To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kain.

Journal articles on the topic 'Kain'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kain.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Czaja, Dariusz. "Grzech Kaina. Nowe konteksty interpretacyjne." Etnolingwistyka. Problemy Języka i Kultury 28 (September 22, 2016): 277. http://dx.doi.org/10.17951/et.2016.28.277.

Full text
Abstract:
<p>Zamierzeniem autora jest nowa interpretacja biblijnej historii Kaina i Abla. Autor uznaje perykopę z Genesis za tekst niejednoznaczny, wymagający nowej interpretacji antropologicznej. Sugeruje, że sens historii Kaina i Abla wykracza poza znane interpretacje: Jacka Filka Ponura twarz Kaina (interpretacja filozoficzna), Alana Aycocka Piętno Kaina (wykładnia antropologiczna) oraz Jose Saramago Kain (ateistyczny punkt widzenia). Prezentuje jej nową wykładnię, którą nazywa misteryjną. Stara się znaleźć odpowiedzi na pytania: Dlaczego Kain zabił? Czy mógł nie zabić? Dlaczego Pan przyjął ofiarę Abla, a nie przyjął ofiary Kaina? Dlaczego Bóg kładzie na nim znak ochronny? I kim w ogóle jest postać Kaina?</p><p>Podstawą zaprezentowanego w artykule nowego spojrzenia na grzech Kaina jest interpretacja zawarta w pracy Tajemnica Kaina teologa Michała Klingera. Autor przedstawia nowe konteksty rozumienia istoty kainowego przewinienia. Dochodzi do wniosku, że biblijna opowieść o bratobójcy zawiera w sobie przesłanie o niejasności wyroku boskiego i o uniwersalizmie zła, ideę, że nieodłącznym elementem człowieczeństwa jest nie tylko dobro, ale również zło. Kain jest podobny do grzeszników ewangelicznych obecnych w życiu Chrystusa i dostępujących przebaczenia i zbawienia.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Darmosunarno, Tri Wardoyo, and Firdaus Ishmathuhom. "PENGARUH KONSENTRASI RESIN DAN SUHU PEMANASAWETAN TERHADAP KEKUATAN SOBEK KAIN KAPAS 100% PADA PROSES PENYEMPURNAAN ANTI KUSUT." UNISTEK 7, no. 1 (February 29, 2020): 10–15. http://dx.doi.org/10.33592/unistek.v7i1.468.

Full text
Abstract:
Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan-perusahaan tekstil untuk mendapatkan kain berbahan dasar serat kapas dengan ketahanankusut yang baik adalah dengan menggunakan resin. Penyempurnaan akhir kain dengan menggunakan resin akan meningkatkan kestabilan dimensi pada kain sehingga kain menjadi lebih kaku dan ketahanan kusut kain meningkat. Larutan resin akan masuk kedalam serat dan akan berpolimerisasi atau bereaksi dengan serat sehingga serat terlapisi oleh resin. Semakin banyak resin yang digunakan, maka akan semakin banyak resin yang berpolimerisasi dan kain akan semakin kaku serta ketahanan kusut kain semakin meningkat. Namun, semakin kaku kain maka kekuatan sobek kain akan semakin turun. Penurunan kekuatan sobek kain yang besar akan menyebabkan kekuatan sobek kain tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Maka dalam penelitian ini jumlah atau konsentrasi resin yang digunakan divariasikan yaitu 5g/L, 10 g/L, 25 g/L. Karena terjadi proses polimerisasi resin, maka reaksinya sangat dipengaruhi oleh proses suhu pemanasawetan. Suhu pemanasawetan divariasikan yaitu140oC, 1500C, 160oC. Hasil analisa menunjukkan bahwa anti kusut kain dengan kenaikkan konsentrasi resin berturut turut mengalami kenaikan dan berbanding terbalik dengan kekuatan sobek kainnya yang secara berturut-turut menurun. Sementara anti kusut kain dengan suhu pemanasawetan 140oC, 1500C, 160oC secara berturut-turut meningkat dan berbanding terbalik dengan kekuatan sobek kainnya yang secara berturut-turut menurun. Hasil konsentrasi resin yang optimal untuk kekuatan sobek kain pada 5g/L dengan pada suhu 140oC.Kata kunci :Anti Kusut, Kekuatan Sobek Kain, Resin, Suhu Pemanasawetan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Silaban, Chelsy Agatha, Theresia Siagian, Thresya A. T. Pasaribu, Asrya Rizky Sihombing, and Benedikta Siboro. "PEMILIHAN JENIS KAIN BAHAN DASAR POUCH BAG APD MENGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)." Jurnal Ilmiah Teknik Industri 9, no. 3 (December 30, 2021): 214. http://dx.doi.org/10.24912/jitiuntar.v9i3.10653.

Full text
Abstract:
Pemilihan jenis kain sebagai bahan dasar tas merupakan salah satu proses penting dalam pembuatan tas yang disesuaikan dengan standar yang ditentukan oleh tim produksi produk Pouch Bag APD. Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jenis Kain Pouch Bag APD untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan responden yaitu tahan air, ringan dan harga terjangkau. Dalam penelitian ini, Metode analisis yang digunakan adalah Weighted Product (WP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk melakukan perangkingan terhadap keseluruhan alternatif dan kriteria yang telah ditentukan. Terdapat tujuh alternatif pilihan yang digunakan pada penelitian ini yaitu kain Oscar, kain Gore-Tex, kain Canvas, kain Spunbond, kain Polyester, kain Denim dan kain Cordura. Kriteria yang digunakan ialah massa, daya serap, harga, elastisitas, kualitas kain dan jenis bahan. Data yang digunakan merupakan data primer berupa kuesioner kepada 4 responden yang memahami jenis kain sebagai bahan dasar tas dan data sekunder berupa referensi dari jurnal yang berkaitan dengan metode analisis dan permasalahan yang dibahas. Implementasi kedua metode analisis ini terhadap ketujuh alternatif memberikan hasil yang sama. Berdasarkan hasil tersebut dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jenis kain yang terpilih adalah kain Oscar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Ahda, Fadhli Almu’iini, and Fariz Aulia Rahman. "Perancangan Infografis Songket Lombok." Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia 1, no. 1 (November 30, 2017): 13. http://dx.doi.org/10.32815/jeskovsia.v1i1.307.

Full text
Abstract:
Pulau Lombok tidak hanya memiliki keindahan alam yang menakjubkan, Pulau Lombok juga memiliki kain tenun khas daerah yang dinamakan kain songket Lombok. Namun demikian, masih banyak masyarakat luas yang belum mengetahui keberadaan songket Lombok tersebut khususnya masyarakat luar pulau Lombok. Dengan seiring berkembangnya teknologi sekarang, informasi dalam bentuk video animasi banyak diminati masyarakat luas karena tampilannya yang lebih menarik. Maka dari itu informasi kain songket Lombok berupa video infografis sangat diperlukan. Infografis adalah media yang digunakan untuk menginformasikan tentang keindahan kains ongket Lombok, dengan menggunakan infografis ini informasi akan terlihat menarik dan mudah dipahami. Observasi dilakukan langsung dipengrajin songket yaitu di desa Sukerare dan desa Sade. Melakukan wawancara langsung ke pengerajin juga berperan penting untuk mengetahui data apa saja yang dibutuhkan. Perancangan video animasi infografis ini menggunakan teknik motion graphic. Perancangan infografis ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kain songket Lombok kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Perancangan konsep mengambil tema infografis. Infografis ini menggunakan gambar, foto, backsound dan juga text sebagai pendukung. Video animasi ini dirancang menggunakan aplikasi Adobe Ilustrator CS6 untuk membuat sketsa menjadi bentuk digital, Adobe After Effect CS6 untuk membuat pergerakan animasi, Adobe Audition CS6 untuk memberi dubbing. Hasil dari pengujian kepada 33 responden sebagai sampel adalah77. 5%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Fitrianti, Liana Dwi. "PENILAIAN CACAT LUBANG KAIN BERBASIS LIGHT DEPENDENT RESISTOR PADA MIKROKONTROLER ARDUINO UNO." Texere 18, no. 1 (January 20, 2020): 46–60. http://dx.doi.org/10.53298/texere.v18i1.72.

Full text
Abstract:
Kain merupakan komponen utama dalam pembuatan garmen. Kualitas produk garmen dapat dipengaruhi oleh kualitas kain, maka sebelum melakukan proses produksi garmen perlu dilakukan kegiatan inspeksi kain untuk memeriksa keberadaan cacat pada kain. Pada umumnya inspeksi kain di industri garmen menggunakan sebuah mesin inspeksi yang dioperasikan oleh seorang operator. Akan tetapi operator sebagai seorang manusia akan tetap bisa melakukan kelalaian dalam bekerja. Misalnya terdapat cacat pada permukaan kain yang terlewat untuk diperiksa.Untuk mengurangi jumlah cacat lubang yang terlewat pada kain maka dilakukan penelitian mengenai studi pendeteksi cacat kain menggunakan Hardware berupa Arduino Uno dengan sensor cahaya (LDR) yang dilakukan pada mesin inspeksi kain sehingga dapat mendeteksi cacat lubang pada kain. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardware dalam arduino memiliki prosesor Atmel AVR dan menggunakan software dan bahasa sendiri. Sensor cahaya LDR ini merupakan resistor yang memiliki karakteristik peka terhadap cahaya. LDR akan dapat mendeteksi cahaya yang melewati lubang kain pada jarak tertentu. Cahaya yang melewati lubang dideteksi sebagai perubahan intensitas cahaya sehingga cacat lubang pada kain dapat terdeteksi berdasarkan ukurannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Syabana, Dana Kurnia, Novita Ekarini, Yudi Satria, and Pandji Hardjanto. "PENGARUH KETEBALAN KAIN TERHADAP MOTIF BATIK PADA KAIN TENUN SUTRA SAMIA." Arena Tekstil 35, no. 2 (December 30, 2020): 87. http://dx.doi.org/10.31266/at.v35i2.6375.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Abdul Jabbar, Habibah, Nor Azlin Hamidon, Muhammad Ismail Ab Kadir, and Abdul Razak Abdul Jabbar. "KAIN TENUN PAHANG DAN KAIN TENUN SULAWESI: SATU KAJIAN PERBANDINGAN AWAL." Jurnal Pengajian Melayu 30, no. 1 (December 19, 2019): 53–70. http://dx.doi.org/10.22452/jomas.vol30no1.3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Johan, Johan, and Kartika Suhada. "USULAN PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLASS-BASED STORAGE (Studi Kasus di PT Heksatex Indah, Cimahi Selatan)." Journal of Integrated System 1, no. 1 (June 30, 2018): 52–71. http://dx.doi.org/10.28932/jis.v1i1.989.

Full text
Abstract:
PT Heksatex Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil rajut lusi. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah operator mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas pemasukan, pencarian, dan pengeluaran kain dari/ke gudang pra-proses (kain grey) dikarenakan kain diletakkan di area gang dan banyak jenis kain yang sama berada di beberapa lokasi penyimpanan. Dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan, digunakan metode class-based storage dalam merancang tata letak gudang yang baru dengan menggunakan alat penyimpanan kain usulan yang sudah dimodifikasi dari alat penyimpanan kain sebelumnya. Selain itu, diusulkan pula penggunaan alat material handling baru, yaitu trolley kecil, untuk memudahkan kerja operator supaya tidak membawa gulungan kain satu per satu. Berdasarkan hasil perhitungan, jika perusahaan menerapkan tata letak usulan, maka terjadi penghematan jarak rata-rata dari pintu ke lokasi penyimpanan sebesar 64,53 m dan 52,35 %. Tata letak kain usulan memiliki tata letak yang lebih rapi dan teratur dibandingkan dengan tata letak kain saat ini karena kain yang sama berada di satu lokasi dan tidak terdapat kain yang disimpan di gang yang menghalangi operator dalam melakukan aktivitasnya. Kata kunci : Class-based, Gudang, Material Handling, Kain, Jarak Rata-rata
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Kustriwi Ratnaning Hapsari and Hisbulloh Ahlis Munawi. "Pemilihan Masker Kain dalam Mencegah Penularan Virus Covid-19." Nusantara of Engineering (NOE) 4, no. 1 (April 29, 2021): 45. http://dx.doi.org/10.29407/noe.v4i1.15910.

Full text
Abstract:
Masa pandemi covid-19 di Indonesia sudah berlangsung selama tujuh bulan. Penggunaan masker merupakan salah satu protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penyebaran penularan virus covid-19 ssehingga permintaan terhadap masker masih tinggi terutama masker kain. Masker kain lebih dipilih oleh sebagian masyarakat dikarenakan harga dari masker medis masih belum terjangkau bagi sebagian masyarakat. Pemilihan masker kain perlu diperhatikan agar penggunaannya efektif dalam mengurangi resiko penularan virus covid-19 dari orang ke orang. Keefektifan masker kain salah satunya dapat dinilai dari tingkat porositas bahannya. Pemilihan masker kain dilakukan dengan membandingkan tingkat porositas masker kain dengan masker medis.Tingkat porositas masker kain yang mendekati nilai porositas masker medis akan membuat masker kain memiliki kemampuan untuk menangkal benda asing termasuk virus yang dapat masuk ke saluran pernafasan manusia. Usia pemakaian masker kain juga perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas dan kemampuan masker kain dalam mengurangi penyebaran dan penularan virus covid-19 dengan selalu memperhatikan nilai porositasnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Dedy Prayatna, I. Wayan, Hendra Santosa, and Tjok Istri Ratna Cora. "Struktur Keseimbangan dan Keselarasan dalam Kain Tenun Gotya di Desa Adat Tenganan Pegringsingan." Gelar : Jurnal Seni Budaya 18, no. 2 (January 28, 2021): 88–96. http://dx.doi.org/10.33153/glr.v18i2.3119.

Full text
Abstract:
Kain tenun Gotya merupakan salah satu kain tradisional di Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Keunikan kain tenun Gotya sebagai karya kain tenun yait dengan motif garis 2.1.2.1 berwarna hitam dengan arah horizontal dan vertikal dengan di dasari warna putih, sehingga kain Gotya memiliki kualitas, nilai estetis. Diperlukan penyusunan prinsip desain untuk menghindari kemonotonan dan kekacau-balauan ke dalam sebuah karya seni. Prinsip keseimbangan dan keselarasan juga sangat diperhatikan dalam proses pembuatan kain tenun gothia mulai dari penyusunan warna dan motif sehingga menibulkan tekstur, hal tersebut bertujuan agar kain tenun gothia dapat enak dilihat, bersifat tenang, tidak berat sebelah. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisa pengelolaan prinsip keseimbangan dan keselarasan dalam kain tenun Gotya. Permasalahan yang dibahas adalah Bagiamana struktur keseimbangan dan keselarasan dalam kain tenun Gotya? Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. pengumpulan data meliputi Interviu, observasi dan kepustakaan. Hasil menunjukan bahwa Keseimbangan yang diterapkan adalah keseimbangan formal, terlihat dari penerapan garis, warna, ukuran pada kain dengan kesamaan ukuran yang seimbang antar bagian yang lainnya. Keselarasan dicapai dengan mengadakan pengulangan warna dan garis pada motif kain tenun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Ferdiansyah, Andre, and Helmi Kurniawan. "PERANCANGAN APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN KAIN NUSANTARA MENGGUNAKAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID." IT (INFORMATIC TECHNIQUE) JOURNAL 7, no. 2 (October 7, 2019): 196. http://dx.doi.org/10.22303/it.7.2.2019.196-205.

Full text
Abstract:
<p class="Normal1"><em>Kain Nusantara adalah bagian dari identitas budaya Indonesia serta ciri khas Indonesia. Kain dari semua pelosok nusantara tidak bisa berdiri begitu saja tanpa budaya. Jangan angkat kain sebagai kain tanpa budayanya. Budaya adalah bagian dari kain, kain adalah bagian dari budaya. Pada zaman modern masalah yang dihadapi adalah kurangnya media untuk mengenalkan warisan budaya.</em> <em>Mempertahankan eksistensi kain nusantara di kalangan masyarakat baik dalam maupun di luar negeri. Karena itu dibuatlah sebuah media informasi yang dapat mengenalkan Kain Nusantara,</em> <em>mempermudah kegiatan pembelajaran kain nusantara secara tidak langsung. Agar dapat di akses dengan mudah maka aplikasi dibuat berbasis android dan memanfaatkan teknologi Augmented Reality yang memungkinkan kita menampilkan objek 3D pada lingkungan nyata sehingga dapat mudah digunakan. Mempermudah dan mengefisiensi kegiatan pengenalan dan pemahaman tentang kain nusantara dengan menggunakan teknologi smartphone</em>.<em> Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scan Marker. Proses yang di gunakan mencakup proses metode pencocokan pola gambar (Marker trecking)</em>.<em> Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi Augmented Reality Kain Nusantara yang dapat membantu masyarakat umum, dan pendidikan untuk mengenal Kain Nusantara.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Karaha Njara, Faisal Umbu Lapu. "MODEL KEBIJAKAN PELESTARIAN KAIN TENUN IKAT KALIUDA." JCOMENT (Journal of Community Empowerment) 3, no. 3 (September 27, 2022): 184–93. http://dx.doi.org/10.55314/jcoment.v3i3.289.

Full text
Abstract:
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan model kebijakan yang telah dilakukan Pemerintah desa untuk melestarikan kain tenun ikat Kaliuda di Desa Kaliuda. Penelitian dilakukan menggunakan metode Deskripsi dengan teknik kualitatif. Simbol produksi kain tenun ikat Kaliuda, pemerintah desa telah menetapkan motif yang dipakai oleh pengrajin kain tenun ikat Kaliuda adalah motif kuda, ayam, burung, buaya, penyu, udang, kepiting. Motif diatas mempunyai arti tersendiri tiap-tiap motif. pengrajin wajib mencantumkan motif-motif tersebut Karena dari motif di atas memang warisan dari nenek moyang sehingga perlu di lestarikan agar tidak punah dan juga motif-motif ini mempunyai arti dan sejarah sehingga tidak boleh dirubah, Ataupun Dihilangkan. Pengerjaan kain tenun ikat dikerjakan menggunakan alat tradisional dan masih manual, pewarnaan kain tenun ikat juga di warnai dengan bahan alami seperti kemiri, akar mengkudu, daun nila. Hal tersebut dilakukan pengrajin agar keasrian dari kain tenun ikat Kaliuda dapat terjaga dan dapat dilestarikan. Perlindungan kain tenun ikat Kaliuda oleh pihak pemerintah desa, perlindungan kain dalam bentuk regulasi tertulis belum di lakukan oleh pemerintah dibuktikan dengan keberadaan kain tenun yang bukan asli kain kaliuda yang menggunakan pewarna buatan atau wantek, hal ini merusak citra dan eksistensi dari kain tenun ikat. Dalam tahap produksi pemerintah desa sendiri telah mendukung pengrajin dengan memberikan bantuan kepada masyarakat berupa tali rafia dan benang dan pemerintah desa juga bekerja sama dengan pemerintah daerah telah melakukan perlidungan kain tenun ikat Kaliuda dalam bentuk pemajangan kain tenun ikat Kaliuda di Museum daerah kabupaten.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Permatasari, Intan, and Dina Kartika Maharani. "KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI KAIN TERCELUP KOMPOSIT KITOSAN-SILIKA." Molekul 7, no. 1 (May 1, 2012): 61. http://dx.doi.org/10.20884/1.jm.2012.7.1.107.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh jumlah proses pencelupan kain menggunakan komposit kitosan-silika terhadap aktvitas antibakteri kain kitosan-silika. Proses pelapisan kitosan-silika pada kain dilakukan dengan metode pencelupan atau dip-coating dengan teknik pengeringan pad-dry-cure pada temperatur dry 80 oC dan temperatur curing 140 oC. Uji aktivitas antibakteri kain kitosan-silika terhadap bakteri S.aureus dilakukan dengan metode Shake flask turbidimetry. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh jumlah proses pencelupan kain dalam larutan kitosan-silika terhadap persentase aktivitas antibakterinya. Persentase aktivitas antibakteri setelah 24 jam pada kain tercelup komposit kitosan-silika dengan variasi pencelupan 5 kali adalah sebesar 18,52%, kain dengan 10 kali pencelupan adalah sebesar 22,06%, kain dengan 15 kali pencelupan adalah sebesar 32,87% dan dengan variasi pencelupan sebanyak 30 kali diperoleh persentase aktivitas antibakteri sebesar 39,32%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Permatasari, Intan, and Dina Kartika Maharani. "KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI KAIN TERCELUP KOMPOSIT KITOSAN-SILIKA." Molekul 7, no. 2 (November 1, 2012): 112. http://dx.doi.org/10.20884/1.jm.2012.7.2.113.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh jumlah proses pencelupan kain menggunakan komposit kitosan-silika terhadap aktvitas antibakteri kain kitosan-silika. Proses pelapisan kitosan-silika pada kain dilakukan dengan metode pencelupan atau dip-coating dengan teknik pengeringan pad-dry-cure pada temperatur dry 80 oC dan temperatur curing 140 oC. Uji aktivitas antibakteri kain kitosan-silika terhadap bakteri S.aureus dilakukan dengan metode Shake flask turbidimetry. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh jumlah proses pencelupan kain dalam larutan kitosan-silika terhadap persentase aktivitas antibakterinya. Persentase aktivitas antibakteri setelah 24 jam pada kain tercelup komposit kitosan-silika dengan variasi pencelupan 5 kali adalah sebesar 18,52%, kain dengan 10 kali pencelupan adalah sebesar 22,06%, kain dengan 15 kali pencelupan adalah sebesar 32,87% dan dengan variasi pencelupan sebanyak 30 kali diperoleh persentase aktivitas antibakteri sebesar 39,32%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Ihdal, Ihdalhubbi Maulida. "KLASIFIKASI KAIN KHAS BATIK DAN KAIN KHAS SASIRANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK." Jurnal Teknologi Informasi Universitas Lambung Mangkurat (JTIULM) 6, no. 1 (April 30, 2021): 25–30. http://dx.doi.org/10.20527/jtiulm.v6i1.62.

Full text
Abstract:
Di Indonesia terdapat 33 macam jenis kain khas, diantaranya adalah kain batik dan sasirangan. Kain batik dibuat dengan cara mempola, melukis menggunakan lilin yang sudah dicairkan, pewarnaan, membatik Kembali dan mencucinya untuk menghilangkan lapisan lilinya, sedangkan kain sasirangan yaitu dengan dijelujur dengan pola dan dicelupkan ke pewarna kain. Banyak jenis dari kain batik dan kain sasirangan sehingga tidak mudah membedakan yang mana kain sasirangan atau kain batik. Selain itu banyak bentuk pola batik yang hampir mirip dengan motif sasirangan. Pada kasus ini perlu dilakukan penelitian yang dapat mengklasifikasikan antara kain batik dan kain sasirangan agar masyarakat tidak menyamakan pola batik dengan pola sasirangan. Metode yang dipergunakan untuk melakukan klasifikasi ini yatu dengan model deep learning pada metode Convolution Neural Network (CNN). Deep Learning memiliki kemampuan sangat baik dalam melakukan klas-ifikasi objek pada sebuah citra dalam perkembangan teknologi GPU acceleration. Kemampuan klasifikasi yang dilakukan deep learning menerapkan metode CNN dengan dua tahap yaitu melakukan feedforward pada klasifikasi citra dan melakukan tahap pembelajaran menggunakan metode backpropagation. Sebelum melakukan dua tahap dari metode CNN tersebut perlu melakukan praproses yaitu dengan menerapkan metode wrapping dan cropping agar objek yang diklasifikasi dapat lebih terfokus dan selanjutnya metode feedforward dan backpropagation melakukan training. Setelah melakukan training maka dilakukan testing dengan metode feedforward dimana bobot dan bias diperbaharui sehingga menghasilkan akurasi sebesar 91,84% dengan melakukan iterasi sebanyak 20 pada data training dan hasil akurasi pada saat melakukan testing sebesar 99,73%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Johan Wahyudi and Ihdahubbi Maulida. "PENGENALAN POLA CITRA KAIN TRADISIONAL MENGGUNAKAN GLCM DAN KNN." Jurnal Teknologi Informasi Universitas Lambung Mangkurat (JTIULM) 4, no. 2 (October 31, 2019): 43–48. http://dx.doi.org/10.20527/jtiulm.v4i2.37.

Full text
Abstract:
Kain tradisional memiliki pola yang unik, pola tersebut merupakan warisan dari budaya. Beragamnya suku budaya di Indonesia membuat jumlah kain tradisional juga beragam. Beragamnya jenis kain tradisional menyebabkan generasi sekarang kurang mengenali pola kain tradisional yang merupakan warisan dari nenek moyang. Sasirangan merupakan kain tradisional berasal dari kalimantan selatan. Penelitian ini bertujuan mengenali pola sasirangan dari banyaknya pola kain tradisional di Indonesia. Dengan penerapan ektraksi fitur Grey Level Cooccurence Matrices (GLCM) dengan metode klasifikasi menggunakan KNN untuk mencari jarak sehingga mendapatkan tingkat akurasi dari hasil klasifikasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Maier, Ulrich. "Dr. Kain, der Brudermörder." Schwäbische Heimat 67, no. 2 (February 8, 2022): 210–16. http://dx.doi.org/10.53458/sh.v67i2.1705.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Diiniyati, Diniyati, and Pauline Kusmaryati. "PENGEMBANGAN PEMBALUT KAIN YANG RAMAH LINGKUNGAN SEBAGAI ALTERNATIF PILIHAN UNTUK KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN." JURNAL MEDIA KESEHATAN 13, no. 1 (June 30, 2020): 18–29. http://dx.doi.org/10.33088/jmk.v13i1.488.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mengenai pengembangan pembalut kain dengan menggunakan kain diadora, kaon fleece dan kain parasut milky. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkannya produk pembalut kain yang nyaman untuk dipakai pada setiap kesempatan dan tidak bocor saat digunakan pada saat menstruasi. Pengembangan dilkaukan melalui Model 3-D tersebut memiliki tahapan antara lain: pendefinisian, perancangan, pengembangan. Produk penelitian ini berupa pembalut kain yang ramah lingkungan. Pembalut kain ini di uji coba terbatas pada mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi dan di uji coba dilapangan. Subjek pada penelitian ini berjumlah 33 orang mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan dilakukan pada bulan Januari sampai November 2019 Uji coba mahasiswa dengan hasil rata-rata dalam menjawab instrument mencapai 90% sehingga menghasilkan pembalut kain yang ramah lingkungan. Bagi peneliti lain. Peneliti menyarankan agar pembalut kain ini dikembagnkan lagi dengan diujicobakan ke beberapa sekolah untuk mendapatkan hasil yang lebih beragam dan penggunaan pembalut kain ini sesuai dengan hasil yang telah dikembangkan. Ada pihak yang mau mengembangkan lebih lanjut agar produk ini lebih sempurna lagi. Disarankan agar memberi peluang kepada peneliti untuk mengembangka produk pembalut kain secara luas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Martina, Tina, Ursae Pramesvari, and Santi Ramadhanti. "PENGGUNAAN KAIN TROSO DAN APLIKASI MAKRAME PADA BUSANA READY TO WEAR." Texere 19, no. 2 (December 30, 2021): 71–82. http://dx.doi.org/10.53298/texere.v19i2.01.

Full text
Abstract:
Indonesia memiliki kekayaan ragam kain tenun tradisional dari masing-masing daerah. Salah satu daerah yang menghasilkan kain tenun tradisional yaitu kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kain tenun yang diproduksi di desa Troso Kabupaten Jepara disebut dengan kain tenun Troso. Dalam upaya memperkenalkan kain tenun Troso, maka disusun rencana penelitian ini yang bertujuan untuk memberikan alternatif baru penggunaan kain tradisional tenun ikat troso dan aplikasi teknik ikat mengikat atau lebih dikenal dengan makrame yang pembuatannya dilakukan secara manual sebagai nilai tambah dalam pembuatan busana. Hasil dari penelitian ini berupa busana ready to wear yang terinspirasi dari Trend Forecasting Fashion tahun 2019-2020 Singularity yang diterbitkan oleh Bekraf dengan tema Svarga. Metodologi yang digunakan adalah studi literatur dan studi lapangan dalam proses eksperimen pembuatan produk. Kain tenun Troso dan kain tambahan yang akan digunakan memerlukan sifat yang menghasilkan kenyamanan serta kekuatan yang baik bagi penggunanya. Hal tersebut mendasari perlunya dilakukan pengujian untuk kain tenun troso dan kain pendukung. Selain itu aplikasi makrame yang diterapkan akan diproduksi dengan teknik pencelupan zat warna untuk memperoleh hasil gradasi warna. Produk tekstil atau fashion tersebut kemudian dinilai secara ekonomi di masyarakat dengan menggunakan metode kuantitatif berupa kuisioner.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Firmansyah M, Abraham Lomi, and Dhayal Gustopo. "Meningkatkan Mutu Kain Tenun Ikat Tradisional Di Desa/Kelurahan Roworena Secara Berkesinambungan Di Kabupaten Ende Dengan Pendekatan Metode TQM." JURNAL TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN INDUSTRI 3, no. 1 (February 20, 2017): 5–13. http://dx.doi.org/10.36040/jtmi.v3i1.171.

Full text
Abstract:
Tenun ikat khas Ende adalah salah satu dari sekian banyak produk budaya tradisional khas Indonesia yang dibuat secara tradisional dan bernilai seni tinggi dan indah. Di kabupaten Ende terdapat salah satu desa / kelurahan, yaitu Desa Roworena, desa yang sebagian masyarakatnya menggantungkan penghasilan hidup mereka dengan menenun. Adanya Permasalahan yang terjadi pada industri kelompok tenun ikat adalah adanya penurunan mutu atau kecacatan pada kain tenun ikat yang disebabkan oleh berbagai faktor yang menyebabkan menurunnya keuntungan produk kain tenun ikat yang didapatkan pada kelompok industri kain tenun ikat itu sendiri. Dengan teori pendukung dalam penelitian ini adalah teori tentang kualitas, pengendalian kualitas, metode Fishbone (Tulang Ikan) dan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu (GKM). Dari hasil penelitian di dapatkan 11 proses pembuatan kain tenun ikat yang belum berjalan dengan baik. Upaya peningkatan mutu kain tenun ikatdilakukan melalui perbaikan 11 tahapan proses pembuatan kain tenun ikat, di mana Dilakukan pengendalian kualitas berupa pengawasan pada setiap proses penenunan kain tenun ikat agar mendapatkan kualitas produk kain tenun ikat yang berkualitas. Selanjutnya dapat disimpulkan, Kelompok penenun kain tenun ikat melakukan pengendalian kualitas terhadap semua hal yang berkaitan dengan proses produksi. dari bahan baku yang digunakan dari proses bahan baku disiapkan seperti kapas, dan bahan pewarna sampai dengan proses penjahitan / penyatuan kain tenun ikat. Darisemua proses pembuatan kain tenun ikat itu perlu di kontrol dan dilakukan perbaikan secara terus menerus apabila terdapat kecacatan produk.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Wangi Bhuanaputri, Ni Kadek Ajeng, I. Putu Ryan Dharma Putra, I. Made Indra Wahyudi, Ni Made Ayu Cantika Ratih, and Marcellino Dominicius Adam. "Konsep Community Based Tourism Sebagai Strategi Pengembangan Kain Songket Sidemen Di Bali." Syntax Idea 3, no. 8 (August 19, 2021): 1916. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-idea.v6i8.1412.

Full text
Abstract:
Kain Songket Sidemen yang autentik dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di tengah pandemi COVID-19 di Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen. Kain Songket Sidemen merupakan kain khas tradisional dengan proses pembuatan, motif kain yang kental dengan budaya Bali dan penuh makna. Kain Songket Sidemen ini menjadi produk wisata budaya khas Desa Sidemen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan input data kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif, dan wawancara mendalam dengan yang terdiri dari Pengurus Desa Sidemen, pengerajin Kain Songket Sidemen, dan penjual Kain Songket Sidemen sebagai data primer, serta studi dokumentasi sebagai data sekunder. Strategi pengembangan Kain Songket Sidemen sebagai produk wisata budaya dengan konsep Community Based Tourism serta strategi Stabilitas, merupakan strategi untuk meningkatkan nilai-nilai kearifan budaya lokal Bali, meningkatkan pemasaran dan peran pemerintah dan masyarakat, serta meningkatkan kebutuhan pasar. Maka dari itu Kain Songket Sidemen perlu dikembangkan untuk mendukung kelestarian budaya dan menerapkan community based tourism dalam pengembangannya sehingga dapat meningkatkan kualitas pariwisata Bali upaya penerapan pariwisata berkelanjutan di era pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini, yaitu mengindentifikasi potensi dari pengembangan produk wisata budaya Kain Songket Sidemen dalam mendukung pariwisata berkelanjutan dengan menerapkan konsep community based tourism serta strategi pengembangan penjualan produk wisata budaya Kain Songket Sidemen yang autentik dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di tengah pandemi COVID-19 di Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Hafid, Fahmi, Elvyrah Faisal, Sumiaty Sumiaty, Muliani Muliani, Anna Veronica Pont, Selvi Alfrida Mangundap, I. Wayan Supetran, et al. "Edukasi Penggunaan Masker dan Pembagian Masker Kain dalam Pencegahan Penularan Covid-19 di Kota Palu." Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3, no. 1 (October 17, 2021): 7–12. http://dx.doi.org/10.33860/pjpm.v3i1.534.

Full text
Abstract:
Ketika pandemi Covid-19 berkembang di seluruh dunia, pemerintah, lembaga internasional, pembuat kebijakan dan pejabat kesehatan masyarakat mulai merekomendasikan penggunaan masker kain nonmedis secara luas untuk mengurangi penularan SARS-CoV-2. Selama pandemi Covid-19, penggunaan masker kain meningkat drastis karena kelangkaan masker medis. Oleh karena meningkatnya kebutuhan akan penggunaan masker dan pentingnya edukasi penggunaan masker kepada masyarakat melatarbelakangi kegiatan edukasi penggunaan masker dan pembagian masker kain untuk pencegahan penularan Covid-19 di Kota Palu. Pembagian masker kain sebanyak ±1000 masker kain dan edukasi penggunaan masker kain kepada pada pembeli dan pedagang di Pasar Tua Bambaru Kota Palu. Educator dari Dosen dan Staf Poltekkes Kemenkes Palu sebanyak 30 Orang. Masker kain yang dibagikan merupakan bantuan dari Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 03 September 2020 di Kota Palu. Penggunaan masker secara langsung dipraktikkan educator dan diikuti oleh (pembeli dan pedagang) masyarakat di Kota Palu. Pelaksanaan edukasi pengunaan masker dan pembagian masker kain dapat terlaksana dengan baik. Masyarakat menerima edukasi pengunaan masker serta menggunakan langsung masker kain yang dibagikan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Sari, Cahyani Tunggal, Yofhi Septian Panglipurningrum, and Tri Nurdyastuti. "PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMANFAATAN LIMBAH KAIN PERCA BAGI PELAKU UMKM BERKAH COLECTION DI BIBIS LUHUR." WASANA NYATA 4, no. 1 (April 6, 2020): 14–16. http://dx.doi.org/10.36587/wasananyata.v4i1.577.

Full text
Abstract:
AbstrakBerkah colection merupakan salah satu UMKM beralamat di Bibis Luhur kelurahan Nusukan kecamatan Banjarsari kota Surakarta. Kegiatan utama dari Berkah Colection adalah pembuatan pakain dewasa wanita, dari kegiatan pembuatan pakaian tersebut muncul limah dari sisa kain yang tidak terpakai yang disebut kain perca. Guna mengatasi permalahan tersebut Tim pegabdian berupaya untuk memberikan solusi agar limbah kain perca yang awalnya hanya menumpuk sebagai sampah dapat di manfaatkan menjadi barang/benda yang mempunyai nilai jual.Salah satu pemanfaatan limbah kain perca yaitu dengan membuat dompet kain/ pouch yang dapat digunakansebagai tempat menyimpan uang, handphone dan kosmetik ketika bepergian.Selain mempunyai nilai tambah diharapkan pembuatan dompet kain/ pouch dapat memberikan tambahan penghasilan bagi Berkah colection.Tim pengabdian kepada masyarakat tertarik untuk membuat kegiatan pengabdian dengan judul “Pelatihan dan Pendampingan Pemanfaatan Limbah Kain Perca Bagi Pelaku UMKM Berkah Colection Di Bibis Luhur Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta.“Kata kunci : UMKM, Limbah kain perca.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Ardiyanti, Dwi. "Pendampingan Pengolahan Limbah Konveksi Menjadi Barang Dengan Nilai Jual Tinggi." Jurnal Abdidas 2, no. 3 (June 19, 2021): 558–65. http://dx.doi.org/10.31004/abdidas.v2i3.315.

Full text
Abstract:
Tailor merupakan tempat produksi pakaian yang menggunakan bahan dasar kain. Dalam pembuatan pakaian, kain yang digunakan akan menyisakan kain perca. Kain perca merupakan golongan sampah anorganik yang tidak dapat diurai. Namun, dalam pendampingan ini akan dibahas tentang pengelolaan kain perca sebagai limbah konveksi ini menjadi produk berdaya jual lebih tinggi. Metode yang digunakan adalah pendampingan dan sosialisasi program selama sebulan di lapangan. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana sisa kain yang biasanya menjadi limbah terbuang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh barang dengan nilai jual yang lebih tinggi, misalnya hiasan pot bunga, ikat rambut dan konektor masker. Sejauh ini, tidak banyak yang dilakukan untuk mengelola limbah kain perca ini. Hasilnya, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaat bagi pekerja tailor, yaitu selain mengandalkan gaji sebagai penjahit tailor di Universitas Darussalam Gontor, mereka bisa membawa pulang limbah kain perca ke rumah dan mengolahnya kembali menjadi barang-barang yang juga banyak dibutuhkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Munandar, Taufik, Valentinus Galih Vidia Putra, and Wiah Wardiningsih. "STUDI PENGUKURAN KONSTANTA DIELEKTRIK KAIN RAJUT PAKAN POLIESTER DAN KATUN MENGGUNAKAN METODE KAPASITANSI PERANGKAT KAPASITOR PLAT SEJAJAR." Jurnal Kumparan Fisika 3, no. 3 (December 29, 2020): 223–31. http://dx.doi.org/10.33369/jkf.3.3.223-231.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini telah dilakukan penentuan konstanta dielektrik material kain rajut pakan menggunakan metode kapasitansi perangkat kapasitor plat sejajar. Kain rajut pakan telah dibuat dengan menggunakan mesin rajut datar Stoll tipe CMS 530HP. Enam sampel kain rajut poliester dan katun telah dibuat pada mesin rajut terkomputerisasi dengan kerapatan yang berbeda-beda. Terdapat tiga jenis kerapatan kain rajut yang telah dibuat pada penelitian ini. Pengukuran kapasitansi terdiri dari perangkat mikrokontroler Arduino Uno dan susunan seri resistor-kapasitor (RC). Hasil penelitian menunjukan bahwa kain rajut katun NP10 memiliki konstanta dielektrik yang lebih besar dibandingkan dengan kain poliester pada struktur kain yang sama. Hasil menunjukan korelasi yang cukup baik antara hasil prediksi dan eksperimen pada pengukuran kapasitansi. Terdapat enam bahan dielektrik yang ditentukan dengan hasil dari yang terbesar sampai yang terkecil berturut-turut yaitu kain rajut katun NP 10 (22,8874 + 4,6388), kain rajut katun NP 11 (21,4717 + 3,8064), kain rajut katun NP 12 (17,8721 + 2,3233), kain rajut poliester NP 10 (9,7751 + 2,4922), kain rajut poliester NP 11 (8,8282 + 0,9360) dan kain rajut poliester NP 12 (8,4358 + 1,1849). Telah ditemukan hubungan antara parameter kerapatan kain kain rajut pakan terhadap nilai konstanta dielektrik terukur. Kata kunci—kain rajut pakan, poliester, katun, kerapatan kain, konstanta dielektrik, kapasitor plat-sejajar. ABSTRACT This paper describes the dielectric measurement of weft knitted fabric using parallel-plate capacitance method. The weft knitted fabric were fabricated using weft knit machine Stoll CMS 530HP. Six different samples of polyester and cotton knitted fabric were fabricated by computerized flat knitting machine. There are consist of three types of density which made on this study. The capacitance measurement were consist of Arduino Uno microcontroller and a series of resistor-capacitor (RC). The result of this research indicates that NP10 cotton knitted fabric has higher dielectric constant than the polyester knitted fabric, with similar structure respectively. There are six fabric dielectric materials that are determined with the results from the largest to the smallest in a row namely NP 10 cotton knitted fabric (22,8874 + 4,6388), NP 11 cotton knitted fabric (21,4717 + 3,8064), NP 12 cotton knitted fabric (17,8721 + 2,3233), NP 10 polyester knitted fabric (9,7751 + 2,4922), NP 11 polyester knitted fabric (8,8282 + 0,9360) and NP 12 polyester knitted fabric (8,4358 + 1,1849). It has been found the correlation between the fabric density and the permittivity of the weft knitted fabric. Keywords—weft knitted fabric, polyester, cotton, fabric density, dielectric constant, parallel-plate capacitor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Dedy Prayatna, I. Wayan, Hendra Santosa, and Tjok Istri Ratna Cora. "Perkembangan Fungsi dan Makna Kain Tenun Gotya dalam Industri Fashion." Mudra Jurnal Seni Budaya 36, no. 1 (February 18, 2021): 106–14. http://dx.doi.org/10.31091/mudra.v36i1.1101.

Full text
Abstract:
Kain Tenun Gotya merupakan salah satu kain tenun tradisional di Desa Adat Tenganan Pegringsingan yang dipercaya oleh masyarakat memiliki makna filosofi dan sangat berperan penting dalam kegiatan upacara adat di Desa Tenganan Pegringsingan. Seiring dengan perkembangan zaman permintaan terhadap kain Tenun Gotya semakin meningkat khususnya dalam industry fashion sehingga menimbulkan suatu perkembangan dari fungsi ataupun makna yang di akibatkan oleh perkembangan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis fungsi dan makna kain Tenun Gotya dalam industri fashion. Metode yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisa data menunjukan bahwa dalam perkembangan fungsi kain Tenun Gotya yaitu berupa fungsi personal, fungsi sosial dan fungsi fisik. Fungsi personal dalam perkembangannya kain Tenun Gotya dapat dipakai sebagai ranah dalam menuangkan ide-ide dalam berkarya oleh para penenun dan desainer. Fungsi fisik kain Tenun Gotya sudah digunakan oleh masyarakat luas dan telah dikombinasikan sebagai udeng, saput dan penutup dada. Fungsi social sudah digunakan oleh kalangan masyarakat luas dan telah dikombinasiakan dari segi tampilan dan pemakian. Kain Tenun Gotya memiliki makna denotasi berupa selembar kain yang ditenun dengan tehnik plain weave dengan motif geometris dan garis vertikal dan horizontal. Makna konotasi yaitu sebagai suatu makna pelestarian terhadap kain Tenun Gotya dan pertenunan, sebagai makan pendidikan dan makna perekonomian dalam lingkungan masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Nugroho, Iwan Satriyo. "ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS KAIN GREY DI PT ANGGANA KURNIA PUTRA BANDUNG DENGAN MENGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS." JURNAL INDUSTRI & TEKNOLOGI SAMAWA 3, no. 1 (February 28, 2022): 17–24. http://dx.doi.org/10.36761/jitsa.v3i1.1561.

Full text
Abstract:
PT.Anggana Kurnia Putra Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang menjalankan kegiatannya memproduksi kain rajut (knitting). Permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah masih terdapat cacat pada kain grey yang terus meningkat. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu dilakukan pemecahan penyebab kerusakan kain dengan menggunakan metode Seven Tools. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan Seven Tools, dilakukan pendataan cacat kain grey dan hasil produksi kain grey. Diagram alir menunjukkan alur produksi kain grey, check sheet dan histogram menyajikan produk cacat, jenis cacat dan hasil produksi. Untuk p-chart memonitor produk cacat yang berada di luar batas kendali dan tingkat kecacatan pada PT.Anggana Kurnia Putra Bandung pada tahun Januari 2020 s/d Desember 2020. Berdasarkan hasil monitoring didapatkan kecacatan masih dalam batas kendali/ masih bisa dikendalikan, diagram pencar menunjukkan apakah variabel yang diambil memiliki hubungan semakin banyak produksi kain di bulan Juli semakin banyak cacat pada kain abu-abu. Diagram Pareto melihat produk mana yang dominan di 2020. Analisa kecacatan menunjukkan Jarum Rusak 9.346 Roll (60,7%), Kain Rusak 2.745 Roll (17,8%), dan Jarum Rusak 783 Roll (5,1%), Analisis ini akan sangat membantu menemukan faktor dan penyebabnya sehingga peneliti dapat memberikan saran untuk pengendalian kualitas kain Grey. Penelitian dibiayai oleh DITJEN DIKTIRISTEK KEMENDIKBUD sebagai bagian penelitian MBKM.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Setiohardjo, Nicodemus Mardanus, and Agus Harjoko. "Analisis Tekstur untuk Klasifikasi Motif Kain (Studi Kasus Kain Tenun Nusa Tenggara Timur)." IJCCS (Indonesian Journal of Computing and Cybernetics Systems) 10, no. 1 (July 31, 2014): 177. http://dx.doi.org/10.22146/ijccs.6545.

Full text
Abstract:
AbstrakIndonesia memiliki banyak kekayaan budaya dalam bentuk kain tradisional, salah satunya kain tenun dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Kain tenun dari tiap etnik di NTT memiliki cirikhas motif masing-masing yang merupakan manifestasi kehidupan sehari-hari, kebudayaan dan kepercayaan masyarakat setempat. Di mata pemerhati kain tenun NTT, asal kain tenun dapat diketahui dari motifnya. Tidak semua orang dapat membedakan asal daerah dari motif kain tenun tertentu dikarenakan sulitnya mendefinisikan karakteristik motif kain tenun suatu daerah dan beragamnya motif kain tenun yang ada dan komposisi warna yang beragam pula.Analisis tekstur adalah teknik analisis citra berdasarkan anggapan bahwa citra dibentuk oleh variasi intensitas piksel, baik citra keabuan maupun warna. Motif kain tenun terbentuk dari variasi intensitas warna sehingga dapat dipandang sebagai tekstur berwarna dari kain tenun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diantara pendekatan analisis tekstur menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) yang dikombinasikan dengan momen warna dan pendekatan analisis tekstur menggunakan Color Co-occurrence Matrix (CCM), metode manakah yang memberikan hasil lebih baik untuk klasifikasi motif kain tenun NTT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk klasifikasi motif kain tenun NTT, pendekatan analisis tekstur menggunakan metode CCM memberikan hasil lebih baik dibandingkan pendekatan analisis tekstur menggunakan GLCM yang dikombinasikan dengan momen warna. Kata kunci—klasifikasi citra, GLCM, CCM, momen warna, motif kain tenun NTT AbstractIndonesia have many culture in the form of traditional fabrics, one of them is woven fabric from Nusa Tenggara Timur (NTT). Each NTT ethnic has motif characteristic which ismanifestation of daily life, culture and the faith of local people. For a NTT woven fabric observer, the origin of a woven fabric can be known from the motif. But its difficult to recognising the origin of a woven fabrics because it is hard to define the characteristics of woven fabric motif from a region and wide variety of existing woven fabric motifs and also color composition.Texture analysis is image analysis technique based on assumption that an image formed by the variation of pixels intensity, both gray and color image. Woven fabric motif formed by the variation of color intensity that can be seen as color texture of the woven fabric. This study aims to determine between texture analysis using GLCM combined with color moment and texture analysis using CCM, which method gives better results for the NTT woven fabric motif classification.The results showed that for the NTT woven fabric motif classification, texture analysis using CCM gives better results than the texture analysis using GLCM combined with color moment. Keywords— image classification, GLCM, CCM, color moment, NTT woven fabric motif
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Panji Tresna, I. Gusti Ngurah Agung, Kenia Naras Sauca, and Niluh Putu Pebriyanti. "KAJIAN ETNOPEDAGOGI PADA KAIN IDUP PANAK DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN, KARANGASEM-BALI." Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu 9, no. 1 (March 1, 2022): 23–30. http://dx.doi.org/10.25078/gw.v9i1.307.

Full text
Abstract:
Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu Desa Adat yang berada di Karangasem, Bali. Desa ini memiliki keunikan tradisi dan budaya yang membuatnya berbeda dari desa-desa lain di Bali. Selain tradisi, Desa Tenganan memiliki kain khas yaitu kain Idup Panak. Kain Idup Panak berasal dari sisa benang Gringsing yang dimanfaatkan sebagai kain tradisional untuk ibu menyusui. Berasal dari kata ‘Idup’ yang berarti kehidupan dan ‘panak’ yang memiliki arti anak. Sehingga kain ini memiliki arti kehidupan seorang anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data yang diperoleh dari teknik wawancara, observasi dan studi pustaka berbasis teori. Peneliti menggunakan landasan teori Etnopedagogi yang merupakan pendekatan dalam pendidikan yang berbasis budaya. Melalui kajian etnopedagogi, diperoleh tiga nilai dari segi pendidikan yang terkandung dalam kain Idup Panak. Nilai pendidikan tersebut diantaranya, Nilai Pendidikan Kreatif, Nilai Pendidikan Moral, dan Nilai Pendidikan Sosial. Melaui tiga nilai pendidikan yang terkandung dalam kain Idup Panak, menjadikan kain ini memiliki nilai yang berperan penting dalam masyarakat Desa Tenganan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Asih, Puji. "Pengaruh Konsentrasi Deterjen Pencuci Terhadap Kualitas Kain Batik." JURNAL REKAYASA INDUSTRI (JRI) 2, no. 1 (April 19, 2020): 34–44. http://dx.doi.org/10.37631/jri.v2i1.129.

Full text
Abstract:
Penelitian dengan Judul Pengaruh Konsentrasi Deterjen Pencuci Terhadap Kualitas Kain Batik, berjutuan untuk mengetahui adakah pengaruh konsentrasi deterjen terhadap kualitas kain batik dan sampai seberapa besar perubahan warna yang dihasilkan. Selanjutnya kualitas warna yang dihasilkan tersebut dibandingkan menurut kriteria SNI .Kain batik dilakukan proses pencucian dengan menggunakan deterjen sesuai dengan konsentrasi yang telah ditetapkan . Kain batik yang telah mengalami proses pencucian menggunakan deterjen sesuai dengan konsentrasinyang. Selajutnya kain batik dikeringkan dengan menjemur langsung di bawah sinar matahari hingga kering. Ulangi percobaan tersebut sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan baik proses pencuciannya maupun penjemurannya. Lakukan uji ketahanan warna terhadap pencucian maupun katahanan terhadap sinar matahari menggunakan Grey Scal . Selanjutnya nilai yang ada dibandingkan dengan ketentuan yang ada menurut kriteria pada SNI. Hasil penelitian menunjukan kain batik yang dicuci menggunakan deterjen berulang mulai 5 kali telah memudar/luntur warnya. Semakin banyak konsentrasi deterjen yang digunakan dan semakin sering kain batik dicuci hingga 10 kali warna akan semakin memudar/luntur. Kain yang memudar warnanya akan sulit untuk dijual dipasaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Rinuastuti, Handayani, Lalu Suparman, and Thatok Asmony. "PEMETAAN PERSEPTUAL KONSUMEN KAIN TENUN SASAK MENGGUNAKAN METODE MULTIDIMENSIONAL SCALING." Distribusi - Journal of Management and Business 9, no. 1 (March 23, 2021): 99–108. http://dx.doi.org/10.29303/distribusi.v9i1.159.

Full text
Abstract:
Kain tenun memiliki posisi yang sangat penting dalam masyarakat adat Sasak. Akan tetapi, kerajinan kain khas Lombok ini kini kian sulit bertahan di tengah produk tenun dari luar daerah yang membanjiri gerai-gerai baik yang berada di kawasan wisata maupun perdagangan. Di sisi lain, wisatawan atau konsumen yang membeli produk kain tenun seringkali tidak bisa membedakan antara tenun Sasak dengan tenun daerah lain, bahkan antara kain tenun yg di hasilkan antara desa yang satu dengan desa lainnya. Akibatnya tenun Sasak menjadi susah bersaing. Oleh karena itu tenun Sasak perlu diperkenalkan kualitas dan kekhasannya dibanding dengan tenun dari daerah lainnya, bahkan kekhasan antara tenun dari satu desa dengan desa lainnya. Karenanya diperlukan kajian dan analisis secara ilmiah, sehingga memberikan solusi yang lebih tepat yang bertujuan untuk memetakan persepsi konsumen melalaui Analisis Multi Dimensional Scaling (MDS). Penelitian ini melibatkan 103 responden yang mengetahui tentang kain tenun Sukarara, Sade dan Pringgasela. Hasil MDS menunjukan bahwa, kain Sukarara dinilai sangat berbeda dengan Pringgasela, sedangkan kain tenun Sade memiliki kemiripan dengan kain tenun Sukarara dan Pringgasela. Terdapat dua attribut yang menjadi ciri kain tenun suku Sasak yaitu perawatan cukup mudah dan warna cerah, akan tetapi memiliki persepsi yang berbeda pada beberapa atribut lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Hananto, Agus, and Didin Wahidin. "Aplikasi Proximity Sensor Pada Mesin Rajut Datar Semi Otomatis Berbasis Komputer." Texere 19, no. 2 (December 30, 2021): 104–15. http://dx.doi.org/10.53298/texere.v19i2.04.

Full text
Abstract:
Perkembangan teknologi semakin pesat dengan adanya alih teknologi 4.0 pada industri tekstil khususnya pada produksi kain rajut. Kain rajut diproduksi menggunakan mesin rajut salah satunya adalah mesin rajut datar semi otomatis. mesin rajut datar semi otomatis yang ada di politeknik sttt bandung, dapat memproduksi kain rajut dengan lebar 80 - 100 cm. Pada produksi kain rajut yang menggunakan mesin rajut datar, sering terjadi cacat bolong yang disebabkan oleh benang putus pada jarum rajut. Hal ini akan mengakibatkan produksi kain rajut menjadi tidak maksimal, karena mesin sering berhenti tiap kali benang putus. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan pembuatan sensor cacat bolong pada kain rajut pada mesin rajut datar semi otomatis. Pendeteksi cacat bolong kain rajut menggunakan sensor LDR, kemudian variable nilai output sensor diolah menggunakan mikrokontroler, dari mikrokontroler menghasilkan trigger untuk menyalakan alarm, menghitung jumlah cacat, serta menghentikan mesin. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas atau mutu kain rajut, mengetahui efisiensi mesin serta dapat mengaplikasikan salah satu penerapan dari teknologi 4.0 dalam hal sistem kontrol otomatis berbasis komputer pada proses pembuatan kain rajut pada mesin rajut datar semi otomatis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Ranti, Mayang Gadih, and Erni Susilawati. "Shasira Craft, Usaha Kerajinan Kain Perca Sasirangan Sebagai Upaya Pemberdayaan Ibu-Ibu Warga Perumahan Seribu, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEDITEG 4, no. 2 (December 25, 2019): 32–41. http://dx.doi.org/10.34128/mediteg.v4i2.52.

Full text
Abstract:
Kain Sasirangan adalah Kain Khas Kalimantan Selatan. Tingginya minat penggunaan Kain Sasirangan oleh masyarakat Kalimantan Selatan mendorong menjamurnya rumah industri dan jahit kain sasirangan. Permasalahan muncul ketika banyak limbah kain perca kain sasirangan yang dihasilkan. Kain perca sasirangan banyak terbuang tanpa dimanfaatkan kembali. Padahal jika dimanfaatkan dapat diolah menjadi produk-produk yang bernilai seni dan jual yang tinggi. Di sisi lain, sekelompok Ibu-Ibu yang memiliki banyak waktu luang dan memiliki hasrat untuk meningkatkan pendapatan keluarga, seperti Ibu-ibu kelompok Yasinan Mushala Nurul Iman di Perumahan Seribu, Martapura, dapat diberdayakan. Pemberdayaan Ibu-Ibu kelompok Yasinan dilakukan melalui Kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan limbah kain perca sasirangan menjadi produk-produk seperti tas, kantong HP, aksesoris, bros, peci, toples cantik dan lain-lain. Hal ini dilakukan guna memberi bekal wawasan kepada Ibu-Ibu dalam berwirausaha guna membuka lapangan kerja baru dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali pertemuan dimana pada setiap pertemuan Ibu-Ibu peserta kegiatan pelatihan dibimbing dan diarahkan langsung oleh instruktur untuk mulai dari cara mengolah kain perca sasirangan menjadi berbagai produk yang menarik, hingga kegiatan pengemasan, pemberian merk Shasira Craft dan pemasaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Wijayono, Andrian, and Valentinus Galih Vidia Putra. "Pengukuran Permitivitas Dielektrik Bahan Kain Non Woven Menggunakan Kapasitansi Meter Arduino Uno Dan Prinsip Kerja Kapasitor Plat Sejajar." Jurnal Fisika Indonesia 24, no. 3 (December 22, 2020): 109. http://dx.doi.org/10.22146/jfi.v24i3.55797.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini telah dilakukan penentuan konstanta permitivitas dielektrik bahan kain non woven secara eksperimen dengan menggunakan kapasitansi meter berbasis Arduino Uno dan prinsip kerja kapasitor plat sejajar. Penentuan konstanta permitivitas bahan kain non woven dilakukan dengan cara mengukur nilai kapasitansi yang divariasikan terhadap jarak antara plat yang berisi bahan dielektrik kain non woven. Pengukuran kapasitansi dilakukan dengan prinsip pengisian dan pengosongan kapasitor menggunakan perangkat mikrokontroler Arduino Uno. Proses pengisian dan pengosongan dilakukan dengan menggunakan susunan seri rangkaian resistor-kapasitor (RC) dengan tegangan sumber 5 Volt. Pada eksperimen ini telah digunakan sebuah plat sejajar dengan ukuran 29 × 30 cm sebagai elektroda kapasitor, serta sebuah perangkat resistor dengan ukuran 125 megaOhm. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku pengisian dan pengosongan perangkat kapasitor plat-sejajar memiliki nilai R square > 0,9, yang menunjukan korelasi cukup baik antara hasil prediksi dan eksperimen pada pengukuran kapasitansi. Terdapat lima bahan dielektrik kain yang ditentukan dengan hasil dari yang terkecil sampai yang terbesar berturut-turut yaitu kain non woven polipropilen 31,44 gsm sebesar 1,0598, kain non woven polipropilen 43,72 gsm sebesar 1,0996, kain non woven polipropilen 52,31 gsm sebesar 1,1288, kain non woven polipropilen 74,12 gsm sebesar 1,1963, kain non woven polipropilen 80,87 gsm sebesar 1,2279. Telah ditemukan hubungan antara parameter gramasi (GSM) kain non woven polipropilen terhadap besaran nilai konstanta dielektrik terukur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Suprobowati, Dewi, and Mulus Sugiharto, Miskan. "Pengembangan Dan Peningkatan Usaha Produk Kain Ikat Celup Di Desa Hendrosari Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik." Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 2 (December 14, 2019): 1028–33. http://dx.doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.398.

Full text
Abstract:
Indonesia memiliki beragam kearifan lokal yang patut untuk dikembangkan. Salah satu kearifan lokal tersebut produk tradisional kain ikat celup. Orang lebih mengenal kain ikat celup sebagai kain batik jumputan, menghias kain dengan cara diikat atau dijumput sedikit, dengan tali atau karet, dijelujur, dilipat sampai kedap air, lalu dicelup dengan pewarna batik. Proses pembuatan kain ikat celup ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut menggunakan tali. Di Gresik ada perajin yang menggeluti usaha kain ikat celup yaitu; Karang taruna perajin ikat celup wira paramita di Desa hendrosari rt 05 rw 02 Permasalahan Mitra aspek produksi , produk yang dihasilkan kurang bervariasi, desainnya terbatas. Solusi yang ditawarkan diberikan Pelatihan kain ikat celup dengan menggunakan pewarna alami. Aspek manajemen permasalahannya cara pemasaran konvensional (mengikuti pameran menawarkan pada orang di sekitar), serta kurang tertib administrasi. Solusi yang ditawarkan memberi informasi pelatihan pemasaran Via online (whatsapp,LINE, Instagram) dll, Pelatihan Administrasi keuangan menggunakan (MS Excell). Selanjutnya dilakukan pendampingan agar kelompok tersebut menjadi mandiri dan bisa menghasilkan karya kain ikat celup yang bagus, serta bisa dipasarkan dalam jangkauan yang lebih luas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Rohmah, Siti. "CAMPURAN SERAT SABUT KELAPA DAN RAYON VISCOSA SEBAGAI MATERIAL NON-WOVEN UNTUK TEKSTIL AKUSTIK (ACOUSTIC TEXTILE)." Texere 18, no. 1 (January 20, 2020): 61–72. http://dx.doi.org/10.53298/texere.v18i1.67.

Full text
Abstract:
Tekstil akustik merupakan salah satu kelompok tekstil teknik yang kainnya digunakan sebagai peredam suara. Peredam suara adalah suatu bahan dari kain yang dapat mengurangi dan mengendalikan kebisingan. Koefisien absorpsi bunyi dinyatakan dalam bilangan antara 0 sampai 1. Nilai koefisien absorpsi 0 menyatakan tidak ada energi bunyi yang diabsorpsi dan nilai koefisien absorpsi 1 menyatakan absorpsi yang sempurna (Leslie L. Doelle, 1985).Material yang digunakan pada penelitian ini adalah kain non-woven berbahan dasar serat serabut kelapa dan rayon viskosa dengan variasi berat 40 g, 50 g, dan 60 g yang dibuat di balai besar tekstil menggunakan mesin prototype Hot Press dengan metode Thermal Bonding.Berdasarkan hasil penelitian koefisien absorpsi bunyi tertinggi pada kain nonwoven dengan variasi berat 60 g yaitu 0,3 ɑs, kain nonwoven dengan variasi berat 50 g yaitu 0,18 ɑs, dan kain nonwoven dengan variasi berat 40 g adalah 0,15 ɑs. Penambahan berat pada kain non-woven dapat meningkatkan nilai koefisiensi absorpsi.Kesimpulannya adalah serat serabut kelapa dan rayon viskosa dapat dijadikan bahan kain non-woven untuk tekstil akustik dengan metode pembuatan thermal bonding. Semakin berat gramasi kain semakin tinggi nilai koefisiensi absorpsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Immanuela, Intan, and Robik Anwar Dani. "PEMBERDAYAAN EKONOMI RUMAH TANGGA MELALUI PRODUKSI MASKER KAIN DI MASA PANDEMI COVID-19." Jurnal Kreativitas dan Inovasi (Jurnal Kreanova) 1, no. 3 (September 30, 2021): 104–10. http://dx.doi.org/10.24034/kreanova.v1i3.5069.

Full text
Abstract:
Pemberdayaan sangat diperlukan utamanya pada masa sulit seperti saat ini yaitu masa Pandemi Covid-19. Pemberdayaan unutk meningkatan kulaitas diri dan keluarga dapat dilakukan dengan kemampuan mengisi peluang usaha terutama di masa pandemi ini. salah satu peluang usaha yang dapat dilakukan adalah dengan usaha/ bisnis masker dari kain. Kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1). Membantu menciptakan keterampilan dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat melalui usaha/bisnis produk masker kain. 2) Membantu mitra melalui pendampingan psikologis untuk memiliki rasa percaya diri dan memiliki jiwa entrepreneurship. 3). Membantu mengembangkan mitra untuk tetap memiliki pendapatan keluarga ditengah Covid-19 melalui usaha produk masker kain dengan menyediakan alat bantu memproses produk masker kain. 4). Membantu mitra dengan edukasi penentuan harga jual produk masker kain dan pemasaran melalui medsos. Metode yang dilakukan unutk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan pelatiham pembuatan masker kain, pengadaan alat bantu proses produksi masker kain, pendampingan ranah psikologis untuk membentuk mental wirausaha yang tahan banting, kreatif, dan mampu melihat peluang, dan edukasi penentuan harga jual masker kain pemasaran melalui media sosial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Ayda, Puspa Nur, and Astuti Astuti. "Pembuatan Surface Design Pada Busana Ready To Wear Dengan Teknik Sashiko." TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga 8, no. 1 (June 1, 2020): 62–69. http://dx.doi.org/10.15294/teknobuga.v8i1.24065.

Full text
Abstract:
Sashiko merupakan teknik menjahit jelujur yang berasal dari Jepang, yang diterapkan di atas kain berwarna indigo dengan menggunakan benang berwarna putih serta dapat berfungsi sebagai penguat jahitan ataupun sebagai dekoratif pada kain. Teknik sashiko pada awal kemunculannya digunakan sebagai dekoratif serta sebagai penguat bahan untuk busana kerja pemadam kebakaran dan para nelayan, namun seiring dengan berkembangnya zaman, teknik sashiko memiliki beberapa perubahan, yakni pada fungsi dan warna kain serta benang yang digunakan, hal tersebut dibuktikan sengan banyak bermunculannya berbagai jenis kain dengan berbagai warna yang motif hiasnya diisi dengan teknik sashiko, dimana motif hias dengan teknik pada kain tersebut tidak hanya berfungsi sebagai dekoratif, namun juga berfungsi sebagai surface design. Perubahan yang terjadi pada sashiko tersebut sebagai dasar pembuatan surface design dengan teknik sashiko pada busana ready to wear. Melalui busana ready to wear tersebut ditampilkan berbagai motif hias yang diterapkan dengan teknik sashiko menggunakan warna kain serta warna benang yang berbeda, sehingga tercipta kebaruan pada surface design kain dan pada busana ready to wear.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Ariani, Nenny Dwi, and Kholis Roisah. "UPAYA PEMERINTAH DALAM MELINDUNGI KAIN TAPIS DAN SIGER LAMPUNG SEBAGAI EKSPRESI BUDAYA TRADSIONAL." LAW REFORM 12, no. 1 (March 31, 2016): 73. http://dx.doi.org/10.14710/lr.v12i1.15842.

Full text
Abstract:
Kain Tapis dan Siger bagi Masyarakat Adat Lampung bersifat sakral dan berfungsi sebagai busana adat yang penggunaannya bersifat khusus, namun saat ini telah terjadi desakralisasi terhadap Kain Tapis dan Siger Lampung. Penelitian ini berfokus pada urgensi Kain Tapis dan Siger mendapat perlindungan hukum, kebijakan yang telah dilakukan Pemerintah Daerah dalam melindungi Kain Tapis dan Siger, dan kebijakan ideal dalam melindungi Kain Tapis dan Siger. Metode penelitian menggunakan pendekatan socio-legal research, pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perlindungan Kain Tapis dan Siger sangat urgen baik ditinjau secara filosofis, sosiologis dan yuridis; Kebijakan Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung melakukan optimalisasi terhadap Peraturan Daerah yang terkait dan membuat Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Kekayaan Intelektual tahun 2015. Kendalanya berupa aspek substansi, struktur dan kultur; Kebijakan Ideal yang dilakukan yaitu membuat Peraturan Daerah Provinsi Lampung dan Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota yang substansinya berisi ketentuan khusus tentang Kain Tapis dan Siger serta membuat peraturan pelaksana berupa Peraturan Gubernur, Bupati dan Walikota.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Hendraswati, Hendraswati. "PROSES PRODUKSI, FUNGSI, PELUANG EKONOMI, DAN PENGEMBANGAN TENUN BUGIS PAGATAN KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN." Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya 1, no. 2 (February 16, 2019): 35–58. http://dx.doi.org/10.33652/handep.v1i2.45.

Full text
Abstract:
Kain tenun Pagatan merupakan salah satu warisan penting dalam kebudayaan Indonesiakarena mencerminkan pengetahuan masyarakat pendukungnya yang bernilai tinggi.Sayangnya, penelitian sosial yang membahas tentang tenun Indonesia masih sangat terbatas.Tujuan penelitian ini untuk melihat proses produksi, fungsi, nilai, dan peluang ekonomi, serta upaya pengembangan kain tenun Pagatan di Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi menenun merupakan keterampilan yang dimiliki wanita migran Bugis Pagatan dalam mengolah benang menjadi kain. Kain dibuat secara tradisional menggunakan gedok. Fungsi kain tenun tersebut dapat terlihat dari penggunaannya sehari-hari dan saat upacara adat. Kain tenun ini memiliki simbol budaya, identitas sosial, dan etnik. Keindahan corak, kualitas bahan, dan kekhasan motifnya membuat kain ini memiliki nilai jual sehingga peluang ekonomi bagi para penenunnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan tenun Pagatan sebagai salah satu pakaian resmi di lembaga pemerintahan, perhelatan budaya, membangun pusat kerajinan tenun Pagatan, dan dijadikan materi muatan lokal di sekolah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Ramadhan, Dhani Iqbal, and Djoko Hari Praswanto. "Pemanfaatan Oli Bekas Sebagai Campuran Briket Aval Kain dan Serbuk Kayu terhadap Laju Pembakaran dan Nyala Api." Prosiding SENIATI 6, no. 2 (July 14, 2022): 289–94. http://dx.doi.org/10.36040/seniati.v6i2.4992.

Full text
Abstract:
Salah satu biomassa yang dikembangkan selama ini salah satunya adalah bioarang. Bioarang adalah arang (salah satu jenis bahan bakar) yang di buat dari aneka bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, dan daun-daunan, rumput, jerami, dan limbah pertanian lainnya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paduan komposisi terhadap laju pembakaran, pengaruh paduan komposisi terhadap laju nyala api dan pengaruh paduan komposisi terhadap nilai kalor. Proses pembuatan briket dimulai dari proses karbonisasi aval kain dan serbuk kayu mahoni, kemudian dilakukan pencampuran aval kain dan serbuk kayu mahoni dengan variasi 2:0 (aval kain 30gr : serbuk kayu 0gr), 2:1 (aval kain 20gr : serbuk kayu 10gr), 1:1 (aval kain 15gr : serbuk kayu 15gr), 1:2(aval kain 10gr : serbuk kayu 20gr), 0:2 (aval kain 0gr : serbuk kayu 30gr), Kemudian campuran ditambahkan perekat sebesar 15% (7.5gr) dan oli bekas sebesar 30gr. Dari hasil penelitian ini didapatkan briket dengan kualitas paling baik dengan variasi bahan 20 gr aval kain : 10 gr serbuk kayu,perekat 7,5 gr dan 30 gr oli bekas, hal ini dikarenakan waktu pembakaran yang cukup lama 34,4 m/s atau laju pembakaran 0.153 gr/menit, dengan nilai kalor 7501.4336 kal/gr dan kadar air 5,11 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Setyawan, Budiman Adi, Lomo Mula Tua, and Marsudi Marsudi. "PERANCANGAN AWAL PENGEMBANGAN DISAINKAIN LORENG LORENG MILITER MOTIF HUTAN SEMAK." Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur 5, no. 2 (October 31, 2018): 67–73. http://dx.doi.org/10.21009/jkem.5.2.2.

Full text
Abstract:
Kain loreng adalah pakaian seragam tempur militer yang telah lama digunakan untuk penyamaran. Sesuai dengan namanya , pakaian ini sangat penting di dalam pertempuran karena dapat menyamarkan pemakainya dengan lingkungan medan tempur . Pemilihan loreng yang tepat di dalam pertempuran akan menyebabkan musuh sukar melihat pasukan lawan karena tersamar dengan lingkungan medan tempur . Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga memiliki banyak seragam loreng yang pada umumnya bercorak flora dan fauna. Hutan di Indonesia bermacam-macam , maka sebaiknya pakaian loreng dibuat dengan berbagai motif yang sesuai dengan medan tempur yang ada. Ada pun motif yang telah dibuat antara lain corak harimau,zebra,blood wine dsb. Pada umumnya kain loreng TNI terbuat dari bahan campuran poliester/kapas 35:65% dengan konstruksi anyaman plat. Perancangan awal pengembangan kain loreng bertumpu pada perubahan komposisi bahan dan anyaman yaitu poliester/kapas 65 : 35% dengan nomor benang lusi dan nomor benang pakan Ne1 20. Konstruksi anyaman keper 2/1. Sedangkan nomor benang lusi kain pembanding Ne1 40 dan pakan Ne1 20 . Dari hasil pengujuan menunjukkan bahwa berat kain/m2 (210,3 g) lebih ringan dari kain pembanding (233.1 g). Kekuatan tarik kain arah lusi/ 2.5 cm (90,29 kg) lebih tinggi dari pembanding (46.40 kg). Kekuatan tarik arah pakannya (41.18 kg) lebih tinggi dari pembanding (27.97 kg). Mulur arah Lusi (27.20 %) lebih tinggi dari pembanding (21.73 %) dan mulur arah pakannya (22.80%) lebih tinggi dari pembanding (10.93 %) . Dalam hal pengujian kekuatan sobek kain,kain sampel memiliki kekuatan sobek ke arah lusi 6761 g dan pakan 5261 g dari pada kain pembanding ke arah lusi 4547 g dan ke arah pakan 3274 g. Dalam hal ketahanan luntur warna terhadap pencucian baik sampel maupun pembanding memiliki nilai yang sama yaitu 4-5 pada skala abu-abu dan penodaan sedangkan daya tahan gosok kering dan basah kain sampel 4 dan 3-4 pada skala penodaan dari pada kain pembanding yaitu 3-4 pada gosokan kering dan 2-3 pada gosokan basah pada skala penodaan. Maka secara umum dapat disimpulkan bahwa kain sampel lebih baik dari pada pembanding dalam hal konstruksi, berat dan kekuatan serta dapat dilanjutkan dengan proses printing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Saimu, Sartika, Arifin Utha, and Jopang Jopang. "ANALISIS KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN PADA PRODUK KAIN TENUN MUNA DI DESA MASALILI KECAMATAN KONTUNAGA KABUPATEN MUNA." Business UHO: Jurnal Administrasi Bisnis 6, no. 1 (April 30, 2021): 88. http://dx.doi.org/10.52423/bujab.v6i1.19423.

Full text
Abstract:
Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu: untuk mengetahui kualitas produk kai tenun Muna di Desa Masalili Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna, dan untuk mengetahui kepuasan konsumen konsumen pada kain tenun Muna di Desa Masalili Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang pemilik usaha kain tenun Muna, 2 orang penenun kain tenun Muna, dan 8 orang konsumen kain tenun Muna yang ada di Desa Masalili Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis kualitas produk dan kepuasan konsumen pada kain tenun Muna di Desa Masalili menunjukan bahwa berdasarkan indikator-indikator kualitas produk sebagai berikut: Pervormance (kinerja), produk kain tenun muna telah menunjukan kinerja yang baik dari setiap produk yang dihasilkan oleh penenun di Desa Masalili sehingga konsumen merasa terpuaskan disamping kualitas yang bagus, kain tenun Muna juga memiliki motif-motif yang unik yang sesuai selera konsumen. Reliability (keandalan), produk kain tenun Muna di Desa Masalili ditinjau dari dimensi keandalan itu baik dikarenakan setiap pembuatan kain tenun Muna disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, baik itu kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan diwaktu-waktu tertentu seperti acara adat. Conformance (kesesuaian), produk yang dihasilkan oleh penenun di Desa Masalili telah memenuhi standar dengan kesesuaian hasil yang diinginkan oleh konsumen, karena tiap produk yang dihasilkan tidak lepas dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat Muna. Durability (keawetan), produk kain tenun Muna di Desa Masalili mempunyai daya tahan yang kuat dan tidak mudah rusak sehingga lama menggunakannya sampai bertahun-tahun. Berdasarkan empat indikator performance (kinerja), reliability (keandalan), conformance (kesesuaian), durability (keawetan), tersebut sudah terpenuhi dengan bai, maka indikator kepuasan sebagai berikut: konfirmasi harapan, minat pembelian ulang, kesediaan untuk merekomendasikan maka akan terpenuhi dengan sendirinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Zulistyaningsih, Ninda, Addin Aditya, and Indra Sugiharto. "Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Motif Kain Kaos Clothing Menggunakan Metode Analythical Hierarchy Process (AHP)." J-INTECH 8, no. 01 (July 23, 2020): 39–47. http://dx.doi.org/10.32664/j-intech.v8i01.469.

Full text
Abstract:
Clothing adalah produsen yang memproduksi sendiri semua produk mereka dengan label sendiri. Berkembang pesatnya bisnis clothing saat ini membuat persaingan diantara para pengusaha bisnis clothing menjadi sangat kompetitif. Mereka harus mampu menghasilkan suatu produk yang mudah diterima oleh konsumen khususnya anak muda jaman sekarang. Dalam keadaan tersebut mengharuskan pengusaha clothing untuk lebih bekerja secara professional agar tetap dapat bersaing dan bertahan. Kain merupakan hal yang penting dalam melakukan suatu proses produksi kaos pada bisnis clothing. Saat ini ada banyak sekali motif kain kaos, dari yang polos hingga garis-garis dengan perpaduan warna yang beragam. Pengusaha bisnis clothing harus mampu menentukan kain kaos mana yang terbaik dan dapat diproduksi agar menghasilkan suatu produk yang digemari oleh konsumennya. Namun dalam pemilihan motif kain kaos sebagian besar pengusaha clothing masih mengira-ngira tanpa memiliki sebuah patokan motif kain kaos mana yang sedang diperlukan untuk diproduksi. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu para pengusaha clothing untuk dapat menentukan kriteria-kriteria motif kain kaos yang akan diproduksi dan proses pemilihan akan menjadi lebih mudah dan tidak membuang banyak waktu.Dalam hal ini akan dibuat sebuah sistem penunjang keputusan yang dapat mempermudah pemilik bisnis clothing dalam menentukan pilihan motif kain terbaik untuk bisnisnya. Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai solusi adalah Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikarenakan metode ini cocok untuk pengambilan keputusan yang multi kriteria. Dalam masalah ini ada beberapa kriteria yang diperlukan yaitu jenis bahan, tipe benang, corak kain, kualitas daya serap, grade kain dan kategori pengguna. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pemilik bisnis clothing yaitu dapat mempermudah dalam memberikan rekomendasi motif kain kaos untuk bisnisnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Verawati, Noning, Soewito Soewito, Hanindyalaila Pienrasmi, Budhi Waskito, and Ida Farida. "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENAPIS DENGAN PAPAN TEKANG BAGI PENGRAJIN PEMULA DI DESA NEGERI KATON PROVINSI LAMPUNG." JURNAL CEMERLANG : Pengabdian pada Masyarakat 4, no. 2 (June 8, 2022): 288–99. http://dx.doi.org/10.31540/jpm.v4i2.1606.

Full text
Abstract:
Abstrak Penurunan keterampilan masyarakat dalam menapis asli khas pepadun merupakan tantangan dalam pelestarian kain tapis asli budaya asli Lampung. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan pengrajin tapis pemula dalam menapis asli khas pepadun dengan menggunakan papan tekang di Desa Negeri Katon Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. Pelatihan luring dilakukan dengan melibatkan 15 orang pengrajin pemula kain tapis khas pepadun. Tahapan pelatihan dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bahan dan alat utama yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini terdiri atas paket alat tekang tapis yang terdiri atas benang mas, benang biasa, kain, jarum, gunting, dan papan tekang tapis. Instruktur pelatihan ini adalah pengrajin senior kain tapis asli khas pepadun yang sekaligus sebagai koordinator pengrajin kain tapis Desa Negeri Katon yang tergabung dalam kelompok Tapis Jejama. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengrajin pemula kain tapis asli khas pepadun di Desa Negeri Katon memiliki dasar keterampilan menapis kain tapis asli khas pepadun, namun keterampilan tersebut selama ini kurang terasah. Keterampilan mendesain motif tapis asli pepadun dan menjahit merupakan keterampilan dasar yang harus terus dilatih para pengrajin pemula. Pengrajin pemula kain tapis asli khas pepadun mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan ini telah menggugah kembali kesadaran mereka terhadap kegiatan menapis sebagai budaya asli Lampung, serta membaharui keterampilan mereka dalam menapis dengan menggunakan papan tekang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Arifa, Dira, Arini Dwi Pramesty, Nurul Afiah, and Asyah Triandani. "Pemanfaatan Kain Perca menjadi Kerajinan Keset Yang Bernilai Jual." VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin 4, no. 1 (April 3, 2022): 25. http://dx.doi.org/10.35799/vivabio.v4i1.40276.

Full text
Abstract:
Pemanfaatan kain perca menjadi kerajinan keset yang bernilai jual. Tujuan program kreativitas mahasiswa – kewirausahaan (PKM-K) adalah membangkitkan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha dalam mengolah limbah kain perca menjadi kerajinan keset yang bernilai jual. Metode pelaksanaan program ini adalah input, proses (produksi), output, dan evaluasi. Hasil program ini adalah input, melakukan survei pasar untuk mengetahui kondisi pasar. Selanjutnya melakukan wawancara kepada lima mahasiswi di lingkungan Universitas Muhammadiyah Palopo. Selanjutnya adalah studi kelayakan terhadap usaha yang akan dijalankan. Tahap terakhir adalah pemilihan bahan dan penyediaan tempat serta sarana dan prasarana untuk menunjang proses produksi. Proses (produksi), yaitu proses pembuatan keset kain perca mulai dari persiapan bahan dan alat sampai keset kain perca siap dipasarkan. Output, yaitu hasil kerajinan keset kain perca yang siap digunakan dan dipasarkan kepada konsumen. Yang terakhir adalah evaluasi, yaitu tahapan ini dilaksanakan pada saat produksi produk keset kain perca telah selesai dilakukan. Pada tahap ini akan meninjau tentang kekurangan-kekurangan apa saja yang membuat konsumen tidak nyaman menggunakan produk kami. Kesimpulan program PKM-K pemanfaatan kain perca menjadi kerajinan keset yang bernilai jual dapat memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk tetap inovatif dan kreatif dalam mengolah limbah kain perca, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk praktik wirausaha dengan pemahaman konsep wirausaha yang komprehensif, dan membangun semangat mahasiswa untuk tetap berbisnis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Parkhan, Ali, and Muchamad Sugarindra. "DISAIN OPTIMAL KUALITAS MEKANIS KAIN TENUN MENGGUNAKAN METODE VIKOR." Jurnal DISPROTEK 13, no. 2 (July 15, 2022): 137–45. http://dx.doi.org/10.34001/jdpt.v13i2.3375.

Full text
Abstract:
Kualitas mekanis kain tenun dapat diidentifikasi antara lain dari kekuatan tarik kain dan kekuatan sobek kain dengan fungsi obyektif Larger the Better (LTB). Upaya untuk meningkatkan kualitas kain tenun dapat dilakukan melalui eksperimen dengan mengendalikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu tetal benang lusi (A), tetal benang pakan (B), kehalusan benang lusi (C), kehalusan benang pakan (D), twist benang lusi (E), twist benang pakan (F), panjang staple serat sisal G). Kombinasi level faktor yang menghasilkan kualitas kain yang optimal diperoleh pada kombinasi level faktor A2, B2, C1, D1, E1, F2, dan G1, yang berarti sistem bekerja pada tetal benang lusi 62 helai/inchi, tetal benang pakan 58 helai/inchi, kehalusan benang lusi 30 Ne1, kehalusan benang pakan 30/2 Ne1, twist benang lusi 20 twist/inchi, twist benang pakan 24 twist/inchi dan panjang staple serat sisal 50 cm. Kombinasi ini mampu menaikkan kekuatan tarik kain sebesar 240,00 N (naik 28,34%) dan kekuatan sobek kain sebesar 20,150 N(naik 31,91%) terhadap kondisi awal. Kombinasi level faktor optimal tidak sensitif terhadap perubahan bobot atribut kualitas tetapi sensitif terhadap perubahan biaya utilitas produk
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Susmiarti, Susmiarti. "TARI KAIN DALAM RANAH INDUSTRI HIBURAN: SEBUAH PROBLEMATIKA KEMASAN DAN PELESTARIAN." Humanus 14, no. 2 (November 30, 2015): 158. http://dx.doi.org/10.24036/jh.v14i2.5682.

Full text
Abstract:
This article aims at explaining the problems in traditional Kain dance in Painan Timur district, Pesisir Selatan regency. Nowadays problems in Kain dance revolve around its preservation and packaging. The presentation of Kain dance is no longer relevant with the growth of preference of entertaining art of the society. The preservation does not suit the sustainability of the Kain dance in the future. Therefore, Kain dance is no longer functional but marginal. The research is qualitative, where data is collected through observation, interviews, and documentation. The data is then analysed using ethnography and phenomenology. The research found that the weakness of traditional Kain dance in its presentation comes from its artistic movement aspect, dramatization, dynamics of the show, and originality of the costume and make-up. Besides that, the pattern of preservation is found only in keeping the training form of a specific place of the heir of the dance. There is no visible effort to further preserve the Kain dance in actual and effective model of its sustainability.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Viki Wahyuni, Ida Ayu Komang, Gede Saindra Santyadiputra, and I. Made Ardwi Pradnyana. "Film Dokumenter Kain Tenun Rangrang Nusa Penida : “The Forgotten Ampel’s Textile from Paradise Island” (Kain Ampel yang Terlupakan dari Pulau Surga)." Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) 7, no. 2 (January 13, 2019): 177. http://dx.doi.org/10.23887/janapati.v7i2.13439.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengimplementasikan Pengembangan Film Dokumenter Kain Tenun Rangrang Nusa Penida (2) membantu media promosi kain Tenun Rangrang Nusa Penida. Metode penelitian yang digunakan adalah cyclic strategy atau strategi berputar. Adapun tahap – tahap dari cyclic stragey diantaranya adalah Brief, Tahap 1, Tahap 2, evaluasi 1, Tahap 3, Evaluasi 2, Tahap 4, Outcome. Pengembangan film ini diimplementasikan menggunakan Adobe Premiere Pro Cs6 sebagai software editing video. Dengan dibuatnya Film Dokumenter Kain Tenun Rangrang Nusa masyarakat diharapkan bisa lebih mengetahui dan mengenal kebudayaan dan kerajinan kain tenun rangrang ini dan melestarikan agar tidak hilang. Hasil penelitian menunjukkan respon masyarakat terhadap film dokumenter kain tenun rangrang sebesar 89% dengan indeks pencapaian sangat baik. Membandingkan data persentase keseluruhan subyek maka dapat disimpulkan bahwa Film Dokumenter Kain Tenun Rangrang Nusa Penida dapat dikatakan berhasil dan layak untuk dipublikasikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Widyaningrum, Afifah, and Rodia Syamwil. "Analisis Kualitas Suminagashi pada Kain Poliester Satin, Campuran Poliester, dan Crepe." TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga 10, no. 1 (June 26, 2022): 54–60. http://dx.doi.org/10.15294/teknobuga.v10i1.26346.

Full text
Abstract:
Teknik marbling merupakan salah satu teknik pewarnaan yang memiliki potensi pengembangan yang sangat besar karena belum popular di masyarakat. Teknik marbling yang digunakan adalah suminagashi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas motif marbling dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian pada jenis kain poliester satin, campuran poliester dan crepe. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Objek penelitian ini adalah jenis kain, zat warna dan pengental CMC. Pengujian kualitas motif marbling dan ketahanan luntur warna menggunakan uji organoleptik. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kualitas motif marbling dengan kriteria baik adalah kain crepe. Ketiga jenis kain memiliki ketahanan luntur warna dengan kriteria baik. Simpulan dari penelitian ini adalah pewarnaan suminagashi memiliki kualitas motif marbling baik sampai sangat baik, ketahan luntur warna yang dihasilkan baik pada semua jenis kain. Saran dalam penelitian ini adalah mencetak motif marbling pada permukaan kain diperlukan ketelitian agar motif yang dibentuk tidak berubah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography