To see the other types of publications on this topic, follow the link: Grafit.

Journal articles on the topic 'Grafit'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Grafit.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Nosić, Vesna. "Suvremeni tekstualni grafiti – vježbe." Croatica et Slavica Iadertina 10, no. 10 (February 7, 2017): 437. http://dx.doi.org/10.15291/csi.1043.

Full text
Abstract:
Članak donosi podrijetlo i značenje riječi grafit, imena najvažnijih proučavatelja ovog fenomena u Hrvatskoj (Stipe Botica, Dražen Lalić, Anči Leburić, Nenad Bulat, Tomislav Šakić i Josip Užarević), vrste osnovnih i kombiniranih formi grafitnih izraza te klasifiaciju hrvatskih tekstualnih grafita prema sadržaju (temi), a zatim osnovne značajke tekstualnih grafita. Povijesni pregled svjetskih i hrvatskih grafita dan je u kratkim crtama. Nakon dviju pjesama o grafitima slijede primjeri slavonskobrodskih, hrvatskih i svjetskih grafitnih zapisa predočenih kroz zanimljivo osmišljene vježbe. Primjeri grafita uvrštenih u vježbe pronađeni su na zidovima Slavonskog Broda te u hrvatskim i svjetskim antologijama grafia. Građu o slavonskobrodskim grafiima skupljali su učenici općeg smjera Gimnazije "Matija Mesić" u Slavonskom Brodu u vremenskom rasponu od 2003. do 2013. godine. Prikupljenu građu predočili su javnosti kroz izložbu pod naslovom Brodski tekstualni grafiti 2003. – 2013. Izložba je održana u Gradskoj knjižnici Slavonski Brod u Mjesecu hrvatske knjige 2013. godine.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Susilowati, Sri Endah. "PENGARUH PENAMBAHAN GRAFIT TERHADAP KEKERASAN BANTALAN PERUNGGU." JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN 1, no. 2 (September 22, 2016): 104–22. http://dx.doi.org/10.52447/jktm.v1i2.462.

Full text
Abstract:
Bearing dengan material tembaga banyak dibutuhkan karena sifatnya yang memiliki ketahanan aus dan kekuatan yang relatif lebih baik dibandingkan dengan bahan dasar lainnya. Salah satu proses pembuatannya adalah melalui proses metalurgi serbuk. Keunggulan dari metode metalurgi serbuk adalah dapat dilakukannya pengontrolan jumlah pori dan kontrol dimensi yang baik. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan material bantalan perunggu Cu-Sn-Zn-C grafit (bronze bearing) dengan metode metalurgi serbuk mulai dari tahapan karakterisasi serbuk, pencampuran serbuk, kompaksi, sampai sintering (pemanasan). Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variabel penambahan fraksi berat grafit terhadap densitas dan kekerasan material bearing. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dengan meningkatnya fraksi berat grafit mulai dari 0%, 0,5%, 1% densitas dan kekerasan semakin meningkat. Sedangkan pada peningkatan fraksi berat grafit diatas 1%, yaitu 1,5% dan 2,5% densitas dan kekerasan mengalami penurunan.Hal ini berkaitan dengan peran grafit sebagai penguat dan pelumas, yang terbasahi dengan baik oleh Sn dan Zn, sehingga pada penambahan fraksi berat grafit hingga 1% densitas dan kekerasan akan meningkat. Pada penambahan fraksi berat grafit diatas 1% , Sn dan Zn yang kadarnya tetap tidak mampu untuk membasahi Cu dan Grafit dengan sempurna sehingga densitas dan kekerasan akan menurun. Pada penambahan fraksi berat grafit 1% , densitas dan kekerasan mencapai nilai optimal, berturut-turut sebesar 6,85 g/cm3, 58 BHN. Kata Kunci: bearing,metalurgi serbuk, fraksi berat grafik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Lisensky, George C. "Grafit." Journal of Chemical Education 68, no. 7 (July 1991): 587. http://dx.doi.org/10.1021/ed068p587.2.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Kim, S. Siow. "Pengelupasan Grafit untuk Mengkomersilkan Teknologi Grafin." Sains Malaysiana 46, no. 7 (July 31, 2017): 1047–59. http://dx.doi.org/10.17576/jsm-2017-4607-06.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Kundari, Noor Anis, Sudaryo Sudaryo, and Asep Gumilar. "PEMANFAATAN ELEKTRODE GRAFIT BATU BATERAI PADA ANALISIS HASIL STRIPPING ZIRKONIUM SECARA KONDUKTOMETRI." Jurnal Forum Nuklir 6, no. 2 (May 3, 2017): 187. http://dx.doi.org/10.17146/jfn.2012.6.2.3446.

Full text
Abstract:
PEMANFAATAN ELECTRODE GRAFIT BATU BATERAI PADA ANALISIS HASIL STRIPPING ZIRCONIUM SECARA KONDUKTOMETRI. Pemanfatan grafit batu baterai bekas sebagai elektrode untuk menganalisis hasil stripping zirkonium telah dilakukan. Elektrode grafit dibuat sebagai bagian dari alat konduktansi yang dirangkai dengan komponen penting lainnya yaitu transformer dan multimeter digitalmeter. Analisis dilakukan dengan arus bolak-balik yang didasarkan pada perubahan daya hantar listrik akibat pergantian ion-ion dalam larutan cuplikan dengan peniter yang memiliki mobilitas berbeda . Sebelum digunakan untuk analisis konduktometri, alat diuji coba untuk mengukur daya hantar larutan cuplikan pada beberapa konsentrasi dengan variasi tegangan dan jarak elektrode. Berdasarkan hasil uji coba dipilih kondisi yang baik digunakan dalam titrasi konduktometri untuk menganalisis kadar asam bebas dan Zr dalam hasil stripping zirkonium, yakni pada tegangan 12 V dan jarak elektrode 1 cm. Titrasi konduktometri dilakukan terhadap beberapa cuplikan dengan konsentrasi yang bervariasi. Cuplikan dimasukkan ke dalam gelas beker yang dilengkapi dengan pengaduk magnet, termometer, buret berisi larutan NaOH standar, dan rangkaian pengukur daya hantar. Data yang diperoleh dibuat grafik hubungan antara daya hantar dengan volume NaOH. Berdasarkan kecenderungan grafik, diperoleh titik ekivalen yang dapat digunakan untuk menentukan kadar asam bebas dan kadar Zr dalam cuplikan. Setelah dibandingkan dengan analisis secara konvensional, disimpulkan bahwa elektrode grafit batu baterai bekas dapat digunakan sebagai elektrode altematif pada titrasi konduktometri larutan zirkonium hasil stripping.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Akbar, Khalifa, Hasria Hasria, and Suryawan Asfar. "Karakteristik Mineral Grafit Daerah Samaturu, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara." Jurnal Geosains dan Teknologi 4, no. 2 (June 23, 2021): 72–82. http://dx.doi.org/10.14710/jgt.4.2.2021.72-82.

Full text
Abstract:
Mineral grafit merupakan salah satu bentukan dari unsur karbon. Mineral grafit memiliki banyak kegunaan dalam bidang teknologi, salah satunya pada baterai lithium ion yang sedang dikembangkan di Indonesia. Penggunaan mineral grafit semakin meningkat pada industri teknologi di dunia termasuk di Indonesia, namun mineral grafit di Indonesia masih harus diimpor dari luar negeri. Selain itu, mineral grafit memiliki kisaran harga jual 1.550-2.800 USD/ton untuk tipe vein, 700-10.000 USD/ton untuk tipe flake, dan 430-550 USD/ton untuk tipe amorf. Berdasarkan hal inilah eksplorasi mineral grafit di Indonesia perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batuan yang mengandung mineral grafit beserta karakteristik dan sebaran mineral grafit di daerah penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Samaturu, karena mineral grafit dapat ditemukan pada Kompleks Malihan Paleozoikum. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengamatan megaskopis, petrografi dan analisis SEM-EDS. Batuan yang dijumpai mengandung mineral grafit yaitu satuan litologi sekis muskovit yang memiliki persen karbon yang beragam. Mineral grafit yang dijumpai di daerah penelitian memiliki karaktersitik yaitu merupakan grafit natural yang kristalin, bentuk pipih dan saling mengikat, terbentuk oleh metamorfisme regional, tidak teratur pada hinge lipatan sehingga diketahui bahwa mineral grafit di daerah penelitian termasuk dalam tipe endapan flake graphite (grafit serpih).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Thebora, Meyly Ekawati, Kurnia Nastira Ningsih, and Muhammad Irhash Shalihin. "SINTESIS GRAFENA DARI LIMBAH PELEPAH SAWIT (Elaeis Sp.) DENGAN METODE REDUKSI GRAFIT OKSIDA MENGGUNAKAN PEREDUKSI Zn." Jurnal Khazanah Intelektual 3, no. 2 (January 20, 2020): 462–76. http://dx.doi.org/10.37250/newkiki.v3i2.48.

Full text
Abstract:
Grafena merupakan nanomaterial yang memiliki konduktivitas tinggi, dapat disintesis dari limbah pelepah sawit dengan komponen dominan selulosa, hemiselulosa dan lignin yang dimanfaatkan sebagai sumber karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara sintesis grafena dan karakteristik grafena yang dihasilkan dari limbah pelepah sawit. Metode sintesis grafena secara umum terdiri dari proses karbonisasi, sintesis grafit oksida, kemudian reduksi grafit oksida menjadi grafena. Karbonisasi pelepah sawit menggunakan suhu 300˚C selama 60 menit yang selanjutnya dilakukan pengayakan berukuran 270 mesh. Grafit oksida (GO) disintesis menggunakan metode Hummers yaitu reaksi oksidasi grafit menjadi grafit oksida dengan oksidator berupa KMnO4 dalam suasana asam (H2SO4) yang menghasilkan campuran berwarna coklat tua. Grafit oksida diperoleh sebagai bubuk. Selanjutnya, grafit oksida direduksi menjadi grafena dengan reduktor Zn dalam suasana asam (HCl). Hasil karakterisasi dilakukan dengan perbandingan literatur; hasil XRD menunjukkan hasil berbeda pada difraktogram grafit, grafit oksida dan grafena dengan tingkat kristalinitas yang berkurang. Hasil FTIR menunjukkan adanya gugus fungsional O-H, C=O, ikatan C–OH dan C–O hanya pada grafit dan grafit oksida. Hasil SEM menunjukkan grafena berbentuk lembaran yang lebih tipis dari grafit oksida. Sintesis grafena dari limbah pelepah sawit dapat dilakukan dengan menggunakan metode Reduksi Grafit Oksida (GO) dengan Reduktor Zn.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Artadi, Arif, Sudaryo Sudaryo, and Aryadi Aryadi. "PENGGUNAAN GRAFIT BATU BATERAI SEBAGAI ALTERNATIF ELEKTRODA SPEKTROGRAFI EMISI." Jurnal Forum Nuklir 1, no. 2 (November 1, 2007): 105. http://dx.doi.org/10.17146/jfn.2007.1.2.3276.

Full text
Abstract:
KEMUNGKINAN PENGGUNAAN GRAFIT BATU BATERAI SEBAGAI ALTERNATIF ELEKTRODA SPEKTROGRAFI EMISI. Telah dilakukan analisis boron (B) dan kadmium (Cd) di dalam U3O8 dengan menggunakan elektroda grafit baterai bekas pada spektrografi emisi. Analisis dilakukan dengan metode DC-Arc, arus 10Ampere, tegangan 220 Volt, waktu exposure 25 detik, jarak elektroda 2 mm. Cuplikan diekstraksi menggunakan TBP-Kerosin dengan perbandingan 70 : 30 sebanyak 200 ml. Fasa air hasil ekstraksi diteteskan pada elektroda dan dieksitasi. Intensitasnya dibandingkan dengan standarnya, maka diperoleh konsentrasi boron dan kadmium terukur dengan elektroda grafit spex industries masing-masing 0,07 ppm dan 0,15 ppm, yang terukur dengan elektroda grafit baterai bekas adalah 0,21 ppm dan 0,14 ppm. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa elektroda grafit batu baterai tidak dapat digunakan sebagai alternatif elektroda pengganti pada spektrografi emisi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Gunawan, Rahmat, Melanie David, Hideaki Kasai, Muhamad A. Martoprawiro, Cynthia L. Radiman, and Hermawan K. Dipojono. "PERMUKAAN ENERGI POTENSIAL HIDROGEN PADA SISTEM GRAFIT TERINTERKALASI INVESTIGASI TEORI FUNGSI KERAPATAN." JRSKT - Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan 1, no. 2 (December 31, 2011): 70. http://dx.doi.org/10.21009/jrskt.012.01.

Full text
Abstract:
Permukaan energi potensial untuk sistem hidrogen pada permukaan grafit terinterkalasi alkali (Li, Na dan K) telah diteliti, secara teoritis. Model struktural, sifat energik, dan elektronik dari hidrogen pada sistem alkali/grafit dihitung melalui teori fungsi kerapatan (DFT) dengan menggunakan pendekatan koreksi gradien Perdew-Burke-Ernzerhof (PBE). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan basis set plane-wave, dan interaksi elektron-inti dijelaskan menggunakan pendekatan pseudopotential. Pada langkah pertama, permukaan energi potensial diperoleh dengan cara menghitung energi berbagai posisi molekul hidrogen pada permukaan grafit, yaitu di atas atom karbon (top), di atas ikatan C=C (bridge), dan di atas ring (hollow). Diperoleh hasil bahwa molekul hidrogen yang paling stabil adalah pada posisi top, dengan energi sebesar 3,2 eV pada jarak 0,019 A. Selanjutnya semua perhitungan dilakukan pada jarak 3,2 A dari permukaan grafit. Pada langkah berikutnya, permukaan energi potensial atom alkali (Li, Na, dan K) pada permukaan grafit memberi hasil bahwa atom alkali paling stabil pada posisi hollow dengan jarak antara Li, Na, dan K pada permukaan grafit adalah 1,7 A, 2,3 A, dan 2,6 A dengan energi minimum -1,37 eV, -0,66 eV dan -0,96 eV, secara berurutan. Dari data kerapatan muatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan transfer muatan elektron dari atom alkali terhadap orbital elektron pi grafit. Pada langkah terakhir, permukaan energi potensial minimum diperoleh pada variasi posisi hidrogen molekul pada sistem grafit terinterkalasi atom alkali, dan menunjukkan model permukaan energi potensial seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Diperoleh bahwa terdapat enam titik energi potensial terendah yang dapat ditempati oleh enem molekul hidrogen yaitu pada posisi bridge dari sistem ini. Jarak antara keenam molekul hidrogen dengan atom Li, Na, dan atom K adalah 2,6 A, 2,7 A, dan 2,8 A, dengan energi minimum -0,082 eV, eV dan -0,071 -0,079 eV, secara berurutan. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran atom Li memberikan nilai kapasitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan atom Na dan K. Hasil ini mendukung dan menjelaskan secara kualitatif adanya peningkatan kapasitas penyimpanan hidrogen dalam sistem alkali-grafit. kata kunci : Teori fungsi kerapatan, hidrogen, grafit terinterkalasi atom alkali
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Pratama, Byan, Didik Setiyo Widodo, and Gunawan Gunawan. "Pengaruh pH pada Penurunan Kadar Ion Sianida secara Elektrokimia dengan Elektroda PbO2/Grafit." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15, no. 3 (December 1, 2012): 84–87. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.15.3.84-87.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pH pada penurunan kadar ion sianida secara elektrokimia dengan elektroda PbO2/grafit. Tujuan dari penelitian ini adalah menurunkan kadar sianida dengan metode elektrolisis menggunakan elektroda PbO2/grafit dan mengkaji pengaruh pH terhadap penurunan kadar sianida dalam limbah artificial dengan elektroda PbO2/grafit. Logam PbO2 digunakan sebagai anoda dan grafit sebagai katoda. Elektrolisis dilakukan selama 8 jam disertai pengadukan dan variasi pH dengan potensial aplikasi sebesar 5,0 volt. Variasi pH yang digunakan adalah 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 13 yang diatur dengan penambahan H2SO4 atau NaOH. Analisis sianida dilakukan secara kuantitatif dengan metode spoktrofotometri UV-Vis, sedangkan analisis karbonat dan amoniak dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode elektrolisis dengan elektroda PbO2/grafit mampu menurunkan kadar sianida sampai 100% dan pada pH basa penurunan kadar sianida cenderung meningkat dengan peningkatan pH. Elektrolisis larutan sianida menghasilkan karbonat dan amoniak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Lerch, Manfred. "Grafit zuverlässig nass fräsen." VDI-Z 161, Special-I (2019): 44–45. http://dx.doi.org/10.37544/0042-1766-2019-special-i-44.

Full text
Abstract:
Bereits 2006 hat die „Ära der Grafitbearbeitung“ im Werkzeugbau Albert Polenz begonnen. Mittlerweile liegt der Anteil an Grafitelektroden bei 100 %. Trotz einer Absaugung direkt am Werkstück und speziellen Abstreifern für die Kugelumlaufspindeln und Führungen wurde nach einer Lösung gesucht, die Staubentwicklung komplett zu eliminieren. Gemeinsam mit dem Maschinenanbieter Fehlmann entstand ein Konzept, mit dem Grafit jetzt erfolgreich nass bearbeitet werden kann.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Arsha Maulana and Ferian Anggara. "KARAKTERISTIK BATUBARA TERPENGARUH INTRUSI DI TAMBANG AIR LAYA, SUMATRA SELATAN DAN POTENSINYA SEBAGAI MATERIAL UNTUK PEMBUATAN GRAFIT SINTETIS." Buletin Sumber Daya Geologi 15, no. 3 (December 1, 2020): 184–200. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v15i3.310.

Full text
Abstract:
Grafit dapat diaplikasikan dalam berbagai macam kegunaan misal sebagai material tahan panas, baterai, dan elektroda. Material grafit bisa didapat melalui grafit sintetis yang berasal dari batubara antrasit yang terpanaskan pada suhu di atas 2000ºC. Kondisi batubara yang terpanaskan secara alami dapat ditemui pada batubara yang terpengaruh intrusi batuan beku di Tambang Air Laya (TAL), Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik batubara terpengaruh intrusi batuan beku dan potensinya sebagai material untuk pembentukan grafit sintetis. Empat sampel batubara yang berasal dari 4 seam dengan jarak bervariasi terhadap intrusi diambil dan dipreparasi untuk dilakukan analisis sayatan poles, random vitrinite reflectance (Rvr), proksimat, X-Ray Diffractometry (XRD), Total Carbon (TC), Total Organic Carbon (TOC), Total Inorganic Carbon (TIC), serta analisis micro-Raman spectroscopy. Batubara terpengaruh intrusi batuan beku di lokasi penelitian mengalami kenaikan vitrinite reflectance dan kandungan fixed carbon (karbon tertambat) serta penurunan nilai moisture (kadar lengas) dan volatile matter (zat terbang) seiring berkurangnya jarak terhadap tubuh intrusi. Batubara seam A1 berperingkat low volatile bituminous coal (%Ro= 2,01%) yang memiliki jarak terdekat dengan tubuh intrusi memiliki derajat pembatubaraan dan kandungan presentase mineral tertinggi. Batubara seam A1 memiliki banyak asosiasi mineral lempung yang dijumpai seperti ilit, smektit, dan rektorit sehingga dapat meningkatkan derajat kristalinitas dalam proses pembatubaraan dan akan mempermudah pada proses pembentukan grafit sintesis dalam proses selanjutnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Sianturi, Lidwina Sri Ayu DR, and Anissa Noor Tajudin. "KARAKTERISTIK MEKANIS CAMPURAN LASTON ATAS DENGAN BUBUK GRAFIT SEBAGAI BAHAN PENGGANTI FILLER." JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil 3, no. 3 (August 7, 2020): 651. http://dx.doi.org/10.24912/jmts.v3i3.8317.

Full text
Abstract:
In road pavement modifications, many use materials that have good conductivity to be added to the mixture. One of the conductive materials that can be used for pavement is graphite powder. Graphite is usually found in pencils, raw materials for batteries, etc. The use of graphite powder in the pavement mixture has many benefits such as self-healing, self-monitoring, etc. This research uses graphite powder as filler replacement material. Tests conducted in this study is testing the characteristics of the mixture in accordance with the provisions in force in Indonesia. This study uses graphite powder with variations of 5%, 10%, 15%, and 20% with asphalt content of 5.7%. From the results of testing the characteristics of the mixture continued with the determination of optimum graphite powder content using the narrow range method. Then proceed with the mechanistic response analysis using the KENPAVE program. The results of this study largely meet the requirements of the General Specifications of the Directorate General of Highways 2018 Edition Division 6 and the 2017 Pavement Road Design Manual. The results of this study indicate that the use of graphite powder as a filler substitute can be used in Indonesia. ABSTRAKPada perkerasan jalan modifikasi, banyak menggunakan bahan yang mempunyai konduktivitas yang baik untuk ditambahkan dalam campuran. Salah satu bahan konduktif yang dapat digunakan untuk campuran perkerasan adalah bubuk grafit. Grafit biasanya terdapat pada pensil, bahan baku baterai kering, dll. Penggunaan bubuk grafit dalam perkerasan memiliki banyak manfaat seperti self-healing, self- monitoring, dll. Penelitian ini menggunakan bubuk grafit sebagai bahan pengganti filler. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian karakteristik campuran yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Penelitian ini menggunakan bubuk grafit dengan variasi 5%, 10%, 15%, dan 20% dengan kadar aspal 5,7%. Dari hasil pengujian karakteristik campuran dilanjutkan dengan penentuan kadar bubuk grafit optimum dengan metode narrow range. Kemudian dilanjutkan dengan analisis respons mekanistik dengan menggunakan program KENPAVE. Hasil penelitian ini sebagian besar memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum Direktorat Jendral Bina Marga Edisi 2018 Divisi 6 dan Manual Desain Perkerasan Jalan 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bubuk grafit sebagai bahan pengganti filler dapat digunakan di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Widodo, Didik Setiyo, Gunawan Gunawan, and Wahyu Adi Kristanto. "Elektroremediasi Perairan Tercemar: Penggunaan Grafit pada Elektrodekolorisasi Larutan Remazol Black B." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 11, no. 2 (August 1, 2008): 34–37. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.11.2.34-37.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian dekolorisasi larutan zat warna—remazol black B—dengan metode elektrolisis (elektrodekolorisasi) menggunakan anoda grafit. Pada metode ini, bahan elektroda merupakan faktor penting pada keberhasilan proses. Pemilihan grafit sebagai elektroda dilakukan dengan mempertimbangkan sifat bahan ini dalam sistem eletrolisis, kontuktif, stabil (inert) dan mudah diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk mendekolorisasi zat warna Remazol Black B dengan pendekatan elektrolisis menggunakan elektroda grafit. Metode ini dilakukan dengan mengelektrolisis larutan remazol black B sebanyak 50 mL dengan potensial 6,5 V selama 120 menit. Setelah elektrolisis larutan sampel dianalisis dengan spektrometer UV-Visibel. Untuk memperoleh data awal, elektrolisis dilakukan terhadap larutan sampel dengan variasi potensial aplikasi dan variasi waktu elektrolisis hingga 120 menit. Pada variasi waktu tersebut, dilakukan pencatatan arus yang mengalir dan pengujian tingkat pengurangan kepekatan zat warna dengan Spektrometer UV-Visibel. Sebagai pembanding dan untuk memperoleh daerah kerja dilakukan juga elektrolisis terhadap sistem pelarut (akuades yang mengandung Na2SO4 berlebih). Data penelitian menunjukkan bahwa elektrolisis dengan penggunaan grafit sebagai anoda pada elektrodekolorisasi larutan remazol black B telah berhasil menghilangkan warna dengan parameter intensitas hingga 97,09 %. Penurunan intensitas ini menunjukkan bahwa dekolorisasi larutan zat warna remazol black B telah berlangsung. Elektrodekolorisasi ini disebabkan oleh proses destruksi oksidatif (elektrodestruksi) remazol black B menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Produk elekrodestruksi diharapkan lebih ramah terhadap lingkungan dibandingkan bahan pencemar sebelum elektrodekolorisasi, sebagaimana diindikasikan dari spektra UV-Vis larutan setelah elektrolisis.Kata Kunci: elektrodekolorisasi, elektrolisis, remazol black B, elektroda grafit, spektrometri UV-Visibel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Nanda, Febriati, Dwi Puryanti, and Afdhal Muttaqin. "Pengaruh Jenis Zeolit Terhadap Sensitivitas Sensor Non-Enzimatik untuk Mendeteksi Glukosa." Jurnal Fisika Unand 6, no. 4 (October 3, 2017): 394–99. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.6.4.394-399.2017.

Full text
Abstract:
Sensor gukosa non-enzimatik dengan modifikasi zeolit sintetis telah dibuat. Pada penelitian ini digunakan zeolit dengan kandungan Sodalit, Lezurit, Megakalsilit, dan Nosean yang ditambahkan dalam campuran grafit dan paraffin. Elektroda pasta karbon (EPK) dibuat dengan komposisi grafit: paraffin sebesar 50 mg : 70 mg. Elektroda pasta karbon termodifikasi zeolit (EPKZ) dibuat dengan komposisi grafit: paraffin: zeolit sebesar 50 mg : 30 mg : 20 mg. Kinerja elektroda (sensitivitas, linieritas dan tingkat reversibilitas elektroda) diuji menggunakan metode cyclic voltammetry (CV). Hasil pengujian diperoleh elektroda EPKZ2 dengan fraksi zeolit 100% menghasilkan nilai sensitivitas tertinggi sebesar 15,302 µAcm-2mM-1. Daerah optimum pendeteksian yang dicirikan dengan linieritas keluaran sensor berada pada rentang konsentrasi 50 mg/dl-300 mg/dl. Scan rate efektif dilakukan sebesar 100 mV/s dan nilai kesalahan puncak oksidasi elektroda sebesar 19,16% lebih kecil dari standar minimum sensor glukosa.Kata kunci: sensor non-enzimatik, zeolit sintetis, sensitivitas, linieritas, reversibilitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Dewita, Erlan, and Siti Alimah. "Analisis Kinerja Bahan Bakar Reaktor Tipe HTGR Sebagai Penghalang Produk Fisi." Jurnal Pengembangan Energi Nuklir 19, no. 1 (July 15, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.17146/jpen.2017.19.1.3531.

Full text
Abstract:
ANALISIS KINERJA BAHAN BAKAR REAKTOR TIPE HTGR SEBAGAI PENGHALANG PRODUK FISI. Reaktor tipe HTGR merupakan reaktor berpendingin gas temperatur tinggi (~ 900oC). Terdapat 2 tipe elemen bakar HTGR yaitu prismatik dan pebble bed. Kedua tipe elemen bakar tersebut tersusun dari partikel berlapis TRISO yang terdiri dari lapisan IPyC, SiC dan OPyC yang berfungsi sebagai pengungkung produk fisi dan menjaga integritas bahan bakar. Reaktor beroperasi dengan temperatur tinggi, sehingga kinerja/ kemampuan bahan bakar dalam menahan produk fisi perlu diketahui. Tujuan studi adalah untuk memperoleh pemahaman tentang karakteristik produk fisi yang dihasilkan bahan bakar, karakteristik penghalang dan kinerja bahan bakar dalam menahan produk fisi. Metode yang digunakan adalah kajian dan analisis dengan mengevaluasi kemampuan penghalang (barrier) dalam menahan produk fisi pada elemen bakar prismatik dan pebble. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat beberapa mekanisme potensial lepasnya produk fisi, yaitu: difusi melalui lapisan, kerusakan lapisan, korosi SiC oleh produk fisi palladium dan dekomposisi termal SiC. Bahan bakar merupakan penghalang pertama terhadap lepasnya radionuklida produk fisi sedangkan lapisan SiC merupakan penghalang utama yang menahan sebagian besar produk fisi gas dan padat pada temperatur operasi normal (< 1250°C). Produk fisi penting yang terbentuk adalah 137Cs, 107 Pd, 106Rh, 106Ru, 110mAg, 134I, 131Cs, 137Cs, 90Sr, 88Kr dan 133Xe, 132Te, 140La dan 239Pu. Di antara produk fisi tersebut, paladium (Pd) yang lepas dari kernel dan mencapai lapisan SiC dapat bereaksi dan menyebabkan korosi. Berdasarkan hal itu, untuk menjaga integritas bahan bakar harus dilakukan pembatasan kondisi operasi reaktor, seperti: temperatur, derajat bakar, energi aktivasi produk fisi dan kualitas bahan bakar. Pada bahan bakar tipe prismatik, terdapat 8 penghalang, yaitu: kernel bahan bakar, lapisan SiC dan PyC, matriks grafit, kompak (pil) bahan bakar, sleeve grafit, sirkuit primer, blok grafit heksagonal dan bangunan reaktor. Sedangkan pada bahan bakar pebble terdapat 6 penghalang, yaitu kernel bahan bakar, lapisan SiC dan PyC, matriks grafit, lapisan grafit sebelah luar, sirkuit primer dan bangunan reaktor. Namun, jumlah penghalang bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan adanya kemungkinan lepasnya produk fisi ke lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Fekete, Vivien, and Zsolt Maros. "Tömbelektródás szikraforgácsolás kísérleti vizsgálata mikrogeometriai jellemzők alapján." Multidiszciplináris tudományok 11, no. 3 (2021): 184–90. http://dx.doi.org/10.35925/j.multi.2021.3.21.

Full text
Abstract:
Szikraforgácsoláskor a megmunkált felület érdessége rendkívül fontos szerepet játszik az adott eljárás alkalmazhatósága szempontjából. Az alábbi cikkben a tömbelektródás szikraforgácsolás jellegzetes elektróda anyagainak (réz és grafit) összehasonlító vizsgálatával foglalkozunk a megmunkált felületek érdessége és az anyagleválasztási teljesítmény alapján. Az összehasonlítás alapját a szikraforgácsolt felület különböző mikrogeometriai jellemzői, ezen belül is a felületi érdesség amplitúdó paraméterei adják. Kutatásunk célja, megválaszolni, hogy melyik szerszámanyaggal állítható elő jobb felületminőség. Az elvégzett forgácsolási kísérletek majd az azt követő mérések alapján összességében a grafit elektróda (szerszám) kedvezőbb tulajdonságokat mutat mind a leválasztás hatékonysága, mind a megmunkált felületek érdességi jellemzői alapján.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Pirityi, Dávid Zoltán, and Kornél Pölöskei. "Grafit- és grafénerősítésű sztirol-butadién kaucsuk fejlesztése." Acta Materialia Transylvanica magyar kiadás 4, no. 2 (2021): 103–8. http://dx.doi.org/10.33923/amt-2021-02-09.

Full text
Abstract:
A gumihulladékok környezetterhelése csökkenthető a gumitermékek élettartamának növelésével. Ennek egyik kitüntetett kutatási iránya a grafénnal erősített, nagy kopásállóságú nanokompozitok fejlesztése. Kutatásunk során a keverékkészítés technológiájának a gumi mechanikai tulajdonságaira gyakorolt hatását vizsgáltuk. Munkánk során 0, 1, 5 és 10 phr mennyiségben adalékoltunk grafitot és grafént gumikeverékekhez hengerszéken, zártkeverőben, egycsigás és ikercsigás extruderben. Az elkészített mintákon keménységmérést, szakító-, továbbszakító és elektronmikroszkópi vizsgálatot végeztünk. Vizsgálati eredményeink rávilágítottak arra, hogy a grafén jelentősebb erősítő hatást fejtett ki a grafitnál. Az extrúziós eljárások a polimer láncmolekulák nagyobb mértékű tördelődését okozhatják, igaz, reprodukálhatóságuk jobb, mint a hengerszéken vagy a zártkeverőben végzett keverékkészítésé.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Faizah, Faizah, Dwi Puryanti, and Afdhal Muttaqin. "Pengaruh Zeolit Sintetis Terhadap Stabilitas dan Sensitivitas Biosensor Asam Urat Berbasis Lactobacillus Plantarum Menggunakan Metode Voltametri Siklik." Jurnal Fisika Unand 7, no. 4 (October 1, 2018): 379–85. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.7.4.379-385.2018.

Full text
Abstract:
Pembuatan material biosensor termodifikasi zeolit sintetis telah dilakukan untuk mendeteksi asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh zeolit sintetis pada material biosensor asam urat terhadap stabilitas dan sensitivitas sensor. Penggunaan biosensor untuk mengukur asam urat menggunakan urikase yang dihasilkan dari bakteri Lactobacillus plantarum. Pemodifikasian material biosensor menggunakan zeolit sintetis kandungan Sodalit yang ditambahkan dalam campuran grafit dan paraffin. Elektroda pasta karbon (EPK) dibuat dengan komposisi grafit: paraffin sebesar 70 mg: 30 mg, sedangkan elektroda pasta karbon termodifikasi zeolit (EPKZ) dengan komposisi grafit: paraffin: zeolit sebesar 50 mg: 30 mg: 20 mg. Didalam masing-masing elektroda diteteskan 7,5 μl pelet L.plantarum (EPKZLP). Pengujian kinerja elektroda dilakukan menggunakan Voltametri Siklik. Hasil pemodifikasian mempengaruhi performa biosensor seperti sensitivitas, dan stabilitas. Arus tertinggi dihasilkan oleh EPKZLP dengan rentang arus 0,0143 – 0,0592 mA. Sensitivitas terbaik dihasilkan pada EPKZLP dengan nilai sebesar 0,031 mAcm-2mM-1. Kestabilan terbaik didapatkan pada EPKZLP dengan presentase kestabilan pada hari ke-14 sebesar 30,9 %. Standar deviasi rata-rata yang dihasilkan pada penelitian ini 0.0024 mA dengan nilai kesalahan relatif masing-masing sebesar 7,8%.Kata-kata kunci: biosensor asam urat, zeolit, sodalit, sensitivitas, stabilitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Sujana, Wayan, I. Komang Astana Widi, Teguh Rahardjo, and Sussetyo Darmaputra. "Studi Nitridisasi Besi Tuang Kelabu pada Temperatur 650 0C (1,2,3 Jam)." JURNAL FLYWHEEL 11, no. 1 (February 19, 2020): 23–36. http://dx.doi.org/10.36040/flywheel.v11i1.2509.

Full text
Abstract:
Besi cor kelabu, jenis cor ini sering dipakai karena memiliki banyak kelebihan. Kelebihan tersebut adalah mudah dituang atau dicor menjadi bentuk yang rumit, mudah dilakukan proses permesinan, tahan aus karena grafit dapat berfungsi sebagai pelumas, mempunyai kemampuan meredam getaran yang tinggi, mempunyai kekuatan tekan tinggi, sifat ketahan korosinya baik dibandingkan dengan baja konstruksi biasa, Spesimen yang sebelum proses diperoleh kekerasan tertiinggi yaitu 284,4 HV dengan kedalaman 30 μm, setelah diproses nitridisasi dengan temperature 6500C dengan holding 1,2, dan 3 jam, maka didapat kekerasan tertinggi sebesar 277,2 HV, 261,1 HV, 273,4 HV kekerasan naik pada holding 1 jam itu disebabkan karena reaksi kimia antara nitrogen dengan spesimen sehingga konsentrasi nitrogen pada permukaan spesimen yang berasal dari difusi nitrogen akan lebih banyak membentuk lapisan nitride. Pada pengujian spesimen dengan holding 1 jam didapat ketebalan lapisan 10, 20, 30, 40 μm dan permukaan tepi dari inti tidak merata sehingga lapisan menjadi tidak merata atau bergelombang, sedangkan pada temperatur 6500C dengan waktu 2 jam ketebalan ditunjukan hanya sampai pada 30 μm dan 40 μm, garis grafik mengalami kenaikan dikarenakan lapisan nitride dan permukaan tepi dari inti tidak merata sehingga lapisan menjadi bergelombang. Struktur mikro diperoleh dari hasil metalografi row material dan spesimen yang sesudah mengalami proses nitridisasi. Hasil dari struktur mikro sudah terlihat grafit berbentuk serpih keabu-abu an dan terlihat adanya sedikit korosi dikarenakan spesimen belum dilakukan proses
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Sujana, W., K. A. Widi, T. Rahardjo, and S. Darmaputra. "Analisa Waktu Perlakuan Nitridisasi Besi Tuang Kelabu Pada Temperatur 650 ⁰C." JURNAL FLYWHEEL 11, no. 2 (September 25, 2020): 31–39. http://dx.doi.org/10.36040/flywheel.v11i2.2853.

Full text
Abstract:
Besi cor kelabu, jenis cor ini sering dipakai karena memiliki banyak kelebihan. Kelebihan tersebut adalah mudah dituang atau dicor menjadi bentuk yang rumit, mudah dilakukan proses permesinan, tahan aus karena grafit dapat berfungsi sebagai pelumas, mempunyai kemampuan meredam getaran yang tinggi, mempunyai kekuatan tekan tinggi, sifat ketahan korosinya baik dibandingkan dengan baja konstruksi biasa, Spesimen yang sebelum proses diperoleh kekerasan tertiinggi yaitu 284,4 HV dengan kedalaman 30 μm, setelah diproses nitridisasi dengan temperature 6500C dengan holding 1,2, dan 3 jam, maka didapat kekerasan tertinggi sebesar 277,2 HV, 261,1 HV, 273,4 HV kekerasan naik pada holding 1 jam itu disebabkan karena reaksi kimia antara nitrogen dengan spesimen sehingga konsentrasi nitrogen pada permukaan spesimen yang berasal dari difusi nitrogen akan lebih banyak membentuk lapisan nitride. Pada pengujian spesimen dengan holding 1 jam didapat ketebalan lapisan 10, 20, 30, 40 μm dan permukaan tepi dari inti tidak merata sehingga lapisan menjadi tidak merata atau bergelombang, sedangkan pada temperatur 6500C dengan waktu 2 jam ketebalan ditunjukan hanya sampai pada 30 μm dan 40 μm, garis grafik mengalami kenaikan dikarenakan lapisan nitride dan permukaan tepi dari inti tidak merata sehingga lapisan menjadi bergelombang. Struktur mikro diperoleh dari hasil metalografi row material dan spesimen yang sesudah mengalami proses nitridisasi. Hasil dari struktur mikro sudah terlihat grafit berbentuk serpih keabu-abu an dan terlihat adanya sedikit korosi dikarenakan spesimen belum dilakukan proses
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

., Yunasfi, P. Purwanto, and Mashadi . "PEMANFAATAN TEKNIK HEM UNTUK PENUMBUHAN CNT DARI GRAFIT MENGGUNAKAN Ni SEBAGAI KATALIS = UTILIZATION OF HEM TECHNIQUE FOR GROWTH OF CNT FROM GRAPHITE POWDERS BY USING Ni AS CATALYST." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 10, no. 1 (September 13, 2016): 35–40. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v10i1.101.

Full text
Abstract:
Utilization of HEM (high energy milling) technique for growth of CNT (carbon nanotube) from graphite powders by using Ni as catalyst was carried out. Milling process performed on a mixture of graphite powder and nickel powder (Ni-C powders) with the ratio of weight percent of 98%: 2%, with a variation of milling time between 25 up to 75 hours. Characterization using PSA (Powder Size Analyzer), SAA (Surface Area Analyzer), TEM (Transmission Electron Microscope) and Raman Spectroscopy performed to obtain information about particle size, surface area, morphology and the structure bonding of the milled powder respectively. The analysis results of Ni-C powders using PSA and SAA showed the smallest particle size and biggest surface area obtained after milling process for 50 hours, i.e. 80 nm and 705 m2/g, respectively. TEM observations revealed formation of flat fibers which quantity increased with increasing milling time. This flattened fiber behave as an initiator for the growth of CNTs. Ni-C powder milling for 50 hours results more clearly show the growth of CNTs. Analysis by Raman Spectroscopy showed two bands at 1582 cm−1 as a peak of G band and at 1350 cm-1 as a peak of D band. These spectra are typical for sp2 structure. The position of G band peak is close to 1600 cm-1 as the evidence of a change to nano-crystalline graphite. The highest intensity of D band shown in the milling process for 50 hours, which indicates that this milling time produces more graphite-like structure compared to other conditions, and is predicted good for growing CNTs. AbstrakPemanfaatan teknik HEM (High Energy Milling) untuk penumbuhan CNT (carbon nanotube) dari serbuk grafit dengan menggunakan Ni sebagai katalis. Proses milling dilakukan terhadap campuran serbuk grafit dan serbuk nikel (serbuk Ni-C) dengan perbandingan berat 98% : 2%, dengan variasi waktu milling antara 25-75 jam. Karakterisasi menggunakan fasilitas PSA (Particle Size Analyzer), SAA (Surface Area Analyzer), dan TEM (Transmission Electron Microscope) serta Raman Spektroscopy yang masing-masingnya untuk mendapatkan informasi tentang ukuran partikel, luas permukaan dan morfologi serta struktur ikatan serbuk hasil milling. Hasil analisis serbuk Ni-C dengan PSA dan SAA menunjukkan ukuran partikel paling kecil dan luas permukaan paling besar diperoleh setelah proses milling selama 50 jam, masing-masing 80 nm dan 705 m2/g. Pengamatan TEM menunjukkan serbuk-serbuk berbentuk serat pipih dengan kuantitas yang meningkat dengan bertambahnya waktu milling. Serat pipih ini perupakan cikal bakal penumbuhan CNT. Serbuk Ni-C hasil milling menunjukkan penumbuhan CNT terlihat lebih jelas setelah milling selama 50 jam. Hasil analisis dengan Raman Spectroscopy memperlihatkan puncak G band pada bilangan gelombang 1582 cm−1 yang merupakan spektrum untuk struktur sp2 dari grafit dan puncak D band pada bilangan gelombang 1350 cm-1 yang mungkin merupakan deformasi struktur grafit. Posisi puncak G band mendekati 1600 cm-1 menjadi bukti perubahan ke grafit nano kristal. Intensitas D band tertinggi ditunjukkan oleh sistem komposit Ni-C hasil proses milling selama 50 jam dan hal ini sebagai indikasi bahwa proses milling selama 50 jam terhadap sistem komposit Ni-C lebih berstruktur mirip grafit (graphitic-like material) dibanding kondisi lainnya dan diprediksi bagus untuk menumbuhkan CNT. Dengan demikian, waktu milling yang optimal untuk penumbuhan CNT dari serbuk grafit dengan menggunakan Ni sebagai katalis adalah adalah 50 jam. Â
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Şirin, Şenol, Turgay Kıvak, Çağrı Vakkas Yildirim, Emine Şirin, and İlyas Uygur. "Bitkisel Esaslı Kesme Yağına Nano Grafit İlavesinin Viskozite ve Termal İletkenlik Üzerindeki Etkileri." Academic Perspective Procedia 1, no. 1 (November 9, 2018): 488–97. http://dx.doi.org/10.33793/acperpro.01.01.93.

Full text
Abstract:
Son yıllarda, nanoakışkanlar &amp;uuml;zerine yapılan &amp;ccedil;alışmaların ortaya &amp;ccedil;ıkmasıyla, nanoteknolojik soğutma terimi kullanılmaya başlanmıştır. Nanoakışkanlar, i&amp;ccedil;eriğinde bulunan ve &amp;ccedil;ok d&amp;uuml;ş&amp;uuml;k oranlarda (&amp;lt; hacimce %1) eklenen nanopartik&amp;uuml;llerin y&amp;uuml;ksek termal iletkenliklerinden dolayı, ısı transfer &amp;ouml;zelliklerini &amp;ouml;nemli oranda arttırmaktadırlar. Nanoakışkanlar, yakıt h&amp;uuml;creleri, hibrid motorlar, termal mıknatıslar gibi cihazlarda ve tornalama, frezeleme, metal işleme gibi geniş kullanım alanına sahiptirler. Grafit doğada bulunabildiği gibi kristal yapısındaki hareketli elektronlar y&amp;uuml;z&amp;uuml;nden elektriği de iyi iletebilmektedir. Bu &amp;ccedil;alışmada; bitkisel esaslı yağ i&amp;ccedil;erisine hacimce %0,25-0,50-0,75 ve 1,00 oranlarında, ortalama 80 nm boyutlarında nanografit tozları eklenmiştir. Nanoakışkan karışımlar mekanik karıştırıcı, ultrasonik homojenizat&amp;ouml;r ve manyetik karıştırıcıyla hazırlanmıştır. Farklı oranlarda hazırlanan nanoakışkanların viskozite ve termal iletkenlikleri incelenmiş ve bitkisel esaslı yağa eklenen grafit nanopartik&amp;uuml;llerin termal davranışları ortaya konmuştur. Sonu&amp;ccedil; olarak baz bitkisel esaslı yağa eklenen farklı oranlardaki nano grafit partik&amp;uuml;lleri viskozite ve termal iletkenlikte artışa neden olmuştur, katkı oranlarının artmasıyla &amp;ccedil;ok fazla bir artışın olmadığı g&amp;ouml;r&amp;uuml;lm&amp;uuml;şt&amp;uuml;r.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Putra Parmita, Ade Wahyu Yusariarta, Andromeda Dwi Laksono, Muhammad Iskandar Zulkarnain, Ansita Fitri Budi Hartanti, and Rizky Vi'atul Mudhawammah. "Karakteristik Buah Nipah Karbon Aktif dari Serabut Nipah Teraktivasi Potassium Hydroxide (KOH)." SPECTA Journal of Technology 4, no. 3 (December 4, 2020): 72–79. http://dx.doi.org/10.35718/specta.v4i3.232.

Full text
Abstract:
Karbon aktif yang bersumber dari serabut buah nipah yang merupakan limbah yang belum dimanfaatkan dengan maksimal dibuat menggunakan metode aktivasi secara kimia menggunakan potassium hydroxide (KOH). Proses pembuatan karbon aktif dimulai dengan proses karbonisasi dilakukan dengan temperatur 400oC kemudian diaktivasi dengan kosentrasi KOH 1,5M. Hasil aktivasi KOH dibandingkan dengan hasil dari karbonisasi. Diperoleh hasil secara FTIR yang menunjukkan masih terdapat gugus fungsi yang menunjuukan adanya lignoselulosa dan sudah terbentuk grafit. Hasil XRD juga menunjuukan terbentuknya graphite amorph pada hasil aktivasi dengan KOH sedangkan hasil karbonisasi menghasilkan grafit yang lebih kristalin. Hasil XRD juga menunjukkan pada aktifasi KOH sudah tidak ada pengotor yang mengindikasikan proses adsorpsi yang lebih baik dibandingkan tanpa aktivasi. Hasil morfologi menunjukkan ukuran poros pada karbon yang teraktivasi KOH lebih besar 8,8 % dari pada tanpa aktivasi secara kimia. Ukuran pori yang lebih besar akan mengindikasikan luas permukaan yang lebih luas, sehingga akan lebih baik digunakan sebagai adsorben.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Purnamasari, Indah, Linda Suyati, and Rahmad Nuryanto. "Pengaruh pH Larutan pada Pengendapan Kobal (Co) dengan Adanya Pengotor Seng (Zn) melalui Metode Elektrolisis." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16, no. 2 (August 1, 2013): 59–62. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.16.2.59-62.

Full text
Abstract:
Kobal merupakan logam yang mempunyai banyak kegunaan dalam bidang industry maupun elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemurnian kobal dengan adanya pengotor seng (Zn) yang dipengaruhi oleh variasi konsentrasi H2SO4 dan mengetahui morfologi hasil endapan kobal (Co). Pengendapan kobal ini dilakukan dengan menggunakan metode elektrolisis pada potensial terpasang 3,3 Volt selama 4 jam dengan menggunakan elektroda grafit-grafit. Penelitian ini dilakukan penambahan konsentrasi H2SO4 0,001; 0,01; 0,1 M dan tanpa penambahan H2SO4 sebagai pengaruh konsentrasi elektrolit. Hasil penelitian diperoleh dari Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Enegy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) yang menujukkan bahwa kemurnian kobal dengan adanya pengotor Zn tanpa penambahan H2SO4 sebesar 97,87% dan dengan penambahan H2SO4 berturut-turut 0,001; 0,01 dan 0,1 M sebesar ; dan . Bentuk morfologi hasil endapan elektrolisis cenderung berbentuk pori yang kasar, endapan banyak dikonsumsi oleh karbon dan logam kobal terserap masuk ke dalam pori-pori sehingga tidak terlihat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Oktasendra, Fandi, Sarinah Pakpahan, Sampe Napitupulu, Samsidar Samsidar, Nurhidayah Nurhidayah, and Faizar Farid. "PENGEMBANGAN PROTOTIPE SEL SURYA DSSC (DYE SENSITIZED SOLAR CELL) LAPISAN TiO2/GRAFIT MENGGUNAKAN CAMPURAN PCBM:P3HT." JOURNAL ONLINE OF PHYSICS 2, no. 1 (December 27, 2016): 11–16. http://dx.doi.org/10.22437/jop.v2i1.3447.

Full text
Abstract:
Dalam penelitian ini telah berhasil dibuat prototipe sel surya organic tipe dye-sensitized solar cells (DSSC) lapisan TiO2 /grafit dengan menambahkan lapisan aktif polimer campuran phenyl-C61-butyric acid methyl ester (PCBM) dan regioregular poly(3-hexylthiophene) (P3HT). Dye dari ekstrak buah naga digunakan sebagai photosensitizer untuk menghasilkan exciton. Campuran PCBM:P3HT divariasikan dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1 untuk melihat pengaruh dari masing-masing polimer. Hasil karakterisasi absorbansi menggunakan UV-Vis spektrometer pada lapisan TiO2/Grafit yang ditambahkan dengan lapisan PCBM:P3HT menunjukkan peningkatan nilai serapan pada panjang gelombang 300 – 650 nm. Namun, peningkatan ini tidak sejalan dengan peningkatan nilai efisiensi sel surya. Hasil pengukuran I-V karakteristik dibawah penyinaran sinar matahari langsung menunjukkan penurunan effisiensi sel surya sebesar 20.4% pada penambahan campuran PCBM:P3HT (1:1), 43.6% untuk PCBM:P3HT (1:2) dan 96.5% untuk PCBM:P3HT (2:1). Penurunan ini lebih disebabkan karena menurunnya nilai tegangan sirkuit terbuka, V­oc. Selain itu, nilai efisiensi sel surya yang rendah (yakni < 1%) disebabkan karena nilai rapat arus yang sangat kecil yakni pada orde beberapa mikro Ampere. Kami menduga kecilnya nilai rapat arus ini disebabkan oleh nilai resistansi internal yang cukup besar pada sel surya serta berubahnya peran lapisan PCBM:P3HT yang seharusnya berfungsi untuk meningkatkan penghantaran exciton menjadi pusat rekombinasi. Hal ini mungkin disebabkan karena tebalnya lapisan PCBM:P3HT yang dibuat menggunakan metode drop-casting seperti yang ditunjukkan dari hasil karakterisasi SEM. Kata Kunci: Sel surya DSSC, dye-sensitized, poly(3-hexylthiophene), [6,6]-phenyl-C61-butyric acid methyl ester, lapisan TiO2/Grafit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Sari, Rizki Muharami Cedia, Elin Marlin, and Yeni Wahyuni Hartati. "Penentuan Besi (III) Secara Voltammetri Menggunakan Elektrode Grafit Pensil." Chimica et Natura Acta 7, no. 3 (December 12, 2019): 138. http://dx.doi.org/10.24198/cna.v7.n3.25706.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Nguyen, Thi Thuong, Thi Ngoc Thu Nguyen, Long Giang Bach, Duy Trinh Nguyen, and Thi Phuong Quynh Bui. "Adsorptive removal of Pb (II) using exfoliated graphite adsorbent:influence of experimental conditions and magnetic CoFe2O4 decoration." IIUM Engineering Journal 20, no. 1 (June 1, 2019): 202–15. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v20i1.965.

Full text
Abstract:
The worm-like exfoliated graphite (EG) based adsorbents prepared from low-cost natural graphite flakes via facile synthesis processes have been found to be efficient adsorbents when it comes to removing Pb (II) from aqueous solution. EG was fabricated by chemical intercalation and microwave assisted exfoliation. Furthermore, the magnetic exfoliated graphite (MEG) was developed by incorporating CoFe2O4 particles into the EG layers using the citric acid based sol-gel technique. Adsorption behaviour of Pb (II) on the as-prepared adsorbents was investigated by taking several experimental conditions into consideration such as contact time, initial concentration, adsorbent dosage, and pH value. The results with initial neutral pH indicated that the adsorption isotherms for Pb (II) on the EG and MEG were well consistent with the Langmuir isotherm model revealing the maximum adsorption capacity of 106 mg/g and 68 mg/g for EG and MEG, respectively. The adsorption kinetics of Pb (II) was found to adhere to the pseudo-second-order kinetic model. The chemical interaction between ? electrons on graphite sheets and Pb (II) ions was suggested to play an essential role in the adsorption mechanism. The introduction of magnetic CoFe2O4 to the EG was found to induce the shift of optimal pH value to a more basic condition. The characterization of the adsorbents was performed using relevant analysis techniques such as Scanning electron microscope (SEM), X–ray powder diffraction (XRD), vibrating-sample magnetometer (VSM), and Fourier-transform infrared (FTIR). The results of this work suggest a high possibility for application of the as-prepared modified graphite to remove hazardous substances in practical wastewater treatment systems. ABSTRAK: Penyerap Pengelupas Grafit (EG) yang berupa seperti cacing dihasilkan dari grafit semulajadi yang murah melalui proses sintesis serpihan, ia juga merupakan penyerap yang bagus dalam mengasingkan Pb (II) daripada larutan akues. EG direka dengan tindak balas interkalasi kimia dan pengelupasan melalui gelombang mikro. Tambahan, pengelupas grafit magnet (MEG) telah dihasilkan dengan memasukkan zarah CoFe2O4 ke dalam lapisan EG menggunakan teknik sol-gel yang berasaskan asid sitrik. Tindak balas penyerapan Pb (II) pada penyerap yang disiapkan ini, dikaji dengan mengambil kira beberapa keadaan eksperimen seperti waktu disentuh, konsentrasi awal, dos penyerap dan nilai pH. Hasil keputusan pH neutral awal menunjukkan bahawa isoterm penyerapan bagi Pb (II) pada EG dan MEG adalah konsisten dengan model isoterm Langmuir. Ini menunjukkan kapasiti penyerapan maksimum 106 mg/g dan 68 mg/g bagi EG dan MEG, masing-masing. Penyerapan kinetik Pb (II) didapati mematuhi model kinetik pesudo-order-kedua. Interaksi kimia antara elektron ? pada helaian grafit dan ion Pb (II) memainkan peranan penting dalam mekanisme penyerapan. Pengenalan magnet CoFe2O4 kepada EG didapati telah mengubah nilai pH optimum kepada keadaan asal. Pengelasan penyerapan dilakukan menggunakan teknik analisis yang relevan seperti Mikroskop Elektron Pengimbasan (SEM), Difraksi Serbuk sinar-X (XRD), Magnetometer Sampel-Getaran (VSM) dan Inframerah Perubahan-Fourier (FTIR). Hasil kerja ini mencadangkan kemungkinan besar bagi penggunaan grafit ubah suai yang disediakan bagi membuang bahan berbahaya dalam sistem rawatan air sisa praktikal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Karundeng, Marlina, and Yenni Wahyuni Hartati. "Parameter analisis voltammetri pulsa diferensial elektrode grafit pensil untuk penentuan kadmium." Fullerene Journal of Chemistry 2, no. 2 (October 15, 2017): 82. http://dx.doi.org/10.37033/fjc.v2i2.15.

Full text
Abstract:
Kadmium (Cd) adalah salah satu logam berat non-esensial, yang relatif kecil, tetapi dapat terus meningkat di lingkungan, keracunan kadmium bersifat bioakumulatif dapat menyebabkan penyakit ginjal, gangguan perut, tulang rapuh, penurunan hemoglobin, dan pigmentasi gigi. Oleh karena itu metode analisis untuk menentukan kandungan kadmium harus dikembangkan. Metode untuk penentuan kandungan logam kadmium yang telah banyak digunakan adalah metode AAS dan metode ICP-AES. Dengan sensitivitas dan selektivitas yang sebanding, metode elektrokimia seperti voltammetri telah banyak digunakan sebagai metode yang menarik untuk menentukan kadar kadmium, instrumentasi pada metode ini lebih sederhana dibandingkan dengan metode AAS dan ICP-AES. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode voltammetri dalam menentukan kadmium menggunakan pensil grafit sebagai elektroda kerja dan parameter analisis metode ini untuk kuantifikasi kadmium. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode voltammetri menggunakan pensil grafit elektroda dapat mendeteksi kadmium (II), dengan batas deteksi 0,8 ppm, batas kuantifikasi 2,8 ppm, rentang linearitas dari 2,8 menjadi 4,8 ppm, dan akurasi 0,21-0,58 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Prihandoko, Bambang, Etty Marti Wigayati, and Nurhayati Nurhayati. "Pengaruh Penambahan LiClO4 pada Pembuatan Komposit Anoda Grafit Bermatrik Polimer." Jurnal Fisika dan Aplikasinya 3, no. 1 (January 12, 2007): 070109. http://dx.doi.org/10.12962/j24604682.v3i1.992.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Fitriah, F., A. Doyan, S. Susilawati, and S. Wahyuni. "Designing and Developing Rechargeable Aluminium-Ion Battery using Graphite Coated Activated Charcoal Corncob as Cathode Material." Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 14, no. 2 (November 5, 2018): 99–104. http://dx.doi.org/10.15294/jpfi.v14i2.9691.

Full text
Abstract:
One of the renewable energy storage systems that can be used today is the aluminum ion battery. In this study, aluminum foil was used as anode, polyetylene polyprophylene (PE/PP) as separator, electrolyte from AlCl3/[EMIm]Cl and graphite coated corncob, an activated charcoal, as cathode. Coating method of cathode materials was done by mixing both graphite and activated charcoal with varied composition 1:0.5, 1:1, 1:1.5, and 1:3. The coating process began by mixing the graphite and corncob with ethanol as a solvent for six hours, then heating in an oven at 80 °C for three days, gradual drying in a furnace at 350 °C for five hours and sintering at 600 °C for six hours. From this research, SEM results showed that carbon particles were evenly distributed, with spherical particles. The spherical shape was the main requirement of carbon formation in order to produce high energy. Based on the results, battery potential was 2.54 V with average of optimal capacity at a ratio of graphite and corncob activated charcoal 1:1.5 was 83.067 mAh/g. The highest efficiency was also at a ratio of 1:1.5 of 97.20%, because at this ratio, there was an increasing in percentage of element C 91.74%, greater than the percentage of element C on the other three cathode samples.Salah satu sistem penyimpan energi terbarukan yang bisa digunakan saat ini adalah baterai ion aluminium. Pada penelitian ini digunakan aluminium foil sebagai anoda, polyetylene polyprophylene (PE/PP) sebagai separator, elektrolit menggunakan AlCl3/[EMIm]Cl dan grafit terlapisi arang aktif tongkol jagung sebagai bahan katoda. Metode pelapisan bahan katoda dilakukan dengan mencampurkan grafit dan arang aktif dengan variasi komposisi 1:0,5, 1:1,1:1,5 dan 1:3. Proses pelapisan diawali dengan pencampuran grafit dan arang aktif tongkol jagung dengan ethanol sebagai pelarut selama enam jam kemudian pemanasan di oven pada suhu 80oC selama tiga hari, pengeringan bertahap di furnace pada suhu 350oC selama lima jam dan sintering pada suhu 600oC selama enam jam. Dari penelitian ini didapatkan hasil SEM menunjukkan bahwa partikel karbon terdistribusi merata, dengan bentuk partikel bulat (sphare).Sampelberbentuk bulat atau sphere merupakan syarat utama pembentukan karbon supaya dapat menghasilkan energi tinggi. Berdasarkan hasil uji baterai diperoleh potensial sebesar 2,54 Volt dengan rata-rata kapasitas optimal terjadi pada rasio grafit dan arang aktif tongkol jagung 1:1,5 sebesar 83,067 mAh/g. Efisiensi tertinggi juga terjadi pada rasio 1:1,5 sebesar 97,20%. Hal ini karena pada rasio 1:1,5 terjadi peningkatan persentase unsur C yakni 91.74% lebih besar dari persentase unsur C pada tiga sampel katoda yang lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

MAHMUDAH, FITRI, and DIAH HARI KUSUMAWATI. "PENGARUH PENAMBAHAN KATALIS NIKEL TERHADAP HOMOGENITAS FASA DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK KARBON DARI SERABUT KELAPA." Inovasi Fisika Indonesia 9, no. 2 (July 1, 2020): 119–24. http://dx.doi.org/10.26740/ifi.v9n2.p119-124.

Full text
Abstract:
Material karbon grafit merupakan salah satu jenis material yang memiliki karakteristik yang mirip dengan grafit dan bersifat konduktor. Pengubahan karbon menjadi karbon grafit dilakukan dengan 2 macam metode yaitu proses grafitisasi dan penambahan katalis. Pada penelitian ini, perubahan karbon menjadi karbon grafit dilakukan dengan proses penambahan katalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan katalis Ni terhadap homogenitas dan konduktivitas listrik karbon berbahan dasar serabut kelapa. Penelitian ini dilakukan dengan menghaluskan serabut kelapa yang sudah dikarbonisasi pada suhu 500 °C. Selanjutnya, katalis nikel ditambahkan pada serbuk karbon dengan perbandingan rasio Ni:C yaitu 1,2:1 wt.% dan dipirolisis pada suhu 1200 °C selama 3 jam. Kemudian dilakukan pencucian sampel dengan HCl 1M. Karakterisasi yang dilakukan yaitu XRD, LCRmeter, SEM dan EDS. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa karbon (C) memiliki struktur amorf. Pada CNi dan CNi-HCl struktur karbon yang dihasilkan mendekati kristal grafit. Penambahan katalis Ni dan pencucian HCl menyebabkan konduktivitas listrik karbon meningkat yaitu sebesar 0,773x102 S/m untuk C; 1,76x102 S/m untuk CNi dan 1,78x102 S/m untuk CNi-HCl. Hasil SEM menunjukkan sebaran Ni yang relatif homogen disekitar karbon pada CNi-HCl. Hasil identifikasi menggunakan EDS pada CNi menunjukkan unsur C sebesar 85,380 %, O sebesar 4,324 %, dan Ni sebesar 10,296 % massa. Pada material CNi-HCl menunjukkan unsur C sebesar 95,525 %, unsur O sebesar 3,820 % dan unsur Ni sebesar 0,655 % massa. Berkurangnya massa unsur Ni pada material CNi-HCl dikarenakan adanya pencucian dengan larutan 1M HCl. Larutan HCl berfungsi untuk menghilangkan kuantitas logam Ni. Kata Kunci: Serabut kelapa, katalis nikel, karbon, grafit.Graphite carbon material is one type of material that has characteristics similar to graphite and is a conductor. The conversion of carbon into graphite carbon is done by 2 kinds of methods, namely the process of graphitization and the addition of catalysts. In this study, the change of carbon into graphite carbon is carried out by the process of adding catalysts. The purpose of this study was to determine the effect of adding Ni catalysts to the homogeneity and electrical conductivity of carbon made from coconut fibers. This research was conducted by smoothing carbonized coconut fibers at a temperature of 500 °C. Next, the nickel catalyst was added to carbon powder with a ratio of Ni:C which is 1.2:1 wt.% And pyrolysis at 1200 °C for 3 hours. Then the sample was washed with 1M HCl. Characterization carried out are XRD, LCR meter, SEM and EDS. The XRD characterization results show that carbon (C) has an amorphous structure. In CNi and CNi-HCl the resulting carbon structure approaches graphite crystals. The addition of Ni catalysts and HCl leaching caused the electrical conductivity of carbon to increase by 0.773x102 S/m for C; 1.76x102 S/m for CNi and 1.78x102 S/m for CNi-HCl. SEM results show a relatively homogeneous distribution of Ni around carbon in CNi-HCl. The results of identification using EDS on CNi showed element C of 85.380 %, O of 4.324 %, and Ni of 10.296 % of mass. The CNi-HCl material showed element C of 95.525 %, element O of 3.820 % and element Ni of 0.655 % mass. The reduced mass of the element Ni in the CNi-HCl material is due to washing with 1M HCl solution. HCl solution serves to eliminate the quantity of Ni metal. Keywords: Coconut fiber, nickel catalyst, carbon, graphite.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Sapińska-Śliwa, Aneta. "Grafit i diatomit jako dodatki do zaczynów uszczelniających otwory w geotermii." PRZEMYSŁ CHEMICZNY 1, no. 8 (August 5, 2017): 109–11. http://dx.doi.org/10.15199/62.2017.8.22.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Safitri, Vidia Wahyu Meidy, and Tuhu Agung Rachmanto. "PENGARUH JENIS ELEKTRODA TERHADAP POWER DENSITY PADA MICROBIAL FUEL CELL DENGAN PENAMBAHAN GRANULAR ACTIVATED CARBON." JURNAL ENVIROTEK 12, no. 2 (November 22, 2020): 1–9. http://dx.doi.org/10.33005/envirotek.v12i2.48.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Limbah cair tahu mengandung kandungan organik tinggi dengan konsentrasi COD 1408 mg/l, TSS 191 mg/l dan pH 4,46. Salah satu penelitian dengan pemanfaatan limbah dan energi yaitu Microbial Fuel cell (MFC). Energi Kimia senyawa organik dari mikroorganisme akan dirubah menjadi energi listrik dengan reaksi katalik dari mikroorganisme dalam keadaan anaerob merupakan proses microbial fuel cells. Salah satu tantangan untuk mengembangkan sistem MFC adalah dengan memilih elektroda yang tepat. Elektroda yang digunakan harus memiliki daya konduktifitas listrik tinggi, pemukaan yang luas, non korosif, biokompatibel, stabil. Penelitian ini bertujuan untuk memgetahui jenis elektroda optimum dalam menghasilkan power density dengan variasi elektroda karbon grafit, seng dan tembaga, variasi waktu 0, 48, 96, 144, dan 192 jam. Dilakukan pre-treatment koagulasi flokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MFC dengan elektroda karbon grafit dan karbon grafit menghaslikan power density sebesar 2292,994 mW/m2. MFC juga menurunkan konsentrasi COD hingga 88%. Waktu pengolahan dapat mempengaruhi efisiensi penyisihan COD. Kata kunci: limbah tahu, microbial fuel cell, power density ABSTRACT Tofu liquid waste contains high organic content with a COD concentration of 1408 mg / l, TSS 191 mg / l and pH 4.46. One of the researches related to waste and energy utilization is Microbial Fuel cell (MFC). Chemical energy organic compounds from microorganism will be converted into electrical energy by the catalytic reaction of microorganism in anaerobic conditions is a process of microbial fuel cells. One of the challenges to developing an MFC system is to choose the right electrodes. The electrodes used must have high electrical conductivity, a wide surface, non-corrosive, biocompatible, stable. This study aims to find out the most optimum type of electrode in producing power density with variations of carbon graphite, zinc and copper, variations of 0, 48, 96, 144, and 192 hours. The pre-treatment are Coagulation-flocculation. The results showed that MFC with carbon graphite and carbon graphite electrodes produced a power density of 2292,994 mW/m2. MFC also reduces COD concentrations up to 88%. Processing time can affect the efficiency of COD removal. Keywords: Tofu Liquid Waste, Microbial Fuel Cells, power density
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Leskóné Majoros, Lívia, Máté Zsigmond Leskó, Sándor Szakáll, and Ferenc Kristály. "Kritikus ásványok és elemek a Szendrői Fillit Formációban (Szendrői-hegység, ÉK-Magyarország)." Multidiszciplináris tudományok 11, no. 1 (2021): 90–97. http://dx.doi.org/10.35925/j.multi.2021.1.9.

Full text
Abstract:
Tanulmányunk célja a Szendrői-hegységben található Meszes település melletti Vasbánya-hegy felszíni feltárásaiból (Szendrői Fillit Formáció) gyűjtött fekete fillitek vizsgálata optikai és elektronmikroszkópiával, illetve röntgen-pordiffrakcióval a kőzetekben található grafitra és kritikus elemekre fókuszálva. Vizsgálataink alapján a grafit pikkelyes formában, 50-150 µm-es nagyságban volt észlelhető. A kritikus elemeket tekintve, a minták tartalmaztak titánt (főként TiO2-ként, ritkán ilmenitként, valamint fengitbe beépülve), nióbiumot (TiO2-ba beépülve), stronciumot (fluorapatitban és monacitban), valamint ritkaföldfémeket (xenotimban, monacitban és goethitben).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Prasetya, Mulya, and Mohammad Ali Shafii. "Analisis Faktor Pelemahan Neutron dari Berbagai Jenis Bahan untuk Aplikasi Moderator/Reflektor dan Batang Kendali Pada Reaktor Termal." Jurnal Fisika Unand 7, no. 3 (July 2, 2018): 208–14. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.7.3.208-214.2018.

Full text
Abstract:
Salah satu cara untuk menentukan sifat moderator dalam reaktor termal dari berbagai bahan adalah dengan menganalisis faktor pelemahan neutronnya. Analisis faktor pelemahan neutron dilakukan pada beberapa jenis bahan berbentuk slab satu dimensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat bahan yang cocok sebagai moderator dalam reaktor termal. Selain itu diperlihatkan juga bahan yang cocok sebagai batang kendali dan reflektor. Biasanya sifat-sifat bahan tersebut ditentukan berdasarkan data tampang lintang serapan dan hamburannya, namun dalam penelitian ini ditunjukkan bentuk pola pelemahan neutronnya. Penelitian ini dilakukan secara simulasi komputasi yang menampilkan pola faktor pelemahan neutron dengan menggunakan software MATLAB. Ketebalan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 cm. Terdapat sepuluh bahan yang diteliti, yaitu air ringan (H2O), air berat (D2O), grafit (C), berrilium (Be), boron (B), hidrogen (H), helium (He), natrium (Na), besi (Fe) dan deuterium (D). Data penampang lintang bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penampang lintang total bahan yang merupakan penjumlahan dari nilai penampang lintang serapan dan penampang lintang hamburan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pola faktor pelemahan neutronya bahan yang cocok sebagai moderator dan juga reflector adalah air ringan (H2O), air berat (D2O), grafit (C) dan berrilium (Be). Selain itu, pada penelitian ini diperoleh bahan yang cocok sebagai batang kendali adalah boron (B).Kata kunci: Faktor pelemahan neutron, moderator, reaktor termal, penampang lintang total
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Taufantri, Yudha, Irdhawati Irdhawati, and Ida Ayu Raka Astiti Asih. "Sintesis dan Karakterisasi Grafena dengan Metode Reduksi Grafit Oksida Menggunakan Pereduksi Zn." Jurnal Kimia VALENSI 2, no. 1 (May 31, 2016): 17–23. http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v2i1.2233.

Full text
Abstract:
Graphene is a thin material, has a hexagonal two-dimentional lattice and is considered as an interesting material for adsorption process. Nowadays, graphene has been known as a potential material for diverse application, such as adsorbent. In this study graphene was synthesized from graphite. Furthermore, graphene was applied for adsorption of dichloro diphenyl trichloroethane (DDT). Graphene was synthesized by Hummer’s method using hydrothermal and reduced by Zn. The samples were characterized by Scanning Electron Microscope (SEM) and X-Ray Diffraction (XRD) methods. The results of the XRD showed graphene structure in the 2θ, appeared at 23.9369 with interlayer spacing was about 3.71763 Å, compared with graphite oxide structure in the 2θ appeared at 11.2055 with interlayer spacing was about 7.89649 Å. The results of SEM analysis showed graphene has one layer with planar hexagonal structure and seems transparent whose single layer and multi layers. The graphene adsorption was analyzed by using the UV-Visible spectrophotometer. The results indicated the surface area of graphene was shown as 46.8563 m2/g. The amount of DDT adsorbed by graphene during 15 minutes was 7.5859 mg/g. This adsorption mechanism of DDT and graphene might be due to π-π and hydrogen interactions. Keywords: Adsorption, dichloro diphenyl trichloroethane (DDT), graphena. DOI: http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v2i1.2233
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

KARADERE, Gültekin. "GRAFİT VE BRONZ DOLGULU BİR PTFE KAYMALI YATAĞIN KURU SÜRTÜNME ÖZELLİKLERİNİN İNCELENMESİ." Uludağ University Journal of The Faculty of Engineering 23, no. 3 (December 31, 2018): 323–32. http://dx.doi.org/10.17482/uumfd.420367.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Sjaifudin, Achmad. "PENGEMBANGAN PROSES PEMBULATAN GRAFIT (NODULARISASI) MELALUI IN-MOULD PADA BESI COR BERGRAFIT BULAT." Metal Indonesia 34, no. 1 (February 1, 2018): 32. http://dx.doi.org/10.32423/jmi.2012.v34.32-40.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan besi cor bergrafit bulat yang proses nodularisasinya dilakukan di dalam cetakan atau yang disebut in-mould process. Paduan FeSiMg dengan kandungan 4 % Mg, dipakai sebagai agen pembulatan grafit yang diletakan di dalam cetakan. Tungku peleburnya menggunakan tungku listrik induksi tanpa inti, 3000 Hz, dengan kapasitas 15 kg besi cairo Cetakannya adalah cetakan pasir basah dengan bentuk produk cornya berupa batang silinder dengan ukuran 0 25 mm x 200 rnm, sebanyak 2 buah dalam satu cetakan. Parameter percobaan adalah dimensi ruang nodularisasi, penambahan FeSiMg, dan ukuran partikel FeSiMg. Pada percobaan awal dengan desain saluran turun yang terpisah dari ruangan nodularisasi menghasilkan besi cor vermicular. Selanjutnya dengan perubahan desain yakni saluran turunnya langsung ke ruangan nodularisasi dan dimensi ruangan diperbesar, penambahan FeSiMg sebesar 2 dan 2,5% dengan ukuran partikel 14 mesh, serta penambahan inokulan 0,2 % menghasilkan besi cor bergrafit bulat dengan matriks ferritic-pearlitic, fasa ferritnya lebih dari 90 %. Hasil pengujian mekaniknya adalah sebagai berikut: kuat tarik 450 dan 460 MPa, kuat luluh 300 dan 290 Mpa, elongasi 14 dan 16 %, kekerasan 170 dan 172 HB berturut-turut untuk penambahan 2 dan 2,5 % FeSiMg.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Rafek, Abdul Ghani, Cheong Keat Ng, and Abdul Rahim Samsudin. "Pencirian geomekanik batuan syis grafit Bt. Bujang, Kuala Kubu Baru, Selangor Darul Ehsan." Bulletin of the Geological Society of Malaysia 46 (May 1, 2003): 107–10. http://dx.doi.org/10.7186/bgsm46200318.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Rahman, Dui, Euis Sustini, and Mikrajuddin Abdullah. "Fabrikasi Transparant Conducting Film Berbahan Dasar Grafit pada Substrat Plastik dengan Proses Mekanik." Jurnal Matematika dan Sains 22, no. 1 (2017): 33–36. http://dx.doi.org/10.5614/jms.2017.22.1.9.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Nurhidayah, Nurhidayah, Suwarni Suwarni, Sri Rahayu Alfitri Usna, Muhammad Ficky Afrianto, and Faizar Farid. "PENGARUH KETEBALAN ELEKTRODA KERJA TiO2/GRAFIT TERHADAP EFISIENSI DYE SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC)." Komunikasi Fisika Indonesia 16, no. 1 (April 30, 2019): 46. http://dx.doi.org/10.31258/jkfi.16.1.46-51.

Full text
Abstract:
The production of Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) has been done. The transparent electrode is made by mixing of TiO2 and graphite 14% (TiO2:C14%). TiO2:C14% colloid is deposited on a conductive glass substrate Fluorine Doped Tin Oxide (FTO) by spin coating method at 500, 1000 and 1500 rpm during 50 second. Then, the layer is soaked of 24 hours in dye taken from the extract of rosella. SEM and XRD characterization are performed for looking properties of DSSC materials. The efficiency of DSSC is calculated by using the characteristic circuit IV curve. The highest efficiency value is obtained when the thickest active layer (0,9 mm) at 500 rpm, the resulting efficiency is 0,014%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

TALAY PINAR, Pınar, and Yavuz YARDIM. "Katyonik Surfaktan Varlığında Kalem Grafit Elektrot Yüzeyinde Epirubisin’in Sıyırma Voltametrisi ile Miktar Tayini." Afyon Kocatepe University Journal of Sciences and Engineering 20, no. 1 (March 17, 2020): 19–29. http://dx.doi.org/10.35414/akufemubid.621530.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Hartati, Yeni Wahyuni, Elsa Nur Utami, Diana Hendrati, and Titin Sofyatin. "Penentuan Unsur Tanah Jarang Kelompok Sedang secara Voltammetri Pindai Linier Menggunakan Elektrode Grafit Pensil." Al-Kimia 4, no. 1 (June 3, 2016): 13–20. http://dx.doi.org/10.24252/al-kimia.v4i1.1452.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Dhaenudin, Djaenudin, Mindriany Syafila, Edwan Kardena, and Isdiriayani Nurdin. "PENGARUH JENIS ANODA PADA PROSES PEMULIHAN LOGAM NIKEL DARI TIRUAN AIR LIMBAH ELECTROPLATING MENGGUNAKAN SEL ELEKTRODEPOSISI." Reaktor 14, no. 3 (March 3, 2013): 211. http://dx.doi.org/10.14710/reaktor.14.3.211-217.

Full text
Abstract:
EFFECT OF ANODES TYPES ON NICKEL RECOVERY FROM SYNTHETIC ELECTROPLATING WASTE ELECTRODEPOSITION CELLS. A study concerning the recovery of nickel from electroplating wastewater artificial solution. The study was conducted with a batch system using electrodeposition cell consisting of two spaces separated by water hyacinth leaf, copper cathode plate, H2SO4 solution anolyte, catholyte solution of NiSO4 plus NaCl supporting electrolyte and anode varied. Electrodeposition performed at the direct current of 5V power for 4 hours each run. The research objective was to obtain the best anode in nickel electrodeposition process of electroplating waste artificial solution. Graphite, stainless steel type AISI 316 and the lead were used as a variation of the anode. Concentration of nickel in the catholyte at baseline 2200 mg/L. The results showed that the anode was a graphite anode with best value decreased by 72.44% nickel concentration, deposition of nickel on the cathode of 0.188 grams and specific energy values ​​of 6.1625 kWh/kg.nickel. Telah dilakukan penelitian tentang pemulihan logam nikel dari larutan tiruan air limbah electroplating. Penelitian dilakukan dengan sistem batch menggunakan sel elektrodeposisi yang terdiri dari dua ruang yang dipisahkan dengan daun eceng gondok, katoda pelat tembaga, anolit larutan H2SO4, katolit larutan NiSO4 ditambah elektrolit pendukung larutan NaCl dan anoda divariasikan. Elektrodeposisi dilakukan pada listrik searah sebesar 5V selama 4 jam setiap tempuhan. Tujuan penelitian adalah memperoleh anoda terbaik pada proses elektrodeposisi nikel dari larutan tiruan limbah electroplating. Grafit, Stainless Steel tipe AISI 316 dan timbal digunakan sebagai variasi jenis anoda. Konsentrasi nikel dalam katolit pada awal penelitian 2200 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anoda grafit merupakan anoda yang paling baik dengan nilai penurunan konsentrasi nikel sebesar 72,44%, deposisi nikel di katoda sebesar 0,188 gram dan nilai energi spesifik sebesar 6,1625 kWh/kg.nikel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Asfar, Suryawan, Ali Okto, Jahidin Jahidin, Alfirman Alfirman, La Ode Ihksan Jurzan, and Yoko Hadiyanto. "Analisis Ketebalan Bawah Permukaan Endapan Mineral Grafit Alam di Kelurahan Watuliandu, Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka." Jurnal Geomine 8, no. 2 (November 21, 2020): 131–41. http://dx.doi.org/10.33536/jg.v8i2.560.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

ŞENGÜL, Ömer, Musa ŞEREMET, and Menderes KAM. "Sürdürülebilir Üretim için Grafit Takviyeli Polipropilen Kompozit Ürünlerin Bazı Termal ve Mekanik Özelliklerinin Deneysel Analizi." Bilecik Şeyh Edebali Üniversitesi Fen Bilimleri Dergisi 7, no. 1 (June 28, 2020): 10–20. http://dx.doi.org/10.35193/bseufbd.687111.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Adi Ganda Putra, Pawawoi, and Anugrah B S. "Pengaruh Proses Perlakuan Panas (Heat Treatment) terhadap Perubahan Struktur Mikro dan Sifat Mekanik pada Crank Shaft Toyota Avansa." Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik 5, no. 1 (August 28, 2020): 357–61. http://dx.doi.org/10.26874/jt.vol5no1.250.

Full text
Abstract:
Perlakuan panas pada logam pada umumnya akan mempengaruhi sifat mekanik dan struktur mikronya, sehingga mempunyai kekerasan dan keuletan yang tinggi. Adapun metoda perlakuan panas yang dilakukan untuk Crank Shaf yaitu metoda normalizing. Dari data yang didapat, harga kekerasan meningkat dari 195,18 Hv menjadi 256,2 Hv. Selain harga kekerasan, Crank Shafi yang tidak mengalami proses perlakuan panas mempunyai fasa É‘ (Ferit) yang mengelilingi grafit nodul lebih besar dibandingkan Crank Shafi yang mengalami proses perlakuan panas. Ini yang mengakibatkan Crank Shaft tersebut mempunyai sifat keras yang lebih baik. Dari hasil pengujian, mengindikasikan bahwa akibat proses perlakuan panas yang dilakukan, terjadi perubahan pada Struktur mikro dan harga kekerasan. Oleh karena itu besi cor Nodular mempunyai kemampuan untuk diproses perlakuan panas seperti baja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Yeşiltepe, Selçuk, and Mustafa Kelami Şeşen. "Korozyana Dayanıklı Ni Alaşımlı Sünek Dökme Demirlerde Isıl İşlemin Küresel Grafit, Mikroyapı ve Mekanik Özelliklere Etkisi." Mühendislik Bilimleri ve Tasarım Dergisi 5, no. 3 (December 18, 2017): 478–82. http://dx.doi.org/10.21923/jesd.274226.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Yunasfi, Yunasfi. "KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR KARBON DARI GRAFIT HASIL MILLING[Characterization of Nanostructured Carbon from Graphite as Milling Product]." Metalurgi 27, no. 3 (March 12, 2017): 279. http://dx.doi.org/10.14203/metalurgi.v27i3.238.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography