To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kecak.

Journal articles on the topic 'Kecak'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kecak.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Sanger, Annette, Kecak Ganda Sari, I. Gusti Putra, and David Lewiston. "Kecak from Bali: Kecak Ganda Sari." Asian Music 22, no. 1 (1990): 176. http://dx.doi.org/10.2307/834303.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ekaputra, Ida Bagus Rahadi, I. Gede Partha Sindu, and P. Wayan Artha Suyasa. "Film Dokumenter Tari Kecak Bedulu “Terkikisnya Eksistensi Di Tanah Kelahirannya”." Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) 8, no. 2 (July 9, 2019): 96. http://dx.doi.org/10.23887/karmapati.v8i2.17933.

Full text
Abstract:
Tari Kecak Bedulu yang juga disebut Tari Cak Bedulu, menjadi tarian perintis lahirnya tari touristik. Lahirnya tarian kecak ini memang sengaja diubah mengingat tingginya minat wisatawan saat itu akan pementasan seni tradisional. Industri pariwisata yang baru tumbuh belum mendapat perhatian pemerintahan kolonial. Film dokumenter dapat menjadi media untuk memberikan informasi sejarah Tari Kecak Bedulu. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan Film Dokumenter Tari Kecak Bedulu (2) mengetahui respon masyarakat terhadap hasil akhir Film Dokumenter Tari Kecak Bedulu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan model cyclic strategy. Film dokumenter ini diimplementasikan dengan menggunakan aplikasi Adobe Premiere CC 2017 dalam proses video editing, serta Adobe Photoshop CC 2017 untuk pembuatan desain keperluan film dokumenter.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Harnish, David, and David Lewiston. "Kecak from Bali." Ethnomusicology 35, no. 2 (1991): 302. http://dx.doi.org/10.2307/924750.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Sumiati, Sumiati, and Lasmery RM Girsang. "KONSTRUKSI PESAN TARI ‘KECAK’ PADA MASYARAKAT BADUNG, BALI." Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi 4, no. 01 (March 11, 2018): 064. http://dx.doi.org/10.30813/bricolage.v4i01.1653.

Full text
Abstract:
<p>ABSTRACT<br />Bali becomes the world’s tourism that has varied culture, one of them is ‘Tari Kecak’ (‘Tari Cak’ or ‘Fire Dance’). Different with other dance using music (‘gamelan’), ‘Tari Kecak’ just uses the dancer’s sound/shouting like “cak cak ke cak cak ke”as the art. Through qualitative research based on constructive paradigm, the researcher depended on participative observation and in depth interview to the key informants and informants (from local society and tourists). By using Semantic Meaning Theory from Charles Osgood, the results show five meanings from ‘Tari Kecak’, namely (a) avoiding curse, (b) as a belief system, (c) as a holy thing, (d) as an art and culture and also (e) as economic income.<br /><strong>Keywords:</strong> Message, Tari Kecak, Semantic Meaning Theory</p><p><br />ABSTRAK<br />Bali merupakan destinasi wisata dunia yang memiliki ragam budaya, salah satunya adalah Tari Kecak (biasa juga disebut sebagai Tari “Cak” atau Tari Api/fire dance). Berbeda dengan tarian lainnya yang menggunakan alat musik (gamelan), tari Kecak hanya memadukan seni dari suara para penari berupa teriakan-teriakan seperti “cak cak ke cak cak ke”. Pada penelitian kualitatif dengan paradigma konstrukstivis ini, peneliti mengedepankan pengamatan partisipatif dan wawancara mendalam kepada enam narasumber (baik warga di Bali maupun wisatawan asing). Dengan menggunakan Teori ‘Pengertian Secara Semantik’ (Charles Osgood), hasil penelitian menunjukkan lima makna pesan dari Tari Kecak, yakni: (a) menghindari karma, (b) kepercayaan, (c) sakral, (d) seni dan budaya, serta (e) pendapatan ekonomi.<br /><strong>Kata Kunci:</strong> Pesan, Tari Kecak, Teori Pengertian Semantik</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Darmawan, I. Putu Ikka, Ni Wayan Ardini, and I. Gede Mudana. "Kecak Touristic Performance in Uluwatu Temple: Its Aspects of Vocal Karawitan." Jurnal Bali Membangun Bali 1, no. 1 (April 6, 2020): 65–72. http://dx.doi.org/10.51172/jbmb.v1i1.109.

Full text
Abstract:
The writers conducted the process of observation, literature study, and interviews with the head of Karang Boma Studio, Pecatu Village to get information related to the Kecak performance at Uluwatu Temple. The uniqueness of this Kecak art can be seen in the presentation that uses human voice accompaniment. Processing melodies and interlocking cak patterns really requires strong breathing. The aesthetic value can be seen from the wholeness in the presentation of Kecak which is presented in its entirety with the patterns arranged in the Kecak's vowels by highlighting the harmonious vocal processing techniques between plain and sangsih cak. The balance in the presentation of Kecak is seen from the melody processing and cak pattern pronunciation that is dynamically balanced and does not occur as a dominant one.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Harnish, David, and David Lewiston. "Bali: Gamelan and Kecak." Ethnomusicology 34, no. 3 (1990): 492. http://dx.doi.org/10.2307/851644.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Dasen, Patrik Vincent, and I. Wayan Dibia. "Kecak: The Voice Chant of Bali." Cahiers de musiques traditionnelles 17 (2004): 348. http://dx.doi.org/10.2307/40240532.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Adyasputri, A. A. Istri Ayesa Febrinia, I. Putu Gde Surya Adhitya, and I. Putu Adiartha Griadhi. "THE RELATIONSHIP BETWEEN WORKING POSTURE WHILE SEWING WITH OCCURENCE OF MYOFASCIAL PAIN SYNDROME UPPER TRAPEZIUS MUSCLE ON TAILORS IN KECAK GARMENT." Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia 7, no. 3 (September 15, 2019): 9. http://dx.doi.org/10.24843/mifi.2019.v07.i03.p03.

Full text
Abstract:
Penjahit merupakan salah satu pekerjaan yang banyak ditekuni oleh masyarakat Bali. Namun, penjahit jarang memperhatikan postur kerja saat menjahit. Hal ini dapat dapat menyebabkan myofascial pain syndrome otot upper trapezius jika dilakukan dalam jangka waktu lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan postur kerja saat menjahit dengan terjadinya myofascial pain syndrome otot upper trapezius pada penjahit di Kecak Garmen. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross- sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 70 orang. Data dianalisis menggunakan Chi-Square Test dan memiliki hubungan signifikansi dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan postur kerja saat menjahit dengan terjadinya myofascial pain syndrome otot upper trapezius pada penjahit di Kecak Garmen. Kata Kunci : Postur Kerja, Penjahit, Myofascial Pain Syndrome, Upper Trapezius
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Putra Kencana, I. Putu Adis, I. Gede Mudana, and Ni Wayan Ardini. "Identity of Kecak Touristic Performance in Uluwatu Temple." Journal of Music Science, Technology, and Industry 3, no. 1 (January 31, 2020): 57–62. http://dx.doi.org/10.31091/jomsti.v3i1.963.

Full text
Abstract:
Touristic performances at Uluwatu Temple have some differences in other tourist attractions, so this research was conducted aimed at providing information or an overview of identity in tourist performances at Uluwatu Temple itself. This study uses qualitative methods that prioritize objectivity and honesty in gathering data so that the results obtained will be truly based on research. The results obtained from this study are the performing arts tour in Uluwatu Temple has an identity and characteristics on the presentation. The presentation is good in terms of a strategic place with views of cliffs, the sea, and sunsets, a unique presentation mode spiced with jokes that gives an interesting impression on the presentation. Likewise with the attractions that are served, such as Hanoman dancers who rise above the temple and the scene when burned. All of that has its own charm in this show at Uluwatu. This show is very different from ones in other places.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Gde Yadnyawati, Ida Ayu, I. Nyoman Winyana, I. Wayan Sukadana, I. Made Sugiarta, I. Wayan Sudiarsa, I. Made Sudarsana, Pande Gde Eka Mardiana, et al. "KECAK RAMAYANA DAN BALLET RAMAYANA WAKIL UNHI DI PENTAS INTERNATIONAL “KUMBH MELLA” TRIVANI, ALLAHABAD, ULTRA PARADESH INDIA UTARA." JURNAL SEWAKA BHAKTI 3, no. 1 (December 14, 2019): 50–109. http://dx.doi.org/10.32795/jsb.v3i1.520.

Full text
Abstract:
Pengaruh dan penyebaran Ramayana sebagai sebuah konsep cerita yang bersumber dari sastra Ramayana tidak dipungkiri telah menyebar di Indonesia semenjak Hindu dikenalkan. Ada berbagai sumber yang dapat dijadikan bukti hidupnya cerita Ramayana di dalam kehidupan masyarakat Hindu khususnya. Di Bali sendiri cerita ramayana tidak saja menjadi pergulatan pengamat budaya khususnya sastra-sastra yang seringkali secara eksis digemakan lewat bentuk seni budaya. Kecak merupakan salah satu bentuk karya seni pertunjukan klasik yang mengambil inspirasi dari cerita Ramayana. Sangat beralasan ketertarikan karena menggugah pandangan masyarakat tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadikan bentuk bentuk garapan semakin menarik. Kecak yang seringkali diasosiasikan dengan kera tampaknya memberikan sentuhan harmoni musikal yang sangat tepat dengan latar budaya Ramayana. Ketokohan yang mengagumkan diperlihatkan oleh Hanoman atau kera berbulu putih yang senantiasa hadir demi menjaga dharma atau kebenaran dianggap menjadi inspirasi di dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali Inspirasi tersebut tampaknya menjadi alasan kuat bagi seorang peneliti India untuk memperlihatkan kepada dunia tentang pengaruh wiracerita yang dianggap berhasil menginspirasi masyarakat dunia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Tjampan, Kesya Marcella, and Saptono Nugroho. "Persepsi Pengunjung Domestik Terhadap Wisata Entertainment di Daya Tarik Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu." JURNAL DESTINASI PARIWISATA 8, no. 2 (December 20, 2020): 376. http://dx.doi.org/10.24843/jdepar.2020.v08.i02.p28.

Full text
Abstract:
The strategy forming tourist attraction to attract repeating guest is by developing entertainment tourism which offers sense of pleasure, satisfaction, and valuable experience. Uluwatu Kecak Fire Dance in Outer Area Uluwatu Temple was recognized as the most famous entertainment forms by domestic visitors. This aim of study is to identifying characteristics and measuring perception of domestic visitors to Uluwatu Kecak Fire Dance based on seven operational dimensions of entertainment tourism (Learning, Enjoyment, Escape, Refreshment, Novelty, Involvement, and Local Culture). The research used qualitative method with data collection techniques are questionnaire (number of samples were 65 respondents) and literature study. The data analysis technique used descriptive statistical analysis with continuum lines. The results showed that the perception of 65 domestic visitors for entertainment tourism in Uluwatu Temple were strongly agreed on Learning (277.5) and Enjoyment (285). While perception that were agreed are Escape (227), Refreshment (248.5), Novelty (259.25), Involvement (266), and Local Culture (272.33). In determining the dominant indicators of each dimension of entertainment tourism, the author uses the highest frequency capacity value. The three dimensions with highest average value are Enjoyment (285), Learning (277.5), and Local Culture (272.33). The administrator Outer Area Uluwatu Temple emphasize strategies that can maintain the three dimensions of entertainment tourism that have a dominant value, which is the Enjoyment dimension, Learning dimension, and the Local Culture dimension. Keyword: Visitor Perception, Socio-demographic Characteristics, Entertainment Tourism, Domestic Visitors
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Kendra Stepputat. "PERFORMING KECAK: A BALINESE DANCE TRADITION BETWEEN DAILY ROUTINE AND CREATIVE ART." Yearbook for Traditional Music 44 (2012): 49. http://dx.doi.org/10.5921/yeartradmusi.44.0049.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

San, Robertus, Ni Made Oka Karini, and I. GPB Mananda. "PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA PANTAI PANDAWA, KABUPATEN BADUNG, DESA KUTUH, KUTA SELATAN." Jurnal IPTA 4, no. 1 (July 1, 2016): 37. http://dx.doi.org/10.24843/ipta.2016.v04.i01.p07.

Full text
Abstract:
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata Pantai Pandawa untuk mengetahui tahapan dan tingkatan partisipasi masyarakat yang diterapkan pada daya tarik wisata Pantai Pandawa, seiring dengan jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat, mengakibatkan masyarakat Desa Kutuh melakukan partisipasi terlibat lansung dalam seluruh aspek kegiatan pariwisata di daya tarik wisata Pantai Pandawa. Manfaat yang diperoleh adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis. Pengambilan data dilakukan di Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Kuta Selatan. Pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, studi kepustakaan. Data yang diperoleh dengan analisis deskriptif kualitatif.Hasil wawancara menunjukan bahwa bentuk partisipasi masyarakat Desa Kutuh dalam pengembangan daya tarik wisata Pantai Pandawa dapat dilihat dari pengambilan keputusan, pelaksanaan program, evaluasi, dan pembagian hasil. Dapat disarankan partisipasi masyarakat Desa Kutuh perlu ditingkatkan terkait promosi, Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat, pengembangan aktivitas air seperti : snorkeling, gelas bottom, merancang atau mendesain dengan baik atraksi wisata Tarian Kecak yang akan direncanakan, serta memanfaatkan rumput laut sebagai atraksi wisata tersendiri di daya tarik wisata Pantai Pandawa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Lee, Sung-Jae. "The Invention of Tradition by cooperation the East and the West - Birth and Development of Kecak in Indonesia -." Journal of Western History and Culture 46 (March 31, 2018): 217–53. http://dx.doi.org/10.32961/jwhc.2018.03.46.217.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Januarta, I. Wayan, Ngurah Gede Dwi Mahadipta, and A. A. Gde Tugus Hadi Iswara. "PERANCANGAN INTERIOR ARTSPACE GRHA BUDAYA KUTA DI KECAMATAN KUTA." Jurnal Patra 2, no. 2 (October 28, 2020): 36–42. http://dx.doi.org/10.35886/patra.v2i2.122.

Full text
Abstract:
Kajian ini akan membahas mengenai Perancangan Interior Artspace Grha Budaya Kuta. Perancangan bertujuan memperkenalkan, mengedukasi kesenian daerah & memasarkan produk lokal Desa Kuta di Kecamatan Kuta. Pariwisata merupakan salah satu sektor terbesar dalam pemasukan pendapatan negara dan destinasi wisata domestik yang sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara (wisman) seperti Provinsi Bali, menjadi salah satu keunggulan objek wisata nasional. Wisatawan datang ke Bali bertujuan mencari kesenian yang dipertunjukan seperti tarian, pentas pewayangan hingga galeri lukisan yang terkait dengan tradisi dan budaya, terutama yang masih tradisional. Tujuan wisatawan lainnya mengunjungi objek wisata pantai, hingga produk khas Bali. Perancangan ini diutamakan mengenalkan hingga melestarikan kesenian daerah yang di Sungsung oleh banjar di Desa Kuta, serta merangkul jasa & karya pedagang lokal. Kesenian daerah Kuta yang dipentaskan seperti Tari Kecak dan Sanghyang Jaran, Pewayangan, Tari Topeng, Joget, Barong dan Rangda. Karya yang dimasukan yaitu beberapa kerajinan warga lokal Bangsal Kuta seperti Kano. Bidang jasa yang dimasukan adalah surf guide & fishing tour. Sedangkan untuk kuliner lokal seperti Lawar Bulung (rumput laut) masakan olahan perut ikan dan babi, hingga usaha dagang pakaian hasil produk lokal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Sudirga, Komang. "Hibriditas Multidimensional: Studi Kasus Karya Musik Komunitas Badan Gila." Journal of Music Science, Technology, and Industry 3, no. 1 (January 31, 2020): 43–56. http://dx.doi.org/10.31091/jomsti.v3i1.962.

Full text
Abstract:
This paper wants to show that the Komunitas Bada Gila (or Crazy Body Community) is an art community in Telepud Village, Tegalalang District, Gianyar Regency. This research is directed to answer questions related to the existence, aesthetic foundation, and creative processes that are behind the show. To answer these qualitative questions, this study applies various techniques and procedures for collecting data in the form of interviews and observations. I find that this community was founded in 2008 by 16 artists who have a commitment to devote their lives in the ecosystem of the art world. The idea to build this art community began with the Final Project of Artwork by Wayan Sutapa, which was inspired by genjek, the song that was played while drinking wine. Initially Sutapa aims to change the perception of traditional art which is considered as the 'art of the drunk' by placing it in a new context. However, instead of changing these negative perceptions, the works of the community have opened the possibility of expanding the creativity of kecak and genjek art into a more attractive form with the body as the medium. The creative works of the community reaffirm that Balinese society is open and a necessity for local-global struggle and association in Bali.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Chriswahyudi, Chriswahyudi, and Surya Adi Darma. "ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ALAT PENGOLAHAN KERAK TEMBAGA DI PT. TEMBAGA MULIA SEMANAN." Jurnal PASTI 15, no. 1 (June 11, 2021): 46. http://dx.doi.org/10.22441/pasti.2021.v15i1.005.

Full text
Abstract:
PT. Tembaga Mulia Semanan adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang peleburan tembaga terkemuka di Indonesia.Memiliki jumlah kerak tembaga sebanyak 32.266 kg. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah ketika kerak tembaga ini harus dijual dan dihargai hanya 73% dari harga LME (London Metal Exchange). Sehingga perusahaan mengalami kerugian 27%. Untuk memperbaiki masalah ini perusahaan membuat alat pengolahan kerak tembaga dan melakukan analisa investasi alat pengolahan ketak tembaga ini. Hasil perhitungan metode NPV (Net Present Value) adalah RP 366,79 juta, maka layak secara economis. Hasil perhitungan metode IRR (Internal Rate of Return) untuk MARR 15% adalah IRR = 26,94%, maka investasi tersebut layak secara economis. Hasil perhitungan metode BCR (Benefit Cost Ratio) adalah 1,528 maka investasi tersebut layak secara economis. Hasil perhitungan metode PBP (Peyback period) adalah k = 2,621 < n = 10 tahun, maka memenuhi syarat dan layak secara economis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Pangestu, Lila, and Syarah Ayu Nur Annisa. "Pemberdayaan Keluarga Melalui Pendampingan Budidaya “Empon-Empon” Serta Produksi Dan Branding Karak Non “Bleng”." Community Development Journal 5, no. 1 (April 12, 2021): 199–204. http://dx.doi.org/10.33086/cdj.v5i1.1915.

Full text
Abstract:
Pandemi Corona Virus 19 berdampak terhadap keseluruhan aspek kehidupan , khususnya ketahanan ekonomi keluarga dengan ditandai adanya menurunnya produksi, distribusi, pendapatan dari home industry Tujuan kegiatan ini adalah memberdayakan keluarga melalui budidaya empon- empon serta membranding karak non “bleng berbasis kearifan lokal di Dusun Nglaroh, Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar. Metode pendekatan pada kegiatan ini adalah rural development and empowerment melalui penyampaian materi, diskusi, latihan praktik (drill practice) serta pendampingan. Sasaran kegiatan ini adalah kelompok produktif ekonomi yang terdiri dari 10 home industri dan kelompok masyarakat non produktif ekonomi yang berjumlah 30 keluarga. Indikator kegiatan ini adalkah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam budidaya empon – empon dan pengetahuan dan keteampilan dalam pengelolaan kerak non bleng sebagai produk unggulan serta partisipasi peserta dalam kegiatan. Instrument yang dipakai adalah ceklist pre dan post. Adapun hasil kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengatahuan, ketrampilan serta partisipasi masyarakat terhadap aspek kegiatan ini sebesar 90%. Ketahanan ekonomi keluarga dapat diperbaiki melalui pemberdayaan kelompok degan budidaya empon- embpon dan branding kerak belng pada masyarakat ekonomi produktif dan non preoduktif di desa Ngangsi Kebak kramat Karanganyar Jawa Tengah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Sutajaya, I. M., W. Sukra Warpala, I. M. Oka Riawan, and N. P. Sri Ratna Dewi. "Implementation of Tri Hita Karana with Socio-Cultural Ergonomic Oriented on the Kecak Dance Performance to Improve Community Health and Supporting Cultural Tourism in Peliatan Ubud Gianyar." Journal of Physics: Conference Series 1503 (July 2020): 012053. http://dx.doi.org/10.1088/1742-6596/1503/1/012053.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Novianto, Adi. "PENGAMATAN TERJADINYA KERAK CuCO3 PADA KETEL UAP." T R A K SI 18, no. 1 (July 12, 2019): 52. http://dx.doi.org/10.26714/traksi.18.1.2018.52.

Full text
Abstract:
Kerak tembaga karbonat (CuCO3) yang mengendap pada dinding pipa diselidiki dalam penelitian ini. Kerak tembaga karbonat adalah kerak yang sering terbentuk pada pipa boiler. Dalam eksperimental, larutan pembentuk kerak disiapkan dengan mencampurkan larutan equimolar CuCl2 dan Na2CO3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil penelitian tentang pembentukan kerak CuCO3 pada pipa boiler kerak CuCO3 dan pada pipa simulasi dengan suhu 300-4000C. Kerak yang terbentuk kemudian dievaluasi menggunakan analisis karakteristik kerak dan SEM/EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerak memiliki pelat seperti morfologi dan kerak fase kristal yang ditemukan sebagian besar malasite. Berdasarkan hasil ini, kerak CuCO3 di Boiler memiliki kondisi panas yang sangat tinggi dan waktu panas yang lama membuat kerak CuCO3 berwarna hitam. Warna dan tekstur kerak CuCO3 pada pipa menunjukkan warna yang lebih cerah. Kerak yang terbentuk kemudian dievaluasi menggunakan analisis SEM / EDX. Perbandingan analisis antara hasil analisis kerak CuCO3 pada pipa boiler dan pipa simulator menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa kristal yang dilakukan melalui eksperimen diambil dari boiler dan pipa. Perbedaan morfologi dan komposisi antara sampel kedua adalah karena boiler lebih panas daripada di pipa sehingga morfologi kristal CuCO3 dalam boiler lebih rapat dibandingkan di pipa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Novianto, Adi. "PENGAMATAN TERJADINYA KERAK CuCO3 PADA KETEL UAP." T R A K SI 18, no. 1 (July 12, 2019): 52. http://dx.doi.org/10.26714/traksi.18.1.2018.52-60.

Full text
Abstract:
Kerak tembaga karbonat (CuCO3) yang mengendap pada dinding pipa diselidiki dalam penelitian ini. Kerak tembaga karbonat adalah kerak yang sering terbentuk pada pipa boiler. Dalam eksperimental, larutan pembentuk kerak disiapkan dengan mencampurkan larutan equimolar CuCl2 dan Na2CO3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil penelitian tentang pembentukan kerak CuCO3 pada pipa boiler kerak CuCO3 dan pada pipa simulasi dengan suhu 300-4000C. Kerak yang terbentuk kemudian dievaluasi menggunakan analisis karakteristik kerak dan SEM/EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerak memiliki pelat seperti morfologi dan kerak fase kristal yang ditemukan sebagian besar malasite. Berdasarkan hasil ini, kerak CuCO3 di Boiler memiliki kondisi panas yang sangat tinggi dan waktu panas yang lama membuat kerak CuCO3 berwarna hitam. Warna dan tekstur kerak CuCO3 pada pipa menunjukkan warna yang lebih cerah. Kerak yang terbentuk kemudian dievaluasi menggunakan analisis SEM / EDX. Perbandingan analisis antara hasil analisis kerak CuCO3 pada pipa boiler dan pipa simulator menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa kristal yang dilakukan melalui eksperimen diambil dari boiler dan pipa. Perbedaan morfologi dan komposisi antara sampel kedua adalah karena boiler lebih panas daripada di pipa sehingga morfologi kristal CuCO3 dalam boiler lebih rapat dibandingkan di pipa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Noviyanto, Adi. "ANALISA KOMPARASI PEMBENTUKAN KERAK KUPRI KARBONAT (CuCO3) PADA PIPA BOILER DAN PIPA SIMULATOR." T R A K SI 18, no. 2 (June 19, 2019): 69. http://dx.doi.org/10.26714/traksi.18.2.2018.69-77.

Full text
Abstract:
Kerak tembaga karbonat (CuCO3) yang mengendap pada dinding pipa diselidiki dalampenelitian ini. Kerak tembaga karbonat adalah kerak yang sering terbentuk pada pipaboiler. Dalam eksperimental, larutan pembentuk kerak disiapkan dengan mencampurkanlarutan equimolar CuCl2 dan Na2CO3. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmembandingkan hasil penelitian tentang pembentukan kerak CuCO3 pada pipa boilerkerak CuCO3 dan pada pipa simulasi dengan suhu 300-4000C. Kerak yang terbentuk kemudian dievaluasi menggunakan analisis karakteristik kerak dan SEM/EDX. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kerak memiliki pelat seperti morfologi dan kerak fasekristal yang ditemukan sebagian besar malasite. Berdasarkan hasil ini, kerak CuCO3 diBoiler memiliki kondisi panas yang sangat tinggi dan waktu panas yang lama membuatkerak CuCO3 berwarna hitam. Warna dan tekstur kerak CuCO3 pada pipa menunjukkanwarna yang lebih cerah. Kerak yang terbentuk kemudian dievaluasi menggunakananalisis SEM / EDX. Perbandingan analisis antara hasil analisis kerak CuCO3 pada pipaboiler dan pipa simulator menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil analisis SEMmenunjukkan bahwa kristal yang dilakukan melalui eksperimen diambil dari boiler danpipa. Perbedaan morfologi dan komposisi antara sampel kedua adalah karena boiler lebihpanas daripada di pipa sehingga morfologi kristal CuCO3 dalam boiler lebih rapatdibandingkan di pipa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Suenan, Linda N., Melissa E. S. Ledo, and James Ngginak. "Peningkatan Kualitas Kecap Nira Lontar dengan Penambahan Tepung Tempe." SCISCITATIO 2, no. 1 (March 29, 2021): 16–21. http://dx.doi.org/10.21460/sciscitatio.2021.21.43.

Full text
Abstract:
Kecap nira lontar adalah jenis kecap tradisional yang umum dibuat oleh masyarakat suku Rote, Nusa Tenggara Timur melalui proses karamelisasi nira dari tanaman lontar dengan metode pemanasan. Penambahan tepung tempe sebagai sumber protein nabati berpotensi meningkatkan kandungan gizi kecap nira lontar. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan tepung tempe pada peningkatan nilai protein dan citarasa kecap nira lontar. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan penambahan variasi konsentrasi tepung tempe yaitu yaitu 0%, 3%, 5%, 7%, dan 10% pada kecap nira lontar. Tahapan penelitian meliputi proses pembuatan kecap nira lontar, uji protein kecap nira lontar dan uji organoleptik. Kandungan protein pada kecap nira lontar meningkat sebanding dengan konsentrasi tepung tempe yang ditambahkan. Uji organoleptik terhadap kecap nira lontar yang diperkaya tepung tempe menunjukkan perbedaan antar perlakuan. Penambahan tepung tempe pada kecap nira lontar meningkatkan kandungan protein dan citarasanya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

La taha, La taha, and Nurawalia Nurawalia. "KEMAMPUAN DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius) DALAM MENGUSIR KECOAK." Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat 17, no. 1 (February 4, 2019): 44. http://dx.doi.org/10.32382/sulolipu.v17i1.681.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Kecoak merupakan serangga yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia selain menimbulkan bau tidak sedap, kecoak juga merupakan vektor beberapa penyakit, kecoak amerika adalah kecoak yang paling sering di temukan di pemukiman Indonesia. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan daun pandan wangi dengan dosis, 3 gr, 6 gr, dan 9 gr, dalam mengusir kecoak priplaneta americana. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen untuk menguji kemampuan daun pandan wangi sebagai pengusir kecoak, penelitian ini dilakukan dengan 3 dosis yaitu 3 gr, 6 gr, dan 9 gr kemudian dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali, setiap percobaan dilakukan pengamatan selama 12 jam, hasil diolah secara manual dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dosis 3 gr, 6 gr, dan 9 gr, sudah mampu mengusir kecoak karena tidak ada kecoak yang mendekat pada botol uji bagian A2 yang terdapat umpan dan daun pandan wangi, dengan dosis 3 gr sudah mampu mengusir kecoak, dan semakin tinggi dosis yang digunakan maka semakin efektif mengusir kecoak, hal ini karena daun pandan wangi memiliki kandungan kimia seperti flavanoid, polifenol, tanin, alkaloid, dan saponin yang menyebabkan kecoak tidak mendekat pada daun pandan wangi. Kesimpulan bahwa daun pandan wangi mampu mengusir kecoak,dan disarankan kepada masyarakat untuk menggunakan daun pandan wangi sebagai media dalam mengusir kecoak, sebagai insektisida nabati karena aman bagi lingkungan dan manusia. kata kunci : Daun pandan wangi, Pengendalian kecoak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Kusumaningrum, D. U., L. D. Mahfudz, and D. Sunarti. "Pengaruh Penggunaan Tepung Ampas Kecap pada Pakan Ayam Petelur Tua terhadap Kualitas Interior Telur dan Income Over Feed Cost (IOFC)." Jurnal Sain Peternakan Indonesia 13, no. 1 (March 10, 2018): 36–42. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.13.1.36-42.

Full text
Abstract:
Ampas kecap merupakan limbah dari proses pembuatan kecap berbahan dasar kedelai yang mengalami proses fermentasi dan dapat digunakan sebagai pakan alternatif untuk ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan tepung ampas kecap dengan level 10%, 12,5% dan 15% pada pakan terhadap kualitas interior telur. Materi yang digunakan adalah ayam petelur strain Lohman Brown sebanyak 200 ekor umur 80 minggu. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dan diulang 5 kali dan setiap ulangan berisi 10 ekor. Perlakuan adalah 4 level tepung ampas kecap yaitu T0 (pakan kontrol tanpa tepung ampas kecap), T1 (pakan dengan 10% tepung ampas kecap), T2 (pakan dengan 12,5% tepung ampas kecap) dan T3 (pakan dengan 15% tepung ampas kecap). Parameter yang diamati adalah Data dianalisis dengan menggunakan analisis variansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung ampas kecap tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap warna kuning telur, indeks kuning telur dan bobot kuning telur. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tepung ampas kecap pada taraf 15% belum mampu memperbaiki kualitas telur secara interior.Kata kunci : ampas kecap, kualitas interior telur, ayam petelur tua
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Santosa, Budi, Ismawati Ismawati, and Juwita Ratna Dewi. "KARAKTERISTIK KECAP MANIS BERBASIS KACANGAN- KACANGAN Caracterization of Soy Sauce produced Various Beans Types on Physica and Chemical Properties." JURNAL PERTANIAN CEMARA 15, no. 1 (November 29, 2018): 40–47. http://dx.doi.org/10.24929/fp.v15i1.644.

Full text
Abstract:
Pembuatan kecap dari kacang-kacangan selain kedelai sangat memungkinkan untuk menghasilkan kecap dengan komposisi yang mirip dengan kecap kedelai karena kandungan utama dari kacang-kacangan adalah protein. Kandungan protein merupakan indikator penting dari mutu kecap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisika kimia kecap manis serta menentukan perlakuan terbaik dalam produksi kecap berbasis kacang-kacangan. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal. Faktor perlakuannya terdiri dari jenis kacang hijau (KH), kacang merah (KM), kacang tunggak (KT), koro pedang (KP), Benguk (KB) dan kacang komak (KK). Hasil penelitian berdasarkan metode indeks efektifitas menunjukkan bahwa kecap yang terbaik adalah kecap kacang komak dengan kadar protein 2,69%, viskositas 11660cp dan total gula 69,51%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Widawati, Lina. "Analisis Protein Kecap Ikan Belut (Monopterus albus) dengan Variasi Volume Ekstrak Nanas (Ananas comosus)." AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian 5, no. 2 (July 20, 2018): 49–59. http://dx.doi.org/10.37676/agritepa.v5i2.778.

Full text
Abstract:
Ikan belut memiliki kandungan protein tinggi (18,49%) sehingga ikan belut dapat diolah menjadi kecap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein kecap ikan belut dan kualitas kecap ikan belut melalui uji organoleptik dengan penambahan volume ekstrak nanas. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi volume ekstrak nanas (5%, 10%, dan 15%). Analisis yang dilakukan adalah analisis protein dan analisis organoleptik (uji pembanding). Hasil penelitian didapat bahwa semakin tinggi volume ekstrak nanas maka semakin meningkat kadar protein yang dihasilkan, dimana kadar protein kecap ikan belut paling tinggi adalah pada kecap ikan belut dengan variasi volume ekstrak nanas 15% sebesar 10,57%. Berdasarkan parameter warna panelis menilai warna kecap ikan belut dengan variasi volume ekstrak nanas 5% berbeda dengan kontrol, sedangkan pada kecap ikan belut dengan variasi volume ekstrak nanas 10% dan 15% hampir sama dengan kontrol. Berdasarkan parameter rasa panelis menilai rasa kecap ikan belut dengan variasi volume ekstrak nanas 5% dan 10% berbeda dengan kontrol, sedangkan kecap ikan belut dengan variasi volume ekstrak nanas 15% hampir sama dengan kontrol. Berdasarkan parameter aroma panelis menilai kecap ikan belut dengan variasi volume ekstrak nanas 5% sangat berbeda dengan kontrol, variasi volume ekstrak nanas 10% berbeda dengan kontrol, dan variasi volume ekstrak nanas 15% hampir sama dengan kontrol. Berdasarkan parameter tekstur panelis menilai kecap ikan belut dengan variasi volume ekstrak nanas 5% lebih encer dibanding kontrol, sedangkan tekstur kecap ikan dengan variasi volume ekstrak nanas 10% dan 15% sama dengan kontrol. Kata Kunci : ikan belut, kecap ikan, protein, ekstrak nanas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Ramadhan, M., L. D. Mahfudz, and W. Sarengat. "Performans Ayam Petelur Tua dengan Penggunaan Tepung Ampas Kecap dalam Pakan." Jurnal Sain Peternakan Indonesia 13, no. 1 (March 10, 2018): 84–88. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.13.1.84-88.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan tepung ampas kecap dengan level yang berbeda dalam pakan ayam petelur tua terhadap konsumsi pakan, produksi telur dan konversi pakan. Materi penelitian menggunakan ayam petelur umur 80 minggu sebanyak 200 ekor dengan bobot badan rata-rata 1932,75±189,50 gram. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan pakan yang digunakan dengan tepung ampas kecap terdiri dari T0 pakan tanpa tepung ampas kecap, T1 dengan tepung ampas kecap 10%, T2 dengan tepung ampas kecap 12,5% dan T3 dengan tepung ampas kecap 15%. Parameter yang diamati meliputi konsumsi pakan, produksi telur dan konversi pakan. Data hasil penelitian dianalisis ragam dengan uji F pada taraf uji 5%, jika ada pengaruh perlakuan nyata dilanjutkan uji wilayah ganda Duncan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung ampas kecap pada ayam petelur tua tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap konsumsi pakan, produksi telur dan konversi pakan. Kesimpulan dari penelitian bahwa tepung ampas kecap dapat digunakan hingga level 15% dalam ransum ayam petelur tua. Kata Kunci : tepung ampas kecap, ayam petelur tua, performans
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Wahdah, Rifatul, Isdiantoni Isdiantoni, and Purwati Ratna Wahyuni. "ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KECAP CAP IKAN TERBANG PT. SURYA MANDALA DI PASAR ANOM KECAMTAN KOTA SUMENEP." Journal of Food Technology and Agroindustry 2, no. 1 (April 29, 2020): 20–26. http://dx.doi.org/10.24929/jfta.v2i1.957.

Full text
Abstract:
Produk kecap yang dipasarkan di Pasar Anom Kabupaten terdiri dari merk kecap lokal dan nasional. Ikan Terbang merupakan kecap lokal sehingga perlu adanya pembeda khas untuk dapat bersaing di pasaran. Pembeda yang dimaksud sebagai upaya untuk memnuhi kebutuhan konsumen. Agar produk dapat bersaing maka mengetahui keinginan konsumen terhadap kecap. Tujuan Penelititan untuk mengetahui variabel kecap cap Ikan Terbang yang menjadi preferensi konsumen di Pasar Anom Kecamatan Kota Sumenep, mengkaji hubungan yang signifikan antara variabel Rasa, Kemasan, Tempat, Harga, Ketahanan dengan kesukaan konsumen dalam membeli kecap cap Ikan Terbang di Pasar Anom Kecamatan Kota Sumenep. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu Toko Arif di Pasar Anom Kabupaten Sumenep dengan pertimbangan karena merupakan salah satu toko yang menjual kecap cap Ikan Terbang dan memiliki konsumen tetap kecap cap Ikan Terbang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang paling disukai oleh konsumen adalah rasa dan harga diikuti oleh variabel kemasan, tempat dan ketahanan. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa nilai X2hitung lebih besar daripada X2tabel yaitu 29,11 > 3,481 yang berarti H0 ditolah Ha diterima yang artinya ada hubungan antara kesukaan konsumen terhadap semua variabel kecap cap Ikan Terbang di Pasar Anom, dan hasil uji koefisien kontingensi menunjukkan nilai sebesar 0,59 ≠ 0 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kesukaan konsumen terhadap semua variabel kecap cap Ikan Terbang. Hasil uji skala likert akhir menunjukkan nilai 88,6% yang artinya berada dalam ketegori Sangat Suka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Dewi, Indri Puspa, Dini Rochdiani, and Sudrajat Sudrajat. "ANALISIS PROFITABILITAS USAHA AGROINDUSTRI KECAP CAP JAGO (Studi Kasus pada Perusahaan Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh 6, no. 3 (November 28, 2019): 635. http://dx.doi.org/10.25157/jimag.v6i3.2546.

Full text
Abstract:
Salah satu subsistem agribisnis adalah agroindustri kecap. Kecap merupakan hasil olahan dari gula merah dan kedelai yang banyak digunakan sebagai penyedap makanan ataupun bumbu dapur berupa cairan berwarna merah kecoklatan rasanya ada yang manis dan ada yang asin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, dan R/C pada agroindustri kecap dalam satu kali proses produksi. 2) Besarnya profitabilitas pada agroindustri kecap dalam satu kali proses produksi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada agroindustri kecap di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Sampel diambil dengan cara purposive sampling pada agroindustri kecap dengan pertimbangan usaha tersebut merupakan usaha kecap paling lama berdiri di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara langsung dengan pemilik agroindustri kecap, dimana wawancara disertai dengan daftar pertanyaan berupa kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder adalah data yang berasal dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan : 1. Biaya yang dikeluarkan oleh agroindustri kecap cap jago dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 17.024.435,44, 2. Penerimaan sebesar Rp 21.600.000, pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 4.575.564,56, 3. Profitabilitas yang diperoleh agroindustri kecap cap jago adalah sebesar 21,18 % dalam satu kali proses produksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Widharto, Damaryanto, and Lusia Risyani P. M. "Analisis Ekonomi Penggantian Pakan Komersial dengan Ampas Kecap Ekstrusi dan Ampas Kecap Fermentasi pada Pemeliharaan Ayam Pedaging." AGRIMOR 5, no. 4 (October 31, 2020): 60–62. http://dx.doi.org/10.32938/ag.v5i4.1157.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggantian pakan komersial dengan ampas kecap ekstrusi dan ampas kecap fermentasi terhadap nilai ekonomis pada budidaya ayam pedaging. Materiyang digunakan yaitu 60 ekor day old chick(doc) dengan bobot badan rata-rata 42,8±1,4 gram/ekor.Perlakuan yang diterapkanyaitu pemberian pakan komersialtanpa penggantian ampas kecap ekstrusi dan ampas kecap fermentasi(kontrol; T-0); penggantian pakan komersial dengan ampas kecap ekstrusi sebanyak 5 % (T-1); penggantian pakan komersial dengan penggantian ampas kecap fermentasi sebanyak 5 %(T-2).Variabel yang diamati adalah nilai ekonomis pemeliharaan ayam pedaging yang meliputi konversi pakan, feed cost per gaindan income over feed cost.Hasil penelitian menunjukkan penggantian pakan komersial dengan ampas kecap ekstrusi dan ampas kecap fermentasi dapat menurunkan nilai konversipakan, dan nilai feed cost per gainserta dapat meningkatkan nilai Income over feed cost. Nilai konversipakan untuk masing-masing perlakuan yaitu 2,51(T-0), 2,27(T-1) dan2 , 3 2(T-2), nilai feed cost per gainsebesar Rp. 20.080,-(T-0), Rp. 17.473,33,-(T-1) dan Rp. 17.878,50,-/kg (T-2), dan nilai Income over feed cost sebesar Rp. 4.223,20,-(T-0), Rp. 6.897,85,-(T-1) dan Rp. 7.223,15,-/kg (T-2).Kesimpulan dari penelitian adalah penggantian pakan komersial dengan ampas kecap ekstrusi dan ampas kecap fermentasi mampu menurunkan nilai konversi pakan, biaya pakan dan meningkatkan pendapatan pada usaha budidaya ayam pedaging.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Permatasari, Rima, Trisna Insan Noor, and Muhamad Nurdin Yusuf. "ANALISIS PREFERENSI PENGRAJIN KECAP TERHADAP KARAKTERISTIK KEDELAI DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN (Studi Kasus Pada Agroindustri Kecap di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh 6, no. 2 (November 22, 2019): 430. http://dx.doi.org/10.25157/jimag.v6i2.2511.

Full text
Abstract:
Industri kecap merupakan salah satu agroindustri yang penting untuk dikembangkan karenadapat memberikan nilai tambah komoditas kedelai yang mudah rusak. preferensi terhadappemilihan kedelai sebagai bahan baku salah satunya adalah jenis kedelai, warna kedelai,ketersediaan bahan baku dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :(1) mengetahui preferensi pengrajin kecap di Kecamatan Parigi terhadap karakteristikkedelai (2) Mengidentifikasi atribut karakteristik kedelai yang dianggap penting olehprodusen kecap di Kecamatan Parigi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitianadalah metode kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus, dengan mengambilsuatu kasus pengrajin kecap di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Teknikpenarikan responden menggunakan metode sensus yaitu dengan mengambil seluruhagroindustri kecap yang ada di Kecamatan Parigi. Analisis yang digunakan dalampenelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukan : (1) PreferensiPengrajin kecap di Kecamatan Parigi umumnya menyukai karakteristik kedelai yang sama,yaitu berwarna hitam, bentuk biji cukup seragam, ukuran tidak seragam, bahan baku mudahtersedia, dan harga kedelai cukup murah, sedangkan dari segi ukuran biji, bentuk biji,ketebalan kulit dan tingkat kekeringan biji, pengrajin kecap mempunyai selera yangberbeda terhadap karakteristik kedelai. (2) Atribut yang dianggap paling penting padaagroundustri kecap di Kecamatan Parigi adalah warna kulit biji, sedangkan atributkarakteristik kedelai lainnya dianggap tidak penting karena pada agroindustri kecap yangdiambil adalah sari kedelai hasil fermentasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Monica, Metha, Hajar Setyaji, and Suryanto Suryanto. "PEMBERDAYAAN UMKM UDANG KETAK PADA PENGOLAHAN UDANG KETAK DI KECAMATAN KUALA JAMBI TANJABTIM PROPINSI JAMBI." Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) 3, no. 2 (June 10, 2020): 78. http://dx.doi.org/10.20473/jlm.v3i2.2019.78-81.

Full text
Abstract:
Daerah pantai yang sering disebut sebagai wilayah pesisir merupakan daerah yang sangat spesifik seperti Kecamatan Kuala Jambi, karena daerah ini merupakan daerah yang berada di perbatasan antara pengaruh daratan dan lautan. Mengingat posisi geografisnya, daerah pantai merupakan daerah penghubung antara daratan dan lautan sangat strategis sebagai usaha pengembangan sektor perikanan spesifik lokal (Juarini,2002). Salah satu usaha pengembangan sektor perikanan spesifik lokal khususnya di Propinsi Jambi adalah usaha agribisnis udang ketak. Kegiatan ini dilakukan dari Bulan Mei - November tahun 2017. Mitra yang dilibatkan adalah 2 (dua) Kelompok UMKM, UMKM Bangau yang berada di Kelurahan Majelis Hidayah di ketuai oleh Ridho Ardiansyah dan UMKM Elang yang berada di Kelurahan Kampung Laut diketuai oleh Muamar. Kedua UMKM berada di Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjabtim. Pelaksanaan Kegiatan dilakukan dengan 5 (lima) tahapan yaitupersiapan, penyuluhan, kegiatan lapangan, pembinaan dan penyusunan laporan. Permasalahan Mitra adalah Sumberdaya Manusia, Modal, Bahan Baku dan Penguasaan teknologi tentang pengolahan udang ketak. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah : a. Memotivasi dan mengembangkan kemampuan teknis penerapan teknologi sederhana pengolahan udang ketak/ mantis shrimps pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) udang ketak yaitu Pengolahan udang ketak yang sudah diberi sambal tomat dan terasi serta dikemas plastik dan divakum; b. Mengembangkan usaha olahan udang ketak yang siap dijual; c. Menambah pendapatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) udang ketak di Kecamatan Kuala Jambi d. Adanya kerjasama antara Perguruan Tinggi dan UMKM. Sasaran yang ingin dicapai yaitu : Penerapan teknologi sederhana dengan cara pengolahan udang ketak diberi bumbu, sambal nenas dan terasi, dikemas vakum dan ada izin IRT serta siap dijualsehingga meningkatkan nilai jual udang ketak secara lokal (Jambi, Jakarta, Yogyakarta, Batam) . Hasil luaran yang dicapai adalah Penyerahan barang untuk pengolahan udang ketak berupa food processor, gas 3 kg, vacuum sealer, freezer, dandang, kompor gas dan selang, nampan dan centong, pelatihan pengolahan udang ketak mulai dari buat sambal tomat dan terasi serta pengemasan udang ketak dengan plastik dan divakum, pengurusan izin P-IRT. Kesimpulan Penyerahan alat yang digunakan untuk pengolahan udang ketak berupa food processor,gas 3 kg, vacuum sealer, freezer, dandang, kompor gas dan selang, nampan dan centong, Pelatihan pengolahan udang ketak mulai dari pembuatan sambal sampai pengemas udang ketak, Pengurusan Izin P-IRT sudah sampai BPOM Propinsi Jambi dengan Nama Hidayah (UMKM Bangau) dan Nama Mr. J. (UMKM Elang)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Meutia, Yuliasri Ramadhani. "STANDARDISASI PRODUK KECAP KEDELAI MANIS SEBAGAI PRODUK KHAS INDONESIA." Jurnal Standardisasi 17, no. 2 (September 1, 2016): 147. http://dx.doi.org/10.31153/js.v17i2.314.

Full text
Abstract:
<p>Abstrak<br />Kecap kedelai merupakan salah satu produk fermentasi yang telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di berbagai negara termasuk Indonesia. Namun kecap kedelai manis merupakan produk kecap kedelai yang merupakan produk khas Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan standardisasi produk kecap kedelai untuk memperkenalkan dan meningkatkan citra produk ini. Pada kajian ini dilakukan perbandingan antara data hasil pengujian kecap kedelai manis dari beberapa produk yang beredar di Indonesia dengan beberapa literatur, serta peraturan-peraturan yang berlaku. Parameter mutu utama yang membedakan antara kecap kedelai manis dengan kecap kedelai asin adalah kadar proteinnya. Berdasarkan hasil analisis produk kecap kedelai manis yang beredar di Indonesia, kadar protein dari kecap kedelai manis adalah 1%. Angka ini lebih kecil dibandingkan kadar protein kecap manis pada SNI 3543:1999 yaitu sebesar minimal 2,5%. Besar kadar protein tersebut disesuaikan dengan kemampuan produsen kecap kedelai manis di Indonesia serta dengan justifikasi bahwa kecap manis tidak digunakan sebagai pangan utama pada konsumsi sehari-hari melainkan hanya merupakan bagian dari bumbu atau pencita rasa. Besar kadar gula pada kecap kedelai manis sebesar minimal 30% ditetapkan sebagai pembeda antara kecap kedelai manis dan kecap kedelai asin yang dibuat tanpa penambahan gula. Peraturan yang ditetapkan oleh BPOM untuk batasan 3-Mono Chloro Propan – 1,2 – diol (3-MCPD) pada kecap kedelai tidak dimasukkan ke dalam kriteria mutu kecap kedelai manis dengan pertimbangan pada saat SNI kecap kedelai disusun belum ada lembaga yang mampu melakukan uji terhadap 3-MCPD serta mengingat sebagian besar industri kecap di Indonesia menggunakan proses fermentasi pada pembuatan kecapnya maka dianggap risiko munculnya senyawa tersebut cukup rendah. Namun mengingat risiko terhadap kesehatan yang cukup tinggi yang dapat ditimbulkan oleh senyawa 3-MCPD tersebut perlu dilakukan kaji ulang atau survei terhadap prevalensi 3-MCPD untuk produk kecap di Indonesia. Pada saat ini BBIA telah mampu melakukan analisis 3-MCPD.<br />Kata kunci: kecap kedelai, kecap kedelai manis, standar.</p><p><br />Abstract<br />Soy sauce is one of fermentation products that have been known since thousands years ago in various countries including Indonesia. But the sweet soy sauce is soy sauce product which is a typical product of Indonesia. The purpose of this research is to develop standardization of soy sauce products to introduce and improve the image of these products. In this study, a comparison between product testing data of some sweet soy sauce products circulating in Indonesia to some literatures was carried out, also to rules and regulations. The main quality parameter that distinguish between sweet soy sauce with salty soy sauce is protein content. Based on the analysis of sweet soy sauce products circulating in Indonesia, the protein content of sweet soy sauce is 1%. This number is lower than the protein content of sweet soy sauce on the SNI 3543: 1999 which is required to be at least 2.5%. The high protein content is tailored to correspond to ability of producers in Indonesia and with justification that it is only used as seasoning. More over, high sugar content in sweet soy sauce for a minimum of 30% is set to differentiate between sweet soy sauce with the salty one which is made without addition of sugar. Regulations set by the BPOM. to limit the 3-MCPD in soy sauce was not put in sweet soy sauce quality criteria with reason when SNI soy sauce was prepared there was no institution that able to test 3-MCPD and considering most of the soy sauce industry in Indonesia using fermentation process in their manufacturing process, as a result the risk is low. However, given the risks of 3-MCPD to health is high enough, it is necessary to review or survey the prevalence of 3-MCPD in soy sauce products in Indonesia. At this time BBIA has been able to perform the analysis of 3-MCPD.<br />Keywords: soy sauce, sweet soy sauce, standard.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Herdiana, Rengga Murvie, Yugi Marshal, Ratih Dewanti, and Sudiyono (Sudiyono). "PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS KECAP DALAM PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN HARIAN, KONVERSI PAKAN, RASIO EFISIENSI PROTEIN, DAN PRODUKSI KARKAS ITIK LOKAL JANTAN UMUR DELAPAN MINGGU." Buletin Peternakan 38, no. 3 (October 1, 2014): 157. http://dx.doi.org/10.21059/buletinpeternak.v38i3.5251.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ampas kecap yang direndam dalam larutan asam asetat dalam pakan terhadap pertambahan bobot badan harian (PBBH), konversi pakan, rasio efisiensi protein (REP), bobot potong, dan bobot karkas itik lokal jantan umur delapan minggu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni–Agustus 2013. Pakan yang digunakan mengandung energi termetabolis 2800 kcal/kg dan protein kasar 18%. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola searah dengan 4 perlakuan pakan, 5 ulangan, dan 5 ekor itik per perlakuan. Pakan perlakuan meliputi: pakan basal tanpa suplementasi ampas kecap (pakan kontrol), pakan basal dengan suplementasi ampas kecap 5%, pakan basal dengan suplementasi ampas kecap 10%, dan pakan basal dengan suplementasi ampas kecap 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ampas kecap dalam pakan hingga 15% tidak berpengaruh terhadap PBBH, konversi pakan, rasio efisiensi protein, bobot potong, dan bobot karkas itik jantan umur 8 minggu. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan ampas kecap dalam pakan sampai level 15% belum mampu meningkatkan performa dan produksi karkas itik lokal jantan.</p><p>(Kata kunci: Ampas kecap, Itik lokal, Performa pertumbuhan)</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

MONICA, METHA, and HAJAR SETYAJI, SURYANTO. "Pemberdayaan Umkm Udang Ketak Pada Pembesaran Udang Ketak Di Kecamatan Kuala Jambi Tanjabtim Propinsi Jambi." Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 2 (December 15, 2019): 1419–26. http://dx.doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.519.

Full text
Abstract:
Daerah pantai yang sering disebut sebagai wilayah pesisir merupakan daerah yang sangat spesifik seperti Kecamatan Kuala Jambi, karena daerah ini merupakan daerah yang berada di perbatasan antara pengaruh daratan dan lautan. Mengingat posisi geografisnya, daerah pantai merupakan daerah penghubung antara daratan dan lautan sangat strategis sebagai usaha pengembangan sektor perikanan spesifik lokal (Juarini,2002). Salah satu usaha pengembangan sektor perikanan spesifik lokal khususnya di Propinsi Jambi adalah usaha agribisnis udang ketak. Kegiatan ini dilakukan selama 3 (tiga) tahun dari tahun 2017 - 2019. Sedangkan Kegiatan pembesaran udang ketak dilakukan pada tahun 2018. Mitra yang dilibatkan adalah 2 (dua) Kelompok UMKM, UMKM Bangau yang berada di Kelurahan Majelis Hidayah di ketuai oleh Ridho Ardiansyah dan UMKM Elang yang berada di Kelurahan Kampung Laut di Ketuai oleh Muamar. Kedua UMKM berada di Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjabtim. Pelaksanaan Kegiatan dilakukan dengan 5 (lima) tahapan yaitu persiapan, penyuluhan, kegiatan lapangan, pembinaan dan penyusunan laporan. Permasalahan Mitra adalah Sumberdaya Manusia, Modal, Bahan Baku dan Penguasaan teknologi tentang pengolahan dan budidaya udang ketak (pembesaran dan pemijahan). Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah : a. Memotivasi dan mengembangkan kemampuan teknis penerapan teknologi sederhana pembesaran udang ketak/ mantis shrimps b. Meningkatkan produktifitas dan kesehatan udang ketak/ mantis shrimps melalui teknologi sederhana dengan pembesaran udang ketak sehingga dapat mempunyai nilai ekspor yang tinggi. c. Menambah pendapatan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) udang ketak di Kecamatan Kuala Jambi d. Adanya kerjasama antara Perguruan Tinggi dan UMKM. Sasaran yang ingin dicapai yaitu : Penerapan teknologi sederhana dengan cara pembesaran udang ketak yang diberi pakan udang rucah,.sehingga meningkatkan nilai jual udang ketak secara lokal (Jambi, Jakarta, Yogyakarta, Batam) dan untuk ekspor (Hongkong, Singapura dan Shanghai) karena udang ketak yang dijual paling kecil berukuran 7,5 inchi (B) dan menghasilkan udang ketak yang sehat serta dapat menekan tingkat kematian pada saat di ekspor. Hasil luaran yang dicapai adalah penyerahan barang untuk budidaya udang ketak (pembesaran udang ketak) pada kedua UMKM berupa filter air, genset, tedmond, pompa isap (pada UMKM Elang 2 buah dan UMKM Bangau 1 buah ), bak fiber (pada UMKM Bangau 1 buah dan UMKM Elang 2 buah), mesin kapal pada UMKM Bangau. Pengembangan produk olahan udang ketak menjadi kletek udang oleh UMKM Elang,Panen ukuran C yang dipelihara selama 2 bulan Kesimpulan adalah penyerahan barang untuk budidaya udang ketak (pembesaran udang ketak) pada kedua UMKM berupa filter air, genset, tedmond, pompa isap (pada UMKM Elang 2 buah dan UMKM Bangau 1 buah ), bak fiber (pada UMKM Bangau 1 buah dan UMKM Elang 2 buah), mesin kapal pada UMKM Bangau. Panen ukuran C yang dipelihara selama 2 bulan dijual dalam bentuk olahan dan segar, dimonev secara internal dan eksternal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Septiani, Mimin, Kurniawan Santoso, and Rafdi Abdul Majid. "EFEKTIVITAS ASAM NITRAT (HNO3) SEBAGAI PELARUT ALTERNATIF PADA PROSES ACID WASH TERHADAP PLATE ELECTROLYZER DI PT KALTIM NITRATE INDONESIA." Journal of Chemical Process Engineering 3, no. 2 (January 25, 2019): 17. http://dx.doi.org/10.33536/jcpe.v3i2.258.

Full text
Abstract:
Proses acid wash di electrochloronation merupakan proses pembersihan kerak menggunakan pelarut asam. Asam Chlorida (HCl) adalah pelarut asam yang paling umum digunakan untuk melarutkan kerak CaCO3. Penelitian ini bertujuan menentukan konsentrasi optimum HNO3 sebagai pelarut alternatif dengan mengkaji efektifitasnya menggunakan HCl sebagai pembanding. Sampel kerak diambil dari plate electrolyzer sebanyak 5 gram. Larutan HNO3 dan HCl diencerkan dalam beberapa variabel konsentrasi, 2%; 3%; 4%; 5%; dan 6%. Sampel CaCO3 dilarutkan dengan HNO3 dan HCl kemudian dihitung jumlah kerak yang terlarut. Banyaknya zat terlarut berbeda sesuai dengan konsentrasi pelarut.Hasil penelitian ini menunjukkan HCl dengan konsentrasi 3% tingkat kemolaran 0,83 M mampu melarutkan sebanyak 76,07% dari total sample kerak dan HNO3 dengan konsentrasi 5% tingkat kemolaran 0,81 M juga mampu melarutkan sebanyak 76,04% dari total sampel kerak CaCO3. Sehingga HNO3 dianggap mampu menjadi pelarut alteratif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Swastikawati, Ari, Fr Dian Ekarini, and Sri Wahyuni. "EFEKTIVITAS EDTA DALAM MEMBERSIHKAN LAPISAN KERAK PADA CAGAR BUDAYA BERBAHAN BATU." Jurnal Konservasi Cagar Budaya 7, no. 2 (June 2, 2017): 60–70. http://dx.doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v7i2.115.

Full text
Abstract:
Candi-candi di Indonesia umumnya terletak di kawasan yang terbuka sehingga sangat terpengaruh dengan kondisi cuaca dan iklim sekitarnya. yang dapat memicu kerusakan dan pelapukan batu candi. Efek lingkungan yang sering ditemukan adalah mbulnya lapisan-lapisan kerak pada permukaan batu candi yang menutupi batu, yang dapat berupa endapan garam yang berwarna putih, maupun lumut (moss), algae (ganggang) dan lichen (jamur kerak). Kajian ini dilakukan dalam rangka untuk mencari metode yang tepat untuk membersihkan lapisan-lapisan kerak yang ada pada permukaan batu candi sehingga kelestariannya dapat terjaga. Metode pembersihan yang dilakukan adalah dengan menggunakan larutan EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) dengan berbagai konsentrasi untuk menentukan konsentrasi yang paling efektif untuk membersihkan lapisan kerak serta menentukan lamanya waktu kontak. Berdasarkan hasil kajian diperoleh data bahwa konsentrasi EDTA dan lamanya waktu kontak tidak berpengaruh terhadap tingkat kalarutan lapisan kerak yang ada di Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Kalasan. Konsentrasi larutan EDTA 3-5% dengan waktu kontak 24 jam paling efektif melarutkan kalsium (Ca), magnesium (Mg) pada candi Kalasan dan Mendut, serta besi (Fe) dan tembaga (Cu) pada lapisan kerak di Candi Kalasan. Sementara itu, di lapisan kerak Candi Mendut larut maksimal dalam EDTA 15% waktu kontak 24 jam. Ca, Mg, Fe dan Cu pada lapisan kerak Candi Borobudur dapat larut secara maksimal dalam larutan EDTA dengan konsentrasi 10% dengan kontak waktu 24 jam. Dari analisis EDS (energy dispersive spectroscopy) komposisi lapisan kerak terdiri dari unsur logam dan non logam. Larutan EDTA hanya mampu melarutkan unsur logam dengan tingkat kelarutan yang sangat rendah, sedangkan unsur non logam tidak larut. Secara umum metode ini belum efektif untuk membersihkan lapisan kerak yang menempel pada batu candi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Novianto, Rizki. "PENANGANAN KERAK PADA HANDLING EQUIPMENT MACHINE." T R A K SI 18, no. 1 (July 12, 2019): 37. http://dx.doi.org/10.26714/traksi.18.1.2018.37.

Full text
Abstract:
Pengerakan Ferro karbonat tidak hanya fenomena kristalisasi yang terbentuk dalam proses alami (biomineralization), tetapi merupakan masalah yang sering ditemui dalam berbagai alat berat seperti bulldozer (Alice et al., 2011). Hal ini disebabkan karena terdapatnya unsur-unsur pembentuk kerak seperti besi dan karbonat dalam jumlah yang melebihi kelarutannya pada peralatan berat. Kerak biasanya mengendap dan tumbuh pada peralatan industri seperti pada pipa pipa hidrolik alat berat. Kerak merupakan suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu subtansi. Kerak merupakan suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu subtansi. Hal ini disebabkan karena terdapatnya unsur-unsur pembentuk kerak seperti alkalin, magnesium, kalsium, klorid, sulfat dalam jumlah yang melebihi kelarutannya pada keadaan kesetimbangan. Kerak biasanya mengendap dan tumbuh pada peralatan industri seperti cooling tower, heat exchangers, pipe, casing manifold, tank dan peralatan industri lainnya
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Novianto, Rizki. "PENANGANAN KERAK PADA HANDLING EQUIPMENT MACHINE." T R A K SI 18, no. 1 (July 12, 2019): 37. http://dx.doi.org/10.26714/traksi.18.1.2018.37-51.

Full text
Abstract:
Pengerakan Ferro karbonat tidak hanya fenomena kristalisasi yang terbentuk dalam proses alami (biomineralization), tetapi merupakan masalah yang sering ditemui dalam berbagai alat berat seperti bulldozer (Alice et al., 2011). Hal ini disebabkan karena terdapatnya unsur-unsur pembentuk kerak seperti besi dan karbonat dalam jumlah yang melebihi kelarutannya pada peralatan berat. Kerak biasanya mengendap dan tumbuh pada peralatan industri seperti pada pipa pipa hidrolik alat berat. Kerak merupakan suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu subtansi. Kerak merupakan suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu subtansi. Hal ini disebabkan karena terdapatnya unsur-unsur pembentuk kerak seperti alkalin, magnesium, kalsium, klorid, sulfat dalam jumlah yang melebihi kelarutannya pada keadaan kesetimbangan. Kerak biasanya mengendap dan tumbuh pada peralatan industri seperti cooling tower, heat exchangers, pipe, casing manifold, tank dan peralatan industri lainnya
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Pangestika, Leonie, Hanifah Lioe, Dede Adawiyah, Suliantari Suliantari, Guido Melzer, and Bernd Weinreich. "PENGGUNAAN EKSTRAK KHAMIR SEBAGAI NUTRISI TAMBAHAN PADA FERMENTASI MOROMI KECAP KEDELAI." Jurnal Teknologi Pertanian 22, no. 1 (2021): 1–12. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jtp.2021.022.01.1.

Full text
Abstract:
Karakteristik kecap kedelai sangat ditentukan oleh aktivitas mikroorganisme yang terlibat selama fermentasi khususnya pada fermentasi tahap kedua dengan larutan garam. Kedelai merupakan substrat yang tinggi protein, dimana hasil fermentasinya seperti kecap kedelai memiliki rasa yang gurih karena kandungan asam amino bebas dan peptida. Bahan yang dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme selama fermentasi seperti ekstrak khamir belum pernah diteliti penggunaannya dalam pembuatan kecap kedelai. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh penambahan ekstrak khamir pada tahap fermentasi garam terhadap karakteristik kimia moromi kecap kedelai. Moromi adalah hasil fermentasi tahap kedua dan disebut kecap kedelai setengah jadi yang belum dimasak dengan gula dan rempah-rempah untuk menghasilkan kecap asin atau kecap manis. Karakteristik moromi yang diinginkan adalah kadar asam glutamat bebas dan padatan terlarut yang tinggi. Pada penelitian ini koji kering difermentasi dalam larutan garam (1:4= koji:larutan garam) 20% b/v secara spontan. Ekstrak khamir ditambahkan ke dalam larutan garam dengan konsentrasi 0 (M0) sebagai kontrol, 0,05 (M1), 0,15 (M2), dan 0,50 (M3) % b/v. Karakteristik kimia dari moromi dievaluasi pada hari ke- 0, 7, dan kemudian setiap dua minggu sekali hingga hari fermentasi ke-63. Hasil analisis data dengan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa karakteristik kimia moromi yang ditambah ekstrak khamir berbeda nyata dengan karakteristik moromi tanpa penambahan ekstrak khamir. Moromi yang ditambah ekstrak khamir 0,50% b/v (M3) memiliki total gula, total asam tertitrasi, dan kadar asam glutamat yang signifikan lebih tinggi dibanding moromi lain (M1 dan M2). Ekstrak khamir dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi tambahan bagi mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan kecap kedelai. Kata kunci: Aktivitas Mikroorganisme; Fermentasi Garam; Ketersediaan Nutrisi; Kualitas Kecap Kedelai
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Djati H. Salimy, Siti Alimah. "POTENSI PEMBENTUKAN KERAK PADA INSTALASI DESALINASI NUKLIR MED DENGAN AIR UMPAN DARI TELUK MANGGRIS." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 10, no. 3 (December 18, 2016): 149–56. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v10i3.2229.

Full text
Abstract:
Pada tahun 2025 diperkirakan terjadi defisit kebutuhan air bersih pendudukPulau Bangka, dan jika diasumsi sekitar 30 % air bersih untuk penduduk danfasilitas PLTN dipasok dari instalasi desalinasi MED (Multi-Effect Distillation)dengan energi panas nuklir, maka kapasitas produksi 90.000 m3/hari. Salah satupermasalahan dalam instalasi desalinasi thermal adalah pembentukan kerakdalam permukaan perpindahan panas. Pembentukan kerak dalam instalasidesalinasi MED disebabkan oleh deposisi garam inorganik seperti kalsiumkarbonat, kalsium sulfat dan magnesium hidroksida. Kerak pada permukaanperpindahan panas dapat menurunkan laju perpindahan panas, yang akanberimplikasi pada penurunan kinerja dan efisiensi proses. Tujuan studi adalahmenganalisis potensi pembentukan kerak dalam instalasi desalinasi MED,dengan air umpan dari Teluk Manggris. Metode yang digunakan adalah kajianliteratur dan analisis berdasar perhitungan. Hasil studi menunjukkan bahwaterdapat potensi timbulnya kerak yang disebabkan oleh CaSO4 yangdiindikasikan dengan positifnya harga indeks pengerakan (SI) sebesar 23,408.Potensi timbulnya kerak CaCO3 tidak ada, karena diperoleh harga LSI negatifdengan nilai -0,63. Namun air potensial bersifat korosif sehingga pertimbangandalam pemilihan bahan alat perlu dilakukan. Selain itu juga terdapat potensiterbentuknya kerak Mg(OH)2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Windarto, Arif. "KINETIKA DAN PEMBENTUKAN FERRO KARBONAT DENGAN PENAMBAHAN ZEOLIT 1500 mg dan 3000 mg." T R A K SI 18, no. 2 (June 19, 2019): 109. http://dx.doi.org/10.26714/traksi.18.2.2018.109-123.

Full text
Abstract:
Proses alami dari reaksi kimia antara kandungan-kandungan yang terkandung atau terlarutdi dalam air dalam suatu pergerakan sistem kerja yanga mengakibatkan timbulnya keraksehingga terjadi kerugian di dalam sistem. Salah satunya komponennya adalah Ferro karbonat Fe2 (CO3)3. Fenomena pengerakan sering dijumpai di sistem perpiapaan industri maupun rumah tangga. Penyumbatan yang diahasilkan dari proses pengerakanmenimbulkan masalah teknis maupun ekonomis. Hal ini disebabkan karena terdapatnya unsur-unsur pembentuk kerak seperti besi dan karbonat dalam jumlah yang melebihikelarutannya pada peralatan berat. Kerak biasanya mengendap dan tumbuh pada peralatanindustri seperti pada pipa pipa hidrolik alat berat. Kerak merupakan suatu deposit darisenyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal padapermukaan suatu subtansi. Kerak merupakan suatu deposit dari senyawa-senyawaanorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatusubtansi. Hal ini disebabkan karena terdapatnya unsur-unsur pembentuk kerak sepertialkalin, magnesium, kalsium, klorid, sulfat dalam jumlah yang melebihi kelarutannya padakeadaan kesetimbangan. Kerak biasanya mengendap dan tumbuh pada peralatan industridan rumah tangga yang mememanfaatkan pergerakan fluida untuk proses kerjanya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Pratiwi, Novida, Rini Retnosari, and Sitoresmi Prabaningtyas. "Preliminary Study on Antibacterial Activity of Sawo Kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard) Roots Extract." Jurnal Biodjati 6, no. 1 (June 1, 2021): 146–52. http://dx.doi.org/10.15575/biodjati.v6i1.7708.

Full text
Abstract:
The roots of sawo kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard) contain astringent that can be used to treat diarrhea for infants. However, the active antibacterial substance in sawo kecik roots has not been known. Therefore, the research to understand the antimicrobial activity of sawo kecik roots extract against Escherichia coli and Staphylococcus aureus was performed. Sawo kecik roots were macerated using methanol and chloroform. The result was then treated with E.coli and S.aureus with a concentration of 5 ppm and compared to negative control (solvent) and further observed and analyzed how reduced the bacterial growth with Two Ways ANOVA without interaction. The research results indicated that the sawo kecik roots methanol extract was effective to slow down the growth of S.aureus (0.160 ± 0.007) but ineffective against E.coli, whereas sawo kecik roots chloroform extract was not effective to reduce both bacteria. It can be concluded that further research is required to measure and verify the antibacterial activity of the extract using higher concentration samples and different research methodology.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Mulyani, Enur Sri. "BAHASA SUNDA DIALEK TASIKMALAYA DI KECAMATAN KARANGNUNGGAL." LOKABASA 9, no. 2 (October 19, 2018): 124. http://dx.doi.org/10.17509/jlb.v9i2.15680.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tergesernya bahasa Sunda dialek Tasikmalaya di Kecamatan Karangnunggal oleh bahasa asing karena adanya globalisasi dan kemajuan teknologi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang (1) Bahasa Sunda dialek Tasikmalaya, (2) ciri-ciri pembeda Bahasa Sunda dialek Tasikmalaya dengan Bahasa Sunda Lulugu, (3) bentuk kata Bahasa Sunda dialek Tasikmalaya, dan (4) dialektometri Bahasa Sunda dialek Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik wawancara, simak, dan observasi. Instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, daftar pertanyaan, dan alat rekam. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu: pertama, ada 486 kosa kata bahasa Sunda dialek Tasikmalaya; kedua, terdapat 46 kata yang termasuk dalam pembeda fonetik, 7 kata termasuk pembeda morfologis, 6 kata termasuk pembeda homonimi, 411 termasuk pembeda sinonimi, 22 kata termasuk pembeda onomasiolgis, dan 15 kata termasuk pembeda semasiologis; ketiga, terdapat 324 kecap salancar yang ada pada empat pola suku kata, kata terbanyak ada pada pola dua suku kata, 137 kecap jembar yang terdiri dari 54 kecap rundayan, 28 kecap rajékan, 46 kecap kantétan, dan 9 kecap wancahan; keempat, hasil presentase dalektometri Bahasa Sudna dialek Tasikmalaya yaitu 55,39 yang artinya ada pada tingkat beda dialek. Bahasa Sunda dialék Tasikmalaya sudah sepatutnya dilestarikan oleh masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Tasikmalaya di Kecamatan Karangnunggal.AbstractThis research was motivated by the shift of Sundanese dialect in Tasikmalaya, particularly in Karangnunggal Subdistrict, due to foreign language campaign as the result of globalization and technological advancement. The purpose of this research was to describe about (1) Sundanese dialect Tasikmalaya, (2) the distinguishing features of Sundanese dialect Tasikmalaya with Sundanese Lulugu, (3) wangun kecap Sundanese dialect Tasikmalaya, and (4) dialectometry Sundanese dialect of Tasikmalaya. The method used in this research wass descriptive method with interview technique, references, and observation. The instruments used in this study were questionnaires, interview guides, and recording tools. The results of this study were; first, there were 486 Sundanese soy sauce in Tasikmalaya dialect; second, there were 46 words that belong to phonetic differentiator, 7 words including morphological differentiator, 6 words including homonymous differentiation, 411 including synonymous differentiation, 22 words including onomasiologis differentiator, and 15 words including semasiologic differentiator; third, there were 324 kecap salancar available in four syllabic patterns, most said in the two syllabic pattern, 137 kecap jembar consisting of 54 kecap rundayan, 28 kecap rajékan, 46 kecap kantétan, and 9 kecap wancahan; fourth, the result of dialectometry presentation of Tasikmalaya’s dialect was 55,39 which means there is a different dialect level. Sundanese dialect in Tasikmalaya was duly preserved by the community, especially Tasikmalaya regency in Karangnunggal subdistrict.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Fatra, Fahmy, and Joko Suwignyo. "ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ASAM TARTRAT TERHADAP PEMBENTUKAN KERAK DI DALAM PIPA PENGEBORAN MINYAK BUMI." Journal of Automotive Technology Vocational Education 1, no. 2 (October 10, 2020): 1–8. http://dx.doi.org/10.31316/jatve.v1i2.991.

Full text
Abstract:
Kerak yang ditimbulkan pada pipa pengeboran minyak bumi yaitu kerak barium sulfate (BaSO4). Kerak ini merupakan masalah serius yang banyak dihadapi pada proses pengeboran minyak bumi dan gas di laut lepas. Masalah serius tersebut mengakibatkan penyempitan diameter dalam pipa, dan berkurangnya transfer air pada pipa sehingga dapat berakibat pipa menjadi pecah. Pada penelitian ini menjelaskan proses pengerakan barium sulfat (BaSO4) pada aliran laminer disistem perpipaan. Larutan barium sulfat (BaSO4) dibuat dengan cara mencampurkan larutan equimolar barium chloride (BaCl2) dan natrium sulfate (Na2SO4). Parameter yang diteliti adalah variasi konsentrasi barium sulfate yaitu 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, dan 3000 ppm, laju aliran 30 ml/menit (konstan), temperatur 20oC (konstan) dan konsentrasi aditif asam tartrat (0, 5, 10 ppm). Proses pembentukan kerak barium sulfate (BaSO4) dimonitor dengan alat konduktivity meter. Hasil kerak barium sulfate (BaSO4) yang diperoleh baik sebelum penggunaan aditif asam tartrat (C4H6O6) maupun setelah dicampur aditif asam tartrat (C4H6O6) kemudian dikeringkan dan dikarakterisasi dengan analisa SEM dan XRD. Dari hasil pengujian SEM dapat disimpulkan bahwa larutan tanpa menggunakan aditif kristalnya akan mudah menempel di pipa dikarenakan bentuknya yang tumpul sehingga kristal mudah untuk menempel di pipa. Sedangkan larutan dengan menggunakan aditif bentuk kristalnya runcing itu artinya kristal akan sulit untuk menempel di pipa sehingga dapat menghambat pertumbuhan kerak di dalam pipa. Sedangkan dari hasil uji XRD kerak yang terjadi yaitu kerak barium sulfate (barite). Kata Kunci: Barium sulfate, konsentrasi larutan, asam tartrat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Aliefia, Rizky Arjunnajat, Trisnowati Budi Ambarningrum, and Edi Basuki. "Perilaku Memilih Umpan Dengan Fagostimulan Yang Berbeda Pada Kecoak Jerman Blattella germanica L. (Dictyoptera: Blattellidae)." BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed 2, no. 3 (December 23, 2020): 321. http://dx.doi.org/10.20884/1.bioe.2020.2.3.2007.

Full text
Abstract:
Kecoak Jerman (Blattella germanica L.) merupakan salah satu serangga hama permukiman yang penting, karena peranannya sebagai vektor penyakit. Untuk mengurangi populasinya, dapat digunakan dengan teknik pengumpanan. Namun belakangan ini muncul perilaku glucose aversion pada kecoak Jerman terhadap umpan komersial berbasis glukosa sebagai fagostimulan. Oleh karena itu perlu dilakukan kaji ulang terhadap fagostimulan sebagai komponen umpan untuk meminimalisir kegagalan pengendalian kecoak Jerman berbasis umpan dengan menggunakan kecoak Jerman jantan strain VCRU (Vector Control Research Unit). Langkah awal untuk membuat formulasi umpan tersebut adalah mencari fagostimulan yang paling disukai oleh kecoak Jerman. Bahan yang digunakan sebagai fagostimulan adalah gula, durian, erythritol, dan pisang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perilaku memilih kecoak Jerman terhadap umpan dengan fagostimulan yang berbeda dan puncak aktivitas makan pada kecoak Jerman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan pemberian fagostimulan dan diulang sebanyak 4 kali yang terbagi menjadi empat arena uji. Perlakuan terdiri dari umpan yang masing-masing mengandung gula, durian, erythritol, dan pisang sebagai fagostimulan. Pengamatan perilaku menggunakan metode behavior sampling yang dicatat secara continuous recording selama 24 jam menggunakan kamera Closed Circuit Television (CCTV). Parameter yang diukur berupa latensi, frekuensi, durasi, dan puncak aktivitas makan dari kecoak Jerman. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA pada p<0.05. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perilaku memilih kecoak jantan strain VCRU terhadap umpan tidak berbeda nyata (p>0.05) dan tertarik dengan semua umpan yang diberikan, tetapi umpan gel dengan fagostimulan gula merupakan umpan yang lebih disukai dengan melihat ketiga parameter latensi, frekuensi, dan durasi. Hasil rata-rata latensi pada strain VCRU menuju gel durian selama 17 menit, rata-rata frekuensi kunjungan terbanyak ke gel gula pada strain VCRU sebanyak 10 kali, rata-rata durasi terlama pada gel gula strain VCRU selama 1 menit 46 detik dan puncak aktivitas makan strain VCRU terjadi antara pukul 17.00 – 20.00.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Saputro, H., L. D. Mahfudz, and T. A. Sarjana. "Pengaruh Penggunaan Ampas Kecap dalam Ransum terhadap Isoflavon LDL dan HDL Telur Itik Mojosari." Jurnal Sain Peternakan Indonesia 13, no. 3 (October 31, 2018): 238–43. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.13.3.238-243.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan ampas kecap dalam ransum terhadap LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High density lipoprotein) dan Isoflavon telur itik mojosari. Materi yang digunakan adalah 240 ekor itik Mojosari petelur umur 24 minggu dengan rata – rata bobot badan awal 1.385,0 ± 130,8 gram (CV = 9,44%). Bahan pakan yang di gunakan adalah jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, pollard, premix dan ampas kecap. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Perlakuan ampas kecap ke dalam ransum adalah sebagai berikut T0 : 0%, T1 : 5%, T2 : 7,5% dan T3 : 10%. Parameter yang di amati adalah Isoflavon LDL dan HDL kuning telur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada taraf 5% kemudian dilanjutkan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ampas kecap nyata meningkatkan (P<0,05) kadar Isoflavon LDL dan HDL kuning telur itik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan ampas kecap dalam ransum sampai level 10% dapat meningkatkan kualitas kimiawi telur.Kata kunci : itik petelur, ampas kecap, LDL, HDL, Isoflavon.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Ji, Haijin, and Song Huang. "Kernel Entropy Component Analysis with Nongreedy L1-Norm Maximization." Computational Intelligence and Neuroscience 2018 (October 14, 2018): 1–9. http://dx.doi.org/10.1155/2018/6791683.

Full text
Abstract:
Kernel entropy component analysis (KECA) is a newly proposed dimensionality reduction (DR) method, which has showed superiority in many pattern analysis issues previously solved by principal component analysis (PCA). The optimized KECA (OKECA) is a state-of-the-art variant of KECA and can return projections retaining more expressive power than KECA. However, OKECA is sensitive to outliers and accused of its high computational complexities due to its inherent properties of L2-norm. To handle these two problems, we develop a new extension to KECA, namely, KECA-L1, for DR or feature extraction. KECA-L1 aims to find a more robust kernel decomposition matrix such that the extracted features retain information potential as much as possible, which is measured by L1-norm. Accordingly, we design a nongreedy iterative algorithm which has much faster convergence than OKECA’s. Moreover, a general semisupervised classifier is developed for KECA-based methods and employed into the data classification. Extensive experiments on data classification and software defect prediction demonstrate that our new method is superior to most existing KECA- and PCA-based approaches. Code has been also made publicly available.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Barinaga, Marcia. "Keck telescope." Nature 330, no. 6143 (November 1987): 5. http://dx.doi.org/10.1038/330005c0.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography