To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kaping.

Journal articles on the topic 'Kaping'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kaping.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Zamaris, Zafran. "PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN BUDIDAYA DI KARAMBA JARING APUNG DI TELUK KAPING, BULELENG, BALI." JFMR-Journal of Fisheries and Marine Research 3, no. 1 (2019): 32–40. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Mahardika, Ketut, Indah Mastuti, Reagan Septory, Des Roza, Zafran Zafran, and Afifah Nasukha. "POLA FLUKTUASI POPULASI BAKTERI DI PERAIRAN PANTAI DAN TELUK PADA SENTRA BUDIDAYA IKAN LAUT DI BALI UTARA." Jurnal Riset Akuakultur 16, no. 1 (2021): 49. http://dx.doi.org/10.15578/jra.16.1.2021.49-59.

Full text
Abstract:
Bakteri merupakan mikroorganisme yang secara alami berada dalam ekosistem perairan laut dan beberapa spesiesnya bersifat patogen. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola fluktuasi populasi bakteri secara umum dan Vibrio spp. secara khusus di perairan pantai dan teluk sebagai dampak dari aktivitas baik panti pembenihan, tambak udang, maupun karamba jaring apung (KJA) di pesisir Bali Utara. Sampel air diperoleh dari tiga lokasi sentra budidaya laut dan satu lokasi ekowisata yang berada di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng. Sampel air diambil dari tiga titik sampling di perairan dengan jarak 50 m, 100 m, dan 300 m dari garis pantai di Desa Gerokgak dan Desa Penyabangan. Sampling air dilakukan pada tiga titik sampling di sekitar KJA di Teluk Kaping, Desa Sumberkima, dan satu titik sampling di perairan dengan jarak 100 m dari garis pantai di Desa Pemuteran. Sampling air dilakukan sekali dalam sebulan dari bulan Februari hingga November 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total bakteri dan Vibrio spp. di empat lokasi perairan di Kecamatan Gerokgak, Bali menunjukkan populasi tinggi pada bulan Maret hingga Mei dan menurun pada bulan berikutnya. Dan meningkat kembali pada bulan Oktober hingga November. Total bakteri dan Vibrio spp. tertinggi terjadi di perairan pantai Desa Gerokgak hingga 9.067 ± 7.481 CFU/mL dan 1.147 ± 689 CFU/mL dibandingkan dengan dua lokasi sentra budidaya lainnya (Desa Penyabangan dan Teluk Kaping). Total bakteri dan Vibrio spp. teramati pula di perairan Desa Pemuteran hingga 500 ± 52 CFU/mL dan 65 ± 7 CFU/mL yang kemungkinan merupakan dampak dari aktivitas budidaya ikan. Pola fluktuasi populasi bakteri di perairan pantai Kecamatan Gerokgak, Bali dipengaruhi oleh musim dan kegiatan budidaya perikanan. Tingginya populasi bakteri Vibrio spp. pada perairan pantai dapat memengaruhi kesehatan ikan budidaya.Bacteria are a group of microorganisms naturally present in aquatic ecosystems. Some of the bacteria are pathogenic to other organisms and cause severe diseases. This study aimed to determine the fluctuation patterns of bacterial populations, with specific interest to Vibrio spp. in coastal and bay areas of North Bali which constantly receive effluents from nearby mariculture activities. Water samples were collected from three locations in a clustered marine fish farming area and one location in an ecotourism area as a control. Water samples were taken from three sampling points in the coastal area of Gerokgak and Penyabangan villages at a distance of 50 m, 100 m, and 300 m from the coastline. Water samples were also collected at three sampling points around floating net cages (KJA) in Kaping Bay, Sumberkima Village, and one sampling point in Pemuteran Village located 100 m from the coastline. Water sampling was carried out each month from February to November 2018. Results of the study showed that total bacteria and Vibrio spp. were notably higher between March-May and October-November. The total bacteria and vibrio reached the peak number at 9,067 ± 7,481 CFU/mL and 1,147 ± 689 CFU/mL, respectively, which occurred in the coastal waters of Gerokgak Village. The total bacteria and Vibrio spp. of up to 500 ± 52 CFU/mL and 65 ± 7 CFU/mL, respectively, were also observed in the waters of Pemuteran Village which are likely to be the effects of aquaculture activities in these of three locations. This study concludes that the fluctuation pattern of bacterial population in the coastal waters of Gerokgak District, Bali is primarily influenced by the season and activities of the fish farming. The high population of Vibrio spp. in the coastal waters could lead to a fish disease oubreak related to the pathogenic bacterium.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Huda, Anam Miftakhul, Atwar Bajari, Asep Saeful Muhtadi, and Dadang Rahmat. "Functions and Values of Ritual “Larung Sesaji Kelud” in the local Community of Mount Kelud." Mediator: Jurnal Komunikasi 10, no. 2 (2017): 156–64. http://dx.doi.org/10.29313/mediator.v10i2.2744.

Full text
Abstract:
Larung sesaji kelud is a customary ritual that has a crater of Mount Kelud. It is a traditional Javanese cultural ceremony. This ceremony is held every month Suro (Javanese calendar). This ritual is held in the Sugihwaras Village, Ngancar District, Kediri. This research uses qualitative method. Qualitative method is a research procedure that produces descriptive data in the form of written or oral data of the people observed. The data in this research are the result of interview with informant and act of perpetrator of ceremony. Larung sesaji means to reject the oath of Lembu Suro vaunted by Goddess Kilisuci. “Yoh, Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping, yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, lan Tulungagung dadi kedung " besides this sacred ritual as a form of gratitude to the god as a ruler, and also to reverence to the ruler of Mount Kelud. Larung sesaji Kelud as cultural preservation has spiritual values, as well as tourism asset so it can improve the economy of the surrounding community.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Septory, Reagan, Afifah Nasukha, Sudewi Sudewi, Ananto Setiadi, and Ketut Mahardika. "SEBARAN VERTIKAL TOTAL NITROGEN, TOTAL FOSFAT, DAN AMONIA PADA PERAIRAN PESISIR YANG BERDEKATAN DENGAN KAWASAN BUDIDAYA LAUT DI BALI UTARA." Jurnal Riset Akuakultur 16, no. 2 (2021): 125. http://dx.doi.org/10.15578/jra.16.2.2021.125-134.

Full text
Abstract:
Buangan limbah organik dari kegiatan budidaya ikan berdampak pada naiknya konsentrasi senyawa nitrogen di perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran vertikal konsentrasi total nitrogen (TN), total fosfat (TP), dan amonia pada perairan pesisir yang berdekatan dengan kawasan budidaya ikan laut di Bali Utara. Titik sampling dipilih pada kedalaman 5, 10, 15, 20, dan 30 meter dengan arah tegak lurus garis pantai di kawasan perbenihan ikan dengan tingkat aktivitas tinggi (Desa Gerokgak dan Desa Penyabangan) dan tiga titik sampling di sekitar karamba jaring apung (KJA) di Teluk Kaping, Desa Sumberkima. Sampel air diambil pada bagian permukaan, tengah, dan dasar pada tiap titik sampling. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019 dengan dua periode waktu yaitu bulan April sampai Juni dan Agustus sampai Oktober dengan satu kali pengambilan contoh air setiap bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran konsentrasi TN, TP, dan amonia secara vertikal cenderung homogen pada tiap titik pengamatan. Konsentrasi TN, TP, dan amonia selama penelitian berturut-turut adalah 1,2-1,5 mg/L; 0,081-0,090 mg/L; dan 0,054-0,057 mg/L. Nilai tersebut berada di bawah baku mutu air untuk kebutuhan budidaya ikan. Sebaran konsentrasi senyawa nitrogen dan fosfat secara vertikal di lokasi penelitian relatif homogen pada semua lapisan kedalaman air yang diamati. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa proses percampuran masa air terjadi secara merata di kawasan tersebut. Kualitas perairan di lokasi penelitian masih sesuai dengan nilai baku mutu untuk kegiatan budidaya laut.Direct discharge of organic waste from aquaculture platforms is likely to increase nitrogen concentration in the surrounding waters. The study aimed to investigate the vertical distribution of total nitrogen (TN), total phosphorus (TP), and ammonia concentration in the coastal waters adjacent to the three densest mariculture sites in North Bali (Gerokgak, Penyabangan, and Kaping Bay). Field surveys were conducted six times within two periods namely April to June and August to October 2019. Samples of different water columns (surface, middle, and bottom) were collected using a Nansen water sampler in each sampling point. The samples were immediately analyzed at the Research Institute for Mariculture and Fishery Extension, Gondol. Total nitrogen, total phosphate, and ammonia were analysed using sulfuric acid destruction and distillation, nitrate-acid destruction, and phenol-spectrophotometer, respectively. The result showed that TN, TP, and ammonia levels were 1.2-1.5 mg/L, 0.081-0.090 mg/L, and 0.054-0.057 mg/L, respectively. The vertical distribution of nitrogen and phosphorus compounds at all layers of water column were relatively homogenous indicating a strong mixing between the seawater layers. Thus, the study concludes that the variations of all water quality parameters are within the water quality standard needed for mariculture activities.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Puspayanti, Ni Ketut Eria, I. B. Made Ludy Paryatna, and I. A. Sukma Wirani. "NUREKSAIN WANGUN INTRINSIK MIWAH AJI PANGAJAH-AJAHAN TATA LAKSANA RING PUPULAN SATUA BAWAK AWENGI RING HOTEL SENTRAL KAKAWIAN I GUSTI PUTU SAMAR GANTANG." Jurnal Pendidikan Bahasa Bali Undiksha 6, no. 2 (2019): 42. http://dx.doi.org/10.23887/jpbb.v6i2.20342.

Full text
Abstract:
Tetilikan puniki matetujon anggen nlatarang (1) wangun intrinsik miwah (2) aji pangajah-ajahan tata laksana ring buku pupulan satua bawak “Awengi ring Hotel Sentral” kakawian I Gusti Putu Bawa Samar Gantang. Jejering ring tetilikan puniki inggih punika buku pupulan satua bawak “Awengi ring Hotel Sentral” kakawian I Gusti Putu Bawa Samar Gantang lan penandang ring tetilikan puniki inggih punika wangun intrinsik lan aji pangajah-ajahan tata laksana. Tetelikan puniki nganggen tetilik deskritif kualitatif lan mupulang datanyane kalaksanayang nganggen kramaning dokumentasi. Data tureksa sane kaanggen inggih punika deskritif kualitatif, pah-pahannyane (1) reduksi data, (2) ngwaderang data, (3) makarya panyutet. Pikolih ring tetilikan puniki, kapertama wangun intrinsik sane wenten ring buku pupulan satua bawak Awengi ring Hotel Sentral inggih punika, unteng, lelintihan, pragina miwah pawatekan, desa kala patra, genah sang pangawi, piteket, miwah paribasa. Kaping kalih aji pangajah-ajahan tata laksana sane wenten ring buku pupulan satua bawak “Awengi Ring Hotel Sentral” kakawian I Gusti Bawa Samar Gantang inggih punika sradha bhakti, seneng ngawacen, masawitra, arjawa, meled uning, swadarman, jemet makarya, awiwahara, ngajiang kawagedan, miwah tresna asih. Cutetnyane tetilikan ring buku pupulan satua bawak “Awengi ring Hotel Sentral” puniki sampun kewangun olih wangun intrisik sane jangkep, tur aji pangajah-ajahan tata laksana sane mapaiketan sareng kawentenan lan parilaksana masimakrama.Kruna Jejaton: intrinsik, aji pangajah-ajahan tata laksana
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Kloth, Nadine, Stefan R. Schweinberger, and Gyula Kovács. "Neural Correlates of Generic versus Gender-specific Face Adaptation." Journal of Cognitive Neuroscience 22, no. 10 (2010): 2345–56. http://dx.doi.org/10.1162/jocn.2009.21329.

Full text
Abstract:
The perception of facial gender has been found to be adaptively recalibrated: adaptation to male faces causes participants to perceive subsequent faces as more feminine and vice versa [Webster, M. A., Kaping, D., Mizokami, Y., & Duhamel, P. Adaptation to natural facial categories. Nature, 428, 557–561, 2004]. In an event-related brain potential (ERP) study, Kovács et al. [Kovács, G., Zimmer, M., Banko, E., Harza, I., Antal, A., & Vidnyanszky, Z. Electrophysiological correlates of visual adaptation to faces and body parts in humans. Cerebral Cortex, 16, 742–753, 2006] reported reduced N170 amplitudes and increased latencies for test faces following female gender adaptation compared to control stimulus (a phase randomized face) adaptation. We examined whether this N170 attenuation to test faces was related to the adaptor's gender, or to adaptation to face exposure in general. We compared N170 effects after adaptation to either male or androgynous faces. Additionally, we investigated cross-modal adaptation for the same test faces following male or androgynous voice adaptors. Visual adaptation to face gender replicated previously reported aftereffects in classifying androgynous faces, and a similar trend was observed following adaptation to voice gender. Strikingly, N170 amplitudes were dramatically reduced for faces following face adaptors (relative to those following voice adaptors), whereas only minimal gender-specific adaptation effects were seen in the N170. By contrast, strong gender-specific adaptation effects appeared in a centroparietal P3-like component (∼400–600 msec), which in the context of adaptation may reflect a neural correlate of the detection of perceptual novelty.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Maulana, Heru. "STUDI TENTANG PENERAPAN TEKNIK BERTANYA PROBING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X.1 SMAN 1 LUBUK SIKAPING." JURNAL EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP) 1, no. 1 (2017): 63. http://dx.doi.org/10.24036/jep/vol1-iss1/36.

Full text
Abstract:
The low result of mathematics learning outcomes of students in grade X.1 SMAN 1 Lubuk Si-kaping can be caused by the low ability of students' mathematical communication. Generally, students is feeling difficult to express the ideas, solutions of a problem, whether it can be an answer or a re-sponse to what he or she thinks is poorly understood. One of the solution to solve this problem is by implementing probing technique which is a learning method by using questioning techniques that are digging knowledge of students. The purpose of this study is to describe the ability of students to com-municate the idea mathematically and to know the student learning outcomes during the application of probing techniques in learning mathematics grade X.1 SMAN 1 Lubuk Sikaping. This type of research is pre-experimented with The One-Shot Case Study design. The subject of this research is the students of grade X.1 SMAN 1 Lubuk Sikaping registered in second semester of academic year 2010/2011. Da-ta processing of students' mathematical communication ability is by determining the percentage of the improvement of each indicator on observation sheet in every meeting and also supported by data from the interview. The results of this study illustrate that mathematical communication skills of students have increased from each meeting by using probing techniques, generally. As the results of learning mathematics after using the probing technique is good because 25 students (75.75%) of 33 students class X.1 SMAN 1 Lubuk Sikaping already reached Minimal Completeness Limit which has been ap-pointed by SMAN 1 Lubuk Sikaping (75).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Eka Suadnyana, Ida Bagus Putu, and Ni Wayan Yuniastuti. "KAJIAN SOSIO-RELIGIUS PENERAPAN SANKSI ADAT KANORAYANG DI DESA PAKRAMAN BAKBAKAN KECAMATAN GIANYAR, KABUPATEN GIANYAR." WIDYANATYA 1, no. 2 (2019): 18–31. http://dx.doi.org/10.32795/widyanatya.v1i2.494.

Full text
Abstract:
Pakraman Bakbakan Village is one of the areas in the Balinese customary law area which also has regulations governing the lives of its people which are basically poured into awig-awig forms that are generally owned by all Pakraman Villages in Bali. In awig-awig, Pakraman Bakbakan Village, there is one adat sanction, namely Kanorayang adat sanction which is still preserved. The application of Kanorayang customary sanctions is based on awig-awig Desa Pakraman Bakbakan Palet Kaping XX (Indik Pamidanda). The imposition of Kanorayang adat sanctions is applied as an act of expulsion from Pakraman village customary activities so that those who are subject to the kanorayang adat sanctions lose their rights and obligations within the Pakraman Village organization. For those who are subject to customary sanctions in the village of Pakraman Bakbakan will not be able to use traditional facilities such as the temple of heaven, setra or grave, infrastructure owned by the Pakraman village (wantilan, village bale, aykul kulkul, etc.). This study uses a qualitative research design through an ethnographic case study approach with an emphasis on critical and interpretive studies without ignoring the study of empirical elements. By collecting data through sampling techniques, where in this study is purposive sampling through people who are considered key (key person) and understand about the application of customary sanctions in the village of Pakraman Bakbakan Pakraman. This research can be used as a critique and suggestion so that in the process of implementing customary sanctions the canor does not deviate from the objectives of customary law itself. And with the existence of customary sanctions in the village of Pakraman Bakbakan is expected to maintain harmony and in an atmosphere of "paras-paros, gilik-saguluk, salunglung-sabayantaka".
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Jamilatun, Makhabbah, and Shufiyani Shufiyani. "ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG ENDOFIT DARI TANAMAN ALANG-ALANG (Imperata cylindrica (L.) BEAUV.)." Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) 6, no. 1 (2019): 27–36. http://dx.doi.org/10.36743/medikes.v6i1.92.

Full text
Abstract:
Mikroba endofit di dalam bagian tanaman dapat terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya yaitu kapang endofit. Kapang endofit dilaporkan menghasilkan berbagai metabolit bioaktif. Berbagai jenis tanaman terutama tanaman obat, dapat digunakan sebagai sumber isolat kapang endofit. Jenis tanaman yang berpotensi sebagai tanaman berkhasiat obat adalah alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan dan jenis kapang endofit dari tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.). Penelitian dilakukan dengan mengisolasi kapang endofit dari tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.). menggunakan medium Potato Dextrose Agar Chloramphenicol (PDAC), kemudian dilakukan pemurnian pada kapang endofit serta mengidentifikasi isolat kapang endofit berdasarkan ciri makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian diperoleh tujuh isolat kapang endofit yang tumbuh pada tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.), yaitu 1 isolat kapang Fusarium sp. dari bagian bunga, 2 isolat Mucor sp. dari bagian daun, 3 isolat Mucor sp. dari bagian tangkai, 1 isolat Mucor sp. dari bagian akar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Alfanda, M. Yunas. "IDENTIFIKASI DAN HITUNG ANGKA KAPANG PADA KULIT APEL PASCA PANEN DI DAERAH BATU, MALANG." Jurnal SainHealth 4, no. 1 (2020): 25. http://dx.doi.org/10.51804/jsh.v4i1.712.25-29.

Full text
Abstract:
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan pangan, membuat banyak terjadi kasus kontaminasi bahan pangan oleh mikroba. Salah satu mikroba yang mencemari bahan pangan adalah kapang. Penelitian ini bertujuanuntukmengidentifikasi dan menghitung jumlah kapang penyebab pembusukan pada kulit buah apel pascapanen di daerah Batu, Malang. Kapang adalah jamur multiseluler yang memiliki hifa yang menjadi ciri khas pembeda dengan khamir. Selain itu, kapang juga dapat menghasilkan mikotoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sampel diambil secara acak dari perkebunan apel di daerah Batu. Identifikasi menggunakan metode Mounting Block dan media Saboroud Dextrose Agar (SDA), dan penghitungan jumlah kapang menggunakan metode Angka Kapang Khamir Cawan Tuang. Identifikasi mengguanakan mikroskop dengan perbesaran 400x, diamati berdasarkan morfologi hifa, konidia dan konidiofornya. Hasil penelitian menunjukkan adanya Aspergillus niger pada kulit buah apelsebanyak 5×101sampai 7×101. Kapang jenis inipaling mudah dijumpai padabuah-buahan. Selain pada buah-buahan, Aspergillus niger juga bisa diisolasi dari tanah, udara, dan serasah daun. Perlakuan buah apel pascapanen dan waktu penyimpanan berpengaruh pada jumlah kapang yang tumbuh. Batas cemaran mikroba untuk buah apel (kategori buah kering) pada jenis cemaran mikroba kapang adalah <5 x 101.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Sibero, Mada Triandala, Kustiariyah Tarman, Ocky Karna Radjasa, Agus Sabdono, Agus Trianto, and Tiara Ulfa Bachtiarini. "Produksi Pigmen dan Identifikasi Kapang Penghasilnya Menggunakan Pendekatan DNA Barcoding." Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21, no. 1 (2018): 99. http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v21i1.21454.

Full text
Abstract:
Kapang endofit laut diketahui sebagai sumber berbagai senyawa bioaktif yang berguna bagi kesehatan. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa kapang endofit isolat RS3 asal tanaman pesisir <em>Hydnophytum formicarum</em> asal Sorong menghasilkan pigmen hitam dengan potensi sebagai fotoprotektor namun pada penelitian tersebut tidak memiliki data mengenai produksi pigmen serta identifikasi kapang penghasilnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produksi pigmen hitam asal kapang RS3 dan identifikasi kapang RS3 melalui pendekatan DNA barcoding. Kapang RS3 dikultivasi selama 30 hari menggunakan sistem statis dan sistem shaking. DNA barcoding pada identifikasi kapang<br />RS3 menggunakan primer universal ITS1 dan ITS4 untuk mengamplifikasi wilayah <em>internal transcribed space</em>r (ITS) yang menjadi conserve region pada kingdom fungi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapang RS3 yang dikultivasi menggunakan sistem shaking mulai memproduksi pigmen pada hari-6 dan mencapai produksi tertinggi pada hari ke-18 (2,42±0,03 mg/L) sedangkan pada kultivasi sistem statis rendemen pigmen terbesar dihasilkan pada hari ke-30 (2,88±0,21 mg/L). Berdasarkan hasil analsis ITS rDNA diketahui bahwa kapang endofit RS3 memiliki 99% kemiripan dengan Annulohypoxylon stygium. Kapang ini telah didaftarkan di GeneBank denga nomer akses MG605083.1.<br /><br />
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Akhyari, Annisa’ S., Ruliat Ruliat, and Lusyta P. Ardhiyanti. "IDENTIFIKASI JAMUR JENIS KAPANG PADA RUMPUT LAUT KERING Idenification of Mold Type Fungus On Dried Seaweed." Jurnal Insan Cendekia 6, no. 1 (2019): 49–53. http://dx.doi.org/10.35874/jic.v6i1.534.

Full text
Abstract:
Pendahuluan : Jamur jenis kapang mampu mengubah makhluk hidup atau benda mati menjadi sesuatu yang menguntungkan atau merugikan. Kapang dapat menyebabkan penyakit bagi kesehatan manusia karena dalam pertumbuhan kapang dapat memproduksi zat kimia yang bersifat racun disebut mikotoksintoksin. Sampai sekarang sudah diketahui lebih dari 400 macam mikotoksin yang dapat dihasilkan oleh berbagai jenis jamur,masing-masing memiliki toksisitas yang umumnya bersifat kronis atau menimbulkan mikotoksikosis. Jamur kapang penyebab alergi atau penyakit saluran pernapasan dan paru-paru. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jamur jenis kapang pada rumput laut kering. Metode Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel yang diambil yaitu rumput laut kering dengan tempat berbeda di Kecamatan Talango Kabupaten Jombang dengan jumlah populasi 4 rumput laut kering dengan menggunakan total sampling dengan variabel jamur jenis kapang. Analisa data penelitian ini menggunakan cooding, editing dan tabulating. Sampel ditanam pada media SDA selama tiga hari dan dipekriksa pada Lup atau kaca pembesar. Hasil Didapatkan hasil 4 sampel rumput laut positif terdapat jamur jenis kapang. Yang berjumlah 4 (100%) sampel rumput laut kering yang diteliti positif terdapat jamur jenis kapang. Kesimpulan bahwa rumput laut kering yang di jual di Kecematan Talango Kabupaten Sumenep seluruh sampel rumput laut kering positif terdapat jamur jenis kapang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Huda, Nurul, Witiyasti Imaningsih, and Safinah Surya Hakim. "Uji Antagonisme Kapang Endofit Tanaman Galam (Melaleuca cajuputi) terhadap Colletotrichum truncatum." Jurnal Mikologi Indonesia 3, no. 2 (2019): 59. http://dx.doi.org/10.46638/jmi.v3i2.62.

Full text
Abstract:
Galam (Melaleuca cajuputi) adalah spesies asli dari lahan gambut yang secara alami hidup berasosiasi dengan kapang endofit. Kapang endofit dikenal karena kemampuannya sebagai biofungisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kapang endofit yang diisolasi dari pohon Galam untuk menghambat pertumbuhan kapang pathogen Colletotrichum truncatum (Schwein.) Andrus & W.D. Moore dan menganalisis mekanisme penghambatannya. Tahapan penelitian ini meliputi (a) isolasi kapang endofit; (b) seleksi kapang endofit; (c) uji patogenisitas dan antagonis kapang endofit; (d) uji kemampuan metabolit volatil dan non-volatil dan (e) uji mikoparasitisme. Hasil penelitian menunjukkan persentase penghambatan tertinggi pada uji antagonisme secara in-vitro dalam menghambat C. truncatum ditunjukkan oleh isolat Neurospora sp. DG 27 dengan rata-rata persentase hambatan sebesar 71,98%, diikuti oleh isolat Neurospora sp. DG 17, 53,74% dan isolat Syncephalastrum sp. AG 15, 48,28%. Uji kemampuan metabolit volatil dan non-volatil isolat Neurospora sp. DG 27 menunjukkan persentase penghambatan tertinggi terhadap kapang C. truncatum. Mekanisme penghambatan isolat Neurospora sp. DG 27 terjadi secara antibiosis sehingga terbentuk zona bening, sedangkan isolat DG 17 terjadi secara kompetisi dan isolat Syncephalastrum sp. AG 15 secara mikoparasit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Indriati, Ninoek, Nandang Priyanto, and Radestya Triwibowo. "Penggunaan Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar (DRBC) sebagai Media Tumbuh Kapang Pada Produk Perikanan." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 5, no. 2 (2010): 117. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v5i2.415.

Full text
Abstract:
Media Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang umum digunakan untuk menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk makanan. Masalah yang sering dihadapi dengan penggunaan media ini adalah seringnya terjadi kegagalan dalam pengamatan morfologi dan penghitungan jumlah koloni kapang akibat tumbuhnya koloni yang menyebar sehingga menghambat atau menutupi koloni yang lain. Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol (DRBC) telah diperkenalkan sebagai media yang lebih baik untuk menganalisis jumlah kapang karena mengandung dikloran dan pewarna rose bengaluntuk menahan pertumbuhan kapang yang menyebar. Namun demikian, informasi mengenai efektifitas penggunaan media ini pada produk perikanan masih terbatas. Dalam penelitian ini, DRBC digunakan untuk menganalisis kapang secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan beberapa jenis sampel produk olahan perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media DRBC mampu mengurangi ukuran diameter koloni beberapa jenis kapang yang koloninya besar dan menyebar seperti Aspergillus spp., Mucor spp. dan Rhizopus spp. tanpa menghambat dan mengurangi jumlah koloni tersebut. Untuk sampel ikan olahan kering, jumlah koloni kapang yang tumbuh pada media DRBC tidak berbeda nyata dengan yang tumbuh pada media PDA, tetapi untuk sampel ikan olahan semi basah yang umumnya didominasi oleh koloni yang besar dan menyebar, jumlah koloni kapang secara nyata lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah koloni pada media PDA. Berdasarkan hasil ini, DRBC disarankan untuk digunakan untuk menganalisis kapang pada produk olahan semi basah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Jamilatun, Makhabbah, Aminah Aminah, and Shufiyani Shufiyani. "UJI DAYA HAMBAT ANTIBAKTERI KAPANG ENDOFIT DARI TANAMAN ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICA (L.) BEAUV.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI." Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) 7, no. 2 (2020): 335–46. http://dx.doi.org/10.36743/medikes.v7i2.224.

Full text
Abstract:
Perhatian terhadap mikroba endofit telah meningkat karena mempunyai beberapa fungsi, antara lain dapat menghasilkan berbagai senyawa fungsional metabolit sekunder. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dua kapang endofit berhasil diisolasi dari tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.). yaitu Fusarium sp. dan Mucor sp. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kapang endofit dari tanaman alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian diawali dengan meremajakan dan fermentasi kapang endofit, kemudian pengujian aktivitas antibakteri dari fermentasi kapang endofit yang dilakukan dengan metode Kirby Bauer. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kapang endofit mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji. Kapang endofit Fusarium sp mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji S.aureus dan E.coli dengan diameter hambatan masing-masing sebesar 16.2 mm dan 16.8 mm. Sedangkan kapang endofit Mucor sp mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji S.aureus dan E. coli dengan diameter hambatan masing-masing sebesar 16.2 mm dan 15.2 mm pada isolat Mucor sp yang berasal dari tangkai, dan 21.3 mm dan 16.3 mm pada isolat Mucor sp yang berasal dari akar. Berdasarkan diameter zona hambat yang terbentuk maka aktivitas antibakteri kapang endofit tanaman alang-alang termasuk dalam kategori kuat, sehingga metabolit sekunder kapang endofit dari tanaman alang-alang berpotensi untuk dikembangkan serta dapat dijadikan sumber acuan dalam pencarian jenis antibiotik baru.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Sine, Yuni, and Endang S. Soetarto. "Isolasi dan identifikasi kapang Rhizopus pada tempe gude (Cajanus cajan L.)." Savana Cendana 3, no. 04 (2018): 67–68. http://dx.doi.org/10.32938/sc.v3i04.487.

Full text
Abstract:
Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengisolasi kapang Rhizopus pada tempe gude, seperti diketahui bahwa Rhizopus adalah kapang yang sangat penting dalam proses fermentasi tempe. Penelitian ini diawali dengan pembuatan tempe menggunakan biji gude sebagai substrat, yang diinokulasi dengan inokulum tradisional (usar), diinkubasi pada temperatur kamar sampai menjadi tempe (48-72 jam). Kapang tempe gude diisolasi dan diidentifikasi dengan menggunakan metode pengenceran berseri dan spread plate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji gude sebagai substrat pertumbuhan Rhizopus sp. Kapang tempe gude didominasi oleh kapang berwarna putih keabu-abuan dan putih abu-abu kecoklatan yang diidentifikasi mirip dengan Rhizopus oligosporus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Budiyanto, Wardhana Suryapratama, and Sri Rahayu. "Kualitas Organoleptik dan Fisik Ampas Tahu yang Difermentasi Kapang Neurospora sitophila dan Trichoderma viridae sebagai Bahan Pakan Konsentrat." Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian 1, no. 1 (2020): 61–72. http://dx.doi.org/10.47687/snppvp.v1i1.126.

Full text
Abstract:
Ampas tahu memiliki kandungan nutrien tinggi dan telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, namun ampas tahu memiliki kekurangan yaitu daya simpan yang singkat sehingga diperlukan teknologi fermentasi. Fermentasi menggunakan kapang Neurospora sitophila (NS) dan Trichoderma viridae (TV) diharapkan menjadi solusi terkait permasalahan tersebut. Penelitian menggunakan teknik fermentasi aerob fakultatif, metode Rancangan Acak Lengkap 6 perlakuan diulangan 4 kali, Pengamtan Organoleptik, kualitas Fisik dan Kualitan Nutrient produk fermentasi. Kombinasi lama fermentasi 0,4 dan 8 hari (B1,B2,B3) dan jenis kapang yaitu Neurospora sitophila (A1) dan Trichoderma viridae (A2). Data dianalisis dengan uji F, apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Terdapat perbedaan nyata dari pengunaan kapang dan lama fermentasi terhadap suhu akhir p<0,05, terdapat perbedaan nyata dari pengunaan kapang dan lama fermentasi terhadap derajat keasaman pH akhir p<0,05, terdapat perbedaan nyata antara lama fermentasi terhadap warna sebelum dikeringkan p<0,05, Terdapat perbedaan nyata dari pengunaan kapang dan lama fermentasi terhadap warna setelah dikeringkan p<0,05, Terdapat perbedaan nyata dari pengunaan kapang dan lama fermentasi terhadap tekstur sebelum dikeringkan p<0,05, terdapat perbedaan nyata dari jenis kapang dan waktu lama fermentasi terhadap Tekstur setelah dikeringkan p<0,05, Terdapat perbedaan nyata dari pengunaan jenis kapang dan waktu lama fermentasi terhadap Aroma setelah dikeringkan p<0,05. Ampas tahu yang difermentasi menggunakan kapang Neurospora sitophila selama 8 hari menghasilkan produk terbaik sebagai bahan pakan konsentrat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Hermana, Irma, Arifah Kusmarwati, and Yusma Yennie. "Isolasi dan Identifikasi Kapang dari Ikan Pindang." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 13, no. 1 (2018): 79. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v13i1.492.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kapang yang diisolasi dari produk ikan pindang. Pengambilan sampel dilakukan di enam lokasi, yaitu Jakarta, Bogor, Pelabuhan Ratu, Bandung, Cirebon, dan Semarang. Isolasi kapang dilakukan dengan metode pengenceran bertingkat, sedangkan identifikasi kapang dilakukan secara morfologi dan molekuler berdasarkan data sekuen nukleotida dari daerah ITS rDNA. Sebagai data dukung, terhadap ikan pindang juga dilakukan analisis kadar garam dan nilai aktivitas air (aw). Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar garam sampel ikan pindang berkisar antara 1,20-7,78% dengan aw 0,91-0,98. Sebanyak 119 isolat kapang berhasil diisolasi dari 30 sampel ikan pindang. Isolat-isolat tersebut termasuk ke dalam tujuh marga dan 16 spesies yaitu Aspergillus flavus, A. fumigatus, A. niger, A. ochraceus, A. oryzae, A. sydowii, A. terreus, Cladosporium allicinum, Eurotium chevalieri, Fusarium graminearum, F. cerealis, Loweporus sp., Penicillium citrinum, P. chermesinum, P. chrysogenum, dan Syncephalastrum racemosum. Terdapat enam jenis kapang yang dominan yaitu P. chermesinum (80%), diikuti oleh P. citrinum (73%), A. fumigatus (56,6%), A. flavus (53,3%), A. niger (46,7%), dan E.chevalieri (26,7%). Tidak ada hubungan antara jenis kapang yang tumbuh dengan jenis ikan pindang, nilai aw maupun kadar garam; namun pertumbuhan kapang berkaitan dengan kadar garam. Kadar garam ikan pindang yang lebih rendah menyebabkan pertumbuhan kapang yang lebih banyak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Atma, Yoni. "ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT), ANGKA PALING MUNGKIN (APM) DAN TOTAL KAPANG KHAMIR SEBAGAI METODE ANALISIS SEDERHANA UNTUK MENENTUKAN STANDAR MIKROBIOLOGI PANGAN OLAHAN POSDAYA." Jurnal Teknologi 8, no. 2 (2016): 77. http://dx.doi.org/10.24853/jurtek.8.2.77-83.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa mutu mikrobiologi makanan olahan posdaya. Parameter yang dianalisia antara lain: total mikroba atau angka lempeng total, keberadaan bakteri koliform serta total kapang dan khamir. Sampel produk posdaya yang dianalisa adalah produk makanan olahan yang berada di posdaya Mawar Setu Cipayung Jakarta Timur seperti jahe instan, manisan jahe, jus wornas dan jelly. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jahe instan memiliki nilai total mikroba 5,5x101 CFU/g, koliform < 3 APM/g dan kapang khamir 3x101 CFU/g. Manisan jahe mengandung total mikroba 7x101 CFU/g, koliform <3 APM/g dan kapang khamir 8,5x101 CFU/g. Minuman jus wornas total mikrobanya 1,36x103 CFU/ml, koliform <3 APM/ml dan kapang khamir 1,25x103 CFU/ml. Dan produk jelly memiliki nilai total mikroba 5,5x101 CFU/g, koliform < 3 APM/g dan kapang khamir 3,5x101 CFU/g. Jahe instan, manisan jahe dan jelly memiliki nilai total mikroba, koliform dan kapang khamir yang sesuai dengan standar. Jus wornas memiliki nilai total mikroba yang melewati standar SNI dan total kapang khamir yang melewati standar yang ditetapkan BPOM dan SNI.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Maciel, Cleber Daniel de Goes, Juliano Guilherme Sapia, Philipp Naoki Yokoyama Kondo, et al. "Seletividade dos herbicidas Kapina® e Kapina Plus® aplicados em fairway de grama bermuda Tifway 419." Revista Brasileira de Herbicidas 11, no. 3 (2012): 316. http://dx.doi.org/10.7824/rbh.v11i3.232.

Full text
Abstract:
A espécie Cynodon spp. é a principal grama predominante utilizada em fairways, greens, tees e roughs de campos de golfe, mas que necessariamente requer intensa manutenção preventiva. Com objetivo de avaliar a seletividade das formulações herbicidas Kapina® e Kapina Plus® para grama Bermuda Tifway 419, em fairway de campo de golfe, um experimento foi conduzido no gramado do Maringá Golf Club. O delineamento experimental utilizado foi o de blocos casualizados, com sete tratamentos e quatro repetições, constituídos pelos herbicidas Kapina® (750, 1500 e 2250 mL ha-1), Kapina Plus® (750, 1500 e 2250 mL ha-1) e uma testemunha sem aplicação. Os herbicidas Kapina® e Kapina Plus®, a partir de 750,0 mL ha-1, apresentaram seletividade satisfatória para a grama Bermuda Tifway 419, podendo ser recomendados em fairways de campos de golfe e de outros esportes.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Ahmad, Riza Zainudin. "Medium Tapioka untuk Preservasi Kapang yang Bermanfaat untuk Veteriner." Jurnal Mikologi Indonesia 2, no. 1 (2018): 1. http://dx.doi.org/10.46638/jmi.v2i1.36.

Full text
Abstract:
Preservasi mempunyai arti penting bagi kelestarian jamur khususnya kapang. Pemilihan media preservasi umumnya bergantung kepada tujuannya. Tujuan dari percobaan ini untuk menguji tapioka sebagai komponen utama preservasi kapang yang bermanfaat, khususnya untuk veteriner. Kapang yang digunakan dalam penelitian ini adalah Duddingtonia flagrans dan Purpureocillium lilacinum. Percobaan dilakukan selama 15 bulan, di Laboratorium Mikologi Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor. Disiapkan 72 tabung, diisi dengan 4 gram tapioka dan 2 mL air, lalu diinokulasikan kapang yang berisi 1 × 105 spora. Setiap bulan secara berurutan satu tabung dibuka hingga tabung ke-12. Uji ini dilakukan sebanyak 3 ulangan, dengan 2 isolat kapang di atas. Hasil percobaan menunjukkan bahwa D.flagrans dapat dipreservasi hingga 12 bulan, dan P.lilacinus selama 8 bulan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Amar, Aini Auliana, Syaiful Bahri, and Mappiratu Mappiratu. "AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MIKROKAPSUL EKSTRAK ETANOL KAPANG ONCOM MERAH (Neurospora sp)." KOVALEN: Jurnal Riset Kimia 4, no. 2 (2018): 145–51. http://dx.doi.org/10.22487/kovalen.2018.v4.i2.11740.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan stabilitas mikrokapsul ekstrak etanol spora kapang oncom merah (Neurospora sp) pada penyimpanan suhu ruang selama 4 minggu. Penyalut yang digunakan adalah maltodekstrin. Variasi perbandingan antara maltodekstrin dengan ekstrak etanol kapang oncom merah adalah 1:0,5; 1:0,75; 1:1; 1:1,25; 1:5 (b/v). Hasil yang didapatkan adalah aktivitas antioksidan tertinggi didapatkan pada perbandingan 1:1 (b/v), dan mikrokapsul ekstrak etanol spora kapang oncom merah lebih stabil pada penyimpanan suhu ruang dibandingkan ekstrak tanpa mikroenkapsulasi.Kata kunci: antioksidan, mikrokapsul, kapang oncom merah, stabilitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Salomoni, Paolo. "KAPping PML nuclear body number." Cell Cycle 10, no. 5 (2011): 735–40. http://dx.doi.org/10.4161/cc.10.5.14927.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Maciel, Cleber Daniel de Goes, Juliano Guilherme Sapia, Philipp Naoki Yokoyama Kondo, et al. "Seletividade e eficácia dos herbicidas Kapina® e Kapina Plus® no controle de tiririca em gramas bermuda e esmeralda." Revista Brasileira de Herbicidas 12, no. 1 (2013): 39. http://dx.doi.org/10.7824/rbh.v12i1.234.

Full text
Abstract:
O uso de herbicidas em gramados é uma técnica promissora, desde que atendida precauções quanto à seletividade. Com objetivo de avaliar a seletividade e eficácia dos herbicidas Kapina® e Kapina Plus® no controle de tiririca (Cyperus flavus e Cyperus rotundus) em gramas Bermuda (Zoysia japonica) e Esmeralda (Cynodon dactylon), dois experimentos foram conduzidos em casa-de-vegetação. As aplicações foram realizadas com pulverizador pressurizado a CO2, utilizando taxa de aplicação de 250 L ha-1. Kapina® e Kapina Plus®, a partir de 750 mL ha-1, apresentaram excelente controle de C. flavus e C. rotundus; assim como seletividade satisfatória para as gramas esmeralda e bermudas. Kapina Plus®, a partir de 750,0 mL ha-1, além da ação herbicida, também apresentou viabilidade como regulador do crescimento e desenvolvimento vegetativo da grama esmeralda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Rijal, Muhammad. "Isolasi Kapang Pendegradasi Hidrocarbon Dari Limbah Minyak Bumi PT. Ollop Bula." TECHNO: JURNAL PENELITIAN 6, no. 01 (2017): 1. http://dx.doi.org/10.33387/tk.v6i01.549.

Full text
Abstract:
AbstrakTingginya aktivitas penambangan minyak lepas pantai mengakibatkan terjadinya pencemaran air oleh tumpahan minyak bumi mentah, sehingga berdampah terhadap kerusakan ekosistem. Secara alami tumpahan minya dilepas pantai dapat hilang oleh aktivitas mikroorganisme. Kapang merupakan salah satu mikroorganisme yang memiliki kemapuan dalam mendegradasi hydrocarbon. Hasil penelitian diperoleh 6 isolat kapang yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi hydrocarbon. Isolat V memiliki kemauan yang lebih kuat dan isolat I memiliki kemampuan yang paling lemah dalam mendegradasi hydrocarbon. Kata kunci: kapang, isolat, hydrocarbon AbstractThe high activity of offshore mining cause water pollution by crude petroleum spill thus impacts the ecosystem damage. Naturally, offshore oil spills can be lost by microorganism activities. Kapang (mold) is one of microorganisms having an ability to degrade hydrocarbon. The research result found 6 isolates of kapang having the ability to degrade hydrocarbon. Isolate V had stronger ability, whereas isolate I was the weaker in degrading hydrocarbon. Keywords: molds, isolates, hydrocarbon
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Mukharomah, Ervina, Munawar Munawar, and Hary Widjajanti. "IDENTIFIKASI DAN SINERGISME KAPANG LIPOLITIK DARI LIMBAH SBE (SPENT BLEACHING EARTH) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI." Jurnal Ilmu Lingkungan 13, no. 1 (2016): 19. http://dx.doi.org/10.14710/jil.13.1.19-26.

Full text
Abstract:
Identifikasi dan sinergisme lipolitik dari Limbah SBE (Spent Bleaching Earth) yang berpotensi sebagai agen bioremediasi telah dilakukan pada bulan Januari-Maret 2015. Pengambilan sampel dengan metode Random Sampling dari PT Wilmar International Group Mariana Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan di Labolatorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sriwijaya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat kapang lipolitik yang berpotensi mendegradasi residu minyak dan sebagai agen remediasi. Hasil penelitian ini diperoleh kapang lipolitik yang mampu mendegradasi minyak yaitu Cylindrocladium sp (V2), Fumago sp (V5) dan Aspergilus Fumigatus (V8). Ketiga isolat kapang ini dapat menurunkan residu minyak sebesar 76,6 %. Kapang yang memiliki potensi tinggi dalam mendegradasi minyak yaitu Aspergilus Fumigatus (V8).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Kuseno, Felisima H., Abd Rahman Razak, and Mappiratu Mappiratu. "FORMULASI MINUMAN EMULSI FUNGSIONAL MENGGUNAKAN KAROTEN KAPANG ONCOM MERAH." KOVALEN: Jurnal Riset Kimia 4, no. 3 (2019): 237–43. http://dx.doi.org/10.22487/kovalen.2018.v4.i3.11849.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang formulasi minuman emulsi fungsional menggunakan karoten kapang oncom merah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi emulgator Tween 80 dalam memformulasi minuman fungsional dari karoten kapang oncom merah dalam bentuk emulsi yang stabil dan untuk mengetahui konsentrasi karoten yang digunakan untuk memformulasi minuman fungsional karoten kapang oncom merah dalam bentuk emulsi yang stabil.Penelitian dilakukan tiga tahap yaitu tahap isolasi karoten, tahap pembuatan minuman emulsi karoten dan evaluasi karoten.Kestabilan minuman emulsi ditentukan dengan terbentuknya misel yang dilihat menggunakan mikroskop dan perubahan fisik pada minuman emulsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga penggunaan 1000 ppm karoten, minuman emulsi stabil sampai hari ke-15 dan mengalami kerusakan pada hari ke-21.Kata kunci : Kapang Oncom merah, karoten, emulsi, minuman fungsional
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Basmal, Jamal, Umi Rahayu, and Suyuti Nasran. "PENGARUH INOKULASI KAPANG PADA FERMENTASI KATSUOBUSHI CAKALANG (Katsuwonus pelamis)." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 7, no. 2 (2017): 60. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.7.2.2001.60-69.

Full text
Abstract:
Percobaan pembuatan katsuobushl cakalang (Katsuwonus pelamis) denganmenginokulasikan jenis-jenis kapang Eurotium repens, E. chevaliei dan kombinasi kedua kapang ini tefah dilakukan dengan cara menyemprotkan ke permukaan arabushi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Ahmad, Riza Zainuddin, and Djaenudin Gholib. "Cemaran Kapang pada Pakan Sapi dan Uji In Vitro Sirih terhadap Pertumbuhan Kapang Aspergillus flavus (MOLD CONTAMINATION IN CATTLE FEED AND IN VITRO ASSAY OF PIPER BETEL AGAINTS GROWTH OF MOLD CONTAMINANT ASPERGILLUS FLAVUS )." Jurnal Veteriner 18, no. 3 (2017): 453. http://dx.doi.org/10.19087/jveteriner.2017.18.3.453.

Full text
Abstract:
Contamination of mold in feed and Ingridients of feed is important because pathogenic and toxigenic mold will contaminate and cause mycotic and mycotoxicosis on livestock especially cattle. Information regarding the data is required in an attempt to controll of mold contaminant. Base on the previous study piper betel leaf (Piper betle) showed high activity as antimold. The aim of this study were to obtain data of mold contamination in cattle feed and ingredients of feed from the provinces of Banten, Lampung, Jakarta and West Java, and to test piper betel as an antimold herbal from traditional medicinal plants originated from Indonesia. Isolation and identification of fungi were conducted on the flour, glycerides, onggok, corn, peanut, coconut, coffee, concentrates, lamtoro, pineapple, rice, grass, palm, cassava, tofu lees, fish meal, bone meal from the provinces of Banten, Lampung, Jakarta and West Java. Isolation was done by plating the samples on agar medium, The mold have grown on media was identified. Feed that has been mixed with the extracts and powders plus mold inoculum was incubated. After 3=7 days incubation, colony forming unit (CFU) of the mixtures were counted. The results showed that the majority of feed contaminated with mold, but still below the threshold. The mold contamination in wheat flour, corn, concentrates and tofu lees exceeds from the threshold. Aspergillus sp, A. amstelodami, A. clavatus, A. Candidus, A. flavus, A. fumigatus, A. glaucus, A. niger, Cladosporium sp., Curvularia sp., Fusarium sp., Hyphomycetes sp., Mycelia sterilata, Mucor sp., Paecilomyces sp., Penicillium sp., and Rhizopus sp. Penicillium sp were most commonly found in the feed as much as 2.56 x 107 CFU. At a concentration of 10%. in vitro test showed that the piper betel leaf in powder form is more effective than extract form to inhibit the growth of A.flavus The conclusion of this study was flour, corn, concentrates and tofu lees contaminated by molds. Penicillium sp and 17 species of mold were the most frequently found compared to other fungi. Powders the best form of the piper betel as antimold.
 ABSTRAK
 Cemaran kapang pada pakan dan bahan penyusunnya adalah penting sebab kapang yang tergolong patogenik dan toksigenik dapat mencemari dan menyebabkan mikosis dan mikotoksikosis pada ternak sapi. Informasi mengenai kapang pencemar diperlukan dalam usaha pengendaliannya. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui daun sirih (Piper betle) mempunyai aktivitas antikapang yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data cemaran kapang pada pakan ternak sapi dan bahan penyusunnya dari propinsi Banten, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, serta menguji sirih sebagai obat herbal antikapang yang telah terpilih dari tanaman obat tradisional asli Indonesia. Isolasi dan identifikasi kapang telah dilakukan pada tepung, gliserida, onggok, jagung, kacang, kelapa, kopi, konsentrat, lamtoro, nenas, beras, rumput, sawit, singkong, ampas tahu, tepung ikan, tepung tulang dari provinsi Banten, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Isolasi dilakukan dengan membiakkan sampel pada media agar, Kapang yang sudah tumbuh pada media diidentifikasi. Pakan yang telah dicampur dengan ektrak dan serbuk ditambahkan inokulum kapang, kemudian diinkubasi. Setelah 3-7 hari diinkubasi, dihitung colony forming unit (CFU) yang berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pakan tercemar kapang, tetapi levelnya masih berada di bawah batas ambang. Cemaran kapang pada tepung, jagung, konsentrat, dan ampas tahu melebihi batas ambang. Kapang-kapang tersebut adalah Aspergillus sp, A. amstelodami, A. clavatus, A. candidus, A. flavus, A. fumigatus, A. glaucus, A. niger, Cladosporium sp., Curvularia sp., Fusarium sp., Hyphomycetes sp., Miselia sterilata, Mucor sp., Paecilomyces sp., Penicillium sp., dan Rhizopus sp. Kapang Penicillium sp adalah yang paling banyak ditemukan pada pakan yakni sebanyak 2,56.107 CFU. Uji in vitro menunjukkan bahwa daun sirih dalam bentuk serbuk lebih efektif dibandingkan bentuk ekstrak untuk menghambat pertumbuhan A. flavus pada konsentrasi 10%. Simpulan penelitian ini adalah tepung, jagung, konsentrat dan ampas tahu tercemar oleh kapang. Ditemukan 17 jenis kapang pencemar pakan dan kapang Penicillium sp yang paling banyak jumlahnya. Antikapang sirih yang terbaik adalah dalam bentuk serbuk.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Asniawati, Asniawati, Ahmad Ridhay, and Prismawiryanti Prismawiryanti. "STUDI PERBANDINGAN RENDEMEN PRODUKSI XANTOFIL DAN KAROTEN KAPANG ONCOM MERAH PADA BERBAGAI WAKTU INKUBASI." KOVALEN: Jurnal Riset Kimia 4, no. 3 (2019): 316–23. http://dx.doi.org/10.22487/kovalen.2018.v4.i3.11858.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang studi perbandingan rendemen produksi xantofil dengan karoten kapang oncom merah pada berbagai waktu inkubasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah rendemen fraksi kelompok xantofil dan karoten dari berbagai waktu inkubasi kapang oncom merah pada medium tongkol jagung. Pengujian dilakukan dengan mengukur absorbansi ekstrak xantofil dan karoten pada instrumen spektrofotometer uv vis, parameter yang diamati adalah waktu inkubasi spora kapang oncom merah. Waktu inkubasi yang digunakan adalah dimulai dari hari ke 2, 3, 4, 5, 6, dan ke 7. Hasil penelitian menujukkan bahwa waktu inkubasi yang menghasilkan jumlah rendemen xantofil efektif pada hari ke 3 dengan rerata rendemen sebesar 4,435%. Sedangkan jumlah rendemen karoten efektif pada hari ke 5 dengan rerata rendemen 4,532%.Kata kunci: Xantofil, karoten, kapang oncom merah, waktu inkubasi, rendemen
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Istia’nah, Dina, Utami Sri Hastuti, and Abdul Gofur. "Pengembangan Handout Berbasis Hasil Penelitian Daya Antagonisme Kapang Antagonis dan Kapang Patogen pada Tanaman Tomat." Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi 8, no. 2 (2020): 301. http://dx.doi.org/10.33394/bjib.v8i2.2764.

Full text
Abstract:
This study aims to produce valid and practical handouts for use in the learning process. This research was conducted in March-May 2020. The development model used is the ADDIE model, which consists of Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate stages. Handout material is based on the results of research that has been carried out. The subject of the handout trial included a validator of Microbiology material experts, an expert validator of learning media, and a legibility test by 30 students of the Undergraduate Biology Education Study Program, FMIPA, State University of Malang who had taken the Microbiology course to assess the practicality of the handouts. Data collection techniques through distributing questionnaires and interviews. The data collection instruments were in the form of a validation sheet and a legibility test sheet containing handout assessment indicators. The results showed that, the Microbiology handout had a validation score of 98.25% from experts in Microbiology, and a validation score of 99.5% from instructional media experts with very valid criteria. While the readability test results by students obtained a score of 87.18% with very practical criteria. Based on the results of this assessment, it can be concluded that the handout "Antagonistic Power between Antagonistic Fungi and Pathogenic Fungi in Tomato Plants (Lycopersicum esculentum Mill.)" Is declared valid and practical to be used as microbiology teaching materials.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Sukmawati, Dalia, Priyo Wahyudi, Sri Rahayu, et al. "SKRINING KAPANG Aspergillus spp. PENGHASIL AFLATOKSIN PADA JAGUNG PIPILAN DI DAERAH BEKASI, JAWA BARAT." Al-Kauniyah: Jurnal Biologi 11, no. 2 (2018): 151–62. http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v11i2.6961.

Full text
Abstract:
AbstrakAflatoksin merupakan senyawa metabolit sekunder dari kapang Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus yang dapat mengontaminasi bahan pangan atau pakan sehingga berbahaya bagi kesehatan hewan dan manusia. Kontaminasi kapang penghasil aflatoksin banyak ditemukan pada bahan pangan dan pakan yang berasal dari produk pertanian. Jagung merupakan salah satu produk pertanian yang mudah terkontaminasi oleh kapang penghasil aflatoksin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat kapang Aspergillus spp. penghasil aflatoksin pada jagung pipilan yang dijual di sekitar Bekasi, Jawa Barat. Isolasi kapang dilakukan menggunakan metode dilution plating pada medium Dichloran-Glycerol. Hasil penelitian memperoleh 12 isolat kapang, dengan warna koloni hijau (J1, J2, J3, J4, J5, J6, J7, J9, J10, J12), hitam (J11), dan jingga (J8). Identifikasi dilakukan dengan cara mengamati morfologi kapang secara makroskopik dan mikroskopik pada medium Malt Extract Agar. Isolat kapang yang diduga memiliki kemiripan dengan A. flavus berjumlah 6 isolat, yaitu J1, J2, J4, J6, J10, dan J12. Selanjutnya dilakukan uji konfirmasi menggunakan medium selektif Aspergillus flavus dan parasiticus Agar. Terdapat 2 isolat kapang, yaitu J1 dan J4, yang menunjukkan pigmentasi sebalik koloni berwarna pada medium selektif AFPA. Isolat kapang yang ditemukan pada jagung pipilan diharapkan dapat memberikan informasi kepada petani dan peternak mengenai jenis kapang yang dapat menyebabkan kontaminasi pada jagung, sehingga mereka dapat menjaga dan meningkatkan kualitas jagung untuk mengurangi kerugian dalam bidang ekonomi dan kesehatan.Abstract Aflatoxin is a secondary metabolite secreted by the mold Aspergillus flavus and Aspergillus parasiticus that may contaminate food or feed so harmful to human and animal health. Contamination of aflatoxin-producing mold is commonly found in food and feed which derived from agricultural products. Corn is one of the agricultural products that are easily contaminated by aflatoxin-producing mold. The study aims to isolate the aflatoxin-producing mold Aspergillus spp. in stripped corn vend around Bekasi, West Java. The isolation was conducted by using the method of dilution plating on Dichloran-Glycerol medium. The study obtained 12 isolates of mold, with green colony color (J1, J2, J3, J4, J5, J6, J7, J9, J10, J12), black (J11), and jingga (J8). Identification was conducted by observing the morphology of mold on Malt Extract Agar macroscopically and microscopically. The isolates that allegedly have similarities to A. flavus are J1, J2, J4, J6, J10, and J12. Furthermore, a confirmatory test was preceed by using a selective medium of Aspergillus flavus and parasiticus agar. There are 2 isolates of molds, J1 and J4, which showed yellowish jingga pigmentation like the positive control of A. flavus. The isolates of mold found in the stripped corn may provide information to farmers and breeders about the type of mold that can cause contamination in corn, so that they can anticipate in advance and improve the quality of the corn to reduce losses in economic and health perspectives.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Pratitis, Asri, Gintung Patantis, Wibowo Mangunwardoyo, and Ekowati Chasanah. "Produksi Senyawa Bioaktif dari Aspergillus ustus MFW 26-08 yang Berasosiasi dengan Spons Laut dalam Berbagai Media." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 5, no. 2 (2010): 93. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v5i2.411.

Full text
Abstract:
Penggunaan mikroba sebagai sumber senyawa bioaktif memiliki beberapa kelebihan di antaranya mempersingkat waktu produksi dan menghindari pemanfaatan sumberdaya laut secara berlebih. Penelitian terdahulu menghasilkan beberapa isolat mikroba yang berpotensi sebagai penghasil senyawa bioaktif, di antaranya adalah isolat kapang MFW 26-08. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi pertumbuhan isolat kapang MFW 26-08 dan produksi senyawa bioaktif yang disekresikan oleh kapang tersebut. Optimasi dilakukan dengan menggunakan 3 jenis media: Malt Extract Broth (MEB), Glucose Peptone Yeast (GPY), dan Minimal Fungal Media(MFM); serta waktu kultivasi 2, 4, 6, 8, dan 10 minggu. Hasil riset menunjukkan bahwa ekstrak kasar kapang MFW 26-08 hasil kultivasi 2 minggu dalam medium MFM, pada konsentrasi 30 µg/mL, mampu menghambat 89% pertumbuhan sel kanker payudara T47D. Sedangkan pada konsentrasi 100 µg/mL ekstrak kapang yang dikultivasi dalam medium MEB selama 6 minggu, mampu menghambat pembentukan radikal bebas sampai 56%. Hasil identifikasi berdasarkan sifat-sifat morfologi dan molekuler menggunakan 18S rRNA, ITS1, dan ITS4 menunjukkan bahwa isolat MFW 26-08 memiliki kemiripan dengan Aspergillus ustussebesar 99%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Septiana, Eris. "Kapang endofit sebagai sumber senyawa aktif antivirus yang menjanjikan: Suatu Kajian Pustaka." Jurnal Biologi Udayana 24, no. 1 (2020): 26. http://dx.doi.org/10.24843/jbiounud.2020.v24.i01.p04.

Full text
Abstract:
Infeksi virus masih menjadi masalah di seluruh negara di dunia. Vaksinasi dan penggunaan obat-obatan antivirus masih terus dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi infeksi virus. Kemunculan serotipe virus baru yang resisten terhadap obat antivirus yang ada telah meningkatkan usaha pencarian senyawa antivirus baru dari alam. Kapang endofit merupakan salah satu sumber senyawa antivirus yang sangat melimpah di alam. Beberapa senyawa antivirus yang aktif terhadap beberapa jenis virus penyebab infeksi pada manusia telah diisolasi dari kapang endofit. Senyawa emodin dari kapang endofit Aspergillus versicolor, aspergillipeptides D dari Aspergillus sp., dan altertoxin V dari Alternaria tenuissima masing-masing memiliki aktivitas antivirus terhadap virus hepatitis C, herpes, dan HIV melalui pengujian secara in vitro. Sedangkan senyawa katekin dari Annulohypoxylon ilanense, norquinadoline A dari Cladosporium sp., dan isochaetochromin D1 dari Fusarium sp. memiliki aktivitas penghambatan terhadap SARS-CoV-2 secara in silico. Pengembangan senyawa aktif antivirus dari kapang endofit perlu ditingkatkan. Pengembangan meliputi pemilihan metode isolasi senyawa aktif yang optimal, penelitian lebih lanjut tentang mekanisme kerja senyawa antivirus, pengujian secara in vivo hingga uji pre klinis dan klinis. Pengembangan senyawa antivirus dari kapang endofit yang optimal diharapkan akan menghasilkan obat antivirus baru yang lebih efektif dalam pengobatan terhadap infeksi virus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Widowati, Retno, Dalia Sukmawati, and HD Marham. "Aktivitas Antagonisme Khamir Asal Daun Jati (Tectona grandis) terhadap Aspergillus sp. Asal Pakan Ayam." Jurnal Mikologi Indonesia 3, no. 1 (2019): 33. http://dx.doi.org/10.46638/jmi.v3i1.53.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi isolat-isolat khamir phylloplane yang berasal dari permukaan daun jati (Tectona grandis) sebagai agen pengendali hayati kapang pathogen Aspergillus sp. yang diisolasi dari pakan ternak ayam di daerah Bogor. Sebanyak 14 isolat khamir dan kapang Aspergillus sp. yang diuji merupakan koleksi UNJ Culture Collection. Metode co-culture dengan medium Potato Dextrose Broth (PDB) digunakan untuk uji antagonis khamir terhadap kapang. Pengamatan pertumbuhan khamir dilakukan dengan melihat adanya endapan, warna endapan, terbentuknya pelikel, dan perubahan pH medium. Adapun kapang diamati dengan melihat adanya hifa atau miselium, sporulasi, warna koloni dan pH medium. Hasil menunjukkan terdapat Sembilan isolat khamir yang paling berpotensi dalam menekan pertumbuhan Aspergillus sp., yaitu isolat-isolat khamir dengan kode T1D1 WU 2.2a; T3D2 DU 1.7; T4D2 WU2J2; T4P2-DU 2.1; T4D2 DU 2.1; T5D2 WU 1.5; T5D2 DU 1.1; CL1 PW1; dan T5D1 DU 2.2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Negara, Bertoka Fajar SP, Mujizat Kawaroe Kawaroe, and Dwi Setyaningsih Setyaningsih. "IDENTIFIKASI POTENSI ENZIM AGARASE YANG DIHASILKAN OLEH KAPANG HASIL ISOLASI DARI Caulerpa sp." JURNAL ENGGANO 1, no. 1 (2016): 1–7. http://dx.doi.org/10.31186/jenggano.1.1.1-7.

Full text
Abstract:
Kapang adalah mikroorganisme yang dapat diisolasi dari beberapa sumber seperti sedimen, air, serasah, rumput laut dan masih banyak lagi. Kapang dapat menghasilkan enzim yang memiliki banyak fungsi dan keuntungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi kapang dari sedimen, serasah, dan air yang berasal dari sekitar lingkungan Caulerpa sp. Dan mengidentifikasi potensi enzim agarase yang dihasilkan. Sebanyak 41 isolat berhasil diisolasi. 5 isolat memiliki aktivitas enzim yang potensial (A10, A11, A13, SUC 7 dan SEC 8). Isolat A13 adalah isolat terbaik karena memiliki aktivitas agarase tertinggi dan waktu pertumbuhan yang lebih cepat daripada yang lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Rochman, Rizal Dwinto, Titiek Sunartatie, and Usamah Afiff. "Eksplorasi Antibakteri dari Kapang Tanah Arboretum." Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 25, no. 3 (2020): 456–61. http://dx.doi.org/10.18343/jipi.25.3.456.

Full text
Abstract:
Research to discover new antibacterial agent has been increasing due to the increasing number of pathogenic bacteria become antibiotic-resistant. Microbiomes in soil mold have antibacterial potency by producing secondary metabolites. The aim of this research was to isolate soil molds from the Faculty of Forestry Arboretum at IPB University. Arboretum’s soil was sampled ± 7.5 g from several points with maximum depth of 15 cm from surface. Mold isolate were cultivated for 28 days using waterbath shaker. Cultivated mycelium and soil filtrate were then separated and extracted using different methods and solvents, prior to antibacterial activity test using agar well diffusion method. Six isolates from Aspergillus, Penicillium, Paecilomyces, and Verticilium were used in this research. Cultivatation using sabouraud dextrose broth (SDB) contains pepton and dextrose in 25°C capable of stimulating mold growth. The research showed the result of secondary metabolit had antibacterial characteristic toward tested bacteria. The results of antibacterial activity test on both mycelium and soil filtrate extract showed that soil mold isolates had antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Isolate 103A originated from soil filtrate formed the largest inhibition zone on both tested pathogens.
 
 Keywords: antibacteria, mycelium, soil filtrate, soil mold
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Nurfahriani, Dwi, Nurhaeni Nurhaeni, and Khairuddin Khairuddin. "ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN TERLARUT DAN KAROTENOID NASI JAGUNG (Zea mays var. indentata) YANG DIFERMENTASI DENGAN KAPANG ONCOM MERA (Neurospora sp.) Analysis of Dissolved Protein and Carotenoid Content of Corn Rice (Zea mays var. indentata) Fermented with Red Oncom Shells (Neurospora sp.)." KOVALEN: Jurnal Riset Kimia 4, no. 2 (2018): 166–73. http://dx.doi.org/10.22487/kovalen.2018.v4.i2.9890.

Full text
Abstract:
Analisis kandungan protein terlarut dan karotenoid nasi jagung (zea mays var. indentata) yang difermentasi oleh kapang oncom merah (neurospora sp.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi inokulum kapang oncom merah dan waktu fermentasi yang dapat menghasilkan nasi jagung dengan kadar protein terlarut dan karotenoid tertinggi. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial yang terdiri atas dua faktor yaitu : faktor a (konsentrasi inokulum kapang oncom merah) terdiri atas 3 taraf meliputi : 1%; 1,5% dan 2%. Faktor b (waktu inkubasi) terdiri atas 3 taraf : waktu fermentasi 36 jam; 48 jam dan 60 jam. Hasil analisis diperoleh perlakuan yang terbaik adalah konsentrasi 2% dan waktu fermentasi 48 jam dengan kadar protein terlarut 22,4% dan kadar karotenoid 0,38 mg. Analisis statistic sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara konsentrasi inokulum dan waktu fermentasi terhadap kadar protein terlarut dan kadar karotenoid.Kata kunci: nasi jagung, kapang oncom merah, protein terlarut, karotenoid.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Hafsan, Hafsan, Maslan Maslan, and Eka Sukmawaty. "ISOLASI DAN KARAKTERISASI AKTIVITAS AMILOGLUKOSIDASE DARI KAPANG ASAL LIMBAH CAIR TAPIOKA." TEKNOSAINS: MEDIA INFORMASI SAINS DAN TEKNOLOGI 15, no. 1 (2021): 122. http://dx.doi.org/10.24252/teknosains.v15i1.18463.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan isolat kapang dari limbah cair tapioka yang memiliki aktivitas amilolitik dan amiloglikosidase yang dihasilkan kapang tersebut. Parameter penelitian ini adalah indeks amilolitik isolat kapang dengan menggunakan metode pati agar, dan aktivitas amiloglukosidase yang dilakukan dengan metode Somogyi pada suhu dan pH yang ditentukan. Isolat dan aktivitas amiloglukosidase dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada limbah cair tapioka berhasil diisolasi kapang penghidrolisis pati sekaligus penghasil amiloglukosidase yang diidentifikasi sebagai Rhizopus oryzae, Aspergillus oryzae, A. niger dan Penicillium sp. Aktivitas amiloglukosidase dari keempat isolat memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktivitas tertinggi dihasilkan oleh A. niger dengan pertumbuhan optimum pada suhu 45oC dan eksponen ion hidrogen 4,0; R. oryzae optimum pada suhu 40oC dengan pH 4,5 sedangkan A. oryzae optimum pada suhu 40oC dengan pH 4,0 dan Penicillium sp. yang optimum pada suhu 45oC dengan dua pH optimum yaitu 4,5 dan 5,5.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Siregar, Resmi Rumenta. "ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA PINDANG BANDENG (Chanos chanos) PRESTO." Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) 2, no. 1 (2019): 15. http://dx.doi.org/10.15578/jkpt.v2i1.7614.

Full text
Abstract:
Ikan pindang adalah salah satu olahan yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari produksi ikan pindang yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sebagai contoh di Kabupaten Bogor, produksi ikan pindang pada tahun 2013 sebesar 3.643,56 ton, meningkat menjadi 10.334,44ton pada tahun 2015. Ikan pindang disisi lain, sangat mudah mengalami kemunduran mutu disebabkan masih tingginya kadar air, pengemasan yang tidak memenuhi standar serta proses pengolahan yang pada umumnya kurang menerapkan prinsip sanitasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang yang tumbuh pada bandeng presto. Sampel Bandeng presto diambil dari CV. Cindy Group. Kapang diisolasi dengan metode pengenceran bertingkat menggunakan media DRBC (Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar), kemudian diidentifikasi secara morfologi menggunakan media Malt Extract Agar dan Czapek’s Yeast Extract Agar. Nilai Aktivitas air (aw) bandeng presto memiliki kisaran rata-rata 0,96 – 0,97. Secara makroskopis terlihat adanya pertubuhan kapang pada permukaan ikan bandeng presto setelah penyimpanan selama 3 hari pada suhu ruang (20-250C). Sebanyak 5 isolat kapang diisolasi dari ikan pindang sampel bandeng presto. Hasil identifikasi secara mikroskopis diketahui bahwa kapang yang tumbuh ada ikan pindang tersebut adalah spesies Penicillium citrinum, Eurotium chevalieri, Fusarium solani, Fusarium sp, dan Cladosporium sp. Kadar aw ikan pindang resto yang masih tinggi (0,96-0,97) menyebabkan ikan pindang mengalami pembusukan yang diakibatkan oleh bakteri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Nursid, Muhammad, Ekowati Chasanah, Murwantoko Murwantoko, and Subagus Wahyuono. "Isolasi Senyawa Sitotoksik dari Kapang Emericella nidulans." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 6, no. 2 (2011): 119. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v6i2.404.

Full text
Abstract:
Kapang laut dikenal sebagai sumber penting metabolit farmakologi aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa sitotoksik dari kapang laut Emericella nidulansyang diisolasi dari ascidia Aplidium longithoraxdari Taman Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kapang dikultivasi pada labu 3 L sebanyak 20 labu, masing-masing mengandung 1 L media SWS (mengandung 1% pati dapat larut, 0,2% pepton soya, dan 1 L air laut) dan diinkubasi dalam kondisi statis pada suhu 27–28oC selama 5 minggu. Miselium kapang diekstraksi dengan campuran pelarut diklorometan–metanol (1 :1 v/v) sebanyak 3 kali. Fraksinas i dilakukan dengan menggunakan kolom vakum SiO2 2 x 12 cm dan isolasi dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif. Uji sitotoksik dengan metode MTT (3-(4,4-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl-tetrazolium bromide) terhadap pertumbuhan sel T47D, digunakan sebagai panduan dalam proses isolasi. Senyawa sitotoksik berhasil diisolasi dari ekstrak miselium, terelusi pada menit ke-15 pada kromatogram kromatografi cair kinerja tinggi. Senyawa ini memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC50 sebesar 6,3 µg/mL.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Hidayah, Muhamad Aditya, and Retno Aliyatul Fikroh. "Screening and morphological observations of endophytic mold origin of pennywort (Centella asiatica (L.) Urban) as extracellular enzyme producer." JURNAL SAINS NATURAL 11, no. 2 (2021): 56. http://dx.doi.org/10.31938/jsn.v11i2.304.

Full text
Abstract:
Pennywort is a biological plant that is included in the medicinal plant species. The analysis was carried out to obtain information and to find out that endophytic molds from pennywort (Centella asiatica (L.) Urban) can produce extracellular enzymes (amylase, cellulase, pectinase, protease, glucanase, and laccase). Based on the analysis that has been carried out, several conclusions are obtained, endophytic fungi from pennywort with isolate codes MB 20, MM 1, MM 6, MM 8, and MM 16 capable of producing extracellular amylase enzymes, endophytic fungi from pennywort with isolate codes MM 1, MM 12, MM 16, MM 18, MM 19, MM 20 and MM 21 were able to produce extracellular cellulase enzymes, endophytic fungi from pennywort with isolate codes MB 1, MB 3, MB 4, MB 6, MM 1, MM 9, MM 11, MM 13, MM 14, MM16, MM 19, MM 20 and MM 21 were able to produce extracellular glucanase enzymes, endophytic mold isolates from pennywort were proven to be unable to produce extracellular enzymes laccase, pectinase, and protease, and endophytic molds from pennywort with isolate codes MB 1, MB 20, MM 14 and the MM 16 is capable of producing siderophores.Keywords: Centella asiatica (L.) Urban, extracellular enzymes, endophytic typite, isolatesABSTRAKSkrining pengamatan morfologi kapang endofit asal tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai penghasil enzim ekstraselulerTanaman pegagan merupakan tanaman hayati yang termasuk dalam jenis tanaman obat. Analisis dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui bahwa kapang endofit asal tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) dapat menghasilkan enzim ekstraseluler (Amilase, selulase, pektinase, protease, glukanase, dan lakase). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di peroleh beberapa kesimpulan, diantanya. yaitu kapang endofit asal tanaman pegagan dengan kode isolat MB 20, MM 1, MM 6, MM 8 dan MM 16 mampu menghasilkan enzim amilase ekstraseluler, kapang endofit asal tanaman pegagan dengan kode isolat MM 1, MM 12, MM 16, MM 18, MM 19, MM 20 dan MM 21 mampu menghasilkan enzim selulase ekstraseluler, kapang endofit asal tanaman pegagan dengan kode isolat MB 1, MB 3, MB 4, MB 6, MM 1, MM 9, MM 11, MM 13, MM 14, MM16, MM 19, MM 20 dan MM 21 mampu menghasilkan enzim glukanase ekstraseluler, isolat kapang endofit asal tanaman pegagan terbukti tidak mampu menghasilkan enzim ekstraseluler lakase, pektinase dan protease, dan kapang endofit asal tanaman pegagan dengan kode isolat MB 1, MB 20, MM 14 dan MM 16 mampu menghasilkan siderofor.Kata Kunci: Centella asiatica (L.) Urban, enzim ekstraseluler, kapang endofit, isolat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Habibi, Moh, Ariyanti Oetari, and R. Cecep Eka Permana. "Identifikasi Penyebab Kerusakan Biologis Gambar Cadas Gua Prasejarah Maros, Sulawesi Selatan." Jurnal Konservasi Cagar Budaya 14, no. 1 (2020): 22–37. http://dx.doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v14i1.229.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme (kapang dan bakteri) yang terdapat pada gambar cadas dan berpotensi sebagai biodeteriogen gambar cadas. Metode penelitian meliputi pengambilan sampel dan identifikasi molekuler. Identifikasi molekuler mengunakan primer 9F (5’-GAG TTT GAT CIT IGC TCAG-3’) dan 1510R (5’-GGT TAC CTT GTT ACG ACTT-3’) untuk bakteri, ITS1F (5’-CTT GGT CAT TTA GAG GAA GTAA-3’) dan ITS4R (5’-TCC TCC GCT TAT TGA TAT GC-3’) untuk kapang. Siklus PCR yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 35 siklus, meliputi Denaturasi (95oC selama 15 detik), annealing, dan elongation (72oC selama 10 detik). Berdasarkan hasil identifikasi molekuler di peroleh tiga belas jenis mikroorganisme yang terdiri dari empat jenis Bakteri dan sembilan jenis Kapang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Mikiver, Ilmar, and Viivi Luik. "Inimese kapike." World Literature Today 74, no. 2 (2000): 379. http://dx.doi.org/10.2307/40155660.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Bagcchi, Sanjeet. "Rajendra Kapila." Lancet Infectious Diseases 21, no. 7 (2021): 925. http://dx.doi.org/10.1016/s1473-3099(21)00347-9.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Dewi, Rozanna. "PEMANFAATAN LILIN SARANG LEBAH SEBAGAI ANTIFUNGI PADA IKAN KAYU (KEUMAMAH)." Jurnal Teknologi Kimia Unimal 9, no. 1 (2020): 46. http://dx.doi.org/10.29103/jtku.v9i1.3036.

Full text
Abstract:
AbstrakIkan kayu (keumamah) merupakan salah satu makanan tradisional khas Aceh yang dibuat dari ikan tongkol, tuna, cakalang yang terlapisi tepung terigu dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Pada umumnya selama penyimpanan dan pemasaran di tempat terbuka, memungkinkan ikan tersebut terkontaminasi oleh mikroba, khususnya kapang. Lilin sarang lebah mengandung senyawa flavonoid yang berguna sebagai antimikroba yang dapat menghambat mikroorganisme patogen sehingga penggunaan lilin sarang lebah pada ikan kayu (keumamah) diduga dapat menghambat aktivitas antifungi pada ikan kayu (keumamah). Antifungi atau antimikroba adalah suatu bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme sehingga dapat mengendalikan mikroba maupun jamur, yaitu segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi, atau menyingkirkan mikroorganisme. Dengan dilakukannya studi ini diharapkan dapat diketahui apakah lilin sarang lebah dapat digunakan sebagai antifungi pada ikan kayu (keumamah), bagaimanakah konsentrasi terbaik lilin sarang lebah yang dapat digunakan sebagai antifungi, bagaimanakah perubahan yang terjadi pada ikan kayu (keumamah) selama waktu penyimpanan dengan metode organoleptik dan uji populasi kapang serta uji kadar air. Variabel yang digunakan suhu memanaskan sarang lebah 65oC, berat ikan keumamah 400 gr, waktu perebusan ikan 45 oC. Sedangkan variabel bebas adalah konsentrasi lilin sarang lebah (0%, 5%, 10%, 15%, 20%) dan waktu penyimpanan 15 hari dan 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan konsentarsi 15% lilin sarang lebah adalah konsentrasi terbaik yang dapat menghambat pertumbuhan kapang dengan kadar air 17,704, organoleptik untuk setiap spesifikasi yaitu kenampakan, aroma, rasa, tekstur masih memenuhi syarat mutu standar SNI yaitu 10, 8, 7, 9 serta jumlah total koloni kapang 2,09 CFU/gr sampai waktu penyimpanan 30 hari.Kata kunci: Ikan kayu (keumamah), Lilin sarang lebah, Antifugi. Organoleptik, Total koloni kapang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Nugrahani, Meisarina, Suharjono Suharjono, and Otto Endarto. "Kapang Antagonis Exploration of Phytophthora spp. Pathogen on Apple Plant." Natural-B 1, no. 3 (2012): 214–21. http://dx.doi.org/10.21776/ub.natural-b.2012.001.03.4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Rachman, Fauzy, Nisa Rachmania Mubarik, and Partomuan Simanjuntak. "AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KAPANG ENDOFIT Cb.Gm.B3 ASAL RANTING KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni)." Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) 5, no. 2 (2018): 204. http://dx.doi.org/10.29122/jbbi.v5i2.3052.

Full text
Abstract:
Antioxidant Activity of Endophytic Fungi Cb.Gm.B3 Extract from Cinnamon (Cinnamomum burmanni) TwigsABSTRACTThere are many degenerative diseases that are caused by a free radical effect. Cinnamon (Cinnamomum burmanni) contains cinnamaldehyde compounds that have activity as a powerful antioxidant and fight free radicals. Endophytic fungi can be found in cinnamon plants living symbiotically. Endophytic fungi produce a variety of bioactive metabolites including antioxidants. This research was conducted to isolate endophytic fungi from C. burmanni plant which is active as antioxidant. Endophytic fungi isolation was carried out using surface sterilization method and cultivated in PDA media. Antioxidant activity test was performed using free radical 2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method. Selected isolates were then identified molecularly to determine their species. A total of nine fungi were isolated from cinnamon twigs. The result showed that the highest antioxidant activity was obtained from Cb.Gm.B3 with IC50 of 13.219 ± 0.755 µg/mL. The selected isolate Cb.Gm.B3 taxonomically has a high similarity with Neofusicoccum parvum isolate PEL23 (Accession no: KY053054.1).Keywords: antioxidant, Cinnamomum burmanni, 2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl, endophytic fungi, Neofusicoccum parvum ABSTRAKKayu manis (Cinnamomum burmanni) mengandung senyawa sinamaldehid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan kuat dan dapat menangkal radikal bebas. Dalam tanaman kayu manis terdapat kapang endofit yang hidup bersimbiosis. Kapang endofit dapat menghasilkan berbagai senyawa metabolit bioaktif termasuk antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi kapang endofit dari tanaman C. burmanni yang aktif sebagai antioksidan. Isolasi kapang endofit dilakukan menggunakan metode sterilisasi permukaan dan ditanam pada media PDA. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman radikal bebas dengan reagen 2.2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Isolat terpilih diidentifikasi secara molekuler untuk menentukan spesiesnya. Sebanyak 9 isolat kapang berhasil diisolasi dari jaringan ranting tanaman kayu manis. Aktivitas antioksidan tertinggi (IC50) didapatkan dari isolat Cb.Gm.B3 sebesar 13,219 ± 0,755 µg/mL. Isolat terpilih Cb.Gm.B3 secara taksonomi memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan Neofusicoccum parvum isolat PEL23 (No. aksesi: KY053054.1).Kata Kunci: antioksidan, Cinnamomum burmanni, 2.2-difenil-1-pikrilhidrazil, kapang endofit, Neofusicoccum parvum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Tanama, Aziz, Utami Sri Hastuti, and Abdul Gofur. "Pengembangan Handout Mikrobiologi Berdasarkan Hasil Penelitian Antagonisme Kapang Antagonis terhadap Kapang Patogen pada Tanaman Buah Naga (Hylocereus sp.)." Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi 8, no. 2 (2020): 236. http://dx.doi.org/10.33394/bjib.v8i2.2763.

Full text
Abstract:
This research aims to produce teaching materials in the form of valid and practical Microbiology handouts based on the research "Antagonism of Antagonistic Fungi against Pathogenic Fungi". This type of research is development research. This development research was carried out by following the instructional design stages with the ADDIE approach, which consisted of 5 stages, namely: Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate. The data on the feasibility of handout teaching materials were obtained from the results of validation by microbiology material experts and teaching materials expert. While the handout readability test was conducted by respondent students of the Undergraduate Biology Education Study Program, FKIP, University of Muhammadiyah Malang. The results showed that the percentage of eligibility of handout material by material expert validators was 96.52% with very valid criteria with little improvement. The percentage of feasibility of handouts by teaching materials expert is 100% with very valid criteria. The percentage of readability test by respondent students was 90.10% with very high readability criteria. The results of this study indicate that the handout teaching material is very feasible and practical to be used by students / lecturers in microbiology learning activities on the material "Antagonism of Antagonistic Fungi against Pathogenic Fungi in Plants".
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Wiryosoendjojo, Kartinah, Nony Puspawati, and Dewi Sulistyawati. "Isolasi dan Identifikasi Jamur Xerofilik pada Kopi Instant." Biomedika 12, no. 1 (2019): 112–20. http://dx.doi.org/10.31001/biomedika.v12i1.411.

Full text
Abstract:
Proses produksi produk instan (termasuk kopi instan) apabila tidak dijaga dengan baik, bisa menyebabkan kontaminasi mikroba yang berbahaya bagi kesehatan. Kontaminasi mikrobia bisa menyebabkan diare, keracunan bahkan kematian. Beberapa kapang xerofilik dapat menghasilkan mikotoksin yang bisa menyebabkan keracunan. Pada penelitian ini akan diteliti apakah kopi instan yang dipasarkan di wilayah Sleman, Yogyakarta mengandung kapang xerofilik dan apa saja jenisnya. Penelitian ini termasuk penelitian observasional. Pengambilan sampel dilakukan secara random. Sampel kopi instan diambil di wilayah Sleman, Yogyakarta terdiri dari 5 kopi instan berbagai merk. Inokulasi dilakukan dengan tehnik taburan pada media DG 18 (Dichloran 18% Gliserol). Hasil penelitian ini membuktikan kopi instant di daerah Sleman, Yogyakarta mengandung spora jamur xerofilik. Jenis kapang xerofilik yang terdapat pada kopi instant di daerah Sleman, Yogyakarta adalah Fusarium culmorum, Aspergillus niger, Curvularia lunata, Cladosporium macrocarpum, Geotrichum candidum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!