To see the other types of publications on this topic, follow the link: Fotometer.

Journal articles on the topic 'Fotometer'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Fotometer.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Nelfyenny, Nelfyenny, Wiwin Farhania, Yonan Prihhapso, and Dini Suryani. "EFEKTIFITAS PENGUKURAN LINEARITAS DETEKTOR OPTIK MENGGUNAKAN METODE DOUBLE SOURCE PADA FOTOMETER STANDAR B310." Jurnal Standardisasi 18, no. 2 (May 11, 2018): 149. http://dx.doi.org/10.31153/js.v18i2.707.

Full text
Abstract:
Penelitian mengenai efektifitas metode double source dalam pengukuran linearitas detektor optik fotometer standar B310 menggunakan metode double source untuk menggantikan metode invers square law yang menggunakan lampu standar (lampu Wi41/G) sebagai sumber cahaya. Pada metode ini digunakan dua buah lampu Halogen yang memiliki suhu warna dan intensitas yang sama. Pengukuran dilakukan dengan sebelumnya menentukan rentang acuan nilai illuminansi yaitu saat kedua lampu menyala bersamaan. Setelah itu kedua lampu dinyalakan bergantian untuk kemudian dibandingkan dengan rentang acuan. Berdasarkan hasil eksperimen, dengan menggunakan metode double source, diperoleh titik ukur yang lebih banyak dan mencapai hingga nilai illuminansi 4 lux. Faktor linearitas (α) menunjukan nonlinearitas dari detektor optik fotometer standar B310, metode double source efektif pada rentang 20 lux dengan nilai α = 1,0013. Ketidakpastian pengukuran untuk linearitas detektor optik dengan menggunakan double source di setiap rentang lebih kecil dari 0,1%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Dwiputri, Adelia Yuni, Febi Indah Fajarwati, and Bethy C. Matahelumual. "VALIDASI PENENTUAN KALIUM (K) DALAM SAMPEL AIR MENGGUNAKAN FLAME FOTOMETER." INDONESIAN JOURNAL OF CHEMICAL RESEARCH 6, no. 1 (August 10, 2021): 23–31. http://dx.doi.org/10.20885/ijcr.vol6.iss1.art3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Matondang, Silvia Elastari, Suriati Nilmarito, and Elsa Febrina. "Analisis Protein Ulat Sagu (Rhynchophorus Ferruginenus) Sebagai Pemanfaatan Sumber Zat Nutrisi Dengan Metode Kjhdel, Spektrofotometri Dan Sds (Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamdegell Electrophoresis)." LAVOISIER: Chemistry Education Journal 1, no. 1 (July 11, 2022): 35–40. http://dx.doi.org/10.24952/lavoisier.v1i1.5454.

Full text
Abstract:
Ulat sagu memiliki nama yang beragam dan paling sering ditemui di daerah Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Sumatera yang diperoleh dari batang pohon sagu yang telah tumbang dan sudah membusuk. Tujuan penelitian untuk mengetahui protein ulat sagu dengan metode Kjedhal, Spektro fotometer dan SDS-PAGE. Jenis penelitian dengan melakukan kajian literature dari buku, artikel dan jurnal sepuluh tahun terakhir dari google scholer. Hasil analisis menggunakan metode Kjedhal pada batang berduri sebesar 11,8652% yang tidak berduri sebesar 10,06988%. Penelitian lainnya yang dilakukan di hal mehera maluku utara kadar protein total sebesar 4,0575%. Hasil analisis menggunakan metode spektro fotometri dan SDS dengan pengeringan garam dan tanpa garam menunjukkan ulat sagu control memiliki protein yang lebih besar (4,93 µg/µl) daripada yang diberi perlakukan dan penggaraman konsentrasi 10% (b/b) selama 1 jam tanpa panas pita-pita protein tidak terjadi penurunan atau penipisan secara signifikan. Analisis Pengasapan dengan garam dan tanpa garam menunjukan ulat sagu control lebihbesar (4,93 µg/µl) dibandingkan dengan yang diberi perlakuan dan semakin lama waktu pengasapan maka semakin banyak pita protein yang terdenaturasi dengan berat molekul yang semakin kecil. Pengaruh penggaraman konsentrasi 10 % b/b dan pengasapan terhadap jumlah profil protein ulat sagu cenderung lebih besar dibandingkan pegaruh pengasapan saja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Sophian, Alfi, and Yustina Yustina. "Analisis Nilai Kemurnian DNA Menggunakan Nano Fotometer pada Rasio 260/230 yang Diisolasi dari Produk Nugget." Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF) 3, no. 2 (January 31, 2023): 82. http://dx.doi.org/10.24853/mjnf.3.2.82-86.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Parameter nilai kemurnian yang dianalisis dari panjang gelombang dengan rasio 260/230 merupakan parameter validasi sekunder yang digunakan untuk melakukan analisis mutu DNA hasil isolasi pada produk nugget ayam. Tujuan: Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberi informasi tentang nilai analisis kemurnian DNA hasil isolasi yang dibaca pada rasio 260/230. Dengan diperolehnya informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap penelitian sejenis yang relevan. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode isolasi DNA menggunakan teknik spin kolom, kemudian DNA hasil isolasi yang diperoleh dibaca menggunakan nano fotometer pada rasio 260/230. Hasil: Hasil pengukuran kemudian dihitung nilai rata-rata dan standar deviasinya. Berdasarkan hasil pengukuran DNA hasil isolasi diperoleh hasil kemurnian yang dibaca pada rasio A260/A230 berada pada kisaran 1,98 – 2,10, dengan nilai rata-rata berada pada nilai 2,043. Simpulan: Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa DNA hasil isolasi yang diperoleh menunjukkan kualitas DNA yang baik berdasarkan syarat mutu nilai kemurnian DNA pada rasio 260/230 yaitu pada kisaran 2,0 – 2,2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Prihhapso, Yonan, Nelfyenny Nelfyenny, Dini Suryani, and Wiwin Farhania. "SIMULASI MONTE CARLO MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN R UNTUK MENENTUKAN KOREKSI KETIDAKCOCOKAN PADA FOTOMETER BERDASARKAN INDEKS KETIDAKCOCOKAN LAZIM." Instrumentasi 46, no. 1 (November 28, 2022): 21. http://dx.doi.org/10.31153/instrumentasi.v46i1.233.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Fauziah, Fitra, Diah Witari, and Widya Kardela. "AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA FRAKSI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) PADA MENCIT HIPERURISEMIA." JOPS (Journal Of Pharmacy and Science) 4, no. 2 (June 18, 2020): 27–32. http://dx.doi.org/10.36341/jops.v4i2.1352.

Full text
Abstract:
Hiperurisemia merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mengobati hiperurisemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihiperurisemia fraksi ekstrak etanol daun belimbing wuluh yang terdiri dari fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan pada mencit hiperurisemia. Mencit terdiri dari 6 kelompok (normal, kontrol negatif, kontrol positif (allopurinol), fraksi n-heksan, fraksi air, dan fraksi etil asetat dosis 100 mg/kgBB). Mencit diinduksi hiperurisemia dengan makanan diet purin tinggi (MDPT). Fraksi diberikan secara peroral satu kali sehari selama 14 hari. Kadar asam urat diukur pada hari ke-15 dengan fotometer klinik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian fraksi ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang terdiri dari fraksi n-heksan, fraksi air, dan fraksi etil asetat dapat menurunkan kadar asam urat mencit hiperurisemia secara signifikan (sig < 0,05), dimana aktifitas antihiperurisemia yang paling baik ditunjukkan oleh fraksi etil asetat daun belimbing wuluh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Dewi, Evie Kurnia Maya, Daud K. Walanda, and Sri Mulyani Sabang. "Pengaruh Ekstrak Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Kelarutan Kalsium Dalam Batu Ginjal." Jurnal Akademika Kimia 5, no. 3 (March 21, 2017): 127. http://dx.doi.org/10.22487/j24775185.2016.v5.i3.8046.

Full text
Abstract:
Celery (apium graveolens L.) contains chemicals that can be used as traditional medicine for various treatments. The research objective is to determine the effect of celery (apium graveolens L.) extractsin dissolving calcium kidney stones and calcium to determine the relationship between the concentration of extract of celery (apium graveolens L.) with the solubility of calcium in the kidney stones. Determination of the solubility of calcium in an extract of celery is by flame fotometer. The concentration of the extract was varried into 1, 5, 10, 15 and 20%. It showed that a concentration of 1% can dissolve the calcium as much as 15.104%; concentration of 5% can dissolve the calcium as much as 18.708%; concentration of 10% can dissolve the calcium as much as 23.683%; concentration of 15% can dissolve the calcium as much as 28.869%; and to a concentration of 20% can dissolve the calcium as much as 35.048%. It can be concluded that celeries extract can dissolve calcium of kidney stones.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Refi, Maria Agustina Fitriayu, Ni Putu Rahayu Artini, and Ayu Saka Laksmita W. "ANALISIS KADAR SGPT DAN ALP PADA PENGUKIR KAYU DI DESA KUWUM ANCAK, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN." JURNAL WIDYA BIOLOGI 12, no. 01 (April 5, 2021): 67–76. http://dx.doi.org/10.32795/widyabiologi.v12i01.1325.

Full text
Abstract:
Bekerja pada sebuah industri yang dalam proses produksinya menggunakan bahan kimia, dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Salah satunya dapat menimbulkan gangguan fungsi hati, yang mengakibatkan tingginya kadar SGPT dan ALP. Penelitian ini menggunakan rancangan operational research noneksperimental. Pengambilan darah dilakukan pada 30 pengukir kayu di Desa Kuwum Ancak, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Kadar SGPT dan ALP diperiksa menggunakan alat fotometer. Hasil pemeriksaan terdapat kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) yang melebihi nilai normal pada dua orang laki-laki, kadar tertinggi sebesar 73,0 ± 0,00 U/L, dengan kadar rata-rata sebesar 31,6 ± 0,02 U/L. Terdapat kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) yang tinggi pada dua orang perempuan, dengan kadar tertinggi sebesar 65,8 ± 0,00 U/L, dengan kadar rata-rata sebesar 21,9 ± 0,02 U/L. Terdapat kadar ALP (Alkaline Phosphatase) melebihi nilai normal pada delapan orang, dengan kadar tertinggi sebesar 349 ± 0,00 U/L, dengan kadar rata-rata sebesar 236 ± 0,1 U/L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Fendri, Sandra Tri juli. "Uji Toksisitas Sub Akut Hasil Degradasi Parasetamol Dengan Menggunakan Gabungan Lampu UV 253 nm dan 352 nm Pada Mencit Jantan Putih." SCIENTIA : Jurnal Farmasi dan Kesehatan 11, no. 1 (February 25, 2021): 1. http://dx.doi.org/10.36434/scientia.v11i1.245.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat efek toksisitas dari hasil degradasi parasetamol yang difotolisis menggunakan gabungan lampu UV 253 nm dan 352 nm dalam variasi waktu fotolisis 30, 90 dan 180 menit. Pada penelitian ini parameter uji toksisitas yang digunakan adalah kadar SGPT dan berat hati relatif dari hewan uji. Metode fotolisis merupakan metode pemecahan suatu zat yang dibantu dengan adanya cahaya. Larutan parasetamol 8 mg/L yang telah difotolisis akan diinduksikan ke hewan uji secara oral selama 28 hari penuh. Pada hari ke-29, hewan uji dikorbankan untuk diambil darahnya dan organ hatinya. Kemudian dilakukan pengukuran kadar SGPT dengan menggunakan Fotometer dan pengamatan makroskopik organ hati serta penimbangan berat organ hati. Persen degradasi larutan parasetamol yang diperoleh untuk variasi waktu 30, 90 dan 180 menit secara berturut-turut sebesar 1,56 %, 5,12 % dan 6,01 %. Berdasarkan hasil kadar SGPT dan berat hati relatif yang didapatkan, semakin lama waktu fotolisis, efek toksisitas parasetamol semakin menurun . Hasil analisa statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antara kelima kelompok baik berdasarkan hasil SGPT maupun berat hati relatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Jamaluddin, Jamaluddin, Gugun Gunawan, Siti Nurhafsah, Padhlun A. Jerni, Dytha Okvhyanitha, Ade Fazliana Mantika, Jessica Jessica, Asty Ivon Samaliwu, Yusriadi Yusriadi, and Agustinus Widodo. "Kadar Albumin Pada Ikan Sidat Anguilla marmorata Q Gaimard dan Anguilla bicolor Asal Sungai Palu dan Danau Poso." Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan 4, no. 1 (July 29, 2020): 60–68. http://dx.doi.org/10.22487/ghidza.v4i1.37.

Full text
Abstract:
Ikan sidat termasuk ikan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti vitamin A, vitamin B, DHA(Docosahexaenoic acid), EPA(Eicosapentaeonic acid), dan protein albumin. Albumin memiliki peranan penting sebagai sarana pada proses transportasi dalam darah, pembentukan jaringan tubuh yang baru pada masa pertumbuhan, senyawa proteksi hati dan juga bermanfaat dalam proses penyembuhan luka pada pasien pasca operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar albumin ikan sidat Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor pada fase glass eel, elver, yellow eel dan silver eel asal Sungai Palu dan Danau Poso. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling berdasarkan pada jenis, berat, ukuran, dan lokasi pengambilan. Pengujian kadar albumin ditentukan dengan menggunakan metode Bromocresol green dengan alat fotometer dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar albumin tertinggi terdapat pada fase silver eel, yakni sebanyak 1,62 gram / 100 gram pada Anguilla marmorata asal Danau Poso dan kadar paling rendah terdapat pada fase elver sebanyak 0,24 gram / 100 gram pada Anguilla bicolor asal Danau Poso. Hal ini menunjukkan bahwa spesies Anguilla marmorata memiliki kadar albumin yang lebih tingi dari Anguilla bicolor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Widyanti, Tuty, Darmawaty Rauf, and Lulu Lessy. "GAMBARAN KADAR SGPT (SERUM GLUTAMIC PYRURIC TRANSMINASE) DAN SGOT (SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSMINASE) PADA PASIEN TB-MDR (TUBERCULOSIS MULTIDRUG RESISTAN) DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR." Jurnal Medika 4, no. 1 (June 28, 2019): 5–10. http://dx.doi.org/10.53861/jmed.v4i1.159.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya pengobatan pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB-MDR) yang berlangsung dengan jangka waktu yang lama yaitu selama 18-24 bulan sehingga dapat menimbulkan efek samping. Salah satu efek samping yang terjadi adalah hepatotoksisitas pada pasien TB-MDR karena terapi dengan OAT dapat mempengaruhi hati. Oleh sebab itu, perlukaan hati karena obat sangat mungkin terjadi, sehingga menyebabkan kadar SGPT dan SGOT dalam darah menjadi tinggi. Penelitian ini menggunakan Fotometer Chemistry Analyzer Cobas C 311 dengan metode spektrofotometri yaitu pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewati. Pada penelitian tentang gambaran kadar SGPT dan SGOT pada Pasien TB-MDR (Tuberculosis Multidrug Resistant) di RSUD Labuang Baji Makassar sebanyak 17 sampel diperoleh kadar SGOT yaitu 13 sampel menunjukkan batas normal dan 4 sampel menunjukkan peningkatan yang melebihi nilai normal, sedangkan utnuk kadar SGPT yaitu 16 sampel menunjukkan batas normal dan 1 sampel menunjukkan peningkatan yang melebihi nilai normal. Dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan kadar SGPT dan SGOT pada Pasien TB-MDR yaitu akibat pemberian OAT dalam jangka waktu yang lama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Ningtias, Putri Indah, Sus Derthi Widhyari, and Retno Wulansari. "Konsentrasi Mineral Serum saat Produksi Embrio dan Hubungannya dengan Kualitas dan Kuantitas Embrio pada Sapi Peranakan Ongole." Acta VETERINARIA Indonesiana 10, no. 2 (July 22, 2022): 103–10. http://dx.doi.org/10.29244/avi.10.2.103-110.

Full text
Abstract:
Mineral merupakan salah satu nutrisi yang memiliki peran penting dalam reproduksi. Perubahan konsentrasi mineral akan menyebabkan masalah reproduksi termasuk mempengaruhi produksi embrio. Penelitian bertujuan untuk menganalisis konsentrasi mineral serum selama produksi embrio dan menganalisis hubungan antara konsentrasi mineral serum dengan kualitas dan kuantitas embrio pada sapi donor Peranakan Ongole (PO). Sampel darah dikoleksi dari 10 ekor sapi donor PO sebelum superovulasi dan saat melakukan panen embrio. Darah diambil melalui vena coccygea kemudian disentrifugasi untuk diambil serumnya. Serum dianalisis terhadap parameter kalsium (Ca), fosfor (P), dan magnesium (Mg) dengan prinsip fotometer menggunakan kit komersial. Data diuji secara statistik menggunakan uji nonparametrik Wilcoxon untuk membandingkan konsentrasi mineral serum sebelum superovulasi dan saat panen embrio. Hubungan antara konsentrasi mineral serum dengan kualitas dan kuantitas embrio dianalisis menggunakan uji korelasi nonparametrik Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi embrio tidak mempengaruhi konsentrasi mineral serum. Konsentrasi Mg secara signifikan berhubungan dengan embrio morula, tetapi tidak signifikan dengan total embrio (TE), embrio layak transfer (LT), embrio degenerasi (DG), oosit unfertile (UF), dan embrio blastosis. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi Ca dan P dengan TE, embrio LT, DG, oosit UF, embrio morula, dan blastosis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Wardani, Elly, and Ani Pahriyani. "Aktivitas Yoghurt Kacang Komak (Lablab Purpureus (L.) Sweet) Sebagai Antihiperglikemia." Jurnal Jamu Indonesia 3, no. 1 (March 29, 2018): 18–25. http://dx.doi.org/10.29244/jji.v3i1.45.

Full text
Abstract:
Kacang komak (Lablab purpureus (L.) Sweet) dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemia. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan kacang komak sebagai antihiperglikemia yang dibentuk dalam sediaan yoghurt kacang komak. Sediaan yoghurt kacang komak diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional pada penderita hiperglikemia. Hewan uji hamster Syrian jantan dibagi 5 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ekor hamster. Kelompok I (kontrol negatif), kelompok II (kontrol positif) diberi metformin HCl, kelompok III, IV, dan V (kelompok uji) diberi sediaan yoghurt kacang komak dosis 2.7 g/kg BB, 5.4 g/kg BB dan 10.8 g/kg BB secara peroral. Hewan uji diberi pakan tinggi kolesterol selama 28 hari dan hari ke-21 diinduksi aloksan, kemudian diberi perlakuan sediaan uji selama 14 hari. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-29 dan ke-44, untuk menghitung kadar glukosa darah menggunakan fotometer klinikal. Hasil uji ANOVA satu arah menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Semua kelompok sediaan uji yoghurt kacang komak memiliki aktivitas menurunkan kadar glukosa darah terhadap hamster diabetes hiperkolesterolemia. Hasil uji Tukey penurunan kadar glukosa darah menunjukan kelompok uji sediaan yoghurt dosis 10.8 g/kg BB sebanding dengan kelompok positif yang diberikan Metformin HCl.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Dwitiyanti, Dwitiyanti. "Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) dalam Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Diabetes Gestasional Yang Diinduksi Streptozotocin." Jurnal Jamu Indonesia 4, no. 1 (January 10, 2019): 1–7. http://dx.doi.org/10.29244/jji.v4i1.84.

Full text
Abstract:
Biji Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemia. Pada penelitian ini bertujuan menguji ekstrak etanol 70% biji nangka dan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai penurun kadar gula darah tikus diabetes gestasional yang diinduksi streptozotocin. Hewan uji tikus betina bunting galur Sprague dawley dibagi 6 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol negatif), kelompok III (kontrol positif) diberi metformin dosis 51.37 mg/kgBB, kelompok IV (Dosis Uji 100 mg/kgBB), kelompok V (Dosis Uji 200 mg/kgBB) dan kelompok VI (Dosis Uji 400 mg/kgBB), kelompok IV,V dan VI diberi sediaan uji biji buah nangka secara oral. Tikus diinduksi terlebih dahulu dengan streptozotocin agar tikus mengalami hiperglikemia, kemudian diberi perlakuan sediaan uji selama 14 hari. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-14, untuk menghitung kadar glukosa darah menggunakan fotometer klinikal. Hasil uji ANOVA satu arah menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Semua kelompok sediaan uji ekstrak biji buah nangka memiliki aktivitas menurunkan kadar glukosa darah terhadap tikus diabetes gestasional. Hasil uji Tukey penurunan kadar glukosa darah menunjukan kelompok uji sediaan biji nangka dosis 400 mg/kg BB sebanding dengan kelompok positif yang diberikan Metformin 51.37 mg/kgBB.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Roslaeni, Rini, Rini Sundari, and Muhammad Hanif Baswedan. "GAMBARAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER BERDASARKAN RASIO PROFIL LIPID PADA USIA DEWASA MUDA." Medika Kartika Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Volume 2 No 2 (April 30, 2019): 110–22. http://dx.doi.org/10.35990/mk.v2n2.p110-122.

Full text
Abstract:
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, dan diprediksi akan menjadi masalah utama kesehatan seiring meningkatnya faktor risiko. Profil lipid (kolesterol total, high density lipoprotein (HDL), low density lipoprotein (LDL), dan trigliserida (TG)) merupakan salah satu parameter risiko PJK. Indeks risiko Castelli (kolesterol total/HDL dan LDL/HDL) dan indeks aterogenik plasma (IAP) yaitu Log [TG/HDL] memiliki nilai prediksi lebih baik dibanding profil lipid secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko PJK pada usia dewasa muda menggunakan indeks risiko Castelli dan IAP. Subjek penelitian berjumlah 38 orang berusia 17-23 tahun, terdiri dari 10 laki-laki dan 28 wanita. Kebiasaan merokok, alkoholik, diabetes melitus, hipertensi, dan familial hiperlipidemi dieksklusi. Kolesterol total, HDL, dan trigliserida diukur dengan fotometer, dan LDL menggunakan rumus Friedewald. Hasil penelitian menunjukkan rerata kolesterol total, HDL, trigliserida, dan LDL dalam batas normal. Menurut indeks risiko Castelli seluruh laki-laki berisiko rendah PJK, sedangkan menurut IAP 5 laki-laki (50%) berisiko rendah, 4 (40%) berisiko sedang, dan 1 (10%) berisiko tinggi PJK. Menurut indeks risiko Castelli 24 wanita (87,5%) berisiko rendah, 3 (10,7%) berisiko sedang, dan 1 (3,5%) berisiko tinggi PJK. Sedangkan IAP menunjukkan 15 wanita (53%) berisiko rendah, 9 (17,2%) berisiko sedang, dan 4 (14,2%) berisiko tinggi PJK. Kesimpulannya risiko PJK lebih banyak terdeteksi dengan IAP dibandingkan indeks Castelli bahkan pada usia dewasa muda yang memiliki profil lipid normal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Izzati, Arfa, and Ani Riyani. "Variasi Konsentrasi Alfa Siklodekstrin dan Waktu Sentrifugasi Dalam Preparasi Serum Lipemik Pada Pemeriksaan Glukosa Metode GOD-PAP." Jurnal Teknologi Laboratorium 7, no. 1 (May 3, 2018): 31. http://dx.doi.org/10.29238/teknolabjournal.v7i1.121.

Full text
Abstract:
Pemeriksaan kadar glukosa metode GOD-PAP di dalam serum dapat terganggu dengan adanya kekeruhan disebabkan oleh serum lipemik yang menyebabkan hasil kadar glukosa dalam serum tinggi palsu. Penambahan alfa-siklodekstrin (α-CD) dapat mengikat lipemik di dalam serum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dari alfa-siklodekstrin dan waktu sentrifugasi yang optimal dengan penambahan alfa-siklodekstrin. Menambahkan variasi konsentrasi alfa-siklodekstrin 0.5%, 1%, dan 1.5% pada pooled serum dengan variasi kadar trigliserida ±1000 mg/dL, ±1500 mg/dL dan ±2000 mg/dL lalu inkubasi selama 30 menit pada suhu 4oC. Sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm pada variasi waktu sentrifugasi selama 5 menit, 10 menit dan 15 menit pada suhu 4oC sampai terbentuk endapan dan supernatan. Supernatan yang terbentuk diukur kadar glukosa metode GOD-PAP dan trigliserida metode GPO-PAP menggunakan alat fotometer. Hasil yang didapatkan, tidak terdapat perbedaan pada suatu nilai secara signifikan dari variasi waktu sentrifugasi dan variasi konsentrasi alfa-siklodekstrin setelah dibandingkan dengan kadar glukosa pooled serum awal (base line) pada uji ANOVA, uji Kruskall Wallis dan uji Mann Whitney. Kesimpulan yang didapatkan, tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap pooled serum awal (base line) pada waktu sentrifugasi dengan kadar trigliserida ± 1000 mg/dL dengan kadar alfa-siklodekstrin 0.5% pada waktu sentrifugasi selama 10 menit, kadar trigliserida ± 1500 mg/dL dan ± 2000 mg/dL dengan kadar alfa-siklodekstrin 1%, dengan waktu sentrifugasi selama 5 menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Bahali, Kassim, and Nazri Muslim. "Penentuan Fasa Tanaffas Dan Isfar Fajar Sidik." Islamiyyat 44, no. 1 (June 1, 2022): 157–70. http://dx.doi.org/10.17576/islamiyyat-2022-4401-14.

Full text
Abstract:
Kecerahan atau luminan fajar sidik berubah dari mula muncul sehingga terbit matahari. Semasa fajar mula terbit, keamatan kecerahan fajar adalah sangat rendah. Keamatan kecerahan fajar bertambah secara beransur-ansur sehingga cerah. Keamatan kecerahan fajar bertambah secara berfasa atau berperingkat. Fasa fajar atau subuh di dalam Al-Quran disebut sebagai tanaffas dan isfar dalam surah At-Takwir ayat 18 dan Al-Mudatsir ayat 34 masing-masing. Ayat ini menunjukkan ada dua peringkat atau fasa kecerahan waktu subuh iaitu tanaffas dan isfar. Dua peringkat kecerahan yang berbeza ini menggambarkan ada dua fasa fajar sidik. Kajian ini bertujuan untuk menentukan waktu berlaku dan sudut tunduk Matahari untuk fasa tanaffas dan isfar serta kecerahan kedua-dua fasa tersebut. Kajian dijalankan dengan kaedah cerapan di lapangan melibat beberapa lokasi di Malaysia dan Indonesia. Perkakasan yang digunakan ialah tetingkap benang dan fotometer SQM-LU. Dapatan kajian mendapati tetingkap benang boleh menjadi alat bagi menentukan fasa fajar. Dapatan juga menunjukkan fasa tanaffas apabila benang putih mula kelihatan dan fasa isfar apabila benang hitam mula kelihatan. Fasa tanaffas berlaku pada sudut tunduk matahari -16° hingga -14° dan fasa isfar pada sudut -14° hingga terbit Matahari. Purata kecerahan fasa tanaffas ialah 19.44 mag arcsec-2 dan purata kecerahan fasa isfar ialah 17.55 mag arcsec-2. Implikasi kajian ini dapat memberi penjelasan tentang perkataan tanaffas dan isfar dalam Al-Quran; dan memberi bukti yang menyokong kebenaran al-Quran dari perspektif sains.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Rustiah, Waode, Muawanah Muawanah, Rahmawati Rahmawati, Nurul Ni’ma Azis, and Novita Rahman. "Gambaran Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) Pada Penderita Tuberculosis Pengobatan 6 Bulan – 1 Tahun." Lontara Journal of Health Science and Technology 3, no. 2 (November 30, 2022): 96–103. http://dx.doi.org/10.53861/lontarariset.v3i2.300.

Full text
Abstract:
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Seseorang telah didiagnosis dengan TB aktif (TB yang mempengaruhi paru-paru dan menyebabkan gejala batuk mengeluarkan darah, berkeringat malam hari, menurunkan berat badan demam dan nyeri dada), maka akan diberikan paket obat TB (OAT) yang harus diminum selama enam bulan, di mana obat ini merupakan kombinasi dari beberapa antibiotik. Pengobatan TB terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-6 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan. Dalam pengobatan TB, OAT ini merupakan jenis obat utama yang digunakan. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan OAT yang paling serius adalah hepatotoksik. Hepatotoksik adalah reaksi paparan zat yang dapat mengakibatkan kerusakan hati. Pemeriksaan fungsi hati bisa melalui pemeriksaan SGPT. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran dari hasil penentuan kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada penderita TB yang menjalani pengobatan 6 bulan – 1 tahun, dengan mengambil serum pasien TB sebanyak 8 sampel, menggunakan metode Kinetik pada alat Fotometer Biochemri BC153. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 sampel yang mengalami peningkatan kadar SGPT dan 5 sampel lainnya tidak mengalami peningkatan kadar SGPT (normal). Pemberian OAT tidak signifikasikan menyebabkan kadar SGPT pada penderita tuberculosis meningkat, akan tetapi pemberian OAT dalam jangka panjang bisa berpengaruh terhadap peningkatan SGPT pada penderita tuberculosis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Istianatus Sunnah, Agitya Resti Erwiyani, Lyda Walida Awwalin, and Mega Silvi Aprilliani. "EKSTRAK DAGING LABU KUNING (Cucurbita maxima D) SEBAGAI ALTERNATIF TERAPI PENURUNAN KADAR ASAM URAT SECARA IN VIVO." Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang 3, no. 1 (June 1, 2020): 28–37. http://dx.doi.org/10.55606/sinov.v3i1.71.

Full text
Abstract:
Hiperurisemia merupakan keadaan yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah yaitu diatas 7,0 mg/dL pada pria dan diatas 6,0 mg/dL pada wanita. Salah satu pengobatan alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat adalah ekstrak etanol daging labu kuning (Cucurbita maxima D.) yang mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid dan terpenoid. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas pemberian ekstrak etanol daging labu kuning (Cucurbita maxima D.) terhadap penurunan kadar asam urat secara in vivo. Hewan uji tikus jantan galur wistar digunakan pada penelitian ini, terbagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (CMC Na 1% + Aquadest), kelompok kontrol positif (Allopurinol dosis 12,6 mg/KgBB), kelompok perlakuan I (dosis ekstrak 200 mg/KgBB), kelompok perlakuan II ( dosis ekstrak 400 mg/KgBB), kelompok perlakuan III (dosis ekstrak 800 mg/KgBB). Peningkatan kadar asam urat menggunakan induksi campuran jus hati ayam + melinjo (1:1). Pengukuran kadar asam urat dilakukan secara triplo menggunakan fotometer Optiva dengan panjang gelombang 520 nm. Selisih data pre test dan post test dianalisa menggunakan SPSS versi 25,0 for Windows dengan uji ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daging labu kuning memiliki kandungan senyawa metabolit apigenin, luteolin, myricetin dan quercetin sebagai jenis flavonoid dan terpenoid yang mampu menghambat enzim xantin oksidase yang menyebabkan tingginya kadar asam urat. Dosis efektif ekstrak yang mampu menurunkan kadar asam urat yang sebanding dengan Allopurinol 12,6 mg/KgBB adalah 800 mg/KgBB.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Asiffa, Ellym, Ruliati Ruliati, and Umaysaroh Umaysaroh. "GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWI (Studi di Program Studi D III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cedekia Medika Jombang)." Jurnal Insan Cendekia 7, no. 1 (March 9, 2020): 6–10. http://dx.doi.org/10.35874/jic.v7i1.549.

Full text
Abstract:
Pendahuluan : Anemia dapat terjadi akibat kurangnya sel darah merah sehingga dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin. Mahasiswa menjadi salah satu kelompok usia yang rentan mengalami hal tersebut karena mahasiswa memiliki jadwal perkuliahan yang padat, waktu istirahat yang singkat, Serta pada mahasiswi kehilangan zat besi (Fe) saat menstruasi setiap bulannya sehingga membutuhkan lebih banyak asupan zat besi (Fe). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada mahasiswi Analis Kesehatan semester II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Pengambilan data dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, sedangkan pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan di laboratorium kimia klinik dan ilmunserologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Progam Studi D III Analis Kesehatan Semester II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang sejumlah 45 mahasiswi. Sampel penelitian sebanyak 15. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Variabel penelitian adalah kadar hemoglobin yang dianalisis mengunakan fotometer 5010V5+. pengolahan data melalui 3 tahap yaitu : editing , coding, tabulating. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan 10 responden (66,6%) memiliki kadar hemoglobin dibawah normal dan 5 responden (33,3%) memiliki kadar hemoglobin normal. Kesimpulan : dari penelitian ini adalah sebagian besar responden memiliki kadar hemoglobin rendah. Saran : Reseponden yang memiliki kadar hemoglobin rendah disarankan untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi dan zat gizinya serta konsumsi tablet zat besi (Fe) pada saat menstruasi untuk meningkatkan kadar hemoglobin
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Agatis, Triana, Nur Aini H. Khasanah, and Iqlila Romaidha. "GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA PADA KONSUMEN KOPI TUBRUK BERDASARKAN FREKUENSI DAN LAMA KONSUMSI." Jurnal Borneo Cendekia 6, no. 1 (March 10, 2022): 46. http://dx.doi.org/10.54411/jbc.v6i1.275.

Full text
Abstract:
Kopi adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Konsumsi kopi dikaitkan dengan resiko peningkatan kadar lipid serum. Senyawa aktif utama dalam kopi adalah kafein, asam klorogenat, kafestol dan kahweol. Efek konsumsi kopi terhadap kadar lipid serum bervariasi tergantung pada metode persiapan dan jenis kopi. Jenis kopi yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah kopi tubruk. Konsumsi jangka panjang dari kopi tanpa filter (kopi tubruk) akan secara efektif menyebabkan peningkatan trigliserida dan Low Density Lipoprotein (LDL) pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar trigliserida pada konsumen kopi tubruk berdasarkan frekuensi dan lama mengkonsumsi di RT 01 dan 02 Desa Kumpai Batu Bawah Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yang berjumlah 30 orang. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kadar trigliserida menggunakan metode (GPO-PAP) dengan alat fotometer. Pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, tabulating serta analisa data dengan software SPSS versi 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengkonsumsi kopi ≥ 3 gelas dalam sehari memiliki kadar trigliserida di atas normal sebanyak sebanyak 21 responden (70%) dan sebagian besar responden yang mengkonsumsi kopi ≥ 10 tahun memiliki kadar trigliserida di atas normal sebanyak 19 responden (63%). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen kopi tubruk yang mengkonsumsi kopi ≥ 3 gelas dalam sehari dengan lama mengkonsumsi ≥ 10 tahun di RT 01 dan 02 Desa Kumpai Batu Bawah Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki kadar trigliserida di atas normal.Kata kunci : Konsumen Kopi, Kopi Tubruk, Kadar Trigliserida.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Rinowati, Dewita, and Hidayaturrahmah Hidayaturrahmah. "Analisis Glukosa Ikan Gelodok (Periopthalmodon schlosseri) di Perairan Desa Tanipah dan Desa Kuala Lupak, Barito Kuala Kalimantan Selatan." Jurnal Pharmascience 8, no. 1 (February 28, 2021): 83. http://dx.doi.org/10.20527/jps.v8i1.8468.

Full text
Abstract:
Sumber energi dan biomarker terhadap kondisi fisiologis ikan dipengaruhi oleh faktor kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil glukosa pada ikan gelodok (Periopthalmodon schlosseri) di Desa Tanipah dan Desa Kuala Lupak, Kabupaten Barito Kuala sebagai sumber pengetahuan. Metode yang digunakan adalah GOD-PAP yaitu penetapan glukosa darah dari sampel serum dan plasma secara enzimatik menggunakan Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone menghasilkan warna merah yang diukur dengan fotometer. Hasil yang didapatkan kadar glukosa rata-rata ikan gelodok dari pengambilan Desa Tanipah didapatkan 45,87 ± 13,6 mg/dL Pengambilan di Desa Kuala Lupak rata-rata kadar glukosa sebesar 49,75 ± 27,6 mg/dL. Glukosa ikan gelodok yang didapatkan dari kedua desa tersebut berada dibatas normal kadar glukosa darah pada ikan. Kata Kunci: Glukosa, darah, ikan gelodok, GOD-PAP, glikogen Energy sources and biomarkers of fish physiological conditions are influenced by blood glucose levels. This study aimed to determine the glucose profile of the jellyfish (Periopthalmodon schlosseri) in Tanipah Village and Kuala Lupak Village, Barito Kuala Regency as a source of knowledge. The method used is GOD-PAP namely the determination of blood glucose from serum and plasma samples enzymatically using Glucose Oxidase The Amino Phenazone produces a red color as measured by a photometer. The results obtained by the average level of glucose in Mudskipper from the taking of Tanipah Village were 45.87 ± 13.6. Taking in the village of Kuala Lupak the average glucose level was 49.75 ± 27.6 mg / dL. Mudskipper fish glucose obtained from the two villages is within the normal limits of blood glucose levels in fish.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Deggim, Dieter, Harri Krämer, Wolfgang Olsowski, and Michael Zöchbauer. "Ein neues preiswertes NDIR-Fotometer mit hoher Langzeitstabilität von Nullpunkt und Empfindlichkeit (A New Inexpensive NDIR Photometer with High Long-Term Stability of Zero Point and Sensitivity)." tm - Technisches Messen 72, no. 1-2005 (January 2005): 16–22. http://dx.doi.org/10.1524/teme.72.1.16.56691.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Pasaribu, Dahlia Nuraini, Wiwin Tyas Istikowati, and Budi Sutiya. "ANALISIS KANDUNGAN KIMIA KAYU JELUTUNG (Dyera costulata) BERDASARKAN POSISI KETINGGIAN BATANG." Jurnal Sylva Scienteae 5, no. 2 (April 30, 2022): 285. http://dx.doi.org/10.20527/jss.v5i2.5365.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the color of a sample qualitatively on jelutung wood including the base, middle, tip, and bark. Changes in color using a photometer are not only found in every type of wood, but also affect the position of the height on the stem. Color changes are generally influenced by extractive composition, temperature, humidity, light, and storage conditions (Sahin 2011). The color of the wood needs to be considered for pulp and paper, because the brighter the color of the wood, the better the quality of the pulp and paper produced. Jelutung wood has a smooth texture, the direction of the fibers is straight, and the slippery surface is slightly glossy so it is suitable for writing paper. And it can also be used as pulp and paper with the addition of chemicals and advanced treatment. Color change usually occurs due to the presence of substances that react before and after treatment on a sample.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui warna suatu sampel secara kualitatif pada kayu jelutung meliputi pangkal, tengah, ujung, dan kulit. Perubahan warna menggunakan fotometer pengukurannya tidak juga terdapat pada suatu jenis kayu yang berbeda, tetapi juga berpengaruh pada letak ketinggian pada batang. warna yang berubah pada umumnya dipengaruhi oleh sifat komposisi dari kadar ekstraktif, suhunya, kelembabannya, cahaya matahari, dan kondisi dimana sampel kita simpan (Sahin 2011). Kayu yang berwarna perlu diperhatikan pada pulp dan kertas, sebab warna kayu yang semakin cerah akan menentukan kualitas pulp dan kertas yang bagus pula. Kayu jelutung memiliki tekstur halus, arah seratnya lurus dan permukaan licin sedikit mengkilap sehingga cocok diperuntukkan sebagai kertas tulis. Dan juga bisa diperuntukkan menjadi kertas dan pulp dengan menambahkan bahan bahan kimia juga dilakukan perlakuan lebih lanjut. Colour Change atau perubahan warna biasa terdeteksi sebab terdapatnya kandungan yang bereaksi antara zat sesudah dan sebelum perlakuan pada sampel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Andika, Miming, and Miming Andika. "Hypertension Efek Bisoprolol Terhadap Penurunan Tekanan Arteri Rata-rata dan Laju jantung Pada Tikus Putih Jantan Hipertensi Dan Hipertensi komplikasi Hiperkolesterolemia." JOPS (Journal Of Pharmacy and Science) 5, no. 2 (June 28, 2022): 10–20. http://dx.doi.org/10.36341/jops.v5i2.2445.

Full text
Abstract:
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang banyak terjadi di Indonesia. Hal ini merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8 %, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Orang dengan Hipertensi juga sering mengalami komplikasi dengan penyakit kardiovaskuler yang lainnya seperti hiperkolesterolemia. Anti-hipertensi golongan beta-blocker umumnya digunakan oleh orang untuk mengobati tekanan darah tinggi dan detak jantung yang berlebihan. Uji efek farmakologis dari bisoprolol terhadap penurunan tekanan darah dalam keadaan hipertensi telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya baik secara preklinis maupun klinis, namun pengaruh patologi hiperkolesterolemia terhadap efek penurunan tekanan arteri rata-rata danlaju jantung belum ada. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti efek penurunan tekanan arteri rata-rata dan laju jantung pada tikus hipertensi dan hipertensi dengan penyakit penyerta hiperkelesterolemia. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efek bisoprolol terhadap penurunan tekanan arteri rata-rata dan laju jantung pada tikus putih jantan hipertensi dan hipertensi komplikasi hiperkolesterolemia pada tikus putih jantan. pada penelitian ini hewan percobaan dihipertensikan semuanya terlebih dahulu kemudian kelompok yang komplikasi hiperkolesterolemia diinduksi dengan PTU dan pemberian makanan lemak tinggi, kemudian diukur menggunakan fotometer v5­+ 5010. Sedangkan tekanan arteri rata-rata dan laju jantung diukur dengan menggunakan pengukur tekanan darah adinstrument NIBP (Non invasive blood pressure) merk CODA (kent scientific). Data hasil penelitian ini dianalisis dengan ANOVA dua arah. Didapatkan hasil bahwa pemberian bisoprolol dengan dosis 2,5 mg, 5 mg dan 10 mg berpengaruh terhadap penurunan tekanan arteri rata-rata dan laju jantung secara signifikan (p ˂ 0,05). Dan dosis 10 mg yang paling efektif dalam menurunkan tekanan arteri rata-rata dan laju jantung pada tikus putih jantan hipertensi dan hipertensi komplikasi hiperkolesterolemia. Dan adanya perbedaan penurunan tekanan arteri rata-rata dan laju jantung pada tikus putih jantan yang hipertensi penurunan nya lebih besar dibandingkan dengan tikus putih jantan yang hipertensi komplikasi hiperkolesterolemia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Apriani, Apriani, and Alfita Umami. "Perbedaan Kadar Glukosa Darah pada Plasma Edta dan Serum dengan Penundaan Pemeriksaan." Jurnal Vokasi Kesehatan 4, no. 1 (April 15, 2018): 19. http://dx.doi.org/10.30602/jvk.v4i1.126.

Full text
Abstract:
Abstract: Differences Of Blood Glucose Conditions In Plasma Edta And Serum With Delay Inspection. Blood glucose examination in the laboratory is used to determine blood glucose levels in the body. The delay in the examination can cause a decrease in blood glucose levels, so the results obtained do not match the actual state of the body. This study aims to determine the difference between blood glucose levels in EDTA (Ethylenediaminetetraacetic acid) and serum plasma samples that are directly examined and delayed for two hours. This research was conducted using experimental observation method that is an observation of clinical laboratory by measuring blood glucose level using photometer and GOD-PAP (glucose oxidase) method. The statistical test was performed using Z test for two free samples. The results of serum and plasma blood glucose examination in this study showed an average value of glucose levels with EDTA plasma directly examined 89.18 mg/ dl delayed 86.60 mg/ dl and serum directly examined 92.20 mg/ dl delayed 89, 54 mg/ dl. Decreased blood glucose levels delayed two hours in plasma 2.9%, serum 2.7%. The data concluded that there was no significant difference between blood glucose levels using EDTA and serum plasma samples.Abstrak: Perbedaan Kadar Glukosa Darah Pada Plasma Edta Dan Serum Dengan Penundaan Pemeriksaan. Pemeriksaan glukosa darah di Laboratorium digunakan untuk mengetahui kadar glukosa darah di dalam tubuh. Penundaan waktu pemeriksaan dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa darah, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan keadaan tubuh yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kadar glukosa darah pada sampel plasma EDTA (Ethylenediaminetetraacetic acid) dan serum yang langsung diperiksa dan ditunda selama dua jam. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi eksperimental yaitu pengamatan laboratorium klinik dengan mengukur kadar glukosa darah menggunakan fotometer dan metode GOD-PAP (Glukosa Oksidase). Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji Z untuk dua sampel bebas. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah serum dan plasma dalam penelitian ini menunjukan nilai rata-rata kadar glukosa dengan plasma EDTA yang langsung diperiksa 89,18 mg/dl ditunda 86,60 mg/dl dan serum yang langsung diperiksa 92,20 mg/dl ditunda 89,54 mg/dl. Penurunan kadar glukosa darah yang ditunda dua jam pada plasma 2,9%, serum 2,7%. Data tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kadar glukosa darah pada serum dan plasma antara yang ditunda dengan yang langsung diperiksa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Aviyanti, Lina, and Judhistira Aria Utama. "UJI IN-SITU KAMERA CCD ST-237 ADVANCE DAN KINERJA ASTRONOMI SISTEM FOTOMETRI BVR JOHNSON." Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 14, no. 2 (January 13, 2015): 61. http://dx.doi.org/10.18269/jpmipa.v14i2.306.

Full text
Abstract:
Salah satu metode karakterisasi instrumen adalah uji in-situ, yang menempatkan instrumen dalam kondisi kerjanya untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kinerja kamera dan hasil pencitraannya. Uji in-situ kamera CCD ST-237A yang dilaksanakan pada tanggal 1, 2, dan 3 November 2004, berlokasi di Laboratorium Fisika Lanjut, UPI. Pada penelitian ini, kamera CCD ST-237A yang dilengkapi filter BVR Johnson terpasang pada Teleskop Celestron SC CGE-1100. Hasil analisa uji in-situ terhadap kamera CCD ST-237A memberikan informasi kualitas kinerja yang sedikit berbeda dengan katalog. Hal ini dapat disebabkan karena chip kamera CCD bekerja pada lingkungan yang berbeda. Di samping itu, dibahas pula kinerja astronomi sistem fotometri CCD ST-237A untuk menentukan koefisien ekstingsi dan koefisien transformasi melalui regresi linier hasil reduksi fotometri, terhadap sepuluh bintang standar yang terang. Observasi ini dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Oktober 2005 di Observatorium Bosscha Lembang, yang dilengkapi dengan Teleskop Celestron GAO-ITB RTS dan filter BVR Johnson. Hasil analisis data reduksi fotometri melalui metode regresi linear memberikan nilai koefisien ekstingsi (kV) sebesar 0,027 0,069, koefisien transformasi sebesar 0,027 0,069, dan titik nol persamaan regresi sebesar -4,249 0,132.Kata Kunci:Fotometri CCD (Charge-Coupled Device), Fotometri Absolut, Instrumentasi Astronomi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Hartati, W., and Suprijadi Suprijadi. "Pengembangan Model Pengukuran Intensitas Cahaya dalam Fotometri." Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi 2, no. 2 (January 19, 2011): 87. http://dx.doi.org/10.5614/joki.2010.2.2.3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Qiram, Ikhwanul. "Analisis Fotometri Objek Api Menggunakan Software Image-J." Injection: Indonesian Journal of Vocational Mechanical Engineering 2, no. 1 (March 24, 2022): 24–29. http://dx.doi.org/10.58466/injection.v2i1.258.

Full text
Abstract:
Api merupakan fenomena oksidasi cepat suatu unsur pada suatu proses reaksi fisika dan kimia yang menghasilkan panas, cahaya, dan produk kimia lainnya. Pengujian nyala api bertujuan untuk mengkuantifikasikan keberadaan suatu unsur tertentu melalui spektrum emisi masing-masing unsur. Selain itu, karakteristik fisik juga dilakukan pengamatan dimensional objek api. Software Image-J adalah salah satu aplikasi penunjang praktis yang seringkali digunakan untuk pengamatan objek nyala api secara spesifik pada bidang ilmu kimia, fisika, dan energi. Hasil percobaan telah menunjukkan tingkat keakuratan dimensi objek dan spektrometri dengan tingkat akurasi sebesar 97%. Perbedaan rentang pengukuran seringkali dipicu oleh citra objek dan kejelian peneliti.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Rizkiawan, M. Asep, Rosalina Rosalina, and Emilia Roza. "TEKNIK MENENTUKAN WAKTU HILANGNYA SYAFAQ (CAHAYA MERAH) MENGGUNAKAN SQY QUALITY METER (SQM) DENGAN METODE TITIK POTONG (CUTOFF)." Jurnal Kumparan Fisika 4, no. 2 (August 30, 2021): 103–11. http://dx.doi.org/10.33369/jkf.4.2.103-111.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Dalam penelitian ini akan diukur tingkat kecerahan langit untuk mengetahui waktu hilangnya syafaq ( cahaya merah ) yang ada dilangit pada waktu malam hari. Imam Syafi’I dan mayoritas ulama berpendapat bahwa awal waktu Isya’ ialah Ketika hilangnya mega merah, sedangkan Imam Hanafi berpendapat bahwa awal waktu Isya’ ialah Ketika munculnya mega hitam atau disaat langit benar benar gelap, artinya langit benar-benar dalam keadaan gelap. Dalam melakukan pengukuran tingkat kecerahan langit peneliti menggunakan teknologi sesnsor non image yaitu Sky Quality Meter (SQM). Sky Quality Meter (SQM) merupakan alat untuk mengukur tingkat kecerahan langit. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan fotometer portabel, ringan, dan r­elative murah dengan koneksi USB yaitu Unihedron Sky Quality Meter (SQM). Metode pengolahan data menggunakan MATLAB dan Microsoft office excel untuk menampilkan grafik dan melakukan pendekatan persamaan polynomial 5. Data percobaan diperoleh dari perekaman oleh sky Quality meter (SQM). Hasil penelitian dalam data yang telah diolah dan diproses menunjukan bahwa waktu hilangnya syafaq (cahaya mega merah) paling awal muncul pada pukul 18:29:33 WIB dan paling terakhir muncul pada pukul 18:51:54 WIB. Dapat disimpulkan bahwa waktu hilangnya syafaq (cahaya mega merah) itu tidak pasti waktunya atau tidak menentu dalam tiap harinya, tapi dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa hilangnya syafaq (cahaya mega merah) berdasarkan data yang diperolah serta diproses menggunakan microsoft office excel dan matlab menunjukan range waktu yaitu pukul 18:29:33 sampai 18:51.54 Kata kunci : MATLAB, Microsoft office excel, Sky Quality Meter (SQM), waktu syafaq ABSTRACT In this study, the brightness of the sky will be measured to determine the time of loss of syafaq (red light) in the sky at night. Imam Syafi'i and the majority of scholars are of the opinion that the beginning of Isha' is when the red mega disappears, while Imam Hanafi is of the opinion that the beginning of Isha' is when the black mega appears or when the sky is really dark, meaning that the sky is really dark. In measuring the brightness of the sky, the researchers used non-image sensor technology, namely Sky Quality Meter (SQM). Sky Quality Meter (SQM) is a tool to measure the brightness of the sky. Measurements were carried out using a portable, lightweight, and relatively inexpensive photometer with a USB connection, namely the Unihedron Sky Quality Meter (SQM). The data processing method uses MATLAB and Microsoft office excel to display graphs and approach polynomial 5 equations. Experimental data is obtained from recording by sky Quality meter (SQM). The results of the study in data that have been processed and processed show that the time of the disappearance of the syafaq (mega red light) appears the earliest at 18:29:33 WIB and the last time appears at 18:51:54 WIB. It can be concluded that the time of the disappearance of syafaq (mega red light) is uncertain or erratic in each day, but in this study it can be seen that the loss of syafaq (mega red light) based on data obtained and processed using Microsoft Office Excel and Matlab shows a range time is 18:29:33 to 18:51.54. Keywords: MATLAB, Microsoft office excel, Sky Quality Meter (SQM), Syafaq time.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Siti Bahirrah and Octavina Sitorus. "GAMBARAN TIPE SENYUM BERDASARKAN FOTOMETRI PADA MAHASISWA INDIA TAMIL MALAYSIA FKG USU." Dentika Dental Journal 18, no. 3 (July 1, 2015): 268–73. http://dx.doi.org/10.32734/dentika.v18i3.1974.

Full text
Abstract:
Masyarakat modern banyak melakukan perawatan ortodonti dengan tujuan mendapatkan keindahan senyum dan wajahyang optimal.Untuk mencapai hasil perawatan yang optimal, seorang dokter gigi perlu memahami hubungan antarakondisi gigi geligi dengan jaringan lunak wajah yang akan menampilkan karakteristik atau tipe senyum tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe senyum pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yang dianalisisberdasarkan berdasarkan smile arc, incisor dan gingival display dan melihat ada tidaknya perbedaan tipe senyum tersebutberdasarkan jenis kelamin. Penelitian melibatkan 46 orang mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yang berusia 18-30 tahun. Setiap subjek difoto dari arah frontal pada posisi kepala natural saat melakukan senyum sosial. Ketigakomponen senyum (smile arc,incisor, dan gingival display) diukur menggunakan program komputer. Uji chi-squaredilakukan untuk melihat perbedaan tipe senyum antara laki-laki dan perempuan. Distribusi tipe senyum mahasiswa IndiaTamil Malaysia FKG USU berdasarkan smile arc adalah 58,70% memiliki consonant smile, 41,30% memiliki straightsmile dan tidak ditemui adanya reverse smile. Distribusi tipe senyum,berdasarkan analisis incisor display adalah 10,90%memiliki high smile, 45,60% memiliki average smile, dan 43,50% memiliki low display. Hasil analisis gingival displaymenunjukkan bahwa tidak ada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU yang memiliki gummy smile. Kesimpulan,tipe senyum terbanyak yang dimiliki mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU adalah consonant smile berdasarkananalisis smile arc, average smile berdasarkan analisis incisor display, dan non gummy smile berdasarkan analisis gingivaldisplay.Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tipe senyum pria dan wanita berdasarkan analisis smile arcmaupun incisor display
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Gibbs, A. R., E. C. Christensen, D. C. Fuls, A. D. Grauer, J. A. Johnson, R. A. Kowalski, S. M. Larson, et al. "AUTOMATION AND QUEUE MANAGEMENT FOR NEO SURVEYING AND FOLLOW-UP." Revista Mexicana de Astronomía y Astrofísica Serie de Conferencias 51 (April 13, 2019): 105–10. http://dx.doi.org/10.22201/ia.14052059p.2019.51.17.

Full text
Abstract:
El Rastreo de los Cielos de Catalina (Catalina Sky Survey) en la Universidad de Arizona opera tres telescopios a tiempo completo en la b´usqueda de objetos cercanos a la Tierra (NEOs). CSS ha descubierto el 47% de todos los NEOs conocidos, reportado 46 millones de posiciones de asteroides, y nuestra fotometr´ıa se ha utilizado para generar curvas de luz para 500 mil millones de estrellas. Nuestros telescopios son capaces de adquirir datos de forma altamente automatizada y estamos trabajando para que uno de ellos sea autónomo desde la selección del objetivo hasta la elaboración de informes de datos de alta confianza. Se cubren varios aspectos de la automatización de alto nivel en CSS, con énfasis en el software gestor de colas, dando una breve descripción de CSS y exponiendo los resultados obtenidos
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Irawan, Anom. "Kalibrasi Spektrofotometer Sebagai Penjaminan Mutu Hasil Pengukuran dalam Kegiatan Penelitian dan Pengujian." Indonesian Journal of Laboratory 1, no. 2 (April 6, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.22146/ijl.v1i2.44750.

Full text
Abstract:
Kalibrasi menentukan perbedaan (deviasi) antara pembacaan alat ukur dengan bahan ukur (sebagai standar) dengan (taksiran) nilai benar. Tujuan kalibrasi spektrofotometer adalah untuk mengetahui nilai perbedaan dari pembacaan alat dengan membandingkan nilai standar, sehingga dapat menjamin data yang benar dan valid. Bahan standar/kalibrator untuk mengkalibrasi Spektrofotometer meliputi, akurasi panjang gelombang dengan Holmium oxide (liquid atau solid) dan Dydimium solid. Sedang untuk akurasi fotometri dengan bahan acuan K2Cr2O7 0,006% dalam larutan HClO4 0,001N (range lamda 235 nm-350 nm) dan K2Cr2O7 0,06% dalam larutan HClO4 0,001N (lamda 430 nm). Straylight dengan larutan KCl 1,2%. Daya pisah/ Resulotion menggunakan larutan Toluen dalam Heksan 0,02%. Linieritas Detektor menggunakan larutan komlpeks standar Phospat untuk dibuat kurva baku. Hasil kegiatan kalibrasi Spektrophotometer Shimadzu UV 1800 yaitu Akurasi panjang gelombang dengan Holmium oxide pada lamda yang ditentukan tidak terjadi pergeseran puncak dengan toleransi ±1 nm rentang UV dan ±3 nm visible (Pharmacopeia Eropa). Akurasi Fotometri dengan larutan K2Cr2O7 0,006% dalam HClO4 0,001 N nilai absorbansi masih dalam range. Toleransi absorbansi adalah ±0,01 dari pembacaan alat terhadap nilai sertifikat standar. Pengukuran Straylight dengan Larutan KCl 1,2% pada lamda 198 nm memberikan nilai absorbansi >2. Pengukuran Resolution dengan larutan Tolluen dalam Hexan antara panjang gelombang 268,7 nm dengan 267,0 nm memberikan nilai absorbansi yang berbeda. Nilai perbedaan >- 1,5 (Pharmacopeia Eropa). Kalibrasi Spektrofotometer Shimadzu UV 1800 di LPPT UGM, nilai pengukuran yang di dapat dan di bandingkan dengan nilai standar masih masuk dalam toleransi, sehingga alat masih valid digunakan dalam kegiatan penelitian dan pengujian sampel di LPPT UGM.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Hilda Fitria Lubis and Sylvia. "HUBUNGAN LEBAR MESIODISTAL GIGI DENGAN KECEMBUNGAN PROFIL JARINGAN LUNAK WAJAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RAS DEUTROMELAYU." Dentika: Dental Journal 18, no. 1 (July 3, 2014): 58. http://dx.doi.org/10.32734/dentika.v18i1.1949.

Full text
Abstract:
Kesuksesan perawatan ortodonti ditentukan oleh diagnosis oleh diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Lebarmesiodistal gigi geligi bervariasi pada setiap individu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktorketurunan/ras. Hasil akhir perawatan tidak hanya untuk memperbaiki susunan gigi dan rahang saja tetapi juga untukmendapatkan estetika wajah. Estetika wajah ditentukan oleh profil jaringan lunak wajah yang dapat dianalisis baikmelalui fotografi dan foto ronsen. Penelitian dilakukan pada 40 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU rasDeutroMelayu. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara lebar mesiodistal gigi dengan kecembungan profiljaringan lunak wajah pada ras Deutromelayu. Lebar mesiodistal gigi mempunyai korelasi yang kuat terhadapkecembungan profil jaringan lunak wajah pada ras Deutromelayu, baik ditinjau secara fotometri maupun sefalometri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Rasiyanto, Effendy, Muh Rifo Rianto, and Farida Hidayati. "CHOLINESTERASE PADA DARAH PETANI PENYEMPROT PESTISIDA DI DESA LOKA KABUPATEN BANTAENG." Jurnal Medika 1, no. 2 (December 23, 2016): 52–55. http://dx.doi.org/10.53861/jmed.v1i2.109.

Full text
Abstract:
Enzim Cholinesterase adalah suatu bentuk dari kata lisbiologik yang didalam jaringan tubuh berperan untuk menjaga agar otot-otot, kelenjar-kelenjar dan sel-sel syaraf bekerja secara terorganisir dan harmonis. Enzim Cholinesterase dapat terganggu oleh pemakain pestisida secara berlebihan dan juga tidak menggunakan alat pelindung diri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil Cholinesterase pada petani penyemprot pestisida di Desa Loka Kabupaten bantaeng. Objek dalam penelitian ini adalah 5 serum petani dan di periksa di Balai Besar Labolatorium Kesehatan dengan metode fotometri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa petani di Desa Loka Kabupaten Bantaeng tidak terpapar pestisida dilihat dari hasil pemeriksaan Cholinesterase yang normal, gambaran hasil yang didapatkan adalah7857-9177 U/L dengan nilai normal 4620-11500 U/L. Setelah dilakukan pemeriksaan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa petani di Desa Loka Kabupaten Bantaeng tidak terpapar dengan pestisida.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Puspodewi, Dini, Imam Faizal, and Dhiah Kusumawati. "Profil Kreatinin Untuk Skrining Penyakit Ginjal Kronis (PGK) Pada Karyawan Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap." Pharmaqueous : Jurnal Ilmiah Kefarmasian 3, no. 2 (February 8, 2022): 17–20. http://dx.doi.org/10.36760/jp.v3i2.330.

Full text
Abstract:
Penyakit ginjal kronik (PGK) saat ini merupakan masalah kesehatan yang penting mengingat insidennya yang meningkat. Di Indonesia, diperkirakan jumlahnya 100 penderita per satu juta penduduk dalam setahun. Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin. Kreatinin terutama disintesis oleh hati, teRdapat hampir semuanya dalam otot rangka yang terikat secara reversible dengan fosfat dalam bentuk fosfokreatin atau keratinfosfa, yakni senyawa penyimpan energi. Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pemeriksaan kadar kreatinin dengan menggunakan metode fotometri. semua sampel yang diuji diperoleh hasil dibawah nilai normal yaitu 0.6 – 1.3 mg/dL. Ginjal memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan keseimbangan cairan dan zat-zat lain dalam tubuh. Ginjal mengeluarkan sisa- sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan amoniak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Alen, Yohannes, Zulhidayati Zulhidayati, and Netty Suharti. "Pemeriksaan Residu Pestisida Profenofos pada Selada (Lactuca sativa L.) dengan Metode Kromatografi Gas." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 1, no. 2 (May 5, 2015): 140. http://dx.doi.org/10.29208/jsfk.2015.1.2.30.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan pemeriksaan residu pestisida profenofos pada selada (Lactuca sativa L.) menggunakan metode kromatografi gas detektor fotometri nyala. Sampel sayuran selada di ambil dari daerah Padang Luar, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sampel untuk penentuan kadar residu profenofos dibagi atas tiga kelompok yaitu tidak dicuci (A), dicuci dengan air (B), dan dicuci dengan deterjen pencuci sayuran (C). Maserasi dengan sonikasi digunakan untuk ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu pestisida profenofos pada selada A, B dan C berturut-turut adalah 0,204; 0,080 dan 0,061 ppm. Residu pestisida profenofos ini melewati Batas Maksimum Residu (BMR) yang ditetapkan oleh The Japan Food Chemical Research Foundation (0,05 ppm) sedangkan World Health Organization (WHO) belum menetapkan Batas Maksimum Residu (BMR) profenofos pada selada. Hasil analisis statistik Anova satu arah menggunakan SPSS 20.0 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsentrasi yang signifikan antara selada A dengan selada B dan selada C dengan nilai p < 0,05.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Trihadi, Bambang. "Analisa Konsentrasi Natrium pada Air Tanah untuk Mengetahui Terjadinya Intrusi Air Laut di Kota Bengkulu Dengan Metode Fotometri Nyala." RAFFLESIA JOURNAL OF NATURAL AND APPLIED SCIENCES 1, no. 1 (April 29, 2021): 1–10. http://dx.doi.org/10.33369/rjna.v1i1.15584.

Full text
Abstract:
Intrusi air laut adalah masalah yang sering terjadi di kota-kota besar yang disebabkan oleh adanya pengambilan air tanah secara berlebihan. Pada penelitian ini dilakukan analisa konsentrasi natrium yang terdapat di air tanah baik air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Metoda yang digunakan untuk analisa natrium adalah dengan metoda Fotometri Nyala. Sampel dibagi menjadi 3 zona yaitu zona I, zona II dan zona III yang menunjukkan jarak dari garis pantai. Hasil analisa diperoleh konsentrasi natrium rata-rata untuk sampel air dangkal pada zona I adalah 135,07 mgr/lt, 103,93 mgr/lt 77,71 mgr/lt; pada zona II adalah 32,75 mgr/lt, 67,06 mgr/lt, 67,88 mgr/lt; pada zona III adalah 59,68 mgr/lt, 26,91 mgr/lt, 27,73 mgr/lt. Pada sampel air tanah dalam didapat rata-rata konsentrasi natrium pada masing-masing sampel zona I adalah 197,43 mgr/lt, 105,57 mgr/lt, 126,05 mgr/lt; pada zona II diperoleh 96,56 mgr/lt, 103,11 mgr/lt, 92,46 mgr/lt serta pada zona III diperoleh 79,35 mgr/lt, 81,81 mgr/lt, dan 55,59 mgr/lt. Dari hasil uji statistik least significant difference dapat disimpulkan bahwa pada zona I dan zona II sudah terjadi intrusi air laut untuk sumur dangkal, sedangkan zona 3 tidak terjadi intrusi. Untuk sumur dalam zona I sudah terjadi intrusi air laut sedangkan zona II dan zona III belum terjadi intrusi air laut. Dari kualitas air tersebut kalau dibandingkan dengan kualitas air menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (batas maksimum 200 mgr/lt) maka semua sampel yang dianalisa masih dibawah ambang batas sehingga dapat disimpulkan masih layak untuk dikonsumsi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Suhargo, Listijani. "PEMANFAATA N EKSTRAK DAUN WUNGU {Graptophyllum pictum (L.) Griff.} UNTUK PENURUNAN KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH MENCIT BETINA YANG DIOVARIEKTOMI." Berkala Penelitian Hayati 13, no. 2 (June 30, 2008): 97–100. http://dx.doi.org/10.23869/bphjbr.13.2.20081.

Full text
Abstract:
The purpose of this research was conducted to evaluate the effects of daun wungu extracts to decrease total cholesterol, LDL (Low Density Lipoprotein) and HDL (High Density Lipoprotein) cholesterol of ovariectomized mice. This research used 24 ovariectomized mice and 8 normal mice. The ovariectomized mice were grouped in 3 groups for K1 (the treatment with aquadest, 0.05 ml), K2 (the treatment with fish oil, 0.05 ml) and P (the treatment with daun wungu extracts, 0.5 mg in 0.05 ml fish oil). All treatments were done for 20 days. At the end of the treatments, the blood (0.5 ml) was taken from cardiac by tuberculin disposable syringe. And then with fotometry, serum total, LDL and HDL cholesterol were measured. The result of this research showed that daun wungu extracts (0.5 mg in 0.05 ml fish oil) could not decrease HDL cholesterol, but it could decrease total and LDL cholesterol of blood serum in ovariectomized mice.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Hastuti, Vivilia Niken, Etisa Adi Murbawani, and Hartanti Sandi Wijayanti. "HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN TOTAL DAN PROTEIN KEDELAI TERHADAP KADAR ASAM URAT DALAM DARAH WANITA MENOPAUSE." Journal of Nutrition College 7, no. 2 (May 30, 2018): 54. http://dx.doi.org/10.14710/jnc.v7i2.20823.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Asupan purin yang berlebihan menjadi salah satu faktor peningkatan kadar asam urat yang memicu hiperurisemia. Asupan protein total dan protein kedelai diduga terkait dengan hiperurisemia karena kandungan purinnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara asupan protein total dan protein kedelai dengan kadar asam urat.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan subjek 62 wanita menopause yang diambil dengan cara simple random sampling. Data indeks massa tubuh didapatkan melalui pengukuran antropometri, data asupan diperoleh melalui wawancara semi-quantitative food frequency questionnaire. Analisis kadar asam urat menggunakan fotometri. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Pearson.Hasil: Subjek normourisemia sebanyak 96,8% dengan rerata kadar asam urat 3,7±0,67 mg/dl. Sebanyak 71% subjek mempunyai asupan protein kedelai berlebih namun hanya 17,8% dengan asupan protein total lebih. Tidak terdapat hubungan bermakna antara asupan protein total dan protein kedelai dengan kadar asam urat dalam darah wanita menopause (p>0.05). Simpulan:Tidak terdapat hubungan antara asupan protein total dan protein kedelai dengan kadar asam urat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Otero, Lidia Ana, Pablo Roberto Ristori, Juan Pallotta, Ezequiel Pawelko, Raúl D’Elia, and Eduardo Jaime Quel. "ANALYSIS OF 12 YEARS MEASUREMENTS OF AN AERONET SUNPHOTOMETER INSTALLED IN FALDA DEL CARMEN, PROVINCE OF CORDOBA." Anales AFA 24, no. 1 (October 28, 2013): 56–59. http://dx.doi.org/10.31527/analesafa.2013.24.1.56.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Furi, Mustika, Nursinta Al Basit, Ihsan Ikhtiarudin, and Rahayu Utami. "PENENTUAN TOTAL FENOLIK, FLAVONOID DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN KEDABU (Sonneratia ovata Backer)." JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X 12, no. 1 (January 31, 2020): 48–59. http://dx.doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.56.

Full text
Abstract:
Tumbuhan kedabu (Sonneratia ovata Backer) merupakan famili Lytheraceae yang dikalangan masyarakat telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Penentuan total fenolik, total flavonoid dan uji aktivitas antioksidan telah dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi daun kedabu yang ditentukan dengan metode kolorimetri dengan pengukuran secara fotometri. Penentuan total fenolik menggunakan baku asam galat dengan metode Folin Ciocalteu, diperoleh hasil pada fraksi etil asetat sebesar 232 mgGAE/g, fraksi n-butanol 130 mgGAE/g, fraksi n-heksan 80 mgGAE/g dan ekstrak etanol 76 mgGAE/g. Penentuan total flavonoid menggunakan baku kuersetin dengan metode pembentukan kompleks AlCl3, diperoleh hasil pada fraksi etil asetat sebesar 180 mgQE/g, fraksi n-butanol 172 mgQE/g, fraksi n-heksan 160 mgQE/g dan ekstrak etanol 76 mgQE/g. Penentuan aktivitas antioksidan ditentukan dengan uji penangkapan radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), diperoleh hasil pada fraksi etil asetat dengan nilai IC50 12,47µg/mL, fraksi n-butanol IC50 15,10 µg/mL, fraksi n-heksana IC50 17,27 µg/mL dan ekstrak etanol IC50 20,86 μg/mL dengan kategori sangat kuat (< 50 µg/mL).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Luhurningtyas, Fania Putri, Nova Hasani, Melati Aprilliana, Deny Saputra, and Dewi Prayasanti. "PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK DAUN ASHITABA (Angelica keiskei Ito.) DAN DAUN SUKUN (Artocarpus communis) TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN KOLESTEROL SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN METODE FOTOMETRI." FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi 9, no. 1 (June 24, 2019): 47–55. http://dx.doi.org/10.33751/jf.v9i1.1260.

Full text
Abstract:
Penggunaan bahan herbal dalam bentuk jamu-jamuan pada pasien penyakit degeneratif adalah hal yang umum dijumpai. Daun ashitaba dan daun sukun digunakan secara tradisional untuk alternatif pada penderita diabetes dan kolesterol. Diperlukan penelitian secara ilmiah untuk membuktikan efektifitas daun ashitaba dan daun sukun tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa serta kolesterol dari kombinasi ekstrak daun ashitaba dan daun sukun dengan perbandingan massa tertentu in vitro. Metode yang digunakan untuk menguji kadar glukosa adalah metode Nelson-somogyi dan metode Liebermann-Burchard untuk menguji kadar kolesterol. Ekstraksi metabolit sekunder dilakukan menggunakan metode maserasi, dengan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas dilakukan terhadap masing-masing ekstrak dan kombinasi kedua ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak etanol daun ashitaba dan daun sukun perbandingan massa 2:1 memiliki aktivitas lebih tinggi untuk menurunkan kadar glukosa dan kolesterol dibandingkan dengan masing-masing ekstrak tunggal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Simatupang, Joni Welman, and Fajar Heru Santoso. "Studi Tentang Pengaruh Temperatur Sambungan Terhadap Intensitas Cahaya Pada Lampu LED Serial NL500." JIE Scientific Journal on Research and Application of Industrial System 6, no. 2 (October 4, 2021): 80. http://dx.doi.org/10.33021/jie.v6i2.1500.

Full text
Abstract:
<p>Kebutuhan pencahayaan di tambang batubara adalah vital untuk proses produksi. Adanya masalah sejumlah lampu Led yang mati di area tambang merupakan tantangan bagi PT Nobi Putra Angkasa untuk melakukan inovasi unit lampu LED berdaya besar. Penulis adalah praktisi sebagai kepala bagian produksi di perusahaan itu yang merupakan manufaktur lokal yang mengembangkan inovasi dari Lampu PJU ke lampu tambang dengan standar SNI yang sudah menembus pasar di perusahaan tambang besar. Setelah dilakukan pemeriksaan secara visual pada lampu LED yang mengalami kerusakan adanya indikasi kelebihan panas. Pengujian berbagai tipe lampu LED untuk mengetahui pengaruh kenaikan temperatur sambungan (<em>junction temperature</em>) terhadap penurunan intensitas cahaya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 4 sampel lampu NL500A, NL500B, NL500C, NL500D. Untuk waktu pengujian dilakukan per 15 menit sampai menemukan data yang stabil pada menit ke 180 .Hasilnya pengujian pada lampu adalah temperatur sambungan NL500A = 80.76°C., NL500B = 90.98°C., NL500C = 71.32°C., NL500D = 75.31°C. dari hasil tersebut bahwa memenuhi standar <em>datasheet</em> pabrikan <em>LED</em> maksimum 150°C. Metoda kesimpulan ini adalah korelasi panas yang ditimbulkan dan panas yang dibuang melalui sirip. Lampu LED NL500 A, C dan D adalah manufaktur internal perusahaan menggunakan mesin <em>SMT, </em>sedangkan NL 500B produk import. Lampu NL 500D menggunakan LED Nichia 149 dengan efikasi 133,64 Lumen/ watt dari hasil uji Fotometri metoda IES 79-08. Pengukuran <em>junction temperature</em> (Tj) NL500C paling baik untuk transfer panasnya sehingga nilai Tj nya paling kecil dengan nilai rata-rata 58,52°C karena <em>resistance thermal</em> = 0.9 °C/Watt. Lampu LED NL500D unggul di intensitas cahaya dengan nilai rata-rata 3794,16 lux.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Priyatikanto, Rhorom. "USIA DAN KEGANDAAN OGLE-LMC 316/317 (THE AGE AND BINARITY OF OGLE-LMC 316/317)." Jurnal Sains Dirgantara 15, no. 1 (February 20, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.30536/j.jsd.2017.v15.a2423.

Full text
Abstract:
Large Magellanic Cloud (LMC) is a home of thousands of star clusters with various ages and metallicities. This galaxy also becomes the ideal laboratory for understanding binary cluster population which is large in number. One of the binary cluster candidates within the galaxy is OGLE-LMC 316/317 which is located near the bar of LMC. The age of OGLE-LMC 317 had not been determined, while the age of OGLE-LMC 316 was doubted. Whereas, age is an important parameter in the study of system binarity. In this study, photometry data from Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE) was used to construct color magnitude diagram and to estimate the age of OGLE-LMC 316/317. The results were the estimated ages of OGLE-LMC 316 and OGLE-LMC 317 which were 63 and 160 million years respectively. Based on these results, OGLE-LMC 316/317 system which has projected separation of 5 pc can be considered as primordial and coeval binary star cluster. ABSTRAK Large Magellanic Cloud (LMC) merupakan rumah bagi ribuan gugus bintang dengan beragam usia dan metalisitas. Galaksi ini juga menjadi laboratorium ideal untuk memahami populasi gugus ganda yang melimpah jumlahnya. Salah satu kandidat gugus ganda di dalamnya adalah OGLE-LMC 316/317 yang terletak di dekat batang LMC. Usia OGLE-LMC 317 belum diketahui, sementara usia OGLE-LMC 316 masih disangsikan. Padahal usia adalah parameter penting untuk mempelajari kegandaan dari sistem ini. Pada studi ini, data fotometri Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE) digunakan untuk membangun diagram warna magnitudo dan memperkirakan usia OGLE-LMC 316/317. Hasilnya, OGLE-LMC 316 diperkirakan berusia 63 juta tahun sementara OGLE-LMC 317 setidaknya berusia 160 juta tahun. Berdasarkan hasil ini, sistem OGLE-LMC 316/317 yang memiliki jarak pisah di bidang langit sebesar 5 pc dapat dianggap sebagai gugus ganda primordial dan coeval.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Damanhuri, Adi, Mochammad Zidni Ilman Nafiah Say'ri, and Achmad Nurfathoni Arifudin. "Pengaruh Level Malam terhadap Solusi Titik Belok pada Data Sky Quality Meter." Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum 2, no. 3 (February 17, 2022): 219–28. http://dx.doi.org/10.15642/mal.v2i3.90.

Full text
Abstract:
Abstract: Research using a simple photometric device, namely the Sky Quality Meter (SQM), is widely carried out for various purposes. Research of determining subuh prayer time using SQM in Indonesia is also widely carried out, by various groups and produces observational data from various locations. Each observation location has a different sky quality, the quality of the sky is represented by the night level obtained from observations using SQM. The beginning of subuh prayer time is obtained by determining the inflection point of the SQM data. From 460 observational data from LAPAN Pasuruan station and LAPAN Pontianak station, to determine the night level that represents the quality of the sky and the turning point solution, this research uses product moment correlation. The calculation shows that there is a correlation between the night level and the turning point solution with r = -0.77 in the strong or high correlation category, besides that the correlation pattern shows a negative correlation or reverses which indicates that the higher the night level, the deeper the turning point results. This also shows that researchers who want to make observations with SQM to determine turning points should be done in locations that have good or high night levels. Keywords: subuh prayer time, SQM, correlation, night level, turning point. Abstrak: Penelitian menggunakan alata fotometri sederhana yaitu Sky Quality Meter (SQM) marak dilakukan untuk berbagai keperluan. Penelitian awal waktu subuh menggunakan SQM di Indonesia juga marak dilakukan, oleh berbagai kalangan dan menghasilkan data pengamatan dari berbagai lokasi. Tiap-tiap lokasi pengamatan memilki kualitas langit berbeda, kualitas langit direpresentasikan oleh level malam yang diperoleh dari hasil pengamatan menggunakan SQM. Awal waktu subu diperoleh dengan menentukan titik belok dari data SQM. Dari 460 data pengamatan yang berasal dari stasiun LAPAN Pasuruan dan stasiun LAPAN Pontianak, untuk menentukan antara level malam yang merepresentasikan kualitas langit dengan solusi titik belok, penelitian ini menggunakan korelasi product moment. Perhitungan menunjukkan adanya korelasi antara level malam dengan solusi titik belok dengan r= -0.77 masuk pada kategori korelasi yang kuat atau tinggi, selain itu pola korelasinya menunjukkan korelasi negatif atau berbalik arah yang menunjukkan bahwa makin tinggi level malam maka hasil titik belok akan semakin dalam. Hal ini juga menunjukkan bahwa para peneliti yang ingin melakukan pengamatan dengan SQM untuk menentukan titik belok, sebaiknya dilakukan di lokas-lokasi yang memiliki level malam baik atau tinggi. Kata kunci: waktu subuh, SQM, korelasi, level malam, titik belok.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Rampa, Ester, Rini Prastyawati, and Herlando Sinaga. "Pemeriksaan Kadar Ureum dan Kreatinin Pasien HIV yang Mendapatkan Terapi ARV di Puskesmas Harapan Sentani Kabupaten Jayapura Papua." Jurnal Penelitian Kesehatan "SUARA FORIKES" (Journal of Health Research "Forikes Voice") 10, no. 3 (July 14, 2019): 223. http://dx.doi.org/10.33846/sf10313.

Full text
Abstract:
ARV therapy in HIV patients prolongs the age of HIV patients, but has a contribution to the incidence of kidney disease. Damage to kidney function is not only a result of HIV infection and side effects of ARV treatment but complications of opportunistic infections that can interfere with the functioning of other organs can also affect kidney function. This research aims to determine the results of examination of urea levels and creatinine levels in HIV patients with ARV therapy. This type of research was descriptive with a laboratory test approach. The research was conducted for 1 month, starting from May 1 to June 1, 2018. The population used in this research were all HIV patients with ARV therapy who conducted examinations at Harapan Sentani Health Center during the research period. The samples size were 24 (total sampling). The sample used was serum HIV sufferers with ARV therapy. Methods for examining kidney function include the levels of urea and creatinine used were photometry. The results showed that from 24 samples studied there were normal urea levels of 24 patients (100%) and no urea levels were found to increase or decrease (abnormally), whereas normal creatinine levels were 13 patients (54.3%) and creatinine levels were increased by 11 patients (45.7%). Keywords: HIV patients; ARV therapy; ereum; creatinine ABSTRAK Terapi ARV pada penderita HIV memperpanjang usia pasien HIV, namun memiliki kontribusi terhadap kejadian penyakit ginjal. Kerusakan fungsi ginjal bukan hanya akibat dari infeksi virus HIV dan efek samping dari pengobatan ARV tetapi komplikasi infeksi oportunistik yang dapat mengganggu fungsi organ tubuh yang lain juga bisa berpengaruh terhadap fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan kadar ureum dan kadar kreatinin pada penderita HIV dengan terapi ARV. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan uji laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, mulai dari tanggal 01 Mei sampai dengan 01 Juni 2018. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien HIV dengan terapi ARV yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Harapan Sentani selama masa penelitian. Ukuran sampel adalah 24 (total sampling). Sampel yang digunakan adalah serum penderita HIV dengan terapi ARV. Metode pemeriksaan fungsi ginjal antara lain adalah kadar ureum dan kreatinin yang digunakan adalah fotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 sampel terdapat kadar ureum normal sebanyak 24 pasien (100%) dan tidak ditemukan kadar ureum yang meningkat atau menurun (abnormal), sedangkan kadar kreatinin yang normal sebanyak 13 pasien (54,3%) dan kadar kreatinin yang meningkat sebanyak 11 pasien (45,7%). Kata kunci: penderita HIV; terapi ARV; ureum; kreatinin
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Hidayatussalihin, Hidayatussalihin, Etiek Nurhayati, and Edy Suwandi. "Perbedaan Presisi Pemipetan Sampel Menggunakan Pipet Sahli dan Mikropipet pada Pemeriksaan Hemoglobin Metode Cyanmethemoglobin." Jurnal Laboratorium Khatulistiwa 2, no. 1 (July 7, 2019): 21. http://dx.doi.org/10.30602/jlk.v2i1.322.

Full text
Abstract:
Abstract: International Commite for Standarization in Hematology (ICSH) recommends hemoglobin examination using Cyanmethemoglobin method. Examination of Hb Cyanmethemoglobin using sahli pipette in sampling. The Sampling method flow through the hose. The use of glass pipets do not have high accuracy and precission for less than volumes 1 ml, so in small fluid displacement less than 1000 (microliter) using micropipet or commonly known as automatic pipette. The aim of this research was to know the precision value between sampling using the sahli pipette and mikropipet on examination of hemoglobin value of Cyanmethemoglobin method accepted or not on standard Clinical Laboratoty Improvement Amendments (CLIA) and to analyze the difference of precision between sampling using pipette sahli and micropipette on examination of hemoglobin Cyanmethemoglobin method. The design of this study was descriptive anlytic. This research using EDTA blood examination with the number of 36 test samples. Preliminary period expression used 60 test samples. The hemoglobin examination using Cyanmethemoglobin method by spectrophotometry. Based on the results of the research, the value of % CV of sahli’s pipet is 4.60% and the value % CV of micropipet is 2.02%. and the value %CV The maximum recommended by the CLIA can be received from the sahli and mikropipet pipette that is <7%. he data obtained were statistically analyze by using Willcoxon Test and the result P 0.000 <0.05. The conclution of this research was found a signifcant difference between Sahli pipette and micropipette.Abstrak: International Commette for Standarization in Hematology (ICSH) merekomendasikan pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin. Pemeriksaan Hb Cyanmethemoglobin menggunakan pipet sahli dalam pengambilan sampel. Pengambilan sampel dengan cara dihisap melalui selang. Penggunaan pipet gelas tidak mempunyai akurasi dan presisi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml, sehingga pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 (microliter) orang cenderung menggunakan mikropipet atau biasa juga dikenal dengan pipet otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai presisi antara pemipetan sampel menggunakan pipet sahli dan mikropipet pada pemeriksaan kadar hemoglobin metode Cyanmethemoglobin diterima atau tidak pada standar Standar Clinical Laboratoty Improvement Amendments (CLIA) dan menganalisis perbedaan presisi antara pemipetan sampel menggunakan pipet sahli dengan pemipetan sampel menggunakan mikropipet pada pemeriksaan kadar hemoglobin metode Cyanmethemoglobin. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan bahan pemeriksaan berupa darah EDTA dengan jumlah 36 sampel uji. Ditahapan periode pendahuluan digunakan sebanyak 60 sampel uji. Metode pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode Cyanmethemoglobin secara fotometri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai %CV pipet sahli sebesar 4,60% dan nilai %CV mikropipet sebesar 2,02%. Nilai %CVmaksismum yang di rekomendasikan oleh CLIA dapat diterima dari pipet sahli dan mikropipet yaitu <7%. Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan uji Willcoxon didapatkan hasil P 0.000<0.05. Sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan signifkan antara pipet sahli dan mikropipet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Anggreani, Nita. "PENENTUAN KUALITAS AIR LAUT DAN AIR TAWAR DI DAERAH SEKITAR PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU BERDASARKAN PARAMETER COD DAN BOD." Jurnal Ilmiah Pharmacy 6, no. 2 (October 20, 2019). http://dx.doi.org/10.52161/jiphar.v6i2.76.

Full text
Abstract:
Pantai Panjang Kota Bengkulu merupakan salah satu wilayah perairan di Kota Bengkulu yang telah dijadikan sebagai destinasi wisata bagi masyarakat dalam dan luar Provinsi Bengkulu. Banyaknya aktifitas manusia di sekitar perairan tersebut menimbulkan dugaan akan mempengaruhi kualitas air di sekitar wilayah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menentukan kualitas air laut dan air tawar di daerah sekitar Pantai Panjang Kota Bengkulu berdasarkan parameter COD dan BOD. Parameter COD ditentukan dengan metode winkler, sedangkan parameter BOD menggunakan alat fotometer. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa nilai COD air tawar di sekitar daerah Pantai Panjang rata-rata sebesar 106,7 mg/L melebihi ambang batas yang ditentukan oleh Peraturan Daerah Bengkulu Nomor 6 tahun 2005, yaitu 10 mg/L. Sedangkan nilai BOD air tawar didapatkan rata-rata 66,15 mg/L dan BOD air laut Pantai Panjang rata-rata 73,5 mg/L yang berarti melebihi ambang batas menurut aturan KMLH Nomor 51 tahun 2004 yaitu 20 mg/L. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas air laut dan air tawar di sekitar daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu tidak baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Ascherfeld, Μ., W. Fabinski, and R. Vogt. "Erweiterte Möglichkeiten und Anwendungen mit dem NDIR-Fotometer Uras 10E / Extended potentials and applications to the NDIR photometer Uras 10 Ε." tm - Technisches Messen 57, JG (January 1990). http://dx.doi.org/10.1524/teme.1990.57.jg.11.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography