To see the other types of publications on this topic, follow the link: Jawa Barat (Indonesia). Panitia Pemilihan Daerah.

Journal articles on the topic 'Jawa Barat (Indonesia). Panitia Pemilihan Daerah'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 18 journal articles for your research on the topic 'Jawa Barat (Indonesia). Panitia Pemilihan Daerah.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Abunawas, Abunawas. "Sosialisasi Dan Edukasi Politik Dalam Pesta Demokrasi Pemilihan Umum 2024 Kepada Masyarakat Desa Rodaya Kalimantan Barat." Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 8, no. 3 (September 30, 2023): 658–63. http://dx.doi.org/10.36312/linov.v8i3.1412.

Full text
Abstract:
Pemilihan umum (Pemilu) adalah pesta demokrasi bangsa Indonesia, yang menitikberatkan kekuasaan sepenuhnya di tangan rakyat, melalui wakil-wakilnya yang duduk di legislatif baik di pusat maupun daerah provinsi dan kabupaten/kota. Calon-calon pemilih tetap untuk pemilu 2024, telah didaftarkan pada kantor desa yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Pembelajaran politik bagi masyarakat Indonesia, merupakan tanggung jawab pemerintah melalui badan pengawas pemilu (bawaslu) dan panwaslu (panitia pengawas pemilu) yang berada di wilayah kabupaten dan kecamatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) terkait sosialisasi dan edukasi politik dalam pesta demokrasi Pemilu 2024 ini, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat sehingga dapat berpartisipasi aktif secara kualitatif dan kuantitatif dalam pemilu 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh sebanyak 30 orang peserta yang merupakan daftar pemilih tetap dari desa Rodaya, masing-masing dari kampung Baya, Segiro dan Sedane. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi terkait teknis dalam pemilu 2024 serta etika bersikap di media sosial demi terselenggaranya pemilu yang aman dan damai tanpa konflik yang berarti antar sesama konstituen atau pemilih. Berdasarkan monitoring selama kegiatan dan evaluasi di akhir kegiatan menunjukkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini sangat tinggi, rasa keingintahuan serta keberhasilannya dalam menyimak materi yang disampaikan terindikasi pada jawaban-jawaban yang diberikan sangat memuaskan. Sebanyak 5 pertanyaan uraian yang diberikan secara tertulis mampu dijawab oleh ke 30 peserta kegiatan tersebut. Socialization and Political Education in the 2024 General Election Democracy Party for the People of Rodaya Village, West Kalimantan General elections (Pemilu) are a democratic celebration of the Indonesian nation, which emphasizes complete power in the hands of the people, through their representatives who sit in the legislature both at the center and in provincial and district/city areas. Prospective voters for the 2024 general election have been registered at village offices spread across all provinces in Indonesia. Political learning for the Indonesian people is the responsibility of the government through the election supervisory body (bawaslu) and panwaslu (election supervisory committee) located in the districts and sub-districts. Community service activities (PKM) related to socialization and political education in the 2024 election democratic party, aim to increase public knowledge and understanding so that they can actively participate qualitatively and quantitatively in the 2024 election. This activity was attended by 30 participants who were part of the voter list remains from Rodaya village, each from Baya, Segiro and Sedane villages. Activities were carried out using lecture and discussion methods related to technical matters in the 2024 election as well as ethical behavior on social media in order to hold safe and peaceful elections without significant conflict between fellow constituents or voters. Based on monitoring during the activity and evaluation at the end of the activity, it showed that community participation in this activity was very high, their curiosity and success in listening to the material presented was indicated by the answers given which were very satisfying. A total of 5 descriptive questions given in writing were able to be answered by the 30 participants in the activity.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Al-Banjari, Husin M., Samson CMS., and Sari Usih Natari. "PEMETAAN PROFIL KONSTELASI POLITIK DESA CINTARATU, KABUPATEN PANGANDARAN, JAWA BARAT, INDONESIA." Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 7, no. 1 (July 14, 2020): 116. http://dx.doi.org/10.24198/jppm.v7i1.27535.

Full text
Abstract:
Desa Cintaratu yang terletak di Kabupaten Pangandaran dikenal sebagai daerah yang baru dimekarkan sejak tahun 2013, di bawah kepemimpinan pasangan H. Jeje Wiriadinata – H. Adang Hadari. Hal ini disebabkan oleh fenomena power struggle di kalangan masyarakat Kabutapen Pangandaran. Suasana power struggle seperti itu tentu saja sedang menyelimuti pikiran sebagian masyarakat khususnya Desa Cintaratu, apalagi mengingat beberapa tokoh yang dulu terlibat aktif dalam presidium pemerakan berasal dari Desa Cintaratu. Sehubungan masyarakat Desa Cintaratu yang masih percaya kepada tradisi tutur Sunda yang disebut uga. Dimana uga dapat diartikan sebagai “ramalan”. Tujuan dari penelitian ini memperoleh gambaran yang sistematis dan detail tentang rivalitas politik antara tokoh-tokoh presidium yang berada di luar kekuasaan versus tokoh-tokoh incumbent di Kabupaten Pangandaran yang terus berlanjut. Selain itu fenomena politik di Desa Cintaratu dikaitkan dengan fenomena sosial lain, khususnya menyangkut fenomena bsnis atau wirausaha masyarakat setempat. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dimana data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara kepada DPC Partai Politik daerah Pangandaran sebagai koalisi partai pendukung incumbent Jeje Wiriadinata versus contender Supratman dalam mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Pangandaran untuk tahun 2020. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah model pembangunan daerah berbasis politik dan kewirausahaan yang dapat diterapkan di wilayah Desa Cintaratu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Zaenudin, Heni Nuraeni. "Disinformasi Terkait Ridwan Kamil dan Sikap Pemilih Pemula pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat." Jurnal Penelitian Komunikasi 22, no. 1 (July 25, 2019): 47–60. http://dx.doi.org/10.20422/jpk.v22i1.613.

Full text
Abstract:
The phenomenon of disinformation in the context of regional head elections is a big phenomenon in Indonesia. Social media is the target of the most widespread hoax, one of which was in the regional head election in West Java period 2018-2023. The targets of hoax messages were beginner voters and swing voters, considering that most social media users in Indonesia are young people with age range of 15-35 years. The purposes of this study are (1) to determine the effect of exposure to hoax news on social media on perceptions of beginner voters in determining choices in West Java Province regional head elections, (2) to find out how the influential aspects of hoax news on social media affects the perceptions of beginner voters in determining choice in West Java Province regional head elections. The research method used was quantitative explanatory survey. Results indicate that there are effects of hoax news which spread through social media for beginner voters in making choices in the West Java regional head election 2018. However, the effect is not significant. This is because beginner voters tend to see tangible evidence of the success of Rdwan Kamil while in office as Mayor of Bandung
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Adi Syaputra, Muhammad Yusrizal, and Mirza Nasution. "PEMENUHAN HAK KONSTITUSIONAL MASYARAKAT PENGANUT KEPERCAYAAN LOKAL DALAM PEMILIHAN UMUM." Jurnal Yuridis 6, no. 1 (June 28, 2019): 46. http://dx.doi.org/10.35586/jyur.v6i1.787.

Full text
Abstract:
Kedudukan Negara Indonesia sebagai negara hukum yang melaksanakan prinsip demokrasi secara tegas diatur oleh UUD 1945. Konsekuensi Indonesia sebagai negara hukum adalah adanya persamaan didepan hukum dan pemerintahan bagi setiap warga negara sebagaimana yang diatur dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945. Salah satu akibat hukum yang ditimbulkan dari Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 adalah bahwa setiap warga negara yang memenuhi syarat untuk memilih dalam pemilihan umum haru diakomodir hak pilih dan memilihnya oleh negara. Kelompok masyarakat penganut kepercayaan lokal di Indonesia adalah bagian dari warga negara Indonesia yang memiliki persamaan kedudukan didepan hukum dan pemerintahan. Kelompok masyarakat penganut kepercayaan lokal Indonesia yang tersebar di beberapa daerah seperti masyarakat penganut parmalim di Sumatera Utara, Sunda Wiwitan di Jawa Barat, Sapto Darmo di Jawa Tengah dan Masyarakat penganut Marapu di Sumba dan lainnya. Dalam konteks pelaksanaan hak-hak politik warga negara masih ditemukan ketidakadilan dan diskriminasi diantara masyarakat mayoritas kepada masyarakat minoritas melalui regulasi dan kebijakan terkait pemilihan umum, misalnya masih banyak ditemukan masyarakat yang menganut kepercayaan lokal tidak memiliki KTP Elektronik sehingga tidak terdaftar sebagai pemilih tetap untuk memilih dalam pemlihan umum. Penelitian ini mengkaji tentang Bagaimana perlindungan hak konstitusional penganut aliran kepercayaan dalam pemilihan umum berdasarkan sistem ketatanegaraan Indonesia? Dan apakah Setelah diterbitkannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor perkara 97/PUU-XIV/2016, penganut aliran kepercayaan dapat menjadi pemilih dalam pemilihan umum tanpa harus mengadopsi salah satu dari ke-enam agama yang diakui di Indonesia. Kata Kunci: Hak Konstitusional, Pemilihan Umum, Penganut Aliran Kepercayaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Setiani, Rima _. "STRATEGI PENGEMBANGAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BIMA, NUSA TENGGARA BARAT." Jurnal Ekonomi Pembangunan 26, no. 2 (September 5, 2019): 143–52. http://dx.doi.org/10.14203/jep.26.2.2018.143-152.

Full text
Abstract:
Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan penghasil bawang merah terbesar nomor empat di Indonesia, setelah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat dengan produksi rata-rata bawang merah adalah 10.22 ton/ha. Salah satu daerah potensial penghasil bawang merah di NTB adalah Kabupaten Bima, dengan potensi lahan pengembangan bawang merah seluas 18.075 Ha, namun baru termanfaatkan sekitar 50%. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan bawang merah di Kabupaten Bima dan strategi pengembangan bawang merah yang tepat untuk dilaksanakan di Kabupaten Bima. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bima, pada bulan Januari-Desember 2016. Pemilihan lokasi dan responden dilakukan secara purposive sebanyak 34 orang. Metode analisis secara deskriptif dan menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengembangan bawang merah di Kabupaten Bima berada pada kuadran II, dimana terdapat potensi mendukung pengembangan bawang merah di Kabupaten Bima namun ancamannya juga tinggi, sehingga diperlukan strategi untuk merubah ancaman menjadi kekuatan. Strategi tersebut ialah mengatur pola tanam dengan menggunakan varietas lokal, meningkatkan peran kelembagaan pemasaran serta keterlibatan pemerintah dalam menyerap produksi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Aruan, Gemayel Paulus, Muradi Muradi, and Neneng Yani Yuningsih. "REKRUTMEN POLITIK PADA TAHAPAN PENCALONAN ANGGOTA LEGISLATIF PEMILU 2019 (STUDI PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA DAERAH PEMILIHAN JAWA BARAT I)." Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummanioramaniora 6, no. 1 (September 30, 2021): 47. http://dx.doi.org/10.31604/jim.v6i1.2022.47-59.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Erlyana, Yana, and Betsymorla Betsymorla. "Tinjauan Visual Kemasan Teh Botol Sosro Edisi Khusus Hut RI ke-75." DESKOMVIS: Jurnal Ilmiah Desain Komunikasi Visual, Seni Rupa dan Media 1, no. 3 (December 26, 2020): 173–83. http://dx.doi.org/10.38010/dkv.v1i3.24.

Full text
Abstract:
Ilustrasi sering kali digunakan sebagai salah satu elemen visual dalam perancangan desain kemasan. Bertepatan dengan perayaan HUT ke-75 RI sekaligus ungkapan terima kasih atas kesetiaan konsumen Indonesia, Teh Botol Sosro menyiapkan delapan desain botol khusus. Delapan desain khusus itu menekankan pengunaan ilustrasi pada elemen utama, dimana desain botol menggambarkan keragaman nusantara yang diwakili keunikan delapan daerah, yakni Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teori Roland Barthes untuk menganalisis serta menjabarkan kode-kode budaya/kultural yang terdapat dalam ilustrasi kemasan Teh Botol Sosro edisi khusus HUT RI ke-75. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan studi pustaka, di mana data data yang dikumpulkan didapat dari berbagai sumber seperti buku, artikel, internet, maupun jurnal yang sudah ada. Hasil penelitian pada kemasan pada kemasan Teh Botol Sosro edisi khusus HUT RI ke-75 ini, dapat dilihat bahwa penggunaan serta pemilihan objek sebagai simbol dalam setiap ilustrasinya sudah cukup baik. Kode-kode budaya yang terdapat dalam setiap ilustrasi dapat membentuk sebuah informasi yang kemudian dapat dicerna dengan baik, terutama karena ilustrasi ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat Indonesia, di mana suara-suaranya bersifat kolektif atas dasar persamaan kebangsaan, pengetahuan, budaya, dan sejarah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Na Shalma, Afifah, Fredian Tonny Nasdian, Rajib Gandi, and Zessy Ardinal Barlan. "Hubungan Kohesi Sosial dan Resiliensi Komunitas Terdampak Bencana Banjir Rob (Kasus: RW 06 Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah)." Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] 7, no. 1 (October 15, 2023): 172–85. http://dx.doi.org/10.29244/jskpm.v7i1.1133.

Full text
Abstract:
Bencana merupakan sebuah peristiwa yang berpotensi merugikan kehidupan komunitas. Salah satu bencana yang sering melanda Indonesia adalah bencana banjir. Kota Pekalongan merupakan salah satu daerah yang berisiko tinggi terhadap bencana banjir rob, kehadirannya tidak hanya dipengaruhi oleh kenaikan muka air laut dan hujan, juga dipengaruhi oleh penurunan muka tanah. Bencana dapat melahirkan sebuah kohesi sosial dalam komunitas. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kohesi sosial komunitas, resiliensi komunitas serta hubungan kohesi sosial dan resiliensi komunitas terdampak banjir rob di RW (Rukun Warga) 06 Kelurahan Pasirkratonkramat. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method dengan alat pengumpulan data berupa instrumen kuesioner dan panduan wawancara. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Penelitian menghasilkan temuan bahwa tingkat kohesi sosial tinggi, demikian pula dengan tingkat resiliensi yang dimiliki oleh komunitas, namun tidak ditemukan terdapat hubungan antara kohesi sosial dan resiliensi komunitas terdampak banjir rob.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Hajar, Ibnu. "Pelatihan Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) untuk Lampu Taman di Sekolah SMAN 57 Jakarta." TERANG 1, no. 1 (December 18, 2018): 1–9. http://dx.doi.org/10.33322/terang.v1i1.49.

Full text
Abstract:
Kegiatan pelatihan P2M ini merupakan kegiatan pelatihan aplikasi EBT (Energi Baru Terbarukan) yang dimotori oleh para Dosen dan mahasiswa STT-PLN di bidang Teknik Elektro guna melatih siswa-siswi calon penerus bangsa yang masih duduk dibangku sekolah menengah, setingkat SMA/SMK terutama dalam berbagi pengetahuan / Sharing Knowledge mengenai aplikasi ilmu yang lagi banyak digunakan lampu penerangan umum di daerah-daerah terpencil di Indonesia saat ini yaitu : “Pelatihan Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) untuk Lampu Taman” pada sekolah SMAN 57 Jakarta yang berlokasi di Kedoya Utara, Kebun Jeruk, Kodya Jakarta Barat, DKI Jakarta. Penyusun dalam tim P2M memilih pelatihan aplikasi “Pembangkit Listrik Tenaga Bayu untuk lampu taman” ini adalah untuk memberikan paparan tentang bagaimana rancang bangun, fungsi kerja dan manfaatnya dalam kehidupan masyarakat pada umumnya dan kegiatan sekolah pada khususnya.Dalam perancangannya, pemilihan material dari baling-baling/blade yang bisa terbuat dari kayu atau aluminium dipilih berdasarkan karakteristik kecepatan angin dan dilakukan pengujian material berpengaruh terhadap kecepatan daya putar baling-baling/blade. Potensi energi angin di Indonesia telah teridentifikasi di beberapa lokasi terutama di wilayah Jawa, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara dan Maluku. Melalui pelatihan aplikasi PLTB untuk penggunaan lampu taman, merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Dosen dan mahasiswa STT-PLN, dan hasil pengembangan pelatihan ini diberikan secara gratis untuk siswa-siswi SMAN 57 Jakarta, agar ilmu yang diperoleh secara teori di sekolah dapat diterapkan di dalam prakteknya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Machfiroh, Runik, and Ama Suyanto. "Marketing Politics: Political Participation of Beginner Voters In Electing The President of 2019." JED (Jurnal Etika Demokrasi) 5, no. 1 (January 29, 2020): 104–9. http://dx.doi.org/10.26618/jed.v5i1.3033.

Full text
Abstract:
. Political marketing in the 2019 presidential election is one of the main factors of Indonesian democracy. The brand personality of the 2019 presidential candidates became an important point in the victory of the 2019 presidential election. The millennial generation is part of the target of novice voters. Previous research has carried out mapping and analysis of political marketing in the 2014 presidential election, 2014 legislative elections, and the 2015 regional elections where in each election there were differences in emphasis in political marketing. The purpose of this study is to analyze the uniqueness of political marketing in the 2019 presidential election compared to previous political marketing. This research approach uses quantitative research with descriptive methods with statistical descriptive data analysis. The population of this research is novice voters in West Java. The sampling technique used was random sampling with a total sample of 100 respondents. The results of this study indicate that 100% of beginner voters use digital media to find out presidential candidates and 80% to add to their basic political knowledge. However, the presidential election decision based on the media only reached 57.6%.Keywords: Political Marketing, Political Participation, Political Education, Beginner Voters, Presidential ElectionsMarketing politik dalam pemilihan Presiden Tahun 2019 menjadi salah faktor utama demokrasi Indonesia. Brand personality dari kandidat calon presiden 2019 menjadi poin penting dalam kemenangan pemilihan presiden 2019. Generasi milenial adalah bagian dari target pemilih pemula. Penelitian sebelumnya telah dilakukan pemetaan dan analisis marketing politik pada pemilihan presiden 2014, pemilihan legislatif 2014, dan pemilihan kepala daerah 2015 di mana dari setiap pemilihan terjadi perbedaan penekanan dalam marketing politik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keunikan marketing politik pemilihan presiden tahun 2019 dibanding marketing politik sebelumnya. Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dengan analisis data deskriptif statistik. Populasi penelitian ini adalah pemilih pemula di Jawa Barat. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling dengan total sampel 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 100% pemilih pemula menggunakan media digital untuk mengetahui calon presiden dan 80% untuk menambah pengetahuan dasar politik. Namun, keputusan pemilihan presiden berdasarkan media hanya mencapai 57.6%.Kata Kunci: Marketing Politik, Partisipasi Politik, Pendidikan Politik, Pemilih Pemula, Pemilihan Presiden
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Ekawati, Rindang. "Karakteristik Sosial Ekonomi dan Kesehatan Maternal." Kesmas: National Public Health Journal 6, no. 3 (December 1, 2011): 133. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v6i3.104.

Full text
Abstract:
Kesehatan maternal yang tergolong tinggi di Indonesia merupakan indikator keberhasilan pembangunan pada Millenium Development Goals yang terus diupayakan untuk diperbaiki. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubunganantara karakteristik sosial, demografi, dan ekonomi dengan tingkat kesehatan ibu. Penelitian yang menggunakan sumber data sekunder Survei Demografi Kesehatan di Jawa Barat yang mencakup 86 blok sensus yang meliputi 2.150 rumah tangga meliputi 1.100 rumah tangga di perkotaan dan 1.050 rumah tangga di pedesaan. Jumlah sampel terpilih adalah 1.720 wanita pernah kawin berumur 15 – 49 tahun. Analisis data dilakukan secara deskriptif analitik dan uji kai kuadrat. Terdapat hubungan signifikan antara umur ibu, pendidikan ibu, dan indeks kesejahteraan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Juga terdapat hubunganyang signifikan antara kesertaan dalam program KeluargaBerencana dengan umur ibu, pendidikan, dan indeks kesejahteraan. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kesertaan ber-KB dengan daerah tempat tinggal dan jumlah anak yang masih hidup. Terdapat hubungan signifikanantara tempat persalinan dengan daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan ibu, indeks kesejahtaraan, serta jumlah anak yang masih hidup.Kata kunci: Sosial ekonomi, kesehatan maternal, pemakaian kontrasepsiAbstractHigh level of maternal health in Indonesia is one of Millenium Development Goal’s indicators, so that the government continually put this variable as priority to be improved. This study attempted to know the relationship between social, demographic, and economic characteristics with maternalhealth. Data source is obtained from Demographic and Health Survey 2007, West Java Province, which included 86 census blocks, 2.150 households. Among 2.150 households, 1.100 live in urban area, while 1.050 in rural area. Total selected sample is 1.720 ever married women aged between 15 – 49 years old. This research using chi-square test to observed whether thereis a significant relationship between age, level of education, and wealth indexes with birth attendance. There is also significant relationship between contraceptive use with women’s age, level of education, and level of wealth indexes. While, there is no significant relationship between contraceptiveuse with place of residence and number of children alive. According to the result, there is significant relationship beetween place of birth delivery with place of residence, level of education, wealth indexes, and number of children alive.Key words: Socioeconomic, maternal health, contraceptive use
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Palupi, Khairizka Citra, Anggita Anggraini, Mertien Sa’pang, and Mury Kuswari. "PENGARUH EDUKASI GIZI “EMPIRE” TERHADAP KUALITAS DIET DAN AKTIVITAS FISIK PADA WANITA DENGAN GIZI LEBIH." Journal of Nutrition College 11, no. 1 (January 31, 2022): 62–73. http://dx.doi.org/10.14710/jnc.v11i1.31924.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Prevalensi tingkat kelebihan berat badan di Indonesia selalu meningkat setiap tahun khususnya pada orang dewasa >18 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita. Faktor psikologis berupa pemilihan makanan yang berhubungan dengan kurangnya kontrol emosi terhadap perilaku makan (mindless eating) cukup berpengaruh pada tingginya prevalensi masalah gizi yang terjadi. Salah satu intervensi yang dapat diberikan adalah edukasi gizi Emotion and Mind Power in Relationship with Eating (EMPIRE).Tujuan: Mengetahui pengaruh dari pemberian edukasi “EMPIRE” terhadap kualitas diet dan aktivitas fisik pada wanita dengan status gizi lebih.Metode: Pre-experimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan sampel sebanyak 42 orang wanita dewasa berusia 20-30 tahun dan IMT >23kg/m2 di daerah Jawa Barat dan Jakarta. Pengambilan data kualitas diet responden menggunakan alat berupa formulir food recall 24 jam dan Indeks Gizi Seimbang 3-60, untuk aktivitas fisik menggunakan instrument International Physical Activity Questionnaire versi Short Form (IPAQ-SF). Analisis data menggunakan Uji Paired Sample T-test Dependen dan Uji Wilcoxon dengan derajat kepercayaan 95%.Hasil: Nilai rerata skor kualitas diet pre test dan post test adalah 30.16 menjadi 29.62. Pada skor MET aktivitas fisik didapatkan nilai rerata pre test dan post test adalah 1307.50 menjadi 2170.50. Penelitian ini menunjunjukkan intervensi edukasi gizi EMPIRE tidak memberikan pengaruh terhadap variabel kualitas diet (p>0,05), sedangkan pada variabel aktivitas fisik menunjukan bahwa pemberian edukasi gizi EMPIRE memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktivitas fisik responden (p≤0,05).Simpulan: Edukasi gizi EMPIRE dapat digunakan menjadi salah satu media yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktivitas fisik, namun tidak berpengaruh pada kualitas diet pada wanita dengan status gizi lebih.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Attas, Siti Gomo. "STRUCTURE, FUNCTION, AND INHERITANCE SYSTEM OF THE GAMBANG RANCAG ORAL TRADITION IN THE BETAWI COMMUNITY." LITERA 18, no. 1 (April 25, 2019): 118–35. http://dx.doi.org/10.21831/ltr.v18i1.21992.

Full text
Abstract:
STRUCTURE, FUNCTION, AND INHERITANCE SYSTEM OF THE GAMBANG RANCAG ORAL TRADITION IN THE BETAWI COMMUNITYAbstractJakarta is inhabited by people formed from a melting plot process, namely mixing of various ethnicities and regions, both from within and outside Indonesia. From the melting plot process, the position of the Betawi people changed to a new identity called the Betawi tribe or the Betawi people. This aims of study is to describe the structure, function, and inheritance sistem of the gambang rancag oral tradition in the Betawi community. This research was conducted in four areas of DKI Jakarta and another area in West Java, namely Depok. The choice of location of this research was carried out because objectively these areas were the population base of the Betawi community. Data collection by observation, interview and documentation study. Data analysis with interdisciplinary approach, structural theory in Abrams and G. L. Koster Malay poetry, Albert Lord's formula theory and inheritance sistem, and Functions by Alan Dundes and Teeuw. The results of this study were first, describing the existence of communication between the creator, the text, the audience, and the community that can be considered through the text structure (1) the flow scheme, (2) the theme, and (3) the character's actions. Second, functions, were (1) affirmation function, (2) negation function, and (3) restoration function. The third, were the inheritance sistem, includes: (1) giving the model, (2) modeling the model, and (3) showing the model.Keywords: oral tradition, gambang rancag , structure, function, inheritance, Betawi community STRUKTUR, FUNGSI, DAN SISTEM PEWARISAN TRADISI LISAN GAMBANG RANCAG PADA MASYARAKAT BETAWI Abstrak Jakarta didiami oleh masyarakat yang terbentuk dari proses melting plot, yaitu percampuran dari berbagai etnik dan wilayah, baik dari dalam maupun luar Indonesia. Dari proses melting plot, kedudukan orang Betawi berubah menjadi identitas baru yang dinamakan suku Betawi atau orang Betawi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur, fungsi, dan sistem pewarisan tradisi lisan gambang rancag pada masyarakat Betawi. Penelitian ini dilaksanakan di empat wilayah DKI Jakarta dan satu daerah di Jawa Barat, yaitu Depok. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan karena secara objektif daerah-daerah tersebut merupakan basis penduduk masyarakat Betawi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pendekatan interdisiplin, teori struktur puitika Melayu Abrams dan Koster, teori formula dan sistem pewarisan oleh Lord, dan fungsi oleh Dundes dan Teeuw. Adapun hasil penelitian ini, yaitu pertama, menggambarkan adanya komunikasi antara pencipta, teks, penonton, dan masyarakat yang dapat diperhatikan melalui struktur teks (1) skema alur, (2) tema, dan (3) lakuan tokoh. Kedua, fungsi, yaitu (1) fungsi afirmasi, (2) fungsi negasi, dan (3) fungsi restorasi. Ketiga, yaitu sistem pewarisan, meliputi: (1) memberikan model, (2) mencontoh model, dan (3) mempertunjukkan model. Kata Kunci: tradisi lisan, gambang rancag , struktur, fungsi, pewarisan, masyarakat Betawi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Rahmi, Rahmi, Ernawati Hamid, and Mirawati Yanita. "PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA (PADes) DI KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT." Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis 25, no. 02 (November 29, 2023): 38–45. http://dx.doi.org/10.22437/jiseb.v25i02.19324.

Full text
Abstract:
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA (PADes) DI KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ABSTRACT Rahmi1,Ernawati Hamid2, Mirawati Yanita3 1Alumni of the Agribusiness Study Program, Postgraduate Program, Jambi University 2Lecturer of the Agribusiness Study Program, Postgraduate Program, Jambi University Email : rahmirahmansp@gmail.com Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (2) Mengkaji pendapatan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (3) Menganalisis peran BUMDes dalam meningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) di Kecamatan Tebing Tinggi. Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive. Penelitian dilakukan pada Bulan November 2021 sampai dengan bulan Januari 2022. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif kualitatif, yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama yakni, untuk mendeskripsikan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, BUMDes Karya Bersama) Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Analisis Deskriptif kuantittatif, yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua yakni, mengkaji pendapatan BUMDes pada masing-masing desa penelitian dan tujuan kedua menganalisis peran BUMDes di daerah penelitian dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Berdasarkan hasil penelitian BUMDes di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat BUMDes di Kecamatan Tebing tinggi yang berperan aktif terhadap pendapatan asli desa (PADes) adalah BUMDes Maju Jaya, BUMDes Gerbang Nusantara dan BUMDes Karya Bersama. Pendapatan BUMDes yang paling berpengaruh besar terhadap peningkatan PADes salah satunya dihasilkan oleh unit usaha yang bergerak di bidang pertanian yaitu pupuk kompos. Berdasarkan kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari ketiga BUMDes yang berkontribusi dapat disimpulkan bahwa BUMDes Karya Bersama di Desa Delima memiliki kontribusi yang paling besar terhadap PADes di Kecamatan Tebing Tinggi dibandingkan BUMDes dari dua desa lainnya. Artinya BUMDes Karya Bersama memiliki peranan penting terhadap perekonomian desa di Kecamatan Tebing Tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes sebesar 59,74%, sedangkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari BUMDes Maju Jaya dan BUMDes Gerbang Nusantara masing-masing hanya sebesar 20,59 % dan 10,72 %. Kata Kunci : Peran, Pendapatan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Pendapatan Asli Desa (PADes) ABSTRACT This study aims to (1) describe the BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) in Tebing Tinggi District, Tanjung Jabung Barat Regency, (2) Assess the income of BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) in Tebing Tinggi District, Tanjung Regency. West Jabung, (3) Analyzing the role of BUMDes in increasing Village Original Income (PADes) in Tebing Tinggi District. The method of determining the research area was determined purposively. The research was conducted from November 2021 to January 2022. The analysis used in this study is qualitative descriptive analysis, which is used to answer the first objective, namely, to describe BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, BUMDes Karya Bersama) Tebing Tinggi District, Tanjung Regency. West Jabung. Quantitative descriptive analysis, which is used to answer the second objective, is to examine the income of BUMDes in each research village and the second objective is to analyze the role of BUMDes in the research area in increasing Village Original Income. Based on the results of the research, BUMDes in Tebing Tinggi District, Tanjung Jabung Barat Regency, BUMDes in Tebing Tinggi District that play an active role in village original income (PADes) are BUMDes Maju Jaya, BUMDes Gate Nusantara and BUMDes Karya Bersama. The income of BUMDes that has the most influence on the increase in PADes is produced by business units engaged in agriculture, namely compost. Based on the contribution of BUMDes income to PADes from the three contributing BUMDes, it can be concluded that Karya Bersama BUMDes in Delima Village has the largest contribution to PADes in Tebing Tinggi District compared to BUMDes from the other two villages. This means that BUMDes Karya Bersama has an important role in the village economy in Tebing Tinggi District. Based on the average value of BUMDes income contribution to PADes, it is 59.74%, while the average value of BUMDes income contribution to PADes from BUMDes Maju Jaya and BUMDes Gate Nusantara is only 20.59% and 10.72%, respectively. Keywords: Role, Income, Village Owned Enterprises (BUMDes), Village Original Income (PADes) PENDAHULUAN Amanat Undang-undang Desa Nomor 6 tahun 2014 ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Dengan mendorong pembangunan desa-desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa membentuk suatu badan keuangan yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bisa mendirikan usaha-usaha untuk meningkatkan ekenomi masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga/badan perekonomian desa yang berbadan hukum dibentuk dan dimiliki oleh Pemerintah Desa, dikelola secara ekonomis mandiri dan profesional dengan modal seluruhnya atau sebagian besar merupakan kekayaan desa yang dipisahkan. Pada akhirnya BUMDes dibentuk dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk memperkuat Pendapatan Asli Desa (PADes), memajukan perekonomian desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pendapatan Asli Desa (PADes) adalah penerimaan dari berbagai usaha pemerintah desa untuk mengumpulkan dana guna keperluan desa dalam membiayai kegiatan rutin/pembangunan. Pendapatan Asli Desa berasal dari penerimaan tanah kas desa, pasar/kios desa, pemandian umum yang diurus desa, daya tarik wisata, bangunan milik desa yang disewakan, kekayaan desa lainnya, swadaya dan partisipasi masyarakat dan gotong royong masyarakat Berdasarkan data perkembangan BUMDes di Provinsi Jambi semenjak tahun 2015 sampai dengan Tahun 2021 terdapat 1.146 BUMDes, yang terdiri dari 738 BUMDes yang masih aktif dan sebanyak 408 BUMDes yang sudah tidak aktif. Dalam perkembangannya, BUMDes di Provinsi Jambi diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori dengan indikator sebagai berikut: (1) Mandiri (laba bersih pertahun > Rp. 500 Juta) (2) Maju (laba bersih pertahun > Rp. 100 Juta) (3) Berkembang (laba bersih pertahun > Rp. 30 Juta) (4) Tidak Berkembang (laba bersih pertahun < 30 Juta) Berdasarkan data yang diperoleh dari data klasifikasi BUMDes tahun 2021 dapat dijadikan rekapitulasi untuk melihat kategori BUMDes masing-masing Kabuaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi. Berdasarkan klasifikasi dengan indikator laba bersih pertahun yang terdapat di Provinsi Jambi mayoritas BUMDes di Provinsi Jambi berada pada tahap tidak berkembang, dan sebagian lagi berkembang. Hanya terdapat empat BUMDes yang berada di kategori maju, yakni BUMDes yang berasal dari Batanghari terdapat satu BUMDes, Muaro Jambi terdapat satu BUMDes, dan Tanjung Jabung Barat terdapat 3 (tiga) BUMDes. Kategori yang terakhir yaitu kategori mandiri yang hanya berasal dari satu kabupaten yakni Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki 13 kecamatan yang terdiri dari 114 desa. Dari 114 desa tersebut hanya terdapat 68 desa yang memiliki BUMDes berstatus aktif, 46 desa berstatus tidak aktif. Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, kecamatan Tebing Tinggi memiliki semua kategori BUMDes yakni BUMDes Mandiri, BUMDes Maju, BUMDes Berkembang dan BUMDes Tidak Berkembang diantara semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Berdasarkan data BUMDes yang dipeoleh menunjukkan bahwa Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki 9 BUMDes yang terdiri dari 3 BUMDes kategori tidak berkembang, 3 BUMDes kategori berkembang, dua BUMDes kategori maju, dan 1 BUMDes kategori mandiri. BUMDes yang masuk kategori Mandiri dari Kecamatan Tebing Tinggi adalah Desa Delima. Sedangkan BUMDes yang masuk dalam kategori Maju adalah BUMDes dari Desa Adi Jaya dan BUMDes dari Desa Dataran Kempas. Pencapaian BUMDes sebagai BUMDes Maju dan Mandiri di Kecamatan Tebing Tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Tebing Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Mengkaji pendapatan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Menganalisis peran BUMDes dalam meningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) di Kecamatan Tebing Tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kecamatan Tebing Tinggi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah yang dipilih merupakan daerah di dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang memiliki BUMDes dengan kategori maju dan mandiri lebih banyak daripada semua BUMDes yang ada di Provinsi Jambi. Adapun objek dari penelitian ini adalah BUMDes dengan laba bersih dari unit usaha BUMDes lebih dari Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per-tahun. Populasi dari penelitian ini adalah BUMDes Maju Jaya Desa Adi Jaya, BUMDes Gerbang Nusantara Desa Dataran Kempas, BUMDes Karya Bersama Desa Delima, dengan unit usaha yang diteliti adalah unit usaha yang bergerak dibidang pertanian atau Agribisnis dan Pendapatan Asli Desa yang diambil atau diteliti yaitu Pendapatan Asli Desa (PADes) yang bersumber dari Hasil Usaha Desa penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2021 sampai dengan bulan Januari 2022. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Metode penarikan sampel adalah Purposive Sampling, sedangkan sampel yang digunakan adalah unit usaha BUMDes yang berkaitan dengan bidang pertanian. Jumlah sampel penelitian terdiri dari 12 orang yang merupakan orang yang mengelola masing-masing unit usaha, dimana untuk BUMDes Maju Jaya dengan unit usaha TBS terdiri dari 3 orang dan unit usaha pupuk 1 orang. BUMDes Gerbang Nusantara dengan unit usaha kompos terdiri dari 3 orang dan unit usaha jahe 2 orang, serta BUMDes Karya Bersama dengan unit usaha kompos terdiri dari 3 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Deskriptif Kuantitatif dan Kualitatif. Untuk mengetahui Peran BUMDes dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa dapat diketahui seberapa besar kontribusinya dengan Rumus Kontribusi menurut Mangkoesoebroto dan Algifari, 1992 sebagai berikut: Kontribusi = Pendapatan BUMDes x 100% ................(1) PADes HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Kecamatan Tebing Tinggi adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Tungkal Ulu. Seiring perkembangannya, kemajuan Kecamatan Tebing Tinggi sangat pesat karena didukung oleh keberadaan perusahaan besar yang bergerak di bidang industry manufaktur, kehutanan dan perkebunan. Gambaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Tebing Tinggi BUMDes adalah suatu lembaga ekonomi yang dikelola bersama oleh pemerintah dan masyarakat desa dengan tujuan perekonomian desa dengan memperhatikan potensi dan kebutuhan yang ada pada masyarakat desa (Suharyanto,2014). Adapun deskripsi BUMDes secara garis besar dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Deskripsi BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, dan Karya Bersama) No. Deskripsi BUMDes Nama BUMDes Maju Jaya Gerbang Nusantara Karya Bersama 1. Desa Adi Jaya Dataran Kempas Delima 2. Pendirian BUMDes Tahun 2016 Tahun 2016 Tahun 2016 3. Modal Awal Rp. 150.000.000,- Rp. 300.000.000,- Rp. 135.000.000,- 4. Unit Usaha (Keseluruhan) Unit usaha Tandan Buah Segar (TBS), Unit usaha Pupuk, Unit BRILink dan unit Simpan Pinjam Unit usaha pupuk kompos , unit usaha jahe, sewa ruko, BRILink, Unit pasar Unit usaha pupuk kompos, unit perdagangan, unit jasa, unit usaha wisata, unit air RO, unit BRILink 5. Unit Usaha (Pertanian) Unit Usaha Tandan Buah Segar (TBS) dan Unit Usaha Pupuk Unit usaha pupuk kompos dan unit usaha jahe Unit usaha pupuk kompos 6. Sarana Pendukung a. Pengelola Unit Usaha Tandan Buah Segar (TBS) 3 orang, Pupuk 1 orang Unit usaha pupuk kompos 3 orang dan unit usaha jahe 2 orang Unit usaha pupuk kompos 3 orang b. Prioritas Unit usaha Tandan Buah Segar (TBS) Pupuk kompos Unit usaha pupuk kompos 7. Modal Total Modal (2017-2021) =Rp. 982.521.762 Rp. 900.000.000,- Total Modal (2017-2021) = Rp. 800.000.000 8. Sumber Modal Dana Desa Dana Desa Dana Desa 9. Pendapatan BUMDes Total Pendapatan (2017-2021) = Rp.768.920.695 Total Pendapatan (2017-2021)= Rp. 895.455.661 Total Pendapatan (2017-2021) = Rp. 1.673.945.354 10. Partner Kerja Sama PT. Agro Wiyana, Fortius, Makin Group dan Palma PT. Wira Karya Sakti PT. Wira Karya Sakti Sumber: Data diolah oleh peneliti Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Permodalan BUMDes berasal dari Dana Desa yaitu Modal awal BUMDes Maju Jaya sebesar Rp. 150.000.000,- BUMDes Gerbang Nusantara sebesar Rp. 300.000.000,- dan BUMDes Karya Bersama Rp. 135.000.000,- dan dengan modal tersebut terjadi penambahan modal sampai dengan Tahun 2021 menjadi Rp. 982.521.762,- (BUMDes Maju Jaya) Rp. 900.000.000,- (BUMDes Gerbang Nusantara) dan Rp. 800.000.000,- (BUMDes Karya Bersama). Pendapatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 71 Ayat (1) menyatakan bahwa Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Pasal 72 Ayat 1 (a), disebutkan sumber pendapatan desa berasal dari Pendapatan Asli Desa (PADes) terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa. Pendapatan Asli Desa (PADes) di daerah penelitian salah satunya adalah bersumber dari BUMDes. Banyaknya unit usaha BUMDes yang dikelola tergantung kepada potensi desa itu sendiri. Unit usaha BUMDes ada yang berasal dari usaha pertanian dan non pertanian. BUMDes Maju Jaya Tujuan didirikannya BUMDes Maju Jaya adalah sebagai upaya menampung seluruh kegiatan dibidang ekonomi ataupun pelayanan umum yang dikelola Desa atau kerja sama antar desa dengan harapan kedepannya kepengurusan BUMDes Maju Jaya dapat bekerjasama dengan baik agar dapat menghasilkan hasil yang maksimal, sehingga dapat mendongkrak ekonomi masyarakat menjadi lebih baik lagi. BUMDes Maju Jaya mendapatkan Pendapatan sampai akhir tahun 2021 adalah sebesar Rp. 279.860.180,- dengan rincian pada Tabel 2. Tabel 2. Pendapatan BUMDes Maju Jaya Tahun 2017 s.d 2021 Tahun Pendapatan (Rp) Laba Bersih (Rp) Setor PADes (Rp) 2017 47.562.411 39.826.411 7.965.282 2018 107.572.000 40.530.747 8.106.149 2019 145.233.884 132.872.967 26.574.593 2020 188.692.260 167.035.499 33.407.099 2021 279.860.180 270.393.917 54.078.783 Sumber : Laporan Keuangan BUMDes Maju Jaya, Tahun 2017 s.d 2021 Berdasarkan tabel 2 di atas, pada tahun 2021 BUMDes Maju Jaya memberikan sebesar 20% ke PADes dari laba bersih yang didapatkan BUMDes Maju Jaya. Hal ini sesuai dengan aturan pembagian hasil sisa usaha. BUMDes Gerbang Nusantara Bumdes Gerbang Nusantara berperan sebagai media pemasaran dari tiap unit usaha yang dijalankannya. Modal awal dibentuknya BUMDes Gerbang Nusantra sebesar Rp.300.000.000. (tiga ratus juta rupiah). Rincian mengenai jumlah pendapatan BUMDes Gerbang Nusantara terdapat dalam Tabel 3. Tabel 3. Pendapatan BUMDes Gerbang Nusantara Tahun 2017 s.d 2021 Tahun Pendapatan (Rp) Laba Bersih (Rp) Setor PADes (Rp) 2017 98.700.570 65.870.800 13.174.160 2018 156.462.781 126.420.018 25.284.003.6 2019 245.760.870 198.356.718 39.671.343.6 2020 185.870.600 145.765.900 29.153.180 2021 208.660.840 170.856.650 34.171.330 TOTAL 895.455.661 707.270.086 141.454.017,2 Sumber : Dokumen Laporan Keuangan BUMDes Gerbang Nusantara Tahun 2017 s.d 2021 Dari Tabel 3 dapat dilihat terjadi penurunan pendapatan pada Tahun 2020, hal ini disebabkan terjadinya perubahan kepengurusan BUMDes, dengan kepengurusan baru tersebut terjadi konflik internal dalam BUMDes, sehingga terjadi penurunan pendapatan dan hanya memberikan 20% ke PADes sebesar Rp. 57.153.180,- BUMDes Karya Bersama Desa Delima merupakan desa yang mengelola BUMDes Karya Bersama. Unit usaha Karya Bersama ada yang berasal dari usaha non pertanian dan pertanian. Berdasarkan penyertaan modal sejak tahun 2016 hingga tahun 2021, BUMDes Karya Bersama mendapatkan penerimaan berjumlah Rp. 17.512.332.643 dengan pendapatan berjumlah Rp. 2.150.705.896 dan menyumbangan setoran Pendapatan Asli Desa (PADes) berjumlah Rp. 669.117.904. Rincian mengenai jumlah omset diatas terdapat dalam Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Total Penerimaan, Pendapatan dan Setoran PADes dari BUMDes Karya Bersama Tahun 2017 s.d 2021 Tahun Total Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp) Setor PAD Desa (Rp) 2017 10.960.120 7.069.410 1.413.882 2018 800.486.236 690.840.036 158.168.006 2019 796.468.237 672.585.226 174.800.000 2020 650.782.600 579.462.324 211.907.000 2021 740.490.565 476.760.542 378.705.425 TOTAL 2.999.187.758 2.426.717.538 924.994.313 Sumber: Profil BUMDes Karya Bersama, Tahun 2017 s.d 2021 Dari tabel 4 dapat dilihat bagi hasil sisa usaha 40% hasil dari pendapatan BUMDes diperuntukkan untuk PADes, dengan demikian semakin besar pendapan BUMDes maka semakin besar pula pendapatan desa yang dihasilkan Analisis Peran BUMDes dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa Kontribusi Pendapatan BUMDes terhadap pendapatan PADes Peran BUMDes terhadap peningkatan PADes dapat dilihat melalui semakin tinggi pendapatan BUMDes maka semakin besar pula kontribusi pendapatan yang disumbangkan ke Pendapatan Asli Desa. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi pendapatan BUMDes dapat mencerminkan peningkatan PADes. Pada akhirnya BUMDes dibentuk dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk memperkuat Pendapatan Asli Desa (PADes), memajukan perekonomian desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Tabel 5. Kontribusi Pendapatan BUMDes terhadap pendapatan PADes Tahun 2017 s.d 2021 BUMDes Tahun Setor BUMDes ke PADes TOTAL PADes Persentase (%) Maju Jaya 2015 0 0 0 2016 0 0 0 2017 7.965.282 45.000.000 17,70 2018 8.106.149 125.000.000 6,48 2019 26.574.593 45.000.000 59,05 2020 33.407.099 614.817.305 5,43 2021 54.078.783 378.705.425 14,28 Gerbang Nusantara 2015 0 0 0 2016 0 0 0 2017 13.174.160 121.580.000 10,84 2018 25.284.003 216.002.000 11,71 2019 39.671.343 319.000.600 12,44 2020 29.153.180 427.670.000 6,82 2021 34.171.330 289.900.000 11,79 Karya Bersama 2015 0 0 0 2016 0 0 0 2017 0 0 0 2018 276.336.014 315.700.000 87,53 2019 269.034.090 392.670.000 68,51 2020 231.784.930 419.787.000 55,21 2021 190.704.217 218.090.000 87,44 Sumber : Data diolah oleh peneliti Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa keberadaan BUMDes memberikan kontribusi yang tinggi terhadap peningkatan PADes. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dibentuknya BUMDes pada Permendes No.4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa Pasal 3 yaitu meningkatkan perekonomian desa. Keberadaan BUMDes Maju Jaya, Gerbang Nusantara, dan Karya Bersama memainkan peran yang sangat penting terhadap Pendapatan Asli Desa. Hal tersebut tentunya berhubungan dengan hasil masing-masing unit usaha dalam menjalankan bisnisnya. Dari pencapaian inilah memberikan pengaruh yang baik dalam peningkatan PADes. Gambar 1. Grafik persentase kontribusi Pendapatan BUMDes terhadap PADes Berdasarkan gambar 1 kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari ketiga BUMDes yang berkontribusi dapat disimpulkan bahwa BUMDes Karya Bersama di Desa Delima memiliki kontribusi yang paling besar terhadap PADes di Kecamatan Tebing Tinggi dibandingkan BUMDes dari dua desa lainnya. Artinya BUMDes Karya Bersama memiliki peranan penting terhadap perekonomian desa. Berdasarkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes sebesar 59,74%, sedangkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari BUMDes Maju Jaya dan BUMDes Gerbang Nusantara masing-masing hanya sebesar 20,59 % dan 10,72 %. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chikamawati (2015) menghasilkan kesimpulan bahwa BUMDes salah satu pilar pembangunan desa yang digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagai sebuah sentral ekonomi desa, diharapkan BUMDes mempunyai peran dalam pembangunan desa yang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat desa, dan peningkatan terhadap ekonomi desa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut BUMDes di Kecamatan Tebing tinggi yang berperan aktif terhadap pendapatan asli desa (PADes) adalah BUMDes Maju Jaya, BUMDes Gerbang Nusantara dan BUMDes Karya Bersama. Pendapatan BUMDes yang paling berpengaruh besar terhadap peningkatan PADes salah satunya dihasilkan oleh unit usaha yang bergerak di bidang pertanian yaitu pupuk kompos. Dan berdasarkan kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari ketiga BUMDes yang berkontribusi dapat disimpulkan bahwa BUMDes Karya Bersama di Desa Delima memiliki kontribusi yang paling besar terhadap PADes di Kecamatan Tebing Tinggi dibandingkan BUMDes dari dua desa lainnya. Artinya BUMDes Karya Bersama memiliki peranan penting terhadap perekonomian desa di Kecamatan Tebing Tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes sebesar 59,74%, sedangkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari BUMDes Maju Jaya dan BUMDes Gerbang Nusantara masing-masing hanya sebesar 20,59 % dan 10,72 %. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Maria Rosa Ratna. 2016. “Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pada Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Studi Pada Bumdes Di Gunung Kidul, Yogyakarta”, MODUS Vol.28 (2): 155-167, 2016. Bahareh Ansari dan Mirdamadi. 2013. Sustainable Entrepreneurship in Rural Areas’ Research Journal of Environmental and Earth Sciences. 5(1), pp. 26–31. doi: 10.19026/rjees.5.5635. Chikamawati, Zulifah. 2015. Peran BUMDes Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Melalui Penguatan Sumber Daya Manusia. Skripsi. Universitas Soedirman. Jawa Tengah. Dipublikasikan. http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/view/603. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2021. Laporan Rincian Keuangan BUMDes Maju Jaya. Jambi. Hernanto F. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Infobumdes. 2021. 5 Sektor Prioritas BUMDes. Diakses di https://infobumdes.id/5-sektor-prioritas-bumdes/. Pada tanggal 12 Januari 2022 Maryunani. 2008. Pembangunan Bumdes dan Pemerdayaan Pemerintah Desa. Pustaka Setia. Bandung. Modal BUMDes. 2021. Diakses di : https://infobumdes.id/modal-bumdes/. Pada Tanggal 12 Januari 2022. Permendes PDTT. 2020. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 13 Tahun 2020. PDTT, Pemendes, (16), pp. 1689–1699. Putra, A. R. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Pupuk Organik Darul Fallah (Studi Kasus: Unit Pupuk Organik Pondok Pesantren Darul Fallah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Agribisnis IPB. Diakses di https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60399. Pada tanggal 12 Januari 2022 Romadhon. 2020. Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Teluk Pandan Rambahan Kabupaten Tebo. UIN Sultan Thaha Saipuddin Jambi. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press. Jakarta. Wiryanta, Bernadinua T. Wahyu. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan. Cetakan Pertama. Yunus. 2011. Kontribusi Usaha Budidaya Rumput Laut Terhadap Pendapatan Keluarga. Jurnal Penelitian Universitas Hasanudin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Iqfani, Iqbal. "Analisi perancangan feature program "secangkir kopi dan sebait syukur"." Inter Community: Journal of Communication Empowerment 3, no. 1 (May 31, 2022): 69. http://dx.doi.org/10.33376/ic.v3i1.1145.

Full text
Abstract:
Analisis Perancangan Program Feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur” Iqbal Iqfani¹ Kurnia² 1,2 Ilmu Komunikasi, STIKOM, Inter Studi1 Iqbaliqfani@gmail.com 2 kurnia.add@gmail.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan bertujuan untuk memahami dan menganalisis tahapan pada perancangan sebuah karya feature melalui pendekatan objek kajian karya feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur”. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode tringulasi yaitu menggabungkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara mendalam dengan narasumber, serta data yang terdokumentasi untuk mendapatkan gambaran data yang valid. Informan pada penelitian merupakan informan yang dipilih berdasarkan pengetahuan, pemahaman dan penguasaan objek penelitian yang dalam hal ini melibatkan narasumber yang secara langsung terlibat dalam perancangan program feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur” antara lain Produser, Director dan Editor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam perancangan program feature melibatkan tahapan detail yang melibatkan tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi yang pelaksanaannya harus terintegrasi. Persiapan proses rancangan yang matang serta komunikasi yang efektif pada tahapan evaluasi pasca produksi akan sangat menentukan untuk keberhasilan tayangan feature.Kata Kunci: Analisis Perancangan Program, Program Feature, Produksi Feature Abstract. This study aims to understand and aims to understand and analyze the stages in the design of a feature work through the object study approach of the feature work "Secangkir Kopi Sebait Syukur". This research was conducted with a qualitative approach. This type of research is descriptive and the data collection technique used is the triangulation method, which combines data obtained from observations, in-depth interviews with sources, and documented data to get a valid picture of the data. Informants in the study were informants who were selected based on their knowledge, understanding and mastery of the object of research, which in this case involved resource persons who were directly involved in the design of the feature program " Secangkir Kopi Sebait Syukur " including Producers, Directors and Editors. The results of this study indicate that the feature program design involves detailed stages involving pre-production, production and post-production stages whose implementation must be integrated. Careful preparation of the design process and effective communication at the post-production evaluation stage will be crucial for the success of feature broadcasts.Keywords: Program Design Analysis, Feature Program, Feature Production 1. PendahuluanTeknologi komunikasi modern telah membawa revolusi dalam dunia komunikasi massa, termasuk pada penyiaran televisi yang saat ini dihadapkan pada tantangan untuk dapat mengoptimalkan penyiaran programnya melalui media baru (Kant, 2014). Berkembangnya media komunikasi juga membawa tantangan kreatifitas program dimana pendekatan program menjadi bagian dari perkembangan media penyiaran (Baker, 2011).Televisi merupakan salah astu media penyiaran yang memiliki dampak luas pada kehidupan masyarakat dan menjadi sarana komunikasi penyiaran yang bersifat edukatif, informatif, persuasif, dan menghibur (Triyana, 2021). Namun saat ini siaran TV konvensional harus dihadapkan dengan persaingan siaran media steaming video online yang mendominasi konsep penayangan program (SimilarWeb, 2020). Penyedia layanan televisi cenderung menghadapi penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir (Tony Maglio, 2017). Digitalisasi media menghadapkan penyiaran televisi pada tantangan untuk tidak hanya dapat memproduksi program bermutu tetapi juga memiliki strategi penyiaran program melalui beragam media broadcasting yang tepat untuk menjangkau audiens (Antv, 2020).Berkembangnya digitalisasi media juga berdampak pada perpindahan sistem penyiaran dari sistem analog ke digital, dengan dukungan kebijakan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja pemerintah mendorong digitalisasi pertelevisian di Indonesia (Yuniarto, 2020). Hal ini tentu membuka peluang potesi perkembangan dan keragaman konsep program pada penyiaran televisi di Indonesia. Feature program merupakan salah satu konsep tayangan yang masih banyak digunakan dalam memberikan informasi, inspirasi dan edukasi pada media televisi (Rangga, 2019). Dengan berkembangnya digitalisasi pilihan konsep program featre juga semakin beragam baik dari sisi kosep gagasan programnya hingga konsep penyiaran medianya (Dewi, 2016). Maka dalam merancang program feature yang menarik minat penonton program feature harus dikemas dengan tahapan strategi yang sesuai dengan sudiensnya, mulai dari konsep program, strategi produksi hingga strategi penyiaran pasca produksi ().Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis tahapan pada perancangan sebuah karya feature melalui pendekatan objek kajian karya feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur”. 2. Literatur ReviewProgram Acara TelevisiProgram acara televisi dibagi menjadi dua pilihan, yaitu program berita dan program non berita. Pada Program berita merupakan suatu bentuk laporan yang berupa fakta ataupun kejadian yang terjadi dan memiliki makna berita kemudian ditayangkan melalui suatu media secara periodik. Dalam program berita inipun dibagi menjadi dua bagian yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (Soft news) (Novalia Agung Wardjito Ardoyo, 2018). Berita keras (hard news) yaitu berita yang memiliki unsur permasalahan dan emosional yang berhubungan dengan audiens sedangkan berita lunak (soft news) yaittu berita yang mengaitkan suatu kejadian umum yang bernilai perlu di lingkungan masyarakat dan tidak melibatkan atau berhubungan dengan tokoh masyarakat. Konsep program televisi juga dapat berupa Program Non-Berita yang memiliki banyak jenis, diantaranya yaitu (Maharani, 2009) : Program Talk Show, Program documenter, Program Feature, Program Magazine, Program Sport dan Program Doku-Drama.Program Talk Show adalah program yang menyajikan pembahasan antara komunikator dengan seorang yang merupakan human interest untuk membahas tentang seseorang atau sesuatu yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk dibicarakan sehingga membentuk sebuah informasi (Tondo et al., 2016). Sedangkan program documenter yang menyajikan suatu fakta atau kejadian nyata objektif yang berhubungan dengan kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata suatu cara hidup makhluk (I. Setiawan et al., 2017).Program Feature yaitu sebuah program yang menjelaskan suatu pokok bahasan, suatu tema, diungkapkan melalui berbagai sudut pandang yang saling berkesinambungan, mengurai, menyoroti secara kritis dan disiapkan dengan berbagai format (Dewi & Adi, 2016). Program magazine mirip dengan feature karna menyajikan suatu pembahasan dari aspek permasalahan bedanya program magazine tidak hanya meyoroti suatu pokok permasalahan tetapi membahas dari beberapa aspek bidang kehidupan. (Bina & Informatika, 2019). Sedangkan program Doku-Drama adalah program video yang diatur kembali untuk suatu kisah yang pernah terjadi dalam bentuk documenter yang didramakan (Berliana et al., 2021). Definisi dan Karakter Program FeatureFeature merupakan suatu rancangan karya yang kreatif untuk menyampaikan informasi dan menyenangkan masyarakat tentang aspek kehidupan yang berkaitan pada mata pencaharian, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia wisata, dll (Pujiharto et al., 2021). Program Feature merupakan suatu program yang mengangkat pembahasan secara lengkap dengan menyoroti berbagai format dan kreasi yang memiliki tujuan untuk memberikan hiburan serta informasi edukatif sehingga dapat membuat penonton terinspirasi oleh tayangan dari program tersebut (Dewi & Adi, 2016).Program Feature yang mengambil ketertarikan manusia ataupun yang menarik untuk mengundang rasa simpati dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Adapun beberapa karakteristik dari program feature ini yaitu : (Kurniawan, 2017); kretaivitas, variatif, subjektifitas dan oinformatif.Dalam program feature kreatifitas membutuhkan pemikiran dan imajinasi dalam menemukan atau mencari sebuah objek yang kekhasan dan ciri dalam identitas katya feature (Harahap, 2020). Variatif merupakan karakterisktik kemasan program feature, dimana program feature dapat tetap dikemas dengan beragam konsep format sehingga tdk membuat jenuh penonton (RPJMD, 2021). Dalam karya feature subyektifitas merupakan karakter yang mencirikan kekuatan sudut pandang penceritaan serta wawasan yang dapat menggambarkan peristiwa secara jelas dan mendalam agar informasi yang disampaikan lebih detail (Indonesia, 2020). Karakteristik informatif dalam feature memberikan penonton topik dan dan membantu penonton untuk mendapatkan sebuah informasi (Arum Sawitri, 2014). Proses Produksi dalam Feature ProgramDalam produksi siaran televisi, visual menjadi hal yang penting untuk menarik setiap penonton maka dari itu diperlukan komposisi komposisi dari video yang terbaik atau disebut dengan komposisi framing dengan sederhana dapat dimengerti sebagai aturan tata letak subyek pengambilan gambar menggunakan kamera, komposisi pada video membantu visual untuk bisa berkomunikasi dengan penonton secara lebih efisien, powerful dan cepat (Ramadiana Ayu, n.d.).Dalam tahapan pembuatan produksi program feature memerlukan waktu yang tidak sebentar karna mengaitkan ketelitian dalam Menyusun sebuah gambar, penataan suara, dan banyak aspek lainnya. Berikut ini adalah beberapa tahapan produksi dalam program feature antara lain menetapkan gagasan yangd apat bersumber dari pengalaman diri sendiri, dimana ide yang muncul dalam pikiran Ketika seseorang memiliki pengalaman berharga dan hanya orang yang mengalami itu sendiri yang mengetahuinya. Gagasan juga dapat bersumber dari jaringan atau informan, kekuatan dalam jaringan untuk menginformasikan sesuatu yang unik dan dapat memunculkan kejutan yang berharga Ketika seseorang memiliki jaringan dan menjaga hubungan yang baik untuk mendapatkan sumber informasi yang berharga (Fay, 1967).Tahapan berikutnya setelah penetapan gagasan adalah perancangan program feature dengan menyusun rangkaian rencana atau kerangka cerita mulai dari daftar pertanyaan, jadwal, shooting atau peliputan, wawancara, editing, budgeting dan lainnya (Erlina et al., 2016). Membuat struktur rangkaian cerita juga harus ditetapkan pada tahap pra poduksi agar feature dapat tersusun dengan baik dan jelas dan dapat memiliki nilai yang penting dalam alur cerita (Desain et al., 2018).Sebuah karya feature membutuhkan observasi maupun riset mendalam khususnya melibatkan narasumber sebagai sumber informasi untuk mengembangkan suatu cerita yang menarik pada cerita yang digagaskan, dengan adanya narasumber informasi serta keakuratan data dapat memperkuat alur cerita pada feature (A. Setiawan, n.d.).Tahapan berikutnya pada pra produksi feature adalah penetapan shoot list yang berisikan gambaran yang berupa penjabaran tentang sususan atau urutan gambar yang akan direkam oleh kamera seperti titik lokasi, aktifitas keseharian narasumber, ataupun peristiwa yang berkaitan dengan program (Trasuka et al., 2021).Setelah pembuatan shoot list tahapan selanjutnya yaitu menyiapkan jadwal berdasarkan gambar yang disesuaikan dengan mempertimbangkan narasumber Penyusunan Jadwal dan Menyiapkan Perlengkapan; menyiapkan jadwal berdasarkan gambar yang disesuaikan dengan mempertimbangkan narasumber serta Perlengkapan yang harus disiapkan salah satu contohnya adalah kamera, jenis kamera yang akan digunakan, mic wireless, lighting, stabilizer dan dicek Kembali apakah sudah berfungsi dengan baik keseluruhan yang telah disiapkan (Dursun, 2012).Mengambil Gambar; melakukan take gambar untuk melihat hasil gambar yang berkualitas dapat mempergunakan cahaya lampu ataupun cuaca yang bersahabat (Eps et al., n.d.).Menyusun Gambar dan Menuliskan Narasi; penulisan narasi atau naskah feature disesuaikan dengan tema yang telah direncanakan, serta sesuai dengan sudut pandang, hasil wawancara, dan suara pendukung.Penyuntingan program; mengedit dan menyunting hasil visual dan audio yang diproduksi agar selaras dengan gagasan penceritaan programDari tahapan tahapan diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan parancangan program feature melibatkan proses pra produksi, produksi dan pasca produksi (Endayani et al., 2019). 3. MetodologiPenelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan deskriptif dengan teknik pengumpulan sebuah data yang dijalankan adalah menggunakan metode tringulasi yaitu menggabungkan data yang didapat dari sebuah observasi, wawancara mendalam dengan narasumber, serta data yang terdokumentasi untuk mendapatkan gambaran data yang valid. Informan pada penelitian merupakan informan yang dipilih berdasarkan pengetahuan, pemahaman dan penguasaan objek penelitian yang dalam hal ini melibatkan narasumber yang secara langsung terlibat dalam perancangan program feature “Secangkir Kopi Sebait Syukur” antara lain Produser, Director dan Editor.Data diolah melalui transkripsi dan pengkodean (Coding) untuk dapat dianalisis, diintepretasi disimpulkan dan diverifikasi. Adapun teknik konfirmasi data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode triangulasi sumber juga triangulasi teori. 4. Hasil dan PembahasanProses produksi dalam feature program yang berjudul “secangkir kopi dan sebait syukur” diawali dengan tahapan awal yaitu adalah penetapan gagasan program. Berawal dari ide produser yang menginginkan pemuda masa kini dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga bisa berpenghasilan tidak hanya sebagai karyawan dan memotivasi kalangan muda untuk menjadi mental pengusaha. Hal ini dilihat Ketika produser mengetahui pedagang kecil berpenghasilan 3 kali lipat dari umr. Guna mendorong semangat kalangan muda untuk dapat berfikir menciptakan lapangan pekerjaan produser membuat tayangan feature sebagai bentuk acuan motivasi kepada orang orang yang menonton.Tidak mudah untuk melakukan proses pembuatan feature ini, produser membutuhkan persiapan yang matang dengan menyiapkan sebuah konsep, mencari refrrensi dan menerapkan narasumber yang tepat untuk keberlangsungan pembuatan proses feature ini. Adapun beberapa Langkah yang dilakukan produser yaitu pra-produksi ,produksi serta pasca produksi. Pada pra produksi produser menyiapkan dan membuat shootlist. Shoot list berisikan gambaran berupa penjabaran tentang sususan atau susunan gambar yang telah direkam kamera contohnya titik lokasi, aktifitas keseharian narasumber, ataupun peristiwa yang berkaitan dengan program.Jadwal shooting menjadi salah satu hal penting dalam pembuatan feature ini karena produser harus mencocokan jadwal dengan kru ataupun narasumber yang terkait agar proses shooting berjalan dengan lancer dalam pemilihan kru juga termasuk bagian penting dalam keberlangsungan shooting dan yang dibutuhkan selain jadwal ataupun shootlist yaitu tidak lain alat alat yang mendukung seperti kamera,lighting,tripod,clip on,stabilizer dan ini memerlukan biaya produksi yang tidak sedikit, produser menyiapkan dana sebesar 8 juta rupiah untuk membuat feature ini. Dana atau kebutuhan yang diperlukan untuk proses pembuatan feature ini digunakan untuk menyewa alat seperti kamera ataupun lighting serta untuk insentif ataupun kosumsi para kru. Menurut saudara Rizki selaku produser dalam proses pembuatan feature tidak selalu berjalan dengan lancar pada saat berlangsungnya pembuatan produksi feature ini produser memiliki beberapa kendala yaitu salah satuny kendala pada audio seperti kendaraan yang lewat sehingga mengganggu proses syuting karna lokasi yang ditentukan berada di kedai kopi narasumber yang bertempat di pinggir jalan raya selain itu Teknik oencahayaan yang diatur agar pencahayaan dapat terlihat natural. Produser mengungkapkan dalam proses pembuatan feature dibutuhkan komunikasi yang baik karna komunikasi kunci pasca produksi, dibutuhkan kurang lebih waktu 6 hari untuk proses editing pembuatan feature ini dan Teknik editing yang digunakan yaitu raft cut memasukan transisi dan bumper lalu membuat subtitle untuk menyempurnakan hasil dari feature ini. Adapun strategi penyiaran program pada feature “secangkir kopi dan sebait syukur” ini melalui media televisi untuk dapat ditonton dan menginspirasi banyak orang untuk membuka usaha serta menanyakan pendapat dari dampak setelah tayangan ini ditayangkan.Keseluruhan pendekatan strategi ini diharapkan dapat menciptakan pemikiran positive penayangan “secangkir kopi dan sebait syukur”. Saudara risky selaku produser juga menyatakan bahwa penayangan feature ini agar dapat menjadikan contoh untuk kalangan muda agar dapat bertekat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan tidak menjadikan mental budak karyawan. Apabila program penayangan ini memiliki banyak dampak bagi penonton semoga dapat menginspirasi banyak orang dan tertarik untuk berfikir sama dengan tujuan penayangan ini. 4. Kesimpulanpada hasil penelitian serta bahasan, bisa ditarik kesimpulan berikutini : Produser membuat feature ini untuk memotivasi kalangan muda untuk membuka peluang berbisnis dan lowongan pekerjaan sebanyak banyak serta mengubah mindset bahwasannya dengan membuka usaha kecil kecilan dapat menghasilkan sebuah oendapatan yang lebih dari oenghasilan UMRDengan mengawali usaha kecil kecilan penuh rasa percaya diri dan pikiran yg positif akan menghasilkan sebuah keberhasilan yang dapat mencipakan rasa syukur yang cukup. Dari tayangan feature ini juga dapat memajukan perekonomian perkopian yang bermula dari kopi pinggir jalan menjadi cabang cafe kopi diberbagai tempat. Persiapan proses rancangan yang matang serta komunikasi yang lancar untuk menghasilkan tayangan feature juga sangat dibutuhkan agar dapat berhasil menyampaikan isi tayangan kepada khalayak penonton. DAFTAR PUSTAKAAntv, D. (2020). Penggunaan Dan Pemenuhan Kebutuhan Pemirsa Drama Serial Sebagai Upaya Mempertahankan Tayangan Program Televisi India. 3(2), 300–313.Askurifai, & Zakiah, K. (2015). PELATIHAN PRESENTER Tv CILIK BAGI SISWA SD SE-KECAMATAN CICALENGKA KABUPATEN BAN DUNG DALAM PERSPEKTIF LITERASI MEDIA 1Askurifai,. Prosiding SNaPP201SSosial, Ekonomi, Dan Humaniora.Baker, C. C. (2011). Instilling Creativity in Broadcast Media Design Students: Creative Processes in Applied Video Aesthetics. International Journal of Learning and Media, 3(2). https://doi.org/10.1162/ijlm_a_00071Berliana, R. A., Pamonojati, T. A., Sos, S., & Ds, M. (2021). Produksi Film Dokumenter “ Suara Ludruk ” ( Film Dokumenter mengenai Eksistensi Ludruk di Jawa Timur ) Production of the Documentary Film “ Suara Ludruk ” ( Documentary Film about the Existence of Ludruk in East Java ). 8(2), 1973–1982.Bina, U., & Informatika, S. (2019). PROGRAM TELEVISI MAGAZINE SHOW PENGUSUL. 1–22.Desain, S., Visual, K., Kreatif, F. I., & Telkom, U. (2018). EDITING FEATURES TELEVISI TENTANG BATIK TULIS GARUT EDITING FEATURES TELEVISION ABOUT BATIK TULIS GARUT . 5(3), 935–939.Dewi, D. S., & Adi, A. E. (2016). Perancangan Program Televisi Feature Tentang Produk Ramah Lingkungan Di Bandung. E-Proceeding of Art & Design, 3(3), 415–422.Dursun, P. (2012). No : 37–39.Endayani, H., Satul, A., Abdul, I., Suratno, Belajar, H., Siswa, P., Negeri, S. D. M. P., Madiun, K., Contoh, B., Issa, J., Tabares, I., Objek, P. B. B., Hasil, L., Informasi, T., Aradea, Ade Yuliana, H. H., Pattiserlihun, A., Setiawan, A., Trihandaru, S., Fisika, P. S., … García Reyes, L. E. (2019). PENINGGALAN SEJARAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DALAM PENANAMAN NILAI-NILA KEBANGSAAN PENDAHULUAN Banyuwangi Merupakan Wilayah Yang Memiliki Beberapa Daerah Yang Berpotensi Memiliki Situs Peninggalan Sejarah Yang Sampai Saat Ini Masih Ada Namun Kondisi, 1(1), 41–57. Eps, D., Rel, G., & Semarang, L. (n.d.). Teknik Pengambilan Gambar Feature Acara Tempoe.Erlina, E., Adi, A. E., Kreatif, F. I., & Telkom, U. (2016). MANAJEMEN PRODUKSI PADA PERANCANGAN FEATURE TELEVISI TENTANG PRODUK RAMAH LINGKUNGAN DI BANDUNG PRODUCTION MANAGEMENT IN FEATURE TELEVISION ABOUT DESIGNING ENVIRONMENTALLY FRIENDLY PRODUCTS IN BANDUNG. 3(3), 730–737.Fay, D. L. (1967). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 34–59.Harahap, E. P. (2020). Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. 10(2), 50–59.Indonesia, S. (2020). Subjektivitas Penulisan Feature Human Interest. 4,6677.http://journal2.um.ac.id/index.php/basindo/article/view/14738Kant, R. (2014). “Television and Creativity.” May.Kurniawan. (2017). No 87(1,2), 149–200.Maharani, Y. V. (2009). KULIAH KERJA MEDIA 2009 PROSES PELAKSANAAN PROGRAM ACARA “ DUPEN ” ATAU DUNIA PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN.Novalia Agung Wardjito Ardoyo. (2018). Pengaruh Program 86 Net Tv Terhadap. Jurnal Pustaka Komunikasi, 1(1), 147–154.Produksi Program Acara Berita. (2014). 1–11.Pujiharto, P., Soleh, R., & Anwar, S. (2021). Pelatihan Penulisan Feature Pengalaman Warga Selama Masa Pandemi di Desa Tamantirto, Kasihan, Bantul. Bakti Budaya, 4(1), 47–56. https://doi.org/10.22146/bakti.v4i1.1284ramadiana ayu. (n.d.).RPJMD. (2021). No. 6.Setiawan, A. (n.d.). Project Pembuatan Majalah “ Katalis ” SUMMARY TUGAS AKHIR Penyusun Nama NIM Ardhi Setiawan.Setiawan, I., Tinggi, S., & Bandung, T. (2017). DOKUMENTER TV : “ UDJO & SAUNG ANGKLUNG ” SEBAGAI MANIFESTASI BUDAYA SUNDA TV DOCUMENTER : “ UDJO & SAUNG ANGKLUNG ” AS MANIFESTATION OF SUNDANESE CULTURE Bagi masyarakat Indonesia dan dunia , nama tokoh musik angklung Jawa Barat . Kiprahnya sanggar Angkl. 1(378), 89–104.SimilarWeb. (2020). Netflix App Ranking and Market Share Stats in Google Play Store.Tondo, H., Rembang, M. R., & Kalangi, J. S. (2016). Analisis semiotika komunikasi pada program acara talkshow sarah sechan di Net. Tv. Media Neliti, 5(4), 1–10.Tony Maglio. (2017). “How much each broadcast net’s TV ratings are down from last year — so far.”Trasuka, A. D. W. I., Komunikasi, J. I., Ilmu, F., Dan, S., Politik, I., & Sriwijaya, U. (2021). MANAJEMEN PRODUKSI PRODUCTION HOUSE MUSI KREATIF INDONESIA DALAM PEMBUATAN VIDEO KLIP BUDI DOREMI “ TOLONG .”Triyana, A. F. P. (2021). Strategi Programming Program Indonesia Pintar SCTV. Inter Script: Journal of Creative Communication, 2(1), 1–14. https://journal.interstudi.edu/index.php/interscript/article/view/437v. M. buyanov. (1967).. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Chusmeru, Chusmeru. "Makna Komunikasi di Balik Makanan Tradisional." Journal Acta Diurna 16, no. 1 (July 2, 2020). http://dx.doi.org/10.20884/1.actadiurna.2020.16.1.2338.

Full text
Abstract:
Indonesia memiliki beragam makanan tradisional yang khas di berbagai daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam makanan tradisional di Indonesia dan makna komunikasi di balik makanan tradisional tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kulatitatif dengan informan mahasiswa yang dipilih dengan teknik purporsive sampling. Pemilihan informan didasarkan pada asal daerah mahasiswa yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Hasil penelitian menjukkan, bahwa meskipun makanan import banyak terdapat di Indonesia, namun makanan tradisional berbagai daerah masih dapat ditemui dan tidak ditinggalkan oleh masyarakat. Makanan tradisional berbagai daerah masih bisa bertahan, karena memiliki makna komunikasi di masayarakat. Makna yang terdapat di balik makanan tradisional adalah sebagai bagian dari ritual siklus kehidupan, simbol persaudaraan, serta akulturasi dua budaya yang berbeda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Andina, Elga. "Peran Pemerintah Daerah dalam Implementasi Program Kartu Prakerja di Provinsi Jawa Barat." Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial 13, no. 1 (June 30, 2022). http://dx.doi.org/10.46807/aspirasi.v13i1.2994.

Full text
Abstract:
The Pre-Employment Card Program is a responsive policy due to the difficulty of getting a job, especially during the pandemic. Subnational governments are expected to play roles in (1) socialization; (2) provision of data on training institutions; (3) provision of data on manpower needed in the region; and (4) facilitation of participant registration. This study conducted a formative evaluation to find out the role of the subnational government in supporting the implementation of the Pre-Employment Card Program in West Java Province who holds the highest number of the Pre-Employment Card Program beneficiary in Indonesia. The data were obtained from interviews with officers of the Manpower and Transmigration Office of West Java Province, the Bandung City Manpower Office, the Social Service of West Java Province, labor union, and the Indonesian Employers' Association of West Java Province. Using the narrative analysis technique, it can be concluded that the role of subnational government in the Pre-Employment Card Program is minimal, which only acts as spectators. Of the four mandated roles, the West Java subnational government can only socialize and provide facilitation services for registration and selection of types of training. Therefore, Commission IX needs to encourage the central government to provide access and space for the subnational government to carry out its roles in order to increase the effectiveness of the implementation of the Pre-Employment Card Program. There’s also a need to encourage the subnational government to stimulate the labor market in its region to absorb graduates of the Pre-Employment Card Program training.Abstrak:Program Kartu Prakerja merupakan kebijakan responsif atas kekhawatiran sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di masa pandemi. Pemda diharapkan berperan dalam (1) sosialisasi; (2) penyediaan data lembaga pelatihan; (3) penyediaan data kebutuhan tenaga kerja di daerahnya; dan (4) fasilitasi pendaftaran peserta. Penelitian ini melakukan evaluasi formatif untuk mengetahui bagaimana peran pemda dalam mendukung pelaksanaan Program Kartu Prakerja Provinsi Jawa Barat yang merupakan daerah penerima Program Kartu Prakerja tertinggi di Indonesia. Data diperoleh melalui wawancara dengan pejabat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung, Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, serikat pekerja, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi Jawa Barat. Dengan teknik analisis naratif, dapat disimpulkan minimnya peran pemerintah daerah (pemda) dalam Program Kartu Prakerja yang hanya bertindak sebagai penonton. Dari empat peran yang diamanatkan, pemda Jawa Barat baru dapat melakukan sosialisasi dan memberikan layanan fasilitasi pendaftaran dan pemilihan jenis pelatihan. Oleh karena itu, Komisi IX perlu mendorong pemerintah pusat untuk memberikan akses dan ruang bagi pemda untuk melaksanakan perannya sehingga dapat meningkatkan efektivitas implementasi Program Kartu Prakerja. Selain itu, pemerintah pusat juga perlu mendorong pemda menggeliatkan pasar tenaga kerja di daerahnya untuk menyerap lulusan pelatihan Program Kartu Prakerja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Rachim, Widyani, Kuswandewi Mutiara, and Chrysanti Murad. "Gambaran Perilaku Masyarakat dalam Pencarian Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut di Wilayah Kejadian Luar Biasa Avian Influenza Pada Unggas di Jawa Barat Tahun 2014." Jurnal Sistem Kesehatan 2, no. 1 (September 5, 2016). http://dx.doi.org/10.24198/jsk.v2i1.10408.

Full text
Abstract:
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi penyebab utama morbiditas pada anak di dunia, dengan insidensi sebesar 17% pertahun di Indonesia. Virus utama penyebab ISPA adalah virus Influenza, yang memiliki daya mutasi yang cepat dan dapat menyebabkan penyakit endemik seperti infeksi Avian Influenza. Cara masyarakat dalam mencari pengobatan berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas penyakit ini, sehingga penting untuk diketahui agar dapat dilakukan intervensi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pemilihan pengobatan pada masyarakat dengan ISPA di daerah endemik Avian Influenza pada unggas. Penelitian ini menggunakan desain survey potong lintang deskriptif kuantitatif dengan wawancara menggunakan kuesioner. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder pada penelitian di Kabupaten Indramayu dan Majalengka bulan Juli-Desember 2014. Pola pengobatan responden sangat bervariasi. Lebih dari setengah responden (50-70%) memilih mengobati sendiri penyakit mereka dan ke tenaga medis saat penyakit tidak sembuh atau gejala yang dirasakan berat. Pengobatan tahap pertama yang paling banyak dipilih adalah pengobatan sendiri menggunakan obat bebas. Sebagian besar (±80%) mengakhiri pengobatan setelah menemui tenaga medis. Tidak terdapat perbedaan dalam pola pengobatan antar kategori umur balita, anak, dan dewasa. Faktor yang mempengaruhi pemilihan pengobatan antara lain faktor biaya, jarak, dan kondisi sakit keluarga.Kata Kunci. Avian Influenza, Infeksi Saluran Pernapasan Akut, pola pencarian pengobatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography