To see the other types of publications on this topic, follow the link: Ketahanan Energi.

Journal articles on the topic 'Ketahanan Energi'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Ketahanan Energi.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Azhar, Muhamad, and Dendy Adam Satriawan. "Implementasi Kebijakan Energi Baru dan Energi Terbarukan Dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional." Administrative Law and Governance Journal 1, no. 4 (2018): 398–412. http://dx.doi.org/10.14710/alj.v1i4.398-412.

Full text
Abstract:
AbstractThis study aims to determine the implementation of new energy and renewable energy policies in the context of national energy security. The research method used is legal research that uses a regulatory approach. The results of the study show that the implementation of new energy and renewable energy policies in the context of national energy security has proceeded as it should. This can be seen from the role of the government in making policies (beleid) and management actions (bestuursdaad), arrangements (regelendaad), management (beheersdaad) and supervision (toezichthoudensdaad) for the purpose of maximizing the people's prosperity. Keywords: Energy Policy, Renewable Energy, National Energy SecurityAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi kebijakan energi baru dan energi terbarukan dalam rangka ketahanan energy nasional. Metode penelitian yang diguankan adalah penelitian hukum yang menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi kebijakan energi baru dan energi terbarukan dalam rangka ketahanan energy nasional telah berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat dilihat dari dari peran pemerintah untuk mengadakan kebijakan (beleid) dan tindakan pengurusan (bestuursdaad), pengaturan (regelendaad), pengelolaan (beheersdaad) dan pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Kata kunci: Kebijakan Energi, Energy Terbarukan, Ketahanan Energi Nasional
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Kurniawati, Lestari. "KEBIJAKAN DANA KETAHANAN ENERGI SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL: KONSEP DAN TANTANGANNYA." JURNAL MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK 1, no. 1 (2017): 29–41. http://dx.doi.org/10.31092/jmkp.v1i1.86.

Full text
Abstract:
Pemerintah mewacanakan pembentukan dana ketahanan energi melalui beberapa kebijakan antara lain : 1) pungutan atas penjualan BBM jenis Minyak Solar dan Premium, 2) cukai BBM, dan 3) pungutan atas biaya deplesi kegiatan penambangan mineral dan batu bara. Beberapa pilihan kebijakan tersebut menarik untuk dikaji opsi pemilihan alternative kebijakan tersebut di atas. Penelitian ini mengkaji opsi dari beberapa konsep kebijakan ketahanan energy tersebut di atas dengan menggunakan metode kualitatif eksploratif berdasarkan peraturan dan teori yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana pembentukan dana ketahanan energi melalui pungutan atas penjualan BBM jenis Minyak Solar dan Premium tidak sejalan dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2007. Wacana pemungutan cukai BBM meski dapat dilaksanakan perlu mempertimbangkan pengunaannya (earmarking). Sementara itu pemungutan biaya deplesi juga diharapkan agar tidak menjadi hambatan bagi pelaku usaha yang berinvestasi di bidang energi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Azhar, Muhamad, and Suhartoyo . "ASPEK HUKUM KEBIJAKAN GEOTHERMAL DI INDONESIA." LAW REFORM 11, no. 1 (2015): 123. http://dx.doi.org/10.14710/lr.v11i1.15761.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek hukum kebijakan pemerintah Indonesia dalam menguasai, mengatur hingga mengelola Geothermal Energi dalam bentuk kebijakan. Selain itu juga untuk menguraikan upaya hukum apa yang telah dilakukan yang berdasarkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan rangka pembangunan ketahanan energi nasional. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan jenis penelitian eksplanatoris, serta menggunakan sumber data sekunder yaitu dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bahan lain penjelas dari peraturan tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur atau melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan bahan hukum primer, sekunder maupun tersier. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan Geothermal Energi masih belum optimal sehingga belum dapat mendukung ketahanan energi nasional. pemanfaatan geothermal energi dalam rangka ketahanan energi nasional belum sepenuhnya maksimal jika dikaitkan dengan upaya hukum yang dilakukan oleh pemerintah selama ini. Energy panas bumi hanya termanfaatkan sejulam 05 % dari keseluruhan sumberdaya panas bumi yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Kedepan, sudah saatnya pemerintah mulai mengoptimalkan pengelolaan Geothermal Energi demi terwujudnya pembangunan ketahanan energi nasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Samosir, Yohanes Oktovian, Rudy Laksmono W, and Sri Yanto. "Kajian Pendahuluan Aspek Ketahanan Nasional dalam RUU Energi Terbarukan Indonesia dari Perspektif Akademik." AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia 4, no. 2 (2025): 2362–67. https://doi.org/10.57235/aurelia.v4i2.5617.

Full text
Abstract:
Ketahanan energi merupakan aspek fundamental dalam ketahanan nasional, terutama bagi Indonesia yang memiliki potensi besar dalam energi terbarukan. Penelitian ini menganalisis aspek ketahanan nasional dalam Rancangan Undang-Undang Energi Terbarukan (RUU EBT) dari perspektif ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Studi ini mengevaluasi kebijakan energi terbarukan dalam kaitannya dengan stabilitas ekonomi, kesejahteraan masyarakat, diplomasi energi, serta keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan kualitatif, mengumpulkan data dari sumber akademis, laporan pemerintah, dan publikasi internasional. Analisis dilakukan dengan pendekatan tematik untuk mengidentifikasi keterkaitan antara kebijakan energi terbarukan dan ketahanan nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RUU EBT berpotensi meningkatkan ketahanan ekonomi dengan mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil, menciptakan lapangan kerja, dan menstabilkan harga energi. Secara sosial, transisi ke energi terbarukan memperluas akses terhadap energi bersih dan terjangkau, khususnya bagi masyarakat terpencil. Secara politik, kebijakan ini memperkuat diplomasi energi Indonesia di tingkat global. Dari sisi lingkungan, penerapan energi terbarukan berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan pembangunan berkelanjutan. Kesimpulannya, RUU EBT memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan nasional. Namun, keberhasilannya bergantung pada konsistensi kebijakan, insentif investasi, serta kesiapan infrastruktur dan teknologi. Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan diperlukan untuk memastikan implementasi yang efektif dan berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Fatahillah, Muhammad, Siti Murtiyani, and Heri Sasono. "Telaah Kritis Ketahanan Energi Nasional Indonesia Berdasarkan Indeks Ketahanan Energi 4AE dalam Perspektif Islam." Youth and Islamic Economic Journal 3, no. 1s (2022): 26–35. https://doi.org/10.5281/zenodo.13898714.

Full text
Abstract:
Indonesia is a country with the potential for abundant natural resources with the largest population in the world rank four, and has a strategic location, as the largest archipelago in the world. The potential and wealth of natural resources, especially in energy resources that are abundant in Indonesia, should make this country have better energy security and compete with other countries in the region, but in fact it has very low capabilities compared to other countries. neighboring countries which in general do not have abundant energy resources such as Indonesia. This study aims to examine Indonesia's national energy security based on the 4AE energy security index from the standpoint of Islamic economics using descriptive qualitative research methodology. This research is a kind of research library research which presents various kinds of information, documentation of statistical data as a source of data originating from related statistical institutions that have a correlation in the dimensions of energy security. The results of this study concluded that Islamic economics conceptually has a distinctive and unique perspective on the 4AE energy security index (Availability, Affordability, Accessibility, Acceptability, and Efficiency). The Islamic economic concept is principally able to change and influence the technical framework in order to assess and improve the 4AE energy security index. On Availability index, Islamic economic perspective can increase some national productivity factor values from Availability indicator by reconciling energy resources owned by foreign or private parties, so that the state's right to productive energy resources can be optimally owned. The Affordability Index, can be done by setting energy prices only on national productive costs which are accumulated in aggregate so as to provide affordable and fair prices. Accessibility index by setting energy price equations nationally from the calculation of productive costs that have been accumulated in the aggregate. Acceptability index by developing technology for conversion of renewable energy. Efficiency Index by paying attention to environmental aspects both in exploration, exploitation, management, and their use for the benefit of the environment and life together.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Komala, Jovita. "Indonesia’s Shifting Focus of Energy Security Amidst COVID-19." Jurnal Sentris 1, no. 2 (2020): 125–35. http://dx.doi.org/10.26593/sentris.v1i2.4281.125-135.

Full text
Abstract:
AbstrakBerbagai dimensi dari konsep ketahanan energi menjadikannya topik diskusi besar di saat pandemi. Pergeseran dinamis dari ketahanan energi dapat dilihat baik dalam skala internasional maupun domestik. Makalah ini akan berfokus pada perubahan dinamis ketahanan energi di Indonesia dengan menganalisis kebijakan dan inisiatif energi di masa lalu dan saat ini sesuai dengan konsep yang dielaborasi oleh Melly Caballero. Perbandingan fokus Indonesia pada ketahanan energi sebelum dan selama wabah COVID-19 akan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana Indonesia mengamankan energi. Argumen utamanya tetap bahwa Indonesia sekarang berfokus pada keamanan sebagai keterjangkauan, bukan ketersediaan dan keberlanjutan. Ini karena, peningkatan tagihan listrik rumah tangga yang dicatat PLN, berbeda dengan aktivitas industri yang menurun membuat permintaan energi nasional melonjak. Kebijakan energi yang disebutkan dalam makalah ini mengacu pada peraturan dan inisiatif pemerintah dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Makalah ini juga akan mengenali masalah yang sedang berlangsung tentang distribusi energi yang tidak merata di luar jaringan Jawa dan melihat bagaimana masalah ini dipengaruhi oleh pandemi. Kata Kunci:COVID-19, Keamanan Energi Indonesia, Kebijakan Energi AbstractMultiple dimensions from the concept of energy security makes it a big topic of discussion in times of a pandemic. The dynamic shift of energy security can be seen both in the international and domestic scale. This paper will focus on the dynamic shift of energy security in Indonesia by analyzing past and current energy policies and initiatives according to the concepts elaborated by Melly Caballero. A comparison of Indonesia’s focus on energy security before and during the COVID-19 outbreak will give a clear picture in how Indonesia is securing energy. The main argument remains that Indonesia is now focusing on security as affordability instead of availability and sustainability. This is because of the increased household electric bill recorded by PLN in contrast to the decreasing industrial activities. The energy policies mentioned in this paper refers government regulations and initiatives from the state-owned electric company (PLN). This paper will also recognize the ongoing issue of unequal distribution of energy outside the Java grid and see how this issue is impacted by the pandemic. Keywords: COVID-19, Indonesia’s Energy Security, Energy Policy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Samhati, Sri, Alfian Hidayat, and Mega Nisfa Makhroja. "Kerjasama Bilateral Indonesia dan Denmark dalam Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Studi Kasus: Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu untuk Keberlanjutan Energi di Sulawesi Selatan)." Indonesian Journal of Global Discourse 5, no. 1 (2023): 90–109. http://dx.doi.org/10.29303/ijgd.v5i1.83.

Full text
Abstract:
Permintaan energi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sebagian besar energi yang di gunakan untuk memenuhi permintaan tersebut masih berasal dari bahan bakar fosil. Sedangkan penggunaan bahan bakar fosil berdampak pada meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Oleh karena itu, Indonesia berusaha untuk memanfaatkan energi terbarukan dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Salah satu cara dalam memanfaatkan energi bersih dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dimana PLTB menggunakan energi angin untuk melebur menjadi energi listrik. Dalam pembangunan PLTB, Indonesia bekerjasama dengan Denmark karena memiliki pengetahuan dan teknologi pemanfaatan angin yang sangat efektif. Meskipun pembangunan PLTB menggunakan sistem Independent Power Producer (IPP), namun Denmark tetap berperan dalam pemanfataan energi angin di Indonesia. Adapun kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Denmark dalam bidang energi di mulai pada tahun 2008 melalui program Enviromental Support Program Phase II (ESP2), Enviromental Support Program Phase III (ESP3), Strategic Sector Cooperation (SSC), dan Indonesia Denmark Energy Partnership Program (INDODEPP ). Pembangunan PLTB berdampak pada ketahanan energi di Indonesia, yang dimana adanya pemenuhan permintaan energi, pemenuhan akses energi, dan penyerapan penggunaan energi fosil. dan Program Kemitraan Energi Indonesia Denmark (INDODEPP). Pembangunan PLTB berdampak pada ketahanan energi di Indonesia, yang dimana adanya pemenuhan permintaan energi, pemenuhan akses energi, dan penyerapan penggunaan energi fosil. dan Program Kemitraan Energi Indonesia Denmark (INDODEPP). Pembangunan PLTB berdampak pada ketahanan energi di Indonesia, yang dimana adanya pemenuhan permintaan energi, pemenuhan akses energi, dan penyerapan penggunaan energi fosil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Elim, Mosses Morisca, Robinson Purba, and Atmonobudi Soebagio. "Analisis Ketahanan Energi Kantor Pemasaran Podomoro Golf View Dengan Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Head Rendah di Bendung Cikeas - Cimanggis." Lektrokom : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro 2, no. 1 (2021): 12. http://dx.doi.org/10.33541/lektrokom.v2i1.3387.

Full text
Abstract:
Sungai dengan kapasitas besar dan head rendah belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai alternatif pembangkit listrik yang ramah lingkungan, termasuk Sungai Cikeas yang berada dalam kawasan pengembangan hunian Podomoro Golf View (PGV) Cimanggis. Dengan penerapan teknologi turbin propeller head rendah yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), daya efektif masing-masing turbin sebesar 500 watt, Sungai Cikeas berpotensi membangkitkan listrik dengan daya efektif sebesar 8 kW, dengan menggunakan 16 unit turbin propeller. Kajian ini menganalisis tingkat ketahanan energi di Kantor Pemasaran PGV dengan penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro(PLTMH) dengan turbin propeller head rendah pada bendung Cikeas dikawasan PGV dari sudut pandang ketahanan energi. Penilaian akan dilakukan atas 4 (empat) aspek ketahanan energi yaitu availibility, accessibility, affordibility dan acceptability, berdasarkan definisi ketahanan energi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 (PP No. 79) tahun 2014 tentang “Kebijakan Energi Nasional”. Hasil analisis ketahanan energi didapat: aspek availability dengan indikator ketersediaan listrik: Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (PLN) = 0.999, PLTMH = 0.6; aspek accessability dengan indikator jarak dari sumber energi ke beban: PLN = 0.84, PLTMH = 0.7; aspek affordability dengan indikator harga satuan energi listrik: PLN = 0.89, PLTMH = 0.95; aspek accessability dengan dua indikator, yaitu emisi gas karbon dioksida (CO2): PLN = 0.12, PLTMH = 1, dan objek pariwisata: PLN = 0.96, PLTMH = 0.99.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Rahmansyah, Zikro, Nanik Dara Senjawati, and Juarini Juarini. "ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGAMISKIN BERDASARKAN PANGSA PENGELUARAN PANGAN DANKONSUMSI ENERGI DI DESA GIRIREJO KECAMATAN IMOGIRIKABUPATEN BANTUL." Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi 21, no. 1 (2020): 68. http://dx.doi.org/10.31315/jdse.v21i1.3945.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan di Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Tujuan penelitian adalah menganalisis pangsa pengeluaran pangan, konsumsi energi, dan tingkat ketahanan pangan. Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitis. Metode pemilihan lokasi penelitian dengan purposive sampling. Responden sebanyak 41 rumah tangga penerima PKH (Program Keluarga Harapan) yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan pencatatan pangan food recall 24 jam. Analisis pangsa pengeluaran pangan dapat dihitung menggunakan pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total rumah tangga dengan uji one sample t-test, dan penilaian tingkat konsumsi energi rumah tanggadianalisis dengan uji one sample t-test.Indikator yang digunakan untuk mengukur derajat ketahanan pangan tingkat rumah tangga menggunakanklasifikasi silang dua indikator ketahanan pangan, yaitu pangsa pengeluaran pangan dan tingkat konsumsi energi. Hasil penelitian menunjukkan pangsa pengeluaran pangan sebesar 87,45% yang menunjukkan bahwa pangsa pengeluaran pangan dalam kategori tinggi, tingkat konsumsi energi sebesar 96,04 % yang menunjukkan bahwa tingkat konsumsi energi dalam kategori cukup, dan kondisi ketahanan pangan rumah tangga penerima PKH di Desa Girirejo termasuk kategori rentan pangan. Kata Kunci: Ketahanan Pangan, Konsumsi Energi, Pangsa Pengeluaran Pangan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Yusuf, Ilma Fatimah. "PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN EDUWISATA ENERGI TERBARUKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KETAHANAN EKONOMI WILAYAH (Studi di Desa Poncosari Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta)." Jurnal Ketahanan Nasional 22, no. 3 (2016): 285. http://dx.doi.org/10.22146/jkn.16010.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mengkaji peran pemuda dalam pengembangan eduwisata energi terbarukan dan implikasinya terhadap ketahanan ekonomi wilayah (studi di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta). Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis peran pemuda dalam pengembangan eduwisata energi terbarukan, serta untuk menganalisis implikasi peran pemuda dalam pengembangan eduwisata energi terbarukan terhadap ketahanan ekonomi wilayah.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan lima tahap, yaitu: 1) Observasi, 2) Wawancara, 3) Dokumentasi 4) Kepustakaan, 5) Internet. Adapun validitas data dengan menggunakan teknik cross check data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pemuda yang tergabung dalam POKJA eduwisata energi terbarukan telah melakukan promosi di beberapa instansi pendidikan maupun masyarakat luas, baik secara langsung maupun melalui media cetak dan online. Implikasi peran pemuda dalam pengembangan eduwisata energi terbarukan dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang berkunjung langsung berkoordinasi dengan pengelola PLTH dan BIOGAS lebih banyak jika dibandingkan dengan yang menggunakan jasa POKJA. Pengembangan eduwisata energi terbarukan mempunyai dampak yang signifikan terhadap ketahanan ekonomi wilayah, karena telah meningkatkan pendapatan ekonomi warga sekitar. Hal ini dapat dikatakan sebagai wujud dari ketahanan ekonomi keluarga yang merupakan dasar dari ketahanan ekonomi wilayah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Amalia, Zahra, Suyono Thamrin, and Sri Yanto. "Studi Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Infrastruktur Militer guna Mendukung Ketahanan Energi Nasional." PENDIPA Journal of Science Education 9, no. 1 (2025): 82–89. https://doi.org/10.33369/pendipa.9.1.82-89.

Full text
Abstract:
Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan yang sangat besar, terutama energi surya, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan energi nasional, terutama di infrastruktur militer. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana potensi PLTS dapat dioptimalkan untuk mendukung ketahanan energi, mengidentifikasi tantangan implementasinya, dan mengevaluasi peranannya dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Metodologi penelitian menggunakan metode kualitatif yaitu dengan kajian literatur dari berbagai sumber yang relevan dan analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PLTS dapat meningkatkan keandalan pasokan energi di infrastruktur militer, mendukung operasi independen, dan mengurangi dampak infrastruktur dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Tantangan utama dalam implementasi PLTS meliputi masalah anggaran, perencanaan, keamanan, dan integrasi teknologi. Dengan mengatasi tantangan ini, pemanfaatan PLTS di infrastruktur militer dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan energi nasional dan keberlanjutan infrastruktur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Hikmata, Sandy Angga, and Muhamad Syauqillah. "Ketahanan Energi Gas Alam Turki Pasca Konstruksi Tanap (Trans-Anatolian Pipeline)." JURNAL PERSPEKTIF EKONOMI DARUSSALAM 5, no. 2 (2019): 199–226. http://dx.doi.org/10.24815/jped.v5i2.13969.

Full text
Abstract:
Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang perubahan ketahanan energi Turki setelah TANAP (Trans-Anatolian Pipeline) berhasil dibangun di Turki pada Juni 2018. TANAP merupakan proyek yang dibangun atas kerjasama Turki dan Azerbaijan. Turki merupakan negara dengan kebutuhan energi yang sangat tinggi dan kebutuhan ini meningkat sebanyak 8% per tahunnya. Untuk memenuhi kebutuhan energinya, Turki sangat bergantung pada distribusi energi dari Rusia dalam bentuk gas alam. Namun, hubungan yang tidak stabil antara Rusia dan Ukraina membuat distribusi energi dari Rusia sering terhambat dan besarnya ketergatungan Turki terhadap sumber energi Rusia menyebabkan ketahanan energi Turki berada dalam kondisi yang tidak baik. Hal ini kemudian menggerakkan Turki untuk mencari sumber energi alternatif untuk mengatasi ketergantungan energi terhadap Rusia ini. Tesis ini pertama-tama akan menganalisa hubungan interdependensi dalam hubungan energi yang berpotensi bersifat asimetris antara Turki dan Rusia dan implikasi yang ditimbulkan dari hubungan asimetris ini. Setelah itu peneliti akan mengkaji pengaruh TANAP terhadap ketahanan energi gas alam di Turki dan pengaruhnya terhadap perubahan interdependensi antara kedua negara. TANAP ternyata tidak terlalu merubah interdependensi energi Turki terhadap Rusia secara signifikan. Abstract This paper reviews the change of Turkey’s energy security after Turkey managed to construct TANAP (Trans-Anatolian Pipeline) at June 2018. TANAP is a project built within cooperation between Turkey and Azerbaijan. Turkey is a country with vast energy needs with average increase of 8% per year. To meet their energy needs, Turkey highly rely on energy from Russia’s natural-gas. However, fragile relation between Russia and Ukraine caused energy distribution from Russia agitated, and Turkey’s high reliance on Russia’s energy supply causing Turkey in a low energy security state. For this reason, Turkey is looking for alternative energy source to overcome their high reliance on Russia’s natural gas. This thesis firstly will analyze interdependence relationship in the context of energy between Turkey and Russia that potentially has asymmetric nature and the implication that could arises in that relationship. Afterwards, author will review how TANAP change Turkey’s natural-gas security and how it changes interdependency between the two countries. As a result, TANAP does not significantly change Turkey-Russia interdependence.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Sukendar, Tateng, Leonard Lisapaly, and Martua Manik. "ANALISIS ENERGI INDONESIA SEBAGAI BAHAN STUDI KETAHANAN ENERGI NASIONAL." SINERGI POLMED: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 5, no. 2 (2024): 32–41. http://dx.doi.org/10.51510/sinergipolmed.v5i2.1573.

Full text
Abstract:
Informasi ilmiah yang berbasis keberlanjutan energi dibutuhkan saat ini untuk menentukan langkah kebijakan pemerintah dalam mengahadapi krisis global. Kebijakan dan tujuan keberlanjutan energi dalam hal ini harus tepat. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan, menyelidiki dan mengembangkan berbagai indikator baru dalam menentukan langkah kebijakan terhadap keberlanjutan energi. Setelah meninjau semua indikator, tujuh di antaranya dipilih dalam penelitian ini. Semua data indikator dikumpulkan dan dianalisis menggunakan metode analisis korelasi untuk mendapatkan indikator kuat dan lemah, sehingga tahap terakhir dapat ditentukan langkah kebijakan. Hasil analisis menunjukkan data tahun 2022 lebih baik dibandingkan data tahun sebandingnya dengan indikator kebijakan pada rentang angka 1 sebagai korelasi positif yang sangat kuat untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggantinya dengan energi terbarukan, sehingga pemerintah dan para ahli energi harus memiliki perencanaan yang matang untuk menerapkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan keseimbangan perekonomian, keamanan pasokan energi, dan pelestarian fungsi lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan dimasa depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Segaf Baharun, Akhmad Fauzi Hamzah, and Asep Rahmatullah. "PESANTREN EKOLOGI, KETAHANAN PANGAN, DAN ENERGI." Jurnal Pendidikan Islam 12, no. 1 (2023): 1–13. http://dx.doi.org/10.38073/jpi.v12i1.822.

Full text
Abstract:
Abstract: This research will examine two important issues in relation to Islamic boarding schools. The first issue is related to ecology and the second issue is related to food and energy security, to be precise at the Riyadul Jannah Islamic Boarding School, Pacet, Mojoketo. This Islamic boarding school has long developed organic farming, such as rice, vegetables and fisheries in a well-systemized manner. Starting from the upstream (selection of planting, planting, maintenance) to the downstream (distribution) is well conceptualized. This research focuses on three research focuses, namely 1) What is the concept of ecology, food security and energy at the Riyadul Jannah Islamic Boarding School, Pacet, Mojoketo. 2) How is the ecology, food security and energy implementation of the Riyadul Jannah Islamic Boarding School, Pacet, Mojoketo? 3) How is the impact of agriculture with the concept of ecology, food security and energy for Riyadul Jannah Islamic Boarding School, Pacet, Mojoketo? This research uses a qualitative approach with a case study design. The case study design was chosen because the researcher wanted to see this contemporary phenomenon (ecology, food security and energy) as a whole.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Rafif, Hisyam. "Pengaruh Proyek Trans Asean Gas Pipeline Terhadap Keamanan Serta Ketahanan Energi Indonesia." Jurnal Nasional Pengelolaan Energi MigasZoom 6, no. 1 (2024): 1–10. http://dx.doi.org/10.37525/mz/2024-1/336.

Full text
Abstract:
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan peningkatan konsumsi energi yang signifikan. Untuk mengatasi kekhawatiran mengenai keamanan dan ketahanan energi, ASEAN membentuk Trans ASEAN Gas Pipeline (TAGP) yang bertujuan meningkatkan stabilitas dan kerjasama dalam penggunaan sumber daya energi gas alam. Proyek ini mencakup pembangunan jaringan pipa gas alam lintas negara sepanjang 4.400 kilometer. Hingga saat ini, 13 koneksi bilateral telah terealisasi dengan panjang total 3.673 kilometer. Artikel ini membahas dampak proyek TAGP terhadap ketahanan energi Indonesia, yang dianalisis melalui aspek ketersediaan, keterjangkauan, efisiensi energi, dan pengelolaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan Indonesia dalam TAGP belum signifikan dalam meningkatkan ketersediaan dan pemanfaatan gas alam, serta tidak memenuhi kriteria keamanan energi yang optimal menurut Sovacool, kecuali pada aspek pengelolaan yang menunjukkan adanya penurunan emisi gas rumah kaca. Secara keseluruhan, proyek TAGP belum efektif dalam memperkuat ketahanan energi nasional Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Lantarsih, Retno, Sri Widodo, Dwidjono Hadi Darwanto, Sri Budhi Lestari, and Sipri Paramita. "Sistem Ketahanan Pangan Nasional: Kontribusi Ketersediaan dan Konsumsi Energi serta Optimalisasi Distribusi Beras." Analisis Kebijakan Pertanian 9, no. 1 (2016): 33. http://dx.doi.org/10.21082/akp.v9n1.2011.33-51.

Full text
Abstract:
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kecukupan ketersediaan beras pada tingkat nasional maupun regional menjadi prasarat bagi terwujudnya ketahanan pangan nasional. Masalah beras di Indonesia juga tidak terlepas dari aspek distribusi akibat adanya kesenjangan produksi antar daerah dan antar waktu. Studi ini mencoba untuk mengkaji (1) ketahanan pangan wilayah ditinjau dari ketersediaan energi, dan kontribusi beras dalam ketersediaan energi, (2) ketahanan pangan tingkat rumah tangga dan kontribusi konsumsi energi yang bersumber dari beras terhadap konsumsi energi total, (3) keragaan wilayah provinsi di Indonesia berdasar ketersediaan dan konsumsi beras, (4) optimalisasi distribusi beras antar daerah di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa ketahanan pangan wilayah pada tingkat nasional maupun regional dari aspek ketersediaan energi adalah terjamin, meskipun jika dilihat dari Pola Pangan Harapan (PPH) maka ketersediaan pangan belum memenuhi aspek keragaman pangan. Berdasar ketahanan pangan tingkat rumah tangga masih ditemukan rumah tangga yang tergolong rawan pangan yaitu sebanyak 10,39 persen di Provinsi Jawa Timur, dan 9,21 persen di Provinsi Sulawesi Selatan dengan ketergantungan terhadap konsumsi energi yang bersumber dari beras masing-masing senesar 47,9 dan 84,19 persen. Secara nasional, terdapat 11 provinsi yang mengalami defisit beras dan 22 provinsi yang mengalami surplus. Jumlah defisit beras di Indonesia tahun 2009 sebesar 2,09 juta ton. Biaya minimum yang diperlukan untuk mendistribusikan beras daerah surplus ke daerah defisit tersebut sebesar Rp 1,016 milyar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Marry, Regina Tety. "Panas Bumi Harta Karun Yang Terpendam Menuju Ketahanan Energi." Jurnal Ketahanan Nasional 23, no. 2 (2017): 93. http://dx.doi.org/10.22146/jkn.26944.

Full text
Abstract:
ABSTRACTIndonesia has geothermal potential is so great, which is a buried treasure and needs to be managed to achieve the target of energy security in the future. Therefore, the research was conducted in order to study why the potential is so great so far only managed about 4% from 40% in the world. National Energy Policy which has declared that in 2025 Indonesia adds energy mix originating from Renewable Energy by 23% and the role of Geothermal at 9%, is yet to show its full geothermal in Indonesia, while the Energy Policy in 2050 Indonesia declared already in Energy Security conditions. This research was conducted with the observation in location of Mount Salak geothermal power plants and geothermal policy examined in the Ministry of Energy and Mineral Resources, PT PLN Tbk and Pertamina Geothermal Energy also PT Star Energy, interviews were conducted with Vice President of Indonesia, vice chairman of the Commission VII of the House of Representatives and 9 expert geothermal, 1 player employers geothermal, as well as the head of the area and multiple stakeholders at national and regional. Teh result could be categorized into key themes in relation to geothermal legislation, royalties, research and incentive policies fiscal and non-fiscal. This research resulted in several conclusions and recommendations to stakeholders in order to carry out a policy in the development of geothermal energy, so that Indonesia can achieve Energy Security. as well as the head of the area and multiple stakeholders at national and regional.ABSTRAKIndonesia memiliki potensi panas bumi yang begitu besar, yang merupakan harta karun yang terpendam dan perlu dikelola untuk mencapai target ketahanan energi di masa datang. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan tujuan meneliti mengapa potensi yang begitu besar sampai saat ini hanya dikelola sekitar 4 % dari 40% yang ada di dunia. Kebijakan Energi Nasional yang telah mencanangkan bahwa tahun 2025 Indonesia menambah bauran energi yang berasal dari Renewable Energy sebesar 23% dan peran Panas Bumi sebesar 9%, ini belum menunjukkan maksimalnya pengusahaan panas bumi di Indonesia, sedangkan dalam Kebijakan Energi pada tahun 2050 Indonesia menyatakan sudah dalam kondisi Ketahanan Energi. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP Gunung Salak dan meneliti kebijakan panas bumi di kementrian ESDM , PT PLN dan Pertamina Geothermal Energy serta PT Star Energy, wawancara dilakukan dengan Wakil presiden RI , wakil ketua Komisi VII DPR RI dan 9 orang ahli panas bumi, 1 orang pemain pengusaha panas bumi, serta kepala daerah dan beberapa pemangku kepentingan di pusat dan daerah. Hasinyal dikategorikan ke dalam tema kunci dalam kaitannya dengan undang-undang panas bumi, royalti, penelitian dan kebijakan insentif fiskal dan non-fiskal. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan dan rekomendasi kepada stake holders agar melakukan sebuah kebijakan dalam pengembangan panas bumi, sehingga Indonesia dapat mencapai Ketahanan Energi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Zakiah, NFN. "Ketahanan Pangan dan Kemiskinan di Provinsi Aceh." Analisis Kebijakan Pertanian 14, no. 2 (2023): 113–24. https://doi.org/10.21082/akp.v14i2.113-124.

Full text
Abstract:
Poverty is closely related to food security because poor people have limited consumption choice including that of food. This study aims to examine poverty line and correlation between poverty and food security in Aceh Province. This study utilized a panel data from 23 regencies/municipalities in Aceh Province during the period of 2007−2013. To measure poverty line, approaches taken were minimum physical need based on minimum expenditure level of rice consumption and food security based on energy consumption. Data were analyzed using a 2SLS method. The result shows that the regions with low poverty line have lower energy consumption compared to those with higher poverty line. Banda Aceh has the highest poverty line and energy consumption level. On the other hand, North Aceh, Southeast Aceh, Bener Meriah Regencies, and Subulussalam Municipality are the regions areas with lowest poverty lines and energy consumption levels. To improve food security, some measures to take are food availability assurance, farmers' empowerment, agricultural inputs subsidy provision, infrastructure construction, paddy field leveling-up, agricultural extension improvement, innovation invention, and food warehouse establishment. Abstrak Kemiskinan erat kaitannya dengan ketahanan pangan karena kemiskinan menyebabkan keterbatasan untuk mengonsumsi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat garis kemiskinan dan keterkaitan antara kemiskinan dan ketahanan pangan di Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan data panel 23 kabupaten yang ada di Provinsi Aceh pada periode 2007−2013. Garis kemiskinan dianalisis menggunakan tingkat pengeluaran minimum dengan pendekatan kebutuhan fisik minimum, yaitu konsumsi beras (subsistence level), sedangkan ketahanan pangan dianalisis dengan pendekatan konsumsi energi. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika dengan dua persamaan yang pendugaannya menggunakan metode 2SLS. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum daerah dengan garis kemiskinan rendah mempunyai konsumsi energi lebih rendah dibandingkan daerah dengan daerah dengan garis kemiskinan lebih tinggi. Banda Aceh mempunyai garis kemiskinan dan konsumsi energi paling tinggi, sementara Aceh Utara, Aceh Tenggara, Bener Meriah, dan Subulussalam merupakan daerah dengan garis kemiskinan dan konsumsi energi paling rendah. Upaya peningkatan ketahanan pangan dapat ditempuh mulai dari tingkat ketersediaan pangan, yaitu dengan memberdayakan petani baik sebagai produsen maupun konsumen, melalui subsidi input, peningkatan infrastruktur, pencetakan lahan sawah baru, perbaikan sistem dan sumber daya penyuluh/pendamping, kerja sama dengan perguruan tinggi dalam menghasilkan inovasi, dan menghidupkan kembali lumbung pangan di setiap rumah tangga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Luthfi, Wazirul, Dede Darmawan, Dirwanto, Winar Nur Aisyah Fatimah, and Isyfi Syaufi Nafilah. "Sinergi Ketahanan Pangan dan Energi: Peran Program JARI TANGAN dalam Pengembangan Pertanian Berkelanjutan." Jurnal Syntax Admiration 6, no. 2 (2025): 981–90. https://doi.org/10.46799/jsa.v6i2.1618.

Full text
Abstract:
Kabupaten Indramayu, sebagai pusat produksi padi utama di Indonesia dengan target produksi 1,8 juta ton, memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan ketahanan pangan dan energi melalui pengembangan pertanian berkelanjutan. Dengan jumlah petani mencapai 182.642 jiwa pada semester 1 tahun 2023 di Kabupaten Indramayu, PT Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field meluncurkan Program JARI TANGAN yang melibatkan tiga kelompok utama diantaranya adalah (1) Kelompok Tani Mukti; (2) Kelompok Pos Pelayanan Agens Hayati Sri Trusmi Satu; dan (3) Kelompok Petani Muda Pepeling Gembos. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi melalui penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan, memperbaiki kesuburan tanah, dan mengurangi pencemaran akibat pupuk kimia. metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kaji tindakan (action research) yang diterapkan pada implementasi Program JARI TANGAN. Selain itu, program ini mendukung regenerasi petani muda dan mengharmonisasikan ketahanan pangan dengan ketahanan energi, memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan sambil mengelola sumber energi secara efektif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi berbasis penelitian guna optimalisasi program dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan energi secara berkelanjutan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Sudiansyah, Koldi, Putri Suci Asriani, and Sriyoto Sriyoto. "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PADI KELURAHAN PANORAMA KOTA BENGKULU." Jurnal Agristan 5, no. 2 (2023): 228–40. http://dx.doi.org/10.37058/agristan.v5i2.7749.

Full text
Abstract:
Pangan pokok menjadi makanan utama dalam sehari-hari dan menjadi sumber penting dalam memenuhi kebutuhan energi tubuh terkhsusnya komoditi padi menjadi bahan baku produk beras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan dan faktor-faktor mempengaruhinya pada rumah tangga petani padi di Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu. Metode analisis tingkat ketahanan pangan menggunakan 4 indikator yaitu kecukupan ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan pangan, aksesibilitas atau keterjangkauan terhadap pangan, dan kualitas pangan. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga menggunakan teknik analisis regresi linier berganda model regresi logistik, selanjutnya diselesaikan dengan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas serta uji statistik meliputi Likehood Ratio Index (LRI), Likehood Ratio (LR), dan uji Wald (Z). Hasil penelitian menunjukan ketahanan pangan rumah tangga petani padi di Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu adalah 95% tahan pangan dan 5% tidak tahan pangan. Faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap tingkat ketahan pangan rumah tangga petani padi di Kelurahan Panorama yaitu variabel pendapatan dan luas lahan sedangkan variabelpengeluaran, jumlah anggota keluarga, pendidikan kepala keluargadan usia kepala keluarga yaitu berpengaruh negatif terhadap tingkat ketahan pangan rumah tangga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Zakiah, NFN. "Ketahanan Pangan dan Kemiskinan di Provinsi Aceh." Analisis Kebijakan Pertanian 14, no. 2 (2018): 113. http://dx.doi.org/10.21082/akp.v14n2.2016.113-124.

Full text
Abstract:
<p>Poverty is closely related to food security because poor people have limited consumption choice including that of food. This study aims to examine poverty line and correlation between poverty and food security in Aceh Province. This study utilized a panel data from 23 regencies/municipalities in Aceh Province during the period of 2007-2013. To measure poverty line, approaches taken were minimum physical need based on minimum expenditure level of rice consumption and food security based on energy consumption. Data were analyzed using a 2SLS method. The result shows that the regions with low poverty line have lower energy consumption compared to those with higher poverty line. Banda Aceh has the highest poverty line and energy consumption level. On the other hand, North Aceh, Southeast Aceh, Bener Meriah Regencies, and Subulussalam Municipality are the regions areas with lowest poverty lines and energy consumption levels. To improve food security, some measures to take are food availability assurance, farmers’ empowerment, agricultural inputs subsidy provision, infrastructure construction, paddy field leveling-up, agricultural extension improvement, innovation invention, and food warehouse establishment.</p><p> </p><p>Abstrak</p><p>Kemiskinan erat kaitannya dengan ketahanan pangan karena kemiskinan menyebabkan keterbatasan untuk mengonsumsi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat garis kemiskinan dan keterkaitan antara kemiskinan dan ketahanan pangan di Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan data panel 23 kabupaten yang ada di Provinsi Aceh pada periode 2007–2013. Garis kemiskinan dianalisis menggunakan tingkat pengeluaran minimum dengan pendekatan kebutuhan fisik minimum, yaitu konsumsi beras (subsistence level), sedangkan ketahanan pangan dianalisis dengan pendekatan konsumsi energi. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika dengan dua persamaan yang pendugaannya menggunakan metode 2SLS. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum daerah dengan garis kemiskinan rendah mempunyai konsumsi energi lebih rendah dibandingkan daerah dengan daerah dengan garis kemiskinan lebih tinggi. Banda Aceh mempunyai garis kemiskinan dan konsumsi energi paling tinggi, sementara Aceh Utara, Aceh Tenggara, Bener Meriah, dan Subulussalam merupakan daerah dengan garis kemiskinan dan konsumsi energi paling rendah. Upaya peningkatan ketahanan pangan dapat ditempuh mulai dari tingkat ketersediaan pangan, yaitu dengan memberdayakan petani baik sebagai produsen maupun konsumen, melalui subsidi input, peningkatan infrastruktur, pencetakan lahan sawah baru, perbaikan sistem dan sumber daya penyuluh/pendamping, kerja sama dengan perguruan tinggi dalam menghasilkan inovasi, dan menghidupkan kembali lumbung pangan di setiap rumah tangga. </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Ulina, Sri, Syafruddin Hasan, and Eddy Warman. "IMPLEMENTASI LEAP DALAM ENERGI BIOMASSA DI SUMATERA UTARA SAMPAI TAHUN 2028." JOURNAL OF ELECTRICAL AND SYSTEM CONTROL ENGINEERING 6, no. 1 (2022): 32–39. http://dx.doi.org/10.31289/jesce.v6i1.6978.

Full text
Abstract:
Energi dibutuhkan untuk menunjang aktivitas kegiatan manusia selama ini. Kebutuhan akan energi dari tahun ke tahun terus meningkat. Pemakaian energi yang ada selama ini hanya berasal dari energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi. Cadangan energi fosil ini akan berkurang setiap tahunnya. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan suatu sumber potensi energi alternatif yang dapat menggantikan energi fosil tersebut yaitu energi baru dan terbarukan. Potensi energi baru dan terbarukan menjadi salah satu sumber alternatif penyediaan dan ketahanan energi di Provinsi Sumatera Utara. Untuk menjamin ketahanan energi baru dan terbarukan supaya berjalan secara berkelanjutan, maka perlu menganalisis potensi energi baru dan terbarukan di Sumatera Utara sampai tahun 2028 dengan menggunakan software LEAP. Hasil yang diperoleh adalah potensi energi baru dan terbarukan di Sumatera Utara pada tahun 2028 yaiu mempunyai potensi energi biomassa memiliki potensi sebesar 27,0 juta megawatt-hours pada tahun 2028.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Sadevi, Ekinanda Anggita, Siti Hamidah, and Ni Made Suyastiri Yani Permai. "ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO." Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi 21, no. 2 (2020): 205. http://dx.doi.org/10.31315/jdse.v21i2.3956.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga, dan (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan tingkat rumah tangga. Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei, dan penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja di Desa Kalirejo, Kokap, Kulon Progo dengan responden sebanyak 43 rumah tangga yang dipilih dengan metode systematic sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan pencatatan. Teknik analisis untuk menguji hipotesis pada konsumsi energi dan pangsa pengeluaran pangan menggunakan One Sample T-test. Teknik analisis untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan menggunakan klasifikasi silang antara pangsa pengeluaran pangan dan tingkat kecukupan energi. Teknik analisis untuk menguji hipotesis faktor yang mempengaruhi konsumsi energi menggunakan analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) Rata- rata tingkat ketahanan pangan rumah tangga di Desa Kalirejo berada dalam kategori rentan pangan. (2) lama pendidikan ibu rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga dan pendapatan berpengaruh terhadap konsumsi pangan di Desa Kalirejo, Kokap, Kulon Progo.Kata kunci : ketahanan pangan, konsumsi energi, pangsa pengeluaranpangan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Pera, Gaspar. "Inovatif Integratif Kebijakan Energi dan Ketahanan Pangan." COMSERVA Indonesian Jurnal of Community Services and Development 2, no. 07 (2022): 1022–30. http://dx.doi.org/10.59141/comserva.v2i07.451.

Full text
Abstract:
There are three main global challenges faced in all fields, namely complexity, change and increasing problems. A monodisciplinary approach with a single technology approach is no longer relevant to face these conditions. Innovation, integration and sustainability are the keys to face these three challenges, especially towards zero carbon emission energy that is operational. To produce bioethanol as a zero carbon emission energy source, the problem is that a large amount of thermal energy is required and a lot of "waste" is produced in the production process. It also requires the right raw materials that do not compete with food. All of these problems with conventional approaches have not been able to produce production costs (HPP) that compete with other renewable energy sources, let alone with fossil energy. The proposed innovation is an integrative innovation that will produce bioethanol as energy that is not only zero emission but negative emission with low HHP. This can be achieved through integrative synergy of biochar production with appropriate technology researched so far that produces large surplus energy and sorghum farming as raw material. The biochar product produced as a co-product is a multi-functional product of high economic value. If part of the biochar is utilized in agriculture, it not only increases the yield of therapeutic agriculture as a stable carbon sequestration in the soil. Sweet sorghum is an agricultural crop that has high adaptation to natural conditions with high seed and biomass production. Sorghum is ideal as a feedstock for ethanol and food production. Integrating the three with the right innovation will produce bioethanol with negative carbon emissions and co-products with low COGS. Sorghum juice is used as a first generation feedstock (FGR) and its bagasse as a second generation source (SGR). This integration involves the utilization of juice extraction by expeller technique and pretreatment of a combination of mechanical, steam explosion and organosolv methods that do not produce hazardous waste. The entire process is designed with the concept of maximum closed loop and minimum input. The system is open for various other integrations and developments in the future to support the concept of green economy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Pera, Gaspar. "Inovatif Integratif Kebijakan Energi dan Ketahanan Pangan." COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2, no. 7 (2022): 1022–30. http://dx.doi.org/10.59141/comserva.v2i7.451.

Full text
Abstract:
There are three main global challenges faced in all fields, namely complexity, change and increasing problems. A monodisciplinary approach with a single technology approach is no longer relevant to face these conditions. Innovation, integration and sustainability are the keys to face these three challenges, especially towards zero carbon emission energy that is operational. To produce bioethanol as a zero carbon emission energy source, the problem is that a large amount of thermal energy is required and a lot of "waste" is produced in the production process. It also requires the right raw materials that do not compete with food. All of these problems with conventional approaches have not been able to produce production costs (HPP) that compete with other renewable energy sources, let alone with fossil energy. The proposed innovation is an integrative innovation that will produce bioethanol as energy that is not only zero emission but negative emission with low HHP. This can be achieved through integrative synergy of biochar production with appropriate technology researched so far that produces large surplus energy and sorghum farming as raw material. The biochar product produced as a co-product is a multi-functional product of high economic value. If part of the biochar is utilized in agriculture, it not only increases the yield of therapeutic agriculture as a stable carbon sequestration in the soil. Sweet sorghum is an agricultural crop that has high adaptation to natural conditions with high seed and biomass production. Sorghum is ideal as a feedstock for ethanol and food production. Integrating the three with the right innovation will produce bioethanol with negative carbon emissions and co-products with low COGS. Sorghum juice is used as a first generation feedstock (FGR) and its bagasse as a second generation source (SGR). This integration involves the utilization of juice extraction by expeller technique and pretreatment of a combination of mechanical, steam explosion and organosolv methods that do not produce hazardous waste. The entire process is designed with the concept of maximum closed loop and minimum input. The system is open for various other integrations and developments in the future to support the concept of green economy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Alek Yudi Harsono, Muhammad Aulia Rahman, Rigeffinaldi Rigeffinaldi, and Jefri Hariando. "Ketahanan Energi Perspektif Tafsir Kontemporer Energi Sebagai Anugerah Ilahi, Jenis Energi, Dan Jaminan Ketersediaan Energi." Journal of Scientific Interdisciplinary 2, no. 3 (2025): 41–49. https://doi.org/10.62504/jsi1257.

Full text
Abstract:
Energi adalah aspek krusial dalam pembangunan dan keberlangsungan hidup manusia. Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang jenis energi dan ketersediaannya menjadi penting. Tulisan ini memberikan tinjauan menyeluruh tentang berbagai jenis energi yang digunakan secara luas di seluruh dunia, seperti tenaga surya, angin, hidro, biomassa, dan nuklir. Setiap jenis energi memiliki karakteristik, kelebihan, dan tantangan tersendiri dalam penggunaannya. Selain itu, ketersediaan energi menjadi faktor penentu dalam keberlanjutan ekonomi dan sosial suatu negara. Penelitian ini juga mengulas tentang tantangan global terkait ketersediaan energi, termasuk perubahan iklim, polusi, dan ketergantungan terhadap sumber energi yang tidak terbarukan. Dengan mempertimbangkan kompleksitas ini, upaya-upaya untuk meningkatkan ketersediaan energi, mempromosikan energi bersih dan berkelanjutan, serta mengembangkan teknologi dan kebijakan yang mendukung, menjadi sangat penting untuk menghadapi tantangan energi global di masa depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Agustiawan, Herman. "Korelasi antara Waktu, Ruang, dan Energi dalam Penguatan Ketahanan Energi Nasional." Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship 1, no. 1 (2011): 120. http://dx.doi.org/10.30588/jmp.v1i1.70.

Full text
Abstract:
<span><em>This paper attempts to bring up the sense of vital energy in </em><span><em>people's lives. Without a thorough planning, energy could lead a problem to </em><span><em>wildlife as a country's energy security and also could threaten the national </em><span><em>security of countries concerned. Choosing a source of energy for at least three </em><em>factors that must be observed, namely security of supply, pricing (</em>economical price<span><span><span><em>), and the environment that are closely associated with the </em><span><em>dimension of time and space.</em></span></span></span></span></span><br /></span></span></span>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Faisal, Faisal. "URGENSI PENGATURAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN SEBAGAI WUJUD MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI NASIONAL." Ensiklopedia Sosial Review 3, no. 1 (2021): 18–24. http://dx.doi.org/10.33559/esr.v3i1.675.

Full text
Abstract:
Energy sovereignty in Indonesia is experiencing problems with a decline in national energy security. Indonesia's energy system is currently facing serious challenges. The imbalance in the condition of energy supplies with national energy needs, especially the oil and gas sector and efforts to fulfill national energy needs in a sustainable manner are the main problems of this nation in the energy sector. It is absolutely necessary to have strategic efforts in the field of creating new and renewable energy. Although the government has issued various policies to catch up, but to realize national energy security, it is necessary to urgently regulate the development of renewable energy as a form of supporting national energy security. As for the formulation of the problems raised in this study are: support national energy security in Indonesia? 2) what is the urgency of regulating the development of renewable energy as a form of supporting national energy security? This research will use normative juridical research and supported by empirical juridical research so that it will be able to see the conditions of developing renewable energy as a form of supporting national energy security in Indonesia. To realize this, it is necessary to urgently regulate the development of renewable energy as a form of supporting national energy security.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Alfatar, Ajra, Eddy Agus Basuki, and Djoko Hadi Prajitno. "STUDI PENGARUH PENAMBAHAN YTTRIUM DAN PERLAKUAN PANAS BETA TERHADAP KETAHANAN HIDROGEN PADUAN ZIRCALOY-4-0,1%Mo PADA TEMPERATUR 600°C DAN 800°C." Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir 28, no. 2 (2022): 57. http://dx.doi.org/10.17146/urania.2022.28.2.6643.

Full text
Abstract:
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN YTTRIUM DAN PERLAKUAN PANAS BETA TERHADAP KETAHANAN HIDROGEN PADUAN ZIRCALOY-4-0,1%Mo PADA TEMPERATUR 600°C DAN 800°C. Energi listrik merupakan sumber energi yang banyak digunakan dan dibutuhkan oleh manusia. Sehingga kebutuhan energi listrik ini akan meningkat seiring bertambahnya jumlah populasi manusia. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu solusi dari persoalan tersebut. Salah satu komponen penting reaktor nuklir yaitu kelongsong bakar nuklir biasanya menggunakan material berupa paduan zirkonium, namun penggunaan paduan ini dalam waktu yang lama akan rentan terhadap penggetasan akibat penetrasi hidrogen. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan yttrium dan perlakuan panas beta terhadap ketahanan hidrogen dan sifat mekanis paduan Zircaloy-4-0,1%Mo-xY (x=0 wt%; 0,5 wt%; 1 wt%). Penambahan yttrium menyebabkan peningkatan jumlah presipitat yang diduga adalah α-Y sekaligus meningkatkan kekerasan paduan baik pada paduan as cast maupun perlakuan panas beta. Perlakuan panas beta menurunkan kekerasan paduan akibat peningkatan jumlah fasa β-Zr. Peningkatan ketahanan hidrogen dapat dilakukan dengan penambahan yttrium karena bertindak sebagai penstabil fasa β-Zr. Sama halnya dengan perlakuan panas beta yang dapat meningkatkan ketahanan hidrogen dengan metode yang sama yaitu meningkatkan jumlah fasa β-Zr sehingga jumlah hidrogen yang dapat larut meningkat. Penambahan 1 wt% Y pada paduan zircaloy-4-0.1%Mo dengan perlakuan panas beta menunjukkan ketahanan hidrogen yang paling baik dengan ketebalan 6,24 μm pada temperatur 600°C dan 545,5 μm pada temperatur 800°C.Kata kunci: Zircaloy-4, ketahanan hidrogen, variasi yttrium
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Kezia, Miouke, Nanik Dara Senjawati, and Indah Widowati. "ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA BERDASARKAN KLASIFIKASI SILANG PANGSA PENGELUARAN PANGAN DAN KECUKUPAN ENERGI DI KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA TENGAH." Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi 21, no. 2 (2020): 122. http://dx.doi.org/10.31315/jdse.v21i2.3950.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga yang diukur dengan klasifikasi silang pangsa pengeluaran pangan dan angka kecukupan energi serta (2) menganalisis tingkat diversifikasi pangan rumah tangga berdasarkan perhitungan skor PPH di Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap. Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, metode pelaksanaan peneletian survei, metode penentuan lokasi adalah multistage random sampling. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling untuk memilih 44 rumah tangga di Desa Karangtengah yang akan dijadikan sampel untuk mewakili Kecamatan Sampang. Untuk pengumpulan data dilakukan melalui observasi wawancara, pencatatan konsumsi pangan yang menggunakan metode Food Recall 24 jam. Analisis pangsa pengeluaran pangan diperoleh dari pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total rumah tangga dengan uji one sample t-test, dan kecukupan energi diperoleh dari total konsumsi energi terhadap total angka kecukupan energi rumah tangga dengan uji one sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat ketahanan pangan rumah tangga di Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap berdasarkan klasifikasi silang pangsa pengeluaran pangan dan kecukupan energi termasuk ke dalam kategori rentan pangan dan (2) tingkat diversikasi konsumsi pangan berdasarkan perhitungan skor PPH adalah sebesar 89,6 sehingga masuk ke dalam kategori segitiga emas. Kata Kunci: Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Pangsa Pengeluaran Pangan, dan Angka Kecukupan Energi. Diversifikasi Konsumsi Pangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Indriyani, Yunita, Yanif Dwi Kuntjoro, and Nugroho Adi Sasongko. "KETAHANAN ENERGI: PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID (PLTS DAN PLTBg) DI BOYOLALI." Jurnal Inovasi Daerah 1, no. 1 (2022): 10–18. http://dx.doi.org/10.53697/jid.v1i1.2.

Full text
Abstract:
Sekitar 256.560 warga atau hampir sepertiga jumlah penduduk Boyolali yang mencapai 1 juta jiwa berprofesi sebagai peternak sapi dengan pembagian pemeliharaan sekitar 62.130 ekor sapi perah dan 88.910 ekor sapi potong. Sebagai kabupaten/kota yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai peternak sapi Boyolali berpotensi dalam menghasilkan bioenergi yaitu biogas dari limbah kotoran ternak terutama sapi perah. OMER merupakan software komputer yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat yang bernama The National renewable energy laboratory dengan tujuan untuk mengetahui optimasi desain sistem energi pada wilayah tertentu. Jika konsep 4A+1S beserta dengan Panca Helix Model diaplikasikan maka akan dihasilkan Konsep Triple helix Model yang bertujuan untuk mencapai Ketahanan Nasional termasuk Ketahanan Energi yaitu Kedaulatan Negara, keutuhan Wilayah dan Keselamatan Bangsa dan Negara. Metode penelitian yang digunakan adalah reseach and development. Hasil temuan dalam pemanfaatan pembangkit listrik tenaga hibrid sebagai langkah memberikan solusi alternatif dalam transisi energi yang semua berbahan bakar fosil menjadi energi baru dan terbarukan (EBT). Selain itu menjaga penyediaan listrik dalam menjaga stabilitas sektor ekonomi, pendidikan, petahanan negara, serta memberikan gagasan baru di bidang pemenuhan listrik dengan pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan berbasis tenaga Surya dan Biogas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Yulianto, Muhammad Haris, Aisya Nazifa, Aris Setiawan, Lathief Nurmahmudi Wijaya, and Muhammad Zahran Ammar. "PENGEMBANGAN KONSEP AGROCEAN PARK INTEGRITY SEBAGAI REVOLUSI KETAHANAN PANGAN DAN EKOSISTEM PARIWISATA FUTURISTIK BERKELANJUTAN." Jurnal TAMBORA 8, no. 2 (2024): 60–66. http://dx.doi.org/10.36761/tambora.v8i2.4048.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan salah satu negara dengan lonjakan jumlah penduduk yang sangat pesat sehingga berdampak pada meningkatnya kebutuhan pangan terutama di perkotaan padat penduduk. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam mewujudkan ketahanan pangan di masa yang akan datang seperti lonjakan pertumbuhan penduduk, alih fungsi lahan, krisis air, serta krisis sumber daya manusia. Sebenarnya terdapat beberapa tawaran solusi seperti salah satunya urban farming, namun dalam penerapannya belum sepenuhnya optimal. Tujuan dari penulisan ini yaitu membuat pengembangan konsep inovatif terkait revolusi pertanian masa depan bawah air dengan mengoptimalisasi potensi sumber daya yang ada di Indonesia. Desain penelitian ini yaitu studi literatur atau kepustakaan sebagai metode utama untuk menciptakan konsep baru yang sistematis. Agrocean Park Integrity (API) menjadi konsep pengembangan revolusi ketahanan pangan, lingkungan, dan pariwisata berkelanjutan masa depan berkelanjutan dengan mengintegrasikan agrosektor sebagai tempat budidaya pangan, pendidikan, penyimpanan pangan, penelitian, dan pariwisata untuk mendukung ketahanan pangan, air, dan sumber daya. Dalam operasionalnya, konsep ini memanfaatkan potensi energi surya, energi angin, energi gelombang air laut sebagai sumber energi dan teknologi desalinasi air laut untuk menyuplai kebutuhan irigasi tanaman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Oktoyoki, Hefri, Safnizar Safnizar, and Paisal Ansiska. "Refleksi Kontribusi Pembangunan Lingkungan Hidup Dan Ketahanan Energi Dari Bengkulu Untuk Indonesia." GEOFORUM 2, no. 1 (2023): 50–59. http://dx.doi.org/10.30598/geoforumvol2iss1pp50-59.

Full text
Abstract:
Sumberdaya Bengkulu berpotensi bagi Indonesia di masa depan. Penelitian dengan metode kualitatif melalui review literatur bertujuan membuat laporan mendalam. Program perhutanan sosial mengurangi emisi dan kemiskinan di Bengkulu. Kekayaan laut hayati termasuk ikan, mangrove, dan karang. Abrasi dan akresi terjadi di muara sungai karena gelombang dan bangunan. Masyarakat sadar kerentanan sosial-ekonomi. Usulan manajemen pantai dalam satuan coastal cell. Peningkatan luasan mangrove diklaim oleh berbagai pihak. Ekosistem mangrove di Bengkulu memiliki suhu, salinitas, pH, DO, dan TDS tertentu. Upaya konservasi melibatkan masyarakat. Potensi energi air di Lebong, Bengkulu Utara, Kaur, Muko-Muko. Bengkulu memiliki potensi energi termasuk panas bumi dan mikrohidro. Perlu dimanfaatkan secara strategis untuk ketahanan energi jangka panjang. Pemanfaatan baru berdampak positif untuk desa dan efisiensi energi, serta peluang ekonomi. Peta potensi energi mikrohidro perlu untuk manfaatnya, dan Bengkulu penting bagi ketahanan energi nasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Yandri, Erkata, Ratna Ariati, and Riki Firmandha Ibrahim. "Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah." Jurnal Ketahanan Nasional 24, no. 2 (2018): 239. http://dx.doi.org/10.22146/jkn.30999.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The purpose of this paper was to discussed how to developed the concept of Indonesia's energy security model with of Renewable Energy (RE) and Energy Efficiency (EE) programs. To did this, there were four important concepts must be completed: reconceptualized the Indonesia's energy security model; explained the energy security (ES) relationship with the details of the indicator; explained the potential of ET and EE in each sector; explained the role of local government in exploiting the potential of ET and EE.As an archipelago country divided into several regions, in order to get accurate prediction, our result showed that development Indonesian energy security models needed to be developed properly with more detailed indicators of RE and EE. To pursued the goal of national energy policy, the potential of RE and EE in each province should be utilized immediately, the role of local government was very important. The concept of detailed RE and EE indicators would create a contribution for local governments in realizing national energy security.ABSTRAKTujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas bagaimana mengembangkan konsep model keamanan energi Indonesia dengan program Energi Terbarukan (ET) dan Efisiensi Energi (EE).Untuk melakukan ini, ada empat konsep penting yang harus diselesaikan: mengkonsepkan kembali model keamanan energi Indonesia; menjelaskan hubungan kemananan energi (ES) dengan perincian indikator; menjelaskan potensi ET dan EE di masing-masing sektor; menjelaskan peran pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi ET dan EE.Sebagai negara kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi, analisis menunjukkan bahwa model keamanan energi Indonesia perlu dikembangkan dengan indikator ET dan EE yang lebih rinci. Untuk mengejar tujuan kebijakan energi nasional, potensi ET dan EE di setiap provinsi harus segera dimanfaatkan, maka peran pemerintah daerah sangat penting. Konsep model indikator ET dan EE yang terperinci ini akan merupakan kontribusi bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan keamanan energi nasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Rejeki, Linda Dwi, Suyanti Kasimin, and Teuku Fauzi. "Analisis Pembagian Hasil Dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan (Studi Kasus Pelabuhan Perikanan Lampulo Kota Banda Aceh)." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 1, no. 1 (2016): 520–31. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v1i1.871.

Full text
Abstract:
sistem pembagian hasil, menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 1964 bahwa nelayan pemilik mendapatkan 60% dan nelayan penggarap mendapat 40% dari sistem bagi hasil. Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga ABK sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga ABK. Adapun indikator dalam melihat kondisi ketahanan pangan rumah tangga dengan mengalikan proporsi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total rumah tangga ABK dengan konsumsi energi rumah tangga ABK. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui besarnya persentase pembagian hasil yang diterapkan di Pelabuhan Perikanan Lampulo antara nelayan pemilik (Tauke Kapal dan Tauke Bangku) dan nelayan penggarap (Kapten Kapal dan ABK) serta bagaimana kondisi ketahanan pangan rumah tangga ABK. Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Lampulo Kota Banda Aceh dengan menggunakan metode survei. Analisis data yang digunakan untuk sistem pembagian hasil ialah dengan menggunakan rumus penerimaan total, rumus pendapatan dan persentase pembagian hasil sedangkan analisis data yang digunakan untuk ketahanan pangan ialah menggunakan pengukuran derajat ketahanan pangan dengan mengalikan proporsi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total rumah tangga ABK dengan konsumsi energi rumah tangga ABK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase pembagian hasil yang diterima nelayan pemilik sebesar 64% dan nelayan penggarap sebesar 36%, sedangkan kondisi ketahanan pangan rumah tangga ABK di Pelabuhan Perikanan Lampulo ialah kategori rawan pangan dengan proporsi pengeluaran pangan sebesar 69% dan konsumsi energi sebesar 61%.Kata Kunci: Sistem Pembagian Hasil, Ketahanan Pangan, Proporsi Pengeluaran Pangan dan Konsumsi Energi. Abstract - The revenue received in Lampulo Fishing Port based on law no. 16 in 1964 show that the owners get 60% and the smallholders gain 40% of revenue Agrsharing. The income is used to fulfill the household needs of the crews as an effort to boost up their level of food security. The indicator which can be used to determine the food security level is by multiplying the proportion of food expenditure to total expenditure of each crew with energy consumption. This study was conducted to find out the percentage of revenue sharing implemented by Lampulo Fishing Port between fishermen and the boat owners (Tauke Kapal and Tauke Bangku) and smallholders or workers (boat captain and crews) and it is also expected to figure out the household food security of the crews. The study was conducted at Lampulo Fishing Port and for the purpose of data collection, the researcher used survey method. The data then were analyzed using total revenue formula, revenue formula, and revenue sharing percentage. Meanwhile, to analyze food security the researcher used the measurement of the degree of food security by multiplying the proportion of food expenditure to total expenditure of crews’ household with energy consumption of each crew household. The results of the study show that the average percentage of revenue sharing received by the boat owners is 64% and smallholder/ workers is 36%. Furthermore, the level of household food security of the boat crews at Lampulo Fishing Port is categorized as food insecurity with the proportion of food expenditure by 69% and energy consumption by 61%. Keywords: Revenue Sharing Sistem, Food Security, Food Expenditure Proportion, and Energy Consumption.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Tan, Esa Indah Ayudia, Irfannuddin Irfannuddin, and Krisna Murti. "PENGARUH DIET KETOGENIK TERHADAP PROLIFERASI DAN KETAHANAN SEL PADA JARINGAN PANKREAS." JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" 7, no. 1 (2019): 102–16. http://dx.doi.org/10.22437/jmj.v7i1.7127.

Full text
Abstract:
ABSTRACT 
 The ketogenic diet is a diet that uses a lot of fat as an energy source and reduces carbohydrate and protein consumption when the body does not get enough glucose from carbohydrates, the body usually uses alternative energy sourced from the ketone body, namely acetoacetate and b-hydroxybutyrate. The ketone body comes from the breakdown of fatty acid metabolism in the liver where at the moment the concentration is low in the blood. Ketogenic diet is a diet that uses a lot of fat as an energy source and reduces carbohydrate consumption. The ketogenic diet makes the body burn fat instead of carbohydrates.
 The pancreas is the center of control of energy metabolism. The role of metabolism affected by endocrine function of the pancreas is located on the islands of langerhans, in the form of epithelial cells spread throughout the organs. Changes in diet patterns will certainly have an impact on proliferation and apoptosis cell in pancreas.
 Keywords: ketogenic diet, pancreas, proliferation, cell resistance
 
 ABSTRAK
 Diet ketogenik adalah diet yang menggunakan banyak lemak sebagai sumber energi dan mengurangi konsumsi karbohidrat dan protein ketika tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa dari karbohidrat, tubuh biasanya menggunakan energi alternatif yang bersumber dari tubuh keton, yaitu asetoasetat dan b- hidroksibutirat. Tubuh keton berasal dari pemecahan metabolisme asam lemak di hati di mana saat ini konsentrasi rendah dalam darah. Diet ketogenik adalah diet yang menggunakan banyak lemak sebagai sumber energi dan mengurangi konsumsi karbohidrat. Diet ketogenik membuat tubuh membakar lemak, bukan karbohidrat.
 Pankreas adalah pusat kendali metabolisme energi. Peran metabolisme yang dipengaruhi oleh fungsi endokrin pankreas terletak di pulau-pulau langerhans, dalam bentuk sel-sel epitel yang menyebar ke seluruh organ. Perubahan pola diet tentu akan berdampak pada proliferasi dan sel apoptosis pada pankreas.
 Kata Kunci: diet ketogenik, pankreas, proliferasi, resistensi sel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Alfadh, M. Faris. "Ketahanan Energi Rusia dan Kerentanan Pasar Asia-Pasifik." Andalas Journal of International Studies (AJIS) 1, no. 2 (2015): 123. http://dx.doi.org/10.25077/ajis.1.2.123-136.2012.

Full text
Abstract:
This paper attempts to explain Russia’s energy security untill the next decade, and its impact on energy security of the Asia-Pacific region. As the world’s largest natural gas reserves and the second largest producer of crude oil, Russia is very important to the world energy markets. But for Russia, energy is not merely as a driving factor for its economic growth, but also as a political forse in its international relations. Russia’s ambitions are to become the world’s largest energy producer and the most influential to the world energy market. In this case, the Asia-Pacific region becomes important given the huge market potential. However, Russia’s energy security policy does not have entirely a positive impact on the stability of energy supply in the Asia-Pacific region. The market vulnerability and unfair competition among countries in the Asia-Pacific region will increase along with the Russia’s energy security policy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Pradnyana, Gde. "Pemenuhan Kebutuhan Energi dalam rangka Mewujudkan Ketahanan Nasional." Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship 5, no. 2 (2016): 67. http://dx.doi.org/10.30588/jmp.v5i2.165.

Full text
Abstract:
<p>Indonesia has the potential vulnerability enormous energy availability. From the supply side, Indonesia has not showed the synergy between the depletion of oil and gas on a large scale with the search for new sources of its reserves. Searching new reserves abroad also yet to show tangible results and not get full supported from the government. Meanwhile, shares of oil and gas is still a very big role in the national energy mix of Indonesia up to 25 years to come. The government also has not succeeded in converting the results of oil and gas into industrial assets. Prioritizing local-content policy produces only rents of business that would increase the cost of production and distribution of oil and gas to the people.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Juliyusman, Juliyusman, Nur Afrinis, and Syukrianti Syahda. "HUBUNGAN ASUPAN ENERGI PROTEIN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA IV KOTO SETINGKAI." SEHAT : Jurnal Kesehatan Terpadu 2, no. 4 (2023): 417–25. https://doi.org/10.31004/sjkt.v2i4.23194.

Full text
Abstract:
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia, apabila pada masa tumbuh kembang ini balita tidak diberikan gizi yang cukup, balita tersebut akan mengalami retardasi pertumbuhan atau stunting. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting pada balita yaitu faktor asupan energi, asupan protein, pola asuh dan ketahanan pangan. Tujuanpenelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei – Juni 2023 dengan jumlah sampel 127 balita menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner, form food recall 2x24 jam. Analisa data digunakan univariat dan bivariate dengan chi suare. Sebanyak 110 balita (86,5%) tidak stunting, 100 balita (78,7%) asupan energi normal, 96 balita (75,6%) asupan protein normal, 102 balita (80,3%) pola asuh baik, dan 100 keluarga balita (78,7%) tahan pangan. Terdapat hubungan asupan energi (p=0,002), asupan protein (p=0,001), pola asuh (p=0,001) ketahanan pangan (p=0,002). terdapat hubungan yang signifiikan antara asupan energi protein, pola asuh dan ketahanan pangan dengan kejadian stunting pada balita Saran diharapkan bagi orangtua balita lebih memperhatikan kesehatan dan gizi balita dengan mengonsumsi makanan sehat serta memantau pertumbuhan balita dengan membawa balita ke posyandu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Febriani, Nufian S., and Fitria Avicenna. "MENGUKUR DAN MERANCANG MODEL KETAHANAN ENERGI MELALUI PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN ENERGI TERBARUKAN." Jurnal Sosioteknologi 20, no. 1 (2021): 12–28. http://dx.doi.org/10.5614/sostek.itbj.2021.20.1.2.

Full text
Abstract:
ABSTRACTThe benefits of renewable energy in Indonesia are not well understood by consumers. This research suggests the useof renewable energy, which is very beneficial for consumers. This research also has implications for policy makers,electricity suppliers, and future researchers. Using two online and offline survey methods, this study can formulate abehavior change model that can help policy makers identify marketing and branding strategies so that they are expectedto succeed in changing consumer behavior and increasing the degree of consumer involvement in renewable energyproducts, for example in forming an energy independent community. Therefore, in addition to strengthening the use ofrenewable energy, other sections such as marketing and further research on consumer behavior must continue to becarried out in order to obtain a whole independent energy system
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Caraka, Rezzy Eko. "SIMULASI KALKULATOR ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) GUNA MEMENUHI KETAHANAN ENERGI DI INDONESIA." STATISTIKA: Journal of Theoretical Statistics and Its Applications 16, no. 2 (2017): 77–88. http://dx.doi.org/10.29313/jstat.v16i2.1956.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Reny Oktaviani Paturu and Aullia Vivi Yulianingrum. "Urgensi Pengembangan Kebijakan Energi Baru dan Terbarukan Dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional." Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sosial 2, no. 2 (2023): 170–82. http://dx.doi.org/10.58540/jipsi.v2i2.376.

Full text
Abstract:
The existence of the use of new energy and renewable energy until now has not been optimal. This study aims to formulate policy concepts for the management and utilization of new and renewable energy in the framework of national energy security. The research method used is normative legal research using a statute approach. The data collection technique uses primary data, namely a number of laws and regulations related to energy and natural resources and secondary data, namely encyclopedias, news in print media, and websites. Then it is analyzed qualitatively, namely legal norms in laws and regulations using deductive thinking logic. The results show that new energy and renewable energy management policies to maintain national energy security need to use legal protection instruments for the interests of private property, common property and state property so that it is necessary to elaborate on the concept of control rights over natural resources by the state regulated in laws and regulations in Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Pratama, Ratno Jati. "Dampak Optimasi Pemanfaatan Plts Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam Xii/Tpr." Jurnal Ketahanan Nasional 29, no. 1 (2023): 1. http://dx.doi.org/10.22146/jkn.80314.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas dampak dari optimasi pemanfaatan PLTS di Kipan A dan Kipan B Yonif 643/Wns terhadap ketahanan energi satuan di lokasi penelitian berdasarkan lima dimensi ketahanan energi.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan optimasi model transportasi untuk mencari pendistribusian serta biaya terendah untuk mendapatkan manfaat dari PLTS secara optimal. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, internet serta ekperimental dengan melakukan iterasi model transportasi.Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa kedua Kipan memiliki potensi daya puncak sebesar 996,72 kWp di Kipan A dan 936,43 kWp di Kipan B, sedangkan efisiensi yang diperoleh Kipan A dan Kipan B dengan memanfaatkan PLTS masing-masing sebesar 133% dan 93%. Melalui optimasi model transportasi, terlihat bahwa kedua Kipan memiliki cadangan energi sebesar 1.405,71 kWp dan biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Pembangkit ListrikTenaga Surya ini sekitar Rp 6.992.109.000,00. Hasil ini tentunya berdampak positif terhadap ketahanan energi satuan itu sendiri, terlihat dengan adanya beberapa indikator yang berasal dari dimensi yang berpengaruh seperti dimensi ketersediaan, dimensi keterjangkauan, dimensi pengembangan teknologi dan efisiensi, dimensi kelestarian lingkungan dan sosial serta dimensi regulasi dan pemerintahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Elizabeth, Roosganda. "PEMAKAIAN BIOGAS: HEMAT BIAYA BAHAN BAKAR DAN TAMBAHAN PENDAPATAN RUMAHTANGGA MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI." RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan 6, no. 3 (2019): 151–75. http://dx.doi.org/10.29244/jkebijakan.v6i3.28067.

Full text
Abstract:
Biogas diperoleh dari hasil olahan berbagai materi berbasis pertanian-terna merupakan bioenergi terbarukan (renewable energy), solusi substitusi migas (BBM) hingga ke tingkat industri. Semakin menyusutnya minyak bumi mengharuskan akselerasi penciptaan sumber energi alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan energi migas yang semakin meningkat seiring pesatnya pertambahan penduduk dan sektor industri. Manajemen pengolahan dan pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan dilakukan juga untuk meminimalisir dampak negatifnya dan memaksimalkan dampak keuntungan serta tetap memperhatikan keseimbangan sistem produksi dengan lingkungan hidup (biogas tidak mengeluarkan asap). Sludge sebagai hasil ikutan merupakan biofertilizer, yang tidak lagi mengundang parasit dan biji gulma, dan pupuk alternatif solusi pencegahan berbagai dampak pencemaran logam berat pada tanah. Dengan metode deduktif kualitatif, tulisan ini bertujuan mengemukakan secara komprehensif perlunya akselerasi penggunaan biogas sebagai pemanfaatan bioenergi untuk dalam rangka mendukung ketahanan energi, pemberdayaan ekonomi dan kelembagaan. Realisasi akselerasi dan efektivitas pengaplikasian biogas sebagai sumber energi alternatif yang relatif ekonomis dan efisien, bahkan dapat menghasilkan pendapatan tambahan dari pendistribusian energi listrik yang dihasilkan biogas ke pengguna lain yang membutuhkannya. Penggunaan biogas memungkinkan pengembangan konsep zero wasted management (dalam SITT) dan pengembangan konsep pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan berbagai aspek sosial ekonomi masyarakat pertanian dan aspek lingkungan. Penggunaan biogas merupakan pilihan tepat sebagai bioenergi dan pupuk, serta diperolehnya keuntungan ganda (multi margin), pemberdayaan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Elizabeth, Roosganda. "PEMAKAIAN BIOGAS: HEMAT BIAYA BAHAN BAKAR DAN TAMBAHAN PENDAPATAN RUMAHTANGGA MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI." RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan 8, no. 3 (2021): 151–75. http://dx.doi.org/10.29244/jkebijakan.v8i3.28067.

Full text
Abstract:
Biogas diperoleh dari hasil olahan berbagai materi berbasis pertanian-terna merupakan bioenergi terbarukan (renewable energy), solusi substitusi migas (BBM) hingga ke tingkat industri. Semakin menyusutnya minyak bumi mengharuskan akselerasi penciptaan sumber energi alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan energi migas yang semakin meningkat seiring pesatnya pertambahan penduduk dan sektor industri. Manajemen pengolahan dan pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan dilakukan juga untuk meminimalisir dampak negatifnya dan memaksimalkan dampak keuntungan serta tetap memperhatikan keseimbangan sistem produksi dengan lingkungan hidup (biogas tidak mengeluarkan asap). Sludge sebagai hasil ikutan merupakan biofertilizer, yang tidak lagi mengundang parasit dan biji gulma, dan pupuk alternatif solusi pencegahan berbagai dampak pencemaran logam berat pada tanah. Dengan metode deduktif kualitatif, tulisan ini bertujuan mengemukakan secara komprehensif perlunya akselerasi penggunaan biogas sebagai pemanfaatan bioenergi untuk dalam rangka mendukung ketahanan energi, pemberdayaan ekonomi dan kelembagaan. Realisasi akselerasi dan efektivitas pengaplikasian biogas sebagai sumber energi alternatif yang relatif ekonomis dan efisien, bahkan dapat menghasilkan pendapatan tambahan dari pendistribusian energi listrik yang dihasilkan biogas ke pengguna lain yang membutuhkannya. Penggunaan biogas memungkinkan pengembangan konsep zero wasted management (dalam SITT) dan pengembangan konsep pertanian berkelanjutan yang mengintegrasikan berbagai aspek sosial ekonomi masyarakat pertanian dan aspek lingkungan. Penggunaan biogas merupakan pilihan tepat sebagai bioenergi dan pupuk, serta diperolehnya keuntungan ganda (multi margin), pemberdayaan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Nagari, Rika Kusuma, and Triska Susila Nindya. "Tingkat Kecukupan Energi, Protein Dan Status Ketahanan Pangan Rumah Tangga Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Usia 6-8 Tahun." Amerta Nutrition 1, no. 3 (2017): 189. http://dx.doi.org/10.20473/amnt.v1i3.2017.189-197.

Full text
Abstract:
Background: The nutritional status of elementary school children can be influence by many factors such as levels adequacy of energy and proteinand household food security status. Unbalanced levels adequacy of energy and protein possibility can cause nutritional problems in children. While the status of household food security has an impact on the household ability to access a good food. Objectives: aims of this study are to analyze the relationship between nutritional adequacy level and household food security status with nutritional status of children aged 6-8 years. Method: This study used cross sectional design with sample of 62 families with children aged 6-8 years enrolled in SDN 1 and 2 Sambirejo. Anthropometric measurement of height and weight is used to determine the nutritional status of children. The instruments used 2x24-hours food recall form (energy and protein adequacy level), and US-HFSSM (household food security status). While the statistical test used is spearman correlation test. Results: The results showed a correlation between levels of energy (p=0.000) and protein (p=0.000) adequacy and household food security status (p=0.010) with child nutritional status. Conclusion: Households with food insecurity had a higher proportion of nutritional problem than food secure family, so it is needed to children for having supplemental food, especially them who have nutritional problems and on food insecurity condition. It is intended to provide children with additional nutritious food to reduce the risk of nutritional problems.ABSTRAK Latar Belakang: Status gizi anak sekolah dasar dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya tingkat kecukupan energi dan protein serta status ketahanan pangan rumah tangga. Ketidakseimbangan tingkat kecukupan energi dan protein, kemungkinan dapat menyebabkan masalah gizi pada anak. Status ketahanan pangan rumah tangga berdampak kepada kemampuan dalam mengakses pangan yang baik.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein serta status ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi anak usia 6-8 tahun.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 62 keluarga yang memiliki anak usia 6-8 tahun yang terdaftar di SDN 1 dan 2 Sambirejo. Pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan digunakan untuk mengetahui status gizi anak. Selain itu, instrumen yang digunakan adalah formulir 2x24-hours food recall (tingkat kecukupan energi dan protein), dan US-HFSSM (status ketahanan pangan rumah tangga). Statistik uji yang digunakan adalah uji korelasi spearman.Hasil: Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara tingkat kecukupan energi (p=0,000) dan protein (p=0,000) serta status ketahanan pangan rumah tangga (p=0,010) dengan status gizi anak.Kesimpulan: Rumah tangga yang rawan pangan akan memiliki risiko mengalami masalah gizi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan rumah tangga yang tahan pangan, sehingga perlu adanya pemberian makanan tambahan kepada anak, terutama kepada anak yang memiliki masalah gizi dan berada pada kondisi rawan pangan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan anak tambahan makanan yang bergizi agar menurunkan risiko masalah gizi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Nagari, Rika Kusuma, and Triska Susila Nindya. "Tingkat Kecukupan Energi, Protein Dan Status Ketahanan Pangan Rumah Tangga Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Usia 6-8 Tahun." Amerta Nutrition 1, no. 3 (2017): 189. http://dx.doi.org/10.20473/amnt.v1i3.6245.

Full text
Abstract:
Background: The nutritional status of elementary school children can be influence by many factors such as levels adequacy of energy and proteinand household food security status. Unbalanced levels adequacy of energy and protein possibility can cause nutritional problems in children. While the status of household food security has an impact on the household ability to access a good food. Objectives: aims of this study are to analyze the relationship between nutritional adequacy level and household food security status with nutritional status of children aged 6-8 years. Method: This study used cross sectional design with sample of 62 families with children aged 6-8 years enrolled in SDN 1 and 2 Sambirejo. Anthropometric measurement of height and weight is used to determine the nutritional status of children. The instruments used 2x24-hours food recall form (energy and protein adequacy level), and US-HFSSM (household food security status). While the statistical test used is spearman correlation test. Results: The results showed a correlation between levels of energy (p=0.000) and protein (p=0.000) adequacy and household food security status (p=0.010) with child nutritional status. Conclusion: Households with food insecurity had a higher proportion of nutritional problem than food secure family, so it is needed to children for having supplemental food, especially them who have nutritional problems and on food insecurity condition. It is intended to provide children with additional nutritious food to reduce the risk of nutritional problems.ABSTRAK Latar Belakang: Status gizi anak sekolah dasar dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya tingkat kecukupan energi dan protein serta status ketahanan pangan rumah tangga. Ketidakseimbangan tingkat kecukupan energi dan protein, kemungkinan dapat menyebabkan masalah gizi pada anak. Status ketahanan pangan rumah tangga berdampak kepada kemampuan dalam mengakses pangan yang baik.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein serta status ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi anak usia 6-8 tahun.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 62 keluarga yang memiliki anak usia 6-8 tahun yang terdaftar di SDN 1 dan 2 Sambirejo. Pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan digunakan untuk mengetahui status gizi anak. Selain itu, instrumen yang digunakan adalah formulir 2x24-hours food recall (tingkat kecukupan energi dan protein), dan US-HFSSM (status ketahanan pangan rumah tangga). Statistik uji yang digunakan adalah uji korelasi spearman.Hasil: Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara tingkat kecukupan energi (p=0,000) dan protein (p=0,000) serta status ketahanan pangan rumah tangga (p=0,010) dengan status gizi anak.Kesimpulan: Rumah tangga yang rawan pangan akan memiliki risiko mengalami masalah gizi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan rumah tangga yang tahan pangan, sehingga perlu adanya pemberian makanan tambahan kepada anak, terutama kepada anak yang memiliki masalah gizi dan berada pada kondisi rawan pangan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan anak tambahan makanan yang bergizi agar menurunkan risiko masalah gizi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Ester, Villy, Dylan Aldianza Ramadhan, Evelyne Julian Halim, and Brandon Christopher Kantong. "THORIUM: Energi Alternatif Baru Berbasisi Nuklir Sebagai Jawaban Atas Keberlangsungan Ketahanan Energi di Indonesia." Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum Indonesia Law Journal 2, no. 1 (2022): 43–60. http://dx.doi.org/10.15294/ipmhi.v2i1.53738.

Full text
Abstract:
Menjadi pengetahuan umum bahwa sekarang ini Indonesia sedang pada posisi krisis energi, dimana baru-baru ini adanya tindakan pencabutan ekspor batu bara karena menipisnya cadangan sumber daya energi kita. Adanya amanat dari konstitusi kita tepatnya pada Pasal 33 ayat (3) memerintahkan perut bumi nusantara untuk dikelola dan dimanfaatkan untuk seluruh rakyat. Ketimpangan pun terjadi ketika terjadi kelangkaan sumberdaya energi dan pengambilan kebijakan pemerintah yang terus saja terbatas pada keuntungan jangka pendek. Eksploitasi yang tidak dibarengi pada peningkatan kapasitas SDM di Indonesia pada penemuan sumberdaya baru memunculkan efek domino yang bisa menjadi bom waktu bagi Indonesia. Dalam penelitian ini penulis menemukan adanya potensi energi Bernama Torium yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber dari energi terbarukan, Penulis akan mengelaborasi lebih lanjut mengenai kelebihan pemanfaatan energi nuklir sebagai jawaban dari keberlanjutan hukum energi dengan mendorong penggunaan bahan bakar thorium yang dipadukan dengan Molten Salt Reactor. Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis normatif, dengan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, pendekatan historis, pendekatan kasus, dan pendekatan perbandingan. Berdasarkan penelusuran penulis ditemukan bahwa pemanfaatan Thorium dapat menjadi jawaban atas keberlangsungan ketahanan energi di Indonesia dan dari instrumen hukum kita berpeluang memberikan akses untuk itu. Dengan pertimbangan kapasitas energi dan keberlimpahan itu bisa menjawab persoalan sekarang ini. Kesimpulan, pemanfaatan Thorium dapat menjadi energi alternatif baru berbasis nuklir sebagai jawaban atas keberlangsungan ketahanan energi di Indonesia. Saran, menyarankan untuk melakukan maksimalisasi dengan cara memasukan rancangan ini pada prolegda dan direkomendasikan pada kebijakan pusat dan melakukan kajian lebih pada energi Thorium yang dilakukan kementerian Energi dan sumber daya alam serta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Rahmatika, Tarisca, Dina Rahayuning Pangestuti, and Alfi Fairuz Asna. "Hubungan Ketahanan Pangan, Pola Asuh, dan Tingkat Kecukupan Gizi dengan Kejadian Stunting Balita 6-59 Bulan di Puskesmas Dawe, Kabupaten Kudus." Amerta Nutrition 8, no. 3SP (2024): 82–93. https://doi.org/10.20473/amnt.v8i3sp.2024.82-93.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Masalah stunting masih menjadi fokus utama pemerintah Kabupaten Kudus, dengan prevalensi stunting di tahun 2023 sebesar 15,7%. Stunting dilatarbelakangi oleh faktor penyebab langsung dan tidak langsung seperti pola asuh, ketahanan pangan, dan asupan gizi. Meskipun wilayah Puskesmas Dawe termasuk wilayah tahan pangan, namun kasus stunting di daerah tersebut menempati peringkat ke-3 tertinggi di Kabupaten Kudus. Tujuan: Menganalisis hubungan ketahanan pangan keluarga, tingkat konsumsi zat gizi, pola asuh dengan kejadian stunting balita di Puskesmas Dawe. Metode: Penelitian menerapkan desain cross-sectional. Sampel sejumlah 86 pasangan ibu dan balita 6-59 bulan di wilayah Puskesmas Dawe, dipilih secara purposive. Data stunting balita dan tinggi badan ibu diperoleh melalui pengukuran antropometri. Data karakteristik umum, pola asuh, dan ketahanan pangan keluarga didapatkan dengan wawancara menggunakan kuesioner, sedangkan data tingkat konsumsi zat gizi diperoleh dengan wawancara recall 2×24 jam dan kuesioner SQ-FFQ. Uji chi-square, fisher-exact test, dan uji regresi logistik berganda digunakan untuk melihat hubungan. Hasil: Hasil menunjukkan pola asuh ibu balita kategori baik (58,1%), keluarga tahan pangan (74,4%), tingkat kecukupan gizi balita pada energi (73,3%), zinc (91,9%), kalsium (57%), zat besi (54,7%), dan vitamin D (38,4%) cukup dan semua balita tercukupi pada protein dan vitamin A. Faktor pola asuh (p-value=0,004), ketahanan pangan (p-value=0,006), tingkat kecukupan energi (p-value<0,001) dan kalsium (p-value<0,001) berkorelasi dengan stunting. Uji multivariat menunjukkan tingkat kecukupan energi (OR=7,7; p-value=0,003), kalsium (OR=5,2; p-value=0,007), dan pola asuh (OR=5,3; p-value=0,006) merupakan faktor dominan terhadap stunting. Kesimpulan: Faktor dominan yang mempengaruhi kejadian stunting balita adalah tingkat kecukupan gizi (energi, kalsium) dan pola asuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Ma'ruf, Khakam, Surono, Darmono, Yanuar Agung Fadlullah, and Bagus Putra Setiyawan. "RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TURBINE MINI HYDRO SEBAGAI SUMBER ENERGI RAMAH LINGKUNGAN." Jurnal Multidisiplin West Science 2, no. 05 (2023): 314–23. http://dx.doi.org/10.58812/jmws.v2i5.314.

Full text
Abstract:
Sebagai negara kepulauan terbesar Indonesia memiliki luas wilayah 7,81 juta km2, luasnya wilayah tersebut berpengaruh terhadap populasi penduduk yang tinggi serta berdampak pada penggunaan kebutuhan energi, salah satunya yaitu sumber energi listrik. Kondisi saat ini penggunaan pembangkit tenaga listrik masih menggunakan energi fosil sebagai sumber energi, yakni batu bara sebesar 63,92% dan gas sebesar 18,08%. Hal ini berdampak pada naiknya kebutuhan energi Indonesia, bahkan saat ini kebutuhan energi masih mencapai 44% dari keseluruhan konsumsi energi di Asia Tenggara.. Apabila hal tersebut dibiarkan dikhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis energi, sebab energi fosil tidak dapat diperbarui dan akan habis. Kebutuhan energi berkelanjutan merupakan point ke 7 dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) sehingga diperlukan upaya agar dapat tercapai ketahanan energi khususnya energi listrik. Dalam upaya mewujudkan SDGs optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan perlu ditingkatkan sebagai solusi pengganti pembangkit listrik berbahan bakar fosil menjadi energi lebih ramah lingkungan serta mengurangi pemanasan global. Salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah serta sangat berpotensial untuk dikembangkan, yakni sumber daya air. Akan tetapi, kondisi saat ini pembangkit listrik tenaga air yang digunakan mengalami beberapa kekurangan di antaranya ukuran yang besar, tidak praktis, dan sulit dalam perawatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menawarkan sebuah inovasi pada pembangkit listrik berupa turbin air yang lebih portabel, mudah digunakan serta, efektivitas daya yang lebih besar. Menggabungkan potensi sumber energi air dan inovasi Turbine Mini Hydro diharapkan dapat menjadi solusi pengganti sumber energi listrik berbahan bakar fosil sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi listrik guna Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dalam ketahanan energi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography