To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kampung Tangguh Program.

Journal articles on the topic 'Kampung Tangguh Program'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kampung Tangguh Program.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rahmawati, Yusrin, Farah Fadillah Anugrah, Erva Mutiara Hati, and Ali Roziqin. "Kampung Tangguh: Wujud Kolaborasi antar-Stakeholder dalam Merespons Pandemi COVID-19." Journal of Social Development Studies 2, no. 1 (2021): 39–51. http://dx.doi.org/10.22146/jsds.1020.

Full text
Abstract:
Kolaborasi dalam penanganan pandemi COVID-19 sangat dibutuhkan, terutama dalam menangani permasalahan-permasalahan yang muncul. Penelitian ini mencoba untuk menemukan bentuk kolaborasi antar aktor dalam Program Kampung Tangguh. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasiakan peran antar stakeholder dalam merespons pandemi COVID-19, melihat konteks Program Kampung Tangguh Semeru. Menggunakan teori kebencanaan dan konsep terkait desa, penelitian ini berargumen bahwa kunci kesuksesan berjalannya Program Kampung Tangguh Semeru di Jawa Timur merupakan hasil partisipasi dari bawah (bottom up participation) atau bentuk partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19. Dalam penulisan artikel, peneliti menggunakan pendekatan analisis deskriptif, yang didasarkan pada studi pustaka atau bersumber dari data sekunder. 
 Kata Kunci: Pandemi, Kolaborasi, Kampung Tangguh 
 
 Collaboration in handling COVID-19 pandemic is urgently needed, especially in handling problems that arise from it. This research is try to find collaboration between stakeholders within Tough Village Program (Program Kampung Tangguh). In addition, this study aims to elaborate on the roles between stakeholders in responding to the COVID-19 pandemic. Using disaster theory and concept about village, this research argues that the key to the success of the Tangguh Semeru Village Program in East Java is through bottom up participation or a form of community participation in the government in facing the COVID-19 pandemic. In writing this article using a descriptive analysis approach, which is based on literature study or sourced from secondary data. 
 Keywords: Pandemic, Collaboration, Tough Village
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Kusumaningrum, Umi Azizah, Binarti Dwi Wahyuni, and Nasrudin Nasrudin. "Revitalisasi Kampung Tangguh COVID-19 Sebagai Upaya Penguatan Resiliensi Keluarga." Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) 4, no. 1 (2022): 110–17. http://dx.doi.org/10.36312/sasambo.v4i1.593.

Full text
Abstract:
Pandemi COVID-19 berdampak multidemensi, tidak hanya berdampak pada krisis kesehatan, namun juga mengancam resiliensi keluarga. Program Kampung Tangguh adalah gerakan lokal berjejaring hingga nasional yang di inisiator oleh pemerintah untuk mendukung gerakan pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19 dengan berbagai upaya yang bertujuan untuk membuat masayarakat dan keluarga menjadi kuat, sehat, dan mampu bertahan di masa pandemic. Dalam upaya penguatan resiliensi keluarga, perlu ditambahkan program penguatan keluarga dalam Gerakan Kampung Tangguh sehingga tercapai masyarakat yang tangguh dengan keluarga yang resilien. Kader Kampung Tangguh Desa Bicak belum pernah mendapatkan pelatihan penguatan resiliensi keluarga terutama karena dampak pandemi COVID-19. Tujuan Pengabdian Masyarakat (PENGMAS) ini adalah meningkatnya pengetahuan dan kemampuan Kader Kampung Tangguh dalam melaksanakan penguatan resiliensi keluarga dengan terlaksananya pendidikan dan pelatihan penguatan resiliensi keluarga berbasis modul. Metode PENGMAS ini dilaksanakan dengan tiga proses utama yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dengan mengukur pengetahuan Kader sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan untuk mengukiur keberhasilan PENGMAS. Pelaksanaan PENGMAS dapat disimpulkan berhasil dibuktikan dengan adanya peningkatan yang signifikan pengetahuan dan kemampuan peserta tentang penguatan resiliensi keluarga serta adanya respon yang positif dari peserta mengingat kegiatan ini merupakan hal baru yang belum pernah didapatkan untuk merevitalisasi Kampung Tangguh. Revitalization of Kampung Tangguh COVID-19 as an Effort to Strengthen Family Resilience The COVID-19 pandemic has multidimensional impacts, not only having an impact on the health crisis but also threatening family resilience. The Kampung Tangguh Program is a networked local to the national movement initiated by the government to support the government's movement in dealing with the COVID-19 pandemic with various efforts aimed at making communities and families strong, healthy, and able to survive during the pandemic. In an effort to strengthen family resilience, it is necessary to add a family strengthening program in the Kampung Tangguh Movement so that a resilient community with resilient families is achieved. Kampung Tangguh cadres in Bicak village have never received training on strengthening family resilience, especially because of the impact of the COVID-19 pandemic. The purpose of Pengabdian Masyarakat (PENGMAS) is to increase the knowledge and ability of Kampung Tangguh Cadres in implementing family resilience strengthening by implementing module-based family resilience strengthening education and training. The PENGMAS method is carried out with three main processes, namely the preparation stage, the implementation stage, and the evaluation stage by measuring the knowledge of the Cadre before and after the activity is carried out to measure the success of the PENGMAS. The implementation of PENGMAS can be concluded as successful as evidenced by a significant increase in the knowledge and ability of participants about strengthening family resilience as well as a positive response from participants considering that this activity is something new that has never been obtained to revitalize Kampung Tangguh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Megasari, Rizza, Annisa Nurina Vidyastuti, Eka Setya Puji Rahayu, Oka Pangestu Syifaana Alfiru, and Muhammad Ardi Perdana. "UPAYA MEMUTUS PENYEBARAN VIRUS COVID-19 MELALUI PEMBENTUKAN KAMPUNG TANGGUH SEMERU DI DESA TEGALSARI KABUPATEN MALANG." Jurnal Graha Pengabdian 2, no. 3 (2020): 212. http://dx.doi.org/10.17977/um078v2i32020p212-222.

Full text
Abstract:
Abstrak: Pandemi Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) telah berdampak diberbagai sektor kehidupan masyarakat. Berbagai kebijakan diberlakukan pemerintah sebagai upaya mengurangi dan memutus rantai penyebaran Covid-19 salah satunya adalah membentuk program Kampung Tangguh Semeru. Dilaksanakannya program kampung tangguh semeru ini diharapkan sebagai upaya melawan penyebaran virus Covid-19 yang dilakukan mulai lingkup terkecil, yakni dari desa dan warga sekitar. Program kampung tangguh semeru dilaksanakan sebagai upaya penanggulangan Covid-19 di Desa Tegalsari yang masuk dalam zona hijau karena tidak ada warga desa yang tertular virus Covid-19. Untuk mendukung program pemerintah tersebut, dilakukan kegiatan pengabdian di Desa Tegalsari memiliki inisiatif untuk mengadakan 1000 masker, tempat cuci tangan dan handsanitizer sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah tersebut untuk memutus rantai virus Covid-19. Kontribusi yang diberikan ini sedikit banyak membantu untuk memenuhi fasilitas serta sarana prasarana Desa Tegalsari sebagai Kampung Tangguh Semeru. Semua ini nantinya akan menumbuhkan budaya hidup sehat, aman, dan tertib. Abstract: The 2019 Corona Virus Diseases (Covid-19) pandemic has impacted various sectors of people's lives. Various policies have been implemented by the government in an effort to reduce and break the chain of the spread of Covid-19, one of which is the establishment of the Kampung Tangguh Semeru program. The implementation of the Semeru Resilient Village program is expected to be an effort to fight the spread of the Covid-19 virus which will be carried out from the smallest scope, namely from villages and local residents. The Semeru Resilient Village Program is implemented as an effort to tackle COVID-19 in Tegalsari Village which is included in the green zone because no villagers have contracted the COVID-19 virus. To support this government program, are carrying out service activities in Tegalsari Village have the initiative to hold 1000 masks, hand washing stations and handsanitizers as a form of support for the government program to break the chain of the COVID-19 virus. The contribution given is more or less helping to fulfill the facilities and infrastructure of Tegalsari Village as a Tangguh Semeru Village. All of this will eventually foster a culture of healthy, safe and orderly living.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Sabilla Putri, Novinda, and Ari Susanti. "The Role of Tangguh Village in Overcoming the Covid-19 Disaster in Bondowoso Regency." International Social Sciences and Humanities 1, no. 1 (2022): 185–92. http://dx.doi.org/10.32528/issh.v1i1.47.

Full text
Abstract:
Covid-19 is a new virus that is starting to spread and infect all countries in the world, including Indonesia. This disease has many similarities with influenza in general so that special handling is needed to diagnose someone who is infected. The community can be declared infected after carrying out a number of lab tests such as Swab and Rapid. Until now, there has not been found a vaccine that can fight this virus. To reduce the number of victims of Covid 19, the East Java Regional Police initiated the Kampung Tangguh Semeru program. This article examines the phenomenon of this pandemic using a qualitative descriptive method as an effort to explore the broadest possible data through in-depth interviews with informants related to the Kampung Tangguh Semeru program. The location of this research was conducted in Koncer Kidul Village, Tenggarang District, Bondowoso Regency. The findings in the field are efforts to prevent the spread of this virus through healthy living habits, implementing social distancing, and creating a number of social programs that are considered capable of breaking the chain of covid-19 transmission. The success of the Kampung Tangguh Semeru program is a solid collaboration between the National Police, Village officials and the people of Koncer Bondowoso Village
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Khoirunisa, Nida. "PERAN WARGA DALAM REVITALISASI SISKAMLING DI TENGAH PANDEMI COVID-19 SEBAGAI UPAYA MENJAGA KEAMANAN LINGKUNGAN." Saskara : Indonesian Journal of Society Studies 1, no. 1 (2021): 27–39. http://dx.doi.org/10.21009/saskara.011.02.

Full text
Abstract:
Sejak terjadi pandemi covid-19 tindak kejahatan di masyarakat terus meningkat. Desa Kerep ditunjuk oleh Kapolres Kediri kota untuk menjalankan Program Kampung Tangguh. Dalam penerapan program Kampung Tangguh tersebut Desa Kerep memperkuat keamanan lingkungan dengan revitalisasi program siskamling yang sempat berheti lama. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran warga Desa Kerep RT 04 RW 03 dalam revitalisasi program Siskamling menggunakan teori Tindakan Sosial Max Weber. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran warga Desa Kerep dalam revitalisasi siskamling di tengah pandemi covid-19 antaralain ikut serta dalam musyawarah pendirian pos keamanan lingkungan, kerja bakti pendirian pos keamanan lingkungan, serta ronda malam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Setiawan, Andi. "Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Kampung Tangguh Semeru Sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi Terdampak Pendemi di Dusun Gerdu Kecamatan Bumiaji Kota Batu." COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 3, no. 08 (2023): 3006–21. http://dx.doi.org/10.59141/comserva.v3i08.1086.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan masyarakat dalam program kampung tangguh semeru Dusun Gerdu sebagai upaya dalam memulihkan ekonomi terdampak pendemi beserta faktor pendorong dan penghambat serta implementasinya. Peneliti menggunakan teori pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan 7D menurut Dhamotharan. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat di Dusun Gerdu melakukan pengembangan hubungan dengan adanya kegiatan silaturahmi yang terjalin diantara para stakeholders. Dalam penemuan kapasitas juga terjadi dengan adanya potensi-potensi di Dusun Gerdu yang telah dikembangkan. Membangun cita-cita masyarakat dilakukan dengan cangkrukan di waktu senggang para warga. Arah tindakan masyarakat ditentukan dengan melakukan sosialisasi sehingga setiap warga di Dusun Gerdu saling memahami visi dan misi kampung kedepannya. Perancangan tindakan masyarakat dilakukan oleh para pengurus Kampung Tangguh Semeru yang berkoordinasi dengan kepolisian dan Pemerintah Desa Tulungrejo. Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan kegiatan monitoring oleh pihak kepolisian, selain itu segala sesuatu yang menghambat kelancaran kegiatan akan dibantu dan dicarikan solusinya oleh kepolisian dan pemerintah desa selaku pembina pada program Kampung Tangguh Semeru. Proses dokumentasi dan pengambilan hal yang dapat dipelajari telah dilakukan oleh masyarakat, dimana segala bentuk dokumentasi telah dimiliki dan dikumpulkan sejak awal kegiatan pemberdayaan dimulai, dan masyarakat telah mendapatkan pelajaran dari setiap proses yang telah dilalui. Kesimpulannya adalah program Kampung Tangguh Semeru di Dusun Gerdu dalam memulihkan ekonomi belum sepenuhnya berhasil, dikarenakan belum berjalannya program yang berasal dari Kepolisian itu sendiri selaku fasilitator dan inisator program KTS. Namun, perekonimian membaik dengan dibukanya beberapa warung yang mampu memberikan penghasilan tambahan dan pekerjaan sampingan bagi masyarakat yang menganggur. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor pendukung berupa rasa gotong royong dan semangat ingin maju yang tinggi serta lokasi yang startegis. Adapun faktor penghambatnya yaitu modal bagi pengembangan KTS, mental masyarakat yang belum terbentuk, pemasaran dan promosi yang belum maksimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Rahmawati, Yusrin, Farah Fadillah Anugrah Santaufany, Erva Mutiara Hati, and Ali Roziqin. "KEARIFAN LOKAL DALAM MENGHADAPI COVID-19: STUDI KAMPUNG TANGGUH DI JAWA TIMUR." Masyarakat Indonesia 47, no. 1 (2022): 1–12. http://dx.doi.org/10.14203/jmi.v47i1.936.

Full text
Abstract:
Pandemi Covid-19 sudah hampir satu tahun melanda dunia, dan hingga saat ini angka positif di Indonesia masih sangat tinggi. Sebagai negara yang mempunyai kekayaan budaya, budaya dan masyarakat tentunya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Maka sebaiknya dalam upaya penanggulangan Covid-19 dapat dimaksimalkan dengan kearifan lokal pada masing-masing daerah. Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan terkait program kampung tangguh, dimana Desa ditutntut agar mampu menciptakan inovasi maupun memnfaatkan kearifan lokal secara maksimal untuk dapat mengurangi angka pasien positif Covid-19. Karena penanggulangan Covid-19 melalui kampung tangguh yang berbasis kearifan lokal ini menjadi variasi baru dan dinilai efektif karena lebih diterima oleh masyarakat desa. Penulisan artikel ini menggunakan jenis penelitian analisis naratif dengan pendekatan studi literatur dan tinjuan sistematis. Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui seberapa efektif penanggulangan Covid-19 melalui program kampung tangguh yang berbasis kearifan lokal. Penelitian yang menarik untuk selanjutnya dikaji yaitu terkait penanggulangan bencana berbasis kearifan lokal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Resti Lestari, Sandy Pradana, and Muhammad Mustaqim. "Implementation of Fisherman Empowerment through Floating Net Cage in Terihindo Jaya Lestari Fisherman Group in Kampung Terih." E-Proceeding Conference: Indonesia Social Responsibility Award 1, no. 1 (2023): 45–53. http://dx.doi.org/10.55381/isra.v1i1.120.

Full text
Abstract:
Indonesia is the largest maritime and archipelagic country in the world. The biggest problem in Indonesia, which covers 75% of the ocean area, is the gap between this enormous potential and optimal utilization capacity. In exploiting this potential, it can be done by increasing the aquaculture sector. One solution to this problem is to carry out a community empowerment program that targets fishermen. This study aims to describe the implementation process of empowering fishermen in the Tangguh Kelong program by utilizing floating net cages (KJA) fostered by PT Pertamina Patra Niaga DPPU Hang Nadim and other stakeholders so that it can be developed and sustainable. This research is research with the descriptive qualitative method by describing problem-solving based on the results of interviews, observations, and literature studies. The results of this study indicate that the implementation of the Kelong Tangguh program in the Trihindo Jaya Lestari Group has had an impact on increasing economic welfare, increasing employment, increasing capacity and social interaction, as well as activities aimed at improving the underprivileged community in Terih Village. In implementing the Tangguh Kelong program, PT Pertamina Patra Niaga DPPU Hang Nadim provided various facilities such as capacity building and infrastructure development. Apart from that, the Kelong Tangguh program also uses social innovations in the implementation of the program, namely the construction of floating guard houses, the use of solar panels, floating restaurants, and frozen food management. The existence of the Kelong Tangguh program is expected to help increase the economy, especially for members of the Trihindo Jaya group and the surrounding environment, and in the future, the Kelong Tangguh program can be implemented in other areas in carrying out fishermen group empowerment programs.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Lestari, Resti. "Pemberdayaan Masyarakat Kampung Tua Kota Batam melalui Program Corporae Social Responsibility (CSR) PT. Pertamina Patra Niaga DPPU Hang Nadim." Al-Muhasib: Journal of Islamic Accounting and Finance 2, no. 1 (2022): 72–97. http://dx.doi.org/10.30762/almuhasib.v2i1.202.

Full text
Abstract:
Empowerment aims to create community independence, and to achieve the development of a village. This concept of empowerment is then better known as community development (community empowerment). The concept of community empowerment is the offer of a development planning process that relies on the participation and ability of local communities. for this purpose, PT. Pertamina Patra Niaga DPPU Hang Nadim initiate the Kelong Tangguh as an empowerment program for the Kampung Terih fishing group and implementing it in 2021. This program aims to provide additional income for fishermen and provide fishing innovations for the Kampung Terih fishermen group. The Terihindo Jaya Lestari Fishermen Group is a group that carries out empowerment. Seno, from Kampung Terih, is the leader of this group of fishermen, consisting of seventeen men. Mostly, the member of this group is from Malays ethnicity. The discussion about community empowerment programs in Kampung Terih can be analyzed into physical and nonphysical dimensions of empowerment. The implementation of the CSR program in Kampung Terih is the first thing to do by carrying out economic activities such as fish restocking and fish farming using KJA (Floating Net Cages). Meanwhile, the social activities carried out are increasing economic empowerment capacity through group cash. Pemberdayaan bertujuan untuk menciptakan kemandirian masyarakat, sehingga tercapai pembangunan suatu desa. Konsep pemberdayaan ini Kemudian lebih dikenal dengan istilah community development (pemberdayaan masyarakat). Konsep pemberdayaan masyarakat adalah tawaran suatu proses perencanaan pembangunan yang bertumpu pada partisipasi dan kemampuan masyarakat lokal. Program Kelong Tangguh merupakan program pemberdayaan kelompok nelayan Kampung Terih yang dilaksanakan sejak tahun 2021. Program ini bertujuan memberikan tambahan penghasilan bagi nelayan dan memberikan inovasi penangkapan ikan bagi kelompok nelayan Kampung Terih. Kelompok Nelayan Terihindo Jaya Lestari merupakan kelompok yang melakukan pemberdayaan. Kelompok nelayan ini berjumlah sebanyak 17 orang yang di ketuai oleh tokoh masyarakat Kampung Terih yaitu Seno. Kelompok ini terdiri dari nelayan dengan mayoritas suku melayu. Pembahasan mengenai program pemberdayaan masyarakat yang ada di Kampung Terih dapat dianalisa menjadi dimensi pemberdayaan yang fisik dan nonfisik. Penerapan program CSR di Kampung Terih merupakan hal yang baru pertama kali dilakukan dengan melakukan kegiatan ekonomi seperti restocking ikan dan pembudidayaan ikan menggunakan KJA (Keramba Jaring Apung). Sementara kegiatan sosial yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas pendayaan ekonomi melalui kas kelompok.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Chawa, Anif Fatma, Moch Hisyam Putra Putra, and Andika Riyan Saputra. "Partisipasi Warga pada Penanganan Krisis Akibat Pandemi Covid-19 dalam Tangga Partisipasi Arnstein di Bogoarum, Magetan." Jurnal Kawistara 13, no. 1 (2023): 34. http://dx.doi.org/10.22146/kawistara.84329.

Full text
Abstract:
Artikel ini menjelaskan penerapan pendekatan berbasis komunitas (community-based) approach yaitu Kampung Tangguh Semeru sebagai sebuah strategi untuk mengatasi krisis yang terjadi akibat pandemic covid-19. Pendekatan ini mensyaratkan partisipasi aktif dari anggota komunitas dalam mencegah penyebaran virus dan penanganan dampaknya. Pertanyaan yang sering muncul terkait dengan proses partisipasi ini adalah sejauh mana anggota komunitas tersebut dilibatkan dalam penerapannya. Penelitian dilakukan di Desa Boroagum, Magetan, dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Hasil studi menunjukkan bahwa penerapan program Kampung Tangguh Semeru sudah mengadopsi tiga prinsip utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu berorientasi pada manusia, partisipasi dan kemandirian, misalnya dalam pelaksanaan program jimpitan, warung gotong-royong dan bank sampah.Lebih lanjut, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa partisipasi warga dalam program Kampung Tangguh Semeru termasuk dalam tiga tingkatan tertinggi dari teori tangga partisipasi Arnstein yaitu kemitraan, kuasa yang didelegasikan dan kendali warga. Level kemitraan bisa dijumpai pada program jimpitan dan bank sampah yang proses penetapannya dilakukan secara bersama sama oleh warga dan pemerintah desa. Level delegasi kekuasaan dilakukan pada saat penentuan ide atau inovasi untuk perencanaan program budidaya lele, sayur hidroponik dan patroli protokol kesehatan diserahkan sepenuhnya pada warga desa. Penerapan level partisipasi kuasa atau kendali warga bisa dilihat pada program warung gotong royong dimana warga secara mandiri mampu mengelola sendiri warung tersebut, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan menikmati hasil dari beroperasinya warung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Sampurna, Rizki Hegia. "Pembangunan Kampung Tangguh Berbasis ke-RT-an di Desa Sukasari Kabupaten Cianjur." PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat 7, no. 2 (2022): 306–13. http://dx.doi.org/10.33084/pengabdianmu.v7i2.2513.

Full text
Abstract:
A resilient village is an integral part of Indonesia's national resilience concept and paradigm. Theoretically, resilient towns have a root in the idea of human security, particularly community security. The resilient town can be measured by readiness, social trust, leadership, collective efficacy, and place attachment. This program is carried out in RT 03 RW 13 Desa Sukasari Kec. Cilaku Kab. Cianjur. The program is planned within three implementation phases, three years. Because it is oriented towards social engineering, the methods used are lectures, FGD, control and monitoring, and gap analysis. Five priority programs in 2020-2021 have been determined in the initial phase, namely: education, religion, security and health, economic productivity, and environment. Meanwhile, the stakeholders of each program are RT management, DKM and asatidz, foundations and teachers, and cooperatives. These programs are integrated, both between programs and among stakeholders, with a community networking system. As a result, most targeted programs can be implemented well by the second half of their first year. Such as Madrasah Diniya, Al-Badar Foundation, majlis taklim, urban farming, development of public facilities, etc. The main challenge for this program is to maintain consistency in the performance of stakeholders to keep the program sustainable
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Mukhrijal, Mukhrijal, Afrijal Afrijal, Arneta Aulia, Nabilah Azzahra Putri, Darkasyi Putra, and Andika Hazli Kautsar. "Partisipasi Masyarakat Dalam Menciptakan Kampung Tangguh Nasional (Studi Kasus Desa Lueng Ie Aceh Besar)." Jurnal Pemerintahan dan Politik 8, no. 2 (2023): 149–57. http://dx.doi.org/10.36982/jpg.v8i2.3100.

Full text
Abstract:
National Tangguh Village is a program held in leng ie Village, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar which aims to create a village on a national scale. The programs are carried out by the government of Lueng Ie Village, Krueng Barona Jaya District, Kab. Aceh Besar is the existence of the Poskesdes Program where the activities carried out at the Poskesdes are Posyandu. Then there is also the construction of rental houses built by the village government to increase the income of Lueng Ie Village. In this case the village government of Lueng Ie has an important role to socialize this program to the community. And the community also has a role that is no less important to participate in the success of the program. But in reality the people of Lueng Ie Village are not participating due to the lack of information about the National Tangguh Village Program and the relatively low HR factor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Juniar, R. Hendhrasukma. "GOVERNMENT COMMUNICATION PATTERNS IN THE DISASTER RESILIENT VILLAGE PROGRAM AS AN EFFORT TO DEAL WITH COVID-19." Wasilatuna: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam 5, no. 1 (2022): 25–41. http://dx.doi.org/10.38073/wasilatuna.v5i1.624.

Full text
Abstract:
Kampung Tangguh is a generic concept that has three main components, namely the theoretical basis, the level of movement, and the pattern of movement. Communication is expected to function as a means, so that the community responds to behavior that is reasonably done in eliminating or reducing risk. The importance of good government communication patterns is increasingly needed during the COVID-19 pandemic given the increasing development of the pandemic. This study aims to determine the pattern of government communication in the Kampung Tangguh program as an effort to handle the COVID-19 pandemic in East Java. This research uses qualitative research with descriptive method. Data collection procedures used are interviews, observation and documentation. The informants in this study were the COVID-19 task force team, the head of the Neighborhood Association and the head of the Citizens Association. Technique of data validity using triangulation test. The data analysis technique uses descriptive qualitative analysis with three flows, namely data condensation, data display and drawing conclusions. The results in this study indicate that the government's communication pattern in the Kampung Tangguh program as an effort to handle the COVID-19 pandemic in East Java has been going well and in stages, where there is more interpersonal communication between the government and the task force team and the task force team to the community.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Abibah, Khuswatul. "PERAN KEPEMUDAAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN VIRUS CORONA MELALUI PROGRAM KAMPUNG TANGGUH." Jurnal Pengabdian Masyarakat - Teknologi Digital Indonesia. 3, no. 1 (2024): 25. http://dx.doi.org/10.26798/jpm.v3i1.906.

Full text
Abstract:
Virus Corona menyebabkan infeksi COVID-19 yang menimbulkan wabah pandemik baru dengan penyebaran virusyang sangat cepat melalui manusia antar manusia dengan sentuhan atau hubungan komunikasi secara langsung. Sistem tubuh yang diserang dari Virus Corona atau Covid-19 ini ialah sistem pernafasan. Infeksi paru-paru yang sangat berat bahkan kematian serta gangguan ringan pada pernafasan merupakan gejala yang disebabkan oleh Virus Corona tersebut. Mulai dari ibu hamil, menyusui, anak kecil, orang tua, orang dewasa, balita, siapa saja dapat terserang Virus Corona. Hingga detik ini di Indonesia masih melawan Virus Corona ini. Tidak sedikit orang yang melaporkan kematian dan hanya beberapa orang yang melaporkan kesembuhan terkait jumlah kasus Virus Corona yang terus bertambah. Para warga diharapkan akan lebih siap dalam menghadapi permasalahan yang ditimbulkan dari Virus Corona dengan dibentuknya Program Kampung Tangguh, supaya terdapat penekanan penyebaran Virus Corona dan masalah yang timbul dapat diminimalisasi. Program Kampung Tangguh sendiri mengharapkan agar masyarakat dapat membantu pencegahan semakin meluasnya Virus Corona agar tidak meluas didaerah pedesaan.The Corona virus causes the COVID-19 infection which causes a new pandemic outbreak with the spread of the virus very quickly through humans between humans with touch or direct communication relationships. The body system that is attacked by the Corona Virus or Covid-19 is the respiratory system. Lung infections that are very severe and even death and mild respiratory problems are symptoms caused by the Corona Virus. Starting from pregnant women, breastfeeding, small children, the elderly, adults, toddlers, anyone can get Corona Virus. Until now, Indonesia is still fighting the Corona Virus. Not a few people have reported deaths and only a few people have reported recovery due to the increasing number of Corona Virus cases. It is hoped that the residents will be better prepared to deal with the problems caused by the Corona Virus with the establishment of the Tangguh Village Program, so that there is an emphasis on the spread of the Corona Virus and the problems that arise can be minimized. The Tangguh Village Program itself hopes that the community can help prevent the further spread of the Corona Virus so that it does not spread in rural areas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Chawa, Anif Fatma, Moch Hisyam Putra, and Andika Riyan Saputra. "Partisipasi Warga pada Penanganan Krisis Akibat Pandemi Covid-19 dalam Tangga Partisipasi Arnstein di Bogoarum, Magetan." Jurnal Kawistara 13, no. 1 (2023): 34. http://dx.doi.org/10.22146/kawistara.74581.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk memahami masalah kuasa (power) dalam implementasi program atau kegiatan yang menggunakan pendekatan atau strategi berbasis komunitas atau community development. Implementasi program pemberdayaan masyarakat menuntut adanya distribusi kekuasaan kepada komunitas melalui proses partisipasi untuk mewujudkan tujuan utama penerapan program yaitu komunitas yang berdaya (empowerment). Diperlukan derajat partisipasi yang tinggi agar distribusi kuasa tersebut bisa terwujud. Penelitian ini menunjukkan bagaimana derajat partisipasi tinggi bisa dicapai pada penerapan Program Kampung Tangguh untuk menangani pandemi covid-19 di Desa Bogoarum. Untuk mengkaji derajat partisipasi komunitas penelitian ini menggunakan teori tangga partisipasi dari Sherry Arnstein yang secara garis besar membagi derajat partisipasi komunitas dalam tiga tingkatan yaitu kuasa komunitas, ‘ada’ partisipasi dan tidak ada partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga desa Bogoarum sudah mengadopsi prinsip utama dari community development yaitu human orientation, partisipasi dan empowerment pada program ppemberdayaan mereka sebelumnya yaitu jimpitan dan Bank Sampah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan prinsip ini mendukung tercapainya derajat partisipasi yang tinggi pada penerapan Program Kampung Tangguh Semeru di Desa Bogoarum. Sebagai hasilnya, warga Desa Bogoarum berhasil mengendalikan penularan dan penanganan dampak negatif dari pandemic covid-19
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Yunas, Novy Setia. "Implementation of pentahelix collaboration in handling Covid-19 pandemic through Kampung Tangguh program in Malang." International Journal of Research in Business and Social Science (2147- 4478) 10, no. 5 (2021): 207–15. http://dx.doi.org/10.20525/ijrbs.v10i5.1266.

Full text
Abstract:
Covid-19 has become a global pandemic that many may not know when it will end. In quantity, now Covid-19 sufferers have reached 100 million, which are spread across approximately 220 countries around the world, including Indonesia. In Indonesia itself, to this day the trend of increasing confirmed positive Covid-19 patients is still happening and has exceeded the 1 million mark. Of course, various policies have been carried out by the central and local governments. Pandemic conditions that have an impact on various aspects of human life, of course, cannot be resolved by the Government alone. There is a need for collaborative efforts between all stakeholders such as Community, University/academics, Private Sector and Media to fight the Covid-19. This article is the result of research on the Kampung Tangguh program in Malang City, which includes pentahelix collaboration in an effort to overcome the Covid-19 pandemic by using descriptive research methods that use an instrument in the form of in-depth interviews conducted on several informants determined by purposive sampling techniques and field observations and analyzed by means of non-statistical data regarding the facts from the existing research locations in several locations of Kampung Tangguh in Malang. As a result, the Government, Community, University, Private Sector and Media are moving together in the Kampung Tangguh program in Malang as an effort to deal with Covid-19 and increase resilient efforts for rural communities who are not only healthy and protected from Covid-19 but also logistically tough, tough in human resources, resilient in information, resilient in security and order, tough in terms of culture and tough psychologically.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Mubaroq, Husni, and Risza Ulfia. "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KAMPUNG TANGGUH SEMERU WIROSECANG DALAM PENANGGULANGAN COVID-19 DI KELURAHAN WIROBORANG KOTA PROBOLINGGO." Abdimas Galuh 4, no. 1 (2022): 22. http://dx.doi.org/10.25157/ag.v4i1.6511.

Full text
Abstract:
Tulisan ini membahas tentang pemberdayaan pada masyarakat selama masa pandemi covid-19 di Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Muncul banyak sekali permasalahan selama masa pandemi covid-19 hingga berdampak pada ekonomi dan sosial masyarakat. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pemberdayaan masyarakat melalui program Kampung Tangguh Semeru Wiro Secang di Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Narasumber dalam penelitian adalah Lurah Kelurahan Wiroborang dan Bhabinkamtibmas dari POLRES Kota Probolinggo. Hasil menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui program Kampung Tangguh Semeru Wiro Secang di Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo dapat dinyatakan telah berjalan dengan baik hingga sekarang. Dengan menggunakan konsep pemberdayan menurut teori ACTORS Sarah Cook dan Stevey Macaulay telah menghasilkan input yang telah direncanakan sebelumnya dan dapat diantisipasi sejak sekarang sementara output yang dihasilkan akan memiliki dayaguna yang maksimal kepada masyarakat sehingga mengarah pada perubahan yang positif dan bisa membantu ekonomi dan sosial pada masyarakat Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Fatkhullah, Mukhammad, Muhammad Alhada Fuadilah Habib, and Iwed Mulyani. "Kolaborasi Multistakeholder dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Program Kampung KB di Kelurahan Laksamana, Kota Dumai." Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial 5, no. 1 (2024): 23–38. http://dx.doi.org/10.52423/jkps.v5i1.24.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kolaborasi multistakeholder melalui Program Kampung KB terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga di Kelurahan Laksamana Kota Dumai. Penelitian ini menggunakan metode campuran, yang menggabungkan metode partisipatif kualitatif dan analisis kuantitatif. Melibatkan 17 infroman yang berasal dari pejabat pemerintah, dinas-dinas terkait, kelompok masyarakat dan pihak swasta, penelitian ini menggali persepsi, pengalaman, dan kontribusi aktif masyarakat dan pemangku kepentingan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur dampak dan capaian program, meliputi data kasus penyalahgunaan narkoba, jumlah penerima bantuan pemerintah, dan indikator kesejahteraan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi multistakeholder di Kelurahan Laksamana dapat dilihat pada beberapa program: (1) Kampung Wisata Pesisir kerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah, (2) Kampung Bersih dari Narkoba kerja sama dengan BNN Kota Dumai, (3) Kampung Laksamana Bersih dari Narkoba (Kalam Bersinar) kerja sama dengan PT Kilang Pertamina Internasional, (4) Kampung Cinta Statistik kerja sama dengan Badan Pusat Statistik, dan (5) Kampung Tangguh Gemar Bertasbih kerja sama dengan Polres Kota Dumai. Adapun dampak positif dari kolaborasi multistakeholder tercermin dari penurunan signifikan pada jumlah penerima bantuan pemerintah, khususnya Program Keluarga Harapan (PKH) (16,67%) dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) (9,98%).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Isni, Khoiriyah, Farikhah Nur Laila, Tri Mustanginah, and Ayu Saidah. "Peran Remaja dalam Kegiatan Kampung Tangguh Bencana Ledoksari, Kota Yogyakarta." Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 12, no. 04 (2023): 289–95. http://dx.doi.org/10.33221/jikm.v12i04.2181.

Full text
Abstract:
Kampung Tangguh Bencana (KTB) Ledoksari merupakan salah satu program upaya mitigasi bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta. Program ini menggunakan prinsip pelibatan semua pihak dengan mengakomodasikan sumber daya dari berbagai kelompok, termasuk pemuda. Keikutsertaan pemuda dalam kegiatan KTB masih minim. Penelitian ini bertujuan mengetahui niat partisipasi sosial remaja dalam kegiatan KTB Ledoksari dan hubungannya dengan faktor norma subyektif, sikap, dan Perceived Behavioural Control. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 31 remaja di Kampung Jagalan Ledoksari yang dipilih secara total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang merujuk pada Planned Behaviour Theory. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja (83,9%) tidak pernah ikut atau terlibat dalam kegiatan KTB. Hasil penelitian ini juga menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara norma subjektif (nilai p = 0,001) dan Perceived Behavioural Control (nilai p = 0,006) dengan niat pemuda dalam Kegiatan KTB. Sedangkan sikap remaja tidak berhubungan dengan niat pemuda dalam Kegiatan KTB, nilai p > 0,05. Mayoritas remaja sangat setuju untuk mengikuti tahapan kegiatan penyusunan profil dan penyusunan peta. Ijin orang tua dan kendala waktu menjadi faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk berpartisipasi aktif dalam KTB. Orang tua dan Pengurus KTB dapat mendorong remaja agar dapat berperan aktif, sehingga remaja juga merasa memiliki KTB ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Maharani, Diva Danita, and Zon Vanel. "STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. INDONESIA MEDIA KOMUNIKASI MASYARAKAT UNTUK MEMBANGUN KAMPUNG DIGITAL." Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi 5, no. 2 (2024): 125–54. https://doi.org/10.51353/kvg.v5i2.997.

Full text
Abstract:
Teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam memperluas jangkauan pasar bagi pelaku UMKM dan meningkatkan daya saing mereka di tengah ekonomi digital. Untuk mendukung hal ini, Pemerintah Kota Salatiga bekerja sama dengan INDOMEDIA menginisiasi program Kampung Digital sebagai bagian dari Program SUPER TANGGUH. Program ini hadir untuk membuka akses teknologi digital bagi UMKM, yang diharapkan dapat mendorong kesejahteraan serta memperkuat perekonomian lokal melalui digitalisasi. Penelitian ini berfokus pada menganalisis strategi Public relations dalam membangun Kampung Digital. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta analisis data yang melibatkan proses reduksi, penyajian, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi empat tahap Public relations yang terdiri dari fact finding, planning and programming, taking action and communicating, dan evaluating the problem berhasil menciptakan sinergi antara pemerintah, INDOMEDIA, dan masyarakat untuk menyukseskan program Kampung Digital. Program Kampung Digital ini efektif dalam mendorong inklusi digital, mendukung UMKM, dan menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Selain itu, program ini berdampak langsung pada peningkatan pendapatan UMKM lokal yang kini memiliki akses lebih luas untuk memasarkan produk melalui platform digital, meningkatkan keterampilan digitalisasi, serta memperluas jangkauan pasar mereka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Saptaningtyas, Haryani, Akhmad Ramdhon, and Ardeti Jeni Abdilla. "The Argument of Kampung Tangguh Pancasila as a Process of Strengthening Pancasila as Living Values (a respect note to The late Prof. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd.)." Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series 4, no. 4 (2021): 283. http://dx.doi.org/10.20961/shes.v4i4.50621.

Full text
Abstract:
<em>This paper is a respect note as well as an afterthought on the ideas of The late Prof. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd. about Pancasila as Living Values and how it was conceptualized as the design of the Kampung Tangguh Pancasila program. Kampung Tanggung Pancasila is a work to present the campus as an academic space and a space for community service as well as a bottom-up approach process that explores the values of Pancasila that were practiced by the community.</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Rohman, Ahmad Zaki Fadlur, Muhammad Barqah Prantama, and Abdul Rachman Sopyan. "Public governance in the era of pandemic: The developing market research." Journal of Governance and Regulation 13, no. 2, special issue (2024): 244–54. http://dx.doi.org/10.22495/jgrv13i2siart1.

Full text
Abstract:
Indonesia’s COVID-19 Resilient Village (Kampung Tangguh) initiative has significantly impacted crucial institutions and highlighted the vulnerability of village-level social systems during the pandemic. This study focuses on the program’s institutional dynamics, particularly in Malang, East Java, to understand its role in empowering social capital and resources. Unlike previous works that mainly explore government responses, this qualitative research relies on participatory social science methods and purposively selected informants. The findings reveal that the Kampung Tangguh program transformed local leaders into key actors, shifting from apathy to proactive engagement in pandemic control. This community-driven resilience system led by neighborhood heads and villagers marks a crucial turning point. It establishes a proactive model adaptable to various crises as a foundation for researchers and policymakers, fostering innovation and driving social system transformation. This study underscores village-level democratization and knowledge dissemination’s pivotal role in effective governance and institutional evolution.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Sinatra, Fran, Ricky Hidayatullah, and Muhammad Irfan Affandi. "INDIKATOR MASYARAKAT CERDAS COVID-19 DALAM MEWUJUDKAN KAMPUNG TANGGUH NUSANTARA: KASUS STUDI BANDAR LAMPUNG." Jurnal Pengembangan Kota 10, no. 2 (2022): 141–51. http://dx.doi.org/10.14710/jpk.10.2.155-165.

Full text
Abstract:
Kampung Tangguh Nusantara (KTN) merupakan program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 di era new normal. Keberhasilan mewujudkan KTN memerlukan peranan berbagai pihak salah satunya peran masyarakat yang cerdas. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun indikator dan mengkaji potensi masyarakat cerdas dalam mendukung KTN. Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam menyusun indikator dan deskriptif kuantitatif digunakan untuk menghitung potensi masyarakat cerdas Covid-19 (MCC-19). Terdapat empat dimensi dan enam belas indikator MCC-19, meliputi: Pertama, dimensi Kesehatan dan Keamanan dengan indikator jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19, keamanan lingkungan, akses fasilitas kesehatan, kesadaran dan kebersihan lingkungan. Kedua, dimensi sosial dan ekonomi dengan indikator tingkat toleransi penduduk, respon terhadap suspek Covid-19, kemandirian ekonomi, dan akses logistik. Ketiga dimensi partisipasi dan transparansi yang terdiri dari indikator tingkat partisipasi dalam program KTN, keterbukaan informasi, ketersediaan layanan pengaduan berbasis digital, dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan. Keempat dimensi, pemberdayaan dan kapasitas dengan indikator akses terhadap sarana pendidikan, akses telekomunikasi, pelatihan dan pengembangan masyarakat, serta kemampuan adaptasi dan inovasi dalam menghadapi pandemi. Secara keseluruhan, masyarakat Kelurahan Pinang Jaya memiliki potensi masyarakat cerdas dalam mendukung Kampung Tangguh Nusantara di Kelurahan Pinang Jaya. Kelurahan Pinang Jaya unggul pada dimensi sosial ekonomi dan dimensi partisipasi dan transparansi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Anuraga, Dimas Ferry. "PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 MELALUI PROGRAM KAMPUNG TANGGUH SEMERU DI WILAYAH HUKUM POLRES PELABUHAN TANJUNG PERAK." Jurnal Kawruh Abiyasa 2, no. 1 (2022): 12–22. http://dx.doi.org/10.59301/jka.v2i1.31.

Full text
Abstract:
The obstacles and efforts made by the Tanjung Perak Port Police in accelerating the handling of Covid-19 are the obstacles that arise due to communication factors, resource factors, disposition factors, and bureaucratic structure factors. Meanwhile, the efforts made by the Tanjung Perak Harbor Police in accelerating the handling of Covid-19 are related to the strategy of increasing coordination between parties, humane delivery of health protocols, making videos aware of the dangers of Covid-19 from an early age, the existence of a waste bank, creating educational sites. -Tourism in the Asemrowo District, Tangguh Islamic Boarding School and creating a tough market in the Pabean Cantikan District. The effectiveness of accelerating the handling of Covid-19 through the Tangguh Semeru Village program in the Tanjung Perak Port Police jurisdiction, namely organizational characteristics, environmental characteristics, implementing characteristics, and management characteristics.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Mereyana Lusandri Numberi, Agua I. Sumule, and Ihwan Tjolli. "Aspek-Aspek Pembangunan Berkelanjutan Dalam Perencanaan dan Pemanfaatan Dana Desa (Studi Kasus Kampung Wamesa dan Warkomi di Distrik Manokwari Selatan)." JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA 7, no. 1 (2021): 26–40. http://dx.doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol7.iss1.236.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini ialah ingin melihat aspek-aspek pembangunan dalam perencanaan dan pemanfaatan dana desa pada dua kampung yaitu Kampung Wamesa dan Warkomi, Distrik Manokwari Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan konsep operasional penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pembangunan berkelanjutan yang dibiayai oleh dana desa di Kampung Wamesa dan Warkomi termasuk dalam kegiatan: pengentasan kelaparan, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan yang baik, peningkatan pendidikan bermutu, kesetaraan gender, peningkatan air bersih dan sanitasi, peningkatan energi bersih dan terjangkau, tersedianya lapangan kerja dan ekonomi yang layak, pemerataan sosial, peningkatan pemukiman. Sedangkan program yang tidak dibiayai ialah: industri, inovasi, infrastruktur, kota dan komunitas berkelanjutan, penanganan perubahan iklim, ekosistem laut, ekosistem darat, perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh dan kemitraan untuk mencapai tujuan. Sementara kendala yang terjadi terlihat antara lain: keterbatasannya sumberdaya manusia yang terampil, terdidik dan memiliki kemampuan di bidang kerjanya, kurangnya pemahaman terhadap tupoksi kerja disebabkan karena terbatasnya tingkat pendidikan yang di tempuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Soelistyowati, Dinar. "Peran Program RW Siaga Dalam Meminimalisir Pandemi Covid-19 Di Kampung Lebak Kantin Kelurahan Sempur: Pemahaman Komunikasi Penyuluhan Dalam Implementasi Pada Program Pemerintah." Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ 5, no. 2 (2022): 167–76. http://dx.doi.org/10.31599/jabdimas.v5i2.1058.

Full text
Abstract:
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman terhadap manfaat adanya RW Siaga yang ada di setiap daerah khususnya pada lingkup kelurahan Sempur, Bogor.Penyuluhan ini menekankan pentingnya efektivitas komunikasi dalam pelaksanaan program-program RW Siaga yang harus dijalankan oleh masyarakat guna meminimalisir peningkatan kasus Covid-19 di setiap daerah.Untuk mencapai masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana, maka diperlukan factor pendukung, yaitu modal sosial.Modal social merupakan salah satu faktor yang penting dalam membangun masyarakat yang tangguh, dimana hal tersebut merupakan suatu kemampuan perseorangan dalam hubungannya dengan orang lain pada suatu komunitas yang berlandaskan norma dan saling percaya untuk mencapai tujuan Bersama. Untuk itu maka pemerintah berinisiatif menciptakan RW Siaga disetiap daerah agar masyarakat lebih tertib dalam melaksanakan Prokes. Kegiatan penyuluhan ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2021, melalui webinar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Rokhmawati, Dian, and Muslimatul Mufida. "PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN MELALUI PEMBENTUKAN PAGUYUBAN PETERNAK IKAN TAWAR “KAGUNGAN BUDIARTA” DI DESA LUMBANGSARI BULULAWANG MALANG." Ekalaya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia 1, no. 2 (2022): 131–37. http://dx.doi.org/10.57254/eka.v1i2.33.

Full text
Abstract:
Lumbangsari Village, Bululawang district, is one of the villages that promotes the Kampung Tangguh program launched by Forkopimda Malang Raya. RT. 07 RW. II prioritizes food security in the Kampung Tangguh program. Among the activities promoted are vegetable planting by mothers and fish farming by fathers. The fish farming carried out is a type of fresh fish. Although it has been running for some residents, the obstacles they face are not small. In addition, many other residents also want to try to pursue fresh fish farming. In addition to the results consumed by themselves, residents also hope to be able to sell fish products to earn income. Paguyuban Kagungan Budiarta was formed to be a forum for communication, discussing all obstacles and difficulties so that they can be solved together. Paguyuban is also a forum for members to develop and obtain guidance through cooperation with other agencies whose results are for the advancement and economic welfare of the members. Through assistance in the formation of this association, the organizational structure of the association has been arranged with 11 administrators consisting of coaches, chairmen, secretaries, treasurers, empowerment and marketing fields as well as 6 members. Currently, membership is still in the scope of RT. 07, and will be developed to the scope of the village
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Nikolaus Rama Saputra, Brillian Runtunuwu, Diva Jesika Febriana Lubis, Tegar Yudha Lesmana, and Ira Alvanti Lambangasi. "Community Empowerment Strategy to Encourage Involvement in Subdistrict Organizations: An Overview in the Tingkir Tengah Subdistrict Area, Salatiga City." Indonesian Journal of Contemporary Multidisciplinary Research 2, no. 6 (2023): 1279–94. http://dx.doi.org/10.55927/modern.v2i6.7034.

Full text
Abstract:
This research focuses on efforts to empower the community in Tingkir Tengah, especially in the context of the SUPER TANGGUH Quality Family Village (KB). The aim of this program is to improve family welfare with a holistic approach, including sustainable economic, social, cultural and environmental aspects. There are six main objectives in this program, namely improving quality of life, welfare, harmony in the family, active community participation, environmental awareness, and improving infrastructure. By involving various groups such as Family Development for Toddlers, Teenagers, the Elderly, Youth Information and Counseling Center, and Efforts to Increase Prosperous Family Income, Kampung KB SUPER TANGGUH manages RT and RW using Rumah DataKu technology and Group Work Initiatives (POKJA). This structured data supports program management more efficiently. Apart from providing an overview of Tingkir Tengah Subdistrict, it is hoped that this research can become an example of an effective empowerment model to increase community participation and welfare at the subdistrict level
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Siahaan, Hanifa Martogi Chairunnisa, and Sahran Saputra. "DIVERSIFIKASI EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DALAM PEMBENTUKAN KAMPUNG MARITIM TANGGUH DESA BAGAN SERDANG." JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) 7, no. 3 (2023): 2676. http://dx.doi.org/10.31764/jmm.v7i3.14981.

Full text
Abstract:
Abstrak: Desa Bagan Serdang memiliki beragam potensi yaitu hasil tangkapan laut, produksi terasi, pantai, dan hutan bakau namun belum dimaksimalkan pengelolaannya. Masyarakat hanya fokus menjadi nelayan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari tapi masih sulit untuk menjadi sejahtera. Maka dari itu penting dilakukan diversifikasi ekonomi yang bertujuan meningkatkan pendapatan ekonomi desa, meningkatkan keterampilan dan penghasilan nelayan beserta keluarga, serta memperbaiki kualitas lingkungan untuk memaksimalkan potensi pariwisata. Manfaat dari kegiatan ini yaitu masyarakat bisa mendayagunakan potensi yang ada di Desa Bagan Serdang dengan maksimal dan berkelanjutan. Adapun metode pelaksanaan yaitu dimulai dari pra kegiatan yaitu tahap inisiasi, lalu pelaksanaan dengan penyuluhan dan pelatihan, dan pasca kegiatan dengan monitoring, evaluasi. Mitra program ini adalah 212 masyarakat Desa Bagan Serdang. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test menunjukkan pemahaman sebesar 92% dengan peningkatan softskill yaitu kretivitas menghasilkan komoditas usaha, kepekaan dan kepedulian pada lingkungan serta hardskill yaitu perencanaan bisnis dan pemasaran.Abstract: Bagan Serdang Village has variety of potentials, namely marine catches, shrimp paste production, beaches, and mangroves but has not been maximized for management. People only focus on being fishermen to meet their daily needs but it is still difficult to become prosperous. Therefore, it is important to diversify the economy aimed at increasing village economic income, increasing the skills and income of fishermen and their families, and improving environmental quality to maximize tourism potential. The benefit of this activity is that the community can utilize the potential in Bagan Serdang Village optimally and sustainably.. The implementation method starts from the pre-activity, namely the initiation stage, then implementation with counseling and training, and post-activity with monitoring, evaluation. The partners of this program are 212 people in Bagan Serdang Village. The result of this activity is an understanding of 92% consisting of increasing soft skills, namely creativity in producing business commodities, sensitivity and concern for the environment and hard skills, namely business planning and marketing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Harmawan, Bagus Nuari, Anggie Parawitha Lucca, Indira Arundinasari, Wisnu Setiadarma Abdullah, and Diah Putri Hasana. "Collective Leadership in Co-Production Process in Response to Covid-19 in Surabaya: The Case of Kampung Tangguh Jogo Suroboyo." Jurnal Ad'ministrare 9, no. 2 (2022): 457. http://dx.doi.org/10.26858/ja.v9i2.37759.

Full text
Abstract:
ABSTRACTThe global COVID-19 pandemic has forced the world’s leaders to find the proper steps to respond. One of the ways to be taken is by collaborating and increasing public participation at large, including through the idea of co-production. However, this idea requires the participation of leaders with various styles and characteristics for the collaboration process to be successful. One of the cities that responded to the pandemic by mobilizing leaders from the mayor to the RT/RW level was the city of Surabaya. This collaborative effort between residents and the government in responding to the COVID-19 pandemic is summarized in the Tangguh Jogo Suroboyo Village program. This research uses a qualitative method with a case study approach. The co-production process through the Kampung Tangguh Jogo Suroboyo program took place thanks to the encouragement of leaders at the grassroots level, including rt/rw. The RT/RW are central actors in mobilizing residents to survive amid a pandemic. The leadership characteristic shown at the grassroots level is collective leadership. This collective leadership has existed since the beginning of the establishment of Tangguh Village. The characteristics of collective leadership are inseparable from the values that exist in society, namely the spirit of “gotong royong.” In addition, collective leadership can better gather community solidarity amid a pandemic because of its informal nature, flexibility, and more accessible and faster coordination.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Br Ginting, Novita, Rudi Hartono, Endin Mujahidin, and Rahmat Rosyadi. "IMPROVING COMMUNITY ECONOMIC INDEPENDENCE THROUGH MSME PRODUCT DEVELOPMENT IN PADALUYU VILLAGE, CIANJUR REGENCY." Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 7, no. 1 (2023): 84. http://dx.doi.org/10.32832/abdidos.v7i1.1648.

Full text
Abstract:
To help the Cianjur district affected by the earthquake on November 21, the Directorate General of Higher Education, Research, and Technology (Ditjen Diktiristek) launched the Kampung Cekattan program (Fast, Responsive, Collaborative to Rise and Tangguh Bersama) two programs that are integrated into this program are community self-reliance activities (KKM) and kampung bangkit (KKB) activities. UIKA Bogor participates in community self-reliance activities (KKM) and kampung bangkit (KKB) activities. One of UIKA Bogor's programs is to increase the development of MSME (Micro, Small, and Medium Enterprises) products through activities to increase community economic independence through the development of MSME products in Padaluyu Village, Cugenang District, Cianjur Regency. MSMEs are assisted by as many as 3 (three) MSMEs, namely convection, dry snack culinary, and bamboo woven handicrafts. UIKA Bogor donated equipment, materials, and training to MSME actors as many as 25 packages. The purpose of this activity is to provide solutions for MSME actors affected by the earthquake to restart their businesses and be able to meet the economic needs of families so that they can be economically independent after the earthquake. The implementation team of KKM activities also ensures that the production equipment and materials submitted to MSMEs function and are used by the receiving MSMEs. Based on the results of the monitoring carried out, MSMEs in the fields of bamboo matting, culinary/street vendors, and making snack chips have used and utilized the materials and tools they have received and have returned to activities and have been able to meet the needs of their families again.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Rahman, Fathur, and Sri Herwiningsih. "SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN POSYANDU KEMBOJA KELURAHAN TASIKMADU KOTA MALANG DALAM MENCEGAH STUNTING." RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2, no. 2 (2021): 307–12. http://dx.doi.org/10.46576/rjpkm.v2i2.1124.

Full text
Abstract:
Stunting telah menjadi masalah Kelurahan Tasikmadu. Disini ada 25 balita terindikasi stunting. Karena itu perlu ada sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat Tasikmadu. Tujuan dari kegiatan ini adalah menemukan akar masalah dan solusi dalam pencegahan stunting. Mitra dalam kegiatan ini adalah Posyandu Kemboja dan PKK Kelurahan Tasikmadu. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk ceramah, diskusi dan simulasi. Hasil kegiatannya yaitu pemberian tablet pada ibu hamil untuk tambah darah sejak dinyatakan hamil, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, posyandu pro aktif mendatangi keluarga balita supaya mengikuti program imunisasi dasar lengkap, pemberian vitamin A, memperbaiki pola pikir dan pola asuh untuk balita. Selain itu, keluarga balita menjadi prioritas penerima program kampung tangguh pangan dan kesehatan di Kelurahan Tasikmadu
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Aji, Nurseno Bayu, Totok Prasetyo, Kurnianingsih, Dwiana Hendrawati, and Sahid. "Pendampingan IPTEK Eduwisata Ramah Lingkungan dan Peningkatan Produktivitas UMKM/UMKMK Menuju Terbangunnya Kampung Tangguh Mangunharjo Kota Semarang." Jurnal Abdimas Mandiri 8, no. 3 (2024): 235–43. https://doi.org/10.36982/jam.v8i3.4576.

Full text
Abstract:
Program "Kampung Tangguh" yang digagas oleh Pemerintah Kota Semarang di Kelurahan Mangunharjo bertujuan untuk mengatasi tantangan utama yang dihadapi oleh masyarakat setempat, yaitu: (1) menurunnya tingkat ekonomi masyarakat yang lahan tambaknya tak bisa digunakan lagi akibat rob banjir; (2) pengelolaan UMKM terkait manajemen, proses produksi, dan pengembangan pasar. Kelurahan Mangunharjo memiliki berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan, diantaranya: (1) memiliki lahan milik Pemerintah yang luas, (2) hasil laut atau tambak yang melimpah, dan (3) terdapat UMKM dengan berbagai bidang usaha. Program ini berupaya memanfaatkan potensi tersebut dengan memperkenalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Cold Storage. Dengan adanya PLTS, pasokan listrik yang stabil dapat dijamin, sehingga kualitas dan kuantitas produk yang disimpan oleh UMKM dapat ditingkatkan secara signifikan. Di sisi lain, strategi pemasaran berbasis internet diterapkan untuk memperluas jangkauan pasar produk UMKM, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan keberlanjutan ekonomi mereka. Matching Fund 2023 mendukung implementasi tahap awal dari program ini, yang difokuskan pada penerapan teknologi PLTS berbasis IoT dan kecerdasan buatan yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi UMKM, serta penyediaan alat produksi yang tepat guna bagi UMKM di Mangunharjo. Dengan pendekatan ini, program diharapkan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, serta membangun ekosistem yang kondusif bagi pengembangan UMKM dalam jangka panjang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Devy, Shrimarti Rukmini, Santi Martini, and Mochammad Bagus Qomaruddin. "Capacity Building Kader “Wani Ngandani” dalam Melakukan Sosialisasi Protokol Kesehatan dan Pemantauan Berkelanjutan (Surveillance) di Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Kelurahan Pacarkeling, Kecamatan Tambaksari, Surabaya." Media Gizi Kesmas 13, no. 2 (2024): 823–30. https://doi.org/10.20473/mgk.v13i2.2024.823-830.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur dengan kategori zona risiko tinggi dalam penyebaran kasus Covid-19. Salah satunya di kecamatan Tambaksari, kelurahan Pacarkeling yang merupakan daerah dengan kasus konfirmasi Covid-19. Diketahui bahwa masyarakat di daerah tersebut telah melaksanakan protokol kesehatan 5M, tetapi kedisiplinan untuk penerapan perilaku ini masih belum optimal. Tujuan: Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan Capacity Building Kader melalui kegiatan sosialisasi Wani Ngandani di Kampung Tangguh Wani Jogo Surabaya, Kelurahan Pacarkeling, Kecamatan Tambaksari Surabaya. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan design action research, yaitu kegiatan pelatihan mengenai pengetahuan cara berkomunikasi dan melakukan surveilance pada kader kesehatan sebagai problem solving kondisi saat pandemi Covid -19. Lokasi kegiatan di Kelurahan Pacarkeling, Kecamatan Tambaksari, Surabaya. Pelaksanaan pelatihan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan 3M yang ketat. Data yang diperoleh dianalisis secara diskriptif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peningkatan pengetahuan dan keterampilan cara komunikasi saat sosialisasi Protokol Kesehatan 5M dapat meningkatkan pengetahuan protokol kesehatan para surveillance pada 83% kader Wani Ngandani. Kesimpulan: Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan sosialisasi Wani Ngandani di lingkungan Kampung Tangguh Wani Jogo Surabaya dapat memberikan peningkatan pengetahuan atau Capacity Building Kader mengenai protokol kesehatan. Selanjutnya keberlanjutan pelatihan sangat dibutuhkan, guna meningkatkan kapasitas kader kesehatan dan anggota PKK, agar pengetahuan yang diperoleh berguna bagi peran serta masyarakat dalam program kesehatan di Kota Surabaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Sumadi, Suhartini, Kartika Tiara Syarifuddin, Adinda Shofia, Jumadiah Salsatriana, Ardawia Rumadaul, and Samuel Yovel Mangando. "PROGRAM KAMPUNG TANGGUH BERBASIS TEORI HIRARKI MASLOW UNTUK RECOVERY LITERASI DAN NUMERASI ANAK-ANAK PENYINTAS KEBAKARAN." JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) 8, no. 1 (2024): 460. http://dx.doi.org/10.31764/jmm.v8i1.19783.

Full text
Abstract:
Kendala yang dialami oleh anak-anak di Kota Sorong, tepatnya di Kelurahan Malabutor Distrik Sorong Manoi yang menjadi pusat kebakaran hebat yang terjadi pada tanggal 22 Maret 2023 menjadi persoalan serius, setiap anak penyintas kebakaran di daerah ini mengalami trauma hebat yang menyebabkan hilangnya minat dan semangatnya untuk belajar ke sekolah sehingga menjadi salah satu penyebab kurangnya kemampuan anak dalam bidang literasi dan numerasi. Tujuan kegiatan pengabdian ini antara lain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan literasi dan numerasi anak, serta meningkatkan minat belajar dan mengurangi tingkat kecemasan anak. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, yaitu kegiatan diawali dengan melakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal peserta, setelah itu dilakukan implementasi kegiatan selama dua minggu dengan membagi peserta menjadi dua kelompok, yaitu kelompok jenjang dasar dan kelompok jenjang madya sesuai dengan hasil pre-test, setelah dilakukan implementasi kegiatan selanjutnya dilakukan post-test untuk mengetahui kemampuan akhir peserta. Hasil yang telah dicapai dari kegiatan pengabdian ini, yaitu peningkatan kemampuan literasi sebanyak 85,93%, peningkatan kemampuan numerasi sebanyak 86,67%; dan peningkatan minat belajar anak sebanyak 85,75%.Abstract: The obstacles experienced by children in Sorong City, specifically in Malabutor Village, Sorong Manoi District, which was the center of the major fire that occurred on March 22 2023, are a serious problem. Every child who survived the fire in this area experienced significant trauma, which lead to lose interest and enthusiasm to study at school. This is one of the reasons why the children in this area lack of ability in literacy and numeracy. This service project's objective to increase children's curiosity to minimize their anxiety levels alongside further developing their literacy and numerical capabilities. The method for implementing this service activity is that the activity begins by conducting a pre-test to determine the participants' initial abilities, after which the activity is implemented for two weeks by dividing the participants into two groups, namely the elementary level group and the intermediate level group according to the results of the pre-test, After implementing the activity, a post-test is then carried out to determine the final abilities of the participants. The results that have been achieved from this service activity are increasing literacy skills by 85.93%, increase in numeracy skills by 86.67%; and increasing children's interest in learning by 85.75%.Abstract: The obstacles experienced by children in Sorong City, specifically in Malabutor Village, Sorong Manoi District, which was the center of the major fire that occurred on March 22 2023, are a serious problem. Every child who survived the fire in this area experienced significant trauma, which lead to lose interest and enthusiasm to study at school. This is one of the reasons why the children in this area lack of ability in literacy and numeracy. This service project's objective to increase children's curiosity to minimize their anxiety levels alongside further developing their literacy and numerical capabilities. The method for implementing this service activity is that the activity begins by conducting a pre-test to determine the participants' initial abilities, after which the activity is implemented for two weeks by dividing the participants into two groups, namely the elementary level group and the intermediate level group according to the results of the pre-test, After implementing the activity, a post-test is then carried out to determine the final abilities of the participantsThe method for implementing this service activity consists of: 1) FGD carried out by all 6 team members; 2) Subdistrict FKK followed by the team and head of Malabutor Subdistrict and the subdistrict employee in charge of the district where the fire occurred; 3) Program socialization, attended by the team, KKSS Secretary, IWSS representatives, literacy resource persons, residents of RW 01 village of Makassar; 4) The pre-test was attended by 37 children; 5) implementation of activities carried out for two weeks; 6) Post-test attended by 37 children; and 7) evaluation and monitoring carried out through the supervision of LP3M Education University Muhammadiyah Sorong. The results that have been achieved from this service activity are increasing literacy skills by 85.93%, increase in numeracy skills by 86.67%; and increasing children's interest in learning by 85.75%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Pratomo, Soni, Oktiara Nazela, Nurhayati Nurhayati, and Harlia Febrianti. "Kampung Ramah Lansia sebagai Pendekatan Kota Tangguh dalam Mendukung Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan." Jurnal Daur Lingkungan 6, no. 1 (2023): 67. http://dx.doi.org/10.33087/daurling.v6i1.171.

Full text
Abstract:
Senior Citizen in Jambi Province has approached 10% which is the demographic limit of the aging population. The Jambi Provincial Government in the Jambi Province Medium-Term Development Plan has a strategic program for the Elderly Village. The Elderly Village or Senior Citizen Village does not yet have a clear concept in the document. In this regard, this research is conducted to offer the concept of planning for the Elderly (friendly) Village so that it can be applied in the development of Jambi Province. In line with the eleventh Sustainable Development Goals, the question of this research is how the concept of an elderly-friendly village is to create a resilient and sustainable city in Jambi Province. This study aims to create the concept of Senior Citizen Village in Jambi Province. The targets achieved in this study were identification of the activities and space requirements of the Elderly Friendly Village, identification of the morphology of Senior Citizen Village and investigation of the space requirements of Senior Citizen Village in supporting the Resilient City in Jambi Province. This study used descriptive qualitative method. Data in the form of maps, pictures or interviews will be analyzed by content analysis. The results of the analysis show that it is still possible to add open space for elderly activities that support the realization of a Resilient City in Jambi Province.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Dewi, Annisa Nindya. "VERTIMINAPONIK SEBAGAI MODAL EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG SEWU DALAM PRAKTIK MITIGASI BENCANA BANJIR." ASKETIK 3, no. 1 (2019): 17–28. http://dx.doi.org/10.30762/ask.v3i1.1190.

Full text
Abstract:
Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji dan menjelaskan mengenai kegunaan vertiminaponik sebagai modal ekonomi yang dimiliki masyarakat Kampung Sewu yang tinggal di ranah rawan terhadap bencana banjir Sungai Bengawan Solo dalam melakukan praktik mitigasi bencana banjir. Vertiminaponik adalah program yang dibuat oleh PMI Kota Surakarta bersama SIBAT Sewu dengan menanam sayur-sayuran di dalam pralon yang sudah dilubangi dan diberi tanah berpupuk didalamnya, lalu dibawah pralon dipelihara ikan dalam jerigen yang digabungkan menjadi satu. Kotoran yang dihasilkan ikan tersebut akan menjadi pupuk bagi tanaman sayuran yang tumbuh di atasnya. Modal ekonomi memiliki peran vital dalam melakukan praktik mitigasi bencana banjir. Secara sosiologis modal ekonomi merupakan penambahan dalam pengetahuan yang menyebabkan prestasi ekonomi ikut bertambah. Oleh karena itu vertiminaponik menjadi modal ekonomi yang kuat bagi masyarakat Kampung Sewu dalam melakukan praktik mitigasi bencana banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan sumber data sekunder diperoleh dari buku ilmiah, jurnal serta dokumen yang dimiliki oleh informan. Observasi langsung, wawancara mendalam dan dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam melakukan pemilihan informan sedangkan validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa vertiminaponik yang diusung oleh PMI Kota Surakarta bersama SIBAT Sewu untuk kemudian dipraktikan bersama-sama dengan masyarakat Kampung Sewu. Vertiminaponik sebagai salah satu praktik mitigasi bencana banjir masyarakat Kampung Sewu akibat luapan Sungai Bengawan Solo mampu menjadi modal ekonomi yang cukup kuat. Pemeliharaan vertiminaponik tidak sulit, selain itu tanaman sayuran yang dihasilkan pun tergolong sayuran organik dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Kampung Sewu memiliki masyarakat yang tangguh terhadap bencana banjir. Hal yang terjadi pada saat terjadi bencana banjir adalah masyarakat Kampung Sewu mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan pangan. Dengan demikian vertiminaponik menjadi modal ekonomi bagi masyarakat Kampung Sewu dalam memenuhi kebutuhan pangan terutama pada saat terjadi bencana banjir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Simangunsong, Tuani Lidiawati, Erna Andajani, Arum Soesanti, and Wafia Silvi Dhesinta Rini. "Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Penyebaran Virus Covid 19 di Desa Duyung, Mojokerto." Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 3 (December 15, 2020): 479–84. http://dx.doi.org/10.37695/pkmcsr.v3i0.746.

Full text
Abstract:
Masuknya virus Covid 19 ke Indonesia pertengahan Maret 2020 lalu membuat masyarakat harus mewaspadai penyebaran virus ini ke daerahnya. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPDM) merupakan hibah dari Kemenristekbrin yang dilakukan Universitas Surabaya di desa Duyung, mencermati bahwa pencegahan penyebaran virus Covid 19 ke desa ini menjadi satu hal yang penting dilakukan sehingga menjadikan isu ini menjadi salah satu program dalam pengabdian yang dilakukan di desa tersebut. Tujuan dari pemberdayaan adalah untuk mencegah penyebaran virus Covid 19. Metode yang dilakukan adalah 1. Sosialisasi kepada para perangkat dan masyarakat desa Duyung, 2. Pembentukan Relawan Desa Lawan Covid 19, 3. Edukasi Masyarakat melalui spanduk yang dipasang di beberapa jalan yang banyak dilewati warga, dan 4. Penyemprotan secara berkala dan pembentukan posko Covid 19. Selain itu, pihak Desa Duyung juga melarang kunjungan warga dari luar selama bulan Maret-Juni dan membatasi akses warga dari luar desa untuk berkunjung ke desa tersebut setelah bulan Juni. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sampai saat ini belum ada warga yang terjangkit Covid 19 dan Desa Duyung mendapat apresiasi dari bupati Mojokerto karena merupakan Kampung Tangguh Covid 19.
 Masuknya virus Covid 19 ke Indonesia pertengahan Maret 2020 lalu membuat masyarakat harus mewaspadai penyebaran virus ini ke daerahnya. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPDM) merupakan hibah dari Kemenristekbrin yang dilakukan Universitas Surabaya di desa Duyung, mencermati bahwa pencegahan penyebaran virus Covid 19 ke desa ini menjadi satu hal yang penting dilakukan sehingga menjadikan isu ini menjadi salah satu program dalam pengabdian yang dilakukan di desa tersebut. Tujuan dari pemberdayaan adalah untuk mencegah penyebaran virus Covid 19. Metode yang dilakukan adalah 1. Sosialisasi kepada para perangkat dan masyarakat desa Duyung, 2. Pembentukan Relawan Desa Lawan Covid 19, 3. Edukasi Masyarakat melalui spanduk yang dipasang di beberapa jalan yang banyak dilewati warga, dan 4. Penyemprotan secara berkala dan pembentukan posko Covid 19. Selain itu, pihak Desa Duyung juga melarang kunjungan warga dari luar selama bulan Maret-Juni dan membatasi akses warga dari luar desa untuk berkunjung ke desa tersebut setelah bulan Juni. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sampai saat ini belum ada warga yang terjangkit Covid 19 dan Desa Duyung mendapat apresiasi dari bupati Mojokerto karena merupakan Kampung Tangguh Covid 19.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Sulistiyani, Ambar Teguh, Kristi Yuliani, and Muammar Yuliana. "The Responsiveness and the Ability of “Kampung Tangguh Bencana” in Handling Flood in Yogyakarta City." Indonesian Journal of Planning and Development 2, no. 2 (2017): 94. http://dx.doi.org/10.14710/ijpd.2.2.94-107.

Full text
Abstract:
Yogyakarta City is passed by three rivers, i.e. Winongo River, Code River, and Gajahwong River. Due to that geological condition, Yogyakarta City is prone to annual flood more often than the other types of disaster. Dealing with the risk, the Yogyakarta City Government introduces Kampung Tangguh Bencana or disaster resilient villages (DRV). DRV is a village which has an ability to identify hazards in its environment and is able to organize the human resources in reducing the susceptibility as well as increasing the capacity to reduce the disaster risks. These abilities are carried out in development planning and capacity enhancement in restoration after the emergency condition. Thus, it is important for DRVs to understand the responsiveness and the ability to become autonomous in flood counter-measurement in Yogyakarta City. In order to find out the responsiveness of DRVs in handling the flood, a research using qualitative approach was performed through a set of interviews with key persons. Information was gained from related stakeholders, such as the local government officers, community, and local agency for disaster management (Badan Penanggulangan Bencana Daerah or BPBD) as the organizer of the program. Triangulation method was performed to find out the synchronization between stakeholders. The villages observed in this research were Karanganyar, Warungboto, and Wirobrajan which were located on the river bank. The result of this research covered the description in handling flood through DRVs, the form and identity of DRVs, the contract-expand model action in the management phases of disaster, as well as the advantages and weaknesses of DRVs. The data gained was analyzed in depth by comparing the responsiveness and the ability to become autonomous in the three villages. The recommended formulation was given to the DRVs, the local government, and the local community to carry out the DRVs effectively and sustainably.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Safitri, Wiji. "SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK PKK KAMPUNG AIMO." LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat 3, no. 2(Jul-Des) (2019): 90. http://dx.doi.org/10.25077/logista.3.2(jul-des).90-96.2019.

Full text
Abstract:
PKK Kampung AIMO menghadapi permasalahan yaitu terbatasnya pengetahuan dan teknologi budidaya pertanian. Hal ini yang menjadi penyebab mengapa sampai sekarang PKK Kampung AIMO tidak berjalan dengan baik. Masalah tersebut dipecahkan dengan dilakukan sosialisasi teknologi budidaya tanaman. Kegiatan sosialisasi terlebih dulu dilakukan oleh Adlian, S.P., M.Sc. “Pelatihan Penanaman Sayuran Organik di Pekarangan Rumah” sehingga menjadi cikal bakal program PKK Kampung AIMO yaitu “Pemanfaaatan Lahan Pekarangan Rumah dengan Sayuran untuk Pemenuhan Gizi Keluarga”. Kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Rumah Tangga untuk PKK Kampung Aimo, Kab. Sorong” merupakan kegiatan lanjutan yang dilakukan untuk mendukung program kerja PKK Kampung Aimo. Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Rumah Tangga memberikan hasil : 1). Anggota PKK Kampung AIMO mengetahui pembuatan pupuk organik cair dari limbah rumah tangga., 2). Kampung AIMO menjadi Kampung Binaan Fakultas Teknik & Pertanian dan menjadi wadah pertukaran ilmu dan teknologi antara masyarakat dan Perguruan Tinggi., 3). Anggota PKK Kampung AIMO sudah mengetahui cara membuat Pupuk Organik Cair dari Limbah Rumah Tangga dan mampu sharing terhadap sesama anggotanya., 4). Penanaman sayur organik di pekarangan rumah dengan teknologi pemupukan organik dari limbah rumah tangga menjadi program kerja PKK Kampung AIMO.
 Kata Kunci: Pupuk organik cair, Limbah rumah tangga, Lahan pekarangan rumah, Sayur organik, Kampung AIMO
 ABSTRACT
 PKK Kampung AIMO has the main current problem are knowledge and technology of agricultural cultivation limited. This situation causes the program PKK Kampung AIMO doesn’t work as usual. The problem solving for thus is the socialization of agricultural cultivation technology which has been done by Adlian S.P., M.Sc “Organic Vegetable Planting Training in Home Yard”and the pioneer of PKK Kampung AIMO Program is “Utilization of Home Yard Land with Vegetables for Family Nutrition Fulfillmen”. The result of training and socialization about “Making Liquid Organic Fertilizer from Household Waste” consist of 1). The member of PKK Kampung AIMO knowing to make liquid fertilizer organic from household waste, 2). Kampung Aimo and Faculty of Enggineering and Agriculture UNBN building cooperation to sharing knowledge and technology, 3). The member of PKK Kampung AIMO knowing to sharing knowledge with others, 4). Organic vegetables planting in home yard with liquid organic fertilization from household waste become a program in PKK Kampung AIMO.
 Keywords: Liquid organic fertilizer, Household waste, Homeyard land, Organic vegetable, AIMO village
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Syaprianto, Herman, Mohamad Asmawi Bin Ibrahim, Randa Saputra, and Zatil Aqhilla Rizalti. "Edukasi Program Kampung Iklim Dalam Mewujudkan Desa Tanggap Perubahan Iklim di Negara Bagian Terengganu Darul Iman Malaysia." BERDAYA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3, no. 1 (April) (2025): 1–7. https://doi.org/10.25299/berdaya.2025.21724.

Full text
Abstract:
Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim melalui edukasi Program Kampung Iklim (ProKlim) di Negara Bagian Terengganu Darul Iman, Malaysia. Program ini dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta mendorong aksi nyata dalam mitigasi dan adaptasi lingkungan berkelanjutan. Kegiatan yang dilakukan dengan cara sosialisasi, pelatihan dan pendampingan terkait pengelolaan sumber daya alam, efisiensi energi, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta praktik ramah lingkungan seperti pertanian berkelanjutan dan pengelolaan sampah berbasis komunitas. Melalui edukasi program kampung iklim di Negara Bagian Terengganu Darul Iman Malaysia menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam mengadopsi perilaku pro-lingkungan. Dukungan dari pemerintah daerah, akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya menjadi faktor utama dalam keberhasilan program ini. Dengan edukasi yang berkelanjutan dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan kampung-kampung di Terengganu dapat menjadi model kampung tanggap perubahan iklim yang berdaya dan berkelanjutan. Kata kunci: Edukasi, Progam Kampung Iklim
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Hadita, Akmala, Ade Purnawan, and Muchtar Muchtar. "Pembentukan Kampung Keluarga Berencana." Jurnal Budaya Masyarakat (JBM) 1, no. 1 (2019): 11–16. http://dx.doi.org/10.36624/jbm.v1i1.33.

Full text
Abstract:
Kampung Keluarga Berencana merupakan sebuah bentuk miniatur dalam pelaksanaan secara total dari Program KKBPK, yang secara utuh melibatkan seluruh bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi dengan kementrian atau lembaga, mitra kerja, stakholders instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan pemerintahan terendah (sesuai prasyarat penentuan lokasi Kampung KB) diseluruh Kabupaten atau Kota seperti yang dicanangkan oleh Presiden pada tanggal 14 Januari 2016 bahwa setiap Kecamatan di seluruh Indonesia harus terdapat satu Kampung KB dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat melalui program KKBPK yang terintegrasi dengan sektor pembangunan lainya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Ulfiana, Elisa, Intan Nugraheni Hasanah, Endri Astuti, and Erna Widyastuti. "KAMPUNG SEHAT TANGGAP DBD DI KELURAHAN GEDAWANG." GEMASSIKA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5, no. 1 (2021): 10. http://dx.doi.org/10.30787/gemassika.v5i1.596.

Full text
Abstract:
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a problem of health in both urban and semi-urban areas. DHF disease has been a deadly disease since the year 2013. In the health profile of the city of Semarang 2017 Gedawang area is included in the red zone area with the high number of events DHF. Through the DHF Health Care Village program is expected to increase the knowledge and the role of society in realizing a healthy village DHF response. The method of implementing the program is done by providing counseling and simulation. At the end of this activity resulted in an increase in knowledge and community participation in the realization of a healthy village DHF response and when the evaluation is done already formed a report of the Free Numbers Mosquito Repellent each week pasted on the board in each neighbourhood, routine inspection of the Mosquito Repellent, lavender and lemongrass garden and signing of DHF response Village commitment
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Nugroho, Sigit Sapto, Ahadiati Rohmatiah, and Mutmainah Mutmainah. "Local Wisdom-based Social Solidarity Model in Mitigating the COVID-19 Disaster in Madiun City, Indonesia." International Journal of Environmental Engineering and Development 1 (May 30, 2023): 18–23. http://dx.doi.org/10.37394/232033.2023.1.3.

Full text
Abstract:
To mitigate the Covid-19 disaster, the Madiun City government of East Java Province, Indonesia created local wisdom-based social solidarity programs called Kampung Tangguh (The Fierce Kampong), Pendekar Waras (The Healthy Warrior), and Pendekar Obat (The Medicine Warrior). This research employed the empirical method that combined literature review and field research (consisting of questionnaires and in-depth interviews with key informants). Results showed that the regulation on the Covid-19 mitigation was based on the central government’s policies. It was manifested in the form of the Decree of the Mayor of Madiun No. 56 of 2020 on the Amendment of the Decree of the Mayor of Madiun No. 39 of 2020 on the Application of the Discipline and Law Enforcement on Health Protocols to Prevent and Control the Coronavirus Disease 2019. These three programs was based on the mutual responsibility or social solidarity and theyinvolved all community elements from the neighbourhood, district, regional apparatus organization, to the mayor. It involved the integrated, coordinated, and organized active participation of society, to create a disaster-aware society.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Kurniawan, Rivo Alfarizi, Neny Ismiyanti, Qutsiati Rofiqoh, et al. "Pemberdayaan Masyarakat Sakinah dalam Upaya Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an di Kampung Sakinah." Ngarsa: Journal of Dedication Based on Local Wisdom 2, no. 1 (2022): 19–30. http://dx.doi.org/10.35719/ngarsa.v2i1.161.

Full text
Abstract:
Seeing the high level of Qur'an illiteracy survivors in the village of Sakinah and the very limited number of teaching staff to read the Qur'an, it is necessary to have a Qur'an illiteracy eradication program to support government programs in reducing the number of survivors. illiteracy of the Koran. The purpose of this research is to know the empowerment of the people of the sakinah village in an effort to eradicate illiteracy in the Qur'an in the sakinah village. The method used is descriptive qualitative method. The results of the service were obtained by several activities to eradicate al-Qur'an illiteracy in the sakinah village, namely socialization activities on the importance of learning the Qur'an, debriefing the knowledge of tajwid and makhorijul literacy, community empowerment in eradicating illiteracy in the Qur'an and reading competitions. - Quran. The activities carried out run smoothly and well, this can be seen from the enthusiasm of the participants of Al-Qur'an illiterate survivors who continue to increase in participating in the activities carried out. Another result of the activities carried out was getting teachers to teach the Qur'an taken directly from the people of the Sakinah village. To maintain the continuity of the program implemented, students collaborate and coordinate with the KUA team in Tanggul sub-district. Melihat tingkat penyintas buta huruf al-qur’an di kampung sakinah yang cukup tinggi serta jumlah tenaga mengajar membaca al-qur’an yang sangat terbatas, maka diperlukan adanya program pemberantasan buta huruf al-qur’an guna mendukung program pemerintah dalam menekan jumlah penyintas buta huruf al-qur’an. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui pemberdayaan masyarakat kampung sakinah dalam upaya memberantas buta huruf al-qur’an di kampung Sakinah. Metode yang digunakan yakni metode kualitatif deskriptif. Hasil pengabdian diperoleh beberapa kegiatan guna memberantas buta huruf al-qur’an di kampung Sakinah yakni kegiatan sosilaisasi pentingnya belajar al-qur’an, pembekalan ilmu tajwid dan makhorijul huruf, pemberdayaan masyarakat dalam memberantas buta huruf al-qur’an serta lomba baca al-qur’an. Kegiatan yang dilakukan berjalan dengan lancar dan baik, hal tersebut terlihat dari antusiasme peserta penyintas buta huruf al-qur’an yang terus meningkat dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan. Hasil lain dari kegiatan yang dilakukan yakni mendapatkan guru mengajar alqur’an yang diambil langsung dari masyarakat kampung sakinah. Untuk menjaga keberlanjutan program yang dilaksanakan, mahasiswa melakukan kolaborasi dan koordinasi bersama tim KUA Kecamatan Tanggul.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Muchtar, Muchtar, Nurbudiwati Nurbudiwati, and Mila Karmila. "Pembentukan Kampung Keluarga Berencana di Desa Mekarwangi." Jurnal Budaya Masyarakat (JBM) 1, no. 2 (2020): 33–38. http://dx.doi.org/10.36624/jbm.v1i2.35.

Full text
Abstract:
Kampung KB adalah sebuah model atau bentuk miniatur pelaksanaan total Program KKBPK secara utuh yang melibatkan seluruh bidang dilingkungan BKKBN dan bersinergi dengan kementrian atau lembaga, mitra kerja, stakholders instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan pemerintahan terendah (sesuai prasyarat penentuan lokasi Kampung KB) di seluruh Kabupaten atau Kota seperti yang dicanangkan oleh Presiden pada tanggal 14 Januari 2016 bahwa setiap Kecamatan di seluruh Indonesia harus terdapat satu Kampung KB dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat melalui program KKBPK yang terintegrasi dengan sektor pembangunan lainnya. Pembentukan Kampung Keluarga Berencana sendiri meliliki hakikat dimana kampung tersebut menjadi ikon KB sebagai media kampanye penyebaran program KB, pembinaan keberlangsungan ber KB yang sangat membantu terhadap penurunan angka kelahiran, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui pendekatan pelayanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Sulistiyani, Sulistiyani, Lamria Situmeang, Santalia Banne Tondok, Nurmah Rachman, and I. Ketut Swastika. "Pengembangan Kampung Sehat Melalui Program Pembentukan Kelompok Kerja Tanggap Covid-19 Di Kampung Asei Besar Distrik Sentani Timur." Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia 2, no. 2 (2022): 165–74. http://dx.doi.org/10.52436/1.jpmi.488.

Full text
Abstract:
Kampung ASEI Besar merupakan salah satu Kampung Destinasi wisata yang pada tahun 2021 menjadi pusat pelaksanaan PON XX. Pada kondisi yang demikian menyebabkan kampung Asei Besar menjadi salah satu kampung yang berisiko terjadi peningakatan kasus Covid-19. Hasil laporan DINKES Papua tahun 2020 menyatakan bahwa wilayah Sentani memiliki kasus Covid-19 mencapai 22 orang penderita. Dengan karakteristik penduduk yang memiliki mobilitas tinggi dari pesisir ke wilayah daratan, maka menjadikan kampung Asei Besar mengembangkan kampung sehat di era new normal life. Tujuan dari pembentukan pengembangan kampung sehat adalah meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk memutuskan mata rantai penularan Covid-19, sehingga kampung Asei Besar menjadi bebas Covid-19. Metode yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan adalah Ceramah, diskusi kelompok, simulasi/role play, dan Pelatihan. Hasil yang didapatkan adalah terbentunya kader Covid-19 yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membantu pemerintah memutuskan mata rantai penularan Covid-19. Untuk selanjutnya Kader diberikan pelatihan guna mampu melakukan deteksi dini penyakit Covid-19 pada masyarakat Kampung Asei Besar. Selain itu, program kerja lainnya juga disepakati dengan mitra terkait penurunan penyakit Menular dan mencegah angka kematian Ibu dan Anak, menurunkan angka gizi kurang yang menjadi salah satu indikator dari pengembangan kampung sehat. Dengan adanya peran aktif masyarakat seperti Kader Covid-19, maka pemutusan mata rantai Covid-19 dapat berjalan dengan efektif. Kader Covid-19 dapat bekerja sama dan berkesinambungan dnegan program yang telah dirumuskan oleh pemerintah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Kumalasari, Ika Dyah, Utaminingsih Linarti, and Retnosyari Septiyani. "Implementasi Teknologi Pembuatan Ecoenzyme dari Limbah Rumah Tangga di Kampung Morten, Melaya, Malaysia." I-Com: Indonesian Community Journal 5, no. 1 (2025): 557–65. https://doi.org/10.70609/icom.v5i1.6769.

Full text
Abstract:
Limbah kulit buah berpotensi dimanfaatkan menjadi eco-enzyme. Eco-enzyme dapat digunakan dalam sanitasi dan hygine. Kampung Morten merupakan kampung wisata di kota Melaka, Malaysia. Sebagai kampung wisata masalah pemanfaatan limbah organik menjadi masalah yang perlu ditangani oleh Masyarakat Kampung Morten. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengolahan limbah kulit buah melalui implementasi teknologi terintegrasi dengan ilmu pengetahuan. Metode pelaksanaan program ini dengan sosialisasi, pelatihan pembuatan eco-enzyme dengan metode fermentasi, pengukuran capaian dengan kuesioner dan wawancara serta pendampingan. Berdasarkan hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa kegiatan/program yang dilakukan berhasil karena meningkatkan pengetahuan pengolahan sampah organik dan eco-enzyme sebesar 58% dan peningkatan ketrampilan pengolahan eco-enzyme dari limbah rumah tangga buagh dan sayur sebesar 76%. Upaya dan hasil pengabdian ini diharapkan dapat berkelanjutan untuk diterapkan di Masyarakat Kampung Morten untuk meningkatkan ekonomi dan social budaya pengolahan sampah organic dari limbah rumah tangga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Bahari, Asniati, Gusmini, Elvira Luthan, Novfirman, Synthia Ona Guserike Afner, and Dwi Esti Rahmaningsih. "Pengembangan Agrowisata Kampung Tapi Menuju Ekonomi Keberlanjutan Di Nagari Kamang Tangah Anam Suku, Agam." KOMUNITA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat 4, no. 2 (2025): 315–23. https://doi.org/10.60004/komunita.v4i2.168.

Full text
Abstract:
This service program aims to develop Kampung Tapi as an agro-tourism village based on sustainable integrated farming. Kampung Tapi has great potential with fertile agricultural land, biodiversity, and rich local culture. However, the local community faces various challenges, such as unproductive yard land, limited skills in marketing products, and high dependence on the traditional agricultural sector. To address these issues, this program uses a participatory approach method through site surveys, socialization, training, mentoring, and periodic evaluation. The training provided includes integrated agricultural management techniques based on zero waste, making organic fertilizer from agricultural waste, and digital marketing through packaging and social media. This activity actively involves the Dasawisma group to ensure that the training material is not only understood, but can also be applied in daily life. It is hoped that through this service program, a significant increase in the technical, managerial, and marketing skills of the Dasawisma group and also the community of Kampung Tapi will be achieved. In addition, the active participation of the community in the management of local products becomes the main attraction of Kampung Tapi agrotourism, expanding the marketing network, and increasing income. This program not only provides economic benefits to the community, but also contributes to environmental sustainability and the development of Kampung Tapi as a leading agro-tourism destination. With the synergy between the agriculture and tourism sectors, Kampung Tapi is expected to become a model of a sustainable and inspiring agritourism village
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Nafiu, La Ode, Takdir Saili, Musram Abadi, et al. "Peningkatan Keterampilan Pembudidaya Ayam Kampung di Pekarangan Mendukung Protocol Pencegahan Covid 19 Kecamatan Abeli Kota Kendari." Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) 2, no. 2 (2020): 105. http://dx.doi.org/10.33772/jpmit.v2i2.12977.

Full text
Abstract:
Pengembangan ayam kampung dikalangan masyarakat memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupannya terutama di pedesaan sebagai penghasil daging dan telur konsumsi dan sebagai sumber tambahan pendapatan, namun diberlakukannya Sosial Dintancing guna memutus penyebaran COVID-19, mengharuskan aktivitas masyarakat harus bekerja dari rumah (Work From Home), kondisi tersebut menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat. Masalah yang dihadapi oleh peternak adalah kurangnya pengetahuan peternak tentang teknologi aplikatif budidaya ayam kampung yang dapat diterapkan di era pandemi COVID-19guna mempertahankan usahanya. Melalui program KKN-Tematik FPt UHO transfer Inovasi teknologi seleksi bibit unggul dan inseminasi buatan (IB), merupakan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi peternak. Program ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan yaitu dimulai sejak tanggal 13 Juni 2020 sampai dengan tanggal 13 Juli 2020, di Kecamatan Nambo Kota Kendari. Pelaksanaan program dilakukan dalam bentuk Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Penyuluhan yaitu (1) Bimtek dan Penyuluhan secara virtual/online; dan (2) Bimtek dan Penyuluhan dengan metode tatap muka baik secara individu ataupun lebih dan tetap memperhatikan protokol pencegahan Covid-19. Adapun materi penyuluhan program pemberdayaan ini, yaitu tehnik seleksi bibit unggul dan teknologi inseminasi buatan (IB) pada ayam kampung super. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan hasil yang telah dicapai pada kegiatan ini, yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang seleksi bibit unggul dan inseminasi buatan (IB), sehingga di era pandemi Covid-19 peternak ayam kampung tetap dapat mengembangkan keberlanjutan usahanya dan mampu mempertahankan ataupun meningkatkan pendapatanya.Kata Kunci: Ayam Kampung, Bibit Unggul, Inseminasi Buatan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography