To see the other types of publications on this topic, follow the link: Gereja Toraja.

Journal articles on the topic 'Gereja Toraja'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 28 journal articles for your research on the topic 'Gereja Toraja.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Paledung, Christanto Sema Rappan. "Membaca Sejarah, Menimba Hikmah: Upaya Berteologi secara Kontekstual dengan Belajar dari Sejarah Gereja Katolik di Toraja." BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 3, no. 1 (2020): 44–60. http://dx.doi.org/10.34307/b.v3i1.118.

Full text
Abstract:
This paper discusses the history of the Catholic Church in Toraja. This historical research aims to discuss the contextual theology in Toraja by drawing inspiration from the history of the acceptance of the Catholic Church in Toraja. The thesis statement of the paper is a historical study of the process of acceptance of the Catholic Church in Toraja showing a theological process that emphasizes fairness towards oppressed groups in society and generous dialogue towards Toraja culture. This paper consists of four parts. The first part discusses the history of the presence of the Catholic Church, which started from Makassar to Toraja. The second part explains the beginning of his acceptance in a house underneath. The third part is the subsequent acceptance of its relationship with Toraja culture. The fourth part is a conversation about the relations of the Dutch Zending in Toraja and the Catholic missionaries in Toraja. AbstrakMakalah ini membahas sejarah Gereja Katolik di Toraja. Penelurusan sejarah ini bertujuan untuk mendiskusikan teologi kontekstual di Toraja dengan menimba inspirasi dari sejarah keberterimaan Gereja Katolik di Toraja. Dengan demikian, pernyataan tesis saya di dalam makalah ini adalah studi sejarah terhadap proses keberterimaan Gereja Katolik di Toraja menunjukkan proses berteologi yang menegaskan keberpihakan terhadap kelompok masyarakat yang tertindas dan dialog yang murah hati terhadap kearifan lokal Toraja. Makalah ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama membahas sejarah kehadiran Gereja Katolik yang bermula dari Makassar hingga ke Toraja. Bagian kedua membeberkan awal keberterimaannya di sebuah kolong rumah. Bagian ketiga adalah keberterimaan selanjutnya dalam relasinya dengan budaya Toraja. Bagian keempat adalah percakapan tentang relasi kelompok Zending Belanda di Toraja dan para misionari Katolik di Toraja. Kata-kata kunci: keberterimaan, sejarah Gereja Katolik, teologi kontekstual, hikmah historis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Parimba, Jery. "RASIONALITAS KOMUNIKASI SEBAGAI PILIHAN GEREJA DALAM MELAWAN POLITIK UANG DI TORAJA." Melo: Jurnal Studi Agama-agama 1, no. 1 (2021): 49–63. http://dx.doi.org/10.34307/mjsaa.v1i1.8.

Full text
Abstract:
Pemimpin dalam masyarakat Toraja telah ditarik dalam pemahaman kekuasaan, pengakuan, prestise dan harga diri. Hal ini berdampak kepada kuatnya daya dorong banyak orang Toraja untuk mengubah nasibnya dengan menjadi pemimpin dengan cara apapun. Akibatnya adalah mereka dengan hasrat menggebu merantau dan mengumpulkan uang sebanyak mungkin lalu kembali dengan mengandalkan kekuatan uang untuk merebut posisi sebagai pemimpin. Demokrasi yang memberi kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat untuk memilih dan dipilih telah terpola pada sebuah politik yang transaksional yakni politik uang. Situasi ini tentu mengancam dan akan memporak-porandakan bangunan demokrasi kita. Gereja selaku bagian yang berpengaruh sangat besar dalam mengawal demokrasi serta proses suksesi pemimpin dalam masyarakat Toraja seolah-olah tidak berdaya. Kekuatan kapital telah menaklukkan masyarakat termasuk gereja. Tidak adakah jalan lain yang dapat ditempuh gereja? Penelitian ini dilakukan untuk menawarkan konsep rasionalitas komunikasi Jurgen Habermas. Bahwa politik uang yang massif dan sistematis dapat dilawan oleh gereja dengan konsep rasionalitas komunikasi yang massif dan sistematis juga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Manguma, Vheny, Fransiskus Randa, and Carolus Askikarno Palalangan. "MENGUNGKAP PRAKTIK AKUNTABILITAS DALAM ORGANISASI GEREJA TORAJA JEMAAT TALLUNGLIPU." Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 4, no. 2 (2020): 165. http://dx.doi.org/10.38043/jiab.v4i2.2328.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memaknai praktik akuntabilitas dalam organisasi Gereja Toraja Jemaat Tallunglipu. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan melakukan observasi awal, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada 3 akuntabilitas yang dimaknai dalam Gereja Toraja Jemaat Tallunglipu yaitu pertama akuntabilitas keuangan ysng dimaknai dalam bentuk pertanggungjawaban pihak Gereja kepada jemaatnya dengan pencatatan laporan keuangan yang transparan melalui warta jemaat dan yang kedua adalah akuntabilitas transendental atau pertanggungjawaban kerohanian yang dimaknai dalam bentuk kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh pihak Gereja dalam memenuhi tugas pelayanannya salah satunya untuk melayani sesama dan yang ketiga yaitu akuntabilitas horizontal yang dimaknai sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak Gereja yang luar biasa kepada jemaatnya dalam bentuk diakonia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Tapingku, Joni. "MENGUNGKAP KEHADIRAN WANITA DAN PRIA DI GEREJA TORAJA JEMAAT BARRU." Al-Qalam 20, no. 1 (2016): 1. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v20i1.174.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor penyebab tingkat kehadiran wanita<br />lebih tinggi daripada pria dalam ibadah hari Minggu di Gereja Toraja Jemaat Barru, Sulawesi Selatan.<br />Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan adalah wawancara, observasi dan<br />studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab tingkat kehadiran wanita<br />dalam ibadah hari Minggu lebih tinggi daripada pria di Gereja Toraja Jemaat Barru, Sulawesi Selatan<br />karena intensitas pembinaan Persekutuan Wanita Gereja Toraja Jemaat Barru yang lebih besar daripada<br />pria, wanita memiliki sifat-sifat yang selaras dengan dengan sifat-sifat ibadah yang dilaksanakan, dan<br />wanita meyakini ibadah sebagai tempat untuk mendapatkan jawaban dari Tuhan, kekuatan iman dan<br />pengharapan dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Windy, Windy. "Kajian Teologis Kitab Ayub 1-2 Dan Implikasi Psikologis Terhadap Keluarga Kristen Yang Mengalami Kematian Anak Di Gereja Toraja Klasis Makale Tengah Jemaat Imanuel Tampo." KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen 1, no. 2 (2020): 107–26. http://dx.doi.org/10.34307/kamasean.v1i2.32.

Full text
Abstract:
This paper is motivated by a Christian family at Gereja Toraja Jemaat Imanuel Tampo who mourn the death of a child. The death of child causes parents to give different emotional reactions from one to others. Job 1-2 show that how Christians confronting with suffering. This is the author’s consideration to see the theological study of Job 1-2 and its implications for Christian families who experience child death at Gereja Toraja Klasis Makale Tengah Jemaat Imanuel Tampo. The research method that the authors use in this research is a narrative study qualitative. This narrative study is developed to describe the theological studies of Job 1-2 and the implications for Christian family who experience child death at Gereja Toraja Klasis Makale Tengah Jemaat Imanuel Tampo. Job confronted the suffering that occurs by surrendering to God and accepts that suffering humbly. Job 1-2 teaches to understand God’s sovereignty that occurs through suffering. Christian families who grieve over the loss of their children also accept the suffering they endure. Theory of Kubler Ross regards 5 stages of grief, namely denial of anger, bargaining, depression, and acceptance as a process to be accepted the suffering. In the end the Christian family in the Gereja Toraja Klasis Makale tengah Jemaat Imanuel Tampo can through the suffering of the death of a child by surrending to God and accepting it.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Abialtar. "Perjumpaan Penginjil CGK Belanda Dengan Orang Toraja Mamasa: Praktik Metode Penginjilan Arie Bikker Dan Martin Geleijnse serta Relevansinya Bagi Metode Pekabaran Injil Gereja Toraja Mamasa Masa Kini." KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen 1, no. 1 (2020): 15–34. http://dx.doi.org/10.34307/kamasean.v1i1.3.

Full text
Abstract:
Preaching the gospel by Western mission organizations has given rise to a unique encounter between missionaries and indigenous peoples where they preach the gospel. The problem that arises then is the lack of research into what this encounter is and what it means for church life today. The author examines the encounter of evangelists from de Christelijke Gereformeerde Kerken (CGK) in the Netherlands with the Toraja Mamasa community, especially the To Salu tribe with qualitative research methods by relying on library research and mission history archives in Mamasa. Also conducted interviews with traditional and church leaders in Mamasa. The author found that the encounter between the two evangelists with the To Salu tribe had resulted in a missionary attitude and insight and certain theological characteristics which were then inherent in the history of the Toraja Mamasa Church (GTM) which was the fruit of the CGK evangelism. The author's thesis statement: "The attitude and insight and style of the theology of Bikker and Gelijnse, namely the pattern of Dutch Calvinist theology, then colored the theological features of the Mamasa Toraja Church in the course of its ministry in the context of Toraja Mamasa to the present.”Pemberitaan Injil oleh organisasi misi Barat telah melahirkan pertemuan unik antara misionaris dan masyarakat adat di mana mereka memberitakan Injil. Masalah yang muncul kemudian adalah kurangnya penelitian pada apa yang ditimbulkan oleh perjumpaan tersebut dan maknanya bagi kehidupan gereja saat ini. Penulis meneliti pertemuan penginjil dari de Christelijke Gereformeerde Kerken (CGK) di Belanda dengan komunitas Toraja Mamasa, terutama suku To Salu dengan metode penelitian kualitatif dengan mengandalkan penelitian pustaka dan arsip sejarah misi di Mamasa. Juga melakukan wawancara terhadapa tokoh-tokoh adat dan gereja di Mamasa. Penulis menemukan bahwa pertemuan antara dua penginjil dengan suku To Salu telah menghasilkan sikap misi dan wawasan serta ciri-ciri teologis tertentu yang kemudian melekat dalam sejarah Gereja Toraja Mamasa (GTM) yang merupakan buah penginjilan CGK. Pernyataan akhir penulis: "Sikap dan wawasan serta gaya teologi Bikker dan Gelijnse, yaitu pola teologi Calvinis Belanda, kemudian mewarnai ciri-ciri teologis Gereja Mamasa Toraja dalam perjalanan pelayanannya dalam konteks masyarakat Toraja Mamasa."
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Panuntun, Daniel Fajar, Rinaldus Tanduklangi, Merry Adeng, and Christian Eleyazar Randalele. "Model Ibadah Sekolah Minggu Kreatif-Interaktif bagi Generasi Alfa di Gereja Toraja." BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 2, no. 2 (2019): 193–208. http://dx.doi.org/10.34307/b.v2i2.113.

Full text
Abstract:
: Industrial revolution 4.0 is bringing great impact into the global world, including children from the alpha generation. The alpha generation have a typical characteristic that need to gain a concern in terms of spiritual needs. Sunday schol expecially Toraja’s Church need to do an inovation to fulfill the spiritual need of The alpha generation. This study use Research and Development (RnD) method. The research produce a product which is a book with the tittle Sekolah Minggu Kreatif-Inovatif.The book is produced by a kualitatif approach with interactive analysis. The development of the product is done by critism of participant about the product. The result is a Sekolah Minggu Kreatif-Inovatif book For the alfa generation of Toraja’s Church with the collaborative and confrontative principle.Abstrak: Revolusi Industri 4.0 menghasilkan pengaruh besar bagi dunia global, salah satunya pada anak-anak generasi alfa.Anak-anak generasi alfa memiliki ciri khas yang perlu untuk mendapatkan perhatian dalam hal kebutuhan rohaninya. Sekolah Minggu terkhusus di Gereja Toraja perlu untuk melakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan rohani anak-anak generasi alfa. Kajian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (RnD). Penelitian menghasilkan produk buku Sekolah Minggu Kreatif-Inovatif yang dihasilkan melalui pendekatan kualitatif dengan anali-sis interaktif. Pengembangan produk dilakukan dengan kristisi partisipan mengenai hasil produk yang dihasilkan.Hasil Akhir adalah buku Sekolah Minggu Kreatif-Inovatif bagi Generasi Alfa Gereja Toraja berdasarkan prinsip kolaboratif dan konfrontatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Sumarto, Yonatan, and Peter Anggu. "Pembinaan Kerohanian Gereja Bethel Tabernakel dalam Konteks Kebudayaan Toraja." Jurnal Jaffray 8, no. 1 (2010): 24–34. http://dx.doi.org/10.25278/jj.v8i1.039.24-34.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Sumarto, Yonatan, and Peter Anggu. "Pembinaan Kerohanian Gereja Bethel Tabernakel dalam Konteks Kebudayaan Toraja." Jurnal Jaffray 8, no. 1 (2010): 24. http://dx.doi.org/10.25278/jj71.v8i1.39.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Salewa, Wandrio. "Kematian Seutuhnya Dalam Pengakuan Gereja Toraja Menurut Pandangan Antropologi Metafisik." SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 2 (2020): 63–81. http://dx.doi.org/10.34307/sophia.v1i2.15.

Full text
Abstract:
Death is a reality that every human being must experience. In death all human power and effort during his life becomes terminated, meaningless and death stops everything. Even so, humans believe in themselves there is something that is not affected by death, namely the soul, so that only the body experiences death. Whether influenced by philosophical thinking or traditional views. The dead body and the immortal soul contain the notion of a soul containing divine elements. The description in this paper focus on understanding death as a whole using a metaphysical anthropology approach. With the research method of literature study and cursory observations, the result show that humans die completely and live completely. Humans experience death in both body and soul. However, on the other hand, in personal relationships with others, it is found that the body and soul remain intact in the memories of others, even though someone’s person has died. The concept og human death as a whole, in the view of metaphysical anthropology, has similarities with complete death, is the recognition of the Toraja church. Keywords: Death, Body, Spirit, Metaphysical Anthropology, Wholeness and Unity.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Malino, Yan, and Daniel Ronda. "Sejarah Pendidikan Sekolah Kristen Gereja Toraja suatu Kajian Historis Kritis Tentang Peran Gereja Toraja Melaksanakan Pendidikan Sekolah Kristen dari Masa Zending Sampai Era Reformasi." Jurnal Jaffray 12, no. 1 (2014): 35–70. http://dx.doi.org/10.25278/jj.v12i1.032.35-70.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Malino, Yan, and Daniel Ronda. "Sejarah Pendidikan Sekolah Kristen Gereja Toraja suatu Kajian Historis Kritis Tentang Peran Gereja Toraja Melaksanakan Pendidikan Sekolah Kristen dari Masa Zending Sampai Era Reformasi." Jurnal Jaffray 12, no. 1 (2014): 35. http://dx.doi.org/10.25278/jj71.v12i1.32.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Abialtar, Abialtar. "Perkembangan Wawasan Dan Praksis (Termasuk Metode) Misi Abad Ke-19 Sampai Dengan Medio Abad Ke-20 Dalam Perjumpaannya Dengan Agama Dan Budaya Masyarakat Pribumi." JURNAL LUXNOS 4, no. 2 (2021): 193–218. http://dx.doi.org/10.47304/jl.v4i2.130.

Full text
Abstract:
Abstract: This research was conducted by the author to find out and produce qualitative data regarding the development of mission insights and praxis from the 19th century to the 20th century in the context of their encounter with indigenous peoples' religions and cultures within the scope of the Mamasa Toraja Church. Abstrak: Penelitian ini dilakukan oleh penulis untuk mengetahui dan menghasilkan data kualitatif perihal perkembangan wawasan dan praksis misi abad ke-19 dengan abad ke-20 dalam konteks perjumpaannya dengan agama dan budaya massyarakat pribumi dalam lingkup pelayanan Gereja Toraja Mamasa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Pasulu, Alpius. "ANTARA DISIPLIN ATAU PENGGEMBALAAN: REKONSTRUKSI AJARAN DISIPLIN GEREJAWI PADA GEREJA TORAJA BERDASARKAN REINTERPRETASI TERHADAP TEKS MATIUS 18:15-17." Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen, dan Musik Gereja 4, no. 1 (2020): 62–76. http://dx.doi.org/10.37368/ja.v4i1.122.

Full text
Abstract:
Artikel ini membangun sebuah model baru teologi disiplin gereja yang didasarkan pada penafsiran ulang atas Matius 18: 15-17. Dalam artikel ini, saya menyimpulkan bahwa sudut pandang dan tindakan yang paling tepat untuk orang berdosa di gereja berdasarkan pada teks Matius 18: 15-17 bukanlah disiplin tetapi untuk memberikan perhatian khusus secara intensif, yaitu penggembalaan khusus. Penggembalaan adalah cerminan kasih Allah bagi dunia yang tidak terbatas dan tak terhingga. Pengampunan harus diberikan terus menerus untuk orang lain karena manusia terbatas dan tidak ada potensi untuk kesempurnaan dan kesucian dalam hidup mereka. Kesempurnaan dan kesucian hidup manusia hanya akan datang di hari-hari terakhir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Rante, Yakob Sampe. "Telaah Kritis terhadap Fungsionalitas Gereja Toraja Berdasarkan Kritik Sosio-Religi Karl Marx." Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) 4, no. 1 (2021): 1–9. http://dx.doi.org/10.34007/jehss.v4i1.556.

Full text
Abstract:
This study aims to critique and evaluate the church's functionality, namely the church in its social function. The Toraja Church is still not here to carry out its real social function. As a result, various kinds of social injustice that are produced from culture settle right within the sphere of the church. The church exists only as a producer of the imagination: directing the imagination, without fixing problems on earth. This study uses a qualitative method with a literature observation approach. As a basis, the theory used in this research is Karl Marx's socio-religious criticism theory. The essence of this criticism is not rejection of religion, but rejection of religious practices which merely produce illusions, so as not to solve the problems experienced by society, especially Christians, as a result, society becomes alienated. The Toraja Church is required not to solve problems through imagined solutions, but instead to bring concrete liberating solutions in society. The church should be a real medicine where there is a sick soul due to the chaos of the world. With the revival of church functionality, the church has become a strong fortress for the community towards peace.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Bunga Sapan, Erwin. "Oikumene." KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen 2, no. 1 (2021): 59–75. http://dx.doi.org/10.34307/kamasean.v2i1.42.

Full text
Abstract:
Abstract; The ecumenical life movement is a movement that seeks to unite churches which are essentially one but separated by different denominational organizations. The ecumenical movement is a movement that must continue to be built but not to eliminate denominations because denominational wealth is God's work that is unique to His church. So the question that arises is what is the ecumenical spirit between the two denominations? The author discusses this topic with the aim of building an ecumenical spirit or church unity among church denominations. how to build an ecumenical spirit, which often results in the lack of an ecumenical spirit. The authors target in this study are all church members, be it the Toraja Church, GPdI, and also for all existing church denominations. In this study the authors have conducted research, and the method used in this study is a qualitative method, namely interviews and observations. In the interview, the author obtained or obtained information that sometimes the two congregations cornered each other in their territory so that sometimes there were disputes between members of the congregation of these two denominations, for this the conclusion of this study about ecumenicalism is that in building an ecumenical spirit, mutual respect between denominations is very important. It is important, besides building good relationships with other church members and then running away from cooperation in serving God and His people. These things can be done in building an ecumenical spirit between denominations Abstrak; Gerakan hidup ekumenis adalah gerakan yang berusaha menyatukan gereja-gereja yang pada dasarnya satu tetapi dipisahkan oleh organisasi denominasi yang berbeda. Gerakan ekumenis adalah gerakan yang harus terus dibangun tetapi tidak menghilangkan denominasi karena kekayaan denominasi adalah karya Tuhan yang unik bagi gereja-Nya. Jadi pertanyaan yang muncul adalah apa semangat ekumenis di antara kedua denominasi itu? Penulis membahas topik ini dengan tujuan untuk membangun semangat ekumenis atau kesatuan gereja di antara denominasi gereja. bagaimana membangun semangat oikumenis, yang seringkali mengakibatkan kurangnya semangat oikumenis. Sasaran penulis dalam penelitian ini adalah seluruh anggota gereja, baik itu Gereja Toraja, GPdI, dan juga untuk semua denominasi gereja yang ada. Dalam penelitian ini penulis telah melakukan penelitian, dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu wawancara dan observasi. Dalam wawancara tersebut penulis memperoleh atau memperoleh informasi bahwa terkadang kedua tarekat tersebut saling memojokkan di wilayahnya sehingga terkadang terjadi perselisihan antar anggota jemaah kedua denominasi ini, untuk itu kesimpulan dari penelitian ini tentang ekumenikalisme adalah bahwa dalam membangun semangat ekumenis, saling menghormati antar denominasi sangat penting. Hal ini penting, selain membangun hubungan baik dengan anggota gereja lain kerjasama dalam melayani Tuhan dan umat-Nya. Hal-hal ini dapat dilakukan dalam membangun semangat oikumene antar denominasi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Tapingku, Joni. "IBADAH YANG DISUKAI TUHAN DALAM AGAMA KRISTEN MENURUT TEKS AMOS 5:21-24." Religi: Jurnal Studi Agama-agama 16, no. 2 (2020): 132. http://dx.doi.org/10.14421/rejusta.2020.1602-01.

Full text
Abstract:
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman warga Gereja Toraja Klasis Sillanan di Kabupatan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tentang ibadah yang disukai Tuhan berdasarkan teks Amos 5:21-24. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibadah yang disukai Tuhan harus berpusat pada Tuhan sendiri. Yang diagungkan dalam ibadah bukan manusia melainkan hanya Tuhan. Ibadah yang disukai Tuhan dapat pula dilakukan dalam bentuk perayaan yang di dalamnya terdapat unsur persekutuan, pujian, penyembahan, ucapan syukur dan perilaku hidup yang adil dan benar dalam kehidupan sehari-hari.Abstract This qualitative research aimed to describe the understanding of the members of the Toraja Church of Klasis Sillanan in Tana Toraja Regency, South Sulawesi, about worship that is liked by God based on the text of Amos 5: 21-24. The techniques of collecting data were interview, observation and library study. The results of research showed that worship that God liked must be centered on God himself. The glorified in worship is not human but only God. Worship that God likes can also be done in the form of celebration in which there are elements of fellowship, praise, worship, thanksgiving and fair and righteous behavior in daily life.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Oktoviandy, Oktoviandy. "Evaluasi Kritis Penggunaan Membangun Jemaat Dari Perspektif Teologi Kontekstual." BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 1, no. 1 (2018): 70–78. http://dx.doi.org/10.34307/b.v1i1.20.

Full text
Abstract:
Using a qualitative approach we researched and then evaluated the use model of the book Building a Church in the Toraja Church in the South Sangalla Klasis by using a perspective on contextual theology. In this study we found 2 (two) models of using the Church Building book used by the servants there, namely the translation model and the post-translation model. We evaluate these two models as a model of use that is not sufficient to be able to bring the church to the celebration of God's great presence and work that surrounds all. We evaluate Both of these models is still very narrow in providing space for the development of theology and/ or preaching that is truly contextual. AbstrakDengan menggunakan pendekatan kualitatif kami meneliti untuk kemudian mengevaluasi model penggunaan buku Membangun Jemaat di Gereja Toraja se-Klasis Sangalla’ Selatan dengan menggunakan perspektif teologi kontekstual. Dalam penelitian ini kami menemukan 2 (dua) model penggunaan buku Membangun Jemaat yang digunakan oleh para pelayan di sana, yakni model terjemahan dan model post-terjemahan. Kedua model tersebut kami nilai sebagai model penggunaan yang belum memadai untuk bisa membawa jemaat (gereja) kepada perayaan akan kemahahadiran dan karya Allah yang besar dan yang melingkupi semua. Kedua model itu, kami nilai masih sangat sempit dalam memberi ruang bagi pengembangan teologi dan/atau khotbah yang sungguh-sungguh kontekstual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Palette, Jeni. "Analisis Pertumbuhan Iman Gereja Toraja Jemaat Situru’ pada Masa Konflik DI/TII Tahun 1952-1966." BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 3, no. 1 (2020): 76–89. http://dx.doi.org/10.34307/b.v3i1.168.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Topadang, Anton, and Tien Rahayu Tulili. "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI DI JEMAAT MORIA SAMARINDA SEBERANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGTHTING." Just TI (Jurnal Sains Terapan Teknologi Informasi) 10, no. 2 (2019): 5. http://dx.doi.org/10.46964/justti.v10i2.103.

Full text
Abstract:
Sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi ini dibangun melalui beberapa tahapan yaitu pengumpulan data, dan informasi dilanjutkan dengan analisis dokumen. Tahapan kedua adalah pengolahan data dan informasi untuk mendapatkan rancangan sistem yang akan dibangun. Tahapan ketiga adalah analisis sistem yang meliputi input data siswa, pembobotan kriteria, sampai pada perankingan alternatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Simple Additive Weighting yang memiliki konsep dasar untuk mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Penelitian ini menghasilkan output berupa nama, nilai akhir dan ranking setiap alternative yang selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi majelis gereja Toraja Jemaat Moria Samarinda Seberang dalam menentukan siswa-siswi sma/smk yang berhak mendapat beasiswa berprestasi pada setiap tahunnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Patandianan, Mordica. "Rekonstruksi Pemahaman Berkat Berdasarkan Tafsiran Kejadian 12:1-3 Di Gereja Toraja Jemaat Kollo Klasis Tondon." SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 2 (2020): 82–94. http://dx.doi.org/10.34307/sophia.v1i2.13.

Full text
Abstract:
Blessing is the most important part of life of christians, expecially in Gereja Toraja Jemaat Kollo Klasis Tondon. Many people assume that Lord’s blessing is just a good things, while the distress, suffering, and other disaster is not a blessing of the Lord. This comprehension also developing in church members of Jemaat Kollo Klasis Tondon. This is inspiring the writer to do research, how theology of Lord’s blessing in Genesis 12:1-3 and how the comprehension that should be owned by church members of Jemaat Kollo Klasis Tondon about Lord’s blessing. The purpose of this study is to know the theology of Lord’s blessing according to the Holy Bible in Genesis 12:1-3 and the comprehension that should be owned by church members based on exegesis Genesis 12:1-3. Writer use historical analysis and background analysis as well as text analysis , and expalin how comprehension of the church member about Lord’s blessing and how the comprehension that should be owned by church members based on exegesis Genesis 12:1-3 with using a qualitative research and study fieldwork.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Mahari, Ellyana Surya, Seger Handoyo, and Maria Eko Sulistyowati. "Intentional Change Model Training to Improve Leader Effectiveness of Toraja Church Youth Association (PPGT)/ Pelatihan Intentional Change Model untuk Meningkatkan Leader Effectiveness Pengurus Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT)." Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam 17, no. 2 (2020): 122–31. http://dx.doi.org/10.18860/psikoislamika.v17i2.10172.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Bodi, Idham Khalid. "LEKTUR KEAGAMAAN KRISTEN DI MAMASA Christian Religion Literature in Mamasa." Al-Qalam 17, no. 1 (2011): 1. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v17i1.92.

Full text
Abstract:
<p>Salah satu daerah yang masyarakatnya mayoritas beragama Kristen di Kawasan Timur Indonesia adalah<br />Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Mamasa yang juga dikenal sebagai Toraja Barat menetapkan<br />tanggal 10 Oktober 1913 sebagai tanggal resmi masuknya agama Kristen di sana. Sebagai daerah yang<br />mayoritas penduduknya menganut agama Kristeh, maka daerah ini disinyalir memiliki banyak lektur<br />keagamaan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keberadaan,<br />jenis, dan peran lektur keagamaan Kristen di Kabupaten Mamasa. Untuk mendapatkan data tersebut,<br />penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian<br />menunjukkan bahwa lektur keagamaan Kristen di Mamasa tersebar pada masyarakat, gereja, dan Sekolah<br />Tinggi. Adapun jenis-jenis lektur keagamaan Kristen di Mamasa berisi tentang teologi, sejarah, pemikiran,<br />kidung-kidung, pelajaran sekolah, dan lektur keagamaan Kristen tersebut sangat berperan sebagai media<br />tranformasi keilmuan.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Lumowa, Engelbert. "PEMBINAAN GENERASI MUDA DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS TORANG SAMUA BASUDARA DI KOTA MANADO." Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan 1, no. 1 (2017): 45. http://dx.doi.org/10.36412/ce.v1i1.495.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pembinaan generasi muda, baik di lingkungan keluarga maupun oleh lembaga-lembaga terkait; dan mengetahui faktor-faktor penyebab potensi kerukunan dan ketidakrukunan umat beragama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan generasi muda oleh keluarga dan lembaga-lembaga terkait ternyata cukup efektif. Hal ini ternyata, selama ini perkelahian antar pemuda yang berbeda suku, agama atau yang berbeda budaya dapat diminimalisasi. Untuk mencegah potensi konflik antar umat beragama/suku, khususnya generasi muda, maka tokoh agama/tokoh Gereja berperan aktif melaksanakan dialog dan kerjasama untuk mendiskusikan masalah-masalah sosial yang berbau SARA. Potensi kerukunan cukup kuat, sehingga masyarakat dapat hidup berdampingan dan menghargai nilai kekerabatan dengan semangat semboyan: Torang Samua Basudara. Artinya masyarakat di Kota Manado selalu mengedepankan kebersamaan dan bukan perbedaan, walaupun masyarakat sangat majemuk karena semua agama dan sebagian besar suku, etnik, golongan berada di Kota Manado. Dengan semangat tersebut jika ada konflik sosial dapat diatasi dengan baik oleh pemuka agama dan masyarakat. Namun bukan berarti bahwa tidak ada gejolak sosial, masih ada upaya-upaya kelompok tertentu untuk mengacaukan masyarakat. Jadi potensi ketidakrukunan juga ada dalam masyarakat, yaitu khotbah yang menyinggung pemeluk agama lain, isu-isu selebaran gelap yang berisikan permusuhan, kebencian , kemunafikan karena menganggap kelompoknya yang benar dan yang lain tidak benar, dan lain-lain. Kata Kunci: Pembinaan Generasi Muda, Potensi Kerukunan, Potensi Ketidakrukunan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Devi, Devi, Ivan Ivan, and Frans Paillin Rumbi. "Peran Gereja dalam Memberdayakan Penyandang Disabilitas di Gereja Toraja Jemaat Kaero." KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat 2, no. 1 (2021). http://dx.doi.org/10.34307/kinaa.v2i1.26.

Full text
Abstract:
Abstract : This paper explains congregation understanding about people with disabilities and how the church empowers them. This paper using a qualitative method with the inductive approach—data sources from literature research, observations, and interviews. The findings of this research are people with disabilities were very difficult to accept the situation. However, the people with disabilities can rise and think positively after getting mentoring from church. Chruch assembly to organize service programs like material help and pastoral care, and then empowers. Now, people with disabilities will be getting self-sufficient and participate in serving the church. Keywords: service, church, empowerment, and disability Abstrak : Tulisan ini bermaksud menjelaskan pemahaman jemat tentang penyandang disabilitas serta bagaimana gereja memberdayakan para penyandang disabilitas. Data-data dikumpulkan melalui studi kepustakan, observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menemukan bahwa penyandang disabilitas awalnya sulit untuk menerima keadaannya. Akan tetapi mereka dapat bangkit dan berpikir positif karena mendapat pendampingan dari gereja. Majelis gereja menggiatkan program diakonia baik berupa bantuan materi, pendampingan pastoral dan pemberdayaan. Kini penyandang disabilitas mulai menjadi pribadi yang mandiri dan terlibat aktif dalam pelayanan. Kata kunci: Diakonia, Gereja, Pemberdayaan dan Penyandang Disabilitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Paledung, Christanto Sema Rappan, and Alfa Kristian Hia. "Mengaku Allah, Merupa Dalam Konteks: Tinjauan Historis terhadap Pengakuan Iman Gereja-gereja di Indonesia." KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi 1, no. 1 (2021). http://dx.doi.org/10.37196/kenosis.v1i1.279.

Full text
Abstract:
Abstrak Studi ini merupakan uraian historis mengenai pergulatan gereja-gereja di Indonesia terhadap relevansi pengakuan iman dengan konteks kehadirannya. Uraian ini berfokus kepada beberapa gereja lokal ini Indonesia, yakni Gereja Toraja, Gereja Kristen Indonesia, Huria Kristen Batak Protestan, dan Gereja-gereja Kristen Jawa. Gereja-gereja tersebut lahir dari rahim zending yang membuatnya menggunakan pengakuan iman dari gereja pendahulunya. Namun, pergulatan dengan konteksnya membuat gereja-gereja tersebut harus merumuskan pengakuan iman dengan kesadaran konteksnya. Studi ini menelusuri pergulatan tersebut dengan menggunakan pendekatan historis. Pada bagian akhir, kami akan membandingkannya dengan Pengakuan Bersama Iman Kristen yang dirumuskan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. Argumen utama tulisan ini adalah bahwa pengakuan iman sebuah gereja merupakan wujud pergulatannya dengan tradisi di mana ia berpijak dengan konteks kehadirannya.AbstractThis study is a historical description of the struggles of the churches in Indonesia on the relevance of the profession of faith to the context of their presence. This description focuses on some of these local churches in Indonesia, namely the Toraja Church, the Indonesian Christian Church, The Batak Christian Protestant Church, and the Javanese Christian Churches. These churches were born from the womb of zending which made them use the confession of faith from his predecessor church. However, the struggle with the context makes these churches have to formulate the confession of faith with awareness of the context. This paper explores these struggles using a historical approach. At the end, we will compare it with the Common Confession of Christian Faith formulated by the Communion of Churches in Indonesia. Our main argument is that the confession of faith of a church is a form of its struggle with the tradition in which it stands with the context of its presence.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

DACHLAN, MUH. "DINAMIKA PENDIRIAN GEREJA KRISTEN SONGKA DAN GEREJA TORAJA JEMAAT MARANNU DI KOTA PALOPO." SMART 1, no. 1 (2015). http://dx.doi.org/10.18784/smart.v1i1.230.

Full text
Abstract:
<p><em>Dinamik</em><em>a pendirian rumah ibadat di Kota Palopo menarik untuk dikaji secara mendalam. Pembukaan pemukiman perumahan-perumahan baru bagi penduduk di Kota Palopo, di satu sisi merupakan kebutuhan mendasar bagi penduduk kota tersebut. Akan tetapi di sisi lain, tumbuh dan berkembangnya pemukiman baru tersebut memunculkan gesekan baru terkait pendirian rumah ibadat. Penelitian dengan pendekatan deskripsi kualitaif ini menemukan tiga temuan utama. Pertama, dalam pendirian rumah ibadat terjadi persaingan antara penduduk muslim dan penduduk muslim dan non muslim. Kedua, terbitnya PBM No 9 dan 8 Tahun 2006 belum mampu secara tuntas menyelesaikan persoalan pendirian rumah ibadat dan hal ini berpotensi menjadi konflik antar pemeluk agama. Ketiga, pendirian gereja masih menyisakan persoalan, baik gereja yang berdiri sebelum PBM lahir maupun gereja yang berdiri setelah regulasi PBM tersebut digulirkan.</em></p><p><strong><em>Kat</em></strong><strong><em>a kunci: </em></strong><em>Ruma</em><em>h Ibadat, Gereja Kristen Songka, Gereja Toraja, PBM No 8 dan 9 tahun 2006.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Mahari, Ellyana Surya, Seger Handoyo, and Maria Eko. "Pelatihan Intentional Change Model untuk Meningkatkan Leader Effectiveness Pengurus PPGT." Humanitas (Jurnal Psikologi) 4, no. 3 (2020). http://dx.doi.org/10.28932/humanitas.v4i3.2790.

Full text
Abstract:
Efektifitas pemimpin bukanlah hal yang mudah untuk dicapai oleh seorang pemimpin. Pemimpin itu harus membangun kesadaran untuk memperlengkapai diri dan anggotanya demi tercapainya tujuan. Keyakinan intrapersonal dalam kapabilitasnya untuk berfungsi sebagai pemimpin disebut leader role-efficacy (LRE), kemampuannya untuk menavigasi dan mengelola hubungan interpersonal dengan anggotanya disebut leader trust in subordinate (LTS), keduanya merupakan elemen kunci dari leader effectiveness. Penelitian ini bertujuann untuk mengetahui apakah pelatihan intentional change model (ICM) dapat meningkatkan leader effectiveness pengurus Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) jemaat Pajalesang Palopo. Subjek penelitian yaitu pengurus organisasi PPGT berjumlah limabelas orang sebagai one group pre and post-test design. Kuesioner ­pre-test diberikan seminggu sebelum perlakuan dan kuesioner post-test diberikan dua minggu setelah perlakuan. Alat ukur yang digunakan oleh peneliti adalah Leader effectiveness scale dari Ladegard dan Gjerde (2014) dan Psychological Capital Quetionnaire (PCQ) dari Luthans, Youssef, dan Avolio (2015). Dari pengukuran menggunakan teknik analisa t sample t-test. Hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan signifikan nilai sebelum dan setelah diberi perlakuan pelatihan intentional change model dengan nilai signifikansi sebesar p=0,000 (p?0,05). Kata kunci: Efektivitas Pemimpin; Intentional Change Model; PPGT.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography