Academic literature on the topic 'Inserti lirici'

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang penggunaan bahasa campur kode di dalam lirik lagu Kis Band. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) bagaimanakah bentuk-bentuk campur kode berdasarkan tata tingkat perangkat kebahasaan dan berdasarkan unsur bahasa serapan dalam lirik lagu dari Kis Band, 2) unsur-unsur apa saja yang dicampur dalam lirik lagu dari Kis Band, dan 3) faktor apa sajakah yang memengaruhi terjadinya campur kode pada lirik lagu dari Kis Band. Penelitian ini dilaksanakan dengan berlandaskan pada teori campur kode oleh Muysken (2000) dan Ju (2009). Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini antara lain: teknik rekaman, wawancara, dan observasi. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode agih. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) jenis-jenis campur kode yang digunakan dalam lirik lagu Kis Band adalah insersi, alternasi, dan leksikalisasi kongruen; 2) unsur-unsur yang dicampur dalam lirik lagu Kis Band adalah kata seperti playboy, frasa seperti jadi pemenang, kata yang terintegrasi secara morfologis dengan prefiks bahasa Bali nge- seperti ngekiss dan klausa lari dari kenyataan, dan 3) faktor-faktor yang mempengaruhi campur kode yang terjadi di dalam lirik lagu Kis Band antara lain 1) persepsi tentang latar belakang bahasa bicara, 2) dominasi bahasa, 3) sikap bahasa, dan 4) motivasi psikolinguistik untuk mengisi kesenjangan leksikal, dan pencampuran dalam kata atau frasa yang sering diakses. Kata Kunci: campur kode, lirik lagu, faktor campur kode

Penelitian ini memaparkan tentang campur kode dalam penggunan bahasa pada lirik lagu Kis Band. Tujuan penelitian ini untuk membahas 1). Bentuk-bentuk campur kode berdasarkan tata tingkat perangkat kebahasaan dan berdasarkan unsur bahasa serapan dalam lirik lagu dari Kis Band, 2). Unsur-unsur apa saja yang dicampur dalam lirik lagu dari Kis Band, dan 3) faktor apa sajakah yang memengaruhi terjadinya campur kode pada lirik lagu dari Kis Band. Penelitian ini dilaksanakan berlandaskan pada teori campur kode oleh Muysken (2000) dan Ju (2009). Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini antara lain: Metode simak dan observasi. Data penelitian ini dianalisis menggunakan metode agih. Bentuk hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) jenis campur kode Insersi, alternasi, dan leksikalisasi kongruen adalah jenis jenis campur kode yang digunakan pada lirik lagu kis band; 2. Kata seperti playboy, frasa seperti jadi pemenang, kata yang terintegrasi secara morfologis dengan prefiks bahasa Bali nge- seperti ngekiss dan klausa lari dari kenyataan merupakan unsur-unsur yang dicampur dalam lirik lagu kis band 3) Beberapa faktor yang mempengaruhi campur kode yang terjadi di dalam lirik lagu Kis Band antara lain 1). Persepsi tentang latar belakang bahasa bicara, 2). dominasi bahasa, 3). sikap bahasa, dan 4). motivasi psikolinguistik untuk mengisi kesenjangan leksikal, dan pencampuran dalam kata atau frasa yang sering diakses. Kata Kunci: Campur Kode, Lirik Lagu, Faktor Campur Kode

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis campur kode yang diterapkan dalam lirik lagu BabyMetal dengan menganalisis struktur lirik lagu yang mengalami campur kode. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat buah lirik lagu dari grup band BabyMetal yang berjudul Road of Resistance, Awadama Fever, Dokidoki Morning, Ukiuki Midnight. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan instrumen utama berupa kartu data. Teori yang digunakan yaitu teori campur kode menurut Muysken (2000) dengan pendekatan sintaksis. Hasil dari penelitian ini yaitu ditemukan 2 jenis campur kode yang terdapat dalam 20 buah larik campur kode. Kedua jenis campur kode tersebut yaitu jenis campur kode insertion (penyisipan) dan alternation (peralihan). Dari kedua jenis campur kode tersebut, yang paling banyak ditemukan adalah jenis campur kode alternasi yaitu sebanyak 18 buah. Sedangkan campur kode insersi sebanyak 2 buah. Dilihat dari klasifikasi dan pendekatan sintaksis, campur kode insersi terdapat pada tiga rumus gramatikal bahasa Jepang yaitu pada pola frasa nomina, frasa verba, dan frasa adjektiva. Sedangkan pada alternasi tidak dimungkinkan karena pada larik terjadi pelesapan beberapa unsur penghubung atau partikel yang menyebabkan ketidaksempurnaan struktur gramatikal. Selain itu terjadi juga karena masing-masing konstituen bahasa memiliki struktur gramatikal tersendiri namun tergabung dalam satu larik.Kata Kunci : campur kode, Jpop, analisis sintaksis 本研究 の目的 は ベービーメタル の 歌詞 に おける歌詞 の 構成分析でコードミキシングの種類を明らかにすることである。調査対象はベービーメタルの四つの歌詞である。そのタイトルは「ロードオフレジスタンス」、「あわだまフィバー」、「ドキドキモニーング」, 「とウキウキミッドナイト」である。本研究ではデータカードを使用し、定性的記述法により分析した。ムイスケン(Muysken) が述べた構成的なコードミキシングの理論に基づき、調査した。その結果、二種類のコードミキシングは歌詞の二十行に見つけられた。それは、二行のインサーション(insertion) 系（ミキシング）、及び十八行のオールタネイション(alternation)系（スイッチング）である。日本語の構成を分類した結果、インサーション系は名詞言葉、動詞言葉、及び形容詞言葉という三つの文法を使用したことが分かった。一方、オールタネイション系は文章の接続詞により不可能になり、さらに一行の中で日本語と英語の組成による文法は異なることが分かった。keyword : コードミキシング, JPop, 構文解析

Objetive. The objective was to determine the altitudinal distribution of Calliphoridae (Diptera) on the eastern slope of the Eastern Mountain Range in the Andean Amazon, Colombia. Scope. Promote knowledge of the diversity of Calliphoridae in the Colombian Andean Amazon, which can be used as forensic indicators in this region of the country. Methodology. The study was done in an altitudinal gradient from 250 to 2,500 meters. During March, April, and June (high rainy season) and September, November, and December (low rainy season), using Van Someren-Rydon traps baited with decomposing fish. Results. A total of 4,437 specimens of Calliphorid were collected, distributed in nine genera and 14 species; the most abundant species were Chloroprocta idioidea (Robineau-Desvoidy), Chrysomya albiceps (Wiedemann), and Cochliomyia macellaria (Fabricius). ANOVA with a post-hoc Tukey HSD test showed that the two sampling seasons and the five sampling stations were not statistically different. Species accumulation curves were used to measure sampling effort and a rarefaction curve based on the number of specimens was used to compare species richness between sampling stations. Shannon diversity index showed that the most diverse altitude was Macagual at 250 meters (H = 2.39), and the Simpson index showed that the locality with the highest dominance was Los Lirios at 1400 meters (D = 1.33). Species showed specific altitudinal range distribution based on the results from a Factorial Correspondence Analysis and on an altitude range grouping using cluster analysis. Conclusions. The results showed that the distribution and diversity ofthe Calliphoridae species the eastern slope of the Eastern Mountain Range in the Colombian Andean Amazon are strongly influenced by weather conditions.

Three new crabronid species, Liris claviformis sp. n., Liris clypefoveolatus sp. n., and Liris retirugosus sp. n., from Yunnan, China, are described and illustrated, and one new record for China, Liris agilis (F. Smith) fromXinjiang, is reported. A key to the Palaearctic species is provided.

Gerbert de Montreuil's Roman de la Violette is a XIIIth century text dedicated to Marie, countess of Ponthieu, and belongs to the wager cycle, in which women are falsely accused. The author aims so to glorify women's virtues and is. Using the enchâssement technique of lyric insertions into a narrative, and relating the misadventures of a young couple of heroes, the author inscribes this novel of popular origin in a typical arthurian errance scheme, a solid structure that can support any thematic development. On one hand, the different adventures based on the quête scheme, allow the author to repeatedly question the courtly world and its inhabitants. On the other, lyric insertions chosen in the repertoires of the first and second generation of troubadours and trouvères, voice the characters’ love discourse, creating different effects throughout the text. Gerbert questions both the Arthurian values and traditional courtly rhetoric, and plays with his public by challenging and frustrating their aesthetic expectations, showing a conscious and playful distance from his models. By glorifying his patron and manifesting a strong opposition against any usurpation of the rights on a land—Marie of Ponthieu was a victim of such crime after Bouvines battle—Gerbert stands out in late Medieval literature: behind the mis à mal of certain codes and traditions, one can see his ironic smile.
Il Roman de la Violette de Gerbert de Montreuil è un testo dell'inizio del XIII secolo che appartiene al ciclo della scommessa e della donna ingiustamente accusata, volto a glorificare le virtù femminili e dedicato a Maria, contessa di Ponthieu. L'autore, che fa uso la tecnica dell'enchâssement di frammenti lirici nella narrazione, inscrive questo romanzo di origine popolare, incentrato sulle disavventure di una giovane coppia di eroi, in uno schema di erranza tipicamente arturiana, una solida struttura di supporto per lo sviluppo di particolari tematiche. Da un lato quindi il susseguirsi delle varie avventure fondate sul canovaccio narrativo della quête consente all'autore di interrogare a più riprese il mondo della corte e i suoi abitanti. Dall'altro poi, gli inserti lirici che l'autore sceglie nel repertorio di poeti, trovatori e trovieri di prima e seconda generazione, danno voce alla parola amorosa dei personaggi e percorrono il testo suscitando molteplici effetti. L'autore, che interroga perciò al contempo il sistema di valori arturiano e la tradizionale retorica cortese, alimenta un gioco sottile e complice con il suo pubblico, fondato sul rinnovamento di un orizzonte d'attesa costantemente disatteso, con una distanza cosciente e divertita dai suoi modelli. Così, glorificando la sua mecenate e manifestando una viva opposizione contro qualsiasi usurpazione legata alla terra, cosa di cui Maria di Ponthieu era stata vittima dopo la battaglia di Bouvines, Gerbert esprime con il suo romanzo una posizione originale sulla letteratura del suo tempo perché spesso, dietro la mise à mal di alcuni codici e tradizioni, si intravede il suo sorriso ironico.