Academic literature on the topic 'Islamische Bank'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Islamische Bank.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Islamische Bank"

1

Azmi, Muhammad Aslah Akmal, and Ashraf Ahmad Hadi. "Pan-Islamisme di Negeri-Negeri Melayu dan Reaksi British (1912-1918)." Akademika 91, no. 3 (January 13, 2022): 3–14. http://dx.doi.org/10.17576/akad-2021-9103-01.

Full text
Abstract:
Artikel ini menganalisis perkembangan Pan-Islamisme di Negeri-Negeri Melayu pada zaman Perang Dunia Pertama. Sebelum Perang Dunia Pertama meletus, kerajaan British di Negeri-Negeri Melayu mengamalkan hubungan diplomatik dengan pelbagai negara. Keterbukaan ini memberi ruang kepada negara-negara lain untuk mengadakan hubungan ekonomi dan sosial dengan penduduk Negeri-Negeri Melayu. Turki merupakan antara negara yang mempunyai hubungan baik dengan British telah memberi ruang kepada negara tersebut untuk mempunyai hubungan diplomatik dengan Negeri-Negeri Melayu. Pan-Islamisme mula menjadi isu hangat apabila sekumpulan inteklekual muda di Turki telah mencetus idea dan gerakan kesatuan Islam sejagat. Kesannya, semangat Pan-Islamisme telah mula tersebar ke Negeri-Negeri Melayu. Semangat ini mempengaruhi masyarakat Islam untuk menyokong kerajaan Turki atas prinsip kesatuan umat Islam sejagat. Walaupun British sedar bahawa perkembangan semangat Pan-Islamisme ini mampu mempengaruhi kesetiaan penduduk Negeri-Negeri Melayu terhadap British namun British tidak dapat menyekat kemasukan pendakwah atau pedagang Turki untuk datang ke Negeri-Negeri Melayu. Hal ini disebabkan British masih mempunyai hubungan baik dengan Turki. Maka, semangat Pan-Islamisme terus berkembang di Negeri-Negeri Melayu sehingga Perang Dunia Pertama meletus pada tahun 1914. Justeru itu, artikel ini menilai sejauhmanakah PanIslamisme memberi kesan terhadap perkembangan Pan-Islamisme di Negeri-Negeri Melayu pada zaman Perang Dunia Pertama. Kajian ini menggunakan kaedah penyelidikan kualititatif dengan meneliti sumber primer seperti dokumen Laporan Tahunan Negeri-Negeri Selat dan fail-fail Pejabat Pesuruhjaya Tinggi British. Hasil kajian membuktikan semangat Pan-Islamisme telah diterima oleh penduduk Negeri-Negeri Melayu namun sokongan ini berjaya dikawal oleh British sepanjang zaman Perang Dunia Pertama. Kata kunci: Pan-Islamisme; Turki; British; Perang Dunia Pertama; Hubungan Diplomatik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Daven, Mathias. "MEMAHAMI PEMIKIRAN IDEOLOGIS DALAM ISLAMISME RADIKAL | UNDERSTANDING IDEOLOGICAL THOUGHT IN RADICAL ISLAMISM." Jurnal Ledalero 17, no. 1 (May 26, 2018): 27. http://dx.doi.org/10.31385/jl.v17i1.123.27-57.

Full text
Abstract:
<b>Abstrak:</b> Islamisme atau fundamentalisme Islam merupakan ideologi yang memperjuangkan moralisasi politik berdasarkan keunggulan moral agama Islam. Istilah “Islamisme” dan “fundamentalisme Islam” menggambarkan fenomen politisasi agama dan sakralisasi politik. Moralisasi politik berdasarkan kebenaran iman suatu agama selalu berbahaya, sebab ia menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan masyarakat yang heterogen. Namun Islamisme radikal lebih dari sekedar Fundamentalisme Islam. Islamisme radikal selalu bercorak fundamentalis, tetapi tidak semua fundamentalisme Islam bersifat radikal. Keradikalan dalam Islamisme terletak dalam usaha memperjuangkan moralisasi politik berdasarkan ajaran Islam baik dengan cara legal, maupun dengan menggunakan sarana teror atau kekerasan. Itulah sebabnya Islamisme radikal selalu dikaitkan dengan terorisme internasional; artinya terorisme internasional tidak bisa dipikirkan tanpa Islamisme radikal. Salah satu jalan untuk menyikapinya ialah diskursus kritis terbuka yang bertujuan menyingkapkan dan mengkritik pemikiran ideologis yang terkandung di dalamnya serta meningkatkan kewaspadaan akan konsekuensi praktis dari sebuah jenis pemikiran ideologis. Usaha bersama untuk memahami struktur pemikiran ideologis dan melawan radikalisasi agama menjadi penting dan urgen jika semua komponen bangsa masih berkepentingan merawat negara Pancasila sebagai “rumah bersama” bagi semua warga dengan aneka latar belakang agama, suku, dan bahasa yang berbeda. <b>Kata-kata Kunci:</b> Islamisme radikal, fundamentalisme agama, ideologi, totaliter, kebenaran, dan politik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Iswanto, Agus. "MEMBACA KECENDERUNGAN PEMIKIRAN ISLAM GENERASI MILENIAL INDONESIA." Harmoni 17, no. 1 (June 30, 2018): 172–79. http://dx.doi.org/10.32488/harmoni.v17i1.299.

Full text
Abstract:
Tulisan ini mengulas buku berjudul "Literatur Keislaman Generasi Milenial: Transmisi, Apropriasi, dan Kontestasi." Fokus buku ini adalah memetakan literatur keislaman yang beredar dan dibaca generasi milenial, khususnya pelajar SMA dan mahasiswa. Buku ini juga melihat tingkat keberterimaan literatur keislaman yang beraneka ragam dalam orientasi ideologis, genre, kecenderungan pendekatan, dan gaya di kalangan generasi milenial. Hal yang membedakan dengan kajian tentang literatur keislaman yang sudah dilakukan, buku ini memeriksa buku-buku yang digunakan dalam Pendidikan Agama Islam, baik di SMA maupun di Perguruan Tinggi. Buku ini ditulis sebetulnya dalam rangka untuk membaca dinamika dan pergeseran Islamisme, terutama di kalangan anak muda. Hal ini dilakukan karena kebanyakan sarjana hanya memerhatikan dinamika ideologi gerakan Islam, sehingga mengabaikan hal yang lebih mendasar menyangkut faktor yang membentuk ideologi tersebut. Buku ini berargumen bahwa peran literatur keislaman dalam persemaian Islamisme di kalangan generasi milenial, khususnya pelajar dan mahasiswa, jelas tidak bisa diabaikan. Buku ini memberikan gambaran tentang pemikiran Islam anak muda melalui literatur keislaman yang tersedia, diakses dan dibaca. Meskipun demikian, buku ini tidak mengulas tentang karakter generasi milenial yang menjadi subyek penelitiannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Biliu, Yusni. "PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG ISLAMISME DAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN ISLAM." Jurnal Ilmiah AL-Jauhari: Jurnal Studi Islam dan Interdisipliner 2, no. 2 (December 1, 2017): 159–77. http://dx.doi.org/10.30603/jiaj.v2i2.678.

Full text
Abstract:
Pemikiran Soekarno tentang Islamisme menekankan pada rasionalitas dengan yang dapat dibuktikan dengan salah satu pernyataannya bahwa �motor� hakiki dari semua rethinking of Islam adalah kembalinya penghargaan terhadap akal. Soekarno menegaskan perlu difungsikannya akal agar umat Islam mampu bangkit dari keterlelapan. Umat Islam harus berani melepaskan diri dari �penjara taqlid� dan memberanikan diri untuk menatap masa depan yang sarat dengan kompetisi dan kompleksitas kultur dan ilmu pengetahuan. Soekarno juga memandang bahwa Islam memiliki ide progresif (idea of progress). Pemikiran Soekarno tentang Islamisme pendidikan Islam dapat ditunjukkan dari adanya pemikiran tentang humanisme merupakan prinsip yang tidak pernah lepas dari materi maupun proses pembelajaran yang diterapkannya. Karena Islam memiliki nilai universal dalam segala hal. Islam adalah rahmatal lil alamin maka pemahaman pendidikan Islam harus menekankan pada pendidikan kasih sayang, menghormati dan menghargai orang lain, kebebasan berfikir, humanisme dan pluralisme serta tidak mengenal etnisitas maupun sekterianisme yang sejalan dengan gagasan-gagasan yang dikedepankan oleh Soekarno dalam berbagai tulisan dan pernyataannya. Implikasi lainnya terlihat pada komponen-komponen pendidikan Islam baik tujuan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan yang harus menumbuhkan nilai-nilai Islam khususnya keimanan dalam pendidikan. Keimanan yang dapat memperbaiki suatu kehidupan masyarakat dan bangsa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Bule, Yosep Aurelius Woi. "RADIKALISME ISLAM DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN." Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik 3, no. 2 (February 11, 2021): 3. http://dx.doi.org/10.53949/ar.v3i2.76.

Full text
Abstract:
Fenomena radikalisme Islam telah menjadi wacana publik yang sangat mencemaskan, sebab model radikalisme Islam ini sangat identitk dengan kekerasan dan terorisme. Artikel ini mengulas radikalisme Islam sebagai sebuah fenomena global dalam bingkai keindonesiaan, yang memiliki penduduk Muslim terbanyak serta hidup dalam keberagaman. Melalui berbagai kajian kepustakaan serta temuan hasil riset, penulis mengangkat fakta radikalisme Islam yang termanifestasi dalam gerakan-gerakan islamisme, baik dalam konteks global maupun dalam konteks Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk memahami sejauh mana kiprah radikalisme Islam di Indonesia berimplikasi pada sistem berdemokrasi dan konteks pluralisme di Indonesia. Akhir dari uraian ini memuat catatan kritis terhadap radikalisme Islam di Indonesia untuk mengembalikan citra Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat untuk alam semesta).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Christiansen, Johanne Louise. "Selvforsømmelse, fuldskab og andre beskidte ting i Koranen og tidlig islam." Religionsvidenskabeligt Tidsskrift, no. 69 (March 5, 2019): 89–104. http://dx.doi.org/10.7146/rt.v0i69.112744.

Full text
Abstract:
ENGLISH ABSTRACT: This article presents and discusses two cases from the Qurʾān and the early Islamic post-qurʾānic period that may be relevant to the overall topic of this special issue, Salvation and impurity: 1) The so-called ‘drunken’ or ‘intoxicated’ Islamic mystics, here represented by the Persian ṣūfī al-Ḥusayn b. Manṣūr al-Ḥallāj (d. 922); and 2) the state of iḥrām, which is the holy state that a Muslim enters in connection with the minor and major Islamic pilgrimage. Based on the two cases, which I have termed an obvious and an inobvious example of the positive (post)Axial relation between salvation and anomic practice, I propose the analytical distinction between a ‘temporary’ and ‘permanent fetishism with impurity’. Whereas the drunken ṣūfīs seem to pursue a more permanent anomic – and perhaps impure – mode of being, the qurʾānic descriptions of the state of iḥrām indicate a temporary and controlled exit from and entry back into the normal system. I argue that such a negotiation, and ultimately archaic solution, could be a result of the Qurʾān being a complex, conflictual, and tension-filled post-Axial compromise from its very beginning. DANSK RESUMÉ: I denne artikel præsenterer og diskuterer jeg to cases fra henholdsvis Koranen og den tidlige islamiske post-koraniske periode som kan være relevante for dette temanummers overordnede tema): 1) De såkaldte ‘fulde’ eller ‘berusede’ islamiske mystikere repræsenteret her af den persiske ṣūfī al-Ḥusayn b. Manṣūr al-Ḥallāj (d. 922); og 2) iḥrām-tilstanden, som er den hellige tilstand man som muslim indtræder i i forbindelse med den lille og store islamiske pilgrimsfærd. Med udgangspunkt i de to cases, som jeg har kaldt et oplagt og et uoplagt eksempel på en positiv (post-)aksial forbindelse mellem frelse og anomisk prasisk, foreslår jeg den analytiske skelnen mellem en ‘temporær’ og en ‘permanent urenhedsfetichisme’. Hvor de fulde ṣūfīer synes at søge en mere permanent anomisk – og måske uren – situation, er de koraniske beskrivelser af iḥrām-tilstanden en temporær og kontrolleret exit fra og entry tilbage til det normale system. Jeg argumenterer for, at en sådan forhandling, og i sidste ende arkaisk løsning, kan skyldes at Koranen allerede fra sin begyndelse var et komplekst, konfliktuelt og spændingsfyldt post-aksialt kompromis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Domo, Arrasyidin Akmal, Nuhasanah Bachtiar, and Z. Zarkasih. "Revolusi Sosial masyarakat turki: Dari Sekularisme Attatur Menuju Islamisme Erdogan." Sosial Budaya 15, no. 2 (December 30, 2018): 83. http://dx.doi.org/10.24014/sb.v15i2.6696.

Full text
Abstract:
AbstrakTurki, yang pernah tercatat sebagai salah satu dinasti Islam terbesar dalam sejarah mengalami jatuh bangun dan perubahan kebijakan politik yang luar biasa sampai saat ini. Sekularisasi Turki oleh Mustafa Kemal Attatur pada tahun 1924, yang pada awalnya bermaksud untuk kamajuan Turki, namun ternyata menjadi momok yang membahayakan eksistensi Islam di Turki. Kemunculan Erdogan sebagai pemimpin Turki menjadi titik cerah kebangkitan Islam kembali muncul di Turki. Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis proses sekularisasi yang dilakukan Mustaf Kemal Attatur dan usaha Kebangkitan Islam oleh Erdogan serta dampak yang ditimbulkannya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research), dengan mengkaji sumber data dari berbagai literatur baik artikel jurnal maupun buku. Analisa data yang digunakan dengan pendekatan kualitatif melalui content analisis. Pada penelitian ini, penulis menemukan bahwa proses sekularisasi yang dibangun oleh Mustafa Kemal Attatur dengan cara mengadopsi kemajuan dan budaya Barat di Turki. Simbol-simbol Islam diganti dengan model dan gaya hidup Barat. Kebijakan ini telah memudarkan bahkan mengebiri eksistensi Islam di Turki. Sejak kematian Kemal, Para kemalis yang melanjutkan faham yang diajarkan Mustafa Kemal tidak mendapat respon baik dari masyarakat Turki. Para militer yang dulu panatik terhadap faham sekularisasi yang diajarkan Mustafa Kemal Attaur sudah berubah, mereka tidak menjadi nasionalis yang membabi buta, namun telah loyal kepada negara dan penguasa yang sah. Turki saat ini telah memasuki era baru, kelompok Islamis moderat yang menguasai jalannya pemerintahan menunjukkan kemajuan diberbagai bidang. Perubahan konstitusi sedikit demi sedikit dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan peran militer yang besar di dalam politik. Munculnya tokoh-tokoh Islam yang berada dipemerintahan mampu merubah negara sekuler menjadi negara yang menjunjung tinggi Islam dan bahkan saat ini, Turki bersama Erdogan telah menjadi kekuatan yang diperhitungkan di Dunia. Erdogan muncul sebagai sosok yang mengusung Partai Konservatif dan Religius yang relatif dapat diterima oleh semua kelompok. Bahkan kejayaan Erdogan mampu mengantarkan partai AKP untuk memenangkan pemilihan 3 kali berturut-turut. Sehingga dalam waktu yang relatif singkat, Erdogan mampu mengubah wajah Turki, dari sekularisasi menjadi kebangkitan Islam di Turki.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Rasyidin, Yusafrida. "PEMIKIRAN POLITIK HASAN AL-BANA." Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam 18, no. 1 (May 30, 2022): 1–14. http://dx.doi.org/10.24042/tps.v18i1.12220.

Full text
Abstract:
AbstractHasan al-Bana is a charismatic figure who is loved by his followers. The way he leads his congregation is like a Sufi sheikh leading his tarekat, in his movement al-Bana is very concerned about the function of each component of his organization. In politics, al-Bana provides several discussions and all of them are based on the correct understanding of Islam as a complete and comprehensive way of life. The discussions are: 1) Urubah (Arabism), 2) Wathaniyah (Patriotism), 3) Qauniyah (Nationalism), 4) Alamiyah (Internationalism). In the activities of political movements, there are three main steps that must be passed: the Ta'rif stage (Introduction/stages), Takwin (Formation), and Tanfiz (Implementation). The stages mentioned above show the systematic steps of a movement in achieving its goals. The influence of Hasan al-Bana's thought on the emergence of political parties in Indonesia is in terms of Islamism (his thoughts on Syumuliatul Islam/universal Islam), Patriotism (love of the homeland), and Nationalism (the next generation who must follow in the footsteps of their predecessors. The process of transforming Hasan's thought al-Bana to Indonesia, namely through the social interactions of Tarbiyah movement activists on campuses throughout Indonesia, and Hasan al-Bana's works through books containing the thoughts and ideological values of al-Ikhwan, both written directly by Hasan al-Bana and al-Ikhwan figures.Keywords: Thought, Hasan al-Bana, PoliticsAbstrak Hasan al-Bana merupakan tokoh karismatik yang begitu dicintai oleh pengikutnya. Cara memimpin jamaahnya bagai seorang syeikh sufi memimpin tarekatnya, dalam gerakannya al-Bana sangat memperhatikan fungsi setiap komponen organisasinya. Dalam perpolitikan al-Bana memberikan beberapa pembahasan dan semuannya itu berpijak pada pemahaman yang benar terhadap Islam sebagai pedoman hidup yang paripurna dan komprehensif. Pembahasan tersebut adalah: 1) Urubah (Arabisme), 2) Wathaniyah (Patriotisme), 3) Qauniyah (Nasionalisme), 4) Alamiyah (Internasionalisme). Dalam aktivitas gerakan politik menetapkan tiga langkah pokok yang harus dilalui: Tahap Ta’rif (Pengenalan/tahapan), Takwin (Pembentukan), dan Tanfiz (Pelaksaan). Tahapan-tahapan tersebut diatas menunjukkan langkah-langkah sistematis dari suatu gerakan dalam mencapai tujuannya. Dalam pengaruh pemikiran Hasan al-Bana terhadap munculnya partai perpolitikan di Indonesia adalah dari segi Islamisme (pemikirannya tentang Syumuliatul Islam/universal Islam), Patriotisme (cinta tanah air), dan Nasionalisme (generasi penerus yang harus mengikuti jejak para pendahulunya. Proses transformasi pemikiran Hasan al-Bana ke Indonesia yakni melalui interaksi sosial para aktivis gerakan Tarbiyah yang ada dikampus-kampus di seluruh Indonesia, dan karya-karya Hasan al-Bana melalui buku-buku yang memuat pemikiran dan nilai-nilai ideologi al-Ikhwan, baik yang ditulis langsung oleh Hasan al-Bana maupun tokoh-tokoh al-Ikhwan. Kata Kunci : Pemikiran, Hasan al-Bana, Politik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Mpayang, Putri Rizki. "PERAN WAHID HASYIM DALAM PENDIDIKAN NADATUL ULAMA DI INDONESIA PADA TAHUN 1940-1949." FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah 9, no. 1 (April 11, 2020): 27–32. http://dx.doi.org/10.17509/factum.v9i1.21494.

Full text
Abstract:
Peranan Wahid Hasyim dalam bidang pendidikan islam khususnya dalam keterkaitannya dalam pembaharuan pendidikan islam di Pesantren Tebuireng, dengan metode yang digunakan adalah metode historis yang terdiri dari empat langkah, yaitu Heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, upaya pembaharuan pendidikan islam pesantren tebuireng oleh Wahid Hasyim dari adanya gerakan pan Islamisme di Timur Tengah, yang salah satunya menyebar ke daerah Mekkah, saat Wahid melakukan studi di Mekkah pada tahun 1932, ide-ide pembaharuan islam pun diperolehnya, baik melalui pembelajaran maupun pergaulannya dengan orang-orang yang berbeda bangsa. Hal ini menumbuhkan ide-ide pembaharuan pendidikan islam dalam dirinya. Sekembalinya ke tebuireng, Wahid hasyim mengusulkan kepada Hasyim Asy’ari untuk melakukan pembaharuan dalam metode pelajaran dan materi ajar di pesantren Tebuireng.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Basrian, Basrian, Nor'ainah Nor'ainah, and Maimanah Maimanah. "Islamisme dan Habib Preneur: Dinamika Bisnis Para Habib di Kalimantan." Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman 21, no. 1 (December 2, 2022): 14–32. http://dx.doi.org/10.18592/al-banjari.v21i1.6918.

Full text
Abstract:
There is something interesting about the business of these habibs, namely their "involvement" in taking advantage of their status as habibs, who incidentally are descendants of the Prophet Muhammad SAW, making the habib's business different from other businessmen. This study is important because there are no serious studies on this issue. This study uses the phenomenological method, phenomenology assumes that the real reality and data of a phenomenon is what is behind the phenomenon, in-depth interviews and observations are carried out in extracting data, the focus of this research is various models of the commodification of religion and the application of the spiritual economy in business ventures habibs in South Kalimantan. Many Hadhrami descendants from the Sayyid group are also active preachers in business, whether as actors, owners, financiers or joint owners. Many habib preachers use religious narratives to support their business. Habib the preacher got many advantages, both morally and materially. In addition, the religious narrative presented by the habib preacher group also presents a wedge between religion and prosperity, thus adding to the ways the habib group promotes itself to the Muslim community, namely by combining that of a pious figure who has wealth and prosperity. Ada yang menarik dari bisnis para habib ini, yaitu “keterlibatan” mereka dalam memanfaatkan statusnya sebagai habib yang notabene adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, membuat bisnis para habib berbeda dengan pebisnis lainnya. Kajian ini penting karena belum ada kajian yang serius mengenai masalah ini. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi, fenomenologi beranggapan bahwa kenyataan dan data yang sebenarnya dari suatu fenomena adalah apa yang ada di balik fenomena tersebut, wawancara mendalam dan observasi dilakukan dalam penggalian data, fokus penelitian ini adalah berbagai model komodifikasi komoditas. agama dan penerapan ekonomi spiritual dalam usaha bisnis para habib di Kalimantan Selatan. Banyak keturunan Hadhrami dari kelompok Sayyid juga aktif berdakwah dalam bisnis, baik sebagai pelaku, pemilik, pemodal atau pemilik bersama. Banyak pendakwah habib menggunakan narasi agama untuk mendukung usahanya. Habib sang da'i mendapat banyak manfaat, baik secara moril maupun materiil. Selain itu, narasi keagamaan yang dibawakan oleh kelompok dai habib juga menghadirkan sekat antara agama dan kesejahteraan, sehingga menambah cara kelompok habib mempromosikan diri kepada masyarakat muslim, yaitu dengan memadukan sosok soleh yang memiliki kekayaan dan kemakmuran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "Islamische Bank"

1

Ashrati, Mustafa. "Islamic Banking : Wertevorstellungen - Finanzprodukte - Potenziale /." Frankfurt am Main : Frankfurt School Verl, 2008. http://www.gbv.de/dms/zbw/552461903.pdf.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Kügler, Daniel. "Islamic finance : neue Ansätze bei Immobilientransaktionen und deren Finanzierung in Deutschland /." Berlin : Weissensee-Verl, 2009. http://d-nb.info/99374575X/04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Mezger, Tobias. "Sukuk the rise of a new asset class? /." St. Gallen, 2007. http://www.biblio.unisg.ch/org/biblio/edoc.nsf/wwwDisplayIdentifier/01665934002/$FILE/01665934002.pdf.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Marzban, Shehab. "Strategies, paradigms and systems for Shariah-compliant portfolio management /." Aachen : Shaker, 2009. http://bvbr.bib-bvb.de:8991/F?func=service&doc_library=BVB01&doc_number=018642201&line_number=0001&func_code=DB_RECORDS&service_type=MEDIA.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Ashrati, Mustafa. "Islamic banking Wertevorstellungen - Finanzprodukte - Potenziale." Frankfurt, M. Frankfurt-School-Verl, 2007. http://d-nb.info/986632171/04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Marzban, Shehab. "Strategies, paradigms and systems for Shariah-compliant portfolio management." Aachen Shaker, 2008. http://d-nb.info/994392869/04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Bönner, Alexander. "Entwicklungsmöglichkeiten des westlichen Finanzsystems durch den Einsatz von Islamic Finance Produkten Darstellung am Bereich Real Estate /." St. Gallen, 2006. http://www.biblio.unisg.ch/org/biblio/edoc.nsf/wwwDisplayIdentifier/01665454002/$FILE/01665454002.pdf.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Häußermann, Nikolai [Verfasser], and Edgar [Akademischer Betreuer] Wolfrum. "„al-Qāʿida al-Ṣulba“. „Die solide Basis“ des islamischen Staates (1953-2003), Band 1: 1953-1988 / Nikolai Häußermann ; Betreuer: Edgar Wolfrum." Heidelberg : Universitätsbibliothek Heidelberg, 2018. http://d-nb.info/1177149184/34.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Chahin, Hassan. "Chancen und Risiken im islamischen Bankwesen /." 2000. http://bvbr.bib-bvb.de:8991/F?func=service&doc_library=BVB01&doc_number=009268934&line_number=0001&func_code=DB_RECORDS&service_type=MEDIA.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Alteneder, Susanne [Verfasser]. "Die Pferdeheilkunde Abû Bakrs Teil I : 2. Band, 5. Abschnitt, Kapitel I - X, 2. Band, 6. Abschnitt, Kapitel III - LXX, 2. Band, 7. Abschnitt, Kapitel I - XXVII, 2. Band, 9. Abschnitt, Kapitel I - XII ; Übersetzung und Vergleich mit pferdeheilkundlichen Schriften der Spätantike und des islamischen Mittelalters / vorgelegt von Susanne Alteneder." 2006. http://d-nb.info/982654332/34.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Islamische Bank"

1

Joshi, D. R. Encyclopaedia of interest free banking: Banking in Islam. New Delhi: Cyber Tech Publications, 2010.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Stoll, Markus W. Das Islamische Bankwesen. Bern: P. Haupt, 1991.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

El-Gawhary, Karim. Islamische Banken in Ägypten: Soziale Verantwortung oder 'parasitäres' Gewinnstreben? Berlin: Das Arabische Buch, 1994.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Grahammer, Michael. Islamische Banken: Ausweg aus dem Finanzierungsdilemma für Nahostgeschäfte? Wien: Service Fachverlag, 1993.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Brauksiepe, Ralf. Das Bankwesen der Islamischen Republik Iran: Konzepte, Erfahrungen und Perspektiven. Bochum: Institut für Entwicklungsforschung und Entwicklungspolitik, Ruhr-Universität Bochum, 1992.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Staab, Christian. Die Bedeutung islamischer Banken für die wirtschaftliche Entwicklung im Sudan. [Meckenheim]: D. Falk, 1989.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Khater, Issa. Waqf in der West Bank: Zur wirtschaftlichen, sozialen und politischen Rolle der islamischen religiösen Stiftungen im westlichen Jordanland des ehemaligen Palästinas. Marburg/Lahn: [s.n.], 1987.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Ariff, Mohamed, and Munawar Iqbal. Foundations of Islamic Banking: Theory, Practice and Education. Elgar Publishing Limited, Edward, 2011.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Risk management for Islamic banks. Edinburgh: Edinburgh University Press, 2013.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Salem, Rania Abdelfattah. Risk Management for Islamic Banks. Edinburgh University Press, 2013.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Book chapters on the topic "Islamische Bank"

1

Kiehle, Wolfgang. "Islamische Entwicklungsbank (Islamic Development Bank/IDB)." In Handwörterbuch Internationale Organisationen, 236–37. Wiesbaden: VS Verlag für Sozialwissenschaften, 1995. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-322-86673-8_73.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography