To see the other types of publications on this topic, follow the link: Isolanti.

Journal articles on the topic 'Isolanti'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Isolanti.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Fransiska, Juni dinda, Tengku Said Raza'i, and Rika Wulandari. "Potensi Daya Hambat Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan Ikan Bawal Bintang Trachinotus blochii Terhadap Bakteri Vibrio harveyi Secara In-Vitro." Intek Akuakultur 3, no. 1 (May 18, 2019): 57–65. http://dx.doi.org/10.31629/intek.v3i1.1000.

Full text
Abstract:
Bakteri asam laktat (BAL) merupakan mikroflora alami yang terdapat di dalam saluran pencernaan organisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isolat BAL yang mampu menghambat perkembangan bakteri V. harveyi. Metode penelitian terdiri dari isolasi bakteri, uji morfologi, uji biokimia dan uji fisiologi (uji ketahanan pH,uji daya hambat dan uji BSLT). Hasil penelitian mendapatkan total isolat sebanyak 10 isolat dengan 4 isolat terpilih. uji daya hambat mendapatkan aktivitas hambat tertinggi terhadap bakteri uji V. harveyi ditunjukkan oleh isolat B1.P4, B2.P4 dan B4.P4 sebesar 10 mm. uji BSLT mendapatkan isolate dengan nilai toksisitas terendah ditunjukkan oleh isolat B2.P4 dan B5.P4 dengan nilai regresi sebesar 880, 71. Hasil identifikasi menunjukkan isolat B1.P4 adalah jenis bakteri Leuconostoc sp, isolate B2.P4 adalah Bacillus sp. dan isolat B4.P4 dan B5,P4 adalah jenis Lactococcus sp. Berdasarkan hasil uji daya hambat dan uji BSLT dapat disimpulkan bahwa B4.P4 dan B5.P4 memiki potensi terbaik sebagai probiotik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Fahruddin, Fahruddin, Slamet Santosa, and Sareda . "Toleransi logam berat timbal (Pb) pada bakteri indigenous dari air laut Pelabuhan Paotere, Makassar (Heavy metal lead [Pb] tolerance of indigenous bacteria from Seawater in Paotere Port, Makassar)." AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT 8, no. 1 (July 24, 2020): 8. http://dx.doi.org/10.35800/jasm.8.1.2020.29572.

Full text
Abstract:
Marine water which has been polluted by heavy metals such as lead (Pb) from port activities can affect marine life, however several microorganisms are able to adapt in polluted waters due to their resistant capabilities. The research aimed to obtain isolates bacterial which are resistant to Pb and to test their resistant ability. Bacterial isolation was obtained from sediment and seawater taken in Paotere Port, Makassar. The isolation of the resistant bacteria was done using nutrient agar media which contained 10 ppm of Pb. The growth of the bacteria was initially observed macroscopically and microscopically to determine type of the colony. Resistant test for each type of isolate was done by inoculating them on nutrient broth media which contained different concentration of Pb: 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, and a control. The test resulted in eight different isolates, five isolates from sediment samples and three from seawater samples. The results showed that each isolate has different degree of resistant toward Pb. Isolate IA1 has the higher resistant ability, and it was followed by isolate IS5.---Perairan laut tercemar logam berat timbal (Pb), yang bersumber dari aktifitas pelabuhan, dapat mengganggu kehidupan biota laut, namun sejumlah mikrorganisme mampu beradaptasi karena memiliki kemampuan resistan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri yang resistan terhadap Pb dan menguji kemampuan resistansinya. Isolasi bakteri diperoleh dari sampel sedimen dan air laut dari Pelabuhan Paotere, Makassar.Untuk isolasi bakteri resistan menggunakan media nutrient agar yang megandung 10 ppm Pb. Bakteri yang tumbuh diamati secara makropskopis dan mikroskopis sebagai pendekatan awal untuk mengetahui jenis isolat. Uji resistansi dilakukan untuk setiap jenis isolat, yang diinokulasikan pada media nutrient broth pada konsentrasi Pb sebesar 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm. 20 ppm, 25 ppm dan 0 ppm sebagai kontrol. Hasilnya, diperoleh delapan jenis isolat yang berbeda, yaitu lima jenis isolat dari sampel sedimen dan tiga dari sampel air laut. Dari hasil uji memperlihatkan, bahwa setiap isolat memiliki kemampuan resistansi berbeda-beda terhadap Pb. Isolat IA1 kemampuan resistansinya lebih tinggi, kemudian isolat IS5.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Yunilas, Yunilas, Lili Warly, Yetti Marlida, and Irsan Ryanto. "Isolasi Dan Karakteristik Fungi Lignoselulolitik Dari Limbah Sawit Sebagai Agen Pendegradasi Pakan Berserat." Rona Teknik Pertanian 12, no. 2 (October 1, 2019): 39–48. http://dx.doi.org/10.17969/rtp.v12i2.10112.

Full text
Abstract:
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakteristik fungi lignoselulolitik dari limbah sawit sebagai pendegradasi serat (senyawa polisakarida). Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi melalui isolasi, karakteristik, uji degradasi lignoselulosa dan identifikasi. Isolasi menggunakan medium selektif yang dimodifikasi mengandung carboxy methyl cellulose (CMC), xylan, lignin dan manan. Dari hasil isolasi diperoleh 16 isolat fungi lignoselulolitik dan 4 diantaranya memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi lignoselulosa yaitu isolate fungi YLF2, YLF3, YLF4 dan YLF8. Isolat fungi yang diperoleh memiliki karakteristik yang bervariasi meliputi bentuk, permukaan, tepi dan warna koloni. Hasil uji degradasi (hidrolitik) menunjukkan bahwa isolat fungi YLF8 menghasilkan indeks hidrolitik lebih tinggi dibanding fungi lainnya. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa isolat fungi YLF8 termasuk pada strain Trichoderma sp berpotensi sebagai isolat pendegradasi serat dan dapat digunakan sebagai bioktivator dalam fermentasi pakan berserat.Isolation And Characteristic Of Lignocellulolitic Fungi Of Palm Waste As a Fiber Feed Degrading AgentAbstract. This study aims to isolate and characterize lignocellulolytic fungi from palm wastes as fiber degradation (polysaccharide compounds). This research uses exploration method through isolation, characteristic, lignocellulosic degradation test and identification. Isolation using modified selective medium contains carboxy methyl cellulose (CMC), xylan, lignin and manan. From isolation result obtained 16 isolates of lignocellulolytic fungi and 4 of them have high ability in degrading lignocellulose that is fungi YLF2, YLF3, YLF4 and YLF8. The obtained fungi isolates have varying characteristics including shape, surface, edges and colony color. The result of degradation test (hydrolytic) showed that YLF8 fungi isolates yielded higher hydrolytic index than other fungi. Based on the results it can be concluded that the isolates of YLF8 fungi belong to the Trichoderma sp strain potentially as fiber degrading isolates and can be used as bioctivators in fibrous fermentation feed.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Posumah, Dany Christian, and Dewianti A. Rondonuwu. "ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI TERMOFILIK PEREDUKSI SULFAT DI AIR PANAS SARONGSONG KOTA TOMOHON." Jurnal Biota 4, no. 1 (February 1, 2018): 36–40. http://dx.doi.org/10.19109/biota.v4i1.1654.

Full text
Abstract:
ABSTRAK.Bakteri Pereduksi Sulfat (BPS) berperan dalam biodegradasi lahan tercemar. Identifikasi berdasarkan karakter fenotipik perlu dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan beberapa isolat bakteri pereduksi sulfat di lokasi pemandian air panas Saronsong kota Tomohon. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode profile matching. Bakteri termofilik pereduksi sulfat diisolasi dari lokasi pemandian air panas Sarongsong kota Tomohon menggunakan media cair postgate b yang telah dimodifikasi dan selanjutnya dilakukan pemurnian menggunakan metode pengenceran. Karakter fenotipik isolat bakteri termofilik pereduksi sulfat yang diuji meliputi morfologi koloni, morfologi sel dan karakter biokimia. Hasil isolasi pada kawasan air panas Sarongsong diperoleh 4 isolat bakteri termofilik pereduksi sulfat yang dilihat dari perubahan warna media selektif. Berdasarkan identifikasi dengan menggunakan metode profile matching menunjukkan bahwa keempat isolat tersebut diduga termasuk dalam anggota genus Desulfotomaculum (isolat AK4D3 dan L4D1), genus Desulfomicrobium (isolat AJ4D5) dan genus Desulfobulbus (isolat L5D2).Kata Kunci:, fenotipik, identifikasi, isolasi, karakterisasi ABSTRACT. Sulfate Reducing bacteria play a role in biodegradation of land contaminated. Identification based on phenotype character needs to be done to know this type of bacteria. The objective of this research is to get some isolate of sulfate reducing bacteria in clear water, cloudy water and mud in Tomohon hot spring water location. Identification is done by using profile matching method. The sulfate reducing thermophilic bacteria was isolated from the Tomohon Sarongsong hot spring location using the modified postgate b liquid medium and then purified by dilution method. Phenotypic characteristics of sulfate reducing thermophilic bacteria isolates tested included colony morphology, cell morphology and biochemical character. The result of isolation at Sarongsong hot bath obtained 4 isolates of sulfate reducing thermophilic bacteria seen from selective media color change. Based on the identification using the profile matching method showed that the four isolates were suspected to be included in the members of the genus Desulfotomaculum (isolates of AK4D3 and L4D1), genus Desulfomicrobium (isolate AJ4D5) and genus Desulfobulbus (isolate L5D2). Keywords:, characteristics, Identification, Isolation, Phenotypic
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Alim, Sahrul, Dinamella Wahjuningrum, and Muhamad Ali. "Cloning and sequencing of VP19-encoding gene of white spot syndrome virus from Situbondo’s isolate." Jurnal Akuakultur Indonesia 10, no. 2 (April 7, 2015): 154. http://dx.doi.org/10.19027/jai.10.154-164.

Full text
Abstract:
<p>ABSTRACT</p><p><br />White spot syndrome virus (WSSV) is the most dangerous shrimp pathogen and give a very bad impact to the shrimp industry in many countries, including Indonesia. Furthermore, the vaccine usage is less effective since the local WSSV suspected to have some mutation and have differences in sequence from the one that used for recombinant vaccine production so far. Therefore, it is necessary to produce recombinant vaccine for immunization of local shrimp according to WSSV isolates from Indonesia. Viral protein 19 (VP19) is an important WSSV envelope proteins because of its involvement in the systemic infection of shrimp, so it can be developed as a recombinant vaccine. The objectives of this study are to obtain VP19-encoding gene of WSSV from Situbondo, Indonesia. This research conducted through several stages, DNA genome isolation of Penaeus monodon infected with WSSV, amplification of VP19-encoding gene, isolation of VP19-encoding gene, ligation of VP19-encoding gene into pGEM-T Easy vector, transformation to Escherichia coli, recombinant vector screening, vector isolation using mini preparation technique, vector verification, and sequencing. The result of cloning shows that the size of VP19-encoding gene from Situbondo isolates is similar to VP19-encoding gene from the abroad one, which is 366 bp. However, the sequence result shows that there are some differences on bases and amino acid. However, the result of sequencing shows there are difference of five base and three amino acid arranged VP19 sequence the Situbondo isolate with isolate from several countries. The similiarity of the Situbondo isolate sequence with the other isolate (from Indonesian and other countries) was only 98%. This difference indicates the importance of making a vaccine from a local WSSV genes especially Situbondo isolate.<br />Keywords: white spot syndrome virus, VP19, Penaeus monodon</p><p><br />ABSTRAK</p><p><br />White spot syndrome virus (WSSV) merupakan patogen yang paling serius menyerang udang windu dan telah menghancurkan industri udang windu di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Penggunaan vaksin WSSV yang didesain berdasarkan isolat WSSV luar negeri kurang efektif karena diduga WSSV yang menyerang udang Indonesia telah mengalami mutasi dan memiliki perbedaan sekuen. Untuk itu, penggunaan isolat WSSV asal Indonesia, khususnya Situbondo sebagai cetakan dalam memproduksi vaksin rekombinan untuk imunisasi udang di Indonesia sangat perlu dilakukan. Viral protein-19 (VP19) merupakan protein pembungkus WSSV yang penting karena keterlibatannya dalam infeksi sistemik pada udang, sehingga dapat dikembangkan sebagai vaksin rekombinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gen penyandi protein permukaan VP19 virus WSSV isolat Situbondo. Tahapan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah isolasi DNA genom udang windu yang terinfeksi WSSV, amplifikasi gen penyandi protein VP19, isolasi gen penyandi protein VP19, ligasi gen penyandi protein VP19 ke dalam plasmid pGEM-T Easy, transformasi plasmid, skrining plasmid rekombinan, isolasi plasmid dengan teknik mini preparation, verifikasi plasmid dan pengurutan. Hasil pengklonan menunjukkan bahwa ukuran gen penyandi protein VP19 isolat Situbondo sama dengan ukuran gen penyandi protein VP19 isolat asing yaitu 366 pb. Namun hasil pengurutan menunjukkan adanya perbedaan lima basa dan tiga asam amino penyusun sekuen VP19 isolat Situbondo dengan isolat dari beberapa negara lain. Kemiripan sekuen isolat Situbondo dengan isolat lain (dari Indonesia sendiri maupun dari negara-negara lain) hanya sebesar 98%. Adanya perbedaan ini mengindikasikan pentingnya pembuatan vaksin dari gen WSSV lokal khususnya isolat Situbondo.</p><p>Kata kunci: white spot syndrome virus, VP19, Penaeus monodon</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Nasution, Fahri Husaini, Yunilas Yunilas, and Tri Hesti Wahyuni. "Sinergisme Fungi Selulolitik Berbasis Limbah Jagung Sebagai Bioaktivator Pakan Berserat." Journal of Livestock and Animal Health 2, no. 2 (August 31, 2019): 25–33. http://dx.doi.org/10.32530/jlah.v2i2.50.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah menguji kemampuan sinergisme fungi selulolitik asal limbah jagung untuk dikonsorsiumkan sebagai bioaktivator pakan berserat. Isolate fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan merupakan hasil isolasi dari limbah tanaman jagung yaitu isolate JB (Aspergillus sp.), JC (Fusarium sp.), JD (Aspergillus sp), JE (Rizoctonia sp.). Parameter yang diamati adalah sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium padat, pola interaksi antara fungi yang dikonsorsiumkan pada medium padat dan sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium cair (cocktail inokulum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari konsorsium isolate fungi selulolitik diperoleh 5 pasangan isolat fungi selulolitik yang dapat bersinergi dan 1 pasangan tidak dapat bersinergi. Pola pertumbuhan yang terbentuk bersifat Mutual Intermingling (pasangan isolate JB vs JC dan JB vs JD), Partial Intermingling (pasangan isolate JB vs JE; JC vs JD; dan JD vs JE); dan Inhibition at touching point (pasangan isolate JC vs JE). Sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium cair (cocktail inokulum) menunjukkan tingkat pertumbuhan yang berfluktuatif seiring bertambahnya waktu fermentasi. Kesimpulan: dari 5 pasangan isolat fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan diperoleh 1 pasang isolate yang tidak dapat bersinergis, dan sinegisme antara fungi membentuk pola interaksi yang bervariatif. Pertumbuhan fungi selulolitik pada medium cair berfluktuatif dan menunjukkan tingkat pertumbuhan optimum pada hari ke-3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Hasmila, Ita, Muhammad Danial, and Netti Herawati. "Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang Mangrove Pedada (Sonneratia caseolaris)." Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia 20, no. 1 (June 10, 2019): 45. http://dx.doi.org/10.35580/chemica.v20i1.13616.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian eksplorasi ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak etil asetat kulit batang mangrove Sonneratia caseolaris yang diperoleh dari daerah pinggiran Sungai Tallo Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Isolasi dilakukan dalam beberapa tahap yaitu maserasi, partisi, fraksinasi, uji kemurnian dan identifikasi. Hasil penelitian berupa isolat murni berbentuk serbuk berwarna cokelat muda yang terdekomposisi pada suhu 140 0C. Pengujian dengan FeCl3 menunjukkan bahwa isolat positif flavonoid. Hal ini didukung oleh beberapa data spektrum FTIR pada isolat yang menunjukkan bilangan gelombang (cm- 1) yakni: 3380.93 (OH), 2954.95 (OH asam karboksilat), 1697.36 (C=O asam karboksilat), 1606.7 (C=C alkena); 2926.01 dan 2852.72 (CH3 dan CH2); 1359.82 (NO2); 1446.61 (C=C aromatik), 1211.3; 1188.15 dan 1037.7 (C-O alkohol) dan 1107.14 (C−O aril eter). Kata kunci: Isolasi, Etil Asetat, Sonneratia caseolaris, Flavonoid ABSTRACT This exploratory research have aim to isolate and identification the secondary metabolite compound contained in the etil acetate extract bark of Sonneratia caseolaris from Tallo River side, Paccerakkang district, Makassar City, South Sulawesi. Isolation were doned in several stages, were maceration, partitioning, fractionation, purity testing and identification. The result was obtained of pure isolate, it was light-brown powder with decompotition of 1400C. Identification result with FeCl3 test showed this isolate was flavanoid compound. It obtained with data spectrum of infrared result, where isolate showed several wave number (cm-1) were: 3380.93 (OH), 2954.95 (OH acid carboxilate), 1697.36 (C=O acid carboxilate), 1606.7 (C=C alchena); 2926.01 and 2852.72 (CH3 and CH2); 1359.82 (NO2); 1446.61 (C=C aromatic), 1211.3; 1188.15 and 1037.7 (C-O alcohol); 1107.14 (C−O aril eter). Keywords: Isolation, Etil Acetate, Sonneratia caseolaris, Flavonoid
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Kurniatri, Arifayu Addiena, Novi Sulistyaningrum, and Lina Rustanti. "Purifikasi Katekin dari Ekstrak Gambir (Uncaria gambir Roxb.)." Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 29, no. 2 (July 19, 2019): 153–60. http://dx.doi.org/10.22435/mpk.v29i2.1108.

Full text
Abstract:
Abstract Uncaria gambir Roxb., one of native plants of Indonesia contains high levels of catechins. Catechins are very potential to be used for medicinal raw materials because theirs effects are proven to be antibacterial, antiviral, and antidyslipidemic. Derivatization of catechin can be developed to produce drug compounds that are effective as antiviral agents for HIV. Derivatization process needs pure catechin isolate as a starting material in order to obtain maximum result so that the isolation process is one of the important stages. In this study, isolation and purification of catechin isolate from Uncaria gambir Roxb. extract was carried out, which will then be the starting material in the derivatization of catechin. Gambir extract used for catechin isolation was a quality 1 gambir extract obtained from Padang, West Sumatra. Gambier extract is characterized according to the standard method stated in Farmakope Herbal Indonesia. Isolation of catechin from gambir extract was done by percolation method using ethyl acetate solvents. Pure catechin isolate was obtained using a vacuum liquid chromatograpy method with a series of solvent hexane and ethyl acetate gradients. Catechin purification was monitored using Thin Layer Chromatography (TLC) method with eluent chloroform:ethyl acetate:formic acid (5:4:1, then identified using High Performance Liquid Chromatography (HPLC), Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Spectroscopy, and Liquid Cromatography- Mass Spectroscopy (LC-MS). The purity of catechin isolate obtained was 99.80%± 0.132. Abstrak Uncaria gambir Roxb., salah satu tanaman asli Indonesia yang mengandung katekin dengan kadar yang tinggi. Katekin sangat potensial digunakan untuk bahan baku obat karena efeknya terbukti sebagai antibakteri, antivirus, dan antidislipidemia. Derivatisasi katekin dapat dikembangkan untuk menghasilkan senyawa obat yang efektif sebagai antivirus untuk HIV. Untuk derivatisasi ini diperlukan isolat katekin murni sebagai starting material agar diperoleh hasil yang maksimal sehingga proses purifikasi isolat merupakan salah satu tahap yang penting. Dalam penelitian ini dilakukan isolasi dan pemurnian isolat katekin dari ekstrak Uncaria gambir Roxb. yang selanjutnya akan menjadi bahan awal dalam derivatisasi katekin. Ekstrak gambir yang digunakan untuk isolasi katekin adalah ekstrak gambir kualitas 1 yang diperoleh dari Padang, Sumatera Barat. Ekstrak gambir dikarakterisasi sesuai dengan metode standar yang tertera dalam Farmakope Herbal Indonesia. Isolasi katekin dari ekstrak gambir dilakukan dengan metode perkolasi menggunakan pelarut etil asetat. Isolat katekin murni diperoleh menggunakan metode kromatografi cair vakum (KCV) dengan serangkaian gradien pelarut heksana dan etil asetat. Pemurnian katekin dimonitor menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dengan eluen kloroform : etil asetat : asam format (5:4:1), kemudian diidentifikasi menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC), spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance (NMR), dan Liquid Cromatography-Mass Spectroscopy (LC- MS). Kemurnian isolat katekin yang didapatkan 99,80%± 0,132.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Doringin, Kevien Marthin, Rosita AJ Lintang, and Deiske A. Sumilat. "KARAKTERISASI DAN PENAPISAN AKTIVITAS ANTIBAKERI ISOLAT BAKTERI SIMBION Thurudilla lineolata DAN Phyllidiella pustulosa." JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS 8, no. 3 (September 30, 2020): 27. http://dx.doi.org/10.35800/jplt.8.3.2020.32242.

Full text
Abstract:
Nudibranch are part of a class og Gastropods that do not have a shell and has a bright and striking colour. Nudibranch has different of bacteria and bioactive compounds contained therein for protect theselves from predators.The aim of this study were to isolate symbiotic bacterial drived from Thurudilla lineolata and Phyllidiella pustulosa, and to observe the antibacterial activity of bacterial isolate against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. Isolation and culture of the symbiotic bacterial were made on Nutrient Agar. The antibacterial screening showed that Thrudilla lineolata and Phyllidiella pustulosasymbiotic bacteria were able to inhibit the growth of against Escherichia coli and Staphylococcus aureus Nudibranch merupakan bagian dari kelas Gastropoda yang tidak memiliki cangkang dan memiliki warna cerah dan mencolok. Nudibranch memiliki berbagai jenis bakteri dan senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya untuk melidungi diri dari predator. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan isolat bakteri yang bersimbion dengan Thrudilla lineolata dan Phyllidiella pustulosa, kemudian mengamati aktivitas antibakteri dari isolat bakteri tersebut terhadap Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus. Isolasi dan kultur bakteri yang bersimbion dengan Thrudilla lineolata dan Phyllidiella pustulosa, dibuat pada media Nutrient Agar. Skrining aktivitas antibakteri menunjukkan isolat bakteri yang bersimbion dengan Thrudilla lineolata dan Phyllidiella pustulosa mampu menghambat pertumbuhan organisme uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kata kunci: Nudibranch, Thrudilla lineolata, Phyllidiella pustulosa, bakteri, isolasi, antibakter
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Sukasih, Ermi, Setyadjit Setyadjit, and Dwi Amiarsi. "PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGA (MANGIFERA INDICA L.) CV RUCAH PADA BERBAGAI ISOLAT JAMUR DAN RAGI DIISOLASI DARI KULIT MANGGA." Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian 11, no. 2 (January 18, 2017): 101. http://dx.doi.org/10.21082/jpasca.v11n2.2014.101-107.

Full text
Abstract:
<p>Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan uji aktivitas antifungal dari ekstrak kulit mangga yang telah disemprot dengan asam salisilat ke dalam kapang dan khamir perusak buah mangga yang diperoleh dari proses isolasi. Dari proses isolasi diperoleh tujuh isolat kapang dan khamir yang diberi kode isolat A, B, C, D, E, F, dan G, dan setelah dimurnikan diperoleh empat isolat (isolat A, B, D dan G). Perlakuannya adalah tingkat kepekatan ekstrak kulit mangga, ada 5 tingkatan yaitu ekstrak yang dievaporasi hingga volumenya ½ nya (ekstak A), dievaporasi hingga 1/3 nya (ekstrak B), dievaporasi hingga ¼ nya (ekstrak C), dievaporasi hingga 1/5 nya (esktrak D) dan dievaporasi hingga 1/6 nya (ekstrak E). Sebagai kontrol adalah etil asetat teknis dan larutan benomyl 500 ppm. Uji aktivitas menggunakan metode sumur, uji resorsinol menggunakan HPLC. Penelitian diulang sebanyak tiga kali. Hasil aplikasi ekstrak pada agar plate menunjukkan bahwa berbagai konsentrasi ekstrak kulit mangga mampu menghambat semua jenis isolat kapang dan khamir, kecuali isolat D. Daya hambat terbesar ditunjukkan pada isolat G, mencapai 31 mm zona hambat yakni pada ekstrak kulit mangga yang dievaporasi hingga 1/6 nya (ekstrak E). Nilai ini lebih besar dari daya hambat oleh benomyl 500 ppm yang hanya 10 mm. Kadar resorsinol pada ekstrak antifungal ini adalah 5.012 ppm. Hasil identifikasi dari isolat adalah: isolat A adalah Aspergillus niger, isolat B adalah Fusarium solari, isolat D adalah Penicillium sp dan isolat G adalah Rhodotorula sp.</p><p>Kata kunci :ekstrak kulit mangga, antifungal,isolat, kapang dan khamir, resorsinol</p><p>English Version Abstract</p><p>(Antifungal Effect Of Mango Peel (Mangifera Indica L) Cv.Rucah Extract On Several Isolates Of Mold And Yeasts From Rotten Mango Peel)</p><p>The aim of the research was to isolate and identify of molds and yeasts cause rot on mango cv.Indramayu and test the inhibitory activity of mango peel extract that contain antifungal to mold and yeasts the result of the isolation process. Seven earlier isolates have been obtained (isolates A, B, C, D, E, F and G), further purification was obtained 4 isolates (isolates A, B, D and G). The treatments were based on density of the extract, they were evaporated to ½ volume extract (Extract A), evaporation until to 1/3 volume extract (extract B), evaporation to ¼ volume (extract C), evaporation to 1/5 volumes (extract D) and evaporation to 1/6 volume (extract E). As the control were ethyl acetate pure solution and benomyl 500 ppm solution. The research method, antifungal assay using gel well diffusion, determination of resorcinol content using HPLC. This study was three times repeated. Applications on the plate showed that the mango peel extract at various levels of concentration can inhibit the growth of all mold and yeast isolates except isolate D. The greatest inhibition zone indicated on mold isolates G. The mango peel extract which evaporated until the 1/6 volume (extract E) showed of 31 mm zone inhibition, this value is greater than Benomyl 500 ppm solution that is 10 mm. Resorcinol content of this antifungal extract is 5,012 ppm. The end result of the process of identification has been obtained that were Aspergillus niger for isolates A, Fusarium solari for isolates B, Penicillium sp for isolate D and Rhodotorula sp. for isolate G.</p><p>Keywords :mango peel extract, antifungal, isolate, mold and yeast, resorcinol</p><p> </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Anggraini, Ika, Rejeki Siti Ferniah, and Endang Kusdiyantini. "ISOLASI KHAMIR DARI BATANG TANAMAN TEBU DAN IDENTIFIKASINYA BERDASARKAN SEKUENS INTERNAL TRANSCRIBED SPACER." Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) 6, no. 1 (June 24, 2019): 39. http://dx.doi.org/10.29122/jbbi.v6i1.3276.

Full text
Abstract:
Isolation of Yeasts from Sugarcane Stems and Their Identification Based on Internal Transcribed Spacer Sequences ABSTRACTFermentative yeasts used in food, health, and energy industries need to be explored to discover their potential. The purpose of this study was to obtain fermentative yeast isolates from sugarcane stems and subsequently to undertake morphological, biochemical, and molecular identification. The isolation of epiphytic and endophytic yeasts was carried out by spread plate method using sugarcane soak water and sugarcane juice on potato dextrose agar (PDA) and yeast-glucose-peptone (YGP) agar media. Morphological identification was based on macroscopic and microscopic observations. Biochemical identification was performed using carbohydrate fermentation and 50%-glucose media tests. Selected isolates were identified molecularly using Internal Transcribed Spacer (ITS). Seven yeast isolates were obtained, of which isolate Ed 1B was selected. Isolate ED 1B was of round colonies, creamy white colour, shiny, embossed, and wavy appearance, ovoid cell shape with a cell diameter of 4.74 µm. It had budding cells, was able to ferment glucose and sucrose (but not lactose), and grew on 50 %-glucose media. Results of BLAST showed that isolates Ed 1B had 99% homology with Kodamaea ohmeri.Keywords: isolation, ITS, molecular identification, Saccharum officinarum L., yeast ABSTRAKKhamir fermentatif yang digunakan dalam industri pangan, kesehatan dan energi perlu dieksplorasi untuk mengetahui potensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat khamir fermentatif dari batang tebu dan untuk kemudian diidentifikasi secara morfologi, biokimia dan molekuler. Isolasi khamir epifit dan endofit dilakukan dengan metode cawan sebar dari air rendaman tebu dan jus tebu pada media potato dextrose agar (PDA) dan yeast-glucose-peptone (YGP). Identifikasi morfologi berdasarkan pengamatan makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi biokimia menggunakan uji fermentasi karbohidrat dan uji media glukosa 50%. Isolat terpilih diidentifikasi molekuler menggunakan Internal Transcribed Spacer (ITS). Hasil isolasi memperoleh 7 isolat khamir. Satu isolat terpilih (Ed 1B) didapatkan dan memiliki ciri-ciri koloni bulat, putih krem, mengkilap, timbul, bergelombang, bentuk sel ovoid dengan diameter sel 4,74 µm, memiliki budding cell, mampu memfermentasi glukosa dan sukrosa, tidak memfermentasi laktosa, serta tumbuh pada media glukosa 50%. Hasil BLAST menunjukkan bahwa isolat Ed 1B memiliki homologi 99% dengan Kodamaea ohmeri.Kata Kunci: identifikasi molekuler, isolasi, ITS, khamir, Saccharum officinarum L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

SWANTARA, I. MADE DIRA, WIWIK SUSANAH RITA, and ANISA HERNINDYA. "Identifikasi Isolat Antikanker Spons Hyrtios Erecta." Indonesian Journal of Cancer 10, no. 4 (September 19, 2017): 123. http://dx.doi.org/10.33371/ijoc.v10i4.456.

Full text
Abstract:
ABSTRACTIsolation, anticancer activity test, and identification of the toxic isolate from ethanol extract of the sponge Hyrtios erecta taken from Pari Island beach (Jakarta) has conducted. Extraction of the sponges was carried out by 70% ethanol at room temperature. Partition and purification of the compounds were done by column chromatography with the stationary phase of silica gel and the mobile phase of n-hexane-chloroform (2:8). Toxicity screening test was done based on BhrineShrimp Lethality Test (BSLT). In vitro anticancer activity test of the isolate was carried out using HeLa cell line. Identification of the compounds was performed by Gas chromatography-mass spectroscopy (GC-MS). Based on theresults, it was found that the toxic isolate of H. erecta sponges has anticancer activity with IC50 of 30,497 ppm. Four compounds was detected from the anticancer isolate i.e: 4-nonylphenol; dibutyl phthalate; hexanedioic acid bis(2-ethylhexyl) ester; and cholesterol. ABSTRAKTelah dilakukan isolasi, uji aktivitas antikanker, dan identifikasi isolat toksik yang berasal dari ekstrak etanol spons Hyrtios erecta yang diambil dari perairan Pulau Pari (Jakarta). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan etanol 70% pada temperatur kamar. Pemisahan dan pemurnian komponen menggunakan kromatografi kolom dengan fase diam silikagel dan fase gerak n-heksana-kloroform (2:8). Skrining toksisitas dilakukan dengan metode Bhrine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji antikanker secara in vitro isolat toksik tersebut menggunakan sel HeLa. Senyawanya diidentifikasi menggunakan Gas chromatography-mass spectroscopy (GC-MS). Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa isolat toksik spons H. erecta bersifat antikanker dengan IC50 sebesar 30,497 ppm. Pada isolat antikankertersebut terdeteksi empat senyawa, yaitu 4-nonylphenol; dibutil phtalat; ester heksadioat bis(2-etilheksil); dan kolesterol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Sumilat, Deiske Adeliene, and Rosita A. J. Lintang. "Antibacterial potential of marine fungus Aspergillus nomius isolated from green algae Bornetella sp." Jurnal Ilmiah PLATAX 9, no. 1 (April 27, 2021): 49. http://dx.doi.org/10.35800/jip.9.1.2021.33781.

Full text
Abstract:
Isolation of marine fungi symbiont of green algae Bornetella sp as a producer of antibacterial compounds has been carried out. This study aims to obtain symbiont fungi from green algae Bornetella sp which produces antibacterial compounds. The symbiont fungus was isolated using the direct planting method. Screening for the antibacterial activity of pure symbiont fungi isolates against Escheriscia coli and Staphylococcus aureus, and was carried out by the agar diffusion method. The isolation results obtained 4 isolates, but the one with the most potential to inhibit the growth of the tested bacteria was MFALM2. Molecular characterization showed that the MFALM2 isolate was identified as Aspergillus nomius with a 100% closeness level. Keywords: isolation; marine fungi; Aspergillus nomius; green alga; Bornetella sp. AbstrakIsolasi jamur laut yang bersimbion dengan alga hijau Bornetella sp sebagai penghasil senyawa antibakteri telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jamur simbion dari alga hijau Bornetella sp yang menghasilkan senyawa antibakteri. Isolasi jamur simbion dilakukan dengan metode direct planting. Skrining aktivitas antibakteri isolat murni jamur simbion terhadap bakteri uji Escheriscia coli dan Staphylococcus aureus dilakukan dengan metode difusi agar. Hasil isolasi diperoleh 4 isolat, namun yang paling berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri uji adalah MFALM2. Karakterisasi molekuler menunjukkan bahwa isolat MFALM2 teridentifikasi sebagai Aspergillus nomius dengan tingkat keeratan sebesar 100%.Kata kunci: isolasi; jamur lau; Aspergillus nomius; alga hijau; Bornetella sp.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Sukmawati, Sukmawati, and FEBRIANTI ROSALINA. "ISOLASI BAKTERI DARI TANAH SEBAGAI PENGHASIL SENYAWA ANTIMIKROB." Biospecies 13, no. 1 (February 15, 2020): 46–51. http://dx.doi.org/10.22437/biospecies.v13i1.8343.

Full text
Abstract:
Antibiotik adalah bahan obat yang sangat memegang peranan penting dalam menanggulangi penyakit infeksi. Senyawa antimikroba dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, dan mikroba. Senyawa antimikrob yang dihasilkan oleh mikroba memiliki keunggulan dibandingkan dengan antibiotik sintetik karena memiliki sifat yang lebih efektif, sebab targetnya spesifik serta toksisitasnya rendah. Tujuan dari penelitian yang telah dilakukan ialah untuk mengisolasi bakteri dari tanah yang mampu menghasilkan senyawa antimikrob, serta untuk menguji aktivitas penghambtannya terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Metode yang telah digunakan dalam penelitian ini ialah isolasi, purifikasi, dan seleksi bakteri dari sampel tanah dengan metode uji penghambatan sedangkan bakteri Bacillus sp. Merupakan bakteri pembanding. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat 2 isolat yang berpotensi memiliki aktivitas antimikroba yaitu isolat 1 dan isolate 4. Isolat 1 lebih berpotensi menghambat E. coli dengan indeks hambat 4.0 mm dibandingkan dengan penghambatan S. aureus dengan indeks hambat 3.1 mm. Sedangkan isolat 4 lebih berpotensi menghambat S. aureus dengan indeks hambat 2.8 mm dibandingkan dengan penghambatan terhadap E. coli dengan indeks hambat 1.4 mm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Suhartina, Febby E. F. Kandou, and Marina F. O. Singkoh. "Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit Pada Tumbuhan Paku Asplenium nidus." Jurnal MIPA 7, no. 2 (July 1, 2018): 24. http://dx.doi.org/10.35799/jm.7.2.2018.20640.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi jamur endofit pada tumbuhan paku Asplenium nidus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolasi jamur endofit, pemurnian jamur endofit, dan identifikasi jamur endofit secara makroskopik dan mikroskopik. Hasil isolasi dan pemurnian jamur endofit diperoleh lima isolat jamur endofit yaitu AN1, AN2, AN3, AN4 dan AN5. Teridentifikasi sebagai genus Gliocladium, Neoscytalidium, Humicola, Phialophoroides dan Aspergillus.This study aims to isolate and identify endophytic fungi in Asplenium nidus. The method used in this research is endophytic fungal isolation, purification of endophytic fungi, and identification of macroscopic and microscopic endophytic fungi. Results of isolation and purification of endophytic fungi obtained five endofit fungal isolates are AN1, AN2, AN3, AN4 and AN5. Identified as genus Gliocladium, Neoscytalidium, Humicola, Phialophoroides and Aspergillus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Larasati, Ella Dewani, MG Isworo Rukmi, Endang Kusdiyantini, and R. Cinta Badia Ginting. "Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pelarut Fosfat dari Tanah Gambut." Bioma : Berkala Ilmiah Biologi 20, no. 1 (July 23, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.14710/bioma.20.1.1-8.

Full text
Abstract:
Phosphate (P) are macronutrients that necessary for growth and development of plants, But the availability of phosphate dissolved in the ground are very limited because trend is bound to minerals ground form phosphate complexs. One of the alternative to improve the efficiency of phosphate is by utilize phosphate solubilizing bacteria. Phosphate solubilizing bacteria is bacteria capable of dissolving phosphate that is not available become available, so that it can be absorbed by plants. Peat soils can be used as a source of phosphate solubilizing bacteria because , peat soils formed from litter and organic matter so, many microorganisms which live in peat soils one of them is a phosphate solubilizing bacteria. The aim of this research is to isolat, identify bacteria to species level using Biolog system GenIII Mircoplate, and test the ability of phosphate dissolution. The isolation is done with the methods spread plate in a media pikovkaya solid and testing the ability to isolat qualitatively glimpsed clear zone around colonies, measuring phosphate solubilizing index. testing the ability isolats quantitatively by measuring solubility phosphate using spektrofotometer, and identification isolats using Biolog System. Eighteen isolates phosphate solubilizing bacteria successfully obtained from of peat soils, two isolates of them potential in solubilizing phosphate, According to Biolog system the second isolates identified as Pseudomonas tolaasii (isolate PG2T.5) and a Bacillus pumilus (isolate PG3TT.2), each is about phosphate dissolved successive of 24,81 mg/L and 22,62 mg/L Key words: Peat Soil, Isolation, Phosphate Solubilizing Bacteria, Biolog System Identification
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Hasbullah, Herianti, Sudding Sudding, and Netti Herawati. "Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak n-Heksana Batang Benalu (Dendrophthoe falcata (L.f) Ettingsh)." Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia 20, no. 2 (December 4, 2019): 142. http://dx.doi.org/10.35580/chemica.v20i2.13635.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak n- heksana batang benalu pohon kakao Dendrophthoe falcata (L.f) Ettingsh, yang berasal dari Desa Cendana, Kec. Burau, Kab. Luwu Timur Makassar, Sulawesi Selatan. Isolasi dilakukan dalam beberapa tahap yaitu maserasi, partisi dengan n-heksana, fraksinasi, uji kemurnian dan identifikasi. Hasil penelitian berupa isolat murni berbentuk kristal jarum berwarna putih dengan titik leleh 1400C. Hasil uji dengan pereaksi wagner membentuk endapan cokelat. Identifikasi dengan spektrum infra merah yang menunjukkan bilangan gelombang (cm-1) yakni: 3550,95 (N-H); 1696,36 (C=O); 1303,88 (CN), 2945,30 dan 2856,58 (CH alifatik), 883,40 (C-H aromatik), 1454,33 (C=C). Berdasarkan hasil IR dan Uji warna menunjukkan bahwa isolat diduga senyawa golongan alkaloid. Kata kunci : Isolasi Dendrophthoe falcata (L.f) Ettingsh, senyawa alkaloid ABSTRACT This study is exploratory research that aimed to isolate and identify the secondary metabolite compound contained in the n-hexane extract of D.falcata (L.f) Ettingsh from Cendana village, Burau district, Luwu Timur Regency of Makassar. Isolation is done in several stages; maceration, partitioning with n-hexane, fractionation, purification and dentification. The result was in pure needle crystal shape with a melting point of 140,2°C. The test result with the Wagner reagent test showed the formation of a brown precipited. Analyzing of IR Spectrum of Isolate showed Several wave numbers; 3550,95 (N-H); 1696,36 (C=O); 1303,88 (CN), 2945,30 dan 2856,58 (CH alifatik), 883,40 (C-H aromatik), 1454,33 (C=C). Based on the result of IR datas and reagen test it is suggest that the isolate is alkaloid compound. Keywords : Isolation, Dendrophthoe falcata (L.f) Ettingsh, alkaloid compound
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Layly, Ika Rahmatul, Erma Widyasti, Deden Rosid Waltam, Ayi Mufti, Nita Wiguna, and Trismilah Trismilah. "Isolasi Mikroorganisme Potensial Penghasil Lipase dari Limbah Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Malinping." Al-Kauniyah: Jurnal Biologi 13, no. 2 (October 31, 2020): 228–41. http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v13i2.14699.

Full text
Abstract:
AbstrakLipase adalah kelompok enzim yang mengkatalisis hidrolisis rantai panjang trigliserida, lemak, dan minyak menjadi gliserol dan asam lemak dengan adanya air. Sumber lipase untuk industri kebanyakan berasal dari mikroorganisme. Penggunaan lipase pada industri makin meningkat setiap tahunnya meliputi aplikasinya pada industri makanan, pakan, farmasi, pulp, dan kertas, biodiesel, dan industri tekstil. Dalam usaha mendapatkan isolat potensial penghasil lipase untuk hHidrofilisasi serat poliester, pada penelitian ini dilakukan skrining dan isolasi mikroorganisme yang dapat menghasilkan lipase dari limbah pengolahan minyak kelapa sawit di Malinping, Lebak, Banten. Sebanyak 20 isolat bakteri dan 5 isolat jamur yang diperoleh kemudian diuji aktivitas lipasenya menggunakan metode titrasi. Empat isolat bakteri terpilih (Kondensat, Lumpur-Got, Hasil-Buangan, dan Tangki-Crude-Oil) serta lima isolat jamur (Nut-A, Nut-B, Nut-C, Kernel-B, dan Kernel-C) dikarakterisasi pH dan suhu optimum enzimnya. Hasil karakterisasi pH menunjukkan bahwa isolat bakteri Kondensat, Lumpur-Got, Hasil-Buangan, dan Tangki-Crude-Oil mempunyai aktivitas enzim lipase tertinggi pada pH 6. Suhu optimal aktivitas enzim lipase isolat Lumpur-Got-B, Hasil Buangan-B, dan Tangki-Crude-Oil B pada 40 °°C, sedangkan isolat bakteri-Kondensat-B optimal pada suhu 30 °°C. Aktivitas lipase kelima isolat jamur optimal pada pH 6. Suhu optimal aktivitas lipase isolat jamur Nut-A adalah 40 °°C, sedangkan isolat Nut-B, Nut-C, Kernel-B, dan Kernel-C aktivitasnya optimal pada 50 °°C.Abstract Lipase are enzymes that catalyzed the hydrolysis of triglyceride, fats and oils into glycerol and fatty acids in the presence of water. Industrial Lipase source mostly derived from microbes. Each year, the lipase utilization in industry increased, such as application for foods, feeds, pharmacys, pulp and papers, biodiesel, and textile industries. On this study, a total of 20 bacteria and 5 fungi lipase potential producer were screened and isolated from oil palm processing waste in Malinping, Lebak, Banten, which then tested for its activity using titration method. Selected isolates then were characterized for its enzyme optimum pH and temperature. The optimum pH for isolate Kondensat, Lumpur-Got, Hasil-Buangan and Crude-Oil-Tank lipases are at pH 6, whilst the optimum temperature of isolates Lumpur-Got B, Hasil-Buangan B and Crude-Oil-Tank B were at 40 °°C and bakteri-Kondensat B isolate optimum at 30 °°C. The five fungi characterization shown optimum pH at 6 and 50 °°C except for isolate Nut-A that optimum at 30 °°C.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Pramono, Heru, Pipin Suciati, and Sapto Andriyono. "Isolation of Lactic Acid Bacteria That Produce Protease and Bacteriocin-Like Substance From Mud Crab (Scylla sp.) Digestive Tract (Isolasi Bakteri Asam Laktat yang Menghasilkan Protease dan Senyawa Bacteriocin-Like dari Saluran Pencernaan Kepiting." ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences 20, no. 1 (March 1, 2015): 33. http://dx.doi.org/10.14710/ik.ijms.20.1.33-37.

Full text
Abstract:
Saluran pencernaan merupakan lingkungan kompleks yang terdiri atas berbagai spesies bakteri. Saluran pencernaan biota perairan terdiri atas bakteri aerob dan anaerob yang mampu memproduksi senyawa antibakteri dan enzim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi bakteri asam laktat yang menghasilkan protease dan senyawa bakteriosin-like dari saluran pencernaan kepiting bakau. Isolasi dan karakterisasi isolat dilakukan menggunakan media MRS. Supernatan netral bebas sel isolat telah diuji dengan menggunakan disc difusi agar terhadap bakteri patogen dan pembusuk. Uji produksi enzim protease telah diuji dengan metode disc diffusion agar menggunakan media kasein agar. Di antara seratus isolat, terdapat 96 isolat menunjukkan zona bening di MRS + CaCO3,, katalase negatif, dan bakteri Gram positif. Tiga puluh empat isolat bakteri asam laktat menghasilkkan protease dan hanya empat isolat (yaitu IKP29, IKP30, IKP52, dan IKP94) menunjukkan penghambatan yang kuat terhadap bakteri patogen dan pembusuk. Terdapat tiga pola inhibisi dari keempat isolate terhadap Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Eschericia coli, dan Salmonella sp. Empat isolat tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai starter pada produksi fermentasi produk hasil perikanan. Penelitian ini adalah penelitian pertama terkait isolasi bakteri asam laktat yang menghasilkan protease dan bakteriosin dari saluran pencernaan dari kepiting bakau.Kata kunci: Bakteri Asam Laktat, Bakteriosin-like substance, Protease, Scylla sp. Digestive tract is complex environment consist of large amount of bacteria’s species. Fish intestine bacteria consist of aerobic or facultative anaerob bacteria which can produce antibacterial and enzym. The objectives of this research were to isolated lactic acid bacteria that produce bacteriocin-like and protease from mud crab digestive tract. Isolation and characterization of isolates were conducted employing media MRS. Neutralized cell free supernatant of isolates were tested using disc diffusion agar of against pathogenic and spoilage bacteria to indicate bacteriocin-like-producing lactic acid bacteria. Protease-producing isolate was tested using disc diffusion method in casein agar. Among a hundred isolates, 96 isolates were showed clear zone in MRS+CaCO3,, catalase negative, and Gram positive bacteria. Thirty four isolates produced protease and only four isolates (i.e. IKP29, IKP30, IKP52, and IKP94) showed strong inhibition against pathogenic and spoilage bacteria. There were three patterns of inhibition among three isolates against Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Eschericia coli, and Salmonella sp. All three isolates showed potential uses for produce starter culture for fishery product fermentation purpose. This is the first report of isolation lactic acid bacteria that produced protease and bacteriocin-like from digestive tract of mud crab. Keywords: Lactic acid bacteria, Bacteriocin-like substance, Protease, Scylla sp.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Mitamoriska, Mitamoriska, Sumiati Side, and Pince Salempa. "Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak n-Heksana Tumbuhan Cakar Ayam (Selaginella plana Hieron)." Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia 19, no. 2 (December 12, 2019): 178. http://dx.doi.org/10.35580/chemica.v19i2.12775.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak n-heksana tumbuhan cakar ayam (Selaginella plana Hieron). Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yaitu preparasi sampel, maserasi dengan metanol, partisi dengan n-heksana, fraksinasi, pemurnian, dan identifikasi. Isolat diperoleh dalam bentuk kristal jarum berwarna putih dengan titik leleh 128 – 1300C dan memberikan hasil positif pada pereaksi Lieberman-Buchard. Dan spektrum IR isolat menunjukkan adanya gugus -OH (3425,58 cm-1), CH3- dan -CH2- alifatik (2958,80 cm-1; 2929,87 cm-1; 2895,15 cm-1; dan 2866,22 cm-1), C=C alkena (1641,42 cm-1), CH3- dan -CH2- tekuk (1462,04 cm-1 dan 1377,17 cm-1), C-O (1058,92 cm-1), =C-H (962,48 cm-1). Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa isolat yang diperoleh merupakan golongan steroid. Kata kunci : Isolasi, Selaginella plana Hieron, Metabolit Sekunder, Steroid ABSTRACT The purpose of this research was to isolate and identifed the secondary metabolite compound from n-hexane extract of Cakar Ayam (Selaginella plana Hieron) plants. This research was carried out in several steps, they were preparation of sample, maceration with methanol, partition with n-hexane, fractination, purification, and identification. The isolate obtaned was white crystal needle shaped with melting point to 128-1300C and gave positive respon to the Liebermann-Buchard test. The IR spectrum of the isolate showed the presence of -OH (3425,58 cm-1),CH3- and -CH2- alifatic (2958,80 cm-1; 2929,87 cm-1; 2895,15 cm-1; and 2866,22 cm-1),C=C alkena (1641,42 cm-1),CH3- and -CH2- bending (1462,04 cm-1 and 1377,17 cm-1), C-O (1058,92 cm-1),=C-H (962,48 cm-1). Based on those result, it was concluded that the isolate was a steroid compound. Keywords : Isolation, Selaginella plana Hieron, Secondary Metabolites, Steroid
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Mirsam, Hishar, Masluki Masluki, and Mutmainnah Mutmainnah. "Isolasi dan Seleksi Cendawan Rhizosfer dan Endofit asal Tanaman Kelor sebagai Agens Penginduksi Perkecambahan pada Benih Padi." AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian 5, no. 1 (May 28, 2021): 34–43. http://dx.doi.org/10.33019/agrosainstek.v5i1.227.

Full text
Abstract:
Cendawan rhizosfer dan endofit merupakan jenis mikroba fungsional yang mampu memproduksi metabolit sekunder yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman baik secara langsung atau tidak langsung. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan menguji kemampuan cendawan rhizosfer dan endofit asal tanaman kelor terhadap viabilitas dan vigor kecambah benih padi. Eksplorasi cendawan dilakukan terhadap sampel tanah di bagian rhizosfer serta jaringan batang dan daun tanaman kelor sehat. Isolasi cendawan dari tanah bagian rhizosfer dilakukan dengan teknik pengenceran 10-2 dan 10-3, sedangkan cendawan endofit dilakukan pada jaringan daun dan batang tanamn kelor, kemudian dibiakkan pada media medium potato dextrose agar (PDA). Uji patogenisitas cendawan dan pengaruhnya terhadap perkecambahan benih padi secara in-vitro dengan metode blotter test, yaitu dengan cara menumbuhkan benih padi sebanyak 25 butir pada isolat cendawan berumur 7 hari. Sebanyak sembilan belas isolat cendawan berhasil diisolasi dan dikoleksi dari berbagai bagian tanaman kelor. Pengamatan patogenisitas menunjukkan terdapat lima isolat cendawan yang berpotensi sebagai patogen, yaitu isolat RF2, RF5, RF6, RF8, dan EDF6. Sebanyak empat isolat cendawan yang telah diuji konsisten memberikan pengaruh positif terhadap viabilitas dan vigor benih benih dengan nilai ≥90% yaitu isolate RF4, EDF1, EDF2, dan EDFbt3
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Rachman, Fauzy, Nisa Rachmania Mubarik, and Partomuan Simanjuntak. "AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KAPANG ENDOFIT Cb.Gm.B3 ASAL RANTING KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni)." Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) 5, no. 2 (December 28, 2018): 204. http://dx.doi.org/10.29122/jbbi.v5i2.3052.

Full text
Abstract:
Antioxidant Activity of Endophytic Fungi Cb.Gm.B3 Extract from Cinnamon (Cinnamomum burmanni) TwigsABSTRACTThere are many degenerative diseases that are caused by a free radical effect. Cinnamon (Cinnamomum burmanni) contains cinnamaldehyde compounds that have activity as a powerful antioxidant and fight free radicals. Endophytic fungi can be found in cinnamon plants living symbiotically. Endophytic fungi produce a variety of bioactive metabolites including antioxidants. This research was conducted to isolate endophytic fungi from C. burmanni plant which is active as antioxidant. Endophytic fungi isolation was carried out using surface sterilization method and cultivated in PDA media. Antioxidant activity test was performed using free radical 2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method. Selected isolates were then identified molecularly to determine their species. A total of nine fungi were isolated from cinnamon twigs. The result showed that the highest antioxidant activity was obtained from Cb.Gm.B3 with IC50 of 13.219 ± 0.755 µg/mL. The selected isolate Cb.Gm.B3 taxonomically has a high similarity with Neofusicoccum parvum isolate PEL23 (Accession no: KY053054.1).Keywords: antioxidant, Cinnamomum burmanni, 2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl, endophytic fungi, Neofusicoccum parvum ABSTRAKKayu manis (Cinnamomum burmanni) mengandung senyawa sinamaldehid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan kuat dan dapat menangkal radikal bebas. Dalam tanaman kayu manis terdapat kapang endofit yang hidup bersimbiosis. Kapang endofit dapat menghasilkan berbagai senyawa metabolit bioaktif termasuk antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi kapang endofit dari tanaman C. burmanni yang aktif sebagai antioksidan. Isolasi kapang endofit dilakukan menggunakan metode sterilisasi permukaan dan ditanam pada media PDA. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman radikal bebas dengan reagen 2.2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Isolat terpilih diidentifikasi secara molekuler untuk menentukan spesiesnya. Sebanyak 9 isolat kapang berhasil diisolasi dari jaringan ranting tanaman kayu manis. Aktivitas antioksidan tertinggi (IC50) didapatkan dari isolat Cb.Gm.B3 sebesar 13,219 ± 0,755 µg/mL. Isolat terpilih Cb.Gm.B3 secara taksonomi memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan Neofusicoccum parvum isolat PEL23 (No. aksesi: KY053054.1).Kata Kunci: antioksidan, Cinnamomum burmanni, 2.2-difenil-1-pikrilhidrazil, kapang endofit, Neofusicoccum parvum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Wiraputra, Hady, Marline Nainggolan, and Panal Sitorus. "Senyawa Saponin Hasil Isolasi dari Daun Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.)." Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM) 1, no. 1 (October 2, 2018): 264–70. http://dx.doi.org/10.32734/tm.v1i1.79.

Full text
Abstract:
Tanaman buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) secara tradisional telah digunakan untuk hipertensi, takikardia, anemia, sifilis, antikanker, antioksidan, sumber pewarna alami dan antidiabetes. Saponin merupakan senyawa fitokimia yang mempunyai kemampuan membentuk busa dan mengandung aglikon polisiklik yang berikatan dengan satu atau lebih gula. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi senyawa saponin hasil isolasi dari daun buni dengan spektrofotometer ultraviolet dan inframerah. Simplisia daun buni dilakukan karakterisasi kemudian diekstraksi dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana dan etanol 80%. Selanjutnya ekstrak etanol dihidrolisis dengan HCl 2N kemudian difraksi dengan pelarut kloroform. Isolasi dilakukan terhadap fraksi kloroform dengan cara kromatografi lapis tipis preparatif menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak yang sesuai. Isolat yang diperoleh diuji kemurnian dengan KLT 2 arah dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer ultraviolet dan inframerah. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia diperoleh kadar air 7,32%, kadar sari larut dalam etanol 52,70%, kadar sari larut dalam air 23,25%, kadar abu total 6,86% dan kadar abu tidak larut dalam asam 0,94%. Pemisahan fraksi kloroform dengan KLT menggunakan fase gerak n-heksana-etilasetat perbandingan 5:5 diperoleh noda 13 dan hasil KLT preparatif diperoleh 2 isolat murni yaitu isolat 1 (ungu merah) dengan Rf 0,92 dan isolat 2 (biru) dengan Rf 0,78. Hasil karakterisasi isolat 1 diperoleh panjang gelombang maksimum pada 208 nm dan dijumpai adanya gugus hidroksil, gugus -CH alifatis, ikatan C=C, gugus –CH2, gugus –CH3, dan gugus C-O. Hasil karakterisasi isolat 2 diperoleh panjang gelombang maksimum pada 204 nm dan adanya gugus hidroksil, gugus -CH alifatis, gugus –CH2, gugus –CH3, dan gugus C-O. Buni (Antidesmabunius (L.) Spreng.) has been traditionally used for the treatment of hypertension, tachycardia, anemia, syphilis, and used asanti-cancer, anti-oxidant, natural dye, and anti-diabetic. Saponin is a phytochemical compound which has capability in forming foam and contains polycyclic aglycone that binds with one or more glucose. This research aimed to conduct the characterization of saponin compound from buni leaves with ultraviolet spectrophotometer and infrared. Buni leaves simplicia was characterizedand extracted using sequential maceration method with n-hexane and 80% ethanol. The ethanol extract was hydrolyzed with HCl 2N and fractionized using chloroform solvent. Isolation of chloroform fraction was done using preparative thin-layer chromatography using silent phase of silica gel GF 254 and suitable mobile phase. Isolates obtained was taken into purity test with two dimensions thin-layer chromatography and characterized using ultraviolet spectrophotometer and infrared. The characterized simplicia resulted with 7.32% of water content, 52.70% of dissolved content in ethanol, 23.25% of dissolvedcontent in water, 6.86% of total ash content, and 0.94% of undissolved ash content in acid. Fractinationof chloroform fraction with thin-layer chromatography using mobile phase ofn-hexane-ethyl acetate with 5:5 ration resulted with 13 spotsand the result of the preparative thin-layer chromatography resulted 2 pure isolates which are isolate 1 (purple-red) with Rf 0.92 and isolate 2 (blue) with Rf 0.78. The characterization of isolate 1 resulted that the maximum wave lengthwas 208 nm with hydroxyl group, –CH aliphatic group, C=C bond, –CH2 group, –CH3 group, and C–O group. The characterization of isolate 2 resulted that the maximum wave lengthwas204 nm with hydroxyl group, –CH aliphatic group, –CH2 group, –CH3 group, and C–O group.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Ginting, Elvy Like, Liviani Rangian, Letha L. Wantania, and Stenly Wullur. "Isolation of Symbiotic Bacteria with Red Algae from Tongkaina Waters, North Sulawesi." JURNAL ILMIAH PLATAX 7, no. 2 (July 7, 2019): 395. http://dx.doi.org/10.35800/jip.7.2.2019.23728.

Full text
Abstract:
This study aims to isolate symbiotic bacteria with red algae from the waters of Tongkaina, North Sulawesi. The red algae taken were red algae that are similar to the genus Portieria and Gracilaria. Bacteria were cultured and isolated using Nutrient Agar (NA) + sea water. Before bacteria from red algae samples were cultured, each sample of red algae was crushed, homogenized and diluted. The results of this study, 5 bacterial isolates were successfully isolated from red algae similar to Portieria sp. and 5 bacterial isolates from red algae similar to Gracilaria sp. Each bacterial isolate has different morphological characteristics such as shape, colour, elevation, and edges. Of the 10 bacterial isolates, 3 bacterial cells are gram-positive cocci (round), and 7 of them are gram-negative bacilli (rod).Keywords: Red algae, bacteria, isolation, symbionts ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi bakteri simbion dengan alga merah dari perairan Tongkaina, Sulawesi Utara. Alga merah yang diambil adalah alga merah yang mirip dengan genus Portieria dan Gracilaria. Bakteri ditumbuhkan dan diisolasi menggunakan media Nutrien Agar (NA) + air laut. Sebelum bakteri dari sampel alga merah ditumbuhkan, masing-masing sampel alga merah digerus, dihomogeniasi dan diencerkan. Hasil penelitian ini, 5 isolat bakteri berhasil diisolasi dari alga merah mirip Portieria sp. dan 5 isolat bakteri dari alga merah mirip Gracilaria sp. Masing-masing isolat bakteri memiliki karakteristik morfologi yang berbeda seperti bentuk, warna, elevasi, dan tepian. Dari 10 isolat bakteri tersebut, 3 sel bakteri bersifat gram positif dengan bentuk bulat, dan 7 diantaranya bersifat gram negatif dengan bentuk batang.Kata kunci: Alga merah, bakteri, isolasi, simbion
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Yanti, Yulmira, Imam Rifai, Yogie Aditya Pratama, and Muhammad Ihsan Harahap. "Penapisan isolat rizobakteri indigenos untuk pengendalian (Ganoderma boninense) di pre nursery kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)." Jurnal Agro 6, no. 2 (December 30, 2019): 110–22. http://dx.doi.org/10.15575/4665.

Full text
Abstract:
Rizobakteri merupakan kelompok bakteri yang aktif mengkolonisasi akar tanaman, meningkatkan pertumbuhan dan mengendalikan patogen tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat rizobakteri indigenous terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan kelapa sawit dan mengendalikan penyakit busuk pangkal batang di pre-nursery kelapa sawit secara in planta serta karakterisasi kemampuan antagonisnya secara in vitro. Penelitian bersifat eksperimental terdiri atas 3 tahap dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL): (1) Isolasi dan karakterisasi isolat rizobakteri indigenous di Kabupaten Pasaman Barat, (2) Pengujian isolat rizobakteri indigenous (RBI) sebagai plant growth promoting rihzobacteria (PGPR), dan untuk pengendalian G.boninense di pre-nursery kelapa sawit terdiri dari 29 perlakuan (27 isolat RBI, tanpa inokulasi G. boninense sebagai kontrol positif, dan inokulasi G. boninense sebagai kontrol negatif) dengan masing-masing 5 ulangan, serta (3) Pengujian aktivitas antagonisme isolat RBI terhadap G. boninense. Data dianalisis dengan sidik ragam, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Least Significance Different (LSD) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh tiga isolat terbaik (R10 2.2, R9 2.1, dan R10 2.3) yang mampu meningkatkan pertumbuhan kelapa sawit dan menekan perkembangan penyakit busuk pangkal batang G.boninense secara in planta dan in vitro.ABSTRACTRhizobacteria is a group of bacteria that actively colonize plant roots, increase growth and control plant pathogen. The objective of the research was to obtain indigenous rhizobacteria isolate (RBI) to increase growth and control basal stem rot on oil palm seedlings in in planta and characterize of antagonistic ability in in vitro. Experimental research consisted of 3 stages by using Completely Randomized Design (CRD): (1) Isolation of indigenous rhizobacteria in West Pasaman region, (2) Indigenous rhizobacteria isolate testing as a plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) and to control of G. boninense on pre nursery of oil palm consisted of 29 treatments (27 RBI isolates, without G. boninense inoculation as positive control, and G. boninense inoculation as negative control) with 5 replications each. (3) Testing of RBI isolate antagonism activity towards G. boninense. Data were analyzed by variance, if the result significantly different, it was continued by using Least Significance Different (LSD) at 5% level. The results showed that best three isolates (R10 2.2, R9 2.1 and R10 2.3) were able to increase growth of palm oil and to suppress the development of G.boninense basal stem rot in in planta and in in vitro.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Soetjipto, Hartati, Yohanes Martono, and Zulfa Yuniarti. "ISOLASI DAN ANALISIS GENISTEIN DARI TEMPE BUSUK MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM." Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) 5, no. 1 (June 29, 2018): 88. http://dx.doi.org/10.29122/jbbi.v5i1.2860.

Full text
Abstract:
Isolation and Analysis of Genistein of Overripe Tempe using Column Chromatography MethodABSTRACTGenistein is one of the aglycone isoflavone compounds in tempe that has various biochemical activities, including anticancer, antitumor, and antioxidants. Commonly used isoflavone extraction methods resulted in isoflavone crude extract. The aim of this study was to isolate the genistein of overripe tempe through determining the appropriate combination of mobile phases in genistein isolation and the determination of genistein content in both crude extract and isolate. The overripe tempe was first extracted, then genistein was isolated from the crude extract using column chromatography method. The determination of mobile phase combination was done by Thin Layer Chromatography while the genistein content was quantitatively determined by using High Performance Liquid Chromatography. The results showed that the appropriate combination of mobile phase for genistein isolation was chloroform : methanol (15 : 1, v/v). Genistein content in the crude extract and isolates were 4737.50 and 31.36 μg/g extract, respectively. The genistein purity in the isolates was 63.80%, while the purity in the isoflavone extract was 31.98%.Keywords: genistein, HPLC, isoflavone, overripe tempe, TLC ABSTRAKGenistein merupakan salah satu senyawa isoflavon aglikon dalam tempe yang memiliki bermacam-macam aktivitas biokimia, diantaranya antikanker, antitumor, dan antioksidan. Metode ekstraksi isoflavon yang umum diterapkan, menghasilkan ekstrak kasar isoflavon yang masih berupa campuran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi genistein dari tempe busuk melalui tahap penentuan kombinasi fase gerak yang tepat dalam isolasi genistein serta penentuan kandungan genistein baik dalam ekstrak kasar maupun isolat. Tempe busuk mula-mula diekstrak, selanjutnya genistein diisolasi dari ekstrak kasar menggunakan metode kromatografi kolom. Penentuan kombinasi fase gerak dilakukan secara Kromatografi Lapis Tipis, sedangkan kandungan genistein secara kuantitatif ditentukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi fase gerak yang tepat untuk isolasi genistein adalah kloroform : metanol (15 : 1, v/v). Kandungan genistein dalam ekstrak kasar dan isolat genistein berturut-turut sebesar 4737,50 dan 31,36 μg/g ekstrak. Kemurnian genistein dalam isolat adalah sebesar 63,80%, sedangkan kemurniannya dalam ekstrak isoflavon adalah sebesar 31,98%. Kata Kunci: genistein, HPLC, isoflavon, tempe busuk, KLT
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Irawati, Wahyu. "Amplifikasi Gen Resistensi Tembaga (Cur) pada Bakteri yang Diisolasi dari Limbah Industri di Surabaya." Jurnal Teknologi Lingkungan 21, no. 1 (January 30, 2020): 16–22. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v21i1.3274.

Full text
Abstract:
ABSTRACTCopper pollution is one of the serious environmental problems in Indonesia. Higher concentration of copper is toxic so that threat living organism. Bio-remediation using copper resistant bacteria is effective for solving heavy metals pollution because the bacteria adapt easily when applied in environment. Using bacteria containing gene encoded copper resistance could help effort of copper bio-remediation. The purpose of this research is to isolate and characterize copper resistant bacteria from industrial sewage in Surabaya also to amplification of gene encoded resistance to copper (Cur). Bacteria was grown on Salts Base Solution medium with addition of appropriate concentration of copper. Resistance to copper was determined based on Minimum Inhibitory Concentration of CuSO4. Molecular characterization was done based on 16S rDNA gene analysis using universal primer. Amplification of Cur gene was done using specific primer of gene orf3, orf4, orf5 from Lactoccocus lactis. Three highly copper resistant bacteria have been isolated with the MIC of 2.5-7.5 mM CuSO4 encoded IrC1, IrC2, and IrC4. Isolate IrC4 is the highest copper resistant bacteria with the MIC of 7.5 mM. Resistance mechanism may be through accumulation copper inside the cells with the total of 371 mg/g dry weight of cells. The three bacteria have plasmid with the size of 21 kb. Isolate IrC4 have 96.99% similarity with Cupriavidus pauculus. Amplification of copper-resistance (Cur) gene demonstrated that a single band of 0.9 kb was obtained from isolate C4. The finding of indigenous resistant bacteria encoded Cur gene may give better solution for pollution problem in Indonesia.Keywords: bacteria, copper, Isolate IrC4, Lactococcus lactis, resistantABSTRAKPencemaran tembaga di Indonesia merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius sehingga perlu diatasi. Tembaga pada konsentrasi yang tinggi bersifat toksik sehingga mengancam kehidupan organisme. Bioremediasi menggunakan bakteri resisten tembaga yang diisolasi dari lingkungan tercemar terbukti efektif mengatasi pencemaran logam berat karena lebih mudah beradaptasi ketika diterapkan di lingkungan. Pemanfaatan bakteri yang mengandung gen penyandi resistensi tembaga dapat menunjang keberhasilan usaha bioremediasi tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri resisten tembaga dari limbah industri di Surabaya serta melakukan amplifikasi gen yang menyandi resistensi bakteri tersebut terhadap tembaga (Cur). Isolasi bakteri dilakukan menggunakan medium Salt Base Solution dengan penambahan CuSO4. Uji resistensi ditentukan berdasarkan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) terhadap CuSO4. Karakterisasi molekular dilakukan berdasarkan analisis gen 16S rDNA menggunakan primer universal. Amplifikasi gen Cur dilakukan dengan menggunakan primer yang spesifik terhadap gen orf3, orf4, orf5 dari gen Cur pada Lactobacillus lactis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga isolat bakteri yang paling resisten dengan nilai MIC= 6.5-7.5 mM, yaitu isolat IrC1, IrC2, dan IrC4. isolat IrC4 merupakan isolat bakteri yang paling resisten dengan nilai MIC sebesar 7.5 mM. Mekanisme reistensi isolat IrC4 adalah dengan cara mengakumulasi tembaga di dalam sel selitar 371 mg/g berat kering sel. Ketiga isolat memiliki plasmid berukuran sekitar 21 kb. Analisis gen 16S rDNA menunjukkan bahwa isolat IrC4 memiliki kemiripan 96,99% dengan Cupriavidus pauculus. Gen Cur pada isolat IrC4 sepanjang 0.9 kb berhasil diamplifikasi dengan menggunakan primer spesifik gen orf3 yang menyandikan pengikatan tembaga. Penemuan bakteri indigen indonesia yang menyandikan gen resisten tembaga diharapkan dapat menunjang keberhasilan penanganan masalah pencemaran tembaga di Indonesia.Kata kunci: bakteri, isolat IrC4, Lactobacillus lactis, resisten, tembaga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Mudawaroch, Roisu Eny, Setiyono Setiyono, Lies Mira Yusiati, and Edi Suryanto. "Isolation and Identification of Lactic Acid Bacteria on Boiler Chicken." Elkawnie 6, no. 2 (December 30, 2020): 287. http://dx.doi.org/10.22373/ekw.v6i2.7015.

Full text
Abstract:
Abstract: The aims of this research were to isolate lactic acid bacteria from broiler chicken. The main material was a chicken boiler aged 30 days. The identification of LAB was carried out based on isolation and identification of morphological, phenotypic, and biochemical characteristics. Thirteen LAB isolates were obtained and 5 selected LAB isolates were identified based on growth levels, pH, and lactic acid levels. Five selected LAB isolates were identified as Lactobacillus genus which has Gram-positive, negative catalase, non-motility, hetero-fermentative, rod shapes, rod-colony shapes, and cream colony color.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri asam laktat dari ayam broiler. Bahan utamanya adalah ayam boiler berumur 30 hari. Identifikasi BAL dilakukan berdasarkan isolasi dan identifikasi karakteristik morfologi, fenotipik, dan biokimia. Tiga belas isolat BAL diperoleh dan 5 isolat BAL terpilih diidentifikasi berdasarkan tingkat pertumbuhan, pH, dan kadar asam laktat. Lima isolat BAL terpilih diidentifikasi sebagai genus Lactobacillus yang memiliki Gram-positif, katalase negatif, non-motilitas, hetero-fermentatif, bentuk batang, bentuk koloni batang, dan warna koloni krem.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Piggott, Simon, Roland Perry, and Denis Wright. "Hypo-osmotic regulation in entomopathogenic nematodes: Steinernema spp. and Heterorhabditis spp." Nematology 2, no. 5 (2000): 561–66. http://dx.doi.org/10.1163/156854100509349.

Full text
Abstract:
Abstract Entomopathogenic nematodes were incubated in a balanced salt solution based on soil water analysis, supplemented with different concentrations of sodium chloride. Two nematode isolates from Malaysia, Steinernema sp. SSL85 (isolate 25) and Heterorhabditis indicus (isolate 11), showed an initial loss of water during the first 6 h of incubation in hyper-osmotic media (200 and 1000 mOsmKg-1) followed by a complete recovery of their water content during the next 18-48 h. A third Malaysian isolate, Steinernema sp. (M1), showed a more limited ability to regulate its water content. Studies on a wild type H. megidis (UK 211) and one desiccation tolerant mutant indicate that the ability for hypo-osmotic regulation does not necessarily involve permeability differences in the cuticle. Régulation hypo-osmotique chez les nématodes entomopathogènes: Steinernema spp. et Heterorhabditis spp. - Des nématodes entomopathogènes ont été mis en incubation dans une solution saline, équilibrée en fonction d'une analyse de l'eau contenue dans le sol, et additionnée de chlorure de sodium en concentration variable. Deux isolats de nématodes provenant de Malaisie, Steinernema sp. SSL 85 (isolat 25) et Heterorhabditis indicus (isolat 11), ont montré une perte initiale d'eau au cours des 6 premières heures d'incubation dans un milieu hyperosmotique (200 et 1000 mOsmKg-1), perte suivie par un rétablissement complet du contenu hydrique au cours des 18 à 48 h suivantes. Un troisième isolat malaisien, Steinernema sp. (M1) a montré une capacité plus limitée à réguler son contenu hydrique. Des études ayant concerné un type sauvage d' H. megidis (UK 211) et un mutant tolérant vis-à-vis de la dessication ont montré que la capacité d'une régulation hypo-osmotique n'infère pas une différence dans la perméabilité de la cuticule.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Ambarsari, Hanies, Luftiara Asriyani, and Aflakhur Ridlo. "Isolasi dan Produktivitas Bakteri Ureolitik dari Sedimen Muara Sungai Citarum." Jurnal Teknologi Lingkungan 21, no. 2 (July 30, 2020): 147–56. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v21i2.3970.

Full text
Abstract:
ABSTRACTThis research carried out isolation of ureolytic bacteria taken from soil samples from the mangrove area of Muara Gembong, Citarum River. The aim was to characterize and to test the urease production activity of the ureolytic bacteria. The study was conducted at the BPPT Environmental Laboratory in Building 820 Geostech, Puspiptek Setu, South Tangerang City, Banten Province, from April until September 2019. The results showed that there were ureolytic bacterial isolates from soil samples taken. The productivity of ureolytic bacterial isolates was indicated by the increasing ammonia concentration and the increase of bacterial cell concentration supported by the pH and temperature factors per volume unit of 10 ml. The increase in ammonia concentration of the six isolates’ test media showed significant differences. The highest increase in ammonia concentration was 15.19 ppm produced by isolate K5A and the second highest was 14.10 ppm by isolate K7. Another productivity testing was performed by determining if there was an increase in the concentration of bacterial cells. Based on the analysis of variance, each isolates significantly affected the increase in bacterial cell concentration. The highest increase in bacterial cell concentration by 250.45×106 CFU/ml occurred in isolates K5A, while isolate K7 indicated the second-highest increase in cell concentration by 233.31×106 CFU/ml.Keywords: ureolytic bacteria, productivity, mangrove sediment, Citarum River EstuaryABSTRAK Penelitian ini melakukan isolasi bakteri ureolitik yang diambil dari sampel tanah dari daerah mangrove dari di Muara Gembong, Sungai Citarum. Tujuannya adalah untuk melakukan karakterisasi dan menguji aktivitas produksi urease terhadap isolat bakteri ureolitik yang ditemukan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan BPPT di Gedung 820 Geostech, Puspiptek Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten mulai bulan April sampai dengan September 2019. Enam isolat bakteri dapat diperoleh dari sampel tanah yang diambil. Produktivitas isolat bakteri ureolitik pada penelitian ini dapat ditandai dengan kenaikan konsentrasi amonia kenaikan konsentrasi sel bakteri yang didukung dengan faktor pH dan suhu per satuan volume 10 ml. Kenaikan konsentrasi amonia dari keenam media uji isolat menunjukkan perbedaan yang nyata. Produksi konsentrasi amonia tertinggi sebesar 15,19 ppm dihasilkan oleh isolat K5A dan tertinggi kedua sebesar 14,10 ppm oleh isolat K7. Untuk uji produktivitas juga dilakukan dengan melihat adanya kenaikan konsentrasi sel bakteri. Berdasarkan analisis variansi, masing-masing isolat berpengaruh nyata terhadap kenaikan konsentrasi sel bakteri. Kenaikan konsentrasi sel bakteri tertinggi sebesar 250,45×106 CFU/ml terjadi pada isolat bakteri K5A sedangkan isolat K7 menunjukkan kenaikan konsentrasi sel tertinggi kedua sebesar 233,31×106 CFU/ml.Kata kunci: bakteri ureolitik, produktivitas, sedimen mangrove, Muara Sungai Citarum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Widiastuti, H., NFN Siswanto, and NFN Suharyanto. "Karakterisasi dan Seleksi Beberapa Isolat Azotobacter sp. untuk Meningkatkan Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Tanaman." Buletin Plasma Nutfah 16, no. 2 (October 10, 2016): 160. http://dx.doi.org/10.21082/blpn.v16n2.2010.p160-167.

Full text
Abstract:
<p>Characterization and Selection of Azotobacter sp. in Enhancing Seed Germination and Growth of Plant. Nitrogen (N) is a macro nutrient needed by the plant. Chemical synthesis of N fertilizer need high energy input. On the other hand, Azotobacter sp. has been known as a free living nitrogen fixing bacteria. This bacteria is also known as growth factor producing bacteria such as indole acetic acid (IAA) and extracellular polysaccharide. The ability of Azotobacter sp. in fixing N and producing IAA was affected by strain type of the bacteria as well as the origin of the isolate. It had been characterized 44 isolates of Azotobacter sp. isolated from selected dry habitat such as oil palm in Sekayu (South Sumatera), coffee and cashew nut tree in NTT, corn crops in Banjar (South of Kalimantan), and rubber tree in Bogor (West Java). Isolation was conducted using Ashby media. Based on their ability in producing IAA, promoting germination of the seed and growth of leguminous cover crops Pueraria phaseoloides. The result showed that isolate of 116(2), from Sikka, Flores, (NTT), produced highest IAA i.e 2.815 &amp;#956;M within the third day and 4.02 uM in the sixth day incubation time. Strain D1/8B (isolated from oil palm plantation in South Sumatera) and S5 (isolated from corn in South Kalimantan) could increase 2-3 times number of germinating seed of P. phaseoloides for the third days. Azotobacter sp. isolate of D1/2, 107, and 113 in combination with 50% recomended doses of chemical fertilizer could enhance the growth of plant (fresh and dry biomassa total) of sorghum higher compared to 100% chemical fertilizer doses (control). Isolate of D1/2 originated from South of Sumatera improved germination of seed, and enhanced the growth of sorghum, while isolate of 113 from Sikka, Flores, NTT had the ability to increase the growth of sorghum during one month in glass house experiment.</p><p> </p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Nitrogen (N) merupakan unsur makro yang diperlukan oleh tanaman. Bakteri Azotobacter sp. diketahui dapat memfiksasi N secara nonsimbiotik dan menghasilkan hormon tumbuh seperti IAA dan polisakarida ekstraseluler. Kemampuan penambatan N dan produksi IAA dipengaruhi oleh galur bakteri dan asal isolat. Penelitian dilakukan untuk mengkarakterisasi 44 isolat Azotobacter sp. yang diisolasi dari beberapa habitat lahan kering, yaitu perkebunan kelapa sawit di Sekayu (Sumsel), perkebunan kopi dan jambu mete di Nusa Tenggara Timur, areal tanaman jagung di Banjar (Kalsel), dan kebun karet di Bogor (Jabar). Isolasi bakteri Azotobacter sp. dilakukan menggunakan medium Ashby. Isolat yang diperoleh diuji kemampuannya menghasilkan IAA dan pengaruhnya terhadap perkecambahan benih serta pertumbuhan kacang penutup tanah (Pueraria phaseoloides). Hasil percobaan menunjukkan bahwa isolat 116 (2) menghasilkan IAA tertinggi, yaitu 2,815 &amp;#956;M pada hari ke-3 dan 4,02 &amp;#956;M pada hari ke-6. Isolat tersebut berasal dari Sikka, Flores, NTT. Isolat D1/8B (asal perkebunan kelapa sawit di Sumsel) dan S5 (asal areal tanaman jagung di Kalimantan) dapat meningkatkan 2-3 kali jumlah benih P. phaseoloides yang berkecambah pada hari ke-3. Isolat D1/2, 107, dan 113 dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sorgum (total biomasa basah dan kering) lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk NPK 100%. Isolat D1/2 asal Sumsel meningkatkan perkecambahan benih dan pertumbuhan sorgum relatif tinggi, sedang isolat 113 asal Sikka, Flores, NTT, mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sorgum.</p><p> </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Rahayu, Farida, Sudjindro, and Untung Setyo Budi. "Seleksi dan Pengujian Potensi Bakteri Indigenous Air Rendaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Sebagai Bakteri Selulolitik, Pektinolitik, dan Lignolitik." Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2, no. 2 (October 10, 2016): 81. http://dx.doi.org/10.21082/bultas.v2n2.2010.81-87.

Full text
Abstract:
<p>Serat sintetik yang selama ini banyak digunakan, dipandang tidak ramah lingkungan karena berpotensi men-jadi pencemar. Untuk itulah, inovasi untuk mendapatkan bahan yang lebih ringan, murah, dan ramah ling-kungan dikembangkan. Pemanfaatan bahan mentah berupa serat tanaman untuk bahan selain tekstil khu-susnya serat kenaf (Hibiscus cannabinus) banyak mendapat perhatian khusus dari berbagai kalangan. Tuju-an dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi dan menguji potensi bakteri selulolitik, pektinolitik, dan lignoli-tik indigenous dari air rendaman kenaf sebagai sumber inokulum pada proses retting kenaf. Eksplorasi dila-kukan dengan mengambil sampel air rendaman kenaf di Asembagus. Isolasi bakteri dilakukan dalam media Nutrient Broth (NB) dan Nutrient Agar (NA) yang merupakan media umum untuk bakteri. Isolat bakteri ke-mudian dikulturkan dan dipelihara dalam medium selektif mengandung carboxyl metylcellulase (CMC), pek-tin, atau lignin. Waktu optimal pertumbuhan sel dan nilai indeks selulolitik, pektinolitik, dan lignolitik ditentu-kan berdasarkan nisbah antara diameter zona bening di sekitar koloni dengan diameter koloni bakteri. Hasil eksplorasi didapat 8 isolat bakteri yang berpotensi sebagai bakteri selulolitik, pektinolitik, dan lignolitik; 1 iso-lat berpotensi sebagai bakteri selulolitik dan lignolitik; dan 2 isolat berpotensi sebagai bakteri pektinolitik; ser-ta 1 isolat berpotensi sebagai bakteri selulolitik. Hampir semua isolat memiliki waktu optimal pertumbuhan pa-da jam ke-12–18 dengan jumlah sel 21,9–267 juta sel/ml pada suhu 37oC.</p><p> </p><p>Synthetic fiber has been widely used and considered as an environmentally unfriendly product because its po-tency as a contaminant. For this reason, innovation to get lighter, cheaper, and environmentally friendly ma-terials is developed. Utilization of plant fibers for raw materials other than textiles especially kenaf fiber (Hi-biscus cannabinus) has received special attention from various communities. The aim of this research was to isolate indigenous cellulolytic, pectinolytic, and lignolytic bacteria from water retting of kenaf for inoculum sources in retting process of kenaf. Exploration of bacteria was done in Asembagus by collecting retting wa-ter of kenaf. Isolate was done in common media for bacteria, i.e Nutrient Broth (NB) and Nutrient Agar (NA), then the isolate bacteria were selected in a selective medium contained carboxyl metylcellulase (CMC), pectin, or lignin. Determination of optimal time of cell growth and value of index cellulolytic, pectinolytic, and lignolytic activity based on the ratio between the diameter of clear zone around the colony and diameter of the bacterial colony. The isolates collected from this study were 12 numbers, consist of 8 isolates of bacteria with cellulolytic, pectinolytic, and lignolytic ability; 1 isolate of bacteria with cellulolytic and lignolytic ability; 2 isolates of pectinolytic bacterium; and 1 isolate as cellulolytic bacterium. Almost all isolates have optimal time of growth at 12th18th hour with number of cells between 21,9267 million cell/ml at 37oC.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Suryanti, Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi Mulyadi, and Jaka Widada. "IDENTIFIKASI FUSARIUM DAN NEMATODA PARASITIK YANG BERASOSIASI DENGAN PENYAKIT KUNING LADA DI KALIMANTAN BARAT (FUSARIUM IDENTIFICATION AND PLANT PARASITIC NEMATODE ASSOCIATED WITH PEPPER YELLOWING DISEASE IN WEST KALIMANTAN)." Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 19, no. 1 (November 16, 2016): 19. http://dx.doi.org/10.22146/jpti.16019.

Full text
Abstract:
Pepper (Piper nigrum), known as the “King of Spices” is one of the most important spices. In the international market, Indonesian pepper has high selling value, due to its flavor characteristics. Pepper yellowing disease is one of the most important disease that caused the decrease of pepper production and become the main problem in the cultivation of pepper in West Kalimantan. This research was conducted to determine the major causal agent of leaf yellowing disease of pepper. The Fusarium associated with diseased plant were isolated from the symptomatic plant and nematodes were isolated from the root with leaf yellowing symptom. The Fusarium isolates were cultured on agar medium, and the nematode was cultured on tomato plant. From diseased pepper in West Kalimantan, it was isolated 4 Fusarium isolates and plant parasitic nematode Meloidogyne. The result showed that H isolate of Fusarium was the most virulent isolate and identified asFusarium solani. The Meloidogyne was identified by the female perenial patern.The nematode was identified as Meloidogyne incognita.Keywords: Fusarium solani, Meloidogyne incognita, pepper yellowing diseaseLada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah penting yang telah dikenal sebagai “King of Spices”. Di pasar internasional, lada Indonesia mempunyai daya jual tinggi karena cita rasanya yang khas. Salah satu kendaladalam budidaya lada adalah adanya penyakit kuning lada dan sampai saat ini menjadi masalah utama pada pertanaman lada di Kalimantan Barat. Informasi tentang patogen utama yang berinteraksi dengan penyakit kuning lada masih sangat terbatas, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi patogen utama yang berasosiasi dengan penyakit kuning lada. Isolasi Fusarium dilakukan dari batang lada dan isolasi nematoda dilakukan dari akar lada yang bergejalapenyakit kuning di Kalimantan Barat. Fusarium hasil isolasi dikulturkan dalam medium agar, sedangkan nematoda hasil isolasi dikulturkan dalam akar tomat. Dari hasil isolasi berhasil didapatkan empat isolat Fusarium dan nematodaMeloidogyne. Identifikasi Fusarium dilakukan secara morfologis dan molekuler, dan identifikasi Meloidogyne dilakukan dengan menggunakan irisan bagian posterior nematoda betina. Dari hasil identifikasi diketahui bahwa patogenyang berasosiasi dengan penyakit kuning lada adalah Fusarium solani dan Meloidogyne incognita.Kata kunci: Fusarium solani, Meloidogyne incognita, penyakit kuning lada
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Fallo, Gergonius. "ISOLASI DAN PENAPISAN AKTINOMISET PENGHASIL SENYAWA ANTIMOKROB ISOLATION AND SCREENING AKTINOMISETES TO PRODUCE ANTIMICROBIAL COMPOUNDS." SAINTEKBU 9, no. 2 (May 21, 2017): 38–46. http://dx.doi.org/10.32764/saintekbu.v9i2.112.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan isolasi dan penapisan aktinomiset yang mampu menghasilkan senyawa antimikroba. Isolasi dan penapisan dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Institut Pertanian Bogor (IPB). Isolasi dilakukan dengan metode pengenceran berseri dan disebar pada media HV agar. Dari hasil isolasi diperoleh total isolat sebanyak 6 isolat. Setelah dilakukan penapisan diperoleh 3 isolat yang mampu menghambat bakteri patogen E. coli, S. aureus, dan cendawan patogen Aspergillus sp, Penicillium sp, dan Fusarium sp. Hasil uji antagonis isolat AK1 mampu menghambat E. coli dengan indek zona hambat tertinggi yaitu 1.3 cm. Sedangkan uji antagonis terhadap cendawan patogen isolat AK2 mampu menghambat Penicillium sp dengan indek zona hambat tertinggi yaitu 1.7 cm. Isolat AK1 dan AK2 merupakan isolat yang potensial sebagai penghasil senyawa antimikrob. Hasil identifikasi koloni, isolat AK1 warna koloninya kuning putih dengan karakteristi koloni rata dan tidak berlendir. Sedangkan isolat AK2 warna koloninya putih gelap dengan karakteristik koloninya rata dan tidak berlendir. Kata kunci: Aktinomiset, penapisan, antibiotik, mikroba patogen
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Hidayati, Wahyu, Maharadingga Maharadingga, and Rezza Syahputra. "Potensi Kapang Endofit Belimbing Wuluh sebagai Kandidat Penghasil Senyawa Antidiabetes." Jurnal Biotek Medisiana Indonesia 9, no. 1 (September 29, 2020): 35–46. http://dx.doi.org/10.22435/jbmi.v9i1.3897.

Full text
Abstract:
AbstrakMikroba endofit, khususnya kapang endofit, telah banyak dilaporkan memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat digunakan dalam bidang pengobatan. Salah satu tanaman obat yang dapat dieksplorasi mikroorganisme endofitnya adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.). Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian awal untuk mengetahui potensi kapang endofit dari buah belimbing wuluh sebagai penghasil senyawa antidiabetes yang dilakukan dengan mengetahui aktivitas inhibisi terhadap enzim alfa-amilase. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa tahap dilakukan dalam penelitian ini yang diawali dengan isolasi kapang endofit yang dilakukan dengan menghancurkan buah belimbing wuluh dan menyebarkannya pada medium Potato Dextrose Agar (PDA), dilanjutkan dengan fermentasi pada medium Potato Dextrose Yeast (PDY) dan ekstraksi dengan menggunakan pelarut etil asetat. Tahap akhir dari penelitian ini adalah uji aktivitas antidiabetes melalui uji inhibisi alfa amilase dengan menggunakan substrat lugol dan enzim alfa-amilase yang berasal dari Bacillus sp. Aktivitas penghambatan diketahui dengan melakukan pengukuran pada microplate reader pada panjang gelombang 595 nm. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa 12 isolat kapang endofit dengan karakteristik morfologi yang berbeda-beda antar isolat memiliki potensi untuk menghasilkan senyawa antidiabetes yang terlihat dari adanya kemampuan menghambat aktivitas enzim alfa amilase dan isolat BW-10 memiliki aktivitas inhibisi paling tinggi diantara isolat lainnya, yaitu sebesar 45,564%. Hasil identifikasi molekuler menunjukkan isolat BW-10 memiliki kemiripan sekuens sebesar 99% dengan isolat Trametes elegans. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan uji aktivitas antidiabetes terhadap enzim lainnya dan identifikasi senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh kapang tersebut.Kata kunci: Alfa amilase, Antidiabetes, Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), Kapang endofitAbstractEndophytic microbes have been reported to havean important in the production of secondary metabolites by the host plants. Moreover, some researches reported that these microbes, specifically endophytic fungi, are also able to produce metabolites to cure diseases, such as metabolic syndrme diseases. This study was conducted as a preliminary research to explore the potency of endophytic fungi isolated from fruits of Averrhoa bilimbi Linn. As an alternative resource for antidiabetes compounds production. Here, we screened the antidiabetes activity by analyzing the alfa amylase inhibition activity. Several steps were performed in this research, which started by isolating endophytic fungi from sterilized fresh fruits, fermentation and extraction, and anti-diabetes activity analysis through alpha-amylase inhibition assay as the final step. In this study, we obtained 12 endophytic fungi isolates with different morphological characteristics between isolates have the potential to produce antidiabetic compounds that are seen from the ability to inhibit the activity of the alpha amylase enzyme. The most potential isolate was BW-10 isolate which had the highest inhibitory activity among other isolates, which is 45.564%. Molecular identification results showed isolate BW-10 has a similarity sequence of 99% with Trametes elegans isolate. Antidiabetics activity through various in vitro and in vivo evaluation and secondary metabolites identification are possible to be conducted as further research.Keywords: Alpha-amylase, Antidiabetics, Averrhoa bilimbi, Endophytic fungi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Ayu Sri Hartanti, Dyah. "Isolasi Bakteri Endofit Pelarut Fosfat Pada Tanaman Padi (Oryza sativa) var.situbagendit." STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa 13, no. 01 (April 30, 2020): 8–14. http://dx.doi.org/10.36456/stigma.13.1.2417.8-14.

Full text
Abstract:
Abstrak Bakteri endofit adalah bakteri yang menginvasi jaringan tanaman dan mempunyai peranan terhadap pertumbuhan tanaman salah satunya adalah kemampuannya dalam pelarutan fosfat. Ketersediaan unsur fosfat sangatlah penting untuk pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini isolasi dan identifikasi bakteri endofit diambil dari akar tanaman padi varietas situbagendit. Dari hasil isolasi bakteri endofit tersebut didapatkan 4 jenis isolat yaitu EPS1, EPS2, EPS3, dan EPS4. Masing-masing isolat tersebut adalah genus dari Pseudomonas, Bacillus, Enterobacter, dan Azotobacter. Dalam pengukuran indeks pelarutan fosfat, isolat EPS2 merupakan isolat yang paling tinggi dalam pelarutan fosfat yaitu memiliki nilai IP sebesar 2,07. Kata Kunci: Bakteri endofit, padi varietas situbagendit, isolasi, identifikasi, fosfat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Nafisah, Hidayatun, Sri Pujiyanto, and Budi Raharjo. "Isolasi Dan Uji Aktivitas Kitinase Isolat Bakteri Dari Kawasan Geotermal Dieng." Bioma : Berkala Ilmiah Biologi 19, no. 1 (September 8, 2017): 22. http://dx.doi.org/10.14710/bioma.19.1.22-29.

Full text
Abstract:
Chitinase (EC.3.2.2.14) is an enzyme which can degradatechitin became N-acetilglucosamin. Chitinase has many benefits made the demand of it increases. High demands spur its availability in large quantities, cheap, fast production, resistant to any physical factor and chemical environment. Rapid and resistant enzyme production to environment factor can be obtained using chitinolitic bacteria of Geothermal Dieng. The utilization of chitin as bacterial growth substrate from waste of shell crab can be done considering high prices of commercial chitin on the market. The purpose of the research is to get the isolate of termoleranchitinolitic of watery mud in Geothermal Dieng and to know the character of the chosen isolate producing highest chinitase activity type of chitin source treatment and pH of media production. The research is done by growing the chitinolitic in the room temperature for 14 days. The experimental design used in this study is a complete randomized design of factorial pattern (two factors). The first factor is the type of chitin source that includes commercial chitin and chitin crab kits. The second factor is the pH of liquid chitin media for the production of enzymes, ie pH 6, 7 and 8.Chitinase activity is tested by measuring the result of sugar reduction. Obtained data is analyzed with Analysis of Variance (ANOVA). Result of isolation and selection is obtained one potential isolate, KSR 121. The isolate produce 1,4 cm of chitinolitic index after 96 hour incubation. Result of statistical test show both citin source type, pH of media production treatment and interaction were not significantly different (P˃0,05). KSR 121 isolate experience the highest growth of crab chitin treatment pH 8 (K2P3) with 6 hour incubation, whereas highest kinitase activity happen on crab chitin treatment pH 7 (K2P2) with 24 incubation, in amount of 0,125 (U/mL). Key words: N-acetil glucosamin, chtinase activity, chitinase, chitin, chitinolitic bacteria, isolation
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Setiaputri, Aninditya Artina, Giri Rohmad Barokah, Muh Alsere Bardian Sahaba, Rahma Dini Arbajayanti, Nadia Fabella, Rizsa Mustika Pertiwi, Mala Nurilmala, Roni Nugraha, and Asadatun Abdullah. "Perbandingan Metode Isolasi DNA pada Produk Perikanan Segar dan Olahan." Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23, no. 3 (December 22, 2020): 447–58. http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v23i3.32314.

Full text
Abstract:
Produk perikanan menjadi salah satu komoditas pangan penting dalam dunia perdagangan, akan tetapi perkembangan tersebut diikuti dengan meningkatnya kasus pemalsuan produk perikanan yang dapat merugikan konsumen. Oleh karena itu diperlukan metode untuk mengidentifikasi secara spesifik spesies produk perikanan. Salah satu metode seafood authentication yang telah dikembangkan adalah metode berbasis DNA. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan kemurnian DNA berdasarkan beberapa metode isolasi pada produk perikanan segar dan olahan. Metode isolasi DNA yang digunakan pada penelitian ini adalah metode konvensional setiltrimetilamonium bromida (CTAB) dan beberapa kit komersial (DNAzol, TianGen, Qiagen, dan Fasmac). Konsentrasi dan kemurnian DNA ditentukan berdasarkan spektrofotometri nanodrop, serta visualisasi elektroforegram hasil elektroforesis. Hasil isolasi DNA menunjukkan bahwa konsentrasi DNA produk perikanan segar lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi isolat DNA pada produk perikanan olahan. Isolat DNA dengan metode isolasi CTAB memiliki tingkat kemurnian DNA yang lebih baik jika dibandingkan isolat DNA meggunakan kit komersial pada semua sampel. Isolat DNA yang diekstraksi menggunakan kit komersial dengan tingkat kemurnian yang mendekati metode CTAB terdapat pada isolat DNA dengan kit TianGen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Ningrum, Dita Widia, Dewi Kusrini, and Enny Fachriyah. "Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Etanol Daun Johar (Senna siamea Lamk)." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 20, no. 3 (October 1, 2017): 123–29. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.20.3.123-129.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang isolasi senyawa flavonoid dari ekstrak etanol daun johar (Senna siamea Lamk) serta uji aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat flavonoid, mengidentifikasi dan menguji aktivitas antioksidan isolat flavonoid dari ekstrak etanol daun johar. Metode penelitian dibagi menjadi empat tahap, tahap pertama yaitu isolasi senyawa flavonoid. Tahap kedua yaitu pemisahan senyawa flavonoid menggunakan kromatografi cair vakum, kromatografi kolom gravitasi dan kromatografi lapis tipis preparatif. Tahap ketiga yaitu identifikasi isolat flavonoid menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. Tahap keempat adalah uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil isolasi flavonoid didapatkan isolat flavonoid seberat 0,006 gram (0,004%). Identifikasi isolat flavonoid dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa isolat flavonoid memiliki struktur dasar senyawa flavon dengan serapan maksimum pada panjang gelombang pita I (350 nm) dan pita II (255 nm dan 267 nm) dan analisis menggunakan FTIR menunjukkan isolat flavonoid memiliki gugus fungsi O-H, C-H alifatik, C=O, C=C aromatik, C-O eter dan C-O alkohol sehingga diduga isolat flavonoid memiliki struktur dasar senyawa luteolin yang tersubstitusi. Hasil uji aktivitas antioksidan isolat flavonoid menunjukkan IC50 sebesar 139,8373 mg/L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Suardana, I. Wayan, Yan Ramona, and Sri Wahyuni. "Bakteri Asam Laktat Isolat 18A (Lactococcus lactis ssp lactis 1) Asal Kolon Sapi Bali Berpotensi sebagai Probiotik (LACTID ACID BACTERIA ISOLATES 18A (Lactococcus lactis ssp lactis 1) COLONIC ORIGIN BALI CATTLE POTENTIAL AS PROBIOTICS)." Jurnal Veteriner 18, no. 3 (September 4, 2017): 422. http://dx.doi.org/10.19087/jveteriner.2017.18.3.422.

Full text
Abstract:
The main aim of this study was to determine the potency of lactic acid bacteria (LAB) isolate 18A(Lactococcuslactisssplactis 1),isolated from the colon of Bali cattle to be used as a probiotic candidate. The study was started by confirmation tests of the isolate, including test for growth response in De Man Rogosa and Sharpe(MRS) brothmedium, test on catalase production, and Gram staining.Its probiotic potencywas tested by growing theisolate in MRS broth medium in low pH conditions (pH 2.3 and 4) and in MRS medium supplemented with various concentrations of sodium deoxycholatet (NaDC) (0.2 mM, 0.4 mM, and 0.6 mM). The results showed that isolate 18A was able to grow well in De Man Rogosa and Sharpebrothmediumunder anaerobic condition. In addition, the isolate was catalase negative and Gram positive, indicating that this isolate was confirmed as an LAB isolate. The isolate was resistant to low pH conditions (up to pH 2) and to high concentration of NaDC (up to 0.6 mM), indicating that this isolate has potential to be developed as a probiotic candidate. Further tests are still required to confirm its use asprobiotic. ABSTRAK Bakteri asam laktat (BAL) merupakan salah satu kelompok mikroorganisme yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan pada hewan atau manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bakteri asam laktat isolat BAL 18A (Lactococcus lactis ssp lactis 1)yang diisolasi dari kolon sapi bali sebagai kandidat probiotik. Penelitian diawali dengan tahapan konfirmasi isolat 18A melalui beberapa uji, seperti uji penumbuhan pada De Man Rogosa and Sharpebroth, uji katalase, dan pewarnaan Gram. Potensinya sebagai probiotik diuji dengan melakukan pengujian terhadap pH rendah (pH 2, 3, dan 4) dan natrium deoksikolat (NaDC) dengan konsentrasi 0,2 mM, 0,4 mM, dan 0,6 mM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat BAL 18A mampu tumbuh dengan baik pada medium De Man Rogosa and Sharpebroth dalam suasana anaerob, katalase negatif, dan Gram positif,. Hasil ini mengindikasikan bahwa isolat 18A ini adalah isolat BAL. Dalam uji ketahanan terhadap pH rendah dan NaDC, isolat ini mampu bertahan hidup pada medium pH 2 dan NaDC pada konsentrasi sampai 0,6 mM. Simpulan penelitian ini adalah isolat BAL 18A berpotensi dikembangkan sebagai kandidat probiotik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Kotala, Rosni, Diana Eka Pratiwi, and Ramdani Ramdani. "Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Aseton Daun Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn.)." Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia 20, no. 2 (December 4, 2019): 179. http://dx.doi.org/10.35580/chemica.v20i2.13638.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak aseton daun tumbuhan tembelekan (Lantana camara Linn.). Daun tumbuhan ini diperoleh dari Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yaitu preparasi sampel, maserasi dengan aseton, fraksinasi, pemurnian, dan identifikasi. Isolat yang diperoleh berbentuk serbuk berwarna putih yang terdekomposisi pada suhu 222 0C dan uji pereaksi menunjukan hasil positif pada pereaksi Lieberman- Buchard. Data dari hasil Spektrum FTIR menunjukkan pada bilangan gelombang 3126.61 cm-1 mengandung gugus hidroksil (OH), alkil (CH2 danCH3)padabilangangelombang2956,80cm-1 ,C-Oalkoholsekunder pada bilangan gelombang 1039.63 cm-1dan alkena (C=C) tak terkonjugasi pada bilanagan gelombang 1678,07 cm-1. Berdasarkan uji titik leleh, uji pereaksi serta data spektrum FTIR isolat diduga senyawa steroid yang termasuk golongan sterol (steroid alkohol). Kata kunci : Lantana camara Linn., Isolasi, Aseton, Sterol ABSTRACT This exploratory research aimed to isolate and identificate the secondary metabolite compound in aceton extract of tembelekan leaves (Lantana camara Linn.). Samples were obtained from Wajo regency, South Sulawesi. This research was conducted in several steps; preparation, maceration with acetone, fractionation, purification, and identification. The result obtained pure isolate form white powder, melting point of 222 0C and reagent test showed positive of Burchard Lieberman. Data spectrum of FTIR showed wave number (cm-1) of 3126.61 cm-1 as a hydroxyl group (OH), alkyl (CH2 and CH3) at wave number 2956.80 cm-1, CO secondary alcohols at wave number 1039.63 cm-1 and alkene (C = C) unconjugated at wave number of 1678.07 cm-1. Based on the melting point test, reagent test and FTIR spectrum data showed that the isolate steroid compound as sterol group (alcohol steroid). Keywords : Lantana camara Linn., Isolation, Acetone, Sterols
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

SUWARNO, SUWARNO, MARIDI MARIDI, and DEWI PUSPITA SARI. "Uji Toksisitas Isolat Kristal Protein Bacillus thuringensis (Bt) sebagai Agen Pengendali Hama Terpadu Wereng Hijau (Nepotettix virescens ) Vektor Penyakit Tungro sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional." Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi 8, no. 1 (February 1, 2015): 16. http://dx.doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v8i1.3090.

Full text
Abstract:
<p class="5abstrak">Bakteri <em>Bacillus thuringensis</em> adalah salah satu jenis mikroba yang telah dikembangkan sebagai salah satu bioinsektisida karena bersifat pathogen terhadap serangga. Sifat dari Kristal protein bakteri <em>Bacillus thuringensis</em> bersifat spesisfik terhadap serangga sehingga sangat efektif dan tidak membahayakan organisme non target. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bioinsektisida dari isolate <em>Bacillus thuringensis</em> yang memiliki konsentrasi tepat untuk mengendalikan serangan hama wereng hijau sebagai agen virus tungro pada tanaman padi. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi isolasi, pemurnian isolat, pemurnian Kristal protein intaseluler dan aplikasi melalui LD50. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi 0,01 ppm, 0,05 ppm, 0,07 ppm, dan 0,1 ppm. Dari hasil penelitian diperoleh hasil konsentrasi LD50 adalah 0,07 ppm.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Mamulak, Yulita I. "ISOLASI DAN KARAKTERISTIK BAKTERI LIGNOLITIK DARI LIMBAH PEWARNA TENUN IKAT." STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa 11, no. 01 (May 14, 2018): 11–17. http://dx.doi.org/10.36456/stigma.vol11.no01.a1503.

Full text
Abstract:
Limbah pewarna yang dihasilkan oleh industry tenun ikat berpotensi mencemari lingkungan dan mengandung berbagai jenis mikrobia yang berkemampuan untuk mendegradasi pewarna. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri yang mampu mendegradasi limbah pewarna industri tenun ikat. Isolasi bakteri dilakukan dengan teknik enrichment culture (pengkayaan) pada media MSM (Mineral Salt Medium). Hasil isolasi dari 4 sampel limbah diperoleh 35 isolat bakteri, seleksi kualitatif menghasilkan 12 isolat unggul yang berkemampuan lignolitik dengan daya lignolitik berkisar antara 7,75 – 19,75. Dari seleksi kuantitatif berdasarkan kemampuan dekolorisasi pewarna dihasilkan 3 isolat unggul yaitu isolat bakteri IN1, IN7 dan C5. Identifikasi awal menunjukkan bahwa ketiga isolat memiliki kedekatan dengan genus Enterobacter dan Brucella. Kata kunci: Bakteri, dekolorisasi dan limbah pewarna
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Yusuf, Evi Silvia, and I. Djatnika. "Analisis Isozim dan Patogenisitas Isolat Cladosporium spp. Terhadap Karat Putih Pada Krisan (Isozyme Analysis and Pathogenicity of Cladosporium spp. Isolate Against White Rust on Chrysanthemum)." Jurnal Hortikultura 28, no. 1 (May 17, 2019): 97. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v28n1.2018.p97-104.

Full text
Abstract:
<p><em>Cladosporium</em> spp. merupakan mikoparasit potensial untuk mengendalikan beberapa jenis cendawan karat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui patogenisitas 10 isolat Cladosporium spp. yang ditemukan di daerah sentra krisan (Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat) terhadap penyakit karat putih pada krisan dan hubungan kekerabatannya antara isolat Cladosporium spp. Percobaan dilakukan pada bulan April hingga Agustus 2014 di Laboratorium Mikologi Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) dan Laboratorium Patologi dan Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Pada percobaan ini dilakukan uji patogenisitas 10 isolat Cladosporium spp. asal Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat terhadap pustul karat pada daun krisan di laboratorium. Untuk menelusuri hubungan genetik antarisolat dilakukan analisis isozim secara elektroforesis dengan menggunakan enzim esterase (EST), acid phospatase (ACP), dan peroksidase (PER). Hasil percobaan menunjukkan sembilan isolat Cladosporoium spp. efektif memparasit pustul karat dengan efektivitas lebih dari 50%. Hasil analisis isozim menunjukkan terdapat dua kelompok Cladosporium spp. yang memiliki koefisien kemiripan 67%.</p><p><strong>Keywords</strong></p><p><em>Cladosporium</em> spp.; Isozim; Mikoparasit; Patogenisitas</p><p><strong>Abstract</strong></p>Cladosporium spp. is a potential mycoparasite for controlling some rust fungi. The aim of the research was to obtain the effectiveness of 10 Cladosporium spp. isolates was found in chrysanthemum central area (Cianjur and West Bandung District) and genetic relationship among the isolats. The research carried on April to Agustus 2014 in Micology Laboratory Indonesian Ornamental Crop Institute and Pathology and Silviculture Laboratory, Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University. Pathogenicity of the 10 fungus isolate was tested against rust pustules on chrysanthemum leaves and genetic relationship between isolates was analyzed by electrophoresis isozyme using EST, ACP, and PER enzyme. The results showed that nine of Cladosporoium spp. isolates were effective parasited rust pustule with more than 50% effectiveness. The cluster analysis based on isozyme analysis showed that Cladosporium spp. isolate have two distinc groups with 67% similarity coefficient.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Sariadji, Kambang, and Sunarno Sunarno. "Toksigenitas Corynebacterium diphtheriae Pada Sampel Kejadian Luar Biasa Difteri Tahun 2010 – 2015 Menggunakan Elektes." Jurnal Kesehatan Andalas 6, no. 1 (July 20, 2017): 208. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v6i1.672.

Full text
Abstract:
Strain Corynebacterium diphtheriae dapat dibedakan berdasarkan sifat toksigenisitas atau kemampuannya dalam memproduksi toksin difteri. Jenis C.diphtheriae yang mampu memproduksi toksin disebut jenis toksigenik, sedangkan yang tidak memproduksi toksin disebut jenis non-toksigenik. Diagnosis laboratorium dalam mendeteksi C.diphtheriae dilakukan dengan cara kultur, isolasi dan identifikasi serta penentuan toksigenitas dari difteri. Tujuan penelitian ini adalah menentukan toksigenitas C.diphtheriae pada isolat hasil investigasi kejadian luar biasa antara tahun 2010 sampai 2015. Sebanyak 61 Isolat C.diphtheriae ditumbuhkan dan diidentifikasi kembali, kemudian dilakukan uji toksigenitas dengan cara elektes. Hasil pemeriksaan kultur dan isolasi menunjukkan 57 isolat adalah C.diphtheriae dengan berbagai sub tipe dan 4 isolat adalah Corynebacterium pseudodiphthericum yang merupakan bakteri bersifat komensal di saluran pernapasan atas dan kulit manusia. Hasil elektes dari 57 isolat menunjukkan 54 isolat C.diphtheriae adalah toksigenik dan 3 isolat non toksigenik. Simpulan studi ini ialah isolat C.diphtheriae hasil investigasi KLB didapatkan 54 isolat toksigenik dan 3 isolat non toksigenik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Lestari, Puji, Tri P. Priyatno, Wening Enggraini, NFN Reflinur, and Yadi Suryadi. "Isolasi, Identifikasi, dan Karakterisasi Cendawan Blas Pyricularia oryzae Hasil Rejuvenasi." Buletin Plasma Nutfah 20, no. 1 (October 12, 2016): 19. http://dx.doi.org/10.21082/blpn.v20n1.2014.p19-26.

Full text
Abstract:
<p>Isolation, Identificaton, and Charaterization of Blast Fungus Pyricularia oryzae Derived from Rejuvenation. Puji Lestari, Wawan, Tri P. Priyatno, Wening Enggarini, Reflinur, and Yadi Suryadi. Blast disease caused by Pyricularia oryzae (Po) is one of the important diseases on rice crop in Indonesia. This study was aimed at obtaining blast fungus pathogen rejuvenated from preserved seed origin, agar medium and rice leaf tissue. In addition, we identified blast isolates for long-term storage collection, and characterized isolates towards their specific locus of genes virulence. The results revealed that 22.7% isolates stored in agar media produced a typical mycelium of Po. The specificity of total genomic DNA banding pattern of isolates which were analyzed using specific primers encoding virulence genes of Cut1, Erg2, and Pwl2, showed six haplotypes consist of B-001 (1 isolate), C-011 (1 isolate), D-111 (8 isolate), F-110 (1 isolate), G-100 (3 isolate), and H-101 (2 isolate). None of haplotypes A-000 and E-010 were found among the isolates studied. In regard to its pathogenicity, the majority of Po fungal isolates had Cut1, Pwl2, and Erg2 genes. Among the total isolates of the Po fungus, the greatest proportion of genes were Pwl2 (87.5%) followed by Cut1 (75%) and Erg2 (62.4%) genes.</p><p> </p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Penyakit blas yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae (Po) merupakan salah satu penyakit penting pada pertanaman padi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cendawan patogen blas yang berasal dari hasil rejuvenasi simpanan benih, media agar, dan jaringan daun padi. Selain itu, identifikasi koleksi isolat blas yang ditujukan untuk penyimpanan jangka panjang dan karakterisasi kespesifikan tiap isolat terhadap lokus spesifik gen virulensi. Hasil pengujian menunjukkan 22,7% isolat yang tersimpan dalam media agar masih menunjukkan tipikal miselium Po. Kespesifikan pola pita DNA genomik total isolat yang dianalisis berdasarkan primer penyandi gen spesifik virulensi Cut1, Erg2, dan Pwl2, diperoleh sebanyak enam haplotipe meliputi B-001 (1 isolat), C-011 (1 isolat), D-111 (8 isolat), F-110 (1 isolat), G-100 (3 isolat), dan H-101 (2 isolat). Tidak ditemukan haplotipe A-000 dan E-010 pada isolat Po yang dianalisis. Dalam hubungannnya dengan patogenisitas, mayoritas cendawan Po mempunyai gen Cut1, Pwl2, dan Erg2. Di antara total isolat cendawan Po, gen yang paling besar ditemukan proporsinya adalah gen Pwl2 (87,5%) diikuti Cut1 (75%) dan Erg2 (62,4%).</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Sunaryanto, Rofiq, Bambang Marwoto Irawadi, Tun Tedja Irawadi, Zainal Alim Mas’ud, and Liesbetini Hartoto. "Isolasi dan Elusidasi Struktur Kimia Antimikroba yang Dihasilkan Oleh Aktinomisetes Laut." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 5, no. 1 (June 19, 2010): 11. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v5i1.422.

Full text
Abstract:
Isolasi senyawa aktif dari aktinomisetes laut yang memiliki aktivitas antimikroba telah dilakukan. Isolasi aktinomisetes dilakukan dengan pengenceran dan praperlakuan sampel dengan cara pemanasan dan pengasaman. Sampel diambil dari sedimen laut di 6 titik lokasi Pantai Anyer, Banten. Dari total 29 isolat yang diperoleh, isolat A32 merupakan isolat terpilih untuk penelitian lebih lanjut. Isolat A32 memiliki aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus ATCC25923 dan Candida albican BIOMCC00122. Elusidasi struktur kimia menggunakan ESI-LCMS, 1 HNMR, dan COSY menunjukkan bahwa senyawa aktif tersebut memiliki bobot molekul 501,2 g/mol dan rumus molekul C26H35N3O7. Diduga senyawa ini termasuk dalam golongan makrolakton virginiamycin yaitu Madumycin I.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Hanafi, N. D., M. Tafsin, and D. R. Purba. "Isolasi dan karakteristik bakteri lignoselulolitik rumen kerbau sebagai pendegradasi komponen serat." Talenta Conference Series: Science and Technology (ST) 1, no. 2 (December 20, 2018): 101–8. http://dx.doi.org/10.32734/st.v1i2.287.

Full text
Abstract:
Meningkatkan kecernaan komponen serat dalam rumen dapat melalui penambahan bakteri lignoselulolitik yang berasal dari rumen kerbau dalam ransum berserat pada ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri lignoselulolitik rumen kerbau sehingga akan memperoleh isolat bakteri yang mempunyai kemampuan degradasi komponen serat yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode isolasi Hungate yaitu menggunakan medium selektif yang ditumbuhkan pada media roll tube. Medium selektif yang digunakan yaitu Carboxy Methyl Cellulosa/CMC sebagai substrat bakteri selulolitik, xylan sebagai substrat bakteri silanolitik dan asam tanat sebagai substrat bakteri lignolitik.Dari hasil penelitian ini diperoleh 14 isolat lignoselulolitik yaitu 5 isolat selulolitik, 5 isolat silanolitik dan 4 isolat lignolitik. Berdasarkan uji semikuantatif diperoleh zona bening dan zona difusi warna coklat yang memiliki diameter terluas antara lain isolat CMC1 (bakteri selulolitik), XY5 (bakteri silanolitik) dan AT4 (bakteri lignolitik) sehingga ketiga isolat tersebut yang memilki kemampuan mencerna serat terbaik. Increasing the digestibility of a fiber component in the rumen can be done through the addition of lignocellulolytic bacteria originating from the rumen of buffalo in fibrous rations in ruminants. This study aimed to isolate and characterize buffalo lignocelulolytic bacteria to obtain bacterial isolates that had high fiber component degradation ability. This study employed the Hungate isolation method utilizing selective medium grown on roll tube media. The selective medium used was Carboxy Methyl Cellulosa/CMC as a cellulolytic bacterial substrate, xylan as a silanolitic bacterial substrate, and tanic acid as a lignolytic bacterial substrate. From this study, 14 lignocelulolytic isolates, 5 cellulolytic isolates, 5 silanolitic isolates and 4 lignolytic isolates were obtained. Based on the semiquantative test, clear zone and brown diffusion zone were achieved which had the widest diameter and the best fiber digestibility, namely, CMC1 isolates (cellulolytic bacteria), XY5 (silanolitic bacteria) and AT4 (lignolytic bacteria).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Karso, Karso, Wuryanti Wuryanti, and Sriatun Sriatun. "Isolasi dan Karakterisasi Kitinase Isolat Jamur Akuatik Kitinolitik KC3 dari Kecoa (Orthoptera)." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 17, no. 2 (August 1, 2014): 51–57. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.17.2.51-57.

Full text
Abstract:
Isolasi dan karakterisasi kitinase dari isolat jamur akuatik kitinolitik KC3 hasil isolasi bangkai kecoa telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kitinase dari isolat jamur akuatik KC3 dan mendapatkan informasi karakter kitinase hasil isolasi yang meliputi pH optimum dan suhu optimum. Kitinase adalah enzim kompleks terdiri dari endokitinase, kitobiosidase dan N-asetilglukosaminidase. Media produksi mengandung kitin koloidal sebagai inducer. Fraksinasi dilakukan dengan amonium sulfat sampai tingkat kejenuhan 90% (F5). Aktivitas kitinase diukur dengan metode Ueda-Arai berdasarkan pengurangan substrat. Aktivitas spesifik paling tinggi diperoleh pada fraksi satu (F1) yaitu sebesar 73,258 U/mg. Hasil karakterisasi kitinase diperoleh profil pH optimum kitinase pada pH 3,8 sedangkan profil suhunya diperoleh dua puncak yaitu pada 28,5°C dan 29,5°C. Profil suhu dua puncak/titik menunjukkan jika kemungkinan terdapat dua jenis kitinase pada enzim yang diuji.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Ramadhani, Indriati, Idris Idris, Masrukhin Masrukhin, Dian Alfian Nurcahyanto, Ruby Setiawan, AZN Ikhwani, and RR Elfirta. "Isolasi dan Identifikasi Jamur Makro Asal Taman Nasional Gunung Halimun Salak." Jurnal Mikologi Indonesia 3, no. 2 (December 31, 2019): 104. http://dx.doi.org/10.46638/jmi.v3i2.63.

Full text
Abstract:
Isolasi dan identifikasi dilakukan pada jamur makro yang diperoleh dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh isolat murni dari jamur makro yang diperoleh dan mengetahui identitasnya. Isolat murni jamur makro diperoleh dari isolasi jaringan tubuh buah pada media PDA+ antibiotik. Identifikasi dilakukan secara morfologi dan molekuler pada isolat yang diperoleh. Sebanyak 14 isolat jamur makro anggota filum Basidiomycota dan Ascomycota telah berhasil diisolasi dari 38 spesimen jamur makro dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Namun, hanya sebanyak 8 dari 14 isolat yang dapat diidentifikasi molekuler dengan baik. Kedelapan spesimen jamur makro tersebut tergolong ke dalam 2 filum, 2 kelas, 4 marga, dan 7 suku. Sebanyak 3 isolat dapat diidentifikasi molekuler dengan baik hingga tingkat spesies yakni Xylaria schweinitzii, Agaricus flocculosipes, dan Fomitopsis feei. Kelima isolat lainnya hanya dapat diidentifikasi hingga level genus yakni Ganoderma sp., Pleurotus sp., Rigidoporus sp., Gymnopus sp., dan Agaricus sp. Isolat yang diperoleh selanjutnya dapat dilakukan penapisan untuk mendapatkan isolat yang potensial dan dapat dimanfaatkan dalam bioprospeksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography