Academic literature on the topic 'Geopolimero'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Geopolimero.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Geopolimero"

1

Eduarda Alves e Álvares, Letícia, Emerson Cardoso Rodrigues Cardoso Rodrigues, Josiel Lobato Ferreira Lobato Ferreira, Julia Alves Rodrigues, Wenderson Gomes dos Santos, Romero Moreira de Oliveira, Dilson Nazareno Pereira Cardoso, and Bruno Marques Viegas. "Caracterização reológica de geopolimero em estado fluido a partir de resíduos de construção civil da cidade de Belém-PA." Conjecturas 2022, no. 18 (December 8, 2022): 154–67. http://dx.doi.org/10.53660/conj-2147-2x19.

Full text
Abstract:
O geopolímero é um material polimérico inorgânico, também denominado de polissialatos a base de filossilicatos. Para a sua produção, neste trabalho, utilizou-se como fonte de aluminossilicatos o resíduo da construção civil, caulim calcinado à 700 °C e como solução ativadora o NaOH 8 M. Os materiais sólidos foram caracterizados por microscopia eletrônica de varredura, fluorescência de raios X, análise granulométrica e difração de raios X. Os geopolímeros produzidos foram analisados reologicamente, aproximadamente 29 min após a produção da mistura geopolimérica, cujos resultados mostraram que o material obtido possui características segundo o modelo de Herschel-Bulkley, sendo um fluido não newtoniano.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Yunita, Yunita, Okta Meilawaty, and Liliana Liliana. "PENGARUH PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DAN ABU TERBANG PLTU BUNTOI SEBAGAI SEMEN KONVENSIONAL TERHADAP KUAT TEKAN." Jurnal Kacapuri : Jurnal Keilmuan Teknik Sipil 4, no. 1 (June 29, 2021): 33. http://dx.doi.org/10.31602/jk.v4i1.5126.

Full text
Abstract:
Beton geopolimer adalah beton yang tidak menggunakan semen portland sebagai binder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang dihasilkan dari penambahan abu sekam padi terhadap abu terbang PLTU Buntoi sebagai pengganti semen, sehingga didapat kuat tekan beton geopolimer yang maksimal. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu dengan membuat benda uji pasta geopolimer ukuran 20 mm × 40 mm. Dengan variasi penambahan abu sekam padi (0%,10%, 20%, 30% dan 40%) dari berat abu terbang. Hasil kuat tekan pasta geopolimer dengan persentase penambahan abu sekam padi sebanyak 40% dan abu terbang 60% menghasilkan kuat tekan rata-rata terbesar yaitu 16,99 MPa. Hasil tersebut digunakan sebagai binder dalam pembuatan beton geopolimer. Kuat tekan rata-rata beton geopolimer berdasarkan umur pengujian 3, 7, 14 dan 28 hari, dengan kuat tekan berturut-turut adalah 0,96 MPa, 1,87 MPa, 1,59 MPa, 1,58 MPa. Hasil tersebut menunjukan bahwa kuat tekan beton geopolimer lebih rendah dibandingkan dengan kuat tekan pasta geopolimer. Kata Kunci: Abu sekam padi, abu terbang, geopolimer, komposisi, kuat tekan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Suryatmojo, Ibnu. "Flexural Strength pada Geopolimer Komposit dengan Filler Zirconia Alumina dan Nanoselulosa Kristalin." SONDE (Sound of Dentistry) 6, no. 2 (March 23, 2022): 37–44. http://dx.doi.org/10.28932/sod.v6i2.4431.

Full text
Abstract:
Komposit adalah bahan restorasi yang paling umum digunakan dalam kedokteran gigi untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang. Komposit yang ada saat ini masih memiliki beberapa kekurangan sifat mekanis. Geopolimer adalah bahan yang mulai berkembang dalam bidang kedokteran gigi, karena memiliki sifat mekanis yang baik sebagai bahan restorasi sehingga bahan ini dapat bermanfaat, selanjutnya penambahan filler dapat meningkatkan sifat mekanis suatu komposit. Untuk mengetahui pengaruh zirkonia-alumina (ZrO2-Al2O3) dan nanoselulosa kristalin (C6H10O5)n sebagai filler tambahan terhadap sifat mekanis komposit berbasis geopolimer. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan desain kontrol post test only. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok uji. Untuk menguji sifat mekanis yaitu flexural strength dari geopolimer komposit yang telah ditambahkan ZrO2-Al2O3 dan/tanpa nanoselulosa kristalin. Analisis statistik dilakukan menggunakan program STATA. Hasil uji flexural strength kelompok geopolimer komposit-ZrO2-Al2O3 dan geopolimer komposit-ZrO2-Al2O3-nanoselulosa kristalin menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,000). Penambahan nanoselulosa kristalin pada geopolimer komposit-ZrO2-Al2O3 meningkatkan flexural strength secara signifikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Qomaruddin, Mochammad, Ariyanto Ariyanto, Istianah Istianah, and Fatimatuz Zahro. "PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK MENJADI AGREGAT PADA MORTAR GEOPOLIMER." Dinamika Rekayasa 16, no. 2 (July 28, 2020): 121. http://dx.doi.org/10.20884/1.dr.2020.16.2.284.

Full text
Abstract:
<p class="DRParagraf">Berbagai jenis plastik susah berkontaminasi dengan tanah yang juga dianggap limbah anorganik, yang sulit hancur dengan sendirinya. Solusi pemanfaatan limbah plastik dapat digunakan sebagai agregat beton. Metode yang digunakan yaitu eksperimental di laboratorium dengan membandingkan mortar geopolimer dan konvensional dalam variasi jumlah agregat plastik substitusi agregat alam. Pengaruh penambahan plastik Pasta geopolimer menggunakan 3 varian molaritas 8M, 12M, 16M. Hasil pengujian kuat tekan beton didapatkan nilai kuat tekan tertinggi pada mortar geopolimer 12M dengan penambahan agregat kasar berupa limbah plastik sebanyak 15% pada umur 28 hari dengan dengan hasil kuat tekan sebesar 28,24 MPa. Kuat tekan yang dihasilkan pada mortar konvensional dan mortar geopolimer didapatkan semakin meningkat dengan bertambahnya umur pengujiannya. Pengaruh agregat plastik dapat mengikat lebih baik secara homogen pada mortar geopolimer dibanding dengan mortar konvensional.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sukmana, Ndaru Candra, Eky Masbuchin, and Ufafa Anggarini. "Optimasi Komposisi Pasir, Foam Agent dan Suhu Curing Pada Sintesis Beton Ringan Selular Geopolimer Dengan Pendekatan Metode Taguchi." Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) 16, no. 1 (April 21, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.25077/jrs.16.1.1-11.2020.

Full text
Abstract:
Beton ringan geopolimer telah disintesis dengan abu layang kelas C (fly ash class C) sebagai sumber aluminosilikat dan penambahan foam agent sebagai agen pembentuk pori dengan metode CLC (Celular Lightweight Concrete). Sintesis geopolimer dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode Taguchi, yaitu metode perbaikan produk dengan biaya dan sumber daya seminal mungkin. Faktor yang diamati dalam penelitian ini adalah rasio penambahan pasir, rasio foam agent, dan kondisi suhu curing. Metode ini dijalankan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh signifilkan terhadap kuat tekan geopolimer melalui analisis ANOVA dan menentukan level optimum dari setiap faktor yang berpengaruh dalam sintesis geopolimer melalui nilai Signal to Noise Ratio (SNR) dengan karakteristik larger is better. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh pada kuat tekan adalah faktor perbandingan volume antara foam terhadap campuran pasir dan pasta geopolimer. Komposisi optimum diperoleh dengan kombinasi rasio pasir tehadap pasta geopolimer sebesar 1:1, rasio foam terhadap pasir dan pasta sebesar 1:1 serta suhu curing sebesar 25 oC sehingga menghasilkan nilai kuat tekan rata-rata maksimum sebesar 63 kg/cm2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Nasrullah, Abdi, Firdaus Firdaus, and Edowinsyah Edowinsyah. "PENGARUH CAMPURAN ABU LAYANG DAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI GEOPOLIMER MORTAR RINGAN." Jurnal Tekno 19, no. 2 (December 2, 2022): 59–67. http://dx.doi.org/10.33557/jtekno.v19i2.1962.

Full text
Abstract:
Pada umumnya mortar geopolimer merupakan mortar yang bebas dari pemakaian PC sebagai pengikatnya, sehingga mortar geopolimer bisa dijadikan terobosan untuk menghentikan penggunaan PC. Penelitian dilakukan secara eksperimental, dikarenakan menggunakan jurnal ilmiah dan penelitian-penelitian terdahulu sebagai referensi, penelitian ini membahas tentang penggunaan alumunium powder dalam pembuatan mortar ringan geopolimer yang berbahan dasar fly ash dan abu sekam padi, dengan tujuan untuk mengetahui jumlah campuran alumunium powder yang optimal terhadap kuat tekan mortar geopolimer. Penelitian ini dilakukan di laboratorium teknik sipil Institut Teknologi Pagar Alam, untuk pemeriksaan kuat tekan mortar geopolimer benda uji yang di gunakan berupa kubus yang berukuran 5x5x5 cm dengan komposisi campuran NaOH : Na2SiO3 = 1:2,5, activator : Precursor = 1.5:1 Konsentrasi NaOH = 12 M untuk perbandingan penggunaan fly ash : abu sekam padi = 75 : 25 % menggunakan alumunium powder sebanyak 0, 0.5, 0.75 dan 1 %. Pengujian kuat tekan mortar dilakukan setelah umur perawatan 7, 14, 28 hari. Hasil kuat tekan yang didapat pada masing-masing komposisi campuran alumunium powder sebesar 24,7 Mpa, untuk mortar geopolimer dengan campuran serbuk alumunium powder sebanyak 0.5 %, 0.75% dan 1 % memiliki kuat tekan masing-masing 19,3 Mpa, 16,5 Mpa, 12,20 Mpa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Samadhi, Tjokorde Walmiki, and Pambudi Pajar Pratama. "Pembuatan geopolimer dari metakaolin dan abu terbang." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 12, no. 2 (October 2, 2018): 265. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2013.12.2.6.

Full text
Abstract:
SYNTHESIS OF GEOPOLYMER FROM METAKAOLIN AND FLY ASH.Geopolymer is an inorganic polymer produced by reacting aluminosilicate solids with a strongly basic activator. Geopolymers can be applied as construction adhesives, replacing ordinary Portland cement. Geopolymerization reaction may occur near room temperatures, implying less energy consumption compared to Portland cement. A variety of inorganic wastes may be selected as the aluminosilicate reactant, which makes geopolymer useful in managing solid wastes. This study builds upon a previous preliminary study, which has proven the technical feasibility of using domestically available raw materials to produce geopolymers. This particular study evaluates the resistance of geopolymers to high temperature, which simulates fire in civil structures. A 24 full factorial design experiment has been undertaken to evaluate the impact of aluminosilicate type (metakaolin and fly ash), base activator type (NaOH and KOH), curing temperature (60 and 80 oC), and heating at 800oC for 2 hours on the compressive strength of the mortar. Combining fly ash, KOH, and higher curing temperature produces the highest compressive strength. Heating at 800 oC reduces the strength of metakaolin geopolymer by inducing crystallization which consumes the geopolymer gel phase, but improves the strength of the fly ash geopolymer mortar by increasing the cohesion of fly ash particles.Keywords: geopolymer, mortar, OPC, compressive strength, heat resistance AbstrakGeopolimer merupakan polimer anorganik yang tersusun oleh rantai-rantai atom Al, Si, dan O, dan dihasilkan melalui reaksi padatan aluminosilikat dengan aktivator basa kuat. Geopolimer dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk konstruksi sebagai pengganti semen Portland. Reaksi geopolimerisasi dapat berlangsung di sekitar temperatur kamar, sehingga konsumsi energi produksi geopolimer lebih rendah daripada OPC. Berbagai limbah anorganik dapat digunakan sebagai reaktan aluminosilikat, sehingga geopolimer juga berguna dalam pengelolaan limbah padat. Kajian ini merupakan kelanjutan dari kajian awal yang membuktikan kelayakan teknis pemanfaatan bahan-bahan dalam negeri untuk sintesis geopolimer. Kajian ini mengevaluasi daya tahan geopolimer terhadap temperatur tinggi, yang mencerminkan kejadian kebakaran pada struktur bangunan sipil. Suatu percobaan faktorial 24 dijalankan untuk mengevaluasi pengaruh jenis bahan aluminosilikat (metakaolin dan abu terbang), jenis aktivator basa (NaOH dan KOH), temperatur pematangan mortar geopolimer (60 dan 80 oC), serta pemanasan pada 800 oC selama 2 jam terhadap kuat tekan mortar geopolimer. Kombinasi abu terbang, aktivator KOH, serta temperatur pematangan 80 oC memberikan kuat tekan tertinggi, yang bahkan lebih tinggi daripada mortar OPC. Pemanasan pada 800 oC merusak struktur jaringan geopolimer metakaolin dengan mendorong kristalisasi yang mengkonsumsi fasa gel geopolimer, sementara justru memperkuat geopolimer abu terbang dengan meningkatkan kohesi antara partikel-partikel abu terbang.Kata kunci: geopolimer, mortar, OPC, kuat tekan, daya tahan panas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Karyawan Salain, I. Made Alit, Ngakan Made Anom Wiryasa, and I. Nym Mahendra Martha Adi Pamungkas. "KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER MENGGUNAKAN ABU TERBANG." JURNAL SPEKTRAN 9, no. 1 (July 19, 2021): 76. http://dx.doi.org/10.24843/spektran.2021.v09.i01.p09.

Full text
Abstract:
Semen merupakan bahan utama membuat beton, yang menghasilkan gas CO2 pada proses produksinya yang dapat mencemari lingkungan. Kebutuhan semen yang meningkat setiap tahunnya membuat semen lebih banyak diproduksi, sehingga perlu dilakukan inovasi membuat beton salah satunya beton geopolimer. Penelitian membuat beton geopolimer dengan bahan dasar abu terbang dan aktivator NaOH dan Na2SiO3. Gradasi butiran pasir dan koral dirancang, pada zona 2 dan gradasi koral dengan butiran maksimum 20 mm. persentase agregat dengan abu terbang dan aktivator sebesar 75%:25%. Perbandingan pasir dan koral digunakan 1:1,24. Dibuat 3 campuran C1,C2, dan C3 dengan persentase abu terbang dan aktivator sebesar C1, 70%:30%, C2 65%:35%, dan C3 60%:40%. Perbandingan Na2SiO3 dan NaOH sebesar 1:1.5 dengan molaritas NaOH 14 M. Beton dicetak kubus 15 cm x 15 cm, kemudian dipanaskan pada suhu 700C selama 24 jam. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 7, 14, dan 28 hari masing masing menggunakan 3 benda uji. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan campuran yang terbaik dan menghasilkan kuat tekan beton yang tertinggi. Hasil menyatakan bahwa pengurangan jumlah abu terbang dan penambahan aktivator meningkatkan nilai slump beton geopolimer, serta menurunkan kuat tekan beton geopolimer. Beton geopolimer mengalami peningkatan kuat tekan hingga 14 hari, hal ini terjadi pada beton C1, C2, dan C3. Pada umur 14 hari hingga 28 hari kuat tekan beton geopolimer tidak mengalami perkembagan, bahkan cenderung mengalami penurunan terutama pada beton C3. Campuran beton geopolimer yang terbaik terdapat pada beton C2, dengan kuat tekan sebesar 48,89 MPa pada umur 28 hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Wahyuni, Wahyuni, Subaer Subaer, and Nurhayati Nurhayati. "PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI TERHADAP STRUKTUR DAN SIFAT MEKANIK GEOPOLIMER BERBASIS FLY ASH." Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika 16, no. 2 (August 2, 2020): 171. http://dx.doi.org/10.35580/jspf.v16i2.15984.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang geopolimer berbasis fly ash dengan penambahan abu sekam padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan sifat mekanik geopolimer berbasis fly ash dengan penambahan abu sekam padi. Geopolimer berbasis fly ash dibuat dengan penambahan abu sekam padi 0%, 20% dan 40% menggunakan metode aktivasi alkali dan dipanaskan pada suhu 70℃ selama 2 jam. Struktur mikro dari sampel diketahui dengan menggunakan teknik X-Ray Diffraction (XRD) dan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Gugus fungsi dari sampel diperoleh berdasarkan pengujian Fourier Transform Infra Red (FTIR). Sifat mekanik seperti Kuat tekan dari sampel diuji menggunakan Testing Mechine. Massa jenis, porositas dan kuat lentur dilakukan pengukuran terhadap sampel. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh fase trydimate yang tertinggi pada sampel Geo FA+ASP (60+40)%. Hasil karakterisasi Scanning Elektron Microscopy (SEM) menunjukkan material penyusun sampel telah berikatan dengan baik walaupun sebagian kecil pertikel fly ash dan abu sekam padi masih terlihat dengan jelas. Gugus fungsi pembentuk geopolimer diperoleh pada stretching Si-O-Si dengan nilai gelombang antara 478-461cm-1 dan 791-781cm-1. Massa jenis tertinggi diperoleh pada sampel dengan penambahan 40% abu sekam padi dan porositas tertinggi diperoleh pada sampel tanpa penambahan abu sekam padi. Kuat tekan yang terbesar diperoleh dari sampel geopolimer berbasis fly ash tanpa penambahan abu sekam padi sedangkan kuat lentur tertingi diperoleh dari sampel geopolimer berbasis fly ash dengan penambahan abu sekam padi sebesar 40%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Halyag, Nóra, and Gábor Mucsi. "Functionalized geopolymers: A review." Reciklaza i odrzivi razvoj 11, no. 1 (2018): 1–7. http://dx.doi.org/10.5937/ror1801001h.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "Geopolimero"

1

Loayza, Díaz Natalia Margarita. "Utilización de ceniza de central termoeléctrica Ventanas como fuente de aluminosilicatos para la fabricación de hormigón geopolimérico." Tesis, Universidad de Chile, 2017. http://repositorio.uchile.cl/handle/2250/148610.

Full text
Abstract:
Ingeniera Civil
La presente investigación estudia la factibilidad de producir hormigón geopolimérico a base de ceniza volante con bajo contenido de calcio proveniente de la central termoeléctrica Ventanas. Se intenta replicar y transferir la experiencia y desarrollo alcanzado para la producción de este material a nivel internacional, particularmente basándose en investigaciones australianas. El trabajo preliminar desarrollado siguiendo las pautas de la práctica australiana dejó no obstante, en evidencia la existencia de incompatibilidades en las materias primas disponibles a nivel industrial en el país (fuente de aluminosilicatos, solución alcalina y agregados). Lo anterior obligó a ajustar la metodología del estudio a las condicionantes impuestas por los materiales, principalmente la ceniza volante, componente básico del geopolímero que presentaba un alto contenido de carbón residual, superior al 20%, determinado mediante el ensayo de pérdida por calcinación. Se debió partir por mejorar el comportamiento de la fuente de aluminosilicatos para lo que se recurrió por una parte a mejorar la ceniza volante disponible mediante tamizado y a recurrir a la incorporación de otras adiciones como escoria de alto horno y microsílice. Por otra parte, se procedió a ajustar experimentalmente las relaciones solución alcalina/fuente de aluminosilicatos, que originalmente era igual a 0,35 aumentándola a 0,65. También se modificó el proporción de áridos en la mezcla. Para estudiar cómo afecta la variación de algunos parámetros en las propiedades de la pasta geopolimérica se fabricaron probetas a escala de laboratorio. Dentro de los parámetros en estudio, se analizó la variación de porcentaje de pérdida por calcinación de la ceniza, la granulometría de los áridos, el contenido de agua extra, entre otros. Resultando en resistencias a compresión de aproximadamente 20 MPa a los 7 días en morteros geopoliméricos a base de ceniza volante que aumentó a 30 MPa con adición de un 30% de escoria de alto horno. Los resultados verifican la potencial utilización del hormigón geopolimérico como un nuevo material en el rubro de la construcción, ya que es una alternativa sustentable que presenta propiedades y resistencias mecánicas similares o mejores que el hormigón convencional. En la industria de los elementos prefabricados este material debido al desarrollo de resistencias tempranas que presenta, tendría significativas ventajas con relación al hormigón convencional, ya que puede ser desmoldado al término del curado térmico y además alcanza su resistencia final a los 7 días. Por otro lado, se propone seguir investigando sobre las tecnologías que se utilizan para mejorar la calidad de la ceniza volante, de modo de conseguir una mayor reducción del contenido de carbón residual y así obtener un significativo mejoramiento de las propiedades mecánicas del material.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Valorosi, Filippo. "Compositi lana-geopolimero: produzione e caratterizzazione." Master's thesis, Alma Mater Studiorum - Università di Bologna, 2016. http://amslaurea.unibo.it/9900/.

Full text
Abstract:
Lo scopo di questo lavoro sperimentale ha riguardato l’ottimizzazione del processo di produzione di materiali compositi ecocompatibili per pannellature con proprietà termoisolanti e resistenza al fuoco, già oggetto di brevetto CNR. Questi compositi sono ottenuti miscelando fibre di lana di scarto in una matrice geopolimerica. Le fibre di lana, a base di cheratina, vengono parzialmente attaccate dalle soluzioni alcaline portando al rilascio di ammoniaca e a una degradazione del materiale. Questo fenomeno, che si verifica in modo non sistematico, è tanto più marcato quanto maggiori sono le dimensioni dei manufatti prodotti, in quanto aumenta il tempo in cui le fibre di lana rimangono nell’ambiente acquoso alcalino. Il fattore di scala risulta quindi essere determinante. È stata pertanto investigata la degradazione delle fibre di lana in ambiente acquoso alcalino necessario alla sintesi della matrice geopolimerica. Sono stati anche valutati diversi trattamenti volti a velocizzare l’essiccamento del composito e fermare contestualmente il rilascio di ammoniaca, quali: aumento dei tempi e delle temperature di postcura, vacuum bagging e liofilizzazione (freeze drying).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Bassi, Stefano. "Produzione di sfere composite geopolimero-idrotalcite e loro utilizzo nell'adsorbimento dei coloranti." Master's thesis, Alma Mater Studiorum - Università di Bologna, 2020. http://amslaurea.unibo.it/21697/.

Full text
Abstract:
Una tra le maggiori problematiche ambientali è la presenza di numerosi composti chimici nelle riserve e nei corsi d’acqua, provocando un impatto molto dannoso per l'ambiente e l'uomo, con quantità in costante aumento a causa della crescente industrializzazione. Un forte contributo deriva dai coloranti, molto impiegati dall’industria; in letteratura sono riportate numerose metodologie di rimozione come: scambio ionico, filtrazione su membrana, trattamento elettrochimico o termico. Tra tutte, lo scambio ionico risulta il più efficiente ed economico. Negli studi effettuati presso ISTEC-CNR (Faenza RA) si è valutata la capacità adsorbente di sfere geopolimeriche ottenute tramite diverse tecnologie di processo, usando blu di metilene come colorante modello di tipo cationico. L’utilizzo dell’adsorbente in forma di sfere con diametro di 2–3mm ne favorisce l’applicabilità su scala industriale. Per estenderne il campo di applicazione dei geopolimeri (adsorbono cationi) è necessario produrre compositi con l’aggiunta di cariche in grado di adsorbire altre specie chimiche. L’idrotalcite viene usata come adsorbente per specie anioniche, grazie alla sua elevata capacità di scambio. Scopo del presente lavoro è stato ampliare il campo di applicazione di adsorbenti geopolimero-idrotalcite, approfondendo la letteratura relativa ai processi di adsorbimento nei materiali di partenza e nei loro compositi. I compositi geopolimero-idrotalcite sono stati prodotti in forma sferica sfruttando la gelazione ionotropica dell’alginato di sodio, fornendo un composito ibrido organico (alginato)/ inorganico (geopolimero). Dopo la formatura e la caratterizzazione dei compositi, è stato studiato l’adsorbimento del Blu di metilene (cationico), dell’Acid Blue 9 (zwitterionico) e dell’Acid Black 194 (anionico), per valutare la variazione della capacità di adsorbimento in seguito all’aggiunta di idrotalcite e la funzione adsorbente del composito nei confronti di coloranti cationici e anionici.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Mor, Matteo. "Sintesi e caratterizzazione di sfere geopolimeriche." Master's thesis, Alma Mater Studiorum - Università di Bologna, 2019. http://amslaurea.unibo.it/19236/.

Full text
Abstract:
Le specie chimiche presenti nei corsi d’acqua stanno diventando oggetto di forte preoccupazione per il mondo scientifico perché il loro impatto dannoso sta avendo effetti sul benessere umano, sulla vegetazione e sugli animali. La gamma di specie chimiche presenti nelle fonti idriche sta aumentando in modo esponenziale a causa dell’industrializzazione e dell’urbanizzazione. Poiché un forte contributo è dato dai coloranti, in letteratura è presente un elevato numero di metodologie per la loro rimozione dall’acqua, come lo scambio ionico, la precipitazione chimica, la filtrazione su membrana, tecniche di trattamento elettrochimico e tecniche di trattamento termico. Tra queste, l’adsorbimento generato dallo scambio ionico risulta tra le più efficienti ed economiche. In questo lavoro di tesi si è deciso di sperimentare per l’adsorbimento di coloranti dei composti geopolimerici, in quanto la loro produzione è economica e a basso impatto ambientale. La struttura polimerica che si viene a creare necessita di un contro-catione per bilanciare la carica negativa sull’Al(III), rendendo di fatto i geopolimeri degli scambiatori ionici. Per ottimizzare le proprietà e permettere l’utilizzo in ambito industriale, si è deciso di sintetizzare l’adsorbente geopolimerico in forma di sfere (diametro 2-3 mm). Per ottenere la forma desiderata sono state intraprese ed ottimizzate tre metodologie differenti: la sferificazione mediante ice-templating, mediante consolidamento in PEG e utilizzando la gelazione ionotropica. I prodotti ottenuti sono stati poi sottoposti a caratterizzazione chimico-fisica e morfologica. Successivamente, si è proceduto alla caratterizzazione meccanica e infine a quella funzionale mediante assorbimento di blu di metilene, MB, usato come molecola modello. Poiché i materiali geopolimerici sono facilmente funzionalizzabili tramite l’aggiunta di cariche, sono state indagate le proprietà fotodegradative delle sfere ottenute da impasti compositi con TiO2-anatasio.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Díaz, Sossa Pedro Manuel. "Estudio de factibilidad de obtenciòn de hormigones geopolimèricos a partir de desechos minerales." Tesis, Universidad de Chile, 2012. http://www.repositorio.uchile.cl/handle/2250/111936.

Full text
Abstract:
Ingeniero Civil
En este estudio se demuestra la factibilidad técnica de obtener hormigones geopoliméricos haciendo uso de una dosificación experimental. Esta dosificación tiene como componentes fundamentales un material aglomerante, una solución alcalina y áridos. El aglomerante es un material fino de partículas de aspecto amorfo que posee una cantidad importante de óxido de silicio y óxido de aluminio. La solución alcalina es una mezcla de silicato de sodio y una solución altamente concentrada de hidróxido de sodio. Aglomerante y solución alcalina se mezclan formando una pasta a la cual se incorporan áridos de manera de obtener un mortero que llega a desarrollar resistencias a la compresión de 40 [MPa]. La motivación de esta investigación viene dada por el creciente interés en desarrollar materiales de construcción sustentables. La industria de la construcción crece constantemente, este crecimiento involucra un impacto ambiental considerable. Por una parte, al necesitarse un gran volumen de materiales, se explotan muchos recursos naturales vírgenes, y por otro lado, el procesamiento de estos materiales involucra una gran polución de gases de efecto invernadero, en particular, la producción de cemento portland. Para reducir estos efectos se intentó reproducir la tecnología de la geopolimerización haciendo uso de materiales a nivel local, la mayoría de ellos, pasivos ambientales. Como materiales aglomerantes se utilizó ceniza volante de clase F de División Ventanas de AES Gener y relaves de cobre obtenidos en División El Soldado de Anglo American. Como áridos se utilizó hormigón de desecho chancado otorgado por IDIEM, ripios de lixiviación de División El Soldado y polvo de roca. Se confeccionaron y ensayaron a resistencia mecánica probetas RILEM con distintas dosificaciones donde se incluyeron los materiales mencionados. Se estudiaron densidades, curado y desarrollo de resistencias a flexión y a compresión.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Laaouaj, Khadija. "Sviluppo e ottimizzazione di un processo di scambio ionico per il recupero di ammonio da acque reflue municipali." Master's thesis, Alma Mater Studiorum - Università di Bologna, 2021.

Find full text
Abstract:
L’aumento della popolazione e la conseguente intensificazione della produzione di fertilizzanti che dipende dall’uso di energia non rinnovabile hanno richiesto lo sviluppo di tecnologie per il loro recupero. I fertilizzanti a base di azoto sono vitali per la crescita agricola ma il loro uso incontrollato porta all’inquinamento da sostanze nutritive che colpisce specialmente gli ecosistemi acquatici; per questo motivo le normative sugli scarichi idrici prevedono un controllo del contenuto di azoto nelle acque reflue municipali (MWW). Il presente lavoro di tesi ha l’obiettivo di illustrare un processo di scambio ionico indirizzato alla rimozione e recupero selettivo di ammonio dalle MWW per un riutilizzo agricolo come fertilizzante. È stata inizialmente testata una zeolite naturale Cabasite/Phillipsite (CP) condizionata in forma potassio in test batch (prove cinetiche e isoterme d’adsorbimento) per valutarne la capacità di adsorbimento verso l’ammonio. Tutte le prove sono state condotte sia in soluzione sintetica di ammonio che in una MWW ad alto contenuto salino per confrontare le prestazioni della CP in assenza e in presenza di ioni competitori e determinare quanto diminuisce la capacità d’adsorbimento del materiale. Confrontando i dati ottenuti con quelli della CP condizionata in forma sodio non sono risultate particolari differenze ma la sperimentazione è proseguita con la CP in forma potassio dato l’utilizzo agricolo che si vuole fare del prodotto desorbito ricco di ammonio, che necessariamente deve contenere il minor sodio possibile per non aumentare la salinità del terreno e ridurne la fertilità. Sono stati poi condotti test in continuo, sottoponendo la CP a cicli di adsorbimento/desorbimento ripetuti per monitorarne le prestazioni. È stato infine testato il Geopolimero G13, anch’esso attivato in forma potassio, eseguendo test in batch per confrontarne i risultati con la CP e determinare il materiale adsorbente più promettente per la rimozione di ammonio.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Cappi, Eugenia. "Riqualificazione di pavimentazioni urbane in ambito storico nelle principali aree di aggregazione di Borgo Durbecco in Faenza." Master's thesis, Alma Mater Studiorum - Università di Bologna, 2020.

Find full text
Abstract:
Il caso studiato consiste nella riqualificazione urbana di due spazi pubblici situati nel Borgo Durbecco, a Faenza. Il borgo si trova all’interno della cerchia muraria ad est del fiume Lamone, collegato al resto del centro storico da Ponte delle Grazie. La prima area oggetto d’intervento è Piazza Lanzoni, situata vicino al ponte; attualmente la piazza è divisa in due parti da Corso Europa, strada che risulta essere molto trafficata e che possiede una larghezza tale da non indurre elevate velocità di percorrenza. Inoltre, l’area risulta essere poco utilizzata dai cittadini per il livello di inquinamento atmosferico e acustico, in aggiunta alla sensazione di mancanza di sicurezza nell’utilizzo dell’attraversamento pedonale, oltre che per la scarsa illuminazione notturna. Allo stato attuale il verde si presenta poco curato e difficilmente utilizzabile, causa anche l’assenza di percorsi pavimentati. L’obbiettivo della tesi è quello di intervenire sulle pavimentazioni e sull’assetto infrastrutturale rendendo maggiormente fruibili questi spazi aumentandone nel contempo l’attrattività. La seconda area, poco distante, è inserita tra Corso Europa ed un tratto di viabilità parallela prospiciente i fabbricati ed è costituita principalmente da una zona verde rialzata e dalla sezione carrabile annessa. Anche in questo caso si rileva la ridotta attenzione ed il modesto utilizzo dell’area da parte della popolazione. L’idea è quella di convertire la strada interna a senso unico realizzando una zona cosiddetta “woonerf”, ovvero uno spazio dove le utenze deboli condividano le aree con le utenze forti essendo quest’ultime indotte a ridurre la velocità grazie a chicane ed altre soluzioni di traffic calming. Infine, l’area verde esistente verrà riorganizzata con arredo funzionale e resa maggiormente accessibile e permeabile su tutti i lati attraverso una scalinata continua dotata di rampa per disabili.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Król, Maciej R. "Studies of concrete properties based on geopolymer binders : PhD thesis summary." Rozprawa doktorska, [s.n.], 2017. http://dlibra.tu.koszalin.pl/Content/1039.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Zanca, Caterina. "Separazione e recupero di ammonio da acque reflue municipali: sviluppo di un processo a scambio ionico." Master's thesis, Alma Mater Studiorum - Università di Bologna, 2021.

Find full text
Abstract:
Lo sfruttamento efficiente delle acque reflue municipali (MWW), generalmente considerate solo come un rifiuto, consentirebbe di far fronte all’importante crisi idrica globale in atto. L’ammonio è il composto azotato più presente nelle MWW, dalle quali deve essere rimosso perché causa di eutrofizzazione degli ambienti acquatici. Allo stesso tempo, l’ammonio è alla base della produzione della maggior parte dei fertilizzanti utilizzati in agricoltura, la cui filiera è responsabile di enormi consumi energetici ed emissioni di gas serra. Il presente lavoro di tesi si concentra su una tecnologia non convenzionale di rimozione ma anche di recupero dell’ammonio dalle MWW, il processo a scambio ionico. Data l’ampia varietà di materiali a scambio ionico disponibili, questa ricerca si focalizza sulla valutazione delle prestazioni della zeolite naturale (NZ) Cabasite/Phillipsite, condizionata in forma potassio e utilizzata nel trattamento di una MWW a forte concentrazione salina. La sperimentazione a piccola scala ha previsto prima l’esecuzione di test in batch per determinare la capacità di adsorbimento all’equilibrio della zeolite: i risultati sono stati interpolati tramite i modelli di Freundlich e Langmuir e confrontati con quelli relativi alla stessa NZ ma condizionata in forma sodio. La NZ è stata poi sottoposta a test in continuo in colonna, con lo scopo di definire le curve di breakthrough degli ioni presenti nella MWW trattata e il comportamento del materiale quando sottoposto a cicli ripetuti di adsorbimento/desorbimento. Il prodotto desorbito è una soluzione concentrata di NH4+, utilizzabile come base per la produzione di fertilizzanti, e K+, che rispetto al sodio non crea salinità nel suolo. Un altro materiale, il geopolimero G13, è stato testato con prove in batch, per verificare che le sue prestazioni fossero tali da giustificare un proseguimento della sperimentazione, quindi un confronto con la NZ e un’analisi economica del processo più approfondita.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Besemer, Giulia Maria. "Aggregati alleggeriti da alcali-attivazione: caratterizzazione di laboratorio per l’impiego in pavimentazioni stradali speciali." Master's thesis, Alma Mater Studiorum - Università di Bologna, 2018.

Find full text
Abstract:
I tradizionali materiali da costruzione provengono da un processo di estrazione di risorse naturali e dal loro trattamento secondo tecniche energivore. Allo stesso tempo, vi è una crescita di sottoprodotti industriali di scarto causante problemi di smaltimento. Il futuro nel settore delle costruzioni si dovrà ricercare in risorse di nuova generazione, basate su processi sostenibili e rispettosi dell'ambiente. La riqualificazione dei rifiuti attraverso il processo di alcali-attivazione (AA) consente lo sviluppo di materiali ad alte prestazioni e basso impatto. Lo scopo di questa tesi riguarda lo sviluppo e la sperimentazione di materiali innovativi AA alleggeriti da utilizzare in applicazioni ingegneristiche. I precursori sono due polveri ricche in alluminio e silicio, scarto di processi industriali: bentonite esausta (BE) e polvere di basalto (B). Gli attivanti sono miscele costituite da idrossido e silicato di sodio. Una percentuale ottimizzata di perossido di idrogeno è aggiunta come agente espandente. Questi materiali sono combinati con metacaolino e sottoposti ad AA per dare luogo a due materiali alleggeriti. La sperimentazione prosegue con la produzione di aggregati alleggeriti il cui processo produttivo comprende: dosaggio dei componenti, preparazione della miscela, produzione a mano dei campioni e infine la maturazione tra i 60 e 80°C in un forno ventilato. Ne risultano particelle sferiche ad elevata porosità. Successivamente si provvede alla caratterizzazione fisica e meccanica degli aggregati: i BE presentano una porosità composta da pori grandi, al contrario i B mostrano una porosità più fine. Questo ne influenza la densità e le proprietà meccaniche. B presenta buona resistenza alla frantumazione, superando chiaramente BE. È infine valutata la loro idoneità ad applicazioni stradali: una tipica miscela bituminosa per strato di usura è fatta con il 12% di aggregato alleggerito B. Le prestazioni fisiche e meccaniche rivelano risultati positivi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Books on the topic "Geopolimero"

1

Azhari. Pemanfaatan residu bauksit untuk pembuatan bata bangunan berbasis mineral geopolimer. Bandung: Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2011.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Geopolimero"

1

Faitli, József, Tamás Magyar, and Roland Szabó. "Geopolimer-EPS kompozit anyagok hővezetési tényezőjének mérése." In MultiScience - XXX. microCAD International Multidisciplinary Scientific Conference. University of Miskolc, 2016. http://dx.doi.org/10.26649/musci.2016.010.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Szabó, Roland, and Sándor Nagy. "Geopolimerek mechanikai tulajdonságainak szabályozása tömörítéssel." In MultiScience - XXXI. microCAD International Multidisciplinary Scientific Conference. University of Miskolc, 2017. http://dx.doi.org/10.26649/musci.2017.007.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Silva, Alan Rodrigo Palheta, Sergio Neves Monteiro, Alisson Clay Rios da Silva, and Verônica Scarpini Cândido. "ESTUDO DAS PROPRIEDADES TÉRMICAS DE GEOPOLIMEROS À BASE DE CAULINS E ESCÓRIA DE ALTO FORNO." In 73º Congresso Anual da ABM. São Paulo: Editora Blucher, 2019. http://dx.doi.org/10.5151/1516-392x-31688.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography