Academic literature on the topic 'Gereja Toraja'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Gereja Toraja.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Gereja Toraja"

1

Paledung, Christanto Sema Rappan. "Membaca Sejarah, Menimba Hikmah: Upaya Berteologi secara Kontekstual dengan Belajar dari Sejarah Gereja Katolik di Toraja." BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 3, no. 1 (2020): 44–60. http://dx.doi.org/10.34307/b.v3i1.118.

Full text
Abstract:
This paper discusses the history of the Catholic Church in Toraja. This historical research aims to discuss the contextual theology in Toraja by drawing inspiration from the history of the acceptance of the Catholic Church in Toraja. The thesis statement of the paper is a historical study of the process of acceptance of the Catholic Church in Toraja showing a theological process that emphasizes fairness towards oppressed groups in society and generous dialogue towards Toraja culture. This paper consists of four parts. The first part discusses the history of the presence of the Catholic Church, which started from Makassar to Toraja. The second part explains the beginning of his acceptance in a house underneath. The third part is the subsequent acceptance of its relationship with Toraja culture. The fourth part is a conversation about the relations of the Dutch Zending in Toraja and the Catholic missionaries in Toraja. AbstrakMakalah ini membahas sejarah Gereja Katolik di Toraja. Penelurusan sejarah ini bertujuan untuk mendiskusikan teologi kontekstual di Toraja dengan menimba inspirasi dari sejarah keberterimaan Gereja Katolik di Toraja. Dengan demikian, pernyataan tesis saya di dalam makalah ini adalah studi sejarah terhadap proses keberterimaan Gereja Katolik di Toraja menunjukkan proses berteologi yang menegaskan keberpihakan terhadap kelompok masyarakat yang tertindas dan dialog yang murah hati terhadap kearifan lokal Toraja. Makalah ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama membahas sejarah kehadiran Gereja Katolik yang bermula dari Makassar hingga ke Toraja. Bagian kedua membeberkan awal keberterimaannya di sebuah kolong rumah. Bagian ketiga adalah keberterimaan selanjutnya dalam relasinya dengan budaya Toraja. Bagian keempat adalah percakapan tentang relasi kelompok Zending Belanda di Toraja dan para misionari Katolik di Toraja. Kata-kata kunci: keberterimaan, sejarah Gereja Katolik, teologi kontekstual, hikmah historis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Parimba, Jery. "RASIONALITAS KOMUNIKASI SEBAGAI PILIHAN GEREJA DALAM MELAWAN POLITIK UANG DI TORAJA." Melo: Jurnal Studi Agama-agama 1, no. 1 (2021): 49–63. http://dx.doi.org/10.34307/mjsaa.v1i1.8.

Full text
Abstract:
Pemimpin dalam masyarakat Toraja telah ditarik dalam pemahaman kekuasaan, pengakuan, prestise dan harga diri. Hal ini berdampak kepada kuatnya daya dorong banyak orang Toraja untuk mengubah nasibnya dengan menjadi pemimpin dengan cara apapun. Akibatnya adalah mereka dengan hasrat menggebu merantau dan mengumpulkan uang sebanyak mungkin lalu kembali dengan mengandalkan kekuatan uang untuk merebut posisi sebagai pemimpin. Demokrasi yang memberi kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat untuk memilih dan dipilih telah terpola pada sebuah politik yang transaksional yakni politik uang. Situasi ini tentu mengancam dan akan memporak-porandakan bangunan demokrasi kita. Gereja selaku bagian yang berpengaruh sangat besar dalam mengawal demokrasi serta proses suksesi pemimpin dalam masyarakat Toraja seolah-olah tidak berdaya. Kekuatan kapital telah menaklukkan masyarakat termasuk gereja. Tidak adakah jalan lain yang dapat ditempuh gereja? Penelitian ini dilakukan untuk menawarkan konsep rasionalitas komunikasi Jurgen Habermas. Bahwa politik uang yang massif dan sistematis dapat dilawan oleh gereja dengan konsep rasionalitas komunikasi yang massif dan sistematis juga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Manguma, Vheny, Fransiskus Randa, and Carolus Askikarno Palalangan. "MENGUNGKAP PRAKTIK AKUNTABILITAS DALAM ORGANISASI GEREJA TORAJA JEMAAT TALLUNGLIPU." Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 4, no. 2 (2020): 165. http://dx.doi.org/10.38043/jiab.v4i2.2328.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memaknai praktik akuntabilitas dalam organisasi Gereja Toraja Jemaat Tallunglipu. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan melakukan observasi awal, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada 3 akuntabilitas yang dimaknai dalam Gereja Toraja Jemaat Tallunglipu yaitu pertama akuntabilitas keuangan ysng dimaknai dalam bentuk pertanggungjawaban pihak Gereja kepada jemaatnya dengan pencatatan laporan keuangan yang transparan melalui warta jemaat dan yang kedua adalah akuntabilitas transendental atau pertanggungjawaban kerohanian yang dimaknai dalam bentuk kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh pihak Gereja dalam memenuhi tugas pelayanannya salah satunya untuk melayani sesama dan yang ketiga yaitu akuntabilitas horizontal yang dimaknai sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak Gereja yang luar biasa kepada jemaatnya dalam bentuk diakonia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Tapingku, Joni. "MENGUNGKAP KEHADIRAN WANITA DAN PRIA DI GEREJA TORAJA JEMAAT BARRU." Al-Qalam 20, no. 1 (2016): 1. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v20i1.174.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor penyebab tingkat kehadiran wanita<br />lebih tinggi daripada pria dalam ibadah hari Minggu di Gereja Toraja Jemaat Barru, Sulawesi Selatan.<br />Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan adalah wawancara, observasi dan<br />studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab tingkat kehadiran wanita<br />dalam ibadah hari Minggu lebih tinggi daripada pria di Gereja Toraja Jemaat Barru, Sulawesi Selatan<br />karena intensitas pembinaan Persekutuan Wanita Gereja Toraja Jemaat Barru yang lebih besar daripada<br />pria, wanita memiliki sifat-sifat yang selaras dengan dengan sifat-sifat ibadah yang dilaksanakan, dan<br />wanita meyakini ibadah sebagai tempat untuk mendapatkan jawaban dari Tuhan, kekuatan iman dan<br />pengharapan dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Windy, Windy. "Kajian Teologis Kitab Ayub 1-2 Dan Implikasi Psikologis Terhadap Keluarga Kristen Yang Mengalami Kematian Anak Di Gereja Toraja Klasis Makale Tengah Jemaat Imanuel Tampo." KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen 1, no. 2 (2020): 107–26. http://dx.doi.org/10.34307/kamasean.v1i2.32.

Full text
Abstract:
This paper is motivated by a Christian family at Gereja Toraja Jemaat Imanuel Tampo who mourn the death of a child. The death of child causes parents to give different emotional reactions from one to others. Job 1-2 show that how Christians confronting with suffering. This is the author’s consideration to see the theological study of Job 1-2 and its implications for Christian families who experience child death at Gereja Toraja Klasis Makale Tengah Jemaat Imanuel Tampo. The research method that the authors use in this research is a narrative study qualitative. This narrative study is developed to describe the theological studies of Job 1-2 and the implications for Christian family who experience child death at Gereja Toraja Klasis Makale Tengah Jemaat Imanuel Tampo. Job confronted the suffering that occurs by surrendering to God and accepts that suffering humbly. Job 1-2 teaches to understand God’s sovereignty that occurs through suffering. Christian families who grieve over the loss of their children also accept the suffering they endure. Theory of Kubler Ross regards 5 stages of grief, namely denial of anger, bargaining, depression, and acceptance as a process to be accepted the suffering. In the end the Christian family in the Gereja Toraja Klasis Makale tengah Jemaat Imanuel Tampo can through the suffering of the death of a child by surrending to God and accepting it.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Abialtar. "Perjumpaan Penginjil CGK Belanda Dengan Orang Toraja Mamasa: Praktik Metode Penginjilan Arie Bikker Dan Martin Geleijnse serta Relevansinya Bagi Metode Pekabaran Injil Gereja Toraja Mamasa Masa Kini." KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen 1, no. 1 (2020): 15–34. http://dx.doi.org/10.34307/kamasean.v1i1.3.

Full text
Abstract:
Preaching the gospel by Western mission organizations has given rise to a unique encounter between missionaries and indigenous peoples where they preach the gospel. The problem that arises then is the lack of research into what this encounter is and what it means for church life today. The author examines the encounter of evangelists from de Christelijke Gereformeerde Kerken (CGK) in the Netherlands with the Toraja Mamasa community, especially the To Salu tribe with qualitative research methods by relying on library research and mission history archives in Mamasa. Also conducted interviews with traditional and church leaders in Mamasa. The author found that the encounter between the two evangelists with the To Salu tribe had resulted in a missionary attitude and insight and certain theological characteristics which were then inherent in the history of the Toraja Mamasa Church (GTM) which was the fruit of the CGK evangelism. The author's thesis statement: "The attitude and insight and style of the theology of Bikker and Gelijnse, namely the pattern of Dutch Calvinist theology, then colored the theological features of the Mamasa Toraja Church in the course of its ministry in the context of Toraja Mamasa to the present.”Pemberitaan Injil oleh organisasi misi Barat telah melahirkan pertemuan unik antara misionaris dan masyarakat adat di mana mereka memberitakan Injil. Masalah yang muncul kemudian adalah kurangnya penelitian pada apa yang ditimbulkan oleh perjumpaan tersebut dan maknanya bagi kehidupan gereja saat ini. Penulis meneliti pertemuan penginjil dari de Christelijke Gereformeerde Kerken (CGK) di Belanda dengan komunitas Toraja Mamasa, terutama suku To Salu dengan metode penelitian kualitatif dengan mengandalkan penelitian pustaka dan arsip sejarah misi di Mamasa. Juga melakukan wawancara terhadapa tokoh-tokoh adat dan gereja di Mamasa. Penulis menemukan bahwa pertemuan antara dua penginjil dengan suku To Salu telah menghasilkan sikap misi dan wawasan serta ciri-ciri teologis tertentu yang kemudian melekat dalam sejarah Gereja Toraja Mamasa (GTM) yang merupakan buah penginjilan CGK. Pernyataan akhir penulis: "Sikap dan wawasan serta gaya teologi Bikker dan Gelijnse, yaitu pola teologi Calvinis Belanda, kemudian mewarnai ciri-ciri teologis Gereja Mamasa Toraja dalam perjalanan pelayanannya dalam konteks masyarakat Toraja Mamasa."
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Panuntun, Daniel Fajar, Rinaldus Tanduklangi, Merry Adeng, and Christian Eleyazar Randalele. "Model Ibadah Sekolah Minggu Kreatif-Interaktif bagi Generasi Alfa di Gereja Toraja." BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 2, no. 2 (2019): 193–208. http://dx.doi.org/10.34307/b.v2i2.113.

Full text
Abstract:
: Industrial revolution 4.0 is bringing great impact into the global world, including children from the alpha generation. The alpha generation have a typical characteristic that need to gain a concern in terms of spiritual needs. Sunday schol expecially Toraja’s Church need to do an inovation to fulfill the spiritual need of The alpha generation. This study use Research and Development (RnD) method. The research produce a product which is a book with the tittle Sekolah Minggu Kreatif-Inovatif.The book is produced by a kualitatif approach with interactive analysis. The development of the product is done by critism of participant about the product. The result is a Sekolah Minggu Kreatif-Inovatif book For the alfa generation of Toraja’s Church with the collaborative and confrontative principle.Abstrak: Revolusi Industri 4.0 menghasilkan pengaruh besar bagi dunia global, salah satunya pada anak-anak generasi alfa.Anak-anak generasi alfa memiliki ciri khas yang perlu untuk mendapatkan perhatian dalam hal kebutuhan rohaninya. Sekolah Minggu terkhusus di Gereja Toraja perlu untuk melakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan rohani anak-anak generasi alfa. Kajian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (RnD). Penelitian menghasilkan produk buku Sekolah Minggu Kreatif-Inovatif yang dihasilkan melalui pendekatan kualitatif dengan anali-sis interaktif. Pengembangan produk dilakukan dengan kristisi partisipan mengenai hasil produk yang dihasilkan.Hasil Akhir adalah buku Sekolah Minggu Kreatif-Inovatif bagi Generasi Alfa Gereja Toraja berdasarkan prinsip kolaboratif dan konfrontatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Sumarto, Yonatan, and Peter Anggu. "Pembinaan Kerohanian Gereja Bethel Tabernakel dalam Konteks Kebudayaan Toraja." Jurnal Jaffray 8, no. 1 (2010): 24–34. http://dx.doi.org/10.25278/jj.v8i1.039.24-34.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Sumarto, Yonatan, and Peter Anggu. "Pembinaan Kerohanian Gereja Bethel Tabernakel dalam Konteks Kebudayaan Toraja." Jurnal Jaffray 8, no. 1 (2010): 24. http://dx.doi.org/10.25278/jj71.v8i1.39.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Salewa, Wandrio. "Kematian Seutuhnya Dalam Pengakuan Gereja Toraja Menurut Pandangan Antropologi Metafisik." SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 2 (2020): 63–81. http://dx.doi.org/10.34307/sophia.v1i2.15.

Full text
Abstract:
Death is a reality that every human being must experience. In death all human power and effort during his life becomes terminated, meaningless and death stops everything. Even so, humans believe in themselves there is something that is not affected by death, namely the soul, so that only the body experiences death. Whether influenced by philosophical thinking or traditional views. The dead body and the immortal soul contain the notion of a soul containing divine elements. The description in this paper focus on understanding death as a whole using a metaphysical anthropology approach. With the research method of literature study and cursory observations, the result show that humans die completely and live completely. Humans experience death in both body and soul. However, on the other hand, in personal relationships with others, it is found that the body and soul remain intact in the memories of others, even though someone’s person has died. The concept og human death as a whole, in the view of metaphysical anthropology, has similarities with complete death, is the recognition of the Toraja church. Keywords: Death, Body, Spirit, Metaphysical Anthropology, Wholeness and Unity.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "Gereja Toraja"

1

Ferreira, Crisley Mara de Azevedo. "Avalia??o da torta de dend? (Elaeis guineensis) para produ??o de bioetanol de segunda gera??o." UFVJM, 2013. http://acervo.ufvjm.edu.br/jspui/handle/1/502.

Full text
Abstract:
Submitted by Rodrigo Martins Cruz (rodrigo.cruz@ufvjm.edu.br) on 2015-02-19T13:03:28Z No. of bitstreams: 5 crisley.pdf: 2081607 bytes, checksum: 90ca0fb9cd507118e713cc82f093637a (MD5) license_url: 52 bytes, checksum: 3d480ae6c91e310daba2020f8787d6f9 (MD5) license_text: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) license_rdf: 23898 bytes, checksum: e363e809996cf46ada20da1accfcd9c7 (MD5) license.txt: 2110 bytes, checksum: b4c884761e4c6c296ab2179d378436d4 (MD5)
Approved for entry into archive by Rodrigo Martins Cruz (rodrigo.cruz@ufvjm.edu.br) on 2015-02-20T09:27:10Z (GMT) No. of bitstreams: 5 crisley.pdf: 2081607 bytes, checksum: 90ca0fb9cd507118e713cc82f093637a (MD5) license_url: 52 bytes, checksum: 3d480ae6c91e310daba2020f8787d6f9 (MD5) license_text: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) license_rdf: 23898 bytes, checksum: e363e809996cf46ada20da1accfcd9c7 (MD5) license.txt: 2110 bytes, checksum: b4c884761e4c6c296ab2179d378436d4 (MD5)
Made available in DSpace on 2015-02-20T09:27:10Z (GMT). No. of bitstreams: 5 crisley.pdf: 2081607 bytes, checksum: 90ca0fb9cd507118e713cc82f093637a (MD5) license_url: 52 bytes, checksum: 3d480ae6c91e310daba2020f8787d6f9 (MD5) license_text: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) license_rdf: 23898 bytes, checksum: e363e809996cf46ada20da1accfcd9c7 (MD5) license.txt: 2110 bytes, checksum: b4c884761e4c6c296ab2179d378436d4 (MD5) Previous issue date: 2013-12-17
A busca por energias alternativas, sustent?veis e economicamente vi?veis, colocou em destaque o uso dos biocombust?veis. Os estudos recentes apontam o uso de biomassas residuais como candidatas potenciais para produ??o de bioenergia. Nesse contexto, a presente disserta??o teve por objetivo ava-liar a torta de dend? como insumo para produ??o de etanol de segunda gera??o por meio de estudos que envolveram etapas de pr?-tratamento ?cido e alcalino, sacarifica??o e fermenta??o. Inicialmente foi determinada a composi??o centesimal da torta de dend?, indicando a presen?a de 53,2% de car-boidratos totais, dos quais 32% referente a fra??o de celulose. Para otimiza??o do pr?-tratamento ?cido foi aplicado um Planejamento Fatorial atrav?s de delineamento composto central rotacional. O programa STATISTICA Vers?o 8.0 (Statsoft Inc., Tulsa,) foi utilizado para an?lise dos dados. O pr?-tratamento com ?cido sulf?rico dilu?do resultou na remo??o de pelo menos 82% da hemicelulose presente na torta de dend?. O pr?-tratamento alcalino subsequente foi capaz de remover pelo menos 72% da lignina da biomassa, um interferente do processo fermentativo. Na sequ?ncia o processo de sacarifica??o foi otimizado com o uso de delineamento composto central rotacional com 3 fatores, 4 pontos centrais e 6 pontos axiais, onde foram avaliadas a concentra??o de celulases, a raz?o s?lido-l?quido e o tempo. O hidrolisado enzim?tico obtido em condi??o otimizada, com 80% de convers?o da celulose a a??cares redutores, foi submetido ? fermenta??o com Saccharomyces cerevisiae apre-sentando um YP/S de 0,49 com 5,4%(v/v) de ?lcool no mosto fermentado. Os dados obtidos indicaram que a torta de dend? avaliada apresenta elevado potencial para produ??o de bioetanol de segunda gera??o.
Disserta??o (Mestrado) ? Programa de P?s-Gradua??o em Qu?mica, Universidade Federal dos Vales do Jequitinhonha e Mucuri, 2013.
ABSTRACT The search for alternative energies, sustainable and economically viable, highlighted the use of biofuels. Recent studies indicate the use of residual biomass as potential candidates for bioenergy production. In this context, the present dissertation aimed at evaluating the palm cake as a feedstock for the production of second generation ethanol through studies involving acid and alkaline pretreatment steps, saccharification and fermentation. Initially it was determined the chemical composition of palm cake, indicating the presence of 53.2% of total carbohydrates, of which 32% related to cellulose. To optimize the pretreatment was applied a Factorial Design by central composite rotational design. The program STATISTICA version 8.0 (Statsoft Inc., Tulsa,) was used for data analysis. Pretreatment with dilute sulfuric acid resulted in the removal of at least 82% of the hemicellulose present in palm cake. The subsequent alkaline pretreatment was able to remove at least 72% of the lignin from the biomass, an interfering of fermentation. Further the saccharification process was optimized by the use of central composite design with three factors, fourth central points and six axial points, evaluating the concentration of cellulase, the solid-liquid ratio and the time. The enzymatic hydrolyzate obtained under optimized conditions with 80% conversion of cellulose to sugars was subjected to fermentation with Saccharomyces cerevisiae showing an YP/S of 0.49 based on 5.4% (v/v) of alcohol in the fermented must. The data indicated that the palm kernel cake evaluated presents high potential for production of second generation bioethanol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Gomes, Pedro Henrique de Oliveira. "Avalia??o do potencial da torta de buriti (Mauritia flexuosa L.) para obten??o de bioetanol de segunda gera??o." UFVJM, 2016. http://acervo.ufvjm.edu.br/jspui/handle/1/1166.

Full text
Abstract:
Disponibiliza??o do conte?do parcial, conforme Termo de Autoriza??o.
Submitted by Jos? Henrique Henrique (jose.neves@ufvjm.edu.br) on 2017-02-06T17:43:23Z No. of bitstreams: 2 license_rdf: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) pedro_henrique_oliveira_gomes_parcial.pdf: 166812 bytes, checksum: c52b21dee0bd71b327c054bdb20ce24a (MD5)
Approved for entry into archive by Rodrigo Martins Cruz (rodrigo.cruz@ufvjm.edu.br) on 2017-02-07T13:25:40Z (GMT) No. of bitstreams: 2 license_rdf: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) pedro_henrique_oliveira_gomes_parcial.pdf: 166812 bytes, checksum: c52b21dee0bd71b327c054bdb20ce24a (MD5)
Made available in DSpace on 2017-02-07T13:25:40Z (GMT). No. of bitstreams: 2 license_rdf: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) pedro_henrique_oliveira_gomes_parcial.pdf: 166812 bytes, checksum: c52b21dee0bd71b327c054bdb20ce24a (MD5) Previous issue date: 2016
O bioetanol pode ser produzido a partir de materiais lignocelul?sicos, que s?o constitu?dos de carboidratos complexos na forma de celulose, hemicelulose e amido, ampliando as possibilidades de fontes de energias alternativas. Uma dessas s?o os res?duos agr?colas, como as tortas, coprodutos de processos de extra??o mec?nica de ?leos de frutos, sementes e cereais (oleaginosas), que representam um desafio por muitas vezes n?o possu?rem um destino vi?vel ou at? rent?vel que atenda as exig?ncias ambientais. Um desses ? o buriti (Mauritia flexuosa L.), fonte de um ?leo com alto teor de caroten?ides representando, assim, aplica??es em ind?strias aliment?cias, cosm?ticas e farmacol?gicas e resultando em ac?mulo de seu material. O trabalho foi desenvolvido a partir da torta de buriti obtida ap?s extra??o mec?nica de seu ?leo. Foi verificado que a torta ? constitu?da por aproximadamente 44% de sua massa por carboidratos livres ou polimerizados. Foram realizados tratamentos qu?micos com solu??es de ?cido dilu?do e base em duas etapas distintas, a fim de promover a remo??o da hemicelulose e lignina. Por fim, foi feita a hidr?lise com complexo enzim?tico de celulases, enzimas que hidrolisam cadeias celul?sicas em monossacar?deos de glicose, substrato utilizado por microrganismos como a levedura Saccharomyces cerevisiae no metabolismo celular, tendo como produto excretado o etanol. Ap?s a hidr?lise enzim?tica, obteve teores de 53,58% (m/m) de glicose liberada do farelo tratado, apresentando um rendimento em torno de 60% (m/m). Com a fermenta??o do hidrolisado, obtido ap?s o tratamento enzim?tico, foi verificada a obten??o de etanol em rendimento (fator de convers?o de substrato em produto, Yp/s) de 0,43 em rela??o ? quantidade de substrato utiliza??o na hidr?lise enzim?tica. O produto obtido foi analisado em cromat?grafo a g?s acoplado ao espectr?metro de massa, confirmando a obten??o de bioetanol. Al?m disso, foram realizadas medidas de microscopia eletr?nica por varredura e difratometria de raios-X, verificando altera??es na estrutura f?sica e morfol?gica do material ao longo do processo. Por fim, ratificou-se a possibilidade de aplicar a torta de buriti na obten??o de etanol de segunda gera??o.
Disserta??o (Mestrado) ? Programa de P?s-gradua??o em Biocombust?veis, Universidade Federal dos Vales do Jequitinhonha e Mucuri, 2016.
Bioethanol can be produced from lignocellulosic materials, that are made up of carbohydrate complexes in the form of cellulose, hemicellulose and starch, expanding the possibilities of alternative energy sources. One of these are agriculture residues, such as pies, co-products of mechanical extraction processes of fruit oils, seeds and cereals (oil), which represent a challenge in many times do not possess a viable or even profitable destination that meets the environmental requirements. One of these is the buriti (Mauritia flexuosa L.), source of a oil with high content of carotenes, representing thus, applications in food industries, cosmetic and pharmaceutical, resulting in accumulation of its material. The work was developed from the buriti pie obtained after mechanical extraction of its oil. It was verified that the pie is comprise by approximately 44% of its mass by free carbohydrates or polymerized. Chemical treatments were performed with dilute acid solutions and base in two distinct steps in order to promote the removal of hemicellulose and lignin. Finally, the hydrolysis was done with the enzyme complex of cellulases, enzymes that hydrolyze cellulose chains in monosaccharide glucose, a substrate used by microorganisms such as Saccharomyces cerevisiae yeast in cell metabolism, with ethanol as the product excreted . After enzymatic hydrolysis, it was obtained content of 53.58% (m/m) of glucose released from the treated bran, showing a yield around 60% (m/m). With the fermentation of the hydrolyzate obtained after the enzymatic treatment was verified obtaining of ethanol in yield (substrate conversion factor in product, Yp / s) of 0.43 compared to the amount of substrate used in the enzymatic hydrolysis. The obtained product was analyzed in a gas chromatograph coupled to a mass spectrometer, confirming obtaining bioethanol. In addition, were carried out measures of scanning electron microscopy and X-ray diffraction, checking changes in physical and morphological structure of the material throughout the process. Finally, ratifies the possibility of applying the buriti pie in getting second-generation ethanol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Silva, Alexandre Alves da. "Otimiza??o do pr?-tratamento ?cido de torta de caro?o de algod?o e baga?o de malte com farinha de pupunha para produ??o de bioetanol de segunda gera??o." UFVJM, 2012. http://acervo.ufvjm.edu.br:8080/jspui/handle/1/507.

Full text
Abstract:
Submitted by Rodrigo Martins Cruz (rodrigo.cruz@ufvjm.edu.br) on 2015-02-19T13:34:44Z No. of bitstreams: 5 ale.pdf: 2255523 bytes, checksum: 7080bc1f5ac0e98cef0030c1f04a51b3 (MD5) license_url: 52 bytes, checksum: 3d480ae6c91e310daba2020f8787d6f9 (MD5) license_text: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) license_rdf: 23898 bytes, checksum: e363e809996cf46ada20da1accfcd9c7 (MD5) license.txt: 2110 bytes, checksum: b4c884761e4c6c296ab2179d378436d4 (MD5)
Approved for entry into archive by Rodrigo Martins Cruz (rodrigo.cruz@ufvjm.edu.br) on 2015-02-20T10:24:21Z (GMT) No. of bitstreams: 5 ale.pdf: 2255523 bytes, checksum: 7080bc1f5ac0e98cef0030c1f04a51b3 (MD5) license_url: 52 bytes, checksum: 3d480ae6c91e310daba2020f8787d6f9 (MD5) license_text: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) license_rdf: 23898 bytes, checksum: e363e809996cf46ada20da1accfcd9c7 (MD5) license.txt: 2110 bytes, checksum: b4c884761e4c6c296ab2179d378436d4 (MD5)
Made available in DSpace on 2015-02-20T10:24:21Z (GMT). No. of bitstreams: 5 ale.pdf: 2255523 bytes, checksum: 7080bc1f5ac0e98cef0030c1f04a51b3 (MD5) license_url: 52 bytes, checksum: 3d480ae6c91e310daba2020f8787d6f9 (MD5) license_text: 0 bytes, checksum: d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e (MD5) license_rdf: 23898 bytes, checksum: e363e809996cf46ada20da1accfcd9c7 (MD5) license.txt: 2110 bytes, checksum: b4c884761e4c6c296ab2179d378436d4 (MD5) Previous issue date: 2013-02-21
Na atualidade, n?o se pode desconsiderar a necessidade de desenvolvimento de tecnologias que suportem as demandas por energias renov?veis. Uma das vias para a produ??o de energia renov?vel ? a transforma??o de biomassas vegetais em combust?veis l?quidos. Os res?duos agroindustriais s?o candidatos potenciais como insumos para essa nova ind?stria de energia. Dessa forma a presente disserta??o teve por objetivo avaliar o potencial da torta de caro?o de algod?o e do baga?o de malte com farinha de pupunha como mat?rias-primas para a produ??o de etanol de segunda gera??o e otimizar etapa de pr?-tratamento ?cido do material lignocelul?sico necess?ria para a utiliza??o da celulose. Inicialmente foi determinada a composi??o centesimal da torta de caro?o de algod?o e do baga?o de malte em rela??o aos valores percentuais de umidade, cinzas, extrato et?reo, prote?na bruta, a??cares sol?veis totais, amido, hemicelulose, celulose, lignina, fibra em detergente neutro e fibra em detergente ?cido. Com os resultados da caracteriza??o qu?mica p?de-se estimar uma produ??o potencial superior a 300 L de etanol/tonelada de cada res?duo. Para a otimiza??o do pr?-tratamento ?cido para remo??o da fra??o hemicelul?sica foi aplicada metodologia de Planejamento Fatorial atrav?s de Delineamento Composto Central Rotacional. O programa STATISTICA Vers?o 8.0 (Statsoft Inc., Tulsa,) foi utilizado para an?lise dos dados. A qualidade do ajuste da equa??o do modelo foi expressa pelo coeficiente de determina??o (R?) e sua signific?ncia estat?stica condicionada pelo teste-F. O material insol?vel recuperado ap?s o pr?-tratamento otimizado teve as fra??es hemicelul?sicas e de amido completamente removidas. O hidrolisado obtido em condi??es otimizadas de pr?-tratamento apresentou 15,7% de a??cares redutores para o baga?o de malte e pupunha e 5,9% de a??cares redutores para a torta de caro?o de algod?o. O tratamento dos hidrolisados com carv?o ativado removeu n?o menos que 58% dos compostos fen?licos a? presentes. Os testes de fermentabilidade com Saccharomyces cerevisiae e Pichia stipitis foram promissores. A fermenta??o com S. cerevisiae apresentou um YP/S de 0,30 para a torta de caro?o de algod?o e 0,37 para o baga?o de malte. Os rendimentos fementativos com P. stipitis variaram de 9% a 25% para os res?duos agroindustriais. Os dados experimentais indicam que a torta de caro?o de algod?o (Gossypium hirsutum L.) e baga?o malte com farinha de pupunha tem elevado potencial para a produ??o de bioetanol.
Disserta??o (Mestrado) ? Programa de P?s-Gradua??o em Qu?mica, Universidade Federal dos Vales do Jequitinhonha e Mucuri, 2012.
ABSTRACT Nowadays, one cannot ignore the need for developing technologies that support the demands for renewable energy. One of the pathways for production of renewable energy is the transformation of vegetal biomass to liquid fuels. The agro-industrial residues as raw materials are potential candidates for this new energy industry. Thus the aim of the present dissertation was to evaluate the potential of cottonseed cake and crushed malt with peach palm flour as raw materials for the production of second generation ethanol and optimize step of acid pretreatment of lignocellulosic material. Initially was determined the chemical composition of cotton seed cake and crushed malt in relation to the percentages of moisture, ash, ether extract, crude protein, total soluble sugars, starch, hemicellulose, cellulose, lignin, neutral detergent fiber and acid detergent fiber. With the results of chemical characterization it was possible to estimate a potential yield of more than 300L of ethanol / ton of each residue. For the optimization of acid pretreatment for hemicelluloses removal was applied a Central Composite Design. The software STATISTICA Version 8.0 (Statsoft Inc., Tulsa,) was used for data analysis. The goodness of fit of the model equation was expressed by the coefficient of determination (R?) and its statistical significance conditioned by F-test. The insoluble material recovered after the optimized pretreatment had starch and hemicellulose fractions completely removed. The hydrolyzate obtained under optimized conditions of pretreatment showed 15.7% of reducing sugars to the crushed malt and 5.9% of reducing sugars for cottonseed cake. The treatment of the hydrolysates with activated charcoal removed no less than 58% of the phenolic compounds present there. Fermentability tests with Saccharomyces cerevisiae and Pichia stipitis have been promising. Fermentation with S. cerevisiae showed a YP/S of 0.30 for cottonseed cake and 0.37 for the crushed malt. Fermentative yields with P. stipitis ranged from 9% to 25% for agro-industrial residues. The experimental data indicate that the cottonseed cake (Gossypium hirsutum L.) and crushed malt has a high potential for the production of bioethanol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Gereja Toraja"

1

Toraja, Gereja. Tata Gereja Toraja. Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, 1995.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Toraja, Gereja. Tata gereja dan peraturan-peraturan khusus Gereja Toraja. Badan Pekerja Sinode, 2013.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Toraja, Gereja. Pengakuan Gereja Toraja dalam bahasa Indonesia dan bahasa Toraja. 3rd ed. Pusbang-Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, 1994.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Toraja, Gereja. Formulir-formulir Kada mangullampa Gereja Toraja ... 2nd ed. Pusbang Gereja Toraja, 1994.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Schie, G. van. Gereja Katolik di Tana Toraja dan Luwu: Sejarah tentang awal perkembangannya. OBOR, 2000.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Kabanga', Andarias. Manusia mati seutuhnya: Suatu kajian antropologi Kristen. Penerbit Media Pressindo bekerjasama dengan Yayasan Adikarya Ikapi dan the Ford Foundation, 2002.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Conexões: linguagens e educação em cena. Editora Amplla, 2021. http://dx.doi.org/10.51859/amplla.cle283.1121-0.

Full text
Abstract:
O conhecimento se fabrica nos múltiplos circuitos da linguagem e em conexões estabelecidas nos próprios efeitos dos saberes humanos. As dinâmicas dos discursos, as práticas de ensino e os territórios das artes são algumas fronteiras que deslizam entre conceitos e experiências, significantes e significados. Em As palavras e as coisas, Michel Foucault (2007) reflete que “a linguagem representa o pensamento como o pensamento se representa a si mesmo”. Nesses termos, a produção crítica e intelectual constrói um jogo em que os textos se transformam em repositórios daquilo que somos e buscamos representar através das palavras. Cada repositório pode ser classificado como uma cena que opera dentro e através da linguagem, de modo que sua força é determinada por sua capacidade de intervir nas práticas sociais e, consequentemente, transformá-las. É reconhecendo a presença da diversidade produzida nas esferas do conhecimento humano que o livro Conexões: Linguagens e Educação em Cena, organizado por Nathalia Bezerra da Silva Ferreira, José Wandsson do Nascimento Batista, Lívia Karolinny Gomes de Queiroz, Isabela Feitosa Lima Garcia e Ana Flávia Matos Freire, representa um espaço de circulação de ideias e práticas críticas imprescindíveis para estudantes, professores e pesquisadores das Letras e outros campos de estudo. As demandas acerca da linguagem, da cultura e da sociedade nunca se esgotam. Dessa forma, abrem-se novas margens e cenários de saberes relacionados à Linguística, Literatura, Educação e à História que nos ajudam a interpretar e aperfeiçoar o entendimento das relações de poder e das interações entre os sujeitos. É urgente que, em nossas experiências docentes e discentes, exerçamos o papel de mediar a produção do conhecimento entre a academia e outras organizações sociais, criando visibilidades para que os espaços dos saberes sejam cada vez mais democráticos e inclusivos. O livro reúne textos-cartografias – produzidos por professores, alunos de pós-graduação e demais pesquisadores – que lançam perspectivas multidisciplinares das instâncias da linguagem, da educação e da formação política – envolvendo vários atores sociais – e promovem estratégias de leitura diante dos desafios da contemporaneidade. Nesse sentido, o capítulo de abertura, intitulado “A modalidade volitiva em relatos de pacientes que superaram a Covid-19”, André Silva Oliveira descreve e analisa através da modalidade volitiva os comportamentos de pessoas que divulgaram seus relatos na internet acerca da superação da doença. No contexto da pandemia que enfrentamos atualmente torna-se relevante a vigilância dos efeitos desta enfermidade que se instaura no imaginário dos sujeitos. No Capítulo 2, intitulado “Reflexões sobre a linguística e a semiótica: revisão teórica e um exemplo de aplicação”, Jancen Sérgio Lima de Oliveira investiga as distinções e as semelhanças entre a linguística e a semiótica tendo como ponto de partida a produção de imagens no mundo contemporâneo. Em outro espectro de pesquisa, no Capítulo 3, “Gêneros orais: objetos de ensino como suporte às aulas de língua portuguesa”, George Pereira Brito inscreve um estudo para situar os gêneros orais no ensino de língua portuguesa, atentando para o papel dos docentes no desenvolvimento da oralidade como uma prática fundamental na formação estudantil.No Capítulo 4, “As interfaces da leitura: decodificação e compreensão leitora”, de Alessandra Figueiró Thornton, discute a formação leitora dos estudantes da Educação Básica, destacando a necessidade de políticas que desenvolvam as habilidades relacionadas à proficiência leitora nas escolas. Lidando com outras molduras da linguagem, mais precisamente no campo da literatura, no Capítulo 5, “Vozes femininas tecendo a resistência no enfrentamento às violências nos contos de Insubmissas lágrimas de mulheres, de Conceição Evaristo”, escrito por Maria Valdenia da Silva, Maria José Rolim, Diely da Cruz Lopes e José Ronildo Holanda Lima, observamos uma análise das profundas marcas da violência de gênero representadas na literatura de Evaristo e os atos de resistência das personagens, que lutam para produzir outras escrevivências no tecer do texto literário. Ainda no contexto dos estudos literários, Nathalia Bezerra da Silva Ferreira, no Capítulo 6, “Ressignificações no conto de fada ‘Entre a espada e a rosa’, de Marina Colasanti”, estuda as ressonâncias entre o conto “Entre a espada e a rosa”, de Marina Colasanti e o conto “Pele de Asno”, de Charles Perrault. A autora explora o imaginário da literatura infanto-juvenil e confronta ambas as narrativas para identificar intertextos e rastros entre o texto clássico e o moderno. No Capítulo 7, intitulado “A morte com véu branco: uma análise da poesia de Emily Dickinson”, Brena Kézzia de Lima Ferreira e Francisco Carlos Carvalho da Silva analisam a obra poética de Dickinson com foco na representação da morte e suas figurações simbólicas que acentuam as incertezas da existência humana. Expandindo as cenas de pesquisa, no Capítulo 8, “A formação leitora: uma proposta metodológica com um poema de Manoel de Barros”, André de Araújo Pinheiro, Kamilla Katinllyn Fernandes dos Santos e Verônica Maria de Araújo Pontes desenvolvem um procedimento metodológico baseado em jogos teatrais e sequências básicas para fornecer estratégias e dinâmicas de leitura que visam propiciar maior proficiência leitora entre os sujeitos participantes.Tomando como ponto de discussão os fundamentos do letramento literário, no Capítulo 9, “Novas práticas de leitura literária à luz do teatro do oprimido”, Danyelle Ribeiro Vasconcelos situa as práticas de leitura do texto literário dentro de uma perspectiva crítico-reflexiva, gerada a partir do livro Capitães da Areia, de Jorge Amado, em diálogo com o método teatral do Teatro do Oprimido, desenvolvido por Augusto Boal, com o intuito de transformar o ato de ler literatura em uma prática emancipatória, em que o território da sala de aula passa a ser o palco de jogos dramáticos, onde os alunos assumem importantes papeis sociais. No Capítulo 10, “Letramento na educação infantil a partir do livro A vida íntima de Laura, de Clarice Lispector”, os autores Nadja Maria de Menezes Morais, Laís Correia Teófilo de Souza, Jôse Pessoa de Lima e Marinalva Pereira de Araújo traçam um perfil da formação leitora e infantil baseada nas experiências de leitura literária. Nesse contexto de aprendizagem, o livro de Lispector permite estimular a reflexão em torno da importância do letramento literário desde os primeiros anos da vida escolar. Em conexão com a temática, em “Multiletramentos na escola: proposta de leitura do hipertexto ‘Um estudo em vermelho’, de Marcelo Spalding”, Capítulo 11, Angélica Benício Alves e Sandro César Silveira Jucá, atentos acerca das novas situações comunicativas geradas por ambientes virtuais, exploram a existência de gêneros literários digitais e refletem sobre suas aplicabilidades na sala de aula para promover práticas de leitura e, como resultado disso, desenvolver condições de multiletramento nos espaços educacionais. Dando continuidade, em “O ser criança e a sexualização infantil em face ao discurso midiático: O Caderno Rosa de Lori Lamby”, Capítulo 12, Elane da Silva Plácido e Maria da Conceição Santos tomam como objeto de estudo o livro Caderno Rosa de Lori Lamby, da escritora Hilda Hilst, para analisar as nuances da personagem Lori em face da influência midiática no processo de sexualização e adultização do corpo infantil, provocando impactos na identidade da criança. É por meio do Capítulo 13, designado “Canciones que el tiempo no borra: memorias, censura y canciones bregas en el contexto de la dictadura civil-militar en Brasil (1964-1985)”, escrito em espanhol por Lívia Karolinny Gomes de Queiroz, Isaíde Bandeira da Silva e Edmilson Alves Maia Júnior, que aprendemos sobre os efeitos da censura na arte, mais precisamente na música brega, tida como manifestação artística imprópria aos valores defendidos pelo regime militar no Brasil (1964-1985). Os autores examinam os impactos da censura na sociedade da época, mas também enunciam como a música pode expressar as contínuas tensões de um momento histórico. Maria Julieta Fai Serpa e Sales, Francinalda Machado Stascxak e Maria Aparecida Alves da Costa refletem em “O vínculo entre o estado e a igreja católica no Brasil imperial (1822-1889) e sua reverberação na educação”, Capítulo 14 desta coletânea, a relação da Igreja Católica com o Estado na época do império, identificando as implicações deste vínculo na história da educação brasileira. Por sua vez, o Capítulo 15, “As contribuições da teoria histórico-cultural para o ensino na educação infantil: uma revisão de literatura”, assinado por Camila Alvares Sofiati, foca na compreensão do processo de aprendizagem infantil a partir das teorias de Vigotski, em que o trabalho pedagógico com crianças é observado. Já no Capítulo 16, intitulado “Proposta e currículo no contexto educacional do ensino infantil brasileiro”, também de Marcus Vinicius Peralva Santos, o autor produz um panorama de pesquisas sobre propostas curriculares direcionadas ao ensino infantil no Brasil, averiguando como os projetos políticos pedagógicos contemplam as novas demandas da sociedade contemporânea. No capítulo seguinte, “As contribuições do NTPPS na aprendizagem de língua inglesa numa escola pública de Pacoti – CE”, Capítulo 17, as autoras Francisca Marilene de Castro Rodrigues e Isabela Feitosa Lima Garcia contextualizam os desafios do ensino de língua inglesa nas escolas brasileiras e apresentam princípios metodológicos que visam dirimir as problemáticas em torno da aprendizagem do inglês, reforçando a necessidade de produzir um modelo de ensino que coloque no centro do processo o conhecimento do aluno em relação às interfaces de cognição. Dessa forma, as autoras abrem perspectivas positivas para o ensino-aprendizagem do idioma em questão.O Capítulo 18, “A utilização do blog pelas escolas estaduais de educação profissional de Juazeiro do Norte – CE”, as autoras Maria Francimar Teles de Souza e Rosa Cruz Macêdo abordam o blog como uma ferramenta digital fundamental na divulgação de atividades escolares e mapeiam seus usos em escolas estaduais de ensino profissionalizante na cidade de Juazeiro do Norte – CE. Em outro contexto de pesquisa, no Capítulo 19, “Intervenções inter/multidisciplinares em crianças disléxicas”, Wanda Luzia Caldas de Brito e Maria Josefina Ferreira da Silva investigam, através de uma abordagem multidisciplinar, questões relacionadas à dislexia em crianças e como tal condição afeta o desenvolvimento da aprendizagem nos anos escolares, evidenciando a necessidade de que os profissionais sejam subsidiados de informações sobre como lidar com o diagnóstico deste transtorno e, consequentemente, possam proporcionar um bom ambiente de ensino. No Capítulo 20, intitulado “A importância da interação e do material adaptado para o processo cognitivo do aluno com necessidades educacionais especiais”, Samara de Oliveira Lima, Sanara Macedo Sousa e Sabrina de oliveira Marques abordam o progresso do aluno com Necessidade Educacional Especial (NEE) e a importância de sua inclusão no contexto escolar. Para isso, os autores entendem que o professor tem um papel importante no processo de acolhimento e na ação de produzir materiais adaptáveis para o ensino. Traçando outro cenário de reflexão, no horizonte do Capítulo 21, nomeado “O papel do tutor no contexto da educação a distância: uma análise dos estudos brasileiros até 2020”, Marcus Vinicius Peralva Santos concentra-se na função do tutor no processo de ensino-aprendizagem da educação a distância, trazendo à tona os desafios que os profissionais da área enfrentam e as necessidades oriundas de suas práticas. Já no Capítulo 22, “O ensino remoto na visão docente: desafios e perspectivas”, Elizete Pereira de Oliva Leão e Mauricio Alves de Souza Pereira avaliam as condições do ensino remoto a partir da experiência de professores de uma escola pública da cidade de Montes Claros, Minas Gerais. Os dados levantados pelos autores apontam para problemas que precisam ser superados, especialmente relacionados ao acesso das mídias digitais e à formação continuada dos docentes, para que estejam preparados para o uso de Tecnologias de Informação e Comunicação (TICs). O capítulo seguinte aborda práticas do contexto de ensino-aprendizagem de línguas. “O processo de elaboração das organizações didáticas no contexto da residência pedagógica de língua portuguesa”, Capítulo 23, George Pereira Brito e Maria Beatriz Bezerra de Brito dedicam-se a examinar as produções de Organizações Didáticas de um programa de residência pedagógica para o ensino médio desenvolvido pela Universidade Estadual da Paraíba, com o objetivo de dar suporte aos alunos bolsistas para que tenham em mãos materiais adequados para o ensino de português. No horizonte da educação básica e suas diversas disciplinas, o Capítulo 24, com o título de “Química verde: análises das concepções de alunos do ensino médio”, de autoria de Michelle de Moraes Brito, Kariny Mery Araujo Cunha, Francilene Pereira da Silva e Márcia Valéria Silva Lima, atende às demandas da educação ambiental, uma vez que, preocupadas com os vários níveis de degradação do meio ambiente, as autoras analisam a percepção de alunos do ensino médio acerca das problemáticas ambientais, na perspectiva da Química Verde, atribuindo a importância de formar sujeitos mais conscientes acerca dos problemas ocasionados pela ação humana na natureza. No Capítulo 25, “As licenciaturas em química ead e presencial nos IF: uma análise dos projetos pedagógicos de cursos e as implicações na formação docente”, os autores Dylan Ávila Alves, Nyuara Araújo da Silva Mesquita, Raiane Silva Lemes e Abecy Antônio Rodrigues Neto avaliam cursos de licenciatura em Química de Institutos Federais em sua modalidade de Ensino a Distância (EaD) e comparam as suas especificidades – direcionadas aos alunos – com o modelo de ensino tradicional. Nos dois últimos capítulos, percebendo a emergência das novas tecnologias nas práticas educacionais, Karina Pereira Carvalho, Mariana da Costa Teles, Marcelo Augusto Costa Vilano e Vinícius Pedro Damasceno Lima destacam, no Capítulo 26, “Ensino remoto da matemática a partir das tecnologias digitais: a importância dos jogos digitais como ferramenta auxiliar da aprendizagem”, o papel de jogos digitais no processo de ensino-aprendizagem da matemática e como essas ferramentas auxiliam no desenvolvimento de habilidades de raciocínio lógico e cognição. Em diálogo com a área, no Capítulo 27, “A modelagem matemática utilizada para ensinar funções e aplicações”, Karina Pereira Carvalho trabalha com a modelagem matemática como princípio norteador do ensino das funções e aplicações, objetivando apresentar soluções para lidar com as dificuldades dos alunos relacionadas ao tema. Apresentadas as coordenadas iniciais de cada capítulo do Livro Conexões: Linguagens e Educação em Cena, convidamos o leitor para que adentre nas páginas desta coletânea e deixe fluir essas cenas de aprendizagem na sua formação humana. Como declara Paulo Freire, no livro Educação como prática da liberdade (1967), “há uma pluralidade nas relações do homem com o mundo, na medida em que responde à ampla variedade dos seus desafios.” Nesse sentido, esta obra fornece diversos olhares sobre alguns desafios que os autores e autoras enfrentam em suas experiências humanas. Suas contribuições são plurais e buscam responder as problemáticas da linguagem, da educação, da literatura e da sociedade que os cerca. Uma última assertiva: os conhecimentos são mutáveis, o que permanece é o desejo de produzir novos pensamentos e afetos transformadores.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Book chapters on the topic "Gereja Toraja"

1

Phillipe Tenório, Barbosa, Donato Maria Vitória Lima Costa, Santos Wallysson Wagner Vilela dos, Medeiros Ana Letícia Toté de, and Silva Suzana Pedroza da. "CONTROLE DO GRAU DE TORRA DE GRÃOS DE CAFÉ: PERDA DE UMIDADE E COMPOSIÇÃO VOLÁTIL." In Inovação, Gestão e Sustentabilidade na Agroindústria – Volume 02. Instituto Internacional Despertando Vocações, 2021. http://dx.doi.org/10.31692/978-65-88970-18-8.344-361.

Full text
Abstract:
O café é uma bebida muito apreciada por seu aroma e sabor característicos, consequentes da combinação de compostos químicos produzidos pelas reações que ocorrem durante o processo de torrefação. A bebida é influenciada pelo grau de torra, dessa forma é possível definir os diversos compostos extraídos durante o processo de formação. É importante ressaltar que durante o processo de torrefação, além da água, evaporam diversos compostos voláteis presentes no café. Com isso, o objetivo desse estudo foi compreender a variação da perda de umidade e composição volátil como controle de grau de torra de grãos de café. Utilizou-se as principais plataformas de busca como SciELO, Google Scholar, Portal de Periódicos CAPES, Springer e Science Direct para a coleta dos artigos relacionado a variação de umidade e composição volátil durante o perfil de torra do café para fins de controle desta etapa do processo. Foi possível observar que a água é o principal componente do grão a ser liberado na primeira etapa do perfil de torra, 2 a 8 minutos. Essa presença de água e compostos voláteis continuam variando durante as reações de Maillard, degradação de Strecker, quebra de aminoácidos, degradação de trigonelina, ácido quínico, pigmentos, lipídios e interação entre produtos intermediários até a chegada da terceira e última etapa do perfil (12-17 min), a fase pirolítica em elevadas temperaturas (220 – 280 °C). A depender da torra clara, média ou escura varia a umidade e composição volátil, se formando alguns compostos e saindo outros, variando a perda de massa e cor dos grãos de café. Por este motivo é mais preciso se ter um controle do grau de torra não apenas pela cor e perda de massa, mas principalmente pelo perfil de torra, acompanhando o binômio tempo x temperatura e composição volátil. Logo, quanto maior o grau de torra, menor a quantidade relativa de água presente no grão e menor o número de voláteis que levam a diferentes aromas no café. Conforme a temperatura de torra e o tempo aumentam, maior é a perda de umidade, destacando a influência sobre o tipo de torra e o sabor da bebida gerada. Portanto, é necessário se ter um padrão do perfil a fim de controle do grau de torra de grãos de café para melhor qualidade do produto.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

"4 The Garment of Torah: Clothing Decrees and the Warsaw Career of the First Gerer Rebbe." In Warsaw. The Jewish Metropolis. BRILL, 2015. http://dx.doi.org/10.1163/9789004291812_006.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Gereja Toraja"

1

Santos, Patrícia Oliveira, Andre Da Luz De Freitas, Elice Cristina Dos Santos, Rutileia De Jesus Paiva, and Vinicius Carvalho Da Silva. "AVALIAÇÃO DO CULTIVO DE COGUMELO PLEUROTUS OSTREATUS EM CAROÇO DE AÇAÍ (EUTERPE OLERACEA)." In I Congresso de Engenharia de Biotecnologia. Revista Multidisciplinar de Educação e Meio Ambiente, 2021. http://dx.doi.org/10.51189/rema/1365.

Full text
Abstract:
Introdução: A fungicultura é o ramo da indústria agrícola que determina a produção de cogumelos comestíveis. Diversos substratos lignocelulósicos podem ser usados para o cultivo de cogumelos comestíveis. O estado do Pará gera imensas quantidades de resíduos proveniente da indústria do açaí. Embora os subprodutos sejam usados atualmente como fertilizantes, artesanato natural ou para geração de calor, essas aplicações não são suficientes para absorver a grande quantidade de resíduos gerados Objetivo: Considerando a possibilidade de utilização de diferentes biomassas no cultivo de cogumelos, além de que o macrofungo Pleurotus ostreatus apresenta algumas vantagens de cultivo, principalmente por não ser exigente quanto ao tipo de substrato, torna-se aplicável a utilização dos caroços de açaí no bioprocesso. Material e métodos: Pleurotus ostreatus foi repicado em placa Batata Dextrose Ágar por sete dias. Caroços de açaí secos e triturados foram acondicionados em sacos de polipropileno e autoclavados por 15 minutos a 121°C. Discos fúngico de 5 mm foram inoculados. A colonização se deu a 25°C por 30 dias. Após o crescimento dos corpos frutíferos, os mesmos foram coletados, lavados e pesados. Resultados: A etapa de colonização do substrato ocorreu de forma mais lenta, comparada aos dados da literatura. Alguns estudos sugerem que o tempo de colonização deve ficar entre 15-20 dias. A umidade relativa do ambiente é um fator extremamente importante, devido ao não controle desta variável, os cogumelos desenvolvidos estavam com aparência secas e murchas. Obteve-se 79 g de cogumelos frescos. Conclusão: Torna-se necessário o controle exato das variáveis de cultivo. Além disso, a região norte, tem em seu território uma grande geração de biomassas residuais. Posto isso, é imprescindível a busca por novas alternativas que agreguem valor às biomassas, como o emprego da fungicultura, no qual, gera renda e ajuda o meio ambiente.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Borges, Ligia Francielle, Michael Taynnan Barros, and Michele Nogueira. "Modelo de Comunicação Molecular Multiportadora com Ruído Intracelular e Intercelular." In Simpósio Brasileiro de Redes de Computadores e Sistemas Distribuídos. Sociedade Brasileira de Computação, 2020. http://dx.doi.org/10.5753/sbrc.2020.12329.

Full text
Abstract:
Abordagens promissoras para a engenharia da comunicação de dados para nanorredes são inspiradas nos sistemas biológicos, porém as comunicações moleculares possuem baixo desempenho devido à propagação estocástica dos dados e ao excesso de ruído no ambiente. A presença de ruído gera comunicações propensas a erros e comprometem o desempenho da rede. Desta forma, torna-se necessário caracterizar com precisão e modelar as fontes de ruídos da comunicação molecular. Este artigo investiga o ruído intracelular e intercelular em um modelo de comunicação molecular com multiportadora para nanorredes. O modelo é aplicado para avaliar uma nanorrede na presença de ruídos através de métricas clássicas como a capacidade do canal e perda (path loss). A análise permitiu identificar o comportamento do ruído intracelular e como o ruído intercelular afeta o desempenho da comunicação, contribuindo com direções para a construção das nanorredes
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Oliveira, Yasmim Victoria Loureiro Alvares de, Kely Côrrea Benedet Baesso, Naimi De Souza França Barroso, Sandra Karina Rodriguez Rios, and Juan Eduardo Rios Rodriguez. "LEIOMIOMA UTERINO GIGANTE E SUAS MANIFESTAÇÕES CLÍNICAS: RELATO DE CASO." In II Congresso Brasileiro de Saúde On-line. Revista Multidisciplinar em Saúde, 2021. http://dx.doi.org/10.51161/rems/1475.

Full text
Abstract:
Introdução: O leiomioma uterino é uma neoplasia benigna das células musculares lisas do miométrio responsiva aos hormônios ovarianos, podendo ser classificada de acordo com a sua posição. Segundo o Ministério da Saúde este tumor acomete 20 a 30% das mulheres em idade fértil, destas, 50% são assintomáticas e, dentre as sintomáticas pode-se ressaltar sangramento genital aumentado, dor pélvica, anemia, infertilidade, aborto de repetição, aumento de volume abdominal. O diagnóstico é clínico complementado por exames de imagem, seguido de estudo anatomopatológico. O tratamento pode ser expectante ou cirúrgico, sendo necessária avaliação individualizada. Relato de Caso: Paciente feminina, 37 anos, G0P0A0, com diagnóstico de leiomioma, medindo 27,66x9,23x24,76 cm em ultrassonografia após 3 anos de evolução. A paciente apresentava pirose, dificuldade em evacuação e distensão abdominal leve. Foi submetida a um procedimento cirúrgico eletivo com incisão inicial em T invertida. Identificado leiomioma de corpo uterino intramural pesando 3712,43 gramas, classificação FIGO 5, aderido ao intestino grosso e ao apêndice, sendo necessária a realização de uma apendicectomia devido à uma apendicite aguda edematosa, e extração em bloco do mioma, útero, ovário direito e trompas congestionadas. A paciente evolui satisfatoriamente no pós-operatório. Discussão: Os leiomiomas ocorrem com maior frequência em mulheres na pré-menopausa, sendo que estas podem ser assintomáticas e diagnosticadas por meio de exames de rotina como a ultrassonografia. Podem gerar sintomas como o aumento do fluxo sanguíneo e duração do período menstrual, bem como metrorragia, dor lombar, dor ou dificuldade miccional ou fecal devido a compressão gerada nos órgãos adjacentes ao útero. Conclusão: Diante do exposto, analisando a origem do leiomioma acerca de sua benignidade e bom prognóstico, torna-se necessária a avaliação e análise entre médico-paciente com o intuito de buscar o melhor tratamento. Podendo este ser através de uma terapêutica cirúrgica, como a histerectomia total, ou através de uma conduta expectante.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Moura, Alisson, Natália Oliveira, and Lilian Assis. "Enfraquecimento dos vínculos, trabalho e competências: pensando o processo decisório para além do paradigma funcionalista." In Simpósio Internacional Trabalho, Relações de Trabalho, Educação e Identidade. Appos, 2020. http://dx.doi.org/10.47930/1980-685x.2020.1801.

Full text
Abstract:
O presente artigo objetiva complementar a discussão acerca dos processos decisórios, incorporando novas perspectivas e levando em consideração a precarização do trabalho que, em conjunto com fatores como aumento de carga horária, baixa remuneração e pressão por produtividade, é capaz de desencadear o enfraquecimento dos vínculos sociais. Os estudos acerca dos processos decisórios modernos contam com contribuições de importantes áreas acadêmicas, como a economia, filosofia, estatística, dentre outras. A partir desses, quatro modelos se tornaram seminais no âmbito dos estudos organizacionais: racional, processual, político e anárquico. O racional é orientado para objetivos, guiado por regras, rotinas e programas de desempenho. O processual possui fases e ciclos que estruturam as atividades decisórias complexas e dinâmicas, através de rotinas de busca, conhecimento, criação e avaliação das alternativas de decisão. O político possui objetivos e interesses conflitantes e a certeza sobre abordagens e resultados preferidos. O modelo anárquico faz uma avaliação de regras de busca, de atenção e decisórias, bem como possui ambiguidade nos objetivos e procedimentos. No entanto, mesmo apresentando perspectivas diferentes e ricas, os modelos compartilham um ponto em comum: partem de um viés funcionalista, baseando-se na visão Taylorista do homem-máquina e desconsiderando a subjetividade no processo decisório. Nesse contexto, torna-se necessário a inclusão do sujeito no processo decisório, permitindo um pensamento sobre suas ações e tornando possível que essa troca gere novas possibilidades a serem aplicadas nas organizações.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Campiol, Neslayne Louise, Gabriel Bessa Tibery Tonelli, Manoel Henrique Carvalho, Larissa Santana Barros, and Willian Caetano Rodrigues. "AS REPERCUSSÕES IMUNOLÓGICAS CAUSADAS PELA INFECÇÃO POR CORONAVÍRUS AO PORTADOR DE DIABETES MELLITUS." In I Congresso Brasileiro de Imunologia On-line. Revista Multidisciplinar em Saúde, 2021. http://dx.doi.org/10.51161/rems/974.

Full text
Abstract:
Introdução: A infecção pelo novo coronavírus (COVID-19) se disseminou rapidamente para diversos países causando milhares de mortes desde dezembro de 2019, quando foi descoberta. A magnitude do COVID-19 é influenciada por comorbidades como a Diabetes Mellitus (DM), que tem sido considerada um fator de risco. Assim, os portadores de DM infectados pelo COVID-19 tem o seu sistema imunológico alterado, agravando o quadro clínico e corroborando para o aumento do número de hospitalizações e da morbimortalidade. Objetivos: Objetivou-se discutir as repercussões que a infecção por COVID-19 pode ocasionar no sistema imunológico do indivíduo portador de Diabetes Mellitus. Material e métodos: Realizou-se uma revisão de literatura a partir de publicações indexadas nas plataformas Pubmed, Medline e Lilacs, utilizando os descritores: Diabetes Mellitus, COVID-19 e imunologia. Incluíram-se artigos disponíveis em português, publicados no período 2020 a 2021. Foram encontrados 83 artigos e selecionados 10, excluíram-se os trabalhos duplicados (26), não disponíveis na íntegra (3) e os que não atendiam ao objeto do estudo (44). Resultados: A DM quando aliada ao coronavírus compõe-se como um fator de risco extremamente aumentado, principalmente quando descompensada. A associação das duas afecções gera problemáticas em diversos sistemas, incluindo o imunológico, cursando com linfopenia, neutrofilia e hiper produção de interleucina-6, proteína C reativa e dímero D (índice de coagulação), ou seja, comprova-se que tais pessoas tendem a apresentar deficiências imunológicas, aumento da inflamação e distúrbios coagulativos em relação aos pacientes com COVID-19 não diabéticos. Outrossim, a DM e alguns dos medicamentos usados no tratamento induzem uma produção elevada de ECA 2 (enzima conversora de angiotensina 2) e de seus receptores (RECA), porta de entrada para SARS-COV-2 por meio da glicoproteína Spike. De forma sucinta, a DM facilita a infecção por COVID-19, agrava a inflamação já desencadeada, prejudica o sistema imunológico e torna-se amplificada pelo coronavírus ao desregular o metabolismo de glicose por alterações diretas na ilhota pancreática. Conclusão: conclui-se que a DM é umas das comorbidades que mais contribui para a morbimortalidade e desenvolvimento de comprometimentos severos na COVID-19, além disso causa deficiência imunológica expressiva e torna o doente suscetível a outras infecções.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Silva, Vinícius Carvalho da, Rutiléia De Jesus Paiva, Patrícia Oliveira Santos, Andre Da Luz Freitas, and Iago Castro Da Silva. "O POTENCIAL DA BIORREMEDIAÇÃO BASEADA EM MICROALGAS PARA O TRATAMENTO DE EFLUENTES CONTAMINADOS: UMA REVISÃO BIBLIOGRÁFICA SISTEMÁTICA." In I Congresso de Engenharia de Biotecnologia. Revista Multidisciplinar de Educação e Meio Ambiente, 2021. http://dx.doi.org/10.51189/rema/1343.

Full text
Abstract:
Introdução: A biorremediação baseada em microalgas (BBM) tem sido bastante estudada nas últimas décadas como uma forma para o tratamento de águas residuais, devido a sua compatibilidade ambiental, eficiência de custo e sustentabilidade. Sendo aplicada para remoção de metais pesados, tratamento de esgoto doméstico, efluentes industriais e entre outras aplicações. É interessante destacar a possibilidade da geração de subprodutos através de sua biomassa gerada no fim do processo de biorremediação, como a produção de carotenoides. Dessa forma estudos para a otimização desses processos se torna essencial. Objetivos: Sintetizar em uma revisão bibliográfica sistemática a aplicação e técnicas utilizadas na BBM. Material e métodos: As buscas foram realizadas na base de dados bibliográficas Scopus (Elsevier), correspondendo as palavras chaves "microalgae bioremediation” e "microalgae-based bioremediation". Organizado segundo o método Knowledge Development Process – Constructivist. Sendo selecionados artigos de pesquisa publicados no período de 2017 a 2021. Resultados: Foram encontrados 14 artigos correspondentes a metodologia adotada, sendo 5 deles publicados no ano de 2021. Quanto a eficiência dos processos de BBM podemos observar nos estudos avaliados uma grande variedade de fotobiorreatores distintos, cada um específico para a espécie de microalga e ambiente a serem cultivadas, sendo eles sistemas aberto, fechado, semifechado, com controle de temperatura, aeração e controle de luminosidade, cada parâmetro ajustado para garantir melhor produtividade no experimento. Em todos os casos avaliados notou-se uma redução significativa dos compostos nocivos presentes no efluente contaminado. Para um fotobiorreator tubular horizontal semifechado foi identificada a remoção em média de 88% do ácido acético utilizado com herbicida. Para diminuição do nitrogênio amoniacal, a redução variou entre 70% e 100% e quanto a águas residuais de matadouros, o tratamento apresentou grande capacidade de esgotamento de até 97% da DQO, 99% de nitrogênio e 43% de fósforo. Conclusão: Podemos perceber a o aumento significativo de estudos publicados referentes a (BBM) nos últimos anos, e sua grande eficiência na remoção de compostos indesejáveis, além de gerar subprodutos de valor agregado. Contudo, é uma atividade ainda pouco utilizada pelas indústrias, o que estimula a perseverança em desenvolver experimentos visando a otimização desse processo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography