To see the other types of publications on this topic, follow the link: Karamba.

Journal articles on the topic 'Karamba'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Karamba.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Abdullah, Rudi, Khairun Nisa, Eli Sulaiman, Yuni Angriani, Wa Ode Nurtita, Vertiyani Vertiyani, and Abdul Rajiun. "IDENTIFIKASI LOKASI UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA KARAMBA JARING APUNG BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN KUALITAS AIR DI DESA BARANGKA KECAMATAN KAPONTORI KABUPATEN BUTON." Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (May 27, 2021): 274–77. http://dx.doi.org/10.31004/cdj.v2i2.1696.

Full text
Abstract:
Perairan desa barangka memiliki sumber daya laut yang baik sebagai lokasi budidaya perikanan. Budidaya karamba jaring apung di desa barangka mempunyai faktor lingkungan dan kualitas air yang cukup baik sehingga mempunyai potensi yang cukup besar untuk menghasilkan ikan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini bertujuan menambah wawasan dan keterampilan pada masyarakat untuk mengembangkan budidaya karamba jaring apung. Metode pelaksanaan ini dilakukan pada tahun 2018 – 2020 adapun alat –alat yang dibutuhkan dalam budidaya karamba jaring apung yaitu jaring yang berukuran 3 x 3 m3, jangkar 4 buah dengan persatu jangkar memiliki berat 50 kg, tali jangkar berdiameter 0,80 inci dan memiliki panjang 50 m/1 jangkar, dan pelampung persegi empat sebagai tempat jaring karamba. Pengisian ikan di karamba dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pembelian bibit ikan dan dilakukan penangkapan secara manual menggunakan alat penangkap ikan berupa alat pancing jaring ikan dan kawat bubu. Adapun jenis ikan yang dibudidayakan ialah ikan bobara yang memiliki pertumbuhan sangat cepat dan harga jual yang tinggi. Setiap harinya diberikan dua kali sehari pakan ikan berupa ikan puri yang didapat. Pertumbuhan ikan dipengaruhi juga dengan kebersihan jaring karamba oleh karena itu karamba harus dibersihkan secara berkala atau sebulan sekali dengan cara mengganti jaring sebelum kotor dan ditumbuhi tiring yang dapat merusak perkembangan ikan. Perkembangan ikan dipengaruhi juha dengan curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan yang menyebabkan keruhnya air laut yang mengganggu pernapasan ikan. Ikan siap dijual pada saat beratnya telah mencapai 1 – 3 kg. yang menghasilkan ikan bobara dengan hasil pendapatan yang tidak menentu. Dari hasil panen ikan bobara yang di dapat masyarakat mendapatkan keuntungan yang sangat besar dikerenakan setiap 1 ekor bibit bobara nilai beli Rp1.000 – Rp3.000 dan nilai jualnya mencapai Rp75.000 – Rp200.000. Dengan demikian dari hasil penelitian pengabdian kepada masyarakat ini masyarakat mampu membudidayakan karamba jaring apung dengan baik dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat barangka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Selpi, Selpi, Pordamantra Pordamantra, and Yuprin, A. D. "ANALISIS EFISIENSI USAHATANI IKAN MAS DALAM KARAMBA DI KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KECAMATAN PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA." JOURNAL SOCIO ECONOMICS AGRICULTURAL 13, no. 2 (October 5, 2018): 1–11. http://dx.doi.org/10.52850/jsea.v13i2.458.

Full text
Abstract:
The research was conducted to analyze the income of common carp farming in karamba, analyze the factors that affect the production of carp in karamba and analziying the efficiency of the production factors of the common carp in the cages in the village of Pahandut Seberang. The research was conducted in the Pahandut Seberang Village, site selection is determined purposively. Sampling method in this research is simple random sampling, where samples taken as many as 35 samples. The results showed that total cost incurred is Rp 36.916.093, the revenue is Rp 85.659.510. Furthermore, the income of goldfish farmers in karamba is Rp 48.743.417 per one time production. R/C analysis is 2,31 meaning that carp farming in karamba in Pahandut Seberang village is profitable and feasible to cultivate. The results of the analysis show the value of adj R2 = 0,928 and the value of F arithmetic of 88,754 with sig 0,000. Factors that significantly affect the production goldfish of deep carp karamba is labor (X1), volume karamba (X2) number of seed (X3), number of feed (X4) and medicine (X5). The results of the efficiency of the allocative afficiency of the factors of production of carp farming in the cage is NPMx/Px for labor is fish farming goldfish in the cage is of 3,84 > 1 so that not yet efficiency, NPMx/Px for karamba volume that is equal to 3,31 > 1 so that not yet efficiency, NPMx/Px for the amount of seed that is equal to 1,51 > 1 so that not yet efficiency, NPMx/Px amount of feed that is equal to 0,74 < 1 so that has not efficient, NPMx/Px drugs that is equal to 5,43 > 1 so not yet efficiency.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Jasmadi. "PERTUMBUHAN DAN ASPEK EKOLOGI TERIPANG PASIR Holothuria scabra PADA KARAMBA JARING TANCAP DI PERAIRAN LAIRNGANGAS, MALUKU TENGGARA." Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 10, no. 2 (August 1, 2018): 317–31. http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v10i2.24047.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan teripang pasir H. scabra di karamba jaring tancap serta aspek ekologisnya di perairan Lairngangas Kab. Maluku Tenggara. Sebanyak 108 teripang dengan berat rata-rata 36,07±0,95 g ditebar dalam tiga karamba tancap ukuran 3x3 m2. Teripang dibiarkan tumbuh secara alami di dalam karamba selama tiga bulan pengamatan. Panjang dan bobot teripang diukur setiap 2 minggu sekali dan parameter kualitas air, sedimen dan fitoplankton diamati setiap bulan selama uji coba. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan harian rata-rata teripang selama penelitian adalah 0,14±0,10 g hari-1 dengan tingkat kelangsungan hidup 81±4,81%. Puncak pertumbuhan dicapai pada minggu ke 10 setelah itu terlihat penurunan. Suhu, salinitas, pH dan DO yang terukur masih dalam kisaran yang baik untuk pertumbuhan teripang. Sedangkan tingkat kesuburan perairan termasuk dalam kategori cukup. Selain keberadaan teripang di dalam karamba menunjukkan terjadi perubahan komposisi fraksi atau ukuran partikel sedimen yang diduga sebagai dampak dari pemanfaatan bahan organik partikel kecil oleh biota uji. Perairan Lairngangas diduga telah mengalami penurunan kualitas perairan dalam mendukung pertumbuhan teripang pasir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Romaidi, Romaidi, Bayu Agung Prahardika, and Muhammad Asmuni Hasyim. "UPAYA PENINGKATAN EKONOMI DAN PENGURANGAN SAMPAH DOMESTIK MASYARAKAT SUMBERSARI MELALUI PEMANFAATAN ALIRAN SUNGAI UNTUK BUDIDAYA IKAN MUJAIR." Journal of Research on Community Engagement 1, no. 2 (March 29, 2020): 54. http://dx.doi.org/10.18860/jrce.v1i2.8839.

Full text
Abstract:
One of the biggest threats from human activities to rivers is the increasing number of residential areas around or even just above the river flow. This condition is certainly very threatening the sustainability of rivers in the region. One of the biggest threats is that the garbage produced by the community will be directly disposed of in the river flow. One way that can be done to reduce waste disposal in the river is by utilizing river flow, so that many rivers are now increasingly being developed as a vehicle for habitat conservation, because the river is considered important for various aquatic plants, migratory and sedentary fishes, and aquaculture ponds, birds and several types of mammals. In this case, the concept of river management must be based on environmental, ecological, economic and social aspects according to the characteristics of the surrounding community. The purpose of this community service is to utilize river flow for tilapia fish farming. The method used in the service is the PAR by way of lectures and direct practice in aquaculture with karamba by utilizing river flow. From the results of community service including partners showed that some respondents know how to fish with karamba, but do not know that river flow can also be used for fish farming with the karamba system. As well as the results of fish farming practices with the karamba system most of the respondents agreed agree (73%) if the fish culture using the karamba system is used as an alternative business idea related to river flow utilization and 60% of respondents agree the use of river flow for fish cultivation can reduce waste disposal in the river.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Febrianty, Irma, and Rina Mustika. "KETERSEDIAAN INPUT DARI LINGKUNGAN PADA AGROBISNIS BUDIDAYA IKAN TOMAN DALAM KARAMBA DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA." EnviroScienteae 17, no. 1 (August 16, 2021): 52. http://dx.doi.org/10.20527/es.v17i1.11356.

Full text
Abstract:
The availability of inputs is very decisive in the sustainability of the Toman fish farming business in karamba where the availability of the necessary inputs must be available continuously, both investment and operational. The problem faced by cultivators is the lack of seed availability for cultivation and the difficulty of obtaining fish feed in the form of small fish and small shrimp. This study used a survey method at a purposive research location in Hulu Sungai Utara Regency. Results of the study: 1. The availability of inputs and infrastructure for toman fish cultivation in karamba, was fulfilled from HSU Regency in South Kalimantan Province and East Kalimantan and Central Kalimantan. 2. Supporting facilities for Toman fish cultivation in karamba that can be accessed by Toman fish cultivators are counseling on the technicalities of toman fish cultivation by the government and higher education institutions (Faculty of Fisheries and Marine Affairs, ULM), as well as seed assistance from the government.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Ajeng, Ismi, Rahmat Taufiq Dwi Jatmika, and Raden Vina Nur Aprilia. "ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) PADA KERAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN MANDE KABUPATEN CIANJUR." AGRITA (AGri) 4, no. 1 (June 29, 2022): 45. http://dx.doi.org/10.35194/agri.v4i1.2362.

Full text
Abstract:
Budidaya ikan pada Karamba Jaring Apung (KJA) merupakan salah satu teknologi budidaya yang handal dalam rangka optimasi pemanfaatan perairan danau dan waduk. Kegiatan yang dilakukan di KJA adalah sistem budidaya ikan secara intensif yang terdiri atas kegiatan memelihara, membesarkan dan memanen hasilnya. Usaha budidaya ikan nila merah (Oreochromis niloticus) pada Karamba Jaring Apung (KJA) telah berkembang pesat sampai saat ini, termasuk yang di lakukan di kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Untuk itu perlu dilakukan analisa usaha guna mengetahui keuntungan dan perkembangan usaha pembesaran ikan nila merah pada keramba jaring apung di Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya produksi, keuntungan dan profitabilitas dari pembesaran ikan nila merah (Oreochromis niloticus) pada Keramba Jaring Apung (KJA) di Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat efisiensi ekonomi dari pembesaran ikan nila merah pada (Oreochromis niloticus) Keramba Jaring Apung (KJA) di Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah besarnya biaya usaha pembesaran ikan nila merah pada karamba jaring apung di Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur adalah Rp. 144.746.333, biaya implisit sebesar Rp 3.612.000,00 dan biaya eksplisit sebesar Rp 141.134.333,00. Penerimaan sebesar Rp. 439.691.795,00, pendapatan sebesar Rp. 143.718.581,00 per UT. Keuntungan sebesar Rp. 298.557.462, nilai profitabilitas 203,77 %, berarti bahwa usaha pembesaran ikan nila merah yang diusahakan menguntungkan dengan tingkat efisiensi 3,04, yang berarti usaha pembesaran ikan nila merah pada karamba jaring apung di Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur sudah efisien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Paruntu, Carolus P., Suria Darwisito, Antonius P. Rumengan, Hengky J. Sinjal, Billy Wagey, and Johan Tumiwa. "IPTEK MARIKULTUR BAGI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN DESA MOTANDOI SELATAN KECAMATAN PINOLOSIAN TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN." JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS 7, no. 3 (October 18, 2019): 256. http://dx.doi.org/10.35800/jplt.7.3.2019.25784.

Full text
Abstract:
The purpose of the community partnership program is to increase the capacity of independent and sustainable marine fish farmers groups. Specific targets are 1) Increasing the quantity and quality of fish products from marine aquaculture in floating net cages, and 2) Enhancing partners' understanding and skills in terms of effective and efficient marine fish aquaculture technology in floating net cages. The main problems recorded, namely: 1) lack of knowledge of marine fish aquaculture technology in floating net cage; 2) fish harvest time that requires a long time, and 3) poor financial management. To overcome these problems, an approach is carried out through direct education and training, mentoring, and management of fisheries business management in the field to partners. After that, each trainee in the partner group is given the opportunity until they can do it themselves. The target that will be achieved at the end of this education and training is that all group members and their families have knowledge of: 1) superior marine fish polyculture technology in floating net cage and 2) good financial management. Keywords: Fish cultivator group, floating net cage, South Motandoi village, financial management, marine fish polyculture technologyAbstrakTujuan program kemitraan masyarakat (PKM) adalah meningkatkan kapasitas kelompok pembudidaya ikan laut yang mandiri dan berkelanjutan. Target khusus adalah 1) peningkatan kuantitas dan kualitas produk ikan hasil budidaya laut dalam karamba jaring apung, dan 2) peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra dalam hal teknologi budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung yang efektif dan efisien. Permasalahan utama yang terekam, yaitu: 1) kurang pengetahuan tentang teknologi budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung (KJA); 2) waktu panen ikan yang membutuhkan waktu yang lama, serta 3) pengelolaan keuangan yang kurang baik. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pendekatan melalui penyuluhan dan pelatihan, pendampingan, dan pendidikan manajemen usaha perikanan secara langsung di lapangan kepada mitra. Setelah itu, setiap peserta pelatihan dalam kelompok mitra tersebut diberikan kesempatan sampai mereka bisa melakukannya sendiri. Target akhir yang dicapai dalam PKM ini adalah semua anggota kelompok maupun keluarganya mempunyai pengetahuan tentang: 1) teknologi polikultur budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung yang unggul, dan 2) manajemen keuangan yang baik. Kata-kata kunci: Kelompok pembudidaya ikan, karamba jaring apung, Desa Motandoi Selatan, manajemen keuangan, teknologi polikultur ikan laut
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Preisinger, Clemens, and Moritz Heimrath. "Karamba—A Toolkit for Parametric Structural Design." Structural Engineering International 24, no. 2 (May 2014): 217–21. http://dx.doi.org/10.2749/101686614x13830790993483.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Astuti, Lismining Pujiyani, Andika luky Setiyo Hendrawan, and Krismono Krismono. "PENGELOLAAN KUALITAS PERAIRAN MELALUI PENERAPAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG “SMART”." Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia 10, no. 2 (November 22, 2018): 87. http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.10.2.2018.87-97.

Full text
Abstract:
Sistem budidaya ikan dalam karamba jaring apung (KJA) yang berkembang pesat saat ini disinyalir menjadi salah satu sumber pencemaran perairan waduk/danau. Sumber pencemar berasal dari sisa pakan yang terbuang, tak tercerna dan sisa metabolisme ikan. Pakan ikan mengandung fosfor, apabila terbuang dan terdekomposisi di perairan dapat menyebabkan eutrofikasi. Perlu menciptakansuatu teknologi budidaya ikan di perairan terbuka yang mampu menekan terbuangnya sisa pakan langsung ke perairan umum. Salah satu sistem budidaya yang dapat dikembangkan adalah dengan budidaya ikan dalam karamba jaring apung “Smart” yaitu KJA Sistem Manajemen Air dengan Resirkulasi dan Tanaman yang merupakan sistem akuaponik yang dimodifikasi dan diterapkan di perairan terbuka. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan informasi terkait dengan pengelolaan kualitas air melalui penerapan budidaya ikan dalam karamba jaring apung Smart. Data dan informasi diperoleh melalui kegiatan eksperimental maupun hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh,sistem KJA Smart mempunyai konstruksi semi tertutup sehingga sisa pakan dan eksresi ikan akan tertampung dan terendapkan di dasar kolam. Terdapat proses penyedotan sisa pakan kemudian pengaliran ke tanaman akuaponik dan pengembalian air ke kolam. Keunggulan KJA smart adalah: (i) seluruh proses dekomposisi terjadi di dalam kolam sehingga tidak mempengaruhi perairan terbuka; (ii) tanaman akuaponik berfungsi sebagai biofilter yang akan memanfaatkan hasil dekomposisi sisa pakan sebagai sumber nutrisinya yaitu nitrogen dan fosfor sebagai contoh efektivitas penurunan fosfat oleh kangkung mencapai 84% dan juga sebagai perangkap sedimen; dan(iii) menghasilkan tanaman akuaponik sebagai produk pangan organik. Kata kunci: sisa pakan, akuaponik, biofilter, KJA Smart
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Djuniawal, Iman, Suryawati Salam, and Sri Mulyani. "ANALISIS PEMANFAATAN DANAU SENTANI UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG SECARA BERKELANJUTAN." Journal of Aquaculture and Environment 2, no. 1 (December 9, 2019): 23–26. http://dx.doi.org/10.35965/jae.v2i1.440.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan budidaya ikan dan mengkaji strategi yang tepat dalam usaha pengembangan budidaya ikan karamba Jaring apung di Danau Sentani Jayapura, dilaksanakan selama tiga bulan dari Bulan Juni sampai Agustus 2019. Metode yang dilakukan dengan teknik survei melalui observasi dan wawancara mendalam dengan stakeholder terdiri dari pembudidaya, masyarakat pemanfaat dan pemerintah terkait, dianalisis dengan scoring dan SWOT pada sembilan titik stasiun pengamatan berbeda mewakili areal Timur, Tengah dan Barat danau Sentani. Hasil penelitian menunjukkan parameter lingkungan perairan pada wilayah Timur dan Tengah danau Sentani yaitu distrik Puay dan Asei kecil masih layak untuk pengembangan budidaya Karamba Jaring Apung, berbeda pada wilayah Barat di sekitar Simporo beberapa parameter lingkungan budidaya menunjukkan kurang layak. Faktor Internal dan eksternal dengan cara peningkatkan pemahaman kelompok budidaya akan pentingnya pemanfaatan sumberdaya danau berpengaruh terhadap pengembangan budidaya karamba jaring apung di danau Sentani. Penguatan sinergitas antara pembudidaya dan kolaboratif dengan berbagai pihak merupakan strategi yang tepat untuk mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya This study aims to analyze the internal and external environment that affect the development of fish culture and assess the right strategy in the development of floating net cage fish farming in Sentani Lake Jayapura, carried out for three months from June to August 2019. The method is carried out by survey techniques through In-depth observations and interviews with stakeholders consisting, beneficiary communities and relevant government, were analyzed by scoring and SWOT at nine different observation station points representing the East, Central and West areas of Lake Sentani. The results showed that the environmental parameters of the waters in the East and Central Sentani lakes, namely the districts of Puay and Asei small, were still suitable for the development of floating net Karamba cultivation, differing in the West region around Simporo, some parameters of the aquaculture environment showed that they were less feasible. Internal and external factors by increasing the understanding of aquaculture groups on the importance of the use of lake resources influence the development of floating net cage cultivation in Lake Sentani. Strengthening synergy between farmers and collaboratives with various parties is the right strategy to encourage farmers to increase income and welfare
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Husnah, Husnah, and Siti Nurul Aida. "JENIS, JUMLAH, DAN DISTRIBUSI IKAN BUDI DAYA TERLEPAS Dl SUNGAI KAMPAR, PROPINSI RIAU." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11, no. 6 (February 28, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.11.6.2005.1-9.

Full text
Abstract:
Setiap tahapan kegiatan budi daya berpotensi mengganggu lingkungan. Terlepasnya ikan budi daya pada saat penebaran, panen, atau kerusakkan karamba karena bencana alam akan mempengaruhi kelimpahan dan keragaman jenis ikan asli di perairan tersebut yang akhirnya dapat mempengaruhi hasiltangkapan dan produksi ikan perairan umum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Nursalim, Nining, Agus Trianto, Muhammad Syaifudien Bahry, Dwi Haryanti, Raden Ario, Raja Aditia Sahala Siagian, and Akhmad Tri Prasetyo. "Prevalensi Penyakit Karang di Pulau Menjangan Besar Karimunjawa." Jurnal Kelautan Tropis 25, no. 1 (February 23, 2022): 97–105. http://dx.doi.org/10.14710/jkt.v25i1.13208.

Full text
Abstract:
Coral disease can cause coral damage on Menjangan Besar Island, Karimunjawa. Floating net cages adjacent to coral reefs can affect coral health. Floating net cages can affect water quality by adding nutrients, such as nitrate (205.6 and phosphate 39.2/ton fish production). Nutrients and environmental factors can trigger and cause coral disease. The purpose of this study was to determine the effect of the existence of floating net cages on the prevalence of coral disease on Menjangan Besar Island, Karimunjawa. The research was conducted using a survey method, data collection using a proportional method, the results of the data will be analyzed descriptively. The results of the study found Black Band Disease, Brown Band Disease, Ulcerative White Pox, White syndrome, Yellow Bloch Disease, Pigmentation responses, White Plague and White Band Disease. Water parameters such as temperature ranged from 30.71-30.750C, salinity 32.7-33.20/00, current velocity 0.03-0.06 m/s, nitrate 0.586-1,128 mg/L and phosphate 0.064-0.133 mg/ L. The most common disease is Ulcerative White Pox. The prevalence of coral disease is influenced by the presence of floating net cages, it can be seen in A1, A2 and A3 with prevalence values (39.85, 43.61 and 33.14) which are higher than B1 and B2 (14.41 and 10,6). Penyakit karang dapat menyebabkan kerusakan karang di Pulau Menjangan Besar Karimunjawa. Karamba jaring apung yang berdampingan dengan terumbu karang dapat mempengaruhi kesehatan karang. Karamba jaring apung dapat mempengaruhi kualitas air dengan menambah nutrien, seperti Nitrat (205,6 dan fosfat 39,2/ton produksi ikan. Nutrien dan faktor lingkungan dapat menjadi pemicu dan penyebab penyakit karang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh keberadaan karamba jaring apung terhadap prevelensi penyakit karang di Pulau Menjangan Besar Karimunjawa. Penelitian dilakukan dengan metode survei, pengambilan data dengan metode porposif, hasil data akan disanalisis secara deskiptif. Hasil penelitian ditemukan penyakit Black Band Disease, Brown Band Disease, Ulcerative White Pox, White syndrome, Yellow Bloch Disease, Pigmentation responses, White Plague dan White Band Disease. Parameter perairan seperti temperatur berkisar 30,71-30,750C, salinitas 32,7-33,20/00, kecepatan arus 0,03-0,06 m/s, nitrat 0,586-1,128 mg/L dan fosfat 0,064-0,133 mg/L. Penyakit paling banyak ditemukan adalah Ulcerative White Pox. Prevelensi penyakit karang dipengaruhi oleh keberadaan karamba jaring apung, dapat terlihat pada A1, A2 dan A3 dengan nilai prevalensi (39,85, 43,61 dan 33,14) yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan B1 dan B2 (14,41 dan 10,6).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Selaindoong, Gabrielle F., Nurdin Jusuf, and Lexy K. Rarung. "ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA IKAN NILA(Oreochromis niloticus) PADA KARAMBA JARING TANCAP DI DESA ERIS KECAMATAN ERIS KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA." AKULTURASI (Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan) 7, no. 1 (July 24, 2019): 1113. http://dx.doi.org/10.35800/akulturasi.7.1.2019.24403.

Full text
Abstract:
AbstrakTujuan penelitian ini menganalisis secara finansial dan menentukan usaha budidaya ikan nila di Karamba Jaring TancapDesa Eris Kecamatan Eris Kabupeten Minahasa layak atau tidak. Desa Eris Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa salah satu desa yang terletak disekitar Danau Tondano yang menjadi tempat usaha pembesaran budidaya ikan nila(Oreochromis niloticus) dengan menggunakan media karamba jaring tancap. Usaha ini sudah berkembang dan berjalan cukup lama hingga sekarang. Sehubungan dengan semakin meningkatnya produksi ikan maka para pembudidaya perlu mengembangkan usaha budidaya ikan nila tersebut dengan sebaik mungkin agar pembudidaya tidak mengalami kerugian, untuk itu diperlukan suatu analisis kelayakan usaha tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan pembudidaya adalah pemilik usaha yang bekerja langsung dalam usaha tersebut. Responden yang diambil adalah 25 orang.Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Observasi, wawancara dan studi pustaka.Analisis finansial yang digunakan yaitu,Operating profit, Net profit, Profit Rate, Benefit Cost Ratio, Rentabilitas, Break Even Point, dan Payback Period.Berdasarkan hasil analisis secara finansial dari usaha karamba jaring tancap mendapatkan bahwa usaha layak dijalankan karena nilai operating profit yaituRp. 419.900.000. Profit rate dari usaha tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keuntungan mencapai 40% dari seluruh biaya yang dikeluarkan. BCR > 1 yaitu, BCR 1,40 yang artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan. Rentabilitas termasuk dalam kategori sangat baik > 100 yaitu 245%. BEP atau titik impas untuk penjualanRP. 103.968.539 dan satuan 4.332 kg.Payback period, yaitu 4,8 bulan. Net profit sebesar Rp. 386.631.010.Saran yang dapat diberikan sebaiknya membuat pakan sendiri untuk menghemat biaya pengeluaran dan untuk mendapatkan harga yang lebih baikperlu melakukan promosi dan bisa mencari pasar untuk diekspor.lexyrarung@unsrat.ac.id
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Pranata, Alfin, Fitriyana Fitriyana, and Heru Susilo. "TINGKAT KESEJAHTERAAN PEMBUDIDAYA IKAN DALAM KARAMBA DI DESA PENYINGGAHAN ILIR KECAMATAN PENYINGGAHAN KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR." Jurnal Perikanan Unram 12, no. 3 (September 30, 2022): 418–27. http://dx.doi.org/10.29303/jp.v12i3.351.

Full text
Abstract:
Desa Penyinggahan Ilir di lewati oleh Sungai Mahakam dan dekat dengan Danau Jempang, sehingga penduduknya berprofesi sebagai pelaku perikanan, khususnya pembudidaya ikan dalam keramba. Potensi ini seharusnya menjadi faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan tidak hanya bagi pembudidaya ikan tetapi dapat menjadi solusi dalam mengurangi angka kemiskinan. Tujuan peneliti di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesejahteraan dan menganalisa daya beli masyarakat pembudidaya ikan dalam keramba di Desa Penyinggahan Ilir Kecamatan Penyinggahan Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan selama dua tahun antara bulan Maret 2020 sampai bulan Juli 2022, pengambilan sampel dengan metode Slovin dan purposive sampling sehingga responden berjumlah 24 orang pembudidaya ikan dalam karamba. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif menggunakan indikator (BKKBN) dan (NTPi). Berdasarkan analisis data dengan indikator BKKBN menunjukkan bahwa mayoritas pembudidaya masuk ke dalam kategori keluarga sejahtera tingkat III (KS-III) sebanyak 14 orang dengan persentase (58%). Pada analisis nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) total penerimaan keluarga pembudidaya ikan dalam karamba adalah 1,19 sehingga dapat disimpulkan sebagian besar pembudidaya ikan cukup sejahtera dan telah keluar dari garis kemiskinan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Dharmawanto, Listio, and Supriyanto Supriyanto. "KERAGAAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) RAJADANU HASIL SELEKSI YANG DIPELIHARA DALAM KARAMBA JARING APUNG DI WADUK DARMA, KUNINGAN." Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur 14, no. 2 (November 15, 2016): 69. http://dx.doi.org/10.15578/blta.14.2.2016.69-71.

Full text
Abstract:
Uji multilokasi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai penilaian agar suatu varietas atau jenis ikan hasil pemuliaan dapat dilepas kepada masyarakat. Kegiatan uji multilokasi benih ikan mas Rajadanu hasil seleksi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaannya pada tahap pembesaran melalui pemeliharaan dalam karamba jaring apung di Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sebagai pembanding digunakan benih ikan mas Majalaya yang diperoleh dari unit pembenihan rakyat (UPR) di sekitar lokasi pengujian. Pemeliharaan dilakukan selama tiga bulan dengan teknik budidaya sesuai dengan teknik pembesaran ikan mas yang biasa diterapkan oleh pembudidaya setempat. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah panjang, bobot, sintasan, rasio konversi pakan, dan biomassa hasil panen. Hasil uji multilokasi pembesaran ikan mas dalam karamba jaring apung di Waduk Darma ini menunjukkan bahwa keragaan benih ikan mas Rajadanu hasil seleksi lebih baik dibandingkan dengan benih ikan mas pembanding dalam hal pertumbuhan (rata-rata bobot akhir 179,47 ± 52,72 g dibandingkan 114,40 ± 34,35 g), sintasan (75,00% dibandingkan 70,05%), rasio konversi pakan (1,36 dibandingkan 2,41), dan biomassa hasil panen (673,00 kg dibandingkan 403,26 kg)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Wachidatus Sa’adah. "FEASIBILITY STUDY USAHA BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE DI KARAMBA." JURNAL RISET RUMPUN ILMU HEWANI 1, no. 1 (July 7, 2022): 8–19. http://dx.doi.org/10.55606/jurrih.v1i1.153.

Full text
Abstract:
Komoditas ikan merupakan salah satu bahan baku maupun menu makanan utama sebagai pengganti protein hewani yang mempunyai gizi tinggi. Dalam rangka pemenuhan gizi, maka dipilihlah komoditas ikan lele, dengan alasan bahwa lele merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar yang penting dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat dan harganya terjangkau untuk semua lapisan masyarakat, sehingga memiliki serapan pasar yang tinggi. Dalam rangka mendukung hal tersebut maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan usaha perikanan budidaya ikan lele. Salah satu daerah yang mempunyai potensi dalam subsektor perikanan budidaya ikan lele adalah di Kabupaten Lamongan tepatnya di Desa Kemlagigede Kecamatan Turi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui feasibility study usaha budidaya pembesaran ikan lele dalam karamba di pokdakan “Petani Sukses” di Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian bahwa pendapatan per tahun adalah Rp20.529.450.000, kemudian R/C rationya adalah 5,48, dan BEP nya adalah Rp412.340.457.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Rochmad, Alfian Nur. "Teknik Pembesaran Ikan Kerapu Hibrida Cantang (Epinephelus fuscoguttatus × Epinephelus lanceolatus) pada Karamba Jaring Apung." Jurnal Biosains Pascasarjana 22, no. 1 (June 1, 2020): 29. http://dx.doi.org/10.20473/jbp.v22i1.2020.29-36.

Full text
Abstract:
AbstrakIkan kerapu hibrida cantang merupakan komoditas perikanan yang memiliki peluang baik di pasaran karena nilai gizi dan ekonomisnya yang tinggi. Ikan kerapu hibrida ini banyak dibudidayakan di karamba jaring apung laut (KJAL). Permintaan ikan kerapu di pasaran cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan kegiatan pembesarannya. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui teknik pembesaran, pertumbuhan, serta kendala dalam kegiatan pembesaran ikan kerapu hibrida cantang pada KJAL. Studi ini dilaksanakan di Instalasi Budidaya Laut (IBL) Boncong, Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah observasi dan mengumpulkan data melalui wawancara serta studi literatur. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pemilihan lokasi KJAL harus bebas dari limbah pencemaran, dasar berlumpur, dan dikelilingi terumbu karang. Benih ikan yang ditebar berukuran 9-12 cm dengan padat tebar 500 ekor/unit. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah. Panjang total, lebar, dan bobot tubuh ikan diukur setiap seminggu sekali. Berdasarkan hasil study menunjukkan bahwa panjang, lebar dan bobot tubuh ikan kerapu hibrida cantang meningkat setiap minggunya selama masa pembesaran. Kendala dalam pembesaran ikan kerapu di KJAL adalah ketersediaan ikan rucah sebagai pakan dan gelombang laut yang tidak menentu. Kata kunci : ikan kerapu hibrida cantang, masa pembesaran, karamba jaring apung laut
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Riano, Agus, Ruslaini Ruslaini, and Abdul Muis Balubi. "Pengaruh Pakan Rumput Laut Segar Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus) (Park, 1797)." Jurnal Media Akuatika 7, no. 4 (January 19, 2023): 189. http://dx.doi.org/10.33772/jma.v7i4.29861.

Full text
Abstract:
AbstrakTujuan penelitian adalah untuk mengetahui pertumbuhan, kelangsungan hidup, rasio konversi pakan dan efisiensi pakan ikan baronang lingkis dengan peemberian pakan rumput laut segar yang dipelihara pada karamba jaringapung. Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret sampai bulan Mei 2020. Pemeliharaan benih ikan baronang dilakukandalam Karamba Jaring Apung (KJA) di Desa Wawobungi, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, ProvinsiSulawesi Tenggara. Pakan yang digunakan pada penelitian ini berupa rumput laut segar jenis Gledium sp (perlakuanA), Sargassum sp (Perlakuan B) dan Padina sp (perlakuan C). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok(RAK) yang terdiri atas 3 perlakuan dan 3 kelompok. Parameter yang diamati yaitu pertumbuhan bobot mutlak,pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, efisiensi pakan dan kelangsungan hidupikan baronang. Hasil penelitan menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan bobot tertinggi dihasilkan pakan Gelidiumsp (perlakuan A) yaitu 58,7 g, pertumbuhan panjang 23,31 cm, laju pertumbuhan spesifik 1,60 %, rasio konversi pakan13,82 g, efisiensi pakan 7,52%, kelanngsungan hidup ikan baronang 88,89%. Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa pakan rumput laut segar jenis Gelidium sp dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsunganhidup ikan baronang yang dipelihara pada keramba jarring apung.Kata Kunci : Gledium, Sargassum, Padina, Pertumbuhan, Kelangsungan hidup, Ikan Baronang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Mahasri, Gunanti, Putri Desi Wulansari, and Indah Hidayati Imani. "Intensitas Cacing Ektoparasit Ikan Kerapu Tikus Cromileptes altivelis pada Karamba Jaring Apung di Perairan Situbondo Jawa Timur." Jurnal Kelautan Tropis 22, no. 2 (November 2, 2019): 135. http://dx.doi.org/10.14710/jkt.v22i2.5295.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the intensity of ectoparasite helminth of Humpback Grouper (Cromileptes altivelis) in floating cage net’s sea Situbondo. This research is a survey research using descriptive analysis to complete data of ectoparasites helminth of humpback grouper in floating cage net’s Sea Situbondo. The humpback grouper use 8-10 cm and 13-20 cm in size taken from floating cage net’s in Situbondo Sea, East Java. The samples use 30 fishes for each size based on a reference from floating cagenet’s Situbondo, East Java. The results show that ectoparasite helmint which found at floating cage net’s sea Situbondo namely Zeylanicobdella and Neobenedenia. The value of the intensity and degree of infestation of a single infestation of Zeylanicobdella at floating cage net is 4.7 individual/fish (low). In a single infestation Neobenedenia in floating net cage is 2.5 individual/fish (low). In the infestation of a mixture of Zeylanicobdella and Neobenedenia in floating net cage are 9.5 individual/fish (average).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas cacing ektoparasit ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) pada karamba jaring apung di perairan laut Situbondo. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan analisis deskriptif untuk melengkapi data cacing ektoparasit ikan kerapu tikus pada karamba jaring apung (KJA). Ikan kerapu tikus yang digunakan adalah ukuran 8-10 cm dan 13-20 cm yang diambil dari KJA di perairan laut Situbondo. Sampel yang digunakan yaitu masing-masing 30 ekor untuk tiap ukuran dengan berdasar acuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan cacing ektoparasit pada KJA di perairan laut Situbondo yaitu Zeylanicobdella dan Neobenedenia. Nilai intensitas dan derajat infestasi dari infestasi tunggal Zeylanicobdella pada ikan kerapu di Karamba Jaring Apung (KJA) adalah 4,7 individu/ekor(ringan). Pada infestasi tunggal Neobenedenia di KJA adalah 2,5 individu/ekor yang termasuk dalam infestasi ringan. Sedangkan pada infestasi campuran Zeylanicobdella dan Neobenedenia yang ditemukan adalah 9,5 individu/ekor yang termasuk dalam infestasi sedang. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pencegahan penyakit helminth pada budidaya ikan kerapu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Rahman, Rahman, Agus Kurnia, and Oce Astuti. "Substitusi Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Bakau Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Rajungan (Portunus pelagicus)." Jurnal Media Akuatika 6, no. 1 (January 27, 2020): 31. http://dx.doi.org/10.33772/jma.v6i1.15165.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh substitusi Tepung ikan (TI) dengan Tepung Keong Bakau (TKB) dalam pakan terhadap pertumbuhankepiting rajungan yang dipelihara di karamba jaring apung (KJA). Penelitian ini dilaksanakan di Keramba Jaring Apung (KJA) Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Sebanyak 24 ekor kepiting rajungan (rata-rata berat awal 30-50 g) disebar ke dalam 12 kotak jaring apung (2 ekor/wadah). Tiga jenis pakan dibuat berdasarkan persentase substitusi TI dengan TKB dalam pakan yang terdiri dari: 100% TI + 0% TKB (pakan A), 75% TI + 25% TKB (pakan B), 50% TI+ 50% TKB (pakan C) dan 25% TI+ 75% TKB (pakan D). Parameter yang diamati adalah Pertumbuhan Mutlak (PM), Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) dan Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan uji tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap PM, LPS dan TKH rajungan. PM rajungan berkisar antara28,42 ± 13,01 g-40,83 ± 13,02 g. Sedangkan LPS rajungan berkisar antara1,80± 0,03-2,87± 0,16 %/hari. TKHkepiting rajungan pada semua perlakuan adalah 100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa substitusi tepung ikan dengan tepung keong bakau sampai 75% dapat digunakan dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan rajungan yang dipelihara dalam karamba jaring apung.Kata Kunci: Kepiting Rajungan, Tepung Keong Bakau, Tepung Ikan, Pertumbuhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Royensyah, Rum Van. "Strategi Pemasaran Agribisnis Ikan Nila Dalam Di Kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara." RAWA SAINS : JURNAL SAINS STIPER AMUNTAI 3, no. 1 (June 13, 2013): 116–23. http://dx.doi.org/10.36589/rs.v3i1.20.

Full text
Abstract:
This study aims to analyze the strategy of developing tilapia agribusiness in Babirik District, North Hulu Sungai Regency. Sampling was done by multi stage sampling and the selection of sub-district locations was carried out by purposive sampling method, namely the sub-districts which most cultivated tilapia in karamba, namely Babirik District. Fish farmers as samples were selected by stratified proportional random sampling, as many as 8 people (30% of 27 UPP group members), and 57 people (30% of 191 were not UPP group members). The number of samples is 65 people. Collector samples (collectors) were selected by snow ball sampling, which was 20 people (30% of 65 collectors). The sample of retailers was chosen by accidental sampling in the fish market in North Hulu Sungai Regency, as many as 5 people. The selection of Fisheries UPP internal factor samples was 8 people (30% of 27 people), and the sample selection of non Fisheries UPP internal factors was 20 people (30% of 191 people), while 2 external factors were selected from the relevant institutions. The results of the internal factor evaluation matrix are 3,163, while the results of the external factor evaluation matrix are 2,538. The results of the internal external matrix are in cell IV, namely in the growth and building position, and the indigo agribusiness strategy in karamba in Babirik District is a market development and production strategy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Tridjoko, Tridjoko, Ananto Setiadi, Gunawan Gunawan, and Jhon H. Hutapea. "PRODUKTIVITAS PEMIJAHAN INDUK IKAN TUNA SIRIP KUNING DI KARAMBA JARING APUNG." Fisheries : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan 2, no. 2 (October 31, 2020): 112. http://dx.doi.org/10.30649/fisheries.v2i2.42.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Ta'aladin, Zamdial. "ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN PRODUKSI KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DALAM KARAMBA." Jurnal AGRISEP 3, no. 1 (April 11, 2006): 181–88. http://dx.doi.org/10.31186/jagrisep.3.1.181-188.

Full text
Abstract:
The objective of this research was to analyisis of economic efficiency, production of Muds Crab that reared in bambbo cage and to determine of density and bamboo cage design that suffable for rearing of Mud Crab(Scylla serrata).Research was used the Factorial Completely Randomized Design with the dffferent treatement consist of density and bamboo cage construction. Size of bamboo cage are 2 x 2 x 0,5 m. The rearing periode of Mud Crabs are 45 days wffh observation and measurement of weight and length growth in each 15 days. For determine of teratement of density and bamboo cage construction on the Mud Crabs production used the statistical test, while the economic analysis was using BlC ratio investement criteria. The P1 ancJ P2 treatement showed the response of high weight growth and signiflCBl1t with Pl The cell system bamboo cage showed the respon~ of high weight growth and Significant from the boxs system bamboo cage. For the length growth, P1 highly and significant from the others treatement. The BlC ratio analysisi showed that P3 treatement both the cell and boxes system bamboo cage showed the better result, while theP3 BIG ratio value of cell system bamboo cage is highly in compare with the boxes system bamboo cage. Key words :Economic efficiency, production, muds crub, bamboo cage
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Yunus, Abdul Razak, Sutia Budi, and Suryawati Salam. "ANALISIS KELAYAKAN LOKASI BUDIDAYA METODE KARAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN DESA PULAU HARAPAN SINJAI." Journal of Aquaculture and Environment 2, no. 1 (December 9, 2019): 1–5. http://dx.doi.org/10.35965/jae.v2i1.338.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kesesuaian perairan berdasarkan data parameter ekosistem perairan, mengetahui lokasi yang cocok untuk dikembangkan budidaya ikan kerapu dengan sistem karamba jaring apung yang berkelanjutan berdasarkan data parameter perairan yang meliputi kedalaman, kecerahan, kecepatan arus, salinitas, suhu, tinggi gelombang, derajat keasaman (pH) dan oksigen terlarut dianalisis berdasarkan posisi koordinatnya. Hasil yang didapatkan Pada kelas S1, kawasannya mencakup area seluas ± 467.898,82 m2 atau sebesar 26,47 % dari total kawasan yang menjadi area studi. Kelas S2 mencakup area seluas ± 725.217,09 m2 atau sebesar 41,03 % dari luas kawasan yang menjadi area studi dari luas total perairan dan kelas S3, kawasannya mencakup area seluas ± 574.609,54 m2 atau sebesar 32,51 % dari total kawasan yang menjadi area studi. This study aims to analyze the suitability of water based on water ecosystem parameter data, find out suitable locations for grouper aquaculture development with a sustainable floating net karamba system based on water parameter data which includes depth, brightness, current speed, salinity, temperature, wave height, degree of acidity (pH) and dissolved oxygen are analyzed based on the position of the coordinates. The results obtained in the S1 class, the area covers an area of ??± 467,898.82 m2 or as much as 26.47% of the total area of ??study area. Class S2 covers an area of ??± 725,217.09 m2 or 41.03% of the area of ??the study area of ??the total area of ??waters and class S3, the area covers an area of ??± 574,609.54 m2 or 32.51% of the total area be a study area.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Tjahjo, Didik Wahju Hendro, and Sri Endah Purnamaningtyas. "KAJIAN KUALITAS AIR DALAM EVALUASI PENGEMBANGAN PERIKANAN DI WADUK IR. H. DJUANDA, JAWA BARAT." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 14, no. 1 (February 6, 2017): 15. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.14.1.2008.15-30.

Full text
Abstract:
Budi daya ikan di Waduk Ir. H. Djuanda (A=8.300 ha, Zmax=95 m, dan Z=36,5 m) berkembang sangat pesat, sehingga berdampak pada penurunan kualitas air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas air bagi kepentingan perikanan dan mengidentifikasi sumber tekanan tertinggi di Waduk Ir. H. Djuanda. Pengambilan data dilakukan setiap bulan dan tahun 2004 sampai dengan 2006. Pengamatan kualitas air dilakukan dengan metode pengambilan contoh air secara horisontal dan vertikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber utama degradasi kualitas air adalah bahan organik yang berasal dari Waduk Cirata. Distribusi vertikal oksigen terlarut di perairan menunjukkan ada stratifikasi dengan kedalaman epilimnion yang sangat tipis. Berdasarkan pada analisis kandungan fosfat dan nitrogen, waduk ini telah mengalami perubahan dari eutrofik (tahun 2004) menjadi hipereutrofik (tahun 2005 dan 2006). Degradasi tersebut cenderung meningkat seiring dengan peningkatan jumlah unit karamba jaring apung yang dikembangkan di Waduk Cirata dan Waduk Ir. H. Djuanda. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengembangan kegiatan budi daya dalam karamba jaring apung telah melampaui daya dukung dan cenderung mencemari perairan. Upaya mengatasi degredasi tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu 1) mengurangi usaha budi daya ikan dalam karamba jaring apung di Waduk Ir. H. Djuanda dan Cirata dan 2) menebarkan jenis ikan yang mampu memanfaatkan plankton secara efektif. Development of fish culture in Ir. H. Djuanda Reservoir has been expanded very fast, so it might cause the degradation of water qualities. The aims to evaluated water quality for fisheries purpose and identify the primary pressure source in Ir. H. Djuanda Reservoir. The data were collected every month during year of 2004 to 2006. Water sampling was done by vertical and horizontal. The result indicates that the primary source degradation of water qualities was organic materials from Cirata Reservoir. Stratification of dissolved oxygen in the water column indicates with very thin epilimnion layer. Based on phosphate and N-compuonds analysis, Ir. H. Djuanda Reservoir was changed from eutrophic in year 2004 to hipereutrophic in year 2005 and 2006. The degradation tends to increase with developing floating cage unit numbers in Cirata and Ir. H. Djuanda Reservoir. This condition shows that the development of fish culture in floating cage seems have be over the carry capacity of reservoir and tend to spread the pollution in the water. It effort suggest that the would two ways, i.e. 1) decrease of fish culture activities using be done refering floating cages in Ir. H. Djuanda and Cirata Reservoir and 2) stocking of fish species which are capable to utilized the plankton effectively.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Kusumaningtyas, Dyah Ika, and Sukamto Sukamto. "ANALISIS KADAR ORTOFOSFAT DI PERAIRAN WADUK IR. H. DJUANDA PERIODE BULAN MEI 2008." BULETIN TEKNIK LITKAYASA Sumber Daya dan Penangkapan 8, no. 1 (November 21, 2016): 9. http://dx.doi.org/10.15578/btl.8.1.2010.9-14.

Full text
Abstract:
Waduk Ir. H Djuanda merupakan suatu badan air yang membendung Sungai Citarum yang beroperasi sejak tahun 1967 dengan luas maksimal 83 km2.Secara administrasi, waduk ini terletak di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dan ketinggian 111 m dpl. Secaramorfologi,Waduk Ir. H. Djuanda ini dikelilingi oleh pegunungan kapur yang agak gundul (Sarnita, 1981). Waduk Ir. H. Djuanda digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber air bersih, tempat pariwisata,dan tempat kegiatan perikanan tangkap maupun budi daya ikan melalui kegiatan karamba jaring apung yang secara langsung dapat meningkatkan perekonomianmasyarakat. Pemanfaatan waduk untuk berbagai kepentingan dimungkinkanmenjadi salah satu sumber masukkan fosfor di perairan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Nasution, Zahri, and Bayu Vita Indah Yanti. "PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN SITU PANJALU Di CIAMIS, JAWA BARAT." Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 9, no. 2 (December 30, 2014): 49. http://dx.doi.org/10.15578/marina.v9i2.430.

Full text
Abstract:
Situ Panjalu merupakan situ alam yang dimanfaatkan untuk penangkapan ikan oleh masyarakat sekitar. Alat tangkap yang digunakan berupa alat tangkap jala tebar, gill net, sirib (anco) dan pancing. Ikan yang tertangkap sebagian dibudidayakan di karamba jaring apung (KJA). Situ Panjalu juga dimanfaatkan sebagai kawasan wisata budaya dengan memanfaatkan Nusa Gede sebagai lokasi ziarah. Meskipun pengelolaan Situ Panjalu untuk perikanan belum diatur secara formal. Pengaturan terkait dengan penggunaan alat tangkap, mesh size dan kawasan restocking dilakukan secara informal melalui himbauan dari aparat desa. Sementara itu, pemerintah desa dan Yayasan Borosngora yang mempunyai wewenang mengelola Situ Panjalu masih sebatas pada pengaturan kegiatan pariwisata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Hasan, Zahidah, Iskandar Iskandar, Ujang Subhan, and Yuli Andriani. "INTRODUKSI TEKNOLOGI AERASI TERBARUKAN PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN PATIN DI KJA WADUK SAGULING, KECAMATAN CILILIN." Dharmakarya 9, no. 2 (June 4, 2020): 85. http://dx.doi.org/10.24198/dharmakarya.v9i2.25131.

Full text
Abstract:
Program Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan belajar sambil bekerja atau mempraktekkannya (learning by doing). Pengabdian diselangarakan di kelompok pembudidaya ikan patin dalam karamba jaring apung (KJA) yang merupakan kelompok binaan PKBM Alkaromah, Kecamatan Cililin Bandung Barat. Program yang ditawarkan berjudul Introduksi Teknologi Aerasi Terbarukan pada Kelompok Pembudidaya Ikan Patin di KJA Waduk Saguling, Kecamatan Cililin. Kegiatan dilaksanakan dengan diawali Identifikasi potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, hambatan yang dihadapi pembudidaya, sosialisasi teknologi aerasi kepada kelompok sasaran, penyuluhan dan pendampingan. Adapun hasil yang di dapatkan adalah telah terpasangnya sebuah instalasi aerasi terbarukan dengan teknologi fine bubbles pada KJA ikan patin di Waduk Saguling.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Soemarjati, Wiwie, Ernik Yuliana, and Lina Warlina. "ANALISIS DAYA DUKUNG PERAIRAN LAUT UNTUK BUDIDAYA IKAN DALAM KARAMBA JARING APUNG." PELAGICUS 2, no. 2 (June 28, 2021): 63. http://dx.doi.org/10.15578/plgc.v2i2.9821.

Full text
Abstract:
ABSTRAKKabupaten Situbondo memiliki potensi pengembangan budidaya ikan dalam karamba jaring apung (KJA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian perairn, daya dukung, distribusi plankton dan klorofil-a serta aspek mikrobiologi perairan untuk budidaya ikan KJA di kawasan pesisir Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. Metode penelitian menggunakan metode survei. Lokasi penelitian adalah perairan pesisir kawasan budidaya KJA Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo Propinsi Jawa Timur. Pengumpulan data parameter biofisik dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Juni-Juli 2019 (musim kemarau). Analisis data meliputi analisis kesesuaian perairan, analisis daya dukung perairan dengan pendekatan kapasitas perairan, analisis plankton dan klorofil-a, dan analisis mikrobiologi (total bakteri dan Vibrio sp). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada zona I (90,75) ha terdapat 20,5 ha memiliki kriteria sangat sesuai dan dapat ditempati 404 unit KJA (1 unit=101,2383 m2). Pada zona II (49,23) ha terdapat 17,41 ha memiliki kriteria kelas sangat sesuai dapat ditempati 343 unit KJA. Zona III (82,9) ha dengan luasan 13,76 ha memiliki kriteria sangat sesuai dan dapat ditempati KJA sejumlah 217 unit. Jumlah KJA yang ada di Zona I adalah 10 unit (2,47%) dari kapasitas maksimum, dan pada Zona II terdapat 207 unit (60,34%), serta belum ada KJA pada zona III (0%). Perairan di lokasi penelitian sangat baik untuk kegiatan budidaya ikan di KJA, jumlah KJA zona I dan III masih memungkinkan untuk dikembangkan. Jumlah KJA di Zona II perlu dilakukan penataan ulang agar tidak terpusat di satu area dan perlu pengawasan agar peningkatan KJA tidak melebihi daya dukung perairan. ABSTRACTSitubondo Regency has the potential to develop fish farming in floating net cages (KJA). This study aims to analyze the suitability of waters, carrying capacity, distribution of plankton and chlorophyll-a as well as aspects of water microbiology for KJA fish farming in the coastal area of Kendit District, Situbondo Regency. The research method used the survey method. The research location is the coastal waters of KJA cultivation area, Kendit District, Situbondo Regency, East Java Province. Biophysical parameter data collection was carried out for two months, namely in June-July 2019 (dry season). Data analysis includes suitability analysis, carrying capacity analysis with water capacity approach, plankton and chlorophyll-a analysis, and microbiological analysis (total bacteria and Vibrio sp). The results showed that in the zone I (90.75) ha there was 20.5 ha which had very suitable criteria and could be occupied by 404 units of the marine cage (1 unit = 101.283 m2). In zone II (49.23) ha, there is 17.41 ha which has very suitable class criteria which can be occupied by 343 KJA units. Zone III (82.9) ha with an area of 13.76 ha has very suitable criteria and can be occupied by 217 units of KJA. The number of the marine cage in Zone I is 10 units (2.47%) of the maximum capacity, and in Zone II there are 207 units (60.34%), and there is no KJA in zone III (0%). The waters in the research location are very good for fish farming activities in KJA, the number of KJA zones I and III is still possible to be developed. The number of the marine cage in Zone II needs to be rearranged so that it is not concentrated in one area and it is necessary to monitor so that the increase in the marine cage does not exceed the carrying capacity.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Eteke, Charlly N., Hengky Sinjal, Edwin L. A. Ngangi, and Suria Darwisito. "Nile Tilapia Oreochromis niloticus Culture Development Strategy In Floating Net Cage Of Galela Lake, North Halmahera Regency, North Mollucas Province." JURNAL ILMIAH PLATAX 7, no. 2 (October 23, 2019): 449. http://dx.doi.org/10.35800/jip.7.2.2019.26023.

Full text
Abstract:
This study aims to examine the development strategy of Nile tilapia (Oreochromis niloticus) culture in Galela Lake, North Halmahera Regency, North Mollucas Province. It is a descriptive study. Data collection used direct observations, interviews, and literature studies, and data analysis applied SWOT analysis, and continued with Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)). Results revealed that there were 6 priority strategies taken to develop the culture of the nile tilapia (O. niloticus) as follows: 1. Human resources development; 2. Take advantage of the investment-providing institutions for culture development; 3. Optimize the use of nile tilapia culture in the floating net cage; 4. Broaden the marketing access; 5. Increase the fish seed quality and the product quality; 6. Agreement among the fish farmers to maintain security in the floating net cage localities.Keywords: strategy, Galela Lake, nile tilapia, SWOT, QSPM. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi pengembangan budi daya ikan nila (Oreochromis niloticus) di Danau Galela Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengembilan data melalui observasi langsung dan wawancara, dan studi literature. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Dan dilanjutkan dengan uji OSPM (Quantitative Strategis Planning Matrix). Hasil dari analisis data menghasilkan enam strategi prioritas untuk pengembangan budi daya ikan nila (oreochromis niloticus) yaitu 1. Peningkatan pembinaan SDM 2. Memanfaatkan lembaga penyedia modal untuk pengembangan budi daya 3. Optimalisasi lahan budi daya ikan nila di karamba Jaring apung (KJA) 4. Memperluas akses pemasaran 5. Peningkatan kualitas benih ikan nila dan kualitas produk 6. Kesepakatan antar pembudidaya dalam menjaga keamanan di lokasi karamba jaring apung (KJA).Kata Kunci : Strategi, Danau Galela, Ikan Nila, Analisis SWOT, Analisis QSPM
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Suryadi, Ibnu Bangkit Biosina, and Perdana Putra Kelana. "Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Pangandaran." Akuatika Indonesia 2, no. 2 (September 3, 2017): 163. http://dx.doi.org/10.24198/jaki.v2i2.23419.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan di Perairan Pangandaran Kabupaten Pangandaran selama empat bulan dimulai pada bulan April hingga bulan Juli 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi struktur komunitas fitoplankton di Perairan Pangandaran yang merupakan daerah wisata.Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan pada tiga titik yaitu di wilayah terumbu karang pantai timur dan barat serta karamba di pantai timur. Hasil penelitian menunjakan bahwa terdapat 10 genus dari kelas Bacillariophyceae, tiga genus dari kelas Chlorophyceae dan dua genus dari kelas Dinophyceae serta satu genus dari kelas Cyanophyceae. Kelimpahan fitoplankton di Perairan Pangandaran berkisar antara 48-166 ind/l. Indeks keanekaragaman dan keseragaman di Perairan Pangandaran berkategori sedang dan indeks dominasi berkategori rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Tumembouw, Sipriana S. "KUALITAS AIR PADA LOKASI BUDIDAYA IKAN DI PERAIRAN DESA ERIS, DANAU TONDANO, KABUPATEN MINAHASA." JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS 8, no. 1 (August 5, 2012): 33. http://dx.doi.org/10.35800/jpkt.8.1.2012.146.

Full text
Abstract:
Eris Society in the village of utilizing the waters of Lake Tondano as a place to fish cultivation in floating net system and step on floating net karamba system. Karamba unit developments and floating net cages in the area of ​​cultivation step on the less controllable negative impact on the aquatic environment such as pollution of water quality. For this study aims to measure the quality parameters including pH, temperature, brightness and analyzed water quality parameters including turbidity, dissolved oxygen, ammonia and phosphate so that the water quality conditions in the Village of Lake Tondano District Eris Eris known. From the results obtained by the temperature at a depth of 0.5 meters from surface water ranged from 25.3 to 28.3 º C, at a depth of 0.5 meters from the lake bottom ranged from 24.7 to 28 º C, the brightness ranges from 182-325 cm, turbidity ranges from 7 - 16 NTU, the pH at a depth of 0.5 meters from the water surface ranged from 6.89 to 8.09, at a depth of 0.5 meters from the lake bottom ranged from 6.93 to 8.03, dissolved oxygen ranged from 7.10 to 7.52 mg / L, ammonia ranging from 0.03 to 0.14 mg / L, and phosphate ranged from 0.02 to 0.12 mg / L. Temperature, brightness, pH, dissolved oxygen and phosphate at the sites are still in good condition that is still in accordance with the water quality standard. For turbidity and ammonia has passed the threshold water quality standard. This is presumably due to domestic wastewater effluent from surrounding communities, causing decomposition which affects the water quality conditions. However the waters in the village of Eris can be used for aquaculture. This is evidenced by the persistent cultivation of fish in the Village District Eris Eris.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Hadiroseyani, Yani, Irzal Effendi, Agnis Murti Rahayu, and Heni Sela Arianty. "Parasites infestation on juvenile tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus) nursed in net cage at Sea Farming Instalation Kepulauan Seribu, Jakarta." Jurnal Akuakultur Indonesia 9, no. 2 (July 1, 2010): 140. http://dx.doi.org/10.19027/jai.9.140-145.

Full text
Abstract:
<p>This study was aimed to identify fauna parasite of juvenile tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus) on the two locations of floating net at Floating Net Sea Farming Center, Pulau Seribu Jakarta. A total of five tiger grouper fry from each location, checked every two weeks during the nursery period in August-September 2008 and June-August 2009. Parasites of young tiger grouper found were protozoa (Trichodina and myxosporea), monogenea Diplectanum, metaserkaria digenea, and isopods Alitropus. Diplectanum infestation was dominant with prevalence reached 100% and the average intensity of 2,87-72,8. Fish nursed in the Perairan Pulau Semak Daun was more susceptible compared to the fish nursed in Pulau Karang Congkak. <br /><br />Keywords: tiger grouper, parasite, infestation, Seribu Island.</p><p> </p><p><strong>ABSTRAK</strong><br /><br />Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit yang menyerang benih kerapu macan pada masa pendederan dalam karamba jaring apung di dua lokasi Karamba Jaring Apung Balai Sea Farming, Kepulauan Seribu, yaitu di Perairan Pulau Semak Daun dan Perairan Pulau Karang Congkak. Sebanyak 5 ekor benih kerapu macan dari masing-masing lokasi, diperiksa setiap minggu selama dua periode pendederan pada bulan Agustus-September 2008 dan bulan Juni-Agustus 2009. Fauna parasit benih kerapu macan pada masa pendederan dalam jaring apung tersebut meliputi protozoa (Trichodina dan myxosporea), monogenea Diplectanum, metaserkaria digenea, dan isopoda Alitropus. Diplectanum merupakan parasit yang mendominasi dengan prevalensi mencapai 100% dan intensitas rerata 2.87–72,8. Pada Perairan Pulau Semak Daun lebih banyak ditemukan jenis parasit dengan prevalensi dan intensitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan Perairan Pulau Karang Congkak.<br /><br />Kata kunci: ikan kerapu macan, parasit, infestasi, Pulau Seribu.<br /></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Perera, Shamara, A. Buddhika G. Silva, Yashora Amarathunga, Shiromi De Silva, Renuka Jayatissa, Ashoka Gamage, Othmane Merah, and Terrence Madhujith. "Nutritional Composition and Antioxidant Activity of Selected Underutilized Fruits Grown in Sri Lanka." Agronomy 12, no. 5 (April 29, 2022): 1073. http://dx.doi.org/10.3390/agronomy12051073.

Full text
Abstract:
Sri Lanka has been identified as one of the world’s biodiversity hotspots with a rich array of fruits; however, most of them remain underutilized. The present study was carried out to investigate the nutritional composition and to assess the bioactivity of six underutilized fruits collected from three provinces of Sri Lanka. The selected fruit species were Màdan (Syzygium cumini), Maha Karamba (Carissa carandas), Himbutu (Salacia chinensis), Ugurassa (Flacourtia indica), Barbados cherry (Malpighia emarginata), and Ceylon gooseberry (Dovyalis hebecarpa). The proximate composition, total dietary fiber content, mineral content, total phenolic content, and vanillin contents were determined using standard methods. The antioxidant activity of methanolic extracts of fruits was assessed using FRAP and DPPH assays. Uguressa extract exhibited the highest dietary fiber content (12.25 ± 0.29 of fresh fruit weight) while the lowest was observed in Barbados cherry (6.01 ± 1.10 g/100 g). The total phenolic content (TPC) of fruits ranged from 6.8 ± 0.4 to 10.3 ± 0.3 milligram gallic acid equivalents/g fruit. Barbados cherry showed the highest antioxidant activity (AOA) as measured by FRAP (0.022 ± 0.003 mM Fe 2+/g fruit) and the highest vanillin content (2.4 mg/kg). The highest potassium (434.60 ± 0.36 mg/kg), phosphorous (16.69 ± 0.46), and calcium contents (23.43 ± 0.45) were observed in Uguressa. Màdan had the highest content of magnesium (13.25 ± 0.38 mg/kg), sodium (5.28 ± 0.30), iron (0.65 ± 0.12 mg/kg), and aluminum (1.15 ± 0.16 mg/kg). The highest manganese content (0.98 ± 0.18 mg/kg) was observed in Himbutu while the highest copper content was found in Uguressa (0.11 ± 0.04 mg/kg) and Maha Karamba (0.11 ± 0.03 mg/kg). The study reveals that six underutilized fruits tested possess high nutritional value and are rich in antioxidant activity.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Marwoto, Ristiyanti M., Heryanto Heryanto, and Ravindra C. Joshi. "The invasive apple snail Pomacea canaliculata in Indonesia: a case study in Lake Rawa Pening, Central Java." BIO Web of Conferences 19 (2020): 00014. http://dx.doi.org/10.1051/bioconf/20201900014.

Full text
Abstract:
The occurrence of the invasive apple snail Pomacea canaliculata in Indonesia was first reported in 1984. The species was introduced as an ornamental aquarium pet. Since then, people have begun to culture the snail in ponds usually adjacent to rice fields. When it was realized that the species multiplied rapidly and was a serious pest, this invasive apple snail had already spread widely. There are many cultural methods of controlling and preventing its distribution, but none are effective in keeping them at non-damaging levels. We mapped the distribution of P. canaliculata in Indonesia from the MZB’s collections as well as literature references and found that the snail invaded almost all large islands, such as Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, and West Papua. We also studied the impact of P. canaliculata on the native apple snails P. ampullacea, P. scutata, and P. virescens in Lake Rawa Pening (a popular tourism destination) as a case study. The results showed that two species of Pila already disappeared from Lake Rawa Pening. Only P. scutata occurs still in the region and was found alive usually in shallow water and rice fields surrounding the lake. To resolve the problem we recommend that cleaning the lake periodically from the invasive aquatic weed Eichhornia crassipes (known to locals as “eceng gondok”) by a private company and harvesting the weeds for the local small craft industry by the local fishermen could be an alternative measure to reduce the population of the P. canaliculata, as well as collecting P. canaliculata for local food or for feeding ducks. Rearranging the number of fish-pens “karamba” and their location in the lake could be seen as an alternative way also for reducing the population of P. canaliculata, since the snails lay their egg masses on the bamboo stakes of “karamba.” Such rearrangement could make the landscape more attractive for tourism.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Anas, Pigoselpi, Iis Jubaedah, and Dinno Sudinno. "Kualitas Air dan Beban Limbah Karamba Jaring Apung di Waduk Jatiluhur Jawa Barat." Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan 11, no. 1 (April 30, 2017): 35–47. http://dx.doi.org/10.33378/jppik.v11i1.84.

Full text
Abstract:
Penelitian ini telah dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2016 di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Tujuan Penelitian untuk mengetahui status kualitas perairan waduk Jatiluhur yang digunakan untuk budidaya Keramba Jaring Apung dan mengetahui beban limbah yang berasal dari keramba jarring apung. Diharapkan informasi ini dapat ditentukan kualitas perairan waduk jatiluhur dan apakah beban limbah yang berasal dari KJA sudah melampaui kapasitas asimilasi ekosistem waduk tersebut. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Pengambilan sampel untuk kualitas air dilakukan pada beberapa stasiun yang mewakili daerah sekitarnya dan pengukuran parameter kualitas air dilakukan pada beberapa stasiun yang mewakili daerah sekitarnya dan pengukuran parameter kualitas air dilakukan secara in situ dan analisis di Laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kualitas perairan waduk jatiluhur berdasarkan “US-EPA” adalah tercemar sedang hampir mendekati tercemar berat dengan nilai -30 kelas C. Beban limbah yang berasal dari keramba jarring apung ketika jumlah keramba yang ada sebanyak 30.000 petak keramba maka limbah Nitrogen dan Fosfor terlarut berturut-turut adalah 2722,65 ton/tahun, 22,40 ton/tahun. Sedangkan partikel Nitrogen dan Fosfor berturut-turut sebesar 418,87 ton/tahun dan 145,65 ton/tahun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Hariputra, Prabowo, Juhlisyukur Pramono Darmo, and Burhanudin Muhammad Diah. "PEMANFAATAN LAHAN TERDAMPAK ROB UNTUK BUDIDAYA LELE KARAMBA JARING TANCAP DI DESA PECAKARAN." Kajen: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pembangunan 1, no. 01 (July 15, 2019): 45–54. http://dx.doi.org/10.54687/jurnalkajenv01i01.3.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui varietas ikan kucing yang cocok untuk digunakandaerah yang dirampok; untuk mengetahui efektivitas dan keuntungan penggunaan ikan Rucah dibandingkanuntuk memberi makan pabrik di daerah rob yang terkena dampak. Metode yang digunakan adalah eksperimen dan studi lapangan.Perbedaan jenis makanan yang diberikan berkontribusi pada penambahan biomassa dan panjang ikan kucingtambahan. Ini karena ikan Rucah dapat memberikan nutrisi yang lebih kompleks. Perbedaanvarietas ikan kucing juga memberikan panjang tambahan ikan kucing. Pada kasus iniVarietas ikan sangkuriang memiliki genetik yang lebih panjang dari varietas lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Junardi, Junardi, Tri Rima Setyawati, and Mukarlina Mukarlina. "PEMBUATAN PELET BERBAHAN BAKU TEPUNG CACING NIPAH (Namalycastis rhodochorde) PADA PETANI IKAN NILA KARAMBA." Jurnal Puruhita 1, no. 1 (January 21, 2019): 28–31. http://dx.doi.org/10.15294/puruhita.v1i1.28327.

Full text
Abstract:
Kecamatan Sungai Kakap memiliki potensi sumberdaya perikanan dan telah direncanakan menjadi kawasan minapolitan. Potensi tersebut didukung juga oleh masyarakatnya yang memiliki mata pencaharian sebagai petambak dan nelayan, namun informasi teknis terkait perikanan masih minim sehingga ketersediaan sumber daya belum banyak dimanfaatkan. Salah satu sumber daya yang belum dimanfaatkan adalah cacing nipah sebagai bahan baku pakan ikan berprotein tinggi. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan pakan ikan (pelet) berbasis tepung cacing nipah. Metode yang digunakan adalah Participatory Rural Appraisal. Hasil kegiatan memperlihatkan bahwa kelompok masyarakat sasaran yaitu memberikan apresiasi positif dan masyarakat merasa terbantu. Hasil analisis pembuatan pakan berupa pelet yang dibuat saat pelatihan menunjukkan kandungan proteinnya telah memenuhi standar untuk pakan ikan nila. Kegiatan yang dilakukan telah mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik pengumpul cacing nipah maupun petani ikan nila karamba.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Hitijahubessy, Bobby, Sri Mulyani, and Hadijah Zainuddin. "ANALISIS KELAYAKAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU PADA KARAMBA JARING APUNG DI TELUK AMBAI YAPEN." Journal of Aquaculture and Environment 1, no. 2 (June 30, 2019): 50–55. http://dx.doi.org/10.35965/jae.v1i2.275.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengetahui parameter perairan dan tingkat kesesuaian lahan terhadap kelayakan budidaya ikan kerapu pada Keramba Jaring Apung di Teluk Ambai Kabupaten Yapen, dilaksanakan di Yapen Propinsi Papua selama tiga bulan dari Bulan Oktober sampai Desember 2018. Metode yang digunakan adalah metode matching dan scoring dengan penentuan stasiun lima titik pengamatan di Teluk Ambai kabupaten Yapen, dirancang dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan Parameter lingkungan perairan Teluk Ambai secara kualitas perairan dan teknis budidaya layak untuk pengembangan budidaya kerapu (Epinephelus sp) dengan metode Karamba Jaring Apung. Kesesuaian perairan berdasarkan kualitas perairan di Stasiun 1,2,3 dan 4 dengan nila 60,9 – 76,9 mendapatkan skor cukup sesuai (S2) dan pada stasiun 5 mendapatkan skor 80.9% dengan nilai kelayakan sesuai (S1) sedangkan kesesuaian perairan berdasarkan teknis budidaya semua stasiun menunjukkan nilai yaitu >80% yang termasuk kedalam tingkat kesesuaian pada kelas S1 (sesuai).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Arifin, M. Yusuf, and Misryadi Akbar Goang. "PENYERAPAN SENYAWA MERKURI (Hg) DI KARAMBA JARING APUNG OLEH TANAMAN AZOLLA DENGAN KEPADATAN BERBEDA." Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau 3, no. 1 (April 30, 2018): 35. http://dx.doi.org/10.33087/akuakultur.v3i1.30.

Full text
Abstract:
Potential content of Hg content in waters has exceeded the standard quality standard that can thwart the fish farming activities. For further research of Hg analysis on water and meat of catfish at KJA Danau Sipin in 2016, research with model looking for solution to solve contamination of mercury (Hg) content in water and catfish meat (Pangasionodon hypopthalmus) with technical use of azolla (azolla microphilla) as phytoremediation to decrease Hg of water to prevent Hg from entering fish body. The research activities will be conducted month (July - September 2017) covering the preparation, implementation of research, and data analysis. Research conducted around KJA fish cultivation in the waters of Sipin Lake Jambi. The design of this research is Completely Randomized Design with azolla density level as treatment. The results of the analysis and observation show that the azolla density gives no significant effect on the content of mercury (Hg) in water, fish meat and Azolla plant. The higher the density of the azolla plant will be the higher the mercury absorbed and further impact on the decrease of Hg levels in the water. Keyword : Absorption, Mercury, Azolla, KJA ABSTRAKPotensi kandungan kandungan Hg pada perairan telah melebihi dari standar baku mutu yang dapat menggagalkan kegiatan budidaya ikan. Untuk penelitian lanjutan dari analisis Hg pada air dan daging ikan patin di KJA Danau Sipin tahun 2016, dilakukan penelitian dengan model mencari solusi mengatasi pencemaran kandungan merkuri (Hg) pada air dan daging ikan patin (Pangasionodon hypopthalmus) dengan teknis pemanfaatan azolla (azolla microphilla) sebagai fitoremediasi untuk penurunan Hg air guna mencegah Hg masuk kedalam tubuh ikan. Kegiatan penelitian akan dilaksanakan bulan (Juli - September 2017) yang meliputi persiapan, pelaksanaan penelitian, dan analisis data. Penelitian dilaksanakan disekitar KJA budidaya ikan di perairan danau Sipin Kota Jambi. Rancangan penelitian yang digunakan ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tingkat kepadatan azolla sebagai perlakuan. Hasil analisis dan pengamatan menunjukkan bahwa kepadatan azolla memberikan pengaruh berbeda tidak nyata tehadap kandungan merkuri (Hg) didalam air, daging ikan dan tumbuhan Azolla. Semakin tinggi tingkat kepadatan tanaman azolla akan semakin tinggi merkuri yang diserap dan selanjutnya berdampak terhadap penurunan kadar Hg didalam air. Keyword : Penyerapan, Merkuri, Azolla, KJA
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Fatmawati, Fatmawati, and Baharuddin Baharuddin. "KAJIAN KESESUAIAN BUDIDAYA LAUT KARAMBA JARING APUNG PERAIRAN GUGUSAN PULAU LAUT KEPULAUAN KABUPATEN KOTABARU." EnviroScienteae 17, no. 2 (September 18, 2021): 78. http://dx.doi.org/10.20527/es.v17i2.11498.

Full text
Abstract:
The research has been carried out in the waters of the Pulau Laut Islands cluster, located in the southern part of the Pulau Laut Island, Kotabaru Regency, South Kalimantan Province, Indonesia. The conduct of the study was to determine the level of cages culture suitability for mariculture of marine fish and the direction of the development of grouper Mariculture, based on the hydrodynamics of oceanography and physical chemistry parameters of waters. The waters suitability was determined based on the hydrodynamic parameter assessment and overlays of the physical chemistry quality requirements of the waters. Analysis was carried out using Arc View software. The results obtained a total area of the marine island waters is ± 13,906.70 hectare, the area of the waters that are very suitable (S1) is 484.17 hectares, adequate waters (S2) obtained an area of 985.96 hectare, conditional waters area (S3) 985.96 hectare and not suitable waters (N) is 11827.09 hectares. Mariculture development directions by considering limiting factors parameters during the west season from waves, currents and winds, it is recommended that in grouper Mariculture 74.18 ha of waters. It consists of 23.17 hectare of waters in the Tepian Mataja Strait and 51.02 hectare in the Karajaan Strait.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Dharmaji, Dedy, Suhaili Asmawi, Yunandar Yunandar, and Intan Amalia. "Analisis Kelimpahan dan Keanekaragaman Perifiton di Sekitar Karamba Jaring Apung Sungai Barito Kalimantan Selatan." Rekayasa 14, no. 3 (December 28, 2021): 307–18. http://dx.doi.org/10.21107/rekayasa.v14i3.12054.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Zamaris, Zafran. "PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN BUDIDAYA DI KARAMBA JARING APUNG DI TELUK KAPING, BULELENG, BALI." JFMR-Journal of Fisheries and Marine Research 3, no. 1 (April 22, 2019): 32–40. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Tjahjo, Didik Wahju Hendro, and Ali Suman. "PENGELOLAAN PERIKANAN WADUK SAGULING, CIRATA, DAN IR. H. DJUANDA, JAWA BARAT." Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia 1, no. 2 (February 3, 2017): 113. http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.1.2.2009.113-120.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk mengamati pengelolaan dan pemanfaatansumber daya perikanan di waduk kaskade (Saguling, Cirata, dan Djuanda).Hasil analisis menunjukkan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan waduk ini sudah berada dalam tahapan yang melebihi daya dukung lingkungan. Agar kelestarian sumber daya perikanan tetap terjaga secara berkesinambungan, maka perlu dilakukan perbaikan lingkungan waduk, pengaturan jumlah karamba jaring apung yang dioperasikan dan pengaturan jenis ikan budi daya.The objective of this paper is to analysis management and exploitation ofcascade reservoirs, west Java. The result showed that management andexploitation of fishery resources in this waters was over carryng capacity of reservoir environment. The strategy of sustainable exploitation of fishery resources in this reservoirs e.g. rehabilitation of reservoir environment, restriction fish cage, and regulation of fish culture species in reservoir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Haribowo, Dinda Rama, Yayan Mardiansyah Assuyuti, Firdaus Ramadhan, and Alfan Farhan Rijaluddin. "EVALUASI PROGRAM ZERO KARAMBA JARING APUNG (KJA) TERHADAP KUALITAS PERAIRAN SITU GINTUNG BERDASARKAN INDEKS BIOTIK." Jurnal Riset Akuakultur 16, no. 4 (May 25, 2022): 231. http://dx.doi.org/10.15578/jra.16.4.2021.231-244.

Full text
Abstract:
Situ Gintung merupakan salah satu perairan yang diaplikasikan program zero karamba jaring apung (KJA) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum dengan tujuan dapat memperbaiki kualitas dan nutrien perairan. Tujuan penelitian ini mengevaluasi program zero KJA terhadap kualitas dan status nutrien berdasarkan indeks biotik yaitu plankton dan gastropoda. Pengambilan sampel pada lima stasiun di Situ Gintung setelah diaplikasikannnya program zero KJA. Faktor kimia-fisik yang diukur adalah suhu air, derajat keasaman (pH) air, kecerahan, padatan terlarut total, kekeruhan, dan oksigen terlarut (DO) dengan water quality checker (WQC). Pengujian nitrit dan fosfat dilakukan dengan menggunakan UV-Vis Spektrofotometer. Pengambilan sampel plankton menggunakan metode filtrasi dan gastropoda dengan cara hand collecting pada kuadrat 1 m2. Hasil pengukuran kimia-fisika pada setiap periode secara keseluruhan Situ Gintung masih berada di dalam baku mutu PP. No. 22 Tahun 2021 dengan nilai water quality index (WQI) yang terus mengalami penurunan dari Januari hingga Maret (81,42 menjadi 67,14). Kepadatan fitoplankton mengalami penurunan dari Januari hingga Maret dan kepadatan zooplankton cenderung stabil. Komposisi sebaran fitoplankton secara umum didominasi oleh kelompok Cyanobacteria, Bacillariophyceae, dan Chlorophyceae. Komposisi sebaran zooplankton didominasi oleh Brachionus sp., Daphnia sp., dan Nauplius sp. Nilai keanekaragaman (H’) untuk plankton dan gastropoda berada dalam kategori sedang (1<H’<3), untuk nilai kemerataan (e) berada dalam kategori kemerataan tinggi (E>0,5), dan nilai dominansi (C) yang menunjukkan tidak adanya dominansi (C<0,5). Nilai indeks saprobik dan indeks diatom menunjukan Situ Gintung dalam keadaan tercemar sedang dengan status nutrien mesotrofik-eutrofik.Situ Gintung is one of the reservoirs in which a zero floating net cages (FNC) program has been applied according to the Presidential Regulation Number 15 of 2018 concerning the Acceleration of Pollution Control and Damage to the Citarum River Basin with a purpose to improve the quality and nutrients of the river. The purpose of this study was to evaluate the water quality and nutrient status in Gintung Reservoir based on biotic index post implementation of the zero FNC program in the reservoir. Sampling activities were carried out in five stations within Gintung Reservoir post implementation of the zero FNC program. In-situ chemical-physical factors measured were water temperature, degree of acidity (pH) of water, brightness, total dissolved solids (TDS), turbidity (turbidity), and oxygen content (DO) using water quality checker equipment. Nitrite and phosphate testing were done ex-situ using a UV-Vis Spectrophotometer. Plankton samples were collected using filtration method. Gastropod samples were collected by hand using a quadran of 1 m2. Results of the chemical-physical measurements showed that water quality of Gintung Reservoir is still within the quality standard of PP No. 22 of 2021 with the water quality index (WQI) continued to decline from January to March (81.42 to 67.14). Phytoplankton density decreased from January to March while zooplankton density was relatively stable. The composition of phytoplankton distribution was dominated by groups of Cyanobacteria, Bacillariophyceae, and Chlorophyceae. The composition of the zooplankton distribution was dominated by Brachionus sp., Daphnia sp., and Nauplius sp. The diversity values (H’) for plankton and gastropods were in the medium category (1<H’<3), the evenness values (e) was in the high category (E>0.5) and the dominance value (C) showed no dominance (C<0.5). Saprobic and diatom indexes showed that Gintung Reservoir was categorized as mesotrophic-eutrophic waterbody with moderately polluted condition.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Haryanto, Slamet, and Mohamad Ansari. "IDENTIFIKASI PARASIT Benedenia sp. PADA IKAN KERAPU HIBRID CANTIK YANG DIBUDIDAYAKAN DI KARAMBA JARING APUNG." Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur 19, no. 2 (November 1, 2021): 119. http://dx.doi.org/10.15578/blta.19.2.2021.119-122.

Full text
Abstract:
Budidaya ikan laut di karamba jaring apung (KJA) di Bali Utara saat ini telah berkembang dengan pesat. Akhir-akhir ini, benih ikan kerapu hibrid cantik yang dibudidayakan di KJA Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol, Bali sering terserang penyakit dengan gejala klinis antara lain menurunnya nafsu makan, berenang lemah, dan pada tingkat parah timbul luka pada kulit dan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis parasit yang menginfeksi benih kerapu hibrid cantik tersebut. Sampel ikan kerapu cantik sakit ukuran 200 g diamati lendir tubuh dan insangnya secara mikroskopis. Selain itu, dilakukan juga perendaman ikan sampel dalam air tawar. Hasil pengamatan secara morfologi menunjukkan bahwa parasit yang banyak menginfeksi kerapu cantik adalah Benedenia sp. Perendaman ikan selama lima menit dalam air tawar adalah cara yang sangat mudah untuk mengetahui adanya infeksi, karena parasit akan segera berubah warna menjadi putih dan terlepas. Selain itu, perendaman dalam H2O2 150 mg/L selama 30 menit juga efektif melepaskan parasit ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Hamdani, Herman, Perdana Putra Kelana, and Irfan Zidni. "Kajian Peningkatan Produktivitas Polikultur Pada Karamba Jaring Apung di Waduk Cirata dengan Pemanfaatan Teknologi Aerasi." Akuatika Indonesia 2, no. 2 (September 3, 2017): 120. http://dx.doi.org/10.24198/jaki.v2i2.23426.

Full text
Abstract:
Karamba Jaring Apung (KJA) merupakan salah satu metode dalam kegiatan budidaya ikan di perairan umum seperti Waduk Cirata. Masalah yang umum dihadapi oleh pembudidaya ikan KJA di Waduk Cirata yaitu rendahnya konsentrasi oksigen di lokasi tersebut, sehingga akan berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan ikan-ikan yang dibudidayakan. Rendahnya oksigen akan menyebabkan rendahnya laju pertumbuhan yang tentunya akan menurunkan produktivitas. Objek penelitian ini adalah produktivitas ikan bawal dan nila yang dibudidayaka secara polikultur dalam KJA di Waduk Cirata. Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu dengan metode experimental yang menggunkanan 2 perlakuan yaitu KJA dengan airasi dan KJA tanpa aerasi. Adapun parameter yang diukur adalah oksigen terlarut (DO), amonia bebas (NH3), suhu, pH dan bobot ikan. Konsentrasi DO rata-rata pada KJA dengan aerasi lebih tinggi 8,26% dibandingkan KJA tanpa aerasi. Berdasarkan hasil analisis uji t, produktivitas KJA dengan menggunakan teknologi aerasi memberikan hasil produktivitas lebih baik bandingkan dengan tanpa menggunakan aerasi. Produktivitas rata-rata KJA dengan aerasi sebesar 11,47 Kg/m3, sedangkan KJA tanpa Aerasi adalah 8,91 Kg/m3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Astuti, Lismining Pujiyani, Enan Mulyana Adiwilaga, Budi Indra Setiawan, and Niken Tanjung Murti Pratiwi. "KONDISI HIPOKSIA DAN LAJU DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK DI LOKASI BUDIDAYA IKAN WADUK IR.H. DJUANDA." BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap 6, no. 3 (December 31, 2015): 147. http://dx.doi.org/10.15578/bawal.6.3.2014.147-154.

Full text
Abstract:
Waduk Ir. H. Djuanda merupakan waduk multi fungsi yang salah satunya adalah untuk kegiatan budidaya ikan.Adanya input pakan dari kegiatan budidaya dapat menyebabkan peningkatan bahan organik dan penurunan konsentrasi oksigen terlarut. Kegiatan budidaya ikan dalam karamba jaring apung (KJA) menyumbang bahan organik ke perairan yang laju dekomposisinya (k) (per hari) dipengaruhi oleh suhu perairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kedalaman hipoksia di lokasi karamba jaring apung untuk budidaya ikan diWaduk Ir. H. Djuanda dan pengaruh suhu terhadap besarnya laju dekomposisi bahan organik (k). Penelitian kondisi hipoksia dilakukan diWaduk Ir. H Djuanda dan selanjutnya pengamatan BOD untuk penentuan laju dekomposisi bahan organik di Laboratorium Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan pada bulan Februari–April 2013. Penentuan kondisi hipoksia berdasaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 dan penentuan laju dekomposisi berdasarkan Least SquareMethod. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman hipoksia dimulai pada kedalaman 3 m dan laju dekomposisi bahan organik (k) tertinggi pada suhu 28,5 °C yaitu sebesar 0,189/hari.Ir H. Djuanda Reservoir is a multi-purpose reservoirs, one of which is for fisheries culture activity. Feed inputs from aquaculture activities can lead to an increase in organic matter and a decrease in dissolved oxygen concentration. Cultivation of fish in floating cage net contributing organic material into waters which the rate of organic matter decomposition (k) (per day) is affected by water temperature. The purpose of this study was to know the depth of hypoxia in floating cage net for fisheries culture in the Ir. H. Djuanda Reservoir and the effect of temperature on the amount of organic matter decomposition rates (k). Observation of hypoxic conditions was conducted in Ir. H Djuanda Reservoir and furthermore observation of BOD to determine the rate of organic matter decomposition at Research Institute for Rehabilitation and Conservation of Fish Resources laboratory in February-April, 2013. Determination of hypoxic conditions based on Government Regulation of the Republic Indonesia Number 81 Year 2001 and the determination of the rate of decomposition based on Least Square Method. The results showed that the depth of hypoxia began at a depth of 3 m and the higher of decomposition rate of organic matter (k) was 0.189/day at temperature 28.5 ° C.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Lumi, Keren Wulan, Unstain N. W. J. Rembet, and Suria Darwisito. "Ecological-Economic Assesment Trevally Culture In North Lembeh District Of Bitung City, North Sulawesi Province." JURNAL ILMIAH PLATAX 7, no. 1 (January 25, 2019): 121. http://dx.doi.org/10.35800/jip.7.1.2019.22594.

Full text
Abstract:
This study aimed to know several water quality conditions for trevally culture, determine the culture area suitability, and inform the financial benefit of the trevally culture activity in floating net system. Determination of the trevally culture was based on physical and chemical water conditions. Results showed that water conditions in Pintu Kota was suitable for trevally culture. Net B/C Ratio was more than one, 1.34; Positive NPV was IDR. 173,838,237,98; IRR reached 36,5%; PI was > 1, 11.61; and POT was 2.7 years, where the return period was 6 cycles at an interest rate of 0,5%. The calculations of stochastic approach got positive NPV of IDR. 202,964,498, the IRR was not less than 46,2%, the PI was > 2,7; and POT was 2,8 years at the most. There were two trevally culture groups, poparo and tude each of which consisted of 10 members. With one floating net cage system of 6 nets, the investment was economically feasible.Key words: trevally culture, floating net cage system, feasibility, suitability landABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kondisi beberapa kualitas air untuk budidaya ikan kuwe, Menentukan kesesuaian lahan budidaya ikan kuwe, Menginformasikan manfaat finansial usaha budidaya ikan kuwe (Caranx sp) sistem karamba jaring apung. Penelitian ini dilakukan di perairan Pintu Kota, dan penentuan lokasi budidaya ikan bobara dilakukan berdasarkan pengamatan kondisi perairan fisika dan kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan di Pintu Kota masih sesuai untuk dilakukan usaha budidaya. Hasil perhitungan analisis ekonomi diperoleh Net B/C Ratio lebih besar dari satu yakni 1,34; NPV positif yakni Rp 173,838,237,98; IRR mencapai 36,5%; PI lebih besar dari satu yakni 11,61, dan POT selama 2,7 tahun, dimana jangka waktu pengembalian investasi sebanyak 6 siklus pada tingkat suku bunga 0,5%. Perhitungan dengan pendekatan stokastik NPV diperoleh paling besar Rp 202,964,498, IRR tidak kurang dari dari 46,2%; PI paling sedikit turun menjadi 2,7 dan POT paling lama 2,8 tahun. Hanya ada dua kelompok usaha yaitu kelompok poparo dan tude yang masing-masing berjumlah 10 orang. Dengan satu paket keramba ada 6 jaring, Investasi usaha ikan kuwe dikategorikan layak secara ekonomi.Kata kunci: Budidaya Ikan Kuwe, Karamba Jaring Apung, Kelayakan Usaha, Kesesuaian Lahan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Sudewi, Zeny Widiastuti, Bejo Slamet, and Ketut Mahardika. "INVESTIGASI PENYAKIT PADA PEMBESARAN LOBSTER PASIR Panulirus homarus DI KARAMBA JARING APUNG (LOMBOK, PEGAMETAN DAN PANGANDARAN)." Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 10, no. 1 (April 1, 2018): 111–22. http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v10i1.18976.

Full text
Abstract:
Lobster pasir, Panulirus homarus adalah salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, baik di pasar lokal maupun internasional. Akan tetapi, dalam usaha pembesaran lobster terdapat hambatan yaitu tingginya mortalitas yang disebabkan oleh infeksi penyakit. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk melakukan investigasi penyakit pada pembesaran lobster pasir P. homarus di tiga lokasi karamba jaring apung (KJA). Metode penelitian meliputi pengambilan sampel lobster, pengamatan parasit, isolasi bakteri dan jamur, serta deteksi Milky Hemolymph Disease of Spiny Lobster (MHD-SL) melalui analisis Polymerase Chain Reaction (PCR). Lokasi pengambilan sampel meliputi Lombok (NTB), Pangandaran (Jabar) dan teluk Pegametan (Bali) dengan sampel lobster masing-masing sebanyak 5 ekor. Tiga ekor lobster dari Pangandaran terinfeksi parasit Octolasmis sp. yang menginfeksi terutama pada lamela insang. Satu sampel lobster dari Lombok terinfeksi jamur Fusarium sp. yang merupakan penyebab penyakit black gill disease dengan gejala insang yang menghitam. Dua lobster dari Lombok dan 1 lobster dari Pegametan terinfeksi oleh MHD-SL yang ditandai dengan hemolimfa berwarna putih susu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography