August 31, 2012): 1. http://dx.doi.org/10.35799/jm.1.1.2012.422.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan total fenolik dari ekstrak tongkol jagung dan aktivitasnya sebagai anti UV-B. Tongkol jagung diekstrak dengan pelarut etanol 20 (E20), 40 (E40), 60 (E60) dan 80% (E80) dengan cara refluks. Setelah itu, ekstrak dianalisis kandungan total fenolik dengan metode Folin-Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tongkol jagung E20, E40, E60 dan E80 mengandung total fenolik berturut-turut adalah 38,98; 56,02; 66,84 dan 73,06 mg/kg. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak tongkol jagung memiliki kandungan senyawa fenolik yang dapat berpotensi sebagai bahan aktif tabir surya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Wirasisya, Dyke Gita, Yohanes Juliantoni, and Wahida Hajrin. "Pengaruh Dua Metode Pengeringan Pada Aktivitas Antibakteri Ashitaba (Angelica keiskei ) Terhadap Streptococcus mutans." Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) 4, no. 1 (April 11, 2018): 18–25. http://dx.doi.org/10.22487/j24428744.2018.v4.i1.9629.

Full text
Abstract:
The aim of this study was to determine a change that occurs in total phenolic content (TPC) and antibacterial activity of ashitaba (Angelica keiskei) after dried using two different methods : sun and oven drying. The effectiveness of the drying methods was evaluated in term of total phenolic content (TPC) by using spectrophotometric assay with Folin-Ciocalteu reagent and antibacterial activity againts Streptococcus mutans by in vitro macrodilution assay. Oven drying at 60oC possessed high TPC (2,98 ± 0,0935 g EAG/100g) compared to sun drying method (1,72 ± 0,0142 g EAG/100g). Simillar pattern was also observed in antibacterial activity. Oven drying have higher antibacterial activity with the MBC (minimal bactericidal concentration) value of 0,5 mg/mL againts Streptococcus mutans. Therefore, sun drying is not suggested for drying method of ashitaba in terms of total phenolic content and antibacterial activity compared with oven drying methods.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Ismail, Jefriyanto, Max R. J. Runtuwene, and Feti Fatimah. "PENENTUAN TOTAL FENOLIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BIJI DAN KULIT BUAH PINANG YAKI (Areca vestiaria Giseke)." JURNAL ILMIAH SAINS 12, no. 2 (October 31, 2012): 84. http://dx.doi.org/10.35799/jis.12.2.2012.557.

Full text
Abstract:
PENENTUAN TOTAL FENOLIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BIJI DAN KULIT BUAH PINANG YAKI (Areca vestiaria Giseke)ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk menentukan kandungan total fenolik dan menguji aktivitas antioksidan pada biji dan kulit buah pinang yaki. Ekstrak biji dan kulit buah pinang yaki diperoleh dengan maserasi tanpa sokletasi dan maserasi setelah sokletasi. Total fenolik diuji dengan metode Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian yang diperoleh, kandungan total fenolik Maserasi Biji Setelah Sokletasi, Maserasi Kulit Setelah Sokletasi berturut-turut memiliki nilai sebagai berikut : 85,92 mg/kg, 3,16 mg/kg. sedangkan aktivitas antioksidan Maserasi Biji Setelah Sokletasi, Maserasi Kulit Setelah Sokletasi berturut-turut memiliki nilai sebagai berikut : 88,16%, 54,11%. Kata kunci : Antioksidan, Areca vestiaria Giseke, DPPH, Total Fenolik TOTAL PHENOLIC COMPOUNDS AND ANTIOXIDANT ACTIVITY OF THE SEED AND SKIN OF PINANG YAKI (Areca vestiaria Giseke) FRUITS ABSTRACT This research has been conducted to measure the total phenolic compounds and the antioxidant activity of the seed and skin of pinang yaki fruits. The samples of the seed and skin were prepared separetely by maceration and soxhlet extraction followed by maceration. Folin-Ciocalteu method was used to measure the total phenolic compounds of while DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil) method was used to measure the antioxidant activity. The total phenolic compounds of the seed by soxhlet extraction followed by maceration, skin by soxhlet extraction followed by maceration and were 85,92 mg/kg, 3,16 mg/kg respectively. The antioxidant activity of the seed by soxhlet extraction followed by maceration, skin by soxhlet extraction followed by maceration and were 88,16%, 54,11% respectively. Keywords : Antioksidant, Areca vestiaria Giseke, DPPH, Total Phenolic Compounds
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Supriningrum, Risa, Henny Nurhasnawati, and Siti Faisah. "PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN SERUNAI (Chromolaena odorata L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis." AL ULUM JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI 5, no. 2 (April 9, 2020): 54. http://dx.doi.org/10.31602/ajst.v5i2.2802.

Full text
Abstract:
Serunai (Chromolaena odorata L.) is a medicinal plant, including the Asteraceae family. Serunai is used to treat wounds, mouthwash to treat sore throats, coughs, malaria drugs, headache medications, antidiarrheals, antimicrobials, antispasmodics, antihypertensive, anti-inflammatory and diuretic agents. Serunai plants contain chemical compounds tannins, phenols, flavonoids, saponins and steroids. The purpose of this study was to determine the total phenolic content of the leaves of serunai using the UV-Vis spectrophotometric method. The stages of the research include plant determination, sampling, making of simplicia leaf of serunai, making extract by maceration method, phenolic compound test, determination of total phenolic levels by UV-Vis spectrophotometry with Folin-Ciocalteu reagent, comparing gallic acid. The results obtained by an average of total phenolic levels of ethanol extract of serunai is 171.30368 ± 1.9694 mg GAE / g means that in every gram of ethanol extract of flattened leaves is equivalent to 171,30368 mg gallic acid.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Manongko, Paricia Syaron, Meiske Sientje Sangi, and Lidya Irma Momuat. "Uji Senyawa Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Tanaman Patah Tulang (Euphorbia tirucalli L.)." Jurnal MIPA 9, no. 2 (May 29, 2020): 64. http://dx.doi.org/10.35799/jmuo.9.2.2020.28725.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) menggunakan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Ekstrak etanol diperoleh dengan metode maserasi kemudian diuji fitokimia untuk dilihat kandungan senyawa metabolit sekunder diantaranya alkaloid, fenolik, flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid/steroid. Senyawa fenolik sangat berpotensi sebagai antioksidan karenanya dilakukan uji kandungan total fenolik menggunakan metode spektrofotometri dengan pereaksi Folin-Ciocalteu. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu fenolik ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau kehitaman, senyawa saponin dengan terbentuknya busa stabil, dan senyawa tanin dengan terbentuknya warna hijau kehitaman. Hasil pengujian kandungan total fenolik ekstrak etanol memiliki nilai sebesar 60,270 mg GAE/g. Kekuatan antioksidan ditentukan oleh nilai IC50 yang didasarkan pada persen perendaman radikal bebas oleh sampel uji. Untuk ekstrak etanol memiliki IC50 sebesar 82,152 µg/mL. Berdasarkan hasil yang diperoleh ekstrak etanol tanaman patah tulang memiliki potensi yang kuat sebagai antioksidan.This research was conducted to determine the phytochemical compound and antioxidant activity of ethanol extract of Patah Tulang (Euphorbia tirucalli L.) plant using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method. The ethanol extract was obtained by maceration and then was analysed for phytochemical compound to see the secondary metabolite contents including alkaloids, phenolics, flavonoids, tannins, saponins, triterpenoids / steroids. The phenolic compounds have high potential as antioxidant, therefore the total fenolic content was tested using spectrophotometric method with Folin-Ciocalteu reagents. Antioxidant activity was determined using DPPH method. he results showed that the ethanol extract contain secondary metabolite compounds. Penolic compounds weredetected by the formation of blackish green color, saponin compounds showed stable foam formation, and tannin compounds with a blackish green formation. Total phenolic content of the extract was60,270 mg GAE/g. Antioxidant activity was determined by IC50 value based on the percentage of free radicals taken by the sample. And ethanol extract had IC50 value of 82.152 µg /mL. Based on the results obtained, ethanol extract of Patah Tulang plants had a strong potential as an antioxidant.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Ba'u, Defrikson, Dewa G. Katja, Vanda S. Kamu, Paulina V. Y. Yamlean, and Max R. J. Runtuwene. "Analisis Fitokimia dan Uji Toksisitas Daun Leleng Merah (Graptophyllum pictum (L.) Griffith) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test." JURNAL ILMIAH SAINS 20, no. 2 (October 9, 2020): 122. http://dx.doi.org/10.35799/jis.20.2.2020.30069.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan total phenolic content (TPC), total flavonoid content (TFC), condensed tannin content (CTC) dan nilai toksisitas dari daun leleng merah. Daun leleng merah diekstraksi dengan metode maserasi dan dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Penentuan nilai TPC menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Penentuan nilai TFC menggunakan metode AlCl3. Penentuan nilai CTC menggunakan metode vanillin-HCl. Penentuan nilai toksisitas menggunakan metode BSLT. Nilai TPC yang diperoleh pada fraksi n-heksana (FH), fraksi air (FA), dan fraksi etil asetat (FEA) daun Leleng Merah berturut-turut, adalah: 20,48; 31,7; dan 37,57 (mg/g). Nilai TFC diperoleh pada FH, FA, dan FEA berturut-turut, adalah: 0,64; 0,99; dan 1,27 (mg/g). Nilai CTC diperoleh pada FH, FA, dan FEA berturut-turut, adalah: 0,56; 2,17; dan 6,52 (mg/g). Nilai toksisitas diperoleh pada FEA, FA, FH berturut-turut, adalah: 21,93; 100,7; dan 117,22 (mg/L). FEA memiliki nilai toksisitas dan kandungan fitokimia tertinggi. Daun leleng merah bersifat toksik.Kata Kunci : Brine shrimp lethality test, leleng merah, fitokimia, Phytochemical Analysis and Toxicity Test of Leleng Merah Leaves (Graptophyllum pictum (L.) Griffith) Using the Brine Shrimp Lethality Test ABSTRACTThis study aims to determine the total phenolic content (TPC), flavonoids (TFC), condensed tannins (CTC) and toxicity value of Leleng Merah leaves. Leleng merah leaves were extracted by maceration method and partitioned using n-hexane, ethyl acetate, and water solvent. TPC values were determined using the Folin-Ciocalteu method. TFC values were determined using the AlCl3 method. CTC values were determined using the vanillin-HCl method. Toxicity values were determined using the BSLT method. TPC values obtained in the n-hexane (FH), water (FA), and ethyl acetate (FEA) fraction of the Leleng Merah leaves, were: 20.48; 31.7; 37.57 (mg / g) respectively. TFC values obtained in FH, FA, and FEA, were : 0.64; 0.99; 1.27 (mg / g) respectively. CTC values obtained at FH, FA, FEA, were: 0.56; 2.17; 6.52 (mg/g) respectively. Toxicity values obtained at FEA, FA, FH, were: 21.93; 100.7; 117.22 (mg/L) respectively. FEA has the highest toxicity and phytochemical content. Leleng Merah Leaf is toxic.Keywords : Brine Shrimp Lethality Test, leleng merah, phytochemistry
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Desmiaty, Yesi, Berna Elya, Fadlina Chany Saputri, Iis Irawatty Dewi, and Muhammad Hanafi. "Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Kandungan Senyawa Polifenol dan Aktivitas Antioksidan pada Rubus fraxinifolius." JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA 17, no. 2 (October 29, 2019): 227. http://dx.doi.org/10.35814/jifi.v17i2.755.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Tanaman Rubus fraxinifolius dapat ditemukan di daerah pegunungan Jawa Barat. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Kandungan senyawa polifenol pada tanaman berkontribusi secara substansial terhadap aktivitas antioksidan dan metode ekstraksi akan mempengaruhi kandungan senyawa yang tersari. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi pengaruh metode ekstraksi organ daun, buah muda dan batang R. fraxinifolius terhadap kandungan polifenol serta aktivitas antioksidannya. Metode: Bagian daun, buah, dan batang R. fraxinifolius diekstraksi cair padat secara maserasi, refluks dan soxhlet menggunakan pelarut metanol. Terhadap masing-masing ekstrak dilakukan penetapan kadar polifenol total dengan pereaksi Folin-Ciocalteu serta uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman DPPH. Hasil: Rendemen ekstrak terbanyak adalah ekstrak refluks daun R. fraxinifolius sebesar 30,20 %. Kandungan polifenol total tertinggi adalah pada ekstrak Sokhlet daun R. fraxinifolius sebesar 48,79 mg GAE/g ekstrak. Aktivitas antioksidan tertinggi yaitu ekstrak Sokhlet daun R. fraxinifolius sebesar 98,29% pada 100 bpj. Kesimpulan: Dari penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius yang diekstraksi secara sokhlet memiliki kandungan polifenol serta aktivitas antioksidan tertinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Ikram, Khadijah Dija, Ahmad Muchsin Jayali, Sudir Umar, and Iin Sasmita. "Penentuan Total Fenolik Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Daun Samama (Anthocephalus Macrophylus) Asal Ternate, Maluku Utara." JURNAL KIMIA MULAWARMAN 15, no. 1 (November 28, 2017): 11. http://dx.doi.org/10.30872/jkm.v15i1.495.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan pada tanaman Samama atau Jabon Merah (Anthocephallus macrophyllus) asal Ternate Maluku Utara, serta menentukan hubungan antara kandungan total fenolik dengan aktivitas antioksidannya. Ekstrak etanol diperoleh dengan cara maserasi daun Samama yang telah dikeringkan dan dipisahkan berdasarkan umur daun (muda dan tua). Penentuan metabolit sekunder ekstrak dilakukan dengan skriining fitokimia yang menunjukkan adanya senyawa alkaloid, fenolik, steroid, dan saponin. Total fenolik ekstrak ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu diperoleh kadar total fenolik sebesar 119,68 mgGAE/g untuk daun muda dan 210,22 mgGAE/g untuk daun tua. Aktivitas antioksidan dianalisis dengan metode DPPH diperoleh nilai IC50 80.34 µg/mL pada daun muda, dan 43.49 µg/mL pada daun tua samama. Kandungan total fenolik ekstrak daun samama dan nilai IC50-nya menunjukkan hubungan linier y = -2,4647x + 317,22 dengan nilai determinasi R2 = 0.9996
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Anggraini, Riza Silvia, Sudarmi Sudarmi, and Herawaty Ginting. "Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstak Etanol Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) dengan Metode DPPH." Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR) 1, no. 2 (December 17, 2018): 205–12. http://dx.doi.org/10.32734/anr.v1i2.238.

Full text
Abstract:
Tumbuhan Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) merupakan tumbuhan suku Arecaceae yang tumbuh di lingkungan hutan yang bermanfaatsebagai obat sakit perut, diabetes dan obat penurun panas . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antioksidan serta total fenol dan total flavonoid dari Ekstrak Etanol Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb.). Penelitian ini meliputi penyiapan sampel, pemeriksaan karakteristik simplisia, pembuatan ekstrak dengan metode maserasi, dan pengujian aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun nipah dengan metode perangkapan radikal bebas menggunakan DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil), pada panjang gelombang 515,50 nm, dibandingkan dengan vitamin C sebagai blanko positif, serta pengujian nilai kandungan total fenol ekstrak etanol daun nipah setara asam galat (Gallic Acid Equivalent (GAE)) dengan metode kolorimetri menggunakan reagen Folin-Ciocalteu pada panjang gelombang 775 nm dan pengukuran nilai kandungan total flavonoid ekstrak etanol daun nipah setara kuersetin (Quercetin Equivalent (QE)) dengan metode kolorimetri menggunkan aluminium klorida pada panjang gelombang 436,50 nm dengan menggunakan spektrofotometri UV-Visibel. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil uji aktivitas antioksidan yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun nipah mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 9,662 ppm serta nilai kandungan total fenol sebesar 85,51 mg/g GAE ekstrak dan nilai kandungan total flavonoid sebesar 12,49 mg/g QE ekstrak. Nipah plant (Nypa fruticans Wurmb.) Is a plant of the Arecaceae family that grows in a forest environment that is useful as a medicine for stomach pain, diabetes and febrifuge. This study aims to determine antioxidant activity, total phenol and total flavonoids from the Ethanol Extract of Nipah Leaves (N. fruticans). This study included the preparation of samples, checking the characteristics of simplicia, making extracts by maceration method, and testing the antioxidant activity of ethanol extract of Nipah leaves by using free radical scavenging method using DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil), at a wavelength of 515.50 nm, compared with vitamin C as a positive blank, as well as testing the value of the total phenol content of ethanol extract of gallic leaf equivalent of gallic acid (Gallic Acid Equivalent (GAE)) using the colorimetric method using Folin-Ciocalteu reagent at a wavelength of 775 nm and measuring the value of total flavonoid content ethanol extract of Nipah leaves equivalent to quercetin (Quercetin Equivalent (QE)) by colorimetric method using aluminum chloride at a wavelength of 436.50 nm using UV-Spectrophotometry. Antioxidant activity test showed that the Nipah leaf ethanol extract had a very strong antioxidant activity with an IC50 value of 9.662 ppm and a total phenol content of 85.51 mg / g GAE extract and a total flavonoid content of 12, 49 mg / g QE extract.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Verawati, Verawati, Dedi Nofiandi, and Petmawati Petmawati. "PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP KADAR FENOLAT TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)." Jurnal Katalisator 2, no. 2 (October 6, 2017): 53. http://dx.doi.org/10.22216/jk.v2i2.1744.

Full text
Abstract:
<p><em>The research about influence of extraction method on phenolic content and antioxidant activity of Bay leaves (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) has been conducted. Extraction methods used were maceration, percolation and soxhletation with ethanol 70% used as solvent extraction. Total phenolic level were determined by using Folin Ciocalteu method whereas antioxidant activity with DPPH radical scavenging method. . The highest extractive value was obtained from percolation method at 59.8% followed by maceration at 44.4% and soxhletation 22%. The highest levels of phenolic content was obtained from percolation (103,91mg/g), followed by soxhletation (72.80 mg/g) and maceration (69.76 mg/g). The antioxidant activity was shown by IC<sub>50</sub> values, the percolation method amounted to 49.67 µg/ml; soxhletation 49.98 µg/ml and maceration 35.05 µg/ml. Based on the results of statistical analysis SPSS 17 using one-way ANOVA known that the extraction method significantly affect phenolic content and antioxidant activity of the extract of bay leaves.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Heilerová, Ľ., M. Bučková, P. Tarapčík, S. Šilhár, and J. Labuda. "Comparison of antioxidative activity data for aqueous extracts of lemon balm (Melissa officinalis L.), oregano (Origanum vulgare L.), thyme (Thymus vulgaris L.), and agrimony (Agrimonia eupatoria L.) obtained by conventional methods and the DNA-based biosensor." Czech Journal of Food Sciences 21, No. 2 (November 18, 2011): 78–84. http://dx.doi.org/10.17221/3480-cjfs.

Full text
Abstract:
The antioxidative properties of aqueous plant extracts were evaluated using common methods such as the Rancimat and 2,2&rsquo;-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) free radical method. Moreover, a voltammetric procedure based on the protective effect of antioxidants against the oxidative DNA damage was employed using a disposable DNA biosensor fabricated as a screen-printed electrode chemically modified by calf thymus double stranded (ds) DNA. The total polyphenols were also determined spectrophotometrically with the Folin-Ciocalteu agent. The extracts of oregano and lemon balm exhibited significantly higher activity than those of thyme and agrimony. The results were treated statistically and their operational character is discussed. &nbsp;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Nuri, Nuri, Endah Puspitasari, Mochammad Amrun Hidayat, Indah Yulia Ningsih, Bawon Triatmoko, and Dewi Dianasari. "Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Kadar Fenol dan Flavonoid Total, Aktivitas Antioksidan serta Antilipase Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 7, no. 2 (August 31, 2020): 143. http://dx.doi.org/10.25077/jsfk.7.2.143-150.2020.

Full text
Abstract:
Daun Guazuma ulmifolia telah digunakan secara tradisional untuk antiobesitas. Aktivitas antiobesitas dipengaruhi oleh kandungan senyawa bioaktif. Ekstraksi adalah langkah utama untuk mendapatkan senyawa bioaktif. Metode dan pelarut ekstraksi merupakan faktor penting untuk menghasilkan ekstrak dengan jumlah kandungan senyawa aktif yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar fenol dan flavonoid total dari ekstrak etanol, rebusan, dan infusa daun G. ulmifolia serta untuk menentukan aktivitas antioksidan serta antilipase. Metode Folin-Ciocalteu digunakan untuk menentukan kadar fenol total, sedangkan penentuan kadar flavonoid total dilakukan menggunakan uji kolorimetri aluminium klorida. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode 2,2-difenil-1-pikrillhidrazil (DPPH), dan aktivitas antilipase dikuantifikasi secara kolorimetri berdasarkan pelepasan p-nitrofenol dari substrat p-nitrofenil butirat (p-NPB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rebusan memiliki rendemen tertinggi (10,50%). Sebaliknya, ekstrak etanol menunjukkan total kandungan fenolik tertinggi (67,761 ± 1,811 mg GAE/g ekstrak) dan total kandungan flavonoid tertinggi (124,643 ± 1,033 mg QE/g ekstrak). Ekstrak yang sama juga menunjukkan aktivitas antioksidan dan aktivitas antilipase tertinggi (IC50 berturut-turut 6,544 ± 0,271 μg/mL dan 307,280 ± 21,430 μg/mL).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Gumolung, Dokri. "Analisis kandungan total fenolik pada jonjot buah labu kuning (cucurbita moschata)." Fullerene Journal of Chemistry 3, no. 1 (April 30, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.37033/fjc.v3i1.25.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa total fenolik ekstrak jonjot buah labu kuning. Labu kuning merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A dan C, mineral, serta senyawa fenolik. Tanaman labu sebagai komoditas pangan minor, ternyata sangat kaya dengan senyawa bioaktif yang berperan sebagai antiokisidan yang sangat berguna bagi kesehatan manusia. Jonjot dalam pengolahan buah labuh kuning sering dijadikan limbah. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis laboratorium melalui tahapan-tahapan, penentuan dan pengambilan sampel, preparasi sampel, analisis kandungan senyawa fenolik dalam ekstrak ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan perhitungan kadar fenolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jonjot dari buah labu kuning memiliki kandungan total fenolik, sebagai berikut ekstrak dengan etanol EET-Jonjot 167,85 mg/kg dan ekstrak dengan Petroleum Eter yakni EPE-jonjot 15,20 mg/kg. Data menunjukan bahwa kandungan total Fenolik tertinggi terdapat pada Ekstrak dengan Etanol yakni EET-jonjot 167,85 mg/kg, Hal ini disebabkan oleh karena pelarut etanol yang bersifat polar dapat melarutkan senyawa yang polar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Meiliyani, Duwi, Sabaniah, and Islamudin Ahmad. "Ekstraksi Polifenol Total dari Herba Suruhan (Peperomia pellucida [L.] KUNTH) Menggunakan Metode Citric Acid-Glucose Based Microwave Assisted Extraction." Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 10 (October 31, 2019): 76–80. http://dx.doi.org/10.25026/mpc.v10i1.363.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the effect of citric acid-glucose based microwave assited extraction (MAE) method on total polyphenols content from (Peperomia pellucida [L.] Kunth) herbs. Dried samples were extracted using green solvent glucose citric acid with a ratio of 1: 1 g/g, 3: 1 g/g, and 5: 1 g/g, respectively, 30% microwave power for 5 minutes, and 1:5 g /mL solid-liquid ratio. Then the obtained extract solution was performed determination total polyphenols content using Folin-Ciocalteu reagent, and the absorbance was measured using a UV-Vis spectrophotometer at 791 nm. Based on the results, obtained total polyphenols content according to the extraction condition namely 214.405 mg GAE/g sample (3: 1 g /g solvent), 84.833 mg GAE /g sample (1: 1 g /g solvent) and 53,9451 mg GAE/g sample (5: 1 g /g solvent), respectively. This study is a preliminary data about the use of citric acid-glucose based microwave assisted extraction method on total polyphenols content from this plant quickly, easily and efficiently.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Salim, Muhammad Fajrin, Johnly A. Rorong, and Dewa G. Katja. "Aktivitas Penstabil Oksigen Singlet dari Hasil Fraksinasi Ekstrak Metanol Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) terhadap Fotooksidasi Asam Askorbat." Jurnal MIPA 6, no. 2 (October 25, 2017): 62. http://dx.doi.org/10.35799/jm.6.2.2017.17761.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang aktivitas penstabil oksigen singlet dari hasil fraksinasi ekstrak metanol daun kayu manis (Cinnamomum burmanii) terhadap fotooksidasi asam askorbat dengan menggunakan cahaya dan eritrosin sebagai sensitiser. Serbuk daun kayu manis diekstraksi secara maserasi dengan metanol 95 % selama 3 x 24 jam, selanjutnya ekstrak yang diperoleh difraksinasi berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat, butanol dan air. Penentuan kandungan total fenolik diukur dengan metode Folin-Ciocalteu dan aktivitas penstabil oksigen singlet diukur dengan laju penurunan konsentrasi asam askorbat. Hasilnya menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki kandungan total fenolik tertinggi yaitu 166,888 mg/g diikuti dengan fraksi butanol, n-heksan, dan air. Fraksi etil asetat juga memiliki aktivitas penstabil oksigen singlet yang kuat, ditunjukkan dengan laju kerusakan fotooksidatif asam askorbat yang kecil yaitu -0,75 μg.mL-1.min-1A study of singlet oxygen quenching activity has been done from the fractination result of methanol extract of cinnamon leaf (Cinnamomum burmanii) against photo-oxidation of ascorbic acid by using light and erythrosine as sensitized. The cinnamon leaf powder was extracted by macerating with 95% methanol for 3 x 24 hours, then the extracts obtained was fractionated successively with n-hexane, ethyl acetate, butanol and water solvent. The determination of total phenolic content was measured by the Folin-Ciocalteu method and the singlet oxygen quenching activity was measured by the rate of decrease in ascorbic acid concentration. The results show that the ethyl acetate fraction has the highest total phenolic content of 166,888 mg/g followed by the fraction of butanol, n-hexane, and water, respectively. The ethyl acetate fraction also has a strong singlet oxygen quenching activity, indicated by a small photo-oxidative damage rate of ascorbic acid of -0.75 μg.mL-1.min-1
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Datu, Kharisma Ayu Tandi, Nurul Fitriani, and Islamudin Ahmad. "Pengaruh Penggunaan Metode Lactic Acid-Sucrose dengan Microwave Assisted Extraction (MAE) terhadap Polifenol Total dari Herba Suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth)." Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 10 (October 31, 2019): 114–17. http://dx.doi.org/10.25026/mpc.v10i1.373.

Full text
Abstract:
This study aim to determine the effect of use lactic acid and sucrose with assistance of Microwave Assisted Extraction (MAE) on Total Polyphenols from Herbs Suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth). The dried sample of Herbs Suruhan was extracted using (green solvent) lactic acid-sucrose with a ratio of 1:1 g/g, 2:1 g/g and 3:1 g/g and the extraction conditions microwave strength was 50% for 10 minutes at a ratio sample and solvent 1:10 g/ml. Then the extract solution obtained to determine the total polyphenol level using the Folin Ciocalteu reagent and it absorbance was measured using a UV-VIS spectrophotometer at a wavelength of 791 nm. Based on the result of the study, obtained levels of polyphenols from each solvent condition used on the sample were 573,443 mg GAE/g (2:1), 472,479 mg GAE/g (1:1) and 420,14 mg GAE/g (3:1). It can be concluded that the lactic acid-sucrose method with microwave assisted extraction can be used to extract polyphenol compounds from Herbs Suruhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Salma, Hafida, Sri Sedjati Sedjati, and Ali Ridlo. "Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Dari Ekstrak Metanol Sargassum sp." Journal of Marine Research 8, no. 1 (February 3, 2019): 41–46. http://dx.doi.org/10.14710/jmr.v8i1.24326.

Full text
Abstract:
Sargassum sp. adalah salah satu jenis rumput laut paling banyak di Indonesia dan memiliki manfaat sebagai antioksidan, obat penyakit jantung, stroke, dll. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan antioksidan fraksi etil asetat dari ekstrak metanol Sargassum sp. Sampel diambil dari Pantai Sundak, Gunung Kidul, Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah eksploratif diskriptif. Sampel dikeringkan dalam suhu ruangan selama 7 hari dan dimaserasi dengan pelarut metanol, lalu dievaporasi dengan rotary evaporator. Ekstrak metanol di fraksinasi menggunakan etil asetat. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu metode penangkapan radikal bebas DPPH dan total kapasitas antioksidan fosfomolibdat. Vitamin C digunakan digunakan sebagai standar penangkapan radikal bebas DPPH dan total kapasitas antioksidan fosfomolibdat. Kadar total fenolat diuji menggunakan larutan Folin-Ciocalteu dengan standar asam galat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar total fenolat fraksi etil asetat Sargassum sp. sebesar 64,42 mg GAE/g sampel. Aktivitas antioksidan dengan metode penangkapan radikal bebas DPPH memiliki nilai IC50 1.289 ppm, vitamin C memiliki IC50 sebesar 122,71 ppm, sedangkan total kapasitas antioksidan adalah 39,52 mg AAE/g sampel. Kesimpulannya, yaitu kandungan aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dari ekstrak metanol Sargassum sp. dengan metode penangkapan radikal bebas DPPH diduga sangat lemah dan kandungan aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode fosfomolibdat diduga tinggi. Sargassum sp. is one of the many types of seaweed in Indonesia and has benefits as an antioxidant, a drug for heart disease, stroke, etc. This study aims to determine the antioxidant content of ethyl acetate fraction of methanol extract of Sargassum sp. Samples were taken from Sundak, Gunung Kidul, Yogyakarta. The method used is descriptive explorative. Samples were dried at room temperature for 7 days and macerated with methanol, then evaporated at a rotary evaporator. The methanol extract fractionation using ethyl acetate. Testing the antioxidant activity using two methods, the method of catching free radicals DPPH and total antioxidant capacity fosfomolibdat. Vitamin C is used as a standard arrest DPPH free radical and total antioxidant capacity fosfomolibdat. Levels of total phenolics were tested using the Folin-Ciocalteu solution with gallic acid standard. The results showed that levels of total phenolic fraction of ethyl acetate Sargassum sp. amounting to 64,42 mg GAE/g sample. The antioxidant activity with catching free radicals DPPH methods have IC50 values 1.289 ppm, vitamin C has an IC50 of 122,71 ppm, while the total antioxidant capacity was 39,52 mg AAE/g sample. In conclusion, the content of the antioxidant activity of ethyl acetate fraction of methanol extract of Sargassum sp. with catching free radicals DPPH methods allegedly extremely weak and the content of the antioxidant activity using methods fosfomolibdat predictably high.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Lallo, Subehan, Ade Christie Lewerissa, Akhmad Rafi'i, Usmar Usmar, Ismail Ismail, and Rosany Tayeb. "PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.)." Majalah Farmasi dan Farmakologi 23, no. 3 (February 16, 2022): 118–23. http://dx.doi.org/10.20956/mff.v23i3.9406.

Full text
Abstract:
Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai rempah dan obat tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman ini mengandung senyawa bioaktif flavonoid yang memiliki efek antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh terhadap aktivitas antiokasidan dan toksisitas dari ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi sedangkan kadar polifenol dan flavonoid total dilakukan dengan menggunakan metode Folin-ciocalteu dan metode kolorimetri yang dianalisis dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrihidrazil) dan sitotoksisitas dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethaly Test). Ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat diperoleh rendemen sebesar 2,24% untuk dataran rendah, 3,51% dataran sedang dan dataran tinggi sebesar 3,77%. Analisis kadar fenolik dan flavanoid diperoleh berturut turut dari dataran rendah ke tinggi sebesar 6,08±0,26% dan 2,25±0,05%, 5,09±0,14% dan 1,09±0,08, 5,47±0,24% dan 1,16±0,3%. Aktifitas antioksidan yang tertinggi diperoleh pada dataran rendah diperoleh IC50 332,48 bpj, kemudian pada dataran tinggi dengan IC50 447,14 bpj dan pada dataran sedang diperoleh IC50 sebesar 518,57 bpj. Uji sitotoksik terhadap ketiga ekstrak menunjukkan hasil LC50 yang tidak terlalu berbeda antara ketiga lokasi tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Cepeda, Gino Nemesio, Murtiningrum Murtiningrum, and Yuliana Waromi. "Kapasitas Stabilisasi Radikal Bebas dan Kelasi Ion Metal Ekstrak Air Daun Vernonia amygdalina Del." Agritechnology 3, no. 2 (April 21, 2021): 79. http://dx.doi.org/10.51310/agritechnology.v3i2.62.

Full text
Abstract:
Tumbuhan obat Vernonia amygdalina dikenal dengan nama “daun afrika” adalah tumbuhan yang berasal dari Afrika. Tumbuhan ini digunakan untuk mengobati malaria, infertilitas, diabetes, gangguan pencernaan dan penyakit transmisi seksual. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi potensi antioksidan ekstrak air daun afrika yang meliputi kandungan senyawa fenolik, kapasitas stabilisasi radikal bebas melalui transfer atom hidrogen dan kelasi ion metal sebagai prooksidan melalui transfer elektron pada variasi konsentrasi. Proses ekstraksi senyawa bioaktif daun afrika menggunakan metode infusi dengan air panas suhu 90ºC selama 30 menit. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak meliputi penentuan kandungan senyawa fenolik menggunakan metode Folin-Ciocalteu, pengujian kapasitas stabilisasi radikal bebas menggunakan metode stabilisasi radikal bebas DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan pengujian kapasitas kelasi ion metal menggunakan metode kelasi ion metal Fe+2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak air daun afrika konsentrasi 0,1-0,5% mengandung senyawa fenolik sebesar 18,81-69.89 µg EAG/ml, kapasitas stabilisasi radikal bebas DPPH sebesar 20,99-41,98% dan kapasitas kelasi ion metal Fe+2 sebesar 8,28-40,71%. Ekstrak air daun afrika kurang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami dalam menstabilkan radikal bebas namun demikian sangat efektif mengikat ion metal yang bersifat prooksidan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Rumoroy, Jhon D., Sri Sudewi, and Jainer P. Siampa. "ANALISIS TOTAL FENOLIK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot L.) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FTIR DAN KEMOMETRIK." PHARMACON 8, no. 3 (August 28, 2019): 758. http://dx.doi.org/10.35799/pha.8.2019.29402.

Full text
Abstract:
ABSTRACTNatural phenolic compounds, including organic compounds, is the natural substances that produced by organisms. This study aims to determine the total phenol content and optimization using the FTIR method for rapid phenols analysis. Gallic acid was used as a comparison standard to measure the total phenol content using a UV-Vis spectrophotometer. The calorimetric method was used to determine the total Phenolic content of the Green Gedi Leaf extracts in 8 samples of growing sites, namely Minahasa 855.8 µg GEA / g extract ± 0.033, Southeast Minahasa 283.7 µg GEA / g extract ± 0.006, Manado 580.2 µg GEA / g extract ± 0.012, North Minahasa 716.2 µg GEA / g extract ± 0.091, Kotamobagu 793 µg GEA / g extract ± 0.03, Minahasa Selatan 290.6 µg GEA / g extract ± 0.027, Bitung 365.6 µg GEA / g extract ± 0.035, Tomohon as much as 546.5 µg GEA / g extract ± 0.003. This result involves a combination of variables x (FTIR measurement results) and y variables (data from the analysis of Folin-Ciocalteu). Error value (standard error calibration (SEC = 0.003), standard error of prediction (SEP = 0.042)) and calibration r value 0.999 and r validation 0.98. Keywords: Green Gedi Leaves, UV-Vis Spectrophotometer, Kemometrics, Phenol Total, FTIR Spectrophotometry.ABSTRAK Senyawa fenolik alam termasuk senyawa organik bahan alam yang dihasilkan oleh organisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fenol total Daun Gedi Hijau dan optimasi menggunakan metode FTIR untuk analisis fenolsecara cepat. Asam galat digunakan standar pembanding dalam mengukur kandungan total fenol menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Metode kemometrik digunakan untuk mengetahui kandungan Total Fenolik pada ekstrak Daun Gedi Hijau pada 8 sampel tempat tumbuh yaitu Minahasa 855,8 µg GEA/g ekstrak ± 0,033, Minahasa Tenggara 283,7 µg GEA/g ektrak ± 0,006, Manado 580,2 µg GEA/g ekstrak ± 0,012, Minahasa Utara 716,2 µg GEA/g ekstrak ± 0,091, Kotamobagu 793 µg GEA/g ekstrak ± 0,03, Minahasa Selatan 290,6 µg GEA/g ekstrak ± 0,027, Bitung 365,6 µg GEA/g ekstrak ± 0.035, Tomohon sebesar 546,5 µg GEA/g ekstrak ± 0,003. Hasil ini melibatkan kombinasi variable x (hasil pengukuran FTIR) dan variable y (data hasil analisis Folin-Ciocalteu). Nilai kesalahan (standard error calibration (SEC = 0.003), standard error of prediction (SEP = 0.042)) dan nilai r kalibrasi 0,999 serta r validasi 0,98. Kata Kunci: Daun Gedi Hijau, Spektrofotometer UV-Vis, Kemometrik, Total Fenol, Spektrofotometri FTIR.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Adomėnienė, Aušra, Kristina Gaivelytė, and Romualda Gaurylienė. "Didžiųjų dilgėlių ekstraktų antioksidacinio aktyvumo ir fenolinių junginių eksperimentiniai tyrimai." Sveikatos mokslai 26, no. 6 (January 19, 2017): 165–68. http://dx.doi.org/10.5200/sm-hs.2016.110.

Full text
Abstract:
Organizmo patiriamas oksidacinis stresas siejamas su sunkiomis sveikatos problemomis – širdies ir kraujagyslių ligomis, autoimuninės nervų sistemos sutrikdymu, imuninės sistemos slopinimu. Viena iš priemonių, vartojamų oksidaciniam stresui mažinti, yra augaliniai preparatai. Didžiųjų dilgėlių (Urtica dioica L.) vaistinė augalinė žaliava – lapai Urticae folium (Ph.Eur.01/2008:1897) įtraukti į Europos farmakopėją. Pasaulyje atliekami didžiųjų dilgėlių kaupiamų biologiškai aktyvių junginių gydomojo poveikio bei antioksidacinio aktyvumo tyrimai. Kokybinės ir kiekinės cheminės sudėties duomenys sudaro sąlygas ruošti norminius dokumentus atitinkančią žaliavą, todėl biologiškai aktyvių junginių kokybinės ir kiekybinės įvairovės augalų organuose tyrimai yra perspektyvūs. Tyrimo tikslas: nustatyti didžiosios dilgėlės lapuose sukauptų fenolinių junginių kiekinės sudėties bei antioksidacinio aktyvumo kitimą vegetacijos periodo metu. Tyrimo objektas - didžiosios dilgėlės lapai, surinkti 2015 m. gegužės – rugpjūčio mėn. Kauno raj. Fenolinių junginių kiekiai etanoliniuose didžiųjų dilgėlių ekstraktuose nustatyti Folin-Ciocalteu metodu. Antioksidacinis aktyvumas nustatytas laisvųjų radikalų (DPPH∙) surišimo aktyvumo nustatymo metodu. Ištyrus natūralioje augavietėje augančių didžiųjų dilgėlių lapuose esančių fenolinių junginių kiekinės sudėties kitimą nustatyta, kad didžiausias fenolinių junginių kiekis yra dilgėlių lapuose, surinktuose iki žydėjimo. Pastebėta, kad stipriausiu antioksidaciniu aktyvumu pasižymi iki žydėjimo rinktų dilgėlių lapų ekstraktai.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Pakasi, Jeremy Fransisco, Lidya I. Momuat, and Harry S. J. Koleangan. "Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) Pada Asam Linoleat." Jurnal MIPA 6, no. 2 (October 30, 2017): 86. http://dx.doi.org/10.35799/jm.6.2.2017.17816.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas antioksidan eksrak tumbuhan suruhan Peperomia pellucida (L.) Kunth pada asam linoleat. Tumbuhan suruhan diekstrak dengan pelarut etanol 80% dan n-heksana dengan cara maserasi selama 48 jam. Ekstrak etanol dan n-heksana dari tumbuhan suruhan diukur kandungan total fenoliknya dengan metode Folin-ciocalteu, serta diuji aktivitas antioksidannya pada asam linoleat menggunakan metode Ferric Thiocyanate untuk menghitung persen penghambatan peroksida, dan metode Thiobarbituric Acid Reactive Substance untuk mengukur persen penghambatan pembentukan malonaldehida. Hasil penelitian kandungan total fenolik dalam ekstrak etanol dan n-heksana tumbuhan suruhan berturut-turut adalah 53.469 mg/kg dan 22.755 mg/kg. Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol tumbuhan suruhan dengan konsentrasi 100 dan 200 µg/mL dalam menghambat pembentukan peroksida berturut-turut sebesar 83.74% dan 88.80%, serta pembentukan malonaldehida sebesar 93.07% dan 93.96% pada asam linoleat.Sedangkan Aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksana tumbuhan suruhan dengan konsentrasi 100 dan 200 µg/mL dalam menghambat pembentukan peroksida berturut-turut sebesar 67.96% dan 73.18%, serta pembentukan malonaldehida sebesar 90.98% dan 92.00% pada asam linoleat.Penelitian ini menyimpulkan bahwa kandungan total fenolik ekstrak etanol tumbuhan suruhan lebih tinggi daripada ekstrak n-heksana, serta aktivitas antioksidan ekstrak etanol adalah yang terbaik dalam menghambat pembentukan peroksida dan malonaldehida pada asam linoleat.This reaserchwas aimed to study the antioxidant activity of Peperomia pellucida (L.) Kunth on linoleic acid. The plant was extracted with 80% ethanol and n-hexane solvent by maceration for 48 hours. The content of total phenolic was measured using the Folin-Ciocalteu method and the antioxidant activity of Peperomia p. wastested on linoleic acid using Ferric Thiocyanate method to calculate the percent inhibition of peroxide and using Thiobarbituric Acid Reactive Substance method for measuring the percent inhibition of malonaldehyde. Total phenolic content of the ethanol extract and the n-hexane extract of Peperomia p. were 53,469 mg/kg and22.755 mg/kg respectively. The antioxidant activities of ethanol extract of Peperomia p. with concentration of 100 and 200 μg/mL in inhibition of peroxide formation were 83,74% and 88,80%, and for malonaldehyde were 93,07% and 93,96% respectively. Whereasthose of n-hexana extracts with the same concentration inhibited 67.96% and 73.18% of peroxide formation, and 90.98% and 92.00% of malonaldehyde formation. Thus,Total content of phenolics of ethanol extract is higher than that of n-hexane extract, similarly the antioxidant activity of ethanol extract is the better in inhibiting the formation of peroxide and malonaldehyde in linoleic acid than that of n-hexana extract.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Sariningsih, Retno, Meiny Suzery, and Bambang Cahyono. "Uji Aktivitas Antioksidan dengan DPPH fraksi Etil Asetat Daun Bidens pilosa L." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19, no. 3 (December 1, 2016): 83–86. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.19.3.83-86.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antioksidan dengan DPPH fraksi etil asetat daun Bidens pilosa L. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh fraksi etil asetat dari fraksi metanol Bidens pilosa L, memperoleh data aktivitas antioksidan, kadar total fenolat dan flavonoid dari fraksi etil asetat. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama adalah penyediaan fraksi etil asetat dengan cara ekstraksi bertingkat dari ekstrak metanol. Tahapan yang kedua adalah uji aktivitas antioksidan dengan DPPH, analisis total fenolat dengan metode Folin-Ciocalteu dan analisis total flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat dengan rendemen 0,31% dari berat simplisia awal dengan warna coklat yang mempunyai nilai IC50 62,03 ppm, kadar total fenolat sebesar 71,717 mg ekuivalen asam galat/g ekstrak, kadar total flavonoid 565,108 mg ekuivalen kuersetin/g ekstrak. Fraksi etilasetat daun Bidens pilosa L bersifat sebagai antioksidan namun perlu dilalukan penelitian lebih lanjut terhadap senyawa metabolit sekunder yang bersifat sebagai anti oksidan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Muthia, Kunti Nadiyatan S., Purbowatiningrum Ria Sarjono, and Agustina L. N. Aminin. "Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Produk Fermentasi Susu Kedelai dan Whey Tahu menggunakan Bakteri Asam Laktat Komersial." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 20, no. 1 (April 1, 2017): 9–12. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.20.1.9-12.

Full text
Abstract:
Potensi aktifitas antibakteri dan antioksidan produk fermentasi susu kedelai dan Whey tahu oleh bakteri asam laktat (BAL) telah dieksplorasi dalam penelitian ini. Fermentasi dilakukan menggunakan bakteri asam laktat komersil dan dinkubasi pada 45°C selama 7 jam. Aktifitas antibakteri diamati terhadap bakteri patogen Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Antioksidan diuji dengan metode Folin- Ciocalteu Reagen (FCR) dan peredam DPPH. Hasil penelitian menunjukkan produk fermentasi susu kedelai berupa gumpalan berwarna putih dengan pH 5,4 sedangkan pada Whey tahu berupa campuran cairan dan padatan berwarna kuning keruh dengan pH 4,7. Hasil fermentasi tidak memberikan penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri patogen. Produk fermentasi susu kedelai dan Whey tahu memiliki kapasitas antioksidan FCR sebesar 0,07 mg asam galat/gram sampel dan 0,04 mg asam galat/gram sampel serta pada konsentrasi 90 ppm masing-masing mampu menghambat radikal bebas DPPH sebesar 12,53% dan 11,46% sehingga berpotensi sebagai antioksidan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Da'i, Muhammad. "UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUAH Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L, dan Anethum graveolens L DENGAN METODE DPPH BESERTA PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTALNYA." Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia 12, no. 2 (January 27, 2015): 60–64. http://dx.doi.org/10.23917/pharmacon.v12i2.33.

Full text
Abstract:
Antioksidan alami dari luar tubuh diperlukan untuk mencegah munculnya penyakit karena terpapar oleh radikal bebas yang berlebih. Buah Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L dan Anethum graveolens L diketahui memiliki kandungan fenolik dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara kandungan fenolik total dengan aktivitas antioksidannya. Aktivitas antiradikal ditentukan dengan menggunakan metode DPPH kemudian dihitung nilai Inhibitory Concentration (IC50) yaitu konsentrasi sampel yang mampu menghambat 50% radikal DPPH. Kandungan fenol ditetapkan dengan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu dan dihitung sebagai GAE (Gallic Acid Equivalent). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol buah Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L dan Anethum graveolens L memiliki nilai IC50 berturut-turut 167,347; 6,074; 139,801; dan 237,984 µg/mL. Sedangkan nilai GAE berturut-turut 23,73; 257,34; 21,44; 11,78 mg/g sampel. Nilai koefisien korelasi antara kandungan fenolik dengan aktivitas antioksidan adalah R2 = 0,847, yang menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol buah yang diuji 84,7% merupakan kontribusi dari senyawa fenolik. Kata kunci: Antioksidan DPPH, Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L, Anethum graveolens L, Fenolik Total
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Hidayati, Ramila, Dewi Rahmawati, and Islamudin Ahmad. "Ekstraksi Polifenol Total dari Daun Kadamba (Mitragyna speciosa Korth) Menggunakan Metode Choline Chloride-Sorbitol based Microwave Assisted Extraction." Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 10 (October 31, 2019): 131–34. http://dx.doi.org/10.25026/mpc.v10i1.377.

Full text
Abstract:
This research was conducted to determine the influence of the use of the choline chloride-sorbitol based microwave assisted extraction (MAE) method against the total extraction of polyphenols from the leaf Kadamba (Mitragyna speciosa Korth). Simplisia extracted using solvent (green solvent) choline chloride-sorbitol with a ratio of 1:1; 1:2 and 1:3 g/g with sample and solvent ratio of 1:10 g/mL, microwave strength is 50% watt and performed for 10 minutes, the extract solution has been obtained and then done determination of total levels of polyphenols by using folin ciocalteu reagents and further measured its absorption with the UV-VIS spectrophotometer device at a wavelength of 770 nm. Based on the results of the study, obtained the levels of polyphenols from each comparison of solvent used against the sample of 334 mg of GAE/g samples (1:1 g/g solvent); 372 mg GAE/g samples (1:2 g/g solvents) and 299 mg of GAE/g samples (1:3 g/g solvents). Based on the results of the study can be concluded that the method of choline chloride-sorbitol based microwave assisted extraction (MAE) can be used to extract the polyphenols from Kadamba leaves easily, quickly and efficiently.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Pamungkas, Jaka Dwi, Khairul Anam, and Dewi Kusrini. "Penentuan Total Kadar Fenol dari Daun Kersen Segar, Kering dan Rontok (Muntingia calabura L.) serta Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19, no. 1 (April 1, 2016): 15. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.19.1.15-20.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang penentuan total kadar fenol dari daun kersen segar, kering, dan rontok (Muntingia calabura L.) serta uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kandungan senyawa kimia, total kadar fenol, dan Aktivitas antioksidan (IC50) dari daun kersen segar, kering, dan rontok. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penentuan total kadar fenol dengan metode Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Tahapan penelitian ini meliputi tiga tahap, tahap pertama yaitu ekstrasi untuk mendapatkan ekstak etanol pekat. Tahap kedua analisis secara kuanlitatif dengan menggunakan KLT serta uji skrining fitokimia. Tahap terakhir analisis secara kuantitatif yakni dengan menghitungkan kadar total fenol dan uji antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen yang didapat dari daun segar sebanyak 1,231%, daun kering sebanyak 0,772% dan daun rontok sebanyak 1,05%. Hasil uji skrining fitokimia kandungan dalam daun kersen adalah alkaloid, flavoloid, tanin, saponin, dan steroid/terpenoid. Kadar total fenol dari ekstrak daun kersen segar, kering dan rontok masing – masing 6 mg ekivalen asam galat/g sampel, 14 mg ekivalen asam galat/g sampel, dan 12 mg ekivalen asam galat/g sampel. Uji aktivitas antioksidan IC50 yang diperoleh dari daun kersen segar, kering, dan rontok masing – masing mengandung IC50 sebesar -291187,5 mg/L -48958,9 mg/L dan -235305,6 mg/L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Adhayanti, Ida, Tajuddin Abdullah, and Rika Romantika. "UJI KANDUNGAN TOTAL POLIFENOL DAN FLAVONOID EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca var. sapientum)." Media Farmasi 14, no. 1 (June 30, 2018): 39. http://dx.doi.org/10.32382/mf.v14i1.84.

Full text
Abstract:
Tanaman pisang adalah salah satu tanaman unggulan di Indonesia, karena besarnya volume produksi nasional dan luas hasil panen. Kulit pisang raja memiliki kadar senyawa fenolik yang jauh lebih tinggi daripada yang terkandung pada daging buahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total polifenol dan flavonoid ekstrak etil asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var. sapientum). Kulit pisang raja diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Kandungan fenolik total ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan reagen Folin-Ciocalteu yang dinyatakan dalam GAE (Garlic Acid Equivalent) dan kandungan flavonoid total menggunakan reagen AlCl3 dan dinyatakan dalam QE (Quersetin Equivalent). Larutan tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 656 nm untuk polifenol dan 440 untuk flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total polifenol 3,50104 % b/v atau 35,0104 mg GAE/g ekstrak dan kandungan total flavonoid 2,076153 % b/v atau 20,76153 mg QE/g ekstrak. Kata Kunci : Ekstrak Etanol Kulit Pisang Raja, kandungan fenolat total, kandungan flavonoid total, spektrofotometri UV-Vis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Setiabudi, Anggi, Delianis Pringgenies, and Ali Ridlo. "Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas DPPH dan Daya Reduksi Ekstrak Gracilaria verrucosa." JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) 4, no. 2 (November 24, 2020): 47. http://dx.doi.org/10.30595/jrst.v4i2.5761.

Full text
Abstract:
Gracilaria verrucosa adalah salah satu jenis rumput laut merah yang memiliki kandungan bioaktif untuk antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang terkandung di dalam Gracilaria verrucosa dengan menggunakan dua metode berbeda, yaitu penangkapan radikal bebas DPPH dan daya reduksi dengan menggunakan tiga pelarut berbeda (n – heksan, etil asetat dan metanol), mengetahui nilai total fenolat dan pigmen (klorofil a, klorofil b dan karotenoid). Penentuan total fenolat menggunakan asam galat sebagai standar dengan Folin – Ciocalteu sebagai pelarutnya. Penentuan pigmen klorofil a, klorofil b dan karotenoid dilakukan dengan spektrofotometri UV – VIS dengan Panjang gelombang 646 nm, 663 nm dan 470 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Gracilaria verrucosa memiliki aktivitas antioksidan sangat lemah dengan nilai IC50 ekstrak etil asetat 1.274 ppm, ekstrak n – heksan 1.304 ppm dan ekstrak metanol 1.381 ppm sedangkan aktivitas antioksidan dengan daya reduksi menunjukkan nilai antioksidan ekstrak etil asetat 15,13 mgAAE/gr sampel; ekstrak n – heksan 8,50 mgAAE/gr sampel dan ekstrak metanol 5,85 mgAAE/gr sampel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Lia Agustin and Rilla Agustina. "KOMPARASI UNJUK KERJA PERALATAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS PERKIN ELMER LAMBDA 3 DENGAN HITACHI U-2900 PADA PENENTUAN TOTAL PHENOLIC CONTENT." Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi 9, no. 1 (April 26, 2021): 42–45. http://dx.doi.org/10.33795/jtia.v9i1.9.

Full text
Abstract:
Komparasi dua alat Spektrofotometer dengan merk dan tahun pemakaian yang berbeda diperlukan untuk mengetahui unjuk kerja alat. Pengujian dilakukan pada penentuan kandungan fenolik total (TPC) metode Folin-Ciocalteu. Hasil analisa TPC dari dua alat spektrofotometer kemudian dikomparasi dengan menggunakan uji paired t-test. Uji paired t- test merupakan uji membandingkan rata-rata hasil pengujian dari kedua alat tersebut. Hasil pengujian dikatakan akurat apabila hasil keduanya tidak berbeda signifikan. Uji t berpengaruh positif dan signifikan apabila hasil perhitungan t hitung lebih besar dari t tabel (t- hitung > t- tabel). Hasil penelitian menunjukkan nilai d rata-rata sebesar 85.934, dan standar deviasi bernilai 51130.27368. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung nilai t. Nilai t yang didapatkan sebesar 0,0053. Dengan nilai α sebesar 0,05 maka didapat t tabel sebesar 2,262. Karena nilai T-hitung < T-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat dikatakan kinerja hasil uji kedua alat sama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Verawati, Verawati, Tisa Mandala Sari, and Hanne Savera. "Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kadar Fenolat Total dalam Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)." PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) 17, no. 1 (July 31, 2020): 90. http://dx.doi.org/10.30595/pharmacy.v17i1.6013.

Full text
Abstract:
Prosedur ekstraksi sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas komponen kimia yang dapat disari dari tanaman agar menghasilkan ekstrak yang kaya akan senyawa-senyawa bioaktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan dan kadar fenolat total dari ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.). Serbuk kering daun kelor diekstraksi dengan alkohol 70% dengan 4 metode, yaitu maserasi selama 2 jam dengan pengadukan 500 rpm (E1), maserasi selama 2 jam dengan pengadukan 500 rpm pada suhu 40 oC (E2), maserasi selama 1,5 jam dengan pengadukan 500 rpm dilanjutkan ultrasonifikasi selama 30 menit pada frekuensi 40 kHz (E3), dan maserasi selama 1,5 jam dengan pengadukan 500 rpm dilanjutkan ultrasonifikasi selama 30 menit pada frekuensi 40 kHz yang dilakukan pada suhu 40 oC (E4). Kadar fenolat total ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu, sedangkan aktivitas antioksidan dari masing-masing ekstrak diperiksa dengan metode perangkapan radikal DPPH. Hasil penelitian menunjukkan kadar fenolik total tertinggi terdapat pada E4 dan diikuti oleh E2, E3, dan E1 dengan kadar masing-masing 82,87; 82,13; E3 75,51, dan E1 73,39 mg/g GAE. Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan nilai IC50, dimana aktivitas tertinggi diperoleh pada E1 dan diikuti oleh E3, E2, dan E4, masing-masing dengan nilai IC50 sebesar 61,54; 67,37; 72,33, dan E4 82,87 µg/mL. Dengan demikian, perbedaan metode ekstraksi ini mempengaruhi aktivitas antioksidan dan kadar fenolat total daun kelor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Dhurhania, Crescentiana Emy, and Agil Novianto. "Uji Kandungan Fenolik Total dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas Antioksidan dari Berbagai Bentuk Sediaan Sarang Semut (Myrmecodia pendens)." JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA 5, no. 2 (July 13, 2019): 62. http://dx.doi.org/10.20473/jfiki.v5i22018.62-68.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Senyawa fenolik merupakan kelompok senyawa terbesar yang berperan sebagai antioksidan alami pada tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang berpotensi tinggi sebagai antioksidan alami adalah sarang semut (Myrmecodia pendens). Hal tersebut terkait dengan potensinya sebagai sumber senyawa fenolik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji terhadap kandungan fenolik total dari berbagai bentuk sediaan sarang semut dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan. Metode: Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa dalam sediaan seduhan, rebusan, dan ekstrak sarang semut positif mengandung senyawa fenolik, antara lain: flavonoid, tanin dan polifenol. Uji kandungan fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu secara spektrofotometri UV-Vis pada 760,5 nm, dengan hasil pada seduhan, rebusan, dan ekstrak berturut-turut 3,64; 3,37; 2,74 g GAE/100 g bahan kering. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan parameter kapasitas reduksi serium secara spektrofotometri UV-Vis pada 317,5 nm. Hasil: Seluruh sediaan sarang semut, yaitu seduhan, rebusan, dan ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan EC50secara berturut-turut 6,78; 2,45; 4,00 µg/mL, dengan EC50 pembanding vitamin C 4,1685 µg/mL. Kesimpulan: Dengan demikian untuk mendapatkan kandungan fenolik yang paling tinggi dengan aktivitas antioksidan yang sangat kuat, serbuk kering sarang semut sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk seduhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Masrikhiyah, Rifatul. "Aktivitas Antioksidan dan Total Fenolik Rumput Laut Gracilaria sp. Kabupaten Brebes." Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24, no. 2 (August 31, 2021): 236–42. http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v24i2.34020.

Full text
Abstract:
Kabupaten Brebes merupakan salah satu wilayah penghasil rumput laut di provinsi Jawa Tengah dengan luas tambak rumput laut sebanyak 4.350 ha dari total luas tambak sebesar 12.748 ha yang menghasilkan 200 ton rumput laut kering per bulan. Rumput laut dapat digunakan sebagai sumber antioksidan karena mengandung senyawa bioaktif terutama untuk golongan senyawa fenolik, flavonoid dan alkaloid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aktivitas antioksidan dan total fenolik bubuk rumput laut Gracilaria sp. kabupaten Brebes. Parameter yang diamati yaitu kapasitas penangkapan radikal bebas menggunakan metode radical scavenging activity (RSA) DPPH dan total fenolik menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua perlakuan (bubuk rumput laut dari bahan baku segar dan kering) dan dilakukan tiga kali pengulangan. Bubuk rumput laut Gracilaria sp. Kabupaten Brebes dari bahan baku segar memiliki kandungan total fenol dan kapasitas penangkapan radikal bebas yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan baku kering. Kandungan total fenol bubuk rumput laut Gracilaria sp. kabupaten Brebes sekitar 4,35–4,49 (mg GAE/100 g) dan aktivitas antioksidannya sekitar 15,90–42,50 (%RSA). Terdapat perbedaan kapasitas penangkapan radikal bebas menggunakan bahan baku rumput laut basah dan kering.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Rahmi, Nazarni, Rais Salim, Miyono Miyono, and M. Ikhwan Rizki. "PENGARUH JENIS PELARUT DAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN PENGHAMBATAN RADIKAL BEBAS EKSTRAK KULIT KAYU BANGKAL (Nauclea subdita)." Jurnal Penelitian Hasil Hutan 39, no. 1 (March 30, 2021): 13–26. http://dx.doi.org/10.20886/jphh.2021.39.1.13-26.

Full text
Abstract:
Kulit kayu bangkal merupakan salah satu bahan alami yang banyak dimanfaatkan oleh penduduk lokal Kalimantan Selatan untuk pengobatan dan perawatan kecantikan. Masih terbatas penelitian yang mengeksplorasi ekstrak kulit kayu bangkal dalam hal penentuan proses ekstraksi yang optimal, pemilihan pelarut, kandungan senyawa kimia serta aktivitas biologis yang dimiliki oleh ekstrak bangkal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh metode ekstraksi dan jenis pelarut terhadap kandungan senyawa aktif berikut aktivitas antibakteri dan aktivitas penghambatan radikal bebas dari ekstrak kulit kayu bangkal. Kayu bangkal diekstraksi dengan metode maserasi, perkolasi dan soxhletasi dengan berbagai pelarut yaitu akuades, etanol 96, etanol 70% dan etil asetat. Total senyawa fenolik ditentukan dengan metode Folin ciocalteu, total flavonoid dengan AlCl3, dan total tanin dengan vanilin. Pengujian aktivitas penghambatan radikal bebas menggunakan metode DPPH dan antibakteri dengan metode difusi agar. Hasil pengujian menunjukkan metode sokhletasi dengan pelarut etanol 96% mempunyai kandungan total fenolik yang tertinggi sebesar 81,12±1,66 mg/gr GAE. Total flavonoid tertinggi terdapat pada metode perkolasi dengan pelarut etil asetat yaitu 24,24± 0,057 mg/gr QE dan total tanin terbaik pada metode perkolasi menggunakan pelarut etanol 96% sebesar 36,92±,81 mg/gr CE. Ekstrak etanol 70% pada ketiga metode ekstraksi menunjukkan penghambatan radikal DPPH yang sama besar diatas 80%. Aktivitas antibakteri pada ekstrak menunjukkan semua perlakuan metode dan jenis pelarut mempunyai daya hambat terhadap P. acne dengan zona hambat yang bervariasi sementara hanya ekstrak etil asetat dan air yang mampu menghambat P. acne dan S. aureus. Metode ekstraksi dan polaritas pelarut memegang peran penting dalan menentukan metode yang efisien dalam mengekstraksi fitokimia dan aktivitas biologis pada bangkal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Susanty, Susanty, and Fairus Bachmid. "PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS TERHADAP KADAR FENOLIK DARI EKSTRAK TONGKOL JAGUNG (Zea mays L.)." JURNAL KONVERSI 5, no. 2 (October 10, 2016): 87. http://dx.doi.org/10.24853/konversi.5.2.87-92.

Full text
Abstract:
Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Produksinya yang terus meningkat setiap tahun menghasilkan limbah tongkol jagung yang melimpah paska panen. Salah satu upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung ini dengan mengekstrak kandungan fenolik yang terdapat di dalamnya. Fenolik merupakan golongan flavonoid yang memiliki sifat antioksidan dan aktivitas antiradikal yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode ekstraksi maserasi dan refluks terhadap kadar fenolik yang dihasilkan dari ekstrak etanol 75 % dari tongkol jagung (Zea mays L.). Ekstrak dipekatkan menggunakan alat rotary evaporator pada temperatur 50oC dan putaran 120 rpm untuk mendapatkan ekstrak senyawa fenolik yang kental, kemudian di oven pada suhu 50oC selama 2 hari. Selanjutnya penentuan kadar fenolik total dari hasil ekstraksi dilakukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 765 nm dengan menggunakan larutan standar asam galat (GAE) untuk mengkalibrasi respon spektrofotometer pada konsentrasi 300, 400, 500, 600, dan 700 mg/L. Persamaan regresi linear y = 0,0008 x + 0,0086 dengan nilai R2 = 0,9987 yang diperoleh dari kurva kalibrasi digunakan untuk membantu menentukan kadar fenol dalam sampel. Hasil menunjukkan bahwa kadar fenolik dari ekstraksi maserasi sebesar 0,312 mg/g atau 312,420 mg/kg, sedangkan kadar Fenolik dalam ekstrak etanol 75 % pada tongkol jagung dengan metode ekstraksi refluks sebesar 0,397 mg/g atau 396,768 mg/kg. Kadar fenolik yang lebih besar diperoleh dari metode refluks. Kata kunci: antioksidan, fenolik, maserasi, refluks, tongkol jagung
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Mashuni, Mashuni, La Ode Kadidae, M. Jahiding, Muh Aksan Dermawan, and Fitri Handayani Hamid. "Pemanfaatan Kulit Buah Kakao sebagai Antibakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus." BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) 6, no. 2 (November 6, 2019): 1017. http://dx.doi.org/10.33772/biowallacea.v6i2.9009.

Full text
Abstract:
The Cocoa pod husk (CPH) is a processed cocoa fruit waste, containing lignocellulosic biomass which can be pyrolysis to produce liquid smoke. The purpose of this study was to obtain antibacterial material from liquid smoke using the CPH pyrolysis method. This research method includes: preparation by drying the CPH raw materials for 5-7 days and then chopping the CPH sample dry. Furthermore, the pyrolysis process is carried out at 385-500 °C with a heating flow rate of 6 °C/min. The liquid smoke crude obtained is filtered and distilled fractionated to produce clearer liquid smoke. Analysis of Total Phenolic Content (TPC) of liquid smoke was carried out by the Folin-Ciocalteu (FC) method using gallic acid standards and Ultraviolet-Visible spectrophotometer instruments at maximum wavelength (λmax) 765 nm. The CPH liquid smoke antibacterial test was carried out using a dilution method with variations in liquid smoke concentrations of 5, 7, 10and 15%. The TPC of CPH liquid smoke is 1.035 g / L.The spectrogram analysis of Gas Chromatography-Mass spectroscopy (GC-MS) of CPH liquid smoke shows the presence of compounds:acetic acid, Methyl glyoxal,Pyridine, 4-methyl- pyridine, 4-[2(methylamino)ethyl]- Phenol.The results of the analysis of the minimum inhibitory concentration (MIC) of CPH liquid smoke against Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria were obtained at a concentration of 15%.This study shows that pyrolysis extraction can be used as a technique for obtaining extracts of phenolic compounds from CPH and is promising for safe antibacterial agents.Keywords: CPH, liquid smoke, pyrolysis, Phenolic, antibacterial.Abstrak Kulit buah kakao (KBK) merupakan limbah hasil olahan buah kakao, mengandung biomassa lignoselulosa yang dapat dipirolisis menghasilkan asap cair.Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan zat antibakteri dari asap cair dengan metode pirolisis KBK. Metode penelitian ini meliputi: preparasi dengan pengeringan bahan baku KBK selama 5-7 hari kemudian dilakukan pencacahan sampel KBK kering. Selanjutnya, Proses pirolisis dilakukan pada suhu 385-500°C dengan kecepatan alir pemanasan 6°C/menit.Crude asap cair yang diperoleh difiltrasi dan didestilasi fraksinasi untuk menghasilkan asap cair yang lebih jernih. AnalisisTotal Phenolic Content (TPC) asap cair dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu (FC) menggunakan standar asam galat dan instrumen spektrofotometer Ultraviolet-Visible pada panjang gelombang maksimum (λmaks) 765 nm. Uji antibakteri asap cair KBK dilakukan menggunakan metode dilusi dengan variasi konsentrasi asap cair yaitu 5, 7, 10dan 15%. TPC asap cair KBK sebesar 1,035 g/L.Analisis spectrogram Gas Chromatography-Mass spectroscopy (GC-MS) asap cair KBK menunjukkan adanya senyawa: asam asetat, metil glioksal, piridin, 4-metil-piridin, 4-[2(metilamino) etil]-fenol. Hasil analisiskonsentrasi hambat minimum (KHM) asap cairKBKterhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus didapatkan pada konsentrasi 15%.Studi ini menunjukkan bahwa ekstraksi pirolisis dapat digunakan sebagai teknik untuk memperoleh ekstrak senyawa fenolik dari CPH dan menjanjikan untuk bahan antibakteri yang aman.Kata kunci: KBK, asap cair, pirolisis, fenolik, antibakteri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Leksono, Wahyu Bagio, Rini Pramesti, Gunawan Widi Santosa, and Wilis Ari Setyati. "Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Gelidium sp. Dari Pantai Drini Gunungkidul – Yogyakarta." Jurnal Kelautan Tropis 21, no. 1 (April 3, 2018): 9. http://dx.doi.org/10.14710/jkt.v21i1.2236.

Full text
Abstract:
AbstractType of Solvent Methanol And N-Hexane Against Antioxidant Activity Seaweed Extract Gelidium sp. From Drini Beach Gunungkidul – Yogyakarta Gelidium sp. the one of red seaweed which has potential as naturalantioxidant. The researh was to know the activity of methanol extract, n-hexane Gelidium sp., and determined totalphenolic compound of pigments (chlorophyll a and carotenoid). Decriptiveexplorative method was used in this research and it was taken from Drini Beach, Gunungkidul, Yogyakarta. Maseration to this sample was done by methanol as solvent, evaporated by rotary evaporator and partitied by n-hexane solvent with separatoryfunnel. Antioxidant activity was determined by transfer electron method using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) as free radicals. Totalphenolic compound being tested using Folin-Ciocalteu solution with gallic acid as standard and measured at a wavelength of 725 nm, while the chlorophylls were spectrophotometry method and measured at a wavelength of 663 nm and 646 nm as well as carotenoidswere measured at a wavelength of 470 nm. The results showed that IC50 value of methanol extract was 340,10 ppm and n-hexane was 66,25 ppm. IC50 value of methanol extract was categorized as very weak in antioxidant activity, while n-heksan extract was categorized as strong. Total phenolic content in each extract were 46,55 and 135,62 (mg GAE/g extract), chlorophyll a 8,47 and 10,88 (mg/g extract sample) and carotenoids 50,38 and 84,27 (μmol/g extract sample). Keywords: Gelidium sp., Antioxidant, DPPH Abstrak Gelidium sp. merupakan salah satu rumput laut merah yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak metanol dan n-heksan Gelidium sp. (segar), menentukan kadar total fenolat dan pigmen (klorofil a dan karotenoid). Metode deskriptif eksploratif digunakan dalam penelitian ini dan diperoleh diambil dari Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta dibersihkan dengan air tawar, dimaserasi dengan pelarut metanol, diuapkan dengan rotary evaporator dan dipartisi dengan pelarut n-heksan menggunakan corong pemisah (separatory funnel). Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode transfer elektron menggunakan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) sebagai radikal bebas. Kadar total fenolat diuji dengan metode Folin-Ciocalteu dengan asam galat sebagai larutan standar dan diukur pada panjang gelombang 725 nm. Kadar klorofil a diukur dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 663 nm dan 646 nm sedangkan kadar karotenoid diukur pada panjang gelombang 470 nm. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 ekstrak metanol sebesar 340,10 ppm dan ekstrak n-heksan 66,25 ppm. Nilai IC50ekstrak metanol termasuk kategori aktivitas antioksidan sangat lemah sedangkan n-heksana termasuk kategori kuat. Kadar total fenolat pada masing-masing ekstrak 46,55 dan 135,62 (mg GAE/g ekstrak), kadar klorofil a sebesar 8,47 dan 10,88 (mg/g sampel) dan kadar karotenoid sebesar 50,38 dan 84,27 (µ mol/g sampel).Kata kunci: Gelidium sp., Antioksidan, DPPH
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Astati, Selvy Jumiatul, Mirhansyah Ardana, and Islamudin Ahmad. "Ekstraksi Polifenol Total dari Umbi Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa [Mill.] Urb.) Menggunakan Metode Citric Acid-Glucose based Microwave Assisted Extraction." Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 10 (October 31, 2019): 139–42. http://dx.doi.org/10.25026/mpc.v10i1.379.

Full text
Abstract:
The use of environmentally friendly solvent-based expulsion methods today began to be widely used, one of which is a microwave-assisted extraction (MAE) using a citric acid-glucose acid solvent. The study aims to determine the influence of the use of citric acid-glucose based microwave-assisted extraction against the total extraction of polyphenols from Dayak onion bulbs (Eleutherine bulbosa [Mill.] Urb.).The dried samples were extracted using a solvent (green solvent) citric acid – glucose with a ratio of 4:1, 5:1 and 6:1 g/g with the extraction conditions in the form of microwave strength of 50% for 10 minutes with a sample and solvent ratio of 1:10 g/mL, then Extract solution obtained further determination of the total levels of polyphenols using Folin ciocalteu reagents, and its absorption was measured using a UV-vis spectrophotometer at a wavelength of 791 nm. Based on the results of the study, the total amount of polyphenols obtained from each of the solvent conditions used against the samples was 21.92 mgGAE/g samples, 13.86 mgGAE/g samples, and 14.38 mgGAE/g samples. From this study, it can be concluded that the concentration of citric acid in the microwave-based citric acid-glucose method is assisted by extraction according to the ability of the solvent in the competency of polyphenols from Dayak onion bulbs.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography