To see the other types of publications on this topic, follow the link: Fraktografia.

Journal articles on the topic 'Fraktografia'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 21 journal articles for your research on the topic 'Fraktografia.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Ihlas, Apriardi, Daniel Fajar Puspita, and Budi Tjahjohartoto. "INVESTIGASI FRAKTOGRAFI DAN ANALISA TEGANGAN PADA KERUSAKAN BAUT M64 GRADE 10,9 YANG MENGALAMI PENGENCANGAN BERLEBIH." Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik 8, no. 1 (June 29, 2018): 9. http://dx.doi.org/10.37209/jtbbt.v8i1.113.

Full text
Abstract:
Baut dengan dimensi yang relatif besar umum digunakan pada infrastrukur, misalnya di pelabuhan. Telah dilakukan investigasi kerusakan pada baut M64 Grade 10,9 yang mengalami patah antara bagian kepala dan batang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kerusakan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Oleh karena itu, dilakukan serangkaian pengujian, pemeriksaan, dan perhitungan terhadap tegangan yang bekerja. yaitu (1) pemeriksaan visual dan fraktografi, (2) pengujian komposisi kimia, dan (3) perhitungan analisa tegangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar permukaan patah didominasi oleh indikasi daerah beban berlebih (zona overload) yang menunjukkan patah getas dan terjadi seketika. Hal ini dibuktikan dengan ditemukan beberapa ratchet mark yang merupakan tipikal adanya konsentrasi tegangan. Kondisi ini sangat sensitif terhadap beban tarik pada saat pengencangan. Berdasarkan analisa permukaan patahan termasuk kategori menerima kombinasi beban tarik dan bending yang terkonsentrasi. Sedangkan berdasarkan perhitungan analisa tegangan membuktikan bahwa telah terjadi beban torsi berlebih (over-torquing) yang diterima oleh baut.Kata kunci: baut, konsentrasi tegangan, fraktografi, ratchet mark
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Febriyanti, Eka, Dr Ir Amin Suhadi, M.Eng., and Laili Novita Sari. "ANALISA KEGAGALAN POLISHED ROD PADA POMPA ANGGUK." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 13, no. 2 (September 2, 2019): 129–40. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v13i2.3172.

Full text
Abstract:
Tulisan ini membahas tentang kerusakan polished rod akibat material yang digunakannya bersifat getas dan memiliki mikrostruktur yang tidak homogen. Pemeriksaan pada polished rod dari pompa angguk  menggunakan metode pengamatan visual, fraktografi makro, metalografi, uji kekerasan, analisa komposisi kimia, pemeriksaan SEM, serta uji komposisi produk korosi dengan EDX. Hasil pemeriksaan visual dan uji penetran menunjukkan adanya retak melintang yang menyebar pada satu sisi permukaan polished rod menunjukkan bahwa polished rod mengalami pembebanan bending sebelum patah. Sedangkan hasil pemeriksaan fraktografi memperlihatkan adanya daerah patahan getas dengan pola radial mark yang menandakan bahwa jenis pembebanan merupakan beban statis dengan alur perambatan yang berlangsung cepat. Selain itu, hasil pengamatan metalografi memperlihatkan bahwa struktur mikro pada polished rod bersifat tidak homogen yang terdiri atas ferit-perlit, bainit, dan martensit yang bersifat getas.  Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyebab kerusakan adalah ketidakhomogenan pada mikrostruktur dan sifat material yang bersifat getas yang berperan sebagai konsentrasi tegangan. Dengan tertahannya sistem kerja pompa angguk menyebabkan satu sisi polished rod mengalami pembebanan bending sampai material tidak mampu lagi menahan beban lalu patah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sukandar, Sukandar, and Yana Heryana. "ANALISA KERUSAKAN PIPA AIR PENGUMPAN BOILER." Jurnal Teknik Mesin Cakram 3, no. 2 (October 29, 2020): 76. http://dx.doi.org/10.32493/jtc.v3i2.7556.

Full text
Abstract:
Abstrak: Pipa air pengumpan boiler adalah suatu sistem pengumpan air ke boiler. Untuk pelindungan dari serangan korosi pada pipa disuntikkan inhibitor. Kerusakan terjadi pada pipadi ujung pipa injeksi inhibitor setelah 7 tahun operasi. Lokasi pipa inhibitor adalah 800 mm setelah swing check valve. Untuk mencari akar penyebab dilakukan analisa kerusakan. Untuk mendukung analisa kerusakan dilakukan pengujian dan pemeriksaan komposisi kimia, fraktografi, metalografi, kekerasan, produk korosi, polarisasi, simulasi aliran dan rasio Na dan PO4 dalam inhibitor. Hasil pemeriksaan komposisi kimia menunjukkan bahwa material pipa adalah sesuai standar. Hasil pemeriksaan fraktografi menunjukkan kerusakan berupa penipisan lokal berbentuk cekungan sepatu kuda. Hasil pemeriksaan metalografi menunjukkan struktur mikro material pipa adalah ferit dan perlit normal. Hasil pemeriksaan produk korosi menunjukkan kandungan oksigen yang sangat tinggi. Hasil pengujian polarisansi dengan inhibitor adalah 19,991 mpy. Hasil simulasi aliran menunjukkan di lokasi pipa injeksi inhibitor adalah zona aliran diam. Hasil pemeriksaan kandungan inhibitor menunjukkan bahwa rasio Na dan PO4 dibawah 2,85:1. Dari hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut dapat dikerucutkan bahwa akar penyebab kerusakan pipa air pengumpan boiler adalah serangan korosi akibat konsentrasi oksigen.Kata kunci: Pipa Air Pengumpan Boiler, Baja Karbon, Inhibitor, Aliran Diam, Caustic Gouging, Konsentrasi Oksigen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Hakim, Jamirul, Johanes Wawan Joharwan, and Martinus Heru Palmiyanto. "Pengaruh Beda Temperatur Proses Injeksi Terhadap Sifat Mekanis Bahan Polypropylene (PP) Daur Ulang." JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) 4, no. 2 (December 4, 2020): 124–35. http://dx.doi.org/10.18196/jmpm.v4i2.10758.

Full text
Abstract:
Polypropylene merupakan salah satu bahan plastik yang umum digunakan pada kemasan makanan dan peralatan rumah tangga karena sifat materialnya yang padat dan keras. Produk berbahan plastik memiliki dampak yang buruk terhadap lingkungan dalam pemakaian. Penggunaan plastik yang meningkat dapat menimbulkan dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan dan sampah plastik, yang membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa hancur dan terurai. Oleh karena itu, diperlukan penelitian tentang penggunaan bahan daur ulang dalam pembuatan produk plastik polypropylene dengan suhu injeksi yang bervariasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana perbedaan temperatur injeksi memengaruhi sifat mekanik dan fraktografi bahan polypropylene daur ulang.Penelitian ini dilakukan dengan membuat spesimen multipurpose yang sama dengan ISO 294-1:2012 dengan material polypropylene daur ulang 2 kali dan proses fabrikasi mesin injection molding dengan kapasitas pencekaman 70 ton dengan material polypropylene daur ulang 2 kali. Pengujian yang dilakukan menggunakan uji tarik dengan ISO 527–1 dan uji impak dengan metode Charpy ISO 179. Uji impak patahan dianalisis dengan mikroskop optik digital untuk mengetahui fraktografi patahan spesimen.Hasil dari penelitian ini mendapatkan nilai kuat tarik maksimal pada temperatur injeksi 190℃ sebesar 33,2 MPa, nilai kuat tarik terakhir pada temperatur injeksi 220℃ sebesar 32,7 MPa dan nilai kuat tarik terakhir pada temperatur injeksi 250℃ sebesar 33,1 MPa. Nilai maksimal uji impak pada temperatur injeksi 190°C sebesar 3,04 KJ/m2, nilai kuat impak pada temperatur injeksi 220°C sebesar 2,72 KJ/m2 dan nilai kuat impak pada temperatur injeksi 250°C sebesar 1,77 KJ/m2. Hasil pengamatan mikroskop optik digital menunjukkan bahwa fraktografi pada spesimen PP daur ulang variasi temperatur injeksi 190°C, 220°C, dan 250°C tidak terlalu berbeda ada void (berongga) di setiap spesimen hasil patahan uji impak. Void (berongga) pada spesimen dapat menurunkan nilai mekanisnya didukung dari hasil uji mekanis. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi temperatur dan penggunaan material yang semakin banyak di daur ulang maka akan menurun kualitas dari material tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Nusa, M. N. Setia. "KERUSAKAN PADA MATERIAL BAUT PIN AKIBAT PATAH LELAH = CAUSE OF PIN BOLT FAILURE IS FATIQUE FRACTURE." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 9, no. 3 (September 3, 2015): 105–14. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v9i3.2845.

Full text
Abstract:
Baut Pin atas pada klem sebagai koneksi ketiga kaki anjungan, yang berada didalam air laut mengalami kerusakan, patah dan terdapat korosi. Dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan baut tersebut dan mencari solusi agar kejadian tidak terulang pada masa yang akan datang. Untuk itu dilakukan pemeriksaan secara visual, fraktografi, metalografi, uji kekerasan dan uji komposisi kimia dan pemeriksaan SEM-EDS. Dari hasil pemeriksaan didapatkan struktur mikro baut pin berupa martensit temper dengan pengotor sulfit arah memanjang serta temuan kerusakan dengan ciri-ciri patah lelah yang ditandai dengan adanya beach marck dan radial fanlike. Beban yang diterima pada patah lelah I adalah reversed bending, dan pada patah lelah II menerima beban geser-geser dan reversed bending. Dengan demikian penyebab kerusakan baut pin adalah patah lelah oleh beban bending dan beban geser.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Sunandrio, Hadi, and Sutarjo . "ANALISIS KEGAGALAN SHAFT POMPA SUBMERSIBLE PADA UNIT PENGEBORAN MINYAK BUMI = FAILURE ANALYSIS OF PUMP SHAFT SUBMERSIBLE ON OIL DRILLING UNIT." Material Komponen dan Konstruksi 14, no. 1 (June 1, 2014): 37. http://dx.doi.org/10.29122/mkk.v14i1.1653.

Full text
Abstract:
Vital component of a pump is the shaft, which serves to continue the torque of the driving during the operation and the seat of the impeller and other rotating parts.This research will be observed and taken action to find the cause of the damage that the sentence is not complete.The results showed that the main cause of damage to the pump shaft submersible because one shaft surfaces that are in the bearings rub against each other to generate heat, consequently between the shaft and the bearing sticking together, so the shaft is stopped suddenly resulting in rows experiencing shock loads (impact load) then the motor continues to rotate, resulting in shaft having torsional force. Because the area is an area that has a radius concentrated high voltage, then the broken shaft in the arearesulted in the remaining of word is not clear a broken pump shaft on oil drilling unit.Examinations and tests performed on the pump shaft, include: fraktografi and metallographic examination and hardness testing. Data from the results of examination and tests are then analyzed to determine the cause of the fracture on the pump shaft.Keywords : pump shaft, impact loads, torsional force, brokenAbstrak Komponen vital dari sebuah pompa adalah shaft, yang berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian yang berputar lainnya.Pada penelitian ini akan diamati dan diambil tindakan untuk mencari penyebab kerusakan yang mengakibatkan patahnya shaft pompa submersible pada unit pengeboran minyak bumi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kerusakan dari shaft pompa karena salah satu permukaan shaft yang berada di dalam bearing saling bergesekan hingga menimbulkan panas, akibatnya antara shaft dan bearing saling menempel, sehingga shaft terhenti secara tiba-tiba yang mengakibatkan shaf mengalami beban kejut (impact load) saat itu motor masih terus berputar, akibatnya shaft mengalami gaya puntir. Karena di daerah radius merupakan daerah yang mempunyai konsentrsi tegangan tinggi, maka shaft patah di daerah tersebut.Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap shaft pompa, meliputi : pemeriksaan fraktografi dan metalografi dan uji kekerasan. Data dari hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut kemudian di analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya patah pada shaft pompa tersebut.Kata kunci : shaft pompa, beban kejut, gaya puntir, patah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Santosa, Heru. "ANALISA KERUSAKAN STUD BOLT TURBIN UAP 300 MW DAN UPAYA PENCEGAHANYA." Jurnal Teknik Mesin Cakram 3, no. 1 (May 12, 2020): 9. http://dx.doi.org/10.32493/jtc.v3i1.5061.

Full text
Abstract:
Fungsi Stud Bolt adalah untuk mengikat casing atas dan casing bawah pada turbin uap 330 MW, bekerja pada temperatur ± 538° operasi terus menerus 24 jam dan sudah beroperasi selama ± 25 tahun. Kerusakan yang terjadi mengalami patah dan retak padaleher ulir stud Bolt.Jika kerusakan diabaikan, maka uap dalam turbin tidak akan berjalan semestinya. Analisa pengkajian penyebab utama terjadinya kerusakan melalui beberapa pengujian fraktografi, metalografi, uji kekerasan,uji SEM, komposisi kimia dan pengamatan perubahan sifat mekanis logam material Stud Bolt akibat pengaruh panas tekanan dan getaran. Hasil dari pengujian SEM denganmenggunakandetektor BSE terlihatpatahanyang terjadimerupakanpatahan brittle. Hasil pengujian komposisi kimiadan PMI kandungan Ni sebesar 34.5 - 35.5 %,dengan Cr sebesar 14.8 - 16.6 %.Hasil pengujian kekerasanmasihsesuaidengannilaistandarjikadibandingkandenganstandarmaterial SA-453 M Gr. 665 class A sebesar 328 - 410 HV (maks). Penyebab utama kerusakan digunakan untuk pengembangan kwalitas Stud Bolt serta optimasi usaha memperpanjang umur operasional (life time) meliputi perbaikan desain, material, manufaktur, cara pemasangan serta penerapan system manajemen pemeliharan yang tepat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Febriyanti, Eka. "ANALISIS KEGAGALAN SCREW PENYEBAB KERUSAKAN DECANTER SHAFT PADA UNIT PENGOLAHAN MINYAK." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 11, no. 3 (February 14, 2018): 185–92. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v11i3.2524.

Full text
Abstract:
Decanter merupakan mesin industri pada unit pengolahan minyak yang berfungsi untuk memisahkan sludge dari crude oil tank menjadi light phase, heavy phase dan solid  dalam crude oil sehingga proses pemisahan selanjutnya di dalam clarier settling tank akan lebih sempurna. Shaft merupakan salah satu bagian dari decanter yang berhenti beroperasi setelah pengoperasian satu tahun. Selanjutnya setelah dilakukan investigasi di tempat kejadian menunjukkan bahwa screw dari shaft mengalami patah sehingga menyebabkan decanter berhenti beroperasi. Hasil pemeriksaan visual menunjukkan bahwa screw mengalami perpatahan/rusak di daerah radius. Sedangkan pemeriksaan fraktografi menunjukkan bahwa foto makro permukaan patahan screw berupa patah ulet yang berawal dari satu sisi dan merambat hingga mencapai penjalaran retak sebesar 70%, namun patah sisa/patah akhir yang terletak berseberangan dengan patah awal. Hasil pemeriksaan tersebut juga dikonfirmasi dengan pemeriksaan metalografi yang menunjukkan adanya inklusi pengotor di lokasi perpatahan screw. Oleh karena itu, cacat inklusi akibat proses manufaktur berperan sebagai inisiasi perambatan retak, lalu menjalar akibat pembebanan dinamis dari pergerakan shaft sampai akhirnya baut mengalami perpatahan. Analisis kimia dari material screw menunjukkan bahwa material screw yang diperiksa merupakan jenis low alloy steel yang sesuai dengan spesifikasi standard.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Rahardian, Slamet. "ANALISA KERUSAKAN PADA POROS DUDUKAN BOTTOM PLATE DARI MESIN PENCAMPUR CAT DAN UPAYA PENCEGAHANNYA." Jurnal Teknik Mesin Cakram 3, no. 2 (October 29, 2020): 86. http://dx.doi.org/10.32493/jtc.v3i2.7557.

Full text
Abstract:
Abstrak: Permintaan akan Cat tembok pada pasar domestic yang tinggi menuntut penggunaan mesin yang selalu dalam kondisi prima, namun pada prakteknya sering terjadi kerusakan mesin. Salah satu komponen yang sering terjadi kerusakan adalah Poros Dudukan Bottom Plate Pada Mesin Pencampur Cat. Kerusakan tersebut mengharuskan dilakukannya penghentian proses produksi untuk melakukan perbaikan, hal ini menyebabkan kerugian waktu dan biaya bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mencari penyebab serta mengetahui mekanisme terjadinya kegagalan yang terjadi pada Poros Dudukan Bottom Plate dengan spesifikasi material baja karbon S45C. Hasil fraktografi menunjukkan bahwa permukaan patahan merupakan struktur martensit temper yang mempunyai kekerasan cukup tinggi dan bersifat getas (brittle) sehingga tidak ada deformasi plastis pada permukaan patahan, tetapi dapat mengurangi ketahanan material terhadap beban kerja unidirectional bending dan mempunyai konsentrasi teganggan yang tinggi. Kemudian dapat disimpulkan bahwa kerusakan yang terjadi pada Poros Dudukan Bottom Plate dari material S45C pada mesin pencampur cat disebabkan oleh patah lelah (fatique fracture), hal ini didukung oleh penjalaran patah dimulai dari satu sisi shaft dan daerah fatigue terjadi pada ¾ dari diameter Poros Dudukan Bottom Plate.Kata kunci: Poros Dudukan BottomPlate, Mesin Pencampur Cat, Analisa Kerusakan, Pengujian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Suhadi, Amin. "ANALISIS KERUSAKAN RADIATOR SEPEDA MOTOR 150cc." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 11, no. 2 (August 15, 2017): 101–8. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v11i2.2257.

Full text
Abstract:
Sepeda motor yang mempunyai kapasitas mesin relativ besar memerlukan pendingin yang efisien agar ketika beroperasi tidak mengalami panas yang berlebihan sehingga dapat merusak mesin tersebut. Jika sepedamotor dengan kapasitas mesin kecil cukup menggunakan pendingin udara, maka untuk sepeda motor dengan kapasitas mesin besar digunakan pendingin dengan sistim cairan, dan dikenal dengan nama radiator.  Jika radiator rusak maka sistim pendinginan tidak berjalan dengan baik sehingga berpotensi terjadi kebakaran pada mesin. Pada penelitian ini di lakukan analisa terhadap kebocoran yang terjadi pada sebuah radiator sepeda motor 150 cc, tujuan penelitian adalah untuk mencari akar penyebab kerusakan dari radiator tersebut agar kerusakan serupa tidak terjadi pada produk sepedamotor yang sejenis.  Analisa yang dilakukan meliputi pemeriksaan permukaan patahan dengan cara analisa makro fraktografi, pemeriksaan struktur mikro, pemeriksaan komposisi kimia, pemeriksaan kekerasan dan pemeriksaan SEM (Scanning Electron Microscopy) serta pemeriksaan menggunakan EDS (Energy Dispersive Spectrometer). Hasil penelitian menunjukkan bahwa retak dan patahnya penopang radiator disebabkan adanya beban dinamis atau getaran yang terjadi pada konstruksi tersebut dan dipikul oleh pelat penopang radiator. Bukti dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa karet yang berfungsi sebagai peredam getaran radiator pada posisi atas telah aus dan kendur sehingga fungsi peredaman tidak optimum lagi, sehingga pelat penopang radiator retak dan retaknya merambat ke kisi kisi yang berisi cairan pendingin dan mengakibatkan kebocoran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Nusa, M. N. Setia. "PATAHNYA PEGAS ULIR KERETA API AKIBAT KELEBIHAN BEBAN = THE BREAKING OF TRAIN SPRING COIL CAUSED BY OVERWEIGHT." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 9, no. 2 (September 13, 2016): 59–66. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v9i2.85.

Full text
Abstract:
AbstractAn investigation of a failure coil spring must be applied to the fracture as well the material, to find out the problem. Therefore some recommended action could be given to avoid a repitition of such damage. Some methodes of inspection should be performed such as visual observation, fractography, metallography, hardness test and chemical analysis.The result of investigation showed a fatigue fracture caused by high dynamic load wich is applied during service with a fracture below 5 %. A high cantilever bending tension at each end of the spring has occurred due to overload condition on main base plate wich rised deformation. There by the coil spring has broken. AbstrakPada pegas ulir yang mengalami kerusakan dilakukan pemeriksaan pada permukaan patah dan materialnya, dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan per koil tersebut dan mencari solusi agar kejadian tidak terulang pada masa yang akan datang. Untuk itu dilakukan pemeriksaan secara visual, fraktografi, metalografi, uji kekerasan dan uji komposisi kimia.Dari hasil pemeriksaan didapatkan temuan kerusakan dengan ciri-ciri patah lelah (fatique) mengalami patah lelah dengan tegangan dinamis yang tinggi dimana area patah lelahnya dibawah 5%. Terjadi tegangan tinggi berupa tegangan bending diujung per karena pelat penumpu mengalami beban berlebih sehingga terjadi deformasi yang memungkinkan terjadinya kondisi kantilever di ujung per tersebut sehingga per tidak kuat menahan beban dan patah.Â
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Nusa, M. N. Setia. "PENGARUH JACKETING PADA KELAYAKAN OPERASIONIL PROSES COLUMN DISTILASI = THE INFLUENCE OF JACKETING ON PROFICIENCY OF DESTILATION COULUMN PROCES." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 10, no. 1 (September 13, 2016): 27–34. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v10i1.100.

Full text
Abstract:
Abstract A column distillation has been operated for 42 years , Leaking often happens in top of tray part. it has been repaired by jacketing and patching. Meantime there are still some leaks and damages happens in top tray. Some research and repair action were conducted to avoid the same problem in the future and to know the recent condition of the column using fractography examination, Metallography examination, hardness test, chemical composition analysis, thickness and pundit and the result will be deriving us to the caused of the failure and to the impact of the used of patching and jacketing on material. The research results reveal any corrosion and the elements that have been uneven jacketing conditions only at the top of the destilation column. AbstrakColumn distilasi telah beroperasi selama 42 tahun, beberapa kali mengalami kebocoran di dinding tray bagian atas dan setiap kali repair dilakukan dengan jacketing dan patching. Pada saat ini masih ditemukan ada beberapa kerusakan/kebocoran juga pada tray atas, untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk tindakan repair dan mengetahui kondisi terkini column melalui pemeriksaan fraktografi, metalografi, uji kekerasan, komposisi kimia, ketebalan dan pundit sehingga secara keseluruhan hasilnya dapat mengetahui penyebab kerusakan dan mengetahui pengaruh patching dan jacketing pada material. Hasil penelitian ditemukan adanya unsur korosi serta kondisi jacketing yang sudah merata pada bagian atas coulumn destilasi.Â
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Selviyanty.YH, Veny. "Unjuk Kerja dan Pemeliharaan Gear Pump pada Unit Excavator 220 LC." Jurnal Surya Teknika 5, no. 01 (June 1, 2017): 55–66. http://dx.doi.org/10.37859/jst.v5i01.608.

Full text
Abstract:
Gear pump (pompa roda gigi) adalah jenis pompa positive displacement dimana fluida akan mengalir melalui celah-celah roda gigi dengan dinding rumahnya disebut sebagai pompa karena fluida yang dialirkan pada umumnya berupa cairan (liquid) atau bubur (slurry). Sedangkan pompa positive displacement berarti pompa tersebut menghisap sejumlah fluida yang terjebak yang kemudian ditekan dan dipindahkan ke arah keluaran (outlet). Gear pump sering digunakan untuk aplikasi hydrolic fluid power. Dalam pengoperasiannya sebuah komponen gear pump excavator dapat mengalami kegagalan, meskipun komponen tersebut masih dalam keadaan bagus/ baru. Untuk menganalisa penyebab terjadi kegagalan gear pump ini dilakukan pengujian yang meliputi pengujian yang bersifat merusak (destructive material testing) menggunakan uji kekerasan dan pengujian yang tidak merusak (non-destructive material testing) menggunakan uji fraktografi, metallografi dan pengujian komposisi kimia. Dari hasil pemeriksaan di labor menunjukan bahwa Gear Pump Excavator mengalami kerusakan pada gigi penggerak di bagian luar dan gigi bagian dalam, photo makro roda gigi bagian luar dalam penampang melintang menunjukan adanya cacat Deformasi / Perubahan Bentuk akibat beban bentur pada permukaan roda gigi. Roda gigi yang menerima beban putar/ gesek mengalami aus sesuai dengan arah putaran geardan pada permukaan patahan dan menunjukkan terdapatnya inklusi yang terkonsentrasi mengarah ke permukaan material gear pump excavator sehingga menyebabkan terjadinya aus. Pada material gear pump excavator yang mengalami kegagalan bila dilihat dari bentuk patahannya termasuk kepada jenis beban fatik karena sebelum patah gear pump excavator mengalami cacat deformasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Jufrianda, Jufrianda, Akhyar Ibrahim, Turmizi Turmizi, and Arskadius Arskadius. "ANALISA KERUSAKAN BAUT PENGIKAT KEPALA MESIN FRAIS VERTIKAL." Jurnal Mesin Sains Terapan 5, no. 1 (March 3, 2021): 52. http://dx.doi.org/10.30811/jmst.v5i1.2144.

Full text
Abstract:
Baut merupakan pengikat dua komponen atau lebih yang ikatannya bersifat semi permanen dan digunakan secara luas oleh masyarakat. Pemilihan baut juga merupakan faktor yang penting untuk menghindari terjadinya kegagalan/ kerusakan pada baut. Sejarah kegagalan baut pengikat kepala mesin frais vertikal dimana baut pengikat kepala mesin frais bawaan dari pabrik sudah pernah di ganti sebelumnya, faktor pergantian baut pengikat kepala mesin frais bawaan dari pabrik yaitu terjadinya patahan terhadap baut tersebut. Teknisi laboratorium produksi dan permesinan mengambil keputusan untuk melakukan pergantian baut bawaan dari pabrik dengan menggunakan material Amutit. Pada bulan April tahun 2018, baut pengikat kepala mesin frais vertikal telah patah beberapa kali. Hasil pengujian fraktografi pada patahan awal memperlihatkan adanya pola pembebanan dinamis yang terus berulang pada baut sehingga permukaan patahan baut mengalami patah getas intergranular. Hasil pengujian Komposisi kimia antara baut dari pabrik, baut patah pertama, dan baut patah kedua tidak jauh berbeda dan terdapat nilai gradess C, dimana material baut tersebut telah mengalami prose carburizing dimana suhu carburizing mencapai 150-200oC sedangkan pada kulitnya mencapai suhu 800-1200 oC. Hasil pengujian kekerasan tertinggi terjadi pada baut pabrik yakni sebesar 47.7 HRC, diikuti baut batah 2 sebesar 44.8 HRC dan 43.8 HRC pada baut patah 3. Hasil pengujian SEM baut pertama terlihat terjadi inclusion dan porosity dan pada baut kedua terlihat adanya patah brittle fracture dan fatique dimana terjadi dengan adanya penjalaran retak yang lebih cepat dengan penyerapan energy yang lebih sedikit.Kata Kunci : Baja Amutit, Scanning Electron Microscopy, Mesin Frais Vertikal, dan Analisa Kerusakan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Nusa, M. N. Setia. "KERUSAKAN PADA MATERIAL BAUT PIN AKIBAT PATAH LELAH = CAUSE OF PIN BOLT FAILURE IS FATIQUE FRACTURE." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 9, no. 3 (September 13, 2016): 105. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v9i3.1641.

Full text
Abstract:
Upper pin bolt of three platform support connection which is located under see water having failure, fracture and corroded. Investigation is conducted to find the cause of failure and going recomendation to avoid same failure takes place in the future.The axamination are conducted are visual, fractography, metallography, hardness test, chemical composition and SEM-EDS. From the examination it is resulted that the microstructure of pin bolt material temper with elongated inclusion of sulfide and finding of typical of fatique failure as indicated by beachmark and fanlike radial mark, operation load on fatique fracture I is reversed bending and on fatique fracture II is shear load and reversed bending. The cause of the pin bolt failure is fatique fracture due to bending and shear load. ABSTRAKBaut Pin atas pada klem sebagai koneksi ketiga kaki anjungan, yang berada didalam air laut mengalami kerusakan, patah dan terdapat korosi. Dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan baut tersebut dan mencari solusi agar kejadian tidak terulang pada masa yang akan datang. Untuk itu dilakukan pemeriksaan secara visual, fraktografi, metalografi, uji kekerasan dan uji komposisi kimia dan pemeriksaan SEM-EDS. Dari hasil pemeriksaan didapatkan struktur mikro baut pin berupa martensit temper dengan pengotor sulfit arah memanjang serta temuan kerusakan dengan ciri-ciri patah lelah yang ditandai dengan adanya beach marck dan radial fanlike. Beban yang diterima pada patah lelah I adalah reversed bending, dan pada patah lelah II menerima beban geser-geser dan reversed bending. Dengan demikian penyebab kerusakan baut pin adalah patah lelah oleh beban bending dan beban geser.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Furkan, Furkan, Akhyar Ibrahim, and Azwar Azwar. "PENGARUH TEMPERATUR CRYOGENIC TERHADAP KETANGGUHAN IMPACT SAMBUNGAN PENGELASAN STAINLESS STEEL AISI 304." Jurnal Mesin Sains Terapan 4, no. 1 (February 28, 2020): 50. http://dx.doi.org/10.30811/jmst.v4i1.1745.

Full text
Abstract:
Seiring dengan berkembangnya teknologi telah dihasilkan pada baja dengan berbagai jenis sesuai dengan fungsi dan tujuan pemakaian. Salah satunya adalah baja tahan karat austenitic AISI 304 umumnya digunakan untuk memproduksi tangki kargo gas alam cair (LNG) karena kinerjanya yang lebih tinggi di lingkungan yang sangat rendah dan tahan terhadap korosi. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh temperatur cryogenic terhadap ketangguhan impact daerah HAZ, daerah weld metal, dan daerah Fusion Line Baja tahan karat AISI 304, melakukan analisa fraktografi pada permukaan patahan. Metode penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperature cryogenic terhadap ketangguhan impact sambungan pengelasan stainless stell AISI 304, dimulai dari mempersiapkan alat dan bahan, proses pengelasan, pengujian impact charpy dan analisa patahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil nilai rata-rata pengujian impact tertinggi terdapat pada temperatur ruangan di daerah HAZ yaitu 3,71 joule/mm2 dan hasil nilai pengujian impact terendah terdapat pada temperatur cryogenic di daerah weld metal yaitu 0,69 joule/mm2. Pengujian impact pada temperatur cryogenic didapatkan hasil nilai pengujian impact terendah dibandingkan dengan nilai hasil pengujian impact temperatur ruangan. Spesimen di daerah HAZ, fusion line, dan weld metal, pada temperatur cryogenic mengalami bentuk perpatahan getas. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa, berdasarkan hasil pengujian impact material stainless steel aisi 304 temperatur cryogenic dan temperatur ruangan, terlihat jelas bahwa kekuatan beban kejut material stainless steel AISI 304 pada pengujian temperatur cryogenic menurun di daerah HAZ, fusion line, dan weld metal dibandingkan dengan kekuatan beban kejut material stainless steel AISI 304 pada temperatur ruangan.Kata Kunci : Stainless Steel AISI 304, Temperature Cryogenic, Pengelasan SMAW, Impact Charpy, Analisa Patahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Sari, Laili Novita. "KERUSAKAN TUBE FURNACE AKIBAT DEPOSIT DAN KOROSI SULFIDA DI INDUSTRI MIGAS = THE FAILURE OF FURNACE TUBE CAUSED BY DEPOSIT AND SULFIDE CORROSION IN MIGAS INDUSTRY." Material Komponen dan Konstruksi 14, no. 1 (June 1, 2014): 1. http://dx.doi.org/10.29122/mkk.v14i1.1649.

Full text
Abstract:
When furnace 1 and 2 were shutdown, we did in situ metallography on furnace tube randomly to know its reliability. Tube which damage a failed tube was taken to laboratory to be analyed the failure cuased to avoid the same failure in the future. The examination and testing held on tube furnace 1 and 2 CDU III was : fractography and metallography examination, hardness testing, chemical composition analysis and SEM – EDX examination. From the examination and testing can be concluded that the tube furnace can not resist over heating as a result of deposit , graphite was formed in outer side and sulfide corrosion was formed in inner side causing diameter thinning. Depletion and graphitization region is a critical area so if the tube receives a static load and the excess temperature the tube will damage.Keywords : tube furnace, over heating, corrosion, depositeAbstrak Pada saat Furnace 1 dan 2 dishutdown, kami melakukan kegiatan insitu metallografi pada tube furnace tersebut secara acak untuk menentukan ketahanannya (reliabilitasnya). Pada pemeriksaan tersebut diambil satu buah tube yang mengalami kerusakan yang berat untuk dianalisa penyebab kerusakannya sehingga dapat dilakukan tindakan penanggulangan untuk di kemudian hari. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap tube Furnace 1 dan 2 , meliputi : pemeriksaan fraktografi dan metalografi, uji kekerasan, analisa komposisi kimia, serta pemeriksaan dengan SEM dan EDAX. Data dari hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut kemudian di analisa untuk mengetahui penyebab kerusakan tube furnace tersebut. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa tube nomer D29 furnace II coil 2 tidak mampu menerima panas berlebih dampak dari deposit sehingga pada permukaan diameter luar terbentuk grafit dan pada permukaan diameter dalam terserang korosi sulfidasi yang akibatnya terjadi penipisan ketebalan. Daerah penipisan dan daerah grafitisasi merupakan daerah yang kritis sehingga jika tube menerima beban statis dan temperatur berlebih maka mengalami kerusakan.Kata kunci : tube furnace , over heating, korosi, deposit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Sunandrio, Hadi. "Fenomena Patah Lelah Batang Torak Mesin Kendaraan Niaga." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 8, no. 2 (July 29, 2019): 65–72. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v8i2.3649.

Full text
Abstract:
Batang torak (connecting rod) mesin kendaraan niaga mengalami patah di daerahconnecting rod shank, pada saat kendaraan tersebut sedang berjalan.Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian di laboratorium terhadap patahan batang torak tersebut, meliputi : pemeriksaan fraktografi, pemeriksaan metalografi, pengujian kekerasan, analisa komposisi kimia dan pemeriksaan dengan SEM. Dari hasil pemeriksaan dan pengujian diketahui bahwa patahnya connecting rod shankdisebabkan karena mengalami patah lelah (fatigue fracture). Bila dilihat dari luasan area lelah (fatigue area) yang lebih besar dibandingkan dengan sisa patahannya (final fracture), maka dapat diketahui bahwa connecting rod shanktelah mengalami patah lelah akibat beban unidirectional bending, dengan tegangan nominal yang rendah (low nominal stress) tanpa adanya konsentrasi tegangan (no stress concentration). Struktur mikro connecting rod shank adalah ferrite dan pearlite, Dari hasil pemeriksaan komposisi kimia dan pengujian kekerasan menunjukkan jenis materia daril connecting rod shank sesuai dengan spesifikasi yang digunakan, yaitu JIS G 4051 Grade S 20 C.Kata kunci : Batang torak, Patah lelah, Beban tekuk searah, Tegangan nominal rendah, Tanpa konsentrasi teganganAbstractThe connecting rod engine of commercial vehicle was suffering damage on the coneecting rod shank area, while its running. To determine the cause of the damage, it is necessary to do inspection and test on the connecting rod fracture in the laboratory, includes: fractography examination, metallography examination, hardness testing, chemical composition analysis and SEM examination. From the results of inspection and testing are known that the fracture of connecting rod shank caused by fatigue fracture. By observing that extent of fatigue area is larger than the final fracture, shows that the connecting rod shank has suffered unidirectional bending fatigue due to load, with nominal low stress and no stress concentration. Connecting rod shank microstructure is ferrite and pearlite, From the results of the chemical composition and hardness testing indicates the type of connecting rod shank material is in accordance with the specification, JIS G 4051 Grade S 20 C.Keywords : Connecting rod, Fatigue fracture, Unidirectional bending, Low nominal stress, No stress concentration
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Hatta, Ilham. "ANALISIS KERUSAKAN PIPA BAJA HP- MODIFIED UNTUK PADA INDUSTRI MIGAS." Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 15, no. 2 (February 27, 2019). http://dx.doi.org/10.29122/jsti.v15i2.943.

Full text
Abstract:
Pipa baja hydrogen plant yang terdapat pada unit pengolahan minyak dan gas meledak / pecah setelah dioperasikan selama kurang lebih 5 tahun. Pada saat ledakan terjadi ada 8 batang pipa hydrogen plant mengalami kerusakan dari 144 batang pipa yang terpasang pada sisi barat. Sedangkan pada sisi timur juga terdapat 144 batang pipa, hanya saja tidak satupun yang mengalami kerusakan pada saat terjadi ledakan. Pipa yang terpasang pada hydrogen plant terbuat dari baja paduan tinggi tipe HP-Modified. Berdasarkan pendekatan ilmu bahan, maka metode analisis kerusakan yang digunakan, adalah makro fraktografi, metalografi, komposisi kimia dan uji kekerasan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pipa tersebut rusak akibat faktor panas setempat yang berlebihan dan adanya pengaruh pendinginan yang sangat cepat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Sunandrio, Hadi, and Laili Novita Sari. "SERANGAN KOROSI SUMURAN (PITTING CORROSION) PADA PIPA ROLL BEARING DISTRIBUSI." Material Komponen dan Konstruksi 11, no. 2 (January 9, 2019). http://dx.doi.org/10.29122/mkk.v11i2.556.

Full text
Abstract:
Dalam instalasi explorasi minyak, peralatan yang digunakan untuk menyalurkan minyak mentah dari sumur minyak ke tangki - tangki penampungan melalui pipa distribusi. Dimana untuk membagi ke masing-masing tanki penampungan pada pipa distribusi unit penyaluran minyak yang dibuat dapatberputar dengan menggunakan roll bearing.Pada penelitian ini telah diamati kerusakan yang terjadi pada disuatu instalasi explorasi minyak yang mengakibatkan kebocoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kerusakan pada roll bearing karena adanyaserangan korosi sumuran . Pada bagian dalam bearing pada kondisi beroperasi selalu bersentuhan langsung dengan cairan / minyak secara terus menerus yang mengandung air danelemen-elemen yang bersifat korosif. Dalam keadaan demikian maka clearence pada bearing akan membesar dan pada akhirnya akan timbul kebocoran. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap roll bearing, meliputi :pemeriksaan fraktografi dan metalografi, uji kekerasan, analisa komposisi kimia, serta pemeriksaan dengan SEM dan EDAX. Data dari hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut kemudian di analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kebocoran pada roll bearing tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Febriyanti, Eka. "Fenomena Fatik Pada Baut Penyebab Kerusakan Piston Mesin Diesel Suatu Unit Alat Berat Buldozer." Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 16, no. 2 (March 8, 2019). http://dx.doi.org/10.29122/jsti.v16i2.3410.

Full text
Abstract:
Bolt is important component of diesel engine in bulldozer heavy equipment which has function to tight a piston component, so bolt generally experiences tensile load and torque load in its operation. In this research, showed that the bolt failed during diesel engine operation. Therefore, it is necessary to do a detailed analysis of the main causes bolt failure. Observation and examination include visual observation, fracture surface observation by Scanning Electron Microscope (SEM), metallographic examination, hardness test, tensile testing, and chemical composition analysis by optical emission spectroscopy. Detail analysis of the failed bolt was caused by fatigue failure. The failure of bolt was initiated by plastic deformation such as indentation on the outer bolt surface. Incompatibility of clamping and tightening mechanism is allegedly the caused of the indentation on the bolt. The indentation on outer bolt surface acts as stress riser. With the presence of material defect such as MnS inclusion from metallographic examination, vibration, tensile and torque residual stress during operation, fatigue crack formed and propagated until material is no longer able to withstand load that resulted final fracture.Baut merupakan komponen penting suatu mesin diesel pada sebuah unit alat berat buldozer yang salah satunya berfungsi untuk mengencangkan komponen piston. Oleh karena itu, menyebabkan baut tersebut sering mengalami pembebanan tarik dan torsi dalam pengoperasiannya. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa baut rusak selama mesin diesel beroperasi. Untuk mengetahui detail penyebab utama kerusakan yang terjadi pada baut perlu dilakukan analisis yang mendalam. Tahapan yang dilakukan antara lain pemeriksaan visual, pengamatan fraktografi dari permukaan patahan baut dengan menggunakan SEM, pengamatan metalografi, pengujian kekerasan, pengujian tarik, dan analisis komposisi kimia material baut. Dari hasil pengamatan dan pengujian menunjukkan bahwa kerusakan baut disebabkan karena pembebanan fatik dimana kerusakan awal ditandai dengan adanya deformasi plastis berupa indentasi/penjejakan di permukaan luar baut. Oleh karena itu, ketidaksesuaian dalam mekanisme pengencangan dan penjepitan piston menyebabkan terjadinya indentasi/penjejakan. Indentasi/penjejakan di permukaan luar baut berperan sebagai peningkat tegangan. Dengan adanya kehadiran cacat material seperti inklusi MnS seperti yang terlihat dari hasil pengamatan metalografi, ditambah dengan getaran, tegangan tarik, dan torsi selama pengoperasian maka retak fatik terbentuk dari indentasi/penjejakan dan merambat sampai material baut tidak dapat menahan beban dan akhirnya patah.Keywords: bolt, inclusion, indentation, vibration, fatigue
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography