To see the other types of publications on this topic, follow the link: Karya Seni.

Journal articles on the topic 'Karya Seni'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Karya Seni.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Titi Andaryani, Eka. "PROSES TERJADINYA SUATU KARYA SENI." Imaji 14, no. 2 (2016): 157–63. http://dx.doi.org/10.21831/imaji.v14i2.12179.

Full text
Abstract:
Seni adalah keindahan yang tertuang di dalam sebuah karya. Karya seni muncul tidak dengan serat-merta. Artinya, ada beberapa tahapan atau proses yang melingkupi kemunculan suatu karaya seni. Peran manusia (seniman) sangat menentukan proses terjadinya karya seni. Proses karya seni ini dapat diibaratkat sama dengan proses kemunculannya seorang manusia di bumi ini. Tahapan-tahapan proses karya seni memberikan sejauh mana karya seni itu muncul sebagai realitas yang estetis. Tahapan-tahapan tersebut, antara lain: kehamilan, pertumbuhan, kemasakan, sketsa, dan pembentukan. Kelima tahapan proses terjadinya karya seni tersebut membentuk suatu kesatuan kreativitas manusia (seniman).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Masyuni Sujayanthi, Ni Wayan. "Peranan Moral Dalam Mengapresiasi Hasil Karya Seni." Mudra Jurnal Seni Budaya 35, no. 2 (2020): 196–201. http://dx.doi.org/10.31091/mudra.v35i2.1053.

Full text
Abstract:
Hasil karya khususnya dalam bidang seni merupakan hasil buah pikir dari manusia dengan mengolah rasa, cipta, dan karsa yang diwujudkan dalam bentuk karya seni, baik seni tari, seni karawitan, seni pedalangan dan seni musik yang dapat dinikmati oleh masyarakat, namun dalam mengapresiasi hasil karya seni seseorang seringkali dilakukan dengan memperbanyak hasil karya seni tanpa ijin dari pencipta. Berdasarkan fenomena tersebut maka fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana pentingnya peranan moral dalam mengapresiasi hasil karya seni ? dengan tujuan mampu memotivasi para seniman untuk menghasilkan karya seni yang kreatif dan inovatif tanpa terbebani dengan tindakan plagiat yang sering terjadi dalam masyarakat. Metode penelitan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggambarkan berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat terkait dengan tindakan plagiat yang sering dilakukan terhadap hasil karya seni seseorang, sumber data diperoleh melalui observasi, dan wawancara kepada para seniman akademik khususnya di lingkungan Institut Seni Indonesia Denpasar. Hasil temuan adalah memberikan sosialisasi, seminar atau workshop kepada masyarakat tentang perlindungan hasil karya seni dan pentingnya peranan moral sehingga masyarakat dapat menyadari bahwa hasil karya seni seseorang patut dihargai sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang - undangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Qoyyuumu, Sulistia, and Mudjiati. "ANCAMAN SAMPAH PLASTIK PADA BIOTA LAUT DALAM SENI RUPA MIX MEDIA." Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual 4, no. 2 (2024): 41–48. https://doi.org/10.21009/qualia.42.05.

Full text
Abstract:
Sampah plastik menimbulkan ancaman bagi ekosistem biota laut. Isu lingkungan seperti ikan paus yang ditemukan mati terdampar menelan enam kilogram sampah plastik dapat meledak mencemari lingkungan. Sampah plastik menjadi objek utama dalam penciptaan karya seni rupa mix media. Penciptaan karya ini didasari pada pengalaman pribadi pada saat menemukan serpihan plastik yang berada di dalam daging kerang darah. Karya ini berupa seni visual dua dimensi yang dikembangkan dengan perpaduan teknik mix media. Pendekatan interes seni bersifat pragmatis dengan menggunakan bentuk semi figuratif. Media yang digunakan adalah seng dengan teknik lukis plakat, impasto, pointilis dan brush stroke. Proses penciptaan karya dilakukan dengan mengumpulkan sampah plastik bekas pakai seperti botol infus, masker oksigen, selang NGT dan plastik bekas obat. Penggunaan sampah medis plastik dipadukan dengan teknik kolase menjadi karya seni rupa mix media. Penciptaan karya ini mengimplementasikan penggunaan sampah menjadi karya seni rupa dengan perpaduan teknik lukis dan teknik mix media. Karya seni ditujukan untuk menggugah kesadaran masyarakat atas bahaya penggunaan sampah plastik yang mengancam biota laut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Prasetya, Nova Agung, and Setyo Budi. "pergeseran fungsi seni grafis dari karya seni murni menjadi karya seni terapan." Texture:Art and Culture Journal 3, no. 2 (2021): 94–99. http://dx.doi.org/10.33153/texture.v3i2.3275.

Full text
Abstract:
abstractthe purpose of this research is to understand the changes that occur in graphic art. especially the shift in fuction from graphic art from the dysnatic era to the present era.the development of pure graphic artwork into applied work is based on the need of the widdercommunity that are processed and integrated together with fuctional product.reference from graphic art, especially for high print techniques than began with woodenboard, to gouge, as it expanded into the media of rubber, screen, hardoard, stone, andmetal. The research is more focused and processing graphic arts to become an appliedart that can add economic value to artist. these changes will be reviewed by the author.And what is the cause of the change of graphic art to applied art
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Wahyudi, Ari, and Zulfi Hendri. "Lukisan surealis seni Angguk: sebuah penelitian berbasis penciptaan seni." Sungging 1, no. 2 (2022): 159–74. http://dx.doi.org/10.21831/sungging.v1i2.60125.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik seni Angguk sebagai objek penciptaan karya seni lukis surealistik, (2) mengetahui proses kreatif pelukis Subandi sebagai sumber inspirasi penciptaan karya seni lukis surealistik, (3) menyusun konsep penciptaan karya seni lukis surealistik berdasarkan objek seni Angguk dan inspirasi proses kreatif pelukis pelukis Subandi, dan (4) melakukan visualisasi penciptaan karya seni lukis surealistik berdasarkan objek seni Angguk dan inspirasi proses kreatif pelukis Subandi. Penelitian ini merupakan penelitian Art Practice as Research. Objek penelitian ini adalah konsep, visualisasi, dan hasil penciptaan karya seni lukis berdasarkan inspirasi seni Angguk dan proses kreatif pelukis Subandi. Subjek penelitian ini adalah pelukis Subandi. Pengumpulan data konsep penciptaan karya seni lukis dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi. Pengumpulan data proses dan hasil penciptaan karya seni lukis dilakukan dengan catatan reflektif. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Keabsahan datanya dilakukan dengan triangulasi teknik dan triangulasi teori. Hasil penelitian menunjukkan: (1) seni Angguk sebagai objek penciptaan karya seni lukis surealistik meliputi adegan ndadi, adanya sesaji, dan busana penari Angguk; (2) inspirasi proses kreatif pelukis Subandi adalah kajian seni tradisional dan kebebasan berimajinasi sebagai dasar pengembangan ide penciptaan dan kreativitas dalam memvisualisasikannya; (3) konsep karya disusun dengan pencarian ide yang kemudian dikembangkan dalam sketsa, dan; (4) visualisasi penciptaan karya lukis menghasilkan tiga buah lukisan berjudul “Angguk Ndadi”, “Angguk Menebar Mawar”, dan “Angguk Berkelana membawa Dupa” dengan media cat minyak dan gaya surealistik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Rahim, Muhamad Ali. "REPEARTITION: VISUALISASI PERULANGAN PADA KARYA SENI RUPA SEMI-TIGA DIMENSIONAL." Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual 10, no. 1 (2021): 18. http://dx.doi.org/10.34010/visualita.v10i1.4008.

Full text
Abstract:
Dilatarbelakangi proses apresiasi bahwasanya wujud karya seni rupa yang diciptakan dalam bentuk yang beragam dan bervariasi selalu menarik untuk disimak dan ditelisik. Fokusnya tidak melulu pada 'apa' yang direpresentasikan, tetapi juga pada 'bagaimana' menampilkannya. Dalam perkembangannya sejak seni rupa modern telah menunjukkan ragam tampilan yang makin sulit untuk dikategorisasikan. Sebab berbagai perkembangan teknik, medium, tetapi juga konsep filosofi dan gagasan karya memungkinkan terjadinya ruang penciptaan tanpa batas. Karya dengan tema REPEARTITION ini dirancang sebagai bentuk respon atas fenomena tersebut; wujud karya akan fokus pada tampilan pola p e r u l a n g a n visualisasi atas 'objek' referensial, baik bersifat representatif maupun sebagai objek riil itu sendiri. Dalam rancangannya dilakukan metode eksplorasi-komparasi terhadap media-campuran melalui pemanfaatan found object dan/ atau ready-made object sebagai “benda-jadi-temuan”. Dilakukan dengan eksperimen kebentukan sederhana melalui kombinasi cara, yaitu lukis-drawing, dan perakitan sederhana untuk menghasilkan karya seni visual semi-tiga dimensional. Melalui karya dengan pola perulangan ini hendak ditunjukan bahwa ekspresi estetik kekaryaan dapat pula dicapai dengan keserasian dan keteraturan rupa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Vebrina, Dinda, Erlina Sari, Faddar wahyu Harahap, Helorena Valencia, and Trya Haraito. "Kreasi celengan dari bambu guna meningkatkan kesadaran menabung anak-anak di desa sigama ujung gading." Jurnal ADAM : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1, no. 2 (2022): 131–36. https://doi.org/10.37081/adam.v1i2.869.

Full text
Abstract:
Seperti diketahui Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Seni budaya nusantara yang mengalami perkembangan sangat pesat saat ini sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang kemudian membuat manusia semakin menunjukkan keterampilan dan kreativitasnya dalam mengembangkan warisan seni budaya nusantara baik yang bercorak tradisional dengan mempertahankan pakem daerah setempat maupun corak modern dengan berbagai variasi untuk memenuhi tuntutan pasar. Karya-karya seni kriya termasuk diantaranya yang sangat mudah kita temukan di daerah-daerah. Termasuk seni kria dari bambu. Perkembangan dalam dunia seni rupa, yaitu munculnya kriya sebagai bagian tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita mengenal istilah seni kriya sebagai bagian dari seni murni, kita mengenal istilah kriya atau ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya merupakan pengindonesiaan dari istilah Inggris Craft, yaitu kemahiran membuat produk yang bernilai artistik dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan umumnya eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif individual. Ciri karya kriya adalah produk yang memiliki nilai keadiluhungan baik dalam segi estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal umumnya dikenal sebagai barang kerajinan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Wan Abdullah, Wan Hilmi, Hamdi Ishak, and Sabri Mohamad. "Karya-Karya Seni Tarannum dalam Bahasa Arab." International Journal of Islamic Thought 16, no. 1 (2019): 122–33. http://dx.doi.org/10.24035/ijit.16.2019.011.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Heryadi, Dindin, and Ismael Setiawan. "Pembinaan Seni Pertunjukan dan Seni Rupa di Desa Rambeanak." Jurnal Pengabdian Seni 2, no. 2 (2021): 111–18. http://dx.doi.org/10.24821/jps.v2i2.5924.

Full text
Abstract:
Terdapat lima kelompok di Desa Rambeanak, yaitu kelompok kesenian Satrio Gedruk Walijo, kelompok Hadroh, kelompok Srodut Sanggar Bina Muda, Alkaloid Farm, dan Karang Taruna. Sayangnya, belum ada pelatih di tiap kelompok yang mengakibatkan kurang efektifnya kegiatan yang dilaksanakan di tiap kelompok. Pembinaan seni ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan praktik. Kegiatan P3 Wilsen di Desa Rambeanak menghasilkan karya-karya baru baik tari, karawitan, serta batik dan kaos ciri khas Rambeanak. Diharapkan dengan karya-karya tari, karawitan, batik, dan sablon ini bisa dijadikan materi masing-masing sanggar untuk kegiatan berkesenian khususnya di daerah Kabupaten Magelang agar bisa menambah pendapatan secara ekonomi bagi masing-masing peserta kegiatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Simamora, Theodorus Delpiero, David Christian Bong, and Tasya Natalia Akay. "Literasi Seni Dalam Paradigma Pengajaran Seni." Jurnal Dieksis ID 4, no. 1 (2024): 1–11. http://dx.doi.org/10.54065/dieksis.4.1.2024.402.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini membahas beberapa aspek pengembangan profesional seniman dalam konteks perubahan yang terjadi dalam sistem pendidikan tinggi domestik modern. Penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari fenomena kepribadian seniman dan ciri-ciri terkait pencarian siswa terhadap lintasan pendidikannya sendiri. Metode dalam penelitian ini merupakan Tinjauan pustaka terhadap karya-karya yang menggambarkan kehidupan dan karya seniman, esai tentang sejarah seni telah dilakukan. Hasil penelitian, terungkap kriteria penilaian tingkat literasi seni siswa sebelum dan sesudah lulus mata kuliah pilihan. Selama percobaan dilakukan evaluasi hasil karya kreatif siswa, pelaksanaan tes dan survei. Indikator kualitas telah meningkat secara signifikan sebagai hasil percobaan. Tingkat motivasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Aplikasi penelitian ini: Kesimpulan utama dari kelas eksperimen adalah untuk membuktikan relevansi dan pentingnya mempelajari dasar-dasar literasi seni untuk keberhasilan pendidikan seorang seniman dari spesialisasi apa pun. Hasil penelitian ini akan menjadi dasar untuk melanjutkan penelitian di bidang pendidikan seni ini. Pengalaman yang dijelaskan dalam artikel ini dapat menjadi prototipe pedagogi seni sekolah tinggi. Kebaruan/Orisinalitas penelitian yaitu Perbandingan hasil kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan peningkatan indikator kualitas yang signifikan. Selama percobaan, beberapa poin diidentifikasi yang menentukan prospek penelitian lebih lanjut tentang pengenalan isu-isu topikal ke dalam proses pendidikan yang termasuk dalam representasi kondisional dari struktur konsep literasi artistik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Iksan, Nur. "SUBJEKTIVITAS KOLEKTIF : KRISIS EKSISTENSI DALAM KARYA SENI." Studi Budaya Nusantara 3, no. 1 (2019): 54–65. http://dx.doi.org/10.21776/ub.sbn.2019.003.01.04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Prasetya, Nova Agung, Setyo Budi, and Desy Nurcahyanti. "Kritik Seni Ekspresivistik pada Karya Dekoratif Widayat." Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain 24, no. 1 (2021): 1–8. http://dx.doi.org/10.24821/ars.v24i1.4674.

Full text
Abstract:
Maestro Widayat merupakan pelukis beraliran kubisme dekoratif magis. Karya-karyanya yang oriental klasik membawa perpaduan antara seni Indonesia dan Asia Timur. Penulis menilai visualisasi karya Widayat unik dan tidak dimiliki oleh seniman lain, baik dari segi bentuk, tema, dan isi dalam karya. Kritik ekspresivistik pada karya Widayat untuk mengurai pesan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan dalam karya tersebut. Umumya menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis judul, tema, isi dan visulisasi bentuk. Penelitian dilakukan dengan pengamatan yang memanfaatkan media dan data yang dikumpukan dengan sewajarnya dan melakukan analisis. Hasil penelitian bersifat deskriptif, analitis, terperinci dan bersifat komunikatif bagi penikmat seni, mahasiswa, dan kolektor. Evaluasi pembanding dilakukan terhadap karya serupa yang memiliki tema dan bentuk yang hampir sama atau mirip.Tentunya dengan melakukan perbandingan secara objektif baik dari segi bentuk sampai komunikasi yang ingin disampaikan dari karya pembanding maupun karya utama. Karya Widayat yang berjudul “Telanjang “ dengan karya Pablo Picasso yang berjudul “Les Demoiselles d’Avignon” memiliki kemiripan dari segi pesan dan tema yang ingin disampaikan sehingga mengacu pada landasan kritik ekspresivistik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Sobur, Alex. "Karya Seni sebagai Media." Mediator: Jurnal Komunikasi 8, no. 2 (2007): 211–20. http://dx.doi.org/10.29313/mediator.v8i2.1245.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Nengsih, Virda Okta, and Irwan Irwan. "BENALU DALAM SENI GRAFIS." Serupa The Journal of Art Education 12, no. 2 (2023): 168. http://dx.doi.org/10.24036/stjae.v12i2.121821.

Full text
Abstract:
Penciptaan karya akhir ini bertujuan untuk memvisualisasikan bagaimana bentuk dari benalu yang menyerupai sifat-sifat manusia kedalam bentuk karya seni grafis (linoleum cut). Menampilkan berbagai macam sifat-sifat seperti benalu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Teknik yang digunakan adalah teknik relief print (linoleun cut). Relief print dengan menggunakan karet lino sebagai klise dan proses karya yang digunakan dalam penciptaan karya seni grafis ini melalui beberapa tahapan: (1) persiapan, (2) Elaborasi, (3) Sintesis, (4) Realisasi konsep, (5) Penyelesaian. Hasil dari visualisasi Benalu dalam Karya Seni Grafis (Linoleum Cut) berupa 10 karya dengan judul: (1) Mengais, (2) Berharap, (3) Mencari Sampah, (4) Lelah , (5)Mengangkat Batu, (6) Bertahan, (7)memikul, (8)Menyambung Hidup, (9) Tertunduk, (10) Memikul Beban.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Rahim, Muhamad Ali, and Chandra Ghaisani Amiarsa. "PLANA MEMORA : DEKONTEKSTUALISASI WUJUD KARYA SENI RUPA." VISUALITA 8, no. 2 (2020): 75–88. http://dx.doi.org/10.33375/vslt.v8i2.2726.

Full text
Abstract:
Dilatarbelakangi gagasan 'perayaan' memudarnya eksklusifitas seni menuju ke pola kontinuitas penciptaan, penelitian ini diiringi proses penciptaan dan menghasilkan karya seni rupa berjudul “Plana Memora” yang dirancang dalam rangka merespon fenomena pergeseran wacana estetika kontemporer. Tujuan konseptualnya adalah manifestasi letak spirit personalitas yang spesifik-otentik atas karya seni rupa pascamodernisme; dalam kesederhanaan visualisasi bisa jadi ditemukan unsur filosofi karya yang memerlukan upaya untuk memahami 'kedalamannya'. Tujuan praktisnya adalah tawaran pola teknik penciptaan karya yang tidak konvensional, dan visualisasinya menjadi alternatif wujud karya seni rupa dua-dimensi. Wujud Plana Memora berupa tulisan tangan dengan menggunakan bolpoin pada sepotong kertas, tak ubahnya sebuah catatan singkat, dibuat dengan maksud memberi peringatan sederhana dan cepat akan rencana kegiatan harian. Dasar pemikirannya adalah bahwa karya seni rupa pascamodernisme mencirikan adanya kedekatan yang lazim dan intens dengan keseharian kreatornya. Hal ini menguatkan bahwa karya seni rupa dua-dimensi tidak lagi (melulu) tentang ilustrasi, representasi alam nyata/ alam mimpi, imajinasi atau berakhir pada komposisi cipratan warna, yang secara eksplisit sekedar menunjukkan kepiawaian tangan belaka. Studi literatur sebagai sumber data dan eksplorasi karya dilakukan sebagai metode dalam penelitian dan penciptaan ini. Dalam rangka mendukung representasi kekaryaan seni rupa kontemporer, penciptaan ini menghasilkan rancangan karya sebagai manifestasi dekontekstualisasi wujud karya seni rupa. Karya ini bukan ilustrasi konvensional. Karya ini mengusung konsep kontinuitas gejala dirinya sendiri yang meskipun bisa jadi mirip dokumentasi, namun merupakan karya (rencana) hari ini dan masa depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Yunita, Popy Sinta, and Jeong Ok-Jeon. "Karya Seni Rupa Mixed Media Tentang Persistence Melalui Inline Skating." Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual 3, no. 1 (2023): 57–62. http://dx.doi.org/10.21009/qualia.31.9.

Full text
Abstract:
Aktivitas Inline Skate merupakan olahraga yang kini populer kembali sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Penciptaan karya seni rupa ini berasal dari pengalaman pribadi terhadap aktivitas inline skate. Perupa memiliki ketertarikan terhadap olahraga sepatu roda terutama jenis aggressive inline skate, kemudian menjadikan olahraga ini menjadi sumber inspirasi penciptaan karya seni tugas akhir perupa. Berawal dari mengingat-ingat pengalaman menyenangkan saat masa kecil perupa menggunakan sepatu roda. Bagi perupa olahraga inline skate ini seperti terapi dan self-discovery untuk membuat mental perupa menjadi lebih baik dan lebih percaya diri. dan kegigihan perupa selama menekuni inline skating membuat beberapa perubahan pada diri perupa mulai dari mental, fisik dan pencapaian lainnya. Interes seni penciptaan perupa bersifat reflektif (cerminan pengalaman personal), dan interes bentuk yang ditampilkan ialah semi figuratif. Metode penciptaan karya seni ini menggunakan Artistic Research (praktik dan penciptaan dilakukan bersama). Karya skripsi penciptaan seni rupa merupakan suatu wujud seni rupa mixed media. Perupa harap pada karya cipta ini, dapat memberikan motivasi dan kesan positif emosi seperti, senang, penasaran lelah, ambisi, adrenalin tinggi, sakit dan jatuh saat menekuni Inline Skating.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Yunita, Popy Sinta, and Jeong Ok-Jeon. "Karya Seni Rupa Mixed Media Tentang Persistence Melalui Inline Skating." Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual 3, no. 1 (2023): 57–62. http://dx.doi.org/10.21009/10.21009/qualia.31.9.

Full text
Abstract:
Aktivitas Inline Skate merupakan olahraga yang kini populer kembali sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Penciptaan karya seni rupa ini berasal dari pengalaman pribadi terhadap aktivitas inline skate. Perupa memiliki ketertarikan terhadap olahraga sepatu roda terutama jenis aggressive inline skate, kemudian menjadikan olahraga ini menjadi sumber inspirasi penciptaan karya seni tugas akhir perupa. Berawal dari mengingat-ingat pengalaman menyenangkan saat masa kecil perupa menggunakan sepatu roda. Bagi perupa olahraga inline skate ini seperti terapi dan self-discovery untuk membuat mental perupa menjadi lebih baik dan lebih percaya diri. dan kegigihan perupa selama menekuni inline skating membuat beberapa perubahan pada diri perupa mulai dari mental, fisik dan pencapaian lainnya. Interes seni penciptaan perupa bersifat reflektif (cerminan pengalaman personal), dan interes bentuk yang ditampilkan ialah semi figuratif. Metode penciptaan karya seni ini menggunakan Artistic Research (praktik dan penciptaan dilakukan bersama). Karya skripsi penciptaan seni rupa merupakan suatu wujud seni rupa mixed media. Perupa harap pada karya cipta ini, dapat memberikan motivasi dan kesan positif emosi seperti, senang, penasaran lelah, ambisi, adrenalin tinggi, sakit dan jatuh saat menekuni Inline Skating.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

B, Sukarman, and Agussalim Djirong. "CERAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TERHADAP SENSASI RUANG PADA KARYA SENI LUKIS MODERN NONREPRESENTATIF." JURNAL IMAJINASI 3, no. 2 (2019): 47. http://dx.doi.org/10.26858/i.v3i2.13039.

Full text
Abstract:
Penelitian ini berjudul ” Cerapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar terhadap Sensasi Ruang pada Karya Seni Lukis Modern Nonrepresentatif”. Penelitian ini Pemikiran dilatarbelakangi berkembangnya karya seni lukis modern nonrepresentatif yang jauh dari representasi keadaan alam, yang sering membuat publik kesulitan untuk menikmatinya, terutama oleh publik awam, meskipun karya-karya tersebut tergolong karya seni bermutu. Fenomena ini juga terjadi di kalangan mahasiswa meskipun mereka telah dibekali banyak pengetahuan tentang seni lukis modern serta banyak melakukan aktivitas seni. Seni lukis modern nonrepresentatif dalam perkembangannya banyak menunjukkan pertimbangan ruang yang matang bersama unsur-unsur visual lainnya dalam mengeksplor kesan-kesan artistik. Masalah penelitian adalah “Bagaimanakah daya cerap mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar terhadap sensasi ruang pada karya seni lukis modern”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui dan menggambarkan kondisi riil daya cerap mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar terhadap sensasi ruang pada karya seni, dan secara khusus terhadap karya seni lukis modern nonrepresentatif. Manfaat penelitian ini adalah (1) diperoleh informasi yang akurat mengenai kondisi nyata daya cerap mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar terhadap sensasi ruang pada karya seni lukis modern nonrepresentatif, yang sekaligus menggambarkan daya cerap terhadap sensasi ruang pada karya seni secara umum; (2) memberikan gambaran keberhasilan pembelajaran yang dilakukan selama ini terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar, terutama pembelajaran yang terkait, yang dapat dijadikan masukan untuk pengembangan sistem pembelajaran. Data dikumpulkan melalui tes apresiasi. kemudian diolah dan dianalisis dengan teknik persentase kemudian diinterpretasi secara kualitatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Ruhupatty, Chris. "Teori Seni sebagai Medium Pembebasan dalam Pendekatan Personalisasi." Dekonstruksi 11, no. 03 (2025): 110–17. https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v11i03.333.

Full text
Abstract:
Artikel ini mendiskusikan seni pada tataran teoretis dengan memberikan penekanan terhadap unsur epistemologinya. Teori yang menjadi perhatian secara khusus adalah teori seni berdasarkan pemikiran Immanuel Kant. Di dalam konteks ini, Kant menilai seni berdasarkan teori praktis yang dibatasi oleh regulasi atau konsep-konsep bawaan pada struktur pemahaman. Sehingga Kant menilai kualitas seni berdasarkan penilaian terhadap keindahan alami yang tidak hanya bersifat estetis tapi juga sublim. Dengan perkataan lain, meskipun seni dibangun berdasarkan hubungan dengan fakta sosial, tapi tetap memiliki potensi untuk menjadi objektif atau universal. Alhasil, seni adalah media atau alat yang merepresentasikan esensi keindahan alami realitas. Di sisi lain, artikel ini memandang seni sebagai medium yang membawa kepada pengalaman personal manusia yang terpapar langsung dengan esensi realitas. Karena artikel ini menunjukkan bahwa manusia memahami realitas dengan cara mempersonalisasikannya ke dalam bentuk karya dan karsa. Sehingga hasil karya dan karsa tidak mencerminkan esensi realitas secara langsung, tapi membawa kepada penyingkapan jejak-jejak keberadaannya yang telah dipersonalisasi. Oleh sebab itu, seni adalah platform bagi perwujudan kebebasan merekayasa esensi realitas ke dalam bentuk perspektif dan tindakan personal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Hidayati, Laili Nur, and Wisnu Adisukma. "PATAH HATI SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS." Sanggitarupa 1, no. 2 (2021): 24–29. http://dx.doi.org/10.33153/sanggitarupa.v1i2.4167.

Full text
Abstract:
Patah hati merupakan pokok pembahasan yang dilatarbelakangi pengalaman percintaan yang memuncul- kan kenangan menyedihkan membuat penulis ingin mengenal diri lebih dalam. Patah hati dipilih karena pernah diduakan dan dikhianati, sehingga pengalaman ini menjadi kenangan, pembelajaran dan muncul- nya terapi luka. Pengalaman tersebut menjadi landasan penciptaan karya seni grafis yang selanjutnya diekspresikan melaui karya seni grafis bergaya surealisme. Gaya suralisme dari Amy Sol menjadi pijakan untuk mewujudkan karya seni grafis yang diciptakan. Metode penciptaan dari Herman Von Helmholtz yang digunakan terdiri: Saturation (Pengumpulan Data), Incubation (Pengendapan), dan Ilumination (Perwuju- dan Karya). Metode tersebut digunakan untuk mewujudkan karya-karya seni grafis. Proses penciptaan karya seni grafis ini menghasilkan pengalaman empiris dalam penciptaan karya seni grafis dan pembelaja- ran dalam proses kreatif baik berupa teknik, konsep maupun pesan yang ingin disampaikan melalui karya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Kristiyono, Jokhanan. "Perlawanan Hegemoni Budaya dan Mitos pada Karya Seni Rupa Digital Biennale Jatim." Biokultur 9, no. 2 (2020): 102. http://dx.doi.org/10.20473/bk.v9i2.22365.

Full text
Abstract:
Penelitian ini menganalisis praktik seni melalui karya seni rupa digital yang dilakukan oleh seniman digital yang tergabung pada komunitas seni Biennale Jatim. Karya seni yang dianalisis ini untuk melihat secara mendalam dan eksploratif bagaimana ekspresi perlawanan dominasi dan hegemoni budaya, dominasi mitos yang melembaga pada masyarakat. Dengan pendekatan studi kualitatif melalui metode etnografi digital, peneliti melakukan eksplorasi secara medalam dengan observasi partisipasi proses penciptaan karya dan instalasi karya seni pada pameran Biennale Jatim 7. Dua karya seni yang dianalisis pada penelitian ini menunjukkan sebuah temuan penelitian yaitu gambaran nyata tentang perlawanan atas hegemoni (counter hegemony) lewat karya-karya seni. Perlawanan terhadap kondisi sosial masyarakat dan perlawanan terhadap budaya dan mitos pada masyarakat. Para seniman muda yang tergabung di komunitas seni digital Biennale Jawa Timur ini mengganggap praktik seni pada budaya Barat telah melakukan alienisasi terhadap masyarakat di Indonesia terutama masyarakat seni. Sebagai dampaknya, masyarakat Indonesia yang memiliki kultur sosial sangat berbeda dengan Barat, menjadi kaum yang inferior.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Oktafiani, Misza, and Irwan Irwan. "OVERTHINKING DALAM KARYA SENI GRAFIS." Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran 8, no. 1 (2025): 2979–86. https://doi.org/10.31004/jrpp.v8i1.43196.

Full text
Abstract:
Tujuan penciptaan karya akhir ini adalah untuk memvisualisasikan dampak overthinking pada remaja melalui simbol-simbol yang mengarah pada overthinking ke dalam sebuah karya seni grafis dengan teknik linoleum cut. Metode dan proses kerja yang digunakan untuk membuat karya seni grafis ini terdiri dari beberapa tahapan yang ditawarkan oleh Konsorsium Seni: 1) Persiapan, 2) Elaborasi, 3) Sintesis, 5) Penyelesaian, menjadi bentuk karya yang sudah dibingkai dan siap untuk diadakan sebuah pameran karya. Hasil dari visualisasi overthinking dalam karya seni grafis berupa penggambaran bagaimana dampak dari overthinking melalui simbol-simbol diwujudkan dalam sepuluh karya yang berjudul : (1) Kepungan Otak, (2) Cermin Kegelisahan, (3) Rantai Digital, (4) Terjebak Dalam Standar Umum, (5) Pemikiran Kritis, (6) Rantai Pemikiran, (7) Terperangkap, (8) Tertahan, (9) Pertarungan Batin, dan (10) Berisik Dalam Kesepian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Wahyu, Ari Purno, and Kaffah Imanuddin M. R. Santosa. "IDENTIFIKASI KEASLIAN KARYA SENI RUPA DENGAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING BERDASARKAN DETEKSI WARNA DAN TEKSTUR." Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan 8, no. 1 (2021): 165–69. http://dx.doi.org/10.33197/jitter.vol8.iss1.2021.739.

Full text
Abstract:
Sebuah karya merupakan hasil buah pikiran seseorang dalam menciptakan sebuah bentuk benda atau seni rupa, karya tersebut tidak hanya subuah benda dan bisa dalam bentuk ide kreatif dan edukasi yang berguna bagi kehidupan masyarakat, pada perkembangan dunia digital saat ini memiliki sebuah dampak-dampak positif dan negatif, sebagai contoh seseorang dapat dengan mudah mengambil karya seni rupa orang lain tanpa adanya credit atau pemberian izin dari kekayaan intelektual atau HAKI, tetapi hal ini tidak masalah jika bentuk seni rupa tersebut dibebaskan oleh pembuat seni rupa dan boleh untuk disebarluaskan, untuk mengatasi masalah pemalsuan karya seni tersebut dibuatlah sistem indentifikasi karya seni rupa berbasis image prosessing, dengan sistem identifikasi ini pengenalan karya seni rupa bisa dengan cara identifikasi tekstur yang secara detail bisa membaca bagian-bagian terpenting dari lukisan atau karya seni rupa tersebut dengan membaca pixel dan komposisi warna
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Nugroho, Heri. "“Asat” Seni Video Instalasi." Citradirga - Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Intermedia 2, no. 01 (2020): 31–40. http://dx.doi.org/10.33479/cd.v2i01.285.

Full text
Abstract:
“Asat” adalah kata yang diambil dari bahasa Jawa yang berarti kering. “ASAT” digunakan sebagai judul pada seni video instalasi ini. Karya seni ini berdurasi 4 menit hingga 5 menit yang disajikan dengan teknik looping. Karya seni visual ini adalah sebuah instalasi sumur tradisional yang disatukan dengan video diproyeksikan menggunakan proyektor optik video ke dalam instalasi lubang sumur kemudian disajikan langsung kepada penonton. Sehingga setiap penonton yang menonton karya seni ini meluhat kedalam lubang sumur seperti pada sumur sesungguhnya. Konsep visual dari video yang diproyeksikan ke instalasi membuat perspektif nyata sumur.
 Bekaitan dengan masalah lingkungan yang merupakan kerusakan lingkungan kekeringan akibat ulah manusia yang tidak melindungi lingkungannya dengan Hotel, Mall, Apartemen dan bangunan besar lainnya yang merusak lingkungan, membuat sumur-sumur di sekitar menjadi kering. Dengan proses visualisasi mengeringkan sumur dengan tanda di visual video, setiap penonton dituntun untuk ikut merasakan bagaiman proses kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitarnya, juga efek yang didapat dari kerusakan tersebut. Konsep video instalasi dipilih untuk penciptaan karya ini, bertujuan untuk menciptakan hubungan yang erat antara penonton dengan karya seni, sehingga spekulasi nyata akan terasa oleh setiap masyarakat, sehingga akan menciptakan emosi yang mendalam kepada para penonton yang menikmati karya seni ini. Melalui karya seni ini dengan segala konsepnya sehingga karya ini memiliki peran yang besar dalam menyampaikan pesan moral kepada para penonton untuk selalu menjaga lingkungannya agar dapat menjaga keberlangsungan kehidupan setiap makhluk di bumi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Zarkasi, Muchamad Sofwan, and Bening Tri Suwasono. "TEKNIK POUNDING PADA ECOPRINT SEBAGAI SUMBER ISNPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS ABSTRAKSI WAYANG." Acintya : Jurnal Penelitian Seni Budaya 14, no. 1 (2022): 53–65. http://dx.doi.org/10.33153/acy.v14i1.4327.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian artistik yang mengambil judul Teknik Pounding Pada Ecoprint Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Penciptaan Karya Seni Grafis Abstraksi Wayang, tahun 2021 oleh Much. Sofwan Zarkasi dan Bening Tri Suwasono ini, didasari adanya peluang yang ada terkait kreatifitas dan eksperimentasi pada penciptaan karya seni grafis. Teknik Pounding merupakan teknik yang ada pada Ecoprint, yang biasanya dilakukan pada penciptaan karya tekstil. Namun pada penelitian artistik ini proses Pounding pada Ecoprint ini akan dimanfaatkan pada penciptaan karya seni grafis dengan visualisasi berupa abstraksi figur wayang. Metode yang diterapkan dalam penciptaan karya pada penelitian ini adalah metode penciptaan L.H. Chapman yang menjelaskan tahapan penciptaan karya yaitu, pertama; menemukan ide gagasan, ke dua; menyempurnakan, mengembangkan dan memantapkan gagasan awal dan ke tiga; adalah visualisasi pada media.Hasil dari penelitian artistik ini adalah karya seni grafis abstraksi wayang dengan teknikPounding yang ada pada Ecoprint.Diharapkan penciptaan karya seni grafis abstraksi wayang dengan teknik Pounding yang ada pada Ecoprint ini bisa memberi keragaman inovasi baik teknik maupun bentuk pada perkembangan karya seni rupa, khususnya seni grafis. Kata kunci: Pounding, Ecoprint, Wayang, Seni Grafis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Butar-Butar, Khairunnisa. "ANALISIS KARYA ILMIAHPENGGUNAAN PENDEKATAN ESTETIKA PADA KAJIAN KARYA SENI RUPA (BIRANUL ANAS ZAMAN, SUATMADJI DAN ARFIAL ARSAD HAKIM)." JURNAL KELUARGA SEHAT SEJAHTERA 19, no. 1 (2021): 18. http://dx.doi.org/10.24114/jkss.v19i1.28116.

Full text
Abstract:
ABSTRACTArt aesthetics is the basic nature of a work of art. Children', as well as natural paintings by the painter Arfial Arsad Hakim. This study discusses the aesthetic assessment of several works of art that have previously been discussed in previous studies by exploring the problems and approaches used by previous researchers. The analysis of this scientific work aims to explore the content and similarities in extracting information in a work of art, such as tapestry and painting. Keywords: Approach, Aesthetics, Fine Arts, Analysis ABSTRAKEstetika seni merupakan sifat dasar dari suatu karya seni.. terdapat tiga karya ilmiah membahas tentang karya seni rupa yang dihasilkan oleh beberapa seniman Indonesia, seperti Biranul Anas Zaman dengan karya Tapestri (seni serat / fiber art), seni lukis karya Suatmadji tema ‘Save the Children’, serta lukisan alam karya pelukis Arfial Arsad Hakim. Pada penelitian ini membahas tentang pengkajian estetika pada beberapa karya seni yang sebelumnya telah dibahas pada penelitian terdahulu dengan menggali masalah dan pendekatan yang digunakan oleh peneliti sebelumnya. Analisis karya ilmiah ini bertujuan untuk menggali isi dan kesamaan dalam penggalian informasi pada sebuah karya seni, seperti tapestri dan seni lukis. Kata Kunci: Pendekatan, Estetika, Seni Rupa, Analisis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Dewanto, Thomas Hanandry. "Mengungkap Pencapaian Manusia dalam Karya Seni Pertunjukan "Rhythm 0" Melalui Ilustrasi Berjudul “Adornment”." Nirmana 24, no. 2 (2024): 137–54. http://dx.doi.org/10.9744/nirmana.24.2.137-154.

Full text
Abstract:
Karya seni performa "Rhythm 0" oleh Marina Abramovic telah menjadi salah satu karya seni kontemporer yang paling kontroversial sepanjang sejarah seni. Meskipun karya ini menunjukkan aspek-aspek manusia yang universal, karya tersebut juga menghadirkan isu tentang pencapaian manusia. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ilustrasi yang menggambarkan karya seni performa "Rhythm 0" karya Marina Abramovic dengan menggunakan teknik ilustrasi cat air yang dipadukan dengan gold leaf. Ilustrasi tersebut akan mempertimbangkan penggunaan prinsip dasar seni sebagai pedoman dalam pembuatan ilustrasi, serta mengintegrasikan elemen visual seperti lingkaran halo, daun palem, dan simbol Horus untuk menambah nilai artistik dan simbolis dalam ilustrasi tersebut. Metode yang digunakan adalah penelitian berbasis seni dan hermeneutika terhadap karya seni performa "Rhythm 0" kemudian divisualkan berupa simbol-simbol untuk menginterpretasikan pesan karya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ilustrasi yang menggabungkan cat air dan gold leaf berhasil membantu mengungkap makna yang terkandung dalam karya "Rhythm 0", yaitu bahwa pencapaian kejayaan manusia sebenarnya hanya semu belaka dan tidak memiliki arti yang sejati. Dengan demikian, penelitian ini menyajikan kontribusi penting dalam memperkaya pemahaman kita tentang seni performa "Rhythm 0" dan potensi teknik ilustrasi cat air yang dipadukan dengan gold leaf dalam membantu memberikan interpretasi baru tentang pesan yang terkandung dalam karya seni.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Amzy, Nurulfatmi. "Analisis Karya Seni Bertemakan Toilet dalam Pandangan Teori Estetika Sehari-Hari." Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya 3, no. 1 (2021): 82–89. http://dx.doi.org/10.30998/vh.v3i1.3264.

Full text
Abstract:
Ada banyak karya seni yang hadir di ruang publik, ternyata tidak semuanya memberikan rasa nyaman bagi penikmatnya. Ada juga karya seni yang mengundang perasaan jijik dan muak sebagian orang, sehingga dinilai sebagai karya seni yang kontroversial. Karya seni semacam itu dapat ditemui di Mr. Toilet House, sebuah museum dengan area terbuka yang dipenuhi instalasi seni bertema toilet. Meskipun dinilai menjijikkan oleh sebagian orang, tempat itu tetap ramai dikunjungi. Artikel ini akan membahas karya seni yang bertemakan toilet tersebut dengan pendekatan teori estetika sehari-sehari, di antaranya estetika sosial dan teori disgust. Analisis ini menggunakan fenomenologi sebagai metode penelitian. Artikel ini akan memaparkan bahwa ada banyak persepsi tentang seni dalam masyarakat, namun itu bukan alasan untuk mengadakan sebuah pembatasan dan pengeksklusifan terhadap seni yang boleh diapresiasi. Estetika sosial menyadari bahwa semua karya seni patut untuk ditampilkan dan diapresiasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Donandi, Sujana, and Etty Susilowati. "ARTI PENTING PERJANJIAN TERTULIS ANTARA PEMILIK DAN PENGGUNA KARYA SENI FOTOGRAFI UNTUK KEPENTINGAN PROMOSI KOMERSIAL." LAW REFORM 11, no. 1 (2015): 43. http://dx.doi.org/10.14710/lr.v11i1.15753.

Full text
Abstract:
Hasil karya seni fotografi merupakan salah satu ciptaan yang sering digunakan pada promosi komersial. Perjanjian berbentuk tertulis pada penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial sangat penting untuk memberikan perlindungan hukum dalam hubungan hukum antara pemilik dan pengguna hasil karya seni fotografi. Perlindungan hukum juga diperlukan dalam penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial tanpa izin guna mengembalikan hak-hak yang seharusnya dinikmati oleh pemilik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui arti penting perjanjian tertulis pada penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial dan mendalami mengenai penyelesaian penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial tanpa izin dari pemilik. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris. Simpulan Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan hasil karya seni untuk kepentingan promosi komersial perlu diperjanjikan secara tertulis karena beberapa alasan berikut: (a) Perjanjian tertulis dapat menjadi bukti untuk melaksanakan prestasi (b) Perjanjian tertulis dapat menjadi alat bukti yang kuat (c) Untuk menentukan siapa Pencipta karya seni fotografi dalam suatu hubungan kerja (d) Sebagai dasar untuk menentukan siapa Pemegang Cipta karya seni fotogtrafi (e) Perjanjian tertulis dapat menimbulkan akibat hukum bagi pihak ketiga. Penyelesaian penggunaan hasil karya seni fotografi untuk kepentingan promosi komersial tanpa izin dapat ditempuh melalui beberapa cara sebagai berikut: (a) melalui alternatif penyelesaian perkara di luar persidangan, seperti konsultasi, mediasi, konsiliasi, dan pendapat ahli (b) Arbitrase (c) melalui mekanisme pengadilan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Friskasari, Sella. "Kerang sebagai Inspirasi Karya dalam Seni Keramik." Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain 26, no. 3 (2024): 125–30. http://dx.doi.org/10.24821/ars.v26i3.9952.

Full text
Abstract:
Penciptaan Seni Keramik ini mengambil konsep kerang yang divisualisasikan menjadi sebuah karya seni keramik. Kerang sebagai penyampaian makna perlindungan diri, dilihat dari bentuk cangkangnya yang berfungsi melindungi dari lingkungan dan predator luar. Adapun permasalahan yang akan diangkat :1) Apa yang dimaksud dengan kerang? 2) Mengapa kerang diangkat sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni keramik? 3) Bagaimana memvisualisasikan kerang ke dalam karya seni keramik? Pembuatan seni keramik ini melalui proses pencarian ide atau konsep. Proses eksplorasi ide, konsep dan bentuk, karya ini divisualisasikan dengan menggunakan teknik lempeng, pijit dan pilin. Proses pembakaran biskuit (700℃-738℃) dan glasir dengan suhu bakar (1100℃-1110℃). Penyajian karya diletakkan di atas pustek dan didisplay dengan menggunakan tali, lampu, dan dakron sebagai pendukung karya. Diharapkan karya ini dapat dinikmati oleh semua orang dan dapat dijadikan sebagai inspirasi karya bagi orang lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Rikrik Kusmara, Andryanto. "Karya-Karya Seni Rupa Kontemporer Indonesia Berbasis Media Kertas: Bentuk Dan Wacana." Mudra Jurnal Seni Budaya 34, no. 2 (2019): 269–74. http://dx.doi.org/10.31091/mudra.v34i2.710.

Full text
Abstract:
Penelitian ini menelaah karya-karya 23 seniman kontemporer Indonesia dalam memanfaatkan media kertas. Karya-karya berbasis media kertas dalam medan seni rupa Indonesia sejak era tahun 2000-an menunjukkan perkembangan yang semakin kompleks di tengah apresiasinya yang masih dipandang lebih rendah dari pada seni lukis. Permasalahan utama pada penelitian ini adalah mengkaji faktor-faktor apa saja yang menjadi indikator perkembangan seni rupa berbasis media kertas dewasa ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan morfologi seni dengan mengurai unsur-unsur bentuk dan maknanya melalui struktur media seni. Penelitian ini merangkum diversifikasi bentuk penggunaan media kertas dalam seni rupa kontemporer Indonesia dan menunjukkan perkembangan wacana dalam seni rupa Indonesia; yang pertama adalah aspek teknologi bahan dan ketersediaan bahan kertas berkualitas, yang kedua adalah mediasi nilai-nilai media berbasis kertas, yang ketiga adalah pelestarian dan konservasi dan keempat adalah manajemen dan distribusi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Parta, I. Wayan Seriyoga. "SENI INSTALASI NYOMAN ERAWAN EKSPLORASI MELINTAS BATAS MEDIA SENI RUPA." JSRW (Jurnal Senirupa Warna) 11, no. 2 (2023): 161–74. http://dx.doi.org/10.36806/jsrw.v11i2.189.

Full text
Abstract:
Nyoman Erawan adalah seniman Bali berbakat yang tertarik untuk mengembangkan bahasa ekspresif non-representasional yang diramu dengan nilai tradisi dan budaya Bali. Selain media lukisan, ia juga mengeksplorasi media instalasi, video art dan performance art dalam karyanya. Kreativitas Nyoman Erawan bersinggungan dengan kosmologi agama Hindu Bali, sebagaimana proses kreatif masyarakat Bali selalu dikaitkan dengan tradisi keagamaan Bali yang telah menjadi alam bawah sadar kolektif masyarakat Bali. "Ruang untuk Erawan" tidak pernah terbatas pada dimensi medium karya, tetapi merupakan bagian integral dari kosmologi kehidupan pribadi dan sosialnya. Nyoman Erawan adalah seniman Bali yang karyanya merepresentasikan perkembangan seni rupa Bali modern yang tidak meninggalkan tradisi dan budaya Bali. Nilai-nilai tradisional telah berkembang dalam karya-karya modernnya, namun akar tradisionalnya masih terlihat. Penelitian ini menggunakan pendekatan teoritis diakronis kronologis sejarah seni rupa dan kritik seni rupa dengan tataran deskripsi, interpretasi dan evaluasi dalam perlakuan karya. Tujuannya adalah mengetahui konsep kreatif Nyoman Erawan untuk menggali ide dengan menggunakan bahan dan sarana yang berbeda untuk menyajikan konten yang berkaitan dengan nilai-nilai spiritual dan fenomena sosial Bali kedalam karya-karyanya menggunakan bahasa ungkap yang diwarisi dari seni modern.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Anjani, Chika Destry, and Mudjiati. "Makna Sahabatku Dalam Karya Seni Lukis." Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual 1, no. 1 (2022): 35–41. http://dx.doi.org/10.21009/qualia.11.5.

Full text
Abstract:
Melukis makna suatu persahabatan merupakan kegiatan untuk mengekspresikan ide, imajinasi, dan emosi perupa yang akan memunculkan keindahan yang menggambarkan siapa sosok sahabat perupa. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan perupa dalam pembuatan karya dan dapat mengemukakan ide, gagasan tentang makna persahabatan dalam karya seni lukis. Mengembangkan unsur rupa pada karya seni lukis dan mengasah kemampuan dalam mengimajinasikan bentuk-bentuk karakter. Menjadikan karya perupa sebagai pengingat dalam suatu persahabatan. Penelitian yang dilakukan perupa menggunakan metodelogi narative research dan Focus Group Discussion. Teknik yang digunakan adalah teknik plakat, pada teknik ini cat disapukan secara merata dan tebal. Melalui proses analisis konseptual, visual dan operasional terpilih dua karya. Karya terpilih 1 tentang bersenang-senang bersama dan karya terpilih 2 tentang terjadinya perpisahaan. Kesimpulan dari penulisan ini yaitu, meningkatkan kemampuan, keunikan perupa pada pembuatan karya, terampil dalam mengemukakan ide dan gagasan, mengembangkan unsur rupa, teknik, serta bahan pada karya seni lukis, mengasah kemampuan dalam mengimajinasikan bentuk-bentuk karakter pada makna persahabatan dalam karya seni lukis. Menjadikan kenangan bagi setiap orang yang bersahabat dengan membuat karya seperti perupa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Syafutri, Ervina, and Nessya Fitryona. "Boneka dalam Seni Lukis Surealisme." Jurnal Pendidikan Tambusai 7, no. 2 (2023): 11666–76. http://dx.doi.org/10.31004/jptam.v7i2.8230.

Full text
Abstract:
Tujuan pembuatan karya akhir ini adalah untuk memvisualisasikan berbagai masalah kehidupan penulis melalui penggunaan boneka sebagai simbol. Harapannya, karya ini dapat meningkatkan kesadaran diri dan menginspirasi pembaca untuk memperbaiki diri. Proses penciptaan karya ini menggunakan lima tahap yakni: tahap persiapan (melakukan pengamatan dan eksplorasi), elaborasi (mencari dan mengumpulkan referensi), sintesis (penetapan ide atau gagasan pokok). Realisasi konsep (membuat karya) dan tahapan penyelesaian (berupa laporan dan pameran karya akhir). Ada banyak jenis boneka yang digunakan dalam karya ini, seperti boneka Pinocchio, boneka Marionete, boneka Sigale-gale, boneka Barbie, boneka SiUnyil, boneka Matryoskha, boneka Hello Kitty, boneka Teddy Bear, boneka Wayang Golek, dan boneka Ondel-ondel. Dalam penciptaan karya penulis menggunakan cat akrilik diatas kanvas, terdiri dari 10 lukisan yang masing-masing memiliki judul antara lain: Terjebak, Penyesalan, Hampa, Tekanan, Diawasi, Penikmat Senja, Sandiwara, Penolakan, Mencari Jalan, dan Menyaksikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Candrayana, Ida Bagus, and Ni Putu Tisna Andayani. "POTRET MAESTRO SENI DI BALI PADA MEDIA DAUN." spectā : Journal of Photography, Arts, and Media 6, no. 2 (2023): 147–53. http://dx.doi.org/10.24821/specta.v6i2.8523.

Full text
Abstract:
Fotografi seni media daun yang menampilkan para maestro seni di Bali adalah sebuah proses karya cipta fotografi yang kental dengan seni budaya tradisi Bali yang mengabadikan sosok-sosok seniman dengan keahlian yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Karya foto seni cetak media daun ini menampilkan lima sosok maestro seni di Bali diantaranya bidang seni tari, seni lukis dan seni karawitan dan seni pedalangan di Bali. Karya foto ini merupakan ide pencipta yang ingin mengabadikan eksistensi ‘Sang Maestro' di usia senjanya sekaligus sebagai bentuk apresiasi pencipta terhadap gagasan/ide/karya para maestro yang tela berdedikasi di bidangnya. Metode penciptaan foto potret maestro pada media daun melalui lima tahapan yakni: (1)Observasi; (2)Perancangan; (3)Pemotretan; (4)Perwujudan; (5)Pengemasan. Setelah melalui kelima tahapan tersebut terciptalah sebuah karya foto potret maestro seni di Bali yang dicetak pada media daun dengan menggunakan teknik cetak klorofil (Chlorophyl print) dengan bantuan tenaga surya (matahari) tanpa bahan-bahan kimia dalam proses cetaknya. Harapan pencipta melalui karya ini adalah tetap berkarya menciptakan karya seni berupa foto tanpa merusak lingkungan alam akibat penggunaan bahan-bahan kimia, serta turut menjaga sustainability dan mendukung gerakan Go Green yang sedang digalakkan oleh Pemerintah Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Wirakusumah, Teddy Kurnia. "PROMOSI KARYA SENI RUPA BERDASAR KATEGORI." Jurnal Manajemen Komunikasi 3, no. 1 (2019): 80. http://dx.doi.org/10.24198/jmk.v3i1.20659.

Full text
Abstract:
Jenis-jenis karya yang dihasilkan oleh perupa informan terkait bidang seni rupa ternyatasangat beragam. Masing-masing membutuhkan cara promosi yang berbeda. Penelitian dengan judul Promosi Karya Seni Rupa Berdasar Kategori bermaksud untuk memahami bagaimana perupa mempromosikan karyanya berdasarkan jenis karya yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Kualitatif dengan tradisi Fenomenologi. Subjek penelitian adalah Perupa di Kota Bandung yang dipilih secara purposif sebanyak 13 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Sejumlah pertanyaan yang diajukan dibuat dalam bentuk daftar pertanyaan terbuka dan berlangsung dalam suasana informal. Hasil penelitian mengungkapkan: Karya Pribadi dan Karya Kompetisi dipromosikansecara personal sebelum diperkenalkan lewat pameran. Karya tersebut baru dipromosikan di media sosial setelah melalui sejumlah pameran. Sebagian besar jenis karya lainnya dipromosikan di media sosial begitu karya diselesaikan. Karya-karya pesanan jenis khusus memiliki potensi dikembangkan lewat promosi yang disesuaikan dengan target sasaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Sugiarto, Eko, Julia Julia, Ratih Ayu Pratiwinindya, Nadia Sigi Prameswari, and Meina Febriani. "Galeri Virtual Sebagai Media Simulasi Apresiasi Seni Lukis Dalam Pembelajaran Seni Rupa." Jurnal Literasi Digital 3, no. 2 (2023): 96–102. http://dx.doi.org/10.54065/jld.3.2.2023.278.

Full text
Abstract:
Terbatasnya jumlah gedung galeri yang menampilkan karya seni menjadi penghambat dalam pembelajaran apresiasi seni. Di sisi lain, perkembangan media berbasis digital belum banyak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran seni. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan mahasiswa seni dalam mempelajari seni lukis dengan menggunakan galeri virtual sebagai media pembelajaran berbasis teknologi digital. Rancangan penelitian ini menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) merancang & menyiapkan galeri virtual; (2) memasukkan beberapa karya seni sebagai sumber belajar; (3) penerapan galeri virtual untuk pembelajaran apresiasi lukisan; dan (4) mengevaluasi proses pembelajaran. Subyek penelitian adalah 20 orang mahasiswa jurusan seni rupa yang sedang mempelajari apresiasi seni lukis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya seni lukis meningkat dengan menggunakan galeri virtual sebagai media berbasis teknologi digital. Peningkatan tersebut meliputi kemampuan siswa dalam (a) mengetahui, (b) memahami, (c) menganalisis, dan (d) menilai karya seni. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis teknologi dapat mempermudah pembelajaran seni rupa khususnya dalam proses apresiasi seni lukis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Kenyowati, Embun. "MANUSIA DAN KARYA MULTIKULTURAL DALAM SENI RUPA." JSRW (Jurnal Senirupa Warna) 11, no. 1 (2023): 93–106. http://dx.doi.org/10.36806/jsrw.v11i1.178.

Full text
Abstract:
Ekspresi, persepsi dan interpretasi visual dalam seni rupa pada dasarnya dimulai dengan perbedaan visual antar manusia dan antar budaya sejak awal. Penghargaan terhadap perbedaan visual adalah cikal bakal bagi karya-karya multikultural, yang berasal dari berbagai budaya. Dari berbagai karya yang telah diakui menyiratkan adanya budaya yang bercampur pada pelakunya. Inilah yang dapat asumsikan dalam karya-karya multikultural. Tulisan ini tidak bermaksud mengklasifikasi atau mengevaluasi pelukis/perupa atau karya-karya yang berciri multikultural, melainkan memberi gambaran bahwa sejauh yang dimaksud seni rupa sebagai seni rupa modern kontemporer, maka pada dirinya adalah karya multikultural. Proses kesejagatan (globalisasi) sejak awal telah melahirkan manusia hybrid dan karya hybrid yang mengekspresikan multikulturalisme, tanpa mengabaikan bahwa masih terdapat karya yang konsisten mendukung pada keaslian dan lokalitas budaya. Dengan pendekatan filsafat seni dan padangan multikulturalisme - yang bukan hanya sebagai keberagaman dan pluralitas budaya, namun juga sebagai pengakuan budaya dan karya minoritas yang terpinggirkan - dan dengan metode empiris, analisis, kritis, tulisan ini bermaksud mengelaborasi hal tersebut, dengan membahas manusia dan karya yang dianggap multikultur, sebagai hakekat dari multikulturalisme itu sendiri yang sifatnya terbuka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Joko Aswoyo and Albertus Rusputranto P.A. "SANG NOTO: PENCIPTAAN KARYA INTERMEDIA DENGAN SUMBER IDE PUISI-PUISI NOTO SOEROTO DALAM KUMPULAN PUISI WAYANG-LIEDEREN." PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT 3 (February 18, 2021): 105–10. http://dx.doi.org/10.33153/semhas.v3i0.141.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan sebuah pertunjukan interdisiplin seni dengan judul “Sang Noto”. Proses penciptaan Sang Noto menggunakan metode penciptaan seni intermedia. Dalam karya ini media-media yang berbeda didialogkan dan dikolaborasikan sehingga menghasilkan satu bangunan karya seni. “Sang Noto” bertolak dari puisi-puisi karya Noto Soeroto, Wayang-liederen, yang kemudian ditafsir dan diekspresikan dalam bentuk karya seni intermedia.
 Kata kunci: Sang Noto, seni intermedia, wayang-liederan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Bakhri, Saiful. "KONSERVASI DI INDONESIA." Jurnal Konservasi Cagar Budaya 15, no. 1 (2021): 26–34. http://dx.doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v15i1.253.

Full text
Abstract:
Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi yang berkembang cukup pesat, menyaksikan berkembangnya iklim pasar karya seni dan pengelolaan pusaka/cagar budaya. Fakta ini memunculkan pertanyaan di manakah posisi konservasi karya seni dan pusaka/cagar budaya sebagai sebuah disiplin ilmu, profesi, dan praktik profesional dalam mendukung pelestariannya di Indonesia. Untuk mendalami hal ini, diperlukan pembahasan terhadap definisi konservasi yang berlaku dan/atau dipahami di Indonesia serta mengeksplorasi kebutuhan konservasi yang secara khusus dibutuhkan oleh Indonesia. Didasarkan pada penelitian kualitatif, pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah tinjauan literatur dan arsip, analisis kebijakan, wawancara semi terstruktur, dan beberapa studi kasus. Hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan saat ini mendukung konservasi karya seni dan pusaka/cagar budaya, namun, tidak mendukung berkembangnya konservasi sebagai sebuah disiplin ilmu dan profesi. Di samping itu, terlihat jelas perbedaan antara praktik konservasi karya seni dan konservasi pusaka/cagar budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Nanda, Risyah, and Heri Soeprayogi. "EKSPERIMEN PEMBUATAN KARYA PATUNG MENGGUNAKAN ADONAN TEPUNG MAIZENA DI KELAS IX SMP SWASTA BUDI DHARMA TEBING TINGGI TAHUN AJARAN 2015/2016." Gorga : Jurnal Seni Rupa 6, no. 1 (2017): 6. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v6i1.11020.

Full text
Abstract:
ABSTRAKRisyah Nanda, 2103151026. Eksperimen Pembuatan Karya Patung Berbahan Adonan Tepung Maizena diKelas IX SMP Swasta Budi Dharma Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2015/2016. Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa Dan Seni UNIMED2016. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui keefektifan penggunaan bahan utama tepung maizena dalam pembuatan karya patung, (2) Untuk mengetahui proses pembuatan patung, (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil karya seni patung antara menggunakan bahan utama tepung maizena dengan menggunakan bahan utama tanah liat. Penelitian ini dilakukan dilakukan di SMP Budi Dharma Tebing Tinggi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas IX yang berjumlah 28 Orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Data penelitian ini dijaring dengan cara eksperimen, observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa hasil eksperimen pembuatan patung berbahan tepung maizena memiliki bentuk proporsi yangi deal, bentuk yang sesuai dengan tema, dari segi komposisi karya clay ini memiliki tatasusun yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, dan keselarasan yang sangat baik, serta dari segi pewarnaan karya clay ini sangat menarik memiliki gelap terang yang sangat baik, kombinasi, kecerahan, kesesuaian warna dengan tema yang baik serta kreatif.Kata Kunci: Eksperimen, Karya, Patung, Tepung
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Windy Carena, Sesilia, and Ratri Wulandari. "EFEK PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP TAMPILAN KARYA DI ROEMAH SENI SARASVATI." Idealog: Ide dan Dialog Desain Indonesia 1, no. 2 (2017): 164. http://dx.doi.org/10.25124/idealog.v1i2.850.

Full text
Abstract:
Galeri seni adalah ruangan atau gedung tempat memamerkan karya seni. Galeri merupakan tempat untuk kegiatan pameran yang bersifat hiburan, rekreasi dan media apresiasi dari berbagai seniman, baik lokal maupun asing.
 Penelitian ini dilakukan di Roemah Seni Sarasvati, Bandung, Jawa Barat, sebuah galeri yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman 137, Bandung, penelitian ini lebih mengacu kepada efek pencahayaan buatan terhadap tampilan karya di Roemah Seni Sarasvati. Roemah Seni Sarasvati merupakan proyek utama Sarasvati Arts Management yang dibangun dengan tujuan untuk memperkenalkan keragaman seni budaya. Pencahayaan terhadap karya seni di Roemah Seni Sarasvati terlihat gelap pada bagian karya seni lukisan dan pada area yang bukan karya seni seperti ruang tunggu atau jalan menuju ruang-ruang lainnya. Berbagai informasi mengatakan bahwa pencahayaan buatan lebih baik daripada pencahayaan alami karena pencahayaan buatan yaitu cahaya dari lampu tidak merusak karya seni yang ada daripada cahaya langsung dari sinar ultraviolet. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian cahaya buatan dengan tingkat keterangan cahaya tertentu untuk mengurangi radiasi sinar ultraviolet. Sebagian besar galeri seni, pencahayaan di semua daerah pameran dan daerah koleksi lain harus berpelindung UV dan tertutup untuk mencegah kerusakan terhadap objek jika terjadi kerusakan lampu. Jika pencahayaan ruangan baik, karya seni pun menampilkan efek yang cukup, maka hasil untuk pembelajaran seni pada galeri tersebut juga maksimal serta memberikan kenyamanan bagi yang melihatnya. Penelitian ini dilakukan dengan teknik kualitatif di mana peneliti ikut aktif dalam merasakan pencahayaan terhadap tampilan karya seni di Roemah Seni Sarasvati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis pencahayaan yang digunakan di Roemah Seni Sarasvati dan memberikan solusi standar pencahayaan buatan sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pencahayaan yang digunakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Liliweri, Yohanes K. N., Silvania S. E. Mandaru, and Lukas L. Daga. "Strategi Perancangan Komunikasi Visual Promosi Karya Seni Ukir Kayu Motif Khas Timor." Jurnal Communio : Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi 9, no. 1 (2020): 1564–80. http://dx.doi.org/10.35508/jikom.v9i1.2385.

Full text
Abstract:
ABSTRAK
 Seni ukir kayu motif khas Timor merupakan salah satu produk budaya asli Timor yang patut dilestarikan. Modernisasi menggerus hampir semua nilai dan aspek kehidupan, sehingga wawasan ketertarikan intens terhadap seni ukir dengan motif khas Timor sangatlah terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pelestarian seni ukir kayu motif khas Timor di Kecamatan Oebobo Kota Kupang dan 2) menyusun strategi perancangan komunikasi visual guna mendorong promosi seni ukir kayu motif khas Timor. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SWOT. Penelitian ini menghasilkan beberapa strategi perancangan yakni: a) kebutuhan pembinaan berkelanjutan peningkatan kualitas karya seni dan pemanfaatan media komunikasi visual untuk mempromosikan hasil karya dari para seniman ukir, b) membangun kerja sama pihak perguruan tinggi dan lembaga adat yang memiliki kepedulian terhadap kebudayaan Timor, c) perlu ada komunitas formal seniman ukir, serta menjalin kerja sama untuk mengagendakan promosi hasil karya seni dalam berbagai event resmi pemerintah, d) perlu melibatkan lembaga /organisasi pemberdayaan terhadap hasil karya seni, sekaligus memberikan reward kepada generasi muda produktif yang menghasilkan karya seni berkualitas tinggi, dan e) adanya media penyampaian informasi komunikasi visual berbasis online, sebagai sarana informasi hasil karya seni. Bahkan dapat dibangun gedung pusat promosi hasil karya seni.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Marlina, Henny, and Reza Fitri Arianti. "KARYA ARSITEKTUR EKSPRESIONISME DUNIA." Rumoh: Journal of Architecture 8, no. 15 (2021): 37–41. http://dx.doi.org/10.37598/rumoh.v8i15.42.

Full text
Abstract:
Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, arsitektur berkaitan dengan segi kehidupan, yang dapat ditinjau dari empat sisi yaitu seni, teknik, ruang dan sejarah. Dari sisi seni, arsitektur mencakup seni bangunan yang diimplementasikan dalam bentuk dan dekorasi. Dari sisi teknik, arsitektur diartikan sebagai sistem yang digunakan untuk merancang kontruksi dan struktur serta nilai estetika suatu bangunan. Ditinjau dari sisi ruang, arsitektur mencakup upaya pemenuhan ruang. Sedangkan dalam tinjauan sejarah dan geografi, arsitektur mencakup peninggalan sejarah dalam suatu batasan waktu dan tempat. Perkembangan arsitektur tidak terlepas dari perkembangan budaya yang semakin lama semakin kompleks mengikuti perkembangan peradaban. Sebagai salah satu aliran yang berkembang di Eropa pada awal abad ke-20, langgam Arsitektur Ekspresionis diilhami dari novel-novel dan roman-roman yang terkadang menggunakan material yang tidak lazim digunakan pada saat itu seperti batu bata, baja dan kaca. Ekspresionisme dianalogikan sebagai bagian dari linguistik, di mana dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu media yang dapat digunakan oleh arsitek untuk mengungkapkan kebebasan dalam sikap dan ekspresinya, sehingga walaupun suatu karya arsitektur ekspresionis memiliki ciri khas namun tetap terlihat sederhana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Akbar, Syahid, Ayu Sridevina Fasha, and Intan Khairani. "Perlindungan Hukum Terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) Atas Karya Seni Digital di Indonesia." Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains 4, no. 01 (2025): 199–204. https://doi.org/10.58812/jhhws.v4i01.1976.

Full text
Abstract:
Perlindungan hukum terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) atas karya seni digital di Indonesia menjadi isu yang semakin penting di era digital saat ini. Karya seni digital, yang semakin banyak diciptakan dan dipublikasikan melalui berbagai platform digital, menghadapi ancaman pelanggaran hak cipta yang signifikan. Pencurian dan penyalahgunaan karya seni digital, seperti yang dialami oleh seniman digital Ahmad Nusyirwan, menggambarkan betapa rapuhnya perlindungan terhadap hak cipta di ruang digital. Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis sistem perlindungan hukum HaKI di Indonesia terhadap karya seni digital, dengan fokus pada penerapan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Penelitian ini juga mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi para seniman dalam mempertahankan hak eksklusif atas karya mereka, serta pentingnya edukasi mengenai HaKI di masyarakat. Jurnal ini memberikan wawasan tentang bagaimana hukum Indonesia mengatur perlindungan terhadap karya seni digital. Diharapkan, artikel ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman dan perlindungan HaKI di kalangan pelaku seni dan masyarakat umum, serta menciptakan ekosistem yang lebih adil bagi para pencipta karya seni di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Damajanti, Irma. "Konservasi Preventif Karya Seni Lukis bagi Mahasiswa Seni." ITB Journal of Visual Art and Design 1, no. 3 (2007): 391–400. http://dx.doi.org/10.5614/itbj.vad.2007.1.3.5.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Kumalasari, Endang Ayu, Rohmah Nur Anisa, Dessy Fitria Berlianti, and Nur Fajrie. "Kemampuan Motorik Halus Dalam Karya Seni Mozaik Pada Anak Di Desa Honggosoco." Jurnal Pendidikan dan Penciptaan Seni 3, no. 2 (2023): 89–100. http://dx.doi.org/10.34007/jipsi.v3i2.399.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak serta untuk menunjang kreatifitas dengan penerapan karya seni mozaik. Dalam hal ini tentunya peneliti memfokuskan dari hasil akhir dari kegiatan penelitian ini yang berupa karya seni mozaik dalam upaya meningkatkan kemampuan dalam motorik halus pada anak. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif dengan jens kualitatif deskriptif naratif. Pelaksanaan penelitian ini yakni dengan melakukan pengamatan secara langsung pada anak dilingkup Desa Honggosoco, tepatnya Dukuh Baderejo. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah salah satu anak Desa Honggosoco, Dukuh Baderejo yang akan peneliti ambil untuk dijadikan sampel observasinya pada pembuatan karya seni mozaik. Analisis pembahasan pada artikel ini mempunyai fokus yaitu (1) Definisi seni mozaik, (2) Manfaat seni mozaik, (3) Teknik pada pembuatan seni mozaik, (4) Alat dan bahan pembuatan karya seni mozaik, (5) langkah-langkah dalam pembuatan karya seni mozaik, (6) Hasil seni mozaik dan apresiasi pada seni mozaik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Tarsinih, Eny, and Putri Pebriatun. "GAYA BAHASA DALAM NOVEL AROMA KARSA KARYA DEE LESTARI SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DAN MODEL PEMBELAJARANNYA DI SMA." Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya 4, no. 2 (2020): 97. http://dx.doi.org/10.25157/literasi.v4i2.3937.

Full text
Abstract:
Sastra merupakan suatu bentuk karya manusia yang menghasilkan sebuah karya seni yang kreatif, untuk mengungkapkan pikiran-pikiran pengarang, dan sebagai alat pengantarnya adalah bahasa. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan bahwa ada kaitannya antara karya sastra dengan gaya bahasa serta bahan pembelajaran tidak bervariatif dan cenderung membosankan.Rumusan masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. (1) Bagaimana unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Aroma Karsa karya Dee Lestari, (2) Bagaimana penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Aroma Karsa karya Dee Lestari, (3) Apakah novel Aroma Karsa karya Dee Lestari dapat dijadikan alternatif bahan ajar di SMA, (4) Model pembelajaran apa yang digunakan untuk pembelajaran gaya bahasa yang terdapat dalam novel Aroma Karsa karya Dee Lestari.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian meliputi kata, frasa, kalimat, dan kutipan novel Aroma Karsa. Sumber data primer diperoleh dari novel Aroma Karsa karya Dee Lestari.Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut (1) unsur intrinsik dalam novel Aroma Karsa karya Dee Lestari memuat tema yaitu tentang Kekuatan indra penciuman Jati Wesi yang membawanya menemukan Puspa Karsa dan asal usul dirinya. Tokoh utama Jati Wesi. Alur campuran (alur maju dan alur mundur). Latar dalam novel ini yaitu tempat, dan waktu. Sudut pandang penceritaan yang digunakan adalah sudut pandang orang ke tiga “dia” yaitu sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan. Amanat sebagai manusia kita tidak boleh mengubah takdi dari Allah. (2) Gaya Bahasa novel Aroma Karsa karya Dee Lestari meliputi majas perbandingan, perulangan, sindiran, pertentangan, dan penegasan, terdapat gaya bahasa pada unsur intrinsik novel, gaya bahasa simile banyak digunakan pengarang dalam novel, banyak pembaruan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Aroma Karsa. (3) novel Arma Karsa karya Dee Lestari memenuhi kriteria yang layak sebagai bahan ajar sastra baik dari segi bahasa, segi kematangan jiwa (psikologi), dan segi latar belakang budaya siswa, antara lain sebagai berikut: (a) aspek bahasa yang terdapat pada novel Aoma Karsa mudah dipahami oleh siswa, (b) aspek psikologi dalam novel Aroma Karsa sangat baik karena tokoh dalam cerita tersebut dapat dijadikan motivasi, (c) aspek latar budaya novel Aroma Karsa menceritakan tentang sejarah kerajaan Majapahit (4) Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu model pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Wiyanto, Hendro. "Pemikiran Jacques Rancière untuk Seni Emansipatif Indonesia." Dekonstruksi 9, no. 04 (2023): 97–110. http://dx.doi.org/10.54154/dekonstruksi.v9i04.196.

Full text
Abstract:
Menurut Ranciere, estetika terkait dengan rezim-rezim pemikiran. Karya seni tidak bisa dilepaskan dari ranah pemikiran. Estetika yang meniscayakan relasi antara estetika dan politik disebutnya sebagai estetika primer. Dalam rezim estetik yang berlangsung selama dua abad belakangan ini, seni telah mengalami perkembangan luar biasa dalam hal wacana, praktik maupun pemahaman perihal seni itu sendiri. Bagi Renciere, bukan otonomi seni yang membebaskannya dari norma dan hierarkhi, melainkan kondisi kesetaraan yang memungkinkan seni menjadi otonom, dan karena itu seni menjadi politis. Otonomi estetik pada seni bukan berarti tanpa makna politis. Sebaliknya otonomi memperoleh maknanya melalui relasinya dengan heteronomi yang membayangkan harapan akan perubahan kehidupan. Estetika kesetaraan memungkinkan kita melihat adanya relasi setara antara seni dan kehidupan. Paper ini memberikan ilustrasi karya-karya yang memiliki otonomi sekaligus menunjukkan gejala heteronomi, seperti pada karya-karya Kazimir Malevich, Tisna Sanjaya, Djokopekik, dan FX Harsono.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Budiyono, Jimin, and Totok Sumaryanto F. "SENI MERUPAKAN KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA." GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik 2, no. 2 (2019): 35–40. http://dx.doi.org/10.26740/geter.v2n2.p35-40.

Full text
Abstract:
Makalah yang berjudul œ Seni merupakan kebutuhan hidup manusia memfokuskan pada permasalahan manfaat seni dalam masyarakat kususnya bidang seni rupa. Tujuan makalah ini adalah menjelaskan dan menganalisis manfaat seni dalam masyarakat, menjelaskan dan mengalisis seni atau karya seni untuk kebutuhan perekonomian. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, objek penelitian adalah kesenian yang ada di Kabupaten Semarang. Data didapat melalui observasi, pengamatan, dan dokumentasi, menggunakan ineraksi analisis dan interpretasi analisis dengan pendekatan sosiologi seni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni atau karya seni dapat menjadi kebutuhan primer dan sekunder, dan karya seni dapat menjadi penopang perekonomian masyarakat, sehingga seni menjadi kebutuhan hidup masyarakat yang tidak dapat ditinggalkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!